klasifikasi gangguan cemas
TRANSCRIPT
Klasifikasi Gangguan Cemas
Menurut Sadock dan Virginia (2007), klasifikasi gangguan cemas dibedakan menjadi:
A) Gangguan Panik
Dua kriteria gangguan panik: gangguan panik tanpa agoraphobia dan gangguan panik dengan
agoraphobia kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik. Gambaran Klinis:
Serangan panik pertama seringkali spontan
Ketakutan berlebihan
Tidak mampu menjelaskan sumber ketakutannya
Bingung, sulit konsentrasi
Takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat
Pedoman Diagnostik Agoraphobia:
Kecemasan berada di dalam suatu tempat
Menghindar (fobia sosial)
Pedoman Diagnostik Gangguan Panik:
a.Sekurangnya satu serangan diikuti satu atau lebih
b.Gangguan panik bisa dengan agoraphobia atau tanpa agoraphobia
B)Gangguan Fobia
Fobia adalah ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran secara sadar
terhadap obyek, aktivitas, atau situasi yang ditakuti. Ada dua jenis fobia, yaitu fobia spesifik,
fobia sosial.
Pedoman Diagnostik:
Rasa takut yang jelas, menetap dan berlebihan atau tidak beralasan
C)Gangguan Obsesif-Kompulsif
Obsesif adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak
dikehendaki. Kompulsif adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak
dikehendaki.
Pedoman Diagnosis:
Pikiran, impuls, yang berulang
Tidak disebabkan oleh suatu zat atau kondisi medis umum.
D)Gangguan Stres Pasca-Trauma
Trauma bisa berupa trauma peperangan, bencana alam, penyerangan, pemerkosaan, kecelakaan.
Gangguan stres-pasca trauma terdiri dari:
Pengalaman kembali trauma melalui mimpi dan pikiran
Penumpukan responsivitas pada penderita tersebut
Pedoman Diagnostik Stres Pascatrauma:
a.Telah terpapar dengan peristiwa traumatik
b.Keadaan traumatik secara menetap dialami kembali
c.Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan trauma
d.Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
E)Reaksi Stres Akut
Gangguan sementara yang cukup parah, terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain
muncul respons terhadap stres fisik maupun mental dan biasanya menghilang dalam beberapa
jam atau hari. Stresornya dapat berupa pengalaman traumatik yang luar biasa.
Pedoman Diagnostik
:
a.Gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah
b.Gejala-gejalanya dapat menghilang dengan cepat (beberapa jam)
F)Gangguan Anxietas Menyeluruh
Kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan terhadap aktivitas atau peristiwa tertentu, yang
berlangsung hampir setiap hari, selama 6 bulan atau lebih.
Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya anxietas yang menyeluruh dan menetap
(bertahan lama).
Gejala yang menonjol sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang berkepanjangan, gemetaran,
ketegangan otot, berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing kepala dan keluhan
epigastrik.
Pedoman Diagnostik::
Gejala-gejala ini biasanya mencakup hal-hal berikut: kecemasan tentang masa depan, ketegangan
motorik, overaktivitas otonomik.
G)Gangguan Campuran Anxietas Dan Depresi
Kategori campuran ini harus digunakan bilamana terdapat gejala anxietas maupun depresi, di
mana masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan
diaognosis tersendiri.
(Junior, Christin Donna. 2011. HUBUNGAN KARAKTERISTIK MAHASISWA TINGKAT II-
IV FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
”VETERAN” JAKARTA DENGAN GANGGUAN CEMAS SAAT MENGHADAPI UJIAN
SOCA PADA SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2010/2011. FAKULTAS
KEDOKTERAN PROGRAM STUDI KEDOKTERAN UMUM. Jakarta. Diambil tanggal 3 mei
2013. Jam 17.00 pada
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311120/BAB%202.pdf.pdf)
SKALA KECEMASAN HARS
Skoring kecemasan dapat ditentukkan dengan gejala yang ada dengan menggunakan Hamilton Anxietas Rating Scale
Komponen HARS terdiri dari 14 Komponen yaitu :
1. Perasaan Cemas
Cemas Takut
Mudah tersinggung
Firasat buruk
2. Ketegangan
Lesu Tidur tidak tenang
Gemetar
Gelisah
Mudah terkejut
Mudah menangis
3. Ketakutan Pada :
Gelap Ditinggal sendiri
Orang Asing
Binatang besar
Keramaian lalulintas
Kerumunan orang banyak
4. Gangguan Tidur
Sukar tidur Terbangun malam hari
Tidak puas, bangun lesu
Sering mimpi buruk
Mimpi menakutkan
5. Gangguan kecerdasan
Daya ingat buruk
6. Perasaan Depresi
Kehilangan minat Sedih
Bangun dini hari
Berkurangnya kesenangan pada hobi
Perasaan berubah – ubah sepanjang hari
7. Gejala somatic
Nyeri otot kaki Kedutan otot
Gigi gemertak
Suara tidak stabil
8. Gejala Sensorik
Tinitus Penglihatan kabur
Muka merah dan pucat
Merasa lemas
Perasaan di tusuk – tusuk
9. Gejala kardiovakuler
Tachicardi Berdebar – debar
Nyeri dada
Denyut nadi mengeras
Rasa lemas seperti mau pingsan
Detak jantung hilang sekejap
10. Gejala Pernapasan
Rasa tertekan di dada Perasaan tercekik
Merasa napas pendek atau sesak
Sering menarik napas panjang
11. Gejala Saluran Pencernaan makanan ;
Sulit menelan Mual, muntah
Enek
Konstipasi
Perut melilit
Defekasi lembek
Gangguan pemcernaan
Nyeri lambung sebelum dan sesudah makan
Rasa panas di perut
Berat badan menurun
Perut terasa panas atau kembung
12. Gejala Urogenital :
Sering kencing Tidak dapat menahan kencing
13. Gejala Vegetatif / Otonom
Mulut kering Muka kering
Mudah berkeringat
Sering pusing atau sakit kepala
Bulu roma berdiri
14. Perilaku sewaktu wawancara
Gelisah Tidak tenang
Jari gemetar
Mengerutkan dahi atau kening
Muka tegang
Tonus otot meningkat
Napas pendek dan cepat
Muka merah
B. Cara Penilaian
Dengan sistim scoring yaitu :
Skor 0 = Tidak ada gejala
Skor 1 = Ringan ( Satu gejala)
Skor 2 = Sedang ( Satu atau dua gejala)
Skor 3 = Berat (Lebih dua gejala)
Skor 4 = Sangat berat (Semua Gejala)
Bila :
Skor < 6 = Tidak ada kecemasan
Skor 6-14 = Kecemasan Ringan
Skor 15 – 27 = Kecemasan sedang
Skor > 27 = Kecemasan Berat
(Kajimack. 2012. Skala Kecemasan HRS. www.wordpress.com. Diunduh pada tanggal 3 Mei
2013 jam 17.15 pada http://anekaaskep.wordpress.com/author/kajimack/)