klasifikasi fasies delta

8
Fasies Fasies merupakan bagian yang sangat penting dalam mempelajari ilmu sedimentologi. Yang mana Boggs (1995) mengatakan bahwa dalam mempelajari lingkungan pengendapan sangat penting untuk memahami dan membedakan dengan jelas antara lingkungan sedimentasi (sedimentary environment) dengan lingkungan facies (facies environment). Lingkungan sedimentasi dicirikan oleh sifat fisik, kimia dan biologi yang khusus yang beroperasi menghasilkan tubuh batuan yang dicirikan oleh tekstur, struktur dan komposisi yang spesifik. Sedangkan facies menunjuk kepada unit stratigrafi yang dibedakan oleh litologi, struktur dan karakteristik organik yang terdeteksi di lapangan. Kata fasies didefinisikan yang berbeda- beda. Namun demikian umumnya bahwa fasies merupakan ciri dari suatu satuan batuan sedimen. Ciri-ciri ini dapat berupa ciri fisik, kimia dan biologi, seperti ukuran tubuh sedimen, struktur sedimen, besar dan bentuk butir, warna serta kandungan biologi dari batuan sedimen tersebut. Sebagai contoh, fasies batupasir sedang bersilangsiur (cross-bed medium sandstone facies). Beberapa contoh istilah fasies yang dititik beratkan pada kepentingannya : Litofasies : didasarkan pada ciri fisik dan kimia pada suatu batuan. Biofasies: didasarkan pada kandungan fauna dan flora pada batuan. Iknofasies: difokuskan pada fosil jejak dalam batuan Berbekal pada ciri-ciri fisik, kimia dan biologi dapat dikonstruksi lingkungan dimana suatu runtunan batuan sedimen diendapkan. Proses rekonstruksi tersebut disebut analisa fasies

Upload: wayan-yudistira-syaputra

Post on 29-Nov-2015

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

fasies

TRANSCRIPT

Page 1: klasifikasi Fasies Delta

Fasies

Fasies merupakan bagian yang sangat penting dalam mempelajari ilmu sedimentologi. Yang

mana Boggs (1995) mengatakan bahwa dalam mempelajari lingkungan pengendapan sangat penting

untuk memahami dan membedakan dengan jelas antara lingkungan sedimentasi (sedimentary

environment) dengan lingkungan facies (facies environment). Lingkungan sedimentasi dicirikan

oleh sifat fisik, kimia dan biologi yang khusus yang beroperasi menghasilkan tubuh batuan yang

dicirikan oleh tekstur, struktur dan komposisi yang spesifik. Sedangkan facies menunjuk kepada

unit stratigrafi yang dibedakan oleh litologi, struktur dan karakteristik organik yang terdeteksi di

lapangan. Kata fasies didefinisikan yang berbeda-beda. Namun demikian umumnya bahwa fasies

merupakan ciri dari suatu satuan batuan sedimen. Ciri-ciri ini dapat berupa ciri fisik, kimia dan

biologi, seperti ukuran tubuh sedimen, struktur sedimen, besar dan bentuk butir, warna serta

kandungan biologi dari batuan sedimen tersebut. Sebagai contoh, fasies batupasir sedang

bersilangsiur (cross-bed medium sandstone facies). Beberapa contoh istilah fasies yang dititik

beratkan pada kepentingannya :

Litofasies : didasarkan pada ciri fisik dan kimia pada suatu batuan.

Biofasies: didasarkan pada kandungan fauna dan flora pada batuan.

Iknofasies: difokuskan pada fosil jejak dalam batuan

Berbekal pada ciri-ciri fisik, kimia dan biologi dapat dikonstruksi lingkungan dimana suatu

runtunan batuan sedimen diendapkan. Proses rekonstruksi tersebut disebut analisa fasies

Delta

Delta merupakan garis pantai yang menjorok ke laut, terbentuk oleh adanya sedimentasi

sungai yang memasuki laut, danau atau laguna dan pasokan sedimen lebih besar dari pada

kemampuan pendistribusian kembali oleh proses yang ada pada cekungan pengendapan (Elliot,

1986 dalam Allen, 1997). Menurut Boggs (1987), delta diartikan sebagai suatu endapan yang

terbentuk oleh proses sedimentasi fluvial yang memasuki tubuh air yang tenang. Dataran delta

menunjukkan daerah di belakang garis pantai dan dataran delta bagian atas didominasi oleh proses

sungai dan dapat dibedakan dengan dataran delta bagian bawah didominasi oleh pengaruh laut,

terutama penggenangan tidal. Delta terbentuk karena adanya suplai material sedimentasi dari sistem

fluvial. Ketika sungai-sungai pada sistem fluvial tersebut bertemu dengan laut, perubahan arah arus

yang menyebabkan penyebaran air sungai dan akumulasi pengendapan yang cepat terhadap material

sedimen dari sungai mengakibatkan terbentuknya delta. Bersamaan dengan pembentukan delta

Page 2: klasifikasi Fasies Delta

tersebut, terbentuk pula morfologi delta yang khas dan dapat dikenali pada setiap sistem yang ada.

Morfologi delta secara umum terdiri dari tiga, yaitu : delta plain, delta front dan prodelta.

1. Delta plain

Delta plain merupakan bagian delta yang bersifat subaerial yang terdiri dari channel yang sudah

ditinggalkan. Delta plain merupakan baigan daratan dari delta dan terdiri atas endapan sungai yang

lebih dominan daripada endapan laut dan membentuk suatu daratan rawa-rawa yang didominasi

oleh material sedimen berbutir halus, seperti serpih organik dan batubara. Pada kondisi iklim yang

cenderung kering (semi-arid),sedimen yang terbentuk didominasi oleh lempung dan evaporit.

Daratan delta plain tersebut digerus oleh channel pensuplai material sedimen yang disebut fluvial

distributaries dan membentuk suatu percabangan. Sedimen pada channel tersebut disebut sandy

channel dan membentuk distributary channel yang dicirikan oleh batupasir lempungan.

Sublingkungan delta plain dibagi menjadi :

a. Upper Delta Plain

Pada bagian ini terletak diatas area tidal atau laut dan endapannya secara umum terdiri dari :

Endapan distributary channel terdiri dari endapan braided dan meandering, levee dan

endapan point bar. Endapan distributary channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian

dasar urutan fasies dan menunjukkan kecenderungan menghalus ke atas. Struktur sedimen yang

umumnya dijumpai adalah cross bedding, ripple cross stratification, scour and fill dan lensa-lensa

lempung. Endapan point bar terbentuk apabila terputus dari channel-ya. Sedangkan levee alami

berasosiasi dengan distributary channel sebagai tanggul alam yang memisahkan dengan

interdistributary channel. .

Endapan interdistributary channel merupakan endapan yang terdapat diantara distributary

channel. Lingkungan ini mempunyai kecepatan arus paling kecil, dangkal, tidak berelief dan proses

akumulasi sedimen lambat. Pada interdistributary channel dan flood plain area terbentuk suatu

endapan yang berukuran lanau sampai lempung yang sangat dominan. Struktur sedimennya adalah

laminasi yang sejajar dan burrowing structure endapan pasir yang bersifat lokal, tipis dan kadang

hadir sebagai pengaruh gelombang.

b. Lower Delta Plain

Lower delta plain terletak pada daerah dimana terjadi interaksi antara sungai dengan laut,

yaitu dari low tidemark sampai batas kehadiran yang dipengaruhi pasang-surut. Pada lingkungan ini

endapannya meliputi endapan pengisi teluk (bay fill deposit) meliputi interdistributary bay, tanggul

alam, rawa dan crevasse slay, serta endapan pengisi distributary yang ditinggalkan.

Page 3: klasifikasi Fasies Delta

c. Delta Front

Delta front merupakan sublingkungan dengan energi yang tinggi dan sedimen secara tetap

dipengaruhi oleh adanya proses pasang-surut, arus laut sepanjang pantai dan aksi gelombang. Delta

front terbentuk pada lingkungan laut dangkal dan akumulasi sedimennya berasal dari distributary

channel. Batupasir yang diendapkan dari distributary channel tersebut membentuk endapan bar

yang berdekatan dengan teluk atau mulut distributary channel tersebut. Pada penampang stratigrafi,

endapan bar tersebut memperlihatkan distribusi butiran mengkasar ke atas dalam skala yang besar

dan menunjukkan perubahan fasies secara vertikal ke atas, yang mana endapan tersebut dapat

menjadi reservoir hidrokarbon yang baik. Diantara bar pada mulut distributary channel akan

terakumulasi lempung lanauan atau lempung pasiran dan bergradasi menjadi lempung ke arah laut.

Menurut Coleman (1969) dan Fisher (1969) dalam Galloway (1990), lingkungan

pengendapan delta front dapat dibagi menjadi beberapa sublingkungan dengan karakteristik asosiasi

fasies yang berbeda, yaitu :

- Subaqueous Levees merupakan kenampakan fasies endapan delta front yang berasosiasi dengan

active channel mouth bar. Dan dapat dibedakan dengan fasies lainnya pada endapan delta masa

lampau.

- Channel ditandai dengan adanya bidang erosi pada bagian dasar urutan fasies dan menghalus ke

atas. Struktur sedimen yang umumnya dijumpai adalah cross bedding, ripple cross stratification,

scoure and fill.

- Distributary Mouth Bar merupakan lingkungan pengendapan dengan kecepatan yang paling tinggi

dalam sistem pengendapan delta. Yang tersusun atas pasir yang diendapkan melalui proses fluvial

dengan struktur sedimen current ripple, cross bedding dan massive graded bedding.

- Distal Bar merupakan urutan fasies yang cenderung menghalus ke atas, umumnya tersusun atas

pasir halus dengan struktur sedimen laminasi, perlapisan silang siur tipe through.

d. Prodelta

d. prodelta merupakan sublingkungan transisi antara delta front dan endapan normal marine shelf

yang berada di luar delta front. Prodelta merupakan kelanjutan delta front ke arah laut dengan

perubahan litologi dari batupasir bar ke endapan batulempung dan selalu ditandai oleh zona

lempungan tanpa pasir.

Page 4: klasifikasi Fasies Delta

Fasies Delta

Fasies delta termasuk fasies yang unik terbentuk oleh perulangan banyak sekuen susut delta

dan dapat membentuk endapan yang sangat tebal disebabkan akumulasi endapan dari puluhan

bahkan ratusan individu sekuen delta.Turun naiknya muka air laut yang tidak konstan menyebabkan

siklus penggenangan dan penurunan permukaan air laut yang tidak merata di setiap bagian sekuen

delta meskipun secara lateral jaraknya hanya terpisah beberapa meter.

Perulangan daur susut genang laut dengan ketebalan puluhan meter adalah tipe endapan pantai dan

endapan delta. Hal ini menunjukan bahwa dalam beberapa interval stratigrafi, garis pantai dapat

berpindah puluhan atau ratusan kilometer ke arah depan ataupun ke arah belakang dengan

perubahan lingkungan pengendapan dari lepas pantai ke arah dataran delta (delta plain) maupun

sebaliknya.

Secara umum mekanisme daur progradasi dan peninggalan delta sebagai berikut :

1. Awalnya bagian delta tertentu adalah zona aktif pemasukan sedimen, delta berprogradasi di atas

paparan.

2. Kecepatan progradasi pada saat tertentu akan berkurang akibat delta yang berprogradasi di atas

paparan, meningkatnya jumlah channel dan pengangkutan material sedimennya, meningkatnya laju

penurunannya cekungan ke arah paparan yang mengakibatkan channel akan berpindah secara lateral

mengikuti kemiringan gradien hidroliknya dengan jarak tertentu dari delta lama.

3. Pada saat yang sama delta lama mengalami penurunan sehingga gelombang pasang laut

mempengaruhi suplai endapan, dengan diendapkannya endapan genang laut berupa karbonat atau

serpih marine.

4. Berkembangnya endapan batubara tebal yang merupakan lapisan penanda (marker bed)

berakhirnya daur genang laut pada bagian darat delta lama (fluvial delta plain abadonment) setelah

mengalami penurunan maka endapan ini akan tertutup oleh endapan genang laut.

5. Dalam interval waktu tertentu, tempat pengendapan delta dapat kembali berpindah di atas

delta lama dengan terbentuknya endapan susut laut deltaik di atas endapan genang laut

menghasilkan lobate (kuping delta).Mekanisme ini terus berlangsung sehingga terjadi daur

perentangan vertikal (vertikal stacking cycle) yang disusun oleh sistem susut-genang laut

setempat.

Page 5: klasifikasi Fasies Delta

DAFTAR PUSTAKA

http://harpani.blogspot.com/2012/04/sedimentologi.html

http://scribd_sedimentologi_ilmubatu.com/delta.html

http://www.sedimentologi.com/fasies_delta.html