kkkurikulum 2013 agar peserta didik lebih kreatif dan...

4
6 MPA 318 / Maret 2013 Kurikulum 2013 makin gencar disosialisasikan Kementerian Pendi- dikan dan Kebudayaan. Diharapkan kurikulum tersebut dapat mendorong siswa untuk lebih kreatif dan inovatif. Sebagai provinsi dengan jumlah se- kolah dan madrasah terbesar di In- donesia, Jatim menyatakan kesiapan- nya menyongsong implementasi Ku- rikulum 2013. Hal itu disampaikan Dr. Harun, MSi, MM. “Hanya saja sam- pai saat ini kita masih menunggu ara- han dari pusat terkait aplikasi kuriku- lum baru tersebut,” tandas Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim ini. Sudah sewajarnya jika Jatim me- nunggu petunjuk teknis pelaksanaan kurikulum pengganti kurikulum KT- SP tahun 2006 itu. Sebab memang hingga saat ini, segala petunjuk ope- rasional sedang digodok oleh Ke- menterian Pendidikan dan Kebuda- yaan RI. “Kita juga belum tahu ba- gaimana format pelatihan guru nanti- nya. Sebab memang itu menjadi do- main pemerintah pusat,” ujarn pria asli Surabaya ini. “Bahkan kita juga belum tahu berapa jumlah sekolah yang akan ditunjuk untuk implemen- tasi kurikulum baru itu,” ujarnya me- nambahkan. Namun ada berita gembira, dari total 45 ribu guru seluruh Indonesia yang akan dilatih Kemendikbud ter- kait Kurikulum 2013, Jatim memper- oleh jatah sekitar 6 ribu lebih guru. Para guru inilah yang diharapkan nantinya bisa menularkan pengeta- huan tentang kurikulum itu pada guru yang lain. Hanya saja memang dari kuota 6 ribu itu tidak sebanding de- ngan jumlah sekolah dan madrasah di Jatim. “Tapi jika memang itu ke- putusannya, kita akan menerima,” ucap mantan Kepala Badan Diklat Provinsi Jatim ini lirih. Yang perlu dipikirkan selanjut- nya, adalah bagaimana nasib guru yang belum mendapatkan pelatihan. “Kita juga belum tahu apakah nanti- nya pusat akan memberikan pelatih- an secara bertahap kepada semua gu- ru, atau kewenangan itu dilimpahkan kepada pemerintah provinsi atau kab/ ko,” katanya bernada tanya. “Yang jelas, kita siap bahu-membahu men- sukseskan program ini,” ujarnya. Dalam implementasi Kurikulum 2013, sejatinya ada asa baru bagi du- nia pendidikan di Indonesia. Selain mengubah pola pembelajaran yang sangat konvensional menjadi tematik holistik dan integratif, diharapkan ju- ga mampu membawa dampak positif bagi peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. “Saya kira kurikulum baru ini sangat bagus. Tapi yang harus di- pikirkan, adalah bagaimana meng- aplikasikan kurikulum baru ini kepada siswa dan guru,” ujar suami Dr. Erna Mustika ini menegaskan. Karena itu, menurut mantan Ke- pala Dinas Pariwisata dan Kebudaya- an Prov. Jatim ini, Kemendikbud di- tuntut dalam hal kecepatan membagi guru yang akan dilatih, membagi ba- bon atau buku panduan serta kece- patan dari sisi evaluasi. “Sekarang yang penting adalah penyiapan ins- trumen ini, agar pada Juni mendatang siswa kelas I, IV, VII dan X bisa me- nikmati kurikulum baru. Sebab pada ajaran baru tahun ini, kurikulum terse- but sudah harus diimplementasi- kan,” tegasnya. Setelah dilakukan Uji Publik pada bulan Desember tahun 2012 ter- hadap Kurikulum 2013, Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur lang- sung menindaklanjutinya. Pada bulan Januari 2013 dilakukanlah sosialisasi kurikulum baru itu ke semua jenjang pendidikan; mulai dari MI, MTs hing- ga MA. Drs. Machfud Shodar, M.Ag mengakui, bahwa waktu yang terse- dia memang tidak cukup panjang. Oleh karenanya, untuk sementara sosialisasi diperuntukkan bagi guru- guru inti. Guru-guru inti inilah, yang nantinya diharapkan akan bisa men- diseminasikan atau menyebarkan ilmu dan informasi yang mereka per- oleh kepada guru-guru di daerahnya masing-masing. “Ini agar pelaksana- Kurikulum 2013 urikulum 2013 urikulum 2013 urikulum 2013 urikulum 2013 Agar Peserta Didik Lebih Kreatif dan Inovatif Dr. Harun, MSi, MM Drs. Machfud Shodar, M.Ag

Upload: trinhque

Post on 03-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KKKurikulum 2013 Agar Peserta Didik Lebih Kreatif dan Inovatifjatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar318/qamb1362718408.pdf · guru inti. Guru-guru inti inilah, ... RPP telah ditetapkan

6 MPA 318 / Maret 2013

Kurikulum 2013 makin gencardisosialisasikan Kementerian Pendi-dikan dan Kebudayaan. Diharapkankurikulum tersebut dapat mendorongsiswa untuk lebih kreatif dan inovatif.Sebagai provinsi dengan jumlah se-kolah dan madrasah terbesar di In-donesia, Jatim menyatakan kesiapan-nya menyongsong implementasi Ku-rikulum 2013. Hal itu disampaikan Dr.Harun, MSi, MM. “Hanya saja sam-pai saat ini kita masih menunggu ara-han dari pusat terkait aplikasi kuriku-lum baru tersebut,” tandas KepalaDinas Pendidikan Provinsi Jatim ini.

Sudah sewajarnya jika Jatim me-nunggu petunjuk teknis pelaksanaankurikulum pengganti kurikulum KT-SP tahun 2006 itu. Sebab memanghingga saat ini, segala petunjuk ope-rasional sedang digodok oleh Ke-menterian Pendidikan dan Kebuda-yaan RI. “Kita juga belum tahu ba-gaimana format pelatihan guru nanti-nya. Sebab memang itu menjadi do-main pemerintah pusat,” ujarn pria

asli Surabaya ini. “Bahkan kita jugabelum tahu berapa jumlah sekolahyang akan ditunjuk untuk implemen-tasi kurikulum baru itu,” ujarnya me-nambahkan.

Namun ada berita gembira, daritotal 45 ribu guru seluruh Indonesiayang akan dilatih Kemendikbud ter-kait Kurikulum 2013, Jatim memper-

oleh jatah sekitar 6 ribu lebih guru.Para guru inilah yang diharapkannantinya bisa menularkan pengeta-huan tentang kurikulum itu pada guruyang lain. Hanya saja memang darikuota 6 ribu itu tidak sebanding de-ngan jumlah sekolah dan madrasahdi Jatim. “Tapi jika memang itu ke-putusannya, kita akan menerima,”ucap mantan Kepala Badan DiklatProvinsi Jatim ini lirih.

Yang perlu dipikirkan selanjut-nya, adalah bagaimana nasib guruyang belum mendapatkan pelatihan.“Kita juga belum tahu apakah nanti-nya pusat akan memberikan pelatih-an secara bertahap kepada semua gu-ru, atau kewenangan itu dilimpahkankepada pemerintah provinsi atau kab/ko,” katanya bernada tanya. “Yangjelas, kita siap bahu-membahu men-sukseskan program ini,” ujarnya.

Dalam implementasi Kurikulum2013, sejatinya ada asa baru bagi du-nia pendidikan di Indonesia. Selainmengubah pola pembelajaran yang

sangat konvensional menjadi tematikholistik dan integratif, diharapkan ju-ga mampu membawa dampak positifbagi peningkatan mutu pendidikan diIndonesia. “Saya kira kurikulum baruini sangat bagus. Tapi yang harus di-pikirkan, adalah bagaimana meng-aplikasikan kurikulum baru ini kepadasiswa dan guru,” ujar suami Dr. Erna

Mustika ini menegaskan.Karena itu, menurut mantan Ke-

pala Dinas Pariwisata dan Kebudaya-an Prov. Jatim ini, Kemendikbud di-tuntut dalam hal kecepatan membagiguru yang akan dilatih, membagi ba-bon atau buku panduan serta kece-patan dari sisi evaluasi. “Sekarangyang penting adalah penyiapan ins-trumen ini, agar pada Juni mendatangsiswa kelas I, IV, VII dan X bisa me-nikmati kurikulum baru. Sebab padaajaran baru tahun ini, kurikulum terse-but sudah harus diimplementasi-kan,” tegasnya.

Setelah dilakukan Uji Publikpada bulan Desember tahun 2012 ter-hadap Kurikulum 2013, KementerianAgama Provinsi Jawa Timur lang-sung menindaklanjutinya. Pada bulanJanuari 2013 dilakukanlah sosialisasikurikulum baru itu ke semua jenjangpendidikan; mulai dari MI, MTs hing-ga MA.

Drs. Machfud Shodar, M.Agmengakui, bahwa waktu yang terse-

dia memang tidak cukup panjang.Oleh karenanya, untuk sementarasosialisasi diperuntukkan bagi guru-guru inti. Guru-guru inti inilah, yangnantinya diharapkan akan bisa men-diseminasikan atau menyebarkanilmu dan informasi yang mereka per-oleh kepada guru-guru di daerahnyamasing-masing. “Ini agar pelaksana-

KKKKKurikulum 2013urikulum 2013urikulum 2013urikulum 2013urikulum 2013Agar Peserta Didik Lebih Kreatif dan Inovatif

Dr. Harun, MSi, MM Drs. Machfud Shodar, M.Ag

01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - PEBRUARI 2013.pmd 2/26/2013, 9:26 AM6

Page 2: KKKurikulum 2013 Agar Peserta Didik Lebih Kreatif dan Inovatifjatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar318/qamb1362718408.pdf · guru inti. Guru-guru inti inilah, ... RPP telah ditetapkan

7MPA 318 / Maret 2013

an kurikulum 2013 pada tahun ajaranbaru bisa dilaksanakan,” jelasnya.

Jadi dapat dikatakan, bahwaguru-guru inti merupakan tutor bagimasing-masing guru bidang studi.Langkah tersebut diambil guna me-maksimalkan tenaga yang ada dalammelakukan sosialisai kurikulum yangbaru tersebut. Selain itu juga melibat-kan pengawas, baik dari dalam mau-pun dari pihak luar.

Jika terjadi pro-kontra terhadapkebijakan kurikulum 2013, kata KepalaBidang Mapenda Kanwil KemenagProv. Jatim ini, hal semacam itu sudahmenjadi tradisi. Tapi menurutnya.pada saat sosialisasi ketika dalam sesidialog interaktif, pertanyaan-perta-nyaan peserta masih dalam batas ke-wajaran.

Yang pasti, lanjutnya, adanyakurikulum baru itu mempunyai tujuanjangka panjang. Sebab bagi siswa-siswi yang menerima kurikulum terse-but, kelak 32 tahun mendatang – yaitutahun 2045 – mereka akan memasukiusia produktif. Oleh karena itu, pena-taan sistem pembelajaran dimulai daritahun ajaran baru 2013/2014 ini. Olehkarenanya, Wakil Presiden Budionoketika memberikan sambutan dalamacara sosialisasi kurikulum di JawaTimur mengatakan, bahwa kurikulum2013 harus segera dilaksanakan dantidak boleh ditunda.

Salah satu perubahan dalam ku-rikulum 2013, adalah dengan mering-kas jumlah mata pelajaran dan me-nambah jam belajar. Dengan begitudiharapkan agar para siswa akan lebihfokus, lebih mendalami dan mema-hami terhadap suatu bidang studiatau mata pelajaran yang diberikan.Begitupun bagi para guru, merekaakan lebih fokus mengajar dan bisalebih mengembangkan inovasi dankreasi mereka. “Guru sudah tidak lagidiribetkan dengan tugas-tugas admi-nistratif, karena baik silabus maupunRPP telah ditetapkan dalam buku,”ulasnya.

Jadi menurut Machfud Shodar,yang lebih menarik dari kurikulumbaru ini adalah terintegrasinya semuabidang studi dengan pemanfaatan IT.Tentu saja para guru juga dituntutuntuk menguasai dan memanfaatkanIT yang ada. Namun mengenai saranapenunjang pelaksanaan kurikulumbaru, sampai saat ini KementerianAgama Provinsi Jawa Timur masihmenunggu dari pusat karena anggar-an di tingkat provinsi masih belum

ada.Menurut Akh. Muzakki, Grad,

Dip.SEA, M.Ag, M.Phil, Ph.D, Ku-rikulum 2013 sebenarnya sama de-ngan kurikulum 2004 dan 2006, yaitusama-sama berbasis kompetensi. Ha-nya saja, dalam kurikulum yang baruini ingin lebih mendalam lagi basiskompetensinya. Sebab kita inginanak-anak memiliki kompetensi yangjelas dan kuat.

Yang agak krusial, kata dosenFakultas Tarbiyah IAIN SunanAmpelSurabaya ini, terutama bagi jenjangpendidikan dasar. Sebab sebelumnyaberorientasi pada mata pelajaran. Pa-dahal ke depan nanti, yang diajarkanadalah kompetensi dan bukan lagimata pelajaran. “Itu bisa didekati olehberbagai macam mata pelajaran. Daninilah yang dinamai learning web (ja-ring pembelajaran),” terangnya. “Se-hingga nanti pembelajaran kita ber-sifat tematik. Tema satu bisa didekatimelalui beberapa mata pelajaran,” tu-kasnya menambahkan.

Kurikulum semodel itu menjadipenting, kata lulusan S2 antropologiAustralian National University ini, ka-rena kita sedang bergerak ke masadepan. Apalagi di tahun 2045 kitaakan memunculkan ‘Generasi Emas’,sebagai sebagai akibat dari bonus de-mografi. Saat itu angka kelompok usiawarga negara kita masuk kelompokusia produktif. “Jumlahnya cukup be-sar mencapai lima puluh persen. Inisebuah potensi bangsa yang sangatluar biasa,” tegasnya. “Bayangkan,di negara-negara lain justru kurvanyaterbalik,” tambahnya membanding-kan.

Menurut pria kelahiran Sidoarjo9 Pebruari 1974 – yang juga lulusanS2 sosiologi di kampus yang sama –ini, kita harus sanggup mencetakkader bangsa yang siap menghadapimasa depan. Dan kurikulum 2013 telahmencoba merespon tantangan seper-ti itu. Ada tiga kata yang dipakai men-jadi nalar paradigma baru dari kuri-kulum baru. Pertama, bagaimana anakbisa memperoleh informasi. Kedua,mengolah informasi. Ketiga, meman-faatkan informasi. “Pada kurikulumlama, anak tak diberikan kemampuanmelakukan eksplorasi untuk meman-faatkan informasi. Tapi kurikulum ba-ru mendorong mereka agar informasiitu diolah dan dimanfaatkan kembali,”urainya.

Yang menarik, sambung KetuaLP Ma’arif PWNU Jawa Timur ini, ku-rikulum 2013 ingin membangun se-mangat inovasi. Bedanya inovasi dankreasi, kalau kreasi itu anak bisa mem-peroleh informasi lalu mengolahnyamenjadi sesuatu. Tapi kalau inovasi,adalah kemampuan untuk bisa men-cetak sesuatu – meski sebelumnyatidak ada contohnya. “Jadi.. kalaukreativitas dibangun dari awal, ting-gal selangkah lagi mereka bisa berpi-kir inovatif – thinking out of the box(berpikir di luar kelaziman). Ini yangdipersiapkan oleh kurikulum yang se-karang,” tandasnya.

Dalam kurikulum 2013, terangdosen Pascasarjana IAIN Sunan Am-pel Surabaya ini, semangat inovasiakan masuk di semua proses pembe-lajaran. Di antaranya memberikan ke-mampuan kepada anak untuk bisa me-linked – menyambungkan antarayang mereka hadapi di kelas denganmasalah riil di masyarakat. Disampingitu juga memberikan ruang kepadapeserta didik untuk bisa memaknaisuatu materi pelajaran yang itu sa-ngat berguna di dalam kehidupanmereka. “Jadi titik sentralnya bukanmata pelajaran, tapi kompetensi. Barukemudian diajarkan masing-masingmapel,” ujarnya.

Yang menjadi tantangan, tuturdoktor jebolan University of Queen-sland Australia ini, adalah persiapanguru. Perubahan kurikulum yang takdiikuti dengan persiapan guru secaramatang, nanti justru jadi masalah. Se-bab gurulah yang menjadi agency dititik paling akhir. “Jangan sampai gu-ru jadi seperti ahli ular yang disuruhmenerangkan gajah. Pada awalnyamemang menerangkan gajah yang

Akh. Muzakki, Grad, Dip.SEA,M.Ag, M.Phil, Ph.D

01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - PEBRUARI 2013.pmd 2/26/2013, 9:26 AM7

Page 3: KKKurikulum 2013 Agar Peserta Didik Lebih Kreatif dan Inovatifjatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar318/qamb1362718408.pdf · guru inti. Guru-guru inti inilah, ... RPP telah ditetapkan

8 MPA 318 / Maret 2013

punya belalai. Tapi ujung-ujungnyaya balik lagi berbicara mengenai ular,”paparnya memisalkan.

Dalam kurikulum 2013, gurumempunyai tugas mensinergikan isimateri dengan bangunan kompetensipada pembelajaran tematik. Pembe-lajaran haruslah Inquiry based learn-ing, pembelajaran yang berbasismencari sendiri, kemampuan yang di-dasari ingin tahu dan mencari sendirijawabannya. “Ini yang perlu diper-kuat di level guru-guru kita. Pembe-lajaran dengan menggunakan metodeceramah itu out of date. Mereka harusdiperkuat dengan metode pembelaja-ran yang lain,” imbuhnya.

Guru juga mempunyai PR untukmenyiapkan disain pembelajaran;mulai perencanaan, teknik

pembelajaran, sampai pada prosesevaluasi. Pada kurikulum baru eva-luasinya tidak hanya mendasarkanpada evaluasi hasil, tapi evaluasi hasilplus evaluasi proses. Inilah yang ke-mudian mengharuskan guru harusmenguasai authentic competencebased assessment (penilaian otentikberbasis kompeten). Penilaian otentikitu komponennya harus mendasar-kan kepada sesuatu yang ingin dini-lai – dan siswa itu bisa menuju kesana, serta berbasis kepada problemsolving.

Untuk menyukseskan kurikulum2013, kata dosen Pascasarjana UnsuriSidoarjo ini, haruslah ada pendampi-ngan berkelanjutan. Pemerintah harusbekerjasama dengan lembaga-lem-baga non-pemerintah – seperti LPMa’arif. Sebab Kemenag dan Kemen-

dikbud tidak mungkin melakukanpendampingan sendiri karena keter-batasan staf mereka. Sedangkan lem-baga-lembaga non pemerintah setiapharinya melakukan pendampinganpada madrasah atau sekolah. “Terle-pas dari itu, mari kita semua menga-wal Kurikulum 2013. Sebab ini adalahmerupakan sebuah ikhtiar akademikuntuk menyiapkan generasi kita kedepan,” tandasnya.

Sementara Dr. Biyanto, M.Aglebih melihat kurikulum baru tersebutdari dua sudut pandang. Yang perta-ma, secara jujur boleh diakui positif.Sedangkan aspek yang kedua, bersi-fat catatan berkaitan dengan pe-nyempurnaan kurikulum 2013. Yangpositif, misalnya berkaitan denganperampingan kurikulum – terutama

yang terjadi di SD dan SMP. Yang diSD dari 10 menjadi 6 mapel, di SMPdari 12 menjadi 10 mapel. “Spirit atasperampingan itu layak diapresiasi.Dengan demikian, setidaknya akanmengurangi overload mata pelajaranyang diterima siswa agar tidak terjadikebosanan,” katanya memberikanalasan.

Yang menarik lagi untuk diapre-siasi, sambung Ketua Dikdasmen PWMuhammadiyah Jatim ini, adalahintegrasi atau interkoneksi antar matapelajaran. Sebab hal itu akan membe-rikan peluang antar disiplin ilmu, agardi masa mendatang bisa saling ber-tegur sapa. Tidak seperti selama ini,dimana ke-aku-an masing-masingilmu luar biasa terjadi. Satu ilmu me-ngatakan lebih penting, lebih tinggidari ilmu yang lain. “Kultur inilah

yang saya anggap penting, dimanamasing-masing ilmu bisa saling me-ngisi, mendukung dan bertegur sa-pa,” ulasnya.

Namun dosen IAIN Sunan Am-pel Surabaya ini memberi catatan ter-sendiri bagi para guru. Ada beberapahal yang perlu diperhatikan berkena-an dengan problem teknis di lapang-an. Misalnya, ada guru yang menda-pat sertifikasi dan SK mengajar mapelTIK misalnya. Sedangkan di kuriku-lum 2013 ini, TIK secara teknis diin-tegrasikan dengan mapel lain. “Lan-tas bagaimana nasib para guru yangseperti ini? Tentu hal itu perlu dipikir-kan juga,” tuturnya mengingatkan.

Menurut ayah dua anak kelahir-an Lamongan ini, ada kesan pula jikakurikulum 2013 terasa dipaksakan.

Kita tidak tahu-menahu bagaimanaperumusannya, siapa tim perumus-nya, tapi tiba-tiba ada naskah akade-mik yang dirugikan. Kemudian masukmasa sosialisasi yang lantas oleh Ke-menterian harus dilaksanakan padatahun ajaran 2013. “Artinya, tahunajaran baru nanti untuk anak SD kelas1 dan SMP kelas VII kan harus mene-rima kurikulum yang baru ini,” ke-luhnya. “Jadi catatan-catatan yangbersifat teknis itu menjadi sangatpenting,” tukasnya.

Yang juga menjadi keprihatinandosen program Pascasarjana UN-MUH Surabaya ini, adalah nasib gurubidang studi yang tereliminasi. Se-sungguhnya, kalau kita mau jujur,pendidikan itu kan jantungnya adadi kelas. Dan di kelas itu ada guru-guru kita. Kalau ingin melihat pen-

Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.SiDr. Biyanto, M.Ag

01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - PEBRUARI 2013.pmd 2/26/2013, 9:27 AM8

Page 4: KKKurikulum 2013 Agar Peserta Didik Lebih Kreatif dan Inovatifjatim.kemenag.go.id/file/file/mimbar318/qamb1362718408.pdf · guru inti. Guru-guru inti inilah, ... RPP telah ditetapkan

9MPA 318 / Maret 2013

didikan baik atau tidak, itu kan bisadilihat dari bagaimana guru mengajarberkaitan dengan adanya kurikulumyang baru nanti. Jadi menurut Biyan-to, ada persoalan besar di kurikulum2013 itu, yang pemerintah belummemberikan jawaban; yaitu bagaima-na posisi UN di dalam kurikulum 2013nanti?

“Tak ada kebijakan yang sem-purna. Pro dan kontra itu biasa,” tu-kas Prof. Dr. Zainuddin Maliki, M.Simenyikapi rencana pemerintah untukmulai memberlakukan Kurikulum2013. Menurut Ketua Dewan Pendi-dikan Jatim ini, spirit yang dibawaoleh Kurikulum 2013 masih sama de-ngan KBK maupun KTSP, yaitu inginmeneguhkan pendidikan yang meng-hasilkan anak-anak yang memilikikompetensi, kreatif dan progresif.

Hanya saja, di dalam Kurikulum2013, unit materi pelajaran tak seba-nyak Kurikulum KBK ataupun KTSP.Bahkan untuk SD, diformulasikan da-lam bentuk mata pelajaran tematis.“Dengan tema-tema itu, maka pendi-dikan bisa mengangkat berbagai topikyang relevan dengan kebutuhan sis-wa dan kebutuhan masyarakat, sertamampu mengantisipasi perubahan,”terangnya.

Kurikulum 2013, lanjutnya, ber-pendekatan integrated sehingga satubidang studi bisa ditarik benang me-rahnya dengan bidang studi yang la-in. “Itu yang dimaksud dengan inte-grated approach dalam kurikulum,”paparnya. Oleh karena itu, dilihat darisegi basic asumsi, Kurikulum 2013memiliki semangat dan asumsi yanglebih kuat dibanding dengan kuriku-lum sebelumnya. “Asumsi saya, Ku-rikulum 2013 itu bagus: integrated,tematis, contextual teaching andlearning,” kata lelaki kelahiran Tu-lungagung 7 Juli 1954 ini memberikanalasan.

Meski demikian, seperti halnyaKBK dan KTSP, Kurikulum 2013 jugamemiliki titik lemah. Sebab sejauh ini,Kurikulum 2013 belum dirumuskansistem evaluasi yang sejalan denganasumsi yang mendasari Kurikulum2013 itu sendiri. “Kurikulum 2013ingin menghasilkan anak-anak yangberkompeten, kreatif, anak-anak yangberkepribadian, progresif, bisa meres-pon keadaan dan perubahan yang ce-pat, tapi sistem evaluasinya tetapberbasis Unas,” sungutnya.

Menurutnya, kalau Ujian Nasio-nal masih diterapkan dan dijadikan

dasar untuk menentukan kelulusan,maka apapun asumsinya, apapun spi-ritnya, proses pembelajaran kuriku-lum yang sudah dikemas akan sia-sia. Sebab ujung semuanya hanyaakan berorientasi pada mengejar lulusUnas. Sehingga pembelajaran yangdipersiapkan oleh guru, adalah bagai-mana muridnya lulus Unas meski de-ngan segala cara. “Bahkan ada seko-lahan yang membuat MoU denganBimbel. Karena model-model Bimbelitulah yang cocok untuk mempersi-apkan diri dalam menghadapi Unas,”keluh mantan Rektor Universitas Mu-hammadiyah Surabaya ini.

Sistem evaluasi yang cocok de-ngan semangat Kurikulum 2013, tuturlulusan terbaik Magister Sains padailmu sosial Unair Surabaya tahun 1996ini, ialah authentic assessment; yaitupenilaian prestasi siswa berdasarkanapa yang sudah bisa dia kerjakan se-cara otentik. Model penilaian otentikini tidak mengandalkan pemberiantanda dan skoring, salah atau benar,melainkan menilai kondisi mentalitaskepribadian yang dilakukan dalamsetting yang nyata, seperti penyele-saian tugas tertentu.

Strategi penilaian otentik tidakmengedepankan tes objektif, melain-kan lebih mengedepankan modelevaluasi terfokus. Dengan begitu da-pat diketahui intensitas perkembang-an pembelajaran siswa dalam periodetertentu, melihat profil siswa, mem-buat jurnal dan portofolio pembe-lajaran siswa, contoh-contoh penye-lesaian tugas, penilaian kawan baya

dan sekaligus self-evaluation siswaitu sendiri. “Jika sistem evaluasi oten-tik ini bisa diterapkan, kita bisa ber-harap pendidikan menghasilkan ma-nusia yang benar-benar kompeten.Baik dalam mengembangkan ilmupengetahuan, maupun dalam memba-ngun kehidupan bermakna bagi diri-nya dan sesama,” ujarnya.

Yang terpenting lagi, sambungdosen FIS Universitas Negeri Sura-baya (UNESA) ini, guru harus bisamendisain atau membangun suatukultur dimana anak itu begitu pulangdari sekolah, ketika berada di luarsekolah, anak-anak masih memilikilearning awareness, kesadaran un-tuk belajar. “Sebab Kurikulum 2013nanti problem based, berbasis padaproblem-problem yang ada di ling-kungan di mana kita tumbuh berkem-bang,” terangnya.

Tantangan terbesar dalam Kuri-kulum 2013 nanti, tengarai Guru Besarpada FISIP Universitas Muhammadi-yah Sidoarjo ini, justru ada pada gu-runya. Karena dalam Kurikulum 2013,para guru nanti akan menjadi teamteaching. Sehingga yang diperlukanguru adalah belajar mengajar sebagaisatu tim. Untuk itu, mereka dituntutuntuk mengenal team teaching.

Oleh sebab itu guru juga harusberkembang. Mereka harus lebih ino-vatif dan kreatif. Para guru harus me-mahami ilmu yang dia miliki denganilmu yang dimiliki oleh orang lain. Diaharus bisa menjembatani antara bi-dang studi yang dia miliki denganbidang studi yang lain. “Karenanya,seorang guru tidak saja dituntut ahlidalam bidangnya, tapi dia juga harussadar menjadi bagian dari keilmuanyang lain,” ujar mantan Ketua Ma-drasah Development Centre (MDC)Provinsi Jawa Timur ini.

Ke depan, dosen PascasarjanaUniversitas Muhammadiyah Surakar-ta ini berharap, Kurikulum 2013 bisamenjamin terwujudnya suatu prosespendidikan yang menghasilkan kom-petensi siswa didik yang seimbangantara kompetensi intelektual, kompe-tensi afeksi (moral, mental, watak ke-pribadian) dan kompetensi vokasio-nal (skill dan life skill). “Kurikulum2013 tidak boleh lagi bias kognitif.Kurikulum 2013 haruslah menjamintumbuhnya kecerdasan kognitif, afek-tif dan psikomotorik,” pungkasnya.

Laporan: Mey.S, Anni Athi’ah,Muhammad Hisyam, A. Suprianto,

Dedy Kurniawan (Surabaya).

“Kurikulum 2013 inginmenghasilkan anak-anak

yang berkompeten,kreatif, anak-anak yang

berkepribadian, progresif,bisa merespon keadaan

dan perubahan yang cepat,tapi sistem evaluasinyatetap berbasis Unas,”

01 LAYOUT A - HAL 1 - 19 - PEBRUARI 2013.pmd 2/26/2013, 9:27 AM9