kisah cinta hari rabu
TRANSCRIPT
Kisah Cinta Hari Rabu
Komedi Satu Babak
Karya Anton Chekov
Terjemahan Sapardi Djoko Damono
1
P : Saudara-saudara serta hadirin sekalian yang terhormat ini tahun 2010, Ya,
tahun 2010½, jadi kira-kira 50 tahun jaraknya dari tahun dimana tuan-tuan hidup. Ya,
cukup lama juga. Dan selama 50 tahun yang terakhir ini sudah banyak sekali kemajuan
yang di dapat oleh umat manusia. Politik maju, ekonomi maju, musik maju dan seni sastra
tentu saja juga mengalami kemajuan. Pokoknya segala kegiatan kebudayaan mengalami
kemajuan- kemajuan yang pesat sekali, terutama ilmu eksakta. Kalau segala-galanya
mengalami kemajuan,kenapa pula cinta tidak mengalami kemajuan?Oho, tentu saja
mengalami kemajuan juga yang amat pesat sekali. Cinta, lama kelamaan berkembang
menjadi semacam ilmu yang pelik dan rumit. Suatu lapangan keilmuan yang menarik
meskipun agak ruwet. Tentu saja yang saya maksudkan adalah cinta antara dua orang
manusia, dan bukan cinta antara dua ekor anjing misalnya. Anjing, seperti juga binatang-
binatang lainnya, sama sekali tak mengalami kemajuan dalam bercinta, masih dengan yang
itu-itu juga.
Saya tak begitu tahu cara bagaimana orang-orang Majapahit dahulu bercinta, tapi yang
jelas tuan-tuan dan nona-nona serta nyonya-nyonya sekalian tahu bagaimana cara nenek-
nenek dan kakek-kakek tuan dulu bercinta. Tuan tentu merasa lucu dan geli kalau melihat
mereka dulu saling mencari kutu atau saling kerikan. Dan ... ... ... Dan sebaliknya, saya pun
merasa lucu kalau melihat tuan-tuan bercinta. Bayangkan: Tuan-tuan yang di sana sejak
sore tadi sudah berdandan sebab sudah berjanji akan menjemput pacarnya nonton
sandiwara. Dan kemudian keduanya berangkat bersama, mereka dengan sengaja lewat
tempat-tempat yang gelap untuk bisa berbisik-bisik dan berpegangan tangan, atau kalau
perlu ... ... ... Heeeem.Dan kalau sudah sampai di gedung sandiwara, lantas mulai cubit-
cubitan. Yaaaa, agak lucu juga rasanya.Tapi apa yang bakal tuan tonton ini lain sama
sekali. Akibat kemajuan yang dicapai oleh manusia, semuanya berubah. Ingat tuan, saya
hidup dalam tahun 2010, 50 tahun jaraknya dari jaman tuan-tuan sekalian.
2
G :Hai ngung, apa yang sedang kau kerjakan? (BERDIRI)
P :Oooohh, tidak apa-apa nona. Cuma omong-omong sendiri.
G :Omong-omong sendiri bagaimana? Sudahlah jangan suka ngomong sendiri lagi,
Ngung.
P :Tentu saja saya tak suka nona, cuma terpaksa. Hai, kenapa nona tidak pergi kantor
hari ini?
G :Nah, kau lupa lagi. Sudah berapa bulan kau jadi pembantuku masih saja belum
hapal. Ini hari apa coba?
P :Hari ... ... Rabu, nona.
G :Itulah! Tiap hari Rabu aku akan harus di rumah. Hari Rabu adalah hari bicaraku,
sebab menurut astrologi, hari Rabu sangat cocok bagiku. Aku terima tamu sampai sore,
ingat?
P :Sejak tadi sudah saya tanyakan dalam hati, kenapa sih nona sibuk benar di depan
kaca. Saya lupa kalau hari ini, hari Rabu, dan nona sedang menunggu kalau-kalau ada
tamu rupanya.
G :Maklumlah Ngung, aku makin hari makin tua, dan aku butuh seorang suami.
Padahal aku hanya sempat di rumah pada hari Rabu saja. Hari-hari lain aku terpaksa sibuk
di luar.
P :Saya tahu, nona.
G :Dan saya jadi sedih Ngung, sudah berpuluh-puluh hari Rabu ini tak ada seorang
tamupun yang datang.
P :Itukah sebabnya nona jadi sedih dan kawatir saja tiap-tiap hari? Suami memang
sukar didapat, nona. Jaman serba sulit sekarang. Tapi kenapa pula begitu tergesa-gesa buat
menerima seorang yang akan melamar nona? Nona kan belum terlalu tua.
3
G :Seorang gadis, umur selalu rahasia. Yang kau boleh tahu adalah bahwa aku telah
memasukkan namaku ke dalam lebih dari sepuluh biro perkawinan, lengkap dengan foto-
foto dengan pose serta riwayat hidupku. Tapi rupanya tak ada yang memperhatikan.
P :Cuma belum saja, nona. Tunggu saja tanggal mainnya. Saya rasa untuk orang yang
macam nona, banyak laki-laki yang mau melirikkan matanya. Nona cukup cantik. Oho, ini
bukan main-main, nona.
G :Jangan mencoba merayu Ngung.
P :Ah, tidak.
G :Sudahlah Ngung, sudahlah. Kenyataan memang selalu menyakitkan hati.
Celakanya orang harus selalu berhadapan langsung dengan kenyataan, terus-menerus.
P :Sssssst. Saya seperti mendengar suara sepatu di luar, nona. Ada tamu barangkali.
G :Aku juga mendengarnya. Benar, ada tamu hari ini, hari Rabu yang mujur.
P :Betul nona, itu dia, tamu nona.
G :Pergilah ke dalam,Ngung. Biar aku layani tamu itu sendiri.
P :Ya, nona. Tenang-tenang saja, nona! (PERGIKELUAR)
G :Ya Allah, Ya Tuhan. Semoga orang itu mencari saya, dan ... dan ... melamar saya.
Ya Tuhan, sudah saya muat nama-nama saya di surat kabar untuk mencari jodoh, dan
semoga inilah hari Rabu yang berbahagia. Ya Tuhan, berkatilah hambaMu ini.
T :(DARI LUAR) Spada.
G :(BISIK-BISIK) Ya Tuhan! (KERAS-KERAS) Yaaaa ... masuk!
T :(MUNCUL) Selamat pagi, nona!
(SEPERTI ACUH TAK ACUH, TERUS DUDUK) Apa kabar nona?
G :(KESAMPING) Ganteng benar orang ini. Semoga dia melamar saya.
T :Ou, nona sudah melamun ya, selamat pagi nona!
4
G :Ah, selamat pagi tuan. Tentunya ada perlu penting, dengan saya. Pagi-pagi sudah
datang kemari.
T :Memang nona. Tapi nona duduklah dulu, saya mau bicara penting pada nona.
(MENYULUT ROKOK)
G :(KE SAMPING) Tentu mau melamar, dia! Aduh, ganteng benar.
T :Apakah ini rumah nona sendiri?
G :Ya.
T :Bagus juga! Dan bersih, meskipun musim banyak hujan, masih tetap bersih.
Tentunya nona suka memelihara rumah.
G :Ah, tidak. Saya punya bujang.
T :Bujang??? O ya, bukan barang baru lagi sekarang bagi seorang gadis untuk hidup
dengan bujangnya. Eeeemm, nona pernah bermimpi?
G :Pernah, tentu saja. Kenapa sih??!!!
T :Maksud saya mimpi digigit ular, nona.
G :Tepat malam tadi, tuan. Tapi kenapa tuan sepertinya tahu? Saya memang
bermimpi seperti digigit ular pada jari kaki saya.
T :Menurut orang-orang tua dahulu ... ... Ah, tapi tak usah sajalah nona.
(KESAMPING) Rupa-rupanya memang tugasku berhasil. Begini nona ..
G :Ya. (KESAMPING) Ya Tuhan, semoga ia melamar saya!
T :Apakah betul nona yang bernama ... Retno Asiani Endang Sri Supraptini?
G :Ya, betul. Dan panggil saja saya Ninik.
T :Terima kasih. Dan umur nona ... ... 25 tahun?
G :Ya, tepat!
5
T :(SAMBIL MEMBACA FORMULIR). Nona adalah putri ke tiga dari tuan
Martosuwignyo? Masih ada sedikit sangkut pautnya dengan para bangsawan Balambangan
dulu. Eeeee, pokoknya nona yang mengisi formulir ini?
G :Ya, betul. Dan tuan rupa-rupanya telah mengambil formulir itu dari biro
perkawinan ASMARA JAYA.
T :Ya.
G :Tuan sudah membaca semua tentunya.
(KESAMPING) Ya Tuhan, semoga dia melamar saya.
T :Nona rupanya tak begitu jauh lebih jelek dari potret yang ada di sana. Banyak
gadis yang memasukkan potret palsu kedalam biro-biro perkawinan.
G :Mereka itulah yang memburukkan nama kami, gadis-gadis yang jujur.
T :Tapi sebelum saya sampaikan maksud saya yang terakhir, boleh saya melanjutkan
mengecek nona?
G :Boleh, tentu saja. Silahkan!
T :Nona mempunyai rumah sendiri, ialah rumah di jalan sawo ini. Dan selain itu nona
juga mempunyai sebidang tanah 150 x 100 meter diluar kota, benar?
G :Ya.
T :Nona punya gaji Rp. 7.000,- sebulan, dan kadang-kadang menerima juga uang
lembur yang lumayan jumlahnya.
G :Dan jangan lupa tuan, gaji saya akan naik bulan depan.
T :Baik, baik! Dan yang penting, nona punya uang simpanan di Bank sebanyak 100
ribu rupiah.
G :Itu benar juga tuan, tapi barangkali tentang jumlah, ada sedikit kekilafan.
Simpanan saya kira-kira ... ... ...
T :Stop! Sudahlah, kita putuskan saja pembicaraan ini ... ... ...
6
Gadis yang punya sedikit simpanan di Bank, tak menarik bagi calon suami.
(DIA BANGKIT DAN MAU KELUAR). Selamat pagi nona.
G :Eee, nanti dulu tuan. Jangan tergesa-gesa, duduklah dulu nanti saya terangkan
sebenarnya (TAMU DUDUK KEMBALI). Sebenarnya masih ada simpanan saya di
Bank sebanyak itu, tapi itu tidak saya simpan di Bank saja. (DUDUK)
T :Tidak pada satu Bank saja,kalau begitu baik jugalah. Jadi kalau begitu nona sudah
mencukupi syarat minimum bagi seorang isteri yang ideal, yang lain-lain akan
segera kita putuskan nanti.
G :Jadi tuan datang buat membicarakan perkawinan?
T :Tak lain dan tak bukan!
G :Terima kasih tuan (BANGKIT DAN BERBICARA KESAMPING). Tak lain dan
tak bukan. Alangkah sedapnya kata-kata itu, sudah kuduga sebelumnya bahwa hari
ini adalah hari yang menentukan bagiku. Hari Rabu yang bahagia, yang penuh
rahmat. Kawin alangkah indahnya kata-kata itu. Dan tamu yang datang itu masih
muda, tidak terlalu bobrok juga wajahnya. Ooh, alangkah manisnya dunia ini. Dia
akan jadi suamiku, betapa bahagianya.
T :Bagaimana nona? Apa bisa kita lanjutkan pembicaraan kita?
G :(KAGET DARI MELAMUN). Oh, maaf tuan, bagaimana?
T :Apa bisa kita lanjutkan pembicaraan ini?
G :Tentu, tentu bisa tuan. Tapi maaf, mau ke dalam sebentar.
(KESAMPING). Ya Tuhan, sudah sampai waktunya dunia kesepian ini akan
hancur. (MASUK)
(BUJANG MASUK SAMBIL MAMBAWA MINUM)
P :Selamat pagi, tuan?
T :Selamt pa ... ... hei! Kau kan yang dulu turut mas Tono dulu?
7
P :Ya, tuan.
T :Kemana dia sekarang?
P :Beliau pindah rumah, dan saya terpaksa pindah pekerjaan juga. Ha ... jauh lebih
enak, tuan. Oh ya, ada perlu apa sih, dengan tuan rumah?
T :Cuma urusan rutin biasa. Kerja apa-apa, seret sekarang!
P :Urusan rutin macam apa sih? Ooo, barangkali tuan, sobat nona rumah? Dia baik
sekali dijadikan sobat, tuan. Orangnya ramah tamah dan baik hati, tapi
sering ... ... ...
T :Sering apa?
P :Cuma sering sibuk.
T :Bagus sekali, tepat.
P :Lho, tepat sekali bagaimana?
T :Tepat untuk urusan saya ini.
P :Ah, saya tak tahu! Pokoknya dia tepat untuk sobat, tuan. Manis dan tak suka
keluyuran, dan ... sudahlah pokoknya dia orang yang baik hati, gadis yang baik.
T :Kau ini macam anu saja.
P :Oh, ya apa kerja tuan sekarang?
T :Masih macam dulu juga.
P :Jadi tuan masih juga suka makelaran? Bagaimana harga-harga sepeda motor dan
mobil sekarang?
T :Benar makelaran. Tetapi bukan makelaran sepeda motor dan mobil.
P :Lantas makelaran rumah barangkali?
T :Bukan, semuanya bukan, sudahlah sana kau masuk. Aku tak butuh bicara sama
kau. Aku butuh bicara sama nonamu itu.
8
P :(KESAMPING). Bukan makelar mobil, bukan makelar rumah. Ya Allah,
makelaran apa pula sekarang? Oh ya, barangkali makelaran kereta api atau kapal terbang.
(TERUS MASUK).
(GADIS MASUK LAGI SAMBIL MEMBAWA SELEMBAR KERTAS)
G :Tentunya sudah tuan baca semua syarat-syarat bagi calon suami yang saya
idamkan, bukan? (BERDIRI)
T :Sudah nona.
G :Nah, ini daftar turunan dari syarat-syarat yang harus di penuhi oleh calon suami
saya sebelum berani melamar saya. (DUDUK)
T :Barangkali ada juga saya yang lupa. Tolong bacakan.
G :(MEMBACA)
1.Calon suami saya harus seorang intelek, artinya paling sedikit harus punya ijasah
sarjana muda.
T :Ya, benar.
G :2. Calon suami saya harus orang yang matang, artinya tidak seperti kanak-kanak
lagi yang mboseni.
T :Okey.
G :3.Calon suami saya harus seorang yang tak punya cacat luar dan dalam, artinya
cacat yang bisa merusak kebahagiaan rumah tangga.
4.Calon suami saya harus orang yang bebas, artinya tak punya isteri, baik yang
terang maupun yang gelap.
T :Tentu, nona. Tentu, tentu.
G :Itu semua rasanya penting tuan ketahui, mengingat banyak sekarang yang menipu
kesana-kemari.
T :Saya paham, nona. Dan kalau tak salah, ada syarat tentang penghasilan dan gaji.
9
G :Ya itu bisa dirundingkan berdamai.
T :Bagaimana kalau calon suami nona punya penghasilan Rp.5.000,- sebulan?
G :Wah, wah. Itu Cuma sedikit tuan! Kenapa mau dilepaskan? Tapi baiklah , itu saya
terima, asal tidak terlalu banyak menyakiti hati saya.(KESAMPING) Barang sudah di
tangan.
T :Siapa pula mau menyakiti hati nona yag manis ini?
G :Aha, jangan mulai merayu cara film Malaya, tuan.
T :Toh, pembicaraan kita belum tentu jadi.
G :(KESAMPING) Ya tuan, pembicaraan ini harus jadi. Sudah terlampau sepi dunia
ini.
T :Menurut pandangan saya, pembicaraan kita ini sudah hampir mencapai
persesuaian faham, sebab banyak hal yang bisa kita terima bersama. Sekarang menginjak
pelaksanaan perkawinan, nona.
G :Ya, bagaimana?
T :Siapa yang menanggung segala ongkosnya?
G :Wahai, tentu saja pihak laki-laki, tuan.
T :Bagaimana kalau kompromi?
G :Maksud tuan bagaimana?
T :Anu ... fifty-fifty, nona?
G :Kalau terpaksa benar baiknya. Tapi ingat tuan, perkawinan hanya berlangsung hari
Rabu dan Sabtu sore. Hari-hari lain penuh!
T :Itu terserah. Masing-masing berangkat sendiri-sendiri dari rumah, kembali ke kota,
dan di sana menandatangani surat kawin. Begitu?
G :Yak, dan masing-masing harus membawa saksi yang akan menjamin kebenaran
syarat-syarat yang ditetapkan tadi.
10
T :Dan saksi tersebut harus juga mau bersumpah di depan polisi dan memberi
jaminan tentang kedua bakal pengantin. Kalau seorang tak memenuhi syarat, misalnya
nona, maka polisi berhak turut campur tangan dalam hal ini. Nona bisa masuk bui lantaran
terbukti memalsukan kenyataan.
G :Kenapa menyangkut polisi, tuan. Saya takut pada polisi. (BERDIRI)
T :Ini syarat mutlak, nona. Apa nona curang? Kalau tak curang kenapa mesti takut
sama polisi?
G :(KESAMPING) Polisi, polisi! Perkawinan di bawah pengawasan polisi. Ngeri
juga rasanya tapi bagaimana lagi.
(KERAS) Saya tidak curang , tuan. Tapi kalu polisi turut campur, saya gemetar
juga.
T :Apa sebaiknya batal saja perkawinan ini?
G :Batal? Ah,tidak tuan! Saya menerima.
T :Nah, sekarang tinggal satu persoalan yang terakhir tapi yang paling penting, ialah
persen untuk penghubung.
G :Persen untuk penghubung? Bagaimana maksud tuan?
T :Seorang penghubung dalam soal-soal perkawinan tentunya mendapat tegen
prestasi untuk jasa-jasanya, nona. Dan uang itu harus dipastikan jumlahnya sekarang.
G :Lho, kan tak ada penghubung dalam persoalan kita ini. Saya butuh seorang suami,
dan tuan datang kemari melamar saya, dan saya telah menerimanya. Itu beres sudah.
T :Nona salah tafsir rupa-rupanya.
G :Salah tafsir bagaiman, tuan. Syarat kita masing-masing sudah dipenuhi. Tuan
rupa-rupanya cinta kepada saya, dan saya pun sudah berhasil mencintai tuan, tadi.
Apalagi? Apa barangkali ada seorang di belakang tuan yang menghubungkan kita?
T :Nona salah tafsir. Dan justru pada hal yang penting, nona salah tafsir.
11
G :Bagaimana ini? (DUDUK)
T :Nona kira bahwa saya datang buat melamar nona?
G :Lantas buat apalagi?
T :Benar. Tapi bukan saya sendiri yang bakal mengawini nona, saya cuma seorang
makelar.
G :Makelar! Ya, Tuhan, jadi tuan cuma makelar? Jadi ada orang di belakang tuan
yang akan mengawini saya? Tapi kenapa dia tidak datang sendiri? Saya belum bisa
menentukan kalau begitu, jangan-jangan dia seperti drakula.(KE SAMPING) Ya Tuhan,
hancur segala mimpiku sekarang.
T :Nona sudah mengajukan syarat-syarat, dan syarat-syarat itu sudah terpenuhi. Itu
beres kan? Nona minta apa lagi?
G :Tapi kenapa dia tidak datang sendiri?
T :Hari ini dia ke Rumah sakit, sedang nona hanya bisa menerima tamu pada hari
Rabu saja. Jadi terpaksa harus saya yang melamarkan dia. Tapi minggu depan katanya
sudah bisa melaksanakan perkawinan.
G :Tapi bagaimana kira-kira dia tampangnya tuan?
T :Oh, nona jagan kawatir. Pokoknya syarat-syarat yang nona sodorkan semua sudah
dia penuhi. Ia seorang yang jauh lebih baik dari apa yang nona sangkakan. Ia seorang yang
sudah banyak pengalaman dan alim, pernah ke luar negeri, meskipun cuma sebentar, nona.
Dan dia dari keluarga alim.Dan yang terpenting, dia telah jatuh cinta begitu pertama kali
melihat gambar nona. Ia sungguh jatuh cinta sehingga mau menyerahkan jiwa raga buat
mendapatkan nona.
G :Tapi saya belum pernah sekalipun melihat dia, bagaimana bisa mencintainya?!
T :Tanpa tetapi, nona. Nona segera jatuh cinta pada lelaki itu, pada pandang pertama.
Tentu.
12
G :Apakah kau bisa menjamin?
T :Tentu, nona jangan kawatir. Saya mau memberi jaminan asal nona mau saja.Dia
orang alim yang mau hidup sedehana. Yang penting ialah, ia telah jatuh cinta pada nona.
Nona ayu, sekarang sukar mencari orang yang jatuh cinta.
G :Baiklah tuan, untuk sementara saya mau menerimanya, tapi kalau syaratnya tak
terpenuhi, dia bisa masuk bui.
T :Nah, begitu bagus. Jangan nona meragukan kwalitet saya sebagai makelar.
(MELIHAT JAM) Hei,sudah jam 10 sekarang saya mesti buru-buru pergi, nona. Ada
urusan makelar lain yang mesti saya rampungkan sebelum jam tugas nanti. Jadi nona,
pokoknya sudah setuju dan persoalan-persoalan selanjutnya saya telpon saja.
G :Terserah tuan saja, asal tuan yang menanggung calon suami saya itu.
T :Jangan takut nona. Oh ya, jangan lupa menulis surat pernyataan kepada surat kabar
dan biro-biro perkawinan itu, bahwa lowongan sudah terisi. Ini perlu nona. Toh nona tak
mau punya suami dua orang.
G :Akan saya telpon kantor-kantor itu dengan segera.
T :(BANGKIT) Selamat pagi nona maaf saya agak tergesa-gesa. Jangan lupa segala-
galanya nona.
G :Selamat pagi, tuan. (TAMU KELUAR)
Ya Tuhan saya akan segera kawin. Tapi dengan seorang belum saya pernah kenal.
Aduuuuh nasib! Tapi biarlah, aku akan kawin. Itu adalah suatu kebahagiaan yang cukup
buat saya dalam kesunyian ini. Wahai hari Rabu yang gilang gemilang. Aku akan kawin.
T :(TERGESA-GESA MASUK LAGI) Maaf nona, ada kelupaan sedikit.
G :Ada apa, tuan?
T :Tadi sudah diputuskan berapa nona harus bayar pada saya? Tarip saya adalah
Rp.5.000,- untuk setiap perkawinan yang berhasil saya rancangkan.
13
G :Rp.5.000,-? Apa tidak bisa kurang, tuan? Saya sedang krisis.
T :Tak ada tawar menawar, nona!
G :Bagaimana kalau saya bayar separuh dulu! (TAMU MENGELUARKAN
KWITANSI DAN GADIS MASUK MENGAMBIL UANG, TERUS KELUAR LAGI)
(SETELAH MENANDATANGANI TERUS BERKEMAS).
T :Bisa juga! (TELAH MENANDATANGANI, TERUS BERKEMAS) Terima kasih
nona, yang lain besok kalau perkawinan sudah berlangsung.
G :Stop dulu, tuan!
T :Ada apa? (BERDIRI DI PINTU)
G :Kira-kira berapa umur bakal suami saya itu?
T :Ah, saya lupa tepatnya. Tapi kira-kira seperti gambar yang ada di atas meja nona
itu. Aahhh, itu. Selamat pagi, nona. (CEPAT-CEPAT KELUAR)
G :(TERKEJUT) Seperti gambar itu? (MEMEGANG GAMBAR) Tapi ini gambar
ayahku. Gambar almarhum ayahku. Jadi aku mesti kawin dengan orang setua ayah? Ah,
tidak masuk akal rasanya. Jaman dulu ada pepatah: tua-tua kelapa, makin tua ... ... Ya
Tuhan, saya akan kawin dengan orang yang seumur ayahku sendiri? Tapi semuanya sudah
disetujui. Dan lagi aku memang sudah pengen berumah tangga.
(PENGUNG MASUK)
P :Ada apa nona, sudah pergi tamu tadi?
G :Sudah, anu ... Ngung, aku mau kawin. Dan kalu jadi nanti, kau terpaksa harus
keluar. Sebab tentunya sebagian kerjamu sudah bisa dikerjakan oleh bakal suamiku.
Sediakan sekedar makanan, malam ini, untuk pesta kecil antara kau dan aku. Kita rayakan
hari Rabu yang bahagia ini dengan sekedar ramai-ramai berdua. Kau harus turut
berbahagia pula, Ngung.Ya Tuhan aku akan kawin. (KELUAR)
14
P :Ini tahun 2010. Ingat, tuan-tuan serta nona-nona dan nyonya-nyonya, berdua.
Semua mengalami kemajuan. 50 tahun jaraknya dari jaman tuan-tuan sekalian. Semua
serba praktis, dan cinta pula bisa selesai praktis, tuan tak bisa lagi mendengar bisik-bisik di
tempat gelap, atau bergandeng tangan sambil berjalan. Tak ada lagi saling cubit mencubit
atau sentuh-sentuhan mesra diantara dua orang kekasih. Tak cium-cium dalam gelap. Tak
ada lagi. Hal-hal tersebut sudah dilindas oleh sejarah, jaman menghendaki hal-hal lebih
praktis, tak ada hal-hal nampak lucu. Jaman sudah berubah, tuan-tuan. Jaman sudah
berubah dan akan selalu berubah.
Para hadirin sekalian, selamat malam.
L a y a r T u r u n
15