kimia darah
TRANSCRIPT
OLEH :
Fatmala dewi
PO.71.3.203.11.1.069
IIB
KEMENTERIAN ESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PRODI D-III ANALIS KESEHATAN
2013
Judul : Pemeriksaan Glukosa darah
Dasar teori :Glukosa adalah gula yang terpenting bagi
metabolism tubuh, dikenal juga sebagai gula
fisiologis. Dalam ilmu kedokteran gula darah
adalah istilah yang mengacu kepada tigkat
glukosa di dalam darah. Sedangkan dalam
tumbuhan glukosa-fospat yang dihasilkan selama
fotosintesis adalah precursor dari tiga jenis
karbohidrat tumbuhan yaitu sukrosa, pati, dan
selulosa. Konsentrasi gula darah atau tingkat
glukosa serum di atur dengan ketat di dalam
tubuh. Glukosa yang dialirkan melalui darah
adalah sumber utama energy untuk sel-sel tubuh.
Pada pengaturan glukosas darah, insulin
memainkan peran sentral. Pemberian insulin akan
mengakibatkan hipoglikemia seketika. Zat-zat lain
yang menyebabkan pelepasan insulin adalah
asam amino, asam lemak bebas, badan keton,
glokagon, sekretin, dan preparat tobutamid. Insulin
mempunyai efek langsung yang meningkatkan
pengambilan glukosa dalam jaringan. Seperti
jaringan adipose dan otot. Kerja insulin ini
disebabkan oleh peningkatan transportasi glukosa
lewat membrane sel dengan pengerahan zat-zat
pegangkut insulin dari bagian dalam sel ke
membran plasma. Sebaliknya hormone insulin
tidak memiliki efek langsung terhadap
perrembesan glukosa pada sel-sel hepar. Namun
demikian secara tidak langsung insulin akan
meningkatkan pengambilan jangka panjang
glukosa oleh hepar sebagai hasil kerja pada
sintesis enzim yang mengendalikan glikolisis,
glikogenesis dan koneogenesis.
Metode : GOD-PAP
Prinsip :Kadar glukosa ditentukan setelah pengoksidasian
enzim dihadapan dari oksidasi glukosa.
Terbentuknya H2O2 bereaksi di bawah katalis dari
peroksidase dengan fenol 4-aminofenazone
menjadi merah keunguan, Quinoneimine tua
sebagai indicator.
Reaksi : glukosa + O2 + H2O GOD As. Glukonik +
H2O
2 H2O2 + 4-aminopenazone + fenol POD
Quinoneimine + 4 H2O2
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
bahan :
1. Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
4 x 1000 ml atau 1000 ml reagen
enzim
Buffer fosfat 0.1 mol/L
4-Aminofenazone 0.25 mmol/L
Phenol 0.75 mmol/L
Glucose Oxidase > 15 KU/L
Peroxidase > 1.5 KU/L
Mutarotase > 2.0 KU/L
Stabilizier
3 ml standar
Glucose 10 mg/dl
Analitik
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung Reagen sampel standar
Blanko 1000 µl - -
Standar 1000 µl - 10 µl
Sampel 1000 µl 10 µl -
1. Disiapkan alat & bahan yang akan
digunakan
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
RGT
STD
3. Untuk tabung I diisi sampel sebanyak 10
µl ke dalam tabung reaksi
4. Untuk tabung II diisi standar sebanyak
10 µl ke dalam tabung reaksi
5. Untuk tabung III diisi blanko 1000 µl.
6. Di Tambahkan reagen 1000 µl ke dalam
tabung sampel dan standar,
homogenkan, inkubasi selama 10 menit
pada suhu 20-250 C atau 5 menit pada
suhu 370 C.
7. Dibaca absorbance pada alat
spektrofotometer humalyzer 2000.
Pasca analitik
Nilai normal :
Glukosa sewaktu:
76-180 mg/dl
Glukosa puasa:
70-110 mg/dl
Glukosa 2 PP:
76-145 mg/dl
Judul : Pemeriksaan Trigliseride
Dasar teori :Trigliserida adalah sebuah gliserida, yaitu ester
dari gliserol dan tiga asam lemak. Trigliserida
merupakan penyusun utama minyak nabati dan
lemak hewani.
Secara sederhana, reaksi pembentukkan
trigliserida adalah pemutusan beberapa ikatan
dan membentuk ester dan hasil samping berupa
air. Pertama, ikatan C-OH dari asam lemak dan
ikatan O-H dari gliserol terputus. Dengan demikian
–OH dari asam lemak bergabung dengan –H dari
gliserol membentuk HOH (air). Selanjutnya
oksigen gliserol membentuk ikatan dengan asam
lemak sehingga membentuk gugus ester.
Keseluruhan proses terulang sampai tiga kali
membentuk tiga buah gugus fungsi ester dan tiga
molekul air.
Metode : PAP - GPO
Prinsip :Trigliserida ditentukan setelah hidrolisis enzim
dengan lemak. Indikator Quinoneimine dibentuk
dari hydrogen peroksida 4 – Aminoantypirine dan
4 – Klorofenol dibawah pengaruh katalisis
peroksidase.
Reaksi : Trigliserida gliserol+asam lemak
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
bahan :
1. Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
3 x 1000 ml atau 3 x 250 ml larutan
Buffer pipes (pH 7,5) 50 mmol/l
4-clorofenol 5 mmol/l
Ion magnesium 4,7mmol/l
Lipase >1 u/ml
Peroksidase 0,5 u/ml
Glycerol inase >0,4 u/ml
Natrium azida 0,05%
3 x 17 atau 3 x 4,1 ml reagen enzim
4 – Aminoantypirine 0,25 mmol/l
Glycerol – 3 – Fosfat oksidase >1.5
U/L
BUF
ENZ
Natrium azida 0.095%
3 ml standar
Triglyceride 20 mg/dl atau
2.28 mmol/L
Analitik
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung Reagen Sampel Standar
Blanko 1000 µl - -
Standar 1000 µl - 10 µl
Sampel 1000 µl 10 µl -
1. Disiapkan alat & bahan yang akan
digunakan
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
3. Untuk tabung I diisi sampel sebanyak 10
µl ke dalam tabung reaksi
4. Untuk tabung II diisi standar sebanyak
10 µl ke dalam tabung reaksi
5. Untuk tabung III diisi blanko 1000 µl.
6. Di Tambahkan reagen 1000 µl ke dalam
tabung sampel dan standar,
homogenkan, inkubasi selama 10 menit
pada suhu 20-250 C atau 5 menit pada
suhu 370 C.
7. Dibaca absorbance pada alat
spektrofotometer humalyzer 2000.
Pasca analitik
STD
Nilai normal :
Normal : <150 mg/dl
Batas tinggi : 150-199 mg/dl
Tinggi : 200-499 mg/dl
Sangat tinggi : >500 mg/dl
Judul : Pemeriksaan Cholestrol
Dasar teori :Kolestrol adalah zat berlemak yang dibuat di
dalam hati dari lemak jenuh makanan. Terlalu
banyak kolestrol dalam darah akan meningkatkan
resiko penyakit arteri koroner.
Kolestrol terbagi dalam dua bentuk utama, yaitu:
Low-Density Lipoprotein (LDL) yang
membawa kolestrol dari hati ke sel-sel dalam
tubuh, termasuk arteri.
High-Density Lipoprotein yang
mengembalikan kelebihan kolestrol ke dalam
hati.
Kolesterol tubuh berasal dari hasil pembentukan
di dalam tubuh (sekitar 500 mg/hari) dan dari
makanan yang di makan. Pembentukan
kolesterol di dalam tubuh terutama terjadi di hati
(50 % total hati) dan sisanya di usus, kulit, dan
semua jaringan yang mempunyai sel-sel berinti.
Semua atom C-nya (27) berasal dari asetil-KoA
yang dapat berasal dari oksidasi karbohidrat,
lipid, asam lemak, dan asam amino.
Metode : CHOD-PAP
Prinsip :Kolestrol ditentukan setelah oksidasi dan
hidrolisis enzimatik. Indicator Quinoneimine
dibentuk dari H2O2 dan 4-aminopenazone
dicampur fenol dan peroksidase.
Reaksi : Kolestrol ester + H2O CHE kolestrol + asam
lemak
Kolestrol + O2 CHO 1-3-kolesten + H2O2
2H2O2 + 4-aminopenazone + fenol POD
Quinoneimine + 4H2O2
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
bahan :
1. Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
1x60 ml enzim (tutup putih)
Buffer Good’s pH 7.0 (200) 100
mmol/l
Cholesterol estrase 600 U/L
Cholesterol oxidase 380 U/L
Katalse (dlm R1) 600 u/ml
N-(2-hydroxi-3-sulfopropyl)-3.5
ENZ
Dymethoxyanllne (HDADS) 0.42
mmol/L
1x20 ml substrat (tutup hijau)
Peroksidase 1.000 U/L
4-aminoantypirin (4-AA) 1.00 mmol/L
Buffer Good’s pH 7.0 (200) 100
mmol/L
Natrium azida 0.05%
Deterjen >1%
1x4 calibrator
Cholesterol konsentrasi lihat
label vial
Analitik
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung Reagen Sampel Standar
Blanko 1000 µl - -
Standar 1000 µl - 10 µl
Sampel 1000 µl 10 µl -
1. Disiapkan alat & bahan yang akan
digunakan
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
3. Untuk tabung I diisi sampel sebanyak 10 µl
ke dalam tabung reaksi
CAL
SUB
4. Untuk tabung II diisi standar sebanyak 10 µl
ke dalam tabung reaksi
5. Untuk tabung III diisi blanko 1000 µl.
6. Di Tambahkan reagen 1000 µl ke dalam
tabung sampel dan standar, homogenkan,
inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-250
C atau 5 menit pada suhu 370 C.
7. Dibaca absorbance pada alat
spektrofotometer humalyzer 2000.
Pasca analitik
Nilai normal : 150 – 200 mg/dl
Judul : Pemeriksaan Albumin
Dasar teori :Protein adalah suatu makro molekul yang
tersusun atas molekul-molekul asam amino yang
berhubungan dengan lain, melalui suatu ikatan
peptida. Sejumlah besar asam amino dapat
membentuk suatu senyawa protein yang memiliki
banyak ikatan peptide, karena itu dinamakan
polipeptida.
Albumin pada umumnya dibentuk di hati. Hati
menghasilkan sekitar 12 gr/ hari yang merupakan
sekitar 25 % dari total sintesis protein hepatic dn
separuh dari seluruh protein yang dieksresikan
organ tersebut. Albumin pada mulanya disintesis
sebagai preprotein. Peptide sinyalnya dilepaskan
ketika preprotein melintas ke dalam sinterna
reticulum endoplasma kasar dan heksa peptide
pada ujung terminal amino yang dihasilkan itu
kemudian dipecah lebih lanjut disepanjang
lintasan skreotik.
Metode : BCG
Prinsip :Bromocresol green dengan albumin dalam buffer
sitrat membentuk warna kompleks. Absorbance
warna kompleks ini sebanding dengan konsentrasi
albumin dalam sampel.
Reaksi :
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
bahan :
1. Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
100 ml reagen warna
Buffer sitrat (pH 4.2) 30 mmol/L
Bromocresol green 260 mmol/L
3 ml standar albumin
Natrium 4g/dl atau 40 g/L
Natrium azida 0.95%
Analitik
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung Reagen Sampel Standar
RGT
STD
Blanko 1000 µl - -
Standar 1000 µl - 10 µl
Sampel 1000 µl 10 µl -
3. Disiapkan alat & bahan yang akan
digunakan
4. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
5. Untuk tabung I diisi sampel sebanyak 10 µl
ke dalam tabung reaksi
6. Untuk tabung II diisi standar sebanyak 10 µl
ke dalam tabung reaksi
7. Untuk tabung III diisi blanko 1000 µl.
8. Di Tambahkan reagen 1000 µl ke dalam
tabung sampel dan standar, homogenkan,
inkubasi selama 5 menit pada suhu 20-250
C. Ukur absorbansi sampel dan standar
terhadap reagen blanko dalam 30 menit.
9. Dibaca absorbance pada alat
spektrofotometer humalyzer 2000.
Pasca analitik
Nilai normal : Serum/plasma 3.8-5.1 mg/dl atau 38-51 g/dl
Judul : Pemeriksaan Kreatinin
Dasar teori :Kreatinin merupakan produk penguraian keratin.
Keratin disentesis di hati dan terdapat hampir di
semua otot rangka yang berikatan dalam bentuk
kreatin fosfat (creatine phosphate, cp) suatu
senyawa penyimpan energy.
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang
setiap hari lebih bergantung pada massa otot total
daripada otot atau tingkat metabolism protein,
walaupun keduanya juga menimbulkan efek.
Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap,
keecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau
penyakit degenerative yang menyebabkan
kerusakan pasif pada otot.
Metode : Deproteinisasi
Prinsip :Kreatinin dengan asam pikrat membentuk
kompleks orange-merah dalam larutan alkali.
Absorbance warna kompleks ini sebanding
dengan kreatinin dalam sampel.
Reaksi : Kreatinin + as. Pikrat kompleks kreatinin
pikrat
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
Bahan :
1. Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
1x100 ml asam pikrat 26
mmol/L
1x 100 ml NaOH (R35) 1.6
mmol/L
1x25 ml standar 2 mg atau
176.8 µmol/L kreatinin
Campur dan dengan rasio
1+1 sebagai reagen kerja.
Analitik
PIC
NaOH
STD
PIC NaOH
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung reagen Sampel Standar
Blanko 1000 µl - -
Standar 1000 µl - 100 µl
Sampel 1000 100 µl -
1. Disiapkan alat & bahan yang akan
digunakan
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
3. Untuk tabung I diisi sampel sebanyak 100
µl ke dalam tabung reaksi
4. Untuk tabung II diisi standar sebanyak 100
µl ke dalam tabung reaksi
5. Untuk tabung III diisi blanko 1000 µl.
6. Di Tambahkan reagen 1000 µl ke dalam
tabung sampel dan standar, homogenkan.
7. Dibaca absorbance pada alat
spektrofotometer humalyzer 2000 tanpa
inkubasi.
Pasca analitik
Nilai normal :
Pria : 0.6-1.1 mg/dl atau 53-97 mmol/L
Wanita : 0.5-0.9 mg/dl atau 44-80 mmol/L
Judul : Pemeriksaan Ureum
Dasar teori :Urea/ureum adalah suatu senyawa organic yang
teriri dari unsure karbon, hydrogen, oksigen dan
nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Hampir seluruh ureum dibentuk didalam hati, dari
metabolism protein (asam amino) urea berdifusi
masuk ke dalam cairan intra sel dan ekstra sel.
Zat ini dipekatkan dalam urine untuk
diekskresikan. Pada keseeimbangan nitrogen
yang stabil, sekitar 25 gr urea diekskreikan setiap
hari. Ureum biasanya berasal dari penguraian
protein terutama yang berasal dari makanan.
Metode : Modifikasi Barthelot
Prinsip :Urea dihidrolisa di dalam air dan urease untuk
membentuk ammonia dan CO2. Dalam reaksi
barthelot, ino-ion ammonium bereaksi dengan
hipoklorit dan salisilat membentuk warna hijau.
Absorben meningkat pada panjang gelombang
578 nm yang seimbang dengan konsentrasi urea
dalam sampel.
Reaksi :
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
Bahan :
1. Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
8x40 ml enzyme
Buffer tris (pH 7.8) 120 mmol/L
ADP 0.7 mmol/l
Urease >7 KU/L
GLDH >0.4 KU/L
8x10 ml substrat
2-oxoglutarate 5 mmol/L
NADH 0.25 mmol/L
1x3 ml standar
Urea 80 mg/dl atau
13.3 mmol/L
Analitik
ENZ
SUB
STD
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung Reagen Sampel Standar
Blanko 1000 µl - -
Standar 1000 µl - 10 µl
Sampel 1000 µl 10 µl -
Homogenkan. Inkubasi selama 5 menit pada suhu 20-250 C.
Reagen 2 1000 µl 1000 µl 1000 µl
Homognkan. Inkubasi selama 5 menit pada suhu 20-250C
1. Disiapkan alat & bahan yang akan
digunakan
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
3. Untuk tabung I diisi sampel sebanyak 10 µl
ke dalam tabung reaksi
4. Untuk tabung II diisi standar sebanyak 10 µl
ke dalam tabung reaksi
5. Untuk tabung III diisi blanko 1000 µl.
6. Di Tambahkan reagen 1a 1000 µl ke dalam
tabung sampel dan standar, homogenkan
lalu inkubasi pada suhu 20-250 C kemudian
di tambah Reagen 2 pada tabung yang
sama, homogenkan. Inkubasi selama 5
menit pada suhu 20-250 C.
7. Dibaca absorbance pada alat
spektrofotometer humalyzer 2000.
Pasca analitik
Nilai normal :
Serum : 10-50 mg/dl atau 1.7-8.3 mmol/L
Urine : 20-35 g/2 jam atau 333-583 mmol/L
Judul : Pemeriksaan Bilirubin Total
Dasar teori :Bilirubin adalah zat tertentu sebagai akibat dari proses pemecahan hemoglobin dalam tubuh. Selanjutnya mengalami proses konjugasi di lever dan akhirnya diekskresikan oleh lever ke empedu kemudian ke usus. Sebagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat degradasi hemoglobin pada sistem retikuloendotelial. Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatos lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua. Satu gr hemoglobin dapat menghasilkan 35mg bilirubin indirek. Bilirubin indirek yaitu bilirubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat warna diazo, yang bersifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak. Bilirubin ditransfer melalui membran sel ke dalam hepatosit sedangkan albumin tidak. Didalam sel bilirubin akan terikat pada ligandin dan sebagian kecil pada glutation S-transferase lain dan protein Z. Proses ini merupakan proses 2 arah, tergantung dari konsentrasi dan afinitas albumin dalam plasma dan ligandin dalam hepatosit. Sebagian besar bilirubin yang masuk hepatosit dikonjugasi dan diekskresi ke dalam empedu. Dengan adanya sitosol hepar, ligandin mengikat bilirubin sedangkan albumin tidak. Pemberian fenobarbital mempertinggi konsentrasi ligandin dan memberi tempat pengikatan yang lebih banyak untuk bilirubin.
Metode : Jendrassik / Grof
Prinsip :Bilirubin bereaksi dengan diozotized sulphonilic
acid ( DSA) membentuk zat warna merah OZO.
Absorban zat ini pada 546 nm sebanding dengan
konsentrasi bilirubin dalam sampel. Glucuronides
bilirubin yang larut dalam air bereaksi langsung
dengan DSA yang mana albumin terkonjungasi
dalam bilirubin indirect hanya akan bereaksi
dengan DSA dibantu adanya zat pemercepat
Reaksi :Asam sulfanilic + Natrium nitrit
Bilirubin + DSA
Bilirubin + DSA +Accelerator
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
Bahan :
1. Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
1 x 100 ml reagen bilirubin total
Asam sulfanilic 14 mmol/l
Asam hidroclorit 300 mmol/l
TBR
Accelerator 200 mmol/l
Natrium benzoate 420 m mol/l
TNR 1 x 9 ml reagen T- Nitrit
Untuk pengukuran bilirubin total
Natrium nitrit 390 mmol/l
(xn, R22)
Analitik
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung Blanko Sampel
TBR 1000 µl 1000 µl
TNR - 40 µl
Campur dengan baik, inkubasi selama 5 menit
Sampel 100 µl 100 µl
Campur, inkubasi selama 10-30 menit. Ukur
absorbance sampel terhadap blanko sampel 546 nm
1. Menyiapkan alat & bahan
2. Siapkan 2 buah tabung masing-masing diisi
dengan TBR sebanyak 1000 µl
3. Pipet TNR sebanyak 40 µl ke dalam tabung
sampel, homogenkan dan inkubasi selama 5
menit.
4. Pipet sampel sebanyak 100 µl masukkan ke
dalam kedua tabung
5. Homogenkan. Inkubasi selama 10-30 menit.
Ukur absorbance sampel terhadap blanko
sampel pada panjang gelombang 546 nm.
Pasca analitik
Nilai normal :
Pada kelahiran : 5 mg/dl atau 85,5 µmol/l
5 hari : 12 mg/dl atau 205,5 µmol/l
1 bulan : 1,5 mg/dl atau 25,6 µmol/l
Dewasa : 1,1 mg/dl atau 18,8 µmol/l
Judul : Pemeriksaan Bilirubin Direct
Dasar teori :Bilirubin adalah zat tertentu sebagai akibat dari proses pemecahan hemoglobin (zat merah darah) dalam tubuh. Selanjutnya mengalami proses konjugasi di lever dan akhirnya diekskresikan oleh lever ke empedu kemudian ke usus. Sebagian besar bilirubin terbentuk sebagai akibat degradasi hemoglobin pada sistem retikuloendotelial. Tingkat penghancuran hemoglobin ini pada neonatos lebih tinggi daripada bayi yang lebih tua. Satu gr hemoglobin dapat menghasilkan 35mg bilirubin indirek. Bilirubin indirek yaitu bilirubin yang bereaksi tidak langsung dengan zat warna diazo, yang bersifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam lemak.
Bilirubin ditransfer melalui membran sel ke dalam hepatosit sedangkan albumin tidak. Didalam sel bilirubin akan terikat pada ligandin dan sebagian kecil pada glutation S-transferase lain dan protein Z. Proses ini merupakan proses 2 arah, tergantung dari konsentrasi dan afinitas albumin dalam plasma dan ligandin dalam hepatosit. Sebagian besar bilirubin yang masuk hepatosit dikonjugasi dan diekskresi ke dalam empedu. Dengan adanya sitosol hepar, ligandin mengikat bilirubin sedangkan albumin tidak. Pemberian fenobarbital mempertinggi konsentrasi ligandin dan memberi tempat pengikatan yang lebih banyak untuk bilirubin.
Metode : Jendrassik / Grof
Prinsip :Bilirubin bereaksi dengan diozotized sulphonilic
acid ( DSA) membentuk zat warna merah OZO.
Absorban zat ini pada 546 nm sebanding dengan
konsentrasi bilirubin dalam sampel. Glucuronides
bilirubin yang larut dalam air bereaksi langsung
dengan DSA yang mana albumin terkonjungasi
dalam bilirubin indirect hanya akan bereaksi
dengan DSA dibantu adanya zat pemercepat
Reaksi :Asam sulfanilic + Natrium nitrit
Bilirubin + DSA
Bilirubin + DSA +Accelerator
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
Bahan :
1. Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
1 x 100 ml reagen bilirubin direct
Asam sulfanilic 14 mmol/l
DBR
Asam hidroclorit 300 mmol/l
1 x 9 ml reagen 5D- Nitrit
Untuk pengukuran bilirubin direct
Natrium nitrit 25 mmol/l
Analitik
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung Blanko Sampel
DBR 1000 µl 1000 µl
DNR - 40 µl
Campur dengan baik, inkubasi selam 2 menit
Sampel 100 µl 100 µl
Campur, inkubasi selama 5-30 menit. Ukur
absorbance sampel terhadap blanko sampel 546 nm
1. Menyiapkan alat & bahan
2. Siapkan 2 buah tabung masing-masing diisi
dengan TBR sebanyak 1000 µl
3. Pipet TNR sebanyak 40 µl ke dalam tabung
sampel, homogenkan dan inkubasi selama 5
menit.
4. Pipet sampel sebanyak 100 µl masukkan ke
dalam kedua tabung
5. Homogenkan. Inkubasi selama 10-30 menit.
Ukur absorbance sampel terhadap blanko
sampel pada panjang gelombang 546 nm.
Pasca analitik
DNR
Nilai normal :
Dewasa : 0,25 mg/dl atau 4,3 mmol/l
Judul : Pemeriksaan Uric Acid (Asam Urat0
Dasar teori : Asam urat merupakan hasil metabolisme di dalam tubuh yang kadarnya tidak boleh berlebihan. Setiap orang memiliki asam urat
sedangkan pemicunya adalah makanan dan senyawa lain yang banyak mengandung purin.
Pembentukan asam urat dimulai dengan metabolisme dari RNA dan DNA menjadi adenosine dan guanosin. Sebagian besar sel tubuh selalu diproduksi dan digantikan terutama dalam darah. Adenosine yang terbentuk kemudian di metabolism menjadi hipoksantin. Hipoksantin kemudian di metabolisme menjadi xanthine kemudian guanosin di metabolism menjadi xantin. Enzim xanthine oxidase berperan dalam mengubah purin menjadi nukleotida purin agar dapat digunakan kembali sebagai penyusun RNA dan DNA. Jika enzim ini mengalami defisiensi maka peran enzim berkurang. Akibatnya purin dalam tubuh meningkat. Purin yang tidak dimetabolisme oleh enzim HGPRT akan dimetabolisme oleh xanthine oxidase menjadi asam urat. Pada akhirnya kandungan asam urat dalam tubuh meningkat atau tubuh dalam kondisi hiperrurisemia.Pada intinya enzim xanthine oxidase berfungsi membuang kelebihan purin dalam bentuk asam urat sekitar 2/3 asam urat yang sudah terbentuk di dalam tubuh secara alami akan dikeluarkan bersama urine melalui ginjal.
Metode : PAP
Prinsip :Pengukuran asam urat melalui reaksi dengan
uricase. H2O2 bereaksi dibawah katalisa
peroksidase dengan 3,5-dichloro 2-hydroxy
benzensulfonic acid (DCHBS) dan 4-
aminophenazone (PAP) memberikan zat warna
quinoneimine merah-violet sebagai indicator.
Reaksi :Asam urat + O2 + 2H2O CO2 + H2O2
2H2O + DCBHS + PAP r – (4-
antipyrit)-3–chloro-5sulfonate–p–benzoqiunomine
+ Hcl + 4 H2O
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
Bahan :
1. Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
4 x 30 ml atau 4 x 100 ml reagen
enzyme
Buffer fosfat (pH 7,0) 50 mmol/l
4 – aminophenazone mmol/l
DCHBS mmol/l
Uricase >200 u/l
Peroxidase >1000 u/l
RGT
1 x 3 ml standar
Asam urat
Analitik
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung Sampel Standar RGT
Blanko - - 1000 µl
Standar - 20 µl 1000 µl
Sampel 20 µl - 1000 µl
Campur, inkubasi selama 5-10 menit.
1. Disiapkan alat & bahan yang akan
digunakan
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
3. Untuk tabung I diisi sampel sebanyak 20 µl
ke dalam tabung reaksi
4. Untuk tabung II diisi standar sebanyak 20 µl
ke dalam tabung reaksi
5. Untuk tabung III diisi blanko 1000 µl.
6. Di Tambahkan reagen 1000 µl ke dalam
tabung sampel dan standar, homogenkan.
7. Dibaca absorbance pada alat
spektrofotometer humalyzer 2000 tanpa
inkubasi.
Pasca analitik
Nilai normal :
Laki – laki : 3,7 – 7,0 mg/dl
Perempuan : 2,4 – 5,7 mg/dl
Judul : Pemeriksaan Kreatinin Klirens
Dasar teori :Kreatinin merupakan produk penguraian keratin.
Keratin disentesis di hati dan terdapat hampir di
semua otot rangka yang berikatan dalam bentuk
kreatin fosfat (creatine phosphate, cp) suatu
senyawa penyimpan energy.
Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang
setiap hari lebih bergantung pada massa otot total
daripada otot atau tingkat metabolism protein,
walaupun keduanya juga menimbulkan efek.
Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap,
keecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau
penyakit degenerative yang menyebabkan
kerusakan pasif pada otot.
Metode :Jaffe
Prinsip :Kreatinin dengan asam pikrat membentuk
kompleks orange-merah dalam larutan alkali.
Absorbance warna kompleks ini sebanding
dengan kreatinin dalam sampel.
Reaksi : Kreatinin + as. Pikrat kompleks kreatinin
pikrat
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
Bahan :
1. Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
1x100 ml asam pikrat 26
mmol/L
1x 100 ml NaOH (R35) 1.6
mmol/L
1x25 ml standar 2 mg atau
176.8 µmol/L kreatinin
Campur dan dengan rasio
1+1 sebagai reagen kerja.
Analitik
Cara kerja :
Pipet ke dalam tabung reagen Sampel Standar
PIC
NaOH
STD
PIC NaOH
Blanko 1000 µl - -
Standar 1000 µl - 100 µl
Sampel 100
0 µl
100 -
Campur hati-hati / homogenkan / diinkubasi. Baca absorbance.
1. Disiapkan alat & bahan yang akan
digunakan
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
3. Untuk tabung I diisi sampel sebanyak 100
µl ke dalam tabung reaksi
4. Untuk tabung II diisi standar sebanyak 100
µl ke dalam tabung reaksi
5. Untuk tabung III diisi blanko 1000 µl.
6. Di Tambahkan reagen 1000 µl ke dalam
tabung sampel dan standar, homogenkan.
7. Dibaca absorbance pada alat
spektrofotometer humalyzer 2000 tanpa
inkubasi.
Pasca analitik
Nilai normal :
Untuk serum :
- Laki-laki = 0,6 – 1,1 mg/dl atau 53 – 97
µmol/l
- Wanita = 0,5 – 0,9 mg/dl atau 44 – 80
µmol/l
Untuk urine :
100 – 1500 mg/24 jam
Untuk kreatinin klirens
- Laki – laki : 98 – 156 ml/menit
- Perempuan : 95 – 160 ml/menit
Judul : Pemeriksaan Total protein
Dasar teori : Protein dapat diartikan sebagai senyawa molekul tinggi yang tersusun atas polimer-polimer yang dihubungkan dengan ikatan peptide.
Proses sintesis protein terjadi ketika protein yang dihasilkan pada tahapan translasi menggabungkan diri dengan asam amino dengan menggunakan berbagai informasi yang terdapat dalam gen. setiap protein tersebut memiliki urutan asam amino yang berbeda dengan asam amino lain yang telah ditetapkan oleh nukleotida. Proses peggabungan protein dlam ribosom yang terdapat dalam sitoplasma.
Metode : Biuret
Prinsip :Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan
peptide yang terbentuk pada pemanasan dua
molekul urea. Ion Cu2+ dari pereaksi biuret dalam
suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida
atau ikatan-ikatan peptide yang menyusun protein
membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu/violet.
Reaksi :Positif terhadap dua buah ikatan peptide atau
lebih tetapi negative untuk asam amino bebas
atau dipeptida.
Pra analitik
Alat :
tabung reaksi + rak
klinipet
spektrofotometer Humalyzer 2000
Bahan :
1.Serum
Mengambil darah vena pasien
Diamkan beberapa menit hingga darah
membeku
Putar pada centrifuge selama 5 menit pada
putaran 3000 rpm
Pisahkan supernatant (serum) dengan
endapan.
Serum siap digunakan.
2. Reagen
4 x 100 ml atau 1000 ml reagen warna
Natrium hidroksida 200 mmol/l
Kalium natrium tartrat 32 mmol/l
Cuprum sulfat 18 mmol/l
Kalium iodide 30 mmol/l
STD 3 ml standar
Protein `8 gr/dl atau 80 gr/dl
Natrium azida 0,095 %
Analitik
Cara kerja :
RGT
Pipet ke dalam tabung Sampel Standar RGT
Blanko - - 1000 µl
Standar - 20 µl 1000 µl
Sampel 20 µl - 1000 µl
Campur, inkubasi selama 10 menit pada suhu 20 – 25 oC.
Ukur absorbance sampel dan standar terhadap blanko
reagen dalam 30 menit.
1. Disiapkan alat & bahan yang akan
digunakan
2. Disiapkan 3 buah tabung reaksi
3. Untuk tabung I diisi sampel sebanyak 20 µl
ke dalam tabung reaksi
4. Untuk tabung II diisi standar sebanyak 20 µl
ke dalam tabung reaksi
5. Untuk tabung III diisi blanko 1000 µl.
6. Di Tambahkan reagen 1000 µl ke dalam
tabung sampel dan standar, homogenkan.
7. Dibaca absorbance pada alat
spektrofotometer humalyzer 2000 tanpa
inkubasi.
Pasca analitik
Nilai normal :
Bayi : 4,6 – 7 gr/dl atau 46 – 76 gr/dl
Anak 3 tahun – dewasa : 6,6 – 8,7 gr/dl
atau 66 – 87 gr/ dl.