ki hajar

15
ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena pendidikan adalah induk dari semua aktipitas pencapaian ilmu baik secara langsung atau tidak langsung, berguru atau otodidak semua itu adalah bersumber dari pendidikan. Sedangkan pengajaran adalah salah satu system yang mana didalamnya ada proses mengajar dan salah satu tujuannya adalah untuk mencerdaskan anak didik dengan metode dan siste tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Pengajaran merupakan kegiatan yang sangat penting dan berpengaruh besar terhadap dunia pendidikan, tanpa pengajaran proses belajar mengajarpun tidak akan terlaksana karna proses belajar mengajar berinduk pada pengajaran yang didalamnya terdapat system metode dan cara penyampaian ilmu kepada si anak didik supaya apa yang disampaikan dapat diserap dan dapat diperaktekan kedalam dunia nyata. .Dalam berbagai sumber tulisan tentang pendidikan, Ki Hadjar Dewantara berpendapat bahwa Pendidikan harus dimulai dari persamaan persepsi pemangku pendidikan tentang mendidik itu

Upload: arif-farhan

Post on 26-Nov-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ki hajar

ii

BAB I

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dan pengajaran merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan, karena pendidikan adalah induk dari semua aktipitas pencapaian

ilmu baik secara langsung atau tidak langsung, berguru atau otodidak semua

itu adalah bersumber dari pendidikan.

Sedangkan pengajaran adalah salah satu system yang mana

didalamnya ada proses mengajar dan salah satu tujuannya adalah untuk

mencerdaskan anak didik dengan metode dan siste tertentu untuk mencapai

tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar.

Pengajaran merupakan kegiatan yang sangat penting dan

berpengaruh besar terhadap dunia pendidikan, tanpa pengajaran proses

belajar mengajarpun tidak akan terlaksana karna proses belajar mengajar

berinduk pada pengajaran yang didalamnya terdapat system metode dan

cara penyampaian ilmu kepada si anak didik supaya apa yang disampaikan

dapat diserap dan dapat diperaktekan kedalam dunia nyata.

.Dalam berbagai sumber tulisan tentang pendidikan, Ki Hadjar

Dewantara berpendapat bahwa Pendidikan harus dimulai dari persamaan

persepsi pemangku pendidikan tentang mendidik itu sendiri. Mendidik dalam

arti yang sesungguhnya adalah proses memanusiakan manusia

(humanisasi), yakni pengangkatan manusia ke taraf insani. Di dalam

mendidik ada pembelajaran yang merupakan komunikasi

eksistensimanusiawi yang otentik kepada manusia, untuk dimiliki,

dilanjutkan dan disempurnakan. Jadi sesungguhnya pendidikan adalah usaha

bangsa ini membawa manusia Indonesia keluar dari kebodohan, dengan

membuka tabir aktual-transenden dari sifat alami manusia (humanis).

Page 2: ki hajar

Menurut Ki Hajar Dewantara tujuan pendidikan adalah penguasaan

diri, sebab di sinilah pendidikan memanusiawikan manusia (humanisasi).

Penguasaan diri merupakan langkah yang harus dituju untuk tercapainya

1

pendidikan yang mamanusiawikan manusia. Ketikasetiap peserta didik

mampu menguasai dirinya, mereka akan mampu juga menentukan sikapnya.

Dengan demikian akan tumbuh sikap yang mandiri dan dewasa. Dalam

konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara ada dua hal yang harus dibedakan

yaitu sistem Pengajaran dan Pendidikan yang harus bersinergis satu sama

lain.Pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah

(kemiskinan dan kebodohan). Sedangkanpendidikan lebih memerdekakan

manusia dari aspek hidup batin (otonomi berpikir dan mengambil

keputusan,martabat, mentalitas demokratik).

. Berlatar masalah tersebut di atas, maka penulisan makalah ini kami

beri judul “Hakekat Hubungan Pendidikan Dan Pengajaran Dalam

Menciptakan Sdm Yang Berkualitas”

B. Rumusan Masalah

1.   Apa yang dimaksud” Hakekat Hubungan Pendidikan Dan Pengajaran

Dalam Menciptakan Sdm Yang Berkualitas”?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini agar kita dapat mengetahui :

1.      Hakikat pendidikan

2.      Hubungan pendidikan dan pengajaran

.

D. Metode Penulisan

Penulis mempergunakan metode kepustakaan dan gogling.

Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah :

a. Studi Pustaka

Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga

penulisan makalah ini.

b. Gogling

Page 3: ki hajar

Dalam pencarian materi makalah ini kami menggunakan jaringan

internet mencari materi yang berkaitan dengan hal atau materi yang akan

kita

2

Ekupas dalam makalah ini.

BAB II

ISI

Hakekat Hubungan Pendidikan Dan Pengajaran Dalam Menciptakan

Sdm Yang Berkualitas

A.       Hakikat Hubungan Pendidikan Dan Pengajaran DalamMenciptakan

Sdm Yang Berkualitas

Pembahasan tentang hakikat pendidikan diartikan sebagai kupasan

secara konseptual terhadap kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik

disadari maupun tidak disadari manusia telah melaksanakan pendidikan

mulai dari keberadaan manusia pada zaman primitif  sampai zaman modern

(masa kini), bahkan selama masih ada kehidupan manusia didunia

pendidikan akan tetap berlangsung. Kesadaran akan konsep tersebut diatas

menunjukkan bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan. Artinya sebagai

pertanda  bahwa manusia sebagai makluk budaya yang salah satu tugas

kebudayaan itu tampak pada proses pendidikan.

Pandangan tentang pendidikan sebagai gejala kebudayaan akan

meletakkkan dasar-dasar dalam pendidikan pada Manusia sebagai makhluk

budaya, perkembangan pendidikan sejajar dengan perkembangan

kebudayaan dan segala aktifitas pendidikan tentu harus memiliki kesejajaran

tujuan.            

Peletakan dasar bahwa mansia sebagai makhluk budaya merupakan

suatu pengakuan hanya manusialah yang berhak disebut sebagai makhluk

berbudaya, karena hanya manusialah yang mampu menciptakan nilai-nilai

Page 4: ki hajar

kebudayaan dan sekaligus membedakan antara manusia dengan makhkluk

lainnya di dunia ini.

Pengakuan manusia sebagai makhluk budaya memiliki kesamaan

pandangan dengan pernyataan yang menyatakan manusia sebaai makhluk

yang

3

dapat dididik (animal educable), makhluk yang harus dididik (animal

educandum) dan makhluk yang aktif (animal educandus).

Asas perkembangan pendidikan sejajar dengan perkembangan kebudayaan

menunjukkan bahwa pendidikan selalu dalam keadaan berubah sesuai

perkembangan kebudayaan.

Pendidikan merupakan cerminan dari nilai-nilai kebudayaan yang

berlaku sekarang, atau pada saat terterntu. Suatu kenyataan  bahwa

konsep-konsep pendidikan dapat dipahami dari aktifitas pendidikan atau

institusi-institusi pendidikan. Kesejajaran perkembangan pendidikan dan

kebudayaan ini, mengharuskan adanya dua sifat yang harus dimiliki

pendidikan yaitu bersifat reflektif dan progresif Aktifitas pendidikan

berlangsung baik secara formal maupun informal. Baik pendidikan yang

formal maupun informal memiliki kesamaan tujuan yaitu sesuai dengan

filsafat hidup dari masyarakat. Pengakuan akan pendidikan sebagai gejala

kebudayaan tidak membedakan adanya pendidikan formal dan informal,

semuanya merupakan aktifitas pendidikan yang seharusnya memiliki tujuan

yang sama. Dari sisi lain dapat dinyatakan bahwa pendidikan bukan hanya

berlangsung di lingkungan sekolah saja, tetapi juga belangsung di

lingkungan keluarga dan masyarakat

Berdasarkan pada uraian diatas maka pembahasan tentang hakikat

pendidikan merupakan tinjauan yang menyeluruh dari segi kehidupan

manusia yang menampakkan konsep-konsep pendidikan.

Karena itu pembahasan hakikat pendidikan meliputi pengertian-

pengertian pendidikan dan ilmu pendidikan, pendidikan dan sekolah dan

pendidikan sebagai aktifitas sepanjang hayat.

Page 5: ki hajar

Komponen-komponen pendidikan yang meliputi:

1) Tujuan pendidikan,

4

2) Peserta didik,

3) Pendidik,

4) Interaksi sfektif antara peserta didik dengan pendidik,

5) Isi pendidikan,

6) Konteks yang mempengaruhi suasana pendidikan.

Penyelenggaraan lembaga–lembaga pendidikan di negara manapun di

dunia dipandang sebagai suatu program yang bernilai strategis. Hal ini

berdasarkan satu asumsi bahwa proses pendidikan merupakan sebuah

proses yang dengan sengaja dilaksanakan semata–semata bertujuan untuk

mencerdaskan bangsa. Melalui proses pendidikan akan terbentuk sosok–

sosok individu sebagai sumber daya manusia yang akan berperan besar

dalam proses pembangunan bangsa dan negara.

Oleh karena itu peran pendidikan demikian sangat penting sebab

pendidikan merupakan kunci utama untuk menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas. Hubungan antar proses pendidikan dengan

terciptanya sumber daya manusia merupakan suatu hubungan logis yang

tidak dapat dipisahkan. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan itu

sendiri. Mc. Donald memberikan rumusan tentang pendidikan “ is a

process or an activity which is directed at producing desirable in the

behavior of human beings” Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan

yang bertujuan menghasilkan perubahan tingkah laku manusia. Secara

sederhana,perubahan tingkah laku yang terjadi disebabkan oleh terjadinya

perubahan pada tiga unsur meliputi unsur kognitif, afektif dan psikomotor

(TaksonomiBloom). Pendapat lainnya, yaitu pendapat Mc. Donald yang

didalammnya sejalan dengan pendapat Winarno Surakhmad yang

mengemukakan bahwa “Pendididkan atau dipersempit dalam pengertian

pengajaran adalah satu usaha yang bersifat sadar tujuan dengan sistematis

terarah

Page 6: ki hajar

5

pada perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan yng lebih baik.

Perubahan itu menunjuk pada suatu proses yang harus dilalui. Tanpa proses

itu perubahan tidak mungkin terjadi, tanpa proses itu tujuan tak dapat

dicapai.

Dan proses yang dimaksud di sini adalah proses pendidikan.

Sedangkan pengertian pendidikan dari sudut pandang kebudayaan, menurut

Darji Darmodiharjo menjelaskan sebagai berikut “Pendidikan pada

dasarnya merupakan sebagaimana dari kebudayaan yang mengarah kepada

peradaban. Kebudayaan dalam arti luas adalah wujud perpaduan dari logika

(pikiran), etika (kemauan), estetika (perasaan) dan praktika (karya) yang

merupakan sistem nilai dan ide vital (gagasan) penting yang dihayati oleh

sekelompok manusia (masyarakat) tertentu dalam kurun waktu tertentu

pula”.

Satu pengertian lain yang cukup esensi untuk dapat memahami

pengertian pendidikan, dikemukakan oleh Max Muller sebagai mana

dikemukakan kembali oleh B.S. Mardiatmadja yaitu bahwa “Pendidikan

adalah proses yang terorganisir untuk membantu agar seseorang mencapai

bentuk dirinya yang benar sebagai manusia.”

Dari beberapa pengertian tentang “pendidikan” sebagaimana dikutif

tersebut di atas sangat jelas bahwa pendidikan suatu kegiatan dalam upaya

untuk mengubah tingkah laku objek didik ke arah positif.

Pendidikan merangkum segi-segi intelektual, afektif dan psikomotorik

manusia, juga menyentuh cipta rasa dan karsa. Pendidikan juga merangsang

pikiran-pikiran, perasaan dan kehendak manusia untuk bertindak secara

bijaksana dengan mempertimbangkan lingkungan. Sekolah sebagai lembaga

pendidikan merupakan suatu organisasi yang di dalam gerakkannya

berhubungan erat dengan bidang pendidikan mulai dari jenjang yang paling

rendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi yaitu mulai dari Taman

Page 7: ki hajar

Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan Pertama, Sekolah Menengah

dan Perguruan

6

Tinggi.

Pendidikan tidak saja penting secara individual, tetapi juga penting

bagi proses pembangunan bangsa dan negara, apa lagi negara yang sedang

membangun seperti halnya Indonesia akan sangat mengharapkan proses

pendidikan dapat mencapai hasil yang optimal sehubungan dengan masih

sangat diperlukannya sumber daya manusia terdidik, sumber daya manusia

yang berkualitas demi mengejar ketertinggalannya dalam pembangunan

nasional serta era globalisasi yang penuh tantangan. Pada era globalisasi,

lembaga pendidikan harus dapat mencetak “leader-leader” yang tangguh

dan berkualitas. “Leader–leader” pada masa yang akan datang harus dapat

mengubah pola pikir untuk menyelesaikan sesuatu dengan kekuatan

manusia (manpower) menjadi pola pikir kekuatan otak (mindpower). Konsep

pendidikan juga harus dapat menghasilkan out put lembaga pendidikan yang

dapat menciptakan “corporate culture”, sehingga dapat menyesuaikan diri

dengan norma–norma yang berlaku masa itu dan pada gilirannya tumbuh

kreativitas dan inisiatif, sehingga munculah peluang baru (new opportunity).

Out put pendidikan dimasa datang juga diharapkan dapat memandang

manusia bukan sebagai pekerja tetapi sebagai mitra kerja dengan

keunggulan yang berbeda. Dengan demikian, seorang leader yang keluar

dari persaingan global, harus dapat memandang manusia sebagai manusia

bukan pekerja.

Sehubungan dengan peranannya itulah, maka penyelenggara

pendidikan oleh lembaga–lembaga pendidikan perlu benar–benar mendapat

perhatian dan penanganan yang serius dari semua pihak demi optimalisasi

Page 8: ki hajar

pencapaian tujuan yang diinginkan. Tujuan pendidikan nasional merupakan

tujuan ideal yang dalam proses upaya pencapaiannya dilaksanakan secara

bertahap sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan. Oleh karena itu, setiap

institusional dalam rangka

7

pencapaian tujuan pendidikan nasional telah menetapkan tujuan antara

sesuai

dengan jenjang dan jenis pendidikannya. Pada dewasa ini, upaya-

upaya pencapaian tujuan pendidikan yang diharapkan telah menjadi bahan

wacana dan pemikiran para pakar pendidikan di Indonesia sehubungan

dengan masih sangat rendahnya mutu pendidikan pada saat ini. Mutu

pendidikan yang diharapkan pada setiap jenjang sekolah, mulai dari Taman

Kanak-Kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP), Sekolah Menengah Umum/Kejuruan (SMU/SMK), sampai dengan

Perguruan Tinggi (PT), minimal dapat mencapai tingkat ketercapaian tujuan

pendidikan berdasarkan pada standar-standartertentu.

Pendidikan juga pada dasarnya merupakan suatu investasi SDM

(human capital investment) sehingga mampu menciptakan iklim yang

memungkinkan bagi setiap warga negara untuk turut andil atau berperan

serta dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Pelaksanaan

pendidikan harus dapat mengembangkan dan menyebarluaskan nilai dan

sikap produktivitas SDM melalui pengembangan dua kemampuan sekaligus,

yaitu

1.      kemampuan teknis seperti peningkatan penguasaan kecakapan, potensi

dan keahlian yang seusia dengan tuntutan masyarakat dan lapangan kerja

yang berubah.

2.      kemampuan lain dalam kaitan dengan budaya yang mendorong SDM untuk

menjadi kekuatan penggerak pembangunan , seperti wawasan, penalaran,

etos kerja, orientasi ke depan, kemampuan belajar secara terus menerus,

dan sejenisnya. Kemampuan untuk mengembangkan kedua kekuatan SDM

Page 9: ki hajar

itu, pendidikan sebagai suatu investasi SDM memiliki fungsi yang paling

menonjol yaitu sebagai sarana untuk memberdayakan masyarakat, yang

pada gilirannya akan memberikan tingkat balikan yang tinggi terhadap

pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

8

Investasi SDM berbeda dengan investasi sector fisik karena pada

sektor fisik rentang waktu antara investasi dan tingkat baliknya lebih terukur

(measurable) dalam jangka pendek. Investasi  pendidikan lebih berjangka

panjang, tingkat balikan terhadap investasi pendidikan tidak dapat dinikmati

dalam ukuran waktu 1-2 tahun, melainkan belasan dan bahkan mungkin

puluhan tahun.

Indikator-indikator manfaat pendidikan juga lebih halus dan tidak

selalu tampak secara langsung bahkan mungkin tidak selalu dapat diukur,

sehingga harus diamati melalui indikator-indikator yang tidak langsung.

Namun demikian, dengan semakin berkembangnya metode-metode dan alat

ukur dalam analisis investasi pendidikan, maka manfaat pendidikan sudah

mulai dapat diukur secara langsung, misalnya melalui pengukuran

penghasilan seseorang, penghasilan negara, dan pajak yang diterima oleh

negara relative terhadap biaya yang dikeluarkan untuk investasi pendidikan.

Karena sifatnya berjangka panjang, maka investasi pendidikan

memiliki rentang waktu (lead time) yang panjang pula. Jarak antara waktu

seseorang menjalani pendidikan dengan waktu ia memasuki masa produktif

dalam masyarakat dan lapangan kerja tidaklah pendek. Dalam keadaan

normal, rentang waktu ke depan seorang lulusan SMP adalah 9 tahun,

sekolah menengah adalah 12 tahun, Sarjana (S1) sekitar 16 tahun. Rentang

waktu yang panjang tersebut itulah, maka investasi pendidikan dituntut

untuk lebih berorientasi ke masa depan.

Investasi pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses

peningkatan nilai tambah dalam sektor-sektor produktif yang dapat memacu

pertumbuhan secara tepat. Nilai tambah tersebut dihasilkan dari

Page 10: ki hajar

keterampilan, dan keahlian yang diperoleh seseorang dapat disumbangkan

dengan derajat profesionalisasi yang semakin tinggi lagi. Sehingga, pada

gilirannya akan semakin

9

memungkinkan bagi seorang SDM terdidik untuk dapat menghasilkan karya-

karya unggul dengan mutu bersaing sehingga memiliki nilai ekonomis

yang tinggi. Dengan demikian peranan pendidikan dalam menggerakkan

pendapatan masyarakat dan negara dan memacu pertumbuhan ekonomi.

Investasi SDM melalui pendidikan dapat dibedakan dengan

berlandaskan pada tiga konsep dalam ekonomi publik, yaitu

1.      pendidikan sebagai barang dan jasa umum (public goods);

2.      pendidikan sebagai barang dan jasa produktif (productive goods); dan

3.      pendidikan sebagai barang dan jasa capital (capital goods).

Ketiga konsep ini  dapat dijadikan dasar untuk menentukan baik dalam

penentuan prioritas pembangunan pendidikan, maupun dalam pembagian

tanggung jawab investasi SDM melalui pendidikan antara pemerintah

dengan masyarakat.

Pendidikan bermutu akan dapat terwujud jika upaya pendidikan dapat

membantu individu menjadi insane yang produktif baik dalam arti

menghasilkan barang atau jasa atau hasil karya lainnya, maupun

menghasilkan suasana lingkungan atau suasana hati serta alam pikiran yang

positif dan menyenangkan. Individu produktif seperti ini perlu memiliki

kemampuan intelektual, keterampilan, bersikap dan menerapkan nilai-nilai

berkenaan dengan berbagai bidang kehidupan.

Manusia produktif merupakan wujud dari SDM yang berkualitas,

merupakan manusia yang berkembang secara utuh yang menyelenggarakan

kehidupannya secara berguna bagi manusia lain dan lingkungannya.

Manusia produktif adalah manusia yang mampu mengembangkan perilaku

Page 11: ki hajar

efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan yang terkait dengan masa

depan.

10

Pendidikan mengupayakan pengembangan segenap potensi individu

secara optimal pada setiap tahap perkembangan, dan berperan aktif dalam

pembentukan manusia produktif. Pengembangan ini akan dlengkapi dan

meningkatkan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan

dengan pengembangan nilai dan sikap.

BAB IlI

PENUTUP

a.      Simpulan

Pada dasarnya hakikat hubungan pendidikan dan pengajaran adalah salah

satuhal yang tidak dapat dipisahkan karna tampa pendidikan pengajaran

tidak akan ada bahkan sebaliknya, hakikat hubungan pendidikan dan

pengajaranjuga diartikan sebagai kupasan secara konseptual terhadap

kenyataan-kenyataan kehidupan manusia baik disadari maupun tidak

disadari manusia telah melaksanakan pendidikan mulai dari keberadaan

manusia pada zaman primitif  sampai zaman modern (masa kini) Karena itu

pembahasan hakikat pendidikan meliputi pengertian-pengertian pendidikan

dan ilmu pendidikan, pendidikan dan sekolah dan pendidikan sebagai

aktifitas sepanjang hayat.

Dan semua itu bertujuan mencerdaskan dan membangun sdm yang

berkualitas supaya dapat bersaing dengan Negara yang lebih maju.

b Saran

Sebagai saran, Dalam pendidikan kita perlu adanya pendekatan

langsung terhadap anak didik atau peserta didik, semua itu dikupas tuntas

dalam system pengajaran karna dengan pengajaran kegiatan pendidikan

Page 12: ki hajar

akan berjalan dengan lancar karna pembelajaran adalah salah satu bagian

yang ada dalam pendidikan yang bias dipertanggung jawabkan.

11

DAFTAR PUSTAKA

Subagio,m.pd. 2011.peran pendidikan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas (1). bandung