khasiat antihiperurisemia ekstrak kulit batang … · campuran jus hati ayam dan natrium...

43
KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG MAHONI (Swietenia macrophylla King) PADA TIKUS PUTIH GALUR SPRAGUE DAWLEY BAKUH DARMINTO DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Upload: vonhi

Post on 24-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG

MAHONI (Swietenia macrophylla King) PADA TIKUS PUTIH

GALUR SPRAGUE DAWLEY

BAKUH DARMINTO

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 2: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

ABSTRAK

BAKUH DARMINTO, Khasiat Antihiperurisemia Ekstrak Kulit Batang Mahoni

(Swietenia macrophylla King) pada Tikus Putih Galur Sprague Dawley. Dibawah

bimbingan SULISTIYANI dan SYAMSUL FALAH

Kulit batang mahoni merupakan limbah industri kayu, mengandung

senyawa flavonoid yang diduga sebagai antihiperurisemia. Namun demikian,

penelitian mengenai potensi kulit batang mahoni sebagai antihiperurisemia belum

dilakukan hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi

ekstrak kulit batang mahoni (Swietenia macrophylla King) terhadap konsentrasi

asam urat serum tikus hiperurisemia. Sebanyak 33 ekor tikus dibagi dalam 5

kelompok yaitu: normal, hiperurisemia (HU), allopurinol (HU I), ekstrak air (HU

II), dan ekstrak metanol (HU III). Induksi hiperurisemia diberikan dengan

campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral

selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya, ekstrak air dan ekstrak

metanol diberikan dengan dosis 500 mg/KgBB selama 7 hari. Asam urat serum

hasil induksi dianalisis dengan metode asam diklorohidroksibenzen sulfonat

(DHBS) pada panjang gelombang 514 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

induksi jus hati ayam meningkatkan konsentrasi asam urat serum sebesar 36.83%.

Pemberian ekstrak air dan ekstrak metanol mampu menurunkan konsentrasi asam

urat berturut-turut 24.22% dan 21.02%. Oleh karena itu, kedua ekstrak tersebut

memiliki aktivitas antihiperurisemia yang sebanding.

Page 3: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

ABSTRACT

BAKUH DARMINTO, Antihyperuricemic effect of mahogany (Swietenia

macrophylla King) bark extracts on hyperuricemic rats. Under the direction of

SULISTIYANI and SYAMSUL FALAH

Mahogany bark is wood industrial waste, contains flavonoid compound

supposedly as antihyperurisemic agent. However, study concerning

antihyperuricemic potential of mahogany bark has not been done until now. The

aim of this study was to investigate the potent of mahogany bark (Swietenia

macrophylla King ) extracts on serum uric acid levels in hyperuricemic rats.

Thirty-three rats were divided into 5 groups of: normal, hiperurisemia (HU),

allopurinol (HU I), aqueous extract (HU II), and methanol extracts (HU III).

Hyperuricemic condition was induced by oral administration of 25 g/KgBW

chicken liver juice with sodium carboxyl methylcellulose 0.5% mixture in rats

every day for 4 weeks. This was followed by oral administration of both aqueous

extract and methanol extract at 500 mg/KgBW day for 7 days. Serum uric acid

levels was determined by dichlorohydroxybenzene sulfonic acid (DHBS) method

on 514 nm. The induction of hyperuricemia was able to increase the serum uric

acid levels 36.83%. Aqueous extract and methanol extract reduced uric acid

concentration 24.22% and 21.02%, respectively. Therefore, both of the extracts

have a similar antihyperuricemic effect.

Page 4: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG

MAHONI (Swietenia macrophylla King) PADA TIKUS PUTIH

GALUR SPRAGUE DAWLEY

BAKUH DARMINTO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Biokimia

DEPARTEMEN BIOKIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 5: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

Judul Skripsi : Khasiat Antihiperurisemia Ekstrak Kulit Batang Mahoni

(Swietenia macrophylla King) pada Tikus Putih Galur Sprague

Dawley

Nama : Bakuh Darminto

NRP : G84051346

Disetujui,

Komisi pembimbing

drh. Sulistiyani, M.Sc., Ph.D Dr. Syamsul Falah, S. Hut, M.Si

Ketua Anggota

Diketahui,

Dr. Ir. I Made Artika, M. App. Sc.

Ketua Departeman Biokimia

Tanggal Lulus:

Page 6: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

RIWAYAT HIDUP

Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara, putra pasangan bapak

Mujiono dan Ibu Salbini. Penulis dilahirkan di Purworejo pada tanggal 5 Juni

1988. Pendidikan sekolah dasar penulis tempuh pada tahun 1993 sampai 1999 di

SD Negeri Bongkot dan pada tahun 1999 sampai 2002 di SMP Negeri 27

Purworejo. Pada tahun 2002 hingga 2005 penulis melanjutkan pendidikan di SMA

Negeri 7 Purworejo.

Pada tahun 2005, melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI)

penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor. Penulis diterima

sebagai mahasiswa Mayor Biokimia, Departemen Biokimia, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun 2006 melalui jalur mayor-minor. Selama

menjadi mahasiswa, penulis tercatat sebagai staf divisi Pengembangan Sumber

Daya Manusia pada Himpunan Profesi Community of Research and Education on

Biochemistry periode 2007/2008.

Penulis pernah menjadi asisten praktikum Mata Kuliah Biokimia Klinis

pada tahun ajaran 2008/2009, Struktur dan Fungsi Biomolekul dan Biokimia

Umum pada tahun ajaran 2009/2010, serta Genetika Dasar pada tahun ajaran

2009/2010. Penulis melakukan praktik Lapangan pada tahun 2008 di

Laboratorium Toksikologi dan Farmakologi, Pusat Pengujian Obat dan Makanan

Nasionan, Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta.

Page 7: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

PRAKATA

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat

dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

baik. Penulisan skripsi yang berjudul Khasiat Antihiperurisemia Ekstrak Kulit

Batang Mahoni (Swietenia macrophylla King) pada Tikus Putih Galur Sprague

Dawley dilakukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada

Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor.

Penelitian ini didanai oleh program Penelitian Stategis Unggulan IPB

2009 yang telah mendanai penelitian ini atas nama Dr. Syamsul Falah, S.Hut.,

M.Si. dkk. Terima kasih saya sampaikan kepada drh. Sulistiyani, M.Sc., Ph.D.

dan Dr. Syamsul Falah, S.Hut., M.Si. selaku pembimbing yang telah memberikan

kritik dan saran yang membangun. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

Avissa Lavenia dan Putra Hidayat Nasution selaku rekan kerja yang selalu

memberikan bantuan selama penelitian.

Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat saya harapkan. Semoga

penelitian ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat bagi semua.

Bogor, Maret 2010

Bakuh Darminto

Page 8: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

DAFTAR ISI Halaman

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

TINJAUAN PUSTAKA

Hiperurisemia ......................................................................................... 1

Pengobatan Pirai ..................................................................................... 3

Bahan Peningkat Asam Urat pada Hewan Model Hiperurisemia ............. 5

Pengobatan Herbal untuk Menurunkan Asam Urat .................................. 5

Mahoni (Swietenia mahogani King) Sebagai Sumber Senyawa Bioaktif 5

BAHAN DAN METODE

Bahan dan Alat ...................................................................................... 7

Metode Pengujian ................................................................................... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Hewan Model ............................................................................ 8

Induksi Hiperurisemia ............................................................................. 9

Efek Antihiperurisemia Ekstrak Herbal Mahoni ...................................... 11

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan ................................................................................................ 12

Saran ...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

LAMPIRAN .................................................................................................... 16

Page 9: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Jalur metabolisme purina............................................................................ 2

2 Kristal mononatrium urat ........................................................................... 3

3 Aktivitas alopurinol sebagai inhibitor enzim xantin oksidase ...................... 4

4 Struktur febuxostat ..................................................................................... 4

5 Mahoni (swietenia macrophylla king) ........................................................ 6

6 Senyawa bioaktif serbuk batang mahoni ..................................................... 6

7 Tikus galur Sprague Dawley ..................................................................... 7

8 Perubahan bobot badan selama adaptasi .................................................... 9

9 Perubahan bobot badan selama pengujian .................................................. 9

10 Perombakan asam urat secara enzimatik .................................................... 10

11 Konsentrasi asam urat selama 14 hari induksi ............................................ 10

12 Kenaikan konsentrasi asam urat serum selama induksi 28 hari .................. 11

13 Penurunan konsentrasi asam urat (hari ke-28 – 35) ................................... 11

Page 10: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1 Rancangan percobaan ............................................................................... 17

2 Ekstraksi dan fraksinasi kulit batang mahoni .............................................. 18

3 Bobot badan hewan uji selama adaptasi ...................................................... 19

4 Rerata bobot badan hewan model selama adaptasi ...................................... 20

5 Analisis uji Duncan bobot badan selama adaptasi ....................................... 20

6 Bobot badan hewan uji selama perlakuan ................................................... 22

7 Rerata bobot badan hewan model selama percobaan .................................. 23

8 Analisis uji Duncan bobot badan selama percobaan .................................... 23

9 Pengukuran kadar asam urat ....................................................................... 25

10 Panjang gelombang maksimum .................................................................. 26

11 Kurva standar ............................................................................................. 26

12 Konsentrasi asam urat selama percobaan .................................................... 27

13 Rata-rata konsentrasi asam urat selama percobaan ...................................... 28

14 Analisis varian (ANOVA) selama percobaan ............................................. 28

15 Hasil analisis uji Duncan selama percobaan ............................................... 30

16 Analisis T-Test asam urat selama percobaan ............................................... 32

Page 11: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

1

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman dan arus globalisasi

yang semakin pesat telah membawa banyak

perubahan terhadap gaya hidup dan kebiasaan

makan yang tidak sehat di tengah masyarakat.

Hal ini menyebabkan angka penderita

penyakit degeneratif semakin meningkat.

Salah satu penyakit degeneratif yang dapat

timbul adalah gout (pirai).

Pirai terjadi sebagai akibat dari produksi

asam urat yang berlebihan, berkurangnya

ekskresi asam urat melalui ginjal, serta

gabungan dari kedua gejala tersebut. Kondisi

ini disebut dengan istilah hiperurisemia.

Jumlah penderita pirai dalam dasawarsa

terakhir meningkat baik di negara maju

maupun berkembang. Di Amerika Serikat,

jumlah penderita pirai mencapai 2 juta orang

pada tahun 2002 (Kramer dan Curhan 2002)

dan meningkat menjadi lebih dari 5 juta orang

pada tahun 2006 (Yu 2006). Adapun penderita

pirai di Indonesia menurut Heryanto (2003)

mencapai 1,7% jumlah penduduk pulau Jawa.

Pengobatan dan pencegahan penyakit pirai

dan hiperurisemia dilakukan terutama untuk

mereduksi asam urat dari dalam tubuh. Hal ini

dapat dilaksanakan melalui penghambatan

aktivitas enzim xantin oksidase (XO) dan

xantin dehidrogenase (XDH). Kedua enzim

ini berperan dalam pengubahan xantin

menjadi asam urat. Inhibitor XO dan XDH

bekerja pada tahap akhir sintesis asam urat,

yang berakibat pada penurunan produksi asam

urat. Senyawa tersebut umumnya bersifat

sebagai antiinflamasi sehingga mengurangi

efek peradangan yang timbul. Alopurinol

merupakan inhibitor enzim XO yang sering

digunakan dalam terapi pirai secara klinis,

namun memberikan efek samping seperti

alergi dan hipersensitivitas, neprofati, dan

pembentukan 6-merkaptopurina yang bersifat

racun di dalam tubuh (Sumi dan Wada 1996),

sehingga penggunaan obat ini sering

dihindari. Oleh karena itu perlu dilakukan

penelitian mengenai senyawa

antihiperurisemia yang memiliki efektivitas

yang tinggi dan terjamin keamanannya.

Senyawa antihiperurisemia banyak

terdapat dalam tanaman, namun

pemanfaatannya masih sangat sedikit.

Tanaman obat asal China Conyza bonariensis

(Kong et al. 2000) dan Ermiao wan (Kong et

al. 2004) diketahui memiliki aktivitas sebagai

senyawa antihiperurisemia. Beberapa tanaman

asli Indonesia seperti Sidaguri (Iswantini dan

Darusman 2003), seledri (Rhamadani 2004),

dan jahe merah serta herba suruhan (Mudrikah

2006) juga memiliki kemampuan sebagai

penurun konsentrasi asam urat. Kemampuan

ekstrak tanaman tersebut dalam menurunkan

konsentrasi asam urat diduga karena

kandungan senyawa flavonoid.

Salah satu tanaman yang diduga

mengandung flavonoid adalah mahoni.

Mahoni digunakan oleh masyarakat sebagai

obat tradisional, pewarna alami, dan bahan

baku industri mebel. Konsumsi kayu mahoni

yang cukup tinggi ini menyebabkan

meningkatnya limbah kayu yang masih

memiliki daya guna yang cukup tinggi, namun

belum dimanfaatkan secara maksimal.

Penelitian yang dilakukan oleh Falah et al.

(2008) menunjukkan bahwa tanaman mahoni

mengandung senyawa flavonoid. Flavonoid

telah diketahui mampu menurunkan

konsentrasi asam urat melalui penghambatan

enzim xantin oksidase (Cos et al. 1998, Van

Hoorn et al. 2002).

Penelitian mengenai potensi ekstrak kulit

batang mahoni sebagai antihiperurisemia

hingga saat ini belum pernah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

menentukan potensi ekstrak kulit batang

mahoni sebagai antihiperurisemia pada tikus

putih jantan galur Sprague Dawley. Hipotesis

yang diajukan adalah bahwa pemberian

ekstrak herbal kulit batang mahoni pada dosis

500mg/kgBB akan mampu menurunkan

konsentrasi asam urat serum tikus yang

diinduksi hiperurisemia dengan jus hati ayam.

Manfaat penelitian ini adalah diperolehnya

jenis ekstrak yang memiliki khasiat sebagai

antihiperurisemia serta pemanfaatan limbah

kulit kayu mahoni sebagai sediaan herbal.

TINJAUAN PUSTAKA

Hiperurisemia

Hiperurisemia adalah suatu keadaan

kesehatan tidak normal karena meningkatnya

konsentrasi asam urat darah hingga

mengalami kejenuhan (Hawkins 1997,

Koolman & Roehm 2005). Hal ini terjadi

karena peningkatan sintesis prekursor purinaa

atau penurunan pengeluaran asam urat oleh

ginjal, atau gabungan dari keduanya.

Hiperurisemia yang berlangsung dalam jangka

waktu lama merupakan kondisi yang

diperlukan, tetapi tidak cukup untuk

menyebabkan terjadinya pirai.

Pirai adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan keadaan penyakit yang

terkait dengan hiperurisemia. Pirai merupakan

diagnosis klinis, sedangkan hiperurisemia

Page 12: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

2

adalah kondisi biokimia. Pirai ditandai dengan

artritis akut yang berulang, disebabkan oleh

timbunan mononatrium urat pada persendian

dan kartilago, serta pembentukan batu asam

urat pada ginjal (nefrolitiasis).

Asam urat merupakan produk akhir

metabolisme senyawa purinaa (Gambar 1).

Purinaa dapat ditemukan pada setiap

organisme. Purinaa dapat berasal dari

makanan dan dapat pula diproduksi secara

endogenous melalui sintesis dari glisin

(Ganong 1971, Koolman & Roehm 2005) atau

degradasi asam nukleat. Asam urat dapat

dibentuk dari purinaa melalui hipoksantin dan

xantin akibat adanya aktivitas enzim XO.

Konsentrasi asam urat di dalam serum

darah dua kali lipat jika dibandingkan dengan

konsentrasi asam urat yang terdapat dalam

eritrosit. Pada serum atau plasma darah,

asam urat dapat ditemukan dalam dua

bentuk, yaitu bentuk bebas dan terikat pada

albumin. Asam urat dikeluarkan dari dalam

tubuh salah satunya melalui urin sebagai

gambaran katabolisme purinaa dalam tubuh.

Asam urat yang dikeluarkan melalui urin

berkisar antara 0.4-0.8 mg. Hal ini sangat

dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang

banyak mengandung purinaa (Davidson &

Henry 1974, Choi et al. 2004 ). Makanan

yang banyak mengandung purinaa dapat

merangsang peningkatan asan urat. Makanan

tersebut antara lain kacang-kacangan, jeroan,

ikan, dan coklat.

Asam urat merupakan asam lemah yang

berbentuk kristal putih (Gambar 2), tidak

berwarna dan pada pH fisiologis dalam darah

dan jaringan akan terionisasi menjadi ion urat.

Ion urat selanjutnya akan bereaksi dengan

berbagai kation yang ada sehingga akan

membentuk garam mononatrium urat. Sekitar

98% asam urat ekstraseluler akan membentuk

garam mononatrium urat (Dalimarta 2002).

Garam urat memiliki sifat lebih larut air jika

dibandingkan dengan asam urat, tetapi

kelarutannya dalam cairan plasma memiliki

ambang batas tertentu. Darah mengalami

kejenuhan mononatrium urat pada konsentrasi

6 mg/dL. Mononatrium urat akan mengalami

ketidakstabilan pada konsentrasi tersebut

sehingga sebagian besar mononatrium urat

akan mengendap menjadi kristal mononatrium

urat dan tertimbun di dalam persedian.

Pembentukan kristal mononatrium urat

memiliki peranan yang sangat penting pada

penyakit artritis pirai maupun rematik pirai

(Dalimarta 2002). Konsentrasi asam urat pada

perempuan berkisar 6 mg/dL, sedangkan laki-

laki lebih tinggi yaitu 7 mg/dL.

Gambar 1 Jalur metabolisme purinaa (Walsh 2003)

Primata, burung, reptil dan

serangga

Tikus

Invertebrata laut

Amfibi, ikan

Xantin oksidase

Urikase

Alantoinase

Xantin Asam urat

Page 13: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

3

Gambar 2 Kristal Mononatrium urat

Asam urat dapat ditemukan dalam berbagai

organisme seperti unggas dan mamalia

lainnya. Tikus memiliki konsentrasi asam

urat normal sekitar 1.2-5.0 mg/dL (Girindra

1989). Tikus dengan perlakuan diet rendah

garam menghasilkan konsentrasi asam urat

dalam darah berkisar antara 1.11±0.22 mg/dL

(Sanchez et al. 2002). Pada mamalia yang

memiliki enzim urikase seperti tikus, asam

urat dapat diubah langsung menjadi alantoin

yang sangat larut dalam air sehingga dapat

dikeluarkan melalui urin. Hal ini sangat

berbeda dengan manusia yang tidak memiliki

enzim tersebut.

Urin manusia yang memiliki nilai pH di

bawah 5.8 hanya mampu melarutkan sedikit

garam urat (15 mg/dL). Nilai pH urin 7.0

mampu melarutkan hingga 150-200 mg/dL

(Murray et al. 2003). Oleh karena itu

alkalisasi urin dapat membantu pelarutan

garam urat dan meningkatkan ekskresi asam

urat.

Pengobatan Pirai Penyakit pirai dapat diatasi dengan

menggunakan obat analgesik dan

antiinflamasi nonsteroid yang bersifat

simptomatik namun tidak mempengaruhi

perjalanan penyakit. Terdapat dua jenis obat

yang biasa digunakan untuk menangani kasus

pirai, baik pirai akut maupun pirai kronik,

yaitu golongan antihiperurisemia (urikostatik)

dan urikosuria. Golongan antihiperurisemia

termasuk obat yang bekerja untuk

menghambat produksi asam urat melalui

penghambatan aktivitas enzim XO. Golongan

urikosuria, merupakan golongan obat yang

bekerja dengan jalan meningkatkan ekskresi

asam urat melalui ginjal.

Obat Antihiperurisemia (Urikostatik)

Golongan obat antihiperurisemia ini

bekerja dengan cara menghambat kerja enzim

XO yang berperan dalam pengubahan

hipoxantin menjadi xantin dan xantin menjadi

asam urat. Dengan demikian, produksi asam

urat akan menurun dan produksi hipoxantin

dan xantin akan meningkat. Obat ini

mengurangi produksi asam urat, mengurangi

konsentrasi asam urat di dalam urin,

mencegah terbentuknya batu natrium urat, dan

efektif bagi penderita gagal ginjal. Obat

antihiperurisemia biasa digunakan untuk

penderita yang mengalami tofi (endapan batu

asam urat), batu asam urat di ginjal, maupun

penderita yang tidak memberikan respon

terhadap obat urikosuria. Golongan ini terdiri

atas nonsteroid antiinflamation drugs

(NSAID), alopurinol, dan kolkisin.

Obat-obatan yang termasuk NSAID

biasanya digunakan sebagai terapi tahap

pertama yang efektif untuk pasien yang

mengalami serangan pirai akut. Sesungguhnya

hal terpenting yang menentukan keberhasilan

terapi bukanlah pada NSAID yang dipilih,

melainkan pada seberapa dini terapi NSAID

mulai diberikan. Efek samping yang mungkin

timbul akibat penggunaan obat ini antara lain

pusing dan gangguan saluran cerna. Beberapa

NSAID yang banyak digunakan adalah

aspirin, meloxicam, ibuprofen, dan celebrex

(celecoxib) (Oqbru 2009). Obat jenis ini

bekerja dengan cara menghambat

pembentukan prostaglandin yang berperan

dalam proses inflamasi.

Selain NSAID, kolkisin merupakan terapi

spesifik dan efektif untuk serangan pirai akut.

Namun dibanding NSAID, kolkisin kurang

populer karena kerjanya lebih lambat dan efek

samping lebih sering dijumpai. Kolkisin dapat

Kristal

urat

Page 14: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

diberikan melalui dua cara yaitu oral dan

intravena. Kolkisin oral merupakan terapi

tahap pertama untuk pirai

yang dilakukan Moris

menunjukkan bahwa duapertiga pasien yang

diterapi dengan kolkisin membaik kondisinya

dalam 48 jam dibanding s

kelompok plasebo.

Kolkisin oral akan lebih efektif jika

diberikan sesegera mungkin pada saat gejala

timbul karena pada perkembangan gejala

berikutnya, pemberian kolkisin kurang efektif.

Kematian akibat penggunaan kolkisin

dilaporkan terjadi pada pasien yang menerima

total dosis 5 mg kolkisin dalam waktu 24 jam.

Kolkisin intravena tidak lagi dianjurkan

karena sangat toksik. Efek samping kolkisin

per oral adalah mual, muntah, diare dan nyeri

abdomen yang terjadi pada 80% pasien.

Komplikasi utama terapi ini adalah dehidrasi.

Efek samping lain adalah kejang, depresi

nafas, hepatik dan nekrosis otot, kerusakan

ginjal, demam, granulositopenia, anemia

koagulasi intravaskuler yang menyebar dan

alopesia (Graham & Robert 1988

2009).

Obat antihiperurisemia pilihan untuk

kronik adalah alopurinol

merupakan obat golongan

yang berupa senyawa pirazolop

suatu isomer hipoksantin.

larut dalam air dan etanol, tetapi larut dalam

kalium dan natrium hidroksida, serta tidak

larut dalam kloroform dan eter (Dirjen POM

1995). Selain mengontrol gejala, obat ini juga

melindungi fungsi ginjal.

menurunkan produksi asam urat dengan cara

menghambat enzim XO (Gambar 3).

yang digunakan secara klinis adalah 300

mg/hari. Alopurinol sendiri

60-70% obat ini mengalami konversi di hati

menjadi metabolit aktif oksi

paruh alopurinol berkisar antara 2 jam dan

oksipurinaol 12-30 jam pada p

dengan fungsi ginjal

Oksipurinaol diekskresikan melalui ginjal

bersama dengan alopurinol

alopurinol (Peterson et al. 1990).

Selain alopurinol, saat ini sedang

dikembangkan febuksostat sebagai obat

antiasam urat. Obat ini sedang dalam tahap

pengembangan clinical trial fase III

pengembangan obat yang diujikan pada

berbagai kondisi pasien)

menunjukkan bahwa febuks

baik oleh pasien pirai sampai 4 minggu.

Febuksostat (Gambar 4) adalah inhibitor

xantin oxidase nonpurina yang dikembangkan

diberikan melalui dua cara yaitu oral dan

intravena. Kolkisin oral merupakan terapi

akut. Penelitian

yang dilakukan Moris et al. (2003)

menunjukkan bahwa duapertiga pasien yang

n membaik kondisinya

dalam 48 jam dibanding sepertiga pada

Kolkisin oral akan lebih efektif jika

diberikan sesegera mungkin pada saat gejala

timbul karena pada perkembangan gejala

berikutnya, pemberian kolkisin kurang efektif.

kibat penggunaan kolkisin

dilaporkan terjadi pada pasien yang menerima

total dosis 5 mg kolkisin dalam waktu 24 jam.

Kolkisin intravena tidak lagi dianjurkan

karena sangat toksik. Efek samping kolkisin

muntah, diare dan nyeri

yang terjadi pada 80% pasien.

Komplikasi utama terapi ini adalah dehidrasi.

Efek samping lain adalah kejang, depresi

nafas, hepatik dan nekrosis otot, kerusakan

ginjal, demam, granulositopenia, anemia

koagulasi intravaskuler yang menyebar dan

ham & Robert 1988, Hidayat

pilihan untuk pirai

alopurinol. Alopurinol

merupakan obat golongan antihiperurisemia

razolopirimidina dan

Alopurinol sukar

r dan etanol, tetapi larut dalam

kalium dan natrium hidroksida, serta tidak

larut dalam kloroform dan eter (Dirjen POM

1995). Selain mengontrol gejala, obat ini juga

melindungi fungsi ginjal. Alopurinol

menurunkan produksi asam urat dengan cara

(Gambar 3). Dosis

yang digunakan secara klinis adalah 300

sendiri tidak aktif tetapi

70% obat ini mengalami konversi di hati

menjadi metabolit aktif oksipurinol. Waktu

berkisar antara 2 jam dan

30 jam pada penderita

yang normal.

ol diekskresikan melalui ginjal

alopurinol dan ribosida

1990).

, saat ini sedang

ostat sebagai obat

asam urat. Obat ini sedang dalam tahap

clinical trial fase III (tahap

pengembangan obat yang diujikan pada

berbagai kondisi pasien). Studi awal

ksostat ditoleransi

sampai 4 minggu.

ambar 4) adalah inhibitor

yang dikembangkan

untuk mengatasi hiperurisemia pada

2006). Namun mekanisme penghambatan

enzim XO ini berbeda dari alopurinol

dengan cara menghambat pengikatan substrat

(Okamoto et al. 2003). Penggunaan obat ini

hanya terbatas pada penderita yang

mengalami gout kronis, namun tidak untuk

penderita hiperurisemia asimtomatik (Barclay

2009)

Gambar 3 Aktivitas alopurinol

inhibitor enzim

(www.nature.com).

Gambar 4 Struktur febuxostat (Terkeltaub

al. 2006).

Obat Urikosuria

Sekitar 80% penderita pirai disebabkan oleh

pengeluaran (sekresi) asam urat melalui ginjal

yang menurun. Kebanyakan pasien dengan

hiperurisemia akibat sedikitnya ekskresi asam

urat dalam urin dapat diobati

urikosuria. Golongan obat ini meningkatkan

pengeluaran asam urat melalui ginjal yaitu

dengan cara menghambat reabsorbsi tubular

terhadap asam urat di ginjal sehingga ekskresi

asam urat meningkat (Dalimartha 2001).

Golongan ini biasa digunakan untuk

menangani penderita pirai dengan ekskresi

asam urat dalam urin berada di bawah normal

(under excretion) (Isbagio 1992).

dari terapi urikosuria ialah perlunya alkalisasi

urin dan dikontraindikasikan pada pasien yang

alergi dan menderita kelainan fungsi ginjal.

Golongan urikosuria seperti probenesid

(500 mg -1g 2 kali/hari) dan sulfinpirazon

Xantin

oksidase

xantin

Alopurinol

4

untuk mengatasi hiperurisemia pada pirai (Yu

2006). Namun mekanisme penghambatan

alopurinol yaitu

menghambat pengikatan substrat

3). Penggunaan obat ini

hanya terbatas pada penderita yang

mengalami gout kronis, namun tidak untuk

penderita hiperurisemia asimtomatik (Barclay

alopurinol sebagai

inhibitor enzim XO

Gambar 4 Struktur febuxostat (Terkeltaub et

disebabkan oleh

pengeluaran (sekresi) asam urat melalui ginjal

yang menurun. Kebanyakan pasien dengan

a ekskresi asam

urat dalam urin dapat diobati dengan obat

. Golongan obat ini meningkatkan

elalui ginjal yaitu

dengan cara menghambat reabsorbsi tubular

terhadap asam urat di ginjal sehingga ekskresi

limartha 2001).

Golongan ini biasa digunakan untuk

dengan ekskresi

asam urat dalam urin berada di bawah normal

(Isbagio 1992). Kekurangan

ialah perlunya alkalisasi

kan pada pasien yang

alergi dan menderita kelainan fungsi ginjal.

seperti probenesid

1g 2 kali/hari) dan sulfinpirazon

Xantin

oksidase

Asam urat

Page 15: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

5

(100 mg 3-4 kali/hari) merupakan alternatif

alopurinol, terutama untuk pasien yang tidak

tahan terhadap alopurinol. Urikosuria harus

dihindari pada pasien dengan nefropati urat

dan yang memproduksi asam urat berlebihan.

Obat ini tidak efektif pada pasien dengan

fungsi ginjal yang buruk (pengeluaran

kreatinin <20-30 mL/menit) (Morris et al.

2003). Sekitar 5% pasien yang menggunakan

probenesid jangka lama mengalami mual,

nyeri ulu hati, kembung atau konstipasi. Ruam

pruritis ringan, demam dan gangguan ginjal

juga dapat terjadi. Salah satu kekurangan obat

ini adalah ketidakefektifannya yang

disebabkan karena ketidakpatuhan pasien

dalam mengkonsumsi obat, penggunaan

salisilat dosis rendah secara bersamaan atau

insufisiensi ginjal (Alldred 2005).

Bahan Peningkat Asam Urat Pada Hewan

Model Hiperurisemia Konsentrasi asam urat pada tikus sebagai

hewan model hiperurisemia dapat

ditingkatkan melalui pemberian pakan yang

mengandung purinaa atau senyawa turunan

purinaa yang tinggi. Dalam beberapa

penelitian yang telah dilakukan, terdapat

beberapa bahan yang sering digunakan

sebagai bahan peningkat asam urat seperti

kalium oksonat (Johnson et al. 1969),

alantoksanamida, kafeina, dan hati ayam.

Kalium oksonat merupakan garam yang

terbentuk dari reaksi antara kalium hidroksida

dengan asam oksonat. Kalium oksonat

memiliki bobot molekul sebesar 195.18

g/mol, titik didih 300oC, kelarutan dalam air

sebesar 5 mg/mL dan memiliki spektrum

warna merah. Menurut Johnson et al. (1969)

kalium oksonat memiliki aktivitas sebagai

inhibitor enzim urikase (urat oksidase). Enzim

urikase adalah enzim yang berperan dalam

penguraian asam urat menjadi alantoin dan

kemudian dikeluarkan melalui urin. Dosis

efektif untuk menghambat aktivitas enzim

urikase sebesar 250 mg/Kg BB. Dosis tersebut

biasa digunakan untuk menginduksi asam urat

pada tikus yang digunakan sebagai hewan

model hiperurisemia (Mo et al. 2007; Haidari

et al. 2008).

Bahan peningkat asam urat lainnya adalah

hati ayam. Hati ayam memiliki konsentrasi

purinaa yang sangat tinggi yaitu 243 mg/100 g

hati ayam (Bertika 2009). Penggunaan jus hati

ayam sebagai bahan peningkat asam urat

pernah dilakukan oleh Rahmawati (2005).

Pemberian dilakukan secara oral dengan

menggunakan sonde oral selama 7 hari

perlakuan. Pemberian jus hati ayam ini

mampu meningkatkan konsentrasi asam urat

menjadi dua kali lipat dari konsentrasi asam

urat semula.

Pengobatan Herbal Untuk Menurunkan

Asam Urat

Penelitian mengenai khasiat tanaman obat

sebagai antihiperurisemia melalui mekanisme

penghambatan enzim XO semakin banyak

dilakukan. Tanaman obat asal China, Conyza

bonariensis mampu menghambat aktivitas

enzim XO sebesar 50% (Kong et al. 2000).

Selain itu, tanaman asli India Coccinia

grandis dan Vitex negundo juga memiliki

daya inhibisi yang sangat kuat terhadap

aktivitas enzim XO, baik secara in vitro

maupun in vivo.

Beberapa tanaman asli Indonesia juga

diketahui memiliki khasiat sebagai inhibitor

enzim XO, sehingga mampu menurunkan

konsentrasi asam urat. Tanaman tersebut

antara lain sidaguri (Sida rhombifolia) yang

mampu menginhibisi XO hingga 55.29%

(Iswantini & Darusman 2003), seledri

(Rhamdani 2004), dan tempuyung (Wardani

2008). Selain itu, tanaman jahe merah dan

herbal suruhan (Mudrikah 2006) dilaporan

juga mampu menurunkan konsentrasi asam

urat serum. Tanaman di atas diduga mampu

menurunkan konsentrasi asam urat karena

memiliki senyawa bioaktif berupa flavonoid,

terpenoid dan kuersetin (Mudrikah 2006,

Wardani 2008).

Mahoni (Swietenia macrophylla King)

Sebagai Sumber Senyawa Bioaktif Swietenia macrophylla King, (Gambar 5)

yang lebih dikenal sebagai mahoni berdaun

lebar atau mahoni Honduras termasuk dalam

famili Meliaceae, suatu kelompok tanaman

yang dikenal memiliki aktivitas sebagai

insektisida dan dapat digunakan sebagai obat.

Tanaman ini tersebar di Amerika Tengah dan

Amerika Selatan. Di Indonesia dan Filipina,

tanaman mahoni digunakan sebagai bahan

baku industri properti seperti mebel, bingkai

dan papan. Mahoni merupakan salah satu jenis

kayu yang banyak dimanfaatkan dalam

industri tersebut. Mahoni memiliki khasiat

sebagai obat yaitu untuk pengobatan

hipertensi (darah tinggi), kanker, diabetes

melitus, amoebiasis, obat diare (Maiti et al.

2007 dan agen anti kanker (Mata & Segura-

Correa 1993).

Page 16: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

6

Gambar 5 Mahoni (Swietenia macrophylla

King)

Bagian tanaman yang sering digunakan

sebagai obat adalah bagian buah (biji).

Menurut penelitian yang pernah dilakukan,

buah mahoni mengandung senyawa flavonoid

dan saponin. Menurut Permadi (2003)

penyakit yang bisa disembuhkan antara lain

hipertensi, kencing manis, dan rematik.

Kandungan flavonoid berguna untuk

melancarkan peredaran darah, terutama untuk

mencegah penyumbatan pembuluh darah

akibat penumpukan lemak pada dinding

pembuluh darah. Selain itu, flavonoid juga

memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan

mengurangi produksi radikal bebas.

Sedangkan saponin berguna untuk mencegah

penyakit sampar, menurunkan konsentrasi

lemak tubuh, meningkatkan sistem imunitas,

mencegah pembekuan darah dan menurunkan

konsentrasi gula darah serta sebagai

hepatoprotektor (Taufik 2005).

Biji mahoni mengandung berbagai

senyawa aktif yang berpotensi sebagai obat

herbal. Biji mahoni digunakan untuk

mengobati penyakit leishmaniasis dan obat

untuk aborsi oleh etnik Bolivia-Amazon

(Bourdy et al. 2000). Selain itu biji mahoni

juga digunakan sebagai bahan obat untuk

mengatasi hipertensi, diabetes, dan sebagai

obat malaria, khususnya di Indonesia. Hal ini

terlihat dari penelitian Muningsih et al. (2005)

yang menyebutkan bahwa ekstrak tersebut

mampu menghambat aktivitas Plasmodium

falsiparum yang merupakan penyebab

penyakit malaria. Senyawa aktif yang

terkandung di dalam biji mahoni antara lain

tetranortriterpenoid, swietenine, swietenolide,

8,30-epoxy-swietenine asetat dan swietenolide

diasetat (Solomon et al. 2003).

Penelitian mengenai manfaat buah mahoni

pernah dilakukan oleh Laurentia Mihardja,

seorang peneliti dari Centre For Research and

Development of Disease Control (NIHRD).

Penelitian tersebut dilakukan terhadap tikus

yang mengalami hiperglikemia. Pemberian

dosis ekstrak buah mahoni sebesar 45 mg/ 160

g BB setelah 7 hari memberikan hasil yang

signifikan dan tidak berbeda nyata

dibandingkan dengan kelompok yang

diberikan glikazide 7.2 mg/ 200 g BB. Selain

itu, ekstrak buah mahoni juga berkhasiat

sebagai antibakteri terhadap Heliobacter

pylori (Bacsal 2003).

Penelitian tentang kandungan senyawa

aktif kulit batang mahoni belum banyak

dilakukan. Menurut Falah et al. (2008),

serbuk batang mahoni mengandung senyawa

bioaktif seperti katekin, epikatekin, dan

swietemakrofilanin yang merupakan senyawa

fenilpropanoid dari kulit kayu mahoni

(Gambar 6). Penelitian yang dilakukan

Suhesti et al. (2007) menunjukkan bahwa

serbuk kulit batang mahoni memiliki

kandungan senyawa aktif berupa saponin,

terpenoid dan flavonoid. Ningsih (2010)

mengemukakan bahwa ekstrak kulit batang

mahoni juga mengandung senyawa tannin dan

alkaloid.

Ekstrak kulit batang mahoni diduga

memiliki potensi sebagai senyawa

antihiperurisemia karena ekstrak kulit batang

mahoni mengandung flavonoid yang telah

diketahui memiliki aktivitas sebagai inhibitor

XO ( Cos et al. 1998, Mo et al. 2007). Selain

itu, senyawa aktif yang terdapat dalam kulit

batang mahoni

Gambar 6 Senyawa bioaktif serbuk batang

mahoni. (1) swietemakrofilanin,

(2) katekin, (3) epikatekin (Falah

et al. 2008).

Page 17: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

7

memiliki kemampuan sebagai antioksidan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Falah et al. (2008), ekstrak kulit batang

mahoni memiliki daya antioksidasi (IC50)

sebesar 56 µg/mL, sehingga sangat potensial

digunakan sebagai antioksidan alami

dibandingkan dengan standar (trolok) yang

memiliki IC50 sebesar 80 µg/mL.

BAHAN DAN METODE .

Bahan dan Alat Hewan uji yang digunakan adalah tikus

putih jantan galur Sprague-Dawley yang

diperoleh dari Badan Pengawas Obat dan

Makanan (BPOM), berumur 8 minggu dan

mempunyai berat badan yang seragam yaitu

275,01±7,46 gram. Pakan hewan uji yang

digunakan berupa pakan standar yang

diperoleh dari Indofeed, Bogor. Kulit mahoni

yang digunakan berasal dari tanaman yang

berumur 15 tahun dan berasal dari HTI (Hutan

Tanaman Industri) Sumedang. Bahan-bahan

yang digunakan dalam penelitian adalah

ekstrak kulit batang mahoni, alkohol 70%,

akuades, hati ayam, alopurinol, NaCMC 95%,

perangkat analisis asam urat Bio Line yang

berisi bufer Hepes, asam 3,5-dikloro-2-

hidroksibenzen sulfonat, 4-aminopenazon,

enzim peroksidase, enzim urikase, dan standar

asam urat 10 mg/dL.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian

adalah alat-alat gelas, bulp, mikro tip,

penangas air, timbangan analitik, gunting,

microfuge, blender, syiringe, sonde oral,

mikropipet Labopette, vorteks, tabung tabung

Eppendorf dan spektrofotometer UV-VIS

Genesis 10.

Gambar 7 Tikus galur Sprague Dawley

METODE PENELITIAN

Ekstraksi Mahoni Kulit batang mahoni yang diperoleh

dikeringkan. Selanjutnya kulit batang mahoni

digiling halus (40-80 mesh). Serbuk kulit

batang mahoni diekstraksi dengan

menggunakan pelarut air panas dengan suhu

97oC. Serbuk kulit batang mahoni sebanyak

500 g direndam dengan air panas selama 4

jam. Air rendaman kemudian diuapkan

dengan rotavapor sampai kering sehingga

diperoleh rendemen sebesar 6.64%

(Mardisadora 2010).

Ekstrak metanol diperoleh melalui

ekstraksi serbuk kulit batang mahoni sebanyak

3000 g dengan pelarut aseton pada suhu 28oC

selama 48 jam. Ekstraksi dilakukan sebanyak

3 kali dengan menggunakan 3 L aseton.

Serbuk kulit batang mahoni sisa ekstraksi

aseton kemudian disuspensi dengan

menggunakan metanol dan hasil ekstraksi

dirotavapor sehingga diperoleh ekstrak

metanol. Rendemen ekstrak metanol yang

diperoleh sebesar 6.65% (Mardisadora 2010).

Dosis Penggunaan Ekstrak

Dosis ekstrak kulit batang mahoni yang

digunakan adalah dosis optimum berdasarkan

uji orientasi toksisitas akut terhadap mencit

(Ningsih 2010) dan uji aktivitas antioksidan

secara in vitro (Mardisadora 2010). Nilai LD50

ekstrak air kulit batang mahoni sebesar

21420.91 mg/Kg BB, dan ekstrak metanol

kulit batang mahoni sebesar 16334.52 mg/Kg

BB. Oleh karena itu, ditetapkan dosis 500

mg/Kg BB yang merupakan dosis aman bagi

hewan model karena jauh berada di bawah

dosis farmakologis sebesar 1/10 dosis letal.

Rancangan Percobaan dan Hewan Uji Tikus sebanyak 33 ekor, dibagi dalam 5

kelompok, yaitu kelompok normal, kelompok

kontrol hiperurisemia (HU), kelompok

pembanding alopurinol (HU I) dan dua

kelompok ekstrak. Kelompok normal adalah

kelompok yang dicekok dengan akuades.

Kelompok HU merupakan kelompok yang

dicekok jus hati ayam dalam NaCMC 0.5%

dosis 25 g/Kg BB. Kelompok HU I dicekok

dengan jus hati ayam dalam NaCMC 0.5%

dan alopurinol dengan dosis 3.3 mg/Kg BB

(Mudrikah 2006). Kelompok ekstrak adalah

kelompok yang dicekok dengan jus hati ayam

dalam NaCMC 0.5% dan ekstrak air ( HU II)

atau metanol (HU III) kulit batang mahoni

pada konsentrasi 500 mg/Kg BB untuk

masing-masing ekstrak.

Hewan uji diaklimatisasi selama satu

bulan dalam kandang percobaan. Aklimatisasi

ini bertujuan untuk menyeragamkan cara

hidup dan makanannya. Selama percobaan,

tikus diberi pakan standar dalam bentuk pellet

secara ad libitum. Setelah aklimatisasi selama

4 minggu, konsentrasi asam urat diukur

sebagai nilai hari ke nol (0). Selanjutnya,

Page 18: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

8

kecuali yang normal, semua kelompok hewan

diinduksi hiperurisemia dengan cara diberi jus

hati ayam dengan dosis 25 mL/Kg (setara

dengan 25 g/Kg BB) selama 28 hari

(Mudrikah 2006). Konsentrasi asam urat

selanjutnya diukur pada hari ke 14, 21, dan 28

setelah induksi.

Pada hari ke 28 hingga hari ke 35

kelompok HU I, HU II, dan HU III menerima

perlakuan seperti telah dikemukakan dalam

rancangan percobaan. Adapun kelompok

normal diberi akuades, dan kelompok HU,

tetap menerima jus hati ayam dan NaCMC

0.5%. Pemberian jus hati ayam selama

periode pengobatan adalah untuk mengurangi

efek enzim urikase pada hewan model.

Pengukuran konsentrasi asam urat dilakukan

kembali pada hari ke 35 untuk mengetahui

penurunan konsentrasi asam urat.

Persiapan Serum Darah

Konsentrasi asam urat darah yang

digunakan berasal dari serum darah. Serum

darah diperoleh dari pemisahan serum darah

dengan komponen padatan darah. Sebelum

pengambilan darah, tikus dipuasakan selama

18 jam. Darah diambil dengan cara menyayat

ujung ekor tikus secara aseptik sebanyak 2 mL

dan ditampung menggunakan tabung tabung

Eppendorf 2 mL. Kemudian darah didiamkan

selama 60 menit di penangas es sehingga

darah menggumpal dan serum darah terpisah.

Selanjutnya serum dipindahkan ke dalam

tabung Eppendorf baru dan disentrifugasi

dengan kecepatan 1200 g selama 15 menit.

Beberapa serum mengalami lisis sehingga

sentrifugasi diulang. Serum yang diperoleh

disimpan dalam tabung Eppendorf baru dan

segera diukur konsentrasi asam uratnya.

Pengukuran Konsentrasi Asam Urat Darah

(Fossati et al. 1980)

Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum. Panjang gelombang maksimum

dapat diperoleh dengan mengukur larutan

standar pada suatu selang panjang gelombang.

Panjang gelombang yang digunakan adalah

500-530 nm. Sebanyak 20 µL standar asam

urat direaksikan dengan 1000 µL larutan

buffer dan pereaksi asam 3,5-dikloro-2-

hidroksibenzen sulfonat (DHBS). Campuran

dikocok dan diinkubasi selama 15 menit pada

suhu ruang. Absorbansi diukur pada panjang

gelombang 500-530 nm dengan selang 1 nm

dan diplotkan ke dalam kurva sehingga

diperoleh puncak. Puncak tersebut merupakan

nilai panjang gelombang maksimum, sebesar

514 nm (Lampiran 4).

Kurva Standar Asam Urat. Konsentrasi

asam urat yang digunakan dalam kurva

standar adalah 0.15, 1.5, 3.0, 6.0 mg/dL.

Sebanyak 20 µL standar asam urat direaksikan

dengan 1000 µL larutan buffer dan pereaksi

DHBS. Campuran dikocok dan diinkubasi

selama 15 menit pada suhu ruang. Absorbansi

diukur pada panjang gelombang maksimum

514 nm dan diplotkan ke dalam kurva dan

diperoleh grafik konsentrasi asam urat dengan

persamaan y = 0.028x – 0.005, R = 0.999

(Lampiran 5).

Analisis Konsentrasi Asam Urat Darah.

Sebanyak 20 µL sampel direaksikan dengan

1000 µL larutan buffer dan pereaksi DHBS.

Campuran dikocok dan diinkubasi selama 15

menit pada suhu ruang. Absorbansi diukur

pada panjang gelombang maksimum 514 nm.

Konsentrasi asam urat dihitung berdasarkan

persamaan y = 0.028x – 0.005

Analisis Statistik

Rancangan percobaan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah rancangan acak

lengkap (RAL). Data yang diperoleh

kemudian diuji lanjut dengan menggunakan

uji Duncan dan uji T pada perangkat lunak

SPSS Statistical Data Analysis seri 13.

Modelnya adalah sebagai berikut:

Yij = µ+ τi + €ij

Keterangan :

µ = pengaruh rataan umum

τi = pengaruh perlakuan ke-i, i= 1,2,3,4,5

€I= pengaruh galat perlakuan ke-i dan ulangan

ke-j, j= 1,2,3,4,5,6

Yi= pengamatan perlakuan ke-i dan ulangan

ke-j

i1= kelompok kontrol normal

i2= kelompok kontrol positif

i3= kelompok kontrol negatif

i4= kelompok perlakuan dengan ekstrak air

kulit batang mahoni

i5= kelompok perlakuan dengan ektrak

metanol kulit batang mahoni.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Hewan Model

Bobot Badan Hewan Model Selama

Adaptasi

Bobot badan hewan model yang

digunakan pada awal masa adaptasi rata-rata

sebesar 125.94±11.31 g. Selama masa

adaptasi tikus dilakukan penimbangan bobot

badan secara berkala (1 minggu sekali). Hasil

penimbangan menunjukkan bahwa bobot

Page 19: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

9

badan tikus mengalami kenaikan 120%

selama masa adaptasi. Perubahan bobot badan

yang diamati setiap minggunya mengalami

kenaikan yang signifikan dibandingkan bobot

badan awal (p>0.05) (Gambar 8). Kenaikan

ini dipengaruhi oleh tingkat konsumsi pakan

dan umur tikus yang berada dalam masa

pertumbuhan. Pemberian pakan selama

adaptasi dilakukan secara ad libitum. Di akhir

masa adaptasi bobot badan tikus mencapai

275,01±7,46 g. Menurut lembaga riset Ace

Animal (2006), tikus Spague Dawley jantan

akan memiliki bobot badan sebesar 275-299

pada usia 57-61 hari. Dengan rata-rata bobot

badan 275,01±7,46 g, tikus siap digunakan

untuk percobaan.

Gambar 8 Bobot badan selama adaptasi. (♦

kelompok normal; ▲kelompok

HU, ► kelompok HU I , ●

kelompok HU II, ■ kelompok HU

III).

Bobot Badan Hewan Model Selama

Percobaan Pemeriksaan bobot badan tikus dilakukan

setiap hari untuk menentukan jumlah jus hati

ayam yang dicekokkan serta mengetahui

kondisi kesehatan hewan uji yang digunakan.

Rata-rata bobot badan tikus sebelum

percobaan sebesar 275,01±7,46 g. Selama

pengujian, seluruh tikus percobaan mengalami

kenaikan bobot badan karena tikus masih

dalam masa pertumbuhan (<6 bulan). Di akhir

pengujian, rata-rata bobot badan tikus

mencapai 342,52±9,55 g (Gambar 9).

Kenaikan bobot badan yang terjadi selama

masa percobaan sangat dipengaruhi oleh pola

konsumsi pakan. Selama masa percobaan,

hewan model diberikan pakan secara ad

libitum, karena jumlah pakan yang

dikonsumsi tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap konsentrasi asam urat

darah. Selain jumlah pakan, bobot badan

hewan uji juga dipengaruhi oleh pemberian

jus hati ayam. Selain jumlah pakan, bobot

badan hewan uji juga dipengaruhi oleh

pemberian jus hati ayam. Perubahan pakan ini

berpengaruh pada bobot badan hewan uji. Hal

ini terlihat dari kelompok HU III yang

menunjukkan kenaikan bobot badan lebih

rendah dibandingkan kelompok lain pada hari

ke-7, walaupun bobot badan antarkelompok

tidak menunjukkan perbedaan.

Pada akhir pengujian, kelompok yang

diberikan jus hati ayam memiliki bobot badan

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan

kelompok normal. Selama percobaan

kelompok normal mengalami kenaikan bobot

badan sebesar 24.9% sedangkan kelompok

yang diinduksi hiperurisemia meningkat

sebesar 27.2%. Namun, hasil analisis statistik

menunjukkan bahwa bobot badan hewan uji

antarkelompok perlakuan tidak menunjukkan

perbedaan (p=0.180).

Gambar 9 Bobot badan selama pengujian. (♦

kelompok normal; ▲kelompok

HU, ► kelompok HU I , ●

kelompok HU II, ■ kelompok HU

III).

Induksi Hiperurisemia Prinsip pengukuran konsentrasi asam urat

metode DHBS adalah degradasi asam urat

oleh enzim urikase sehingga dihasilkan

hidrogen peroksida dan alantoin. Hidrogen

peroksida direaksikan dengan 4-

aminopenazon dan asam 3,5-dikloro-2-

hidroksi benzena sulfonat membentuk N-(4-

antipirina)-3-kloro-5-sulfonat p-benzoquinon

monoimina yang merupakan senyawa

berwarna yang diukur nilai serapan warnanya

(Fossati 1980). Warna yang terbentuk adalah

merah muda (Gambar 10).

Konsentrasi asam urat rata-rata sebelum

percobaan adalah sebesar 2,782±0,46 mg/dL

untuk semua populasi (n=33). Menurut

Girindra (1988) konsentrasi asam urat normal

pada tikus sebesar 1,2-5,0 mg/dL.

Berdasarkan hal tersebut, konsentrasi asam

urat masih berada dalam kisaran normal. Hasil

uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan

nilai konsentrasi asam urat antarkelompok

percobaan (homogen), meskipun nilai rata-

rata konsentrasi asam urat kelompok HU III

paling rendah yaitu 2,60±0,59 mg/dL.

0

100

200

300

400

0 10 20 30

BO

BO

T B

AD

AN

(g

)

HARI

0

100

200

300

400

0 10 20 30 40B

ob

ot

ba

da

n (

g)

Hari

Page 20: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

10

Gambar 10 Reaksi perombakan asam urat secara enzimatik (Fossati 1980)

Kondisi hiperurisemia pada tikus ditandai

dengan peningkatan produksi asam urat

sehingga konsentrasi asam urat di dalam darah

berada di atas normal. Asam urat ditingkatkan

dengan pemberian jus hati ayam dengan dosis

25 g/Kg BB. Hati ayam digunakan sebagai

bahan peningkat asam urat karena kandungan

purina yang sangat tinggi. Menurut Bertika

(2009) kandungan purina dalam hati ayam

sebesar 243 mg/100 g. Purina yang berasal

dari bahan makanan dapat meningkatkan

pembentukan asam urat karena meningkatkan

konsentrasi purina dalam tubuh sehingga

meningkatkan aktivitas enzim XO dan XDH.

Pemberian jus hati ayam selama 14 hari

mulai meningkatkan konsentrasi asam urat

semua kelompok yang diinduksi

hiperurisemia. Peningkatan konsentrasi asam

urat hasil induksi berkisar antara 7,9-22.2%.

Nilai konsentrasi rata-rata asam urat setelah

pemberian jus hati ayam sebesar 3,191±0,573

mg/dL. Meskipun demikian, peningkatan ini

belum bermakna jika dibandingkan dengan

nilai konsentrasi asam urat sebelum induksi

(P=0.949). Begitu pula jika dibandingkan

dengan kelompok yang tidak diinduksi dalam

waktu yang sama (Gambar 11).

Mudrikah (2006) melaporkan adanya

peningkatan asam urat secara signifikan

terjadi pada 21 hari setelah pemberian jus hati

ayam, yaitu sebesar 23,34%. Mengacu pada

penelitian tersebut maka induksi hiperurisemia

dilakukan hingga hari ke-21. Hasil analisis

pada hari ke 21 menunjukkan konsentrasi rata-

rata kelompok yang diinduksi dengan jus hati

ayam meningkat tajam yaitu mencapai 5,03 ±

1.02 mg/dL (peningkatan 75,5%). Namun

sebagian besar serum pada hari ke-21

mengalami lisis. Serum yang mengalami lisis

mengandung hemoglobin dan bilirubin yang

meningkatkan pembacaan konsentrasi asam

urat, sehingga nilai konsentrasi asam urat yang

terbaca pada spektrofotometer lebih besar dari

konsentrasi asam urat sebenarnya. Keadaan ini

menyebabkan induksi diperpanjang hingga

hari ke 28.

Pada hari ke-28 konsentrasi asam urat

kelompok yang diinduksi dengan jus hati

meningkat sebesar 32,54% (0.93 mg/dL) pada

kelompok HU, 26,84 % (0.77 mg/dL)

kelompok HU I, 47,071% (1.28 mg/dL)

kelompok HU II air, dan 38,48%

(1.01mg/dL) kelompok HU III lebih tinggi

dibandingkan dengan konsentrasi pada hari

ke-0. Hasil analisis statistik menunjukkan

bahwa konsentrasi asam urat kelompok

perlakuan berbeda nyata terhadap kelompok

Gambar 11 Konsentrasi asam urat selama 14

hari induksi (▲ hari ke-0, ■ hari

ke-14). *(a) tidak berbeda dengan

kelompok normal. (*) seragam

untuk semua kelompok

(p=0.949).

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

Ko

nse

ntr

asi

mg

/dL

Kelompok

7.9% 13.3% 15.6% 22.2%

* * * *

*

Page 21: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

normal. Persentase kenaikan rata

uji yang diinduksi dengan jus hati ayam

sebesar 36,83%. Peningkatan paling tinggi

terjadi pada kelompok ekstrak air dengan rata

rata konsentrasi asam urat sebesar 4,00±0,18

mg/dL (Gambar 12).

Gambar 12 Konsentrasi asam urat serum

selama induksi 28 hari.

ke-0, (●) hari ke

28. (*) seragam (

Efek Antihiperurisemia Ekstrak Kulit

Batang Mahoni

Konsentrasi asam urat kelompok HU pada

hari 35 induksi mengalami penurunan sebesar

1.4%. Penurunan ini diduga disebabkan oleh

aktivitas enzim urikase. Namun jika

dibandingkan dengan konsentrasi

sebelum masa perlakuan

perubahan (p=0.871).

Pemberian alopurinol dengan dosis 3.3

mg/Kg BB pada kelompok HU I mampu

menurunkan konsentrasi asam urat hewan uji

sebesar 66.56% dibandingkan dengan

konsentrasi asam urat sebelum perlakuan

Namun, persentase penurunannya lebih kecil

jika dibandingkan dengan hasil Mudrikah

(2006) yang mencapai 92.51%. Hal ini diduga

akibat tingkat kelarutan

rendah sehingga memberikan efek yang lebih

rendah.

Alopurinol telah diketahui mampu

menghambat aktivitas XO melalui proses

inhibisi kompetitif ( Nelson & Cox 2005).

Hal ini disebabkan oleh kemiripan

alopurinol dengan hipoksantin yang

merupakan substrat dalam pembentukan asam

urat dalam tubuh. Oleh karena itu

digunakan untuk mengobati serangan pirai

secara klinis.

Ekstraksi kulit batang mahoni

menghasilkan rendemen sebesar 6.6

ekstrak air dan 6.65% pada ekstrak metanol

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0K

on

sen

tra

si m

g/d

L

Kelompok

32.5% 26.8%

* *

Persentase kenaikan rata-rata hewan

uji yang diinduksi dengan jus hati ayam

Peningkatan paling tinggi

lompok ekstrak air dengan rata-

rata konsentrasi asam urat sebesar 4,00±0,18

Gambar 12 Konsentrasi asam urat serum

selama induksi 28 hari. (●) hari

) hari ke-14, (●) hari ke-

. (*) seragam (p=0.339).

Antihiperurisemia Ekstrak Kulit

Mahoni

Konsentrasi asam urat kelompok HU pada

hari 35 induksi mengalami penurunan sebesar

1.4%. Penurunan ini diduga disebabkan oleh

aktivitas enzim urikase. Namun jika

dibandingkan dengan konsentrasi asam urat

tidak mengalami

dengan dosis 3.3

mg/Kg BB pada kelompok HU I mampu

menurunkan konsentrasi asam urat hewan uji

sebesar 66.56% dibandingkan dengan

konsentrasi asam urat sebelum perlakuan.

n, persentase penurunannya lebih kecil

jika dibandingkan dengan hasil Mudrikah

(2006) yang mencapai 92.51%. Hal ini diduga

akibat tingkat kelarutan alopurinol yang

rendah sehingga memberikan efek yang lebih

telah diketahui mampu

bat aktivitas XO melalui proses

inhibisi kompetitif ( Nelson & Cox 2005).

Hal ini disebabkan oleh kemiripan struktur

dengan hipoksantin yang

merupakan substrat dalam pembentukan asam

urat dalam tubuh. Oleh karena itu alopurinol

untuk mengobati serangan pirai

Ekstraksi kulit batang mahoni

sebesar 6.64% pada

% pada ekstrak metanol

(Mardisadora 2010). Pengujian ekstrak kulit

batang mahoni dilakukan untuk menentukan

khasiat ekstrak tersebut dalam menurunkan

konsentrasi asam urat darah. Hal ini sangat

penting dilakukan agar sediaan uji memiliki

standar kualitas dan keamanan melalui

pengujian secara ilmiah.

Pemberian ekstrak air kulit batang mahoni

dengan dosis 500 mg/Kg BB sel

berturut-turut mampu menurunkan

asam urat sebesar 24.22%, sedangkan ekstrak

metanol kulit batang mahoni dengan dosis

yang sama mampu menurunkan konsentrasi

asam urat sebesar 21.02%. Jika dibandingkan

dengan kelompok HU, persentase

konsentrasi asam urat kelompok tersebut

berbeda secara signifikan (Gambar 13).

Besarnya persentase penurunan kelompok HU

II lebih besar dibandingkan HU III. Namun,

hasil analisis statistik terhadap kedua

kelompok tidak memberikan perbedaan

(p<0.05).

Penurunan konsentrasi asam urat pada

kelompok tikus yang diberi perlakuan ekstrak

air dan ekstrak metanol kulit batang mahoni

tidak memberikan efek penurunan yang lebih

besar dibandingkan dengan kelompok tikus

yang diberi alopurinol Berdasarkan ha

tersebut dapat dikatakan bahwa efektivitas

ekstrak air dan ekstrak metanol kulit batang

mahoni lebih rendah dibandingkan kelompok

tikus yang diberi alopurinol

menurunkan konsentrasi asam urat serum.

Konsentrasi asam urat kelompok HU II

setelah pemberian ekstrak kulit batang mahoni

sebesar 3.02±0.42 mg/dL, sedangkan HU III

sebesar 2.87±0.51 mg/dL. Konsentrasi asam

urat kedua kelompok jika dibandingkan

dengan kelompok normal tidak menunjukkan

perbedaan (p=0.233). Hal ini menunjukka

Gambar 13 Penurunan konsentrasi asam urat

(Hari ke-28 – 35).

28, (■) hari ke-35. (*)

dengan HU

Kelompok

26.8% 47.1%

38.5%

* *

11

Pengujian ekstrak kulit

batang mahoni dilakukan untuk menentukan

strak tersebut dalam menurunkan

Hal ini sangat

penting dilakukan agar sediaan uji memiliki

standar kualitas dan keamanan melalui

ekstrak air kulit batang mahoni

selama 7 hari

mampu menurunkan konsentrasi

sebesar 24.22%, sedangkan ekstrak

metanol kulit batang mahoni dengan dosis

yang sama mampu menurunkan konsentrasi

Jika dibandingkan

dengan kelompok HU, persentase penurunan

kelompok tersebut

(Gambar 13).

Besarnya persentase penurunan kelompok HU

II lebih besar dibandingkan HU III. Namun,

hasil analisis statistik terhadap kedua

kelompok tidak memberikan perbedaan

Penurunan konsentrasi asam urat pada

kelompok tikus yang diberi perlakuan ekstrak

air dan ekstrak metanol kulit batang mahoni

tidak memberikan efek penurunan yang lebih

besar dibandingkan dengan kelompok tikus

Berdasarkan hasil

tersebut dapat dikatakan bahwa efektivitas

ekstrak air dan ekstrak metanol kulit batang

mahoni lebih rendah dibandingkan kelompok

alopurinol dalam

menurunkan konsentrasi asam urat serum.

Konsentrasi asam urat kelompok HU II

emberian ekstrak kulit batang mahoni

0.42 mg/dL, sedangkan HU III

. Konsentrasi asam

urat kedua kelompok jika dibandingkan

dengan kelompok normal tidak menunjukkan

perbedaan (p=0.233). Hal ini menunjukkan

Gambar 13 Penurunan konsentrasi asam urat

35). (■) hari ke-

. (*) berbeda

Page 22: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

12

bahwa pemberian ekstrak air dan ekstrak

metanol mampu menurunkan konsentrasi

asam urat pada kisaran normal.

Mudrikah (2006) melaporkan ekstrak air

jahe merah mampu menurunkan konsentrasi

asam urat sebesar 45.55% pada dosis 115.58

mg/Kg BB dan herba suruhan sebesar 39.44%

pada dosis 136 mg/Kg BB. Jika dibandingkan

dengan hasil tersebut, persentase penurunan

konsentrasi asam urat akibat pemberian

ekstrak kulit batang mahoni pada dosis 500

mg/Kg BB memiliki persentase yang lebih

rendah.

Efek antihiperurisemia pada kelompok

kulit batang mahoni diduga disebabkan oleh

kandungan senyawa kimianya. Chaerul (2001)

melaporkan bahwa senyawa aktif tumbuhan

obat yang memiliki potensi sebagai

antihiperurisemia adalah senyawa alkaloid dan

flavonoid. Menurut Falah et al. (2008) kulit

batang mahoni mengandung senyawa katekin,

epikatekin dan swietemakrofilanin yang

merupakan turunan dari tannin. Berdasarkan

penelitian tersebut dapat diduga bahwa efek

antihiperurisemia yang terlihat dalam

percobaan ini disebabkan oleh adanya

senyawa alkaloid dan flavonoid.

Flavonoid memiliki banyak manfaat

seperti sebagai antioksidan, dan sebagai

inhibitor aktivitas enzim (Murota dan Terao

2003). Salah satu enzim yang dapat dihambat

aktivitasnya adalah XO (Van Hoorn et al.

2003). Uji in vitro beberapa senyawa

flavonoid seperti kuersetin, kaempreol dan

apigenin mampu bekerja sebagai inhibitor XO

dengan daya hambat yang hampir sama

dengan alopurinol (Ahmad et al. 2006, Cos et

al. 1998). Beberapa penelitian in vivo

menunjukkan flavonoid mampu menghambat

aktivitas XO. Menurut Mo et al. (2007)

senyawa flavonoid seperti kuersetin, morin,

kaempreol, apigenin, myrisetin dan puerarin

mampu menurunkan konsentrasi asam urat

hingga mencapai konsentrasi normal dengan

dosis 50 mg/Kg BB. Selain itu senyawa aktif

lainnya seperti morin, katekin, epikatekin dan

akasetin memiliki aktivitas yang sangat kuat

dalam menghambat aktivitas XO dalam hati

(Nguyen et al. 2005).

Selain berperan dalam menghambat

aktivitas XO, flavonoid juga berperan sebagai

antioksidan sehingga mampu melindungi

DNA dari radikal bebas. Oleh karena itu,

diduga proses terbentuknya asam urat endogen

dapat diminimalkan (Muraoka dan Miura

2003).

Hubungan antara struktur flavonoid

dengan aktivitasnya sebagai inhibitor XO

disebabkan oleh adanya ikatan rangkap pada

atom C2=C3 serta adanya gugus hidroksil pada

atom C3, C5 dan C7 (Cos et al. 1998, Van

Hoorn et al. 2002). Aktivitas

antihiperurisemia senyawa flavonoid akan

menurun dan bahkan kehilangan aktivitasnya

apabila terjadi glikosilasi pada atom C7.

Namun jika glikosilasi terjadi pada atom C8

akan meningkatkan aktivitas antihiperurisemia

dan inhibitor XO. Hal ini mungkin disebabkan

oleh pengaruh posisi glikosilasi terhadap sisi

pengikatan komponen tersebut terhadap enzim

(Mo et al. 2007). Struktur planar dan adanya

gugus hidroksil pada senyawa flavonoid

mungkin memiliki peranan yang penting

dalam interaksinya dengan molekul target

pada komponen tersebut.

Berdasarkan hal tersebut, diduga flavonoid

yang terkandung dalam ekstrak kulit batang

mahoni memiliki mekanisme sebagai inhibitor

enzim XO. Jika dibandingkan dengan

kelompok hiperurisemia, konsentrasi asam

urat kelompok ekstrak dan alopurinol lebih

rendah walaupun semua kelompok perlakuan

tetap diberikan jus hati ayam mentah selama

perlakuan ekstrak. Hal ini menunjukkan

bahwa ekstrak mahoni mampu menurunkan

konsentrasi asam urat melalui penghambatan

aktivitas enzim XO, seperti halnya kelompok

kontrol alopurinol.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan Ekstrak air dan metanol kulit batang

mahoni memiliki aktivitas sebagai

antihiperurisemia yaitu menurunkan

konsentrasi asam urat serum tikus jantan yang

diinduksi dengan jus hati ayam dengan

persentase penurunan sebesar 24,22 % dan

21,02% pada dosis 500 mg/Kg BB. Kedua

ekstrak tersebut memiliki efektivitas yang

lebih rendah dibandingkan dengan alopurinol

pada dosis 3,3 mg/Kg BB.

Saran Perlu penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui senyawa aktif yang bersifat

antihiperurisemia dalam kulit batang mahoni.

Penelitian dengan kisaran dosis yang lebih

tinggi perlu diteliti untuk menentukan

aktivitas optimum dari ekstrak kulit batang

mahoni dalam menurunkan konsentrasi asam

urat, serta perlu dilakukan penelitian

mengenai mekanisme penurunan konsentrasi

asam urat. Selain itu, perlu dikembangkan

obat herbal terstandar dari ekstrak tersebut.

Page 23: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

13

DAFTAR PUSTAKA

Ace Animal. 2006. Sprague dawley.

[terhubung berkala]. http://

www.aceanimals.com/SpragueDawley.htm

. [20 Januari 2010]

Ahmad NS, Farman M, Najmi MH, Mian KB,

Hasan A. 2006. Activity of polyphenolic

plant extracts as scavengers of free radicals

and inhibitors of xanthine oxidase.

Pakistan Journal of Biological Sciences 2:

1-6

Alldred A. 2005. Gout pharmacological

management. Hospital Pharmacist.

12:225-228

Bacsal et al. 2003. The effect of Swietenia

mahogani (mahogany) seed extract on

indomethacin-induced gastric ulcers in

female Sprague-dawley rats. Acta Medica

Philipina 6 : 256-259.

Barclay L. 2009. FDA approves febuxostat for

chronic management of hyperuricemia in

patients with gout. [terhubung berkala]

http://www.fda.gov. [14 Desember 2009)

Bertika M. 2009. Mencintai ginjal. Surya : 25-

26

Bourdy G, De Walt SJ, Chaves LR, Roca A,

Deharo E. 2000. Medicinal plant uses of

the Tanaca an Amazonian Bolivian ethnic

group. J. Ethnopharmacol 70 : 87-109.

Chaerul. 2001. Tempuyung untuk

menghadang asam urat. [terhubung

berkala] http://www.anekaplanta.com/

2008/02/28/tempuyung-untuk menghadang

asam-urat/ [20 Agustus 2009].

Choi HK, Atkinson K, Karlson E W, Willett

W, Curhan G.. 2004. Purine-rich foods,

dairy and protein intake, and the risk of

gout in men. The New England Journal of

Medicine 350: 1093-1103.

Cos et al.. 1998. Structure-activity

relationship and classification of

flavonoids as inhibitor of xanthine oxidase

and superoxide scavengers. J Nat Prod 61

: 71-76.

Dalimartha S. 2001. 96 Resep Tumbuhan Obat

untuk Reumatik. Jakarta : Penebar

Swadaya.

Davidson J, Henry JB. 1974. Clinical

Diagnosis by Laboratory Methods.

Philadelpia : WB Saunders.

DirjenPOM [Dirjen Pengawasan Obat dan

Makanan]. 1995. Farmakologi Indonesia

Edisi IV. Jakarta : Depkes RI

Falah S, Suzuki T, Katayama T. 2008.

Chemical constituent from Swietenia

macrophylla bark and their antioxidant

activity. Pakistan Journal of Biological

Sciences 11 : 2007-2012.

Fossati P, Prencipe L, Berti G. 1980. Use of

3,5-dichloro-2-hydroxybenzenesulfonic

acid/4-aminophenazone chromogenic

system in direct enzymatic assay of uric

acid in serum and urine. Clin Chem 26 :

227-231.

Ganong WF. 1971. Review of Medical

Physiology. California : Lang Medical Pb.

Girindra A. 1988. Biokimia Patologi. Bogor :

Pusat Antar Universitas IPB.

Graham W, Robert JB. 1983. Intravenous

colchicines in the management of pirai

arthritis. Annals of the Rheumatic Diseases

12:16-19.

Haidari et al.. 2008. Effect of onion on serum

uric acid levels and hepatic xanthine

dehydrogenase/xanthine oxidase activities

in hyperuricemic rats. Pakistan Journal of

Biological Sciences 11 : 1779-1784.

Hawkin DW, Rahn DW. 1997.

Pharmacoteraphy : Pathophysiological

Approach. London : Blackwell Scientific

Pb.

Heryanto R. 2003. Biofarmaka : Definisi dan

Fungsinya dalam Pengobatan Pirai.

Bogor : Pusat Studi Biofarmaka Institut

Pertanian Bogor.

Hidayat R. 2009. Gout dan hiperurisemia.

Medicinus : Scientific Journal of

Pharmaceutical Development and Medical

Application 22 :47-50.

Isbagio H. 1992. Stategi pengobatan

medikamentosa penyakit reumatik. Cermin

Dunia Kedokteran 78 : 25-31.

Iswantini D, Darusman LK. 2003. Effect of

Sidaguri as an uric acid lowering agent on

the activity of oxidase enzim. Proceeding

of International Symposium on

Biomedicine, 18-19th

2003. Biopharmacia

Research Center. Bogor Agriculture

University.

Johnson WJ, Stavric B, Chartrand A. 1969.

Uricase inhibition in the rat by s-triazines :

an animal model for hyperuricemia and

Page 24: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

14

hyperuricosuria. Proc. Soc. Exp. Biol. Med

131 : 8-12.

Jǿker D. 2001. Informasi Singkat Benih.

Bandung : Indonesia Forest Seed Project

Kong LD, Cai C, Huang W, Cheng CHK, Tan

RX. 2000. Inhibition of xanthin oxidase by

some Chinese medicine plant used to treat

pirai. J Ethnopharmacol 73 : 199-207.

Koolman J, Roehm KH. 2005. Colour Atlas of

Biochemistry. New York : Thieme

Stuttgart

Maiti A, Dewanjee S, Mandal SC. 2007. In

vivo evaluation of antidiarrhoeal activity

of the seed of Swetenia macrophylla King

(Meliaceae). Tropical Journal of

Pharmaceutical Research 6: 711-716.

Mardisadora O. 2010. Identifikasi dan potensi

antioksidan ekstrak kulit batang mahoni.

[skripsi]. Bogor : FMIPA Institut Pertanian

Bogor.

Mata R, Sigura-Correa R. New

tetranorterpenoid from Swietenia humulis.

J Nat Prod 56 : 1567-1574.

Mo et al.. 2007. Hypouricemic action of

selected flavonoids in mice : structure-

activity relationships. Biol. Pharm. Bull.

30 : 1551-1556

Morris I, Varughese G, Mattingly P. 2003.

Colchicine in acute pirai. BMJ 327:1275-

1276.

Mudrikah F. 2006. Potensi ekstrak jahe merah

(Zingiber officinale Rosc.) dan herba

suruhan sebagai antihiperurisemia pada

tikus. [skripsi]. Bogor : FMIPA Institut

Pertanian Bogor.

Muraoka S, Miura T. 2003. Inhibition by uric

acid of free radical that damage biological

molecules. Pharmacol. Toxicol 93 : 284-

289.

Murningsih, Subekti T, Matsuura H,

Takahashi K, Yamasaki M. 2005.

Evaluation of the inhibitory activities of

extract of Indonesian traditional medicinal

plant against Plasmodium falsiparum and

Babesia gibsoni. J. Vet. Med. Sci. 67 : 829-

831.

Murota K, Terao J. 2003. Antioxidant

flavonoid quercetin : implication of its

intestinal absorbtion and metabolism.

Arch. Biochem. Biophys 417: 12-17

Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell

VW. 2003. Harper’s Illustrated

Biochemistry. New York : Lange Medical

Pb.

Nelson DL, Cox MM. 2005. Lehninger :

Principles of Biochemistry. New York :

WH Freeman

Nguyen et al.. 2005. Xanthine oxidase

inhibitory activity of vietnamese mecidal

plants. Biol Pharm Bull 27 : 1414-1421.

Ningsih F. 2010. Kandungan flavonoid dan

toksisitas akut kulit kayu mahoni

(Swietenia macrophylla King) pada mencit

[skripsi]. Bogor : FMIPA Institut Pertanian

Bogor.

Okamoto et al.. 2003. An extremely potent

inhibitor of xanthine oxidoreductase :

crystal structure of the enzyme-inhibitor

complex and mechanism of inhibition. J

Biol. Chem. : 278 : 1848-1855

Oqbru M. 2009. Nonsteroid antiinflamation

drugs (NSAID). Terhubung berkala :

http://medicine.net/NSAID.htm [20

Desember 2009]

Permadi A. 2003. Membuat Kebun Tanaman

Obat. Jakarta : Bunda

Peterson GM, Boyle RR, Francis HW. 1990.

Dosage prescribing and plasma oxypurinol

levels in patients receiving alopurinol

therapy. European Journal of Clinical

Pharmacology 39:419-421.

Rhamadani T. 2004. Isolasi dan identifikasi

senyawa bioaktif seledri dalam

menghambat aktivitas enzim XO [skripsi].

Bogor : FMIPA IPB.

Sanchez-Lozada et al.. 2002. Mild

hyperuricemia induces glomerular

hypertension in normal rats. Am J Physiol

Renal 228 : 1105-1110

Solomon KA, Malathi R, Rajan SS,

Narasimhan S, Nethaji M. 2003.

Swietenia. Acta Cryst E 59 : 1519-1521.

Suhesti TS, Kurniawan DW, Nuryanti. 2007.

Penjaringan senyawa antikanker pada kulit

batang katu mahoni (Swietenia mahogani

Jacq) dan uji aktiovitasnya terhadap larva

udang (Artemia salina Leach.). Jurnal

Ilmiah Kesehatan Keperawatan 3 : 155-

162.

Suratmo FG. 1976. Penggerek pucuk pohon

mahoni Hypsipyla robusta (Moore).

Page 25: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

15

[Laporan Penelitian]. Bogor : Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Taufik A. 2005. Buah mahoni, tingkatkan

vitalitas dan penyembuhan. [Tempo] 15

Januari 2005.

Van Hoorn et al.. 2002. Accurate prediction of

xanthine oxidase inhibition based on

structure of flavonoids. J Pharmacol 451:

111-118.

Walsh G. 2003. Biopharmaceuticals

Biochemistry and Biotechnology. West

Sussex : John Wiley & Sons.

Yu KH. 2006. Febuxostat : a novel non-

purinae selective inhibitor of xanthin

oxidase for the treatment of

hiperurincemia in pirai. Inflamation and

Alergy Drugs Discovery 1:1.

Page 26: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

16

LAMPIRAN

Page 27: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

17

Lampiran 1 Rancangan percobaan

HU I

HU III HU II Kontrol

Hiperurisemia

(HU)

Kontrol

Normal

Analisis konsentrasi asam urat darah

pada hari 0,14, 21, 28 dan 35

Kelompok Kontrol Normal dicekok dengan akuades

Kelompok Kontrol HU dicekok dengan NaCMC 0.5%

Kelompok HU I dicekok dengan Alopurinol 3.3 mg/Kg BB

Kelompok HU II dicekok dengan ekstrak air kulit batang

mahoni 500 mg/Kg BB

Kelompok HU III dicekok dengan ekstrak Metanol kulit

batang mahoni 500 mg/Kg BB

Induksi

Hiperurisemia (0-28)

Aklimatisasi Hewan

Uji (4 minggu)

HU I

Page 28: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

18

Lampiran 2 Ektraksi dan fraksinasi kulit batang mahoni

Ekstraksi dengan air

panas selama 4 jam

Uji antihiperurisemia

Ekstraksi 3 kali

dengan aseton

Serbuk kulit mahoni

Ekstrak Metanol Residu

Ekstrak aseton Residu

Page 29: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

19

Lampiran 3 Bobot badan hewan uji selama adaptasi No

Tikus Kelompok

Hari ke

0

Hari ke

7

Hari ke

14

Hari ke

21

Hari ke

28

1

Normal

118 156 192 200 237

2 118 174 212 224 282

3 118 148 198 220 274

7 122 182 216 222 280

12 136 192 222 232 280

27 128 170 212 226 291

6

HU

120 174 190 214 276

8 120 162 188 203 256

13 120 178 196 212 268

17 130 184 220 227 276

29 132 186 220 230 280

30 120 164 194 201 236

31 136 184 222 240 296

9

HU I

122 148 196 218 276

15 130 168 188 222 280

16 118 164 194 204 260

20 116 162 198 210 264

22 136 178 230 236 308

23 128 186 218 238 300

28 138 178 226 246 316

4

HU II

116 164 198 206 252

5 120 160 196 208 268

10 128 174 202 204 268

11 138 184 222 232 276

14 126 162 194 208 248

33 134 198 234 248 292

18

HU III

120 170 210 224 284

19 116 166 204 215 284

21 118 162 196 218 292

24 124 156 216 226 296

25 138 196 230 240 280

26 126 152 194 204 252

32 126 176 204 216 256

Rerata 125.1 170.6 206.2 219.6 274.8

SD 7.4 13.2 13.9 13.6 18.9

Page 30: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

20

Lampiran 4 Rerata bobot badan hewan model selama adaptasi

Kelompok Hari

ke-0

Hari

ke-7

Hari

ke-14

Hari

ke-21

Hari

ke- 28

NORMAL 123 170 209 221 274

HIPERURISEMIA (HU) 125 176 204 218 270

HU I 127 169 207 225 286

HUII 127 174 208 218 267

HUIII 124 168 208 220 278

Lampiran 5 Analisis uji Duncan bobot badan selama adaptasi

1. Hari ke-0

RESPON

Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

NORMAL 6 123.3333

HUIII 7 124.0000

HU 7 125.4286

HUI 7 126.8571

HUII 6 127.0000

Sig. .450

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 59.425.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = .05.

2. Hari ke-7

RESPON Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

HUIII 7 168.2857

HUI 7 169.1429

NORMAL 6 170.3333

HUII 6 173.6667

HU 7 176.0000

Sig. .372

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 188.320.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = .05.

Page 31: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

21

3. Hari ke-14

RESPON

Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

HU 7 204.2857

HUI 7 207.1429

HUII 6 207.6667

HUIII 7 207.7143

NORMAL 6 208.6667

Sig. .637

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 218.228.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

c Alpha = .05.

4. Hari ke-21

RESPON

Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

HUII 6 217.6667

HU 7 218.1429

HUIII 7 220.4286

NORMAL 6 220.6667

HUI 7 224.8571

Sig. .424

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 204.075.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

c Alpha = .05.

5. Hari ke-28

RESPON

Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

HUII 6 267.3333

HU 7 269.7143

NORMAL 6 274.0000

HUIII 7 277.7143

HUI 7 286.2857

Sig. .113

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 354.344.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

c Alpha = .05.

Page 32: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

22

Lampiran 6 Bobot badan hewan uji selama percobaan

Kelompok Hari ke

0

Hari ke

7

Hari ke

14

Hari ke

21

Hari ke

28

Hari ke

35

Normal

237 252 258 276 290 290

282 292 200 332 348 356

274 298 294 304 338 368

280 304 310 342 340 336

280 288 290 312 332 336

291 306 356 344 360 368

Rerata 274±17.3 290±18.1 285±47.8 318±24.0 335±21.8 342±26.8

HU

276 300 308 328 344 380

256 276 276 300 312 316

268 288 288 312 344 356

276 300 304 324 340 340

280 304 300 336 344 352

236 256 252 264 284 284

296 324 324 352 380 372

Rerata 270±19.2 293±21.8 293±23.6 317±28.5 335±30.1 343±33.4

HU I

276 292 300 324 344 348

280 300 300 316 360 368

260 284 284 316 324 308

300 320 320 344 344 360

308 332 320 352 336 360

316 344 344 376 392 408

264 292 292 324 340 352

Rerata 286±21.9 309±22.9 309±20.6 336±22.4 349±22.0 358±29.6

HU II

252 280 280 304 320 296

268 308 316 356 372 364

268 296 300 344 360 344

276 304 304 336 344 336

248 276 276 300 320 332

292 320 324 344 360 320

Rerata 267±16.1 297±16.9 300±19.1 331±23.1 346±22.0 332±22.9

HU III 284 304 308 320 332 340

284 304 304 332 340 320

292 312 320 340 364 380

296 324 320 360 364 368

280 316 316 348 372 360

252 120 276 304 312 308

256 272 272 296 308 288

Rerata 278±17.1 279±72.0 302±20.2 329±23.3 342±25.9 338±33.9

Page 33: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

23

Lampiran 7 Rerata bobot badan hewan model selama percobaan

KELOMPOK Hari

ke-0

Hari

ke-7

Hari

ke-14

Hari

ke-21

Hari

ke-28

Hari

ke-35

NORMAL 274 290 285 318 335 342

HIPERURI-

SEMIA (HU) 270 293 293 317 335 343

HUI 286 309 309 336 349 358

HUII 267 297 300 331 346 352

HUIII 278 279 302 329 342 348

Lampiran 8 Analisis uji Duncan bobot badan hewan uji selama percobaan

1. Hari ke-0

RESPON

Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

HUII 6 267.3333

HU 7 269.7143

NORMAL 6 274.0000

HUIII 7 277.7143

HUI 7 286.2857

Sig. .113

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 354.344.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

c Alpha = .05.

1. Hari ke-7

RESPON

Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

HUIII 7 278.8571

NORMAL 6 290.0000

HU 7 292.5714

HUII 6 297.3333

HUI 7 309.1429

Sig. .208

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 1445.741.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

c Alpha = .05.

Page 34: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

24

Lanjutan lampiran 8 2. Hari ke-14

RESPON

Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

NORMAL 6 284.6667

HU 7 293.1429

HUII 6 300.0000

HUIII 7 302.2857

HUI 7 308.5714

Sig. .196

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares The error term is Mean Square(Error) = 853.619.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = .05

3. Hari ke-21

RESPON Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

HU 7 316.5714

NORMAL 6 318.3333

HUIII 7 328.5714

HUII 6 330.6667

HUI 7 336.0000

Sig. .216

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 616.146. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

c Alpha = .05.

4. Hari ke-28

RESPON

Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

NORMAL 6 334.6667

HU 7 335.4286

HUIII 7 341.7143

HUII 6 346.0000

HUI 7 348.5714

Sig. .379

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 629.578. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

c Alpha = .05

Page 35: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

25

Lanjutan lampiran 8 5. Hari ke-35

RESPON

Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

HUII 6 332.0000

HUIII 7 337.7143

NORMAL 6 342.3333

HU 7 342.8571

HUI 7 357.7143

Sig. .180

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = 919.466. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

c Alpha = .05.

Lampiran 9 Pengukuran konsentrasi asam urat

1 mL darah

sentrifus pada 3000 rpm buffer reagent

selama 15 menit

20 µL supernatan 1 mL campuran

pereaksi

Inkubasi pada suhu ruang dihomogenkan

selama 15 menit

ukur absorban pada λ=520 nm simpan dalam botol gelap

dengan interval 3 menit tertutup pada suhu 0-4°C

Page 36: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

26

Lampiran 10 Panjang gelombang maksimum

Panjang

Gelombang

(nm)

Absorbansi

Panjang

Gelombang

(nm)

Absorbansi

Panjang

Gelombang

(nm)

Absorbansi

500 0.046 511 0.050 522 0.050

501 0.047 512 0.050 523 0.050

502 0.047 513 0.050 524 0.049

503 0.048 514 0.051 525 0.049

504 0.049 515 0.050 526 0.048

505 0.049 516 0.050 527 0.048

506 0.049 517 0.050 528 0.048

507 0.050 518 0.050 529 0.047

508 0.050 519 0.050 530 0.047

509 0.050 520 0.050

510 0.050 521 0.050

*Angka yang dibold merupakan nilai panjang gelombang maksimum

Lampiran 11 Kurva standar

Nilai absorbansi standar asam urat

NO [UA] (mg/dL) A Rerata

1 0.150 0.002 0.0015

2 0.150 0.001

3 1.500 0.035 0.0355

4 1.500 0.036

5 3.000 0.083 0.081

6 3.000 0.079

7 6.000 0.17 0.169

8 6.000 0.168

Gambar 13 Kurva standar asam urat.

y = 0.028x - 0.005

R² = 0.999

-0.02

0

0.02

0.04

0.06

0.08

0.1

0.12

0.14

0.16

0.18

0 2 4 6 8

Page 37: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

27

Lampiran 12 Konsentrasi asam urat selama percobaan

KELOMPOK Hari ke 0 Hari ke

14

Hari ke

21

Hari ke

28

Hari ke

35

NORMAL

3.00 2.92 3.92 3.08 3.04

2.76 2.53 4.61 2.58 2.07

2.92 2.96 2.76 3.33 2.07

3.19 3.26 2.00 2.71 3.36

3.00 3.88 1.78 3.04 3.04

2.57 2.46 2.91 2.96 2.79

RERATA 2.91±0.21 3.01±0.52 3.00±1.09 2.95±0.27 2.73±0.54

HU

2.92 3.26 5.01 3.75 4.14

2.92 3.26 3.34 3.38 4.14

3.03 3.88 4.90 3.42 4.21

3.07 3.00 4.07 3.75 3.21

2.57 2.80 5.99 4.33 3.14

3.19 2.80 6.53 4.13 3.86

3.34 2.57 5.19 3.79 3.50

RERATA 3.01±0.24 3.09±0.43 5.00±1.08 3.79±0.35 3.74±0.46

HU I

3.96 2.80 4.03 3.63 1.14

2.53 2.96 4.32 3.50 1.04

2.96 3.07 4.39 3.83 1.29

2.53 4.00 7.72 3.67 1.32

2.80 2.84 5.80 3.13 1.25

2.96 2.84 5.19 4.08 1.25

3.07 4.15 5.33 3.58 1.21

RERATA 2.90±0.50 3.24±0.58 5.26±1.26 3.63±0.30 1.21±0.10

HU II

2.61 2.80 4.43 4.04 2.61

2.69 2.96 5.62 4.25 3.07

3.15 3.07 3.59 4.13 2.68

2.73 4.00 3.70 3.92 3.50

3.50 2.84 5.41 3.92 2.71

2.65 2.84 5.26 3.75 3.54

RERATA 2.89±0.35 3.13±0.65 4.67±0.89 4.00±0.18 3.02±0.42

HU III

3.11 3.84 3.96 3.96 3.68

1.69 3.26 4.36 3.58 2.29

2.23 3.88 6.60 3.83 3.00

3.07 2.65 4.57 3.42 3.07

2.23 3.65 6.06 3.58 3.21

2.53 1.88 4.79 3.17 2.32

3.30 3.26 5.59 3.92 2.54

RERATA 2.60±0.59 3.21±0.72 5.13±0.97 3.64±0.29 2.87±0.51

*Angka yang dibold merupakan nilai dari serum yang mengalami lisis

Page 38: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

28

Lampiran 13 Rata-rata konsentrasi asam urat selama percobaan

NO Konsentrasi asam urat (mg/dL)

Normal HU HUI HUII HUIII

Hari ke-0 2.91±0.21 3.01±0.24 2.90±0.50 2.89±0.35 2.60±0.59

Hari ke-14 3.00±0.52 3.09±0.43 3.24±0.58 3.13±0.65 3.21±0.72

Hari ke-21 3.00±1.09 5.00±1.08 5.26±1.26 4.67±0.89 5.13±0.97

Hari ke-28 2.95±0.27 3.79±0.34 3.63±0.29 4.00±0.18 3.64±0.29

Hari ke-35 2.84±0.63 3.74±0.45 1.21±0.09 3.02±0.42 2.87±0.51

Kenaikan

(%) (0-28) 1.413 25.928 25.158 38.428 39.940

Penurunan

(%) (28-35) 7.606 1.233 66.557 24.588 21.019

Lampiran 14 Analisis varian (ANOVA) selama percobaan

Between-Subjects Factors

1. Hari ke 0 Levene's Test of Equality of Error Variances(a)

Dependent Variable: RESPON

F df1 df2 Sig.

2.465 4 28 .068

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a Design: Intercept+PERLAKUAN

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: RESPON

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .666(a) 4 .167 .964 .442

Intercept 268.876 1 268.876 1556.841 .000

PERLAKUAN .666 4 .167 .964 .442

Error 4.836 28 .173

Total 275.486 33

Corrected Total 5.502 32

a R Squared = .295 (Adjusted R Squared = .194)

Value Label N

PERLAKUAN 1.000 NORMAL 6

2.000 HU 7

3.000 HUI 7

4.000 HUII 6

5.000 HUIII 7

Page 39: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

29

Lanjutan lampiran 14 2. Hari ke 14 Levene's Test of Equality of Error Variances(a)

Dependent Variable: RESPON

F df1 df2 Sig.

.533 4 28 .712

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a Design: Intercept+PERLAKUAN

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: RESPON

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model .250(a) 4 .063 .177 .949

Intercept 324.834 1 324.834 916.773 .000

PERLAKUAN .250 4 .063 .177 .949

Error 9.921 28 .354

Total 337.866 33

Corrected Total 10.172 32

a R Squared = .025 (Adjusted R Squared = -.115)

3. Hari ke 28 Levene's Test of Equality of Error Variances(a)

Dependent Variable: RESPON

F df1 df2 Sig.

.390 4 28 .814

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

a Design: Intercept+PERLAKUAN

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: RESPON

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 3.776(a) 4 .944 11.788 .000

Intercept 425.869 1 425.869 5317.535 .000

PERLAKUAN 3.776 4 .944 11.788 .000

Error 2.242 28 .080

Total 436.150 33

Corrected Total 6.019 32

a R Squared = .627 (Adjusted R Squared = .574)

4. Hari ke 35 Levene's Test of Equality of Error Variances(a) Dependent Variable: RESPON

F df1 df2 Sig.

4.399 4 28 .007

Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups.

Page 40: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

30

a Design: Intercept+PERLAKUAN

Lanjutan lampiran 14 Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: RESPON

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

Corrected Model 23.882(a) 4 5.970 31.971 .000

Intercept 241.275 1 241.275 1291.981 .000

PERLAKUAN 23.882 4 5.970 31.971 .000

Error 5.229 28 .187

Total 270.113 33

Corrected Total 29.111 32

a R Squared = .820 (Adjusted R Squared = .795)

Lampiran 15 Hasil analisis uji Duncan selama percobaan

1. Hari ke-0 RESPON Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

HU III 7 2.60000

HU II 6 2.89000

HU I 7 2.90143

NORMAL 6 2.91000

HU 7 3.01143

Sig. .119

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

2. Hari ke-14 RESPON Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1

NORMAL 6 3.0050

HU II 6 3.1283

HU III 7 3.1471

HU I 7 3.1714

HU 7 3.2800

Sig. .463

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = .354.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563. b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

c Alpha = .05.

Page 41: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

31

Lanjutan lampiran 15

3. Hari ke-28 RESPON Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1 2 3

NORMAL 6 2.9500

HU I 7 3.6314

HU III 7 3.6371

HU 7 3.7929 3.7929

HU II 6 4.0017

Sig. 1.000 .339 .192

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = .080.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed.

c Alpha = .05.

Hari ke-35 RESPON Duncan

PERLAKUAN N

Subset

1 2 3

HU I 7 1.2143

NORMAL 6 2.7100

HU III 7 2.8729

HU II 6 3.0183

HU 7 3.7429

Sig. 1.000 .233 1.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

Based on Type III Sum of Squares

The error term is Mean Square(Error) = .187.

a Uses Harmonic Mean Sample Size = 6.563.

b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c Alpha = .05.

Page 42: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

32

Lampiran 16 Analisis T-Test asam urat selama percobaan

a) Kelompok normal Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 HARI0 -

HARI14 -.10767 .43023 .17564 -.55917 .34384 -.613 5 .567

Pair 2 HARI0 -

HARI28 -.05383 .42243 .17246 -.49715 .38948 -.312 5 .768

Pair 3 HARI28 -

HARI35 .22433 .63317 .25849 -.44014 .88880 .868 5 .425

Ket : Nilai probabilitas > 0.05. maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa rerata konsentrasi

asam urat selama pengujian relatif sama.

b) Kelompok hiperurisemia (HU) Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 HARI0 -

HARI14 -.22571 .31840 .12035 -.52019 .06876 -1.876 6 .110

Pair 2 HARI0 -

HARI28 -.92914 .44849 .16951 -1.3439 -.51436 -5.481 6 .002

Pair 3 HARI28 -

HARI35 .04686 .73310 .27709 -.63115 .72486 .169 6 .871

Ket : Nilai probabilitas > 0.05. maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa rerata konsentrasi

asam urat selama pengujian relatif sama.

c) Kelompok alopurinol (HU I) Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 HARI0 -

HARI14 -.30886 .85583 .32347 -1.1003 .48265 -.955 6 .377

Pair 2 HARI0 -

HARI28 -.76829 .59916 .22646 -1.3224 -.21416 -3.393 6 .015

Pair 3 HARI28 -

HARI35 2.41657 .28795 .10884 2.15026 2.68288 22.20 6 .000

Ket : Nilai probabilitas > 0.05. maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa rerata konsentrasi

asam urat selama pengujian relatif sama.

Page 43: KHASIAT ANTIHIPERURISEMIA EKSTRAK KULIT BATANG … · campuran jus hati ayam dan natrium karboksil-metilselulosa 0.5% secara oral selama 4 minggu dengan dosis 25 g/KgBB. Selanjutnya,

33

Lanjutan lampiran 16

d) Kelompok ekstrak air (HU II) Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 HARI0 -

HARI14 -.23733 .60030 .24507 -.86731 .39265 -.968 5 .377

Pair 2 HARI0 -

HARI28

-

1.10917 .40168 .16398

-

1.53070 -.68763 -6.764 5 .001

Pair 3 HARI28 -

HARI35 .98233 .53239 .21735 .42362 1.54104 4.520 5 .006

Ket : Nilai probabilitas > 0.05. maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa rerata konsentrasi

asam urat selama pengujian relatif sama.

e) Kelompok ekstrak metanol (HU III) Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-

tailed) Mean

Std.

Deviation

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 HARI0 -

HARI14 -.52086 .75552 .28556 -1.2196 .17788 -1.824 6 .118

Pair 2 HARI0 -

HARI28 -1.0105 .50034 .18911 -1.4733 -.54784 -5.344 6 .002

Pair 3 HARI28 -

HARI35 .76443 .45502 .17198 .34361 1.18525 4.445 6 .004

Ket : Nilai probabilitas > 0.05. maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa rerata konsentrasi

asam urat selama pengujian relatif sama.