khamir pengganti

15
RINGKASAN Perkembangan Bioteknologi akhir-akhir ini semakin pesat dengan kajian molekuler. Salah satu obyek penelitiaan biologi molekuler dalam pengembangan Bioteknologi adalah Khamir. Pengenalan karakteristik digunakan sebagai acuan dasar budidaya, mendasari penelitian lanjutan maupun tataran aplikasi. Informasi molekuler akan mendasari rekayasa Bioteknologi modern terhadap Khamir laut sehingga memiliki daya guna lebih. Daratan selama ini menjadi lahan produksi utama bagi pemenuhan kebutuhan pangan dan ekonomi dunia. Namun sejalan dengan berkembangnya Bioteknologi, manusia kini berusa memanfaatkan secara optimal potensi sumberdaya hayati lautan. Salah satu sumberdaya yang berpotensi untuk dikembangkan melalui kajian Bioteknologi adalah Khamir laut. Penelitiaan Khamir laut sangat sedikit dilakukan di Indonesia, bahkan belum ada bank data tentang Khamir laut di perairan Indonesia. Khamir atau Yeast termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang uniselluler, reproduksi vegetatif terutama dengan pertunasan, tumbuh dan berkembang biak lebih cepat, dengan luas permukaan dan volume lebih besar jika dibandingkan dengan kapang. Secara sistematik Yeast termasuk dalam kingdom Fungi divisi Eumecotina yang terbagi dalam 4 subdivisi: Phycomycetes (Zigomycetes), Ascomecetes, Basydiomycetes, dan Deuteromycetes. Khamir laut merupakan salah satu anggota dari Khamir yang masih belum banyak dikembangkan potensinya di Indonesia. Berdasarkan fenomena tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik Khamir laut melalui pendekatan fisiologis dan molekuler untuk memanfaatkan Khamir laut secara optimal baik untuk bidang pakan maupun pangan. Tujuan umum dari penelitiaan ini adalah untuk mendapatkan spesies baru Khamir laut dan

Upload: hoshi-no-hikari-pardi

Post on 28-Nov-2015

52 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Khamir Pengganti

RINGKASAN

Perkembangan Bioteknologi akhir-akhir ini semakin pesat dengan kajian molekuler. Salah satu obyek penelitiaan biologi molekuler dalam pengembangan Bioteknologi adalah Khamir. Pengenalan karakteristik digunakan sebagai acuan dasar budidaya, mendasari penelitian lanjutan maupun tataran aplikasi. Informasi molekuler akan mendasari rekayasa Bioteknologi modern terhadap Khamir laut sehingga memiliki daya guna lebih. Daratan selama ini menjadi lahan produksi utama bagi pemenuhan kebutuhan pangan dan ekonomi dunia. Namun sejalan dengan berkembangnya Bioteknologi, manusia kini berusa memanfaatkan secara optimal potensi sumberdaya hayati lautan. Salah satu sumberdaya yang berpotensi untuk dikembangkan melalui kajian Bioteknologi adalah Khamir laut. Penelitiaan Khamir laut sangat sedikit dilakukan di Indonesia, bahkan belum ada bank data tentang Khamir laut di perairan Indonesia. Khamir atau Yeast termasuk fungi, tetapi dibedakan dari kapang karena bentuknya yang uniselluler, reproduksi vegetatif terutama dengan pertunasan, tumbuh dan berkembang biak lebih cepat, dengan luas permukaan dan volume lebih besar jika dibandingkan dengan kapang. Secara sistematik Yeast termasuk dalam kingdom Fungi divisi Eumecotina yang terbagi dalam 4 subdivisi: Phycomycetes (Zigomycetes), Ascomecetes, Basydiomycetes, dan Deuteromycetes. Khamir laut merupakan salah satu anggota dari Khamir yang masih belum banyak dikembangkan potensinya di Indonesia.

Berdasarkan fenomena tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik Khamir laut melalui pendekatan fisiologis dan molekuler untuk memanfaatkan Khamir laut secara optimal baik untuk bidang pakan maupun pangan.

Tujuan umum dari penelitiaan ini adalah untuk mendapatkan spesies baru Khamir laut dan mengeksplorasinya secara molekuler untuk mengembangkan khamir laut dalam bidang pangan dan pakan pada sektor perikan. Gagasan ini ditulis berdasarkan analisis dari berbagai permasalahan yang terjadi pada pembudidaya ikan di Indonesia, yang di kombinasi dengan solusi logis dengan tinjauan pustaka yang ada.

Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa khamir laut masih belum banyak dimanfaatkan atau dieksplorasi terutama sebagai pakan pengganti tepung ikan. Untuk mengetahi potensi yang ada pada khamir laut maka dilakukan cara yang tetap untuk mengkultur khamir laut sebagai salah satu rroses dalam mendapatkan spesies yang tepat untuk pengganti tepung ikan pada pakan. Khamir berpotensi sebagai sumber protein, yang berfungsi sebagai zat pembangun karena asam amino yang dikandungnya.

Page 2: Khamir Pengganti

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Ketersediaan pakan dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan bernilai

gizi baik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan ysaha

budidaya. Penyediaan pakan tidak sesuai dengan jumlah ikan yang di pelihara

menyebabkan laju pertubuhan ikan menjadi lambat. Akibatnya produksi yang

dihasilkan tidak sesuai dengan yang diharapakan.

Khamir dapat ditemukan diberbagai tempat di dunia. Saat ini lebih dari

700 spesies telah diklasifikasikan dalam 100 genus. Namun demikian,itu hanya

sebagian kecil dari biodiversitas. Diduga ada sekitar 62.000 genus dan 669.000

spesies khamir. khamir secara luas dapat ditemukan di perairan. Mereka juga

ditemukan berasosiasi dengan tubuh hewan tertentu di mana mereka bertindak

sebagai kommensals usus. Jenis nutrisi yang mencapai tanah menentukan

mikroflora khamir meskipun beberapa bentuk adalah penghuni tetap di tanah,

misalnya, spesies-spesies Cryptococcus, Rhodotorula, dan Sporobolomyces.

Khamir laut merupakan salah satu jenis khamir yang diisolasi langsung

dari laut. Merupakan organisme uniseluler dari golongan jamur, bersifat

kemoorganotrof, bereproduksi sesksual dengan spora dan aseksual dengan

pertunasan atau pembelahan (Cruger, 1984). Khamir termasuk fungi, tetapi

dibedakan dari kapang karena bentuknya yang uniseluler. Sebagai sel tunggal,

khamir tumbuh fdan berkembang biak lebih cepat dibandingkan dengan kapang

(Fardiaz, 1992).

Tujuan

Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan potensi khamir

laut sebagai pengganti tepung ikan pada pakan di sektor budidaya perikanan.

Manfaat

Manfaat karya tulis ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kita

terhadap potensi yang dimiliki oleh khamir laut, sehingga dapat menjadi solusi

pada permasalahan di sektor budidaya khususnya pangan dan pakan.

Page 3: Khamir Pengganti

GAGASAN

Prof. Sukoso telah meneliti penggunaan khamir laut sebagai bahan

alternatif pengganti atau substitusi kedelai dan tepung ikan dalam pembuatan

pakan. Khamir Laut (marine yeast) atau lebih dikenal dengan ragi laut merupakan

mikroorganisme yang diisolasi dari laut lalu dikembangkan untuk menghasilkan

massa sel. Proses kultur khamir laut, menurut lulusan terbaik Program Master

Kagoshima University Jepang ini dapat dimulai dengan mengisolasi

mikroorganisme tersebut dari laut untuk kemudian ditumbuhkan dalam media.

Media ini dapat berupa air laut yang telah diperkaya nutrisi, yang ditempatkan

dalam sebuah galon plastik pada suhu kamar. Dari pengalaman selama ini,

menurutnya sebanyak 20 galon plastik dalam satu minggu akan mampu

menghasilkan satu kg berat basah massa sel khamir laut. Pertumbuhan sel yang

cepat dalam wadah sederhana dengan teknologi pembiakan sederhana dan dapat

dilakukan dalam ruang yang sangat efisien merupakan keunggulan dari

pengembangan produk ini.

Tabel 1. Kandungan nutrisi, asam anino, asam lemak dan mineral kultur khamir laut.

KandunganPersentase

(%)mg/100 g

Asam amino esensial: Arginin 0,206 - Histidin 0,262 - Isoleucin 0,31 - Leucin 0,318 - Lisin 0,463 -

Threonin 0,187 - Metionin +Sistin 0,773 -

Valin 0,342 - Phenylalanin 0,274 -

Asam lemak: Oleat 14,447 - Linoleat 7,469 - Linolenat 0,875 -

Stearat 28,726 - Laurat 1,842 -

Palmitat 17,437 -Mineral: Ca 2.161 P 2,276 Cl 7.452,459 Mn 2.884

Page 4: Khamir Pengganti

Zn 266.241 Mg 0,09

Sumber : Febriani (2001)

Khamir Sebagai Pakan Pengganti

Ekstrak khamir laut kultur masal hasil isolasi dari perairan jawa dalam

aplikasinya telah digunakan pada penelitian hidrolisis protein ikan peperek

(Leiognathus sp.) (Faharudin. 2002). Hasil penelitian menunjukkan peningkatan

nilai nutrisi asam amino ikan peperek. Namun saat ini, belum ada informasi yang

tersedia tentang karakteristik protease dari ekstrak khamir laut kultur masal

tersebut dan kapasitas hidrolisisnya terhadap ikan peperek. Protease atau enzim

proteolitik adalah enzim yang memiliki daya katalitik yang spesifik dan efisien

terhadap ikatan peptida dari suatu molekul polipeptida atau protein. Protease dapat

berasal dari hewan, tanaman, maupun mikroorganisme (Ariyani dkk. 2003).

Protease dari mikroorganisme adalah yang paling umum digunakan dalam industri

(Tagaki, 1976). Khamir laut (marine yeast) adalah salah satu mikrorganisme

seluler dari golongan jamur yang menghasilkan protease (Ariyani dkk. 2003).

Solusi yang Pernah Ditawarkan

Selain protein, khamir laut terbukti juga mengandung asam lemak esensial

yang berperan penting sebagai sumber energi. Selain itu, beberapa fungsi lain

asam lemak ini adalah mempertinggi penyerapan vitamin yang larut dalam lemak,

menyediakan prekursor untuk hormon steroid, memberi aroma pada ikan, serta

menjaga tubuh ikan agar tetap terapung dalam air.

Dengan skala laboratorium, saat ini Sukoso telah menghasilkan isolasi

khamir laut yang diberi nama YUB 2009, kepanjangan dari Yeast Universitas

Brawijaya 2009. Dalam penelitian ini, Sukoso mengaku mendapatkan

mikroorganisme khamir laut di sekitar perairan Pulau Jawa. Dalam

pengamatannya selama ini diketahui juga bahwa pemanfaatan pakan dengan

substitusi khamir laut mendapat respon bagus, diantaranya pada budidaya ikan

Page 5: Khamir Pengganti

kerapu. Dengan memanfaatkan produk ini sebagai substitusi pakan sekitar 10

persen saja, menurutnya akan menghasilkan keuntungan sekitar Rp 2.4 T per

tahun dengan asumsi harga khamir laut sekitar Rp 2000 dan kedelai Rp 7500.

Hanya saja, sebagai mikroorganisme mikroskopik, produk ini memerlukan

perawatan serius agar tidak terkontaminasi mikroorganisme lain dalam kulturnya

(http://prasetya.ub.ac.id, 2010).

Gagasan Baru yang Ditawarkan

Berdasarkan fakta empiris yang ada dan solusi yang pernah ditawarkan,

maka upaya untuk meningkatkan pemahaman kepada para petani budidaya

terhadap potensi yand dimiliki oleh khamir laut sebagai diversifikasi pakan.

Pihak-pihak yang dapat mengimplementasikan gagasan

Gagasan ini dapat terwujud melalui partisipasi aktif pihak-pihak sebagai

berikut :

Tabel 2. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program yang diterapkan.

Pelaksana Sumber dana Program yang diterapkan

Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia

(LIPI)

Alokasi dana APBN Penelitian terhadap

spesies yang paling

berpotensi sebagai

komponen utama dalam

pembuatan pakan

pengganti tepung ikan.

Kalangan Akademisi

( Mahasiswa atau

Perguruan Tinggi)

Dana Pinjaman dengan

bunga rendah dari bank

milik Pemerintah

Pelatihan dan

Pelaksanaan Kultur

Khamir Laut.

Laboratorium Ilmu

Makanan Ikan

Hibah Penelitian Fakultas

tahun 2010 – 2013

maupun tingkat

universitas melalui Hibah

Penelitian terhadap

kelayakan Khamir

sebagai Pakan Pengganti

Page 6: Khamir Pengganti

Penelitian Dosen Muda

tahun 2013 serta dana

mandiri.

LSM ( Lembaga

Swadaya Masyarakat)

Pengajuan usulan sebagai

program CSR perusahaan

yang berkelanjutan

(peluang besar

mendapatkan 3% dari

keuntungan perusahaan

UU No. 27 tahun 2008

tentang program CSR

perusahaan)

Sosialisasi kepada

masyarakat

Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan

Gagasan peningkatan potensi yang dimiliki khamir laot dapat diimplementasikan

dengan baik apabila didukung oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Adanya riset berkelanjutan dalam pengembangan pemanfaatan khamir di

Indonesia

2. Pemerintah segera mempertimbangan kebijakan terhadap pengembangan

marine yeast sebagai sumber pakan yang potensial, dan kebijakan

pemanfaatan produk hasil perikanan yang bernilai ekonomis rendah.

3. Adanya pertimbangan pembuatan UU yang mengatur bahwa penemuan

yang bermanfaat bagi orang banyak dapat dikelola olrh Negara dengan

tidak mengabaikan kompensasi bagi penemunya.

4. Komitmen antara pemerintah dan petani untuk menjadikan Indonesia

mampu mengolah khamir laut menjadi pakan yang dapat memberikan

potensi yang besar sehingga mampu menembus pasar luar negeri.

5. Diperlukannya riset atau cost and benefit analysis untuk memperjelas

tujuan, manfaat, dan dampak dari potensi yang dihasilkan oleh khamir

laut.

Page 7: Khamir Pengganti

KESIMPULAN

Inti Gagasan

Gagasan peningkatan dan pengembangan pemahaman terhadap peran dan

aplikasi kultur khamir laut secara sistematis, khususnya untuk para pembudidaya.

Hal ini dikarenakan khamir laut sangat berpotensi dalam mendukung kemajuan

pada sektor budidaya melalui usaha diverersifikasi pakan ikan yang lebih baik dari

produk sebelumya.

Teknik Implementasi Gagasan

Langkah-langkah implementasi untuk mewujudkan gagasan pada petani budidaya

adalah :

1. Identifikasi potensi yang dapat diperoleh dari khamir laut

2. Konsultasi permasalahan dengan petani budidaya dan pelaksanaan

sosialisasi

3. Mobilisasi petani budidaya untuk melaksanakan program yang telah

disepakati

4. Melakukan evaluasi secara periodikdan profesional.

Prediksi Keberhasilan Gagasan

Indonesia memiliki luas laut yang memadai untuk dilaksanakannya riset

dan pengaplikasian dalam pengembangan potensi khamir laut sebagai pengganti

pakan. Jika gagasan ini diterapkan dengan massive, sistematis dan konsisten di

seluruh Indonesia, maka sangatlah mendukung Indonesia untuk menjadi produsen

pada pakan alami di sektor budidaya dan tidak menjadikonsumen produk pakan

import.

Page 8: Khamir Pengganti

DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, F., Saleh, M., Tazwir dan Hak, N., 2003, Optimasi Proses Produksi Hidrolisat Protein Ikan dari Mujahir (Oreochromis mossambicus), Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia,

Crueger,W.& Crueger A. 1984. Biotechnology, A Text Book of Industrial Microbiology. Sinaeur Associates,Inc. Sunderland.

Febriani. 2001. Pemanfaatan Fungi Sebagai Sumber Protein Nabati Alternatif untuh Pertumbuhan dan Konversi Pakan Juvenil Ikan Kerapu Tikus. ISSN. 0852-5426. Teragreditas Dikti Nomor 050/0/I/98, nomor 395/Dikti/Kep/200/J. Institut Pertanian Malang “Agritek”.,11(2) : 2764-2769

Fahrudin. 1996. Analisis Ekonomi Pengelolaan Lahan Pesisir Kabupaten Subang, Jabar. Thesis Program Pasca Sarjana IPB.

Fardiaz,Srikandi.1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta http://prasetya.ub.ac.id, 2010Takagi S. 1976. Naturally occuring iron-chelating compounds in oat and rice-root

washing. Soil Sci Plant Nutrien.

Page 9: Khamir Pengganti

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Halaman Pengesahan ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Daftar Tabel v

Ringkasan vi

PENDAHULUAN

Latar Belakang 1

Tujuan 1

Manfaat 1

GAGASAN

Khamir Sebagai Pakan Pengganti 3

Solusi yang Pernah Ditawarkan 4

Gagasan Baru yang Ditawarkan 4

Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan 5

KESIMPULAN

Inti Gagasan 7

Teknik Implementasi Gagasan 7

Prediksi Keberhasilan Gagasan 7

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 10: Khamir Pengganti

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan nutrisi, asam anino, asam lemak dan mineral khamir laut. 3

Tabel 2. Identifikasi pelaksana, sumber dana dan program yang diterapkan. 5