pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

60
Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Jrawan Sugoro, M.Si) PEMANFAATAN PROBIOTIK KHAMIR UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA Irawan Sugoro Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, SATAN, Jakarta e-mail: [email protected] ABSTRAK PEMANFAATAN PROBIOTIK KHAMIR UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA. Salah satu permasalahan dalam industri peternakan adalah aspek manajemen pakan. Dalam studi ini telah dilakukan seleksi khamir hasil isolasi dari cairan rumen kerbau sebagai bahan probiotik ternak ruminansia secara in vitro, optimasi medium yang ter:>at untuk produksi khamir, dan pengaruhnya secara in vivo terhadap ternak ruminansia. Radioisotop 32p digunakan sebagai perunut untuk mengetahui sintesis protein mikroba, sedangkan untuk mengetahui kandungan mineral digunakan teknik Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Uji in vivo dilakukan pada sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan kambing Peranakan Ettawa (PE) di Peternakan Bangun Farm Cijeruk - Bogor, dan pada sapi perah peranakan Fresien Holstein (FH) di Koloni Ternak Mampang - Jakarta dan Bayongbong - Garut. Hasil percobaan menunjukkan bahwa dalam cairan rumen kerbau terdapat 4 isolat khamir, sedangkan pad a pengujian secara in vitro memperlihatkan 2 isolat khamir, yaitu R1 dan R2 yang memiliki potensi sebagai probiotik khamir paling tinggi. Hasil optimasi medium dengan menggunakan fermentor air lift memperlihatkan bahwa penggunaan medium ekstrak ubi jalar lebih baik dibandingkan dengan ekstrak ubi kayu, sehingga untuk produksi khamir selanjutnya akan dilakukan dengan menggunakan medium ekstrak ubi jalar. Kultur probiotik yang akan digunakan untuk pengujian secara in vivo terlebih dahulu diimobilisasi dengan dedak. Viabilitas khamir dalam dedak tetap tinggi sampai masa penyimpanan 90 hari. Kandungan mineral dalam sel probiotik khamir R1 dan R2 hasil produksi dalam ekstrak ubi jalar yang dideteksi dengan teknik AAN adalah skandium (Sc), kromium (Cr), kobalt (Co), besi (Fe) dan seng (Zn). Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa secara umum pemberian probiotik khamir R1 dan R2 dapat meningkatkan produksi ternak ruminansia. Hasil uji in vivo sa pi PO menunjukkan terjadinya peningkatan bobot badan harian (PBBH) sebesar 89% untuk R2 dan 72% untuk R1 dibandingkan dengan kontrol. Produksi susu kambing PE mengalami peningkatan sebesar 8,88% untuk R1 dan 44,97% untuk R2 dibandingkan kontrol. Percobaan pada sapi perah FH memperlihatkan peningkatan produksi susu berkisar 12,4 - 31,8% untuk R1 dan berkisar 11,5 - 17,3% untuk R2 dibandingkan kontrol. Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa probiotik khamir R1 dan R2 berpotensi untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia. Kata Kunci: Ruminansia, probiotik khamir, in vitro, in vivo ABSTRACT THE USE OF YEAST PROBIOTIC FOR INCREASING RUMINANT PRODUCTION. Feed management is the basic problem in livestock production in Indonesia. The study presented an in vitro yeast selection as ruminant probiotic, medium 0f.timation, and in vivo test. Nuclear technique was used to detect the microbial protein synthesis by 3 P as tracer and to measure the mineral by Neutron Activation Analysis. The in vivo test has been done for R1 and R2 probiotic using Ongole Cross Generation (PO) and Ettawa Cross Dairy Goat (PE) at Bangun Farm Cijeruk - Bogor, and Fristein Holstein Dairy Cow (FH) at Mampang Farm - Jakarta and Bayongbong - Garut. The results showed that there were 4 isolates of yeast in the buffalo rumen liquid and only 2 isolates could be used as yeast probiotic, i.e. R1 and R2. Experiment in medium optimation showed that sweet potatoes extract medium was better than cassava extract medium. Before ita used, the probiotic cultures were immobilized in rice brain. The viability of yeast in rice bran was still higher until 90 days incubation. The minerals content of yeast probiotic were scandium (Sc), chromium (Cr), cobalt (Co), ferrum (Fe) and zinc (Zn). The in vivo test showed that the supplementation of R1 and R2 generally had increased ruminant production. The yeast probiotic increased the daily weight gain (PBBH) of PO cows until 72% for R1and 89% for R2 than control. The milk production of PE goat were increased until 8.88% for R1 and 44.97% for R2 than control. The milk production of FH dairy cows were increased between 12.4% - 31.8% for R1 and 11.5 - 17.3% for R2 than control. It can be concluded that yeast pro biotic had a potential role on the increase of ruminant production. Key words: Ruminant, yeast probiotic, in vitro, in vivo 253

Upload: duonghuong

Post on 12-Jan-2017

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Jrawan Sugoro, M.Si)

PEMANFAATAN PROBIOTIK KHAMIRUNTUK PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK RUMINANSIA

Irawan SugoroPusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, SATAN, Jakarta

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

PEMANFAATAN PROBIOTIK KHAMIR UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK

RUMINANSIA. Salah satu permasalahan dalam industri peternakan adalah aspek manajemen pakan.Dalam studi ini telah dilakukan seleksi khamir hasil isolasi dari cairan rumen kerbau sebagai bahanprobiotik ternak ruminansia secara in vitro, optimasi medium yang ter:>at untuk produksi khamir, danpengaruhnya secara in vivo terhadap ternak ruminansia. Radioisotop 32p digunakan sebagai perunutuntuk mengetahui sintesis protein mikroba, sedangkan untuk mengetahui kandungan mineral digunakanteknik Analisis Aktivasi Neutron (AAN). Uji in vivo dilakukan pada sapi potong Peranakan Ongole (PO)dan kambing Peranakan Ettawa (PE) di Peternakan Bangun Farm Cijeruk - Bogor, dan pada sapi perahperanakan Fresien Holstein (FH) di Koloni Ternak Mampang - Jakarta dan Bayongbong - Garut. Hasilpercobaan menunjukkan bahwa dalam cairan rumen kerbau terdapat 4 isolat khamir, sedangkan pad apengujian secara in vitro memperlihatkan 2 isolat khamir, yaitu R1 dan R2 yang memiliki potensisebagai probiotik khamir paling tinggi. Hasil optimasi medium dengan menggunakan fermentor air liftmemperlihatkan bahwa penggunaan medium ekstrak ubi jalar lebih baik dibandingkan dengan ekstrakubi kayu, sehingga untuk produksi khamir selanjutnya akan dilakukan dengan menggunakan mediumekstrak ubi jalar. Kultur probiotik yang akan digunakan untuk pengujian secara in vivo terlebih dahuludiimobilisasi dengan dedak. Viabilitas khamir dalam dedak tetap tinggi sampai masa penyimpanan 90hari. Kandungan mineral dalam sel probiotik khamir R1 dan R2 hasil produksi dalam ekstrak ubi jalaryang dideteksi dengan teknik AAN adalah skandium (Sc), kromium (Cr), kobalt (Co), besi (Fe) dan seng(Zn). Hasil uji in vivo menunjukkan bahwa secara umum pemberian probiotik khamir R1 dan R2 dapatmeningkatkan produksi ternak ruminansia. Hasil uji in vivo sa pi PO menunjukkan terjadinya peningkatanbobot badan harian (PBBH) sebesar 89% untuk R2 dan 72% untuk R1 dibandingkan dengan kontrol.Produksi susu kambing PE mengalami peningkatan sebesar 8,88% untuk R1 dan 44,97% untuk R2dibandingkan kontrol. Percobaan pada sapi perah FH memperlihatkan peningkatan produksi susuberkisar 12,4 - 31,8% untuk R1 dan berkisar 11,5 - 17,3% untuk R2 dibandingkan kontrol. Berdasarkandata di atas dapat disimpulkan bahwa probiotik khamir R1 dan R2 berpotensi untuk meningkatkanproduksi ternak ruminansia.

Kata Kunci: Ruminansia, probiotik khamir, in vitro, in vivo

ABSTRACT

THE USE OF YEAST PROBIOTIC FOR INCREASING RUMINANT PRODUCTION. Feed

management is the basic problem in livestock production in Indonesia. The study presented an in vitro

yeast selection as ruminant probiotic, medium 0f.timation, and in vivo test. Nuclear technique was usedto detect the microbial protein synthesis by 3 P as tracer and to measure the mineral by NeutronActivation Analysis. The in vivo test has been done for R1 and R2 probiotic using Ongole CrossGeneration (PO) and Ettawa Cross Dairy Goat (PE) at Bangun Farm Cijeruk - Bogor, and FristeinHolstein Dairy Cow (FH) at Mampang Farm - Jakarta and Bayongbong - Garut. The results showedthat there were 4 isolates of yeast in the buffalo rumen liquid and only 2 isolates could be used as yeastprobiotic, i.e. R1 and R2. Experiment in medium optimation showed that sweet potatoes extract mediumwas better than cassava extract medium. Before ita used, the probiotic cultures were immobilized in ricebrain. The viability of yeast in rice bran was still higher until 90 days incubation. The minerals content ofyeast probiotic were scandium (Sc), chromium (Cr), cobalt (Co), ferrum (Fe) and zinc (Zn). The in vivotest showed that the supplementation of R1 and R2 generally had increased ruminant production. Theyeast probiotic increased the daily weight gain (PBBH) of PO cows until 72% for R1and 89% for R2 thancontrol. The milk production of PE goat were increased until 8.88% for R1 and 44.97% for R2 thancontrol. The milk production of FH dairy cows were increased between 12.4% - 31.8% for R1 and 11.5 ­17.3% for R2 than control. It can be concluded that yeast pro biotic had a potential role on the increaseof ruminant production.

Key words: Ruminant, yeast probiotic, in vitro, in vivo

253

Page 2: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

BABI PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

ISSN 2087-8079

Kebutuhan daging dan susu yang berasal dari ternak ruminansia seperti sapi, kerbau,domba dan kambing terus meningkat sebanding dengan peningkatan populasi manusia.Peningkatan tersebut didorong karena banyaknya masyarakat yang menggantungkanhidupnya dari usaha ternak maupun produk-produk dari ternak. Lima tahun mendatangdiperkirakan tingkat konsumsi daging sapi masyarakat Indonesia akan meningkat dari 1,8kg/kapita/tahun menjadi 2,5 kg/kapita/tahun. Kenaikan itu setara dengan pemotongan 2,2 jutaekor ternak sapi lokal. Untuk mencukupi hal tersebut, tambahan sekitar 100.000 ekor sapipotong baru diperlukan setiap bulannya yang antara lain berasal dari peternakan rakyat [1].

Produksi dan kualitas produk ternak yang berupa daging dan susu harus ditingkatkandengan memperhatikan nutrisi, reproduksi, kesehatan, dan manajemen ternak [1]. Perbaikannutrisi dapat dilakukan dengan teknik manipulasi pakan, antaranya melalui pemberiansuplemen pakan (SP). Pemberian SP merupakan strategi untuk meningkatkan konsumsipakan oleh ternak pada kondisi pemeliharaan tradisional yang secara efisien dapatmendukung pertumbuhan, perkembangan dan aktivitas mikroba rumen [2].

SP dapat berupa probiotik yaitu sekumpulan mikroorganisme yang dimanfaatkanuntuk mendukung proses biologis organisme lain dengan cara meningkatkan keseimbanganmikroorganisme dalam sa luran pencernaan [3]. Beberapa penelitian tentang probiotik telahdilakukan di Indonesia, namun hasilnya belum banyak dikenal karena kurangnya sosialisasidan informasi ke peternak. Aplikasi probiotik dapat digunakan secara langsung maupun tidaklangsung terhadap ternak. Secara langsung probiotik dapat diberikan pada ternak danprobiotik akan bekerja di dalam tubuh ternak, sedangkan secara tidak langsung, probiotikmembantu pemrosesan pakan menjadi lebih berkualitas sebelum diberikan pada ternak [2].

Umumnya probiotik yang digunakan oleh peternak di Indonesia berasal dari bakteridan jamur, akan tetapi pemanfaatan jamur masih belum dimanfaatkan secara optimal. Salahsatu jenis jamur yang dapat digunakan adalah khamir atau jamur bersel tunggal. Keuntungandari penggunaan khamir adalah sangat mudah diisolasi dan mudah untuk diproduksi, sertasifatnya yang anerob fakultatif. Hasil penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa khamirmemiliki potensi besar sebagai bahan probiotik ternak ruminansia dan teruji secara in vitrodan in vivo [4,5,6].

Dalam peternakan, probiotik yang digunakan bertujuan menciptakan kondisi optimumuntuk pencernaan pakan dan meningkatkan efisiensi konversi pakan [6]. Hasil penelitiansebelumnya menunjukkan bahwa suplementasi kultur khamir pad a pakan dapatmeningkatkan produksi susu pada sapi dengan komposisi protein dan laktosa yang lebihtinggi [7]. Selain dapat meningkatkan produksi susu, dapat pula meningkatkan bobot badanpad a sa pi potong, menstimulasi nafsu makan, meningkatkan populasi mikrobamenguntungkan, dan meningkatkan kecernaan serat [8,9]. Suplementasi khamir pun dapatmenstabilkan pH rumen, meningkatkan produksi dan regulasi enzim pencernaan, produksivitamin B untuk meningkatkan kecernaan dan nutrisi, menekan pertumbuhan bakteri patogen,menekan produksi ammonia, menonaktifkan toksin, dan menghasilkan faktor pertumbuhanuntuk bakteri pendegradasi serat [10].

Isolat khamir sebagai bahan probiotik dapat diperoleh dengan cara mengisolasi daricairan rumen untuk mempermudah proses adaptasi saat pengaplikasiannya. Hasil penelitianyang dilakukan SUGORO, dkk. dengan menggunakan cairan rumen kerbau, diperoleh 5isolat khamir, sedangkan dengan menggunakan cairan rumen sapi diperoleh 6 isolat khamir.Semua isolat yang diperoleh kemungkinan hanya beberapa yang memiliki potensi sebagaiprobiotik khamir [4]. Untuk itu perlu dilakukan seleksi dengan pengujian secara in vitro dan invivo. Probiotik yang diisolasi dari rumen ternak sudah diteliti keamanannya serta memilikipotensi untuk dikembangkan menjadi suplemen bagi ternak sapi. Khamir hasil isolasi daricairan rumen ternak memiliki kemampuan yang lebih tinggi untuk beradaptasi kembali setelahdiproduksi secara in vitro.

Berdasarkan hal tersebut di atas, tujuan penelitian yang dilakukan adalah untukmengetahui potensi pemanfaatan khamir hasil isolasi dari cairan rumen kerbau sebagaibahan probiotik ternak ruminansia. Penelitian yang dilakukan meliputi pengujian secara invitro menggunakan metode produksi gas dan in vivo. Akan dilakukan pula pemilihan mediumyang tepat untuk produksi khamir. Teknik nuklir yang digunakan yaitu pemanfaatan

254

Page 3: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

radioisotop dan radiasi. Radioisotop 32p digunakan sebagai perunut untuk menentukansintesis protein mikroba, sedangkan radiasi gamma untuk sterilisasi bahan pembawa. Selainitu dilakukan pula pengukuran kandungan mineral dengan teknik Analisis Aktivasi Neutron(AAN). Diharapkan dari penelitian ini akan diperoleh probiotik khamir yang berpotensi yangdapat digunakan sebagai bahan probiotik ternak ruminansia.

1.2. Perumusan Masalah

1. Apakah isolat khamir hasH isolasi dari cairan rumen kerbau memiliki potensisebagai bahan probiotik ternak ruminansia?

2. Apakah ada medium yang tepat untuk produksi khamir?3. Apakah isolat khamir hasil seleksi mampu meningkatkan produksi susu dan

bobot ternak ruminansia?

1.3. Hipotesis

1. Isolat khamir hasil isolasi dari cairan rumen kerbau memiliki potensi sebagaibahan probiotik ternak ruminansia.

2. Terdapat medium yang tepat untuk produksi khamir.3. Isolat khamir hasil seleksi mampu meningkatkan produksi susu dan bobot ternak

ruminansia.

1.4. Tujuan

1. Menyeleksi khamir hasil isolasi dari cairan rumen kerbau sebagai bahan probiotikternak ruminansia secara in vitro dan in vivo.

2. Mendapatkan medium yang tepat untuk produksi khamir.3. Mengetahui kemampuan isolat khamir hasHseleksi dalam meningkatkan produksi

susu dan bobot ternak ruminansia.

1.5 Manfaat Penelitian

Memperoleh isolat khamir yang dapat digunakan sebagai bahan probiotik gunameningkatkan produksi susu dan bobot ternak ruminansia yang akan berimbas padapemenuhan sumber pangan hewani masyarakat dan peningkatan kesejahteraan peternak.

BAB II TINJAUAN PUST AKA

2.1. Ruminansia dan Proses Pencernaannya

Ternak ruminansia adalah kelompok ternak bertulang belakang, mempunyai rahang,memiliki kaki berkuku genap dan tanduk yang strukturnya berongga, menyusui anak-anaknyadan mempunyai sistem pencernaan makanan yaitu memamah biak [11]. Lambungruminansia terdiri atas empat bagian, yaitu: rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.Sistematika ruminansia adalah sebagai berikut:

Filum ChordataAnak filum VertebrataKelas MammaliaBangsa ArtiodactylaAnak Bangsa Selenodontia/RuminantiaSuku Bovidae

Berdasarkan data United Nations Environmental Programme World ConservationMonitoring Centre/UNEP-WCMC [12], terdapat 357 jenis yang masuk ke dalam suku Bovidae.Tidak seluruh jenis tersebut tergolong ternak, namun termasuk ruminansia. Beberapa jenisternak ruminansia yang umum adalah: Bas taurus (sapi), Buba/us bubalis (kerbau), Buba/usmindorensis, Capra hircus (kambing), Capra ibex, Capra caucasia, Capra fa/coneri, Ovis

255

Page 4: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

aries (domba), Ovis orientalis, dan Ovis Ammon. Sapi, kerbau dan hewan ruminansia lainnyasangat berbeda dibandingkan hewan non ruminansia. Ruminansia memiliki organ rumenpada permulaan saluran gastrointestinal (gambar 1). Organ tersebut menyebabkanruminansia dapat mengekstraksi dan menyerap energi dari material serat-serat tumbuhanyang tidak dapat dicerna oleh enzim-enzim pada hewan ruminansia. Selain itu, proteinmikroba yang dihasilkan sebagai produk sampingan dari pencernaan dalam rumen dapatmemenuhi kebutuhan protein bagi ruminansia [13].

Gambar 1. Diagram perut ruminansia (Keterangan: nomor 1 sampai 6 menunjukkanurutan perjalanan pakan dalam saluran gastrointestinal) [14J.

Sifat paling menonjol pada ruminansia adalah keperluan pakannya tidak bersaingdengan manusia. Bahan pakan ternak ruminansia dapat mengandalkan hijauan dan limbahpertanian yang tidak dikonsumsi oleh manusia. Ternak ruminansia dapat mencerna pakanberserat tinggi dan mengubahnya menjadi daging. Kemampuan itu menunjukkan hewanruminansia memiliki proses pencernaan yang khas [15].

Lambung sapir kerbau dan ruminansia lainnya terdiri dari 4 bagian yaitu: rumen(Iambung pertama dengan kapasitas 100-230 liter pada sapi), retikulum (lambung kedua ataudisebut juga perut jala), omasum (Iambung ketiga atau perut buku) dan abomasum (perutkeempat atau perut sejati). Lambung sapi mulai berfungsi sempurna setelah usianyamenginjak 12 minggu. Dengan struktur perut demikian, sapi dapat menelan banyak pakandalam waktu singkat [15]. Studi fisiologi ternak ruminansia, rumen dan retikulum seringdipandang sebagai organ tunggal dengan sebutan retikulorumen.

Proses pencernaan pada hewan ruminansia terjadi secara mekanis di mulut.fermentatif oleh mikroba pada rumen, dan secara hidrolisis oleh enzim-enzim pencernaan diabomasum [15]. Pakan yang dikonsumsi ruminansia memasuki saluran gastrointestinalmelalui mulut, pakan dikunyah sebentar, kemudian bercampur dengan saliva lalu ditelanmasuk ke esofagus menuju rumen (gambar 1). Sebelum mengalami hidrolisis enzimatis diabomasum, pakan ditampung sementara dalam retikulorumen.

IMUlUTRUMEN

usus

I ABOLIASUM I HALUS

Gambar 2. Degradasi pakan oleh mikroba rumen [17J.

256

Page 5: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

Mikroba alami yang terdapat dalam retikulorumen melakukan fermentasi secaraanaerobik. Mikroba tersebut mendegradasi senyawa-senyawa kompleks yang terkandungdalam bahan pakan termasuk selulosa dan hemiselulosa (polisakarida) menjadi senyawa­senyawa sederhana sebagaimana tercantum pada gambar 2. Baik karbohidrat (serat kasar,gula, pati) maupun protein dapat difermentasi oleh mikroba menjadi asam lemak volatil (VFA)yang kemudian diserap oleh dinding rumen. Hasil sampingan fermentasi berupa gas CH4 danCOz dikeluarkan saat ternak bersendawa. Senyawa NH4 sebagai hasil fermentasi mikrobaterhadap protein dan urea pada akhirnya digunakan sebagai salah satu substrat untuksintesis protein mikroba, sedangkan protein yang tak terdegradasi (protein by pass) akanlolos menuju abomasum untuk dicerna secara enzimatis. Pemanfaatan polisakarida dalamrumen dilaksanakan oleh aktivitas secara berurutan dari sekumpulan mikroba rumen yangberarti hasHdegradasi dari suatu mikroba dapat menjadi substrat bagi mikroba lain.

Laju proses pencernaan pakan ditentukan oleh lamanya pakan tertahan di dalamrumen dan populasi mikroba yang berkembang dalam rumen. Semakin banyak mikrobarumen, dan semakin lama pakan berada dalam rumen maka semakin besar potensi pakandapat diuraikan sehingga pada akhirnya meningkatkan nutrien yang dapat diserap tubuh [15].Ternak ruminansia sebenarnya juga mencerna bakteri rumen di abomasum sebagai sumbernutrien, termasuk protein mikroba hasil fermentasi dalam rumen. Bakteri rumen tersebutbereproduksi sangat cepat untuk menjaga kestabilan populasinya [19]. Pakan berserat(hijauan) yang dimakan ditahan untuk sementara di dalam rumen. Saat hewan beristirahat,pakan yang telah berada dalam rumen dikembalikan ke mulut (regurgitasi) untuk dikunyahkembali (remastikasi), kemudian pakan ditelan kembali (redeglutisi). Selanjutnya pakantersebut dicerna lagi oleh enzim-enzim mikroba rumen [16].

Setelah melalui rumen, pakan masuk ke omasum melalui suatu katup. Pakanmengalami penggilingan oleh gerakan peristaltik dinding omasum sehingga partikel-partikelpakan menjadi lebih halus sekaligus terjadi penyerapan air. Berikutnya, pakan masuk keabomasum, tempat terjadinya proses pencernaan secara enzimatis. Sekresi getah lambungyang mengandung enzim-enzim pencernaan untuk menghidrolisis zat-zat gizi dalam pakandihasilkan di abomasum. Hasil pencernaan enzimatis tersebut diserap dalam usus halus [15].Abomasum juga disebut perut sejati karena memiliki kemiripan fungsi dengan perut tunggalsebagaimana pada hewan non ruminansia [20].

Secara lebih ringkas proses pencernaan ruminansia merupakan suatu sistem kulturkontinu bagi bakteri, protozoa maupun fungi anaerobik. Pakan dan air masuk ke dalam rumen,kemudian pakan akan difermentasi untuk keperluan sel-sel mikroba sehingga dihasilkanasam lemak mudah terbang (VFA), dan gas-gas metana serta karbon dioksida. Gas yangdihasilkan akan keluar saat ternak bersendawa, sedangkan VFA diserap melalui dindingrumen. Sel-sel mikroba bersama dengan komponen pakan tak tercerna menuju ke omasumkemudian abomasum dan usus halus. Pada abomasum terjadi pencernaan enzimatis yangdisekresikan hewan ternak, kemudian hasil pencernaan diserap oleh dinding usus halus.Pada usus besar, sel-sel mikroba kembali dicerna, VFA yang dihasilkan diserap dinding usus,kemudian sel-sel mikroba bersama dengan komponen pakan tak tercerna diekskresikandalam bentuk feses [21].

Kompleksitas sistem pencernaan ruminansia yang sekaligus menjadi pembedadengan hewan non ruminansia menunjukkan bahwa pencernaan ternak ruminansia telahberkembang sedemikian rupa sesuai jenis pakannya [22]. Rumen sesungguhnya merupakanruang fermentasi bagi populasi mikroba yang hidup di dalamnya untuk membantu prosespencernaan pakan bagi ternak ruminansia. Populasi mikroba dalam cairan rumen sangatpadat, yaitu mengandung sekitar 1010 bakteri/ml, 106 protozoa/ml, dan 103 fungi/ml. Populasiprotozoa dapat mencapai setengah dari total seluruh biomassa mikroba rumen. Hal inidisebabkan protozoa berukuran jauh lebih besar dari bakteri maupun fungi. Mikroba-mikrobatersebut terspesialisasi dan beradaptasi untuk dapat hidup dan berkembang dalam rumendengan kisaran pH 5,7 - 7,3 dan kisaran temperatur 36°C - 41°C yang kondisinya anaerob.Kehadiran oksigen justru menjadi toksik bagi mikroba rumen [13].

Selain bakteri, protozoa dan fungi, diketahui pula kehadiran bakteriofag dalam cairanrumen. Namun peranannya dalam proses fermentasi belum diketahui secara pasti [22,23].Metabolisme mikroba rumen dapat diketahui melalui beberapa parameter penting yangterukur yaitu: produksi gas, nilai pH, kadar VFA dan kadar amonia. Produksi gas merupakanparameter umum untuk menjelaskan laju fermentasi yang terjadi. Hasil sampingan darifermentasi dapat berupa gas-gas seperti Hz,COz, maupun CH4 [24]. Aktivitas fermentasi jugadapat diketahui dari nilai pH. Semakin tinggi laju fermentasi berarti semakin banyak asam-

257

Page 6: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

asam organik yang dihasilkan sehingga dapat menurunkan nilai pH. Kadar VFA menunjukkanhasil fermentasi mikroba terhadap karbohidrat, sedangkan amonia merupakan hasildegradasi terhadap protein. Maka, untuk menjelaskan kondisi mikroba rumen dapat diketahuimelalui parameter-parameter tersebut.

Di dalam rumen terdapat 1010 - 1012 bakteri per gram cairan rumen. Mayoritas bakteribersifat anaerobik sedangkan bakteri anaerobik fakultatif dan aerobik merupakan minoritas.Terdapatnya bakteri aerobik maupun anaerobik fakultatif disebabkan kondisi rumen yangtidak mungkin sepenuhnya bebas dari oksigen, walaupun hanya pada kadar yang sangatrendah. Berdasarkan morfologinya, bakteri rumen dapat digolongkan menjadi tiga, yaitukokus, batang, dan spiral. Berdasarkan karakter struktur sel, terdapat bakteri gram positif,gram negatif, dan mikoplasma [23].

Lebih dari 200 jenis bakteri rumen telah diidentifikasi. Umumnya bakteri-bakteritersebut merupakan kelompok non spora anaerobik. Aktivitas dari suatu bakteri dapatbervariasi antara satu strain dengan strain lainnya. Demikian pula total jumlah bakteri danpopulasi relatif dari jenis individual bervariasi tergantung jenis pakannya [13,21]. Bakterirumen berperan penting dalam degradasi pakan. Sebagian bakteri rumen mendegradasiselulosa (selulolitik), ada pula yang mendegradasi hemiselulosa dan patio Beberapa jenisbakteri mampu mampu memanfaatkan asam-asam organik sebagai substrat, sedangkanjenis lainnya mampu memfermentasi protein dan lipid [18,22].

2.2. Probiotik

Istilah probiotik pertama kali digunakan oleh Lilley dan Stillwell pada tahun 1965untuk menggambarkan substansi yang dikeluarkan oleh suatu mikroba dalam merangsangpertumbuhan mikroba lainnya. Probiotik digunakan dalam jumlah sedikit sehingga disebutpakan imbuhan. Sebagai bentuk suplemen mikroba hidup, probiotik memberikan efekmenguntungkan bagi ternak [25].

Mikroorganisme utama dalam probiotik yang umum diberikan pada ternak ruminansiaadalah biakan jamur seperti Aspergillus oryzae, Saccharomyces cereviceae, Candida sp. danbakteri asam laktat seperti Lactobacillus. Probiotik yang kandungan mikroorganismenyaberasal dari mikroba rumen telah dikembangkan di Indonesia sejak sekitar 10 tahun sepertiStarbio, Bioplus dan Probion [26].

Probiotik merupakan mikroorganisme yang dapat meningkatkan pertumbuhan danefisiensi pakan ternak tanpa mengakibatkan terjadinya proses penyerapan komponenprobiotik dalam tubuh ternak, sehingga tidak terdapat residu dan tidak terjadinya mutasi padaternak. Manfaat probiotik sebagai bahan aditif ditunjukkan dengan meningkatkanketersediaan VFA dan protein bagi ternak, disamping itu probiotik juga meningkatkankandungan vitamin B kompleks melalui fermentasi makanan. Aspek utama dari probiotikadalah mikroorganisme tersebut harus dalam keadaan hidup, bakteri dimasukkan ke tubuhsecara oral, masih dalam keadaan hidup bila masuk ke usus, yang bertujuan untukmempengaruhi keseimbangan mikroba [27].

Pemberian probiotik terhadap ternak yang dilakukan secara teratur, akanmemberikan keuntungan seperti: meningkatkan produksi susu, meningkatkan berat badanternak, mencegah diare, meningkatkan produksi bulu, dan meningkatkan penampilan ternak.Terjadinya kesetimbangan populasi mikroflora rumen adalah hal yang sangat penting untukpemecahan dan pencernaan bahan pakan menjadi nutrisi yang berguna bagi ternak [28].Konsep probiotik adalah menambah mikroorganisme yang menguntungkan di saluranpencernaan ternak dan menambah bakteri yang diinginkan untuk membangun dan mengatursituasi yang ideal di dalam usus [27].

Pemberian probiotik khamir dapat meningkatkan produksi susu harian karenaprobiotik khamir menstimulasi kondisi rumen menjadi lebih baik dengan mekanisme kerjayang dapat dilihat pada Gambar 3. Khamir di dalam rumen akan mengambil oksigensehingga kondisi anaerob dapat cepat tercapai dan akan meningkatkan viabilitas bakteri.Viabilitas bakteri yang meningkat akan berakibat pula peningkatan aktivitas selulolitik, jumlahprotein mikroba, penurunan produksi laktat, perubahan komposisi VFA, kestabilan pH rumenyang terjaga, dan menekan bakteri metanogenesis. Akibat dari khamir terse but adalahterjadinya efisiensi kecernaan pakan yang tinggi dan akan semakin meningkatkan produksidaging dan susu. Pengaruh khamir yang mampu menekan bakteri penghasil metana akanmemberikan kontribusi pada penurunan kontribusi ternak pada efek gas rumah kaca yangsaat ini mencapai 5 - 10%. Akibat kondisi kinerja rumen yang meningkat maka produksi susu

258

Page 7: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

harian pun akan meningkat. Disamping itu, produksi susu pada ternak ruminansiadipengaruhi oleh umur dan waktu laktasi, disamping faktor usia, nutrisi, kesehatan,reproduksi, dan genetik [29].

I Peningkatan produksi

i I

/Peningkatan aktivitas

selulolitik

Peningkatan kecernaan pakan

Peningkatan aliranprotein mikroba

Penurunan produksi +­laktat

Peningkatan viabilitasmikroba

----. Perubahan komposisiVFA

Menekan bakteri

metanogenesis

/Anaerobik

Pemakaian oksigenoleh khamir

Peningkatankestabilan pH

Gambar 3. Peran probiotik khamir di dalam rumen [29].

2.3. Khamir

Khamir merupakan fungi uniseluler yang termasuk dalam kelas Ascomycetes,Subkelas Hemiascomycetes, dan Ordo Endomycetales [30]. Pada umumnya, sel khamir lebihbesar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yangterbesar. Khamir sangat beragam ukurannya, berkisar antara 1 sampai 5 11mlebarnya dan 5sampai 30 11mpanjangnya atau lebih (Gambar 4.). Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapaada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas,namun sekalipun dalam biakkan murni terdapat variasi yang luas dalam hal ukuran danbentuk sel-sel individu, tergantung kepada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapiflagellum atau organ-organ penggerak lainnya [31].

Sel khamir tidak berwarna, tetapi apabila ditumbuhkan pada medium padat buatanakan membentuk koloni yang berwarna putih, krem, atau kecoklatan. Perkembangbiakankhamir dapat dilakukan dengan cara membentuk tunas (budding), membelah diri (fission),atau membentuk askospora. Pada khamir dengan pembelahan biner, keseluruhan konstituenpada sel induk dibagi secara merata kepada masing-masing sel anak. Pad a khamir yangberkembang biak dengan cara bertunas, komponen asli sel induk tetap dan terlihat adanyakonstituen baru yang disentesis pada sel anak [33].

259

Page 8: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

Gambar 4. Bentuk Sel Khamir (Ook. Pribadi).

ISSN 2087-8079

Kebanyakan khamir hidup sebagai saprofit yang hidup dari benda organik mati yangterlarut, dengan menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks danmenguraikannya menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana untuk kemudian dikembalikanke dalam tanah. Khamir bersifat fakultatif, yaitu dapat hidup dalam keadaan aerobik maupunanaerobik dengan pH optimum berkisar 4,0 - 4,5 dan suhu 25 - 37°C [31].

Komposisi elemen sel khamir biasanya tumbuh pada pangan yang berasal daritanaman [34]. Khamir tumbuh baik apabila terdapat sumber karbohidrat, nitrogen, mineraldan vitamin. Khamir memiliki kemampuan untuk memecah pangan berkarbohidrat sepertiglukosa, maltosa, sukrosa, fruktosa, galaktosa, maltotriosa dan rafinosa menjadi alkohol dankarbondioksida [35].

Khamir dapat tumbuh baik apabila tersedia sumber karbohidrat, nitrogen, mineral danvitamin. Khamir akan mengekskresikan enzim ekstraseluler (selulose) yang dapatmenguraikan rantai karbon selulose menjadi karbohidrat yang lebih sederhana. Khamirmemiliki kemampuan untuk memecah pangan berkarbohidrat seperti glukosa, maltosa,sukrosa, fruktosa, galaktosa, maltotriosa, dan rafinosa menjadi alkohol dan karbondioksida[36].

Antara probiotik yang lainnya, penelitian mengenai Saccharomyces cerevisiaedianggap lebih baik, semenjak khamir mulai digunakan, sebagai produk yang dapatmemperlancar sistem pencernaan pad a man usia. Khamir juga diketahui dapat menyebabkanefek positif pada ruminansia. Khamir merupakan fungi yang umumnya mempunyaikarakteristik utama berupa uniseluler. Khamir merupakan mikroorganisme eukariotik, dansusunan organelnya berbeda dari bakteri yang merupakan organisme prokariotik [37].

2.4. Aplikasi Teknik Nuklir di Bidang Peternakan

2.4.1. Pemanfaatan Teknik Nuklir untuk Perunut

Perunutan adalah proses pemanfaatan senyawa yang telah ditandai dengan isotopatau radioisotop untuk menjadi bagian dari sistem biologi/mekanik sehingga diketahuimekanisme yang terjadi atau diperoleh suatu hasil pengukuran. Dasar aplikasi teknik perunutdengan isotop stabil adalah sifat kimia spesifik dari unsur yang digunakan dengan beratmolekul yang berbeda. Contoh isotop stabil adalah 15N, 52Cr, 13C dan lainnya. Pengukuranisotop stabil adalah dengan menggunakan alat seperti mass atomic spektrofotometer, X-rayf/ourescene (XRF), dan Analisis Aktivasi Neutron (AAN) [38].Dasar aplikasi dari teknik perunut dengan radioisotop adalah paparan aktivitas dari masing­masing unsur yang digunakan. Contoh radioisotop adalah 14C, 45Ca, 32p, 1251, 1311, 3H, danlainnya. Alat yang dapat digunakan mengukur aktivitas paparannya adalah Liquid ScintilationCounter (LSC), dan Gamma Counter, HPGe [38].

Pemanfaatan teknik nuklir untuk perunut berdasarkan sifat pengaplikasiannya, dibagimenjadi dua, yaitu:

a. Pemanfaatan yang bersifat in vivoAplikasi perunut bertujuan untuk menggambarkan proses biologi yang terjadi dilingkungan asalnya atau langsung menggunakan hewan ternak. Yang perludiperhatikan adalah waktu paruh biologis, yaitu waktu yang diperlukan (radio) isotopuntuk keluar atau dieksresikan keluar tubuh.

260

Page 9: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Ira wan Sugoro, M.Si)

b. Pemanfaatan yang bersifat in vitroAplikasi perunutan yang bertujuan untuk menggambarkan proses biologi yang terjadidi luar tubuh hewan, tetapi di laboratorium. Yang perlu diperhatikan adalah waktuparuh fisika, yaitu waktu yang diperlukan oleh radioisotop untuk meluruh hinggamencapai separuh aktivitasnya.

Tabel1. Beberapa isotop dan radioisotop yang digunakan dalam litbang peternakan [39].

Unsur Tipe IsotopPenggunaanWaktu paruhKeterangan1311

RadioisotopIn vivoF: 8.06 hDigunakan dalam litbangB: 24-48 j

endokrinologi terutama T3/T 4(RIA)15N

Isotop stabilIn vivoB:72-168 jDigunakan dalam penentuansiklus protein dalam tubuh52Cr

Isotop stabilIn vivoB:24-48 jDigunakan untuk memprediksivolume rumen dan lajupencernaan3H

RadioisotopIn vivoF:12,4 hDigunakan untuk menentukanB:24-72 j

volume cairan dalam tubuh

1251RadioisotopIn vitroF:60,2 hDigunakan dalam litbang

endokrinologi terutamakonsentrasi P4 (progesteron)-teknik RIA14CRadioisotopIn vitroF:5730 tDigunakan dalam litbang

pengukuran pertumbuhanbakteri rumen dan juga filtrasiurin13CIsotop stabilIn vitro Pengukuran dinamika populasi

mikroba dalam rumen45CaRadioisotopIn vitroF:164 hDigunakan dalam litbang

pengukuran deposisi Ca padatulang32pRadioisotopIn vitroF:14,3 hDigunakan dalam litbang

pengukuran pertumbuhanbakteri rumen

2.4.2. Teknik Radiasi

Pemanfaatan teknik radiasi di bidang peternakan terutama digunakan dalam bidangkesehatan ternak, yaitu untuk menginaktivasi penyakit seperti bakteri, virus dan melemahkanpatogenisitas cacing atau protozoa. Pemanfaatan radiasi telah menghasilkan vaksin iradiasi,reagen diagnostik, dan pengawetan. Radiasi adalah energi yang berupa gelombangelektromagnetik atau foton yang dihasilkan nuklida yang tidak stabil terutama yangmenghasilkan sinar gamma (y). Radiasi sinar y merupakan radiasi pengion yang dapatberinteraksi dengan materi biologis seperti air, DNA, kromosom dan sel. Sumber radiasigamma yang digunakan dalam litbang peternakan berasal dari BOCO. Kerusakan materibiologis akibat radiasi menimbulkan lemahnya sel hidup dan dapat digunakan untukpembuatan vaksin [38].

2.5. Hasil Litbang Peternakan dengan Teknik Nuklir

2.5.1. Suplemen Pakan UMMB

UMMB merupakan suplemen pakan (SP) untuk ternak ruminansia seperti sapi,kerbau, kambing, dan domba. Ciri khas dari ternak ruminansia adalah adanya rumen yangmerupakan ekosistem mikroba yang berperan dalam penguraian bahan pakan dan mikrobapun berfungsi sebagai bahan protein bagi ternak. Agar teknologi suplemen tersebut dapatditerapkan oleh petani ternak dan mudah dalam penyimpanan serta transportasinya, maka

261

Page 10: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

suplemen tersebut dibuat dalam bentuk padat dengan komposisi bahan tertentu (urea, dedak,onggok, tepung tulang, lakta mineral, garam dapur, tepung kedelai, dan kapur) [40].

Pemberian SP merupakan teknologi untuk meningkatkan konsumsi pakan olehternak pada kondisi pemeliharaan tradisional. SP yang tersusun dari urea, dedak, onggok,tepung tulang, mineral, garam, tepung kedelai dan kapur dengan jumlah tertentu secaraefisien dapat mendukung pertumbuhan, perkembangan dan kegiatan mikroba di dalamrumen. Selanjutnya produktivitas hewan dapat ditingkatkan dengan memberikan sumber Nprotein dan/atau non protein serta mineral tertentu. Pemberian SP diharapkan dapatmemberikan pengaruh yang baik melalui peningktan protein mikroba, peningkatan dayacerna dan peningkatan konsumsi pakan hingga diperoleh keseimbangan yang lebih baikantara protein dan energi dalam nutrisi pakan yang terserap [40].

Melalui pendekatan tersebut, telah dilakukan beberapa percobaan laboratorium untukmelaksanakan penilaian biologis berbagai suplemen dengan komposisi bahan tertentu, baik

secara in vitro maupun in vivo, dapat berpengaruh terhada~ fun~si rumen. Analisis yangdigunakan secara in vitro dengan menggunakan isotop 3 P, 3 S, 14C sebagai perunutradioisotop untuk mengukur sejumlah parameter antara lain untuk mengukur sintesa proteinmikroba di dalam rumen dan protein by pass. 14C digunakan untuk mengukur efisiensipemanfaatan energi oleh mikroba rumen [40].

Berdasarkan hasil pengukuran beberapa parameter tersebut secara konvensionalatau dengan teknik nuklir dihasilkan suatu formula suplemen yang secara optimal dapatmenjamin berlangsungnya fungsi rumen dengan baik. Manfaat UMMB telah diuji di lapanganuntuk mempelajari pengaruh komposisi suplemen terhadap produksi hewan [40].

Uji lapang telah dilakukan di berbagai daerah antara lain: Jawa Barat, Jawa Tengah,D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, dan Lampung. Hasil pengujian menunjukkan adanya pengaruhpositif terhadap penampilan reproduksi ternak dan persentase pertambahan bobot badan.Saat ini, teknologi UMMB telah banyak diterapkan di berbagai daerah melalui programIPTEKDA bekerjasama perguruan tinggi, koperasi, dan petani ternak di daerah [40].

2.5.2. Radioimmunoassay (RIA)

Teknik RIA merupakan salah satu metode deteksi yang paling sensitif yangdidasarkan pada interaksi antigen-antibodi. Antigen (hormon) yang berlabel radioaktif dapatdigunakan untuk mendeteksi kandungan hormon dalam sampel. Isotop yang dapat digunakanuntuk teknik RIA adalah 3H, 14C, 1251 dan lainnya. Pada teknik ini sejumlah antibodidiimobilisasi pada suatu fase padat, misalnya dinding tabung plastik. Sampel yangmengandung antigen (hormon progesteron) ditambahkan dengan sejumlah tertentu molekulberlabel C251) yang akan berinteraksi dengan antibodi pada tabung. Intensitas signal radiasidari biomolekul berlabel radioaktif yang terikat pada antibodi yang menenmpel pada dindingtabung akan berbanding terbalik dengan konsentrasi biomolekul dalam sampel [41].

Aplikasi RIA untuk litbang peternakan adalah untuk mengukur konsentrasi hormonprogesteron dalam sampel serum darah atau susu. Tujuan pengukuran progesteron iniadalah untuk mendeteksi pubertas ternak, mendeteksi gejala birahi, diagnosa kebuntingandini, mendukung program Inseminasi buatan, dan diagnosa kelainan reproduksi ternak.Dampak sosial ekonomi dari pengaplikasian teknik RIA adalah penghematan pelayanan IB,bunting tepat waktu, produksi susu stabil, dan perbaikan keturunan [41]. Produksi kit RIAprogesteron saat ini masih dalam proses pengembangan dan belum dapat registrasi dariDirjen Peternakan.

2.5.3. Vaksin Radiasi

Vaksin iradiasi adalah teknik pembuatan vaksin dengan cara iradiasi. Vaksin adalahsuatu suspensi mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit tetapi telah dilemahkandaya virulensinya sehingga tidak akan menimbulkan penyakit dan dapat merangsangpembentukan kekebalan/antibodi bila diinokulasikan [41].

Pembuatan vaksin radiasi memiliki keunggulan dibandingkan dengan carakonvensional yaitu mempercepat proses pembuatan vaksin dengan memperpendek waktupasasel. Selain itu vaksin iradiasi yang diproduksi memiliki kualitas yang sama dengan vaksinbuatan secara konvensional. Sumber radiasi yang digunakan untuk pembuatan radio vaksinadalah sinar gamma yang digunakan untuk menurunkan infektivitas, virulensi dan patogenitasagen penyakit tetapi diharapkan mampu merangsang timbulnya kekebalan pada tubuh

262

Page 11: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Jrawan Sugoro, M.Si)

terhadap infeksi penyakit. Penelitian yang dilakukan di BATAN yaitu pengembangan vaksinterhadap penyakit ternak seperti Brucellosis dan Mastitis. Selain itu dilakukan pula penelitianvaksin penyakit ternak yang berasal dari cacing, seperti Coccidiosis, Fasciolosis, danHaemonchosis [42]. Salah satu hasil penelitian yang telah telah menjadi produk adalahvaksin koksivet untuk penyakit koksidiosis, yaitu penyakit yang disebabkan oleh protozoaEmeria Sp. Pad a usus yang mengakibatkan berak darah. Ookista generasi 1 diiradiasidengan sinar gamma pada dosis optimum 125 Gy dan diinokulasikan ke ayam sehinggadiperoleh ookista generasi II yang lemah sifat infektivitas dan patogenitasnya. Selanjutnyaookista dari generasi II tersebutlah yang dijadikan vaksin. Vaksin ini diinokulasikan padaayam untuk umur 7 - 10 hari sehingga ayam memiliki kekebalan terhadap penyakit tersebut[42].

BAB III BAHAN DAN METODE

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah syringe glass 100 ml, shakerwaterbath, oven, furnache, spektrofotometer, sentrifugasi, "crusible", biuret, destilasi, gaskromatografi, laminar air flow, autoklaf, timbangan analitik, vortex, cawan petri, tabung reaksi,tabung sampel, labu ukur, mikrotube 1,5 ml, tabung sentrifugasi, cuvet, Erlenmeyer, gelasukur, mikropipet dan tips 5000, 100 ml dan 1 ml, syringe 1 ml, timbangan kambing, timbangansapi., cawan Conway, pH meter, mikroskop, kamera, desikator, kamar Hitung Neubauer(Superior), hot plate, fermentor air lift, Butirometer, kandang sapi yang berupa kandangindividual, meteran sapi (Coburn) spatula, cawan porselen, timbangan kambing dan kandangkambing yang berupa kandang panggung.

3. 1.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pad a penelitian ini adalah cairan rumen kerbau, PotatoDextrose Broth (PDB), Potatoes dextrose agar (PDA), akuades, ekstrak ubi jalar dan ubi kayu,serbuk rumput lapangan 01 mesh, larutan buffer sampel (buffer karbon at, makromineral danmikromineral), H2S04 15%, NaOH 0,1 N, HCI, Nelson (Nelson A + Nelson B), Arsenomolibdat,fenolftalin 0,1%, Asam sulfo 5 salisilat dihidrat, metilen blue, molase, asam cuka, asam laktat10%" alkohol 70%, Nutrient Agar (NA), meliputi larutan pereaksi asam sulfat 90,4 ± 0,8% (BJ1,816 ± 0,004 pada suhu 20°C), isoamyl alkohol (BJ 0,814 - 0,816 pada suhu 15,5°C),campuran selenium (terdiri dari 4 bagian selenium, 3 bagian CUS04' H20 dan 190 bagianNa2S04 kering), larutan natrium hidroksida (NaOH) 30%, larutan asam klorida (HCI) 0,5 N,indikator mengsel (425 mg merah metil dan 500 mg metil biru dilarutkan dengan alkohol 95%hingga 200 ml).

Hewan yang digunakan dalam penelitaian ini adalah kerbau berfistula sebagaisumber cairan rumen, sapi potong Peranakan Ongole (PO) dan kambing betina PeranakanEttawa (PE) di Peternakan Bangun Farm, dan koloni sapi perah Fresien Holstein (FH) diMampang - Jakarta dan Bayongbong - Garut.

3.2. Metode

3.2.1. Isolasi khamir

Sumber isolasi khamir berasal dari cairan rumen kerbau. Cairan rumen kerbausebanyak ± 50 ml diambil secara aseptik ke dalam Erlenmenyer 100 ml. Kemudian dilakukanpengenceran sebanyak 105 kali dengan menggunakan larutan fisiologis. Setiap hasilpengenceran, sebanyak 0,1 ml ditanam dalam medium PDA yang telah diperkaya dengancairan rumen kerbau sebanyak 1%. Selanjutnya disebar dengan batang L hingga rata dandiinkubasi selama 1 - 4 hari pad a suhu 39°C. Koloni khamir yang tumbuh diisolasi dan dicatat

263

Page 12: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

bentuk morfologi koloninya. Hasil isolasi dicek kemurnian koloni dan se!. Bila telah murnimaka dapat dijadikan kultur stok untuk penelitian selanjutnya [2].

3.2.2. Seleksi Isolat Khamir secara In Vitro

Metode ini digunakan untuk mengetahui proses fermentasi dengan inokulum cairanrumen secara in vitro. Sebanyak 108 sel/ml kultur khamir dimasukkan ke dalam 30 ml larutanbuffer (buffer karbonat, makromineral dan mikromineral) dan cairan rumen yang berisi 100mg serbuk rumput lapangan (8). Selanjutnya diinkubasi pad a suhu 39°C selama 24 jam dandicatat kenaikan volume gasnya. Sampel cairan dari produksi gas selanjutnya dianalisis pH,kecernaan bahan kering (KcBK) dan organik (DCBO), biomassa bakteri, jumlah protozoa,ammonia dan asam lemak terbang (VFA). Parameter yang terkait dengan evaluasi biologispakan dengan menggunakan teknologi isotop P-32 sebagai perunut adalah laju pertumbuhanprotein mikroba dan rasio bakteri dan protozoa [43].

3.2.3. Optimasi Medium Probiotik Khamir

Medium yang digunakan untuk optimasi adalah ekstrak ubi jalar dan ubi kayu.Ekstrak diperoleh dengan cara merebus potongan ubi kayu dan ubi jalar sebesar dadu dalamair mendidih selama 30 menit lalu disaring dengan kain kassa. Air hasil saringan dimasukkanke dalam fermentor sederhana air lift dengan kapasitas 18 L. Aerator yang digunakanmemiliki kecepatan 0,5 limen it, sehingga aerator tersebut pad a fermentor ini memilikikecepataan aerasi 0,03 vv·1m'1. Inokulum dimasukkan sebanyak 10% v/v (108 sel/ml).Selanjutnya dilakukan pencuplikan sampel untuk pengukuran parameter produksi biomassa,laju produksi biomassa dan konsumsi glukosa, perolehan yield xis, dan efisiensi. Selain itudilakukan pula pengukuran kandungan mineral dengan menggunakan metode aktivasineuntron (NAA). Berdasarkan data tersebut maka diperoleh medium yang optimal yangselanjutnya dipakai untuk produksi khamir [44].

Gambar 5. Fermentor air lift untuk produksi probiotik khamir.

3.2.4. Imobilisasi Probiotik Khamir

Sebelum dilakukan imobilisasi terlebih dahulu ditentukan dosis sterilisasi sinar

gamma untuk dedak. Dosis yang digunakan adalah 10 dan 20 kGy. Kultur produksi probiotikkhamir berumur 3 hari dicampurkan dengan dedak (1 : 1). Selanjutnya dikeringkan di bawahsinar matahari dan dikemas dengan plastik. Untuk mengetahui kualitas probiotik dilakukanpengukuran viabilitas sel khamir dengan bantuan kamar hitung Neubauer dan mikroskop [45].

3.2.5. Pengujian Isolat Khamir Terseleksi secara In vivo

Perlakuan pakan dilaksanakan dengan 2 macam perlakuan pada ternak sapi perah,sapi potong penggemukan, dan kambing perah. Lokasi pengamatan untuk sapi perah adalahkoloni sapi perah di Mampang - Jakarta dan Cisurupan - Garut, untuk sapi potong dankambing perah di Peternakan Bangun Farm Bogor. Jenis sapi perah yang digunakan adalahFH, sapi potong adalah peranakan Ongole (PO), dan kambing perah adalah peranakanettawa (PE).

264

Page 13: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

A. Uji In Vivo pada Sapi PO

Penelitian ini dilakukan dengan dua fase, yaitu fase kontrol tanpa perlakuan dan fasepemberian probiotik khamir, dilanjutkan dengan pengamatan setelah kedua fasedilaksanakan selama 14 hari, baik pada periode pertama maupun periode kedua. Jumlah sa pipada penelitian ini adalah 12 ekor, dengan 4 ekor sebagai kontrol (tanpa pemberian probiotikkhamir), 4 ekor dengan pemberian probiotik khamir R1 dan 4 ekor dengan pemberianprobiotik khamir R2. Pada awal penelitan semua sapi tidak diberi probiotik khamir selama 4hari sebagai fase kontrol. Kemudian setelah hari ke-5 hingga hari ke-14 (akhir penelitian), 8sapi selalu diberikan probiotik khamir R1 dan R2. Probiotik khamir yang telah dicampurkan kedalam dedak sebanyak 150 g/hari (108 selig) diberikan secara add libitum pad a pagi harisebagai pakan awal sebelum diberikan pakan pokok seperti konsentrat dan hijauan agar selkhamir dapat beradaptasi dalam rumen sapi terlebih dahulu. Jenis probiotik khamir yangdiberikan sesuai dengan sapi perlakuan. Empat ekor sapi lainnya sebagai kontrol hanyadiberikan konsentrat dan hijauan. Hijauan diberikan secara add libitum sebanyak dua kalidalam sehari yaitu jam 11.00 dan 17.00 untuk semua sapi, dengan pemberian air minumyang tidak terbatas, sedangkan konsentrat hanya diberikan satu kali sehari (Tabel 2).

Tabel 2. Ukuran pakan sapi PO dan probiotik khamir per ekor per hari

No.

2

3

Perlakuan

II

III (kontrol)

Ukuran pakan per hari

Hijauan 30 kg, konsentrat 12,5 kg dan biosuplemenprobiotik R1 150 gram/hari.

Hijauan 30 kg, konsentrat 12,5 kg dan biosuplemenprobiotik R2 150 gram/hari.

Hijauan 30 kg, dan konsentrat 12,5 kg.

Bahan konsentrat yang digunakan adalah hasil produksi KPS (Koperasi ProduksiSusu) Bogor. Konsentrat ini terdiri atas dedak padi halus, bungkil kedelai, jagung kuning,tepung ikan, garam dan ampas tahu (KPS, 2007). Hijauan yang digunakan adalah rumputgajah. Analisis kualitas ternak dilakukan dengan melihat beberapa parameter yaitupengukuran pertambahan bobot badan harian (PBBH), konsumsi, dan kecernaan yangameliputi koefisien cerna, KcBK dan KcBO.

B. Uji In Vivo pada Kambing PE

Penelitian ini merupakan studi eksperimental, dengan menggunakan 15 sampel yangterbagi menjadi tiga kelompok perlakuan. Masing-masing kelompok perlakuan diulangsebanyak 5 kali. Pengambilan data berdasarkan 3 perlakuan, yaitu perlakuan kontrol danperlakuan pemberian probiotik khamir R1 dan R2. Data yang diperoleh diolah menggunakanmetode One Way Anava dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).

Penelitian ini dilakukan dengan dua periode, yaitu periode pertama dan periodekedua dan kedua periode dilaksanakan selama 14 hari. Jumlah kambing pad a penelitian iniadalah 15 ekor, dengan 5 ekor masing-masing perlakuan. Pada awal penelitian semuakambing PE percobaan tidak diberi probiotik khamir selama 4 hari dan setelah hari ke 5hingga hari akhir penelitian, 10 ekor kambing PE percobaan selalu diberikan probiotik khamir,yaitu diberikan pada pagi hari sebanyak 75 g/hari (108 selig) dengan dicampur 1,5 kg ampastahu yang sudah diberi konsentrat secara ad libitum.

Analisis kualitas produksi ternak dilakukan dengan melihat beberapa parameter yaituproduksi susu harian dan kualitas susu yang meliputi kadar lemak, kadar protein, kadar abu,bahan kering (BK), bahan kering tanpa lemak (BKTL), dan total mikroba pad a susu.

C. Uji In Vivo pada Sapi FH

Uji lapang dilakukan dengan membagi ternak sapi perah secara acak untukperlakuan pemberian prabiotik R1, R2 dan kontrol. Jumlah ternak yang digunakan di KoloniTernak Bayongbong adalah 12 ekor, sedangkan di Mampang adalah 6 ekor. Jumlah probiotikyang diberikan adalah 150 g/hari (108 sel/g) secara ad libitum untuk masing-masing

265

Page 14: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

perlakuan setiap pagi hari ditambah dengan pakan hijauan dan konsentrat. Pemberianprobiotik diberikan sebelum laktasi sampai laktasi selanjutnya. Adapun parameter yang diukuradalah produksi susu, kualitas susu (kadar lemak, protein, laktosa, bahan kering, bahan abu,BJ, total solid (TS), total solid non lemak (SNF), lama laktasi, kondisi kesehatan ternak secaraumum dan jumlah bakteri total.

3.2.6. Metode Analisis Data

Pengujian secara in vitro dan in vivo di dalam penelitian ini dianalisis dengan metodeOne Way Anova dan uji T. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh perlakuan dilakukan ujilanjut Duncan dengan taraf uji s 0,05 dengan bantuan program SPSS 12.0.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Isolasi khamir

Sumber isolasi khamir berasal dari cairan rumen kerbau. Pengisolasian khamir daribahan tersebut bertujuan untuk mempermudah proses adaptasi saat pengaplikasian, karenamemiliki kemampuan untuk beradaptasi kembali lebih tinggi setelah diproduksi secara in vitro.Hasil isolasi menunjukkan bahwa diperoleh 4 isolat khamir, yaitu R1, R2, RS, dan R4berdasarkan ciri koloni dan sel. Urutan pengkodean didasarkan pada dominansi selamaproses isolasi. Ciri koloni dan sel isolat khamir dapat dilihat pada Tabel S. Identifikasi lanjuthingga spesies hanya akan dilakukan terhadap isolat terpilih yang memiliki potensi sebagaibahan probiotik ruminansia [2].

Tabel S. Karakteristik Koloni dan Sellsolat Khamir.

Isolat I KarakteristikKoloni

SelFoto sel

Tampak atasTampak samping

R1Bulat, krem CembungI Bulat cembung0 r---J

R2

I Bulat sisi bergerigi,

MengerucutI Bulat panjangkremUkuran : R2> R10 ---------

RS

I Bulat sisi bergerigi, I Cembung, tengah I Bulat panjangkrem melekuk ke dalam Ukuran : RS = R20 Im

R4

I Bulat dan bergerigi,

Cembung, tengah

Ovalkrem

melekuk ke dalamUkuran : R4 = RS

@= R2

~

266

Page 15: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

Penelitian sebelumnya pun menunjukkan adanya keanekaragaman khamir padacairan rumen sapi dengan ditemukannya 6 isolat. Jenis khamir yang terdapat dalam rumendidominasi dari genus Saccharomyces dan Candida. Kedua jenis khamir ini yang seringdigunakan sebagai bahan probiotik [7].

4.2. Seleksi Isolat Khamir secara In Vitro

4.2. 1. Produksi gas

Probiotik khamir mempengaruhi fermentasi cairan rumen berdasarkan data produksigas (Gambar 6). Produksi gas perlakuan memiliki nilai yang bervariasi dan cenderung lebihtinggi dibandingkan kontrol, tetapi secara statistik tidak berbeda nyata antar perlakuan dankontrol (Lampiran 9). Produksi gas tertinggi terjadi pada perlakuan dengan pemberianprobiotik R4, diikuti dengan R2, R1 dan R3. Laju produksi gas pada jam ke-6 lebih rendahdibandingkan dengan jam ke-12 dan 24, karena pengaruh dari pemberian probiotik khamir.Hal ini terjadi karena probiotik khamir pada kondisi awal akan memanfaatkan oksigen terlarutdalam cairan rumen untuk pertumbuhannya sehingga kondisi kultur lebih anaerob. Kondisi iniselanjutnya akan membantu mikroba cairan rumen seperti bakteri, jamur dan protozoa untuktumbuh dan melakukan metabolisme [9,10].

90

80t:700 0~ 60.s II>

50'" C>

'0;40

"" :>"C300 0: 20

10

waktu (jam)

36 42 48

-+-R1--R2

R3

-R4-K

Gambar 6. Produksi Gas Secara In Vitro Probiotik Khamir Setelah 24 Jam Inkubasipada Suhu 39°C.

Gas yang dihasilkan merupakan hasil fermentasi pakan, terutama bahan organikmenjadi VFA yang dilakukan oleh mikroba rumen. Gas yang terbentuk adalah CO2 64%, CH4

25 - 27%, N2 7% dan sedikit O2, H2, dan H2S. Jumlah gas yang diproduksi menunjukkantinggi rendahnya kecernaan pakan dan produksi gas yang terlalu tinggi menunjukkan tidakefisiennya pemakaian pakan, akibatnta dapat menimbulkan kembung dan meningkatkan efekgas rumah kaca. Jumlah gas yang sedikit berarti penggunaan energi untuk ternak efisien danbahan organik terfermentasi digunakan untuk sintesis protein mikroba [46].

4.2.2. Biomassa bakteri

Biomassa bakteri perlakuan dengan penambahan probiotik lebih tinggi dan berbedanyata dibanding kontrol (Gambar 7). Hasil tertinggi terjadi pad a perlakuan R2, yaitu 0,067g/30 ml setelah 6 jam inkubasi. Tingginya biomassa bakteri pad a perlakuan R2 tidaksebanding dengan produksi gas karena bahan-bahan pakan dalam medium ban yakdigunakan untuk sintesis protein mikroba atau biomassa. Tingginya biomassa bakteri karenapengaruh dari probiotik khamir yang dapat meningkatkan populasi mikroba yang dibutuhkandengan memproduksi faktor pertumbuhan bakteri seperti asam malat dan menambahkestabilan pH rumen yang mendukung pertumbuhan bakteri selulolitik. Penyebab lainnyaadalah kondisi kultur yang semakin anaerob [10].

267

Page 16: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

0.085

0.08g 0.075•..•..;: 0.07CI)

~~ 0.065co

0.06!II

!IIcoE 0.0550CD0.05

0.0450.040

6 12 18 24

waktu Oam)

30 36 42 48

-+- R1

--R2R3

----- R4

--K

Gambar 7. Biomassa Bakteri Hasil Up Produksi Gas Probiotik Khamir secara In VitroSetelah 24 Jam Inkubasi pada Suhu 39°C.

4.2.3. Jumlah Protozoa

Jumlah protozoa sebagai pengaruh perlakuan penambahan probiotik lebih tinggihingga 24 jam setelah inkubasi, sedangkan pad a kontrol terjadi kenaikan (Gambar 8). Secarastatistik menunjukkan bahwa adanya pengaruh pemberian probiotik dan semua perlakuanberbeda nyata dibandingkan dengan kontrol (P ::; 0,05) (Lampiran 9). Hasil tertinggi terjadipad a perlakuan R3, yaitu 1,02 x 106 sel/ml pad a jam ke-24. Kenaikan jumlah protozoa dapatterjadi karena jumlah bakteri yang merupakan sumber nutrisinya, mengal ami peningkatan(Gambar 7). Penurunan dapat terjadi karena pengaruh dari kondisi lingkungan seperti pHyang mengal ami penurunan atau berkurangnya sumber nutrisi. Peran protozoa di dalamcairan rumen kerbau sangat vital. Selain sebagai sumber protein mikroba dan pendegradasiserat, juga berperan sebagai penjaga keseimbangan ekosistem rumen. Jumlah bakteridikontrol dengan cara dimakan, karena bila bakteri berlebih dapat menyebabkan terjadinyaasidosis dan kembung [46].

6

5.8

iU

-+- R10 N 5.6

0 -R2'0C.

R3..c:: .!!! 5.4 --R4E :I ---K~

5.2

5

0612182430364248

waktu (jam)

Gambar 8. Jumlah Protozoa Hasil Up Produksi Gas Probiotik Khamir Secara In VitroSetelah 24 Jam Inkubasi pada Suhu 39°C.

268

Page 17: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

4.2.4. Rasio Bakteri dan Protozoa

Rasio bakteri dan protozoa menunjukkan efektivitas kerja dari probiotik khamir (Tabel4). Hal ini terlihat dari terjadinya peningkatan jumlah bakteri dan menurunnya jumlah protozoadalam cairan rumen. Ini berarti bahwa keberadaan khamir dapat menghambat pertumbuhanprotozoa dan tidak mengganggu kerja bakteri. Hal ini akan berdampak pada aktivitas bakteriuntuk meningkatkan kecernaan pakan. pengurangan jumlah protozoa dalam rumen daridomba mengakibatkan kenaikan bobot badan domba/hari [39].

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembentukan protein mikroba paling tinggiterjadi pada perlakuan R2 diikuti dengan R1, R3 dan R4. Hasil statistik menunjukkan adanyaperbedaan nyata antara perlakuan dengan kontrol (P s; 0,05). Sintesis protein mikrobamemiliki kontribusi penting sebesar 59% dari asam amino yang masuk ke dalam usus halusdan diikuti asam amino yang lolos dari degradasi, sehingga kebutuhan nutrisinya terpenuhidan untuk untuk peningkatan produksinya [4,5].

Tabel4. Rasio Pertumbuhan Protozoa dan Bakteri serta Sintesis Protein Mikroba OalamCairan Rumen Kerbau yang Oiberi Probiotik Khamir.

MikrobaRasioPerlakuan (mg/30 ml/4 jam) Sintesis protein mikroba

Protozoa

BakteriProtozoaBakteri(mg/j/30ml)*

R1

0,05a0,96a117,580,25aR2

0,07b1,26b118,260,33b

R30,05a0,84a116,000,22a

R40,07b0,87a113,180,23a

Kontrol (rumput)

0,04a0,54b112,860,15 c

.Pengukuran dengan menggunakan isotop 32 P sebagai perunutSuperskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata dengan uji Duncan (P~ 0,05)

4.2.5. Ammonia

Hasil pengukuran ammonia dalam cairan rumen menunjukkan bahwa konsentrasiammonia medium produksi gas yang ditambah probiotik khamir lebih rendah dibandingkankontrol (Gambar 9). Konsentrasi ammonia perlakuan probiotik berbeda nyata dengan kontrol(P S; 0,05) (Lampi ran 9). Konsentrasi ammonia terendah terjadi pad a perlakuan R4, yaitu14,54 mg/ml. Salah satu pengaruh dari probiotik khamir adalah menurunkan konsentrasiammonia dalam cairan rumen. Khamir memiliki kemampuan menghasilkan faktor tumbuhuntuk bakteri sehingga ammonia yang diproduksi oleh mikroba lain akan langsung digunakanoleh mikroba selulolitik atau asetogenik untuk pertumbuhannya [7,8,9].

0.45

0.40.35"0.3

C,.§.. 0.25M:I:ZZ U.15

0.10.05aa612182430364248

waktu (jam)

__ Rl

--R2R3

---- R4

---K

Gambar 9. Konsentrasi Ammonia Medium Produksi Gas Probiotik Khamir

Secara In Vitro Setelah 24 Jam Inkubasi pada Suhu 39°C.

269

Page 18: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

4.2.6. VFA

ISSN 2087-8079

Konsentrasi VFA medium produksi gas yang ditambahkan probiotik khamircenderung lebih tinggi dibandingkan kontrol (Gambar 10). Konsentrasi VFA tertinggi terjadipada perlakuan R4. Penambahan probiotik khamir akan meningkatkan produksi VFA danjenisnya. VFA merupakan hasil fermentasi dari karbohidrat pakan dalam medium dengankomponen utama terdiri dari asam asetat (C2), propionat (C3), dan butirat (C4) yangmerupakan sumber energi utama bagi ruminansia [47].

":~~

:-----=---1

0

0 -------:;;

°:;:

-+-R1

E

~ 6

--R2

«

LL

R3

>

4

--R4

2

__ K

0

0612182430364248

waklu (jam)

Gambar 10. Konsentrasi VFA Medium Produksi Gas Probiotik KhamirSecara In Vitro Setelah 24 Jam Inkubasi pada Suhu 39°C.

Menurut Van Soest [46] produksi VFA yang digambarkan dengan produksi gasmempunyai hubungan terbalik dengan sintesis protein mikroba, apabila produksi gas yangdihasilkan tinggi maka sintesis protein mikroba rendah, sebaliknya jika produksi gas rendahmaka sintesis protein mikroba tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Makkar, Blummer danBecker [48] bahwa tingginya degradasi pakan yang tidak diikuti dengan produksi gasmengindikasikan bahwa hasil degradasi tersebut banyak dimanfaatkan untuk sintesis proteinmikroba.

2.2.7. pH

pH awal cairan rumen produksi gas secara in vitro adalah 7,09 dan setelah diinkubasimengalami penurunan (Gambar 11). Nilai pH perlakuan lebih rendah dibandingkan kontrol,akan tetapi secara statistik menunjukkan tidak berbeda nyata antara perlakuan dan kontrol(Lampiran 9). Perubahan pH ini menunjukkan terjadinya proses fermentasi bahan-bahanyang ada dalam medium oleh mikroba [46]. pH terendah dicapai oleh perlakuan R3, yaitu6,53.

7.1

7

6.9

6.8

:a. 6.7

6.6

6.5

6.4

6.3

o 6 12 18 24

waktu (jam)

30 36 42 48

-+-R1--R2

R3

--R4__ K

Gambar 11. pH Medium Produksi Gas Probiotik Khamir secara In Vitrosetelah 24 Jam Inkubasi pada Suhu 39°C (CrO : cairan rumen awal).

270

Page 19: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

Hal ini didukung oleh konsentrasi VFA dari perlakuan R3 yang menghasilkan nilaitertinggi, di mana nilai VFA berbanding lurus dengan nilai pH. Selain VFA nilai pH pundipengaruhi oleh ammonia yang cenderung akan meningkatkan pH apabila konsentrasinyatinggi. Salah satu pengaruh dari probiotik khamir adalah menstabilkan pH rumen denganmenjaga pH pad a kisaran 6,5 - 7,5. pH optimal untuk pertumbuhan mikroba selulolitik adalah> 6,50 sehingga apabila pH < 6,50 akan menurunkan laju degradasi dinding sel [46].

2.2.8. Kecernaan bahan kering, organik dan NOF

Kecernaan bahan kering (% KCBK), bahan organik (% KCBO) dan 'Neutral detergentfibre' (% KCNDF) hasil produksi gas yang ditambahkan probiotik lebih tinggi dan berbedanyata dibandingkan kontrol (Lampi ran 9). %KCBK tertinggi terjadi pada perlakuan R4 sebesar66,36%, % KCBO terjadi pad a R1 sebesar 53,79% dan % KCNDF pada R2 sebesar 80,37%(Gambar 12). Tingginya kecernaan karena probiotik khamir dapat meningkatkan populasibakteri selulolitik dan asetogenik [7,8,9].

30

20

10

o

o 6 12 18 24 30 36 42 48

80

70

60

50IIIu~ 40

30

12 18 24 30 36 42 48

waktu (jam)

90

80

70

60

~ 50

~ 40

80

7060-+-R1

-4- R2

50III

R3

~ 40

--- R4

•..

30-+-K 20

10

12 18 24 30 36 42 48

walctu(jam)

~ I-+-Rl

-4-R2

R3

--- R4

-+-K

-+-R1

-4-R2

R3

- R4

-+-K

walctu(jam)

Gambar 12. Kecernaan Bahan Kering (% KCBK), Bahan organik (% KCBG) dan'Neutral detergent fibre'(% KCNOF) Medium Produksi Gas Probiotik Khamir

secara In Vitro setelah 24 Jam Inkubasi pada Suhu 39DC.

Berdasarkan hasil di atas, semua probiotik khamir dapat meningkatkan fermentasidalam cairan rumen secara in vitro dibanding kontrol, dan probiotik yang memiliki potensiuntuk probiotik adalah R1 dan R2. Kedua isolat ini akan digunakan untuk pengujian lanjutsecara in vivo.

4.3. Optimasi Medium Produksi Khamir

4.3.1. Produksi Biomassa Sel Khamir R1 dan R2

Produksi biomassa sel khamir R1dan R2 dalam substrat ekstrak ubi jalar dan ekstrakubi kayu dalam fermentor tipe air-lift skala 18 liter diukur dalam bobot kering biomassa selper satuan volume. Hasil produksi biomassa sel khamir R1 dan R2 dapat dilihat pada Tabel 4.

271

Page 20: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

Secara statistik, rata-rata produksi biomassa sel antara khamir R1 dan R2 tidak terdapatperbedaan nyata baik pad a substrat ekstrak ubi jalar maupun ubi kayu (Lampi ran 9).

Tabel 5. Produksi Biomassa Sel Khamir R1 dan R2.

Substrat

Ekstrak ubi jalar

Ekstrak ubi kayu

Isolat khamir

R1

R2

R1

R2

Biomassa tertinggi

Biomassa (g/I) Waktu (hari)

0,68a 2

0,83a 6

0,63a 9

0,88a 9

Biomassa rata-rata

(g/I)

0,56a

0,57a

0,48a

0,58a

Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata dengan uji Duncan (P::;'0,05)

Tabel 5 menunjukkan bahwa pada substrat ekstrak ubi jalar khamirR1 mampumenghasilkan biomassa tertinggi lebih cepat daripada R2. Namun demikian, meskipun dalamwaktu yang lebih lambat khamir R2 mampu meghasilkan biomassa yang lebih tinggi daripadaR1. Kemampuan metabolisme khamirR11ebih cepat namun tidak maksimal untukmemproduksi biomassa dibandingkan R2. Hal ini ditunjukkan dengan lebih tingginya produksibiomassa tertinggi dan biomassa rata-rata khamir R2 dibandingkan R1.

Pad a substrat ekstrak ubi kayu, khamir R2 dalam waktu yang sama (9 hari)menghasilkan biomassa tertinggi yang lebih tinggi daripada R1. Demikian pula rata-rataproduksi biomassa khamir R2 lebih tinggi daripada R1. Hal ini menunjukkan bahwa khamirR2 memiliki kemampuan untuk memanfaatkan substrat untuk pembentukan biomassa lebihmaksimal daripada R1.

Produksi biomassa sel khamir R1 dan R2 pada tiap hari inkubasi dapat dilihat padaGambar 13 dan 14. Dari gambar tersebut terlihat bahwa kisaran produksi biomassa selkhamir R1 dan R2 dalam ekstrak ubi jalar berturut-turut 0,24 - 0,65 g/I dan 0,17 - 0,83 g/1.Rata-rata produksi biomassa tiap hari mencapai 0,56 g/I untuk khamirR1 dan 0,57 g/I untukkhamir R2.

Pada medium substrat ekstrak ubi kayu, kisaran produksi biomassa sel khamir R1dan R2 berturut-turut 0,16 - 0,63 g/I dan 0,18 - 0,88 g/1. Rata-rata produksi biomassa tiap harimencapai 0,46 g/I untuk khamir R1 dan 0,58 g/I untuk khamir R2. Produksi biomassa khamirR1 lebih kecil daripada R2 baik pada substrat ekstrak ubi jalar maupun ekstrak ubi kayu.Pengukuran biomassa, selain untuk mengetahui produksi biomassa sel khamir R1 dan R2,dapat juga digunakan untuk mengetahui pertumbuhan khamir. Pertumbuhan dapatdinyatakan sebagai peningkatan massa sel [49]. Pencapaian biomassa tertinggi yang lebihcepat dari khamir R1 dibandingkan R2 pada substrat ekstrak ubi jalar menunjukkan khamirR1 lebih cepat memanfaatkan substrat untuk pertumbuhannya, namun hasil produksibiomassa tidak setinggi khamir R2.

Parameter yang paling mudah untuk mengetahui aktivitas pertumbuhanmikroorganisme adalah perubahan pH [50]. Pada awal inkubasi, pH isolat khamir R1 dan R2mengalami penurunan dengan sangat cepat dibandingkan waktu-waktu berikutnya.Penurunan pH disebabkan oleh adanya produksi asam-asam seperti asam laktat dan asampiruvat yang merupakan hasil fermentasi gula oleh khamir dalam kondisi aerob [6].

Hasil pengukuran pH menunjukkan kisaran pH khamir R1 baik pada substrat ekstratubi jalar maupun ekstrak ubi kayu lebih rendah (4,05 - 4,65 dan 3,65 - 4,36) daripada khamirR2 (4,29 - 4,90 dan 4,13 - 4,95). Dari hasil tersebut diketahui bahwa khamir R1 lebih banyakmenghasilkan asam hasil metabolisme glukosa daripada R2. Jika dihubungkan denganproduski biomassa khamir yang lebih rendah daripada R2 maka hal ini menunjukkanpemanfaatan substrat oleh khamir R1 tidak maksimal untuk produksi biomassa melainkanlebih banyak menghasilkan produk samping.

272

Page 21: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

1.00

0.900.80----.

0.70

:::::::~ 0.60'-""<'3'" 0.50'"~ 0.40(3en

0.30

0.200.100.00 0

2 3 4 5 6 7 8 9

Waktu (hari)

Gambar 13. Produksi Biomassa Sel Khamir R1 dan R2 dalam Substrat Ekstrak

Ubi jalar dalam Fermentor Tipe air-lift Skala 18 Liter.

1.00

0.900.80...-,

0.70

~ 0.60'-"

roen 0.50en <'3~ 004000::1

0.30

0.200.100.00 0

2 3 456

Waktu (hari)

7 8 9

Gambar 14. Produksi Biomassa Sel Khamir R1 dan R2 dalam Substrat EkstrakUbi Kayu dalam Fermentor Tipe air-lift Skala 18 Liter.

Kisaran pH dalam proses produksi biomassa sel khamir R1 dan R2 setelah hari ke-1adalah 4,90 - 4,05 dalam substrat ekstrak ubi jalar dan 4,95 - 3,65 dalam substrat ekstrak ubikayu. Nilai pH optimum untuk pertumbuhan khamir berkisar antara 4,0 - 6,5. Jadi prosesproduksi biomassa tersebut berlangsung dalam kisaran pH optimum untuk pertumbuhankhamir. Pada pH optimumnya khamir R1 dan R2 dapat tumbuh secara optimum dengankemampuan metabolismenya masing-masing.Nilai pH lingkungan mempengaruhi kinerja dinding sel dalam menstransport bahan-bahan didalam substrat untuk dimanfaatkan di dalam sel khamir. Nilai pH kultur bahan probiotik inisangat penting untuk diamati karena berperan dalam proses metabolisme selanjutnya didalam rumen. Salah satu pengaruh probiotik khamir dalam rumen adalah menstabilkan pHrumen [51].

2.3.2. Laju Produksi Biomassa Sel Khamir R1 dan R2 dan Laju Konsumsi Glukosa.

Laju produksi biomassa sel khamir R1 dan R2 merupakan peningkatan produkberupa biomassa seiring dengan meningkatnya waktu. Laju konsumsi glukosa merupakanperubahan konsentrasi glukosa substrat seiring dengan meningkatnya waktu. Laju rata-rata

273

Page 22: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

produksi biomassa sel khamir R1 dan R2 serta laju konsumsi glukosa dapat dilihat padaTabel 6.

Tabel6. Laju Produksi Biomassa Sel Khamir R1 dan R2 serta Laju Konsumsi Glukosa dalamSubstrat Ekstrak Ubi Jalar dan Ekstrak Ubi Kayu.

Substrat

Ekstrak ubi jalar

Ekstrak ubi kayu

Isolat Khamir

R1

R2

R1

R2

Laju Rata-rata ProduksiBiomassa (g/I/hari)

0,04a

0,06a

O,OSa

0,08a

Laju Rata-rata KonsumsiGlukosa (g/I/hari)

O,86aO,S1a

O,19a

O,28a

Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata dengan uji Duncan (p:s, 0.05)

Tabel 6 menunjukkan bahwa laju rata-rata produksi biomassa sel khamir R1 lebihrendah daripada R2, namun laju konsumsi glukosa lebih tinggi. Hal ini menunjukkanketidakefisienan penggunaaan glukosa dalam substrat ekstrak ubi jalar untuk produksibiomassa terutama oleh khamir R1. Selain untuk pertumbuhan sel, substrat digunakan untukpemeliharaan sel dan pembentukan produk metabolit [49]. Laju rata-rata konsumsi glukosakhamir R1 lebih tinggi daripada R2, akibatnya ketersediaan nutrisi berkurang di dalamsubstrat pertumbuhan khamir R1. Nutrisi yang rendah menghambat metabolisme sel untukmembentuk biomassa karena nutrisi yang tinggal sedikit digunakan untuk bertahan hid up.

Pada produksi menggunakan substrat ekstrak ubi kayu, rendahnya laju rata-rataproduksi biomassa R1 dibandingkan R2 seiring dengan rendahnya laju rata-rata konsumsiglukosa. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan nutrisi yang tersedia dalam substratekstrak ubi kayu seimbang dengan pembentukan biomassa sesuai dengan kemampuanmetabolisme khamir R1 dan R2. Secara statistik, laju rata-rata produksi biomassa dankonsumsi glukosa antara khamir R1 dan R2 tidak terdapat perbedaan yang nyata (Lampiran9).

2.3.3. Perolehan Yield xis Khamir R1 dan R2

Perolehan yield khamir R1 dan R2 dinyatakan sebagai biomassa yang terbentuk persatuan substrat yang dikonsumsi. Perolehan yield xis sel khamir R1 dalam produksibiomassa menggunakan substrat ekstrak ubi jalar dan ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 7.Secara statistik rata-rata yield xis khamir R1 dan R2 tidak menunjukkan perbedaan nyata.

Tabel 7. PerolehanYield xis Sel Khamir R1 dan R2

Substrat Isolat khamirYield xis tertinggi (g/I)Yield xis rata-rata

Yield xis (g/I)

Waktu (hari)(g/I)

Ekstrak ubi jalar

R10,4330,17aR2

0,6130,28a

Ekstrak ubi kayu

R10,297O,21aR2

0,3170,22a

Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata dengan uji Duncan (p:s, 0,05)

Perolehan yield xis merupakan koefisien perolehan biomassa yang menggambarkanperbandingan antara jumlah biomassa yang terbentuk dengan jumlah substrat yangdikonsumsi [49]. Khamir R1 dan R2 dalam substrat ekstrak ubi jalar menghasilkan yield xislebih tinggi dan lebih cepat daripada dalam substrat ekstrak ubi kayu karena kandunganglukosa pad a substrat ekstrak ubi jalar lebih tinggi (11,17 g/I) dibandingkan substrat ekstrakubi kayu (3,94 g/I). Khamir menggunakan gula sederhana terlebih dahulu untukpertumbuhannya.

Pada penelitian ini, perubahan konsentrasi glukosa dalam substrat tidak stabil.Gambar 13 dan 14 menunjukkan produksi biomassa sel khamir R1 dan R2 denganketidakstabilan konsentrasi glukosa yang tersisa di dalam substrat pada tiap hari inkubasi.

274

Page 23: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Ira wan Sugoro, M.Si)

AI0.80

--_._-~~--------~-~.~"14.00

0.70

12.00

0.6010.00 -=::~ 0.50

.9ctI

ctI(/) 8.00(/)(/) 0ctI 0.40 -"E :::J0 6.000>:a 0.30

4.000.20

0.10

2.00

0.00

I II III0.00

'01234567890

waktu (hari)

I--0-- Biomassa

~ Glukosa

I

I

B

I

0.9 ~----~ ~. 112.00

0.810.000.7

~0.6 8.00~

co'" 0.5

co'" '"co 0

6.00.;.<a 0.4

:J

:.001

0.3

4.00

0.22.000.1

0

I I I0.000

123456789

waktu (hari)

I --0-- Biomassa

~ Glukosa

Gambar 15. Bobot Biomassa dan Konsentrasi Glukosa A) Khamir R1 B) Khamir R2pada Substrat Ekstrak Ubi Jalar.

A

I 070 ~ 3.00~l ~~~ ~~ctI ~

(/) ctI

~ 0.40 1.50 ~o 2:a O.W rn

1.000.20

0.500.10

0.00 , 1 I 0.00

0123456789

waktu (hari) I --0-- Biomassa

~ Glukosa

275

Page 24: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

pengembangan se!. Dan Fe juga mempunyai peranan dalam membantu transport oksigen kesel [60].

120

102.1489100 90.27~

80 HE H[:;]Co

60Co .13 • R2

4020

I1.871.22

Ib45

0Sc (:10)

CrCoNa (x100)FeZn

Mineral

Gambar 17. Kandungan Mineral Probiotik Khamir R1 dan R2.

2.3.6. Imobilisasi Probiotik Khamir R1 dan R2

Hasil sterilisasi sinar gamma pada dedak menunjukkan bahwa dosis terendah yangdigunakan, yaitu 10 kGy telah mampu mensterilkan dari bakteri dan jamur (Tabel 9). Selainitu sterilisasi sinar gamma menimbulkan perubahan konsentrasi protein dan glukosa dedak.Konsentrasi protein dedak berbanding terbalik dengan dosis iradiasi sedangkan konsentrasiglukosa sebanding dengan dosis iradiasi. Penurunan konsentrasi protein karena terputusnyaikatan peptida serta gugus amino akibat iradiasi sinar gamma. Peningkatan konsentrasiglukosa, terjadi akibat polisakarida dedak mengalami pemutusan rantai menjadi glukosaakibat iradiasi sinar gamma [3]. Iradiasi 10 - 20 kGy menurunkan konsentrasi protein sekitar3,3 - 5,6% dan meningkatkan konsentrasi glukosa sekitar 3,4 - 4,2%.

Selanjutnya kedua isolat khamir diimobilisasi di dalam dedak dengan jumlah awal seladalah 1012 selig. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi akitivitas pertumbuhan di dalambahan pembawa yang ditandai dengan kenaikan jumlah sel baik pada dedak yang diiradiasiatau tidak (Tabel 10). Hasil analisis statistik memperlihatkan bahwa kandungan probiotikkhamir tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata baik pada perlakan dedak yang diiradiasiatau tidak (Lampi ran 9). Perkembangbiakan sel isolat khamir R2 pada medium dedak lebihtinggi dibandingkan R1.

Tabel9. Data Jumlah Sel Bakteri dan Jamur Serta Konsentrasi Protein dan Glukosa Dedakhasillradiasi Sinar Gamma.

Dosis radiasi dedak

o kGy

10 kGy

20 kGy

Jumlah seljamur/g

2,3 x102

oo

Jumlah selbakterilg

3,7 x 103oo

Konsentrasi

Protein (%) Glukosa (%)

17,6 11,514,3 14,9

11,2 15,7

Tabel10. Persentase Sel Khamir dalam Pelet.

Probiotik Khamir

R1 iradiasi

R1 non iradiasi

R2 iradiasiR2 non iradiasi

Kenaikan jumlah sel pada pelet (%) per hari7 14 30 65

130 95 74,2 59,2132 101 75 62

184,5 208,6 250 120,7182,3 202,4 246,3 125,3

278

90

47,548,2

67,2

66,5

Page 25: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... {Ira wan Sugoro, M.Si)

Salah satu hal yang menentukan terjadinya pertumbuhan atau tidak adalah kadar air.Rata-rata kadar air dedak setelah dicampur dengan inokulum dan mengalami prosespengeringan adalah 13,2 ± 1,3%. Kadar air tersebut masih mampu menyebabkan terjadinyapertumbuhan khamir. Kondisi yang kering menyebabkan sel cenderung mengkerut, karenaproses pengeringan dan bahan pembawa dedak. Selain itu, aktivitas metabolisme akanmengalami gangguan karena air merupakan media untuk terjadinya reaksi enzimatis [61].

Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa tanpa iradiasi dedak dapat digunakan

sebagai bahan pembawa untuk imobilisasi sel khamir, sehingga untuk penelitian selanJutnyaakan digunakan bahan dedak non iradiasi. Jumlah sel khamir pun masih di atas 10 sel/gyang menunjukkan waktu simpan 90 hari tidak menyebabkan produk kadaluarsa.

4.4. Pengujian In Vivo pada Sapi PO

4.4. 1. Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH)

Hasil pengukuran lingkar dada yang dikonversi ke bobot badan pada PBBH terhadapsapi PO yang diberi probiotik khamir lebih tinggi dibandingkan dengan sa pi PO kontrol.PBBH tertinggi terjadi pada sapi PO yang diberikan probiotik khamir R2, yaitu 1,38 kg/hariatau lebih tinggi 89% dibandingkan kontrol, sedangkan pada sapi PO yang diberikan probiotikkhamir R1 yaitu 1,26 kg/hari atau lebih tinggi 72% dibandingkan dengan kontrol (Gambar 18).Analisis statistik menunjukkan PBBH ketiga perlakuan tidak berbeda nyata (Lampi ran 9). Halini berarti bahwa pemberian probiotik khamir tidak memberikan pengaruh yang signifikanterhadap PBBH.

1,6

1,4

1,2--.::

~ 1C,~ 0,8:I:

m 0,6D..

0,4

0,2

o

1,38,LV

073

l-I---I---

R1 R2

Perlakuan

K

Gambar 18. PBBH Sapi PO yang Disuplementasi Probiotik Khamir R1 dan R2.

Pemberian probiotik khamir dapat meningkatkan PBBH sapi PO dibandingkandengan kontrol, karena mekanisme khamir yang meningkatkan kecernaan pakan danpenyerapan nutrisi. Khamir akan mengkonsumsi oksigen, sehingga kondisi anaerob di dalamrumen dapat cepat tercapai dan akan meningkatkan viabilitas bakteri selulolitik anaerobik.Akibat dari meningkatnya viabilitas bakteri maka pemecahan karbohidrat oleh bakteri menjaditinggi. Energi yang didapatkan dari pemecahan karbohidrat tersebut selanjutnyadipergunakan untuk metabolisme bakteri. Dengan tingginya metabolisme bakteri, makaprotein mikroba sebagai salah satu sumber protein dalam pembentukan daging akanmeningkat pula. Tingginya protein mikroba seiring dengan populasi bakteri rumen yangmeningkat pada sapi yang diberikan probiotik khamir [10]. Hal ini sejalan dengan pernyataanKrehbiel et.al.[62] yang mengatakan bahwa pemberian khamir dapat meningkatkan populasibakteri anaerobik di dalam rumen dan dapat memperbaiki penampilan (PBBH) sapi potong.

Khamir tidak hanya meningkatkan viabilitas bakteri anaerob dalam mencernakarbohidrat pakan. Dalam hal ini khamir juga meningkatkan viabilitas bakteri dalamperombakan protein pakan dan merubahnya menjadi asam amino yang essensial yang

279

Page 26: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

diperlukan sapi PO dalam pembentukan daging. Asam amino yang disintesis oleh bakterianaerob ini diperlukan sapi PO karena tidak disediakan secara langsung oleh pakan yangsebagian besar berupa hijauan. Pad a ternak ruminansia sebagian protein yang masuk kedalam rumen akan mengalami perombakan atau degradasi oleh enzim proteolitik yangdihasilkan oleh mikroba rumen menjadi peptida dan asam-asam amino. Asam aminomengalami deaminasi yang menghasilkan ammonia, CO2, dan asam lemak rantai pendek.Selanjutnya ammonia merupakan sumber nitrogen utama dan sangat penting untuk sintesisprotein mikroba rumen [26].

Komposisi pakan sangat berpengaruh terhadap VFA yang diproduksi oleh bakterirumen. Sapi potong yang mengkonsumsi lebih ban yak hijauan akan menghasilkan lebihbanyak asam asetat yang memicu pembentukan lemak tubuh (Iemak otot). Asam asetat akanmengalami metabolisme oleh inang (sapi potong) menjadi energi dan lemak tubuh. Pada sapipotong yang lebih banyak mengkonsumsi biji-bijian atau konsentrat akan menghasilkan lebihbanyak asam propionat dengan konsentrasi lebih tinggi, tetapi konsentrasi asam asetat tetaplebih tinggi dibandingkan dengan asam propionat. Asam propionat akan mengalamimetabolisme oleh inang (sapi potong) menjadi energi dan glukosa. Pemberian pakan yangmengandung karbohidrat yang terfermentasi (konsentrat) akan meningkatkan proporsi asampropionat. Peningkatan asam propionat akan memicu peningkatan sekresi insulin. Insulinmeningkatkan sintesis lemak dan protein sambil menghambat pemecahan lemak dan proteinpada tingkat jaringan [63].

Pakan sapi PO yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah hijauan (rumput gajah)dan konsentrat dengan perbandingan hijauan: konsentrat 70,59%:29,41 %. Hal inimengakibatkan lebih tingginya produksi asam asetat dibandingkan asam propionat danbutirat karena pemberian pakan hijauan yang lebih banyak dibandingkan dengan konsentrat.Walaupun konsentrasi asam asetat lebih tinggi, karena kecernaan yang meningkat akibatkinerja khamir, maka konsentrasi asam propionat akan meningkat pula. Hal inimengakibatkan sapi PO yang diberi probiotik khamir memiliki PBBH yang lebih tinggi dengankandungan protein yang lebih tinggi pad a ototnya dibandingkan dengan kontrol.

PBBH sapi PO yang diberi probiotik khamir R2 lebih tinggi dibandingkan denganprobiotik khamir R1. Hal ini sejalan dengan penelitian Sugoro dkk. [51] yang memperlihatkanlebih tingginya populasi bakteri rumen pada cairan rumen kerbau yang diberi probiotik khamirR2 dibandingkan dengan R1. Tingginya populasi bakteri rumen tersebut mengakibatkanasupan protein mikroba meningkat sehingga meningkatkan PBBH. Kondisi penelitiansebelumnya juga dapat menjadi penyebab perbedaan hasil. Pada penelitian sebelumnyadilakukan secara in vitro, sedangkan penelitian ini dilakukan secara in vivo. Ada kemungkinanprobiotik khamir R2 lebih efektif di dalam rumen sapi daripada rumen kerbau, sehingga PBBHsapi PO yang diberi R2 lebih tinggi dibandingkan R1.

4.4.2. Koefisien Cerna

Hasil analisis terhadap kecernaan menunjukkan bahwa koefisien cerna sapi PO yangdiberi probiotik khamir lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Koefisien cerna tertinggiterjadi pada sa pi PO yang diberi R1, yaitu 81,62% atau lebih tinggi 2,27% dibandingkandengan kontrol (79,81 %), sedangkan pada sapi PO yang diberi R2, yaitu 81,61 % atau lebihtinggi 2,26% dibandingkan dengan kontrol (Gambar 19). Hasil analisis statistik menunjukkanbahwa koefisien cerna dari ketiga perlakuan tidak berbeda nyata (Lampi ran 9). Hal ini berartipemberian probiotik khamir R1dan R2 tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadapkoefisien cerna.

Probiotik khamir R1 dan R2 meningkatkan koefisien cerna sapi PO dibandingkankontrol. Hal ini karena khamir R1 dan R2 menciptakan kondisi yang mendukung di dalamrumen dengan kinerja khamir. Khamir di dalam rumen akan mengkonsumsi oksigen sehinggakondisi anaerob dapat cepat tercapai dan akan meningkatkan viabilitas bakteri selulolitikanaerobik. Viabilitas bakteri yang meningkat akan berakibat pada peningkatan koefisiencerna secara keseluruhan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Krehbiel et.al. [62] bahwapemberian khamir akan menghasilkan aktivitas mikroba dan fermentasi serat (kecernaan)yang lebih tinggi.

280

Page 27: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Ira wan Sugoro, M.Si)

82 I81,62--81,5 -~ 81~

~c; 80,5(Jc 80! IIII;::~ 79,5x:: 79

78,5R1 81,61

R2

Perlakuan

K

Gambar 19. Koefisien Cerna sapi PO yang Disuplementasi Probiotik Khamir R1 dan R2.

Koefisien cerna pada pad a hewan ruminansia tidak hanya dipengaruhi oleh kualitasransum, tetapi juga dipengaruhi oleh kemampuan mikroba rumen dalam memfermentasimakanan yang masuk ke dalam rumen. Pada ternak herbivora, khususnya ruminansiapencernaan makanan tergantung pada aktifitas mikroba rumen [64].

Tingginya koefisien cerna sapi PO yang diberi probiotik khamir R1dan R2 berbandinglurus dengan tingginya PBBH sapi PO pad a kedua perlakuan. Hal ini berarti pemberianprobiotik khamir R1 dan R2 meningkatkan PBBH sebagai akibat dari tingginya koefisiencerna.

4.4.3. Koefisien Cerna Bahan Kering (KCBK) dan Bahan Organik (KCBO)

Hasil analisis terhadap kecernaan menunjukkan bahwa koefisien cerna bahan kering(KCBK) dan koefisien cerna bahan organik (KCBO) sapi PO yang diberi probiotik khamirlebih tinggi dibandingkan dengan kontrol (Lampi ran 9). KCBK tertinggi terjadi pad a sapi POyang diberi R2, yaitu 80,56% atau lebih tinggi 0,34% dibandingkan dengan kontrol,sedangkan KCBK sapi PO yang diberi probiotik khamir R1, yaitu 80,11 % atau lebih rendah0,11 % dibandingkan dengan kontrol (Gambar 20a). KCBO tertinggi terjadi pad a sapi PO yangdiberi R2, yaitu 81,51 % atau lebih tinggi 1,11% dibandingkan dengan kontrol, sedangkanKCBO sapi PO yang diberi R1, yaitu 80,63% atau lebih tinggi 0,02% dibandingkan dengankontrol (Gambar 20b).

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa KCBK dan KCBO ketiga perlakuan tidakberbeda nyata. Hal ini berarti pemberian probiotik khamir tidak memberikan pengaruh yangsignifikan pada KCBK dan KCBO sa pi PO. Khamir dalam probiotik khamir R2 meningkatkanKCBK dan KCBO dengan cara meningkatkan viabilitas bakteri selulotik rumen. Selain itu,khamir juga meningkatkan laju penyerapan VFA melalui epithelium rumen. Hal ini pentinguntuk menjaga stabilitas pH rumen agar tidak turun secara drastis. Stabilnya pH rumenmengakibatkan pencernaan berjalan dengan baik dan kecernaan menjadi tinggi.

Hasil menunjukkan bahwa KCBK dan KCBO pada sapi PO yang diberi probiotikkhamir R2 berakibat lebih tingginya PBBH dibandingkan dengan sapi PO yang diberi probiotikkhamir R1 dan kontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian secara in vitro yang memperlihatkanbahwa isolat khamir R2 lebih banyak menggunakan ammonia untuk pembentukan protein.Protein yang dibentuk oleh khamir R2 dan mikroba dalam rumen sapi PO akan meningkatkanPBBH akibat tingginya asupan protein terse but [51].

281

Page 28: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

(a) I80,6

80,580,4~ 80,3:;.ffi 80,2~ 80,180

79,979,8

80,11 80,22

R1 R2

Perlakuan

K

(b) ,81,6

81,481,2~

81~ g 80,8

~ 80,680,4

80,280~.,~

80,63

80,62- r---

f--

-

R1 R2

Pe ria kua n

K

Gambar 20. KCBK dan KCBO Sapi PO. (a). KCBK sapi PO yang disuplementasi R1 dan R2;(b). KCBO sapi PO yang disuplementasi R1 dan R2

Hasil juga menunjukkan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan secara in vitro[51]. Pada penelitian secara in vitro isolat khamirR11ebih efisien dalam menggunakan nutrisi,dalam hal ini berarti KCBK dan KCBO isolat khamir R1 lebih besar daripada isolat khamir R2.Hal ini berbeda dengan hasil yang menunjukkan bahwa isolat khamir R2 mempunyai KCBKdan KCBO yang lebih tinggi dibandingkan isolat khamir R1. Hal ini mungkin karenaperbedaan waktu fermentasi pakan pada penelitian ini (in vivo) dengan penelitiansebelumnya (in vitro). Dalam penelitian sebelumnya akumulasi VFA tertinggi terjadi padaisolat khamir R1, tetapi jangka waktu dalam pembentukan VFA tersebut lebih lamadibandingkan isolat khamir R2 (48 jam). Hal ini mengindikasikan bahwa isolat khamir R2 lebihcepat metabolismenya dibandingkan dengan R1, sehingga mengakibatkan kondisi anaerob didalam rumen lebih cepat tercapai. Hal ini berakibat pula pada kecepatan aktivitas bakterirumen dalam mencerna pakan yang masuk.

4.4.4. Konsumsi

Hasil analisis terhadap konsumsi menunjukkan bahwa konsumsi bahan kering (KBK)dan konsumsi bahan organik (KBO) sapi PO yang diberi probiotik khamir lebih tinggidibandingkan dengan kontrol. KBK tertinggi terjadi pada sa pi PO yang diberi probiotik khamirR2, yaitu 7,55 kg/hari, atau lebih tinggi 3,31 % dibandingkan dengan kontrol, sedangkan KBKsapi PO yang diberi probiotik khamir R1 adalah 7,20 kg/hari, atau lebih rendah 1,51%dibandingkan dengan kontrol (Gambar 21 a). KBO tertinggi terjadi pada sa pi PO yang diberiprobiotik khamir R2, yaitu 6,59 kg/hari atau lebih tinggi 1,73% dibandingkan dengan kontrol,sedangkan KBO sa pi PO yang diberi probiotik khamir R1, yaitu 6,41 kg/hari lebih rendah biladibandingkan dengan kontrol, yaitu 6,47 kg/hari atau lebih rendah 1,05% (Gambar 21 b).

282

Page 29: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

(a) 7,60

7,507,40

.. '".cCI 7,30~ ~co 7,20~

7,107,00

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

Hasil analisis statistik menunjukkan perbedaan yang nyata pad a ketiga perlakuan dalamkonsumsi bahan kering dan bahan organik (Lampi ran 9). Hal ini berarti pemberian probiotikkhamir R2 memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan konsumsi bahankering dan bahan organik. Uji jarak Duncan dari KBK sapi PO yang diberi probiotik khamir R2berbeda nyata dibandingkan dengan R1dan kontrol, sedangkan KBK sa pi PO yang diberikanprobiotik khamir R1 tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol. Pad a uji ini KBKtertinggi terjadi pada sapi PO yang diberi probiotik khamir R2. Hal ini berarti pemberianprobiotik khamir R2 pada sapi PO memberikan pengaruh yang signifikan terhadappeningkatan KBK. Uji jarak Duncan dari KBO sapi PO yang diberi probiotik khamir R2berbeda nyata dibandingkan dengan R1 dan kontrol, sedangkan KBO sapi PO yang diberiprobiotik khamir R1 tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol. Hal ini berartipemberian probiotik khamir R2 pada sapi PO memberikan pengaruh yang signifikan terhadappeningkatan KBO.

I,vv

7,31

7,20

---

R1 R2

Peria kua n

K

(b)6,60

6,55

=2 6,50'".c

~ 6,45o~ 6,40

6,35

6,30

n CO"

O,'I(

6,41

f---f--f---

f--

R1 R2

Perlakuan

K

Gambar 21. KBK dan KBO Sapi PO. (a). KBK sapi PO yang disuplementasi R1 dan R2; (b).KBO sapi PO yang disuplementasi R1 dan R2

Tingginya KBK dan KBO pad a sapi PO yang diberi probiotik khamir R2, karenaprobiotik khamir R2 meningkatkan KCBK dan KCBO yang berakibat pad a meningkatnya KBKdan KBO. Dengan meningkatnya KCBK dan KCBO maka laju pengosongan akan semakincepat dan sapi PO akan mengkonsumsi ransum dengan lebih banyak. Konsumsi eratkaitannya dengan laju pengosongan isi rumen, semakin cepat makanan tersebutmeninggalkan rumen maka konsumsi akan meningkat dan hubungan ini timbal balik. Pakanyang mengandung serat kasar tinggi seperti jerami, sukar dicerna sehingga aliranmakanannya juga rendah [64]. Pakan yang bersifat mengenyangkan (misal hijauan) akanmenurunkan konsumsi 65]. Probiotik khamir R2 yang diberikan pada sapi PO meningkatkan

283

Page 30: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Pene/iti ISSN 2087-8079

kecernaan terutama makanan yang mengandung serat kasar sehingga meningkatkankonsumsi.

Tingginya KBK dan KBO pada sapi PO yang diberi probiotik khamir R2 secara tidaklangsung akan berakibat lebih tingginya PBBH sapi PO yang diberi probiotik khamir R2 biladibandingkan dengan sapi PO yang tidak diberi probiotik khamir (kontrol). Hasil ini sejalandengan penelitian Winarto (2002) yang memperlihatkan bahwa ternak yang mengkonsumsipakan lebih ban yak akan menghasilkan pertambahan bobot badan yang lebih tinggi. Denganmeningkatnya konsumsi akan meningkatkan asupan bahan organik seperti protein dalam halini asam amino ke dalam sel tubuh sehingga meningkatkan PBBH.

KBK dan KBO pada sapi PO yang diberi probiotik khamir R1 (Gambar 19)dibandingkan dengan kontrol berbanding terbalik dengan PBBH pada sapi PO yang diberiprobiotik khamir R1 dibandingkan dengan kontrol (Gambar 16). KBK dan KBO sapi PO yangdiberi probiotik khamir R1, walaupun KBK dan KBOnya rendah tetapi PBBH-nya lebih tinggidibandingkan dengan kontrol. KBK dan KBO kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan sapiPO yang diberi probiotik khamir R1, sedangkan PBBH-nya rendah. Hal ini karena probiotikkhamir R1 meningkatkan efisiensi kecernaan dan penyerapan nutrisi pakan di dalam rumensapi PO. Hal tersebut berakibat pad a peningkatan pembentukan daging dan tingginya PBBHpada sapi PO yang diberi probiotik khamir R1 dibandingkan dengan kontrol.

KBK dan KBO sapi PO yang diberi probiotik khamir R2 (Gambar 21) lebih tinggidibandingkan dengan R1. Hal ini karena daya adaptasi dan metabolisme R2 dalam mencernamakanan lebih cepat, sehingga laju pengosongan rumen sapi PO lebih cepat pula. Akibat lajupengosongan rumen yang lebih cepat, maka konsumsi akan meningkat dan PBBH sapi POyang diberi R2 lebih tinggi dibandingkan dengan R1.

4.5. Uji In Vivo pad a Kambing Perah PE

4.5.1. Produksi susu harian

Hasil percobaan menunjukkan bahwa produksi susu perlakuan yang diberi probiotikkhamir lebih tinggi dibandingkan kontrol (Gambar 22). Produksi susu harian tertinggi terjadipad a R2, yaitu 734,05 ml/hari atau meningkat sebesar 40,99% dibandingkan R1, sedangkanproduksi susu harian untuk R1 adalah 525,68 ml/hari atau lebih tinggi sebesar 8,88%dibandingkan kontrol. Analisis statistik menunjukkan pemberian R2 memberikan pengaruhdan berbeda nyata dibandingkan R1 dan kontrol (Lampi ran 9).

800.00

.•....700.00

.;::

~ 600.00::J

-; 500.00UI

~ 400.00

]1 300.00:J

'8 200.00..a..

100.00

0.00

R1 R2

Perlakuan

506.35

K

Gambar 22. Produksi Susu Harian Kambing PE yang Disuplementasi R1 dan R2.

Pemberian probiotik khamir dapat meningkatkan produksi susu harian karenaprobiotik khamir menstimulasi kondisi rumen menjadi lebih baik. Khamir di dalam rumen akanmengambil oksigen sehingga kondisi anaerob dapat cepat tercapai dan akan meningkatkanviabilitas bakteri. Viabilitas bakteri yang meningkat akan berakibat pula peningkatan aktivitasselulolitik, jumlah protein mikroba, penurunan produksi laktat, perubahan komposisi VFA,kestabilan pH rumen yang terjaga, dan menekan bakteri metanogenesis. Akibat dari khamirtersebut adalah terjadinya efisiensi kecernaan pakan yang tinggi dan akan semakin

284

Page 31: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

meningkatkan produksi daging dan susu. Pengaruh khamir yang mampu menekan bakteripenghasil metana akan memberikan kontribusi pada penurunan kontribusi ternak pada efekgas rumah kaca yang saat ini mencapai 5 - 10%. Akibat kondisi kinerja rumen yangmeningkat maka produksi susu harian pun akan meningkat. Oisamping itu, produksi susupada ternak ruminansia dipengaruhi oleh umur dan waktu laktasi, disamping faktor usia,nutrisi, kesehatan, reproduksi, dan genetik [29].

Secara umum produksi susu harian untuk kambing PE adalah 1,0 - 1,5 liter/hari,sedangkan hasil percobaan lebih rendah. Ada kemungkinan produksi susu tersebutdipengaruhi oleh kondisi kambing percobaan dan pakannya. Umur laktasi kambing PEpercobaan, yaitu berkisar 2 - 6 masa laktasi. Selain itu dapat dipengaruhi pula oleh faktornutrisi seperti hijauan dan konsentrat, dimana persentase dari hijauan dan konsentrat yangdiberikan adalah 60% dan 40% atau 4 kg hijauan dan 3 kg konsentrat. Hijauan yangdigunakan memiliki kandungan air yang tinggi, yaitu 85,49% dibandingkan berat kering yanghanya 14,51 % dengan kandungan protein 16,3%, karena pada saat percobaan dilakukanpada musim hujan. Oengan kandungan protein di atas 10%, khamir probiotik dapat bekerjasecara efisien dalam mencerna bahan hijauan tersebut, sehingga hijauan yang digunakandapat meningkatkan produksi asam asetat di dalam rumen, dimana asam asetat cenderunguntuk meningkatkan kadar lemak dalam susu. Kadar air hijauan yang baik adalah berkisar 40- 50%. Sedangkan konsentrat yang digunakan memiliki kandungan protein yang lebih rendah,yaitu 5,52%, dimana seharusnya kandungan protein konsentrat adalah 10 - 20%. Kandunganprotein di bawah nilai 10%, maka konsentrat yang diberikan cenderung menurunkan produksiasam propionat, dimana asam propionat bermanfaat dalam meningkatkan produksi susu [66].

4.5.2. Kadar Lemak

Hasil analisis terhadap kualitas susu menunjukkan bahwa kadar lemak yang diberiprobiotik khamir lebih tinggi dibandingkan kontrol. Kadar lemak susu tertinggi terjadi padakambing yang diberi R2, yaitu 5,1% dibandingkan R1dan kontrol, yaitu 4,8% dan 4,6%(Gambar 23). Analisis statistik menunjukkan pemberian R2 dan R1memberikan pengaruh danberbeda nyata dibandingkan dengan kontrol (Lampi ran 9). Pemberian probiotik khamir inimeningkatkan kadar lemak yang ada pada susu kambing PE, karena probiotik khamirmembantu kinerja rumen dalam proses metabolisme pembentukan susu. BerdasarkanStandar Nasionallndonesia (SNI 01-3141-1998), persyaratan susu segar harus mengandunglemak minimum 3,0%. Secara umum, semua susu segar kambing percobaan yang dianalisistelah memenuhi persyaratan tersebut, karena rata-rata kandungan lemaknya lebih tinggiberkisar 4,6 - 5,1%.

5.2

5.1~ 5.0-'"

4.9'" ECI>

4.8-''(jj 4.7I!!'E 4.6

CI> '"<::0 4.5~4.4

4.3 5.1I,II

4.6

IIII

R1 R2

Perlakuan

K

Gambar 23. Kadar Lemak Susu Kambing PE yang Oisuplementasi R1 dan R2.

Produk metabolik yang berupa sumber energi umumnya di dapat dari hasilpemecahan karbohidrat di dalam rumen yang meliputi asam asetat, asam propionat danasam butirat. Kemudian ketiga jenis VFA tersebut diserap oleh dinding rumen, tetapi khususuntuk asam butirat sebelum menembus dinding rumen akan diubah terlebih dahulu menjadi~ - hidroksi butirat. Setelah ketiga macam VFA tersebut menembus dinding rumen, masukkedalam peredaran darah menuju liver. Oi dalam liver hanya asam propionat saja yang

285

Page 32: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan PeneJiti ISSN 2087-8079

diubah menjadi glukosa, yang akhirnya sebagian glukosa akan dialirkan keseluruh tubuhmelalui peredaran darah dan sebagian tetap di dalam liver dan disimpan dalam bentukglikogen. Sumber energi yang berasal dari lemak, di dalam rumen pada hasil pemecahanakhir terbentuk gliserida, yang juga berfungsi sebagai sumber energi untuk melakukan segal aaktivitas tubuh [67].

Pencernaan terhadap hijauan hingga terbentuknya asam piruvat difermentasi didalam rumen dan menghasilkan VFA, yang dapat menggambarkan fermentasi suatu bahanpakan. Peningkatan konsentrasi VFA dapat mencerminkan peningkatan protein asal pakandan karbohidrat yang mudah larut [27]. Probiotik khamir yang masuk ke dalam rumenmenyebabkan peningkatan VFA yang merupakan bahan dasar pembentukan lemak. VFAmerupakan sumber karbon yang dibutuhkan oleh ternak ruminansia karena akan diabsorbsi

secara langsung oleh dinding rumen untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuhnya(Pelczar dan Chan, 1988). Hal ini sesuai dengan uji secara in vitro yang telah dilakukan,dimana kadar VFA cairan rumen mengal ami lebih tinggi dibandingkan kontrol [28].

Fermentasi karbohidrat oleh khamir menghasilkan VFA proporsional yang terdiri dariasam asetat, propionat, isobutirat, butirat, isovalerat dan valerat sebagai hasil metabolimekhamir pad a kondisi anaerob (Pelczar dan Chan, 1988). Umumnya asam asetat mempunyaipersentase terbesar dari semua jenis asam yang dihasilkan oleh fermentasi mikroba di dalamrumen. Sebagian asam asetat yang terbentuk dapat dimanfaatkan sebagai prekursor dalampembentukan asam lemak air susu [27]. Khamir di dalam rumen akan menggunakan oksigensehingga kondisi anaerob dapat cepat tercapai selanjutnya meningkatkan viabilitas bakteri.Dengan meningkatnya viabilitas bakteri akan berakibat pula dengan perubahan komposisiVFA. Akibat dari khamir tersebut adalah terjadinya efisiensi kecernaan pakan yang tinggihingga meningkatkan produksi susu khususnya kandungan lemak (Gambar 22).

4.5.3. Kadar Protein

Hasil analisis terhadap kualitas susu menunjukkan bahwa kadar protein yang diberiprobiotik khamir lebih tinggi dibandingkan kontrol, kecuali pada R2. Kadar protein susutertinggi terjadi pad a kambing yang diberi R1, yaitu 4,79% dibandingkan kontrol dan R2, yaitu4,56% dan 4,08%. Hasil percobaan menunjukkan bahwa kadar protein perlakuan yang diberiR1 lebih tinggi dibandingkan kontrol, sedangkan R2 lebih rendah dibandingkan kontrol(Gambar 24). Analisis statistik menunjukkan pemberian R1 memberikan pengaruh danberbeda nyata dibandingkan kontrol dan R2, sedangkan BP R2 tidak memberikan pengaruhdan tidak berbeda nyata terhadap kontrol (Lampiran 9).

Menurut Departemen Pertanian [68] secara umum, rata-rata kadar protein susu padakambing PE adalah 4,2%, sedangkan hasil percobaan pada R2 lebih rendah. BerdasarkanStandar Nasional Indonesia (SNI 01-3141-1998), persyaratan susu segar harus mengandungprotein minimum 2,7%. Tetapi hasil analisis kadar protein dari susu segar kambing percobaan,telah memenuhi persyaratan minimum dari SNI, karena rata-rata kadar protein dari kambingPE percobaan lebih tinggi berkisar 4,08 - 4,79%.

5.00

I4.794.80 ~

0-; 4.60'Gje 4.40Q.';;;E 4.20'EG>~ 4.000::.= 3.80

3.60R1

R2

Perlakuan

4.56

K

Gambar 24. Kadar Protein Susu Kambing PE yang Disuplementasi R1 dan R2.

286

Page 33: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

Pad a pemberian R1 ini meningkatkan kadar protein yang ada pad a susu kambing PEpercobaan, karena R1 membantu kinerja rumen dan meningkatkan aliran protein yangdimilikinya untuk meningkatkan kecernaan pakan sehingga membantu dalam prosesmetabolisme pembentukan susu, sedangkan pemberian R2 cenderung meningkatkan kadarlemak yang ada pada susu (Gambar 23). Ada kemungkinan kadar protein susu pada R2dipengaruhi oleh suplai N yang berasal dari pakan terbatas dan tidak memenuhi rumensehingga R2 tidak dapat berkembang di dalam rumen kambing percobaan, karenakandungan protein pada pakan konsentrat sangat rendah yaitu 5,52% dimana seharusnyakandungan protein konsentrat adalah 10 - 20%. Mikroba tidak dapat berbiak dalam rumen jikasuplai N atau mineral dalam rumen terbatas [27].

Produk metabolik yang berasal dari pemecahan protein berupa asam amino danammonia. Asam amino sebagian akan masuk ke dalam intestine dan selanjutnya diserapmelalui villi-villi dinding usus. Sebagian lagi akan dimanfaatkan oleh mikroba rumen bersama­sama ammonia akan diubah menjadi protein mikroba. Sebagian ammonia yang menembusdinding menjadi urea [67].

Probiotik khamir yang masuk ke dalam rumen menyebabkan peningkatan ammoniadan asetat yang merupakan bahan pembentukan protein susu [69]. Kultur khamir mampumengubah mikroba dalam usus, jika pH usus terkontrol. Kehadiran khamir memberikanpersediaan air untuk membebaskan oksigen, sehingga meningkatkan pertumbuhan mikrobadalam keadaan anaerob. Pada ternak ruminansia sebagian protein yang masuk ke dalamrumen akan mengalami perombakan atau degradasi oleh enzim proteolitik yang dihasilkanoleh mikroba rumen menjadi peptida dan asam-asam amino. Selanjutnya asam aminomen gal ami deaminasi yang menghasilkan ammonia, CO2, dan asam lemak rantai pendek[27].

4.5.4. Kadar Bahan Kering (BK)

Hasil analisis terhadap kualitas susu menunjukkan bahwa kadar bahan kering atautotal solid yang diberi probiotik khamir lebih tinggi dibandingkan kontrol. Kadar bahan Keringtertinggi terjadi pada kambing yang diberi R2, yaitu 12,73% dibandingkan dengan kambingyang diberi R1 dan kontrol, yaitu 11,97% dan 11,55% (Gambar 25). Analisis statistikmenunjukkan pemberian R2 dan R1 memberikan pengaruh dan berbeda nyata dibandingkandengan kontrol (Lampi ran 9). Pemberian probiotik khamir ini meningkatkan kadar bahankering yang ada pada susu kambing PE, karena probiotik khamir membantu kinerja rumendengan meningkatkan viabilitas sel, sehingga meningkatkan kecernaan pakan dalam prosesmetabolisme khususnya dalam pembentukan susu [51].

Bahan kering yang merupakan bahan padatan yang terdapat pad a susu tanpamengandung air. Hasil yang diperoleh merupakan pengurangan dari kandungan sususeluruhnya dikurang kadar air dalam susu. Bahan kering ini banyak mengandung bahan­bahan yang bermanfaat sebagai kandungan gizi, diantaranya kandungan lemak, protein,vitamin, mineral, dll. Pada R2 terjadi peningkatan tertinggi nilai bahan kering dibandingkan R1,ini sesuai dengan peningkatan dari kandungan lemak dan bahan kering tanpa lemak pada R2.R1 memiliki nilai bahan kering yang masih tinggi pula dibandingkan kontrol.

13.00

12.8012.60

'0 12.40""

"'0; 12.20c:.;:: 12.00

CI)

~ 11.80~ 11.60'"ID 11.40

11.2011.0010.80

11.97

11.55

I

R1 R2

Perlakuan

K

Gambar 25. Kadar Bahan Kering pada Susu Kambing PE yang DisuplementasiProbiotik Khamir R 1dan R2.

287

Page 34: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

4.5.5. Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak (BKTL)

ISSN 2087-8079

Hasil analisis terhadap kualitas susu menunjukkan bahwa kadar bahan kering tanpalemak atau solid non fat yang diberi probiotik khamir lebih tinggi dibandingkan kontrol. KadarBKTL tertinggi terjadi pada kambing yang diberi R2, yaitu 7,56% dibandingkan dengankambing yang diberi R1 dan kontrol, yaitu 7,14% dan 6,97% (Gambar 26). Analisis statistikmenunjukkan pemberian probiotik khamir R1 dan R2 memberikan pengaruh dan berbedanyata dibandingkan dengan kontrol (Lampi ran 9). Tetapi pemberian probiotik khamir ini tidakmeningkatkan kadar bahan kering tanpa lemak yang ada pada susu kambing PE,berdasarkan standar nasional indonesia.

Secara umum rata-rata kadar bahan kering tanpa lemak pada air susu adalah 8,65%dan berdasarkan Standar Nasionallndonesia (SNI 01-3141-1998) kadar bahan kering tanpalemak yang baik adalah minimum 8,0%, sedangkan hasil dari kedua probiotik khamir yangdigunakan maupun kontrollebih rendah. Berdasarkan SNI tersebut, maka be rat kering tanpalemak yang terkandung dalam susu segar kambing percobaan yang dianalisis, tidakmemenuhi persyaratan dari SNI, karena kandungan bahan kering tanpa lemaknya di bawahnilai minimum 8,0% yang ditetapkan SNI, yaitu hanya berkisar 6,97 - 7,56% [68].

7.60

;;g 7.50~~

7.40co E 7.30Q) ...J

~ 7.20c:co

7.10I-g' 7.00.;::

Q) 6.90~ c: 6.80co.r::.co 6.70m

6.60

, ,-,,-,

""7 A

6.97

1

I

R1 R2

Perlakuan

K

Gambar 26. Kadar Bahan Kering Tanpa Lemak pada Susu Kambing PE yangDisuplementasi Probiotik Khamir R1 dan R2.

4.5.6. Kadar Abu

Hasil analisis terhadap kualitas susu menunjukkan bahwa kadar abu yang diberiprobiotik khamir lebih tinggi dibandingkan kontrol. Kadar abu tertinggi terdapat pada susukambing yang diberi R1 , yaitu 0,61 % dibandingkan R2 0,56% dan kontrol 0,55% (Gambar 25).Analisis statistik menunjukkan pemberian R1dan R2 memberikan pengaruh dan berbedanyata dibandingkan kontrol (Lampiran 9). Kadar abu yang didapat ini sangat berhubungansekali dengan kandungan mineral yang terdapat di dalam susu.

Menurut Badhowie dan Pranggonowati [70] menyatakan bahwa yang dimaksuddengan abu total suatu bahan adalah residu yang diperoleh setelah perusakan bahan organikdari bahan, dengan jalan memanaskan dan mengabukan pada suhu 600°C hinggadidapatkan bobot tetap. Kandungan mineral dalam suatu bahan makanan atau minumanyang sangat diperlukan, tetapi ada pula beberapa mineral yang dalam jumlah tertentu sangatmembahayakan manusia.

288

Page 35: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Ira wan Sugoro, M.Si)

0.62

0.60~

0;- 0.58..c«"(jj

0.56f!! 'EQ)VI 0.54s::: 0~

0.52

0.50

"

0.56

u.55I

II

R1 R2

Perlakuan

K

Gambar 27. Kadar Abu pada Susu Kambing PE yang Disuplementasi ProbiotikKhamir R 1 dan R2.

Percobaan yang dilakukan Varhana dkk. (2005) secara in vitro menunjukkan bahwakhamir R1 dan R2 berperan sebagai sumber mineral. Mineral tersebut sangat penting dalammetabolisme pembentukan susu. Adapun mineral-mineral yang dihasilkan oleh khamir R1dan R2 adalah Zn, Fe, Cr, dan Se. Dengan peningkatan kadar abu pada susu yang diperoleh,kemungkinan besar dipengaruhi oleh kandungan mineral-mineral dalam R1dan R2 maupunkinerja BP dalam konversi pakan dalam peningkatan kecernaan pakan di dalam saluranpencernaan.

4.5.7. Total Mikroba

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan terhadap pengukuran total mikroba,menunjukkan total mikroba dari ketiga perlakuan terhadap susu segar kambing PE masih dibawah rata-rata nilai SNI. Dimana nilai standar yang dipakai adalah 1 x 106 cfu/ml [68].Pemberian probiotik khamir R1 dan R2 terhadap pengukuran total mikroba berpengaruh,karena probiotik yang diberikan berperan dalam peningkatan kondisi tubuh.

Tabel11. Total Bakteri dan Fungi pada Susu Kambing PE yang Disuplementasi ProbiotikKhamir R1 dan R2.

Probiotik Khamir Total (cfu/ml)

Bakteri--1 ,46 x 1 05 a

3,75x105b

4,53 X 105b

Fungi

3,55 X 102a

1 ,48 x 102 b

3,80 X 102a

Superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata dengan uji Duncan (P~ 0,05)

4.6. Uji In Vivo pad a Sapi Perah FH

Hasil pengamatan terhadap produksi susu selama masa pengamatan 30 hari dapatdilihat pada Gambar 28. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa pemberian probiotikkhamir dapat meningkatkan produksi susu. Akan tetapi secara statistik, pemberian probiotikkhamir tidak berpengaruh secara nyata, kecuali untuk perlakuan R1 di Mampang (P :S; 0,05).Percobaan di Garut memperlihatkan peningkatan dari kontrol sebesar 11,3 Uhari menjadi12,7 Uhari untuk R1 dan 12,6 Uhari untuk R2, sedangkan untuk percobaan di Mampangmemperlihatkan peningkatan dari kontrol sebesar 11,0 Uhari menjadi 14,5 Uhari untuk R1dan 12,9 Uhari untuk R2. Persentase kenaikan produksi susu untuk R1 berkisar 12,4 - 31,8%dan R2 berkisar 11,5 - 17,3%. Hasil tersebut berbeda dibandingkan dengan percobaan yang

289

Page 36: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

dilakukan oleh Winugroho dkk. [71] yang dilakukan di BPT - HMT Batu Malang denganmenggunakan sapi perah FH. Dimana pemberian probiotik Bioplus dan Candida uti/is khamirhanya mampu meningkatkan produksi susu hingga 14,81 %. Akan tetapi, perbedaan tersebutdapat disebabkan oleh perbedaan faktor-faktor lingkungan dan pakan.

16 I14.5

1412

OJ

.s::10

d.'iij

8.10:: :::I'1:J0 6a:420

R1

R2K

Probiotik kham ir

Gambar 28. Produksi Susu Sapi Perah FH di Garut dan Mampang yangOisup/ementasi Probiotik Khamir R1 dan R2.

Data hasil pengamatan kandungan lemak dan protein susu tertera pada Gambar 29terlihat adanya peningkatan. Secara statistik, pemberian probiotik khamir berpengaruh secaranyata untuk perlakuan di Mampang, sedangkan di Garut sebaliknya (P~0,05). Hal ini didugakarena pemberian probiotik khamir dapat menambah jumlah mikroba rumen sehinggameningkatkan jumlah protein mikroba yang terbentuk. Sesuai dengan data sebelumnyadimana pemberian probiotik khamir meningkatkan sintesis protein mikroba (Tabel 3). Selainpenambahan mikroba dapat menambah enzim yang dapat meningkatkan fermentasi pakandalam rumen. Penambahan propionat dan protein berpengaruh terhadap kadar protein susu.Kultur produksi probiotik khamir yang digunakan mengandung propionat yang cukup tinggi[72].

65.2

4.95

4.2

4

c:§ 3oa:

2

o

R1 R2

Probiotik kham ir

290

K

Page 37: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Ira wan Sugoro, M.Si)

4

3.5I

3.013

:.>::

2.5~ ..>I:

m 2E CI)...J 1.5

0.5

o

R1 R2

Probiotik kham ir

K

Gambar 29. Kandungan Protein dan Lemak Susu Sapi Perah FH di Garut danMampang yang Disuplementasi Probiotik Khamir R1 dan R2.

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan terhadap pengukuran total mikroba,menunjukkan total mikroba dari ketiga perlakuan terhadap susu segar sapi perah di atas rata­rata nilai SNI, yaitu 1 x 106 cfu/ml (Gambar 30). Akan tetapi pemberian probiotik khamirmampu menurunkan kandungan total bakteri, karena kondisi tubuh sapi menjadi lebih baik.Kandungan bakteri yang cukup tinggi ini terjadi karena kondisi peternakan tradisional yangkurang memperhatikan sanitasi. Hal ini didukung dengan jumlah dan keanekaragamanbakteri coliform dalam susu sapi [72].

10.00

9.008.007.006.00E -. 5.00::)

'04.00

3.002.001.000.00 R1R2K

Probiotik kham ir

Gambar 30. Jumlah Bakteri Susu Sapi Perah FH di Garut dan Mampang yangDisuplementasi Probiotik Khamir R1 dan R2.

Namun demikian, penelitian ini perlu dilakukan dengan populasi sapi yang lebihban yak dan jangka waktu yang lebih lama yang sangat diharapkan untuk melihat lebih jelasrespon ternak terhadap perlakuan yang diberikan.

291

Page 38: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

ISSN 2087-8079

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:1. Isolat khamir hasil isolasi dari cairan rumen kerbau dapat digunakan sebagai

bahan probiotik ternak ruminansia berdasarkan pengujian secara in vitro danisolat yang memiliki potensi untuk dikembangkan adalah isolat khamir R1 danR2.

2. Medium yang tepat untuk produksi khamir adalah ekstrak ubi jalar.3. Isolat khamir R1 dan R2 dapat meningkatkan produksi ternak ruminansia pad a

sapi potong PO, sapi perah FH dan kambing perah PE. Pengujian dengan sapiPO menunjukkan terjadinya peningkatan bobot badan harian (PBBH) sampaidengan 1,26 kg/hari untuk R1 dan 1,38 kg/hari untuk R2. Produksi susu kambingPE mengalami peningkatan sebesar 525,68 ml/hari untuk R1 dan 734,05 ml/hariuntuk R2. Percobaan pada sapi perah FH di Garut mengalami peningkatansampai 12,7 Uhari untuk R1 dan 12,6 Uhari untuk R2, sedangkan untukpercobaan di Mampang mengalami peningkatan sampai 14,5 Uhari untuk R1 dan12,9 Uhari untuk R2.

5.2. SARAN

Penelitian ini perlu dilakukan dengan populasi sapi yang lebih banyak dan jangkawaktu yang lebih lama yang sangat diharapkan untuk melihat lebih jelas respon ternakterhadap perlakuan yang diberikan.

DAFT AR PUST AKA

[1] SARAGIH, B. Tropical Animal Production, Prosiding Pertemuan IImiah InternasionalTropical Animal Production ke-3. Yogyakarta: UGM Press (2000)

[2] SUGORO, I. DAN PIKOLl, M. Laporan Penelitian : Isolasi dan Seleksi Khamir Mutan dariCairan Rumen Kerbau sebagai Bahan Probiotik, Prodi Biologi - Jurusan MIPA, FST,UIN Syarif Hidayatullah (2004).

[3] FULLER, J. Probiotics The Scientific Basic. Chapman and Hill, London (1992)[4] SUGORO, I. Seleksi dan Karakterisasi Isolat Khamir Sebagai Bahan Probiotik Ternak

Ruminansia dalam Cairan Rumen Kerbau. Jurnal Pertanian Gakuryoku (12): 1. Persada,Jakarta (2006) 35-40

[5] SUGORO, I. DAN PIKOLl, M. Uji Viabilitas Isolat khamir Bahan Probiotik dalam CairanRumen Kerbau Steril. Jurnal Saintika F-MIPA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2004) 35­60.

[6] WALKER, G.M. Yeast Physiology and Biotechnology. John Willey and Sons. Chichster.(1997) 102-110

[7] KUNG, L.J.R, KRECK, E.M., TUNG, R.S. HESSION,A.O., SHEPERD, A.C., COHEN,MA, SWAIN, H.E. AND LEEDLE, J.A.Z. Effect od a Live Yeast Culture and Enzymes onIn Vitro Ruminal Fermentastion and Milk Production of Dairy Cow. J. Dairy. Sci. (1997)2045-2051.

[8] ALSHAIKH, M.A, ALSIADI, A.Y., ZAHRAN, S.M., MUGAWER, H.H., AALSHOWIME,TA, Effect of Feeding Yeast Culture from Different Sources on The Performance ofLactating Holstein Cows in Saudi Arabia. Asian-Australia J. Animal Sci. Vol 15. No.3.(2002) 352-355.

[9] MILLER-WEBSTER, T., HOOVER, W.H., AND HOLT, M. Influence of Yeast Culture onRuminal Microbial Metabolism in Continous Culture. J. Dairy Sci. American DairyScience Association. (2002) 2009-2014

[10] SNIFFEN, DURAND, OR DANZA, AND DONALDSON, Predicting the Impact Of a LiveYeast Strain on Rumen Kinetics and Ration Formulation, dari web-site: animal, cals,arizona, edu/swnmc/papers (12 Desember 2004) (2004)

292

Page 39: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

[11] KARTADISASTRA, H.R., Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak Ruminansia.Penerbit Kanisius, Yogyakarta (1997)

[12] ORSKOV, E.R. AND RYLE, M. Energy Nutrition in Ruminants, Elsevier Sci., PUGI. Ltd,London (1997)

[13] HUNGATE, R.E. The Rumen and Its Microbes, Academic Press, New York (1996)[14] LENG, R,A. The Microbial Interaction in The Rumen, Proceeding of Symposium Held at

The University of Western Australia (1984)[15] SARWONO, B. DAN ARIY ANTO, N.B. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat, PT.

Penebar Swadaya, Jakarta (2005)[16] KAUNANG, C.L. Respon Ruminan Terhadap Pemberian Hijauan Pakan Yang Dipupuk

Air Belerang, Disertasi, Program Studi IImu Ternak, IPB Bogor (2004)[17] NALBANDOV, AV. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. UIP. (1990)[18] KREHBIEL, C. R., CARTER, J. N., AND RICHARDS, CJ. Feed Additives in Beef Cow

Nutrition. 2006 Tennessee Nutrition Confrence. Department of Animal Science and UTExtension. The University of Tennessee. http://www.tennesseenutritionconfrence.org/pdf/Proceedings2006/s-CKrehbiel.pdf. 20 Oktober 2007 (2006).

[19] LEESON, S. AND J. D. SUMMER. Commercial Poultry Nutrition. 2nd Ed. UniversityBooks. University of Guelph. Guelph. Ontario. Canada (1996)

[20] BLAKELY, J. DAN BADE, D.H. IImu Pertenakn. Edisi Keempat. Diterjemahkan olehBambang Srigandono, UGM Press, Yogyakarta (1985)

[21] MC DONALD, P.R.A, EDWARDS, GREENHALDG, J.FD., AND MORGAN, C.A. AnimalNutrition, 6th Ed. Prentice Hal, London (1996)

[22] 22. (Kamra dan Pathak, 1996)[23] OGIMOTO, K. DAN IMAI, S. Atlas of Rumen Microbilogy, Japan Scientific Societies

Press, Tokyo (1981)[24] VIERA, D.M. The Role of Ciliata in Nutritional of The Ruminant, Journal of Animal

Science (1986) 63-65[25] BAKAR, A. Karakteristik Karkas dan Kualitas Daging Sapi yang Mendapat Pakan

Mengandung Probiotik, Prosiding Seminar Nasional Puslitbang Peternakan, BalaiPenelitian Pengembangan Pertanian , Bogor (2001) 354-355

[26] SUHARTO, Pemanfaatan Probiotik dalam Pakan untuk Meningkatkan Efisiensi ProduksiTernak di Pedesaan. Prosiding Pertemuan IImiah Komunikasi dan HasH Penelitian;Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Balai Penelitian dan PengembanganPertanian, Semarang. (1995)

[27] AGUSTINA, D. Pemberian Suplemen Katalitik dan Probiotik pada Domba. Tesis.Sekolah Pascasarjana IPB. Bogor (2006)

[28] SUGORO, I. DAN M. R. PIKOLI. 2004. Uji Viabilitas Isolat Khamir Bahan ProbiotikDalam Cairan Rumen Kerbau Steril. Jurnal Saintika UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

[29] SUGORO, I. Pemanfaatan Probiotik Khamir untuk Peningkatan Produksi TernakRuminansia, Proposallnsentif Ristek, Jakarta (2007)

[30] WIBOWO, D. Taksonomi Mikrobia Pangan. PAU Pangan dan Gizi. UGM Press. (1990)[31] PELCZAR, M.J. JR. DAN E.C.S. CHAN. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. UI Press.

Universitas Indonesia, Jakarta (1986)[32] ALEXOPOULUS, C.J. AND MIMS, C.W. Introductory Mycology. Third Edition. New York:

John Willey and Sons Inc. (1979)[33] UNDARI, W. Produksi Biomassa Sel Khamir R1 dan R2 Menggunakan Substrat Ekstrak

Ubi Jalar dan Ubi Kayu dalam Fermentor Tipe Air-Lift Skala 18 Liter [Skripsi]. Surakarta:Universitas Sebelas Maret, Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam (2006)

[34] GAMAN, P.M. DAN SHERRINGTON, K.B. IImu Pangan: Pengantar IImu Pangan, Nutrisidan Mikrobiologi. Edisi Kedua. Yogyakarta: UGM Press. (1992)

[35] HUI, Y.H. Encyclopedia of Food Science and Tecnology. Volume 4. New York: JohnWilley and Sons Inc. (1992)

[36] SPENCER, J.F.T. AND SPENCER, D.M. Yeast: in Natural and Artifificial Habitat. NewYork: Springer Verlag Berlin Heidelberg. (1997)

[37] HASANAH, U. Produksi Probiotik Isolat Khamir R2 Dalam Medium Ekstrak Ubi Jalar danEkstrak Ubi Jalar dengan Molases 1%. Laporan Praktek Kerja Lapang. Jurusan MIPAFakultas Sains dan Teknologi. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. (2007)

[38] DARUSSALAM, M. Radiasi dan Radioisotop: Prinsip Penggunaannya dalam Biologi,Kedokteran dan Pertanian. Tarsito. Bandung., 1996.

293

Page 40: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

[39] IAEA, Laboratory Training Manual on The Use of Nuclear Technique in Animal Nutrition.(1985).

[40] BATAN, ATOMOS: UMMB (1997)[41] DOBSON, H. Laboratory Handbook of Veterinary Reproduction. Liverpool University.

2003

[42] SYAIFUDIN, M. Peranan Teknik Nuklir dalam Pemberantasan Penyakit Infeksi dalamBuletin Alara. P3KRBIN-BATAN (2003)

[43] HENDRATNO, C. Penggunaan P dan S sebagai penanda pada pengukuranpembentukan masa mikroba rumen kerbau. Risalah Pertemuan IImiah, Aplikasi teknikNuklir di Bidang Pertanian dan Peternakan. 1985.30-35.

[44] MENKE, A, AND STEINGASS, A, Estimation of The Energetic Feed Value Obtainedfrom Chemical Analysis and In vitro Gas Production Using Rumen Fluid, Anim,Res,Dev,(1998) 7-55

[45] UNDARI, W. DAN UNDARI, W. Produksi Biomassa Khamir R1 dalam Ekstrak Ubi Jalardengan Konsentrasi Molases Berbeda pada Fermentor Air Lift 18 L, Prosiding SeminarNasional Biologi, UNNESS Semarang (2006).

[46] VAN SOEST. Nutritional Ecology of The Ruminant. 2nd Edition. Cornell University Press.New York. (1994) 1-120

[47] ORSKOV, E.R AND RYLE.M. Energy Nutrition in Ruminants. Elsevier Sci. PUGI. Ltd.London. (1990) 25-50

[48] MAKKAR, H.P.S, M.BLUMMEL AND K.BECKER Formation of Complexes BetweenPolyvinyl Pyrolidones on Polyethilen Glycoes and Tannin and Their Implication in gasProduction and True Digestibility. In Vivo Tech. Brit. J. of Nutr.73. (1995) 893-913

[49] SUSANTO, H., ADHI, T.P., DAN SURYO, W., Buku dan Monograf Rekayasa Bioproses.Bandung: PAU Bioteknologi ITB (1992)

[50] SUGORO, I. Seleksi dan Karakterisasi Isolat Khamir sebagai Bahan Probiotik TernakRuminansia dalam Cairan Rumen Steril. Jurnal Persada (Gakuryoku). Vol XII. No 1.(2006) 46-50

[51] SUGORO, I., GOBEL, I., LELANINGTAYAS, N. Probiotik Khamir terhadap Fermentasidalam Cairan Rumen secara In Vitro. Prosiding Apisora P3TIR-BATAN. Jakarta: P3TIR­BATAN (2005) 110-116

[52] DUKE, J.A. Handbook of Energy Crops: Ipomoea batatas (L.) Lam.http://www.hort.purdue.edu (21 Mei 2006) (1983).

[53] BEKATOROU, A, PSARIANOS, C., AND KOUTINAS, AA Production of Food GradeYeasts. Food Technol. Biotechnol. Vol 44. No 3. 407-415 (2006)

[54] VAN HOEK, P., VAN DIJKEN, J.P., AND PRONK, J.T. Effect of Specific Growth Rate onFermentative Capacity of Baker's Yeast. Applied and Environmental Microbiolgy. Vol 64.No 11. (1998) 4226-4233.

[55] RAJOKA, M.I., KHAN, S.H., JABBAR, MA, AWAN, M.S., AND HASHMI AS .. Kineticsof Batch Single Cell Protein Production from Rice Polishings with Candida utilis inContinously Aerated Tank Reactors. Bioresource Technology. Vol 97. Issue 15. (2006)1934-1941.

[56] NEDOVIC, VA, CUKALOVIC, I.L., AND VUNJAK-NOVAKOVIC. Immobilized CellTechnology (lCT) in Beer Fermentation-A Possibility for Environmentally Sustainableand Cost-Effective Process. http://www.icub.bg.ac.yu. (12 Mei 2006) (1999).

[57] MC. NEIL, B. AND HARVEY, L.M. Fermentation: A Practical Aproach. New York: IRLPress. (1990)

[58] OTTERSTEDT, K., LARSON, C., BILL, RM., STAHLBERG, A, BOLES, E., ANDHOHMANN, S. Switching the Mode of Metabolism in the Yeast Saccharomycescerevisiae. EMBO Reports. Vol 5. No 5. (2004) 532-537

[59] ASSA, A AND BAR, R 2004. Biomass Axial Distribution in Airlift Bioreactor with Yeastand Plant Cell, Biotechnology and Bioengineering. Vol 38. Issue 11. (2004) 1325-1330.

[60] ERLICH, H.L. Microbes and Metals. Applied Microbiology Biotechnology. (1997) 687­692

[61] DEACON, J. The Microbial World: Yeast and Yeast Like Fungi. Institute of Cell andMolecular Biology, The University of Edinburg, dari web-site: www.edinburg.edu (12Desember 2004) (2004)

[62] KREHBIEL, C.R, CARTER, J.N., AND RICHARDS, C.J. Feed Additives in Beef CowNutrition. Tennessee Nutrition Confrence. Department of Animal Science and UT

294

Page 41: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan prob;ot;k kham;r untuk pen;ngkatan produks; ... (Irawan Sugoro, M.S;)

Extension. The University of Tennessee. http://www.tennesseenutritionconfrence.org/pdf/Proceedings2006/Proceedings-CKrehbiel.pdf. 20 Oktober 2007 (2006).

[63] FLUHARTY, F. L. Interaction of Management and Diet on Final Meat Characteristic offBeef Animals. Department of Animal. Ohio State University. 1680 Madison Ave.http://beef.osu.edu/library/mgtdiet.html. 20 Oktober 2007 (2000)

[64] MUHGIYANTO. Penggunaan Tetes, Dedak Halus Dan Ampas Onggok SebagaiCampuran Daun Ketela Pohon Untuk Suplemen Makanan Kerbau. Karya IImiah.Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor (1986)

[65] PARAKKASI, A. IImu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. UI Press. UniversitasIndonesia. Jakarta (1999)

[66] SUHERMAN, D. Kombinasi Rumput Gajah dan Konsentrat dalam Ransum TerhadapKuantitas Produksi Susu Sapi Perah Holstein. Jurnal Penelitian UNIB; Staf PengajarFakultas Pertanian, Universitas Bengkulu. Vol IX. NO.2. (2003) 66-70.

[67] SOEPRANIONDO, K. Status Protozoa Rumen dan Performan Domba yang diberi SilaseLitter Ayam [Skiripsi]. Surabaya: Universitas Airlangga, Lembaga Pendidikan, FakultasKedokteran Hewan (1994)

[68] ANONIMOUS, Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak. Dept. Pertanian KambingPeranakan Ettawa. http://www.balitnak.litbang.deptan.go.id. 07 Maret 2007.(2007)

[69] LEESON, S. AND J. D. SUMMER. Commercial Poultry Nutrition. 2nd Ed. UniversityBooks. University of Guelph. Guelph, Ontario, Canada (1996)

[70] BADHOWIE, M DAN PRANGGONOWATI, S. Petunjuk Praktek Pengawasan Mutu HasilPertanian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta. (1982)

[71] WINUGROHO, M., WIDIAWATI, Y. PRASETIYANI, W., IWAN, HIDAYANTO, M.T., DANINDAH. Komparasi Respons Produksi Susu Sapi Perah yang Diberi Imbuhan Bioplus vsSuplementasi Legor, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner,Bogor (2005) 385-401

[72] BAHRI, S. DAN SUGORO, I. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Coliform dari Susu SapiPerah yang Terinfeksi Mastitis. Jurnal Biologi Lingkungan AI-Kaunyah, Prodi Biologi UINSyarif Hidayatullah, Jakarta (2008) 25-31

295

Page 42: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

LAMPIRAN 1. Diagram Alir Penelitian Probiotik Khamir

DIAGRAM ALiR PENELITIAN PROBIOTIK

ISSN 2087-8079

Iradiasi isolat khamirdengan sinar gammadosis rendah untuk

percepatan produksibiomassa

Sterilisasi mediaimobilisasi dengan iradiasi

gamma

Isolasi khamir dari cairanrumen kerbau dan sapi

Uji viabilitas khamir dalamcairan rumen steril

Uji viabilitas khamir dalamcairan rumen

Optimasi medium produksibiomassa & faktor-faktor

lingkungan

( Uji kualitas probiotlk ). _

Imobilisasi khamir

Uji In vitro probiotik

~Uji In vivo probiotik semi

laboratorium

~(Uji lapang)

~

Kultur cair khamir

Analisa sintesis proteinmikroba dengan 32p/15N

( PROBIOTIK

296

)

Page 43: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (/rawan Sugoro, M.Si)

LAMPIRAN 2. Proses Pembuatan Probiotik Khamir R1 dan R2

------ -

.~. ~ .. ~ :=s&;-' -~- SM25-

Kultur khamir pada medium PDAberumur 24 jam

Immobilisasi dengan dedak

Pengeringan

Pembuatan kultur inokulum khamir

dalam medium ekstrak ubi jalar

Produksi probiotik khamir dalammedium ekstrak ubi jalar dengan

fermentor air lift 18 L

Pengemasan

297

QC: penghitungan jumlah seldan kemurnian khamir

Page 44: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

LAMPIRAN 3. Pengujian In Vitro Produksi Gas

Persiapan alat & bahan

Peremajaan isolat khamir

Pembuatan kultur inokulum

298

ISSN 2087-8079

Seleksi & karakterisasiisolat khamir dim cairan rumen

kerbau yg diinkubasi pd suhu 39°C& anaerob

Pengukuran parameterpertumbuhan, prod.gas,ammonia, VFA, pH, &

kecernaan bahan kering,organik dan NDF

Page 45: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

LAMPIRAN 4. Kondisi Uji In Vivo pad a Sapi PO di Peternakan Bangun Farm

299

Page 46: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

LAMPIRAN 5. Kondisi Uji In Vivo pad a Kambing PE di Peternakan Bangun Farm

300

Page 47: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Ira wan Sugoro, M.Si)

LAMPIRAN 6. Kondisi Uji In Vivo pad a sa pi FH di Garut

301

Page 48: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti ISSN 2087-8079

LAMPIRAN 7. Kondisi Sapi PO Sebelum (Kiri) dan Sesudah (Kanan) Diberi Perlakuan

Kontrol

Probiotik Khamir R1

Probiotik Khamir R2

302

Page 49: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Ira wan Sugoro, M.Si)

LAMPIRAN 8. Probiotik Khamir Dalam Medium Dedak (1OOOx)

u

303

Page 50: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

LAMPIRAN 9. Analisis Statistik

A. Uji in vitro

ANOVA

ISSN 2087-8079

ISum ofdf

MeanFSig.Squares Square

BMBAKTBetween Groups.0014.0002.347.010

Within Groups

.00215.000Total

.00419PROTOZOA

Between Groups.8234.2061.785.018

Within Groups1.73015.115

Total2.55319

PHBetween Groups.0674.017.430.785

Within Groups.58715.039

Total.65419

AMMONIABetween Groups.0144.004.300.047

Within Groups

.18115.012Total

.19619VFA

Between Groups14.84543.7111.791.183

Within Groups

31.075152.072Total

45.92019

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets - DuncanBiomassa Bakteri

PerlakuanNSubset for alpha = .05

1

2

Kontrol

4.0430R4

4.0620R3

4.0630R2

4.0645R1

4.0648

Sig.

1.000.771

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

Jumlah Protozoa

PerlakuanNSubset for alpha = .05

1

2

R3

45.4450R1

45.51255.5125R2

45.52005.5200R4

45.55505.5550Kontrol

46.0075

Sig .

.679.076

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000.

304

Page 51: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Ira wan Sugoro, M.Si)

pH

PerlakuanNSubset for alpha = .05

1R4

46.6450R2

46.6925R1

46.7450R3

46.7475Kontrol

46.8175

Sig ..281

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4. 000.

Ammonia

PerlakuanNSubset for alpha = .05

1R1

4 .1950R2

4 .2000R4

4 .2100R3

4 .2175Kontrol

I4

.2700Sig .

.395

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4. 000.

VFA

PerlakuanNSubset for alpha = .05

1

2

Kontrol47.8000

R149.1300 9.1300

R249.4775 9.4775

R3410.0200 10.0200

R4410.2425

Sig ..061.330

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a Uses Harmonic Mean Sample Size = 4. 000.

305

Page 52: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

B. Optimasi Medium

• Hasil analisis produksi biomassa sel khamir R1 dan R2 pada substrat ekstrak ubi jalar.

Group Statistics

KHAMIRNMean

Std.Std. Error

DeviationMean

BIOMASSA

R1_EUJ10,5600,13216,04179

R2_EUJ

10,5650,20501,06483

ISSN 2087-8079

Independent Samples TestLevene's Test for t-test for Equality of MeansEquality of Variances ~---

- Sig. (2-tailed) I Di~e~:~ce

- --. ~-- --

Std. Error I 95% Confid~nce Interval ofF

Sig.tdfDifference the Difference

I

ILowerIUpper

BIOMASSA

Equal variances2,505

,131-,06518,949-,0050,07713-,16705,15705assumedEqual variances

-,06515,379 ,949-,0050,07713-,16905,15905not assumed

• Analisis produksi biomassa sel khamir R1 dan R2 pada substrat ekstrak ubi kayu.

Group Statistics

KHAMIRNMean

Std.Std. Error

DeviationMean

BIOMASSA

R1_EUK10,4640,13176,04167

R2 EUK

10,5770,20726,06554

306

Page 53: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Independent Samples Test

Independent Samples Test

Pemanfaatan probiotik khamiruntuk peningkatan produksi ... (Irawan Sugoro, M.Si)

Levene's Test for t-test for Equality of MeansEquality of Variances

~~- . - ~. I

-- .. Mean Std. Error 95% Confidence Interval ofFSig.t

df Sig. (2-talled) LDifference I_Difference the Difference

- - - - I I Lower I Upper

BIOMASSA

Equal variances,187

-18 ,163-,1130,07766-,27617,05017assumed

1,8851,455

Equal variances

-15,253 ,166-,1130,07766-,27830,05230not assumed 1,455

Hasil analisis laju produksi biomassa dan konsentrasi glukosa menggunakan uji T untuk 2 sampel bebas.

a. HasH analisis laju produksi biomassa khamir R1 dan R2 pada substrat ekstrak ubi jalar.

Group Statistics

I KHAMIRN

MeanStd.

Std. ErrorDeviation

Mean

LAJU_BIO

R1_EUJ9,0400,12530,04177R2 EUJ

9,0622,09795,03265

Levene's Test forEquality of Variances

t-test for Equality of MeansMean

Std. Error95% Confidence Interval ofF

Sig.tdfSig. (2-tailed)DifferenceDifferencethe Difference

I

IILowerIUpper

LAJU_BIOEqual variances

1,468,243-,41916,681-,0222,05301-,13461,09016assumed

Equal variances-,419

15,119 ,681-,0222,05301-,13514,09070not assumed

307

Page 54: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

b. Hasil analisis laju konsentrasi glukosa khamir R1 dan R2 pada substrat ekstrak ubi jalar.

Group Statistics

KHAMIRNMean

Std.Std. Error

DeviationMean

LAJU_GLU

R1_EUJ9,85894,085411,36180

R2_EUJ

9,50781,77322,59107

ISSN 2087-8079

Independent Samples TestLevene's Test for t-test for Equality of MeansEquality of Variances

Sig. (2-tailed)

MeanStd. Error95% Confidence Interval of

F Sig.tdfDifference

Differencethe Difference

I

IILowerIUpperLAJU_GLU

Equal variances3,621,075,23716 ,816,35111,48454-2,795983,49821assumed

Equal variances,237

10,911 ,817,35111,48454-2,919613,62183not assumed

c. Hasil analisis laju produksi biomassa khamir R1 dan R2 pada substrat ekstrak ubi kayu.

Group Statistics

KHAMIRNMean

Std.Std. Error

DeviationMean

LAJU_BIO

R1_EUK9,0522,08614,02871

R2 EUK

9,0778,08333,02778

308

Page 55: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Independent Samples Test

Independent Samples Test

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Ira wan Sugoro, M.Si)

Levene's Test for t-test for Equality of MeansEquality of VariancesMean

Std. Error95% Confidence Interval ofF Sig.tdfSig. (2-tailed)Difference

Differencethe Difference

I

IILowerIUpperLAJU_BIO

Equal variances,099,757-,64016,531-,0256,03995-,11025,05913assumed

Equal variances-,640

15,983 ,531-,0256,03995-,11025,05914not assumed

Hasil analisis laju konsentrasi glukosa khamir R1 dan R2 pada substrat ekstrak ubi kayu.

Group Statistics

KHAMIRNMean

Std.Std. Error

DeviationMean

LAJU_GLU

R1_EUK9,1889,65573,21858

R2_EUK

9,2733,93129,31043

Levene's Test for t-test for Equality of MeansEquality of Variances ----

Sig. (2-tailed)

MeanStd. Error95% Confidence Interval of

F Sig.tdfDifference

Differencethe Difference

Lower

Upper

LAJU_GLU

Equal variances,453

,510-,22216,827-,0844,37966-,88929,72040assumedEqual variances

-,22214,367 ,827-,0844,37966-,89679,72790not assumed

309

Page 56: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

Hasil ana lis is perolehan yield xIs menggunakan uji T untuk 2 sampel bebas

a. Hasil analisis perolehan "yield" xis khamir R1 dan R2 pada substrat ekstrak ubi jalar.

ISSN 2087-8079

Levene's Test for t-test for Equality of MeansEqua!!!tE!Y~~C!i1ce~_ -

--

95% Confidence Interval ofSig. (2-tailed)Mean

Std. ErrorF Sig.tdf

DifferenceDifferencethe Difference~--

-LowerIUpper

YIELDEqual variances

,145,709-1,141 16,271-,1011,08860-,28894,08672assumed

Equal variances-1,141

15,978 ,271-,1011,08860-,28896,08674not assumedInd dent S T

b. Hasil analisis perolehan "yield" xis khamir R1 dan R2 pada substrat ekstrak ubi kayu.

Group Statistics

I KHAMIRN

MeanStd.

Std. ErrorDeviation

Mean

YIELDR1_EUK9,2111,05231,01744

R2 EUK

9,2244,06064,02021

Levene's Test for t-test for Equality of MeansEquality of Variances

Sig. (2-tailed)

MeanStd. Error95% Confidence Interval of

F Sig.tdfDifference

Differencethe Difference

I

LowerIUpperYIELD

Equal variances,049

,828-,49916,624-,0133,02670-,06993,04326assumedEqual variances

-,49915,662 ,624-,0133,02670-,07002,04336not assumed

310

Page 57: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Independent Samples Test

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ... (Ira wan Sugoro, M.Si)

Hasil analisis efisiensi produksi biomassa menggunakan uji T untuk 2 sampel bebas

a. Hasil analisis efisiensi produksi biomassa khamir R1 dan R2 pada substrat ekstrak ubi jalar

Group Statistics

I KHAMIRNMeanStd. DeviationStd. Error MeanEFISIENS

R1_EUJ934,4300 37,0572012,35240R2 EUJ

955,0889 38,4854612,82849

Levene's Test for t-test for Equality of MeansEauality of Variances

Sig. (2-tailed)

MeanStd. Error95% Confidence Interval ofF Sig.tdf

DifferenceDifferencethe Difference

I

LowerIUpperEFISIENS

Equal variances,157,697-1,160 16,263-20,658917,80876-58,4117717,09399assumed

Equal variances-1 ,160

15,977 ,263-20,658917,80876-58,4161517,09838not assumed

b. Hasil analisis efisiensi produksi biomassa khamir R1 dan R2 pada substrat ekstrak ubi kayu.

Group StatisticsI KHAMIRNMeanStd. DeviationStd. Error Mean

EFISIENSR1_EUK942,1111 10,380483,46016

R2 EUK944,5656 12,253964,08465

Levene's Test for t-test for Equality of MeansEauality of Variances

df

Sig. (2-tailed)Mean

Std. Error I 95% Confid~nce Interval ofF Sig.t

DifferenceDifference the Difference------~------ ----~~~--- ---

IUpperLowerEFISIENS

Equal variances,105,750-,45816,653-2,45445,35323-13,802798,89390assumed

Equal variances-,458

15,579 ,653-2,45445,35323-13,827778,91888not assumedInd dent S Test

311

Page 58: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

C. Uji In Vivo pada Sapi PO

PBBH

ISSN 2087-8079

Sum ofdfMean SquareFSig.SquaresPBBH

Between Groups,9572,4792,193,168Within Groups

1,9649,218Total

2,92111

Ho = Rata-rata PBBH pada ketiga perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.H1 = Rata-rata PBBH pada ketiga perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata.

Pada tabel tampak nilai probabilitas (sig) 0,168 > 0,05, maka He diterima atau rata­rata PBBH diantara tiga perlakuan (R1, R2 dan kontrol) tidak menunjukkan perbedaan yangnyata.

KBK

Sum ofSquares

dfMean SquareFSiq.KBK

Between Groups,2622,1316,875,015Within Groups

,1729,019Total

,43411

Ho = Rata-rata KBK pada ketiga perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.H1 = Rata-rata KBK pada ketiga perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata.

Pada tabel tampak nilai probabilitas (sig) 0,015 < 0,05, maka He ditolak atau rata-rataKBK diantara tiga perlakuan (R1, R2 dan kontrol) menunjukkan perbedaan yang nyata (ujiselanjutnya).

- - ~--. -.---------

Subset for aloha = .05Perlakuan

N12R1

47,2000Kontrol

47,3150R2

4 7,5550Sig.

,2691,000

Pada tabel uji Duncan, ketiga perlakuan dari rata-rata KBK yang sama dikelompok­kelompokkan dalam satu subset. Dapat dilihat bahwa ketiga perlakuan dikelompokkanmenjadi 2 subset, yaitu :• Subset pertama ditempati oleh dua perlakuan R1 dan Kontrol dengan rata-rata KBK

masing-masing 7,2000 kg/hari dan 7,3150 kg/hari.• Subset kedua ditempati oleh perlakuan R2 dengan rata-rata KBK 7,5550 kg/hari.

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa KBK perlakuan R2 lebih tinggidibandingkan KBK perlakuan R1 dan kontrol.

KBOSum ofdfMean SquareFSig.Squares

KBOBetween Groups,0632,0317,374,013

Within Groups,0389,004

Total,10111

Ho = Rata-rata KBO pada ketiga perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.H1 = Rata-rata KBO pada ketiga perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata.

Pada tabel tampak nilai probabilitas (sig) 0,013 < 0,05, maka He ditolak atau rata-rataKBO diantara tiga perlakuan (R1, R2 dan kontrol) menunjukkan perbedaan yang nyata (ujiselanjutnya).

312

Page 59: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

k KBO

Pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak ... (Irawan sugoro, M.Si.)

.......Perlakuan

NSubset for alpha = .051

2R1

46,4100Kontrol

46,4750R2

4 6,5850

Sig.

,1921,000

Pada tabel uji Duncan, ketiga perlakuan dari rata-rata KBO yang sama dikelompok­kelompokkan dalam satu subset. Dapat dilihat bahwa ketiga perlakuan dikelompokkanmenjadi 2 subset, yaitu :• Subset pertama ditempati oleh dua perlakuan R1 dan Kontrol dengan rata-rata KBO

masing-masing 6,4100 kg/hari dan 6,4750 kg/hari.• Subset kedua ditempati oleh perlakuan Rz dengan rata-rata KBO 6,5850 kg/hari.

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa KBO perlakuan Rz lebih tinggidibandingkan KBO perlakuan R1 dan kontrol.

Koefisien Cerna

Sum ofdfMean SquareFSig.SquaresKC

Between Groups8,68824,3441,351,307Within Groups

28,93393,215Total

37,62111

Ho = Rata-rata koefisien cerna pada ketiga perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.HI = Rata-rata koefisien cerna pada ketiga perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata.

Pada tabel tampak nilai probabilitas (sig) 0,307 > 0,05, maka He diterima atau rata­rata koefisien cerna diantara tiga perlakuan (R1, Rz dan kontrol) tidak menunjukkanperbedaan yang nyata.

KCBK

Sum ofdfMean SquareFSig.SquaresKCBK

Between Groups,4222,211,019,982Within Groups

101,624911,292Total

102,04611

Ho = Rata-rata KCBK pada ketiga perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.HI = Rata-rata KCBK pada ketiga perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata.

Pada tabel tampak nilai probabilitas (sig) 0,982 > 0,05, maka He diterima atau rata­rata KCBK diantara tiga perlakuan (R1, Rz dan kontrol) tidak menunjukkan perbedaan yangnyata.

KCBO

Sum ofdfMean SquareFSig.SquaresKCBO

Between Groups2,10121,050,289,756Within Groups

32,73693,637Total

34,83711

Ho = Rata-rata KCBO pada ketiga perlakuan tidak menunjukkan perbedaan yang nyata.HI = Rata-rata KCBO pada ketiga perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata.

Pada tabel tampak nilai probabilitas (sig) 0,756 > 0,05, maka He diterima atau rata­rata KCBO diantara tiga perlakuan (R1, Rz dan kontrol) tidak menunjukkan perbedaan yangnyata.

313

Page 60: pemanfaatan probiotik khamir untuk peningkatan produksi ternak

Iptek Nuklir: Bunga Rampai Presentasi IImiah Jabatan Peneliti

D. Uji In Vivo Kambing PE

ANOVA

ISSN 2087-8079

ISu m of

ISquares

dfMean Square FSig.SUSU

Between Groups159461.200279730.6001.844.200Within Groups

518807.2001243233.933Total

678268.40014LEMAK

Between Groups1.3162 .6584.413.037Within Groups

1.78912 .149Total

3.10514PROTEIN

Between Groups.6252 .31313.028.001Within Groups

.28812 .024Total

.91314

Post Hoc Tests

Homogeneous Subsets

SUSUDuncan

ULANGAN NSubset for alpha = .051kontrol

5506.6000R1

5525.6000R2

5734.2000

Sig ..125

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

LEMAKDuncan

Perlakuan NSubset for alpha = .051

2

R254.0780

kontrol54.56204.5620

R154.7880

Sig ..071.373

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

PROTEINDuncan

Perlakuan NSubset for alpha = .051

23

kontrol

54.5800R1

54.8400R2

5 5.0800

Sig.

1.0001.0001.000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.

314