khalayak pendengar dan kompetisi media (analisis … firda okt 2011.pdf · (analisis dan aplikasi...

21
KHALAYAK PENDENGAR DAN KOMPETISI MEDIA (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dalam Mengukur Kompetisi Khalayak Pendengar Musik Pop Indonesia di Suara Kudus FM, Pamira FM, dan Yasika FM pada Februari 2011) Firdastin Ruthnia Yudiningrum Prrograsm Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Abstract The research aims to (1) analyze competition’s degree among Pamira FM, Yasika FM, and Suara Kudus FM into announce Indonesian Pop Music’s active listeners in February 2011. (2) analyze Niche Breadth by Pamira FM, Yasika FM, and Suara Kudus FM into one of their life’s resource, The Announcement of Indonesian Pop Music’s active listeners in February 2011 . (3) analyze Niche Overlap among Pamira FM, Yasika FM, and Suara Kudus FM into The Announcement of Indonesian Pop Music’s active listeners in February 2011. The research methods used are content analysis to descript the variety of Indonesian Pop Music’s active listeners. The appearing frequency of Indonesian Pop Music’s active listeners will be account with content analysis methods, base on the several categories : age groups, sex, and social- economic strata. And then the collection data will be used to measure the degree of media competition with a Niche Theory. The data collection methods used are : interview, observation and the data are analyzed descriptively. The results of the research indicate that, first; the three radio stations carry out their competition in term of Indonesian Pop Music’s active listeners. The Niche Breadth (NB) of Indonesian Pop Music’s active listeners into the age groups category between Suara Kudus FM (NB value:2,824), Pamira FM (NB value: 2,604), and Yasika FM (NB value:1,307). The two radio stations have a same character are generalist into teenagers and adult audiences, only Yasika FM is specialist into teenagers. Base on the kinds of sex indicate that Suara Kudus FM (NB value:1,968) is generalist, Pamira FM has a moderate character (NB value:1,535), and Yasika FM (NB value:1,731) is tends to be generalist. Base on the social-economic strata of Indonesian Pop Music’s active listeners indicates that Pamira FM (NB value:1,668) and Suara Kudus FM (NB value:1,457) are tend to be specialist, but Yasika FM (NB value:1,354) is specialist. Finally, The results of the research that the most competitive into Indonesian Pop Music’s active listeners have occurred between Pamira FM and Suara Kudus FM, base on result of the Niche Overlap value that always close to zero.

Upload: vuhanh

Post on 02-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

KHALAYAK PENDENGAR DAN KOMPETISI MEDIA

(Analisis dan Aplikasi Teori Niche dalam Mengukur Kompetisi Khalayak

Pendengar Musik Pop Indonesia di Suara Kudus FM, Pamira FM,

dan Yasika FM pada Februari 2011)

Firdastin Ruthnia Yudiningrum

Prrograsm Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

The research aims to (1) analyze competition’s degree among Pamira FM, Yasika FM, and Suara Kudus FM into announce Indonesian Pop Music’s active listeners in February 2011. (2) analyze Niche Breadth by Pamira FM, Yasika FM, and Suara Kudus FM into one of their life’s resource, The Announcement of Indonesian Pop Music’s active listeners in February 2011 . (3) analyze Niche Overlap among Pamira FM, Yasika FM, and Suara Kudus FM into The Announcement of Indonesian Pop Music’s active listeners in February 2011. The research methods used are content analysis to descript the variety of Indonesian Pop Music’s active listeners. The appearing frequency of Indonesian Pop Music’s active listeners will be account with content analysis methods, base on the several categories : age groups, sex, and social-economic strata. And then the collection data will be used to measure the degree of media competition with a Niche Theory.

The data collection methods used are : interview, observation and the data are analyzed descriptively. The results of the research indicate that, first; the three radio stations carry out their competition in term of Indonesian Pop Music’s active listeners. The Niche Breadth (NB) of Indonesian Pop Music’s active listeners into the age groups category between Suara Kudus FM (NB value:2,824), Pamira FM (NB value: 2,604), and Yasika FM (NB value:1,307). The two radio stations have a same character are generalist into teenagers and adult audiences, only Yasika FM is specialist into teenagers. Base on the kinds of sex indicate that Suara Kudus FM (NB value:1,968) is generalist, Pamira FM has a moderate character (NB value:1,535), and Yasika FM (NB value:1,731) is tends to be generalist. Base on the social-economic strata of Indonesian Pop Music’s active listeners indicates that Pamira FM (NB value:1,668) and Suara Kudus FM (NB value:1,457) are tend to be specialist, but Yasika FM (NB value:1,354) is specialist. Finally, The results of the research that the most competitive into Indonesian Pop Music’s active listeners have occurred between Pamira FM and Suara Kudus FM, base on result of the Niche Overlap value that always close to zero.

Keywords : Media competition, Indonesian Pop Music’s active listeners, Niche Breadth, and Niche Overlap.

Pendahuluan

Komunikasi yang berfungsi untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dalam

kehidupan kita tidak hanya dilakukan antar pribadi, tetapi juga dapat dilakukan melalui

media radio sebagai salah satu media massa tertua sebelum ditemukan film dan TV.

Namun radio siaran ini memiliki keterbatasan karena hanya dapat dinikmati secara

auditif. Salah satu kelebihan radio siaran ini ialah mampu memberikan informasi yang

lebih cepat dan bisa didengarkan sambil beraktivitas, meskipun ada juga kelemahannya

yaitu tidak terdokumentasi sehingga tidak mudah diperoleh bila diperlukan, kecuali kita

telah merekam sajian informasi di radio tersebut. Dalam lima orang berkumpul minimal

ada satu orang yang sudah mendengarkan siaran radio hari itu dan dalam sepuluh orang

minimal ada satu orang yang menjadi pendengar setia (Romli, 2004 : 21).

Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Broadcast Journalism (2004 : 26),

khalayak pendengar radio memiliki karakteristik yang sangat unik, antara lain :

a. Heterogen

Massa pendengar terdiri dari orang-orang yang berbeda usia, ras, suku, agama,

strata sosial, latar belakang sosial-politik-budaya, dan kepentingan.

b. Pribadi

Radio is personal, sehingga pendengarnya adalah individu-individu bukan tim

atau organisasi. Oleh karena itu komunikasi yang berlangsung bersifat

interpersonal (antarpribadi), yakni interaksi antara penyiar dengan pendengar

dengan gaya ”ngobrol" seolah-olah penyiar sedang berbicara kepada satu orang

pendengar saat menjalankan tugas siaran.

c. Aktif

Pendengar radio siaran tidak pasif, tetapi mereka selalu aktif berpikir, dapat

melakukan interpretasi, dan menilai apa saja yang didengarnya melalui siaran

radio, bahkan bisa berinteraksi langsung dengan penyiar via telepon atau SMS.

d. Selektif

Pendengar dengan leluasa dapat memilih frekuensi stasiun radio mana saja sesuai

seleranya. Penyiar tidak bisa memaksa mereka untuk tetap setia mendengarkan

gelombang radio yang sama setiap saat.

Penelitian ini difokuskan untuk mengukur kompetisi kemunculan khalayak

pendengar musik pop Indonesia diantara ketiga stasiun radio di Kudus, Jawa Tengah.

Dalam program siaran radio, musik pop dapat didengar dan dirasakan, bahkan

diinterpretasi di berbagai wilayah yang berbeda. Dengan demikian radio siaran sebagai

media massa telah turut berperan dalam memperkenalkan keberadaan dan

perkembangan musik pop Indonesia (Soeharto, 1990).

Begitu pula yang terjadi pada Yasika FM, Pamira FM, dan Suara Kudus FM.

Ketiga radio tersebut selalu berusaha memanjakan para pendengarnya dengan membuat

kemasan musik pop Indonesia yang lebih kreatif dan bervariasi, agar mereka tetap setia

kepada stasiun radio yang dipilihnya. Yasika FM Kudus kini lebih bersifat terbuka

kepada selera pasar dibanding waktu-waktu yang lalu. Begitu pun yang terjadi di

Pamira FM dan Suara Kudus FM yang mencoba bersaing dengan menampilkan

program acara Musik Pop Indonesia (MPI) semenarik mungkin. Kesemuanya ini

merupakan usaha untuk bertahan dalam situasi kompetisi antar radio siaran lokal di

wilayah Kabupaten Kudus.

Porsi penyiaran acara MPI relatif sama diantara Yasika FM, Pamira FM, dan

Suara Kudus FM, seperti yang ditunjukkan data media masing-masing radio, untuk

Yasika FM porsi acara MPI sebesar 50%, Pamira FM 50%, dan Suara Kudus FM 55%

dari seluruh acara musik yang ada. Dengan demikian persaingan yang terjadi adalah

memperebutkan jumlah pendengar sebanyak-banyaknya melalui kemasan acara MPI.

Semakin menarik sebuah acara radio disajikan maka semakin banyak pendengar acara

tersebut (Cangara, 1998).

Di samping itu, kondisi ini juga akan menarik perhatian para pemilik modal

untuk memasukkan iklan produk barang atau jasa pada radio tersebut. Fenomena inilah

yang membuat radio-radio yang ada, khususnya Yasika FM, Pamira FM, dan Suara

Kudus FM untuk saling berlomba dalam persaingan segmentasi khalayak pendengar

MPI, yang merupakan salah satu sumber penunjang bagi kelangsungan hidup radio

mereka dalam meraih perhatian pendengar (Wijaya, 1992).

Permasalahan

Dari uraian tersebut di atas, akhirnya penulis merumuskan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut : “Seberapa jauhkah tingkat kompetisi dalam pemunculan

khalayak pendengar aktif MPI di Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM dilihat

dari kategori golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial (SES) untuk kurun

waktu Februari 2011?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana kompetisi antara Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM dalam segmentasi khalayak pendengar MPI pada Februari 2011.

2. Untuk mengetahui sejauh mana ketergantungan (Niche Breadth) pada Pamira FM,

Yasika FM, dan Suara Kudus FM terhadap salah satu sumber penunjang

kehidupan mereka yaitu khalayak pendengar MPI pada Februari 2011.

3. Untuk mengetahui sejauh mana ketumpangtindihan (Niche Overlap) antara

Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM dalam segmentasi khalayak

pendengar MPI pada Februari 2011.

Kajian Teori

Komponen-komponen utama komunikasi adalah sumber, pesan, media, dan

sasaran atau komunikan. Sumber merupakan komunikator sebagai pemrakarsa pertama

dalam kegiatan komunikasi; pesan adalah gagasan yang disimbolkan dalam bentuk

visual seperti kata-kata lisan atau tertulis; media adalah saluran komunikasi berupa

“wadah” pesan untuk disalurkan kepada sasaran; sedangkan sasaran atau komunikan

adalah penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Audiens identik dengan

sasaran atau komunikan , seperti dijelaskan berikut ini :

“Siapa saja yang sedang membaca koran atau majalah, yang sedang

mendengarkan radio, atau sedang menonton televisi, bisa disebut sebagai

audiens. Kata “sedang” disertakan di sini, karena audiens berdimensi waktu,

seseorang dikategorikan sebagai audiens selalu dalam konteks audiens media

tertentu, serta ia berada “dalam keadaan terterpa media tertentu”. Di luar itu,

ketika seseorang tidak berada dalam keadaan terterpa media, ia “bukan” lagi

sebagai anggota audiens” (Mursito, 2006 : 53).

Khalayak pendengar dalam penelitian ini diartikan sebagai semua orang yang

mendengarkan siaran radio sekaligus berpartisipasi aktif melalui telepon, sms, maupun

kartu permintaan lagu (definisi konsepsional). Pengukuran berdasarkan sampel yang

telah ditentukan dan kemudian dihitung berdasarkan frekuensi pemunculan khalayak

pendengar aktif MPI selama bulan Februari 2011, yang masing-masing telah dibagi

dalam kategori-kategori. Untuk menentukan kategori tersebut, penulis merujuk pada

Vian Febrian, Program Director Suara Kudus FM (Hasil wawancara pada hari Sabtu, 5

Februari 2011) yang mengatakan bahwa penyusunan program siaran dan iklan

didasarkan atas segmentasi khalayak pendengar sesuai golongan usianya, jenis

kelaminnya, dan status ekonomi sosial (SES).

Oleh karena itu, penulis membagi kategori khalayak pendengar berdasarkan :

golongan usianya, jenis kelaminnya, dan status ekonomi sosial (SES). Kemudian setiap

kategori akan dibagi lagi ke dalam sub-sub kategori yang nantinya juga terdapat pada

ketiga radio (Suara Kudus FM, Pamira FM, dan Yasika FM).

1. Proporsi frekuensi khalayak pendengar untuk kategori golongan usia.

Golongan usia pendengar ini penulis bedakan berdasarkan tingkatan usia remaja

(10 – 21 tahun), usia dewasa (22 – 39 tahun), dan usia mapan (40 tahun ke atas).

2. Proporsi frekuensi khalayak pendengar untuk kategori jenis kelamin.

Kategori jenis kelamin pendengar ini terbagi dalam dua sub kategori :

a. Pria

b. Wanita

3. Proporsi frekuensi khalayak pendengar untuk kategori status ekonomi dan sosial

(SES).

Penggolongan status ekonomi dan sosial (SES) khalayak pendengar menurut Nilla

Juwita, Marketing Suara Kudus FM (Hasil wawancara tanggal 4 Februari 2011)

adalah berdasarkan jumlah pendapatan per bulan masing-masing orang yang

tergabung dalam paguyuban monitor radio, yaitu tingkat sosial ekonomi kuat

(pendapatan lebih dari Rp 5.000.000,00/bulan), menengah (pendapatan antara Rp

850.000,00 - Rp 5.000.000,00/bulan), dan lemah (pendapatan kurang dari Rp

850.000,00/bulan).

Seiring dengan perkembangan masyarakat, ternyata musik sebagai suatu karya

seni telah mengalami perubahan dari sesuatu yang sakral dan agung menjadi suatu

produk yang diperdagangkan (Mack, 1995). Acara MPI di radio sudah menjadi acara

unggulan yang mampu menyedot perhatian khalayak pendengar, yang pada akhirnya

juga mengundang perhatian para biro iklan sebagai pihak yang membiayai suatu acara

siaran di radio (Effendy, 2008). Oleh karena itu MPI yang disiarkan di radio-radio

sekarang ini tidak hanya dikemas dalam acara yang biasa-biasa saja, tetapi telah diberi

sentuhan kreativitas agar terdengar menarik dan berbeda dengan acara musik pada radio

yang lain, sehingga muncul suatu istilah Radio is Planning, agar para pengelolanya

tetap berpatokan pada selera pendengar sebagai konsumen (Daniels, 1998).

Perebutan sumber penunjang kehidupan sebagai upaya untuk bertahan hidup ini

akan terjadi baik diantara sesama warga suatu populasi maupun antar populasi. Dalam

kenyataannya sumber penunjang kehidupan dalam suatu komunitas memang terbatas

dan yang memerlukannya lebih dari satu, maka wajarlah apabila terjadi suatu kompetisi

untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Levins (Sendjaja, 1993 : 60),

tingkat persaingan makhluk hidup dalam upaya memperoleh sumber penunjang

kehidupan dapat diukur melalui besaran Niche-nya. Dalam hal kompetisi industri media

terdapat dua konsep sentral yang bisa dijadikan patokan, yaitu : Niche Breadth dan

Niche Overlap. Kemudian dijelaskan oleh John W. Dimmick (2003 : 106) tentang

konsep Niche Breadth sebagai berikut :

“Breadth is distance through a niche among a particular axis or dimension”

(Breadth adalah jarak melaui sebuah niche diantara poros atau dimensi tertentu).

Jadi konsep Niche Breadth menunjukkan suatu tingkat hubungan antara suatu

populasi/makhluk hidup dengan sumber-sumber penunjangnya dalam suatu komunitas.

Untuk mengukur Niche Breadth, Levins mengemukakan aspek-aspek jenis/kategori

alam yang digunakan, sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud adalah khalayak

pendengar program acara MPI sebagai sumber penunjang kehidupan bagi Suara Kudus

FM, Pamira FM, dan Yasika FM.

Aspek proporsi dari setiap penggunaan kategori alam oleh suatu populasi, dalam

hal ini yang dimaksudkan adalah proporsi frekuensi kemunculan pendengar aktif MPI

menurut kategori golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial pada masing-

masing radio tersebut. Selanjutnya dijelaskan tentang definisi Niche Overlap sebagai

berikut :

“...Niche Overlap defines the degree to which two population depend on the

same resource” (Niche Overlap adalah tingkat di mana dua populasi tergantung

pada sumber penunjang yang sama) (Dimmick, 2003 : 106).

Dengan demikian Niche Overlap menunjukkan derajat persamaan ekologis atau

kompetisi antara dua populasi dalam memperebutkan satu sumber penunjang yang

sama. Levins mengemukakan aspek-aspek proporsi penggunaan sumber alam, dalam

hal ini yaitu proporsi partisipasi aktif khalayak pendengar MPI sebagai sumber

penunjang kehidupan antara dua radio; sedangkan aspek kategori sumber-sumber alam

yang digunakan oleh kedua populasi, yaitu kategori segmentasi pendengar MPI menurut

golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi social (SES) oleh kedua radio

(Dimmick, 2003 : 110).

Pendekatan Niche dalam penelitian tentang kompetisi antar industri media massa

hanya didasarkan pada tiga faktor penunjang kehidupan (capital, content, audience).

Sementara faktor-faktor ekstern seperti situasi politik, keamanan, dan berbagai

perubahan regulasi, tidak diperhitungkan dan kesemuanya dianggap konstan, sehingga

aplikasi dan analisis teori Niche ini cukup realistis apabila faktor-faktor ekstern tersebut

tidak terlibat secara langsung (Sendjaja, 1993 : 64). Dalam penelitian ini penulis hanya

meneliti dari satu segi, yaitu audience, karena data yang diperlukan sudah

terdokumentasi secara jelas dan tepat yaitu berupa data log book, sehingga penulis

hanya meneliti tentang kompetisi radio dengan melihat data monitor radio dalam

penyiaran acara MPI di Suara Kudus FM, Pamira FM, dan Yasika FM.

Selain itu juga karena pengumpulan data untuk faktor capital terasa riskan

(menyangkut rahasia perusahaan), sedangkan data content terdokumentasi tetapi sudah

banyak peneliti yang melakukan kajian riset mengenai corak isi penyiaran radio ini

(Shadily, 1980). Untuk melihat kecenderungan segmentasi khalayak pendengar pada

program siaran MPI di ketiga radio tersebut, maka dalam penelitian ini penulis

menganalisis isi biodata khalayak pendengar aktifnya, sehingga disebut juga dengan

pendekatan content analysis.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis data

dengan content analysis menggunakan pendekatan teori Niche, yaitu untuk mengetahui

suatu gejala persaingan/kompetisi antara Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM

dalam segmentasi pendengar MPI selama bulan Februari 2011. Unit perhitungan

menggunakan frekuensi pemunculan pendengar yang aktif berpartisipasi dalam program

acara MPI (melalui telepon, mengirim SMS, dan/ kartu permintaan lagu) di ketiga

stasiun radio tersebut.

Dalam penelitian ini untuk mengetahui ketepatan pengukuran penulis dalam

pengkodingan, digunakan pengkoding I dan II dengan menggunakan rumus koefisien

reliabilitas. Berdasarkan data yang telah terkumpul (data log book pendengar aktif

siaran MPI di ketiga stasiun radio bulan Februari 2011), selanjutnya digunakan untuk

mengukur reliabilitas. Reliabilitas ini berkaitan erat dengan ketepatan alat ukur. Penulis

dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas kategori (Singarimbun, 1999). Rumus

pertama yang dipakai adalah : CR = ___2_M____

N1 + N2 Keterangan : CR : Koefisien Reliabilitas. M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua pengkoding. N1 dan N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh dua pengkoding.

Namun karena rumus tersebut di atas dianggap tidak memperhitungkan tingkat persetujuan intercorder, maka digunakan juga rumus Scott, yaitu :

Pi = po – pe 1 – pe Keterangan : pi : Probability of index. po : Persetujuan yang nyata. Pe : Persetujuan yang diharapkan. Definisi content analysis menurut Paisley adalah sebuah fase dari proses

informasi di mana isi komunikasi ditransformasikan, melalui aturan-aturan kategorisasi

yang diaplikasikan secara objektif dan sistematis, ke dalam data yang dapat disimpulkan

dan diperbandingkan (Singarimbun, 1999).

Dalam penelitian ini analisis isi digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan

data yaitu frekuensi pemunculan pendengar aktif MPI di ketiga radio (Pamira FM,

Yasika FM, dan Suara Kudus FM). Dari pengkajian isi biodata pendengar aktif program

acara MPI ini data yang diperoleh dapat dianalisis secara kuantitatif untuk dibuat

kategori-kategori tertentu yang sesuai, sehingga diperoleh gambaran tentang sifat-sifat

dari khalayak pendengar MPI pada masing-masing radio.

Sementara metode kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan yang lebih

lanjut mengenai makna konfigurasi angka-angka yang diperoleh, sehingga akan tampak

kecenderungan segmentasi pendengar acara MPI pada masing-masing radio.

Selanjutnya angka-angka tersebut akan dimasukkan dalam rumus Niche Breadth dan

Niche Overlap. Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif dan

kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan lebih rinci

mengenai makna dari angka-angka yang diperoleh, sedangkan analisis kuantitatif

dihitung dengan menggunakan rumus Levins untuk perolehan nilai Niche Breadth (NB)

dan Niche Overlap (NO) (Dimmick, 2003). NB = __________1_________ r

∑ ph² h=1 Keterangan :

p : Proporsi dari kemunculan pendengar aktif MPI setiap kategori ”h” di mana ”h” bergerak dari satu jenis/kategori sampai n kategori yang ada pada populasi tersebut.

n NO = di,j = ∑ (pih – pij)² h=1 Keterangan : h : Kategori pendengar aktif acara MPI. p : Proporsi dari setiap kategori segmentasi pendengar MPI.

di,j : Jarak/overlap antar populasi i dan j yang dihitung dengan menjumlahkan derajat perbedaan antara proporsi pendengar aktif MPI setiap jenis/kategori.

pi : Proporsi pendengar aktif siaran MPI pada radio i. pj : Proporsi pendengar aktif siaran MPI pada radio j. Rumus-rumus tersebut digunakan untuk mengukur kompetisi khalayak

pendengar dalam program acara MPI dengan penerapan teori Niche berdasarkan

kategori-kategori (golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial) antara

Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM.

Hasil dan Pembahasan

Penulis meneliti pendengar aktif program siaran MPI di Pamira FM, Yasika FM,

dan Suara Kudus FM berdasarkan frekuensi pemunculan setiap orang yang

berpartisipasi dalam acara MPI baik melalui telepon, SMS, maupun kartu permintaan

lagu, yang disiarkan masing-masing radio setiap harinya selama periode yang penulis

tetapkan. Pengambilan sampel penelitian terhadap ketiga radio siaran tersebut dilakukan

secara otomatis karena jumlah populasi itu sendiri yang menjadi sampel, yaitu selama

periode penyiaran MPI bulan Februari 2011 (28 hari).

Jadi jumlah seluruh populasi sekaligus sampel dari ketiga radio tersebut ada 84

hari penyiaran MPI. Dalam penelitian ini khalayak pendengar aktif siaran MPI

merupakan audiens media radio dan merupakan salah satu sumber penunjang kehidupan

media radio (Shadily, 1980). Pendengar aktif acara MPI yang diteliti meliputi kategori

golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial (SES) berdasarkan format

siaran bulan Februari 2011 di Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM.

Niche Breadth akan menunjukkan pola suatu radio dalam mengkonsumsi

sumber penunjang kehidupannya. Dari nilai Niche Breadth tersebut, suatu media dapat

dikatakan generalis, moderat, atau spesialis. Media disebut generalis jika

menggantungkan kehidupannya pada berbagai sumber penunjang kehidupan, yaitu

tergantung pada banyak golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial

(Soeharto, 1990). Media disebut cenderung generalis jika kehidupannya cenderung

tidak tergantung pada satu sumber penunjang saja, atau media tersebut cenderung

memiliki beragam sumber kehidupan.

Media disebut spesialis jika banyak menggantungkan kehidupannya pada satu

sumber penunjang saja, yaitu pada satu golongan usia, satu jenis kelamin, dan satu

status ekonomi sosial (SES) saja. Media disebut cenderung spesialis jika pola

kehidupannya cenderung tergantung pada salah satu sumber kehidupan. Media tidak

termasuk kategori spesialis maupun generalis disebut media moderat. Hal ini untuk

memberikan spesifikasi yang lebih tajam bagi suatu media sehingga terlihat perbedaan

yang jelas, khususnya antara media yang bersifat generalis dan spesialis (Dimmick,

2003).

Tabel 1. Niche Breadth Pendengar siaran MPI di Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM Berdasarkan Golongan Usia No. Golongan Usia Suara Kudus FM Pamira FM Yasika FM 1. Remaja (10-21 th) 0,442 0,489 0,868 2. Dewasa (22-39 th) 0,318 0,34 0,102 3. Mapan (40th/lebih) 0,24 0,171 0,03 Niche Breadth 2,824 2,604 1,307

Sumber : Hasil olahan koding

Pada kategori golongan usia ini untuk mengetahui pola kecenderungan sebuah

radio siaran termasuk dalam kategori spesialis, moderat, atau generalis maka akan

dibuat suatu patokan. Untuk kategori golongan usia yang terdiri dari 3 sub kategori,

maka Niche Breadth minimal radio siaran berdasarkan golongan usia pendengar siaran

MPI adalah 1, sedangkan Niche Breadth maksimal adalah 3. Apabila kategori yang

dipakai adalah 5, maka interval setiap kategori adalah 0,3 sehingga dari perhitungan

tersebut akan diperoleh patokan :

Tabel 2. Patokan Kategori Radio Siaran Berdasarkan Niche Breadth Golongan Usia

No. Niche Breadth Kategori 1. 1 – 1,3 Spesialis 2. 1,4 – 1,7 Cenderung spesialis 3. 1,8 – 2,1 Moderat 4. 2,2 – 2,5 Cenderung generalis 5. 2,6 – 3 Generalis Sumber : Hasil penghitungan penulis

Berdasarkan patokan tabel 2 maka corak kehidupan Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM terhadap pendengar siaran MPI berdasarkan kategori golongan usia

adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Kategori Niche Breadth Pendengar siaran MPI Pamira FM, Yasika FM,

dan Suara Kudus FM Berdasarkan Golongan Usia

Radio Siaran Niche Breadth Kategori Pamira FM 2,604 Generalis Yasika FM 1,307 Spesialis Suara Kudus FM 2,824 Generalis

Sumber : Hasil koding penulis

Hasil penghitungan nilai Niche Breadth berdasarkan kategori golongan usia

yang diperoleh ketiga radio, menunjukkan bahwa dalam pendengar siaran MPI Pamira

FM dan Suara Kudus FM sama-sama bercorak generalis, yaitu bergantung pada

beberapa sub kategori golongan usia remaja (10-21 tahun) dan dewasa (22-39 tahun).

Yasika FM memiliki nilai Niche Breadth paling kecil dibandingkan Pamira FM dan

Suara Kudus FM, yang berarti lebih spesialis daripada kedua radio lainnya. Ini

disebabkan komitmen Yasika FM yang dominan membidik pendengar usia remaja (10-

21 tahun) dengan hanya menyajikan lagu-lagu Pop Indonesia dan Pop Barat terbaru.

Hasil penghitungan Niche Breadth Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus

FM tentang pendengar siaran MPI periode Februari 2011 berdasarkan jenis kelamin

adalah sebagai berikut :

Tabel 4. Niche Breadth Pendengar siaran MPI di Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Suara Kudus FM Pamira FM Yasika FM 1. Pria 0,437 0,225 0,303 2. Wanita 0,563 0,775 0,697 Niche Breadth 1,968 1,535 1,731

Sumber : Hasil analisis olahan koding Pada kategori jenis kelamin ini untuk mengetahui pola kecenderungan sebuah

radio siaran termasuk dalam kategori spesialis, moderat, atau generalis maka akan

dibuat suatu patokan sebagai berikut :

Tabel 5. Patokan Kategori Radio Siaran Berdasarkan Niche Breadth

Jenis Kelamin No. Niche Breadth Kategori 1. 1 – 1,1 Spesialis 2. 1,2 – 1,3 Cenderung spesialis 3. 1,4 – 1,5 Moderat 4. 1,6 – 1,7 Cenderung generalis 5. 1,8 – 2 Generalis Sumber : Hasil penghitungan penulis

Berdasarkan patokan tabel 5 maka corak kehidupan Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM terhadap pendengar siaran MPI berdasarkan kategori jenis kelamin

selama bulan Februari 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 6. Kategori Niche Breadth Pendengar siaran MPI Pamira FM, Yasika FM,

dan Suara Kudus FM Berdasarkan Jenis Kelamin Radio Siaran Niche Breadth Kategori

Pamira FM 1,535 Moderat Yasika FM 1,731 Cenderung Generalis Suara Kudus FM 1,968 Generalis

Sumber : Hasil koding penulis

Hasil penghitungan nilai Niche Breadth berdasarkan kategori jenis kelamin yang

diperoleh ketiga radio, menunjukkan bahwa pendengar MPI Pamira FM bersifat

moderat; Yasika FM dengan pola kehidupan cenderung generalis yaitu membagi porsi

pendengar pada kedua sub kategori, pria dan wanita; sedangkan Suara Kudus FM

memiliki corak kehidupan generalis yang hampir sama proporsinya antara sub kategori

pria dan wanita dalam segmentasi pendengarnya.

Pamira FM tidak berpola spesialis atau pun generalis, melainkan bercorak

moderat dengan proporsi khalayak pendengar pada sub kategori wanita lebih besar

jumlahnya daripada pria. Dengan demikian, Pamira FM mempunyai nilai Niche Breadth

terkecil dibandingkan Yasika FM dan Suara Kudus FM, berarti Radio Pamira cenderung

bergantung pada sub kategori pendengar wanita sebagai penunjang hidupnya, sesuai

dengan format siaran musiknya yang lebih banyak memutar lagu-lagu berirama pop

melankolis sehingga banyak disukai oleh kaum hawa.

Hasil penghitungan Niche Breadth Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus

FM tentang pendengar siaran MPI periode Februari 2011 berdasarkan status ekonomi

sosial adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Niche Breadth Pendengar siaran MPI di Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM Berdasarkan Status Ekonomi Sosial No. Status

Ekonomi Sosial Suara Kudus FM Pamira FM Yasika FM

1. Kuat 0,081 0,106 0,070 2. Menengah 0,818 0,754 0,853 3. Lemah 0,101 0,140 0,077 Niche Breadth 1,457 1,668 1,354

Sumber : Hasil analisis olahan koding

Pada kategori Status Ekonomi Sosial ini untuk mengetahui pola kecenderungan

sebuah radio siaran termasuk dalam kategori spesialis, moderat, atau generalis maka

dibuat suatu patokan :

Tabel 8. Patokan Kategori Radio Siaran Berdasarkan Niche Breadth

Status Ekonomi Sosial

No. Niche Breadth Kategori 1. 1 – 1,3 Spesialis 2. 1,4 – 1,7 Cenderung spesialis 3. 1,8 – 2,1 Moderat 4. 2,2 – 2,5 Cenderung generalis 5. 2,6 – 3 Generalis Sumber : Hasil penghitungan penulis

Berdasarkan patokan tabel 8 maka corak kehidupan Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM terhadap pendengar siaran MPI berdasarkan kategori Status Ekonomi

Sosial selama bulan Februari 2011 adalah sebagai berikut :

Tabel 9. Kategori Niche Breadth Pendengar siaran MPI Pamira FM, Yasika FM,

dan Suara Kudus FM Berdasarkan Status Ekonomi Sosial Radio Siaran Niche Breadth Kategori

Pamira FM 1,668 Cenderung spesialis Yasika FM 1,354 Spesialis Suara Kudus FM 1,457 Cenderung spesialis

Sumber : Hasil koding penulis Hasil penghitungan nilai Niche Breadth berdasarkan kategori status ekonomi

sosial yang diperoleh ketiga radio, menunjukkan bahwa Pamira FM dan Suara Kudus

FM sama-sama bercorak cenderung spesialis, yang dapat dilihat dari dominannya

proporsi sub kategori status ekonomi sosial menengah dari pendengar siaran MPI.

Yasika FM dengan nilai Niche Breadth terkecil (1,354) dengan proporsi sub kategori

kelas ekonomi sosial menengah saja yang paling banyak menopang sumber

kehidupannya.

Perbandingan tentang kecenderungan corak kehidupan dari Pamira FM, Yasika

FM, dan Suara Kudus FM dalam segmentasi khalayak pendengar MPI berdasarkan

Niche Breadth masing-masing kategori adalah :

Tabel 10. Perbandingan Niche Breadth Pamira FM, Yasika FM,

dan Suara Kudus FM Radio Siaran Golongan Usia Jenis Kelamin Status Ekonomi Sosial

Suara Kudus FM 2,824 1,968 1,457 Pamira FM 2,604 1,535 1,668 Yasika FM 1,307 1,731 1,354

Sumber : Hasil analisis penulis

Tabel di atas menunjukkan perbandingan pola kehidupan antar ketiga radio pada

masing-masing kategori, dan ternyata dalam segmentasi pendengar acara MPI antara

Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM ada persamaan dan perbedaan mengenai

pola kehidupan pada kategori-kategori tertentu, kadang terjadi persamaan pada kategori

tertentu tetapi terjadi perbedaan pada kategori lainnya. Selanjutnya penulis akan

menunjukkan hasil penghitungan Niche Overlap (ketumpangtindihan) atau tingkat

persaingan dari dua radio, yaitu antara Pamira FM dan Yasika FM, Pamira FM dan

Suara Kudus FM, serta Yasika FM dan Suara Kudus FM dengan menggunakan rumus

Levins.

Penghitungan Niche Overlap dengan rumus Levins untuk mendapatkan

perolehan hasil analisis kompetisi pendengar siaran MPI di Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM selama bulan Februari 2011, sehingga akan diketahui sejauh mana

tingkat persaingan antar media dalam memperebutkan sumber penunjangnya. Sumber

penunjang dalam penelitian ini dihitung dari isi pendengar aktif siaran MPI di Pamira

FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM berdasarkan frekuensi pemunculannya yang

meliputi golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial.

Tingkat persaingan antara Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM akan

terlihat dari perolehan nilai Niche Overlap-nya dan pada sub kategori apa saja

persaingan terjadi. Nilai Niche Overlap juga akan dihitung menurut kategori sangat

ketat, ketat, dan tidak ketat. Semakin kecil nilai Niche Overlap-nya atau semakin

mendekati nol menandakan semakin ketat persaingan yang terjadi antar ketiga radio

tersebut.

Pendengar siaran MPI berdasarkan kategori golongan usia terbagi dalam tiga sub

kategori, yaitu usia remaja (10-21 tahun), usia dewasa (22-39 tahun), dan usia mapan

(40 tahun ke atas). Besarnya tingkat pesaingan antara Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM berdasarkan golongan usia bisa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11.

Niche Overlap Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM Berdasarkan Golongan Usia

Radio Siaran Niche Overlap Kategori

Pamira FM & Yasika FM 0,2201 Tidak Ketat Pamira FM & Suara Kudus FM 0,0076 Sangat Ketat Suara Kudus FM & Yasika FM 0,1857 Tidak Ketat

Sumber : Hasil penghitungan penulis Hasil penghitungan nilai Niche Overlap antara Pamira FM & Yasika FM pada

kategori golongan usia adalah 0,2201 yang berarti bahwa kedua radio ini bersaing tidak

ketat, terlihat dari penghitungan proporsi pada masing-masing sub kategori ternyata

mempunyai banyak perbedaan dan perbandingan angka yang relatif besar (menjauhi

nol). Demikian pula Suara Kudus FM & Yasika FM yang memiliki sedikit persamaan

pada kategori ini, sehingga kompetisinya tidak ketat. Berbeda dengan Pamira FM &

Suara Kudus FM pada kategori golongan usia saling bersaing sangat kuat, terutama

pada usia remaja (NO=0,000484) persaingan sangat ketat, yaitu nilai Niche Overlap-nya

mendekati nol.

Kategori jenis kelamin pada penelitian ini dibagi menjadi dua sub kategori, yaitu

pria dan wanita. Hasil penghitungan nilai Niche Overlap pada ketiga radio adalah

sebagai berikut :

Tabel 12. Niche Overlap Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM

Berdasarkan Jenis Kelamin Radio Siaran Niche Overlap Kategori Pamira FM & Yasika FM 0,3929 Tidak Ketat Pamira FM & Suara Kudus FM 0,0898 Ketat Suara Kudus FM & Yasika FM 0,0359 Ketat

Sumber : Hasil penghitungan penulis Pada perolehan nilai Niche Overlap antara Pamira FM dan Yasika FM (0,3929)

menunjukkan persaingannya tidak ketat dalam segmentasi pendengar MPI, dimana pada

setiap sub kategori jenis kelamin memiliki selisih angka yang besar atau menjauhi nol.

Antara Pamira FM & Suara Kudus FM ternyata perolehan nilai Niche Overlap saling

bersaing ketat dalam kategori pendengar siaran MPI berdasarkan jenis kelaminnya. Dari

kedua sub kategori yang ada, persaingan ketat terjadi pada pendengar wanita

(NO=0,0449) yang saling berimpitan porsi audiensnya sehingga nilai Niche Overlap-

nya mendekati nol.

Suara Kudus FM & Yasika FM memperoleh nilai Niche Overlap 0,0359 artinya

keduanya saling bersaing ketat dalam segmentasi pendengar MPI berdasarkan jenis

kelaminnya. Persamaan yang besar ditunjukkan pada proporsi pendengar dari kaum

hawa, yaitu bernilai Niche Overlap 0,0448. Jadi keduanya bersaing sangat ketat dalam

kelompok pendengar wanita untuk acara MPI.

Kategori status ekonomi sosial dibagi dalam tiga sub kategori, yaitu kuat,

menengah, dan lemah, sedangkan hasil penghitungan nilai Niche Overlap-nya adalah

sebagai berikut :

Tabel 13. Niche Overlap Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM

Berdasarkan Status Ekonomi Sosial Radio Siaran Niche Overlap Kategori

Pamira FM & Yasika FM 0,0150 Ketat Pamira FM & Suara Kudus FM 0,0062 Sangat Ketat Suara Kudus FM & Yasika FM 0,0019 Sangat Ketat

Sumber : Hasil penghitungan penulis Penghitungan nilai Niche Overlap antara Pamira FM & Yasika FM adalah

0,0150 menunjukkan persaingan keduanya cukup ketat pada pendengar siaran MPI

berdasarkan status ekonomi sosialnya. Porsi terbesar sama-sama pada strata pendengar

kelas menengah, sekaligus persaingan yang sangat ketat terjadi pada segmentasi ini

dengan nilai Niche Overlap 0,0098 yang berarti diantara keduanya saling bersaing kuat

dalam mengemas acara MPI bagi para pendengar pada tingkat sosial ekonomi

menengah ini.

Persaingan antara Pamira FM & Suara Kudus FM dari hasil penghitungan nilai

Niche Overlap ternyata sangat ketat dalam kategori ini, dikarenakan kedua radio dalam

mengemas acara dan penentuan target audiens terdapat banyak persamaan pada proporsi

setiap sub kategorinya. Jadi dalam segmentasi pendengar sajian acara MPI kedua radio

ini bersaing sangat kuat, terutama pada kelas pendengar dengan tingkat sosial ekonomi

kuat, karena nilai Niche Overlap yang dihasilkannya mendekati angka nol, yaitu

0,000625. Status ekonomi sosial pendengar MPI antara Suara Kudus FM & Yasika FM

pada nilai Niche Overlap-nya menghasilkan angka 0,0019 yang berarti persaingannya

sangat ketat.

Perbedaan sifat dari sumber penunjang yang digunakan keduanya sangat sedikit

sehingga menghasilkan nilai Niche Overlap kecil dan mendekati angka nol. Persaingan

yang sangat kuat ini membuat perbandingan proporsi setiap sub kategori relatif kecil,

terutama pada pendengar MPI berlevel sosial ekonomi lemah dengan nilai Niche

Overlap = 0,000576 .

Perbandingan tingkat persaingan yang terjadi pada Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 14. Perbandingan Niche Overlap Pendengar siaran MPI Pamira FM, Yasika FM, dan

Suara Kudus FM Bulan Februari 2011 Radio Siaran Golongan

Usia Jenis Kelamin Status Ekonomi Sosial

SuaraKudusFM&Pamira FM Sangat Ketat Ketat Sangat Ketat Suara Kudus & Yasika FM Tidak Ketat Ketat Sangat Ketat Pamira FM & Yasika FM Tidak Ketat TidakKetat Ketat Sumber : Hasil analisis penulis Jadi tingkat kompetisi dalam segmentasi pendengar aktif siaran MPI selama

periode penelitian yang tertinggi terjadi antara Pamira FM dan Suara Kudus FM. Hal ini

ditunjukkan dengan sangat ketatnya persaingan pada tiap-tiap sub kategori, karena

adanya banyak persamaan dalam kemunculan pendengar acara MPI selama bulan

Februari 2011, sehingga angka Niche Overlap yang diperoleh sangat kecil, yaitu

mendekati angka nol.

Kesimpulan

Relung kehidupan (Niche Breadth) khalayak pendengar siaran MPI di ketiga

radio tersebut berdasarkan kategori golongan usia, Pamira FM dan Suara Kudus FM

sama-sama bercorak generalis, artinya sumber penunjang kehidupan mereka tergantung

pada beberapa sub kategori, yaitu kalangan pendengar usia remaja (10-21 tahun) dan

usia dewasa (22-39 tahun). Hal ini bertolak-belakang dengan Yasika FM yang

mempunyai corak kehidupan spesialis, artinya hidupnya tergantung pada satu sub

kategori saja yaitu kelompok usia remaja yang telah ditetapkan sebagai target

audiensnya untuk lagu-lagu Pop Indonesia dan Barat terbaru.

Hasil penghitungan Niche Breadth berdasarkan kategori jenis kelamin

pendengar menunjukkan bahwa Pamira FM, Suara Kudus FM, dan Yasika FM memiliki

pola kehidupan yang beragam, yaitu moderat, generalis, dan cenderung generalis.

Ketiganya tidak tergantung pada satu sub kategori saja, tetapi cenderung tergantung

pada kalangan pendengar baik pria maupun wanita, terbukti frekuensi kemunculan

antara pendengar aktif MPI pria dan wanita relatif tidak jauh berbeda porsinya. Hasil

penghitungan Niche Breadth berdasarkan kategori status ekonomi sosial menunjukkan

bahwa Suara Kudus FM dan Pamira FM bercorak cenderung spesialis, sedangkan

Yasika FM pola kehidupannya spesialis, artinya hanya tergantung pada pendengar

dengan kelas ekonomi sosial menengah saja untuk mata acara MPI.

Ketumpangtindihan (Niche Overlap) pendengar aktif siaran MPI untuk kategori

golongan usia antara Suara Kudus FM dan Pamira FM ternyata mengalami pesaingan

yang sangat ketat, untuk kategori jenis kelamin juga bersaing ketat, begitu pula pada

kategori status ekonomi sosial persaingannya sangat ketat karena nilainya mendekati

nol. Hasil penghitungan Niche Overlap antara Suara Kudus FM dan Yasika FM pada

kategori golongan usia menunjukkan kompetisinya tidak ketat, untuk kategori jenis

kelamin pendengar tampak persaingan yang ketat, sedangkan untuk kategori status

ekonomi sosial pendengar MPI justru bersaing dengan sangat ketat terbukti perolehan

angkanya mendekati nol.

Pamira FM dan Yasika FM juga bersaing ketat pada kategori status ekonomi

sosial pendengar, sedangkan untuk kategori jenis kelamin dan golongan usia pendengar

MPI, persaingannya tidak ketat. Ini dikarenakan format program siaran musik dan target

audiens antara kedua stasiun radio tersebut memiliki perbedaan yang signifikan.

Daftar Pustaka Cangara, Hafied. (1998). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daniels H.S. (1998). Seluk Beluk Programa Radio. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Dimmick, John, dan Erick W. Rothenbuhler. (2003). The Theory of The Niche :

Quantifying Competition Among Media Industries, Reprint from Journal of Communication. Winter: The Anneberg School of Communication.

Dimmick, John W. (2003). Media Competition and Coexistence : The Theory of The Niche. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.

Effendy, Onong Uchjana. (2008). Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mack, Dieter. (1995). Apresiasi Musik-musik Populer. Yogyakarta: Yayasan Pustaka

Nusantara. Mursito BM. (2006). Memahami Institusi Media : Sebuah Pengantar. Karanganyar:

Lindu Pustaka. Romli, Asep Syamsul M. (2004). Broadcast Journalism. Bandung: Nuansa. Sendjaja, Sasa Djuarsa. (1993). Ekologi Media, Analisis, dan Aplikasi Teori Niche

dalam Penelitian tentang Kompetisi Antar Industri Media, Jurnal 5 & 6 Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Shadily, Hassan. (1980). Ensiklopedi Indonesia I. Jakarta: PT Ichtiar Baru-Van Hoeve. Shadily, Hassan. (1980). Ensiklopedi Indonesia III. Jakarta: PT Ichtiar Baru-Van

Hoeve. Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. (1999). Metode Penelitian Survei. Jakarta:

LP3ES. Soeharto, M. (1990). Ensiklopedi Nasional Indonesia IX. Jakarta: PT. Cipta Adi Karsa. Wijaya, Albert. (1992). Budaya Politik dan Pengembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES.