khalayak pendengar dan kompetisi media (analisis … firda okt 2011.pdf · (analisis dan aplikasi...
TRANSCRIPT
KHALAYAK PENDENGAR DAN KOMPETISI MEDIA
(Analisis dan Aplikasi Teori Niche dalam Mengukur Kompetisi Khalayak
Pendengar Musik Pop Indonesia di Suara Kudus FM, Pamira FM,
dan Yasika FM pada Februari 2011)
Firdastin Ruthnia Yudiningrum
Prrograsm Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
The research aims to (1) analyze competition’s degree among Pamira FM, Yasika FM, and Suara Kudus FM into announce Indonesian Pop Music’s active listeners in February 2011. (2) analyze Niche Breadth by Pamira FM, Yasika FM, and Suara Kudus FM into one of their life’s resource, The Announcement of Indonesian Pop Music’s active listeners in February 2011 . (3) analyze Niche Overlap among Pamira FM, Yasika FM, and Suara Kudus FM into The Announcement of Indonesian Pop Music’s active listeners in February 2011. The research methods used are content analysis to descript the variety of Indonesian Pop Music’s active listeners. The appearing frequency of Indonesian Pop Music’s active listeners will be account with content analysis methods, base on the several categories : age groups, sex, and social-economic strata. And then the collection data will be used to measure the degree of media competition with a Niche Theory.
The data collection methods used are : interview, observation and the data are analyzed descriptively. The results of the research indicate that, first; the three radio stations carry out their competition in term of Indonesian Pop Music’s active listeners. The Niche Breadth (NB) of Indonesian Pop Music’s active listeners into the age groups category between Suara Kudus FM (NB value:2,824), Pamira FM (NB value: 2,604), and Yasika FM (NB value:1,307). The two radio stations have a same character are generalist into teenagers and adult audiences, only Yasika FM is specialist into teenagers. Base on the kinds of sex indicate that Suara Kudus FM (NB value:1,968) is generalist, Pamira FM has a moderate character (NB value:1,535), and Yasika FM (NB value:1,731) is tends to be generalist. Base on the social-economic strata of Indonesian Pop Music’s active listeners indicates that Pamira FM (NB value:1,668) and Suara Kudus FM (NB value:1,457) are tend to be specialist, but Yasika FM (NB value:1,354) is specialist. Finally, The results of the research that the most competitive into Indonesian Pop Music’s active listeners have occurred between Pamira FM and Suara Kudus FM, base on result of the Niche Overlap value that always close to zero.
Keywords : Media competition, Indonesian Pop Music’s active listeners, Niche Breadth, and Niche Overlap.
Pendahuluan
Komunikasi yang berfungsi untuk menjelaskan fenomena yang terjadi dalam
kehidupan kita tidak hanya dilakukan antar pribadi, tetapi juga dapat dilakukan melalui
media radio sebagai salah satu media massa tertua sebelum ditemukan film dan TV.
Namun radio siaran ini memiliki keterbatasan karena hanya dapat dinikmati secara
auditif. Salah satu kelebihan radio siaran ini ialah mampu memberikan informasi yang
lebih cepat dan bisa didengarkan sambil beraktivitas, meskipun ada juga kelemahannya
yaitu tidak terdokumentasi sehingga tidak mudah diperoleh bila diperlukan, kecuali kita
telah merekam sajian informasi di radio tersebut. Dalam lima orang berkumpul minimal
ada satu orang yang sudah mendengarkan siaran radio hari itu dan dalam sepuluh orang
minimal ada satu orang yang menjadi pendengar setia (Romli, 2004 : 21).
Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Broadcast Journalism (2004 : 26),
khalayak pendengar radio memiliki karakteristik yang sangat unik, antara lain :
a. Heterogen
Massa pendengar terdiri dari orang-orang yang berbeda usia, ras, suku, agama,
strata sosial, latar belakang sosial-politik-budaya, dan kepentingan.
b. Pribadi
Radio is personal, sehingga pendengarnya adalah individu-individu bukan tim
atau organisasi. Oleh karena itu komunikasi yang berlangsung bersifat
interpersonal (antarpribadi), yakni interaksi antara penyiar dengan pendengar
dengan gaya ”ngobrol" seolah-olah penyiar sedang berbicara kepada satu orang
pendengar saat menjalankan tugas siaran.
c. Aktif
Pendengar radio siaran tidak pasif, tetapi mereka selalu aktif berpikir, dapat
melakukan interpretasi, dan menilai apa saja yang didengarnya melalui siaran
radio, bahkan bisa berinteraksi langsung dengan penyiar via telepon atau SMS.
d. Selektif
Pendengar dengan leluasa dapat memilih frekuensi stasiun radio mana saja sesuai
seleranya. Penyiar tidak bisa memaksa mereka untuk tetap setia mendengarkan
gelombang radio yang sama setiap saat.
Penelitian ini difokuskan untuk mengukur kompetisi kemunculan khalayak
pendengar musik pop Indonesia diantara ketiga stasiun radio di Kudus, Jawa Tengah.
Dalam program siaran radio, musik pop dapat didengar dan dirasakan, bahkan
diinterpretasi di berbagai wilayah yang berbeda. Dengan demikian radio siaran sebagai
media massa telah turut berperan dalam memperkenalkan keberadaan dan
perkembangan musik pop Indonesia (Soeharto, 1990).
Begitu pula yang terjadi pada Yasika FM, Pamira FM, dan Suara Kudus FM.
Ketiga radio tersebut selalu berusaha memanjakan para pendengarnya dengan membuat
kemasan musik pop Indonesia yang lebih kreatif dan bervariasi, agar mereka tetap setia
kepada stasiun radio yang dipilihnya. Yasika FM Kudus kini lebih bersifat terbuka
kepada selera pasar dibanding waktu-waktu yang lalu. Begitu pun yang terjadi di
Pamira FM dan Suara Kudus FM yang mencoba bersaing dengan menampilkan
program acara Musik Pop Indonesia (MPI) semenarik mungkin. Kesemuanya ini
merupakan usaha untuk bertahan dalam situasi kompetisi antar radio siaran lokal di
wilayah Kabupaten Kudus.
Porsi penyiaran acara MPI relatif sama diantara Yasika FM, Pamira FM, dan
Suara Kudus FM, seperti yang ditunjukkan data media masing-masing radio, untuk
Yasika FM porsi acara MPI sebesar 50%, Pamira FM 50%, dan Suara Kudus FM 55%
dari seluruh acara musik yang ada. Dengan demikian persaingan yang terjadi adalah
memperebutkan jumlah pendengar sebanyak-banyaknya melalui kemasan acara MPI.
Semakin menarik sebuah acara radio disajikan maka semakin banyak pendengar acara
tersebut (Cangara, 1998).
Di samping itu, kondisi ini juga akan menarik perhatian para pemilik modal
untuk memasukkan iklan produk barang atau jasa pada radio tersebut. Fenomena inilah
yang membuat radio-radio yang ada, khususnya Yasika FM, Pamira FM, dan Suara
Kudus FM untuk saling berlomba dalam persaingan segmentasi khalayak pendengar
MPI, yang merupakan salah satu sumber penunjang bagi kelangsungan hidup radio
mereka dalam meraih perhatian pendengar (Wijaya, 1992).
Permasalahan
Dari uraian tersebut di atas, akhirnya penulis merumuskan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut : “Seberapa jauhkah tingkat kompetisi dalam pemunculan
khalayak pendengar aktif MPI di Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM dilihat
dari kategori golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial (SES) untuk kurun
waktu Februari 2011?”
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui sejauh mana kompetisi antara Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM dalam segmentasi khalayak pendengar MPI pada Februari 2011.
2. Untuk mengetahui sejauh mana ketergantungan (Niche Breadth) pada Pamira FM,
Yasika FM, dan Suara Kudus FM terhadap salah satu sumber penunjang
kehidupan mereka yaitu khalayak pendengar MPI pada Februari 2011.
3. Untuk mengetahui sejauh mana ketumpangtindihan (Niche Overlap) antara
Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM dalam segmentasi khalayak
pendengar MPI pada Februari 2011.
Kajian Teori
Komponen-komponen utama komunikasi adalah sumber, pesan, media, dan
sasaran atau komunikan. Sumber merupakan komunikator sebagai pemrakarsa pertama
dalam kegiatan komunikasi; pesan adalah gagasan yang disimbolkan dalam bentuk
visual seperti kata-kata lisan atau tertulis; media adalah saluran komunikasi berupa
“wadah” pesan untuk disalurkan kepada sasaran; sedangkan sasaran atau komunikan
adalah penerima pesan yang disampaikan oleh komunikator. Audiens identik dengan
sasaran atau komunikan , seperti dijelaskan berikut ini :
“Siapa saja yang sedang membaca koran atau majalah, yang sedang
mendengarkan radio, atau sedang menonton televisi, bisa disebut sebagai
audiens. Kata “sedang” disertakan di sini, karena audiens berdimensi waktu,
seseorang dikategorikan sebagai audiens selalu dalam konteks audiens media
tertentu, serta ia berada “dalam keadaan terterpa media tertentu”. Di luar itu,
ketika seseorang tidak berada dalam keadaan terterpa media, ia “bukan” lagi
sebagai anggota audiens” (Mursito, 2006 : 53).
Khalayak pendengar dalam penelitian ini diartikan sebagai semua orang yang
mendengarkan siaran radio sekaligus berpartisipasi aktif melalui telepon, sms, maupun
kartu permintaan lagu (definisi konsepsional). Pengukuran berdasarkan sampel yang
telah ditentukan dan kemudian dihitung berdasarkan frekuensi pemunculan khalayak
pendengar aktif MPI selama bulan Februari 2011, yang masing-masing telah dibagi
dalam kategori-kategori. Untuk menentukan kategori tersebut, penulis merujuk pada
Vian Febrian, Program Director Suara Kudus FM (Hasil wawancara pada hari Sabtu, 5
Februari 2011) yang mengatakan bahwa penyusunan program siaran dan iklan
didasarkan atas segmentasi khalayak pendengar sesuai golongan usianya, jenis
kelaminnya, dan status ekonomi sosial (SES).
Oleh karena itu, penulis membagi kategori khalayak pendengar berdasarkan :
golongan usianya, jenis kelaminnya, dan status ekonomi sosial (SES). Kemudian setiap
kategori akan dibagi lagi ke dalam sub-sub kategori yang nantinya juga terdapat pada
ketiga radio (Suara Kudus FM, Pamira FM, dan Yasika FM).
1. Proporsi frekuensi khalayak pendengar untuk kategori golongan usia.
Golongan usia pendengar ini penulis bedakan berdasarkan tingkatan usia remaja
(10 – 21 tahun), usia dewasa (22 – 39 tahun), dan usia mapan (40 tahun ke atas).
2. Proporsi frekuensi khalayak pendengar untuk kategori jenis kelamin.
Kategori jenis kelamin pendengar ini terbagi dalam dua sub kategori :
a. Pria
b. Wanita
3. Proporsi frekuensi khalayak pendengar untuk kategori status ekonomi dan sosial
(SES).
Penggolongan status ekonomi dan sosial (SES) khalayak pendengar menurut Nilla
Juwita, Marketing Suara Kudus FM (Hasil wawancara tanggal 4 Februari 2011)
adalah berdasarkan jumlah pendapatan per bulan masing-masing orang yang
tergabung dalam paguyuban monitor radio, yaitu tingkat sosial ekonomi kuat
(pendapatan lebih dari Rp 5.000.000,00/bulan), menengah (pendapatan antara Rp
850.000,00 - Rp 5.000.000,00/bulan), dan lemah (pendapatan kurang dari Rp
850.000,00/bulan).
Seiring dengan perkembangan masyarakat, ternyata musik sebagai suatu karya
seni telah mengalami perubahan dari sesuatu yang sakral dan agung menjadi suatu
produk yang diperdagangkan (Mack, 1995). Acara MPI di radio sudah menjadi acara
unggulan yang mampu menyedot perhatian khalayak pendengar, yang pada akhirnya
juga mengundang perhatian para biro iklan sebagai pihak yang membiayai suatu acara
siaran di radio (Effendy, 2008). Oleh karena itu MPI yang disiarkan di radio-radio
sekarang ini tidak hanya dikemas dalam acara yang biasa-biasa saja, tetapi telah diberi
sentuhan kreativitas agar terdengar menarik dan berbeda dengan acara musik pada radio
yang lain, sehingga muncul suatu istilah Radio is Planning, agar para pengelolanya
tetap berpatokan pada selera pendengar sebagai konsumen (Daniels, 1998).
Perebutan sumber penunjang kehidupan sebagai upaya untuk bertahan hidup ini
akan terjadi baik diantara sesama warga suatu populasi maupun antar populasi. Dalam
kenyataannya sumber penunjang kehidupan dalam suatu komunitas memang terbatas
dan yang memerlukannya lebih dari satu, maka wajarlah apabila terjadi suatu kompetisi
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Menurut Levins (Sendjaja, 1993 : 60),
tingkat persaingan makhluk hidup dalam upaya memperoleh sumber penunjang
kehidupan dapat diukur melalui besaran Niche-nya. Dalam hal kompetisi industri media
terdapat dua konsep sentral yang bisa dijadikan patokan, yaitu : Niche Breadth dan
Niche Overlap. Kemudian dijelaskan oleh John W. Dimmick (2003 : 106) tentang
konsep Niche Breadth sebagai berikut :
“Breadth is distance through a niche among a particular axis or dimension”
(Breadth adalah jarak melaui sebuah niche diantara poros atau dimensi tertentu).
Jadi konsep Niche Breadth menunjukkan suatu tingkat hubungan antara suatu
populasi/makhluk hidup dengan sumber-sumber penunjangnya dalam suatu komunitas.
Untuk mengukur Niche Breadth, Levins mengemukakan aspek-aspek jenis/kategori
alam yang digunakan, sedangkan dalam penelitian ini yang dimaksud adalah khalayak
pendengar program acara MPI sebagai sumber penunjang kehidupan bagi Suara Kudus
FM, Pamira FM, dan Yasika FM.
Aspek proporsi dari setiap penggunaan kategori alam oleh suatu populasi, dalam
hal ini yang dimaksudkan adalah proporsi frekuensi kemunculan pendengar aktif MPI
menurut kategori golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial pada masing-
masing radio tersebut. Selanjutnya dijelaskan tentang definisi Niche Overlap sebagai
berikut :
“...Niche Overlap defines the degree to which two population depend on the
same resource” (Niche Overlap adalah tingkat di mana dua populasi tergantung
pada sumber penunjang yang sama) (Dimmick, 2003 : 106).
Dengan demikian Niche Overlap menunjukkan derajat persamaan ekologis atau
kompetisi antara dua populasi dalam memperebutkan satu sumber penunjang yang
sama. Levins mengemukakan aspek-aspek proporsi penggunaan sumber alam, dalam
hal ini yaitu proporsi partisipasi aktif khalayak pendengar MPI sebagai sumber
penunjang kehidupan antara dua radio; sedangkan aspek kategori sumber-sumber alam
yang digunakan oleh kedua populasi, yaitu kategori segmentasi pendengar MPI menurut
golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi social (SES) oleh kedua radio
(Dimmick, 2003 : 110).
Pendekatan Niche dalam penelitian tentang kompetisi antar industri media massa
hanya didasarkan pada tiga faktor penunjang kehidupan (capital, content, audience).
Sementara faktor-faktor ekstern seperti situasi politik, keamanan, dan berbagai
perubahan regulasi, tidak diperhitungkan dan kesemuanya dianggap konstan, sehingga
aplikasi dan analisis teori Niche ini cukup realistis apabila faktor-faktor ekstern tersebut
tidak terlibat secara langsung (Sendjaja, 1993 : 64). Dalam penelitian ini penulis hanya
meneliti dari satu segi, yaitu audience, karena data yang diperlukan sudah
terdokumentasi secara jelas dan tepat yaitu berupa data log book, sehingga penulis
hanya meneliti tentang kompetisi radio dengan melihat data monitor radio dalam
penyiaran acara MPI di Suara Kudus FM, Pamira FM, dan Yasika FM.
Selain itu juga karena pengumpulan data untuk faktor capital terasa riskan
(menyangkut rahasia perusahaan), sedangkan data content terdokumentasi tetapi sudah
banyak peneliti yang melakukan kajian riset mengenai corak isi penyiaran radio ini
(Shadily, 1980). Untuk melihat kecenderungan segmentasi khalayak pendengar pada
program siaran MPI di ketiga radio tersebut, maka dalam penelitian ini penulis
menganalisis isi biodata khalayak pendengar aktifnya, sehingga disebut juga dengan
pendekatan content analysis.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis data
dengan content analysis menggunakan pendekatan teori Niche, yaitu untuk mengetahui
suatu gejala persaingan/kompetisi antara Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM
dalam segmentasi pendengar MPI selama bulan Februari 2011. Unit perhitungan
menggunakan frekuensi pemunculan pendengar yang aktif berpartisipasi dalam program
acara MPI (melalui telepon, mengirim SMS, dan/ kartu permintaan lagu) di ketiga
stasiun radio tersebut.
Dalam penelitian ini untuk mengetahui ketepatan pengukuran penulis dalam
pengkodingan, digunakan pengkoding I dan II dengan menggunakan rumus koefisien
reliabilitas. Berdasarkan data yang telah terkumpul (data log book pendengar aktif
siaran MPI di ketiga stasiun radio bulan Februari 2011), selanjutnya digunakan untuk
mengukur reliabilitas. Reliabilitas ini berkaitan erat dengan ketepatan alat ukur. Penulis
dalam penelitian ini menggunakan reliabilitas kategori (Singarimbun, 1999). Rumus
pertama yang dipakai adalah : CR = ___2_M____
N1 + N2 Keterangan : CR : Koefisien Reliabilitas. M : Jumlah pernyataan yang disetujui oleh dua pengkoding. N1 dan N2 : Jumlah pernyataan yang diberi kode oleh dua pengkoding.
Namun karena rumus tersebut di atas dianggap tidak memperhitungkan tingkat persetujuan intercorder, maka digunakan juga rumus Scott, yaitu :
Pi = po – pe 1 – pe Keterangan : pi : Probability of index. po : Persetujuan yang nyata. Pe : Persetujuan yang diharapkan. Definisi content analysis menurut Paisley adalah sebuah fase dari proses
informasi di mana isi komunikasi ditransformasikan, melalui aturan-aturan kategorisasi
yang diaplikasikan secara objektif dan sistematis, ke dalam data yang dapat disimpulkan
dan diperbandingkan (Singarimbun, 1999).
Dalam penelitian ini analisis isi digunakan sebagai alat untuk mengumpulkan
data yaitu frekuensi pemunculan pendengar aktif MPI di ketiga radio (Pamira FM,
Yasika FM, dan Suara Kudus FM). Dari pengkajian isi biodata pendengar aktif program
acara MPI ini data yang diperoleh dapat dianalisis secara kuantitatif untuk dibuat
kategori-kategori tertentu yang sesuai, sehingga diperoleh gambaran tentang sifat-sifat
dari khalayak pendengar MPI pada masing-masing radio.
Sementara metode kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan yang lebih
lanjut mengenai makna konfigurasi angka-angka yang diperoleh, sehingga akan tampak
kecenderungan segmentasi pendengar acara MPI pada masing-masing radio.
Selanjutnya angka-angka tersebut akan dimasukkan dalam rumus Niche Breadth dan
Niche Overlap. Data yang telah terkumpul akan dianalisis secara kuantitatif dan
kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk memberikan penjelasan lebih rinci
mengenai makna dari angka-angka yang diperoleh, sedangkan analisis kuantitatif
dihitung dengan menggunakan rumus Levins untuk perolehan nilai Niche Breadth (NB)
dan Niche Overlap (NO) (Dimmick, 2003). NB = __________1_________ r
∑ ph² h=1 Keterangan :
p : Proporsi dari kemunculan pendengar aktif MPI setiap kategori ”h” di mana ”h” bergerak dari satu jenis/kategori sampai n kategori yang ada pada populasi tersebut.
n NO = di,j = ∑ (pih – pij)² h=1 Keterangan : h : Kategori pendengar aktif acara MPI. p : Proporsi dari setiap kategori segmentasi pendengar MPI.
di,j : Jarak/overlap antar populasi i dan j yang dihitung dengan menjumlahkan derajat perbedaan antara proporsi pendengar aktif MPI setiap jenis/kategori.
pi : Proporsi pendengar aktif siaran MPI pada radio i. pj : Proporsi pendengar aktif siaran MPI pada radio j. Rumus-rumus tersebut digunakan untuk mengukur kompetisi khalayak
pendengar dalam program acara MPI dengan penerapan teori Niche berdasarkan
kategori-kategori (golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial) antara
Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM.
Hasil dan Pembahasan
Penulis meneliti pendengar aktif program siaran MPI di Pamira FM, Yasika FM,
dan Suara Kudus FM berdasarkan frekuensi pemunculan setiap orang yang
berpartisipasi dalam acara MPI baik melalui telepon, SMS, maupun kartu permintaan
lagu, yang disiarkan masing-masing radio setiap harinya selama periode yang penulis
tetapkan. Pengambilan sampel penelitian terhadap ketiga radio siaran tersebut dilakukan
secara otomatis karena jumlah populasi itu sendiri yang menjadi sampel, yaitu selama
periode penyiaran MPI bulan Februari 2011 (28 hari).
Jadi jumlah seluruh populasi sekaligus sampel dari ketiga radio tersebut ada 84
hari penyiaran MPI. Dalam penelitian ini khalayak pendengar aktif siaran MPI
merupakan audiens media radio dan merupakan salah satu sumber penunjang kehidupan
media radio (Shadily, 1980). Pendengar aktif acara MPI yang diteliti meliputi kategori
golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial (SES) berdasarkan format
siaran bulan Februari 2011 di Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM.
Niche Breadth akan menunjukkan pola suatu radio dalam mengkonsumsi
sumber penunjang kehidupannya. Dari nilai Niche Breadth tersebut, suatu media dapat
dikatakan generalis, moderat, atau spesialis. Media disebut generalis jika
menggantungkan kehidupannya pada berbagai sumber penunjang kehidupan, yaitu
tergantung pada banyak golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial
(Soeharto, 1990). Media disebut cenderung generalis jika kehidupannya cenderung
tidak tergantung pada satu sumber penunjang saja, atau media tersebut cenderung
memiliki beragam sumber kehidupan.
Media disebut spesialis jika banyak menggantungkan kehidupannya pada satu
sumber penunjang saja, yaitu pada satu golongan usia, satu jenis kelamin, dan satu
status ekonomi sosial (SES) saja. Media disebut cenderung spesialis jika pola
kehidupannya cenderung tergantung pada salah satu sumber kehidupan. Media tidak
termasuk kategori spesialis maupun generalis disebut media moderat. Hal ini untuk
memberikan spesifikasi yang lebih tajam bagi suatu media sehingga terlihat perbedaan
yang jelas, khususnya antara media yang bersifat generalis dan spesialis (Dimmick,
2003).
Tabel 1. Niche Breadth Pendengar siaran MPI di Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM Berdasarkan Golongan Usia No. Golongan Usia Suara Kudus FM Pamira FM Yasika FM 1. Remaja (10-21 th) 0,442 0,489 0,868 2. Dewasa (22-39 th) 0,318 0,34 0,102 3. Mapan (40th/lebih) 0,24 0,171 0,03 Niche Breadth 2,824 2,604 1,307
Sumber : Hasil olahan koding
Pada kategori golongan usia ini untuk mengetahui pola kecenderungan sebuah
radio siaran termasuk dalam kategori spesialis, moderat, atau generalis maka akan
dibuat suatu patokan. Untuk kategori golongan usia yang terdiri dari 3 sub kategori,
maka Niche Breadth minimal radio siaran berdasarkan golongan usia pendengar siaran
MPI adalah 1, sedangkan Niche Breadth maksimal adalah 3. Apabila kategori yang
dipakai adalah 5, maka interval setiap kategori adalah 0,3 sehingga dari perhitungan
tersebut akan diperoleh patokan :
Tabel 2. Patokan Kategori Radio Siaran Berdasarkan Niche Breadth Golongan Usia
No. Niche Breadth Kategori 1. 1 – 1,3 Spesialis 2. 1,4 – 1,7 Cenderung spesialis 3. 1,8 – 2,1 Moderat 4. 2,2 – 2,5 Cenderung generalis 5. 2,6 – 3 Generalis Sumber : Hasil penghitungan penulis
Berdasarkan patokan tabel 2 maka corak kehidupan Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM terhadap pendengar siaran MPI berdasarkan kategori golongan usia
adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Kategori Niche Breadth Pendengar siaran MPI Pamira FM, Yasika FM,
dan Suara Kudus FM Berdasarkan Golongan Usia
Radio Siaran Niche Breadth Kategori Pamira FM 2,604 Generalis Yasika FM 1,307 Spesialis Suara Kudus FM 2,824 Generalis
Sumber : Hasil koding penulis
Hasil penghitungan nilai Niche Breadth berdasarkan kategori golongan usia
yang diperoleh ketiga radio, menunjukkan bahwa dalam pendengar siaran MPI Pamira
FM dan Suara Kudus FM sama-sama bercorak generalis, yaitu bergantung pada
beberapa sub kategori golongan usia remaja (10-21 tahun) dan dewasa (22-39 tahun).
Yasika FM memiliki nilai Niche Breadth paling kecil dibandingkan Pamira FM dan
Suara Kudus FM, yang berarti lebih spesialis daripada kedua radio lainnya. Ini
disebabkan komitmen Yasika FM yang dominan membidik pendengar usia remaja (10-
21 tahun) dengan hanya menyajikan lagu-lagu Pop Indonesia dan Pop Barat terbaru.
Hasil penghitungan Niche Breadth Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus
FM tentang pendengar siaran MPI periode Februari 2011 berdasarkan jenis kelamin
adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Niche Breadth Pendengar siaran MPI di Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Suara Kudus FM Pamira FM Yasika FM 1. Pria 0,437 0,225 0,303 2. Wanita 0,563 0,775 0,697 Niche Breadth 1,968 1,535 1,731
Sumber : Hasil analisis olahan koding Pada kategori jenis kelamin ini untuk mengetahui pola kecenderungan sebuah
radio siaran termasuk dalam kategori spesialis, moderat, atau generalis maka akan
dibuat suatu patokan sebagai berikut :
Tabel 5. Patokan Kategori Radio Siaran Berdasarkan Niche Breadth
Jenis Kelamin No. Niche Breadth Kategori 1. 1 – 1,1 Spesialis 2. 1,2 – 1,3 Cenderung spesialis 3. 1,4 – 1,5 Moderat 4. 1,6 – 1,7 Cenderung generalis 5. 1,8 – 2 Generalis Sumber : Hasil penghitungan penulis
Berdasarkan patokan tabel 5 maka corak kehidupan Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM terhadap pendengar siaran MPI berdasarkan kategori jenis kelamin
selama bulan Februari 2011 adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Kategori Niche Breadth Pendengar siaran MPI Pamira FM, Yasika FM,
dan Suara Kudus FM Berdasarkan Jenis Kelamin Radio Siaran Niche Breadth Kategori
Pamira FM 1,535 Moderat Yasika FM 1,731 Cenderung Generalis Suara Kudus FM 1,968 Generalis
Sumber : Hasil koding penulis
Hasil penghitungan nilai Niche Breadth berdasarkan kategori jenis kelamin yang
diperoleh ketiga radio, menunjukkan bahwa pendengar MPI Pamira FM bersifat
moderat; Yasika FM dengan pola kehidupan cenderung generalis yaitu membagi porsi
pendengar pada kedua sub kategori, pria dan wanita; sedangkan Suara Kudus FM
memiliki corak kehidupan generalis yang hampir sama proporsinya antara sub kategori
pria dan wanita dalam segmentasi pendengarnya.
Pamira FM tidak berpola spesialis atau pun generalis, melainkan bercorak
moderat dengan proporsi khalayak pendengar pada sub kategori wanita lebih besar
jumlahnya daripada pria. Dengan demikian, Pamira FM mempunyai nilai Niche Breadth
terkecil dibandingkan Yasika FM dan Suara Kudus FM, berarti Radio Pamira cenderung
bergantung pada sub kategori pendengar wanita sebagai penunjang hidupnya, sesuai
dengan format siaran musiknya yang lebih banyak memutar lagu-lagu berirama pop
melankolis sehingga banyak disukai oleh kaum hawa.
Hasil penghitungan Niche Breadth Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus
FM tentang pendengar siaran MPI periode Februari 2011 berdasarkan status ekonomi
sosial adalah sebagai berikut :
Tabel 7. Niche Breadth Pendengar siaran MPI di Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM Berdasarkan Status Ekonomi Sosial No. Status
Ekonomi Sosial Suara Kudus FM Pamira FM Yasika FM
1. Kuat 0,081 0,106 0,070 2. Menengah 0,818 0,754 0,853 3. Lemah 0,101 0,140 0,077 Niche Breadth 1,457 1,668 1,354
Sumber : Hasil analisis olahan koding
Pada kategori Status Ekonomi Sosial ini untuk mengetahui pola kecenderungan
sebuah radio siaran termasuk dalam kategori spesialis, moderat, atau generalis maka
dibuat suatu patokan :
Tabel 8. Patokan Kategori Radio Siaran Berdasarkan Niche Breadth
Status Ekonomi Sosial
No. Niche Breadth Kategori 1. 1 – 1,3 Spesialis 2. 1,4 – 1,7 Cenderung spesialis 3. 1,8 – 2,1 Moderat 4. 2,2 – 2,5 Cenderung generalis 5. 2,6 – 3 Generalis Sumber : Hasil penghitungan penulis
Berdasarkan patokan tabel 8 maka corak kehidupan Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM terhadap pendengar siaran MPI berdasarkan kategori Status Ekonomi
Sosial selama bulan Februari 2011 adalah sebagai berikut :
Tabel 9. Kategori Niche Breadth Pendengar siaran MPI Pamira FM, Yasika FM,
dan Suara Kudus FM Berdasarkan Status Ekonomi Sosial Radio Siaran Niche Breadth Kategori
Pamira FM 1,668 Cenderung spesialis Yasika FM 1,354 Spesialis Suara Kudus FM 1,457 Cenderung spesialis
Sumber : Hasil koding penulis Hasil penghitungan nilai Niche Breadth berdasarkan kategori status ekonomi
sosial yang diperoleh ketiga radio, menunjukkan bahwa Pamira FM dan Suara Kudus
FM sama-sama bercorak cenderung spesialis, yang dapat dilihat dari dominannya
proporsi sub kategori status ekonomi sosial menengah dari pendengar siaran MPI.
Yasika FM dengan nilai Niche Breadth terkecil (1,354) dengan proporsi sub kategori
kelas ekonomi sosial menengah saja yang paling banyak menopang sumber
kehidupannya.
Perbandingan tentang kecenderungan corak kehidupan dari Pamira FM, Yasika
FM, dan Suara Kudus FM dalam segmentasi khalayak pendengar MPI berdasarkan
Niche Breadth masing-masing kategori adalah :
Tabel 10. Perbandingan Niche Breadth Pamira FM, Yasika FM,
dan Suara Kudus FM Radio Siaran Golongan Usia Jenis Kelamin Status Ekonomi Sosial
Suara Kudus FM 2,824 1,968 1,457 Pamira FM 2,604 1,535 1,668 Yasika FM 1,307 1,731 1,354
Sumber : Hasil analisis penulis
Tabel di atas menunjukkan perbandingan pola kehidupan antar ketiga radio pada
masing-masing kategori, dan ternyata dalam segmentasi pendengar acara MPI antara
Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM ada persamaan dan perbedaan mengenai
pola kehidupan pada kategori-kategori tertentu, kadang terjadi persamaan pada kategori
tertentu tetapi terjadi perbedaan pada kategori lainnya. Selanjutnya penulis akan
menunjukkan hasil penghitungan Niche Overlap (ketumpangtindihan) atau tingkat
persaingan dari dua radio, yaitu antara Pamira FM dan Yasika FM, Pamira FM dan
Suara Kudus FM, serta Yasika FM dan Suara Kudus FM dengan menggunakan rumus
Levins.
Penghitungan Niche Overlap dengan rumus Levins untuk mendapatkan
perolehan hasil analisis kompetisi pendengar siaran MPI di Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM selama bulan Februari 2011, sehingga akan diketahui sejauh mana
tingkat persaingan antar media dalam memperebutkan sumber penunjangnya. Sumber
penunjang dalam penelitian ini dihitung dari isi pendengar aktif siaran MPI di Pamira
FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM berdasarkan frekuensi pemunculannya yang
meliputi golongan usia, jenis kelamin, dan status ekonomi sosial.
Tingkat persaingan antara Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM akan
terlihat dari perolehan nilai Niche Overlap-nya dan pada sub kategori apa saja
persaingan terjadi. Nilai Niche Overlap juga akan dihitung menurut kategori sangat
ketat, ketat, dan tidak ketat. Semakin kecil nilai Niche Overlap-nya atau semakin
mendekati nol menandakan semakin ketat persaingan yang terjadi antar ketiga radio
tersebut.
Pendengar siaran MPI berdasarkan kategori golongan usia terbagi dalam tiga sub
kategori, yaitu usia remaja (10-21 tahun), usia dewasa (22-39 tahun), dan usia mapan
(40 tahun ke atas). Besarnya tingkat pesaingan antara Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM berdasarkan golongan usia bisa dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11.
Niche Overlap Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM Berdasarkan Golongan Usia
Radio Siaran Niche Overlap Kategori
Pamira FM & Yasika FM 0,2201 Tidak Ketat Pamira FM & Suara Kudus FM 0,0076 Sangat Ketat Suara Kudus FM & Yasika FM 0,1857 Tidak Ketat
Sumber : Hasil penghitungan penulis Hasil penghitungan nilai Niche Overlap antara Pamira FM & Yasika FM pada
kategori golongan usia adalah 0,2201 yang berarti bahwa kedua radio ini bersaing tidak
ketat, terlihat dari penghitungan proporsi pada masing-masing sub kategori ternyata
mempunyai banyak perbedaan dan perbandingan angka yang relatif besar (menjauhi
nol). Demikian pula Suara Kudus FM & Yasika FM yang memiliki sedikit persamaan
pada kategori ini, sehingga kompetisinya tidak ketat. Berbeda dengan Pamira FM &
Suara Kudus FM pada kategori golongan usia saling bersaing sangat kuat, terutama
pada usia remaja (NO=0,000484) persaingan sangat ketat, yaitu nilai Niche Overlap-nya
mendekati nol.
Kategori jenis kelamin pada penelitian ini dibagi menjadi dua sub kategori, yaitu
pria dan wanita. Hasil penghitungan nilai Niche Overlap pada ketiga radio adalah
sebagai berikut :
Tabel 12. Niche Overlap Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM
Berdasarkan Jenis Kelamin Radio Siaran Niche Overlap Kategori Pamira FM & Yasika FM 0,3929 Tidak Ketat Pamira FM & Suara Kudus FM 0,0898 Ketat Suara Kudus FM & Yasika FM 0,0359 Ketat
Sumber : Hasil penghitungan penulis Pada perolehan nilai Niche Overlap antara Pamira FM dan Yasika FM (0,3929)
menunjukkan persaingannya tidak ketat dalam segmentasi pendengar MPI, dimana pada
setiap sub kategori jenis kelamin memiliki selisih angka yang besar atau menjauhi nol.
Antara Pamira FM & Suara Kudus FM ternyata perolehan nilai Niche Overlap saling
bersaing ketat dalam kategori pendengar siaran MPI berdasarkan jenis kelaminnya. Dari
kedua sub kategori yang ada, persaingan ketat terjadi pada pendengar wanita
(NO=0,0449) yang saling berimpitan porsi audiensnya sehingga nilai Niche Overlap-
nya mendekati nol.
Suara Kudus FM & Yasika FM memperoleh nilai Niche Overlap 0,0359 artinya
keduanya saling bersaing ketat dalam segmentasi pendengar MPI berdasarkan jenis
kelaminnya. Persamaan yang besar ditunjukkan pada proporsi pendengar dari kaum
hawa, yaitu bernilai Niche Overlap 0,0448. Jadi keduanya bersaing sangat ketat dalam
kelompok pendengar wanita untuk acara MPI.
Kategori status ekonomi sosial dibagi dalam tiga sub kategori, yaitu kuat,
menengah, dan lemah, sedangkan hasil penghitungan nilai Niche Overlap-nya adalah
sebagai berikut :
Tabel 13. Niche Overlap Pamira FM, Yasika FM, dan Suara Kudus FM
Berdasarkan Status Ekonomi Sosial Radio Siaran Niche Overlap Kategori
Pamira FM & Yasika FM 0,0150 Ketat Pamira FM & Suara Kudus FM 0,0062 Sangat Ketat Suara Kudus FM & Yasika FM 0,0019 Sangat Ketat
Sumber : Hasil penghitungan penulis Penghitungan nilai Niche Overlap antara Pamira FM & Yasika FM adalah
0,0150 menunjukkan persaingan keduanya cukup ketat pada pendengar siaran MPI
berdasarkan status ekonomi sosialnya. Porsi terbesar sama-sama pada strata pendengar
kelas menengah, sekaligus persaingan yang sangat ketat terjadi pada segmentasi ini
dengan nilai Niche Overlap 0,0098 yang berarti diantara keduanya saling bersaing kuat
dalam mengemas acara MPI bagi para pendengar pada tingkat sosial ekonomi
menengah ini.
Persaingan antara Pamira FM & Suara Kudus FM dari hasil penghitungan nilai
Niche Overlap ternyata sangat ketat dalam kategori ini, dikarenakan kedua radio dalam
mengemas acara dan penentuan target audiens terdapat banyak persamaan pada proporsi
setiap sub kategorinya. Jadi dalam segmentasi pendengar sajian acara MPI kedua radio
ini bersaing sangat kuat, terutama pada kelas pendengar dengan tingkat sosial ekonomi
kuat, karena nilai Niche Overlap yang dihasilkannya mendekati angka nol, yaitu
0,000625. Status ekonomi sosial pendengar MPI antara Suara Kudus FM & Yasika FM
pada nilai Niche Overlap-nya menghasilkan angka 0,0019 yang berarti persaingannya
sangat ketat.
Perbedaan sifat dari sumber penunjang yang digunakan keduanya sangat sedikit
sehingga menghasilkan nilai Niche Overlap kecil dan mendekati angka nol. Persaingan
yang sangat kuat ini membuat perbandingan proporsi setiap sub kategori relatif kecil,
terutama pada pendengar MPI berlevel sosial ekonomi lemah dengan nilai Niche
Overlap = 0,000576 .
Perbandingan tingkat persaingan yang terjadi pada Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14. Perbandingan Niche Overlap Pendengar siaran MPI Pamira FM, Yasika FM, dan
Suara Kudus FM Bulan Februari 2011 Radio Siaran Golongan
Usia Jenis Kelamin Status Ekonomi Sosial
SuaraKudusFM&Pamira FM Sangat Ketat Ketat Sangat Ketat Suara Kudus & Yasika FM Tidak Ketat Ketat Sangat Ketat Pamira FM & Yasika FM Tidak Ketat TidakKetat Ketat Sumber : Hasil analisis penulis Jadi tingkat kompetisi dalam segmentasi pendengar aktif siaran MPI selama
periode penelitian yang tertinggi terjadi antara Pamira FM dan Suara Kudus FM. Hal ini
ditunjukkan dengan sangat ketatnya persaingan pada tiap-tiap sub kategori, karena
adanya banyak persamaan dalam kemunculan pendengar acara MPI selama bulan
Februari 2011, sehingga angka Niche Overlap yang diperoleh sangat kecil, yaitu
mendekati angka nol.
Kesimpulan
Relung kehidupan (Niche Breadth) khalayak pendengar siaran MPI di ketiga
radio tersebut berdasarkan kategori golongan usia, Pamira FM dan Suara Kudus FM
sama-sama bercorak generalis, artinya sumber penunjang kehidupan mereka tergantung
pada beberapa sub kategori, yaitu kalangan pendengar usia remaja (10-21 tahun) dan
usia dewasa (22-39 tahun). Hal ini bertolak-belakang dengan Yasika FM yang
mempunyai corak kehidupan spesialis, artinya hidupnya tergantung pada satu sub
kategori saja yaitu kelompok usia remaja yang telah ditetapkan sebagai target
audiensnya untuk lagu-lagu Pop Indonesia dan Barat terbaru.
Hasil penghitungan Niche Breadth berdasarkan kategori jenis kelamin
pendengar menunjukkan bahwa Pamira FM, Suara Kudus FM, dan Yasika FM memiliki
pola kehidupan yang beragam, yaitu moderat, generalis, dan cenderung generalis.
Ketiganya tidak tergantung pada satu sub kategori saja, tetapi cenderung tergantung
pada kalangan pendengar baik pria maupun wanita, terbukti frekuensi kemunculan
antara pendengar aktif MPI pria dan wanita relatif tidak jauh berbeda porsinya. Hasil
penghitungan Niche Breadth berdasarkan kategori status ekonomi sosial menunjukkan
bahwa Suara Kudus FM dan Pamira FM bercorak cenderung spesialis, sedangkan
Yasika FM pola kehidupannya spesialis, artinya hanya tergantung pada pendengar
dengan kelas ekonomi sosial menengah saja untuk mata acara MPI.
Ketumpangtindihan (Niche Overlap) pendengar aktif siaran MPI untuk kategori
golongan usia antara Suara Kudus FM dan Pamira FM ternyata mengalami pesaingan
yang sangat ketat, untuk kategori jenis kelamin juga bersaing ketat, begitu pula pada
kategori status ekonomi sosial persaingannya sangat ketat karena nilainya mendekati
nol. Hasil penghitungan Niche Overlap antara Suara Kudus FM dan Yasika FM pada
kategori golongan usia menunjukkan kompetisinya tidak ketat, untuk kategori jenis
kelamin pendengar tampak persaingan yang ketat, sedangkan untuk kategori status
ekonomi sosial pendengar MPI justru bersaing dengan sangat ketat terbukti perolehan
angkanya mendekati nol.
Pamira FM dan Yasika FM juga bersaing ketat pada kategori status ekonomi
sosial pendengar, sedangkan untuk kategori jenis kelamin dan golongan usia pendengar
MPI, persaingannya tidak ketat. Ini dikarenakan format program siaran musik dan target
audiens antara kedua stasiun radio tersebut memiliki perbedaan yang signifikan.
Daftar Pustaka Cangara, Hafied. (1998). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Daniels H.S. (1998). Seluk Beluk Programa Radio. Yogyakarta: Yayasan Kanisius. Dimmick, John, dan Erick W. Rothenbuhler. (2003). The Theory of The Niche :
Quantifying Competition Among Media Industries, Reprint from Journal of Communication. Winter: The Anneberg School of Communication.
Dimmick, John W. (2003). Media Competition and Coexistence : The Theory of The Niche. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Effendy, Onong Uchjana. (2008). Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mack, Dieter. (1995). Apresiasi Musik-musik Populer. Yogyakarta: Yayasan Pustaka
Nusantara. Mursito BM. (2006). Memahami Institusi Media : Sebuah Pengantar. Karanganyar:
Lindu Pustaka. Romli, Asep Syamsul M. (2004). Broadcast Journalism. Bandung: Nuansa. Sendjaja, Sasa Djuarsa. (1993). Ekologi Media, Analisis, dan Aplikasi Teori Niche
dalam Penelitian tentang Kompetisi Antar Industri Media, Jurnal 5 & 6 Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Shadily, Hassan. (1980). Ensiklopedi Indonesia I. Jakarta: PT Ichtiar Baru-Van Hoeve. Shadily, Hassan. (1980). Ensiklopedi Indonesia III. Jakarta: PT Ichtiar Baru-Van
Hoeve. Singarimbun, Masri, dan Sofian Effendi. (1999). Metode Penelitian Survei. Jakarta:
LP3ES. Soeharto, M. (1990). Ensiklopedi Nasional Indonesia IX. Jakarta: PT. Cipta Adi Karsa. Wijaya, Albert. (1992). Budaya Politik dan Pengembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES.