kgd

8
Pada survei primer, hal yang perlu dikaji adalah : 1. Dangers Kaji kesan umum : observasi keadaan umum klien a. Bagaimana kondisi saat itu b. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi c. Bagaimana mengatasinya d. Pastikan penolong selamat dari bahaya e. Hindarkan bahaya susulan menimpa orang-orang disekitar f. Segera pindahkan korban’jangan lupa pakai alat pelindung diri 2. Respons Kaji respon / kesadaran dengan metode AVPU, meliputi : a. Alert (A) : berespon terhadap lingkungan sekitar/sadar terhadap kejadian yang dialaminya b. Verbal (V) : berespon terhadap pertanyaan perawat c. Paintfull (P) : berespon terhadap rangsangan nyeri d. Unrespon (U) : tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeri Cara pengkajian : a. Observasi kondisi klien saat datang b. Tanyakan nama klien c. Lakukan penepukan pundak / penekanan daerah sternum d. Lakukan rangsang nyeri misalnya dengan mencubit 3. Airway (Jalan Napas) a. Lihat, dengar, raba (Look, Listen, Feel) b. Buka jalan nafas, yakinkan adekuat c. Bebaskan jalan nafas dengan proteksi tulang cervical dengan menggunakan teknik Head Tilt/Chin Lift/Jaw Trust, hati-hati pada korban trauma d. Cross finger untuk mendeteksi sumbatan pada daerah mulut e. Finger sweep untuk membersihkan sumbatan di daerah mulut f. Suctioning bila perlu 4. Breathing (Pernapasan) Lihat, dengar, rasakan udara yang keluar dari hidung/mulut, apakah ada pertukaran hawa panas yang adekuat, frekuensi nafas, kualitas nafas, keteraturan nafas atau tidak 5. Circulation (Pendarahan) a. Lihat adanya perdarahan eksterna/interna b. Hentikan perdarahan eksterna dengan Rest, Ice, Compress, Elevation (istirahatkan lokasi luka, kompres es, tekan/bebat, tinggikan) c. Perhatikan tanda-tanda syok/ gangguan sirkulasi : capillary refill time, nadi, sianosis, pulsus arteri distal Pada survei sekunder, hal yang perlu dikaji, meliputi : 1. Disability Ditujukan untuk mengkaji kondisi neurimuscular klien :

Upload: auliani-annisa-febri

Post on 10-Nov-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KGD

TRANSCRIPT

Pada survei primer, hal yang perlu dikaji adalah :1.DangersKaji kesan umum : observasi keadaan umum kliena.Bagaimana kondisi saat itub.Kemungkinan apa saja yang akan terjadic.Bagaimana mengatasinyad.Pastikan penolong selamat dari bahayae.Hindarkan bahaya susulan menimpa orang-orang disekitarf.Segera pindahkan korbanjangan lupa pakai alat pelindung diri2.ResponsKaji respon / kesadaran dengan metode AVPU, meliputi :a.Alert (A): berespon terhadap lingkungan sekitar/sadar terhadap kejadian yang dialaminyab.Verbal (V): berespon terhadap pertanyaan perawatc.Paintfull (P): berespon terhadap rangsangan nyerid.Unrespon (U): tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeriCara pengkajian :a.Observasi kondisi klien saat datangb.Tanyakan nama klienc.Lakukan penepukan pundak / penekanan daerah sternumd.Lakukan rangsang nyeri misalnya dengan mencubit3.Airway(Jalan Napas)a.Lihat, dengar, raba (Look, Listen, Feel)b.Buka jalan nafas, yakinkan adekuatc.Bebaskan jalan nafas dengan proteksi tulang cervical dengan menggunakan teknikHead Tilt/Chin Lift/Jaw Trust, hati-hati pada korban traumad.Cross fingeruntuk mendeteksi sumbatan pada daerah mulute.Finger sweepuntuk membersihkan sumbatan di daerah mulutf.Suctioningbila perlu4.Breathing(Pernapasan)Lihat, dengar, rasakan udara yang keluar dari hidung/mulut, apakah ada pertukaran hawa panas yang adekuat, frekuensi nafas, kualitas nafas, keteraturan nafas atau tidak5.Circulation(Pendarahan)a.Lihat adanya perdarahan eksterna/internab.Hentikan perdarahan eksterna denganRest, Ice, Compress, Elevation(istirahatkan lokasi luka, kompres es, tekan/bebat, tinggikan)c.Perhatikan tanda-tanda syok/ gangguan sirkulasi :capillary refill time, nadi, sianosis, pulsus arteri distalPada survei sekunder, hal yang perlu dikaji, meliputi :1.DisabilityDitujukan untuk mengkaji kondisi neurimuscular klien :a.Keadaan status kesadaran lebih dalam (GCS)b.Keadaan ekstremitas (kemampuan motorik dan sensorik)2.EksposureMelakukan pengkajian head to toe pada klien, meliputi :a.Pemeriksaan kondisi umum menyeluruh1)Posisi saat ditemukan2)Tingkat kesadaran3)Sikap umum, keluhan4)Trauma, kelainan5)Keadaan kulitb.Periksa kepala dan leher1)Rambut dan kulit kepalaPerdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan2)TelingaPerlukaan, darah, cairan3)MataPerlukaan, pembengkakan, perdarahan, reflek pupil, kondisi kelopak mata, adanya benda asing, pergerakan abnormal

4)HidungPerlukaan, darah, cairan, nafas cuping hidung, kelainan anatomi akibat trauma5)MulutPerlukaan, darah, muntahan, benda asing, gigi, bau, dapat buka mulut/ tidak6)BibirPerlukaan, perdarahan, sianosis, kering7)RahangPerlukaan, stabilitas, krepitasi8)KulitPerlukaan, basah/kering, darah, suhu, warna9)LeherPerlukaan, bendungan vena, deviasi trakea, spasme otot, stoma, stabilitas tulang leherc.Periksa dadaFlail chest, nafas diafragma, kelainan bentuk, tarikan antar iga, nyeri tekan, perlukaan (luka terbuka, luka mengisap), suara ketuk/perkusi, suara nafasd.Periksa perutPerlukaan, distensi, tegang, kendor, nyeri tekan, undulasie.Periksa tulang belakangKelainan bentuk, nyeri tekan, spasme otot

f.Periksa pelvis/genetaliaPerlukaan, nyeri, pembengkakan, krepitasi, inkontinensiag.Periksa ekstremitas atas dan bawahPerlukaan, angulasi, hambatan pergerakan, gangguan rasa, bengkak, denyut nadi, warna lukaPengkajian SAMPLERiwayat SAMPLE yang harus diingat yaitu :a.S (sign and symptoms): tanda dan gejala yang diobservasi dan dirasakan klienb.A(allergies): alergi yang dipunyai klienc.M(medications): obat yang diminumklien untuk mengatasi masalahd.P(past illness):riwayatpenyakityang diderita kliene.L (last meal): makanan/minuman terakhir; apa dan kapanf.E(Event):pencetus / kejadian penyebab keluhan2.4Survei TersierPemeriksaan ulang yang dilakukan sebagai evaluasi untuk mengetahui keadaan klien setelah dilakukan survei sekunder dan survei tersier dengan mengidentifikasi klien setelah diberikan resusitasi awal dan intervensi operati.Survei tersier dilakukan :1.Setelah 24 jam klien masuk ruang perawatan2.Ketika klien telah sadar, responzive dan mampu mengungkapkan keluhan yang dirasakannya3.Pemeriksaan kembali tanda-tanda vital dan review data-data korban4.Tahap rehabilitasi (pemulihan)

2.5Mati KlinisTidak di temukan adanya pernapasan dan denyut nadi,bersifat reversibel,penderita punya kesempatan waktu 4-6 menit untuk di lakukan resusitasi tanpa kerusakan otak.2.6Mati BiologisBiasanya terjadi dalam waktu 8-10 menit dari henti jantung , di mulai dengan kematian sel otak , bersifat irreversibel. ( kecuali berada di suhu yang ekstrim dingin,pernah di laporkan melakukan resusitasi selama 1 jam lebih dan berhasil ) . Tanda tanda pasti mati :a.Lebamb.Kakuc.Pembusukan , dan tanda lain nya Cedera mematikan .

Berdasarkan prioritas perawatan dapat dibagi menjadi 4 klasifikasi :Tabel 1. Klasifikasi Triage KLASIFIKASIKETERANGAN

Gawat darurat (P1)

Keadaan yang mengancam nyawa / adanya gangguan ABC dan perlu tindakan segera, misalnya cardiac arrest, penurunan kesadaran, trauma mayor dengan perdarahan hebat

Gawat tidak darurat (P2)

Keadaan mengancam nyawa tetapi tidak memerlukan tindakan darurat. Setelah dilakukan diresusitasi maka ditindaklanjuti oleh dokter spesialis. Misalnya ; pasien kanker tahap lanjut, fraktur, sickle cell dan lainnya

Darurat tidak gawat (P3)

Keadaan yang tidak mengancam nyawa tetapi memerlukan tindakan darurat. Pasien sadar, tidak ada gangguan ABC dan dapat langsung diberikan terapi definitive. Untuk tindak lanjut dapat ke poliklinik, misalnya laserasi, fraktur minor / tertutup, sistitis, otitis media dan lainnya

Tidak gawat tidak darurat (P4)

Keadaan tidak mengancam nyawa dan tidak memerlukan tindakan gawat. Gejala dan tanda klinis ringan / asimptomatis. Misalnya penyakit kulit, batuk, flu, dan sebagainya

Tabel 2. Klasifikasi berdasarkan Tingkat Prioritas (Labeling)KLASIFIKASIKETERANGAN

Prioritas I (merah)Mengancam jiwa atau fungsi vital, perlu resusitasi dan tindakan bedah segera, mempunyai kesempatan hidup yang besar. Penanganan dan pemindahan bersifat segera yaitu gangguan pada jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi. Contohnya sumbatan jalan nafas, tension pneumothorak, syok hemoragik, luka terpotong pada tangan dan kaki, combutio (luka bakar) tingkat II dan III > 25%

Prioritas II (kuning)Potensial mengancam nyawa atau fungsi vital bila tidak segera ditangani dalam jangka waktu singkat. Penanganan dan pemindahan bersifat jangan terlambat. Contoh: patah tulang besar, combutio (luka bakar) tingkat II dan III < 25 %, trauma thorak / abdomen, laserasi luas, trauma bola mata.

Prioritas III (hijau)Perlu penanganan seperti pelayanan biasa, tidak perlu segera. Penanganan dan pemindahan bersifat terakhir. Contoh luka superficial, luka-luka ringan

Prioritas 0 (hitam)Kemungkinan untuk hidup sangat kecil, luka sangat parah. Hanya perlu terapi suportif. Contoh henti jantung kritis, trauma kepala kritis.

Tabel 3.Klasifikasi berdasarkan Tingkat Keakutan(Iyer, 2004).TINGKAT KEAKUTAN

Kelas IPemeriksaan fisik rutin (misalnya memar minor); dapat menunggu lama tanpa bahaya

Kelas IINonurgen / tidak mendesak (misalnya ruam, gejala flu); dapat menunggu lama tanpa bahaya

Kelas IIISemi-urgen / semi mendesak (misalnya otitis media); dapat menunggu sampai 2 jam sebelum pengobatan

Kelas IVUrgen / mendesak (misalnya fraktur panggul, laserasi berat, asma); dapat menunggu selama 1 jam

Kelas VGawat darurat (misalnya henti jantung, syok); tidak boleh ada keterlambatan pengobatan ; situasi yang mengancam hidup

Beberapa petunjuk tertentu harus diketahui oleh perawat triage yang mengindikasikan kebutuhan untuk klasifikasi prioritas tinggi. Petunjuk tersebut meliputi : Nyeri hebat Perdarahan aktif Stupor / mengantuk Disorientasi Gangguan emosi Dispnea saat istirahat Diaforesis yang ekstrem Sianosis Tanda vital di luar batas normal (Iyer, 2004).

KOMPONEN DOKUMENTASI TRIAGE

Tanggal dan waktu tiba Umur pasien Waktu pengkajian Riwayat alergi Riwayat pengobatan Tingkat kegawatan pasien Tanda - tanda vital Pertolongan pertama yang diberikan Pengkajian ulang Pengkajian nyeri Keluhan utama Riwayat keluhan saat ini Data subjektif dan data objektif Periode menstruasi terakhir Imunisasi tetanus terakhir Pemeriksaan diagnostik Administrasi pengobatan Tanda tangan registered nurse

Proses dokumentasi triage menggunakan sistem SOAPIE, sebagai berikut :1. S : data subjektif2. O : data objektif3. A : analisa data yang mendasari penentuan diagnosa keperawatan4. P : rencana keperawatan5. I : implementasi, termasuk di dalamnya tes diagnostic6. E : evaluasi / pengkajian kembali keadaan / respon pasien terhadap pengobatan dan perawatan yang diberikan (ENA, 2005)