key informan

5
KEY INFORMAN : ISHAQ ALAMA : DESA ALEBO DUSUN III KECAMAAN : KONDA TANGGAL WAWANCARA : SABTU, 31 JANUARI 2015 Menurut SEKDES Alebo sebagai key informan dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana sejarah kedatangan masyarakat petani Jawa Desa Alebo, di mulai dari awal trans yaitu tahun 1973 yang pada waktu itu jumlah kk 200 kk, yang masih dibina oleh dinas sosial trans selama kurang lebih 2 tahun yang dimana setiap bulanya masyarakat Desa Alebo masih mendapatkan jata makanan dan pakaian dari Dinas Sosial. Tujuan awal trans yaitu mensjahterakan peani mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, Sebelum kehadiran komunitas transmigran di Desa Alebo (tahun 1973), awalnya Desa tersebut masih hutan tidak ada penduduk awal yang menempati desa Alebo tersebut, karena sejatinya program transmigrasi dengan sengaja mendatangkan komuniitas

Upload: cindraalimran

Post on 17-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

uhhiu

TRANSCRIPT

KEY INFORMAN: ISHAQALAMA: DESA ALEBO DUSUN IIIKECAMAAN : KONDATANGGAL WAWANCARA: SABTU, 31 JANUARI 2015

Menurut SEKDES Alebo sebagai key informan dalam penelitian ini menjelaskan bagaimana sejarah kedatangan masyarakat petani Jawa Desa Alebo, di mulai dari awal trans yaitu tahun 1973 yang pada waktu itu jumlah kk 200 kk, yang masih dibina oleh dinas sosial trans selama kurang lebih 2 tahun yang dimana setiap bulanya masyarakat Desa Alebo masih mendapatkan jata makanan dan pakaian dari Dinas Sosial. Tujuan awal trans yaitu mensjahterakan peani mengurangi kemiskinan dan kepadatan penduduk, memberikan kesempatan bagi orang yang mau bekerja, Sebelum kehadiran komunitas transmigran di Desa Alebo (tahun 1973), awalnya Desa tersebut masih hutan tidak ada penduduk awal yang menempati desa Alebo tersebut, karena sejatinya program transmigrasi dengan sengaja mendatangkan komuniitas transmigran untuk menempati daerah tujuan yakni Desa Alebo dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya yang tersedia. Yang dibimbing oleh pak Sutrisno (kepala unit), setelah dibina dinas sosial yang dulunya masih gabung dengan kelurahan Konda, dan kecamatan Ranomeeto, dan pada tahun 1975 pemekaran menjadi kecamatan Konda Desa Alebo. Budaya tradisi nyumbang sudah lama melekat sebelum berpindah di Desa Alebo yang dimana kebiasaan nyumbang dibawah dari daerah asal mereka yaitu Jawa Timur oleh sebab itu tidak adanya perbedaan tata cara nyumbang di daerah trans dan daerah asal mereka dan rata-rata masyarakat Desa Alebo yaitu beretnis Jawa, dimana didaerah asal mereka sangat berpegang erat pada tradisi nyumbang. yang berguna untuk mempererat tali silaturhim.Petani di Desa Alebo lebih memilih bertani sayuran karena daerah tersebut sangat kekurangan air bersih, air diperoleh dari sumur bor sumur galian, jadi petani lebih memilih tanaman jangka pendek yaitu sayur-sayuran. Didalam tradisi nyumbang yang masyarakat nyubangkan berbeda-beda sesuai dengan kemampuan sipenyumbang, dalam artian terjadi perbedaan nyumbng antara petani lapisan atas dan lapisan bawah. Ketika ada kegiatan sosial hajatan dan saat selesainya kegiatan nyumbang si empunya acara melakukan pencatatan nama dan jumlah yang di sumbangkan oleh si pelaku nyumbang. Bagi sebagian masyarakat pencatatan itu berguna bagi si empunya hajatan agar dikemudian hari ketika si penyumbang itu melaksanakan hajatan maka akan dilakukan hal yang sama contohnya jumlah sumbangan yang telah di sumbangkan akan kembali sama disumbangkan, namun sebagian orang lagi mempunyai pemikiran yang berbeda, mereka mencatat jumlah sumbangan tersebut agar mereka dapat mengetahui orang-orang yang menyumbang ketika melaksanakan kegiatan sosial hajatan yang dia laksanakan, maka dia akan menghdiri juga pesta atau hajatan tersebut, namun jumlah yang di nyumbangkan bukan merupakan salah satu tujuan pencatatan tersebut, karena dalam kegiatan nyumbang ini tidak di tetapkan berapa jumlah yang harus di sumbangkan. Prinsip mendasar nyumbang dilakukan oleh masyarakat Jawa di Desa Alebo lebih mengarah pada menjaga hubungan social antar rumah tangga atau masyarakat. Di lokasi penelitian ditegaskan bahwa nyumbang dilakukan oleh rumah tangga petani, selain untuk menjaga hubungan social antara masyarakat juga mengarah pada hubungan timbal balik (resiprositas). Informan peneliti menegaskan bahwa sebagian besar rumah tangga petani melakukan kegiatan nyumbang dengan memberikan sumbangan yang sama kepada rumah tangga petani yang lain. Hal ini merupakan salah satu bentuk implementasi dari bentuk pencatatan yang dilakukan oleh sebagian besar petani Jawa di lokasi penelitian. Menurut informan pencatatam dilakukan agar rumah tangga petani yang diberikan sumbangan dapat mengetahui seberapa besar nilai dan jumlah yang disumbangkan kepadanya, sehingga dikemudian hari rumah tangga petani yang diberikan sumbangan dapat melakukan nyumbang dengan nilai dan jumlah yang sama. Namun pada beberapa kasuh yang berbeda, menunjukan bahwa pencatatan nilai nyumbang yang dberikan kepada rumah tangga petani bukanlah merupakan salah satu hal yang yang sangat prinsip. Resiprositas yang dilakukan pada rumah tangga petani di Desa Alebo ternyata lebih mengarah pada hubungan timbal balik dan menjaga relasi social antara sesama warga.