kewirausahaan dan strategi bisnis

Upload: chriscahya-wibisana-candra

Post on 15-Jul-2015

66 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Kewirausahaan dan strategi bisnis : 7 penyebab kegagalan usaha/bisnis secara rata-rataKewirausahaan saat ini menjadi aspek pendukung reformasi bisnis lokal dan nasional yang skala pertumbuhannya mudah meningkat dan mudah menurun, bahkan secara praktikal boleh dikatakan bisa cepat untung dan cepat rugi. Strategi bisnis dalam menunjang kewirausahaan sangatlah penting mengingat tidak semua wirausaha bisa dijalankan dengan konsep tradisiononal dan natural, seiring perubahan ekonomi, kondisi negara dan teknologi. Contoh perubahan itu, dahulu banyak usaha mikro di bidang cetak foto kilat 10 menit jadi, hampir di setiap lokasi baik kantor dan lembaga pendidikan ada. Terutama ketika musim pendaftaran ajaran baru. Namun apa yang terjadi dalam 2 tahun ini ketika Negara menurunkan pajak-pajak impor untuk yang sebelumnya berstatus pajak barang mewah menjadi barang konsumsi umum (Dari PPnBM mennjadi PPN, maka biaya impor barang-barang cetak mencetak untuk foto semakin murah dan berdampak menjamurnya kepemilikannya, semua berbasis digital. Sehingga pengusaha mikro Cetak Foto kilat dengan lampu petromax bangkrut karena masyarakat lebih memilih penggunaan cetak digital baik dari kamera digital yang praktis kemudian make over foto dengan komputer kemudian cetak dan print pun bisa secara mandiri dan cepat, ditinggal mandipun cetak foto 50 buah bisa selesai. Semua ini berkaitan dengan pemahaman, kuangan, prediksi dan teknologi. Berikut ada 7 hal yang penyebab kegagalan usaha/bisnis secara umum; 1.Kurangnya Pemahaman Usaha dan tempat usaha Memahami secara kontekstual dan strategi bukan saja bagaimana produk itu mempunyai nilai tambah dan dibuat. Namun perlunya pemahaman akan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut, baik secara frekuensi, kuantitas, bentuk/jenis dan kualitasnya. Pemahaman usaha juga berkaitan terhadap sarana dan prasarana misal lokasi usaha, info usaha, kondisi kelengkapan usaha. Misal saya ambil contoh, seorang ibu yang pandai sekali memasak belum tentu berhasil dalam usaha rumah makan karena bisnis tidak saja tentang pemahaman proses produksi saja. Misal lagi, tempat usaha yang disewa ratusan juta belum tentu akan membawa keberhasilan usaha, jika tidak mempunyai kedekatan pasar dan kemudahan akses (akses berbasis jangkauan fisik dan teknologi). Kedekatan lokasi dengan sumber bahan baku/sumber produksi juga menjadi bagian penting karena dapat mengefisiensikan biaya transportasi dan produksi.

2. Kurangnya pengalaman dan strategi pemasaran Kewirausahaan dalam kontek usaha masyarakat, tetap perlu ada pengalaman usaha. Kalo sekiranya pemodal dan pemilik belum pengalaman maka belilah orang untuk dijadikan staf atau patner usaha, baik secara aktif maupun konsultan. Pengalaman berhubungan dengan bagaimana menjual, kepada siapa menjual, mengikat pelanggan, menangkap reaksi pelanggan dll. Secara umum masyarakat perilaku kewirausahaan, mampu dan giat dalam produksi, baik dalam usaha kerajinan, makanan, layanan jasa dan lain-lain namun tidak mempunyai kekuatan dan metode dan konsep pemasaran yang sistematis, ketika hari ini cukup laku maka tidak memperhitungkan kemungkinan bulan yang akan datang bahkan tahun-tahun mendatang. Saya coba pernah terlibat dalam penjauan beberapa UKM, rata-rata tidak mempunyai rencana pemasaran, bahkan rencana usaha atau bisnis plan tidak punya, sehingga rencana peningkatan usaha juga tidak bisa dijadwalkan dan dipacu untuk dicapai. Pemasaran yang diterapkan masih tradisional dan rentan terhadap perebutan pelanggan oleh pesaing. Tidak ada usaha untuk membangun loyalitas dan fanatisme. BIsakah usaha mikro membangun fanatisme? Sangat bisa, ketika saya menambal ban kendaraan yang bocor saya memilih satu tukang tambal ban dari 3 yang ada di sekitar saya, karena memang kualitas alat pembakar yang menghasilan tambalan yang bagus dan sosoknya pun yang komunikatif, menghargai dan rela mengulang dan dikritik bila kurang sempurna hasilnya. 3. Kurangnya pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku dan sarana. Pengadaaan bahan baku tidak serta merta sepreti logika membeli bahan baku cabe, daging dalam rumaha makan atau logika semen, besi dalam usaha bangunan, tetapi lebih kepada bagaimana bahan baku diperlakukan. Banyak pebisnis yang baru membuka usaha membeli bahan baku sebanyak mungkin namun tidak dengan pemahaman bagaimana bahan baku dipelihara, serta pemahaman frekuensi penggunaan bahan baku harian, mingguan dan permintaan masyarakat .Contoh lain lagi, pemahaman sarana, banyak pengusaha dalam bidang digital printing membeli alat jutaan bahkan ratusan juga impor, namun tidak paham bagaimana memelihara dan antisipasi hariannya secara rutin dan strategis, sehingga keseringan rusak menimbulkan ketergantungan teknisi dari luar kota dan luar negeri, membuat usaha macet ketika alat rusak. Sehingga banyak order yang di batalkan, pelanggan pun lari. Padahal ada beberapa penyedia sarana digital printing yang memberikan layanan garansi secara pasti sampai ke mendatangkan teknisinya dari China sana, walau harga lebih mahal, ini semua hasil studi kasus di pebisnis digital printing di Yogya.

4. Kurang nya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan Kebijakan dalam menentukan keputusan strategi ber wirausaha hendaknya tidak mengandalkan dari insting dan naluri saja. Namun histori dalam catatan administrasi perlu di jadikan modal dalam menentukan keputusan. Kebijakan/Keputusan berbasisis data. Begitu juga dalam hal keuangan, banyak kasus usaha yang dirintis tidak mempunyai kekuatan data keuangan yang baik, sehingga pemilik tidak paham akan pendapatan rutin bulanan, tidak bisa mengkorelasi antara pendapatan, penjualan dan penggunaan bahan baku. Sehingga kemungkinan penyalahgunaan di tingkat bawah bisa dijalankan tanpa diketahui. 5. Kurangnya kehandalan pengelolaan modal dan kendali kredit Wirausaha-wan yang baik memahami modal tidak saja uang. Sehingga kredit yang membabi buta ke bank-bank bukan salah satu solusi tunggal, apalagi mengambil kredit maksimal dari plafon jaminannya, yang tidak diperhitungkan dari kebutuhan operasional. Pengusaha mikro banyak menjadi kan kredit sebagai expansi produksi dan pra investasi. Tidak akurasi dalam memperhitungkan kebutuhan suntikan modal dengan kemampuan bayar bulanan dan skala likuditas nya. Likuiditasnya misal apakah pelanggan anda selalu cash membayar atau menundanunda pembayaran. Dengan kata lain, ketika anda memgajukan kredit ke bank, tentu andapun juga harus hati-hati dalam memberikan kredit atau pending payment kepada pelanggan anda, pilah-pilah mana yang tertib dan tidak,lali tentukan sikap skala prioritasnya. Pemodalan yang semu dan tidak terpisah dengan kepentingan/kebutuhan pribadi juga menjadi awal kegagalan usaha, penarikan dana dari perusahaan/toko terlalu sering dan cepat namun tidak memperhitungkan dengan arus pembayaran dan pendapatan perusahaan/toko/usaha. 6. Kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha Wirausahawan yang sejati tidak serta merta menjadikan seluruh keluarganya adalan staf dari perusahaan/toko/usahanya. Kenapa? Karena hubungan yang terlalu cair dalam keluarga dapat menghilangkan kinerja fungsi stuktural yang seharusnya. Misal harusnya pimpinan berhak menegur proses pengelolaan pengadaaan barang yang sesuai standar, namun karena staf yang bertanggungjawab adalah adik ipar, maka segan untuk menegur, dan beranggapan bahwa nanti tentu akan berubah. SDM yang berwawasan wirausaha maka akan membentuk jiwa yang kokoh, karena beranggapan bahwa selain dia staf namun juga sosok yang yakin bahwa dengan sukses di bidangnya maka dia terlah berhasil sebagai wirausaha wan layaknya pemilik usaha, walau hanya dalam area kerjanya, seakan-akan bekerja sukses juga kepuasan pribadi dan teamwork. Sehingga staf mempunyai daya tahan terhadap masalah yang timbul, karena beranggapan bahwa masalah adalah bagian dari proses berwirausaha. Caranya, jangan jadikan staf anda seorang robot yang harus turut pada perintah namun juga diberikan tantangan untuk analisa perbaikan, dan ada reward periodik, inilah hal yang tidak dilakukan penguasana secara umum, dan salah satu kegagalan dalam skop SDM. Memasukkan nilai kewirausahaan menyatu dalam motivasi kerja bawahan bukan hal yang mudah, tetapi jika anda memberikan tantangan dan standar pencapaian per unit, maka itu salah satu bentuk pendidikannya, tinggal metode harmonisasiny antara divisi.

KEkurangan dalam menentukan kualifikasi staf dalam rekrutmen merupakan sebagian penyebab kegagalan dalam usaha peningkatan keberlangsungan usaha. Sehingga perencaaan usaha yang baik selalu menyiapkan kriteria SDM masing-masing divisi baru melakukan rekrutmen. Jangan terbalik. 7. Kekurangan pemahaman perubahan teknologi Dalam awal tulisan ini disinggung masalah seorang pengusaha individu bidang Cetak Foto Kilat, secara logika pengusaha Cetak Kilat 10 menit tad harusnya i langsung bermigrasi ke bisnis cetak berbasis digital ketika ada perubahan teknologi cetak foto, namun karena justru banyak keterbatasan pemahaman teknologi maka pelarian usaha justru keluar dari bisang usaha sebelumnya. PEmahaman teknolgi bagi SDM tidak serta merta harus berkaitan dengan computer dan internet, namun juga berdasar kemudahan dari dampak teknologi yang ada, misal mengulek sambel dari cobek beralih dengan blender, dari penghangat nasi dengan kompor beralih ke magic jar. Sekarang kalo dalam bidang cetak mencetak, yang dahulunya dengan mesin cetak warna yang mahal sekarang cukup dengan yang portable dan print namun tetap dengan kualitas handal. Kegagalan usaha pemahaman teknologi ini tidak semata karena pemahaman pembelian namun juga pemeliharaan, misal banyak data keuangan, data nasabah yang hilang karena virus, atau ketidakmampuan staf dalam melindungi data file konsumen sehingga ada pesaing yang bisa mengambil melalui salah satu stafnya yang hendak kena PHK atau pindah, sehingga data-data dengan mudah digunakan oleh pesaing. Teknologi juga berkaitan dengan prediksi kehandalan perangkat yang digunakan saat ini agar tetap survive dalam 5 s.d 15 tahun mendatang. serta hendaknya SDM harus mau belajar setiap saat untuk mengikuti perkembangan teknologi. Teknologi juga berakitan dengan keberhasilan pemasaran baik dalam mendesain grafis, pubklikasi profil dalam cd, membuat website atau blog gratis. Jangan berpikir bahwa usaha kecil pun tidak perlu website, karena beberapa waktu lalu saya mendesain sistem sebuah web untuk promosi kecil usaha jahit baju, saat ini order dari beberapa kota hasil promosi di website sudah mulai berdatangan. Yang penting unik, entah harga, hasil, pengguna dan nuansa.

Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya: 1. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial. Menempatkan orangorang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan. 2. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti. Seorang wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat. 3. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang apa adanya akan mempersulit majunya perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak dengan baik. Penangana modal dan kreditdari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman Segala yang telah dikerjakan harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. 4. Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari dalam diri sendiri. 5. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau membuka tempat usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, kemanan masyarakat disekitarnya. 6. Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi. 7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha haruis berani melakukan perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan teknologi yang sedang

berkembang. Ketidakmampuan mengikuti perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi pergerakan organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsurangsur ketinggalan dengan organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi. 8. Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat sama sekali maka akan memperlambat laju kinerga organsiasi. 9. Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti. Motivasi karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional awal. 10. Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan mearik perhatian pasar.

Motivasi Diri Menghadapi KegagalanSelalu berpikiran positif tentang kegagalan. Hadapi kegagalan dengan pikiran yang positif, jangan pernah menyalahkan orang lain atas kegagalan yang Anda alami. Agar Anda dapat melaluinya dengan mencari solusi yang tepat pula, tanpa adanya penyesalan panjang yang akan menghambat kesuksesan di depan Anda. Jadikan kegagalan sebagai pembelajaran bagi Anda. Adanya kegagalan memberikan kesempatan bagi Anda untuk belajar, untuk itu jangan pernah hindari kegagalan. Karena secara tidak langsung Anda akan mencari tahu penyebab kegagalan tersebut dan berusaha mencari solusi serta menghindari hal hal yang dapat menyebabkan kegagalan tersebut terulang lagi. Sehingga Anda mengetahui jalan mana yang salah dan cara apa yang benar. Kegagalan bukan akhir dari segalanya, karena kegagalan hanya bersifat sementara. Satu kali, dua kali, bahkan sepuluh kali gagal bukan merupakan akhir dari hidup Anda. Kegagalan hanya bersifat sementara dan dapat selesai jika Anda mau merubahnya. Anggap kegagalan ibarat orang yang jatuh dari sepeda, orang tersebut tidak akan merasakan sakit yang lama jika dia segera bangkit dan mencari obat luka, begitu juga dengan kegagalan. Seseorang tidak akan terlalu lama merasakan gagal jika orang tersebut segera bangkit dari kegagalan dan mencari jalan keluarnya. Berusaha bangkit dengan motivasi baru. Jangan terlena dengan penyesalan Anda, segeralah bangkit dari kegagalan. Kumpulkan kembali motivasi diri Anda, dan yakinkan diri Anda bahwa jika ada kegagalan pasti akan ada keberhasilan di depan sana. Keputusannya ada di tangan Anda, apakah Anda akan terus berjalan menjemput keberhasilan itu atau hanya akan berdiam terus meratapi kegagalan yang ada. Sebenarnya orang yang gagal adalah orang yang tidak mau berusaha keluar dari lubang kegagalan. Kegagalan bukan hal yang perlu ditakuti, karena orang yang takut gagal adalah orang yang jauh dari kesuksesannya. Teruslah bangkit untuk mencoba dan belajar dari kegagalan yang Anda alami, jangan pernah menyerah oleh keadaan yang hanya sementara. Benar kata orang bijak, bahwa kegagalan hanyalah sukses yang tertunda. So, jangan terlalu lama menunda kesuksesan Anda. Salam sukses.