kewenangan daerah

20
Kewenangan Daerah 1. Kewenangan Daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan,peradilan,moneter, fiskal, agama, serta kewenangan dalam bidang lain. 2. Kewenangan bidang lain, sebagaimana termasuk pada ayat (1), meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional - secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara,pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pemberdayaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan standarisasi nasional. OTONOMI DAERAH Pengertian Otonomi Daerah - sesuai Undang-Undang No. 32 tahun 2004 pasal 1 ayat 5, pengertian otonomi derah adalah hak ,wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Sedangkan menurut Suparmoko (2002:61) mendefinisikan otonomi daerah sebagai kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan juga mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat. Sesuai dengan penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, bahwa pemberian kewenangan otonomi daerah dan kabupaten / kota didasarkan kepada desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. a. Kewenangan Otonomi Luas Kewenangan otonomi luas berarti keleluasaan daerah untuk melaksanakan pemerintahan yang meliputi semua aspek pemerintahan kecuali bidang pertahanan keamanan, politik luar negeri, peradilan, agama, moneter & fiscal serta kewenangan pada aspek lainnya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Disisi lain keleluasaan otonomi meliputi juga kewenangan yang utuh & bulat dalam penyelenggaraan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian hingga evaluasi.

Upload: ryan-sahputra

Post on 28-Dec-2015

50 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kewenangan daerah

TRANSCRIPT

Page 1: Kewenangan Daerah

Kewenangan Daerah

1 Kewenangan Daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri pertahanan keamananperadilanmoneter fiskal agama serta kewenangan dalam bidang lain

2 Kewenangan bidang lain sebagaimana termasuk pada ayat (1) meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional - secara makro dana perimbangan keuangan sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negarapembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia pemberdayaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis konservasi dan standarisasi nasional

OTONOMI DAERAHPengertian Otonomi Daerah - sesuai Undang-Undang No 32 tahun 2004 pasal 1 ayat 5 pengertian otonomi derah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan Sedangkan menurut Suparmoko (200261) mendefinisikan otonomi daerah sebagai kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan juga mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakatSesuai dengan penjelasan Undang-Undang No 32 tahun 2004 bahwa pemberian kewenangan otonomi daerah dan kabupaten kota didasarkan kepada desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas nyata dan bertanggung jawab

a Kewenangan Otonomi LuasKewenangan otonomi luas berarti keleluasaan daerah untuk melaksanakan pemerintahan yang meliputi semua aspek pemerintahan kecuali bidang pertahanan keamanan politik luar negeri peradilan agama moneter amp fiscal serta kewenangan pada aspek lainnya ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan Disisi lain keleluasaan otonomi meliputi juga kewenangan yang utuh amp bulat dalam penyelenggaraan mulai dari perencanaan pelaksanaan pengawasan pengendalian hingga evaluasib Otonomi NyataOtonomi nyata berarti keleluasaan daerah untuk menjalankan kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang secara nyata ada amp diperlukan serta tumbuh hidup amp berkembang di daerahc Otonomi Yang Bertanggung JawabOtonomi yang bertanggung jawab berarti berwujud pertanggungjawaban sebagai konsekuensi pemberian hak serta kewenangan kepada daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi daerah berupa pengembangan kehidupan demokrasi peningkatan kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi keadilan dan pemerataan serta pemeliharaan hubungan yang sehat antara pusat amp daerah serta antar daerah dalam usaha menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

Sesuai dengan UU No 32 tahun 2004 pasal 1 ayat 7 8 9 tentang Pemerintah Daerah ada 3 dasar

sistem hubungan antara pusat amp daerah yaitu Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur amp mengurus urusan pemerintah dalam sistem Negara Kesatuan Republik IndonesiaDekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah danatau kepada instansi vertikal di wilayah tertentuTugas perbantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah amp atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan amp mempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan

Hak dan Kewajiban DaerahDalam menyelenggarakan otonomi daerah mempunyai haka mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannyab memilih pimpinan daerahc mengelola aparatur daerahd mengelola kekayaan daerahe memungut pajak daerah dan retribusi daerahf mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerahg mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah danh mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam Peraturan perundangundangan

Dalam menyelenggarakan otonomi daerah mempunyai kewajibana melindungi masyarakat menjaga persatuan kesatuan dan kerukunannasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesiab meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatc mengembangkan kehidupan demokrasid mewujudkan keadilan dan pemerataane meningkatkan pelayanan dasar pendidikanf menyediakan fasilitas pelayanan kesehatang menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layakh mengembangkan sistem jaminan sosiali menyusun perencanaan dan tata ruang daerahj mengembangkan sumber daya produktif di daerahk melestarikan lingkungan hidupl mengelola administrasi kependudukanm melestarikan nilai sosial budayan membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuaidengan kewenangannya dano kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

Dalam konsep negara kesatuan Kewenangan Pemerintahan Daerah sebenarnya ada pada pemerintah pusat sebagai representasi dari negara Namun mengingat semua kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah berfokus pada pelayanan masyarakat dimana jangkauan pemerintah kepada masyarakat dalam negara yang mempunyai wilayah demikian luas seperti Negara Indonesia maka perlu adanya kerangka untuk mengatur dan menyeimbangkan keterbatasan pemerintahan dalam masalah tersebut perlu adanya sistem pemerintahan yang kewenangannya tidak sepenuhnya menjadi urusan pemerintah pusat sehingga pemerataan bisa dilaksanakan maka dengan mengambil sistem desentralisasi diharapkan dapat memangkas urusan pemerintah pusat

Pembagian urusan dan kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang diatur dalam Pasal 10 UU Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa

1 Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah

2 Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan

3 Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

Politik luar negeri Pertahanan Keamanan Yustisi Moneter dan fiskal nasional dan Agama

Terhadap urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dalam ayat (4) dan ayat (5) Pasal 10 diatur bahwa

1 Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah

atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah danatau pemerintahan desa

2 Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar urusan pemerintahan tersebut Pemerintah dapat

Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku

wakil Pemerintah atau Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah danatau

pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan

Urusan Pemerintah daerah

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas Akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar strata dalam pemerintahan Penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut merupakan pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi kabupaten dan kota atau antar pemerintahan daerah yang saling terkait tergantung dan sinergis sebagai satu sistem pemerintahan

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah

Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan pengalihan sarana dan prasarana serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi

1 Perencanaan dan pengendalian pembangunan 2 Perencanaan pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

3 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Penyediaan sarana dan prasarana umum 5 Penanganan bidang kesehatan 6 Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial7 Penanggulangan masalah sosial lintas kabupatenkota 8 Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupatenkota 9 Fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah termasuk lintas

kabupatenkota 10Pengendalian lingkungan hidup 11Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupatenkota 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupatenkota15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan

oleh kabupatenkota dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupatenkota merupakan urusan yang berskala kabupatenkota meliputi

1 Perencanaan dan pengendalian pembangunan 2 Perencanaan pemanfaatan dan pengawasan tata ruang 3 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Penyediaan sarana dan prasarana umum 5 Penanganan bidang kesehatan 6 Penyelenggaraan pendidikan 7 Penanggulangan masalah sosial 8 Pelayanan bidang ketenagakerjaan 9 Fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah 10Pengendalian lingkungan hidup

11Pelayanan pertanahan 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal 15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan kabupatenkota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Hubungan dalam bidang keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintahan daerah meliputi

1 Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

2 Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah dan 3 Pemberian pinjaman danatau hibah kepada pemerintahan daerah

Sesuai Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menggantikan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Jika dilihat dari ketentuan tersebut daerah dalam hal ini direpresentasikan oleh kepala daerah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi wewenang pemerintahannya

Pertanggungjawaban Kepala Daerah merupakan keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan Pemerintahan Daerah selama satu Tahun Anggaran berdasarkan tolok ukur Rencana Umum Pembangunan Tahunan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati ini merupakan amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dimana didalam Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

disebutkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Sebagai pedoman penyusunan substansi laporan keterangan pertanggungjawaban

Mekanisme Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

Pelaksanaan dan mekanisme penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah perlu memperhatikan hal-hal

1 Setiap akhir tahun dan akhir masa jabatan Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan wajib menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas desentralisasi kepada DPRD dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri

2 Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 diadakan penyesuaian-penyesuaian antara lain

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah disampaikan dan dibahas dalam rapat paripurna DPRD

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah berisi informasi dari Kepala Daerah kepada DPRD dalam pelaksanaan tugas Kepala Daerah selama kurun waktu tertentu maupun akhir masa jabatan sebagai bahan bagi DPRD dalam menetapkan kebijakan pemerintahan daerah dan melaksanakan fungsi pengawasan kebijakan

Hasil pembahasan oleh DPRD ditetapkan dengan Keputusan DPRD berupa catatan-catatan yang sifatnya strategis untuk dipedomani oleh Kepala Daerah dalam pelaksanaan tugasnya

Komponen pelayanan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik disusun berdasarkan klasifikasi bidang kewenangan pemerintahan Daerah yang berpedoman pada ketentuan dalam Undang-undang No 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan diperbaharui melalui Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Klasifikasi bidang kewenangan pemerintah yang diolah berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut

1 Bidang Pemerintahan Umum 2 Bidang Pertanian dan Peternakan 3 Bidang Perikanan dan Kelautan 4 Bidang Kehutanan dan Perkebunan 5 Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 6 Bidang Penanaman Modal 7 Bidang Kesehatan 8 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 9 Bidang Pekerjaan Umum 10Bidang Perhubungan 11Bidang Lingkungan Hidup 12Bidang Kependudukan 13Bidang Kepariwisataan 14Bidang Pertanahan

- See more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlsthashzJIhf2LOdpuf

Read more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlCopyright httpwwwsemipediacom Under Common Share Alike Atribution

Naskah No 20 Juni-Juli 2000 1Penyelenggaraan Kewenangandalam Konteks Otonomi DaerahDeddy Supriady Bratakusumah

I PendahuluanSejak beberapa dekade yang lalu beberapa negara telah dan sedang melakukandesentralisasi motivasi fenomena ini terutama disebabkan oleh alasan politikDesentralisasi merupakan bagian yang teramat penting didalam proses demokratisasipenyelenggaraan pemerintahan Pemerintahan pusat atau terpusat yang cenderungotokratis berubah menjadi pemerintahan lokal yang dipilih langsung oleh masyarakatAlasan lainnya atas maraknya proses desentralisasi adalah untuk memperbaiki mutupelayanan kepada masyarakat oleh penyelenggara pemerintahan Didalam konteks inititik berat desentralisasi adalah pelayanan bukan kekuasaan Dengan kata laindesentralisasi adalah suatu upaya mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya(bringing the State closer to the people)Seiring dengan telah terselesaikannya kendala kehidupan politik di Indonesia yangditandai dengan telah terbentuknya penyelenggara pemerintahan yang baru hasil suatuproses yang cukup demokratis maka harapan akan membaiknya perekonomian danberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya di Indonesia menjaditerbuka dan semoga dalam tempo yang tidak terlalu lama harapan tersebut akanmenjadi kenyataan Selain itu juga semangat reformasi dan perubahan diberbagaibidang serta dorongan dan dampak dari proses demokratisasi telah menggugahpemerintah bersama dengan parlemen untuk melahirkan dua undang-undang yaitu UUNo 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Kedua UU tersebutmerupakan dasar bagi proses desentralisasi dan otonomi daerah yang luas danbertanggung jawabTujuan utama dari desentralisasi dan otonomi daerah ini adalah mendekatkanpemerintah kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepadamasyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebihkuat dan nyata Desentralisasi dan otonomi daerah dapat dikatakan berhasil apabilapelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadilebih berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangantersebut akan berakhir dengan semakin meningkatnya peranserta masyarakat danberubahnya peran pemerintah dari provider menjadi fasilitatorI Pembagian Kewenangan Menurut UU No 22 Tahun 1999Agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik maka sebagai langkah awal adalahpembagian kewenangan Dengan pembagian ini akan jelas siapa melakukan apa dan siapa membiayai apa Pemisahan dan pemilahan ini akan berdampak pada tatanankelembagaan dan akhirnya pada penyediaan dan penempatan pegawaiPembagian kewenangan dari sudut pandang masyarakat dapat ditentukan dengansiapa yang akan menerima manfaat dan siapa yang akan menanggung beban atau resikoatau dampak Sebagai contoh penyelenggaraan upaya pertahanan negara akanbermanfaat bagi seluruh bangsa dan harus didanai oleh seluruh bangsa secara nasionaloleh karenanya bidang pertahanan merupakan kewenangan pemerintahan nasional(pusat) Namun lampu penerangan jalan misalnya hanya bermanfaat bagi penghunikota atau permukiman tertentu dan dapat didanai oleh masyarakat setempat karenanyahal ini mutlak kewenangan pemerintahan kota

Secara garis besar UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah denganjelas telah mengatur masalah pembagian kewenangan ini Undang-undang menyuratkanbahwa kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan bertambah dan mencakupkewenangan pada hampir seluruh bidang pemerintahanSementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas hanyapada kewenangan di bidang (a) politik luar negeri (b) pertahanan keamanan (c)peradilan (d) moneter dan fiskal (e) agama dan (f) kewenangan di bidang lainKhusus mengenai kewenangan dan tanggung jawab di bidang lain yang masihdimiliki oleh pusat sebagaimana dijelaskan didalam pasal 7 UU No 22 Tahun 1999meliputi kewenangan (a) perencanaan nasional dan pengendalian pembangunannasional secara makro (b) dana perimbangan keuangan (c) sistem administrasi negaradan lembaga perekonomian negara (d) pembinaan dan pemberdayaan sumberdayamanusia (e) pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis (f)konservasi dan (g) standarisasi nasionalDi dalam UU No22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangandaerah adalah Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuanRepublik Indonesia1 Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan kecuali kewenangan yang masih harus berada ditangan pusatLebih rinci lagi kewenangan daerah yang terdapat di dalam undang-undangadalah1 Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan2

2 Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas danberwenang melakukan- ekplorasi ekploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayahlaut tersebut- pengaturan kepentingan administratif1 Pasal 1 huruf i UU No 2219992 Pasal 10 ayat 1 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 3- pengaturan tata ruang- penegakan hukum dan- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara3 Melakukan pengangkatan pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gajitunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendididkan dan pelatihan sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan34 Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD4

5 Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri denganpersetujuan DPRD dan Pusat untuk pinjaman luar negeri5

6 Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah6

7 Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah7

8 Menetapkan APBD89 Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain dan dapat membentuk BadanKerjasama baik dengan mitra didalam maupun diluar negeri9

10 Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan10

11 Pemerintahan kotakabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dapatmembentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan11

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 2: Kewenangan Daerah

sistem hubungan antara pusat amp daerah yaitu Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur amp mengurus urusan pemerintah dalam sistem Negara Kesatuan Republik IndonesiaDekonsentrasi merupakan pelimpahan wewenang pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah danatau kepada instansi vertikal di wilayah tertentuTugas perbantuan yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah amp atau desa atau sebutan lain dengan kewajiban melaporkan amp mempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada yang menugaskan

Hak dan Kewajiban DaerahDalam menyelenggarakan otonomi daerah mempunyai haka mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannyab memilih pimpinan daerahc mengelola aparatur daerahd mengelola kekayaan daerahe memungut pajak daerah dan retribusi daerahf mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerahg mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah danh mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam Peraturan perundangundangan

Dalam menyelenggarakan otonomi daerah mempunyai kewajibana melindungi masyarakat menjaga persatuan kesatuan dan kerukunannasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesiab meningkatkan kualitas kehidupan masyarakatc mengembangkan kehidupan demokrasid mewujudkan keadilan dan pemerataane meningkatkan pelayanan dasar pendidikanf menyediakan fasilitas pelayanan kesehatang menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layakh mengembangkan sistem jaminan sosiali menyusun perencanaan dan tata ruang daerahj mengembangkan sumber daya produktif di daerahk melestarikan lingkungan hidupl mengelola administrasi kependudukanm melestarikan nilai sosial budayan membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuaidengan kewenangannya dano kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan

Dalam konsep negara kesatuan Kewenangan Pemerintahan Daerah sebenarnya ada pada pemerintah pusat sebagai representasi dari negara Namun mengingat semua kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah berfokus pada pelayanan masyarakat dimana jangkauan pemerintah kepada masyarakat dalam negara yang mempunyai wilayah demikian luas seperti Negara Indonesia maka perlu adanya kerangka untuk mengatur dan menyeimbangkan keterbatasan pemerintahan dalam masalah tersebut perlu adanya sistem pemerintahan yang kewenangannya tidak sepenuhnya menjadi urusan pemerintah pusat sehingga pemerataan bisa dilaksanakan maka dengan mengambil sistem desentralisasi diharapkan dapat memangkas urusan pemerintah pusat

Pembagian urusan dan kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang diatur dalam Pasal 10 UU Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa

1 Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah

2 Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan

3 Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

Politik luar negeri Pertahanan Keamanan Yustisi Moneter dan fiskal nasional dan Agama

Terhadap urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dalam ayat (4) dan ayat (5) Pasal 10 diatur bahwa

1 Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah

atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah danatau pemerintahan desa

2 Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar urusan pemerintahan tersebut Pemerintah dapat

Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku

wakil Pemerintah atau Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah danatau

pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan

Urusan Pemerintah daerah

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas Akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar strata dalam pemerintahan Penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut merupakan pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi kabupaten dan kota atau antar pemerintahan daerah yang saling terkait tergantung dan sinergis sebagai satu sistem pemerintahan

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah

Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan pengalihan sarana dan prasarana serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi

1 Perencanaan dan pengendalian pembangunan 2 Perencanaan pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

3 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Penyediaan sarana dan prasarana umum 5 Penanganan bidang kesehatan 6 Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial7 Penanggulangan masalah sosial lintas kabupatenkota 8 Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupatenkota 9 Fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah termasuk lintas

kabupatenkota 10Pengendalian lingkungan hidup 11Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupatenkota 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupatenkota15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan

oleh kabupatenkota dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupatenkota merupakan urusan yang berskala kabupatenkota meliputi

1 Perencanaan dan pengendalian pembangunan 2 Perencanaan pemanfaatan dan pengawasan tata ruang 3 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Penyediaan sarana dan prasarana umum 5 Penanganan bidang kesehatan 6 Penyelenggaraan pendidikan 7 Penanggulangan masalah sosial 8 Pelayanan bidang ketenagakerjaan 9 Fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah 10Pengendalian lingkungan hidup

11Pelayanan pertanahan 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal 15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan kabupatenkota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Hubungan dalam bidang keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintahan daerah meliputi

1 Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

2 Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah dan 3 Pemberian pinjaman danatau hibah kepada pemerintahan daerah

Sesuai Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menggantikan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Jika dilihat dari ketentuan tersebut daerah dalam hal ini direpresentasikan oleh kepala daerah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi wewenang pemerintahannya

Pertanggungjawaban Kepala Daerah merupakan keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan Pemerintahan Daerah selama satu Tahun Anggaran berdasarkan tolok ukur Rencana Umum Pembangunan Tahunan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati ini merupakan amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dimana didalam Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

disebutkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Sebagai pedoman penyusunan substansi laporan keterangan pertanggungjawaban

Mekanisme Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

Pelaksanaan dan mekanisme penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah perlu memperhatikan hal-hal

1 Setiap akhir tahun dan akhir masa jabatan Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan wajib menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas desentralisasi kepada DPRD dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri

2 Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 diadakan penyesuaian-penyesuaian antara lain

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah disampaikan dan dibahas dalam rapat paripurna DPRD

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah berisi informasi dari Kepala Daerah kepada DPRD dalam pelaksanaan tugas Kepala Daerah selama kurun waktu tertentu maupun akhir masa jabatan sebagai bahan bagi DPRD dalam menetapkan kebijakan pemerintahan daerah dan melaksanakan fungsi pengawasan kebijakan

Hasil pembahasan oleh DPRD ditetapkan dengan Keputusan DPRD berupa catatan-catatan yang sifatnya strategis untuk dipedomani oleh Kepala Daerah dalam pelaksanaan tugasnya

Komponen pelayanan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik disusun berdasarkan klasifikasi bidang kewenangan pemerintahan Daerah yang berpedoman pada ketentuan dalam Undang-undang No 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan diperbaharui melalui Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Klasifikasi bidang kewenangan pemerintah yang diolah berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut

1 Bidang Pemerintahan Umum 2 Bidang Pertanian dan Peternakan 3 Bidang Perikanan dan Kelautan 4 Bidang Kehutanan dan Perkebunan 5 Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 6 Bidang Penanaman Modal 7 Bidang Kesehatan 8 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 9 Bidang Pekerjaan Umum 10Bidang Perhubungan 11Bidang Lingkungan Hidup 12Bidang Kependudukan 13Bidang Kepariwisataan 14Bidang Pertanahan

- See more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlsthashzJIhf2LOdpuf

Read more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlCopyright httpwwwsemipediacom Under Common Share Alike Atribution

Naskah No 20 Juni-Juli 2000 1Penyelenggaraan Kewenangandalam Konteks Otonomi DaerahDeddy Supriady Bratakusumah

I PendahuluanSejak beberapa dekade yang lalu beberapa negara telah dan sedang melakukandesentralisasi motivasi fenomena ini terutama disebabkan oleh alasan politikDesentralisasi merupakan bagian yang teramat penting didalam proses demokratisasipenyelenggaraan pemerintahan Pemerintahan pusat atau terpusat yang cenderungotokratis berubah menjadi pemerintahan lokal yang dipilih langsung oleh masyarakatAlasan lainnya atas maraknya proses desentralisasi adalah untuk memperbaiki mutupelayanan kepada masyarakat oleh penyelenggara pemerintahan Didalam konteks inititik berat desentralisasi adalah pelayanan bukan kekuasaan Dengan kata laindesentralisasi adalah suatu upaya mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya(bringing the State closer to the people)Seiring dengan telah terselesaikannya kendala kehidupan politik di Indonesia yangditandai dengan telah terbentuknya penyelenggara pemerintahan yang baru hasil suatuproses yang cukup demokratis maka harapan akan membaiknya perekonomian danberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya di Indonesia menjaditerbuka dan semoga dalam tempo yang tidak terlalu lama harapan tersebut akanmenjadi kenyataan Selain itu juga semangat reformasi dan perubahan diberbagaibidang serta dorongan dan dampak dari proses demokratisasi telah menggugahpemerintah bersama dengan parlemen untuk melahirkan dua undang-undang yaitu UUNo 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Kedua UU tersebutmerupakan dasar bagi proses desentralisasi dan otonomi daerah yang luas danbertanggung jawabTujuan utama dari desentralisasi dan otonomi daerah ini adalah mendekatkanpemerintah kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepadamasyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebihkuat dan nyata Desentralisasi dan otonomi daerah dapat dikatakan berhasil apabilapelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadilebih berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangantersebut akan berakhir dengan semakin meningkatnya peranserta masyarakat danberubahnya peran pemerintah dari provider menjadi fasilitatorI Pembagian Kewenangan Menurut UU No 22 Tahun 1999Agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik maka sebagai langkah awal adalahpembagian kewenangan Dengan pembagian ini akan jelas siapa melakukan apa dan siapa membiayai apa Pemisahan dan pemilahan ini akan berdampak pada tatanankelembagaan dan akhirnya pada penyediaan dan penempatan pegawaiPembagian kewenangan dari sudut pandang masyarakat dapat ditentukan dengansiapa yang akan menerima manfaat dan siapa yang akan menanggung beban atau resikoatau dampak Sebagai contoh penyelenggaraan upaya pertahanan negara akanbermanfaat bagi seluruh bangsa dan harus didanai oleh seluruh bangsa secara nasionaloleh karenanya bidang pertahanan merupakan kewenangan pemerintahan nasional(pusat) Namun lampu penerangan jalan misalnya hanya bermanfaat bagi penghunikota atau permukiman tertentu dan dapat didanai oleh masyarakat setempat karenanyahal ini mutlak kewenangan pemerintahan kota

Secara garis besar UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah denganjelas telah mengatur masalah pembagian kewenangan ini Undang-undang menyuratkanbahwa kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan bertambah dan mencakupkewenangan pada hampir seluruh bidang pemerintahanSementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas hanyapada kewenangan di bidang (a) politik luar negeri (b) pertahanan keamanan (c)peradilan (d) moneter dan fiskal (e) agama dan (f) kewenangan di bidang lainKhusus mengenai kewenangan dan tanggung jawab di bidang lain yang masihdimiliki oleh pusat sebagaimana dijelaskan didalam pasal 7 UU No 22 Tahun 1999meliputi kewenangan (a) perencanaan nasional dan pengendalian pembangunannasional secara makro (b) dana perimbangan keuangan (c) sistem administrasi negaradan lembaga perekonomian negara (d) pembinaan dan pemberdayaan sumberdayamanusia (e) pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis (f)konservasi dan (g) standarisasi nasionalDi dalam UU No22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangandaerah adalah Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuanRepublik Indonesia1 Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan kecuali kewenangan yang masih harus berada ditangan pusatLebih rinci lagi kewenangan daerah yang terdapat di dalam undang-undangadalah1 Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan2

2 Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas danberwenang melakukan- ekplorasi ekploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayahlaut tersebut- pengaturan kepentingan administratif1 Pasal 1 huruf i UU No 2219992 Pasal 10 ayat 1 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 3- pengaturan tata ruang- penegakan hukum dan- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara3 Melakukan pengangkatan pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gajitunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendididkan dan pelatihan sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan34 Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD4

5 Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri denganpersetujuan DPRD dan Pusat untuk pinjaman luar negeri5

6 Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah6

7 Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah7

8 Menetapkan APBD89 Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain dan dapat membentuk BadanKerjasama baik dengan mitra didalam maupun diluar negeri9

10 Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan10

11 Pemerintahan kotakabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dapatmembentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan11

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 3: Kewenangan Daerah

Dalam konsep negara kesatuan Kewenangan Pemerintahan Daerah sebenarnya ada pada pemerintah pusat sebagai representasi dari negara Namun mengingat semua kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah berfokus pada pelayanan masyarakat dimana jangkauan pemerintah kepada masyarakat dalam negara yang mempunyai wilayah demikian luas seperti Negara Indonesia maka perlu adanya kerangka untuk mengatur dan menyeimbangkan keterbatasan pemerintahan dalam masalah tersebut perlu adanya sistem pemerintahan yang kewenangannya tidak sepenuhnya menjadi urusan pemerintah pusat sehingga pemerataan bisa dilaksanakan maka dengan mengambil sistem desentralisasi diharapkan dapat memangkas urusan pemerintah pusat

Pembagian urusan dan kewenangan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang diatur dalam Pasal 10 UU Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa

1 Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ini ditentukan menjadi urusan Pemerintah

2 Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan

3 Urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi

Politik luar negeri Pertahanan Keamanan Yustisi Moneter dan fiskal nasional dan Agama

Terhadap urusan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dalam ayat (4) dan ayat (5) Pasal 10 diatur bahwa

1 Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan Pemerintah menyelenggarakan sendiri atau dapat melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada perangkat Pemerintah atau wakil Pemerintah di daerah

atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah danatau pemerintahan desa

2 Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar urusan pemerintahan tersebut Pemerintah dapat

Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku

wakil Pemerintah atau Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah danatau

pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan

Urusan Pemerintah daerah

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas Akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar strata dalam pemerintahan Penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut merupakan pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi kabupaten dan kota atau antar pemerintahan daerah yang saling terkait tergantung dan sinergis sebagai satu sistem pemerintahan

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah

Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan pengalihan sarana dan prasarana serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi

1 Perencanaan dan pengendalian pembangunan 2 Perencanaan pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

3 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Penyediaan sarana dan prasarana umum 5 Penanganan bidang kesehatan 6 Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial7 Penanggulangan masalah sosial lintas kabupatenkota 8 Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupatenkota 9 Fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah termasuk lintas

kabupatenkota 10Pengendalian lingkungan hidup 11Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupatenkota 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupatenkota15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan

oleh kabupatenkota dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupatenkota merupakan urusan yang berskala kabupatenkota meliputi

1 Perencanaan dan pengendalian pembangunan 2 Perencanaan pemanfaatan dan pengawasan tata ruang 3 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Penyediaan sarana dan prasarana umum 5 Penanganan bidang kesehatan 6 Penyelenggaraan pendidikan 7 Penanggulangan masalah sosial 8 Pelayanan bidang ketenagakerjaan 9 Fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah 10Pengendalian lingkungan hidup

11Pelayanan pertanahan 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal 15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan kabupatenkota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Hubungan dalam bidang keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintahan daerah meliputi

1 Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

2 Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah dan 3 Pemberian pinjaman danatau hibah kepada pemerintahan daerah

Sesuai Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menggantikan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Jika dilihat dari ketentuan tersebut daerah dalam hal ini direpresentasikan oleh kepala daerah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi wewenang pemerintahannya

Pertanggungjawaban Kepala Daerah merupakan keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan Pemerintahan Daerah selama satu Tahun Anggaran berdasarkan tolok ukur Rencana Umum Pembangunan Tahunan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati ini merupakan amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dimana didalam Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

disebutkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Sebagai pedoman penyusunan substansi laporan keterangan pertanggungjawaban

Mekanisme Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

Pelaksanaan dan mekanisme penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah perlu memperhatikan hal-hal

1 Setiap akhir tahun dan akhir masa jabatan Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan wajib menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas desentralisasi kepada DPRD dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri

2 Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 diadakan penyesuaian-penyesuaian antara lain

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah disampaikan dan dibahas dalam rapat paripurna DPRD

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah berisi informasi dari Kepala Daerah kepada DPRD dalam pelaksanaan tugas Kepala Daerah selama kurun waktu tertentu maupun akhir masa jabatan sebagai bahan bagi DPRD dalam menetapkan kebijakan pemerintahan daerah dan melaksanakan fungsi pengawasan kebijakan

Hasil pembahasan oleh DPRD ditetapkan dengan Keputusan DPRD berupa catatan-catatan yang sifatnya strategis untuk dipedomani oleh Kepala Daerah dalam pelaksanaan tugasnya

Komponen pelayanan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik disusun berdasarkan klasifikasi bidang kewenangan pemerintahan Daerah yang berpedoman pada ketentuan dalam Undang-undang No 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan diperbaharui melalui Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Klasifikasi bidang kewenangan pemerintah yang diolah berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut

1 Bidang Pemerintahan Umum 2 Bidang Pertanian dan Peternakan 3 Bidang Perikanan dan Kelautan 4 Bidang Kehutanan dan Perkebunan 5 Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 6 Bidang Penanaman Modal 7 Bidang Kesehatan 8 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 9 Bidang Pekerjaan Umum 10Bidang Perhubungan 11Bidang Lingkungan Hidup 12Bidang Kependudukan 13Bidang Kepariwisataan 14Bidang Pertanahan

- See more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlsthashzJIhf2LOdpuf

Read more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlCopyright httpwwwsemipediacom Under Common Share Alike Atribution

Naskah No 20 Juni-Juli 2000 1Penyelenggaraan Kewenangandalam Konteks Otonomi DaerahDeddy Supriady Bratakusumah

I PendahuluanSejak beberapa dekade yang lalu beberapa negara telah dan sedang melakukandesentralisasi motivasi fenomena ini terutama disebabkan oleh alasan politikDesentralisasi merupakan bagian yang teramat penting didalam proses demokratisasipenyelenggaraan pemerintahan Pemerintahan pusat atau terpusat yang cenderungotokratis berubah menjadi pemerintahan lokal yang dipilih langsung oleh masyarakatAlasan lainnya atas maraknya proses desentralisasi adalah untuk memperbaiki mutupelayanan kepada masyarakat oleh penyelenggara pemerintahan Didalam konteks inititik berat desentralisasi adalah pelayanan bukan kekuasaan Dengan kata laindesentralisasi adalah suatu upaya mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya(bringing the State closer to the people)Seiring dengan telah terselesaikannya kendala kehidupan politik di Indonesia yangditandai dengan telah terbentuknya penyelenggara pemerintahan yang baru hasil suatuproses yang cukup demokratis maka harapan akan membaiknya perekonomian danberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya di Indonesia menjaditerbuka dan semoga dalam tempo yang tidak terlalu lama harapan tersebut akanmenjadi kenyataan Selain itu juga semangat reformasi dan perubahan diberbagaibidang serta dorongan dan dampak dari proses demokratisasi telah menggugahpemerintah bersama dengan parlemen untuk melahirkan dua undang-undang yaitu UUNo 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Kedua UU tersebutmerupakan dasar bagi proses desentralisasi dan otonomi daerah yang luas danbertanggung jawabTujuan utama dari desentralisasi dan otonomi daerah ini adalah mendekatkanpemerintah kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepadamasyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebihkuat dan nyata Desentralisasi dan otonomi daerah dapat dikatakan berhasil apabilapelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadilebih berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangantersebut akan berakhir dengan semakin meningkatnya peranserta masyarakat danberubahnya peran pemerintah dari provider menjadi fasilitatorI Pembagian Kewenangan Menurut UU No 22 Tahun 1999Agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik maka sebagai langkah awal adalahpembagian kewenangan Dengan pembagian ini akan jelas siapa melakukan apa dan siapa membiayai apa Pemisahan dan pemilahan ini akan berdampak pada tatanankelembagaan dan akhirnya pada penyediaan dan penempatan pegawaiPembagian kewenangan dari sudut pandang masyarakat dapat ditentukan dengansiapa yang akan menerima manfaat dan siapa yang akan menanggung beban atau resikoatau dampak Sebagai contoh penyelenggaraan upaya pertahanan negara akanbermanfaat bagi seluruh bangsa dan harus didanai oleh seluruh bangsa secara nasionaloleh karenanya bidang pertahanan merupakan kewenangan pemerintahan nasional(pusat) Namun lampu penerangan jalan misalnya hanya bermanfaat bagi penghunikota atau permukiman tertentu dan dapat didanai oleh masyarakat setempat karenanyahal ini mutlak kewenangan pemerintahan kota

Secara garis besar UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah denganjelas telah mengatur masalah pembagian kewenangan ini Undang-undang menyuratkanbahwa kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan bertambah dan mencakupkewenangan pada hampir seluruh bidang pemerintahanSementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas hanyapada kewenangan di bidang (a) politik luar negeri (b) pertahanan keamanan (c)peradilan (d) moneter dan fiskal (e) agama dan (f) kewenangan di bidang lainKhusus mengenai kewenangan dan tanggung jawab di bidang lain yang masihdimiliki oleh pusat sebagaimana dijelaskan didalam pasal 7 UU No 22 Tahun 1999meliputi kewenangan (a) perencanaan nasional dan pengendalian pembangunannasional secara makro (b) dana perimbangan keuangan (c) sistem administrasi negaradan lembaga perekonomian negara (d) pembinaan dan pemberdayaan sumberdayamanusia (e) pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis (f)konservasi dan (g) standarisasi nasionalDi dalam UU No22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangandaerah adalah Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuanRepublik Indonesia1 Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan kecuali kewenangan yang masih harus berada ditangan pusatLebih rinci lagi kewenangan daerah yang terdapat di dalam undang-undangadalah1 Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan2

2 Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas danberwenang melakukan- ekplorasi ekploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayahlaut tersebut- pengaturan kepentingan administratif1 Pasal 1 huruf i UU No 2219992 Pasal 10 ayat 1 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 3- pengaturan tata ruang- penegakan hukum dan- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara3 Melakukan pengangkatan pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gajitunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendididkan dan pelatihan sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan34 Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD4

5 Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri denganpersetujuan DPRD dan Pusat untuk pinjaman luar negeri5

6 Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah6

7 Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah7

8 Menetapkan APBD89 Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain dan dapat membentuk BadanKerjasama baik dengan mitra didalam maupun diluar negeri9

10 Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan10

11 Pemerintahan kotakabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dapatmembentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan11

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 4: Kewenangan Daerah

atau dapat menugaskan kepada pemerintahan daerah danatau pemerintahan desa

2 Dalam urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah di luar urusan pemerintahan tersebut Pemerintah dapat

Menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan Melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku

wakil Pemerintah atau Menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah danatau

pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan

Urusan Pemerintah daerah

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas Akuntabilitas dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar strata dalam pemerintahan Penyelenggaraan urusan pemerintahan tersebut merupakan pelaksanaan hubungan kewenangan antara Pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi kabupaten dan kota atau antar pemerintahan daerah yang saling terkait tergantung dan sinergis sebagai satu sistem pemerintahan

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah

Urusan pemerintahan yang diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan pengalihan sarana dan prasarana serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan Urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada Gubernur disertai dengan pendanaan sesuai dengan urusan yang didekonsentrasikan

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi

1 Perencanaan dan pengendalian pembangunan 2 Perencanaan pemanfaatan dan pengawasan tata ruang

3 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Penyediaan sarana dan prasarana umum 5 Penanganan bidang kesehatan 6 Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial7 Penanggulangan masalah sosial lintas kabupatenkota 8 Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupatenkota 9 Fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah termasuk lintas

kabupatenkota 10Pengendalian lingkungan hidup 11Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupatenkota 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupatenkota15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan

oleh kabupatenkota dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupatenkota merupakan urusan yang berskala kabupatenkota meliputi

1 Perencanaan dan pengendalian pembangunan 2 Perencanaan pemanfaatan dan pengawasan tata ruang 3 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Penyediaan sarana dan prasarana umum 5 Penanganan bidang kesehatan 6 Penyelenggaraan pendidikan 7 Penanggulangan masalah sosial 8 Pelayanan bidang ketenagakerjaan 9 Fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah 10Pengendalian lingkungan hidup

11Pelayanan pertanahan 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal 15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan kabupatenkota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Hubungan dalam bidang keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintahan daerah meliputi

1 Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

2 Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah dan 3 Pemberian pinjaman danatau hibah kepada pemerintahan daerah

Sesuai Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menggantikan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Jika dilihat dari ketentuan tersebut daerah dalam hal ini direpresentasikan oleh kepala daerah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi wewenang pemerintahannya

Pertanggungjawaban Kepala Daerah merupakan keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan Pemerintahan Daerah selama satu Tahun Anggaran berdasarkan tolok ukur Rencana Umum Pembangunan Tahunan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati ini merupakan amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dimana didalam Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

disebutkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Sebagai pedoman penyusunan substansi laporan keterangan pertanggungjawaban

Mekanisme Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

Pelaksanaan dan mekanisme penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah perlu memperhatikan hal-hal

1 Setiap akhir tahun dan akhir masa jabatan Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan wajib menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas desentralisasi kepada DPRD dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri

2 Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 diadakan penyesuaian-penyesuaian antara lain

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah disampaikan dan dibahas dalam rapat paripurna DPRD

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah berisi informasi dari Kepala Daerah kepada DPRD dalam pelaksanaan tugas Kepala Daerah selama kurun waktu tertentu maupun akhir masa jabatan sebagai bahan bagi DPRD dalam menetapkan kebijakan pemerintahan daerah dan melaksanakan fungsi pengawasan kebijakan

Hasil pembahasan oleh DPRD ditetapkan dengan Keputusan DPRD berupa catatan-catatan yang sifatnya strategis untuk dipedomani oleh Kepala Daerah dalam pelaksanaan tugasnya

Komponen pelayanan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik disusun berdasarkan klasifikasi bidang kewenangan pemerintahan Daerah yang berpedoman pada ketentuan dalam Undang-undang No 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan diperbaharui melalui Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Klasifikasi bidang kewenangan pemerintah yang diolah berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut

1 Bidang Pemerintahan Umum 2 Bidang Pertanian dan Peternakan 3 Bidang Perikanan dan Kelautan 4 Bidang Kehutanan dan Perkebunan 5 Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 6 Bidang Penanaman Modal 7 Bidang Kesehatan 8 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 9 Bidang Pekerjaan Umum 10Bidang Perhubungan 11Bidang Lingkungan Hidup 12Bidang Kependudukan 13Bidang Kepariwisataan 14Bidang Pertanahan

- See more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlsthashzJIhf2LOdpuf

Read more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlCopyright httpwwwsemipediacom Under Common Share Alike Atribution

Naskah No 20 Juni-Juli 2000 1Penyelenggaraan Kewenangandalam Konteks Otonomi DaerahDeddy Supriady Bratakusumah

I PendahuluanSejak beberapa dekade yang lalu beberapa negara telah dan sedang melakukandesentralisasi motivasi fenomena ini terutama disebabkan oleh alasan politikDesentralisasi merupakan bagian yang teramat penting didalam proses demokratisasipenyelenggaraan pemerintahan Pemerintahan pusat atau terpusat yang cenderungotokratis berubah menjadi pemerintahan lokal yang dipilih langsung oleh masyarakatAlasan lainnya atas maraknya proses desentralisasi adalah untuk memperbaiki mutupelayanan kepada masyarakat oleh penyelenggara pemerintahan Didalam konteks inititik berat desentralisasi adalah pelayanan bukan kekuasaan Dengan kata laindesentralisasi adalah suatu upaya mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya(bringing the State closer to the people)Seiring dengan telah terselesaikannya kendala kehidupan politik di Indonesia yangditandai dengan telah terbentuknya penyelenggara pemerintahan yang baru hasil suatuproses yang cukup demokratis maka harapan akan membaiknya perekonomian danberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya di Indonesia menjaditerbuka dan semoga dalam tempo yang tidak terlalu lama harapan tersebut akanmenjadi kenyataan Selain itu juga semangat reformasi dan perubahan diberbagaibidang serta dorongan dan dampak dari proses demokratisasi telah menggugahpemerintah bersama dengan parlemen untuk melahirkan dua undang-undang yaitu UUNo 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Kedua UU tersebutmerupakan dasar bagi proses desentralisasi dan otonomi daerah yang luas danbertanggung jawabTujuan utama dari desentralisasi dan otonomi daerah ini adalah mendekatkanpemerintah kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepadamasyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebihkuat dan nyata Desentralisasi dan otonomi daerah dapat dikatakan berhasil apabilapelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadilebih berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangantersebut akan berakhir dengan semakin meningkatnya peranserta masyarakat danberubahnya peran pemerintah dari provider menjadi fasilitatorI Pembagian Kewenangan Menurut UU No 22 Tahun 1999Agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik maka sebagai langkah awal adalahpembagian kewenangan Dengan pembagian ini akan jelas siapa melakukan apa dan siapa membiayai apa Pemisahan dan pemilahan ini akan berdampak pada tatanankelembagaan dan akhirnya pada penyediaan dan penempatan pegawaiPembagian kewenangan dari sudut pandang masyarakat dapat ditentukan dengansiapa yang akan menerima manfaat dan siapa yang akan menanggung beban atau resikoatau dampak Sebagai contoh penyelenggaraan upaya pertahanan negara akanbermanfaat bagi seluruh bangsa dan harus didanai oleh seluruh bangsa secara nasionaloleh karenanya bidang pertahanan merupakan kewenangan pemerintahan nasional(pusat) Namun lampu penerangan jalan misalnya hanya bermanfaat bagi penghunikota atau permukiman tertentu dan dapat didanai oleh masyarakat setempat karenanyahal ini mutlak kewenangan pemerintahan kota

Secara garis besar UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah denganjelas telah mengatur masalah pembagian kewenangan ini Undang-undang menyuratkanbahwa kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan bertambah dan mencakupkewenangan pada hampir seluruh bidang pemerintahanSementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas hanyapada kewenangan di bidang (a) politik luar negeri (b) pertahanan keamanan (c)peradilan (d) moneter dan fiskal (e) agama dan (f) kewenangan di bidang lainKhusus mengenai kewenangan dan tanggung jawab di bidang lain yang masihdimiliki oleh pusat sebagaimana dijelaskan didalam pasal 7 UU No 22 Tahun 1999meliputi kewenangan (a) perencanaan nasional dan pengendalian pembangunannasional secara makro (b) dana perimbangan keuangan (c) sistem administrasi negaradan lembaga perekonomian negara (d) pembinaan dan pemberdayaan sumberdayamanusia (e) pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis (f)konservasi dan (g) standarisasi nasionalDi dalam UU No22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangandaerah adalah Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuanRepublik Indonesia1 Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan kecuali kewenangan yang masih harus berada ditangan pusatLebih rinci lagi kewenangan daerah yang terdapat di dalam undang-undangadalah1 Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan2

2 Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas danberwenang melakukan- ekplorasi ekploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayahlaut tersebut- pengaturan kepentingan administratif1 Pasal 1 huruf i UU No 2219992 Pasal 10 ayat 1 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 3- pengaturan tata ruang- penegakan hukum dan- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara3 Melakukan pengangkatan pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gajitunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendididkan dan pelatihan sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan34 Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD4

5 Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri denganpersetujuan DPRD dan Pusat untuk pinjaman luar negeri5

6 Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah6

7 Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah7

8 Menetapkan APBD89 Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain dan dapat membentuk BadanKerjasama baik dengan mitra didalam maupun diluar negeri9

10 Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan10

11 Pemerintahan kotakabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dapatmembentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan11

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 5: Kewenangan Daerah

3 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Penyediaan sarana dan prasarana umum 5 Penanganan bidang kesehatan 6 Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial7 Penanggulangan masalah sosial lintas kabupatenkota 8 Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupatenkota 9 Fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah termasuk lintas

kabupatenkota 10Pengendalian lingkungan hidup 11Pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupatenkota 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupatenkota15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan

oleh kabupatenkota dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupatenkota merupakan urusan yang berskala kabupatenkota meliputi

1 Perencanaan dan pengendalian pembangunan 2 Perencanaan pemanfaatan dan pengawasan tata ruang 3 Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat 4 Penyediaan sarana dan prasarana umum 5 Penanganan bidang kesehatan 6 Penyelenggaraan pendidikan 7 Penanggulangan masalah sosial 8 Pelayanan bidang ketenagakerjaan 9 Fasilitasi pengembangan koperasi usaha kecil dan menengah 10Pengendalian lingkungan hidup

11Pelayanan pertanahan 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal 15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan kabupatenkota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Hubungan dalam bidang keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintahan daerah meliputi

1 Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

2 Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah dan 3 Pemberian pinjaman danatau hibah kepada pemerintahan daerah

Sesuai Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menggantikan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Jika dilihat dari ketentuan tersebut daerah dalam hal ini direpresentasikan oleh kepala daerah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi wewenang pemerintahannya

Pertanggungjawaban Kepala Daerah merupakan keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan Pemerintahan Daerah selama satu Tahun Anggaran berdasarkan tolok ukur Rencana Umum Pembangunan Tahunan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati ini merupakan amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dimana didalam Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

disebutkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Sebagai pedoman penyusunan substansi laporan keterangan pertanggungjawaban

Mekanisme Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

Pelaksanaan dan mekanisme penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah perlu memperhatikan hal-hal

1 Setiap akhir tahun dan akhir masa jabatan Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan wajib menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas desentralisasi kepada DPRD dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri

2 Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 diadakan penyesuaian-penyesuaian antara lain

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah disampaikan dan dibahas dalam rapat paripurna DPRD

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah berisi informasi dari Kepala Daerah kepada DPRD dalam pelaksanaan tugas Kepala Daerah selama kurun waktu tertentu maupun akhir masa jabatan sebagai bahan bagi DPRD dalam menetapkan kebijakan pemerintahan daerah dan melaksanakan fungsi pengawasan kebijakan

Hasil pembahasan oleh DPRD ditetapkan dengan Keputusan DPRD berupa catatan-catatan yang sifatnya strategis untuk dipedomani oleh Kepala Daerah dalam pelaksanaan tugasnya

Komponen pelayanan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik disusun berdasarkan klasifikasi bidang kewenangan pemerintahan Daerah yang berpedoman pada ketentuan dalam Undang-undang No 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan diperbaharui melalui Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Klasifikasi bidang kewenangan pemerintah yang diolah berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut

1 Bidang Pemerintahan Umum 2 Bidang Pertanian dan Peternakan 3 Bidang Perikanan dan Kelautan 4 Bidang Kehutanan dan Perkebunan 5 Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 6 Bidang Penanaman Modal 7 Bidang Kesehatan 8 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 9 Bidang Pekerjaan Umum 10Bidang Perhubungan 11Bidang Lingkungan Hidup 12Bidang Kependudukan 13Bidang Kepariwisataan 14Bidang Pertanahan

- See more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlsthashzJIhf2LOdpuf

Read more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlCopyright httpwwwsemipediacom Under Common Share Alike Atribution

Naskah No 20 Juni-Juli 2000 1Penyelenggaraan Kewenangandalam Konteks Otonomi DaerahDeddy Supriady Bratakusumah

I PendahuluanSejak beberapa dekade yang lalu beberapa negara telah dan sedang melakukandesentralisasi motivasi fenomena ini terutama disebabkan oleh alasan politikDesentralisasi merupakan bagian yang teramat penting didalam proses demokratisasipenyelenggaraan pemerintahan Pemerintahan pusat atau terpusat yang cenderungotokratis berubah menjadi pemerintahan lokal yang dipilih langsung oleh masyarakatAlasan lainnya atas maraknya proses desentralisasi adalah untuk memperbaiki mutupelayanan kepada masyarakat oleh penyelenggara pemerintahan Didalam konteks inititik berat desentralisasi adalah pelayanan bukan kekuasaan Dengan kata laindesentralisasi adalah suatu upaya mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya(bringing the State closer to the people)Seiring dengan telah terselesaikannya kendala kehidupan politik di Indonesia yangditandai dengan telah terbentuknya penyelenggara pemerintahan yang baru hasil suatuproses yang cukup demokratis maka harapan akan membaiknya perekonomian danberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya di Indonesia menjaditerbuka dan semoga dalam tempo yang tidak terlalu lama harapan tersebut akanmenjadi kenyataan Selain itu juga semangat reformasi dan perubahan diberbagaibidang serta dorongan dan dampak dari proses demokratisasi telah menggugahpemerintah bersama dengan parlemen untuk melahirkan dua undang-undang yaitu UUNo 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Kedua UU tersebutmerupakan dasar bagi proses desentralisasi dan otonomi daerah yang luas danbertanggung jawabTujuan utama dari desentralisasi dan otonomi daerah ini adalah mendekatkanpemerintah kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepadamasyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebihkuat dan nyata Desentralisasi dan otonomi daerah dapat dikatakan berhasil apabilapelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadilebih berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangantersebut akan berakhir dengan semakin meningkatnya peranserta masyarakat danberubahnya peran pemerintah dari provider menjadi fasilitatorI Pembagian Kewenangan Menurut UU No 22 Tahun 1999Agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik maka sebagai langkah awal adalahpembagian kewenangan Dengan pembagian ini akan jelas siapa melakukan apa dan siapa membiayai apa Pemisahan dan pemilahan ini akan berdampak pada tatanankelembagaan dan akhirnya pada penyediaan dan penempatan pegawaiPembagian kewenangan dari sudut pandang masyarakat dapat ditentukan dengansiapa yang akan menerima manfaat dan siapa yang akan menanggung beban atau resikoatau dampak Sebagai contoh penyelenggaraan upaya pertahanan negara akanbermanfaat bagi seluruh bangsa dan harus didanai oleh seluruh bangsa secara nasionaloleh karenanya bidang pertahanan merupakan kewenangan pemerintahan nasional(pusat) Namun lampu penerangan jalan misalnya hanya bermanfaat bagi penghunikota atau permukiman tertentu dan dapat didanai oleh masyarakat setempat karenanyahal ini mutlak kewenangan pemerintahan kota

Secara garis besar UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah denganjelas telah mengatur masalah pembagian kewenangan ini Undang-undang menyuratkanbahwa kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan bertambah dan mencakupkewenangan pada hampir seluruh bidang pemerintahanSementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas hanyapada kewenangan di bidang (a) politik luar negeri (b) pertahanan keamanan (c)peradilan (d) moneter dan fiskal (e) agama dan (f) kewenangan di bidang lainKhusus mengenai kewenangan dan tanggung jawab di bidang lain yang masihdimiliki oleh pusat sebagaimana dijelaskan didalam pasal 7 UU No 22 Tahun 1999meliputi kewenangan (a) perencanaan nasional dan pengendalian pembangunannasional secara makro (b) dana perimbangan keuangan (c) sistem administrasi negaradan lembaga perekonomian negara (d) pembinaan dan pemberdayaan sumberdayamanusia (e) pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis (f)konservasi dan (g) standarisasi nasionalDi dalam UU No22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangandaerah adalah Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuanRepublik Indonesia1 Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan kecuali kewenangan yang masih harus berada ditangan pusatLebih rinci lagi kewenangan daerah yang terdapat di dalam undang-undangadalah1 Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan2

2 Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas danberwenang melakukan- ekplorasi ekploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayahlaut tersebut- pengaturan kepentingan administratif1 Pasal 1 huruf i UU No 2219992 Pasal 10 ayat 1 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 3- pengaturan tata ruang- penegakan hukum dan- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara3 Melakukan pengangkatan pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gajitunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendididkan dan pelatihan sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan34 Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD4

5 Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri denganpersetujuan DPRD dan Pusat untuk pinjaman luar negeri5

6 Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah6

7 Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah7

8 Menetapkan APBD89 Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain dan dapat membentuk BadanKerjasama baik dengan mitra didalam maupun diluar negeri9

10 Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan10

11 Pemerintahan kotakabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dapatmembentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan11

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 6: Kewenangan Daerah

11Pelayanan pertanahan 12Pelayanan kependudukan dan catatan sipil 13Pelayanan administrasi umum pemerintahan 14Pelayanan administrasi penanaman modal 15Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya dan 16Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan

Urusan pemerintahan kabupatenkota yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi kekhasan dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan

Hubungan dalam bidang keuangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintahan daerah meliputi

1 Pemberian sumber-sumber keuangan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah

2 Pengalokasian dana perimbangan kepada pemerintahan daerah dan 3 Pemberian pinjaman danatau hibah kepada pemerintahan daerah

Sesuai Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menggantikan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Jika dilihat dari ketentuan tersebut daerah dalam hal ini direpresentasikan oleh kepala daerah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan apa yang menjadi wewenang pemerintahannya

Pertanggungjawaban Kepala Daerah merupakan keterangan pertanggungjawaban pelaksanaan Pemerintahan Daerah selama satu Tahun Anggaran berdasarkan tolok ukur Rencana Umum Pembangunan Tahunan Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati ini merupakan amanat Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Dimana didalam Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

disebutkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Sebagai pedoman penyusunan substansi laporan keterangan pertanggungjawaban

Mekanisme Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

Pelaksanaan dan mekanisme penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah perlu memperhatikan hal-hal

1 Setiap akhir tahun dan akhir masa jabatan Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan wajib menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas desentralisasi kepada DPRD dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri

2 Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 diadakan penyesuaian-penyesuaian antara lain

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah disampaikan dan dibahas dalam rapat paripurna DPRD

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah berisi informasi dari Kepala Daerah kepada DPRD dalam pelaksanaan tugas Kepala Daerah selama kurun waktu tertentu maupun akhir masa jabatan sebagai bahan bagi DPRD dalam menetapkan kebijakan pemerintahan daerah dan melaksanakan fungsi pengawasan kebijakan

Hasil pembahasan oleh DPRD ditetapkan dengan Keputusan DPRD berupa catatan-catatan yang sifatnya strategis untuk dipedomani oleh Kepala Daerah dalam pelaksanaan tugasnya

Komponen pelayanan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik disusun berdasarkan klasifikasi bidang kewenangan pemerintahan Daerah yang berpedoman pada ketentuan dalam Undang-undang No 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan diperbaharui melalui Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Klasifikasi bidang kewenangan pemerintah yang diolah berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut

1 Bidang Pemerintahan Umum 2 Bidang Pertanian dan Peternakan 3 Bidang Perikanan dan Kelautan 4 Bidang Kehutanan dan Perkebunan 5 Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 6 Bidang Penanaman Modal 7 Bidang Kesehatan 8 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 9 Bidang Pekerjaan Umum 10Bidang Perhubungan 11Bidang Lingkungan Hidup 12Bidang Kependudukan 13Bidang Kepariwisataan 14Bidang Pertanahan

- See more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlsthashzJIhf2LOdpuf

Read more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlCopyright httpwwwsemipediacom Under Common Share Alike Atribution

Naskah No 20 Juni-Juli 2000 1Penyelenggaraan Kewenangandalam Konteks Otonomi DaerahDeddy Supriady Bratakusumah

I PendahuluanSejak beberapa dekade yang lalu beberapa negara telah dan sedang melakukandesentralisasi motivasi fenomena ini terutama disebabkan oleh alasan politikDesentralisasi merupakan bagian yang teramat penting didalam proses demokratisasipenyelenggaraan pemerintahan Pemerintahan pusat atau terpusat yang cenderungotokratis berubah menjadi pemerintahan lokal yang dipilih langsung oleh masyarakatAlasan lainnya atas maraknya proses desentralisasi adalah untuk memperbaiki mutupelayanan kepada masyarakat oleh penyelenggara pemerintahan Didalam konteks inititik berat desentralisasi adalah pelayanan bukan kekuasaan Dengan kata laindesentralisasi adalah suatu upaya mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya(bringing the State closer to the people)Seiring dengan telah terselesaikannya kendala kehidupan politik di Indonesia yangditandai dengan telah terbentuknya penyelenggara pemerintahan yang baru hasil suatuproses yang cukup demokratis maka harapan akan membaiknya perekonomian danberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya di Indonesia menjaditerbuka dan semoga dalam tempo yang tidak terlalu lama harapan tersebut akanmenjadi kenyataan Selain itu juga semangat reformasi dan perubahan diberbagaibidang serta dorongan dan dampak dari proses demokratisasi telah menggugahpemerintah bersama dengan parlemen untuk melahirkan dua undang-undang yaitu UUNo 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Kedua UU tersebutmerupakan dasar bagi proses desentralisasi dan otonomi daerah yang luas danbertanggung jawabTujuan utama dari desentralisasi dan otonomi daerah ini adalah mendekatkanpemerintah kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepadamasyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebihkuat dan nyata Desentralisasi dan otonomi daerah dapat dikatakan berhasil apabilapelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadilebih berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangantersebut akan berakhir dengan semakin meningkatnya peranserta masyarakat danberubahnya peran pemerintah dari provider menjadi fasilitatorI Pembagian Kewenangan Menurut UU No 22 Tahun 1999Agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik maka sebagai langkah awal adalahpembagian kewenangan Dengan pembagian ini akan jelas siapa melakukan apa dan siapa membiayai apa Pemisahan dan pemilahan ini akan berdampak pada tatanankelembagaan dan akhirnya pada penyediaan dan penempatan pegawaiPembagian kewenangan dari sudut pandang masyarakat dapat ditentukan dengansiapa yang akan menerima manfaat dan siapa yang akan menanggung beban atau resikoatau dampak Sebagai contoh penyelenggaraan upaya pertahanan negara akanbermanfaat bagi seluruh bangsa dan harus didanai oleh seluruh bangsa secara nasionaloleh karenanya bidang pertahanan merupakan kewenangan pemerintahan nasional(pusat) Namun lampu penerangan jalan misalnya hanya bermanfaat bagi penghunikota atau permukiman tertentu dan dapat didanai oleh masyarakat setempat karenanyahal ini mutlak kewenangan pemerintahan kota

Secara garis besar UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah denganjelas telah mengatur masalah pembagian kewenangan ini Undang-undang menyuratkanbahwa kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan bertambah dan mencakupkewenangan pada hampir seluruh bidang pemerintahanSementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas hanyapada kewenangan di bidang (a) politik luar negeri (b) pertahanan keamanan (c)peradilan (d) moneter dan fiskal (e) agama dan (f) kewenangan di bidang lainKhusus mengenai kewenangan dan tanggung jawab di bidang lain yang masihdimiliki oleh pusat sebagaimana dijelaskan didalam pasal 7 UU No 22 Tahun 1999meliputi kewenangan (a) perencanaan nasional dan pengendalian pembangunannasional secara makro (b) dana perimbangan keuangan (c) sistem administrasi negaradan lembaga perekonomian negara (d) pembinaan dan pemberdayaan sumberdayamanusia (e) pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis (f)konservasi dan (g) standarisasi nasionalDi dalam UU No22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangandaerah adalah Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuanRepublik Indonesia1 Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan kecuali kewenangan yang masih harus berada ditangan pusatLebih rinci lagi kewenangan daerah yang terdapat di dalam undang-undangadalah1 Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan2

2 Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas danberwenang melakukan- ekplorasi ekploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayahlaut tersebut- pengaturan kepentingan administratif1 Pasal 1 huruf i UU No 2219992 Pasal 10 ayat 1 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 3- pengaturan tata ruang- penegakan hukum dan- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara3 Melakukan pengangkatan pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gajitunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendididkan dan pelatihan sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan34 Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD4

5 Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri denganpersetujuan DPRD dan Pusat untuk pinjaman luar negeri5

6 Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah6

7 Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah7

8 Menetapkan APBD89 Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain dan dapat membentuk BadanKerjasama baik dengan mitra didalam maupun diluar negeri9

10 Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan10

11 Pemerintahan kotakabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dapatmembentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan11

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 7: Kewenangan Daerah

disebutkan bahwa Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Pemerintah dan memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada masyarakat Sebagai pedoman penyusunan substansi laporan keterangan pertanggungjawaban

Mekanisme Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah

Pelaksanaan dan mekanisme penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah perlu memperhatikan hal-hal

1 Setiap akhir tahun dan akhir masa jabatan Kepala Daerah wajib menyampaikan laporan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri dan wajib menyampaikan laporan keterangan pertanggungjawaban dalam pelaksanaan tugas desentralisasi kepada DPRD dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri

2 Ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 diadakan penyesuaian-penyesuaian antara lain

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah disampaikan dan dibahas dalam rapat paripurna DPRD

Laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah berisi informasi dari Kepala Daerah kepada DPRD dalam pelaksanaan tugas Kepala Daerah selama kurun waktu tertentu maupun akhir masa jabatan sebagai bahan bagi DPRD dalam menetapkan kebijakan pemerintahan daerah dan melaksanakan fungsi pengawasan kebijakan

Hasil pembahasan oleh DPRD ditetapkan dengan Keputusan DPRD berupa catatan-catatan yang sifatnya strategis untuk dipedomani oleh Kepala Daerah dalam pelaksanaan tugasnya

Komponen pelayanan dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik disusun berdasarkan klasifikasi bidang kewenangan pemerintahan Daerah yang berpedoman pada ketentuan dalam Undang-undang No 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dan diperbaharui melalui Undang-undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Klasifikasi bidang kewenangan pemerintah yang diolah berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut

1 Bidang Pemerintahan Umum 2 Bidang Pertanian dan Peternakan 3 Bidang Perikanan dan Kelautan 4 Bidang Kehutanan dan Perkebunan 5 Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 6 Bidang Penanaman Modal 7 Bidang Kesehatan 8 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 9 Bidang Pekerjaan Umum 10Bidang Perhubungan 11Bidang Lingkungan Hidup 12Bidang Kependudukan 13Bidang Kepariwisataan 14Bidang Pertanahan

- See more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlsthashzJIhf2LOdpuf

Read more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlCopyright httpwwwsemipediacom Under Common Share Alike Atribution

Naskah No 20 Juni-Juli 2000 1Penyelenggaraan Kewenangandalam Konteks Otonomi DaerahDeddy Supriady Bratakusumah

I PendahuluanSejak beberapa dekade yang lalu beberapa negara telah dan sedang melakukandesentralisasi motivasi fenomena ini terutama disebabkan oleh alasan politikDesentralisasi merupakan bagian yang teramat penting didalam proses demokratisasipenyelenggaraan pemerintahan Pemerintahan pusat atau terpusat yang cenderungotokratis berubah menjadi pemerintahan lokal yang dipilih langsung oleh masyarakatAlasan lainnya atas maraknya proses desentralisasi adalah untuk memperbaiki mutupelayanan kepada masyarakat oleh penyelenggara pemerintahan Didalam konteks inititik berat desentralisasi adalah pelayanan bukan kekuasaan Dengan kata laindesentralisasi adalah suatu upaya mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya(bringing the State closer to the people)Seiring dengan telah terselesaikannya kendala kehidupan politik di Indonesia yangditandai dengan telah terbentuknya penyelenggara pemerintahan yang baru hasil suatuproses yang cukup demokratis maka harapan akan membaiknya perekonomian danberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya di Indonesia menjaditerbuka dan semoga dalam tempo yang tidak terlalu lama harapan tersebut akanmenjadi kenyataan Selain itu juga semangat reformasi dan perubahan diberbagaibidang serta dorongan dan dampak dari proses demokratisasi telah menggugahpemerintah bersama dengan parlemen untuk melahirkan dua undang-undang yaitu UUNo 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Kedua UU tersebutmerupakan dasar bagi proses desentralisasi dan otonomi daerah yang luas danbertanggung jawabTujuan utama dari desentralisasi dan otonomi daerah ini adalah mendekatkanpemerintah kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepadamasyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebihkuat dan nyata Desentralisasi dan otonomi daerah dapat dikatakan berhasil apabilapelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadilebih berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangantersebut akan berakhir dengan semakin meningkatnya peranserta masyarakat danberubahnya peran pemerintah dari provider menjadi fasilitatorI Pembagian Kewenangan Menurut UU No 22 Tahun 1999Agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik maka sebagai langkah awal adalahpembagian kewenangan Dengan pembagian ini akan jelas siapa melakukan apa dan siapa membiayai apa Pemisahan dan pemilahan ini akan berdampak pada tatanankelembagaan dan akhirnya pada penyediaan dan penempatan pegawaiPembagian kewenangan dari sudut pandang masyarakat dapat ditentukan dengansiapa yang akan menerima manfaat dan siapa yang akan menanggung beban atau resikoatau dampak Sebagai contoh penyelenggaraan upaya pertahanan negara akanbermanfaat bagi seluruh bangsa dan harus didanai oleh seluruh bangsa secara nasionaloleh karenanya bidang pertahanan merupakan kewenangan pemerintahan nasional(pusat) Namun lampu penerangan jalan misalnya hanya bermanfaat bagi penghunikota atau permukiman tertentu dan dapat didanai oleh masyarakat setempat karenanyahal ini mutlak kewenangan pemerintahan kota

Secara garis besar UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah denganjelas telah mengatur masalah pembagian kewenangan ini Undang-undang menyuratkanbahwa kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan bertambah dan mencakupkewenangan pada hampir seluruh bidang pemerintahanSementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas hanyapada kewenangan di bidang (a) politik luar negeri (b) pertahanan keamanan (c)peradilan (d) moneter dan fiskal (e) agama dan (f) kewenangan di bidang lainKhusus mengenai kewenangan dan tanggung jawab di bidang lain yang masihdimiliki oleh pusat sebagaimana dijelaskan didalam pasal 7 UU No 22 Tahun 1999meliputi kewenangan (a) perencanaan nasional dan pengendalian pembangunannasional secara makro (b) dana perimbangan keuangan (c) sistem administrasi negaradan lembaga perekonomian negara (d) pembinaan dan pemberdayaan sumberdayamanusia (e) pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis (f)konservasi dan (g) standarisasi nasionalDi dalam UU No22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangandaerah adalah Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuanRepublik Indonesia1 Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan kecuali kewenangan yang masih harus berada ditangan pusatLebih rinci lagi kewenangan daerah yang terdapat di dalam undang-undangadalah1 Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan2

2 Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas danberwenang melakukan- ekplorasi ekploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayahlaut tersebut- pengaturan kepentingan administratif1 Pasal 1 huruf i UU No 2219992 Pasal 10 ayat 1 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 3- pengaturan tata ruang- penegakan hukum dan- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara3 Melakukan pengangkatan pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gajitunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendididkan dan pelatihan sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan34 Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD4

5 Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri denganpersetujuan DPRD dan Pusat untuk pinjaman luar negeri5

6 Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah6

7 Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah7

8 Menetapkan APBD89 Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain dan dapat membentuk BadanKerjasama baik dengan mitra didalam maupun diluar negeri9

10 Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan10

11 Pemerintahan kotakabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dapatmembentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan11

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 8: Kewenangan Daerah

Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah Klasifikasi bidang kewenangan pemerintah yang diolah berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut adalah sebagai berikut

1 Bidang Pemerintahan Umum 2 Bidang Pertanian dan Peternakan 3 Bidang Perikanan dan Kelautan 4 Bidang Kehutanan dan Perkebunan 5 Bidang Perindustrian Perdagangan dan Koperasi 6 Bidang Penanaman Modal 7 Bidang Kesehatan 8 Bidang Pendidikan dan Kebudayaan 9 Bidang Pekerjaan Umum 10Bidang Perhubungan 11Bidang Lingkungan Hidup 12Bidang Kependudukan 13Bidang Kepariwisataan 14Bidang Pertanahan

- See more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlsthashzJIhf2LOdpuf

Read more at httpwwwsemipediacom201302kewenangan-pemerintah-daerahhtmlCopyright httpwwwsemipediacom Under Common Share Alike Atribution

Naskah No 20 Juni-Juli 2000 1Penyelenggaraan Kewenangandalam Konteks Otonomi DaerahDeddy Supriady Bratakusumah

I PendahuluanSejak beberapa dekade yang lalu beberapa negara telah dan sedang melakukandesentralisasi motivasi fenomena ini terutama disebabkan oleh alasan politikDesentralisasi merupakan bagian yang teramat penting didalam proses demokratisasipenyelenggaraan pemerintahan Pemerintahan pusat atau terpusat yang cenderungotokratis berubah menjadi pemerintahan lokal yang dipilih langsung oleh masyarakatAlasan lainnya atas maraknya proses desentralisasi adalah untuk memperbaiki mutupelayanan kepada masyarakat oleh penyelenggara pemerintahan Didalam konteks inititik berat desentralisasi adalah pelayanan bukan kekuasaan Dengan kata laindesentralisasi adalah suatu upaya mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya(bringing the State closer to the people)Seiring dengan telah terselesaikannya kendala kehidupan politik di Indonesia yangditandai dengan telah terbentuknya penyelenggara pemerintahan yang baru hasil suatuproses yang cukup demokratis maka harapan akan membaiknya perekonomian danberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya di Indonesia menjaditerbuka dan semoga dalam tempo yang tidak terlalu lama harapan tersebut akanmenjadi kenyataan Selain itu juga semangat reformasi dan perubahan diberbagaibidang serta dorongan dan dampak dari proses demokratisasi telah menggugahpemerintah bersama dengan parlemen untuk melahirkan dua undang-undang yaitu UUNo 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Kedua UU tersebutmerupakan dasar bagi proses desentralisasi dan otonomi daerah yang luas danbertanggung jawabTujuan utama dari desentralisasi dan otonomi daerah ini adalah mendekatkanpemerintah kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepadamasyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebihkuat dan nyata Desentralisasi dan otonomi daerah dapat dikatakan berhasil apabilapelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadilebih berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangantersebut akan berakhir dengan semakin meningkatnya peranserta masyarakat danberubahnya peran pemerintah dari provider menjadi fasilitatorI Pembagian Kewenangan Menurut UU No 22 Tahun 1999Agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik maka sebagai langkah awal adalahpembagian kewenangan Dengan pembagian ini akan jelas siapa melakukan apa dan siapa membiayai apa Pemisahan dan pemilahan ini akan berdampak pada tatanankelembagaan dan akhirnya pada penyediaan dan penempatan pegawaiPembagian kewenangan dari sudut pandang masyarakat dapat ditentukan dengansiapa yang akan menerima manfaat dan siapa yang akan menanggung beban atau resikoatau dampak Sebagai contoh penyelenggaraan upaya pertahanan negara akanbermanfaat bagi seluruh bangsa dan harus didanai oleh seluruh bangsa secara nasionaloleh karenanya bidang pertahanan merupakan kewenangan pemerintahan nasional(pusat) Namun lampu penerangan jalan misalnya hanya bermanfaat bagi penghunikota atau permukiman tertentu dan dapat didanai oleh masyarakat setempat karenanyahal ini mutlak kewenangan pemerintahan kota

Secara garis besar UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah denganjelas telah mengatur masalah pembagian kewenangan ini Undang-undang menyuratkanbahwa kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan bertambah dan mencakupkewenangan pada hampir seluruh bidang pemerintahanSementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas hanyapada kewenangan di bidang (a) politik luar negeri (b) pertahanan keamanan (c)peradilan (d) moneter dan fiskal (e) agama dan (f) kewenangan di bidang lainKhusus mengenai kewenangan dan tanggung jawab di bidang lain yang masihdimiliki oleh pusat sebagaimana dijelaskan didalam pasal 7 UU No 22 Tahun 1999meliputi kewenangan (a) perencanaan nasional dan pengendalian pembangunannasional secara makro (b) dana perimbangan keuangan (c) sistem administrasi negaradan lembaga perekonomian negara (d) pembinaan dan pemberdayaan sumberdayamanusia (e) pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis (f)konservasi dan (g) standarisasi nasionalDi dalam UU No22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangandaerah adalah Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuanRepublik Indonesia1 Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan kecuali kewenangan yang masih harus berada ditangan pusatLebih rinci lagi kewenangan daerah yang terdapat di dalam undang-undangadalah1 Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan2

2 Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas danberwenang melakukan- ekplorasi ekploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayahlaut tersebut- pengaturan kepentingan administratif1 Pasal 1 huruf i UU No 2219992 Pasal 10 ayat 1 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 3- pengaturan tata ruang- penegakan hukum dan- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara3 Melakukan pengangkatan pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gajitunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendididkan dan pelatihan sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan34 Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD4

5 Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri denganpersetujuan DPRD dan Pusat untuk pinjaman luar negeri5

6 Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah6

7 Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah7

8 Menetapkan APBD89 Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain dan dapat membentuk BadanKerjasama baik dengan mitra didalam maupun diluar negeri9

10 Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan10

11 Pemerintahan kotakabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dapatmembentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan11

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 9: Kewenangan Daerah

Naskah No 20 Juni-Juli 2000 1Penyelenggaraan Kewenangandalam Konteks Otonomi DaerahDeddy Supriady Bratakusumah

I PendahuluanSejak beberapa dekade yang lalu beberapa negara telah dan sedang melakukandesentralisasi motivasi fenomena ini terutama disebabkan oleh alasan politikDesentralisasi merupakan bagian yang teramat penting didalam proses demokratisasipenyelenggaraan pemerintahan Pemerintahan pusat atau terpusat yang cenderungotokratis berubah menjadi pemerintahan lokal yang dipilih langsung oleh masyarakatAlasan lainnya atas maraknya proses desentralisasi adalah untuk memperbaiki mutupelayanan kepada masyarakat oleh penyelenggara pemerintahan Didalam konteks inititik berat desentralisasi adalah pelayanan bukan kekuasaan Dengan kata laindesentralisasi adalah suatu upaya mendekatkan pemerintahan kepada rakyatnya(bringing the State closer to the people)Seiring dengan telah terselesaikannya kendala kehidupan politik di Indonesia yangditandai dengan telah terbentuknya penyelenggara pemerintahan yang baru hasil suatuproses yang cukup demokratis maka harapan akan membaiknya perekonomian danberbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya di Indonesia menjaditerbuka dan semoga dalam tempo yang tidak terlalu lama harapan tersebut akanmenjadi kenyataan Selain itu juga semangat reformasi dan perubahan diberbagaibidang serta dorongan dan dampak dari proses demokratisasi telah menggugahpemerintah bersama dengan parlemen untuk melahirkan dua undang-undang yaitu UUNo 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Kedua UU tersebutmerupakan dasar bagi proses desentralisasi dan otonomi daerah yang luas danbertanggung jawabTujuan utama dari desentralisasi dan otonomi daerah ini adalah mendekatkanpemerintah kepada masyarakat yang dilayaninya sehingga pelayanan kepadamasyarakat menjadi lebih baik dan kontrol masyarakat kepada pemerintah menjadi lebihkuat dan nyata Desentralisasi dan otonomi daerah dapat dikatakan berhasil apabilapelayanan pemerintah kepada masyarakat menjadi lebih baik dan masyarakat menjadilebih berperan dalam meningkatkan kesejahteraan bersama Desentralisasi kewenangantersebut akan berakhir dengan semakin meningkatnya peranserta masyarakat danberubahnya peran pemerintah dari provider menjadi fasilitatorI Pembagian Kewenangan Menurut UU No 22 Tahun 1999Agar desentralisasi dapat berjalan dengan baik maka sebagai langkah awal adalahpembagian kewenangan Dengan pembagian ini akan jelas siapa melakukan apa dan siapa membiayai apa Pemisahan dan pemilahan ini akan berdampak pada tatanankelembagaan dan akhirnya pada penyediaan dan penempatan pegawaiPembagian kewenangan dari sudut pandang masyarakat dapat ditentukan dengansiapa yang akan menerima manfaat dan siapa yang akan menanggung beban atau resikoatau dampak Sebagai contoh penyelenggaraan upaya pertahanan negara akanbermanfaat bagi seluruh bangsa dan harus didanai oleh seluruh bangsa secara nasionaloleh karenanya bidang pertahanan merupakan kewenangan pemerintahan nasional(pusat) Namun lampu penerangan jalan misalnya hanya bermanfaat bagi penghunikota atau permukiman tertentu dan dapat didanai oleh masyarakat setempat karenanyahal ini mutlak kewenangan pemerintahan kota

Secara garis besar UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah denganjelas telah mengatur masalah pembagian kewenangan ini Undang-undang menyuratkanbahwa kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan bertambah dan mencakupkewenangan pada hampir seluruh bidang pemerintahanSementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas hanyapada kewenangan di bidang (a) politik luar negeri (b) pertahanan keamanan (c)peradilan (d) moneter dan fiskal (e) agama dan (f) kewenangan di bidang lainKhusus mengenai kewenangan dan tanggung jawab di bidang lain yang masihdimiliki oleh pusat sebagaimana dijelaskan didalam pasal 7 UU No 22 Tahun 1999meliputi kewenangan (a) perencanaan nasional dan pengendalian pembangunannasional secara makro (b) dana perimbangan keuangan (c) sistem administrasi negaradan lembaga perekonomian negara (d) pembinaan dan pemberdayaan sumberdayamanusia (e) pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis (f)konservasi dan (g) standarisasi nasionalDi dalam UU No22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangandaerah adalah Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuanRepublik Indonesia1 Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan kecuali kewenangan yang masih harus berada ditangan pusatLebih rinci lagi kewenangan daerah yang terdapat di dalam undang-undangadalah1 Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan2

2 Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas danberwenang melakukan- ekplorasi ekploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayahlaut tersebut- pengaturan kepentingan administratif1 Pasal 1 huruf i UU No 2219992 Pasal 10 ayat 1 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 3- pengaturan tata ruang- penegakan hukum dan- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara3 Melakukan pengangkatan pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gajitunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendididkan dan pelatihan sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan34 Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD4

5 Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri denganpersetujuan DPRD dan Pusat untuk pinjaman luar negeri5

6 Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah6

7 Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah7

8 Menetapkan APBD89 Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain dan dapat membentuk BadanKerjasama baik dengan mitra didalam maupun diluar negeri9

10 Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan10

11 Pemerintahan kotakabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dapatmembentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan11

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 10: Kewenangan Daerah

Secara garis besar UU No 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah denganjelas telah mengatur masalah pembagian kewenangan ini Undang-undang menyuratkanbahwa kewenangan pemerintah di tingkat lokal akan bertambah dan mencakupkewenangan pada hampir seluruh bidang pemerintahanSementara itu kewenangan yang terdapat pada pemerintah pusat terbatas hanyapada kewenangan di bidang (a) politik luar negeri (b) pertahanan keamanan (c)peradilan (d) moneter dan fiskal (e) agama dan (f) kewenangan di bidang lainKhusus mengenai kewenangan dan tanggung jawab di bidang lain yang masihdimiliki oleh pusat sebagaimana dijelaskan didalam pasal 7 UU No 22 Tahun 1999meliputi kewenangan (a) perencanaan nasional dan pengendalian pembangunannasional secara makro (b) dana perimbangan keuangan (c) sistem administrasi negaradan lembaga perekonomian negara (d) pembinaan dan pemberdayaan sumberdayamanusia (e) pendayagunaan sumberdaya alam serta teknologi tinggi yang strategis (f)konservasi dan (g) standarisasi nasionalDi dalam UU No22 Tahun 1999 secara tegas dinyatakan bahwa kewenangandaerah adalah Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurutprakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan negara kesatuanRepublik Indonesia1 Kewenangan ini mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan kecuali kewenangan yang masih harus berada ditangan pusatLebih rinci lagi kewenangan daerah yang terdapat di dalam undang-undangadalah1 Mengelola sumberdaya nasional yang tersedia diwilayahnya dan bertanggungjawab memelihara kelestarian lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan2

2 Mengelola wilayah laut sejauh 12 mil dari garis pantai kearah laut lepas danberwenang melakukan- ekplorasi ekploitasi konservasi dan pengelolaan kekayaan laut sebatas wilayahlaut tersebut- pengaturan kepentingan administratif1 Pasal 1 huruf i UU No 2219992 Pasal 10 ayat 1 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 3- pengaturan tata ruang- penegakan hukum dan- perbantuan penegakan keamanan dan kedaulatan negara3 Melakukan pengangkatan pemindahan pemberhentian penetapan pensiun gajitunjangan dan kesejahteraan pegawai serta pendididkan dan pelatihan sesuaidengan kebutuhan dan kemampuan daerah yang ditetapkan dengan peraturanperundang-undangan34 Membiayai pelaksanaan tugas pemerintah daerah dan DPRD4

5 Melakukan peminjaman dari sumber dalam negeri dan atau luar negeri denganpersetujuan DPRD dan Pusat untuk pinjaman luar negeri5

6 Menentukan tarif dan tata cara pemungutan retribusi dan pajak daerah6

7 Membentuk dan memiliki Badan Usaha Milik Daerah7

8 Menetapkan APBD89 Melakukan kerjasama antar daerah atau badan lain dan dapat membentuk BadanKerjasama baik dengan mitra didalam maupun diluar negeri9

10 Menetapkan pengelolaan Kawasan Perkotaan10

11 Pemerintahan kotakabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dapatmembentuk lembaga bersama untuk mengelola kawasan perkotaan11

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 11: Kewenangan Daerah

12 Membentuk menghapus dan menggabungkan desa yang ada di wilayahnya atasusul dan prakarsa masyarakat dan persetujuan DPRD12

13 Mengatur penyelenggaraan pemerintahan desa13

14 Membentuk Satuan Polisi Pamong Praja14

Lebih jauh lagi Pasal 9 UU No 22 Tahun 1999 mengatur kewenangan propinsisebagai daerah otonom dan sebagai wilayah administrasi Kewenangan tersebutmeliputi3 Pasal 76 UU No 2219994 Pasal 78 UU No 2219995 Pasal 81 UU No 2219996 Pasal 82 UU No 2219997 Pasal 84 UU No 2219998 Pasal 86 UU No 2219999 Pasal 87 dan 88 UU No 22199910 Pasal 91 UU No 22199911 Pasal 91 UU No 22199912 Pasal 93 UU No 22199913 Pasal 111 UU No 22199914 Pasal 120 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 41 Kewenangan dalam bidang pemerintahan yang bersifat lintas kabupaten dan kotaserta kewenangan dalam bidang pemerintahan tertentu lainnya2 Kewenangan yang tidak atau belum dapat dilaksanakan oleh daerah kabupatenkota3 Sebagai wilayah administrasi mencakup kewenangan dalam bidang pemerintahanyang dilimpahkan kepada gubernur selaku wakil pemerintah pusatSelain kewenangan-kewenangan umum yang telah disebutkan diatas bagi daerahkabupaten dan daerah kota diwajibkan menyelenggarakan kewenangan wajib sebagaiberikut (1) pekerjaan umum (2) kesehatan (3) pendidikan dan kebudayaan (4)pertanian (5) perhubungan (6) industri dan perdagangan (7) penanaman modal (8)lingkungan hidup (9) pertanahan (10) koperasi dan (11) tenaga kerjaUntuk daerah kota disamping kewajiban diatas juga diwajibkan untukmenyediakan kebutuhan utilitas kota sesuai kondisi dan kebutuhan kota yangbersangkutan utilitas kota ini antara lain (1) pemadam kebakaran (2) kebersihan (3)pertamanan dan (4) tata kota15

Kewenangan daerah kabupaten dan daerah kota diatas berlaku juga di kawasanotorita yang terletak didaerahnya Kawasan otorita yang dimaksud meliputi16 (1) badanotorita (2) kawasan pelabuhan (3) kawasan bandar udara (4) kawasan perumahan (5)kawasan industri (6) kawasan perkebunan (7) kawasan pertambangan (8) kawasankehutanan (9) kawasan pariwisata (10) kawasan jalan bebas hambatan (11) kawasanlain yang sejenisSelain itu berbagai kewenangan yang dipunyainya daerah juga dapat ditugasi olehpusat untuk membantu melaksanakan kewenangan yang seharusnya dilaksanakan olehpusat (Tugas Pembantuan) Untuk penugasan ini undang-undang mensyaratkan harusdisertai dengan pembiayaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan Dalampelaksanaannya daerah wajib melaporkan dan mempertanggungjawabkannya kepadapemerintah pusatOleh karena itu desentralisasi dan otonomi daerah sebagaimana dirumuskan dalamUU No 22 Tahun 1999 secara eksplisit merupakan kewenangan yang dimilikipemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai urusan penyelenggaraan

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 12: Kewenangan Daerah

pemerintahan di daerah bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di daerahKarenanya pemerintah daerah harus menjadikan otonomi daerah dan desentralisasisebagai modal awal bagi upaya peningkatan pelayanan masyarakat dan pembangunandaerah yang berorientasi untuk kepentingan daerah Sehingga paradigma pembangunandi daerah akan berubah menjadi pembangunan daerah di daerah oleh daerah untukkepentingan daerahDi masa depan hanya program pembangunan yang memiliki karakter kepentingannasional (national interest) atau bersifat strategis nasional (national strategic) yangmasih tetap akan dilakukan oleh pemerintah pusat guna memelihara kepentingan15 Penjelasan Pasal 11 ayat 2 UU No 22199916 Pasal 119 UU No 221999Naskah No 20 Juni-Juli 2000 5nasional dalam rangka negara kesatuan Salah satu contoh dari upaya pusat didalamkegiatan ini adalah pelaksanaan program pembangunan infrastruktur lintas wilayahdalam rangka meningkatkan arus sumber daya lintas wilayah dan program-program diberbagai bidang dalam rangka pemerataan pembangunan antar wilayah antar daerahdan antar kelompokIII Hubungan Antara Pusat dan Daerah dan Hubungan AntardaerahPasal 4 ayat 1 dan 2 UU No 22 Tahun 1999 menyatakan bahwa daerah propinsidan daerah kabupatenkota tidak lagi mempunyai hubungan hierarki Karenanyamasing-masing daerah secara otonom mempunyai wewenang untuk (1) merencanakan(2) melaksanakan dan (3) mengawasi pembangunan di daerahnya Dengan demikianpemerintah daerah kabupatenkota tidak lagi diatur dan tergantung kepada pemerintahdaerah propinsi Demikian pula halnya dengan pemerintah propinsi tidak diatur dantergantung pada pemerintah pusat kecuali untuk tugas-tugas tertentu yang dilaksanakandalam rangka dekonsentrasi dan pembantuanHubungan hierarki secara implisit sudah tidak ada lagi namun demikian hubunganfungsional dan koordinatif masih tetap diperlukan dalam konteks persatuan dankesatuan bangsa Dalam alam desentralisasi yang demokratis yang diwujudkan denganotonomi yang luas tersebut pengarahan akan diganti oleh konsultasi dan koordinasiyang mendalam dan meluas sehingga menghasilkan konsensus yang positif danproduktif Yang perlu dihindari adalah bahwa otonomi yang akan terjadi justru akanmenghilangkan keduanya - pengarahan dan konsultasi - sehingga menjadi anarkisbahkan menjauhkan kita dari tujuan otonomi dalam kerangka negara kesatuan yang kitacita-citakan melalui UU No 22 Tahun 1999 tersebut Mencegah hal ini menjadi tugasdan tanggung jawab pembuat kebijakan dalam proses perencanaan untukmengembangkannyaUrusan-urusan dan wewenang yang sudah diserahkan kepada daerahkabupatenkota kegiatannya tidak akan diusulkan ke pusat melalui propinsi Kegiatankegiatanyang sudah menjadi kewenangan daerah kabupatenkota cukupdikoordinasikan di tingkat kabupatenkota bagi kelurahandesa dan kecamatan yang adadi wilayahnya Sedangkan usulan kegiatan yang mencakup lintas kabupaten atau kotadan atau bersifat strategis propinsi cukup dibahas ditingkat propinsi Usulan kegiatanyang mencakup lintas propinsi dan atau bersifat kepentingan nasional dapat diusulkandan dibahas ditingkat nasional Forum Konasbang didalam masa transisi dan dimasadepan diharapkan akan lebih sederhana bersifat konsultasi dan koordinasi sebagaiupaya pemadu-serasian antara perencanaan makro dan perencanaan regional sertadaerah Usulan yang dibahaspun akan semakin sedikit jumlahnya Pendanaanpembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di daerah mekanisme dan dasar

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999

Page 13: Kewenangan Daerah

pengalokasiannyapun akan berubah sesuai dengan jiwa UU No 251999 Dana transferdari pusat yang berupa alokasi umum akan bersifat block grant yang besarannyauntuk setiap daerah sudah tetap dan baku sesuai dengan formula yang saat ini sedangdirumuskan Dengan demikian pada setiap akhir tahun anggaran yang berjalan daerahdapat memperkirakan berapa dana yang akan diterimanya dari pusat sebagai danaalokasi umumNaskah No 20 Juni-Juli 2000 6IV PenutupDengan akan segera diterbitkannya berbagai peraturan pelaksanaan atas UUNo22 Tahun 1999 dan UU No 25 Tahun 1999 maka pelaksanaan desentralisasi danotonomi daerah dapat segera dilakukan Namun demikian persiapan untuk pelaksanaandi daerah seyogyanya segera dimulai tanpa menunggu terbitnya peraturan tersebutDesentralisasi dan perluasan otonomi daerah adalah suatu kesempatan yang baikbagi penyelenggara pemerintahan di daerah dalam menunjukan kinerjanya melayanimasyarakat dan sekaligus juga merupakan tantangan bagi daerah untuk meningkatkandiri didalam menghadapi pelaksanaannya Sehingga melalui desentralisasi danperluasan otonomi daerah akan dihasilkan suatu penyelenggraan pemerintahan di daerahyang bersifat melayani masyarakat efisien demokratis aspiratif responsif terbuka danbertanggung jawab1048736Naskah No 20 Juni-Juli 2000 7Daftar PustakaRepublik Indonesia Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah Jakarta 1999Republik Indonesia Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Jakarta1999