kewajiban muslim terhadap waktu

4
Kewajiban Muslim terhadap waktu Karena sedemikian pentingnya waktu, maka bagi seorang muslim ada kewajiban-kewajiban, terhadap waktu yang harus ia sadari. Mereka tidak hanya sekedar mesti tahu dan mengerti, tapi harus meyakini, lalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh. 1. Menjaga manfaat waktu Kewajiban yang utama adalah menjaganya sebagaimana ia menjaga hartanya, bahkan lebih dari itu. Kemudian dia harus mengambil manfaat dari waktunya untuk kepentingan diri dan dunianya serta untuk kebaikan dan kebahagian umatnya. Umar bin Abdul Aziz mengatakan: "Sesungguhnya siang itu berbuat atas dirimu maka beramalah pada keduanya." Diantara tanda-tanda kebencian Allah adalah menyia-nyiakan waktu, maka para ulama mengatakan: "Waktu adalah pedang, bila kamu tidak memakainya dengan baik dan benar ia akan memotong dirimu". Seorang ulama lain berkata: "Barangsiapa yang hari ini seperti hari kemarin, ia adalah orang tertipu dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin ia adalah orang yang tercela." Mereka, para ulama salaf, berusaha untuk menjaga agar hari-hari atau waktunya tidak berlalu walau sedikitpun kecuali dapat mendatangkan ilmu yang bermanfaat atau perbuatan yang baik, bahkan mereka bermujahadah untuk diri mereka sendiri dan orang lain, sehingga tidak berlalu umur mereka melainkan ada manfaat daripadanya. 2. Tidak menyia-nyiakan waktu Betapa besarnya perhatian para ulama salaf, terhadap waktu dan nilainya yang tinggi, namun yang melukakan hati dan menyayat jantung manakala kita menyaksikan orang-orang Islam saat ini banyak yang yang menyia- nyiakan waktu dengan sangat berlebihan. Sepanjang siang dan malam duduk dihadapkan meja catur atau permainan kartu. Halal dan haram tidak lagi mereka perhatikan. 3. Mengisi kekosongan Kekosongan atau waktu luang adalah saat sunyi dari kesibukan dunia yang menghambat seseorang untuk melaksanakn urusan akhirnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw pernah bersabda: "Pergunakanlah waktu luangmu sebelumnya sebelum waktu kerjamu." Orang-orang yang salih mengatakan bahwa waktu yang sepi dari kesibukan-kesibukan adalah nikmat yang besar. Para ulama salaf sangat membenci orang-orang yang menganggur, tidak mau bekerja untuk kehidupannya sendiri. Seorang ulama berpendapat kekosongan bagi laki-laki adalah kelalaian, sedang bagi wanita adalah timbulnya nafsu syahwat. Bukankah cinta istri raja Mesir, Julaiha, pada Nabi Yusuf akibat kesepian yang menyelimuti? Bahaya waktu luang bagi para pemuda yang hidup dalam masa pubertas, sangatlah besar, apalagi ditambah kekayaan yang memungkinkannya untuk mendapatkan segala apa yang ia kehendaki. 4. Berlomba-lomba dalam kebaikan ( Fastabikhul Khairat ) Orang yang mengerti akan nilai dan pentingnya waktu, selalu mengerjakan kebaikan dan tak hendak menunda kewajibannya dengan alasan malas atau berat hati. Seorang penyair berkata: "Takkan kutunda perkerjaan hari ini hingga esok karena malas, sesunguhnya hari esok adalah bagi orang-orang yang malas". Allah sendiri memberikan

Upload: maya-zammaira

Post on 30-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kewajiban Muslim Terhadap Waktu

Kewajiban Muslim terhadap waktu

Karena sedemikian pentingnya waktu, maka bagi seorang muslim ada kewajiban-kewajiban, terhadap waktu yang harus ia sadari. Mereka tidak hanya sekedar mesti tahu dan mengerti, tapi harus meyakini, lalu mengerjakan dengan sungguh-sungguh.

1. Menjaga manfaat waktu

Kewajiban yang utama adalah menjaganya sebagaimana ia menjaga hartanya, bahkan lebih dari itu. Kemudian dia harus mengambil manfaat dari waktunya untuk kepentingan diri dan dunianya serta untuk kebaikan dan kebahagian umatnya. Umar bin Abdul Aziz mengatakan: "Sesungguhnya siang itu berbuat atas dirimu maka beramalah pada keduanya."

Diantara tanda-tanda kebencian Allah adalah menyia-nyiakan waktu, maka para ulama mengatakan: "Waktu adalah pedang, bila kamu tidak memakainya dengan baik dan benar ia akan memotong dirimu". Seorang ulama lain berkata: "Barangsiapa yang hari ini seperti hari kemarin, ia adalah orang tertipu dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin ia adalah orang yang tercela."

Mereka, para ulama salaf, berusaha untuk menjaga agar hari-hari atau waktunya tidak berlalu walau sedikitpun kecuali dapat mendatangkan ilmu yang bermanfaat atau perbuatan yang baik, bahkan mereka bermujahadah untuk diri mereka sendiri dan orang lain, sehingga tidak berlalu umur mereka melainkan ada manfaat daripadanya.

2. Tidak menyia-nyiakan waktu

Betapa besarnya perhatian para ulama salaf, terhadap waktu dan nilainya yang tinggi, namun yang melukakan hati dan menyayat jantung manakala kita menyaksikan orang-orang Islam saat ini banyak yang yang menyia-nyiakan waktu dengan sangat berlebihan. Sepanjang siang dan malam duduk dihadapkan meja catur atau permainan kartu. Halal dan haram tidak lagi mereka perhatikan.

3. Mengisi kekosongan

Kekosongan atau waktu luang adalah saat sunyi dari kesibukan dunia yang menghambat seseorang untuk melaksanakn urusan akhirnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah saw pernah bersabda: "Pergunakanlah waktu luangmu sebelumnya sebelum waktu kerjamu." Orang-orang yang salih mengatakan bahwa waktu yang sepi dari kesibukan-kesibukan adalah nikmat yang besar. Para ulama salaf sangat membenci orang-orang yang menganggur, tidak mau bekerja untuk

kehidupannya sendiri. Seorang ulama berpendapat kekosongan bagi laki-laki adalah kelalaian, sedang bagi wanita adalah timbulnya nafsu syahwat. Bukankah cinta istri raja Mesir, Julaiha, pada Nabi Yusuf akibat kesepian yang menyelimuti?

Bahaya waktu luang bagi para pemuda yang hidup dalam masa pubertas, sangatlah besar, apalagi ditambah kekayaan yang memungkinkannya untuk mendapatkan segala apa yang ia kehendaki.

4. Berlomba-lomba dalam kebaikan ( Fastabikhul Khairat )

Orang yang mengerti akan nilai dan pentingnya waktu, selalu mengerjakan kebaikan dan tak hendak menunda kewajibannya dengan alasan malas atau berat hati. Seorang penyair berkata: "Takkan kutunda perkerjaan hari ini hingga esok karena malas, sesunguhnya hari esok adalah bagi orang-orang yang malas". Allah sendiri memberikan anjuran untuk berlomba-lomba dalam kebaikan:

"Dan untuk yang demikian itu hendaknya mereka berlomba-lomba" (QS 83:26)

5. Belajar dari perjalanan hari demi hari

Bagi seorang mukmin mengambil pelajaran dari perjalanan siang dan malam merupakan suatu keharusan. Ada banyak hikmah dan ibroh yang bisa dipetik dari perjalanan sejarah sebagai bekal untuk melangkah ke masa depan dan bekerja di masa kini.Seperti org bijak berkata : Pengalaman sejarah adalah guru yang sangat berguna bagi kita, untuk menapaki langkah kita berikutnya dengan lebih baik.

"Sesungguhnya dalam menciptakan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal" (QS 3:190)

6. Mengatur waktu

Seorang mukmin harus dapat mengatur dan membagi waktunya untuk kewajiban dan pekerjaannya yang beragam. Sehingga tidak terjadi saling tindih antara yang penting dengan yang tidak penting, antara yang telah tertentu waktunya dengan yang belum ditentukan.

Orang-orang yang memiliki etos kerja yang tinggi dan selalu bertanggung jawab terhadap pekerjaannya sangat membutuhkan pembagian waktu kerja. Bahkan karena sangat banyaknya beban yag harus mereka selesaikan terkadang mereka merasakan bahwa kewajiban lebih banyak dari waktu yang tersedia.

Page 2: Kewajiban Muslim Terhadap Waktu

Di dalam membagi waktu kerja, sebaliknya harus ada waktu yang terluang meskipun sedikit untuk sekadar beristirahat melepaskan lelah, karena hati atau jiwa juga merasakan lelah dan bosan seperti tubuh. Khalifah Ali bin Abi Thalib pernah berkata: "Berilah hatimu waktu sekadar untuk istirahat, karena hati itu kalau dipaksa menjadi buta". Dalam hadits Rasulullah saw: "Sesungguhnya agama itu mudah, agama sekali-kali tidak akan membebani seseorang kecuali ia mampu mengerjakannya, maka kerjakanlah dengan baik sedapat kamu kerjakan dan beribadahlah sekadarnya yang dapat mendekatkanmu kepada Allah serta bergembiralah dengan pahala atas pekerjaan yang berkelanjutan meskipun sedikit" (HR Bukhari dan Nasai).

7. Bagi tiap-tiap waktu ada aktifitas tertentu

Seorang yang beriman harus mengerti bahwa waktu itu menuntut aktifitas hati, lisan dan perbuatan untuk kepentingan jiwa dan raga. Khalifah Abu Bakar Shidiq berwasiat kepada Umar bin Khattab: "Ketahuilah!Bagi Allah perbuatan di siang hari. Dia tidak akan menerimanya di malam hari. Dan bagi-Nya pebuatan di malam hari, Dia tidak akan menerimanya siang hari".

Yang terpenting bukanlah seseorang itu dapat berbuat apapun pada saat kapanpun, akan tetapi ia dapat melaksanakan sesuatu pada waktu yang telah ditetapkan. Oleh Karena itu kewajiban-kewajiban manusia kepada Allah harus dilaksanakan tepat pada waktunya, tidak boleh didahululan atau diakhirkan.

Beberapa cendikiawan berkata, ada 4 waktu bagi seorang hamba Allah, yaitu kenikmatan, kesengsaraan, ketaatan dan kemaksiatan pada masing-masing ada kewajiban yang harus dilaksanakan untuk Allah, tentunya dengan cara yang berbeda-beda.

8. Memilih waktu-waktu yang istimewa

Ada saat-saat yang diistimewakan oleh Allah dan telah jelas kelebihannya dari yang lain, sebagaimana Rasulullah menginformasikan:

"Sesunguhnya pada waktumu ada pemberian-pemberian dari Rabb-mu, maka berusahalah untuk mendapatkannya." (HR Tabrani).

Allah telah melebihkan waktu akhir malam sebelum terbit fajar atas waktu lainnya, karena pada waktu itu Dia turun kepada hamba-hamba-Nya dengan segala kebesaran-Nya. "Sedekat-dekat Allah dengan hamba-Nya adalah diwaktu akhir malam, maka apabila kamu dapat menjadi orang yang selalu berzikir kepada-Nya saat tersebutlah maka kerjakanlah." (HR Tabrani).

Dengan apa kita dapat memanfaatkan waktu?

Menghafal Kitab Allah dan mempelajarinya: ini adalah kesibukkan terbaik yang dapat dimanfaatkan dari waktunya oleh seorang Muslim, dan Nabi telah memberi semangat untuk mempelajari Kitab Allah dalam sabdanya:خيركم من تعّلم القرآن وعّلمه " رواه " البخاري"Yang terbaik diantara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya" [HR. Bukhori]

Menuntut ilmu: pada zaman dahulu para salafus sholeh lebih banyak menjaga untuk memanfaatkan waktunya dalam menuntut ilmu dan mempelajarinya; karena mereka mengetahui bahwa mereka membutuhkannya melebihi kebutuhan mereka terhadap makanan dan minuman. Memanfaatkan waktu dalam menuntut ilmu serta mempelajarinya memiliki beberapa gambaran, diantaranya: menghadiri ceramah-ceramah penting, mendengarkan kaset-kaset bermanfaat, membaca serta membeli buku-buku yang menghasilkan faedah.

Berdzikir kepada Allah: tidak ada suatu amalanpun yang mencukupi segala waktu seperti dzikir, ia adalah kesempatan yang bermanfaat dan mudah, tidak membebani seorang Muslim baik dari segi harta maupun pengorbanan, dan telah berwasiat Nabi kepada salah seorang sahabatnya seraya bersabda: "Hendaklah lidah kamu selalu basah oleh dzikir kepada Allah" [HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani]. Betapa indahnya jika hati seorang Muslim dimakmurkan oleh dzikir kepada Penciptanya, apabila berbicara maka dibarengi oleh dzikir kepada-Nya, dan jika bergerak karena perintah-Nya.

Memperbanyak amalan sunnah: ia merupakan kesempatan penting untuk memanfaatkan waktu dalam keta'atan kepada Allah, juga merupakan perbuatan penting dalam mendidik jiwa dan mensucikannya, yang mana ia merupakan kesempatan untuk menggantikan kekurangan yang terjadi pada saat melaksanakan ibadah yang fardhu, dan yang lebih besar dari semua itu adalah bahwa ia merupakan penyebab untuk mendapatkan kecintaan Allah "Terus-menerus hamba-Ku mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan amalan sunnah sehingga Aku mencintainya" [HR. Bukhori].

Berdakwah kepada Allah, Amar ma'ruf, Nahi munkar dan menasehati kaum Muslimin: semua ini adalah kesempatan-kesempatan

Page 3: Kewajiban Muslim Terhadap Waktu

berharga untuk memanfaatkan usia. Berdakwah kepada Allah termasuk kepentingan para Rasul dan risalah para Nabi, Allah Ta'ala telah berfirman:

�ا " �َن ٍة َأ ��ِص"ير &ه" ع�ّل�ى َب "ل�ى الّل �ْد*ع(و ِإ "يّل"ي َأ ب � ُق(ْل* َه�ِذ"ه" َس"ي �ع�ِن &ب " و�م�ن" ات

"Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku" [QS. Yusuf: 108]. Jagalah wahai saudaraku untuk selalu memanfaatkan waktu anda untuk berdakwah, baik melalui ceramah, pembagian buku, kaset ataupun dengan mendakwahi keluarga, kerabat maupun tetangga.

Mengunjungi kerabat dan bersilaturrahmi: ia merupakan penyebab masuknya surga, medapatkannya rahmat serta menambah umur dan melapangkan rejeki, bersabda Rasulullah :

" من َأحب َأن يبسط له في رزُقه, ويِنسأ له فيَأثره, فّليِصْل رحمه " ) رواه البخاري (

"Barang siapa yang ingin dilapangkan rejekinya dan diakhirkan ajalnya, maka hendaklah dia menyambung tali silaturrahminya" [HR. Bukhori].

Memanfaatkan waktu kosong pada setiap harinya: seperti setelah shalat, antara adzan dan iqamah, sepertiga malam terakhir, pada saat mendengar adzan dan setelah shalat subuh sampai terbit matahari. Setiap waktu tersebut memiliki ibadah-ibadah utama yang dianjurkan oleh syari'at untuk dilakukan padanya agar seorang hamba bisa mendapatkan ganjaran yang besar dan pahala yang agung.

Mempelajari segala sesuatu yang bermanfaat: seperti computer, berbagai jenis bahasa, mekanik, listrik, perkayuan dan lain sebagainya, dengan tujuan agar dia yang beragama Islam mendapat manfaat dan begitu pula dengan saudara-saudaranya..