ketuban pecah dini by vika habsari

Upload: vika-budi-budi

Post on 09-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ketuban pecah dini

TRANSCRIPT

  • KETUBAN PECAH DINIStase ObsgynUniversitas Muhammadiyah YogyakartaRS PKU Muhammadiyah Yogyakarta2014Vika Habsari Budi U20090310005

  • Nama : Ny. SJenis kelamin : PerempuanUsia : 35 tahunPekerjaan: IRT

  • Keluhan Utama : Keluar cairan dari jalan lahirRiwayat Penyakit Sekarang: Pasien G2P1A0 uk. 39 minggu datang dengan keluhan cairan dari jalan lahir sejak 5 jam sebelum masuk RS. Warna jernih dan tidak berbau. pasien juga mengatakan belum keluar lendir bercampur darah. Kenceng-kenceng (-), Air Ketuban (+) jernih (+) , Demam (-), mual (-), muntah (-). BAB dan BAK dalam batas normal. Riwayat trauma (-). Gerak janin masih dirasakan pasien

  • Riw. Penyakit Dahulu DM dan HT disangkalRiw. Penyakit Keluarga DM dan HT disangkalRiwayat Obstetri :Hamil I : spontan, perempuan, 2500gHamil II : Hamil iniRiwayat ANC : Rutin di bidanRiwayat KB : Tidak menggunakan KBRiwayat menstruasi : Teratur

  • KU : baik, CMVital sign : TD : 110/70HR : 80x/menitRR : 23x/menitT: 36

  • Kepala dan Leher :Kepala: tidak ada kelainanMata: conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Telinga: discharge (-/-)Hidung: discharge (-/-)Mulut: lidah kotor (-), faring hiperemis (-)Leher: tidak ada pembesaran lymfonodi

  • Thorax :Jantung: S1 S2 reguler, (tidak ada suara tambahan)Paru: Vesikuler (+/+), (tidak ada suara tambahan)Abdomen : Inspeksi: striae (+), dalam batas normal Auskultasi : Bising usus (+)Ekstremitas : Edema : ekstremitas bawah (-/-)Hangat: (+)CRT < 2 detik

  • Leopold I: BokongLeopold II : PukaLeopold III : KepalaLeopold IV : DivergenTFU : 30 cmDJJ : 148x/menitVT : v/u tenang, dinding vagina licin, servix tebal, kaku, di tengah, terbuka 1 jari, kepala H1, Lendir darah (+), Air ketuban (+)TBJ = (TFU -11) x 155 gram = 2945 gram

  • Darah rutin :WBC : 8,22 (5-10)RBC : 4,81 4-5)HB :12,4 (12-15)HCT : 36.5 (37-43)MCV :79.2(79-99)MCHC :34.0 (33-37)Uji lakmus (+)

  • Ketuban Pecah dini (5 jam) pada G2P1Ao aterm (39 minggu)

  • Observasi KU, His, DJJAmoxicilin 3x500 mgEvaluasi KPDNST

  • Pembahasan

    Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan. KPD merupakan pecahnya selaput janin sebelum proses persalinan dimulai.

    1. KPD saat preterm (PPROM) adalah KPD pada usia 37 minggu

  • Etiologi KPD idiopatik Infeksi traktus genital (mis : vaginosis bakterial) paling sering. Tandanya ada leukorea. Dikatakan normal jika tidak gatal dan bau. Leukorea diikuti tanda peradangan infeksi (ascending infection) Polihidramnion selaput ketuban jadi tipis serviks inkompeten (serviks mudah membuka) anomali uterin Akibat pemasangan cerclage ( penjahitan serviks untuk serviks inkompeten) atau amniosintesis Trauma Riwayat KPD sebelumnya

  • Gejala dan Tanda KPD

    Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak. Tetapi bila duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya mengganjal /menyumbat kebocoran untuk sementara.

    Demam, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah cepat merupakant anda-tanda infeksi yang terjadi.

  • Diagnosis Cairan Vagina

    Gejala dan tanda selalu adaGejala dan tanda kadang adaKemungkinan DxKeluar cairan ketubanKetuban pecah tiba-tibaCairan tampak di introitushis (-) selama 1 jam KPD-cairan vagina bau-demam-nyeri perut-riw keluar cairan-uterus nyeri-DJJ cepat-PPV sedikitAmnionitis-cairan vagina bau-riw KPD (-)-gatal-keputihan-nyeri perut-disuriaVaginitis/servisitiscairan vagina berdarah-nyeri perut-gerak janin berkurang-perdarahan banyakPerdarahan antepartum

    Cairan berupa darah lendir-pembukaan & pendataran serviks-his (+)Awal persalinan aterm/preterm

  • Patofisiologi KPDBanyak teori, mulai dari defect kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi. Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%)

    Kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan trofoblas. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas berupa matrix degrading enzym dan inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan.

  • KPD aterm : - proses fisiologis - apoptosis pada membran fetal, rusaknya struktur kolagen - pada trimester 3, berhubungan dengan pembesaran uterus > kontraksi uterus > pergerakan janin > penipisan stempat > selaput pecah

    KPD preterm : - Patologis - ascending infection (terbanyak) > infeksi choriodesidual > membran fetal dan desidual melepas mediator prostaglandin, sitokin dan protein matrix degrading enzym

  • Penegakan DiagnosisAnamnesis - keluarnya cairan dari vagina terus menerus - cairan yang keluar tidak berbau, berwarna jernih Pemeriksaan Fisik - px inspekulo : cairan terkumpul di fornik posterior, cairan keluar dari serviks

    Pemeriksaan Penunjang - Tes lakmus (kertas nitrazin) > lakmus merah berubah menjadi biru karena pH air ketuban itu basa. - Tes pakis > meneteskan cairan ketuban pada objek glass dan ditunggu hingga kering. Px mikroskopik menunjukkan kristal amnion dan gambaran daun pakis. - USG > menilai jumlah cairan normal atau tidak

  • Management of Premature Rupture of Membranes

    Most women with premature rupture of membranes (PROM) at term will deliver within 28 hours; for preterm PROM (PPROM), half of women will deliver within 1 week. ACOG has updated its recommendations for management of PROM.

    Term and Early Term PROM (>37 0/7 weeks); Late PPROM (34 0/736 6/7 weeks) - Compared with expectant management, induction of labor is associated with shorter latency to delivery and lower risk for maternal infection without excess risk for cesarean delivery.- Candidates for vaginal delivery should be offered immediate induction, generally with oxytocin.- For women who decline induction, expectant management with close monitoring and informed consent is reasonable.- Intrapartum prophylaxis for group B streptococci (GBS) should be administered to at-risk women.

  • PPROM (24 0/733 6/7 weeks) - Expectant management is recommended; indications for delivery include nonreassuring fetal status, chorioamnionitis, and placental abruption.- A single course of antenatal glucocorticoids should be given to lower risk for respiratory distress syndrome and other morbidities associated with prematurity.- Magnesium sulfate for fetal neuroprotection should be considered if delivery seems imminent before 32 0/7 weeks' gestation.- A 7-day course of antibiotics to prolong pregnancy is advised.- Intrapartum prophylaxis for GBS should be administered to at-risk women.

    reviable PPROM (

  • PPROM RECOMENDATION (antibiotics)

    Antibiotics should be administered to patients with PPROM because they prolong latent period and improved outcomes (Level A)

    Corticosteroids should be given to patients with PPROM between 24 and 32 weeks gestation to decrease the risk of intraventricular hemorrhage, RDS and necrotizing enterocolitis (Level A)

    Physicians do not perform digital cervical examinations on patients with PPROM because they decrease the latent period. Specculum exam is preferred (Level A)

    Long term tocolytics is not indicated for patients with PPORM, although short term tocolytics may be considered to facilitate maternal transport and the administration of corticosteroids and antibiotics (Level C)

    Multiple courses of corticosteroids and the use of corticosteroids after 34 weeks of gestation is not recommended (Level B)

  • Penatalaksanaan1. Kehamilan < 37 minggu (tanpa adanya infeksi) - berikan antibiotik Ampicilin 2g IV/6 jam dan erythromicin 250 IV/6 jam selama 48 jam dilanjutkan amoxycillin po 250mg/8 jam dan erythromucin po 333 mg/8jam selama 5-7 hari. Erythromycin po 250mg/4 jam selama 10 hari (memperpanjang periode latensi) - Berikan kortikosteroid (pematangan paru janin) Betamethason 2x 12 mg IM selama 2 hari Dexamethason 2x 1 A selama 2 hari - Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu - Jika sudah ada his dan lendir darah, kemungkinan terjadi persalinan preterm

  • 2. Kehamilan > 37 minggu (tanpa adanya infeksi) - Jika ketuban sudah pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis untuk mengurangi resiko infeksi streptococcus :Ampicillin 2g IV/6 jam atau penicilin G 2 juta unit IV/6 jam sampai persalinan - Jika tidak ada infeksi pasca persalinan, antibiotik dihentikan - Nilai serviks : Jika sudah matang, induksi dengan oksitosin Jika belum matang, matangkan dengan prostaglandin dan drip oksitosin.

  • Komplikasi KPDMaternal Infeksi maternal (endometritis) Partus prematurus Meningkatkan SC rate

    Fetal Partus prematurus Kompresi tali pusat, gawat janin Chorioamnionitis (30-60% KPD trim 2, AFI