ketuban pecah dini

10
Step 7 Pemeriksaan kehamilan Tujuan : Tujuan Umum: menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Tujuan Khusus: Mengenali penyulit yg mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas. Mengenali dan mengobati penyakit yg mungkin diderita sedini mungkin Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Memberikan nasehat tentang cara hidup sehat, KB, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. 1. Anamnesa a. Identitas Pasien Identitas umum Perhatian pada usia ibu, Status perkawinan dan Tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, bortus.

Upload: byanda-rezpec-tor

Post on 27-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

asdfg

TRANSCRIPT

Page 1: ketuban pecah dini

Step 7

Pemeriksaan kehamilan

Tujuan :

Tujuan Umum:menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam

kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat. Tujuan Khusus:

Mengenali penyulit yg mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.

Mengenali dan mengobati penyakit yg mungkin diderita sedini mungkin Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. Memberikan nasehat tentang cara hidup sehat, KB, kehamilan, persalinan,

nifas dan laktasi.

1. Anamnesa a. Identitas Pasien

Identitas umum Perhatian pada usia ibu, Status perkawinan dan Tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah,

kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya

komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, bortus.

b. Keluhan utama Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, Apakah semata-mata ingin periksa hamil, Ada keluhan / masalah lain yang dirasakan

c. Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang1. Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. 2. Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid terakhir,3. Siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk

memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan saat

Page 2: ketuban pecah dini

persalinan menggunakan: Rumus Naegele (h+7 b-3 + x + 1mg) untuk siklus 28 + x hari.

4. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).

5. Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak.

d. Riwayat penyakit dahulu1. Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau

diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus),

2. Riwayat alergi makanan / obat tertentu dan sebagainya. 3. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun operasi

kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya).e. Riwayat penyakit keluarga

1. Riwayat penyakit sistemik, 2. Metabolik, 3. Cacat bawaan, dan sebagainya.

f. Riwayat khusus obstetri ginekologi1. Adakah riwayat kehamilan / persalinan / abortus sebelumnya

(dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida / para / abortus), 2. Berapa jumlah anak hidup. 3. Ada/tidaknya masalah2 pada kehamilan / persalinan sebelumnya

seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya.

4. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat.

5. Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya.

6. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak.

2. Pemeriksaan kehamilan a. Keadaan Umum

1. Penilaian keadaan umum, Kesadaran, Komunikasi/kooperasi.2. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat

badan.

Page 3: ketuban pecah dini

3. Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).

4. Ekstremitas diperiksa terhadap edema, pucat, sianosis, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul).

b. Inspeksi :1. Bentuk dan ukuran abdomen2. Parut bekas operasi 3. Tanda-tanda kehamilan 4. Gerakan janin 5. Varises atau pelebaran vena 6. Hernia 7. Edema

c. Palpasi Untuk menentukan:

1. Besar dan konsistensi Rahim2. Tinggi fundus 3. Bagian-bagian janin, leta, presentasi.4. Gerakan janin5. Kontraksi rahim Braxton-Hick dan his6. Ibu hamil berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih

tinggi dengan memakai bantal.7. Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu hamil, dengan sikap

hormat dilakukan palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara.

Cara palpasi : Menurut leopold I,II, III, dan IV

Leopold I

Pemeriksa menghadap ke kepala pasien, gunakan ujung jari kedua tangan untuk mempalpasi fundus uteri.

Bagian kepala, jika teraba bentuknya bulat, keras, mudah digerakkan. Bagian bokong, jika teraba bentuknya bulat tidak beraturan, lunak, dan

tidak mudah digerakkan.

Page 4: ketuban pecah dini

Pada Manuver I dapat juga ditentukan tinggi fundus uteri. Posisi janin- hubungan antara panjang axis janin dan panjang axis ibu. Biasanya posisi janin longitudinal atau transversal, namun bisa juga oblik.

Leopold II

Menghadap ke kepala pasien. Letakkan kedua tangan pada kedua sisi abdomen. Pertahankan uterus dengan tangan yang satu, dan palpasi sisi lain untuk menentukan lokasi punggung janin.

Bagian tubuh akan teraba, jelas, rata, cembung, kaku/tidak dapat digerakan.

Page 5: ketuban pecah dini

Bagian-bagian kecil (tangan dan kaki) akan teraba kecil, bentuk/posisi tidak jelas, dan menonjol dan mungkin dapat bergerak aktif atau pasif.

Leopold III

Letakkan tiga ujung jari kedua tangan pada kedua sisi abdomen pasien tepat diatas simphisis dan minta pasien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskannya. Pada saat pasien menghembuskan nafas, tekan jari tangan kebawah secara perlahan dan dalam kesekitar bagian presentasi. Catat kontur, ukuran dan konsistensinya

Bagian kepala akan teraba keras, rata dan mudah digerakkan jika tidak terikat / tertahan, sulit digerakkan jika terikat/tertahan.

Bagian bokong akan teraba lembut dan tidak rata.

Leopold IV

Menghadap ke kaki pasien. Secara perlahan gerakkan jari tangan ke sisi bawah abdomen kearah pelvis hingga ujung jari salah satu tangan menyentuh tulang terakhir. Inilah bagian ujung kepala. Jika bagian ujung terletak dibagian yang berlawanan dengan punggung, ini adalah bagian pundak bayi, dan kepala pada posisi fleksi. Jika kepala pada

Page 6: ketuban pecah dini

posisi ekstensi, ujung kepala akan terletak pada bagian yang sama dengan punggung dan bagian oksiput menjadi ujung kepala.

d. Auskultasi 1. Digunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetrik) untuk

mendengarkan DJJ. Yang dapat kita dengarkan adalah: Dari janin:

a. djj pd bulan ke 4-5b. bising tali pusatc. gerakan dan tendangan janin

Dari ibu:a. Bising rahimb. Bising aortac. Peristaltik usus

2. Mendengarkan bunyi jantung janin (BJJ) 10 mgg dengan Doppler 20 mgg dengan fetoskop pinard

e. Pemeriksaan dalam1. Vaginal toucher (VT)2. Rectal toucher (RT)

Guna pemeriksaan dalam adalah untuk mengetahui :a) Bagian terbawah janinb) Kalau bagian yg terbawah adalah kepala, dpt ditentukan posisi

uuk, uub, dagu, hidung dan sebagainyac) Kalau letak sunsang, dpt diraba anus, sakrum, dan tuber ischi

Page 7: ketuban pecah dini

d) Pembukaan serviks, turunnya bagian terbawah janin, kaput suksedaneum

Ketuban Pecah Dini

Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut ketuban pecah dini pada kehamilan premature.

A. Mekanisme Selaput ketuban sangat kuat saat pada kehamilan muda. Pada trimester ke III

selaput ketuban mudah pecah, da nada hubungannya dengan pembesaran uterus, kontraksi Rahim, dan pergerakan janin.

Pada trimester terakhir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban, yg mengakibatkan selaput ketuban inferior rapuh.

KPD pada kehamilan premature sering terjadi pada polihidroamnion, inkompeten servik, dan solusio plasenta. Dan juga dapat disebabkan oleh factor”eksternal, misalnya inveksi yang menjalar dari vagina.

B. Diagnose Tentukan pecahnya selaput ketuban dengan adanya cairan ketuban di vagina.

Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien batuk atau mengedan.

Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru.

Tentukan usia kehamilan bila perlu dengan pemeriksaan USG. Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda infeksi adalah bila suhu ibu > 38 0 c serta air

ketuban keruh dan berbau. Leukosit darah > 15.000/mm3.C. Penatalaksana

a) Konservatif Rawat dirumah sakit, berikan antibiotic (ampisilin 4 X 500 mg atau

eritromisin bila tidak tahan ampisilin dan metronidazole 2 X 500 mg selama 7 hari)

Jika umur kehamila < 32-34 mgg, dirawat selama air ketuban masih keluar.

Page 8: ketuban pecah dini

Jika usia kehamilan 32-37 mgg, belum inpartu, tidak ada infeksi, tes busa negative, beri deksametason, observasi tanda” infeksi dan kesejahterahan janin. Terminasi pada kehamilan 37 mgg.

Berikan steroid untuk memacu kematangan paru-paru janinb) Aktif

Kehamilan > 37 mgg, induksi dengan oksitosin. Bila gagal seksio sesarea. Bila ada tanda” infeksi berikan antibiotic dosis tinggi dan persalinan diakhiri.

Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea.

Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan.

Kesimpulan