keterlibatan kolkisin dalam penghambatan mitosis
DESCRIPTION
Kolkisin merupakan senyawa alkaloid yang bersifat antimitosis dan dapat digunakan untuk menginduksi sel poliploid. Menurut Addink (2002). Senyawa alkaloid tersebut dijumpai di hampir seluruh bagian tanaman, misalnya diumbi terdapat sekitar 0.1 – 0.8 %. Rumus kimia dari kolkisin adalah C22H25O6N.TRANSCRIPT
Keterlibatan kolkisin dalam penghambatan
mitosis
Disusun oleh : Inggrit Amedia
24020111130018
Keterlibatan kolkisin dalam penghambatan mitosis
Kolkisin merupakan senyawa alkaloid yang bersifat antimitosis dan dapat
digunakan untuk menginduksi sel poliploid. Menurut Addink (2002). Senyawa alkaloid
tersebut dijumpai di hampir seluruh bagian tanaman, misalnya diumbi terdapat sekitar 0.1 –
0.8 %. Rumus kimia dari kolkisin adalah C22H25O6N.
Strukturnya seperti berikut :
Kolkisin mempunyai pengaruh yang istimewa dalam menghentikan aktivitas benang-
benang pengikat kromosom (spindle), sehingga kromosom yang sudah membelah tidak
memisahkan diri dalam anafase dari pembelahan sel hewan maupun tanaman. Kolkisin
bekerja menghambat pembentukan benang spindle, pemisahan kromosom pada anaphase, dan
menghambat terbentuknya dinding sel baru sehingga menyebabkan jumlah kromosom
ganda pada satu ini (poliploid) (Crowder, 1997). Menurut Ramsey & Schemske (1998), efek
poliploidisasi akan menyebabkan jumlah set kromosom menjadi berbeda dengan sel
induknya. Organisme yang bersifat diploid (2n) ketika diberi efek poliploidi, maka efek yang
timbul adalah terjadinya perubahan pada set kromosom antara lain bisa berupa triploid (3n),
tetraploid (4n), pentaploid (5n), heksaploid (6n), dan seterusnya.
Suryo (1995) menjelaskan bahwa proses mitosis yang mengalami modifikasi kolkisin
dinamakan C-mitosis (Colchisine-Mitosis). Eigsti dan Dustin (1957) menyatakan bahwa
pemberian kolkisin mengakibatkan tidak terbentuknya benang pengikat kromosom yang akan
menarik kromosom ke kutub sel pada proses pembelahan sel. Sehingga sel tidak membelah
dan menimbulkan poliploidi. Hartl et al (1987) menambahkan bahwa kolkisin memiliki
kemampuan untuk melipatgandakan jumlah kromosom. Larutan kolkisin yang diberikan pada
titik tumbuh kecambah tanaman akan menyebabkan kromosom mengganda. Sebab,
pemberian kolkisin terhadap sel yang sedang membelah mengakibatkan kegagalan
pembentukan dinding sel baru. Akibatnya, kromosom yang mengganda pada proses
pembelahan sel tetap berada di sel induk karena sel anaknya tidak terbentuk.
Penelitian yang membuktikan bahwa senyawa kolkisin berperan dalam penghambatan
proses mitosis antara lain dilakukan oleh Ernawiati (2007) yang mendapatkan efek
antimitosis ekstrak umbi kembang sungsang dengan kolkisin murni (sigma) yang diisolasi
dari umbi Colchinum autummale. Penelitian selanjutnya menunujukkan bahwa
penghambatan mitosis akibat kolkisin umbi kembang sungsang dapat dilihat dari makin
kecilnya nilai indeks mitosis, sejalan dengan meningktanya konsentrasi ekstrak yang
digunakan, meskipun tidak konstan, seperti pada selakar umbi bawang bombay sel akar
bawang merah. Namun, terdapat hasil penelitian yang berbeda, yaitu pada sel akar kecambah
cabai merah yang justru kolkisin dapat memacu proses mitosis.
Gambar 4. Tetraploid (4n = 32) sel
bawang merah hasil induksi kolkisin
Beberapa aplikasi modern penerapan kolkisin dalam menghambat proses mitosis antra
lain sebagai berikut :
Contoh tanaman poliploid adalah gandum, kopi, apel, tomat, dan stroberi. Tanaman
poliploid dengan jumlah set kromosom yang tidak sama bersifat steril. Hal ini bermanfaat
bagi manusia karena tanaman dapat menghasilkan buah-buahan tanpa biji. Misalnya buah
pisang, semangka, dan anggur.