keterkaitan masukan bahan organik dan logam … · dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi...

177
KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM MERKURI TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS DAN PRODUKTIVITAS SEKUNDER LARVA TRICHOPTERA DI SUNGAI CILIWUNG (JAWA BARAT) JOJOK SUDARSO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Upload: lambao

Post on 15-Mar-2019

239 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN

LOGAM MERKURI TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS DAN PRODUKTIVITAS SEKUNDER LARVA TRICHOPTERA

DI SUNGAI CILIWUNG (JAWA BARAT)

JOJOK SUDARSO

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Page 2: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

PERNYATAAN MENGENAI DESERTASI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas Sekunder Larva Trichoptera di Sungai Ciliwung (Jawa Barat) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.

Bogor, 2 Februari 2013 Jojok Sudarso NIM C261090061

Page 3: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

ABSTRACT

JOJOK SUDARSO. Effect of Organic Compound and Mercury on Community Structure and Secondary Productivity Trichoptera Larvae in Ciliwung River (West Java) under direction of YUSLI WARDIATNO, DANIEL DJOKOSETIYANTO and WORO ANGGRAITONINGSIH.

Ciliwung River is one of the big rivers in West Java Province which is polluted by organic compound and mercury. Pollution in Ciliwung River could disturb the ecological balance of Trichoptera larvae. The purpose of this study was to reveal the influence of organic compound and mercury contamination on community structure, ecology feeding, secondary productivity of Trichoptera larvae and establish a local biocriteria using multimetric concept. Research was conducted in six stations on high gradient Ciliwung River segment. Trichoptera larvae were collected using surber net with five replications in each study sites. High of organic pollution, mercury contamination, and habitat degradation could decrease number of genus Trichoptera larvae (7-2), diversity index (2.8-0 bits per individu), while increase secondary productivity of Cheumatopsyche sp. larvae (5.9-81.5 g m-2 year-1). Ecology feeding was dominated by filtering collector while disturbance was increasing. Four biological metrics (total taxa number, scores of Stream Invertebrate Grade Number-Average (SIGNAL), % abundance of three dominant taxa, number of sensitive taxa) was successfully created to be a local biocriteria which was called Trichoptera biotic index (IBT). Range the index values were 26-28 classified as least disturbance, 17-18 low disturbance, 7-16 medium disturbance, and 4-6 severe disturbance. Development and refinement of IBT in the future can be used to monitor and evaluate rivers quality in Indonesia especially for high gradient river.

Keywords: Trichoptera larvae, Ciliwung River, biocriteria, pollution, secondary productivity.

Page 4: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

RINGKASAN

JOJOK SUDARSO. Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas Sekunder Larva Trichoptera di Sungai Ciliwung (Jawa Barat). Dibimbing oleh YUSLI WARDIATNO, DANIEL DJOKOSETIYANTO dan WORO ANGGRAITONINGSIH.

Pengaruh aktivitas antropogenik terhadap ekosistem sungai telah mendorong berkembangnya konsep indikator biologi guna mengetahui status kesehatan dari sebuah ekosistem. Salah satu biota yang memiliki potensi sebagai indikator biologi perairan adalah larva Trichoptera. Penggunaan hewan tersebut sebagai indikator biologi didasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain: 1). Salah satu penyusun terbesar dari komunitas makrozoobentos pada ekosistem sungai, 2) Distribusi yang luas, 3) Kelimpahan relatif tinggi, 4). Respon terhadap kualitas lingkungan bervariasi dari perubahan morfologi hingga perilaku, 5). Keanekaragaman spesies relatif tinggi (± 13.000 spesies), 6). Siklus hidup relatif panjang dengan lima tahap instar, 7). Peran penting dalam rantai makanan, 8). Ukurannya yang relatif besar (1-3 cm), 9). Tubuh relatif keras sehingga mudah dalam melihat abnormalitas, dan 10). Waktu identifikasi hewan tersebut relatif lebih singkat. Kondisi tersebut diatas merupakan potensi yang besar bagi larva Trichoptera untuk dikembangkan sebagai penyususn biokriteria lokal yang adaptif guna diterapkan di daerah tropis khususnya di Indonesia.

Salah satu sungai yang akan dijadikan model dalam penyusunan biokriteria dan penelitian tentang produktivitas sekunder larva Trichoptera adalah Sungai Ciliwung. Sungai Ciliwung termasuk dalam sungai besar di Jawa Barat yang memiliki aspek penting bagi sektor pertanian (irigasi), industri, maupun bahan baku air minum. Kondisi bagian hulu (Gunung Mas) dari sungai tersebut relatif masih terjaga dengan baik sehingga minim mengalami gangguan akibat aktivitas antropogenik. Berdasarkan kajian ekologis yang dilakukan BPLHD Provinsi Jawa Barat tahun 2006 menunjukkan kualitas Sungai Ciliwung di bagian Hulu (Cisarua) hingga hilir (Ancol) telah mengalami pencemaran organik yang tinggi (DO dari 8 - 0,2 mg/l, TOM dari 0,02-0,1 mg/l, TSS dari 0,01-0,6 mg/l). Sungai tersebut juga tercemar oleh logam merkuri (0,23-0,30 ppb), bisfenol A (0,46-0,83 µg/l) dan alkil fenol (33,2-191,4 µg/l) yang cukup tinggi.

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Mendeskripsikan struktur komunitas dan proporsi komposisi ekologi feeding larva Trichoptera berdasarkan gradien konsentrasi bahan organik dan logam merkuri di Sungai Ciliwung, 2). Mengetahui produktivitas sekunder larva Trichoptera (Cheumatopsyche sp.) di Sungai Ciliwung, dan 3). Menyusun sebuah biokriteria lokal dari komunitas larva Trichoptera guna mengkategorikan status gangguan ekologi di Sungai Ciliwung dengan menggunakan konsep multimetrik.

Page 5: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan survei post facto. Dasar sistematik penelitian adalah keterkaitan antara masukan bahan organik dan logam merkuri di Sungai Ciliwung dengan produktivitas sekunder maupun struktur komunitas larva Trichoptera. Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan (Oktober 2010-Mei 2011) dengan enam titik stasiun pengamatan. Enam lokasi yang digunakan selama penelitian meliputi: 1). Stasiun Gunung Mas yang terdiri dari dua situs pengamatan (St 1. dan 2) yang berfungsi sebagai situs rujukan (gangguan minimal). 2) Stasiun Kampung Pensiunan (St.3) mewakili daerah yang sudah mengalami gangguan oleh aktifitas perkebunan teh. 3) Stasiun Kampung Jog-jogan (St.4) mewakili daerah dari adanya aktivitas pertanian, pemukinan penduduk, dan perkebunan.4) Stasiun Katulampa (St 5) mewakili daerah dari pengaruh aktivitas pemukimam penduduk, perkotaan, maupun penambangan batu. 5) Stasiun Cibinong (St.6) mewakili daerah dengan sumber pencemar relatif kompleks (limbah domestik, perkotaan, dan industri).

Hasil analisis keanekaragaman taksa (genus) larva Trichoptera dengan menggunakan indeks Shanon-Wiener (H’) di Stasiun Gunung Mas sebesar = 1,98-2,8 bits per individu dan indek keseragaman (E) = 0,66-0,9. Kondisi ini mengindikasikan tingkat keanekaragaman taksa Trichoptera dalam kategori sedang dan penyebaran jumlah individu tiap jenisnya relatif merata (tidak ada taksa tertentu yang mendominasi populasi). Adanya aktivitas antropogenik di Stasiun Kampung Pensiunan hingga Stasiun Cibinong mengakibatkan kecenderungan menurunnya nilai indeks keanekaragaman (H’) = 0-2 bits per individu dan indeks keseragaman (E) = 0-0,8. Kondisi ini menunjukkan adanya kecenderungan struktur komunitas menjadi kurang stabil, tingkat keanekaragaman dari sedang hingga rendah, dan penyebaran jumlah individu tiap jenisnya menjadi tidak merata (ada kecenderungan terjadi dominasi oleh taksa tertentu misalnya oleh Cheumatopsyche sp.

Hasil pengukuran biomassa, produktivitas sekunder, dan cohort P/B larva hydropsychid Cheumatopsyche sp. menunjukkan biomassa hewan tersebut di bagian hulu (Stasiun Gunung Mas) hingga Stasiun Cibinong cenderung meningkat (0,09-0,29 gr.m-2). Produktivitas sekunder juga menunjukkan kecenderungan meningkat dari Stasiun Gunung Mas hingga Kampung Jog-jogan (5,9-26,9 gr m-2 tahun-1) dan terlihat menurun di Stasiun Katulampa (8,15 gr m-2 tahun-1). Di Stasiun Cibinong produktivitas sekunder Cheumatopsyche sp. meningkat kembali hingga 81,5 gr.m-2.tahun-1. Pola yang sama dengan produktivitas sekunder juga diamati pada nilai cohort P/B yaitu kecenderungan meningkat dari Stasiun Gunung Mas hingga Kampung Jog-jogan (33,9-63,7) dan menurun di Stasiun Katulampa (12,1). Nilai cohort P/B di Stasiun Cibinong meningkat kembali hingga 93,4. Tingginya produktivitas sekunder, biomassa dan cohort P/B larva Cheumatopsyche sp. di Sungai Ciliwung erat kaitannya dengan masukan bahan organik di perairan. Semakin tinggi kandungan bahan organik terutama di Stasiun

Page 6: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

Cibinong mampu mendorong pertumbuhan yang cepat dari larva Cheumatopsyche sp. yang tergolong toleran terhadap pencemaran organik maupun kontaminasi logam merkuri.

Hasil seleksi metrik biologi dan normalisasi dengan persentil empat metrik biologi terpilih (Jumlah skor SIGNAL, jumlah taksa, % kelimpahan 3 taksa dominan, jumlah taksa sensitif) dihasilkan indek biologi baru dengan nama indeks biotik Trichoptera (IBT). Pada contoh kasus Sungai Ciliwung didapatkan nilai kisaran dari indeks tersebut yaitu: 26-28 dalam kategori belum/sedikit mengalami gangguan (Situs Rujukan), 17-18 kategori gangguan ringan (Kampung Pensiunan), 7-16 kategori gangguan sedang (Kampung Jog-jogan dan Katulampa), dan 4-6 kategori gangguan berat (Cibinong). Indeks IBT juga relatif sensitif (r >0,5) dalam mencerminkan gangguan pada ekosistem sungai akibat pencemaran organik, gangguan pada habitat, dan kontaminasi logam Hg.

Kata kunci: larva Trichoptera, Sungai Ciliwung, biokriteria, pencemaran, produktivitas sekunder.

Page 7: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

© Hak Cipta milik IPB, Tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi IPB. Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

Page 8: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM MERKURI TERHADAP STRUKTUR KOMUNITAS

DAN PRODUKTIVITAS SEKUNDER LARVA TRICHOPTERA DI SUNGAI CILIWUNG (JAWA BARAT)

JOJOK SUDARSO

Disertasi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan

SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2013

Page 9: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

Penguji pada Ujian Tertutup : Dr. Ir. Isdrajad Setyobudiandi. M.Sc.

Dr. Majariana Krisanti, S.Pi, M.Si.

Penguji pada Ujian Terbuka : Prof. Dr. Ir. Djamar T.F. Lumbanbatu, M.Agr

Dr. Tri Widiyanto, M.Si.

Page 10: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

Judul Disertasi : Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas Sekunder Larva Trichoptera di Sungai Ciliwung (Jawa Barat)

Nama : Jojok Sudarso NIM : C261090061

Disetujui Komisi Pembimbing

Ketua Dr. Yusli Wardiatno, M.Sc.

Prof.Dr. Ir. Daniel Djokosetiyanto Anggota Anggota

Prof. Dr. Woro Anggraitoningsih

Mengetahui

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana Pengelolaan Sumberdaya Perairan

Dr.Ir. Enan M. Adiwilaga

Dr.Ir. Dahrul Syah, M.Sc. Agr

Tanggal Ujian: 20 November 2012 Tanggal Lulus:

Page 11: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya, serta shalawat dan salam tetap tercurah pada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian disertasi yang berjudul “Keterkaitan Masukan

Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan

Produktivitas Sekunder Larva Trichoptera: Studi Kasus Sungai Ciliwung-Jawa

Barat”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya pada ketua komisi pembimbing Bapak Dr. Ir. Yusli Wardiatno,

M.Sc dan anggota komisi pembimbing: Prof. Dr. Ir. Daniel Djokosetiyanto dan

Ibu Prof. Dr. Woro Anggraitoningsih yang telah meluangkan waktunya dalam

memberikan arahan dan bimbingan selama penelitian. Ucapan terima kasih

disampaikan pada Dr. Tri Widiyanto M.Si sebagai Kapuslit Limnologi-LIPI yang

telah memberikan ijin pada peneliti untuk melakukan penelitian di Puslit

Limnologi-LIPI. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada tim penguji tertutup

(Dr. Ir. Isdrajad Setyobudiandi, M.Sc. dan Dr. Majariana Krisanti, M.Si) dan tim

penguji terbuka (Dr. Tri Widiyanto M.Si dan Prof. Dr. Djamar T.F. Lumbanbatu,

M.Agr) yang telah banyak memberikan koreksi pada desertasi ini. Terima kasih

juga disampaikan kepada ayah (Bapak Purnomo), ibu (Ny. Sudarmasih), istriku

(Fitria Handayani), keluarga besar Bapak Iskandar Setjodihardjo, dan segenap staf

pegawai di Puslit Limnologi LIPI atas segala doa dan dorongan semangat dalam

menyelesaikan studi di IPB.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih pada Kementrian Riset

dan Teknologi yang telah memberikan beasiswa pada promofendus guna

menempuh pendidikan doktor dan segenap dosen Fakultas Perikanan IPB yang

telah memberikan bekal ilmu pada penulis selama kuliah di pascasarjana.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif demi

Page 12: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

perbaikan tulisan ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para

pembacanya dan kemajuan IPTEK di Indonesia. Aamiin

Bogor, 2 Februari 2013

Jojok Sudarso

Page 13: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Malang Jawa Timur tanggal 12 Juni 1972 sebagai

anak ke tiga dari pasangan Bapak Purnomo dan Ibu Sudarmasih. Pendidikan

sarjana S1 ditempuh di Jurusan Biologi Universitas Brawijaya Malang dan lulus

tahun 1995. Pada tahun 2007, penulis diterima di Program Studi Pengelolaan

Sumber Daya Alam dan Lingkungan IPB melalui beasiswa LIPI dan menamatkan

kuliah tahun 2009. Kesempatan untuk melanjutkan ke program doktor pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Perairan di tahun yang sama (2009)

melalui beasiswa dari Kementrian Ristek.

Penulis bekerja di Puslit Limnologi-LIPI Cibinong-Bogor mulai tahun

1996 hingga sekarang dan posisi terakhir dalam jabatan fungsional sebagai

Peneliti Muda. Bidang penelitian yang ditekuni dan menjadi tanggung jawab

penulis sebagai peneliti adalah bioassessment dan ekologi makrozoobentos.

Publikasi yang telah dihasilkan dari penelitian desertasi ini adalah:

“Pengaruh Aktivitas Antropogenik di Sungai Ciliwung Terhadap Komunitas

Larva Trichoptera” dalam Jurnal Manusia dan Lingkungan tahun 2012 volume 19

nomer 3.

Page 14: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

xiii

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xv DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… xvi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xviii i

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang …………………………………………… 1 1.2. Perumusan Masalah ……………………………………… 4 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………… 5 1.4. Kebaruan Penelitian ..…………………………………….. 5

2. KERANGKA TEORI 2.1. Ekobiologi Trichoptera …………………………………… 7 2.2. Produktivitas Sekunder Larva Trichoptera ………………. 12 2.3. Faktor Lingkungan Penting Dalam Mengatur Komunitas

dan Produktivitas sekunder larva Trichoptera ……………. 13 2.4. Kompleksitas Respon Tingkatan Organisasi Biologi

Terhadap Pemaparan Logam Berat ………………………. 20 2.5. Kerangka Pemikiran ……………………………………… 23

3. METODE PENELITIAN 3.1. Metode/Desain Penelitian ………………………………. 24 3.2. Waktu dan Lokasi Penelitian …………………………… 24 3.3. Variabel (yang ditera dan kerja)…………………………. 25 3.4. Teknik Pengumpulan Data ……………………………… 27 3.5. Metode Pengukuran ……………………………………... 29 3.6. Analisis Data ……………………………………………. 31

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Umum Sungai Ciliwung ………………………... 41 4.2. Telaah Kualitas Fisik Air Sungai Ciliwung ……………... 42 4.3. Telaah Kualitas Habitat ………………………………….. 50 4.4. Telaah Kualitas Kimia Sungai Ciliwung ………………… 51 4.5. Telaah Kualitas Biologi …………………………………. 66 4.6. Pengaruh Masukan Bahan Organik dan Struktur

Komunitas terhadap Ekologi Feeding Larva Trichoptera ….......................................................................................... 68

4.7. Karakterisasi Variabel Lingkungan pada Komunitas Larva Trichoptera ………………………………...........................

74

Page 15: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

xiv

4.8. Produktivitas Sekunder Larva Trichoptera

(Cheumatopsyche sp.) ………….………............................ 78 4.9. Penyusunan Biokriteria dengan Menggunakan Konsep

Multimetrik ………..……………………………………… 83 4.10. Aplikasi Indek Biotik Trichoptera (IBT) dalam

Mendukung Pengelolaan Sungai Ciliwung …….................. 90 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan …………………………….………................. 93 5.2. Saran …………………………………….…………..…… 93

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 95

LAMPIRAN ............................................................................................... 108

Page 16: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

xv

DAFTAR TABEL

Halaman 1. Titik koordinat lokasi pengambilan sampel di Sungai Ciliwung. 25 2. Kriteria penilaian gangguan terhadap habitat yang diadopsi dari

protokol US-EPA (1999) ……………………………………… 27 3. Parameter lingkungan yang diukur dalam penelitian …………. 30 4. Kriteria indeks kimia Kirchoff (1991) guna menggolongkan

status pencemaran organik …………………………………….. 32 5. Klasifikasi status pencemaran logam di sedimen dari Chen et

al. (2005) ……………………………………………………… 32 6. Sistem penilaian kualitas lingkungan dengan menggunakan

interaksi antara indeks keanekaragaman dengan variabel lingkungan ……………………………………………………... 35

7. Keterangan nilai skor untuk prediksi gangguan ekologi pada sungai ………………………………………………………….. 35

8. Kandidat metrik biologi yang digunakan untuk diskriminasi tingkat gangguan ekologi pada sungai Ciliwung ……………… 38

9. Perubahan tutupan lahan di DAS Ciliwung dari tahun 2000-2008 (Anonim 2011) ………………………………………….. 42

10. Gambaran kondisi umum lokasi penelitian ……………………. 43 11. Status gangguan ekologi akibat pencemaran di Sungai

Ciliwung ……………………………………………………….. 70 12. Korelasi ranking Spearman antara indeks keanekaragaman dan

keseragaman dengan variabel lingkungan …………………….. 70 13. Biomassa, produktivitas sekunder, dan cohort P/B dari larva

Cheumatopsyche sp di Sungai Ciliwung……………………….. 80 14. Kemampuan diskriminasi masing-masing metrik biologi dalam

mencerminkan gangguan di Sungai Ciliwung ………………… 84 15. Uji masing-masing metrik antara situs rujukan dengan situs uji

dengan menggunakan analisis non parametrik Mann-Whitney U-test …………………………………………………………. 85

16 Tahap scoring dalam penyusunan biokriteria (Indeks biotik Trichoptera) ……………………………………………………. 88

17 Korelasi rangking Spearman antara indeks biotik Trichoptera dengan indeks habitat, indeks kimia, dan polusi logam ………. 88

Page 17: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1. Siklus hidup dari larva Trichoptera …………………………… 7 2. Bentuk dewasa dari Trichoptera. Dari kiri atas ke samping

kanan: Hydrobiosidae (Atopsyche), Calamoceratidae (Phylloicus), Xiphocentronidae (Xipocentron), dan Leptoceridae (Nectopsyche) di pojok kanan bawah …………… 7

3. Morfologi kepala Tricoptera dewasa …………………………. 8 4. Bentuk morfologi kepompong dari Trichoptera ……………… 9 5. Larva Hydropsychidae yang hidup dalam kondisi normal,

warna insang trachea tampak pucat (kiri) dan penghitaman warna pada bagian insang (kanan) …………………………… 15

6. Proses gangguan oleh toksisitas logam pada seluruh tingkatan organisasi biologi ……………………………………………… 21

7. Diagram alir pendekatan pemecahan masalah ………………… 23 8. Peta lokasi pengambilan sampel di Sungai Ciliwung …………. 26 9. Evaluasi sensitifitas metrik. Kotak kecil merupakan nilai

median, sedangkan kotak besar merupakan kisaran IQ (persentil ke 25 hingga 75). a) tidak ada IQ yang overlap, b). IQ overlap tetapi kedua nilai median tidak ada yang overlap, c).IQ overlap dengan satu nilai median yang overlap, d). IQ sebagian besar overlap atau kedua nilai median overlap ……… 39

10. Hasil pengukuran suhu air di setiap stasiun pengamatan ……… 44 11. Hasil pengkuran kecepatan arus di setiap stasiun pengamatan .. 45 12. Komposisi substrat dasar di masing-masing stasiun pengamatan 46 13. Nilai turbiditas di masing-masing stasiun pengamatan ………. 47 14. Hasil pengukuran konduktivitas di masing-masing stasiun

pengamatan …………………………………………………… 48 15. Konsentrasi CPOM (gr berat kering/m2) di masing-masing

stasiun pengamatan …………………………………………… 49 16. Status gangguan yang terjadi pada sungai Ciliwung

berdasarkan indeks habitat ……………………………………. 50

17. Hasil pengukuran pH air di masing-masing stasiun pengamatan 52 18. Konsentrasi DO dan COD di masing-masing stasiun

pengamatan …………………………………………………… 53 19. Konsentrasi amonium di air pada masing-masing stasiun

pengamatan ……………………………………………………. 54 20. Konsentrasi nitrogen-nitrat di air pada masing-masing stasiun

pengamatan ……………………………………………………. 55

21. Konsentrasi ortofosfat di air pada masing-masing stasiun pengamatan …………………………………………………… 56

Page 18: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

xvii

22. Hasil analisis kesadahan (mg/l setara CaCO3) di masing-masing stasiun pengamatan …………………………………… 57

23.

Konsentrasi C dan N pada seston di masing-masing stasiun pengamatan …………………………………………………… 58

24. Konsentrasi TOM di air dan indeks kimia pada masing-masing stasiun pengamatan …………………………………………… 60

25.

Konsentrasi logam merkuri di air pada masing-masing stasiun pengamatan …………………………………………………… 61

26. Konsentrasi logam merkuri sedimen pada masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi. 62

27. Status pencemaran logam merkuri pada masing-masing stasiun pengamatan …………………………………………………. 63

28. Konsentrasi logam merkuri (ppm) di tubuh larva Trichoptera 64 29. Nekrosis pada insang abdominal larva Cheumatopsyche sp. di

Stasiun Cibinong ……………………………………………… 65 30. Hubungan antara jumlah invidu larva Trichoptera yang

mengalami nekrosis pada insang dengan kontaminasi merkuri di Stasiun Cibinong …………………………….……. 66

31. Rerata kelimpahan perifiton di Sungai Ciliwung ……………… 67 32. Sebaran nilai indeks keanekaragaman (H’) dan indeks

keseragaman di Sungai Ciliwung (E) …………………………. 69 33. Nilai rerata dari tipe ekologi feeding di setiap stasiun

pengamatan. (Om = omnivora, GC = gatherer collector, Car = carnivora, Sc= scraper, Sh = shredder, FC = filtering collector) ……………………………………………………… 72

34. Grafik biplot antara faktor lingkungan dengan tipe ekologi feeding larva Trichoptera dengan menggunakan analisis komponen utama ……………………………………………… 73

35. Grafik triplot hasil ordinasi komunitas Trichoptera dengan variabel lingkungan di Sungai Ciliwung ……………………… 75

36. Perkembangan instar larva Cheumatopsyche sp di setiap bulan pada masing-masing stasiun pengamatan …………………….. 79

37. Data curah hujan dari Bulan Agustus 2010 hingga Mei 2011……………………………………………..…………….. 80

38. Hubungan antara konsentrasi bahan organik (TOM) di perairan dan meningkatnya logam merkuri mampu mendorong produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche 82

Page 19: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

I Isian Penilaian yang digunakan dalam penghitungan indeks habitat .. 108 II Foto situasi lokasi pengamatan ……………………………………… 115 III Rerata kelimpahan total perifiton (sel/cm2 117 ) ………………………… IV Komposisi dan kelimpahan rerata (idv/m2

120 ) dari larva Trichoptera di

Sungai Ciliwung …………………………………………………….. V Hubungan lebar kepala dengan berat tubuh larva Cheumatopsyche

sp. Pada masing-masing stasiun pengamatan ……………………… 122 VI Penghitungan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. di

masing-masing stasiun pengamatan ………………………………… 125 VII Metrik biologi dari Larva Trichoptera dalam mencerminkan

gangguan pada Sungai Ciliwung ……………………………………. 131 VIII Nilai rerata variabel kualitas fisik dan kimia Sungai Ciliwung. Nilai

dalam kurung merupakan nilai kisaran terendah dan tertinggi ……. 133 IX Foto larva Cheumatopsyche sp. dan Apsilochorema sp. …………… 134

Page 20: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengaruh aktivitas antropogenik terhadap ekosistem sungai telah

mendorong berkembangnya konsep indikator biologi guna mengetahui status

kesehatan dari sebuah ekosistem akuatik (Norris & Thoms 1999; Dziock et al.

2006). Konsep indikator biologi merujuk pada penggunaan hewan atau tumbuhan

sebagai instrumen guna menilai kondisi kualitas lingkungan yang lampau,

sekarang, dan akan datang. Salah satu biota yang memiliki potensi sebagai

indikator biologi perairan adalah larva Trichoptera. Penggunaan hewan tersebut

sebagai indikator biologi didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu: 1). Salah

satu penyusun terbesar dari komunitas makrozoobentos pada ekosistem sungai

(Wiggins 1996; Vuori & Kukkonen 1996). 2) Distribusinya yang luas (Mackay &

Wiggins 1979), 3) Kelimpahannya relatif tinggi, 4). Respon terhadap kualitas

lingkungan bervariasi yang ditunjukkan dengan perubahan morfologi,

kemampuan akumulasi bahan polutan, maupun perilaku (Sola & Prat 2006), 5).

Keanekaragaman spesies yang relatif tinggi hingga ± 13.000 spesies (Holzenthal

2009) dan 89 spesies hidup di Sulawesi Utara (Geraci & Morse 2008), 6). Siklus

hidup relatif panjang dengan lima tahap instar (Wiggins 1996), 7). Peran penting

dalam rantai makanan sebagai dekomposer dan mangsa bagi burung maupun ikan,

8). Ukurannya relatif besar yaitu 1-3 cm dengan berat mencapai 30-100 mg (Vuori

& Kukkonen 1996; Berra et al. 2006), 9). Tubuh relatif keras sehingga

memudahkan dalam melihat abnormalitas/kecacatan, dan 10). Waktu untuk

identifikasi hewan relatif lebih singkat (Vuori & Kukkonen 1996).

Aktivitas antropogenik dapat secara dramatik mengubah regim dari input

bahan organik, nutrien, maupun logam berat ke ekosistem sungai melalui

perubahan penggunaan lahan maupun urbanisasi (Singer & Battin 2007).

Pencemaran organik dan logam berat di ekosistem sungai telah diketahui

memberikan dampak negatif bagi stabilitas komunitas larva Trichoptera (Winner

et al.1980; Chakona et al. 2009). Pengaruh bahan polutan pada makrozoobentos

dapat mengurangi keanekaragaman spesies, kelimpahan, dan mengakibatkan

Page 21: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

2

hilangnya spesies yang tergolong sensitif (Timm et al. 2001; Chakrabarty & Das

2006) yang pada akhirnya dapat menurunkan atau mengubah produktivitas

sekunder dan biomassa organisme yang tergolong sensitif terhadap pencemaran

(Carlise & Clements 2003). Sedangkan efek tidak langsung berupa modifikasi

dari interaksi spesies dan penurunan kualitas makanan (Courtney & Clements

2002). Pada skala yang lebih luas dapat mempengaruhi siklus perombakan materi

organik, rantai makanan, maupun integritas ekologi perairan secara keseluruhan

(Dahl et al. 2004). Chatzinikolaou et al. (2008) mendefinisikan integritas ekologi

pada sungai sebagai adanya gangguan minimal dari kondisi alami di situs

rujukannya (reference site).

Produktivitas sekunder merupakan bagian dari dinamika populasi yang

memberikan pemahaman tentang proses transfer materi dan energi yang terjadi

mulai tingkatan individu, populasi, maupun dalam ekosistem. Pada produktivitas

sekunder mengukur pertumbuhan somatik terakhir dan merupakan bentuk ukuran

aliran energi yang melalui suatu populasi. Penelitian tentang pengaruh aktivitas

antropogenik di sungai terhadap produktivitas sekunder makrozoobentos masih

jarang dilakukan. Hal ini dapat dilihat pada penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya yaitu: kontaminasi pestisida (Lugthart & Wallace 1992), logam Zn

(Carlise & Clements 2003), dan urbanisasi (Shieh et al. 2002). Informasi

mengenai produktivitas sekunder larva Trichoptera yang hidup di daerah tropis

yang dihubungkan dengan aktivitas antropogenik di Sungai Ciliwung masih

belum tersedia, oleh sebab itu penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut perlu

pengkajian lebih lanjut.

Keberadaan larva Trichoptera di daerah tropis seperti Indonesia belum

secara optimal dikaji dan dikembangkan sebagai indikator biologi perairan.

Penggunaan hewan tersebut sebagai indikator perairan masih terbatas dan hanya

sebagai komponen dari indeks biologi yang sudah ada misalnya indeks

Ephemeroptera Plecoptera dan Trichoptera (EPT) dan family biotic index (FBI).

Pengembangan biokriteria yang hanya melibatkan komunitas Trichoptera masih

jarang dilakukan dan belum dikaji secara mendalam, dibandingkan dengan biota

lainnya (larva capung/Odonata) yang sudah lebih dahulu digunakan dalam

menilai integritas ekologi sungai di Negara Austria (Chovanec & Waringer 2001).

Page 22: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

3

Dengan kondisi tersebut, merupakan suatu potensi yang besar dari larva

Trichoptera untuk dikembangkan sebagai biokriteria lokal yang adaptif guna

diterapkan di daerah tropis di masa mendatang.

Sungai Ciliwung termasuk dalam salah satu sungai besar di daerah Jawa

Barat yang memiliki aspek penting bagi sektor pertanian (irigasi), industri,

maupun bahan baku air minum untuk daerah Jakarta (Kido et al. 2009).

Berdasarkan kajian ekologis yang dilakukan oleh BPLHD Jawa Barat tahun 2006

menunjukkan kualitas Sungai Ciliwung di bagian Hulu (Cisarua) hingga hilir

(Ancol) telah mengalami pencemaran organik yang relatif tinggi (DO dari 8 mg/l -

0,2 mg/l, TOM dari 0,02 mg/l - 0,1 mg/l, TSS dari 0,01 - 0,6 mg/l). Penelitian

Kido et al. (2009) menunjukkan sungai tersebut juga tercemar oleh logam merkuri

(0,23-0,30 ppb), bisphenol A (0,46-0,83 µg/l) dan alkil fenol (33,2-191,4 µg/l)

yang cukup tinggi. Adanya kontaminasi logam merkuri di Sungai Ciliwung dapat

menjadi isu utama dari sisi lingkungan maupun kesehatan, karena logam tersebut

memiliki daya toksisitas akut dan kronis yang tergolong tinggi bagi sebagian

besar makhluk hidup. Toksisitas akut pada biota air dapat menyebabkan kematian,

sedangkan pada konsentrasi sub letal/kronis menyebabkan: penurunan

kemampuan mencari makan, menghindari pemangsa, berkembang biak,

pertumbuhan maupun penyimpangan tingkah laku (Bank et al. 2007). Konsentrasi

merkuri di air yang mencapai 0,26 ppb dapat menimbulkan toksisitas kronis bagi

ikan fathead minnow (US-EPA 1986).

Sumber pencemar yang berpotensi menurunkan kualitas air Sungai

Ciliwung berasal dari sistem drainase dari masukan limbah rumah tangga,

pertanian/sawah, peternakan, dan industri (Kido et al. 2009). Adanya pencemaran

yang terjadi di Sungai Ciliwung dikhawatirkan akan mengganggu keseimbangan

ekologi dari larva Trichoptera dan berpotensi menurunkan integritas ekologi

sungai tersebut secara keseluruhan.

1.2 Perumusan Masalah

Kondisi kualitas air Sungai Ciliwung pada saat ini telah mengalami

pencemaran oleh bahan organik (biodegradable) maupun kontaminasi logam

merkuri akibat aktivitas antropogenik di daerah tangkapan sungai tersebut.

Page 23: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

4

Adanya pencemaran di Sungai Ciliwung dikhawatirkan mampu menyebabkan

gangguan ekologi bagi larva Trichoptera yang pada akhirnya dapat menurunkan

integritas ekologi dari sungai tersebut. Larva Trichoptera menduduki posisi

penting dalam rantai makanan sebagai mangsa dan pemakan bahan organik

(bahan organik partikel kasar/CPOM, bahan organik partikel halus/FPOM) di

sungai. Oleh sebab itu keberadaan hewan tersebut sangat dibutuhkan guna

mendukung kehidupan biota lainnya agar tetap lestari, proses transfer enegi dapat

berjalan secara normal, dan produktivitas hewan tersebut mencukupi guna

keberlanjutan ekologi di Sungai Ciliwung.

Pemantauan kualitas sungai di Indonesia hingga saat ini umumnya masih

didominasi oleh pengukuran kualitas fisik dan kimianya saja, dan belum secara

rutin mengintegrasikan parameter biologi seperti makrozoobentos. Disamping itu

indeks biologi yang digunakan selama ini masih banyak mengadopsi dari luar

negeri, yang kadangkala kriteria yang dihasilkan belum tentu cocok untuk

diterapkan di negara beriklim tropis seperti Indonesia. Kondisi demikian

merupakan suatu peluang untuk dapat dikembangkan suatu biokriteria lokal guna

menentukan status gangguan ekologi di sungai-sungai di Jawa Barat yang

memiliki kesamaan ekoregion.

Larva Trichoptera merupakan salah satu komponen penting dari komunitas

makrozoobentos yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai indikator biologi

perairan guna mencerminkan adanya gangguan ekologi akibat aktivitas

antropogenik di Sungai Ciliwung. Respon yang ditimbulkan oleh hewan tersebut

akibat masukan bahan organik dan logam merkuri di Sungai Ciliwung antara lain

rendahnya jumlah taksa dan kelimpahan yang tergolong sensitif, dan adanya

dominansi oleh jenis taksa tertentu. Adanya ketidakstabilan ekologi dari struktur

komunitas larva Trichoptera ini diduga disebabkan oleh :

1. Penurunan kualitas perairan akibat pencemaran oleh bahan organik dan

kontaminasi logam merkuri.

2. Rusak atau berubahnya kondisi habitat yang salah satunya disebabkan oleh

rendahnya ketersediaan materi/substrat kasar (CPOM) sebagai bahan pembuat

sarang maupun sumber makanannya.

Page 24: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

5

Adanya permasalahan tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian

tentang peran masukan bahan organik dan kontaminasi logam merkuri beserta

beberapa variabel lingkungan penting lainnya dalam mempengaruhi produktivitas

sekunder maupun struktur komunitas dari larva Trichoptera. Dari karakteristik

dan sensitifitas masing-masing metrik biologi (kekayaan taksa dan komposisi,

toleransi terhadap polutan, atribut populasi, ekologi feeding) larva Trichoptera

pada berbagai tingkatan pencemaran organik dan kontaminasi logam merkuri,

maka dapat dibuat sebuah biokriteria lokal guna menilai status gangguan ekologi

yang terjadi di Sungai Ciliwung.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari dilakukan penelitian ini adalah: 1). Mendeskripsikan struktur

komunitas dan proporsi komposisi ekologi feeding larva Trichoptera berdasarkan

gradien konsentrasi bahan organik dan logam merkuri di Sungai Ciliwung, 2).

Mengetahui produktivitas sekunder larva Trichoptera (Cheumatopsyche sp.) di

Sungai Ciliwung, dan 3). Menyusun sebuah biokriteria lokal dari komunitas larva

Trichoptera guna mengkategorikan status gangguan ekologi di Sungai Ciliwung

dengan menggunakan konsep multimetrik.

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk: 1). alat/tools dalam

mengkategorikan status gangguan ekologi di sungai akibat pencemaran maupun

perubahan habitat yang terjadi di Sungai Ciliwung. 2). evaluasi tingkat

keberhasilan pengelolaan lingkungan yang telah diambil dalam mengatur

masuknya bahan polutan dari aktivitas antropogenik di Sungai Ciliwung.

1.4 Kebaruan penelitian

Kebaruan penelitian ini adalah informasi mengenai produktivitas sekunder

larva Trichoptera di perairan tropis khususnya di Indonesia dan dihasilkannya

biokriteria lokal dari komunitas larva Trichoptera dengan pendekatan konsep

multimetrik guna mengkategorikan status gangguan ekologi di Sungai Ciliwung-

Jawa barat.

Page 25: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

II. KERANGKA TEORI

2.1 Ekobiologi Trichoptera

Trichoptera atau yang lebih dikenal sebagai lalat caddis (caddisfly)

merupakan insekta yang dalam daur hidupnya melibatkan dua ekosistem yang

berbeda yaitu ekosistem akuatik (perkembangan dari telur hingga pupa) dan

ekosistem terestrial (dewasa). Serangga dari Ordo Trichoptera merupakan salah

satu serangga yang bertipe holometabolous (metamorfosis sempurna). Hewan

tersebut memiliki lima tahap perkembangan larva hingga menjadi pupa. Siklus

hidup dari hewan tersebut secara ringkas dapat dilihat dalam Gambar 1. Ditinjau

dari waktu generasi dalam setahunnya, maka serangga Trichoptera memiliki

waktu generasi dari multivoltine (beberapa generasi dalam setahun) hingga satu

kali dalam setahun (univoltine). Contoh dari lamanya siklus hidup yang ekstrim

dari larva Trichoptera adalah Brachycentrus yang berukuran relatif besar dan

mempunyai waktu siklus hidup hingga tiga tahun (Hershey & Lamberti 1998).

Larva Trichoptera tinggal di dalam air kurang lebih selama dua bulan dan

kemudian bermetamorfosis menjadi lalat seperti ngengat. Trichoptera dewasa

umurnya kurang lebih selama dua minggu hingga dua bulan dan aktif di malam

hari. Trichoptera dewasa terbang untuk melakukan kawin dan meletakkan telur di

dasar sungai atau di permukaan tanaman air submerged. Lama periode antara telur

dan tahap larva memakan waktu sekitar 10-12 hari. Tahap pupa umumnya

berlangsung dua hingga tiga minggu dan dalam tahap ini, pupa biasanya berenang

menuju permukaan. Tahap dewasa umumnya muncul dari bulan April sampai

November, namun dapat bervariasi berdasarkan spesiesnya (Hall 2012).

Hewan Trichoptera merupakan salah satu penyusun tujuh ordo Insekta

terbesar di seluruh dunia. Di seluruh dunia diperkirakan jumlah spesies dari

Trichoptera mencapai 50.000 dengan 45 famili dan 600 genus yang telah

diketahui (Holzenthal 2009). Trichoptera dewasa yang hidup terestrial sepintas

terlihat seperti ngengat, sehingga secara taksonomi hewan tersebut berkerabat

Page 26: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

8

dekat dengan Ordo Lepidoptera (kupu-kupu) yang keduanya termasuk dalam

super ordo Amphiesmenoptera atau “sayap melipat ke samping” (Gambar 2).

Gambar 1. Siklus hidup dari larva Trichoptera (Hall 2012)

Pada Trichoptera dewasa, kedua pasang sayap dan tubuh yang ditutupi

dengan rambut atau tambahan sisik. Warna lalat caddis dewasa biasanya coklat

atau abu-abu yang kurang menarik perhatian, sebagai bentuk adaptasi untuk

bersembunyi di siang hari pada vegetasi riparian. Sejumlah spesies memiliki

warna cerah antara lain kuning, oranye, hijau, perak, biru, atau berwarna-warni.

Hewan dewasa dapat mempunyai panjang tubuh bervariasi dari beberapa

milimeter (Famili Hydroptilidae dan beberapa spesies Glossosomatidae) hingga

4,5 cm di Famili Phryganeidae (terbesar).

Gambar 2. Bentuk dewasa dari Trichoptera. Dari kiri atas ke samping kanan: Hydrobiosidae (Atopsyche), Calamoceratidae (Phylloicus), Xiphocentronidae (Xipocentron), dan Leptoceridae (Nectopsyche) di pojok kanan bawah (Holzenthal 2009)

Page 27: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

9

Trichoptera dewasa mudah diketahui dengan adanya sejumlah fitur

morfologi tambahan. Bagian mulut mereduksi, mandible tidak ada atau sangat

kecil dan bersifat nonfunctional, tetapi maxillary dan labial palps tampak jelas

(Gambar 3). Fitur utama dari mulut Trichoptera adalah haustellum yang

merupakan struktur unik terdiri dari penyatuan labium (prelabium) dan hipofaring

membentuk proboscis pendek yang digunakan untuk menyerap air atau cairan

gula (Holzenthal 2009).

Gambar 3. Morfologi kepala Tricoptera dewasa (Holzenthal 2009).

Larva Trichoptera hidup dalam air dan membangun sarang yang bersifat

portabel, kecuali beberapa famili yang hidup bebas. Kapsul kepala berkembang

dengan baik dan tersklerotisasi sempurna. Antena sangat pendek dan terdiri dari

segmen tunggal, meskipun pada Famili Leptoceridae dan beberapa Hydroptilidae

memiliki antena yang panjang dan mencolok. Seperti kebanyakan dari larva

holometabolous, hewan tersebut memiliki mulut tipe pengunyah yang terdiri dari

labrum kecil, sepasang mandible yang berkembang dengan baik dan pendek,

maxillae kompak, dan sebuah labium. Mandible pada shredders dan herbivora

lebih lebar, dengan gigi pemotong pada ujungnya, sedangkan pada kelompok

scraper lebih memanjang pada keseluruhan tepi. Pada larva predator seperti di

genus Oecetis, gigi apikal lebih meruncing.

Segmen toraks terlihat jelas perbedaannya dan masing-masing ada

sepasang kaki. Pada beberapa Famili Hydrospychidae dan Hydroptilidae bagian

mesonotum dan metanotum tersklerotisasi dengan baik, tetapi dalam Famili

lainnya di bagian toraks (mesonotum dan metanotum) sepenuhnya membran atau

tersklerotisasi sebagian. Panjang kaki dapat sama panjangnya atau kaki depan

Page 28: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

10

terpendek dan kaki belakang terpanjang. Larva dari beberapa Famili

Brachycentridae memiliki rambut di kaki tengah dan belakang yang digunakan

untuk menyaring partikel makanan dari arus air. Bagian abdomen terdiri dari 10

segmen dan sepenuhnya membran yang biasanya terlihat telanjang kecuali

beberapa setae yang tersebar. Abdomen pada larva Hydropsychidae tertutup padat

oleh rambut pendek atau sisik berambut dan sepasang proleg anal yang pendek

dan cakar yang kuat (Holzenthal 2009).

Tipe pupa Trichoptera termasuk dalam jenis exarate, dengan antena, kaki,

dan perkembangan sayap bebas dari tubuh. Antena terletak di belakang atas dari

dada dan perut. Pada spesies dengan antena yang panjang, dan melingkar sekitar

ujung dari abdomen. Toraks tidak mengalami modifikasi, tetapi kaki toraks sering

memiliki rambut renang. Pada bagian abdomen akhir terdapat sepasang

pemanjangan /processes anal (Gambar 4).

Gambar 4. Bentuk morfologi pupa dari Trichoptera (Holzenthal 2009).

Taksonomi dan identifikasi dari hewan Trichoptera secara rinci telah

dijelaskan dalam Clifford (1991) dan Wiggins (1996). Salah satu contoh

taksonomi dari serangga Trichoptera dari spesies Hydropsyche pellucidula

sebagai berikut:

Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Trichoptera Famili : Hydropsychidae Genus : Hydropsyche Spesies : H. pellucidula

Page 29: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

11

Larva Trichoptera umumnya dapat hidup pada habitat lotik maupun lentik

dan banyak spesies dari hewan tersebut memakan alga (Keiper 2002). Hampir

keseluruhann famili dari larva Trichoptera hidup pada ekosistem air mengalir

(running water), namun banyak spesies yang terbatas distribusinya di sepanjang

gradien continuum sungai. Adanya suksesi longitudinal yang berkaitan dengan

spesies seringkali terjadi pada sempitnya/overlap dari zone sungai yang dapat

diamati dari beberapa famili antara lain: Hydropsychidae, Polycentropodidae,

Glossosomatidae, Limnephelidae, dan Rhyacophilidae. Pada habitat sungai yang

bersifat temporer, larva Trichoptera biasanya hidup dengan cara menggali lubang

pada substrat yang basah guna menghindari kondisi kekeringan. Pada sungai

dengan cukupnya tutupan vegetasi riparian dapat berfungsi menyediakan

partikulat organik kasar (coarse particulate organic matter/ CPOM) dari jatuhan

daun maupun ranting ke perairan, yang dapat mempengaruhi distribusi larva

Trichoptera. Kondisi tersebut akan berpengaruh pada komposisi dari larva

Trichoptera yang bertipe feeding Shredder untuk mendominasi perairan. Larva

Trichoptera lainnya (filtering collector dan scraper) di bagian hilir membutuhkan

suhu yang lebih hangat untuk pertumbuhan dengan cara memakan alga berfilamen

dan partikulat organik halus (fine particulate organic matter/ FPOM) (Mackay &

Wiggins 1979; Cummins & Klug 1979).

Larva Trichoptera umumnya dijumpai pada permukaan batuan dari dasar

sungai atau danau (Mackay & Wiggins 1979). Sebagian besar larva Trichoptera

lebih menyukai hidup pada tipe perairan dangkal (5-10 cm) dengan air yang

mengalir di atas permukaan batuan dan sedikit spesies yang ditemukan pada

substrat halus di bagian air yang dalam (Urbanic et al. 2005). Hewan tersebut

untuk memperoleh makanan biasa menggunakan jaring perangkap mirip sutera.

Beberapa spesies larva Trichoptera sering hidup dalam seludang pelindung guna

mempertahankan diri dari predator maupun sebagai adaptasi perilaku terhadap

arus air (Mackay & Wiggins 1979).

2.2 Produktivitas sekunder larva Trichoptera.

Produktivitas sekunder secara umum didefinisikan sebagai pembentukan

biomassa heterotrofik sejalan dengan bertambahnya waktu. Produktivitas

Page 30: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

12

sekunder tahunan merupakan jumlah dari biomassa total yang diproduksi oleh

sebuah populasi selama satu tahun. Kondisi ini termasuk produktivitas yang

tersisa pada akhir tahun dan yang hilang selama periode tersebut. Hilangnya

produktivitas ini termasuk kematian (misalnya oleh penyakit, parasitisme,

kanibalisme, predasi), hilangnya jaringan yang tersisa (misalnya oleh molting,

kelaparan), dan emigrasi. Satuan dari produktivitas sekunder dapat berupa:

Kcal.m-2/tahun or KJ/m2

Secara umum pendugaan produktivitas sekunder dikelompokkan menjadi

dua kategori yaitu: teknik kohort dan non kohort. Teknik kohort digunakan ketika

populasi memungkinkan mengikuti sebuah kohort (misalnya: individu yang

menetas dari telur dengan selang waktu yang relatif singkat dan laju

pertumbuhannya relatif sama) sepanjang waktu. Ketika sejarah hidup lebih

komplek, maka tehnik non kohort sering digunakan. Sebagai sebuah kohort yang

berkembang sepanjang waktu, adanya penurunan kelimpahan secara umum

disebabkan oleh kematian & peningkatan berat individu dikarenakan

pertumbuhan. Interval produksi (misalnya waktu diantara dua data sampling)

dapat mudah dihitung secara langsung dari data lapangan melalui metode

penambahan sesaat (increment-summation method) sebagai produk dari rerata

kelimpahan antara dua data sampling (

/tahun (satuan energi), berat kering/ berat kering bebas

abu, atau unit karbon mirip pada studi produktivitas primer. Standar konversi dari

masing-masing satuan yaitu: 1gr berat kering ≈ 6 gr berat basah ≈ 0,9 gr berat

kering bebas abu ≈ 0,5 gr C ≈ 5 Kcal ≈21 KJ (Benke & Huryn 2007).

Produktivitas sekunder dapat menyediakan informasi gabungan pada pertumbuhan

individu dan keberlangsungan hidup populasi dan dianggap mewakili jumlah

energi yang tersedia untuk tingkatan trofik yang lebih tinggi (Jin & Ward 2007).

Oleh sebab itu produktivitas sekunder seringkali dikaitkan dengan teori

bioenergetik. Pada teori bioenergetik biasanya membahas transformasi energi di

dalam dan di antara organisme, yang difokuskan pada aliran energi diantara

spesies melalui konsumsi sepanjang rantai makanan (Benke 2010).

) dan peningkatan berat individu (ΔW)

yaitu x ΔW. Asumsi dari teknik kohort ini adalah satu generasi pertahun (Benke

& Huryn 2007). Produktivitas tahunan dihitung sebagai jumlah keseluruhan

Page 31: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

13

estimasi interval ditambah dengan biomassa awal. Secara matematis dapat

digambarkan sebagai berikut:

Teknik non kohort digunakan ketika sejarah kehidupan sebuah populasi

bersifat lebih kompleks atau tidak mengikuti sebagai kohort dari data lapangan.

Metode tersebut membutuhkan independensi dari waktu perkembangan atau laju

pertumbuhan biomassa. Salah satu metode umum yang digunakan pada teknik

non kohort adalah metode frekwensi-ukuran (size frequency method) yang

sebelumnya dikenal sebagai metode Hynes & Coleman (1968). Metode tersebut

mengasumsikan sebuah rerata distribusi frekuensi-ukuran yang ditentukan dari

sampel yang dikumpulkan sepanjang tahun mengikuti suatu kurva mortalitas

untuk sebuah rata-rata kohort. Benke (1979) telah melakukan koreksi dari metode

Hynes & Coleman (1968) dengan cara mengalikan nilai produktivitas yang telah

dihasilkan dengan sebuah faktor koreksi yaitu 365/CPI (cohort production

interval) ketika hewan tersebut memiliki waktu generasi yang lebih dari sekali

bereproduksi dalam jangka waktu satu tahun (multivoltine). CPI umumnya

ditetapkan dari rerata waktu (dalam hari) yang dibutuhkan dari mulai menetas

hingga mencapai ukuran akhir. Kadangkala faktor koreksi tersebut menggunakan

bulan dibandingkan dengan menggunakan hari yang rumusnya adalah sebagai

berikut: 12/CPI (Benke & Huryn 2007).

2.3 Faktor Lingkungan Penting Dalam Mengatur Komunitas dan Produktivitas sekunder larva Trichoptera.

Kualitas air dapat mempengaruhi nilai produktivitas sekunder dari larva

Hydropsychidae terutama yang hidup di daerah yang belum mengalami gangguan

dari aktivitas antropogenik. Hal ini berkaitan dengan cukupnya nutrien yang

terkandung dalam air dalam mendorong pertumbuhan alga atau perifiton yang

berfungsi sebagai makanan larva Trichoptera. Ross & Wallace (1983) melakukan

penelitian pada Famili Hydropsychidae di Sungai Appalachian Selatan (elevasi

600 m) menunjukkan produktivitas dari larva tersebut berkisar 23-983 mg berat

kering bebas abu (AFDM) m-2 tahun-1. Rendahnya nilai tersebut disebabkan oleh

Page 32: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

14

rendahnya nilai nutrisi di bagian hulu sungai yang mengurangi kualitas makanan

detritus, pertumbuhan alga, dan produktivitas dari invertebrata kecil lainnya yang

dimakan oleh larva hydropsychid sebesar 72%. Konsentrasi sebagian besar ion di

sungai tersebut relatif rendah yaitu < 1 mg/l, nitrat 0,03 mg N/l, fosfat 0,001-

0,002 mg P/l, dan pH 6,6-6,8.

Dalam hubungannya dengan faktor kimia di perairan, larva Trichoptera

dapat dijumpai dari perairan yang belum tercemar hingga tercemar berat. Sebagai

contoh genus Hydropsyche dan Cheumatopsyche relatif sensitif terhadap air yang

tercemar (Chakona et al. 2009) dan keberadaan hewan tersebut akan meningkat

kembali di bagian hilir ketika kualitas airnya meningkat (Mackay & Wiggins

1979). Stuijfzand et al. (1999) menggunakan larva Hydropsyche sp. untuk

evaluasi kualitas air Sungai Rhine dan Sungai Meuse. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa distribusi dan kelangsungan hidup larva Hydropsyche sp.

cukup tinggi di Sungai Rhine dan hampir tidak ada yang hidup di Sungai Meuse.

Hal ini erat kaitannya dengan rendahnya kualitas air Sungai Meuse yang

ditunjukkan dengan rendahnya konsentrasi oksigen terlarut (1,7 mg/l) dan

tingginya konsentrasi amonium (4,1 mg/l), di-isopropylether (60 µg/l), flourida

(1,3 mg/l), dan diuron (0,8 µg/l) sebagai faktor pembatas utama, di samping faktor

fisik lainnya seperti kecepatan arus.

Redell et al. (2009) menunjukkan larva Oligostomis ocelligera (Famili

Phryganeidae) mampu bertahan dalam kondisi lingkungan akuatik yang ekstrim

(air masam tambang) akibat aktivitas antropogenik penambangan. Larva tersebut

mampu hidup pada pH yang rendah (2,58 – 3,13), konsentrasi sulfat (542 mg/l),

logam berat Fe (12 mg/l), Mn (14 mg/l), dan Al (16 mg/l) yang tinggi. Mackay &

Wiggins (1979) menyebutkan larva Helicopsyche borealis dapat hidup pada

sumber mata air panas dengan kandungan hidrogen sulfida yang tinggi dan sungai

yang menerima buangan limbah domestik. Hewan tersebut telah dilaporkan

mampu mentolerir adanya kebocoran dari tangki bensin yang masuk ke dalam

sungai yang mengakibatkan sebagian besar makrozoobentos yang ada mengalami

drifting (penghanyutan) atau kematian. Larva Hydropsyche betteni dan

Brachycentrus americanus mampu bertahan hidup pada nilai pH yang rendah

(Mackay & Wiggins 1979).

Page 33: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

15

Penelitian yang dilakukan Clements (1994) di bagian hulu Sungai

Arkansas, Colorado menunjukkan hasil yang berlawanan dengan Stuijfzand et al.

(1999). Sungai yang mendapat masukan dari air asam tambang dalam kategori

tercemar sedang hingga berat didominasi oleh larva Chironomid Othocladiinae

dan Trichoptera. Beasley & Kneale (2004) menyebutkan larva Trichoptera Famili

Hydropsychidae relatif toleran terhadap kontaminasi logam berat Cu, Cd, dan Pb

di perairan. Peningkatan dominansi makrozoobentos pada beberapa spesies Famili

Chironomidae dan Hydropsychidae merupakan sinyal awal dari meningkatnya

kontaminasi logam (Winner et al. 1980; Luoma & Carter 1991; Canfield et al.

1994).

Hydropsychid merupakan salah satu penyusun larva Trichoptera yang

umum dijumpai dan memiliki peran penting di sungai terutama dalam aliran

energi, nutrisi, dan jaring-jaring makanan. Sejarah kehidupan hewan tersebut

bervariasi dari univoltine hingga multivoltine yang dipengaruhi oleh faktor

lingkungan yang turut berkontribusi dalam mengatur produktivitas sekundernya

(Alexander & Smock 2005). Gurtz & Wallace (1986) menyebutkan faktor

lingkungan seperti ukuran partikel, kecepatan arus, kelimpahan dan kualitas

makanan, serta lokasi mikro pada habitat memiliki peran besar dalam mengatur

produktivitas larva hydropsychid. Alexander & Smock (2005) telah mengkaji

produktivitas sekunder tahunan dari larva hydropsychid Cheumatopsyche analis

di Sungai Upham Brook Virginia dapat mencapai 18,2 g/m2

Tingginya pencemaran di ekosistem air tawar telah diketahui dapat

meningkatkan insiden abnormalitas morfologi dari hewan air tawar. Abnormalitas

morfologi dari serangga akuatik telah lama digunakan dalam studi yang berkaitan

dengan pengaruh polutan toksik di ekosistem akuatik (Wiederholm 1984;

Warwick 1985; Dickman et al. 1992; Bisthoven et al. 1998). Respon subletal

berupa kecacatan insang dan anal papilae dari larva Trichoptera telah dipelajari

secara mendalam guna pengembangan indikator biologi perairan khususnya dalam

bidang biomarker. Biomarker secara umum didefinisikan sebagai substansi yang

digunakan sebagai indikator dari suatu proses biologi. Abnormalitas pada insang

/thn. Tingkat toleransi

hewan tersebut cukup luas dari kualitas air yang belum terpolusi hingga tercemar

sedang.

Page 34: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

16

trachea, organ regulasi ion, dan anal papilae dapat menunjukkan adanya

gangguan pada respirasi dan fungsi pengaturan ion pada individu (Vuori &

Kukkonen 1996). Adanya perubahan morfologi dari insang larva Hydropsychidae

berupa penghitaman warna, reduksi dari anal papilae dan insang abdominal ketika

larva tersebut dipaparkan dengan menggunakan logam berat: kadmium, tembaga,

aluminium (Vuori & Kukkonen 1996), dan chromium (Leslie et al. 1999).

Munculnya penghitaman warna dan kelainan pada insang ini umumnya dijumpai

pada larva instar terakhir atau yang lebih tua (Vuori & Kukkonen 2002).

Camargo (1991) mengamati adanya gangguan berupa penonjolan dan

penghitaman warna pada anal papilae dan insang abdominal pada larva

Hydropsyche pellucidula yang dipaparkan dengan air yang terklorinasi. Jumlah

cabang-cabang pada insang abdominal mengalami reduksi hingga menjadi

potongan tunggal yang pendek. Adanya penghitaman warna insang di larva

Trichoptera dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Larva Hydropsychidae yang hidup dalam kondisi normal, warna insang trachea tampak pucat (kiri) dan penghitaman warna pada bagian insang (kanan). (Disadur dari Vuori & Kukkonen 2002).

Pengaruh fisik berupa gangguan pada habitat terhadap komunitas

Trichoptera telah dipelajari secara mendalam oleh Camargo (1991) dan Takao et

al. (2006). Takao et al. (2006) menyebutkan bahwa kecepatan aliran dan fluktuasi

dari debit sungai merupakan pengendali utama dari organisasi biologi yang ada

dalam sistem lotik. Tingginya arus sungai dapat menyebabkan perubahan pada

populasi larva Trichoptera dengan cara menghanyutkan semua individu atau

memindahkan material sedimen yang dapat menyebabkan kematian. Camargo

Page 35: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

17

(1991) menunjukkan dampak negatif dari pembangunan dam bendungan air di

Rio Duraton (Spanyol) pada komunitas Hydropsychidae berupa menurunnya

kekayaan taksa, keanekaragaman spesies, dan dominansinya. Biomassa total dan

kelimpahan larva Hydropsychidae juga mengalami penurunan di bawah dam

secara langsung. Semakin jauh dari bangunan dam, kelimpahan total dan

biomassa menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan di bagian hulu sungai. Hal ini

mungkin erat kaitannya dengan peningkatan ketersediaan suplai makanan dan

habitat di daerah tersebut. Kelimpahan Cheumatopsyche lepida, Hydropsyche sp.

dan H. pellucidula secara signifikan menurun di bagian hilir, namun H. siltalai, H.

exocellata dan H. bulbifera mengalami peningkatan secara drastis.

Chakona et al. (2009) menggunakan komunitas larva Trichoptera guna

mendeteksi gangguan ekosistem sungai akibat deforestasi dan aktivitas pertanian

di dua daerah tangkapan (DAS) yaitu Nyaodza-Gachegache dan Chimanimani

(Zimbabwe). Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya perubahan dalam

komposisi genus akibat perubahan pada tata guna lahan dan geomorfologi. Genus

Anisocentropus, Dyschimus, Lepidostoma, Leptocerina, Athripsodes,

Parasetodes, Aethaloptera, Hydropsyche, dan Polymorphanisus keberadaannya

terbatas pada daerah hutan yang belum mengalami gangguan dengan karakteristik

rendahnya suhu, kekeruhan, konsentrasi silt (lanau), dan tingginya elevasi,

oksigen terlarut, dan transparansi. Sedangkan kelimpahan larva Hydroptila

cenderung menyukai habitat yang sudah mengalami gangguan khususnya di

daerah pertanian. Hilangnya beberapa genus larva Trichoptera (Hydropsyche,

Lepidostoma, Macrostemum) yang tergolong sensitif di daerah yang mengalami

deforestasi kemungkinan besar disebabkan oleh berkurangnya material tanaman

yang masuk pada sungai sebagai bahan makanan bagi larva tersebut maupun

disebabkan rusaknya habitat akibat sedimentasi.

Suhu dan pergerakan air memainkan peran penting dalam proses fisiologi

pernafasan dengan mengendalikan ketersediaan oksigen terlarut. Larva

Trichoptera mampu menempati habitat hampir seluruh kisaran temperatur lotik,

termasuk mata air dingin dan panas. Sebagai contoh Eobrachycentrus gelidae

mampu hidup di mata air pegunungan yang bersuhu 2° C. Apatania muliebris

yang hanya ditemukan pada mata air yang bersuhu dingin. Pada suhu yang

Page 36: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

18

ekstrem lainnya, Oligoplectrum echo dan Helicopsyche borealis dapat hidup pada

sungai termal yang mencapai suhu 34° C atau lebih (Mackay & Wiggins 1979).

Larva Trichoptera memiliki preferensi atau kekhususan tertentu terhadap

kisaran kecepatan arus air. Spesies yang telah beradaptasi dengan ekosistem air

mengalir dapat mengalami stress dalam respirasinya ketika ditempatkan pada air

menggenang. Hewan tersebut dapat mentoleransi konsentrasi oksigen terlarut

yang rendah dan suhu air yang meningkat ketika hidup dalam arus air yang

mengalir secara cepat. Stimulus untuk memilin/membuat jala sangat ditentukan

oleh kecepatan minimum arus air. Jala yang dibentuk untuk menangkap makanan

pada arus air yang deras cenderung memiliki mata jala yang kasar dan jalinan

yang kuat guna menahan kuatnya arus, berlindung terhadap predator, dan sebagai

tempat untuk mengkaitkan anchor larva agar tidak hanyut. Sedangkan larva yang

hidup pada arus air lambat, mata jalanya terlihat lebih halus dan berukuran besar

(Mackay & Wiggins 1979).

Substrat dasar sungai dapat memberikan pengaruh pada distribusi dan

kelimpahan hewan avertebrata lotik dan hewan tersebut mampu merespon

terhadap gangguan. Faktor yang mempengaruhi spesifikasi substrat terhadap

kelimpahan atau produktivitas sekunder dari organisme makrozoobentos antara

lain: ukuran partikel, kecepatan arus, kestabilan fisik, dan ketersediaan makanan.

Oleh sebab itu produktivitas sekunder dari serangga akuatik dapat berubah secara

signifikan pada substrat yang berbeda (Gurtz & Wallace 1986).

Substrat merupakan materi yang ada di dasar sungai yang didistribusikan

oleh arus air akibat erosi di daerah substrat mineral kasar dan daerah endapan

sedimen halus yang banyak mengandung bahan organik. Ke dua daerah tersebut

mampu mendukung tumbuhan atau alga berfilamen yang menempel pada batu

yang dapat dianggap sebagai substrat pada habitat lotik. Larva Trichoptera

cenderung memilih substrat kasar sebagai respon terhadap derasnya arus air

daripada ukuran substrat (Mackay & Wiggins 1979).

Pemilihan substrat juga didasarkan pada mekanisme feeding larva

Trichoptera. Perilaku larva yang hidup di permukaan batu mungkin strategi untuk:

a). mendapatkan makanan berupa diatom, lumut, Cladophora dan Podostemum,

b). predator, dan c). menyaring makanan di dalam arus. Banyak spesies dari larva

Page 37: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

19

Trichoptera menjadi pupa di bagian bawah batu. Hal ini mungkin strategi dari

hewan tersebut pada saat musim panas yang rentan terhadap penurunan level air,

dan perlindungan dari predator seperti ikan. Spesies lain yang hidup pada substrat

yang lebih halus dapat beradaptasi dengan cara menggali lubang pada daerah yang

berarus lambat dan endapan sedimen. Larva sericostomatid genus Agarodes dan

Fattigia membuat liang yang portable dari bahan butiran pasir guna memberikan

perlindungan dan tidak menghambat untuk melakukan penggalian. Beberapa

spesies dari larva Sericostoma. tidak menggali liang dan tampak aktif di

permukaan kerikil hanya pada saat malam hari (Mackay & Wiggins 1979).

Tipe substrat dapat mempengaruhi kelimpahan larva Trichoptera, sehingga

secara langsung akan berpengaruh pada produktivitas sekundernya. Sebagai

contoh studi yang dilakukan oleh Jin & Ward (2007) pada larva Glossosoma

nigrior yang hidup di sungai kecil Collier USA menunjukkan pada habitat kerikil

mendukung kelimpahan dan biomassa G. nigrior secara substansial lebih besar

dibandingkan dengan habitat bed rock. Pada habitat kerikil dapat mencapai rata-

rata kelimpahan 147 m-2 (kisaran: 0-607 m-2) dibandingkan pada bed rock dengan

kelimpahan 15 m-2 (kisaran: 0-306 m-2). Rata-rata biomassa di habitat kerikil

mencapai rata-rata 13 mg (kisaran: 0-39 mg AFDM m-2) dibandingkan pada

bagian bed rock dengan rata-rata 3 mg, (kisaran: 0-22 mg AFDM m-2).

Produktivitas sekunder larva tersebut mencapai 115 mg AFDM m–2

Fenomena berbeda ditunjukkan pada dua larva hydropsychid yaitu

Parapsyche cardis dan Diplectrona modesta yang memiliki preferensi berbeda

terhadap substrat. Larva hydropsychid memiliki preferensi yang kuat terhadap

spesifikasi substrat antara lain ukuran partikel, kecepatan arus air, kelimpahan

lumut, dan lokasi mikro substrat. Larva Trichoptera yang bertipe penyaring

(filtering collector) relatif sensitif terhadap perubahan kualitas dan kuantitas

makanan di sepanjang hulu sungai sebagai akibat adanya gangguan di daerah

tangkapannya. Oleh sebab itu larva hydropsychid merupakan spesies yang cocok

untuk pengujian terhadap perbedaan diantara sungai, produksi, dan kelimpahan

dalam kaitannya dengan substrat yang spesifik. Produktivitas dan kelimpahan dari

P. cardis secara signifikan lebih tinggi pada rock face > cobble riffle > kerikil >

dengan P/B =

17,9).

Page 38: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

20

pasir. Sedangkan distribusi D. modesta relatif sama diantara tipe substrat dan

kadangkala sifatnya tidak stabil (kelimpahan dan produktivitas kadang kala lebih

tinggi di cobble atau rock face) diantara sungai. Rendahnya kelimpahan dari D.

modesta pada bagian cobble mungkin disebabkan oleh rendahnya kelimpahan

lumut yang dapat berfungsi menyediakan cukupnya mikrohabitat bagi hewan

tersebut dibandingkan pada bagian rock face yang relatif tebal (Gurtz & Wallace

1986).

Ukuran partikel dari makanan diduga juga turut berpengaruh pada

kelimpahan dan pergeseran dari spesies larva hydropsychid, walaupun pengaruh

dari ukuran partikel itu sendiri hingga saat ini masih belum dapat dipahami secara

pasti. Sebagai contoh produktivitas dan kelimpahan larva Hydropsyche

menunjukkan lebih tinggi (2,5 g/m2/tahun dan 156 ind/m2) pada bagian hilir (1 km

setelah dam) dibandingkan dengan larva Cheumatopsyche yang jauh berlimpah

setelah di bawah Dam Upham Brook-Virginia (18,2 g/m2/tahun dan 2490 ind/m2

2.4. Kompleksitas Respon Tingkatan Organisasi Biologi Terhadap Pemaparan Logam Berat.

).

Diduga meningkatnya pertumbuhan, kelimpahan, dan produktivitas dari larva

hydropsychid umumnya disebabkan oleh peningkatan makanan pada kolom air

berupa fitoplankton dan zooplankton. Hal ini berkaitan dengan kemampuan dari

pori-pori lubang jaring hydropsychid dalam menyaring ukuran partikel yang

terhanyut pada kolom air yang semakin ke arah hilir semakin lebih kecil. Ukuran

pori-pori jaring larva Hydropsyche menunjukkan lebih besar dibandingkan dengan

larva Cheumatopsyche. Faktor lain yang turut mempengaruhi dalam distribusi

larva hydropsychid tersebut antara lain suhu, kecepatan arus, substrat, dan

interaksi biotik (Alexander & Smock 2005).

Logam merkuri termasuk dalam jenis logam yang sangat beracun dan

memiliki kemampuan untuk akumulasi pada makhluk hidup dan biomagnifikasi

pada rantai makanan. Unsur merkuri mudah menguap dan tidak mudah larut

dalam air, sehingga logam ini cenderung untuk menguap. Merkuri terdapat di

seluruh alam namun demikian distribusinya tidak merata. Kandungan merkuri

dalam air tanah berkisar 0,01 – 0,07 ppb, sungai dan danau 0,08 – 0,12 ppb, tanah

Page 39: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

21

30 – 500 ppb, dan dalam batuan vulkanik antara 10-100 ppb (Keckes &

Mienttinen, 1972).

Toksisitas umumnya didefinisikan sebagai munculnya efek biologi yang

merugikan. Biasanya satu tingkat organisasi biologi saja yang dipilih dalam

mempelajari sebuah efek/pengaruh toksikan ke makhluk hidup. Toksisitas logam

di alam dapat berpengaruh pada seluruh tingkat organisasi biologi (seluler hingga

populasi). Toksisitas dapat melibatkan suatu reaksi penggantian dan kegagalan

interaksi dari suatu mekanisme yang lebih komplek. Gambar 6 memperlihatkan

urutan pengaruh toksisitas logam terhadap seluruh tingkatan organisasi biologi

dari paling rendah (seluler) hingga paling tinggi (populasi). Proses detoksifikasi

dan kompensasi terjadi pada masing-masing tingkat organisasi biologi. Efek

merugikan dari logam terjadi ketika mekanisme kompensasi dan detoksifikasi

berlebih pada pengaruh sekunder. Semakin besar pemaparan logam, maka

semakin panjang reaksi ke bagan bagian bawah yang akan diproses. Biasanya

reaksi kontaminasi logam spesifik paling mudah diidentifikasi pada tingkatan

organisasi biologinya yang paling rendah. Kompleksitas semakin tinggi mulai dari

bagan di bagian atas hingga bagan bagian bawah (Luoma 1995).

Konsentrasi merkuri anorganik yang menyebabkan toksisitas akut

terhadap biota avertebrata umumnya berkisar antara 5 hingga 5600 µg Hg/L,

sedangkan terhadap ikan berkisar antara 150 hingga 900 µg Hg/L. Pada alga nilai

LC50 pada 24 jam antara 9 hingga 27 µg Hg/L (CCME 2002). Toksisitas kronis

merkuri di avertebrata memiliki sensitivitas hampir sama dengan di ikan.

Konsentrasi merkuri anorganik yang dapat menimbulkan efek (Effect

concentration, EC50

) pada avertebrata berkisar antara 1,28 sampai 12,0 µg Hg/L.

Pada ikan, nilai kronik untuk merkuri anorganik berkisar antara 0,26 sampai > 64

µg Hg/L (Niimi & Kissoon 1994).

Page 40: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

22

Tingkat organisasi biologi Pengaruh sekunder Pengaruh primer Molekuler/biokimia (individu) Detoksifikasi Bioakumulasi - Lisosom - Metallothionin Detoksifikasi berlebih Mengubah atau mengganggu proses biokimia Fisiologi Detoksifikasi - Aklimatisasi - Adaptasi siklus reproduksi Kompensasi berlebih Stress fisiologi - Lemahnya individu - Menghambat reproduksi - Mudah stress Organisme (spesies) Detoksifikasi - Kelulushidupan pada dewasa Kompensasi berlebih Individu tidak dapat lolos hidup atau reproduksi Populasi Detoksifikasi - Rendahnya toleransi - Imigrasi - Struktur umur Kompensasi berlebih Hilangnya spesies Komunitas - Dominansi dan kelimpahan meningkat - Kekayaan taksa menurun - Ekologi feeding berubah Integritas ekologi menurun

Gambar 6. Proses gangguan oleh toksisitas logam pada seluruh tingkatan organisasi biologi (Luoma 1995).

Page 41: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

23

2.5 Kerangka Pemikiran

Masuknya beban polutan dari aktivitas antropogenik di Sungai Ciliwung

seperti bahan organik, logam merkuri, dan substansi lainnya dapat mempengaruhi

kualitas air dan kelayakan habitat bagi kehidupan biota akuatik. Penguraian bahan

organik berupa nutrien yang ada di perairan diperlukan guna pertumbuhan

perifiton dan seston (plankton) guna membentuk biomassa yang berfungsi sebagai

sumber makanan bagi larva Trichoptera. Kehidupan larva Trichoptera sangat

dipengaruhi oleh kualitas air, ketersediaan pakan (seston), perifiton, maupun

ketersediaan habitat (misalnya materi organik kasar/CPOM) yang berfungsi

sebagai sarang maupun sumber energi. Adanya interaksi dari empat komponen di

atas akan menentukan pola adaptasi dari larva Trichoptera yang dicirikan dari

struktur komunitas dan ekologi feedingnya.

Bentuk proses adaptasi dari struktur komunitas dan ekologi feeding dapat

dilihat dari jumlah kekayaan taksa (genus) dan komposisinya, sifat toleran atau

sensitivitasnya terhadap bahan polutan, atribut populasi, tipe kebiasaan feeding

dalam mendapatkan makanan, maupun suksesnya dalam bereproduksi atau

melanjutkan keturunan (produktivitas sekunder). Adanya pengelompokan stasiun

pengamatan dan karakterisasi spesies indikator sepanjang gradien lingkungan

dapat dibuat suatu biokriteria lokal yang didasarkan pada konsep multimetrik

guna mengkategorikan status gangguan ekologi di Sungai Ciliwung. Biokriteria

yang baru dihasilkan diharapkan mampu digunakan untuk evaluasi suksesnya

program pengelolaan Sungai Ciliwung yang telah dilakukan. Diagram alir

pendekatan dalam proses pemecahan masalah pada penelitian ini secara rinci

disajikan dalam Gambar 7.

Page 42: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

24

Gambar 7. Diagram alir pendekatan pemecahan masalah

Page 43: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

25

Page 44: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

III. METODE PENELITIAN

3.1 Metode/Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan survei

post facto. Dasar sistematik penelitian adalah keterkaitan antara masukan bahan

organik dan logam berat merkuri di Sungai Ciliwung dengan struktur komunitas

dan produktivitas sekunder larva Trichoptera.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam waktu delapan bulan (Oktober 2010-Mei

2011) yang mengambil lokasi di beberapa titik dari ruas Sungai Ciliwung. Waktu

pengambilan sampel dilakukan setiap akhir bulan (tanggal 29 atau 30) dan

diusahakan ketika debit air sungai relatif rendah (tidak hujan). Lokasi sampling

ditetapkan secara purposive yang didasarkan pada pertimbangan beban dan

sumber pencemar yang masuk pada masing-masing stasiun. Pengamatan mulai

dari site/situs yang sedikit mengalami gangguan (reference site/ situs rujukan)

hingga situs yang sudah diprediksi telah mengalami gangguan sedang atau berat

(test site/ situs uji). Pemilihan lokasi sampling juga didasarkan pada pertimbangan

kesamaan kondisi ekoregion yang masih termasuk dalam gradien tinggi dan

banyaknya substrat batuan yang tertanam di dasar sungai. Secara teknis di

lapangan, sungai yang masih termasuk dalam gradien tinggi ditetapkan dari

persentase keberadaan batuan cobble (Ф 64-256 mm) di dasar sungai lebih dari

30% dan kecepatan arus lebih dari 0,5 m/detik (Komunikasi pribadi: Michael T.

Barbour, 2004, Tetra Tech Inc, Owings Mills, Madison, USA). Faktor kedalaman

sungai yang masih ± 50 cm juga turut memudahkan saat pengambilan sampel

dengan menggunakan alat jala surber.

Lokasi yang digunakan selama penelitian dalam menyusun biokriteria

maupun produktivitas sekunder larva Trichoptera adalah:

1. Stasiun Gunung Mas yang terdiri dari dua situs pengamatan (St. 1 dan 2) yang

berfungsi sebagai situs rujukan pada bagian hulu dengan kondisi habitat yang

masih terjaga dengan baik atau gangguan aktivitas antropogenik minimal.

Page 45: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

26

2. Stasiun Kampung Pensiunan (St. 3) mewakili daerah yang sudah mengalami

gangguan oleh aktifitas perkebunan teh.

3. Stasiun Kampung Jog-jogan (St. 4) mewakili daerah dari adanya aktivitas

pertanian, pemukinan penduduk, dan perkebunan.

4. Stasiun Katulampa (St. 5) mewakili daerah dari adanya aktivitas pemukimam

penduduk, perkotaan, maupun penambangan batu.

5. Stasiun Cibinong (St. 6) mewakili daerah dengan sumber pencemar yang relatif

lebih kompleks (limbah domestik, perkotaan dan industri).

Titik koordinat dan peta lokasi pengambilan sampel secara rinci disajikan pada

Tabel 1 dan Gambar 8 .

Tabel 1. Titik koordinat lokasi pengambilan sampel di Sungai Ciliwung.

No Nama Lokasi Titik koordinat

1 Gunung Mas 1 6042’4,38” LS, 106058’12,49”BT 2 Gunung Mas 2 6041’57,62” LS, 106059’16,22”

3 BT

Kampung Pensiunan 6042’05,11” LS, 106058’26,75”

4 BT

Kampung Jog-jogan 6040’41,47” LS, 106055’58,17”

5 BT

Katulampa 6038’02,03” LS, 106050’21,29”

6 BT

Cibinong (PDAM) 6028’58,55” LS, 106048’53,05”BT

3.3 Variabel (yang ditera dan kerja)

Variabel tera yang diamati pada penelitian ini meliputi :

1. Kualitas fisik perairan meliputi: suhu, kecepatan arus, konduktivitas,

kekeruhan, CPOM, dan distribusi partikel.

2. Kualitas kimia perairan meliputi: oksigen terlarut (DO), amonium (N-NH4),

nitrat (N-NO3), ortofosfat (P-PO4

3. Kualitas biologi dari komunitas larva Trichoptera yaitu: kelimpahan, jumlah

taksa (genus), berat kering, dan lebar kepala. Disamping itu juga dilakukan

analisis terhadap kelimpahan perifiton.

), bahan organik total (TOM), C dan N di

seston, kebutuhan oksigen kimiawi (COD), logam Hg di air, sedimen, dan di

tubuh larva Trichoptera Cheumatopsyche sp.

Page 46: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

27

Gambar 8. Peta lokasi pengambilan sampel di Sungai Ciliwung

Page 47: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

28

Variabel kerja yang diamati pada penelitian ini meliputi:

1. Kualitas habitat di sekitar lokasi pengamatan dilakukan dengan menggunakan

indeks habitat (US-EPA 1999).

2. Status pencemaran organik di air dengan menggunakan indeks kimia

(Kirchoff 1991), sedangkan kontaminasi logam merkuri di sedimen dengan

menggunakan indeks polusi logam (Integrative Pollution Index/ IPI).

3. Penilaian kualitas biologi dari Sungai Ciliwung diprediksi dengan

menggunakan indeks Stream Invertebrate Grade Number-Average

level/SIGNAL (Gooderham & Tysrlin 2002), indeks keanekaragaman

Shannon-Wiener, indeks keseragaman (Clarke & Warwick 2001), biomassa,

dan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. (Benke 1979; Benke &

Huryn 2007).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

a. Kualitas habitat

Gangguan yang terjadi pada habitat di sekitar lokasi pengamatan dinilai

dengan sistem scoring (US-EPA 1999). Komponen penilaian habitat mencakup:

substrat epifaunal atau ketersediaan vegetasi penutup, embeddedness (banyaknya

batuan yang tertanam di dasar sungai), kombinasi antara kecepatan aliran dan

kedalaman, endapan sedimen, status aliran saluran basin, perubahan saluran,

frekuensi jeram dan kelokan sungai, stabilitas pinggir sungai, lebar zone vegetasi

riparian dan sebagainya (Lampiran 1). Masing-masing skor metrik dilakukan

penjumlahan, sehingga diperoleh nilai skor total dari indeks habitat. Kriteria

gangguan pada habitat sungai disajikan dalam Tabel 2. Situs yang mempunyai

nilai skor indek habitat tertinggi atau dalam kategori optimal diharapkan dapat

dijadikan sebagai kandidat situs rujukan.

Tabel 2: Kriteria penilaian gangguan terhadap habitat yang diadopsi dari protokol US-EPA (1999).

Kriteria Habitat Skor Penilaian Habitat pada Gradien Tinggi dan Rendah

Optimal 160 – 200 Sub-Optimal 110 – 159 Marginal 60 - 109 Buruk < 60

Page 48: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

29

b. Sampel air dan sedimen

Pengambilan sampel air untuk tujuan analisis parameter kimia dilakukan

setiap bulan sekali dengan menggunakan gayung ukur 2 liter dan dimasukkan

dalam botol sampel 500 ml. Sampel air untuk tujuan analisis logam merkuri

diambil sebanyak 250 ml dan dimasukkan dalam botol sampel 250 ml yang

sebelumnya sudah dibilas dengan larutan asam nitrat 5%.

Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan skop kecil

dari bahan plastik untuk analisis logam sebanyak 0,5 liter yang dimasukkan dalam

botol kaca Scott yang sebelumnya sudah dibilas dengan larutan asam nitrat 5%.

Analisis distribusi partikel dilakukan dengan cara pengambilan sedimen sebanyak

± 0,5 kg yang dimasukkan dalam kantung plastik.

c. Sampel Makrozoobentos (Larva Trichoptera)

Pengambilan sampel biologi (larva Trichoptera) untuk tujuan penyusunan

biokriteria, pengukuran biomassa, dan produktivitas sekunder dengan

menggunakan alat jala surber (berukuran 30 x 30 cm2 dengan lebar mata jaring

0,2 mm). Pada masing-masing lokasi penelitian, pengambilan sampel diusahakan

pada tipe habitat yang banyak mengandung pebble (Φ 16-64 mm) dan cobble (Φ

64-256 mm). Pengambilan sampel larva Trichoptera dilakukan sebulan sekali. Jala

surber dipasang di atas permukaan batu dan disikat dengan sikat gigi halus,

sehingga hewan yang ada di batu akan terbawa hanyut masuk ke jala surber.

Masing-masing stasiun pengamatan dilakukan pengulangan sebanyak lima kali

dan digabung menjadi satu sampel. Alasan pengambilan lima sampel tersebut

didasarkan pada pendapat Carter & Resh (2001) yang menyebutkan penggunaan

alat jala surber di Negara Amerika umumnya berkisar dari 3-8 sampel (ulangan)

dengan rata-rata 4,7 sampel. Serasah yang tertahan dalam saringan dimasukkan

dalam wadah plastik dan diberi larutan pengawet formalin 10 % guna

meminimalkan perubahan dalam biomassa (Jin & Ward 2007) dan dimasukkan

dalam toples plastik. Sampel yang telah diawetkan dalam formalin 10 %

diletakkan dalam saringan yang berpori 0,2 mm dan dibilas dengan menggunakan

air kran. Sortir larva Trichoptera dilakukan di bawah mikroskop stereo dengan

Page 49: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

30

pembesaran 10-45 kali. Hewan yang telah tersortir dimasukkan dalam botol

flakon yang sudah ditambah dengan larutan pengawet alkohol 70%.

Sampel larva Trichoptera Hydropsychid untuk tujuan analisis logam

merkuri dilakukan dengan cara larva dicuci dengan air destilasi deionisasi selama

2 jam, kemudian dikeringkan diatas kertas saring/tisu. Larva dipindah ke dalam

cawan petri kemudian dimasukkan dalam refrigerator. 1 gr larva diambil untuk

dihancurkan dengan asam sulfat dan nitrat pekat pada suhu 950

C.

d. Sampel Perifiton

Pengambilan sampel perifiton dilakukan dengan menggunakan tiga buah

batu yang permukaannya relatif halus dan diambil secara acak. Batu tersebut

kemudian disikat dengan menggunakan sikat gigi guna melepaskan perifiton yang

menempel. Sampel perifiton dilakukan pengawetan dengan larutan formalin 5%

dan dimasukkan dalam kantung plastik. Sampel perifiton dalam botol flakon 15

ml dilakukan pengadukan agar homogen dan dipipet dengan volume 1 ml.

Kelimpahan perifiton dihitung dengan menggunakan Sedgewick rafter counting

cell dengan menggunakan mikroskop cahaya perbesaran 40 x 10. Identifikasi

perifiton dilakukan menurut Cox (1996) dan Bellinger & Sigee (2010).

Penghitungan jumlah perifiton dilakukan di bawah mikroskop dengan pembesaran

100 hingga 400 kali.

3.5 Metode pengukuran

3.5.1 Parameter fisik dan kimia perairan

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kualitas fisik dan kimia perairan

yang secara rinci disajikan pada Tabel 3. Disamping itu juga dilakukan analisis

logam merkuri yang terakumulasi pada tubuh larva Trichoptera. Parameter fisik

yang diukur secara langsung di lapangan meliputi: kecepatan arus, kekeruhan,

konduktivitas, dan suhu air, sedangkan parameter kimia meliputi oksigen terlarut

(DO) dan pH. Pengukuran parameter fisik yang dilakukan secara tidak langsung

meliputi: distribusi partikel dan CPOM (partikel organik kasar yang berdiameter >

1 mm). Analisis parameter kimia yang dilakukan di laboratorium (tidak langsung)

Page 50: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

31

meliputi parameter amonium, nitrat, ortofosfat, bahan organik total (TOM), COD,

C dan N di seston, kesadahan, logam merkuri di air, sedimen, dan biota.

Tabel 3. Parameter lingkungan yang diukur dan dianalisis dalam penelitian

No. Parameter Satuan Alat Pengukuran

Keterangan

1. Parameter fisika a. Suhu air b. Kecepatan arus c. Distribusi partikel

d. Kekeruhan e. Konduktivitas f. CPOM

o

m/dt C

%

NTU mS/dt

g

Termometer

Current meter Saringan bertingkat

Turbidimeter Konduktimeter

Timbangan analitik

Langsung Langsung Tidak langsung (Lin et al.2003) Langsung Langsung Tidak langsung (Barlocher 1983)

2. Parameter kimia a. pH air b. Oksigen terlarut c. COD

d. Amonium

e. Nitrat

g. Ortofosfat

h. Kesadahan

i. C dan N di Seston

j. TOM

k. Merkuri air

l. Merkuri sedimen

m. Merkuri di biota

-

mg/L mg/L

mg/L

mg/L

mg/L

mg/l setara

CaCOmg/l

3

mg/l

ppb

ppb

ppb

pH meter DO meter

Buret titrator

Spektrofotometer

Spektrofotometer

Spektrofotometer

Buret titrator

CHN Analyzer

Buret titrator

Mercury analyzer Mercury analyzer

Mercury analyzer

Langsung Langsung Tidak langsung (Eaton 1995) Tidak langsung (Eaton 1995) Tidak langsung (Eaton 1995) Tidak langsung (Eaton 1995) Tidak langsung (Eaton 1995) Tidak langsung (Jin & Ward 2007) Tidak langsung (Eaton 1995) Tidak langsung Smoley (1992) Tidak langsung (Akagi & Nishi-mura 1991) Tidak langsung (Pennuto et al. 2005)

Page 51: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

32

3.5.2 Parameter biologi

Parameter biologi meliputi komposisi taksa (genus) dan kelimpahan dari

organisme perifiton dan larva Trichoptera yang dianalisis di laboratoriun

ekotoksikologi Puslit Limnologi-LIPI. Identifikasi larva Trichoptera diusahakan

hingga tingkat genus menurut Pescador et al. (1995), Merrit & Cummins (1996),

Gooderham & Tsyrlin (2003), dan Dean et al. (2010). Status ekologi feeding larva

Trichoptera digolongkan menurut US-EPA (1999).

3.5.3 Biomassa dan Produktivitas sekunder

Pengukuran biomassa dan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche

sp. dilakukan dengan cara mengukur lebar kepala dan berat kering individu.

Pengukuran lebar kepala dengan menggunakan mikrometer okuler dalam sebuah

mikroskop cahaya. Penentuan berat kering ditentukan dengan cara pengeringan

pada sebuah inkubator yang bersuhu 600

3.6 Analisis Data

C selama 24 jam, kemudian didinginkan

dalam suhu ruangan pada alat desikator (Alexander & Smock 2005). Kemudian

larva tersebut ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik merek sartorius

(tingkat ketelitian 0.0001 g).

Status pencemaran organik di air dengan menggunakan indeks kimia

(Kirchoff 1991), sedangkan untuk logam merkuri di sedimen dengan

memodifikasi indeks pencemaran logam (pollution index/PI) dari Chen et al.

(2005). Komponen parameter kimia dan fisik yang digunakan untuk menghitung

indeks kimia meliputi: DO, pH, suhu, amonium, nitrat, ortofosfat, dan

konduktivitas. Hasil analisis parameter kimia di atas selanjutnya digunakan untuk

menghitung nilai indeks kimia dengan menggunakan rumus Kirchoff (1991)

sebagai berikut:

Dengan: CI = Nilai indeks kimia pada setiap titik sampling n = banyaknya jumlah parameter q = parameter sub-indeks diperoleh dari pengurangan anggota parameter

diantara skala 0 sampai 100 w = nilai bobot kepentingan dari setiap parameter, nilainya dari 0 – 1.

wnwwwwi xqnxxqxqqqiCI .......321 321==∑ ………………… 1)

Page 52: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

33

Kriteria pencemaran organik menurut indeks kimia dapat dilihat dalam Tabel 4.

Kandidat daerah yang akan ditetapkan sebagai situs rujukan diusahakan memiliki

nilai skor indeks 84 ke atas.

Tabel 4: Kriteria indeks kimia (Kirchoff 1991) guna menggolongkan status pencemaran organik.

Skor indeks kimia Status/kondisi 0 – 27 28 – 56 57 – 83 84 – 100

Tercemar berat Tercemar sedang Tercemar ringan Belum tercemar

Status kontaminasi logam merkuri di sedimen diprediksi dengan

menggunakan indeks pencemaran logam yang dihasilkan dari akar konsentrasi

logam di daerah situs uji (Ci) dibagi dengan konsentrasi logam di situs rujukan

(Coi

). Tabel 5 merupakan kriteria dari indeks polusi logam di sedimen (Chen et

al. 2005). Rumus indeks pencemaran logam adalah sebagai berikut :

Dengan: PI = indeks pencemaran logam x = Ci/CC

oi i

C = konsentrasi logam i di sedimen di daerah situs uji

oi

= konsentrasi logam di stasiun yang berfungsi sebagai situs rujukan.

Tabel 5. Klasifikasi status pencemaran logam di sedimen dari Chen et al. (2005)

Skor Kriteria < 1 Terpolusi ringan

1 < IPI ≤ 2 Terpolusi sedang > 2 Terpolusi berat

Fenomena abnormalitas/nekrosis pada bagian insang abdominal larva

Hydropsychid dilakukan pengamatan di masing-masing stasiun. Adanya nekrosis

pada insang abdominal umumnya ditandai dengan penghitaman warna atau abrasi

insang. Insang dalam kondisi normal akan tampak putih bening. Persentase

jumlah individu yang mengalami abnormalitas (Y) dilakukan analisis korelasi

…………………………. 2)

Page 53: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

34

Pearson product moment dengan besarnya akumulasi merkuri dalam tubuh larva

Cheumatopsyche sp (X).

Kelimpahan perifiton di setiap titik lokasi pengamatan dihitung dengan

menggunakan rumus modifikasi Eaton et al. (1995) sebagai berikut:

Keterangan : N : Kelimpahan perifiton (sel/cm2

n : Jumlah perifiton yang diamati (sel) )

As : Luas substrat yang dikerik (cm2

A) untuk perhitungan perifiton

cg : Luas penampang permukaan cover glass (mm2

A)

a : Luas amatan (mm2

V)

t

V : Volume konsentrasi pada botol contoh (10 ml) untuk perhitungan perifiton

s

: Volume konsentrasi dalam cover glass (ml)

Keanekaragaman jenis dari masing-masing stasiun pengamatan ditentukan

dengan menggunakan rumus indeks keanekaragaman Shanon-Wiener (Cairns &

Dickson 1971) sebagai berikut:

Nn

NnH ii

2log' ∑−=

Dengan,

H’ = indeks keanekaragaman (bits per individu) ni

N = Jumlah total individu spesies. = Jumlah individu dalam satu spesies

Penghitungan indeks tersebut dilakukan dengan menggunakan software Spesies

Diversity and Richness versi 2.65 dari Pisces Conservation.

Keseragaman dari komunitas larva Trichoptera diprediksi dengan

menggunakan Indeks keseragaman sebagai berikut:

E’= H’/ Hmaks

Dengan,

.

Hmaks = Keragaman jenis maksimum = log2

S = jumlah jenis dalam sampel yang ditemukan. S

……………………… 3)

………………………. 4)

………………………………….….. 5)

Page 54: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

35

Kriteria untuk indeks keseragaman berkisar dari 0-1. Bila nilai indeks ≈ 0 maka

keseragaman spesiesnya rendah, sedangkan bila nilai indeks ≈ 1 maka

keseragaman spesiesnya relatif merata.

Adanya perbedaan signifikansi masing-masing variabel lingkungan

dilakukan uji statistik dengan menggunakan analisis non parametrik Kruskal-

Wallis. Alasan penggunaan analisis non parametrik Kruskal-Wallis adalah pada

statistik nonparametrik tidak memerlukan asumsi-asumsi tertentu, misalnya

mengenai bentuk distribusi dan hipotesis-hipotesis yang berkaitan dengan nilai-

nilai parameter tertentu dan banyaknya grup (stasiun pengamatan) lebih dari 2.

Pengujian statistik tersebut dilakukan dengan menggunakan software

STATISTICA versi 10.

Uji korelasi ranking Spearman dilakukan antara variabel lingkungan

dengan indeks keanekaragaman dan keseragaman guna mengetahui sensitifitas

indeks tersebut diatas dalam mecerminkan gangguan (pencemaran dan kerusakan

habitat). Penghitungan uji korelasi rangking Spearman dilakukan dalam software

STATISTICA versi 10.

Status gangguan ekologi akibat pencemaran di Sungai Ciliwung diprediksi

dengan menggunakan sistem pembobotan antara indeks keanekaragaman dengan

variabel lingkungan. Hal ini dapat dilihat dalam BPLHD (2006) yang

menggunakan sistem pemberian nilai skor (skoring) pada masing-masing variabel.

Sistem perhitungan lebih rinci dapat dilihat dalam Tabel 6.

Kontribusi faktor lingkungan terpilih (bahan organik total/TOM, logam

merkuri, indek habitat, dan CPOM) dalam memberikan pengaruh pada ekologi

feeding larva Trichoptera dianalisis dengan menggunakan teknik ordinasi tidak

langsung (analisis komponen utama/PCA). Teknik ordinasi langsung dengan

Canonical Corespondence Analysis (CCA) diterapkan guna melihat kontribusi

masing-masing variabel lingkungan terhadap komposisi dari komunitas

makrozoobentos pada setiap stasiun pengamatan (Ter Braak & Verdonschot

1995). Ordinasi CCA juga berfungsi sebagai clustering site berdasarkan data dari

kelimpahan fauna dan variabel lingkungan secara bersama-sama. Sebelum

dilakukan ordinasi lebih lanjut terhadap variabel kualitas air yang bertindak

Page 55: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

36

sebagai variabel lingkungan pada analisis CCA, maka terlebih dahulu dilakukan

seleksi dari variabel (Tabel 3) guna menghindari variabel yang saling

berautokorelasi satu dengan lainya. Variabel yang paling besar pengaruhnya yang

akan digunakan dalam analisis lebih lanjut (Ter Braak & Verdonschot 1995).

Proses seleksi dari variabel yang saling berautokorelasi dilakukan dengan

menggunakan uji multikolinearitas. Variabel kualitas air yang mempunyai nilai

korelasi R2 lebih besar dari 0,8 akan dihilangkan dari proses ordinasi.

Transformasi data spesies dilakukan dengan menggunakan √/ akar kuadrat

diterapkan terhadap kelimpahan makrozoobentos yang mempunyai kisaran luas

dari 0 indv/m2 hingga lebih dari 100 indv/m2

Tabel 6. Sistem penilaian kualitas lingkungan dengan menggunakan interaksi antara indeks keanekaragaman dengan variabel lingkungan (BPLHD 2006).

(Marchant & Hehir 1999, Clarke &

Warwick 2001). Penghitungan ordinasi PCA dan CCA dilakukan dengan

menggunakan software MVSP versi 3.1

Variabel Skor 1 3 6 10

Suhu air (0 16-20 C) 21-25 26-31 > 31, < 16 Konduktivitas (µmhos/cm)

< 50 50-100 101-500 >500

Padatan tersuspensi (ppm)

< 20 > 20-100 101-400 > 400

Oksigen terlarut (ppm) > 6,5 4,5-6,5 2-4,4 <2 pH 6,5-7,5 5,5-6,5

7,4-8,5 4-5,4 8,6-11

< 4 > 11

H’ (Surber) >2,5 1,5-2,5 1-1,5 <1

Tabel 7. Keterangan nilai skor untuk prediksi gangguan ekologi pada sungai (BPLHD 2006).

Nilai Rerata Skor Kriteria

≤ 2 2 - 4

Belum/tercemar sedikit Tercemar ringan

4 - 6 Tercemar sedang > 6 Tercemar berat

Page 56: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

37

Analisis produktivitas sekunder

Hasil penimbangan dari berat larva yang terlalu kecil (< 0,0001 gr), maka

dilakukan pendekatan dengan menggunakan statistik regresi power yang

menghubungkan lebar kepala dengan berat tubuh (Jin & Ward 2007) dengan

rumus sebagai berikut :

DM = aHWb

Dengan,

DM = berat kering (g) a = intercept

b = slope HW = Lebar kepala (mm).

Biomassa dari larva Trichoptera hydropsychid Cheumatopsyche sp. secara

sederhana dihitung berdasarkan persamaan:

Bb

Dengan, = n.W

Bb = Biomassa (g/m n = jumlah rerata individu (individu/m

2)

2

W = Berat rerata individu (gram/individu) (Jin & Ward 2007). )

Analisis produktivitas sekunder dilakukan dengan menggunakan metode

frekwensi-ukuran (size-frequency method) dari Hynes & Coleman (1968) yang

sudah dimodifikasi oleh Benke & Huryn (2007). Pada penelitian ini, penulis

membatasi penghitungan produktivitas sekunder hanya menggunakan larva

Hydropsychid Cheumatopsyche sp., karena larva hewan tersebut dapat dijumpai

dari mulai bagian hulu hingga segmen pertengahan dari Sungai Ciliwung dan

jumlahnya relatif berlimpah dibandingkan dengan taksa lainnya. Produktivitas

sekunder dari larva Trichoptera (Hydropsychidae) dihitung dengan menggunakan

rumus:

Dengan, P = produktivitas sekunder tahunan (g m-2 tahun-1

i = jumlah kelas ukuran

)

N = jumlah total data selama sampling

……………………… 6)

………………………… 7)

………… 8)

Page 57: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

38

n = jumlah rerata individu pada masing-masing kelas ukuran

= rerata geometri berat dari dua kelas ukuran

CPI = Interval produksi dari sebuah kohort (Figueiredo-Barros et al.

2006). CPI dari Cheumatopsyche spinosa adalah 182,5 dan Hydropsyche

chekiangana adalah 365 (Jacobsen et al. 2008).

Laju pemulihan (turn over) pada masing-masing larva Cheumatopsyche

sp. ditentukan dengan menggunakan rumus = P/B, dengan P adalah produktivitas

dan B adalah biomassa (Benke & Huryn 2007).

Penyusunan biokriteria dengan konsep multimetrik

Atribut biologi/metrik yang digunakan untuk menilai gangguan ekologis di

setiap lokasi pengamatan disajikan pada Tabel 8. Metrik Stream Invertebrate

Grade Number-Average level (SIGNAL) digunakan untuk melihat besarnya nilai

toleransi dari setiap jenis larva Trichoptera yang ditemukan di masing-masing

stasiun pengamatan. Sensitifitas taksa (genus) larva Trichoptera didasarkan pada

nilai toleransinya terhadap polutan (pollution tolerance value/PTV) yang dapat

dilihat dalam Lenat (1993) dan US-EPA (1999). Taksa termasuk sensitif jika

memiliki nilai PTV < 4, fakultatif jika nilai PTV ≥4 dan <6, dan tergolong toleran

jika ≥ 6 (Blocksom et al. 2002).

Penghitungan indeks SIGNAL dilakukan menurut Gooderham & Tysrlin

(2002) dengan menggunakan rumus:

Dengan, ISIGNAL

T = Nilai toleransi dari setiap taksa yang ditemukan, = Indeks SIGNAL,

n = Jumlah taksa yang berbeda yang ditemukan.

Kekuatan diskriminasi masing-masing metrik biologi dalam

mencerminkan gangguan mengadopsi dari Barbour et al. (1996) yaitu dengan

menggunakan grafik Box-Whisker Plot. Definisi dari kekuatan diskriminasi adalah

kemampuan metrik dalam membedakan antara sungai yang berfungsi sebagai

……………………… 9)

Page 58: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

39

situs rujukan dengan sungai yang telah mengalami gangguan sebagai situs uji.

Tingkatan overlap/tumpang tindih antara kisaran interquartile/ IQ (persentil 25

hingga 75) pada daerah situs rujukan dengan situs uji dilakukan scoring sebagai

sinyal kemampuan diskriminasi dari masing-masing metrik. Jika kisaran IQ tidak

ada tumpang tindih antara situs rujukan dan situs uji, maka diberi skor 3. Skor 2

diberikan jika IQ tumpang tindih tetapi kedua median terletak diluar dari kisaran

IQ yang tumpang tindih. Skor 1 jika banyaknya IQ yang tumpang tindih tetapi

paling sedikit satu median diluar kisaran IQ yang tumpang tindih. Skor 0

diberikan ketika IQ hampir keseluruan tumpang tindih atau kedua median terjadi

tumpang tindih. Skor metrik 2 atau 3 menunjukkan kemampuan diskriminasi

antara situs rujukan dan situs uji, dan metrik tersebut akan di analisis lebih lanjut.

Penjelasan bobot scoring secara rinci dapat dilihat pada Gambar 9.

Tabel 8. Kandidat metrik biologi yang digunakan untuk diskriminasi tingkat gangguan ekologi pada Sungai Ciliwung.

Pengelompokan Atribut Biologi Metrik/Atribut Biologi Respon yang Diprediksi dari

Adanya Gangguan

Kekayaan taksa dan komposisi

- Jumlah kekayaan taksa Trichoptera - Jumlah taksa famili Hydropsychidae

Menurun Menurun

Toleransi/sensitif - Jumlah taksa sensitif - Jumlah taksa toleran - Jumlah taksa fakultatif - Indeks SIGNAL - Jumlah skor nilai toleransi SIGNAL

Menurun Meningkat Menurun Menurun Menurun

Atribut populasi - % Kelimpahan 3 taksa dominan - % Kelimpahan larva Hydropsychidae - Kelimpahan total

Meningkat Meningkat Meningkat

Ekologi feeding - % Kelimpahan filtering collector

- % Kelimpahan shredder

Meningkat Menurun

Page 59: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

40

Gambar 9. Evaluasi sensitifitas metrik. Kotak kecil merupakan nilai median, sedangkan kotak besar merupakan kisaran IQ (persentil ke 25 hingga 75). a) tidak ada IQ yang tumpang tindih, b). IQ tumpang tindih tetapi kedua nilai median tidak ada yang tumpang tindih, c). IQ tumpang tindih dengan satu nilai median yang tumpang tindih, d). IQ sebagian besar tumpang tindih atau kedua nilai median tumpang tindih .

Pengujian nilai rerata setiap metrik biologi dari situs rujukan dengan situs

uji dilakukan dengan menggunakan analisis statistik non parametrik Mann-

Whitney U-test. Pengerjaan statistik non parametrik dilakukan dengan software

STATISTICA versi 10. Jika metrik biologi yang digunakan menunjukkan adanya

tumpang tindih dan perbedaan tidak signifikan pada α = 5% antara stasiun yang

berfungsi sebagai situs rujukan dengan situs uji, maka metrik tersebut kurang

sensitif dalam mendeteksi adanya gangguan dan bukan merupakan kandidat yang

baik untuk dijadikan sebagai komponen penyusun dari indeks multimetrik.

Atribut biologi/metrik terpilih kemudian dilakukan tahap normalisasi guna

menghasilkan sebuah Indeks Biotik Trichoptera (IBT). Tahap normalisasi

dilakukan dengan cara menghitung percentile dari setiap atribut biologi di atas.

Selanjutnya dilakukan tahap scoring trisection yaitu (1, 3, dan 5) pada masing-

masing atribut biologi di atas. Secara umum jika metrik yang diharapkan

meningkat dengan adanya peningkatan gangguan/stress (contoh: % dominansi 3),

maka nilai metrik terendah sampai percentile ke 25% diberi skor 5, percentile ke

25 sampai 75% diberi skor 3, sedangkan di atas skor 75 percentile diberi skor 1.

Begitu juga sebaliknya, jika metrik yang diharapkan adanya penurunan dari

gangguan menunjukkan ketinggian kualitas dari metrik maka skor dibalik dengan

yang di atas (Barbour 1996). Setelah melalui tahap scoring maka dilakukan

penjumlahan dari lima atribut biologi ke dalam indeks tunggal atau IBT. Jika

Page 60: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

41

diasumsikan sembilan metrik tersebut sensitif dalam mendeteksi tingkat gangguan

ekologi pada masing-masing stasiun pengamatan, maka nilai skor yang terendah

adalah delapan dan skor tertinggi adalah 40.

Hasil penggabungan metrik biologi (Tabel 8) setelah dilakukan

normalisasi (IBT) diuji korelasinya dengan indeks kimia, kontaminasi logam, dan

habitat dengan menggunakan korelasi rangking Spearman dalam software

STATISTICA versi 10.

Page 61: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Umum Sungai Ciliwung

Sungai Ciliwung merupakan salah satu dari 13 sungai di Indonesia yang

menjadi prioritas kementrian lingkungan hidup (KLH) dalam pengelolaan kualitas

air. Sungai tersebut memiliki panjang sekitar 125 km yang melewati provinsi

Jawa Barat dan DKI Jakarta dengan sumber mata air sebagian besar berasal dari

Gunung Gede Pangrango (Bogor) menuju daerah Jakarta Utara (Muara Anke).

Panjang dari DAS Ciliwung kira-kira 440 km yang di huni oleh kurang lebih 3,5

juta jiwa (PSDA 2006). Keberadaan Sungai tersebut memiliki arti yang sangat

penting bagi masyarakat sekitarnya khususnya sebagai bahan baku air minum,

pertanian, perkebunan, maupun untuk kepentingan industri.

Sungai Ciliwung saat ini telah mengalami gangguan lingkungan akibat

aktivitas antropogenik antara lain: pencemaran air oleh limbah cair maupun padat

(sampah), sedimentasi, dan banjir saat musim hujan. Hasil pemantauan yang

dilakukan oleh KLH tentang perubahan tutupan lahan yang terjadi di DAS

Ciliwung dari tahun 2000 hingga 2008 menunjukkan adanya peningkatan yang

cukup signifikan perubahan lahan oleh aktivitas antropogenik antara lain

pembukaan area hutan, perkebunan, dan pemukiman penduduk (Tabel 9). Pada

tabel tersebut menunjukkan kondisi luas hutan dari 4918 ha menjadi 1256 ha,

kebun campuran dari 6502 ha menjadi 8994 ha, dan pemukiman dari 24.833 ha

menjadi 35.790 ha (KLH 2011). Perubahan tata guna lahan yang terjadi dapat

secara langsung mempengaruhi masuknya beban organik ke Sungai Ciliwung,

sehingga sungai tersebut mengalami pencemaran. Meningkatnya penggunaan

lahan untuk pemukiman penduduk berpotensi meningkatkan status pencemaran

organik akibat masukan limbah dari rumah tangga. Pemantauan yang dilakukan

oleh KLH tahun 2011 menunjukkan kondisi kualitas air Sungai Ciliwung dari

bagian hulu (Mata air Gunung Putri) hingga hilir (Mangga Dua-Jakarta) dalam

status tercemar berat yang dibandingkan kelas mutu air I, II, III (PP 82 tahun

2001tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air).

Page 62: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

42

Tabel 9. Perubahan tutupan lahan di DAS Ciliwung dari tahun 2000-2008 (KLH 2011)

Tutupan Lahan Luas (Ha)

Th. 2000

(%) Th. 2005

(%) Th. 2007

(%) Th. 2008

(%)

Hutan 4918 9,43 4162 7,98 1665 3,129 1265 2,42 Kebun Campuran

6502 12,46 10791 20,69 12350 23,67 8994 17,24

Mangrove 0 0 0 0 0 0 43 0,08 Perkebunan 0 0 0 0 2186 4,19 4185 8,02 Pemukiman 24833 47,60 31580 60,53 33395 64,01 35750 68,53 Rawa 71 0,14 128 0,25 7 0,01 25 0,05 Sawah 1781 3,14 1799 3,45 1681 3,22 1502 2,88 Semak belukar 723 1,39 534 1,02 144 0,28 104 0,22 Tambak/empang 0 0 0 0 7 0.01 1 0 Tanah terbuka 4550 8,72 423 0,81 20 0,04 14 0 Tegalan/ladang 8010 15,35 2422 4,64 385 0,74 233 0,03 Tubuh air 782 1,5 330 0,63 328 0,63 54 0,10 Total 52.169 100 52.169 100 52.169 100 52.169 100

Penelitian ini dilakukan di beberapa ruas Sungai Ciliwung yang masih

termasuk dalam gradien tinggi (1289-163 m dpl) dan sebagian besar memiliki

kecepatan arus > 0,5m detik (0,48-1,96). Gambaran kondisi umum masing-masing

setiap stasiun pengamatan lebih rinci dijelaskan dalam Tabel 10 dan Lampiran

2.

4.2 Telaah Kualitas Fisik Air Sungai Ciliwung

Hasil pengukuran kualitas fisik air Sungai Ciliwung selama penelitian

lebih rinci dijelaskan dalam sub bab di bawah ini.

4.2.1 Suhu Air

Suhu air dapat mempengaruhi proses yang terjadi pada sungai misalnya

proses dekomposisi bahan organik, ketersediaan oksigen terlarut, dan sejarah

hidup dari banyak organisme makrozoobentos (Paul & Meyer 2001). Suhu air dan

pergerakan air memegang peran penting dalam fisiologi respirasi dengan cara

mengontrol ketersediaan oksigen dalam tubuh dan sebagai faktor utama dalam

menentukan lokasi/distribusi dari sebuah spesies (Mackay & Wiggins 1979).

Kondisi suhu air selama penelitian (Gambar 10) dari Stasiun 1 hingga 6

menunjukkan suhu air meningkat secara sinifikan (H = 43,50, P = 0,000).

Peningkatan suhu air yang signifikan terjadi pada stasiun 5 hingga 6.

Page 63: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

43

Meningkatnya suhu air ke arah hilir dapat disebabkan oleh beberapa faktor

penting antara lain ketinggian tempat yang semakin menurun (1289-163 dpl),

berkurangnya ketersediaan vegetasi dalam memberikan naungan, waktu

pengukuran, musim, dan masuknya limbah cair hasil aktivitas antropogenik ke

perairan.

Tabel 10. Gambaran kondisi umum lokasi pengamatan.

No Karakte-ristik

Stasiun 1 2 3 4 5 6

1 Tipe vegetasi Alami/ indige-nous

Alami/ indige-nous

Kebun teh dan semak

Padi, kebun singkong, pepaya

Rumput dan semak

Bambu, rumput, semak, kebun singkong

2 Aktivitas antropogenik

Belum ada/ minimal

Belum ada/ minimal

Perkebunan teh

Sawah, perkebu-nan, rumah tangga

Penam-bangan batu dan pasir, rumah tangga

Industri, rumah tangga, perkebu-nan

3 Fisik air Jernih, relatif belum terpolu-si

Jernih, relatif belum terpolu-si

Jernih Agak keruh

Keruh Keruh

4 Kecepatan arus

Sedang-Sangat cepat

Sedang-Sangat cepat

Sedang Sedang Sedang Sedang

5 Tipe substrat dasar

kerikil, pebble, dan cobble/puing.

kerikil, pebble, puing .

kerikil, puing, dan sedikit pebble.

Pasir, puing, dan boulder

Pasir, pebble, dan puing

Pasir, sedikit pebble dan puing

6 Kedalaman (m)

0,15-0,19

0,11-0,15

0,17- 0,34

0,23 – > 1

0,30 – > 1

0,74 – > 1

7 Ketinggian (m dpl)

1289 1284 1152 735 374 163

Tutupan vegetasi di pinggir sungai dapat menghalangi masuknya sinar

matahari ke dasar sungai. Semakin berkurangnya tutupan vegetasi ini

menyebabkan sinar matahari dapat secara langsung mengenai badan sungai,

Page 64: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

44

sehingga suhu air semakin meningkat. Secara umum suhu air di Sungai Ciliwung

masih mendukung sebagian besar organisme makrozoobentos untuk hidup secara

normal. Hewan tersebut sebagian besar mampu mentoleransi suhu air dibawah 350

C, walaupun ada yang mampu bertahan pada suhu ekstrim misalnya di sumber

mata air panas yang bersuhu 35-500C (Williams 1979). Mackay & Wiggins

(1979) menyebutkan larva Trichoptera mempunyai kisaran luas dalam

mentoleransi suhu air di perairan lotik. Sebagai contoh larva Eobrachycentrus

gellidae mampu mentoleransi suhu air 20C dan Oligoplectrum echo mampu

bertahan pada suhu 34 0

C atau lebih.

Gambar 10. Hasil pengukuran suhu air di setiap stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

4.2.2 Kecepatan arus

Dalam ekosistem akuatik, variabel kecepatan arus dipercaya sebagai faktor

penting dalam menentukan distribusi makrozoobentos (Katano et al. 2005).

Spesies yang biasa hidup dalam ekosistem air mengalir (running water) dapat

mengalami stress ketika hidup di ekosistem air menggenang (still water).

Rendahnya konsentrasi oksigen dan tingginya suhu air dapat di toleransi dengan

cepatnya arus air (Mackay & Wiggins 1979).

Gambar 11 merupakan hasil pengukuran kecepatan arus di masing-

masing stasiun pengamatan yang terlihat menurun secara signifikan (H = 40,17, p

= 0,00) di stasiun 4 (0,5-0,82 m/dt) hingga 6 (0,46-0,59 m/dt). Menurut kriteria

dari Mason (1988), kecepatan arus di bagian hulu (Gunung Mas) termasuk dalam

Page 65: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

45

kategori sangat cepat (> 1 m/dt), sedangkan bagian hilir (Cibinong) termasuk

dalam kategori kecepatan sedang (0,46 m/dt).

Kecepatan arus ini dipengaruhi oleh slope/ kemiringan dan tingkat

kekasaran dari susbtrat dasar. Tingginya kecepatan arus di bagian hulu disebabkan

oleh kemiringan lahan yang lebih curam di Gunung Mas dibandingkan dengan

hilir (Katulampa dan Cibinong) yang lebih landai. Angelier (2003) menyebutkan

kecepatan arus maksimum yang masih bisa di toleransi oleh larva Trichoptera

Rhyacophila sp. adalah 1,22 m/dt. Larva Glossosoma sp. yang termasuk dalam

ekologi feeding grazer-scraper lebih menyukai arus sungai yang cepat. Larva

hydropsychid Hydropsyche siltalai memerlukan kecepatan arus yang kontinyu

dari 0,15 - 1 m/dt (Poepperl 2000).

Gambar 11. Hasil pengkuran kecepatan arus di setiap stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

4.2.3 Distribusi partikel

Komposisi substrat merupakan refleksi dari pengaruh kecepatan arus,

karena hasil dari proses dinamika sedimentasi dan erosi (Graf 2008). Substrat di

dasar sungai berperan penting dalam menjaga kelangsungan hidup sebagian besar

biota akuatik. Penggunaan substrat oleh komunitas makrozoobentos berfungsi

utama sebagai tempat untuk melekat atau bergantung, berlindung dari predator

dan arus air, sarang tempat tinggal, mencari makan, maupun tempat untuk

meletakkan telor (Minshall 1996).

Page 66: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

46

Hasil analisis distribusi partikel di Sungai Ciliwung menunjukkan di

stasiun 1 hingga 3 komposisi substrat kerikil (gravel) masih mendominasi

perairan (> 50%), namun ketika di stasiun 4 hingga 6 menurun secara signifikan

(H = 44.49, p = 0,00) (Gambar 12). Substrat pasir cenderung meningkat secara

signifikan mulai dari stasiun 4 menuju ke arah hilir (H = 42.80, p = 0,00). Substrat

lempung dan debu juga menunjukkan pola yang sama dengan substrat pasir yang

cenderung meningkat ke arah hilir.

Gambar 12. Komposisi substrat dasar di masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Adanya kecenderungan semakin meningkatnya pasir dan partikel halus di

bagian hilir sungai mungkin dihasilkan dari diendapkannya bahan partikulat dari

proses erosi di bagian hulu. Berdasarkan konsep river continuum semakin ke arah

hilir keberadaan FPOM semakin mendominasi substrat dasar sungai (Vannote et

al. 1980). Kondisi ini mungkin erat kaitannya dengan terjadinya erosi di bagian

hulu dengan kecepatan arus yang lebih tinggi dan akan diendapkan di bagian hilir

dengan kecepatan arus yang lebih rendah. Adanya aktivitas antropogenik

misalnya pertanian, perkebunan, maupun pembukaan lahan dapat meningkatkan

sedimentasi di Sungai Ciliwung. Minshall (1996) menyebutkan kelimpahan

organisme makrozoobentos secara umum akan meningkat dengan semakin

bertambahnya ukuran partikel yaitu dari ukuran pasir (1,5-3 mm) hingga ukuran

Page 67: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

47

puing (30-200 mm), dan cenderung menurun kembali ketika ukuran substrat

meningkat sampai ukuran boulder (> 256 mm). Larva Trichoptera umumnya lebih

memilih substrat bertipe kasar yang mungkin lebih merespon kecepatan arus

dibandingkan ukuran substrat (Mackay & Wiggins 1979). Larva Trichoptera

Arctophyche grandis lebih menyukai substrat berukuran 6-12 mm atau pasir

halus (1-1,5mm). Namun sebaliknya larva hydropsychid Parapsyche cardis lebih

menyukai batuan boulder dan bed rock (Ross & Wallace 1983).

4.2.4 Turbiditas

Turbiditas secara umum didefinisikan sebagai tingkat kekeruhan di dalam

air yang disebabkan oleh partikel tersuspensi dari silt/ lanau atau bahan organik

lainnya. Peningkatan turbiditas di sungai biasanya erat kaitanya dengan pengaruh

input sedimen halus yang disebabkan oleh aktivitas antropogenik misalnya:

pertanian, pembukaan lahan/ pembuatan jalan, erosi atau longsoran tanah, maupun

yang disebabkan oleh blooming alga. Hasil pengukuran turbiditas di Sungai

Ciliwung menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan (H = 44,31, p =

0,000) terutama di stasiun 3 (14 NTU) hingga 6 (32,30 NTU) (Gambar 13).

Gambar 13. Nilai turbiditas di masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi. Tanda bar menunjukkan standar deviasi

Quinn et al. (1992) mengamati adanya peningkatan turbiditas diatas 23

NTU dapat menurunkan kekayaan dan kelimpahan taxa dari sebagian besar

Page 68: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

48

makrozoobentos. Wood & Armitage (1997) menjelaskan pengaruh padatan

tersuspensi dan endapan sedimen pada makrozoobentos melalui beberapa cara

yaitu: merubah komposisi substrat, meningkatkan drift makrozoobentos karena

ketidakstabilan substrat, mengganggu aktivitas respirasi, menganggu aktivitas

feeding khususnya filter feeding, penurunan jumlah perifiton, dan kelimpahan

prey. Berdasarkan kriteria dari Quinn et al. (1992) maka komunitas larva

Trichoptera di Stasiun Kampung Jog-jogan hingga Cibinong berpotensi

mengalami gangguan akibat tingginya turbiditas.

4.2.5 Konduktivitas

Hasil pengukuran konduktivitas air Sungai Ciliwung selama penelitian

disajikan dalam Gambar 14. Nilai konduktivitas terendah masih terdapat di

Stasiun 1 dan 2 (61,63 µS/cm2 ) dan meningkat secara signifikan (H = 45,82, p =

0,0000) di stasiun 4 (195,54 µS/cm2) hingga 6 (252,38 µS/cm2

).

Gambar 14. Hasil pengukuran konduktivitas di masing-masing stasiun

pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Nilai konduktivitas air sangat dipengaruhi oleh keberadaan ion-ion yang

dapat menghantarkan arus listrik melalui masuknya limbah dari rumah tangga,

pertanian, industri, maupun aktivitas antropogenik lainnya. Barata et al. (2005)

menunjukkan adanya korelasi positif (r > 0,5) antara besarnya nilai konduktivitas

dengan kontaminasi beberapa logam berat antara lain: Zn, Cu, Pb, Cr, Ni, dan Co.

Page 69: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

49

Ditinjau dari besarnya nilai konduktivitas air Sungai Ciliwung selama penelitian

secara umum masih tergolong relatif normal. Nilai konduktivitas air < 500 µS/cm2

masih mendukung sebagian besar kehidupan hewan air tawar (BPLHD 2006).

4.2.6 CPOM (bahan organik partikel kasar)

Hasil analisis CPOM selama penelitian disajikan dalam Gambar 15. Pada

stasiun 1 dan 2 memiliki konsentrasi rerata CPOM tertinggi diantara semua

stasiun lainnya (101,6 dan 93,1 g berat kering.m-2). Konsentrasi CPOM di stasiun

lainnya cenderung menurun secara signifikan (H = 42,04, p = 0,0000) dari stasiun

3 hingga 6 (9,4 g berat kering.m-2

). Menurunnya CPOM di bagian hilir Sungai

Ciliwung mungkin erat kaitannya dengan berkurangnya vegetasi riparian di

sekitar bantaran sungai akibat aktivitas antropogenik (misalnya: pertanian,

perkebunan, perumahan dan sebagainya). Vegetasi riparian berperan penting

dalam menyumbang materi allochtonous berupa CPOM dan Large Wood Debris

(LWD) ke perairan yang dapat berfungsi sebagai sumber makanan, habitat biota

akuatik, dan mengurangi air runoff yang masuk ke Sungai (Bilby & Bisson

1998). CPOM dan LWD akan dimanfaatkan oleh makrozoobentos sebagai sumber

makanan maupun sarang tempat tinggal guna menghindari predator misalnya pada

larva Trichoptera Lepidostoma, Agapetus dan sebagainya.

Gambar 15. Konsentrasi CPOM (g berat kering.m-2

) di masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Page 70: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

50

Tipe ekologi feeding sangat dipengaruhi oleh masukan bahan organik

allochtonous di perairan. Keberadaan CPOM memiliki peran penting dalam

mendukung banyak kehidupan larva Trichoptera. Bilby & Bisson (1998)

menyebutkan kandungan nilai nutrisi dari CPOM dan LWD mungkin lebih

rendah, akan tetapi mikroba (alga, jamur) yang tumbuh di permukaan CPOM dan

LWD memiliki nilai nutrisi yang lebih tinggi. Berkurangnnya vegetasi di bagian

pinggir sungai akan menurunkan kandungan CPOM dan LWD di perairan yang

dapat mempengaruhi komposisi dan kelimpahan makrozoobentos sesuai dengan

ekologi feedingnya (Hersey & Lamberti 1998).

4.3. Telaah Kualitas Habitat

Tingkat gangguan pada habitat di sekitar lokasi penelitian yang diprediksi

dengan menggunakan indeks habitat disajikan dalam Gambar 16. Pada stasiun 3

hingga 6 menunjukkan penurunan nilai indeks habitat yang signifikan (H = 43,96,

p = 0,0000). Stasiun 1 termasuk dalam kategori optimal/ gangguan habitat sangat

kecil dengan nilai skor 175-184. Stasiun 2 dalam kategori optimal hingga sub

optimal (135-153). Stasiun 3, 4, dan 6 dalam kategori marginal (65-95).

Sedangkan stasiun 5 dalam status marginal hingga mengalami gangguan berat

(55-67).

Gambar 16. Status gangguan yang terjadi pada sungai Ciliwung berdasarkan indeks habitat. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Page 71: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

51

Adanya kecenderungan menurunnya indeks habitat dari mulai hulu

(Gunung Mas) hingga hilir (Cibinong) disebabkan oleh berkurangnya tutupan

vegetasi, adanya erosi di sekitar lokasi penelitian, berkurang atau tertutupnya

batuan dasar sungai akibat sedimentasi maupun penambangan batu, modifikasi

habitat di bantaran sungai misalnya penturapan, bendungan, dan sebagainya.

Secara umum aktivitas antropogenik yang dapat mempengaruhi kondisi habitat di

Sungai Ciliwung berasal dari berubahnya alih fungsi lahan menjadi area pertanian

maupun untuk pemukiman penduduk (Tabel 9). Aktivitas pembukaan lahan

biasanya akan meningkatkan sedimentasi ke perairan yang dapat menurunkan

produktivitas primer dengan cara menurunkan penetrasi cahaya, abrasi,

mengganggu respirasi, maupun penyerapan nutrien atau bahan polutan lainnya.

Pengaruh sedimentasi pada komunitas makrozoobentos dan ikan dengan cara

mengisi ruang interstitial substrat dan menghancurkan habitat, dan menutupi

lamellae insang dan telur (Fairchild et al. 1987). Adanya gangguan pada habitat

juga berpengaruh pada masukan CPOM ke perairan. Konsentrasi CPOM di

perairan akan jauh berkurang ketika vegetasi riparian di sekitar Sungai Ciliwung

semakin banyak berkurang, sehingga tipe larva Trichoptera yang bertipe shredder

juga banyak mengalami penurunan.

4.4 Telaah Kualitas kimia Sungai Ciliwung

Hasil pengukuran kualitas kimia dari sungai Ciliwung meliputi: pH air,

Oksigen terlarut, COD, amonium, nitrat, ortofosfat, kesadahan, C dan N di

seston, merkuri di air, sedimen dan terakumulasi dalam tubuh larva Trichoptera

lebih rinci dijelaskan dalam sub bab 4.4.1 hingga 4.4.9.

4.4.1 pH air

Potential of Hydrogen (pH) merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen

(H+) yang menunjukkan tingkat keasaman atau kebasaan suatu zat. Nilai pH

dalam air berpengaruh penting pada normalnya fungsi fisiologi dalam organisme

akuatik terutama dalam mengatur pertukaran ion dengan air dan respirasi

(Robertson-Bryan 2004).

Page 72: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

52

Hasil pengukuran pH air secara langsung di lapangan menunjukkan nilai

pH setelah Stasiun 2 (6,8) cenderung menurun secara signifikan (H = 24,86, p =

0,0001) pada stasiun 4 (6,09). Nilai pH terlihat meningkat kembali hingga stasiun

6 (6,95) (Gambar 17).

Gambar 17. Hasil pengukuran pH air di masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Nilai pH di air antara 6,5-9 secara umum masih mendukung bagi

kehidupan sebagaian besar hewan akuatik maupun hidup secara normal dalam

jangka waktu yang relatif panjang (Robertson-Bryan 2004). Kehidupan

makrozoobentos umumnya mampu hidup secara normal ketika nilai pH berkisar

antara 6-7 (BPLHD 2006). Larva Trichoptera Hydropsyche betteni dan

Brachycentrus americanus masih mampu bertahan hidup dengan rendahnya nilai

pH (Mackay & Wiggins 1979). Pada kondisi yang ekstrim, larva Trichoptera

masih dapat mentoleransi hingga nilai pH 2,4. Nilai pH yang ekstrim basa (11,5-

12) beberapa larva Trichoptera masih mampu bertahan hidup, namun emergence

hewan tersebut cenderung menurun (Robertson-Bryan 2004).

4.4.2 DO dan COD

Hasil pengukuran DO (konsentrasi oksigen terlarut) di Sungai Ciliwung

dari mulai Stasiun 1 hingga 6 cenderung menurun secara signifikan (H = 37,48, p

= 0,0000). Penurunan secara signifikan terjadi terutama di stasiun 5 hingga 6.

Namun sebaliknya untuk parameter COD (oksigen yang tersedia untuk oksidasi

semua bahan organik secara kimiawi menjadi karbon dioksida dan air) meningkat

Page 73: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

53

secara sigifikan (H = 43,72, p = 0,000) khususnya di stasiun 3 hingga 6 (5,1-36,22

mg/l) (Gambar 18).

Gambar 18. Konsentrasi DO dan COD di masing-masing stasiun pengamatan.

Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Meningkatnya COD dan menurunnya DO di perairan terjadi karena

adanya peningkatan beban organik di perairan yang menyebabkan berkurangnya

konsentrasi oksigen terlarut akibat proses respirasi mikroba aerob dalam

merombak bahan organik menjadi senyawa yang lebih sederhana. Oksigen terlarut

dapat meningkat ketika ada kontak secara langsung antara udara bebas dengan air

hasil dari turbulensi yang terhalang oleh batuan di dasar sungai. Oleh sebab itu

pengkuran nilai DO sangat berfluktuasi tergantung dari adanya turbulensi maupun

suhu air di lingkungannya. Secara umum kondisi DO lebih dari 4 mg/l masih

memenuhi syarat untuk kehidupan biota akuatik untuk hidup secara layak.

Konsentrasi DO kurang dari nilai tersebut dapat dikategorikan mengalami

tercemar berat oleh bahan organik (BPLHD 2006). Shakla & Srivastava (1992)

Page 74: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

54

memberikan batas minimum DO pada kehidupan larva Trichoptera yaitu sebesar

5-6 mg/l.

Berdasarkan PP 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air nilai parameter COD di Stasiun Katulampa (27,91

mg/l) dan Cibinong (36,22 mg/l) berpotensi menimbulkan gangguan bagi

sebagian besar biota akuatik. Oleh sebab itu di dua stasiun tersebut sudah masuk

dalam kelas mutu air golongan III (pertanian dan perkebunan).

4.4.3 Amonium (NH4+

)

Konsentrasi amonium di Sungai Ciliwung selama penelitian disajikan

dalam Gambar 19. Pada stasiun 4 hingga 6 (0,92 mg/l) menunjukkan

peningkatan konsentrasi amonium yang signifikan (H = 42.12, p = 0,000).

Amonium dapat menunjukkan pengaruh toksik secara akut pada organisme

makrozoobentos air tawar ketika konsentrasinya > 0,53 mg/l (US-EPA 1986).

Didasarkan pada guideline US-EPA 1986, maka di stasiun 5 dan 6 konsentrasi

amoniumnya relatif tinggi hingga > 0,53 mg/l berpotensi menimbulkan gangguan

bagi kehidupan organisme makrozoobentos di Sungai Ciliwung.

Gambar 19. Konsentrasi amonium di air pada masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Amonia (NH3) yang terlarut dalam air umumnya ada dalam dua bentuk

kesetimbangan molekul yaitu amonia dan ion amonium (NH4+). Umumnya ion

amonium dilepaskan dari bahan organik yang mengandung protein dan urea, atau

Page 75: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

55

produk sintesis dalam proses industri. Ion tersebut merupakan bentuk toksik dari

amonia (NH3). Hooda et al. (2000) menunjukkan adanya korelasi negatif antara

konsentrasi amonium di perairan dengan nilai indeks biological monitoring

working party (BMWP).

4.4.4 Nitrogen Nitrat (N-NO3)

Ion nitrat terbentuk karena oksidasi secara sempurna dari ion amonium

oleh mikroba dalam air. Air yang teroksigenasi secara alami, ion nitrit dapat

secara cepat teroksidasi menjadi nitrat. Hasil analisis nitrogen-nitrat dari Sungai

Ciliwung terlihat cenderung meningkat secara signifikan (H = 41,59, p = 0,000) di

stasiun 4 hingga 6 (8,57 mg/l) (Gambar 20).

Gambar 20. Konsentrasi nitrogen-nitrat di air pada masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi

Nilai Lethal Concentration (LC50) dari nitrogen-nitrat diketahui pada ikan

salmon chinook sebesar 1310 mg/l dengan waktu pemaparan 96 jam, sedangkan

pada ikan Salmo gairdneri sebesar 1360 mg/l (US-EPA 1986). Pada larva

chironomid Chironomus dilutus mempunyai nilai LC50 48 jam dari nitrogen-nitrat

sebesar 278 mg/l dan LC50 96 jam dari nympha Plecoptera Amphinemura delosa

sebesar 456 mg/l (US-EPA 2010). Ditinjau dari data toksisitas tersebut diatas,

maka konsentrasi nitrogen-nitrat di Sungai Ciliwung masih mendukung kehidupan

biota akuatik secara normal. Difusi sumber nitrogen (amonium, nitrit, nitrat) ke

perairan umumnya berasal dari pupuk, limbah peternakan, pelindihan sampah atau

sanitary landfill, jatuhan partikulat atmosferik, buangan nitrit oksida dan nitrit

Page 76: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

56

dari asap kendaraan bermotor, dan mineralisasi bahan organik dari tanah (US-

EPA 1986).

4.4.5 Ortofosfat (O-PO4)

Fosfor sebagai fosfat merupakan salah satu nutrien utama yang dibutuhkan

oleh tanaman, alga, dan makhluk hidup lainnya guna mendukung kehidupan.

Masuknya fosfor sebagai fosfat ke perairan umumnya dihasilkan dari aktivitas

antropogenik antara lain: ekskresi dari manusia, penggunaan deterjen, limbah

industri dan peternakan, maupun aktivitas urban lainnya. Secara alami fosfor

dihasilkan dari proses pelapukan batuan, maupun hasil perombakan serasah (US-

EPA 1986). Kelebihan fosfor dapat mempengaruhi komunitas makrozoobentos

melalui eutrofikasi. Ion amonium dan fosfor bersama-sama dapat mengakibatkan

efek merugikan pada populasi makrozoobentos dan keanekaragamannya melalui

pengkayaan nutrien (Hooda et al. 2000).

Hasil analisis fosfor sebagai fosfat (Gambar 21) menunjukkan

peningkatan yang signifikan (H = 36,56, p = 0,000) mulai stasiun 4 hingga 6 (0,47

mg/l). Nilai LC50 dari ortofosfat pada ikan Lepomis macrochirus sebesar 0,105

mg/l selama 48 jam (US-EPA 1986). Didasarkan pada guideline US-EPA tahun

1986 menunjukkan konsentrasi ortofosfat di stasiun 4 (0,33 mg/l) hingga 6 (0,47

mg) berpotensi menimbulkan gangguan bagi kehidupan biota akuatik.

Gambar 21. Konsentrasi ortofosfat di air pada masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Page 77: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

57

4.4.6 Kesadahan.

Kesadahan air disebabkan adanya keberadaan ion metalik polivalen

terutama kalsium dan magnesium yang terlarut dalam air. Di ekosistem air tawar

kesadahan biasanya tersusun oleh unsur kalsium dan magnesium meskipun logam

lainnya ada yaitu: besi, stronsium, dan mangan. Kesadahan umumnya dinyatakan/

setara dengan kalsium karbonat (CaCO3).

Hasil analisis kesadahan air menunjukkan dari Stasiun 1 (17,84 mg/l

CaCO3) hingga 6 (30,7 mg/l CaCO3) cenderung meningkat namun tidak terlihat

signifikan (H = 8,69, p = 0,12) (Gambar 22). Kategori kesadahan air dari Stasiun

1 hingga Cibinong termasuk dalam kesadahan lunak (soft). Rendahnya kesadahan

ini mungkin erat kaitannya dengan rendahnya kandungan kapur atau mineral

lainnya seperti magnesium yang menyusun batuan dasar sungai. Tingkat

kesadahan yang rendah berpotensi untuk meningkatkan toksisitas dari beberapa

logam berat ke biota akuatik. Kesadahan yang tinggi dalam air dapat membentuk

logam hidroksida maupun karbonat yang dapat menurunkan toksisitas ion logam/

Me2+

(US-EPA 1986). Kesadahan dalam air mungkin erat kaitannya dengan

masuknya buangan limbah industri, area pertanian, maupun rumah tangga ke

Sungai Ciliwung.

Gambar 22. Hasil analisis kesadahan (mg/l setara CaCO3) di masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Page 78: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

58

4.4.7 C dan N di Seston

Seston merupakan organisme hidup yang kecil (misalnya alga) dan

partikel (materi tak hidup) yang mengapung di air dan berkontribusi terhadap

turbiditas. Keberadaan seston ini penting artinya dalam ekosistem akuatik karena

dapat berfungsi sebagai sumber makanan bagi biota perairan khususnya yang

bertipe filtering collector misalnya larva hydropsychid (Hoffsten 1999).

Hasil analisis konsentrasi C dan N di seston dari stasiun 1 hingga 6

menunjukkan peningkatan yang signifikan (H = 44,23, p = 0,000) terjadi mulai

dari stasiun 3 (C = 0,31; N = 0,05 mg/l) (Gambar 23). Kondisi ini sangat

menguntungkan bagi larva Trichoptera khususnya yang bertipe filtering collector

seperti Cheumatopsyche sp. yang memanfaatkan seston sebagai makanannya

sehingga mampu mendominasi perairan terutama di bagian hilir. Konsentrasi C

dan N di seston yang semakin meningkat ke arah hilir biasanya erat kaitannya

dengan masukan bahan bahan organik allochtonous ke perairan misalnya dari

limbah rumah tangga, pertanian, peternakan di sekitar Sungai Ciliwung.

Gambar 23. Konsentrasi C dan N di seston di masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Kandungan gizi dari seston biasanya dilihat dari unsur C dan N-nya.

Unsur C umumnya berfungsi sebagai sumber energi bagi makhluk hidup,

sedangkan unsur N dalam seston biasanya mengindikasikan kandungan protein

dan semakin mudahnya seston tersebut untuk dicerna. Hoffsten (1999)

Page 79: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

59

menyebutkan distribusi longitudinal dari larva Trichoptera Hydropsyche siltalai

dan H. pellucidula di hulu Sungai Galvan berkorelasi kuat dengan kualitas seston

dibandingkan dengan kuantitasnya.

4.4.8 Bahan Organik Total (TOM) dan Status Pencemaran Sungai Ciliwung

Kandungan bahan organik suatu perairan secara alami berasal dari sumber

autochtonous (misalnya: plankton, alga, mikroba, dan sebagainya) maupun

allochtonous (misalnya serasah) yang masuk ke perairan (US-EPA 1986). Adanya

aktifitas antropogenik di sekitar sungai dapat meningkatkan kandungan bahan

organik beberapa kali lipat di perairan. Hasil analisis TOM di Sungai Ciliwung

menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan (H = 39,47, p = 0,000)

terutama di stasiun 4 hingga 6 (11,77 mg/l) (Gambar 24).

Status pencemaran organik yang terjadi di Sungai Ciliwung dengan

menggunakan indeks kimia dapat diketahui bahwa stasiun 1 dan 2 memiliki nilai

indeks berkisar dari 90,02-91,75 dalam kategori belum mengalami pencemaran.

Stasiun 3 dan 4 mimiliki nilai 89,25-74,29 dengan status perairan dalam kondisi

tercemar ringan, dan stasiun 5 dan 6 dengan nilai sebesar 68,75-58,39 dalam

kondisi tercemar sedang (Gambar 24).

Aktivitas antropogenik yang terjadi di Sungai Ciliwung dapat berpengaruh

langsung pada menurunnya kualitas air sungai yang salah satunya disebabkan oleh

bahan organik. Pengkayaan bahan organik di perairan dapat diindikasikan dengan

meningkatnya beberapa variabel penting antara lain: TOM, COD, amonium,

nitrat, ortofosfat, dan sebagainya. Hasil perhitungan dengan menggunakan indeks

kimia dapat diketahui status mutu air Sungai Ciliwung akibat pencemaran organik

dalam kategori belum tercemar (G. Mas) hingga tercemar sedang (Katulampa-

Cibinong). Adanya pencemaran organik di Stasiun Katulampa hingga Cibinong

disebabkan oleh tingginya masukan bahan organik yang berasal dari limbah

rumah tangga, perkotaan, industri misalnya hasil samping ekstraksi tepung

tapioka, peternakan, pelindihan sampah di bagian pinggir sungai, run-off dari area

persawahan, maupun perkebunan. Diperkirakan beban pencemar BOD dan COD

yang masuk ke sungai Ciliwung dalam sehari mencapai 290.230 kg/hari dan

60.842 kg/hari. Dengan kondisi demikian, maka status pencemaran sungai

Page 80: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

60

tersebut oleh polusi bahan organik semakin berat dan potensi untuk terjadinya

pemulihan kembali kualitas air akan menjadi semakin kecil (KLH 2011).

Gambar 24. Konsentrasi TOM di air dan indeks kimia pada masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Status pencemaran yang terjadi di Sungai Ciliwung lebih bervariasi dari

belum tercemar hingga tercemar sedang (Gambar 24). Kondisi ini berbeda dari

hasil pemantauan yang telah dilakukan sebelumnya oleh KLH yang menetapkan

sumber air di Gunung Putri (hulu) sebagai situs rujukan Sungai Ciliwung yang

sudah masuk kategori tercemar berat. Hal ini dapat terjadi karena adanya

perbedaan lokasi pengambilan sampel dan metode yang digunakan dalam menilai

status mutu air. Pada penelitian ini, lokasi yang berfungsi sebagai situs rujukan

(Gunung Mas) berada di dalam hutan yang termasuk dalam ekosistem running

Page 81: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

61

water dengan sedikit/ belum mengalami gangguan oleh aktivitas antropogenik.

Lokasi pemantauan yang dilakukan oleh KLH berada di Gunung Putri yang

merupakan area wisata yang sumber airnya relatif tergenang (still water). Lokasi

tersebut mungkin mendapat kontaminan organik dari kotoran hewan, perombakan

bahan organik dari jatuhan ranting dan daun, runoff di sekitar lokasi pemantauan,

maupun limbah dari pengunjung wisata. Indeks kimia hanya menunjukkan status

pencemaran organiknya saja, sedangkan Pusarpedal (KLH) menggunakan indeks

pencemaran dan Storet (KEPMENLH no 115 tahun 2001) yang didasarkan pada

perbandingan dengan baku mutu yang cukup ketat dan banyak variabel selain

pencemar organik.

4.4.9 Logam Merkuri

Konsentrasi logam merkuri di air mulai stasiun 1 (0,06 ppb) hingga

stasiun 6 (2,34 ppb) menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan (H =

44,96, p = 0,000) (Gambar 25). Peningkatan yang signifikan terjadi terutama di

stasiun 3 hingga 6. Fenomena yang sama juga damati oleh Barata et al. (2005)

yang menunjukkan kontaminasi logam di sungai umumnya lebih tinggi di bagian

hilir dibandingkan dengan hulu.

Gambar 25. Konsentrasi logam merkuri di air pada masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Page 82: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

62

Konsentrasi logam merkuri di Sungai Ciliwung tergolong relatif tinggi dan

patut untuk diwaspadai. Baku mutu US-EPA untuk logam merkuri guna

melindungi kehidupan hewan akuatik dari pengaruh akut sebesar 2,4 ppb dan

0,0012 ppb untuk pengaruh kronis (Novotny & Olem 1994). Didasarkan pada

konsentrasi tersebut, maka keberadaan logam merkuri di Sungai Ciliwung

berpotensi menimbulkan gangguan bagi biota akuatik yang hidup di dalamnya.

Berdasarkan PP No 82 tahun 2001 tentang Pengeloaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air, maka di Stasiun Katulampa dan Cibinong telah

melampaui kelayakan kelas mutu air golongan I dan II (0,001 ppm).

Kontaminasi logam merkuri di sedimen mulai stasiun 1 hingga 6

(Gambar 26) menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan (H = 34,95, p =

0,000) hingga 12 kali lipat (stasiun 6). Peningkatan logam merkuri di sedimen

terlihat signifikan terutama pada stasiun 3 hingga 6. Secara umum konsentrasi

merkuri di sedimen (80,58 ppb) masih dibawah baku mutu yang dikeluarkan oleh

Negara Canada (threshold effect level /TEL) yaitu sebesar 170 ppb, sehingga

potensi logam tersebut di sedimen untuk menimbulkan toksisitas bagi biota

akuatik relatif kecil (Burton 2002).

Gambar 26. Konsentrasi logam merkuri sedimen pada masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Tingkat pencemaran logam merkuri di sedimen yang didasarkan pada rasio

terhadap situs rujukan (Gambar 27) menunjukkan daerah situs rujukan tergolong

Page 83: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

63

dalam kategori tercemar ringan (0.7-1). Stasiun 2 dalam kategori tercemar ringan

hingga sedang (0,7-1,1). Stasiun 3 hingga 5 dalam kategori tercemar sedang

hingga berat (1,8-2,8). Stasiun 6 sudah masuk dalam kategori tercemar berat (2,2-

3,2).

Penggunaan indeks pencemaran logam hanya didasarkan pada rasio

konsentrasi terhadap situs rujukan dan belum tentu mencerminkan tingkat

bioavailability maupun gangguan pada biota akuatik yang sebenarnya.

Penggunaan indeks tersebut hanya menunjukkan sampai seberapa besar tingkat

pengkayaan logam tersebut pada masing-masing stasiun pengamatan

dibandingkan dengan konsentrasi latar belakangnya (background concentration).

Gerhardt et al. (2004) yang menyebutkan peningkatan aktivitas antropogenik di

ekosistem air tawar dapat meningkatkan konsentrasi logam beberapa kali lipat di

atas konsentrasi latar belakangnya. Mwamburi (2003) menyebutkan kontaminasi

logam merkuri di sedimen sebagian besar berasal dari buangan limbah industri

dan perkotaan, emisi atmosfer, dan pelindihan bahan kimia dari lahan pertanian.

Gambar 27. Status pencemaran logam merkuri di sedimen pada masing-masing stasiun pengamatan. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Beberapa alasan tentang penggunaan larva hydropsychid untuk studi

bioavailability logam merkuri di sungai didasarkan pada pendapat Barata et al.

(2005) yang menyebutkan antara lain: larva tersebut terdistribusi secara luas,

Page 84: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

64

ukurannya yang relatif besar (20-100 mg berat basah), kelimpahan yang tinggi di

sungai yang sudah terpolusi, kemampuan yang baik untuk akumulasi logam, dan

memegang peran kunci dalam transfer energi dari produsen ke hewan predator

lainnya. Pada kondisi demikian, maka larva hydropsychid mampu menyebarkan

kontaminan ke dalam jaring-jaring makanan ke tingkatan trofik

yang lebih tinggi.

Hasil analisis logam merkuri yang terakumulasi di tubuh larva Trichoptera

hydropsychid Cheumatopsyche sp. menunjukkan kecenderungan logam tersebut

mampu meningkat secara signifikan (H = 44,52, p = 0,000) dari Stasiun 1 (0,13

ppm) hingga stasiun 6 (0,4 ppm) (Gambar 28). Hal yang sama juga diamati oleh

Synder & Hendricks (1995) yang melakukan penelitian pada larva hydropsychid

Hydropsyche morosa di Sungai Virginia bagian selatan. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa kemampuan akumulasi yang tinggi dari larva tersebut dapat

mencapai 1,20 ppm saat musim panas.

Gambar 28. Konsentrasi logam merkuri (ppm) di tubuh larva Trichoptera

Cheumatopsyche sp. Tanda bar menunjukkan standar deviasi.

Tingginya konsentrasi merkuri di perairan telah diketahui dapat

menimbulkan gangguan pada larva hydropsychid berupa penghitaman warna/

nekrosis di bagian insang abdominalnya (Skinner & Bennett 2007). Kejadian

nekrosis insang abdominal pada larva Cheumatopsyche sp. hanya ditemukan di

Stasiun Cibinong dengan rerata persentase 4,17 % (1,47-11,84% dari kelimpahan

total Cheumatopsyche yang ditemukan). Contoh bentuk kejadian nekrosis di

insang abdominal larva Cheumatopsyche sp. disajikan dalam Gambar 29. Hasil

Page 85: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

65

analisis korelasi antara jumlah individu larva Cheumatopsyche sp. yang

mengalami nekrosis dengan konsentrasi logam merkuri yang terakumulasi di

tubuh di stasiun 6 (Gambar 30) menunjukkan hubungan yang sangat kuat (r =

0,81).

Gambar 29. Nekrosis pada insang abdominal larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Cibinong. Tanda panah menunjukkan lokasi terjadinya nekrosis.

Hubungan antara abnormalitas insang makrozoobentos total dengan

kontaminasi logam merkuri telah dipelajari oleh Skinner & Bennett (2007).

Peneliti tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara akumulasi logam

merkuri total (0,02 ppm) di makrozoobentos dengan kejadian abnormalitas insang

abdominalnya yang mencapai 28%. Keberadaan logam merkuri yang terakumulasi

di tubuh larva Trichoptera hydropsychid menunjukkan bioavailability logam

tersebut di perairan yang berpotensi menimbulkan gangguan bagi larva tersebut

untuk emergence menjadi dewasa. Pemaparan logam merkuri ke larva

makrozoobentos mungkin berasal dari air sungai yang sudah terkontaminasi

maupun melalui jalur makanan (Skinner & Bennett 2007). Aktivitas antropogenik

yang diduga mampu meningkatkan konsentrasi merkuri di Sungai Ciliwung

berasal dari difusi hasil pembakaran bahan bakar fosil, industri logam, dan

perusahaan farmasi yang berada di bantaran Sungai Ciliwung. Pengaruh

atmosferik juga mampu menyumbang kontaminasi logam tersebut ke perairan.

Page 86: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

66

0.31 0.32 0.33 0.34 0.35 0.36 0.37 0.38 0.39 0.40 0.41

Konsentrasi Hg di tubuh (ppm)

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

% N

ekro

sis

di In

sang

x:y: y = -38.8734 + 119.4388*x; r = 0.8089, p = 0.0150

Hasil analisis air hujan yang telah dilakukan selama penelitian menunjukkan

konsentrasi logam tersebut di air hujan mencapai 0,07 ppb. Scroeder & Munthe

(1998) menyebutkan flux emisi merkuri ke udara secara global pada kondisi alami

dapat mencapai 6 g/km2/tahun (0,7 ng/m2

/jam).

Gambar 30. Hubungan antara jumlah invidu larva Trichoptera yang mengalami

nekrosis pada insang dengan kontaminasi merkuri di Stasiun Cibinong.

4.5 Telaah Kualitas Biologi

Hasil pengukuran parameter biologi meliputi komposisi dan kelimpahan

perifiton dan larva Trichoptera dijelaskan lebih rinci di sub bab 4.5.1 dan 4.5.2.

4.5.1 Perifiton

Perifiton merupakan gabungan dari beberapa alga, sianobakteria, mikroba

heterotrofik, maupun detritus yang melekat di permukaan substrat (batu, kayu,

tanaman dan sebagainya) dari ekosistem perairan (Odum 1971). Welch (1952)

lebih rinci menyebutkan komposisi penyusun perifiton terdiri dari diatom

(Bacillariophyceae), alga berfilamen (Chlorophyceae), bakteri, jamur, protozoa,

dan rotifera. Peran perifiton dalam ekosistem perairan berfungsi sebagai sumber

makanan bagi hewan herbivora lainnya. Larva Trichoptera yang termasuk dalam

ekologi feeding herbivora umumnya memakan diatom, lumut, dan tumbuhan

Page 87: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

67

mirip lumut seperti Cladophora dan Podostemum yang tumbuh diatas permukaan

batu (Mackay & Wiggins 1979).

Hasil analisis komposisi dan kelimpahan perifiton di Sungai Ciliwung

menunjukkan kecenderungan meningkat dari stasiun 1 (3828 sel/cm2) hingga 3

(11.830 sel/cm2). Kelimpahan perifiton di stasiun 4 menunjukkan menurun (6268

sel/cm2). Setelah stasiun 4 kelimpahan perifiton cenderung meningkat kembali

hingga stasiun 6 (9718 sel/cm2

) (Gambar 31 dan Lampiran 3).

Gambar 31. Rerata kelimpahan perifiton (sel/cm2

) di Sungai Ciliwung

Rendahnya kelimpahan perifiton di Stasiun Gunung Mas mungkin

disebabkan oleh rendahnya nutrien yang tersedia di perairan (misalnya nitrat,

TOM, dan ortofosfat) dan rapatnya tutupan vegetasi di sekitar lokasi pengamatan

yang dapat menjadi faktor penghalang masuknya sinar matahari ke perairan.

Tingginya kelimpahan perifiton di Stasiun Kampung Pensiunan dapat disebabkan

oleh masukan nutrien yang berasal dari perkebunan teh dan masih minimnya

bahan polutan toksik lainnya (misalnya merkuri) di perairan, sehingga

pertumbuhan dari perifiton dapat mencapai maksimal. Tutupan vegetasi di stasiun

tersebut relatif lebih terbuka dibandingkan Stasiun Gunung Mas dan nilai

turbiditas di stasiun tersebut masih relatif rendah (13,87 NTU), sehingga sinar

matahari bisa langsung mencapai dasar perairan. Di stasiun lainnya (Kampung

Jog-jogan hingga Cibinong) kelimpahan perifiton tidak setinggi di Stasiun

Kampung Pensiunan, kondisi ini mungkin disebabkan oleh nilai turbiditas yang

Page 88: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

68

semakin meningkat dan adanya penambahan bahan-bahan polutan toksik lainnya

yang berkontribusi dalam menghambat pertumbuhan perifiton.

4.5.2 Larva Trichoptera

Hasil rerata kelimpahan dan komposisi larva Trichoptera di setiap lokasi

pengamatan disajikan dalam Lampiran 4. Jumlah taksa (genus) larva Trichoptera

dari stasiun 1 hingga 6 cenderung menurun (13-5). Di stasiun 5 rerata jumlah

taksanya paling rendah diantara stasiun lainnya. Kelimpahan beberapa taksa larva

Trichoptera secara umum menunjukkan semakin meningkat ke arah hilir (93-386

idv/m2). Sebagai contoh larva Cheumatopsyche sp. yang mendominasi perairan

(31-370 idv/m2) ketika adanya gangguan akibat pencemaran maupun kerusakan

habitat semakin meningkat. Kondisi ini menunjukkan beberapa larva Trichoptera

yang tergolong sensitif mampu merespon gangguan yang terjadi di Sungai

Ciliwung (misalnya Lepidostoma, Diplectrona dan sebagainya). Beberapa taksa

Trichoptera yang tergolong toleran seperti Cheumatopsyche sp. dan Tinodes sp.

semakin meningkat kelimpahannya ketika pencemaran organik dan kontaminasi

logam merkuri juga meningkat.

4.6 Pengaruh Masukan Bahan Organik dan Kontaminasi Logam Merkuri terhadap Struktur Komunitas dan Ekologi Feeding Larva Trichoptera

Washington (1984) menyebutkan pendekatan yang umum digunakan

dalam menilai dampak ekologi akibat pencemaran biasanya didekati dengan dua

cara yaitu melalui indeks keanekaragaman dan similaritas/kesamaan (teknik

ordinasi/cluster). Penggunaan indeks keanekaragaman dan keseragaman larva

Trichoptera di Sungai Ciliwung disajikan dalam Gambar 32. Nilai indeks

keanekaragaman Shanon-Wiener (H’) di Stasiun 1 dan 2 sebesar = 1,98-2,8 bits

per individu dan indeks keseragamannya (E) = 0,66-0,9. Tingkat keanekaragaman

dan keseragaman larva Trichoptera di Stasiun Gunung Mas lebih tinggi

dibandingkan dengan stasiun lainnya yang berfungsi sebagai situs uji (stasiun 3

hingga 6). Ditinjau dari indeks keseragaman dapat diketahui bahwa penyebaran

jumlah individu tiap jenisnya di Stasiun 1 dan 2 relatif merata (rendahnya taksa

tertentu yang mendominasi populasi). Adanya gangguan dari aktivitas

Page 89: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

69

antropogenik di situs uji memberikan pengaruh pada rendahnya nilai indeks

keanekaragaman maupun keseragamannya. Di stasiun 3 hingga 6 ke dua nilai

indeks tersebut secara gradual terlihat menurun dari (H’) = 2-0 bits per individu

dan indeks keseragaman (E) = 0,8-0.

Gambar 32: Sebaran nilai indeks keanekaragaman (H’) dan indeks keseragaman

di Sungai Ciliwung (E).

Ditinjau dari nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman di stasiun

Kampung Pensiunan hingga Cibinong menunjukkan struktur komunitas menjadi

kurang stabil (kecenderungan terjadi dominansi oleh satu taksa tertentu misalnya

oleh Cheumatopsyche sp.), tingkat keanekaragaman taksa (genus) menjadi rendah,

dan penyebaran jumlah individu tiap jenisnya menjadi tidak merata. Stabilitas

dalam struktur komunitas berkaitan erat dengan kompleksitas hubungan diantara

spesies yang menyusun jaring-jaring makanan dan tingkat keanekaragaman

spesies itu sendiri. Semakin kompleks hubungan spesies dalam jaring makanan

menunjukkan ketahanan dari suatu komunitas dalam menerima perubahan

lingkungan semakin lebih besar (Washington 1984). Türkmen & Kazanci (2010)

menyebutkan nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener umumnya berkisar

dari 0-5, tetapi sangat jarang dijumpai nilai indeks > 4,5. Nilai di atas 3

mengindikasikan struktur habitatnya relatif lebih stabil dan seimbang. Nilai di

bawah 1 mengindikasikan adanya pencemaran dan perusakan pada struktur

habitat. Didasarkan pendapat Türkmen & Kazanci (2010) tersebut, maka mulai

Stasiun Kampung Pensiunan hingga Cibinong menunjukkan meningkatnya status

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Inde

k ke

anek

arag

aman

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-0.1

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

0.9

1.0

inde

k Ke

sera

gam

an

Page 90: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

70

pencemaran dan perusakan struktur habitatnya secara gradual berpengaruh pada

ketidakseimbangan struktur komunitas larva Trichoptera di Sungai Ciliwung.

Status gangguan pada ekosistem sungai akibat pencemaran disajikan

dalam Tabel 11. Stasiun Gunung Mas secara umum dalam kondisi/ status belum

mengalami pencemaran. Kampung Pensiunan dalam kondisi tercemar ringan dan

Kampung Jog-jogan hingga Cibinong sudah mengalami tercemar sedang.

Tabel 11. Status gangguan akibat pencemaran di Sungai Ciliwung berdasarkan kriteria BPLHD (2006)

Stasiun Nilai rerata skor Kriteria Gunung Mas 1 1,4 Belum tercemar Gunung Mas 2 1,5 Belum tercemar Kampung Pensiunan 2,4 Tercemar ringan Kampung Jog-jogan 4,2 Tercemar sedang Katulampa 5,4 Tercemar sedang Cibinong 5,6 Tercemar sedang

Hasil analisis korelasi rangking Spearman antara indeks keanekaragaman

dan indeks keseragaman dengan variabel lingkungan terpilih (organik dan logam

berat) disajikan dalam Tabel 12. Secara umum menunjukkan dua indeks tersebut

di atas masih tergolong sensitif (r > 0,5) dalam merespon pengkayaan bahan

organik, kontaminasi logam merkuri, perubahan habitat, maupun distribusi

partikel di Sungai Ciliwung.

Tabel 12. Korelasi rangking Spearman antara indeks keanekaragaman dan keseragaman dengan variabel lingkungan.

Variabel Indeks Keanekaragaman

Indeks Keseragaman

Suhu -0,83 -0,76 % kerikil 0,85 0,66 CPOM 0,82 0,62 DO 0,75 0,62 COD -0,88 -0,81 TOM -0,81 -0,72 Hg air -0,83 -0,77 Hg sedimen -0,79 -0,59 Indeks kimia 0,85 0,75 Indeks habitat 0,84 0,62 Indeks pencemaran logam -0,89 -0,78

Page 91: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

71

Tipe ekologi feeding larva Trichoptera di masing-masing stasiun

pengamatan disajikan dalam Gambar 33 dan Lampiran 4. Pada Gambar 33

menunjukkan persentase komposisi shredder, scraper dan filtering collector

masih mendominasi di bagian hulu (stasiun 1 dan 3). Semakin ke arah hilir

(stasiun 4 hingga 6) menunjukkan persentase komposisi filtering collector

cenderung meningkat dan sedikit yang bertipe scraper.

Kontribusi faktor lingkungan terpilih dalam memberikan pengaruh pada

ekologi feeding larva Trichoptera dengan menggunakan analisis komponen utama

(PCA) disajikan dalam Gambar 34. Hasil ordinasi dengan analisis komponen

utama pada tiga sumbu utamanya didapatkan nilai eigenvalue sebesar 5,4, 1,8, dan

1,04 dengan persentase informasi kumulatif sebesar 75,51%. Pada grafik biplot

diketahui tipe ekologi feeding shredder dan karnivora di Stasiun 1 dan 2 lebih

dicirikan dengan tingginya kualitas habitat (indeks habitat 135-184), CPOM

(63,21-145 g berat kering/m2), rendahnya pencemaran organik (90,02-91,75),

kontaminasi merkuri di air (0,03-0,39 ppb), dan TOM (3,28-5,74 mg/l).

Sebaliknya untuk tipe ekologi feeding filtering collector yang meningkat di

bagian hilir (stasiun 5 dan 6) lebih dicirikan dengan tingginya kontaminasi logam

merkuri di air (0,93-3,54ppb), pencemaran organik (59,96-68,75), TOM (7,92-

14,27), rendahnya kualitas habitat (55-77), dan CPOM (6,93-25,65 g berat

kering/m2). Tipe scraper, omnivora, gatherer collector masih sering dijumpai

hingga stasiun 3 dan mulai menurun di bagian hilir sungai relatif tidak dicirikan

oleh variabel terpilih yang digunakan dalam teknik ordinasi analisis komponen

utama.

Rendahnya nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman dari larva

Trichoptera secara umum dipengaruhi oleh: 1) Rendahnya jumlah taksa. Pada

penelitian ini hanya menggunakan taksa Trichoptera saja, sehingga jumlah taksa

(genus) yang ditemukan relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan melibatkan

seluruh taksa makrozoobentos. 2). Adanya kombinasi antara faktor fisik (misalnya

ketinggian: 1289-163 m dpl, suhu air, kekeruhan, dan CPOM) dan faktor kimia

(beban pencemar organik dan logam merkuri) menyebabkan menurunnya kualitas

air Sungai Ciliwung yang berpengaruh pada kelangsungan hidup larva Trichoptera

terutama yang tergolong sensitif. Keberadaan kontaminasi polutan toksik seperti

Page 92: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

72

logam merkuri dapat mengganggu organ respirasi dari larva Trichoptera, sehingga

kemampuan larva untuk dapat bertahan hidup, emergence atau menjadi dewasa

dapat mengalami gangguan atau menurun.

Gambar 33. Nilai rerata dari komposisi tipe ekologi feeding di setiap stasiun pengamatan. (FC = filtering collector, Sh = shredder, Sc= scraper, Car = carnivora, GC = gatherer collector, Om = omnivora).

Page 93: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

73

Gambar 34. Grafik biplot antara faktor lingkungan dengan tipe ekologi feeding larva Trichoptera dengan menggunakan analisis komponen utama.

Dampak pencemaran organik maupun kontaminasi logam merkuri ke

ekologi feeding larva Trichoptera dapat menunjukkan pengaruh secara langsung.

Hilangnya taksa tertentu yang tergolong sensitif terhadap pencemaran dapat

mempengaruhi ekologi feeding tertentu, misalnya dari golongan shredder dan

scraper yang sering dijumpai di daerah yang belum atau minimal mengalami

gangguan. Karena sebagian besar larva Trichoptera yang bertipe shredder

sebagian besar termasuk dalam ketegori sensitif terhadap pencemaran (nilai

PTVsignal > 6), maka hewan tersebut sudah tidak dapat bertahan hidup dalam

kondisi perairan yang kurang menguntungkan/tercemar. Trichoptera golongan

scraper di Stasiun Kampung Pensiunan lebih tinggi kelimpahannya. Hal itu

mungkin disebabkan oleh masih berlimpahnya perifiton di stasiun tersebut

maupun kondisi kualitas air yang relatif masih mendukung kehidupan larva

Trichoptera. Sejalan dengan meningkatnya status pencemaran organik dan

kontaminasi logam merkuri di perairan, maka populasi larva bertipe scraper juga

mengalami penurunan. Kondisi tersebut mungkin erat kaitannya dengan

Page 94: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

74

ketersediaan perifiton yang merupakan makanan utama hewan scraper mulai

terganggu akibat tertutupnya perifiton oleh bahan partikulat (sedimentasi) maupun

oleh pencemaran.

Rendahnya CPOM terutama di Stasiun Katulampa dan Cibinong

berpotensi merubah tipe ekologi feeding khususnya dari golongan shredder/

pencabik. Larva Trichoptera yang bertipe shredder (pemakan CPOM) masih

sering dijumpai di situs rujukan (Stasiun Gunung Mas) misalnya: Alloecella sp.,

Caenota sp., Lepidostoma sp., dan Anisocentropus sp. Semakin ke hilir, maka

organisme tersebut sudah tidak ditemui lagi dan mulai didominasi oleh tipe

filtering collector (misalnya Cheumatopsyche sp.). Kandungan CPOM yang

rendah di bagian hilir (Stasiun Cibinong) dapat mempengaruhi ekologi feeding

larva Trichoptera, sehingga tipe filtering collector lebih diuntungkan pada kondisi

ini dan dapat mendominasi perairan (misalnya: Cheumatopsyche sp.). Fenomena

ini mirip dengan konsep river continuum yang menunjukkan konsentrasi CPOM

di bagian hilir yang semakin menurun biasanya diikuti dengan meningkatnya

FPOM, sehingga organisme yang bertipe filtering collector dan gatherer collector

populasinya relatif lebih tinggi (Vannote et al. 1980).

4.7 Karakterisasi Variabel Lingkungan pada Komunitas Larva Trichoptera

Hasil ordinasi antara komunitas larva Trichoptera dengan variabel

lingkungan dengan CCA disajikan dalam grafik triplot (Gambar 35). Pada dua

sumbu utama grafik triplot didapatkan nilai eigenvalue sebesar 0,533 dan 0,33

dengan informasi kumulatif constrained yang terjelaskan sebesar 83.75 %.

Adanya korelasi yang kuat antara sumbu spesies dengan variabel lingkungan

terjadi pada sumbu 1 sebesar 0,952 dan pada sumbu 2 sebesar 0,91. Hasil uji

multikolinearitas pada variabel lingkungan menunjukkan sejumlah variabel yang

saling berautokorelasi (r > 0,8) yaitu: suhu air, DO, konsentrasi C dan N pada

seston, amonium, COD, TOM, ortofosfat, nitrat, dan indeks kimia. Indeks kimia

dipilih guna mewakili variabel yang saling berautokorelasi tersebut karena indeks

tersebut tersusun dari beberapa variabel misalnya: suhu, DO, pH, nitrat, amonium,

dan konduktivitas. Disamping itu indeks tersebut mencerminkan gangguan oleh

pencemaran organik di perairan.

Page 95: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

75

Gambar 35. Grafik triplot hasil ordinasi kelimpahan taksa larva Trichoptera dengan variabel lingkungan di Sungai Ciliwung

Pada grafik triplot (Gambar 35) secara umum menunjukkan tiga

pengelompokan stasiun pengamatan yaitu kelompok I terdiri atas stasiun 1 dan 2,

kelompok dua merupakan stasiun 3, dan kelompok III adalah Stasiun 4,5, dan 6.

Semakin panjang panah (variabel) yang mengarah pada spesies dan stasiun

pengamatan, maka kontribusi variabel tersebut pada spesies maupun stasiun

pengamatan semakin besar. Begitu juga sebaliknya jika panah yang panjang

membentuk sudut (≈ 180 0), maka pengaruh variabel tersebut cenderung

berkorelasi negatif dengan variabel yang ada dibaliknya.

Trichoptera yang hidup di Stasiun Gunung Mas misalnya: Helicopsyche,

Caenota, Orthotrichia, Chimarra, Antipodoecia, Diplectrona, Anisocentropus,

Lepidostoma, Philopotamidae Genus 1 memiliki preferensi untuk hidup pada

kondisi pencemaran organik yang rendah (indeks kimia = 91,675-90,02), %

kerikil (55-83), CPOM (93-102 g berat kering/m2), kecepatan arus (1,27-1,31

m/det), dan habitat yang sedikit mengalami gangguan (146-181). Hewan tersebut

Page 96: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

76

diatas juga dicirikan dengan karakteristik rendahnya nilai turbiditas (6,37-3,83

NTU), konsentrasi logam Hg di air (0,07-0,25), dan persentase pasir (17-43%).

Sebaliknya larva Trichoptera Cheumatopsyche, Setodes, dan Tinodes relatif

toleran terhadap polutan organik (indeks kimia = 61-81) dan menyukai hidup pada

kondisi tingginya variabel turbiditas (26-32 NTU), logam merkuri di air (0,92-

2,34 ppb), berpasir (89-93%), rendahnya kecepatan arus (0,51-0,67 m/det), dan

CPOM (9-20 g berat kering/m2).

Larva Trichoptera Helicopsyche, Caenota, Orthotrichia, Chimarra,

Antipodoecia, Diplectrona, Anisocentropus, Lepidostoma, dan Philopotamidae

Genus 1 lebih menyukai hidup pada kondisi sungai yang relatif bersih (belum

tercemar) dan kondisi habitat masih relatif alami (vegetasi hutan tersusun oleh

tumbuhan asli). Blinn & Ruiters (2009) menyebutkan Lepidostoma lebih

menyukai hidup di dataran tinggi 1000-2200 m dpl yang belum mengalami

pencemaran, dan rendahnya gangguan pada embeddednes substrat (batu yang

tertanam di dasar perairan) < 10%. Oscoz et al. (2011) menyebutkan Famili

Lepidostomatidae merupakan organisme indikator perairan bersih karena

rendahnya toleransi terhadap pencemaran, tingginya kebutuhan akan oksigen, dan

kualitas daerah pinggir sungai yang masih baik. Gooderham & Tsyrlin (2002)

mengkategorikan Alloecella sp. (Helicophidae), Chimarra sp. (Philopotamidae),

Agapetus sp. (Glossosomatidae), Helicopsyche sp. (Helicopsychidae),

Lepidostoma sp. (Lepidostomatidae), Caenota sp. (Calocidae), Tasiagma sp.(

Tasimiidae) termasuk dalam organisme yang sensitif terhadap pencemaran yang

dicirikan dengan tingginya nilai toleransi dalam indeks SIGNAL (≈ 10).

Helicopsyche sp. lebih menyukai hidup pada sungai yang berarus, suhu relatif

dingin, bersih, dan dangkal (Oscoz et al. 2011). Tinodes sp. yang termasuk dalam

Famili Psychomyiidae sering ditemukan pada segmen pertengahan (orde sungai)

yang dapat mentoleransi limbah organik di perairan. Di bagian hilir sungai yang

vegetasinya jauh banyak berkurang dan telah mengalami pencemaran organik

lebih didominasi oleh larva hydropsychid Cheumatopsyche. Roberge et al. (2010)

menyebutkan kelimpahan larva hydropsychid akan meningkat sejalan dengan

meningkatkan perubahan lahan ke arah urbanisasi maupun pertanian. Hewan

Page 97: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

77

tersebut memakan partikel halus yang hanyut dari erosi lahan yang terpengaruh

oleh aktivitas manusia.

Larva Cheumatopsyche termasuk dalam tipe feeding filtering collector

guna mendapatkan makanannya dengan cara menyaring partikel yang hanyut oleh

arus air (seston). Oscoz et al. (2011) menyebutkan larva hydropsychid umumnya

dijumpai pada perairan dengan substrat yang berbatu dan berarus deras. Hewan

tersebut mampu memodifikasi luas mata jaringnya guna menyesuaikan ukuran

dari makanannya. Alexander & Smock (2005) menyebutkan modifikasi ukuran

mata jaring berguna untuk efesiensi menyaring makanan (seston) yang hanyut di

kolom air. Secara umum larva genus Hydropsyche mempunyai ukuran mata jaring

yang lebih besar dibandingkan dengan Cheumatopsyche, karena ukuran partikel

seston di bagian hilir biasanya berukuran lebih kecil/halus. Hasil pengukuran luas

mata jaring Cheumatopsyche menunjukkan dari bagian hulu (0,23 mm2) hingga ke

hilir cenderung menurun (0,05 mm2). Fenomena yang sama juga diamati oleh

Oscoz et al. (2011) yaitu di bagian hulu larva hydropsychid mempunyai luas mata

jaring yang lebih besar dibandingkan di bagian hilir. Hal itu mungkin disebabkan

oleh relatif tingginya kandungan CPOM di bagian hulu, sehingga hewan tersebut

menyesuaikan ukuran jaringnya yang relatif lebih besar (0,29 mm2) dan akan

mengecil di bagian hilir (0,05 mm2). Kecilnya luas mata jaring akan memudahkan

larva Cheumatopsyche dalam menangkap partikel makanan yang lebih halus

hanyut terbawa oleh arus air. Kemungkinan yang ke dua adalah luas mata jaring

juga dipengaruhi oleh kecepatan arus. Karena di bagian hulu kecepatan arusnya

relatif tinggi dibandingkan dengan di hilir, maka hewan tersebut harus

menyesuaikan luas mata jaringnya agar sarangnya tidak mudah rusak oleh tekanan

air yang besar.

Larva Cheumatopsyche relatif lebih toleran terhadap pencemaran organik

maupun kontaminasi logam. Canfield et al. (1994) menyebutkan dominansi larva

hydropsychid yang semakin meningkat merupakan sinyal awal dari meningkatnya

kontaminasi logam berat di perairan. Larva Cheumatopsyche sp. dan Hydropsyche

betteni termasuk dalam Trichoptera yang toleran terhadap pencemaran dan

biasanya hidup di segmen sungai dengan tingkat urbanisasi tinggi (Alexander &

Smock 2005). Namun sebaliknya penelitian yang dilakukan oleh Chakona et al.

Page 98: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

78

(2009) menunjukkan larva Cheumatopsyche relatif sensitif pada air yang sudah

tercemar dan keberadaan hewan tersebut akan meningkat kembali di bagian hilir,

ketika kualitas airnya meningkat.

4.8 Produktivitas Sekunder Larva Trichoptera Cheumatopsyche sp.

Hasil pengukuran lebar kepala larva Cheumatopsyche sp. selama delapan

bulan didapatkan hubungan berat tubuh dan tahap perkembangan instar (Gambar

36 dan Lampiran 5). Pada Gambar 36 menunjukkan larva Cheumatopsyche sp.

untuk menjadi dewasa terjadi setelah bulan Oktober-November dan Februari-

Maret, kerena jumlah pupa yang ditemukan relatif lebih tinggi pada bulan tersebut

dibandingkan dengan bulan lainnya. Ditinjau dari data curah hujan pada bulan

Oktober–November 2010 menunjukkan pada bulan tersebut curah hujan masih

relatif tinggi yaitu 284-436 mm, sedangkan pada bulan Februari-Maret 2011 curah

hujan menunjukkan terendah yaitu 86-140 mm (Gambar 37). Kondisi ini

mengindikasikan bahwa larva Cheumatopsyche sp. dapat melakukan reproduksi

ketika curah hujan relatif rendah (Februari-Maret) maupun tinggi (Oktober –

Nopember). Ditinjau dari banyaknya jumlah pupa yang ditemukan dari bulan

Oktober dan Maret, maka siklus hidup hewan tersebut kemungkinan besar bersifat

bivoltine (bereproduksi dua kali dalam setahun).

Siklus hidup larva Cheumatopsyche telah dipelajari oleh beberapa peneliti.

Mackay (1986) menyebutkan larva Trichoptera Cheumatopsyche pettiti di negara

yang beriklim temperate (Minnesota-USA) bersifat univoltine yang recruitment

umumnya terjadi pada saat musim panas (Bulan Juni akhir) dan pupa terjadi di

bulan Mei. Sebaliknya, penelitian yang dilakukan oleh Sanchez & Hendricks

(1997) menunjukkan siklus hidup Cheumatopsyche pettiti bersifat bivoltine di

hulu Sungai Stroubles Virginia-USA. Peneliti tersebut menyebutkan bahwa larva

Cheumatopsyche memiliki masa perkembangan larva pupa minimal selama enam

hari. Hydropsychid dewasa memiliki masa hidup relatif pendek dan telur akan di

letakkan di perairan setelah dua sampai tiga hari setelah emergence. Karena

negara Indonesia hanya memiliki dua musim saja (hujan-kemarau) dan perbedaan

kondisi iklim dari kedua musim tersebut relatif tidak terlalu ekstrim, maka

Cheumatopsyche sp. dewasa dapat melakukan reproduksi di kedua musim

Page 99: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

79

tersebut, walaupun ada kecenderungan reproduksi banyak dilakukan di bulan

Oktober-November dan Februari-Maret.

Gambar 36. Perkembangan instar larva Cheumatopsyche sp di setiap bulan pada masing-masing stasiun pengamatan.

Page 100: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

80

Gambar 37. Data curah hujan dari Bulan Agustus 2010 hingga Mei 2011.

Hasil pengukuran biomassa, produktivitas sekunder, dan cohort P/B larva

Cheumatopsyche sp. di Sungai Ciliwung ditampilkan dalam Tabel 13.

Penghitungan lebih rinci dari biomassa, produktivitas sekunder, dan cohort P/B

disajikan dalam Lampiran 6. Pada Tabel 13 menunjukkan biomassa larva

Cheumatopsyche di bagian hulu (Stasiun Gunung Mas) hingga Stasiun Cibinong

cenderung meningkat (0,09-0,29 g.m-2).

Produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. juga meningkat dari

Stasiun Gunung Mas hingga Kampung Jog-jogan (5,9-26,9 g m-2 tahun-1) dan

menurun di Stasiun Katulampa (8,15 g m-2 tahun-1). Di Stasiun Cibinong

produktivitas sekunder Cheumatopsyche sp. meningkat kembali hingga 81,5 g m-2

tahun-1.

Tabel 13. Biomassa, produktivitas sekunder, dan cohort P/B dari larva Cheumatopsyche sp di Sungai Ciliwung. Penghitungan cohort P/B dapat dilihat dalam Lampiran 6.

No Stasiun Biomassa (g.m-2)

Produktivitas Sekunder

(g.m-2.tahun-1) Cohort P/B*

1 Gunung Mas 1 0,09 5,9 33,9 2 Gunung Mas 2 0,04 7,5 61,9 3 Kampung Pensiunan 0,1 12,8 64,1 4 Kampung Jog-jogan 0,13 26,19 63,7 5 Katulampa 0,22 8,15 12,1 6 Cibinong 0,29 81,5 93,4 Keterangan: tanda * (cohort P/B) nilainya didasarkan pada Lampiran 6.

Page 101: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

81

Pola yang sama dengan produktivitas sekunder juga diamati pada nilai

cohort P/B yaitu kecenderungan meningkat dari Stasiun Gunung Mas hingga

Kampung jog-jogan (33,9-63,7) dan menurun di Stasiun Katulampa (12,1). Nilai

cohort P/B di Stasiun Cibinong meningkat kembali hingga 93,4.

Hubungan antara kontaminasi logam merkuri di air, terakumulasi di tubuh,

dan konsentrasi TOM di air dengan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche

sp. disajikan dalam Gambar 38. Pada Gambar 38 menunjukkan adanya trend

yang hampir sama antara meningkatnya kandungan bahan organik (TOM = 11,76

mg/l) dan meningkatnya logam merkuri di perairan hingga konsentrasinya 2,34

ppb mampu mendorong produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp lebih

tinggi di Sungai Ciliwung yang masih termasuk dalam gradien tinggi. Kandungan

bahan organik di perairan mampu mendorong pertumbuhan yang cepat dari larva

Cheumatopsyche sp. yang relatif toleran terhadap pencemaran. Kondisi kualitas

air yang kurang menguntungkan (pencemaran organik dan kontaminasi logam

merkuri) menyebabkan hewan tersebut mampu beradaptasi dengan baik, bersifat

oportunis dibandingkan dengan larva Trichoptera lainnya, dan dapat bersaing

dengan makrozoobentos lainnya dalam memanfaatkan kekosongan niche/ relung

yang ada.

Pengaruh produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche akibat aktivitas

antropogenik di sungai telah diamati oleh beberapa peneliti. Sanchez & Hendricks

(1997) menunjukkan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche lebih tinggi di

area pertanian (3,01 g.m-2.tahun-1) dibandingkan dengan area di bagian hulu yang

masih terletak di dalam hutan (2 g.m-2.tahun-1). Alexander & Smock (2005)

menunjukkan pengaruh hidrologi dari adanya bendungan di daerah Upham Brook

Virginia USA terhadap produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche analis.

Produktivitas sekunder larva C. analis yang berada di bagian hulu (250 m)

sebelum bendungan lebih rendah (7,2 g.m-2.tahun-1) dibandingkan di bawah

bendungan (18,2 g.m-2.tahun-1) dan 1 km setelah bendungan (9,5 g.m-2.tahun-1 ).

Meningkatnya biomassa, produktivitas sekunder, cohort P/B larva

Cheumatopsyche sp. di bagian hilir (Stasiun Cibinong) disebabkan oleh masukan

bahan organik di perairan mendorong pertumbuhan mikroflora dalam seston

maupun perifiton yang berfungsi sebagai makanan bagi larva Cheumatopsyche sp.

Page 102: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

82

Larva Cheumatopsyche menyukai kondisi perairan yang kandungan bahan

organiknya dalam kategori sedang hingga tinggi (Mackay 1986). Mackay &

Wiggins (1979) menyebutkan bahwa larva Cheumatopsyche memiliki tipe ekologi

yang tidak spesifik yaitu filtering collector dan scraper. Ketidakspesifikan tipe

ekologi feeding hewan tersebut sangat menguntungkan Cheumatopsyche guna

memanfaatkan sumber makanan yang tersedia secara optimal ketika salah satu

makanannya (seston/perifiton) kurang tersedia. Di bagian hulu sungai, jumlah

kelimpahan perifiton dan konsentrasi C dan N di seston relatif rendah yang

berpengaruh pada ketersediaan makanan dan status nutrisi yang dapat

dimanfaatkan oleh larva Cheumatopsyche sp. Semakin ke hilir kelimpahan

perifiton dan konsentrasi C dan N di seston relatif lebih tinggi dibandingkan

stasiun lainnya, sehingga larva Cheumatopsyche sp dapat tumbuh dan

berkembang secara optimal.

Gambar 38. Hubungan antara konsentrasi bahan organik (TOM) di perairan dan meningkatnya logam merkuri mampu mendorong produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche

Page 103: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

83

Rendahnya produktivitas sekunder Cheumatopsyce sp. di Stasiun

Katulampa kemungkinan besar disebabkan oleh adanya aktivitas penambangan

batu dan pasir yang dilakukan oleh masyarakat berpotensi mengganggu populasi

larva Trichoptera. Pengambilan substrat batu dapat mengganggu kelangsungan

hidup larva Cheumatopsyche sp., karena batu yang tertanam di sungai dapat

berfungsi sebagai tempat untuk melekatnya sarang guna berlindung dari predator

maupun tempat memperoleh makanan (perifiton). Semakin berkurangnya batuan

terutama yang berukuran puing dapat menurunkan kelimpahan larva

Cheumatopsyche sp. di Stasiun Katulampa, sehingga berpengaruh pada rendahnya

nilai produktivitas sekunder di stasiun tersebut.

Nilai Cohort P/B larva Trichoptera di Stasiun Gunung Mas hingga

Cibinong cenderung untuk meningkat. Stasiun Katulampa memiliki nilai P/B yang

relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan stasiun lainnya. Kondisi ini

mencerminkan turn over/ kemampuan pulih larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun

Gunung Mas relatif lebih lama. Cohort P/B di Stasiun Cibinong paling cepat

dibandingkan dengan stasiun lainnya. Tingginya P/B ke arah hilir mungkin

disebabkan dari adanya recruiment dari kohort baru dan pertumbuhan yang relatif

cepat guna menyelesaikan satu siklus hidupnya. Kondisi ini mungkin dipengaruhi

oleh meningkatnya faktor suhu air (18-28,9 0C) dan ketersediaan makanan

(seston) yang mendukung pertumbuhan larva sehingga mempengaruhi laju

metabolisme larva di bagian hilir akan meningkat. Hal ini akan mempercepat

perkembangan larva untuk menjadi dewasa dan mendorong terjadinya recruitment

baru.

4.9 Penyusunan Biokriteria dengan Menggunakan Konsep Multimetrik

Hasil uji sensitivitas masing-masing metrik biologi dalam mencerminkan

gangguan pada Sungai Ciliwung ditampilkan dalam grafik Box-Whisker Plot

(Lampiran 7). Analisis kemampuan diskriminasi dari grafik Box-Whisker Plot

antara situs rujukan dengan situs uji dirangkum dalam Tabel 14.

Page 104: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

84

Tabel 14. Kemampuan diskriminasi masing-masing metrik biologi dalam mencerminkan gangguan di Sungai Ciliwung.

No Komposisi metrik skor IQ Keterangan

1 Jumlah skor SIGNAL 3 Kemampuan deskriminasi tinggi antara bagian yang belum dan sudah mengalami gangguan, kandidat yang baik sebagai metrik penyusun biokriteria

2 Jumlah taksa 3 s.d.a 3 % Kelimpahan 3 taksa dominan 3 s.d.a 4 Jumlah taksa sensitif 3 s.d.a 5 Indeks SIGNAL 1 Kemampuan diskriminasi yang

rendah antara situs yang belum dengan sudah mengalami gangguan. Adanya tumpang tindih satu median IQ dengan kisaran IQ lainnya. Kandidat yang buruk sebagai penyusun komponen biokriteria.

6 Kelimpahan total 0 Kemampuan diskriminasi rendah antara situs yang belum dengan sudah mengalami gangguan. Adanya tumpang tindih IQ terjadi hampir keseluruhan dengan kisaran IQ lainnya atau kedua median terjadi tumpang tindih. Kandidat yang buruk sebagai penyusun komponen biokriteria.

7 Jumlah taksa Hydropsychidae 0 s.d.a 8 Jumlah taksa toleran 0 s.d.a 9 % Kelimpahan Hydropsyche 0 s.d.a 10 % Kelimpahan filtering

collector 0 s.d.a

11 Jumlah taksa Fakultatif 3 Kemampuan deskriminasi tinggi antara situs yang belum dan sudah mengalami gangguan, namun metrik ini memiliki kisaran yang sangat sempit untuk memisahkan situs yang sudah mengalami gangguan (misalnya ringan hingga sedang). Metrik ini merupakan kandidat yang kurang baik sebagai metrik penyusun biokriteria

12 % Kelimpahan shredder 3 s.d.a

Page 105: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

85

Hasil uji kemampuan diskriminasi (Tabel 14) menunjukkan metrik jumlah

skor SIGNAL, jumlah taksa, % kelimpahan 3 taksa yang dominan, dan jumlah

taksa sensitif merupakan kandidat yang paling baik untuk digunakan sebagai

komponen penyusun biokriteria. Adapun metrik biologi lainnya relatif kurang

baik sebagai kandidat penyusun biokriteria karena adanya tumpang tindih kisaran

IQ di antara situs rujukan dengan situs uji, maupun kisaran IQ yang sangat sempit

di antara situs uji yang satu dengan lainnya (misalnya: metrik taksa fakultatif dan

% shredder).

Hasil uji statistik dengan menggunakan Mann-Whitney U-test empat

metrik di atas antara situs rujukan dan situs uji menunjukkan adanya perbedaan

yang sangat signifikan (p < 0,01) (Tabel 15 ). Kondisi ini menunjukkan empat

kandidat metrik diatas dapat dilanjutkan sebagai komponen dari biokriteria yang

akan dibuat.

Tabel 15. Uji masing-masing metrik antara situs rujukan dengan situs uji dengan menggunakan analisis non parametrik Mann-Whitney U-test.

Metrik Uji U Uji Z p Jumlah skor SIGNAL 0.00 5.60 0.00 Jumlah taksa 1.50 5.57 0.00 % kelimpahan 3 dominan 0.00 -5.60 0.00

Jumlah taksa sensitif 5.00 5.49 0.00

Berbagai macam metrik biologi telah digunakan dalam mendeteksi

gangguan ekologi yang terjadi di Sungai Ciliwung. Hasil uji kemampuan

diskriminasi dapat diketahui sensitifitas masing-masing metrik larva Trichoptera

dalam mencerminkan gangguan ekologi akibat perubahan kualitas lingkungan di

Sungai Ciliwung. Informasi yang dihasilkan dari atribut kekayaan taksa dan

dominansi seringkali berguna sebagai komponen dalam penyusunan biokriteria

(Keran & Karr 1994). Lydy et al. (2000) menyebutkan metrik jumlah taksa

merupakan salah satu metrik yang paling kuat dalam mencerminkan gangguan

ekosistem akuatik, karena biasanya ada korelasi positif antara jumlah taksa

dengan tingginya kualitas lingkungan.

Page 106: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

86

Atribut biologi kekayaan taksa Famili Hydropsychidae dari penelitian ini

relatif kurang sensitif. Hal ini dapat disebabkan oleh kemampuan identifikasi pada

penelitian ini hanya sampai level genus sehingga jumlah genus yang ditemukan

pada masing-masing situs relatif sedikit dan pada kisaran yang sempit (1–2 taksa).

Oleh sebab itu kemampuan deskriminasi IQ dari masing-masing situs banyak

yang mengalami tumpang tindih.

Atribut populasi (indeks keanekaragaman Shannon-Wiener) tidak

dimasukkan dalam komponen penyusun biokriteria dikarenakan untuk indeks

keanekaragaman dapat mengalami redundant dengan metrik biologi lainnya yang

sudah ditetapkan sebelumnya (jumlah taksa dan % kelimpahan 3 taksa yang

dominan). Hal ini dikarenakan indeks keanekaragaman menggabungkan tiga

komponen utama dari struktur komunitas yaitu: kelimpahan, jumlah taxa, dan

evenness/ kemerataan distribusi organisme diantara spesies (Washington 1984).

Di samping itu nilai indeks tersebut memiliki kisaran yang relatif sempit (0-2,8

bits per individu) sehingga tidak menguntungkan sebagai kandidat metrik, karena

kemungkinan untuk terjadinya overlap pada kisaran IQ dengan situs uji lainnya

relatif besar.

Metrik toleransi terhadap polutan (misalnya SIGNAL, jumlah taksa

toleran, fakultatif) sering digunakan dalam penyusunan indeks multimetrik/

integritas biotik, karena organisme yang tergolong sensitif seringkali hilang/

menurun dengan rendahnya kualitas lingkungan. Hal ini dapat disebabkan oleh

beberapa faktor antara lain beberapa taksa yang ditemukan masih belum memiliki

nilai skor toleransinya (misalnya: Alloecella sp., Ecnomina sp. dan sebagainya)

sehingga akan berpengaruh pada jumlah skor totalnya. Ketidaksensitifan indeks

SIGNAL dalam mencerminkan gangguan pada penelitian ini juga disebabkan oleh

adanya faktor pembagi dengan jumlah taksa yang ditemukan. Banyaknya taksa

yang ditemukan dengan nilai toleransi yang relatif kecil dan adanya faktor

pembagi dengan jumlah taksa yang ditemukan, akan berpengaruh pada rendahnya

hasil nilai akhirnya. Namun jika tidak menggunakan faktor pembagi jumlah taksa

yang ditemukan, nampaknya metrik penjumlahan skor toleransi dari SIGNAL

cukup sensitif dalam memisahkan situs yang belum dan sudah mengalami

gangguan. Fenomena ini juga mirip dengan penggunaan indeks biological

Page 107: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

87

monitoring working party (BMWP) yang hanya menggunakan penjumlahan skor

nilai toleransinya lebih sensitif dalam mendeteksi pencemaran organik

dibandingkan dengan indeks average score per taxon /ASPT yang menggunakan

fakror pembagi dengan jumlah taksa yang ditemukan (Armitage et al., 1983).

Metrik kelimpahan (total, Hydropsychidae, filtering collector, dan

shredder) seringkali kurang sensitif dalam mencerminkan gangguan akibat

aktivitas antropogenik, hal ini dikarenakan banyak faktor yang berpengaruh pada

kelimpahan dan distribusi organisme makrozoobentos misalnya predasi, driftting,

strategi untuk memperoleh makanan, siklus hidup, musim, dan sensitifitas

terhadap polutan atau gangguan. Chatzinikolaou et al. (2008) menambahkan

distribusi makrozoobentos juga dipengaruhi oleh komposisi substrat, kimia air,

dan kondisi hidrolika perairan.

Adanya gangguan yang disebabkan oleh pencemaran tidak selalu diikuti

dengan perubahan tipe fungsional feedingnya. Kerans & Karr (1994) yang

melakukan penelitian di Sungai Tennesse Valley USA menunjukkan atribut

ekologi feeding (kelimpahan relatif shredder, detritivore, dan gatherer) kurang

sensitif dalam mencerminkan kualitas air sungai tersebut. Kelimpahan dari

shredders dapat dikontrol oleh interaksi antara sungai dengan zona riparian.

Dalam konsep river continuum (Vannote et al. 1980) menunjukkan kelimpahan

shredders akan menurun ketika ukuran lebar dari sungai meningkat, sehingga

kemampuan metrik % kelimpahan shredders relatif rendah dalam mencerminkan

gangguan di sungai akibat aktivitas antropogenik. Metrik shredders mungkin

berguna dalam mencerminkan gangguan pada zona riparian khususnya pada

sungai-sungai kecil (Kerans & Karr 1994).

Hasil normalisasi empat metrik biologi terpilih dengan menggunakan

pembobotan dan grafik Box-Whisker Plot didapatkan hasil seperti yang tercantum

pada Tabel 16. Indeks baru yang dihasilkan dari pendekatan konsep multimetrik

disebut sebagai indeks biotik Trichoptera (IBT). Kategori gangguan yang

dihasilkan dari IBT yaitu: 26-28 dalam kategori belum/sedikit mengalami

gangguan (Situs Rujukan), 17-18 kategori gangguan ringan (Kampung

Page 108: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

88

Pensiunan), 7-16 kategori gangguan sedang (Kampung Jog-jogan dan

Katulampa), dan 6-4 kategori gangguan berat (Cibinong).

Tabel 16. Tahap scoring dalam penyusunan biokriteria (Indeks biotik

Trichoptera).

Metrik biologi Nilai skor 7 5 3 1

Jumlah skor SIGNAL ≥ 55 54-33 32-20 ≤19 Jumlah total taksa ≥ 7 6-5 4-3 ≤2 % Kelimpahan 3 dominan ≤ 80 81-96 97-99 100 Jumlah taksa sensitif ≥ 5 4-3 2 ≤1 Kriteria gangguan Minimal/ belum

gangguan Gangguan

ringan Gangguan

sedang Gangguan

berat Nilai kisaran indeks biotik Trichoptera (IBT) 26-28 17-18 7-16 4-6

Hasil uji korelasi rangking Spearman (Tabel 17) antara IBT dengan

variabel pencemaran organik (indeks kimia), gangguan habitat (indeks habitat),

dan kontaminasi logam berat (indeks pencemaran logam) menunjukkan adanya

korelasi yang sangat kuat (r > 0.75). Kondisi ini menunjukkan adanya

kecenderungan tingginya nilai IBT akan diikuti dengan rendahnya tingkat

pencemaran organik, kontaminasi logam merkuri, dan tingginya kualitas habitat

(alami/sedikit mengalami gangguan).

Tabel 17. Korelasi rangking Spearman antara indeks biotik trichoptera dengan indeks habitat, indeks kimia, dan polusi logam.

Korelasi metrik IBT dengan lainnya Spearman (r) IBT & Indeks habitat 0.85 IBT & Indeks kimia 0.92 IBT & Indeks polusi logam -0.93

Larva Trichoptera memiliki nilai penting dalam pemantauan biologi

perairan kerena kekayaan taksa, keanekaragaman ekologi, dan kelimpahannya

mampu merespon perbedaan tipe gangguan di ekosistem akuatik (Hougton 2004).

Hasil penyusunan biokriteria berupa Indeks Biotik Trichoptera (IBT) merupakan

salah satu kemajuan dalam bioassessment karena hanya menggunakan satu taksa

saja dibandingkan dengan metode konvesional sebelumnya (melibatkan seluruh

Page 109: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

89

taksa makrozoobentos yang ada). Salah satu kelemahan dari IBT yang baru

terbentuk adalah masih adanya kesenjangan pada kisaran kriteria IBT sebagai

contoh daerah yang belum mengalami gangguan (26-28) dengan daerah yang

telah mengalami gangguan ringan (17-18). Kondisi ini disebabkan oleh masih

terbatasnya kasus/ data base tipe gangguan yang terjadi di Sungai Ciliwung

khususnya daerah yang belum mengalami (situs rujukan). Negara Inggris dalam

membuat model prediktif River Invertebrate Prediction and Classification System

(RIVPACS) menggunakan 41 situs rujukan guna menyusun model tersebut

(Clarke et al. 2003). Lydy et al. (2000) dalam mengembangkan index biotic

integrity (IBI) di Sungai Arkansas menggunakan 30 situs rujukan. Adanya

penambahan contoh kasus dari situs rujukan dan situs uji diharapkan mampu

menurunkan adanya kesenjangan yang terjadi dari kriteria belum mengalami

gangguan dan yang telah mengalami gangguan ringan.

Indeks biotik trichoptera (IBT) relatif sama dengan indeks biologi lainnya

yang dikembangkan sebelumnya dalam mendeteksi gangguan ekologi yang terjadi

di Sungai. Kerans & Karr (1994) menyebutkan keuntungan indeks biologi

dibandingkan dengan pengukuran secara kimia, karena parameter kualitas air

seringkali tidak mencerminkan seluruh pengaruh manusia pada ekosistem akuatik,

sedangkan penggunaan biota yang resident/menetap (makrozoobentos) mampu

merespon penggabungan dari seluruh pengaruh manusia pada ekosistem akuatik.

Keuntungan dari penggunaan IBT ini terletak pada informasi yang dihasilkan dari

indeks ini mampu menggambarkan tingkat keseimbangan populasi, toleransi

polusi, dan keanekaragaman dari hewan Trichoptera secara komprehensif dan

terintegrasi dalam menggambarkan gangguan ekologi yang terjadi di Sungai

Ciliwung. Karena setiap komponen dari metrik biologi mencerminkan informasi

yang spesifik, maka penggabungan ke dalam metrik tunggal dapat memberikan

informasi yang menyeluruh terhadap kompleksitas sistem biologi di ekosistem

akuatik (Kerans & Karr 1994).

Page 110: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

90

4.10 Aplikasi Indeks Biotik Trichoptera (IBT) dalam Mendukung Pengelo-

laan Sungai Ciliwung.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya potensi yang besar dari larva

Trichoptera untuk digunakan sebagai alat evaluasi kualitas lingkungan akibat

pengaruh aktivitas antropogenik di ekosistem Sungai Ciliwung. Larva Trichoptera

sebagian besar bersifat sensitif terhadap gangguan yang ditimbulkan oleh

pencemaran maupun kerusakan pada habitat. Hewan tersebut memiliki peran yang

penting dalam menyusun rantai makanan di ekosistem sungai, oleh karena itu

kondisi habitat yang mendukung bagi kehidupan hewan tersebut sudah selayaknya

dipertahankan atau dilestarikan.

Berbagai macam usaha yang dapat diambil guna menekan atau mencegah

kerusakan pada ekosistem Sungai Ciliwung guna mendukung kehidupan larva

Trichoptera maupun makrozoobentos lainnya antara lain: 1). Manajemen dan

pengolahan limbah (domestik maupun industri) yang dilakukan secara terpadu

oleh berbagai stake holder yang memiliki kepentingan dengan Sungai Ciliwung

(misalnya: Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Pemkot Bogor-Depok-

Jakarta, Pusarpedal, kalangan industri, dan masyarakat di sekitar DAS Ciliwung).

Adanya instalasi pengolah limbah sebelum limbah tersebut dibuang ke sungai

dapat menurunkan beban pencemar yang masuk ke Sungai Ciliwung. 2).

Konservasi vegetasi riparian yang ada di bantaran sungai maupun yang ada di

bagian hulu sungai. Keberadaan vegetasi riparian ini sangat penting artinya guna

mengurangi masuknya air run-off dan nutrien ke sungai, maupun sebagai sumber

penyumbang materi allochtonous bagi kehidupan biota akuatik lainnya. Di

samping itu keberadaan vegetasi riparian ini dapat berfungsi sebagai penyedia

nektar yang dapat dimanfaatkan oleh serangga bentik dewasa sebagai sumber

makanannya maupun untuk berlindung dari predator. 3). Peningkatan/ rekayasa

habitat guna mendukung kehidupan makrozoobentos secara keseluruhan.

Pembuatan susbtrat buatan (artificial subtrate) yang dapat dilakukan dengan cara

penanaman vegetasi riparian submerged di bagian pinggir sungai, potongan-

potongan kayu, maupun batu guna meningkatkan heterogenitas dan kompleksitas

Page 111: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

91

habitat. Komposisi substrat yang lebih heterogen mampu meningkatkan

keanekaragaman dari banyak spesies makrozoobentos. Disamping itu perlu

adanya upaya pencegahan perusakan habitat pada Sungai Ciliwung misalnya

dengan pembatasan penambangan batu dan pasir seperti yang marak dilakukan di

Stasiun Katulampa, dan 4). Peningkatan kesadaran masyarakat melalui pelatihan

pemanfaatan limbah maupun pendidikan tentang arti pentingnya menjaga

kelestarian ekosistem sungai, sehingga sungai tidak dianggap lagi sebagai tempat

pembuangan akhir dari kegiatan/ aktivitas antropogenik. Upaya yang dapat

dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat dapat melalui jalan formal

(pendidikan) maupun secara informal (pelatihan) guna mereduksi sampah atau

limbah yang dihasilkan agar tidak dibuang secara langsung ke sungai.

Bagian hulu Sungai Ciliwung memiliki peran penting dalam pengelolaan

ekosistem Sungai Ciliwung secara keseluruhan. Karena pengembangan biokriteria

ini sangat bergantung pada keberadaan situs rujukan yang umumnya berada di

bagian hulu, maka konservasi di bagian hulu mutlak diperlukan. Hal ini sesuai

dengan pendapat Cullen (2002) tentang pentingnya konservasi di situs rujukan

yang umumnya terletak di bagian hulu guna melindungi sistem sungai agar tetap

sehat yaitu:

1. Menyediakan tempat sumber pembenihan dan membantu rekolonisasi

ketika daerah yang ada dibawahnya mengalami gangguan/ kerusakan.

2. Berfungsi sebagai referensi/ benchmark guna menilai dan memperkirakan

sampai sejauh mana tindakan menejemen sungai yang telah dilakukan

menyimpang dari kondisi alaminya. Seperti halnya seorang dokter yang

dapat membandingkan antara pasien yang sehat dengan yang sakit.

3. Melindungi spesies air tawar yang hidup di Sungai Ciliwung, karena setiap

organisme mempunyai nilai tersendiri bagi ekosistem perairan dan

seringkali berfungsi sebagai sumber materi genetik yang tidak terbarukan.

Penelitian ini merupakan langkah awal dalam pengembangan biokriteria

lokal yang adaptif yang dapat disesuaikan dengan kondisi iklim dan geografis

setempat. Karena Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersusun

dari ribuan pulau yang mungkin memiliki karakteristik geomorfologi berbeda,

Page 112: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

92

maka pengembangan biokriteria yang didasarkan pada konsep multimetrik di

masa mendatang memiliki keunggulan tersendiri. Penggunaan IBT dalam

pengelolaan Sungai Ciliwung dapat berfungsi sebagai sebagai alat untuk menilai

dampak ekologi dari suatu kegiatan antropogenik ke ekosistem sungai maupun

untuk mengkaji tingkat keberhasilan dari suatu program pengelolaan Sungai yang

telah di ambil/ dilaksanakan. Penilaian kualitas lingkungan dengan menggunakan

IBT ini masih bersifat lokal (hanya cocok untuk S. Ciliwung saja) karena situs

rujukan yang digunakan sebagai model penyusunannya hanya diperoleh dari anak

sungai yang terletak di DAS Ciliwung. Penggunaann indeks ini untuk sungai

lainnya (selain Ciliwung) masih perlu dikaji ulang dan mungkin perlu dilakukan

kalibrasi, sehingga indeks ini dapat diterapkan secara lebih luas. Indeks yang baru

terbentuk ini (IBT) mungkin masih perlu penyempurnaan di masa mendatang

karena terbatasnya dari basis data komunitas Trichoptera yang hidup di situs

rujukan dan yang telah mengalami gangguan. Disamping itu keuntungan lainnya

dari IBT adalah hanya melibatkan satu taksa Trichoptera saja yang dapat

menghemat waktu untuk identifikasi maupun penyajian hasil pemantauan kualitas

lingkungan menjadi lebih singkat, jika dibandingkan dengan melibatkan seluruh

taksa makrozoobentos.

Page 113: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal penting yaitu:

1. Adanya pencemaran organik maupun kontaminasi logam merkuri di Sungai

Ciliwung yang masih bergradien tinggi dapat menurunkan jumlah taksa

(genus), keanekaragaman (H’), dan keseragaman (E) dari komunitas larva

Trichoptera. Namun kelimpahan larva Hydropsychid (Cheumatopsyche sp.)

yang bertipe ekologi feeding filtering collector cenderung meningkat .

2. Produktivitas sekunder dan biomassa larva Cheumatopsyche sp. cenderung

meningkat ketika konsentrasi bahan organik (TOM 14,27 mg/l) dan logam

merkuri di air Sungai Ciliwung (3,55 ppb) juga mengalami peningkatan.

Adanya gangguan habitat seperti pengambilan substrat (batu) yang dilakukan

secara masif dapat menurunkan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche

sp.

3. Empat metrik biologi yang cukup sensitif dalam mendeteksi gangguan ekologi

pada Sungai Ciliwung yaitu: jumlah skor SIGNAL, jumlah total taksa, %

kelimpahan 3 taksa yang dominan, dan jumlah taksa sensitif. Didasarkan pada

empat metrik biologi tersebut, maka dapat dihasilkan Indek biotik Trichoptera

(IBT) dengan kriteria sebagai berikut: nilai 26-28 kategori belum atau minimal

mengalami gangguan, 17-18 gangguan ringan, 7-16 gangguan sedang, dan 4-6

gangguan berat.

5.2 SARAN Hasil dari penelitian ini ada beberapa saran penting yang dapat dilakukan

khususnya dalam menunjang kesempurnaan biokriteria (IBT) yang baru dibentuk

antara lain:

1. Perlu adanya penambahan stasiun yang berfungsi sebagai situs rujukan,

sehingga dapat mewakili DAS Ciliwung hulu secara keseluruhan. Di samping

Page 114: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

95

itu penambahan kasus dari situs uji juga perlu dilakukan agar dapat dievaluasi

sensitifitas dari IBT dalam mencerminkan gangguan ekologi di situs yang lain

dari Sungai Ciliwung.

2. Perlu adanya usaha konservasi terutama di bagian hulu Sungai Ciliwung karena

vegetasi riparian dapat berfungsi sebagai sumber materi allochtonous bagi

larva Trichoptera maupun makrozoobentos secara keseluruhan. Disamping itu

vegetasi tersebut juga berfungsi sebagai sumber penyedia makanan (nektar)

bagi Trichoptera dewasa.

Page 115: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

DAFTAR PUSTAKA

Akagi H, Nishimura H. 1991. Speciation of Mercury in The Soils and Sediments

Environment. Di dalam: Suzuki T, editor. advances in mercury toxicology. Plenum Press New York. p: 53-76.

Alexander S, Smock LA. 2005. Life Histories and Production of

Cheumatopsyche analis and Hydropsyche betteni (Trichoptera: Hydropsychidae) in an Urban Virginia Stream. Northeastern Naturalist 12(4): 433–446.

Angelier E.2003. Ecology of Stream and River. Sience Publisher.USA.215p Armitage PD, Moss D, Wright JF, Furse MT. 1983. The Performance of a New

Biological Water Quality Score System Based on Macroinvertebrates Over a Wide Range of Polluted Running-Water Sites. Water Research 17: 333-347.

Bank MS, Burgess JR, Evers DC, Loftin CS. 2007. Mercury Contamination of

Biota from Acadia National Park, Maine: A Review. Environmental Monitoring and Assessment 126: 105–115.

Barata C, Lekumberri I, Vila-escale M, Prat N, Porte C. 2005. Trace metal

concentration, antioxidant enzyme activities and susceptibility to oxidative stress in the tricoptera larvae Hydropsyche exocellata from the Lobregat river basin (NE Spain). Aquatic Toxicology 74: 3–19.

Barbour MT, Gerritsen J, Griffith GE, Frydenborg R, McCarron E, White JS, Bastian ML.1996. A Framework for Biological Criteria for Florida Streams Using Benthic Macroinvertebrates. Journal of the North American Benthological Society 15 (2): 185-211.

Barlocher F. 1983. Seasonal Variation of Standing Crop and Digestibility of

CPOM in a Swiss Jura Stream. Ecology 64(5):1266-1272. Beasley G, Kneale P. 2004. Assessment of heavy metal and PAH contamination

of urban streambed sediments on macroinvertebrates. Water, Air, and Soil Pollution: Focus 4: 563–578.

Bellinger EG, Sigee DC. 2010. Freshwater Algae, Identification and Use as

Bioindicators. USA.Wiley-Blackwell.

Page 116: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

97

Benke AC. 2010. Secondary Production As Part of Bioenergetic Theory

Contributions From Freshwater Benthic Science. River Research Application 26: 36–44.

Benke AC. 1979. A modification of the Hynes method for estimating secondary

production with particular significance for multivoltine populations. Limnology and Oceanography 24: 168-171.

Benke AC, Huryn AD. 2007. Secondary Production of Macroinvertebrates. Di

dalam : Hauer FR, Lamberti GA, editor. Methods in Stream Ecology. Ed ke-2. China. Elsevier.

Berra E, Forcella M, Giacchini R, Rossaro B, Parenti P. 2006. Biomarkers in

Caddisfly Larvae of The Species Hydropsyche Pellucidula (Curtis, 1834) (Trichoptera:Hydropsychidae) Measured in Natural Populations and after Short Term Exposure to Fenitrothion. Bulletin Environmental Contamination and Toxicology 76: 863-870.

Bilby RE and Bisson PA. 1998. Function and distribution of large woody debris, In: S. KANTOR (eds): River ecology and management. Lessons from the Pacific Coastal Ecoregion. Springer. USA. p:324-338.

Bisthoven LJ, Postma JP, Parren P, Timmermans KR, Ollevier F. 1998. Relation

between Heavy Metal in Aquatic Sediments in Chironomus larvae of Belgian Lowland Rivers and their Morphological Deformities. Canadian Journal Fish and Aquaic Science 55: 688-703.

Blinn DW, Ruiter DE. 2009. Caddisfly (Trichoptera) Assemblages Along Major

River Drainages In Arizona, Western North American Naturalist 69(3): 299–308.

Blocksom KA, Kurtenbach JP, Klemm DJ, Fulk FA, Cormier SM. 2002.

Development and Evaluation of The Lake Macroinvertebrate Integrity Index (LMII) For New Jersey Lakes and Reservoirs, Environmental Monitoring and Assessment 77: 311–333.

BPLHD. 2006a. Status Ekologis Sungai Ciliwung, Badan Pengendalian

Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat. Bandung. Burton JA. 2002. Sediment Quality Criteria in Use Around The World. Limnology

3: 65-75.

Page 117: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

98

Cairns JJ, Dickson KL. 1971. A Simple Method for The Biological Assessment of The Effects of Waste Discharges on Aquatic Bottom-Dwelling Organisms. Journal Water Pollution Control Federation 43 (5): 755- 1971.

Camargo JA. 1991. Toxic Effects of Residual Chlorine on Larvae of Hydropsyche

pellucidula (Trichoptera, Hydropsychidae): a Proposal of Biological Indicator. Bulletin Environmental Contamination and Toxicology 47: 261-265.

Canfield TJ, Kimble NE, Grumbaugh WG, Dwyer FJ, Ingersoll CG, Fairchild JF.

1994. Use of Benthic Macroinvertebrate Community Structure And Sediment Quality Triad to Evaluate Metal Contaminated Sediment in The Upper Clark Fork River, Montana. Environmental Toxicology and Chemistry 13: 1999-2012.

Carlisle DM, Clements WH. 2003. Growth and Secondary Production of Aquatic

Insects along a Gradient of Zn Contamination in Rocky Mountain Streams. Journal of the North American Benthological Society 22(4): 582-597.

Carter JL, Resh VH. 2001. After Site Selection and Before Data Analysis: Sampling, Sorting, and Laboratory Procedurs Used in Stream Benthic Macroinvertebrate Monitoring Program by USA State Agencies. Journal of the North American Benthological Society 20(4): 658-682.

CCME. 2003. Canadian Water Quality Guidelines for the Protection of Aquatic

Life: Inorganic Mercury and Methylmercury. Di dalam: Canadian Environmental Quality Guidelines. Canadian Council of Ministers of the Environment. Winnipeg.

Chakona A, Phiri C, Day JA. 2009. Potential for Trichoptera Communities as

Biological Indicators of Morphological Degradation in Riverine System. Hydrobiologia 621:155-167.

Chakrabarty D, Das SK. 2006. Alteration of Macroinvertebrate Community in

Tropical Lentic Systems in Context of Sediment Redox Potential and Organic Pollution. Biological Rhythm Research. 37(3): 213 – 222.

Chatzinikolaou Y, Dakos V, Lazaridou M. 2008. Assessing the Ecological

Integrity of a Major Transboundary Mediterranean River Based on Environmental Habitat Variables and Benthic Macroinvertebrates

Page 118: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

99

(Aoos-Vjose River, Greece-Albania). International Review of Hydrobiology 93 (1): 73–87.

Chen TB., Zheng YM, Lei M, Huang ZC, Wu HT, Chen H, Fan KK., Yu K, Wu

X, Tian QZ. 2005. Assessment of Heavy Metal Pollution in Surface Soils of Urban Parks in Beijing, China. Chemosphere 60: 542 – 551.

Chovanec A, Waringer J. 2001. Ecological Integrity of River–Floodplain

Systems—Assessment by Dragonfly Surveys Insecta: Odonata. Regulated Rivers: Research and Management 17: 493–507.

Clarke KR, Warwick RM. 2001. Change Marine Communities: an approach to

statistical analysis and interpretation. Ed ke-2. PRIMER-E. Plymouth. Clarke RT, Wright JF, Furse MT, 2003. RIVPACS Models for Predicting the

Expected Macroinvertebrate Fauna and Assessing the Ecological Quality of Rivers. Ecological Modelling 160: 219-233

Clements WH. 1994. Benthic Invertebrate Community Responses to Heavy

Metals in The Upper Arkansas River Basin, Colorado. Journal of the North American Benthological Society 13(1): 30-44.

Clifford HF. 1991. Aquatic Invertebrates of Alberta. Alberta. The University of

Alberta Press. Courtney LA, Clements WH. 2002. Assessing The Influence of Water and

Substratum Quality on Benthic Macroinvertebrate Communities in A Metal-Polluted Stream: an Experimental Approach. Freshwater Biology 47:1766–1778.

Cox EJ.1996. Identification of Freshwater Diatoms from Live Material. London.

Chapman & Hall. Cullen PE. 2002. Conserving Natural Rivers. A Guide For Catchment Managers.

River Management Series Part 1. Cooperative Research Centre For Freshwater Ecology. Australian.12 p.

Cummins KW, Klug MJ. 1979. Feeding Ecology of Stream Invertebrates. Annual

Review Ecology, Evolution, and Systemmatics 10: 147-172.

Page 119: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

100

Dahl J, Johnson RK, Sandin L. 2004. Detection of Organic Pollution of Streams in Southern Sweden Using Benthic Macroinvertebrates. Hydrobiologia 516: 161–172.

Dean JC, St. Clair RM, Cartwright DI. 2010. Identification Keys to Australian

Families and Genera of Caddis-Fly Larvae (Trichoptera). Identification & Ecology Guide No. 50. Thurgoona. NSW.

Dickman M, Brindle I, Benson M.1992. Evidence of Teratogens in Sediments of

The Niagara River Watershed as Reflected by Chironomid (Diptera: Chironomidae) Deformities. Journal of Great Lakes Research 18(3): 467-480.

Dziock F, Henle K, Foeckler F, Follner K, Scholz M. 2006. Biological Indicator

Systems in Floodplains – a Review. International Review of Hydrobiology 91 (4): 271–291.

Eaton, Andrew D, Clesceri, Lenore S, Rice, Eugene W, Greenburg, Arnold E,

Franson, Mary Ann H. 1995. Standard methods for the examination of water and wastewater (19th

Edition), Baltimore, Maryland: American Public Health Association, 1325 p.

Fairchild JL, Boyle T, English WR, Rabeni C. 1987. Effects of Sediment and Contaminated Sediment on Structural and Functional Component of Experimental Stream Ecosystems. Water and Soil Pollution 36: 271-293.

Figueiredo-Barros MP, Leal JF, de A. Esteves F, Rocha AM, Bozelli RL. 2006.

Life cycle, Secondary Production and Nutrient Stock in Heleobia Australis (d’Orbigny 1835) (Gastropoda: Hydrobiidae) in a Tropical Coastal Lagoon. Estuarine, Coastal and Shelf Science 69: 87-95.

Geraci CJ, Morse JC. 2008. New species of Cheumatopsyche (Trichoptera:

Hydropsychidae) from North Sulawesi, Indonesia. The Pan-Pacific Entomologist 84(1): 1–8.

Gerhardt A, De Bisthoven LJ, Soares AMVM. 2004. Macroinvertebrtae Response

to Acid Maine Drainage: Community Structure and On-line behavioral taoxicity bioassay. Environmental Pollution 130: 263-274.

Gooderham J, Tsyrlin E. 2002. The Waterbug Book. Collingwood. Victoria.

Australia. CSIRO Publishing.

Page 120: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

101

Graf W, Murphy J, Dahl J, Zamora-Muñoz C, López-Rodríguez MJ. 2008.

Distribution and Ecological Preferences of European Freshwater Organisms. Volume 1. Trichoptera. Pensoft Publishers. Bulgaria.

Gurtz ME, Wallace JB. 1986. Substratum-Production Relationships in Net-Spinning Caddisflies (Trichoptera) in Disturbed and Undisturbed Hardwood Catchments. Journal of the North American Benthological Society 5(3): 230-236.

Hall R. 2012. Caddisflies. http://streamwatch.org/bug-blog/caddisflies. [diakses

tanggal 28 Agustus 2012]. Hersey AE, Lamberti GA. 1998. Stream Macroinvertebrate Communities. Chapter

8. Di dalam: Naiman RJ, Bilby RE, editor. River Ecology and Management Lessons from the Pasific Coastal Ecoregion. New York. Springer. p:169-199.

Hoffsten P. 1999. Distribution of Filter-feeding Caddisflies (Trichoptera) and

Plankton Drift in a Swedish Lake-outlet Stream. Aquatic Ecology 33: 377–386.

Holzenthal RW. 2009. Trichoptera. Di dalam: Encyclopedia of Limnology. Netherland. Elsevier Inc. p: 56-467.

Hooda PS, Moynagh M, Svoboda IF, Miller A. 2000. Macroinvertebrates as

Bioindicators of Water Pollution in Streams Draining Dairy Farming Catchments.Chemistry and Ecology 17 (1): 17-30.

Hynes HBN, Coleman MJ.1968. A Simple Method of Assessment of The Annual

Production of Stream Benthos. Limnology and Oceanography 13:569-573.

Jacobsen D, Cressa C, Mathooko JM, Dudgeon D. 2008. Macroinvertebrates:

Composition, Life Histories and Prodution. Chapter 4. Di dalam: Dudgeon D, editor. Tropical Stream Ecology. Elsevier Inc. hlm 65-105.

Jin HS, Ward GM. 2007. Life History and Secondary Production of Glossosoma

nigrior Banks (Trichoptera: Glossosomatidae) in Two Alabama Streams with Different Geology. Hydrobiologia 575: 245–258.

Page 121: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

102

Katano I, Mitsuhashi H, Isobe Y, Sato H, Oishi T. 2005. Reach-scale Distribution Dynamics of a Grazing Stream Insect, Micrasema quadriloba Martynov (Brachycentridae, Trichoptera) in Relation to Current Velocity and Peryphyton Abundance. Zoological Science 22: 853-860.

Keckes S, Miettinen JK. 1972. Mercury as a Marine Pollution. Di dalam: FAO

Marine Pollution and Sea Life. England. News Ltd. Keiper JB. 2002. Biology and Immature Stages of Coexisting Hydroptilidae

(Trichoptera) from Northeastern Ohio Lakes. Annual Entomology Society of America 95(5): 608-616.

Kerans BL, Karr JR. 1994. A Benthic Index of Biotic Integrity (B-IBI) for Rivers

of the Tennessee Valley. Ecological Applications 4(4): 768-785. Kido M, Yustiawati, Syawal MS, Sulastri, Hosokawa T, Tanaka S, Saito T,

Iwakuma T, Kurasaki M.2009. Comparison of General Water Quality of Rivers in Indonesia and Japan. Environmental Monitoring and Assessment 156: 317–329.

Kirchoff W. 1991.Water Quality Assessment Based on Physical, Chemical, and

Biological Parameters for Citarum River Basin. Bandung. KLH. 2011. Peran dan Tanggung Jawab Stakeholder dalam Pengelolaan Sungai

Ciliwung (Masterplan Pengelolaan Sungai Ciliwung dan Kemajuan Penerapannya). Rakernis. Pusarpedal-KLH. Jakarta.

Lenat DR.1993. A biotic index for the southeastern United States: Derivation and

list of tolerance values, with criteria for assigning water quality ratings. Journal of the North American Benthological Society 12: 279–290.

Leslie HA, Pavluk TI, Bij De Vaate A, Kraak MHS.1999. Triad Assessment of

The Impact of Chromium Contamination on Benthic Macroinvertebrates in The Chusovaya River (Urals, Russia), Archives of Environmental Contamination and Toxicology 37:182–189.

Lin JG, Chen SY, Su CR. 2003. Assessment of sediment toxicity by metal

speciation in different particle-size fractions of river sediment. Water Science and Technology 47 (7–8): 233–241.

Page 122: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

103

Lugthart GJ, Wallace JB.1992. Disturbance on Benthic Functional Structure and Production in Mountain Streams. Journal of the North American Benthological Society 11 (2): 138-164.

Luoma SN, Carter JL. 1991. Effect of Trace Metal on Aquatic Benthos. Di dalam:

Newman MC, McIntosh AW, editor. Metal Ecotoxicology: Concepts and Applications. Chelsea. Michigan. Lewis Publishers. p: 61-30.

Luoma SN. 1995. Prediction of Metal Toxicity in Nature from Bioassay:

Limitation and Research Needs. Di dalam: Tessier A.and Tuner DR., editor: Metal Speciation and Bioavailability in Aquatic System. John Wiley & Sons Ltd. p: 609-659.

Lydy MJ, Strong AJ, Simon TP. 2000. Development of an Index of Biotic

Integrity for the Little Arkansas River Basin, Kansas. Archieves of Environmental Contamination and Toxicology. 39: 523–530.

Mackay RJ. 1986. Life Cycles of Hydropsyche riola, H. slossonae and

Cheumatopsyche pettiti (Trichoptera: Hydropsychidae) in a Spring-Fed Stream in Minnesota. American Midland Naturalist 115 (1): 19-24.

Mackay RJ, Wiggins GB. 1979. Ecological diversity in Trichoptera. Annual

Review of Entomology 24: 185-208. Marchant R, Hehir G. 2002. The Use of AUSRIVAS Predictive Models to Assess

The Response of Lotic Macroinvertebrates to Damsb in South-East Australia. Freshwater Biology 47: 1033–1050.

Marchant R, Hehir G.1999. Growth, Production and Mortality of Two Species of

Agapetus (Trichoptera: Glossosomatidae) in The Acheron River, South-east Australia. Freshwater Biology 42: 655-671.

Merrit RW, Cummins KW. 1996. An Introduction to The Aquatic Insects of

North America, Ed ke-3. Dubuque. Kendall/Hunt Publishing Company. Minshall GW. 1996. Aquatic Insect-Substratum Relationships. Chapter 12.

Ecology of Aquatic Insects. Greenwood Pub Group. p: 358-400. Mwamburi J. 2003. Variations in Trace Elements in Bottom Sediments of Major

Rivers in Lake Victoria’s Basin, Kenya. Lakes & Reservoirs: Research and Management 8: 5–13.

Page 123: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

104

Niimi AJ, Kissoon GP. 1994. Evaluation of Critical Body Burden Concept Based on Inorganic and Organic Mercury Toxicity to Rainbow Trout (Oncorhynchus mykiss). Archieved Environmental Contamination and Toxicology 26: 169 – 178.

Norris RH, Thoms MC. 1999. What Is River Health ?. Freshwater Biology 41:

197-209. Novotny V, Olem H. 1994. Water Quality Prevention, Identification, and

Management of Diffuse Pollution. Van Nostrand Rein-hold. USA. 1054p.

Odum EP. 1971. Fundamentals of Ecology. Third Edition. WB Sounder Co.

Philadelphia. 574p Oscoz J, Galicia D, Miranda R. 2011. Identification Guide of freshwater

Macroinvertebrates of Spain. Springer. New York. 148p Paul MJ, Meyer JL. 2001. Stream in Urban Landscape. Annual Review Ecology

System 32:333–365. Pennuto CM, Lane OP, Evers DC, Taylor RJ, Loukmas J. 2005. Mercury in the

Northern Crayfish, Orconectes virilis (Hagen), in New England, USA.

Ecotoxicology, 14: 149–162. Pescador ML. Rasmusen AK, Harris SC.1995. Identification Manual for The

Caddisfly (Trichoptera) Larvae of Florida. Tallahassee. Florida. Poepperl R. 2000, The Filter Feeders Hydropsyche angustipennis and

H.pellucidula (Trichoptera: Hydropsychidae) in a Northern German Lowland Stream: Microdistribution, Larval Development, Emergence Pattern, and Secondary Production. Limnologica 30:65-72.

PSDA. 2006. Status Mutu Air Sungai di Indonesia. Pusat Litbang Sumberdaya

Air. Jakarta. Quinn JM, Davies-Colley RJ, Hickey CW, Vickers ML, Ryan PA. 1992. Effects

of Clay Discharges on Stream, 2. Benthic Invertebrates. Hydrobiologia 248: 235-247.

Redell LA, Gall WK., Ross RM, Dropkin DDS. 2009. Biology of The Caddisfly

Oligostomis ocelligera (Trichoptera: Phryganeidae) Inhabiting Acidic

Page 124: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

105

Mine Drainage in Pennsylvania. Northeastern Naturalist 16(2): 285–306.

Roberge JJ, Mc Cabe DJ. 2010. The Effects of land use on Phosphorus and

Benthic macroinvertebrates in Lake Champlain Basin. Saint Michaele College. USA

Robertson-Bryan Inc. 2004. pH Requirements of Freshwater Aquatic Life.

California. USA.15p. Ross DH, Wallace JB. 1983. Longitudinal Patterns of Production, Food

Consumption, and Seston Utilization by Net-Spinning Caddisflies (Trichoptera) in A Southern Appalachian Stream (USA). Holarctic Ecology 6: 270-284.

Sanchez RM, Hendricks AC. 1997. Life history and secondary production of

Cheumatopsyche spp. in a small Appalachian stream with two different land uses on its watershed. Hydrobiologia 354: 127–139.

Scroeder WH, Munthe J. 1998. Atmospheric Mercury an Overview. Atmospheric

Environment 32 (5): 809-822. Shakla SK, Srivastava PR. 1992. Introduction: in Water Pollution and Toxicology.

Commonwealth Publishers New Delhi. p:1-47. Shieh SH, Ward JV, Kondratieff BC. 2002. Energy Flow through

Macroinvertebrates in a Polluted Plains Stream. Journal of the North American Benthological Society 21(4): 660-675.

Singer GA, Battin TJ. 2007. Anthropogenic Subsidies Alter Stream Consumer-

Resource Stoichiometry, Biodiversity, and Food Chains. Ecological Applications 17(2): 376-389.

Skinner KM, Bennett JD. 2007. Altered Gill Morphology in Benthic

Macroinvertebrates from Mercury Enriched Streams in the Neversink Reservoir Watershed, New York. Ecotoxicology 16: 311–316

Smoley CK.1992. Methods for The Determination of Metals in Environmental Samples.200.2. US-EPA.Cincinnati.Ohio.

Sola C, Prat N. 2006. Monitoring Metal and Metalloid Bioaccumulation in Hydropsyche (Trichoptera, Hydropsychidae) to Evaluate Metal

Page 125: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

106

Pollution in a Mining River. Whole Body Versus Tissue Content. Science of the Total Environment 359: 221– 231.

Synder CD, Hendricks AC. 1995. Effect of Seasonally Changing Feeding Habits

on Whole-animal Mercury Concentrations in Hydropsyche morosa (Trichoptera: Hydropsychidae). Hydrobiologia 299: 115-123.

Stuijfzand SC, Engels S, Van Ammelrooy E, Jonker M. 1999. Caddisflies (Trichoptera: Hydropsychidae) Used for Evaluating Water Quality of Large European Rivers. Archieve of Environmental Contamination and Toxicology 36: 186–192.

Takao A, Negishi JN, Nunokawa M, Gomi T, Nakahara O. 2006. Potential

Influences of A Net-Spinning Caddisfly (Trichoptera: Stenopsyche Marmorata) on Stream Substratum Stability in Heterogeneous Field Environments. Journal of the North American Benthological Society 25(3): 545–555.

Ter Braak CJF, Verdonschot PFM. 1995. Canonical Correspondence Analysis and

Related Multivariate Methods in Aquatic Ecology, Aquatic Science 57 (3): 255-288.

Timm H, Ivask M, Möls T. 2001. Response of Macroinvertebrates and Water

Quality to Long-Term Decrease in Organic Pollution in Some Estonian Streams During 1990–1998. Hydrobiologia 464: 153–164.

Türkmen G, Kazanci N. 2010. Applications of Various Diversity Indices to

Benthic Macroinvertebrate Assemblages in Streams of a Natural Park in Turkey. BALWOIS: 1-10.

Urbanic G, Toman MJ, Krusnik C. 2005. Microhabitat Type Selection of

Caddisfly Larvae (Insecta: Trichoptera) in A Shallow Lowland Stream. Hydrobiologia 541: 1–12.

US-EPA.2010. Final Report on Acute and Chronic Toxicity of Nitrate, Nitrite,

Boron, Manganese, Fluoride, Chloride and Sulfate to Several Aquatic Animal Species. EPA 905-R-10-002.

US-EPA.1999. Rapid Bioassessment Protocols for Use in Wadeable Streams and

Rivers. EPA 841-B-99-002. U.S. EPA. Washington DC. US-EPA. 1986. Quality Criteria for Water, EPA/440/5-86/001, Washington DC.

Page 126: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

107

Vannote RL., Minshall GW, Cummins KW, Sedell JR, Cushing CE. 1980. The

River Continuum Concept. Canadian Journal Fish Aquatic Science 37: 130-137.

Vuori K, Kukkonen JV. 1996. Metal Concentrations in Hydropsyche pellucidula

Larvae (Trichoptera, Hydropsychidae) in Relation to The Anal Papillae Abnormalities and Age of Exocuticle. Water Research 30 (10): 2265-227.

Vuori K, Kukkonen JV. 2002. Hydropsychid (Trichoptera, Hydropsychidae) Gill

Abnormalities as Morphological Biomarkers of Stream Pollution, Freshwater Biology 47: 1297–1306.

Warwick WF. 1985. Morphological Abnormalities in Chironomidae (Diptera)

Larva as Measures of Toxic Stress in Freshwater Ecosystems: Indexing Antennal Deformities in Chironomus Meigen. Canadian Jounal Fish and Aquatic Science 42: 1881-1914.

Washington HG. 1984. Diversity, Biotic, and Similary Indices. Water Research

18: 653-694. Welch S. 1952. Limnology. Mac Graw-Hill Inc. New York. US. 318p Wiederholm T. 1984. Incidence of Deformed Chironomid Larvae (Diptera:

Chironomidae) in Swedish Lakes. Hydrobiologia 109: 243-249. Wiggins GB. 1996. Trichoptera Families, Di dalam: Merrit RW, Cummins KW ,

editor. An Introduction to the Aquatic Insects of North America. Ed ke-3. Kendall Hunt Publishing Company.

Williams DD. 1979. Aquatic Habitat of canada and Their Insects. Memoirs of The

Entomologyl Society of Canada. 108: 211-234. Winner RW, Bossel MW, Farrell MP. 1980. Insect Community Structure as an

Index of Heavy Metal Pollution in Lotic Ecosystems. Canadian Jounal Fish and Aquatic Science 37: 647-655.

Wood PJ, Armitage PD. 1997. Biological effects of fine sediment in the lotic

environment., Environmental Management 21(2): 203-217.

Page 127: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

Lampiran 1. Isian penilaian yang digunakan dalam penghitungan indeks habitat

Penilaian habitat untuk bagian jeram (riffle) dan lubuk (pool). Nama tempat : Tanggal: / / 02 Kunjungan ke : Kode tempat : Nama Team :

Total Score : Kategori

Optimal Sub Optimal Marginal Buruk/ Poor

1. Substrat epifaunal/ ketersediaan penutup

(Gradien tinggi dan rendah)

Lebih besar dari 70% (50% untuk aliran stream yang bergradien rendah) dari substrat yang diinginkan guna kolonisasi epifauna dan perlindungan ikan; campuran dari potongan daun, kayu terendam, kerikil, atau habitat lainnya yang stabil dan tahap yang mengijinkan potensi terbentuknya kolonisasi secara penuh (Misal potongan kayu yang bukan berasal dari jatuhan baru dan bukan

40-70% (30-50% untuk gradien stream yang bergradien rendah) campuran dari habitat stabil, cukup baik untuk potensi kolonisasi secara penuh, cukupnya habitat untuk pemeliharaan populasi, adanya substrat tambahan dalam bentuk jatuhan baru tetapi belum menyajikan untuk kolonisasi.

20-40% (10-30% untuk rendahnya gradien stream) campuran dari habitat stabil, ketersediaan habitat kurang dari yang diinginkan, substrat seringkali mengalami gangguan atau hilang

Kurang dari 20 % (10% untuk rendahnya gradien stream) habitat stabil, hilangnya habitat secara jelas, substrat tidak stabil atau hilang

Page 128: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

109

dari transient)

SCORE: 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

2a. Banyaknya Batu yang tertanam (Gradien tinggi)

Gravel, coble dan boulder antara 0-25% dan dikelilingi oleh sedimen halus, lapisan oleh coble menyediakan ruang untuk niche

Gravel, coble dan boulder antara 25% - 50% dan dikelilingi oleh sedimen halus

Gravel, coble dan boulder antara 50-75% dikelilingi oleh sedimen halus

Gravel, coble dan boulder lebih dari 75% dikelilingi oleh sedimen halus

SCORE: 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

2b. Substrat Pool/ genangan (Gradien rendah)

Campuran material substrat dengan gravel dan pasir yang merata , material akar dan vegetasi submerged ada secara umum

Campuran dari pasir halus, lumpur dan tanah liat: lumpur mungkin dominan, bbrp material akar dan submerged vegetasi ada.

Seluruhnya lumpur, tanah liat atau dasar pasir , sedikit atau tidak ada material akar: tidak ada tumbuhan submerged.

Lempung yang mengeras atau batuan dasar, tidak ada material akar atau tumbuhan submerged.

SCORE: 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

3a. Kecepatan/regime kedalaman (Gradien Tinggi)

Seluruh keempat strata /regime kecepatan/ kedalaman ada (lambat dalam, lambat dangkal,

Hanya tiga dari empat rezim ada (jika cepat dangkal tidak ada, score lebih rendah drpd jika

Hanya 2 dari empat habitat rezim ada (jika cepat dangkal atau lambat dangkal tidak ada,

Didominasi oleh satu rezim kecepatan / kedalaman (biasanya lambat dalam).

Page 129: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

110

cepat dalam dan cepat dangkal), lambat : < 0,3m/det, dalam > 0,5 m.

regime lainnya tidak ada).

maka nilainya rendah)

SCORE: 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

3b. variabilitas Pool (Gradien rendah)

Gabungan yang merata antara besar dangkal, besar dalam, kecil dalam, kecil dangkal.

Mayoritas pool adalah besar dalam dan sangat sedikit yang dangkal

Pool dangkal lebih banyak daripada pool dalam

Mayoritas adalah pool kecil dangkal/ atau pool tidak ada

SCORE: 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

4. Endapan sedimen (Gradien tinggi dan rendah)

Sedikit atau tidak ada perluasan pulau-pulau atau gosong pasir dan kurang dari 5% (kurang dari 20% untuk stream pada gradien rendah), bagian dasar dipengaruhi oleh endapan sedimen

Beberapa peningkatan pembentukan gosong pasir baru, terutama dari gravel, pasir atau sedimen halus; 5-30% (20-50% untuk gradien rendah) bagian dasar dipengaruhi oleh endapan tipis pada bagian pool

Terdapat cukupnya endapan gravel, pasir, sedimen halus pada gosong pasir baru dan lama; 30-50% (50-80% untuk gradien rendah) pada bagian dasarnya terdapat endapan sedimen. Endapan sedimen pada daerah yang terdapat halangan, penyempitan, dan belokan, Endapan sedang

Endapan berat oleh meterial halus; terdapat peningkatan pengembangan gosong pasir; lebih dari 50% pada bagian dasar seringkali berubah; pool hampir tidak ada karena endapan sedimen yang substansial.

Page 130: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

111

pada bagian pool

SCORE: 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

5. Status aliran saluran sungai (Gradien tinggi dan rendah)

Air mencapai pada bagian dasar kedua tepi dan hanya sedikit area pada substrat saluran yang tampak.

Air mengisi lebih dari 75% saluran yang ada, atau kurang dari 25% dari substrat saluran yang tampak

Air mengisi 25-75% dari saluran yang ada ; dan/ atau substrat riffle sebagian besar tampak,

Sangat sedikit air pada saluran dan sebagian besar berupa standing pool

SCORE: 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

6. Perubahan saluran (Gradien tinggi dan rendah)

Aktivitas chanelisasi atau pengerukan tidak ada atau minimal, stream dengan pola normal

Beberapa chanelisasi ada, biasanya pada daerah perbatasan jembatan; bukti dari chaneklisasi pada waktu lampau adalah adanya aktivitas pengerukan (lebih dari 20 tahun yang lalu) mungkin ada , namun chanelisasi yang baru tidak ada.

Chanelisasi mungkin meluas secara ekstensive; pembentukan tanggul baru terdapat pada kedua tepinya atau struktur tepian landai terdapat pada di kedua tepinya; dan 40-80% dari stream reach mengalami chanelisasi dan gangguan.

Bagian tepi dari sungai mengalami penturapan; lebih dari 80% dari stream reach mengalami chanelisasi dan gangguan, habitat dalam stream mengalami perubahan yang sanagt besar atau hilang sama sekali.

SCORE: 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Page 131: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

112

7a. frekuensi riffle atau kelokan (Gradien tinggi)

Terdapatnya riffle relatif sering, rasio jarak antara riffle dibagi dengan lebar stream < 7: 1 (biasanya 5 sampai 7); habitat bermacam-macam dan merupakan kunci. Pada stream dimana rifflenya continue penempatan boulder atau rintangan besar alami lainnya adalah penting.

Terdapat riffle tidak terlalu sering; jarak antara riffle dibagi dengan lebar stream antara 7-15

Kadang-kadang riffle atau kelokan; kontur dasar menyediakan bbrp habitat; jarak diantara riffle dibagi dengan lebar stream antara 15-25

Biasanya seluruh permukaan airnya datar atau riffle dangkal; habitat miskin; jarak diantara riffle dibagi dengan lebar stream > 25

SCORE: 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

7b. Sinuosity saluran (Gradien rendah)

Kelokan dalam stream meningkatkan panjang stream 3-4 kali lebih panjang daripada apabila hanya merupakan garis lurus (ctt; anyaman saluran dianggap normal pada daerah paparan pesisir, dan hamparan lain di dataran rendah

Kelokan dalam stream meningkatkanpanjang stream 2-3 kali lebih panjang daripada apabila hanya merupakan garis lurus

Kelokan dalam stream meningkatkanpanjang stream 1-2 kali lebih panjang daripada apabila hanya merupakan garis lurus

Saluran lurus; jalan air sudah mengalami chanelisasi untuk jarak yang cukup jauh

Page 132: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

113

parameter ini tidak mudah golongkan pada daerah –daerah tsb

SCORE: 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

8. Stabilitas pinggir sungai (score untuk masing-masing pinggiran) untuk gradien rendah dan tinngi)

Ctt; tentukan tepi kanan/kiri dengan menghadap kearah downsteram.

Tepian stabil, bukti erosi atau kerusakan tepian tidak ada atau minimal; potensi untuk terjadinya masalah pada masa yang akan datang kecil; < 5% dari pinggir sungai mengalami gangguan.

Kestabilan sedang, jarang, area kecil yang mengalami erosi kebanyakan telah mengalami pemulihan, 5-30% dari pinggir sungai yang telah mengalami erosi.

Ketidakstabilan sedang, 30-60% dari tepian mengalami erosi, memiliki potensi erosi yang tinggi pada saat banjir.

Tidak stabil, banyak daerah telah mengalami erosi, daerah baru terbentuk sepanjang bagian lurus dan kelokan sungai, penggerusan tepian tampak nyata , 60-100 dari tepian mengalami penggerusan oleh erosi.

SCORE: Tepi Kanan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

SCORE: Tepi Kiri 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

9. Perlindungan oleh vegetasi (score masing-masing tepi)

Ctt; tentukan tepi

Lebih dari 90% permukaan tepian sungai dan zona riparian ditumbui oleh tumbuhan asli meliputi pohon,

70-90% permukaan tepian sungai dan zona riparian ditumbui oleh tumbuhan asli, namun terdapat satu kelas yang

50-70% dari pemukaan tepian ditutupi oleh vegetasi; gangguan tampak jelas, jalan setapak atau seperti

< dari 50% dari permukaan tepian ditumbui oleh vegetasi; gangguan pada tumbuhan tepian sungai sangat

Page 133: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

114

kanan/kiri dengan menghadap kearah downsteram.( untuk gradien tinggi dan rendah)

semak, macrophyta tak berkayu; kerusakan vegetasi yang disebabkan oleh grazing atau pemotongan minimal atau tidak ada; sebagian besar tanaman tumbuh secara alami.

tidak terwakili secara baik; terdapat bukti gangguan namun tidak terlalu mempengaruhi potensi pertumbuhan tanaman, lebih dari setengah bagian didominasi oleh semak

tanaman yang dibabat pendek secara umum terdapat, kurang dari setengah bagian ditumbui oleh semak.

tinggi, tumbuhan telah berubah menjadi tumbuhan semak setinggi 5 cm atau kurang.

SCORE: Tepi Kanan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

SCORE: Tepi Kiri 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

10. Lebar zone vegetasi riparian (Untuk gradien tinggi dan rendah)

Ctt: Score untuk masing- masing pinggir riparian

Lebar dari zone riparian > 18 m; aktivitas manusia (mis: pertanian, pembangunan jalan, pembukaan lahan) tidak mempengaruhi zone tersebut.

Lebar dari zone riparian 12- 18 m; aktivitas manusia memberikan dampak minimal pada zone tersebut.

Lebar dari zone riparian 6 – 12 m; aktivitas manusia memberikan pengaruh yang cukup besar pada zone tersebut.

Lebar dari zone riparian < 6 m; sedikit atau tidak ada vegetasi riparian yang disebabkan oleh aktivitas aktivitas manusia

SCORE: Tepi Kanan 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

SCORE: Tepi Kiri 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0

Page 134: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

115

Lampiran II. Foto situasi lokasi pengamatan.

(A) (B) Foto situasi lokasi yang berfungsi sebagai situs rujukan. A). Stasiun Gunung Mas I. B). Stasiun Gunung Mas II.

Foto situasi lokasi situs uji (Stasiun III Kampung Pensiunan)

Foto situasi lokasi situs uji (Stasiun IV Kampung Jog-jogan)

Page 135: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

116

Foto situasi lokasi situs uji (Stasiun V Katulampa)

Foto situasi lokasi situs uji (Stasiun VI Cibinong)

Page 136: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

117

Lampiran III Rerata kelimpahan total perifiton (sel/cm2

)

No Taksa Stasiun Pengamatan

1 2 3 4 5 6 1 Achnanthes 69 49 67 70 39 77 2 Achnanthidium 0 18 0 20 0 53 3 Actinella 35 38 50 39 60 32 4 Amphora 11 18 25 13 0 0 5 Aulacodiscus 0 18 85 31 14 19 6 Aulacoseira 37 16 0 72 86 80 7 Cyclotella 28 18 0 0 18 39 8 Cymbella aspera 32 37 25 62 42 32 9 Cymbella tumida 26 0 0 51 49 48

10 Diatomella 73 0 0 0 0 78 11 Diploneis 19 71 53 62 64 0 12 Encyonema 53 49 55 50 92 32 13 Epithemia 0 0 0 37 18 29 14 Fragilaria capucina 16 23 38 0 46 0 15 Fragilaria crotonensis 0 0 0 398 99 143 16 Fragilariforma viriscent 56 34 0 44 0 13 17 Frustullia vulgaris 68 0 0 37 0 0 18 Gomphoneis 46 97 0 0 49 45 19 Gomphonema 54 0 60 0 0 0 20 Gomphonema parvulum 0 31 0 0 47 30 21 Gyrosigma 11 34 25 13 32 32 22 Hyalodiscus 28 18 0 43 32 32 23 Melosira dickiei 88 90 20 0 163 0 24 Melosira varians 0 0 0 62 0 0 25 Meridion circulare 0 0 88 100 0 115 26 Naviculla margalithi 28 0 25 63 0 67 27 Naviculla radiosa 0 48 58 20 36 0 28 Naviculla subtilissima 0 0 0 13 43 38 29 Neidium 16 34 45 43 32 39 30 Nitzschia 0 63 90 0 68 32 31 Nitzschia cf intermedia 0 0 45 20 0 0 32 Nitzschia dissipata 46 0 20 47 0 39 33 Nitzschia gracilis 11 16 0 37 32 55 34 Nitzschia linearis 0 0 25 0 0 0 35 Pinnularia cf gibba 0 0 0 27 32 0 36 Pinnularia viridis 32 31 27 37 39 26 37 Rhoicosphenia 123 134 75 145 152 96 38 Staurosira cf anceps 0 0 0 0 0 0

Page 137: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

118

39 Stephanodiscus 13 34 135 37 0 13 40 Surirella 0 18 33 73 0 276 41 Surirella angusta 0 0 0 21 146 13 42 Synedra acus 0 0 0 0 0 0 43 Synedra ulna 38 151 464 177 166 30 44 Tabellaria 0 0 0 0 114 156 45 Ankistrodesmus 394 0 45 0 43 67 46 Closterium 0 27 0 13 40 13 47 Coelastrum 0 0 440 237 14 0 48 Cosmarium 0 18 0 0 0 0 49 Desmidinium 0 0 50 0 0 96 50 Gongrosira 0 0 0 0 0 1200 51 Gonium 199 0 0 0 0 0 52 Hydrodictyon 331 679 0 0 0 0 53 Klebsormidium 313 0 1592 386 0 0 54 Microspora 0 18 75 0 0 27 55 Oedogonium 0 0 40 0 0 291 56 Oocystis 28 34 20 37 39 32 57 Pediastrum duplex 0 0 0 374 0 0 58 Pediastrum tetras 0 0 0 0 0 153 59 Scenedesmus quadricauda 0 72 0 0 57 57 60 Selenastrum 104 74 0 33 251 19 61 Sphaerocystis 0 0 25 0 43 0 62 Spirogyra 54 754 582 474 242 1268 63 Tetraspora 16 64 0 0 18 0 64 Ulothrix 173 0 1155 0 452 709 65 westella 74 55 61 0 72 0 66 Anabaena 0 0 0 0 86 585 67 Aphanocapsa 46 47 79 53 51 55 68 Calothrix 28 34 27 37 42 32 69 Chroococcus 207 256 184 208 224 165 70 Gleocapsa 30 31 20 50 23 0 71 Gomphosphaeria 50 39 20 0 58 19 72 Oscillatoria agardhii 0 0 0 13 0 0 73 Oscillatoria brevis 28 0 0 0 0 0 74 Oscillatoria princeps 0 0 0 113 0 0 75 Oscillatoria rubescens 0 31 85 48 0 0 76 Phormidium 50 108 142 0 70 0 77 Rivularia 328 77 932 504 0 431 78 Synechococcus 16 0 0 0 19 0 79 Talyphothrix 0 1138 2790 502 1705 1039 80 Hildenbrandia 270 1193 925 841 547 641 81 Tribonema viride 0 0 805 299 1052 923

Page 138: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

119

82 Vaucheria 35 31 75 44 18 45 83 Ceratium 0 0 25 37 0 0 84 Peridinium 0 0 0 0 22 38

Jumlah 3828 5959 11829 6268 6985 9718

Page 139: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

Lampiran IV. Komposisi dan kelimpahan rerata (idv/m2

) dari larva Trichoptera di Sungai Ciliwung

No Famili Taksa St. 1 St. 2 St. 3 St. 4 St. 5 St. 6 1 Helicophidae Alloecella sp. 1 0 0 0 0 0 2 Philopotamidae Chimarra sp. 16 8 4 2 0 0 3 Philopotamidae Genus 1 3 1 1 0 0 0 4 Glossosomatidae Agapetus sp. 19 14 139 0 0 0 5 Glossosomatidae Genus 1 0 0 0 3 6 1 6 Hydropsychidae Diplectrona sp. 5 6 4 1 0 0 7 Hydropsychidae Cheumatopsyche sp. 31 40 59 148 134 370 8 Hydropsychidae Genus 1 0 0 0 0 1 0 9 Hydropsychidae Macrostemum sp. 0 0 0 0 0 1

10 Hydroptilidae Orthotrichia sp. 7 3 0 0 0 0 11 Helicopsychidae Helicopsyche sp. 1 1 0 0 0 0 12 Psychomyiidae Tinodes sp. 0 0 13 60 12 10 13 Ecnomidae Ecnomina sp. 1 0 0 0 0 0 14 Ecnomidae Ecnomus sp. 0 1 0 0 0 0 15 Polycentropodidae Neureclipsis sp. 1 1 1 1 0 0 16 Antipodoeciidae Antipodoecia sp. 0 1 1 0 0 0 17 Helicophidae Genus Hel C 0 1 0 0 0 0 18 Hydrobiosidae Apsilochorema sp. 1 0 0 0 0 0 19 Hydrobiosidae Ulmerochorema sp. 0 1 0 0 0 0 20 Calocidae Caenota sp. 14 8 0 0 0 0 21 Calocidae Caenota sp 1 1 0 0 0 0 0 22 Lepidostomatidae Lepidostoma sp. 18 9 4 0 0 0

Page 140: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

121

23 Leptoceridae Triplexa sp. 0 0 1 0 0 0 24 Leptoceridae Setodes sp. 0 0 0 3 13 3 25 Tasimiidae Tasiagma sp. 1 0 0 0 0 0 26 Calamoceratidae Anisocentropus sp. 1 1 0 0 0 0 Jumlah 120 95 226 218 166 386

Page 141: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

Lampiran V. Hubungan lebar kepala dengan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. Pada masing-masing stasiun pengamatan

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Gunung Mas I

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Gunung Mas II

Page 142: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

123

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Kampung Pensiunan

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Kampung Jog-jogan.

Page 143: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

124

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Katulampa.

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Cibinong.

Page 144: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

125

Lampiran VI Penghitungan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. di masing-masing stasiun pengamatan

Tabel perhitungan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Gunung Mas I.

N/m2 W Δ N N x W W rata =

(w1+W2)/2 W rata. Δ N W rata. Δ N x 6 Δ W N rata x Δ W Instar 1 0.3-0.4125 4 0.000 0.001 Instar 2 0.4126-0.675 14 0.000 -10.494 0.006 0.034 -0.358 -2.145 0.0001 0.0005 Instar 3 0.676-0.825 16 0.001 -1.852 0.012 0.044 -0.082 -0.491 0.0004 0.0019 Instar 4 0.826-1.05 9 0.001 6.790 0.011 0.057 0.387 2.323 0.0004 0.0022 Instar 5 1.06-1.5 20 0.002 -11.111 0.042 0.070 -0.774 -4.644 0.001 0.0045 pupa 6 0.003 14.815 0.015 0.053 0.782 4.694 0.001 0.0038

5.556 0.003 0.015 0.093 0.003 0.0145

rata-rata 11.52 0.001 -0.370 0.015 0.052 -0.009 -0.052 0.000 0.0026

biomassa 0.088

Konversi biomassa dalam 1 tahun

0.131

Produksi 1.976

Konversi produksi ke 1 tahun

2.964

cohort P/B 33.9

P/B tahunan 67.74

Produksi terkoreksi 5.93

Page 145: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

126

Tabel perhitungan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Gunung Mas II.

N/m2 W Δ N N x W W rata =

(w1+W2)/2 W rata. Δ N W rata. Δ N x 6 Δ W N rata x Δ W Instar 1 0.3375-0.6 7 0.0002 0.0013 Instar 2 0.61-0.825 7 0.0005 1 0.0033 0.038 0.021 0.127 0.000 0.002 Instar 3 0.826-1.1625 14 0.0010 -7 0.0131 0.050 -0.347 -2.081 0.000 0.002 Instar 4 1.1626-1.35 8 0.0015 6 0.0119 0.062 0.363 2.178 0.001 0.003 Instar 5 1.36-1.6875 3 0.0023 5 0.0058 0.070 0.367 2.203 0.001 0.004 pupae 2 0.0025 1 0.0049 0.050 0.028 0.167 0.000 0.001

2 0.003 0.005 0.033 0.003 0.013

rata-rata 6.6204 0.0013 1.0556 0.0067 0.054 0.086 0.519 0.000 0.002

biomassa 0.0403

Konversi biomassa dalam 1 tahun 0.0605

Produksi

2.50

Konversi produksi ke 1 tahun

3.75

cohort P/B 61.9

P/B tahunan 123.9

Produksi terkoreksi 7.4957

Page 146: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

127

Tabel perhitungan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Kampung Pensiunan

N/m2 W Δ N N x W W rata =

(w1+W2)/2 W rata. Δ N W rata. Δ N x 6 Δ W N rata x Δ W

Instar 1 0.375-0.6 7 0.0001 0.0010 Instar 2 0.675-0.825 11 0.0005 -4 0.0056 0.0455 -0.1897 -1.138 0.0004 0.0019 Instar 3 0.8625-1.05 11 0.0016 1 0.0166 0.0636 0.0353 0.212 0.0011 0.0056 Instar 4 1.0875-1.3125 26 0.0025 -15 0.0637 0.0762 -1.1642 -6.985 0.0009 0.0046 Instar 5 1.425-1.8375 2 0.0033 24 0.0056 0.0784 1.8937 11.362 0.0009 0.0045 pupae 3 0.0028 -1 0.0078 0.0529 -0.0588 -0.353 0.0005 0.0028

3 0.0028 0.0077 0.046 0.0028 0.0145

Rata-rata 9.8148 0.0018 0.8333 0.0167 0.0633 0.1033 0.6195 0.0007 0.0039

Biomassa 0.1002

Konversi biomassa dalam 1 tahun 0.15033

Produksi

4.28

Konversi produksi ke 1 tahun

6.4237

cohort P/B 64.1

P/B tahunan 85.5

Produksi terkoreksi 12.85

Page 147: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

Tabel perhitungan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Kampung Jog-jogan

N/m2 W Δ N N x W W rata =

(w1+W2)/2 W rata. Δ

N W rata. Δ N x

6 Δ W N rata x Δ

W Instar 1 0.2625-0.675 20 0.0002 0.0048 Instar 2 0.7125-0.825 42 0.0005 -22 0.0211 0.037 -0.813 -4.877 0.0003 0.0013 Instar 3 0.8625-0.975 26 0.0008 17 0.0214 0.044 0.736 4.418 0.0003 0.0018 Instar 4 1.0125-1.0875 22 0.0011 4 0.0241 0.049 0.191 1.147 0.0003 0.0014 Instar 5 1.125-1.2375 33 0.0013 -12 0.0435 0.062 -0.720 -4.317 0.0002 0.0010 pupae 9 0.0025 24 0.0222 0.050 1.222 7.333 0.0012 0.0062

9 0.003 0.025 0.149 0.0025 0.0130

Rata-rata 25.2778 0.0011 2.2222 0.0229 0.048 0.123 0.741 0.0005 0.0023

Biomassa 0.1371

Konversi biomassa dalam 1 tahun

0.2057

Produksi

8.73

Konversi produksi ke 1 tahun

13.09

cohort P/B 63.7

P/B tahunan 127.3

Produksi terkoreksi 26.19

Page 148: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

129

Tabel perhitungan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Katulampa

N/m2 W Δ N N x W W rata =

(w1+W2)/2 W rata. Δ

N W rata. Δ N x

6 Δ W N rata x Δ

W Instar 1 0.225-0.45 8 0.00020 0.0015 Instar 2 0.4875-0.6375 12 0.0003 -5 0.0037 0.0323 -0.153 -0.916 0.0001 0.0005 Instar 3 0.675-0.8625 22 0.0007 -9 0.0161 0.0523 -0.494 -2.963 0.0004 0.0023 Instar 4 0.9-1.05 43 0.0020 -22 0.0862 0.0734 -1.591 -9.543 0.0012 0.0065 Instar 5 1.0875-1.3125 30 0.0034 13 0.1020 0.0812 1.082 6.492 0.0014 0.0073 pupae 4 0.0032 26 0.0142 0.0564 1.442 8.654 0.0002 0.0011

4 0.0028 0.012 0.074 0.0032 0.0165

Rata-rata 19.8611 0.0016 0.6111 0.0373 0.0591 0.058 0.3450 0.0007 0.0035

Biomassa 0.2236

Konversi biomassa dalam 1 tahun 0.3355

Produksi

2.72

Konversi produksi ke 1 tahun

4.07

cohort P/B 12.1

P/B tahunan 24.3

Produksi terkoreksi 8.1454

Page 149: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

130

Tabel perhitungan produktivitas sekunder larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Cibinong

N/m2 W Δ N N x W W rata =

(w1+W2)/2 W rata. Δ

N W rata. Δ N x 6 Δ W N rata x Δ

W Instar 1 0.188-0.263 4 0.00002 0.0001 Instar 2 0.338-0.488 39 0.0001 -35 0.0045 0.0220 -0.775 -4.652 0.0001 0.0005 Instar 3 0.525-0.750 119 0.0004 -79 0.0440 0.0392 -3.115 -18.693 0.0003 0.0013 Instar 4 0.825-0.993 167 0.0012 -48 0.1946 0.0528 -2.521 -15.126 0.0008 0.0041 Instar 5 1.013-1.125 22 0.0016 145 0.0355 0.0642 9.285 55.711 0.0004 0.0023 pupae 5 0.0025 17 0.0118 0.0500 0.861 5.167 0.0009 0.0046

5 0.0028 0.013 0.079 0.0025 0.0130

Rata-rata 59.3056 0.0010 -0.11 0.0484 0.0456 0.747 4.4815 0.0005 0.0026

Biomassa 0.2905

Konversi biomassa dalam 1 tahun 0.4357

Produksi

27.14

Konversi produksi ke 1 tahun

40.71

cohort P/B 93.4

P/B tahunan 186.9

Produksi terkoreksi 81.414

Page 150: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

131

Lampiran VII. Metrik biologi dari Larva Trichoptera dalam mencerminkan gangguan pada Sungai Ciliwung

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

0

2

4

6

8

10

12

Jum

lah

Kek

ayaa

n Ta

ksa

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Jum

lah

skor

SIG

NA

L

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

50

60

70

80

90

100

110

% k

elim

paha

n do

min

ansi

3 Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

5.86.06.26.46.66.87.07.27.47.67.88.08.28.48.68.8

Inde

ks S

IGN

AL

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Kel

impa

han

Tota

l (id

v/m

2 )

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Jum

lah

taks

a se

nsiti

f

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-20

0

20

40

60

80

100

120

% K

epad

atan

Hyd

rops

ychi

dae

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

0.8

1.0

1.2

1.4

1.6

1.8

2.0

2.2

Jum

lah

Taks

a To

lera

n

Page 151: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

132

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

0,8

1,0

1,2

1,4

1,6

1,8

2,0

2,2

Jum

lah

Tak

sa H

ydro

psy

chid

ae

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

0

20

40

60

80

100

120

% K

epad

atan

Fil

teri

ng

Co

llec

tor

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

% K

epad

atan

Sh

red

der

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

Ju

mla

h T

aksa F

aku

ltat

if

Page 152: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

133

Lampiran VIII. Nilai rerata variabel kualitas fisik dan kimia Sungai Ciliwung. Nilai dalam kurung merupakan nilai kisaran terendah dan tertinggi.

Parameter

Stasiun Pengamatan St. 1 St. 2 St. 3 St. 4 St.5 St.6

Suhu air (o 18,10 C) (18-18,3)

19 (18,7-19,5)

19,69 (18,6-20,6)

20,49 (19,7-21,3)

25,38 (23,8-26,4)

27,10 (25,6-28,9)

Kecepatan arus (m/det)

1,27 (0,99-1,96)

1,31 (0,94-1,54)

0,98 (0,8-1,6)

0,67 (0,5-0,82)

0,51 (0,5-0,54)

0,51 (0,5-0,6)

Distribusi partikel - % Kerikil - % Pasir - % Clay dan lanau

82,740

(79,3-86,7) 16,84

(12,5-20,8) 0,421

(0,09-0,85)

55,1

(49,5-60,6) 43,32

(8,58-49,27) 1,58

(0,84-3,05)

53,34

(50,7-56,5) 45,95

(3,38-49,29) 0,716

(0,04-1,83)

6,44

(5,03-7,5) 91,75

(89,27-93,18) 1,81

(0,71-3,50)

9,88

(8,42-11,9) 89,41

(86,98-90,83) 0,72

(0,04-1,46)

2,23

(1,07-3,7) 93,42

(93,29-95,28) 4,35

(1,81-7,24)

Turbiditas (NTU) 4,44 (3,87-6,05)

5,83 (4,9-6,37)

13,87 (12,3-16)

25,86 (24,32-27,8)

29,77 (28,32-31)

32,30 (28,6-34,71)

Konduktivitas (µS/cm2

61,63 ) (61-63,3)

91,00 (85,8-92,5)

100,20 (99,4-101)

195,54 (193,1-196,7)

226,13 (221-241)

252,38 (250-255)

pH air 6,83 (6,5-7)

6,80 (6,5-7)

6,29 (6-6,5)

6,09 (6-6,5)

6,26 (6-6,8)

6,95 (6-7,6)

Oksigen terlarut (mg/l) 8,10 (7,7-8,7)

8,01 (7,5-8,5)

7,58 (7,1-8,5)

7,58 (7,2-7,8)

6,39 (6,27-6,56)

6,4 (6,25-6,83)

COD (mg/l) 5,1 (4,04-5,8)

5,88 (5,01-7,8)

15,32 (14,08-16,3)

17,902 (15,9-20,32)

27,91 (21,57-29,58)

36,22 (23,55-51,49)

Amonium (mg/l) 0,01 (0,001-0,03)

0,01 (0,001-0,02)

0,06 (0,022-0,12)

0,28 (0,216-0,779)

0,98 (0,586-1,337)

0,92 (0,967-1,021)

N-Nitrat (N-NO3 0,42 ) (0,13-0,59)

0,60 (0,32-0,72)

1,17 (0,65-1,72)

1,69 (0,75-3,57)

4,17 (1,56-5,57)

8,57 (3,78-20,58)

Ortofosfat (O-PO4 0,06 ) (0,02-0,11)

0,04 (0,001-0,13)

0,10 (0,03-0,13)

0,33 (0,11-0,5)

0,39 (0,27-0,8)

0,50 (0,37-0,66)

Kesadahan (mg/l setara CaCO3

17,84 ) (6,19-23,8)

19,58 (7,88-32,23)

26,12 (13,43-40,3)

28,60 (11,28-57,47)

36,80 (12,66-59,45)

30,7 (10,3-61,47)

Seston - C (mg/l) - N (mg/l)

0,25

(0,22-0,28) 0,03

(0,03-0,04)

0,24

(0,21-0.26) 0,03

(0,02-0,04)

0,31

(0,0,29-0,31) 0,05

(0,04-0,05)

0,35

(0,33-0,405) 0,06

(0,06-0,07)

0,46

(0,43-0,49) 0,07

(0,06-0,07)

0,59

(0,52-0,62) 0,08

(0,07-0,09) Hg di air (ppb) 0,074

(0,03-0,15) 0,250

(0,21-0,4) 0,648

(0,57-0,77) 0,922

(0,8-1,01) 1,150

(0,92-1,27) 2,34

(1,5-3,55) Hg di sedimen (ppb) 7,215

(4,56-11,9) 10,481

(5,98-15,63) 50,130

(65,28-71,4) 64,337

(51,22-89,47) 69,928

(41,59-97,3) 80,58

(56,46-125,3) Hg di trichoptera (ppm)

0,13 (0,11-0,14)

0,19 (0,17-0,20)

0,24 (0,21-0,28)

0,27 (0,29-0,26)

0,32 (0,3-0,35)

0.4 (0,32-0,40)

CPOM (gr berat kering) TOM (mg/l) Luas jaring (mm2

)

101,63 (65,8-148.9)

4,16 (3,28-5,74)

0,30 (0,23-0,47)

93,1 (63,2-132,1)

4,61 (3,75-5,71)

0,17 (0,08-0,4)

54,9 (41,81-68,2)

5,12 (3,30-6,28)

0,09 (0,1-0,08)

20 (12,63-30,92)

7,46 (5,30-9,71)

0,09 (0,09-0,07)

13,77 (10,82-25,65)

9,75 (7,92-12,56)

0,07 (0,09-0,05)

9,4 (6,93-10,94)

11,77 (9,42-14,27)

0,05 (0,06-0,04)

Page 153: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

134

Lampiran IX Foto larva Cheumatopsyche sp. dan Apsilochorema sp.

(A) (B)

Foto larva Cheumatopsyche sp. (A) dan Apsilochorema sp.(B)

Page 154: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

108

Peni

laian

habit

at un

tuk b

agian

jera

m (r

iffle)

dan l

ubuk

(poo

l ).

Nam

a tem

pat :

Tan

ggal:

/

/ 02

Kun

jung

an ke

:

Kode

tem

pat :

Na

ma T

eam

:

Tota

l Sco

re :

Kate

gori

Opt

imal

Su

b O

ptim

al

Mar

gina

l Bu

ruk/

Poo

r 1.

Subs

trat

epifa

unal/

ke

terse

diaan

pe

nutu

p (G

radi

en ti

nggi

dan r

enda

h)

Lebi

h bes

ar da

ri 70

% (5

0%

untu

k alir

an st

ream

yang

be

rgra

dien

rend

ah) d

ari

subs

trat y

ang d

iingin

kan

guna

kolo

nisa

si ep

ifaun

a da

n per

lindu

ngan

ikan

; ca

mpu

ran d

ari p

otong

an

daun

, kay

u ter

enda

m,

kerik

il, at

au ha

bitat

lain

nya

yang

stab

il da

n tah

ap ya

ng

men

gijin

kan p

otens

i ter

bent

ukny

a kol

onisa

si se

cara

penu

h (M

isal

poto

ngan

kayu

yan

g buk

an

bera

sal d

ari ja

tuha

n bar

u dan

bu

kan d

ari t

ransie

nt)

40-7

0% (3

0-50

% un

tuk

grad

ien st

ream

yang

be

rgra

dien

rend

ah)

cam

puran

dari

habi

tat st

abil,

cu

kup b

aik un

tuk p

otens

i ko

loni

sasi

seca

ra pe

nuh,

cuku

pnya

habi

tat un

tuk

pem

eliha

raan p

opula

si,

adan

ya su

bstra

t tam

baha

n da

lam be

ntuk

jatu

han b

aru

tetap

i belu

m m

enya

jikan

un

tuk k

olon

isasi.

20-4

0% (1

0-30

% un

tuk

rend

ahny

a gra

dien

stre

am)

cam

puran

dari

habi

tat st

abil,

ke

terse

diaan

habi

tat ku

rang

dari

yang

diin

ginka

n, su

bstra

t ser

ingk

ali

men

galam

i gan

ggua

n atau

hi

lang

Kura

ng da

ri 20

% (1

0%

untu

k ren

dahn

ya gr

adien

str

eam

) hab

itat s

tabil,

hi

langn

ya ha

bitat

seca

ra

jelas

, sub

strat

tidak

stab

il ata

u hila

ng

SCOR

E:

20

19

18

17

16

15

14

13

1

2 1

1 10

9

8

7

6 5

4

3

2

1

0 L

ampi

ran

1. Is

ian

peni

laia

n ya

ng d

igun

akan

dal

am p

engh

itung

an in

deks

hab

itat

Page 155: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

109

2b. S

ubst

rat P

ool/

gena

ngan

(Gra

dien

re

ndah

)

Cam

pura

n m

ater

ial s

ubstr

at

deng

an g

rave

l dan

pas

ir ya

ng

mer

ata

, mat

eria

l aka

r dan

ve

geta

si su

bmer

ged

ada

seca

ra

umum

Cam

pura

n da

ri pa

sir h

alus

, lu

mpu

r dan

tana

h lia

t: lu

mpu

r m

ungk

in d

omin

an, b

brp

mat

eria

l aka

r dan

subm

erge

d ve

geta

si a

da.

Selu

ruhn

ya lu

mpu

r, ta

nah

liat

atau

das

ar p

asir

, sed

ikit

atau

tid

ak a

da m

ater

ial a

kar:

tidak

ad

a tu

mbu

han

subm

erge

d.

Lem

pung

yan

g m

enge

ras a

tau

batu

an d

asar

, tid

ak a

da m

ater

ial

akar

ata

u tu

mbu

han

subm

erge

d.

SCO

RE:

20

19

1

8

17

16

15

14

1

3

12

1

110

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

3a.

Kec

epat

an/re

gim

e ke

dala

man

(G

radi

en T

ingg

i)

Selu

ruh

keem

pat s

trata

/reg

ime

kece

pata

n/ k

edal

aman

ada

(la

mba

t dal

am, l

amba

t dan

gkal

, ce

pat d

alam

dan

cep

at d

angk

al),

lam

bat :

< 0

,3m

/det

, dal

am >

0,

5 m

.

Han

ya ti

ga d

ari e

mpa

t rez

im

ada

(jika

cep

at d

angk

al ti

dak

ada,

scor

e le

bih

rend

ah d

rpd

jika

regi

me

lain

nya

tidak

ada

).

Han

ya 2

dar

i em

pat h

abita

t re

zim

ada

(jik

a ce

pat d

angk

al

atau

lam

bat d

angk

al ti

dak

ada,

m

aka

nila

inya

rend

ah)

Did

omin

asi o

leh

satu

rezi

m

kece

pata

n / k

edal

aman

(b

iasa

nya

lam

bat d

alam

).

SCO

RE:

20

19

1

8

17

16

15

14

1

3

12

1

110

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

3b. v

aria

bilit

as

Pool

(Gra

dien

re

ndah

)

Gab

unga

n ya

ng m

erat

a an

tara

be

sar d

angk

al, b

esar

dal

am,

keci

l dal

am, k

ecil

dang

kal.

May

orita

s poo

l ada

lah

besa

r da

lam

dan

sang

at se

diki

t yan

g da

ngka

l

Pool

dan

gkal

lebi

h ba

nyak

da

ripad

a po

ol d

alam

May

orita

s ada

lah

pool

kec

il da

ngka

l/ at

au p

ool t

idak

ada

SCO

RE:

20

19

1

8

17

16

15

14

1

3

12

1

110

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

4. E

ndap

an

sedi

men

(Gra

dien

tin

ggi d

an re

ndah

)

Sedi

kit a

tau

tidak

ada

per

luas

an

pula

u-pu

lau

atau

gos

ong

pasi

r da

n ku

rang

dar

i 5%

(kur

ang

dari

20%

unt

uk st

ream

pad

a gr

adie

n re

ndah

), ba

gian

das

ar

dipe

ngar

uhi o

leh

enda

pan

sedi

men

Bebe

rapa

pen

ingk

atan

pe

mbe

ntuk

an g

oson

g pa

sir b

aru,

te

ruta

ma

dari

grav

el, p

asir

atau

se

dim

en h

alus

; 5-3

0% (2

0-50

%

untu

k gr

adie

n re

ndah

) bag

ian

dasa

r dip

enga

ruhi

ole

h en

dapa

n tip

is p

ada

bagi

an p

ool

Terd

apat

cuk

upny

a en

dapa

n gr

avel

, pas

ir, se

dim

en h

alus

pa

da g

oson

g pa

sir b

aru

dan

lam

a; 3

0-50

% (5

0-80

% u

ntuk

gr

adie

n re

ndah

) pad

a ba

gian

da

sarn

ya te

rdap

at e

ndap

an

sedi

men

. End

apan

sedi

men

pa

da d

aera

h ya

ng te

rdap

at

hala

ngan

, pen

yem

pita

n, d

an

belo

kan,

End

apan

seda

ng p

ada

bagi

an p

ool

Enda

pan

bera

t ole

h m

eter

ial

halu

s; te

rdap

at p

enin

gkat

an

peng

emba

ngan

gos

ong

pasi

r; le

bih

dari

50%

pad

a ba

gian

da

sar s

erin

gkal

i ber

ubah

; poo

l ha

mpi

r tid

ak a

da k

aren

a en

dapa

n se

dim

en y

ang

subs

tans

ial.

SCO

RE:

20

19

1

8

17

16

15

14

1

3

12

1

110

9

8

7

6

5

4

3

2

1

0

Page 156: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

110

5. S

tatu

s alir

an

salu

ran

sung

ai

(Gra

dien

ting

gi

dan

rend

ah)

Air

men

capa

i pad

a ba

gian

da

sar k

edua

tepi

dan

han

ya

sedi

kit a

rea

pada

subs

trat

salu

ran

yang

tam

pak.

Air

men

gisi

lebi

h da

ri 75

%

salu

ran

yang

ada

, ata

u ku

rang

dar

i 25%

dar

i su

bstra

t sal

uran

yan

g ta

mpa

k

Air

men

gisi

25-

75%

dar

i sa

lura

n ya

ng a

da ;

dan/

ata

u su

bstra

t riff

le se

bagi

an b

esar

ta

mpa

k,

Sang

at se

diki

t air

pada

sa

lura

n da

n se

bagi

an b

esar

be

rupa

stan

ding

poo

l

SCO

RE:

20

1

9

18

1

7

16

15

1

4

13

12

11

10

9

8

7

6 5

4

3

2

1

0

6. P

erub

ahan

sa

lura

n (G

radi

en ti

nggi

da

n re

ndah

)

Akt

ivita

s cha

nelis

asi a

tau

peng

eruk

an t

idak

ada

ata

u m

inim

al, s

tream

den

gan

pola

nor

mal

Bebe

rapa

cha

nelis

asi a

da,

bias

anya

pad

a da

erah

pe

rbat

asan

jem

bata

n; b

ukti

dari

chan

eklis

asi p

ada

wak

tu

lam

pau

adal

ah a

dany

a ak

tivita

s pen

geru

kan

(lebi

h da

ri 20

tahu

n ya

ng la

lu)

mun

gkin

ada

, na

mun

ch

anel

isas

i yan

g ba

ru ti

dak

ada.

Cha

nelis

asi m

ungk

in m

elua

s se

cara

eks

tens

ive;

pe

mbe

ntuk

an ta

nggu

l bar

u te

rdap

at p

ada

kedu

a te

piny

a at

au st

rukt

ur te

pian

land

ai

terd

apat

pad

a di

ked

ua

tepi

nya;

dan

40-

80%

dar

i st

ream

reac

h m

enga

lam

i ch

anel

isas

i dan

gan

ggua

n.

Bagi

an te

pi d

ari s

unga

i m

enga

lam

i pen

tura

pan;

lebi

h da

ri 80

% d

ari s

tream

reac

h m

enga

lam

i cha

nelis

asi d

an

gang

guan

, hab

itat d

alam

st

ream

men

gala

mi

peru

baha

n ya

ng sa

nagt

bes

ar

atau

hila

ng sa

ma

seka

li.

SCO

RE:

20

1

9

18

1

7

16

15

1

4

13

12

11

10

9

8

7

6 5

4

3

2

1

0

7a. f

reku

ensi

rif

fle a

tau

kelo

kan

(Gra

dien

ting

gi)

Terd

apat

nya

riffle

rela

tif

serin

g, ra

sio

jara

k an

tara

rif

fle d

ibag

i den

gan

leba

r st

ream

< 7

: 1 (b

iasa

nya

5 sa

mpa

i 7);

habi

tat

berm

acam

-mac

am d

an

mer

upak

an k

unci

. Pad

a st

ream

dim

ana

riffle

nya

cont

inue

pen

empa

tan

boul

der a

tau

rinta

ngan

bes

ar

alam

i lai

nnya

ada

lah

pent

ing.

Terd

apat

riffl

e tid

ak te

rlalu

se

ring;

jara

k an

tara

riff

le

diba

gi d

enga

n le

bar s

tream

an

tara

7-1

5

Kad

ang-

kada

ng ri

ffle

ata

u ke

loka

n; k

ontu

r das

ar

men

yedi

akan

bbr

p ha

bita

t; ja

rak

dian

tara

riffl

e di

bagi

de

ngan

leba

r stre

am a

ntar

a 15

-25

Bias

anya

selu

ruh

perm

ukaa

n

airn

ya d

atar

ata

u rif

fle

dang

kal;

habi

tat m

iski

n;

jara

k di

anta

ra ri

ffle

diba

gi

deng

an le

bar s

tream

> 2

5

SCO

RE:

20

1

9

18

1

7

16

15

1

4

13

12

11

10

9

8

7

6 5

4

3

2

1

0

Page 157: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

111

7b. S

inuo

sity

sa

lura

n (G

radi

en

rend

ah)

Kel

okan

dal

am st

ream

m

enin

gkat

kan

panj

ang

stre

am 3

-4 k

ali l

ebih

pa

njan

g da

ripad

a ap

abila

ha

nya

mer

upak

an g

aris

luru

s (c

tt; a

nyam

an sa

lura

n di

angg

ap n

orm

al p

ada

daer

ah p

apar

an p

esis

ir, d

an

ham

para

n la

in d

i dat

aran

re

ndah

par

amet

er in

i tid

ak

mud

ah g

olon

gkan

pad

a da

erah

–da

erah

tsb

Kel

okan

dal

am st

ream

m

enin

gkat

kanp

anja

ng

stre

am 2

-3 k

ali l

ebih

pa

njan

g da

ripad

a ap

abila

ha

nya

mer

upak

an g

aris

luru

s

Kel

okan

dal

am st

ream

m

enin

gkat

kanp

anja

ng

stre

am 1

-2 k

ali l

ebih

pa

njan

g da

ripad

a ap

abila

ha

nya

mer

upak

an g

aris

luru

s

Salu

ran

luru

s; ja

lan

air s

udah

m

enga

lam

i cha

nelis

asi u

ntuk

ja

rak

yang

cuk

up ja

uh

SCO

RE:

20

1

9

18

1

7

16

15

1

4

13

12

11

10

9

8

7

6 5

4

3

2

1

0

8. S

tabi

litas

pi

nggi

r sun

gai

(sco

re u

ntuk

m

asin

g-m

asin

g pi

nggi

ran)

un

tuk

grad

ien

rend

ah d

an

tinng

i)

Tepi

an st

abil,

buk

ti er

osi

atau

ker

usak

an te

pian

tida

k ad

a at

au m

inim

al; p

oten

si

untu

k te

rjadi

nya

mas

alah

pa

da m

asa

yang

aka

n da

tang

ke

cil;

< 5%

dar

i pin

ggir

sung

ai m

enga

lam

i ga

nggu

an.

Kes

tabi

lan

seda

ng, j

aran

g,

area

kec

il ya

ng m

enga

lam

i er

osi k

eban

yaka

n te

lah

men

gala

mi p

emul

ihan

, 5-

30%

dar

i pin

ggir

sung

ai

yang

tela

h m

enga

lam

i ero

si.

Ket

idak

stab

ilan

seda

ng, 3

0-60

% d

ari t

epia

n m

enga

lam

i er

osi,

mem

iliki

pot

ensi

ero

si

yang

ting

gi p

ada

saat

ban

jir.

Tida

k st

abil,

ban

yak

daer

ah

tela

h m

enga

lam

i ero

si,

daer

ah b

aru

terb

entu

k se

panj

ang

bagi

an lu

rus d

an

kelo

kan

sung

ai, p

engg

erus

an

tepi

an ta

mpa

k ny

ata

, 60-

100

dari

tepi

an m

enga

lam

i pe

ngge

rusa

n ol

eh e

rosi

. C

tt; te

ntuk

an

tepi

kan

an/k

iri

deng

an

men

ghad

ap

kear

ah

dow

nste

ram

. SC

OR

E:

Tep

i Kan

an

10

9

8

7

6 5

4

3

2

1

0 SC

OR

E:

Tep

i Kiri

1

0

9

8

7

6 5

4

3

2

1

0

Page 158: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

112

9. P

erlin

dung

an

oleh

veg

etas

i (s

core

mas

ing-

mas

ing

tepi

)

Ctt;

tent

ukan

tepi

ka

nan/

kiri

deng

an

men

ghad

ap k

eara

h do

wns

tera

m.

(u

ntuk

gra

dien

tin

ggi d

an re

ndah

)

SCO

RE:

Tep

i Kan

an

10

9 8

7

6

5

4

32

1

0SC

OR

E: T

epi K

iri

10

9 8

7

6

5

4

32

1

010

. Leb

ar z

one

vege

tasi

ripa

rian

(Unt

uk g

radi

en

tingg

i dan

rend

ah)

Ctt:

Sco

re u

ntuk

m

asin

g- m

asin

g pi

nggi

r rip

aria

nSC

OR

E: T

epi K

anan

10

9

8

7

65

4

3

2

1

0

SCO

RE:

Tep

i Kiri

1

0

9

8

7

65

4

3

2

1

0

Leba

r dar

i zon

e rip

aria

n >

18

m; a

ktiv

itas m

anus

ia (m

is:

perta

nian

, pem

bang

unan

jala

n,

pem

buka

an la

han)

tida

k m

empe

ngar

uhi z

one

ters

ebut

.

Leba

r dar

i zon

e rip

aria

n 1

2- 1

8 m

; akt

ivita

s man

usia

m

embe

rikan

dam

pak

min

imal

pa

da z

one

ters

ebut

.

Leba

r dar

i zon

e rip

aria

n 6

– 12

m

; akt

ivita

s man

usia

m

embe

rikan

pen

garu

h ya

ng

cuku

p be

sar p

ada

zone

ters

ebut

.

Leba

r dar

i zon

e rip

aria

n <

6 m

; se

diki

t ata

u tid

ak a

da v

eget

asi

ripar

ian

yang

dis

ebab

kan

oleh

ak

tivita

s akt

ivita

s man

usia

Lebi

h da

ri 90

% p

erm

ukaa

n te

pian

sung

ai d

an z

ona

ripar

ian

ditu

mbu

i ole

h tu

mbu

han

asli

mel

iput

i poh

on, s

emak

, m

acro

phyt

a ta

k be

rkay

u;

keru

saka

n ve

geta

si y

ang

dise

babk

an o

leh

graz

ing

atau

pe

mot

onga

n m

inim

al a

tau

tidak

ad

a; se

bagi

an b

esar

tana

man

tu

mbu

h se

cara

ala

mi.

70-9

0% p

erm

ukaa

n te

pian

su

ngai

dan

zon

a rip

aria

n di

tum

bui o

leh

tum

buha

n as

li,

nam

un te

rdap

at sa

tu k

elas

yan

g tid

ak te

rwak

ili se

cara

bai

k;

terd

apat

buk

ti ga

nggu

an n

amun

tid

ak te

rlalu

mem

peng

aruh

i po

tens

i per

tum

buha

n ta

nam

an,

lebi

h da

ri se

teng

ah b

agia

n di

dom

inas

i ole

h se

mak

50-7

0% d

ari p

emuk

aan

tepi

an

ditu

tupi

ole

h ve

geta

si;

gang

guan

tam

pak

jela

s, ja

lan

seta

pak

atau

sepe

rti ta

nam

an

yang

dib

abat

pen

dek

seca

ra

umum

terd

apat

, kur

ang

dari

sete

ngah

bag

ian

ditu

mbu

i ole

h se

mak

.

< da

ri 50

% d

ari p

erm

ukaa

n te

pian

ditu

mbu

i ole

h ve

geta

si;

gang

guan

pad

a tu

mbu

han

tepi

an

sung

ai sa

ngat

ting

gi, t

umbu

han

tela

h be

ruba

h m

enja

di

tum

buha

n se

mak

setin

ggi 5

cm

at

au k

uran

g.

Page 159: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

113

Lampiran II. Foto situasi lokasi pengamatan.

(A) (B) Foto situasi lokasi yang berfungsi sebagai situs rujukan. A). Stasiun Gunung Mas I. B). Stasiun Gunung Mas II.

Foto situasi lokasi situs uji (Stasiun III Kampung Pensiunan)

Foto situasi lokasi situs uji (Stasiun IV Kampung Jog-jogan)

Page 160: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

114

Foto situasi lokasi situs uji (Stasiun V Katulampa)

Foto situasi lokasi situs uji (Stasiun VI Cibinong)

Page 161: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

115

Lampiran III Rerata kelimpahan total perifiton (sel/cm2

No

)

Taksa Stasiun Pengamatan

1 2 3 4 5 6 1 Achnanthes 69 49 67 70 39 77 2 Achnanthidium 0 18 0 20 0 53 3 Actinella 35 38 50 39 60 32 4 Amphora 11 18 25 13 0 0 5 Aulacodiscus 0 18 85 31 14 19 6 Aulacoseira 37 16 0 72 86 80 7 Cyclotella 28 18 0 0 18 39 8 Cymbella aspera 32 37 25 62 42 32 9 Cymbella tumida 26 0 0 51 49 48

10 Diatomella 73 0 0 0 0 78 11 Diploneis 19 71 53 62 64 0 12 Encyonema 53 49 55 50 92 32 13 Epithemia 0 0 0 37 18 29 14 Fragilaria capucina 16 23 38 0 46 0 15 Fragilaria crotonensis 0 0 0 398 99 143 16 Fragilariforma viriscent 56 34 0 44 0 13 17 Frustullia vulgaris 68 0 0 37 0 0 18 Gomphoneis 46 97 0 0 49 45 19 Gomphonema 54 0 60 0 0 0 20 Gomphonema parvulum 0 31 0 0 47 30 21 Gyrosigma 11 34 25 13 32 32 22 Hyalodiscus 28 18 0 43 32 32 23 Melosira dickiei 88 90 20 0 163 0 24 Melosira varians 0 0 0 62 0 0 25 Meridion circulare 0 0 88 100 0 115 26 Naviculla margalithi 28 0 25 63 0 67 27 Naviculla radiosa 0 48 58 20 36 0 28 Naviculla subtilissima 0 0 0 13 43 38 29 Neidium 16 34 45 43 32 39 30 Nitzschia 0 63 90 0 68 32 31 Nitzschia cf intermedia 0 0 45 20 0 0 32 Nitzschia dissipata 46 0 20 47 0 39 33 Nitzschia gracilis 11 16 0 37 32 55 34 Nitzschia linearis 0 0 25 0 0 0 35 Pinnularia cf gibba 0 0 0 27 32 0 36 Pinnularia viridis 32 31 27 37 39 26 37 Rhoicosphenia 123 134 75 145 152 96 38 Staurosira cf anceps 0 0 0 0 0 0 39 Stephanodiscus 13 34 135 37 0 13 40 Surirella 0 18 33 73 0 276 41 Surirella angusta 0 0 0 21 146 13

Page 162: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

116

42 Synedra acus 0 0 0 0 0 0 43 Synedra ulna 38 151 464 177 166 30 44 Tabellaria 0 0 0 0 114 156 45 Ankistrodesmus 394 0 45 0 43 67 46 Closterium 0 27 0 13 40 13 47 Coelastrum 0 0 440 237 14 0 48 Cosmarium 0 18 0 0 0 0 49 Desmidinium 0 0 50 0 0 96 50 Gongrosira 0 0 0 0 0 1200 51 Gonium 199 0 0 0 0 0 52 Hydrodictyon 331 679 0 0 0 0 53 Klebsormidium 313 0 1592 386 0 0 54 Microspora 0 18 75 0 0 27 55 Oedogonium 0 0 40 0 0 291 56 Oocystis 28 34 20 37 39 32 57 Pediastrum duplex 0 0 0 374 0 0 58 Pediastrum tetras 0 0 0 0 0 153 59 Scenedesmus quadricauda 0 72 0 0 57 57 60 Selenastrum 104 74 0 33 251 19 61 Sphaerocystis 0 0 25 0 43 0 62 Spirogyra 54 754 582 474 242 1268 63 Tetraspora 16 64 0 0 18 0 64 Ulothrix 173 0 1155 0 452 709 65 westella 74 55 61 0 72 0 66 Anabaena 0 0 0 0 86 585 67 Aphanocapsa 46 47 79 53 51 55 68 Calothrix 28 34 27 37 42 32 69 Chroococcus 207 256 184 208 224 165 70 Gleocapsa 30 31 20 50 23 0 71 Gomphosphaeria 50 39 20 0 58 19 72 Oscillatoria agardhii 0 0 0 13 0 0 73 Oscillatoria brevis 28 0 0 0 0 0 74 Oscillatoria princeps 0 0 0 113 0 0 75 Oscillatoria rubescens 0 31 85 48 0 0 76 Phormidium 50 108 142 0 70 0 77 Rivularia 328 77 932 504 0 431 78 Synechococcus 16 0 0 0 19 0 79 Talyphothrix 0 1138 2790 502 1705 1039 80 Hildenbrandia 270 1193 925 841 547 641 81 Tribonema viride 0 0 805 299 1052 923 82 Vaucheria 35 31 75 44 18 45 83 Ceratium 0 0 25 37 0 0 84 Peridinium 0 0 0 0 22 38

Jumlah 3828 5959 11829 6268 6985 9718

Page 163: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

117

No

Fam

ili

Taks

a St

. 1

St. 2

St

. 3

St. 4

St

. 5

St. 6

1

Hel

icop

hida

e A

lloec

ella

sp.

1

0 0

0 0

0 2

Philo

pota

mid

ae

Chim

arra

sp.

16

8

4 2

0 0

3 Ph

ilopo

tam

idae

G

enus

1

3 1

1 0

0 0

4 G

loss

osom

atid

ae

Aga

petu

s sp

. 19

14

13

9 0

0 0

5 G

loss

osom

atid

ae

Gen

us 1

0

0 0

3 6

1 6

Hyd

rops

ychi

dae

Dip

lect

rona

sp.

5

6 4

1 0

0 7

Hyd

rops

ychi

dae

Cheu

mat

opsy

che

sp.

31

40

59

148

134

370

8 H

ydro

psyc

hida

e G

enus

1

0 0

0 0

1 0

9 H

ydro

psyc

hida

e M

acro

stem

um s

p.

0 0

0 0

0 1

10

Hyd

ropt

ilida

e O

rtho

tric

hia

sp.

7 3

0 0

0 0

11

Hel

icop

sych

idae

H

elic

opsy

che

sp.

1 1

0 0

0 0

12

Psyc

hom

yiid

ae

Tino

des

sp.

0 0

13

60

12

10

13

Ecno

mid

ae

Ecno

min

a sp

. 1

0 0

0 0

0 14

Ec

nom

idae

Ec

nom

us s

p.

0 1

0 0

0 0

15

Poly

cent

ropo

dida

e N

eure

clip

sis

sp.

1 1

1 1

0 0

16

Ant

ipod

oeci

idae

A

ntip

odoe

cia

sp.

0 1

1 0

0 0

17

Hel

icop

hida

e G

enus

Hel

C

0 1

0 0

0 0

18

Hyd

robi

osid

ae

Aps

iloch

orem

a sp

. 1

0 0

0 0

0 19

H

ydro

bios

idae

U

lmer

ocho

rem

a sp

. 0

1 0

0 0

0 20

Ca

loci

dae

Caen

ota

sp.

14

8 0

0 0

0 21

Ca

loci

dae

Caen

ota

sp 1

1

0 0

0 0

0 22

Le

pido

stom

atid

ae

Lepi

dost

oma

sp.

18

9 4

0 0

0 L

ampi

ran

IV. K

ompo

sisi

dan

kel

impa

han

rera

ta (i

dv/m

2 ) dar

i lar

va T

richo

pter

a di

Sun

gai C

iliw

ung

Page 164: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

118

23

Lept

ocer

idae

Tr

iple

xa s

p.

0 0

1 0

0 0

24

Lept

ocer

idae

Se

tode

s sp

. 0

0 0

3 13

3

25

Tasi

miid

ae

Tasi

agm

a sp

. 1

0 0

0 0

0 26

Ca

lam

ocer

atid

ae

Ani

soce

ntro

pus

sp.

1 1

0 0

0 0

Jum

lah

120

95

226

218

166

386

Page 165: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

119

Lampiran V. Hubungan lebar kepala dengan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. Pada masing-masing stasiun pengamatan

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Gunung Mas I

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Gunung Mas II

Page 166: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

120

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Kampung Pensiunan

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Kampung Jog-jogan.

Page 167: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

121

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Katulampa.

Gambar Grafik hubungan lebar kepala dan berat tubuh larva Cheumatopsyche sp. di Stasiun Cibinong.

Page 168: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

122

N/m

2 W

Δ

N N

x W

W ra

ta =

(w1+

W2)

/2

W ra

ta. Δ

N

W ra

ta. Δ

N x

6 Δ

W

Insta

r 1

0.3-

0.41

25

4 0.

000

0.

001

In

star 2

0.

4126

-0.6

75

14

0.00

0 -1

0.49

4 0.

006

0.03

4 -0

.358

-2

.145

0.

0001

Insta

r 3

0.67

6-0.

825

16

0.00

1 -1

.852

0.

012

0.04

4 -0

.082

-0

.491

0.

0004

Insta

r 4

0.82

6-1.

05

9 0.

001

6.79

0 0.

011

0.05

7 0.

387

2.32

3 0.

0004

Insta

r 5

1.06

-1.5

20

0.00

2 -1

1.11

1 0.

042

0.07

0 -0

.774

-4

.644

0.

001

pu

pa

6

0.00

3 14

.815

0.

015

0.05

3 0.

782

4.69

4 0.

001

5.55

6

0.00

3 0.

015

0.09

3 0.

003

ra

ta-ra

ta

11.5

2 0.

001

-0.3

70

0.01

5 0.

052

-0.0

09

-0.0

52

0.00

0

bi

omas

sa

0.0

88

Konv

ersi

biom

assa

da

lam 1

tahu

n

0.13

1

Pr

oduk

si

1.976

Konv

ersi

prod

uksi

ke

1 tah

un

2.96

4

Lam

pira

n V

I Pen

ghitu

ngan

pro

dukt

ivita

s sek

unde

r lar

va C

heum

atop

sych

e sp

. di m

asin

g-m

asin

g st

asiu

n pe

ngam

atan

Tabe

l per

hitu

ngan

pro

dukt

ivita

s sek

unde

r lar

va C

heum

atop

sych

e sp

. di S

tasi

un G

unun

g M

as I.

Page 169: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

123

N/m

2 W

Δ

N N

x W

W ra

ta =

(w1+

W2)

/2

W ra

ta. Δ

N

W ra

ta. Δ

N x

6 Δ

W

N ra

ta x

Δ W

In

star 1

0.

3375

-0.6

7 0.

0002

0.00

13

In

star 2

0.

61-0

.825

7

0.00

05

1 0.

0033

0.

038

0.02

1 0.

127

0.00

0 0.

002

Insta

r 3

0.82

6-1.

1625

14

0.

0010

-7

0.

0131

0.

050

-0.3

47

-2.0

81

0.00

0 0.

002

Insta

r 4

1.16

26-1

.35

8 0.

0015

6

0.01

19

0.06

2 0.

363

2.17

8 0.

001

0.00

3 In

star 5

1.

36-1

.687

5 3

0.00

23

5 0.

0058

0.

070

0.36

7 2.

203

0.00

1 0.

004

pupa

e

2 0.

0025

1

0.00

49

0.05

0 0.

028

0.16

7 0.

000

0.00

1

2

0.00

3 0.

005

0.03

3 0.

003

0.01

3

ra

ta-ra

ta

6.62

04

0.00

13

1.05

56

0.00

67

0.05

4 0.

086

0.51

9 0.

000

0.00

2

bi

omas

sa

0.0

403

Konv

ersi

biom

assa

da

lam 1

tahu

n

0.06

05

Pr

oduk

si

2.50

Konv

ersi

prod

uksi

ke 1

tahu

n

3.75

co

hort

P/B

61.9

P/

B ta

huna

n 12

3.9

Pr

oduk

si te

rkor

eksi

7.495

7

Tabe

l per

hitu

ngan

pro

dukt

ivita

s sek

unde

r lar

va C

heum

atop

sych

e sp

. di S

tasi

un G

unun

g M

as II

.

Page 170: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

124

N/m

2 W

Δ

N N

x W

W ra

ta =

(w1+

W2)

/2

W ra

ta. Δ

N

W ra

ta. Δ

N x

6 Δ

W

N ra

ta

x Δ W

In

star

1

0.37

5-0.

6 7

0.00

01

0.

0010

Inst

ar 2

0.

675-

0.82

5 11

0.

0005

-4

0.

0056

0.

0455

-0

.189

7 -1

.138

0.

0004

0.

0019

In

star

3

0.86

25-1

.05

11

0.00

16

1 0.

0166

0.

0636

0.

0353

0.

212

0.00

11

0.00

56

Inst

ar 4

1.

0875

-1.3

125

26

0.00

25

-15

0.06

37

0.07

62

-1.1

642

-6.9

85

0.00

09

0.00

46

Inst

ar 5

1.

425-

1.83

75

2 0.

0033

24

0.

0056

0.

0784

1.

8937

11

.362

0.

0009

0.

0045

pu

pae

3

0.00

28

-1

0.00

78

0.05

29

-0.0

588

-0.3

53

0.00

05

0.00

28

3

0.00

28

0.00

77

0.04

6 0.

0028

0.

0145

Ra

ta-ra

ta

9.81

48

0.00

18

0.83

33

0.01

67

0.06

33

0.10

33

0.61

95

0.00

07

0.00

39

Bi

omas

sa

0.

1002

Konv

ersi

biom

assa

da

lam

1 ta

hun

0.

1503

3

Pr

oduk

si

4.28

Konv

ersi

prod

uksi

ke 1

tahu

n

6.42

37

co

hort

P/B

64.1

P/

B ta

huna

n 85

.5

Pr

oduk

si te

rkor

eksi

12.8

5

Ta

bel p

erhi

tung

an p

rodu

ktiv

itas s

ekun

der l

arva

Che

umat

opsy

che

sp. d

i Sta

siun

Kp.

Pen

siun

an.

Page 171: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

125

N/m

2 W

Δ

N N

x W

W ra

ta =

(w1+

W2)

/2

W ra

ta. Δ

N

W ra

ta. Δ

N x

6 Δ

W

N ra

ta x

Δ W

Ins

tar 1

0.2

625-

0.675

20

0.0

002

0.0

048

Ins

tar 2

0.7

125-

0.825

42

0.0

005

-22

0.021

1 0.0

37

-0.81

3 -4

.877

0.000

3 0.0

013

Insta

r 3

0.862

5-0.9

75

26

0.000

8 17

0.0

214

0.044

0.7

36

4.418

0.0

003

0.001

8 Ins

tar 4

1.0

125-

1.087

5 22

0.0

011

4 0.0

241

0.049

0.1

91

1.147

0.0

003

0.001

4 Ins

tar 5

1.1

25-1

.2375

33

0.0

013

-12

0.043

5 0.0

62

-0.72

0 -4

.317

0.000

2 0.0

010

pupa

e

9 0.0

025

24

0.022

2 0.0

50

1.222

7.3

33

0.001

2 0.0

062

9

0.003

0.0

25

0.149

0.0

025

0.013

0

Ra

ta-ra

ta

25.27

78

0.001

1 2.2

222

0.022

9 0.0

48

0.123

0.7

41

0.000

5 0.0

023

Bio

mas

sa

0.1

371

Konv

ersi

biom

assa

da

lam 1

tahu

n

0.205

7

Pr

oduk

si

8.73

Konv

ersi

prod

uksi

ke 1

tahu

n

13.09

co

hort

P/B

63.7

P/

B tah

unan

12

7.3

Pr

oduk

si te

rkore

ksi

26.19

Ta

bel p

erhi

tung

an p

rodu

ktiv

itas s

ekun

der l

arva

Che

umat

opsy

che

sp. d

i Sta

siun

Kp.

Jogj

ogan

.

Page 172: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

126

N/m

2 W

Δ

N N

x W

W ra

ta =

(w1+

W2)

/2

W ra

ta. Δ

N

W ra

ta. Δ

N x

6 Δ

W

N ra

ta x

Δ W

Ins

tar 1

0.2

25-0

.45

8 0.0

0020

0.001

5

Insta

r 2

0.487

5-0.6

375

12

0.000

3 -5

0.0

037

0.032

3 -0

.153

-0.91

6 0.0

001

0.000

5 Ins

tar 3

0.6

75-0

.8625

22

0.0

007

-9

0.016

1 0.0

523

-0.49

4 -2

.963

0.000

4 0.0

023

Insta

r 4

0.9-1

.05

43

0.002

0 -2

2 0.0

862

0.073

4 -1

.591

-9.54

3 0.0

012

0.006

5 Ins

tar 5

1.0

875-

1.312

5 30

0.0

034

13

0.102

0 0.0

812

1.082

6.4

92

0.001

4 0.0

073

pupa

e

4 0.0

032

26

0.014

2 0.0

564

1.442

8.6

54

0.000

2 0.0

011

4

0.002

8 0.0

12

0.074

0.0

032

0.016

5

Ra

ta- ra

ta

19.86

11

0.001

6 0.6

111

0.037

3 0.0

591

0.058

0.3

450

0.000

7 0.0

035

Bio

mas

sa

0.2

236

Konv

ersi

biom

assa

da

lam 1

tahu

n

0.335

5

Pr

oduk

si

2.72

Konv

ersi

prod

uksi

ke 1

tahu

n

4.07

co

hort

P/B

12.1

P/

B tah

unan

24

.3

Pr

oduk

si te

rkore

ksi

8.145

4

Ta

bel p

erhi

tung

an p

rodu

ktiv

itas s

ekun

der l

arva

Che

umat

opsy

che

sp. d

i Sta

siun

Kat

ulam

pa.

Page 173: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

127

N/m

2 W

Δ

N N

x W

W ra

ta =

(w1+

W2)

/2

W ra

ta. Δ

N

W ra

ta. Δ

N x

6 Δ

W

N ra

ta x

Δ W

In

star 1

0.1

88-0

.263

4 0.0

0002

0.000

1

Insta

r 2

0.338

-0.48

8 39

0.0

001

-35

0.004

5 0.0

220

-0.77

5 -4

.652

0.000

1 0.0

005

Insta

r 3

0.525

-0.75

0 11

9 0.0

004

-79

0.044

0 0.0

392

-3.11

5 -1

8.693

0.0

003

0.001

3 In

star 4

0.8

25-0

.993

167

0.001

2 -4

8 0.1

946

0.052

8 -2

.521

-15.1

26

0.000

8 0.0

041

Insta

r 5

1.013

-1.12

5 22

0.0

016

145

0.035

5 0.0

642

9.285

55

.711

0.000

4 0.0

023

pupa

e

5 0.0

025

17

0.011

8 0.0

500

0.861

5.1

67

0.000

9 0.0

046

5

0.002

8 0.0

13

0.079

0.0

025

0.013

0

Ra

ta-ra

ta

59.30

56

0.001

0 -0

.11

0.048

4 0.0

456

0.747

4.4

815

0.000

5 0.0

026

Bi

omas

sa

0.2

905

Konv

ersi

biom

assa

da

lam 1

tahu

n

0.435

7

Pr

oduk

si

27.14

Konv

ersi

prod

uksi

ke 1

tahu

n

40.71

co

hort

P/B

93.4

P/

B ta

huna

n 18

6.9

Pr

oduk

si te

rkor

eksi

81.41

4

Ta

bel p

erhi

tung

an p

rodu

ktiv

itas s

ekun

der l

arva

Che

umat

opsy

che

sp. d

i Sta

siun

Cib

inon

g.

Page 174: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

128

Lampiran VII. Metrik biologi dari Larva Trichoptera dalam mencerminkan gangguan pada Sungai Ciliwung

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

0

2

4

6

8

10

12

Jum

lah

Kek

ayaa

n Ta

ksa

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Jum

lah

skor

SIG

NA

L

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

50

60

70

80

90

100

110

% k

elim

paha

n do

min

ansi

3

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Jum

lah

taks

a se

nsiti

f

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

5.86.06.26.46.66.87.07.27.47.67.88.08.28.48.68.8

Inde

ks S

IGN

AL

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-100

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

Kel

impa

han

Tota

l (id

v/m

2 )

Page 175: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

129

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-20

0

20

40

60

80

100

120

% K

epad

atan

Hyd

rops

ychi

dae

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

0.8

1.0

1.2

1.4

1.6

1.8

2.0

2.2

Jum

lah

Taks

a To

lera

n

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

0,8

1,0

1,2

1,4

1,6

1,8

2,0

2,2

Jum

lah

Tak

sa H

ydro

psy

chid

ae

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

4.5

Ju

mla

h T

aksa F

aku

ltat

if

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

0

20

40

60

80

100

120

% K

epad

atan

Fil

teri

ng

Co

llec

tor

Median 25%-75% Min-Max

1 2 3 4 5 6

Stasiun Pengamatan

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

% K

epad

atan

Sh

red

der

Page 176: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

130

Lampiran VIII. Nilai rerata variabel kualitas fisik dan kimia Sungai Ciliwung. Nilai dalam kurung merupakan nilai kisaran terendah dan tertinggi

Parameter

Stasiun Pengamatan St. 1 St. 2 St. 3 St. 4 St.5 St.6

Suhu air (o C) 18,10 (18-18,3)

19 (18,7-19,5)

19,69 (18,6-20,6)

20,49 (19,7-21,3)

25,38 (23,8-26,4)

27,10 (25,6-28,9)

Kecepatan arus (m/det)

1,27 (0,99-1,96)

1,31 (0,94-1,54)

0,98 (0,8-1,6)

0,67 (0,5-0,82)

0,51 (0,5-0,54)

0,51 (0,5-0,6)

Distribusi partikel - % Kerikil - % Pasir - % Clay dan lanau

82,740

(79,3-86,7) 16,84

(12,5-20,8) 0,421

(0,09-0,85)

55,1

(49,5-60,6) 43,32

(8,58-49,27) 1,58

(0,84-3,05)

53,34

(50,7-56,5) 45,95

(3,38-49,29) 0,716

(0,04-1,83)

6,44

(5,03-7,5) 91,75

(89,27-93,18) 1,81

(0,71-3,50)

9,88

(8,42-11,9) 89,41

(86,98-90,83) 0,72

(0,04-1,46)

2,23

(1,07-3,7) 93,42

(93,29-95,28) 4,35

(1,81-7,24)

Turbiditas (NTU) 4,44 (3,87-6,05)

5,83 (4,9-6,37)

13,87 (12,3-16)

25,86 (24,32-27,8)

29,77 (28,32-31)

32,30 (28,6-34,71)

Konduktivitas (µS/cm2)

61,63 (61-63,3)

91,00 (85,8-92,5)

100,20 (99,4-101)

195,54 (193,1-196,7)

226,13 (221-241)

252,38 (250-255)

pH air 6,83 (6,5-7)

6,80 (6,5-7)

6,29 (6-6,5)

6,09 (6-6,5)

6,26 (6-6,8)

6,95 (6-7,6)

Oksigen terlarut (mg/l) 8,10 (7,7-8,7)

8,01 (7,5-8,5)

7,58 (7,1-8,5)

7,58 (7,2-7,8)

6,39 (6,27-6,56)

6,4 (6,25-6,83)

COD (mg/l) 5,1 (4,04-5,8)

5,88 (5,01-7,8)

15,32 (14,08-16,3)

17,902 (15,9-20,32)

27,91 (21,57-29,58)

36,22 (23,55-51,49)

Amonium (mg/l) 0,01 (0,001-0,03)

0,01 (0,001-0,02)

0,06 (0,022-0,12)

0,28 (0,216-0,779)

0,98 (0,586-1,337)

0,92 (0,967-1,021)

N-Nitrat (N-NO3) 0,42 (0,13-0,59)

0,60 (0,32-0,72)

1,17 (0,65-1,72)

1,69 (0,75-3,57)

4,17 (1,56-5,57)

8,57 (3,78-20,58)

Ortofosfat (O-PO4) 0,06 (0,02-0,11)

0,04 (0,001-0,13)

0,10 (0,03-0,13)

0,33 (0,11-0,5)

0,39 (0,27-0,8)

0,50 (0,37-0,66)

Kesadahan (mg/l setara CaCO3)

17,84 (6,19-23,8)

19,58 (7,88-32,23)

26,12 (13,43-40,3)

28,60 (11,28-57,47)

36,80 (12,66-59,45)

30,7 (10,3-61,47)

Seston - C (mg/l) - N (mg/l)

0,25

(0,22-0,28) 0,03

(0,03-0,04)

0,24

(0,21-0.26) 0,03

(0,02-0,04)

0,31

(0,0,29-0,31) 0,05

(0,04-0,05)

0,35

(0,33-0,405) 0,06

(0,06-0,07)

0,46

(0,43-0,49) 0,07

(0,06-0,07)

0,59

(0,52-0,62) 0,08

(0,07-0,09) Hg di air (ppb) 0,074

(0,03-0,15) 0,250

(0,21-0,4) 0,648

(0,57-0,77) 0,922

(0,8-1,01) 1,150

(0,92-1,27) 2,34

(1,5-3,55) Hg di sedimen (ppb) 7,215

(4,56-11,9) 10,481

(5,98-15,63) 50,130

(65,28-71,4) 64,337

(51,22-89,47) 69,928

(41,59-97,3) 80,58

(56,46-125,3) Hg di trichoptera (ppm)

0,13 (0,11-0,14)

0,19 (0,17-0,20)

0,24 (0,21-0,28)

0,27 (0,29-0,26)

0,32 (0,3-0,35)

0.4 (0,32-0,40)

CPOM (gr berat kering) TOM (mg/l) Luas jaring (mm2)

101,63 (65,8-148.9)

4,16 (3,28-5,74)

0,30 (0,23-0,47)

93,1 (63,2-132,1)

4,61 (3,75-5,71)

0,17 (0,08-0,4)

54,9 (41,81-68,2)

5,12 (3,30-6,28)

0,09 (0,1-0,08)

20 (12,63-30,92)

7,46 (5,30-9,71)

0,09 (0,09-0,07)

13,77 (10,82-25,65)

9,75 (7,92-12,56)

0,07 (0,09-0,05)

9,4 (6,93-10,94)

11,77 (9,42-14,27)

0,05 (0,06-0,04)

Page 177: KETERKAITAN MASUKAN BAHAN ORGANIK DAN LOGAM … · Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Keterkaitan Masukan Bahan Organik dan Logam Merkuri Terhadap Struktur Komunitas dan Produktivitas

131

Lampiran IX Foto larva Cheumatopsyche sp. dan Apsilochorema sp.

(A) (B)

Foto larva Cheumatopsyche sp. (A) dan Apsilochorema sp.(B)