ketergantungan obat

4
KETERGANTUNGAN OBAT Definisi Ketagihan adalah perbuatan kompulsif (yang terpaksa dilakukan) dan keterlibatan yang berlebihan terhadap suatu kegiatan tertentu. Obat-obatan dapat menyebabkan ketergantungan psikis saja atau ketergantungan psikis dan fisik. Ketergantungan psikis merupakan suatu keinginan untuk terus meminum suatu obat untuk menimbulkan rasa senang atau untuk mengurangi ketegangan dan menghindari ketidaknyamanan. Obat-obat yang menyebabkan ketergantungan psikis biasanya bekerja di otak dan memiliki satu atau lebih efek berikut : - mengurangi kecemasan dan ketegangan - menyebabkan kegembiraan, euforia (perasaan senang yang berlebihan) atau perubahan emosi yang menyenangkan dan lainnya - Menyebabkan perasaan meningkatnya kemampuan jiwa dan fisik - mengubah persepsi fisik Ketergantungan psikis bisa menjadi sangat kuat dan sulit untuk diatasi. Hal ini terutama terjadi pada obat-obat yang mengubah emosi dan sensasi, yang mempengaruhi sistim saraf pusat. Untuk para pecandu, aktivitas yang berhubungan dengan obat menjadi bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga suatu bentuk ketagihan biasanya mempengaruhi kemampuan bekerja, proses belajar atau mempengaruhi hubungan dengan keluarga atau teman. Pada ketergantungan yang berat, sebagian besar pikiran dan aktivitas pecandu tertuju pada bagaimana memperoleh dan menggunakan obat-obat tersebut. Seorang pecandu bisa menipu,

Upload: chairunisa-tanjung

Post on 13-Feb-2016

9 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: KETERGANTUNGAN OBAT

KETERGANTUNGAN OBAT

Definisi

Ketagihan adalah perbuatan kompulsif (yang terpaksa dilakukan) dan keterlibatan yang berlebihan terhadap suatu kegiatan tertentu. Obat-obatan dapat menyebabkan ketergantungan psikis saja atau ketergantungan psikis dan fisik.

Ketergantungan psikis

merupakan suatu keinginan untuk terus meminum suatu obat untuk menimbulkan rasa senang atau untuk mengurangi ketegangan dan menghindari ketidaknyamanan. Obat-obat yang menyebabkan ketergantungan psikis biasanya bekerja di otak dan memiliki satu atau lebih efek berikut :

- mengurangi kecemasan dan ketegangan- menyebabkan kegembiraan, euforia (perasaan senang yang berlebihan) atau perubahan

emosi yang menyenangkan dan lainnya- Menyebabkan perasaan meningkatnya kemampuan jiwa dan fisik- mengubah persepsi fisik

Ketergantungan psikis bisa menjadi sangat kuat dan sulit untuk diatasi. Hal ini terutama terjadi pada obat-obat yang mengubah emosi dan sensasi, yang mempengaruhi sistim saraf pusat.

Untuk para pecandu, aktivitas yang berhubungan dengan obat menjadi bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari, sehingga suatu bentuk ketagihan biasanya mempengaruhi kemampuan bekerja, proses belajar atau mempengaruhi hubungan dengan keluarga atau teman. Pada ketergantungan yang berat, sebagian besar pikiran dan aktivitas pecandu tertuju pada bagaimana memperoleh dan menggunakan obat-obat tersebut. Seorang pecandu bisa menipu, berbohong dan mencuri untuk bisa memuaskan rasa ketagihannya. Pecandu memiliki kesulitan untuk berhenti menggunakan obat dan seringkali kembali pada kebiasaannya setelah beberapa saat berhenti.

Beberapa obat-obatan bisa menyebabkan ketergantungan fisik, namun ketergantungan fisik tidak selalu menyertai ketergantungan psikis. Pada obat-obat yang menyebabkan ketergantungan fisik, tubuh menyesuaikan diri terhadap obat yang dipakai secara terus menerus dan menyebabkan timbulnya toleransi; sedangkan jika pemakaiannya dihentikan, akan timbul gejala putus obat.

Toleransi adalah kebutuhan untuk meningkatkan secara progresif dosis obat untuk menghasilkan efek yang biasanya dapat dicapai dengan dosis yang lebih kecil.

Page 2: KETERGANTUNGAN OBAT

Gejala putus obat terjadi jika pemakaian obat dihentikan atau jika efek obat dihalangi oleh suatu zat antagonis. Seseorang yang mengalami gejala putus obat, merasa sakit dan bisa menunjukkan banyak gejala, seperti sakit kepala, diare atau gemetar. Gejala putus obat bisa merupakan masalah yang serius dan bahkan bisa berakibat fatal.

Penyalahgunaan obat lebih dari sekedar efek fisiologisnya. Sebagai contoh, penderita kanker yang diobati selama beberapa bulan atau beberapa tahun dengan opioid (misalnya morfin), hampir tidak pernah menjadi pecandu narkotik, meskipun mereka bisa menjadi tergantung secara fisik. Penyalahgunaan obat adalah suatu konsep yang diartikan sebagai suatu gangguan fungsi perilaku yang mendapat penolakan dari masyarakat/lingkungan.

Para pecandu mungkin mencoba untuk lari dari kenyataan yang digambarkan sebagai ketakutan, penarikan diri dan depresi. Beberapa pecandu bahkan memiliki riwayat percobaan bunuh diri atau melukai dirinya sendiri.

Para pecandu kadang digambarkan sebagai pribadi yang tergantung, memerlukan dukungan dalam membina hubungan dan memiliki kesulitan dalam menjaga diri mereka sendiri. Pecandu lainnya memperlihatkan adanya kemarahan yang jelas dan tidak disadari dan ekspresi seksual yang tak terkendali; mereka mungkin menggunakan obat-obatan untuk mengendalikan perilaku mereka.

Tahap-tahap rehabilitasi bagi pecandu narkoba :

1. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi)

Tahap ini pecandu diperiksa seluruh kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokterlah yang memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi gejala putus zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat tergantung dari jenis narkoba dan berat ringanya gejala putus zat. Dalam hal ini dokter butuh kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna memdeteksi gejala kecanduan narkoba tersebut.

2. Tahap rehabilitasi non medis, tahap ini pecandu ikut dalam program rehabilitasi. Di Indonesia sudah di bangun tempat-tempat rehabilitasi, sebagai contoh di bawah BNN adalah tempat rehabilitasi di daerah Lido (Kampus Unitra), Baddoka (Makassar), dan Samarinda. Di tempat rehabilitasi ini, pecandu menjalani berbagai program diantaranya program therapeutic communities (TC), 12 steps (dua belas langkah, pendekatan keagamaan, dan lain-lain.

3. Tahap bina lanjut (after care), tahap ini pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat dan bakat untuk mengisi kegiatan sehari-hari, pecandu dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja namun tetap berada di bawah pengawasan.

Untuk setiap tahap rehabilitasi diperlukan pengawasan dan evaluasi secara terus menerus terhadap proses pulihan seorang pecandu.

Page 3: KETERGANTUNGAN OBAT

Dalam penanganan pecandu narkoba, di Indonesia terdapat beberapa metode terapi dan rehabilitasi yang digunakan yaitu :

1. Cold turkey

Artinya seorang pecandu langsung menghentikan penggunaan narkoba/zat adiktif. Metode ini merupakan metode tertua, dengan mengurung pecandu dalam masa putus obat tanpa memberikan obat-obatan. Setelah gejala putus obat hilang, pecandu dikeluarkan dan diikutsertakan dalam sesi konseling (rehabilitasi nonmedis). Metode ini bnayak digunakan oleh beberapa panti rehabilitasi dengan pendekatan keagamaan dalam fase detoksifikasinya.

2. Terapi substitusi opioda

Hanya digunakan untuk pasien-pasien ketergantungan heroin (opioda). Untuk pengguna opioda hard core addict (pengguna opioda yang telah bertahun-tahun menggunakan opioda suntikan), pecandu biasanya mengalami kekambuhan kronis sehingga perlu berulang kali menjalani terapi ketergantungan. Kebutuhan heroin (narkotika ilegal) diganti (substitusi) dengan narkotika legal. Beberapa obat yang sering digunakan adalah kodein, bufrenorphin, metadone, dan nalrekson. Obat-obatan ini digunakan sebagai obat detoksifikasi, dan diberikan dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan pecandu, kemudian secara bertahap dosisnya diturunkan.