ketergantungan kebutuhan karbohidrat pada padi · jumlah banyak memerlukan pengelolaan dan teknik...
TRANSCRIPT
Ketergantungan kebutuhan karbohidrat pada padi seperti yang terjadi saat ini sangat tidak menguntungkan bagi kelangsungan ketahanan pangan nasional.
Luas sawah yang relatif tetap bahkan cenderung berkurang, persaingan dengan komoditi lain yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi sangat berpengaruh terhadap tingkat produksi padi nasional.
Diversifikasi pangan dengan sumber karbohidrat lain merupakan tindakan yang sangat strategis.
Ubikayu adalah salah satu jenis tanaman pangan umbi yang memiliki potensi besar sebagai sumber pangan maupun industri.
Sifat ubikayu yang membutuhkan unsur hara dalam jumlah banyak memerlukan pengelolaan dan teknik budidaya secara bijaksana.
2
Peringkat Negara Produksi (metrik ton)
1 Nigeria 38.179.000
2 Brazil 26.644.700
3 Indonesia 19.459.400
4 Thailand 16.938.000
5 Congo, Dem Republic of 14.974.470
6 Ghana 9.738.812
7 Angola 8.606.210
8 Tanzania, United Rep of 7.000.000
9 India 6.700.000
10 Mozambique 6.150.000
11 Viet Nam 5.700.000
12 Uganda 5.500.000
13 Paraguay 4.910.110
14 China 4.215.700
15 Benin 3.100.000
16 Malawi 2.600.000
17 Madagascar 2.191.420
18 Colombia 2.125.163
19 Philippines 1.630.000
20 Côte d'Ivoire 1.500.000 3
TahunLuas Panen
(ha)
Produktivitas
(Ku/Ha)
Produksi
(Ton)
2000 1.284.040 125,00 16.089.020
2001 1.317.912 129,00 17.054.648
2002 1.276.533 132,00 16.913.104
2003 1.244.543 149,00 18.523.810
2004 1.255.805 155,00 19.424.707
2005 1.213.460 159,00 19.321.183
2006 1.227.459 163,00 19.986.640
2007 1.201.481 166,36 19.988.058
2008 1.204.933 180,57 21.756.991
2009 1.175.666 187,46 22.039.145
2010*) 1.203.566 189,86 22.851.003
Keterangan: *) Angka Ramalan II
Sumber: BPS
4
5
Provinsi
Luas Produktivitas Produksi
Panen (Ha) (ku/Ha) (Ton)
1. Nanggroe Aceh D. 3,786 125,71 47,594
2. Sumatera Utara 38,140 232,82 887,987
3. Sumatera Barat 6,740 204,70 137,970
4. R i a u 4,296 122,73 52,725
5. J a m b i 2,753 137,06 37,733
6. Sumatera Selatan 11,254 154,27 173,618
7. Bengkulu 5,076 116,31 59,039
8. Lampung 320,344 246,15 7,885,116
9. Bangka Belitung 1,418 142,89 20,262
10. Riau Kepulauan 890 108,21 9,631
11. D.K.I. Jakarta 19 115,79 220
12. Jawa Barat 114,034 186,34 2,124,899
13. Jawa Tengah 192,018 175,45 3,369,046
14. D.I. Yogyakarta 71,718 153,13 1,098,192
15. Jawa Timur 202,708 152,65 3,094,320
16. Banten 8,190 141,38 115,788
17. B a l i 11,416 142,61 162,799
18. Nusa Tenggara Barat 6,962 119,46 83,171
19. Nusa Tenggara Timur 86,608 105,88 916,997
6
Provinsi
Luas Produktivitas Produksi
Panen (Ha) (ku/Ha) (Ton)
20. Kalimantan Barat 13,929 142,80 198,912
21. Kalimantan Tengah 6,625 117,08 77,564
22. Kalimantan Selatan 9,414 147,75 139,093
23. Kalimantan Timur 7,798 151,33 118,011
24. Sulawesi Utara 6,467 130,72 84,539
25. Sulawesi Tengah 3,520 173,24 60,980
26. Sulawesi Selatan 28,347 169,84 481,434
27. Sulawesi Tenggara 14,803 149,12 220,739
28. Gorontalo 614 119,58 7,342
29. Sulawesi Barat 3,905 149,79 58,494
30. Maluku 8,501 128,68 109,391
31. Maluku Utara 8,893 120,87 107,493
32. Papua Barat 1,238 110,39 13,666
33. Papua 3,016 118,09 35,616
Indonesia 1,205,440 182,43 21,990,381
Iklim Curah hujan : 1.500-2.500 mm/tahun.
Suhu udara minimal : 10 derajat C, optimal 27-32 derajat C
Kelembaban udara optimal : 60-65%.
Sinar matahari : 10 jam/hari
Tanah Berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta
kaya bahan organik.
Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon adalah jenis aluvial, latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
Derajat kemasaman (pH) tanah : antara 4,5-8,0 dengan pH ideal 5,8.
Tinggi tempat Ketinggian tempat yang ideal : 10–700 m dpl, sedangkan toleransinya
antara 10–1.500 m dpl.
Semakin tinggi tempat, pertumbuhan akan terganggu bahkan terjadi perubahan bentuk daun dan muncul bunga. Umbi akan terganggu juga perkembangannya jika singkong ditanam di daerah yang tinggi.
9
Produksi tepung : Kandungan protein rendah
Kadar HCN boleh tinggi
Kadar pati tinggi
Viskositas (kekentalan) pati baik
Umur boleh panjang (12 bulan)
Untuk pangan langsung Kandungan HCN < 50 mg per kg umbi segar
Kandungan protein tinggi
Umur pendek
Varietas unggul : Adira 1, Adira 4, Adira 2, DarulHidayah, Malang 1, Malang 2, Malang-4, Malang-6, UJ-3, dan UJ-5.
10
Syarat bibit baik : Berasal dari tanaman induk yang
cukup tua (10-12 bulan).
Harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam.
Batangnya telah berkayu dan berdiameter ± 2,5 cm dan lurus.
Belum tumbuh tunas-tunas baru.
Bibit berupa stek batang langsung atau sambungan (sistem mukibat). Sebagai stek pilih batang bagian
bawah sampai tengah.
Setelah stek terpilih kemudian diikat, masing-masing ikatan berjumlah antara 25–30 batang stek.
11
Bibit dengan sistem
Mukibat dilakukan
dengan menyambung
ubikayu unggul sebagai
batang bawah dan jenis
karet untuk batang atas.
Penyambungan dapat
dilakukan dengan cara
okulasi (mata tidur) atau
dengan sambungan
tunas hijau (green
budding).12
13
• Pembajakan tanah dilakukan 2 kali dengan
jarak pembajakan 2 minggu
• Setelah pembajakan tanah diberi pupuk
kandang 2 ton per ha
• Setelah penaburan pupuk kandang, tanah
digaru/ diratakan
• Pada tanah yang mudah tergenang dibuat
bedengan (guludan) untuk penanaman ubi
kayu.
Jarak tanam Monokultur : 100 X 100 cm, 100 X 60 cm atau 100 X
40 cm populasi 10.000-12.000 tan/ha
Tumpangsari :150 X 100 cm atau 300 X 150 cm
Mukibat : populasi 5.000 – 6.000 tan/ha
14
Cara tanam Tegak lurus dengan 1/3 stek
masuk ke dalam tanah
Hasil akan lebih baik jika stekdipotong rata di bagian stekyang masuk ke dalam tanah
Dosis 133-200 kg Urea, 60-100 kg SP-36, dan 120-200 kg KCl per ha.
Pupuk diberikan pada saat tanam dengan dosis N:P:K= 1/3 : 1 : 1/3 (pemupukan dasar) dan pada saat tanaman berumur 2-3 bulan dengan dosis N:P:K= 2/3 : 0 : 2/3
Pemberian pupuk organik sangat disarankan untuk mempertahankan kesuburan tanah
Penanaman pupuk hijau dilakukan 2 bulan sebelum pengolahan tanah dan dibenamkan saat pembajakan pertama.
15
Bibit yang tidak tumbuh disulam saat tanaman
berumur (1-3) minggu
Gulma dibersihkan saat tanaman berumur 1
bulan, dan dulangi lagi pada saat tanaman
berumur 2 bulan.
Pada umur (4-8) minggu dilakukan
pewiwilan/perempelan, dan disisakan dua
tunas (cabang) yang bagus pada setiap pohon.
Pembumbunan dilakukan pada umur (2-4)
bulan, untuk menggemburkan tanah.
16
Hama
Uret (Xylenthropus)
Tungau merah (Tetranychus bimaculatus)
Penyakit
Bercak daun bakteri (Xanthomonas manihotis atau Cassava Bacterial Blight/CB)
Layu bakteri (Pseudomonas solanacearum E.F. Smith)
Bercak daun coklat (Cercospora heningsii)
Bercak daun konsentris (Phoma phyllostica)
20
Ciri : daun bawah mulai berkurang, warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok.
Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas dalam.
Panen dilakukan dengan cara mencabut batang dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah. Umbi dibersihkan dari tanah dan kayu yang ada di pangkal umbi
Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang sehat, segar serta yang tidak cacat, terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.
22
27
Petani Produsen
Umbi Segar
Tengkulak
Pedagang Besar
Pabrik Tapioka
Konsumen dan
Industri
Gaplek
Tengkulak
Pedagang Besar
EksportirPedagang
Eceran
28
Uraian Kebutuhan SatuanHarga/
Satuan (Rp)Jumlah
(Rp)
A. Biaya Produksi
1. Sewa lahan 1 tahun 1 ha 5.000.000 5.000.000
2. Bibit 1.100 setek 50 550.000
3. Pupuk
- Urea 200 kg 1.600 320.000
- SP-36 100 kg 1.600 160.000
- KCl 200 kg 2.250 450.000
4. Peralatan 1 paket 300.000 300.000
5. Tenaga kerja
- Pengolahan tanah 40 HOK 30.000 1.200.000
- Penanaman 5 HOK 30.000 150.000
- Pemupukan 15 HOK 30.000 450.000
- Pemeliharaan 20 HOK 30.000 600.000
6. Panen 25 HOK 30.000 750.000
Total Biaya Produksi 9.930.000
B. Pendapatan (Umbi Basah) 25.000 kg 600 15.000.000
C. Keuntungan 5.070.000