keterampilan khusus lansia
DESCRIPTION
0123456TRANSCRIPT
Keterampilan Khusus: Lansia dengan Risiko Jatuh
(Faktor Ekstrinsik)
A. Lingkungan fisik rumah
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup, di. Rumah adalah tempat dimana segala sesuatu
tidak asing dan tidak berubah, dimana orang menjaga perasaan memiliki otonomi dan kontrol
sedangkan lingkungan fisik rumah adalah tempat-tempat yang spesifik dimana individi-
individu dan keluarga-keluarga terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang spesifik dan peran-
peran mikrosistem atau penyusunan perilaku.
B. Faktor resiko ekstrinsik
Usia tua adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang, yaitu periode dimana
seseorang telah mempunyai banyak pengalaman dalam hidupnya. Lanjut usia bukan suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Penurunan
kemampuan berbagai organ, fungsi dan sistem tubuh itu bersifat alamiah. Menjadi tua adalah
suatu proses alami dan kadang–kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan terjadi pada
semua sistem tubuh manusia dan tidak semua sistem akan mengalami kemunduran pada
waktu yang bersamaan.
Untuk mempertahankan kualitas hidup, tetap aktif dan produktif, lansia membutuhkan
kemudahan dalam beraktivitas dan pemahaman tentang lingkungan aktivitas. Kemudahan
beraktivitas akan membantu lansia melakukan kegiatannya tanpa hambatan, menggunakan
energi minimal dan menghindari cedera. Pemahaman terhadap lingkungan akan membantu
lansia dalam penyesuaian aktivitas individu. Terjadinya penurunan kemampuan fisik akan
berdampak terutama kepada keselamatan lansia pada waktu beraktivitas.
Faktor resiko ekstrinsik merupakan faktor-faktor yang berada di lingkungan yang
memudahkan orang usia lanjut mengalami jatuh. Berbagai faktor tersebut antara lain:
1. Lampu ruangan yang kurang terang
2. Lantai yang licin, basah atau tidak rata
3. Furniture yang terlalu rendah atau terlalau tinggi
4. Tangga yang tidak aman
5. Kamar mandi dengan bak/closet terlalu rendah atau tinggi dan tidak memiliki alat
bantu untuk berpegangan
6. Tali atau kabel yang berserakan di lantai
7. Karpet yang terlipat
8. Benda dilantai yang bisa membuat seorang lansia bisa terkantuk.
Kecelakaan biasanya lebih banyak terjadi di lingkungan tempat tinggal. Walaupun
kecelakaan dilatarbelakangi faktor intrinsik atau faktor penyakit yang dialami oleh lansia,
tetapi faktor ekstrinsik atau lingkungan juga mempunyai kontribusi yang besar dalam
kecelakaan pada lansia. Tempat tinggal yang tidak ditata sesuai dengan kebutuhan akan
membuat tempat tersebut sebagai “mine field” atau ladang ranjau bagi lansia.
C. Tujuan pencegahan
Dengan memfokuskan upaya dalam pencegahan jatuh, perawat dapat membuat peningkatan
yang besar dalam pemeliharaan hidup, membantu pasien mempertahankan kemampuan
fungsional, kemandirian dan kualitas hidup, serta penghematan biaya untuk perawatan
kesehatan. Agar berjalan secara efektif, sebuah program pencegahan harus meliputi analisis
masalah yang akurat, tujuan yang ditetapkan dengan jelas, intervensi praktis dan efisien, serta
komitmen dari semua pihak termasuk keluarga untuk membuatnya berhasil.
D. Modifikasi Lingkungan untuk Lansia
1. Kamar mandi
Kamar mandi sangat identik dengan basah. Basah yang ada di area kamar mandi bisa
menimbulkan risiko bahaya jika tinggal bersama orang tua yang sudah lanjut usia.
a. Masalah
1) Naik dan turun toilet
2) Mandi
3) Lantai Licin atau Basah
b. Intervensi
1) Lapisi lantai kamar mandi dengan karet antiselip pada seluruh lantai kamar
mandi. Ini berguna agar lantai tidak licin dan aman untuk para lansia. Pastikan
lapisan anti licin tidak bergeser-geserdari tempatnya
2) Apabila lansia menggunakan kursi roda, kosongkan area tengah kamar mandi
agar kursi roda dapat berputar
3) Memasang pegangan, pasanglah pegangan pada area dinding kamar mandi,
khusunya di dekat closet sehingga memudahkan mereka ketika duduk maupun
hendak berdiri
4) Gunakan keran air kamar mandi dengan keran air yang mudah digunakan
dengan sedikit gerakan
5) Ganti lampu penerangan dengan penerangan yang cukup terang, untuk
memudahkan penglihatan lansia yang sudah berkurang.
6) Jangan menggunakan level/ tangga pada lantai kamar mandi. Usahakan lantai
rata, hindari membuat permukaan lantai dengan ketinggian berbeda ketika
ingin memisahkan area basah dan area kering di dalam kamar mandi.
Permukaan lantai kamar mandi yang rata akan memudahkan mereka berjalan.
2. Kamar tidur
a. Masalah
1) Tempat tidur
2) Lantai Licin
b. Intervensi
1) Hindari tempat tidur beroda
2) gunakan penghalang tempat tidur
3) gunakan alas matras dibawah tempat tidur
4) Penggunaan karpet, alas kaki dari karet
5) Sediakan cukup ruang gerak di sekeliling tempat tidur dan perabotan
lainnya agar lansia dapt bergerak dengan aman.
6) Sediakan kursi agar lansia dapat duduk sewaktu berganti pakaian.
7) Sediakan lampu atau senter yang mudah di jangkau sewaktu lansia berada
di tempat tidur.
3. Tangga
a. Masalah
1) Kelemahan kekuatan otot
2) Kekakuan otot
3) Tangga curam
b. Intervensi
1) Tangga harus bebas dari benda-benda yang berserakan, dalam keadaan
baik, dan cukup penerangan.
2) Tangga harus memiliki pegangan yang standar, jika mungkin di kedua
sisinya, handle atau pegangan memudahkan lansia untuk berdiri ataupun
berjalan, Anak tangga juga harus memliki pijakan antiselip dan sakelar
lampu di puncak tangga maupun di dasar.
3) Berjalan naik turun bisa membantu para lansia menjaga kaki tetap kuat.
Namun, jika mereka ada masalah dengan keseimbangan, janganlah naik
turun tangga sendirian.
4. Ruang dapur
a. Masalah
1) Ruang yang sempit
2) Lantai licin
3) Alat-alat dapur yang berantakan dan berbahaya
b. Intervensi
1) Meja-meja hendaknya tidak berantakan agar lansia dapat dengan leluasa
menaruh belanjaan dan barang-barang lain di atasnya.
2) Lantai dapur harus antiselip dan tidak mengilap.
3) Hindari meletakkan barang-barang dan peralatan di lemari yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah agar mudah di ambil tanpa bantuan orang lain.
Untuk menjangkau barang. Apabila ada barang yang diletakkan di tempat
yang sedikit lebih tinggi, sediakan tempat pijakan yang stabil untuk
mencapai barang yang letaknya tinggi.
5. Lingkungan di luar rumah
Selain keselamatan di dalam rumah, aktivitas lansia juga harus bebas dari bahaya saat
berada di luar rumah, hal yang perlu diperhatikan daintaranya meliputi:
a. pintu masuk depan dan belakang dalam keadaan baik
b. jalan yang dilalui bebas dari lumpur atau air di musim hujan, sehingga mencegah
terpeleset
c. anak tangga/ril pegangan harus terpasang kuat.
6. Hal-hal umum
a. Sediakan lampu malam yang menerangi jalan ke kamar mandi dan ke tempat lain
pada waktu malam. Pencahayaan yang memadai tetapi tidak menyilaukan,
letakkan tombol untuk menyalahkan lampu di tempat yang mudah dijangkau.
b. dijangkau, terdapat pencahayaan di tempat-tempat yang sesuai.
c. Apabila memungkinkan berikan tongkat atau walker untuk berjalan waktu malam,
ketika lansia belum benar- benar terbangun atau sadar.
d. Kursi-kursi lansia hendaknya stabil (tanpa roda), memiliki sandaran lengan, dan
memiliki tinggi yang sesuai agar mempermudah lansia untuk duduk dan berdiri.
e. Agar lansia tidak tersandung, ubin yang pecah hendaknya di perbaiki. di ganti,
atau disingkirkan. Semua kabel listrik hendaknya tidak melintas di lantai yang
sering di lalui lansia.
f. Hindari lansia menggunakan sandal yang terlalau besar atau sudah lapuk atau
tidak memiliki sol antiselip. Hindari lansia menggunakan sandal yang berhak.
g. Jika memungkinkan berikan/pasang system intercom atau alarm yang dapat
digunakan oleh lansia apabila membutuhkan pertolongan.
h. Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin untuk menghindari
pusing akibat suhu
i. Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah, menghindari tersandung
Sumber:
Hegner, Barbara R dan Esther Caldwell. 2003. Asisten keperawatan suatu pendekatan proses keperawatan. Edisi 6. Jakarta: EGC.
Sudoyo, Aru W. dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I, Edisi V. Jakart:
InternaPublishing.
Stanley, Mickey dan Patricia Gauntlett Beare.2007. Buku Ajar Keperawatan gerontik. Edisi 2.
Alih bahasa: Nety Juniarti dan Sari Kurnianingsih. Jakarta: EGC.
Maryam, Siti. 2013. Pedoman Pencegahan Lansia Jatuh di Rumah [pdf]. http://maryamspkom.files.wordpress.com/2013/06/pedoman-pencegahan-jatuh-bagi-lansia.pdf . 20/02/2014.
Veron. 2011. Tips Pengamanan Bagi Para Lansia. http://kesehatan.kompasiana.com/alternatif/2011/07/27/tips-pengamanan-bagi-para-lansia-383931.html. 21/02/2014.
Unimus. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/111/jtptunimus-gdl-ariastikai-5515-3-babii.pdf. 28/02/2014
Turana, Yuda . 2009 . Menghindari risiko jatuh pada lansia http://www.medikaholistik.com/medika.html?xmodule=document_detail&xid=205&ts=1392912683&qs=health. 20/02/2014.