ketahanan pangan dalam perspektif al-qur’andigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/bab i, iv, daftar...

44
i KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN ( Kajian Tematik ) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I) Disusun Oleh: SITI ASIYAH NIM 10530077 JURUSAN STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014

Upload: duongtram

Post on 03-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

i

KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF

AL-QUR’AN

( Kajian Tematik )

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)

Disusun Oleh:

SITI ASIYAH

NIM 10530077

JURUSAN STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

ii

Page 3: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

iii

Page 4: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

iv

Page 5: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada:

Kedua orang tuaku,

Guru-guruku,

Saudara-saudaraku,

Yang selalu tulus memberi do’a, kasih sayang dan suri tauladan yang mulia,

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka.

Diriku sendiri

dan almamaterku tercinta UIN Sunan Kalijaga

Page 6: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

vi

Page 7: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilla>hirabbil‘a>lami>n, rasa syukur tak terhingga penulis haturkan

kepada Allah SWT, karena berkat pertolongan-Nya lah akhirnya penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul Ketahanan Pangan dalam Perspektif al-

Qur’an (Kajian Tematik). Shalawat beriring salam senantiasa tercurah untuk

baginda Rasulullah SAW, beserta para kerabat, sahabat dan para pengikut beliau

hingga akhir zaman.

Selanjutnya, penyusunan skripsi ini merupakan hal yang tidak ringan bagi

penulis, namun berkat bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak,

akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sudah

sepantasnyalah penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada::

1. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak Hadi Barnawi dan Ibu Sutinah yang

tidak henti-hentinya mencurahkan doa, kasih sayang dan segalanya bagi

penulis. Semoga Allah menyayangi panjenengan melebihi kasih sayang

panjenengan kepadaku dan semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-

Nya kepada panjenengan.

2. Kementerian Agama RI yang telah memberikan kesempatan bagi penulis

menjadi salah satu mahasiswa penerima beasiswa sehingga dapat menuntut

ilmu di universitas ini.

3. Prof. Dr. H. Musa Asy‟ari selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dr. H. Syaifan Nur, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran

Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A.

dan Afdawaiza, S. Ag, M. Ag. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Studi

Page 8: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

viii

Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN

Sunan Kalijaga.

4. Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.

Terimakasih atas bimbingan, saran, motivasi, dan masukannya baik yang bersifat

akademis maupun non-akademis selama penyelesaian skripsi ini.

5. Prof. Suryadi, M. Ag. selaku Penasehat Akademik penulis. Terimakasih atas

segala nasehat dan arahan yang selama ini Bapak berikan kepada penulis..

6. Dr. H. M. Yusuf, M. Si dan Drs. H. M Yusron, MA selaku dosen penguji dan

segenap dosen Jurusan Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir. Terima kasih atas

bimbingan dan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan selama ini.

7. Saudara-saudaraku, Mas Amir, Mba‟ Nur, Mba‟ Win, dan Mba‟ Nafisa

beserta keluarga yang selalu mendo‟akan, memberi motivasi, dan

memberikan bantuan kepadaku. Jaza >kumulla>hu khairan kas|i>ra, Mas & Mba’.

8. Guru-guru penulis, K.H Mustafid Kholid Harun, Ny. Hj. Siti Jatinah, K.H

Drs. Darman Masduki, dan Ny. Hj. Fathonah Abdul Wahab, serta guru-guru

penulis sejak masih menduduki bangku sekolah TK sampai „Aliyah. Terima

kasih telah banyak memberikan ilmunya, mengarahkan dan mendidik penulis

dengan penuh kesabaran serta memberikan suri tauladan yang mulia.

9. Pondok Pesantren al-Wahbiy dan PPTQ, terimakasih telah mengajari penulis

mengenal banyak hal, bahwa ilmu Allah sangat luas, tidak hanya di bangku

formal.

10. Teman-teman seperjuangan jurusan Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir angkatan

2010, sahabat-sahabat SHOUFANA, ASSAFFA, Salwa Community,

Page 9: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

ix

Yayasan az}-Z}ikro, staf pengajar tahfiz } “al-Hikmat”, KKN 80 KP 33. Tetap

semangat dan kompak teman-teman. Masa depan masih panjang, dan lautan

ilmu Allah sangat luas untuk kita arungi.

11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu baik yang

secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dan mendukung

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Meskipun demikian, skipsi ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan

yang penulis lakukan baik itu tersengaja maupun tidak. Oleh karena itu, saran dan

kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga bantuan dari berbagai

pihak tersebut menjadi amal saleh serta mendapar imbalan dari Allah SWT,

semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan dapat menjadi sumbangan dalam

khazanah keilmuan. Amin.

Yogyakata, 09 Juni 2014

Penulis,

Siti Asiyah

10530077

Page 10: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

x

ABSTRAK

Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

pangan, lancarnya distribusi pangan, dan mampunya masyarakat memperoleh dan

memilih pangan yang sehat untuk kehidupannya. Ketahanan Pangan tercermin dari

terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, ketersediaan pangan yang cukup, baik

jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Akan tetapi, laju

pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sedangkan lahan untuk persediaan

pangan semakin berkurang, maka masalah pangan menjadi masalah yang sangat

krusial di beberapa negara salah satunya adalah Indonesia. Guna memecahkan

masalah sosial tersebut, diperlukan reinterpretasi pembacaan al-Qur’an dan Hadis }

untuk mencairkan persoalan masyarakat.

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam akan selalu s}a>hih li kulli zama>n wa maka>n, artinya al-Qur’an akan terus relevan sampai kapan pun dan dimana pun dan

al-Qur’an akan selalu relevan untuk menjadi problem solving atas permasalahan

sosial kemasyarakatan. di dalam al-Qur’an banyak terdapat nilai dan pesan universal

yang berbicara tentang manusia dengan fungsi utama untuk mendorong lahirnya

perubahan-perubahan positif dalam manusia. Untuk itu, kehadiran al-Qur’an menjadi

solusi dengan memberikan petunjuk dan pedoman hidup, salah satunya tentang

problem ketahanan pangan. Kemudian dari sini dirumuskan dua permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini. Yakni: pertama, Bagaimana konsep ketahanan

pangan dalam al-Qur’an? Kedua, Bagaimana kontekstualisasi konsep ketahanan

pangan pada konteks saat ini? Sebagaimana rumusan masalah tersebut, diharapkan

dapat memberi solusi atas problem ketahanan pangan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode yang ditawarkan oleh Abu

Hayy al-Farmawi untuk menjawab rumusan masalah di atas. Langkah-langkah yang

ditempuh adalah: pertama, menetapkan masalah; kedua, menghimpun dan melacak

ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah; ketiga, menyusun kronologi ayat yang

disertai asba>b an-nuzul; keempat, memahani korelasi ayat; kelima, menyusun tema

bahasan; keenam, melengkapi pembahasan dengan hadis|; dan ketujuh, mempelajari

ayat-ayat tersebut secara tematik. Namun karena untuk kepentingan yang bersifat

praktis, ada beberapa langkah yang sedikit mengalami perubahan.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah ketahanan pangan merupakan program

sosial yang terkonsep dalam al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat

secara eksplisit memuat pesan tentang ketahanan pangan, di antaranya yakni: QS.

Yu>suf [12]: 47, QS. An-Nah}l [16]: 6 dan 14, QS. Al-An’a>m [6]: 141-142, QS. An-

Nisa>’ [4]: 29, QS. At-Taubah [9]: 60, QS. Al-Baqarah [2]: 267, QS. Al-A’ra>f [7]: 31,

dan QS. Al-Baqarah [2]: 168. Secara kontekstual, ayat-ayat tersebut mengidikasikan

program peningkatan ketahanan pangan secara Qur’ani. Adapun yang menjadi titik

perbedaan dengan konsep ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah

adalah dalam al-Qur’an memuat pesan halal sejak proses produksi hingga konsumsi,

sehingga pangan yang dikonsumsi dapat bermanfaat bagi kebutuhan dan kecukupan

manusia, bukan saja aspek jasmani material tetapi juga aspek rohani spiritual.

Page 11: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

xi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini

berpedoman kepada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988

Nomor 158 Tahun 1987 dan nomor 0543b/U/1987.

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif ……. tidak dilambangkan أ

Ba>’ b Be ة

Ta>’ t Te د

S|a>’ s\ es titik atas ث

Ji>m j Je ج

H{a>’ h} ha titik bawah ح

Kha>’ kh ka dan ha خ

Dal d De د

Z|al z\ zet titik atas ذ

Ra>’ r Er ر

Zai z Zet ز

Si>n s Es ش

Page 12: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

xii

Syi>n sy es dan ye ش

S{a>d s} es titik bawah ص

D{a>d d} de titik bawah ض

T{a>’ t} te titik bawah ط

Z}a>’ z} zet titik bawah ظ

Ayn …‘… koma terbalik diatas‘ ع

Gayn g Ge غ

Fa>’ f Ef ف

Qa>f q Qi ق

Ka>f k Ka ك

La>m l El ل

Mi>m m Em و

Nu>n n En

Waw w We و

Ha>’ h Ha

Hamzah …’… Apostrof ء

Ya>’ y Ye ي

Page 13: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

xiii

II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap

ditulis muta‘aqqidi>n يتعبقدي

ditulis „iddah عدح

III. Ta‟ Marbutah di akhir Kata

1. Bila dimatikan, ditulis h:

ditulis hibah هجخ

ditulis jizyah جسيخ

(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudahterserap ke

dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat, dan sebagainya,

kecualidikehendaki lafal aslinya).

2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lai, ditulis t:

ditulis ni‘mat Alla>h عخ اهلل

انفطرزكبح ditulis zaka>t al-fit}ri

IV. Vokal Pendek

ditulis d}araba ضرة ditulis a contoh (fath}ah)ــ

ditulis fahima فهى ditulis i contoh (kasrah)ــ

ditulis kutiba كتت ditulis u contoh (d}ammah)ــ

Page 14: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

xiv

V. Vokal Panjang

1. fath}ah+ alif, ditulis a> (garis di atas)

جبههيخ ditulis ja>hiliyyah

2. fath}ah+ alif maqṣ ūr, ditulis a> (garis di atas)

يسعي ditulis yas‘a>

3. kasrah+ ya mati, ditulis i> (garis di atas)

يجيد ditulis maji>d

4. d}ammah+ wau mati, ditulis u> (dengan garis di atas)

فروض ditulis furu>d

VI. Vokal Rangkap

fath}ah + ya mati, ditulis ai

ثيكى ditulis bainakum

fath}ah + wau mati, ditulis au

قىل ditulis qaul

VII. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof

ااتى ditulis a’antum

اعدد ditulis u‘iddat

نئ شكرثى ditulis la’in syakartum

VIII. Kata sandang alif lam

1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis al-

انقرا ditulis al-Qur’ān

انقيبش ditulis al-Qiyās

Page 15: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

xv

2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf al-qamariyah

انشص ditulis al-syams

انسبء ditulis al-samā’

IX. Huruf Besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD)

X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut penulisannya

ذوي انفروض ditulis z}awi> al-furūd

اهم انسخ ditulis ahl al-sunnah

Page 16: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................ i

SURAT PERNYATAAN .................................................................................................................... ii

FORMULIR KELAYAKAN SKRIPSI .............................................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................................................... v

MOTTO .............................................................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... vii

ABSTRAK ........................................................................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................................................... xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... xvi

BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 6

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 6

D. Tinjauan Pustaka ...................................................................................................................... 7

E. Metode Penelitan.................................................................................................................... 11

F. Sistematika Pembahasan ........................................................................................................ 15

BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG KETAHANAN PANGAN ............................................ 17

A. Definisi Ketahanan Pangan .................................................................................................... 17

B. Unsur-Unsur Ketahanan Pangan ............................................................................................ 18

C. Ketahanan Pangan dalam Lintasan Sejarah ........................................................................... 29

BAB III: KONSTRUK KONSEP KETAHANAN PANGAN DALAM AL-QUR’AN ................... 50

A. Ayat-Ayat tentang Ketersediaan Pangan atau Produksi Pangan............................................ 51

B. Ayat-Ayat tentang Aksesibilitas Pangan atau Distribusi Pangan .......................................... 84

C. Ayat-Ayat tentang Pemanfaatan Pangan atau Konsumsi Pangan ........................................ 106

BAB V: PENUTUP ......................................................................................................................... 124

A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 124

B. Saran-saran ........................................................................................................................... 127

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 128

CURRICULUM VITAE .................................................................................................................. 136

Page 17: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk Tuhan yang sebaik-baik bentuk. Manusia

dibekali Tuhan akal pikiran untuk mempertahankan hidupnya dari segala

macam rintangan dan cobaan. Akal pikiran inilah yang membedakan

manusia dari makhluk-makhluk lain.1 Dengan kemampuan dan akal

pikiran, manusia dapat menaklukkan makhluk lainnya dan dapat

menggunakan segala yang ada di bumi untuk kepentingan dan

kelangsungan hidupnya.

Sebagai makhluk individu, manusia mempunyai nilai-nilai

universal yang melekat pada diri manusia yang disebut dengan Hak Asasi

Manusia (HAM) yang deterapkan setara bagi laki-laki dan perempuan.

HAM yang dimaksud adalah hak beragama (hifz}u ad-di>n), hak

mempertahankan hidup (hifz}u an-nafs), hak berkeluarga dan

menyelamatkan keturunan (hifz}u an-nasb), hak kepemilikan (hifz}u al-

ma>l), dan hak memelihara daya pikir (hifz}u al-‘aql).2 Di samping manusia

sebagai makhluk individu, secara kodrati manusia adalah makhluk sosial

1 Syahid Muammar Pulungan, Manusia dalam Al-Qur’an (Surabaya: Bina Ilmu, 1984),

hlm. 17.

2 Kementrian Agama Republik Indonesia, Tafsir al- Qur’an Tematik Jilid 5 (Jakarta :

Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010),

hlm. 278.

Page 18: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

2

atau makhluk bermasyarakat.3 Sebagai makhluk sosial, manusia

mempunyai beberapa dorongan untuk tetap bertahan hidup, yaitu dorongan

untuk perlindungan, dorongan untuk makan, dorongan untuk

melangsungkan hidup, dan dorongan untuk bermasyarakat

(berkelompok)4.

Salah satu dari hal-hal yang merupakan unsur dari hak-hak

manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial adalah

hak untuk mempertahankan hidup. Untuk mempertahankan hidup,

manusia butuh asupan energi yang berwujud makanan atau disebut juga

dengan istilah pangan. Di Indonesia, pangan bukan hanya sebagai

kewajiban moral saja, tetapi juga merupakan investasi ekonomi maupun

sosial dalam rangka pembentukan generasi yang lebih baik pada masa

yang akan datang.5 Pemenuhan pangan ini merupakan bagian dari hak

asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk

mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.6

Kebutuhan pangan merupakan penggerak esensial roda

perekonomian manusia di dunia, sehingga ketika isu perubahan iklim

3 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia; Pendekatan Semantik Terhadap al-

Qur’an terj. Agus Fahri Husein (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2003), hlm. 80.

4 Hasan Sadily, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia (Jakarta: Pt Pembangunan, 1952),

hlm. 58.

5 Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI and WFP, Peta Ketahanan dan

Kerentanan Pangan Indonesia (Jakarta : PT Enka Deli, 2009), hlm. 4.

6 Undang-Undang nomor 18 Tahun 2012, www.deptan.go.id, diakses tanggal 08 November

2013.

Page 19: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

3

mencuat, hal tersebut memunculkan kekhawatiran tersendiri pada

persoalan ketahanan pangan. Hal ini disebabkan efek domino dari negara

yang tidak sanggup membangun ketahanan pangannya dengan baik dapat

mengganggu kemandirian pembangunan negara.

Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi

rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik

jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan

pangan merupakan hal yang penting dan strategis, karena berdasarkan

pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa tidak ada satu

negarapun yang dapat melaksanakan pembangunan secara mantap sebelum

mampu mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu.7

Nilai dasar dari ketahanan pangan sendiri adalah ketersediaan

pangan dan aksesibilitas yang bila dipecah ke dalam sistem perekonomian

terbagi menjadi kegiatan persediaan/produksi, distribusi dan konsumsi.

Apabila salah satu dari kegiatan tersebut tidak dijalankan maksimal, maka

suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang

baik. Walaupun stok pangan cukup tersedia di tingkat nasional dan

regional, tetapi bila akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangan

tidak merata, maka ketahanan pangan dapat dikatakan rapuh.

Ironisnya, meningkatnya populasi manusia di Indonesia tidak

diimbangi dengan meningkatnya produksi pangan yang merupakan

7 Undang-Undang nomor 7 Tahun 1996, www.deptan.go.id, diakses pada 10 November

2013.

Page 20: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

4

kebutuhan pokok setiap individu. Pada tahun 2012, Indonesia mendapat

surat peringatan dari FAO/ Badan Pangan Dunia akan adanya krisis

pangan global tahun 2013 yang diakibatkan musim kemarau panjang di

sejumlah negara penghasil komoditas pangan utama.8 Meningkatnya

populasi manusia bukan hanya menjadi satu-satunya pemicu yang

menghambat untuk menuju ketahanan pangan nasional. Akan tetapi

berkurangya lahan pertanian yang dikonversi menjadi pemukiman dan

lahan industri, telah menjadi ancaman dan tantangan tambahan bagi

bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri dalam bidang

pangan.

Di sisi lain, al-Qur’an sebagai kitab suci yang sudah dijamin

keotentikannya, di dalamnya banyak terdapat nilai dan pesan universal

yang berbicara tentang manusia dengan fungsi utama untuk mendorong

lahirnya perubahan-perubahan positif dalam manusia. Problem-problem

yang terjadi diantara manusia tentu tidak akan pernah ada habisnya. Untuk

itu, kehadiran al-Qur’an menjadi solusi dengan memberikan petunjuk dan

pedoman hidup, salah satunya tentang problem ketahanan pangan.

Hal ini memberikan isyarat bahwa betapa pentingnya persoalan

pangan dalam kehidupan manusia bahkan al-Qur’an menghubungkannya

dengan perintah ibadah kepada Tuhan sebagaimana yang diisyaratkan

dalam surah al-Quraisy ayat 3-4,

8 http://www.tempo.com edisi 13 September 2012, diakses pada 08 Januari 2014.

Page 21: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

5

“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini

(Ka'bah). yang telah memberi makanan kepada mereka untuk

menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”9

Dua hal yang disebutkan dalam dua ayat tersebut –yaitu

kesejahteraan yang dicapai dengan tersedianya pangan (pertumbuhan

ekonomi) serta jaminan stabilitas keamanan– merupakan dua hal yang

sangat penting bagi masyarakat. Keduanya saling berkait. Pertumbuhan

ekonomi melahirkan stabilitas keamanan dan stabilitas keamanan memicu

pertumbuhan ekonomi. Demikian juga sebaliknya. Krisis keamanan

menimbulkan kerawanan pangan dan kerawanan pangan menimbulkan

gangguan keamanan. Dua hal tersebut menjadi sangat wajar dimohon dan

disyukuri dengan beribadah kepada Allah Pemberi rasa aman serta

Pencurah aneka rezeki.10

Berangkat dari keyakinan bahwa al-Qur’an diturunkan dengan

tujuan sebagai pedoman hidup manusia yang tentunya dapat memberikan

solusi atas permasalahan yang terjadi, maka penulis tertarik untuk meneliti

ayat al-Qur’an yang mengandung petunjuk dalam menyelesaikan problem

sosial, yakni problem ketahanan pangan.

B. Rumusan Masalah

9 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Departeman Agama, 1992),

hlm. 602.

10

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Volume

15 (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm. 636.

Page 22: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

6

Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, bahwa penulis meneliti

tentang ketahanan pangan dalam al-Qur’an perspektif tafsir. Agar lebih

spesifik, penelitian ini dibatasi dengan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep ketahanan pangan dalam al-Qur’an?

2. Bagaimana kontekstualisasi konsep ketahanan pangan pada konteks

saat ini?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan penelitian

a. Untuk mengetahui konsep ketahanan pangan dan penjelasannya di

dalam al-Qur’an.

b. Untuk mengetahui kontekstualisasi konsep ketahanan pangan.

2. Kegunaan penelitian

a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi kontribusi

dalam studi al-Qur’an dan juga dapat menambah khazanah

keilmuan literatur untuk Fakultas Ushuluddin terutama Jurusan

Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi bagi pengembangan al-Qur’an dalam masalah sosial

kemasyarakatan.

D. Tinjauan Pustaka

Untuk dapat memecahkan persoalan dan dapat mencapai tujuan

sebagaimana yang diungkapkan di atas, maka perlu dilakukan tinjauan

pustaka guna mendapatkan kerangka berfikir yang dapat mewarnai

Page 23: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

7

kerangka kerja serta memperoleh hasil dan tujuan yang diharapkan.

Tinjauan pustaka ini merupakan penjelasan tentang hasil-hasil penelitian

yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai masalah yang sejenis, dan

bukanlah pemaparan tentang daftar pustaka yang digunakan atau yang

akan digunakan.11

Sejauh penelusuran penulis, penulis menemukan buku karya

Jamaluddin Mahran dan Abdul Azhim Hafna Mubasyir yang berjudul Al-

Qur’an Bertutur tentang Makanan dan Obat-Obatan. Buku ini

memaparkan tentang ayat-ayat dalam al-Qur’an berkenaan dengan nikmat

makanan pokok dan obat, juga memaparkan tentang berbagai isyarat dan

kandungan dari makanan dan obat-obatan yang dijelaskan dalam al-

Qur’an.12

Buku karya Mochtar Naim yang berjudul Kompendium Himpunan

Ayat-ayat al-Qur’an yang Berkaitan dengan Botani & Zoologi13

, buku ini

berisi klasifikasi ayat-ayat al-Qur’an yang ada sangkut pautnya dengan

ilmu Botani dan Zoologi. Ayat-ayat yang berkaitan dengan botani dan

Zoologi disusun menurut susunan urutan surah dalam al-Qur’an. Di

dalamnya juga disertakan turunan ayat dan terjemahan kemudian

11

Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga,

2008, hlm. 11.

12

Jamaluddin Mahran dan Abdul Azhim Hafna Mubasyir, Al-Qur’an Bertutur tentang

Makanan dan Obat-Obatan (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006)

13

Mochtar Naim, Kompendium Himpunan Ayat-ayat al-Qur’an yang Berkaitan dengan

Botani & Zoologi (Jakarta : Hasanah, 2001)

Page 24: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

8

dilengkapi dengan ringkasan isi dari kandungan ayat atau ayat-ayat dalam

bentuk kursif di atasnya.

Sofyan Anwar Mufid dengan bukunya Ekologi Manusia dalam

Perspektif Sektor Kehidupan dan Ajaran Islam14

ikut mewarnai kajian

tentang ketahanan pangan ini. Di dalamnya dibahas mengenai sumber

kehidupan manusia, baik dalam infrastruktur, ekonomi, pangan, sandang,

papan, transportasi, kebutuhan akan air, kebutuhan akan udara, dan lain-

lainnya. Selain itu juga dubahas bagaimana manusia berhubungan dengan

seluruh komponen alam ini, mulai dari memanfaatkan, mengelola,

memelihara, dan melestarikan daya dukung lingkungan, yang semuanya

tersebut dibahas dari sudut pandang Islam.

Buku Tinjauan Hukum Islam tentang Makan dan Makanan yang

disusun oleh Muallif Shahlany15

, membicarakan makanan melalui

kacamata fiqh. Di dalamnya memuat hukum dasar makanan, hukum tata

cara makan ala Rasulullah juga tentang hukum hewan. Buku ini sebagai

upaya memasyarakatkan hukum sekaligus melestarikan nilai-nilai

manusiawi yang baik.

Selain buku-buku di atas, berikut juga terdapat jurnal yang

pembahasannya seputar ketahanan pangan. Jurnal berjudul Analisis

Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin dan Modal Sosial di Provinsi

14

Sofyan Anwar Mufid, Ekologi Manusia dalam Perspektif Sektor Kehidupan dan Ajaran

Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010)

15

Muallif Shahlany, Tinjauan Hukum Islam tentang Makan dan Makanan (Yogyakarta :

Sumbangsih Offset, 1987)

Page 25: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

9

DIY oleh Mustofa, S.Pd., M.Sc.16

Penelitian ini menemukan bahwa modal

sosial yang ada, baik di kalangan masyarakat rural maupun urban masih

dalam tahap bonding (sebagai pengikat saja), belum sebagai jembatan

(bridging) yang menghubungkan seluruh potensi warga. Rata-rata tertinggi

ketersediaan pangan, akses pangan, stabilitas pangan, dan kualitas pangan

dimiliki RTM dari Kabupaten Gunung Kidul. Rata-rata terendah

ketersediaan pangan dan akses pangan dimiliki RTM dari Kabupaten

Sleman. Adapun rata-rata terendah stabilitas pangan, dan kualitas pangan

dimiliki RTM dari Kabupaten Kulonprogo. Desain pemanfaatan modal

sosial untuk pencapaian ketahanan pangan di Propinsi DIY dapat

dirumuskan melalui model rural-pertanian termasuk pegunungan dan

model urban.

Jurnal berjudul Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa

Tertinggal oleh Imron Rosyadi dan Didit Purnomo17

hasilnya,

bahwasanya kinerja produksi pangan khususnya gabah atau beras di desa-

desa tertinggal di kecamatan Weru (daerah penelitian) mengalami

peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, namun peningkatan

produksi tersebut belum mampu mengimbangi pertumbuhan konsumsi

beras yang tumbuh lebih tinggi dari perumbuhan produksi beras. Serta

proporsi pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pangan jauh lebih

16

Jurnal Sains dan Geografi “GEOMEDIA”, Volume 10 No 1, Mei 2012. (Yogyakarta: FE

UNY)

17

Imron Rosyadi dan Didit Purnomo, “Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di

Desa Tertinggal”, Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Desember 2012.

Page 26: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

10

tinggi dari pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan bahan bukan

pangan, yaitu rata-rata 78% untuk kebutuhan bahan pangan, sedangkan

22% untuk kebutuhan bukan pangan. Hal ini menunjukan bahwa dilihat

dari komponen keterjangkauan pangan, masyarakat (rumah tangga) di

daerah penelitian, masuk dalam kategori rentan terhadap pangan.

Karya tulis yang berjudul “Stategi Peningkatan Ketahanan Pangan

Rumah tangga Miskin Melalui Kelembagaan Pangan” ditulis oleh Rahmad

Saleh dkk. Jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,

Institut Pertanian Bogor tahun 2011.18

Dalam kesimpulannya ditulis

bahwa ketahanan pangan sangat terkait dengan kemampuan menyediakan

pangan saat pangan tersebut dibutuhkan. Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kondisi ketahanan pangan dan berbagai masalah pangan

disebabkan oleh kemiskinan. Adapun untuk menjaga stabilitas stok pangan

dalam memenuhi kebutuhan diperlukan peran dari kelembagaan pangan.

Sejauh penelusuran penulis, penulis belum menemukan

pembahasan secara spesifik tentang ketahanan pangan yang berbentuk

karya tulis ilmiah. Karya-karya yang telah disebutkan di atas belum ada

yang menyentuh pada wilayah kajian tematik ayat-ayat al-Qur'an tentang

ketahanan pangan. Aspek yang membedakan antara karya-karya yang

sudah ada dengan karya penulis adalah mengulas tema masalah sosial

18

Rahmad Saleh dkk., “Stategi Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah tangga Miskin

Melalui Kelembagaan Pangan”, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2011.

Page 27: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

11

yakni ketahanan pangan dengan menggunakan studi tafsir al-Qur’an secara

tematis.

E. Metode Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan mampu menjawab rumusan

masalah secara maksimal dan optimal, dibutuhkan sebuah metode dan

langkah-langkah yang jelas yang akan digunakan.19

Metode berfungsi

sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang

memuaskan sesuai dengan tujuan tersebut. Di samping itu, metode

merupakan cara bertindak supaya penelitian berjalan terarah dan efektif

dan bisa mencapai hasil yang maksimal.20

1. Jenis penelitian

Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan tipe

penelitian kualitatif21

yang bernbasis pada penelitian kepustakaan

(library research), yaitu penelitian yang sumber datanya adalah buku-

buku perpustakaan dan literatur-literatur lainnya dengan cara

menganalisis muatan isi dari literatur-literatur yang terkait dengan

19

Syaefudin Anwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 91.

20

Anton Bekker, Metode-Metode Filsafat (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), hlm. 10.

21

Penelitian kualitatif atau disebut juga non-statistical approach, dalam istilah Jerman

disebut sebagai metode berdasarkan vertehen, yaitu suatu penelitian yang mengutamakan bahan

yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang lain bersifat eksak maupun bahan-bahan

tersebut terdapat nyata di dalam masyarakat. Lihat Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian

Kualitatif (Yogyakarta : Raka Sarasin, 1989), hlm. 43.

Page 28: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

12

penelitian baik dari sumber data primer maupun sumber data

sekunder.22

2. Sumber data

Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini terbagi menjadi

dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data

primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayat-ayat al-Qur’an

yang berkaitan langsung dengan tema yang akan dibahas. Sedangkan

data sekunder yang digunakan adalah berupa hadis |-hadis | Nabi SAW,

kitab-kitab tafsir dan beberapa literatur yang terkait dan relevan

dengan tema pembahasan, baik berupa buku, jurnal maupun artikel.

Mengenai referensi kitab tafsir, penulis tidak membatasi atau tidak

mengacu pada kitab tafsir tertentu. Akan tetapi penulis menggunakan

beberapa kitab tafsir baik kitab tafsir klasik maupun kontemporer atau

kitab tafsir bi al-ra’yu maupun bi al-ma’s|ur, dengan tujuan

mendapatkan penafsiran yang relevan.

3. Metode pengumpulan data

Mengingat bahwa jenis penelitian ini adalah jenis penelitian

kepustakaan, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah

metode dokumentasi.23

Dokumentasi yang dimaksud yaitu

pengumpulan data dengan mencari data-data mengenai hal-hal yang

22

Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm 3.

23

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1982), hlm. 101.

Page 29: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

13

berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Dalam hal ini

penulis hanya memfokuskan pada dokumentasi literatur.

4. Metode pengolahan data dan analisis data

Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian

ini adalah metode deskriptif-analitik, yaitu penyelidikan dan

menuturkan menafsirkan data yang ada. Metode deskriptif tidak

terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi

meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut.24

Sedangkan metode analisis digunakan untuk melakukan pemeriksaan

atas makna yang terkandung dalam istilah-istilah yang digunakan

dalam statemen-statemen yang ada.25

Mengingat bahwa model penelitian ini adalah penelitian

tematik26

, maka penulis mendasarkan pada metode penelitian tafsir

tematik yang digagas oleh Abd. al-Hayy al-Farmawi,27

yaitu:

24

Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah...., hlm. 101.

25

Louis Katsof, Pengantar Filsafat terj. Soejono Soemaryono (Yogyakarta : Tiara

Wacana, 1987), hlm. 18.

26

Metode tematik merupakan suatu metode penafsiran dengan menghimpun ayat-ayat al-

Qur’an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama membicarakan satu topik

masalah dan penyusunannya berdasarkan kronologi serta sebab turunnya ayat-ayat tersebut,

kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan

dan hubungan-hubungannya dengan ayat lain. Sistem kerjanya adalah dengan cara membahas

ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Seluruh ayat yang

berkaitan dihimpun. Kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait

dengannya seperti asbab an-nuzul, kosa kata dan sebagainya. Semuanya dijeaskan secara rinci dan

tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah;

baik argumen itu berasal dari al-Qur’an dan Hadis, maupun pemikiran rasional. Ciri utama metode

ini adalah menonjolkan tema, judul atau topik pembahasan. Jadi, mufasir mencari tema-tema atau

topik-topik yang ada ditengah masyarakat atau berasal dari al-Qur’an itu sendiri, maupun dari

yang lain. Kemudian tema-tema yang sudah dipilih itu dikaji secara tuntas dan menyeluruh

dariberbagai aspek, sesuai dengan kapasitas atau petunjuk yang termuat di dalam ayat-ayat yang

ditafsirkan tersebut. Artinya penafsiran yang diberikan tak boleh jauh dari pemahaman ayat-ayat

al-Qur’an, agar tidak terkesan penafsiran tersebut berangkat daripemikiran atau terkaan belaka.

Page 30: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

14

a) Menetapkan masalah yang akan dikaji.

b) Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan

masalah yang ditetapkan.

c) Menyusun kronologi ayat sesuai dengan masa turunnya kemudian

disertai dengan asba>b al-nuzu>l

d) Memahami korelasi atau munasabah ayat. Hal ini karena antara

satu ayat dengan ayat lain tidak bisa dipisahkan maka perlu

memahami hubungan atau korelasi antar ayat.

e) Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis,

sempurna dan utuh.

f) Melengkapi pembahasan dengan hadis yang terkait apabila

diperlukan karena salah satu fungsi hadis adalah sebagai penjelas

(bayan) al-Qur’an

g) Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh

dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian

serupa, mengkompromikan antara pengertian yang amm dan khash,

antara yang muthlaq dan muqayyad, mensinkronkan ayat-ayat yang

lahirnya tampak kontradiktif, menjelaskan ayat yang nasi>kh dan

mansu>kh, sehingga semua ayat tersebut bertemu pada suatu muara,

Bandingkan; Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar Terj. Suryan

A. Jamrah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 36. Lihat juga Nashruddin Baidan,

Metodologi Penafsiran al-Qur’an (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 151. M. Quraish

Shihab, Metode Penelitian Tafsir (Ujung Pandang: IAIN Alaudin, 1984), hlm. 8-9. Ibnu Taimiyah,

Muqaddimah fi Ushul al-Tafsir (Beirut : Dar Ibnu Hazm, 1997), hlm. 16-18. TM Hasbi ash-

Shiddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (Semarang : Perpustakaan Rizki

Putra, 2000), hlm. 12-14.

27

Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar terj. Suryan A.

Jamrah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 45.

Page 31: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

15

tanpa perbedaan dan kontradiksi atau tindakan pemaksaan terhadap

sebagian ayat kepada makna-makna yang sebenarnya tidak tepat.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan merupakan rangkaian pembahasan yang

termuat dalam isi skripsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling

berkait sebagai satu kesatuan yang utuh. Supaya pembahasan penelitian ini

tidak mengakar kemana-manadan tidak fokus pada pokok permasalahan

yang ditentukan, maka penulis perlu menetapkan sistematika pembahasan

dari tema ini yaitu sebagai berikut :

Bab pertama, berupa pendahuluan yang akan mengantarkan

pembaca untuk memasuki tahapan awal dari penelitian ini. Bab ini berisi

latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,

tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab kedua berisi gambaran umum tentang ketahanan pangan,

definisi ketahanan pangan, sejarah ketahanan pangan, unsur-unsur dalam

ketahanan pangan serta ketahanan pangan dalam lintasan sejarah Islam.

Bab ketiga, berisi penjelasan tentang konstruk konsep ketahanan

pangan dalam al-Qur’an, yang terdiri dari beberapa sub bab tentang

ketahanan pangan yang disertai ayat-ayat; yang kemudian disertai

penafsiran para ulama’ serta dilengkapi dengan kontekstualisasi ketahanan

pangan di Indonesia. Sub bab pertama tentang ketersediaan

pangan/produksi, sub bab kedua tentang aksesibilitas pangan/distribusi,

dan sub bab ketiga tentang pemanfaatan pangan/konsumsi. Bab ini yang

Page 32: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

16

diharapkan dapat memberikan solusi demi terwujudnya ketahanan pangan

sesuai dengan ayat-ayat al-Qur’an.

Bab keempat, merupakan bab terakhir sebagai penutup dari

penelitian ini. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan juga saran-

saran.

Page 33: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

124

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melalui berbagai tahap demi tahap pembahasan pada bab-

bab sebelumnya, sampailah penelitian ini pada bab kesimpulan, yakni

sebagai berikut:

1. Berangkat dari memperhatikan konteks Arab, ketahanan pangan

merupakan salah satu program sosial kemasyarakatan dalam Islam. Al-

Qur’an sebagai respon dari berbagai permasalahan pangan yang

dialami oleh masyarakat. Sehingga dengan hadirnya al-Qur’an, Islam

mengajarkan bagaimana ketahanan pangan yang Qur’ani bisa

terwujud.

2. Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan

produksi pangan, lancarnya distribusi pangan, dan mampunya

masyarakat memperoleh dan memilih pangan yang sehat untuk

kehidupannya. Di antara ayat-ayat yang turut merespon tentang

terlaksananya program ketahanan pangan adalah:

a. QS. Yu>suf [12]: 47 tentang pertanian dan sistem cadangan pangan.

Pertanian sebagai aktivitas produksi yang menunjang sumber

pangan nabati sehingga ketersediaan pangan dapat terpenuhi.

Dengan adanya sistem cadangan pangan, diharapkan dapat

Page 34: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

125

menaggulangi masalah pangan seperti masalah kekurangan

pangan, ganguan pasokan dan harga serta dalam keadaan darurat.

Tujuan dari pertanian dan cadangan pangan ini adalah tersedianya

pangan dalam segala dimensi waktu.

b. QS. An-Nah}l [16]: 5 tentang peternakan. Binatang ternak sebagai

sumber pangan hewani. Di dalam binatang ternak terdapat

berbagai gizi dan vitamin yang hal tersebut sangat berguna bagi

kesehatan tubuh manusia.

c. QS. Al-An’a>m [6]: 142 tentang manfaat binatang ternak sebagai

produk sumber protein. Binatang ternak di sini turut serta

melengkapi indikator ketahanan pangan yakni pengan dapat

berorientasi pada pemenuhan gizi.

d. QS. An-Nah}l [16]: 14 tentang perikanan, bahwa salaah satu hasil

manfaat laut adalah ikan yang menghasilkan protein tinggi

sebagai indikator pemenuhan gizi dalam konsep ketahanan

pangan.

e. QS. Al- An’a>m [6]: 141 tentang buah-buahan sebagai makanan

yang disediakan Allah untuk melengkapi kebutuhan nutrisi

manusia.

f. QS. An-Nisa>’ [4]: 29 tentang perdagangan sebagai media

aksesibilitas terhadap pangan. Perdagangan menjadi akses

distribusi sampainya pangan dari produsen ke konsumen. Pangan

Page 35: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

126

didapatkan melalui sistem perdagangan yang halal dan

menghindari hal yang batil.

g. QS. At-Taubah [9]: 60 tentang pemerataan pangan. Ayat ini adalah

ayat tentang golongan-golongan yang berhak menerima zakat,

sehingga ayat ini mengisyaratkan bahwa zakat yang berupa pangan

dapat merata hingga sampai pada tiap lapisan masyarakat tingkat

terandah.

h. QS. Al-Baqarah [2]: 267 tentang kualitas pangan yang

didistibusikan. Hal ini menjamin tentang mutu pangan bahwa

adalah yang baik, yang aman, bergizi dan bermutu sehingga dapat

menunjang energi yang dibutuhkan oleh tubuh.

i. QS. Al-A’ra>f [7]: 31 tentang etika pemanfaatan atau konsumsi

pangan, yakni hendaklah proporsional atau tidak berlebih-lebihan.

j. QS. Al-Baqarah [2]: 168 tentang kelayakan pangan, yakni pangan

harus halal dan t }ayyib. Bahwa pangan tidak cukup pada batas halal

saja tetapi juga harus t}ayyib yakni yang baik, yang aman, bergizi dan

bermutu sehingga dapat menunjang energi yang dibutuhkan oleh tubuh.

3. Kontekstualisasi dari ayat-ayat di atas adalah ketahanan pangan yang

diusung dalam al-Qur’an benar-benar memperhatikan kebutuhan

pangan yang menjadi kebutuhan primer setiap individu manusia. Ayat-

ayat tersebut mengidikasikan program peningkatan ketahanan pangan.

Program peningkatan ketahanan pangan dimaksudkan untuk

mengoperasionalkan pembangunan dalam rangka mengembangkan

Page 36: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

127

sistem ketahanan pangan baik di tingkat nasional maupun ditingkat

masyarakat. Yang menjadi perbedaan antara ketahanan pangan secara

umum dan ketahanan pangan dalam al-Qur’an adalah al-Qur’an

mengajakan sistem halal sejak dalam proses produksi hingga

konsumsi, sehingga pangan yang dikonsumsi dapat benar-benar

bermanfaat bagi kebutuhan dan kecukupan manusia, bukan saja aspek

jasmani material tetapi juga aspek rohani spiritual.

B. Saran

Peneliti mengakui sepenuhnya bahwa hasil penelitian yang berupa

skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Di samping keterbatasan

kemampuan dan waktu, peneliti juga mengalami keterbatasan literatur

sehingga tulisan ini terasa kering akan refrensi yang berkualitas. Hampir di

setiap sudut tulisan ditemukan kekurangan yang perlu dilengkapi bahkan

bisa jadi dirubah dengan melakukan penelitian yang baru.

Hasil deskripsi dan analisis penelitian ini adalah paparan dan

temuan awal, sehingga membutuhkan penelitian lanjutan guna

memperkaya khazanah penelitian dalam kajian al-Qur’an di bidang sosial

kemasyarakatan kaum muslim. Untuk itu, guna kelayakan studi ini,

ditunggu adanya kritik dan saran dari elemen manapun, sehingga

keinginan untuk menjadi bahan diskursus dan kajian lanjutan yang

memadai akan tercapai.

Wa allahu a’lam bi as }-s}awa>b.

Page 37: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

128

DAFTAR PUSTAKA

Amal, Taufik Adnan. Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an. Yokyakarta: Forum Kajian

Budaya dan Agama. 2001.

Anis, Ibrahim. al-Mu’jam al-Wasit. Kairo: Dar al Ma'arif. 1973.

Anwar, Syaefudin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1999.

Asfahani, Abi al-Qasim al-Husain bin Muhammad al-Ma’ruf bi ar-Ragib al-.

Mu’jam Mufradat Alfaz al-Qur’an. Beirut: Da>r al-Fikr,. t.th.

Asqalani, Ahmad bin Ali bin Hajar al-. Fath} al-Bari terj. Amiruddin, Lc. Jakarta:

Pustaka Azzam, 2003

Azra, Azyumardi (dkk). ‚Masyarakat Arab Pra-Islam‛ dalam Ensiklopedi

Tematis Dunia Islam : Akar dan Awal, Komaruddin Hidayat (ed.).

Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve. 2002.

Baidan, Nashruddin. Metodologi Penafsiran al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 1998.

Baqi, Muhammad Fuad Abd al-. Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur’an a-Karim.

Beirut : Dar al-Fikr. 1981.

Barakat, Halim. Dunia Arab: Masyarakat, Budaya, dan Negara. Bandung: Nusa

Media. 2012.

Bekker, Anton. Metode-Metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1984.

Page 38: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

129

CD Lidwa Pustaka, Lidwa Pustaka i-Software. 2010

CD The Holy Qur’an 0.8, Harf International Technology Company. 2002.

Chalil, Munawar. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad. Jakarta: Gema Insani

Press. 2001.

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departeman

Agama. 1992.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka. 1998.

Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI and WFP, Peta Ketahanan

dan Kerentanan Pangan Indonesia- A Food Security and Vulnerability

Atlas of Indonesia. Jakarta : PT Enka Deli. 2009.

FAO. The State of Food Insecurity in the World 2001. Rome : 2002.

FAO. World Food Security: a Reappraisal of the Concepts and Approache.

Rome: Director General’s Report. 1983.

Faridatunnisa, Nor. Penggunaan Istilah-Istilah perdagangan dalam al-Qur’an.

Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. UIN Sunan Kalijaga.

Yogyakarta. 2012.

Farmawi, Abd. Al-Hayy Al-. Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar terj.

Suryan A. Jamrah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994.

Page 39: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

130

Faruqi, Ismail R Al-. dan Louis Lamya al-Faruqi, Atlas Budaya Islam, terj.

Mohd. Ridzuan Othman (dkk.) Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan

Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia. 1992.

Forum Zakat, Zakat dan Peran Negara . Jakarta: Forum Zakat. 2006.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. 2004.

Haekal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup Muhammad terj. Ali Audah. Jakarta:

PT Tintamas Indonesia. 2010.

Hafiduddin, Didin. Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq dan Sadaqah. Jakarta:

Gema Insani Pres. 1998.

Hamka. Tafsir al-Azha>r juz XIV. Jakarta: Pustaka Panjimas. 1983.

Hidayat, Dani. Binatang dalam al-Qur’an, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan

Pemikiran Islam. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 2010.

Hitti, Philip K. History of the Arabs, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi

Slamet Riyadi. Jakarta : Serambi. 2005.

Hs, Fachruddin. Ensiklopedia al-Qur’an cet I, jilid II. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

1992.

Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan Manusia; Pendekatan Semantik Terhadap

al-Qur’an terj. Agus Fahri Husein. Yogyakarta : Tiara Wacana, 2003.

Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13 Nomor 2 Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012.

Page 40: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

131

Jurnal Sains dan Geografi ‚GEOMEDIA‛, Volume 10 No 1, Mei 2012.

Yogyakarta: FE UNY. 2012

Karim, Khalil Abdul. Hegemoni Quraisy: Agama, Budaya, Kekuasaan, terj. M.

Faisol Fatawi. Yogyakarta: LkiS. 2002.

Kas|ir>, Al-Hafiz} ImaduddinAbu al-Fida’ Isma’il bin Umar bin. Tafsir Ibnu Kas|i>r

terj. M. Abdul Ghaffar E.M. Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi’i. 2005.

Katsof, Louis. Pengantar Filsafat terj. Soejono Soemaryono. Yogyakarta : Tiara

Wacana. 1987.

Kementrian Agama Republik Indonesia, Tafsir al- Qur’an Tematik. Jakarta :

Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Badan Litbang dan Diklat

Kementrian Agama RI. 2010.

Khaldun, Ibn. Muqaddimah, terj. Ahmadie Thaha. Jakarta : Pustaka Firdaus.

2011.

Khoiriyah. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam dari Arab sebelum Islam hingga

Dinasti-Dinasti Islam. Yogyakarta: Teras. 2012.

Mahela dan Sutanto, Kajian Konsep Ketahanan Pangan dalam Jurnal Protein

Vol. 13 No. 2 Tahun 2006. Jakarta. 2006.

Maraghi, Syaikh Ahmad Mustafa al-. Tafsi>r al-Maraghi terj. Bahrun Abu Bakar

dkk. Semarang: Toha Putra. 1993.

Page 41: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

132

Mis}ri>, Jama>luddi>n Muh}ammad bin Mukarram Ibn Manz}u>r al-Afri>qi al-. Lisan al-

‘Arab. Lebanon: Da>r al-Kutub al-Ilmiah. 2009.

Mubasyir, Jamaluddin Mahran dan Abdul Azhim Hafna. Al-Qur’an Bertutur

tentang Makanan dan Obat-Obatan. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2006.

Mufid, Sofyan Anwar. Ekologi Manusia dalam Perspektif Sektor Kehidupan dan

Ajaran Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2010.

Mufraini, M. Arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat. Jakarta: Prenada Media

Group. 2006.

Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Raka Sarasin.

1989.

Mujieb, M. Abdul, dkk. Kamus Istilah Fiqih cet. I. Jakarta: PT Pustaka Firdaus.

1994.

Munawwir, AW. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka

Progresif. 1997.

-------. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: Pondok

Pesantren al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. 1984.

Naim, Mochtar. Kompendium Himpunan Ayat-ayat al-Qur’an yang Berkaitan

dengan Botani & Zoologi. Jakarta: Hasanah. 2001.

Naisaburi, Abu Hasan Ali an-. Asbab an-Nuzul. Beirut: ‘Alam Al-Kutub. t.th.

Page 42: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

133

Najar, Zaglul an- dan Abdul Daim Kahil, Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah al-Qur’an

dan Hadis. Jakarta: PT Lentera Hati. 2012.

Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan

Kalijaga. 2008.

Pulungan, Syahid Muammar. Manusia dalam Al-Qur’an. Surabaya: Bina Ilmu.

1984.

Qard}awi>, Yu>suf. Hukum Zakat terj. Salman Harun, dkk. Cet. 10. Jakarta: Litera

Antar Nusa. 2007.

Qurt}ubi, Syaikh Imam al-. Tafsir al-Qurtubi. Jakarta: Pustaka Azzam. 2008.

Rahman, Afzalur. Doktrin Ekonomi Islam II terj. Nastangin dan Suroyo.

Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. 1995.

Sadily, Hasan. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Pt Pembangunan.

1952.

Salim, Sayyid Abdul Aziz. Tarikh al-‘Arab Qabla al-Islam. Iskandariyah:

Mu’assasah Shahab al-Jami’ah. 1991.

Sediaoetama, A. Djaelani. Ilmu Gizi Menurut Pandangan Islam cet. I. Jakarta:

Dian Rakyat. 1990.

Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia jilid IV. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van

Hoeve. 1983.

Page 43: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

134

Shahlany, Muallif. Tinjauan Hukum Islam tentang Makan dan Makanan.

Yogyakarta: Sumbangsih Offset. 1987.

Shiddiqi, TM Hasbi ash-. Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

Semarang: Perpustakaan Rizki Putra. 2000.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.

Jakarta: Lentera Hati. 2006.

--------. Metode Penelitian Tafsir. Ujung Pandang: IAIN Alaudin. 1984.

Sodiqin, Ali. Antropologi al-Qur’an Model Dialektika Wahyu dan Budaya.

Yogyakarta : Ar- Ruzz Media. 2008.

Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. 1982.

Suryana, Achmad. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan

Pangan. Yogyakarta : BPFE, 2003.

Taimiyah, Ibnu. Muqaddimah fi Ushul al-Tafsir. Beirut : Da>r Ibnu Hazm. 1997.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :

Balai Pustaka. 1989.

Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam jilid II. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve.

1994.

Tsabit, Fairuzah. Makanan Sehat dalam al-Qur’an: Kajian Tafsir bi al-‘Ilm

dengan Pendekatan Tematik. Yogyakarta: Pustaka Ilmu. 2013.

Page 44: KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’ANdigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA.pdf · Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi

135

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012

United Nations, Report of the World Food Conference, Rome 5-16 November

1974. New York. 1975.

World Bank, Poverty and Hunger: Issues and Options for Food Security in

Developing Countries. Washington DC. 1986.

Zakariya, Ibn Fa>ris Abu> al-H}usain Ah}mad bin. Mu’jam al-Maqa>yis al-Lughah.

Beiru>t: Da>r al-Jail. 1991.

Zuhaili, Wahbah az-. Tafsir al-Munir juz VI. Beirut: Da>r al-Fikr. t.th

http://www.fao.org/

www.deptan.go.id

www.digilib.ugm.ac.id

http://www.tempo.com