ketahanan pangan dalam perspektif al-qur’andigilib.uin-suka.ac.id/13882/1/bab i, iv, daftar...
TRANSCRIPT
i
KETAHANAN PANGAN DALAM PERSPEKTIF
AL-QUR’AN
( Kajian Tematik )
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Theologi Islam (S.Th.I)
Disusun Oleh:
SITI ASIYAH
NIM 10530077
JURUSAN STUDI ILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
ii
iii
iv
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan kepada:
Kedua orang tuaku,
Guru-guruku,
Saudara-saudaraku,
Yang selalu tulus memberi do’a, kasih sayang dan suri tauladan yang mulia,
Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka.
Diriku sendiri
dan almamaterku tercinta UIN Sunan Kalijaga
vi
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilla>hirabbil‘a>lami>n, rasa syukur tak terhingga penulis haturkan
kepada Allah SWT, karena berkat pertolongan-Nya lah akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul Ketahanan Pangan dalam Perspektif al-
Qur’an (Kajian Tematik). Shalawat beriring salam senantiasa tercurah untuk
baginda Rasulullah SAW, beserta para kerabat, sahabat dan para pengikut beliau
hingga akhir zaman.
Selanjutnya, penyusunan skripsi ini merupakan hal yang tidak ringan bagi
penulis, namun berkat bantuan, bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sudah
sepantasnyalah penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada::
1. Kepada kedua orang tua penulis, Bapak Hadi Barnawi dan Ibu Sutinah yang
tidak henti-hentinya mencurahkan doa, kasih sayang dan segalanya bagi
penulis. Semoga Allah menyayangi panjenengan melebihi kasih sayang
panjenengan kepadaku dan semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-
Nya kepada panjenengan.
2. Kementerian Agama RI yang telah memberikan kesempatan bagi penulis
menjadi salah satu mahasiswa penerima beasiswa sehingga dapat menuntut
ilmu di universitas ini.
3. Prof. Dr. H. Musa Asy‟ari selaku Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dr. H. Syaifan Nur, M.A. selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran
Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A.
dan Afdawaiza, S. Ag, M. Ag. selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Studi
viii
Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam UIN
Sunan Kalijaga.
4. Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag. sebagai Dosen Pembimbing Skripsi.
Terimakasih atas bimbingan, saran, motivasi, dan masukannya baik yang bersifat
akademis maupun non-akademis selama penyelesaian skripsi ini.
5. Prof. Suryadi, M. Ag. selaku Penasehat Akademik penulis. Terimakasih atas
segala nasehat dan arahan yang selama ini Bapak berikan kepada penulis..
6. Dr. H. M. Yusuf, M. Si dan Drs. H. M Yusron, MA selaku dosen penguji dan
segenap dosen Jurusan Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir. Terima kasih atas
bimbingan dan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan selama ini.
7. Saudara-saudaraku, Mas Amir, Mba‟ Nur, Mba‟ Win, dan Mba‟ Nafisa
beserta keluarga yang selalu mendo‟akan, memberi motivasi, dan
memberikan bantuan kepadaku. Jaza >kumulla>hu khairan kas|i>ra, Mas & Mba’.
8. Guru-guru penulis, K.H Mustafid Kholid Harun, Ny. Hj. Siti Jatinah, K.H
Drs. Darman Masduki, dan Ny. Hj. Fathonah Abdul Wahab, serta guru-guru
penulis sejak masih menduduki bangku sekolah TK sampai „Aliyah. Terima
kasih telah banyak memberikan ilmunya, mengarahkan dan mendidik penulis
dengan penuh kesabaran serta memberikan suri tauladan yang mulia.
9. Pondok Pesantren al-Wahbiy dan PPTQ, terimakasih telah mengajari penulis
mengenal banyak hal, bahwa ilmu Allah sangat luas, tidak hanya di bangku
formal.
10. Teman-teman seperjuangan jurusan Studi Ilmu al-Qur‟an dan Tafsir angkatan
2010, sahabat-sahabat SHOUFANA, ASSAFFA, Salwa Community,
ix
Yayasan az}-Z}ikro, staf pengajar tahfiz } “al-Hikmat”, KKN 80 KP 33. Tetap
semangat dan kompak teman-teman. Masa depan masih panjang, dan lautan
ilmu Allah sangat luas untuk kita arungi.
11. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu baik yang
secara langsung maupun tidak langsung telah membantu dan mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Meskipun demikian, skipsi ini tidak luput dari kekurangan dan kesalahan
yang penulis lakukan baik itu tersengaja maupun tidak. Oleh karena itu, saran dan
kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan. Semoga bantuan dari berbagai
pihak tersebut menjadi amal saleh serta mendapar imbalan dari Allah SWT,
semoga skripsi ini dapat memberi manfaat dan dapat menjadi sumbangan dalam
khazanah keilmuan. Amin.
Yogyakata, 09 Juni 2014
Penulis,
Siti Asiyah
10530077
x
ABSTRAK
Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan produksi
pangan, lancarnya distribusi pangan, dan mampunya masyarakat memperoleh dan
memilih pangan yang sehat untuk kehidupannya. Ketahanan Pangan tercermin dari
terpenuhinya pangan bagi rumah tangga, ketersediaan pangan yang cukup, baik
jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Akan tetapi, laju
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sedangkan lahan untuk persediaan
pangan semakin berkurang, maka masalah pangan menjadi masalah yang sangat
krusial di beberapa negara salah satunya adalah Indonesia. Guna memecahkan
masalah sosial tersebut, diperlukan reinterpretasi pembacaan al-Qur’an dan Hadis }
untuk mencairkan persoalan masyarakat.
Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam akan selalu s}a>hih li kulli zama>n wa maka>n, artinya al-Qur’an akan terus relevan sampai kapan pun dan dimana pun dan
al-Qur’an akan selalu relevan untuk menjadi problem solving atas permasalahan
sosial kemasyarakatan. di dalam al-Qur’an banyak terdapat nilai dan pesan universal
yang berbicara tentang manusia dengan fungsi utama untuk mendorong lahirnya
perubahan-perubahan positif dalam manusia. Untuk itu, kehadiran al-Qur’an menjadi
solusi dengan memberikan petunjuk dan pedoman hidup, salah satunya tentang
problem ketahanan pangan. Kemudian dari sini dirumuskan dua permasalahan yang
akan dibahas dalam penelitian ini. Yakni: pertama, Bagaimana konsep ketahanan
pangan dalam al-Qur’an? Kedua, Bagaimana kontekstualisasi konsep ketahanan
pangan pada konteks saat ini? Sebagaimana rumusan masalah tersebut, diharapkan
dapat memberi solusi atas problem ketahanan pangan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode yang ditawarkan oleh Abu
Hayy al-Farmawi untuk menjawab rumusan masalah di atas. Langkah-langkah yang
ditempuh adalah: pertama, menetapkan masalah; kedua, menghimpun dan melacak
ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah; ketiga, menyusun kronologi ayat yang
disertai asba>b an-nuzul; keempat, memahani korelasi ayat; kelima, menyusun tema
bahasan; keenam, melengkapi pembahasan dengan hadis|; dan ketujuh, mempelajari
ayat-ayat tersebut secara tematik. Namun karena untuk kepentingan yang bersifat
praktis, ada beberapa langkah yang sedikit mengalami perubahan.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah ketahanan pangan merupakan program
sosial yang terkonsep dalam al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat
secara eksplisit memuat pesan tentang ketahanan pangan, di antaranya yakni: QS.
Yu>suf [12]: 47, QS. An-Nah}l [16]: 6 dan 14, QS. Al-An’a>m [6]: 141-142, QS. An-
Nisa>’ [4]: 29, QS. At-Taubah [9]: 60, QS. Al-Baqarah [2]: 267, QS. Al-A’ra>f [7]: 31,
dan QS. Al-Baqarah [2]: 168. Secara kontekstual, ayat-ayat tersebut mengidikasikan
program peningkatan ketahanan pangan secara Qur’ani. Adapun yang menjadi titik
perbedaan dengan konsep ketahanan pangan yang dicanangkan oleh pemerintah
adalah dalam al-Qur’an memuat pesan halal sejak proses produksi hingga konsumsi,
sehingga pangan yang dikonsumsi dapat bermanfaat bagi kebutuhan dan kecukupan
manusia, bukan saja aspek jasmani material tetapi juga aspek rohani spiritual.
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penyusunan skripsi ini
berpedoman kepada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988
Nomor 158 Tahun 1987 dan nomor 0543b/U/1987.
I. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif ……. tidak dilambangkan أ
Ba>’ b Be ة
Ta>’ t Te د
S|a>’ s\ es titik atas ث
Ji>m j Je ج
H{a>’ h} ha titik bawah ح
Kha>’ kh ka dan ha خ
Dal d De د
Z|al z\ zet titik atas ذ
Ra>’ r Er ر
Zai z Zet ز
Si>n s Es ش
xii
Syi>n sy es dan ye ش
S{a>d s} es titik bawah ص
D{a>d d} de titik bawah ض
T{a>’ t} te titik bawah ط
Z}a>’ z} zet titik bawah ظ
Ayn …‘… koma terbalik diatas‘ ع
Gayn g Ge غ
Fa>’ f Ef ف
Qa>f q Qi ق
Ka>f k Ka ك
La>m l El ل
Mi>m m Em و
Nu>n n En
Waw w We و
Ha>’ h Ha
Hamzah …’… Apostrof ء
Ya>’ y Ye ي
xiii
II. Konsonan Rangkap Tunggal karena Syaddah ditulis Rangkap
ditulis muta‘aqqidi>n يتعبقدي
ditulis „iddah عدح
III. Ta‟ Marbutah di akhir Kata
1. Bila dimatikan, ditulis h:
ditulis hibah هجخ
ditulis jizyah جسيخ
(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudahterserap ke
dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat, dan sebagainya,
kecualidikehendaki lafal aslinya).
2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lai, ditulis t:
ditulis ni‘mat Alla>h عخ اهلل
انفطرزكبح ditulis zaka>t al-fit}ri
IV. Vokal Pendek
ditulis d}araba ضرة ditulis a contoh (fath}ah)ــ
ditulis fahima فهى ditulis i contoh (kasrah)ــ
ditulis kutiba كتت ditulis u contoh (d}ammah)ــ
xiv
V. Vokal Panjang
1. fath}ah+ alif, ditulis a> (garis di atas)
جبههيخ ditulis ja>hiliyyah
2. fath}ah+ alif maqṣ ūr, ditulis a> (garis di atas)
يسعي ditulis yas‘a>
3. kasrah+ ya mati, ditulis i> (garis di atas)
يجيد ditulis maji>d
4. d}ammah+ wau mati, ditulis u> (dengan garis di atas)
فروض ditulis furu>d
VI. Vokal Rangkap
fath}ah + ya mati, ditulis ai
ثيكى ditulis bainakum
fath}ah + wau mati, ditulis au
قىل ditulis qaul
VII. Vokal Pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof
ااتى ditulis a’antum
اعدد ditulis u‘iddat
نئ شكرثى ditulis la’in syakartum
VIII. Kata sandang alif lam
1. Bila diikuti huruf Qomariyyah ditulis al-
انقرا ditulis al-Qur’ān
انقيبش ditulis al-Qiyās
xv
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, sama dengan huruf al-qamariyah
انشص ditulis al-syams
انسبء ditulis al-samā’
IX. Huruf Besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut penulisannya
ذوي انفروض ditulis z}awi> al-furūd
اهم انسخ ditulis ahl al-sunnah
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN .................................................................................................................... ii
FORMULIR KELAYAKAN SKRIPSI .............................................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................................................... v
MOTTO .............................................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................................... x
PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... xvi
BAB I: PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................................................. 6
D. Tinjauan Pustaka ...................................................................................................................... 7
E. Metode Penelitan.................................................................................................................... 11
F. Sistematika Pembahasan ........................................................................................................ 15
BAB II: TINJAUAN UMUM TENTANG KETAHANAN PANGAN ............................................ 17
A. Definisi Ketahanan Pangan .................................................................................................... 17
B. Unsur-Unsur Ketahanan Pangan ............................................................................................ 18
C. Ketahanan Pangan dalam Lintasan Sejarah ........................................................................... 29
BAB III: KONSTRUK KONSEP KETAHANAN PANGAN DALAM AL-QUR’AN ................... 50
A. Ayat-Ayat tentang Ketersediaan Pangan atau Produksi Pangan............................................ 51
B. Ayat-Ayat tentang Aksesibilitas Pangan atau Distribusi Pangan .......................................... 84
C. Ayat-Ayat tentang Pemanfaatan Pangan atau Konsumsi Pangan ........................................ 106
BAB V: PENUTUP ......................................................................................................................... 124
A. Kesimpulan ......................................................................................................................... 124
B. Saran-saran ........................................................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 128
CURRICULUM VITAE .................................................................................................................. 136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk Tuhan yang sebaik-baik bentuk. Manusia
dibekali Tuhan akal pikiran untuk mempertahankan hidupnya dari segala
macam rintangan dan cobaan. Akal pikiran inilah yang membedakan
manusia dari makhluk-makhluk lain.1 Dengan kemampuan dan akal
pikiran, manusia dapat menaklukkan makhluk lainnya dan dapat
menggunakan segala yang ada di bumi untuk kepentingan dan
kelangsungan hidupnya.
Sebagai makhluk individu, manusia mempunyai nilai-nilai
universal yang melekat pada diri manusia yang disebut dengan Hak Asasi
Manusia (HAM) yang deterapkan setara bagi laki-laki dan perempuan.
HAM yang dimaksud adalah hak beragama (hifz}u ad-di>n), hak
mempertahankan hidup (hifz}u an-nafs), hak berkeluarga dan
menyelamatkan keturunan (hifz}u an-nasb), hak kepemilikan (hifz}u al-
ma>l), dan hak memelihara daya pikir (hifz}u al-‘aql).2 Di samping manusia
sebagai makhluk individu, secara kodrati manusia adalah makhluk sosial
1 Syahid Muammar Pulungan, Manusia dalam Al-Qur’an (Surabaya: Bina Ilmu, 1984),
hlm. 17.
2 Kementrian Agama Republik Indonesia, Tafsir al- Qur’an Tematik Jilid 5 (Jakarta :
Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010),
hlm. 278.
2
atau makhluk bermasyarakat.3 Sebagai makhluk sosial, manusia
mempunyai beberapa dorongan untuk tetap bertahan hidup, yaitu dorongan
untuk perlindungan, dorongan untuk makan, dorongan untuk
melangsungkan hidup, dan dorongan untuk bermasyarakat
(berkelompok)4.
Salah satu dari hal-hal yang merupakan unsur dari hak-hak
manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial adalah
hak untuk mempertahankan hidup. Untuk mempertahankan hidup,
manusia butuh asupan energi yang berwujud makanan atau disebut juga
dengan istilah pangan. Di Indonesia, pangan bukan hanya sebagai
kewajiban moral saja, tetapi juga merupakan investasi ekonomi maupun
sosial dalam rangka pembentukan generasi yang lebih baik pada masa
yang akan datang.5 Pemenuhan pangan ini merupakan bagian dari hak
asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.6
Kebutuhan pangan merupakan penggerak esensial roda
perekonomian manusia di dunia, sehingga ketika isu perubahan iklim
3 Toshihiko Izutsu, Relasi Tuhan dan Manusia; Pendekatan Semantik Terhadap al-
Qur’an terj. Agus Fahri Husein (Yogyakarta : Tiara Wacana, 2003), hlm. 80.
4 Hasan Sadily, Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia (Jakarta: Pt Pembangunan, 1952),
hlm. 58.
5 Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI and WFP, Peta Ketahanan dan
Kerentanan Pangan Indonesia (Jakarta : PT Enka Deli, 2009), hlm. 4.
6 Undang-Undang nomor 18 Tahun 2012, www.deptan.go.id, diakses tanggal 08 November
2013.
3
mencuat, hal tersebut memunculkan kekhawatiran tersendiri pada
persoalan ketahanan pangan. Hal ini disebabkan efek domino dari negara
yang tidak sanggup membangun ketahanan pangannya dengan baik dapat
mengganggu kemandirian pembangunan negara.
Ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi
rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup, baik
jumlah, maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Ketahanan
pangan merupakan hal yang penting dan strategis, karena berdasarkan
pengalaman di banyak negara menunjukkan bahwa tidak ada satu
negarapun yang dapat melaksanakan pembangunan secara mantap sebelum
mampu mewujudkan ketahanan pangan terlebih dahulu.7
Nilai dasar dari ketahanan pangan sendiri adalah ketersediaan
pangan dan aksesibilitas yang bila dipecah ke dalam sistem perekonomian
terbagi menjadi kegiatan persediaan/produksi, distribusi dan konsumsi.
Apabila salah satu dari kegiatan tersebut tidak dijalankan maksimal, maka
suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang
baik. Walaupun stok pangan cukup tersedia di tingkat nasional dan
regional, tetapi bila akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangan
tidak merata, maka ketahanan pangan dapat dikatakan rapuh.
Ironisnya, meningkatnya populasi manusia di Indonesia tidak
diimbangi dengan meningkatnya produksi pangan yang merupakan
7 Undang-Undang nomor 7 Tahun 1996, www.deptan.go.id, diakses pada 10 November
2013.
4
kebutuhan pokok setiap individu. Pada tahun 2012, Indonesia mendapat
surat peringatan dari FAO/ Badan Pangan Dunia akan adanya krisis
pangan global tahun 2013 yang diakibatkan musim kemarau panjang di
sejumlah negara penghasil komoditas pangan utama.8 Meningkatnya
populasi manusia bukan hanya menjadi satu-satunya pemicu yang
menghambat untuk menuju ketahanan pangan nasional. Akan tetapi
berkurangya lahan pertanian yang dikonversi menjadi pemukiman dan
lahan industri, telah menjadi ancaman dan tantangan tambahan bagi
bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang mandiri dalam bidang
pangan.
Di sisi lain, al-Qur’an sebagai kitab suci yang sudah dijamin
keotentikannya, di dalamnya banyak terdapat nilai dan pesan universal
yang berbicara tentang manusia dengan fungsi utama untuk mendorong
lahirnya perubahan-perubahan positif dalam manusia. Problem-problem
yang terjadi diantara manusia tentu tidak akan pernah ada habisnya. Untuk
itu, kehadiran al-Qur’an menjadi solusi dengan memberikan petunjuk dan
pedoman hidup, salah satunya tentang problem ketahanan pangan.
Hal ini memberikan isyarat bahwa betapa pentingnya persoalan
pangan dalam kehidupan manusia bahkan al-Qur’an menghubungkannya
dengan perintah ibadah kepada Tuhan sebagaimana yang diisyaratkan
dalam surah al-Quraisy ayat 3-4,
8 http://www.tempo.com edisi 13 September 2012, diakses pada 08 Januari 2014.
5
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini
(Ka'bah). yang telah memberi makanan kepada mereka untuk
menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan.”9
Dua hal yang disebutkan dalam dua ayat tersebut –yaitu
kesejahteraan yang dicapai dengan tersedianya pangan (pertumbuhan
ekonomi) serta jaminan stabilitas keamanan– merupakan dua hal yang
sangat penting bagi masyarakat. Keduanya saling berkait. Pertumbuhan
ekonomi melahirkan stabilitas keamanan dan stabilitas keamanan memicu
pertumbuhan ekonomi. Demikian juga sebaliknya. Krisis keamanan
menimbulkan kerawanan pangan dan kerawanan pangan menimbulkan
gangguan keamanan. Dua hal tersebut menjadi sangat wajar dimohon dan
disyukuri dengan beribadah kepada Allah Pemberi rasa aman serta
Pencurah aneka rezeki.10
Berangkat dari keyakinan bahwa al-Qur’an diturunkan dengan
tujuan sebagai pedoman hidup manusia yang tentunya dapat memberikan
solusi atas permasalahan yang terjadi, maka penulis tertarik untuk meneliti
ayat al-Qur’an yang mengandung petunjuk dalam menyelesaikan problem
sosial, yakni problem ketahanan pangan.
B. Rumusan Masalah
9 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Departeman Agama, 1992),
hlm. 602.
10
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Volume
15 (Jakarta: Lentera Hati, 2006), hlm. 636.
6
Sebagaimana yang telah dipaparkan di atas, bahwa penulis meneliti
tentang ketahanan pangan dalam al-Qur’an perspektif tafsir. Agar lebih
spesifik, penelitian ini dibatasi dengan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep ketahanan pangan dalam al-Qur’an?
2. Bagaimana kontekstualisasi konsep ketahanan pangan pada konteks
saat ini?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui konsep ketahanan pangan dan penjelasannya di
dalam al-Qur’an.
b. Untuk mengetahui kontekstualisasi konsep ketahanan pangan.
2. Kegunaan penelitian
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan bisa menjadi kontribusi
dalam studi al-Qur’an dan juga dapat menambah khazanah
keilmuan literatur untuk Fakultas Ushuluddin terutama Jurusan
Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.
b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi pengembangan al-Qur’an dalam masalah sosial
kemasyarakatan.
D. Tinjauan Pustaka
Untuk dapat memecahkan persoalan dan dapat mencapai tujuan
sebagaimana yang diungkapkan di atas, maka perlu dilakukan tinjauan
pustaka guna mendapatkan kerangka berfikir yang dapat mewarnai
7
kerangka kerja serta memperoleh hasil dan tujuan yang diharapkan.
Tinjauan pustaka ini merupakan penjelasan tentang hasil-hasil penelitian
yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai masalah yang sejenis, dan
bukanlah pemaparan tentang daftar pustaka yang digunakan atau yang
akan digunakan.11
Sejauh penelusuran penulis, penulis menemukan buku karya
Jamaluddin Mahran dan Abdul Azhim Hafna Mubasyir yang berjudul Al-
Qur’an Bertutur tentang Makanan dan Obat-Obatan. Buku ini
memaparkan tentang ayat-ayat dalam al-Qur’an berkenaan dengan nikmat
makanan pokok dan obat, juga memaparkan tentang berbagai isyarat dan
kandungan dari makanan dan obat-obatan yang dijelaskan dalam al-
Qur’an.12
Buku karya Mochtar Naim yang berjudul Kompendium Himpunan
Ayat-ayat al-Qur’an yang Berkaitan dengan Botani & Zoologi13
, buku ini
berisi klasifikasi ayat-ayat al-Qur’an yang ada sangkut pautnya dengan
ilmu Botani dan Zoologi. Ayat-ayat yang berkaitan dengan botani dan
Zoologi disusun menurut susunan urutan surah dalam al-Qur’an. Di
dalamnya juga disertakan turunan ayat dan terjemahan kemudian
11
Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga,
2008, hlm. 11.
12
Jamaluddin Mahran dan Abdul Azhim Hafna Mubasyir, Al-Qur’an Bertutur tentang
Makanan dan Obat-Obatan (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006)
13
Mochtar Naim, Kompendium Himpunan Ayat-ayat al-Qur’an yang Berkaitan dengan
Botani & Zoologi (Jakarta : Hasanah, 2001)
8
dilengkapi dengan ringkasan isi dari kandungan ayat atau ayat-ayat dalam
bentuk kursif di atasnya.
Sofyan Anwar Mufid dengan bukunya Ekologi Manusia dalam
Perspektif Sektor Kehidupan dan Ajaran Islam14
ikut mewarnai kajian
tentang ketahanan pangan ini. Di dalamnya dibahas mengenai sumber
kehidupan manusia, baik dalam infrastruktur, ekonomi, pangan, sandang,
papan, transportasi, kebutuhan akan air, kebutuhan akan udara, dan lain-
lainnya. Selain itu juga dubahas bagaimana manusia berhubungan dengan
seluruh komponen alam ini, mulai dari memanfaatkan, mengelola,
memelihara, dan melestarikan daya dukung lingkungan, yang semuanya
tersebut dibahas dari sudut pandang Islam.
Buku Tinjauan Hukum Islam tentang Makan dan Makanan yang
disusun oleh Muallif Shahlany15
, membicarakan makanan melalui
kacamata fiqh. Di dalamnya memuat hukum dasar makanan, hukum tata
cara makan ala Rasulullah juga tentang hukum hewan. Buku ini sebagai
upaya memasyarakatkan hukum sekaligus melestarikan nilai-nilai
manusiawi yang baik.
Selain buku-buku di atas, berikut juga terdapat jurnal yang
pembahasannya seputar ketahanan pangan. Jurnal berjudul Analisis
Ketahanan Pangan Rumah Tangga Miskin dan Modal Sosial di Provinsi
14
Sofyan Anwar Mufid, Ekologi Manusia dalam Perspektif Sektor Kehidupan dan Ajaran
Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010)
15
Muallif Shahlany, Tinjauan Hukum Islam tentang Makan dan Makanan (Yogyakarta :
Sumbangsih Offset, 1987)
9
DIY oleh Mustofa, S.Pd., M.Sc.16
Penelitian ini menemukan bahwa modal
sosial yang ada, baik di kalangan masyarakat rural maupun urban masih
dalam tahap bonding (sebagai pengikat saja), belum sebagai jembatan
(bridging) yang menghubungkan seluruh potensi warga. Rata-rata tertinggi
ketersediaan pangan, akses pangan, stabilitas pangan, dan kualitas pangan
dimiliki RTM dari Kabupaten Gunung Kidul. Rata-rata terendah
ketersediaan pangan dan akses pangan dimiliki RTM dari Kabupaten
Sleman. Adapun rata-rata terendah stabilitas pangan, dan kualitas pangan
dimiliki RTM dari Kabupaten Kulonprogo. Desain pemanfaatan modal
sosial untuk pencapaian ketahanan pangan di Propinsi DIY dapat
dirumuskan melalui model rural-pertanian termasuk pegunungan dan
model urban.
Jurnal berjudul Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Desa
Tertinggal oleh Imron Rosyadi dan Didit Purnomo17
hasilnya,
bahwasanya kinerja produksi pangan khususnya gabah atau beras di desa-
desa tertinggal di kecamatan Weru (daerah penelitian) mengalami
peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, namun peningkatan
produksi tersebut belum mampu mengimbangi pertumbuhan konsumsi
beras yang tumbuh lebih tinggi dari perumbuhan produksi beras. Serta
proporsi pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pangan jauh lebih
16
Jurnal Sains dan Geografi “GEOMEDIA”, Volume 10 No 1, Mei 2012. (Yogyakarta: FE
UNY)
17
Imron Rosyadi dan Didit Purnomo, “Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga di
Desa Tertinggal”, Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Desember 2012.
10
tinggi dari pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan bahan bukan
pangan, yaitu rata-rata 78% untuk kebutuhan bahan pangan, sedangkan
22% untuk kebutuhan bukan pangan. Hal ini menunjukan bahwa dilihat
dari komponen keterjangkauan pangan, masyarakat (rumah tangga) di
daerah penelitian, masuk dalam kategori rentan terhadap pangan.
Karya tulis yang berjudul “Stategi Peningkatan Ketahanan Pangan
Rumah tangga Miskin Melalui Kelembagaan Pangan” ditulis oleh Rahmad
Saleh dkk. Jurusan Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Institut Pertanian Bogor tahun 2011.18
Dalam kesimpulannya ditulis
bahwa ketahanan pangan sangat terkait dengan kemampuan menyediakan
pangan saat pangan tersebut dibutuhkan. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kondisi ketahanan pangan dan berbagai masalah pangan
disebabkan oleh kemiskinan. Adapun untuk menjaga stabilitas stok pangan
dalam memenuhi kebutuhan diperlukan peran dari kelembagaan pangan.
Sejauh penelusuran penulis, penulis belum menemukan
pembahasan secara spesifik tentang ketahanan pangan yang berbentuk
karya tulis ilmiah. Karya-karya yang telah disebutkan di atas belum ada
yang menyentuh pada wilayah kajian tematik ayat-ayat al-Qur'an tentang
ketahanan pangan. Aspek yang membedakan antara karya-karya yang
sudah ada dengan karya penulis adalah mengulas tema masalah sosial
18
Rahmad Saleh dkk., “Stategi Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah tangga Miskin
Melalui Kelembagaan Pangan”, Institut Pertanian Bogor, Bogor, 2011.
11
yakni ketahanan pangan dengan menggunakan studi tafsir al-Qur’an secara
tematis.
E. Metode Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah dan mampu menjawab rumusan
masalah secara maksimal dan optimal, dibutuhkan sebuah metode dan
langkah-langkah yang jelas yang akan digunakan.19
Metode berfungsi
sebagai cara mengerjakan sesuatu untuk mendapatkan hasil yang
memuaskan sesuai dengan tujuan tersebut. Di samping itu, metode
merupakan cara bertindak supaya penelitian berjalan terarah dan efektif
dan bisa mencapai hasil yang maksimal.20
1. Jenis penelitian
Metode penelitian dalam skripsi ini menggunakan tipe
penelitian kualitatif21
yang bernbasis pada penelitian kepustakaan
(library research), yaitu penelitian yang sumber datanya adalah buku-
buku perpustakaan dan literatur-literatur lainnya dengan cara
menganalisis muatan isi dari literatur-literatur yang terkait dengan
19
Syaefudin Anwar, Metode Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 91.
20
Anton Bekker, Metode-Metode Filsafat (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1984), hlm. 10.
21
Penelitian kualitatif atau disebut juga non-statistical approach, dalam istilah Jerman
disebut sebagai metode berdasarkan vertehen, yaitu suatu penelitian yang mengutamakan bahan
yang sukar diukur dengan angka atau ukuran yang lain bersifat eksak maupun bahan-bahan
tersebut terdapat nyata di dalam masyarakat. Lihat Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian
Kualitatif (Yogyakarta : Raka Sarasin, 1989), hlm. 43.
12
penelitian baik dari sumber data primer maupun sumber data
sekunder.22
2. Sumber data
Sumber data yang dipakai dalam penelitian ini terbagi menjadi
dua, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data
primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayat-ayat al-Qur’an
yang berkaitan langsung dengan tema yang akan dibahas. Sedangkan
data sekunder yang digunakan adalah berupa hadis |-hadis | Nabi SAW,
kitab-kitab tafsir dan beberapa literatur yang terkait dan relevan
dengan tema pembahasan, baik berupa buku, jurnal maupun artikel.
Mengenai referensi kitab tafsir, penulis tidak membatasi atau tidak
mengacu pada kitab tafsir tertentu. Akan tetapi penulis menggunakan
beberapa kitab tafsir baik kitab tafsir klasik maupun kontemporer atau
kitab tafsir bi al-ra’yu maupun bi al-ma’s|ur, dengan tujuan
mendapatkan penafsiran yang relevan.
3. Metode pengumpulan data
Mengingat bahwa jenis penelitian ini adalah jenis penelitian
kepustakaan, maka metode pengumpulan data yang digunakan adalah
metode dokumentasi.23
Dokumentasi yang dimaksud yaitu
pengumpulan data dengan mencari data-data mengenai hal-hal yang
22
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm 3.
23
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung: Tarsito, 1982), hlm. 101.
13
berhubungan dengan permasalahan dalam penelitian ini. Dalam hal ini
penulis hanya memfokuskan pada dokumentasi literatur.
4. Metode pengolahan data dan analisis data
Metode yang digunakan untuk mengolah data dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif-analitik, yaitu penyelidikan dan
menuturkan menafsirkan data yang ada. Metode deskriptif tidak
terbatas hanya sampai pada pengumpulan dan penyusunan data tetapi
meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut.24
Sedangkan metode analisis digunakan untuk melakukan pemeriksaan
atas makna yang terkandung dalam istilah-istilah yang digunakan
dalam statemen-statemen yang ada.25
Mengingat bahwa model penelitian ini adalah penelitian
tematik26
, maka penulis mendasarkan pada metode penelitian tafsir
tematik yang digagas oleh Abd. al-Hayy al-Farmawi,27
yaitu:
24
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah...., hlm. 101.
25
Louis Katsof, Pengantar Filsafat terj. Soejono Soemaryono (Yogyakarta : Tiara
Wacana, 1987), hlm. 18.
26
Metode tematik merupakan suatu metode penafsiran dengan menghimpun ayat-ayat al-
Qur’an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama membicarakan satu topik
masalah dan penyusunannya berdasarkan kronologi serta sebab turunnya ayat-ayat tersebut,
kemudian memperhatikan ayat-ayat tersebut dengan penjelasan-penjelasan, keterangan-keterangan
dan hubungan-hubungannya dengan ayat lain. Sistem kerjanya adalah dengan cara membahas
ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan tema atau judul yang telah ditetapkan. Seluruh ayat yang
berkaitan dihimpun. Kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai aspek yang terkait
dengannya seperti asbab an-nuzul, kosa kata dan sebagainya. Semuanya dijeaskan secara rinci dan
tuntas, serta didukung oleh dalil-dalil atau fakta yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah;
baik argumen itu berasal dari al-Qur’an dan Hadis, maupun pemikiran rasional. Ciri utama metode
ini adalah menonjolkan tema, judul atau topik pembahasan. Jadi, mufasir mencari tema-tema atau
topik-topik yang ada ditengah masyarakat atau berasal dari al-Qur’an itu sendiri, maupun dari
yang lain. Kemudian tema-tema yang sudah dipilih itu dikaji secara tuntas dan menyeluruh
dariberbagai aspek, sesuai dengan kapasitas atau petunjuk yang termuat di dalam ayat-ayat yang
ditafsirkan tersebut. Artinya penafsiran yang diberikan tak boleh jauh dari pemahaman ayat-ayat
al-Qur’an, agar tidak terkesan penafsiran tersebut berangkat daripemikiran atau terkaan belaka.
14
a) Menetapkan masalah yang akan dikaji.
b) Melacak dan menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan
masalah yang ditetapkan.
c) Menyusun kronologi ayat sesuai dengan masa turunnya kemudian
disertai dengan asba>b al-nuzu>l
d) Memahami korelasi atau munasabah ayat. Hal ini karena antara
satu ayat dengan ayat lain tidak bisa dipisahkan maka perlu
memahami hubungan atau korelasi antar ayat.
e) Menyusun tema bahasan di dalam kerangka yang pas, sistematis,
sempurna dan utuh.
f) Melengkapi pembahasan dengan hadis yang terkait apabila
diperlukan karena salah satu fungsi hadis adalah sebagai penjelas
(bayan) al-Qur’an
g) Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh
dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian
serupa, mengkompromikan antara pengertian yang amm dan khash,
antara yang muthlaq dan muqayyad, mensinkronkan ayat-ayat yang
lahirnya tampak kontradiktif, menjelaskan ayat yang nasi>kh dan
mansu>kh, sehingga semua ayat tersebut bertemu pada suatu muara,
Bandingkan; Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar Terj. Suryan
A. Jamrah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 36. Lihat juga Nashruddin Baidan,
Metodologi Penafsiran al-Qur’an (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 151. M. Quraish
Shihab, Metode Penelitian Tafsir (Ujung Pandang: IAIN Alaudin, 1984), hlm. 8-9. Ibnu Taimiyah,
Muqaddimah fi Ushul al-Tafsir (Beirut : Dar Ibnu Hazm, 1997), hlm. 16-18. TM Hasbi ash-
Shiddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (Semarang : Perpustakaan Rizki
Putra, 2000), hlm. 12-14.
27
Abd. Al-Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar terj. Suryan A.
Jamrah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 45.
15
tanpa perbedaan dan kontradiksi atau tindakan pemaksaan terhadap
sebagian ayat kepada makna-makna yang sebenarnya tidak tepat.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan rangkaian pembahasan yang
termuat dalam isi skripsi, dimana antara satu dengan yang lainnya saling
berkait sebagai satu kesatuan yang utuh. Supaya pembahasan penelitian ini
tidak mengakar kemana-manadan tidak fokus pada pokok permasalahan
yang ditentukan, maka penulis perlu menetapkan sistematika pembahasan
dari tema ini yaitu sebagai berikut :
Bab pertama, berupa pendahuluan yang akan mengantarkan
pembaca untuk memasuki tahapan awal dari penelitian ini. Bab ini berisi
latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian,
tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.
Bab kedua berisi gambaran umum tentang ketahanan pangan,
definisi ketahanan pangan, sejarah ketahanan pangan, unsur-unsur dalam
ketahanan pangan serta ketahanan pangan dalam lintasan sejarah Islam.
Bab ketiga, berisi penjelasan tentang konstruk konsep ketahanan
pangan dalam al-Qur’an, yang terdiri dari beberapa sub bab tentang
ketahanan pangan yang disertai ayat-ayat; yang kemudian disertai
penafsiran para ulama’ serta dilengkapi dengan kontekstualisasi ketahanan
pangan di Indonesia. Sub bab pertama tentang ketersediaan
pangan/produksi, sub bab kedua tentang aksesibilitas pangan/distribusi,
dan sub bab ketiga tentang pemanfaatan pangan/konsumsi. Bab ini yang
16
diharapkan dapat memberikan solusi demi terwujudnya ketahanan pangan
sesuai dengan ayat-ayat al-Qur’an.
Bab keempat, merupakan bab terakhir sebagai penutup dari
penelitian ini. Bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan juga saran-
saran.
124
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melalui berbagai tahap demi tahap pembahasan pada bab-
bab sebelumnya, sampailah penelitian ini pada bab kesimpulan, yakni
sebagai berikut:
1. Berangkat dari memperhatikan konteks Arab, ketahanan pangan
merupakan salah satu program sosial kemasyarakatan dalam Islam. Al-
Qur’an sebagai respon dari berbagai permasalahan pangan yang
dialami oleh masyarakat. Sehingga dengan hadirnya al-Qur’an, Islam
mengajarkan bagaimana ketahanan pangan yang Qur’ani bisa
terwujud.
2. Ketahanan pangan adalah suatu kondisi yang menjamin ketersediaan
produksi pangan, lancarnya distribusi pangan, dan mampunya
masyarakat memperoleh dan memilih pangan yang sehat untuk
kehidupannya. Di antara ayat-ayat yang turut merespon tentang
terlaksananya program ketahanan pangan adalah:
a. QS. Yu>suf [12]: 47 tentang pertanian dan sistem cadangan pangan.
Pertanian sebagai aktivitas produksi yang menunjang sumber
pangan nabati sehingga ketersediaan pangan dapat terpenuhi.
Dengan adanya sistem cadangan pangan, diharapkan dapat
125
menaggulangi masalah pangan seperti masalah kekurangan
pangan, ganguan pasokan dan harga serta dalam keadaan darurat.
Tujuan dari pertanian dan cadangan pangan ini adalah tersedianya
pangan dalam segala dimensi waktu.
b. QS. An-Nah}l [16]: 5 tentang peternakan. Binatang ternak sebagai
sumber pangan hewani. Di dalam binatang ternak terdapat
berbagai gizi dan vitamin yang hal tersebut sangat berguna bagi
kesehatan tubuh manusia.
c. QS. Al-An’a>m [6]: 142 tentang manfaat binatang ternak sebagai
produk sumber protein. Binatang ternak di sini turut serta
melengkapi indikator ketahanan pangan yakni pengan dapat
berorientasi pada pemenuhan gizi.
d. QS. An-Nah}l [16]: 14 tentang perikanan, bahwa salaah satu hasil
manfaat laut adalah ikan yang menghasilkan protein tinggi
sebagai indikator pemenuhan gizi dalam konsep ketahanan
pangan.
e. QS. Al- An’a>m [6]: 141 tentang buah-buahan sebagai makanan
yang disediakan Allah untuk melengkapi kebutuhan nutrisi
manusia.
f. QS. An-Nisa>’ [4]: 29 tentang perdagangan sebagai media
aksesibilitas terhadap pangan. Perdagangan menjadi akses
distribusi sampainya pangan dari produsen ke konsumen. Pangan
126
didapatkan melalui sistem perdagangan yang halal dan
menghindari hal yang batil.
g. QS. At-Taubah [9]: 60 tentang pemerataan pangan. Ayat ini adalah
ayat tentang golongan-golongan yang berhak menerima zakat,
sehingga ayat ini mengisyaratkan bahwa zakat yang berupa pangan
dapat merata hingga sampai pada tiap lapisan masyarakat tingkat
terandah.
h. QS. Al-Baqarah [2]: 267 tentang kualitas pangan yang
didistibusikan. Hal ini menjamin tentang mutu pangan bahwa
adalah yang baik, yang aman, bergizi dan bermutu sehingga dapat
menunjang energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
i. QS. Al-A’ra>f [7]: 31 tentang etika pemanfaatan atau konsumsi
pangan, yakni hendaklah proporsional atau tidak berlebih-lebihan.
j. QS. Al-Baqarah [2]: 168 tentang kelayakan pangan, yakni pangan
harus halal dan t }ayyib. Bahwa pangan tidak cukup pada batas halal
saja tetapi juga harus t}ayyib yakni yang baik, yang aman, bergizi dan
bermutu sehingga dapat menunjang energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
3. Kontekstualisasi dari ayat-ayat di atas adalah ketahanan pangan yang
diusung dalam al-Qur’an benar-benar memperhatikan kebutuhan
pangan yang menjadi kebutuhan primer setiap individu manusia. Ayat-
ayat tersebut mengidikasikan program peningkatan ketahanan pangan.
Program peningkatan ketahanan pangan dimaksudkan untuk
mengoperasionalkan pembangunan dalam rangka mengembangkan
127
sistem ketahanan pangan baik di tingkat nasional maupun ditingkat
masyarakat. Yang menjadi perbedaan antara ketahanan pangan secara
umum dan ketahanan pangan dalam al-Qur’an adalah al-Qur’an
mengajakan sistem halal sejak dalam proses produksi hingga
konsumsi, sehingga pangan yang dikonsumsi dapat benar-benar
bermanfaat bagi kebutuhan dan kecukupan manusia, bukan saja aspek
jasmani material tetapi juga aspek rohani spiritual.
B. Saran
Peneliti mengakui sepenuhnya bahwa hasil penelitian yang berupa
skripsi ini masih sangat jauh dari sempurna. Di samping keterbatasan
kemampuan dan waktu, peneliti juga mengalami keterbatasan literatur
sehingga tulisan ini terasa kering akan refrensi yang berkualitas. Hampir di
setiap sudut tulisan ditemukan kekurangan yang perlu dilengkapi bahkan
bisa jadi dirubah dengan melakukan penelitian yang baru.
Hasil deskripsi dan analisis penelitian ini adalah paparan dan
temuan awal, sehingga membutuhkan penelitian lanjutan guna
memperkaya khazanah penelitian dalam kajian al-Qur’an di bidang sosial
kemasyarakatan kaum muslim. Untuk itu, guna kelayakan studi ini,
ditunggu adanya kritik dan saran dari elemen manapun, sehingga
keinginan untuk menjadi bahan diskursus dan kajian lanjutan yang
memadai akan tercapai.
Wa allahu a’lam bi as }-s}awa>b.
128
DAFTAR PUSTAKA
Amal, Taufik Adnan. Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an. Yokyakarta: Forum Kajian
Budaya dan Agama. 2001.
Anis, Ibrahim. al-Mu’jam al-Wasit. Kairo: Dar al Ma'arif. 1973.
Anwar, Syaefudin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1999.
Asfahani, Abi al-Qasim al-Husain bin Muhammad al-Ma’ruf bi ar-Ragib al-.
Mu’jam Mufradat Alfaz al-Qur’an. Beirut: Da>r al-Fikr,. t.th.
Asqalani, Ahmad bin Ali bin Hajar al-. Fath} al-Bari terj. Amiruddin, Lc. Jakarta:
Pustaka Azzam, 2003
Azra, Azyumardi (dkk). ‚Masyarakat Arab Pra-Islam‛ dalam Ensiklopedi
Tematis Dunia Islam : Akar dan Awal, Komaruddin Hidayat (ed.).
Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve. 2002.
Baidan, Nashruddin. Metodologi Penafsiran al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 1998.
Baqi, Muhammad Fuad Abd al-. Mu’jam al-Mufahras li Alfaz al-Qur’an a-Karim.
Beirut : Dar al-Fikr. 1981.
Barakat, Halim. Dunia Arab: Masyarakat, Budaya, dan Negara. Bandung: Nusa
Media. 2012.
Bekker, Anton. Metode-Metode Filsafat. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1984.
129
CD Lidwa Pustaka, Lidwa Pustaka i-Software. 2010
CD The Holy Qur’an 0.8, Harf International Technology Company. 2002.
Chalil, Munawar. Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad. Jakarta: Gema Insani
Press. 2001.
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departeman
Agama. 1992.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka. 1998.
Dewan Ketahanan Pangan, Departemen Pertanian RI and WFP, Peta Ketahanan
dan Kerentanan Pangan Indonesia- A Food Security and Vulnerability
Atlas of Indonesia. Jakarta : PT Enka Deli. 2009.
FAO. The State of Food Insecurity in the World 2001. Rome : 2002.
FAO. World Food Security: a Reappraisal of the Concepts and Approache.
Rome: Director General’s Report. 1983.
Faridatunnisa, Nor. Penggunaan Istilah-Istilah perdagangan dalam al-Qur’an.
Skripsi Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta. 2012.
Farmawi, Abd. Al-Hayy Al-. Metode Tafsir Maudhu’i Suatu Pengantar terj.
Suryan A. Jamrah. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994.
130
Faruqi, Ismail R Al-. dan Louis Lamya al-Faruqi, Atlas Budaya Islam, terj.
Mohd. Ridzuan Othman (dkk.) Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia. 1992.
Forum Zakat, Zakat dan Peran Negara . Jakarta: Forum Zakat. 2006.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. 2004.
Haekal, Muhammad Husain. Sejarah Hidup Muhammad terj. Ali Audah. Jakarta:
PT Tintamas Indonesia. 2010.
Hafiduddin, Didin. Panduan Praktis tentang Zakat, Infaq dan Sadaqah. Jakarta:
Gema Insani Pres. 1998.
Hamka. Tafsir al-Azha>r juz XIV. Jakarta: Pustaka Panjimas. 1983.
Hidayat, Dani. Binatang dalam al-Qur’an, Skripsi Fakultas Ushuluddin dan
Pemikiran Islam. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta. 2010.
Hitti, Philip K. History of the Arabs, terj. R. Cecep Lukman Yasin dan Dedi
Slamet Riyadi. Jakarta : Serambi. 2005.
Hs, Fachruddin. Ensiklopedia al-Qur’an cet I, jilid II. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
1992.
Izutsu, Toshihiko. Relasi Tuhan dan Manusia; Pendekatan Semantik Terhadap
al-Qur’an terj. Agus Fahri Husein. Yogyakarta : Tiara Wacana, 2003.
Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13 Nomor 2 Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012.
131
Jurnal Sains dan Geografi ‚GEOMEDIA‛, Volume 10 No 1, Mei 2012.
Yogyakarta: FE UNY. 2012
Karim, Khalil Abdul. Hegemoni Quraisy: Agama, Budaya, Kekuasaan, terj. M.
Faisol Fatawi. Yogyakarta: LkiS. 2002.
Kas|ir>, Al-Hafiz} ImaduddinAbu al-Fida’ Isma’il bin Umar bin. Tafsir Ibnu Kas|i>r
terj. M. Abdul Ghaffar E.M. Jakarta: Pustaka Imam asy-Syafi’i. 2005.
Katsof, Louis. Pengantar Filsafat terj. Soejono Soemaryono. Yogyakarta : Tiara
Wacana. 1987.
Kementrian Agama Republik Indonesia, Tafsir al- Qur’an Tematik. Jakarta :
Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur’an Badan Litbang dan Diklat
Kementrian Agama RI. 2010.
Khaldun, Ibn. Muqaddimah, terj. Ahmadie Thaha. Jakarta : Pustaka Firdaus.
2011.
Khoiriyah. Reorientasi Wawasan Sejarah Islam dari Arab sebelum Islam hingga
Dinasti-Dinasti Islam. Yogyakarta: Teras. 2012.
Mahela dan Sutanto, Kajian Konsep Ketahanan Pangan dalam Jurnal Protein
Vol. 13 No. 2 Tahun 2006. Jakarta. 2006.
Maraghi, Syaikh Ahmad Mustafa al-. Tafsi>r al-Maraghi terj. Bahrun Abu Bakar
dkk. Semarang: Toha Putra. 1993.
132
Mis}ri>, Jama>luddi>n Muh}ammad bin Mukarram Ibn Manz}u>r al-Afri>qi al-. Lisan al-
‘Arab. Lebanon: Da>r al-Kutub al-Ilmiah. 2009.
Mubasyir, Jamaluddin Mahran dan Abdul Azhim Hafna. Al-Qur’an Bertutur
tentang Makanan dan Obat-Obatan. Yogyakarta: Mitra Pustaka. 2006.
Mufid, Sofyan Anwar. Ekologi Manusia dalam Perspektif Sektor Kehidupan dan
Ajaran Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya. 2010.
Mufraini, M. Arif. Akuntansi dan Manajemen Zakat. Jakarta: Prenada Media
Group. 2006.
Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta : Raka Sarasin.
1989.
Mujieb, M. Abdul, dkk. Kamus Istilah Fiqih cet. I. Jakarta: PT Pustaka Firdaus.
1994.
Munawwir, AW. Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia. Surabaya: Pustaka
Progresif. 1997.
-------. Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: Pondok
Pesantren al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. 1984.
Naim, Mochtar. Kompendium Himpunan Ayat-ayat al-Qur’an yang Berkaitan
dengan Botani & Zoologi. Jakarta: Hasanah. 2001.
Naisaburi, Abu Hasan Ali an-. Asbab an-Nuzul. Beirut: ‘Alam Al-Kutub. t.th.
133
Najar, Zaglul an- dan Abdul Daim Kahil, Ensiklopedia Mukjizat Ilmiah al-Qur’an
dan Hadis. Jakarta: PT Lentera Hati. 2012.
Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi, Fakultas Ushuluddin UIN Sunan
Kalijaga. 2008.
Pulungan, Syahid Muammar. Manusia dalam Al-Qur’an. Surabaya: Bina Ilmu.
1984.
Qard}awi>, Yu>suf. Hukum Zakat terj. Salman Harun, dkk. Cet. 10. Jakarta: Litera
Antar Nusa. 2007.
Qurt}ubi, Syaikh Imam al-. Tafsir al-Qurtubi. Jakarta: Pustaka Azzam. 2008.
Rahman, Afzalur. Doktrin Ekonomi Islam II terj. Nastangin dan Suroyo.
Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf. 1995.
Sadily, Hasan. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta: Pt Pembangunan.
1952.
Salim, Sayyid Abdul Aziz. Tarikh al-‘Arab Qabla al-Islam. Iskandariyah:
Mu’assasah Shahab al-Jami’ah. 1991.
Sediaoetama, A. Djaelani. Ilmu Gizi Menurut Pandangan Islam cet. I. Jakarta:
Dian Rakyat. 1990.
Shadily, Hasan. Ensiklopedi Indonesia jilid IV. Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve. 1983.
134
Shahlany, Muallif. Tinjauan Hukum Islam tentang Makan dan Makanan.
Yogyakarta: Sumbangsih Offset. 1987.
Shiddiqi, TM Hasbi ash-. Sejarah dan Pengantar Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.
Semarang: Perpustakaan Rizki Putra. 2000.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.
Jakarta: Lentera Hati. 2006.
--------. Metode Penelitian Tafsir. Ujung Pandang: IAIN Alaudin. 1984.
Sodiqin, Ali. Antropologi al-Qur’an Model Dialektika Wahyu dan Budaya.
Yogyakarta : Ar- Ruzz Media. 2008.
Surakhmad, Winarno. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito. 1982.
Suryana, Achmad. Kapita Selekta Evolusi Pemikiran Kebijakan Ketahanan
Pangan. Yogyakarta : BPFE, 2003.
Taimiyah, Ibnu. Muqaddimah fi Ushul al-Tafsir. Beirut : Da>r Ibnu Hazm. 1997.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :
Balai Pustaka. 1989.
Tim Penyusun. Ensiklopedi Islam jilid II. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Hoeve.
1994.
Tsabit, Fairuzah. Makanan Sehat dalam al-Qur’an: Kajian Tafsir bi al-‘Ilm
dengan Pendekatan Tematik. Yogyakarta: Pustaka Ilmu. 2013.
135
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012
United Nations, Report of the World Food Conference, Rome 5-16 November
1974. New York. 1975.
World Bank, Poverty and Hunger: Issues and Options for Food Security in
Developing Countries. Washington DC. 1986.
Zakariya, Ibn Fa>ris Abu> al-H}usain Ah}mad bin. Mu’jam al-Maqa>yis al-Lughah.
Beiru>t: Da>r al-Jail. 1991.
Zuhaili, Wahbah az-. Tafsir al-Munir juz VI. Beirut: Da>r al-Fikr. t.th
http://www.fao.org/
www.deptan.go.id
www.digilib.ugm.ac.id
http://www.tempo.com