kesulitan menyimak siswa kelas rendah pada …

14
KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: DEWI RAHMAWATI NOER JANNAH A510160051 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH

PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

DEWI RAHMAWATI NOER JANNAH

A510160051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

ii

Page 3: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

iii

Page 4: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

iv

Page 5: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

1

KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH

PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kesulitan menyimak yang

dihadapi siswa kelas rendah pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Desain

penelitiannya berupa studi kepustakaan dengan pendekatan kualitatif. Data dalam

penelitian ini diperoleh dari hasil analisis terhadap sumber data sekunder berupa

jurnal-jurnal atau penelitian terdahulu yang sesuai dengan fokus penelitian.

Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi dan studi pustaka.

Keabsahan data diuji dengan meningkatkan ketekunan dalam penelitian. Teknik

analisisnya berupa teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kesulitan menyimak siswa kelas rendah pada pembelajaran Bahasa Indonesia

meliputi: (1) kesulitan dalam memusatkan perhatian untuk menyimak

pembelajaran yang disampaikan guru, (2) kesulitan dalam memahami dan

menjawab pertanyaan tentang isi dongeng yang disimak dengan tepat, serta

mengidentifikasi unsur intrinsik dongeng yang disimak, (3) kesulitan dalam

mengingat dan menceritakan kembali secara lisan isi dongeng yang disimak

dengan kalimatnya sendiri, (4) kesulitan dalam memahami dan menjawab

pertanyaan tentang isi cerita yang disimak dengan tepat.

Kata kunci: kesulitan, menyimak, kelas rendah, bahasa Indonesia.

Abstract

The purpose of this study was to describe the listening difficulties faced by low-

grade students in learning Indonesian. The research design is in the form of

literature study with a qualitative approach. The data in this study were obtained

from the results of the analysis of secondary data sources in the form of journals

or previous research in accordance with the research focus. Data collection

techniques using documentation study and literature study. The validity of the

data was tested by increasing the persistence in the study. The analysis technique

is a content analysis technique. The results showed that the difficulty of listening

to low grade students in Indonesian language learning included: (1) difficulty in

focusing on listening to the learning delivered by the teacher, (2) difficulties in

understanding and answering questions about the content of the fairy tales that

were listened to appropriately, and identifying the intrinsic elements. tales that

were listened to, (3) difficulties in remembering and retelling orally the contents

of the tales that were listened to in their own sentences, (4) difficulties in

understanding and answering questions about the contents of the stories that were

listened to appropriately.

Keywords: difficulty, listening, low class, Indonesian language.

Page 6: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

2

1. PENDAHULUAN

Bahasa berguna untuk mengungkapkan pikiran seseorang dalam bentuk lisan ataupun tulisan di

kehidupan sehari-hari. Pada tingkatan paling awal, baik kelas rendah maupun kelas tinggi di

sekolah dasar, kemampuan berbahasa dipelajari dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah yang dilaksanakan dengan tepat, akan membentuk

kemampuan siswa dalam menguasai bahasa nasional (Rahmawati, 2015: 163). Adapun kegiatan

penguasaan Bahasa Indonesia di sekolah dasar, secara berurutan terdiri dari kegiatan

mendengarkan atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Abdurrahman, 2010: 12).

Keempat kegiatan tersebut merupakan satu kesatuan dari keterampilan berbahasa, yang berguna

dalam menghasilkan wacana atau media komunikasi dalam lingkungan masyarakat (Kaltsum,

2016: 276).

Komunikasi yang pertama kali manusia lakukan dalam awal kehidupannya adalah

mendengar, mendengarkan, maupun menyimak. Hal tersebut dibuktikan dengan kegiatan yang

pertama kali bayi miliki adalah memahami alam sekitarnya, kemudian menirukan apa yang

disimak, dan selanjutnya memproduksi sesuai apa yang disimak (Solchan dkk., 2014: 10.7).

Menyimak dapat dikatakan sebagai respon atas sesuatu yang didengar. Jika dilihat dari segi

pemaknaan, maka menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang lebih tinggi dari kegiatan

mendengar maupun mendengarkan. Secara umum, menyimak memiliki tujuan untuk (1)

memperoleh, menganalisis, dan mengevaluasi fakta, (2) memperoleh ide baru dan hiburan, serta

(3) memperbaiki kemampuan berbicara (Solchan dkk., 2014: 10.23-10.25). Sedangkan pada

jenjang sekolah dasar, tujuan menyimak adalah untuk menjadikan siswa dapat (1) menghargai

satu sama lain, (2) terbiasa disiplin, (3) berpikir kritis, (4) meningkatkan penalaran berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, serta (5) berbicara dengan lancar (Solchan dkk.,

2014: 10.25).

Keberhasilan menyimak di sekolah dasar (SD) dapat meningkatkan keterampilan

berbahasa lainnya seperti berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karenanya, agar siswa SD

kelas rendah memiliki keterampilan berbahasa lainnya, maka diperlukan keterampilan menyimak

dengan baik apa yang diajarkan oleh guru. Adanya hubungan antar keterampilan berbahasa

tersebut juga ditunjukkan pada teori milik Tompkins dan Hoskisson (dikutip dalam Solchan

dkk., 2014: 1.34) yang menyatakan bahwa ketidaklancaran dalam menguasai kemampuan

berbahasa lisan (menyimak dan berbicara) akan menyebabkan ketidaklancaran dalam menguasai

kemampuan berbahasa tulis (membaca dan menulis). Pernyataan tersebut menunjukan bahwa

setiap keterampilan berbahasa memiliki fungsi yang saling berkaitan, sehingga apabila terdapat

Page 7: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

3

kesulitan pada salah satu keterampilan berbahasa dan kesulitan tersebut dibiarkan, maka akan

memberikan dampak negatif pada keterampilan berbahasa lainnya.

Berkaitan dengan pernyataan sebelumnya, tidak sedikit siswa SD kelas rendah yang

masih kesulitan dalam menguasai keterampilan menyimak terutama pada pembelajaran Bahasa

Indonesia. Kesulitan menyimak yang dialami siswa SD kelas rendah dapat ditemukan pada

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rai Bagus Triadi dan Tri Pujiati (2017). Penelitian

tersebut termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan desain penelitiannya adalah studi kasus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesulitan dalam menyimak yang dialami siswa SD

kelas 3 bernama (X), yaitu berupa kesulitan dalam menangkap suara pada jarak tertentu.

Kesulitan mengenali suara terjadi karena siswa (X) memiliki gangguan pada indera pendengaran.

Terganggunya indera pendengaran juga mengakibatkan munculnya kesulitan yang lain, yaitu

kesulitan dalam memahami dan menjawab pertanyaan terhadap materi yang disimak di beberapa

pembelajaran.

Kesulitan menyimak di sekolah dasar juga ditemukan pada penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Hande Yilmaz dan Fatih Yavuz (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat kesulitan menyimak siswa kelas 4 SD Turkan Soray di Istanbul Turki. Kesulitan dalam

menyimak tersebut meliputi kesulitan dalam membedakan suara dan mencocokkan pengucapan

kata-kata dengan kata-kata serta kesulitan menangkap dan memahami materi yang disimak

dalam beberapa pembelajaran.

Kesulitan menyimak lainnya juga ditemukan pada penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Triposa Br Pelawi (2019). Penelitian tersebut termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat kesulitan dalam menyimak siswa kelas 5 SDN 040454

yang meliputi, kesulitan dalam berkonsentrasi untuk menyimak cerita yang disampaikan guru

dan kesulitan dalam menangkap/ memahami isi cerita yang disimak.

Berdasarkan uraian hasil penelitian terdahulu mengenai kesulitan menyimak pada siswa

sekolah dasar terutama di kelas rendah, maka diperlukan deskripsi lebih mendalam terhadap

kesulitan berbahasa tersebut. Hal ini karena kesulitan berbahasa pada siswa kelas rendah,

khususnya di kelas 1 sering dianggap hal yang biasa, dengan alasan peralihan dari taman kanak-

kanak (TK). Padahal kemampuan berbahasa di kelas rendah merupakan kunci keberhasilan

keterampilan berbahasa pada kelas atau tingkatan yang lebih tinggi (Costa dkk., 2016). Kesulitan

berbahasa haruslah diidentifikasi sejak dini agar siswa yang mengalami kesulitan berbahasa

segera mendapatkan perlakuan yang tepat (Costa dkk., 2018). Oleh sebab itu, penelitian yang

peneliti lakukan berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, berjudul “Kesulitan Menyimak

Page 8: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

4

Siswa Kelas Rendah pada Pembelajaran Bahasa Indonesia”. Berkaitan dengan judul yang telah

disampaikan, penelitian ini termasuk penelitian studi kepustakaan yang memiliki tujuan untuk

mendeskripsikan apa saja kesulitan menyimak yang dihadapi siswa kelas rendah dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu (1)

penelitian ini menggunakan desain penelitian yang berupa studi kepustakaan (literature review)

dengan pendekatan kualitatif, sedangkan pada penelitian terdahulu rata-rata menggunakan desain

penelitian studi kasus, dan (2) subjek dalam penelitian ini adalah kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3),

sedangkan pada penelitian terdahulu subjek penelitiannya adalah kelas tinggi maupun salah satu

kelas rendah.

2. METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kepustakaan (literature review) dengan

pendekatan kualitataif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil analisis terhadap sumber

data sekunder, yaitu berupa 11 literature yang terdiri dari 9 jurnal nasional, 1 jurnal

internasional, dan 1 skripsi. Pemilihan pustaka berdasarkan terbitan 5 tahun terakhir dan

memiliki keterkaitan dengan variabel-variabel dan fokus penelitian, yaitu kesulitan menyimak

yang dihadapi siswa kelas rendah pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Teknik pengumpulan

data menggunakan teknik studi dokumentasi dan studi pustaka. Disamping itu, instrument

penelitian studi kepustakaan ini meliputi peneliti itu sendiri, kisi-kisi bahan pustaka/ daftar

check-list klasifikasi pustaka, dan format temuan penelitian. Adapun indikator yang digunakan

pada kisi-kisi bahan pustaka dalam penelitian ini meliputi (1) memusatkan perhatian dalam

jangka waktu tertentu, (2) menjawab pertanyaan dan menjelaskan isi dongeng, (3) menceritakan

kembali isi dongeng dengan kalimatnya sendiri, (4) menjawab pertanyaan sesuai dengan isi

cerita yang didengarkan, dan (5) menceritakan kembali isi cerita dengan menggunakan

kalimatnya sendiri. Selain itu, keabsahan data diuji dengan meningkatkan ketekunan penelitian

yang berupa (1) membaca antar pustaka seperti buku, penelitian terdahulu, catatan-catatan atau

dokumentasi yang terkait dengan temuan, (2) pengecekan berulang terhadap pustaka yang

dianalisis berdasarkan indikator dan tujuan dalam penelitian ini, dan (3) memperhatikan

komentar pembimbing. Adapun teknik analisisnya berupa teknik analisis isi (content analysis),

yaitu mempelajari makna tersurat maupun tersirat dari data dalam jurnal yang berkaitan dengan

fokus penelitian.

Page 9: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil kegiatan mengumpulkan, menyeleksi, dan menganalisis catatan-catatan

penting mengenai fokus penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti menemukan data baik

secara tersurat maupun tersirat dari 11 pustaka terkait kesulitan menyimak yang dihadapi siswa

kelas rendah pada pembelajaran Bahasa Indonesia yang meliputi:

1. Kesulitan siswa kelas rendah dalam memusatkan perhatian untuk menyimak pembelajaran

yang disampaikan oleh guru, seperti dalam pembelajaran tematik, menyimak dongeng,

menulis permulaan, dan menulis tegak bersambung. Ketidakfokusan siswa, ditandai dengan

aktivitas siswa yang menggangu pembelajaran, yaitu bermain, bercerita, dan bercanda.

2. Kesulitan siswa kelas rendah dalam memahami dan menjawab pertanyaan tentang isi

dongeng yang disimak dengan tepat, serta mengidentifikasi unsur intrinsik dongeng disimak

3. Kesulitan siswa kelas rendah dalam mengingat dan menceritakan kembali secara lisan isi

dongeng yang disimak dengan kalimatnya sendiri.

4. Kesulitan siswa kelas rendah dalam memahami dan menjawab pertanyaan tentang isi cerita

yang disimak dengan tepat.

Keempat temuan tersebut diperoleh berdasarkan indikator dan tujuan dalam penelitian

ini. Meskipun begitu terdapat juga indikator yang tidak ditemukan data penelitiannya, yaitu pada

indikator menceritakan kembali isi cerita dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Adapun data

yang diperoleh dalam temuan yang telah disampaikan berasal dari 11 pustaka, yaitu dari jurnal

Ulfa dan Rukmi (2015); Supriadi (2016); Pebriana dkk. (2017); Sari dan Sukidi (2017); Resti

(2018); Nurjanah (2019); Sukma dkk. (2017); Hakim (2018); Nuryamah dkk. (2016); Hidayah

(2018); Gulec dan Durmus (2015). Sebelas pustaka yang telah disebutkan terdiri dari pustaka

yang membahas kelas 1 sebanyak 3 jurnal, pustaka yang membahas kelas 2 sebanyak 6 jurnal,

dan pustaka yang membahas kelas 3 sebanyak 2 jurnal.

Temuan nomor 1 diperoleh dalam indikator memusatkan perhatian dalam jangka waktu

tertentu. Sumber data dalam temuan nomor 1 berasal dari 7 jurnal, yaitu pada jurnal Supriadi

(2016); Pebriana dkk. (2017); Sari dan Sukidi (2017); Resti (2018); Hakim (2018); Nuryamah

dkk. (2016); Hidayah (2018). Berkaitan dengan hasil penelitian tersebut, kesulitan dalam

memusatkan perhatian untuk menyimak penjelasan dari guru, terdapat dalam beberapa

pembelajaran, yang meliputi (1) pembelajaran tematik, yang ditemukan pada jurnal Pebriana

dkk. (2017), (2) pembelajaran menyimak dongeng, yang ditemukan pada jurnal Supriadi (2016);

Sari dan Sukidi (2017); Resti (2018); Hakim (2018), (3) pembelajaran menulis permulaan, yang

ditemukan pada jurnal Hidayah (2018), dan (4) pembelajaran menulis huruf tegak bersambung,

Page 10: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

6

yang ditemukan pada jurnal Nuryamah dkk. (2016). Berdasarkan temuan nomor 1 menunjukkan

bahwa kesulitan dalam memusatkan perhatian untuk menyimak, dapat mengganggu kelancaran

siswa dalam memahami isi simakan. Hal tersebut didukung oleh pernyataan milik Hijriyah

(2016: 48–49) yang menyatakan bahwa kemampuan dalam memusatkan perhatian merupakan

bagian penting yang diperlukan dalam tahap memahami isi pesan yang didengar. Pada hasil

penelitian studi kepustakaan ini, kesulitan dalam memusatkan perhatian juga ditandai dengan

adanya aktivitas siswa yang bermain, bercerita, dan bercanda ketika pembelajaran menyimak

berlangsung. Aktivitas siswa tersebut menunjukkaan adanya sikap egosentris yang dimiliki siswa

kelas rendah. Hijriyah (2016: 45–46) menyatakan bahwa sifat keegosentrisan seseorang, yang

lebih senang didengar daripada mendengarkan termasuk golongan orang yang memiliki kesulitan

dalam menyimak. Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan hasil penelitian terdahulu

yang dilakukan oleh Triposa Br Pelawi (2019), yaitu jenis penelitiannya adalah deskriptif

kualitatif dan terdapat kesulitan yang dialami siswa SD dalam memusatkan perhatian/

konsentrasi untuk menyimak materi yang disampaikan oleh guru. Meskipun begitu, hasil

penelitian terdahulu tersebut juga memiliki perbedaan dengan hasil penelitian ini, yaitu pada

hasil penelitian Triposa Br Pelawi (2019), kesulitan berkonsentrasi terdapat dalam pembelajaran

menyimak cerita dan subjek penelitiannya adalah kelas tinggi, yaitu kelas 5. Sedangkan pada

hasil penelitian studi kepustakaan ini, kesulitan berkonsentrasi terdapat dalam pembelajaran

tematik, menyimak dongeng, menulis permulaan, dan menulis huruf tegak bersambung serta

subjek penelitiannya adalah kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3).

Temuan nomor 2, diperoleh dalam indikator menjawab pertanyaan dan menjelaskan isi

dongeng. Sumber data dalam temuan nomor 2 berasal dari 7 jurnal, yaitu pada jurnal Supriadi

(2016); Sari dan Sukidi (2017); Resti (2018); Nurjanah (2019); Sukma dkk. (2017); Hakim

(2018); Gulec dan Durmus (2015). Berkaitan dengan hasil penelitian tersebut, kesulitan dalam

memahami isi dongeng yang disimak, ditemukan pada jurnal Supriadi (2016); Sari dan Sukidi

(2017); Resti (2018); Nurjanah (2019); Hakim (2018); Gulec dan Durmus (2015). Data

selanjutnya, yaitu kesulitan dalam menjawab pertanyaan tentang isi dongeng yang disimak,

ditemukan pada jurnal Supriadi (2016); Sari dan Sukidi (2017); Resti (2018); Nurjanah (2019);

Sukma dkk. (2017); Gulec dan Durmus (2015). Data terakhir, yaitu kesulitan dalam

mengidentifikasi unsur intrinsik dongeng yang disimak, ditemukan pada jurnal Hakim (2018).

Berdasarkan temuan nomor 2 menunjukkan bahwa kesulitan dalam memahami isi dongeng yang

disimak dapat mempengaruhi kelancaran dalam mengetahui makna/ isi dongeng yang disimak,

termasuk kelancaran dalam mengidentifikasi isi dongeng. Hal tersebut didukung oleh pernyataan

Page 11: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

7

milik Rosdia (2014: 256) yang menyatakan bahwa dalam kegiatan menyimak terdapat tahap

memahami yang berfungsi untuk mengerti makna/ maksud pembicaraan. Selanjutnya, hasil

penelitian ini juga terdapat kesulitan dalam menjawab pertanyaan tentang isi dongeng yang

disimak. Kesulitan tersebut termasuk kesulitan dalam tahapan terakhir menyimak, yaitu tahap

menanggapi bahan simakan. Pernyataan tersebut didukung dengan teori milik Hijriyah (2016:

48–49) yang menyatakan bahwa tahap menanggapi bahan simakan berisikan kegiatan

menanggapi bahan simakan berdasarkan informasi yang diserapnya serta keberhasilannya

dipengaruhi oleh tahapan menyimak sebelumnya, yaitu meliputi tahap mendengar, memahami,

menginterpretasi, dan mengevaluasi isi simakan. Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan

hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rai Bagus Triadi dan Tri Pujiati (2017), yaitu

jenis penelitiannya adalah deskriptif kualitatif dan terdapat kesulitan siswa kelas rendah dalam

memahami dan menjawab pertanyaan terhadap materi yang disimak. Meskipun begitu, hasil

penelitian terdahulu tersebut juga memiliki perbedaan dengan hasil penelitian ini, yaitu pada

hasil penelitian Rai Bagus Triadi dan Tri Pujiati (2017), kesulitan dalam memahami dan

menjawab pertanyaan terhadap materi yang disimak terdapat dibeberapa pembelajaran karena

siswa mengalami gangguan pada indera pendengaran serta desain penelitiannya adalah studi

kasus. Sedangkan pada hasil penelitian studi kepustakaan ini, kesulitan dalam memahami dan

menjawab pertanyaan terhadap materi yang disimak terdapat pada pembelajaran menyimak

dongeng serta desain penelitiannya adalah studi kepustakaan.

Temuan nomor 3, diperoleh dalam indikator menceritakan kembali isi dongeng dengan

kalimatnya sendiri. Sumber data dalam temuan nomor 3 berasal dari 1 jurnal, yaitu pada jurnal

Sari dan Sukidi (2017). Berdasarkan temuan nomor 3 menunjukkan bahwa kesulitan

menceritakan kembali secara lisan mengenai isi dongeng yang disimak merupakan kesulitan

dalam tahapan terakhir menyimak, yaitu tahap menanggapi bahan simakan yang didengar.

Pernyataan tersebut didukung oleh teori milik Hijriyah (2016: 48–49) yang menyatakan bahwa

tahap menanggapi bahan simakan berfungsi untuk menanggapi bahan simakan berdasarkan

informasi yang sudah diserap serta keberhasilannya dipengaruhi oleh tahapan menyimak

sebelumnya, yaitu meliputi tahap mendengar, memahami, menginterpretasi, dan mengevaluasi

isi simakan. Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan hasil penelitian terdahulu yang

dilakukan Lara-Jeane C. Costa, Crystal N. Edwards, dan Stephen R. Hooper (2016) yang juga

terdapat kesulitan dalam mengingat materi baik ingatan jangka panjang maupun jangka pendek.

Meskipun begitu, hasil penelitian terdahulu tersebut memiliki perbedaan dengan hasil penelitian

ini, yaitu pada hasil penelitian Lara-Jeane C. Costa, Crystal N. Edwards, dan Stephen R. Hooper

Page 12: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

8

(2016) tidak dijelaskan secara rinci materi yang terdapat kesulitan dalam mengingat tersebut.

Sedangkan pada hasil penelitian studi kepustakaan ini, kesulitan mengingat terdapat dalam

kegiatan menceritakan kembali isi dongeng yang disimak.

Temuan nomor 4, diperoleh dalam indikator menjawab pertanyaan sesuai isi cerita yang

didengarkan. Sumber data dalam temuan nomor 4 berasal dari 3 jurnal, yaitu pada jurnal Ulfa

dan Rukmi (2015); Sukma dkk. (2017); Gulec dan Durmus (2015). Berkaitan dengan hasil

penelitian tersebut, data mengenai kesulitan dalam memahami isi cerita yang disimak, ditemukan

pada jurnal Ulfa dan Rukmi (2015) serta Gulec dan Durmus (2015). Sedangkan data selanjutnya,

yaitu kesulitan dalam menjawab pertanyaan tentang isi cerita yang disimak, ditemukan pada

jurnal Sukma dkk. (2017) serta Gulec dan Durmus (2015). Adanya siswa yang mengalami

kesulitan dalam memahami isi simakan cerita maupun materi simakan lainnya menunjukkan

bahwa siswa tersebut sedang mengalami kesulitan dalam menyimak. Hal tersebut didukung oleh

pernyaatan milik Isah Cahyani (dikutip dalam Nafi’ah, 2018: 144) yang mengungkapkan bentuk-

bentuk kesulitan menyimak salah satunya adalah mengalami kesulitan dalam menangkap dan

memahami isi simakkan. Selanjutnya, pada hasil penelitian terdapat kesulitan menjawab

pertanyaan tentang isi cerita yang disimak. Kesulitan tersebut termasuk kesulitan dalam tahap

menanggapi bahan simakan. Pernyataan tersebut didukung oleh teori milik Hijriyah (2016: 48–

49) yang menyatakan bahwa tahap menanggapi bahan simakan berfungsi untuk menanggapi

bahan simakan berdasarkan informasi yang diserap serta keberhasilannya dipengaruhi oleh

tahapan menyimak sebelumnya, yaitu meliputi tahap mendengar, memahami, menginterpretasi,

dan mengevaluasi isi simakan. Hasil penelitian ini memiliki persamaan dengan hasil penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Hande Yilmaz dan Fatih Yavuz (2015) yang juga terdapat

kesulitan dalam memahami materi yang disimak. Meskipun begitu, hasil penelitian terdahulu

memiliki perbedaan dengan hasil penelitian ini. Pada hasil penelitian Hande Yilmaz dan Fatih

Yavuz (2015) kesulitan memahami simakan materi terdapat dalam beberapa pembelajaran dan

subjek penelitiannya adalah kelas tinggi (kelas 4). Sedangkan hasil penelitian studi kepustakaan

ini, kesulitan dalam memahami materi yang disimak terdapat dalam pembelajaran menyimak

cerita dan subjek penelitiannya adalah kelas rendah (kelas 1, 2, dan 3).

4. PENUTUP

Berdasarkan penelitian studi kepustakaan (literature review) ini, maka dapat disimpulkan bahwa

kesulitan menyimak yang dihadapi siswa kelas rendah pada pembelajaran Bahasa Indonesia,

meliputi: (1) kesulitan dalam memusatkan perhatian untuk menyimak pembelajaran dari guru,

(2) kesulitan dalam memahami dan menjawab pertanyaan tentang isi dongeng yang disimak

Page 13: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

9

dengan tepat, serta mengidentifikasi unsur intrinsik dongeng yang disimak, (3) kesulitan

mengingat dan menceritakan kembali secara lisan isi dongeng yang disimak dengan

menggunakan kalimatnya sendiri, dan (4) kesulitan memahami dan menjawab pertanyaan

tentang isi cerita yang disimak dengan tepat.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2010). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Costa, L. J., Edwards, C. N., & Hooper, S. R. (2016). Writing Disabilities and Reading

Disabilities in Elementary School Students: Rates of Co-Occurrence and Cognitive Burden.

Learning Disability Quarterly, 39(1), 1–14. https://doi.org/10.1177/0731948714565461

Costa, L. J., Green, M., Sideris, J., & Hooper, S. R. (2018). First-Grade Cognitive Predictors of

Writing Disabilities in Grades 2 through 4 Elementary School Students. Journal of

Learning Disabilities, 51(4), 1–12. https://doi.org/10.1177/0022219417721182

Gulec, S., & Durmus, N. (2015). A Study Aiming to Develop Listening Skills of Elementary

Second Grade Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 191, 103–109.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.04.487

Hakim, M. N. (2018). Penerapan Media Audiovisual dalam Meningkatkan Keterampilan

Menyimak Dongeng Siswa Kelas III MIS Darul Ulum Muhammadiyah Bulukumba.

Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, Dan Asing, 1(2),

189–204. https://doi.org/10.31540/silamparibisa.v1i2.79

Hidayah, W. (2018). Peningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan melalui Buku Harian

Bergambar Siswa Kelas II B SD Timbulharjo Sewon Bantul. Jurnal Pendidikan Sekolah

Dasar, 1(Nomor 2), 59–66. https://doi.org/https://doi.org/10.21831/didaktika.v1i2.28089

Hijriyah, U. (2016). Menyimak Stategi dan Implikasinya dalam Kemahiran Berbahasa (1st ed.).

Bandar Lampung: Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat IAIN Raden Intan

Lampung.

Kaltsum, H. U. (2016). Bahasa Inggris dalam Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. University

Research Colloquium, 276–283. https://doi.org/2407-9189

Nafi’ah, S. A. (2018). Model-Model Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/ MI (1st ed.).

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nurjanah, W. (2019). Penerapan Metode Bercerita dengan Boneka Tangan dalam Meningkatkan

Keterampilan Menyimak Dongeng Siswa Kelas II SD Negeri 51 Pekanbaru. Jurnal PAJAR

(Pendidikan Dan Pengajaran), 3(Nomor 5 September), 1180–1187.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33578/pjr.v3i5.7898

Nuryamah, I., Sunarya, D. T., & Irawati, R. (2016). Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis

Permulaan dalam Melengkapi Cerita Rumpang Menggunakan Media Gambar dan Papan

Bergaris. Jurnal Pena Ilmiah, 1(1), 761–770.

https://doi.org/https://doi.org/10.17509/jpi.v1i1.3566

Pebriana, U., Ekowati, D. W. W., & Fantiro, F. A. (2017). Peningkatan Keterampilan Menyimak

melalui Model Pembelajaran Artikulasi dan Media Boneka Tangan pada Pembelajaran

Page 14: KESULITAN MENYIMAK SISWA KELAS RENDAH PADA …

10

Tematik Kelas 1 SDN Pejok II Kedungadem Bojonegoro. Jurnal Pemikiran dan

Pengembangan SD, 5(September), 766–772. https://doi.org/2527-3043

Pelawi, T. B. (2019). Analisis Kesulitan Belajar Menyimak Kelas V SD Negeri 040454 Peceren

Kecamatan Berastagi T.A 2018/2019 [Universitas Quality].

http://portaluniversitasquality.ac.id:55555/418/

Rahmawati, F. P. (2015). Menilik Keberadaan Bahasa (Sastra) Indonesia sebagai Penghela Ilmu

Pengetahuan di Sekolah Dasar. Seminar Nasional Pendidikan Bahasa Indonesia, 161–165.

https://doi.org/2477‐636X

Resti, D. A. (2018). Upaya Meningkatkan Keterampilan Menyimak melalui Media Boneka

Tangan di Kelas 2 SD Negeri Banjaran Kulon Progo [Universitas Negeri Yogyakarta].

https://core.ac.uk/download/pdf/159118636.pdf

Rosdia. (2014). Peningkatan Kemampuan Menyimak melalui Metode Mendongeng Siswa Kelas

VI SDN Sese. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 4(8), 250–267.

Sari, D. M., & Sukidi, M. (2017). Meningkatkan Keterampilan Menyimak melalui Media

Boneka Tangan (Hand Puppet) pada Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas II SDN

Blimbing Jombang Kota Jombang. Jurnal Pendididkan Guru Sekolah Dasar (JPGSD),

5(Nomor 3), 543–555. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-

pgsd/article/view/19753

Solchan, Mulyati, Y., Syarif, M., Yunus, M., Werdiningsih, E., & Pramukti, B. E. (2014).

Pendidikan Bahasa Indonesia di SD (1st ed.). Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sukma, A., Bukhari, & Danius, S. (2017). Hubungan Kemampuan Menyimak dengan

Kemampuan Berbicara Siswa Kelas III SD Negeri 26 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah

Pendidikan Guru Sekolah Dasar KIP Unsyiah, 2(4), 150–155.

http://jim.unsyiah.ac.id/pgsd/article/view/7750

Supriadi. (2016). Efektivitas Metode Mind Mapping dalam Meningkatkan Kemampuan

Menyimak Dongeng di Kelas 1 SD Inpres Panrenge Kabupaten Barru. Jurnal Publikasi

Pendidikan, VI(Nomor 2 Juni), 83–89. https://doi.org/2088-2092

Triadi, R. B., & Pujiati, T. (2017). Kesulitan Menyimak dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

(Penelitian Studi Kasus pada Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar Inklusi X Bandung). Jurnal

Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah, 7, 41–52.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.23969/literasi.v7i1.277

Ulfa, M., & Rukmi, A. S. (2015). Pengaruh Metode Simak Tulis terhadap Keterampilan

Menyimak Teks Cerita Siswa Kelas I. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

3(2), 457–466. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-penelitian-

pgsd/article/view/15449

Yilmaz, H., & Yavuz, F. (2015). The Problems Young Learners Encounter during Listening

Skills. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 197(05-07 February), 2046–2050.

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.07.570