kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan praktikum di sman 1 jogorogo ngawi

12
KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: RIRIS SEJATI ADJININGSIH A420144002 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: riris.adjiningsih

Post on 04-Mar-2020

12 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM

DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

RIRIS SEJATI ADJININGSIH

A420144002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI
Page 3: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI
Page 4: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI
Page 5: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

1

KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM

DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

Abstrak

Praktikum merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dimaksudkan untuk

memantapkan penguasaan materi yang bersifat aplikatif. Guru memegang peran

penting dalam kegiatan praktikum. Namun peran guru masih kurang dalam

pelaksanaan praktikum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan praktikum di SMAN 1 Jogorogo Ngawi

tahun akademik 218/2019. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan

menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel yaitu tiga orang guru

biologi mewakili masing- masing guru kelas X, XI, dan XII. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kesulitan guru biologi

dalam pelaksanaan praktikum di SMAN 1 Jogorogo Ngawi pada persiapan

praktikum memiliki persentase tertinggi (69%), pelaksanaan praktikum (68,15%),

evaluasi praktikum (66%), dan penyusunan lembar kerja siswa memiliki

persentase terendah (64,44%). Jadi secara keseluruhan kesulitan guru biologi

dalam pelaksanaan praktikum di SMAN 1 Jogorogo Ngawi Tahun Ajaran

2018/2019 termasuk dalam kategori cukup baik (66,9%).

Kata kunci : kesulitan guru, praktikum, guru biologi

Abstract

Practicum is activity that is intended to strengthen mastery of applicative

material. Teacher plays an important role in practicum. But the role of the teacher

is still lacking in practicum implementation. The aim of this research is to know

the difficulties of biology teachers in the implementation of practicum at SMAN 1

Jogorogo Ngawi academic year 218/2019. This type of research is descriptive.

The sampling technique is total sampling using all members of the population as a

sample by using three biology teachers representing each teacher in class X, XI,

and XII. Based on the research that has been done, it is obtained the results that

the difficulty of biology teachers in practicum implementation in SMAN 1

Jogorogo Ngawi are practicum preparation has a highest percentage (69%),

practicum implementation (68.15%), practicum evaluation (66%), and preparing

students worksheet has the lowest percentage of (64.44%). Based on the result

the difficulty of biology teachers in the implementation of practicum in SMAN 1

Jogorogo Ngawi in 2018/2019 Academic Year include good enough category

(66.9%).

Keywords : teacher’s difficulties, practicum, biology teacher

1. PENDAHULUAN

Pembelajaran biologi idealnya sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains

yaitu setidaknya mengacu dalam tiga hal yaitu: proses, produk, dan sikap

Page 6: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

2

(Sudarisman, 2015). Salah satu syarat dalam pembelajaran biologi adalah

kegiatan praktikum (Hamidah dkk, 2014). Kegiatan praktikum termasuk ke

dalam metode pembelajaran eksperimen yang memberikan pengalaman

langsung kepada peserta didik berkaitan dengan teori pembelajaran (Atnur dkk,

2014). Peserta didik dituntut untuk lebih bisa mandiri dalam belajar, karena

dalam proses pembelajarannya bukan hanya sekedar pengembangan

kemampuan akademik saja, melainkan juga kemampuan praktik yang bisa

diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari (Mariyam dkk, 2014). Menurut

(Wahyudiati, 2016) dikarenakan biologi merupakan ilmu pengetahuan yang

didalamnya tersusun atas banyak teori-teori tentang kehidupan, untuk

membuktikan kebenaran teori tersebut maka kegiatan praktikum dilaksanakan

(Dewi dkk, 2016).

Praktikum merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dimaksudkan

untuk memantapkan penguasaan materi yang bersifat aplikatif (Pertiwi, 2013).

Pelaksanaan praktikum yang ideal didukung oleh sarana dan prasarana yang

memadai, seperti adanya laboratorium beserta alat dan bahan yang dibutuhkan

pada saat praktikum. Laboratorium merupakan salah satu syarat yang harus

dimiliki sekolah sebagai tempat siswa melakukan kegiatan praktikum.

Laboratorium merupakan sebuah sarana pendukung terlaksananya kegiatan

pembelajaran di sekolah khususnya untuk proses pembelajaran sains (Rahman

dkk. 2015).

Menurut (Hidayati, 2012) melalui praktikum peserta didik dapat

mempelajari sains dan melakukan pengamatan langsung terhadap gejala

maupun proses sains, melatih keterampilan berfikir ilmiah, menanamkan dan

mengembangkan sikap ilmiah, menemukan dan memecahkan berbagai masalah

baru melalui metode ilmiah. Ada tiga langkah utama yang perlu dilakukan

yaitu tahap pendahuluan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup (Widodo &

Ramdaningsih, 2006). Kualitas kegiatan praktikum di laboratorium biologi

dipengaruhi oleh keadaan laboratorium, waktu pelaksanaan praktikum,

persiapan dan pelaksanaan praktikum, serta laporan dan evaluasi praktikum

(Lubis & Rizkika, 2017).

Page 7: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

3

Guru memegang peranan penting dalam kegiatan praktikum. Namun

peran guru masih kurang dalam pelaksanaan praktikum, guru hanya

melaksanakan kegiatan praktikum untuk memenuhi kebutuhan minimum dari

silabus (Kibirige & Teffo, 2014). Guru berperan paling besar untuk mendorong

siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Keaktifan dan kemandirian siswa

merupakan tanggung jawab guru, karena itu hendaklah guru melakukan

kegiatan praktikum sederhana dan mudah dipahami pada setiap materi (Aswita,

2015). Karena secara faktual guru cenderung melaksanakan pembelajaran

secara tekstual, verbal, dan transfer pengetahuan. Jadi guru kurang dalam

memahami bagaimana mengajarkan biologi sesuai dengan karakteristik tiap

materi (Sudarisman, 2015).

Penelitian (Kapting'el & Rutto, 2014) menyatakan bahwa di Kenya

Peserta didik jarang melakukan kegiatan praktikum selama pembelajaran sains.

Di Ghana, tak terhitung jumlah guru yang hanya memberikan kesempatan

melaksanakan kegiatan praktikum yang mana itu berhubungan dengan ujian

(Perry, 2015). Sedangkan di Palangkaraya (Dewi dkk, 2016) melaporkan

bahwa dalam pelaksanaan praktikum guru sulit mengatur alokasi waktu, tidak

ada penuntun praktikum khusus, dan tidak memiliki asisten khusus dalam

pelaksanaan praktikum.

Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai kesulitan guru biologi

dalam pelaksanaan praktikum di kota Ngawi. Oleh karena itu, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul kesulitan guru biologi dalam

pelaksanaan praktikum di SMAN 1 Jogorogo.

2. METODE

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

karena dapat mendeskripsikan kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan

praktikum. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Jogorogo tahun akademik

2018/2019 yang berada di kota Ngawi dengan melibatkan tiga orang guru

biologi yang masing- masing mewakili guru kelas X, XI, dan XII. Teknik

penggumpulan data menggunakan lembar observasi dan wawancara.

Page 8: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

4

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil penelitian ini berupa data kesulitan guru biologi dalam

pelaksanaan praktikum di SMAN 1 Jogorogo Ngawi tahun akademik

2018/2019 (Tabel 1). Data yang diperoleh berasal dari tiga orang guru

masing- masing mewakili kelas X, XI, dan XII. Penelitian dilaksanakan

pada bulan Juli- Agustus 2018.

Tabel 1. Rekapitulasi Rata- Rata Kesulitan Guru Biologi dalam Pelaksanaan Praktikum di

SMAN 1 Jogorogo Ngawi Tahun Akademik 2018/2019.

Komponen Nilai Persentase (%) Rata- rata

(%) Keterangan

G1 G2 G3

Penyusunan lembar

kerja siswa (LKS) 60 66,67 66,67 64,44 CB

Persiapan praktikum 60 73,33 73,33 69 B

Pelaksanaan

praktikum 66,67 67,78 70 68,15 CB

Evaluasi praktikum 64,44 73,33 60 66 CB

Rata- rata total 66,9 CB

Keterangan :

G1 : Guru kelas X,

G2 : Guru kelas XI,

G3 : Guru kelas XII

Kriteria persentase menurut (Pratomo & Yuliandhari, 2014)

20% - 36% : Sangat Kurang Baik (SKB) 69% - 84% : Baik (B)

37% - 52% : Kurang Baik (KB) 85% - 100% : Sangat Baik (SB)

53% - 68% : Cukup Baik (CB)

Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa dari keempat komponen yang

diamati didapati persentase paling rendah yaitu pada penyusunan lembar kerja

siswa dan yang tertinggi berupa persiapan dalam pelaksanaan praktikum.

Rendahnya kemampuan guru dalam menyusun LKS dikarenakan beberapa

faktor dari guru sendiri.

(Tabel 1) menunjukkan bahwa dalam tahapan persiapan praktikum ini

terdapat hal utama yang harus dilakukan guru yaitu menyusunan LKS.

Lembar kerja siswa ini sangat penting untuk menunjang pelaksanaan

praktikum berbasis pendekatan saintifik, siswa belajar mandiri, dan dapat

menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan. Menurut (Eko K dkk, 2012)

menyatakan bahwa dalam penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-

langkah yaitu merumuskan kompetensi dasar, menentukan alat penilaian,

menyusun materi, memperhatikan struktur bahan ajar, memperhatikan

Page 9: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

5

berbagai persyaratan yaitu syarat didaktif, syarat konstruktif, dan syarat

teknik.Dalam penyusunan LKS hasil penelitian menunjukkan bahwa guru

biologi di SMAN 1 Jogorogo termasuk dalam kategori cukup baik dengan

nilai 64,45%. Guru masih belum rutin untuk membuat LKS sendiri, guru

cenderung memanfaatkan petunjuk praktikum yang berasal dari buku paket

sebagai acuan prosedur praktikum agar lebih praktis.

Guru masih mengalami kesulitan dalam mengatur kemenarikan LKS

dimana guru tidak begitu mengatur tata letak bagian didalam LKS, jarak

anatar bagian dalam LKS pun kurang proporsional sehingga menyulitkan

siswa untuk memahami secara cepat, dan kurang variasi dalam penggunaan

font serta ukuran. Sebagian besar guru tidak mencantumkan KI-KD dalam

LKS, indikator pelaksanaan, dan sumber atau daftar pustaka dalam

penyusunan LKS. Guru kurang mempertimbangkan keserasian yang ada

didalam LKS, sehingga menyebabkan multitafsir dan kurang efektif. Hal ini

sejalan dengan penelitian (Atnur dkk, 2014) melaporkan bahwa ada beberapa

hambatan dalam perencanaan praktikum, salah satunya adalah belum adanya

guru yang mempersiapkan lembar kerja siswa untuk kegiatan praktikum.

Pada persiapan praktikum termasuk dalam kategori cukup baik (69%).

Penelitian (Astuti, 2015) menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada

tahap perencanaan adalah menetapkan judul dan tujuan praktikum,

menentukan sasaran praktikum, membuat lembar kerja siswa, menentukan

instrumen evaluasi kegiatan, membagi kelompok, dan membuat tata tertib

praktikum. Kesulitan guru yang paling nampak yaitu dalam penentuan alat

dan bahan (26,67%) hal ini dikarenakan sarana dan prasarana penunjang

pelaksanaan kegiatan praktikum belum lengkap, sebagian guru tidak

menyiapkan alat dan bahan praktikum. Hal ini dikarenakan untuk praktikum

tidak dilaksanakan di dalam laboratorium melainkan dilakukan didalam kelas.

Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan

Prasarana SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA Prasarana yang harus ada, baik

tingkat SMP maupun SMA, yaitu adanya Laboratorium IPA. Hal ini

diperkuat dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2013 tentang Standar

Pelayanan Minimal (SPM) di setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Page 10: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

6

dimana harus tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja

dan kursi yang cukup untuk siswa dan minimal satu set peralatan praktek IPA

untuk mendemonstrasikan dan eksperimen siswa

Pada umumnya dalam praktikum biologi bahan yang digunakan

berupa makhluk hidup (hewan atau tumbuhan) sehingga guru menyuruh

siswa membawa bahan tersebut dari rumah. Hal ini sejalan dengan penelitian

(Dewi dkk, 2016) mengatakan bahwa kendala dalam pelaksanaan praktikum

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu fasilitas laboratorium yang tidak

dimanfaatkan dengan baik, guru kurang melakukan persiapan, dan tidak

adanya laboran.

Pelaksanaan prakikum termasuk dalam kategori cukup baik (68,15%).

Kesulitan terbesar nampak pada pengadaan alat dan bahan penunjang

praktikum (26,67% ) termasuk dalam kategori sangat kurang baik. jumlah

alat yang digunakan pada saat praktikum kurang memenuhi kebutuhan siswa

untuk satu kelas, manajemen siswa oleh guru masih kurang belum

memberikan motivasi terhadap siswa mengenai kegiatan praktikum yang

terlaksana. Adanya motivasi akan menumbuhkan keinginan siswa untuk lebih

giat dan rajin dalam belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang

memuaskan (Atnur dkk, 2014).

Evaluasi praktikum merupakan aktivitas yang dimaksudkkan untuk

mengukur kelayakan dari suatu desain praktikum (Sulistyarini, 2017).

Kesulitan guru dalam evaluasi praktikum termasuk kategori cukup baik

(66%). Guru cukup mengalami kesulitan dengan alat yang belum mencukupi

kebutuhan siswa sehingga dipraktikum berikutnya pun masih mengalami

kekurangan. Dan untuk tempat praktikum juga kurang proposional karena

praktikum seharusnya dilaksanakan pada laboratorium khusus biologi namun

dalam hal ini laboratorium beralih fungsi menjadi kelas, sehingga kegiatan

praktikum hanya dilakukan dikelas secara berkala.

Jadi berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai kesulitan

guru biologi dalam praktikum, ditemukan bahwa permasalahan utama yang

dihadapi guru dalam pelaksanaan praktikum adalah tidak adanya tempat

untuk melakukan kegiatan praktikum dikarenakan laoratorium yang telah

Page 11: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

7

berubah fungsi menjadi kelas. Hal ini berdampak pula pada ketersediaan alat

dan bahan untuk praktikum. Akibatnya hanya praktikum dengan alat dan

bahan yang mudah saja yang dapat terlaksana. Beberapa guru masih ada yang

belum mengikuti pelatihan mengenai laboratorium maupun praktikum biologi

dikarenakan waktu yang bersamaan dengan kegiatan mengajar, sehingga

tidak menemukan waktu untuk mengikuti pelatihan.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan

praktikum di SMAN 1 Jogorogo Ngawi tahun akademik 2018/2019 termasuk

dalam kategori cukup baik (66,9%).

DAFTAR PUSTAKA

Aswita, D. (2015). Identifikasi Masalah Yang Dihadapi Guru Biologi Dalam

Pelaksanaan Pembelajaran Pada Materi Ekosistem. Jurnal Biotik , 3 (1),

63-68.

Atnur, W. N., Lufri, & Sumarmi, R. (2014). Analisis Pelaksanaan Praktikum IPA

Biologi Kelas VIII Semester 1 Di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubuk

Begalung tahun pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan , 1-21.

Dewi, I. S., Sunariyati, S., & Neneng, L. (2016). Analisis Kendala Pelaksanaan

Praktikum Biologi Di SMA Negeri Se-Kota Palangkaraya. EduSains , 2,

13-25.

Hamidah, A., Sari, E. N., & Budianingsih, R. S. (2014). Persepsi Siswa Tentang

Kegiatan Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri Se-Kota

Jambi. Jurnal Sainmatika , 8 (1), 49-59.

Hayat, M. S., Anggraeni, S., & Redjeki, S. (2011). Pembelajaran Berbasis

Praktikum Pada Konsep Invertebrata Untuk Pengembangan Sikap Ilmiah

Siswa. BIOMA (2), 141 - 152.

Kapting'el, P., & Rutto, K. D. (2014). Challenges Facing Laboratory Practical

Approach in Physics Iinstruction in Kenyan District Secondary Schools.

International Journal of Advancements in Research & Technology , 3

(8), 13-17.

Khamidah, N., & Aprilia, N. (2014). Evaluasi Program Pelaksanaan Praktikum

Biologi Kelas XI SMA Se-kecamatan Umbulharjo Yogyakarta Semester

II Tahun Ajaran 2013/2014. Jupemasi-PBIO , 5-8.

Page 12: KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI

8

Kibirige, I., & Teffo, W. L. (2014). Actual and Ideal Assessment Practices in

South African Natural Sciences Classrooms. International journal

Education science , 6 (3), 509-519.

Lubis, S. P., & Rizkika, D. (2017, November). Efektivitas Penggunaan

Laboratorium Dalam Pembelajaran Biologi Kelas X Di SMA Negeri 1

Unggul Baitussalam. Semdi Unaya , 418-428.

Muliadong, Afifah, N., & Karno, R. (2015). Analisis Pelaksanaan Praktikum

Biologi SMA Negeri 1 Dan SMA Negeri 2 Kecamatan Tambusai. Jurnal

pendidikan , 1-6.

Normarita, F. I., Nyeneng, I. D., & Ertikanto, C. (2015). Pengembangan LKS

Dengan Scientific Approach Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir

Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika , 3 (3).

Pertiwi, P. M. (2013). Persepsi Mahasiswa Tentang peyelenggaraan praktikum

pada Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (Kasus: Program Studi

Agribisnis FMIP Universitas Terbuka). Jurnal Pendidikan Terbuka Dan

jarak Jauh , 14, 45-56.

Rahman, D., Adlim, & Mustanin. (2015). Analisis Kendala Dan Alternatif Solusi

Terhadap Pelaksanaan Praktikum Kimia Pada SLTA Negeri Kabupaten

Aceh Besar. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia , 3 (2), 01-13.

Rezeqi, S. (2014). Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi Dan Permasalahannya

Di SMA Negeri Se Kabupaten Karo. Prosiding Seminar Nasional

Biologi Dan Pembelajarannya (hal. 577-587). Medan: Universitas

Negeri Medan.

Sudarisman, S. (2015). Memahami Hakikat Dan Karakteristik Pembelajaran

Biologi Dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 Serta Optimalisasi

Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Florea , 2 (1), 29-35.

Yennita, Sukmawati, M., & Zulirfan. (2012). Hambatan Pelaksanaan Praktikum

IPA Fisika Yang Dihadapi Guru SMP Negeri Di Kota Pekanbaru.

Laboratorium Pendidikan Fisika .