kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan praktikum di sman 1 jogorogo ngawi
TRANSCRIPT
KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM
DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
RIRIS SEJATI ADJININGSIH
A420144002
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
1
KESULITAN GURU BIOLOGI DALAM PELAKSANAAN PRAKTIKUM
DI SMAN 1 JOGOROGO NGAWI
Abstrak
Praktikum merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dimaksudkan untuk
memantapkan penguasaan materi yang bersifat aplikatif. Guru memegang peran
penting dalam kegiatan praktikum. Namun peran guru masih kurang dalam
pelaksanaan praktikum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan praktikum di SMAN 1 Jogorogo Ngawi
tahun akademik 218/2019. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling dengan
menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel yaitu tiga orang guru
biologi mewakili masing- masing guru kelas X, XI, dan XII. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kesulitan guru biologi
dalam pelaksanaan praktikum di SMAN 1 Jogorogo Ngawi pada persiapan
praktikum memiliki persentase tertinggi (69%), pelaksanaan praktikum (68,15%),
evaluasi praktikum (66%), dan penyusunan lembar kerja siswa memiliki
persentase terendah (64,44%). Jadi secara keseluruhan kesulitan guru biologi
dalam pelaksanaan praktikum di SMAN 1 Jogorogo Ngawi Tahun Ajaran
2018/2019 termasuk dalam kategori cukup baik (66,9%).
Kata kunci : kesulitan guru, praktikum, guru biologi
Abstract
Practicum is activity that is intended to strengthen mastery of applicative
material. Teacher plays an important role in practicum. But the role of the teacher
is still lacking in practicum implementation. The aim of this research is to know
the difficulties of biology teachers in the implementation of practicum at SMAN 1
Jogorogo Ngawi academic year 218/2019. This type of research is descriptive.
The sampling technique is total sampling using all members of the population as a
sample by using three biology teachers representing each teacher in class X, XI,
and XII. Based on the research that has been done, it is obtained the results that
the difficulty of biology teachers in practicum implementation in SMAN 1
Jogorogo Ngawi are practicum preparation has a highest percentage (69%),
practicum implementation (68.15%), practicum evaluation (66%), and preparing
students worksheet has the lowest percentage of (64.44%). Based on the result
the difficulty of biology teachers in the implementation of practicum in SMAN 1
Jogorogo Ngawi in 2018/2019 Academic Year include good enough category
(66.9%).
Keywords : teacher’s difficulties, practicum, biology teacher
1. PENDAHULUAN
Pembelajaran biologi idealnya sesuai dengan hakikat biologi sebagai sains
yaitu setidaknya mengacu dalam tiga hal yaitu: proses, produk, dan sikap
2
(Sudarisman, 2015). Salah satu syarat dalam pembelajaran biologi adalah
kegiatan praktikum (Hamidah dkk, 2014). Kegiatan praktikum termasuk ke
dalam metode pembelajaran eksperimen yang memberikan pengalaman
langsung kepada peserta didik berkaitan dengan teori pembelajaran (Atnur dkk,
2014). Peserta didik dituntut untuk lebih bisa mandiri dalam belajar, karena
dalam proses pembelajarannya bukan hanya sekedar pengembangan
kemampuan akademik saja, melainkan juga kemampuan praktik yang bisa
diaplikasikan dalam kehidupan sehari- hari (Mariyam dkk, 2014). Menurut
(Wahyudiati, 2016) dikarenakan biologi merupakan ilmu pengetahuan yang
didalamnya tersusun atas banyak teori-teori tentang kehidupan, untuk
membuktikan kebenaran teori tersebut maka kegiatan praktikum dilaksanakan
(Dewi dkk, 2016).
Praktikum merupakan salah satu bentuk kegiatan yang dimaksudkan
untuk memantapkan penguasaan materi yang bersifat aplikatif (Pertiwi, 2013).
Pelaksanaan praktikum yang ideal didukung oleh sarana dan prasarana yang
memadai, seperti adanya laboratorium beserta alat dan bahan yang dibutuhkan
pada saat praktikum. Laboratorium merupakan salah satu syarat yang harus
dimiliki sekolah sebagai tempat siswa melakukan kegiatan praktikum.
Laboratorium merupakan sebuah sarana pendukung terlaksananya kegiatan
pembelajaran di sekolah khususnya untuk proses pembelajaran sains (Rahman
dkk. 2015).
Menurut (Hidayati, 2012) melalui praktikum peserta didik dapat
mempelajari sains dan melakukan pengamatan langsung terhadap gejala
maupun proses sains, melatih keterampilan berfikir ilmiah, menanamkan dan
mengembangkan sikap ilmiah, menemukan dan memecahkan berbagai masalah
baru melalui metode ilmiah. Ada tiga langkah utama yang perlu dilakukan
yaitu tahap pendahuluan, tahap pelaksanaan, dan tahap penutup (Widodo &
Ramdaningsih, 2006). Kualitas kegiatan praktikum di laboratorium biologi
dipengaruhi oleh keadaan laboratorium, waktu pelaksanaan praktikum,
persiapan dan pelaksanaan praktikum, serta laporan dan evaluasi praktikum
(Lubis & Rizkika, 2017).
3
Guru memegang peranan penting dalam kegiatan praktikum. Namun
peran guru masih kurang dalam pelaksanaan praktikum, guru hanya
melaksanakan kegiatan praktikum untuk memenuhi kebutuhan minimum dari
silabus (Kibirige & Teffo, 2014). Guru berperan paling besar untuk mendorong
siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Keaktifan dan kemandirian siswa
merupakan tanggung jawab guru, karena itu hendaklah guru melakukan
kegiatan praktikum sederhana dan mudah dipahami pada setiap materi (Aswita,
2015). Karena secara faktual guru cenderung melaksanakan pembelajaran
secara tekstual, verbal, dan transfer pengetahuan. Jadi guru kurang dalam
memahami bagaimana mengajarkan biologi sesuai dengan karakteristik tiap
materi (Sudarisman, 2015).
Penelitian (Kapting'el & Rutto, 2014) menyatakan bahwa di Kenya
Peserta didik jarang melakukan kegiatan praktikum selama pembelajaran sains.
Di Ghana, tak terhitung jumlah guru yang hanya memberikan kesempatan
melaksanakan kegiatan praktikum yang mana itu berhubungan dengan ujian
(Perry, 2015). Sedangkan di Palangkaraya (Dewi dkk, 2016) melaporkan
bahwa dalam pelaksanaan praktikum guru sulit mengatur alokasi waktu, tidak
ada penuntun praktikum khusus, dan tidak memiliki asisten khusus dalam
pelaksanaan praktikum.
Hingga saat ini belum ada penelitian mengenai kesulitan guru biologi
dalam pelaksanaan praktikum di kota Ngawi. Oleh karena itu, maka peneliti
tertarik melakukan penelitian dengan judul kesulitan guru biologi dalam
pelaksanaan praktikum di SMAN 1 Jogorogo.
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
karena dapat mendeskripsikan kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan
praktikum. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Jogorogo tahun akademik
2018/2019 yang berada di kota Ngawi dengan melibatkan tiga orang guru
biologi yang masing- masing mewakili guru kelas X, XI, dan XII. Teknik
penggumpulan data menggunakan lembar observasi dan wawancara.
4
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian ini berupa data kesulitan guru biologi dalam
pelaksanaan praktikum di SMAN 1 Jogorogo Ngawi tahun akademik
2018/2019 (Tabel 1). Data yang diperoleh berasal dari tiga orang guru
masing- masing mewakili kelas X, XI, dan XII. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Juli- Agustus 2018.
Tabel 1. Rekapitulasi Rata- Rata Kesulitan Guru Biologi dalam Pelaksanaan Praktikum di
SMAN 1 Jogorogo Ngawi Tahun Akademik 2018/2019.
Komponen Nilai Persentase (%) Rata- rata
(%) Keterangan
G1 G2 G3
Penyusunan lembar
kerja siswa (LKS) 60 66,67 66,67 64,44 CB
Persiapan praktikum 60 73,33 73,33 69 B
Pelaksanaan
praktikum 66,67 67,78 70 68,15 CB
Evaluasi praktikum 64,44 73,33 60 66 CB
Rata- rata total 66,9 CB
Keterangan :
G1 : Guru kelas X,
G2 : Guru kelas XI,
G3 : Guru kelas XII
Kriteria persentase menurut (Pratomo & Yuliandhari, 2014)
20% - 36% : Sangat Kurang Baik (SKB) 69% - 84% : Baik (B)
37% - 52% : Kurang Baik (KB) 85% - 100% : Sangat Baik (SB)
53% - 68% : Cukup Baik (CB)
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa dari keempat komponen yang
diamati didapati persentase paling rendah yaitu pada penyusunan lembar kerja
siswa dan yang tertinggi berupa persiapan dalam pelaksanaan praktikum.
Rendahnya kemampuan guru dalam menyusun LKS dikarenakan beberapa
faktor dari guru sendiri.
(Tabel 1) menunjukkan bahwa dalam tahapan persiapan praktikum ini
terdapat hal utama yang harus dilakukan guru yaitu menyusunan LKS.
Lembar kerja siswa ini sangat penting untuk menunjang pelaksanaan
praktikum berbasis pendekatan saintifik, siswa belajar mandiri, dan dapat
menarik kesimpulan dari materi yang diajarkan. Menurut (Eko K dkk, 2012)
menyatakan bahwa dalam penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-
langkah yaitu merumuskan kompetensi dasar, menentukan alat penilaian,
menyusun materi, memperhatikan struktur bahan ajar, memperhatikan
5
berbagai persyaratan yaitu syarat didaktif, syarat konstruktif, dan syarat
teknik.Dalam penyusunan LKS hasil penelitian menunjukkan bahwa guru
biologi di SMAN 1 Jogorogo termasuk dalam kategori cukup baik dengan
nilai 64,45%. Guru masih belum rutin untuk membuat LKS sendiri, guru
cenderung memanfaatkan petunjuk praktikum yang berasal dari buku paket
sebagai acuan prosedur praktikum agar lebih praktis.
Guru masih mengalami kesulitan dalam mengatur kemenarikan LKS
dimana guru tidak begitu mengatur tata letak bagian didalam LKS, jarak
anatar bagian dalam LKS pun kurang proporsional sehingga menyulitkan
siswa untuk memahami secara cepat, dan kurang variasi dalam penggunaan
font serta ukuran. Sebagian besar guru tidak mencantumkan KI-KD dalam
LKS, indikator pelaksanaan, dan sumber atau daftar pustaka dalam
penyusunan LKS. Guru kurang mempertimbangkan keserasian yang ada
didalam LKS, sehingga menyebabkan multitafsir dan kurang efektif. Hal ini
sejalan dengan penelitian (Atnur dkk, 2014) melaporkan bahwa ada beberapa
hambatan dalam perencanaan praktikum, salah satunya adalah belum adanya
guru yang mempersiapkan lembar kerja siswa untuk kegiatan praktikum.
Pada persiapan praktikum termasuk dalam kategori cukup baik (69%).
Penelitian (Astuti, 2015) menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada
tahap perencanaan adalah menetapkan judul dan tujuan praktikum,
menentukan sasaran praktikum, membuat lembar kerja siswa, menentukan
instrumen evaluasi kegiatan, membagi kelompok, dan membuat tata tertib
praktikum. Kesulitan guru yang paling nampak yaitu dalam penentuan alat
dan bahan (26,67%) hal ini dikarenakan sarana dan prasarana penunjang
pelaksanaan kegiatan praktikum belum lengkap, sebagian guru tidak
menyiapkan alat dan bahan praktikum. Hal ini dikarenakan untuk praktikum
tidak dilaksanakan di dalam laboratorium melainkan dilakukan didalam kelas.
Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan
Prasarana SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA Prasarana yang harus ada, baik
tingkat SMP maupun SMA, yaitu adanya Laboratorium IPA. Hal ini
diperkuat dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2013 tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) di setiap Sekolah Menengah Pertama (SMP)
6
dimana harus tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja
dan kursi yang cukup untuk siswa dan minimal satu set peralatan praktek IPA
untuk mendemonstrasikan dan eksperimen siswa
Pada umumnya dalam praktikum biologi bahan yang digunakan
berupa makhluk hidup (hewan atau tumbuhan) sehingga guru menyuruh
siswa membawa bahan tersebut dari rumah. Hal ini sejalan dengan penelitian
(Dewi dkk, 2016) mengatakan bahwa kendala dalam pelaksanaan praktikum
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu fasilitas laboratorium yang tidak
dimanfaatkan dengan baik, guru kurang melakukan persiapan, dan tidak
adanya laboran.
Pelaksanaan prakikum termasuk dalam kategori cukup baik (68,15%).
Kesulitan terbesar nampak pada pengadaan alat dan bahan penunjang
praktikum (26,67% ) termasuk dalam kategori sangat kurang baik. jumlah
alat yang digunakan pada saat praktikum kurang memenuhi kebutuhan siswa
untuk satu kelas, manajemen siswa oleh guru masih kurang belum
memberikan motivasi terhadap siswa mengenai kegiatan praktikum yang
terlaksana. Adanya motivasi akan menumbuhkan keinginan siswa untuk lebih
giat dan rajin dalam belajar sehingga mendapatkan hasil belajar yang
memuaskan (Atnur dkk, 2014).
Evaluasi praktikum merupakan aktivitas yang dimaksudkkan untuk
mengukur kelayakan dari suatu desain praktikum (Sulistyarini, 2017).
Kesulitan guru dalam evaluasi praktikum termasuk kategori cukup baik
(66%). Guru cukup mengalami kesulitan dengan alat yang belum mencukupi
kebutuhan siswa sehingga dipraktikum berikutnya pun masih mengalami
kekurangan. Dan untuk tempat praktikum juga kurang proposional karena
praktikum seharusnya dilaksanakan pada laboratorium khusus biologi namun
dalam hal ini laboratorium beralih fungsi menjadi kelas, sehingga kegiatan
praktikum hanya dilakukan dikelas secara berkala.
Jadi berdasarkan hasil observasi dan wawancara mengenai kesulitan
guru biologi dalam praktikum, ditemukan bahwa permasalahan utama yang
dihadapi guru dalam pelaksanaan praktikum adalah tidak adanya tempat
untuk melakukan kegiatan praktikum dikarenakan laoratorium yang telah
7
berubah fungsi menjadi kelas. Hal ini berdampak pula pada ketersediaan alat
dan bahan untuk praktikum. Akibatnya hanya praktikum dengan alat dan
bahan yang mudah saja yang dapat terlaksana. Beberapa guru masih ada yang
belum mengikuti pelatihan mengenai laboratorium maupun praktikum biologi
dikarenakan waktu yang bersamaan dengan kegiatan mengajar, sehingga
tidak menemukan waktu untuk mengikuti pelatihan.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian, kesulitan guru biologi dalam pelaksanaan
praktikum di SMAN 1 Jogorogo Ngawi tahun akademik 2018/2019 termasuk
dalam kategori cukup baik (66,9%).
DAFTAR PUSTAKA
Aswita, D. (2015). Identifikasi Masalah Yang Dihadapi Guru Biologi Dalam
Pelaksanaan Pembelajaran Pada Materi Ekosistem. Jurnal Biotik , 3 (1),
63-68.
Atnur, W. N., Lufri, & Sumarmi, R. (2014). Analisis Pelaksanaan Praktikum IPA
Biologi Kelas VIII Semester 1 Di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubuk
Begalung tahun pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan , 1-21.
Dewi, I. S., Sunariyati, S., & Neneng, L. (2016). Analisis Kendala Pelaksanaan
Praktikum Biologi Di SMA Negeri Se-Kota Palangkaraya. EduSains , 2,
13-25.
Hamidah, A., Sari, E. N., & Budianingsih, R. S. (2014). Persepsi Siswa Tentang
Kegiatan Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri Se-Kota
Jambi. Jurnal Sainmatika , 8 (1), 49-59.
Hayat, M. S., Anggraeni, S., & Redjeki, S. (2011). Pembelajaran Berbasis
Praktikum Pada Konsep Invertebrata Untuk Pengembangan Sikap Ilmiah
Siswa. BIOMA (2), 141 - 152.
Kapting'el, P., & Rutto, K. D. (2014). Challenges Facing Laboratory Practical
Approach in Physics Iinstruction in Kenyan District Secondary Schools.
International Journal of Advancements in Research & Technology , 3
(8), 13-17.
Khamidah, N., & Aprilia, N. (2014). Evaluasi Program Pelaksanaan Praktikum
Biologi Kelas XI SMA Se-kecamatan Umbulharjo Yogyakarta Semester
II Tahun Ajaran 2013/2014. Jupemasi-PBIO , 5-8.
8
Kibirige, I., & Teffo, W. L. (2014). Actual and Ideal Assessment Practices in
South African Natural Sciences Classrooms. International journal
Education science , 6 (3), 509-519.
Lubis, S. P., & Rizkika, D. (2017, November). Efektivitas Penggunaan
Laboratorium Dalam Pembelajaran Biologi Kelas X Di SMA Negeri 1
Unggul Baitussalam. Semdi Unaya , 418-428.
Muliadong, Afifah, N., & Karno, R. (2015). Analisis Pelaksanaan Praktikum
Biologi SMA Negeri 1 Dan SMA Negeri 2 Kecamatan Tambusai. Jurnal
pendidikan , 1-6.
Normarita, F. I., Nyeneng, I. D., & Ertikanto, C. (2015). Pengembangan LKS
Dengan Scientific Approach Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika , 3 (3).
Pertiwi, P. M. (2013). Persepsi Mahasiswa Tentang peyelenggaraan praktikum
pada Pendidikan Tinggi Terbuka Jarak Jauh (Kasus: Program Studi
Agribisnis FMIP Universitas Terbuka). Jurnal Pendidikan Terbuka Dan
jarak Jauh , 14, 45-56.
Rahman, D., Adlim, & Mustanin. (2015). Analisis Kendala Dan Alternatif Solusi
Terhadap Pelaksanaan Praktikum Kimia Pada SLTA Negeri Kabupaten
Aceh Besar. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia , 3 (2), 01-13.
Rezeqi, S. (2014). Analisis Pelaksanaan Praktikum Biologi Dan Permasalahannya
Di SMA Negeri Se Kabupaten Karo. Prosiding Seminar Nasional
Biologi Dan Pembelajarannya (hal. 577-587). Medan: Universitas
Negeri Medan.
Sudarisman, S. (2015). Memahami Hakikat Dan Karakteristik Pembelajaran
Biologi Dalam Upaya Menjawab Tantangan Abad 21 Serta Optimalisasi
Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal Florea , 2 (1), 29-35.
Yennita, Sukmawati, M., & Zulirfan. (2012). Hambatan Pelaksanaan Praktikum
IPA Fisika Yang Dihadapi Guru SMP Negeri Di Kota Pekanbaru.
Laboratorium Pendidikan Fisika .