kesiapsiagaan banjir jakarta - bnpb.go.id bencana jan... · anggota satgas banjir komando armada...

4

Upload: lekien

Post on 02-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

2

Kesiapsiagaan Banjir JakartaIbukota selalu dilanda bencana banjir kala musim penghujan tiba. Biasanya banjir mulai melanda sejak memasuki bulan Desember hingga Februari pada tahun berikutnya.

Untuk menghadapi bencana banjir di Jakarta pada periode 2014-2015, pada 19 Desember 2014 diadakan Rapat Koordinasi Persiapan Banjir di Balai Kota, Jakarta.

Dalam rapat tersebut, Kepala Pusat Meteorologi

(BMKG) memaparkan, puncak musim hujan di wilayah Jakarta dan sekitarnya akan terjadi pada sepuluh hari terakhir Januari dan sepuluh hari pertama Februari. Pada saat itu konsentrasi awan hujan mulai terjadi di wilayah selatan Jabodetabek. Curah hujan rata-rata pada akhir bulan Januari mencapai 400-500 mm. Pada saat yang bersamaan, siklus pasang air laut di teluk Jakarta atau wilayah utara juga meningkat karena terpengaruh fase purnama. Akibatnya, kecepatan pembuangan air dari selatan ke arah laut jadi lambat, potensi banjir di Jakarta pun meningkat.

Dari prakiraan tersebut, Deputi Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta Gubernur DKI Jakarta menetapkan status siaga darurat banjir mulai tanggal 1 Januari 2015. Penetapan status itu diperlukan agar semua unsur bersiaga menghadapi banjir sejak bulan Januari.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah menetapkan skenario 125 kelurahan sebagai daerah rawan banjir. Dari jumlah itu, 30 diantaranya menjadi prioritas karena setiap musim penghujan pasti mengalami banjir.

Kekuatan personel gabungan yang disiapkan mencapai lebih dari 5.000 orang termasuk 2.000 anggota satgas banjir Komando Armada Maritim Barat DKI Jakarta, 2 batalyon Zeni Marinir untuk pembersihan sungai, 4 satgas banjir Kodam Jaya untuk 5 wilayah berkekuatan lebih dari 1.000 personel. Selain itu, BNPB juga melakukan pendirian pos perkuatan di sejumlah titik rawan banjir di Jakarta dan wilayah sekitar. Pos perkuatan yang didirikan sebanyak 28 titik, dimana 25 titik terletak di Jakarta, sedangkan 2 titik lainnya di Bekasi dan 1 titik di Tangerang. Setiap pos perkuatan beranggotakan tim dari BNPB, TNI, Polri, dan resimen mahasiswa. Pos perkuatan tersebut sebagai dukungan terhadap pemerintah daerah setempat. BNPB tetap mengedepankan pemerintah daerah untuk memimpin dan mengkoordinir penanganan ancaman banjir di wilayah masing-masing. BNPB dan lembaga lain di tingkat pusat hanya sebagai pendukung.

Banjir di BantenBanjir mulai menggenangi beberapa wilayah di 12 desa di Kecamatan Panimbang dan Cikesik, Kabupaten Pandeglang, Banten. Wilayah ini memang berada pada daerah rawan banjir dan hampir setiap tahun terendam banjir. Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Cilember. Tercatat 13.054 rumah terendam banjir dan 21.528 jiwa terdampak. Posko penanganan darurat telah didirikan oleh BPBD setempat dan SKPD terkait. Bantuan logistik telah disalurkan dan perahu karet ditempatkan di tiap-tiap posko.

Selain Pandeglang, Kabupaten Lebak juga mengalami banjir. Di wilayah ini banjir disebabkan karena meluapnya sungai Ciliman, Cimoyan, Ciberang,

Gambar 1. Rapat Koordinasi Persiapan Banjir Jakarta (Sumber: BNPB)

Tabel 2. Skenario Wilayah Terdampak Banjir Jakarta 2015

No. Kota Banyaknya RW Terdampak

Banyaknya Kelurahan Terdampak

(1) (2) (3) (4)

1 Jakarta Barat 151 25

2 Jakarta Pusat 38 10

3 Jakarta Selatan 83 30

4 Jakarta Timur 168 35

5 Jakarta Utara 194 25

(Sumber: BPBD DKI Jakarta)

3

Ciujung, Cibinuangen serta 189 anak sungai lainya yang membelah Kabupaten Lebak. BPBD Kabupaten Lebak telah menetapkan status siaga darurat dari tanggal 20 Desember - 20 Maret 2015. Sebanyak 5.355 jiwa terdampak dan lebih dari 2.200 rumah terendam. BPBD setempat, TNI, Polri dan relawan terus bersiaga. BPBD Kabupaten Lebak pun telah memberikan bantuan logistik kepada para korban.

Banjir dan Longsor di Wilayah Timur Indonesia Wilayah timur Indonesia juga tidak luput dari bencana banjir dan tanah longsor sebagai akibat dari puncak musim penghujan yang terjadi pada awal tahun 2015. Banjir yang cukup besar terjadi di Kota Manado, Sulawesi Utara; Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan; dan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Selain itu, bencana tanah longsor yang merenggut korban jiwa terjadi di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat; dan Kabupaten Karangasem, Bali.

Banjir di Kota Manado terjadi sejak dini hari tanggal 11 Januari 2015. Banjir disebabkan karena hujan deras yang terjadi sejak tanggal 10 Januari sore hingga pukul 02.00 WITA keesokan harinya. Akibat hujan deras tersebut, Sungai Tendanau meluap dan merendam permukiman warga. Sebanyak 7 kecamatan terdampak, yaitu Bunaken, Singkil, Paal Dua, Tikala, Wenang, Sario, dan Wanea. Tidak kurang dari 2.000 rumah warga terendam banjir dan lebih dari 4.000 jiwa terpaksa mengungsi.

Minggu ketiga bulan Januari terjadi banjir yang cukup besar di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Banjir terjadi sejak tanggal 23 Januari 2015 dikarenakan hujan dengan intensitas tinggi. Kecamatan yang terdampak adalah Kecamatan Barru, Tanete Rilau, Tanete Riaja, Balusu, Soppeng Riaja, dan Mallusetasi. Sebanyak 6.129 jiwa terdampak di 6 kecamatan tersebut.

Di penghujung Januari 2015 banjir melanda Dompu, Nusa Tengggara Barat. Bencana banjir ini disebabkan karena hujan lebat dan meluapnya beberapa sungai, yaitu Sungai Laju, Sungai Silo, Sungai Soa, Sungai Raba Baka, dan Sungai Toi. Banjir melanda 10 kelurahan di Kecamatan Dompu dan Kecamatan Woja. Akibatnya, sekitar 20.000 jiwa terdampak, 4.200 rumah terendam, dan 23 rumah

mengalami rusak berat. Ketinggian banjir mencapai 4 m. Masyarakat diungsikan ke masjid-masjid, sekolah dan tempat tempat yang tidak terdampak banjir.

Pada Kamis, 15 Januari 2015, pukul 15:00 WITA dilaporkan telah terjadi tanah longsor di Dusun Taisan, Desa Goa Boma, Kecamatan Monterado, Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat. Hujan deras dan struktur tanah yang labil menyebabkan penambangan emas liar di daerah tersebut longsor. Bencana ini telah menyebabkan 8 orang meninggal dunia serta dua orang luka berat.

Selain itu, bencana tanah longsor terjadi di Jalan Raya Sangyang Ambu, Banjar Dinas Bug Bug Kaler, Desa Bug Bug, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali pada tanggal 31 Januari 2015 pukul 13.30 WITA akibat hujan deras. Longsor menyebabkan senderan atau tiang rumah pembuatan batako jebol sehingga rumah

hancur. Dua orang meninggal dunia akibat tertimpa senderan rumah dan 2 orang luka-luka. Korban tewas adalah Dwi Ulandari (8) dan Ni Wayan Klemun (60). Keduanya warga Dusun Tanah Barak, Desa Seraya Timur, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali.

Penyusun : Pusdatinmas

Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jl. Pramuka Kav. 38 Lt. 12 Jakarta 13120

www.bnpb.go.id [email protected]

Gambar 2. Proses Pencarian Korban Bencana Longsor di Bengkayang, Kalimantan Barat (Sumber: www.viva.co.id)