kesetimbangan asam

Upload: ria-pariury

Post on 02-Mar-2016

27 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

smga bermanfaat..

TRANSCRIPT

Kesetimbangan Asam-BasaPerhatikan persamaan berikutCO2+ H2OH2CO3H++ HCO3-Persamaan ini akan membantu anda mengingat konsep dasar kesetimbangan asam basa.

Nilai normalNilai Analisis Gas Darah (AGD) biasa disebutkan dalam pH, pO2, pCO2, HCO3-, BE, dan SaO2. Nilai-nilai ini memberikan gambaran homeostasis dari kesetimbangan asam basa, perbedaan basa, dan oksigenasi darah. AGD bisa didapatkan dari arteri, vena, maupun kapiler. Namun yang umum digunakan adalah darah arteri.Tabel 1. Nilai AGD normalPengukuranNilai normal (arteri)

pH(rentang)7.4 (7.36-7.44)

pO2(mmHg) (turun sesuai usia)80-100

pCO2(mmHg)36-44

SaO2(turun sesuai usia)>95

HCO3(mEq/L)22-26

BE-2 s.d +2

InterpretasiInterpretasi AGD secara praktis mutlak diperlukan terutama di ruang emergensi. Berikut pendekatan praktis langkah demi langkah menggunakan metode Henderson-Hasselbach.

Langkah 1: uji kelayakanGunakan persamaan[H+] = 24 x pCO2/ [HCO3-]Bagian kanandari persamaan tidak boleh berbeda lebih dari 10% dengan persamaan sebelah kiri. Jika angkanya tidak sesuai maka AGD ini tidak layak baca dan sebaiknya AGD diulang.Contoh: pH 7.3, pCO246, dan [HCO3-] 29 mmol/LCara praktis: (i)untuk pH 7.25-7.48, [H+]= (7.80-pH) x 100 (ii)untuk pH normal 7.4 maka [H+] = 40, (iii) tiap perbedaan naik atau turun 0.3 dari pH 7.40 maka [H+] menjadi dua kali atau setengahnya. Dengan demikian pH 7.1; [H+]=80, sementarapH 7.7; [H+]=20.Untuk contoh di atas, pH 7.3 maka [H+] = (7.8-7.3) x 10050Dengan persamaan langkah 1:50 = 24 x 46/2950 = 38persamaan berbeda lebih dari 10% (AGD tidak layak)

Langkah 2 : tentukan kelainan utama, asidosis atau alkalosis, atau pH normal.Perhatikan apakah terjadi asidosis (pH 7.44) ataukah justru pH normal (pH normal tidak berarti tidak ada gangguan asam basa).

Langkah 3: tentukan komponen kelainan yg utama apakah respiratorik atau metabolicSetelah kita menentukan kelainan utamanya maka tugas berikutnya adalah menentukan kelainan tersebut diakibatkan komponen respiratorik atau metabolic. Bandingkan penyimpangan terbesar diantara dua komponen pCO2atau HCO3-yang sejalan dengan pH.Contoh:pH 7.3; pCO256; HCO3-18Contoh ini menunjukkan adanya asidosis dengan komponen utamanya respiratorik. Dimana peningkatan pCO2jauh lebih besar dibandingkan penurunan HCO3-.

Langkah 4: tentukan derajat kompensasinya apakah sesuai dengan yang diharapkan atau ada kelainan campuranUntuk mengetahui apakah kompensasi sudah sesuai atau belum, anda perlu mengingat tabel berikut.Tabel 2. Kompensasi yang diharapkanKelainan primerKompensasi yang diharapkan

Asidosis metabolicpCO2= 1.25 xHCO3

Alkalosis metabolicpCO2= 0.75 xHCO3

Asidosis respiratorik akutHCO3= 0.1 xpCO2

Asidosis respiratorik kronikHCO3= 0.4 xpCO2

Alkalosis respiratorik akutHCO3= 0.2 xpCO2

Alkalosis respiratorik kronikHCO3= 0.4 xpCO2

Contoh:pH 7.3; pCO256; HCO3-18Pada kasus ini terdapat asidosis respiratorik akut, untuk menentukan kompensasi metabolic yang diharapkan, gunakan:HCO3= 0.1 xpCO2HCO3= 0.1 x(56-40) = 1.6Seharusnya perubahan HCO3-yang terjadi adalah 24+1.6 = 25.6Namun pada kasus ini justru HCO318. Hal ini menunjukkan kompensasi tidak sesuai. Kompensasi yang tidak sesuai diakibatkan oleh kelainan asam basa campuran selain kelainan utama. Pada kasus ini ditemukan kelainan utama yaitu asidosis respiratorik dengan kemungkinan kelainan campuran asidosis metabolic.Secara ringkas kemungkinan kelainan campuran ditampilkan dalam kesimpulan berikut 1.jika kompensasi kurang atau melebihi secara signifikan dari yang diharapkan maka kemungkinan ada dua kelainana.pCO2terlalu rendahalkalosis respiratorik konkomitanb.pCO2terlalu tinggiasidosis respiratorik konkomitanc.HCO3terlalu rendahasidosis metabolic konkomitand.HCO3terlalu tinggialkalosis metabolic konkomitan 2.pH normal tapia.pCO2+ HCO3asidosis respiratorik + alkalosis metabolicb.pCO2+HCO3alkalosis respiratorik + asidosis metabolicc.pCO2, HCO3normal tapi AGasid metab + alkalosis metabd.pCO2, HCO3, dan AG normalmemang tidak ada gangguan, atau bisa saja asid metab non AG + alkalosis metab 3.jelas tidak mungkin terjadi asidosis respiratorik (hipoventilasi) dengan alkalosis respiratorik (hiperventilasi) bersamaan jika kelainannya berupa asidosis metabolic lanjutkan ke langkah 5

Langkah 5: hitung anion gap (AG). Jika terdapat peningkatan lanjut langkah 6Anion Gap dihitung dengan rumus berikutAGhitung= Na+-(Cl-+HCO3-) normal = 8-12 mmol

Langkah 6: bandingkan perubahan AG dengan perubahan HCO3AG = AGhitung-AGdiharapkan = {Na+-(Cl-+HCO3-)} {[Albumin] x 2.5}HCO3= 24 - HCO3Jika AG -HCO3 a.1-2 =>asidosis metabolic AG murni b.asidosis metabolic AG + asidosis metabolic non AG c.>2 =>asidosis metabolic AG + alkalosis metabolicLangkah terakhir, selalu bandingkan dengan kondisi klinis pasien.Untuk tatalaksana dan diferensial akan menyusul di tulisan berikutnya.

Metode Peter A Stewart :Banyak masalah asam basa pada pasien kritis yang tidak dapat dijelaskan dengan pendekatan Handerson-Hasselbach.Pendekatan Stewart berdasarkan kenetralan elektrik dan konservasi massa.Dalam larutan encer jumlah ion bermuatan positif harus sama dengan jumlah ion yang bermuatan negatif ini yang dimaksud dengan kenetralan elektrik sementara konservasi massa maksudnya jumlah suatu substansi tetap konstan kecuali dia ditambah atau dibentuk, diambil atau dihancurkan.

Dalam air murni konsentrasi H ion harus sama dengan konsentrasi OH. Setiap perubahan komposisi elektrolit dalam suatu larutan akan menimbulkan perubahanan H dan OH ion. Untuk mempertahankan prinsip kenetralan elektrik, misalnya peningkatan ion Cl bermuatan negatif akan meningkatkan H ion yang disebut acidosis. Karenakenaikan H ion akan menurunkan OH, maka bisa disebut penurunan OH membuat acidosis dan kenaikan OH menimbulkan alkalosis. Konsentrasi ion hidrogen ditentukan secara independen oleh tiga variabel yaitu strong ion difference (SID), konsentrasi total asam lemah non volatile ( ATOT), dan PCO2.Yang dimaksud dengan ion kuat adalah ion yang sempurna /hampir sempurna berdisosiasi.Umpama kalau kita melarutkan NaCl kedalam air maka larutan tersebut akan mengandung ion Na,Cl,H dan OH dan molekul H2O. Baik ion Na maupun Cl tak akan bersenyawa dengan ion H, maupun OH membentuk NaOH atau HCl karena ion Na dan Cl merupakan ion-ion yang kuat yang selalu berdisosiasi sempurna. Ion-ion kuat itu umumnya inorganik namun ada juga yang organik seperti laktat, sebenarnya ion lemah tapi sebab pKa laktat 3,9 pada pH fisiologis laktat akan berdisosiasi secara sempurna.Umumnya setiap zat yang mempunyai konstanta disosiasi > 10.000 meq/L dianggap sebagai ion-ion kuat.Jadi istilah strong bukan strong concentrated solution tapi strong discociated.Jumlah total dari konsentrasi asam-asam lemah (Atot) terdiri dari protein dan fosfat inorganik.Kadar fosfat kecil dianggap tak berperan kecuali dalam jumlah yang sangat besar. Protein plasma terdiri dari albumin dan globulin namun albumin paling berkontribusi. Setiap penurunan kadar albumin plasma akan menyebakan alkalosis sebaliknya peningkatannya menyebabkanasidosis. SID berarti perbedaan antara kation dan anion (ion Na + K + Ca + Mg ) - ( Cl +laktat)Nilai normalnya pada orang sehat 40 - 42 meq/L.Inti pendekatan Stewart adalah yang merubah konsentrasi ion H adalah salah satu atau lebih dari tiga varibel independen tadi bukan H ion atau HCO3 ion.

Metode Henderson Hasselbach (H H)Persamaan H H menitik beratkan pada sistem buffer asam karbonat yang memegang peranan penting dalam pengaturan asam basa melalui ginjal dan paru paru. Karbondioksida bereaksi dengan air untuk membentuk HCO3- dan H+.CO2 + H2O H2CO3 H+ + HCO3-Berdasarkan hukum kekekalan massa, maka [H+] [HCO3-] / [H2CO3] = konstan. Sehingga, dapat ditentukan bahwa pH = pKa + log([H+] [HCO3-] / [H2CO3]). Dari persamaan tersebut, pH dapat dikatakan sebagai rasio antara bikarbonat dan karbondioksida. Perubahan pH dapat disebabkan oleh perubahan CO2 (respirasi)atau HCO3- (metabolik). Sistem kompensasi tubuh berusaha mempertahankan rasio tersebut tetap 20:1.Namun, persamaan H H tidak membahas mekanisme perubahan pH akibat efek metabolik sejelas efek respiratoriknya, karena secara in vivo kadar bikarbonat sangat tergantung pada tekanan parsial karbondioksida (pCO2). Oleh sebab itu, muncullah konsep standard bikarbonat dan standard base excess (BE) untuk membantu menghitung efek metabolik terhadap perubahan pH. Standard bikarbonat adalah jumlah bikarbonat yang seharusnya ada pada PCO2 = 40 mmHg, sehingga dapat menyingkirkan efek respirasi pada suatu perubahan pH. Sementara standard BE melihat jumlah asam (dalam mmol/l) yang harus ditambahkan atau dikurangkan pada sampel darah yang sama dengan Hb 5,5 g/dl untuk mencapai pH normal pada PCO2 40 mmHg. Semakin negatif BE menunjukkan sampel darah tersebut semakin asam.Metode StewartPada tahun 1983, Stewart memperkenalkan metode pendekatan asam basa yang diakui secara luas. Metode ini menggunakan pendekatan matematis dan menyimpulkan bahwa jika hukum keseimbangan muatan terjadi pada suatu larutan, maka pH atau konsentrasi ion H+ akan ditentukan terutama oleh derajat disosiasi air. Terdapat tiga variabel yang masing-masing dapat mempengaruhi derajat disosiasi air, yaitu PCO2, strong ion difference (SID), dan konsentrasi total asam lemah (Atot). Ion bikarbonat dan asam lemah merupakan variabel yang terikat dan tidak mempengaruhi pH secara langsung.Diagram1. Pendekatan Asam Basa Metode StewartPengaruh PCO2 sudah dijelaskan melalui persamaan H H, bahwa perubahan pada CO2 hasil respirasi secara langsung juga akan mengubah konsentrasi ion H+.Ion-ion kuat adalah ion yang dalam jumlah besar terdapat dalam bentuk terdisosiasi atau ion bebas dalam plasma. Pada manusia, SID adalah selisih antara kation kuat (Na+, K+, Mg2+, dan Ca2+) dengan anion kuat (Cl- dan laktat) yang nilai normalnya adalah 42 mmol/l. SID memiliki pengaruh kuat terhadap disosiasi air, peningkatan kation total akan menurunkan konsentrasi H+ dan menurunkan pH. Begitu pula sebaliknya, peningkatan jumlah anion total akan menurunkan pH. Pada dasarnya plasma tidak bisa bermuatan, sehingga dibutuhkan muatan negatif untuk menetralkan kelebihan muatan (SIDe). SIDe terutama dibentuk oleh ion yang sulit berdisosiasi seperti HCO3- dan asam lemah yang terdisosiasi seperti albumin, fosfat, dan sulfat. Strong ion gap (SIG) adalah selisih antara SID dan SIDe, menggambarkan ion-ion yang tidak terukur seperti keton, sulfat, atau asam yang berasal dari luar. Perhitungan ini mirip dengan anion gap, namun memiliki kelebihan karena memperhitungkan albumin dan fosfat. SIG juga dapat menjadi prediktor yang sensitif bagi kegawatan pada pasien-pasien kritis. Atot adalah konsentrasi total asam-asam lemah non-volatil dalam plasma, fosfat inorganik, protein serum dan albumin.Gambar1. Keseimbangan Ion-ion Dalam PlasmaPendekatan Stewart tidak merubah klasifikasi kelainan asam basa sebelumnya, begitu pula dengan BE tetap dapat digunakan untuk menghitung jumlah perubahan SID yang telah terjadi dibandingkan dengan nilai normal. Namun dengan pendekatan ini, kita dapat melihat peran ion-ion dalam mengembalikan pH darah. Contoh kasus adalah, untuk merubah BE dari -20 menjadi -10 mEq/l adalah dengan memberikan NaHCO3, dimana terjadi peningkatan konsentrasi Na+ dalam serum sebesar 10 mEq/l.Implikasi lain yang penting dari pendekatan Stewart adalah peran ion klorida dalam homeostasis asam basa. Ion-ion yang terutama mempengaruhi SID adalah Na+ dan Cl-. Peningkatan Cl- relatif terhadap Na+ akan menurunkan SID dan begitu pula pH. Peran Cl- menjadi lebih penting dalam mengatur pH, karena Na+ dikontrol secara lebih ketat untuk mengatur tonus plasma. Contoh kasus adalah pada muntah yang terus menerus sering menyebabkan alkalosis. Pendekatan lama menganggap hal ini disebabkan karena kehilangan ion H+ melalui HCl. Namun, hipotesis Stewart menganggap hal ini terjadi akibat Cl- (anion kuat) berkurang tanpa diimbangi oleh berkurangnya kation kuat, sehingga terjadi peningkatan SID. Pada akhirnya hal ini akan menghambat disosiasi air dan ion H+ berkurang. Penatalaksanaan kasus ini adalah dengan pemberian normal saline sehingga ion klorida tergantikan. Kasus lain adalah asidosis hiperkloremik yang juga sering terjadi akibat pemberian infus normal saline berlebihan. Normal saline mengandung ion sodium dan klorida sebanyak 150 mEq/l dibandingkan dengan konsentrasi plasma 135 dan 100 mEq/l. Hal ini menyebabkan penurunan SID dan pH.

Pengertian AGDPemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan laboratorium yang penting sekali di dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis, terutama penderita penyakit paru. Pemeriksaan analisis gas darah penting baik untuk menegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi. Sama halnya dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan pemeriksaan gula darah penderita diabetes millitus. Dengan majunya ilmu pengetahuan, terutama setelah ditemukan alat astrup, tekanan parsial O2dan CO2serta pH darah dapat diukur dengan mudah.Analisa Gas Darah ( AGD )atau sering disebutBlood Gas Analisa ( BGA )merupakan pemeriksaan penting untuk penderita sakit kritis yang bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi pertukaran Oksigen ( O2),Karbondiosida ( CO2) dan status asam-basa dalam darah arteri.Analisa gas darah (AGD) atau BGA (Blood Gas Analysis) biasanya dilakukan untuk mengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolik. Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2, HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa).Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai :Keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi dalam darah, Kadar karbondioksida dalam darah.

B.Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan AGDSebuah analisis ABG mengevaluasi seberapa efektif paru-paru yang memberikan oksigen ke darah . Tes ini juga menunjukkan seberapa baik paru-paru dan ginjal yang berinteraksi untuk menjaga pH darah normal (keseimbangan asam-basa). Peneliatian ini biasanya dilakukan untuk menilai penyakit khususnya pernapasan dan kondisi lain yang dapat mempengaruhi paru-paru, dan sebagai pengelolaan pasien untuk terapi oksigen (terapi pernapasan). Selain itu, komponen asam-basa dari uji tes dapat memberikan informasi tentang fungsi ginjal.Adapun tujuanlain dari dilakukannya pemeriksaan analisa gas darah,yaitu :1.Menilai fungsi respirasi (ventilasi)2.Menilai kapasitas oksigenasi3.Menilai keseimbangan asam-basa4.Mengetahui keadaan O2 dan metabolisme sel5.Efisiensi pertukaran O2 dan CO2.6.Untuk mengetahui kadar CO2dalam tubuh7.Memperoleh darah arterial untuk analisa gas darah atau test diagnostik yanglain.Adapun manfaat pada pemeriksaan analisa gas darah yaitu untukmenegakkan diagnosis, menentukan terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi,sertamengkaji gangguan keseimbangan asam-basa yang disebabkan oleh gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolic dalam tubuh.1.Analisis gas darah digunakan untuk diagnosa dan pengelolaan :Penyakit pernafasanPemberian oksigenKadar oksigenasi dalam darahKadar CO2Keseimbangan asam-basaVentilasi2.Pemilihan bagian analisa gas darah :a.Kriteria tergantung pada :Ada tidaknya sirkulasi koleteralSeberapa besar arteriJenis jaringan yang mengelilingnyab.Bagian-bagian yang tidak boleh dipilih :Adanya peradanganAdanya iritasiAdanya edemaDekat dengan lukaPercabangan arteri dengan fistulaAGDtidak perlu dilakukan apabila:1.Hasil tidak akanmemberikan pengaruh pada tindakanmedis selanjutnya2.Mengikuti prosedurpemeriksaan yang ada,bukan karenaadanya indikasi3.Masih terdapat cara lain yang lebih mudah untukmendapatkan hasil yang diinginkan4.Komplikasi yang timbul >>daripada hasil AGD yangdiharapkanC.Pengambilan Sample dan Analisa Pemeriksaan AGDSampel darah untuk pemeriksaan Analisa Gas Darah dapat dilakukan pada arteri radialis, arteri tibialis posterior, arteri dorsalis pedis, dan lain-lain. Arteri femoralis atau brakialis sebaiknya tidak digunakan jika masih ada alternatif lain, karena tidak mempunyai sirkulasi kolateral yang cukup untuk mengatasi bila terjadi spasme atau trombosis. Sedangkanarteri temporalis atau axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya risiko emboli. Korelasi nilai sampel darah arteri dan kapiler bervariasi, baik untuk pH dan PCO2, tapi jelek untuk PaO2. Beberapa faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan analisa gas darah:Gelembung udaraTekananOksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilahphlebotomyyang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.Pengumpulan Sampel DarahDalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilahphlebotomyyang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.

Pengambilan Darah Vena

Pada pengambilan darah vena (venipuncture), contoh darah umumnya diambil dari venamedian cubital, pada anterior lengan (sisi dalam lipatan siku). Vena ini terletak dekat dengan permukaan kulit, cukup besar, dan tidak ada pasokan saraf besar. Apabila tidak memungkinkan, venachepalicaatau venabasilicabisa menjadi pilihan berikutnya. Venipuncture pada vena basilica harus dilakukan dengan hati-hati karena letaknya berdekatan dengan arteribrachialisdan syaraf median.Jika vena cephalica dan basilica ternyata tidak bisa digunakan, maka pengambilan darah dapat dilakukan di vena di daerah pergelangan tangan. Lakukan pengambilan dengan dengan sangat hati-hati dan menggunakan jarum yang ukurannya lebih kecil.Lokasi yang tidak diperbolehkan diambil darah adalah :Lengan pada sisi mastectomyDaerah edemaHematomaDaerah dimana darah sedang ditransfusikanDaerah bekas lukaDaerah dengan cannula, fistula atau cangkokan vascularDaerah intra-vena lines Pengambilan darah di daerah ini dapat menyebabkan darah menjadi lebih encer dan dapat meningkatkan atau menurunkan kadar zat tertentu.

Ada dua cara dalam pengambilan darah vena, yaitu cara manual dan cara vakum. Cara manual dilakukan dengan menggunakan alat suntik (syring), sedangkan cara vakum dengan menggunakan tabung vakum (vacutainer).Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena adalah :Pemasangan turniket (tali pembendung)Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu keras dapat menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/PCV dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolesterol, lipid total)Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematomaJarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh sehingga mengakibatkan masukknya udara ke dalam tabung dan merusak sel darah merah.PenusukanPenusukan yang tidak sekali kena menyebabkan masuknya cairan jaringan sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.Tutukan jarum yang tidak tepat benar masuk ke dalam vena menyebabkan darah bocor dengan akibat hematomaKulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol menyebabkan hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alcohol, rasa terbakar dan rasa nyeri yang berlebihan pada pasien ketika dilakukan penusukan.Pengambilan Darah KapilerPengambilan darah kapiler atau dikenal dengan istilahskinpunctureyang berarti proses pengambilan sampel darah dengan tusukan kulit. Tempat yang digunakan untuk pengambilan darah kapiler adalah :Ujung jari tangan (fingerstick) atau anak daun telinga.Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3 bagian tepi telapak kaki atau ibu jari kaki.Lokasi pengambilan tidak boleh menunjukkan adanya gangguan peredaran, seperti vasokonstriksi (pucat), vasodilatasi (oleh radang, trauma, dsb), kongesti atau sianosis setempat.Pengambilan darah kapiler dilakukan untuk tes-tes yang memerlukan sampel dengan volume kecil, misalnya untuk pemeriksaan kadar glukosa, kadar Hb, hematokrit (mikrohematokrit) atau analisa gas darah (capillary method).

Pengambilan Darah ArteriPengambilan darah arteri umumnya menggunakan arteri radialis di daerah pergelangan tangan. Jika tidak memungkinkan dapat dipilih arteri brachialis di daerah lengan atau arteri femoralis di lipat paha. Pengambilan darah harus dilakukan dengan hati-hati dan oleh tenaga terlatih.Sampel darah arteri umumnya digunakan untuk pemeriksaan analisa gas darah.Arteri radialisYaitu arteri yang berada di pergelangan tangan pada posisi ibu jari.a.Terdapat sirkulasi kolateral (suplai darah dari beberapa arteri).b.Bila terjadi kerusakan RA pada saat pengambilan, ulnar arteri akan mensuplai darah ke tangan. Padahal ulnar arteri tidak boleh digunakan untuk ABG.c.Bila tidak ditemukan sirkulasi korateral, RA tidak boleh digunakan.d.Hematoma pada RA jarang terjadi karena adanya tekanan diatas ligamen dan tulang pada pergelangan.e.Kesulitan :Ukuran arteri kecilSulit diperoleh kondisi pasien dengan curah jantung yang rendah.Arteri branchialisYaitu arteri yang berada pada medial anterior bagian antecubital fossa, terselipdiantara otot bisep.a.Ukuran arteri besar sehingga mudah untuk dipalpasi dan ditusuk.b.Sirkulasi koleteral cukup, tidak sebanyak RA.c.Kesulitan :Letak arteri lebih dalamLetaknya dekat dengan basilic vena dan syaraf medianHematom mungkin terjadiArteri femoralisYaitu arteri yang paling besar untuk ABG. Berada pada permukaan paha bagian dalam, disebelah lateral tulang pubis.a.Dapat dilakukan ABG sekalipun pasien dengan curah jantung yang rendah.b.FA hanya digunakan dalam kondisi gawat darurat atau sulit mendapat arteri lain.c.Kesulitan :Sirkulasi koleteral sedikit sehingga mudah terjadi infeksi pada tempat pengambilanSulit untuk aseptisPada orang tua, gangguan dinding arteri sebelah dalamLetaknya dekat dengan vena paha.5.Bagian arteri lainnyaa.Pada bayi : arteri kulit kepala, arteri tali pusatb.Pada orang dewasa : arteri dorsal pedis

Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:PH normal 7,35-7,45Pa CO2 normal 35-45 mmHgPa O2 normal 80-100 mmHgTotal CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/lHCO3 normal 21-30 mEq/lBase Ekses normal -2,4 s.d +2,3Saturasi O2 lebih dari 90%.

Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga dengan nama pemeriksaan ASTRUP, yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah arteri. Lokasi pengambilan darah yaitu: Arteri radialis, A. brachialis, A. Femoralis.

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil analisa gas darah meliputi :a.Suhu, pada suhu 370 c selama 10 menit PH akan berubah, 0,10 ; PaCO21 mmhg dan PO2 0,7 mmhg, sedangkan pada suhu 40 dalam 10 menit PH berubah 0,01 ; PaCO2 0,01 mmhg dan PaO2,07 mmhg. Sebaiknya darah dimasukkan kedalam es untuk menghindari / mengurangi metabolisme dan mencegah konsumsi oksigen dan karbondioksida yang dapat mempengaruhi nilaib.Darah yang diambil, darah arteri merupakan contoh baku untuk pemeriksaaan analisa gas darah.c.Pemakaian heparin, jangan lebih dari 0,05 cc untuk 1 cc darah (cukup membilas spuit dengan heparin).d.Gelembung udara dalam spuit, yang akan mempengaruhi CO2 dan O2.Komponen yang diperiksa dalam analisa gas darah meliputi :-PH (normal : 7,35 7,45)PH akan menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh. Ada peningkatan atau penuruna ion H+ akan mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila ion H+ meningkat PH akan rendah dan bila ion H+ menurun PH akan meningkat.-PaCO2 (normal : 35 45 mmhg)PaCO2 adalah tekanan partial yang ditimbulkan oleh CO2 yang terlarut. PaCO2 ini merupakan parameter untuk mengetahui fungsi respirasi dan menentukan cukup tidaknya ventilasi alveolar. Bila PaCO2 rendah menunjukkan adanya hyperventilasi karena rangsangan pernafasan dan bila PaCO2 tinggi (hypoventilasi) menunjukkan adanya kegagalan ventilasi alveolis. Pada PaCO2 rendah konsentrasi ion H+ akan rendah dan PH meningkat, sedangkan bila terjadi peningkatan PaCO2 konsentrasi ion H+ akan mengingat dan PH menjadi rendah-PaO2 (normal : 80 100 mmhg)PaO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen yang terlarut dalam darah. PaO2 akan memberikan petunjuk cukup tidaknya oksigenisasi darah arteri-Base Ekses (E . E) (normal 2 / 2,5 mEQ / 1)Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat / kekurangan asam tetap atau kekurangan basa / kelebihan asam.Bila nilai positif menunjukkan kelebihan basa dan bila nilai negatif menunjukkan kelebihan asam-TCO2 (normal : 24 -31 mmhg)Total CO2 yang terdapat dalam plasma, yang meliputi asam karbonat, bikarbonat dan senyawa karbamino. TCO2 dapat digunakan sebagai petunjuk klinik gangguan keseimbangan asam untuk memperkirakan kelebihan atau kekurangan basa karena perbandingan bikarbonat dan asm bikarbonat 20 : 1-Sat. O2 (normal : 96 -100 %)Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat membantu untuk menghitung kandungan oksigen dalam darahFaktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD :Gelembung udaraTekanan oksigen udara adalah 158 mmHg. Jika terdapat udara dalam sampel darah maka ia cenderung menyamakan tekanan sehingga bila tekanan oksigen sampel darah kurang dari 158 mmHg, maka hasilnya akan meningkat.

AntikoagulanAntikoagulan dapat mendilusi konsentrasi gas darah dalam tabung. Pemberian heparin yang berlebihan akan menurunkan tekanan CO2, sedangkan pH tidak terpengaruh karena efek penurunan CO2terhadap pH dihambat oleh keasaman heparin.MetabolismeSampel darah masih merupakan jaringan yang hidup. Sebagai jaringan hidup, ia membutuhkan oksigen dan menghasilkan CO2. Oleh karena itu, sebaiknya sampel diperiksa dalam 20 menit setelah pengambilan. Jika sampel tidak langsung diperiksa, dapat disimpan dalam kamar pendingin beberapa jam.SuhuAda hubungan langsung antara suhu dan tekanan yang menyebabkan tingginya PO2dan PCO2. Nilai pH akan mengikuti perubahan PCO2.NilaiNilai pH darah yang abnormal disebut asidosis atau alkalosis sedangkan nilai PCO2yang abnormal terjadi pada keadaan hipo atau hiperventilasi. Hubungan antara tekanan dan saturasi oksigen merupakan faktor yang penting pada nilai oksigenasi darah