keselamatan dan kesehatan kerja

Upload: danu-satria-o

Post on 14-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas kuliah

TRANSCRIPT

NAMA: AFEN SIDIKNIM: 04101003041

BAHAYA BIOLOGI YANG TERDAPAT DI PETERNAK SAPI POTONG DI DESA TANJUNG PERING INDRALAYA UTARA KAB. OGAN ILIR (T. Saginata)

A. LATARBELAKANGKeselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau K3 adalah suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian sedangkan menurut Rijanto (2010) Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai suatu program didasari pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard) dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan, maupun kerugian-kerugian lainya yang mungkin terjadi. Jadi dapat dikatakan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu pendekatan ilmiah dan praktis dalam mengatasi potensi bahaya dan risiko kesehatan dan keselamatan yang mungkin terjadi.Salah satu kelompok kerja yang ada di wilayah Desa Tanjung Pering Kabupaten Ogan Ilir adalah kelompok kerja peternak sapi. Berternak sapi memerlukan pengetahuan seperti cara perawatan sapi, perawatan kandang , analisa penyakit pada sapi , lingkungan, pemberian obat pada sapi yang sakit dan pengontrolan makan dan minum sapi. Salah satu masalah yang sering muncul adalah pencemaran lingkugan. Pencemaran lingkungan ini didapat dari pengelolaan kotoron sapi yang tidak tepat, lokasi pembuangan yang minim, dan area yang terlalu dekat dengan pemukiman warga. Hal ini dapat menciptakan dampak buruk bagi lingkungan seperti pencemaran air, tanah dan udara. Pencemaran ini dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakt sekitar. Salah satu faktor resiko bagi pekerja kelompok ternak sapi dalam masalah kesehatan adalah terinfeksi parasit yang ada di tubuh sapi, salah satunya adalah penyakit Taeniasis. Taeniasis adalah penyakit parasiter yang disebabkan oleh cacing pita dari genus Taenia dan infeksi oleh larvanya disebut Sistiserkosis (Estuningsih,2009). Penyakit ini ditularkan melalui tinja sapi yang mengandung telur larva dari cacing pita atau untuk sapi T. Saginata yang terbawa oleh lalat dan mengkontaminasi makanan , sayuran yang terkontaminasi telur cacing pita, mengkonsumsi daging sapi yang tidak dimasak dengan baik dan kurangnya personal hygin seperti cuci tangan sebelum mengkonsumsi sesuatu. Gejala klinis taeniasis sangat bervariasi dan tidak patognomosnis (khas). Sebagian kasus tidak menunjukkan gejala (asimptomatik). gejala klinis dapat timbul sebagai akibat iritasi mukosa usus atau toksin yang dihasilkan cacing. Gejala tersebut antara lain rasa tidak enak pada lambung , nausea (mual), badan lemah, berat badan menurun, nafsu makan menurun, sakit kepala, konstipasi (sukar buang air besar), pusing, diare, dan pruiritus ani (gatal pada lubang pelepasan). Pada pemeriksaan darah tepi (hitung jenis) terjadi peningkatan eosinofil (eosinofilia).Penyakit taneasis dapat dicegah dengan dua cara yaitu:1. Pada hewan dapat ditekan dengan cara mengobati induk semang definitif yang menderita Taeniasis dan hewan ternak dilarang kontak langsung dengan feses manusia( Estuningsih,2009).2. Pada manusia dapat dilakuan dengan menghindari makanan daging yang kurang matang, baik pada daging babi ( untuk T. Solium) dan daging sapi ( untuk T. Saginata), daging yang terkontaminasi harus dimasak dahulu dengan suhu diatas 56 derajat celcius (Estuningsih,2009), melakukan sanitasi yang baik terutama tempat penampungan limbah defikasi binatang ternak, menggunakan sarung tangan dan sepatu saat membersihkan kandang maupun membersihkan kandang dan cuci tangan sebelum mengkonsumsi sesuatu.Peran perawat yang dapat dilakukan pada kelompok kerja peternak sapi potong adalah usaha promotif, preventif, kuratif hingga rehabilitative. Dalam melaksanakannya, perawat akan terlibat dalam kerja sama dengan berbagai bidang keahlian lain, seperti dokter hewan, serta berbagai departemen/dinas pemerintahan (kesehatan, peternakan, perindustrian, ekonomi, dll). Salah satu tindakan promotif dan preventif yang dapat dilakukan oleh perawat adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan penularan penyakit yang disebabkan olen T.solium dengan cara cuci tangan sebelum mengkonsumsi makanan dan minuman, memasak daging sapi sampai matang, menggunakan alat perlindungan diri saat bekerja, sanitasi linggkungan yang baik, dan menganjurkan pemeriksaan kesehatan ternak.

Dafatr Pustaka Estuningsih, Sarwitri Endah. 2009. Taeniasis dan sistiserkosis merupakan penyakit zoonosis parasiter, WARTAZOA Vol. 19 No. 2 Th. 2009. 84 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Pemberantasan Taeniasis/Sistiserkosis Di Indonesia (PDF). Diakses pada tanggal 9 februari 2014. http://www.depkes.go.id/downloads/Taeniasis.pdf

Soal:1. Taneasis merupakan penyakit yang dapat di sebabkan oleh?

a. P.aeruginosab. E.collyc. T. Solium*d. Sarcoptes scabei

2. Bagaimana cara mencegah penyakit taneasis?1) Menghindari makanan daging yang kurang matang.2) Mencuci tangan sebelum makan dengan sabun.3) Sanitasi linggkungan yang baik.4) Bukan salah satu diatasJawabannya: A

3. Gejala yang mungkin timbul oleh taneasis adalah kecuali?1) Pusing, diare, dan pruiritus ani2) Nafsu makan menurun, sakit kepala, konstipasi3) Rasa tidak enak pada lambung , nausea (mual), badan lemah4) Mual, muntah, gatal pada sela jari.*Jawaban D