keselamatan dan keamanan dalam pemanfaatan zat …

6
Widyanuklida Vol. 5 No.2, Desember 2004:10-15 KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF NON BAHAN NUKLIR B.Y. Eko Budi Jumpeno BHOP-BATAN ABSTRAK KESELAMATAN DAN KEAMANAN PEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF NON BAHAN NUKLIR. Prosedur keselamatan yang memadai telah diaplikasikan dalam pemanfaatan zat radioaktif baik bahan nuklir maupun non bahan nuklir. Namun meningkatnya ancaman terorisme global dan pencurian zat radioaktif yang mungkin akan digunakan untuk tujuan yang dapat mengganggu ketenangan, keselamatan dan keamanan masyarakat mendorong Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency-IAEA) menyelenggarakan International Conference on the Safety of Radioactive Sources and the Security of Radioactive Material di Dijon, Perancis pada bulan September 1998. Sistem keamanan zat radioaktif non bahan nuklir relatif kurang ketat dibandingkan dengan sistem keamanan yang diterapkan di fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir, reaktor riset, pusat riset bahan nuklir, pabrik pengkayaan bahan nuklir dan pusat senjata nuklir. Kekhawatiran akan terjadinya pencurian zat radioaktif non bahan nuklir yang mungkin akan disalahgunakan untuk menciptakan kepanikan dan ketakutan di kalangan masyarakat seperti dalam bentuk ledakan 'dirty bomb' menjadikan rencana program Badan Tenaga Atom International mengenai isu keselamatan sumber radiasi dan keamanan zat radioaktif non bahan nuklir sangat mendesak untuk direalisasikan oleh fasilitas yang memanfaatkan zat radioaktif non bahan nuklir dan oleh Badan Pengawas. ABSTRACT SAFETY AND SECURITY ON UTILIZING RADIOACTIVE MATERIAL NON NUCLEAR FUEL. Sufficient safety procedures have been applied on utilizing radioactive material. However, the increasing of global terrorism threats and radioactive material thefth which might create instability on safety and security of the society encourages the International Atomic Energy Agency (IAEA) conducting the International Conference on the Safety of Radioactive Sources and the Security of Radioactive Material in Dijon, France in September 1998. Security system on utilizing of radioactive material non nuclear fuel is relatively less tight compared with it applied in nuclear power plant facility, research reactor, nuclear fuel research centre, nuclear fuel enrichment plant and nuclear weapon facility. Worrying condition caused by theft of radioactive material non nuclear fuel that it will be used to make panicky and fearful situation in the society like dirty bomb, makes action plan of International Atomic Energy Agency about safety of radiation sources and security of radioactive material non nuclear fuel urgent to be realized by facility and regulatory body. Kata kunci : Keselamatan dan Keamanan Radioaktif PENDAHULUAN Zat radioaktif sudah banyak dikenal dan dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia, misalnya bidang kesehatan, bidang industri dan teknik serta bidang penelitian dan pelatihan. Menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukl iran, zat 10 radioaktif atau disingkat ZRA didefinisikan sebagai setiap zat yang memancarkan radiasi pengion dengan aktivitas jenis lebih besar dari pada 70 kBqlkg atau 2 nCi/gram (Bq singkatan dari becquerel dan Ci singkatan dari Curie adalah satuan aktivitas/kekuatan suatu sumber radiasi).

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PEMANFAATAN ZAT …

Widyanuklida Vol. 5 No.2, Desember 2004:10-15

KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAMPEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF NON BAHAN NUKLIR

B.Y. Eko Budi JumpenoBHOP-BATAN

ABSTRAKKESELAMATAN DAN KEAMANAN PEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF NONBAHAN NUKLIR. Prosedur keselamatan yang memadai telah diaplikasikan dalampemanfaatan zat radioaktif baik bahan nuklir maupun non bahan nuklir. Namunmeningkatnya ancaman terorisme global dan pencurian zat radioaktif yang mungkin akandigunakan untuk tujuan yang dapat mengganggu ketenangan, keselamatan dan keamananmasyarakat mendorong Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic EnergyAgency-IAEA) menyelenggarakan International Conference on the Safety of RadioactiveSources and the Security of Radioactive Material di Dijon, Perancis pada bulan September1998. Sistem keamanan zat radioaktif non bahan nuklir relatif kurang ketat dibandingkandengan sistem keamanan yang diterapkan di fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir, reaktorriset, pusat riset bahan nuklir, pabrik pengkayaan bahan nuklir dan pusat senjata nuklir.Kekhawatiran akan terjadinya pencurian zat radioaktif non bahan nuklir yang mungkin akandisalahgunakan untuk menciptakan kepanikan dan ketakutan di kalangan masyarakat sepertidalam bentuk ledakan 'dirty bomb' menjadikan rencana program Badan Tenaga AtomInternational mengenai isu keselamatan sumber radiasi dan keamanan zat radioaktif nonbahan nuklir sangat mendesak untuk direalisasikan oleh fasilitas yang memanfaatkan zatradioaktif non bahan nuklir dan oleh Badan Pengawas.

ABSTRACTSAFETY AND SECURITY ON UTILIZING RADIOACTIVE MATERIAL NONNUCLEAR FUEL. Sufficient safety procedures have been applied on utilizing radioactivematerial. However, the increasing of global terrorism threats and radioactive material thefthwhich might create instability on safety and security of the society encourages theInternational Atomic Energy Agency (IAEA) conducting the International Conference on theSafety of Radioactive Sources and the Security of Radioactive Material in Dijon, France inSeptember 1998. Security system on utilizing of radioactive material non nuclear fuel isrelatively less tight compared with it applied in nuclear power plant facility, research reactor,nuclear fuel research centre, nuclear fuel enrichment plant and nuclear weapon facility.Worrying condition caused by theft of radioactive material non nuclear fuel that it will beused to make panicky and fearful situation in the society like dirty bomb, makes action planof International Atomic Energy Agency about safety of radiation sources and security ofradioactive material non nuclear fuel urgent to be realized by facility and regulatory body.

Kata kunci : Keselamatan dan Keamanan Radioaktif

PENDAHULUANZat radioaktif sudah banyak dikenal dan

dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupanmanusia, misalnya bidang kesehatan, bidangindustri dan teknik serta bidang penelitian danpelatihan. Menurut Undang-undang Nomor10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukl iran, zat

10

radioaktif atau disingkat ZRA didefinisikansebagai setiap zat yang memancarkanradiasi pengion dengan aktivitas jenis lebihbesar dari pada 70 kBqlkg atau 2nCi/gram (Bq singkatan dari becquerel danCi singkatan dari Curie adalah satuanaktivitas/kekuatan suatu sumber radiasi).

Page 2: KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PEMANFAATAN ZAT …

B.Y. Eko Budi Jumpeno, Keselamatan dan Keamanan Pemanfaatan Zat Radioaktif ...

Radiasi pengion ialah radiasi dalam bentukgelombang elektromagnetik (sepertigelombang cahaya) atau partikel bennuatanyang karena energi yang dimilikinya mampumengionisasi media yang dilaluinya. ZRApada dasarnya dibedakan menjadi 2 jenisyaitu ZRA bahan nuklir dan ZRA non bahannuklir. ZRA bahan nuklir adalah bahan yangdapat menghasilkan reaksi pembelahanberantai (reaksi fisi) atau bahan yang dapatdiubah menjadi bahan yang dapatmenghasilkan reaksi pembelahan berantai.Reaksi ini terjadi dalam reaktor nuklir(reaksinya terkendali) atau pada ledakan suatuborn nuklir (reaksi berantai tak terkendali).Sedangkan ZRA non bahan nuklir tidak dapatmenghasiIkan reaksi pembelahan berantai,hanya dapat memancarkan radiasi pengionsaja.

ZRA baik bahan nuklir maupun nonbahan nuklir memiliki risiko menimbulkanefek pada tubuh manusia akibat radiasipengion yang dipancarkannya. Efek radiasitersebut dapat bersifat ekstema (efek padabagian luar tubuh) atau bersifat intema (efekpada bagian dalam tubuh). Oleh karena ituprosedur keselamatan yang memadai hamsditerapkan dalam pemanfaatannya. Hal inisudah dilaksanakan oleh fasilitas yangmemanfaatkan ZRA terse but, walaupunpelaksanaan sistem keselamatan ini belumdikatakan sempuma. Jadi keselamatanpemanfaatan ZRA berkaitan dengan usahauntuk mengurangi kemungkinan terjadinyaefek radiasi pada manusia akibat paparanradiasi berlebih.

Meningkatnya ancaman terorismeglobal dan bahaya pencurian ZRA yangmungkin akan digunakan untuk maksud-maksud yang dapat mengganggu ketenangan,keselamatan dan keamanan masyarakat umum(penyalahgunaan ZRA) mendorong BadanTenaga Atom Intemasional (JAEA=International Atomic Energy Agency)menyelenggarakan International Conferenceon the Safety of Radiation Sources and theSecurity of Radioactive Material di Dijon,Perancis pada tanggal 14 sampai dengan 18September 1998. Pada konferensi

intemasional yang disponsori oleh IAEA,European Commission, World CustomsOrganization dan International CriminalPolice Organization, Dr. Dan J. Beninsonselaku Ketua Panitia Program Konferensimenyampaikan keputusan konferensi yangmeliputi beberapa hal yang berkaitandengan keamanan pemanfaatan ZRA.Keamanan pemanfaatan ZRA berkaitandengan upaya pencegahan terhadapkepemilikan ZRA yang tidak sah denganmemastikan bahwa ZRA selalu dalampengendalian dan pemindahannya dari satulokasi ke lokasi lain memenuhi ketentuanyang berlaku.

Sistem keamanan yang sangat ketatsebenamya sudah diterapkan di fasilitaspusat listrik tenaga nuklir (PL TN), reaktorriset, pusat riset bahan nuklir atau pabrikpengkayaan bahan bakar nuklir serta pusatsenjata nuklir. Oengan demikian sangatsulit bagi orang-orang yang tidakbertanggungjawab untuk dapat memperolehbahan nuklir secara tidak sah. Di sampingitu keberadaan bahan nuklir di suatufasilitas nuklir selalu diawasi oleh IAEAmelalui kegiatan inspeksi safeguards.Namun tidak demikian dengan ZRA nonbahan nuklir, IAEA melakukan pengawasanmelalui badan pengawas sebagai regulatorybody. Di Indonesia hal 101 adalahtanggungjawab Badan Pengawas TenagaNuklir (Bapeten). Sistem keamanan yangdiberlakukan untuk ZRA non bahan nuklirbelum seketat pengamanan ZRA bahannuklir. Salah satu akibat dari tingkatkeamanan yang rendah ini adalah terjadinyakehilangan (pencurian) 24 buah ZRACobalt-60 dan I buah Am-24 I di salah .~atufasilitas yang memanfaatkan ZRA.

Kekhawatiran akan terjadinyapencurian ZRA yang akan digunakan untukmaksud teror (terorisme global) sepertidalam bentuk dirty bomb menjadikanrencana program IAEA dalam isukeselamatan sumber radiasi dan keamananbahan radioaktif (non bahan nuklir) sangatmendesak untuk direalisasikan oleh fasilitas

II

Page 3: KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PEMANFAATAN ZAT …

nuklir yang memanfaatkan ZRA non bahannuklir dan juga Badan Pengawas .

Tulisan ini akan membahas masalahkeselamatan • dan keamanan dalampemanfaatan ZRA non bahan nuklir danbagaimana ZRA tersebut digunakan olehorang yang tidak bertanggung jawab untukmenimbulkan ketakukan dan kepanikan dimasyarakat. Di samping itu akan diuraikanjuga bagaimana agar kejadian yang tidakdiinginkan berkaitan dengan masalahkeselamatan dan keamananan pemanfaatanZRA dapat dicegah.

KESELAMATAN DALAMPEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF

Keselamatan pemanfaatan ZRA ataukeselamatan radiasi dimaksudkan sebagaiupaya untuk melindungi seseorang atauketurunannya dan masyarakat secarakeseluruhan terhadap kemungkinan terjadinyaefek radiasi pengion yang dipancarkan olehZRA tersebut. Upaya ini dilakukan dengancara menciptakan suatu kondisi sedemikianrupa sehingga dosis radiasi pengion yangditerima oleh seseorang atau sekelompokorang tidak melampaui nilai batas yang sudahditentukan. Terminologi dosis radiasimenyatakan kualitas dan kuantitas paparanradiasi pengion yang dipancarkan oleh ZRA(dan sumber radiasi lainnya, seperti pesawatsinar-X).

Pada pemanfaatan ZRA dikenal konsepkeselamatan radiasi atau azas proteksi radiasiyang meliputi 3 (tiga) prinsip dasarkeselamatan radiasi yaitu justifikasi, Iimitasidan optimisasi. Justifikasi mengandungpengertian bahwa setiap pemanfaatan ZRAharus memiliki manfaat yang lebih besardibandingkan dengan risiko yang mungkinakan ditimbulkan. Limitasi memiliki maknabahwa penerimaan dosis radiasi terhadappekerja atau masyarakat umum tidak bolehmelebihi nilai batas dosis yang sudahditetapkan. Sedangkan optimisasi memilikiarti bahwa kegiatan pemanfaatan ZRA harusdirencanakan sebaik-baiknya, sumber radiasi(ZRA) harus dirancang dan dioperasikanuntuk menjamin agar paparan radiasi yang

12

Widyanukl ida ver.s No.2, Desember 2004: 10-15

terjadi dapat ditekan serendah mungkin (aslow as reasonably achievable - ALARA)dengan memperhatikan faktor ekonomi dansosial. Ketiga prinsip dasar keselamatanradiasi ini sudah dikenal luas di kalanganpraktisi proteksi radiasi dan diterapkansecara luas pada fasilitas yangmemanfaatkan ZRA. Namun demikian,pelaksanaan di lapangan sangat dipengaruhioleh sikap dan perilaku para pihak terkait.Oleh karena· itu kesadaran akan budayakeselamatan kerja di setiap fasilitas yangmemanfaatkan ZRA menjadi faktor yangsangat mempengaruhi mutu pelaksanaan 3prinsip keselamatan radiasi terse but.Apabila pemahaman dan pelaksanaankonsep keselamatan radiasi dan budayakeselamatan kerja sudah mendarah dagingpada diri personel mulai dari tingkatpimpinan hingga pelaksana yang palingbawah, niscaya keselamatan pemanfatanZRA sebagaimana yang telah menjadikeharusan akan terwujud.

Mengikuti prosedur operasi sesuaistandar yang sudah ditetapkan danpengungkungan ZRA akan menjaminterciptanya keselamatan para pekerja danmasyarakat umum karena dosis radiasi yangditerima relatif rendah.

KEAMANAN DALAMPEMANFAATAN ZAT RADIOAKTIF

Pad a tanggal 12 Oktober 2002 terjadiperistiwa yang akan selalu diingat olehsetiap orang di Pulau Dewata yaitu ledakanborn yang sangat dahsyat di sebuah klubmalam di Pantai Kuta. Tindakan yang tidakberperikemanusiaan ini dilakukan olehjaringan teroris yang ingin membuatsuasana di negara Indonesia khususnya diPulau Bali menjadi tidak aman dan penuhketakutanlkekhawatiran. Tragedi yangsangat memilukan ini tentu akan semakindramatis apabila dalam ledakan itu jugadisebarkan ZRA yang menyebabkantimbulnya kontaminasi dan paparan radiasidi area sekitar ledakan.

Penyalahgunaan ZRA untukmenimbulkan rasa takut dan panik di

Page 4: KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PEMANFAATAN ZAT …

B.Y. Eko Budi Jumpeno, Keselamatan dan Keamanan Pemanfaatan Zat Radioaktif ...

masyarakat melalui born yang diledakkaninilah yang sekarang menjadi perhatian parapetugas keamanan dan para ahli keselamatanradiasi. Bahkan IAEA sendiri sebagaimanasudah diuraikan di awal tulisan ini menyusunrencana aksi bersama negara-negara yangmemiliki atau memanfaatkan ZRA untukmembenahi sistem keamanan ZRA nonbahan nuklir dalam rangka mengantisipasiancaman para teroris tersebut.

Pada umumnya ZRA non bahan nukliryang dimiliki oleh fasilitas disimpan di lokasidengan tingkat keamanan yang relatif lebihrendah dibandingkan dengan tempatpenyimpanan ZRA bahan nuklir. Bahkantidak jarang fasilitas tersebut tidak memilikiinventaris ZRA dan lebih buruk lagi tidakmengetahui secara tepat ZRA apa saja yangdimiliki dan dimana lokasi ZRA tersebutdimanfaatkan atau disimpan. Kondisi ini tentusaja sangat rawan terhadap penyalahgunaanZRA atau bahkan pencurian. Oleh karena itusistem pengamanan yang sudah tertata padapemanfaatan ZRA bahan nuklir semestinyajuga dapat diadopsi pada pemanfaatan ZRAnon bahan nuklir, walaupun tidaksepenuhnya, misalnya masalah proteksi fisikruang penyimpanan ZRA.

ZRA (biasanya berbentuk serbuk ataupelet) yang dikombinasikkan dengan peledakkonvensional seperti dinamit atau TNT (TriNitro Tholuene) dikenal dengan nama dirtybomb. Born ini apabila diledakkan, didesainuntuk menyebarkan ZRA dan menimbulkanterjadinya kontaminasi ZRA dalam suatu areayang sempit di sekitar ledakan. Tujuannyaadalah untuk menciptakan kepanikan danketakutan dalam masyarakat serta menjadikangedung dan lahan yang menjadi sasaranledakan tidak dapat digunakan dalam jangkawaktu lama.

Seorang ahli fisika kesehatan diUniversitas Rochester, New York, AndrewKaram [9] mengatakan bahwa ledakan suatudirty bomb akan mengakibatkan kematianyang disebabkan bukan oleh radiasi ataukontaminasi ZRA tetapi oleh kecelakaan dijalan raya karena terjadinya kepanikan atau

stres dan ketakutan yang dapat mendorongmunculnya serangan jantung.

Salah satu persyaratan untukmendapatkan izin pemanfaatan ZRAsebagaimana diatur dalam PeraturanPemerintah No. 64/2000 tentang PerizinanPemanfaatan Tenaga Nuklir Pasal 3 butir badalah mempunyai fasilitas yang memenuhipersyaratan keselamatan (dan secaraimplisit juga keamanan). Persyaratan initerkait dengan upaya pencegahan agar ZRAtidak jatuh ke tangan orang yang tidakmemiliki hak.

Keamanan pemanfaatan ZRAdiwujudkan dengan cara memasangproteksi fisik seperti bangunan, sistempenguncian dan penghalang (barrier) sertasistem kendali jalan masuk (acces controf).Bangunan, sistem penguncian danpenghalang harus mampu mencegahmenyusupnya orang yang tidakberkepentingan ke dalam tempatpemanfaatan atau penyimpanan ZRA.Sementara itu sistem kendali jalan masukke lokasi tersebut di atas harus disusun dibawah tanggung jawab Petugas ProteksiRadiasi (PPR) yaitu petugas yang ditunjukPengusaha Instalasi Nuklir (pemilik ataupenangung jawab instalasi) untukmengawasi pemanfaatan ZRA agar amandan selamat. Kunci untuk memasuki lokasipenyimpanan sumber seharusnya dipegangoleh PPR. Setiap pemasukan danpengeluaran sumber harus mendapatkanpersetujuan dari PPR dan dicatat dalambuku logbook. Semua ZRA yang tersimpanatau sedang dimanfaatkan harusdiinventaris dalam buku inventaris sumberyang berisi data antara lain jenis danaktivitas ZRA serta lokasi ZRA tersebutdisimpan atau dimanfaatkan. Bukuinventaris sumber itu harus selaludiperbarui dan disahkan oleh PPR

PENGAWASAN PEMANFAATAN ZATRADIOAKTIF

Berdasarkan bunyi Pasal 14 Ayat (1)Undang-undang No. 1011997 tentangKetenaganukliran maka pengawasan

13

Page 5: KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PEMANFAATAN ZAT …

pemanfaatan ZRA yang ada dalam yurisdiksiNegara Kesatuan Republik Indonesiadilaksanakan oleh Badan Pengawas TengaNuklir (BAPETEN). Pengawasan uudilakukan mengingat bahwa ZRA yangdipakai selain memiliki manfaat jugamengandung bahaya radiasi atau bahayakontaminasi. Pengawasan yang dilakukandimaksudkan untuk mencegah agar potensibahaya itu tidak menjadi bahaya yang nyata.

Pengawasan pemanfaatan ZRAsebagairnana sudah disebut sebelumnyadilaksanakan melalui peraturan, perizinan daninspeksi. Peraturan tentang ketenaganukliranditerbitkan dengan maksud agar tujuanpengawasan tercapai. Perizinandiselenggarakan untuk mengendalikan agarpemanfaatan ZRA (atau tenaga nuklir pad aumumnya) akan dilaksanakan sesuaiperaturan yang berlaku. Denganmenyelenggarakan penzinan, BAPETENdapat mengetahui di mana, oleh siapa danbagaimana pemanfaatan ZRA dilakukan.Pelaksanaan inspeksi keselamatan secaraberkala atau sewaktu-waktu dirnaksudkanuntuk mengetahui apakah pemanfaatan ZRAsudah mengikuti peraturan yang sudahditetapkan ataukah belum.

Walaupun secara legal pengawasanpemanfaatan ZRA dilakukan oleh BAPETEN,namun demikian sebagai kepanjangan tanganBAPETEN dalam hal pengawasankeselamatan radiasi, PPR- hams melakukanpengawasan dalam setiap kegiatanpemanfaatan ZRA di fasilitas yang menjaditanggung jawabnya. Sebagai petugaspengawas keselamatan (termasuk jugakeamanan ZRA), dan ditunjuk oleh PIN sertadinyatakan mampu oleh BAPETEN, PPRmemiliki kewenangan yang sangat luas untukmenjaga terciptanya keselamatan dankeamanan pemanfaatan ZRA di fasilitassebagaimana diuraikan di dalam KeputusanKepala BAPETEN No. 0 I Tahun 1999tentang Ketentuan Keselamatan KerjaDengan Radiasi.

Melalui pengawasan yang efektif dansinergi yang baik antara BAPETEN sebagaiBadan Pengawas dan para PPR serta

14

Widyanuklida Vol.5 No.2, Desember 2004:10-15

kesadaran yang tinggi para PIN dan paraPekerja Radiasi di fasilitas maka tujuanyang akan dicapai pada konsep keselamatandan keamanan (safety and security)sebagaimana telah menjadi program IAEAakan menjadi sesuatu yang konkrit. Dengandemikian kekhawatiran akan terjadinyapenyalahgunaan ZRA untuk tujuanmenciptakan ketakutan dan rasa tidak amandi dalam masyrakat umum paling tidakdapat dieleminir. Apabila keadaan ini dapatdiwujudkan maka Pasal 16 Ayat (l)Undang-undang No. 1011997 yang berbunyi"Setiap kegiatan yang berkaitan denganpemanfaatan tenaga nuklir wajibmemperhatikan keselamatan, keamanan,dan ketenteraman, kesehatan pekerja dananggota masyarakat, serta perlindunganterhadap lingkungan hidup" bukan hanyasekedar slogan, tetapi sesuai dengankenyataan di lapangan.

KESIMPULANZRA baik bahan nuklir maupun

non bahan nuklir memiliki risikomenimbulkan efek pada tubuh manusiaakibat radiasi pengion yangdipancarkannya. Oleh karena itu prosedurkeselamatan yang memadai hamsditerapkan dalam pemanfaatan ZRA.

Melalui pembentukan sistemkeamanan dan sistem keselamatan yangsesuai dengan ketentuan yang ada sertapenyelenggaraan pengawasan yang efektifoleh Badan Pengawas maupun oleh PPRpada setiap fasilitas maka diharapkankekhawatiran terhadap kemungkinanterjadinya paparan berlebih danpenyalahgunaan pemanfaatan ZRA untuktujuan menimbulkan ketakutan dan rasatidak amanltentram di kalangan masyarakatumum dapat dihilangkan

Keselamatan dan keamanan dalampemanfaatan ZRA non bahan nuklir dapatdicapai dengan memahami dan menerapkanazas proteksi radiasi secara komprehensifoleh seluruh personel terkait.. •

Page 6: KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PEMANFAATAN ZAT …

B.Y. Eko Budi Jumpeno, Keselamatan dan Keamanan Pemanfaatan Zat Radioaktif ...

DAFfAR PUSTAKA1. BAPETEN, Ketenaganukliran.•Undang-

undang No. 10 Tabun 1997. (1997)

2. BAPETEN, Keselamatan dan KesehatanTerhadap Pemanfaatan RadiasiPengion., Peraturan Pemerintah No. 63Tabun 2000. (2000)

3. BAPETEN, Perizinan PemanfaatanTenaga Nuklir., Peraturan PemerintahNo. 64 Tahun 2000. (2000)

4. BAPETEN, KetentuanKerja Dengan Radiasi,Kepala Bapeten No.BAPETENN-1999. (1999)

KeselamatanKeputusan

OllKa-

5. BAPETEN, Rekualifikasi PetugasProteksi Radiasi Bidang Industri.,Modul Rekualifikasi PPR. (2001).

6. Gonzalez, AJ, StrengtheningRadiation Safety and Security. IAEABulletin Vol. 41 No.3, Vienna. (1999)

7. Jumpeno, B.Y.E.B. DirtyBuletin ALARA Vol. 5P3KRBiN-BATAN. (2004)

Bomb,No.4,

8. Jumpeno, B.Y.E.B. InspeksiKeselamatan Nuklir BATAN., DiktatPelatihan Inspeksi KeselamatanInstalasi Nuklir dan Fasilitas Radiasi.Pusdiklat-BATAN. (2004)

9. www.bt.cdc.gov. Dirty Bomb., ArtikelInternet. (2004)

15