kesehatan dan keselamatan kerja bab 1 2

90
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA UNTUK SMK KESEHATAN OLEH : SYARIFAH, SST NIKEN BAYU ARGAHENI, SST

Upload: syarifahunique

Post on 12-Jan-2016

264 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kesja

TRANSCRIPT

Page 1: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

UNTUK SMK KESEHATAN

OLEH :

SYARIFAH, SST

NIKEN BAYU ARGAHENI, SST

Page 2: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR v

SILABUS vii

SEMESTER 1

BAB I : KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA

BAB II : API DAN KEBAKARAN

BAB III : ALAT PELINDUNG KERJA DAN LABORATORIUM

BAB IV : PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 1

SEMESTER 2

BAB VII : SANITASI PERALATAN LABORATORIUM DAN RUANG KERJA

BAB VIII : KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB IX : PEMANASAN GLOBAL

BAB X : PENCEMARAN DAN UPAYA PENANGANAN

BAB XI : LIMBAH DAN CARA PENGELOLAAN

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER 2

GLOSARIUM

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Lampiran 2. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan MenengahNomor : 1464/D3.3/KEP/KP/2014Tanggal : 16 Juni 2014

MATA PELAJARAN DAN KOMPETENSI DASARKELOMPOK DASAR PROGRAM KEAHLIAN (C2)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/ MADRASAH ALIYAH KEJURUAN

PROGRAM KEAHLIAN : KESEHATANMATA PELAJARAN : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKELAS : X

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghayati dan mengamalkan

ajaran agama yang dianutnya.

1.1 Mengagumi karunia Tuhan Yang Maha Esa,

melalui pemahaman pengetahuan kesehatan dan

keselamatan kerja yang bermanfaat bagi kehidupan

manusia menurut agama yang dianutnya.

1.2 Mampu melakukan pengembangan ketrampilan

analisa secara kualitatif dan kuantitatif sebagai

tindakan pengamalan menurut agama yang

dianutnya.

2. Menghayati dan mengamalkan

perilaku jujur, disiplin, tanggung-

jawab, peduli (gotongroyong,

kerjasama, toleran, damai),

santun,responsive dan pro-aktif

dan menunjukan sikap sebagai

bagian dari solusi atas berbagai

permasalahan dalam berinteraksi

secara efektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam

menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan

dunia.

2.1 Memiliki motivasi diri dengan menunjukkan rasa

ingin tahu dan aktif bertanya serta menjawab

pertanyaan dalam menemukan dan memahami

berbagai aspek yang berkaitan dengan kesehatan

dan keselamatan kerja.

2.2 Menunjukkan perilaku jujur,disiplin, teliti,

tanggungjawab, peduli, (gotongroyong, kerjasama,

toleran, cinta damai) dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran di kelas.

3. Memahami, menerapkan dan

menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, dan prosedural

3.1 Mendeskripsikan keselamatan dan kecelakaan

kerja

3.2 Memahami api dan kebakaran

Page 4: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dalam wawasan

kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait

penyebab fenomena dan kejadian

dalam bidang kerja yang spesifik

untuk memecahkan masalah.

3.3 Memahami alat pelindung kerja

3.4 Memahami pertolongan pertama pada kecelakaan

(P3K)

3.5 Memahami kesehatan kerja

3.6 Menganalisis penyakit akibat kerja

3.7 Memahami sanitasi peralatan laboratorium dan

ruang kerja

3.8 Menganalisis kesehatan lingkungan

3.9 Menjelaskan definisi dan ruang lingkup, menelaah

macam kerusakan, upaya perbaikan kerusakan,

upaya pelestarian lingkungan hidup, dan

pencegahan pemanasan global.

3.10 Mengklasifikasi pencemaran dan upaya

penanganannya

3.11 Mengklasifikasi limbah dan cara pengelolaan

limbah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji

dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang

dipelajarinya disekolah secara

mandiri, dan mampu

melaksanakan tugas spesifik di

bawah pengawasan langsung.

4.1 Melakukan identifikasi resiko bahaya untuk

mengurangi kecelakaan kerja

4.2 Menangani kebakaran

4.3 Menggunakan alat pelindung diri saat melakukan

pekerjaan

4.4 Melaksanakan pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K)

4.5 Mengevaluasi kesehatan lingkungan kerja

4.6 Mengevaluasi penyakit akibat kerja

4.7 Melakukan sanitasi peralatan laboratorium dan

merencanakan ruang kerja

4.8 Melakukan penilaian kesehatan lingkungan

4.9 Merencanakan kegiatan perbaikan dan upaya

lingkungan hidup dan pencegahan pemanasan

global

Page 5: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

4.10 Merencanakan kegiatan penanganan pencemaran

4.11 Merencanakan kegiatan pengelolaan limbah.

Page 6: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

PROGRAM SEMESTER

Sekolah : SMK

Mata Pelajaran : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Kelas/ Semester : X ( Sepuluh )/ 1 ( Satu )

Tahun Pelajaran : 2014/2015

NO

Materi Pembelajaran JPJULI AGUSTUS SEPT OKTOBER NOVEMBER DESEMBER KET

3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

1.Keselamatan Dan Kecelakaan Kerja

4 x 2 JPL

ibur

men

jela

ng H

ari R

aya

Idul

Fit

ri

Lib

ur s

esud

ah H

ari R

aya

Idul

Fit

ri

Pel

aksa

naan

UT

S 1

Pel

aksa

naan

Ula

ngan

Akh

ir S

emes

ter

Gas

al

Per

siap

an P

emba

gian

Rap

ort

Lib

ur P

asca

UA

S G

asal

Jam Efektif

2. Api Dan Kebakaran 4 X 2 JP

3.Alat Pelindung Kerja Dan Laboratorium

4 X 2 JP

4.Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

5 X 2 JP

Page 7: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

PROGRAM SEMESTER

Sekolah : SMK KESEHATAN

Mata Pelajaran : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Kelas/ Semester : X ( Sepuluh )/ 2 ( Dua )

Tahun Pelajaran : 2014/2015

NO

Materi Pembelajaran JP

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

KET

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pemanasan Global 5 x 2 JP

Lib

ur

Pas

ca U

AS

I

Uji

an P

rak

tik

Kej

uru

an S

isw

a K

elas

XII

Uji

an S

ekol

ah

Pel

aksa

naa

n U

TS

2

Uji

an N

asio

nal

Pel

aksa

naa

n U

KK

Per

siap

an P

emb

agia

n R

apot

Pem

bag

ian

Rap

ot

Lib

ur

Pas

ca U

KK

Jam Efektif

2. Penanganan Pencemaran 5 x 2 JP

3. Pengelolaan Limbah 5 x 2 JP

Page 8: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

SILABUS

Satuan Pendidikan : SMK KeperawatanMata Pelajaran : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKelas /Semester : X/ IKompetensi Inti:KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) Pengertian Ruang lingkup UU tentang K3

Mengamati Melakukan studi

pustaka mencari informasi tentang pengertian, ruang lingkup dan UU K3

Menanyakan Mengajukan

ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen

PortofolioLaporan

4 X 2 JP Sumber:Referensi /

buku ajar K3LH terkait

UU tentang K3

Internet

2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup

Page 9: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

2.2 Menunjukkan perilakuilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah

pertanyaan tentang pengertian, ruang lingkup dan UU K3

Mengumpulkan data Mendiskusikan

secara berkelompok mencari informasi dari berbagai literatur mengenai penerapan K3 di Indonesia pada berbagai sektor dan membandingkannya dengan di negara lain.

Mengumpulkan artikel tentang K3

Mengasosiasi Secara

berkelompok mengolah hasil diskusi berupa ppt/slide show

Menyimpulkan hasil pengamatan

Mengomunikasi Mempresentasika

tertulis kelompok

TesTes tertulis pilihan ganda3.1 Menjelaskan pengertian, ruang lingkup

dan perundang-undangan mengenai K3

4.1Membuktikan pengertian, ruang lingkup dan perundang-undangan mengenai K3

Page 10: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

n laporan berupa ppt/slide show

1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.

SOP kerja dilaboratorium

Penanganan kecelakaan kerja di laboratorium

Mengamati Melakukan studi

pustaka mencari informasi tentang SOP dan penanganan kecelakaan kerja di laboratorium

Menanyakan Mengajukanperta

nyaantentangSOP dan penanganan kerja di laboratorium

Mengumpulkan data Mendiskusikan

secara berkelompok tentangSOP dan penanganan kerja di laboratorium berlaku

Mengasosiasi Secara

berkelompok mengolah hasil pengamatan berupa ppt/slide

ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen

PortofolioLaporan tertulis kelompok

TesTes tertulis pilihan ganda

4 X 2 JP Sumber:Referensi /

buku ajar K3LH terkait

Internet2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup

2.2 Menunjukkan perilakuilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah

3.2Menjelaskan Prinsip K3 dilaboratorium sesuai SOP

4.2Mengarahkan Prinsip K3 dilaboratorium sesuai SOP

Page 11: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

show Menyimpulkan

hasil pengamatan Mengomunikasi Mempresentasika

n laporan berupa ppt/slide show

1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.

Prosedur kerja K3 : Faktor yang

mempengaruhi K3

Klasifikasi Bahaya

SOP K3

Mengamati Melakukan studi

pustaka mencari informasi tentang faktor yang mempengaruhi, klasifikasi, dan prosedur K3

Menanyakan Mengajukan

pertanyaan tentang faktor yang mempengaruhi, klasifikasi, dan prosedur K3

Mengumpulkan data Mendiskusikan

secara berkelompok mencari informasi tentang faktor,

ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen

PortofolioLaporan tertulis kelompokTesTes tertulis pilihan ganda

4 X 2 JP Sumber:Referensi /

buku ajar K3LH terkait

Internet

2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup

2.2 Menunjukkan perilakuilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

Page 12: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah

SOP K3 dan klasifikasi K3

Mencari informasi dari berbagai sumber tentang hal-hal yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja

Mengasosiasi Secara

berkelompok mengolah hasil pengamatan berupa ppt/slide show

Menyimpulkan hasil pengamatan

Mengomunikasi Mempresentasika

n laporan berupa ppt/slide sho

3.3 Menguraikan prosedur kerja berdasarkan standar K3

4.3Menilai prosedur kerja berdasarkan standar K3

1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.

Pengertian P3K Tujuan P3K Ruang lingkup

P3K Teknis dasar P3K

Mengamati Melakukan studi

pustaka mencari informasi tentang pengertian,tujuan, ruang lingkup dan dan teknis dasar P3K

ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen

Portofolio

4 X 2 JP Sumber:Referensi /

buku ajar K3LH terkait

Internet

Page 13: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

Menanyakan Mengajukan

pertanyaan tentang pengertian,tujuan, ruang lingkup dan dan teknis dasar P3K

Mengumpulkan data Mendiskusikan

secara berkelompok mengenai penerapan P3K di Indonesia dan di negara lain

Penerapan P3K di industri dan d laboratorium

Mengasosiasi Secara

berkelompok mengolah hasil pengamatan berupa ppt/slide show

Menyimpulkan hasil pengamatan

Mengomunikasi Mempresentasika

Laporan tertulis kelompok

TesTes tertulis pilihan ganda

2.2 Memiliki rasa ingin tahu dalam memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup

2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah

3.4 Menjelaskan pengertian, ruang lingkup, dan teknis dasar P3K

4.4 Menilai pengertian, ruang lingkup dan teknis dasar P3K

Page 14: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

n laporan berupa ppt/slide show

SILABUS

Satuan Pendidikan : SMKMata Pelajaran : KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAKelas /Semester : X / IIKompetensi Inti:KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotongroyong, kerjasama, toleran,

damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual dan prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang Ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidangkerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.

Definisi Ruang lingkup Macam

Kerusakan Upaya

perbaikan

Mengamati Melakukan studi

pustaka mencari informasi tentang pengertian, ruang lingkup, macam

ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen

5 X 2 JP Sumber:Referensi /

buku ajar K3LH terkait

Internet 2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam

Page 15: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup

2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah

Upaya pelestarian

kerusakan, upaya perbaikan dan upaya pelestarian lingkungan hidup

MenanyakanMengajukan pertanyaan tentang macam kerusakan, upaya perbaikan dan upaya pelestarian lingkungan hidupMengumpulkan data Mendiskusikan

secara berkelompok mengenai macam kerusakan, upaya perbaikan dan upaya pemerintah dalam pelestarian lingkungan hidup

Perindividu mencari gambar yang terkait mengenai kerusakan dan upaya perbaikan lingkungan hidup

PortofolioLaporan tertulis kelompok

TesTes tertulis pilihan ganda3.5 Menjelaskan definisi, ruang lingkup,

macam kerusakan, upaya perbaikan kerusakan dan upaya pelestarian lingkungan hidup

4.5. Membuktikan definisi, ruang lingkup, macam kerusakan, upaya perbaikan kerusakan dan upaya pelestarian lingkungan hidup

Page 16: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

yang telah dilakukan

Mengasosiasi secara

berkelompok mengolah hasil pengamatan berupa ppt/slide show

mengumpulkan tugas berupa gambar

Menyimpulkan hasil pengamatan

Mengomunikasi Mempresentasika

n laporan berupa ppt/slide show

1.1 Mensyukuri karuniaTuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.

Pengertian limbah

Jenis limbah Cara pengolahan

limbah

MengamatiMelakukan studi pustaka mencari informasi tentang Pengertian, Jenis dan cara pengolahan limbahMenanyakan Mengajukan

pertanyaan tentang

ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen

PortofolioLaporan tertulis

6 X 2 JP Sumber:Referensi /

buku ajar K3LH terkait

Internet 2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam

memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup

2.2 Menunjukkan perilakuilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli,

Page 17: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah

Pengertian, Jenis dan cara pengolahan limbah

Mengumpulkan data Mendiskusikan

secara berkelompok tentang jenis dan cara pengolahan limbah

Membuat kompos secara berkelompok

Mengasosiasi Secara

kelompok

TesTes tertulis pilihan ganda

3.6. Menjelaskan jenis, dan cara pengolahan limbah

4.6.Memilih jenis dan cara pengolahan limbah

Page 18: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

1.1 Mensyukuri karuniaTuhan Yang Maha Esa, melalui keselamatan dan kesehatan kerja sebagai tindakan pengamalan menurut agama yang dianutnya.

Defini pemanasan global

Penyebab pemanasan global

Antisipasi pemansan global

MengamatiMelakukan studi pustaka mencari informasi tentang definisi, penyebab dan antipasi pemanasan globalMenanyakan Mengajukan

pertanyaan tentang definisi, penyebab dan antipasi pemanasan global Mengumpulkan data

Mendiskusikan secara berkelompok mencari informasi dari berbagai literatur tentang pemanasan global

ObservasiCek list lembar pengamatan kegiatan eksperimen

PortofolioLaporan tertulis kelompok

TesTes tertulis pilihan ganda

5 X 2 JP Sumber:Referensi /

buku ajar K3LH terkait

Internet 2.1 Memiliki rasa ingin tahu dalam

memahami berbagai aspek terkait pemahaman keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup

2.2 Menunjukkan perilakuilmiah (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,ramah lingkungan, gotong royong dalam melakukan pembelajaran sebagai bagian dari sikap ilmiah

3.7 Menjelaskan definisi, ruang lingkup, penyebab dan upaya pencegahan pemanasan global

Page 19: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran PenilaianAlokas

i Waktu

Sumber Belajar

Mengumpulkan artikel tentang pemanasan global secara berkelompok

Mengasosiasi Secara

berkelompok mengolah hasil pengamatan berupa ppt/slide show

Menyimpulkan hasil pengamatan

Mengomunikasi Mempresentasika

nlaporan berupa ppt/slide show

4.7 Membuktikan definisi, ruang lingkup, penyebab dan upaya pencegahan pemanasan global

........................, 2014

Mengetahui,

Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah 1, Guru Pengampu,

( ) ( ) ( )

Page 20: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

SEMESTER 1

Page 21: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

MATERI PEMBELAJARAN SEMESTER 1

BAB I : KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA

BAB II : API DAN KEBAKARAN

BAB III : ALAT PELINDUNG KERJA DAN LABORATORIUM

BAB IV : PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)

BAB V : KESEHATAN KERJA

BAB VI : PENYAKIT AKIBAT KERJA

Page 22: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

BAB IKESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Sumber : www.lorco.co.idDalam kehidupan sehari, seseorang harus berhati-hati dalam melakukan

aktivitasnya. Gambar di atas merupakan poster yang menyiratkan bahwa

kecelakaan selalu mengintai dimana saja kita berada. Maka dari itu setiap orang

harus memahami bagaimana cara menjaga keselamatan agar terhindar dari

kecelakaan, baik dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam bekerja.

Untuk kesehatan, sangat ditekankan dalam kehati-hatian untuk menjaga

keselamatan serta menghindari dari kecelakaan kerja. Karena dalam setiap

tindakan tenaga kesehatan, resiko tertular penyakit maupun terjadi kecelakaan

memiliki angka yang cukup tinggi.

Dalam bab ini akan dibahas tentang keselamatan dan kecelakaan kerja,

bagaimana pengertian hingga cara melindungi diri dari kecelakaan kerja.

Sehingga diharapkan siswa dapat memahami dan melaksanakan konsep

keselamatan dan dapat terhindar dari kecelakaan kerja.

Page 23: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1.1 Mensyukuri karunia Tuhan Yang

Maha Esa, melalui keselamatan dan

kesehatan kerja sebagai tindakan

pengamalan menurut agama yang

dianutnya.

1.1.1. Siswa mengawali setiap kegiatan

dengan doa.

1.1.2. Siswa mengucapkan salam ketika

pertemuan

2.3 Memiliki rasa ingin tahu dalam

memahami berbagai aspek terkait

pemahaman keselamatan, kesehatan

kerja dan lingkungan hidup

2.2 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun,ramah lingkungan, gotong

royong dalam melakukan

pembelajaran sebagai bagian dari

sikap ilmiah

2.1.1. Siswa menunjukkan sikap

kerjasama dan tanggung jawab

2.1.2. Siswa menghargai orang lain dari

berbagai perbedaan individu

2.1.3. Siswa dapat bekerjasama dalam

kelompok diskusi.

2.1.4. Siswa mampu bertoleransi antar

sesama.

3.1 Menjelaskan pengertian, ruang

lingkup dan perundang-undangan

mengenai K3

3.1.1. Siswa dapat menjelaskan

pengertian dari K3

3.1.2. Siswa dapat menjelaskan tentang

ruang lingkup K3

3.1.3. Siswa dapat menjelaskan tentang

perundang-undangan K3

4.1. Melakukan identifikasi resiko bahaya

untuk mengurangi kecelakaan kerja

4.2. Membuktikan pengertian, ruang

lingkup dan perundang-undangan

mengenai K3

4.1.1. Siswa dapat mengidentifikasi

resiko bahaya untuk mengurangi

kecelakaan kerja

4.2.1. Siswa dapat mengaplikasikan

pengertian, ruang lingkup serta

undang-undang K3 dalam

kehidupan sehari-hari

Page 24: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

B. PETA KONSEP

C. KATA KUNCI

D. AKTIVITAS

Kesehatan kerja

Keselamatan kerja

Kecelakaan kerja

Penyakit Akibat Kerja

Alat perlindungan diri

K3

RESIKO KERJA

RESIKO KERJA

PENGENDALIAN PENYAKIT AKIBAT

KERJA DAN KECELAKAAN

PENGENDALIAN PENYAKIT AKIBAT

KERJA DAN KECELAKAAN

PENYAKIT AKIBAT KERJA

PENYAKIT AKIBAT KERJA

KECELAKAAN KERJAKECELAKAAN KERJA

MEDICAL CONTROL

MEDICAL CONTROL

ADMINISTRATIVE CONTROL

ADMINISTRATIVE CONTROL

LEGISLATIVE CONTROLLEGISLATIVE CONTROL

Page 25: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Bacalah referensi tentang dasar kesehatan dan keselamatan kerja

lalu jawablah pertanyaan berikut !

NO PERTANYAAN JAWABAN

1.Apa yang kamu ketahui tentang

keselamatan dan kesehatan kerja?

2. Apa fungsi alat pelrindungan diri?

3.Apa yang kamu ketahui tentang

kecelakaan?

4.Bagaimana cara menghindari

kecelakaan?

5. Apa penyebab kecelakaan?

E. MATERI

1. PENGERTIAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

K3 adalah singkatan dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Terdapat

perbedaan dalam menyebut kepanjangan dari K3, beberapa menyebut "Kesehatan

dan Keselamatan Kerja". Namun merujuk kepada istilah bahasa inggris,

Occupational Health and Safety (OHS), maka istilah Keselamatan dan Kesehatan

Kerja dirasa lebih tepat.

Secara umum, K3 didefinisikan sebagai ilmu tentang antisipasi, rekognisi,

evaluasi dan kontrol terhadap bahaya yang muncul di tempat kerja yang dapat

mempengaruhi kesehatan dan keselamatan pekerja - selain juga dapat

berpengaruh terhadap komunitas dan lingkungan sekitar.

Menurut Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah

suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik

jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada

umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

Menurut Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha

untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan

yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Page 26: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi

keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja

yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan,

dan kondisi pekerja .

Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah

merujuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap

cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi

umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum.

Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000),

mengartikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam

pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun

bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.

Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja

menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja

yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.

Menurut Mangkunegara (2002), bahwa indikator penyebab keselamatan

kerja adalah:

a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:

1) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang

diperhitungkan keamanannya.

2) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak

3) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi :

1) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

2) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik

3) Pengaturan penerangan.

2. RUANG LINGKUP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja sangat luas, merujuk kepada

berbagai disiplin ilmu dan berbagai bahaya dalam lingkungan kerja. Untuk

memaksimalkan perlindungan terhadap tenaga kerja harus disediakan alat dan

bahan sesuai standart. Karena dalam setiap tindakan kerja akan dipengaruhi oleh

faktor perilaku yang mengutamakan keselamatan dan kesehatan serta dukungan

dari lingkungan sebagai target penerapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Page 27: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Sumber : http://ti.unikom.ac.id

Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja dapat dijelaskan sebagai

berikut (Rachman,1990) :

a. Keselamatan dan kesehatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di

dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat

kerja dan usaha yang dikerjakan.

b. Aspek perlindungan dalam keselamatan dan kesehatan kerja meliputi :

1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian

2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan

3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.

4) Proses produksi

5) Karakteristik dan sifat pekerjaan

6) Teknologi dan metodologi kerja

c. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dilaksanakan secara holistik

sejak perencanaan hingga perolehan hasil dari kegiatan industri barang

maupun jasa.

d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut

bertanggung jawab atas keberhasilan usaha keselamatan dan kesehatan

kerja.

a. TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Secara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak

dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak

Page 28: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

membawa keselamatan kerja, atau perbuatan yang tidak selamat. Kecelakaan

kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat

yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja

maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara

menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab

kecelakaan dan atau mengadakan pengawasan yang ketat. (Silalah, 1995).

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan

mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.

Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-

akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat

dilakukan atau tidak.

Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan

kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknya selektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

gizi pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATT yang akan berlaku

pada tahun 2020 mendatang, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan

salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan

barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota,

termasuk bangsa Indonesia. Untuk mengantisipasi hal tersebut serta

mewujudkan perlindungan masyarakat pekerja Indonesia, telah ditetapkan Visi

Indonesia Sehat 2010 yaitu gambaran masyarakat Indonesia di masa depan,

yang penduduknya hidup di dalam lingkungan dan perilaku sehat, memperoleh

Page 29: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki

derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu

bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan

pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh,

merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat

luas.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan

petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam

dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di

beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan kecenderungan

peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena

kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang

kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga

tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.

Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus

melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan

pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Tenaga

kesehatan yang perlu kita perhatikan yaitu semua tenaga kesehatan yang

merupakan suatu institusi dengan jumlah petugas kesehatan dan non kesehatan

yang cukup besar. Kegiatan tenaga atau petugas kesehatan mempunyai risiko

berasal dari faktor fisik, kimia, ergonomi dan psikososial. Variasi, ukuran, tipe

dan kelengkapan sarana dan prasarana menentukan kesehatan dan keselamatan

kerja. Seiring dengan kemajuan IPTEK, khususnya kemajuan teknologi sarana

dan prasarana, maka risiko yang dihadapi petugas tenaga kesehatan semakin

meningkat.

Petugas atau tenaga kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan

terhadap masalah kesehatan yang merupakan kendala yang dihadapi untuk

setipa tahunnya. Selain itu dalam pekerjaannya menggunakan alat – alat

Page 30: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

kesehatan, berionisasi dan radiasi serta alat-alat elektronik dengan voltase

yang mematikan, dan melakukan percobaan dengan penyakit yang dimasukan

ke jaringan hewan percobaan. Oleh karena itu penerapan budaya “aman dan

sehat dalam bekerja” hendaknya dilaksanakan pada semua Institusi di Sektor /

Aspek Kesehatan.

b. FASILITAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1) Sarana/Prasana Kesehatan

Sarana kesehatan yang meliputi berbagai alat / media elektronik yang

harus ada di  Tempat Kerja Kesehatan untuk penentuan jenis penyakit,

penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang dapat berpengaruh

terhadap kesehatan perorangan dan masyarakat.

2) Disain Sarana / Prasarana Kesehatan

Harus mempunyai sistem yang memadai dengan sirkulasi udara yang

adekuat agar suasana di dalam ruangan tersebut menjadi nyaman.

Harus mempunyai alat dan bahan yang standart dalam menjaga

keselamatan dan kesehatan kerja seperti alat perlindungan diri ( helm,

sepatu boat, baju kerja dan lain-lain).

3) Disain Sarana / Prasarana Kesehatan

Harus mempunyai pemadam api yang tepat terhadap segala sesuatu yang

bisa menyebabkan terjadinya kebakaran.

4) Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada Kecelakan (P3K) 

c. MASALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan

merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas

kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban

tambahan pada pekerja. Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa

dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan

produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat menimbulkan

masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang

pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.

Page 31: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

1) Kapasitas Kerja

Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya

belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran

bahwa 30– 40% masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita

anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan

seperti ini tidak memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan

produktivitas yang optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan

bahwa angkatan kerja yang ada sebagian besar masih di isi oleh petugas

kesehatan dan non kesehatan yang mempunyai banyak keterbatasan,

sehingga untuk dalam melakukan tugasnya mungkin sering mendapat

kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan kecelakaan kerja.

2) Beban Kerja

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis

beroperasi 8 – 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan

kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja bergilirdan

tugas/jaga malam. Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan

kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik

(irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain

tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah,

yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara

berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan

stress.

3) Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi

kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational

Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja

(Occupational Disease & Work Related Diseases).

d. TEORI KECELAKAAN KERJA

Dalam buku Industrial Safety, David Colling, mendefiniskan

kecelakaan kerja :

“Kejadian tak terkontrol atau tak direncanakan yang disebabkan oleh faktor

manusia, situasi, atau lingkungan, yang membuat terganggunya proses kerja

Page 32: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

dengan atau tanpa berakibat pada cedera, sakit, kematian, atau kerusakan

properti kerja.”

Ada beberapa teori yang berkembang untuk menjelaskan terjadinya

kecelakaan kerja ini. Salah satu yang ternama adalah yang diusulkan oleh

H.W. Heinrich dengan teorinya yang dikenal sebagai Teori Domino Heinrich.

Dalam Teori Domino Heinrich, kecelakaan terdiri atas lima faktor

yang saling berhubungan :

1. Kondisi kerja

2. Kelalaian manusia

3. Tindakan tidak aman

4. Kecelakaan

5. Cedera

Kelima faktor ini tersusun layaknya kartu domino yang diberdirikan.

Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan menimpa kartu lain hingga

kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip dengan efek domino

yang telah kita kenal sebelumnya, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan

memicu peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain.

Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan

menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor

penyebab kecelakaan. Menurut penelitian yang dilakukannya, tindakan tidak

aman ini menyumbang 98% penyebab kecelakaan.

Sedangkan penjelasan dengan menghilangkan tindakan tidak aman ini

dapat mencegah kecelakaan?

Kembali ke analogi kartu domino tadi, jika kartu nomer 3 tidak ada

lagi, seandainya kartu nomer 1 dan 2 jatuh, ini tidak akan menyebabkan

jatuhnya semua kartu. Dengan adanya gap/jarak antara kartu kedua dengan

kartu keempat, pun jika kartu kedua terjatuh, ini tidak akan sampai menimpa

kartu nomer 4. Akhirnya, kecelakaan (poin 4) dan cedera (poin 5) dapat

dicegah.

Dengan penjelasannya ini, Teori Domino Heinrich menjadi teori

ilmiah pertama yang menjelaskan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan

tidak lagi dianggap sebagai sekedar nasib sial atau karena peristiwa kebetulan.

Page 33: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

e. IDENTIFIKASI MASALAH KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA BAGI TENAGA KESEHATAN DAN PENCEGAHANNYA

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.

Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan penderitaan dari

yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan di

laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :

Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien

Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban petugas laboratorium itu

sendiri.

Penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam kelompok :

1) Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu yang tidak aman dari :

Peralatan / Media Elektronik, Bahan dan lain-lain

Lingkungan kerja

Proses kerja

Sifat pekerjaan

Cara kerja

2) Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia,

yang dapat terjadi antara lain karena:

Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana

Cacat tubuh yang tidak kentara (bodily defect)

Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh.

Sikap dan perilaku kerja yang tidak baik

 Beberapa contoh kecelakaan yang banyak terjadi di Tempat Kerja Kesehatan :

1) Terpeleset , biasanya karena lantai licin

Terpeleset dan terjatuh adalah bentuk kecelakaan kerja yang dapat terjadi

di tempat kerja. Akibat yang akan ditimbulkan antara lain :

a) Pada kejadian ringan : memar

b) Pada kejadian berat : fraktura ( patah tulang), dislokasi, memar otak,

dll.

Pencegahan :

a) Pakai sepatu anti slip

b) Jangan pakai sepatu dengan hak tinggi, tali sepatu longgar

Page 34: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

c) Hati-hati bila berjalan pada lantai yang sedang dipel (basah dan licin)

atau tidak rata konstruksinya.

d) Pemeliharaan lantai dan tangga

2) Mengangkat beban

Mengangkat beban merupakan pekerjaan yang cukup berat, terutama bila

mengabaikan kaidah ergonomi. 

Akibat : cedera pada punggung

Pencegahan :

a) Beban jangan terlalu berat

b) Jangan berdiri terlalu jauh dari beban

c) Jangan mengangkat beban dengan posisi membungkuk tapi

pergunakanlah tungkai bawah sambil berjongkok

d) Pakaian penggotong jangan terlalu ketat sehingga pergerakan

terhambat.

Gambar 1.2. Alat Perlindungan diri

Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan Kerja di Tempat

Kerja Kesehatan

Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab

yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri

dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses

penyakit dan hazard di tempat kerja. Faktor Lingkungan kerja sangat

Page 35: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja.

Sebagai contoh antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah dan keracunan

timah. Akan tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktor manusia juga

(WHO).

Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat Hubungan

Kerja (PAHK) sangat luas ruang lingkupnya. Menurut Komite Ahli WHO

(1973), Penyakit Akibat Hubungan Kerja adalah “penyakit dengan penyebab

multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan

kondisi tempat kerja. Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat,

mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit.

Penyakit akibat kerja di Tempat Kerja Kesehatan umumnya berkaitan

dengan faktor biologis (kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien);

faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti

antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan kerusakan hati;

faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah); faktor fisik

dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi,

radiasi dll.); faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat

darurat, karantina dll.)

1) Faktor Biologis

Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang

biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic,

colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-benda

yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar melalui kontak

dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat menginfeksi

pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena

tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus. Angka kejadian

infeksi nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan cukup tinggi. Secara

teoritis kemungkinan kontaminasi pekerja LAK sangat besar, sebagai

contoh dokter di RS mempunyai risiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali

lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi atau swasta, dan bagi

petugas Kebersihan menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak

dengan bahan yang tercemar kuman patogen, debu beracun mempunyai

peluang terkena infeksi.

Page 36: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Pencegahan :

a) Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,

epidemilogi dan desinfeksi.

b) Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan

dalam keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk

bekerja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.

c) Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang

benar.

d) Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan

infeksius dan spesimen secara benar

e) Pengelolaan limbah infeksius dengan benar

f) Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.

g) Kebersihan diri dari petugas.

2) Faktor Kimia

Petugas di tempat kerja kesehatan yang sering kali kontak dengan

bahan kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan

solvent yang banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan

dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau

lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka.

Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat

kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan

hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik

( trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap

melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan

kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan

jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.

Pencegahan :

a) ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang

ada untuk diketahui oleh seluruh petugas untuk petugas atau tenaga

kesehatan laboratorium.

b) Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk

mencegah tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol untuk

petugas / tenaga kesehatan laboratorium.

Page 37: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

c) Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan,

celemek, jas laboratorium) dengan benar.

d) Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata

dan lensa.

e) Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.

3) Faktor Ergonomi

Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan

alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan

dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja

yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya.

Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara populer

kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to

fit the Man to the Job.

Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan

pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga

operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada

umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran

pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat

menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan

dalam jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis

(stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja

(low back pain).

4) Faktor Fisik

Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan

masalah kesehatan kerja meliputi:

a) Kebisingan, getaran akibat alat / media elektronik dapat menyebabkan

stress dan ketulian

b) Pencahayaan yang kurang di ruang kerja, laboratorium, ruang

perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan

penglihatan dan kecelakaan kerja.

c) Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja

d) Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.Terkena

radiasi

Page 38: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

e) Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan,

penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat

membahayakan petugas yang menangani.

Pencegahan :

a) Pengendalian cahaya di ruang kerja khususnya ruang laboratorium.

b) Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.

c) Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi

d) Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.

e) Pelindung mata untuk sinar laser

f) Filter untuk mikroskop untuk pemeriksa demam berdarah.

5) Faktor Psikososial

Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat

menyebabkan stress :

a) Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut

hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di tempat kerja kesehatan di

tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai

dengan kewibawaan dan keramahan-tamahan

b) Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.

c) Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau

sesama teman kerja.Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra

kerja di sektor formal ataupun informal.

Page 39: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

3. PENGENDALIAN PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN

KECELAKAAN MELALUI PENERAPAN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA

a. Pengendalian Melalui Perundang-undangan (Legislative Control)

antara lain :

1) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja

Undang-Undang ini mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan

tempat kerja dan pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.

2) Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

Undang-Undang ini menyatakan bahwa secara khusus perusahaan

berkewajiban memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan

kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke

tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan

kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya

para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri (APD) dengan

tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan kesehatan

kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23

Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja

agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri

sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja

yang optimal. Karena itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan

kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.

3) Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang ini mengatur mengenai segala hal yang berhubungan

dengan ketenagakerjaan mulai dari upah kerja, jam kerja, hak maternal,

cuti sampi dengan keselamatan dan kesehatan kerja. Sebagai penjabaran

dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga mengeluarkan

Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait

penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), diantaranya

adalah :

Page 40: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

a) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 11 Tahun 1979 tentang

Keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas

Bumi

b) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1973 tentang Pengawasan Atas

Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan Pestisida

c) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan

Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan

d) Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993 tentang Penyakit Yang

Timbul Akibat Hubungan KerjaPeraturan Menteri Kesehatan tentang

higene dan sanitasi lingkungan.

e) Peraturan penggunaan bahan-bahan berbahaya

f) Peraturan/persyaratan pembuangan limbah dll.

4) Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1087/MENKES/SK/VIII/2010

Tentang standart kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit.

b. Pengendalian melalui Administrasi / Organisasi (Administrative Control)

antara lain :

1) Persyaratan penerimaan tenaga medis, para medis, dan tenaga non medis

yang meliputi batas umur, jenis kelamin, syarat kesehatan.

2) Pengaturan jam kerja, lembur dan shift.

3) Menyusun Prosedur Kerja Tetap (Standard Operating Procedure) untuk

masing-masing instalasi dan melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaannya.

4) Melaksanakan prosedur keselamatan kerja (safety procedures) terutama

untuk pengoperasian alat-alat yang dapat menimbulkan kecelakaan (boiler,

alat-alat radiology, dll) dan melakukan pengawasan agar prosedur tersebut

dilaksanakan.

5) Melaksanakan pemeriksaan secara seksama penyebab kecelakaan kerja

dan mengupayakan pencegahannya.

c. Pengendalian Secara Teknis (Engineering Control)

antara lain :

1) Substitusi dari bahan kimia, alat kerja atau proses kerja

2) Isolasi dari bahan-bahan kimia, alat kerja, proses kerja dan petugas

kesehatan dan non kesehatan (penggunaan alat pelindung)

3) Perbaikan sistim ventilasi, dan lain-lain

Page 41: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

d. Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control)

Yaitu upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara

mengenal (Recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat

tumbuh pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan

pencegahan meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja itu

sendiri maupun terhadap orang disekitarnya. Dengan deteksi dini, maka

penatalaksanaan kasus menjadi lebih cepat, mengurangi penderitaan dan

mempercepat pemulihan kemampuan produktivitas masyarakat pekerja. Disini

diperlukan system rujukan untuk menegakkan diagnosa penyakit akibat kerja

secara cepat dan tepat (prompt-treatment). Pencegahan sekunder ini

dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi:

1) Pemeriksaan Awal

Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang calon /

pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai melaksanakan

pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memperoleh gambaran

tentang status kesehatan calon pekerja dan mengetahui apakah calon

pekerja tersebut ditinjau dari segi kesehatannya sesuai dengan pekerjaan

yang akan ditugaskan kepadanya.

Pemerikasaan kesehatan awal ini meliputi :

• Anamnese umum

• Anamnese pekerjaan

• Penyakit yang pernah diderita

• Alergi

• Imunisasi yang pernah didapat

• Pemeriksaan badan

• Pemeriksaan laboratorium rutin

• Pemeriksaan tertentu:

• Tuberkulin test

• Psikotest

2) Pemeriksaan Berkala

Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala dengan

jarak waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan

yang dihadapi. Makin besar resiko kerja, makin kecil jarak waktu antar

pemeriksaan berkala Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi

Page 42: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan

awal dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai

dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.

3) Pemeriksaan Khusus

Yaitu pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar

waktu pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga

ada keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja. Sebagai unit di

sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern di Tempat

Kerja Kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan paripurna juga harus

merambah dan memberi panutan pada masyarakat pekerja di sekitarnya,

utamanya pelayanan promotif dan preventif. Misalnya untuk

mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi pekerja atau

masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam mengenali unsafe

act dan unsafe condition agar tidak terjadi kecelakaan dan sebagainya.

Kesehatan dan keselamatan kerja di Tempat Kerja Kesehatan

bertujuan agar petugas, masyarakat dan lingkungan tenaga kesehatan saat

bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan

sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan,

kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak. Pihak pemerintah

dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai lembaga yang bertanggung-

jawab terhadap kesehatan masyarakat, memfasilitasi pembentukan

berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di tempat kerja

kesehatan serta menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor

terkait dalam pembinaan K3 tersebut.

Keterlibatan dan komitmen yang tinggi dari pihak manajemen atau

pengelola tempat kerja kesehatan mempunyai peran sentral dalam

pelaksanaan program ini. Demikian pula dengan pihak petugas kesehatan

dan non kesehatan yang menjadi sasaran program K3 ini harus

berpartisipasi secara aktif, bukan hanya sebagai obyek tetapi juga

berperan sebagai subyek dari upaya mulia ini. Melalui kegiatan Kesehatan

dan Keselamatan Kerja , diharapkan petugas kesehatan dan non kesehatan

yang bekerja di tempat kerja kesehatan dapat bekerja dengan lebih

produktif, sehingga tugas sebagai pelayan kesehatan kepada masyarakat

dapat ditingkatkan mutunya.

Page 43: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

F. INFO

“Berdasarkan data International Labour Organization ( ILO) tahun 2013, 1 pekerja di

dunia meninggal setiap 15 detik karena kecelkaan kerja dan 160 pekerja mengalami

sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya ( 2012) ILO mencatat angka kematian

dikarenakan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja sebanyak 2 juta kasus setiap

tahun”.

Sumber : www.depkes.go.id

G. UJI KEMAMPUAN

Pilihan Ganda

Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Istilah yang digunakan untuk kesehatan dan keselamatan kerja dalam bahasa

inggris adalah...

a. Occupational Safety and Health

b. Occupation Health and Safety

c. Assosiation Safety and Savely

d. Occupational Health and Safety

e. Assosiation of Safety

2. Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja

yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang

bersangkutan. Pernyataan tersebut merupakan pengertian keselamatan kerja

menurut....

a. Suma’mur

b. Mangkunegara

c. Mathis dan Jackson

d. Boby Shiantosia

e. Rachman

3. Suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya,

perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat

kerja tersebut. Merupakan pernyataan yang dikemukaan oleh ....

a. Suma’mur

b. Mangkunegara

c. Mathis dan Jackson

d. Boby Shiantosia

Page 44: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

e. Rachman

4. Dibawah ini yang bukan merupakan indikator penyebab keselamatan kerja

adalah...

a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang

diperhitungkan keamanannya.

b. Ruang kerja yang sangat luas dan sejuk

c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

d. Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

e. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik

5. Di bawah ini yang bukan merupakan dampak dari kecelakaan kerja adalah...

a. Menimbulkan korban jiwa

b. Kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha

c. Merugikan rakyat miskin

d. Mengganggu proses produksi secara menyeluruh

e. Merusak lingkungan

6. Kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang

memadai dapat menyebabkan terjadinya...

a. Kesehatan kerja

b. Keselamatan kerja

c. Penyakit akibat kerja

d. Penularan penyakit

e. Penyakit psikososial

7. Upaya untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal

(recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh pada setiap

jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan meluasnya gangguan

yang sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri maupun terhadap orang

disekitarnya. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari....

a. Medical Control

b. Reinforcement Control

c. Engineering Control

d. Administrative Control

e. Legislative Control

Page 45: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

8. Undang-Undang yang menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban

memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja

yang baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru adalah....

a. Undang-undang nomor 23 tahun 1992

b. Undang-undang No. 13 Tahun 2003

c. Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 1993

d. Undang-undang Dasar RI 1945

e. Salah semua

9. “To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job”, istilah tersebut

digunakan untuk menggambarkan tentang penyakit akibat kerja di tempat kerja

kesehatan ditinjau dari faktor...

a. Faktor Biologis

b. Faktor Ergonomi

c. Faktor Kimia

d. Faktor Fisik

e. Faktor Psikologis

10. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah

tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol untuk petugas / tenaga kesehatan

laboratorium, merupakan salah satu tindakan pencegahan dalam penyakit akibat

kerja dari faktor...

a. Faktor Biologis

b. Faktor Ergonomi

c. Faktor Kimia

d. Faktor Fisik

e. Faktor Psikologis

Essay

Jawablah dengan lengkap!

1. Apakah pengertian kesehatan dan keselamatan kerja?

2. Bagaimana cara mencegah penyakit akibat kerja?

3. Jelaskan cara pengendalian penyakit akibat kerja dan kecelakaan melalui

penerapan keselamatan dan kesehatan kerja!

4. Tindakan apakah yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan kerja terpeleset!

5. Jelaskan Teori Domino Heinrich!

Page 46: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

H. TUGAS KELOMPOK

Carilah teori tentang kecelakaan kerja menurut beberapa tokoh.

Kemudian diskusi dalam kelompok untuk selanjutnya dipresentasikan di

depan kelas!

I. RANGKUMAN

Dari seluruh materi tentang keselamatan dan kecelakaan kerja dapat

disimpulkan bahwa keselamatan dan kecelakaan kerja atau sering disebut K3

didefinisikan sebagai ilmu tentang antisipasi, rekognisi, evaluasi dan kontrol terhadap

bahaya yang muncul di tempat kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan

keselamatan pekerja - selain juga dapat berpengaruh terhadap komunitas dan

lingkungan sekitar.

Kesehatan dan keselamatan kerja tidak dapat terlepas dalam kehidupan sehari-

hari karena menyangkut penyakit maupun resiko yang dapat dialami akibat kerja.

Setiap orang memeiliki peluang untuk cidera, tertular penyakit hingga menyebabkan

kematian karena kurangnya kesadaran tentang keselamatan dan kecelakaan kerja.

No NamaTeori Nama Penemu Teori

Tahun Teori

1. Teori Domino Heinrich

H.W. Heinrich 1931

2 Teori Multiple Causation

3 Teori Gordon Gordon 1949

4 Teori Domino Terbaru

Widnerdan Bird dan Loftus

1967

5 Teori Reason/Swiss Cheese Model

James Reason 1995-1997

Page 47: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

BAB IIAPI DAN KEBAKARAN

Sumber : www.pixabay.com

Gambar di atas menjelaskan tentang tim pemadam kebakaran yang

sedang berjuang menaklukkan api yang membakar. Api memiliki kekuatan yang

dahsyat apabila telah melalap benda yang ada disekitarnya. Dalam dunia

kesehatan dan keselamatan kerja, api menjadi salah satu hal yang harus di

tangani dengan cara yang tepat agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

Pada perusahaan atau tempat kerja harus dilengkapi dengan alat pemadam

kebakaran sebagai bentuk kesiapan apabila terjadi kecelakaan kerja. Karyawan

dan para pekerja harus mengetahui pula cara kerja alat pemadam keakaran agar

ketersediaan alat bukan hanya hiasan semata.

Setelah mempelajari bab Api dan Kebakaran, siswa siswi SMK Kesehatan

diharapkan mengetahui mengenai seluk beluk api dan kebakaran. Sehingga

apabila terjadi keselakaan kerja berupa kebakaran, dapat melakukan tindakan

yang tepat.

Page 48: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

A. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1.2 Mensyukuri karunia Tuhan Yang

Maha Esa, melalui keselamatan dan

kesehatan kerja sebagai tindakan

pengamalan menurut agama yang

dianutnya.

1.1.3. Siswa mengawali setiap kegiatan

dengan doa.

1.1.4. Siswa mengucapkan salam ketika

pertemuan

2.4 Memiliki rasa ingin tahu dalam

memahami berbagai aspek terkait

pemahaman api dan kebakrana

2.3 Menunjukkan perilaku ilmiah (jujur,

disiplin, tanggung jawab, peduli,

santun,ramah lingkungan, gotong

royong dalam melakukan

pembelajaran sebagai bagian dari

sikap ilmiah

5.1.1. Siswa menunjukkan sikap

kerjasama dan tanggung jawab

5.1.2. Siswa menghargai orang lain dari

berbagai perbedaan individu

5.1.3. Siswa dapat bekerjasama dalam

kelompok diskusi.

5.1.4. Siswa mampu bertoleransi antar

sesama.

3.1 Menjelaskan pengertian, ruang

lingkup mengenai api dan kebakaran

3.1.1. Siswa dapat menjelaskan

pengertian api dan kebakaran

3.1.2. Siswa dapat menjelaskan tentang

ruang lingkup api dan kebakaran

4.3. Mampu menangani kebakaran4.1.1. Siswa dapat menangani kebakaran

4.2.1. Siswa dapat mengaplikasikan cara

penanganan kebakaran

Page 49: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

B. PETA KONSEP

C. KATA KUNCI

D. AKTIVITAS

Api

Alat pemadam kebakaran

Kebakaran

Derajat luka bakar

APIAPI

API SEBAGAI KAWANAPI SEBAGAI KAWAN

KEBAKARANKEBAKARAN

TAHAP KEBAKARAN MUNCULTAHAP KEBAKARAN MUNCUL

API SEBAGAI LAWANAPI SEBAGAI LAWAN

TAHAP KEBAKARAN REDATAHAP KEBAKARAN REDA

TAHAP KEBAKARAN TUMBUHTAHAP KEBAKARAN TUMBUH

TAHAP KEBAKARAN PUNCAKTAHAP KEBAKARAN PUNCAK

Page 50: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Bacalah referensi tentang api dan kebakaran lalu jawablah

pertanyaan berikut !

NO PERTANYAAN JAWABAN

1.Apa yang kamu ketahui tentang

api?

2.Apa yang kamu ketahui tentang

kebakaran?

6.Apa yang kamu lakukan ketika

terjadi kebakaran?

7.

Bagaimana cara menghindari

kecelakaan kerja akibat api dan

kebakaran?

8. Apa penyebab kebakaran?

E. MATERI

1. PENGERTIAN API DAN KEBAKARAN

Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur

(panas, oksigen dan bahan mudah terbakar) yang menghasilkan panas dan cahaya.

Ilustrasi unsur api dapat dilihat sebagaimana pada gambar segitiga api.

Gambar Segitiga Api

Page 51: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Sedangkan pengertian Kebakaran ialah nyala api baik kecil maupun besar

pada tempat, situasi dan waktu yang tidak dikehendaki yang bersifat merugikan

dan pada umumnya sulit untuk dikendalikan.

Kebakaran merupakan suatu peristiwa yang disebabkan dari api yang tidak

dapat dikendalikan atau dikuasai baik besar maupun kecil, disengaja atau tidak

dan menimbulkan kerugian harta benda, cacat bahkan korban jiwa manusia.

Kebakaran juga termasuk dalam salah satu kategori kondisi/situasi darurat di

lingkungan Perusahaan baik dari luar maupun dalam lokasi tempat kerja.

2. PERBEDAAN API DAN KEBAKARAN

Api :

a. Dibutuhkan

b. Mudah dikendalikan

c. Menguntungkan

Kebakaran :

a. Tidak dibutuhkan

b. Sulit dikendalikan

c. Merugikan

Api dalam kehidupan kita sehari-hari sangat diperlukan baik untuk memasak

atau sekedar menghangatkan tubuh apabila kita berada didaerah yang bersuhu

dingin, dengan kata lain Api bisa menjadi kawan kita, Namun demikian Api juga

bisa menjadi lawan kita.

API MENJADI TEMAN adalah : Api yang dapat dikendalikan/dikuasai baik

api besar maupun kecil selama itu pula akan menjadi kawan bahkan

menguntungkan & menghasilkan.

Sedangkan API MENJADI LAWAN yaitu Api yang tidak terkendali,

betapapun kecilnya api selama tidak bisa dikendalikan/dikuasai & menimbulkan

kerugian,cacat bahkan korban jiwa manusia,maka selama itu pula api dikatakan

menjadi lawan kita.

3. PENYEBAB DAN AKIBAT KEBAKARAN

Penyebab kebakaran antara lain :

a. Kelalaian

b. Kurangnya pengertian dalam penanggulangan

Page 52: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

c. Peristiwa alam

d. Disengaja/ulah manusia

Kebakaran baik kecil maupun besar terdapat bahaya di dalamnya antara lain :

a. Api (jilatan api yang dapat membakar kulit/tubuh).

b. Suhu panas (dapat menyebabkan hipertermia).

c. Asap (dapat menyebabkan sesak nafas dan mengganggu pengelihatan).

d. Gas-gas beracun (dapat menimbulkan penyakit dan gangguan kesehatan

lainnya).

e. Runtuhan bangunan (dapat menimpa korban yang terjebak di dalamnya

sewaktu-waktu).

f. Ledakan (bahan mudah meledak di sekitar area kebakaran dapat melukai

apa saja di dekatnya).

Di samping bahaya kebakaran di atas, kebakaran juga dapat menimbulkan

kerugian yang diantaranya ialah sebagai berikut :

a. Manusia (korban jiwa pada kejadian kebakaran).

b. Material (nilai bangunan dan aset yang rusak disebabkan kejadian

kebakaran).

c. Lingkungan (flora dan fauna yang musnah karena kejadian kebakaran,

efek termal kebakaran serta peningkatan gas CO2 dan polusi).

d. Ekonomi (kerugian finansial akibat tidak mampu berjalannya bisnis

dampak dari kejadian kebakaran).

e. Sosial (PHK massal dikarenakan kebangkrutan bisnis dampak dari

kejadian kebakaran).

4. TAHAP DAN KLASIFIKASI KEBAKARAN

Kejadian kebakaran pada umumnya menimbulkan banyak kerugian baik itu

korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal tersebut dikarenakan pada

umumnya kebakaran sulit untuk dikendalikan (dipadamkan). Untuk menghindari

kerugian yang dimaksud, maka perlu kita kenali sifat-sifat terjadinya (tahap-tahap)

kebakaran.

Page 53: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Tahap-tahap kebakaran tersebut antara lain :

a. Tahap Kebakaran Muncul

Reaksi 3 (tiga) unsur api (panas, oksigen dan bahan mudah terbakar). Dapat

padam dengan sendirinya apabila api tidak dapat mencapai tahap kebakaran

selanjutnya. Menentukan tindakan pemadaman atau untuk menyelamatkan

diri.

b. Tahap Kebakaran Tumbuh

Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat. Dapat terjadi

flashover (ikut menyalanya bahan mudah terbakar lain di sekitar api karena

panas tinggi). Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka ataupun

kematian bagi petugas pemadam.

c. Tahap Kebakaran Puncak

Semua bahan mudah terbakar menyala secara keseluruhan. Nyala api paling

panas dan yang paling berbahaya bagi siapa saja yang terperangkap di

dalamnya.

d. Tahap Kebakaran Reda (Padam)

Tahap kebakaran yang memakan waktu paling lama di antara tahap-tahap

kebakaran lainnya. Penurunan kadar O2 (oksigen) atau bahan mudah terbakar

secara signifikan yang menyebabkan padamnya api (kebakaran). Terdapatnya

bahan mudah terbakar yang belum menyala berpotensi menimbulkan nyala api

baru secara. Berpotensi menimbulkan backdraft (ledakan yang terjadi akibat

masuknya pasokan oksigen secara tiba-tiba dari kebakaran ruang tertutup yang

dibuka mendadak saat kebakaran berlangsung).

Page 54: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Gambar Tahap Kebakaran

Klasifikasi kebakaran :

Menurut Peraturan Menteri Tenakertrans nomor : pe-04/80 tanggal 14 april 1980

kebakaran dibedakan menjadi

Klas a : kebakaran benda padat

Klas b : kebakaran benda cair/gas

Klas c : kebakaran akibat listrik

Klas d : kebakaran logam

Dengan mengetahui klasifikasi kebakaran, maka akan memudahkan dalam

menentukan / memilih media pemadam yang sesuai.

5. PENANGGULANGAN KEBAKARAN

a. Tindakan Pencegahan/Preventif

Segala upaya yang dilakukan agar kebakaran tidak terjadi kebakaran :

1) Memberikan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan

2) Menempatkan barang-barang yang mudah terbakar di tempat yang aman

dan jauh dari api

3) Tidak merokok dan melakukan pekerjaan panas di tempat barang-barang

yang mudah terbakar

4) Tidak membuat sambungan listrik sembarangan

5) Tidak memasang steker listrik bertumpuk-tumpuk

Page 55: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

6) Memasang tanda-tanda peringatan pada tempat yang mempunyai resiko

bahaya kebakaran tinggi

7) Menyediakan apar ditempat yang strategis

8) Matikan aliran listrik bila tidak digunakan

9) Buang puntung rokok di asbak dan matikan apinya

10) Bila akan menutup tempat kerja, periksa dahulu hal-hal yang dapat

menyebabkan kebakaran

b. Tindakan Pemadaman/Represif

Tindakan yang dilakukan untuk memadamkan kebakaran sebagai upaya

memperkecil kerugian yang ditimbulkan dan mencegah agar kebakaran tidak

meluas

 

Teknik Dan Taktik Penanggulangan Kebakaran

a. Teknik penanggulangan kebakaran

Kemampuan maksimal dalam menggunakan peralatan yang tersedia guna

memadamkan kebakaran

b. Taktik penanggulangan kebakaran

Kemampuan maksimal tentang cara-cara yang digunakan dalam rangka

pemadaman kebakaran

 

Langkah-Langkah Penanggulangan Kebakaran

1. Memadamkan dengan alat pemadam yang sesuai, jika api tidak padam,

panggil teman terdekat

2. Bunyikan alarm / tanda bahaya kebakaran jika api belum padam

3. Hubungi unit pemadam kebakaran untuk minta bantuan dengan identitas

yang jelas

4. Amankan lokasi dan bantu kelancaran petugas pemadam

5. Beritahu petugas pemadam tempat sumber air

6. Utamakan keselamatan jiwa dari pada harta benda

 

Faktor Penting Dalam Pemadaman

1. Arah angin

2. Jenis benda yang terbakar

3. Volume benda yang terbakar

Page 56: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

4. Berapa lama telah terbakar

5. Situasi, kondisi dan lingkungan

 

6. METODE MEMADAMKAN API

Untuk dapat memadamkan api (kebakaran) terdapat beberapa metode/cara

berdasarkan teori terbentuknya api (segitiga api) yaitu diantaranya ialah dengan

metode pendinginan, isolasi, dilusi, pemisahan dan pemutusan. Masing-masing

penjelasannya antara lain :

a. Pendinginan dengan cara menghilangkan unsur panas dan menggunakan

media bahan dasar air.

b. Isolasi dengan menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi

unsur O2 menyalakan api. Menggunakan media serbuk ataupun busa.

c. Dilusi dengan meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan

api. Menggunakan media gas CO2

d. Pemisahan Bahan Mudah Terbakar dengan cara memisahkan bahan mudah

terbakar dari unsur api. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari

jangkauan api.

e. Pemutusan Rantai Reaksi dengan cara memutus rantai reaksi api dengan

menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai

reaksi api. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang

dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).

7. SIKAP DAN TINDAKAN DALAM PEMADAMAN KEBAKARAN

a. Keselamatan diri :

Peralatan dan perlengkapan yang digunakan

Asap tebal akibat proses kebakaran

Kemungkinan terjadinya ledakan

Kemungkinan terjadinya radiasi

Page 57: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

8. ALAT PEMADAM API DAN CARA PENGGUNAANNYA

Alat pemadam kebakaran dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

a. Alat pemadam api tradisional

Yaitu pasir, tanah dan air. Sangat baik untuk pemadaman awal. Terutama

dalam rumah tangga atau perkantoran yang tidak begitu luas

b. Alat pemadam api modern

1. Kimia: -

DCP

CO2

BUSA

HERMATIC

2. Hidrant kebakaran

Cara Pemadaman Dengan Alat Pemadam Tradisional

a. Pasir / tanah:

Sangat baik untuk kebakaran lantai / tanah datar

Dapat dipakai untuk membendung tumpahan minyak, sehingga kebakaran

tidak meluas

Dapat dipakai untuk pemadaman awal semua jenis kebakaran

Page 58: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Cara pemakaian: (sistim isolasi)

Pasir / tanah ditaburkan mulai dari tepi hingga seluruh permukaan yang terbakar

tertutup rata

b. Selimut api / karung goni:

Cocok untuk kebakaran kompor (kebakaran minyak) dan semua jenis

kebakaran, kecuali kebakaran listrik

Bahan murah dan mudah didapat 

Cara pemakaian (sistim pendinginan) :

Basahi karung goni dengan air kemudian tutupkan secara rata pada bagian yang

terbakar, jika dengan satu karung tidak cukup, tambah lagi.

 

Cara Pemadaman APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

APAR (Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat yang ringan serta mudah

dilayani untuk satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran

(berdasarkan Permenakertrans RI No 4/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan

dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan). Dan berikut ialah tata cara

penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) / Tabung Pemadam :

a. Tarik/Lepas Pin pengunci tuas APAR / Tabung Pemadam.

b. Arahkan selang ke titik pusat api.

c. Tekan tuas untuk mengeluarkan isi APAR / Tabung Pemadam.

d. Sapukan secara merata sampai api padam.

Yang perlu diperhatikan :

Perhatikan arah angin (usahakan searah dengan arah angin) supaya

media pemadam benar-benar efektif mengarah ke pusat api.

Perhatikan sumber kebakaran dan gunakan jenis APAR yang sesuai

dengan klasifikasi sumber kebakaran.

Cara Pemadaman Menggunakan Hydrant Kebakaran

a. Menggelar slang (fire hous):

Pegang ujung slang pada sisi betina dan lemparkan gulungan slang ke arah api,

Bila kurang panjang, tambah lagi dan sambungkan satu dengan lainnya,

Sambungkan pangkal slang (sisi betina) dengan hydrant pilar.

Page 59: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

b. Pegang nozle

Ambil posisi dengan benar (kuda-kuda) setelah siap beri kode agar air segera

dialirkan,

Tangan kiri pegang ujung nozle, tangan kanan pada pangkal nozle sambil

dijepit dengan ketiak.

c. Mengalirkan air:

Beri kode operator dengan tangan lurus ke atas,

Untuk menghentikan aliran air, tangan atas diturunkan dengan membuat

gerakan melipat sebatas siku berulang-ulang

Air : media yang paling banyak digunakan

Keuntungan:

Mudah didapat dalam jumlah banyak

Mudah diangkut dan dialirkan

Daya serap terhadap panas besar

Daya mengembang menjadi uap besar

Kelemahan:

Tidak bisa untuk kebakaran listrik,

Untuk kebakaran minyak harus dengan cara spray dan teknik yang benar

F. INFO

“PANTANG PULANG SEBELUM PADAM"

Sumber : http://pampi-damkar.blogspot.com/

Page 60: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Pantang pulang sebelum padam merupakan slogan yang dimiliki oleh

pemadam kebakaran di Indonesia. Korps pemadam di Indonesia sudah ada sejak

zaman Hindia Belanda. Bersama polisi, mereka disebut-sebut sebagai institusi elite

pengaman kota. Berdasar catatan dalam buku Dari BRANDWEER ke Dinas

Kebakaran DKI Jakarta, pemerintah Hindia Belanda mulai membentuk satuan

pemadam pada 1873. Korps ini semula bernama Brandweer. Buat menangani masalah

kebakaran di Jakarta, secara hukum dibentuk oleh Resident op Batavia melalui

ketentuan Reglement op de Brandweer in de Afdeeling stand Vorstenden Van

Batavia.

Kebakaran besar di kampung Kramat-Kwitang sebagai penyebab munculnya

beleid ini. Musibah itu tidak bisa diatasi oleh pemerintah kota. Kemudian pada 25

Januari 1915 muncul peraturan tentang pemadam kebakaran, yakni Reglement op de

Brandweer itu. Jadi kalau dilihat dari sejarah, pemadam kebakaran ini memang sudah

disiapkan oleh Belanda.

G. UJI KEMAMPUAN

Pilihan Ganda

Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Api ialah suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur.

Dibawah ini yang bukan merupakan unsur pembentuk api yaitu...

a. Panas

b. Oksigen

c. Bahan mudah terbakar

d. Bahan kering

e. O2

2. Definisi API MENJADI TEMAN adalah....

a. Api tidak berbahaya

b. Api sangat berbahaya

c. Api dapat menimbulkan korban jiwa

d. Api dapat menguntungkan

e. Api tidak berguna dalam kehidupan

3. Dibawah ini yang bukan merupakan klasifikasi kebakaran menurut Peraturan

Menteri Tenakertrans nomor : pe-04/80 tanggal 14 april 1980 adalah...

Page 61: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

a. Kebakaran benda padat

b. Kebakaran benda cair/gas

c. Kebakaran akibat listrik

d. Kebakaran benda kering

e. Kebakaran logam

4. Terdapat ciri-ciri :

1) Cocok untuk kebakaran kompor (kebakaran minyak) dan semua jenis

kebakaran, kecuali kebakaran listrik

2) Bahan murah dan mudah didapat 

Dari ciri-ciri di atas, merupakan ciri alat pemadam kebakaran jenis....

a. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

b. Pasir

c. Selimut api

d. Air

e. Hydrant

5. Berpotensi menimbulkan korban terjebak, terluka ataupun kematian bagi petugas

pemadam.. pernyataan tersebut merupakan tahap kebakaran...

a. Tahap Kebakaran Muncul

b. Tahap Kebakaran Tumbuh

c. Tahap Kebakaran Puncak

d. Tahap Kebakaran Reda

e. Tahap Kebakaran Padam

6. Pernyataan di bawah ini yang kurnag tepat tentang metode pemadaman kebakaran

adalah...

a. Pendinginan dengan cara menghilangkan unsur panas dan menggunakan

media bahan dasar air.

b. Isolasi dengan menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi

unsur O2 menyalakan api. Menggunakan media serbuk ataupun busa.

c. Dilusi dengan meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur CO2 menyalakan

api. Menggunakan media gas O2

d. Pemisahan Bahan Mudah Terbakar dengan cara memisahkan bahan mudah

terbakar dari unsur api. Memindahkan bahan-bahan mudah terbakar jauh dari

jangkauan api.

Page 62: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

e. Pemutusan Rantai Reaksi dengan cara memutus rantai reaksi api dengan

menggunakan bahan tertentu untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai

reaksi api. Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang

dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).

7. Penggunaan alat pemadaman kebakaran yang tidak bisa untuk kebakaran listrik

adalah....

a. Hydrant kebakaran

b. APAR

c. Pasir

d. Karung goni

e. Benar semua

8. Di bawah ini yang bukan merupakan faktor penting dalam pemadaman adalah...

a. Arah angin

b. Jenis benda yang terbakar

c. Volume benda sekelilingnya

d. Berapa lama telah terbakar

e. Situasi, kondisi dan lingkungan

9. Dapat dipakai untuk membendung tumpahan minyak, sehingga kebakaran tidak

meluas. Pernyataan tersebut merupakan keuntungan dari...

a. APAR (Alat Pemadam Api Ringan)

b. Pasir

c. Selimut api

d. Air

e. Hydrant

10. Pernyataan yang benar tentang backdraft adalah...

a. Ledakan yang terjadi akibat masuknya pasokan karbondioksida secara tiba-

tiba

b. Dari kebakaran ruang tertutup yang dibuka mendadak saat kebakaran

berlangsung

c. Api membakar bahan mudah terbakar sehingga panas meningkat

d. Terjadi pada tahap kebakaran muncul

e. Terjadi pada tahap kebakaran puncak

Page 63: Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bab 1 2

Essay

Jawablah dengan lengkap!

1. Apakah pengertian api?

2. Apa pengertian kebakaran?

3. Apakah perbedaan antara api dan kebakaran?

4. Jelaskan bagaimana tata cara penggunaan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) /

Tabung Pemadam!

5. Apakah keuntungan pemadaman menggunakan hydrant kebakaran ?

H. TUGAS KELOMPOK

Datanglah ke tempat pemadam kebakaran, dan wawancara petugas

pemadam kebakaran tentang seluk beluk memadamkan api. Kemudian

diskusi dalam kelompok untuk selanjutnya dipresentasikan di depan

kelas!

I. RANGKUMAN

Dari seluruh materi api dan kebakaran dapat disimpulkan bahwa api ialah

suatu reaksi kimia (oksidasi) cepat yang terbentuk dari 3 (tiga) unsur (panas, oksigen

dan bahan mudah terbakar) yang menghasilkan panas dan cahaya.

Api dalam kehidupan kita sehari-hari sangat diperlukan baik untuk memasak

atau sekedar menghangatkan tubuh apabila kita berada didaerah yang bersuhu dingin,

dengan kata lain Api bisa menjadi kawan kita, Namun demikian Api juga bisa

menjadi lawan kita.

Kejadian kebakaran pada umumnya menimbulkan banyak kerugian baik itu

korban jiwa maupun kerugian harta benda. Hal tersebut dikarenakan pada umumnya

kebakaran sulit untuk dikendalikan (dipadamkan). Untuk menghindari kerugian yang

dimaksud, maka perlu kita kenali sifat-sifat terjadinya (tahap-tahap) kebakaran.