kerudung dalam alquran dan alkitab

22
Ternyata mengenai WAJIBnya tudung atau jilbab menurut AL - Qur'an dan Alkitab (Injil) Christian, Dua Kitab ini sama mewajibkan wanitanya untuk menggunakan tudung, tapi terbukti mereka mengingkari ajaran dalam kitabnya mereka sendiri, sementara cuma ISLAM lah yg tetap melaksanakan ajaran yg hilang dari umat terdahulu. Sekarang ini,,, untuk para Muslimah, mari kita tingkatkan ketaatan kita pada ALLAH dengan memperbaiki tudung atau jilbab kita yang kurang betul. Mari kita lihat Qur'an mengenai hal ini: Qs.24 Nuur:31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka MENUTUPKAN KAIN KERUDUNG KE DADANYA Qs.33 Ahzab:59. Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya KE SELURUH TUBUH MEREKA". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Upload: patan-ifwa-halla

Post on 26-Sep-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Ternyata mengenai WAJIBnya tudung atau jilbab menurut AL - Qur'an dan Alkitab (Injil) Christian, Dua Kitab ini sama mewajibkan wanitanya untuk menggunakan tudung, tapi terbukti mereka mengingkari ajaran dalam kitabnya mereka sendiri, sementara cuma ISLAM lah yg tetap melaksanakan ajaran yg hilang dari umat terdahulu.

Sekarang ini,,, untuk para Muslimah, mari kita tingkatkan ketaatan kita pada ALLAH dengan memperbaiki tudung atau jilbab kita yang kurang betul.

Mari kita lihat Qur'an mengenai hal ini:

Qs.24 Nuur:31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya dan kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka MENUTUPKAN KAIN KERUDUNG KE DADANYA

Qs.33 Ahzab:59. Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya KE SELURUH TUBUH MEREKA". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Qs.7 A'raaf:26. Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup AURATmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Dari Ayat diatas, paling kurang boleh ditarik beberapa point:

1. PAKAIAN HARUS LONGGAR KE SELURUH TUBUH

2. TUDUNG/JILBAB KENA MENUTUPI DADA

3. BENTUK TUBUH TAK BOLEH NAMPAK

4. RAMBUT IALAH PERHIASAN WANITA MAKA TAK BOLEH NAMPAK

Tambahan satu lagi ialah disarankan agar mengunakan warna yang tidak menarik atau memikat, sederhana tapi disukai ALLAH dari pada berlebihan. Untuk menggunakan pakaian ini pun tidak perlu yang mahal, kerana mubazir atau boros dalam harta ialah sesuatu yang sangat disukai oleh Syaitan.

Qs. 17 Israa':27. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.

TERNYATA WAJIBNYA TUDUNG ATAU JILBAB BAIK DALAM QUR'AN MAUPUN ALKITAB (INJIL) CHRISTIAN

Seringkali, umat kufar tak suka & menghina muslimah yang bertudung atau jilbab, bahkan selalu mereka berlaku tidak adil pada muslimah itu, meski di kerajaan atau negeri dengan mayoriti Islam.

Ada pula Islam Liberal, dengan mengaku muslim tapi membenci Islam, mengatakan jika tudung atau jilbab itu tidak wajib, rambut itu bukan aurat, demi kebebasan wanita, hak azasi dan hal lainnya.

Kita selalu risau dengan segala celaan orang yang mencela, kerana dia orang kufar lah yang tidak membaca Alkitab Christian mereka dengan hati kecil mereka yang jujur.

Jika JILBAB benar, apa buktinya???

Jika JILBAB salah, apa buktinya???

Tudung atau jilbab pun diwajibkan oleh alkitab christian. Saya katakan seperti ini bukan menurut hati saya, tapi saya tentunya berkata dengan BUKTI TERKUAT, yaitu dari kitab masing-masing agama kerana kitab itu diakui "katanya" sebagai perkataan TUHAN.

Tudung atau Jilbab muslimah pun diwajibkan oleh Alkitab (Injil) Christian.

1 Korintus 11:5 Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.

11:6 Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka HARUSLAH IA MENUDUNGI KEPALANYA.

11:7 Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.

11:8 Sebab laki-laki tidak berasal dari perempuan, tetapi perempuan berasal dari laki-laki.

11:9 Dan laki-laki tidak diciptakan karena perempuan, tetapi perempuan diciptakan karena laki-laki.

11:10 Sebab itu, PEREMPUAN HARUS MEMAKAI TANDA WIBAWA DI KEPALANYA oleh karena para malaikat.

11:11 Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan.

11:12 Sebab sama seperti perempuan berasal dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu berasal dari Allah.

11:13 Pertimbangkanlah sendiri: PATUTKAH PEREMPUAN BERDOA KEPADA ALLAH DENGAN KEPALA TIDAK BERTUDUNG?

Ayat diatas diambil dari surat pertama Paulus kepada jemaat di korintus.

Tapi ajaran yang sudah hilang, ditinggalkan dan tidak diikuti lagi oleh ummat terdahulu.

Kemudian setelah itu dimurnikan lagi oleh ALLAH dalam AL-Qur'an:

Qs.33 Ahzab:59. Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya KE SELURUH TUBUH MEREKA". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Qs.24 Nuur:31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka MENUTUPKAN KAIN KERUDUNG KE DADANYA, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Qs.24 Nuur:60. Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Bijaksana.

Qs.7 A'raaf:26. Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Dan kenyataannya, ummat Islam-lah yang mengamalkan kewajiban tersebut sehingga masa ni. Lalu, jika tudung/jilbab diwajibkan oleh alkitab christian, mengapa mereka membenci muslimah bertudung?

Bagi saudari muslimah yg belum bertudung, mari kita bertudung, apa mau ditunggu lagi??? Ramai muslimah cakap belum siap, masih merasa tak baik, dan lainnya. Jika kena tunggu baik, maka sampai mati pun tak kan pernah merasa baik kerana manusia akan selalu merasa berdosa kerana kesilapan di masa lalu, kita ni manusia memiliki nafsu, bukannya malaikat yg selalu berbuat benar kerana tak ber-nafsu.

Dan bagi saudari muslimah yg sudah bertudung, mari perpaiki tudung kita dengan MENUTUPKAN KAIN TUDUNG KE DADA & MENGULURKAN KERUDUNG KE SELURUH TUBUH seperti yg perintahkan oleh ALLAH (bukan diperintah oleh manusia) dalam Qur'an.

Bagi saudari yg berjilbabnya sudah baik, mari kita ajak sekitar kita, rakan & saudari kita untuk berjilbab. Untuk awal pertama, menutupi dada pun tak apa. Semua dilakukan bertahap, pelan-perlahan.

Ratu kecantikan yang ikut "Miss Universe Contest" pun tak tahu malu & tak ber-adab. Bahkan tak ber-adab sama sekali kerana maksiat yg dia lakukan di syiar-kan pada semua orang, bukan 1-2 negara, tapi menyebar ke seluruh dunia.

Jadi menurut budaya barat, mengenakan bikini "2 pieces" itu masih biasa saja, masih sopan. Ada lagi yg teruk yaitu Lelaki, wanita, remaja, tua, muda, budak kecil pun lari sama-sama dengan telanjang bulat!

Bukan dalam gedung, tapi di jalan raya sekali..!!! Masuk tv pula!!

Jika saudara mempunyai istri & anak gadis, relakah jika mereka menonton acara lari massal telanjang....???

Sekarang, ingin disukai para kufar dengan tak berjilbab..? atau... ingin disukai ALLAH kerana bertudung?

Qs.3 Ali Imran:85 Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka SEKALI-KALI TIDAK AKAN DITERIMA daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi

Qs.3 Ali Imran:19 Sesungguhnya agama disisi Allah HANYALAH Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Semoga menjadi bahan Tafaquran buat kaum Muslimah.

Seorang perempuan cerdik dan shalihah Ummu Abdillah Al-Wadiiyah berkata: Sungguh, musuh-musuh Islam telah mengetahui bahwa keluarnya kaum perempuan dengan mempertontonkan aurat adalah sebuah gerbang diantara gerbang-gerbang menuju kejelekan dan kehancuran. Dan dengan hancurnya mereka maka hancurlah masyarakat. Oleh karena itulah mereka sangat bersemangat mengajak kaum perempuan supaya rela menanggalkan jilbab dan rasa malunya (Nasihati li Nisaa, hal. 91) Beliau juga mengatakan: Sesungguhnya persoalan tabarruj (mempertontonkan aurat) bukan masalah ringan karena hal itu tergolong perbuatan dosa besar. (Nasihati li Nisaa, hal. 95)

Mulia dengan Pakaian Takwa

Allah taala berfirman,

Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS. Al-Araaf: 26)

Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang aurat, maka beliau bersabda, Jagalah auratmu, kecuali dari (penglihatan) suamimu atau budak yang kau punya. Kemudian beliau ditanya, Bagaimana apabila seorang perempuan bersama dengan sesama kaum perempuan ? Maka beliau menjawab, Apabila engkau mampu untuk tidak menampakkan aurat kepada siapapun maka janganlah kau tampakkan kepada siapapun. Lalu beliau ditanya, Lalu bagaimana apabila salah seorang dari kami (kaum perempuan) sedang bersendirian ? Maka beliau menjawab, Engkau lebih harus merasa malu kepada Allah daripada kepada sesama manusia. (HR. Abu Dawud [4017] dan selainnya dengan sanad hasan, lihat Fiqhu Sunnah li Nisaa, hal. 381)

Perintah Berjilbab

Allah taala berfirman,

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadi berkata: Ayat yang disebut dengan ayat hijab ini memuat perintah Allah kepada Nabi-Nya agar menyuruh kaum perempuan secara umum dengan mendahulukan istri dan anak-anak perempuan beliau karena mereka menempati posisi yang lebih penting daripada perempuan yang lainnya, dan juga karena sudah semestinya orang yang menyuruh orang lain untuk mengerjakan suatu (kebaikan) mengawalinya dengan keluarganya sendiri sebelum menyuruh orang lain. Hal itu sebagaimana difirmankan Allah taala (yang artinya), Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka. (Taisir Karimir Rahman, hal. 272)

Abu Malik berkata: Ketahuilah wahai saudariku muslimah, bahwa para ulama telah sepakat wajibnya kaum perempuan menutup seluruh bagian tubuhnya, dan sesungguhnya terjadinya perbedaan pendapat yang teranggap- hanyalah dalam hal menutup wajah dan dua telapak tangan. (Fiqhu Sunnah li Nisaa, hal. 382)

Perintah itu Khusus untuk Isteri Nabi ?

Ummu Abdillah Al-Wadiiyah berkata: Ada segolongan orang yang mengatakan bahwa hijab (jilbab) adalah dikhususkan untuk para isteri Nabi shallallahu alaihi wa sallam, sebab Allah berfirman (yang artinya): Wahai para isteri Nabi, kalian tidaklah seperti perempuan lain, jika kalian bertakwa. Maka janganlah kalian melembutkan suara karena akan membangkitkan syahwat orang yang di dalam hatinya tersimpan penyakit. Katakanlah perkataan yang baik-baik saja. (QS. Al-Ahzab: 32) Maka jawabannya adalah: Sesungguhnya kaum perempuan dari umat ini diharuskan untuk mengikuti isteri-isteri Nabi shallallahu alaihi wa ala aalihi wa sallam kecuali dalam perkara yang dikhususkan oleh dalil. Syaikh Asy-Syinqithi mengatakan di dalam Adhwaul Bayan (6/584) tatkala menjelaskan firman Allah: Apabila kalian meminta sesuatu kepada mereka (isteri Nabi) maka mintalah dari balik hijab, yang demikian itu akan lebih membersihkan hati kalian dan hati mereka (QS. Al-Ahzab: 53) Alasan hukum yang disebutkan Allah dalam menetapkan ketentuan ini yaitu mewajibkan penggunaan hijab karena hal itu lebih membersihkan hati kaum lelaki dan perempuan dari godaan nafsu di dalam firman-Nya, yang demikian itu lebih membersihkan hati mereka dan hati kalian. merupakan suatu indikasi yang sangat jelas yang menunjukkan maksud keumuman hukum. Dengan begitu tidak akan ada seorangpun diantara seluruh umat Islam ini yang berani mengatakan bahwa selain isteri-isteri Nabi shallallahu alaihi wa ala aalihi wa sallam tidak membutuhkan kebersihan hati kaum perempuan dan kaum lelaki dari godaan nafsu dari lawan jenisnya Beliau berkata: Dengan keterangan yang sudah kami sebutkan ini maka anda mengetahui bahwa ayat yang mulia ini menjadi dalil yang sangat jelas yang menunjukkan bahwa wajibnya berhijab adalah hukum umum yang berlaku bagi seluruh kaum perempuan, tidak khusus berlaku bagi para isteri Nabi shallallahu alaihi wa ala aalihi wa sallam saja, meskipun lafal asalnya memang khusus untuk mereka, karena keumuman sebab penetapan hukumnya menjadi dalil atas keumuman hukum yang terkandung di dalamnya. Dengan itu maka anda mengetahui bahwa ayat hijab itu berlaku umum karena keumuman sebabnya. Dan apabila hukum yang tersimpan dalam ayat ini bersifat umum dengan adanya indikasi ayat Al-Quran maka ketahuilah bahwa hijab itu wajib bagi seluruh perempuan berdasarkan penunjukan Al Quran. (Nasihati li Nisaa, hal. 94-95)

Hakikat jilbab

Di dalam kamus dijelaskan bahwa jilbab adalah gamis (baju kurung panjang, sejenis jubah) yaitu baju yang bisa menutup seluruh tubuh dan juga mencakup kerudung serta kain yang melapisi di luar baju seperti halnya kain selimut/mantel (lihat Mujamul Wasith, juz 1, hal. 128, Al Munawwir, cet ke-14 hal.199)

Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadi berkata: Yang dimaksud jilbab adalah pakaian yang berada di luar lapisan baju yaitu berupa kain semacam selimut, kerudung, selendang dan semacamnya. (Taisir Karimir Rahman, hal. 272)

Imam Ibnu Katsir menjelaskan: Jilbab adalah selendang yang dipakai di luar kerudung. Pendapat ini disampaikan oleh Ibnu Masud, Abu Ubaidah (di dalam Maktabah Syamilah tertulis Ubaidah, saya kira ini adalah kekeliruan, -pent), Qatadah, Hasan Al Bashri, Said bin Jubair, Ibrahim An-Nakhai, Atha Al Khurasani dan para ulama yang lain. Jilbab itu berfungsi sebagaimana pakaian yang biasa dikenakan pada masa kini (di masa beliau, pent). Sedangkan Al Jauhari berpendapat bahwa jilbab adalah kain sejenis selimut. (Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah)

Syarat-Syarat Busana Muslimah

Para ulama mempersyaratkan busana muslimah berdasarkan penelitian dalil Al-Quran dan As-Sunnah sebagai berikut:

Harus menutupi seluruh tubuh, hanya saja ada perbedaan pendapat dalam hal menutup wajah dan kedua telapak tangan. Dalilnya adalah QS. An-Nuur : 31 serta QS. Al-Ahzab : 59. Sebagian ulama memfatwakan bahwa diperbolehkan membuka wajah dan kedua telapak tangan, hanya saja menutupnya adalah sunnah dan bukan sesuatu yang wajib.

Pakaian itu pada hakikatnya bukan dirancang sebagai perhiasan. Dalilnya adalah ayat yang artinya, Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang bisa tampak. (QS. An-Nuur : 31) Sebagian perempuan yang komitmen terhadap syariat mengira bahwa semua jilbab selain warna hitam adalah perhiasan. Penilaian itu adalah salah karena di masa Nabi sebagian sahabiyah pernah memakai jilbab dengan warna selain hitam dan beliau tidak menyalahkan mereka. Yang dimaksud dengan pakaian perhiasan adalah yang memiliki berbagai macam corak warna atau terdapat unsur dari bahan emas, perak dan semacamnya. Meskipun begitu penulis Fiqhu Sunnah li Nisaa berpendapat bahwa mengenakan jilbab yang berwarna hitam itu memang lebih utama karena itu merupakan kebiasaan para isteri Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Pakaian itu harus tebal, tidak boleh tipis supaya tidak menggambarkan apa yang ada di baliknya. Dalilnya adalah hadits yang menceritakan dua golongan penghuni neraka yang salah satunya adalah para perempuan yang berpakaian tapi telanjang (sebagiamana tercantum dalam Shahih Muslim) Maksud dari hadits itu adalah para perempuan yang mengenakan pakaian yang tipis sehingga justru dapat menggambarkan lekuk tubuh dan tidak menutupinya. Walaupun mereka masih disebut orang yang berpakaian, namun pada hakikatnya mereka itu telanjang.

Harus longgar, tidak boleh sempit atau ketat karena akan menampakkan bentuk atau sebagian dari bagian tubuhnya. Dalilnya adalah hadits Usamah bin Zaid yang menceritakan bahwa pada suatu saat beliau mendapat hadiah baju yang tebal dari Nabi. Kemudian dia memberikan baju tebal itu kepada isterinya. Namun karena baju itu agak sempit maka Nabi menyuruh Usamah agar isterinya mengenakan pelapis di luarnya (HR. Ahmad, memiliki penguat dalam riwayat Abu Dawud) Oleh sebab itu hendaknya para perempuan masa kini yang gemar memakai busana ketat segera bertaubat.

Tidak perlu diberi wangi-wangian. Dalilnya adalah sabda Nabi: Perempuan manapun yang memakai wangi-wangian kemudian berjalan melewati sekelompok orang agar mereka mencium keharumannya maka dia adalah perempuan pezina. (HR. An-Nasai, Abu Dawud dan Tirmidzi dari sahabat Abu Musa Al-Asyari) Bahkan Al-Haitsami menyebutkan bahwa keluarnya perempuan dari rumahnya dengan memakai wangi-wangian dan bersolek adalah tergolong dosa besar, meskipun dia diizinkan oleh suaminya.

Tidak boleh menyerupai pakaian kaum lelaki. Dari Ibnu Abbas radhiyallahuanhuma, beliau berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat kaum laki-laki yang sengaja menyerupai kaum perempuan dan kaum perempuan yang sengaja menyerupai kaum laki-laki. (HR. Bukhari dan lain-lain) Dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melaknat lelaki yang mengenakan pakaian perempuan dan perempuan yang mengenakan pakaian laki-laki. (HR. Abu Dawud dan Ahmad dengan sanad sahih)

Tidak boleh menyerupai pakaian khas perempuan kafir. Ketentuan ini berlaku juga bagi kaum lelaki. Dalilnya banyak sekali, diantaranya adalah kejadian yang menimpa Ali. Ketika itu Ali memakai dua lembar baju muashfar. Melihat hal itu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ini adalah pakaian kaum kafir. Jangan kau kenakan pakaian itu. (HR. Muslim, Nasai dan Ahmad)

Bukan pakaian yang menunjukkan ada maksud untuk mencari popularitas. Yang dimaksud dengan libas syuhrah (pakaian popularitas) adalah: Segala jenis pakaian yang dipakai untuk mencari ketenaran di hadapan orang-orang, baik pakaian itu sangat mahal harganya untuk memamerkan kakayaannya- atau sangat murah harganya untuk menampakkan kezuhudan dirinya- Ibnu Umar radhiyallahuanhuma mengatakan: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa yang memakai busana popularitas di dunia maka Allah akan mengenakan busana kehinaan pada hari kiamat, kemudian dia dibakar api di dalamnya. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dengan sanad hasan lighairihi) (syarat-syarat ini diringkas dengan sedikit perubahan dari Fiqhu Sunnah li Nisaa, hal. 382-391)

Yang Boleh Melepaskan Jilbab

Allah taala berfirman,

Dan perempuan-perempuan tua yang telah terhenti (dari haid dan mengandung) yang tiada ingin kawin (lagi), Tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka dengan tidak (bermaksud) Menampakkan perhiasan, dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nuur: 60)

Ummu Abdillah Al-Wadiiyah berkata: Yang dimaksud dengan Al-Qawaid adalah perempuan-perempuan tua, maka kandungan ayat ini menunjukkan bolehnya perempuan tua yang sudah tidak punya hasrat menikah untuk melepaskan pakaian mereka.

Imam Asy-Syaukani mengatakan: Yang dimaksud dengan perempuan yang duduk (Al-Qawaid) adalah kaum perempuan yang sudah terhenti dari melahirkan (menopause). Akan tetapi pengertian ini tidak sepenuhnya tepat. Karena terkadang ada perempuan yang sudah terhenti dari melahirkan sementara pada dirinya masih cukup menyimpan daya tarik. Sesungguhnya mereka (perempuan tua) itu diizinkan melepasnya karena kebanyakan lelaki sudah tidak lagi menaruh perhatian kepada mereka. Sehingga hal itu menyebabkan kaum lelaki tidak lagi berhasrat untuk mengawini mereka maka faktor inilah yang mendorong Allah Yang Maha Suci membolehkan bagi mereka (perempuan tua) sesuatu yang tidak diizinkan-Nya kepada selain mereka. Kemudian setelah itu Allah masih memberikan pengecualian pula kepada mereka. Allah berfirman: dan bukan dalam keadaan mempertontonkan perhiasan. Artinya: tidak menampakkan perhiasan yang telah diperintahkan untuk ditutupi sebagaimana tercantum dalam firman-Nya, Dan hendaknya mereka tidak menampakkan perhiasan mereka. Ini berarti: mereka tidak boleh sengaja memperlihatkan perhiasan mereka ketika melepas jilbab dan sengaja mempertontonkan keindahan atau kecantikan diri supaya kaum lelaki memandangi mereka (dinukil dari Nasihati li Nisaa, hal. 87-88)

Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi berkata: Al-Qawaidu minan nisaa artinya: kaum perempuan yang terhenti haidh dan melahirkan karena usia mereka yang sudah lanjut. (Aisarut Tafasir, Maktabah Syamilah)

Syaikh As-Sadi berkata:

Al-Qawaidu minan nisaa adalah para perempuan yang sudah tidak menarik untuk dinikmati dan tidak menggugah syahwat. (Taisir Karimir Rahman, Makbatah Syamilah)

Imam Ibnu Katsir menukil penjelasan Said bin Jubair, Muqatil bin Hayan, Qatadah dan Adh-Dhahaak bahwa makna Al-Qawaidu minan Nisaa adalah: perempuan yang sudah terhenti haidnya dan tidak bisa diharapkan melahirkan anak. (Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah Syamilah)

Adapun yang dimaksud dengan pakaian yang boleh dilepas dalam ayat ini adalah kerudung, jubah, dan semacamnya (lihat Aisarut Tafasir, Maktabah Syamilah)

Meskipun demikian Allah menyatakan: dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. (QS. An-Nuur: 60) Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi menjelaskan: Artinya tidak melepas pakaian tersebut (kerudung dan semacamnya) adalah lebih baik bagi mereka daripada mengambil keringanan. (lihat Aisarut Tafasir, Maktabah Syamilah)

1. Kewajiban berjilbab Dalam Al Qur'an: Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.QS. Al Ahzab:59Jilbab disini bukan hanya diartikan sebagai kerudung atau tutup kepala tetapi busana yang mampu menutupi seluruh tubuhnya tanpa menampakkan bentuk-bentuk auratnya, termasuk kerudung, baju, ataupun bawahannya. sedangkan khusus untuk kerudung Al Qur'an menjelaskannya dalam ayat yang lain yaitu: Dan hendaklah mereka menutupkan kerudungnya hingga menutupi dadanya. QS. An Nuur:31.2. Kewajiban Berkerudung dalam AlKitab (Bible)Kewajiban memakai kerudung kepada ummat kristen bukan hanya berlaku pada biarawati saja, tetapi bagi seluruh wanita pengikut ajaran tersebut. Seperti yang disebutkan dalam ayat berikut:

1 Korintus 11:5

Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghinanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya.

1 Korintus 11:6

Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.

1 Korintus 11:13

Pertimbangkanlah sendiri: Patutkah perempuan berdoa kepada Allah dengan kepala yang tidak bertudung?

Silahkan lihat di : http://www.jesoes.com/alkitab/1kor/11/4#4dalam Korintus 11:5-6 Bible sangat mengecam wanita-wanita pengikutnya yang enggan berkerudung