kertas kerja cpns kemenkes

33
1 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK KERTAS KERJA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MASA ORIENTASI CPNS FORMASI TAHUN 2014 PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK Penyusun : 1. Annisa Rizky Afrilia 2. Kartika Pela 3. Janu Arinda Dewi 4. Minang PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015

Upload: annisa-rizky

Post on 09-Nov-2015

316 views

Category:

Documents


128 download

DESCRIPTION

KERTAS KERJA DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATANDALAM MASA ORIENTASI CPNS FORMASI TAHUN 2014

TRANSCRIPT

  • 1 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    KERTAS KERJADIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN

    DALAM MASA ORIENTASI CPNS FORMASI TAHUN 2014

    PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIANTUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN

    DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    Penyusun :1. Annisa Rizky Afrilia2. Kartika Pela3. Janu Arinda Dewi4. Minang

    PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIKBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN

    KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIATAHUN 2015

  • 2 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    LEMBAR PENGESAHAN

    LAPORAN KEGIATAN ORIENTASI CPNS KEMENTERIAN KESEHATAN RIFORMASI TAHUN 2014

    Judul Rencana Kerja : PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAMPENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSATTEKNOLOGI TERAPAN KESEHATAN DANEPIDEMIOLOGI KLINIK

    Nama Anggota : 1. Annisa Rizky Afrilia2. Kartika Pela3. Janu Arinda Dewi4. Minang

    Jabatan : Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)

    Telah diperiksa laporan kegiatan orientasi CPNS Kementerian Kesehatan RI Formasi Tahun2014

    Jakarta, 15 Mei 2015Pejabat Penilai

    Kepala Sub Bid Epidemiologi Klinik Penyakit Menular

    dr. M. Karyana, M.KesNIP 197012061999031001

  • 3 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dankarunia-Nya sehingga Kertas Kerja Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Formasi Tahun2014 di Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dapatterselesaikan tepat pada waktunya. Laporan ini sebagai syarat dan tugas dalam rangkamengikuti masa orientasi CPNS di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

    Penyusunan kertas kerja ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Kamimengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :1. dr. Siswanto, MHP, DTM selaku Kepala Pusat TTK & EK2. DR. Sri Idaiani, M.Kes selaku Ka.Bid Epidemiologi Klinik3. DR. Fitrah Ernawati, M.Sc selaku Ka.Bid Teknologi Terapan Kesehatan4. DR. Nelis Imanningsih, M.Sc selaku Ka.Sub.Bid Teknologi Terapan Gizi Makanan5. dr. M. Karyana, M.Kes selaku Ka.Sub.Bid Epidemiologi Klinik Penyakit Menular6. drg. Lelly Andayasari, M.Kes selaku Ka.Sub.Bid Epidemiologi Klinik Penyakit Tidak

    Menular7. Dra. Excalanti Prawirawati selaku Ka.Sub.Bag KKU8. Mutiara Prihartini, S.Gz., M.Si selaku Manajer Teknis Laboratorium Terpadu Pusat TTK

    & EK9. Seluruh Staf di Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK di Bogor10. Seluruh rekan CPNS di lingkungan Badan Penelitian Pengembangan Kesehatan

    Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Formasi Tahun 201411. Semua pihak yang telah membantu kami selama kegiatan masa orientasi CPNS

    berlangsungKami menyadari bahwa laporan kegiatan ini masih banyak kekurangan.Oleh karena

    itu, kami mengharapkan saran dan kritik untuk melengkapi laporan kegiatan ini.Semogadapat bermanfaat bagi masyarakat dan seluruh rekan CPNS Kementerian KesehatanRepublik Indonesia.

    Jakarta, 15 Mei 2015

    Penyusun

  • 4 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    DAFTAR ISIHalaman Judul ...............................................................................................................iHalaman Pengesahan ..................................................................................................... iiKata Pengantar .............................................................................................................. iiiDaftar Isi ......................................................................................................................... ivBAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang ......................................................................................................... 1B. Tujuan ........................................................................................................................ 2C. Manfaat ..................................................................................................................... 2D. Lingkup Bahasan ....................................................................................................... 2BAB II PROFIL PUSAT TTK & EKA. Sejarah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan ....................................... 3B. Sejarah Pusat TTK & EK ........................................................................................... 4C. Visi dan Misi Pusat TTK & EK .................................................................................. 4D. Struktur Organisasi Pusat TTK & EK ........................................................................ 5E. Tugas Pokok dan Fungsi Pusat TTK & EK ............................................................... 6F. Sumber Daya Manusia Pusat TTK & EK .................................................................. 6G. Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK .................................................................. 7BAB III PERMASALAHANA. Sumber Daya Laboratorium ..................................................................................... 11B. Sumber Daya Manusia ..................................................................................... 18C. Pemantapan Mutu Laboratorium .............................................................................. 18D. Pengendalian Infeksi Laboratorium Biakan dan Uji Kepekaan .................................... 18BAB IV ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJAA. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ....................................... 19

    a. Kekuatan ............................................................................................................. 19b. Kelemahan ........................................................................................................... 19c. Peluang ............................................................................................................... 20d. Ancaman ............................................................................................................. 20

    BAB V PEMECAHAN MASALAHA. Memilih Dan Menetapkan Faktor Kunci Keberhasilan .............................................. 21B. Strategi dan Rencana Strategi .............................................................................. 23BAB V PENUTUPA. Kesimpulan ........................................................................................................ 24

  • 5 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    B. Rekomendasi ..................................................................................................... 24DAFTAR PUSTAKA

  • 6 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar BelakangSecara umum Pusat TTK & EK mempunyai tugas melaksanakan penelitian danpengembangan kesehatan serta melakukan penapisan teknologi di bidang terapankesehatan dan epidemiologi klinik yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanankesehatan melalui penelitian teknologi terapan kesehatan dalam bidang kedokteran danfarmasi juga dalam bidang gizi dan makanan serta penelitian mengenai epidemiologi klinikterkait penyakit menular dan penyakit tidak menular.Berdasarkan Permenkes RI Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 (sebagai penggantiPermenkes RI Nomor 1575 tahun 2005) tentang Organisasi dan Tata Kerja KementerianKesehatan, Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Gizi dan Makanan yangterletak di Bogor, kini menjadi bagian dari Pusat TTK & EK. Ruang lingkup Puslitbang Gizidan Makanan yang telah menjadi bagian dari Pusat TTK & EK mencakup LaboratoriumTerpadu Pusat TTK & EK.Sejak 30 April 2014 Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK telah berhasil memperolehakreditasi ISO/IEC 170125 : 2008 dari Komite Akreditasi Nasional. Dengan diperolehnyaakreditasi ISO/IEC 170125 : 2008 tersebut, Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK wajibmenjalankan kebijakan mutu sesuai standar ISO 170125. Kebijakan mutu yang diterapkanoleh Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK antara lain sebagai berikut :1. Memberikan jasa pengujian kepada pelanggan secara profesional dengan standar

    pelayanan prima.2. Melakukan peningkatan mutu secara terus menerus.3. Seluruh staf berperan serta dalam pencapaian kepuasan pelanggan, memahami

    dokumentasi mutu, menerapkan kebijakan dan prosedur dalam melaksanakan tugas sertabertanggung jawab untuk meyakinkan pelanggan bahwa kontribusinya efektif danmemuaskan.

    4. Berusaha untuk berkesesuaian dengan persyaratan ISO/IEC 170125 : 2005 danmeningkatkan efektifitas sistem manajemen secara berkelanjutan.

    Dengan pencapaian akreditasiISO/IEC 170125 : 2005 ini diharapkan untuk kedepannyaLaboratorium Terpadu Pusat TTK & EK dapat lebih banyak berperan dalam penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Pusat TTK & EK.

  • 7 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    B. Tujuan1. Tujuan Umum

    Laboratorium Terpadu dapat turut berperan serta dalam penelitian yang dilakukan olehPusat TTK & EK.

    2. Tujuan KhususPeningkatan standar mutu Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK yang turut ditunjangdengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dan juga sarana prasarana diLaboratorium Terpadu Pusat TTK & EK.

    C. Manfaat1. Pusat TTK & EK

    Memberikan informasi tentang hal-hal yang belum atau kurang terpenuhi olehLaboratorium Terpadu Pusat TTK & EK sebagai salah satu pendukung suksesnyaprogram penelitian di Pusat TTK & EK.

    2. Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)1) Dapat memahami konsep dasar penelitian dan juga dalam bekerja dilaboratorium.2) Memenuhi persyaratan tugas selama masa orientasi CPNS Kementerian Kesehatan

    Republik Indonesia Formasi Tahun 2014.3) Melatih kemampuan dalam menganalisa dan memecahkan permasalahan saat

    bekerja di laboratorium sehingga hasilnya dapat dipergunakan sebagai bahanpenelitian.

    D. Lingkup BahasanLaboratorium Terpadu Pusat TTK & EK

  • 8 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    BAB IIPROFIL PUSAT TTK & EK

    A. Sejarah Badan Penelitian dan Pengembangan KesehatanTepatnya 12 Desember 1975 lahirlah suatu lembaga penelitian kesehatan nasional yangberada di bawah Departeman Kesehatan (Depkes) RI dengan nama Badan Penelitian danPengembangan Kesehatan. Lembaga penelitian ini berdiri berdasarkan Keppres Nomor 44dan 45 tahun 1974 dalam upaya penyempurnaan departemen dan satuan-satuan organisasiyang ada di bawahnya. Selanjutnya untuk menindaklanjuti Keppres tersebut di atas,dikeluarkanlah Kep.Menkes RI Nomor 114/1975.Tanggal dikeluarkannya Kep.Menkes inidigunakan sebagai tanggal lahir Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.Sejak saatitu, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan berkiprah dalam pembangunankesehatan nasional di bidang penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologikesehatan.Proses berdirinya Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan ini sebenarnya tidakhanya oleh adanya aspek legal yang ditetapkan pemerintah namun mempunyai perjalananpanjang sejalan dengan proses pembangunan kesehatan setelah Indonesia merdeka.Secara historis, jauh sebelum Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan berdiri telahada berbagai lembaga yang berada di bawah naungan Depkes RI yang melaksanakanberbagai penelitian di bidang kesehatan. Misalnya Lembaga Makanan Rakyat di Bogor yangbertugas mengadakan pengembangan dan penerapan ilmu gizi bagi kesejahteraanmasyarakat, Lembaga Pusat Penyelidikan dan Pemberantasan Penyakit Kelamin diSurabaya yang melakukan kegiatan penelitian pelayanan kesehatan khususnya penyakitkelamin dan Hortus Medicus Tawangmangu yang melakukan pengumpulan dan uji cobatanaman obat. Ketiga unit penelitian tersebut didirikan pada awal dekade 1950-an.Menjelang akhir dekade 1960-an, berdasarkan Kep.Menkes Nomor 57/1969 dibentukLembaga Riset Nasional yang merupakan embrio pembentukan Badan Penelitian danPengembanganKesehatan dengan mengintegrasikan semua unit penelitian tersebutditambah unit lainnya dan disesuaikan dengan kebutuhan saat itu dan masa datang.Dalam menempuh keberadaannya tercatat 5 guru besar atau profesor (Dr. Julie SuliantiSaroso, Prof. Dr. A.A. Loedin, Prof. Dr. Soemarmo Poorwo Soedarmo, Prof. Dr. Umar FahmiAchmadi, MPH. PhD., Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, SH, MSi, SpF) dan 6 pejabat karirDepkes (Dr. Habib Rahmat Hapsara, Dr. Brahim, Dr. Sri Astuti S. Suparmanto, Msc.PH, Dr.Sumaryati Arjoso, SKM, Dr. Dini K.S. Latief, Msc, dr. Triono Soendoro, PhD) yang

  • 9 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    memegang kemudi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Pejabat tersebutadalah orang yang ahli di bidangnya masing-masing dan nama mereka cukup dikenal didunia internasional.

    B. Sejarah Pusat TTK & EKMelalui Permenkes RI Nomor 1144/MENKES/PER/VIII/2010 (sebagai pengganti PermenkesRI Nomor 1575 tahun 2005) tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan,bahwa Struktur Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan mengalamirestrukturisasi. Pada 4 Pusat Penelitian dan Pengembangan yang ada di Badan Penelitiandan Pengembanganjuga mengalami perubahan, salah satunya adalah terbentuknya PusatTTK & EK yangdikenal dengan sebutan Pusat 2.Adanya restrukturisasi tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan dalam tugas pokok danfungsi, serta tanggung jawab lingkup penelitian masing-masing pusat.Hal ini juga berdampakpada program kegiatanBadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan beserta sumberdaya termasuk sumber daya manusia penelitinya.Sumber daya manusia yang dimiliki PusatTTK & EK pada awalnya merupakan penggabungan atau peleburan dari Pusat PenelitianGizi dan Makanan di Bogor dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis danFarmasi di Jakarta.Sedangkan sarana dan prasarana gedung perkantoran saat inimenempati dua lokasi yaitu di Jl. Percetakan Negara 29 Jakarta dan Jl. Dr. Sumeru 63Bogor.Secara umum Pusat TTK & EK mempunyai tugas melaksanakan penelitian danpengembangan kesehatan serta melakukan penapisan teknologi di bidang terapankesehatan dan epidemiologi klinik.

    C. Visi dan Misi Pusat TTK & EK1. Visi

    Menjadi institusi unggulan penelitian dan pengembangan dibidang teknologi terapankesehatan dan epidemiologi klinik.

    2. Misi1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian teknologi terapan

    kesehatan dalam bidang kedokteran dan farmasi.2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian teknologi terapan

    kesehatan dalam bidang gizi dan makanan.

  • 10 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    3) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan melalui penelitian dan epidemiologi klinispenyakit menular dan penyakit tidak menular yang memenuhi standar ilmiah danetika.

    4) Menjadi acuan pengetahuan atau informasi di bidang penelitian klinis.5) Menjadikan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatansebagai koordinator

    penelitian klinis di Indonesia.6) Menjadikan Indonesia sebagai salah satu simpul penelitian klinis di Asia Tenggara.

    D. Struktur Organisasi Pusat TTK & EK

  • 11 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    E. Tugas Pokok dan Fungsi Pusat TTK & EKPusat TTK & EK mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengembangan kesehatanserta menapis teknologi di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik.Untuk melaksanakan tugas tersebut, Pusat TTK & EK mempunyai fungsi:1. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian dan

    pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik.2. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan kesehatan di bidang teknologi terapan

    kesehatan dan epidemiologi klinik.3. Pelaksanaan pembinaan, koordinasi, dan fasilitasi teknis pelaksanaan penelitian

    dan pengembangan kesehatan bidang teknologi terapan kesehatan dan epidemiologiklinik.

    4. Pemantauan, evaluasi, dan penyusunan laporan penelitian dan pengembangan di bidangteknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik

    5. Pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga pusat.

    F. Sumber Daya Manusia Pusat TTK & EKSumber daya manusia di Pusat TTK & EK pada tahun 2014 berjumlah 172 orang denganlatar belakang pendidikan: 9 orang Doktor (1 orang Profesor Riset Bidang Parasitologi danMikrobiologi), 65 orang Magister, 23 orang S1, 2 orang Spesialis atau Akta V, 13 orang D3atau Akademi, 47 orang SLTA, 12 orang SLTP, dan 2 orang SD.Bidang keahlian meliputi : Gizi Klinis, Biokimia Gizi, Komunikasi Gizi, Studi Informasi, GiziMasyarakat, Kedokteran, Kedokteran Hewan, Kimia Makanan, Biomedis, Biologi,Mikrobiologi, Farmasi, Ilmu Pangan, Biostatistik, Teknologi Pangan dan KesehatanMasyarakat.Berdasarkan jabatan fungsional peneliti terdiri dari: 3 orang Peneliti Utama, 25 orang PenelitiMadya,10 orang Peneliti Muda, dan 10 orang Peneliti Pertama.Jabatan Fungsional litkayasa terdiri dari: Teknisi Litkayasa Penyelia 14 orang, TeknisiLitkayasa Pelaksana Lanjutan 3 orang, Teknisi Litkayasa Pelaksana 4 orang. Sedangkantenaga fungsional lainnya terdiri dari 3 orang Analis Kepegawaian.

  • 12 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    G. Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK

    Kegiatan penelitian gizi di Indonesia mulai dikembangkan sejak pertengahan abad ke-19.Tetapi baru dilembagakan pada tahun 1934 dengan namaInstituut voor Onderzoek derVolksvoeding (IOVV) yang berlokasi di Bogor dan pada tahun 1939 berganti nama menjadiInstituut voor Volksvoeding (IVV).Arah penelitian gizi selama masa penjajahan lebih ditujukan pada kepentingan pemerintahHindia Belanda.Penelitian gizi yang mengarah pada kepentingan nasional barudikembangkan sejak tahun 1950.Setelah pengelolaan IVV diambil alih pemerintah RepublikIndonesia. IVV kemudian berganti namamenjadi Lembaga Makanan Rakyat dan pimpinandipercayakan kepada Prof. Dr. Poorwo Soedarmo. Pada Kongres I Persatuan Ahli GiziIndonesia tahun 1967 Prof. Dr. Poorwo Soedarmo ditetapkan sebagai Bapak Gizi Indonesia.Berdasarkan Surat Kep.Men.Kes RI Nomor 114/Men.Kes.RI/75 nama Lembaga MakananRakyat berubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Depkes RI. Kemudianberubah menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi dan Makanan berdasarkan SuratKep.Men.Kes Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001.Nama Pusat Penelitian dan PengembanganGizi dan Makanandikukuhkan kembali sesuai Surat Kep.Men.Kes Nomor1575/Menkes/PER/XI/2005.Pada tahun 2010 Kementerian Kesehatan Republik Indonesiamengalami restrukturisasi sehingga akhirnya Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi danMakanan menjadi bagian dari Pusat TTK & EK berdasarkan Permenkes RI Nomor1144/MENKES/PER/VIII/2010 (sebagai pengganti Permenkes RI Nomor 1575 tahun 2005)tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Karena perubahan strukturorganisasi tersebut maka Laboratorium Terpadu yang terletak di lingkungan Pusat Penelitiandan Pengembangan Gizi dan Makanan menjadi Laboratorium Terpadu bagian dari PusatTTK & EK.

  • 13 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    Semenjak menjadi bagian dari Pusat TTK & EK Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK punterus berbenah diri agar standar mutu laboratorium terpadu dapat ditingkatkan menjadi lebihbaik lagi. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Laboratorium Terpadu dalam memperolehakreditasi ISO/IEC 170125 : 2008 pada tanggal 30 April 2014.Sejak itulah LaboratorumTerpadu Pusat TTK & EK berupaya menerapkan kebijakan mutu laboratorium yang sesuaistandar.

    Standarisasi mutu ini mencakup dalam bidang :1. Sarana Prasarana

    Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK, telah memiliki :1) Meja spesimen2) Lemari penyimpanan Bahan Habis Pakai (BHP)3) Refrigerator untuk reagen dan media steril4) Lemari penyimpanan mikroskop5) Meja pemeriksaan mikroskopis6) Lemari dokumen peralatan dan hasil pemeriksaan7) Bak pewarnaan8) Deep Freezer -70C9) Centrifuge10) Autoclave11) Refrigerator12) Inkubator13) Meja kerja pembacaan pembiakan dan uji kepekaan

    2.Sumber Daya ManusiaLaboratorium Terpadu telah memiliki :1) Dokter umum2) Peneliti3) Teknisi litkayasa4) Tenaga administrasi5) Cleaning service6) Satpam

    3. Pengendalian infeksi laboratorium biakan dan uji kepekaan yang telah memenuhipersyaratan standar BSL I

  • 14 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

  • 15 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM TERPADU PUSAT TTK &EK

    KABIDTEKNOLOGI TERAPANKESEHATA

    NKASUBID

    TEKNOLOGITERAPANGIZI DANMAKANAN(MANAJERMUTU)

    KOORDINATOR

    PENGENDALIDOKUMEN

    KOORDINATOR

    PENERIMAAN SAMPEL

    DANPENGETIKAN

    LHUKOORDINATO

    RLABORATORI

    UM

    UMUM

    BENDAHARAPENGELUARA

    N

    15 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM TERPADU PUSAT TTK &EK

    KEPALA PUSATTTK-EK

    KABIDTEKNOLOGI TERAPANKESEHATA

    N

    MANAJERTEKNIS

    KOORDINATOR

    LABORATORIUM

    KOORDINATOR

    PERALATAN,BAHAN UJIDAN BAHANHABIS PAKAI

    KASUBIDTEKNOLOGITERAPANFARMASI

    KEDOKTERAN

    KABIDEPIDEMIOLOGI KLINIK

    KASUBIDEPIDEMIOLOGI KLINIKPENYAKITTIDAK

    MENULAR

    KASUBIDEPIDEMIOLOGI KLINIKPENYAKITMENULAR

    UMUM

    BENDAHARAPENGELUARA

    N

    15 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM TERPADU PUSAT TTK &EK

    KASUBIDEPIDEMIOLOGI KLINIKPENYAKITMENULAR

    KABAG TU

    KASUBAGPROGRAMDAN KS

    KASUBAGKEUANGANKEPEGAWAIAN DAN UMUM

    KEUANGAN

    KEPEGAWAIAN UMUM

    BENDAHARA

    PENERIMAAN

    BENDAHARAPENGELUARA

    N

  • 16 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    BAB IIIPERMASALAHAN

    Pusat TTK & EK merupakan pusat yang mengemban tugas dalam hal penelitian danpengembangan kesehatan yang berbasis klinik dan menjadi wadah bagi penelitian yangberbasis klinik di Indonesia.Untuk menunjang kinerja Pusat TTK & EK memerlukan asetpenunjang penelitian, yaitu fasilitas Laboratorium Terpadu. Laboratorium Terpadu Pusat TTK &EK telah mendapatkan akreditasi ISO 170125:2008. Laboratorium Terpadu sudah terakreditasidalam hal kemampuan analisa vitamin A dalam serum, vitamin A dalam ASI, dan Zinc dalamserum. Sedangkan untuk pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, lemak darah, hemoglobin,analisis kimia makanan yang meliputi analisis proksimat (kadar air, abu, protein, lemak,karbohidrat), analisis vitamin (secara kimia: vitamin C, vitamin B1, niacin, -carotene, totalcarotene) dan (dengan HPLC : vitamin A, B6, B2), analisis gula (total sugar, reducing sugar)masih dalam tahap proses akreditasi.Karena kemampuan Laboratorium Terpadu dalam pemeriksaan medis, masih terbatas dalampemeriksaan analisa vitamin A dalam serum, vitamin A dalam ASI, dan Zinc dalam serummenyebabkan kontribusi Laboratorium Terpadu dalam penelitian klinis kurang berperan.Sedangkan banyak penelitian klinis di Pusat TTK & EK yang memerlukan pemeriksaanlaboratorium medis sebagai penunjang penelitian.Pada tahun 2015 ini Pusat TTK & EK mengadakan penelitian klinis Tuberkulosis TB-MDR.Dalam pengumpulan sampel dibutuhkan beberapa pemeriksaan laboratorium medis, salahsatunya yaitu pemeriksaan mikrobiolgi kultur sputum. Karena alasan keterbatasan kemampuanLaboratorium Terpadu dalam hal pemeriksaan klinis tersebut sehingga untuk pemeriksaansampel penelitian TB-MDR, Pusat TTK & EK bekerjasama dengan Laboratorium MikrobiologiFKUI.Sedangkan dalam program penanggulangan TB,pemeriksaan mikroskopis dahak merupakankomponen kunci untuk menegakkan diagnosis serta evaluasi dan tindak lanjutpengobatan.Pemeriksaan 3 spesimen (SPS) dahak secara mikroskopis nilainya identik denganpemeriksaan dahak secara biakan. Diagnosis TB melalui pemeriksaan biakan dahakmerupakan metode baku emas (gold standard) namun memerlukan waktu relatif lama danmahal. Pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan pemeriksaan yang paling efisien, mudah,murah, spesifik, dan dapat dilaksanakan di semua unit laboratorium yang kinerjanya harusdipantau melalui sistem pemantauan sistem laboratorium.

  • 17 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    Untuk menunjang pemeriksaan diagnosis TB terdapat beberapa syarat bagi laboratorium agardapat melakukan biakan dan uji kepekaan, yaitu laboratorium harus memiliki fasilitas yangsesuai dan menerapkan standar, diantaranya yaitu sebagai berikut :

    E. Sumber Daya Laboratorium

    1. Sarana PrasaranaLaboratorium pelaksana pemeriksaan biakan dan uji kepekaan harus memenuhipersyaratan laboratorium dengan tingkat keamanan Biosafety Level II (BSL II) Plus.Selain itu diperlukan instalasi dan daya listrik yang memadai, sumber air bersih yangcukup, fasilitas pengelolaan limbah sesuai standar dan memenuhi kaidah pengendalianinfeksi.

    2. Laboratorium Mikroskopis TB

    1) Tata Ruanga. Lokasi

    Laboratorium pemeriksaan mikroskopis TB sebaiknya terpisah dari bagianlaboratorium pemeriksaan lainnya.Apabila hal itu tidak dimungkinkan setidaknyatersedia area khusus yang terpisah untuk pemeriksaan mikroskopis TB.Areatersebut harus cukup lapang dengan dinding, langit-langit dan lantai yang terbuatdari bahan yang tidak berpori, mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahankimiawi yang digunakan dalam pemeriksaan TB.

    b. VentilasiLaboratorium pemeriksaan mikroskopis TB mempunyai ventilasi yangbaik untukmencegah tertularnya petugas laboratorium dari droplet nuclei di udara. Luasventilasi = 1/3 x luas lantai. Letak jendela atau lubang angin tidak menyebabkanturbulensi aliran udara di dalam ruangan tetapi angin yang masuklangsungmembawa udara ke luar. Jika menggunakan AC dianjurkan tetapmenggunakan exhaust fan.

    c. InfrastrukturKetersediaan dan ketentuan infrastruktur sesuai dengan pedoman K3. Tersedia airbersih mengalir, listrik, sanitasi dan pengolahan limbahdan penyediaan peralatanyang diperlukan dalam laboratorium TBtermasuk alokasi sumber daya listrik.Bakcuci tangan diletakkan dekat pintu ruang laboratorium dan tidak boleh dipakai untukpembuangan limbah infeksius dan pencucian alat.

  • 18 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    d. Pintu laboratorium TB tidak dibiarkan dalam keadaan terbuka.

    2) Jenis Ruangana. Ruangan pengambilan dahak

    Pengambilan dahak atau tindakan induksi dahak untuk pasien dengan risiko tinggisebaiknya dilakukan di tempat khusus atau ruang terbuka jauh daritempat umum.Sebaiknya ruangan tersebut mendapat sinar matahari langsung pada jampengambilan spesimen dahak. Disediakan pula sarana cuci tangan dengan pasokanair mengalir yang cukup dan sabun cair pencuci tangan.

    b. Ruang pemeriksaan mikroskopis TB ditata sebagai berikut :- Area bersih merupakan tempat kegiatan administrasi.- Area setengah kotor merupakan tempat penerimaan spesimen dan pembacaan

    mikroskopis.- Area kotor merupakan tempat pembuatan sediaan dahak, pengecatan dan

    pengelolaan sementara limbah infeksius.

    Tabel 1. Persyaratan minimal bangunan laboratorium mikroskopis TBNO. JENIS KELENGKAPAN SYARAT MINIMAL1. Gedung Permanen2. Ventilasi 1/3 x luas lantai3. Penerangan (Listrik) Ada4. Air mengalir bersih Ada

    5.

    Tata Ruang atau Area :a. Ruang tunggub. Ruang pengambilan dahakc. Ruang administrasid. Ruang kerja

    AdaAdaAdaAda

    6. Tempat penampungan atau pengolahan sementara limbahcair/padatAda

    3. Laboratorium Biakan dan Uji Kepekaan1) Tata Ruang

  • 19 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    Laboratorium biakan dan uji kepekaan TB mempunyai beberapa ruang yang saling berhubungansebagai berikut:a. Vestibule Weather

    Ruang yangdifungsikan sebagai penghalang udara dari luar ke dalam laboratorium. Ruang ini harusdikosongkan dari berbagai macamperalatan. Ukuran vestibule weather10m.

    b. AnteroomRuang yang memisahkan lingkup kegiatan pemeriksaan dan akses dengan ruang kegiatanlaboratorium yang lain. Ukuran anteroom 10-15 m2.

    *Vestibule weather dan anteroom hanya dipersyaratkan untuk laboratorium yang melakukanpemeriksaan uji kepekaan.c. Ruang Kerja Utama

    Ukuran ruang kerja utama laboratorium biakan cukup 50m.Sedangkan laboratoriumuji kepekaan 80m. Peletakan alat-alat pada ruang kerja utama denganmemperhatikan area bersih dan kotor sebagai berikut:a) Area Bersih :

    - Lemari penyimpanan mikroskop- Lemari penyimpanan Bahan Habis Pakai (BHP)- Refrigerator untuk reagen dan media steril- Meja pemeriksaan mikroskopis- Lemari dokumen peralatan dan hasil pemeriksaan

    b) Area Kotor :- Inkubator- Centrifuge- Bio Safety Cabinet (BSC) menggunakan BSC kelas IIa dengan timbal duct

    untuk membuang udara kotor dari ruangan laboratorium- Refrigerator- Tempat spesimen- Autoclave- Timbangan untuk uji kepekaan- Bak pewarnaan- Freezer -70C tempat penyimpanan isolate- Xpert MTB/RIF (jika ada)- MGIT (jika ada)

  • 20 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    Keterangan:A : Vestibule WeatherB : AnteroomC : Ruang kerja utamaW : WastafelAC : Air ConditionerEXT : Exhaust fanPT : Pass Through1 : Meja spesimen2 : Lemari penyimpanan BHP3 : Lemari es untuk reagen dan media steril4 : Lemari penyimpanan mikroskop5 : Meja pemeriksaan mikroskopis6 : Lemari dokumen peralatan dan hasil pemeriksaan7 : Bak pewarnaan8 : Deep Freezer -70C9 : Centrifuge

  • 21 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    10 : BSC11 : Timbangan untuk uji kepekaan12 : Autoclave13 : Refrigerator14 : Inkubator15 : Eye Washer16 : Meja kerja pembacaan pembiakan dan uji kepekaan17 : Xpert MTB/RIF18 : MGIT

    Catatan:Perlu ada pembatasan akses keluar masuk ruang laboratorium pemeriksaan biakan dan ujikepekaan Mycobacterium tuberculosis.Dengan bagan tata ruang seperti di atas diharapkan kegiatan di laboratorium biakan dan ujikepekaan Mycobacterium tuberculosis dilaksanakan dengan mudah dan menjaminkeselamatan kerja.Contoh pembagian ruangan laboratorium yang berbentuk memanjang seperti berikut ini:

    Keterangan:A : Vestibule WeatherB : AnteroomC : Area bersihD : Area kotorCatatan :

  • 22 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    Modifikasi rancangan ruang laboratorium dapat saja dilakukan sepanjang kaidah-kaidahkeselamatan dan kerja di laboratorium diperhatikan.

    1) VentilasiInfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis bersifatairborne, maka pengaturan aliranudara menjadi sangat penting. Udara harus mengalir dari tempat yang paling bersihdan dikeluarkan dari tempat paling kotor/tercemar. Udara yang dikeluarkan darilaboratorium ke lingkungan sebaiknya telah melalui filter bakteri dengan arah menjauhitempat berkumpul orang banyak, pemukiman dan lalu lalang. Sirkulasi udara dilaboratorium harus dilakukan melalui pertukaran udara minimal 6-12 kali perjam,dengan cara ini 99% partikel akan dibuang dalam 30-45 menit. Jika menggunakanAC dianjurkan tetap menggunakan exhaust fan yang mempunyai kapasitas minimal23,6 liter per detik. Penempatan AC harus memperhatikan aliran udara yang keluardari AC, agar tidak mengganggu tirai udara yang terdapat dalam BSC III.

    2) InfrastrukturKetersediaan dan ketentuan infrastruktur sesuai dengan pedoman K3. Tersedia airbersih mengalir, listrik, sanitasi dan pengolahan limbah dan penyediaan peralatan yangdiperlukan dalam laboratorium TB, termasuk alokasi sumber daya listrik.Bak cucitangan diletakkan dekat pintu keluar dari ruang laboratorium dan tidak boleh dipakaiuntuk pembuangan limbah infeksius dan pencucian alat. Ruang laboratorium biakandan uji kepekaan TB harus memenuhi syarat sebagai berikut:a. Lantai

    Tidak mempunyai sambungan, dengan demikian tidak memakai bahankeramik.Sebaiknya memakai bahan epoksi yang tahan asam dan basakuat.Pertemuan lantai dan dinding tidak bersudut.

    b. DindingTerbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, permukaan rata, cat dinding berwarnaterang, tidak mengkilat.Pertemuan antar dinding tidak bersudut agar mudahdibersihkan.

    c. PintuDilengkapi dengan alat yang dapat otomatis menutup pintu, dibuat dari bahan yangmudah dibersihkan dan tidak boleh terbuat dari kayu.Letak pintu harusmempertimbangkan kemudahan evakuasi dalam keadaan darurat. Ukuran pintudibuat dengan memperhatikan kemudahan memasukkan alat-alat laboratorium,

  • 23 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    2,5 x 1,5 m2. Pintu yang membatasi vestibule weather, anteroom dan ruang kerjautama dibuat dengan sistem interlocking, sehingga hanya satu pintu yang dapatterbuka pada waktu bersamaan.

    d. TanggaBila ruang laboratorium TB terletak dilantai atas, maka tangga harus aman untukdilalui orang (pegangan pada kedua sisi, tidak licin, ruang tangga terang dan dapatdilalui paling sedikit oleh 2 orang secara berdampingan).

    e. Bak Cuci AlatBak ini harus cukup besar dan dalam untuk menampung alat-alat yangsedangdicuci (panjang1 m, lebar 75 cm, dalam 50 cm), dibuat dari bahan yang kuat agartidak mudah bocor (porselin, stainless), permukaan rata dan mudah dibersihkan.

    f. Bak PewarnaanBak ini khusus dipakai untuk proses pewarnaan sediaan BTA dari spesimenlangsung dan sediaan dari isolat untuk identifikasi Mycobacterium tuberculosis.Kedalaman bak 30-50 cm, sehingga mencegah percikan air keluar.Dibuat daribahan yang tidak mudah bocor, kuat dan mudah dibersihkan dengan permukaaanyang rata tanpa sambungan dan tidak bersudut.

    g. Eye WasherAlat ini harus ditempatkan didalam ruang kerja laboratorium TB, digunakan untukmelakukan netralisasi bila terjadi kecelakaan kerja berupa percikan larutan asamatau basa kuat dan bahan infeksius pada mata.

    h. Meja KerjaDibuat permanen dari beton, lebar 80 cm, tinggi 75 cm dari lantai, permukaan rata,tidak mempunyai sambungan,tidak menyerap air atau tumpahan, sebaiknya dibuatdari epoksi.

    i. KursiRangka terbuat dari bahan logam yang tidak mudah berkarat dan dudukan daribahan yang mudah dibersihkan dan tidak menyerap cairan (plastik/kulit), bersifatergonomik.

    j. Lemari Penyimpan Bahan Media dan ReagensiaDiletakkan di area bersih, terbuat dari logam yang tidak mudah berkarat dan kaca.

  • 24 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    F. Sumber Daya ManusiaKebutuhan minimal tenaga laboratorium untuk biakan dan uji kepekaan Mycobacteriumtuberculosis adalah :

    Tabel 2.Kebutuhan minimal sumber daya manusia di laboratorium untuk biakan dan uji kepekaanURAIAN TUGAS KUALIFIKASI JUMLAH

    Teknisi PenyeliaDokter SpMK, SpPK, Dokter Umum denganpengalaman minimal 3 tahun di laboratoriumsejenis

    1 orang

    Teknisi Media dan Reagensia Analis D III terlatih biakan dan uji kepekaan 2 orang

    Teknisi Pelaksana Analis D III terlatih mikroskopis, biakan, ujikepekaan 3 orang

    Teknisis Pemeliharaan danPerbaikan Alat D III ATEM terlatih 1 orang

    Pekarya SMP / setara 1 orangAdministrasi SMU / setara terlatih 1 orang

    G. Pemantapan Mutu LaboratoriumPengendalian mutu pemeriksaan biakan dan uji kepekaan dilakukan dengan pemantapanmutu eksternal melalui panel testing oleh laboratorium rujukan supranasional/nasionalsecara berkala dan berkesinambungan dan ditindaklanjuti dengan supervisi.Laboratoriumyang telah lulus PME dibuktikan dengan sertifikat dari laboratorium penyelenggara PME.Untuk kesinambungan kegiatan PME diperlukan ketersediaan dana.

    H. Pengendalian Infeksi Laboratorium Biakan dan Uji KepekaanLaboratorium biakan dan uji kepekaan harus dilengkapi dengan fasilitas BSL II Plus yangterstandar.Pelaksanaan pemeriksaan harus memenuhi standar praktek BSL III.

  • 25 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    BAB IVANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN RENCANA KERJA

    B. Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan AncamanBerdasarkan standar yang telah disebutkan diatas, Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EKmemiliki poin penting sebagai berikut :a. Kekuatan

    1. Sarana PrasaranaLaboratorium terpadu Pusat TTK & EK telah memiliki :1) Meja specimen2) Lemari penyimpanan BHP (Bahan Habis Pakai)3) Refrigerator untuk reagen dan media steril (bersih)4) Lemari penyimpanan mikroskop5) Meja pemeriksaan mikroskopis6) Lemari dokumen peralatan dan hasil pemeriksaan7) Bak pewarnaan8) Deep Freezer -70C9) Centrifuge10) Autoclave11) Refrigerator12) Inkubator13) Meja kerja pembacaan pembiakan dan uji kepekaan

    2. Sumber Daya ManusiaLaboratorium terpadu telah memiliki :1) Dokter umum2) Peneliti3) Teknisi litkayasa4) Tenaga administrasi5) Cleaning service6) Satpam

    3. Pemantapan Mutu LaboratoriumTelah terakreditasi oleh KAN yaitu sesuai dengan ISO 17025

    4. Pengendalian Infeksi Laboratorium Biakan Dan Uji KepekaanStandar BSL I

  • 26 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    b. Kelemahan1. Sarana Prasarana

    Berdasarkan fasilitas Biosafety Level, LaboratoriumTerpadu Pusat TTK & EK masukke dalam BSL I. BSL I diperuntukkan bagi pemeriksaan mikroba yang diketahui tidakmenyebabkan penyakit pada manusia dewasa yang sehat dan tidak menimbulkanbahaya potensial bagi pekerja laboratorium dan lingkungan.Karena resiko yangminimal dan tidak memerlukan pengawasan juga penanganan khusus, makaBSL Itidak memerlukan ruang khusus yang terpisah saat melakukan tindakan.Begitupunhalnya dengan kondisi di Laboratorium Terpadu Pusat TTK& EK, dimana pengerjaanspecimen dapat dilakukan pada ruang terbuka dengan alat pelindung diri yangminimal (sesuai kebutuhan).Sehingga kondisi yang seperti ini tidak memungkinkanbagi Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK untuk melakukan pemeriksaan bakteripatogen.

    2. Sumber Daya ManusiaPara pekerja Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK belum memiliki pelatihankhusus dalam penanganan agen-agen patogen yang berbahaya.

    3. Standar Mutu LaboratoriumBelum adanya standar mutu yang mengatur :1) Pembatasan akses laboratorium saat sedang dilakukan tindakan pemeriksaan2) Penanganan khusus bagi barang-barang tajam3) Prosedur khusus bagi pekerjaan dengan gas atau tumpahan yang mengandung

    agen berinfeksi

    d. PeluangApabila Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK berhasil memenuhi standar mutupelayanan laboratorium yang sesuai untuk pemeriksaan mikroskopis klinis, maka akandapat memudahkan proses penelitian-penelitian di Pusat TTK & EK. Sehingga parapeneliti tidak perlu menggunakan laboratorium lain untuk menunjang penelitian mereka.

    e. AncamanApabila Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK kurang berperan serta dalam penelitian-penelitian Pusat TTK &EK, akreditasi yang sudah diperoleh Laboratorium Terpadu PusatTTK & EK bisa dibatalkan.

  • 27 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    BAB VPEMECAHANAN MASALAH

    A. Memilih dan Menetapkan Faktor Kunci KeberhasilanKondisi di lapangan saat ini, Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK masuk ke dalamkategori BSL I. Agar Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK dapat memenuhi syarat untukmelakukan pemeriksaan laboratorium klinis yang dapat menunjang penelitian-penelitian,standar BSL Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK harus ditingkatkan menjadi standarminimum BSL II Plus.BSL itu sendiri pada prinsipnya terkait aspek-aspek :1) Penilaian Manajemen Bioresiko2) Personal Management3) Material Transport Protocol4) Pengamanan semua elemen-elemen fisik (termasuk prasarana dan sarana kerja)5) Emergency Planning

    Sarana Dan PrasaranaYang Belum Memadai

    Renovasi RuanganLaboratorium Terpadu

    27 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    BAB VPEMECAHANAN MASALAH

    A. Memilih dan Menetapkan Faktor Kunci KeberhasilanKondisi di lapangan saat ini, Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK masuk ke dalamkategori BSL I. Agar Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK dapat memenuhi syarat untukmelakukan pemeriksaan laboratorium klinis yang dapat menunjang penelitian-penelitian,standar BSL Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK harus ditingkatkan menjadi standarminimum BSL II Plus.BSL itu sendiri pada prinsipnya terkait aspek-aspek :1) Penilaian Manajemen Bioresiko2) Personal Management3) Material Transport Protocol4) Pengamanan semua elemen-elemen fisik (termasuk prasarana dan sarana kerja)5) Emergency Planning

    Manfaat LaboratoriumTerpadu Terhadap

    Penelitian Pusat TTK &EK

    Standar MutuLaboratorium

    TerpaduYang KurangMemenuhi Syarat UntukPenelitian Laboratorium

    Klinis

    Sarana Dan PrasaranaYang Belum Memadai

    Renovasi RuanganLaboratorium Terpadu

    Sumber Daya ManusiaYang Belum Terlatih

    Pelatihan KhususDalam PenangananPatogen Berbahaya

    27 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    BAB VPEMECAHANAN MASALAH

    A. Memilih dan Menetapkan Faktor Kunci KeberhasilanKondisi di lapangan saat ini, Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK masuk ke dalamkategori BSL I. Agar Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK dapat memenuhi syarat untukmelakukan pemeriksaan laboratorium klinis yang dapat menunjang penelitian-penelitian,standar BSL Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK harus ditingkatkan menjadi standarminimum BSL II Plus.BSL itu sendiri pada prinsipnya terkait aspek-aspek :1) Penilaian Manajemen Bioresiko2) Personal Management3) Material Transport Protocol4) Pengamanan semua elemen-elemen fisik (termasuk prasarana dan sarana kerja)5) Emergency Planning

  • 28 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    6) Program kerjaBSL I dan BSL II sama-sama aplikatif antara personal laboratorium dan juga lingkunganterhadap agen-agen yang tergolong Moderate Potential Hazard. Sedangkan perbedaanantara BSL I dan BSL II terletak pada :1) Personal laboratorium dilatih dengan kompetensi spesifik dalam menangani agen

    patogen yang langsung dibimbing oleh ahlinya2) Akses pada laboratorium dibatasi sewaktu dalam suasana bekerja (Gambar 3)3) Ekstra hati-hati dalam menangani item-item kontaminan yang terinci4) Memiliki prosedur terkemuka dalam menangani infeksi yang mampu disebarkan secara

    aerosol atau dilakukan dalam Biosafety Cabinet atau perangkat lain yang mampumenjaga kontaminan

    Contoh Gambar Laboratorium BSL II

    Contoh Gambar Laboratorium BSL III

  • 29 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    Dan untuk memenuhi persyaratan BSL II Plus, laboratorium dengan BSL II harus memilikipersyaratan yang mendekati persyaratan BSL III, yaitu sebagai berikut :1) Aplikatif untuk klinik, diagnostik, melatih, penelitian atau sebagai fasilitas produksi untuk

    agen-agen tergolong Indigenous (asli di wilayah itu) atau Exotic Agent (penyakitlangka) yang mana menyebabkan serius atau penyakit berpotensi kematian akibat hasilpaparan melalui rute inhalasi.

    2) Personal laboratorium memiliki kemampuan hasil pelatihan spesifik dalam menanganiagen patogenik dan agen berpotensi mematikan dan diawasi oleh ahlinya yang manamemiliki pengalaman kerja terhadap agen tersebut

    3) Semua prosedur kerja yang melakukan manipulasi terhadap agen tersebut dilakukandalam Biological Safety Cabinet atau perangkat yang secara fisik mengamankan agen-agen tersebut atau dengan perangkat dan baju yang mampu memproteksi personallaboratorium

    4) Laboratorium memiliki rancangan bangunan khususDari persyaratan diatas, langkah-langkah yang dapat kita tempuh saat ini, mengingat faktorefisiensi biaya dan waktu, agar Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK dapatmendekatipersyaratan BSL II plus ialah sebagai berikut :1) Meningkatkan kualitas sumber daya tenaga laboratorium dengan pelatihan khusus

    penanganan agen patogenB. Strategi dan Rencana Strategi

    Strategi yang dilakukan untuk meningkatkan standar mutu Laboratorium Terpadu Pusat TTK& EK berdasarkan standarBSL :1) Meningkatkan kualitas sumber daya tenaga laboratorium dengan pelatihan :

    a. Pelatihan sertifikasi ISO 15189 Tindakan Medis Laboratorium

  • 30 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    b. Sertifikasi kompetensi teknisi mikroskopis TB dengan cara pembentukan timsertifikasi dan assessor

    c. Pelatihan khusus penanganan agen patogen, terutama pada penyakit TBd. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan Biosecurity dan Biosafety

    laboratorium TB, dengan cara pelatihan teknisi untuk pemeliharaanalat mikroskopisdan biakan

    Tabel 3.Time Schedule Pelaksanaan Pelatihan Tenaga Laboratorium Terpadu Pusat TTK& EKJuni2015

    Juli2015

    Agust2015

    Sept2015

    Okt2015

    Nov2015

    Des2015

    Pelatihan sertifikasi ISO 15189 TindakanMedis Laboratorium Sertifikasi kompetensi teknisi mikroskopisTB, dengan cara pembentukan tim sertifikasidan assessor

    Pelatihan khusus penanganan agenpatogen, terutama pada penyakit TB Peningkatan kemampuan SDM danBiosecurity dan Biosafety laboratorium TBdengan cara pelatihan teknisi untukpemeliharaan alat mikroskopis dan biakan

  • 31 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    BAB VIPENUTUP

    A. KesimpulanPusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik merupakan bagian dariBadan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI. Pusat TeknologiTerapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik memilikitugas melaksanakan penelitian danpengembangan kesehatan, serta menapis teknologi di bidang teknologi terapankesehatan dan epidemiologi klinik.Untuk menunjang penelitian, Pusat TeknologiTerapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik memiliki Laboratorium Terpadu yangterletak di Bogor.Akan tetapi pada kenyataanya, pada saat penelitian klinis di Pusat TTK & EK sedangberlangsung, laboratorium terpadu kurang dapat berperan dalam menunjang penelitianklinis.Hal ini disebabkan karena keterbatasan fasilitas sarana prasarana, sumber dayatenaga dan juga standar mutu laboratorium terpadu yang kurang memadai.Untukpenelitian klinis diperlukan laboratorium dengan standar minimum Biosafety Level II,sedangkan kondisi laboratorium terpadu baru memenuhi persyaratan Biosafety Level I.Apabila Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK tidak berupaya untuk berbenah diri,maka Laboratorium Terpadu Pusat TTK & EK kurang dapat berperan dalam penelitian-penelitian Pusat TTK & EK.Hal ini dapat mengakibatkan, akreditasi yang telah diperolehLaboratorium Terpadu Pusat TTK & EK dapat dibatalkan. Untuk itulah diperlukanpengembangan untuk meningkatkan kemampuan Laboratorium Terpadu Pusat TTK &EK dalam melaksanakan pemeriksaan biakan dan uji kepekaan melalui saranaprasarana, pelatihan dan pemantauan mutu.

    B. RekomendasiUntuk meningkatkan kemampuan laboratorium terpadu Pusat TTK & EK diperlukanlangkah-langkah sebagai berikut :

    1. Menerapkan sistem sesuai standar2. Memfungsikan laboratorium3. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium TB4. Penerapan pemantapan mutu Lab mikrobiologi TB sesuai standar5. Penerapan pemantapan mutu lab biakan dan uji kepekaan6. Penerapan sertifikasi laboratorium TB7. Menjamin pelaksanaan pemeriksaan laboratorium TB yang aman8. Pelaksanaan Biosafety dan Biosecurity sesuai standar

  • 32 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Pusat TTK & EK. 2014. Sejarah,(http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/sejarah/ diakses pada tanggal 17 April2015).

    2. Pusat TTK & EK. 2014. Visi Misi, (http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/visi-misi/ diakses pada tanggal 17 April 2015).

    3. Pusat TTK & EK. 2014. Tugas Pokok dan Fungsi,(http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/tugas-pokok-fungsi/ diakses padatanggal 17 April 2015).

    4. Pusat TTK & EK. 2014. Struktur Organisasi,(http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/struktur-organisasi/ diakses pada tanggal17 April 2015).

    5. Pusat TTK & EK. 2014. Sumber Daya Manusia,(http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/sumber-daya-manusia/ diakses padatanggal 17 April 2015).

    6. Pusat TTK & EK. 2014. Laboratorium Terpadu,(http://www.pusat2.litbang.depkes.go.id/pusat2_v1/laboratorium-terpadu-labdu/ diaksespada tanggal 17 April 2015).

    7. Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPP). 2003. ProfilBalai Gizi dan Makanan,(http://www.knappp.ristek.go.id/dms/2003/balai%20gizi%20dan%20makanan%20bogor/index.html diakses pada tanggal 17 April 2015).

    8. IPD Balitbangkes. 2015. Sejarah, (http://www.litbang.depkes.go.id/history/ diakses padatanggal 17 April 2015).

    9. IPD Balitbangkes. 2015. Visi Misi, (http://www.litbang.depkes.go.id/visi-misi/ diakses padatanggal 17 April 2015).

    10. IPD Balitbangkes. 2015. Struktur Organisasi, (http://www.litbang.depkes.go.id/struktur/diakses pada tanggal 17 April 2015).

    11. IPD Balitbangkes. 2015. Tugas dan Fungsi. (IPD Balitbangkes. 2015. Sejarah,(http://www.litbang.depkes.go.id/tugas-fungsi/ diakses pada tanggal 17 April 2015).

    12. Dirjen P2PL Kementerian Kesehatan RI. 2011. Rencana Aksi Nasional: PenguatanLaboratorium Pengendalian Tuberculosis Tahun 2011 2014.

  • 33 | PERAN SERTA LABORATORIUM TERPADU DALAM PENELITIAN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KESEHATANDAN EPIDEMIOLOGI KLINIK

    13. Subdit Bina Pelayanan Mikrobiologi dan Imunologi Direktorat Bina Pelayanan PenunjangMedik dan Sarana Kesehatan.Draft Peraturan Menteri Kesehatan RI : Standart PelayananLaboratorium Tuberkulosis,(https://www.academia.edu/10356508/DRAFT_PERATURAN_MENTERI_KESEHATAN_RIdiakses pada tanggal 6 Mei 2015).

    14. Kris Cahyo Mulyatno, Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga. 2015.Program Pelatihan (Training Program), ( http://itd.unair.ac.id/index.php/enlightenment-a-training/training-program diakses pada tanggal 12 Mei 2015).

    15. Lazuardi, Mochamad. 2009. BIOSECURITY ATAU BIOSAFETY LEVEL (BSL): APA DANBAGAIMANA OPERASIONAL TEKNIS YANG HARUS DIPERSIAPKAN ?,(https://ardiunair.wordpress.com/2009/05/02/training-in-indonesia-quarantine-employe/diakses pada tanggal 12 Mei 2015).