keratitis

Upload: tiara-rachmaputeri-arianto

Post on 01-Mar-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keratitis

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

Keratitis Punctata SuperfisialTiara Rachmaputeri Arianto07120100100POLI UMUM RSU SILOAM

Nama: Ibu MJenis Kelamin: PerempuanTanggal lahir: 10 Januari 1960Umur: 36 tahunAlamat: TangerangStatus pernikahan: MenikahAgama: KatolikPekerjaan: Ibu rumah tanggaIdentitas PasienPemeriksaan SubjektifSumber AnamnesaKeluhan UtamaKeluhan TambahanRiwayat Penyakit SekarangRiwayat Penyakit DahuluDilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 17 Oktober 2013 pada pukul 11.00 WIB di RSU SiloamPemeriksaan SubjektifSumber AnamnesaPemeriksaan SubjektifKeluhan UtamaPasien sering melihat pelangi apabila melihat ke arah cahaya Keluhan TambahanPenglihatan yang buramRiwayat Penyakit SekarangPenglihatan kabur pada mata kanan- Dialami sejak 2 minggu yang laluPenglihatan kabur ini dialami secara terus menerusDiperparah apabila pasien melepas lensa kontaknya pada malam hari

Riwayat Penyakit SekarangPasien mengurangi intensitas memakai lensa kontak untuk memperbaiki penglihatan buramnya tersebut. Biasanya pasien membuka lensa kontak pada saat malam hari dan menggantinya dengan kacamata, saat ini pasien melepaskan lensa kontaknya pada saat sore hari. Namun tidak menunjukkan adanya perbaikanMelihat adanya pelangi disekitar cahayaDialami semenjak 1 minggu yang laluGambaran pelangi yang dilihat semakin jelas pada saat malam hariTidak ada yang dapat memperingan gejala iniPasien belum melakukan usaha untuk memperbaikinyaRiwayat Penyakit SekarangSensasi benda asingDialami semenjak 1 minggu yang laluBenda asing ini dideskripsikan oleh pasien sebagai sesuatu yang mengganjal seperti pasirUsaha yang dilakukan pasien adalah dengan mengedip-ngedipkan mata. Perbaikan dialami kurang dari 10 menit lalu rasa mengganjal itu datang kembaliTidak ada yang dapat memperburuk gejala iniTerdapat kotoran mataDialami satu minggu yang laluSering pada pagi hari pada saat pasien baru bangun tidur dan ketika mencopot lensa kontakKotoran mata tersebut banyak namun jumlahnya tidak bertambah seiring berjalannya waktuPasien tidak melakukan usaha untuk mengurangi gejala ini

Riwayat Penyakit SekarangMata berairDialami sejak 1 minggu yang laluMata berair dirasakan sepanjang hari dan diperburuk apabila pasien mencopot lensa kontakMata berair ini berkurang apabila pasien menutup mataPasien belum melakukan usaha untuk memperbaiki gejala ini

Riwayat Penyakit DahuluRiwayat Penyakit: Pasien mengaku tidak memiliki riwayat penyakit kronik Pasien belum pernah mengalami penyakit ini sebelumnyaPasien mengalami penyakit miopi dan memakai kacamata minus dengan mata kiri -4 dan mata kanan -5Miopi ini sudah dialami pasien sejak kecil dan bersifat progresifAwalnya dialami pasien pada saat umur 10 tahun dan makin bertambah

Riwayat Perawatan:Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya

Riwayat Operasi: Pasien tidak mempunyai riwayat operasiRiwayat Penyakit Dahulu Riwayat Alergi Pasien tidak memiliki alergi

Riwayat PengobatanPasien meneteskan tetes mata apabila pasien merasa gatal pada mata, yang dibeli pasien di warung

Riwayat KebiasaanPasien sudah memakai lensa kontak sejak kuliah dan mengaku jarang membersihkanPasien tidak minum alkohol dan tidak merokok

Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada yang mengalami penyakit seperti ini di keluarganyaAyah pasien tidak mempunyai penyakit kronikIbu pasien tidak mempunyai penyakit kronik

Pemeriksaan ObjektifKeadaan Umum : Sakit ringan, tidak lemas, tidak pucatTingkat kesadaran: Compos MentisBerat Badan: 56 kg Tinggi badan:160 cmODPemeriksaanOSTenangKeadaan sekitar mataTenangTenangKeadaan umum mataTenangSimetrisPosisi bola mataSimetrisBebas ke segala arahPergerakan bola mataBebas ke segala arahPemeriksaan Status OftalmologiPemeriksaan UmumODPemeriksaanOS20/40Acies Visus20/20OrthophoriaPosisiOrthophoriaFraktur (-) Krepitasi (-)Rima orbitaFraktur (-) Krepitasi (-)Oedem (-) Hiperemis (-) Blefarospasme (-)PalpebraOedem (-) Hiperemis (-) Blefarospasme (-)Ektropion (-) Entroprion (-) Trikiasis (-)Margo PalpebraEktopion (-) Entroprion (-) Trikiasis (-)Pemeriksaan Status OftalmologiPemeriksaan Sitematik

ODPemeriksaanOSKonjungtiva Tarsalis Sup : NormalKonjungtiva Tarsalis Inf : NormalKonjungtiva Bulbi : NormalKonjungtivaKonjungtiva Tarsalis Sup : NormalKonjungtiva Tarsalis Inf : NormalKonjungtiva Bulbi : NormalKejernihan : KeruhInfiltrat : +, laserasi infiltratOedema : +Ulkus : Tidak adaSikatriks : -Neovaskulariasi : - KorneaKejernihan : JernihInfiltrat : Tidak adaOedema : Tidak adaUlkus : Tidak adaSikatriks : -Neovaskularisasi : -Kedalaman : Kesan dalam, jernihHifema : -Hipopion : -COAKedalaman : Kesan dalam, jernihHifema : -Hipopion : -Pemeriksaan Status OftalmologiPemeriksaan SitematikRadier, kripta +, warna coklatIrisRadier, kripta +, warna coklatBentuk bulat, RCL +. RCTL +, diameter 3 mm isokorPupilBentuk bulat, RCL +. RCTL +, diameter 3 mm isokorJernihLensaJernihIkterik (-)SkleraIkterik (-)Vitrous jernih, optic disc bulat reguler, pupil bulat, batas tegas, c/d ratio 0.3, a/v = 2/3, kontur pembuluh darah pada retina baik, refleks fundus (+)FunduskopiVitrous jernih, optic disc bulat reguler, pupil bulat, batas tegas, c/d ratio 0.3, a/v = 2/3, kontur pembuluh darah pada retina baik, refleks fundus (+)

NormalTIONormalTidak dilakukanTonometri SchiotzTidak dilakukanPemeriksaan Status OftalmologiPemeriksaan SitematikPemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan :1. Tes fluoresen

Dilakukan pada mata sebelah kananDilihat melalui slit lamp

OD : Infiltrat kornea (+), defek epitel (+), vitreous jernih, optic disc bulat reguler, papil bulat, batas tegas, c/d ratio 0.3, a/v = 2/3, kontur pembuluh darah retina baik

OS : Vitreous jernih, optic disc bulat reguler, papil bulat, batas tegas, c/d ratio 0.3, a/v= 2/3, kontur pembuluh darah pada retina baikResumeIbu M datang dengan keluhan adanya pelangi pada saat melihat cahaya yang diaami sejak 1 minggu yang lalu Pasien juga merasakan penglihatan menurun pada mata kanannyaMata sebelah kanan terasa mengganjal. Rasa mengganjal yang dideskripsikan seperti pasir pada mata kananAdanya kotoran mata yang melebihi dari volume biasanya pada pagi hariPasien tidak mengeluhkan adanya mata merah, silau, dan nyeri pada mataPasien memiliki kebiasaan menggunakan lensa kontak yang sudah dipakai sejak kuliah dan jarang membersihkan lensa kontak tersebutPasien tidak mempunyai riwayat penyakit kronikResumePemeriksaan fisikVisus menurunAdanya kornea oedem pada pemeriksaan funduscopy

Pemeriksaan penunjangAdanya infiltrat dengan bercak halus dan defek epitel pada kornea dextra dengan pemeriksaan fluoresen

Diagnosis KerjaKeratitis Punctata SuperfisialAlasan :Pasien mengalami ciri-ciri yang mengerucut kepada keratitis punctata superfisial yaitu : Pada anamnesis pasien merasakan adanya keluhan iritasi ringan seperti : sensasi benda asing, mata berair, penglihatan sedikit kabur, melihat adanya pelangi pada cahayaPada pemeriksaan fluoresein terdapat infiltrat berbentuk bercak-bercak halus menandakan adanya defek epitel pada korneaPada pemeriksaan oftalmoskop ditemukan adanya keruh dan oedema pada korneaPasien menggunakan kontak lens dalam jangka waktu yang panjang dan dengan penggunaan yang kurang higienis merupakan faktor resiko terjadinya keratitis

Diagnosis BandingKeratitis acanthamoebaKeratitis fungalKeratitis bakteri

Alasan :- Terdapat visus yang menurun Terdapat rasa mengganjal di mataMengeluarkan air mata yang berlebihPenggunaan kontak lens yang tidak higienis merupakan resiko terjadinya penyakit ini

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan :Laboratorium : Pewarnaan giemsa, laporan KOHKulturTatalaksanaMedikamentosaCendo Xitrol (ditempat)Tobramisin 6x1

Non medikamentosaHindari penggunaan soft lens terlebih dahuluPemakaian pelindung mata (kacamata hitam) agar dapat terhindar dari paparan debu maupun sinar ultraviolet

EdukasiEdukasi mengenai cara menjaga kebersihan mataEdukasi mengenai cara memakai soft lens yang benarEdukasi mengenai gangguan-gangguan yang dapat terjadi apabila tidak menjaga kebersihan mata dengan baikFIFEFeelingPasien merasa khawatir dengan penyakitnya tersebutInsights Adanya hal yang tidak benar pada amFearsRuam merah tersebut dapat memburuk dan menyebar ke daerah-daerah lainnyaExpectationsMengharapkan kesembuhanTinjauan PustakaKORNEA1. Fisiologi Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan jendela yang dilalui berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan strukturnya yang uniform, avaskuler dan deturgenes. Deturgenes, atau keadaan dehidrasi relative jaringan kornea dipertahankan oleh pompa bikarbonat aktif pada endotel dan oleh fungsi sawar epitel dan endotel. Endotel lebih penting daripada epitel dalam mekanisme dehidrasi dan cidera kimiawi atau fisik pada endotel jauh lebih berat daripada cedera pada epitel. Kerusakan sel-sel endotel menyebabkan edema kornea dan hilangnya sifat transparan. Sebaliknya cedera pada epitel hanya menyebabkan edema lokal sesaat stroma kornea yang akan menghilang bila sel-sel epitel itu telah beregenerasi. Penguapan air dari film air mata prakornea akan mengkibatkan film air mata akan menjadi hipertonik; proses itu dan penguapan langsung adalah faktor-faktor yang yang menarik air dari stroma kornea superfisialis untuk mempertahankan keadaan dehidrasi (1). Penetrasi kornea utuh oleh obat bersifat bifasik. Substansi larut lemak dapat melalui epitel utuh, dan substansi larut air dapat melalui stroma yang utuh. Karenanya agar dapat melalui kornea, obat harus larut lemak dan larut air sekaligus(1).2. Resistensi Kornea Terhadap Infeksi Epitel adalah sawar yang efisien terhadap masuknya mikroorganisme ke dalam kornea. Namun sekali ini cedera, stroma yang avaskuler dan membrane bowman mudah terkena infeksi oleh berbagai macam mikroorganisme, seperti bakteri, amuba, dan jamur. Streptococcus pneumonia (pneumokokkus) adalah bakteri pathogen kornea sejati; pathogen lain memerlukan inokulum yang berat atau hospes yang lemah (mis; defisiensi imun) agar dapat menimbulkan infeksi(1). Moraxella liquefacies, yang terutama terdapat pada peminum alcohol (sebagai akibat kehabisan piridoxin), adalah contoh klasik oportunismen bakteri, dan dalam tahun-tahun belakangan ini sejumlah oportunis kornea baru telah ditemukan. Diantaranya adalah serratia marcens, kompleks mycobacterium fortuitum-chelonei, streptococcus viridians, staphylococcus epidermidis, dan berbagai organism coliform dan proteus, selain virus dan jamur(1). Kortikosteroid local atau sistemik akan mengubah reaksi imun hospes dengan berbagai cara dan memungkinkan organisme oportunistik masuk dan tumbuh dengan subur(1).Tinjauan Pustaka4. Investigasi Penyakit KorneaGejala dan tanda Dokter memeriksa di bawah cahaya yang memadai. Pemeriksaan sering lebih mudah dengan meneteskan anestesi lokal. Pemulusan flurescein dapat memperjelas lesi epitel superfisialis yang tidak mungkin tidak telihat bila tidak dipulas. Pemakaian biomikroskop (slitlamp) penting untuk pemeriksaan kornea dengan benar; jika tidak tersedia, dapat dipakai kaca pembesar dan pencahayaan terang. Harus diperhatikan perjalanan pantulan cahaya saat menggerakkan cahaya di atas kornea. Daerah kasar yang menandakan defek pada epitel terlihat dengan cara ini(1). Anamnesis pasien penting pada penyakit kornea. Sering dapat diungkapkan adanya riwayat trauma---kenyataannya, benda asing dan abrasi merupakan abrasi merupakan dua lesi yang umum pada kornea. Adanya riwayat penyakit kornea juga bermanfaat. Keratitis akibat infeksi herpes simpleks sering kambuh, namun karena erosi kambuh sangat sakit dan keratitis herpetik tidak, penyakit-penyakit ini dapat dibedakan dari gejalanya. Hendaknya pula ditanyakan pemakaian obat local oleh pasien, karena mungkin telah memakai kortikosteroid, yang dapat merupakan predisposisi bagi penyakit bakteri, fungi, atau oleh virus, terutama keratitis herpes simpleks. Juga mungkin terjadi imunosupresi akibat penyakit-penyakit sistemik, seperti diabetes, AIDS, dan penyakit ganas, selain oleh terapi imunosupresi khusus(1).Tinjauan PustakaKERATITIS Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang terkena; yaitu keratitis superfisialis apabila mengenal lapisan epitel atau bowman dan keratitis profunda atau interstisialis (atau disebut juga keratitis parenkimatosa) yang mengenai lapisan stroma(2).

Keratitis superfisialis Bentuk-bentuk klinik keratitis superfisialis antara lain adalah:1. Keratitis punctata superfisialis Berupa bintik-bintik putih pada permukaan kornea yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi virus antara lain virus herpes simpleks, herpes zoster dan vaksinia(2).2. Keratitis flikten Benjolan putih yang yang bermula di limbus tetapi mempunyai kecenderungan untuk menyerang kornea(2).3. Keratitis sika Suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimale atau sel goblet yang berada di konjungtiva(2).Tinjauan Pustaka4. Keratitis lepra Suatu bentuk keratitis yang diakibatkan oleh gangguan trofik saraf, disebut juga keratitis neuroparalitik(2).5. Keratitis nummularis Bercak putih berbentuk bulat pada permukaan kornea biasanya multiple dan banyak didapatkan pada petani(2).6. Keratitis profunda Bentuk-bentuk klinik keratitis profunda antara lain:- Keratitis interstisialis luetik atau keratitis sifilis congenital- Keratitis sklerotikans.Tinjauan PustakaDaftar PustakaIlyas, Sidarta Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Balai Penerbit FKUI Jakarta, 2006American Academy of Ophthalmology. Externa disease and cornea. San Fransisco 2007"Keratitis (Corneal Ulcers)." Keratitis (Corneal Ulcers). N.p., n.d. Web. 23 Oct. 2013."Contact-lens-related Microbial Keratitis: Case Report and Review." Journal of Optometry. N.p., n.d. Web. 23 Oct. 2013"Keratitis Caused by the Recently Described New Species Aspergillus Brasiliensis: Two Case Reports." Journal of Medical Case Reports. N.p., n.d. Web. 23 Oct. 2013