keratitis
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
![Page 1: Keratitis](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072008/55cf8f06550346703b982994/html5/thumbnails/1.jpg)
Keratitis adalah peradangan pada kornea. Gangguan pada kornea merupakan penyakit yang fatal
karena penanganan yang terlambat atau tidak sempurna dapat menyebabkan penurunan
penglihatan yang permanen, baik ringan hingga kebutaan. Komplikasi lain dari keratitis adalah
timbulnya luka pada kornea (ulkus kornea). Keratitis dapat mengenai seluruh rentang usia, jenis
kelamin, dan ras.
Jika keterlibatan okular hadir, memeriksa pasien setiap 1 sampai 7 hari, tergantung pada
keparahan. Pasien tanpa keterlibatan okular dapat diikuti setiap 1 sampai 4 minggu. Setelah
penyembuhan episode akut, periksa pasien setiap 3 sampai 6 bulan (3 jika pada steroid)
karena angka kekambuh dapat terjadi dalam waktu bulan sampai tahun kemudian, terutama
karena steroi. Penggunaan steroid sistemik masih kontroversial dan membutuhkan kerjasama
dengan internis pasien.14
2.1. Komplikasi
Hampir semua pasien akan pulih sempurna dalam beberapa minggu, meskipun ada beberapa
yang mengalami komplikasi. Hal ini tidak berhubungan dengan umur dan luasnya ruam,
tetapi bergantung pada daya tahan tubuh penderita. Ini akan terjadi beberapa bulan atau
beberapa tahun setelah serangan awal.7
- Komplikasi mata terjadi pada 50 % kasus. Nyeri terjadi pada 93% dari pasien tersebut,
31% nya masih ada sampai 6 bulan berikutnya. Pengaruh itu semua, terjadi anterior
uveitis pada 92% dan keratitis 52%. Pada 6 bulan, 28% mengenai mata dengan uveitis
kronik, keratitis, dan ulkus neuropatik.
- Komplikasi mata yang jarang, termasuk optik neuritis, retinitis, dan kelumpuhan nervus
kranial okuler. Ancaman ganguan penglihatan oleh keratitis neuropatik, perforasi,
glaukoma sekunder, posterior skleritis, optik neuritis, dan nekrosis retina akut.
- Komplikasi jangka panjang, bisa berhubungan dengan lemahnya sensasi dari kornea dan
fungsi motor palpebra. Ini beresiko pada ulkus neuropati dan keratopati. Resiko jangka
panjang ini juga terjadi pada pasien yang memiliki riwayat HZO, 6-14% rekuren.
- Infeksi permanen zoster oftalmik bisa termasuk inflamasi okuler kronik dan kehilangan
penglihatan.5
![Page 2: Keratitis](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072008/55cf8f06550346703b982994/html5/thumbnails/2.jpg)
Komplikasi yang dapat terjadi, yaitu :
− Myelitis. Merupakan komplikasi di luar mata yang pernah dilaporkan oleh Gordon dan
Tucker, demikian juga encephalitis dan hemiplegi walaupun jarang ditemukan tetapi
pernah dilaporkan. Hal ini diperkirakan karena penjalaran virus ke otak.
− Konjungtiva. Pada mata komplikasi yang dapat timbul adalah kemosis yang ada
hubungannya dengan pembengkakan palpebra. Pada saat ini biasanya disertai dengan
penurunan sensibilitas kornea dan kadang-kadang oedema kornea yang ringan. Dapat
juga timbul vesikel-vesikel di conjunctiva tetapi jarang terjadi ulserasi. Pernah dilaporkan
adanya kanaliculitis yang ada hubungannya dengan zoster.
− Kornea. Bila comea terkena maka akan timbul infiltrat yang berbentuk tidak khas dengan
batas yang tidak tegas , tetapi kadang-kadang infiltratnya dapat menyerupai herpes
simplex. Proses yang terjadi pada dasamya berupa keratitis profunda yang bersifat
khronis dan dapat bertahan beberapa minggu setelah kelainan kulit sembuh. Akibat
kekeruhan kornea yang terjadi maka visus akan menurun.
− Iris. Adanya laesi diujung hidung sangat penting untuk diperhatikan karena kemungkinan
besar iris akan ikut terkena mengingat n. nasociliaris merupakan cabang dari
n.ophthalmicus yang juga menginervasi daerah iris, corpus ciliaze dan cornea.
Iritis/iridocyclitis dapat merupakan penjalaran dari keratitis ataupun berdiri sendiri. Iritis
biasanya ringan,jarang menimbulkan eksudat, pada yang berat kadang-kadang disertai
dengan hypopion atau secundair glaucoma. Akibat dari iritis ini sering timbul sequele
berupa iris atropi yang biasanya sektoral. Pada beberapa kasus dapat disertai massive iris
atropi dengan kerusakan sphincter pupillae.
Sklera. Skleritis merupakan komplikasi yang jarang ditemukan, biasanya merupakan lanjutan
dari iridocyclitis. Pada sclera akan terlihat nodulus dengan injeksi lokal yang dapat timbul
beberapa bulan sesudah sembuhnya laesi
Kornea merupakan suatu bagian mata yang transparan yang ada di depan mata. Fungsi kornea
adalah sebagai “jendela” mata dan merupakan jalannya sinar yang masuk dan akan diteruskan ke
retina, sehingga kornea berperang penting dalam proses penglihatan. Fungsi lain dari kornea
adalah sebagai lapisa pelindung. Kornea yang normal tidak memiliki pembuluh darah sehingga
kornea menjadi transparan.
![Page 3: Keratitis](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072008/55cf8f06550346703b982994/html5/thumbnails/3.jpg)
PENYEBAB
Keratitis dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun peradangan steril (tidak ada kuman
infeksi yang menyerang). Infeksi pada kornea dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus
ataupun protozoa (Acanthamoeba sp. atau. Riwayat trauma pada mata juga dapat menyebabkan
keratitis, seperti kemasukan benda asing atau tergores aibat penggunaaan lensa kontak.
Penggunaan obat-obatan secara sembarangan juga dapat menyebabkan keratitis. Terutama obat-
obat golongan penekan sistem imun, seperti kortikosteroid, dan juga obat-obat penghilang rasa
nyeri. Penggunaan obat-obatan diatas harus dengan resep dan pengawasan dokter.
Pasien dengan penyakit sistemik (menyerang seluruh tubuh) yang menurunkan daya tahan tubuh
memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena keratitis. Penyakit tersebut antara lain diabetes
mellitus (penyakit kencing manis), HIV/AIDS, dan keganasan (kanker). Selain itu, kekurangan
vitamin A meningkatkan risiko terjadinya gangguan kornea. Orang yang bekerja sebagai petani
atau di lingkungan pertanian atau perkebunan memiliki risiko lebih besar terkena keratitis jamur.
Hal ini disebabkan karena jamur banyak terdapat di tanah dan tumbuh-tumbuhan.
GEJALA
Keratitis merupakan penyakit mata yang termasuk dalam keadaan mata merah dengan
penglihatan yang menurun. Sesuai dengan golongannya, maka gejala utama dari keratitis adalah
mata yang merah dan disertai dengan penglihatan yang menurun.
Fungsi kornea sebagai jendela mata menyebabkan gangguan pada kornea berakibat pada
penurunan penglihatan. Penglihatan yang menurun merupakan tanda dari suatu penyakit mata
yang serius dan memerlukan penanganan yang tepat. Gejala umum lain yang terjadi pada
keratitis adalah nyeri pada mata, fotofobia, dan mata berair. Nyeri pada keratitis diperberat pada
saat menggerakan kelopak mata, terutama kelopak mata atas. Fotofobia merupakan kondisi mata
yang sensitif pada cahaya, sehingga pasien akan merasa silau saat melihat cahaya.
![Page 4: Keratitis](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072008/55cf8f06550346703b982994/html5/thumbnails/4.jpg)
Keratitis yang disebabkan bakteri memiliki gejala yang sama dengan keratitis pada umumnya
(nyeri, sialu, fotofobia, dan penurunan penglihatan), namun pada infeksi bakteri umumnya ada
cairan yang mengandung pus (nanah). Sementara pada keratitis akibat virus, umumnya disertai
gejala penyerta seperti demam dan kelemahan pada tubuh.Pada keratitis jamur, tampak gejala
berupa kekeruhan dengan batas tidak tegas, dan adanya lesi satelit (adanya kekeruhan berukuran
kecil di sekeliling kekeruhan yang besar).
Berdasarkan lapisan yang terkena, keratitis dibagi menjadi keratitis dangkal (superfisial) dan
keratitis yang lebih dalam (profunda). Beberapa bentuk dari keratitis yang dangkal, yaitu:
Keratitis pungtata
Memiliki gambaran penyakit berupa bintik-bintik putih kecil pada permukaan kornea. Umunya
disebabkan oleh infeksi oleh virus, seperti virus herpes simpleks (penyebab penyakit herpes),
virus varisela-zoster (penyebab penyakit herpes zoster).
Pada keratitis herpes simpleks, gejala yang dirasakan oleh penderita sangat bervariasi. Kadang-
kadang tidak dikeluhkan oleh penderita, atau gejala ringan (kelopak mata bengkak dan berair)
sampai gejala yang umum terjadi pada keratitis (nyeri, mata merah, silau, penglihatan menurun).
Pada keratitis herpes simpleks gambaran khas pada kornea adalah bentuk dendritik (seperti
ranting pohon).
Penyakit herpes zoster umunya menyerang kulit, namun bila mengenai saraf mata (nervus
trigeminus oftalmik) dapat terjadi keratitis herpes zoster. penderita umumnya pernah terkena
cacar air sebelumnya. Gejala yang timbul berupa mata sulit membuka, nyeri, silau, dan berair
yang disertai dengan luka-luka pada kulit disekitar mata. Gejala yang dirasakan hanya pada satu
sisi tubuh (kiri atau kanan).
Keratitis flikten
Keratitis flikten memiliki gambaran berupa adanya benjolan putih yang berada di dekat tepi
kornea. Benjolan yang timbul memiliki diameter 2-3 mm dan berjumlah satu atau lebih.
Penyebab pada keratitis flikten diduga akibat reaksi dari sistem daya tahan tubuh (imunitas).
![Page 5: Keratitis](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072008/55cf8f06550346703b982994/html5/thumbnails/5.jpg)
Beberapa penyebab seperti kekurangan gizi, pasien dengan tuberkulosis atau TBC (akibat reaksi
sistem imun, dan tidak pernah ditemukan kuman TBC dalam benjolan tersebut).
Keratitis sika
Merupakan suatu bentuk keratitis yang disebabkan oleh berkurangnya produksi air mata oleh
kelenjar air mata atau air mata yang terlalu cepat menguap.
Keluhan-keluhan yang biasanya dirasakan oleh pasien adalah mata terasa perih, kering, dan
seperti berpasir atau ngeres. Gejala diatas umumnya disebut mata kering (dry-eye syndrome).
Bila mengenai kornea, akan timbul pandangan menurun, nyeri, dan silau.
Keratitis lepra
Keratitis lepra adalah keratitis yang disebabkan oleh gangguan saraf, yang umumnya disebabkan
penyakit lepra atau kusta. Penyakit lepra atau kusta menyerang kornea melalui kerusakan saraf,
gangguan kelenjar air mata sehingga menimbulkan dry-eye syndrome, dan pasien tidak menutup
mata dengan rapat sehingga mata terpapar oleh udara dan benda asing.
Keratitis nummularis
Keratitis nummularis memiliki gambaran berupa adanya bercak putih berbentuk bulat seperti
koin pada permukaan kornea, berjumlah lebih dari satu, dan umumnya banyak ditemukan pada
orang dengan pekerjaan sebagai petani. Penyakit keratitis numularis umumnya mengenai satu
mata.
Beberapa jenis keratitis dalam atau profunda adalah:
Keratitis interstisial luetik
Merupakan gejala lanjutan dari penyakit sifilis bawaan sejak lahir (kongenital). Penyakit keratitis
interstisal luetik umumnya terjadi pada anak usia 5-15 tahun. Keratitis ini timbul akibat reaksi
peradangan terhadap bakteri Treponema pallidum.
![Page 6: Keratitis](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072008/55cf8f06550346703b982994/html5/thumbnails/6.jpg)
Gejala yang dirasakan pasien berupa sakit, silau, dan penglihatan menurun. Pada kornea, terjadi
kekeruhan kornea seperti kaca susu dengan tepi kornea berwarna kemerahan. Pada pasien
dengan keratitis ini, dapat ditemukan gangguan organ lain berupa gangguan pendengaran, dan
bentuk gigi seri atas yang seperti obeng (Hutchinson’s teeth). Ketiga gejala tersebut dinamakan
trias Hutchinson. Proses radang pada kornea umunya dapat sembuh dengan sendirinya.
Keratitis sklerotikans
Penyakit ini jarang terjadi. Penyebab pasti dari keratitis sklerotikans belum diketahui. Namun
keratitis ini timbul karena adanya peradangan yang berulang dan menahun. Gejala yang
dirasakan merupakan gejala umum keratitis seperti sakit dan fotofobia dengan disertai kekeruhan
kornea (berwarna putih).
PENGOBATAN
Mengingat pentingnya fungsi kornea dan komplikasi keratitis berupa kebutaan, maka pengobatan
tidak boleh dilakukan secara sembarang. Berkonsultasi dengan dokter, menggunakan obat sesuai
indikasi dari dokter, mematuhi pengobatan, dan tidak sembarangan menggunakan obat tetes mata
merupakan cara pengobatan yang efektif untuk keratitis.
Pengobatan keratitis umumnya dapat dilakukan dengan rawat jalan. Pada beberapa kondisi,
pengobatan dilakukan dengan rawat inap di rumah sakit. Kondisi tersebut adalah bila pasien
tidak dapat dan mampu untuk memakai obat. Selain itu, bila mata yang terkena keratitis
merupakan mata satu-satunya (mata yang lain sudah kehilangan penglihatan) maka perawatan di
rumah sakit diperlukan.
Pengobatan pada keratitis ditujukan untuk mengontrol infeksi dan inflamasi/peradangan, dan
mencegah komplikasi yang lebih lanjut. Semua bentuk faktor risiko dihindari dan dihentikan
seperti pemakaian kontak lens.
Obat antibiotik
![Page 7: Keratitis](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072008/55cf8f06550346703b982994/html5/thumbnails/7.jpg)
Penggunaan antibiotik diperlukan untuk keratitis bakterial. Umumnya menggunakan obat
antibiotik tetes mata yang memiliki spektrum luas (dapat mencakup banyak bakteri). Bila gejala
tidak membaik segera berkonsultasi dengan dokter untuk kemungkinan adanya kekebalan bakteri
terhadap obat yang diberikan.
Obat anti virus
Keratitis akibat virus dapat diobati dengan obat antivirus tetes mata, baik yang dikombinasikan
dengan salep mata ataupun tidak. Penggunaan antivirus sistemik diperlukan pada pasien dengan
daya tahn tubuh rendah dan pada kasus keratitis herpes zoster.
Obat anti jamur
Pada keratitis jamur, penyembuhan umumnya berjalan lambat dibandingkan keratitis bakteri.
Pengobatan yang digunakan meliputi anti jamur tetes mata, tetes mata antibiotik (sebagai
pencegahan infeksi bakteri), dan dapat diberikan anti jamur sistemik bila infeksi parah.
Anti peradangan golongan steroid topikal (hanya untuk penggunaan di mata)
Golongan steroid diperlukan untuk menekan peradangan yang dapat merusak mata dan
mengancam penglihatan. Namun, pengunaan obat-obat golongan ini hanya boleh melalui resep
dan pengawasan dokter. Penggunaan yang sembarangan dapat menyebabkan infeksi terutama
virus dan jamur, dan mengganggu penyembuhan bahkan memperparah kerusakan kornea.
Obat pelumpuh otot siliar (otot yang mengatur diameter dari pupil)
Obat tersebut biasa disebut juga dengan obat sikloplegik. Penggunaan obat ini ditujukan untuk
mengurangi rasa nyeri dan mencegah komplikasi sinekia (menempelnya iris pada kornea atau
lensa).
Anti peradangan sistemik (seluruh tubuh)
Biasanya diperlukan untuk penyakit autoimun (penyakit dimana sistem daya tahan tubuh
berbalik menyerang diri sendiri).
![Page 8: Keratitis](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072008/55cf8f06550346703b982994/html5/thumbnails/8.jpg)
Salah satu pengobatan yang penting dalam keratitis adalah memfasilitasi penyembuhan jaringan
kornea. Penyembuhan ini sangat penting mengingat fungsi kornea dalam proses penglihatan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan:
Mengurangi paparan terhadap obat-obat toksin (bersifat racun pada kornea) dan yang
mengandung bahan pengawet. Lebih baik menggunakan obat-obatan dari dokter.
Melapisi dengan tetes air mata buatan dan salep mata yang tidak mengandung bahan
pengawet
Berhenti untuk merokok.