kerangka acuan (kak) program pengembangan …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/kak 2019...

241
KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN PERBENIHAN WILAYAH SEMARANG I. LATAR BELAKANG a. Dasar Hukum Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBTPH) Wilayah Semarang berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nomor 113 tahun 2016, tanggal 27 Desember 2016, merupakan salah satu UPTD Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah kerja meliputi 16 kebun benih. Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Semarang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan / atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang benih tanaman pangan dan hortikultura. Untuk melaksanakan tugas pokok, Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Semarang mempunyai fungsi : 1. Menyusunan rencana teknis operasional perbenihan tanaman pangan dan hortikultura. 2. Melaksanakan kebijakan teknis operasional tanaman pangan dan hortikultura. 3. Melaksanakan pembinaan teknis penyuluhan perbenihan dan budidaya tanaman pangan dan hortikultura. 4. Melaksanakan produksi dan pemasaran benih/ bibit tanaman pangan dan hortikultura. 5. Melaksanakan pengujian dan atau percobaan perbenihan peralatan dan mesin pertanian 6. Mengkaji dan menganalisis teknis operasional pertanian tanaman pangan dan hortikultura. 7. Melaksanakan pelayanan penunjang penyelenggaraan tugas dinas. 8. Mengelola ketata usahaan b. Gambaran Umum Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul merupakan faktor penentu potensi hasil yang dapat dicapai dalam budidaya tanaman. Sistem produksi benih yang meliputi penyediaan varietas unggul, produksi benih, pengendalian mutu dan distribusinya telah dikembangkan di Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Penggunaan varietas unggul telah berhasil meningkatkan produksi pangan nasional, namun belum seimbang dengan perkembangan kebutuhan benih. Dengan berkembangnya industri benih swasta serta keharusan Lembaga Pemerintah untuk meningkatkan daya saing dalam menghasilkan varietas unggul dan benih bermutu, kebutuhan akan fasilitas, dana dan SDM akan semakin meningkat. Kemandirian perbenihan nasional merupakan salah satu komponen dan kunci utama dalam pencapaian target pembangunan

Upload: others

Post on 17-May-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

KEGIATAN PENGEMBANGAN PERBENIHAN WILAYAH SEMARANG

I. LATAR BELAKANG

a. Dasar Hukum

Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBTPH) Wilayah Semarang berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nomor 113 tahun 2016, tanggal 27 Desember 2016, merupakan salah satu UPTD Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah kerja meliputi 16 kebun benih. Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Semarang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan teknis operasional dan / atau kegiatan teknis penunjang Dinas di bidang benih tanaman pangan dan hortikultura.

Untuk melaksanakan tugas pokok, Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Semarang mempunyai fungsi :

1. Menyusunan rencana teknis operasional perbenihan tanaman pangan dan hortikultura.

2. Melaksanakan kebijakan teknis operasional tanaman pangan dan hortikultura.

3. Melaksanakan pembinaan teknis penyuluhan perbenihan dan budidaya tanaman pangan dan hortikultura.

4. Melaksanakan produksi dan pemasaran benih/ bibit tanaman pangan dan hortikultura.

5. Melaksanakan pengujian dan atau percobaan perbenihan peralatan dan mesin pertanian

6. Mengkaji dan menganalisis teknis operasional pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

7. Melaksanakan pelayanan penunjang penyelenggaraan tugas dinas.

8. Mengelola ketata usahaan

b. Gambaran Umum Penggunaan benih bermutu dari varietas unggul merupakan faktor penentu potensi hasil yang dapat dicapai dalam budidaya tanaman. Sistem produksi benih yang meliputi penyediaan varietas unggul, produksi benih, pengendalian mutu dan distribusinya telah dikembangkan di Indonesia khususnya di Jawa Tengah. Penggunaan varietas unggul telah berhasil meningkatkan produksi pangan nasional, namun belum seimbang dengan perkembangan kebutuhan benih. Dengan berkembangnya industri benih swasta serta keharusan Lembaga Pemerintah untuk meningkatkan daya saing dalam menghasilkan varietas unggul dan benih bermutu, kebutuhan akan fasilitas, dana dan SDM akan semakin meningkat.

Kemandirian perbenihan nasional merupakan salah satu komponen dan kunci utama dalam pencapaian target pembangunan

Page 2: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

pertanian di Indonesia. Bidang perbenihan telah memegang peranan yang sangat penting dan strategis dalam akselerasi pembangunan pertanian. Melalui benih kita bisa meningkatkan produksi, mutu, dan standar kualitas produk pertanian baik dalam sektor tanaman pangan maupun hortikultura. Karena memiliki peran strategis bidang ini maka perlu mendapatkan perhatian lebih dari para stakeholder, baik pemerintah maupun swasta. Terutama dalam mewujudkan kemandirian perbenihan nasional. Ada tiga komponen utama yang diperlukan dalam upaya membangun kemandirian perbenihan di Indonesia. Yaitu, pengembangan varietas unggul baru, pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari segi penyebaran maupun pengawasan dan pengendaliannya.

II. MAKSUD DAN TUJUAN Balai Benih sebagai lembaga Pemerintah yang berfungsi sebagai pengelola maupun produsen benih yang mendukung kebijakan Pemerintah dalam peningkatan ketahanan pangan sudah seharusnya mampu memproduksi benih untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Peranan Balai Benih sebagai produsen benih Pemerintah yang bersertifikat dan harga terjangkau oleh masyarakat petani merupakan langkah untuk menuju kemandirian perbenihan.

Kegiatan penyediaan benih bermutu dan bersertifikat menjadi tugas pokok Balai Benih meskipun produksi benih yang dihasilkan masih relatif kecil, namun Balai Benih mendorong penangkar benih untuk dapat meningkatkan produksi benihnya guna mencukupi kebutuhan benih berkualitas bagi petani.

III. LOKASI KEGIATAN

Kegiatan Pengembangan Perbenihan Wilayah Semarang pelaksanaanya di 16 Kebun yang berada di lingkup kerja Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Semarang.

IV. RUANG LINGKUP

Kegiatan pengembangan perbenihan Wilayah Semarang meliputi kegiatan perbanyakan benih, pemeliharaan tanaman buah, pengembangan tanaman dan pemanfaatan lahan produktif. NO KEGIATAN VOLUME ANGGARAN 1 Perbanyakan Benih Padi Klas BS - BD 4 ha 74.620.000 2 Perbanyakan Benih Padi Klas BD-BP 110 ha 2.133.350.000 3 Perbanyakan Benih Kedelai 4 ha 59.880.000 4 Perbanyakan Benih Kacang Tanah 3 ha 50.955.000 5 Perbanyakan Benih Kacang Hijau 1 ha 14.595.000 6 Perbanyakan Benih Belimbing 1.000 btng 8.080.000 7 Perbanyakan Benih Jambu Air 2.000 btng 16.160.000 8 Perbanyakan Benih Jambu Kristal 2.000 btng 16.160.000 9 Perbanyakan Benih Bawang Merah 1 ha 74.315.000 10 Perbanyakan Benih Buncis 0,7 ha 19.820.000

Page 3: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

11 Pengembangan VUB Padi 9 ha 134.730.000 12 Pengembangan Ketela Pohon 5 ha 63.450.000 13 Pengembangan Kacang Tanah 2 ha 25.110.000 14 Pengembangan Kacang Hijau 9 ha 105.165.000 15 Pengembangan Tanaman Kentang 0,3 ha 32.915.000 16 Pengembangan Jagung Manis 2 ha 34.080.000 17 Pengembangan Bawang Merah 1 ha 84.835.000 18 Pengembangan Cabai 0,5 ha 13.950.000 19 Pengembangan jagung 9 ha 46.220.000 20 Pengembangan Bawang putih 0,2 ha 16.200.000 21 Pemeliharaan Pohon Induk / Produksi /

koleksi 4.500 phn 180.947.000

22 Kebersihan Lahan Blok Tanaman Buah 1 tahun 336.000.000 23 Pengembalian Kesuburan Lahan

dengan pemberian pupuk kandang 65 ha 217.750.000

24 Pertemuan Koordinasi 12 32.400.000 25 Kegiatan peningkatan Kapasitas

Petugas Perbenihan 2 kali 96.300.000

26 Mengikuti Kegiatan Gelar Promosi / Pameran

1 tahun 20.000.000

27 Monitoring pendampingan, pembinaan, dokumen dan pelaporan kegiatan

1 tahun 725.013.000

28 Pemeliharaan dan operasional alsintan 1 tahun 87.000.000 29 Belanja Modal 1 tahun 1.780.000.000 Jumlah 6.500.000.000

V. HASIL/KELUARAN

NO KEGIATAN VOLUME 1 Produksi benih padi kelas BD 12.000 kg 2 Produksi benih padi kelas BP 385.000 kg 3 Produksi Benih Kedelai 3.200 kg 4 Produksi Benih Kacang Tanah 2.400 kg 5 Produksi Benih Kacang Hijau 1.000 kg 6 Produksi Benih Belimbing 1.000 btng 7 Produksi Benih Jambu Air 2.000 btng 8 Produksi Benih Jambu Kristal 2.000 btng 9 Produksi Benih Bawang Merah 5.000 kg 10 Produksi Benih Buncis 600 kg 11 Produksi VUB Padi 45.000 kg 12 Produksi Ketela Pohon 102.000 kg 13 Produksi Kacang Tanah 2.000 kg 14 Produksi Kacang Hijau 9.000 kg 15 Produksi Tanaman Kentang 6.000 kg 16 Produksi Jagung Manis 10.000 kg 17 Produksi Bawang Merah 8.000 kg

Page 4: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

18 Produksi Cabai 1.000 kg 19 Prduksi jagung 54.000 kg 20 Produksi Bawang putih 2.000 kg 21 Terpeliharanya Pohon Induk / Produksi / koleksi 4.500 phn 22 Terpeliharanya Lahan Blok Tanaman Buah 1 tahun 23 Meningkatnya kesuburan lahan produktif 65 ha 24 Terselengaranya Pertemuan Koordinasi Balai

dengan Kebun 12 kali

25 Meningkatnya Kapasitas dan ketrampilan Petugas Perbenihan

70 orang

26 Terlaksananya Kegiatan Gelar Promosi / Pameran 1 tahun 27 Berjalanya Monitoring pendampingan, pembinaan,

dokumen dan pelaporan kegiatan 1 tahun

28 Terpeliharanya alsintan 1 tahun 29 Terpenuhinya kebutuhan untuk kegiatan pendukung

sarana dan prasarana kegiatan perbenihan 1 tahun

VI. SUMBER DANA Kegiatan Pengembangan Perbenihan Wilayah Semarang merupakan bagian dari Program Pengembangan Agribisnis mendapatkan alokasi anggaran dari APBD tahun 2019, SKPD Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah.

VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN Pelaksanaan kegiatan pengembangan perbenihan wilayah semarang Januari sampai Desember 2017

VIII. JADWAL PELAKSANAAN

NO KEGIATAN VOLUME WAKTU PELAKSANAAN / BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Perbanyakan Benih Padi Klas BS - BD 4 ha 2 Perbanyakan Benih Padi Klas BD-BP 110 ha 3 Perbanyakan Benih Kedelai 4 ha 4 Perbanyakan Benih Kacang Tanah 3 ha 5 Perbanyakan Benih Kacang Hijau 1 ha 6 Perbanyakan Benih Belimbing 1000 btng 7 Perbanyakan Benih Jambu Air 2000 btng 8 Perbanyakan Benih Jambu Kristal 2000 btng 9 Perbanyakan Benih Bawang Merah 1 ha 10 Perbanyakan Benih Buncis 0,7 ha 11 Pengembangan VUB Padi 9 ha 12 Pengembangan Ketela Pohon 5 ha 13 Pengembangan Kacang Tanah 2 ha 14 Pengembangan Kacang Hijau 9 ha 15 Pengembangan Tanaman Kentang 0,3 ha 16 Pengembangan Jagung Manis 2 ha 17 Pengembangan Bawang Merah 1 ha

Page 5: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

18 Pengembangan Cabai 0,5 ha 19 Pengembangan jagung 9 ha 20 Pengembangan Bawang putih 0,2 ha 21 Pemeliharaan Pohon Induk / Produksi /

koleksi 4500 phn

22 Kebersihan Lahan Blok Tanaman Buah 1 tahun 23 Pengembalian Kesuburan Lahan dengan

pemberian pupuk kandang 65 ha

24 Pertemuan Koordinasi 12 kali 25 Kegiatan peningkatan Kapasitas Petugas

Perbenihan 2 kali

26 Mengikuti Kegiatan Gelar Promosi / Pameran

1 tahun

27 Monitoring pendampingan, pembinaan, dokumen dan pelaporan kegiatan

1 tahun

28 Pemeliharaan dan operasional alsintan 1 tahun 29 Belanja Modal 1 tahun

IX. METODE Pelaksanaan kegiatan secara swakelola dan pengadaan LS.

X. PELAPORAN Setiap pelaksanaan kegiatan dilengkapi dokumen secara administrasi berupa pertanggung jawaban keuangan, laporan kegiatan permusim tanam dan berita acara, laporan hasil, data stok produksi, dokumen foto dan laporan akhir tahun.

Page 6: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

KEGIATAN PENYUSUNAN PROGRAMA DAN RENCANA KERJA PENYULUHAN

APBD TAHUN ANGGARAN 2019

KODE REKENING: 2.01.2.01.04.28.15

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROVINSI JAWA TENGAH

Page 7: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA

SKPD : Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

Bidang : Penyuluhan, Pasca Panen dan Bina Usaha

Program : Peningkatan SDM dan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan : Penyusunan Programa Dan Rencana Kerja Penyuluhan

Indikator Kinerja :

Input : Dana APBD TA 2019 Sebesar Rp. 500.000.000,-

(Lima ratus juta rupiah)

Output : 1. Jumlah Dokumen Rencana Penyuluhan yang dihasilkan

(Programa Penyuluhan & Rencana Kerja Tahunan Penyuluh)

2. Pemberian Penghargaan untuk Kelembagaan

Penyuluhan/Pelaku Utama/Usaha, Penyuluh

Serta Pelaku Utama/Usaha

3. Peningkatan Kelas Kelembagaan Petani

Outcome : 1. Tersusunnya dokumen rencana penyuluhan sebagai :

a. Pedoman program penyuluhan oleh penyuluh untuk

penyelenggaraan penyuluhan yang efektif, terintegrasi dan

efisien;

b. Dasar Penyelenggaraan penyuluhan

c. Sinergitas kegiatan penyuluhan dari sektor pertanian

2. Meningkatnya kualitas dan kapasitas Kelembagaan

Penyuluhan, Pelaku Utama, Pelaku Usaha dan Penyuluh

3. Meningkatnya Kelas Kelembagaan Petani sebagai indikator

kinerja penyuluh

Sasaran : Kelembagaan Penyuluhan, Penyuluh, Pelaku utama dan Pelaku

usaha

Lokasi : Kabupaten/Kota se Jawa Tengah

A. Latar Belakang A.1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kegiatan:

1. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:

47/Permentan/Sm.010/9/2016 Tentang Pedoman Penyusunan

Programa Penyuluhan Pertanian;

Page 8: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/Ot.140/7/2009

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh

Pertanian Dan Angka Kreditnya;

3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/Ot.140/8/2013

Tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani Dan Gabungan

Kelompoktani;

4. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

67/Permentan/Sm.050/12/2016 Tentang Pembinaan Kelembagaan

Petani

5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13/Permentan/OT.140/3/ 2011

tentang Pedoman Penilaian Penyuluh Pertanian Teladan;

6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/OT.140/3/2011

tentang Pedoman Penilaian Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 23/Permentan/OT.140/4/2012

tentang Pedoman Penilaian Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu

Penyuluh Pertanian Teladan 8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 54/Permentan/KP.120/7/2007

tantang Pedoman Penilaian Petani Berprestasi; 9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46 thn 2013 tentang Pedoman

Penilaian Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi;

10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17/Permentan/OT.140/3/2011

tentang Pedoman Penilaian Gabungan Kelompok Tani Berprestasi; 11. Petunjuk Teknis Penghargaan Kelompok Tani Berprestasi Bidang

Tanaman Pangan Tahun 2016;

A.2. Gambaran Umum:

Tugas seorang penyuluh pertanian sebelum melaksanakan kegiatan

dan pekerjaan yaitu membuat pedoman kegiatan dalam bentuk programa

penyuluhan dan rencana kerja penyuluhan. Kedua dokumen tersebut

menjadi pedoman kegiatan dalam 1 tahun kegiatan. Indikator keberhasilan

seorang penyuluh salah satunya adalah meningkatnya kelas kelembagaan

petani dalam hal ini berupa kelompok tani (poktan) ataupun gabungan

Kelompok tani (gapoktan).

Dalam rangka meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Penyuluh,

Pelaku Usaha agar dapat mendukung program pemerintah maka perlu

adanya penghargaan kepada Penyuluh, Pelaku Usaha dan Kelembagaan

Page 9: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Penyuluhan Pertanian. Kategori yang dilombakan dan diberi penghargaaan

yaitu :

a. Penyuluh Pertanian PNS Teladan;

b. Penyuluh Swadaya Teladan;

c. Petani Teladan;

d. Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Berprestasi;

e. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Berprestasi;

f. Penyuluh THL-TBPP Berprestasi;

g. Kelompok Tani Upsus Padi Berprestasi;

h. Kelompok Tani Upsus Jagung Berprestasi;

i. Kelompok Tani Upsus Kedelai Berprestasi;

B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari kegiatan ini adalah Tersusunnya dokumen rencana penyuluhan dan

Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Penyuluh, Pelaku Usaha,

Sedangkan Tujuannya yaitu: terciptanya dokumen rencana penyuluhan dan

termotivasi serta meningkatkan Kemampuan Kelembagaan Penyuluhan serta

Pelaku Usaha.

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN Kegiatan-kegiatan untuk Penyusunan Programa Dan Rencana Kerja

Penyuluhan meliputi:

a. Penyusunan programa penyuluhan dan rencana kerja penyuluhan;

b. Peningkatan Kelas Kelembagaan Petani;

c. Penilaian Penyuluh Pertanian PNS Teladan;

d. Penilaian Penyuluh Swadaya Teladan;

e. Penilaian Petani Teladan;

f. Penilaian Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Berprestasi;

g. Penilaian Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Berprestasi;

h. Penilaian Penyuluh THL-TBPP Berprestasi;

i. Penilaian Kelompok Tani Upsus Padi Berprestasi;

j. Penilaian Kelompok Tani Upsus Jagung Berprestasi;

k. Penilaian Kelompok Tani Upsus Kedelai Berprestasi;

D. SASARAN : 1. Penyuluh Pertanian PNS;

2. Penyuluh Pertanian Swadaya;

Page 10: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

3. Penyuluh THL-TBPP;

4. Petani;

5. Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP);

6. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan);

7. Kelompok Tani Upsus PAJALE.

E. LOKASI KEGIATAN:

Kegiatan dilaksanakan di 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah

F. JADWAL KEGIATAN: Bulan Pebruari sampai dengan Desember 2019

G. KELUARAN Tersusunnya dokumen rencana kerja penyuluhan dan termotivasi serta

Meningkatkan Kemampuan Kelembagaan Penyuluhan serta Pelaku Usaha.

H. ANGGARAN Seluruh dana dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 500.000.000,-

(Lima Ratus juta rupiah) untuk pelaksanaan kegiatan ini dibebankan pada

SKPD Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah TA 2019.

I. PENUTUP Penyuluh pertanian perlu menyusun rencana penyuluhan sebagai pedoma

pelaksanaan kegiatannya. Selain itu dalam upaya memberikan motivasi,

meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pelaku utama terutama bagi

kelompok tani, maka perlu diberikan penghargaan bagi mereka yang

berprestasi. Dengan pemberian penghargaan tersebut, diharapkan para pelaku

utama terdorong untuk meningkatkan produktivitas usahanya, sehingga tujuan

pembangunan pertanian dapat tercapai sesuai dengan harapan.

Page 11: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

KEGIATAN PENYUSUNAN PROGRAMA DAN RENCANA KERJA PENYULUHAN

APBD TAHUN ANGGARAN 2019

KODE REKENING: 2.01.2.01.04.28.15

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROVINSI JAWA TENGAH

Page 12: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA

SKPD : Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

Bidang : Penyuluhan, Pasca Panen dan Bina Usaha

Program : Peningkatan SDM dan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan : Penyusunan Programa Dan Rencana Kerja Penyuluhan

Indikator Kinerja :

Input : Dana APBD TA 2019 Sebesar Rp. 500.000.000,-

(Lima ratus juta rupiah)

Output : 1. Jumlah Dokumen Rencana Penyuluhan yang dihasilkan

(Programa Penyuluhan & Rencana Kerja Tahunan Penyuluh)

2. Pemberian Penghargaan untuk Kelembagaan

Penyuluhan/Pelaku Utama/Usaha, Penyuluh

Serta Pelaku Utama/Usaha

3. Peningkatan Kelas Kelembagaan Petani

Outcome : 1. Tersusunnya dokumen rencana penyuluhan sebagai :

a. Pedoman program penyuluhan oleh penyuluh untuk

penyelenggaraan penyuluhan yang efektif, terintegrasi dan

efisien;

b. Dasar Penyelenggaraan penyuluhan

c. Sinergitas kegiatan penyuluhan dari sektor pertanian

2. Meningkatnya kualitas dan kapasitas Kelembagaan

Penyuluhan, Pelaku Utama, Pelaku Usaha dan Penyuluh

3. Meningkatnya Kelas Kelembagaan Petani sebagai indikator

kinerja penyuluh

Sasaran : Kelembagaan Penyuluhan, Penyuluh, Pelaku utama dan Pelaku

usaha

Lokasi : Kabupaten/Kota se Jawa Tengah

A. Latar Belakang A.1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kegiatan:

1. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:

47/Permentan/Sm.010/9/2016 Tentang Pedoman Penyusunan

Programa Penyuluhan Pertanian;

Page 13: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

2. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 35/Permentan/Ot.140/7/2009

tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penyuluh

Pertanian Dan Angka Kreditnya;

3. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/Ot.140/8/2013

Tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani Dan Gabungan

Kelompoktani;

4. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

67/Permentan/Sm.050/12/2016 Tentang Pembinaan Kelembagaan

Petani

5. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 13/Permentan/OT.140/3/ 2011

tentang Pedoman Penilaian Penyuluh Pertanian Teladan;

6. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 14/Permentan/OT.140/3/2011

tentang Pedoman Penilaian Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan 7. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 23/Permentan/OT.140/4/2012

tentang Pedoman Penilaian Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu

Penyuluh Pertanian Teladan 8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 54/Permentan/KP.120/7/2007

tantang Pedoman Penilaian Petani Berprestasi; 9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46 thn 2013 tentang Pedoman

Penilaian Kelembagaan Ekonomi Petani Berprestasi;

10. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 17/Permentan/OT.140/3/2011

tentang Pedoman Penilaian Gabungan Kelompok Tani Berprestasi; 11. Petunjuk Teknis Penghargaan Kelompok Tani Berprestasi Bidang

Tanaman Pangan Tahun 2016;

A.2. Gambaran Umum:

Tugas seorang penyuluh pertanian sebelum melaksanakan kegiatan

dan pekerjaan yaitu membuat pedoman kegiatan dalam bentuk programa

penyuluhan dan rencana kerja penyuluhan. Kedua dokumen tersebut

menjadi pedoman kegiatan dalam 1 tahun kegiatan. Indikator keberhasilan

seorang penyuluh salah satunya adalah meningkatnya kelas kelembagaan

petani dalam hal ini berupa kelompok tani (poktan) ataupun gabungan

Kelompok tani (gapoktan).

Dalam rangka meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Penyuluh,

Pelaku Usaha agar dapat mendukung program pemerintah maka perlu

adanya penghargaan kepada Penyuluh, Pelaku Usaha dan Kelembagaan

Page 14: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Penyuluhan Pertanian. Kategori yang dilombakan dan diberi penghargaaan

yaitu :

a. Penyuluh Pertanian PNS Teladan;

b. Penyuluh Swadaya Teladan;

c. Petani Teladan;

d. Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Berprestasi;

e. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Berprestasi;

f. Penyuluh THL-TBPP Berprestasi;

g. Kelompok Tani Upsus Padi Berprestasi;

h. Kelompok Tani Upsus Jagung Berprestasi;

i. Kelompok Tani Upsus Kedelai Berprestasi;

B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari kegiatan ini adalah Tersusunnya dokumen rencana penyuluhan dan

Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas Penyuluh, Pelaku Usaha,

Sedangkan Tujuannya yaitu: terciptanya dokumen rencana penyuluhan dan

termotivasi serta meningkatkan Kemampuan Kelembagaan Penyuluhan serta

Pelaku Usaha.

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN Kegiatan-kegiatan untuk Penyusunan Programa Dan Rencana Kerja

Penyuluhan meliputi:

a. Penyusunan programa penyuluhan dan rencana kerja penyuluhan;

b. Peningkatan Kelas Kelembagaan Petani;

c. Penilaian Penyuluh Pertanian PNS Teladan;

d. Penilaian Penyuluh Swadaya Teladan;

e. Penilaian Petani Teladan;

f. Penilaian Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) Berprestasi;

g. Penilaian Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Berprestasi;

h. Penilaian Penyuluh THL-TBPP Berprestasi;

i. Penilaian Kelompok Tani Upsus Padi Berprestasi;

j. Penilaian Kelompok Tani Upsus Jagung Berprestasi;

k. Penilaian Kelompok Tani Upsus Kedelai Berprestasi;

D. SASARAN : 1. Penyuluh Pertanian PNS;

2. Penyuluh Pertanian Swadaya;

Page 15: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

3. Penyuluh THL-TBPP;

4. Petani;

5. Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP);

6. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan);

7. Kelompok Tani Upsus PAJALE.

E. LOKASI KEGIATAN:

Kegiatan dilaksanakan di 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah

F. JADWAL KEGIATAN: Bulan Pebruari sampai dengan Desember 2019

G. KELUARAN Tersusunnya dokumen rencana kerja penyuluhan dan termotivasi serta

Meningkatkan Kemampuan Kelembagaan Penyuluhan serta Pelaku Usaha.

H. ANGGARAN Seluruh dana dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 500.000.000,-

(Lima Ratus juta rupiah) untuk pelaksanaan kegiatan ini dibebankan pada

SKPD Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah TA 2019.

I. PENUTUP Penyuluh pertanian perlu menyusun rencana penyuluhan sebagai pedoma

pelaksanaan kegiatannya. Selain itu dalam upaya memberikan motivasi,

meningkatkan dan mengembangkan kemampuan pelaku utama terutama bagi

kelompok tani, maka perlu diberikan penghargaan bagi mereka yang

berprestasi. Dengan pemberian penghargaan tersebut, diharapkan para pelaku

utama terdorong untuk meningkatkan produktivitas usahanya, sehingga tujuan

pembangunan pertanian dapat tercapai sesuai dengan harapan.

Page 16: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

KEGIATAN PENINGKATAN SDM DAN PEMBERDAYAAN P4S

TAHUN 2019

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

BALAI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN ( BPSDM TANBUN ) JAWA TENGAH

Alamat : Jl. Magelang – Semarang Km. 12.8. Soropadan, Pringsurat, Temanggung Telp/fax. ( 0293 ) 714326

Page 17: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA

BALAI PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PERTANIAN DAN

PERKEBUNAN (BPSDM TANBUN) JAWA TENGAH DI SOROPADAN.

TAHUN 2019

I. LATAR BELAKANG.

Pembangunan pertanian merupakan proses peningkatan produktivitas

sistem pertanian yang dilakukan oleh berbagai pihak seperti pemerintah dan

pemangku kepentingan dengan cara memanfaatkan beragam sumber daya alam,

ilmu pengetahuan dan teknologi, modal, sumber daya manusia dan kelembagaan

yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga dan masyarakat

pertanian. Dengan pembangunan pertanian diharapkan mampu mensukseskan

Gerakan Go Organik yang telah dicanangkan oleh Pemerintah. Sedangkan

kebijakan Pemerintah tentang revitalisasi pertanian merupakan kesadaran untuk

menempatkan kembali arti penting (re-vital-isasi) pertanian secara proporsional

dan kontekstual. Revitalisasi pertanian juga diartikan sebagai usaha, proses, dan

kebijakan untuk menyegarkan kembali daya hidup pertanian, memberdayakan

kemampuannya, membangun daya saingnya, meningkatkan kinerjanya, serta

menyejahterakan pelakunya, terutama petani, petani perkebunan peternak,

nelayan, dan petani hutan; sebagai bagian dari usaha untuk menyejahterakan

seluruh rakyat dan upaya pengentasan kemiskinan.

Dengan demikian Keberlanjutan pertanian dalam menyediakan pangan

sangat tergantung pada SDM pertanian. Namun mayoritas tingkat kompetensi SDM

pertanian Indonesia masih rendah, banyak petani yang berusia lanjut dan

rendahnya kapasitas dalam aspek kewirausahaan. Salah satu kebijakan dalam

meningkatkan produksi pertanian adalah pengembangan sumberdaya manusia

(petani). Pengembangan SDM petani sangat penting karena mereka tidak hanya

sekedar menjadi sekedar pelaku langsung melainkan juga menjadi asset yang

menentukan dari pembangunan pertanian secara Nasional.

Implementasi dapat dicapai apabila sumber daya manusia terbangun

secara baik, oleh karena itu pemberdayaan petugas dan petani dalam

1

Page 18: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

meningkatkan pengetahuan masyarakat tani, sikap dan ketrampilan mampu

menjabarkan khususnya dalam membangun manusia yang berkarakter, mandiri

serta dapat melaksanakan kegiatan agensia pembangunan sebagai subyeknya.

Salah satu untuk mewujudkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan melalui

suatu proses belajar mengajar. Kegiatan Pendidikan untuk masyarakat Pertanian

pada tahun 2019 yang dilaksanakan oleh Balai Pemberdayaan Sumber Daya

Manusia Pertanian dan Perkebunan (BPSDM TANBUN) Jawa Tengah di Soropadan,

UPTD Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah yang salah satu tugasnya

adalah mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM Petanian di Jawa Tengah,

berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan Pendidikan Pelatihan dengan

melaksanakan kegiatan Pelatihan bagi SDM Pertanian dan Generasi Muda serta

bimbingan Teknis bagi petani dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan

petani.

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan tahun-tahun yang lalu dapat dicapai

melalui pendidikan dan pelatihan/kursus pemberdayaan SDM Pertanian dengan

konsep secara komprehensif agribisnis dan akan menjadikan pilar dari Renstra

Pembangunan Pertanian di Jawa Tengah, dan untuk tahun 2019 menuju

kemantapan pembangunan pertanian yang pada hakekatnya adalah peningkatan

kesejahteraan petani dan penanggulangan kemiskinan.

II. TUJUAN

A. Tujuan Umum

Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di sektor pertanian dan

menurunkan insiden kemiskinan untuk mampu menjadi pelopor

kemandirian di daerahnya.

B. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan petani dalam

manajemen usaha tani serta dapat memanfaatkan sumberdaya

pembangunan pertanian.

b. Meningkatkan kemampuan berusaha tani para petani di pedesaan serta

memasarkan komoditi sesuai dengan pangsa pasar.

2

Page 19: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

c. Meningkatkan kesejahteraan petani serta pemanfaatan teknologi

terapan.

d. Penanaman pola pikir yang positif, inovatif, memanfaatkan peluang dan

mandiri (positive, innovative, opportunity and independent mindset)

kepada masyarakat.

e. Memberikan pengetahuan dan pemahaman awal yang memadai kepada

generasi muda di bidang pertanian.

III. SASARAN

1. Input

Pengelolaan Anggaran dan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (APBD Provinsi

Jawa Tengah tahun 2019)

2. Output

Terlatihnya Sumber Daya Manusia sebanyak 2.750 orang yang terdiri dari

Petani, Petugas Pendamping, pengelola P4S, generasi muda dan warga

pesantren untuk kemudian dapat menularkan ilmu yang telah diperoleh

kepada komunitasnya, untuk meningkatkan kesejahteraan, kemandirian dan

penguatan ekonomi.

3. Outcome

Meningkatnya Kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) Sumber

Daya Manusia sebanyak 2.750 orang yang terdiri dari Petani, Petugas

Pendamping, pengelola P4S, generasi muda dan warga pesantren melalui

kegiatan pelatihan, bimbingan teknis, Agri Training Camp dan bina lingkungan

untuk kemudian dapat menjadi agen/pioner peningkatan SDM dan

menularkan ilmu yang telah diperoleh kepada komunitasnya, untuk

pencapaian tujuan meningkatkan kesejahteraan, kemandirian dan penguatan

ekonomi masyarakat.

3

Page 20: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

IV. SUB KEGIATAN TAHUN 2019

1. PELATIHAN

A. Latar Belakang

Pemerintah telah berkomitmen untuk mewujudkan Kedaulatan

Pangan serta Swasembada Pangan. Hal tersebut diperkuat dengan

pernyataan Presiden RI yang telah menetapkan agar swasembada

padi, jagung dan kedelai dapat tercapai dalam waktu tiga tahun.

Sementara itu “Kementan menargetkan swasembada pangan lebih cepat

dari target tersebut”, Dukungan serius Pemerintah Daerah Provinsi Jawa

Tengah melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura telah

membuahkan hasil surplus padi pada tahun 2015. Langkah-langkah

taktis di lapangan telah dilakukan oleh para penyuluh pertanian-babinsa-

mahasiswa dan beberapa elemen lain di beberapa daerah dalam rangka

mewujudkan swasembada pangan. Langkah-langkah taktis tersebut

haruslah berorientasi dan fokus pada terwujudnya peningkatan produksi

padi di setiap desa melalui peningkatan indeks pertanaman dan

perbaikan produktivitas padi.

Kerja keras petani dan para pemangku kepentingan yang didukung

Pemerintah R.I melalui Kementerian Pertanian akan membuahkan hasil

dengan dirilisnya perkiraan produksi jagung Indonesia pada 2016 telah

mencapai sekitar 20,22 juta ton jagung pipilan kering melampaui enam

negara anggota ASEAN seperti dilansir oleh Asean Food Security

Information System (AFSIS). Perkembangan industri pakan ternak

dalam dua tahun ini tumbuh pesat, meningkat 2 juta ton. Kapasitas

produksi pabrik pakan ternak dari 18 juta ton, sekarang sudah mencapai

20 juta ton. Sementara itu, harga jagung di tingkat petani sudah naik

mencapai IDR 3.600 per kg. Harga jagung lokal sendiri memang lebih

mahal dibandingkan jagung impor. Menurut catatan GPMT, harga jagung

lokal lebih tinggi dibandingkan jagung impor yang hanya Rp 3.200/Kg,

termasuk dari India. Akan tetapi rendahnya serapan jangung lokal hanya

22%. bukan menjadi alasan impor jagung oleh pengusaha pakan ternak.

4

Page 21: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Namun Demikian kualitas jagung lokal lebih baik dibandingkan jagung

impor. Jagung lokal dinilai sangat cocok dibuat untuk campuran bahan

dasar pakan ternak karena sisi kesegaran maupun kuning biji jagung

jauh lebih baik daripada produk impor. Disamping itu ada kerugian lain

pada negara kita bahwa impor pangan hanyalah akan menguntungkan

negara lain, menciptakan ketergantungan, menyengsarakan

petani, dan menyuburkan rent-seeker.

Kementrian Pertanian menargetkan Indonesia bisa swasembada

kedelai dengan penyaluran bantuan benih dan sarana produksi kepada

petani. Optimisme pemerintah dan target swasembada kedelai bisa

terealisasi melaui dukungan bantuan kepada petani. Selama ini produksi

komoditas kedelai tahun ke tahun meningkat melalui intervensi

pemerintah untuk membantu dukungan bantuan kepada petani, Saat ini,

produksi kedelai untuk kebutuhan dalam negri masih dipasok dari

Amerika Serikat dan negara- negara asean. Karena itu pemerintah

mendorong agar petani mampu mengembangkan tanaman kedelai guna

memenuhi kebutuhan pasar domestic. Saat ini pemerintah menargeetkan

produksi kedelai sebanyak 1,5 juta ton per tahun. Untuk mencapai

produktivitas tersebut petani dituntut menerapkan teknologi serta

penggunaan pupuk berimbang. Selain itu juga menggunakan varietas

benih unggul sehingga menghasilkan produksi yang berkualitas.

Pemerintah menghimbau petani meningkatkan produksi dan

produktivitas serta menambah lahan untuk mengembangkan kedelai.

Disamping itu Sumber daya manusia (SMP) petani kedelai diharapkan

mampu menguasai penggunaan teknologi untuk mendongkrak

produktivitas pangan. Namun kendala di lapangan terjadi penyempitan

lahan pertanian Karena terjadi alih fungsi. Karena itu pemerintah akan

melakukan pendataan luas lahan nbaku secara akurat sehingga bias

terselamatkan lahan untuk ditanami tanaman pangan terutama kedekai.

Pemerintah didaerah diharapkan juga dapat mencegah alih fungsi lahan

itu melaui peraturan daerah (PERDA) Produktivitas kedelai rata- rata

nasional 1,3 ton perhektar, sehingga diharapkan tahun 2019 bisa

5

Page 22: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

berswasembada kedelai dengan system intensifikasi lahan dan terus

diupayakan lebih produksinya.

Subsektor hortikultura merupakan komponen penting dalam

pembangunan pertanian yang terus bertumbuh dan berkembang dari

waktu ke waktu. Pasar produk komoditas tersebut bukan hanya untuk

memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri saja, melainkan juga

sebagai komoditas ekspor yang dapat menghasilkan devisa untuk

negara. Di lain pihak, konsumen semakin menyadari arti penting produk

hortikultura yang bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan

semata, tetapi juga mempunyai manfaat untuk kesehatan, estetika dan

menjaga lingkungan hidup. Namun di balik itu, tantangan dengan

masalah isu global seperti pasar bebas (termasuk di dalamnya dengan

diberlakukannya ketentuan dalam kesepakatan MEA) dan perubahan

iklim merupakan suatu tantangan yang perlu segera dihadapi supaya

produk hortikultura Indonesia tetap bertumbuh dan berkembang. Solusi

untuk permasalahan itu di antaranya adalah masyarakat kita harus

mampu menghasilkan varietas yang mempunyai daya saing dan

teknologi yang mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan

produksi yang prima sehingga mampu bersaing di pasar lokal maupun

internasional.

Kopi Indonesia saat ini menempati peringkat ketiga terbesar di

dunia dari segi hasil produksi. Kopi di Indonesia memiliki sejarah panjang

dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian

masyarakat. Indonesia diberkati dengan letak geografisnya yang sangat

cocok difungsikan sebagai lahan perkebunan kopi. Letak indonesia

sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi kopi.

Namun saat ini tingkat produktivitas dan mutu kopi yang relatif rendah

memerlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk memperbaikinya.

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan produksi komoditas

pertanian, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah merencanakan optimalisasi

pemanfaatan Agensia Hayati sebagai upaya untuk menekan biaya

produksi dalam berusaha tani juga dalam rangka menjaga kelestarian

6

Page 23: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

lingkungan. Beberapa alasan yang melatarbelakangi perlunya

optimalisasi pemanfaatan Agensia Hayati dikembangkan antara lain

adalah timbulnya kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian

lingkungan. Meningkatkan kualitas dan keseimbangan alam agar lebih

mampu memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia dan

lingkungannya dalam waktu yang relatif lama sehingga tercapai tingkat

kesejahteraan yang lebih komprehensif, yang meliputi segala aspek

kehidupan masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya.

Pupuk Organik yang lebih ramah lingkungan tidak hanya mempunyai

peran sebagai konservator lahan tetapi sekaligus memberikan

sumbangan yang nyata dalam hal menurunkan biaya produksi usaha

pertanian yang pada gilirannya dapat meningkatkan margin keuntungan.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah melalui

melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu BPSDM TANBUN telah

menyadari keadaan ini, salah satu tugas pokok BPSDM TANBUN yaitu

meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia Pertanian dan

Perkebunan di wilayah kerjanya, dengan kegiatan penyelenggarakan

pelatihan bagi petani, kelompok tani, pengelola P4S, santri, generasi

muda dan sejenisnya, serta bekerja keras dalam menghadapi tantangan

ditahun-tahun akan datang utamanya dengan adanya bonus demografi

dan kecenderungan aplikasi teknologi informasi berbasis online (startup).

Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian dan

Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Balai Pengembangan Sumber Daya

Manusia Pertanian dan Perkebunan, telah mengambil peran strategis

sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam melaksanakan upaya

peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui Pendidikan,

Pelatihan. Sejalan dengan Kebijakan yang ada, maka BPSDM TANBUN

melakukan kegiatan peningkatan kualitas sumber daya manusia, melalui

kegiatan pelatihan dengan calon peserta dari 35 Kabupaten/kota di

Wilayah Jawa Tengah.

7

Page 24: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

RUMUSAN KOMPETENSI

Kompetensi yang dibangun dalam kegiatan pelatihan tersebut adalah :

i. Meningkatkan kompetensi

ii. Mampu mengembangkan usaha

iii. Membudidayakan pertanian sehat dan aman konsumsi

iv. Meningkatkan kesejahteraan yang dicerminkan dari peningkatan

pendapatan dan produktivitas pekerja di sektor pertanian

INDIKATOR KEBERHASILAN

i. Memahami agribisnis dan startup

ii. Melakukan pengembangan pertanian baik teknologi dan hayati

iii. Memahami budidaya tanaman secara sehat dan aman dikonsumsi

iv. Meningkatknya kesejahteraan petani, nelayan, warga pesantren dan

masyarakat perdesaan, yang dicerminkan dari peningkatan

pendapatan dan produktivitas pekerja di sektor pertanian

B. Tujuan Pelatihan

Meningkatnya Kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap)

Sumber Daya Manusia untuk kemudian dapat menjadi agen/pioner

pengembangan SDM dan menularkan ilmu yang telah diperoleh kepada

komunitasnya, untuk pencapaian tujuan meningkatkan kesejahteraan,

kemandirian dan penguatan ekonomi masyarakat.

C. Kegiatan

a. Melaksanakan latihan selama 5 hari dan masing-masing angkatan

melibatkan 30 orang peserta

b. Peserta adalah Petani, Petugas Pendamping, pengelola P4S,

generasi muda dan warga pesantren.

c. Jumlah jam berlatih 40 jam pelajaran.

d. Jumlah panitia 5 orang.

D. Pelatih/ fasilitator berasal dari BPSDM TANBUN Soropadan dan instansi

terkait serta praktisi

8

Page 25: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

E. Materi :

NO MATA LATIHAN JML JAM

I. KELOMPOK DASAR 1. Kebijakan Pembangunan Pertanian 2

II. KELOMPOK INTI 1. Aplikasi Teknologi 3 2. Pertanian Ramah Lingkungan 2 3. Pemasaran 2 4. Pemanfaatan Peluang 2 5. Kewirausahaan 2 6. Orientasi Produksi 5 7. PKL 8

III. KELOMPOK PENUNJANG 1. Komitmen Berlatih 2 2. Rencana Implementasi 2

JUMLAH 40

F. Metode Latihan

a. Ceramah

b. Diskusi dan tanya jawab

c. Brainstorming

d. Simulasi

e. Praktek

G. Keluaran / Hasil Yang Diharapkan

Terlatihnya 1.710 Sumber Daya Manusia untuk kemudian dapat menjadi

agen/pioner pengembangan SDM Pertanian dan menularkan ilmu yang

telah diperoleh kepada komunitasnya melalui :

1) Pelatihan Agribisnis Padi sebanyak 8 angkatan

2) Pelatihan Agribisnis Jagung sebanyak 8 angkatan

3) Pelatihan Agribisnis Kedelai sebanyak 5 angkatan

4) Pelatihan Agribisnis Hortikultura sebanyak 8 angkatan

5) Pelatihan Agribisnis Kopi sebanyak 5 angkatan

6) Pelatihan Agribisnis Kemandirian Ekonomi Pondok Pesantren

sebanyak 8 angkatan

9

Page 26: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

7) Pelatihan Pemasaran Komoditas Pertanian Berbasis Online bagi

Pemuda Tani sebanyak 5 angkatan

8) Pelatihan Pembuatan Agensia Hayati sebanyak 5 angkatan

9) Pelatihan Pemasaran berbasis online bagi pengelola P4S sebanyak 5

angkatan

H. Langkah-Langkah Kegiatan

a. Pembentukan Panitia

b. Penyusunan kurikulum, silabi dan perencanaan kursus

c. Pembentukan tim fasilitator dan penyusunan modul

d. Pemanggilan peserta dan persiapan sarana prasarana kursus

e. Melaksanakan proses belajar mengajar

f. Evaluasi pelaporan dan tindak lanjut

I. Waktu Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pelatihan direncanakan mulai bulan Pebruari s/d

Nopember 2019.

J. Biaya

Kegiatan ini dibiayai dari Anggaran APBD tahun 2019

10

Page 27: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

2. BIMBINGAN TEKNIS ( BINTEK )

A. Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan oleh

kualitas sumberdaya manusia aparat, sumberdaya manusia petani dan

sumberdaya manusia pengusaha pertanian. Salah satu usaha untuk

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian ditempuh melalui

kegiatan pelatihan baik bagi aparat pertanian, petan, pengusaha/pedagang

dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam

pembangunan pertanian di tingkat pusat maupun daerah. Untuk

mendukung program-program pembangunan pertanian tersebut, Balai

Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Perkebunan

diharapkan mampu mengembangkan sumberdaya manusia pertanian dan

Perkebunan yang sesuai dengan kebutuhan dari pengguna jasa

(stakeholders).

Pengembangan sumberdaya manusia pertanian mempunyai

peranan penting dalam rangka mendukung 4 (empat) sukses

pembangunan pertanian, yaitu : (1) Swasembada dan swasembada

berkelanjutan, (2) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, (3)

peningkatan diversifikasi pangan, dan (4) peningkatan kesejahteraan

petani.

Selama ini upaya peningkatan kompetensi SDM para Petani

sebagai Pelaku Kegiatan Pertanian masih dirasakan kurang dari Jumlah

Kelompok Tani yang ada di Provinsi Jateng, untuk itu perlu dilakukan

upaya lain dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia

pertanian.

Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian merupakan suatu agensia

pembangunan mutlak yang harus dilakukan oleh setiap manajemen

maupun pelaksana kegiatan di lapangan untuk mencapai tingkat

pendidikan kemasyarakatan petani secara mandiri dan partisipatif dalam

membangun sektor perekonomian yang kokoh.

11

Page 28: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Berpijak pada kebijakan revitalisasi pertanian, perikanan dan

kehutanan akan membawa konsekwensi logis arah dan langkah untuk

membangun tingkat kesejahteraan petani dalam mewujudkan pelaku

(stake holder) di bidang keahliannya dalam menyamakan arah dan tujuan

untuk mendukung kegiatan revitalisasi tersebut secara optimal.

Implementasi dapat dicapai apabila sumber daya manusia

terbangun secara baik, oleh karena itu pemberdayaan petugas dan petani

dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tani, sikap dan ketrampilan

mampu menjabarkan khususnya dalam membangun manusia yang

berkarakter, mandiri serta dapat melaksanakan kegiatan agensia

pembangunan sebagai subyeknya.

Salah satu untuk mewujudkan pengetahuan, sikap dan

ketrampilan melalui suatu proses belajar mengajar. Kegiatan Peningkatan

SDM dan Pemberdayaan P4S pada tahun 2019 yang dilaksanakan oleh

Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan Perkebunan

(BPSDM TANBUN) Jawa Tengah di Soropadan, UPTD Dinas Pertanian dan

Perkebunan Provinsi Jawa Tengah yang salah satu tugasnya adalah

mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM Petanian di Jawa

Tengah, harus berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan Peningkatan

SDM dan Pemberdayaan Kelembagaan P4S dengan melaksanakan kegiatan

Bimbingan Teknis Pertanian dan Perkebunan, serta kegiatan-kegiatan lain

yang mendukungnya yang menjangkau wilayah Jawa Tengah.

RUMUSAN KOMPETENSI

Kompetensi yang dibangun dalam kegiatan bintek tersebut adalah :

i. Kemampuan mengembangkan komoditas / tanaman di wilayah

masing-masing.

ii. Mampu mengimplementasikan ilmu di lapangan.

iii. Meningkatkan kesejahteraan yang dicerminkan dari peningkatan

pendapatan dan produktivitas pekerja di sektor pertanian.

12

Page 29: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

INDIKATOR KEBERHASILAN

i. Teridentifikasinya permasalah usaha pertanian di lapangan

ii. Terumuskan dan terklasifikasikannya setiap permasalahan yang ada

iii. Terciptanya nuansa pemecahan masalah dengan peran serta seluruh

peserta kegiatan

iv. Terbentukknya Komitmen Tindak lanjut

B. Tujuan Bintek

Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan petani dalam

pengelolaan komoditas pertanian dan Perkebunan

Mampu mengembangkan kompetensi diri secara mandiri dan

berperan aktif dalam pembangunan pertanian di lingkungannya.

Mampu mengelola permasalahan yang dihadapi pada lingkup usaha

pertaniannya untuk kemudian mampu mengupayakan pemecahan

masalahnya.

C. Kegiatan

Melaksanakan bintek selama 3 hari dengan setiap angkatan diikuti

oleh 20 orang peserta.

Peserta adalah Petani, Petugas Pendamping, pengelola P4S, generasi

muda dan warga pesantren pelaku usaha pertanian dan perkebunan

pemula.

Jumlah jam bintek 24 jam pelajaran.

Jumlah panitia 5 orang.

Kegiatan berlokasi di P4S, Kelompok Tani, BPSDM TANBUN,

Pesantren dan lokasi lain sesuai dengan kebutuhan.

D. Fasilitator/ praktisi berasal dari P4S, praktisi ahli dan instansi terkait

E. Materi :

• Kebijakan Pembangunan

• Problem Solving

• Penguatan Kewirausahaan

• Motivasi Diri

• Teknis Implementasi

13

Page 30: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

F. Metode Pelaksanaan

a. Ceramah

b. Diskusi dan tanya jawab

c. Brainstorming

d. Simulasi

e. Praktek

G. Keluaran / Hasil Yang Diharapkan

Terlatihnya 800 orang Petani, Petugas Pendamping, pengelola P4S,

generasi muda dan warga pesantren di wilayah Jawa Tengah yang

berkeinginan untuk maju dan berkembang. Dengan penyelenggaraan:

1. Bimbingan Teknis Agribisnis Pupuk Organik sebanyak 10 angkatan

2. Bimbingan Teknis Agribisnis Cabe Hias dan Konsumsi sebanyak 5

angkatan

3. Bimbingan Teknis Agribisnis Pestisida Nabati sebanyak 10 angkatan

4. Bimbingan Teknis Agribisnis Pengolahan Kopi sebanyak 5 angkatan

5. Bimbingan Teknis Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian sebanyak 10

angkatan

H. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pemanggilan peserta dan persiapan bintek

2. Pembentukan Panitia

3. Penyusunan materi bintek

4. Pembentukan tim fasilitator ( praktisi ahli, instansi terkait, P4S )

5. Melaksanakan proses belajar mengajar

6. Evaluasi pelaporan dan tindak lanjut

I. Langkah-Langkah Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan pada bulan Pebruari - Nopember 2019.

J. Biaya

Kegiatan ini dibiayai dari anggaran APBD tahun 2019

14

Page 31: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

3. AGRI TRAINING CAMP (ATC)

A. Latar Belakang

Di tengah-tengah banyaknya pekerjaan rumah di sektor pertanian

muncul kekurangtertarikan tenaga kerja muda terhadap sektor ini. Itu

ditandai dengan menurunnya minat lulusan siswa menengah atas memilih

fakultas pertanian. Apakah ini bukan ancaman bagi masa depan sektor

pertanian, bahkan bagi masa depan bangsa Indonesia? Rendahnya animo

calon mahasiswa untuk memilih jurusan/program studi pertanian

disebabkan oleh banyak hal, baik yang berasal dari internal institusi

maupun faktor eksternal. Beberapa hal tersebut antara lain:

1. Pertama kesan yang menunjukkan bahwa pertanian selalu

berhubungan dengan rakyat kecil, petani tua yang tidak berdaya,

bergelut dengan lumpur, panas, kotor, dengan penghasilan rendah

dan tidak menjanjikan masa depan, tampaknya tidak mudah untuk

dihilangkan. Padahal pada era teknologi seperti sekarang ini,

pendidikan pertanian diarahkan untuk menghasilkan teknokrat

bahkan enterpreneurship pertanian. Bidang pertanian tidak lagi

sempit hanya bercocok tanam di sawah tetapi sudah sangat

berkembang teknologinya seperti kultur jaringan, hidroponik,

aeroponik, rekayasa genetika, teknologi publikasi pertanian dan

sebagainya, yang jauh dari kesan kotor dan tak punya masa depan.

Dengan demikian, ruang lingkup pekerjaan sarjana pertanian tidak

hanya yang berhubungan dengan budidaya tanaman di lahan tetapi

juga lembaga penelitian, instansi pemerintah, perusahaan agrobisnis,

perbankan, sampai wirausaha mandiri.

2. Kedua, publikasi tentang pertanian di berbagai media massa baik

cetak maupun elektronik lebih banyak menampilkan berita tentang

kegagalan pertanian seperti banjir, kekeringan, serangan hama, puso,

dan sebagainya, sehingga secara tidak langsung menjadi black

campaine bagi calon mahasiswa.

15

Page 32: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

3. Ketiga, adalah keberpihakan pemerintah terhadap pertanian yang

masih kurang. Penurunan subsidi sarana produksi pertanian yang

berimbas pada tingginya harga sarana produksi pertanian, kebijakan

bebas bea fiskal bagi import hasil pertanian, kebijakan beras import,

tidak adanya insentif bagi petani dan sebagainya adalah contoh

kebijiakan pemerintah yang kurang berpihak pada petani yang pada

akhirnya menyebabkan berbagai masalah tingkat kesejahteraan

petani yang tidak beranjak naik. Kondisi tersebut turut mempengaruhi

generasi muda di desa yang beramai-ramai menjadi kaum urban,

meninggalkan desa dan status petani. Anak-anak petani lebih memilih

bekerja di kota yang menyebabkan kosongnya kantong-kantong

pertanian potensial dan berkurangnya generasi muda potensial di

pedesaan. Ini disebabkan masih membudayanya pandangan petani

sebagai pekerjaan kelas dua, di samping masih sempitnya kesadaran

dan pemahaman akan potensi pertanian. Hal tersebut menunjukkan

bahwa daya tarik sektor pertanian di Indonesia masih lemah,

sehingga banyak lulusan sarjana pertanian yang kurang tertarik

terjun ke bidang tersebut, padahal lahan yang tersedia cukup luas.

Hal itu terjadi karena paradigma belum berubah, seolah-olah sarjana

kerjanya di instansi pemerintah. Padahal, lahan pertanian harus

menjadi lokomotif ekonomi yang dapat menghela aneka keahlian

lainnya, sehingga merenda pendekatan pembangunan yang

sistematik.

Seperti kita ketahui Indonesia memiliki potensi sangat besar di

bidang pertanian ditinjau dari ketersediaan lahan, kesesuaian iklim, tenaga

kerja (melimpah), komoditas beragam, dan kekayaan hayati. Indonesia

memiliki lahan luas, yang dapat dikembangkan menjadi lahan pertanian

berkelanjutan. Hal tesebut didukung pula dengan iklim tropis serta banyak

jenis tanaman yang dapat dikembangkan di Indonesia. Ditambah lagi

dengan daerah bergunung yang cocok untuk tanaman subtropis.

Komoditas pertanian menjadi beragam, seperti perkebunan, pangan,

rempah dan obat, energi nabati, hortikultura (sayur, buah, flora), serta

16

Page 33: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

serat alam. Indonesia menjadi salah satu pemasok utama dunia, antara

lain, komoditas kelapa sawit, kakao, teh, kopi, karet alam, dan rempah.

Indonesia adalah salah satu negara pusat megabiodivesitas. Kekayaan

hayati merupakan potensi yang dapat digali, dikembangkan, dan diberi

nilai ekonomi, untuk mencapai ketahanan pangan, seperti spesies/varietas

berproduksi tinggi dan tahan terhadap kondisi lingkungan merugikan, serta

berbagai jenis tanaman untuk diversifikasi pangan, pupuk hayati, dan

pestisida biologi. Juga menjadi potensi seiring dengan kecenderungan

global kembali ke alam, di mana produk-produk tumbuhan (herbal)

semakin populer dan memasuki gaya hidup modern (sebagai obat,

suplemen, kosmetik dan produk perawatan kecantikan, terapi aroma,

relaksasi, serta spa). Sebagai negara yang sangat potensial di sektor

pertanian, sudah selayaknya Indonesia menjadi salah satu negara makmur

di dunia. Bagimana tidak, kekayaan negeri ini sangat melimpah ruah. Di

segala sektor kehidupan menjamin secara pasti kesejahteraan manusia.

Namun sayangnya, kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia

belum sebanding dengan ketersediaan sumber daya alam yang ada.

Dilihat dari postur demografi Indonesia, jumlah pemuda menempati

puncak sumber daya manusia di Indonesia. Berdasarkan data statistik

pada tahun 2013 saja jumlah pemuda mencapai 62,6 juta orang. Artinya

hampir dari seperempat penduduk Indonesia tak lain isinya adalah

pemuda.

Pemuda bisa dijadikan subjek utama sebagai penggerak pertanian

Indonesia. Dimana pertanian bukanlah sebuah sektor tradisional yang

kurang bergengsi dan tidak memberikan nilai tambah, tetapi merupakan

sektor strategis yang mampu memberikan nilai tambah yang berlipat jika

dikelola secara profesional. Bahkan kemajuan sektor-sektor lain sangat

bergantung pada kemajuan sektor pertanian.

Petani muda bisa menjadi salah satu bentuk rasa cinta tanah air

karena bertani adalah mempertahankan identitas asli bangsa sebagai

bangsa agraris dan melestarikan nilai-nilai luhur yang berkepribadian dan

17

Page 34: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

tercermin dari aktivitas bertani. Dimana dalam bertani akan timbul jiwa-

jiwa yang sederhana, jujur, dan mengedepankan budi pekerti.

Berwirausaha dalam pertanian bisa menjadikan petani muda

mandiri yang inovatif, kreatif, mampu bersaing, berwawasan global, dan

profesional. Dan untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan

meningkatkan keterampilan teknis agribisnis dapat dilakukan melalui

pendidikan dan pelatihan, seperti halnya “AGRI TRAINING CAMP BAGI

PELAJAR” .

RUMUSAN KOMPETENSI

Kompetensi yang dibangun dalam Agri Training Camp adalah :

a. Memahami Budaya Agraris yang luhur sebagai bekal dalam

menghadapi tantangan global

b. Timbulnya pengetahuan, motivasi kecintaan dalam dunia pertanian

melalui pendekatan pengalaman, visual, praktek, dan melakukan

secara langsung .

INDIKATOR KEBERHASILAN

a. Memahami Budaya Agraris Bangsa Indonesia

b. Tumbuhnya apresiasi, minat, pengetahuan tentang dunia pertanian

B. Tujuan

Menumbuhkan apresiasi, minat, pengetahuan dan kepedulian generasi

muda terhadap dunia pertanian sehingga lebih mencintai dunia pertanian

dengan landasan budaya bangsa yang luhur.

C. Kegiatan

a. Melaksanakan kegiatan selama 3 hari, dan masing-masing angkatan

melibatkan 30 orang peserta

b. Peserta adalah , Pelajar/Santri/Pramuka.

c. Jumlah jam berlatih 32 jam pelajaran.

d. Jumlah panitia 5 orang.

18

Page 35: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

D. Pelatih/ fasilitator berasal dari BPSDM TANBUN Soropadan dan instansi

terkait serta praktisi

E. Materi :

NO MATA LATIHAN JML JAM

I. KELOMPOK DASAR

1. 2.

Introducting Komitmen Berlatih

2 2

II. KELOMPOK INTI 1. Pengembangan Budi Pekerti 2 2. Pengenalan Dunia Pertanian 10

3. Pengenalan Sentra Produksi Pertanian di

Jawa Tengah 2

4. Penumbuhan minat 2 5. Mental Imagery / Bina Suasana Pertanian 2 6. Perilaku Pertanian 8

III. KELOMPOK PENUNJANG 1. Rencana Implementasi 2

JUMLAH 32

F. Metode Latihan

1. Permainan

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Brainstorming

4. Simulasi

5. Praktek

G. Keluaran / Hasil Yang Diharapkan

Terlatihnya 240 orang pelajar di sekitar wilayah kerja BPSDM TANBUN

Jawa Tengah

H. Langkah-Langkah Kegiatan

1. Pembentukan Panitia

2. Penyusunan kurikulum, silabi dan perencanaan kursus

3. Pembentukan tim fasilitator dan penyusunan modul

4. Pemanggilan peserta dan persiapan sarana prasarana kursus

19

Page 36: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

5. Melaksanakan proses belajar mengajar

6. Evaluasi pelaporan dan tindak lanjut

I. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2019.

J. Biaya

Kegiatan ini dibiayai dari anggaran APBD tahun 2019

20

Page 37: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

4. BIMBINGAN DAN PEMBERDAYAAN BAGI PETANI SEKITAR

A. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses mengembangkan

dan memperkuat kemampuan masyarakat untuk terus terlibat dalam

proses pembangunan yang berlangsung secara dinamis sehingga

masyarakat dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi serta dapat

mengambil keputusan secara bebas (independent) dan mandiri (Oakley,

1991; dan Fatterman, 1996). Proses pemberdayaan masyarakat

(community empowerment) merupakan upaya membantu masyarakat

untuk mengembangkan kemampuannya sendiri sehingga bebas dan

mampu untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan secara

mandiri. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dengan memberikan

kewenangan (power), aksesibilitas terhadap sumberdaya dan lingkungan

yang akomodatif (Zimmerman, 1996:18, Ress, 1991:42).

Pendekatan pemberdayaan masyarakat yang diwujudkan dalam

pembangunan secara partisipatif kiranya sangat sesuai dan dapat dipakai

untuk mengantisipasi timbulnya perubahan-perubahan dalam masyarakat

beserta lingkungan strategisnya. Sebagai konsep dasar pembangunan

partisipatif adalah melakukan upaya pembangunan atas dasar pemenuhan

kebutuhan masyarakat itu sendiri sehingga masyarakat mampu untuk

berkembang dan mengatasi permasalahannya sendiri secara mandiri,

berkesinabungan dan berkelanjutan.

Bimbingan dan Pemberdayaan bagi Petani Sekitar merupakan

kepedulian sosial Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan

Perkebunan Jawa Tengah di Soropadan terhadap lingkungan sekitar

melalui kegiatan pendampingan dan pemanfaatan optimal bantuan bagi

masyarakat sekitar.

Dalam mewujudkan Bimbingan dan Pemberdayaan bagi Petani

Sekitar dibutuhkan kerjasama dan peran yang aktif dalam mengatasi

permasalahan-permasalahan yang ada melalui metode Participatory

rural appraisal (PRA).

21

Page 38: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari kondisi

dan kehidupan pedesaan dari, dengan, dan oleh masyarakat desa. Atau

dengan kata lain dapat disebut sebagai kelompok metode pendekatan

yang memungkinkan masyarakat desa untuk saling berbagi,

meningkatkan, dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan

kehidupan desa, membuat rencana dan bertindak (Chambers, 1996).

Konsepsi dasar pandangan PRA adalah pendekatan yang tekanannya

pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan. Metode PRA

bertujuan menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana, dan

pelaksana program pembangunan dan bukan sekedar obyek pembangunan.

B. Kegiatan dan Tujuan

Bimbingan dan Pemberdayaan Masyarakat Sekitar melalui PRA dilakukan

kegiatan-kegiatan:

1) Pemetaan-wilayah dan kegiatan yang terkait dengan topik penilaian

keadaan.

2) Analisis keadaan yang berupa:

i. Kedaan masa lalu, sekarang, dan kecenderungannya di masa

depan.

ii. Identifikasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi dan

alasan-alasan atau penyebabnya.

iii. Identifikasi (akar) masalah dan alternatif-alternatif pemecahan

masalah.

iv. Kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman atau

analisis strength, weakness, opportunity, and treat (SWOT)

terhadap semua alternatif pemecahan masalah.

3) Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling layak atau dapat

diandalkan (dapat dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh sistem

sosialnya).

22

Page 39: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

4) Rincian tentang stakeholders dan peran yang diharapkan dari para

pihak, serta jumlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat

diharapkan untuk melaksanakan program/ kegiatan yang akan

diusulkan/ direkomendasikan.

C. Fasilitator/ praktisi berasal dari BPSDM TANBUN, praktisi ahli dan instansi

terkait

D. Metode Pelaksanaan

Participatory rural appraisal (PRA).

E. Keluaran / Hasil Yang Diharapkan

1. Pemilihan alternatif pemecahan masalah yang paling layak atau dapat

diandalkan (dapat dilaksanakan, efisien, dan diterima oleh sistem

sosialnya).

2. Rincian tentang stakeholders dan peran yang diharapkan dari para

pihak, serta jumlah dan sumber-sumber pembiayaan yang dapat

diharapkan untuk melaksanakan program/ kegiatan yang akan

diusulkan/ direkomendasikan

I. Waktu

Kegiatan pertemuan dilaksanakan secara rutin mulai bulan Januari -

Desember 2019.

J. Biaya

Kegiatan ini dibiayai dari anggaran APBD tahun 2019

23

Page 40: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

5. KOORDINASI DAN PERENCANAAN

A. Pendahuluan

Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan

Perkebunan (BPSDM TANBUN) Jawa Tengah di Soropadan dalam

melaksanakan tugasnya sangat memerlukan bantuan dan kerjasama baik

dengan gapoktan, P4S maunpun instansi terkait dari kabupaten.

Selama ini instansi di Kabupaten banyak membantu dalam

pengiriman calon peserta pelatihan/bintek yang diselenggarakan oleh

BPSDM TANBUN dan membantu menyelenggarakan kursus – kursus yang

dilaksanakan di P4S serta bantuan lainnya yang bersifat teknis atas

program / kegiatan yang ada kedepan, kerjasama ini perlu untuk terus

ditingkatkan, mengingat sifat dari kegiatan BPSDM TANBUN yang akan

selalu berorientasi kepada pengembangan SDM Pertanian.

Kegiatan akan berjalan sesuai harapan apabila adanya tuntunan dan

penjabaran dari suatu kegiatan. Oleh karena untuk mengsinkronisasikan

kegiatan diadakan koordinasi, suatu pelatihan akan berjalan baik apabila

peserta yang dilatih, panitia maupun pelatih adanya persepsi yang sama

sehingga dapat dicapai suatu hasil yang optimal. Semoga kerjasama yang

baik ini dapat terus terpelihara.

B. Tujuan

Menyamakan persepsi kegiatan tahun 2019 dengan instansi

terkait/petani/P4S baik teknis maupun administrasi.

C. Kegiatan

• Melaksanakan Kegiatan (1 kali, 40 orang, 2 hr)

• Peserta adalah Petugas dan Pengelola P4S

• Tempat di BPSDM TANBUN Jateng - Soropadan.

• Pemandu adalah Widyaiswara dan tenaga teknis dan struktural

BPSDM TANBUN dan Instansi terkait

24

Page 41: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

D. Materi

1. Singkronisasi Program 2019.

2. Membangun Komitment.

Materi-materi yang diberikan masih dimungkinkan untuk disesuaikan

dengan teknik dan informasi terkini.

E. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Curah Pendapat

F. Keluaran / Hasil Yang Diharapkan

Pencapaian komitmen dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan

tahun anggaran 2019.

G. Langkah-Langkah Kegiatan

• Penugasan Pemandu

• Pemanggilan Peserta

• Pelaksanaan Koordinasi

• Pelaporan

H. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari 2019.

I. Biaya

Kegiatan ini dibiayai dari Anggaran APBD tahun 2019.

25

Page 42: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

6. FORUM KOMUNIKASI P4S JAWA TENGAH

A. Pendahuluan

Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya P4S sebagai

Kelembagaan Pelatihan Pertanian yang dibangun, dimiliki dan dikelola oleh

petani baik secara perorangan maupun kelompok adalah salah satu bentuk

nyata partisipasi aktif petani dalam proses pembangunan pertanian melalui

peningkatan jiwa dan semangat kewirausahaan agribisnis, penyebaran

informasi dan teknologi kepada petani dan masyarakat lainnya. Untuk

melindungi keberadaan serta mengembangkan P4S yang sudah berjalan

baik, maka diperlukan pembinaan yang terencana, teratur dan

berkesinambungan. Salah satu upaya pembinaan kepada P4S adalah

dengan menyelenggarakan rapat koordinasi P4S dengan peserta para

pengelola P4S se Jawa Tengah.

Pembangunan pertanian secara umum dapat tercapai melalui

sinergi antara kebijakan pemerintah dan implementasi lapangan, serta

adanya peran serta aktif masyarakat, khususnya masyarakat pertanian.

Dalam perkembangannya, masyarakat membutuhkan sarana teknis yang

dapat mendukung peningkatan sumberdayanya diantaranya dengan

melalui Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) yang dalam

hal ini sebagai lembaga penyebaran informasi pertanian yang secara

swadaya diselenggarakan oleh kelompok masyarakat yang memiliki

kepedulian dan kompetensi untuk ikit serta dalam proses pembangunan

pertanian.

Forum Komunikasi P4S merupakan sebuah organisasi yang

mewadahi seluruh komponen yang ada dalam lembaga P4S dan berfungsi

sebagai wahana interaksi antar P4S. Selain itu Forum Komunikasi P4S juga

menjadi sarana perolehan peningkatan kualitas, kapasitas dan kapabilitas

P4S untuk menjadi sebuah lembaga swadaya yang benar-benar mumpuni

dan profesional.

Dalam rangka menuju harapan-harapan tersebut diatas maka

BPSDM TANBUN Jateng di Soropadan sebagai sebuah institusi yang

26

Page 43: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

membidani lahirnya Forum Komunikasi P4S di Jawa Tengah, dan sebagai

basis camp Forum Komunikasi P4S dirasa perlu memfasilitasi dengan

memunculkan kegiatan yang dapat menjadi sarana untuk pencapaian

tujuan-tujuan tersebut.

B. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan dan orientasi teknologi pertanian terapan

terkini para pengelola P4S anggota Forum Komunikasi P4S dalam rangka

peningkatan kualitas, kapasitas dan kapabilitas Lembaga P4S menuju

lembaga P4S yang profesional dan mandiri.

C. Kegiatan

• Melaksanakan kegiatan (1 kali, 30 orang, 2 hr)

• Peserta adalah Pengelola P4S anggota Forum Komunikasi P4S dan

Tenaga Teknis dan Struktural BPSDM TANBUN Jateng-Soropadan

• Tempat di BPSDM TANBUN Jateng di Soropadan.

D. Materi

Potensi menuju profesionalisme P4S

E. Metode

Metode yang digunakan dengan Penggalian Materi melalui peran aktif

dalam dukungan pelaksanaan kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis

tahun 2019.

F. Keluaran / Hasil Yang Diharapkan

Meningkatnya pengetahuan dan bertambahnya informasi kepada anggota

Forum Komunikasi P4S dan Team BPSDM TANBUN Jateng di Soropadan

dalam Teknologi Pertanian Terapan terkini dan pengembangan SDM

Pertanian.

27

Page 44: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

G. Langkah-Langkah Kegiatan

• Pembentukan Tim fasilitasi

• Konfirmasi Peserta

• Melaksanakan Kegiatan

• Pelaporan

H. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada bulan Pebruari 2019.

I. Biaya

Kegiatan ini dibiayai dari Anggaran APBD tahun 2019.

28

Page 45: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

7. IDENTIKASI KEBUTUHAN PELATIHAN / ANALISA KEBUTUHAN

PELATIHAN

A. Pendahuluan

Dalam suatu kegiatan, apapun bentuknya masih sangat

memerlukan dukungan administrasi untuk kelancaran kegiatan, baik

berupa kegiatan fisik maupun non fisik. Untuk tertib dan lancarnya

administrasi sangat diperlukan pembiayaan serta menyusun pedoman-

pedoman (juklak, juknis, dll). Untuk lebih mendukung kegiatan

pengembangan sumberdaya manusia pertanian mempunyai peranan

penting dalam rangka mendukung 4 (empat) sukses pembangunan

pertanian, yaitu : (1) Swasembada dan swasembada berkelanjutan,

(2)Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, (3) peningkatan

diversifikasi pangan, dan (4) peningkatan kesejahteraan petani. Dalam hal

swasembada dan swasembada berkelanjutan diprioritaskan pada komoditi

padi, jagung, kedele dan daging, maka perlu dilakukan koordinasi dan

konsultasi baik pada tinngkat Pusat, Provinsi maupun Kab/Kota

Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian dan

Perkebunan (BPSDM TANBUN) Jawa Tengah di Soropadan dalam

melaksanakan tugasnya sangat memerlukan bantuan dan kerjasama baik

dengan gapoktan, P4S maunpun instansi terkait dari kabupaten.

Kegiatan akan berjalan sesuai harapan apabila adanya suatu

tuntunan dan penjabaran dari suatu kegiatan. Oleh karena untuk

mengsinkronisasikan kegiatan diadakan koordinasi, suatu pelatihan akan

berjalan baik apabila peserta yang dilatih, panitia maupun pelatih adanya

persepsi yang sama sehingga dapat dicapai suatu hasil yang optimal.

B. Tujuan

memperoleh data untuk pengembangan pelaksanaan kegiatan pada tahun

berjalan dan tahun yang akan datang.

29

Page 46: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

C. Kegiatan

• Melaksanakan Kegiatan IKL (20 unit, 15 orang)

• Peserta adalah Pengelola P4S, Petugas dan petani

• Tempat di BPP, Dinas kabupaten atau P4S.

• Pemandu adalah pengemban kegiatan pada lembaga terkait.

D. Materi

• Sosialisasi kegiatan APBD 2019.

• Membangun Komitment.

Materi-materi yang diberikan masih dimungkinkan untuk disesuaikan

dengan teknik dan informasi terkini.

E. Metode

1. Kuesioner

2. Diskusi

3. Curah Pendapat

F. Keluaran / Hasil Yang Diharapkan

Pencapaian komitmen dalam rangka pelaksanaan program dan kegiatan

tahun anggaran 2019 dan data untuk pengembangan pelaksanaan

kegiatan pada tahun berjalan dan tahun yang akan datang.

G. Langkah-Langkah Kegiatan

• Koordinasi dengan team dari Kabupaten dan P4S

• Pelaksanaan IKL

• Analisa Data

• Pelaporan

H. Waktu Pelaksanaan

Kegiatan dilaksanakan pada bulan Januari 2019.

I. Biaya

Kegiatan ini dibiayai dari Anggaran APBD tahun 2019.

30

Page 47: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

V. PENUTUP

Selanjutnya dalam proses pelaksanaan kegiatan, penyelenggara dan

fasilitator juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap para peserta pelatihan,

dan pada tahap akhir dilakukan evaluasi pasca diklat, dimana akan dilihat

bagaimana penerapan / aplikasi materi yang telah diterima di BPSDM TANBUN

Jateng di Soropadan untuk dapat diterapkan dilapangan/wilayah kerja para

purnawidya untuk itulah sangat mutlak diperlukan kegiatan monitoring dan

evaluasi pelatihan, disamping untuk memonitor alumni/mantan peserta pelatihan

(Purnawidya), juga hasil analisa dapat dijadikan masukan untuk pelaksanaan

kegiatan kegiatan yang akan datang. Semoga Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan ini

dapat dipedomani dan menjadi acuan awal pelaksanaan kegiatan Peningkatan SDM

dan Pemberdayaan Kelembagaan P4S di BPSDM TANBUN Jawa Tengah di

Soropadan.

Semoga Kerangka Acuan Kerja ini dapat memberikan gambaran dalam

pelaksanaan kegiatan.

Soropadan, Mei 2018.

Kepala Balai Pengembangan Sumberdaya Manusia

Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah

Drs. Iman Budiyanto, MP NIP. 19611214 198703 1 006

31

Page 48: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH KEPALA BIDANG PERKEBUNAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN

SELAKU PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA KPA: Ir. DARPITO BUDI, M.Si

NAMA PPK: SURIPTO, SP PENGADAAN PUPUK NPK DAN KNO3 UNTUK TANAMAN TEMBAKAU KEGIATAN PENERAPAN PEMBUDIDAYAAN SESUAI DENGAN GOOD

AGRICULTURE PRACTISE (GAP) TEMBAKAU

TAHUN 2019

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Jl. JenderalGatotSubroto, KomplekTarubudayaUngaranTelepon: (024) 6921218–6924155 Fax: (024) 6921348 – 6921060 Laman hhtp://www.jatengprov.go.id

Surat elektronik [email protected]

Page 49: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN: KEGIATAN PENERAPAN PEMBUDIDAYAAN SESUAI DENGAN GOOD AGRICULTURE PRACTISE (GAP) TEMBAKAU

A. LATAR BELAKANG

1. DasarHukum

a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa

Tengah (Himpunan Peraturan-peraturan Negara Tahun 1950, Halaman 86-

92);

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang 2 Tahun 2015 tenang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5657);

d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentangPerubahanAtasUndang-

undangNomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5613);

e. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018

tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah;

g. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.07/2017

tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana bagi Hasil Cukai

Tembakau;

Page 50: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

h. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 9 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 85);

i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pengeloaan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah

Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa

Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengeloaan Pemberian

Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2015 Nomor 55);

j. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah.

2. GambaranUmum

Tembakaumerupakansalahsatukomoditasperkebunanandalan di Jawa

Tengah, halinidapatdilihatdaribesarnyacukai yang

disumbangkansebagaipenerimaandaerah yang terusmeningkatsetiaptahunnya.

Meskidiakuiadanyakendalapadapengembangantembakausebagaipengaruhpsikol

ogisterhadappangsapasarakibatkampanyeduniauntuktidakmerokok,

termasukdiantaranyaadalahdenganterbitnyaPeraturan Daerah (Perda) bebas

asap rokok di beberapadaerahserta fatwa haram merokokolehMajelisUlama

Indonesia (MUI). Namundemikian, income elasticity of

demandterhadaptembakausementarainimasih relative aman.

BerdasarkanPeraturanMenteriKeuanganRepublik Indonesia Nomor

222/PMK.07/2018 tentangPenggunaan, Pemantauan, danEvaluasi Dana

BagiHasilCukaiHasilTembakau, padaBagianKetigadisebutkanbahwaJenis-jenis

Program/KegiatanPenggunaan DBH-CHT

dimanapadapasal6disebutkanbahwasalahsatu Program Peningkatan

KualitasBahan Baku adalahKegiatanPenerapanPembudidayaanSesuaiDengan

Good Agriculture Practise (GAP) Tembakau.

Salah

satuupayapeningkatankualitasbahanbakutembakauadalahdenganmemberikanba

ntuanpupuksertabimbingantekniskepadakelompoktanipembudidayatembakaudal

amrangkameningkatkanproduksidanproduktivitaskomoditastembakau.

Page 51: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Maksud dilaksanakan Kegiatan Penerapan Pembudidayaan Sesuai Dengan Good

Agriculture Practise (GAP)

Tembakauadalahdalamrangkameningkatkanproduksidanproduktivitaskomoditast

embakau.

2. Tujuan

Tujuandilaksanakankegiataniniantara lain:

a. Meningkatkanpengetahuan,

sikapdanketrampilanpetanitembakaudalamrangkameningkatkanproduksidan

produktivitaskomoditastembakau.

b. Meningkatkankualitastembakau.

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN

KegiatanPenerapanPembudidayaanSesuaiDengan Good Agriculture Practise (GAP)

Tembakauini, meliputikegiatandi ProvinsidanKabupaten.

D. SASARAN

SasaranKegiatanPenerapan Pembudidayaan Sesuai Dengan Good Agriculture

Practise (GAP) TembakauadalahKelompokTani di KabupatenBanyumas,

Banjarnegara, Batang, Boyolali, Blora, Cilacap, Demak, Grobogan, Karanganyar,

Klaten, Kebumen, Kendal, Magelang, Pemalang, Purworejo, Rembang, Semarang,

Sragen, Sukoharjo, Tegal, Temanggung, WonogiridanWonosobo.

E. LOKASI KEGIATAN

Di ProvinsidanKabupatenBanyumas, Banjarnegara, Batang, Boyolali, Blora, Cilacap,

Demak, Grobogan, Karanganyar, Klaten, Kebumen, Kendal, Magelang, Pemalang,

Purworejo, Rembang, Semarang, Sragen, Sukoharjo, Tegal, Temanggung,

WonogiridanWonosobo.

F. JADWAL KEGIATAN

BulanJanuaris.dDesember 2019

G. KELUARAN

1. Pelatihan/Bintek/SosialisasiPetani, sebanyak1.500 petani

2. PenyediaanPupuk, sebanyak495.000 Kg

Page 52: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

H. ANGGARAN

APBD ProvinsiJawa Tengah, sebanyakRp 10.950.000.000,-

(Sepuluh Miliar Sembilan Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)

I. PENUTUP

DemikianKerangkaAcuanKerja (KAK)

inidibuatuntukmenjadikansalahsatuacuandalampelaksanaanKegiatanPenerapan

Pembudidayaan Sesuai Dengan Good Agriculture Practise (GAP) Tembakau.

Ungaran, Mei 2018

a.n. KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

KEPALA BIDANG PERKEBUNAN Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

Ir. DARPITO BUDI, MSi Pembinan Tingkat I

NIP. 19630727 1993101 001

Page 53: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH KEPALA BIDANG PERKEBUNAN

SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NAMA KPA : Ir. DARPITO BUDI, MSi

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PPK : SURIPTO, SP

NAMA PEKERJAAN: PENGADAAN BENIH/BIBIT TANAMAN KOMODITAS PERKEBUNAN

PENGADAAN PUPUK ORGANIK UNTUK TANAMAN KOMODITAS PERKEBUNAN PENGADAAN PUPUK NPK DAN ZA UNTUK PENANAMAN DAN INTENSIFIKASI

TEBU KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN

PERKEBUNAN

TAHUN 2019

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Jl. Jenderal Gatot Subroto, Komplek Tarubudaya Ungaran Telepon: (024) 6921218–6924155 Fax: (024) 6921348 – 6921060 Laman hhtp://www.jatengprov.go.id

Surat elektronik [email protected]

Page 54: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN PENGEMBANGAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

TANAMAN PERKEBUNAN

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa

Tengah (Himpunan Peraturan-peraturan Negara Tahun 1950, Halaman 86-

92);

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang 2 Tahun 2015 tenang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5657);

d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5613);

e. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018

tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah;

g. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 9 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

Page 55: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 85);

h. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pengeloaan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah

Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa

Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengeloaan Pemberian

Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2015 Nomor 55);

i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah;

2. Gambaran Umum

Komoditas perkebunan mempunyai nilai strategis dalam

perekonomian nasional karena mempunyai peran yang besar dalam

meningkatkan ekspor non migas untuk menambah devisa negara,

mendukung pemenuhan ketersediaan bahan baku industri dalam negeri,

mendukung kecukupan ketersediaan bahan pangan berbasis perkebunan,

meningkatkan gerak roda perekonomian dan penyedia lapangan kerja di

pedesaan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

khususnya petani.

Komoditas perkebunan di Jawa Tengah, sebagian besar diusahakan

oleh petani (perkebunan rakyat) yang pengelolaannya sangat sederhana

dan kurang memperhatikan kualitas kebun karena para petani belum

sepenuhnya menggunakan benih bermutu dan kurang intensif dalam

pemeliharaannya.

Produksi dan produktivitas perkebunan rakyat dirasakan masih

rendah, dan kualitasnya juga belum bisa memenuhi pangsa pasar sehingga

lemah dalam menghadapi persaingan global. Selain itu harga jual rendah,

sehingga pendapatan yang diperoleh petani belum sesuai dengan yang

diharapkan, akibatnya dukungan terhadap penambahan devisa negara juga

masih rendah.

Page 56: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan perkebunan

rakyat diantaranya adalah: sumber daya manusia (SDM) rendah, lemahnya

modal, petani belum sepenuhnya bisa menerapkan teknologi intensifikasi,

produktivitas lahan perkebunan semakin menurun, bergesernya lahan usaha

perkebunan dari lahan teknis ke lahan setengah teknis, tadah hujan atau

tegalan, dan terbatasnya pemilikan lahan untuk berusahatani tanaman

perkebunan.

Untuk menentukan langkah dan upaya membangun perkebunan

rakyat melalui dukungan dari Pemerintah berupa motivasi dan fasilitasi

kepada petani secara berkesinambungan dan berkelanjutan didalam

pengelolaan dan pengembangan usahatani perkebunan yang berwawasan

agribisnis dengan meningkatkan kualitas kebun dan luasan yang memenuhi

skala ekonomi dan ramah lingkungan pada daerah potensial sesuai dengan

agroklimat masing-masing komoditas.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Maksud dilaksanakan Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas

Tanaman Perkebunan adalah dalam rangka meningkatkan produksi dan

produktivitas komoditas tanaman tahunan (kelapa, karet, jambu mete),

tanaman semusim (nilam), tanaman rempah penyegar (cengkeh, kopi arabika,

kopi robusta, pala, lada, kakao, dan t eh) serta penanaman dan intensifikasi

tanaman tebu.

Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah :

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam rangka

meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan (Kelapa,

Karet,jambu mete, nilam, Kakao, teh, cengkeh, kopi arabika, kopi robusta, lada

dan pala)

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan ini, meliputi

kegiatan di Provinsi (sosialisasi kegiatan), bimbingan teknis di lingkup kelompok

tani, pengadaan barang dan jasa (benih/bibit) dan pupuk, penyaluran/distribusi

bantuan, serta monitoring dan evaluasi kegiatan

Page 57: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

D. SASARAN

Sasaran Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan

adalah Kelompok Tani di Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora,

Boyolali, Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen,

Kendal, Klaten, Kudus, Magelang, Pati, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga,

Purworejo, Rembang, Semarang, Sragen, Tegal, Temanggung, Wonogiri,

Wonosobo.

E. LOKASI KEGIATAN

Di Provinsi dan Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora, Boyolali,

Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen, Kendal,

Klaten, Kudus, Magelang, Pati, Pekalongan,Pemalang, Purbalingga, Purworejo,

Rembang, Semarang, Sragen, Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo

F. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan Pengembangan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman

Perkebunan akan dilaksanakan pada Bulan Januari s.d Desember 2019.

G. KELUARAN

1. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kelapa,

sebanyak 200.000 Kg;

2. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas jambu

mete, sebanyak 100.000 Kg;

3. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas karet,

sebanyak 100.000 Kg;

4. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas teh,

sebanyak 50.000 Kg;

5. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas cengkeh

sebanyak 200.000 Kg;

6. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kakao

sebanyak 100.000 Kg;

7. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kopi

robusta sebanyak 50.000 Kg;

8. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kopi

arabika sebanyak 100.000 Kg;

9. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas pala

sebanyak 100.000 Kg;

Page 58: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

10. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas lada

sebanyak 100.000 Kg;

11. Penyediaan Pupuk NPK untuk penanaman dan intensifikasi tebu sebanyak

50.000 Kg;

12. Penyediaan Pupuk ZA untuk penanaman dan intensifikasi tebu sebanyak

150.000 Kg;

13. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kelapa sebanyak 20.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 200 Ha;

14. Penyediaan Benih/Bibit tanaman jambu mete sebanyak 10.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 100 Ha;

15. Penyediaan Benih/Bibit tanaman karet sebanyak 10.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

16. Penyediaan Benih/Bibit tanaman teh sebanyak 250.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 50 Ha;

17. Penyediaan Benih/Bibit tanaman cengkeh sebanyak 20.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 200 Ha;

18. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kakao sebanyak 35.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

19. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kopi robusta sebanyak 50.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 50 Ha;

20. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kopi arabika sebanyak 100.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 100 Ha;

21. Penyediaan Benih/Bibit tanaman pala sebanyak 10.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

22. Penyediaan Benih/Bibit tanaman lada sebanyak 15.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

23. Penyediaan Benih/Bibit tanaman nilam sebanyak 200.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 5 Ha;

H. ANGGARAN

Anggaran untuk membiayai kegiatan Pengembangan peningkatan produksi dan

produktivitas tanaman perkebunan bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah,

sebanyak Rp 9.500.000.000,-

(Sembilan milyar lima ratus juta rupiah)

Page 59: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

I. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk menjadikan salah satu

acuan dalam pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Peningkatan Produksi dan

Produktivitas Tanaman Perkebunan

Ungaran, Mei 2018

a.n. KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPALA BIDANG PERKEBUNAN Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

Ir. DARPITO BUDI, MSi Pembinan Tingkat I

NIP. 19630727 199310 1 001

Page 60: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH KEPALA BIDANG PERKEBUNAN

SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NAMA KPA : Ir. DARPITO BUDI, MSi

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PPK : SURIPTO, SP

NAMA PEKERJAAN: PENGADAAN BENIH/BIBIT TANAMAN KOMODITAS PERKEBUNAN

PENGADAAN PUPUK ORGANIK UNTUK TANAMAN KOMODITAS PERKEBUNAN PENGADAAN PUPUK NPK DAN ZA UNTUK PENANAMAN DAN INTENSIFIKASI

TEBU KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN

PERKEBUNAN

TAHUN 2019

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Jl. Jenderal Gatot Subroto, Komplek Tarubudaya Ungaran Telepon: (024) 6921218–6924155 Fax: (024) 6921348 – 6921060 Laman hhtp://www.jatengprov.go.id

Surat elektronik [email protected]

Page 61: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN PENGEMBANGAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

TANAMAN PERKEBUNAN

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa

Tengah (Himpunan Peraturan-peraturan Negara Tahun 1950, Halaman 86-

92);

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang 2 Tahun 2015 tenang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5657);

d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5613);

e. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018

tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah;

g. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 9 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

Page 62: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 85);

h. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pengeloaan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah

Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa

Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengeloaan Pemberian

Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2015 Nomor 55);

i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah;

2. Gambaran Umum

Komoditas perkebunan mempunyai nilai strategis dalam

perekonomian nasional karena mempunyai peran yang besar dalam

meningkatkan ekspor non migas untuk menambah devisa negara,

mendukung pemenuhan ketersediaan bahan baku industri dalam negeri,

mendukung kecukupan ketersediaan bahan pangan berbasis perkebunan,

meningkatkan gerak roda perekonomian dan penyedia lapangan kerja di

pedesaan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

khususnya petani.

Komoditas perkebunan di Jawa Tengah, sebagian besar diusahakan

oleh petani (perkebunan rakyat) yang pengelolaannya sangat sederhana

dan kurang memperhatikan kualitas kebun karena para petani belum

sepenuhnya menggunakan benih bermutu dan kurang intensif dalam

pemeliharaannya.

Produksi dan produktivitas perkebunan rakyat dirasakan masih

rendah, dan kualitasnya juga belum bisa memenuhi pangsa pasar sehingga

lemah dalam menghadapi persaingan global. Selain itu harga jual rendah,

sehingga pendapatan yang diperoleh petani belum sesuai dengan yang

diharapkan, akibatnya dukungan terhadap penambahan devisa negara juga

masih rendah.

Page 63: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan perkebunan

rakyat diantaranya adalah: sumber daya manusia (SDM) rendah, lemahnya

modal, petani belum sepenuhnya bisa menerapkan teknologi intensifikasi,

produktivitas lahan perkebunan semakin menurun, bergesernya lahan usaha

perkebunan dari lahan teknis ke lahan setengah teknis, tadah hujan atau

tegalan, dan terbatasnya pemilikan lahan untuk berusahatani tanaman

perkebunan.

Untuk menentukan langkah dan upaya membangun perkebunan

rakyat melalui dukungan dari Pemerintah berupa motivasi dan fasilitasi

kepada petani secara berkesinambungan dan berkelanjutan didalam

pengelolaan dan pengembangan usahatani perkebunan yang berwawasan

agribisnis dengan meningkatkan kualitas kebun dan luasan yang memenuhi

skala ekonomi dan ramah lingkungan pada daerah potensial sesuai dengan

agroklimat masing-masing komoditas.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Maksud dilaksanakan Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas

Tanaman Perkebunan adalah dalam rangka meningkatkan produksi dan

produktivitas komoditas tanaman tahunan (kelapa, karet, jambu mete),

tanaman semusim (nilam), tanaman rempah penyegar (cengkeh, kopi arabika,

kopi robusta, pala, lada, kakao, dan t eh) serta penanaman dan intensifikasi

tanaman tebu.

Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah :

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam rangka

meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan (Kelapa,

Karet,jambu mete, nilam, Kakao, teh, cengkeh, kopi arabika, kopi robusta, lada

dan pala)

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan ini, meliputi

kegiatan di Provinsi (sosialisasi kegiatan), bimbingan teknis di lingkup kelompok

tani, pengadaan barang dan jasa (benih/bibit) dan pupuk, penyaluran/distribusi

bantuan, serta monitoring dan evaluasi kegiatan

Page 64: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

D. SASARAN

Sasaran Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan

adalah Kelompok Tani di Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora,

Boyolali, Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen,

Kendal, Klaten, Kudus, Magelang, Pati, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga,

Purworejo, Rembang, Semarang, Sragen, Tegal, Temanggung, Wonogiri,

Wonosobo.

E. LOKASI KEGIATAN

Di Provinsi dan Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora, Boyolali,

Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen, Kendal,

Klaten, Kudus, Magelang, Pati, Pekalongan,Pemalang, Purbalingga, Purworejo,

Rembang, Semarang, Sragen, Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo

F. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan Pengembangan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman

Perkebunan akan dilaksanakan pada Bulan Januari s.d Desember 2019.

G. KELUARAN

1. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kelapa,

sebanyak 200.000 Kg;

2. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas jambu

mete, sebanyak 100.000 Kg;

3. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas karet,

sebanyak 100.000 Kg;

4. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas teh,

sebanyak 50.000 Kg;

5. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas cengkeh

sebanyak 200.000 Kg;

6. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kakao

sebanyak 100.000 Kg;

7. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kopi

robusta sebanyak 50.000 Kg;

8. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kopi

arabika sebanyak 100.000 Kg;

9. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas pala

sebanyak 100.000 Kg;

Page 65: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

10. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas lada

sebanyak 100.000 Kg;

11. Penyediaan Pupuk NPK untuk penanaman dan intensifikasi tebu sebanyak

50.000 Kg;

12. Penyediaan Pupuk ZA untuk penanaman dan intensifikasi tebu sebanyak

150.000 Kg;

13. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kelapa sebanyak 20.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 200 Ha;

14. Penyediaan Benih/Bibit tanaman jambu mete sebanyak 10.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 100 Ha;

15. Penyediaan Benih/Bibit tanaman karet sebanyak 10.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

16. Penyediaan Benih/Bibit tanaman teh sebanyak 250.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 50 Ha;

17. Penyediaan Benih/Bibit tanaman cengkeh sebanyak 20.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 200 Ha;

18. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kakao sebanyak 35.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

19. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kopi robusta sebanyak 50.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 50 Ha;

20. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kopi arabika sebanyak 100.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 100 Ha;

21. Penyediaan Benih/Bibit tanaman pala sebanyak 10.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

22. Penyediaan Benih/Bibit tanaman lada sebanyak 15.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

23. Penyediaan Benih/Bibit tanaman nilam sebanyak 200.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 5 Ha;

H. ANGGARAN

Anggaran untuk membiayai kegiatan Pengembangan peningkatan produksi dan

produktivitas tanaman perkebunan bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah,

sebanyak Rp 9.500.000.000,-

(Sembilan milyar lima ratus juta rupiah)

Page 66: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

I. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk menjadikan salah satu

acuan dalam pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Peningkatan Produksi dan

Produktivitas Tanaman Perkebunan

Ungaran, Mei 2018

a.n. KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPALA BIDANG PERKEBUNAN Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

Ir. DARPITO BUDI, MSi Pembinan Tingkat I

NIP. 19630727 199310 1 001

Page 67: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

TAHUN 2019

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

KEGIATAN PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH • Ketatausahaan / Operasional dan Pendukung Kegiatan Pengawasan

dan Sertifikasi Benih • Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Padi • Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Palawija • Pelayanan Sertifikasi Benih Hortikultura Buah • Pelayanan Sertifikasi Benih Hortikultura Sayuran • Pelayanan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan • Pengujian Laboratorium • Penilaian Kultivar • Pengawasan Peredaran Benih • Peningkatan SDM Petugas Pertanian • Gelar Pameran dan Promosi • Observasi Varietas Unggul Daerah • Pengenalan Varietas Padi Inbrida • Pengenalan Varietas Kedelai • Pembinaan Produsen Benih Tanaman Hortikultura • Pembinaan Produsen/Pengedar Benih Tanaman Pangan • Pembinaan Produsen Benih Tanaman Perkebunan

BALAI PENGAWASAN DAN SERTIFIKASI BENIH

JAWA TENGAH

Page 68: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

PENDAHULUAN

1. DASAR HUKUM

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 113 Tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian dan Perkebunan

Provinsi Jawa Tengah menyatakan bahwa Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

Jawa Tengah mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan tugas teknis operasional di

bidang pengawasan dan sertifikasi benih tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan

yang meliputi penilaian kultivar, pelayanan sertifikasi benih, pengawasan peredaran

benih dan pembinaan penangkar/produsen/pegedar benih tanaman pangan, hortikultura

dan perkebunan.

Dalam pelaksanaan tugasnya BPSB Jawa Tengah mendasarkan pada peraturan

perundang-undangan yang berlaku yang antara lain :

1. Undang-undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan.

3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura.

4. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman

5. Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standarisasi Nasional

6. Peraturan Menteri Pertanian No. 38/Permentan/OT.140/8/2006 Tentang

Pemasukan Dan Pengeluaran Benih.

7. Keputusan Menteri Pertanian No. 58/Permentan/OT.140/8/2007 Tentang

Pelaksanaan Standardisasi Nasional Di Bidang Pertanian.

8. Peraturan Menteri Pertanian No. 40/Permentan/TP.010/11/2017 tentang Pelepasan

Varietas Tanaman.

9. Permentan No.38/Permentan/OT.140/7/2011 tentang Pendaftaran Varietas

Tanaman Hortikultura.

10. Kepmentan No.161/Kpts/OT.130/D/7/2016 tentang Pedoman Penyusunan

Deskripsi dan Pengujian Kebenaran Varietas Tanaman Hortikultura.

11. Permentan No. 50 /permentan/KB.020/9/2015 tentang Produksi, Sertifikasi,

Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Perkebunan

12. Permentan No. 48/Permentan/SR.120/8/2012 tentang Produksi Sertifikasi dan

Pengawasan Benih Bina.

13. Peraturan Menteri Pertanian No. 12/Permentan/TP.020/4/2018 Tentang Produksi,

Sertifikasi Dan Peredaran Benih Tanaman.

1

Page 69: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

2. GAMBARAN UMUM

Dalam rangka peningkatan produksi benih bermutu, disamping pelaksanaan kegiatan

pengawasan mutu dan sertifikasi benih, peningkatan keberadaan dan peran serta

kelembagaan perbenihan sangat berpengaruh positif. Keberadaan dan peran serta

tersebut menyangkut aspek pengetahuan dan ketrampilan, khususnya dalam

pemahaman peraturan dan kebijakan perbenihan. Oleh karena itu, maka sebagai

subyek dan obyek pembangunan perbenihan perlu terus ditingkatkan dan

dikembangkan kemampuan dan pemahamannya dibidang peraturan dan kebijakan

perbenihan, sehingga pelaku perbenihan semakin terarah dan selaras dalam

mengembangkan perbenihan kedepan. Keselarasan tersebut menyangkut upaya

peningkatan produksi dalam memenuhi kebutuhan produksi tanaman maupun

pemenuhan peraturan perbenihan untuk mencapai produk benih yang berkualitas

Benih mempunyai kedudukan yang cukup penting dalam produksi tanaman, oleh

karena merupakan faktor pertama yang dibutuhkan dalam produksi tanaman. Sebagai

sarana produksi guna menghasilkan produk tanaman yang diinginkan, benih harus

tersedia dalam jumlah yang mencukupi dan mutu yang memadai.

Sebagai komponen produksi, mutu benih sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan

kualitas produksi tanaman. Hal ini dikarenakan mutu benih sangat berkaitan dengan

jumlah tanaman yang mampu tumbuh, keseragaman tanaman/panen, potensi hasil dan

sifat-sifat pembawaan dari tanaman. Jumlah tanaman yang tumbuh, keseragaman

tanaman/panen dan potensi hasil akan berhubungan dengan kehilangan hasil,

sedangkan sifat pembawaan benih akan berhubungan dengan kualitas hasil.

Oleh karena mutu benih merupakan komponen yang cukup penting, maka diperlukan

sistem pengawasan mutu benih, mulai dari pra produksi, produksi dan pasca produksi.

Hal ini dimaksudkan agar mutu benih tetap terjaga hingga ke tangan petani.

2

Page 70: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

KETATAUSAHAAN /

OPERASIONAL DAN PENDUKUNG KEGIATAN PENGAWASAN DAN

SERTIFIKASI BENIH

A. Latar Belakang

Dalam pelaksanaan Kegiatan Pengawasan dan Sertifikasi Benih, efektifitas dan

efisiensi penggunaan sumberdaya merupakan faktor yang sangat penting guna

mencapai hasil yang optimal. Untuk itu kelancaran pelaksanaan pengawasan dan

sertifikasi benih tersebut perlu didukung oleh kegiatan ketatausahaan sebagai kegiatan

operasional dan pendukung untuk kelancaran pelaksanaan administrasi Kegiatan

Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

B. Maksud dan Tujuan

a) Ketatausahaan sebagai operasional dan pendukung untuk kelancaran pelaksanaan

administrasi Kegiatan Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

b) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan serta tercapainya sasaran

kegiatan.

C. Ruang Lingkup

• Persiapan

Mengumpulkan bahan dan menyusun rencana

• Pelaksanaan

Melaksanakan kegiatan ketatausahaan meliputi tata persuratan, urusan

kepegawaian, administrasi barang, administrasi keuangan dan kerumahtanggaan.

• Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan

D. Sasaran

Sasaran dari kegiatan ketatausahaan adalah kelancaran pelaksanaan kegiatan

Pengawasan dan Sertifikasi Benih selama 12 bulan

E. Lokasi Kegiatan

Kegiatan ketatausahaan dilaksanakan di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Jawa

Tengah di Sukoharjo

3

Page 71: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

F. Jadwal Kegiatan

Kegiatan ketatausahaan dilaksanakan bulan Januari - Desember.

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

G. Keluaran

Keluaran kegiatan ini adalah lancarnya proses administrasi pendukung kegiatan

Pengawasan dan Sertifikasi Benih selama 12 bulan

H. Anggaran

Anggaran yang dibutuhkan untuk kegiatan ini sebesar Rp. 441.548.000,- yang dirinci

dalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

PELAYANAN SERTIFIKASI BENIH

A. Latar Belakang

Dalam setiap usaha pertanian, benih merupakan titik awal kegiatan budidaya, sehingga

kualitas produk budidaya akan sangat tergantung pada kualitas benihnya. Oleh karena

itu benih harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan mutu yang tinggi agar petani

mudah mendapatkan benih sehingga meningatkan penggunaan benih bermutu.

Dalam penyediaan benih diperlukan sistem pengawasan mutu benih, mulai dari pra

produksi, produksi dan pasca produksi, agar benih yang diproduksi oleh produsen dan

beredar dipasaran memenuhi kualitas tinggi sehingga petani bisa dengan mudah

memperoleh benih yang baik dan berkualitas agar produksinya meningkat dan

kesejahteraannya meningkat pula. Sertifikasi benih merupakan salah satu sistem

pengawasan mutu benih dengan melakukan pengawasan kepada produsen dalam usaha

memproduksi benih yang bermutu dan berkualitas.

B. Maksud dan Tujuan

Pelayanan sertifikasi benih merupakan serangkaian pengawasan terhadap proses

produksi benih melalui pemeriksaan lapangan dan analisis laboratorium berdasar

standar produksi dan mutu benih yang berlaku

4

Page 72: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

C. Ruang Lingkup

• Persiapan

− Menerima permohonan sertifikasi benih

− Menyusun rencana dan meyiapkan bahan pelaksanaan kegiatan

• Pelaksanaan

− Pemeriksaan pertanaman sesuai peraturan yang berlaku yang meliputi

pemeriksaan pendahuluan, pemeriksaan fase vegetatif, pemeriksaan fase

berbunga, pemeriksaan fase menjelang panen, pemeriksaan peralatan panen

dan peralatan prosesing/gudang.

− Pengambilan contoh benih yang representative untuk analisis laboratorium

− Pengiriman contoh benih ke laboratorium.

− Penerbitan sertifikat benih dan register label

− Pengawasan pemasangan label

• Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan

D. Sasaran

Sasaran pelayanan sertifikasi benih adalah varietas-varietas unggul sebagai penyediaan

kebutuhan benih di petani, meliputi :

− Sertifikasi benih padi seluas 5.080 ha

− Sertifikasi benih palawija seluas 650 ha

− Sertifikasi benih hortikultura buah sebanyak 450.000 batang

− Sertifikasi benih hortikultura sayuran seluas 40 ha

− Sertifikasi benih tanaman perkebunan sebanyak 700.000 batang

E. Lokasi Kegiatan

Pelayanan sertifikasi benih dilaksanakan di 35 Kab/Kota se Provinsi Jawa Tengah

F. Jadwal Kegiatan

Pelayanan sertifikasi benih dilaksanakan bulan Januari - Desember.

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

5

Page 73: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

G. Keluaran

Keluaran pelayanan sertifikasi benih adalah benih bersertifikat dari varietas unggul

yang telah dilepas oleh pemerintah dan layak diedarkan kepada petani, meliputi :

− Benih padi bersertifikat sebanyak 15.240 ton

− Benih palawija bersertifikat sebanyak 780 ton

− Benih hortikultura buah bersertifikat sebanyak 405.000 batang

− Benih hortikultura sayuran bersertifikat sebanyak 280 ton

− Benih tanaman perkebunan bersertifikat sebanyak 695.000 batang

− Sertifikat benih

− Register label

H. Anggaran

Anggaran yang dibutuhkan untuk pelayanan sertifikasi benih sebesar Rp.

775.900.000,- yang dirinci dalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

PENGUJIAN LABORATORIUM

A. Latar Belakang

Dalam usaha memproduksi benih yang berkualitas diperlukan pengawasan produksi di

pertanaman dan pengujian di laboratorium. Pengujian laboratorium merupakan

rangkaian proses produksi benih yang dilakukan oleh produsen benih. Hal ini

dilakukan untuk memberikan informasi yang benar tentang mutu benih yang

diproduksi oleh produsen benih tersebut. Benih yang diuji di laboratorium adalah

calon benih hasil proses sertifikasi di lapang maupun benih yang beredar di pasaran

melalui ceking mutu.

B. Maksud dan Tujuan

Pengujian laboratorium merupakan rangkaian analisis standar suatu benih untuk

mengetahui benih tersebut memenuhi standar mutu yang berlaku dan layak diedarkan

atau tidak, yang meliputi analisis mutu fisik, mutu fisologis dan mutu genetis. Analisis

ini dimaksudkan untuk mendapatkan data guna pengisian data label benih dalam

rangka sertifikasi benih maupun pengawasan peredaran benih

6

Page 74: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

C. Ruang Lingkup

• Persiapan

− Mempersiapkan bahan dan sarana analisa

− Merencanakan analisa yang akan dilaksanakan

• Pelaksanaan

− Melakukan analisa yang terdiri dari analisa kemurnian fisik, analisa daya

berkecambah, analisa kadar air, analisa benih warna lain sesuai dengan jenis

tanamannya.

− Melakukan observasi lapang guna verifikasi hasil analisa

• Pelaporan

− Melaporkan hasil pelaksanaan.

D. Sasaran

Sasaran pengujian laboratorium adalah teranalisanya benih-benih dalam proses

sertifikasi dan benih-benih yang akan kadaluwarsa masa berlakunya sebanyak 1.100

contoh benih agar benih yang beredar memenuhi persyaratan benih unggul dan

bermutu

E. Lokasi Kegiatan

Pengujian laboratorium dilaksanakan di laboratorium penguji pada Balai Pengawasan

dan Sertifikasi Benih Jawa Tengah di Sukoharjo

F. Jadwal Kegiatan

Pengujian laboratorium dilaksanakan bulan Januari - Desember.

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

G. Keluaran

Keluaran pengujian laboratorium adalah hasil pengujian mutu benih sebanyak 990

lembar sertifikat benih bina

H. Anggaran

Anggaran yang dibutuhkan untuk pengujian laboratorium sebesar Rp. 49.910.000,-

yang dirinci dalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

7

Page 75: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

PENILAIAN KULTIVAR

A. Latar Belakang

Dalam proses produksi benih/bibit, untuk mendapatkan hasil yang bermutu diperlukan

sumber benih yang berkualitas, khususnya produksi benih/bibit tanaman hortikultuta

buah diperlukan mata entres yang berkualitas dari pohon induk yang berkualitas pula.

Untuk mengetahui pohon induk buah-buahan masih berkualitas dilakukan pemantauan

pohon induk yang sudah terdaftar dan penilaian untuk pohon induk yang baru.

Dalam penyusunan program pengembangan tanaman hortikultura diperlukan data

sebaran tanaman hortikultura. Data sebaran diperoleh dengan menginventaris sebaran

tanaman hortikultura pada setiap kabupaten dan kota se Jawa Tengah untuk dirangkum

menjadi data sebaran tanaman hortikultura Jawa Tengah.

B. Maksud dan Tujuan

Penilaian kultivar merupakan suatu kegiatan yang teridiri dari Penilaian / Pemantauan

pohon induk dan Inventarisasi penyebaran varietas hortikultura.

Penilaian / Pemantauan pohon induk merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

memantau apakah pohon induk yang sudah ditetapkan masih memenuhi persyaratan

sebagai sumber penghasil mata entres.

Inventarisasi penyebaran varietas hortikultura merupakan pengumpulan data

penyebaran varietas hortikultura sebagai dasar pembuatan program pengembangan

tanaman hortikultura.

C. Ruang Lingkup

Penilaian / Pemantauan Pohon Induk Sebagai Sumber Benih

• Persiapan

− Menerima permohonan penilaian pohon induk

− Menyusun rencana penilaian pohon induk

− Menyusun rencana pemantauan pohon induk

• Pelaksanaan

− Melaksanakan identifikasi dan penilaian kelayakan pohon induk

− Melaksanakan pemntauan kelayakan pohon induk

− Menyusun laporan hasil penilaian dan pemantauan pohon induk

− Mengirimkan laporan

8

Page 76: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

• Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan.

Inventarisasi Penyebaran Varietas Hortikultura

• Persiapan

− Mengumpulkan bahan untuk pelaksanaan kegiatan

− Menyusun rencana pelaksanaan inventarisasi varietas

• Pelaksanaan

− Mengumpulkan data luas tanam berdasarkan varietas

− Menyusun laporan hasil inventarisasi varietas.

• Pelaporan

Melaporkan hasil kegiatan

D. Sasaran

Penilaian / Pemantauan Pohon Induk Sebagai Sumber Benih

− Sasaran penilaian pemantauan pohon induk sebagai benih sumber adalah

tanaman yang diajukan sebagai calon pohon induk dan tanaman yang sudah

ditetapkan sebagai pohon induk sebanyak 60 unit yang akan digunakan

sebagai sumber mata entres dalam perbanyakan benih tanaman buah.

Inventarisasi penyebaran varietas hortikultura

− Sasaran Inventarisasi penyebaran varietas hortikultura adalah terkumpulnya

data sebaran pertanaman tanaman buah selama 12 bulan di 35 kabupaten/kota

se-Jawa Tengah.

E. Lokasi Kegiatan

Penilaian kultivar dilaksanakan di 35 Kabupaten/Kodya se Provinsi Jawa Tengah

F. Jadwal Kegiatan

Penilaian kultivar dilaksanakan bulan Januari - Desember.

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

9

Page 77: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

G. Keluaran

Keluaran Penilaian kultivar adalah :

− Data pohon induk

− Data ketersediaan mata entres

− Data sebaran tanaman hortikultura Jawa Tengah

H. Anggaran

Anggaran yang dibutuhkan untuk penilaian kultivar sebesar Rp. 225.030.000,- yang

dirinci dalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

PENGAWASAN PEREDARAN BENIH

A. Latar Belakang

Dalam rangka peningkatan produksi pangan, mutu benih merupakan faktor yang harus

diperhatikan, dikarenakan dari benih tersebut terkandung mutu genetik, fisiologi dan

fisik yang akan memberikan pengaruh terhadap potensi hasil suatu tanaman maupun

efisiensi biaya produksi dalam budidaya tanaman. Untuk memperoleh benih yang

bermutu dan memberikan jaminan petani konsumen dapan memperoleh benih yang

bermutu, dalam produksi dan peredaran benih perlu melalui serangkaian proses yang

dapat mempertahankan sifat unggul varietas dan komponen mutu yang lain mulai dari

pra tanam hingga benih jatuh ketangan petani.

Dalam proses produksi, rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan adalah sertifikasi

benih, agar benih yang diproduksi mempunyai mutu yang terukur. Selanjutnya pada

peredarannya harus diawasi melalui pengawasan peredaran, sehingga benih yang

diedarkan dapat diketahui mutu benih tersebut tetap memenuhi standar mutu benih

yang berlaku.

Dalam peaksanaan, pengawasan peredaran benih secara garis besar dibagi menjadi 2

(dua) hal, yaitu pengawasan pasca produksi benih dan pembinaan pengedar benih.

Kegiatan yang bersifat pengawasan meliputi monitoring penyaluran, pengecekan

mutu benih, pengujian ulang dan penyelesaian kasus perbenihan, sedangkan yang

bersifat pembinaan pengedar benih meliputi inventarisasi pedagang benih dan

klasifikasi pedagang benih.

10

Page 78: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

B. Maksud dan Tujuan

Pengawasan terhadap benih-benih padi, palawija, tanaman buah, sayuran dan tanaman

perkebunan yang beredar di masyarakat baik di produsen maupun pengedar benih

untuk menjamin kepastian mutu benih yang akan dipergunakan masyarakat petani.

C. Ruang Lingkup

• Persiapan

− Menyiapkan bahan dan sarana yang dibutuhkan

− Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

• Pelaksanaan

− Melakukan pendataan terhadap produsen/penyalur benih, meliputi nama,

komoditas, kemampuan produksi dan penyaluran, lama berusaha dan lain

sebagainya

− Melakukan pengecekan mutu benih yang beredar

− Melakukan pengambilan contoh benih untuk benih yang rusak/habis masa

berlakunya label.

− Melaksanakan penanganan kasus yang berkaitan dengan permasalahan

peredaran benih.

− Melaksanakan pemantauan dan pencatatan benih yang beredar

• Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan

D. Sasaran

Sasaran pengawasan peredaran benih adalah terawasi dan terjaminnya mutu dan

jumlah benih yang beredar selama 12 bulan di 35 kabupaten/kota se-Jawa Tengah

E. Lokasi Kegiatan

Pengawasan peredaran benih dilaksanakan di 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah

F. Jadwal Kegiatan

Pengawasan peredaran benih dilaksanakan bulan Januari - Desember.

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

11

Page 79: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

G. Keluaran

Keluaran pengawasan peredaran benih adalah terselenggaranya pengawasan peredaran

benih, pengecekan mutu benih yang beredar, pengujian ulang benih, monitoring

peredaran benih dan penyelesaian kasus perbenihan

H. Anggaran

Anggaran yang dibutuhkan untuk pengawasan peredaran benih sebesar Rp.

484.200.000,- yang dirinci dalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

PENINGKATAN SDM PETUGAS PERTANIAN

A. Latar Belakang

Keterbatasan jumlah pegawai menuntut untuk meningkatkan kualitas sumberdaya

manusia yang ada baik pegawai fungsional umum maupun fungsional khusus,

sedangkan dilihat dari jumlah, setiap tahun ada pegawai yang memasuki purna tugas,

sementara dilain pihak penambahan pegawai tidak sebanding

Seiring dengan perubahan peraturan dan/atau pedoman dalam pelaksanaan tugas

mengharuskan pemahaman yang benar dan bisa mengaplikasikan dalam pelaksanaan

tugas pokok dan fungsinya dengan benar pula, untuk itu diperlukan sarana untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia ke sumbernya.

B. Maksud dan Tujuan

Peningkatan SDM petugas pertanian merupakan sarana peningkatan ketrampilan dan

keahlian pengawas benih tanaman dan tenaga administrasi dalam pelaksanaan tupoksi

sebagai petugas pertanian yang mandiri, profesional dan bertanggung jawab

C. Ruang Lingkup

• Persiapan

− Menyusun materi pelatihan dan rencana pemberi materi

− Menyusun panitia pelaksana

− Melakukan survey untuk menentukan lokasi peningkatan SDM..

− Mengadakan rapat panitia untuk menyusun pedoman pelaksanaan.

• Pelaksanaan

− Melaksanakan perjalanan ke sumber teknologi yaitu :

12

Page 80: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP) Jawa Timur di

Malang.

Kebun Percobaan Punten, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah

Subtropika di Malang

Kebun Percobaan Cukurgondang, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan

Buah Subtropika di Pasuruan.

− Melaksanakan pertemuan dengan penyampaian materi dan diskusi.

− Orientasi lapangan untuk lebih mengenal dan membuktikan antara teori yang

diperoleh dengan keadaaan di lapangan

• Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan.

D. Sasaran

Sasaran peningkatan SDM petugas pertanian adalah Pengawas Benih Tanaman dan

tenaga administrasi pada Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih sebanyak 40 orang

agar meningkat ketrampilan dan kemampuannya dalam pelaksanaan tugas

E. Lokasi Kegiatan

Peningkatan SDM petugas pertanian dilaksanakan di Balai Penelitian dan

Pengembangan Pertanian (BPTP) Jawa Timur, malang, Kebun Percobaan Punten di

Malang dan Kebun Percobaan Cukurgondang di Pasuruan.

F. Jadwal Kegiatan

Peningkatan SDM petugas pertanian dilaksanakan bulan Januari - Desember.

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

G. Keluaran

Keluaran dari peningkatan SDM petugas pertanian adalah meningkatnya pengetahuan

dan ketrampilan teknis pengawas benih tanaman dan tenaga administrasi

H. Anggaran

Anggaran yang dibutuhkan untuk peningkatan SDM petugas pertanian sebesar Rp.

114.200.000,- yang dirinci dalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

13

Page 81: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

GELAR PAMERAN DAN PROMOSI

A. Latar Belakang

BPSB Jawa Tengah merupakan UPTD pelayanan, agar masyarakat lebih mengenal

perlu adanya sarana penyebaran informasi tentang tugas dan fungsi institusi serta data-

data informasi perbenihan yang dihasilkan agar masyarakat lebih mengenal dan bisa

memahami keberadaan BPSB sebagai institusi dalam pengawasan dan sertifikasi

benih.

B. Maksud dan Tujuan

Gelar Pameran dan Promosi merupakan sarana untuk penyebaran informasi

perbenihan kepada masyarakat yang berupa peraturan perbenihan yang berlaku, data

perbenihan, kegiatan dalam bidang perbenihan serta informasi perbenihan lainnya,

sehingga dapat memberikan pemahaman tentang perkembangan perbenihan terkini

kepada masyarakat pertanian

C. Ruang Lingkup

• Persiapan

− Menyusun rencana pelaksanaan

− Menentukan bahan yang akan di pamerkan

• Pelaksanaan

− Melakukan pemasangan dan penataan bahan pameran.

− Memberikan penjelasan terhadap pengunjung pameran.

• Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan

D. Sasaran

Sasaran gelar promosi dan pameran adalah masyarakat pengunjung pameran lebih

mengenal institusi BPSB, tugas pokok dan fungsinya dalam pembangunan pertanian

serta produk dan layanan yang dilaksanakan

E. Lokasi Kegiatan

Gelar promosi dan pameran dilaksanakan di STA Soropadan

14

Page 82: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

F. Jadwal Kegiatan

Gelar promosi dan pameran dilaksanakan bulan Juni - September.

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

G. Keluaran

Keluaran gelar promosi dan pameran adalah tersosialisasinya kegiatan, hasil dan

tupoksi Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Jawa Tengah

H. Anggaran

Anggaran yang dibutuhkan untuk gelar promosi dan pameran sebesar Rp. 80.000.000,-

yang dirinci dalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

PEMBINAAN PRODUSEN BENIH

A. Latar Belakang

Peningkatan keberadaan dan peran serta kelembagaan perbenihan sangat berpengaruh

positif terhadap pengawasan dan sertifikasi benih. Keberadaan dan peran serta tersebut

menyangkut aspek, kemampuan dan ketrampilan personal, kemampuan managerial

maupun kemampuan sarana dan prasarana. Oleh karena itu, produsen benih sebagai

subyek dan obyek pembangunan perbenihan perlu terus ditingkatkan dan

dikembangkan kemampuannya, sehingga kemampuan baik dibidang managemen

produksi, pemasaran maupun mutu semakin meningkat dan mandiri.

Untuk meningkatkan dan mengembangkan kelembagaan produsen benih dapat

dilakukan melalui :koordinasi antar pelaku perbenihan, baik Dinas Pertanian,

Produsen maupun BPSB untuk mencari kesepahaman arah pembangunan perbenihan,

serta mendapatkan solusi pemecahan permasalahan. Selain itu juga dilakukan

pembinaan kemampuan dan ketrampilan baik produsen maupun penyalur benih,

bidang teknis maupun pengelolaan benih agar mampu menghasilkan benih yang

bermutu sesuai peraturan yang berlaku.

15

Page 83: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

B. Maksud dan Tujuan

Pembinaan produsen benih sebagai sarana pertemuan antara pengawas benih dengan

produsen benih untuk peningkatan usaha perbenihan yang berkualitas dan taat

peraturan perbenihan serta sarana tukar informasi antar produsen benih.

C. Ruang Lingkup

• Persiapan

− Menyusun rencana pelaksanaan

− Mengadakan ATK, bahan komputer dan perlengkapan peserta

− Mempersiapkan pelaksanaan pertemuan, meliputi penentuan tempat, jadwal,

panitia, nara sumber dan peserta; serta penyusunan materi

• Pelaksanaan

− Melaksanakan pertemuan, meliputi pengadaan akomodasi dan konsumsi,

honor narasumber, perjalanan, dan perbanyakan materi

− Penyampaian rumusan hasil pertemuan.

• Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan

D. Sasaran

Sasaran pembinaan produsen benih adalah terbinanya 120 produsen tanaman

hortikultura, 300 produsen benih tanaman pangan dan 60 produsen tanaman

perkebunan di Jawa Tengah sehingga dapat memproduksi benih yang memenuhi

standar mutu edar dan sesuai peraturan yang berlaku

E. Lokasi Kegiatan

Pembunaan produsen benih tanaman pangan dilaksanakan di 6 pos PBT, sedangkan

pembinaan produsen benih hortikultura dan perkebunan dilaksanakan di The Hotel

Sunan, Surakarta.

F. Jadwal Kegiatan

Pembinaan produsen benih hortikultura dilaksanakan bulan April - Agustus.

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

16

Page 84: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

G. Keluaran

Keluaran pembinaan produsen benih adalah meningkatnya SDM 120 produsen benih

tanaman hortikultura, 300 produsen benih tanaman pangan dan 60 produsen benih

tanaman perkebunan dalam memahami peraturan perbenihan dalam pelaksanaan

memproduksi benih

H. Anggaran

Anggaran yang dibutuhkan untuk pembinaan produsen benih hortikultura sebesar Rp.

456.537.000,- yang dirinci dalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

OBSERVASI VARIETAS UNGGUL DAERAH

A. Latar Belakang

Jawa Tengah sangat kaya akan keanekaragaman komoditas unggul lokal/daerah,

namun tidak berkembang dan belum dikenal oleh masyarakat luas karena dalam

pengembangan komoditas hortikultura menggunakan varietas yang sudah diakui

secara nasional. Untuk mendorong pengembangan varietas unggul lokal/daerah

diperlukan observasi untuk mendapatkan nama komoditas dan pendaftaran sebagai

varietas unggul nasional sehingga bisa berkembang dan bersaing dengan komoditas

yang sudah beredar lebih dulu serta menambah keanekaragaman komoditas

hortikultura.

B. Maksud dan Tujuan

Observasi varietas unggul lokal/daerah dilakukan terhadap komoditas tanaman

hortikultura yang menjadi unggulan daerah untuk diuji kebenaran varietasnya yang

selanjutnya didaftarkan ke Perlindungan Varietas Tanaman untuk mendapatkan nama

komoditas tersebut sebagai persiapan untuk untuk pendaftaran varietas unggul

nasional

C. Ruang Lingkup

• Persiapan

− Mengumpulkan data awal calon varietas unggul lokal yang akan diobservasi

dan menganalisanya

− Menyusun rencana pelaksanaan

17

Page 85: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

• Pelaksanaan

− Mengadakan pengamatan sesuai tahap pertumbuhan tanaman sesuai

parameter yang diperlukan dan telah ditentukan baik data kualitatif, data

kuantitatif maupun data lingkungan.

− Melaksanakan pendiskripsian sementara tentang keunggulan varietas tanaman

yang dilakukan oleh tim keunggulan varietas.

− Menganalisa data dan menyusun proposal usulan pendaftaran varietas ke

pusat perlindungan varietas

• Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan

D. Sasaran

Sasaran observasi varietas unggul lokal adalah tanaman buah varietas lokal yang

tersebar diberbagai daerah yang disukai masyarakat maupun varietas lokal pemenang

lomba buah.

E. Lokasi Kegiatan

Observasi varietas unggul lokal dilaksanakan di daerah tempat varietas unggul lokal

tersebut berada.

F. Jadwal Kegiatan

Observasi varietas unggul lokal dilaksanakan bulan Januari - Desember.

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

G. Keluaran

Keluaran observasi varietas unggul lokal adalah tersusunnya proposal untuk

pendaftaran varietas unggul serta diperolehnya varietas unggul lokal Jawa Tengah

untuk didaftarkan sebagai varietas unggul nasional.

H. Anggaran

Anggaran yang dibutuhkan untuk observasi varietas unggul lokal sebesar Rp.

112.125.000,- yang dirinci dalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

18

Page 86: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

PENGENALAN VARIETAS

A. Latar Belakang

Kurang berkembangnya varietas unggul baru padi inbrida dan kedelai karena penyebaran dan tingkat penggunaannya di petani masih rendah. Kurangnya sosialisasi varietas unggul baru, ketersediaan benih atau sulit mendapatkan benih, tidak sesuai dengan selera petani dan agroklimat setempat sering menjadi penyebab kurang berkembangnya varietas unggul baru.

Sehubungan dengan itu dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas dengan

penggantian varietas, maka perlu ditingkatkan penggunaan varietas unggul baru

dengan menggantikan varietas unggul lama. Untuk itu dialokasikan kegiatan

Pengenalan varietas untuk padi inbrida dan kedelai di Jawa Tengah.

B. Maksud dan Tujuan

• Mensosialisasikan varietas unggul baru padi dan kedelai sebagai alternatif

pengganti varietas unggul yang telah lama beredar di masyarakat dan yang

dimungkinkan rentan terhadap serangan OPT

• Memberikan pilihan kepada petani dalam menentukan penggunaan varietas unggul

baru yang disukai

C. Ruang Lingkup

• Persiapan

− Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

− Mengadakan sarana produksi

− Menentukan lokasi pelaksanaan

• Pelaksanaan

− Melaksanakan pengolahan tanah, semai, penanaman dan pemeliharaan.

− Melaksanakan seleksi tanaman sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman.

− Melaksanakan temu lapang

− Melaksanakan panen dan penyusunan laporan hasil pelaksanaan kegiatan

− Mengirimkan laporan hasil pelaksanaan kegiatan

• Pelaporan

Melaporkan hasil pelaksanaan

19

Page 87: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

D. Sasaran

• Tersosialisasinya varietas unggul baru padi dan kedelai sebagai alternatif

pengganti varietas yang telah lama beredar di masyarakat dan dimungkinkan

rentan terhadap serangan OPT.

• Terdapatnya pilihan kepada petani dalam penentuan penggunaan varietas unggul

baru yang disukai.

E. Lokasi Kegiatan

Pengenalan varietas dilaksanakan di 6 pos PBT di daerah yang masih menggunakan

varietas lokal/varietas unggul lama.

F. Jadwal Kegiatan

Observasi varietas unggul lokal dilaksanakan bulan April - Oktober.

Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pelaporan

G. Keluaran

• Terlaksananya pengenalan varietas padi inbrida sebanyak 6 unit dan kedelai

sebanyak 6 unit.

• Dikenalnya varietas unggul baru padi dan kedelai sebagai alternatif pengganti

varietas yang telah lama beredar dimasyarakat.

H. Anggaran

Anggaran yang dibutuhkan untuk observasi varietas unggul lokal sebesar Rp.

260.550.000,- yang dirinci dalam RKA (Rencana Kerja dan Anggaran)

20

Page 88: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pengawasan Mutu dan Sertifikasi Benih / BPSB JawaTengah 2019

PENUTUP

Kerangka acuan kerja (KAK) digunakan sebagai acuan/pedoman dalam pelaksanaan

kegiatan Pengawasan dan Sertifikasi Benih tahun 2019.

Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi

Benih Jawa Tengah

Ir. EKO PARTONO, MM

NIP. 19631202 198903 1 008

21

Page 89: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA APBD BALAI MUTU HASIL

PERTANIAN DAN PERKEBUNAN TAHUN 2019

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

BALAI MUTU HASIL PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Page 90: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KATA PENGANTAR Segala puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan YME yang telah memberikan

kesempatan kepada kami untuk dapat menyusun Kerangka Kerja Acuan (KAK) Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan Tahun 2019. KAK ini disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Tengah tahun 2019 di Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan.

Kegiatan APBD tahun 2019 di Balai Mutu Hasil Pertanian terdiri dari 2 kegiatan utama yaitu Kegiatan Peningkatan Mutu dan Sertifikasi Produk Hasil Pertanian dan Perkebunan, serta Kegiatan Penerapan Inovasi Teknis. Tolok ukur kegiatan mencakup pada penyusunan dokumen sistem mutu Hasil TPH dan Perkebunan, Pengujian mutu hasil pertanian dan perkebunan, apresiasi produk organik dan pengembangan laboratorium pengujian.

KAK Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan Tahun 2019 disusun sebagai garis besar pelaksanaan kegiatan tahun 2019. Gambaran secara mendetail dan teknis akan tercantum dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) maupun Petunjuk Teknis (Juknis) kegiatan.

Ungaran, Mei 2018 Kepala Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan

Ir. HERU TAMTOMO

ii

Page 91: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN SERTIFIKASI PRODUK HASIL PERTANIAN DAN PERKEBUNAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1. Gambaran umum ................................................................................................. 1

2. Dasar hukum ....................................................................................................... 2

3. Maksud dan tujuan kegiatan ............................................................................... 3

B. Indikator dan Tolok Ukur Kinerja .......................................................................... 3

1. Input Kegiatan ..................................................................................................... 3

2. Keluaran Kegiatan .............................................................................................. 3

3. Hasil Kegiatan ..................................................................................................... 4

C. Sasaran Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan ............................................................. 4

1. Sasaran kegiatan .................................................................................................. 4

2. Jadwal Pelaksanaan ............................................................................................. 5

KEGIATAN PENERAPAN INOVASI TEKNIS ............................................................... 6

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 6

1. Gambaran umum ................................................................................................. 6

2. Dasar Hukum ...................................................................................................... 7

3. Maksud dan tujuan kegiatan ............................................................................... 7

B. Indikator dan Tolok Ukur Kinerja .............................................................................. 8

1. Input Kegiatan ......................................................................................................... 8

2. Keluaran Kegiatan .............................................................................................. 8

3. Hasil kegiatan ...................................................................................................... 8

C. Sasaran kegiatan dan Jadwal pelaksanaan .............................................................. 8

1. Sasaran kegiatan .................................................................................................. 8

2. Jadwal pelaksanaan ............................................................................................. 8

PENUTUP .......................................................................................................................... 8

iii

Page 92: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KEGIATAN PENINGKATAN MUTU DAN SERTIFIKASI PRODUK HASIL PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

A. Latar Belakang

1. Gambaran umum

Mutu didefinisikan sebagai karakteristik atau spesifikasi yang dimiliki suatu

produk yang diinginkan/diminta oleh konsumen. Mutu merupakan salah satu

penilaian dari konsumen untuk menentukan produk yang akan dibeli dan

dikonsumsi. Produk dengan mutu yang sesuai dengan keinginan konsumen maka

memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang memiliki

mutu yang rendah atau tidak sesuai dengan keinginan konsumen.

Produk pertanian dan perkebunan Jawa Tengah tidak hanya dikonsumsi

masyarakat Jawa Tengah namun telah dikonsumsi masyarakat di luar provinsi

Jawa Tengah. Hal ini menjadi potensi yang besar untuk produk pertanian dan

perkebunan memberikan pendapatan bagi petani. Produk pertanian dan

perkebunan Jawa Tengah juga dihadapkan beberapa permasalahan yaitu masih

rendahnya mutu produk pertanian dan perkebunan masih lemahnya perhatian

terhadap peningkatan mutu produk. Sehingga dibutuhkan perhatian khusus

berbagai kalangan seperti petani, pemerintah daerah dan stakeholder lain untuk

memperhatikan peningkatan mutu hasil pertanian dan perkebunan.

Produk yang bermutu membutuhkan suatu jaminan bahwa mutu produk

pertanian dan perkebunan sesuai dengan yang dihasilkan. Penjaminan mutu

dilakukan melalui pengujian produk maupun sertifikasi produk. Pengujian dan

sertifikasi produk pertanian dibutuhkan sebagai pembuktian bahwa suatu produk

memiliki mutu tertentu. Pengujian dan sertifikasi juga berfungsi untuk

menghindarkan terhadap klaim mutu produk yang tidak sesuai dengan yang

dihasilkan.

Peningkatan mutu dan sertifikasi produk hasil pertanian dan perkebunan

perlu dilaksanakan untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian dan

perkebunan. Kegiatan Peningkatan Mutu dan Sertifikasi Produk Hasil Pertanian

1

Page 93: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

dan Perkebunan yang dilaksanakan Balai Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan,

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah berfokus utama pada

peningkatan mutu hasil pertanian dan perkebunan melalui sertifikasi maupun

pengujian produk sehingga dihasilkan mutu yang sesuai. Harapan dari kegiatan ini

adalah meningkatnya mutu produk pertanian dan perkebunan provinsi Jawa

Tengah dan pada akhirnya meningkatnya pendapatan petani.

2. Dasar hukum

• Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi

Jawa Tengah (Himpunan Peraturan – Peraturan Negara Tahun 1950

Halaman 88-92) ;

• Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

• Undang-undang No 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan Daerah (Lembar

Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5679) ;

• Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

• Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4614);

• Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

2

Page 94: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

• Peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah;

• Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 85);

• Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

(Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 76);

3. Maksud dan tujuan kegiatan Maksud dan tujuan diselenggarakan kegiatan Peningkatan Mutu dan

Sertifikasi produk hasil pertanian dan perkebunan untuk dapat menjadi pedoman

bagi semua pihak didalam pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana

kegiatan.

B. Indikator dan Tolok Ukur Kinerja

1. Input Kegiatan

Kegiatan Peningkatan Mutu dan Sertifikasi Hasil Produk Pertanian dan

Perkebunan dilaksanakan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) tahun 2019 sebesar Rp.4.500.000.000,-( Empat Milyar

Lima Ratus Juta Rupiah).

2. Keluaran Kegiatan

Keluaran dari pelaksanaan kegiatan peningkatan Mutu dan Sertifikasi Hasil

Produk Pertanian dan Perkebunan yaitu:

• Tersusunnya dokumen sistem mutu TPH dan Perkebunan sebanyak 28

dokumen.

• Terlaksana pengujian mutu hasil TPH dan Perkebunan sebanyak 80 sampel.

• Terlaksana apresiasi kelompok pertanian organik sebanyak 7 kali.

• Terlaksanannya pengembangan laboratorium pengujian sebanyak 1 lab.

3

Page 95: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

3. Hasil Kegiatan

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu dan

sertifikasi hasil produk pertanian dan perkebunan,antara lain :

• Tersedianya dokumen sistem mutu hasil TPH dan perkebunan sebanyak 28

dokumen.

• Tersedianya data pengujian mutu hasil TPH dan Perkebunan sebanyak 80

sampel.

• Dikenalnya produk pertanian organik di Jawa Tengah sebanyak 7 kali.

• Tersertifikasinya laboratorium pengujian sebanyak 1 laboratorium

C. Sasaran Kegiatan dan Jadwal Pelaksanaan

1. Sasaran kegiatan

Sasaran kegiatan peningkatan mutu dan sertifikasi hasil produk pertanian

dan perkebunan yaitu: Petani, Gapoktan/kelompok tani, dan laboratorium

pengujian di Provinsi JawaTengah.

4

Page 96: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

2. Jadwal Pelaksanaan

No Kegiatan/Sub Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Bimtek Standar Mutu Hasil Perkebunan

2 Sosialisasi tahapan sertifikasi jaminan mutu produk

3 Pendampingan Tahapan Sertifikasi Jaminan Mutu Komoditas Perkebunan

4 Bimtek Peningkatan Mutu Hasil Pertanian

5 Sosialisasi Sistem Pertanian Organik

6 Bimtek Penyusunan Dokumen Sistem Mutu Organik

7 Sosialisasi Peningkatan Mutu Hasil Pertanian

8 Workshop Pertanian Organik

9 Koordinasi Teknis Mutu Hasil Pertanian dan Perkebunan

5

Page 97: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KEGIATAN PENERAPAN INOVASI TEKNIS

A. Latar Belakang

1. Gambaran umum Jawa Tengah merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang merupakan

penghasil komoditas tembakau baik itu tembakau rajangan ataupun tembakau

asapan. Tembakau merupakan tanaman spesifik yang hasilnya untuk bahan baku

pabrik rokok cigaret, kretek dan cerutu. Untuk menjamin mutu keamanan serta

kebutuhan tembakau sesuai yang dikehendak pabrik/ pasar maka komoditas

tersebut harus mendapat pengakuan jaminan mutu. Pengakuan tersebut diberikan

setelah dilakukan pengujian terhadap kualitas produk olahan perkebunan dan

dinyatakan memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia ( SNI ) ataupun

pabrik yang telah memiliki kriteria tertentu sesuai kebutuhan pasar. Peraturan

Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/ PMK.07/2017 tentang

Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Tembakau.

Penanganan pasca panen tembakau memerlukan proses yang panjang dan

membutuhkan kesabaran dan ketlatenan. Banyak kendala dalam budidaya

tembakau seperti cuaca yang tidak mendukung, serangan OPT dan undang undang

pertembakauan. Namun demikian petani tembakau masih menggantungkan

harapan pada tanaman semusin ini yang cukup menjanjikan dan dapat dilakukan

dengan pola diversifikasi usaha tani dengan tanaman lain yang tidak mengganggu

tanaman tembakau bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup.

Semakin luasnya pasar pasar pertanian ditingkat nasional dan internasional

akan menjadikan persaingan dagang yang kompetitif. Dengan adanya

perlindungan indikasi geografis dapat mempromosikan produk pertanian yang

telah memiliki sertifikasi IG akan memudahkan konsumen mengenal asal usul

produk daerah dapat diketahui.

Untuk meningkatkan pelayanan uji mutu hasil olahan dan pemahaman

petani dalam rangka melaksanakan jaminan mutu produk hasil pertanian dan

perkebunan maka perlu dilakukan kegiatan Penerapan Inovasi Teknis dengan

wujud kegiatan antara lain Tahapan Sertifikasi Indikasi Geografis, pengadaan

reagent, sertifikasi akreditasi 17025/ survelein dan pengujian sampel.

6

Page 98: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Dasar pelaksanaan kegiatan ini tertuang dalam DPA-SKPD Dinas

Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2019.

Penyusunan Buku Kerangka Acuan Kerja dimaksudkan sebagai pedoman dalam

kegiatan pengembangan sarana laboratorium uji dan pengembangan metrode

pengujian dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan, sasaran dan

pengawasan pada pelaksanaan di lapangan.

2. Dasar Hukum • Undang-undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa

Tengah;

• Undang-undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara

yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme;

• Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Propinsi dan Pemerintahj Daerah Kabupaten/ Kota;

• Undang-undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencaaan

Pembangunan Nasional;

• Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 nomor 114, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia nomor 5887);

• Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2014 Tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2018;

• Peraturan Gubernur Nomor 76 Tahun 2016 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah ( Berita

Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 Nomor 72 ).

3. Maksud dan tujuan kegiatan Maksud dan tujuan diselenggarakan kegiatan Penerapan Inovasi Teknis

untuk dapat menjadi pedoman bagi semua pihak didalam pelaksanaan dapat

berjalan sesuai dengan rencana kegiatan.

7

Page 99: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

B. Indikator dan Tolok Ukur Kinerja

1. Input Kegiatan Kegiatan Penerapan Inovasi Teknis dilaksanakan dengan menggunakan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2019 sebesar

Rp.300.000.000,-( Tiga Ratus Juta Rupiah).

2. Keluaran Kegiatan Keluaran dari pelaksanaan kegiatan penerapan inovasi teknis yaitu :

• Terlaksananya Pengujian Mutu Hasil Tembakau sebanyak 50 sampel

• Tersusunnya dokumen indikasi geografis sebanyak 1 dokumen.

3. Hasil kegiatan Hasil yang diharapkan dari kegiatan penerapan inovasi teknis yaitu :

• Tersedianya data pengujian mutu hasil tembakau sebanyak 50 sampel

• Tersedianya dokumen indikasi geografis sebanyak 1dokumen.

C. Sasaran kegiatan dan Jadwal pelaksanaan

1. Sasaran kegiatan Sasaran kegiatan penerapan inovasi teknis yaitu Petani, pengrajin, asosiasi,

mitra usaha dan atau produsen hasil tembakau.

2. Jadwal pelaksanaan

No Kegiatan/Sub kegiatan bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Tahapan Sertifikasi Indikasi Geografis

2 Setifikasi laboratorium

PENUTUP Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai pedoman bagi semua

pihak yang terlibat dalam kegiatan Peningkatan Mutu dan Sertifikasi Hasil

Pertanian dan Perkebunan serta Penerapan Inovasi Teknis Tahun Anggaran 2019

untuk memudahkan dalam pelaksanaan dan pengawasan kegiatan tersebut.

8

Page 100: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Program : Program PengembanganAgribisnis 3.03.3.02.01.01 Hasil : 1. Mendukung peningkatan produksi, produktivitas

dan kualitas hasil tanaman hias 2. Mendukung peningkatan produksi, produktivitas

dan kualitas hasil tanaman Obat Organisasi : Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah Kegiatan : Peningkatan Produksi Hortikultura 3.03.3.02.01.01.0050 Sub Kegiatan : Pengembangan kawasan Tanaman Hias dan

Tanaman Obat Indikator Kinerja : Terlaksananya Pengembangan Kawasan Tanaman

Hias dan Tanaman Obat di Jawa Tengah Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Pancawarna holand 2.000 pot, Phillodendrom

2.000 pot. Lili 2.000 pot, Sedap malam 10 ha (10 ton), Krisan 100.000 stek (0,5 ha), Anggrek Dendrobium 4.000 pot, Anggrek Phalaenopsis 3.750 pot, Melati 70.000 tan (2 ha), Jahe 10 ha (10 ton), Kencur 4 ha (6 ton)

Volume : 26,50 ha/ 183.750 tan/26 ton

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum Tugas dan Fungsi/Kebijakan Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2016 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah. Bahwa Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan

bidang pertanian sub urusan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang

menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada

Daerah.

Dalam melaksankan tugas tersebut, Dinas melaksanakan fungsi : a. Perumusan kebijakan bidang prasarana dan sarana, tanaman pangan,

hortikultura , perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan bina usaha.

b. Pelaksanaan kebijakan bidang prasarana dan sarana, tanaman pangan,

hortikultura , perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan bina usaha.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 1

Page 101: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang prasarana dan sarana,

tanaman pangan, hortikultura , perkebunan dan penyuluhan, pasca panen

dan bina usaha.

d. Pelaksanaan administrasi bidang prasarana dan sarana, tanaman pangan,

hortikultura , perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan bina usaha.

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas dan

fungsinya.

Kegiatan pengembangan kawasan Tanaman Hias dan Tanaman Obat

dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Seksi Tanaman Hias dan tanaman obat

yang mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman

hias dan tanaman obat. Tugas tersebut meliputi :

a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang tanaman hias dan

tanaman obat

b. Menyiapkan bahan pengkoordinasian kebijakan teknis di bidang tanaman hias

dan tanaman obat

c. Menyiapkan bahan pembinaan dan pelaksanaan teknologi budidaya tanaman

hias dan tanaman obat lintas kabupaten/kota

d. Menyiapkan bahan pola produksi tanaman hias dan tanaman obat lintas

kabupaten/kota

e. Menyiapkan bahan pengaturan dan penerapan sentra/kawasan produksi

komoditas tanaman hias dan tanaman obat lintas kabupaten/kota

f. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman hias dan

tanaman obat dan

g. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

2. Gambaran Umum

Tanaman hias dan tanaman obat merupakan salah satu komoditas hortikultura

yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai upaya penumbuhan

perekonomian daerah dan nasional. Dalam lima tahun terakhir banyak tumbuh

pelaku usaha tanaman hias mulai skala kecil sampai menengah, mengingat

permintaan tanaman hias terus meningkat baik untuk kebutuhan domestik

maupun ekspor. Dengan demikian tanaman hias dapat diposisikan sebagai

komoditas perdagangan yang penting di dalam negeri maupun di pasar global.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 2

Page 102: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Namun perkembangan usaha tanaman hias masih berjalan relatif lambat. Hal

ini terlihat dari skala usaha yang masih kecil, peningkatan produksi yang relatif

rendah dan belum tertatanya sistem produksi dan pasar. Berbagai upaya perlu

dilakukan secara intensif dengan melibatkan seluruh pihak terkait agar usaha/

bisnis tanaman hias dapat memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap

perekonomian nasional, dengan menumbuhkan sentra – sentra tanaman hias

baru dan mengutuhkan kawasan yang sudah ada, menuju skala industri melalui

pengelolaan kebun yang baik, agar tanaman hias Jawa Tengah mempunyai daya

saing dan berdampak terhadap peluang kerja, pertumbuhan perekonomian dan

pembangunan sektor jasa di daerah.

Budaya masyarakat Indonesia (terutama pulau Jawa) yang sudah terbiasa

mengembangkan dan mengkonsumsi jamu merupakan peluang pasar tanaman

obat yang sangat besar dan perlu terus dilestarikan dengan promosi dan edukasi

intensif dan terarah. Kondisi ini akan dapat menjadi pengungkit pengembangan

industri jamu nasional. Di pihak lain, pola hidup sehat penduduk Indonesia

terutama di perkotaan yang cenderung beralih kepada konsumsi produk alami

(back to nature) mendorong peningkatan produksi tanaman obat.

Kegiatan dalam pengembangan kawasan tanaman hias dan tanaman obat

merupakan kegiatan – kegiatan yang berorientasi pada upaya meningkatkan

produksi, produktivitas dan mutu sehingga dapat mencapai sasaran – sasaran

produksi dan produktivitas tanaman hias dan tanaman obat yang telah ditetapkan

setiap tahun berjalan. Dalam upaya meningkatkan produksi dan produktivitas

tanaman hias dan tanaman obat dilakukan dengan penerapan Good Agriculture

Practices/ Standart Operating Procedure (GAP/SOP). Selain itu juga didukung

kegiatan Festival Florikultura dan Pameran Nasional Hortikultura untuk menggali

potensi yang ada di kabupaten/kota, sekalian mempromosikan dan mengenalkan

kepada masyarakat Jawa Tengah maupun Nasional, agar dapat menjadi daya

ungkit pemasaran tanaman hias dan tanaman obat Jawa Tengah.

Pengembangan kawasan tanaman hias dan tanaman obat didukung pula dengan

komponen kegiatan :

• Sosialisasi Pengembangan kawasan tanaman hias / tanaman obat (10 kali)

• Pendampingan dan penyusunan SOP tanaman hias/ tanaman obat (3 kali)

• Identifikasi, pembinaan, monitoring, evaluasi

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 3

Page 103: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

• Fasilitasi Bantuan Bibit tanaman, Obat-obatan dan Peralatan Kerja

• Peningkatan Kapabilitas Petani/ Petugas Tanaman Hias

• Pameran Hortikultura Nasional

3. Tujuan a) Meningkatkan teknologi dan penerapan GAP/SOP budidaya berbagai

tanaman hias dan tanaman obat b) Mendampingi penyusunan SOP budidaya tanaman hias/ tanaman obat. c) Menyebarluaskan GAP/SOP tanaman hias/tanaman obat ke kabupaten

pengembangan. d) Mendekatkan para pelaku usaha tanaman hias/tanaman obat dalam suatu

rantai pasokan. e) Memberikan/fasilitasi pada budidaya tanaman hias dan tanaman obat berupa

bibit tanaman hias yang berkualitas dan bermutu ; bantuan pupuk dan obat-

obatan untuk tanaman hias yang lebih baik. f) Meningkatkan kemampuan dan Keterampilan Petani / Petugas dalam

pengelolaan Tanaman Hias yang berbasis Agribisnis g) Mengangkat Potensi tanaman hias dan tanaman obat di kabupaten/kota

melalui event Festival Florikultura Jawa Tengah dan Pameran Hortikultura

nasional.

4. Sasaran a) Terlaksana fasilitasi sarana budidaya tanaman hias kepada

petani/kelompok tani dalam pengembangan kawasan tanaman hias yaitu :

- Pancawarna Holland di Kabupaten Wonosobo;

- Phyllodendron di kabupaten Wonosobo

- Lili di kabupaten Semarang

- Sedap malam di Kabupaten Semarang dan Magelang

- Krisan di Kabupaten Karanganyar dan Semarang

- Anggrek Dendrobium di Kab.Karanganyar dan Magelang

- Anggrek Phalaenopsis di Kota Salatiga, Pemalang dan Banyumas

- Melati di kabupaten Pemalang

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 4

Page 104: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

b) Terlaksana fasilitasi sarana budidaya tanaman obat kepada

petani/kelompok tani dalam pengembangan kawasan tanaman obat yaitu :

- Jahe di Kabupaten Purworejo, Kendal, Temanggung, Pemalang dan

Boyolali.

- Kencur di Kabupaten Rembang dan Kudus

c) Terlaksana sosialisasi pengembangan kawasan Tanaman hias/Tanaman

Obat (10 kali)

d) Tersusun SOP budidaya tanaman hias/ tanaman obat (3 kali)

e) Tersalurnya bantuan bibit tanaman, bahan obat – obatan dan belanja

peralatan kerja

f) Terlaksananya Peningkatan kapabilitas Petani dan Petugas 10 orang, ke

sumber teknologi tanaman hias yang lebih maju (Jawa Barat/Jawa Timur)

g) Terlaksananya partisipasi Pameran Hortikultura Nasional

B. Penerima Manfaat Penerima manfaat pada kegiatan ini adalah pelaku usaha / petani/ / petugas kelompok tani tanaman hias dan tanaman obat.

C. Strategi Pencapaian Keluaran 1. Metode Pelaksanaan

Penyelenggaraan kegiatan ini dilakukan dengan cara swakelola dan pengadaan oleh pihak ketiga dalam bentuk barang yang diserahkan kepada kelompok tani. Untuk kegiatan peningkatan kapabilitas petani / petugas tanaman hias akan dilakukan dalam bentuk pertemuan dan kunjungan lapang ke sumber teknologi yang lebih maju dalam pengelolaan tanaman hias, alternatif lokasi kunjungan Jawa Timur / Jawa Barat yang perkembangan tanaman hiasnya lebih maju.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan. 1) Tahapan Pelaksanaan

I. Persiapan : membuat juklak/juknis, Identifikasi, verifikasi dan penetapan petani/lokasi

II. Pelaksanaan : Pelaksanaan kegiatan III. Pembinaan/Monitoring : Memantau pelaksanaan tersalurnya fasilitasi

bantuan dan perkembangannya di lapangan IV. Pelaporan : Pembuatan Laporan

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 5

Page 105: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

2) Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pembinaan

Monev

Pelaporan

D. Waktu Pencapaian Keluaran Keluaran kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan Pengembangan Kawasan

Tanaman Hias dan tanaman obat di Jawa Tengah selama 12 bulan sejak Januari

hingga Desember 2019.

E. Biaya Yang Diperlukan Biaya yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan kawasan

tanaman Hias dan Tanaman Obat di Jawa Tengah sebesar Rp. 2.250.000.000,-.

( Dua milyar dua ratus lima puluh ribu rupiah ) sebagaimana RAB terlampir.

Ungaran,

KEPALA BIDANG HORTIKULTURA Selaku PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Ir. CATUR WAHYUDI, MP NIP. 19610102 198603 1 015

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 6

Page 106: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

TOR (TERM OF REFERENCE) KERANGKA ACUAN KERJA

Unit Eselon II / OPD

Unit Eseton III / UPT.

Program

Kegiatan

Indikator Kinerja

Satuan Ukur / Jenis Keluaran

Volume

:

:

:

:

:

:

:

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah.

Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

Wilayah Surakarta

Pengembangan Agribisnis.

Pengembangan Perbenihan Wilayah Surakarta.

Tercapainya peningkatan produksi, produktivitas dan

mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.

Terlaksananya perbanyakan benih sumber tanaman

pangan dan hortikultura beserta komponen

pendukungnya.

1. Perbanyakan Benih Padi BS – BD 30 ha

2. Perbanyakan Benih Padi BD – BP 95 ha

3. Perbanyakan Benih Kedelai BD – BP 2 ha

4. Perbaikan Kualitas Tanah Kebun Benih Tanaman

Pangan 52 ha

5. Iuran Pelayanan Air Irigasi 1 tahun

6. Perbanyakan Benih Kentang Planlet 5 unit

7. Perbanyakan Benih Kentang Planlet-G0 (3 unit

konvensional dan 1 unit aeroponik)

8. Perbanyakan Benih Kentang G0-G1 10 unit

9. Perbanyakan Benih Kentang G1- G2 7 ha

10. Perbanyakan Benih Pisang Kultur Jaringan 50

Unit

11. Perbanyakan Benih Planlet Pisang 60 Unit

12. Perbanyakan Benih Jambu Air 2 unit

13. Perbanyakan Benih Aneka Buah 1 unit

14. Perbanyakan Benih Lengkeng 1 unit

15. Perbanyakan Benih Durian BR 5 unit

16. Perbanyakan Benih Bawang Merah BR 1 unit

17. Pemeliharaan Pohon Induk Buah-buahan 94 btg

18. Pemeliharaan Blok Produksi Buah Durian umur

5 dan 6 tahun (9 ha)

Page 107: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

19. Pemeliharaan Blok Produksi Buah Durian umur

2 tahun (2 ha)

20. Pemeliharaan Aneka Tanaman Buah 2 ha

21. Pemeliharaan Pohon Induk Durian 59 batang

22. Penanaman Pohon Induk buah-buahan 150 btg

23. Penanaman Blok Produksi Buah di kebun Benih

Lingkup BBTPH Wilayah Surakarta (12 ha)

24. Sertifikasi ISO 2 Kebun

25. Pameran Perbenihan Hortikultura 2 kali

26. Pengadaan Alat Tulis Kantor, Cetak dan

Dokumentasi 1 tahun

27. Pengadaan makanan dan minuman rapat 1 tahun

28. Perjalanan dinas 1 tahun

29. Pengadaan Ajir Plastik Untuk Perbanyakan Benih

Kentang 7.500 batang

30. Pengadaan Box Container untuk Panen Durian

50 buah

31. Pengadaan Selang Air berserat 1 unit

32. Pengadaan Cultivator 2 unit

33. Pengadaan Alat Angkut Roda 3 (1 unit)

34. Pengadaan mesin Potong Rumput 4 unit

35. Perbaikan Kualitas Lahan Kebun Benih

Hortikultura 1 unit

36. Pengadaan Alat Pengering Gabah 2 unit

37. Pengadaan Transplanter 2 unit

38. Pengadaan Power Wider 6 unit

39. Pengadaan power sprayer 6 unit

40. Pengadaan Tray semai padi 2000 unit

41. Renovasi Gudang Benih 194 m²

42. Renovasi Lantai Jemur 1 unit

43. Perluasan Jaringan Irigasi 1 paket

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 113 tahun 2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pertanian

Tanaman dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Balai Benih Tanaman Pangan

Page 108: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Dan Hortikultura Wilayah Surakarta merupakan salah satu unit pelaksana teknis

yang mempunyai tugas melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau kegiatan

teknis penunjang tertentu dinas di bidang benih tanaman pangan dan hortikultura,

dengan Visi : “Terwujudnya Penyediaan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

Secara Terarah dan Berkesinambungan” dan Motto : “Benih Unggul Berkualitas

Sokoguru Ketahanan Pangan dan Kemakmuran Petani”. Untuk mewujudkan visi

tersebut diatas, perlu didukung dengan misi yang menunjang antara lain :

a. Membentuk Kebun Benih sebagai Satuan Kerja perbenihan yang profesional.

b. Memperbanyak benih tanaman pangan dan hortikultura yang berkualitas

c. Mengembangkan sistem distribusi benih yang efektif dan efisien

d. Mengembangkan teknologi perbenihan tanaman pangan dan hortikultura

Dalam rangka melaksanakan visi dan misi tersebut diatas, B2TPH

Wilayah Surakarta mempunyai 16 Unit penunjang berupa Kebun Benih yang

tersebar di eks. Bakorwil II Provinsi Jawa Tengah.

2. Gambaran Umum

Program Pembangunan pertanian terdiri dari peningkatan ketahanan

pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing usaha petanian serta

peningkatan kesejahteraan petani. Untuk dapat memenuhi program tersebut

salah satunya perlu ketersediaan dan penggunakan benih bermutu dari varietas

unggul karena dapat berpengaruh terhadap produktivitas, mutu hasil dan efisiensi

usaha tani.

Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 yang selanjutnya berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 9 tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah menjadi

Dinas Pertanian dan Perkebunan, bertujuan untuk mewujudkan pembangunan

pertanian yang integral antara tujuan pembangunan nasional dan pembangunan

daerah, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap komponen pelaku

pembangunan pertanian menjadi lebih efektif, efisien, terpadu, tepat sasaran dan

berkesinambungan.

Dukungan perbenihan terhadap produksi tanaman pangan di Jawa

Tengah khususnya padi sangat diperlukan, karena semakin sadarnya petani

dalam menggunakan benih bermutu. Benih mampu mengatasi permasalahan

agroekologi, organisme pengganggu tanaman, maupun preferensi konsumen.

Disamping perbenihan tanaman pangan, perbenihan hortikultura juga sangat

berperan dalam pengembangan pertanian di jawa tengah khususnya dan nasional

pada umumnya melalui perbaikan gizi masyarakat, penciptaan PDB, perluasan

Page 109: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

kesempatan kerja peningkatan pendapatan petani, serta pemenuhan kebutuhan

keindahan dan kelestarian lingkungan. Untuk dapat memberikan kontribusi dalam

mendukung peningkatan produksi, mutu produk pertanian serta efisiensi usaha

pertanian maka benih secara berkesinambungan harus tersedia dengan prinsip 6

(enam) tepat yaitu tepat varietas, mutu, tempat, jumlah, waktu dan harga.

B. Penerima Manfaat

Penerima Manfaat kegiatan adalah penangkar benih tanaman pangan dan hortikultura

baik Dinas maupun swasta dan petani.

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan

Penyelanggaraan kegiatan ini dilaksanakan di Balai Benih Tanaman Pangan dan

Hortikultura Wilayah Surakarta dan Unit penunjang (Kebun Benih) sesuai dengan

komoditas dan potensi yang ada.

2. Tahapan Pelaksanaan

a. Tahap Persiapan : Membuat Juknis dan SOP

b. Tahap Pelaksanaan : Penyediaan Sarana Produksi dan Pelaksanaan

sesuai dengan Juknis dan SOP.

c. Tahap Monitoring : Evaluasi dan Monitoring

d. Tahap Pelaporan : Laporan realisasi keuangan dan pelaksanaan

kegiatan.

D. Waktu Pencapaian Keluaran

Bulan Januari – Desember 2019

E. Biaya yang diperlukan

Biaya yang diperlukan untuk Kegiatan Pengembangan Perbenihan Wilayah Surakarta

sebesar Rp. 7.000.000.000,-

Surakarta, 14 Mei 2018

Kepala BBTPH Wilayah Surakarta

Ir. NENI ERNAWATI S., MP. NIP. 19620710 199002 2 001

Page 110: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

Urusan Pemerintahan : 3.02. Pertanian Organisasi : 3.02.01.02. Bidang Prasarana dan Sarana Program : 3.02.01.02.01.01. Program Pengembangan Agribisnis Kegiatan : 3.02.01.02.01.01.0056. Peningkaran Sarana dan Prasarana Pertanian Sub Kegiatan : a. Pembinaan pelaksanaan penyaluran pupuk Bersubsidi di Jawa Tengah b. Pembinaan pelaksanaan pembiayaan pertanian (Kegiatan AUTP dan pembiayaan lainnya Lokasi Kegiatan : 35 Kabupaten/Kota dan Provinsi Indikator Kinerja : 1. Tersalurnya pupuk bersubsidi di Jawa Tengah sesuai dengan ketentuan yang berlaku

dengan asas 6 (Enam) tepat yaitu tepat jumlah, jenis, waktu, tempat, mutu dan harga). 2. Tercapainya target petani yang mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi sesuai

yang ditetapkan oleh pusat di Jawa Tengah. 3. Terfasilitasinya kredit pertanian kepada petani di Jawa Tengah untuk mendukung usaha

taninya baik untuk usaha tani on farm maupun off farm.

Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Paket, 1 (satu) tahun a. Pertemuan b. Perjalanan dinas c, Hasil Uji Laboratorium Volume :

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum Tugas dan Fungsi/Kebijakan

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016

tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa

Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 85) dan

Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian Dan Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 76) Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

1

Page 111: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

menyatakan bahwa “Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah,

pada Bidang Prasarana dan Sarana dalam pasal 14 ayat (1) mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan

kebijakan, koordinasi, dan pelaksanaan kebijakan, evaluasi dan pelaporan di bidang

pupuk dan pembiayaan., dengan fungsi : penyiiapkan bahan perumusan kebijakan,

koordinasi dan pelaksanaan kenijakan, evaluyasi dan pelaporan di bidang pupuk dan

pembiayaan, dengan salah satu tugasnya adalah : menyiapkan bahan pengoordinasian kebijakan teknis di bidang pupuk dan pembiayaan serta menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan di Bidang Pupuk dan pembiayaan.

2. Gambaran Umum Permintaan akan pangan yang merupakan kebutuhan mendasar bagi

penduduk akan terus meningkat seiring dengan perkembangan jumlah penduduk

serta semakin sempitnya lahan pertanian akibat berbagai kepentingan, utamanya di

pulau Jawa, oleh karena itu diperlukan strategi dalam perencanaan pencapaian

ketahanan pangan nasional dengan didasarkan pada pertumbuhan penduduk dan

peningkatan produksi melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian.

Ketergantungan akan kebutuhan pokok pangan bagi masyarakat pada

beras mengharuskan pemerintah untuk tetap memprioritaskan peningkatan produksi

padi dengann berbagai upaya. Dengan mengandalkan lahan sawah yang ada saat

ini, maka selain menggunakan varietas unggul, penggunaan pupuk yang tepat

menjadi salah satu faktor utama untuk mendorong peningkatan produksi pertanian.

Efektifitas penggunaan pupuk diarahkan pada penerapan pemupukan

berimbang dan organik sesuai rekomendasi spesifik lokasi atau standart teknis

penggunaan pupuk yang dianjurkan. Dalam penerapan pemupukan berimbang perlu

didukung dengan eksesibilitas dalam memperoleh pupuk dengan harga yang

terjangkau.

Pemerintah memfasiltasi penyediaan pupuk bersubsidi untuk sektor

pertanian guna menjamin ketersediaan pupuk dengan Harga Eceran Tertinggi( HET )

yang telah ditetapkan, sehingga diharapkan petani dapat menerapkan pemupukan

berimbang guna mewujudkan ketahanan pangan melalui peningkatan produksi

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

2

Page 112: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

pertanian sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan, kwalitas dan kehidupan

petani akan lebih baik.

Pada tahun 2018 sesuai dengan Undang Undang Nomor 15 tahun 2017

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2018

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 233, Tambahan

Lembaran Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6138) yang ditindaklanjuti

dengan , telah diamanatkan program pengelolaan subsidi pupuk dengan subsidi

yang diberikan Provinsi Jawa Tengah sebesar 1.831.990 ton dengan nilai subsidi

sebesar Rp. 5.286.923.412.820,-

Pupuk bersubsidi disalurkan bagi petani yang melakukan usaha tani sub

sektor tanaman pangan, sub sektor perkebunan, sub sektor hortikultura dan sub

sektor peternakan dengan luasan maksimal 2 ( dua ) hektar setiap musim tanam;

serta petambak dengan total luasan maksimal 1 (satu) hektar setiap musim tanam.

Pelaksanaan pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi dilakukan melalui

penugasan PT. Pupuk Indonesia ( Persero ), sesuai dengan ketentuan Peraturan

Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/PER/4/2013 tentang Pengadaan dan

penyaluyran Pupuk Bersubsidi untuk sektor pertanian.

Implementasi peraturan Presiden Nomor 15 tahun 2011 tentang Perubahan

atas Parturan Presiden Nomor 77 tahun 2005 tentang penetapan Pupuk Bersubsidi

sebagai Barang dalam pengawasan dan guna menjamin ketepatan sasaran

penyaluran pupuk bersubsidi serta sebagai upaya tindak lanjut rekomendasi Badan

Pemeriksa Keuangan ( BPK ) Republik Indonesia terhadap pelaksanaan penyaluran

pupuk bersubsidi, yang dilakukan di lini IV /tingkat pengecer.

Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah di masing-masing

Kabupaten/Kota di Jawa Tengah terkait dengan kuantitas pemakaian dosis spesifik

lokasi yang harus digunakan petani guna efisiensi dan efektivitas penggunaan pupuk

kimiawi/anorganik dengan alokasi anggaran tersedia perlu dilakukan uji sampel

tanah khususnya pada sentra produksi padi di Jawa Tengah, serta senantiasa

meningkatkan penggunaan pupuk organik melalui pemberdayaan petani melalui

pelatihan-pelatihan baik untuk Sub Sektor Tanaman Pngan dan Hortikultura maupun

Perkebunan. Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

3

Page 113: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

Upaya Kementerian Pertanian untuk mensukseskan pencapaian target

swasembada pangan sudah menjadi tekad dan harus berhasil. Berkenaan

dengan itu, mulai tahun 2015, pemerintah melaksanakan Upaya Khusus

(UPSUS) swasembada padi dengan target produksi padi di Jawa Tengahpada

Tahun 2018. Usahatani di sektor pertanian, khususnya usahatani padi

dihadapkan pada risiko ketidakpastian sebagai akibat dampak negatif perubahan

iklim yang merugikan petani. Untuk mengatasi kerugian petani, maka pemerintah

membantu mengupayakan perlindungan usahatani dalam bentuk asuransi

pertanian, sebagaimana tercantum pada Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013

tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, yang telah ditindaklanjuti

dengan penerbitan Peraturan Menteri Pertanian No 40 Tahun 2015 tentang

Fasilitasi Asuransi Pertanian.

Asuransi pertanian sangat penting bagi para petani untuk melindungi

usahataninya. Asuransi Pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat

memberikan ganti rugi akibat kerugian usahatani sehingga keberlangsungan

usahatani dapat terjamin. Melalui asuransi usahatani padi memberikan jaminan

terhadap kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan

penyakit tumbuhan atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT), sehingga

petani akan memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk keberlangsungan

usahataninya.

Fakta menunjukan serapan kredit untuk pertanian relatif lambat

dibandingkan serapan sektor non-pertanian. Gejala tersebut salah satu penyebabnya

adalah rendahnya rentabilitas penanaman modal di sektor pertanian. Kinerja

perbankan di Jawa Tengah terus menunjukan perkembangan yang baik sebagaimana

tercemin dari meningkatnya fungsi intermediasi perbankan serta terjaganya resiko

kredit.

Secara umum kendala penyaluran kredit ke sektor pertanian adalah

kurang mathching-nya karakteristik usaha di sector ini dengan nature usaha di

perbankan. Usaha di sektor pertanian bersifat musiman (pendapatan petani juga

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

4

Page 114: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

musiman) sementara karakteristik usaha perbankan tidak terkait dengan musiman.

Transaksi di perbankan dilakukan secara reguler, misalnya untuk pengembalian

kredit dilakukan per bulan. Kondisi ini mengakibatkan sektor pertanian cenderung

tidak dijadikan prioritas dalam penyaluran kredit oleh perbankan. Begitu dominannya

pemberian kredit bank, sampai banyak ahli berpendapat bahwa tidak satupun usaha

atau bisnis di dunia ini yang bebas dari kebutuhan kredit. Dengan kata lain kredit

dapat membantu petani dalam memperoleh pinjaman modal (Teguh, 2009).

Rumusan Masalah Sektor pertanian saat ini mengalami kendala pada pembiayaan,

kurangnya biaya menjadi masalah utama petani di Sulawesi utara dalam

mengembangkan usahataninya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,

untuk mengatasi kendala ini dibutuhkan adanya pembiayaan berupa penyaluran

kredit dari pihak perbankan terhadap sektor pertanian.

Tantangan dalam Pembiayaan Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan

Akses Keuangan adalah Keterbatasan Jangkauan Jaringan Lembaga Keuangan

•Produk Keuangan yang tidak sesuai dengan karakteristik usaha sektor Pertanian,

Perternakan dan Perikanan, Ketiadaan Jaminan, Administrasi yang rumit

Ketersediaan Informasi dan Rendahnya Literasi Keuangan, Banyak UMKM yang

kekurangan informasi terkait sumber pembiayaan, mekanisme dan syarat

pembiayaan, Kurangnya sosialisasi dan edukasi, Tidak tersedianya database calon

debitur, Kepercayaan perbankan pada sektor kemaritiman relatif rendah (historis

kredit macet, kualitas SDM rendah, legalitas usaha dan faktor alam yang tinggi)

Upaya Lingkage dan Sinergi yang harus dilakukan terkait dengan

penyaluran KUR/Kredit pertanian adalah :

1. Perlu dukungan program pemerintah

2. Perlunya Linkage antara Bank dengan Perusahaan Asuransi, Pegadaian,

Perusahaan Penjaminan Kredit Daerah, BPR, dan LKM/Koperasi

3. Perlunya dukungan perusahaan telekomunikasi Infrastruktur karena kurang

meratanya ketersediaan Jaringan Telekomunikasi dalam mendukung jangkauan

layanan keuangan dan rendahnya pemanfaatan Tehnologi dalam

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

5

Page 115: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

pengembangan usaha pertanian, peternakan dan perikanan •Dukungan Regulasi

Sektor Jasa Keuangan.

Sebagai acuan pelaksanaan kegiatan pada Seksi Puouk dan Pembiayaan

untuk kegiatan Sarana dan Prasarana Pertanian perlu disusun Kerangka Acuan Kerja

Kegiatan Sarana dan Prasarana Pertanian.

B. Penerima Manfaat

Penerima manfaat pada kegiatan ini adalah petugas pelaksana kegiatan pupuk

dan pembiayaan di Tingkat Provinsi, Kabupaten/kota dan Petani yang mendapatkan

bantuan fisik maupuj pelatihan yang diselenggarakan provinsi serta Kabupaten/Kota

secara berjenjang.

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan

Penyelenggaraan kegiatan Sarana dan Prasarana Pertanian dilakukan dengan cara

Swakelola dan Pihak KetIga untuk pengadaan Alsintan/APPO dan rumah kompos

serta Uji Laboratorium Tanah

2. Tahapan-tahapan Pelaksanaan.

a. Persiapan

Bentuk Kegiatan Swakelola

Tahap persiapan untuk kegiatan yang persiapan swakelola seperti

Pertemuan/Sosialisaasi.Pelatihan meliputi :

- Identifikasi peserta Pertemuan/Sosialisaasi.Pelatihan

- Persiapan pelaksanaan kegiatan (Surat menyurat undangan untuk peserta

maupun narasumber, administrasi kegiatan).

- Persiapan materi/pokok kegiatan Pertemuan/Sosialisasi.Pelatihan.

Bentuk Kegiatan Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

6

Page 116: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

Sedangkan tahap persiapan untuk kegiatan kerjasama dengan pihsk ketuga

meliputi :

Kegiatan Pengadaan Alsintan APPO dan Rumah Kompos.

- Identifikasi dan verifikasi Kelompok Tani penerima bantuan ke Kabupaten.

- Pengajuan CP/CL Kelompok Tani penerima bantuan ke Setda untuk

mendapatkan SK Penetapan CP/.CL oleh Gubernur Jawa Tengah.

- Proses Penunjukan Langsung Pihak Ketuga yang menjadi pelaksana

pengadaan alsintan/APPO dan rumah kompos sesuai ketentuan yang berlaku.

- Penyusunan HPS (Harga Perkiraan Sendiri)

- Adanya perintah pengadaan yang memuat spesifikasi teknis.

- Penunjukkan pihak ketiga oleh PP Kom..

Kegiatan Uji Lab Kesuburan Tanah

- Rapat koordinasi dengan instansi yang berwenang (BPTP Provinsi Jateng)

terkait pelaksanaan teknis pengambilan sampel tanah dengan volume dan

anggaran yang tersedia.

b. Pelaksanaan Kegiatan

Bentuk Kegiatan Swakelola

• Metode pelaksanaan pertemuan baik untuk pertemuan/rapat teknis maupun

sosialisasi adalah penyampaian materi teknis/bahan tayang, diskusi/tanya

jawab dan pembuatan resume/hasil kesepakatan pada akhir

pertemuan/sosialisasi.

• Volume pertemuan/sosialisasi adalah sebagai berikut :

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

7

Page 117: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

NO URAIAN VOLUME JUMLAH PESERTA

1. Pertemuan evaluasi penyaluran

pupuk bersubsidi Tingkat

Provinsi

3 kali 120 orang

2, Pertemuan Fasiltasi Alokasi

Pupuk Bersubsidi Sektor

Pertanian

1 kali

40 orang

3. Pertemuan Koordinasi

Peningkatan Kinerja

Distributor/Pengecer dalam

Penyaluran Pupuk Bersubsidi

4 kali 300 orang

4. Pertemuan Koordinasi KP3

Tingkat Provinsi

1 kali 105 orang

5. Perteman Koordinasi dan

Evaluasi Mekanisme

Pelaporan/Verval Pupuk

Bersubsidi Tingkat Provinsi

2 kali

70 orang

6. Pertemuan Sosialisasi dan

Evaluasi Asuransi Pertanian

Tingkat Provinsi

2 kali

220 orang

7. Pertemuan Akses Perkreditan

oleh Perbankan/Non Perbankan

untuk Pembiayan Pertanian

Tingkat Provinsi

2 kali

100 orang

• Metode pelaksanaan pelatihan baik untuk pelatihan untuk fasilitator/TOT

(Training of Trainers) maupun pelathan bagi petani adalah metode

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

8

Page 118: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

andragogi/metode pelatihan bagi orang dewasa dengan komposisi pelathan

25%n teori dan 75% praktek lapang.

• Volume Pelatihan dan TOT adalah sebagai berikut :

NO URAIAN VOLUME JUMLAH PESERTA

1. TOT Pengembangan Pupuk

Organik

1 kali 60 orang

2, Pelatihan Pengembangan

Pupuk Organik dan Agensia

Hayati bagi Petani

10 kali/10

lokasi

250orang

Bentuk Kegiatan Kerjasama dengan Pihak Ketiga

Kegiatan Pengadaan Alsintan APPO dan Rumah Kompos.

Pengadaan APPO dilaksanan melalui E Katalog setelah dilakukan proses

penyusunan HPS dan penentuan Alsintan APPO melalui proses koordinasi

dengan Kelompok Tan penerima bantuan dan Dinas Pertanian Kabupaten terkait

spesifikasi teknis yang dibutuhkan dan ketersediaan anggaran yang dialokasikan.

Sedangkan pembangunan rumah kompos dilakukan secara penunjukan langsung

kepada Pihak Ketiga setelah melalui proses verifikasi oleh Provinsi.

Kegiatan Uji Laboratorium Kesuburan Tanah

Pengamblan sampel tanah dilakukan oleh provinsi dengan melibatkan

BPTP Provnsi Jateng dan mengacu hasil koordinasi teknis pada rapat persiapan

pelaksanaan kegiatan. Sedangkan pelaksanaan uji laboratorium kesuburan tanah

dilakukan pada Badan/Instansi yang ditunjuk dan terdaftar oleh Pusat

c. Penyusunan Laporan Kegiatan

Penyusunan laporan kegiatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

dari pelaksanaan kegiatan. Laporan pertemuan/sosialisasi maupun pelatihan/TOT

disusun berdasarkan resume/kesimpulan hasil pertemuan/pelatihan yang berisi

komitmen/kesepakatan serta tindak lanjut pelaksanaan kegiatan dari peserta baik

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

9

Page 119: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

petugas pertanian maupuh petani dari Kabupaten/Kota setelah pertemuan

maupun pelathan selesai dilaksanakan.

Pada kegiatan Pengadaan Alsintan APPO dan Rumah Kompos, laporan

pelaksanaan kegiatan dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

dari Pihak Ketiga kepada pelaksana kegiatan, selanjutnya pwmanfaatan kegiatan

tersebut diserahkan pada kelompok tani penerima bantuan. Sedangkan hasil uji

laboratorium kesuburan tanah akan disampaikan kepada Kabupaten sampel

dan untuk selanjutnmya dipergunakan sebagai acuan dalam penggunaan dosis

pupuk spesifik lokasi.

d. Pembinaan/Monitoring/Evaluasi Kegiatan

Pembinaan/Monitoring dan Evaluiasi kegiatan dilaksanakan oleh Dinas

Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, pada Bidang Prasarana dan

Sarana, Seksi Pupuk dan Pembiayaan dalam bentuk perjalanan dinas baik di

dalam daerah (Lingkup Kabupaten/Kota di Jawa Tengah) maupun perjalanan

dinas luar daerah dalam bentuk :

Perjalanan Dinas Dalam Daerah :

- Pengawasan/Pembinaan/Montoring penyaluran pupuk bersubsidi

- Pembinaan/Pengawalan penyusunan RDKK Sektor Pertanian

- Pembinaan oleh Tim KP3 Tingkat Provinsi

- /Pembinaan/Montoring penyaluran pupuk bersubsidi kegiatan Asuransi

Pertanin dan pembiayaan lainnya

- Operasional perjalanan

Perjalanan Dinas Dalam Daerah :

- Pertemuan/Rapatnas/Pelatihan dan Konsultasi ke Pusat

- Perjalanan Peningkatan Kinerja Petugas Daerah yang menangani

pupuk/pembiayaan.

Tujuan dari kegiatan Pembinaan/Monitoring dan Evaluiasi adalah

meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan yang terkait

pupuk dan pembiayaan antara pelaksana kegiatan di Tingkat Pusat, Provinsi

maupu Kabupaten/Kota supaya sesuai dengan arah kebijakan program dan

waktu yang sudah direncanakan. Disamping itu bertujuan untuk perbaikan Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

10

Page 120: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

pelaksanaan tahun berikutnya, serta mengetahui perkembangan pelaksanaan

kegiatan dalam 1(satu) tahun.

3. Waktu Pelaksanaan/Time Schedule

a. Waktu Pelaksanaan kegiatan Pertemuan/Pelatihan

NO URAIAN JADWAL PELAKSANAAN

1. Pertemuan evaluasi penyaluran pupuk

bersubsidi Tingkat Provinsi

April 2019

2, Pertemuan Fasiltasi Alokasi Pupuk

Bersubsidi Sektor Pertanian

Januari 2019

3. Pertemuan Koordinasi Peningkatan

Kinerja Distributor/Pengecer dalam

Penyaluran Pupuk Bersubsidi

Juni – Juli 2019

4. Pertemuan Koordinasi KP3 Tingkat

Provinsi

Agustus 2019

5. Perteman Koordinasi dan Evaluasi

Mekanisme Pelaporan/Verval Pupuk

Bersubsidi Tingkat Provinsi

Februari dan

September 2019

6. Pertemuan Sosialisasi dan Evaluasi

Asuransi Pertanian Tingkat Provinsi

Februari dan

Nopember 2019

7. Pertemuan Akses Perkreditan oleh

Perbankan/Non Perbankan untuk

Pembiayan Pertanian Tingkat Provinsi

Juni 2019

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

11

Page 121: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

NO URAIAN JADWAL PELAKSANAAN

1. TOT Pengembangan Pupuk Organik April 2019

2, Pelatihan Pengembangan Pupuk Organik

dan Agensia Hayati bagi Petani

Mei – Juni 2019

b. Perjalanan Dinas (Dalam daerah dan Luar Daerah)

N

URAIAN JADWAL PELAKSANAAN

1. Perjalanan Dinas Dalam Daerah dalam rangka : :

- Pengawasan/Pembinaan/Montoring

penyaluran pupuk bersubsidi

- Pembinaan/Pengawalan penyusunan RDKK

Sektor Pertanian

- Pembinaan oleh Tim KP3 Tingkat Provinsi

- /Pembinaan/Montoring penyaluran pupuk

bersubsidi kegiatan Asuransi Pertanin dan

pembiayaan lainnya

- Verifikasi/pelaksanaan/pembinaan/monitoring/

evaluasi pengadaan Alsintan APPO/Rumah

Kompos

- Operasional perjalanan

Jan s/d Des 2019

Jan s/d Des 2019

Jan s/d Des 2019

Jan s/d Des 2019

Jan s/d Des 2019

Jan s/d Des 2019

2, Perjalanan Dinas Luar Daerah dalam rangka : :

- Pertemuan/Rapatnas/Pelatihan dan

Konsultasi ke Pusat

- Perjalanan Peningkatan Kinerja Petugas

Daerah yang menangani pupuk/pembiayaan.

Jan s/d Des 2019

Agustus 2019

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

12

Page 122: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

Biaya Yang Diperlukan

Biaya yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan Peningkatan Sarana dan

Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan

Agribisnis Tahun Anggaran 2018 sejumlah Rp;. 2.700.000.000,- (Dua milyar tujuh

ratus juta rupiah) sebagaimana RAB terlampir

Penanggung Jawab Kegiatan Prasarana dan Sarana

Ir. Herawati Prarastiyani, MSi NIP. 19680310 199303 2 005

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

13

Page 123: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

Lampiran 1. Rencana Anggaran Biaya Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Tahun Anggaran 2019

NO URAIAN VOLUME ANGGARAN (Rp.)

1. Pertemuan evaluasi penyaluran pupuk bersubsidi Tingkat Provinsi

3 kali 40.575.000

2, Pertemuan Fasiltasi Alokasi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian

1 kali

4.375.000

3. Pertemuan Koordinasi Peningkatan Kinerja Distributor/Pengecer dalam Penyaluran Pupuk Bersubsidi

4 kali 94.700.000

4. Pertemuan Koordinasi KP3 Tingkat Provinsi

1 kali 34.575.000

5. Perteman Koordinasi dan Evaluasi Mekanisme Pelaporan/Verval Pupuk Bersubsidi Tingkat Provinsi

2 kali

48.400.000

6. Pertemuan Sosialisasi dan Evaluasi Asuransi Pertanian Tingkat Provinsi

2 kali

33.925.000 33.925.000

7. Pertemuan Akses Perkreditan oleh Perbankan/Non Perbankan untuk Pembiayan Pertanian Tingkat Provinsi

2 kali

35.550;000

8. TOT Pengembangan Pupuk Organik 1 kali 62.350./000

9. Pelatihan Pengembangan Pupuk

Organik dan Agensia Hayati bagi Petani

10 kali/10 lokasi

98.300.000

10.

Perjalanan Dinas Dalam Daerah dalam rangka - Pengawasan/Pembinaan/Montorin

g penyaluran pupuk bersubsidi - Pembinaan/Pengawalan

penyusunan RDKK Sektor Pertanian

- Pembinaan oleh Tim KP3 Tingkat Provinsi

- /Pembinaan/Montoring penyaluran pupuk bersubsidi kegiatan Asuransi Pertanin dan pembiayaan lainnya

- Verifikasi/pelaksanaan/pembinaan/monitoring/evaluasi pengadaan Alsintan APPO/Rumah Kompos

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

14

Page 124: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

- Operasional perjalanan

11. Perjalanan Dinas Luar Daerah dalam rangka : - Pertemuan/Rapatnas/Pelatihan

dan Konsultasi ke Pusat - Perjalanan Peningkatan Kinerja

Petugas Daerah yang menangani pupuk/pembiayaan.

12 ATK dan Penggandaan 26.241.000

13. Uji Laboratorium Kesuburan Tanah dan Uji Pupuk Organik

265.000.000

14. Pengadaan APPO dan Rumah Kompos

10 paket 1.250.000.000

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

15

Page 125: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK (KERANGKA ACUAN KERJA) PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2019

Ikerangka Acuan Kerja Kegiatan Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Seksi Pupuk dan Pembiayaan Program Pengembangan Agribisnis Tahun Anggaran 2019

16

Page 126: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PROGRAM

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

KEGIATAN PENGEMBANGAN BAHAN BAKU TEMBAKAU UNTUK

SUBSTITUSI IMPOR DAN PROMOSI EKSPOR

SUB KEGIATAN PEMBUDIDAYAAN BAHAN BAKU BERKADAR

NIKOTIN RENDAH

BIDANG PERKEBUNAN DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROVINSI JAWA TENGAH APBD TA.2019

Page 127: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Agribisnis berbasis perkebunan mempunyai peranan yang sangat penting bagi

pembangunan ekonomi nasional, baik dalam penyerapan tenagakerja, pengembangan wilayah,

maupundalampeningkatanpendapatandansumberpenghasilanbagipetanidipedesaan.

Selainituperkebunan juga berperansebagaisalahsatupenghasildevisanegaradarisektor non migas.

Sebagais alah satu komoditas unggulan perkebunan baik secara nasional maupun di

Jawa Tengah, tembakau sangat strategis dan potensial dalam meningkatkan devisa Negara

melalui ekspor. Meskipun komoditas tembakau dan Industri Hasil Tembakau (IHT) merupakan

produk yang kontroversial karena dari sisi kesehatan akan berpengaruh buruk terhadap perokok

maupun masyarakat sekitarnya, namundi sisi lain juga merupakan sumber

pemasukanpemerintah, baik dari cukai rokok, pajak, devisadan multiplayer

efekdarikeberadaanproduktembakautersebut.

Trenkebutuhanpasarakantembakauberkadarnikotinrendah, belum diimbangi oleh

ketersediaan bahan baku dalam negri yang sesuai kebutuhan pasar.Hal itu salah satunya

diakibatkan oleh sebagian besar komoditas tembakau yang diusahakan oleh petani (perkebunan

rakyat) pada beberapa daerah merupakan komoditas spesifik, ditanam secara turun-temurun,

umumnya penanaman dilakukan pada lahan-lahan marginal dimana tanaman lain kurang

menguntungkan, pembudidayaannya dilaksanakan secara konvensional dan minimnya inovasi

teknologi serta belum berwawasan agribisnis. Sehingga penerimaan cukai yang besar, kurang

sebanding dengan penghasilan petani yang masih rendah.

Oleh karena hal tersebut, diperlukan fasilitasi kepada petani tembakau untuk dapat

meningkatkan produksi dan produktivitas tembakau yang sesuai kebutuhan pasar yang

dihasilkan sekaligus menekan biaya produksi dengan pengalokasian fasilitas stimulan bantuan

berupa sarana dan prasarana usaha budidaya tembakau. Melalui DPA-OPD DinasPertanian dan

Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2019 dialokasikan anggaran Kegiatan

Pengembangan Bahan Baku Tembakau Untuk Substitusi Impor Dan Promosi Ekspor Sub

Kegiatan Pembudidayaan Bahan Baku Berkadar Nikotin Rendah.

B. Tujuan

1. Peningkatan produksi dan produktivitas tembakau untuk menyediakan bahan baku yang

sesuai dengan kebutuhanpasar;

2. Peningkatan SDM petani tembakau melalui alih teknologi budidaya tembakau dalam

bentukbintek/sosialisasi tembakau sesuai standar baku teknis;

3. Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani tembakau dan keluarganya.

Page 128: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

C. Sasaran

Sasarandarikegiataniniadalahpetani/pekebun yang tergabungdalamkelompoktanidi

15Kabupaten, yaitu: Kabupaten Rembang, Blora, Grobogan, Demak, Kendal, Semarang.

Boyolali, Sragen, Klaten, , Wonogiri, Temanggung, Magelang, Purworejo, Kebumen, Cilacap.

II. INDIKATOR KINERJA

A. Input/Masukan

Dana yang tersediasebesarRp4.000.000.000,- (Empat milyar rupiah).

B. Output/Keluaran

1. Terlaksananya rapat koordinasi pertembakauan sebanyak 90 orang;

2. Terlaksananya bintek/sosialisasi petani sebanyak 450 orang;

3. Tersedianya pemupukan untuk Komoditas Tembakau 645 ha;

C. Outcome/Hasil

TerwujudnyaSistemBudidayaBahan Baku BerkadarNikotinRendah 645 ha;

D. Benefit/Manfaat

1. Efisiensi biaya produksi tembakau petani melalui fasilitasi sarana produksi budidaya

tembakau;

2. Meningkatkankemampuanpetani/pekebundalamberusahatanitembakau,

sehinggamenjadipetani yang tangguh dan berani untuk melakukan inovasi dalam berusaha

tani;

E. Impact/Dampak

1. Meningkatnya produksi dan produktivitas tembakau untuk menyediakan bahan baku yang

sesuai dengan kebutuhanpasar;

2. Meningkatnya SDM petani tembakau melalui inovasi teknologi baru dalam budidaya

tembakau;

III. TAHAPAN KEGIATAN A. Persiapan

Kegiatanpersiapan yang dilakukanmeliputi :

1. Identifikasilahandanseleksipetanipesertakegiatandilaksanakansebelumpelaksanaankegiatan;

2. Penyusunanrencanaoperasionalkegiatan,

bukupetunjukpelaksanaankegiatandanpenetapanpelaksanakegiatan;

Page 129: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

3. Persiapan dan koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan kabupaten lokasi kegiatan dan

instansi terkait;

4. Koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait dan stakeholder pertembakauan.

5. Proses penyediaan/pengadaansaranaproduksipendukungkegiatan.

B. Pelaksanaan

1. DasarHukumPelaksanaanKegiatanPenanamandanIntensifikasisebagaiberikut :

a. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

b. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3613, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4755);

c. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014, tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5613);

e. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

f. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pupuk Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4079);

g. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012, tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Aditif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5380);

h. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

Page 130: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

i. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 85);

j. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 197/PMK.07/2009 tentang Dasar Pembagian Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau kepada Provinsi Penghasil Cukai dan/atau Provinsi Penghasil Tembakau;

k. Peraturan Menteri Keuangan Nomor Republik Indonesia Nomor 222/PMK.07/2018 tentang Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau;

l. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (DPA-OPD) APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019, pada Dinas Pertanian dan Perkebunan.

2. Rapat Koordinasi Pertembakauan Provinsi Jawa Tengah pada bulan Februari dan bulan

Oktober2019;

3. Sosialisasi pelaksanaan kegiatan dimasing-masing kabupaten dan bimbingan teknis pada

bulan Maret sampai dengan Mei 2019;

4. Penyaluran bantuan sarana produksi budidaya tembakau pada bulan April sampai dengan

Mei 2019;

5. Anggaran :

Pelaksanaan kegiatan pengembangan bahan baku tembakau untuk substitusi impor dan

promosi ekspor sub kegiatan pembudidayaan bahan baku berkadar nikotin rendah, dibiayai

darianggaran APBD pada Dinas Pertaniandan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah sejumlah

Rp4.000.000.000,- (Empat milyar rupiah), yang dialokasikan di

15Kabupatenpengembangankomoditastembakau di Jawa Tengah.

6. Peran Dinas Teknis Kabupaten Penerima Kegiatan:

Perandinastekniskabupatenpenerima kegiatan

dalamrangkapelaksanaankegiatanpengembanganbahanbakutembakauuntuksubstitusiimpord

anpromosiekspor sub kegiatanpembudidayaanbahanbakuberkadarnikotinrendah,meliputi :

a. Inventarisasi danpengajuan CPCL;

b. Bersama-sama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah untuk

melakukan koordinasi pengawalankegiatanmulaipersiapan, pelaksanaansampaidengan

monitoring danevaluasi;

c. Pembinaankeberlanjutanpelaksanaankegiatansecaramandiriolehkelompoktanipelaksana

kegiatan.

7. Pelaksana Kegiatan :

Pelaksanakegiatanpengembanganbahanbakutembakauuntuksubstitusiimpordanpromosieksp

or sub kegiatanpembudidayaanbahanbakuberkadarnikotinrendah,sebagaiberikut:

Page 131: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

a. Penanggungjawab kegiatan : Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah

b. Kuasa Pengguna Anggaran : Kepala Bidang Perkebunan

c. Koordinator Lapangan : KepalaSeksi Tanaman Semusim

d. Pelaksana Lapangan :

1) Dinas Pertaniandan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

a) PelaksanaTeknisProvinsi;

2) Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan

a) PetugasTeknis Kabupaten;

b) Petugas Tenaga Kontrak Pendamping (TKP) dan Petugas Lapang Pembantu

TKP (PLP-TKP) di Kabupaten.

C. Monitoring, EvaluasidanPelaporan

Monitoring

danevaluasipelaksanaankegiatanpengembanganbahanbakutembakauuntuksubstitusiimpordanpro

mosiekspor sub kegiatanpembudidayaanbahanbakuberkadarnikotinrendah, meliputi :

1. Monitoring dilaksanakanmulaipersiapansampaidenganpelaksanaan;

2. Evaluasidilakukansetelahpelaksanaankegiatanpengembanganbahanbakutembakauuntuksubsti

tusiimpordanpromosiekspor sub

kegiatanpembudidayaanbahanbakuberkadarnikotinrendahuntukmengetahuimanfaatkegiatan

dimaksudterhadappeningkatanpendapatanpetanigunamewujudkanmasyarakat yang

semakinsejahtera;

3. Laporankegiatandibuatsebagaipertanggungjawabanataskegiatanpengembanganbahanbakutem

bakauuntuksubstitusiimpordanpromosiekspor sub

kegiatanpembudidayaanbahanbakuberkadarnikotinrendah

IV. KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

Wujud

Kegiatanpengembanganbahanbakutembakauuntuksubstitusiimpordanpromosiekspor sub

kegiatanpembudidayaanbahanbakuberkadarnikotinrendahadalah berupa 1). peningkatan kualitas

SDM petani melalui sosialisasi/bintek 2). penyaluran bantuan sarana produksi budidaya

tembakau guna menekan biaya produksi ditingkat petani serta sebagai upaya peningkatan

produksi dan produktivitas tembakau petani yang sesuaidengankebutuhanpasar yang diharapkan

diikuti dengan peningkatan pendapatan petani.

Page 132: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

B. TindakLanjut

1. Kegiatanpendampingan dan pengawalan petani

tembakauhendaknyadilaksanakansecaraperiodikdanberkesinambunganpadakelompoktanidi

Jawa Tengah agar proses inovasi dan alih teknologi dapat berjalan dengan baik sehingga

mendorong peningkatan produksi, produktivitasdankualtastembakaudi Jawa

Tengahsesuaidengankebutuhanpasar;

2. Kelompoktanipelaksanakegiatanpengembanganbahanbakutembakauuntuksubstitusiimpordan

promosiekspor sub

kegiatanpembudidayaanbahanbakuberkadarnikotinrendahdiharapkanbisasecaramandiri/swad

ayameneruskankegiatanusahatanitembakaunya sesuai dengan baku teknis,

berwawasanagribisnisdanmengaacupadakebutuhanpasar;

V. PENUTUP

DemikianKerangka Acuan Kerja

(KAK)Kegiatanpengembanganbahanbakutembakauuntuksubstitusiimpordanpromosiekspor sub

kegiatanpembudidayaanbahanbakuberkadarnikotinrendahdisusundenganharapandapatdipahami,

dimengertidandigunakansebagaipetunjuksertaacuandalampelaksanaanKegiatan, baik petugas pada

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, maupun Dinas Kabupaten yang yang

menanganiperkebunan.

Ungaran, 17 Mei 2018 an. KepalaDinasPertaniandan Perkebunan ProvinsiJawa Tengah KepalaBidang Perkebunan Ir. DARPITO BUDIM.Si Pembina TK I NIP. 19630727 199310 1 001

Page 133: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH KEPALA BIDANG PERKEBUNAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN

SELAKU PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA KPA: Ir. DARPITO BUDI, M.Si

NAMA PPK: SURIPTO, SP PENGADAAN PUPUK NPK DAN KNO3 UNTUK TANAMAN TEMBAKAU KEGIATAN PENERAPAN PEMBUDIDAYAAN SESUAI DENGAN GOOD

AGRICULTURE PRACTISE (GAP) TEMBAKAU

TAHUN 2019

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Jl. JenderalGatotSubroto, KomplekTarubudayaUngaranTelepon: (024) 6921218–6924155 Fax: (024) 6921348 – 6921060 Laman hhtp://www.jatengprov.go.id

Surat elektronik [email protected]

Page 134: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN: KEGIATAN PENERAPAN PEMBUDIDAYAAN SESUAI DENGAN GOOD AGRICULTURE PRACTISE (GAP) TEMBAKAU

A. LATAR BELAKANG

1. DasarHukum

a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa

Tengah (Himpunan Peraturan-peraturan Negara Tahun 1950, Halaman 86-

92);

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang 2 Tahun 2015 tenang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5657);

d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentangPerubahanAtasUndang-

undangNomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5613);

e. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018

tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah;

g. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 222/PMK.07/2017

tentang Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana bagi Hasil Cukai

Tembakau;

Page 135: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

h. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 9 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 85);

i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pengeloaan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah

Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa

Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengeloaan Pemberian

Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2015 Nomor 55);

j. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah.

2. GambaranUmum

Tembakaumerupakansalahsatukomoditasperkebunanandalan di Jawa

Tengah, halinidapatdilihatdaribesarnyacukai yang

disumbangkansebagaipenerimaandaerah yang terusmeningkatsetiaptahunnya.

Meskidiakuiadanyakendalapadapengembangantembakausebagaipengaruhpsikol

ogisterhadappangsapasarakibatkampanyeduniauntuktidakmerokok,

termasukdiantaranyaadalahdenganterbitnyaPeraturan Daerah (Perda) bebas

asap rokok di beberapadaerahserta fatwa haram merokokolehMajelisUlama

Indonesia (MUI). Namundemikian, income elasticity of

demandterhadaptembakausementarainimasih relative aman.

BerdasarkanPeraturanMenteriKeuanganRepublik Indonesia Nomor

222/PMK.07/2018 tentangPenggunaan, Pemantauan, danEvaluasi Dana

BagiHasilCukaiHasilTembakau, padaBagianKetigadisebutkanbahwaJenis-jenis

Program/KegiatanPenggunaan DBH-CHT

dimanapadapasal6disebutkanbahwasalahsatu Program Peningkatan

KualitasBahan Baku adalahKegiatanPenerapanPembudidayaanSesuaiDengan

Good Agriculture Practise (GAP) Tembakau.

Salah

satuupayapeningkatankualitasbahanbakutembakauadalahdenganmemberikanba

ntuanpupuksertabimbingantekniskepadakelompoktanipembudidayatembakaudal

amrangkameningkatkanproduksidanproduktivitaskomoditastembakau.

Page 136: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Maksud dilaksanakan Kegiatan Penerapan Pembudidayaan Sesuai Dengan Good

Agriculture Practise (GAP)

Tembakauadalahdalamrangkameningkatkanproduksidanproduktivitaskomoditast

embakau.

2. Tujuan

Tujuandilaksanakankegiataniniantara lain:

a. Meningkatkanpengetahuan,

sikapdanketrampilanpetanitembakaudalamrangkameningkatkanproduksidan

produktivitaskomoditastembakau.

b. Meningkatkankualitastembakau.

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN

KegiatanPenerapanPembudidayaanSesuaiDengan Good Agriculture Practise (GAP)

Tembakauini, meliputikegiatandi ProvinsidanKabupaten.

D. SASARAN

SasaranKegiatanPenerapan Pembudidayaan Sesuai Dengan Good Agriculture

Practise (GAP) TembakauadalahKelompokTani di KabupatenBanyumas,

Banjarnegara, Batang, Boyolali, Blora, Cilacap, Demak, Grobogan, Karanganyar,

Klaten, Kebumen, Kendal, Magelang, Pemalang, Purworejo, Rembang, Semarang,

Sragen, Sukoharjo, Tegal, Temanggung, WonogiridanWonosobo.

E. LOKASI KEGIATAN

Di ProvinsidanKabupatenBanyumas, Banjarnegara, Batang, Boyolali, Blora, Cilacap,

Demak, Grobogan, Karanganyar, Klaten, Kebumen, Kendal, Magelang, Pemalang,

Purworejo, Rembang, Semarang, Sragen, Sukoharjo, Tegal, Temanggung,

WonogiridanWonosobo.

F. JADWAL KEGIATAN

BulanJanuaris.dDesember 2019

G. KELUARAN

1. Pelatihan/Bintek/SosialisasiPetani, sebanyak1.500 petani

2. PenyediaanPupuk, sebanyak495.000 Kg

Page 137: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

H. ANGGARAN

APBD ProvinsiJawa Tengah, sebanyakRp 10.950.000.000,-

(Sepuluh Miliar Sembilan Ratus Lima Puluh Juta Rupiah)

I. PENUTUP

DemikianKerangkaAcuanKerja (KAK)

inidibuatuntukmenjadikansalahsatuacuandalampelaksanaanKegiatanPenerapan

Pembudidayaan Sesuai Dengan Good Agriculture Practise (GAP) Tembakau.

Ungaran, Mei 2018

a.n. KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

KEPALA BIDANG PERKEBUNAN Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

Ir. DARPITO BUDI, MSi Pembinan Tingkat I

NIP. 19630727 1993101 001

Page 138: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH KEPALA BIDANG PERKEBUNAN

SELAKU KUASA PENGGUNA ANGGARAN NAMA KPA : Ir. DARPITO BUDI, MSi

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NAMA PPK : SURIPTO, SP

NAMA PEKERJAAN: PENGADAAN BENIH/BIBIT TANAMAN KOMODITAS PERKEBUNAN

PENGADAAN PUPUK ORGANIK UNTUK TANAMAN KOMODITAS PERKEBUNAN PENGADAAN PUPUK NPK DAN ZA UNTUK PENANAMAN DAN INTENSIFIKASI

TEBU KEGIATAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN

PERKEBUNAN

TAHUN 2019

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

Jl. Jenderal Gatot Subroto, Komplek Tarubudaya Ungaran Telepon: (024) 6921218–6924155 Fax: (024) 6921348 – 6921060 Laman hhtp://www.jatengprov.go.id

Surat elektronik [email protected]

Page 139: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KEGIATAN PENGEMBANGAN PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

TANAMAN PERKEBUNAN

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa

Tengah (Himpunan Peraturan-peraturan Negara Tahun 1950, Halaman 86-

92);

b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

c. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang 2 Tahun 2015 tenang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5657);

d. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-

undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5613);

e. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah

beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018

tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

Tentang Pengadaan barang/Jasa Pemerintah

f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2016

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik

Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan

Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah;

g. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 9 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah

Page 140: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2016 Nomor 9, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 85);

h. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman

Pengeloaan Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Tengah

Nomor 55 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Jawa

Tengah Nomor 70 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengeloaan Pemberian

Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Provinsi Jawa Tengah (Berita Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2015 Nomor 55);

i. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2016 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah;

2. Gambaran Umum

Komoditas perkebunan mempunyai nilai strategis dalam

perekonomian nasional karena mempunyai peran yang besar dalam

meningkatkan ekspor non migas untuk menambah devisa negara,

mendukung pemenuhan ketersediaan bahan baku industri dalam negeri,

mendukung kecukupan ketersediaan bahan pangan berbasis perkebunan,

meningkatkan gerak roda perekonomian dan penyedia lapangan kerja di

pedesaan guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

khususnya petani.

Komoditas perkebunan di Jawa Tengah, sebagian besar diusahakan

oleh petani (perkebunan rakyat) yang pengelolaannya sangat sederhana

dan kurang memperhatikan kualitas kebun karena para petani belum

sepenuhnya menggunakan benih bermutu dan kurang intensif dalam

pemeliharaannya.

Produksi dan produktivitas perkebunan rakyat dirasakan masih

rendah, dan kualitasnya juga belum bisa memenuhi pangsa pasar sehingga

lemah dalam menghadapi persaingan global. Selain itu harga jual rendah,

sehingga pendapatan yang diperoleh petani belum sesuai dengan yang

diharapkan, akibatnya dukungan terhadap penambahan devisa negara juga

masih rendah.

Page 141: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Beberapa kendala yang dihadapi dalam pembangunan perkebunan

rakyat diantaranya adalah: sumber daya manusia (SDM) rendah, lemahnya

modal, petani belum sepenuhnya bisa menerapkan teknologi intensifikasi,

produktivitas lahan perkebunan semakin menurun, bergesernya lahan usaha

perkebunan dari lahan teknis ke lahan setengah teknis, tadah hujan atau

tegalan, dan terbatasnya pemilikan lahan untuk berusahatani tanaman

perkebunan.

Untuk menentukan langkah dan upaya membangun perkebunan

rakyat melalui dukungan dari Pemerintah berupa motivasi dan fasilitasi

kepada petani secara berkesinambungan dan berkelanjutan didalam

pengelolaan dan pengembangan usahatani perkebunan yang berwawasan

agribisnis dengan meningkatkan kualitas kebun dan luasan yang memenuhi

skala ekonomi dan ramah lingkungan pada daerah potensial sesuai dengan

agroklimat masing-masing komoditas.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Maksud dilaksanakan Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas

Tanaman Perkebunan adalah dalam rangka meningkatkan produksi dan

produktivitas komoditas tanaman tahunan (kelapa, karet, jambu mete),

tanaman semusim (nilam), tanaman rempah penyegar (cengkeh, kopi arabika,

kopi robusta, pala, lada, kakao, dan t eh) serta penanaman dan intensifikasi

tanaman tebu.

Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah :

Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dalam rangka

meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman perkebunan (Kelapa,

Karet,jambu mete, nilam, Kakao, teh, cengkeh, kopi arabika, kopi robusta, lada

dan pala)

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan ini, meliputi

kegiatan di Provinsi (sosialisasi kegiatan), bimbingan teknis di lingkup kelompok

tani, pengadaan barang dan jasa (benih/bibit) dan pupuk, penyaluran/distribusi

bantuan, serta monitoring dan evaluasi kegiatan

Page 142: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

D. SASARAN

Sasaran Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan

adalah Kelompok Tani di Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora,

Boyolali, Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen,

Kendal, Klaten, Kudus, Magelang, Pati, Pekalongan, Pemalang, Purbalingga,

Purworejo, Rembang, Semarang, Sragen, Tegal, Temanggung, Wonogiri,

Wonosobo.

E. LOKASI KEGIATAN

Di Provinsi dan Kabupaten Banjarnegara, Banyumas, Batang, Blora, Boyolali,

Brebes, Cilacap, Demak, Grobogan, Jepara, Karanganyar, Kebumen, Kendal,

Klaten, Kudus, Magelang, Pati, Pekalongan,Pemalang, Purbalingga, Purworejo,

Rembang, Semarang, Sragen, Tegal, Temanggung, Wonogiri, Wonosobo

F. JADWAL KEGIATAN

Kegiatan Pengembangan Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman

Perkebunan akan dilaksanakan pada Bulan Januari s.d Desember 2019.

G. KELUARAN

1. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kelapa,

sebanyak 200.000 Kg;

2. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas jambu

mete, sebanyak 100.000 Kg;

3. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas karet,

sebanyak 100.000 Kg;

4. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas teh,

sebanyak 50.000 Kg;

5. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas cengkeh

sebanyak 200.000 Kg;

6. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kakao

sebanyak 100.000 Kg;

7. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kopi

robusta sebanyak 50.000 Kg;

8. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas kopi

arabika sebanyak 100.000 Kg;

9. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas pala

sebanyak 100.000 Kg;

Page 143: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

10. Penyediaan Pupuk Organik untuk penanaman bibit/benih komoditas lada

sebanyak 100.000 Kg;

11. Penyediaan Pupuk NPK untuk penanaman dan intensifikasi tebu sebanyak

50.000 Kg;

12. Penyediaan Pupuk ZA untuk penanaman dan intensifikasi tebu sebanyak

150.000 Kg;

13. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kelapa sebanyak 20.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 200 Ha;

14. Penyediaan Benih/Bibit tanaman jambu mete sebanyak 10.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 100 Ha;

15. Penyediaan Benih/Bibit tanaman karet sebanyak 10.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

16. Penyediaan Benih/Bibit tanaman teh sebanyak 250.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 50 Ha;

17. Penyediaan Benih/Bibit tanaman cengkeh sebanyak 20.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 200 Ha;

18. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kakao sebanyak 35.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

19. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kopi robusta sebanyak 50.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 50 Ha;

20. Penyediaan Benih/Bibit tanaman kopi arabika sebanyak 100.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 100 Ha;

21. Penyediaan Benih/Bibit tanaman pala sebanyak 10.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

22. Penyediaan Benih/Bibit tanaman lada sebanyak 15.000 batang dengan alokasi

lahan seluas 100 Ha;

23. Penyediaan Benih/Bibit tanaman nilam sebanyak 200.000 batang dengan

alokasi lahan seluas 5 Ha;

H. ANGGARAN

Anggaran untuk membiayai kegiatan Pengembangan peningkatan produksi dan

produktivitas tanaman perkebunan bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah,

sebanyak Rp 9.500.000.000,-

(Sembilan milyar lima ratus juta rupiah)

Page 144: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

I. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk menjadikan salah satu

acuan dalam pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Peningkatan Produksi dan

Produktivitas Tanaman Perkebunan

Ungaran, Mei 2018

a.n. KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROVINSI JAWA TENGAH KEPALA BIDANG PERKEBUNAN Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

Ir. DARPITO BUDI, MSi Pembinan Tingkat I

NIP. 19630727 199310 1 001

Page 145: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja Akabi 2019

KERANGKA ACUAN KERJA

(K A K) KEDELAI

DI JAWA TENGAH TAHUN 2019

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH

Page 146: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja Akabi 2019

PENGEMBANGAN KEDELAI

I. LATAR BELAKANG

Tengah meningkat setiap tahunnya seiring dengan bertambah

penduduk meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi makanan,

berkembangnyaindustripangandanpakanternak. Rata-rata kebutuhan

kedelai setiap tahunnya sebesar± 337.741 ribu ton bijikering,

sementara kemampuan produksi Jawa Tengah saat ini barumampu

memenuhi sebanyak 112.157ton (Atap Tahun 2016, BPS), sehingga

masih defisit 225.284 ton. Upaya yang ditempuh untuk peningkatan

produksi kedelai diantaranya Perluasan Areal Tanam Baru, Perluasan

Areal Tanam Melalui Peningkatan Indeks Pertanaman, Penggunaan

benih yang berkualitas, Peningkatan Produktifitas melalui teknologi

budidaya sesuai anjuran. Serta diperlukan strategi peningkatan

produksi dan produktivitas kedelai salah satunya dengan

dilaksanakannya Kegiatan Pengembang-an Kedelai, baik dilahan

kawasan maupun Non Kawasan.

II. TUJUAN

1. Memantapkan produksi kedelai di Kabupaten sentra kedelai di

Jawa Tengah, melalui perluasan penggunaan benih varietas

unggul dan bersertifikat.

2. Meningkatkan produksi dan produktivitas serta ketersedian

kedelai sepanjang tahun.

3. Memberdayakan petani untuk berusaha tani kedelai dengan

mengoptimalkan lahan melalui penerapan teknologi spesifik

lokasi dan ramah lingkungan.

III. SASARAN

Terlaksananya kegiatan Pengembangan kedelai di kabupaten daerah

sentra kedelai dan pengembangannya.

Page 147: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja Akabi 2019

IV. INPUT

Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan

Pengembangan kedelai disediakan anggaran Rp. 9.937.500.000,-

digunakan untuk :

pembelian Saprodi di Kelompok tani antara lain :

• benih kedelai 15.000 ha sebanyak 750.000 kg ( 15.000 ha

X 50 kg/ha)

V. OUT PUT

1. Diharapkan adanya perubahan perilaku para petani dalam

berusahatani kedelai, khususnya dalam penggunaan Varietas

Unggul bersertifikat serta menerapkan teknologi spesifik lokasi.

2. Diharapkan adanya perbaikan/peningkatan mutu hasil produk dan

kenaikan produktivitas sebesar 20 Ku/ha.

VI. OUT COME

Meningkatnya Produksi dan produktivitas kedelai.

VII. IMPACT

1. Meningkatnya produksi kedelai.

2. Meningkatkan kesejahteraan petani kedelai.

VIII. LOKASI

Kegiatan Pengembangan Kedelai tahun 2019 dilaksanakan

di Kabupaten daerah sentra kedelai dilahan kelompok tani di Jawa

Tengah Lokasi dan jumlah bantuan per Kabupaten padalampiran 1.

IX. PELAKSANAAN

Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Kedelai di laksanakan

dari bulan Januari s/d Desember 2019 diawali dengan pertemuan

koordinasi Tingkat Provinsi serta Ferivikasi Calon Petani Calon Lokasi

(CPCL) pelaksanaan kegiatan tanam kedelai.

Page 148: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Kerangka Acuan Kerja Akabi 2019

X. PELAPORAN

Laporan dilaksanakan berjenjang mulai tingkat Kelompok

Tani/,Kecamatan,Kabupaten dan Provinsi. Jenis Laporan Mulai

Laporan Awal,Laporan Perkembangan dan Laporan Akhir.

LAMPIRAN

LOKASI PENGEMBANGAN KEDELAI DI JAWA TENGAH TAHUN 2019

Mengetahui Kepala Bidang Tanaman Pangan

Ir. Sardjananto,MM NIP.19640512 1990 03 1 010

KEDELAI(ha)

15.000 1 Blora 1.000 2 Boyolali 500 3 Cilacap 1.000 4 Demak 500 5 Grobogan 1.500 6 Karanganyar 500 7 Kebumen 1.000 8 Kendal 500 9 Klaten 1.000

10 Pati 500 11 Pemalang 500 12 Purworejo 1.000 13 Rembang 500 14 Semarang 500 15 Sragen 1.000 16 Sukoharjo 1.500 17 Wonogiri 1.500 18 Brebes 500

NO KABUPATEN

Page 149: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

TOR (TERM OF REFERENCE) KERANGKA ACUAN KERJA

Unit Eselon II / OPD

Unit Eseton III / UPT.

Program

Kegiatan

Indikator Kinerja

Satuan Ukur / Jenis Keluaran

Volume

:

:

:

:

:

:

:

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah.

Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

Wilayah Surakarta

Pengembangan Agribisnis.

Pengembangan Perbenihan Wilayah Surakarta.

Tercapainya peningkatan produksi, produktivitas dan

mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.

Terlaksananya perbanyakan benih sumber tanaman

pangan dan hortikultura beserta komponen

pendukungnya.

1. Perbanyakan Benih Padi BS – BD 30 ha

2. Perbanyakan Benih Padi BD – BP 95 ha

3. Perbanyakan Benih Kedelai BD – BP 2 ha

4. Perbaikan Kualitas Tanah Kebun Benih Tanaman

Pangan 52 ha

5. Iuran Pelayanan Air Irigasi 1 tahun

6. Perbanyakan Benih Kentang Planlet 5 unit

7. Perbanyakan Benih Kentang Planlet-G0 (3 unit

konvensional dan 1 unit aeroponik)

8. Perbanyakan Benih Kentang G0-G1 10 unit

9. Perbanyakan Benih Kentang G1- G2 7 ha

10. Perbanyakan Benih Pisang Kultur Jaringan 50

Unit

11. Perbanyakan Benih Planlet Pisang 60 Unit

12. Perbanyakan Benih Jambu Air 2 unit

13. Perbanyakan Benih Aneka Buah 1 unit

14. Perbanyakan Benih Lengkeng 1 unit

15. Perbanyakan Benih Durian BR 5 unit

16. Perbanyakan Benih Bawang Merah BR 1 unit

17. Pemeliharaan Pohon Induk Buah-buahan 94 btg

18. Pemeliharaan Blok Produksi Buah Durian umur

5 dan 6 tahun (9 ha)

Page 150: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

19. Pemeliharaan Blok Produksi Buah Durian umur

2 tahun (2 ha)

20. Pemeliharaan Aneka Tanaman Buah 2 ha

21. Pemeliharaan Pohon Induk Durian 59 batang

22. Penanaman Pohon Induk buah-buahan 150 btg

23. Penanaman Blok Produksi Buah di kebun Benih

Lingkup BBTPH Wilayah Surakarta (12 ha)

24. Sertifikasi ISO 2 Kebun

25. Pameran Perbenihan Hortikultura 2 kali

26. Pengadaan Alat Tulis Kantor, Cetak dan

Dokumentasi 1 tahun

27. Pengadaan makanan dan minuman rapat 1 tahun

28. Perjalanan dinas 1 tahun

29. Pengadaan Ajir Plastik Untuk Perbanyakan Benih

Kentang 7.500 batang

30. Pengadaan Box Container untuk Panen Durian

50 buah

31. Pengadaan Selang Air berserat 1 unit

32. Pengadaan Cultivator 2 unit

33. Pengadaan Alat Angkut Roda 3 (1 unit)

34. Pengadaan mesin Potong Rumput 4 unit

35. Perbaikan Kualitas Lahan Kebun Benih

Hortikultura 1 unit

36. Pengadaan Alat Pengering Gabah 2 unit

37. Pengadaan Transplanter 2 unit

38. Pengadaan Power Wider 6 unit

39. Pengadaan power sprayer 6 unit

40. Pengadaan Tray semai padi 2000 unit

41. Renovasi Gudang Benih 194 m²

42. Renovasi Lantai Jemur 1 unit

43. Perluasan Jaringan Irigasi 1 paket

44. Revitalisasi Lahan Kebun Benih Hortikultura 1

paket

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 113 tahun 2016

tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pertanian

Page 151: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Tanaman dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Balai Benih Tanaman Pangan

Dan Hortikultura Wilayah Surakarta merupakan salah satu unit pelaksana teknis

yang mempunyai tugas melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau kegiatan

teknis penunjang tertentu dinas di bidang benih tanaman pangan dan hortikultura,

dengan Visi : “Terwujudnya Penyediaan Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura

Secara Terarah dan Berkesinambungan” dan Motto : “Benih Unggul Berkualitas

Sokoguru Ketahanan Pangan dan Kemakmuran Petani”. Untuk mewujudkan visi

tersebut diatas, perlu didukung dengan misi yang menunjang antara lain :

a. Membentuk Kebun Benih sebagai Satuan Kerja perbenihan yang profesional.

b. Memperbanyak benih tanaman pangan dan hortikultura yang berkualitas

c. Mengembangkan sistem distribusi benih yang efektif dan efisien

d. Mengembangkan teknologi perbenihan tanaman pangan dan hortikultura

Dalam rangka melaksanakan visi dan misi tersebut diatas, B2TPH

Wilayah Surakarta mempunyai 16 Unit penunjang berupa Kebun Benih yang

tersebar di eks. Bakorwil II Provinsi Jawa Tengah.

2. Gambaran Umum

Program Pembangunan pertanian terdiri dari peningkatan ketahanan

pangan, peningkatan nilai tambah dan daya saing usaha petanian serta

peningkatan kesejahteraan petani. Untuk dapat memenuhi program tersebut

salah satunya perlu ketersediaan dan penggunakan benih bermutu dari varietas

unggul karena dapat berpengaruh terhadap produktivitas, mutu hasil dan efisiensi

usaha tani.

Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 – 2018 yang selanjutnya berdasarkan

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor : 9 tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Jawa Tengah menjadi

Dinas Pertanian dan Perkebunan, bertujuan untuk mewujudkan pembangunan

pertanian yang integral antara tujuan pembangunan nasional dan pembangunan

daerah, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap komponen pelaku

pembangunan pertanian menjadi lebih efektif, efisien, terpadu, tepat sasaran dan

berkesinambungan.

Dukungan perbenihan terhadap produksi tanaman pangan di Jawa

Tengah khususnya padi sangat diperlukan, karena semakin sadarnya petani

dalam menggunakan benih bermutu. Benih mampu mengatasi permasalahan

agroekologi, organisme pengganggu tanaman, maupun preferensi konsumen.

Disamping perbenihan tanaman pangan, perbenihan hortikultura juga sangat

berperan dalam pengembangan pertanian di jawa tengah khususnya dan nasional

Page 152: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

pada umumnya melalui perbaikan gizi masyarakat, penciptaan PDB, perluasan

kesempatan kerja peningkatan pendapatan petani, serta pemenuhan kebutuhan

keindahan dan kelestarian lingkungan. Untuk dapat memberikan kontribusi dalam

mendukung peningkatan produksi, mutu produk pertanian serta efisiensi usaha

pertanian maka benih secara berkesinambungan harus tersedia dengan prinsip 6

(enam) tepat yaitu tepat varietas, mutu, tempat, jumlah, waktu dan harga.

B. Penerima Manfaat

Penerima Manfaat kegiatan adalah penangkar benih tanaman pangan dan hortikultura

baik Dinas maupun swasta dan petani.

C. Strategi Pencapaian Keluaran

1. Metode Pelaksanaan

Penyelanggaraan kegiatan ini dilaksanakan di Balai Benih Tanaman Pangan dan

Hortikultura Wilayah Surakarta dan Unit penunjang (Kebun Benih) sesuai dengan

komoditas dan potensi yang ada.

2. Tahapan Pelaksanaan

a. Tahap Persiapan : Membuat Juknis dan SOP

b. Tahap Pelaksanaan : Penyediaan Sarana Produksi dan Pelaksanaan

sesuai dengan Juknis dan SOP.

c. Tahap Monitoring : Evaluasi dan Monitoring

d. Tahap Pelaporan : Laporan realisasi keuangan dan pelaksanaan

kegiatan.

D. Waktu Pencapaian Keluaran

Bulan Januari – Desember 2019

E. Biaya yang diperlukan

Biaya yang diperlukan untuk Kegiatan Pengembangan Perbenihan Wilayah Surakarta

sebesar Rp. 7.200.000.000,-

Surakarta, 18 Mei 2018

Kepala BBTPH Wilayah Surakarta

Ir. NENI ERNAWATI S., MP. NIP. 19620710 199002 2 001

Page 153: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PROGRAM : AGRIBISNIS KEGIATAN : PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN

DAN PEMANTAUAN BENCANA TAHUN 2019

BALAI PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN JAWA TENGAH

TAHUN 2018

Page 154: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

1. KOORDINASI PENGENDALIAN OPT 1. Latar Belakang

Sejak diberlakukannya Otonomi Daerah, mengamanatkan dilakukannya pelimpahan wewenang pusat kepada daerah termasuk didalamnya kewenangan kegiatan perlindungan tanaman. Hal tersebut menunjukkan bahwa kelembagaan perlindungan tanaman di daerah masih tetap diperlukan, walaupun harus dilakukan restrukturisasi.

Dengan melimpahnya kewenangan pusat kepada daerah maka diikuti pemindahan tanggung jawab dan asset. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kemandirian SDM petugas dan petani dalam pengendalian hama terpadu (PHT) di daerah menjadi sangat strategis, terutama dalam membangun sistem perlindungan tanaman yang handal. Untuk mencapai keterpaduan antara petugas perlindungan pusat dengan petugas perlindungan di daerah (propinsi dan kabupaten) maka diperlukan pertemuan koordinasi pengendalian OPT yang diikuti oleh petugas perlindungan propinsi, laboratorium maupun kabupaten.

2. Tujuan Menyamakan persepsi antar petugas perlindungan baik tingkat provinsi,

laboratorium maupun kabupaten tentang program kebijakan pengendalian OPT Meningkatkan kinerja sistem perlindungan tanaman di kabupaten Mewujudkan penerapan teknologi pengendalian OPT berwawasan lingkungan di

tingkat lapang.

3. Ruang Lingkup Kegiatan Honorarium untuk panitia pelaksana kegiatan/Tim ATK untuk Panitia dan Peserta; Biaya dekorasi/dokumentasi; Honorarium pengajar/Instruktur/Narasumber/Tenaga Ahli Biaya cetak dan penggandaan Sewa gedung/kantor/tempat Sewa ruang rawat/pertemuan Makan dan minum peserta kegiatan Perjalanan Dinas untuk persiapan.

4. S a s a r a n

Lima puluh (50) orang petugas perlindungan di tingkat provinsi, laboratorium PHP se Jawa Tengah, Kabupaten dan Koordinator PHP se Jawa Tengah.

5. Keluaran Adanya kesamaan langkah/persepsi dalam bidang perlindungan tanaman di

lapangan; Terciptanya kinerja yang baik diantara petugas perlindungan tanaman; Terwujudnya sistem perlindungan tanaman berwawasan lingkungan.

Page 155: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

6. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan pertemuan Koordinasi Pengendalian OPT dilaksanakan oleh BPTPHP yang

sekaligus menjadi panitia. Kegiatan persiapan meliputi pembentukan panitia, pemilihan lokasi kegiatan,

pendataan peserta, penentuan nara sumber maupun materi yang disesuaikan dengan permasalahan perlindungan yang memerlukan pemecahan dengan segera.

Peserta sebanyak 50 orang adalah Laboratorium dan koordinator PHP se Jawa Tengah dan dari BPTPHP Jateng.

Narasumber sebanyak 8 orang, berasal dari Direktorat Perlindungan Tanaman Jakarta, BBOPT Jatisari, Balai Karantina Tumbuhan Klas I Semarang, BPTP Tegalepek, BMKG Jateng,

Materi pertemuan Koordinasi Pengendalian OPT sebanyak 8 judul/topik berupa peraturan/kebijakan yang berkaitan dengan perlindungan tanaman dan permasalahan-permasalahan aktual yang menyangkut perlindungan tanaman utamanya evaluasi tentang kondisi OPT dan bencana alam di Jawa Tengah. Materi tersebut disampaikan kepada peserta selama 2 (dua) hari atau 16 (enam belas) jam.

Metode pelaksanaan, dengan penyampaian materi dari narasumber kepada peserta pertemuan dengan metode diskusi panel.

2. PEMBERDAYAAN PETANI

1. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1992 tentang system budidaya

tanaman bahwa pemerintah menetapkan sistem budidaya tanaman bahwa pemerintah menetapkan system pengelolaan OPT dilakukan dengan PHT yaitu menggabungkan teknik-teknik pengendalian yang kompatibel dengan menekakan pada pelestarian dan pemanfaatan musuh alami (agens hayati). Menurut Waage (1992) dalam Kartosuwondo (2008), pengendalian hayati dengan memanfaatkan agnes hayati merupakan inti dari PHT dan berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap pestisida kimiawi sintetik sehingga system pertanian berkelanjutan dapat dipertahankan.

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dengan menggunakan pestisida kimia sudah umum dilakukan oleh petani karena cukup efektif, mudah didapat di kios-kios dan mudah dalam aplikasinya. Namun hal tersebut dapat menimbulkan efek samping antara lain terjadinya pencemaran lingkungan, berupa rusaknya ekosistem pertanian dan keanekaragaman hayati serta kemungkinan adanya residu pestisida pada produk pertanian.

Dalam konsep pengendalian Hama Terpadu (PHT), pestisida hanya digunakan bila cara lain tidak berhasil menekan perkembangan OPT. Pemanfaatan pestisida nabati/ agens hayati untuk pengendalian OPT merupakan salah satu alternatif untuk menggurangi dampak negatif pestisida. Pestisida nabati/ agens hayati selain dapat menekan populasi hama, juga mempunyai beberapa keuntungan antara lain bahannya mudah di dapat/ dikembangkan, harganya cukup murah, relatif netral serta tidak mencemari lingkungan.

Page 156: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Keberhasilan perlindungan tanaman sangat ditentukan oleh SDM pelaku perlindungan tanaman. Oleh sebab itu peningkatan SDM, baik melalui pendidikan formal maupun non formal harus dilakukan baik secara bertahap maupun secara berjenjang. Salah satu cara yang dilakukan oleh BPTPHP adalah dengan mengadakan kegiatan pemberdayaan petani.

2. Tujuan

a. Meningkatkan pengetahuan petani dalam pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan di lahan usaha taninya.

b. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan petani di bidang teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan.

3. Ruang Lingkup Kegiatan Honorarium panitia pelaksana kegiatan/Tim Uang harian peserta kegiatan Uang transport pendamping PKL ATK dan perlengkapan peserta Dekorasi/dokumentasi Biaya pembelian bahan Laboratorium Honorarium pengajar/Instruktur/Narasumber/Tenaga Ahli Biaya cetak dan penggandaan Sewa gedung/kantor/tempat Sewa ruang rapat/pertemuan Sewa mobilitas darat Makan dan minum peserta kegiatan Perjalanan Dinas untuk persiapan. Perjalanan dinas

4. Sasaran

Melatih 228 orang petani, dalam pengamatan dan pengendalian OPT yang lebih ramah terhadap lingkungan.

5. Keluaran Meningkatnya pengetahuan petani dalam pengamatan dan pengendalian OPT di lahan

usaha tani miliknya. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan petani di bidang teknologi pengendalian

OPT ramah lingkungan. 6. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana kegiatan adalah BPTPHP Provinsi Jateng Persiapan meliputi pembentukan panitia, survey lokasi untuk kegiatan dan lokasi

kunjungan lapangan (PKL), pendataan peserta, penentuan pengajar serta menyiapkan topik/materi yang akan disampaikan kepada peserta.

Page 157: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Peserta sebanyak 228 orang berasal dari perwakilan petani di wilayah masing-masing Laboratorium PHP se Jawa Tengah.

Pelaksanaan secara klasikal (cara ceramah dan diskusi) selama dua hari, yang dilanjutkan dengan kunjungan lapangan ke lokasi yang dapat dijadikan contoh atau inspirasi bagi petani peserta khususnya yang telah berhasil mengembangkan agens hayati/bahan pengendali lainnya yang ramah lingkungan di wilayah tersebut atau yang telah berhasil mengelola pertaniannya menjadi pertanian yang maju. Kunjungan lapangan dapat juga dilakukan pada instansi/institusi yang berkaitan bidang perlindungan secara khusus atau pertanian secara umum.

Pengajar terdiri dari pengajar lokal.

3. PEMBERDAYAAN PETUGAS 1. Latar Belakang

Sebagai penghasil kebutuhan pokok berupa bahan pangan, sub sektor pertanian tanaman pangan tidak tergantikan perannya. Hal ini terjadi karena sebagian besar masyarakat di Indonesia menggantungkan hidupnya pada sub sektor ini, baik sebagai produsen (petani) maupun sebagai konsumen (pemakai). Mengingat sangat pentingnya peran sektor pertanian utamanya dalam mencukupi kebutuhan pangan masyarakat, kebutuhan bahan industri serta ikut menjaga stabilitas ekonomi masyarakat maka sangat diperlukan adanya dukungan teknologi agar produksi maupun produktivitas dapat ditingkatkan, berhasil sesuai harapan. Teknologi pengendalian OPT merupakan salah satu teknologi yangdiharapkan dapat mendukung tujuan tersebut di atas.

Keberhasilan pelaksanaan perlindungan pada pertanaman berkaitan erat dengan kualitas SDM pelaku perlindungan tanaman, untuk itu maka upaya peningkatan kualitas SDM perlindungan, terus perlu ditingkatkan baik melalui pendidikan formal maupun non formal. Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh BPTPHP Jawa Tengah adalah dengan mengadakan kegiatan Pemberdayaan Petugas

2. Tujuan Meningkatkan pengetahuan petugas dalam melakukan identifikasi / diagnosis dan

pengendalian OPT, khususnya pada daerah sumber serangan Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan petugas dalam pengembangan teknologi

pengendalian OPT, khususnya pengendalian yang ramah lingkungan. 3. Ruang Lingkup Kegiatan Honorarium panitia pelaksana kegiatan/Tim Uang harian peserta kegiatan ATK dan perlengkapan peserta Dekorasi/dokumentasi Biaya pembelian bahan Laboratorium Honorarium pengajar/Instruktur/Narasumber/Tenaga Ahli

Page 158: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Biaya cetak dan penggandaan Sewa gedung/kantor/tempat Sewa ruang rapat/pertemuan Makan dan minum peserta kegiatan Perjalanan Dinas untuk persiapan. Perjalanan dinas

4. Sasaran

Tiga puluh lima (35) orang petugas perlindungan di tingkat lapang yang ada di kabupaten/kota di Jawa Tengah

5. Keluaran

Meningkatnya pengetahuan dan keterampilam petugas dalam mengidentifikasi dan mendiagnosis serangan OPT serta menguasai strategi dan cara pengendaliannya, serta terlaksananya bimbingan teknis dan operasional perlindungan tanaman di lapangan berdasarkan konsep PHT secara benar

6. Pelaksanaan Kegiatan Pelaksana kegiatan adalah BPTPHP Provinsi Jateng Persiapan meliputi pembentukan panitia, pendataan peserta, penentuan pengajar

serta menyiapkan topik/materi yang akan disampaikan kepada peserta. Peserta sebanyak 35 orang Petugas Perlindungan yang ada di kabupaten/kota di Jawa

Tengah. Pelaksanaan secara klasikal (cara ceramah dan diskusi) selama satu hari, Pengajar terdiri dari pengajar lokal, perguruan tinggi, instansi terkait, peneliti maupun

pengajar pusat.

4. OPERASIONAL LABORATORIUM PENGAMATAN OPT 1. Latar Belakang

Pengamatan OPT dilaksanakan di lapang maupun di laboratorium. Pengamatan OPT di wilayah pengamatan bertujuan untuk mengetahui jenis OPT dan tingkat serangan OPT maupun luas areal yang terserang, sedangkan pengamatan di laboratorium ditujukan untuk mengetahui gambaran tumbuh dan berkembangnya suatu OPT dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di dalam wilayah kerja suatu laboratorium. Berdasarkan kedua system pengamatan tersebut, diharapkan usaha pengendalian dapat dilaksanakan tepat pada waktunya.

2. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk melaksanakan kegiatan pengamatan OPT oleh Laboratorium PHP dan provinsi, menyediakan isolat agens hayati, melakukan perbanyakan agens hayati dan melaksanakan identifikasi / diagnosis OPT.

Page 159: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

3. Ruang Lingkup Kegiatan Honorarium panitia pelaksana kegiatan/Tim Alat tulis kantor (ATK) Biya pembelian bahan obat-obatan Biaya bahan peralatan kerja Biaya bahan Laboratorium Biaya perjalanan dinas

4. Sasaran Meliputi 6 Laboratorium PHP yang ada di Jawa Tengah

5. Keluaran Terlaksananya kegiatan pengamatan OPT oleh Laboratorium PHP dan provinsi; Tersedianya isolat agens hayati Terlaksananya kegiatan perbanyakan agens hayati Terlaksananya kegiatan identifikasi / diagnosis OPT. Tersedianya pestisida untuk Bufferstok Tersedianya pengendali hayati (burung hantu/Tyto Alba) Tersediannya informasi tentang keadaan OPT dan faktor-faktor yang mempengaruhi,

sehingga pengendalian dapat dilakukan tepat waktu . 6. Pelaksanaan Pelaksana kegiatan adalah Laboratorium PHP se Jawa Tengah dan BPTPHP Jateng Operasional di lapang ditunjang dengan pengadaan bahan obat-obatan sebagai

Buffer stok sebagai antisipasi adanya serangan OPT yang menyerang pertanaman Bahan dan alat yang digunakan antara lain ATK dan sarana laboratorium, bahan-

bahan untuk pengembangan isolat agens dan perbanyakan agens hayati Kegiatan pengembangan isolat agens hayati, perbanyakan agens hayati dan

identifikasi/dianosis OPT dilakukan di laboratorium agens hayati/laboratorium identifikasi/diagnosis OPT.

Isolat agens hayati yang dikembangkan diutamakan untuk agens hayati spesifik lokasi atau agens hayati dari laboratorium/daerah lain yang kemungkinan berpotensi untuk dikembangkan di Laboratorium PHP pelaksana.

Hasil pengembangan isolat agens hayati sebagian diperbanyak dan digunakan untuk keperluan pengendalian OPT di wilayah laboratorium PHP atau sebagai bufferstock laboratorium atau diberikan kepada petani pengembang agens hayati untuk dikembangkan di tingkat petani.

Identifikasi/diagnosis OPT dilaksanakan bila di lapangan menemukan OPT atau gejala serangan OPT yang masih belum diketahui jenisnya secara pasti.

Pengamatan OPT dilaksanakan secara insidentil utamanya untuk OPT di lokasi sumber serangan atau daerah endemis, yang memerlukan pengamatan khusus

Page 160: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

5. PENGAWASAN PESTISIDA 1. Latar Belakang

Pestisida merupakan bahan pengendalian secara teknis sangat dibutuhkan karena sangat berkaitan dengan pengamanan produksi pertanian dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). Secara psikologis pestisida telah menjadi bagian atau kebutuhan masyarakat dalam kegiatan pertanian dan secara ekonomis pestisida juga merupakan komoditas perdagangan. Namun di sisi lain, pestisida juga berbahaya bagi manusia, kelestarian sumberdaya alam hayati dan lingkungan; jika tidak dikelola sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, perlu adanya pengaturan termasuk didalamnya pengawasan atas peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida.

Pengamanan terhadap produksi pertanian dari gangguan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) menjadi sesuatu yang sangat penting dalam program ketahanan dan swasembada pangan.oleh sebab itu untuk mengamankan produksi dari gangguan hama dan penyakit tanaman perlu tindakan penyediaan sarana dan prasarana pengendalian yang memadai sehingga serangan OPT dapat ditekan serendah mungkin. Dasar pengawasan dan peredaran pestisida telah dimanatkan oleh pemerintah yaitu tertuang pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 7 tahun 1973 yaitu tentang Pengawasan peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida. Pertimbangan dikeluarkannya peraturan pemerintah tersebut adalah dalam rangka peningkatan produksi pertanian dan untuk melindungi keselamatan manusia, sumber – sumber kekayaan perairan, fauna dan flora alami, menghindari kontaminasi lingkungan dengan bahan kimia beracun.

2. Tujuan Memantau peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida; Membina pengedar dan pengguna pestisida; Mensyaratkan pestisida yang beredar memenuhi mutu & ketentuan yang berlaku.

3. Ruang Lingkup Kegiatan ATK dan form pengawasan; Biaya untuk Cetak; Biaya perjalanan dinas untuk operasional pengawasan pestisida oleh petugas

Laboratorium PHP 4. Sasaran

Tiga puluh lima (35) kabupaten kota di Jawa Tengah 5. Keluaran Pengedar dan pengguna pestisida dapat mengedarkan dan menggunakan pestisida

sesuai dengan ketentuan peraturan dengan dampak negatif seminimal mungkin Mutu pestisida yang beredar sesuai dengan ketentuan peraturan. Penggunaan pestisida di tingkat petani dapat memenuhi kriteria 6 (enam) tepat

Page 161: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Meningkatnya pengetahuan pengguna pestisida melalui penyuluhan oleh petugas yang menangani pembinaan dan pengawasan pestisida di lapang dan PHP di wilayah masing - masing

6. Pelaksanaan

a. Pengawasan peredaran, penyimpanan dan penggunaan pestisida. Pengawasan dilaksanakan dalam kerangka pembinaan dengan cara mengunjungi toko/kios dan gudang pestisida yang tersebar di kabupaten/ kota se Jawa Tengah dan pengguna pestsisida dilapangan seperti petani dan perusahaan pest control, meliputi aspek antara lain jenis pestisida, kuantitas dan kualitas pestisida, kondisi toko/kios/gudang/tempat penyimpanan. Pengawasan kualitas dilakukan secara fisik/visual terhadap wadah/label pestisida dan kemasan. Pengawasan penggunaan pestisida, baik tingkat petani maupun perusahaan pest control, antara lain meliputi 6 (enam) tepat penggunaan pestisida (jenis, mutu, kesesuaian pestisida dengan komoditas dan OPT sasaran, takaran penggunaan, waktu dan cara aplikasi) termasuk penggunaan alat pelindung diri, dan dampak penggunaan pestisida terhadap tanaman dan organisme non sasaran. Dalam rangka kaitan nya dengan pestisida terbatas perlu dimonitoring kepemilikan sertifikat penggunaan/penyalur pestisida terbatas pakai bagi pengguna/penyalur melalui pelatihan penggunaan pestisida terbatas.

b. Pengambilan dan pengiriman sampel pestisida hasil pengawasan. Bilamana dalam pengawasan pestisida ditemukan pestisida yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, perlu diambil sampelnya dan dilakukan pencatatan antara lain nama & alamat kios tempat pestisida ditemukan, nama dan jumlah pestisida, produsen, dari mana/siapa pestisida (distributor) dimaksud diperoleh, atribut yang diragukan dan rentang distribusinya. Sampel pestisida tersebut sebagian dikirim untuk dianalisis ke laboratorium pestisida dan sebagian lainnya disimpan di lab PHP yang bersangkutan dan atau BPTPHP. Lab PHP dalam hal ini bisa melakukan uji fisik pestisida secara sederhana sesuai sarana yang tersedia. Kepada pembuat atau pengedar diminta untuk tidak mengedarkan pestisida tersebut dan melaporkan tentang pestisida yang tidak sesuai dengan ketentuan tersebut kepada petugas pertanian setempat.

6. WORK SHOP ANTISIPASI BENCANA ALAM 1. Latar Belakang

Dalam rangka pengamanan produksi peran perlindungan tanaman tidak dapat diabaikan, baik dari gangguan OPT maupun dari dampak perubahan iklim. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi tingkat produksi, produktivitas, kualitas dan kontinuitas hasil pertanian.

Akhir-akhir ini fenomena iklim (banjir dan kekeringan) tidak ramah kepada sektor pertanian, sehingga mempengaruhi kegiatan budidaya dan produksinya baik di tingkat petani maupun secara nasional.

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah adalah disusun dan dimasyarakatkannya SL Iklim. Dengan adanya SL Iklim diharapkan dapat memberikan terobosan untuk dapat meminimalkan kehilangan hasil akibat perubahan dampak fenomena iklim dimaksud.

Page 162: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Disamping itu perlu terus diupayakan untuk dapat mengurangi resiko dari perubahan iklim antara lain dengan menyediakan teknologi penanggulangan dampak fenomena iklim yang dilakukan baik oleh peneliti, praktisi, dan lain-lain. Agar teknologi yang telah disediakan tersebut dapat tersebar luas maka perlu dilakukan sosialisasi penanggulangan dampak fenomena iklim kepada petugas perlindungan dan pengembangannya lebih lanjut melalui kegiatan Work Shop Antisipasi Bencana alam.

2. Tujuan

a. Transfer teknologi penanggulangan dampak fenomena iklim dari narasumber kepada peserta.

b. Menyebar luaskan teknologi penanggulangan dampak fenomena iklim dengan memadukan berbagai teknologi yang telah tersedia.

3. Ruang Lingkup Kegiatan • Honor Panitia pelaksanan/Tim • Honorarium pengajar/Instrukur/Narasumber/Tenaga ahli • Alat Tulis Kantor (ATK) dan perlengkapan peserta • Dekorasi/Dokumentasi • Cetak dan penggandaan • Sewa gedung/kantor/tempat • Ruang rapat/pertemuan • Makanan dan minuman peserta kegiatan • Perjalanan dinas dalam daerah

4. Sasaran

Tujuh puluh lima (75) orang petugas perlindungan, baik dari Dinas Pertanian Kabupaten, Laboratorium PHPT se Jawa Tengah dan BPTPHP

5. Keluaran

a. Terlaksananya transfer teknologi penanggulangan dampak fenomena iklim dari narasumber kepada peserta

b. Kesamaan langkah dalam penanggulangan dampak fenomena iklim 6. Pelaksanaan

a. Pelaksana kegiatan adalah BPTPHP b. Persiapan meliputi pembentukan panitia, survey lokasi kegiatan, pendataan peserta,

penentuan narasumber serta menyiapkan topik/materi yang akan disampaikan kepada peserta.

c. Peserta berasal dari perwakilan Dinas Pertanian Kabupaten (35 kabupaten/kota), Laboratorium PHP dan BPTPHP, berjumlah 75 orang.

d. Pelaksanaan secara klasikal (cara ceramah dan diskusi)

Page 163: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

e. Narasumber terdiri dari narasumber lokal baik yang berasal dari lingkup BPTPHP, perguruan tinggi, instansi terkait serta narasumber pusat seperti peneliti atau Direktorat Perlindungan Tanaman dll.

7. PEMANTAUAN DAN PENANGANAN BENCANA ALAM :

1. Latar Belakang Usaha peningkatan produksi pertanian khususnya tanaman pangan dan

hortikultura sangat dipengaruhi oleh adanya faktor iklim. Iklim mempengaruhi hampir semua aspek pertanian yaitu mulai jenis tanaman , pola tanam, saat tanam, teknik budidaya dan perlindungan tanaman.

Iklim merupakan salah satu sumber daya alam yang sulit dikendalikan dan diduga perilakunya, sehingga tindakan yang paling tepat untuk memanfaatkan sumber daya iklim dan mengurangi dampak dari sifat ekstrimnya adalah menyesuaikan kegiatan pertanian dengan iklim pada masing-masing daerah. Pengaruh iklim terhadap produksi tanaman antara lain : a. Pengaruh langsung, yaitu pengaruh terhadap fisiologis tanaman yaitu kekeringan dan

pengaruh mekanis antara lain banjir yang mengakibatkan kerusakan tanaman. b. Pengaruh tidak langsung, yaitu pengaruh yang menyebabkan perubahan kehidupan

organisme pengganggu tanaman. Iklim dan unsur-unsurnya penting sekali untuk diamati dan dipelajari agar pengaruh-pengaruh yang merugikan dapat dihindari atau diperkecil. Beberapa unsur iklim yang diamati adalah suhu, kelembaban nisbi, curah hujan, angin, lama penyinaran matahari, dan penguapan. Pengamatan curah hujan dilaksanakan oleh Pengamat Hama Penyakit (PHP) sedangkan pengamatan unsur iklim lainnya dilaksanakan oleh Pengamat Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus (SMPK).

2. Tujuan Untuk melakukan kegiatan Pengamatan terhadap bencana alam banjir dan kekeringan

pada tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Tengah Mendapatkan data bencana alam (banjir dan kekeringan) Mendapatkan data sebaran daerah bencana alam banjir dan kekeringan

3. Ruang Lingkup Kegiatan Alat Tulis Kantor (ATK) Perjalanan Dinas dalam daerah

4. Sasaran 20 kabupaten yang rawan dengan bencana alam banjir dan kekeringan di Jawa Tengah

5. Keluaran Terpantaunya daerah rawan terhadap bencana alam banjir dan kekeringan pada

tanaman pangan dan hortikultura di Jawa Tengah Tersedianya data bencana alam banjir dan keekringan Tersedianya data sebaran daerah bencana alam banjir dan kekeringan

Page 164: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

6. Pelaksanaan Kegiatan ini dilaksanakan oleh BPTPHP Provinsi Jawa Tengah dan Laboratorium PHP. Pemantauaan dilakukan baik terhadap bencana alam banjir maupun kekeringan di

Jawa Tengah, Penyusunan laporan, data yang diperoleh dipergunakan sebagai data base yang dapat

dipergunakan sebagai pemetaan daerah-daerah rawan bencana sebagai antisipasi untuk penanganan berikutnya.

8. PEMBERDAYAAN PETANI PENGELOLA PPAH (2 kali)

1. Latar Belakang Salah satu teknologi pengendalian OPT ramah lingkungan yang sudah biasa

diterapkan di tingkat petani adalah penggunaan agens hayati. Pengembangan/perbanyakan agens hayati yang dilakukan cumup bervariasi baik metode maupun medianya. Dalam beraktifitas sebagian ada yang masih berjalan, namun ada juga yang berhenti sesaat karena berbagai faktor penyebab.

Agar kegiatan kelompok tani pengembang agens hayati dapat selalu berjalan dengan lancar, maka perlu dilakukan kegiatan penyegaran atau pelatihan kembali untuk optimalisasi peran dan fungsinya. Dari kegiatan ini diharapkan PPAH yang telah aktif semakin berkembang, disamping itu diharapkan juga akan tumbuh PPAH baru diwilayah Jawa Tengah

2. Tujuan

Meningkatkan pengetahuan kelompok tani dalam bidang dalam pengembangan agens hayati.

3. Ruang Lingkup Kegiatan Honor Panitia pelaksanan/Tim Honorarium pengajar/Instrukur/Narasumber/Tenaga ahli Alat Tulis Kantor (ATK) dan perlengkapan peserta Dekorasi/Dokumentasi Cetak dan penggandaan Sewa gedung/kantor/tempat Ruang rapat/pertemuan Makanan dan minuman peserta kegiatan Perjalanan dinas dalam daerah

4. Sasaran

Melatih 180 orang petani, utamanya yang aktif mengembangkan agens hayati pada kelompok taninya.

5. Keluaran

Meningkatnya pengetahuan tani dalam pengembangan agens hayati.

Page 165: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

6. Pelaksanaan Kegiatan a. Kegiatan pemberdayaan petani Pengelola PPAH dilaksanakan oleh Masing-masing

Laboratorium PPHP dimana lokasi pelatihan bisa dilaksanakan di Lab.PHP. b. Peserta sebanyak 180 orang , berasal dari perwakilan kelompok tani di Jawa Tengah

yang telah mengembangkan agens hayati atau kelompok lain yang mempunyai keinginan untuk mengembangangkan agens hayati.

c. Pelaksanaan secara klasikal (cara ceramah dan diskusi) dengan penyampaian materi yang dilakukan oleh pengajar serta praktek perbanyakan agens hayati yang dilakukan oleh pemandu.

9. GERAKAN PENGENDALIAN OPT (padi 96 unit, jagung 48 unit, kedele 16 unit, Cabai 15 unit

dan Bawang merah 15 unit) 1. Latar Belakang

Fungsi utama perlindungan tanaman adalah pengamanan produksi dari gangguan OPT. Berdasarkan database serangan OPT pada tanaman padi di Jawa Tengah periode 2009 – 2018, beberapa OPT utaman tanaman padi meliputi hama pengerek batang, wereng batang coklat (WBC), tikus, penyakit blast yang disebabkan oleh patogen Pyricularia oryzae, penyakit kresek/hawar daun bakteri yang disebabkan oleh patogen Xanthomonas sp. dan penyakit tungro yang ditularkan oleh vektor wereng hijau. Keenam OPT tersebut di beberapa lokasi sentra produksi bahkan sampai menyebabkan puso atau telah mencapai pada tahap eksplosi.

Dalam rangka pengamanan produksi tanaman pangan tersebut telah diambil langkah kebijakan pengendalian OPT yaitu secara “spot-stop” agar keberadaan serangan maupun populasi OPT secara dini dapat terkendali perkembangannya. Untuk itu dalam operasional gerakan “spot-stop” perlu didukung adanya system kelembagaan yang kuat baik di tingkat lapangan /petani maupun institusi perlindungan tanaman, sarana penanggulangan OPT dan pengawalan melalui surveilans serta monitoring dan evaluasi. Spot adalah titik sumber serangan OPT berupa populasi dan atau serangan OPT yang tingkat serangannya mendekati ambang pengendalian dan apabila tidak dikendalikan akan menyebar luas ke lahan sekitarnya.

Strategi pengendalian “spot stop” mengutamakan teknologi pengendalian yang mengutamakan pengendalian hayati yaitu dengan memanfaatkan penggunaan agens hayati, mekanik, fisik, dan cara-cara lain yang ramah lingkungan. Aplikasi pestisida kimia sintetik baru dilakukan apabila cara-cara tersebut tidak efektif untuk melokalisir spot populasi atau serangan yang ada (spot terus berkembang). Aplikasi pestisida secara spot treatment pada hamparan tidak akan menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan agro ekosistem antara OPT dan musuh alaminya. Gangguan OPT yang berpengaruh terhadap luas panen dan produktifitas sudah harus ditekan sejak sebelum tanam (cara pre emtif) apabila di pertanaman masih terjadi serangan OPT, maka dilakukan tindakan pengendalian yang sifatnya responsif.

Tindakan pengendalian OPT dilakukan berdasarkan hasil pengamatan keliling yang dilakukan POPT-PHP, apabila berdasarkan hasil pengamatan ditemukan sumber serangan (spot), maka POPT PHP wajib menancapkan bendera “spot-stop” sebagai peringatan agar masyarakat petani segera melakukan pengendalian OPT di areal pertanaman tersebut.

Page 166: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Namun apabila dalam waktu 2 – 3 hari petani tridak melakukan pengendalian maka Brigade Pengendalian/BPT dibantu regu pengendalian hama (RPH) segera melakukan gerakan pengendalian OPT tersebut, dengan demikian sumber serangan /spot tidak meluas ke areal sekitarnya.

Gerakan pengendalian dilakukan sesuai dengan potensi kerusakan yang ditimbulkannya dan efektivitasnya dilaksanakan dengan cara melakukan koordinasi dan memanfaatkan sebagian sarana pengendalian yang dimiliki kelompok petani di tingkat lapangan. Kegiatan gerakan spot stop pengendalian OPT pada tanaman padi, jagung dan kedele, difokuskan untuk mengendalikan OPT utama tersebut, meskipun dalam kondisi tertentu OPT lain juga dapat muncul dan menyebabkan kerusakan secara ekonomi.

2. Tujuan

Melaksanakan gerakan pengendalian OPT tanaman padi dalam rangka menurunkan tingkat dan luas serangan OPT di daerah sumber serangan/kronis endemis.

3. Ruang Lingkup Kegiatan Alat Tulis Kantor (ATK) Konsumsi gerakan pengendalian Perlengkapan kegiatan gerakan Bahan sarana gerakan untuk gerakan pengendalian OPT

4. Sasaran Daerah ekplosi atau sumber serangan/kronis endemis dari serangan hama dan penyakit tanaman

5. Keluaran

Terlaksananya gerakan pengendalian OPT tanaman padi dalam rangka menurunkan tingkat dan luas serangan OPT di daerah sumber serangan/kronis endemis.

6. Pelakanaan

o Pada tahap awal dilakukan pemilihan CPCL dan menghimpun informasi tentang serangan OPT antara lain meliputi jenis OPT, luas serangan, intensitas serangan dan kerugian yang ditimbulkannya, dilanjutkan pertemuan koordinasi yang mengikutsertakan petugas lapang tingkat kabupaten maupun kecamatan (PHP, PPL dan Mantri Tani), aparat desa dan beberapa anggota kelompok tani.

o Persiapan bahan dan atau sarana pengendalian OPT dikoordinasikan dengan petani dan KT pengembang agens hayati berkaitan kesiapan bahan pengendali OPT ramah lingkungan yang akan dipergunakan sebagai sarana gerakan pengendalian OPT yang akan dilakukan oleh petani.

o Kegiatan gerakan pengendalian OPT dapat dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) tahap yaitu pada saat tanaman dalam masa rentan, yaitu secara pre-emptif pada persemaian atau saat awal tanam, pada fase vegetatif tanaman dan pada fase generatif tanaman atau disesuaikan dengan perkembangan OPT yang dikendalikan.

Page 167: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

o Pertemuan evaluasi dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan gerakan pengendalian OPT padi di lapangan.

10. GERAKAN PENGENDALIAN OPT JAGUNG (48 unit)

1. Latar Belakang Fungsi utama perlindungan tanaman adalah pengamanan produksi dari gangguan

OPT. Berdasarkan database serangan OPT pada tanaman jagung di Jawa Tengah periode 2010 – 2017 beberapa OPT utama pada tanaman jagung meliputi hama penggerek batang, tikus, penggerek tongkol, belalang, Wereng Jagung, bulai dan hawar daun. Dari 7 (tujuh) jenis OPT tersebut yang menyebabkan puso pada tanaman jagung adalah hama tikus dan penyakit bulai.

Dalam rangka pengamanan produksi tanaman jagung tersebut telah diambil langkah kebijakan pengendalian OPT yaitu secara “spot-stop” agar keberadaan serangan maupun populasi OPT secara dini dapat terkendali perkembangannya. Untuk itu dalam operasional gerakan “spot-stop” perlu didukung adanya system kelembagaan yang kuat baik di tingkat lapangan /petani maupun institusi perlindungan tanaman, sarana penanggulangan OPT dan pengawalan melalui surveilans serta monitoring dan evaluasi.

Strategi pengendalian “spot stop” mengutamakan teknologi pengendalian OPT yaitu dengan memanfaatkan penggunaan agens hayati, mekanik, fisik, dan cara-cara lain yang ramah lingkungan. Aplikasi pestisida kimia sintetik baru dilakukan apabila cara-cara tersebut tidak efektif untuk melokalisir spot populasi atau serangan yang ada (spot terus berkembang). Aplikasi pestisida secara spot treatment pada hamparan tidak akan menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan agro ekosistem antara OPT dan musuh alaminya. Gangguan OPT yang berpengaruh terhadap luas panen dan produktifitas sudah harus ditekan sejak sebelum tanam (cara pre emtif) apabila di pertanaman masih terjadi serangan OPT, maka dilakukan tindakan pengendalian yang sifatnya responsif.

Tindakan pengendalian OPT dilakukan berdasarkan hasil pengamatan keliling yang dilakukan POPT-PHP, apabila berdasarkan hasil pengamatan ditemukan sumber serangan (spot), maka POPT PHP wajib menancapkan bendera “spot-stop” sebagai peringatan agar masyarakat petani segera melakukan pengendalian OPT di areal pertanaman tersebut. Namun apabila dalam waktu 2 – 3 hari petani tridak melakukan pengendalian maka Brigade Pengendalian/BPT dibantu regu pengendalian hama (RPH) segera melakukan gerakan pengendalian OPT tersebut, dengan demikian sumber serangan /spot tidak meluas ke areal sekitarnya.

Gerakan pengendalian dilakukan sesuai dengan potensi kerusakan yang ditimbulkannya dan efektivitasnya dilaksanakan dengan cara melakukan koordinasi dan memanfaatkan sebagian sarana pengendalian yang dimiliki kelompok petani di tingkat lapangan. Kegiatan gerakan spot stop pengendalian OPT pada tanaman jagung, difokuskan untuk mengendalikan OPT utama tersebut, meskipun dalam kondisi tertentu OPT lain juga dapat muncul dan menyebabkan kerusakan secara ekonomi.

3. Tujuan

Page 168: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Melaksanakan gerakan pengendalian OPT tanaman padi dalam rangka menurunkan tingkat dan luas serangan OPT di daerah sumber serangan/kronis endemis.

4. Ruang Lingkup Kegiatan Alat Tulis Kantor (ATK) Konsumsi gerakan pengendalian Perlengkapan kegiatan gerakan Bahan sarana gerakan untuk gerakan pengendalian OPT

7. Sasaran Daerah ekplosi atau sumber serangan/kronis endemis dari serangan hama dan penyakit tanaman

8. Keluaran

Terlaksananya gerakan pengendalian OPT tanaman padi dalam rangka menurunkan tingkat dan luas serangan OPT di daerah sumber serangan/kronis endemis.

9. Pelakanaan

o Pada tahap awal dilakukan pemilihan CPCL dan menghimpun informasi tentang serangan OPT antara lain meliputi jenis OPT, luas serangan, intensitas serangan dan kerugian yang ditimbulkannya, dilanjutkan pertemuan koordinasi yang mengikutsertakan petugas lapang tingkat kabupaten maupun kecamatan (PHP, PPL dan Mantri Tani), aparat desa dan beberapa anggota kelompok tani.

o Persiapan bahan dan atau sarana pengendalian OPT dikoordinasikan dengan petani dan KT pengembang agens hayati berkaitan kesiapan bahan pengendali OPT ramah lingkungan yang akan dipergunakan sebagai sarana gerakan pengendalian OPT yang akan dilakukan oleh petani.

o Kegiatan gerakan pengendalian OPT dapat dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) tahap yaitu pada saat tanaman dalam masa rentan, yaitu secara pre-emptif pada persemaian atau saat awal tanam, pada fase vegetatif tanaman dan pada fase generatif tanaman atau disesuaikan dengan perkembangan OPT yang dikendalikan.

o Pertemuan evaluasi dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan gerakan pengendalian OPT jagung di lapangan.

11. GERAKAN PENGENDALIAN OPT KEDELE (16 unit)

1. Latar Belakang Fungsi utama perlindungan tanaman adalah pengamanan produksi dari

gangguan OPT. Berdasarkan database serangan OPT pada tanaman kedelai di Jawa Tengah periode 2010 – 2017, beberapa OPT yang sering menyebabkan kerusakan tanaman kedelai meliputi hama penggerek polong, lalat kacang, ulat grayak, penggulung daun dan ulat jengkal.

Dalam rangka pengamanan produksi tanaman pangan tersebut telah diambil langkah kebijakan pengendalian OPT yaitu secara “Spot-stop” agar keberadaan serangan

Page 169: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

maupun populasi secara dini dapat terkendali perkembangannya. Untuk itu dalam operasional gerakan “Spot-stop” perlu didukung adanya system kelembagaan yang kuat baik ditingkat lapangan /petani maupun institusi perlindungan tanaman, sarana penanggulangan OPT dan pengawalan melalui surveillance serta monitoring dan evaluasi. Spot adalah titik sumber serangan OPT berupa populasi dan atau serangan OPT yang tingkat serangannya mendekati ambang pengendalian dan apabila tidak dikendalikan akan menyebar luas ke lahan sekitarnya.

Strategi pengendalian “Spot stop” mengutamakan teknologi pengendalian yang mengutamakan pengendalian hayati yaitu dengan memanfaatkan penggunaan agens hayati, aplikasi pestisida kimia sintetik baru dilakukan apabila agens hayati yang digunakan tidak efektif untuk melokalisir spot populasi atau serangan yang ada ( spot terus berkembang ). Aplikasi pestisida secara spot treatment pada hamparan tidak akan menyebabkan gangguan terhadap keseimbangan agro ekosistem antara OPT dan musuh alaminya. Gangguan OPT yang berpengaruh terhadap luas panen dan produktifitas sudah harus ditekan sejak sebelum tanam (cara pre emtif) apabila dipertanaman masih terjadi serangan OPT, maka dilakukan tindakan pengendalian sifatnya responsif.

Tindakan pengendalian OPT dilakukan berdasarkan hasil pengamatan keliling yang dilakukan POPT-PHP, apabila berdasarkan hasil pengamatan ditemukan sumber serangan (spot), maka POPT PHP wajib menancapkan bendera “spot-stop” sebagai peringatan agar masyarakat petani segera melakukan pengendalian OPT di arealmpertanaman tersebut. Namun apabila dalam waktu 2 – 3 hari petani tridak melakukan pengendalian maka Brigade Pengendalian / BPT dibantu regu pengendalian hama (RPH) segera melakukan gerakan pengendalian OPT tersebut, dengan demikian sumber serangan / spot tidak meluas ke areal sekitarnya.

Gerakan pengendalian dilakukan disesuaikan dengan potensi kerusakan yang ditimbulkannya dan efektivitasnya dilaksanakan dengan cara melakukan koordinasi dan memanfaatkan sebagian sarana pengendalian yang dimiliki kelompok petani di tingkat lapangan. Kegiatan gerakan spot stop pengendalian OPT pada tanaman kedelai, difokuskan untuk mengendalikan OPT utama tersebut, meskipun dalam kondisi tertentu OPT lain juga dapat muncul dan menyebabkan kerusakan secara ekonomi.

4. Tujuan

Melaksanakan gerakan pengendalian OPT tanaman padi dalam rangka menurunkan tingkat dan luas serangan OPT di daerah sumber serangan/kronis endemis.

5. Ruang Lingkup Kegiatan Alat Tulis Kantor (ATK) Konsumsi gerakan pengendalian Perlengkapan kegiatan gerakan Bahan sarana gerakan untuk gerakan pengendalian OPT

10. Sasaran Daerah ekplosi atau sumber serangan/kronis endemis dari serangan hama dan penyakit tanaman

Page 170: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

11. Keluaran

Terlaksananya gerakan pengendalian OPT tanaman padi dalam rangka menurunkan tingkat dan luas serangan OPT di daerah sumber serangan/kronis endemis.

12. Pelakanaan

o Pada tahap awal dilakukan pemilihan CPCL dan menghimpun informasi tentang serangan OPT antara lain meliputi jenis OPT, luas serangan, intensitas serangan dan kerugian yang ditimbulkannya, dilanjutkan pertemuan koordinasi yang mengikutsertakan petugas lapang tingkat kabupaten maupun kecamatan (PHP, PPL dan Mantri Tani), aparat desa dan beberapa anggota kelompok tani.

o Persiapan bahan dan atau sarana pengendalian OPT dikoordinasikan dengan petani dan KT pengembang agens hayati berkaitan kesiapan bahan pengendali OPT ramah lingkungan yang akan dipergunakan sebagai sarana gerakan pengendalian OPT yang akan dilakukan oleh petani.

o Kegiatan gerakan pengendalian OPT dapat dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) tahap yaitu pada saat tanaman dalam masa rentan, yaitu secara pre-emptif pada persemaian atau saat awal tanam, pada fase vegetatif tanaman dan pada fase generatif tanaman atau disesuaikan dengan perkembangan OPT yang dikendalikan.

o Pertemuan evaluasi dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan gerakan pengendalian OPT kedelai di lapangan.

11. GERAKAN PENGENDALIAN OPT CABAI (15 unit)

1. Latar Belakang Salah satu kendala dalam peningkatan produksi hortikultura adalah adanya

serangan OPT. Perkembangan serangan/populasi OPT tidak dapat diprediksi bahkan cenderung menyimpang dari pola normalnya. Akibat serangan OPT seringkali menimbulkan kerusakan berat atau puso bahkan gagal panen. Kondisi tersebut berdampak pada timbulnya masalah sosial dan ekonomi masyarakat bahkan menimbulkan terganggunya sistem distribusi dan rawan pangan serta gangguan kenyamanan hidup masyarakat pada umumnya.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman dijelaskan bahwa pengendalian OPT berdasarkan sistem pengendalian hama terpadu. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura yang menyebutkan bahwa pengelolaan OPT dilakukan secara ramah lingkungan. Pengelolaan OPT dilaksanakan agar tidak menimbulkan kerugian secara nyata, aman konsumsi dan menjaga kelestarian lingkungan.

2. Tujuan

Melaksanakan gerakan pengendalian OPT tanaman Cabai dalam rangka menurunkan tingkat dan luas serangan OPT di daerah sumber serangan/kronis endemis.

3. Ruang Lingkup Kegiatan

Page 171: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Alat Tulis Kantor (ATK) Konsumsi gerakan pengendalian Perlengkapan kegiatan gerakan Bahan sarana gerakan untuk gerakan pengendalian OPT

4. Sasaran Daerah ekplosi atau sumber serangan/kronis endemis dari serangan hama dan penyakit tanaman

5. Keluaran

Terlaksananya gerakan pengendalian OPT tanaman Cabai dalam rangka menurunkan tingkat dan luas serangan OPT di daerah sumber serangan/kronis endemis.

6. Pelakanaan

o Pada tahap awal dilakukan pemilihan CPCL dan menghimpun informasi tentang serangan OPT antara lain meliputi jenis OPT, luas serangan, intensitas serangan dan kerugian yang ditimbulkannya, dilanjutkan pertemuan koordinasi yang mengikutsertakan petugas lapang tingkat kabupaten maupun kecamatan (PHP, PPL dan Mantri Tani), aparat desa dan beberapa anggota kelompok tani.

o Persiapan bahan dan atau sarana pengendalian OPT dikoordinasikan dengan petani dan KT pengembang agens hayati berkaitan kesiapan bahan pengendali OPT ramah lingkungan yang akan dipergunakan sebagai sarana gerakan pengendalian OPT yang akan dilakukan oleh petani.

o Kegiatan gerakan pengendalian OPT dapat dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) tahap yaitu pada saat tanaman dalam masa rentan, yaitu secara pre-emptif pada persemaian atau saat awal tanam, pada fase vegetatif tanaman dan pada fase generatif tanaman atau disesuaikan dengan perkembangan OPT yang dikendalikan.

o Pertemuan evaluasi dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan gerakan pengendalian OPT Cabai di lapangan.

12. GERAKAN PENGENDALIAN OPT BAWANG MERAH (15 unit)

1. Latar Belakang Salah satu kendala dalam peningkatan produksi hortikultura adalah adanya

serangan OPT. Perkembangan serangan/populasi OPT tidak dapat diprediksi bahkan cenderung menyimpang dari pola normalnya. Akibat serangan OPT seringkali menimbulkan kerusakan berat atau puso bahkan gagal panen. Kondisi tersebut berdampak pada timbulnya masalah sosial dan ekonomi masyarakat bahkan menimbulkan terganggunya sistem distribusi dan rawan pangan serta gangguan kenyamanan hidup masyarakat pada umumnya.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman dijelaskan bahwa pengendalian OPT berdasarkan sistem pengendalian hama terpadu. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang

Page 172: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Hortikultura yang menyebutkan bahwa pengelolaan OPT dilakukan secara ramah lingkungan. Pengelolaan OPT dilaksanakan agar tidak menimbulkan kerugian secara nyata, aman konsumsi dan menjaga kelestarian lingkungan.

3. Tujuan

Melaksanakan gerakan pengendalian OPT tanaman Bawang Merah dalam rangka menurunkan tingkat dan luas serangan OPT di daerah sumber serangan/kronis endemis.

4. Ruang Lingkup Kegiatan Alat Tulis Kantor (ATK) Konsumsi gerakan pengendalian Perlengkapan kegiatan gerakan Bahan sarana gerakan untuk gerakan pengendalian OPT

7. Sasaran Daerah ekplosi atau sumber serangan/kronis endemis dari serangan hama dan penyakit tanaman

8. Keluaran

Terlaksananya gerakan pengendalian OPT tanaman Bawang merah dalam rangka menurunkan tingkat dan luas serangan OPT di daerah sumber serangan/kronis endemis.

9. Pelakanaan

o Pada tahap awal dilakukan pemilihan CPCL dan menghimpun informasi tentang serangan OPT antara lain meliputi jenis OPT, luas serangan, intensitas serangan dan kerugian yang ditimbulkannya, dilanjutkan pertemuan koordinasi yang mengikutsertakan petugas lapang tingkat kabupaten maupun kecamatan (PHP, PPL dan Mantri Tani), aparat desa dan beberapa anggota kelompok tani.

o Persiapan bahan dan atau sarana pengendalian OPT dikoordinasikan dengan petani dan KT pengembang agens hayati berkaitan kesiapan bahan pengendali OPT ramah lingkungan yang akan dipergunakan sebagai sarana gerakan pengendalian OPT yang akan dilakukan oleh petani.

o Kegiatan gerakan pengendalian OPT dapat dilaksanakan sebanyak 3 (tiga) tahap yaitu pada saat tanaman dalam masa rentan, yaitu secara pre-emptif pada persemaian atau saat awal tanam, pada fase vegetatif tanaman dan pada fase generatif tanaman atau disesuaikan dengan perkembangan OPT yang dikendalikan.

o Pertemuan evaluasi dimaksudkan untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan gerakan pengendalian OPT Bawang merah di lapangan.

Page 173: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK

Kerangka Acuan Kerja Program : Program PengembanganAgribisnis 3.02.3.02.01.01 Hasil : Mendukung peningkatan produksi, produktivitas

dan kualitas hasil tanaman buah Organisasi : Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah Kegiatan : Peningkatan Produksi Hortikultura. 3.02.3.02.01.01.0020. Sub Kegiatan : Pengembangan Kawasan Tanaman Buah. Indikator Kinerja : TerlaksananyaPengembangan Kawasan Tanaman

Buah di Jawa Tengah. Satuan Ukur dan Jenis Keluaran : Jeruk 80 ha, Durian 85 ha, Jambu kristal 30 ha,

Pisang 30 ha, Kelengkeng 45 ha, Alpukat 110 ha, Mangga 20 ha, Nenas 10 ha dan Duku 5 Ha.

Festival Buah 1 kali. Volume : 415 Ha.

A. Latar Belakang

1. Dasar Hukum Tugas dan Fungsi/Kebijakan Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 Tahun 2016 Tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah. Bahwa Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan

bidang pertanian sub urusan tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan yang

menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan yang ditugaskan kepada

Daerah.

Dalam melaksankan tugas tersebut, Dinas melaksanakan fungsi : a. Perumusan kebijakan bidang prasarana dan sarana, tanaman pangan,

hortikultura , perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan bina usaha.

b. Pelaksanaan kebijakan bidang prasarana dan sarana, tanaman pangan,

hortikultura , perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan bina usaha.

c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang prasarana dan sarana,

tanaman pangan, hortikultura , perkebunan dan penyuluhan, pasca panen

dan bina usaha.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 1

Page 174: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK

Kerangka Acuan Kerja

d. Pelaksanaan administrasi bidang prasarana dan sarana, tanaman pangan,

hortikultura , perkebunan dan penyuluhan, pasca panen dan bina usaha.

e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur, sesuai tugas dan

fungsinya.

Kegiatan pengembangan kawasan Tanaman buah dalam pelaksanaannya

dilakukan oleh Seksi Tanaman Buah yang mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan kebijakan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan,

evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman buah. Tugas tersebut meliputi :

a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang tanaman buah

b. Menyiapkan bahan pengkoordinasian kebijakan teknis di bidang tanaman

buah

c. Menyiapkan bahan pembinaan dan pelaksanaan teknologi budidaya tanaman

buah lintas kabupaten/kota

d. Menyiapkan bahan pola produksi tanaman buah kabupaten/kota

e. Menyiapkan bahan pengaturan dan penerapan sentra/kawasan produksi

komoditas tanaman buah lintas kabupaten/kota

f. Menyiapkan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang tanaman buah

g. Melakukan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan.

2. Gambaran Umum

Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura bernilai ekonomi

tinggi yang dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik

skala kecil, menengah maupun besar karena memiliki keunggulan berupa nilai

jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumberdaya lahan dan teknologi,

serta serapan pasar dalam negeri maupun internasional yang semakin meningkat.

Buah-buahan juga memberikan sumbangan yang berarti bagi subsektor

hortikultura maupun sektor pertanian yang dapat dilihat dari nilai produk domestik

bruto (PDB) yang setiap tahunnya cenderung mengalami peningkatan.

Pengembangan buah-buahan sangat potensial sebagai sumber penghasilan bagi

petani, pengelola, kelompok, daerah penghasil, bahkan mampu dimanfaatkan

sebagai sumber devisa di Indonesia. Potensi usaha agribisnis buah-buahan

antara lain didukung dengan kekayaan sumberdaya genetik, kesesuaian

agroklimat, ketersediaan pedoman budidaya yang baik dan benar, sumberdaya

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 2

Page 175: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK

Kerangka Acuan Kerja

manusia, ketersediaan lahan dan air serta akses pasar baik ke pasar lokal

maupun pasar modern dan ekspor.

Sifat pasar hortikultura utamanya komoditas buah yang terbuka dan kompetitif

menuntut petani untuk selalu tanggap dengan indikasi-indikasi yang dapat

melemahkan maupun menguntungkan usahataninya. Secara individual petani

dengan tingkat pendidikan yang rendah dan kemampuan yang lemah tidak akan

mampu merespon pasar dengan tindakan profesional. Dalam hal ini pemerintah

dituntut untuk memfasilitasi kesenjangan yang terjadi didalam lingkungan petani,

sehingga terjadi sinergi antara kelemahan petani dengan kelebihan pihak ketiga,

terutama dalam penyediaan benih.

Komoditas buah yang memiliki potensi besar untuk diusahakan secara intensif

dan berorientasi agribisnis diantaranya adalah jeruk, durian, pisang, alpukat,

jambu kristal, kelengkeng dan mangga. Komoditas-komoditas tersebut memiliki

nilai strategis/unggul karena produk yang dihasilkan selain potensial dipasar lokal

juga berpeluang terserap oleh konsumen dari daerah lain dari Indonesia bahkan

dapat menjadi komoditas andalan untuk ekspor.

Usaha Pengembangan buah difokuskan pada peningkatan produksi dan mutu

untuk memenuhi permintaan pasar dalam dan luar negeri. Bila mutu produk buah

Indonesia tidak dapat memenuhi standar sesuai kebutuhan konsumen, maka

dikawatirkan Indonesia akan dibanjiri produk hortikultura impor. Dalam rangka

meningkatkan ketersediaan buah bermutu untuk pemenuhan kebutuhan pasar

baik domestik maupun internasional dilakukan melalui upaya pengembangan

kawasan buah. Sejalan dengan program Kementerian Pertanian untuk

meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu produk tanaman hortikultura maka

dilakukan penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dain Good Handling

Practices (GHP). Akselerasi penerapan GAP dan GHP difasilitasi melalui

penyediaan sarana prasarana budidaya dan pasca panen yang diperlukan para

pelaku usaha di tingkat lapang untuk mewujudkan kawasan buah dengan produk

yang berdaya saing.

. Pengembangan kawasan tanaman buah tahun 2018 didukung dengan

komponen kegiatan :

• Sosialiasi Pengembangan Kawasan Buah (4 kali)

• Sosialisasi GAP/SOP tanaman buah (4 kali)

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 3

Page 176: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK

Kerangka Acuan Kerja

• Festival Buah (1 kali)

• Identifikasi, pembinaan, monitoring dan evaluasi

• Fasilitasi Bantuan Bibit tanaman dan pupuk

3. Tujuan a. Mendorong tumbuh dan berkembangnya sentra produksi yang berkelanjutan. b. Meningkatkan kecintaan dan apresiasi terhadap poduk buah unggul lokal

c. meningkatkan kemampuan dan keterampilan petani / petugas dalam

pengelolaan tanaman buah yang berbasis agribisnis

4. Sasaran a. Terlaksananya Kegiatan Pengembangan Kawasan Buah melalui

ekstensifikasi dan intensifikasi dalam bentuk perbaikan mutu pengelolaan

kebun.

b. Terlaksananya Festival Buah 1 kali

B. Penerima Manfaat Penerima manfaat pada kegiatan ini adalahpelaku usaha / petani/ / petugas kelompok tani tanaman buah

C. Strategi Pencapaian Keluaran 1. Metode Pelaksanaan

Penyelenggaraan kegiatan ini dilakukan dengan cara swakelola dan pengadaan oleh pihak ketiga dalam bentuk barang yang diserahkan kepada kelompok tani.

2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan. 1) Tahapan Pelaksanaan

I. Persiapan : membuat juklak/juknis, Identifikasi, verifikasi dan penetapan petani/lokasi

II. Pelaksanaan : Pelaksanaan kegiatan III. Pembinaan/Monitoring : Memantau pelaksanaan tersalurnya fasilitasi

bantuan dan perkembangannya di lapangan IV. Pelaporan : Pembuatan Laporan

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 4

Page 177: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KAK

Kerangka Acuan Kerja

2) Waktu Pelaksanaan

Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Persiapan

Pelaksanaan

Pembinaan

Monev

Pelaporan

D. Waktu Pencapaian Keluaran Keluaran kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan Pengembangan Kawasan

Tanaman Buah di Jawa Tengah selama 12 bulan sejak Januari hingga Desember

2019.

E. Biaya Yang Diperlukan Kegiatan Pengembangan kawasan tanaman buah di Jawa Tengah merupakan

bagian dari Kegiatan Peningkatan Produksi Hortikultura dengan total biaya sebesar

Rp 3.250.000.000,-. (Tiga milyar dua ratus lima puluh juta rupiah).

Ungaran,

KEPALA BIDANG HORTIKULTURA Selaku PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Ir. CATUR WAHUDI, MP. NIP. 19610102 198603 1 015

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah 5

Page 178: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PROGRAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS BENIH DAN PENGEMBANGAN

KEBUN DINAS TA. 2019

A. LATAR BELAKANG

1. Dasar Hukum

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih dan

Pengembangan Kebun Dinas mengacu pada :

1) Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 113 Tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian dan

Perkebunan Provinsi Jawa Tengah. Salah satu Unit Pelaksana Teknis

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah adalah Balai Benih

Tanaman Perkebunan. Balai Benih Tanaman Perkebunan berdiri sebagai

perwujudan tuntutan kebutuhan terhadap peredaran dan mutu benih

serta pengelolaan aset pemerintah daerah berupa kebun-kebun dinas.

2) Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Pertanian dan Perkebunan

Provinsi Jawa Tengah Program Pengembangan Agribisnis Kegiatan

Peningkatan Kualitas Benih dan Pengembangan Kebun Dinas.

2. Gambaran Umum

Kebun Dinas Balai Benih Tanaman Perkebunan, Dinas Pertanian dan

Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, yaitu sejumlah 33 kebun dinas seluas

370,74 hektar yang tersebar di 16 Kabupaten/Kota yaitu Salatiga, Boyolali,

Magelang, Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Wonogiri, Purbalingga,

Banjarnegara, Banyumas, Pemalang, Pekalongan, Batang, Rembang,

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 1 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 179: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Sukoharjo dan Jepara. Adapun rincian untuk kebun dinas sebagaimana tersaji

pada Tabel 1.

Tabel 1. Kebun Dinas Balai Balai Benih Tanaman Perkebunan, Dinas

Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

No. Kebun Dinas Kota/Kabupaten Luas (ha)

1. Adinuso Batang 8,01

2. Bantarangin Wonogiri 9,60

3. Binangun Purbalingga 3,68

4. Bulu Rembang 21,84

5. Bulukerto Wonogiri 1,32

6. Giriwarno Wonogiri 2,24

7. Gombong Pemalang 8,34

8. Jangglengan Sukoharjo 18,00

9. Jragan Temanggung 1,00

10. Kaliombo Rembang 21,95

11. Kaliwiro Wonosobo 9,46

12. Kandeman Batang 7,24

13. Karanganyar Pekalongan 4,76

14. Karanggedong Temanggung 7,45

15. Karangreja Purbalingga 8,44

16. Limpakuwus Banyumas 10,89

17. Mento Temanggung 5,00

18. Ngagrong Boyolali 4,00

19. Ngawen Salatiga 4,00

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 2 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 180: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

20. Noborejo Salatiga 4,00

21. Pagenteran Pemalang 2,00

22. Pirikan Magelang 0,50

23. Redin Purworejo 12,89

24. Sedayu Wonosobo 2,40

25. Selorejo Wonogiri 1,40

26. Sidoharjo Wonogiri 1,37

27. Surjo Batang 1,93

28. Surojoyo Wonosobo 6,29

29. Tanggulrejo Magelang 8,02

30. Wanayasa Banjarnegara 2,00

31. Watuaji Jepara 2,52

32. Wonorejo Batang 157,20

33. Wuryantoro Wonogiri 10,00

Total 370,74

Kondisi geografis dan agroklimat pada masing-masing kebun dinas

berbeda-beda sehingga komoditas perkebunan yang diusahakan di tiap-tiap

kebun dinas juga berbeda-beda. Lokasi dan kondisi lahan termasuk lahan

tegalan dengan ketinggian lokasi bervariasi antara 200 - 1.200 meter dpl,

agroklimat termasuk daerah tadah hujan, curah hujan antara 1.200 – 2.500

mm per tahun. Jenis tanaman setiap kebun dinas bervariasi, baik komoditas

maupun umur tanamannya. Adapun komoditas perkebunan dan

penyebarannya di kebun dinas sesuai dengan Tabel 2.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 3 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 181: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Tabel 2. Komoditas Perkebunan dan Penyebarannya di Kebun Dinas Balai

Benih Tanaman Perkebunan

No Komoditas Populasi

(batang)

Kebun Dinas

1 Cengkeh 6.510 Noborejo Salatiga, Tanggulrejo Magelang,

Redin Purworejo, Surojoyo Wonosobo,

Bulukerto Wonogiri, Karangreja

Purbalingga, Binangun Purbalingga,

Limpakuwus Banyumas, Karanganyar

Pekalongan, Adinuso Batang, Surjo

Batang

2 Kakao 15.976 Tanggulrejo Magelang, Pirikan Magelang,

Kaliwiro Wonosobo, Sidoharjo Wonogiri,

Giriwarno Wonogiri, Selorejo Wonogiri,

Bulukerto Wonogiri, Limpakuwus

Banyumas, Kandeman Batang, Wonorejo

Batang, Mento Temanggung

3 Kapuk Randu 1.623 Kandeman Batang, Pasekaran Batang,

Wonorejo Batang, Bulu Rembang

4 Karet 12.460 Adinuso Batang, Watuaji Jepara, Redin

Purworejo, Kaliwiro Wonosobo,

Karangreja Purbalingga, Karanganyar

Pekalongan

5 Kelapa Dalam 12.062 Noborejo Salatiga, Tanggulrejo Magelang,

Pirikan Magelang, Redin Purworejo,

Surojoyo Wonosobo, Kaliwiro Wonosobo,

Sedayu Wonosobo, Sidoharjo Wonogiri,

Giriwarno Wonogiri, Selorejo Wonogiri,

Bulukerto Wonogiri, Binangun

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 4 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 182: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Purbalingga, Limpakuwus Banyumas,

Surjo Batang, Adinuso Batang, Bulu

Rembang, Kaliombo Rembang,

Bantarangin Wonogiri, Ngawen Salatiga,

Wonorejo Batang, Mento Temanggung

6 Kemiri 5 Redin Purworejo

7 Kopi Robusta 89.601 Ngagrong Boyolali, Karanggedong

Temanggung, Karangreja Purbalingga,

Wanayasa Banjarnegara, Pagenteran

Pemalang, Noborejo Salatiga, Tanggulrejo

Magelang, Kandeman Batang, Jragan

Temanggung, Karanganyar Pekalongan,

Pirikan Redin Purworejo, Surojoyo

Wonosobo, Kaliwiro Wonosobo, Sedayu

Wonosobo, Limpakuwus Banyumas,

Adinuso Batang, Bulu Rembang, Ngawen

Salatiga, Wonorejo Batang, Mento

Temanggung

8 Lada 815 Karanggedong Temanggung

9 Mete 6 Bantarangin Wonogiri

10 Pala 4.731 Tanggulrejo Magelang, Mento

Temanggung, Kaliwiro Wonosobo,

Karangreja Purbalingga, Surjo Batang,

Adinuso Batang.

11 Panili 422 Noborejo Salatiga, Tanggulrejo Magelang,

Pirikan Magelang

12 Tebu 828.000 Karanganyar Pekalongan, Wonorejo

Batang, Bantarangin Wonogiri,

Wuryantoro Wonogiri, Jangglengan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 5 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 183: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Sukoharjo

13 Teh 165.809 Karangreja Purbalingga, Wanayasa

Banjarnegara, Gombong Pemalang,

Pagenteran Pemalang, Adinuso Batang,

Surjo Batang

14 Tembakau 25.000 Ngagrong Boyolali

Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih dan Pengembangan Kebun Dinas

dilaksanakan dengan metode dan strategi pengembangan sistem agribisnis.

Agribisnis adalah kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi

pertanian dalam arti luas khususnya dalam hal ini adalah terkait dengan

perkebunan, yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai

produksi, pengolahan masukan dan keluaran produksi (agroindustri),

pemasaran masukan-keluaran pertanian dan kelembagaan penunjang

kegiatan. Untuk mencapai totalitas hasil, usaha agribisnis dibangun dalam

suatu perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga

membentuk suatu totalitas hasil. Disini dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri

dari dari berbagai sub sistem yang tergabung dalam rangkaian interaksi dan

interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai suatu totalitas.

Rancang bangun yang akan dikembangkan dalam pembangunan

Kebun Dinas baik sebagai kebun produksi maupun kebun induk (kebun

sumber benih) adalah pola intensifikasi, peremajaan, rehabilitasi, panen dan

pengolahan hasil panen, pengelolaan secara keseluruhan, integrasi, inovasi,

renovasi, rehabilitasi, kerja sama dan konsolidasi dengan stake holder terkait.

Konsep yang akan dikembangkan mengacu pada pengembangan agribisnis,

sehingga secara langsung dan tidak langsung berdampak terhadap

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 6 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 184: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

peningkatan pendapatan kebun dinas, peningkatan penyerapan tenaga kerja

dan kesejahteraan serta menurunkan kemiskinan.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih dan Pengembangan Kebun Dinas

bertujuan untuk :

1. Meningkatkan dan mengembangkan potensi kebun dinas dengan metode dan

strategi pengembangan sistem agribisnis.

2. Meningkatkan fungsi Kebun Dinas sebagai tempat penyuluhan dan pendidikan

serta riset masyarakat.

3. Membangun Kebun Sumber Benih dan Kebun Produksi di Kebun Dinas.

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan Peningkatan Kualitas Benih dan Pengembangan

Kebun Dinas dari perencanaan, sosialisasi, pemanfaatan upah tenaga kerja,

penyediaan bibit dan pengadaan pembibitan, pengendalian H/P, pelaksanaan

kegiatan intensifikasi, rehabilitasi, panen, pengawalan, pendampingan,

monitoring, evaluasi dan pelaporan dalam kegiatan yang terkoordinasi,

terintegrasi dan sinergis yang dilaksanakan di kebun dinas dalam rangka

optimalisasi kebun.

D. SASARAN

Sasaran yang hendak dicapai pada Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih

dan Pengembangan Kebun Dinas adalah :

1. Meningkatkan produksi dan pendapatan hasil tanaman di 32 kebun dinas.

2. Meningkatkan peran dan fungsi kebun dinas sebagai tempat percontohan dan

pendidikan dengan sistim kerjasama stakeholder terkait di 32 kebun dinas.

3. Tersedianya sumber benih tanaman perkebunan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 7 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 185: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

E. LOKASI KEGIATAN

Lokasi Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih dan Pengembangan Kebun

Dinas yaitu di 32 Kebun Dinas. Adapun rinciannya sebagai berikut :

Tabel 3. Lokasi Kebun Dinas Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih dan

Pengembangan Kebun Dinas TA 2019

No. Kebun Dinas Kota/Kabupaten Luas (ha)

1. Adinuso Batang 8,01

2. Bantarangin Wonogiri 9,60

3. Binangun Purbalingga 3,68

4. Bulu Rembang 21,84

5. Bulukerto Wonogiri 1,32

6. Giriwarno Wonogiri 2,24

7. Gombong Pemalang 8,34

8. Jangglengan Sukoharjo 18,00

9. Kaliombo Rembang 21,95

10. Kaliwiro Wonosobo 9,46

11. Kandeman Batang 7,24

12. Karanganyar Pekalongan 4,76

13. Karanggedong Temanggung 7,45

14. Karangreja Purbalingga 8,44

15. Limpakuwus Banyumas 10,89

16. Mento Temanggung 5,00

17. Ngagrong Boyolali 4,00

18. Ngawen Salatiga 4,00

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 8 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 186: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

19. Noborejo Salatiga 4,00

20. Pagenteran Pemalang 2,00

21. Pasekaran Batang 1,00

22. Redin Purworejo 12,89

23. Sedayu Wonosobo 2,40

24. Selorejo Wonogiri 1,40

25. Sidoharjo Wonogiri 1,37

26. Surjo Batang 1,93

27. Surojoyo Wonosobo 6,29

28. Tanggulrejo Magelang 8,02

29. Wanayasa Banjarnegara 2,00

30. Watuaji Jepara 2,52

31. Wonorejo Batang 157,20

32. Wuryantoro Wonogiri 10,00

Total 369,24

F. TAHAPAN KEGIATAN

Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih dan Pengembangan Kebun Dinas

meliputi berbagai tahapan kegiatan yang merupakan satu kesatuan yang

terintegrasi. Komoditas perkebunan di masing-masing kebun dinas

membutuhkan penanganan yang berbeda-beda baik dari teknis waktu maupun

jumlahnya karena penyebaran komoditas perkebunan yang beragam yang

meliputi Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan Tanaman Menghasilkan (TM)

serta Tanaman Tua/Rusak (TT/TR). Berkaitan dengan hal tersebut, kegiatan di

Kebun Dinas dilaksanakan secara kontinyu terus menerus mulai dari awal tahun

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 9 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 187: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

sampai dengan akhir tahun dengan tingkat konsentrasi pada bulan awal dan

akhir musim penghujan.

Tahapan Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih dan Pengembangan Kebun

Dinas adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan, meliputi :

a. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA), Rencana Kerja Operasional

(RKO) baik swakelola maupun penunjukan langsung/lelang beserta

kelengkapannya.

b. Penyusunan Rencana Umum Pengadaan (RUP).

c. Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Kegiatan.

d. Penyusunan Buku Panduan.

e. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan dan Petunjuk Teknis

Kegiatan.

2. Tahap Peningkatan Kualitas Benih, meliputi :

a. Pembibitan tanaman komoditas perkebunan guna mendukung

penyediaan benih perkebunan serta Rehabilitasi tanaman yaitu

mengganti dan meremajakan tanaman yang sudah tua dan atau rusak

tidak produktif lagi untuk dibongkar dan diganti dengan tanaman baru

dengan tujuan meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman dan

hasil kebun. Adapun pengaadaan benih yang digunakan untuk

rehabilitasi yaitu meliputi yang meliputi :

- Benih kopi robusta

- Benih kopi arabika

- Benih Cengkeh

- Benih kakao

- Benih jambu mete

- Bibit Kopi sambung

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 10 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 188: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

b. Sarana pembibitan meliputi :

- Polibag ukuran 15 x 20 cm

- Polibag ukuran 20 x 25 cm

3. Tahap Pengembangan Kebun Dinas, meliputi :

a. Pelaksanaan intensifikasi kebun dinas

b. Pelaksanaan rehabilitasi kebun dinas

c. Pelaksanaan panen dan pengolahan hasil kebun dinas

d. Pelaksanaan pengelolaan kebun dinas

4. Dukungan sarana produksi, meliputi :

a. Pupuk organik

b. Pupuk majemuk

c. Pupuk KCL

d. Pupuk urea

e. Pupuk SP 36

f. Pupuk ZA

g. Round Up

h. Dithane 45

5. Tahap Peningkatan Kualitas SDM, meliputi :

a. Perekrutan tenaga teknis (outsourcing) dengan kualifikasi pendidikan S1,

D3 dan SMA

b. Rapat koordinasi petugas kebun dinas setiap bulan

6. Tahap Pengawalan dan Supervisi, meliputi :

a. Pengawalan kegiatan kebun dinas

b. Supervisi kegiatan kebun dinas

c. Konsultasi dan koordinasi petugas kebun dinas terkait dengan kegiatan

kebun dinas

d. Fasilitasi pembangunan perkebunan

7. Penunjang Administrasi Kegiatan, meliputi :

a. Penggandaan/fotokopi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 11 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 189: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

G. KELUARAN

1. Capaian Program

a. Pengembangan dan pengelolaan kebun dinas secara optimal dengan

tersedianya bibit sebagai bahan peremajaan dan rehabilitasi serta

terpeliharanya tanaman komoditas perkebunan di kebun dinas;

b. Peningkatan produksi dan produktivitas hasil kebun dengan pemupukan

yang mengacu pada 5 (lima) tepat;

c. Perbaikan dan peningkatan kualitas benih/bibit unggul dan bermutu.

2. Masukan

Dana yang tersedia sebesar Rp 3.500.000.000,- (Tiga miliar lima ratus

juta rupiah), dengan anggaran swakelola sebesar Rp. 2.325.750.000,- dan

anggaran pengadaan sebesar Rp. 1.174.250.000,-.

3. Keluaran

a. Terlaksananya pengembangan dan pengelolaan kebun dinas secara

optimal dengan denganmelakukan peremajaan, rehabilitasi tanaman yang

tidak produktif lagi serta terpeliharanya tanaman komoditas perkebunan

di 32 kebun dinas dengan luas 369,24 ha.

b. Terlaksananya peningkatan produksi dan produktivitas hasil kebun

dengan pemupukan yang mengacu 5 (lima) tepat, meliputi :

- Pupuk organik 200.000 kg

- Pupuk majemuk 30.000 kg

- Pupuk KCL : 10.000 kg

- Pupuk urea : 20.000 kg

- Pupuk SP 36 : 12.000 kg

- Pupuk ZA : 10.000 kg

- Round up : 600 liter

- Insektisida : 600 kg

c. Terlaksananya penyediaan benih tanaman perkebunan Terlaksananya

rehabilitasi tanaman untuk mengganti dan meremajakan tanaman yang

sudah tua atau rusak yang meliputi :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 12 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 190: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

- Benih kopi robusta (KD Noborejo Salatiga) 50.000 batang

- Benih cengkeh (KD Noborejo Salatiga dan KD Surjo Batang) 25.000

polong

- Benih kopi arabika (KD Ngagrong dan KD Ngawen) 40.000 batang

- Bibit batang bawah kopi (KD Noborejo Salatiga dan KD Sedayu

Wonosobo) 22.500 batang

- Entres kopi (KD Noborejo Salatiga dan KD Sedayu Wonosobo) 22.500

mata

4. Hasil

a. Peningkatan produksi dan produktivitas hasil kebun dinas;

b. Penyediaan benih/bibit bermutu;

c. Tercapainya target PAD dari Kebun Dinas.

H. ANGGARAN

Dana yang tersedia sebesar Rp 3.500.000.000,- (Tiga miliar lima ratus

juta rupiah), dengan dengan anggaran swakelola sebesar Rp. 2.325.750.000,-

dan anggaran pengadaan sebesar Rp. 1.174.250.000,-. Adapun Rencana

Anggaran Biaya sebagaimana tersaji pada Tabel.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 13 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 191: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Tabel 4. Rencana Anggaran Biaya Total

JumlahVolume Sat Hrg. Sat ( Rp )

3 4 5 6

5 BELANJA DAERAH 3.500.000.0005 2 BELANJA LANGSUNG 3.500.000.0005 2 1 BELANJA PEGAWAI 1.278.000.0005 2 1 02 HONORARIUM NON PNS 1.278.000.0005 2 1 02 06 Upah Tenaga Kerja 1.278.000.000

- Intensifikasi 8.100 org 1 Keg 1 th 8.100 OH 60.000 486.000.000- Rehabilitasi Kebun 3.700 org 1 Keg 1 th 3.700 OH 60.000 222.000.000- Panen dan Pengolahan Hasil 5.500 org 1 Keg 1 th 5.500 OH 60.000 330.000.000- Pengelolaan Kebun Dinas 4.000 org 1 Keg 1 th 4.000 OH 60.000 240.000.000

5 2 2 BELANJA BARANG DAN JASA - - - 2.222.000.0005 2 2 02 Belanja Bahan/ Material 1.415.650.0005 2 2 02 02 Belanja Bahan/ Bibit Tanaman 198.250.000

Belanja Bibit Tanaman 198.250.000- Benih Kopi Robusta 50.000 biji 1 Keg 1 th 50.000 biji 500 25.000.000 Noborejo Salatiga- Benih Kopi Arabika 40.000 biji 1 Keg 1 th 40.000 biji 500 20.000.000- Benih Cengkeh 25.000 polong 1 Keg 1 th 25.000 polon 600 15.000.000- Bibit Batang Bawah Kopi 22.500 btg 1 Keg 1 th 22.500 btg 3.000 67.500.000 Noborejo Salatiga 12.500 btg Sedayu Wonosobo 10.000 btg- Entres Kopi 22.500 mata 1 Keg 1 th 22.500 mata 1.500 33.750.000 Noborejo Salatiga 12.500 mata Sedayu Wonosobo 10.000 mata- Benih Kakao (untuk Kebun Induk) 25.000 Biji 1 Keg 1 th 25.000 Biji 1.000 25.000.000- Benih jambu mete (untuk Kebun Induk) 12.000 Biji 1 Keg 1 th 12.000 Biji 1.000 12.000.000

5 2 2 02 04 1.192.400.000Belanja Pupuk dan Pestisida 1.192.400.000- Pupuk Organik 200.000 kg 1 Keg 1 th 200.000 kg 1.500 300.000.000- Pupuk Majemuk 30.000 kg 1 Keg 1 th 30.000 Kg 12.000 360.000.000- Pupuk KCl 10.000 kg 1 Keg 1 th 10.000 Kg 10.000 100.000.000- Pupuk Urea 20.000 kg 1 Keg 1 th 20.000 Kg 7.400 148.000.000- Pupuk SP 36 12.000 kg 1 Keg 1 th 12.000 Ltr 7.500 90.000.000- Pupuk ZA 10.000 kg 1 Keg 1 th 10.000 kg 7.500 75.000.000- Round up 600 ltr 1 Keg 1 th 600 ltr 85.000 51.000.000- Insektisida 600 ltr 1 Keg 1 th 600 ltr 114.000 68.400.000

1 2

Rekening Rincian PerhitunganPerhitunganKode

Uraian

Belanja Bahan Obat - Obatan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 14 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 192: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

5 2 2 02 08 Belanja Peralatan Kerja 25.000.000Polibag ukuran 15x20 cm 200 Kg 1 keg 1 th 200 Kg 50.000 10.000.000Polibag ukuran 20x25 cm 200 Kg 1 keg 1 th 200 Kg 75.000 15.000.000

5 2 2 03 Belanja Jasa Kantor 197.200.000

5 2 2 03 24 Belanja Jasa Pengajar/Instruktur/Narasumber/Tenaga Ahli 4.000.000- Honor Narasumber Rapat Koordinasi Petugas 2 org 4 kl 8 oh 500.000 4.000.000

5 2 2 03 32 Belanja Jasa Tenaga Teknis 193.200.000Petugas Kebun Dinas 193.200.000- Tenaga Teknis S1 Pertanian 4 org 12 Keg 1 thn 48 OK 2.000.000 96.000.000- Tenaga Teknis D3 Pertanian/Perkebunan 2 org 12 Keg 1 thn 24 OK 1.800.000 43.200.000- Tenaga Teknis SMK Pertanian 3 org 12 Keg 1 thn 36 OK 1.500.000 54.000.000

5 2 2 06 8.750.0005 2 2 06 02 8.750.000

Foto CopyLaporan surat dll 43.750 lbr 1 kg 1 th 43.750 lbr 200 8.750.000

5 2 2 11 Belanja Makanan dan Minuman 19.500.0005 2 2 11 06 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 19.500.000

Rapat Koordinasi Petugas Kebun Dinas

- Makan dan minum 50 org 12 kl 600 OH 20.000 12.000.000

- Snack dan minum 50 org 12 kl 600 OH 12.500 7.500.0005 2 2 15 580.900.0005 2 2 15 01 580.900.000

Perjalanan pengawalan dan supervisi Kebun Dinas 439.650.000

Uang Harian 945 OH 370.000 349.650.000

Operasional 1 tahun 90.000.000

Perjalanan Konsultasi dari KD ke Balai 108.250.000

Uang Harian 225 OH 370.000 83.250.000

Operasional 1 tahun 25.000.000

Perjalanan Dinas Petugas Fasilitasi Pembangunan Perkebunan 33.000.000

Perjalanan Dinas Petugas Fasilitasi Pembangunan 6 orang 5 kali 11 bulan 330 OH 100.000 33.000.000

JUMLAH TOTAL 3.500.000.000

Belanja cetak dan penggandaanBelanja penggandaan

Belanja Perjalanan DinasBelanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 15 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 193: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Tabel 5. Rencana Anggaran Biaya NON LS

JumlahVolume Sat Hrg. Sat ( Rp )

3 4 5 6

5 BELANJA DAERAH 2.325.750.0005 2 BELANJA LANGSUNG 2.325.750.0005 2 1 BELANJA PEGAWAI 1.278.000.0005 2 1 02 HONORARIUM NON PNS 1.278.000.0005 2 1 02 06 Upah Tenaga Kerja 1.278.000.000

- Intensifikasi 8.100 org 1 Keg 1 th 8.100 OH 60.000 486.000.000- Rehabilitasi Kebun 3.700 org 1 Keg 1 th 3.700 OH 60.000 222.000.000- Panen dan Pengolahan Hasil 5.500 org 1 Keg 1 th 5.500 OH 60.000 330.000.000- Pengelolaan Kebun Dinas 4.000 org 1 Keg 1 th 4.000 OH 60.000 240.000.000

5 2 2 BELANJA BARANG DAN JASA - - - 1.047.750.0005 2 2 02 Belanja Bahan/ Material 241.400.0005 2 2 02 02 Belanja Bahan/ Bibit Tanaman 97.000.000

Belanja Bibit Tanaman 97.000.000- Benih Kopi Robusta 50.000 biji 1 Keg 1 th 50.000 biji 500 25.000.000 Noborejo Salatiga- Benih Kopi Arabika 40.000 biji 1 Keg 1 th 40.000 biji 500 20.000.000- Benih Cengkeh 25.000 polong 1 Keg 1 th 25.000 polon 600 15.000.000- Benih Kakao (untuk Kebun Induk) 25.000 Biji 1 Keg 1 th 25.000 Biji 1.000 25.000.000 - Benih jambu mete (untuk Kebun Induk) 12.000 Biji 1 Keg 1 th 12.000 Biji 1.000 12.000.000

5 2 2 02 04 119.400.000Belanja Pupuk dan Pestisida 119.400.000- Round up 600 ltr 1 Keg 1 th 600 ltr 85.000 51.000.000- Insektisida 600 ltr 1 Keg 1 th 600 ltr 114.000 68.400.000

5 2 2 02 08 Belanja Peralatan Kerja 25.000.000Polibag ukuran 15x20 cm 200 Kg 1 keg 1 th 200 Kg 50.000 10.000.000Polibag ukuran 20x25 cm 200 Kg 1 keg 1 th 200 Kg 75.000 15.000.000

5 2 2 03 Belanja Jasa Kantor 197.200.000

5 2 2 03 24 Belanja Jasa Pengajar/Instruktur/Narasumber/Tenaga Ahli 4.000.000- Honor Narasumber Rapat Koordinasi Petugas 2 org 4 kl 8 oh 500.000 4.000.000

1 2

Belanja Bahan Obat - Obatan

Rekening Rincian PerhitunganKode

UraianPerhitungan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 16 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 194: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

5 2 2 03 32 Belanja Jasa Tenaga Teknis 193.200.000Petugas Kebun Dinas 193.200.000- Tenaga Teknis S1 Pertanian 4 org 12 Keg 1 thn 48 OK 2.000.000 96.000.000- Tenaga Teknis D3 Pertanian/Perkebunan 2 org 12 Keg 1 thn 24 OK 1.800.000 43.200.000- Tenaga Teknis SMK Pertanian 3 org 12 Keg 1 thn 36 OK 1.500.000 54.000.000

5 2 2 06 8.750.0005 2 2 06 02 8.750.000

Foto CopyLaporan surat dll 43.750 lbr 1 kg 1 th 43.750 lbr 200 8.750.000

5 2 2 11 Belanja Makanan dan Minuman 19.500.0005 2 2 11 06 Belanja Makanan dan Minuman Rapat 19.500.000

Rapat Koordinasi Petugas Kebun Dinas

- Makan dan minum 50 org 12 kl 600 OH 20.000 12.000.000

- Snack dan minum 50 org 12 kl 600 OH 12.500 7.500.0005 2 2 15 580.900.0005 2 2 15 01 580.900.000

Perjalanan pengawalan dan supervisi Kebun Dinas 439.650.000

Uang Harian 945 OH 370.000 349.650.000

Operasional 1 tahun 90.000.000

Perjalanan Konsultasi dari KD ke Balai 108.250.000

Uang Harian 225 OH 370.000 83.250.000

Operasional 1 tahun 25.000.000

Perjalanan Dinas Petugas Fasilitasi Pembangunan Perkebunan 33.000.000

Perjalanan Dinas Petugas Fasilitasi Pembangunan 6 orang 5 kali 11 bulan 330 OH 100.000 33.000.000

JUMLAH TOTAL 2.325.750.000

Belanja Perjalanan DinasBelanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah

Belanja cetak dan penggandaanBelanja penggandaan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 17 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 195: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Tabel 6. Rencana Anggaran Biaya LS

JumlahVolume Sat Hrg. Sat ( Rp )

3 4 5 6

5 BELANJA DAERAH 1.174.250.0005 2 BELANJA LANGSUNG 1.174.250.0005 2 2 BELANJA BARANG DAN JASA - - - 1.174.250.0005 2 2 02 Belanja Bahan/ Material 1.174.250.0005 2 2 02 02 Belanja Bahan/ Bibit Tanaman 101.250.000

Belanja Bibit Tanaman 101.250.000- Bibit Batang Bawah Kopi 22.500 btg 1 Keg 1 th 22.500 btg 3.000 67.500.000 Noborejo Salatiga 12.500 btg Sedayu Wonosobo 10.000 btg- Entres Kopi 22.500 mata 1 Keg 1 th 22.500 mata 1.500 33.750.000 Noborejo Salatiga 12.500 mata Sedayu Wonosobo 10.000 mata

5 2 2 02 04 1.073.000.000Belanja Pupuk dan Pestisida 1.073.000.000- Pupuk Organik 200.000 kg 1 Keg 1 th 200.000 kg 1.500 300.000.000- Pupuk Majemuk 30.000 kg 1 Keg 1 th 30.000 Kg 12.000 360.000.000- Pupuk KCl 10.000 kg 1 Keg 1 th 10.000 Kg 10.000 100.000.000- Pupuk Urea 20.000 kg 1 Keg 1 th 20.000 Kg 7.400 148.000.000- Pupuk SP 36 12.000 kg 1 Keg 1 th 12.000 Ltr 7.500 90.000.000- Pupuk ZA 10.000 kg 1 Keg 1 th 10.000 kg 7.500 75.000.000

JUMLAH TOTAL 1.174.250.000

1 2

Belanja Bahan Obat - Obatan

Rekening Rincian PerhitunganKode

UraianPerhitungan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 18 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 196: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

I. PENUTUP

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih

dan Pengembangan Kebun Dinas Tahun Anggaran 2019 dibuat sebagai

pedoman dan bahan acuan dalam melaksanakan kegiatan agar diperoleh

output dan benefit yang tepat sasaran.

Salatiga, Mei 2018

PLt. Kepala Balai Benih Tanaman Perkebunan

DRS. IMAN BUDIYANTO, MP NIP. 19611214 198703 1 006

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Peningkatan Kualitas Benih 19 Dan Pengembangan Kebun Dinas APBD Tahun Anggaran 2019

Page 197: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

KEGIATAN PENINGKATAN KELEMBAGAAN DAN SDM PENYULUHAN

APBD TAHUN ANGGARAN 2019

KODE REKENING: 2.01.2.01.04.28.15

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROVINSI JAWA TENGAH

Page 198: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA

SKPD : Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

Bidang : Penyuluhan, Pasca Panen dan Bina Usaha

Program : Peningkatan SDM dan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan : Peningkatan Kelembagaan dan SDM Penyuluhan

Indikator Kinerja :

Input : Dana APBD TA 2019 Sebesar Rp. 5.000.000.000,-

(Lima milyar rupiah)

Output : 1. Peningkatan Kapasitas SDM Penyuluh Pertanian

2. Peningkatan Kualitas Balai Penyuluhan dan Pos Penyuluhan

Desa

3. Pertemuan Koordinasi Kelembagaan Penyuluhan

4. Pembinaan, monitoring dan evaluasi penyuluhan

Outcome : 1. Meningkatnya kemampuan dan kompetensi SDM Penyuluh

Pertanian dalam mendukung program strategis;

2. Meningkatnya Kualitas Balai Penyuluhan dan Pos Penyuluhan

Desa

3. Meningkatnya kapasitas Kelembagaan Penyuluhan

4. Kunjungan dan supervisi serta monitoring evaluasi ke wilayah

binaan di Kabupaten/Kota

Sasaran : Kelembagaan Penyuluhan, Penyuluh, Pelaku utama dan Pelaku

usaha

Lokasi : Kabupaten/Kota se Jawa Tengah

A. Latar Belakang A.1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kegiatan:

1. Undang-Undang No. 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan

2. Undang-Undang No. 19\2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Petani

Page 199: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

3. Undang-Undang No. 23 \ 2014 tentang Pemerintah Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2015

tentang perubahan kedua atas Undang-Undang No. 23 \ 2014.

4. Permenpan Nomor: PER\02\MENPAN\2\2008 tentang Jabatan

Fungsional Penyuluh Pertanian dan Angka Kreditnya

5. PermenPAN & RB Nomor: 27 Tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional

Penyuluh Kehutanan dan Angka Kreditnya

6. Surat Edaran Menpan Nomor: B-299-M.PAN-2-2007 tanggal 9

Februari 2007 perihal Pengangkatan Tenaga Penyuluh Pertanian

7. Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 146.1-Kpts-KP.320-3-2007

tentang Hasil Seleksi Pengadaan THL TBPP dan THL TB POPT

Departemen Pertanian

8. Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/Kpts/OT.160/4/2007

digantikan dengan Peraturan Menteri Pertanian

Nomor:82/Permentan/OT.140/8/2013 (Lampiran III berisi Pedoman

LAKUSUSI)

9. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah

10. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi

Jawa Tengah Tahun 2019-2024.

11. Peraturan Menteri Pertanian No. 26/Permentan/OT.140/4/2012 tentang

Pedoman Balai Penyuluhan.

12. Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber

Daya Manusia Pertanian No. 18/Per/SM.600/J/03/13 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Penumbuhan dan Pengembangan Pos Penyuluhan Desa

13. Pedoman Pelaksanaan Klasifikasi Balai Penyuluhan Kecamatan.

14. Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/OT.140/4/2012 tentang

Pedoman Penilaian Balai Penyuluhan Kecamatan Berprestasi.

Page 200: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

A.2. Gambaran Umum:

Sesuai UU No. 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan. Antara lain disebutkan bahwa SDM Penyuluh

terdiri dari Penyuluh PNS, Honorer- Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu

Penyuluh Pertanian (THL TBPP), Penyuluh Swadaya dan Penyuluh

Swasta.

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah mempunyai

tugas meningkatkan Kompetensi SDM Penyuluh. Melalui Anggaran APBD

Provinsi Jawa Tengah dan APBN Dekonsentrasi Kementerian Pertanian

upaya-upaya tersebut dilakukan. Fokus anggaran melalui APBD untuk

Tahun Anggaran 2019 yaitu:

1. Terselenggaranya Magang bagi Penyuluh

2. Terselenggaranya Integrated magang-overseas studi

3. LKTI Penyuluh berbasis kinerja

4. Terselenggaranya seminar penyuluh.

BPK (Balai Penyuluhan Kecamatan) merupakan kelembagaan

penyuluhan struktural pemerintah terbawah yang berkedudukan di

Kecamatan. Posluhdes (Pos Penyuluhan Desa) merupakan lembaga

penyuluhan non struktural yang diamanahkan untuk dibentuk di tingkat

Desa, guna memudahkan para penyuluh pendamping desa melakukan

tugasnya. Karena bersifat non-struktural maka Posluhdes penuh dengan

nuansa partisipatif masyarakat tani di pedesaan.

Pengelolaan, Pengembangan dan Pembinaan langsung BPK

menjadi tanggungjawab SKPD Kabupaten yang menangani penyuluhan.

Pembinaan dan Pengembangan Posluhdes utamanya oleh Penyuluh

Lapangan di Wilayah Desa dengan dukungan dari SKPD Kabupaten.

Karena terbatasnya anggaran APBD Kabupaten yang bisa dialokasikan

untuk BPK dan Posluhdes, maka perlu dukungan penganggaran dan

kegiatan dari APBD Provinsi.

Page 201: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

Sejalan dengan revitalisasi penyuluhan pertanian, penataan

kelembagaan perlu ditingkatkan kembali agar berfungsi maksimal dalam

upaya membantu Pelaku utama dan Pelaku usaha

Fasilitasi pertemuan dalam rangka koordinasi, konsulidasi, evaluasi

dan penguatan kelembagaan penyuluhan secara kontinyu, rutin dan

konsisten setiap tahun merupakan upaya membangun eksistensi

kelembagaan sekaligus memotivasi kinerja kelembagaan menuju

terbentuknya system kelembagaan yang ideal dan efektif sesuai dengan

standar pelayanan minimal

B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari kegiatan ini adalah Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan dan

SDM Penyuluh Pertanian.

Sedangkan Tujuannya yaitu: Termotivasi dan Meningkatkan Kapasitas

Kelembagaan dan SDM Penyuluh Pertanian.

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Peningkatan SDM Penyuluh Pertanian

a. Magang Penyuluh sejumlah 350 orang

b. Integrated magang-overseas studi sejumlah 30 orang

c. LKTI Penyuluh berbasis kinerja sejumlah 20 orang

d. Terselenggaranya seminar penyuluh sejumlah 100 orang

2. Meningkatkan Kualitas Balai Penyuluhan dan Pos Penyuluhan Pedesaan

a. Penguatan kelembagaan BPK 20 Unit

b. Demplot percontohan BPK 20 Unit

c. Demplot percontohan Posluhdes 20 Unit

d. Pertemuan Penguatan Posluhdes 40 Unit

e. Pertemuan Apresiasi Kapasitas Manajemen Kelembagaan Penyuluhan

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan

a. Fasilitasi Kelembagaan Perhiptani

b. Fasilitasi Kelembagaan KTNA

Page 202: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

4. Kunjungan dan supervisi serta monitoring evaluasi ke wilayah binaan di

kab/kota.

D. SASARAN : 1. Penyuluh Pertanian PNS, THL TBPP dan Swadaya;

2. Kelembagaan Penyuluhan BPP dan Posluhdes;

3. Kelembagaan Penyuluhan Perhiptani dan KTNA;

E. LOKASI KEGIATAN:

Kegiatan dilaksanakan di 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah

F. JADWAL KEGIATAN: Bulan Pebruari sampai dengan Desember 2019

G. KELUARAN Termotivasi dan Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan dan SDM Penyuluh

H. ANGGARAN Seluruh dana dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 5.000.000.000,-

(Lima milyar rupiah) untuk pelaksanaan kegiatan ini dibebankan pada SKPD

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah TA 2019.

I. PENUTUP Kerangka Acuan Kerja ini disusun secara sederhana singkat padat, agar

mudah difahami , dan untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan.

Page 203: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE)

KEGIATAN PENGEMBANGAN METODE DAN MATERI PENYULUHAN

APBD TAHUN ANGGARAN 2019

KODE REKENING: 2.01.2.01.04.28.15

DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROVINSI JAWA TENGAH

KERANGKA ACUAN KERJA

Page 204: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

SKPD : Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah

Bidang : Penyuluhan, Pasca Panen dan Bina Usaha

Program : Peningkatan SDM dan Penyuluhan Pertanian

Kegiatan : Peningkatan Pengembangan Metode dan Materi Penyuluhan

Indikator Kinerja :

Input : Dana APBD TA 2019 Sebesar Rp. 2.000.000.000,-

(Dua milyar rupiah)

Output : 1. Adopsi Teknologi Pertanian Bagi Petani

2. Updating data petani 35 Kab/kota

3. Lokakarya Petani

Outcome : 1. Kaji Terap teknologi pertanian

2. Mimbar sarasehan Petani

3. terupdatenya data petani 35 Kab/kota

4. Meningkatnya pengetahuan petani terhadap teknologi/melek

teknologi

Sasaran : Pelaku utama dan Pelaku usaha

Lokasi : Kabupaten/Kota se Jawa Tengah

A. Latar Belakang A.1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kegiatan:

1. Undang-Undang No. 16/2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan

2. Undang-Undang No. 19\2013 tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani

3. Undang-Undang No. 23\2014 tentang Pemerintah Daerah

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2015

tentang perubahan kedua atas Undang-Undang No. 23\2014.

4. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 76 tahun 2016 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi

Jawa Tengah

5. Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor

67/Permentan/Sm.050/12/2016 Tentang Pembinaan Kelembagaan

Petani

Page 205: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

A.2. Gambaran Umum:

Peran penyuluh pertanian dalam membangun pertanian salah

satunya adalah pemberdayaan petani dengan merubah pengetahuan,

sikap dan keterampilan petani agar menjadi lebih baik. Metode dan materi

penyuluhan yang digunakan dapat dengan berbagai macam cara. Melalui

anggaran OPD Dinas pertanian dan Perkebunan Prov. Jawa Tengah,

peran pemberdayaan petani melalui berbagai kegiatan antara lain Adopsi

Teknologi Pertanian Bagi Petani, Updating data petani 35 Kab/kota dan

Lokakarya Petani

B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari kegiatan ini adalah Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan

Pelaku Utama dan pelaku usaha.

Sedangkan Tujuannya yaitu : Memberikan metode dan materi penyuluhan untuk

meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Pelaku Utama dan pelaku usaha.

C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1. Adopsi Teknologi Pertanian Bagi Petani

a. Kaji Terap teknologi pertanian

b. Mimbar sarasehan Petani

2. Updating data petani 35 Kab/kota dan

3. Lokakarya Petani

D. SASARAN : 1. Penyuluh Pertanian, Pelaku Utama dan Pelaku Usaha

E. LOKASI KEGIATAN:

Kegiatan dilaksanakan di 35 Kabupaten/Kota se Jawa Tengah

F. JADWAL KEGIATAN: Bulan Pebruari sampai dengan Desember 2019

G. KELUARAN Termotivasi dan Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Pelaku Utama

dan pelaku usaha.

Page 206: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

H. ANGGARAN Seluruh dana dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 2.000.000.000,-

(Dua milyar rupiah) untuk pelaksanaan kegiatan ini dibebankan pada SKPD

Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah TA 2019.

I. PENUTUP Kerangka Acuan Kerja ini disusun secara sederhana singkat padat, agar

mudah difahami , dan untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan.

Page 207: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Gaga Tahun 2018

PENGEMBANGAN PADI GOGO

LATAR BELAKANG

Konversi lahan pertanian ke non pertanian di Jawa

Tengah terus meningkat dari tahun ketahun, sementara

kebutuhan pangan terutama beras semakin meningkat.

Produktivitas padi sawah mengalami “leveling off” (stagnant).

Sementara ini perhatian terlalu terfokus pada lahan sawah

beririgasi teknis, sementara masih banyak lahan-lahan tidur

yang belum dikelola dengan optimal, kelestarian sumber daya

lahan dan lingkungan masih kurang mendapat perhatian.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mulai memperhatikan pada

lahan-lahan yang potensial untuk tanaman pangan khususnya

padi seperti lahan dikawasan hutan dan lahan kering untuk

dapat dimanfaatkan secara optimal. Dibeberapa daerah di Jawa

Tengah terdapat lahan dikawasan hutan yang bisa ditanami padi

seperti di Kabupaten Blora, Grobogan, Wonogiri dan Kabupaten

lain yang bisa dikembangkan dan dibudidayakan padi gogo.

Diharapkan dalam pelaksanaan pengembangan padi gogo mulai

ada inovasi teknologi yang dapat dikembangkan ditingkat

pelaksana/petani sehingga disamping ada peningkatan produksi

dan pendapatan juga peningkatan SDM yang memadai,

walaupun peningkatan produksi belum mampu menghela

kesejahteraan petani secara optimal.

Page 208: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Pengembangan Padi Gogo Tahun 2018

TUJUAN

Diversifikasi usahatani berbasis padi dengan memperhatikan

keanekaragaman potensi sumberdaya pangan dilahan bukan

sawah

Peningkatan produksi dan kesejahteraan petani.

SASARAN

Daerah yang mempunyai potensi pengembangan padi lahan kering

baik diluar maupun didalam kawasan perhutani.

Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas atau

perluasan areal tanam padi gogo di lokasi kegiatan.

Terlaksananya bantuan benih padi gogo kepada petani.

Terwujudnya peningkatan pendapatan petani.

INPUT

Guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan

Pengembangan Padi Gogo TA. 2018, disediakan anggaran berupa :

o Benih padi gogo

OUTPUT

Pelaksanaan pengembangan padi gogo di 8 Kabupaten

Dinas Pertanian Dan Pekebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 2

Page 209: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Pengembangan Padi Gogo Tahun 2018

LOKASI

Lokasi kegiatan Pengembangan Padi Gogo berada di 8

Kabupaten di Jawa Tengah dengan luas 4.000 ha yang meliputi

Kabupaten :

Kabupaten Blora : 500 ha

Kabupaten Cilacap : 800 ha

Kabupaten Demak : 200 ha

Kabupaten Grobogan : 500 ha

Kabupaten Kebumen : 500 ha

Kabupaten Pati : 500 ha

Kabupaten Rembang : 500 ha

Kabupaten Semarang : 500 ha

PELAKSANAAN

Bantuan benih diberikan kepada petani pelaksana kegiatan

sesuai dengan data CPCL yang dikirim ke Provinsi oleh

Kabupaten /Kota lokasi kegiatan.

Sarana produksi lain yang tidak dibantu agar dilengkapi sendiri

oleh pelaksana kegiatan secara swadaya.

Apabila terjadi permasalahan di tingkat lapang segera diadakan

musyawarah di tingkat Kelompok Tani/Desa dan apabila tidak

dapat diselesaikan maka secara berjenjang dilaporkan ke

tingkat diatasnya.

Monitoring/pemantauan dilakukan oleh petugas propinsi,

Kabupaten/Petugas lapangan mulai dari pelaksanaan

identifikasi calon lokasi dan calon petani sampai dengan panen.

Pelaporan meliputi : laporan awal, laporan pelaksanaan dan laporan

akhir. Laporan awal dibuat setelah mendapatkan CP/CL dan jadwal

waktu tanam. Laporan pelaksanaan dilaporkan setalah pelaksanaan

Dinas Pertanian Dan Pekebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 3

Page 210: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Pengembangan Padi Gogo Tahun 2018

dilapangan, dilaporkan secara periodik tentang pelaksanaan dan

perkembangannya dilapangan, permasalahan yang terjadi

dilapangan serta usaha pemecahannya. Sedangkan laporan akhir

dibuat berisi seluruh rangkaian kegiatan yang meliputi latar

belakang, tujuan, sasaran, input, output, pelaksanaan, permasalahan

dan pemecahan masalah. Hasil pelaksanaan dibedakan hasil didalam

lokasi kegiatan dengan diluar kegiatan/plot serta kesimpulan dan

penutup.

Mengetahui : Kepala Bidang Tanaman Pangan Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

Ir. SARDJANANTO, MM NIP. 19640512 199903 1 010

Dinas Pertanian Dan Pekebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 4

Page 211: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Pengembangan Padi Gogo Tahun 2018

Dinas Pertanian Dan Pekebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 5

Page 212: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Hibrida Tahun 2019

PERCONTOHAN PADI HIBRIDA

LATAR BELAKANG

Kebutuhan beras sebagai salah satu sumber pangan utama

penduduk Indonesia terus meningkat, karena selain penduduk terus

bertambah, juga adanya pola konsumsi penduduk dari non beras ke

beras. Pada pihak lain, terjadinya penyempitan lahan sawah irigasi

subur (intensif) akibat konversi lahan untuk kepentingan non

pertanian dan munculnya fenomena degradasi kesuburan

menyebabkan productivitas padi sawah irigasi cenderung melandai

(leveling off). Kalau dalam waktu dekat tidak ada terobosan baru,

untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk kedepan, kita akan

tergantung beras impor yang sudah barang tentu akan memerlukan

devisa yang juga terus meningkat.

Penduduk Indonesia saat ini berjumlah lebih dari 200 juta,

dimana kebutuhan pangan dalam hal ini beras cukup besar pula.

Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi penyangga beras

Nasional ketiga setelah Jawa Timur dan Jawa Barat. Kenyataan ini

menuntut pemerintah untuk senantiasa memprioritaskan pengadaan

beras dalam jumlah yang cukup dengan harga terjangkau, walaupun

untuk mewujudkannya dihadapkan pada tantangan yang makin berat

dan kompleks.

Page 213: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Hibrida Tahun 2019

Maka untuk mendukung terciptanya peningkatan produksi

diperlukan adanya terobosan baru yang bisa memacu program

tersebut. Untuk mendukung program peningkatan padi di Indonesia

serta dapat tercapainya kembali swasembada beras, maka salah satu

alternatif yang dilaksanakan oleh Propinsi Jawa Tengah adalah

dengan penerapan teknologi baru yaitu pengembangan padi hibrida.

Di wilayah-wilayah yang sesuai, padi hibrida tersebut mampu

meningkatkan hasil 10 – 20 % atau sekitar 1,0 – 1,5 ton/ha lebih

tinggi dibandingkan dengan IR 64.

Padi hibrida dipilih sebagai salah satu teknologi yang diterapkan

secara luas.

Varietas padi hibrida mempunyai potensi hasil lebih tinggi

disebabkan oleh adanya pengaruh heterosis. pengembangan padi

hibrida diarahkan pada :

a. Daerah irigasi terjamin dan tanah subur

b. Bukan daerah endemik hama wereng coklat, tungro

ganjur dan tikus

c. Ketersediaan sarana produksi

d. Sangat spesifik lokasi

e. Petani setempat tanggap terhadap teknologi baru.

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 2

Page 214: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Hibrida Tahun 2019

TUJUAN

Meningkatkan produksi dan produktivitas padi dengan

mengembangkan teknologi budidaya padi hibrida di lokasi

kegiatan

Memasyarakatkan budidaya padi hibrida

SASARAN

Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas padi di

lokasi kegiatan

Daerah yang berpotensi untuk pengembangan padi hibrida

Tersosialisasikannya budidaya padi hibrida

INPUT

Guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan

Pengembangan Padi Hibrida TA. 2019, disediakan anggaran

berupa :

Biaya bibit/benih padi hibrida;

Biaya belanja obat-obatan ;

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 3

Page 215: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Hibrida Tahun 2019

OUTPUT

Tersalurnya bantuan benih padi hibrida kepada petani

Peningkatan produksi dan produktivitas padi melalui teknologi

budidaya padi hibrida di lokasi kegiatan.

OUTCOME

Meningkatnya produktivitas di lokasi bantuan

IMPACT

Meningkatnya produksi di lokasi bantuan

LOKASI

Lokasi kegiatan Dem Farm Padi Hibrida berlokasi di 6 kabupaten

seluas 500 ha dengan luasan masing-masing kabupaten Banyumas

75 ha, Blora 100 ha, Cilacap 100 ha, Rembang 75 ha, Wonogiri 75 ha

dan Temanggung 75 ha.

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 4

Page 216: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Hibrida Tahun 2019

PELAKSANAAN

Kelompok tani pelaksana kegiatan dipilih kelompok tani yang

setuju, mau dan mampu melaksanakan kegiatan Dem Farm

padi hibrida TA. 2019.

Mengingat varietas padi hibrida bersifat sangat spesifik maka

pemilihan lahan harus benar-benar disesuaikan dengan syarat

tumbuh padi hibrida.

Lahan yang digunakan pengembangan padi hibrida merupakan

hamparan kelompok tani bukan daerah endemis hama dan

penyakit terutama tungro dan wereng batang coklat dan bukan

wilayah yang beresiko tinggi terhadap banjir dan kekeringan.

Sarana produksi lain yang tidak dibantu agar dilengkapi

sendiri oleh petani secara swadaya.

Apabila terjadi permasalahan di tingkat lapang segera diadakan

musyawarah di tingkat kelompok dan apabila tidak dapat

diselesaikan maka secara berjenjang dilaporkan ke tingkat

diatasnya.

Monitoring/pemantauan dilakukan oleh petugas propinsi,

kabupaten pelaksana kegiatan mulai dari pelaksanaan

identifikasi calon lokasi dan calon petani sampai dengan panen.

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 5

Page 217: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Hibrida Tahun 2019

Pelaporan meliputi : laporan awal, laporan pelaksanaan dan laporan

akhir. Laporan awal dibuat setelah mendapatkan CP/CL dan jadwal

waktu tanam. Laporan pelaksanaan dilaporkan setalah pelaksanaan

dilapangan, dilaporkan secara periodik tentang pelaksanaan dan

perkembangannya dilapangan, permasalahan yang terjadi dilapangan

serta usaha pemecahannya.

Sedangkan laporan akhir dibuat berisi seluruh rangkaian kegiatan

yang meliputi latar belakang, tujuan, sasaran, input, output,

pelaksanaan, permasalahan dan pemecahan masalah. Hasil

pelaksanaan dibedakan hasil didalam lokasi kegiatan dengan diluar

kegiatan/plot serta kesimpulan dan penutup.

Mengetahui : Kepala Bidang Tanaman Pangan Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

Ir. SARDJANANTO, MM NIP. 19640512 199903 1 010

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 6

Page 218: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Hibrida Tahun 2019

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 7

Page 219: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Rawa Tahun 2019

PERCONTOHAN PADI RAWA

LATAR BELAKANG

Mendengar lahan rawa, sebagaian besar masyarakat akan

membayangkan lahan terlantar yang dipenuhi genangan air dan

tumbuhan yang tampak mengerikan. Rawa juga sering diasosiasikan

sebagai daerah sumber penyakit, terutama malaria. Karena itu

masyarakat menelantarkan lahan tersebut.

Di Indonesia diperkirakan luas lahan rawa mencapai 33,5 juta

hektar (ha), sebagai besar berada di wilayah Kalimanatan dan

Sumatera. Hasil survai Litbang Pertanian, sekitar 9,5 juta ha

merupakan lahan yang sangat berpotensi dikembangkan menjadi

lahan pertanian. Dari luasan tersebut baru 4,18 juta yang

termanfaatkan. Jadi sangat disayangkan, jika lahan seluas itu tidak

dimanfaatkan. Meninggat lahan sawah di Pulau Jawa yang makin

menyusut akibat alih fungsi lahan.

Dari hasil penelitian, ternyata dengan sentuhan teknologi

produksi tanaman padi di lahan rawa bisa mencapai 2-6 ton/ha.

Kalkulasi sederhana, jika 10 persen saja dari luas lahan rawa di

Indonesia dimanfaatkan dengan baik, maka akan ada tambahan 1,9

juta ton gabah.

Artinya, lahan rawa menyimpan potensi yang sangat besar bagi

ketahanan pangan Indonesia. Perluasan areal tanam padi dengan

memanfaatkan lahan rawa menjadi salah satu jawaban yang relevan.

Tentunya dibarengi dengan penerapan teknologi tepat guna.

Bagaimanapun juga, lahan rawa bukanlah lahan pertanian pada

umumnya. Ada beberapa masalah mendasar yang harus dihadapi

Page 220: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Rawa Tahun 2019

dan diatasi. Misalnya, kemasaman tanah, lama genangan air, dan

kadar unsur hara yang tergolong sangat rendah, terutama unsur P.

Kemasaman tanah akan memicu keracunan bagi tanaman, sehingga

akar tanaman tidak berkembang baik.

Pengolahan lahan rawa dapat dilakukan dengan memperhatikan dua

aspek dasar budidaya yakni, penggunaan benih varietas unggul

adaptif dan manajemen kesuburan tanah. Penggunaan variestas

adaptif lahan rawa akan mendorong keberhasilan budidaya tanaman.

Dengan kemampuan adaptif ini tanaman akan tumbuh dengan

normal, bahkan sangat baik di lahan rawa

TUJUAN

Meningkatkan produksi dan produktivitas padi dengan

mengembangkan teknologi budidaya padi rawa di lokasi

kegiatan

Memasyarakatkan budidaya padi rawa

SASARAN

Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas padi di

lokasi kegiatan

Daerah yang berpotensi untuk pengembangan padi rawa

Tersosialisasikannya budidaya padi di lahan rawa

INPUT

Guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Percontohan

Padi rawa, disediakan anggaran berupa :

Biaya bibit/benih padi lahan rawa;

Biaya belanja obat-obatan ;

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 2

Page 221: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Rawa Tahun 2019

OUTPUT

Tersalurnya bantuan benih padi lahan rawa kepada petani

Peningkatan produksi dan produktivitas padi melalui teknologi

budidaya padi rawa di lokasi kegiatan.

OUTCOME

Meningkatnya produktivitas di lokasi bantuan

IMPACT

Meningkatnya produksi di lokasi bantuan

LOKASI

Lokasi kegiatan Percontohan Padi Rawa berlokasi di 4 kabupaten

seluas 150 ha dengan luasan masing-masing kabupaten Cilacap 25

ha, Demak 25 ha, Jepara 25 ha, Kudus 25 ha, Pati 25 ha dan

Semarang 25 ha.

PELAKSANAAN

Kelompok tani pelaksana kegiatan dipilih kelompok tani yang

setuju, mau dan mampu melaksanakan kegiatan Percontohan

Padi Rawa TA. 2019.

Mengingat varietas padi lahan salinitas bersifat sangat spesifik

maka pemilihan lahan harus benar-benar disesuaikan dengan

syarat tumbuh padi rawa.

Sarana produksi lain yang tidak dibantu agar dilengkapi

sendiri oleh petani secara swadaya.

Apabila terjadi permasalahan di tingkat lapang segera diadakan

musyawarah di tingkat kelompok dan apabila tidak dapat

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 3

Page 222: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Rawa Tahun 2019

diselesaikan maka secara berjenjang dilaporkan ke tingkat

diatasnya.

Monitoring/pemantauan dilakukan oleh petugas propinsi,

kabupaten pelaksana kegiatan mulai dari pelaksanaan

identifikasi calon lokasi dan calon petani sampai dengan panen.

Pelaporan meliputi : laporan awal, laporan pelaksanaan dan laporan

akhir. Laporan awal dibuat setelah mendapatkan CP/CL dan jadwal

waktu tanam. Laporan pelaksanaan dilaporkan setalah pelaksanaan

dilapangan, dilaporkan secara periodik tentang pelaksanaan dan

perkembangannya dilapangan, permasalahan yang terjadi

dilapangan serta usaha pemecahannya.

Sedangkan laporan akhir dibuat berisi seluruh rangkaian kegiatan

yang meliputi latar belakang, tujuan, sasaran, input, output,

pelaksanaan, permasalahan dan pemecahan masalah. Hasil

pelaksanaan dibedakan hasil didalam lokasi kegiatan dengan diluar

kegiatan/plot serta kesimpulan dan penutup.

Mengetahui : Kepala Bidang Tanaman Pangan Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

Ir. SARDJANANTO, MM NIP. 19640512 199903 1 010

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 4

Page 223: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Rawa Tahun 2019

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 5

Page 224: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Rawa Tahun 2019

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 6

Page 225: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Salinitas Tahun 2019

4 PERCONTOHAN LAHAN SALINITAS

LATAR BELAKANG

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan hasil

interaksi antara faktor genetik, faktor internal yang mengitegrasikan

berbagai sel, jaringan dan organ menjadi satu kesatuan struktural

dan fungsional serta faktor lingkungan (Loveless, 1991). Faktor

genetik tanaman meliputi umur tanaman, kondisi hormon dan

kemampuan adaptasi terhadap lingkungan, sedangkan faktor

lingkungan meliputi cahaya matahari, suhu dan kelembaban,

ketersediaan unsur hara dan air serta kompetisi antar tanaman

(Crowder, 1986; Loveless, 1991). Selain itu, sistem budidaya suatu

tanaman yang tepat melalui pemilihan varietas dan pengolahan

lingkungan tumbuh melalui perbaikan cara bercocok tanam seperti

pengolahan tanah, pemupukan, pengairan dan sebagainya

merupakan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mendapatkan

pertumbuhan dan produktivitas tanaman secara optimal.

Faktor yang sangat menentukan keberhasilan tumbuh tanaman

adalah kondisi tanah atau lahan yang digunakan. Semakin baik

kondisi tanah atau subur, maka pertumbuhan tanaman akan

meningkat. Salah satu masalah yang banyak ditemukan pada lahan-

lahan pertanian adalah salinitas tanah. Dalam hubungannya dengan

salinitas, tanah dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis tanah

(Buckman and Brady, 1982). Pertama, adalah tanah salin yaitu tanah

yang mengandung konsentrasi garam terlarut netral yang jumlahnya

cukup besar bagi pertumbuhan kebanyakan tanaman. Sekitar 15%

kemampuan pertukaran kation tanah ini diduduki oleh ion natrium

dan pH biasanya kurang dari 8,5. Hal ini disebabkan oleh garam

terlarut kebanyakan bereaksi netral dan hanya sebagian kecil

Page 226: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Salinitas Tahun 2019

natrium yang dapat tertukar. Tanah semacam ini kadang-kadang

disebut tanah alkali putih, karena terdapat kerak di permukaan yang

berwarna muda/cerah.

Kedua adalah tanah salin-sodik yaitu kelompok tanah yang

mengandung cukup banyak garam netral terlarut dan ion natrium

teradsorpsi yang sangat merugikan tanaman. Kemampuan

pertukaran kation natrium lebih dari 15% dengan pHnya kurang dari

8,5. lectric conductivity (EC) pada tanah ini lebih dari 4 mmhos/cm.

Perbedaan dengan tanah salin adalah pelindian akan menaikkan pH

tanah salin-sodik dengan nyata. Kenaikan pH ini tidak akan terjadi

apabila garam-garam yang terdapat didalam tanah salin-sodik adalah

garam Ca dan Mg. Hal ini sangat merugikan karena ion natrium

menjadi aktif dan dapat mendispersi koloida mineral yang

membentuk struktur tanah yang kuat dan kedap. Dengan demikian

dapat terjdi keracunan natrium yang nyata.

Tanah sodik dalah tanah yang mengandung banyak garam terlarut

netral. Pengaruh merusak pada tanaman sebagian besar disebabkan

oleh keracunan ion Na dan ion OH. Natrium yang dapat tertukar

lebih dari 15% dari kemampuan pertukaran total tanah ini, bebas

untuk dihidrolisa. EC pada tanah ini lebih kecil dari 4 mmhos/cm

dengan pH lebih dari 8,5 bahakan sampai 10. Kebasaan tanah ini

sangat tingi disebabkan oleh kandungan Na2CO3 pada permukaan

tanah yang dapat menimbulkan perubahan warna tanah menjadi

gelap, sehingga sering disebut alkali hitam. Tanah semacam ini

sering terdapat di daerah sempit yang licin (slick-spots) yang

dikelilingi oleh tanah-tanah produktif.

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 2

Page 227: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Salinitas Tahun 2019

TUJUAN

Meningkatkan produksi dan produktivitas padi dengan

mengembangkan teknologi budidaya padi di lahan salinitas di

lokasi kegiatan

Memasyarakatkan budidaya padi tahan salinitas

SASARAN

Terwujudnya peningkatan produksi dan produktivitas padi di

lokasi kegiatan

Daerah yang berpotensi untuk pengembangan padi lahan

salinitas

Tersosialisasikannya budidaya padi di lahan salinitas

INPUT

Guna mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan Percontohan

Lahan Salinitas, disediakan anggaran berupa :

Biaya bibit/benih padi lahan salinitas;

Biaya belanja obat-obatan ;

OUTPUT

Tersalurnya bantuan benih padi lahan salinitas kepada petani

Peningkatan produksi dan produktivitas padi melalui teknologi

budidaya padi salinitas di lokasi kegiatan.

OUTCOME

Meningkatnya produktivitas di lokasi bantuan

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 3

Page 228: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Salinitas Tahun 2019

IMPACT

Meningkatnya produksi di lokasi bantuan

LOKASI

Lokasi kegiatan Percontohan Padi Salinitas berlokasi di 4 kabupaten

seluas 100 ha dengan luasan masing-masing kabupaten Batang 25

ha, Cilacap 25 ha, Demak 25 ha, Jepara 25 ha, Kendal 30 ha,

Pemalang 30 ha, Pati 30 ha, Pekalongan 30 Ha, Rembang 30 ha dan

Brebes 30 ha.

PELAKSANAAN

Kelompok tani pelaksana kegiatan dipilih kelompok tani yang

setuju, mau dan mampu melaksanakan kegiatan Percontohan

Padi Salinitas TA. 2019.

Mengingat varietas padi lahan salinitas bersifat sangat spesifik

maka pemilihan lahan harus benar-benar disesuaikan dengan

syarat tumbuh padi salinitas.

Sarana produksi lain yang tidak dibantu agar dilengkapi

sendiri oleh petani secara swadaya.

Apabila terjadi permasalahan di tingkat lapang segera diadakan

musyawarah di tingkat kelompok dan apabila tidak dapat

diselesaikan maka secara berjenjang dilaporkan ke tingkat

diatasnya.

Monitoring/pemantauan dilakukan oleh petugas propinsi,

kabupaten pelaksana kegiatan mulai dari pelaksanaan

identifikasi calon lokasi dan calon petani sampai dengan panen.

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 4

Page 229: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Salinitas Tahun 2019

Pelaporan meliputi : laporan awal, laporan pelaksanaan dan laporan

akhir. Laporan awal dibuat setelah mendapatkan CP/CL dan jadwal

waktu tanam. Laporan pelaksanaan dilaporkan setalah pelaksanaan

dilapangan, dilaporkan secara periodik tentang pelaksanaan dan

perkembangannya dilapangan, permasalahan yang terjadi

dilapangan serta usaha pemecahannya.

Sedangkan laporan akhir dibuat berisi seluruh rangkaian kegiatan

yang meliputi latar belakang, tujuan, sasaran, input, output,

pelaksanaan, permasalahan dan pemecahan masalah. Hasil

pelaksanaan dibedakan hasil didalam lokasi kegiatan dengan diluar

kegiatan/plot serta kesimpulan dan penutup.

Mengetahui : Kepala Bidang Tanaman Pangan Selaku Pejabat Pembuat Komitmen

Ir. SARDJANANTO, MM NIP. 19640512 199903 1 010

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 5

Page 230: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

_______________________ KAK Padi Salinitas Tahun 2019

Dinas Pertanian Dan Perkebunan Propinsi Jawa Tengah _________________________________ 6

Page 231: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PROGRAM : PENGEMBANGAN AGRIBISNIS

KEGIATAN : PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN

PERKEBUNAN

BALAI PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

TAHUN ANGGARAN 2019

1

Page 232: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu diantaranya adalah adanya serangan Organisme Pengganggu

Tumbuhan (OPT). Salah satu OPT yang penting adalah hama Penggerek Buah

Kakao (PBK) atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Cacaomoth”

(Conopomorpha cramerella Snellen)

Pada perkebunan kakao saat ini hama PBK berkembang dengan pesatnya, sehingga

sangat merugikan para petani kakao dengan tingkat serangan mencapai ± 80%,

Beberapa OPT penting yang menyerang pertanaman kopi diantaranya

adalah Hypothenemus hampei, Hemileia vastatrix, nematode Pratylenchus coffeae

dan Radopholus similes, penggerek Xyleborus compactus, beberapa kutu-kutuan

seperti Planococcus citri, Coccus viridis, dan bercak daun Cercospora coffeicola.

Jenis OPT utama yang masih menjadi ancaman dalam upaya peningkatan produksi

dan produktivitas tanaman berkelanjutan antara lain : hama kumbang kelapa

Oryctes rhinoceros dan kumbang sagu Rhynchoporus ferrugineus pada tanaman

kelapa.

Disamping itu rendahnya produktivitas dan kualitas cengkeh juga disebabkan

oleh serangan hama dan penyakit. Hama yang banyak menyerang tanaman

cengkeh antara lain : penggerek batang (Nothopeus spp. dan Hexamitodera

semivelutina), Kutu daun ( Coccus viridis) sedangkan penyakit yang banyak

menyerang antara lain : Mati Bujang, BPKC (Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh) ,

CDC (Cacar Daun Cengkeh), Becak daun bibit (Gloeosporium piperatum) dan jamur

akar .

Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) pada tanaman

perkebunan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam budidaya

tanaman perkebunan, hal ini perlu disadarai sebab bila tanaman mengalami

serangan hama/penyakit hingga melewati batas ambang ekonomi (AE), namun tidak

2

Page 233: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

ada perlakuan/tindakan pengendalian, maka bagian tanaman yang terserang akan

mengalami kerusakan, proses metabolisme tidak berjalan normal, sehingga akan

berpengaruh terhadap penurunan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas

dan pada akhirnya secara ekonomis merugikan petani, karena pendapatannya

menurun. Oleh sebab itu perlu dilakukan upaya menyadarkan petani agar mau

membiasakan membudidayakan tanamannya dengan baik, sesuai jenis komoditas

yang diusahakan (budidaya tanaman sehat), melakukan pengamaatan rutin dan bila

didapati serangan OPT maka ditempuh dengan melakukan pengendalian OPT

dengan memprioritaskan cara-cara yang aman terlebih dahulu, misalnya dengan

mengutamakan penggunaan Agens Pengendali Payati (APH), atau Pestisida Nabati

(Pesnab) agar ekosistem tetap lestari, hasil produksi pertanian bebas residu, dan

dikonsumsi oleh konsumen tidak menimbulkan efek negative, bila terpaksa harus

menggunakan pestisida sintetik karena serangan OPT sudah melewati ambang

toleransi, maka pemakaiannya harus bijaksana.

Untuk itu dalam APBD Provinsi Jawa Tengah Tahun Anggaran 2019 melalui

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun Anggaran 2019 pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa

Tengah, hal tersebut diatas telah difasilitasi dari Program Penegembangan

Agribisnis, kegiatan Pelaksanaan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman

Perkebunan.

Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut pengendalian OPT Kakao, Kopi,

Kelapa, dan Cengkeh selauas 600 Ha pada 30 Lokasi, dapat menjadi percontohan

bagi petani, kerusakan tanaman dan kehilangan hasil akibat serangan OPT dapat

ditekan seminimal mungkin, yang pada akhirnya produktivitas dan pendapatan

petani akan meningkat.

3

Page 234: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya kegiatan pelaksanaan pengendalian hama penyakit

tanaman perkebunan adalah :

1. Pengendalian Hama Penyakit pada tanaman Kakao 6 (enam) Lokasi/Kabupaten

Untuk mengetahui efektivitas dan cara pengendalian hama khususnya Penggerek

Buah Kakao /PBK (Conophomorpha cramerella) pada tanaman kakao milik petani

di kabupaten Batang, Wonogiri, Karanganyar, Pekalongan, Jepara dan Tegal.

2. Pengendalian Hama Penyakit pada tanaman Kopi, 8 (delapan Lokasi/kabupaten

Untuk mengetahui efektivitas dan cara pengendalian hama khususnya Penggerek

Buah Kopi / PBKo (Hypothenemus hampei) pada tanaman kopi milik petani di

kabupaten Kendal, Temanggung, Semarang, Purbalingga, Pemalang,

Banjarnegara, Pekalongan dan Jepara.

3. Pengendalian Hama Penyakit pada tanaman Kelapa 10 (sepuluh)

Lokasi/Kabupaten Untuk mengendalikan hama Oryctes rhinoceros pada tanaman

kelapa di kabupaten Cilacap, Sragen, Karanganyar, Grobogan, Jepara, Demak,

Pemalang, Tegal, Brebes dan Rembang.

4. Pengendalian Hama Penyakit pada tanaman Cengkeh 6 (enam) lokasi/

kabupaten

Untuk pengendalian hama utama pada tanaman cengkeh yaitu Penggerek

Batang Cengkeh dan Cacar Daun Cengkeh (CDC) di kabupaten Boyolali, Batang,

Kebumen, Tegal, Purworejo, dan Cilacap.

4

Page 235: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

C. Sasaran

Sasaran Pengendalian Hama Penyakit pada tanaman perkebunan adalah :

1. Pengendalian Hama Penyakit pada tanaman Kakao

Terkendalinya hama khususnya Penggerek Buah Kakao / PBK (Conophomorpha

cramerella) pada tanaman kakao yang melibatkan petani di di kabupaten Batang,

Wonogiri, Pekalongan, Jepara, Tegal dan Karanganyar, seluas 100 ha.

2. Pengendalian Hama Penyakit pada tanaman Kopi

Menurunnya populasi serangan hama Penggerek Buah Kopi / PBKo

(Hypothenemus hampei pada tanaman kopi yang melibatkan petani di kabupaten

kabupaten Kendal, Pemalang, Semarang, Jepara, Pekalongan, Banjarnegara,

Purbalingga, dan Temanggung, seluas 160 ha.

3. Pengendalian Hama Penyakit pada tanaman Kelapa

Menurunnya populasi serangan hama Oryctes rhinoceros dan Rhynchoporus sp.

pada tanaman kelapa yang melibatkan petani di kabupaten kelapa di kabupaten

Cilacap, Sragen, Karanganyar, Rembang, Grobogan, Jepara, Demak, Pemalang,

Tegal, dan Brebes, seluas 200 ha.

4. Pengendalian Hama Penyakit pada tanaman Cengkeh

Terkendalinya hama utama pada tanaman cengkeh yaitu yaitu Penggerek

Batang Cengkeh dan Cacar Daun Cengkeh (CDC yang melibatkan petani di

kabupaten kabupaten Boyolali, Batang, Tegal, Purworejo, Kebumen, dan Cilacap,

seluas 120 Ha.

5

Page 236: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

II. INDIKATOR KINERJA

A. Input/Masukan Dana yang tersedia Rp. 975.834.000,- ( Sembilan ratus tujuh puluh lima juta delapan ratus tiga puluh empat ribu rupiah), SDM Staf Balai Perlindungan Tanaman pangan Hortikultura dan Perkebunan , Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah.

B. Output/Keluaran

1. Terlaksananya Sosialisasi dan Pengendalian hama PBK (Conophomorpha

cramerella) pada tanaman Kakao di kabupaten Batang, Wonogiri, Pekalongan,

Jepara, Tegal dan Karanganyar.

2. Terlaksananya Sosialisasi dan Pengendalian hama PBKo (Hypothenemus

hampei) pada tanaman kopi di kabupaten Kendal, Pemalang, Semarang, Jepara,

Pekalongan, Banjarnegara, Purbalingga dan Temanggung.

3. Terlaksananya Sosialisasi dan Pengendalian hama Penggerek Batang Cengkeh

dan CDC pada tanaman Cengkeh di kabupaten Boyolali, Batang, Kebumen,

Tegal, Purworejo, dan Cilacap.

4. Terlaksananya Sosialisasi dan Pengendalian hama Oryctes rhinoceros dan

Rhyncophorus sp pada tanaman kelapa di kabupaten Cilacap, Sragen,

Karanganyar, Rembang, Grobogan, Jepara, Demak, Pemalang, Tegal dan Brebes.

C. Outcome/Hasil

1. Terkendalinya hama PBK Conophomorpha cramerella pada tanaman Kakao di

kabupaten Batang 20 ha, Wonogiri 20 ha, Pekalongan 20 ha, Jepara 20 ha, Tegal

20 ha dan Karanganyar 20 ha.

2. Terkendalinya hama PBKo Hypothenemus hampei pada tanaman Kopi di

kabupaten Kendal 20 ha, Temanggung 20 ha, Semarang 20 ha, Purbalingga 20

ha, Pemalang 20 ha, Banjarnegara 20 ha, Pekalongan 20 ha dan Jepara 20 ha.

6

Page 237: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

3. Terkendalinya hama Penggerek Batang Cengkeh dan Cacar Daun Cengkeh (CDC)

pada tanaman Cengkeh di kabupaten Boyolali 20 ha, Batang 20 ha, Tegal 20 ha,

Purworejo 20 ha, Kebumen 20 ha dan Cilacap 20 ha.

4. Terkendalinya hama Oryctes rhinoceros pada tanaman kelapa di kabupaten,

Cilacap 20 ha, Sragen 20 ha, Karanganyar 20 ha, Rembang 20 ha, Tegal 20 ha

Grobogan 20 ha, Jepara 20 ha, Demak 20 ha, Pemalang 20 ha,dan Brebes 20 ha.

D. Benefit/ Manfaat

1. Menurunnya tingkat serangan hama PBK Conophomorpha cramerella pada

tanaman Kakao di kabupaten Batang 20 ha, Wonogiri 20 ha, Pekalongan 20 ha,

Jepara 20 ha, Tegal 20 ha dan Karanganyar 20 ha.

2. Menurunnya tingkat serangan PBKo Hypothenemus hampei pada tanaman kopi

di kabupaten Kendal 20 ha, Temanggung 20 ha, Semarang 20 ha, Purbalingga

20 ha, Pemalang 20 ha, Banjarnegara 20 ha, Pekalongan 20 ha dan Jepara 20

ha.3. Menurunnya tingkat serangan hama Penggerek Batang Cengkeh dan Cacar

Daun Cengkeh (CDC) pada tanaman Cengkeh di kabupaten Semarang 20 hektar,

Pemalang 20 hektar dan Cilacap 20 hektar.

4. Menurunnya tingkat serangan hama Oryctes rhinoceros dan Rhyncophorus sp

pada tanaman kelapa di kabupaten Cilacap 20 ha, Sragen 20 ha, Karanganyar 20

ha, Rembang 20 ha, Tegal 20 ha, Grobogan 20 ha, Jepara 20 ha, Demak 20 ha,

Pemalang 20 ha, dan Brebes 20 ha.

E. Impact/Dampak

1. Produksi tanaman Kakao meningkat

2. Produksi tanaman Kopi meningkat

3. Produksi tanaman Cengkeh meningkat

4. Produksi tanaman Kelapa meningkat

5. Produksi tanaman Tembakau meningkat

6. Produksi tanaman Nilam meningkat

7

Page 238: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

III. TAHAPAN KEGIATAN

A. Persiapan

Tahap persiapan pada sub kegiatan Pengendalian OPT Tembakau dan Cengkeh

terdiri dari :

1. Pengadaan ATK guna memfasilitasi pembuatan buku Panduan, Petunjuk

Pelaksanaan (Juklak), Petunjuk Teknis (Juknis), dan pembuatan materi rapat

dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan Pebruari 2019. Sedangkan

untuk memfasilitasi pembuatan materi sosialisasi, pembuatan Surat Keputusan

(SK-SK), pembuatan laporan hasil monitoring dan evaluasi, dll. pengadaan ATK

dijadwalkan mulai bulan Pebruari sampai dengan Agustus 2019. Untuk

memfasilitasi pembuatan laporan akhir, penyelesaikan SPJ, dll. pengadaan ATK

dijadwalkan pada bulan Pebruari sampai dengan Nopember 2019.

2. Koordinasi dengan Kabupaten dan survey lokasi kegiatan dilaksanakan bulan

Pebruari, April, Juni dan Agustus 2019;

3. Rapat Koordinasi dlaksanakan pada bulan Januari 2019;

4. Pembuatan SK Pengajar, CP/CL.

B. Pelaksanaan

1. Pelaksanaan pengadaan alat dan bahan, terdiri dari :

a. Pembuatan APH / Pesnab sebagai salah satu sarana pengendalian OPT.

Pelaksanaannya berupa pembelian belanja bahan bakar gas, alat peraga, dan

bahan laboratorium, serta pembayaran upah tenaga kerja (memasak

media APH, strilisasi ruang lab., dll.) yang dilaksanakan mulai bulan

Januari sampai dengan Juli 2019;

b. Pengadaan bahan Pengendalian (Peralatan sarungisasi, Hypotan dan

Ferotrap) dilaksanakan pada bulan Pebruari, April dan Agustus 2019;

8

Page 239: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

c. Pembuatan papan nama kegiatan dan label sampel. Dilaksanakan pada bulan

Pebruari, April, Juli dan Agustus 2019;

d. Pengadaan alat peraga untuk peserta pada bulan Pebruari, April, Juli dan

Agustus 2019;

e. Pengadaan ATK peserta. pada bulan Pebruari, sampai Agustus 2019;

2. Pelaksanaan kegiatan, terdiri dari :

a. Pemberitahuan ke Kabupaten tentang waktu pelaksanaan kegiatan dan

permohonan fasilatasi kepada Dinas Kabupaten untuk dapat mengundang

petani peserta;

b. Sewa ruang pertemuan, dilaksanakan bulan Pebruari, April, Juli dan Agustus

2019;

c. Penyerahan uang harian peserta, dilaksanakan pada bulan Pebruari, April, Juli

dan Agustus 2019;

d. Pembuatan dokumentasi kegiatan. dilaksanakan pada bulan Pebruari, April,

Juli dan Agustus 2019;

e. Penyerahan honor Pengajar dan Penyusun Materi, dilaksanakan pada bulan

Pebruari, April, Juli dan Agustus 2019;

f. Penyerahan upah tenaga kerja pengendalian OPT, dilaksanakan pada bulan

Pebruari, sampai dengan Nopember 2019;

g. Pembayaran uang makan dan minum peserta kegiatan pada Pebruari, April,

Juli dan Agustus 2019;

h. Perjalanan Dinas dalam rangka Sosialisasi. Dilaksanakan pada bulan

Pebruari,Maret, April, Juni dan Agustus 2019;

j. Perjalaan Dinas dalam rangka pendampingan pengamatan dan pengendalian

OPT, dilaksanakan mulai bulan Pebruari s/d Nopember 2019.

9

Page 240: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

3. Monev dan Pelaporan

Terdiri dari :

a. Perjalanan Dinas dalam rangka Monev Pelaksanaan Pengendalian OPT,

dilaksanakan pada bulan Pebruari, April, Juni dan Nopember 2019;

b. Pembuatan Laporan akhir kegiatan pada bulan Desember 2019.

10

Page 241: KERANGKA ACUAN (KAK) PROGRAM PENGEMBANGAN …ppid.distanbun.jatengprov.go.id/files/ppid/KAk 2019 OK.pdf · pengembangan kualitas benih, dan aspek penggunaannya, baik dari ... pengembangan

IV. KESIMPULAN DAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan

1. Kegiatan pelaksanaan pengendalian hama penyakit tanaman perkebunan dengan

metode Pengendalian Hama Terpadu (PHT) utamanya penggunaan Agens

Pengendali Hayati (APH), maka kuantitas dan kualitas hasil produksi dapat

meningkat, ekosistem terjaga, hasil produksi aman bagi konsumen yang pada

akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani, tidak mencemari lingkungan. 2. Serangan OPT apabila tidak dikendalikan dapat menimbulkan kerugian berupa

penurunan produksi 25 % sampai lebih dari 50 %, bahkan dapat mematikan

tanaman.

3. Pengendalian OPT harus dilakukan secara terpadu (PHT) sesuai dengan amanat

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman, dan

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman.

4. Sosialisasi pengendalian OPT secara terpadu, dengan titik berat pelestarian

musuh alami, pemanfaatan Agens Pengendali Hayati, dan penggunaan Pestisida

Nabati masih perlu terus dilakukan dengan tujuan para petani/kelompok tani

mau dan mampu melaksanakannya.

B. Tindak Lanjut

1. Melakukan evaluasi hasil pengendalian pada tahun berikutnya, utamanya

dampaknya terhadap penurunan tingkat serangan OPT dan peningkatan

produksi/produktivitas.

2. Tetap mengusulkan kegiatan serupa pada tahun-tahun anggaran ke depan

sehingga seluruh petani/kelompok tani pernah menerima sosialisasi pengendalian

OPT dan bantuan pengendalian bagi petani/kelompok tani yang membutuhkan.

11