kerancuan karena misnomer

8
Kerancuan Karena Misnomer Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2002, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) memadankatakan istilah biaya dengan cost, beban dengan expense, dan beban pokok penjualan dengan cost of goods sold. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa pasal dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan berikut (istilah dalam tanda kurung adalah istilah aslinya): Keseimbangan antara biaya dan manfaat (cost and benefit) lebih merupakan kendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif (par.44) Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban (par 70) Beban (expenses) diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya (cost) yang timbul dan pos penhasilan tertentu yang diperoleh. Proses .....; misalnya, berbagai komponen beban yang membentuk beban pokok penjualan (cost of goods sold) diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang (par.95) Istilah biaya tidak tepat karena pengertian biaya secara semantik dalam bahasa Indonesia adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang atau sesuatu yang negatif atau sesuatu yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir. Dalam suatu perusahaan, tujuan akhir (berupa pendapatan yaitu aliran masuk barang dan jasa) harus diperoleh dengan biaya (berupa aliran keluar atau penyerahan barang atau jasa). Dari segi informasi, biaya lebih merupakan objek atau pusat perhatian yang diukur dengan cost dan bukan sebagai pengukur itu sendiri. Istilah yang Tepat Istilah biaya lebih tepat kalau di- gunakan sebagai padanan Expense bukannya cost. Memang biaya merupakan pengorbanan. Akan tetapi, biaya mempunyai makna sebagai pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu yang merupakan tujuan

Upload: dwinita-meiliza-ithuwdd

Post on 07-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

misnomer

TRANSCRIPT

Page 1: Kerancuan Karena Misnomer

Kerancuan Karena Misnomer

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 2002, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) memadankatakan istilah biaya dengan cost, beban dengan expense, dan beban pokok penjualan dengan cost of goods sold. Hal ini ditunjukkan dalam beberapa pasal dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan berikut (istilah dalam tanda kurung adalah istilah aslinya):

Keseimbangan antara biaya dan manfaat (cost and benefit) lebih merupakan kendala yang pervasif daripada karakteristik kualitatif (par.44)

Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban (par 70)

Beban (expenses) diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya (cost) yang timbul dan pos penhasilan tertentu yang diperoleh. Proses .....; misalnya, berbagai komponen beban yang membentuk beban pokok penjualan (cost of goods sold) diakui pada saat yang sama sebagai penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang (par.95)

Istilah biaya tidak tepat karena pengertian biaya secara semantik dalam bahasa Indonesia adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang atau sesuatu yang negatif atau sesuatu yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir. Dalam suatu perusahaan, tujuan akhir (berupa pendapatan yaitu aliran masuk barang dan jasa) harus diperoleh dengan biaya (berupa aliran keluar atau penyerahan barang atau jasa). Dari segi informasi, biaya lebih merupakan objek atau pusat perhatian yang diukur dengan cost dan bukan sebagai pengukur itu sendiri.

Istilah yang Tepat

Istilah biaya lebih tepat kalau di- gunakan sebagai padanan Expense bukannya cost. Memang biaya merupakan pengorbanan. Akan tetapi, biaya mempunyai makna sebagai pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu yang merupakan tujuan akhir. Dalam perusahaan, tujuan akhir adalah berupa penyerahan produk atau jasa untuk memperoleh pendapatan. Mengorbankan sumber ekonomik untuk memperoleh potensi jasa berupa mesin, bahan baku, dan jasa lainnya untuk memproduksi barang bukan merupakan tujuan akhir suatu unit usaha tetapi lebih merupakan tujuan antara atau khusus (toachieve a specific objective atau for some purpose).

Secara rasa bahasa, sumber ekonomik baru dapat dikatakan menjadi biaya setelah manfaat sumber ekonomik (yang direpresentasi dalam bentuk cost) dikorbankan (keluar dari kesatuan usaha) untuk mencapai tujuan akhir yaitu penyerahan produk untukmemperoleh pendapatan. Istilah cost dengan makna atau karakteristik sebagaimana dijelaskan di atas memang tidak mempunyai padanan yang pas dalam bahasa Indonesia, lebih-lebih kalau istilah cost kemudian digunakan untuk menunjuk bahan olah akuntansi. Harga pokok, harga perolehan, dan biaya terbukti tidak dapat mewakili makna yang terkandung dalam pengertian cost di atas. Oleh karena itu, cara terbaik untuk mencari istilah Indonesianya adalah menyerap istilah tersebut menjadi kos.

Page 2: Kerancuan Karena Misnomer

Istilah ini sebenarnya sudah dikenalkan IAI (1986, hlm. 128) yaitu dalam Daftar Istilah buku Norma Pemeriksaan Akuntan. IAI pun sebenarnya mulai menggunakan istilah kos dalam Standar Profesional Akuntansi Publik (SPAP). Dengan istilah kos ini akan mudahlah untuk menunjukkan hubungan antara objek/elemen/fokus statemen keuangan dan pengukurnya dan akuntansi akan tampak mengolah bahan yang sama dan generik yaitu kos. Kos akan menjadi data dasar dalam menyediakan informasi keuangan yang dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan atau laporan manajerial. Dengan istilah kos, akan mudahlah untuk memperoleh pengetahuan tentang size dan relationship secara jelas dan konsisten antara objek-objek yang menjadi pusat perhatian pihak luar maupun manajemen

Kos Sebagai Bahan Olah Akuntansi

Istilah Beban

Page 3: Kerancuan Karena Misnomer

Misnomer yang sangat fatal adalah penggunaan istilah beban sebagai padan kata expense. Dalam hal ini, Wibisana (1992) menyatakan istilah beban sering menjerumuksan. Kesalahan bukan saja terletak pada makna bahasa melainkan yang lebih penting juga pada makna definisional. Secara definisional, expense adalah jasa atau manfaat suatu sumber ekonomik yang telah digunakan dalam rangka menciptakan pendapatan yang merupakan tujuan setiap unit usaha. Berdasarkan makna expense tersebut, istilah biaya sebenarnya lebih mendekati pengertian dan makna Expense sehingga tepatlah kalau dikatakan bahwa biaya adalah sumber ekonomik (yang direpresentasi dalam bentuk kos) yang telah keluar dari kesatuan usaha (menjadi expired cost) akibat penyerahan barang atau jasa kepada pelanggan dalam upaya menghasilkan pendapatan. Untuk tujuan pelaporan yang informatif, kos yang telah keluar ini secara konvensi ditampung ke dalam tiga wadah yaitu produk terjual, perioda berjalan, dan rugi yang secara keseluruhan merupakan biaya.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan seperti dalam PSAK No. 29, paragraf 5:a. Semua beban pemasaran produk di dalam negeri diperlakukan sebagai beban operasi pemasaran, sedang beban pabrikasi dan pengemasan termasuk dalam harga pokok produk.b. Semua beban pemasaran gas di dalam negeri diperlakukan sebagai beban operasi pemasaran

Makna Pendapatan

Dari segi informasi akuntansi, sebenarnya dapat dikatakan bahwa pendapatan merupakan wadah pengukuran dan bukan bahan olah atau pengukur itu sendiri. Pengukurnya adalah kos yang masuk ke perusahaan. Karena menjadi tujuan, pendapatan pada umumnya ditentukan lebih dahulu jumlah rupiahnnya (“kos”nya) baru kemudian biaya yang diperkirakan telah menghasilkan pendapatan tersebut diidentifikasi dan diukur. Persoalan akuntansi yang timbul adalah kos mana saja yang dianggap telah keluar (expired)menjadi biaya yang menghasilkan pendapatan. Untuk itu, diperlukanlah dasar penandingan (pengasosiasian) yang tepat agar angka laba yang dihasilkan mempunyai makna ekonomik yang berarti. Penandingan atau pengaitan berarti mencari hubungan yang tepat antara aliran masuk kos (sebagai pendapatan) dan aliran keluar kos (sebagai biaya).

Harga Pokok dan Beban Pokok Penjualan

Dari aspek makna yang dikandung, cost of goods sold berarti cost yang melekat pada barang yang terjual dan menjadi bagian dari total biaya. Oleh karena itu, padan kata yang logis dan jelas maknanya adalah kos barang terjual atau dapat juga kos produk terjual. Dalam perusahaan jasa objek ini dapat disebut kos jasa terjual atau cost of services sold. Dalam perusahaan jasa, cost of services sold akan setara dengan kos barang terjual. Akan tetapi, karena jasa tidak mempunyai unit fisik sebagai wadah pengukuran, istilah cost of services sold praktis tidak akan pernah digunakan. Kalau hal tersebut digunakan, objek tersebut tidak mempunyai kandungan informasi yang berarti. Dalam perusahaan jasa semua aliran keluar aset dalam upaya memperoleh pendapatan akan disebut bAkuntansi Keuangan dan Penciptaan Data Kos

Page 4: Kerancuan Karena Misnomer

Dalam akuntansi keuangan, data dasar yang dihasilkan adalah kos. Data kos yang dihasilkan dalam pelaporan keuangan merupakan data dasar yang pokok yang minimal harus tersedia dalam perusahaan. Data kos doklarifikasikan atas dasar elemen statemen keuangan. Untuk keperluan yang lebih rinci, tiap elemen dapat dipecah lagi menjadi po-pos. Frekuensi kebutuhan informasi keuangan untuk kepentingan eksternal bersifat periodik dan bahkan hanya sekali dalam satu periode akuntansi.

Informasi yang harus tersedia secara kontinus(bahkan setiap saat) justru lebih dibutuhkan untuk kepentingan manajerial (internal). Oleh karena itu, diperlukan sistem yang dapat melayani kebutuhan internal ini. Sistem ini dikenal dengan Cost Accounting System. Sistem ini tentu saja bukan merupakan sistem yang terpisah dengan sistem yang menghasilkan data dasar untuk pelaporan keuangan eksternal melainkan merupakan bagian atau subsistem yang dapat melayani kebutuhan internal maupun eksternal. Oleh karena itu, perancangan sistem ini biasanya dilakukan bersama-sama dengan perancangan sistem akuntansi keuangan.

Cost Accounting dapat diartikan sebagai sistem untuk merinci dan mereklasifikasi data kos untuk kepentingan manajerial (internal). Dipandang secara demikian dan dengan mendasarkan diri pada konsep kos sebagai bahan olah, cost accounting tidak dapat lagi diartikan sebagai akuntansi biaya karena cost accounting mempunyai pengertian yang lebih luas dari sekadar menghitung biaya , cost accounting berkepentingan untuk menghasilkan informasi. Mengartikan cost accounting dengan akuntansi biaya akan menjadikan pemahaman yang sempit mengenai luas lingkup cost accounting. Akibat digunakan istilah akuntansi biaya, terjadilah fiksasi fungsional bahwa cost accounting berkepentingan dengan menghitung biaya dan cost produk dan bukan berkepentingan dengan perancangan sistem untuk menyediakan informasi. Dengan demikian istilah akuntansi biaya yang sekarang dikenal seharusnya disebut akuntansi kos yaitu akuntansi yang membahaspemanfaatan data kos untuk kepentingan pengambilan keputusan manajemen. Bukan berarti istilah biaya tidak dapat digunakan , istilah biaya akan tetap digunakan kalau yang dimaksud adalah objek yang untuk menunjukkan sumber ekonomi yang telah atau akan dikorbankan dalam rangka memperoleh pendapatan akan dikurangkan terhadap pendapatan. Bergantung pada tujuan manajemen, kos yang digunakan sebagai pengukur dapat berupa kos historis, kos sekarang (pengganti), atau kos masa datang.

Simpulan dan Harapan

Cost merupakan pengukuran dan sekaligus bahan olah akuntansi. Istilah biaya, harga pokok, atau harga perolehan tidak tepat sebagai padan kata istilah cost. Biaya lebih merupakan wadah (objek) dari pada pengukur atau bahan olah akuntansi dalam menghasilkan informasi kuantitatif. Cost juga tidak tepat kalau disebut sebagai harga perolehan (mestinya kos pemerolehan) karena harga pemerolehan hanya berlaku untuk menunjuk cist pada saat terjadinya.

Page 5: Kerancuan Karena Misnomer

Biaya lebih tepat kalau digunakan sebagai padan kata expense. Beban tidak mempunyai makna ekonomi sebagai aliran keluar sumber ekonomi, bertentangan dengan konsep upaya dan hasil, dan istilah beban mempunyai arti tidak lebih dari sekadar pengurang atau debit (berasal dari charge) yang bersifat teknis pembukuan. Secara konseptual, tidak semua pengurang pendapatan dapat disebut biaya (expense).

Istilah beban jelas tidak dapat merespresentasi makna expense. Beban tidak mempunyai makna ekonomik sebagai aliran keluar sumber ekonomik, bertentangan dengan konsep upaya dan hasil, dan istilah beban mempunyai arti tidak lebih dari sekadar pengurang atau debit yang bersifat teknis dan pembukuan. Secara konseptual, tidak semua pengurang pendapatan dapat disebut biaya (expense).

Kos merupakan istilah alternatif untuk menghindari penggunaan istilah biaya, harga pokok, dan harga perolehan yang rancu. Dengan istilah kos, akuntansi akan tampak mengolah bahanolah sama (homogenus) dan penggunaan istilah tersebut mendorong pemahaman akuntansi dalam perspektif yang luas. Kos bersifat generik dan tidak mempunyai konotasi sebagai pengurang (bersifat negatif).

Penggunaan istilah kos juga akan memudahkan mereka yang akan belajar akuntansi dengan menggunakan buku teks berbahasa inggris. Mereka akan begitu mudah dan cepat menafsirkan dan ungkapa-ungkapan.

Akuntansi biaya terlalu sempit untuk menunjuk bidang akuntansi yang membahas pemanfaatan, penganalisisan dan pengkomunikasian data kos untuk kepentingan pengambilan keputusan manajerial.

Harga pokok penjualan dan bahkan beban pokok penjualan merupakan kesalahan pemaknaan yang fatal. Menempatkan kos produksi(kos barang terjual) lebih utama daripada kos pemasaran dan kos administratif bertentangan dengan praktik manajemen modern dan menyimpang dari konsep bahwa semua komponen biaya (diukur dengan kos) mempunyai kedudukan yang sama dalam menciptakan pendapatan(konsep homogenitas kos).