keragaan teknologi pada lahan naungan jati (budena...

2
Science . Innovation . Networks BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN TEKNOLOGI BUDI DAYA KEDELAI PADA LAHAN NAUNGAN JATI (BUDENA JATI) tersebut, hasil kedelai varietas Anjasmoro 0,64- 1,14 t/ha (rata-rata 0,9 t/ha), Grobogan 1,03- 1,67 t/ha (rata-rata 1,50 t/ha), Argomulyo 1,14- 1,92 t/ha (rata-rata 1,40 t/ha), Burangrang 1,06- 1,58 t/ha (rata-rata 1,34 t/ha), Wilis 1,03- 1,19 t/ha (rata-rata 1,10 t/ha), dan Kaba 0,94- 1,22 t/ha (rata-rata 1,08 t/ha). Keragaan Teknologi Pada tahun 2018 Geltek BUDENA jati di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gendongan, BKPH Ngapus, KPH Blora, Jawa Tengah seluas 40 ha, melibatkan 94 petani kooperator dari LMDH Jatisari Desa Tlogowungu, Kecamatan Japah. Umur jati 1-2 tahun, jarak tanam 3 m x 3 m, tanaman jati tumbuh subur, tingkat naungan 72,5-82,4% (rata-rata 74%) atau intensitas cahaya masuk 104-351 Lux. Pada saat yang sama intensitas cahaya tanpa naungan berkisar antara 869-1325 Lux. Secara visual pertumbuhan vegetatif varietas Dena 1, Dega 1, Argomulyo, dan Anjasmoro relatif optimal. Hasil biji yang didapatkan beragam tergantung varietas, tingkat naungan, dan curah hujan. Perbedaan tanggal tanam sangat berpengaruh karena berkaitan dengan perbedaan curah hujan. Pada musim tanam yang optimal (awal hingga pertengahan Februari), produktivitas kedelai dengan teknologi BUDENA Jati tahun 2018 disajikan pada Tabel 1. Varietas Hasil biji (t/ha) Kisaran Rata-rata Dega 1 1,11-1,54 1,30 Dena 1 0,48-1,29 0,95 Anjasmoro 0,40-1,76 0,96 Argomulyo 0,40-1,34 0,93 Lokal 0,46-0,89 0,62 Tabel 1. Hasil biji kedelai empat varietas unggul dan lokal pada Geltek Budena Jati Blora 2018 Balitkabi Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Kotak Pos 66 Malang 65101 Telepon: 0341-801468 Faks: 0341-801496 e-mail: [email protected] Website: balitkabi.litbang.pertanian.go.id

Upload: phungcong

Post on 10-Jul-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Keragaan Teknologi PADA LAHAN NAUNGAN JATI (BUDENA …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Teknologi Budena Jati 1. Penyiapan lahan: Lahan dibersihkan, gulma disemprot

Science . Innovation . Networks

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIANKEMENTERIAN PERTANIAN

TEKNOLOGI BUDI DAYA KEDELAI PADA LAHAN NAUNGAN JATI

(BUDENA JATI)

tersebut, hasil kedelai varietas Anjasmoro 0,64- 1,14 t/ha (rata-rata 0,9 t/ha), Grobogan 1,03- 1,67 t/ha (rata-rata 1,50 t/ha), Argomulyo 1,14- 1,92 t/ha (rata-rata 1,40 t/ha), Burangrang 1,06- 1,58 t/ha (rata-rata 1,34 t/ha), Wilis 1,03- 1,19 t/ha (rata-rata 1,10 t/ha), dan Kaba 0,94- 1,22 t/ha (rata-rata 1,08 t/ha).

Keragaan Teknologi

Pada tahun 2018 Geltek BUDENA jati di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Gendongan, BKPH Ngapus, KPH Blora, Jawa Tengah seluas 40 ha, melibatkan 94 petani kooperator dari LMDH Jatisari Desa Tlogowungu, Kecamatan Japah. Umur jati 1-2 tahun, jarak tanam 3 m x 3 m, tanaman jati tumbuh subur, tingkat naungan 72,5-82,4% (rata-rata 74%) atau intensitas cahaya masuk 104-351 Lux. Pada saat yang sama intensitas cahaya tanpa naungan berkisar antara 869-1325 Lux.

Secara visual pertumbuhan vegetatif varietas Dena 1, Dega 1, Argomulyo, dan Anjasmoro relatif optimal. Hasil biji yang didapatkan beragam tergantung varietas, tingkat naungan, dan curah hujan. Perbedaan tanggal tanam sangat berpengaruh karena berkaitan dengan perbedaan curah hujan. Pada musim tanam yang optimal (awal hingga pertengahan Februari), produktivitas kedelai dengan teknologi BUDENA Jati tahun 2018 disajikan pada Tabel 1.

VarietasHasil biji (t/ha)

Kisaran Rata-rata

Dega 1 1,11-1,54 1,30

Dena 1 0,48-1,29 0,95

Anjasmoro 0,40-1,76 0,96

Argomulyo 0,40-1,34 0,93

Lokal 0,46-0,89 0,62

Tabel 1. Hasil biji kedelai empat varietas unggul dan lokal pada Geltek Budena Jati Blora 2018

BalitkabiBalai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Jl. Raya Kendalpayak Km. 8 Kotak Pos 66 Malang 65101Telepon: 0341-801468 Faks: 0341-801496e-mail: [email protected]: balitkabi.litbang.pertanian.go.id

Page 2: Keragaan Teknologi PADA LAHAN NAUNGAN JATI (BUDENA …balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-content/... · Teknologi Budena Jati 1. Penyiapan lahan: Lahan dibersihkan, gulma disemprot

Pendahuluan

Penamanan kedelai pada lahan kawasan hutan disebut sistem agroforestri atau secara umum dikenal sebagai wanatani. Agroforestri di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Kanada, Inggris dan Australia, telah lama dikembangkan karena terbukti mengun-tungkan dari aspek ekologi, sosial dan ekonomi.

Potensi lahan hutan dan perkebunan yang sesuai untuk pengembangan tanaman pangan cukup luas, baik pada hutan jati dan kayu putih, serta perkebunan karet maupun kelapa sawit. Luas hutan di Jawa Timur 1,361 juta hektar (28% dari total daratan Jawa Timur), yang dikelola Perhutani seluas 1,144 juta hektar (84%) dan 829 ribu hektar di antaranya hutan produksi.

Terdapat tiga KPH yang tergolong paling luas di-tanami kedelai, yaitu KPH Banyuwangi Selatan dengan luas tanam 1.440 ha, KPH Padangan 650 ha, dan KPH Ngawi 413 ha. RPH Gendongan dengan luas areal 1.030,33 ha, potensial untuk produksi benih kedelai.

Pengembangan tanaman pangan pada kawasan hutan dapat memanfaatkan area di antara tanaman hutan, yang umumnya ditanam dengan jarak 2-4 m. Penanaman tanaman pangan dapat dilakukan hingga kanopi tanaman hutan saling menutup, biasanya antara 3-5 tahun. Tingkat naungan pada hutan jati beragam dari 0% hingga 100%, tergantung jenis, populasi, umur, dan tingkat kesuburan tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil kedelai turun 28,0%, 36,5%, 53,8%, dan 56,6% berturut-turut pada tingkat naungan 15%, 30%, 45%, dan 60%.

Pada tahun 2014, Badan Penelitian dan Pengem-bangan Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) telah menghasil-kan varietas kedelai yang toleran naungan hingga 50%, yaitu varietas Dena 1 dan Dena 2. Dengan adanya varietas toleran naungan tersebut, maka peluang peningkatan hasil kedelai pada lahan hutan atau lahan naungan cukup besar.

Perakitan Teknologi Budidaya Kedelai Lahan Naungan

Kunci untuk meningkatkan produktivitas kedelai pada naungan adalah:

1. Menggunakan varietas adaptif naungan

2. Umur tanaman naungan jati maksimal 3 tahun

3. Meningkatkan kandungan C-organik dengan

pemberian pupuk organik. Pemupukan organik

selain untuk meningkatkan kandungan C-organik,

juga sebagai sumber N.

4. Meningkatkan ketersediaan N, P dan K melalui

pemberian pupuk tunggal maupun pupuk

majemuk NPK.

?MK I tahun 2011: gelar teknologi (Geltek) BUDENA Jati seluas 6,5 ha di KRPH Sidowayah, Ngawi melibatkan 16 petani kooperator dari LMDH Wonodadi Lestari. Umur tanaman jati 3- 4 tahun, tinggi 4- 7 m, jarak tanam 3 m x 3 m, indeks kerapatan tanaman jati 0,27-1,42 (populasi tanaman rapat hingga sangat rapat), pertumbuhan jati jelek hingga sangat baik. Tingkat naungan berdasarkan intensitas sinar matahari pada pukul 11.00- 12.00 WIB adalah 34-73% (rata-rata 51,4±9,4%). Pada tingkat naungan 34%, varietas

Kaba mencapai hasil 1,87 t/ha, Argomulyo 1,81 t/ha, Wilis 1,57 t/ha, dan Grobogan 1,22 t/ha. Pada tingkat naungan 73%, hasil varietas-varietas tersebut 0,49- 0,79 t/ha.

?MH I 2011/2012: Geltek BUDENA jati di Desa Sidolaju, Kec. Kedunggalar, Kab. Ngawi seluas 8,5 ha, melibatkan 35 petani kooperator dari LMDH Wonorukun Lestari. Umur jati 1- 2 tahun, jarak tanam 3 m x 3 m, tanaman jati tumbuh subur, tingkat naungan 30- 50%. Naungan selain dari pohon jati, juga dari tanaman jagung yang ditanam tumpangsari dengan kedelai. Pada tingkat naungan

Teknologi Budena Jati

1. Penyiapan lahan: Lahan dibersihkan, gulma disemprot herbisida kontak, tanpa olah tanah (TOT) atau dengan olah tanah minimal (tergantung kepadatan tanah)

2. Saluran drainase: Setiap 2-3 m, menyesuaikan kondisi lahan

3. Benih: Benih berkualitas, daya tumbuh >80%4. Varietas adaptif: Dena 1, Anjasmoro,

Argomulyo, dan Dega 15. Perlakuan benih: Dengan Agrisoy (pupuk

hayati mengandung Rhizobium) dosis 20 g/10 kg benih

6. Penanaman: cara tanam tugal teratur, jarak tanam baris tunggal 40 cm x 15 cm atau baris ganda 60 cm x (30x20 cm), 2-3 biji/lubang

7. Pupuk organik: 1 t/ha8. Pemupukan: 200 kg Phonska/ha + 100 kg

SP36/ha9. Penyiangan: Dua kali (umur 15-20 hari dan

28-30 hari)10. Pengendalian hama/penyakit: Secara

preventif dengan pestisida kimia11. Panen: Bila polong berwarna coklat manual12. Pembijian: Manual atau menggunakan

thresher