ker jawa tengah - bank indonesia · jl. imam bardjo sh no.4 semarang, telp. (024) 8310246, fax....
TRANSCRIPT
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 0
KER Jawa Tengah
TW II-2010
Kantor Bank Indonesia Semarang Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791
http://www.bi.go.id
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II Tahun 20Triwulan II Tahun 20Triwulan II Tahun 20Triwulan II Tahun 2011110000
Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah dipublikasikan secara
triwulanan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang, untuk menganalisis
perkembangan ekonomi Jawa Tengah secara komprehensif. Isi kajian dalam
buku ini mencakup perkembangan ekonomi makro, inflasi, moneter,
perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, dan prospek ekonomi
Jawa Tengah. Penerbitan buku ini bertujuan untuk: (1) melaporkan kondisi
perkembangan ekonomi dan keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor
Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2)
menyampaikan informasi kepada external stakeholders di daerah mengenai
perkembangan ekonomi dan keuangan terkini.
Kantor Bank IndonesiaKantor Bank IndonesiaKantor Bank IndonesiaKantor Bank Indonesia SeSeSeSemarangmarangmarangmarang
Ratna E. Amiaty Pemimpin
Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter
H. Yunnokusumo Deputi Pemimpin Bidang Perbankan
Mohamad M. Toha Deputi Pemimpin Bidang Manajemen Intern
dan Sistem Pembayaran
Herdiana A.W. Analis Madya Senior
Imam Fauzy Pengawas Bank Madya Senior
I Ketut Suena Pengawas Bank Madya Senior
Imam Mustiantoko Kepala Bidang Manajemen Intern
Tatung M. Toufik Kepala Bidang Sistem Pembayaran
Softcopy buku ini dapat di-download dari
DIBI (Data dan Informasi Bisnis IndonesiaDIBI (Data dan Informasi Bisnis IndonesiaDIBI (Data dan Informasi Bisnis IndonesiaDIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ) ) ) di website Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia dengan alamat http://www.bi.go.idhttp://www.bi.go.idhttp://www.bi.go.idhttp://www.bi.go.id
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 i
Kata Pengantar
Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 5,6% (yoy), sama dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,6% (yoy). Secara sektoral, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) menjadi pendorong utama pertumbuhan pada triwulan ini, sementara itu kinerja sektor pertanian sedikit melambat akibat memasuki masa tanam setelah panen raya pada triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregat seperti konsumsi, investasi, dan perdagangan luar negeri diperkirakan menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan ini, walaupun konsumsi rumah tangga yang menjadi komponen terbesar PDRB diperkirakan melambat tipis dibandingkan triwulan sebelumnya
Sementara itu, tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-2010, baik secara tahunan (yoy) maupun secara kuartalan (qtq). Inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar 4,57% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,46%. Melihat perkembangan inflasi Jateng yang menunjukkan kecenderungan semakin meningkat, maka pengendalian inflasi di Jawa Tengah tetap harus menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah, Bank Indonesia dan instansi terkait yang tergabung dalam Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010.
Dari sisi perbankan, secara umum kinerja sektor perbankan di Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) pada triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010) menunjukkan perkembangan yang positif dan risiko kredit masih tetap terkendali. Hal tersebut terlihat dari perkembangan indikator kinerja perbankan yang cukup positif, baik untuk Loan to Deposit ratio (LDR), pertumbuhan Dana Pihak Ketiga maupun rasio kredit non lancar (NPLs).
Pada triwulan III-2010, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010, didorong oleh peningkatan sektor pertanian, sektor PHR dan Industri pengolahan. Sementara itu, dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang pertumbuhan.Sedangkan tekanan inflasi Jawa Tengah pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya, seiring dengan adanya dampak kenaikan tarif dasar listrik, tekanan harga komoditas, serta faktor musiman menghadapi bulan puasa dan lebaran.
Kajian yang dihasilkan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang ini merupakan salah satu komitmen Kantor Bank Indonesia Semarang untuk senantiasa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna meningkatkan perekonomian Jawa Tengah. Diharapkan sumbangsih kecil ini dapat menjadi masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam pengambilan kebijakan moneter dan perbankan secara nasional, dan diharapkan juga menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan external stakeholders lainnya di Jawa Tengah.
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, kalangan perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya di Jawa Tengah serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebut satu persatu, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya. Terima kasih.
Semarang, Juli 2010 KANTOR BANK INDONESIA SEMARANG
Ttd
Ratna E. Amiaty Pemimpin
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 ii
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 iii
Daftar Isi
Kata PengantarKata PengantarKata PengantarKata Pengantar ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ iiii
DDDDaftar Isiaftar Isiaftar Isiaftar Isi ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ iiiiiiiiiiii
Ringkasan EksekutifRingkasan EksekutifRingkasan EksekutifRingkasan Eksekutif ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................vvvv
BAB BAB BAB BAB 1111 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKROPERKEMBANGAN EKONOMI MAKROPERKEMBANGAN EKONOMI MAKROPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ................................................................................................................................................................................................................................................................ 1111
1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan ............................................................2
1.1.1. Konsumsi ...........................................................................................................2
1.1.2. Investasi .............................................................................................................4
1.1.3. Perdagangan Luar Negeri ....................................................................................6
1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran .......................................................................................8
Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YoY, PERSEN) ...................8
1.2.2. Sektor Industri Pengolahan .................................................................................9
1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) .................................................10
1.2.4. Sektor Jasa .......................................................................................................11
1.2.5. Sektor Lainnya ..................................................................................................12
BOKS 1 BOKS 1 BOKS 1 BOKS 1 ””””DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN----CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA
PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH”””” ........................................................................................................ 14141414
BAB BAB BAB BAB 2222 PERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASI ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 17171717
2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok .....................................................................................18
2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq) .......................................................................................19
2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy) ........................................................................................23
2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah .............................................................................27
2.3. Inflasi Kota-Kota di Jawa ............................................................................................28
BAB 3BAB 3BAB 3BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKAN ............................................................................................................................................................................................................................................................................................ 30303030
3.1 Intermediasi Bank Umum ............................................................................................32
3.1.1. Penghimpunan Dana Masyarakat ......................................................................32
3.1.2 Penyaluran Kredit ..............................................................................................34
3.2. Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas ................................................................................37
3.3. Kredit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah) ..................................................................39
3.4. Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa Tengah ..............................41
3.5. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)..........................................................................42
3.6. Perkembangan Perbankan (Bank Umum & BPR) di 35 Kab/Kota di Jawa Tengah ...........44
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 iv
3.7. Kinerja Perbankan Syariah ...........................................................................................46
BOKS 2 BOKS 2 BOKS 2 BOKS 2 DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF
MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN
SEMARANGSEMARANGSEMARANGSEMARANG ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 48484848
BAB 4BAB 4BAB 4BAB 4 KEUANGAN DAERAKEUANGAN DAERAKEUANGAN DAERAKEUANGAN DAERAHHHH .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 49494949
4.1. Realisasi Pendapatan Daerah .......................................................................................49
4.2. Realisasi Belanja Daerah ..............................................................................................50
Bab 5Bab 5Bab 5Bab 5 SISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARAN ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 53535353
5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai ................................................................53
5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) .............................................53
5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB)
Uang Kartal ......................................................................................................54
5.1.3. Uang Palsu .......................................................................................................55
5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai .........................................................................56
5.2.1. Transaksi Kliring ...............................................................................................56
5.2.2. Transaksi RTGS .................................................................................................57
Bab 6Bab 6Bab 6Bab 6 KESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKAT .................................................................................................................................................................................................................................................................................... 59595959
6.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah .....................................................59
6.2. Kemiskinan .................................................................................................................60
6.3. Nilai Tukar Petani ........................................................................................................61
Bab 7Bab 7Bab 7Bab 7 PROSPEK EKONOMIPROSPEK EKONOMIPROSPEK EKONOMIPROSPEK EKONOMI ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 65656565
7.1. Pertumbuhan Ekonomi ...............................................................................................65
7.2. Inflasi .........................................................................................................................68
LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN IndikatoIndikatoIndikatoIndikator Ekonomi Jawa Tengahr Ekonomi Jawa Tengahr Ekonomi Jawa Tengahr Ekonomi Jawa Tengah ........................................................................................................................................................................................................................................................ 73737373
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 v
Ringkasan Eksekutif
Perekonomian Jawa
Tengah pada
Triwulan ini
menunjukkan
pertumbuhan yang
positif walaupun
sedikit melambat
dibandingkan
triwulan
sebelumnya.
Sektor industri
pengolahan dan
PHR menjadi
pendorong utama
pertumbuhan,
sedangkan sektor
perrtanian
mengalami
perlambatan
pertumbuhan.
A. GAMBARAN UMUMA. GAMBARAN UMUMA. GAMBARAN UMUMA. GAMBARAN UMUM
Dari beberapa indikator kinerja perekonomian Jawa Tengah selama
triwulan II-2010, terlihat bahwa kondisi ekonomi masih relatif baik dan
berada dalam tren peningkatan pertumbuhan. Namun, pertumbuhan
ekonomi Jawa Tengah tersebut jauh dibawah pertumbuhan nasional yang
tercatat sebesar 6,2% (yoy). Indikasi pertumbuhan yang positif tersebut
tercermin dari pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan ini yang
tercatat sebesar 5,6% (yoy). Tekanan harga di Jawa Tengah menunjukkan
tren peningkatan. Namun apabila dilihat secara provinsi, Jawa Tengah
menjadi provinsi yang memiliki laju inflasi pada triwulan II-2010 yang relatif
rendah dibandingkan provinsi lain di Jawa. Kinerja sektor perbankan di Jawa
Tengah (Bank Umum dan BPR) pada triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010)
menunjukkan perkembangan yang positif dan risiko kredit masih tetap
terkendali. Indikator lain yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi pada
triwulan ini adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah
pada triwulan II-2010 yang tercermin dari peningkatan jumlah angkatan kerja
yang bekerja, penurunan tingkat kemiskinan dan kenaikan Nilai Tukar Petani
(NTP).
B. PERB. PERB. PERB. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAHKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAHKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAHKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH
Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar
5,6% (yoy), sama dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan
sebelumnya yang tercatat sebesar 5,6% (yoy).
Secara sektoral, sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama
pertumbuhan pada triwulan ini walaupun sedikit melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya, diikuti oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran
(PHR) yang mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara itu kinerja
sektor pertanian yang sedikit melambat akibat memasuki masa tanam setelah
panen raya pada triwulan sebelumnya.
Dari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregat seperti
konsumsi, investasi, dan perdagangan luar negeri menunjukkan pertumbuhan
positif pada triwulan ini. Konsumsi rumah tangga yang menjadi komponen
terbesar PDRB diperkirakan melambat tipis dibandingkan triwulan
sebelumnya. Pertumbuhan ini disebabkan oleh konsumsi masyarakat di akhir
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 vi
Inflasi (qtq) dan
Inflasi (yoy)
meningkat terutama
berasal dari
kelompok bahan
makanan, kelompok
sandang, dan
kelompok makanan
jadi.
Kinerja perbankan
Jawa Tengah
menunjukkan
perkembangan
positif.
triwulan ini yaitu saat musim liburan, persiapan menghadapi tahun ajaran
baru, menjelang bulan puasa dan lebaran dan realisasi pengucuran gaji ke-13
bagi Pegawai Negeri Sipil.
C. PERKEMBANGAN INFLASIC. PERKEMBANGAN INFLASIC. PERKEMBANGAN INFLASIC. PERKEMBANGAN INFLASI
Secara tahunan (yoy), tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah
pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan
I-2010. Inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar 4,57% (yoy),
meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,46%.
Sementara itu, apabila dihitung secara kuartalan (qtq), inflasi di Jawa Tengah
pada triwulan II-2010 adalah sebesar 1,33% (qtq), lebih tinggi dibandingkan
triwulan sebelumnya sebesar 0,91% (qtq). Sumber tekanan inflasi secara
tahunan maupun kuartalan pada triwulan laporan terutama berasal dari
komoditas kelompok bahan makanan, kelompok sandang, dan kelompok
makanan jadi.
Melihat perkembangan inflasi Jateng yang menunjukkan
kecenderungan semakin meningkat, maka pengendalian inflasi di Jawa
Tengah tetap harus menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah,
Bank Indonesia dan instansi terkait yang tergabung dalam Tim Pemantauan
dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka optimalisasi
pengendalian inflasi adalah dengan melakukan koordinasi dengan Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah lain. Dengan adanya koordinasi
tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kekuatan TPID/TPPH dalam
mengendalikan inflasi, melalui arus informasi yang lebih faktual dan akurat
mengenai pasokan komoditas lintas wilayah. Selain itu, penentuan harga
komoditas di suatu daerah juga dipengaruhi oleh daerah lainnya yang
menjadi sumber komoditas tersebut.
D. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAND. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAND. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAND. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN
Secara umum, kinerja sektor perbankan di Jawa Tengah (Bank Umum
dan BPR) pada triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010) menunjukkan
perkembangan yang positif dan risiko kredit masih tetap terkendali. Dana
Pihak Ketiga (DPK) dan kredit mengalami pertumbuhan yang cukup baik
yaitu masing-masing sebesar 12,34% (yoy) dan 18,69% (yoy). Kegiatan
intermediasi perbankan juga mengalami peningkatan sebagaimana terlihat
dari perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menunjukkan rasio
93,55%. Selain itu, perkembangan tersebut masih diikuti kualitas kredit yang
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 vii
Cash outflow di
wilayah Jawa
Tengah pada
triwulan II-2010
mengalami
peningkatan yang
cukup signifikan.
Pertumbuhan
ekonomi pada
triwulan III-2010
diperkirakan akan
mengalami sedikit
peningkatan
Tekanan inflasi
triwulan III-2010
diperkirakan
meningkat
terjaga, dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,04%.
Pada triwulan II-2010, indikator utama kinerja bank umum syariah (BUS)
dan BPR syariah (BPRS) yang mencerminkan perkembangan perbankan
syariah di Jawa Tengah menunjukkan peningkatan. Hingga triwulan II-2010,
pencapaian target pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Tengah telah
mencapai 31,59% (yoy) dari target pertumbuhan pada akhir tahun yang
sebesar 38% (yoy).
Jumlah transaksi keuangan non tunai yaitu Kliring dan RTGS untuk
wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 ini mengalami kenaikan baik
secara nilai maupun volume. Perkembangan Sistem Pembayaran tunai sampai
dengan triwulan II-2010 relatif stabil dan mampu memenuhi kebutuhan
transaksi ekonomi di masyarakat. Jumlah outflow di wilayah Jawa Tengah
pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan sebesar 349,91% (qtq)
dibandingkan triwulan sebelumnya. Salah satu penyebab kenaikan outflow
karena faktor musiman yaitu tahun ajaran baru sehingga meningkatkan
permintaan uang di masyarakat.
E.E.E.E. PROSPEK PEREKONOMIANPROSPEK PEREKONOMIANPROSPEK PEREKONOMIANPROSPEK PEREKONOMIAN
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan III-2010
diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2009,
yaitu dalam kisaran 5,75%-6,25% (yoy). Peningkatan pertumbuhan tersebut
secara sektoral terutama akan didorong oleh peningkatan sektor pertanian,
industri dan sektor PHR. Sementara itu, dari sisi penggunaan konsumsi rumah
tangga diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang pertumbuhan.
Tekanan inflasi Jawa Tengah triwulan III-2010 diperkirakan akan
mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya dengan kisaran 6,00%–
6,50% (yoy). Seiring dengan adanya bulan puasa dan hari raya lebaran pada
bulan Agustus dan September 2010, diperkirakan terjadi kenaikan
permintaan bahan makanan, makanan jadi dan sandang. Di samping itu,
masa tanam di Jateng pada awal triwulan III-2010 diperkirakan juga akan
mempengaruhi harga beberapa komoditas bahan makanan. Tekanan harga
dari sisi administered prices akan berasal dari kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL)
yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah sejak Juli 2010.
Sedangkan, tekanan harga komoditas volatile foods pada awal triwulan III-
2010 diperkirakan akan menurun karena adanya masa panen raya pada
triwulan III-2010. Sementara itu, sumbangan inflasi dari faktor moneter
diperkirakan relatif rendah sejalan dengan perkembangan kurs rupiah yang
diperkirakan masih cukup stabil dan cenderung menguat.
♣♣♣
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 viii
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 1
Bab 1
Perkembangan Ekonomi Makro
Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IIPerekonomian Jawa Tengah pada triwulan IIPerekonomian Jawa Tengah pada triwulan IIPerekonomian Jawa Tengah pada triwulan II----2010 tumbuh sebesar 2010 tumbuh sebesar 2010 tumbuh sebesar 2010 tumbuh sebesar 5,6%5,6%5,6%5,6% (yoy), (yoy), (yoy), (yoy),
sama apabilasama apabilasama apabilasama apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang
tetetetercatat sebesar 5,6% (yoy). rcatat sebesar 5,6% (yoy). rcatat sebesar 5,6% (yoy). rcatat sebesar 5,6% (yoy). Pertumbuhan yang sama tersebut disebabkan oleh sektor
Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) menjadi pendorong utama pertumbuhan pada
triwulan ini. sementara itu, sektor unggulan lain seperti sektor pertanian sedikit melambat
akibat memasuki masa tanam setelah panen raya pada triwulan sebelumnya. Demikian pula
halnya dengan sektor industri yang walaupun masih mengalami pertumbuhan namun
mengalami perlambatan dibanding triwulan I-2010.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah masih relatif baik, dan masih
berada dalam tren peningkatan pertumbuhan. Namun apabila dibandingkan dengan angka
pertumbuhan ekonomi nasional, perekonomian Jawa Tengah diperkirakan tumbuh di bawah
angka pertumbuhan nasional. Pada triwulan II-2010 ini, perekonomian nasional mencatat
angka pertumbuhan sebesar 6,2% (yoy) yang didorong oleh sektor PHR dan pengangkutan &
komunikasi.
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II*)
2007 2008 2009 2010
Jateng
Nasional
Sumber : BPS dan BI, diolah
Keterangan : angka pertumbuhan Tw II-10 merupakan angka sementara
Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.0000....1111. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 2
Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh signifikan, walaupun
sedikit melambat. Konsumsi pemerintah juga meningkat seiring dengan peningkatan realisasi
anggaran pada triwulan kedua serta pelaksanaan pemilukada di beberapa Kab./Kota. Selain
itu, Investasi dan ekspor juga turut mendorong pertumbuhan pada triwulan ini.
DariDariDariDari sisi penawaransisi penawaransisi penawaransisi penawaran, pertumbuhan pada triwulan ini terutama didorong oleh
pertumbuhan sektor industri pengolahan, walaupun angkanya sedikit mengalami
perlambatan. Selanjutnya sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) yang meningkat
cukup signifikan menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar kedua. Faktor-faktor seperti
momentum musim liburan, persiapan memasuki tahun ajaran baru, menjelang bulan puasa
dan hari raya serta pelaksanaan pemilukada di 11 Kab./Kota di Jawa Tengah pada triwulan II-
2010. Di sisi lain, pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan sedikit melambat setelah
melewati masa puncak musim panen raya pada triwulan I-2010. Sektor industri masih
tumbuh cukup baik walaupun sedikit melambat.
Tabel Tabel Tabel Tabel 1111....1111. Pertumbuhan. Pertumbuhan. Pertumbuhan. Pertumbuhan PDRB Jawa TengahPDRB Jawa TengahPDRB Jawa TengahPDRB Jawa Tengah
Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen)Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen)Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen)Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen)
IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII II*II*II*II*
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Year on YearYear on YearYear on YearYear on Year
1 Kons. Rumah Tangga 4.9 5.2 5.8 5.7 6.0 5.9
2 Kons. Lembaga Nirlaba 11.9 10.5 6.3 1.6 1.8 3.7
3 Kons. Pemerintah 7.9 8.9 11.3 15.6 8.9 12.5
4 PMTB 5.3 5.0 5.2 6.9 9.7 8.8
5 Ekspor -10.2 -0.7 -12.1 6.1 15.2 21.4
6 Impor -12.9 6.5 7.3 6.4 15.4 -2.2
4.24.24.24.2 4.54.54.54.5 5.55.55.55.5 4.64.64.64.6 5.65.65.65.6 5.65.65.65.6
2009200920092009 2010201020102010NoNoNoNo PenggunaanPenggunaanPenggunaanPenggunaan
PDRBPDRBPDRBPDRB
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000) Keterangan : *) angka sementara
1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan
Dari sisi permintaanDari sisi permintaanDari sisi permintaanDari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregat menunjukkan
pertumbuhan positif pada triwulan ini, kecuali impor. Konsumsi rumah tangga yang menjadi
komponen terbesar PDRB diperkirakan melambat tipis dibandingkan triwulan sebelumnya.
1.1.1. Konsumsi1.1.1. Konsumsi1.1.1. Konsumsi1.1.1. Konsumsi
Konsumsi rumah tangga pada triwulan IKonsumsi rumah tangga pada triwulan IKonsumsi rumah tangga pada triwulan IKonsumsi rumah tangga pada triwulan IIIII----2020202011110 0 0 0 masih masih masih masih tumbuh tumbuh tumbuh tumbuh signifikan signifikan signifikan signifikan sebesar sebesar sebesar sebesar
5,95,95,95,9%, %, %, %, walaupun walaupun walaupun walaupun sedikisedikisedikisedikit melambatt melambatt melambatt melambat dibandingkan perdibandingkan perdibandingkan perdibandingkan pertumbuhan pada triwulan Itumbuhan pada triwulan Itumbuhan pada triwulan Itumbuhan pada triwulan I----2020202011110 0 0 0
sebesar sebesar sebesar sebesar 6666,,,,0000% (yoy). % (yoy). % (yoy). % (yoy). Pertumbuhan ini disebabkan oleh konsumsi masyarakat pada saat
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 3
musim liburan di akhir triwulan ini, persiapan menghadapi tahun ajaran baru, persiapan
menjelang bulan puasa, dan lebaran dan realisasi pengucuran gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri
Sipil.
0
20
40
60
80
100
120
140
160
7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2009 2010
(Indeks)
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)
Ekspektasi Konsumen (IEK)
Optimis
Pesimis
Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....0000....2222.... Perkembangan Indeks Kepercayaan KonsumenPerkembangan Indeks Kepercayaan KonsumenPerkembangan Indeks Kepercayaan KonsumenPerkembangan Indeks Kepercayaan Konsumen
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tersebut terlihat pula dari hasil Survei
Konsumen yang diselenggarakan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang sampai dengan
triwulan II-2010. GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.21.2 di atas menunjukkan bahwa indeks keyakinan konsumen (IKK)
masih berada pada level yang cukup optimis1.
Prompt indicator lainnya yang menunjukkan perkembangan positif konsumsi rumah
tangga adalah penjualan listrik PLN segmen Rumah Tangga (Grafik 1.3(Grafik 1.3(Grafik 1.3(Grafik 1.3)))).... Konsumsi listrik
rumah tangga pada triwulan ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, namun
pertumbuhan tahunannya terlihat sedikit mengalami perlambatan. Hal ini dapat menjadi
indikasi adanya peningkatan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan konsumsi energi.
Selain itu, Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dan Premium Jawa Tengah juga
dapat menjadi prompt indicator untuk menggambarkan konsumsi bahan bakar masyarakat.
Realisasi penjualan BBM pada triwulan ini menunjukkan peningkatan dibanding triwulan I-
2010.
Konsumsi pemerintah pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 12,5% (yoy), jauh
meningkat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2010 sebesar 8,9% (yoy).
1Dikatakan optimis jika angka indeks berada di atas 100 dan pesimis jika di bawah 100
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 4
Peningkatan tersebut diperkirakan terdorong oleh konsumsi untuk pelaksanaan pemilukada
di 11 Kab/ Kota di Jawa Tengah yang berlangsung pada triwulan II-2010.
Sumber : PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber : PT. Pertamina UPMS IV Semarang
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....0000....3333....Perkembangan Penjualan Perkembangan Penjualan Perkembangan Penjualan Perkembangan Penjualan
listrik PLN segmen Rumah listrik PLN segmen Rumah listrik PLN segmen Rumah listrik PLN segmen Rumah
Tangga di Tangga di Tangga di Tangga di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....0000....4444. . . . Konsumsi BBM jenis Solar Konsumsi BBM jenis Solar Konsumsi BBM jenis Solar Konsumsi BBM jenis Solar dan dan dan dan
PremiumPremiumPremiumPremium
Pada triwulan II-2010, realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
tercatat sebesar 30,99% dari total anggaran belanja 2010. Walaupun angka ini masih
dibawah 50%, namun pencapaian ini lebih baik dibandingkan dengan realisasi APBD pada
triwulan I-2010 sebesar 8,44% dan realisasi pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar
28,92% (lihat bab keuangan daerahlihat bab keuangan daerahlihat bab keuangan daerahlihat bab keuangan daerah).
1.1.2. Investasi1.1.2. Investasi1.1.2. Investasi1.1.2. Investasi
InvestasInvestasInvestasInvestasi yangi yangi yangi yang tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada
triwulan Itriwulan Itriwulan Itriwulan IIIII----2020202011110 mengalami pertumbuhan 0 mengalami pertumbuhan 0 mengalami pertumbuhan 0 mengalami pertumbuhan yangyangyangyang signifikan signifikan signifikan signifikan sebesar sebesar sebesar sebesar 8,88,88,88,8% (yoy),% (yoy),% (yoy),% (yoy), namun namun namun namun
sedikit melambat bila sedikit melambat bila sedikit melambat bila sedikit melambat bila dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan
IIII----2020202011110 sebesar 0 sebesar 0 sebesar 0 sebesar 10101010,,,,2222% (yoy).% (yoy).% (yoy).% (yoy). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh membaiknya kondisi
ekonomi yang turut mendorong berbagai ekspansi usaha. Sementara itu, proyek infrastruktur
besar seperti pembangunan jalan tol Semarang–Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) masih
berjalan dan diperkirakan turut menjadi penyumbang pertumbuhan investasi triwulan ini.
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
1,400
1,500
1,600
1,700
1,800
1,900
2,000
I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010
Juta
KW
h
Pemakaian Sekt. Rumah
Tangga
g_yoy (RHS)
6
8
10
12
14
0
200
400
600
800
i ii iii iv i ii
2009 2010
Rib
u k
ilo
lit
er
Solar
Premium
g_solar -RHS (%,yoy)
g_premium -RHS (%,yoy)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 5
-20
-10
0
10
20
30
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
i ii iii iv i ii iii iv i ii
2008 2009 2010
Rib
u t
on
Konsumsi Semen
g_semen (%,yoy)
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4,600
4,700
4,800
4,900
5,000
5,100
I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010
Pelanggan Industri
g_yoy
%
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber: PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY
Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....5555....Penjualan Semen di Jawa TengahPenjualan Semen di Jawa TengahPenjualan Semen di Jawa TengahPenjualan Semen di Jawa Tengah Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....6.6.6.6. Perkembangan Jumlah Pelanggan Perkembangan Jumlah Pelanggan Perkembangan Jumlah Pelanggan Perkembangan Jumlah Pelanggan
PLN Segmen Industri di Jawa PLN Segmen Industri di Jawa PLN Segmen Industri di Jawa PLN Segmen Industri di Jawa
TengahTengahTengahTengah
Salah satu informasi yang dapat menjadi indikator pertumbuhan investasi adalah
pertumbuhan konsumsi semen di Jawa Tengah. Pada GGGGrafrafrafrafik 1.ik 1.ik 1.ik 1.5555.... terlihat bahwa penjualan
semen di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dari triwulan
sebelumnya, namun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatannamun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatannamun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatannamun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatan. Prompt
indicator perkembangan investasi lainnya juga dapat dilihat dari pertambahan jumlah
pelanggan PLN dari sektor industri dan bisnis yang mengindikasikan adanya ekspansi usaha
(Grafik 1.6 Grafik 1.6 Grafik 1.6 Grafik 1.6 dan dan dan dan Grafik Grafik Grafik Grafik 1.71.71.71.7).
0
1
2
3
4
5
6
7
190
200
210
220
230
240
I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010
Ribu
Pelanggan Bisnis
g_yoy
%
0
400
800
1200
1600
2000
Jan
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Jun
Jul
Ags
se
p
Ok
t
No
v
De
s
Jan
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Jun
Jul
Ags
se
p
Ok
t
No
v
De
s
Jan
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Jun
2008 2009 2010
Total Truk
Truk/Pick Up Plat Hitam
Truk/Pick Up Plat Kuning
Sumber: PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber : Dinas PPAD Prov Jawa Tengah, diolah Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.7777. . . . PerkembaPerkembaPerkembaPerkembannnngan Jumlah Pelanggan gan Jumlah Pelanggan gan Jumlah Pelanggan gan Jumlah Pelanggan
PLN Segmen Bisnis di Jawa TengahPLN Segmen Bisnis di Jawa TengahPLN Segmen Bisnis di Jawa TengahPLN Segmen Bisnis di Jawa Tengah
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.8888. Perkembagan Penjualan . Perkembagan Penjualan . Perkembagan Penjualan . Perkembagan Penjualan
Truck/PickTruck/PickTruck/PickTruck/Pick----up Baru di up Baru di up Baru di up Baru di Jawa Jawa Jawa Jawa
TengahTengahTengahTengah
Indikator lain untuk menggambarkan perkembangan investasi adalah pembelian
kendaraan angkut barang seperti truk/pick up baru.... Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8 menunjukkan perkembangan
jumlah pengadaan truk baru di Jawa Tengah pada triwulan ini jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, serta terus menunjukkan tren peningkatan.
Pembelian truk biasanya dipergunakan untuk keperluan bisnis/usaha, sehingga
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 6
perkembangan penjualan truk ini dapat menjadi proxy peningkatan investasi. Dari sisi
pembiayaan juga terlihat bahwa posisi kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan di
Jawa tengah mengalami peningkatan dari sisi nominal, dan mengalami perbaikan pula dari
sisi kualitas kreditnya (NPLs menurun), seperti terlihat pada GGGGrafik 1.rafik 1.rafik 1.rafik 1.9999.
0%
2%
4%
6%
8%
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii*
2007 2008 2009 2010
Kredit Investasi NPL (RHS)
Rp. miliar
0
50
100
150
200
250
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
2008 2009 2010
Juta
US
D
Bahan Baku
Barang Modal
Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber : DSM, Bank Indonesia
Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.9999. Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi
di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.10101010. Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan Impor Non Impor Non Impor Non Impor Non
MigasBahan Baku dan Mentah MigasBahan Baku dan Mentah MigasBahan Baku dan Mentah MigasBahan Baku dan Mentah
Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
Selain itu, data impor non migas Jawa Tengah untuk barang-barang modal2 (Capital
Goods) memperlihatkan tren kenaikan yang signifikan pada triwulan ini bila dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya, maupun triwulan yang sama tahun 2009. Hal ini dapat
mengindikasikan bahwa investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Jawa
Tengah mengalami pertumbuhan yang signifikan pada triwulan ini.
1.1.3. Perdagangan Luar Negeri1.1.3. Perdagangan Luar Negeri1.1.3. Perdagangan Luar Negeri1.1.3. Perdagangan Luar Negeri
Perdagangan luar negeri (ekspor-impor dan perdagangan antar pulau) di wilayah
Jawa Tengah pada triwulan II-2010 masih menunjukkan tren peningkatan. Perkembangan
ekspor3 pada PDRB Jawa Tengah triwulan II-2010 tumbuh cukup signifikan sebesar 21,4%
(yoy), dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2010 yang tumbuh sebesar 16,70%
2Barang-barang impor berdasarkan klasifikasi Broad Economic Categories (BEC) dapat dikelompokkan menjadi
tiga kategori yaitu: 1. Barang modal (Capital) adalah barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi 2. Bahan baku adalah barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor
industri 3. Konsumsi adalah kategori barang-barang jadi yang digunakan langsung untuk konsumsi baik habis pakai
maupun tidak. BEC merupakan pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka, yang dikelompokkan berdasarkan kegunaan
utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut. 3 Pengertian ekspor dan impor dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara
dan antar provinsi
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 7
(yoy). Sementara itu impor berdasarkan data PDRB mengalami kontraksi sebesar -2,2%, jauh
melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 15,4% (yoy). Secara umum
perlambatan pada triwulan ini disebabkan oleh pengaruh base effect pada pertumbuhan
triwulan I-2010 yang menyebabkan angka pertumbuhan triwulan tersebut sangat tinggi.
Sementara itu pertumbuhan pada triwulan ini secara triwulanan meningkat dibandingkan
triwulan I-2010, namun karena basis nilai ekspor-impor pada triwulan yang sama tahun
sebelumnya sudah relatif tinggi menyebabkan angka pertumbuhan menjadi relatif melambat.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5
2008 2009 2010
Rib
u t
on
Juta
USD
Ekspor Non Migas (volume) Impor Non Migas (volume)
Ekspor Non Migas (nilai) Impor Non Migas (nilai)
Sumber : DSM Bank Indonesia
Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.11111. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan
Sementara itu berdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dari Direktorat Statistik
Ekonomi dan Moneter (DSM) Bank Indonesia, kinerja ekspor non migas Jawa Tengah sampai
dengan triwulan II-2010 (data sampai dengan posisi Mei 2010) menunjukkan adanya sedikit
penurunan, baik dalam nilai maupun volume dibandingkan triwulan sebelumnya meskipun
secara tahunan masih mengalami peningkatan. Sementara itu, impor non migas justru
menunjukkan tren peningkatan secara nilai maupun volume. Salah satu hal yang menarik dari
pertumbuhan impor adalah, berdasarkan jenis komoditasnya terjadi peningkatan yang cukup
tinggi pada impor barang modal, yang dapat menjadi prompt indicator perkembangan
investasi dan sektor industri.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 8
1.2. 1.2. 1.2. 1.2. Analisis PDRB Sisi PenawaranAnalisis PDRB Sisi PenawaranAnalisis PDRB Sisi PenawaranAnalisis PDRB Sisi Penawaran
Dilihat dari sisi sektoral, Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama
pertumbuhan pada triwulan ini walaupun sedikit melambat dibandingkan triwulan
sebelumnya, diikuti oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) yang mengalami
peningkatan yang signifikan. Sementara itu kinerja sektor pertanian yang sedikit melambat
akibat memasuki masa tanam setelah panen raya pada triwulan sebelumnya.
Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.2.2.2.2.
Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YPertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YPertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YPertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YooooY, PERSEN)Y, PERSEN)Y, PERSEN)Y, PERSEN)
IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII II*)II*)II*)II*)
Pertumbuhan Year on YearPertumbuhan Year on YearPertumbuhan Year on YearPertumbuhan Year on Year
1 Pertanian 9.7 4.7 7.4 -6.0 5.4 3.9
2 Pertambangan & Penggalian 5.0 5.4 3.9 7.6 11.3 9.8
3 Industri Pengolahan -2.4 1.1 1.7 7.0 6.2 5.5
4 Listrik, Gas & Air Bersih 2.6 6.4 6.5 6.6 9.4 6.1
5 Konstruksi 7.6 6.6 6.7 6.3 9.1 8.5
6 Perdagangan, Hotel & Restaurant 4.6 5.8 7.4 6.2 4.5 5.2
7 Pengangkutan & Komunikasi 7.1 7.3 6.4 7.0 2.1 6.7
8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perush. 10.0 8.8 7.6 4.8 3.7 3.7
9 Jasa-Jasa 7.5 7.7 7.7 8.4 6.4 7.9
Total PDRBTotal PDRBTotal PDRBTotal PDRB 4.24.24.24.2 4.54.54.54.5 5.55.55.55.5 4.64.64.64.6 5.65.65.65.6 5.65.65.65.6
2010201020102010NoNoNoNo Lapangan UsahaLapangan UsahaLapangan UsahaLapangan Usaha
2009200920092009
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah(data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000) Keterangan : *) angka sementara
1.2.1. Sektor Pertanian1.2.1. Sektor Pertanian1.2.1. Sektor Pertanian1.2.1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian pada triwulan ISektor pertanian pada triwulan ISektor pertanian pada triwulan ISektor pertanian pada triwulan IIIII----2020202011110 0 0 0 tumbuhtumbuhtumbuhtumbuh sebesar sebesar sebesar sebesar 3,93,93,93,9%%%% (yoy), (yoy), (yoy), (yoy), melambatmelambatmelambatmelambat
dibandingkan dendibandingkan dendibandingkan dendibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Igan pertumbuhan pada triwulan Igan pertumbuhan pada triwulan Igan pertumbuhan pada triwulan I----2020202011110 0 0 0 yang tumbuh yang tumbuh yang tumbuh yang tumbuh sebesar sebesar sebesar sebesar 5.45.45.45.4% % % %
(yoy). (yoy). (yoy). (yoy). Perlambatan ini disebabkan oleh sebagian besar daerah di Jawa Tengah pada triwulan
II-2010 sedang berada dalam masa tanam setelah panen raya pada tahun ini mencapai
puncaknya pada triwulan I-2010.
Sementara itu, sub sektor perikanan menunjukkan kinerja yang meningkat pada
triwulan ini. Cuaca yang bersahabat dan berkurangnya gangguan badai dan gelombang
tinggi menyebabkan peningkatan produksi perikanan tangkap di laut. Perikanan budidaya
juga diperkirakan meningkat pada triwulan laporan, dan puncak masa panen raya
diperkirakan terjadi pada awal triwulan II-2010.
Salah satu prompt indicator produksi sektor pertanian, khususnya tanaman bahan
makanan (tabama), dapat terlihat dari perkiraan produksi pertanian dan pertumbuhan
produksi padi. Dari GGGGrrrrafik 1.1afik 1.1afik 1.1afik 1.12222 terlihat bahwa produksi komoditas sektor pertanian,
terutama padi mengalami penurunan dibandingkan dengan produksi triwulan I-2010 yang
merupakan puncak masa panen raya tahun ini. Padi merupakan komoditas tabama yang
memiliki bobot paling besar, sehingga produksi padi akan berpengaruh cukup signifikan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 9
terhadap produksi sub sektor tabama dan sektor pertanian secara keseluruhan.
0
10
20
30
40
50
60
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
3500
4000
i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii
2007 2008 2009 2010
Rib
u t
on
Rib
u t
on
Padi Jagung Kedelai (RHS)
-40
-20
0
20
40
60
80
0
10
20
30
40
50
60
70
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II*
2006 2007 2008 2009 2010
Rib
u t
on
Budidaya Tangkap Laut
g_budidaya - RHS (%,yoy) g_tangkap laut - RHS (%,yoy)
Sumber : Dinpertan TPH Prov. Jateng Sumber : Din. Perikanan& Kelautan Prov. Jateng
*Ket: Proyeksi Dinas Perikanan& Kelautan Prov. Jateng Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.12222. Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama
di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah
Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.13333. Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi
Perikanan di Perikanan di Perikanan di Perikanan di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
2,800
3,000
3,200
3,400
3,600
1,300
1,400
1,500
1,600
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II*
2006 2007 2008 2009 2010
Rib
u E
ko
r
Rib
u e
ko
r
Sapi Potong
Kambing - RHS
Sumber : Dinnakkeswan Prov. Jateng
*Ket: Proyeksi Dinnakkeswan Prov. Jateng Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.14444. Populasi hewan ternak terpilih di . Populasi hewan ternak terpilih di . Populasi hewan ternak terpilih di . Populasi hewan ternak terpilih di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
1.2.2. Sektor Industri Pengolahan1.2.2. Sektor Industri Pengolahan1.2.2. Sektor Industri Pengolahan1.2.2. Sektor Industri Pengolahan
Sektor industri pengolaSektor industri pengolaSektor industri pengolaSektor industri pengolahan tumbuh sebesar han tumbuh sebesar han tumbuh sebesar han tumbuh sebesar 5,55,55,55,5% (yoy), melambat dibandingkan % (yoy), melambat dibandingkan % (yoy), melambat dibandingkan % (yoy), melambat dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy).triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy).triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy).triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy). Secara umum pada
triwulan II-2010 sektor ini mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya dan
terus tumbuh positif seiring dengan semakin membaiknya iklim usaha yang didorong oleh
peningkatan permintaan domestik.
Namun basis angka nilai tambah sektor ini yang relatif tinggi pada triwulan II-2009
sebagai akibat pemulihan ekonomi setelah mengalami kontraksi yang cukup dalam pada
triwulan I-2009 menyebabkan melambatnya angka pertumbuhan sektor ini pada triwulan
laporan (base effect4).
Prompt indicator sektor ini adalah subsektor industri makanan, minuman dan
tembakau yaitu industri rokok, yang mengalami perningkatan. Penerimaan cukai rokok
menunjukkan pertumbuhan yang positif dan meningkat secara triwulanan dibandingkan
triwulan sebelumnya. Prompt indicator lainnya adalah konsumsi listrik untuk segmen industri.
4 Base effect adalah efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level
variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup rendah/tinggi.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 10
Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16 menunjukkan bahwa konsumsi listrik segmen industri mengalami peningkatan
yang cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya, namun pertumbuhannya secara
tahunan mengalami perlambatan. Listrik merupakan salah satu input utama yang
dipergunakan oleh sebagian besar industri di Jawa Tengah. Sehingga peningkatan penjualan
listrik terhadap sektor industri tersebut merupakan indikasi pula adanya perkembangan positif
pada sektor industri (Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16).
Sumber : Kanwil Dit. Jend Bea Cukai Jateng&DIY, diolah Sumber : PT. PLN Kantor Distribusi Wil. Jateng&DI
Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.15555 Penerimaan Cukai di Penerimaan Cukai di Penerimaan Cukai di Penerimaan Cukai di
Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.16666 Penjualan Listrik PLN Untuk Penjualan Listrik PLN Untuk Penjualan Listrik PLN Untuk Penjualan Listrik PLN Untuk
Segmen Industri di Jawa Segmen Industri di Jawa Segmen Industri di Jawa Segmen Industri di Jawa
TengahTengahTengahTengah
Data impor bahan baku5 (raw material) juga menunjukkan tren peningkatan pada
triwulan ini, yang mengindikasikan adanya gairah dunia industri untuk memproduksi barang
lebih banyak, , , , atau dapat pula menunjukkan peningkatan kapasitas produksi disektor
industri(Grafik 1.10Grafik 1.10Grafik 1.10Grafik 1.10).
1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)
Pada triwulan IPada triwulan IPada triwulan IPada triwulan IIIII----2020202011110 sektor PHR0 sektor PHR0 sektor PHR0 sektor PHR tumbuh sebesar tumbuh sebesar tumbuh sebesar tumbuh sebesar 5,2%5,2%5,2%5,2% (y(y(y(yoy), oy), oy), oy), meningkatmeningkatmeningkatmeningkat
signifikan signifikan signifikan signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I----2020202011110 yang tercatat 0 yang tercatat 0 yang tercatat 0 yang tercatat
sebesar sebesar sebesar sebesar 4444,,,,5555% (yoy). % (yoy). % (yoy). % (yoy). Pertumbuhan sektor PHR pada triwulan ini terutama didorong oleh
momentum musim liburan, persiapan tahun ajaran baru, menjelang bulan puasa dan hari
lebaran serta pelaksanaan pemilukada pada 11 Kab./Kota di Jawa Tengah.
Prompt indicator dari perkembangan sektor ini, dapat dilihat dari hasil Survei
Perdagangan Eceran (SPE) yang dilakukan Bank Indonesia dan jumlah kendaraan baru yang
terdaftar di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 (Grafik 1.17. dan Grafik 1.17. dan Grafik 1.17. dan Grafik 1.17. dan Grafik Grafik Grafik Grafik 1.18.1.18.1.18.1.18.).
Indeks Perdagangan Eceran hasil Survei Perdagangan Eceran (SPE) yang dilakukan di beberapa
pusat perbelanjaan di Semarang menunjukkan bahwa perkembangan indeks perdagangan
eceran menunjukkan tren peningkatan. Sementara jumlah kendaraan baru yang terdaftar di
Jawa Tengah yang ditunjukkan oleh realisasi penerimaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor Baru (PBBNKB I) juga menunjukkan tren peningkatan pada triwulan ini, jauh lebih 5Lihat catatan kakiNo. 3.
-20
0
20
40
60
80
100
0
1
2
3
4
5
6
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2006 2007 2008 2009 2010
Rp
. T
riliu
n
Penerimaan Cukai
g_yoy (%)
-10%
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
950
1,000
1,050
1,100
1,150
1,200
1,250
1,300
1,350
I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010
Juta
KW
h
Industri
g_yoy (RHS)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 11
tinggi dibanding triwulan sebelumnya maupun posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Sumber : SPE Bank Indonesia Semarang Sumber : Dinas PPAD Prov Jawa Tengah
Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.17777. Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil
PenjuPenjuPenjuPenjualan Eceranalan Eceranalan Eceranalan Eceran
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.18181818. Penambahan Jumlah . Penambahan Jumlah . Penambahan Jumlah . Penambahan Jumlah
Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar
di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah
Selain prompt indicator di atas, data penjualan listrik pada sektor bisnis yang
mencakup usaha pertokoan, hotel dan restoran menunjukkan bahwa penjualan listrik untuk
segmen bisnis masih mencatatkan angka pertumbuhan yang positif pada triwulan ini (Grafik Grafik Grafik Grafik
1.191.191.191.19).
Sumber : PT. PLN Kantor Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber: LBU, Bank Indonesia, diolah
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.19191919. . . . Penjualan Listrik PLN Segmen Penjualan Listrik PLN Segmen Penjualan Listrik PLN Segmen Penjualan Listrik PLN Segmen
Bisnis di Jawa TenBisnis di Jawa TenBisnis di Jawa TenBisnis di Jawa Tengahgahgahgah
Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.20202020. Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor
Jasa Jasa Jasa Jasa ddddi Jawa Tengahi Jawa Tengahi Jawa Tengahi Jawa Tengah
1.2.4. Sektor Jasa1.2.4. Sektor Jasa1.2.4. Sektor Jasa1.2.4. Sektor Jasa
SektSektSektSektor jasaor jasaor jasaor jasa----jasa pada triwulan inijasa pada triwulan inijasa pada triwulan inijasa pada triwulan ini tumbuh sebesar tumbuh sebesar tumbuh sebesar tumbuh sebesar 7,97,97,97,9%%%% (yoy), (yoy), (yoy), (yoy), meningkat cukup meningkat cukup meningkat cukup meningkat cukup
signifikansignifikansignifikansignifikan dibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan I----2020202011110 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 6666,,,,5555% % % %
(yoy).(yoy).(yoy).(yoy). Pertumbuhan ini diperkirakan disebabkan oleh perkembangan sub sektor jasa
pemerintahan terutama belanja pemerintah daerah, antara lain untuk dana pelaksanaan
pemilukada pada 11 Kab./Kota di Jawa Tengah yang jatuh pada triwulan laporan. Sementara
itu untuk sub sektor jasa swasta diperkirakan tumbuh relatif stabil sehingga pertumbuhan
sektor ini diperkirakan tetap tinggi.
190
200
210
220
230
240
0
100
200
300
400
500
600
I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010
Rib
u
Juta
KW
h
Pemakaian Sekt. Bisnis Pelanggan Sekt. Bisnis
-10
0
10
20
30
40
50
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii*
2007 2008 2009 2010
Rp
. Triliu
n
Kredit Jasa
NPL Kred Jasa Dunia Usaha
g_yoy - RHS
g_qtq - RHS
0
20
40
60
80
100
120
140
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2008 2009 2010
Indeks Total
Makanan Jadi, Minuman &
Tembakau
0
50
100
150
200
250
0
1
2
3
4
5
6
7
8
i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii
2006 2007 2008 2009 2010
Rib
u U
nit
Rib
u U
nit
Spd Mtr (RHS)
Sedan, Jeep&St.Wag
Truk
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 12
Salah satu prompt indicator pertumbuhan sektor ini dapat dilihat dari perkembangan
kredit sektor jasa oleh perbankan di Jawa Tengah. Dari GGGGrafik rafik rafik rafik 1.221.221.221.22 terlihat bahwa
penyaluran kredit jasa mengalami peningkatan baik dalam nominal maupun kualitas yang
terlihat dari rasio NPLs menunjukkan tren yang semakin menurun.
1.2.5. Sektor Lainnya1.2.5. Sektor Lainnya1.2.5. Sektor Lainnya1.2.5. Sektor Lainnya
Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triSektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triSektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triSektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan wulan wulan wulan IIIIIIII----2020202011110 tumbuh 0 tumbuh 0 tumbuh 0 tumbuh
ssssebesar ebesar ebesar ebesar 3,73,73,73,7% (yoy% (yoy% (yoy% (yoy), ), ), ), relatif stabil bila dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada
triwulan I-2009 yang tercatat sebesar 3,70% (yoy) pula.
Pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan II-2010 tercatat sebesar 18,69% (yoy),
meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat
sebesar 13,64% (yoy). Pertumbuhan kredit yang positif pada triwulan ini banyak dipengaruhi
oleh peningkatan aktivitas ekonomi pada akhir triwulan ini, yang dipicu oleh musim liburan
sekolah dan persiapan tahuan ajaran baru serta menjelang bulan puasa dan hari lebaran.
(lihat Bab Perkembangan Perbankanlihat Bab Perkembangan Perbankanlihat Bab Perkembangan Perbankanlihat Bab Perkembangan Perbankan).
TABEL 1.3TABEL 1.3TABEL 1.3TABEL 1.3
PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)
I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10*
yoy qtq
Total Asset 113,259 116,051 121,918 125,830 129,543 133,389 17.61 2.97
DPK 90,139 92,260 93,852 97,661 99,556 101,705 12.34 2.16
Kredit 79,835 82,670 85,961 90,214 92,060 95,147 18.69 3.35
LDR (%) 88.57 89.61 91.59 92.37 92.47 93.55
NPL (%) 4.17 3.87 3.40 2.90 3.02 3.04
I N D I K A T O R
GROWTH (%)
Sumber : LBU dan LBPR, Bank Indonesia
* Keterangan: Data posisi Mei 2010, masih bersifat sementara
Secara umum kinerja sub sektor perbankan masih tumbuh cukup baik dan stabil.
Beberapa indikator kinerja perbankan, seperti dana pihak ketiga, outstanding kredit, LDR
(loan to deposit ratio) serta kualitas kredit yang tercermin dari rasio NPL (non performing
loans) masih relatif cukup baik (Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.3333).
Pada periode triwulan II-2010, sektor Konstruksi mengalami pertumbuhan sebesar
8,5% (yoy), sedikit melambat bila dibandingkan angka pertumbuhan triwulan I-2010 sebesar
9,1% (yoy). Perkembangan sektor ini sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan proyek-proyek
besar seperti pembangunan jalan tol, pemeliharaan jalan dan beberapa bangunan sarana
publik lainnya. Proyek jalan tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) diperkirakan masih
menjadi pendorong sektor ini. Prompt indicator perkembangan sektor ini dapat dilihat pada
Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5 yang memperlihatkan bahwa konsumsi semen pada triwulan ini meningkat
dibanding triwulan sebelumnya, namun angka pertumbuhannya mengalami perlambatan.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 13
Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 6,7%
(yoy), meningkat signifikan dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2010 sebesar 2,1% (yoy).
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh momentum datangnya musim liburan sekolah
pada akhir triwulan laporan dan disumbang oleh kegiatan subsektor telekomunikasi terkait
dengan peningkatan kegiatan operator selular. Data yang dapat menjadi indikator
perkembangan sektor ini adalah hasil indeks survei penjualan eceran sektor transportasi dan
komunikasi, dimana indeks penjualan eceran riil di sektor tersebut terlihat stabil pada triwulan
II-2010 (Grafik 1.21Grafik 1.21Grafik 1.21Grafik 1.21). Salah satu prompt indicator yang menunjukkan peningkatan subsektor
pengangkutan adalah realisasi penjualan BBM khususnya untuk BBM jenis Solar yang
memperlihatkan adanya kenaikan di triwulan ini bila dibandingkan dengan triwulan yang
sama tahun sebelumnya (Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4). Peningkatan penjualan Solar dapat menjadi indikasi
peningkatan kegiatan di subsektor pengangkutan darat, karena mayoritas kegiatan
pengangkutan darat menggunakan bahan bakar Solar.
Sumber : SPE, Kantor Bank Indonesia Semarang Sumber : PT. PLN Distrbusi Wil. Jateng&DIY, diolah
Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.21111. Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil
PenjuPenjuPenjuPenjualan Eceran sektor alan Eceran sektor alan Eceran sektor alan Eceran sektor
TransportasiTransportasiTransportasiTransportasi dan Komdan Komdan Komdan Komunikasiunikasiunikasiunikasi
Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.22222. Penjualan Listrik PLN . Penjualan Listrik PLN . Penjualan Listrik PLN . Penjualan Listrik PLN
Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
Sektor listrik, gas dan air (LGA) diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 6,1%
(yoy), sedikit melambat dibanding pertumbuhan triwulan I-2010 sebesar 9,1% (yoy).
Walaupun mengalami penurunan, namun secara umum pertumbuhan sektor ini masih relatif
tinggi. Peningkatan kegiatan industri diperkirakan menjadi salah satu pendorong
pertumbuhan sektor ini, terutama sub sektor listrik. Sementara itu sub sektor air bersih
diperkirakan masih tumbuh stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, antara lain karena
terpengaruh kenaikan tarif PDAM yang berlangsung secara bertahap. Prompt indicator dari
perkembangan sektor ini diantaranya adalah perkiraan penjualan listrik oleh PLN, , , ,
sebagaimana terlihat dari GGGGrafik 1.rafik 1.rafik 1.rafik 1.22222222 yang menunjukkan adanya tren peningkatan yang
cukup signifikan....
♣♣♣
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
100
0
50
100
150
200
250
300
350
6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
2008 2009 2010
Indeks Transportasi dan Komunikasi
g_yoy (%, yoy)
g_mtm (%, yoy)
0%
3%
6%
9%
12%
15%
3,000
3,200
3,400
3,600
3,800
4,000
4,200
I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010
Juta
KW
h
Total Penjualan Listrik g_yoy (RHS)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 14
BOKS 1BOKS 1BOKS 1BOKS 1
”DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN----CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH”
Setelah pada triwulan yang lalu dilakukan penelitian Dampak ACFTA Terhadap Komoditas
Meubel di Jawa Tengah, pada triwulan ini kembali Bank Indonesia melakukan penelitian
singkat Dampak ACFTA dalam skala yang lebih luas, yaitu dampaknya terhadap kinerja
UMKM di Jawa Tengah.
Tujuan dilakukannya penelitian singkat ini terutama adalah :
1. Untuk memperoleh informasi mengenai dampak dari pelaksanaan Asean – China Free
Trade Area (ACFTA) terhadap kinerja perusahaan, khususnya UMKM di sektor
perdagangan, perindustrian dan pertanian.
2. Memperoleh masukan terhadap dampak diberlakunya ACFTA secara penuh mulai
tanggal 1 Januari 2010 terhadap UMKM, khususnya untuk UMKM yang memproduksi
barang yang jenisnya sama dengan China (misalnya sepatu dan mainan anak-anak).
Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui penyebaran kuesioner
kepada responden terpilih di wilayah Jawa Tengah. Pemilihan responden antara lain
didasarkan pada hasil Baseline Economic Survei (BLS). BLS merupakan penelitian dasar potensi
ekonomi yang dilakukan dalam rangka mengidentifikasi berbagai komoditas/produk/Jenis
Usaha (KPJu) unggulan pada UMKM, yang diharapkan dapat menjadi salah satu tumpuan
prioritas pengembangan oleh suatu daerah. Selain didasarkan pada BLS, pemilihan
responden juga didasarkan pada perusahaan UMKM di Jawa Tengah yang memproduksi
barang yang jenisnya sama dengan China antara lain tekstil/konveksi, produk manufaktur,
produk alas kaki/kulit, dan plastik/mainan anak-anak.
HASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian melalui metode survei yang telah dilakukan oleh KBI Semarang
dengan melibatkan 50 responden perusahaan UMKM yang bergerak di sektor industri, sektor
perdagangan dan sektor pertanian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
• Secara umum, implementasi ACFTA sampai saat ini belum berdampak terhadap kinerja
perusahaan di Jawa Tengah , khususnya UMKM di sektor industri, sektor perdagangan
dan sektor pertanian.
- Berdasarkan sektor ekonomi, untuk responden sektor industri, mayoritas responden
(55%) menilai penerapan ACFTA tidak berdampak terhadap kegiatan usaha.
Sementara itu, 45% responden merasa bahwa penerapan ACFTA dapat
menimbulkan kerugian. Responden yang merasa dirugikan oleh penerapan ACFTA
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 15
mengkhawatirkan omzet usaha mereka akan berkurang dan adanya persaingan
harga dan mutu (bahan baku dan produk). Namun demikian secara umum mayoritas
responden menjawab bahwa kondisi indikator bulanannya masih stabil walaupun
diserbu oleh masuknya barang-barang dari ASEAN/China.
- Untuk responden di sektor Perdagangan, mayoritas responden (67%) menilai
penerapan ACFTA belum berdampak terhadap kegiatan usaha, 20% responden
menyatakan bahwa penerapan ACFTA akan mendatangkan keuntungan sedangkan
13% responden merasa penerapan ACFTA merugikan mereka. Adanya responden
yang menyatakan adanya potensi keuntungan tersebut diperkirakan karena dengan
adanya ACFTA akan tejadi aliran barang murah dari China, sehingga dapat
menimbulkan potensi bisnis baru.
- Demikian pula halnya dengan responden di sektor pertanian, mayoritas responden
(86%) menilai penerapan ACFTA tidak berdampak terhadap usaha pertanian. Hal ini
dikarenakan responden optimis bahwa produk pertanian Jawa Tengah mempunyai
kualitas yang cukup bagus sehingga dapat bersaing dengan produk pertanian dari
ASEAN-China. Responden yang menyatakan penerapan ACFTA berdampak pada
usaha mereka, menganggap bahwa terdapat produk pertanian dari China yang
kualitasnya kurang bagus yang dapat menganggu reputasi dari pengusaha domestik.
Namun secara umum, responden UMKM sektor pertanian menyatakan bahwa
hingga saat ini dampak ACFTA belum dapat dirasakan.
• Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa implementasi ACFTA sampai saat ini belum
berdampak pula terhadap penyerapan maupun pengurangan tenaga kerja di sektor
industri, sektor perdagangan dan sektor pertanian. Sehingga belum dapat dilihat
dampak implementasi ACFTA terhadap kesejahteraan secara umum. Namun demikian,
terungkap bahwa perusahaan UMKM di sektor industri, sektor perdagangan dan sektor
pertanian mempunyai rencana untuk mengurangi tenaga kerjanya apabila di kemudian
hari terjadi kerugian akibat ACFTA, sehingga hal ini peerlu diwaspadai ke depan.
• Responden penelitian mengharapkan pemerintah dapat melakukan beberapa langkah/
kegiatan terkait antisipasi dampak ACFTA, sebagai berikut :
a. Mempermudah akses terhadap kredit perbankan.
b. Menambah jumlah skim kredit bersubsidi terutama kepada usaha mikro dan kecil.
c. Kepastian kontinuitas pasokan energi (listrik dan gas).
d. Pelonggaran kebijakan perdagangan.
e. Meningkatkan kegiatan promosi baik (ekspo/pameran) di dalam maupun di luar
negeri.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 16
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 17
Bab 2
Perkembangan Inflasi
Secara tahunan (yoy), tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-2010, baik secara tahunan (yoy) maupun secara kuartalan (qtq). Inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar
4,57% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,46% (yoy). Sementara itu, apabila dihitung secara kuartalan (qtq), inflasi di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 adalah sebesar 1,33% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya
sebesar 0,91% (qtq). Sumber tekanan inflasi secara tahunan maupun kuartalan pada triwulan laporan terutama berasal dari komoditas kelompok bahan makanan, kelompok sandang dan kelompok makanan jadi.
Secara umum, inflasi Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dari
triwulan sebelumnya. Inflasi Jawa Tengah triwulan II-2010 secara tahunan tercatat 4,57%
(yoy) dan secara kuartalan tercatat 1,33% (qtq). Dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi
Jawa Tengah secara tahunan (yoy) dan kuartalan (qtq) pada triwulan II-2010 tersebut tercatat
lebih rendah dari inflasi nasional yang masing-masing sebesar 5,05% (yoy) dan 1,41% (qtq).
Inflasi Jateng pada tahun 2009 dan triwulan I-2010 cenderung lebih tinggi dari inflasi
nasional, setelah dalam lima tahun terakhir (2003-2008) selalu berada di bawah inflasi
nasional. Dengan angka inflasi yang lebih rendah dari nasional pada triwulan II-2010, maka
perlu untuk dilanjutkan upaya menstabilkan harga komoditas di Jateng, agar lebih stabil
seperti periode 2003-2008 (Grafik 2.1. dan Grafik 2.2Grafik 2.1. dan Grafik 2.2Grafik 2.1. dan Grafik 2.2Grafik 2.1. dan Grafik 2.2).
4.4
5 5.7
5
15
.97
6.5
0
6.2
4
9.5
5
3.3
2
3.4
6 4.5
7
5.1
6 6.4
0
17
.11
6.6
0
6.5
9
11
.06
2.7
8
3.4
3 5.0
5
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I-2010 II-2010
Jateng
Nasional
Sumber: BPS
GRAFIKGRAFIKGRAFIKGRAFIK 2.12.12.12.1.... INFLASI INFLASI INFLASI INFLASI JJJJAWA AWA AWA AWA TTTTENGAH DIBANDINGKAN ENGAH DIBANDINGKAN ENGAH DIBANDINGKAN ENGAH DIBANDINGKAN NNNNASIONALASIONALASIONALASIONAL (PERSEN, YOY)(PERSEN, YOY)(PERSEN, YOY)(PERSEN, YOY)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 18
-2
0
2
4
6
8
10
12
14
Ap
rM
ei
Jun
iJu
liA
gt
Se
pO
kt
No
pD
es
Jan
Fe
bM
ar
Ap
rM
ei
Jun
iJu
liA
gt
Se
pO
kt
No
pD
es
Jan
Fe
bM
ar
Ap
rM
ei
Jun
iJu
liA
gt
Se
pO
kt
No
pD
es
Jan
Fe
bM
ar
Ap
rM
ei
Jun
i
2007 2008 2009 2010
Jateng (qtq)
Nas (qtq)
Jateng (yoy)
Nas (yoy)
Sumber: BPS, diolah
GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.2222.... PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN IIIINFLASI NFLASI NFLASI NFLASI TTTTAHUNAN (YOY)AHUNAN (YOY)AHUNAN (YOY)AHUNAN (YOY) DAN KUARTALAN DAN KUARTALAN DAN KUARTALAN DAN KUARTALAN (QTQ)(QTQ)(QTQ)(QTQ)
JAWA JAWA JAWA JAWA TTTTENGAH DAN ENGAH DAN ENGAH DAN ENGAH DAN NNNNASIONALASIONALASIONALASIONAL
Namun demikian, dengan melihat perkembangan inflasi Jateng yang menunjukkan
kecenderungan semakin meningkat, maka pengendalian inflasi di Jawa Tengah tetap harus
menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah, Bank Indonesia dan instansi terkait
yang tergabung dalam Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi Jawa
Tengah pada tahun 2010. Meskipun sampai dengan triwulan II-2010, inflasi Jateng
diperkirakan masih berada dalam kisaran proyeksi di awal tahun sebesar 5% ± 1%, namun
TPPH Jawa Tengah perlu mengoptimalkan kinerjanya dalam memantau dan mengendalikan
stabilitas harga komoditas pada tahun 2010. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah
dengan melakukan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah lain,
seperti TPID DIY, TPID Surakarta, TPID Purwokerto, maupun TPID Jabar dan TPID Jatim.
Dengan adanya koordinasi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan sinergi atau koordinasi
antara TPID/TPPH dalam mengendalikan inflasi, melalui arus informasi yang lebih faktual dan
akurat mengenai pasokan komoditas lintas wilayah.
2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok KomoditasKomoditasKomoditasKomoditas
Inflasi berdasarkan kelompok komoditas pada triwulan II-2010 menunjukkan bahwa
komoditas volatile foods dalam kelompok bahan makanan menjadi penyumbang inflasi
terbesar di antara semua kelompok komoditas.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 19
2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)
Secara kuartalan, semua kelompok barang dan jasa memberikan andil inflasi di
triwulan II-2010. Kelompok barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga tertinggi pada
triwulan ini terjadi pada kelompok bahan makanan (4,83%), diikuti oleh kelompok sandang
dan kelompok perumahan masing-masing sebesar 1,40% dan 0,39% (Tabel 2.1Tabel 2.1Tabel 2.1Tabel 2.1).
TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.1111....
INFLASI JAWA TENGAH KUARTALANINFLASI JAWA TENGAH KUARTALANINFLASI JAWA TENGAH KUARTALANINFLASI JAWA TENGAH KUARTALAN
BERDASARKAN KELOMPOK BARANGBERDASARKAN KELOMPOK BARANGBERDASARKAN KELOMPOK BARANGBERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; QTQ)DAN JASA (PERSEN; QTQ)DAN JASA (PERSEN; QTQ)DAN JASA (PERSEN; QTQ)
NO KELOMPOK Mar-09 Jun-09 Mar-10 Jun-10
UMUM / TOTAL 0.77 0.20 0.91 1.33
1 BAHAN MAKANAN 1.73 -1.12 1.16 4.83
2 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1.80 1.86 2.06 0.22
3 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 1.83 0.28 0.54 0.39
4 SANDANG 3.34 -0.53 0.25 1.40
5 KESEHATAN 1.90 0.66 0.22 0.21
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.12 0.05 0.14 0.11
7 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -4.56 0.37 0.47 0.06
Sumber : BPS, diolah
Berikut ini adalah uraian perkembangan 4 (empat) kelompok barang dan jasa yang
memberikan sumbangan inflasi terbesar, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok
sandang, kelompok perumahan, dan kelompok makanan jadi.
a. Kelompok Bahan Makanana. Kelompok Bahan Makanana. Kelompok Bahan Makanana. Kelompok Bahan Makanan
Kelompok bahan makanan mengalami peningkatan angka inflasi yang cukup besar
pada triwulan ini dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan IHK kelompok bahan
makanan terutama disebabkan oleh kenaikan IHK subkelompok bumbu-bumbuan (43,70%),
subkelompok sayur-sayuran (16,32%), dan subkelompok ikan diawetkan (6,01%). Sementara
itu, subkelompok yang mengalami penurunan IHK adalah subkelompok padi-padian, umbi-
umbian dan hasilnya (-1,20%), subkelompok ikan segar (-0,04%), serta subkelompok lemak
dan minyak (-1,61%). Beberapa komoditas yang memberikan sumbangan inflasi dalam
kelompok bahan makanan antara lain cabe merah, cabe hijau, bawang putih, bawang merah
dan daging ayam ras. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi dalam
triwulan ini antara lain adalah tomat sayur, tomat buah dan beras.
Naiknya tekanan harga bahan makanan dalam triwulan II-2010 antara lain
disebabkan oleh kurang lancarnya pasokan komoditas bumbu-bumbuan seperti cabe merah,
cabe rawit, bawang merah dan bawang putih, karena pengaruh cuaca yang kurang kondusif
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 20
sehingga hasil panen di daerah penghasil komoditas tersebut tidak optimal. Cuaca yang
kurang baik tersebut juga berpengaruh pada pasokan sayur-sayuran yang kurang memadai,
seperti bayam, kangkung, kacang panjang, cabe hijau, tomat sayur dan kol putih/kubis.
Sementara itu, pasokan komoditas beras dalam triwulan laporan masih mencukupi, sehingga
kondisi harganya relatif stabil. Stok beras di Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Tengah,
mampu untuk memenuhi kebutuhan operasional Bulog hingga akhir Desember 2010.
Sumber: IMF Sumber: IMF
GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.3333....
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KOMODITAS DUNIAINDEKS HARGA KOMODITAS DUNIAINDEKS HARGA KOMODITAS DUNIAINDEKS HARGA KOMODITAS DUNIA
Kenaikan indeks harga bahan makanan ini lebih dipengaruhi oleh faktor domestik
khususnya cuaca, sedangkan pengaruh dari pergerakan harga komoditas pangan dunia relatif
minim. Hal itu terlihat dari kecenderungan penurunan indeks harga komoditas dunia secara
umum maupun indeks komoditas makanan di dunia pada triwulan II-2010 (Grafik 2.3.Grafik 2.3.Grafik 2.3.Grafik 2.3.).
Sumber: SPH KBI Semarang Sumber: SPH KBI Semarang
GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.4444....
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMHARGA BEBERAPA KOMHARGA BEBERAPA KOMHARGA BEBERAPA KOMODITAS BAHAN MAKANANODITAS BAHAN MAKANANODITAS BAHAN MAKANANODITAS BAHAN MAKANAN
HASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANG
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang, harga komoditas sayur-
sayuran dan daging sapi pada triwulan II-2010 cenderung mengalami peningkatan (Grafik Grafik Grafik Grafik
2.4.2.4.2.4.2.4.). Kenaikan harga komoditas sayuran disebabkan oleh pasokan yang kurang optimal,
63,500
64,000
64,500
65,000
65,500
66,000
66,500
67,000
I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V
Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10
Daging Sapi
-
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
7,000
8,000
9,000
I II IIIIV I II III IV I II IIIIV V I II IIIIV I II III IV I II IIIIV V I II IIIIV I II III IV I II IIIIV V
Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10
Sayur-sayuran
Wortel Kentang
Kacang Panjang Kangkung
0
50
100
150
200
250
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2007 2008 2009 2010
Indeks Harga Komoditi Dunia
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2007 2008 2009 2010
Indeks Komoditas Makanan (Dunia)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 21
sedangkan daging sapi disebabkan oleh naiknya permintaan karena banyaknya hajatan yang
dilakukan oleh masyarakat di Jateng.
b. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaub. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaub. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaub. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Pada kelompok makanan jadi, kenaikan IHK tertinggi terjadi pada subkelompok
tembakau dan minuman beralkohol (1,30%) serta subkelompok makanan jadi (0,68%).
Kenaikan harga kelompok ini dipicu oleh tingginya kenaikan harga komoditas rokok kretek,
rokok kretek filter, gulai, makanan ringan/snack, sate dan jus buah. Sementara itu, gula pasir
yang selama tahun 2009 mengalami kenaikan harga cukup tinggi, pada triwulan laporan
terlihat relatif stabil dengan kecenderungan menurun. Penurunan harga gula pasir
dipengaruhi oleh faktor domestik berupa stok yang naik seiring dengan telah masuknya masa
giling pada Mei 2010. Adapun pengaruh harga gula pasir dunia (imported inflation)
cenderung minim, karena harga gula pasir dunia telah mengalami penurunan sejak triwulan I-
2010 (Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.5.5.5.5.).
Sumber: IMF dan SPH KBI Semarang GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.5555....
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN HARGA GULA PASIR DI DUNIA DANHARGA GULA PASIR DI DUNIA DANHARGA GULA PASIR DI DUNIA DANHARGA GULA PASIR DI DUNIA DAN
HASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANG
cccc. Kelompok . Kelompok . Kelompok . Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan BakarPerumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan BakarPerumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan BakarPerumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Pada kelompok ini, kenaikan IHK tertinggi terjadi pada subkelompok biaya tempat
tinggal (0,60%) dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga (0,38%). Kenaikan ini
lebih dipicu oleh tingginya kenaikan harga bahan bangunan seperti besi beton, daun pintu,
dan batu bata. Imported inflation ikut berpengaruh juga terhadap kelompok ini, khususnya
harga bahan bangunan logam yang mengalami kenaikan pada April-Mei, meskipun
kemudian menurun pada Juni 2010 (Grafik 2.6.Grafik 2.6.Grafik 2.6.Grafik 2.6.).
0
5
10
15
20
25
30
0
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2007 2008 2009 2010
Perkembangan Harga Gula Dunia dan Domestik
Semarang - Rp per Kg (axis kiri)
Dunia - US Cent per pound (axis kanan)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 22
Sumber: IMF Sumber: IMF
GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.6666....
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA LNINDEKS HARGA LNINDEKS HARGA LNINDEKS HARGA LNG INDONESIA DAN KOMODITAS LOGAM DI DUNIAG INDONESIA DAN KOMODITAS LOGAM DI DUNIAG INDONESIA DAN KOMODITAS LOGAM DI DUNIAG INDONESIA DAN KOMODITAS LOGAM DI DUNIA
dddd. Kelompok . Kelompok . Kelompok . Kelompok SandangSandangSandangSandang
Kenaikan IHK kelompok sandang pada triwulan ini disebabkan oleh peningkatan IHK
subkelompok barang pribadi dan sandang lain (4,99%) serta subkelompok sandang anak-
anak (0,58%). Kenaikan IHK tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas
emas perhiasan dan seragam sekolah anak. Berdasarkan SPH KBI Semarang, harga emas
perhiasan pada akhir triwulan II-2010 mencapai sekitar Rp309 ribu per gram, naik 4,68% dari
akhir triwulan I-2010 dalam kisaran Rp295 ribu. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan
harga emas dunia yang juga meningkat pada triwulan II-2010. Rata-rata harga emas dunia
pada triwulan II-2010 tercatat USD1.232,92 per troy once, atau naik 10,74% dibandingkan
harga rata-rata triwulan I-2010 sebesar USD1.113,34 per troy once (Grafik 2.7Grafik 2.7Grafik 2.7Grafik 2.7).
Sumber: USA Gold dan SPH KBI Semarang
GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.7777....
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN HARGA EMAS DUNIA DAN LOKALHARGA EMAS DUNIA DAN LOKALHARGA EMAS DUNIA DAN LOKALHARGA EMAS DUNIA DAN LOKAL
Berdasarkan informasi dari Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang yang
dilakukan setiap minggu, diperoleh informasi terkait dengan kondisi harga beberapa
komoditas penting pada triwulan II-2010. Secara umum, harga beberapa komoditas penting
(khususnya yang termasuk komoditas volatile foods) mengalami kenaikan, karena persoalan
pasokan yang kurang memadai. Kondisi harga beberapa komoditas tersebut dapat dilihat
dalam Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.2222....
0
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
-
50,000
100,000
150,000
200,000
250,000
300,000
350,000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2007 2008 2009 2010
Lokal (Rp / gr) - axis kiri
Internasional (USD / troy once - axis kanan
0
50
100
150
200
250
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2007 2008 2009 2010
Indeks Harga Komoditas Logam Dunia
0
50
100
150
200
250
300
350
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6
2007 2008 2009 2010
Harga LNG Indonesia di Dunia
USD per m3
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 23
TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.2222....
KONDISI HARGA BEBERAPA KOMODITAS PENTINGKONDISI HARGA BEBERAPA KOMODITAS PENTINGKONDISI HARGA BEBERAPA KOMODITAS PENTINGKONDISI HARGA BEBERAPA KOMODITAS PENTING
Komoditas Kondisi Harga Faktor Penyebab Keterangan
Beras Relatif stabil - Dampak kenaikan HPP (haga
pokok pembelian)
- Kenaikan harga pupuk
- Di beberapa daerah mulai masuk
musim tanam
- Stok beras di gudang Bulog
Jateng mampu memenuhi
kebutuhan 6 bulan ke depan
Daging sapi Relatif stabil - Permintaan stabil
- Stok daging sapi mencukupi
Daging ayam ras Cenderung naik - Permintaan naik
- Stok mencukupi
-
Telur ayam ras Cenderung naik - Permintaan meningkat(produk
kue kering persiapan lebaran dan
banyaknya hajatan di masyarakat
Jateng)
-
Minyak goreng Cenderung turun - Permintaan stabil
- Pengaruh harga CPO
internasional
- Stok memadai
Bawang merah Cenderung naik - Pasokan kurang
- Permintaan stabil
- Kualitas hasil panen kurang
bagus karena curah hujan yg
tinggi
Bawang putih Cenderung naik - Pasokan agak berkurang
- Permintaan stabil
-
Gula pasir Cenderung turun - Permintaan stabil
- Pasokan relatif memadai
- Pengaruh harga internasional
- Dalam musim giling (Mei-
Oktober)
Emas perhiasan Cenderung naik - Pengaruh harga internasional -
Sumber: SPH KBI Semarang
2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)
Secara tahunan, inflasi Jawa Tengah pada triwulan II-2010 tercatat sebesar 4,57%
(yoy), naik dari triwulan sebelumnya sebesar 3,46% (yoy). Tekanan harga tertinggi terjadi
pada kelompok bahan makanan (9,37%), diikuti oleh kelompok makanan jadi (6,08%) dan
kelompok sandang (4,53%). Sementara itu, kelompok barang dan jasa yang mengalami
kenaikan IHK terendah adalah kelompok transpor, yaitu sebesar 1,37% (Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.3333....).
Pembahasan selanjutnya akan diuraikan 3 (tiga) kelompok barang dan jasa yang mengalami
inflasi tahunan tertinggi pada triwulan ini.
aaaa.... KeloKeloKeloKelompok mpok mpok mpok Bahan MakananBahan MakananBahan MakananBahan Makanan
Kenaikan IHK pada kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh kenaikan
harga di subkelompok bumbu-bumbuan (67,80%) serta subkelompok sayur-sayuran
(17,03%). Kenaikan IHK subkelompok bumbu-bumbuan terutama disebabkan oleh kenaikan
harga komoditas seperti bawang merah, bawang putih, cabe merah dan cabe rawit.
Sementara kenaikan IHK subkelompok sayur-sayuran terutama dipicu oleh kenaikan harga
komoditas seperti bayam, kangkung, kacang panjang dan cabe hijau.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 24
TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.3333....
INFLASI JAWA TENGINFLASI JAWA TENGINFLASI JAWA TENGINFLASI JAWA TENGAH AH AH AH TAHUNTAHUNTAHUNTAHUNANANANAN
BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; YOYYOYYOYYOY))))
NO KELOMPOK Mar-09 Jun-09 Mar-10 Jun-10
UMUM / TOTAL 6,94 3.95 3,46 4,57
1 BAHAN MAKANAN 7,76 3.92 3,16 9,37
2 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 9,22 8.13 7,81 6,08
3 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 12,17 7.38 2,18 2,28
4 SANDANG 7,08 6.38 2,54 4,53
5 KESEHATAN 6,97 6.04 1,70 1,24
6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 4,99 3.69 2,48 2,55
7 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 1,92 -7.36 1,69 1,37
Sumber : BPS, diolah
bbbb. Ke. Ke. Ke. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaulompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaulompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaulompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau
Kenaikan harga pada kelompok makanan jadi bersumber dari kenaikan harga pada
subkelompok minuman yang tidak beralkohol (10,84%), serta subkelompok tembakau dan
minuman beralkohol (8,26%). Kenaikan pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya harga
beberapa komoditas seperti rokok kretek, rokok kretek filter, gulai, makanan ringan, sate dan
jus buah. Sementara itu, harga gula pasir menunjukkan kecenderungan menurun.
cccc. Kelompok . Kelompok . Kelompok . Kelompok SandangSandangSandangSandang
Kenaikan IHK pada kelompok ini terutama bersumber dari kenaikan harga di
subkelompok barang pribadi dan sandang lain (11,64%), serta subkelompok sandang anak-
anak (3,33%). Kenaikan IHK kelompok sandang terutama disebabkan oleh kenaikan harga
emas perhiasan sejalan dengan kenaikan harga emas dunia, serta harga seragam sekolah
seiring dengan mulai masuknya tahun ajaran baru.
Apabila dilihat komoditas penyebab inflasi setiap bulannya, BPS mencatat beberapa
komoditas yang menjadi pemicu utama inflasi triwulan ini, terutama berasal dari kelompok
makanan jadi dan kelompok bahan makanan. Beberapa komoditas penyebab inflasi Jawa
Tengah pada triwulan II-2010 dapat dilihat dalam Tabel 2.4.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 25
TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.4444....
BEBERAPA BEBERAPA BEBERAPA BEBERAPA KOMODITAS PENYEBAB INFLASI TIAP BULAN KOMODITAS PENYEBAB INFLASI TIAP BULAN KOMODITAS PENYEBAB INFLASI TIAP BULAN KOMODITAS PENYEBAB INFLASI TIAP BULAN PADA PADA PADA PADA TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN IIIIIIII----2020202011110000
No April Mei Juni
1. Kelompok Bahan Makanan
− cabe merah
− bawang putih
− pindang asin
− tomat sayur
− bawang merah
− nangka muda
− kacang panjang
− cabe merah
− daging ayam ras
− bawang putih
− jeruk
− kacang panjang
− cabe hijau
− kol putih/kubis
− cabe merah
− cabe rawit
− beras
− telur ayam ras
− bawang merah
− daging ayam ras
− kol putih/ kubis
− wortel
− cabe hijau
2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan tembakau
− gulai
− bubur kacang hijau
− gado-gado
− rokok kretek
− rokok kretek filter
− bakso
− gudeg
− rokok kretek
− makanan ringan/ snack
− sate
− jus buah
3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar
− besi beton
− daun pintu
− batu bata
− biaya keamanan
− mandor
− batu bata
4. Kelompok Sandang
− − emas perhiasan − emas perhiasan
5. Kelompok Kesehatan
− − ongkos bidan −
6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga
− − −
7. Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan
− bensin
− mobil
− cuci kendaraan
− bensin −
Sumber : BPS, diolah
BPS juga mencatat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga atau
memberikan andil deflasi pada triwulan ini. Beberapa komoditas tersebut antara lain beras,
gula pasir, ikan-ikanan dan minyak goreng. Beberapa komoditas yang memberikan andil
penurunan harga (deflasi) Jawa Tengah di setiap bulan selama triwulan II-2010 dapat dilihat
dalam Tabel 2.5.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 26
TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.5555....
BEBERAPA KOMODITAS YANG MENGALAMI BEBERAPA KOMODITAS YANG MENGALAMI BEBERAPA KOMODITAS YANG MENGALAMI BEBERAPA KOMODITAS YANG MENGALAMI PENURUNAN IHK PADA TRIWULAN IPENURUNAN IHK PADA TRIWULAN IPENURUNAN IHK PADA TRIWULAN IPENURUNAN IHK PADA TRIWULAN IIIII----2020202011110000
April Mei Juni
− beras − daging ayam ras − minyak goreng − cabe rawit − salak − apel − ikan lele − ikan bawal − ikan belanak − udang basah − gula pasir
− beras − telur ayam ras − bawang merah − minyak goreng − tomat sayur − kelapa − jagung manis − apel − ikan bandeng − ikan mujair − gula pasir
− pisang − tomat sayur − tomat buah − anggur − minyak goreng − gula pasir − bensin − kayu balokan
Sumber : BPS dan SPH KBI Semarang
Perkembangan harga beberapa komoditas tersebut sesuai dengan hasil Survei
Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan KBI Semarang setiap minggu di beberapa pasar
tradisional dan pasar modern di kota Semarang, secara umum menunjukkan peningkatan
harga selama triwulan II-2010. Perkembangan harga beberapa komoditas strategis hasil
Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan KBI Semarang setiap minggu di beberapa
pasar tradisional dan pasar modern di kota Semarang dapat dilihat pada Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.8888.
6,800
7,000
7,200
7,400
7,600
7,800
8,000
8,200
8,400
8,600
I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V
Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10
Beras
-
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V
Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10
Daging dan Telur Ayam Ras
Daging Ayam Ras
Telur Ayam Ras
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V
Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10
Minyak Goreng
Curah
Merk 1
Merk 2 -
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V
Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10
Bumbu-bumbuan
Cabe Merah
Cabe Rawit
Bawang Merah
Bawang Putih
GRAFIK 2.8.GRAFIK 2.8.GRAFIK 2.8.GRAFIK 2.8.
PERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMODITAS STRATEGISPERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMODITAS STRATEGISPERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMODITAS STRATEGISPERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMODITAS STRATEGIS
HASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) MINGGUAN DI KOTA SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) MINGGUAN DI KOTA SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) MINGGUAN DI KOTA SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) MINGGUAN DI KOTA SEMARANG
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 27
2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah
Inflasi kuartalan (qtq) dan tahunan (yoy) di empat kota di Jawa Tengah yaitu kota
Semarang, Surakarta, Purwokerto dan Tegal pada triwulan ini mengalami kenaikan di semua
kota. Kelompok bahan makanan dan kelompok sandang menjadi kelompok yang menjadi
penyebab inflasi kuartalan, sedangkan inflasi tahunan terutama disebabkan oleh kelompok
bahan makanan dan kelompok makanan jadi.
Laju inflasi kuartalan (qtq) empat kota di Jawa Tengah yaitu di kota Semarang,
Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan II-2010 masing-masing sebesar 1,23%,
1,58%, 1,23% dan 1,48%. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, BPS mencatat
bahwa laju inflasi kuartalan di empat kota tersebut mengalami kenaikan. Berdasarkan
kelompok barang dan jasa, kenaikan laju inflasi kuartalan pada triwulan II-2010 terutama
dipicu oleh kenaikan IHK kelompok bahan makanan dan kelompok sandang.
Komoditas kelompok bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi cukup
nyata adalah komoditas dalam subkelompok bumbu-bumbuan dan subkelompok sayur-
sayuran. Adapun komoditas dalam kelompok sandang yang mengalami kenaikan harga
cukup signifikan adalah emas perhiasan dan sandang anak-anak khususnya seragam sekolah.
Perkembangan inflasi kuartalan empat kota di Jawa Tengah dapat dilihat pada GrafikGrafikGrafikGrafik 2.2.2.2.9999
dan Grafik 2.10Grafik 2.10Grafik 2.10Grafik 2.10.
Sementara itu, laju inflasi tahunan (yoy) empat kota di Jawa Tengah yaitu di kota
Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan II-2010 masing-masing sebesar
4,69%, 3,66%, 4,31% dan 5,83%. Dibandingkan dengan triwulan I-2010, BPS mencatat laju
inflasi tahunan di empat kota tersebut mengalami peningkatan. Berdasarkan kelompok
barang dan jasa, BPS mencatat bahwa laju inflasi tahunan di empat kota tersebut dipicu oleh
kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi.
Komoditas kelompok bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi cukup
signifikan adalah komoditas dalam subkelompok bumbu-bumbuan dan subkelompok sayur-
sayuran. Sementara beberapa komoditas dalam kelompok makanan jadi yang mengalami
kenaikan harga cukup tinggi antara lain yang termasuk subkelompok minuman yang tidak
-1
0
1
2
3
4
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
I II
2007 2008 2009 2010
GRAFIK 2.9.
INFLASI KUARTALAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH
(PERSEN, QTQ)
Jateng (1,33)
Purwokerto (1,23)
Surakarta (1,58)
Semarang (1,23)
Tegal (1,48)
Sumber: BPS, diolah
-1
0
1
2
3
4
5
6
7
8
Bahan
Makanan
Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor
GRAFIK 2.10.
INFLASI KUARTALAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH
MENURUT KELOMPOK KOMODITAS (PERSEN, QTQ)
Purwokerto Solo Semarang Tegal
Sumber: BPS, diolah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 28
GRAFIK 2.13. INFLASI KOTA-KOTA DI JAWA
TRIWULAN II-2010 (%, YOY)
4.52
4.47
3.50
4.79
4.31
3.66
4.69
5.83
4.93
4.46
5.32
4.21
4.70
4.80
4.23
3.09
5.62
5.47
4.34
5.48
4.40
4.34
4.64
0 1 2 3 4 5 6 7
Jakarta
Tasikmalaya
Bandung
Cirebon
Purwokerto
Surakarta
Semarang
Tegal
Yogyakarta
Jember
Kediri
Malang
Surabaya
Serang
Bogor
Sukabumi
Bekasi
Depok
Sumenep
Probolinggo
Madiun
Tangerang
Cilegon
Nasional (5,05)
beralkohol serta subkelompok tembakau dan minuman beralkohol. Perkembangan laju inflasi
tahunan di empat kota di Jawa Tengah terlihat dalam GrafikGrafikGrafikGrafik 2.2.2.2.11111111. dan Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.12121212.
2.2.2.2.3333. Inflasi Kota. Inflasi Kota. Inflasi Kota. Inflasi Kota----KotaKotaKotaKota di Jawadi Jawadi Jawadi Jawa
Pada triwulan II-2010, inflasi
salah satu kota di Jawa Tengah, yaitu
Tegal, tercatat memiliki angka inflasi
tertinggi di antara kota-kota di Pulau
Jawa lainnya yakni sebesar 5,83%
(yoy). Angka inflasi tersebut juga
berada di atas inflasi nasional sebesar
5,05% (yoy). Hal itu terutama
diakibatkan pengaruh kenaikan IHK
kelompok bahan makanan dan
kelompok makanan jadi. Selain Kota
Purwokerto, hanya terdapat empat
kota di Jawa yang memiliki laju inflasi
di atas inflasi nasional, yaitu Bekasi
(5,62%), Probolinggo (5,48%),
Depok (5,47%), dan Kediri (5,32%).
Sedangkan inflasi terendah terjadi di
Sukabumi sebesar 3,09%, diikuti
Bandung (3,50%) dan Surakarta
(3,66%).
Secara umum, sebagian besar
laju inflasi kota-kota di Pulau Jawa
relatif lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional pada triwulan II-2010. Terdapat 18
kota dari 23 kota di Pulau Jawa yang dihitung inflasinya oleh BPS, memiliki angka inflasi yang
0
2
4
6
8
10
12
Bahan
Makanan
Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor
GRAFIK 2.12.
INFLASI TAHUNAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH
MENURUT KELOMPOK KOMODITAS (PERSEN, YOY)
Purwokerto
Solo
Semarang
Tegal
Sumber: BPS, diolah
0
2
4
6
8
10
12
14
I II III
IV
I II III
IV
I II III
IV
I II
2007 2008 2009 2010
GRAFIK 2.11.
INFLASI TAHUNAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH
(PERSEN, YOY)
Jateng (4,57)
Purwokerto (4,31)
Surakarta (3,66)
Semarang (4,69)
Tegal (5,83)
Sumber: BPS, diolah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 29
lebih rendah dari inflasi nasional. Hal itu memberikan indikasi bahwa pergerakan harga
komoditas kota-kota di Jawa relatif stabil dibandingkan kota-kota di luar Jawa.
Di Jawa Tengah, terdapat 3 kota dari 4 kota yang dihitung inflasinya, memiliki inflasi
lebih rendah dari nasional, yaitu Surakarta (3,66%), Purwokerto (4,31%) dan Semarang
(4,69%). Dari empat kota di Jateng tersebut, terlihat bahwa kota Tegal memiliki
kecenderungan inflasi tahunan yang paling tinggi sejak triwulan III-2009, sementara kota
Surakarta memiliki kecenderungan inflasi tahunan paling rendah di Jawa Tengah dalam
empat tahun terakhir (Grafik 2.11Grafik 2.11Grafik 2.11Grafik 2.11.).
Apabila dilihat secara provinsi, Jateng menjadi provinsi yang memiliki laju inflasi pada
triwulan II-2010 yang relatif rendah
dibandingkan provinsi lain di Jawa. Inflasi
Jawa Tengah pada triwulan II-2010
sebesar 4,57% (yoy) tercatat menjadi
inflasi terendah kedua di Jawa setelah
provinsi DKI Jakarta sebesar 4,52%
(Grafik 2.14). Sementara, inflasi tertinggi
terjadi di Provinsi DIY (4,98%), diikuti
Banten (4,68%) dan Jawa Timur (4,65%).
Secara umum, inflasi seluruh provinsi di
Jawa pada triwulan II-2010 berada di
bawah inflasi nasional. Namun, inflasi
triwulan II-2010 di semua provinsi
memperlihatkan kenaikan dibandingkan
inflasi periode yang sama tahun
sebelumnya. Kondisi ini menggambarkan bahwa tekanan harga pada tahun ini lebih besar
dibandingkan pada tahun 2009. Untuk itu, upaya pengendalian inflasi di daerah harus
dilakukan lebih terstruktur dan terprogram.
Kondisi tersebut juga mencerminkan adanya keunikan penyebab inflasi antar daerah,
sehingga perlu adanya kerjasama antar daerah dalam mengendalikan inflasi. Koordinasi antar
TPID/TPPH dalam satu provinsi (Jawa Tengah) atau bahkan antar provinsi (misalnya dengan
DIY, Jabar dan Jatim) menjadi penting untuk dilakukan di masa mendatang.
3.68
4.50
3.95
3.24
4.26
3.45
3.65
4.65
4.93
4.57
4.64
4.63
4.52
5.05
0 2 4 6
Jawa Timur
DIY
Jawa Tengah
Jawa Barat
Banten
Jakarta
NasionalJuni-2010
Juni-2009
GRAFIK 2.14. INFLASI PROVINSI DI JAWA
TRIWULAN II-2010 (%, YOY)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 30
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 31
Bab 3
Perkembangan Perbankan
Secara umum, kinerja sektor perbankan di Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) pada
triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010) menunjukkan perkembangan yang positif dengan
risiko kredit masih tetap terkendali. Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit mengalami
pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu masing-masing sebesar 12,34% (yoy) dan 18,69%
(yoy). Kegiatan intermediasi perbankan juga mengalami peningkatan sebagaimana terlihat
dari perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menunjukkan rasio 93,55%. Selain itu,
perkembangan tersebut masih diikuti kualitas kredit yang terjaga, dengan rasio gross Non
Performing Loan (NPL) sebesar 3,04%.
TABEL 3.1.TABEL 3.1.TABEL 3.1.TABEL 3.1.
PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN (BANK UMUM & BPR) PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN (BANK UMUM & BPR) PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN (BANK UMUM & BPR) PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN (BANK UMUM & BPR) DI PROVINSI JAWA TENGAH (DI PROVINSI JAWA TENGAH (DI PROVINSI JAWA TENGAH (DI PROVINSI JAWA TENGAH (TRILIUNTRILIUNTRILIUNTRILIUN RP)RP)RP)RP)
Sumber: LBU dan LBPR, Bank Indonesia *) Data Mei 2010
MeiMeiMeiMei JuniJuniJuniJuni yoy qtq
Total Asset - Total 94.342 99.100 107.388 111.812 113.259 113.418 116.051 121.918 125.830 129.543 133.389 17,61% 2,97%
a. Total Asset - Bank Umum 87.417 91.822 99.993 103.922 105.161 105.295 107.844 113.088 116.642 120.155 123.788 17,56% 3,02%
b. Total Asset - BPR 6.925 7.278 7.395 7.889 8.097 8.123 8.207 8.830 9.188 9.388 9.601 18,19% 2,27%
DPK - Total 74.783 78.761 81.183 86.140 90.139 90.529 92.260 93.852 97.661 99.556 101.705 12,34% 2,16%
a. DPK - Bank Umum 69.886 73.706 76.113 80.681 84.453 84.764 86.474 87.657 91.213 92.869 94.891 11,95% 2,18%
b. DPK - BPR 4.897 5.054 5.070 5.459 5.686 5.765 5.786 6.195 6.449 6.687 6.814 18,20% 1,89%
Kredit - Total 64.040 71.397 77.042 79.331 79.835 80.165 82.670 85.961 90.214 92.060 95.147 18,69% 3,35%
a. Kredit - Bank Umum 58.475 65.406 70.668 72.907 73.099 73.235 75.610 78.452 82.814 84.371 87.175 19,03% 3,32%
b. Kredit - BPR 5.565 5.991 6.374 6.424 6.736 6.930 7.060 7.508 7.400 7.689 7.972 15,04% 3,69%
LDR - Perbankan (%) 85,63 90,65 94,90 92,10 88,57 88,55 89,61 91,59 92,37 92,47 93,55
a. LDR - Bank Umum (%) 83,67 88,74 92,85 90,37 86,56 86,40 87,44 89,50 90,79 90,85 91,87
b. LDR - BPR (%) 113,64 118,52 125,71 117,66 118,46 120,21 122,01 121,20 114,74 114,97 117,00
NPL -Perbankan (%) 4,13 2,80 3,23 2,94 4,17 4,41 3,87 3,40 2,90 3,02 3,04
a. NPL - Bank Umum (%) 3,34 3,06 2,64 2,39 3,70 3,97 3,41 2,83 2,41 2,52 2,54
b. NPL - BPR (%) 12,54 10,36 9,78 9,26 9,30 9,05 8,75 9,31 8,38 8,57 8,56
I-09I-09I-09I-09II-09II-09II-09II-09
II-10*II-10*II-10*II-10*I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R I-08I-08I-08I-08 II-08II-08II-08II-08 III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08GROWTH
IV-09IV-09IV-09IV-09III-09III-09III-09III-09 I-10I-10I-10I-10
3
5
1
2
NONONONO
4
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 32
3.1 Intermediasi Bank Umum3.1 Intermediasi Bank Umum3.1 Intermediasi Bank Umum3.1 Intermediasi Bank Umum
Intermediasi bank umum yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) berdasarkan
bank pelapor di Jawa Tengah mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang
sama tahun sebelumnya maupun triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut disebabkan
oleh penyaluran kredit yang meningkat cukup signifikan. Namun demikian, pertumbuhan
penyaluran kredit ini tidak diikuti oleh penghimpunan DPK yang tumbuh moderat. Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan kredit tersebut adalah permintaan kredit masyarakat yang
relatif cukup tinggi, terutama untuk kredit modal kerja yang disebabkan oleh kondisi
perekonomian yang sudah mulai membaik. Selain itu, pertumbuhan kredit pada triwulan II-
2010 ini juga didorong oleh kebutuhan konsumsi masyarakat terutama untuk memenuhi
kebutuhan anak sekolah di tahun ajaran baru.
3.1.1. 3.1.1. 3.1.1. 3.1.1. Penghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan Dana Masyarakat
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Jawa Tengah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Jawa Tengah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Jawa Tengah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Jawa Tengah mengalami mengalami mengalami mengalami
pertumbuhan positifpertumbuhan positifpertumbuhan positifpertumbuhan positif. Secara tahunan, penghimpunan DPK hingga triwulan II-2010 (Mei
2010) tumbuh sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2010 yaitu dari 9,96%
(yoy) menjadi 11,95% (yoy). Pertumbuhan penghimpunan DPK pada tahun 2010 secara
akumulatif sampai dengan Mei 2010 meningkat sebesar 4,03% (ytd). Berdasarkan hasil Focus
Group Discussion (FGD) Perbankan Jawa Tengah triwulan II - 2010 yang diselenggarakan oleh
KBI Semarang, pertumbuhan DPK ini dinilai masih relatif lambat, karena sebagian masyarakat
ada yang mulai memilih altenatif instrumen investasi lain yang memiliki imbal hasil lebih
tinggi daripada produk simpanan bank. Selain itu, relatif lambatnya penghimpun DPK
diperkirakan disebabkan datangnya tahun ajaran baru bagi anak sekolah dan momentum
Pemilukada di 12 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Hal ini diduga mempengaruhi perilaku
masyarakat dan pemerintah yang cenderung menarik dana simpanannya di perbankan,
sehingga turut menyumbang lambatnya pertumbuhan DPK.
Penghimpunan DPK Penghimpunan DPK Penghimpunan DPK Penghimpunan DPK terterterterutama bersumber dari kenaikan tabunutama bersumber dari kenaikan tabunutama bersumber dari kenaikan tabunutama bersumber dari kenaikan tabungangangangan. Pada posisi
triwulan II-2010 (posisi Mei 2010), tabungan tumbuh sebesar 15,95% (yoy), sementara giro
dan deposito juga mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 12,85% (yoy) dan
7,22% (yoy). Peningkatan tabungan ini akibat meningkatnya dana milik perusahaan swasta
yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi yaitu 154,55% (yoy). Sementara itu, masih
terjadi peningkatan DPK yang berasal dari simpanan BUMN, BUMD, Perusahaan Jasa
Keuangan, dll.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 33
Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia
Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia
Struktur atau komposisi DPK di Jawa Tengah tidak berubah, tabungan masih memiliki
porsi yang tertinggi yaitu 45,24% dari keseluruhan DPK Bank Umum. Simpanan dalam
bentuk tabungan tercatat sebesar Rp42,92 Triliun, diikuti deposito sebesar Rp36,40 Triliun
(38,37%) dan giro sebesar Rp15,56% (16,40%). Faktor yang mempengaruhi tingginya porsi
tabungan antara lain adalah untuk motif transaksi menggunakan layanan perbankan (ATM,
transfer, kartu debet, dll) dan berjaga-jaga. Hal tersebut karena tabungan merupakan produk
perbankan yang fleksibel dan mudah untuk dilakukan penarikan dan penyetoran dana
dibandingkan dengan deposito dan giro. Hal ini juga terkonfirmasi pula dari komposisi DPK
berdasarkan kepemilikannya, dimana sebesar 76,56% DPK bank umum di Jawa Tengah
dimiliki oleh nasabah perorangan. Sementara itu, porsi deposito di bank umum Jawa Tengah
Grafik 3.1. Perkembangan Dana Pihak KetigaGrafik 3.1. Perkembangan Dana Pihak KetigaGrafik 3.1. Perkembangan Dana Pihak KetigaGrafik 3.1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga
Bank UmumBank UmumBank UmumBank Umum
Grafik 3.2 Grafik 3.2 Grafik 3.2 Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak KetigaPerkembangan Dana Pihak KetigaPerkembangan Dana Pihak KetigaPerkembangan Dana Pihak Ketiga
Menurut KepemilikannyaMenurut KepemilikannyaMenurut KepemilikannyaMenurut Kepemilikannya
Grafik 3.4.Grafik 3.4.Grafik 3.4.Grafik 3.4. Kepemilikan DPK Bank UmumKepemilikan DPK Bank UmumKepemilikan DPK Bank UmumKepemilikan DPK Bank Umum
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5
2008 2009 2010
% (yoy)
g (yoy) DPK g (yoy) Giro g (yoy) Tabungan g (yoy) Deposito
0%
5%
10%
15%
20%
25%
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
2008 2009 2010
% (yoy)% (yoy)
g (yoy) Pemerintah daerah - axis kiri g (yoy) perusahaan swasta - axis kiri
g (yoy) lainnya- axis kiri g (yoy) perorangan - axis kanan
16,40%
45,24%
38,37%
Giro Tabungan Deposito
010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000
100.000
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5
2007 2008 2009 2010
Miliar Rp
Pemerintah Daerah Perusahaan Swasta Perorangan Lainnya
Grafik 3.3. Grafik 3.3. Grafik 3.3. Grafik 3.3. Komposisi Dana Pihak KetigaKomposisi Dana Pihak KetigaKomposisi Dana Pihak KetigaKomposisi Dana Pihak Ketiga
Tw IITw IITw IITw II----2010201020102010
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 34
juga cukup tinggi, hal ini menunjukkan bahwa sebagian deposan masih menganggap bahwa
menyimpan dana dalam bentuk deposito masih menguntungkan dan cukup aman.
Dari FGD Perbankan Triwulan II-2010, diketahui bahwa high cost deposits seperti
deposito diduga mempunyai andil dibalik lambatnya penurunan suku bunga kredit. Biaya
dana yang cukup tinggi dikeluarkan perbankan di Jawa Tengah untuk menarik para deposan
besar, yang biasanya adalah perusahaan-perusahaan besar nasional maupun institusi besar
lainnya. Deposan utama tersebut biasanya meminta special rate diatas ketentuan Lembaga
Penjaminan Simpanan (LPS), atau bonus lain sebagai kompensasi dari dananya yang disimpan
di perbankan. Faktor inilah yang diakui kalangan perbankan menjadi salah satu penyebab
tingginya cost of fund, sehingga berdampak pula pada lambatnya penurunan suku bunga
kredit. Pada triwulan II-2010, dari Rp36,40 Triliun deposito, sebanyak 8,73% (Rp3,17 Triliun)
mendapatkan bunga diatas yang ditetapkan oleh LPS untuk bank umum.
Sumber : LBU, Bank Indonesia
Grafik 3.5. PerkGrafik 3.5. PerkGrafik 3.5. PerkGrafik 3.5. Perkembangan simpanan Deposito Bank Umumembangan simpanan Deposito Bank Umumembangan simpanan Deposito Bank Umumembangan simpanan Deposito Bank Umum
3.1.2 Penyaluran Kredit3.1.2 Penyaluran Kredit3.1.2 Penyaluran Kredit3.1.2 Penyaluran Kredit
Kredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah pada triwulan IIKredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah pada triwulan IIKredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah pada triwulan IIKredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah pada triwulan II----2020202010101010 (posisi (posisi (posisi (posisi
Mei 2010) tumbuh sangat baik. Mei 2010) tumbuh sangat baik. Mei 2010) tumbuh sangat baik. Mei 2010) tumbuh sangat baik. Berdasarkan lokasi bank pelapor, pertumbuhan kredit
mencapai 19,03% (yoy) dan 5,27% (ytd). Apabila dibandingkan dengan target penyaluran
kredit nasional yang sebesar 22%-24%, hal tersebut merupakan sinyalemen yang sangat baik
bagi pencapaian pertumbuhan target kredit tahun 2010. Peningkatan penyaluran kredit
tertinggi terjadi pada jenis kredit investasi dan kredit konsumsi yang tumbuh mencapai
45,12% (yoy) dan 25,75% (yoy). Hal ini juga terkonfirmasi dari hasil survei kredit perbankan
(SKP) Jawa Tengah triwulan II-2010, dimana untuk jumlah kredit yang disalurkan secara
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
-
20.000
40.000
60.000
80.000
100.000
120.000
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5
2007 2008 2009 2010
Deposito dgn Bunga > 9,25% (Miliar Rp) - Axis Kiri DPK (Miliar Rp) - Axis Kiri
Total Deposito (Miliar Rp) - Axis Kiri % Deposito dgn Bunga > 9,25% Thd Deposito - Axis Kanan
% Deposito dgn Bunga > 9,25% Thd DPK - Axis Kanan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 35
keseluruhan dan permintaan kredit dari konsumen meningkat dengan indeks masing-masing
sebesar 158,49% dan 190,00%.
Pertumbuhan penyaluran kredit yang sangat tinggi ini ditengarai terkait dengan
membaiknya kondisi makro ekonomi dan optimisme dunia usaha di tahun 2010. Adanya
pembangunan beberapa pabrik di Jawa Tengah, proyek jalan tol Solo-Semarang Seksi I
(Semarang-Ungaran), pembelian barang tahan lama dan mesin, masa liburan dan tahun
ajaran baru anak sekolah, pembelian rumah dan kendaraan bermotor, menjadi pendorong
kuatnya permintaan kredit investasi dan kredit konsumsi pada triwulan ini.
Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia
Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia
Secara sektoral, kredit ySecara sektoral, kredit ySecara sektoral, kredit ySecara sektoral, kredit yang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah ang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah ang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah ang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah
terkonsentrasi di sektor industri, sektor terkonsentrasi di sektor industri, sektor terkonsentrasi di sektor industri, sektor terkonsentrasi di sektor industri, sektor perdagangan, hotel, dan restoran (perdagangan, hotel, dan restoran (perdagangan, hotel, dan restoran (perdagangan, hotel, dan restoran (PHRPHRPHRPHR)))), dan , dan , dan , dan
sektor lainnya.sektor lainnya.sektor lainnya.sektor lainnya. Posisi kredit di sektor industri, sektor PHR sampai dengan triwulan II-2010
(Mei 2010) masing-masing sebesar Rp15,73 triliun, Rp24,11 triliun, dan Rp38,36 triliun.
Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas, dan air (LGA) yaitu sebesar
87,82% (yoy) walaupun pangsa kredit LGA relatif kecil yaitu 0,07% dari total kredit.
Grafik 3.6. Perkembangan Kredit BankGrafik 3.6. Perkembangan Kredit BankGrafik 3.6. Perkembangan Kredit BankGrafik 3.6. Perkembangan Kredit Bank
Umum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa Tengah
Grafik 3.7. Perkembangan Kredit Modal KerjaGrafik 3.7. Perkembangan Kredit Modal KerjaGrafik 3.7. Perkembangan Kredit Modal KerjaGrafik 3.7. Perkembangan Kredit Modal Kerja
Bank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa Tengah
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
-
10.000 20.000
30.000
40.000
50.000
60.000 70.000
80.000
90.000
100.000
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5
2007 2008 2009 2010
%Miliar Rp
Total Kredit (Miliar Rp) - axis kiri g (yoy) - axis kanan g (ytd) -axis kanan
-30%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
-5.000
10.000
15.000 20.000
25.000 30.000 35.000
40.000 45.000 50.000
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5
2007 2008 2009 2010
% Miliar Rp
Kredit Modal Kerja (Miliar Rp) g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
-
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
9.000
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5
2007 2008 2009 2010
%Miliar Rp
Kredit Investasi (Miliar Rp) g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
45%
-
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5
2007 2008 2009 2010
% Miliar Rp
Kredit Konsumsi (Miliar Rp) g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan
Grafik 3.8. PerGrafik 3.8. PerGrafik 3.8. PerGrafik 3.8. Perkembangan Kredit Investasi Bankkembangan Kredit Investasi Bankkembangan Kredit Investasi Bankkembangan Kredit Investasi Bank
Umum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa Tengah
Grafik 3.9. Perkembangan Kredit KonsumsiGrafik 3.9. Perkembangan Kredit KonsumsiGrafik 3.9. Perkembangan Kredit KonsumsiGrafik 3.9. Perkembangan Kredit Konsumsi
Bank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa Tengah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 36
Peningkatan pertumbuhan kredit LGA diduga terkait dengan upaya pemerintah dalam
memenuhi kebutuhan energi yang semakin hari semakin meningkat. Sektor lain yang
mencatat pertumbuhan cukup tinggi diantaranya adalah sektor pengangkutan dan
komunikasi, sektor jasa dunia usaha, sektor jasa sosial masyarakat dan sektor lainnya yang
masing-masing tumbuh sebesar 56,65% (yoy), 28,85% (yoy), 35,75% (yoy) dan 42,35%
(yoy). Pertumbuhan yang tinggi ini, selain karena base effect penyaluran kredit yang rendah
pada triwulan II-2009, juga dikarenakan membaiknya kinerja perekonomian di berbagai
sektor ekonomi di Jawa Tengah yang diikuti oleh peningkatan penyaluran kredit di sektor
tersebut. Sementara itu, kredit sektor pertanian dan sektor konstruksi mengalami kontraksi
pertumbuhan, hal ini diduga karena sifat usaha pertanian yang high risk low return sehingga
menyebabkan sektor ini kurang menarik untuk dibiayai. Selain itu, dari hasil FGD Perbankan
triwulan II-2010 diketahui bahwa penyebab rendahnya penyaluran kredit di sektor pertanian
ini adalah keterbatasan sumber daya manusia (credit officer) yang cukup berpengalaman dan
ahli dalam bidang pertanian/usaha tani.
Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia
Berdasarkan lokasi proyek, terdapat kBerdasarkan lokasi proyek, terdapat kBerdasarkan lokasi proyek, terdapat kBerdasarkan lokasi proyek, terdapat kredit / pembiayaredit / pembiayaredit / pembiayaredit / pembiayaanananan yang yang yang yang masuk ke Jawa masuk ke Jawa masuk ke Jawa masuk ke Jawa
TengahTengahTengahTengah dikucurkan oleh perbankandikucurkan oleh perbankandikucurkan oleh perbankandikucurkan oleh perbankan di luar Jawa Tengahdi luar Jawa Tengahdi luar Jawa Tengahdi luar Jawa Tengah. Pada triwulan II-2010 ( posisi Mei
2010), jumlah kredit untuk membiayai proyek yang berlokasi di Jawa Tengah adalah Rp98,03
triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan di
Jawa Tengah pada periode yang sama yaitu Rp87,17 triliun. Artinya sebanyak Rp10,85 triliun
kredit yang diterima untuk proyek yang berlokasi di Jawa Tengah disalurkan oleh perbankan
di luar Jawa Tengah.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.10101010. Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit SektorSektorSektorSektor
Ekonomi UtamaEkonomi UtamaEkonomi UtamaEkonomi Utama di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11111111. Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit SektorSektorSektorSektor
EkonomiEkonomiEkonomiEkonomi di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah
-100%
0%
100%
200%
300%
400%
500%
600%
700%
-20%
-10%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5
2007 2008 2009 2010
g (yoy)g (yoy)
Pengangkutan - axis kiri Jasa sos. Masy - axis kiri
Lainnya - axis kiri Listrik, Gas, &Air - axis kanan
-80%
-60%
-40%
-20%
0%
20%
40%
60%
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5
2007 2008 2009 2010
g (yoy)
Pertanian Industri PHR
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 37
Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia
3.2. Risiko Kredit 3.2. Risiko Kredit 3.2. Risiko Kredit 3.2. Risiko Kredit dan Risiko Likuiditasdan Risiko Likuiditasdan Risiko Likuiditasdan Risiko Likuiditas
Pada triwulan IIPada triwulan IIPada triwulan IIPada triwulan II----2010, 2010, 2010, 2010, Risiko kredit bank umum Risiko kredit bank umum Risiko kredit bank umum Risiko kredit bank umum yang ditunjukkan oleh rasio NPLs yang ditunjukkan oleh rasio NPLs yang ditunjukkan oleh rasio NPLs yang ditunjukkan oleh rasio NPLs
di Jawa Tengah di Jawa Tengah di Jawa Tengah di Jawa Tengah relatif terjaga yaitu 2,54%relatif terjaga yaitu 2,54%relatif terjaga yaitu 2,54%relatif terjaga yaitu 2,54%.... Sampai dengan triwulan laporan, resiko kredit
yang tercermin pada Non Performing Loans (NPLs) gross bank umum relatif stabil. Stabilnya
rasio NPLs tersebut, karena meningkatnya daya beli masyarakat akibat kondisi perekonomian
yang membaik. NPLs kredit jenis penggunaan dan sektoral semua skim kredit meningkat tipis
dari triwulan sebelumnya, namun bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun
sebelumnya, NPLs mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil Survei
Kredit Perbankan (SKP) triwulan II-2010, penurunan NPLs selain dikarenakan adanya
peningkatan daya beli masyarakat, juga dikarenakan adanya upaya-upaya yang dilakukan
manajemen perbankan dalam menjaga kredit lancarnya seperti peningkatan intensitas
penagihan dan penyelesaian kredit. NPLs kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit
konsumsi berturut-turut adalah 3,48%, 2,58% dan 1,23%. Secara sektoral, rasio NPL sektor-
sektor yang memiliki risk profile yang tinggi juga menunjukkan tren yang menurun. NPLs
hampir seluruh sektor masih dalam kondisi relatif terjaga, kecuali sektor konstruksi yang
mengalami peningkatan NPLs cukup tinggi namun masih dibawah batas himbauan Bank
Indonesia.
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.12121212. . . . Perbandingan Kredit Bank Perbandingan Kredit Bank Perbandingan Kredit Bank Perbandingan Kredit Bank
PelaporPelaporPelaporPelapor dengan Kredit Lokasi dengan Kredit Lokasi dengan Kredit Lokasi dengan Kredit Lokasi
ProyekProyekProyekProyek
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.13131313. . . . Perbandingan LDR Kredit LokasiPerbandingan LDR Kredit LokasiPerbandingan LDR Kredit LokasiPerbandingan LDR Kredit Lokasi
Bank dengan Lokasi ProyekBank dengan Lokasi ProyekBank dengan Lokasi ProyekBank dengan Lokasi Proyek
-
20
40
60
80
100
120
IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
Triliun Rp
Kredit Bank Pelapor Kredit Lokasi Proyek
80.00
85.00
90.00
95.00
100.00
105.00
110.00
Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II*
2009 2010
%
LDR LBU LDR Lokasi Proyek
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 38
Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia
TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.2222....
RASIO NPLs PER SEKTOR EKONOMI (PERSEN)RASIO NPLs PER SEKTOR EKONOMI (PERSEN)RASIO NPLs PER SEKTOR EKONOMI (PERSEN)RASIO NPLs PER SEKTOR EKONOMI (PERSEN)
Sumber : LBU, Bank Indonesia
Likuiditas bank umum di Jawa Tengah cukup aman, namun mengalami Likuiditas bank umum di Jawa Tengah cukup aman, namun mengalami Likuiditas bank umum di Jawa Tengah cukup aman, namun mengalami Likuiditas bank umum di Jawa Tengah cukup aman, namun mengalami sedikit sedikit sedikit sedikit
penurunan dari triwulan sebelumnya.penurunan dari triwulan sebelumnya.penurunan dari triwulan sebelumnya.penurunan dari triwulan sebelumnya. Cash ratio yang mengindikasikan kemampuan
industri perbankan Jawa Tengah untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih cukup
baik. Pada triwulan ini cash ratio perbankan sebesar 10,85%, menurun tipis dibandingkan
triwulan I-2010 yang sebesar 11,20%. Industri perbankan harus dapat menjaga
keseimbangan antara sisi aset dan sisi kewajiban melalui manajemen likuiditas yang baik. Alat
Likuid yang dimiliki bank umum Jawa Tengah pada Triwulan II-2010 adalah sebesar Rp10,29
triliun. Komposisi aset likuid perbankan terbesar dalam bentuk kas sebesar Rp4,03 triliun,
penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp3,86 triliun, dan penempatan pada bank lain
sebesar Rp2,39 triliun.
GrGrGrGrafik 3.1afik 3.1afik 3.1afik 3.14.4.4.4. Perkembangan Kredit BankPerkembangan Kredit BankPerkembangan Kredit BankPerkembangan Kredit Bank
Umum dan Rasio NPLsUmum dan Rasio NPLsUmum dan Rasio NPLsUmum dan Rasio NPLs
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.15555. Perkembangan Rasio NPLs Kredit. Perkembangan Rasio NPLs Kredit. Perkembangan Rasio NPLs Kredit. Perkembangan Rasio NPLs Kredit
Berdasarkan Jenis PenggunaanBerdasarkan Jenis PenggunaanBerdasarkan Jenis PenggunaanBerdasarkan Jenis Penggunaan
Sektor Ekonomi TW I-08 TW II-08 TW III-08 TW IV-08 TW I-09 TW II-09 TW III-09 TW IV-09 TW I-10 TW II-10*
Pertanian 3.06 3.67 2.96 2.53 2.59 2.67 2.37 2.10 1.59 2.24
Pertambangan 0.72 1.03 0.65 0.56 19.82 0.74 0.64 0.60 0.42 0.99
Industri 5.70 5.03 3.72 3.26 7.91 7.27 4.19 3.82 3.82 3.94
Listrik, Gas, &Air 5.45 3.54 5.64 0.34 0.24 0.08 0.05 0.23 0.03 0.03
Konstruksi 6.09 5.12 3.42 1.79 2.94 2.82 2.82 2.39 2.80 4.65
PHR 4.11 3.94 3.69 2.69 3.36 3.70 3.72 3.08 3.07 3.45
Pengangkutan 3.80 3.61 3.26 2.53 3.02 2.80 2.91 1.67 1.96 1.43
Jasa dunia usaha 3.13 2.31 2.31 7.21 7.40 2.66 2.65 1.97 2.02 1.94
Jasa sosial masy. 2.55 1.99 1.91 1.10 1.19 1.02 1.06 0.90 2.86 2.82
Lainnya 1.39 1.22 1.16 1.09 1.27 1.32 1.39 1.15 1.70 1.43
Total NPLs Kredit 3.34 3.06 2.64 2.39 3.70 3.41 2.83 2.41 2.52 2.54
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
I II III IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
NPL (%)
Modal kerja Investasi Konsumsi Batas NPL
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
I II III IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
Ra
sio
NP
L -
%
To
ta
l K
re
dit
-T
ril
iun
R
p
Total kredit (Triliun Rp) Rasio NPL (%)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 39
Sumber: LBU, Bank Indonesia
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.16666. Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan Cash RatioCash RatioCash RatioCash Ratio Bank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa Tengah
3.3.3.3.3333. K. K. K. Kredit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah)redit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah)redit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah)redit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah)
PertumbuhanPertumbuhanPertumbuhanPertumbuhan penyaluran kreditpenyaluran kreditpenyaluran kreditpenyaluran kredit MKMMKMMKMMKM kepada UMKM di Jawa Tengah mengalami kepada UMKM di Jawa Tengah mengalami kepada UMKM di Jawa Tengah mengalami kepada UMKM di Jawa Tengah mengalami
peningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatan. Penyaluran kredit MKM pada triwulan II-2010 mengalami pertumbuhan
sebesar 13,70% (yoy) menjadi Rp74,48 triliun. Pertumbuhan kredit MKM memberikan
pengaruh yang sangat signifikan terhadap menurun atau meningkatnya pertumbuhan kredit
perbankan, mengingat kontribusinya mencapai 85,45% dari total kredit bank umum di Jawa
Tengah. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp36,14 triliun atau 48,53% merupakan kredit
konsumsi, sisanya sebesar Rp32,74 triliun (43,96%) dan Rp5,59 triliun (7,51%) merupakan
kredit modal kerja dan kredit investasi. Salah satu karakteristik kredit MKM selain mempunyai
resiko tinggi juga mempunyai beban operasional yang tinggi. Oleh karenanya, Nett Interest
Margin (NIM) untuk kredit MKM juga biasanya tinggi. Mengingat besarnya porsi kredit MKM
terhadap keseluruhan kredit perbankan, maka perbankan harus selalu menjaga agar kredit ini
tetap terjaga dengan baik.
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
14.00
I II III IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
%cash ratio
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 40
Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia
Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia
PPPPorsi terbesar orsi terbesar orsi terbesar orsi terbesar penyaluran penyaluran penyaluran penyaluran kredit MKM kredit MKM kredit MKM kredit MKM ada ada ada ada pada sektorpada sektorpada sektorpada sektor lainnya (kredit konsumtif)lainnya (kredit konsumtif)lainnya (kredit konsumtif)lainnya (kredit konsumtif)
yang tercatat sebesar Rp40,82 triliun atau 54,80% dari total kredit MKM. Sementara itu
kredit MKM untuk sektor PHR, sektor industri, dan sektor jasa dunia usaha masing-masing
sebesar Rp22,26 triliun (29,89%), Rp4,62 triliun (6,20%) dan Rp3,11 triliun (4,18%). Kredit Kredit Kredit Kredit
Skala Kecil (> Rp50 juta Skala Kecil (> Rp50 juta Skala Kecil (> Rp50 juta Skala Kecil (> Rp50 juta –––– Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit UMKM lokasi Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit UMKM lokasi Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit UMKM lokasi Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit UMKM lokasi
proyek di Jawa Tengah sebesar Rp28,48 triliun dengan pangsa 38,24% dari total proyek di Jawa Tengah sebesar Rp28,48 triliun dengan pangsa 38,24% dari total proyek di Jawa Tengah sebesar Rp28,48 triliun dengan pangsa 38,24% dari total proyek di Jawa Tengah sebesar Rp28,48 triliun dengan pangsa 38,24% dari total
penyaluran kredit MKM.penyaluran kredit MKM.penyaluran kredit MKM.penyaluran kredit MKM. Sedangkan kredit skala usaha mikro (s.d. Rp5 juta) dan menengah
(Rp500 juta – Rp5 miliar) masing-masing sebesar Rp27,82 triliun (37,35%) dan Rp18,18
triliun (24,41%). Secara tahunan, kredit kecil mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar
30,03% (yoy).
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.18.8.8.8. Perkembangan Kredit UMKMPerkembangan Kredit UMKMPerkembangan Kredit UMKMPerkembangan Kredit UMKM
Menurut Jenis PenggunaanMenurut Jenis PenggunaanMenurut Jenis PenggunaanMenurut Jenis Penggunaan
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.17.7.7.7. Perkembangan Kredit UMKM danPerkembangan Kredit UMKM danPerkembangan Kredit UMKM danPerkembangan Kredit UMKM dan
Total KreditTotal KreditTotal KreditTotal Kredit
Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.19.9.9.9. Komposisi Kredit UMKM Komposisi Kredit UMKM Komposisi Kredit UMKM Komposisi Kredit UMKM
BerdasarkanBerdasarkanBerdasarkanBerdasarkan Sektor Ekonomi Sektor Ekonomi Sektor Ekonomi Sektor Ekonomi
Triwulan ITriwulan ITriwulan ITriwulan I----2010201020102010
Grafik 3.20.Grafik 3.20.Grafik 3.20.Grafik 3.20. PerkembangaPerkembangaPerkembangaPerkembangan Kredit UMKMn Kredit UMKMn Kredit UMKMn Kredit UMKM
Berdasarkan Skala UsahaBerdasarkan Skala UsahaBerdasarkan Skala UsahaBerdasarkan Skala Usaha
010
20
30
40
5060
70
80
90100
IV I II III IV I II III IV I II*
2007 2008 2009 2010
Triliun Rp
Total Kredit Kredit UMKM
0
5
10
15
20
25
30
35
40
IV I II III IV I II III IV I II
Triliun Rp
K. Modal Kerja K. Konsumsi K. Investasi
Pertanian,
1.89%
Pertambangan,
0.08% Industri, 6.20%
LGA, 0.04%
Konstruksi,
1.09%
PHR, 29.89%
Pengangkutan,
0.85%
JDU, 4.18%JSM, 0.98%
Lainnya, 54.80%
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
80,0
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
I II III IV I II III IV I II
2008 2009 2010
Triliun RpTriliun Rp
Mikro Kecil Menengah Total Kredit UMKM - axis kanan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 41
3.4. 3.4. 3.4. 3.4. Perkembangan Bank Umum Yang Perkembangan Bank Umum Yang Perkembangan Bank Umum Yang Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa TengahBerkantor Pusat Di Jawa TengahBerkantor Pusat Di Jawa TengahBerkantor Pusat Di Jawa Tengah
Kinerja bKinerja bKinerja bKinerja bank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan Iank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan Iank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan Iank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan IIIII----2010 2010 2010 2010
tumbuh cukup baiktumbuh cukup baiktumbuh cukup baiktumbuh cukup baik. Total aset bank umum tersebut tercatat sebesar Rp17,51 triliun atau
tumbuh sebesar 17,57% (yoy) dan mempunyai pangsa sebesar 14,15% dari total aset
seluruh bank umum di Jawa Tengah. Secara tahunan, DPK yang berhasil dihimpun tercatat
sebesar Rp15,62 triliun, atau meningkat sebesar 20,60% (yoy). Pertumbuhan terbesar dicapai
oleh deposito yaitu sebesar 30,29%, sementara tabungan dan giro tumbuh masing-masing
sebesar 24,33% (yoy) dan 1,19% (yoy). Adanya undian berhadiah, cash back, dan hadiah
langsung, menjadi daya tarik tersendiri bagi deposan untuk menempatkan dananya di bank
tersebut.
TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.3333....
PERKEMBANGAN BANK UMUMPERKEMBANGAN BANK UMUMPERKEMBANGAN BANK UMUMPERKEMBANGAN BANK UMUM
YANG BERKANTOR YANG BERKANTOR YANG BERKANTOR YANG BERKANTOR PUSAT DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)PUSAT DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)PUSAT DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)PUSAT DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)
Sumber : LBU, Bank Indonesia
Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan
bank umum di Jawa Tengah.bank umum di Jawa Tengah.bank umum di Jawa Tengah.bank umum di Jawa Tengah. Bank berkantor pusat di Jawa Tengah mempunyai porsi
sebesar 13,08% dari keseluruhan kredit bank umum yang disalurkan di Jawa Tengah. Secara
tahunan kredit yang disalurkan mengalami pertumbuhan sebesar 9,54% (yoy). Komposisi
kredit masih didominasi oleh jenis kredit konsumsi, yang tumbuh sebesar 11,72% (yoy) dan
mempunyai porsi sebesar 90,27% terhadap keseluruhan kredit bank umum berkantor pusat
di Jawa Tengah. Walaupun jenis kredit yang disalurkan didominasi oleh kredit konsumsi,
namun kinerjanya cukup baik dengan rasio NPLs sebesar 0,38%.
Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II* yoy qtq
12,997 12,908 14,183 13,534 14,863 14,898 15,746 15,064 17,596 17,517 17.57% -0.45%
Share thd BU Jateng (%) 14.86% 14.05% 14.18% 13.02% 14.13% 13.81% 13.92% 12.91% 14.64% 14.15% - -
DPK 11,089 10,683 11,089 9,599 12,805 12,958 13,588 12,048 15,077 15,627 20.60% 3.65%
Giro 4,478 3,706 3,643 3,334 4,976 4,640 4,276 3,641 5,035 4,937 1.19% -1.95%
Tabungan 2,339 2,607 2,773 3,340 2,652 2,878 3,140 4,098 3,297 3,461 24.33% 4.99%
Deposito 4,272 4,370 4,674 2,925 5,177 5,439 6,172 4,308 6,745 7,229 30.29% 7.17%
Share thd BU Jateng (%) 15.86% 14.49% 14.57% 11.90% 15.16% 14.98% 15.5% 13.2% 16.23% 16.47% - -
Kredit 8,175 9,216 9,791 9,871 9,985 10,411 10,842 10,862 11,089 11,404 9.54% 2.09%
Share thd BU Jateng (%) 13.98% 14.09% 13.85% 13.54% 13.66% 13.77% 13.82% 13.12% 13.14% 13.08% - -
LDR 73.72% 86.26% 88.29% 102.84% 77.98% 80.34% 79.79% 90.16% 73.55% 72.97% - -
NPL 0.50% 0.53% 0.47% 0.26% 0.25% 0.36% 0.48% 0.29% 0.32% 0.38% - -
(%)
Aset
INDIKATOR USAHA2008 2009
Pert. Tw II2010
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 42
TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.4444....
PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN KREDIT KREDIT KREDIT KREDIT JENIS PENGGUNAAN JENIS PENGGUNAAN JENIS PENGGUNAAN JENIS PENGGUNAAN BANK BERKANTOR PUSATBANK BERKANTOR PUSATBANK BERKANTOR PUSATBANK BERKANTOR PUSAT
DI JAWA TENGAH DI JAWA TENGAH DI JAWA TENGAH DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)(RP MILIAR)(RP MILIAR)(RP MILIAR)
Sumber: LBU, Bank Indonesia
3.3.3.3.5555. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Kinerja BPR di Jawa Tengah pada Kinerja BPR di Jawa Tengah pada Kinerja BPR di Jawa Tengah pada Kinerja BPR di Jawa Tengah pada triwulan IItriwulan IItriwulan IItriwulan II----2010201020102010 menunjukkan pertumbuhan yang menunjukkan pertumbuhan yang menunjukkan pertumbuhan yang menunjukkan pertumbuhan yang
positif walaupun sedikit melambatpositif walaupun sedikit melambatpositif walaupun sedikit melambatpositif walaupun sedikit melambat, baik secara tahunan (yoy) maupun triwulanan (qtq).
Aset, DPK, dan kredit secara tahunan (yoy) masing-masing tumbuh sebesar 16,98%,
17,77%, dan 12,92% (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.21212121.).).).). Berdasarkan hasil FGD Perbankan yang diadakan Bank
Indonesia, pertumbuhan positif kinerja BPR tersebut terutama didorong oleh adanya aktivitas
masyarakat dalam meminjam kredit untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di tahun ajaran
baru.
Sumber: Bank Indonesia, diolah *)Data Mei 2010
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.21212121. . . . Indikator BPR Jawa TeIndikator BPR Jawa TeIndikator BPR Jawa TeIndikator BPR Jawa Tengahngahngahngah
Perlambatan penghimpunan dana masyarakat yang dilakukan oleh BPR pada triwulan II-
2010, baik secara triwulanan maupun tahunan, terutama dipicu oleh perlambatan
pertumbuhan deposito BPR. Pada triwulan ini, tingkat pertumbuhan deposito sebesar 2,03%
(qtq) dan 17,81% (yoy), relatif melambat jika dibandingkan triwulan I-2010 yang mengalami
tingkat pertumbuhan sebesar 5,27% (qtq) dan 19,68% (yoy) (Grafik 3.22Grafik 3.22Grafik 3.22Grafik 3.22). Perlambatan
pertumbuhan deposito tersebut salah satunya diperkirakan karena peningkatan kebutuhan
konsumsi masyarakat, dimana masyarakat lebih membutuhkan sumber pendanaan yang
bersifat lebih liquid (mudah dicairkan) guna memenuhi berbagai kebutuhan pada triwulan ini
seperti pembayaran uang masuk sekolah. Selain itu, beberapa segmen masyarakat juga mulai
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
7%
8%
9%
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
I II III IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
% GrowthRp. Miliar
Aset DPK Kredit g Aset g DPK g Kredit
Bank di Jawa Tengah Share Bank KP di Jateng thd
II-2009 I-2010 II-2010 II-2010 yoy qtq keseluruhan Bank di Jateng
Kredit Jenis Pengunaan 10,411 11,089 11,404 87,175 9.54% 2.84% 13.08%
- Kredit Modal Kerja 1,061 240 299 45,734 -71.79% 24.60% 0.65%
- Kredit Investasi 183 838 863 8,267 373.11% 2.99% 10.44%
- Kredit Konsumsi 9,167 10,011 10,241 33,174 11.72% 2.30% 30.87%
Growth Bank KP JatengKREDIT
Bank KP di Jateng
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 43
memilih alternatif investasi lain yang memberikan imbalan hasil lebih tinggi dibandingkan
simpanan perbankan.
Sumber: Bank Indonesia, diolah *)Data Mei 2010
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22222222....Perkembangan Produk BPR di Jawa Tengah TPerkembangan Produk BPR di Jawa Tengah TPerkembangan Produk BPR di Jawa Tengah TPerkembangan Produk BPR di Jawa Tengah Triwulan riwulan riwulan riwulan IIIIIIII----2010201020102010
Dari sisi penyaluran dana, tercatat 50,84% dari total kredit yang disalurkan pada
triwulan ini digunakan untuk modal kerja, 43,82%, untuk konsumsi dan 5,33% untuk
investasi (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.23232323)))). Terkait dengan penggunaan kredit tersebut, faktor musiman pada
dunia pendidikan yang berupa tahun ajaran baru menjadi salah satu pendorong peningkatan
kredit konsumsi masyarakat. Informasi yang diperoleh dari Perbamida dan Perbarindo Jawa
Tengah juga memperkuat kondisi tersebut, dimana menjelang tahun ajaran baru, BPR lebih
fokus untuk menyalurkan kreditnya di bidang pendidikan. Selain itu, bulan puasa dan
Lebaran diperkirakan akan mendorong peningkatan kredit konsumsi untuk ke depannya.
Sementara itu dari sisi sektoral, porsi penyaluran kredit BPR didominasi oleh sektor Lain-lain
(46,14%) dan sektor Perdagangan (35,68%) (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.23232323)))). Relatif besarnya porsi kredit Lain-
lain tersebut mengindikasikan bahwa dorongan pertumbuhan penyaluran kredit masih
banyak didominasi oleh kegiatan yang bersifat konsumtif.
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.23232323. . . . Porsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa TengahPorsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa TengahPorsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa TengahPorsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa Tengah
Pertanian
7,60%
Perindustrian
1,32%
Perdagangan
35,68%
Jasa-jasa
9,08%
Lain-lain
46,14%
Modal Kerja
50,84%
Investasi
5,33%
Konsumsi
43,82%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
16%
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
I II III IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
% G
row
th
Rp
. M
ilia
r
Tabungan Deposito g Tabungan g Deposito
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 44
Berdasarkan hasil FGD perbankan yang diselenggarakan KBI Semarang, kerjasama antara
BPR dan bank umum di Jawa Tengah yang berupa linkage program relatif cukup baik. Namun
dalam perkembangannya, linkage program mengalami penurunan terutama plafon kredit
dan saldo debet ((((Tabel Tabel Tabel Tabel 3.3.3.3.5555)))). Penurunan tersebut salah satunya dikarenakan BPR lebih selektif
dalam melakukan linkage program dengan bank umum yang memang tidak memiliki unit
mikro. Dengan relatif baiknya kerjasama antara BPR dan bank umum, maka tingkat LDR BPR
mengalami peningkatan dan tingkat NPLs BPR di Jawa Tengah menunjukkan tren perbaikan
walaupun masih berada diatas batas ketentuan Bank Indonesia (5%) (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.24242424)))).
Selain itu, untuk lebih memperkuat pengawasan BPR sebagai antisipasi terhadap
kemungkinan adanya kenaikan tingkat NPLs karena relatif tingginya LDR BPR, maka Bank
Indonesia mengeluarkan ketentuan mengenai kewajiban penyusunan laporan keuangan bagi
BPR dengan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAKETAP) dalam rangka transparansi laporan. Peraturan tersebut mulai berlaku pada 1 Juli
2010.
Tabel Tabel Tabel Tabel 3.3.3.3.5555. . . . Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Linkage ProgramLinkage ProgramLinkage ProgramLinkage Programdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah
Indikator Mei-09 Des-09 Mei-10
1 Jumlah Bank Umum (unit) 9 9 9
2 Jumlah BPR (unit) 281 128 104
3 Jumlah Plafon Kredit (miliar) 751 903 450
4 Jumlah Saldo Debet (miliar) 531 493 265
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik. 3.24. Grafik. 3.24. Grafik. 3.24. Grafik. 3.24. Perkembangan LDR Dan NPLs BPRPerkembangan LDR Dan NPLs BPRPerkembangan LDR Dan NPLs BPRPerkembangan LDR Dan NPLs BPR Jawa Tengah Triwulan Jawa Tengah Triwulan Jawa Tengah Triwulan Jawa Tengah Triwulan IIIIIIII----2010201020102010
3.3.3.3.6666. Perkembangan Perbankan (Bank Umum & BPR) di 35 Kab/Kota di . Perkembangan Perbankan (Bank Umum & BPR) di 35 Kab/Kota di . Perkembangan Perbankan (Bank Umum & BPR) di 35 Kab/Kota di . Perkembangan Perbankan (Bank Umum & BPR) di 35 Kab/Kota di
Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
Secara umum kinerja perbankan di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah masih dalam
kondisi baik. Hal ini tercermin dari tingkat LDR yang relatif tinggi dan tingkat NPLs yang
berada di bawah 5%. Daerah yang memiliki tingkat NPLs tertinggi pada triwulan II-2010
6
7
8
9
10
11
12
110
115
120
125
130
I II III IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
% LDR % NPLs
LDR (%) NPLs (%)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 45
adalah kabupaten Pekalongan yaitu sebesar 5,80%, diikuti kabupaten Boyolali dan
kabupaten Semarang masing-masing sebesar 4,36% dan 4,10%.
Aktivitas perbankan (bank umum dan BPR) di Jawa Tengah masih terpusat di kota
Semarang dan kota Surakarta. Total aset perbankan di kota Semarang dan kota Surakarta
masing-masing memiliki porsi sebesar 38,69% dan 14,58% dari total aset perbankan di Jawa
Tengah (Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.6666). Hal ini disebabkan kedua daerah tersebut merupakan poros
perekonomian Jawa Tengah dan terdapat kantor pusat bank dan kantor regional bank di
wilayah ini.
Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.6666....
Indikator Perbankan Indikator Perbankan Indikator Perbankan Indikator Perbankan di 35 Kabupaten/Kotadi 35 Kabupaten/Kotadi 35 Kabupaten/Kotadi 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah (di Jawa Tengah (di Jawa Tengah (di Jawa Tengah (RRRRpppp miliar)miliar)miliar)miliar)
AsetAsetAsetAset DPKDPKDPKDPK KreditKreditKreditKredit LDRLDRLDRLDR NPLNPLNPLNPL AsetAsetAsetAset DPKDPKDPKDPK KreditKreditKreditKredit
1 Kab. Semarang 1.201 915 1.101 120,38% 4,10% 0,90% 0,90% 1,16%
2 Kab. Kendal 1.240 1.010 1.107 109,59% 3,13% 0,93% 0,99% 1,16%
3 Kab. Demak 899 715 840 117,36% 2,66% 0,67% 0,70% 0,88%
4 Kab. Grobogan 1.748 1.213 1.493 123,14% 3,09% 1,31% 1,19% 1,57%
5 Kota Semarang 51.611 38.645 30.908 79,98% 3,29% 38,69% 38,00% 32,48%
6 Kota Salatiga 1.183 1.042 771 73,92% 2,06% 0,89% 1,03% 0,81%
JumlahJumlahJumlahJumlah 57.88157.88157.88157.881 43.54043.54043.54043.540 36.21936.21936.21936.219 83,19%83,19%83,19%83,19% 3,26%3,26%3,26%3,26% 43,39%43,39%43,39%43,39% 42,81%42,81%42,81%42,81% 38,07%38,07%38,07%38,07%
1 Kab. Tegal 584 461 480 103,95% 3,61% 0,44% 0,45% 0,50%
2 Kab. Brebes 1.446 990 1.283 129,51% 1,74% 1,08% 0,97% 1,35%
3 Kab. Pemalang 1.018 749 950 126,89% 2,67% 0,76% 0,74% 1,00%
4 Kab. Batang 802 490 752 153,41% 2,15% 0,60% 0,48% 0,79%
5 Kab Pekalongan 101 76 91 119,04% 5,80% 0,08% 0,08% 0,10%
6 Kota Pekalongan 3.783 3.140 2.557 81,43% 2,16% 2,84% 3,09% 2,69%
7 Kota Tegal 4.670 3.616 3.363 93,00% 2,39% 3,50% 3,56% 3,53%
JumlahJumlahJumlahJumlah 12.40412.40412.40412.404 9.5239.5239.5239.523 9.4759.4759.4759.475 99,50%99,50%99,50%99,50% 2,34%2,34%2,34%2,34% 9,30%9,30%9,30%9,30% 9,36%9,36%9,36%9,36% 9,96%9,96%9,96%9,96%
1 Kab. Pati 2.054 1.658 1.843 111,10% 3,50% 1,54% 1,63% 1,94%
2 Kab. Kudus 7.559 4.818 5.792 120,20% 1,67% 5,67% 4,74% 6,09%
3 Kab. Jepara 1.154 958 1.045 109,08% 3,95% 0,86% 0,94% 1,10%
4 Kab. Rembang 868 570 810 142,17% 1,78% 0,65% 0,56% 0,85%
5 Kab. Blora 1.328 950 1.142 120,22% 2,23% 1,00% 0,93% 1,20%
JumlahJumlahJumlahJumlah 12.96212.96212.96212.962 8.9558.9558.9558.955 10.63110.63110.63110.631 118,72%118,72%118,72%118,72% 2,28%2,28%2,28%2,28% 9,72%9,72%9,72%9,72% 8,80%8,80%8,80%8,80% 11,17%11,17%11,17%11,17%
1 Kab. Banyumas 6.843 5.005 4.981 99,51% 2,74% 5,13% 4,92% 5,23%
2 Kab. Cilacap 3.514 3.088 2.275 73,65% 2,24% 2,63% 3,04% 2,39%
3 Kab. Purbalingga 883 646 805 124,55% 2,82% 0,66% 0,64% 0,85%
4 Kab. Banjarnegara 1.539 1.017 1.411 138,65% 2,92% 1,15% 1,00% 1,48%
JumlahJumlahJumlahJumlah 12.77912.77912.77912.779 9.7579.7579.7579.757 9.4719.4719.4719.471 97,07%97,07%97,07%97,07% 2,65%2,65%2,65%2,65% 9,58%9,58%9,58%9,58% 9,59%9,59%9,59%9,59% 9,95%9,95%9,95%9,95%
1 Kab. Magelang 996 815 733 90,01% 3,96% 0,75% 0,80% 0,77%
2 Kab. Temanggung 931 720 821 114,03% 3,13% 0,70% 0,71% 0,86%
3 Kab. Wonosobo 831 547 765 139,80% 2,92% 0,62% 0,54% 0,80%
4 Kab. Purworejo 1.030 953 904 94,87% 3,37% 0,77% 0,94% 0,95%
5 Kab. Kebumen 1.500 1.281 1.246 97,24% 2,75% 1,12% 1,26% 1,31%
6 Kota Magelang 4.729 3.984 3.044 76,40% 1,86% 3,55% 3,92% 3,20%
JumlahJumlahJumlahJumlah 10.01610.01610.01610.016 8.3008.3008.3008.300 7.5137.5137.5137.513 90,51%90,51%90,51%90,51% 2,64%2,64%2,64%2,64% 7,51%7,51%7,51%7,51% 8,16%8,16%8,16%8,16% 7,90%7,90%7,90%7,90%
1 Kab. Klaten 1.446 1.280 1.300 101,61% 3,66% 1,08% 1,26% 1,37%
2 Kab. Boyolali 1.152 865 1.102 127,50% 4,36% 0,86% 0,85% 1,16%
3 Kab. Sragen 1.488 936 1.416 151,38% 2,42% 1,12% 0,92% 1,49%
4 Kab. Sukoharjo 1.357 1.048 1.225 116,88% 4,09% 1,02% 1,03% 1,29%
5 Kab. Karanganyar 1.349 952 1.233 129,50% 3,17% 1,01% 0,94% 1,30%
6 Kab. Wonogiri 1.105 806 1.050 130,41% 2,61% 0,83% 0,79% 1,10%
7 Kota Surakarta 19.451 15.745 14.511 92,16% 3,81% 14,58% 15,48% 15,25%
JumlahJumlahJumlahJumlah 27.34727.34727.34727.347 21.63121.63121.63121.631 21.83921.83921.83921.839 100,96%100,96%100,96%100,96% 3,66%3,66%3,66%3,66% 20,50%20,50%20,50%20,50% 21,27%21,27%21,27%21,27% 22,95%22,95%22,95%22,95%
133.389133.389133.389133.389 101.705101.705101.705101.705 95.14795.14795.14795.147 93,55%93,55%93,55%93,55% 3,04%3,04%3,04%3,04% 100,00%100,00%100,00%100,00% 100,00%100,00%100,00%100,00% 100,00%100,00%100,00%100,00%
Kab/KotaKab/KotaKab/KotaKab/KotaIndikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp)Indikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp)Indikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp)Indikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp) Pangsa di Jawa TengahPangsa di Jawa TengahPangsa di Jawa TengahPangsa di Jawa Tengah
Eks. Karesidenan SemarangEks. Karesidenan SemarangEks. Karesidenan SemarangEks. Karesidenan Semarang
Jumlah Jawa TengahJumlah Jawa TengahJumlah Jawa TengahJumlah Jawa Tengah
Eks. Karesidenan PekalonganEks. Karesidenan PekalonganEks. Karesidenan PekalonganEks. Karesidenan Pekalongan
Eks. Karesidenan PatiEks. Karesidenan PatiEks. Karesidenan PatiEks. Karesidenan Pati
Eks. Karesidenan BanyumasEks. Karesidenan BanyumasEks. Karesidenan BanyumasEks. Karesidenan Banyumas
Eks. Karesidenan KeduEks. Karesidenan KeduEks. Karesidenan KeduEks. Karesidenan Kedu
Eks. Karesidenan SurakartaEks. Karesidenan SurakartaEks. Karesidenan SurakartaEks. Karesidenan Surakarta
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 46
3.3.3.3.7777. Kinerja Perbankan Syariah. Kinerja Perbankan Syariah. Kinerja Perbankan Syariah. Kinerja Perbankan Syariah
Perkembangan bank umum syariah (BUS) dan BPR syariah (BPRS) di Jawa Tengah
menunjukkan peningkatan, yang tercermin dari pertumbuhan indikator utama kinerja
perbankan syariah (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.25252525)))). Hingga triwulan II-2010, pencapaian target pertumbuhan
perbankan syariah di Jawa Tengah telah mencapai 31,59% (yoy) dari target pertumbuhan
pada akhir tahun yang sebesar 38% (yoy).
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik. 3.25. IndikatorGrafik. 3.25. IndikatorGrafik. 3.25. IndikatorGrafik. 3.25. Indikator Bank Syariah Jawa TengahBank Syariah Jawa TengahBank Syariah Jawa TengahBank Syariah Jawa Tengah
Seiring dengan perkembangan perekonomian, kebutuhan masyarakat terhadap
sistem keuangan yang mampu mengelola dana yang dimiliki juga semakin besar. Melalui
sistem bagi hasil yang diterapkan dalam produk-produk yang ditawarkan, perbankan syariah
menjadi salah satu alternatif baru bagi masyarakat dalam menanamkan dana dan
memperoleh pembiayaan. Kondisi tersebut diperkirakan menjadi salah satu faktor penyebab
tren pertumbuhan perbankan syariah yang terus meningkat. Selain itu, apabila dibandingkan
dengan perbankan konvensional, secara umum tingkat pertumbuhan perbankan syariah
relatif lebih tinggi dibanding pertumbuhan perbankan konvensional (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.26262626)))).
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik. 3.26Grafik. 3.26Grafik. 3.26Grafik. 3.26. Perbandingan Indik. Perbandingan Indik. Perbandingan Indik. Perbandingan Indikator Kinerja Syariah dan Konvensional Jawa Tengah ator Kinerja Syariah dan Konvensional Jawa Tengah ator Kinerja Syariah dan Konvensional Jawa Tengah ator Kinerja Syariah dan Konvensional Jawa Tengah Triwulan IITriwulan IITriwulan IITriwulan II----2010201020102010
-
500
1.000
1.500
2.000
2.500
3.000
3.500
4.000
4.500
I II III IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
Rp. Miliar
Aset DPK Pembiayaan
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
Aset Syariah
Aset Konvensional
-5%
0%
5%
10%
15%
20%
IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
DPK Syariah
DPK Konvensional
-2%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
IV I II III IV I II*
Pembiayaan
Kredit
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 47
Dalam rangka mengembangkan perbankan syariah di Jawa Tengah, berbagai upaya
dilakukan oleh pihak perbankan antara lain menyalurkan pembiayaan secara lebih luas
kepada industri kreatif yang relatif tahan terhadap krisis dan sektor pertanian. Ekspansi
pembiayaan yang dilakukan tersebut tercermin dalam perkembangan tingkat Financing to
Deposit Ratio (FDR), dimana secara tahunan, FDR pada triwulan II-2010 (119,92%) lebih
tinggi dari pada FDR periode sebelumnya (117,98%). Ekspansi kredit yang dilakukan tersebut
juga berdampak terhadap tingkat non performing finance (NPF) yang mencapai 3,30%,
sedikit mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan I-2010, namun lebih rendah dari
posisi yang sama pada tahun sebelumnya (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.27272727)))). Salah satu faktor peningkatan NPF
tersebut diperkirakan karena faktor cuaca yang berpengaruh pada sektor pertanian.
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik. 3.27. Perkembangan FDR dan NPF PerbankaGrafik. 3.27. Perkembangan FDR dan NPF PerbankaGrafik. 3.27. Perkembangan FDR dan NPF PerbankaGrafik. 3.27. Perkembangan FDR dan NPF Perbankan Syariah di Jawa Tengahn Syariah di Jawa Tengahn Syariah di Jawa Tengahn Syariah di Jawa Tengah
TABEL 3.7.TABEL 3.7.TABEL 3.7.TABEL 3.7.
INDIKATOR PERBANKAN SYARIAH DI JAWA TENGAH (RINDIKATOR PERBANKAN SYARIAH DI JAWA TENGAH (RINDIKATOR PERBANKAN SYARIAH DI JAWA TENGAH (RINDIKATOR PERBANKAN SYARIAH DI JAWA TENGAH (RPPPP MILIAR)MILIAR)MILIAR)MILIAR)
♦♦♦
IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII II*II*II*II*
a. Aset 1.624 1.866 2.312 2.417 2.350 2.710 2.916 3.477 3.777 4.198
b. DPK 1.288 1.462 1.550 1.701 1.660 1.892 1.890 2.230 2.462 2.695
c. Pembiayaan 1.304 1.620 1.873 2.027 2.003 2.232 2.412 2.631 2.957 3.232
d. FDR (%) 101,24 110,80 101,24 119,12 120,66 117,98 127,67 117,98 120,10 119,92
e. NPF Nominal 63 69 49 49 93 70 77 80 84 106
f. NPF (%) 4,83 4,12 4,83 2,43 4,64 4,03 3,27 3,61 2,72 3,30
a. Aset 1.563 1.787 2.225 2.318 2.244 2.590 2.788 3.328 3.615 4.028
b. DPK 1.247 1.415 1.495 1.637 1.588 1.810 1.804 2.132 2.353 2.583
- Giro Wadiah 179 187 198 150 154 166 166 154 134 207
- Tab. Wadiah & Mudharabah 625 654 721 820 807 891 1.064 990 1.099 1.149
- Deposito Mudharabah 443 574 576 666 627 753 739 989 1.120 1.227
c. Pembiayaan 1.259 1.566 1.808 1.958 1.925 2.143 2.314 2.526 2.838 3.103
d. FDR (%) 101,04 110,67 120,96 119,63 121,22 118,41 128,30 118,48 120,63 120,14
e. NPF Nominal 60 65 46 44 88 65 69 72 75 97
f. NPF (%) 4,73 4,17 2,56 2,30 4,59 3,97 3,13 3,43 2,56 3,13
a. Aset 61 78 87 100 106 120 128 149 161 171
b. DPK 41 48 55 65 72 82 86 98 110 112
- Tab. Wadiah & Mudharabah 21 26 30 36 39 42 47 54 58 57
- Deposito Mudharabah 20 21 25 28 33 40 39 44 51 55
c. Pembiayaan 42 54 65 69 78 89 98 105 119 129
d. FDR (%) 102,06 113,22 118,46 106,19 108,30 108,54 114,37 106,99 108,72 114,82
e. NPF Nominal 3 3 3 5 5 5 8 8 8 9
f. NPF (%) 8,02 5,88 4,90 6,18 6,41 5,95 6,46 7,79 7,73 7,36
Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)
Bank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha Syariah
BPR SyariahBPR SyariahBPR SyariahBPR Syariah
I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R2008200820082008 2009200920092009 2010201020102010
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
100
105
110
115
120
125
130
I II III IV I II III IV I II*
2008 2009 2010
FDR NPF
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 48
BOKS 2BOKS 2BOKS 2BOKS 2
DIVERSIFIKASI PRODUK SUSUDIVERSIFIKASI PRODUK SUSUDIVERSIFIKASI PRODUK SUSUDIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MENGATASI SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MENGATASI SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MENGATASI SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MENGATASI
OVER SUPPLYOVER SUPPLYOVER SUPPLYOVER SUPPLY PRODUKSI SUSUPRODUKSI SUSUPRODUKSI SUSUPRODUKSI SUSU PPPPETERNAK DI KABUPATEN SEMARANGETERNAK DI KABUPATEN SEMARANGETERNAK DI KABUPATEN SEMARANGETERNAK DI KABUPATEN SEMARANG
Program Fasilitasi Percepatan Pemberdayaan Ekonomi Daerah (FPPED) KBI Semarang
yang dilakukan sejak tahun 2008, telah menciptakan multiplier effect bagi peternak di
Kabupaten Semarang. Program yang bertujuan meningkatkan fungsi intermediasi perbankan
tersebut telah menginspirasi pemerintah kabupaten, perbankan maupun akademisi untuk
ikut bergabung mendukung para peternak. Dukungan tersebut dilakukan dalam bentuk
bantuan sarana produksi maupun bantuan teknis yang bertujuan untuk membantu
mengatasi bottleneck dalam rantai nilai produksi mereka.
Salah satu bottleneck yang teridentifikasi dalam rantai nilai produksi susu peternak
penerima Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dari PT. BRI dan PT. Bank Jateng di
Kabupaten Getasan adalah over supply produksi susu. Dalam rangka melakukan intervensi
terhadap bottleneck tersebut diupayakan langkah untuk meraih pasar baru melalui fasilitasi
Pelatihan Diversifikasi Produk Susu. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
peternak sapi perah dalam melakukan diversifikasi produk susunya menjadi produk lain
berbahan susu murni, antara lain menjadi yoghurt, es krim, permen susu, krupuk susu, sabun
kecantikan dari susu dan sabun cair dari susu. Melalui peningkatan ketrampilan tersebut,
diharapkan peternak dapat mengurangi ketergantungan kepada Industri Pengolah Susu (IPS).
Pelatihan yang difasilitasi oleh KBI Semarang bekerjasama dengan Centre for Micro
And Small Enterprise Dinamics (CEMSED) Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana
(UKSW) Salatiga tersebut diikuti oleh 23 peternak, dengan narasumber dosen dari UKSW.
Selain sebagai narasumber, UKSW juga menyepakati untuk melakukan monitoring pasca
pelatihan sebagai wujud kepedulian dan tugas perguruan tinggi untuk alih pengetahuan
kepada masyarakat di sekitarnya termasuk memberikan bantuan teknis dalam pengkajian
kandungan dan manfaat produk-produk yang dihasilkan oleh peternak.
Pasca pelatihan tersebut, beberapa kelompok peternak yang telah mampu membuat
sabun susu kotak difasilitasi oleh Dinas Peternakan Kab. Semarang untuk memperoleh
kontrak kerjasama dengan CV Tritama Mandiri (sebagai bapak angkat), yang memberikan
pendampingan dalam proses pembuatan sabun dan pemasaran produk tersebut ke seluruh
Indonesia, dengan pemasaran sekitar 6.000 batang/bulan. Disamping produk sabun susu,
beberapa kelompok peternak juga telah melakukan diversifikasi produk minuman susu
dengan campuran bahan jamu (jahe, temulawak, sereh dll) yang berdasarkan tes pasar di
lingkungan UKSW disukai oleh 90% responden pencicip rasa (sekitar 150 orang) yang terdiri
dari responden tingkat SLTP sampai peserta program S-2. Dalam kesempatan tersebut,
terdapat komitmen dari salah satu Bank yang bersedia memesan produk es krim peternak
untuk setiap acara yang diselenggarakannya.
♦♦♦
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 49
Bab 4
Keuangan Daerah
Keuangan daerah dari sektor pemerintah yang disampaikan dalam laporan kajian ini
hanya mencakup realisasi anggaran pemerintah daerah tingkat provinsi Jawa Tengah,
sedangkan keuangan daerah dari realisasi anggaran 35 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa
Tengah belum dapat tersajikan dalam laporan karena masalah keterbatasan data realisasi
yang diperoleh.
4.1. Realisasi Pendapatan Daerah4.1. Realisasi Pendapatan Daerah4.1. Realisasi Pendapatan Daerah4.1. Realisasi Pendapatan Daerah
Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada triwulan IItriwulan IItriwulan IItriwulan II----2020202011110 0 0 0
tercatat sejumlah Rp tercatat sejumlah Rp tercatat sejumlah Rp tercatat sejumlah Rp 3333,,,,25252525 triliun atau sebesartriliun atau sebesartriliun atau sebesartriliun atau sebesar 58585858,,,,98989898% dari anggaran yang telah % dari anggaran yang telah % dari anggaran yang telah % dari anggaran yang telah
ditetapkan sebelumnyaditetapkan sebelumnyaditetapkan sebelumnyaditetapkan sebelumnya. Realisasi tersebut telah melampaui target triwulanan sebesar 50%.
Berdasarkan komponennya (Tabel 4.1), realisasi PAD tercatat sebesar Rp 2,3 triliun atau
62,0% dari target yang terdiri dari penerimaan pajak daerah sebesar Rp 1,8 triliun (Realisasi
60,95%), retribusi daerah Rp 56,6 miliar (46,39%)serta realisasi dana perimbangan tahun
2009 sebesar Rp 912 miliar atau 51,90%.
Realisasi pendapatan Realisasi pendapatan Realisasi pendapatan Realisasi pendapatan triwulan IItriwulan IItriwulan IItriwulan II----2020202011110 jauh lebih tinggi bila dibandingkan denga0 jauh lebih tinggi bila dibandingkan denga0 jauh lebih tinggi bila dibandingkan denga0 jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan n n n
realisasi pada realisasi pada realisasi pada realisasi pada triwulan yang sama triwulan yang sama triwulan yang sama triwulan yang sama tahun sebelumnya baik dari segi jumlah maupun tahun sebelumnya baik dari segi jumlah maupun tahun sebelumnya baik dari segi jumlah maupun tahun sebelumnya baik dari segi jumlah maupun
persentasenya.persentasenya.persentasenya.persentasenya. Realisasi pendapatan triwulan II-2009 tercatat sebesar Rp 2,6 triliun atau
51,38% dari target APBD 2009.
TABEL 4.1TABEL 4.1TABEL 4.1TABEL 4.1
REALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TRIWULAN I----2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA) NONONONO URAIANURAIANURAIANURAIAN APBDAPBDAPBDAPBD APBDAPBDAPBDAPBD
2009200920092009 2010201020102010 TW I I-09TW I I-09TW I I-09TW I I-09 % II -09% II -09% II -09% II -09 TW II -10TW II -10TW II -10TW II -10 % I I-10% I I-10% I I-10% I I-10
A PENDAPATAN
1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3,636,424.56 3,729,061.65 1,864,306.68 51.27 2,312,050.65 62.00
- Pajak Daerah 2,954,766.26 2,994,000.00 1,472,744.50 49.84 1,824,941.39 60.95
- Retribusi Daerah 137,255.03 122,037.79 57,968.57 42.23 56,616.23 46.39
- Hasil Pengelolaan
Kekay. Daerah Yg Dipisahkan 147,109.55 164,780.77 149,576.63 101.68 165,634.13 100.52
- Lain-Lain PAD Yang Sah 397,293.72 448,243.09 184,016.98 46.32 264,858.90 59.09
2 DANA PERIMBANGAN 1,583,628.64 1,757,663.52 817,884.75 51.65 912,180.27 51.90
- Dana Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk 530,136.77 551,136.77 157,253.80 29.66 219,065.71 39.75
- Dana Alokasi Umum 1,053,491.87 1,168,787.76 660,630.95 62.71 681,792.86 58.33
- Dana Alokasi Dana Khusus 37,739.00 11,321.70 30.00
3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 24,590.16 26,155.34 106.37
-Hibah
-Dana Peny. dan Otonomi Khusus 1,565.18
-Dana Insentif Daerah 24,590.16 24,590.16 100.00
JUMLAH PENDAPATANJUMLAH PENDAPATANJUMLAH PENDAPATANJUMLAH PENDAPATAN 5,220,053.205,220,053.205,220,053.205,220,053.20 5,511,315.335,511,315.335,511,315.335,511,315.33 2,682,191.432,682,191.432,682,191.432,682,191.43 51.3851.3851.3851.38 3,250,386.263,250,386.263,250,386.263,250,386.26 58.9858.9858.9858.98
REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI
Sumber : Biro Keuangan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 50
TABEL 4.2TABEL 4.2TABEL 4.2TABEL 4.2
REALISASI BELANJA DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI BELANJA DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI BELANJA DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI BELANJA DAERAH APBD TRIWULAN I----2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA)
NONONONO URAIANURAIANURAIANURAIAN APBDAPBDAPBDAPBD APBDAPBDAPBDAPBD
2009200920092009 2010201020102010 TW I I-09TW I I-09TW I I-09TW I I-09 % I I-09% I I-09% I I-09% I I-09 TW I I-10TW I I-10TW I I-10TW I I-10 % II -10% II -10% II -10% II -10
B BELANJA
1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3,294,564.45 3,536,530.67 942,768.88 28.62 1,015,151.99 28.70
- Belanja Pegawai 1,096,375.72 1,177,100.16 471,153.04 42.97 446,004.40 37.89
- Belanja Bunga
- Belanja Subsidi
- Belanja Hibah 87,140.17 53,543.77 34,209.66 39.26 28,546.15 53.31
- Belanja Bantuan Sosial 424,096.43 234,377.01 57,110.19 13.47 46,527.66 19.85
- Belanja Bagi Hasil Kpd Kab/Kota 1,133,780.78 1,121,525.23 283,333.49 24.99 326,890.09 29.15
- Blnj Bant.Keuang. kpd Kab/Kota 528,171.35 914,984.50 95,441.00 18.07 162,614.52 17.77
- Belanja Tidak Terduga 25,000.00 35,000.00 1,521.50 6.09 4,569.16 13.05
2 BELANJA LANGSUNG 2,026,649.80 2,128,785.01 596,025.47 29.41 740,302.67 34.78
- Belanja Pegawai 231,057.62 224,897.22 86,433.82 37.41 85,595.31 38.06
- Belanja Barang dan Jasa 1,278,095.80 1,433,478.88 421,192.13 32.95 591,598.34 41.27
- Belanja Modal 517,496.37 470,408.91 88,399.52 17.08 63,109.02 13.42
JUMLAH BELANJAJUMLAH BELANJAJUMLAH BELANJAJUMLAH BELANJA 5,321,214.255,321,214.255,321,214.255,321,214.25 5,665,315.685,665,315.685,665,315.685,665,315.68 1,538,794.351,538,794.351,538,794.351,538,794.35 28.9228.9228.9228.92 1,755,454.661,755,454.661,755,454.661,755,454.66 30.9930.9930.9930.99
SURPLUS/DEFISITSURPLUS/DEFISITSURPLUS/DEFISITSURPLUS/DEFISIT (529,165.30)(529,165.30)(529,165.30)(529,165.30) (324,922.63)(324,922.63)(324,922.63)(324,922.63) 1,143,397.081,143,397.081,143,397.081,143,397.08 1,494,931.601,494,931.601,494,931.601,494,931.60
REAL ISASIREAL ISASIREAL ISASIREAL ISASI
Sumber : Biro Keuangan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah
4.2. Realisasi Belanja Daerah4.2. Realisasi Belanja Daerah4.2. Realisasi Belanja Daerah4.2. Realisasi Belanja Daerah
Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada triwulan IIpada triwulan IIpada triwulan IIpada triwulan II----
2020202011110 tercatat sebesar 0 tercatat sebesar 0 tercatat sebesar 0 tercatat sebesar 30303030,,,,99999999% atau Rp % atau Rp % atau Rp % atau Rp 1,751,751,751,75 triliuntriliuntriliuntriliun. . . . Bila dibandingkan dengan triwulan
yang sama tahun sebelumnya terlihat adanya peningkatan baik sisi jumlah maupun tingkat
realisasinya. Pada triwulan II-2009, realisasi belanja anggaran tercatat sebesar 1,53 triliun
(28,92%) lebih kecil dari realisasi pada triwulan II-2010 ini.
1.1.1.1. Belanja Tidak Langsung :Belanja Tidak Langsung :Belanja Tidak Langsung :Belanja Tidak Langsung :
Realisasi Belanja tidak langsung (BTL) triwulan ini tercatat senilai Rp 1,05 triliun atau
sebesar 28,70%. Angka rasio realisasi belanja tidak langsung terbesar adalah realisasi
belanja hibah yaitu sebesar 53,51%. Berikutnya adalah pos belanja pegawai sebesar
37,89% yang sebagian besar dipergunakan untuk pembayaran gaji. Sementara belanja
bantuan keuangan kepada Kab/Kota/Desa masih tergolong relatif kecil yaitu sebesar
17,77%. Rasio realisasi belanja tidak langsung triwulan ini juga masih tergolong sedikit
lebih baik dibanding realisasi triwulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya tercatat
sebesar 28,62%.
2.2.2.2. Belanja Langsung :Belanja Langsung :Belanja Langsung :Belanja Langsung :
Realisasi Belanja Langsung triwulan ini tercatat sebesar 34,78% atau senilai Rp 740 miliar
(tabel 4.2tabel 4.2tabel 4.2tabel 4.2). Belanja pegawai dan belanja barang dan jasa masing-masing terealisasi
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 51
sebesar 38,06% dan 41,27%. Realisasi belanja modal yang diharapkan menjadi salah
satu sumber pendorong investasi daerah justru tercatat sangat kecil yaitu hanya sebesar
13,42%. Secara umum, realisasi belanja langsung triwulan ini juga masih sedikit lebih
baik dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 28,92%, namun
untuk realisasi belanja modal triwulan ini masih lebih rendah bila dibandingkan triwulan
II-2009 yang tercatat sebesar 17,08%.
♦♦♦
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 52
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 53
Bab 5
Perkembangan Sistem Pembayaran
Sebagai representasi Bank Indonesia di daerah, Kantor Bank Indonesia (KBI) Semarang
mempunyai tugas menjaga dan mengatur kelancaran sistem pembayaran di Jawa Tengah,
baik tunai maupun non tunai yaitu melalui kliring, dan Real Time Gross Settlement (RTGS).
Jumlah transaksi keuangan non tunai yaitu Kliring dan RTGS untuk wilayah Jawa Tengah
pada triwulan II-2010 ini mengalami kenaikan baik secara nilai maupun volume.
Perkembangan Sistem Pembayaran tunai sampai dengan triwulan II-2010 relatif stabil dan
mampu memenuhi kebutuhan transaksi ekonomi di masyarakat. Secara umum aliran uang
keluar (outflow) menunjukkan kenaikan dibanding triwulan sebelumnya. Dalam hal
pemenuhan uang layak edar dan uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan
pada triwulan II–2010 ini tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan
sebelumnya. Sementara temuan uang palsu rata-rata per bulan di Jawa Tengah mengalami
penurunan dibandingkan dengan triwulan I-2010.
5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai
5.1.1. 5.1.1. 5.1.1. 5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (InfInfInfInflowlowlowlow////OutflowOutflowOutflowOutflow))))
Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan II-2010 di wilayah Jawa Tengah (KBI
Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) mengalami net inflow (inflow atau aliran uang
masuk lebih besar daripada outflow atau aliran uang keluar), dengan jumlah net inflow
sebesar Rp3,29 triliun. Jumlah tersebut mengalami kontraksi sebesar -29,45% apabila
dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq). Sedangkan apabila dibandingkan dengan posisi
yang sama tahun lalu (yoy) mengalami peningkatan sebesar 107,27%.
Jumlah outflow di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 tercatat sebesar
Rp1,67 triliun, mengalami peningkatan sebesar 349,91% (qtq) dibandingkan triwulan
sebelumnya. Salah satu penyebab kenaikan outflow karena faktor musiman yaitu tahun
ajaran baru sehingga meningkatkan permintaan uang di masyarakat. Hal ini sejalan dengan
trend perlambatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Jawa Tengah.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 54
Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto
Grafik 5.1. Perkembangan Grafik 5.1. Perkembangan Grafik 5.1. Perkembangan Grafik 5.1. Perkembangan InflowInflowInflowInflow dan dan dan dan OutflowOutflowOutflowOutflow Uang Kartal di Jawa TengahUang Kartal di Jawa TengahUang Kartal di Jawa TengahUang Kartal di Jawa Tengah
5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB) 5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB) 5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB) 5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB)
Uang KartalUang KartalUang KartalUang Kartal
Secara berkala BI melaksanakan pemusnahan terhadap uang yang sudah tidak layak
edar (UTLE) melalui kegiatan yang diberi nama Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB).
Jumlah uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan pada triwulan II–2010 ini
tercatat sebesar Rp4,39 triliun, mengalami peningkatan sebesar 487,32% (yoy) dibandingkan
jumlah PTTB pada triwulan II-2009 yang sebesar Rp4,20 triliun. Sementara itu apabila
dibandingkan dengan PTTB pada triwulan sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 4,48%
(qtq). Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya inflow uang ke Bank
Indonesia, sehingga jumlah PTTB pun mengalami peningkatan pula.
Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto
Grafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa TengahGrafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa TengahGrafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa TengahGrafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa Tengah
(4.00)
(2.00)
-
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
TW.I-
07
TW II-
07
TW III-
07
TW IV-
07
TW.I-
08
TW II-
08
TW III-
08
TW IV-
08
TW I-
09
TW II-
09
TW III-
09
TW IV-
09
TW I-
10
TW II-
10
Triliun Rp
INFLOW OUTFLOW NET INFLOW
-500,000
1,000,0001,500,000
2,000,0002,500,0003,000,000
3,500,0004,000,000
4,500,0005,000,000
TW-I
07
TW-II
07
TW-III
07
TW-IV
07
TW-I
08
TW-II
08
TW-III
08
TW-IV
08
TW-I
09
TW-II
09
TW-III
09
TW-IV
09
TW-I
10
Tw II-
10
Periode
Juta
an (R
p)
PTTB JAWA TENGAH
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 55
Sementara itu, rasio PTTB terhadap cash inflow di Jawa Tengah pada triwulan II-2010
tercatat sebesar 88,4%, mengalami kenaikan dibandingkan rasio pada triwulan I-2010 yang
sebesar 83,4%. Penurunan rasio PTTB terhadap cash inflow dipengaruhi oleh peningkatan
jumlah inflow pada triwulan II-2010.
Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto
Grafik 5.3. Rasio Grafik 5.3. Rasio Grafik 5.3. Rasio Grafik 5.3. Rasio CashCashCashCash InflowInflowInflowInflow TerhTerhTerhTerhadap PTTB Jawa Tengahadap PTTB Jawa Tengahadap PTTB Jawa Tengahadap PTTB Jawa Tengah
5.1.3. Uang Palsu5.1.3. Uang Palsu5.1.3. Uang Palsu5.1.3. Uang Palsu
Pada triwulan II-2010, jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke KBI di
Jawa Tengah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) adalah sebanyak 2.391 lembar.
Nominal pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan adalah pecahan Rp100.000,00
dengan porsi sebesar 47,93% dari seluruh jumlah uang palsu yang ditemukan, diikuti oleh
pecahan Rp50.000,00 dengan porsi 40,90%.
Dari rata-rata per bulan temuan uang palsu di Jawa Tengah, diketahui bahwa pada
tahun 2010 terdapat trend kenaikan jumlah uang palsu yang ditemukan dibandingkan
dengan tahun 2009. Namun bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya mengalami
penurunan. Oleh karena itu, Bank Indonesia terus menggalakkan publikasi dan sosialisasi
terhadap ciri-ciri keaslian uang Rupiah kepada masyarakat, serta terus melakukan koordinasi
dan langkah pencegahan, sehingga diharapkan dapat berangsur-angsur mengurangi
maraknya peredaran uang palsu di masyarakat.
RASIO PTTB TERHADAP INFLOW JAWA TENGAH
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
TW-I 08 TW-II 08 TW-III 08TW-IV 08 TW-I 09 TW-II 09 TW-III 09 TW-IV 09TW-1 10 TW II-10
PERIODE
NIL
AI (d
ala
m J
uta
Rp)
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
RA
SIO
(%
)
INFLOW PTTB RASIO
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 56
5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai
Dalam transaksi non tunai, KBI Semarang selalu berusaha menjaga kelancaran sistem
pembayaran yang efektif melalui penyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia Real Time
Gross Settlement (BI-RTGS).
5.2.1. Transaksi Kliring5.2.1. Transaksi Kliring5.2.1. Transaksi Kliring5.2.1. Transaksi Kliring
Pada triwulan II–2010, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring di
wilayah Jawa Tengah, yang dilaksanakan melalui KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI
Purwokerto, mengalami penurunan dibanding dengan triwulan sebelumnya, baik secara
nominal maupun volume transaksi kliring. Transaksi kliring di Jawa Tengah secara nominal
mengalami kenaikan sebesar 4,44% (qtq) dibandingkan triwulan I-2010, yaitu dari Rp20,67
triliun menjadi Rp21,58 triliun. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,
mengalami kenaikan sebesar 33,38% (yoy) yaitu dari Rp16,18 triliun menjadi Rp21,58 triliun.
Secara volume, lembar warkat kliring, juga mengalami kenaikan sebesar 1,59% (qtq)
dari 766.606 warkat pada triwulan I-2010 menjadi 778.776 warkat pada triwulan II-2010.
Sedangkan secara tahunan mengalami kenaikan sebesar 4,55% (yoy) dari 766.606 warkat
menjadi 778.776 warkat. Sama halnya dengan perkembangan pengedaran uang tunai,
kenakan nilai transaksi kliring ini disebabkan oleh faktor musiman yaitu tahun ajaran baru
serta beberapa kegiatan lain seperti Pemilukada di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Tengah
dan kondisi perekonomian yang relatif semakin membaik.
Tabel 5.2.Tabel 5.2.Tabel 5.2.Tabel 5.2.
Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa TengahPerkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa TengahPerkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa TengahPerkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa Tengah
Sumber: Website BI
Kualitas kliring di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 ini relatif baik. Hal ini
ditunjukkan dari persentase tolakan kliring terhadap total kliring, dimana persentase secara
nominal dan volume cek dan Bilyet Giro (BG) yang ditolak masing-masing sebesar 1,26%
dan 1,40%.
Dalam Triliun
WilayahWilayahWilayahWilayah Growth Tw II-10Growth Tw II-10Growth Tw II-10Growth Tw II-10
TW I-09TW I-09TW I-09TW I-09 TW II-09TW II-09TW II-09TW II-09 TW III-09TW III-09TW III-09TW III-09 TW IV-09TW IV-09TW IV-09TW IV-09 TW I-10TW I-10TW I-10TW I-10 TW II-10TW II-10TW II-10TW II-10 qtqqtqqtqqtq yoyyoyyoyyoy
Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
Nominal (Triliun Rp) 18.1618.1618.1618.16 16.1816.1816.1816.18 20.4220.4220.4220.42 21.8721.8721.8721.87 20.6720.6720.6720.67 21.58 4.44%4.44%4.44%4.44% 33.38%33.38%33.38%33.38%
Volume 673,141673,141673,141673,141 744,887744,887744,887744,887 747,497747,497747,497747,497 776,831776,831776,831776,831 766,606766,606766,606766,606 778,766 1.59%1.59%1.59%1.59% 4.55%4.55%4.55%4.55%
SemarangSemarangSemarangSemarang
Nominal (Triliun Rp) 9.629.629.629.62 7.947.947.947.94 11.4711.4711.4711.47 12.6012.6012.6012.60 11.4711.4711.4711.47 11.6811.6811.6811.68 1.80%1.80%1.80%1.80% 47.02%47.02%47.02%47.02%
Volume 388,526388,526388,526388,526 459,543459,543459,543459,543 449,751449,751449,751449,751 471,408471,408471,408471,408 459,094459,094459,094459,094 466,133466,133466,133466,133 1.53%1.53%1.53%1.53% 1.43%1.43%1.43%1.43%
SoloSoloSoloSolo
Nominal (Triliun Rp) 6.476.476.476.47 6.596.596.596.59 6.686.686.686.68 7.047.047.047.04 6.966.966.966.96 7.597.597.597.59 9.05%9.05%9.05%9.05% 15.21%15.21%15.21%15.21%
Volume 187,939187,939187,939187,939 210,348210,348210,348210,348 209,711209,711209,711209,711 211,997211,997211,997211,997 207,857207,857207,857207,857 210,233210,233210,233210,233 1.14%1.14%1.14%1.14% -0.05%-0.05%-0.05%-0.05%
PurwokertoPurwokertoPurwokertoPurwokerto
Nominal (Triliun Rp) 1.281.281.281.28 1.331.331.331.33 1.451.451.451.45 1.511.511.511.51 1.441.441.441.44 1.471.471.471.47 1.83%1.83%1.83%1.83% 10.69%10.69%10.69%10.69%
Volume 56,02256,02256,02256,022 57,90057,90057,90057,900 46,00246,00246,00246,002 60,77160,77160,77160,771 61,25561,25561,25561,255 62,84962,84962,84962,849 2.60%2.60%2.60%2.60% 8.55%8.55%8.55%8.55%
TegalTegalTegalTegal
Nominal (Triliun Rp) 0.780.780.780.78 0.320.320.320.32 0.820.820.820.82 0.720.720.720.72 0.790.790.790.79 0.850.850.850.85 6.93%6.93%6.93%6.93% 161.56%161.56%161.56%161.56%
Volume 40,65440,65440,65440,654 17,09617,09617,09617,096 42,03342,03342,03342,033 32,65532,65532,65532,655 38,40038,40038,40038,400 39,55139,55139,55139,551 3.00%3.00%3.00%3.00% 131.35%131.35%131.35%131.35%
2009200920092009 2010201020102010
Dalam Rp Triliun
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 57
Tabel 5.3.Tabel 5.3.Tabel 5.3.Tabel 5.3.
Tolakan KliringTolakan KliringTolakan KliringTolakan Kliring
Sumber: Bank Indonesia, diolah
5.2.2. Transaksi RTGS5.2.2. Transaksi RTGS5.2.2. Transaksi RTGS5.2.2. Transaksi RTGS
Pada triwulan II-2010, transaksi non tunai melalui BI-RTGS mengalami peningkatan.
Rata-rata volume transaksi RTGS per bulan meningkat sebesar 17,41% (qtq) dari rata-rata
per bulan pada triwulan I-2010, yaitu dari sebanyak 27.893 transaksi menjadi 32.749
transaksi pada triwulan II-2010. Sementara itu, nominal transaksi secara triwulanan
mengalami kenaikan sebesar 11,00% (qtq) dari Rp29,96 triliun menjadi Rp33,25 triliun.
Secara tahunan, total nominal dan volume transaksi RTGS pada triwulan II–2010 meningkat
masing-masing sebesar 21,53% (yoy) dan 51,35% (yoy).
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa TengahGrafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa TengahGrafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa TengahGrafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa Tengah
♦♦♦
0
5,000
10,000
15,000
20,000
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
Jan
'09
Fe
b'0
9
Ma
r'0
9
Ap
ril'
09
Me
i'0
9
Jun
i'0
9
Jul'
09
Au
g'0
9
Se
pt'
09
Ok
t'0
9
No
v'0
9
De
s'0
9
Jan
'10
Fe
b'1
0
Ma
r'1
0
Ap
r'1
0
Me
i'1
0
Jun
'10
Warkat
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
100,000
Miliar Rp
Nilai Volume
NoNoNoNo WilayahWilayahWilayahWilayah
Vol (lembar)Vol (lembar)Vol (lembar)Vol (lembar) Nominal (triliun)Nominal (triliun)Nominal (triliun)Nominal (triliun)Vol Vol Vol Vol
(lembar)(lembar)(lembar)(lembar)Nominal (triliun)Nominal (triliun)Nominal (triliun)Nominal (triliun) Vol (%)Vol (%)Vol (%)Vol (%) Nominal (%)Nominal (%)Nominal (%)Nominal (%)
1 PURWOKERTO 669 0,02 62.849 1,47 1,06% 1,07%
2 SEMARANG 6.754 0,24 466.133 11,68 1,45% 2,06%3 SOLO 3.015 0,06 210.233 7,59 1,43% 0,78%
4 TEGAL 916 0,02 39.551 0,85 2,32% 2,40%
11.35411.35411.35411.354 0,340,340,340,34 778.766778.766778.766778.766 21,5821,5821,5821,58 1,46%1,46%1,46%1,46% 1,55%1,55%1,55%1,55%TOTALTOTALTOTALTOTAL
Cek/BG Kosong Tw II-10Cek/BG Kosong Tw II-10Cek/BG Kosong Tw II-10Cek/BG Kosong Tw II-10 PersentasePersentasePersentasePersentaseKliring Tw II-10Kliring Tw II-10Kliring Tw II-10Kliring Tw II-10
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 58
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 59
Bab 6 Kesejahteraan Masyarakat
Secara umum, perkembangan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah pada
triwulan II-2010 menunjukkan adanya peningkatan, tercermin dari peningkatan jumlah
angkatan kerja yang bekerja, penurunan tingkat kemiskinan dan kenaikan Nilai Tukar Petani
(NTP).
6666.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) semester I-2010,
perkembangan ketenagakerjaan di Jawa Tengah menunjukkan adanya peningkatan yang
tercermin dari peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja sebesar 3,60% (yoy) menjadi
15,96 juta jiwa ((((Tabel Tabel Tabel Tabel 6666.1..1..1..1.)))). Selain itu, potensi angkatan kerja yang dilihat dari tingkat
partisipasi angkatan kerja juga mengalami peningkatan sebesar 1,38% (yoy). Relatif
membaiknya kondisi tenaga kerja di Jawa Tengah tersebut tidak terlepas dari mulai pulihnya
investasi seperti yang tercermin pada tingkat pertumbuhan kredit investasi.
Tabel Tabel Tabel Tabel 6666.1..1..1..1. Indikator Ketenagakerjaan di Jawa TengahIndikator Ketenagakerjaan di Jawa TengahIndikator Ketenagakerjaan di Jawa TengahIndikator Ketenagakerjaan di Jawa Tengah
Secara sektoral, penyerapan tenaga kerja berdasarkan Sakernas semester I-2010
masih didominasi oleh ketiga sektor unggulan di Jawa Tengah yaitu sektor pertanian dengan
penyerapan sebesar 37,80%, sektor PHR sebesar 21,76% dan sektor industri sebesar 17,33%
((((Grafik Grafik Grafik Grafik 6666.1..1..1..1.)))). Berdasarkan status pekerjaan, dapat diketahui bahwa pada triwulan II-2010,
sebagian besar tenaga kerja di Jawa Tengah merupakan buruh atau karyawan dengan
pangsa mencapai 25,03% dari keseluruhan angkatan kerja yang bekerja. Melihat sektor
pertanian menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar, maka sebagian besar tenaga
kerja di jawa tengah bersifat informal yang pada triwulan II-2010 mencapai 72,35%.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari dinas/instansi terkait, kenaikan tarif dasar
listrik (TDL) yang secara resmi diberlakuan mulai 1 Juli 2010 bagi sebagian pelanggan
Sumber: BPS
2010201020102010
Semester ISemester ISemester ISemester I Semester IISemester IISemester IISemester II Semester ISemester ISemester ISemester I Semester IISemester IISemester IISemester II Semester ISemester ISemester ISemester I
Angkatan Kerja 17.341 16.691 16.610 17.088 17.131
Bekerja 16.106 15.464 15.401 15.835 15.956
Pengangguran 1.235 1.227 1.209 1.252 1.175
Bukan Angkatan Kerja 6.922 7.721 7.966 7.582 7.708
Sekolah 1.742 1.868 1.968 1.879 1.989
Mengurus RT 3.911 4.328 4.445 4.271 4.311
Lainnya 1.268 1.525 1.553 1.432 1.408
Penduduk Usia Kerja 24.262 24.412 24.576 24.670 24.839
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 71,47% 68,37% 67,59% 69,27% 68,97%
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 7,12% 7,35% 7,28% 7,33% 6,86%
2008200820082008 2009200920092009IndikatorIndikatorIndikatorIndikator
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 60
khususnya industri dirasakan cukup memberatkan. Selain berdampak pada kenaikan biaya
operasional, kenaikan TDL juga diperkirakan berpotensi terhadap terjadinya PHK yang akan
meningkatkan jumlah pengangguran.
Sumber: BPS, diolah Grafik. 6Grafik. 6Grafik. 6Grafik. 6.1.1.1.1. . . . Porsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral dan Status PekerjaPorsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral dan Status PekerjaPorsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral dan Status PekerjaPorsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral dan Status Pekerja di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah
6666.2. Kemiskinan.2. Kemiskinan.2. Kemiskinan.2. Kemiskinan
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), angka kemiskinan di Jawa
Tengah pada semester I-2010 mengalami penurunan dibandingkan semester II-2009, namun
masih tergolong tinggi,mencapai 5,37 juta jiwa atau 16,72% dari jumlah penduduk Jawa
Tengah ((((Tabel 6Tabel 6Tabel 6Tabel 6.2.2.2.2).).).). Jumlah penduduk miskin pada tahun ini juga merupakan yang terkecil
dalam lima tahun terakhir.
Tabel Tabel Tabel Tabel 6666....2222....
Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk MMMMiskin di iskin di iskin di iskin di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
Jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena
penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan
di bawah garis kemiskinan. Pada semester I-2010, garis kemiskinan Jawa Tengah mengalami
kenaikan sebesar 5,44% (yoy) menjadi Rp. 192.435,00 per kapita per bulan yang terutama
disebabkan oleh komoditas makanan (Tabel 6Tabel 6Tabel 6Tabel 6.3.3.3.3).
Sumber: BPS
Pertanian
37,80%
Tambang
0,56%
Industri
17,33%Listrik, Gas
& Air
0,13%
Bangunan
4,81%
PHR
21,76%
Transportasi
4,29%
Keuangan
0,95%
Jasa
masyarakat
12,36%
Berusaha sendiri
18,38%
Berusaha dibantu
buruh tidak
tetap/brh tdk
dibayar
23,18%
Berusaha dibantu
buruh tetap/brh
dibayar
2,61%
Buruh/karyawan
25,03%
Pekerja bebas
pertanian
6,95%
Pekerja bebas non
pertanian
6,71%
Pekerja tak
dibayar
17,13%
KotaKotaKotaKota Des aDes aDes aDes a J umlahJ umlahJ umlahJ umlah KotaKotaKotaKota Des aDes aDes aDes a J umlahJ umlahJ umlahJ umlah
2005 2.671,2 3.862,3 6.533,5 17,24 23,57 20,49
2006 2.958,1 4.142,5 7.100,6 18,9 25,28 22,19
2007 2.687,3 3.869,9 6.557,2 17,23 23,45 20,43
2008 2.556,5 3.633,1 6.189,6 16,43 21,96 19,23
2009 2.420,9 3.304,8 5.725,7 15,41 19,89 17,722010 2.258,9 3.110,2 5.369,1 14,33 18,66 16,56
P ers entas e P enduduk Mis kin (%)P ers entas e P enduduk Mis kin (%)P ers entas e P enduduk Mis kin (%)P ers entas e P enduduk Mis kin (%)T ahunT ahunT ahunT ahun
J umlah P enduduk Mis kin (ribu)J umlah P enduduk Mis kin (ribu)J umlah P enduduk Mis kin (ribu)J umlah P enduduk Mis kin (ribu)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 61
Tabel Tabel Tabel Tabel 6666....3333....
Garis Garis Garis Garis KKKKemiskinan di emiskinan di emiskinan di emiskinan di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
Indeks Kedalaman (P1) dan Keparahan (P2) Kemiskinan pada semester I-2010
menunjukkan kecenderungan menurun. P1 pada tahun 2009 sebesar 2,96 turun menjadi
2,49 pada tahun 2010, demikian juga dengan P2 yang turun menjadi 0,60 pada tahun 2010
(Tabel 6Tabel 6Tabel 6Tabel 6.4.4.4.4). Berdasarkan penyebaran penduduk, terlihat bahwa tingkat kedalaman
kemiskinan di pedesaan masih lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Kondisi ini
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di desa relatif lebih jauh dari
garis kemiskinan. Sedangkan tingkat keparahan kemiskinan antara kota dan desa di Jawa
Tengah relatif hampir sama, hal ini berarti bahwa penyebaran pengeluaran antara penduduk
miskin baik di kota maupun di desa relatif sama.
Tabel Tabel Tabel Tabel 6666....4444.... Indeks Indeks Indeks Indeks KKKKedalaman dan edalaman dan edalaman dan edalaman dan KKKKeparahan eparahan eparahan eparahan KKKKemiskinan di emiskinan di emiskinan di emiskinan di JJJJawa Tengahawa Tengahawa Tengahawa Tengah
6666.3. Nilai Tukar Petani.3. Nilai Tukar Petani.3. Nilai Tukar Petani.3. Nilai Tukar Petani
Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami
kenaikan, baik secara triwulanan maupun tahunan. Nilai indeks NTP pada triwulan ini tercatat
sebesar 101,09 naik 0,87% (qtq) atau 3,05% (yoy).
Secara lebih mendalam, kenaikan NTP pada triwulan ini didorong oleh kenaikan NTP
sub sektor tanaman pangan yang sebesar 2,93% (qtq). Kenaikan harga komoditas tanaman
Sumber: BPS
Sumber: BPS
MakananMakananMakananMakanan B ukan MakananB ukan MakananB ukan MakananB ukan Makanan TotalTotalTotalTotal
Kota
2008 133.158 51.547 184.705
2009 139.875 56.603 196.4782010 146.107 59.499 205.606
Desa
2008 116.708 35.823 152.5312009 126.183 43.129 169.3122010 133.948 46.034 179.982
Kota+Desa
2008 124.703 43.465 168.1682009 132.837 49.678 182.5152010 139.857 52.578 192.435
Daerah/T ahunDaerah/T ahunDaerah/T ahunDaerah/T ahunGaris Kemis kinan (R p. /Kapita/bulan)Garis Kemis kinan (R p. /Kapita/bulan)Garis Kemis kinan (R p. /Kapita/bulan)Garis Kemis kinan (R p. /Kapita/bulan)
T ahunT ahunT ahunT ahun KotaKotaKotaKota Des aDes aDes aDes a J umlahJ umlahJ umlahJ umlah
Indeks Kedalaman Kemis kinan (P 1)Indeks Kedalaman Kemis kinan (P 1)Indeks Kedalaman Kemis kinan (P 1)Indeks Kedalaman Kemis kinan (P 1)
2008 2,97 3,78 3,39
2009 2,56 3,34 2,96
2010 2,09 2,86 2,49Indeks Keparahan Kemis kinan (P 2)Indeks Keparahan Kemis kinan (P 2)Indeks Keparahan Kemis kinan (P 2)Indeks Keparahan Kemis kinan (P 2)
2008 0,82 0,98 0,9
2009 0,62 0,85 0,742010 0,5 0,69 0,6
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 62
pangan, seperti beras, gabah kering giling dan kacang hijau, pada triwulan II-2010
mendorong kenaikan NTP yang dikarenakan indeks Diterima Petani lebih besar dari pada
indeks Dibayar Petani. Kenaikan indeks obat dan pupuk yang merupakan salah satu
komponen dari biaya produksi dan penambahan barang modal menjadi pendorong naiknya
indeks Dibayar Petani (Tab(Tab(Tab(Tabel 6el 6el 6el 6.5).5).5).5).
Tabel Tabel Tabel Tabel 6666....5555.... Perkembangan NTPPerkembangan NTPPerkembangan NTPPerkembangan NTP di di di di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah
Tingkat NTP Jawa Tengah pada triwulan II-2010 sedikit lebih rendah dari pada NTP
Nasional yang mencapai 101,39. Namun, Dibandingkan dengan provinsi lain di pulau Jawa,
pertumbuhan NTP di Jawa Tengah relatif cukup baik.
Sumber: BPS, diolah
GrafikGrafikGrafikGrafik 6666.3. Perkembangan NTP Nasional dan Jawa Tengah.3. Perkembangan NTP Nasional dan Jawa Tengah.3. Perkembangan NTP Nasional dan Jawa Tengah.3. Perkembangan NTP Nasional dan Jawa Tengah
97
98
99
100
101
102
103
95
96
97
98
99
100
101
102
103
Ma
y
Jun
Jul
Au
g
Se
p
Oct
No
v
De
c
Jan
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Ma
y
Jun
Jul
Au
g
Se
p
Oct
No
v
De
c
Jan
Fe
b
Ma
r
Ap
r
Ma
y
Jun
2008 2009 2010
NT
P J
ate
ng
NT
P N
asi
on
al
Nasional
Jawa Tengah
2010201020102010Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II qtqqtqqtqqtq yoyyoyyoyyoy
A Nilai Tukar PetaniA Nilai Tukar PetaniA Nilai Tukar PetaniA Nilai Tukar Petani 99,7799,7799,7799,77 102,27102,27102,27102,27 102,70102,70102,70102,70 98,0098,0098,0098,00 98,0498,0498,0498,04 99,6999,6999,6999,69 100,03100,03100,03100,03 100,22100,22100,22100,22 101,09101,09101,09101,09 0,870,870,870,87 3,053,053,053,05
B Indeks yang Diterima Petani (It)B Indeks yang Diterima Petani (It)B Indeks yang Diterima Petani (It)B Indeks yang Diterima Petani (It) 111,78111,78111,78111,78 116,49116,49116,49116,49 118,02118,02118,02118,02 113,99113,99113,99113,99 114,73114,73114,73114,73 118,58118,58118,58118,58 119,63119,63119,63119,63 121,42121,42121,42121,42 123,79123,79123,79123,79 2,372,372,372,37 9,069,069,069,06
1111 Padi PalawijaPadi PalawijaPadi PalawijaPadi Palawija 108,64 114,79 114,33 104,82 107,16 110,890 113,020 115,16 118,09 2,93 10,93
2222 HortikulturaHortikulturaHortikulturaHortikultura 108,11 105,43 108,43 115,58 111,99 117,670 116,820 119,30 122,67 3,37 10,68
3333 Perkebunan RakyatPerkebunan RakyatPerkebunan RakyatPerkebunan Rakyat 136,61 142,46 141,91 140,63 142,15 145,490 144,690 142,61 143,43 0,82 1,28
4444 PeternakanPeternakanPeternakanPeternakan 118,31 125,43 134,96 135,71 134,28 136,170 136,850 137,86 136,96 -0,90 2,68
5555 PerikananPerikananPerikananPerikanan 111,73 118,33 121,65 124,62 126,07 130,140 129,260 131,48 133,62 2,14 7,55
C Indeks yang Dibayar Petani (Ib)C Indeks yang Dibayar Petani (Ib)C Indeks yang Dibayar Petani (Ib)C Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 112,04112,04112,04112,04 113,90113,90113,90113,90 114,91114,91114,91114,91 116,32116,32116,32116,32 117,03117,03117,03117,03 118,95118,95118,95118,95 119,59119,59119,59119,59 121,15121,15121,15121,15 122,45122,45122,45122,45 1,301,301,301,30 5,425,425,425,42
1111 Konsumsi Rumah Tangga (KRT)Konsumsi Rumah Tangga (KRT)Konsumsi Rumah Tangga (KRT)Konsumsi Rumah Tangga (KRT) 112,96112,96112,96112,96 114,96114,96114,96114,96 115,59115,59115,59115,59 117,13117,13117,13117,13 117,68117,68117,68117,68 119,950119,950119,950119,950 120,40120,40120,40120,40 122,010122,010122,010122,010 123,070123,070123,070123,070 1,061,061,061,06 5,395,395,395,39
a. Bahan Makanan 114,80 117,35 116,41 118,73 118,02 120,84 120,40 121,85 123,94 2,09 5,92
b. Makanan Jadi 108,78 110,55 113,65 117,16 119,07 121,32 122,490 125,41 124,51 -0,90 5,44
c. Perumahan 117,08 117,44 120,19 119,52 122,12 123,67 126,080 128,36 129,08 0,72 6,96
d. Sandang 109,60 111,38 112,31 113,80 113,64 116,04 116,770 117,39 118,33 0,94 4,69
e. Kesehatan 109,00 109,71 111,10 112,46 113,39 114,52 114,730 115,76 117,13 1,37 3,74
f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 107,72 111,01 112,07 114,22 116,11 118,39 119,130 119,18 119,22 0,04 3,11
g. Transportasi dan Komunikasi 113,56 116,01 115,31 108,83 110,08 110,5 111,10 111,05 111,51 0,46 1,43
2222 Biaya Produksi dan Penambahan BarangBiaya Produksi dan Penambahan BarangBiaya Produksi dan Penambahan BarangBiaya Produksi dan Penambahan Barang 108,93108,93108,93108,93 110,31110,31110,31110,31 112,59112,59112,59112,59 113,65113,65113,65113,65 114,87114,87114,87114,87 115,71115,71115,71115,71 116,85116,85116,85116,85 118,18118,18118,18118,18 120,36120,36120,36120,36 2,182,182,182,18 5,495,495,495,49
Modal (BPPBM)Modal (BPPBM)Modal (BPPBM)Modal (BPPBM)
a. Bibit 106,29 107,73 109,11 111,43 113,13 113,17 114,88 115,64 116,97 1,33 3,84
b. Obat-obatan & Pupuk 106,96 109,21 114,37 113,61 115,23 116,39 117,4 117,66 121,67 4,01 6,44
c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 111,71 113,87 115,00 121,87 122,81 123,71 125,25 128,45 131,98 3,53 9,17
d. Transportasi 117,83 119,77 118,74 115,34 115,71 116,58 118,01 118,78 118,91 0,13 3,20
e. Penambahan Barang Modal 108,85 110,63 112,73 115,57 117,76 118,82 119,99 121,97 124,29 2,32 6,53
f. Upah Buruh Tani 107,55 107,92 108,93 110,85 111,48 112,15 113,07 114,67 116,08 1,41 4,60
Kelompok/ Sub KelompokKelompok/ Sub KelompokKelompok/ Sub KelompokKelompok/ Sub Kelompok2008200820082008 2009200920092009 Growth (%)
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 63
Sumber: BPS, diolah
GrafikGrafikGrafikGrafik 6666.4. Perkembangan NTP Lima Provinsi di Jawa.4. Perkembangan NTP Lima Provinsi di Jawa.4. Perkembangan NTP Lima Provinsi di Jawa.4. Perkembangan NTP Lima Provinsi di Jawa
♦♦♦
-1,5%
-1,0%
-0,5%
0,0%
0,5%
1,0%
1,5%
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2009 2010
Banten Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 64
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 65
Bab 7
Prospek Perekonomian Triwulan III 2010
7.1. Pertumbuhan Ekonomi7.1. Pertumbuhan Ekonomi7.1. Pertumbuhan Ekonomi7.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan III-2010 diperkirakan akan
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2009, yaitu dalam kisaran 5,75%-6,25%
(yoy). Peningkatan pertumbuhan tersebut secara sektoral terutama didorong oleh
peningkatan sektor pertanian. Sementara itu, dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga
diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang pertumbuhan.
Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah
* Angka triwulan III 2010 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia
Grafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa TengahGrafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa TengahGrafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa TengahGrafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengah
Dari sisi sektoral, sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 6,5%-7,0%
(yoy), meningkat cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2010.
Peningkatan sektor pertanian tersebut seiring dengan mulainya masa panen tahap kedua di
awal triwulan tersebut. Berdasarkan informasi dari dinas/ instansi terkait, diperkirakan hasil
panen pada triwulan III-2010 cukup baik, sehingga memberikan kontribusi cukup signifikan
pada pertumbuhan.
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
I II III IV I II III IV I II III IV I II*) III**)
2007 2008 2009 2010
Jateng
Nasional
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 66
Sumber : BPS
* Angka triwulan III 2010 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia
Grafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Sisi Sektoral Jawa TGrafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Sisi Sektoral Jawa TGrafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Sisi Sektoral Jawa TGrafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Sisi Sektoral Jawa Tengahengahengahengah
Sementara itu sektor industri diperkirakan masih tetap tumbuh positif di kisaran 4,25%-
4,75% (yoy), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010. Beberapa
indikator seperti impor barang modal, perkembangan cukai rokok serta penjualan listrik
untuk industri masih menunjukkan adanya tren peningkatan. Demikian pula halnya dengan
indikator investasi juga menunjukkan adanya tren pertumbuhan positif. Kondisi tersebut
diperkirakan akan mendorong perkembangan sektor industri di triwulan mendatang.
Sementara itu, perlambatan pertumbuhan sektor industri pada triwulan III-2010 dikarenakan
faktor base effect, dimana level sektor industri pada triwulan III-2009 relatif cukup tinggi.
Beberapa sektor lain yang diperkirakan tetap tumbuh cukup tinggi pada triwulan III-
2010 adalah sektor listrik, gas dan air (LGA), sektor bangunan, sektor jasa, sektor angkutan
dan komunikasi, serta sektor perdagangan, hotel dan restaurant (PHR). Sektor listrik, gas dan
air diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi karena didorong oleh peningkatan jumlah
pelanggan listrik di wilayah Jawa Tengah yang mengalami peningkatan pula. Sementara itu
-10
-5
0
5
10
15
I II III IV I II III IV I II III IV I II*) III**)
2007 2008 2009 2010
%, yoy
Pertanian
Pertambangan
-4
-2
0
2
4
6
8
10
12
I II III IV I II III IV I II III IV I II*) III**)
2007 2008 2009 2010
%, yoy
Industri Listrik Bangunan
0
2
4
6
8
10
12
14
I II III IV I II III IV I II III IV I II*) III**)
2007 2008 2009 2010
%, yoy
PHR Pengangkutan Keuangan Jasa
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 67
pertumbuhan sektor bangunan dan sektor jasa didorong oleh peningkatan realisasi proyek-
proyek pemerintah di wilayah Jawa Tengah. Pertumbuhan sektor angkutan dan komunikasi
serta sektor PHR didorong oleh persiapan menjelang bulan puasa dan hari lebaran.
Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah
* Angka triwulan III - 2010 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia
Grafik 7.3. PerkGrafik 7.3. PerkGrafik 7.3. PerkGrafik 7.3. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengahiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengahiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengahiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengah
Di sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga (RT) diperkirakan masih tetap tumbuh
stabil pada triwulan III-2010. Konsumsi RT diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,25%-
5,75% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan II-2010. Optimisme masyarakat terhadap
kondisi perekonomian diperkirakan akan tetap mendorong pertumbuhan konsumsi RT,
disamping momentum tahunan bulan puasa dan hari lebaran yang menyebabkan
peningkatan konsumsi.
Sementara itu konsumsi pemerintah pada triwulan III-2010 diperkirakan tumbuh
dalam kisaran 7,0%-7,5% (yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan
realisasi anggaran tahun ini yang relatif belum maksimal pada triwulan II-2010. Investasi
diperkirakan tumbuh cukup signifikan, namun diperkirakan sedikit melambat pertumbuhan
tahunannya dibanding triwulan II-2010. Pertumbuhan investasi dalam kisaran 6,75%-7,25%,
seiring dengan membaiknya prospek ekonomi global dan nasional. Kondisi tersebut
diperkirakan juga turut mendorong ekspor tetap tumbuh signifikan, dalam kisaran 15,5%-
16,0%, meningkat dibanding pertumbuhan pada triwulan II-2010.
-10
-5
0
5
10
15
20
25
I II III IV I II III IV I II III IV I II*) III**)
2007 2008 2009 2010
%, yoyKons RT Kons pmrth
PMTB Ekspor
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 68
7.2. Inflasi7.2. Inflasi7.2. Inflasi7.2. Inflasi
Tekanan inflasi Jawa Tengah triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami
peningkatan dari triwulan sebelumnya, dan laju inflasi diproyeksikan akan berada dalam
kisaran 6,00%–6,50% (yoy). Tekanan inflasi triwulan III-2010 diperkirakan akan meningkat
sejalan dengan naiknya tekanan dari sisi permintaan pada masa liburan sekolah dan
persiapan memasuki tahun ajaran baru pada Juli 2010. Kenaikan permintaan bahan
makanan, makanan jadi dan sandang diperkirakan juga akan terjadi seiring dengan adanya
bulan puasa dan hari raya lebaran pada bulan Agustus dan September 2010.
Di samping itu, harga beberapa komoditas bahan makanan diperkirakan akan
mengalami sedikit peningkatan seiring dengan masuknya masa tanam di Jateng pada awal
triwulan III-2010. Tekanan harga dari sisi administered prices akan berasal dari kenaikan Tarif
Dasar Listrik (TDL) yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah sejak Juli 2010.
Tekanan harga komoditas volatile foods pada awal triwulan III-2010 diperkirakan akan
menurun karena adanya masa panen raya pada triwulan III-2010. Sementara itu, sumbangan
inflasi dari faktor moneter diperkirakan relatif minim sejalan dengan perkembangan kurs
rupiah yang diperkirakan masih cukup stabil.
Faktor potensial yang diperkirakan dapat menjadi penahan laju inflasi triwulan
mendatang adalah harga gula pasir pada triwulan III-2010 yang diperkirakan relatif stabil
dengan kecenderungan menurun, karena masih dalam masa giling pada Mei-Oktober 2010.
Tekanan imported inflation pada triwulan III-2010 diperkirakan relatif rendah seiring dengan
kecenderungan menguatnya nilai tukar rupiah akibat capital inflows dan stabilnya harga
komoditas dunia. Namun, beberapa komoditas seperti minyak dunia, bahan baku industri
seperti logam, besi, baja, gandum, kedelai dan CPO tetap perlu diwaspadai.
Beberapa kondisi yang dapat menjadi faktor potensial sebagai pemicu tekanan inflasi
triwulan III-2010 adalah kurang lancarnya distribusi dan pasokan bahan kebutuhan pokok
karena faktor musiman, seperti bawang merah, bawang putih, cabe dan sayuran. Selain itu,
adanya Pemilukada di empat kabupaten (Kabupaten Semarang, Purworejo, Wonosobo dan
Wonogiri) pada triwulan III-2010 diperkirakan dapat meningkatkan permintaan terhadap
beberapa komoditas, khususnya sandang, makanan jadi dan transpor.
Tekanan inflasi dari ekspektasi masyarakat diperkirakan mengalami kenaikan pada
triwulan mendatang (Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.4444....). Ekspektasi masyarakat tersebut dapat terlihat dari hasil
Survei Konsumen yang dilakukan oleh KBI Semarang, bahwa responden atau masyarakat
memiliki ekspektasi terhadap kenaikan harga secara umum pada tiga bulan mendatang
cenderung naik. Peningkatan harga diperkirakan terjadi pada kelompok transpor, kelompok
kesehatan, kelompok sandang, kelompok pendidikan, dan kelompok bahan makanan.
Naiknya ekspektasi responden terhadap harga secara umum antara lain disebabkan oleh
perkiraan naiknya TDL dan harga elpiji, perkiraan kurangnya pasokan sebagian komoditas
dan perkiraan adanya gangguan pada distribusi barang. Berdasarkan Hasil Survei Penjualan
Eceran (SPE) yang dilakukan KBI Semarang, responden juga mengekspektasikan bahwa harga
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 69
di tingkat pedagang pada triwulan III-2010 mendatang diperkirakan sedikit meningkat
dibandingkan dengan triwulan laporan.
100
110
120
130
140
150
160
170
180
190
200
0
2
4
6
8
10
12
4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2007 2008 2009 2010
Ekspektasi
Inflasi
Inflasi Aktual
(%, yoy)
Inflasi Aktual (yoy, %)
Ekspektasi Inflasi (indeks)
Sumber : BPS dan BI, diolah
GRAFIK 7.4GRAFIK 7.4GRAFIK 7.4GRAFIK 7.4....
PRAKIRAAN INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN DAN LAJU INFLASI IHK AKTUAL (YOY)PRAKIRAAN INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN DAN LAJU INFLASI IHK AKTUAL (YOY)PRAKIRAAN INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN DAN LAJU INFLASI IHK AKTUAL (YOY)PRAKIRAAN INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN DAN LAJU INFLASI IHK AKTUAL (YOY)
Berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh KBI Semarang, ekspektasi
masyarakat kota Semarang dalam tiga bulan ke depan menunjukkan peningkatan optimisme
dalam hal ekspektasi penghasilan, namun menurun dalam hal ekspektasi ekonomi dan
ekspektasi ketersediaan lapangan kerja. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
a. Ekspektasi masyarakat terhadap penghasilan berada dalam level yang optimis dan
menunjukkan trend peningkatan, sehingga hal ini menjadisinyal positif bagi
perekonomian dalam triwulan mendatang.
b. Ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja
menunjukkan kecenderungan menurun, bahkan untuk ekspektasi terhadap kondisi
ekonomi berada dalam level pesimis.Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena
masyarakat menilai kondisi ekonomi 3 bulan ke depan kurang begitu kondusif.
c. Ekspektasi masyarakat terhadap harga secara umum cukup positif, sedangkan ekspektasi
terhadap ketersediaan barang dan jasa mengalami penurunan. Artinya masyarakat
memandang bahwa perkembangan harga secara umum masih cukup stabil, meskipun
pasokan komoditas berpotensi menyebabkan kenaikan harga.
d. Ekspektasi masyarakat terhadap tingkat suku bunga dan tabungan menunjukkan
optimisme pada tiga bulan ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat percaya
terhadap kemampuannya dalam menambah tabungan yang dimilikinya, karena adanya
peningkatan penghasilan.
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 70
GRAFIK 7.GRAFIK 7.GRAFIK 7.GRAFIK 7.5555....
EKSPEKTASI MASYARAKAT EKSPEKTASI MASYARAKAT EKSPEKTASI MASYARAKAT EKSPEKTASI MASYARAKAT TIGATIGATIGATIGA BULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMENBULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMENBULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMENBULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMEN
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh KBI Semarang,
mayoritas responden memperkirakan harga secara umum pada tiga bulan mendatang akan
meningkat. Secara net balance, indeks ekspektasi harga pada Juni 2010 untuk tiga bulan
mendatang rata-rata berada pada level 152, naik dari Mei 2010 yang berada di level 132. Hal
itu menunjukkan ekspektasi responden terhadap kenaikan harga secara umum semakin naik,
atau responden melihat ke depan bahwa inflasi akan relatif lebih tinggi dari triwulan laporan
(Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.6666)
0
2
4
6
8
10
12
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9
2007 2008 2009 2010
Ekspektasi Harga Umum - axis kiri
Inflasi Jateng (%, yoy) - axis kanan
Sumber : BI, diolah
GRAFIK 7.6GRAFIK 7.6GRAFIK 7.6GRAFIK 7.6....
EKSPEKTASI PEDAGEKSPEKTASI PEDAGEKSPEKTASI PEDAGEKSPEKTASI PEDAGANG ANG ANG ANG TIGATIGATIGATIGA BULAN KE DEBULAN KE DEBULAN KE DEBULAN KE DEPANPANPANPAN
BERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERANBERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERANBERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERANBERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERAN (SPE)(SPE)(SPE)(SPE)
Berdasarkan hasil estimasi dan berbagai survei tersebut di atas yang menghitung
ekspektasi masyarakat, pedagang dan perkiraan perkembangan harga ke depan, maka KBI
0
20
40
60
80
100
120
140
160
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2008 2009 2010
Ekspektasi Penghasilan
Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja
Ekspektasi Ekonomi
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2008 2009 2010
Harga Umum
Ketersediaan Barang & Jasa
Tingkat Suku Bunga
Tabungan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 71
Semarang memperkirakan laju inflasi Jawa Tengah triwulan III-2010 diperkirakan akan berada
dalam kisaran 6%-6,5% (yoy). Penyebab utama inflasi triwulan ke depan diperkirakan berasal
dari kelompok bahan makanan, makanan jadi dan sandang (Grafik Grafik Grafik Grafik 7.7.7.7.7777).
Sumber: BPS, diolah
Keterangan: *) estimasi KBI Semarang
GRAFIKGRAFIKGRAFIKGRAFIK 7.7.7.7.7777....
Estimasi Laju Inflasi Jawa TEstimasi Laju Inflasi Jawa TEstimasi Laju Inflasi Jawa TEstimasi Laju Inflasi Jawa Tengahengahengahengah
Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen)Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen)Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen)Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen)
♦♦♦
-10
-5
0
5
10
15
20
I II III IV I II III IV I II III*) IV*)
2008 2009 2010
Bahan Makanan Makanan Jadi
Perumahan Sandang
Kesehatan Pendidikan
Transpor Umum
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 72
Halaman ini sengaja dikosongkan
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 73
LAMPIRAN
Indikator Ekonomi Jawa TengahIndikator Ekonomi Jawa TengahIndikator Ekonomi Jawa TengahIndikator Ekonomi Jawa Tengah
Ket: *) PDRB Data Sementara, **) PDRB Data Sangat Sementara & Data Perbankan posisi Mei 2010
Sumber: Bank Indonesia, BPS,diolah
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 74
7.7.7.7. Kredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis Penggunaan
a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total 64.04064.04064.04064.040 71.39771.39771.39771.397 77.11077.11077.11077.110 79.33179.33179.33179.331 79.83579.83579.83579.835 82.67082.67082.67082.670 85.96185.96185.96185.961 90.19490.19490.19490.194 90.98790.98790.98790.987 95.14795.14795.14795.147
- Kredit Modal Kerja 35.474 39.650 43.573 44.968 45.133 46.419 48.142 50.546 43.103 49.787
- Kredit Investasi 4.833 5.337 5.589 5.925 5.881 6.171 6.727 7.098 8.964 8.692
- Kredit Konsumsi 23.733 26.410 27.949 28.438 28.821 30.079 31.093 32.549 38.920 36.668 b. Persentase thd Total Kredit (%)b. Persentase thd Total Kredit (%)b. Persentase thd Total Kredit (%)b. Persentase thd Total Kredit (%)
- Kredit Modal Kerja 55,39 55,53 56,51 56,68 56,53 56,15 75,17 56,04 47,79 55,20
- Kredit Investasi 7,55 7,48 7,25 7,47 7,37 7,47 10,50 7,87 9,94 9,64
- Kredit Konsumsi 37,06 36,99 36,25 35,85 36,10 36,38 36,17 36,09 43,15 40,65
c. Kredit Bank Umumc. Kredit Bank Umumc. Kredit Bank Umumc. Kredit Bank Umum 58.47558.47558.47558.475 65.40665.40665.40665.406 70.66870.66870.66870.668 72.90772.90772.90772.907 73.09973.09973.09973.099 75.61075.61075.61075.610 78.45278.45278.45278.452 82.81482.81482.81482.814 83.29883.29883.29883.298 87.17587.17587.17587.175
- Kredit Modal Kerja 32.745 36.732 40.337 41.826 41.825 42.883 44.352 46.839 39.216 45.734
- Kredit Investasi 4.517 4.987 5.234 5.543 5.475 5.766 6.321 6.694 8.544 8.267
- Kredit Konsumsi 21.213 23.687 25.098 25.539 25.799 26.961 27.780 29.281 35.538 33.174
d. Kredit BPR d. Kredit BPR d. Kredit BPR d. Kredit BPR 5.5655.5655.5655.565 5.9915.9915.9915.991 6.4426.4426.4426.442 6.4246.4246.4246.424 6.7366.7366.7366.736 7.0607.0607.0607.060 7.5087.5087.5087.508 7.3807.3807.3807.380 7.6897.6897.6897.689 7.9727.9727.9727.972
- Kredit Modal Kerja 2.728 2.918 3.236 3.142 3.308 3.536 3.790 3.707 3.887 4.053
- Kredit Investasi 317 350 355 382 405 406 406 404 420 425
- Kredit Konsumsi 2.520 2.723 2.851 2.899 3.022 3.118 3.313 3.268 3.381 3.494
8.8.8.8. Kredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor Ekonomi
a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total 64.04064.04064.04064.040 71.39771.39771.39771.397 77.11077.11077.11077.110 79.33179.33179.33179.331 79.83579.83579.83579.835 82.67082.67082.67082.670 85.96185.96185.96185.961 90.19490.19490.19490.194 86.97286.97286.97286.972 95.14795.14795.14795.147
- Sektor Pertanian 2.437 2.547 2.548 2.655 2.671 2.753 2.688 2.819 1.546 2.183
- Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105 109 119
- Sektor Industri 11.157 12.569 14.717 15.633 15.550 15.002 15.809 16.802 15.956 15.837
- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63 61 65
- Sektor Konstruksi 852 1.205 1.343 1.110 1.132 1.282 1.355 1.296 1.002 1.176
- Sektor Perdagangan 21.237 23.282 24.473 25.352 25.666 27.481 28.764 30.414 23.214 26.959
- Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955 988 1.388
- Sektor Jasa Dunia Usaha 2.810 3.243 3.733 3.704 3.583 3.515 3.712 3.647 692 4.388
- Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809 - 999
- Lain-lain 24.234 27.109 28.776 29.179 29.552 30.825 31.816 33.283 43.402 42.034
b. Kredit Bank Umumb. Kredit Bank Umumb. Kredit Bank Umumb. Kredit Bank Umum 58.47558.47558.47558.475 65.40665.40665.40665.406 70.66870.66870.66870.668 72.90772.90772.90772.907 73.09973.09973.09973.099 75.61075.61075.61075.610 78.45278.45278.45278.452 82.81482.81482.81482.814 79.28379.28379.28379.283 87.17587.17587.17587.175
- Sektor Pertanian 1.996 2.067 2.096 2.156 2.144 2.200 2.167 2.290 968 1.577
- Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105 109 119
- Sektor Industri 11.070 12.479 14.610 15.540 15.453 14.904 15.708 16.702 15.856 15.732
- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63 61 65
- Sektor Konstruksi 852 1.205 1.343 1.110 1.132 1.282 1.355 1.296 1.002 1.176
- Sektor Perdagangan 19.345 21.254 22.200 23.145 23.344 24.986 26.019 27.764 20.462 24.114
- Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955 988 1.388
- Sektor Jasa Dunia Usaha 2.300 2.688 3.100 3.103 2.954 2.859 3.050 2.977 3.642
- Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809 999
- Lain-lain 21.599 24.270 25.797 26.157 26.391 27.568 28.336 29.853 39.838 38.363
c. Kredit BPR c. Kredit BPR c. Kredit BPR c. Kredit BPR 5.5655.5655.5655.565 5.9915.9915.9915.991 6.4426.4426.4426.442 6.4246.4246.4246.424 6.7366.7366.7366.736 7.0607.0607.0607.060 7.5087.5087.5087.508 7.3807.3807.3807.380 7.6897.6897.6897.689 7.9727.9727.9727.972
- Sektor Pertanian 441 479 452 500 527 553 521 529 579 606
- Sektor Industri 87 89 106 93 97 98 102 100 101 105
- Sektor Perdagangan 1.892 2.028 2.273 2.207 2.322 2.496 2.745 2.650 2.752 2.845
- Sektor Jasa Dunia Usaha 510 555 632 601 628 656 662 670 692 746
- Lain-lain 2.635 2.839 2.979 3.023 3.161 3.257 3.479 3.431 3.565 3.671
IV-09IV-09IV-09IV-09 II-10*II-10*II-10*II-10*I-10I-10I-10I-10II-09II-09II-09II-09 III-09III-09III-09III-09No.No.No.No. I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R I-08I-08I-08I-08 II-08II-08II-08II-08 I-09I-09I-09I-09III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08
Sumber: Bank Indonesia, BPS,diolah Ket: *) Data Perbankan posisi Mei 2010
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 75
Sumber: Bank Indonesia, BPS,diolah Ket: *) Data Perbankan posisi Mei 2010
9.9.9.9. LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%) 85,6385,6385,6385,63 90,6590,6590,6590,65 94,9294,9294,9294,92 92,1092,1092,1092,10 88,5788,5788,5788,57 89,6189,6189,6189,61 91,5991,5991,5991,59 92,5192,5192,5192,51 92,4792,4792,4792,47 93,5593,5593,5593,55
a. LDR - Bank Umum (%) 83,67 88,74 92,85 90,37 86,56 87,44 89,50 90,79 91,97 91,87
b. LDR - BPR (%) 113,64 118,52 125,64 117,66 118,46 122,01 121,20 117,38 114,27 117,00
10.10.10.10. NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%) 4,134,134,134,13 2,802,802,802,80 3,243,243,243,24 2,952,952,952,95 4,134,134,134,13 4,134,134,134,13 3,403,403,403,40 2,982,982,982,98 3,023,023,023,02 3,043,043,043,04
a. NPL - Bank Umum (%) 3,34 3,06 2,64 2,39 3,70 3,41 2,83 2,41 2,24 2,54
b. NPL - BPR (%) 12,54 10,36 2,84 2,64 4,27 8,76 9,31 9,13 8,86 8,56
11.11.11.11. Kredit UMKMKredit UMKMKredit UMKMKredit UMKM 51.83851.83851.83851.838 57.14557.14557.14557.145 60.21160.21160.21160.211 61.24161.24161.24161.241 61.73461.73461.73461.734 63.31763.31763.31763.317 64.89864.89864.89864.898 70.15770.15770.15770.157 72.10372.10372.10372.103 74.48974.48974.48974.489
a. Skala Usahaa. Skala Usahaa. Skala Usahaa. Skala Usaha
- Mikro 23.627 25.331 26.098 26.190 26.523 27.039 27.460 28.613 27.492 27.820
- Kecil 15.012 17.116 18.785 19.524 20.064 20.896 21.542 24.249 26.921 28.486
- Menengah 13.199 14.698 15.328 15.527 15.147 15.382 15.896 17.295 17.690 18.183
b. Sektor Ekonomib. Sektor Ekonomib. Sektor Ekonomib. Sektor Ekonomi
- Sektor Pertanian 1.954 2.001 2.060 2.107 2.099 2.172 2.168 2.219 1.364 1.405
- Sektor Pertambangan 51 43 42 41 36 38 43 33 52 56
- Sektor Industri 3.942 4.246 4.404 4.649 4.269 4.267 4.350 4.668 4.553 4.622
- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 11 11 22 23 28 33
- Sektor Konstruksi 535 809 899 679 689 760 814 796 744 812
- Sektor Perdagangan 18.034 19.385 20.189 20.751 21.436 22.083 22.855 25.078 22.082 22.262
- Sektor Transportasi 490 519 506 546 552 549 568 601 644 630
- Sektor Jasa Dunia Usaha 2.197 2.590 2.906 2.901 2.807 2.879 2.920 3.059 3.100 3.116
- Sektor Jasa Sosial Masy. 538 577 582 554 553 574 581 574 693 732
- Lain-lain 24.085 26.962 28.613 29.003 29.282 30.005 30.577 33.107 38.843 40.821
c. Jenis Penggunaanc. Jenis Penggunaanc. Jenis Penggunaanc. Jenis Penggunaan
- Kredit Modal Kerja 25.167 27.598 28.954 29.491 29.678 30.335 31.286 33.505 32.469 32.746
- Kredit Investasi 3.086 3.284 3.470 3.487 3.481 3.670 3.744 4.281 5.539 5.595
- Kredit Konsumsi 23.585 26.263 27.229 28.263 28.575 29.331 29.868 32.372 34.095 36.148
12.12.12.12. Perbankan SyariahPerbankan SyariahPerbankan SyariahPerbankan Syariah
A.A.A.A. Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)
a. Aset 1.624 1.866 2.312 2.417 2.350 2.710 2.916 3.477 4.563 4.198
Share thd Perbankan Jateng (%) 1,72 1,88 2,15 2,16 2,07 2,34 2,39 2,77 3,52 3,15
b. DPK 1.288 1.462 1.550 1.701 1.660 1.892 1.890 2.230 3.094 2.695
Share thd Perbankan Jateng (%) 1,72 1,86 1,91 1,98 1,84 2,05 2,01 2,29 3,11 2,65
c. Pembiayaan 1.304 1.620 1.873 2.027 2.003 2.232 2.412 2.631 3.332 3.232
Share thd Perbankan Jateng (%) 2,04 2,27 2,43 2,55 2,51 2,70 2,81 2,92 3,62 3,40
d. FDR (%) 101,24 110,80 101,24 119,12 120,66 117,98 127,67 117,98 107,69 119,92
e. NPF (%) 4,83 4,12 4,83 2,43 4,64 4,03 3,27 3,61 3,27 4,27
B.B.B.B. Bank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha Syariah
a. Aset 1.563 1.787 2.225 2.318 2.244 2.590 2.788 3.328 4.402 4.028
b. DPK 1.247 1.415 1.495 1.637 1.588 1.810 1.804 2.132 2.984 2.583
- Giro Wadiah 179 187 198 150 154 166 166 154 167 207
- Tab. Wadiah & Mudharabah 625 654 721 820 807 891 1.064 990 1.460 1.149
- Deposito Mudharabah 443 574 576 666 627 753 739 989 1.357 1.227
c. Pembiayaan 1.259 1.566 1.808 1.958 1.925 2.143 2.314 2.526 3.212 3.103
d. FDR (%) 101,04 110,67 120,96 119,63 121,22 118,41 128,30 118,48 107,66 120,14
e. NPF (%) 4,73 4,17 2,56 2,30 4,59 3,97 3,13 3,43 3,05 3,13
C.C.C.C. BPR SyariahBPR SyariahBPR SyariahBPR Syariah
a. Aset 61 78 87 100 106 120 128 149 161 171
b. DPK 41 48 55 65 72 82 86 98 110 112
- Tab. Wadiah & Mudharabah 21 26 30 36 39 42 47 54 58 57
- Deposito Mudharabah 20 21 25 28 33 40 39 44 51 55
c. Pembiayaan 42 54 65 69 78 89 98 105 119 129
d. FDR (%) 102,06 113,22 118,46 106,19 108,30 108,54 114,37 106,99 108,72 114,82
e. NPF (%) 8,02 5,88 4,90 6,18 6,41 5,95 6,46 7,79 7,73 7,36
IV-09IV-09IV-09IV-09 II-10*II-10*II-10*II-10*I-10I-10I-10I-10II-08II-08II-08II-08 II-09II-09II-09II-09III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08 III-09III-09III-09III-09No.No.No.No. I-09I-09I-09I-09I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R I-08I-08I-08I-08