ker jawa tengah - bank indonesia · jl. imam bardjo sh no.4 semarang, telp. (024) 8310246, fax....

87
Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 0 KER Jawa Tengah TW II-2010 Kantor Bank Indonesia Semarang Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 http://www.bi.go.id

Upload: others

Post on 04-Jul-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 0

KER Jawa Tengah

TW II-2010

Kantor Bank Indonesia Semarang Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791

http://www.bi.go.id

Page 2: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya
Page 3: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II Tahun 20Triwulan II Tahun 20Triwulan II Tahun 20Triwulan II Tahun 2011110000

Buku Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah dipublikasikan secara

triwulanan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang, untuk menganalisis

perkembangan ekonomi Jawa Tengah secara komprehensif. Isi kajian dalam

buku ini mencakup perkembangan ekonomi makro, inflasi, moneter,

perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, dan prospek ekonomi

Jawa Tengah. Penerbitan buku ini bertujuan untuk: (1) melaporkan kondisi

perkembangan ekonomi dan keuangan di Jawa Tengah kepada Kantor

Pusat Bank Indonesia sebagai masukan pengambilan kebijakan, dan (2)

menyampaikan informasi kepada external stakeholders di daerah mengenai

perkembangan ekonomi dan keuangan terkini.

Kantor Bank IndonesiaKantor Bank IndonesiaKantor Bank IndonesiaKantor Bank Indonesia SeSeSeSemarangmarangmarangmarang

Ratna E. Amiaty Pemimpin

Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter

H. Yunnokusumo Deputi Pemimpin Bidang Perbankan

Mohamad M. Toha Deputi Pemimpin Bidang Manajemen Intern

dan Sistem Pembayaran

Herdiana A.W. Analis Madya Senior

Imam Fauzy Pengawas Bank Madya Senior

I Ketut Suena Pengawas Bank Madya Senior

Imam Mustiantoko Kepala Bidang Manajemen Intern

Tatung M. Toufik Kepala Bidang Sistem Pembayaran

Softcopy buku ini dapat di-download dari

DIBI (Data dan Informasi Bisnis IndonesiaDIBI (Data dan Informasi Bisnis IndonesiaDIBI (Data dan Informasi Bisnis IndonesiaDIBI (Data dan Informasi Bisnis Indonesia) ) ) ) di website Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia dengan alamat http://www.bi.go.idhttp://www.bi.go.idhttp://www.bi.go.idhttp://www.bi.go.id

Page 4: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya
Page 5: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 i

Kata Pengantar

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 5,6% (yoy), sama dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,6% (yoy). Secara sektoral, sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) menjadi pendorong utama pertumbuhan pada triwulan ini, sementara itu kinerja sektor pertanian sedikit melambat akibat memasuki masa tanam setelah panen raya pada triwulan sebelumnya. Dari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregat seperti konsumsi, investasi, dan perdagangan luar negeri diperkirakan menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan ini, walaupun konsumsi rumah tangga yang menjadi komponen terbesar PDRB diperkirakan melambat tipis dibandingkan triwulan sebelumnya

Sementara itu, tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-2010, baik secara tahunan (yoy) maupun secara kuartalan (qtq). Inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar 4,57% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,46%. Melihat perkembangan inflasi Jateng yang menunjukkan kecenderungan semakin meningkat, maka pengendalian inflasi di Jawa Tengah tetap harus menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah, Bank Indonesia dan instansi terkait yang tergabung dalam Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010.

Dari sisi perbankan, secara umum kinerja sektor perbankan di Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) pada triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010) menunjukkan perkembangan yang positif dan risiko kredit masih tetap terkendali. Hal tersebut terlihat dari perkembangan indikator kinerja perbankan yang cukup positif, baik untuk Loan to Deposit ratio (LDR), pertumbuhan Dana Pihak Ketiga maupun rasio kredit non lancar (NPLs).

Pada triwulan III-2010, diperkirakan pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010, didorong oleh peningkatan sektor pertanian, sektor PHR dan Industri pengolahan. Sementara itu, dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang pertumbuhan.Sedangkan tekanan inflasi Jawa Tengah pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya, seiring dengan adanya dampak kenaikan tarif dasar listrik, tekanan harga komoditas, serta faktor musiman menghadapi bulan puasa dan lebaran.

Kajian yang dihasilkan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang ini merupakan salah satu komitmen Kantor Bank Indonesia Semarang untuk senantiasa menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna meningkatkan perekonomian Jawa Tengah. Diharapkan sumbangsih kecil ini dapat menjadi masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam pengambilan kebijakan moneter dan perbankan secara nasional, dan diharapkan juga menjadi masukan bagi pemerintah daerah dan external stakeholders lainnya di Jawa Tengah.

Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan buku ini khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, kalangan perbankan, akademisi, dan instansi pemerintah lainnya di Jawa Tengah serta pihak-pihak lain yang tidak dapat kami sebut satu persatu, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya. Terima kasih.

Semarang, Juli 2010 KANTOR BANK INDONESIA SEMARANG

Ttd

Ratna E. Amiaty Pemimpin

Page 6: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 ii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 7: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 iii

Daftar Isi

Kata PengantarKata PengantarKata PengantarKata Pengantar ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ iiii

DDDDaftar Isiaftar Isiaftar Isiaftar Isi ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ iiiiiiiiiiii

Ringkasan EksekutifRingkasan EksekutifRingkasan EksekutifRingkasan Eksekutif ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................vvvv

BAB BAB BAB BAB 1111 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKROPERKEMBANGAN EKONOMI MAKROPERKEMBANGAN EKONOMI MAKROPERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ................................................................................................................................................................................................................................................................ 1111

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan ............................................................2

1.1.1. Konsumsi ...........................................................................................................2

1.1.2. Investasi .............................................................................................................4

1.1.3. Perdagangan Luar Negeri ....................................................................................6

1.2. Analisis PDRB Sisi Penawaran .......................................................................................8

Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YoY, PERSEN) ...................8

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan .................................................................................9

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR) .................................................10

1.2.4. Sektor Jasa .......................................................................................................11

1.2.5. Sektor Lainnya ..................................................................................................12

BOKS 1 BOKS 1 BOKS 1 BOKS 1 ””””DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN----CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA

PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH”””” ........................................................................................................ 14141414

BAB BAB BAB BAB 2222 PERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASIPERKEMBANGAN INFLASI ........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 17171717

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok .....................................................................................18

2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq) .......................................................................................19

2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy) ........................................................................................23

2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah .............................................................................27

2.3. Inflasi Kota-Kota di Jawa ............................................................................................28

BAB 3BAB 3BAB 3BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKANPERKEMBANGAN PERBANKAN ............................................................................................................................................................................................................................................................................................ 30303030

3.1 Intermediasi Bank Umum ............................................................................................32

3.1.1. Penghimpunan Dana Masyarakat ......................................................................32

3.1.2 Penyaluran Kredit ..............................................................................................34

3.2. Risiko Kredit dan Risiko Likuiditas ................................................................................37

3.3. Kredit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah) ..................................................................39

3.4. Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa Tengah ..............................41

3.5. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)..........................................................................42

3.6. Perkembangan Perbankan (Bank Umum & BPR) di 35 Kab/Kota di Jawa Tengah ...........44

Page 8: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 iv

3.7. Kinerja Perbankan Syariah ...........................................................................................46

BOKS 2 BOKS 2 BOKS 2 BOKS 2 DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF DIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF

MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN MENGATASI OVER SUPPLY PRODUKSI SUSU PETERNAK DI KABUPATEN

SEMARANGSEMARANGSEMARANGSEMARANG ................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 48484848

BAB 4BAB 4BAB 4BAB 4 KEUANGAN DAERAKEUANGAN DAERAKEUANGAN DAERAKEUANGAN DAERAHHHH .................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................... 49494949

4.1. Realisasi Pendapatan Daerah .......................................................................................49

4.2. Realisasi Belanja Daerah ..............................................................................................50

Bab 5Bab 5Bab 5Bab 5 SISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARANSISTEM PEMBAYARAN ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 53535353

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai ................................................................53

5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Inflow/Outflow) .............................................53

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Uang Kartal ......................................................................................................54

5.1.3. Uang Palsu .......................................................................................................55

5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai .........................................................................56

5.2.1. Transaksi Kliring ...............................................................................................56

5.2.2. Transaksi RTGS .................................................................................................57

Bab 6Bab 6Bab 6Bab 6 KESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKATKESEJAHTERAAN MASYARAKAT .................................................................................................................................................................................................................................................................................... 59595959

6.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah .....................................................59

6.2. Kemiskinan .................................................................................................................60

6.3. Nilai Tukar Petani ........................................................................................................61

Bab 7Bab 7Bab 7Bab 7 PROSPEK EKONOMIPROSPEK EKONOMIPROSPEK EKONOMIPROSPEK EKONOMI ............................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................ 65656565

7.1. Pertumbuhan Ekonomi ...............................................................................................65

7.2. Inflasi .........................................................................................................................68

LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN IndikatoIndikatoIndikatoIndikator Ekonomi Jawa Tengahr Ekonomi Jawa Tengahr Ekonomi Jawa Tengahr Ekonomi Jawa Tengah ........................................................................................................................................................................................................................................................ 73737373

Page 9: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 v

Ringkasan Eksekutif

Perekonomian Jawa

Tengah pada

Triwulan ini

menunjukkan

pertumbuhan yang

positif walaupun

sedikit melambat

dibandingkan

triwulan

sebelumnya.

Sektor industri

pengolahan dan

PHR menjadi

pendorong utama

pertumbuhan,

sedangkan sektor

perrtanian

mengalami

perlambatan

pertumbuhan.

A. GAMBARAN UMUMA. GAMBARAN UMUMA. GAMBARAN UMUMA. GAMBARAN UMUM

Dari beberapa indikator kinerja perekonomian Jawa Tengah selama

triwulan II-2010, terlihat bahwa kondisi ekonomi masih relatif baik dan

berada dalam tren peningkatan pertumbuhan. Namun, pertumbuhan

ekonomi Jawa Tengah tersebut jauh dibawah pertumbuhan nasional yang

tercatat sebesar 6,2% (yoy). Indikasi pertumbuhan yang positif tersebut

tercermin dari pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan ini yang

tercatat sebesar 5,6% (yoy). Tekanan harga di Jawa Tengah menunjukkan

tren peningkatan. Namun apabila dilihat secara provinsi, Jawa Tengah

menjadi provinsi yang memiliki laju inflasi pada triwulan II-2010 yang relatif

rendah dibandingkan provinsi lain di Jawa. Kinerja sektor perbankan di Jawa

Tengah (Bank Umum dan BPR) pada triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010)

menunjukkan perkembangan yang positif dan risiko kredit masih tetap

terkendali. Indikator lain yang menggambarkan pertumbuhan ekonomi pada

triwulan ini adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah

pada triwulan II-2010 yang tercermin dari peningkatan jumlah angkatan kerja

yang bekerja, penurunan tingkat kemiskinan dan kenaikan Nilai Tukar Petani

(NTP).

B. PERB. PERB. PERB. PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAHKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAHKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAHKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAERAH

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar

5,6% (yoy), sama dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan

sebelumnya yang tercatat sebesar 5,6% (yoy).

Secara sektoral, sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama

pertumbuhan pada triwulan ini walaupun sedikit melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya, diikuti oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran

(PHR) yang mengalami peningkatan yang signifikan. Sementara itu kinerja

sektor pertanian yang sedikit melambat akibat memasuki masa tanam setelah

panen raya pada triwulan sebelumnya.

Dari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregat seperti

konsumsi, investasi, dan perdagangan luar negeri menunjukkan pertumbuhan

positif pada triwulan ini. Konsumsi rumah tangga yang menjadi komponen

terbesar PDRB diperkirakan melambat tipis dibandingkan triwulan

sebelumnya. Pertumbuhan ini disebabkan oleh konsumsi masyarakat di akhir

Page 10: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 vi

Inflasi (qtq) dan

Inflasi (yoy)

meningkat terutama

berasal dari

kelompok bahan

makanan, kelompok

sandang, dan

kelompok makanan

jadi.

Kinerja perbankan

Jawa Tengah

menunjukkan

perkembangan

positif.

triwulan ini yaitu saat musim liburan, persiapan menghadapi tahun ajaran

baru, menjelang bulan puasa dan lebaran dan realisasi pengucuran gaji ke-13

bagi Pegawai Negeri Sipil.

C. PERKEMBANGAN INFLASIC. PERKEMBANGAN INFLASIC. PERKEMBANGAN INFLASIC. PERKEMBANGAN INFLASI

Secara tahunan (yoy), tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah

pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan

I-2010. Inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar 4,57% (yoy),

meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,46%.

Sementara itu, apabila dihitung secara kuartalan (qtq), inflasi di Jawa Tengah

pada triwulan II-2010 adalah sebesar 1,33% (qtq), lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya sebesar 0,91% (qtq). Sumber tekanan inflasi secara

tahunan maupun kuartalan pada triwulan laporan terutama berasal dari

komoditas kelompok bahan makanan, kelompok sandang, dan kelompok

makanan jadi.

Melihat perkembangan inflasi Jateng yang menunjukkan

kecenderungan semakin meningkat, maka pengendalian inflasi di Jawa

Tengah tetap harus menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah,

Bank Indonesia dan instansi terkait yang tergabung dalam Tim Pemantauan

dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam rangka optimalisasi

pengendalian inflasi adalah dengan melakukan koordinasi dengan Tim

Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah lain. Dengan adanya koordinasi

tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kekuatan TPID/TPPH dalam

mengendalikan inflasi, melalui arus informasi yang lebih faktual dan akurat

mengenai pasokan komoditas lintas wilayah. Selain itu, penentuan harga

komoditas di suatu daerah juga dipengaruhi oleh daerah lainnya yang

menjadi sumber komoditas tersebut.

D. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAND. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAND. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAND. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Secara umum, kinerja sektor perbankan di Jawa Tengah (Bank Umum

dan BPR) pada triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010) menunjukkan

perkembangan yang positif dan risiko kredit masih tetap terkendali. Dana

Pihak Ketiga (DPK) dan kredit mengalami pertumbuhan yang cukup baik

yaitu masing-masing sebesar 12,34% (yoy) dan 18,69% (yoy). Kegiatan

intermediasi perbankan juga mengalami peningkatan sebagaimana terlihat

dari perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menunjukkan rasio

93,55%. Selain itu, perkembangan tersebut masih diikuti kualitas kredit yang

Page 11: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 vii

Cash outflow di

wilayah Jawa

Tengah pada

triwulan II-2010

mengalami

peningkatan yang

cukup signifikan.

Pertumbuhan

ekonomi pada

triwulan III-2010

diperkirakan akan

mengalami sedikit

peningkatan

Tekanan inflasi

triwulan III-2010

diperkirakan

meningkat

terjaga, dengan rasio Non Performing Loan (NPL) gross sebesar 3,04%.

Pada triwulan II-2010, indikator utama kinerja bank umum syariah (BUS)

dan BPR syariah (BPRS) yang mencerminkan perkembangan perbankan

syariah di Jawa Tengah menunjukkan peningkatan. Hingga triwulan II-2010,

pencapaian target pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Tengah telah

mencapai 31,59% (yoy) dari target pertumbuhan pada akhir tahun yang

sebesar 38% (yoy).

Jumlah transaksi keuangan non tunai yaitu Kliring dan RTGS untuk

wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 ini mengalami kenaikan baik

secara nilai maupun volume. Perkembangan Sistem Pembayaran tunai sampai

dengan triwulan II-2010 relatif stabil dan mampu memenuhi kebutuhan

transaksi ekonomi di masyarakat. Jumlah outflow di wilayah Jawa Tengah

pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan sebesar 349,91% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya. Salah satu penyebab kenaikan outflow

karena faktor musiman yaitu tahun ajaran baru sehingga meningkatkan

permintaan uang di masyarakat.

E.E.E.E. PROSPEK PEREKONOMIANPROSPEK PEREKONOMIANPROSPEK PEREKONOMIANPROSPEK PEREKONOMIAN

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan III-2010

diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2009,

yaitu dalam kisaran 5,75%-6,25% (yoy). Peningkatan pertumbuhan tersebut

secara sektoral terutama akan didorong oleh peningkatan sektor pertanian,

industri dan sektor PHR. Sementara itu, dari sisi penggunaan konsumsi rumah

tangga diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang pertumbuhan.

Tekanan inflasi Jawa Tengah triwulan III-2010 diperkirakan akan

mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya dengan kisaran 6,00%–

6,50% (yoy). Seiring dengan adanya bulan puasa dan hari raya lebaran pada

bulan Agustus dan September 2010, diperkirakan terjadi kenaikan

permintaan bahan makanan, makanan jadi dan sandang. Di samping itu,

masa tanam di Jateng pada awal triwulan III-2010 diperkirakan juga akan

mempengaruhi harga beberapa komoditas bahan makanan. Tekanan harga

dari sisi administered prices akan berasal dari kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL)

yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah sejak Juli 2010.

Sedangkan, tekanan harga komoditas volatile foods pada awal triwulan III-

2010 diperkirakan akan menurun karena adanya masa panen raya pada

triwulan III-2010. Sementara itu, sumbangan inflasi dari faktor moneter

diperkirakan relatif rendah sejalan dengan perkembangan kurs rupiah yang

diperkirakan masih cukup stabil dan cenderung menguat.

♣♣♣

Page 12: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 viii

Page 13: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 1

Bab 1

Perkembangan Ekonomi Makro

Perekonomian Jawa Tengah pada triwulan IIPerekonomian Jawa Tengah pada triwulan IIPerekonomian Jawa Tengah pada triwulan IIPerekonomian Jawa Tengah pada triwulan II----2010 tumbuh sebesar 2010 tumbuh sebesar 2010 tumbuh sebesar 2010 tumbuh sebesar 5,6%5,6%5,6%5,6% (yoy), (yoy), (yoy), (yoy),

sama apabilasama apabilasama apabilasama apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang

tetetetercatat sebesar 5,6% (yoy). rcatat sebesar 5,6% (yoy). rcatat sebesar 5,6% (yoy). rcatat sebesar 5,6% (yoy). Pertumbuhan yang sama tersebut disebabkan oleh sektor

Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) menjadi pendorong utama pertumbuhan pada

triwulan ini. sementara itu, sektor unggulan lain seperti sektor pertanian sedikit melambat

akibat memasuki masa tanam setelah panen raya pada triwulan sebelumnya. Demikian pula

halnya dengan sektor industri yang walaupun masih mengalami pertumbuhan namun

mengalami perlambatan dibanding triwulan I-2010.

Secara umum, pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah masih relatif baik, dan masih

berada dalam tren peningkatan pertumbuhan. Namun apabila dibandingkan dengan angka

pertumbuhan ekonomi nasional, perekonomian Jawa Tengah diperkirakan tumbuh di bawah

angka pertumbuhan nasional. Pada triwulan II-2010 ini, perekonomian nasional mencatat

angka pertumbuhan sebesar 6,2% (yoy) yang didorong oleh sektor PHR dan pengangkutan &

komunikasi.

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II*)

2007 2008 2009 2010

Jateng

Nasional

Sumber : BPS dan BI, diolah

Keterangan : angka pertumbuhan Tw II-10 merupakan angka sementara

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.0000....1111. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi

Page 14: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 2

Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh signifikan, walaupun

sedikit melambat. Konsumsi pemerintah juga meningkat seiring dengan peningkatan realisasi

anggaran pada triwulan kedua serta pelaksanaan pemilukada di beberapa Kab./Kota. Selain

itu, Investasi dan ekspor juga turut mendorong pertumbuhan pada triwulan ini.

DariDariDariDari sisi penawaransisi penawaransisi penawaransisi penawaran, pertumbuhan pada triwulan ini terutama didorong oleh

pertumbuhan sektor industri pengolahan, walaupun angkanya sedikit mengalami

perlambatan. Selanjutnya sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) yang meningkat

cukup signifikan menjadi penyumbang pertumbuhan terbesar kedua. Faktor-faktor seperti

momentum musim liburan, persiapan memasuki tahun ajaran baru, menjelang bulan puasa

dan hari raya serta pelaksanaan pemilukada di 11 Kab./Kota di Jawa Tengah pada triwulan II-

2010. Di sisi lain, pertumbuhan sektor pertanian diperkirakan sedikit melambat setelah

melewati masa puncak musim panen raya pada triwulan I-2010. Sektor industri masih

tumbuh cukup baik walaupun sedikit melambat.

Tabel Tabel Tabel Tabel 1111....1111. Pertumbuhan. Pertumbuhan. Pertumbuhan. Pertumbuhan PDRB Jawa TengahPDRB Jawa TengahPDRB Jawa TengahPDRB Jawa Tengah

Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen)Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen)Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen)Menurut Jenis Penggunaan (yoy, persen)

IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII II*II*II*II*

Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan Year on YearYear on YearYear on YearYear on Year

1 Kons. Rumah Tangga 4.9 5.2 5.8 5.7 6.0 5.9

2 Kons. Lembaga Nirlaba 11.9 10.5 6.3 1.6 1.8 3.7

3 Kons. Pemerintah 7.9 8.9 11.3 15.6 8.9 12.5

4 PMTB 5.3 5.0 5.2 6.9 9.7 8.8

5 Ekspor -10.2 -0.7 -12.1 6.1 15.2 21.4

6 Impor -12.9 6.5 7.3 6.4 15.4 -2.2

4.24.24.24.2 4.54.54.54.5 5.55.55.55.5 4.64.64.64.6 5.65.65.65.6 5.65.65.65.6

2009200920092009 2010201020102010NoNoNoNo PenggunaanPenggunaanPenggunaanPenggunaan

PDRBPDRBPDRBPDRB

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah (data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000) Keterangan : *) angka sementara

1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan1.1. Analisis PDRB Jawa Tengah dari Sisi Permintaan

Dari sisi permintaanDari sisi permintaanDari sisi permintaanDari sisi permintaan, semua komponen permintaan agregat menunjukkan

pertumbuhan positif pada triwulan ini, kecuali impor. Konsumsi rumah tangga yang menjadi

komponen terbesar PDRB diperkirakan melambat tipis dibandingkan triwulan sebelumnya.

1.1.1. Konsumsi1.1.1. Konsumsi1.1.1. Konsumsi1.1.1. Konsumsi

Konsumsi rumah tangga pada triwulan IKonsumsi rumah tangga pada triwulan IKonsumsi rumah tangga pada triwulan IKonsumsi rumah tangga pada triwulan IIIII----2020202011110 0 0 0 masih masih masih masih tumbuh tumbuh tumbuh tumbuh signifikan signifikan signifikan signifikan sebesar sebesar sebesar sebesar

5,95,95,95,9%, %, %, %, walaupun walaupun walaupun walaupun sedikisedikisedikisedikit melambatt melambatt melambatt melambat dibandingkan perdibandingkan perdibandingkan perdibandingkan pertumbuhan pada triwulan Itumbuhan pada triwulan Itumbuhan pada triwulan Itumbuhan pada triwulan I----2020202011110 0 0 0

sebesar sebesar sebesar sebesar 6666,,,,0000% (yoy). % (yoy). % (yoy). % (yoy). Pertumbuhan ini disebabkan oleh konsumsi masyarakat pada saat

Page 15: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 3

musim liburan di akhir triwulan ini, persiapan menghadapi tahun ajaran baru, persiapan

menjelang bulan puasa, dan lebaran dan realisasi pengucuran gaji ke-13 bagi Pegawai Negeri

Sipil.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2009 2010

(Indeks)

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)

Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE)

Ekspektasi Konsumen (IEK)

Optimis

Pesimis

Sumber : Survei Konsumen, Bank Indonesia

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....0000....2222.... Perkembangan Indeks Kepercayaan KonsumenPerkembangan Indeks Kepercayaan KonsumenPerkembangan Indeks Kepercayaan KonsumenPerkembangan Indeks Kepercayaan Konsumen

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga tersebut terlihat pula dari hasil Survei

Konsumen yang diselenggarakan oleh Kantor Bank Indonesia Semarang sampai dengan

triwulan II-2010. GrafikGrafikGrafikGrafik 1.21.21.21.2 di atas menunjukkan bahwa indeks keyakinan konsumen (IKK)

masih berada pada level yang cukup optimis1.

Prompt indicator lainnya yang menunjukkan perkembangan positif konsumsi rumah

tangga adalah penjualan listrik PLN segmen Rumah Tangga (Grafik 1.3(Grafik 1.3(Grafik 1.3(Grafik 1.3)))).... Konsumsi listrik

rumah tangga pada triwulan ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya, namun

pertumbuhan tahunannya terlihat sedikit mengalami perlambatan. Hal ini dapat menjadi

indikasi adanya peningkatan daya beli masyarakat terhadap kebutuhan konsumsi energi.

Selain itu, Penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar dan Premium Jawa Tengah juga

dapat menjadi prompt indicator untuk menggambarkan konsumsi bahan bakar masyarakat.

Realisasi penjualan BBM pada triwulan ini menunjukkan peningkatan dibanding triwulan I-

2010.

Konsumsi pemerintah pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 12,5% (yoy), jauh

meningkat dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2010 sebesar 8,9% (yoy).

1Dikatakan optimis jika angka indeks berada di atas 100 dan pesimis jika di bawah 100

Page 16: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 4

Peningkatan tersebut diperkirakan terdorong oleh konsumsi untuk pelaksanaan pemilukada

di 11 Kab/ Kota di Jawa Tengah yang berlangsung pada triwulan II-2010.

Sumber : PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber : PT. Pertamina UPMS IV Semarang

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....0000....3333....Perkembangan Penjualan Perkembangan Penjualan Perkembangan Penjualan Perkembangan Penjualan

listrik PLN segmen Rumah listrik PLN segmen Rumah listrik PLN segmen Rumah listrik PLN segmen Rumah

Tangga di Tangga di Tangga di Tangga di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....0000....4444. . . . Konsumsi BBM jenis Solar Konsumsi BBM jenis Solar Konsumsi BBM jenis Solar Konsumsi BBM jenis Solar dan dan dan dan

PremiumPremiumPremiumPremium

Pada triwulan II-2010, realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

tercatat sebesar 30,99% dari total anggaran belanja 2010. Walaupun angka ini masih

dibawah 50%, namun pencapaian ini lebih baik dibandingkan dengan realisasi APBD pada

triwulan I-2010 sebesar 8,44% dan realisasi pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar

28,92% (lihat bab keuangan daerahlihat bab keuangan daerahlihat bab keuangan daerahlihat bab keuangan daerah).

1.1.2. Investasi1.1.2. Investasi1.1.2. Investasi1.1.2. Investasi

InvestasInvestasInvestasInvestasi yangi yangi yangi yang tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada tercermin dari pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada

triwulan Itriwulan Itriwulan Itriwulan IIIII----2020202011110 mengalami pertumbuhan 0 mengalami pertumbuhan 0 mengalami pertumbuhan 0 mengalami pertumbuhan yangyangyangyang signifikan signifikan signifikan signifikan sebesar sebesar sebesar sebesar 8,88,88,88,8% (yoy),% (yoy),% (yoy),% (yoy), namun namun namun namun

sedikit melambat bila sedikit melambat bila sedikit melambat bila sedikit melambat bila dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan dibandingkan dengan angka pertumbuhan investasi pada triwulan

IIII----2020202011110 sebesar 0 sebesar 0 sebesar 0 sebesar 10101010,,,,2222% (yoy).% (yoy).% (yoy).% (yoy). Pertumbuhan ini dipengaruhi oleh membaiknya kondisi

ekonomi yang turut mendorong berbagai ekspansi usaha. Sementara itu, proyek infrastruktur

besar seperti pembangunan jalan tol Semarang–Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) masih

berjalan dan diperkirakan turut menjadi penyumbang pertumbuhan investasi triwulan ini.

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

1,400

1,500

1,600

1,700

1,800

1,900

2,000

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Juta

KW

h

Pemakaian Sekt. Rumah

Tangga

g_yoy (RHS)

6

8

10

12

14

0

200

400

600

800

i ii iii iv i ii

2009 2010

Rib

u k

ilo

lit

er

Solar

Premium

g_solar -RHS (%,yoy)

g_premium -RHS (%,yoy)

Page 17: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 5

-20

-10

0

10

20

30

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

i ii iii iv i ii iii iv i ii

2008 2009 2010

Rib

u t

on

Konsumsi Semen

g_semen (%,yoy)

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4,600

4,700

4,800

4,900

5,000

5,100

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Pelanggan Industri

g_yoy

%

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia Sumber: PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY

Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....5555....Penjualan Semen di Jawa TengahPenjualan Semen di Jawa TengahPenjualan Semen di Jawa TengahPenjualan Semen di Jawa Tengah Grafik Grafik Grafik Grafik 1111....6.6.6.6. Perkembangan Jumlah Pelanggan Perkembangan Jumlah Pelanggan Perkembangan Jumlah Pelanggan Perkembangan Jumlah Pelanggan

PLN Segmen Industri di Jawa PLN Segmen Industri di Jawa PLN Segmen Industri di Jawa PLN Segmen Industri di Jawa

TengahTengahTengahTengah

Salah satu informasi yang dapat menjadi indikator pertumbuhan investasi adalah

pertumbuhan konsumsi semen di Jawa Tengah. Pada GGGGrafrafrafrafik 1.ik 1.ik 1.ik 1.5555.... terlihat bahwa penjualan

semen di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dari triwulan

sebelumnya, namun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatannamun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatannamun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatannamun pertumbuhan tahunannya mengalami sedikit perlambatan. Prompt

indicator perkembangan investasi lainnya juga dapat dilihat dari pertambahan jumlah

pelanggan PLN dari sektor industri dan bisnis yang mengindikasikan adanya ekspansi usaha

(Grafik 1.6 Grafik 1.6 Grafik 1.6 Grafik 1.6 dan dan dan dan Grafik Grafik Grafik Grafik 1.71.71.71.7).

0

1

2

3

4

5

6

7

190

200

210

220

230

240

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Ribu

Pelanggan Bisnis

g_yoy

%

0

400

800

1200

1600

2000

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ags

se

p

Ok

t

No

v

De

s

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Jun

Jul

Ags

se

p

Ok

t

No

v

De

s

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Me

i

Jun

2008 2009 2010

Total Truk

Truk/Pick Up Plat Hitam

Truk/Pick Up Plat Kuning

Sumber: PT. PLN Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber : Dinas PPAD Prov Jawa Tengah, diolah Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.7777. . . . PerkembaPerkembaPerkembaPerkembannnngan Jumlah Pelanggan gan Jumlah Pelanggan gan Jumlah Pelanggan gan Jumlah Pelanggan

PLN Segmen Bisnis di Jawa TengahPLN Segmen Bisnis di Jawa TengahPLN Segmen Bisnis di Jawa TengahPLN Segmen Bisnis di Jawa Tengah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.8888. Perkembagan Penjualan . Perkembagan Penjualan . Perkembagan Penjualan . Perkembagan Penjualan

Truck/PickTruck/PickTruck/PickTruck/Pick----up Baru di up Baru di up Baru di up Baru di Jawa Jawa Jawa Jawa

TengahTengahTengahTengah

Indikator lain untuk menggambarkan perkembangan investasi adalah pembelian

kendaraan angkut barang seperti truk/pick up baru.... Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8Grafik 1.8 menunjukkan perkembangan

jumlah pengadaan truk baru di Jawa Tengah pada triwulan ini jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya, serta terus menunjukkan tren peningkatan.

Pembelian truk biasanya dipergunakan untuk keperluan bisnis/usaha, sehingga

Page 18: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 6

perkembangan penjualan truk ini dapat menjadi proxy peningkatan investasi. Dari sisi

pembiayaan juga terlihat bahwa posisi kredit investasi yang disalurkan oleh perbankan di

Jawa tengah mengalami peningkatan dari sisi nominal, dan mengalami perbaikan pula dari

sisi kualitas kreditnya (NPLs menurun), seperti terlihat pada GGGGrafik 1.rafik 1.rafik 1.rafik 1.9999.

0%

2%

4%

6%

8%

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii*

2007 2008 2009 2010

Kredit Investasi NPL (RHS)

Rp. miliar

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2008 2009 2010

Juta

US

D

Bahan Baku

Barang Modal

Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber : DSM, Bank Indonesia

Grafik Grafik Grafik Grafik 1.1.1.1.9999. Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi . Perkembangan Kredit Investasi

di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.10101010. Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan Impor Non Impor Non Impor Non Impor Non

MigasBahan Baku dan Mentah MigasBahan Baku dan Mentah MigasBahan Baku dan Mentah MigasBahan Baku dan Mentah

Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Selain itu, data impor non migas Jawa Tengah untuk barang-barang modal2 (Capital

Goods) memperlihatkan tren kenaikan yang signifikan pada triwulan ini bila dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya, maupun triwulan yang sama tahun 2009. Hal ini dapat

mengindikasikan bahwa investasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di Jawa

Tengah mengalami pertumbuhan yang signifikan pada triwulan ini.

1.1.3. Perdagangan Luar Negeri1.1.3. Perdagangan Luar Negeri1.1.3. Perdagangan Luar Negeri1.1.3. Perdagangan Luar Negeri

Perdagangan luar negeri (ekspor-impor dan perdagangan antar pulau) di wilayah

Jawa Tengah pada triwulan II-2010 masih menunjukkan tren peningkatan. Perkembangan

ekspor3 pada PDRB Jawa Tengah triwulan II-2010 tumbuh cukup signifikan sebesar 21,4%

(yoy), dibandingkan angka pertumbuhan pada triwulan I-2010 yang tumbuh sebesar 16,70%

2Barang-barang impor berdasarkan klasifikasi Broad Economic Categories (BEC) dapat dikelompokkan menjadi

tiga kategori yaitu: 1. Barang modal (Capital) adalah barang-barang yang digunakan untuk keperluan investasi 2. Bahan baku adalah barang-barang mentah atau setengah jadi yang akan diproses kembali oleh sektor

industri 3. Konsumsi adalah kategori barang-barang jadi yang digunakan langsung untuk konsumsi baik habis pakai

maupun tidak. BEC merupakan pengklasifikasian kode barang dengan 3 digit angka, yang dikelompokkan berdasarkan kegunaan

utama barang berdasarkan daya angkut komoditi tersebut. 3 Pengertian ekspor dan impor dalam konteks PDRB adalah mencakup perdagangan barang dan jasa antar negara

dan antar provinsi

Page 19: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 7

(yoy). Sementara itu impor berdasarkan data PDRB mengalami kontraksi sebesar -2,2%, jauh

melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 15,4% (yoy). Secara umum

perlambatan pada triwulan ini disebabkan oleh pengaruh base effect pada pertumbuhan

triwulan I-2010 yang menyebabkan angka pertumbuhan triwulan tersebut sangat tinggi.

Sementara itu pertumbuhan pada triwulan ini secara triwulanan meningkat dibandingkan

triwulan I-2010, namun karena basis nilai ekspor-impor pada triwulan yang sama tahun

sebelumnya sudah relatif tinggi menyebabkan angka pertumbuhan menjadi relatif melambat.

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5

2008 2009 2010

Rib

u t

on

Juta

USD

Ekspor Non Migas (volume) Impor Non Migas (volume)

Ekspor Non Migas (nilai) Impor Non Migas (nilai)

Sumber : DSM Bank Indonesia

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.11111. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan. Perkembangan Ekspor Jawa Tengah Bulanan

Sementara itu berdasarkan data ekspor dan impor yang diolah dari Direktorat Statistik

Ekonomi dan Moneter (DSM) Bank Indonesia, kinerja ekspor non migas Jawa Tengah sampai

dengan triwulan II-2010 (data sampai dengan posisi Mei 2010) menunjukkan adanya sedikit

penurunan, baik dalam nilai maupun volume dibandingkan triwulan sebelumnya meskipun

secara tahunan masih mengalami peningkatan. Sementara itu, impor non migas justru

menunjukkan tren peningkatan secara nilai maupun volume. Salah satu hal yang menarik dari

pertumbuhan impor adalah, berdasarkan jenis komoditasnya terjadi peningkatan yang cukup

tinggi pada impor barang modal, yang dapat menjadi prompt indicator perkembangan

investasi dan sektor industri.

Page 20: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 8

1.2. 1.2. 1.2. 1.2. Analisis PDRB Sisi PenawaranAnalisis PDRB Sisi PenawaranAnalisis PDRB Sisi PenawaranAnalisis PDRB Sisi Penawaran

Dilihat dari sisi sektoral, Sektor industri pengolahan menjadi pendorong utama

pertumbuhan pada triwulan ini walaupun sedikit melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya, diikuti oleh sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) yang mengalami

peningkatan yang signifikan. Sementara itu kinerja sektor pertanian yang sedikit melambat

akibat memasuki masa tanam setelah panen raya pada triwulan sebelumnya.

Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.2.2.2.2.

Pertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YPertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YPertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YPertumbuhan PDRB Jawa Tengah Menurut Lapangan Usaha (YooooY, PERSEN)Y, PERSEN)Y, PERSEN)Y, PERSEN)

IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII II*)II*)II*)II*)

Pertumbuhan Year on YearPertumbuhan Year on YearPertumbuhan Year on YearPertumbuhan Year on Year

1 Pertanian 9.7 4.7 7.4 -6.0 5.4 3.9

2 Pertambangan & Penggalian 5.0 5.4 3.9 7.6 11.3 9.8

3 Industri Pengolahan -2.4 1.1 1.7 7.0 6.2 5.5

4 Listrik, Gas & Air Bersih 2.6 6.4 6.5 6.6 9.4 6.1

5 Konstruksi 7.6 6.6 6.7 6.3 9.1 8.5

6 Perdagangan, Hotel & Restaurant 4.6 5.8 7.4 6.2 4.5 5.2

7 Pengangkutan & Komunikasi 7.1 7.3 6.4 7.0 2.1 6.7

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perush. 10.0 8.8 7.6 4.8 3.7 3.7

9 Jasa-Jasa 7.5 7.7 7.7 8.4 6.4 7.9

Total PDRBTotal PDRBTotal PDRBTotal PDRB 4.24.24.24.2 4.54.54.54.5 5.55.55.55.5 4.64.64.64.6 5.65.65.65.6 5.65.65.65.6

2010201020102010NoNoNoNo Lapangan UsahaLapangan UsahaLapangan UsahaLapangan Usaha

2009200920092009

Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, diolah(data PDRB berdasarkan harga konstan tahun 2000) Keterangan : *) angka sementara

1.2.1. Sektor Pertanian1.2.1. Sektor Pertanian1.2.1. Sektor Pertanian1.2.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian pada triwulan ISektor pertanian pada triwulan ISektor pertanian pada triwulan ISektor pertanian pada triwulan IIIII----2020202011110 0 0 0 tumbuhtumbuhtumbuhtumbuh sebesar sebesar sebesar sebesar 3,93,93,93,9%%%% (yoy), (yoy), (yoy), (yoy), melambatmelambatmelambatmelambat

dibandingkan dendibandingkan dendibandingkan dendibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Igan pertumbuhan pada triwulan Igan pertumbuhan pada triwulan Igan pertumbuhan pada triwulan I----2020202011110 0 0 0 yang tumbuh yang tumbuh yang tumbuh yang tumbuh sebesar sebesar sebesar sebesar 5.45.45.45.4% % % %

(yoy). (yoy). (yoy). (yoy). Perlambatan ini disebabkan oleh sebagian besar daerah di Jawa Tengah pada triwulan

II-2010 sedang berada dalam masa tanam setelah panen raya pada tahun ini mencapai

puncaknya pada triwulan I-2010.

Sementara itu, sub sektor perikanan menunjukkan kinerja yang meningkat pada

triwulan ini. Cuaca yang bersahabat dan berkurangnya gangguan badai dan gelombang

tinggi menyebabkan peningkatan produksi perikanan tangkap di laut. Perikanan budidaya

juga diperkirakan meningkat pada triwulan laporan, dan puncak masa panen raya

diperkirakan terjadi pada awal triwulan II-2010.

Salah satu prompt indicator produksi sektor pertanian, khususnya tanaman bahan

makanan (tabama), dapat terlihat dari perkiraan produksi pertanian dan pertumbuhan

produksi padi. Dari GGGGrrrrafik 1.1afik 1.1afik 1.1afik 1.12222 terlihat bahwa produksi komoditas sektor pertanian,

terutama padi mengalami penurunan dibandingkan dengan produksi triwulan I-2010 yang

merupakan puncak masa panen raya tahun ini. Padi merupakan komoditas tabama yang

memiliki bobot paling besar, sehingga produksi padi akan berpengaruh cukup signifikan

Page 21: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 9

terhadap produksi sub sektor tabama dan sektor pertanian secara keseluruhan.

0

10

20

30

40

50

60

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii

2007 2008 2009 2010

Rib

u t

on

Rib

u t

on

Padi Jagung Kedelai (RHS)

-40

-20

0

20

40

60

80

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II*

2006 2007 2008 2009 2010

Rib

u t

on

Budidaya Tangkap Laut

g_budidaya - RHS (%,yoy) g_tangkap laut - RHS (%,yoy)

Sumber : Dinpertan TPH Prov. Jateng Sumber : Din. Perikanan& Kelautan Prov. Jateng

*Ket: Proyeksi Dinas Perikanan& Kelautan Prov. Jateng Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.12222. Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama . Perkembangan Produksi Tabama

di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.13333. Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi . Perkembangan Produksi

Perikanan di Perikanan di Perikanan di Perikanan di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

2,800

3,000

3,200

3,400

3,600

1,300

1,400

1,500

1,600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* II*

2006 2007 2008 2009 2010

Rib

u E

ko

r

Rib

u e

ko

r

Sapi Potong

Kambing - RHS

Sumber : Dinnakkeswan Prov. Jateng

*Ket: Proyeksi Dinnakkeswan Prov. Jateng Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.14444. Populasi hewan ternak terpilih di . Populasi hewan ternak terpilih di . Populasi hewan ternak terpilih di . Populasi hewan ternak terpilih di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

1.2.2. Sektor Industri Pengolahan1.2.2. Sektor Industri Pengolahan1.2.2. Sektor Industri Pengolahan1.2.2. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolaSektor industri pengolaSektor industri pengolaSektor industri pengolahan tumbuh sebesar han tumbuh sebesar han tumbuh sebesar han tumbuh sebesar 5,55,55,55,5% (yoy), melambat dibandingkan % (yoy), melambat dibandingkan % (yoy), melambat dibandingkan % (yoy), melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy).triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy).triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy).triwulan sebelumnya yang tumbuh cukup tinggi sebesar 6,2% (yoy). Secara umum pada

triwulan II-2010 sektor ini mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya dan

terus tumbuh positif seiring dengan semakin membaiknya iklim usaha yang didorong oleh

peningkatan permintaan domestik.

Namun basis angka nilai tambah sektor ini yang relatif tinggi pada triwulan II-2009

sebagai akibat pemulihan ekonomi setelah mengalami kontraksi yang cukup dalam pada

triwulan I-2009 menyebabkan melambatnya angka pertumbuhan sektor ini pada triwulan

laporan (base effect4).

Prompt indicator sektor ini adalah subsektor industri makanan, minuman dan

tembakau yaitu industri rokok, yang mengalami perningkatan. Penerimaan cukai rokok

menunjukkan pertumbuhan yang positif dan meningkat secara triwulanan dibandingkan

triwulan sebelumnya. Prompt indicator lainnya adalah konsumsi listrik untuk segmen industri.

4 Base effect adalah efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level

variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup rendah/tinggi.

Page 22: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 10

Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16 menunjukkan bahwa konsumsi listrik segmen industri mengalami peningkatan

yang cukup signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya, namun pertumbuhannya secara

tahunan mengalami perlambatan. Listrik merupakan salah satu input utama yang

dipergunakan oleh sebagian besar industri di Jawa Tengah. Sehingga peningkatan penjualan

listrik terhadap sektor industri tersebut merupakan indikasi pula adanya perkembangan positif

pada sektor industri (Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16Grafik 1.16).

Sumber : Kanwil Dit. Jend Bea Cukai Jateng&DIY, diolah Sumber : PT. PLN Kantor Distribusi Wil. Jateng&DI

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.15555 Penerimaan Cukai di Penerimaan Cukai di Penerimaan Cukai di Penerimaan Cukai di

Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.16666 Penjualan Listrik PLN Untuk Penjualan Listrik PLN Untuk Penjualan Listrik PLN Untuk Penjualan Listrik PLN Untuk

Segmen Industri di Jawa Segmen Industri di Jawa Segmen Industri di Jawa Segmen Industri di Jawa

TengahTengahTengahTengah

Data impor bahan baku5 (raw material) juga menunjukkan tren peningkatan pada

triwulan ini, yang mengindikasikan adanya gairah dunia industri untuk memproduksi barang

lebih banyak, , , , atau dapat pula menunjukkan peningkatan kapasitas produksi disektor

industri(Grafik 1.10Grafik 1.10Grafik 1.10Grafik 1.10).

1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)1.2.3. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR)

Pada triwulan IPada triwulan IPada triwulan IPada triwulan IIIII----2020202011110 sektor PHR0 sektor PHR0 sektor PHR0 sektor PHR tumbuh sebesar tumbuh sebesar tumbuh sebesar tumbuh sebesar 5,2%5,2%5,2%5,2% (y(y(y(yoy), oy), oy), oy), meningkatmeningkatmeningkatmeningkat

signifikan signifikan signifikan signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I----2020202011110 yang tercatat 0 yang tercatat 0 yang tercatat 0 yang tercatat

sebesar sebesar sebesar sebesar 4444,,,,5555% (yoy). % (yoy). % (yoy). % (yoy). Pertumbuhan sektor PHR pada triwulan ini terutama didorong oleh

momentum musim liburan, persiapan tahun ajaran baru, menjelang bulan puasa dan hari

lebaran serta pelaksanaan pemilukada pada 11 Kab./Kota di Jawa Tengah.

Prompt indicator dari perkembangan sektor ini, dapat dilihat dari hasil Survei

Perdagangan Eceran (SPE) yang dilakukan Bank Indonesia dan jumlah kendaraan baru yang

terdaftar di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 (Grafik 1.17. dan Grafik 1.17. dan Grafik 1.17. dan Grafik 1.17. dan Grafik Grafik Grafik Grafik 1.18.1.18.1.18.1.18.).

Indeks Perdagangan Eceran hasil Survei Perdagangan Eceran (SPE) yang dilakukan di beberapa

pusat perbelanjaan di Semarang menunjukkan bahwa perkembangan indeks perdagangan

eceran menunjukkan tren peningkatan. Sementara jumlah kendaraan baru yang terdaftar di

Jawa Tengah yang ditunjukkan oleh realisasi penerimaan Pajak Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor Baru (PBBNKB I) juga menunjukkan tren peningkatan pada triwulan ini, jauh lebih 5Lihat catatan kakiNo. 3.

-20

0

20

40

60

80

100

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008 2009 2010

Rp

. T

riliu

n

Penerimaan Cukai

g_yoy (%)

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

950

1,000

1,050

1,100

1,150

1,200

1,250

1,300

1,350

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Juta

KW

h

Industri

g_yoy (RHS)

Page 23: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 11

tinggi dibanding triwulan sebelumnya maupun posisi triwulan yang sama tahun sebelumnya.

Sumber : SPE Bank Indonesia Semarang Sumber : Dinas PPAD Prov Jawa Tengah

Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.1Grafik 1.17777. Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil

PenjuPenjuPenjuPenjualan Eceranalan Eceranalan Eceranalan Eceran

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.18181818. Penambahan Jumlah . Penambahan Jumlah . Penambahan Jumlah . Penambahan Jumlah

Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar Kendaraan Baru yang Terdaftar

di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

Selain prompt indicator di atas, data penjualan listrik pada sektor bisnis yang

mencakup usaha pertokoan, hotel dan restoran menunjukkan bahwa penjualan listrik untuk

segmen bisnis masih mencatatkan angka pertumbuhan yang positif pada triwulan ini (Grafik Grafik Grafik Grafik

1.191.191.191.19).

Sumber : PT. PLN Kantor Distribusi Wil. Jateng&DIY Sumber: LBU, Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.19191919. . . . Penjualan Listrik PLN Segmen Penjualan Listrik PLN Segmen Penjualan Listrik PLN Segmen Penjualan Listrik PLN Segmen

Bisnis di Jawa TenBisnis di Jawa TenBisnis di Jawa TenBisnis di Jawa Tengahgahgahgah

Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.Grafik 1.20202020. Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor . Perkembangan Kredit Sektor

Jasa Jasa Jasa Jasa ddddi Jawa Tengahi Jawa Tengahi Jawa Tengahi Jawa Tengah

1.2.4. Sektor Jasa1.2.4. Sektor Jasa1.2.4. Sektor Jasa1.2.4. Sektor Jasa

SektSektSektSektor jasaor jasaor jasaor jasa----jasa pada triwulan inijasa pada triwulan inijasa pada triwulan inijasa pada triwulan ini tumbuh sebesar tumbuh sebesar tumbuh sebesar tumbuh sebesar 7,97,97,97,9%%%% (yoy), (yoy), (yoy), (yoy), meningkat cukup meningkat cukup meningkat cukup meningkat cukup

signifikansignifikansignifikansignifikan dibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan Idibandingkan pertumbuhan pada triwulan I----2020202011110 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 0 yang tercatat sebesar 6666,,,,5555% % % %

(yoy).(yoy).(yoy).(yoy). Pertumbuhan ini diperkirakan disebabkan oleh perkembangan sub sektor jasa

pemerintahan terutama belanja pemerintah daerah, antara lain untuk dana pelaksanaan

pemilukada pada 11 Kab./Kota di Jawa Tengah yang jatuh pada triwulan laporan. Sementara

itu untuk sub sektor jasa swasta diperkirakan tumbuh relatif stabil sehingga pertumbuhan

sektor ini diperkirakan tetap tinggi.

190

200

210

220

230

240

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Rib

u

Juta

KW

h

Pemakaian Sekt. Bisnis Pelanggan Sekt. Bisnis

-10

0

10

20

30

40

50

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii*

2007 2008 2009 2010

Rp

. Triliu

n

Kredit Jasa

NPL Kred Jasa Dunia Usaha

g_yoy - RHS

g_qtq - RHS

0

20

40

60

80

100

120

140

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010

Indeks Total

Makanan Jadi, Minuman &

Tembakau

0

50

100

150

200

250

0

1

2

3

4

5

6

7

8

i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii iii iv i ii

2006 2007 2008 2009 2010

Rib

u U

nit

Rib

u U

nit

Spd Mtr (RHS)

Sedan, Jeep&St.Wag

Truk

Page 24: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 12

Salah satu prompt indicator pertumbuhan sektor ini dapat dilihat dari perkembangan

kredit sektor jasa oleh perbankan di Jawa Tengah. Dari GGGGrafik rafik rafik rafik 1.221.221.221.22 terlihat bahwa

penyaluran kredit jasa mengalami peningkatan baik dalam nominal maupun kualitas yang

terlihat dari rasio NPLs menunjukkan tren yang semakin menurun.

1.2.5. Sektor Lainnya1.2.5. Sektor Lainnya1.2.5. Sektor Lainnya1.2.5. Sektor Lainnya

Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triSektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triSektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triSektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan wulan wulan wulan IIIIIIII----2020202011110 tumbuh 0 tumbuh 0 tumbuh 0 tumbuh

ssssebesar ebesar ebesar ebesar 3,73,73,73,7% (yoy% (yoy% (yoy% (yoy), ), ), ), relatif stabil bila dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada

triwulan I-2009 yang tercatat sebesar 3,70% (yoy) pula.

Pertumbuhan kredit perbankan pada triwulan II-2010 tercatat sebesar 18,69% (yoy),

meningkat tipis dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar 13,64% (yoy). Pertumbuhan kredit yang positif pada triwulan ini banyak dipengaruhi

oleh peningkatan aktivitas ekonomi pada akhir triwulan ini, yang dipicu oleh musim liburan

sekolah dan persiapan tahuan ajaran baru serta menjelang bulan puasa dan hari lebaran.

(lihat Bab Perkembangan Perbankanlihat Bab Perkembangan Perbankanlihat Bab Perkembangan Perbankanlihat Bab Perkembangan Perbankan).

TABEL 1.3TABEL 1.3TABEL 1.3TABEL 1.3

PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)PERKEMBANGAN KEGIATAN BANK (RP MILIAR)

I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10*

yoy qtq

Total Asset 113,259 116,051 121,918 125,830 129,543 133,389 17.61 2.97

DPK 90,139 92,260 93,852 97,661 99,556 101,705 12.34 2.16

Kredit 79,835 82,670 85,961 90,214 92,060 95,147 18.69 3.35

LDR (%) 88.57 89.61 91.59 92.37 92.47 93.55

NPL (%) 4.17 3.87 3.40 2.90 3.02 3.04

I N D I K A T O R

GROWTH (%)

Sumber : LBU dan LBPR, Bank Indonesia

* Keterangan: Data posisi Mei 2010, masih bersifat sementara

Secara umum kinerja sub sektor perbankan masih tumbuh cukup baik dan stabil.

Beberapa indikator kinerja perbankan, seperti dana pihak ketiga, outstanding kredit, LDR

(loan to deposit ratio) serta kualitas kredit yang tercermin dari rasio NPL (non performing

loans) masih relatif cukup baik (Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.Tabel 1.3333).

Pada periode triwulan II-2010, sektor Konstruksi mengalami pertumbuhan sebesar

8,5% (yoy), sedikit melambat bila dibandingkan angka pertumbuhan triwulan I-2010 sebesar

9,1% (yoy). Perkembangan sektor ini sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan proyek-proyek

besar seperti pembangunan jalan tol, pemeliharaan jalan dan beberapa bangunan sarana

publik lainnya. Proyek jalan tol Semarang-Solo Seksi I (Semarang-Ungaran) diperkirakan masih

menjadi pendorong sektor ini. Prompt indicator perkembangan sektor ini dapat dilihat pada

Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5Grafik 1.5 yang memperlihatkan bahwa konsumsi semen pada triwulan ini meningkat

dibanding triwulan sebelumnya, namun angka pertumbuhannya mengalami perlambatan.

Page 25: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 13

Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan II-2010 tumbuh sebesar 6,7%

(yoy), meningkat signifikan dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2010 sebesar 2,1% (yoy).

Peningkatan ini terutama disebabkan oleh momentum datangnya musim liburan sekolah

pada akhir triwulan laporan dan disumbang oleh kegiatan subsektor telekomunikasi terkait

dengan peningkatan kegiatan operator selular. Data yang dapat menjadi indikator

perkembangan sektor ini adalah hasil indeks survei penjualan eceran sektor transportasi dan

komunikasi, dimana indeks penjualan eceran riil di sektor tersebut terlihat stabil pada triwulan

II-2010 (Grafik 1.21Grafik 1.21Grafik 1.21Grafik 1.21). Salah satu prompt indicator yang menunjukkan peningkatan subsektor

pengangkutan adalah realisasi penjualan BBM khususnya untuk BBM jenis Solar yang

memperlihatkan adanya kenaikan di triwulan ini bila dibandingkan dengan triwulan yang

sama tahun sebelumnya (Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4Grafik 1.4). Peningkatan penjualan Solar dapat menjadi indikasi

peningkatan kegiatan di subsektor pengangkutan darat, karena mayoritas kegiatan

pengangkutan darat menggunakan bahan bakar Solar.

Sumber : SPE, Kantor Bank Indonesia Semarang Sumber : PT. PLN Distrbusi Wil. Jateng&DIY, diolah

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.21111. Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil . Perkembangan Indeks Riil

PenjuPenjuPenjuPenjualan Eceran sektor alan Eceran sektor alan Eceran sektor alan Eceran sektor

TransportasiTransportasiTransportasiTransportasi dan Komdan Komdan Komdan Komunikasiunikasiunikasiunikasi

Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.2Grafik 1.22222. Penjualan Listrik PLN . Penjualan Listrik PLN . Penjualan Listrik PLN . Penjualan Listrik PLN

Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Sektor listrik, gas dan air (LGA) diperkirakan mengalami pertumbuhan sebesar 6,1%

(yoy), sedikit melambat dibanding pertumbuhan triwulan I-2010 sebesar 9,1% (yoy).

Walaupun mengalami penurunan, namun secara umum pertumbuhan sektor ini masih relatif

tinggi. Peningkatan kegiatan industri diperkirakan menjadi salah satu pendorong

pertumbuhan sektor ini, terutama sub sektor listrik. Sementara itu sub sektor air bersih

diperkirakan masih tumbuh stabil dibandingkan triwulan sebelumnya, antara lain karena

terpengaruh kenaikan tarif PDAM yang berlangsung secara bertahap. Prompt indicator dari

perkembangan sektor ini diantaranya adalah perkiraan penjualan listrik oleh PLN, , , ,

sebagaimana terlihat dari GGGGrafik 1.rafik 1.rafik 1.rafik 1.22222222 yang menunjukkan adanya tren peningkatan yang

cukup signifikan....

♣♣♣

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

50

100

150

200

250

300

350

6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2008 2009 2010

Indeks Transportasi dan Komunikasi

g_yoy (%, yoy)

g_mtm (%, yoy)

0%

3%

6%

9%

12%

15%

3,000

3,200

3,400

3,600

3,800

4,000

4,200

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Juta

KW

h

Total Penjualan Listrik g_yoy (RHS)

Page 26: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 14

BOKS 1BOKS 1BOKS 1BOKS 1

”DAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEANDAMPAK PERDAGANGAN BEBAS ASEAN----CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA CHINA (ACFTA) TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAHPERUSAHAAN (KHUSUSNYA UMKM) DI JAWA TENGAH”

Setelah pada triwulan yang lalu dilakukan penelitian Dampak ACFTA Terhadap Komoditas

Meubel di Jawa Tengah, pada triwulan ini kembali Bank Indonesia melakukan penelitian

singkat Dampak ACFTA dalam skala yang lebih luas, yaitu dampaknya terhadap kinerja

UMKM di Jawa Tengah.

Tujuan dilakukannya penelitian singkat ini terutama adalah :

1. Untuk memperoleh informasi mengenai dampak dari pelaksanaan Asean – China Free

Trade Area (ACFTA) terhadap kinerja perusahaan, khususnya UMKM di sektor

perdagangan, perindustrian dan pertanian.

2. Memperoleh masukan terhadap dampak diberlakunya ACFTA secara penuh mulai

tanggal 1 Januari 2010 terhadap UMKM, khususnya untuk UMKM yang memproduksi

barang yang jenisnya sama dengan China (misalnya sepatu dan mainan anak-anak).

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data primer melalui penyebaran kuesioner

kepada responden terpilih di wilayah Jawa Tengah. Pemilihan responden antara lain

didasarkan pada hasil Baseline Economic Survei (BLS). BLS merupakan penelitian dasar potensi

ekonomi yang dilakukan dalam rangka mengidentifikasi berbagai komoditas/produk/Jenis

Usaha (KPJu) unggulan pada UMKM, yang diharapkan dapat menjadi salah satu tumpuan

prioritas pengembangan oleh suatu daerah. Selain didasarkan pada BLS, pemilihan

responden juga didasarkan pada perusahaan UMKM di Jawa Tengah yang memproduksi

barang yang jenisnya sama dengan China antara lain tekstil/konveksi, produk manufaktur,

produk alas kaki/kulit, dan plastik/mainan anak-anak.

HASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian melalui metode survei yang telah dilakukan oleh KBI Semarang

dengan melibatkan 50 responden perusahaan UMKM yang bergerak di sektor industri, sektor

perdagangan dan sektor pertanian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

• Secara umum, implementasi ACFTA sampai saat ini belum berdampak terhadap kinerja

perusahaan di Jawa Tengah , khususnya UMKM di sektor industri, sektor perdagangan

dan sektor pertanian.

- Berdasarkan sektor ekonomi, untuk responden sektor industri, mayoritas responden

(55%) menilai penerapan ACFTA tidak berdampak terhadap kegiatan usaha.

Sementara itu, 45% responden merasa bahwa penerapan ACFTA dapat

menimbulkan kerugian. Responden yang merasa dirugikan oleh penerapan ACFTA

Page 27: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 15

mengkhawatirkan omzet usaha mereka akan berkurang dan adanya persaingan

harga dan mutu (bahan baku dan produk). Namun demikian secara umum mayoritas

responden menjawab bahwa kondisi indikator bulanannya masih stabil walaupun

diserbu oleh masuknya barang-barang dari ASEAN/China.

- Untuk responden di sektor Perdagangan, mayoritas responden (67%) menilai

penerapan ACFTA belum berdampak terhadap kegiatan usaha, 20% responden

menyatakan bahwa penerapan ACFTA akan mendatangkan keuntungan sedangkan

13% responden merasa penerapan ACFTA merugikan mereka. Adanya responden

yang menyatakan adanya potensi keuntungan tersebut diperkirakan karena dengan

adanya ACFTA akan tejadi aliran barang murah dari China, sehingga dapat

menimbulkan potensi bisnis baru.

- Demikian pula halnya dengan responden di sektor pertanian, mayoritas responden

(86%) menilai penerapan ACFTA tidak berdampak terhadap usaha pertanian. Hal ini

dikarenakan responden optimis bahwa produk pertanian Jawa Tengah mempunyai

kualitas yang cukup bagus sehingga dapat bersaing dengan produk pertanian dari

ASEAN-China. Responden yang menyatakan penerapan ACFTA berdampak pada

usaha mereka, menganggap bahwa terdapat produk pertanian dari China yang

kualitasnya kurang bagus yang dapat menganggu reputasi dari pengusaha domestik.

Namun secara umum, responden UMKM sektor pertanian menyatakan bahwa

hingga saat ini dampak ACFTA belum dapat dirasakan.

• Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa implementasi ACFTA sampai saat ini belum

berdampak pula terhadap penyerapan maupun pengurangan tenaga kerja di sektor

industri, sektor perdagangan dan sektor pertanian. Sehingga belum dapat dilihat

dampak implementasi ACFTA terhadap kesejahteraan secara umum. Namun demikian,

terungkap bahwa perusahaan UMKM di sektor industri, sektor perdagangan dan sektor

pertanian mempunyai rencana untuk mengurangi tenaga kerjanya apabila di kemudian

hari terjadi kerugian akibat ACFTA, sehingga hal ini peerlu diwaspadai ke depan.

• Responden penelitian mengharapkan pemerintah dapat melakukan beberapa langkah/

kegiatan terkait antisipasi dampak ACFTA, sebagai berikut :

a. Mempermudah akses terhadap kredit perbankan.

b. Menambah jumlah skim kredit bersubsidi terutama kepada usaha mikro dan kecil.

c. Kepastian kontinuitas pasokan energi (listrik dan gas).

d. Pelonggaran kebijakan perdagangan.

e. Meningkatkan kegiatan promosi baik (ekspo/pameran) di dalam maupun di luar

negeri.

Page 28: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 16

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 29: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 17

Bab 2

Perkembangan Inflasi

Secara tahunan (yoy), tekanan terhadap harga-harga di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan I-2010, baik secara tahunan (yoy) maupun secara kuartalan (qtq). Inflasi tahunan pada triwulan laporan tercatat sebesar

4,57% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi triwulan sebelumnya sebesar 3,46% (yoy). Sementara itu, apabila dihitung secara kuartalan (qtq), inflasi di Jawa Tengah pada triwulan II-2010 adalah sebesar 1,33% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 0,91% (qtq). Sumber tekanan inflasi secara tahunan maupun kuartalan pada triwulan laporan terutama berasal dari komoditas kelompok bahan makanan, kelompok sandang dan kelompok makanan jadi.

Secara umum, inflasi Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami peningkatan dari

triwulan sebelumnya. Inflasi Jawa Tengah triwulan II-2010 secara tahunan tercatat 4,57%

(yoy) dan secara kuartalan tercatat 1,33% (qtq). Dibandingkan dengan inflasi nasional, inflasi

Jawa Tengah secara tahunan (yoy) dan kuartalan (qtq) pada triwulan II-2010 tersebut tercatat

lebih rendah dari inflasi nasional yang masing-masing sebesar 5,05% (yoy) dan 1,41% (qtq).

Inflasi Jateng pada tahun 2009 dan triwulan I-2010 cenderung lebih tinggi dari inflasi

nasional, setelah dalam lima tahun terakhir (2003-2008) selalu berada di bawah inflasi

nasional. Dengan angka inflasi yang lebih rendah dari nasional pada triwulan II-2010, maka

perlu untuk dilanjutkan upaya menstabilkan harga komoditas di Jateng, agar lebih stabil

seperti periode 2003-2008 (Grafik 2.1. dan Grafik 2.2Grafik 2.1. dan Grafik 2.2Grafik 2.1. dan Grafik 2.2Grafik 2.1. dan Grafik 2.2).

4.4

5 5.7

5

15

.97

6.5

0

6.2

4

9.5

5

3.3

2

3.4

6 4.5

7

5.1

6 6.4

0

17

.11

6.6

0

6.5

9

11

.06

2.7

8

3.4

3 5.0

5

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 I-2010 II-2010

Jateng

Nasional

Sumber: BPS

GRAFIKGRAFIKGRAFIKGRAFIK 2.12.12.12.1.... INFLASI INFLASI INFLASI INFLASI JJJJAWA AWA AWA AWA TTTTENGAH DIBANDINGKAN ENGAH DIBANDINGKAN ENGAH DIBANDINGKAN ENGAH DIBANDINGKAN NNNNASIONALASIONALASIONALASIONAL (PERSEN, YOY)(PERSEN, YOY)(PERSEN, YOY)(PERSEN, YOY)

Page 30: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 18

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

Ap

rM

ei

Jun

iJu

liA

gt

Se

pO

kt

No

pD

es

Jan

Fe

bM

ar

Ap

rM

ei

Jun

iJu

liA

gt

Se

pO

kt

No

pD

es

Jan

Fe

bM

ar

Ap

rM

ei

Jun

iJu

liA

gt

Se

pO

kt

No

pD

es

Jan

Fe

bM

ar

Ap

rM

ei

Jun

i

2007 2008 2009 2010

Jateng (qtq)

Nas (qtq)

Jateng (yoy)

Nas (yoy)

Sumber: BPS, diolah

GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.2222.... PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN IIIINFLASI NFLASI NFLASI NFLASI TTTTAHUNAN (YOY)AHUNAN (YOY)AHUNAN (YOY)AHUNAN (YOY) DAN KUARTALAN DAN KUARTALAN DAN KUARTALAN DAN KUARTALAN (QTQ)(QTQ)(QTQ)(QTQ)

JAWA JAWA JAWA JAWA TTTTENGAH DAN ENGAH DAN ENGAH DAN ENGAH DAN NNNNASIONALASIONALASIONALASIONAL

Namun demikian, dengan melihat perkembangan inflasi Jateng yang menunjukkan

kecenderungan semakin meningkat, maka pengendalian inflasi di Jawa Tengah tetap harus

menjadi salah satu program prioritas pemerintah daerah, Bank Indonesia dan instansi terkait

yang tergabung dalam Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga (TPPH) Provinsi Jawa

Tengah pada tahun 2010. Meskipun sampai dengan triwulan II-2010, inflasi Jateng

diperkirakan masih berada dalam kisaran proyeksi di awal tahun sebesar 5% ± 1%, namun

TPPH Jawa Tengah perlu mengoptimalkan kinerjanya dalam memantau dan mengendalikan

stabilitas harga komoditas pada tahun 2010. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah

dengan melakukan koordinasi dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah lain,

seperti TPID DIY, TPID Surakarta, TPID Purwokerto, maupun TPID Jabar dan TPID Jatim.

Dengan adanya koordinasi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan sinergi atau koordinasi

antara TPID/TPPH dalam mengendalikan inflasi, melalui arus informasi yang lebih faktual dan

akurat mengenai pasokan komoditas lintas wilayah.

2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok2.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok KomoditasKomoditasKomoditasKomoditas

Inflasi berdasarkan kelompok komoditas pada triwulan II-2010 menunjukkan bahwa

komoditas volatile foods dalam kelompok bahan makanan menjadi penyumbang inflasi

terbesar di antara semua kelompok komoditas.

Page 31: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 19

2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)2.1.1. Inflasi Kuartalan (qtq)

Secara kuartalan, semua kelompok barang dan jasa memberikan andil inflasi di

triwulan II-2010. Kelompok barang dan jasa yang mengalami kenaikan harga tertinggi pada

triwulan ini terjadi pada kelompok bahan makanan (4,83%), diikuti oleh kelompok sandang

dan kelompok perumahan masing-masing sebesar 1,40% dan 0,39% (Tabel 2.1Tabel 2.1Tabel 2.1Tabel 2.1).

TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.1111....

INFLASI JAWA TENGAH KUARTALANINFLASI JAWA TENGAH KUARTALANINFLASI JAWA TENGAH KUARTALANINFLASI JAWA TENGAH KUARTALAN

BERDASARKAN KELOMPOK BARANGBERDASARKAN KELOMPOK BARANGBERDASARKAN KELOMPOK BARANGBERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; QTQ)DAN JASA (PERSEN; QTQ)DAN JASA (PERSEN; QTQ)DAN JASA (PERSEN; QTQ)

NO KELOMPOK Mar-09 Jun-09 Mar-10 Jun-10

UMUM / TOTAL 0.77 0.20 0.91 1.33

1 BAHAN MAKANAN 1.73 -1.12 1.16 4.83

2 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 1.80 1.86 2.06 0.22

3 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 1.83 0.28 0.54 0.39

4 SANDANG 3.34 -0.53 0.25 1.40

5 KESEHATAN 1.90 0.66 0.22 0.21

6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 0.12 0.05 0.14 0.11

7 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN -4.56 0.37 0.47 0.06

Sumber : BPS, diolah

Berikut ini adalah uraian perkembangan 4 (empat) kelompok barang dan jasa yang

memberikan sumbangan inflasi terbesar, yaitu kelompok bahan makanan, kelompok

sandang, kelompok perumahan, dan kelompok makanan jadi.

a. Kelompok Bahan Makanana. Kelompok Bahan Makanana. Kelompok Bahan Makanana. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan mengalami peningkatan angka inflasi yang cukup besar

pada triwulan ini dibandingkan triwulan sebelumnya. Kenaikan IHK kelompok bahan

makanan terutama disebabkan oleh kenaikan IHK subkelompok bumbu-bumbuan (43,70%),

subkelompok sayur-sayuran (16,32%), dan subkelompok ikan diawetkan (6,01%). Sementara

itu, subkelompok yang mengalami penurunan IHK adalah subkelompok padi-padian, umbi-

umbian dan hasilnya (-1,20%), subkelompok ikan segar (-0,04%), serta subkelompok lemak

dan minyak (-1,61%). Beberapa komoditas yang memberikan sumbangan inflasi dalam

kelompok bahan makanan antara lain cabe merah, cabe hijau, bawang putih, bawang merah

dan daging ayam ras. Sedangkan komoditas yang memberikan sumbangan deflasi dalam

triwulan ini antara lain adalah tomat sayur, tomat buah dan beras.

Naiknya tekanan harga bahan makanan dalam triwulan II-2010 antara lain

disebabkan oleh kurang lancarnya pasokan komoditas bumbu-bumbuan seperti cabe merah,

cabe rawit, bawang merah dan bawang putih, karena pengaruh cuaca yang kurang kondusif

Page 32: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 20

sehingga hasil panen di daerah penghasil komoditas tersebut tidak optimal. Cuaca yang

kurang baik tersebut juga berpengaruh pada pasokan sayur-sayuran yang kurang memadai,

seperti bayam, kangkung, kacang panjang, cabe hijau, tomat sayur dan kol putih/kubis.

Sementara itu, pasokan komoditas beras dalam triwulan laporan masih mencukupi, sehingga

kondisi harganya relatif stabil. Stok beras di Perum Bulog Divisi Regional (Divre) Jawa Tengah,

mampu untuk memenuhi kebutuhan operasional Bulog hingga akhir Desember 2010.

Sumber: IMF Sumber: IMF

GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.3333....

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KOMODITAS DUNIAINDEKS HARGA KOMODITAS DUNIAINDEKS HARGA KOMODITAS DUNIAINDEKS HARGA KOMODITAS DUNIA

Kenaikan indeks harga bahan makanan ini lebih dipengaruhi oleh faktor domestik

khususnya cuaca, sedangkan pengaruh dari pergerakan harga komoditas pangan dunia relatif

minim. Hal itu terlihat dari kecenderungan penurunan indeks harga komoditas dunia secara

umum maupun indeks komoditas makanan di dunia pada triwulan II-2010 (Grafik 2.3.Grafik 2.3.Grafik 2.3.Grafik 2.3.).

Sumber: SPH KBI Semarang Sumber: SPH KBI Semarang

GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.4444....

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMHARGA BEBERAPA KOMHARGA BEBERAPA KOMHARGA BEBERAPA KOMODITAS BAHAN MAKANANODITAS BAHAN MAKANANODITAS BAHAN MAKANANODITAS BAHAN MAKANAN

HASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANG

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang, harga komoditas sayur-

sayuran dan daging sapi pada triwulan II-2010 cenderung mengalami peningkatan (Grafik Grafik Grafik Grafik

2.4.2.4.2.4.2.4.). Kenaikan harga komoditas sayuran disebabkan oleh pasokan yang kurang optimal,

63,500

64,000

64,500

65,000

65,500

66,000

66,500

67,000

I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V

Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10

Daging Sapi

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

I II IIIIV I II III IV I II IIIIV V I II IIIIV I II III IV I II IIIIV V I II IIIIV I II III IV I II IIIIV V

Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10

Sayur-sayuran

Wortel Kentang

Kacang Panjang Kangkung

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010

Indeks Harga Komoditi Dunia

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010

Indeks Komoditas Makanan (Dunia)

Page 33: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 21

sedangkan daging sapi disebabkan oleh naiknya permintaan karena banyaknya hajatan yang

dilakukan oleh masyarakat di Jateng.

b. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaub. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaub. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaub. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Pada kelompok makanan jadi, kenaikan IHK tertinggi terjadi pada subkelompok

tembakau dan minuman beralkohol (1,30%) serta subkelompok makanan jadi (0,68%).

Kenaikan harga kelompok ini dipicu oleh tingginya kenaikan harga komoditas rokok kretek,

rokok kretek filter, gulai, makanan ringan/snack, sate dan jus buah. Sementara itu, gula pasir

yang selama tahun 2009 mengalami kenaikan harga cukup tinggi, pada triwulan laporan

terlihat relatif stabil dengan kecenderungan menurun. Penurunan harga gula pasir

dipengaruhi oleh faktor domestik berupa stok yang naik seiring dengan telah masuknya masa

giling pada Mei 2010. Adapun pengaruh harga gula pasir dunia (imported inflation)

cenderung minim, karena harga gula pasir dunia telah mengalami penurunan sejak triwulan I-

2010 (Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.5.5.5.5.).

Sumber: IMF dan SPH KBI Semarang GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.5555....

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN HARGA GULA PASIR DI DUNIA DANHARGA GULA PASIR DI DUNIA DANHARGA GULA PASIR DI DUNIA DANHARGA GULA PASIR DI DUNIA DAN

HASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) KBI SEMARANG

cccc. Kelompok . Kelompok . Kelompok . Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan BakarPerumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan BakarPerumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan BakarPerumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Pada kelompok ini, kenaikan IHK tertinggi terjadi pada subkelompok biaya tempat

tinggal (0,60%) dan subkelompok penyelenggaraan rumah tangga (0,38%). Kenaikan ini

lebih dipicu oleh tingginya kenaikan harga bahan bangunan seperti besi beton, daun pintu,

dan batu bata. Imported inflation ikut berpengaruh juga terhadap kelompok ini, khususnya

harga bahan bangunan logam yang mengalami kenaikan pada April-Mei, meskipun

kemudian menurun pada Juni 2010 (Grafik 2.6.Grafik 2.6.Grafik 2.6.Grafik 2.6.).

0

5

10

15

20

25

30

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010

Perkembangan Harga Gula Dunia dan Domestik

Semarang - Rp per Kg (axis kiri)

Dunia - US Cent per pound (axis kanan)

Page 34: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 22

Sumber: IMF Sumber: IMF

GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.6666....

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN INDEKS HARGA LNINDEKS HARGA LNINDEKS HARGA LNINDEKS HARGA LNG INDONESIA DAN KOMODITAS LOGAM DI DUNIAG INDONESIA DAN KOMODITAS LOGAM DI DUNIAG INDONESIA DAN KOMODITAS LOGAM DI DUNIAG INDONESIA DAN KOMODITAS LOGAM DI DUNIA

dddd. Kelompok . Kelompok . Kelompok . Kelompok SandangSandangSandangSandang

Kenaikan IHK kelompok sandang pada triwulan ini disebabkan oleh peningkatan IHK

subkelompok barang pribadi dan sandang lain (4,99%) serta subkelompok sandang anak-

anak (0,58%). Kenaikan IHK tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga komoditas

emas perhiasan dan seragam sekolah anak. Berdasarkan SPH KBI Semarang, harga emas

perhiasan pada akhir triwulan II-2010 mencapai sekitar Rp309 ribu per gram, naik 4,68% dari

akhir triwulan I-2010 dalam kisaran Rp295 ribu. Hal ini dipengaruhi oleh perkembangan

harga emas dunia yang juga meningkat pada triwulan II-2010. Rata-rata harga emas dunia

pada triwulan II-2010 tercatat USD1.232,92 per troy once, atau naik 10,74% dibandingkan

harga rata-rata triwulan I-2010 sebesar USD1.113,34 per troy once (Grafik 2.7Grafik 2.7Grafik 2.7Grafik 2.7).

Sumber: USA Gold dan SPH KBI Semarang

GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.GRAFIK 2.7777....

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN HARGA EMAS DUNIA DAN LOKALHARGA EMAS DUNIA DAN LOKALHARGA EMAS DUNIA DAN LOKALHARGA EMAS DUNIA DAN LOKAL

Berdasarkan informasi dari Survei Pemantauan Harga (SPH) KBI Semarang yang

dilakukan setiap minggu, diperoleh informasi terkait dengan kondisi harga beberapa

komoditas penting pada triwulan II-2010. Secara umum, harga beberapa komoditas penting

(khususnya yang termasuk komoditas volatile foods) mengalami kenaikan, karena persoalan

pasokan yang kurang memadai. Kondisi harga beberapa komoditas tersebut dapat dilihat

dalam Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.2222....

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

-

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

350,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010

Lokal (Rp / gr) - axis kiri

Internasional (USD / troy once - axis kanan

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010

Indeks Harga Komoditas Logam Dunia

0

50

100

150

200

250

300

350

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2007 2008 2009 2010

Harga LNG Indonesia di Dunia

USD per m3

Page 35: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 23

TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.2222....

KONDISI HARGA BEBERAPA KOMODITAS PENTINGKONDISI HARGA BEBERAPA KOMODITAS PENTINGKONDISI HARGA BEBERAPA KOMODITAS PENTINGKONDISI HARGA BEBERAPA KOMODITAS PENTING

Komoditas Kondisi Harga Faktor Penyebab Keterangan

Beras Relatif stabil - Dampak kenaikan HPP (haga

pokok pembelian)

- Kenaikan harga pupuk

- Di beberapa daerah mulai masuk

musim tanam

- Stok beras di gudang Bulog

Jateng mampu memenuhi

kebutuhan 6 bulan ke depan

Daging sapi Relatif stabil - Permintaan stabil

- Stok daging sapi mencukupi

Daging ayam ras Cenderung naik - Permintaan naik

- Stok mencukupi

-

Telur ayam ras Cenderung naik - Permintaan meningkat(produk

kue kering persiapan lebaran dan

banyaknya hajatan di masyarakat

Jateng)

-

Minyak goreng Cenderung turun - Permintaan stabil

- Pengaruh harga CPO

internasional

- Stok memadai

Bawang merah Cenderung naik - Pasokan kurang

- Permintaan stabil

- Kualitas hasil panen kurang

bagus karena curah hujan yg

tinggi

Bawang putih Cenderung naik - Pasokan agak berkurang

- Permintaan stabil

-

Gula pasir Cenderung turun - Permintaan stabil

- Pasokan relatif memadai

- Pengaruh harga internasional

- Dalam musim giling (Mei-

Oktober)

Emas perhiasan Cenderung naik - Pengaruh harga internasional -

Sumber: SPH KBI Semarang

2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)2.1.2. Inflasi Tahunan (yoy)

Secara tahunan, inflasi Jawa Tengah pada triwulan II-2010 tercatat sebesar 4,57%

(yoy), naik dari triwulan sebelumnya sebesar 3,46% (yoy). Tekanan harga tertinggi terjadi

pada kelompok bahan makanan (9,37%), diikuti oleh kelompok makanan jadi (6,08%) dan

kelompok sandang (4,53%). Sementara itu, kelompok barang dan jasa yang mengalami

kenaikan IHK terendah adalah kelompok transpor, yaitu sebesar 1,37% (Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.Tabel 2.3333....).

Pembahasan selanjutnya akan diuraikan 3 (tiga) kelompok barang dan jasa yang mengalami

inflasi tahunan tertinggi pada triwulan ini.

aaaa.... KeloKeloKeloKelompok mpok mpok mpok Bahan MakananBahan MakananBahan MakananBahan Makanan

Kenaikan IHK pada kelompok bahan makanan terutama disebabkan oleh kenaikan

harga di subkelompok bumbu-bumbuan (67,80%) serta subkelompok sayur-sayuran

(17,03%). Kenaikan IHK subkelompok bumbu-bumbuan terutama disebabkan oleh kenaikan

harga komoditas seperti bawang merah, bawang putih, cabe merah dan cabe rawit.

Sementara kenaikan IHK subkelompok sayur-sayuran terutama dipicu oleh kenaikan harga

komoditas seperti bayam, kangkung, kacang panjang dan cabe hijau.

Page 36: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 24

TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.3333....

INFLASI JAWA TENGINFLASI JAWA TENGINFLASI JAWA TENGINFLASI JAWA TENGAH AH AH AH TAHUNTAHUNTAHUNTAHUNANANANAN

BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; BERDASARKAN KELOMPOK BARANG DAN JASA (PERSEN; YOYYOYYOYYOY))))

NO KELOMPOK Mar-09 Jun-09 Mar-10 Jun-10

UMUM / TOTAL 6,94 3.95 3,46 4,57

1 BAHAN MAKANAN 7,76 3.92 3,16 9,37

2 MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 9,22 8.13 7,81 6,08

3 PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 12,17 7.38 2,18 2,28

4 SANDANG 7,08 6.38 2,54 4,53

5 KESEHATAN 6,97 6.04 1,70 1,24

6 PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 4,99 3.69 2,48 2,55

7 TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 1,92 -7.36 1,69 1,37

Sumber : BPS, diolah

bbbb. Ke. Ke. Ke. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaulompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaulompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakaulompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kenaikan harga pada kelompok makanan jadi bersumber dari kenaikan harga pada

subkelompok minuman yang tidak beralkohol (10,84%), serta subkelompok tembakau dan

minuman beralkohol (8,26%). Kenaikan pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya harga

beberapa komoditas seperti rokok kretek, rokok kretek filter, gulai, makanan ringan, sate dan

jus buah. Sementara itu, harga gula pasir menunjukkan kecenderungan menurun.

cccc. Kelompok . Kelompok . Kelompok . Kelompok SandangSandangSandangSandang

Kenaikan IHK pada kelompok ini terutama bersumber dari kenaikan harga di

subkelompok barang pribadi dan sandang lain (11,64%), serta subkelompok sandang anak-

anak (3,33%). Kenaikan IHK kelompok sandang terutama disebabkan oleh kenaikan harga

emas perhiasan sejalan dengan kenaikan harga emas dunia, serta harga seragam sekolah

seiring dengan mulai masuknya tahun ajaran baru.

Apabila dilihat komoditas penyebab inflasi setiap bulannya, BPS mencatat beberapa

komoditas yang menjadi pemicu utama inflasi triwulan ini, terutama berasal dari kelompok

makanan jadi dan kelompok bahan makanan. Beberapa komoditas penyebab inflasi Jawa

Tengah pada triwulan II-2010 dapat dilihat dalam Tabel 2.4.

Page 37: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 25

TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.4444....

BEBERAPA BEBERAPA BEBERAPA BEBERAPA KOMODITAS PENYEBAB INFLASI TIAP BULAN KOMODITAS PENYEBAB INFLASI TIAP BULAN KOMODITAS PENYEBAB INFLASI TIAP BULAN KOMODITAS PENYEBAB INFLASI TIAP BULAN PADA PADA PADA PADA TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN IIIIIIII----2020202011110000

No April Mei Juni

1. Kelompok Bahan Makanan

− cabe merah

− bawang putih

− pindang asin

− tomat sayur

− bawang merah

− nangka muda

− kacang panjang

− cabe merah

− daging ayam ras

− bawang putih

− jeruk

− kacang panjang

− cabe hijau

− kol putih/kubis

− cabe merah

− cabe rawit

− beras

− telur ayam ras

− bawang merah

− daging ayam ras

− kol putih/ kubis

− wortel

− cabe hijau

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan tembakau

− gulai

− bubur kacang hijau

− gado-gado

− rokok kretek

− rokok kretek filter

− bakso

− gudeg

− rokok kretek

− makanan ringan/ snack

− sate

− jus buah

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar

− besi beton

− daun pintu

− batu bata

− biaya keamanan

− mandor

− batu bata

4. Kelompok Sandang

− − emas perhiasan − emas perhiasan

5. Kelompok Kesehatan

− − ongkos bidan −

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga

− − −

7. Kelompok Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan

− bensin

− mobil

− cuci kendaraan

− bensin −

Sumber : BPS, diolah

BPS juga mencatat beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga atau

memberikan andil deflasi pada triwulan ini. Beberapa komoditas tersebut antara lain beras,

gula pasir, ikan-ikanan dan minyak goreng. Beberapa komoditas yang memberikan andil

penurunan harga (deflasi) Jawa Tengah di setiap bulan selama triwulan II-2010 dapat dilihat

dalam Tabel 2.5.

Page 38: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 26

TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.TABEL 2.5555....

BEBERAPA KOMODITAS YANG MENGALAMI BEBERAPA KOMODITAS YANG MENGALAMI BEBERAPA KOMODITAS YANG MENGALAMI BEBERAPA KOMODITAS YANG MENGALAMI PENURUNAN IHK PADA TRIWULAN IPENURUNAN IHK PADA TRIWULAN IPENURUNAN IHK PADA TRIWULAN IPENURUNAN IHK PADA TRIWULAN IIIII----2020202011110000

April Mei Juni

− beras − daging ayam ras − minyak goreng − cabe rawit − salak − apel − ikan lele − ikan bawal − ikan belanak − udang basah − gula pasir

− beras − telur ayam ras − bawang merah − minyak goreng − tomat sayur − kelapa − jagung manis − apel − ikan bandeng − ikan mujair − gula pasir

− pisang − tomat sayur − tomat buah − anggur − minyak goreng − gula pasir − bensin − kayu balokan

Sumber : BPS dan SPH KBI Semarang

Perkembangan harga beberapa komoditas tersebut sesuai dengan hasil Survei

Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan KBI Semarang setiap minggu di beberapa pasar

tradisional dan pasar modern di kota Semarang, secara umum menunjukkan peningkatan

harga selama triwulan II-2010. Perkembangan harga beberapa komoditas strategis hasil

Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan KBI Semarang setiap minggu di beberapa

pasar tradisional dan pasar modern di kota Semarang dapat dilihat pada Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.8888.

6,800

7,000

7,200

7,400

7,600

7,800

8,000

8,200

8,400

8,600

I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V

Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10

Beras

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V

Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10

Daging dan Telur Ayam Ras

Daging Ayam Ras

Telur Ayam Ras

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V

Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10

Minyak Goreng

Curah

Merk 1

Merk 2 -

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V I II III IV I II III IV I II III IV V

Okt-09 Nov-09 Des-09 Jan-10 Feb-10 Mar-10 Apr-10 Mei-10 Jun-10

Bumbu-bumbuan

Cabe Merah

Cabe Rawit

Bawang Merah

Bawang Putih

GRAFIK 2.8.GRAFIK 2.8.GRAFIK 2.8.GRAFIK 2.8.

PERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMODITAS STRATEGISPERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMODITAS STRATEGISPERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMODITAS STRATEGISPERKEMBANGAN HARGA BEBERAPA KOMODITAS STRATEGIS

HASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) MINGGUAN DI KOTA SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) MINGGUAN DI KOTA SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) MINGGUAN DI KOTA SEMARANGHASIL SURVEI PEMANTAUAN HARGA (SPH) MINGGUAN DI KOTA SEMARANG

Page 39: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 27

2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah2.2. Inflasi Empat Kota di Jawa Tengah

Inflasi kuartalan (qtq) dan tahunan (yoy) di empat kota di Jawa Tengah yaitu kota

Semarang, Surakarta, Purwokerto dan Tegal pada triwulan ini mengalami kenaikan di semua

kota. Kelompok bahan makanan dan kelompok sandang menjadi kelompok yang menjadi

penyebab inflasi kuartalan, sedangkan inflasi tahunan terutama disebabkan oleh kelompok

bahan makanan dan kelompok makanan jadi.

Laju inflasi kuartalan (qtq) empat kota di Jawa Tengah yaitu di kota Semarang,

Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan II-2010 masing-masing sebesar 1,23%,

1,58%, 1,23% dan 1,48%. Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, BPS mencatat

bahwa laju inflasi kuartalan di empat kota tersebut mengalami kenaikan. Berdasarkan

kelompok barang dan jasa, kenaikan laju inflasi kuartalan pada triwulan II-2010 terutama

dipicu oleh kenaikan IHK kelompok bahan makanan dan kelompok sandang.

Komoditas kelompok bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi cukup

nyata adalah komoditas dalam subkelompok bumbu-bumbuan dan subkelompok sayur-

sayuran. Adapun komoditas dalam kelompok sandang yang mengalami kenaikan harga

cukup signifikan adalah emas perhiasan dan sandang anak-anak khususnya seragam sekolah.

Perkembangan inflasi kuartalan empat kota di Jawa Tengah dapat dilihat pada GrafikGrafikGrafikGrafik 2.2.2.2.9999

dan Grafik 2.10Grafik 2.10Grafik 2.10Grafik 2.10.

Sementara itu, laju inflasi tahunan (yoy) empat kota di Jawa Tengah yaitu di kota

Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal pada triwulan II-2010 masing-masing sebesar

4,69%, 3,66%, 4,31% dan 5,83%. Dibandingkan dengan triwulan I-2010, BPS mencatat laju

inflasi tahunan di empat kota tersebut mengalami peningkatan. Berdasarkan kelompok

barang dan jasa, BPS mencatat bahwa laju inflasi tahunan di empat kota tersebut dipicu oleh

kelompok bahan makanan dan kelompok makanan jadi.

Komoditas kelompok bahan makanan yang memberikan sumbangan inflasi cukup

signifikan adalah komoditas dalam subkelompok bumbu-bumbuan dan subkelompok sayur-

sayuran. Sementara beberapa komoditas dalam kelompok makanan jadi yang mengalami

kenaikan harga cukup tinggi antara lain yang termasuk subkelompok minuman yang tidak

-1

0

1

2

3

4

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II

2007 2008 2009 2010

GRAFIK 2.9.

INFLASI KUARTALAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH

(PERSEN, QTQ)

Jateng (1,33)

Purwokerto (1,23)

Surakarta (1,58)

Semarang (1,23)

Tegal (1,48)

Sumber: BPS, diolah

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

Bahan

Makanan

Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

GRAFIK 2.10.

INFLASI KUARTALAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH

MENURUT KELOMPOK KOMODITAS (PERSEN, QTQ)

Purwokerto Solo Semarang Tegal

Sumber: BPS, diolah

Page 40: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 28

GRAFIK 2.13. INFLASI KOTA-KOTA DI JAWA

TRIWULAN II-2010 (%, YOY)

4.52

4.47

3.50

4.79

4.31

3.66

4.69

5.83

4.93

4.46

5.32

4.21

4.70

4.80

4.23

3.09

5.62

5.47

4.34

5.48

4.40

4.34

4.64

0 1 2 3 4 5 6 7

Jakarta

Tasikmalaya

Bandung

Cirebon

Purwokerto

Surakarta

Semarang

Tegal

Yogyakarta

Jember

Kediri

Malang

Surabaya

Serang

Bogor

Sukabumi

Bekasi

Depok

Sumenep

Probolinggo

Madiun

Tangerang

Cilegon

Nasional (5,05)

beralkohol serta subkelompok tembakau dan minuman beralkohol. Perkembangan laju inflasi

tahunan di empat kota di Jawa Tengah terlihat dalam GrafikGrafikGrafikGrafik 2.2.2.2.11111111. dan Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.Grafik 2.12121212.

2.2.2.2.3333. Inflasi Kota. Inflasi Kota. Inflasi Kota. Inflasi Kota----KotaKotaKotaKota di Jawadi Jawadi Jawadi Jawa

Pada triwulan II-2010, inflasi

salah satu kota di Jawa Tengah, yaitu

Tegal, tercatat memiliki angka inflasi

tertinggi di antara kota-kota di Pulau

Jawa lainnya yakni sebesar 5,83%

(yoy). Angka inflasi tersebut juga

berada di atas inflasi nasional sebesar

5,05% (yoy). Hal itu terutama

diakibatkan pengaruh kenaikan IHK

kelompok bahan makanan dan

kelompok makanan jadi. Selain Kota

Purwokerto, hanya terdapat empat

kota di Jawa yang memiliki laju inflasi

di atas inflasi nasional, yaitu Bekasi

(5,62%), Probolinggo (5,48%),

Depok (5,47%), dan Kediri (5,32%).

Sedangkan inflasi terendah terjadi di

Sukabumi sebesar 3,09%, diikuti

Bandung (3,50%) dan Surakarta

(3,66%).

Secara umum, sebagian besar

laju inflasi kota-kota di Pulau Jawa

relatif lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional pada triwulan II-2010. Terdapat 18

kota dari 23 kota di Pulau Jawa yang dihitung inflasinya oleh BPS, memiliki angka inflasi yang

0

2

4

6

8

10

12

Bahan

Makanan

Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

GRAFIK 2.12.

INFLASI TAHUNAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH

MENURUT KELOMPOK KOMODITAS (PERSEN, YOY)

Purwokerto

Solo

Semarang

Tegal

Sumber: BPS, diolah

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III

IV

I II III

IV

I II III

IV

I II

2007 2008 2009 2010

GRAFIK 2.11.

INFLASI TAHUNAN EMPAT KOTA DI JAWA TENGAH

(PERSEN, YOY)

Jateng (4,57)

Purwokerto (4,31)

Surakarta (3,66)

Semarang (4,69)

Tegal (5,83)

Sumber: BPS, diolah

Page 41: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 29

lebih rendah dari inflasi nasional. Hal itu memberikan indikasi bahwa pergerakan harga

komoditas kota-kota di Jawa relatif stabil dibandingkan kota-kota di luar Jawa.

Di Jawa Tengah, terdapat 3 kota dari 4 kota yang dihitung inflasinya, memiliki inflasi

lebih rendah dari nasional, yaitu Surakarta (3,66%), Purwokerto (4,31%) dan Semarang

(4,69%). Dari empat kota di Jateng tersebut, terlihat bahwa kota Tegal memiliki

kecenderungan inflasi tahunan yang paling tinggi sejak triwulan III-2009, sementara kota

Surakarta memiliki kecenderungan inflasi tahunan paling rendah di Jawa Tengah dalam

empat tahun terakhir (Grafik 2.11Grafik 2.11Grafik 2.11Grafik 2.11.).

Apabila dilihat secara provinsi, Jateng menjadi provinsi yang memiliki laju inflasi pada

triwulan II-2010 yang relatif rendah

dibandingkan provinsi lain di Jawa. Inflasi

Jawa Tengah pada triwulan II-2010

sebesar 4,57% (yoy) tercatat menjadi

inflasi terendah kedua di Jawa setelah

provinsi DKI Jakarta sebesar 4,52%

(Grafik 2.14). Sementara, inflasi tertinggi

terjadi di Provinsi DIY (4,98%), diikuti

Banten (4,68%) dan Jawa Timur (4,65%).

Secara umum, inflasi seluruh provinsi di

Jawa pada triwulan II-2010 berada di

bawah inflasi nasional. Namun, inflasi

triwulan II-2010 di semua provinsi

memperlihatkan kenaikan dibandingkan

inflasi periode yang sama tahun

sebelumnya. Kondisi ini menggambarkan bahwa tekanan harga pada tahun ini lebih besar

dibandingkan pada tahun 2009. Untuk itu, upaya pengendalian inflasi di daerah harus

dilakukan lebih terstruktur dan terprogram.

Kondisi tersebut juga mencerminkan adanya keunikan penyebab inflasi antar daerah,

sehingga perlu adanya kerjasama antar daerah dalam mengendalikan inflasi. Koordinasi antar

TPID/TPPH dalam satu provinsi (Jawa Tengah) atau bahkan antar provinsi (misalnya dengan

DIY, Jabar dan Jatim) menjadi penting untuk dilakukan di masa mendatang.

3.68

4.50

3.95

3.24

4.26

3.45

3.65

4.65

4.93

4.57

4.64

4.63

4.52

5.05

0 2 4 6

Jawa Timur

DIY

Jawa Tengah

Jawa Barat

Banten

Jakarta

NasionalJuni-2010

Juni-2009

GRAFIK 2.14. INFLASI PROVINSI DI JAWA

TRIWULAN II-2010 (%, YOY)

Page 42: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 30

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 43: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 31

Bab 3

Perkembangan Perbankan

Secara umum, kinerja sektor perbankan di Jawa Tengah (Bank Umum dan BPR) pada

triwulan II-2010 (Data posisi Mei 2010) menunjukkan perkembangan yang positif dengan

risiko kredit masih tetap terkendali. Dana Pihak Ketiga (DPK) dan kredit mengalami

pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu masing-masing sebesar 12,34% (yoy) dan 18,69%

(yoy). Kegiatan intermediasi perbankan juga mengalami peningkatan sebagaimana terlihat

dari perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menunjukkan rasio 93,55%. Selain itu,

perkembangan tersebut masih diikuti kualitas kredit yang terjaga, dengan rasio gross Non

Performing Loan (NPL) sebesar 3,04%.

TABEL 3.1.TABEL 3.1.TABEL 3.1.TABEL 3.1.

PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN (BANK UMUM & BPR) PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN (BANK UMUM & BPR) PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN (BANK UMUM & BPR) PERKEMBANGAN INDIKATOR PERBANKAN (BANK UMUM & BPR) DI PROVINSI JAWA TENGAH (DI PROVINSI JAWA TENGAH (DI PROVINSI JAWA TENGAH (DI PROVINSI JAWA TENGAH (TRILIUNTRILIUNTRILIUNTRILIUN RP)RP)RP)RP)

Sumber: LBU dan LBPR, Bank Indonesia *) Data Mei 2010

MeiMeiMeiMei JuniJuniJuniJuni yoy qtq

Total Asset - Total 94.342 99.100 107.388 111.812 113.259 113.418 116.051 121.918 125.830 129.543 133.389 17,61% 2,97%

a. Total Asset - Bank Umum 87.417 91.822 99.993 103.922 105.161 105.295 107.844 113.088 116.642 120.155 123.788 17,56% 3,02%

b. Total Asset - BPR 6.925 7.278 7.395 7.889 8.097 8.123 8.207 8.830 9.188 9.388 9.601 18,19% 2,27%

DPK - Total 74.783 78.761 81.183 86.140 90.139 90.529 92.260 93.852 97.661 99.556 101.705 12,34% 2,16%

a. DPK - Bank Umum 69.886 73.706 76.113 80.681 84.453 84.764 86.474 87.657 91.213 92.869 94.891 11,95% 2,18%

b. DPK - BPR 4.897 5.054 5.070 5.459 5.686 5.765 5.786 6.195 6.449 6.687 6.814 18,20% 1,89%

Kredit - Total 64.040 71.397 77.042 79.331 79.835 80.165 82.670 85.961 90.214 92.060 95.147 18,69% 3,35%

a. Kredit - Bank Umum 58.475 65.406 70.668 72.907 73.099 73.235 75.610 78.452 82.814 84.371 87.175 19,03% 3,32%

b. Kredit - BPR 5.565 5.991 6.374 6.424 6.736 6.930 7.060 7.508 7.400 7.689 7.972 15,04% 3,69%

LDR - Perbankan (%) 85,63 90,65 94,90 92,10 88,57 88,55 89,61 91,59 92,37 92,47 93,55

a. LDR - Bank Umum (%) 83,67 88,74 92,85 90,37 86,56 86,40 87,44 89,50 90,79 90,85 91,87

b. LDR - BPR (%) 113,64 118,52 125,71 117,66 118,46 120,21 122,01 121,20 114,74 114,97 117,00

NPL -Perbankan (%) 4,13 2,80 3,23 2,94 4,17 4,41 3,87 3,40 2,90 3,02 3,04

a. NPL - Bank Umum (%) 3,34 3,06 2,64 2,39 3,70 3,97 3,41 2,83 2,41 2,52 2,54

b. NPL - BPR (%) 12,54 10,36 9,78 9,26 9,30 9,05 8,75 9,31 8,38 8,57 8,56

I-09I-09I-09I-09II-09II-09II-09II-09

II-10*II-10*II-10*II-10*I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R I-08I-08I-08I-08 II-08II-08II-08II-08 III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08GROWTH

IV-09IV-09IV-09IV-09III-09III-09III-09III-09 I-10I-10I-10I-10

3

5

1

2

NONONONO

4

Page 44: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 32

3.1 Intermediasi Bank Umum3.1 Intermediasi Bank Umum3.1 Intermediasi Bank Umum3.1 Intermediasi Bank Umum

Intermediasi bank umum yang tercermin dari Loan to Deposit Ratio (LDR) berdasarkan

bank pelapor di Jawa Tengah mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode yang

sama tahun sebelumnya maupun triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut disebabkan

oleh penyaluran kredit yang meningkat cukup signifikan. Namun demikian, pertumbuhan

penyaluran kredit ini tidak diikuti oleh penghimpunan DPK yang tumbuh moderat. Faktor

yang mempengaruhi pertumbuhan kredit tersebut adalah permintaan kredit masyarakat yang

relatif cukup tinggi, terutama untuk kredit modal kerja yang disebabkan oleh kondisi

perekonomian yang sudah mulai membaik. Selain itu, pertumbuhan kredit pada triwulan II-

2010 ini juga didorong oleh kebutuhan konsumsi masyarakat terutama untuk memenuhi

kebutuhan anak sekolah di tahun ajaran baru.

3.1.1. 3.1.1. 3.1.1. 3.1.1. Penghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan Dana MasyarakatPenghimpunan Dana Masyarakat

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Jawa Tengah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Jawa Tengah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Jawa Tengah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun bank umum di Jawa Tengah mengalami mengalami mengalami mengalami

pertumbuhan positifpertumbuhan positifpertumbuhan positifpertumbuhan positif. Secara tahunan, penghimpunan DPK hingga triwulan II-2010 (Mei

2010) tumbuh sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I-2010 yaitu dari 9,96%

(yoy) menjadi 11,95% (yoy). Pertumbuhan penghimpunan DPK pada tahun 2010 secara

akumulatif sampai dengan Mei 2010 meningkat sebesar 4,03% (ytd). Berdasarkan hasil Focus

Group Discussion (FGD) Perbankan Jawa Tengah triwulan II - 2010 yang diselenggarakan oleh

KBI Semarang, pertumbuhan DPK ini dinilai masih relatif lambat, karena sebagian masyarakat

ada yang mulai memilih altenatif instrumen investasi lain yang memiliki imbal hasil lebih

tinggi daripada produk simpanan bank. Selain itu, relatif lambatnya penghimpun DPK

diperkirakan disebabkan datangnya tahun ajaran baru bagi anak sekolah dan momentum

Pemilukada di 12 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Hal ini diduga mempengaruhi perilaku

masyarakat dan pemerintah yang cenderung menarik dana simpanannya di perbankan,

sehingga turut menyumbang lambatnya pertumbuhan DPK.

Penghimpunan DPK Penghimpunan DPK Penghimpunan DPK Penghimpunan DPK terterterterutama bersumber dari kenaikan tabunutama bersumber dari kenaikan tabunutama bersumber dari kenaikan tabunutama bersumber dari kenaikan tabungangangangan. Pada posisi

triwulan II-2010 (posisi Mei 2010), tabungan tumbuh sebesar 15,95% (yoy), sementara giro

dan deposito juga mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 12,85% (yoy) dan

7,22% (yoy). Peningkatan tabungan ini akibat meningkatnya dana milik perusahaan swasta

yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi yaitu 154,55% (yoy). Sementara itu, masih

terjadi peningkatan DPK yang berasal dari simpanan BUMN, BUMD, Perusahaan Jasa

Keuangan, dll.

Page 45: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 33

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Struktur atau komposisi DPK di Jawa Tengah tidak berubah, tabungan masih memiliki

porsi yang tertinggi yaitu 45,24% dari keseluruhan DPK Bank Umum. Simpanan dalam

bentuk tabungan tercatat sebesar Rp42,92 Triliun, diikuti deposito sebesar Rp36,40 Triliun

(38,37%) dan giro sebesar Rp15,56% (16,40%). Faktor yang mempengaruhi tingginya porsi

tabungan antara lain adalah untuk motif transaksi menggunakan layanan perbankan (ATM,

transfer, kartu debet, dll) dan berjaga-jaga. Hal tersebut karena tabungan merupakan produk

perbankan yang fleksibel dan mudah untuk dilakukan penarikan dan penyetoran dana

dibandingkan dengan deposito dan giro. Hal ini juga terkonfirmasi pula dari komposisi DPK

berdasarkan kepemilikannya, dimana sebesar 76,56% DPK bank umum di Jawa Tengah

dimiliki oleh nasabah perorangan. Sementara itu, porsi deposito di bank umum Jawa Tengah

Grafik 3.1. Perkembangan Dana Pihak KetigaGrafik 3.1. Perkembangan Dana Pihak KetigaGrafik 3.1. Perkembangan Dana Pihak KetigaGrafik 3.1. Perkembangan Dana Pihak Ketiga

Bank UmumBank UmumBank UmumBank Umum

Grafik 3.2 Grafik 3.2 Grafik 3.2 Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak KetigaPerkembangan Dana Pihak KetigaPerkembangan Dana Pihak KetigaPerkembangan Dana Pihak Ketiga

Menurut KepemilikannyaMenurut KepemilikannyaMenurut KepemilikannyaMenurut Kepemilikannya

Grafik 3.4.Grafik 3.4.Grafik 3.4.Grafik 3.4. Kepemilikan DPK Bank UmumKepemilikan DPK Bank UmumKepemilikan DPK Bank UmumKepemilikan DPK Bank Umum

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5

2008 2009 2010

% (yoy)

g (yoy) DPK g (yoy) Giro g (yoy) Tabungan g (yoy) Deposito

0%

5%

10%

15%

20%

25%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2008 2009 2010

% (yoy)% (yoy)

g (yoy) Pemerintah daerah - axis kiri g (yoy) perusahaan swasta - axis kiri

g (yoy) lainnya- axis kiri g (yoy) perorangan - axis kanan

16,40%

45,24%

38,37%

Giro Tabungan Deposito

010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000

100.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2007 2008 2009 2010

Miliar Rp

Pemerintah Daerah Perusahaan Swasta Perorangan Lainnya

Grafik 3.3. Grafik 3.3. Grafik 3.3. Grafik 3.3. Komposisi Dana Pihak KetigaKomposisi Dana Pihak KetigaKomposisi Dana Pihak KetigaKomposisi Dana Pihak Ketiga

Tw IITw IITw IITw II----2010201020102010

Page 46: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 34

juga cukup tinggi, hal ini menunjukkan bahwa sebagian deposan masih menganggap bahwa

menyimpan dana dalam bentuk deposito masih menguntungkan dan cukup aman.

Dari FGD Perbankan Triwulan II-2010, diketahui bahwa high cost deposits seperti

deposito diduga mempunyai andil dibalik lambatnya penurunan suku bunga kredit. Biaya

dana yang cukup tinggi dikeluarkan perbankan di Jawa Tengah untuk menarik para deposan

besar, yang biasanya adalah perusahaan-perusahaan besar nasional maupun institusi besar

lainnya. Deposan utama tersebut biasanya meminta special rate diatas ketentuan Lembaga

Penjaminan Simpanan (LPS), atau bonus lain sebagai kompensasi dari dananya yang disimpan

di perbankan. Faktor inilah yang diakui kalangan perbankan menjadi salah satu penyebab

tingginya cost of fund, sehingga berdampak pula pada lambatnya penurunan suku bunga

kredit. Pada triwulan II-2010, dari Rp36,40 Triliun deposito, sebanyak 8,73% (Rp3,17 Triliun)

mendapatkan bunga diatas yang ditetapkan oleh LPS untuk bank umum.

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Grafik 3.5. PerkGrafik 3.5. PerkGrafik 3.5. PerkGrafik 3.5. Perkembangan simpanan Deposito Bank Umumembangan simpanan Deposito Bank Umumembangan simpanan Deposito Bank Umumembangan simpanan Deposito Bank Umum

3.1.2 Penyaluran Kredit3.1.2 Penyaluran Kredit3.1.2 Penyaluran Kredit3.1.2 Penyaluran Kredit

Kredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah pada triwulan IIKredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah pada triwulan IIKredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah pada triwulan IIKredit yang disalurkan bank umum di Jawa Tengah pada triwulan II----2020202010101010 (posisi (posisi (posisi (posisi

Mei 2010) tumbuh sangat baik. Mei 2010) tumbuh sangat baik. Mei 2010) tumbuh sangat baik. Mei 2010) tumbuh sangat baik. Berdasarkan lokasi bank pelapor, pertumbuhan kredit

mencapai 19,03% (yoy) dan 5,27% (ytd). Apabila dibandingkan dengan target penyaluran

kredit nasional yang sebesar 22%-24%, hal tersebut merupakan sinyalemen yang sangat baik

bagi pencapaian pertumbuhan target kredit tahun 2010. Peningkatan penyaluran kredit

tertinggi terjadi pada jenis kredit investasi dan kredit konsumsi yang tumbuh mencapai

45,12% (yoy) dan 25,75% (yoy). Hal ini juga terkonfirmasi dari hasil survei kredit perbankan

(SKP) Jawa Tengah triwulan II-2010, dimana untuk jumlah kredit yang disalurkan secara

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

-

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2007 2008 2009 2010

Deposito dgn Bunga > 9,25% (Miliar Rp) - Axis Kiri DPK (Miliar Rp) - Axis Kiri

Total Deposito (Miliar Rp) - Axis Kiri % Deposito dgn Bunga > 9,25% Thd Deposito - Axis Kanan

% Deposito dgn Bunga > 9,25% Thd DPK - Axis Kanan

Page 47: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 35

keseluruhan dan permintaan kredit dari konsumen meningkat dengan indeks masing-masing

sebesar 158,49% dan 190,00%.

Pertumbuhan penyaluran kredit yang sangat tinggi ini ditengarai terkait dengan

membaiknya kondisi makro ekonomi dan optimisme dunia usaha di tahun 2010. Adanya

pembangunan beberapa pabrik di Jawa Tengah, proyek jalan tol Solo-Semarang Seksi I

(Semarang-Ungaran), pembelian barang tahan lama dan mesin, masa liburan dan tahun

ajaran baru anak sekolah, pembelian rumah dan kendaraan bermotor, menjadi pendorong

kuatnya permintaan kredit investasi dan kredit konsumsi pada triwulan ini.

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Secara sektoral, kredit ySecara sektoral, kredit ySecara sektoral, kredit ySecara sektoral, kredit yang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah ang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah ang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah ang disalurkan oleh perbankan di Jawa Tengah

terkonsentrasi di sektor industri, sektor terkonsentrasi di sektor industri, sektor terkonsentrasi di sektor industri, sektor terkonsentrasi di sektor industri, sektor perdagangan, hotel, dan restoran (perdagangan, hotel, dan restoran (perdagangan, hotel, dan restoran (perdagangan, hotel, dan restoran (PHRPHRPHRPHR)))), dan , dan , dan , dan

sektor lainnya.sektor lainnya.sektor lainnya.sektor lainnya. Posisi kredit di sektor industri, sektor PHR sampai dengan triwulan II-2010

(Mei 2010) masing-masing sebesar Rp15,73 triliun, Rp24,11 triliun, dan Rp38,36 triliun.

Pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor listrik, gas, dan air (LGA) yaitu sebesar

87,82% (yoy) walaupun pangsa kredit LGA relatif kecil yaitu 0,07% dari total kredit.

Grafik 3.6. Perkembangan Kredit BankGrafik 3.6. Perkembangan Kredit BankGrafik 3.6. Perkembangan Kredit BankGrafik 3.6. Perkembangan Kredit Bank

Umum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa Tengah

Grafik 3.7. Perkembangan Kredit Modal KerjaGrafik 3.7. Perkembangan Kredit Modal KerjaGrafik 3.7. Perkembangan Kredit Modal KerjaGrafik 3.7. Perkembangan Kredit Modal Kerja

Bank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa Tengah

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

-

10.000 20.000

30.000

40.000

50.000

60.000 70.000

80.000

90.000

100.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2007 2008 2009 2010

%Miliar Rp

Total Kredit (Miliar Rp) - axis kiri g (yoy) - axis kanan g (ytd) -axis kanan

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

-5.000

10.000

15.000 20.000

25.000 30.000 35.000

40.000 45.000 50.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2007 2008 2009 2010

% Miliar Rp

Kredit Modal Kerja (Miliar Rp) g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2007 2008 2009 2010

%Miliar Rp

Kredit Investasi (Miliar Rp) g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2007 2008 2009 2010

% Miliar Rp

Kredit Konsumsi (Miliar Rp) g (yoy) - axis kanan g (ytd) - axis kanan

Grafik 3.8. PerGrafik 3.8. PerGrafik 3.8. PerGrafik 3.8. Perkembangan Kredit Investasi Bankkembangan Kredit Investasi Bankkembangan Kredit Investasi Bankkembangan Kredit Investasi Bank

Umum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa TengahUmum di Jawa Tengah

Grafik 3.9. Perkembangan Kredit KonsumsiGrafik 3.9. Perkembangan Kredit KonsumsiGrafik 3.9. Perkembangan Kredit KonsumsiGrafik 3.9. Perkembangan Kredit Konsumsi

Bank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa Tengah

Page 48: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 36

Peningkatan pertumbuhan kredit LGA diduga terkait dengan upaya pemerintah dalam

memenuhi kebutuhan energi yang semakin hari semakin meningkat. Sektor lain yang

mencatat pertumbuhan cukup tinggi diantaranya adalah sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor jasa dunia usaha, sektor jasa sosial masyarakat dan sektor lainnya yang

masing-masing tumbuh sebesar 56,65% (yoy), 28,85% (yoy), 35,75% (yoy) dan 42,35%

(yoy). Pertumbuhan yang tinggi ini, selain karena base effect penyaluran kredit yang rendah

pada triwulan II-2009, juga dikarenakan membaiknya kinerja perekonomian di berbagai

sektor ekonomi di Jawa Tengah yang diikuti oleh peningkatan penyaluran kredit di sektor

tersebut. Sementara itu, kredit sektor pertanian dan sektor konstruksi mengalami kontraksi

pertumbuhan, hal ini diduga karena sifat usaha pertanian yang high risk low return sehingga

menyebabkan sektor ini kurang menarik untuk dibiayai. Selain itu, dari hasil FGD Perbankan

triwulan II-2010 diketahui bahwa penyebab rendahnya penyaluran kredit di sektor pertanian

ini adalah keterbatasan sumber daya manusia (credit officer) yang cukup berpengalaman dan

ahli dalam bidang pertanian/usaha tani.

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Berdasarkan lokasi proyek, terdapat kBerdasarkan lokasi proyek, terdapat kBerdasarkan lokasi proyek, terdapat kBerdasarkan lokasi proyek, terdapat kredit / pembiayaredit / pembiayaredit / pembiayaredit / pembiayaanananan yang yang yang yang masuk ke Jawa masuk ke Jawa masuk ke Jawa masuk ke Jawa

TengahTengahTengahTengah dikucurkan oleh perbankandikucurkan oleh perbankandikucurkan oleh perbankandikucurkan oleh perbankan di luar Jawa Tengahdi luar Jawa Tengahdi luar Jawa Tengahdi luar Jawa Tengah. Pada triwulan II-2010 ( posisi Mei

2010), jumlah kredit untuk membiayai proyek yang berlokasi di Jawa Tengah adalah Rp98,03

triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan di

Jawa Tengah pada periode yang sama yaitu Rp87,17 triliun. Artinya sebanyak Rp10,85 triliun

kredit yang diterima untuk proyek yang berlokasi di Jawa Tengah disalurkan oleh perbankan

di luar Jawa Tengah.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.10101010. Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit SektorSektorSektorSektor

Ekonomi UtamaEkonomi UtamaEkonomi UtamaEkonomi Utama di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.11111111. Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit . Perkembangan Kredit SektorSektorSektorSektor

EkonomiEkonomiEkonomiEkonomi di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2007 2008 2009 2010

g (yoy)g (yoy)

Pengangkutan - axis kiri Jasa sos. Masy - axis kiri

Lainnya - axis kiri Listrik, Gas, &Air - axis kanan

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5

2007 2008 2009 2010

g (yoy)

Pertanian Industri PHR

Page 49: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 37

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

3.2. Risiko Kredit 3.2. Risiko Kredit 3.2. Risiko Kredit 3.2. Risiko Kredit dan Risiko Likuiditasdan Risiko Likuiditasdan Risiko Likuiditasdan Risiko Likuiditas

Pada triwulan IIPada triwulan IIPada triwulan IIPada triwulan II----2010, 2010, 2010, 2010, Risiko kredit bank umum Risiko kredit bank umum Risiko kredit bank umum Risiko kredit bank umum yang ditunjukkan oleh rasio NPLs yang ditunjukkan oleh rasio NPLs yang ditunjukkan oleh rasio NPLs yang ditunjukkan oleh rasio NPLs

di Jawa Tengah di Jawa Tengah di Jawa Tengah di Jawa Tengah relatif terjaga yaitu 2,54%relatif terjaga yaitu 2,54%relatif terjaga yaitu 2,54%relatif terjaga yaitu 2,54%.... Sampai dengan triwulan laporan, resiko kredit

yang tercermin pada Non Performing Loans (NPLs) gross bank umum relatif stabil. Stabilnya

rasio NPLs tersebut, karena meningkatnya daya beli masyarakat akibat kondisi perekonomian

yang membaik. NPLs kredit jenis penggunaan dan sektoral semua skim kredit meningkat tipis

dari triwulan sebelumnya, namun bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun

sebelumnya, NPLs mengalami perbaikan yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil Survei

Kredit Perbankan (SKP) triwulan II-2010, penurunan NPLs selain dikarenakan adanya

peningkatan daya beli masyarakat, juga dikarenakan adanya upaya-upaya yang dilakukan

manajemen perbankan dalam menjaga kredit lancarnya seperti peningkatan intensitas

penagihan dan penyelesaian kredit. NPLs kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit

konsumsi berturut-turut adalah 3,48%, 2,58% dan 1,23%. Secara sektoral, rasio NPL sektor-

sektor yang memiliki risk profile yang tinggi juga menunjukkan tren yang menurun. NPLs

hampir seluruh sektor masih dalam kondisi relatif terjaga, kecuali sektor konstruksi yang

mengalami peningkatan NPLs cukup tinggi namun masih dibawah batas himbauan Bank

Indonesia.

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.12121212. . . . Perbandingan Kredit Bank Perbandingan Kredit Bank Perbandingan Kredit Bank Perbandingan Kredit Bank

PelaporPelaporPelaporPelapor dengan Kredit Lokasi dengan Kredit Lokasi dengan Kredit Lokasi dengan Kredit Lokasi

ProyekProyekProyekProyek

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.13131313. . . . Perbandingan LDR Kredit LokasiPerbandingan LDR Kredit LokasiPerbandingan LDR Kredit LokasiPerbandingan LDR Kredit Lokasi

Bank dengan Lokasi ProyekBank dengan Lokasi ProyekBank dengan Lokasi ProyekBank dengan Lokasi Proyek

-

20

40

60

80

100

120

IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

Triliun Rp

Kredit Bank Pelapor Kredit Lokasi Proyek

80.00

85.00

90.00

95.00

100.00

105.00

110.00

Tw-I Tw-II Tw-III Tw-IV Tw-I Tw-II*

2009 2010

%

LDR LBU LDR Lokasi Proyek

Page 50: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 38

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.2222....

RASIO NPLs PER SEKTOR EKONOMI (PERSEN)RASIO NPLs PER SEKTOR EKONOMI (PERSEN)RASIO NPLs PER SEKTOR EKONOMI (PERSEN)RASIO NPLs PER SEKTOR EKONOMI (PERSEN)

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Likuiditas bank umum di Jawa Tengah cukup aman, namun mengalami Likuiditas bank umum di Jawa Tengah cukup aman, namun mengalami Likuiditas bank umum di Jawa Tengah cukup aman, namun mengalami Likuiditas bank umum di Jawa Tengah cukup aman, namun mengalami sedikit sedikit sedikit sedikit

penurunan dari triwulan sebelumnya.penurunan dari triwulan sebelumnya.penurunan dari triwulan sebelumnya.penurunan dari triwulan sebelumnya. Cash ratio yang mengindikasikan kemampuan

industri perbankan Jawa Tengah untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya masih cukup

baik. Pada triwulan ini cash ratio perbankan sebesar 10,85%, menurun tipis dibandingkan

triwulan I-2010 yang sebesar 11,20%. Industri perbankan harus dapat menjaga

keseimbangan antara sisi aset dan sisi kewajiban melalui manajemen likuiditas yang baik. Alat

Likuid yang dimiliki bank umum Jawa Tengah pada Triwulan II-2010 adalah sebesar Rp10,29

triliun. Komposisi aset likuid perbankan terbesar dalam bentuk kas sebesar Rp4,03 triliun,

penempatan pada Bank Indonesia sebesar Rp3,86 triliun, dan penempatan pada bank lain

sebesar Rp2,39 triliun.

GrGrGrGrafik 3.1afik 3.1afik 3.1afik 3.14.4.4.4. Perkembangan Kredit BankPerkembangan Kredit BankPerkembangan Kredit BankPerkembangan Kredit Bank

Umum dan Rasio NPLsUmum dan Rasio NPLsUmum dan Rasio NPLsUmum dan Rasio NPLs

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.15555. Perkembangan Rasio NPLs Kredit. Perkembangan Rasio NPLs Kredit. Perkembangan Rasio NPLs Kredit. Perkembangan Rasio NPLs Kredit

Berdasarkan Jenis PenggunaanBerdasarkan Jenis PenggunaanBerdasarkan Jenis PenggunaanBerdasarkan Jenis Penggunaan

Sektor Ekonomi TW I-08 TW II-08 TW III-08 TW IV-08 TW I-09 TW II-09 TW III-09 TW IV-09 TW I-10 TW II-10*

Pertanian 3.06 3.67 2.96 2.53 2.59 2.67 2.37 2.10 1.59 2.24

Pertambangan 0.72 1.03 0.65 0.56 19.82 0.74 0.64 0.60 0.42 0.99

Industri 5.70 5.03 3.72 3.26 7.91 7.27 4.19 3.82 3.82 3.94

Listrik, Gas, &Air 5.45 3.54 5.64 0.34 0.24 0.08 0.05 0.23 0.03 0.03

Konstruksi 6.09 5.12 3.42 1.79 2.94 2.82 2.82 2.39 2.80 4.65

PHR 4.11 3.94 3.69 2.69 3.36 3.70 3.72 3.08 3.07 3.45

Pengangkutan 3.80 3.61 3.26 2.53 3.02 2.80 2.91 1.67 1.96 1.43

Jasa dunia usaha 3.13 2.31 2.31 7.21 7.40 2.66 2.65 1.97 2.02 1.94

Jasa sosial masy. 2.55 1.99 1.91 1.10 1.19 1.02 1.06 0.90 2.86 2.82

Lainnya 1.39 1.22 1.16 1.09 1.27 1.32 1.39 1.15 1.70 1.43

Total NPLs Kredit 3.34 3.06 2.64 2.39 3.70 3.41 2.83 2.41 2.52 2.54

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

I II III IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

NPL (%)

Modal kerja Investasi Konsumsi Batas NPL

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

90.0

100.0

I II III IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

Ra

sio

NP

L -

%

To

ta

l K

re

dit

-T

ril

iun

R

p

Total kredit (Triliun Rp) Rasio NPL (%)

Page 51: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 39

Sumber: LBU, Bank Indonesia

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.16666. Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan . Perkembangan Cash RatioCash RatioCash RatioCash Ratio Bank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa TengahBank Umum di Jawa Tengah

3.3.3.3.3333. K. K. K. Kredit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah)redit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah)redit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah)redit MKM (Mikro, Kecil, dan Menengah)

PertumbuhanPertumbuhanPertumbuhanPertumbuhan penyaluran kreditpenyaluran kreditpenyaluran kreditpenyaluran kredit MKMMKMMKMMKM kepada UMKM di Jawa Tengah mengalami kepada UMKM di Jawa Tengah mengalami kepada UMKM di Jawa Tengah mengalami kepada UMKM di Jawa Tengah mengalami

peningkatanpeningkatanpeningkatanpeningkatan. Penyaluran kredit MKM pada triwulan II-2010 mengalami pertumbuhan

sebesar 13,70% (yoy) menjadi Rp74,48 triliun. Pertumbuhan kredit MKM memberikan

pengaruh yang sangat signifikan terhadap menurun atau meningkatnya pertumbuhan kredit

perbankan, mengingat kontribusinya mencapai 85,45% dari total kredit bank umum di Jawa

Tengah. Dari jumlah tersebut, sebesar Rp36,14 triliun atau 48,53% merupakan kredit

konsumsi, sisanya sebesar Rp32,74 triliun (43,96%) dan Rp5,59 triliun (7,51%) merupakan

kredit modal kerja dan kredit investasi. Salah satu karakteristik kredit MKM selain mempunyai

resiko tinggi juga mempunyai beban operasional yang tinggi. Oleh karenanya, Nett Interest

Margin (NIM) untuk kredit MKM juga biasanya tinggi. Mengingat besarnya porsi kredit MKM

terhadap keseluruhan kredit perbankan, maka perbankan harus selalu menjaga agar kredit ini

tetap terjaga dengan baik.

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

I II III IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

%cash ratio

Page 52: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 40

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

Sumber : LBU, Bank Indonesia Sumber : LBU, Bank Indonesia

PPPPorsi terbesar orsi terbesar orsi terbesar orsi terbesar penyaluran penyaluran penyaluran penyaluran kredit MKM kredit MKM kredit MKM kredit MKM ada ada ada ada pada sektorpada sektorpada sektorpada sektor lainnya (kredit konsumtif)lainnya (kredit konsumtif)lainnya (kredit konsumtif)lainnya (kredit konsumtif)

yang tercatat sebesar Rp40,82 triliun atau 54,80% dari total kredit MKM. Sementara itu

kredit MKM untuk sektor PHR, sektor industri, dan sektor jasa dunia usaha masing-masing

sebesar Rp22,26 triliun (29,89%), Rp4,62 triliun (6,20%) dan Rp3,11 triliun (4,18%). Kredit Kredit Kredit Kredit

Skala Kecil (> Rp50 juta Skala Kecil (> Rp50 juta Skala Kecil (> Rp50 juta Skala Kecil (> Rp50 juta –––– Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit UMKM lokasi Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit UMKM lokasi Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit UMKM lokasi Rp500 juta) mendominasi penyaluran kredit UMKM lokasi

proyek di Jawa Tengah sebesar Rp28,48 triliun dengan pangsa 38,24% dari total proyek di Jawa Tengah sebesar Rp28,48 triliun dengan pangsa 38,24% dari total proyek di Jawa Tengah sebesar Rp28,48 triliun dengan pangsa 38,24% dari total proyek di Jawa Tengah sebesar Rp28,48 triliun dengan pangsa 38,24% dari total

penyaluran kredit MKM.penyaluran kredit MKM.penyaluran kredit MKM.penyaluran kredit MKM. Sedangkan kredit skala usaha mikro (s.d. Rp5 juta) dan menengah

(Rp500 juta – Rp5 miliar) masing-masing sebesar Rp27,82 triliun (37,35%) dan Rp18,18

triliun (24,41%). Secara tahunan, kredit kecil mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar

30,03% (yoy).

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.18.8.8.8. Perkembangan Kredit UMKMPerkembangan Kredit UMKMPerkembangan Kredit UMKMPerkembangan Kredit UMKM

Menurut Jenis PenggunaanMenurut Jenis PenggunaanMenurut Jenis PenggunaanMenurut Jenis Penggunaan

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.17.7.7.7. Perkembangan Kredit UMKM danPerkembangan Kredit UMKM danPerkembangan Kredit UMKM danPerkembangan Kredit UMKM dan

Total KreditTotal KreditTotal KreditTotal Kredit

Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.1Grafik 3.19.9.9.9. Komposisi Kredit UMKM Komposisi Kredit UMKM Komposisi Kredit UMKM Komposisi Kredit UMKM

BerdasarkanBerdasarkanBerdasarkanBerdasarkan Sektor Ekonomi Sektor Ekonomi Sektor Ekonomi Sektor Ekonomi

Triwulan ITriwulan ITriwulan ITriwulan I----2010201020102010

Grafik 3.20.Grafik 3.20.Grafik 3.20.Grafik 3.20. PerkembangaPerkembangaPerkembangaPerkembangan Kredit UMKMn Kredit UMKMn Kredit UMKMn Kredit UMKM

Berdasarkan Skala UsahaBerdasarkan Skala UsahaBerdasarkan Skala UsahaBerdasarkan Skala Usaha

010

20

30

40

5060

70

80

90100

IV I II III IV I II III IV I II*

2007 2008 2009 2010

Triliun Rp

Total Kredit Kredit UMKM

0

5

10

15

20

25

30

35

40

IV I II III IV I II III IV I II

Triliun Rp

K. Modal Kerja K. Konsumsi K. Investasi

Pertanian,

1.89%

Pertambangan,

0.08% Industri, 6.20%

LGA, 0.04%

Konstruksi,

1.09%

PHR, 29.89%

Pengangkutan,

0.85%

JDU, 4.18%JSM, 0.98%

Lainnya, 54.80%

0,0

10,0

20,0

30,0

40,0

50,0

60,0

70,0

80,0

0,0

5,0

10,0

15,0

20,0

25,0

30,0

35,0

I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010

Triliun RpTriliun Rp

Mikro Kecil Menengah Total Kredit UMKM - axis kanan

Page 53: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 41

3.4. 3.4. 3.4. 3.4. Perkembangan Bank Umum Yang Perkembangan Bank Umum Yang Perkembangan Bank Umum Yang Perkembangan Bank Umum Yang Berkantor Pusat Di Jawa TengahBerkantor Pusat Di Jawa TengahBerkantor Pusat Di Jawa TengahBerkantor Pusat Di Jawa Tengah

Kinerja bKinerja bKinerja bKinerja bank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan Iank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan Iank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan Iank umum yang berkantor pusat di Jawa Tengah pada triwulan IIIII----2010 2010 2010 2010

tumbuh cukup baiktumbuh cukup baiktumbuh cukup baiktumbuh cukup baik. Total aset bank umum tersebut tercatat sebesar Rp17,51 triliun atau

tumbuh sebesar 17,57% (yoy) dan mempunyai pangsa sebesar 14,15% dari total aset

seluruh bank umum di Jawa Tengah. Secara tahunan, DPK yang berhasil dihimpun tercatat

sebesar Rp15,62 triliun, atau meningkat sebesar 20,60% (yoy). Pertumbuhan terbesar dicapai

oleh deposito yaitu sebesar 30,29%, sementara tabungan dan giro tumbuh masing-masing

sebesar 24,33% (yoy) dan 1,19% (yoy). Adanya undian berhadiah, cash back, dan hadiah

langsung, menjadi daya tarik tersendiri bagi deposan untuk menempatkan dananya di bank

tersebut.

TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.3333....

PERKEMBANGAN BANK UMUMPERKEMBANGAN BANK UMUMPERKEMBANGAN BANK UMUMPERKEMBANGAN BANK UMUM

YANG BERKANTOR YANG BERKANTOR YANG BERKANTOR YANG BERKANTOR PUSAT DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)PUSAT DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)PUSAT DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)PUSAT DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)

Sumber : LBU, Bank Indonesia

Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan Kredit tumbuh cukup baik walaupun masih dibawah pertumbuhan keseluruhan

bank umum di Jawa Tengah.bank umum di Jawa Tengah.bank umum di Jawa Tengah.bank umum di Jawa Tengah. Bank berkantor pusat di Jawa Tengah mempunyai porsi

sebesar 13,08% dari keseluruhan kredit bank umum yang disalurkan di Jawa Tengah. Secara

tahunan kredit yang disalurkan mengalami pertumbuhan sebesar 9,54% (yoy). Komposisi

kredit masih didominasi oleh jenis kredit konsumsi, yang tumbuh sebesar 11,72% (yoy) dan

mempunyai porsi sebesar 90,27% terhadap keseluruhan kredit bank umum berkantor pusat

di Jawa Tengah. Walaupun jenis kredit yang disalurkan didominasi oleh kredit konsumsi,

namun kinerjanya cukup baik dengan rasio NPLs sebesar 0,38%.

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II* yoy qtq

12,997 12,908 14,183 13,534 14,863 14,898 15,746 15,064 17,596 17,517 17.57% -0.45%

Share thd BU Jateng (%) 14.86% 14.05% 14.18% 13.02% 14.13% 13.81% 13.92% 12.91% 14.64% 14.15% - -

DPK 11,089 10,683 11,089 9,599 12,805 12,958 13,588 12,048 15,077 15,627 20.60% 3.65%

Giro 4,478 3,706 3,643 3,334 4,976 4,640 4,276 3,641 5,035 4,937 1.19% -1.95%

Tabungan 2,339 2,607 2,773 3,340 2,652 2,878 3,140 4,098 3,297 3,461 24.33% 4.99%

Deposito 4,272 4,370 4,674 2,925 5,177 5,439 6,172 4,308 6,745 7,229 30.29% 7.17%

Share thd BU Jateng (%) 15.86% 14.49% 14.57% 11.90% 15.16% 14.98% 15.5% 13.2% 16.23% 16.47% - -

Kredit 8,175 9,216 9,791 9,871 9,985 10,411 10,842 10,862 11,089 11,404 9.54% 2.09%

Share thd BU Jateng (%) 13.98% 14.09% 13.85% 13.54% 13.66% 13.77% 13.82% 13.12% 13.14% 13.08% - -

LDR 73.72% 86.26% 88.29% 102.84% 77.98% 80.34% 79.79% 90.16% 73.55% 72.97% - -

NPL 0.50% 0.53% 0.47% 0.26% 0.25% 0.36% 0.48% 0.29% 0.32% 0.38% - -

(%)

Aset

INDIKATOR USAHA2008 2009

Pert. Tw II2010

Page 54: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 42

TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.TABEL 3.4444....

PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN KREDIT KREDIT KREDIT KREDIT JENIS PENGGUNAAN JENIS PENGGUNAAN JENIS PENGGUNAAN JENIS PENGGUNAAN BANK BERKANTOR PUSATBANK BERKANTOR PUSATBANK BERKANTOR PUSATBANK BERKANTOR PUSAT

DI JAWA TENGAH DI JAWA TENGAH DI JAWA TENGAH DI JAWA TENGAH (RP MILIAR)(RP MILIAR)(RP MILIAR)(RP MILIAR)

Sumber: LBU, Bank Indonesia

3.3.3.3.5555. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Kinerja BPR di Jawa Tengah pada Kinerja BPR di Jawa Tengah pada Kinerja BPR di Jawa Tengah pada Kinerja BPR di Jawa Tengah pada triwulan IItriwulan IItriwulan IItriwulan II----2010201020102010 menunjukkan pertumbuhan yang menunjukkan pertumbuhan yang menunjukkan pertumbuhan yang menunjukkan pertumbuhan yang

positif walaupun sedikit melambatpositif walaupun sedikit melambatpositif walaupun sedikit melambatpositif walaupun sedikit melambat, baik secara tahunan (yoy) maupun triwulanan (qtq).

Aset, DPK, dan kredit secara tahunan (yoy) masing-masing tumbuh sebesar 16,98%,

17,77%, dan 12,92% (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.21212121.).).).). Berdasarkan hasil FGD Perbankan yang diadakan Bank

Indonesia, pertumbuhan positif kinerja BPR tersebut terutama didorong oleh adanya aktivitas

masyarakat dalam meminjam kredit untuk memenuhi kebutuhan pendidikan di tahun ajaran

baru.

Sumber: Bank Indonesia, diolah *)Data Mei 2010

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.21212121. . . . Indikator BPR Jawa TeIndikator BPR Jawa TeIndikator BPR Jawa TeIndikator BPR Jawa Tengahngahngahngah

Perlambatan penghimpunan dana masyarakat yang dilakukan oleh BPR pada triwulan II-

2010, baik secara triwulanan maupun tahunan, terutama dipicu oleh perlambatan

pertumbuhan deposito BPR. Pada triwulan ini, tingkat pertumbuhan deposito sebesar 2,03%

(qtq) dan 17,81% (yoy), relatif melambat jika dibandingkan triwulan I-2010 yang mengalami

tingkat pertumbuhan sebesar 5,27% (qtq) dan 19,68% (yoy) (Grafik 3.22Grafik 3.22Grafik 3.22Grafik 3.22). Perlambatan

pertumbuhan deposito tersebut salah satunya diperkirakan karena peningkatan kebutuhan

konsumsi masyarakat, dimana masyarakat lebih membutuhkan sumber pendanaan yang

bersifat lebih liquid (mudah dicairkan) guna memenuhi berbagai kebutuhan pada triwulan ini

seperti pembayaran uang masuk sekolah. Selain itu, beberapa segmen masyarakat juga mulai

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

I II III IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

% GrowthRp. Miliar

Aset DPK Kredit g Aset g DPK g Kredit

Bank di Jawa Tengah Share Bank KP di Jateng thd

II-2009 I-2010 II-2010 II-2010 yoy qtq keseluruhan Bank di Jateng

Kredit Jenis Pengunaan 10,411 11,089 11,404 87,175 9.54% 2.84% 13.08%

- Kredit Modal Kerja 1,061 240 299 45,734 -71.79% 24.60% 0.65%

- Kredit Investasi 183 838 863 8,267 373.11% 2.99% 10.44%

- Kredit Konsumsi 9,167 10,011 10,241 33,174 11.72% 2.30% 30.87%

Growth Bank KP JatengKREDIT

Bank KP di Jateng

Page 55: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 43

memilih alternatif investasi lain yang memberikan imbalan hasil lebih tinggi dibandingkan

simpanan perbankan.

Sumber: Bank Indonesia, diolah *)Data Mei 2010

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.22222222....Perkembangan Produk BPR di Jawa Tengah TPerkembangan Produk BPR di Jawa Tengah TPerkembangan Produk BPR di Jawa Tengah TPerkembangan Produk BPR di Jawa Tengah Triwulan riwulan riwulan riwulan IIIIIIII----2010201020102010

Dari sisi penyaluran dana, tercatat 50,84% dari total kredit yang disalurkan pada

triwulan ini digunakan untuk modal kerja, 43,82%, untuk konsumsi dan 5,33% untuk

investasi (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.23232323)))). Terkait dengan penggunaan kredit tersebut, faktor musiman pada

dunia pendidikan yang berupa tahun ajaran baru menjadi salah satu pendorong peningkatan

kredit konsumsi masyarakat. Informasi yang diperoleh dari Perbamida dan Perbarindo Jawa

Tengah juga memperkuat kondisi tersebut, dimana menjelang tahun ajaran baru, BPR lebih

fokus untuk menyalurkan kreditnya di bidang pendidikan. Selain itu, bulan puasa dan

Lebaran diperkirakan akan mendorong peningkatan kredit konsumsi untuk ke depannya.

Sementara itu dari sisi sektoral, porsi penyaluran kredit BPR didominasi oleh sektor Lain-lain

(46,14%) dan sektor Perdagangan (35,68%) (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.23232323)))). Relatif besarnya porsi kredit Lain-

lain tersebut mengindikasikan bahwa dorongan pertumbuhan penyaluran kredit masih

banyak didominasi oleh kegiatan yang bersifat konsumtif.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.Grafik 3.23232323. . . . Porsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa TengahPorsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa TengahPorsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa TengahPorsi Kredit Penggunaan dan Sektoral BPR di Jawa Tengah

Pertanian

7,60%

Perindustrian

1,32%

Perdagangan

35,68%

Jasa-jasa

9,08%

Lain-lain

46,14%

Modal Kerja

50,84%

Investasi

5,33%

Konsumsi

43,82%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

I II III IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

% G

row

th

Rp

. M

ilia

r

Tabungan Deposito g Tabungan g Deposito

Page 56: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 44

Berdasarkan hasil FGD perbankan yang diselenggarakan KBI Semarang, kerjasama antara

BPR dan bank umum di Jawa Tengah yang berupa linkage program relatif cukup baik. Namun

dalam perkembangannya, linkage program mengalami penurunan terutama plafon kredit

dan saldo debet ((((Tabel Tabel Tabel Tabel 3.3.3.3.5555)))). Penurunan tersebut salah satunya dikarenakan BPR lebih selektif

dalam melakukan linkage program dengan bank umum yang memang tidak memiliki unit

mikro. Dengan relatif baiknya kerjasama antara BPR dan bank umum, maka tingkat LDR BPR

mengalami peningkatan dan tingkat NPLs BPR di Jawa Tengah menunjukkan tren perbaikan

walaupun masih berada diatas batas ketentuan Bank Indonesia (5%) (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.24242424)))).

Selain itu, untuk lebih memperkuat pengawasan BPR sebagai antisipasi terhadap

kemungkinan adanya kenaikan tingkat NPLs karena relatif tingginya LDR BPR, maka Bank

Indonesia mengeluarkan ketentuan mengenai kewajiban penyusunan laporan keuangan bagi

BPR dengan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAKETAP) dalam rangka transparansi laporan. Peraturan tersebut mulai berlaku pada 1 Juli

2010.

Tabel Tabel Tabel Tabel 3.3.3.3.5555. . . . Perkembangan Perkembangan Perkembangan Perkembangan Linkage ProgramLinkage ProgramLinkage ProgramLinkage Programdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

Indikator Mei-09 Des-09 Mei-10

1 Jumlah Bank Umum (unit) 9 9 9

2 Jumlah BPR (unit) 281 128 104

3 Jumlah Plafon Kredit (miliar) 751 903 450

4 Jumlah Saldo Debet (miliar) 531 493 265

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik. 3.24. Grafik. 3.24. Grafik. 3.24. Grafik. 3.24. Perkembangan LDR Dan NPLs BPRPerkembangan LDR Dan NPLs BPRPerkembangan LDR Dan NPLs BPRPerkembangan LDR Dan NPLs BPR Jawa Tengah Triwulan Jawa Tengah Triwulan Jawa Tengah Triwulan Jawa Tengah Triwulan IIIIIIII----2010201020102010

3.3.3.3.6666. Perkembangan Perbankan (Bank Umum & BPR) di 35 Kab/Kota di . Perkembangan Perbankan (Bank Umum & BPR) di 35 Kab/Kota di . Perkembangan Perbankan (Bank Umum & BPR) di 35 Kab/Kota di . Perkembangan Perbankan (Bank Umum & BPR) di 35 Kab/Kota di

Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Secara umum kinerja perbankan di 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah masih dalam

kondisi baik. Hal ini tercermin dari tingkat LDR yang relatif tinggi dan tingkat NPLs yang

berada di bawah 5%. Daerah yang memiliki tingkat NPLs tertinggi pada triwulan II-2010

6

7

8

9

10

11

12

110

115

120

125

130

I II III IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

% LDR % NPLs

LDR (%) NPLs (%)

Page 57: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 45

adalah kabupaten Pekalongan yaitu sebesar 5,80%, diikuti kabupaten Boyolali dan

kabupaten Semarang masing-masing sebesar 4,36% dan 4,10%.

Aktivitas perbankan (bank umum dan BPR) di Jawa Tengah masih terpusat di kota

Semarang dan kota Surakarta. Total aset perbankan di kota Semarang dan kota Surakarta

masing-masing memiliki porsi sebesar 38,69% dan 14,58% dari total aset perbankan di Jawa

Tengah (Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.6666). Hal ini disebabkan kedua daerah tersebut merupakan poros

perekonomian Jawa Tengah dan terdapat kantor pusat bank dan kantor regional bank di

wilayah ini.

Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.Tabel 3.6666....

Indikator Perbankan Indikator Perbankan Indikator Perbankan Indikator Perbankan di 35 Kabupaten/Kotadi 35 Kabupaten/Kotadi 35 Kabupaten/Kotadi 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah (di Jawa Tengah (di Jawa Tengah (di Jawa Tengah (RRRRpppp miliar)miliar)miliar)miliar)

AsetAsetAsetAset DPKDPKDPKDPK KreditKreditKreditKredit LDRLDRLDRLDR NPLNPLNPLNPL AsetAsetAsetAset DPKDPKDPKDPK KreditKreditKreditKredit

1 Kab. Semarang 1.201 915 1.101 120,38% 4,10% 0,90% 0,90% 1,16%

2 Kab. Kendal 1.240 1.010 1.107 109,59% 3,13% 0,93% 0,99% 1,16%

3 Kab. Demak 899 715 840 117,36% 2,66% 0,67% 0,70% 0,88%

4 Kab. Grobogan 1.748 1.213 1.493 123,14% 3,09% 1,31% 1,19% 1,57%

5 Kota Semarang 51.611 38.645 30.908 79,98% 3,29% 38,69% 38,00% 32,48%

6 Kota Salatiga 1.183 1.042 771 73,92% 2,06% 0,89% 1,03% 0,81%

JumlahJumlahJumlahJumlah 57.88157.88157.88157.881 43.54043.54043.54043.540 36.21936.21936.21936.219 83,19%83,19%83,19%83,19% 3,26%3,26%3,26%3,26% 43,39%43,39%43,39%43,39% 42,81%42,81%42,81%42,81% 38,07%38,07%38,07%38,07%

1 Kab. Tegal 584 461 480 103,95% 3,61% 0,44% 0,45% 0,50%

2 Kab. Brebes 1.446 990 1.283 129,51% 1,74% 1,08% 0,97% 1,35%

3 Kab. Pemalang 1.018 749 950 126,89% 2,67% 0,76% 0,74% 1,00%

4 Kab. Batang 802 490 752 153,41% 2,15% 0,60% 0,48% 0,79%

5 Kab Pekalongan 101 76 91 119,04% 5,80% 0,08% 0,08% 0,10%

6 Kota Pekalongan 3.783 3.140 2.557 81,43% 2,16% 2,84% 3,09% 2,69%

7 Kota Tegal 4.670 3.616 3.363 93,00% 2,39% 3,50% 3,56% 3,53%

JumlahJumlahJumlahJumlah 12.40412.40412.40412.404 9.5239.5239.5239.523 9.4759.4759.4759.475 99,50%99,50%99,50%99,50% 2,34%2,34%2,34%2,34% 9,30%9,30%9,30%9,30% 9,36%9,36%9,36%9,36% 9,96%9,96%9,96%9,96%

1 Kab. Pati 2.054 1.658 1.843 111,10% 3,50% 1,54% 1,63% 1,94%

2 Kab. Kudus 7.559 4.818 5.792 120,20% 1,67% 5,67% 4,74% 6,09%

3 Kab. Jepara 1.154 958 1.045 109,08% 3,95% 0,86% 0,94% 1,10%

4 Kab. Rembang 868 570 810 142,17% 1,78% 0,65% 0,56% 0,85%

5 Kab. Blora 1.328 950 1.142 120,22% 2,23% 1,00% 0,93% 1,20%

JumlahJumlahJumlahJumlah 12.96212.96212.96212.962 8.9558.9558.9558.955 10.63110.63110.63110.631 118,72%118,72%118,72%118,72% 2,28%2,28%2,28%2,28% 9,72%9,72%9,72%9,72% 8,80%8,80%8,80%8,80% 11,17%11,17%11,17%11,17%

1 Kab. Banyumas 6.843 5.005 4.981 99,51% 2,74% 5,13% 4,92% 5,23%

2 Kab. Cilacap 3.514 3.088 2.275 73,65% 2,24% 2,63% 3,04% 2,39%

3 Kab. Purbalingga 883 646 805 124,55% 2,82% 0,66% 0,64% 0,85%

4 Kab. Banjarnegara 1.539 1.017 1.411 138,65% 2,92% 1,15% 1,00% 1,48%

JumlahJumlahJumlahJumlah 12.77912.77912.77912.779 9.7579.7579.7579.757 9.4719.4719.4719.471 97,07%97,07%97,07%97,07% 2,65%2,65%2,65%2,65% 9,58%9,58%9,58%9,58% 9,59%9,59%9,59%9,59% 9,95%9,95%9,95%9,95%

1 Kab. Magelang 996 815 733 90,01% 3,96% 0,75% 0,80% 0,77%

2 Kab. Temanggung 931 720 821 114,03% 3,13% 0,70% 0,71% 0,86%

3 Kab. Wonosobo 831 547 765 139,80% 2,92% 0,62% 0,54% 0,80%

4 Kab. Purworejo 1.030 953 904 94,87% 3,37% 0,77% 0,94% 0,95%

5 Kab. Kebumen 1.500 1.281 1.246 97,24% 2,75% 1,12% 1,26% 1,31%

6 Kota Magelang 4.729 3.984 3.044 76,40% 1,86% 3,55% 3,92% 3,20%

JumlahJumlahJumlahJumlah 10.01610.01610.01610.016 8.3008.3008.3008.300 7.5137.5137.5137.513 90,51%90,51%90,51%90,51% 2,64%2,64%2,64%2,64% 7,51%7,51%7,51%7,51% 8,16%8,16%8,16%8,16% 7,90%7,90%7,90%7,90%

1 Kab. Klaten 1.446 1.280 1.300 101,61% 3,66% 1,08% 1,26% 1,37%

2 Kab. Boyolali 1.152 865 1.102 127,50% 4,36% 0,86% 0,85% 1,16%

3 Kab. Sragen 1.488 936 1.416 151,38% 2,42% 1,12% 0,92% 1,49%

4 Kab. Sukoharjo 1.357 1.048 1.225 116,88% 4,09% 1,02% 1,03% 1,29%

5 Kab. Karanganyar 1.349 952 1.233 129,50% 3,17% 1,01% 0,94% 1,30%

6 Kab. Wonogiri 1.105 806 1.050 130,41% 2,61% 0,83% 0,79% 1,10%

7 Kota Surakarta 19.451 15.745 14.511 92,16% 3,81% 14,58% 15,48% 15,25%

JumlahJumlahJumlahJumlah 27.34727.34727.34727.347 21.63121.63121.63121.631 21.83921.83921.83921.839 100,96%100,96%100,96%100,96% 3,66%3,66%3,66%3,66% 20,50%20,50%20,50%20,50% 21,27%21,27%21,27%21,27% 22,95%22,95%22,95%22,95%

133.389133.389133.389133.389 101.705101.705101.705101.705 95.14795.14795.14795.147 93,55%93,55%93,55%93,55% 3,04%3,04%3,04%3,04% 100,00%100,00%100,00%100,00% 100,00%100,00%100,00%100,00% 100,00%100,00%100,00%100,00%

Kab/KotaKab/KotaKab/KotaKab/KotaIndikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp)Indikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp)Indikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp)Indikator Umum Kinerja Perbankan (Miliar Rp) Pangsa di Jawa TengahPangsa di Jawa TengahPangsa di Jawa TengahPangsa di Jawa Tengah

Eks. Karesidenan SemarangEks. Karesidenan SemarangEks. Karesidenan SemarangEks. Karesidenan Semarang

Jumlah Jawa TengahJumlah Jawa TengahJumlah Jawa TengahJumlah Jawa Tengah

Eks. Karesidenan PekalonganEks. Karesidenan PekalonganEks. Karesidenan PekalonganEks. Karesidenan Pekalongan

Eks. Karesidenan PatiEks. Karesidenan PatiEks. Karesidenan PatiEks. Karesidenan Pati

Eks. Karesidenan BanyumasEks. Karesidenan BanyumasEks. Karesidenan BanyumasEks. Karesidenan Banyumas

Eks. Karesidenan KeduEks. Karesidenan KeduEks. Karesidenan KeduEks. Karesidenan Kedu

Eks. Karesidenan SurakartaEks. Karesidenan SurakartaEks. Karesidenan SurakartaEks. Karesidenan Surakarta

Page 58: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 46

3.3.3.3.7777. Kinerja Perbankan Syariah. Kinerja Perbankan Syariah. Kinerja Perbankan Syariah. Kinerja Perbankan Syariah

Perkembangan bank umum syariah (BUS) dan BPR syariah (BPRS) di Jawa Tengah

menunjukkan peningkatan, yang tercermin dari pertumbuhan indikator utama kinerja

perbankan syariah (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.25252525)))). Hingga triwulan II-2010, pencapaian target pertumbuhan

perbankan syariah di Jawa Tengah telah mencapai 31,59% (yoy) dari target pertumbuhan

pada akhir tahun yang sebesar 38% (yoy).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik. 3.25. IndikatorGrafik. 3.25. IndikatorGrafik. 3.25. IndikatorGrafik. 3.25. Indikator Bank Syariah Jawa TengahBank Syariah Jawa TengahBank Syariah Jawa TengahBank Syariah Jawa Tengah

Seiring dengan perkembangan perekonomian, kebutuhan masyarakat terhadap

sistem keuangan yang mampu mengelola dana yang dimiliki juga semakin besar. Melalui

sistem bagi hasil yang diterapkan dalam produk-produk yang ditawarkan, perbankan syariah

menjadi salah satu alternatif baru bagi masyarakat dalam menanamkan dana dan

memperoleh pembiayaan. Kondisi tersebut diperkirakan menjadi salah satu faktor penyebab

tren pertumbuhan perbankan syariah yang terus meningkat. Selain itu, apabila dibandingkan

dengan perbankan konvensional, secara umum tingkat pertumbuhan perbankan syariah

relatif lebih tinggi dibanding pertumbuhan perbankan konvensional (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.26262626)))).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik. 3.26Grafik. 3.26Grafik. 3.26Grafik. 3.26. Perbandingan Indik. Perbandingan Indik. Perbandingan Indik. Perbandingan Indikator Kinerja Syariah dan Konvensional Jawa Tengah ator Kinerja Syariah dan Konvensional Jawa Tengah ator Kinerja Syariah dan Konvensional Jawa Tengah ator Kinerja Syariah dan Konvensional Jawa Tengah Triwulan IITriwulan IITriwulan IITriwulan II----2010201020102010

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

I II III IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

Rp. Miliar

Aset DPK Pembiayaan

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

Aset Syariah

Aset Konvensional

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

DPK Syariah

DPK Konvensional

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

IV I II III IV I II*

Pembiayaan

Kredit

Page 59: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 47

Dalam rangka mengembangkan perbankan syariah di Jawa Tengah, berbagai upaya

dilakukan oleh pihak perbankan antara lain menyalurkan pembiayaan secara lebih luas

kepada industri kreatif yang relatif tahan terhadap krisis dan sektor pertanian. Ekspansi

pembiayaan yang dilakukan tersebut tercermin dalam perkembangan tingkat Financing to

Deposit Ratio (FDR), dimana secara tahunan, FDR pada triwulan II-2010 (119,92%) lebih

tinggi dari pada FDR periode sebelumnya (117,98%). Ekspansi kredit yang dilakukan tersebut

juga berdampak terhadap tingkat non performing finance (NPF) yang mencapai 3,30%,

sedikit mengalami peningkatan jika dibandingkan triwulan I-2010, namun lebih rendah dari

posisi yang sama pada tahun sebelumnya (Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.(Grafik 3.27272727)))). Salah satu faktor peningkatan NPF

tersebut diperkirakan karena faktor cuaca yang berpengaruh pada sektor pertanian.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik. 3.27. Perkembangan FDR dan NPF PerbankaGrafik. 3.27. Perkembangan FDR dan NPF PerbankaGrafik. 3.27. Perkembangan FDR dan NPF PerbankaGrafik. 3.27. Perkembangan FDR dan NPF Perbankan Syariah di Jawa Tengahn Syariah di Jawa Tengahn Syariah di Jawa Tengahn Syariah di Jawa Tengah

TABEL 3.7.TABEL 3.7.TABEL 3.7.TABEL 3.7.

INDIKATOR PERBANKAN SYARIAH DI JAWA TENGAH (RINDIKATOR PERBANKAN SYARIAH DI JAWA TENGAH (RINDIKATOR PERBANKAN SYARIAH DI JAWA TENGAH (RINDIKATOR PERBANKAN SYARIAH DI JAWA TENGAH (RPPPP MILIAR)MILIAR)MILIAR)MILIAR)

♦♦♦

IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII IIIIIIII IIIIIIIIIIII IVIVIVIV IIII II*II*II*II*

a. Aset 1.624 1.866 2.312 2.417 2.350 2.710 2.916 3.477 3.777 4.198

b. DPK 1.288 1.462 1.550 1.701 1.660 1.892 1.890 2.230 2.462 2.695

c. Pembiayaan 1.304 1.620 1.873 2.027 2.003 2.232 2.412 2.631 2.957 3.232

d. FDR (%) 101,24 110,80 101,24 119,12 120,66 117,98 127,67 117,98 120,10 119,92

e. NPF Nominal 63 69 49 49 93 70 77 80 84 106

f. NPF (%) 4,83 4,12 4,83 2,43 4,64 4,03 3,27 3,61 2,72 3,30

a. Aset 1.563 1.787 2.225 2.318 2.244 2.590 2.788 3.328 3.615 4.028

b. DPK 1.247 1.415 1.495 1.637 1.588 1.810 1.804 2.132 2.353 2.583

- Giro Wadiah 179 187 198 150 154 166 166 154 134 207

- Tab. Wadiah & Mudharabah 625 654 721 820 807 891 1.064 990 1.099 1.149

- Deposito Mudharabah 443 574 576 666 627 753 739 989 1.120 1.227

c. Pembiayaan 1.259 1.566 1.808 1.958 1.925 2.143 2.314 2.526 2.838 3.103

d. FDR (%) 101,04 110,67 120,96 119,63 121,22 118,41 128,30 118,48 120,63 120,14

e. NPF Nominal 60 65 46 44 88 65 69 72 75 97

f. NPF (%) 4,73 4,17 2,56 2,30 4,59 3,97 3,13 3,43 2,56 3,13

a. Aset 61 78 87 100 106 120 128 149 161 171

b. DPK 41 48 55 65 72 82 86 98 110 112

- Tab. Wadiah & Mudharabah 21 26 30 36 39 42 47 54 58 57

- Deposito Mudharabah 20 21 25 28 33 40 39 44 51 55

c. Pembiayaan 42 54 65 69 78 89 98 105 119 129

d. FDR (%) 102,06 113,22 118,46 106,19 108,30 108,54 114,37 106,99 108,72 114,82

e. NPF Nominal 3 3 3 5 5 5 8 8 8 9

f. NPF (%) 8,02 5,88 4,90 6,18 6,41 5,95 6,46 7,79 7,73 7,36

Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)

Bank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha Syariah

BPR SyariahBPR SyariahBPR SyariahBPR Syariah

I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R2008200820082008 2009200920092009 2010201020102010

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

100

105

110

115

120

125

130

I II III IV I II III IV I II*

2008 2009 2010

FDR NPF

Page 60: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 48

BOKS 2BOKS 2BOKS 2BOKS 2

DIVERSIFIKASI PRODUK SUSUDIVERSIFIKASI PRODUK SUSUDIVERSIFIKASI PRODUK SUSUDIVERSIFIKASI PRODUK SUSU SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MENGATASI SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MENGATASI SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MENGATASI SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF MENGATASI

OVER SUPPLYOVER SUPPLYOVER SUPPLYOVER SUPPLY PRODUKSI SUSUPRODUKSI SUSUPRODUKSI SUSUPRODUKSI SUSU PPPPETERNAK DI KABUPATEN SEMARANGETERNAK DI KABUPATEN SEMARANGETERNAK DI KABUPATEN SEMARANGETERNAK DI KABUPATEN SEMARANG

Program Fasilitasi Percepatan Pemberdayaan Ekonomi Daerah (FPPED) KBI Semarang

yang dilakukan sejak tahun 2008, telah menciptakan multiplier effect bagi peternak di

Kabupaten Semarang. Program yang bertujuan meningkatkan fungsi intermediasi perbankan

tersebut telah menginspirasi pemerintah kabupaten, perbankan maupun akademisi untuk

ikut bergabung mendukung para peternak. Dukungan tersebut dilakukan dalam bentuk

bantuan sarana produksi maupun bantuan teknis yang bertujuan untuk membantu

mengatasi bottleneck dalam rantai nilai produksi mereka.

Salah satu bottleneck yang teridentifikasi dalam rantai nilai produksi susu peternak

penerima Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE) dari PT. BRI dan PT. Bank Jateng di

Kabupaten Getasan adalah over supply produksi susu. Dalam rangka melakukan intervensi

terhadap bottleneck tersebut diupayakan langkah untuk meraih pasar baru melalui fasilitasi

Pelatihan Diversifikasi Produk Susu. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi

peternak sapi perah dalam melakukan diversifikasi produk susunya menjadi produk lain

berbahan susu murni, antara lain menjadi yoghurt, es krim, permen susu, krupuk susu, sabun

kecantikan dari susu dan sabun cair dari susu. Melalui peningkatan ketrampilan tersebut,

diharapkan peternak dapat mengurangi ketergantungan kepada Industri Pengolah Susu (IPS).

Pelatihan yang difasilitasi oleh KBI Semarang bekerjasama dengan Centre for Micro

And Small Enterprise Dinamics (CEMSED) Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana

(UKSW) Salatiga tersebut diikuti oleh 23 peternak, dengan narasumber dosen dari UKSW.

Selain sebagai narasumber, UKSW juga menyepakati untuk melakukan monitoring pasca

pelatihan sebagai wujud kepedulian dan tugas perguruan tinggi untuk alih pengetahuan

kepada masyarakat di sekitarnya termasuk memberikan bantuan teknis dalam pengkajian

kandungan dan manfaat produk-produk yang dihasilkan oleh peternak.

Pasca pelatihan tersebut, beberapa kelompok peternak yang telah mampu membuat

sabun susu kotak difasilitasi oleh Dinas Peternakan Kab. Semarang untuk memperoleh

kontrak kerjasama dengan CV Tritama Mandiri (sebagai bapak angkat), yang memberikan

pendampingan dalam proses pembuatan sabun dan pemasaran produk tersebut ke seluruh

Indonesia, dengan pemasaran sekitar 6.000 batang/bulan. Disamping produk sabun susu,

beberapa kelompok peternak juga telah melakukan diversifikasi produk minuman susu

dengan campuran bahan jamu (jahe, temulawak, sereh dll) yang berdasarkan tes pasar di

lingkungan UKSW disukai oleh 90% responden pencicip rasa (sekitar 150 orang) yang terdiri

dari responden tingkat SLTP sampai peserta program S-2. Dalam kesempatan tersebut,

terdapat komitmen dari salah satu Bank yang bersedia memesan produk es krim peternak

untuk setiap acara yang diselenggarakannya.

♦♦♦

Page 61: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 49

Bab 4

Keuangan Daerah

Keuangan daerah dari sektor pemerintah yang disampaikan dalam laporan kajian ini

hanya mencakup realisasi anggaran pemerintah daerah tingkat provinsi Jawa Tengah,

sedangkan keuangan daerah dari realisasi anggaran 35 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa

Tengah belum dapat tersajikan dalam laporan karena masalah keterbatasan data realisasi

yang diperoleh.

4.1. Realisasi Pendapatan Daerah4.1. Realisasi Pendapatan Daerah4.1. Realisasi Pendapatan Daerah4.1. Realisasi Pendapatan Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada Realisasi pendapatan pemerintah provinsi Jawa Tengah pada triwulan IItriwulan IItriwulan IItriwulan II----2020202011110 0 0 0

tercatat sejumlah Rp tercatat sejumlah Rp tercatat sejumlah Rp tercatat sejumlah Rp 3333,,,,25252525 triliun atau sebesartriliun atau sebesartriliun atau sebesartriliun atau sebesar 58585858,,,,98989898% dari anggaran yang telah % dari anggaran yang telah % dari anggaran yang telah % dari anggaran yang telah

ditetapkan sebelumnyaditetapkan sebelumnyaditetapkan sebelumnyaditetapkan sebelumnya. Realisasi tersebut telah melampaui target triwulanan sebesar 50%.

Berdasarkan komponennya (Tabel 4.1), realisasi PAD tercatat sebesar Rp 2,3 triliun atau

62,0% dari target yang terdiri dari penerimaan pajak daerah sebesar Rp 1,8 triliun (Realisasi

60,95%), retribusi daerah Rp 56,6 miliar (46,39%)serta realisasi dana perimbangan tahun

2009 sebesar Rp 912 miliar atau 51,90%.

Realisasi pendapatan Realisasi pendapatan Realisasi pendapatan Realisasi pendapatan triwulan IItriwulan IItriwulan IItriwulan II----2020202011110 jauh lebih tinggi bila dibandingkan denga0 jauh lebih tinggi bila dibandingkan denga0 jauh lebih tinggi bila dibandingkan denga0 jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan n n n

realisasi pada realisasi pada realisasi pada realisasi pada triwulan yang sama triwulan yang sama triwulan yang sama triwulan yang sama tahun sebelumnya baik dari segi jumlah maupun tahun sebelumnya baik dari segi jumlah maupun tahun sebelumnya baik dari segi jumlah maupun tahun sebelumnya baik dari segi jumlah maupun

persentasenya.persentasenya.persentasenya.persentasenya. Realisasi pendapatan triwulan II-2009 tercatat sebesar Rp 2,6 triliun atau

51,38% dari target APBD 2009.

TABEL 4.1TABEL 4.1TABEL 4.1TABEL 4.1

REALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI PENDAPATAN DAERAH APBD TRIWULAN I----2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA) NONONONO URAIANURAIANURAIANURAIAN APBDAPBDAPBDAPBD APBDAPBDAPBDAPBD

2009200920092009 2010201020102010 TW I I-09TW I I-09TW I I-09TW I I-09 % II -09% II -09% II -09% II -09 TW II -10TW II -10TW II -10TW II -10 % I I-10% I I-10% I I-10% I I-10

A PENDAPATAN

1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3,636,424.56 3,729,061.65 1,864,306.68 51.27 2,312,050.65 62.00

- Pajak Daerah 2,954,766.26 2,994,000.00 1,472,744.50 49.84 1,824,941.39 60.95

- Retribusi Daerah 137,255.03 122,037.79 57,968.57 42.23 56,616.23 46.39

- Hasil Pengelolaan

Kekay. Daerah Yg Dipisahkan 147,109.55 164,780.77 149,576.63 101.68 165,634.13 100.52

- Lain-Lain PAD Yang Sah 397,293.72 448,243.09 184,016.98 46.32 264,858.90 59.09

2 DANA PERIMBANGAN 1,583,628.64 1,757,663.52 817,884.75 51.65 912,180.27 51.90

- Dana Bagi Hsl Pjk/Bukan Pjk 530,136.77 551,136.77 157,253.80 29.66 219,065.71 39.75

- Dana Alokasi Umum 1,053,491.87 1,168,787.76 660,630.95 62.71 681,792.86 58.33

- Dana Alokasi Dana Khusus 37,739.00 11,321.70 30.00

3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 24,590.16 26,155.34 106.37

-Hibah

-Dana Peny. dan Otonomi Khusus 1,565.18

-Dana Insentif Daerah 24,590.16 24,590.16 100.00

JUMLAH PENDAPATANJUMLAH PENDAPATANJUMLAH PENDAPATANJUMLAH PENDAPATAN 5,220,053.205,220,053.205,220,053.205,220,053.20 5,511,315.335,511,315.335,511,315.335,511,315.33 2,682,191.432,682,191.432,682,191.432,682,191.43 51.3851.3851.3851.38 3,250,386.263,250,386.263,250,386.263,250,386.26 58.9858.9858.9858.98

REALISASIREALISASIREALISASIREALISASI

Sumber : Biro Keuangan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah

Page 62: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 50

TABEL 4.2TABEL 4.2TABEL 4.2TABEL 4.2

REALISASI BELANJA DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI BELANJA DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI BELANJA DAERAH APBD TRIWULAN IREALISASI BELANJA DAERAH APBD TRIWULAN I----2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA)2010 (RP JUTA)

NONONONO URAIANURAIANURAIANURAIAN APBDAPBDAPBDAPBD APBDAPBDAPBDAPBD

2009200920092009 2010201020102010 TW I I-09TW I I-09TW I I-09TW I I-09 % I I-09% I I-09% I I-09% I I-09 TW I I-10TW I I-10TW I I-10TW I I-10 % II -10% II -10% II -10% II -10

B BELANJA

1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 3,294,564.45 3,536,530.67 942,768.88 28.62 1,015,151.99 28.70

- Belanja Pegawai 1,096,375.72 1,177,100.16 471,153.04 42.97 446,004.40 37.89

- Belanja Bunga

- Belanja Subsidi

- Belanja Hibah 87,140.17 53,543.77 34,209.66 39.26 28,546.15 53.31

- Belanja Bantuan Sosial 424,096.43 234,377.01 57,110.19 13.47 46,527.66 19.85

- Belanja Bagi Hasil Kpd Kab/Kota 1,133,780.78 1,121,525.23 283,333.49 24.99 326,890.09 29.15

- Blnj Bant.Keuang. kpd Kab/Kota 528,171.35 914,984.50 95,441.00 18.07 162,614.52 17.77

- Belanja Tidak Terduga 25,000.00 35,000.00 1,521.50 6.09 4,569.16 13.05

2 BELANJA LANGSUNG 2,026,649.80 2,128,785.01 596,025.47 29.41 740,302.67 34.78

- Belanja Pegawai 231,057.62 224,897.22 86,433.82 37.41 85,595.31 38.06

- Belanja Barang dan Jasa 1,278,095.80 1,433,478.88 421,192.13 32.95 591,598.34 41.27

- Belanja Modal 517,496.37 470,408.91 88,399.52 17.08 63,109.02 13.42

JUMLAH BELANJAJUMLAH BELANJAJUMLAH BELANJAJUMLAH BELANJA 5,321,214.255,321,214.255,321,214.255,321,214.25 5,665,315.685,665,315.685,665,315.685,665,315.68 1,538,794.351,538,794.351,538,794.351,538,794.35 28.9228.9228.9228.92 1,755,454.661,755,454.661,755,454.661,755,454.66 30.9930.9930.9930.99

SURPLUS/DEFISITSURPLUS/DEFISITSURPLUS/DEFISITSURPLUS/DEFISIT (529,165.30)(529,165.30)(529,165.30)(529,165.30) (324,922.63)(324,922.63)(324,922.63)(324,922.63) 1,143,397.081,143,397.081,143,397.081,143,397.08 1,494,931.601,494,931.601,494,931.601,494,931.60

REAL ISASIREAL ISASIREAL ISASIREAL ISASI

Sumber : Biro Keuangan, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah

4.2. Realisasi Belanja Daerah4.2. Realisasi Belanja Daerah4.2. Realisasi Belanja Daerah4.2. Realisasi Belanja Daerah

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah total belanja daerah pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada triwulan IIpada triwulan IIpada triwulan IIpada triwulan II----

2020202011110 tercatat sebesar 0 tercatat sebesar 0 tercatat sebesar 0 tercatat sebesar 30303030,,,,99999999% atau Rp % atau Rp % atau Rp % atau Rp 1,751,751,751,75 triliuntriliuntriliuntriliun. . . . Bila dibandingkan dengan triwulan

yang sama tahun sebelumnya terlihat adanya peningkatan baik sisi jumlah maupun tingkat

realisasinya. Pada triwulan II-2009, realisasi belanja anggaran tercatat sebesar 1,53 triliun

(28,92%) lebih kecil dari realisasi pada triwulan II-2010 ini.

1.1.1.1. Belanja Tidak Langsung :Belanja Tidak Langsung :Belanja Tidak Langsung :Belanja Tidak Langsung :

Realisasi Belanja tidak langsung (BTL) triwulan ini tercatat senilai Rp 1,05 triliun atau

sebesar 28,70%. Angka rasio realisasi belanja tidak langsung terbesar adalah realisasi

belanja hibah yaitu sebesar 53,51%. Berikutnya adalah pos belanja pegawai sebesar

37,89% yang sebagian besar dipergunakan untuk pembayaran gaji. Sementara belanja

bantuan keuangan kepada Kab/Kota/Desa masih tergolong relatif kecil yaitu sebesar

17,77%. Rasio realisasi belanja tidak langsung triwulan ini juga masih tergolong sedikit

lebih baik dibanding realisasi triwulan yang sama tahun sebelumnya yang hanya tercatat

sebesar 28,62%.

2.2.2.2. Belanja Langsung :Belanja Langsung :Belanja Langsung :Belanja Langsung :

Realisasi Belanja Langsung triwulan ini tercatat sebesar 34,78% atau senilai Rp 740 miliar

(tabel 4.2tabel 4.2tabel 4.2tabel 4.2). Belanja pegawai dan belanja barang dan jasa masing-masing terealisasi

Page 63: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 51

sebesar 38,06% dan 41,27%. Realisasi belanja modal yang diharapkan menjadi salah

satu sumber pendorong investasi daerah justru tercatat sangat kecil yaitu hanya sebesar

13,42%. Secara umum, realisasi belanja langsung triwulan ini juga masih sedikit lebih

baik dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 28,92%, namun

untuk realisasi belanja modal triwulan ini masih lebih rendah bila dibandingkan triwulan

II-2009 yang tercatat sebesar 17,08%.

♦♦♦

Page 64: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 52

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 65: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 53

Bab 5

Perkembangan Sistem Pembayaran

Sebagai representasi Bank Indonesia di daerah, Kantor Bank Indonesia (KBI) Semarang

mempunyai tugas menjaga dan mengatur kelancaran sistem pembayaran di Jawa Tengah,

baik tunai maupun non tunai yaitu melalui kliring, dan Real Time Gross Settlement (RTGS).

Jumlah transaksi keuangan non tunai yaitu Kliring dan RTGS untuk wilayah Jawa Tengah

pada triwulan II-2010 ini mengalami kenaikan baik secara nilai maupun volume.

Perkembangan Sistem Pembayaran tunai sampai dengan triwulan II-2010 relatif stabil dan

mampu memenuhi kebutuhan transaksi ekonomi di masyarakat. Secara umum aliran uang

keluar (outflow) menunjukkan kenaikan dibanding triwulan sebelumnya. Dalam hal

pemenuhan uang layak edar dan uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan

pada triwulan II–2010 ini tercatat mengalami peningkatan dibandingkan triwulan

sebelumnya. Sementara temuan uang palsu rata-rata per bulan di Jawa Tengah mengalami

penurunan dibandingkan dengan triwulan I-2010.

5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai5.1. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai

5.1.1. 5.1.1. 5.1.1. 5.1.1. Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (Aliran Uang Kartal Masuk/Keluar (InfInfInfInflowlowlowlow////OutflowOutflowOutflowOutflow))))

Perkembangan aliran uang kartal pada triwulan II-2010 di wilayah Jawa Tengah (KBI

Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) mengalami net inflow (inflow atau aliran uang

masuk lebih besar daripada outflow atau aliran uang keluar), dengan jumlah net inflow

sebesar Rp3,29 triliun. Jumlah tersebut mengalami kontraksi sebesar -29,45% apabila

dibandingkan triwulan sebelumnya (qtq). Sedangkan apabila dibandingkan dengan posisi

yang sama tahun lalu (yoy) mengalami peningkatan sebesar 107,27%.

Jumlah outflow di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 tercatat sebesar

Rp1,67 triliun, mengalami peningkatan sebesar 349,91% (qtq) dibandingkan triwulan

sebelumnya. Salah satu penyebab kenaikan outflow karena faktor musiman yaitu tahun

ajaran baru sehingga meningkatkan permintaan uang di masyarakat. Hal ini sejalan dengan

trend perlambatan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Jawa Tengah.

Page 66: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 54

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto

Grafik 5.1. Perkembangan Grafik 5.1. Perkembangan Grafik 5.1. Perkembangan Grafik 5.1. Perkembangan InflowInflowInflowInflow dan dan dan dan OutflowOutflowOutflowOutflow Uang Kartal di Jawa TengahUang Kartal di Jawa TengahUang Kartal di Jawa TengahUang Kartal di Jawa Tengah

5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB) 5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB) 5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB) 5.1.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar / Penyediaan Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Uang KartalUang KartalUang KartalUang Kartal

Secara berkala BI melaksanakan pemusnahan terhadap uang yang sudah tidak layak

edar (UTLE) melalui kegiatan yang diberi nama Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB).

Jumlah uang tidak layak edar di Jawa Tengah yang dimusnahkan pada triwulan II–2010 ini

tercatat sebesar Rp4,39 triliun, mengalami peningkatan sebesar 487,32% (yoy) dibandingkan

jumlah PTTB pada triwulan II-2009 yang sebesar Rp4,20 triliun. Sementara itu apabila

dibandingkan dengan PTTB pada triwulan sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 4,48%

(qtq). Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya inflow uang ke Bank

Indonesia, sehingga jumlah PTTB pun mengalami peningkatan pula.

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto

Grafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa TengahGrafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa TengahGrafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa TengahGrafik 5.2. Perkembangan PTTB di Jawa Tengah

(4.00)

(2.00)

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

TW.I-

07

TW II-

07

TW III-

07

TW IV-

07

TW.I-

08

TW II-

08

TW III-

08

TW IV-

08

TW I-

09

TW II-

09

TW III-

09

TW IV-

09

TW I-

10

TW II-

10

Triliun Rp

INFLOW OUTFLOW NET INFLOW

-500,000

1,000,0001,500,000

2,000,0002,500,0003,000,000

3,500,0004,000,000

4,500,0005,000,000

TW-I

07

TW-II

07

TW-III

07

TW-IV

07

TW-I

08

TW-II

08

TW-III

08

TW-IV

08

TW-I

09

TW-II

09

TW-III

09

TW-IV

09

TW-I

10

Tw II-

10

Periode

Juta

an (R

p)

PTTB JAWA TENGAH

Page 67: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 55

Sementara itu, rasio PTTB terhadap cash inflow di Jawa Tengah pada triwulan II-2010

tercatat sebesar 88,4%, mengalami kenaikan dibandingkan rasio pada triwulan I-2010 yang

sebesar 83,4%. Penurunan rasio PTTB terhadap cash inflow dipengaruhi oleh peningkatan

jumlah inflow pada triwulan II-2010.

Sumber: KBI Semarang, KBI Solo, KBI Purwokerto

Grafik 5.3. Rasio Grafik 5.3. Rasio Grafik 5.3. Rasio Grafik 5.3. Rasio CashCashCashCash InflowInflowInflowInflow TerhTerhTerhTerhadap PTTB Jawa Tengahadap PTTB Jawa Tengahadap PTTB Jawa Tengahadap PTTB Jawa Tengah

5.1.3. Uang Palsu5.1.3. Uang Palsu5.1.3. Uang Palsu5.1.3. Uang Palsu

Pada triwulan II-2010, jumlah uang palsu yang ditemukan dan dilaporkan ke KBI di

Jawa Tengah (KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI Purwokerto) adalah sebanyak 2.391 lembar.

Nominal pecahan uang palsu yang paling banyak ditemukan adalah pecahan Rp100.000,00

dengan porsi sebesar 47,93% dari seluruh jumlah uang palsu yang ditemukan, diikuti oleh

pecahan Rp50.000,00 dengan porsi 40,90%.

Dari rata-rata per bulan temuan uang palsu di Jawa Tengah, diketahui bahwa pada

tahun 2010 terdapat trend kenaikan jumlah uang palsu yang ditemukan dibandingkan

dengan tahun 2009. Namun bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya mengalami

penurunan. Oleh karena itu, Bank Indonesia terus menggalakkan publikasi dan sosialisasi

terhadap ciri-ciri keaslian uang Rupiah kepada masyarakat, serta terus melakukan koordinasi

dan langkah pencegahan, sehingga diharapkan dapat berangsur-angsur mengurangi

maraknya peredaran uang palsu di masyarakat.

RASIO PTTB TERHADAP INFLOW JAWA TENGAH

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

7.00

8.00

TW-I 08 TW-II 08 TW-III 08TW-IV 08 TW-I 09 TW-II 09 TW-III 09 TW-IV 09TW-1 10 TW II-10

PERIODE

NIL

AI (d

ala

m J

uta

Rp)

0.0%

20.0%

40.0%

60.0%

80.0%

100.0%

RA

SIO

(%

)

INFLOW PTTB RASIO

Page 68: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 56

5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai5.2. Transaksi Keuangan secara Non Tunai

Dalam transaksi non tunai, KBI Semarang selalu berusaha menjaga kelancaran sistem

pembayaran yang efektif melalui penyelenggaraan kliring dan Bank Indonesia Real Time

Gross Settlement (BI-RTGS).

5.2.1. Transaksi Kliring5.2.1. Transaksi Kliring5.2.1. Transaksi Kliring5.2.1. Transaksi Kliring

Pada triwulan II–2010, transaksi sistem pembayaran non tunai melalui kliring di

wilayah Jawa Tengah, yang dilaksanakan melalui KBI Semarang, KBI Solo, dan KBI

Purwokerto, mengalami penurunan dibanding dengan triwulan sebelumnya, baik secara

nominal maupun volume transaksi kliring. Transaksi kliring di Jawa Tengah secara nominal

mengalami kenaikan sebesar 4,44% (qtq) dibandingkan triwulan I-2010, yaitu dari Rp20,67

triliun menjadi Rp21,58 triliun. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu,

mengalami kenaikan sebesar 33,38% (yoy) yaitu dari Rp16,18 triliun menjadi Rp21,58 triliun.

Secara volume, lembar warkat kliring, juga mengalami kenaikan sebesar 1,59% (qtq)

dari 766.606 warkat pada triwulan I-2010 menjadi 778.776 warkat pada triwulan II-2010.

Sedangkan secara tahunan mengalami kenaikan sebesar 4,55% (yoy) dari 766.606 warkat

menjadi 778.776 warkat. Sama halnya dengan perkembangan pengedaran uang tunai,

kenakan nilai transaksi kliring ini disebabkan oleh faktor musiman yaitu tahun ajaran baru

serta beberapa kegiatan lain seperti Pemilukada di beberapa Kabupaten/Kota di Jawa Tengah

dan kondisi perekonomian yang relatif semakin membaik.

Tabel 5.2.Tabel 5.2.Tabel 5.2.Tabel 5.2.

Perkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa TengahPerkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa TengahPerkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa TengahPerkembangan Transaksi Kliring Lokal di Jawa Tengah

Sumber: Website BI

Kualitas kliring di wilayah Jawa Tengah pada triwulan II-2010 ini relatif baik. Hal ini

ditunjukkan dari persentase tolakan kliring terhadap total kliring, dimana persentase secara

nominal dan volume cek dan Bilyet Giro (BG) yang ditolak masing-masing sebesar 1,26%

dan 1,40%.

Dalam Triliun

WilayahWilayahWilayahWilayah Growth Tw II-10Growth Tw II-10Growth Tw II-10Growth Tw II-10

TW I-09TW I-09TW I-09TW I-09 TW II-09TW II-09TW II-09TW II-09 TW III-09TW III-09TW III-09TW III-09 TW IV-09TW IV-09TW IV-09TW IV-09 TW I-10TW I-10TW I-10TW I-10 TW II-10TW II-10TW II-10TW II-10 qtqqtqqtqqtq yoyyoyyoyyoy

Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Nominal (Triliun Rp) 18.1618.1618.1618.16 16.1816.1816.1816.18 20.4220.4220.4220.42 21.8721.8721.8721.87 20.6720.6720.6720.67 21.58 4.44%4.44%4.44%4.44% 33.38%33.38%33.38%33.38%

Volume 673,141673,141673,141673,141 744,887744,887744,887744,887 747,497747,497747,497747,497 776,831776,831776,831776,831 766,606766,606766,606766,606 778,766 1.59%1.59%1.59%1.59% 4.55%4.55%4.55%4.55%

SemarangSemarangSemarangSemarang

Nominal (Triliun Rp) 9.629.629.629.62 7.947.947.947.94 11.4711.4711.4711.47 12.6012.6012.6012.60 11.4711.4711.4711.47 11.6811.6811.6811.68 1.80%1.80%1.80%1.80% 47.02%47.02%47.02%47.02%

Volume 388,526388,526388,526388,526 459,543459,543459,543459,543 449,751449,751449,751449,751 471,408471,408471,408471,408 459,094459,094459,094459,094 466,133466,133466,133466,133 1.53%1.53%1.53%1.53% 1.43%1.43%1.43%1.43%

SoloSoloSoloSolo

Nominal (Triliun Rp) 6.476.476.476.47 6.596.596.596.59 6.686.686.686.68 7.047.047.047.04 6.966.966.966.96 7.597.597.597.59 9.05%9.05%9.05%9.05% 15.21%15.21%15.21%15.21%

Volume 187,939187,939187,939187,939 210,348210,348210,348210,348 209,711209,711209,711209,711 211,997211,997211,997211,997 207,857207,857207,857207,857 210,233210,233210,233210,233 1.14%1.14%1.14%1.14% -0.05%-0.05%-0.05%-0.05%

PurwokertoPurwokertoPurwokertoPurwokerto

Nominal (Triliun Rp) 1.281.281.281.28 1.331.331.331.33 1.451.451.451.45 1.511.511.511.51 1.441.441.441.44 1.471.471.471.47 1.83%1.83%1.83%1.83% 10.69%10.69%10.69%10.69%

Volume 56,02256,02256,02256,022 57,90057,90057,90057,900 46,00246,00246,00246,002 60,77160,77160,77160,771 61,25561,25561,25561,255 62,84962,84962,84962,849 2.60%2.60%2.60%2.60% 8.55%8.55%8.55%8.55%

TegalTegalTegalTegal

Nominal (Triliun Rp) 0.780.780.780.78 0.320.320.320.32 0.820.820.820.82 0.720.720.720.72 0.790.790.790.79 0.850.850.850.85 6.93%6.93%6.93%6.93% 161.56%161.56%161.56%161.56%

Volume 40,65440,65440,65440,654 17,09617,09617,09617,096 42,03342,03342,03342,033 32,65532,65532,65532,655 38,40038,40038,40038,400 39,55139,55139,55139,551 3.00%3.00%3.00%3.00% 131.35%131.35%131.35%131.35%

2009200920092009 2010201020102010

Dalam Rp Triliun

Page 69: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 57

Tabel 5.3.Tabel 5.3.Tabel 5.3.Tabel 5.3.

Tolakan KliringTolakan KliringTolakan KliringTolakan Kliring

Sumber: Bank Indonesia, diolah

5.2.2. Transaksi RTGS5.2.2. Transaksi RTGS5.2.2. Transaksi RTGS5.2.2. Transaksi RTGS

Pada triwulan II-2010, transaksi non tunai melalui BI-RTGS mengalami peningkatan.

Rata-rata volume transaksi RTGS per bulan meningkat sebesar 17,41% (qtq) dari rata-rata

per bulan pada triwulan I-2010, yaitu dari sebanyak 27.893 transaksi menjadi 32.749

transaksi pada triwulan II-2010. Sementara itu, nominal transaksi secara triwulanan

mengalami kenaikan sebesar 11,00% (qtq) dari Rp29,96 triliun menjadi Rp33,25 triliun.

Secara tahunan, total nominal dan volume transaksi RTGS pada triwulan II–2010 meningkat

masing-masing sebesar 21,53% (yoy) dan 51,35% (yoy).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa TengahGrafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa TengahGrafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa TengahGrafik 5.4. Perkembangan Transaksi RTGS Jawa Tengah

♦♦♦

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

Jan

'09

Fe

b'0

9

Ma

r'0

9

Ap

ril'

09

Me

i'0

9

Jun

i'0

9

Jul'

09

Au

g'0

9

Se

pt'

09

Ok

t'0

9

No

v'0

9

De

s'0

9

Jan

'10

Fe

b'1

0

Ma

r'1

0

Ap

r'1

0

Me

i'1

0

Jun

'10

Warkat

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

100,000

Miliar Rp

Nilai Volume

NoNoNoNo WilayahWilayahWilayahWilayah

Vol (lembar)Vol (lembar)Vol (lembar)Vol (lembar) Nominal (triliun)Nominal (triliun)Nominal (triliun)Nominal (triliun)Vol Vol Vol Vol

(lembar)(lembar)(lembar)(lembar)Nominal (triliun)Nominal (triliun)Nominal (triliun)Nominal (triliun) Vol (%)Vol (%)Vol (%)Vol (%) Nominal (%)Nominal (%)Nominal (%)Nominal (%)

1 PURWOKERTO 669 0,02 62.849 1,47 1,06% 1,07%

2 SEMARANG 6.754 0,24 466.133 11,68 1,45% 2,06%3 SOLO 3.015 0,06 210.233 7,59 1,43% 0,78%

4 TEGAL 916 0,02 39.551 0,85 2,32% 2,40%

11.35411.35411.35411.354 0,340,340,340,34 778.766778.766778.766778.766 21,5821,5821,5821,58 1,46%1,46%1,46%1,46% 1,55%1,55%1,55%1,55%TOTALTOTALTOTALTOTAL

Cek/BG Kosong Tw II-10Cek/BG Kosong Tw II-10Cek/BG Kosong Tw II-10Cek/BG Kosong Tw II-10 PersentasePersentasePersentasePersentaseKliring Tw II-10Kliring Tw II-10Kliring Tw II-10Kliring Tw II-10

Page 70: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 58

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 71: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 59

Bab 6 Kesejahteraan Masyarakat

Secara umum, perkembangan kesejahteraan masyarakat di Jawa Tengah pada

triwulan II-2010 menunjukkan adanya peningkatan, tercermin dari peningkatan jumlah

angkatan kerja yang bekerja, penurunan tingkat kemiskinan dan kenaikan Nilai Tukar Petani

(NTP).

6666.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah.1. Angkatan Kerja dan Pengangguran di Jawa Tengah

Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) semester I-2010,

perkembangan ketenagakerjaan di Jawa Tengah menunjukkan adanya peningkatan yang

tercermin dari peningkatan jumlah angkatan kerja yang bekerja sebesar 3,60% (yoy) menjadi

15,96 juta jiwa ((((Tabel Tabel Tabel Tabel 6666.1..1..1..1.)))). Selain itu, potensi angkatan kerja yang dilihat dari tingkat

partisipasi angkatan kerja juga mengalami peningkatan sebesar 1,38% (yoy). Relatif

membaiknya kondisi tenaga kerja di Jawa Tengah tersebut tidak terlepas dari mulai pulihnya

investasi seperti yang tercermin pada tingkat pertumbuhan kredit investasi.

Tabel Tabel Tabel Tabel 6666.1..1..1..1. Indikator Ketenagakerjaan di Jawa TengahIndikator Ketenagakerjaan di Jawa TengahIndikator Ketenagakerjaan di Jawa TengahIndikator Ketenagakerjaan di Jawa Tengah

Secara sektoral, penyerapan tenaga kerja berdasarkan Sakernas semester I-2010

masih didominasi oleh ketiga sektor unggulan di Jawa Tengah yaitu sektor pertanian dengan

penyerapan sebesar 37,80%, sektor PHR sebesar 21,76% dan sektor industri sebesar 17,33%

((((Grafik Grafik Grafik Grafik 6666.1..1..1..1.)))). Berdasarkan status pekerjaan, dapat diketahui bahwa pada triwulan II-2010,

sebagian besar tenaga kerja di Jawa Tengah merupakan buruh atau karyawan dengan

pangsa mencapai 25,03% dari keseluruhan angkatan kerja yang bekerja. Melihat sektor

pertanian menjadi sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar, maka sebagian besar tenaga

kerja di jawa tengah bersifat informal yang pada triwulan II-2010 mencapai 72,35%.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari dinas/instansi terkait, kenaikan tarif dasar

listrik (TDL) yang secara resmi diberlakuan mulai 1 Juli 2010 bagi sebagian pelanggan

Sumber: BPS

2010201020102010

Semester ISemester ISemester ISemester I Semester IISemester IISemester IISemester II Semester ISemester ISemester ISemester I Semester IISemester IISemester IISemester II Semester ISemester ISemester ISemester I

Angkatan Kerja 17.341 16.691 16.610 17.088 17.131

Bekerja 16.106 15.464 15.401 15.835 15.956

Pengangguran 1.235 1.227 1.209 1.252 1.175

Bukan Angkatan Kerja 6.922 7.721 7.966 7.582 7.708

Sekolah 1.742 1.868 1.968 1.879 1.989

Mengurus RT 3.911 4.328 4.445 4.271 4.311

Lainnya 1.268 1.525 1.553 1.432 1.408

Penduduk Usia Kerja 24.262 24.412 24.576 24.670 24.839

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 71,47% 68,37% 67,59% 69,27% 68,97%

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 7,12% 7,35% 7,28% 7,33% 6,86%

2008200820082008 2009200920092009IndikatorIndikatorIndikatorIndikator

Page 72: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 60

khususnya industri dirasakan cukup memberatkan. Selain berdampak pada kenaikan biaya

operasional, kenaikan TDL juga diperkirakan berpotensi terhadap terjadinya PHK yang akan

meningkatkan jumlah pengangguran.

Sumber: BPS, diolah Grafik. 6Grafik. 6Grafik. 6Grafik. 6.1.1.1.1. . . . Porsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral dan Status PekerjaPorsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral dan Status PekerjaPorsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral dan Status PekerjaPorsi Penyerapan Tenaga Kerja Sektoral dan Status Pekerja di Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengahdi Jawa Tengah

6666.2. Kemiskinan.2. Kemiskinan.2. Kemiskinan.2. Kemiskinan

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), angka kemiskinan di Jawa

Tengah pada semester I-2010 mengalami penurunan dibandingkan semester II-2009, namun

masih tergolong tinggi,mencapai 5,37 juta jiwa atau 16,72% dari jumlah penduduk Jawa

Tengah ((((Tabel 6Tabel 6Tabel 6Tabel 6.2.2.2.2).).).). Jumlah penduduk miskin pada tahun ini juga merupakan yang terkecil

dalam lima tahun terakhir.

Tabel Tabel Tabel Tabel 6666....2222....

Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk MMMMiskin di iskin di iskin di iskin di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena

penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan

di bawah garis kemiskinan. Pada semester I-2010, garis kemiskinan Jawa Tengah mengalami

kenaikan sebesar 5,44% (yoy) menjadi Rp. 192.435,00 per kapita per bulan yang terutama

disebabkan oleh komoditas makanan (Tabel 6Tabel 6Tabel 6Tabel 6.3.3.3.3).

Sumber: BPS

Pertanian

37,80%

Tambang

0,56%

Industri

17,33%Listrik, Gas

& Air

0,13%

Bangunan

4,81%

PHR

21,76%

Transportasi

4,29%

Keuangan

0,95%

Jasa

masyarakat

12,36%

Berusaha sendiri

18,38%

Berusaha dibantu

buruh tidak

tetap/brh tdk

dibayar

23,18%

Berusaha dibantu

buruh tetap/brh

dibayar

2,61%

Buruh/karyawan

25,03%

Pekerja bebas

pertanian

6,95%

Pekerja bebas non

pertanian

6,71%

Pekerja tak

dibayar

17,13%

KotaKotaKotaKota Des aDes aDes aDes a J umlahJ umlahJ umlahJ umlah KotaKotaKotaKota Des aDes aDes aDes a J umlahJ umlahJ umlahJ umlah

2005 2.671,2 3.862,3 6.533,5 17,24 23,57 20,49

2006 2.958,1 4.142,5 7.100,6 18,9 25,28 22,19

2007 2.687,3 3.869,9 6.557,2 17,23 23,45 20,43

2008 2.556,5 3.633,1 6.189,6 16,43 21,96 19,23

2009 2.420,9 3.304,8 5.725,7 15,41 19,89 17,722010 2.258,9 3.110,2 5.369,1 14,33 18,66 16,56

P ers entas e P enduduk Mis kin (%)P ers entas e P enduduk Mis kin (%)P ers entas e P enduduk Mis kin (%)P ers entas e P enduduk Mis kin (%)T ahunT ahunT ahunT ahun

J umlah P enduduk Mis kin (ribu)J umlah P enduduk Mis kin (ribu)J umlah P enduduk Mis kin (ribu)J umlah P enduduk Mis kin (ribu)

Page 73: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 61

Tabel Tabel Tabel Tabel 6666....3333....

Garis Garis Garis Garis KKKKemiskinan di emiskinan di emiskinan di emiskinan di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Indeks Kedalaman (P1) dan Keparahan (P2) Kemiskinan pada semester I-2010

menunjukkan kecenderungan menurun. P1 pada tahun 2009 sebesar 2,96 turun menjadi

2,49 pada tahun 2010, demikian juga dengan P2 yang turun menjadi 0,60 pada tahun 2010

(Tabel 6Tabel 6Tabel 6Tabel 6.4.4.4.4). Berdasarkan penyebaran penduduk, terlihat bahwa tingkat kedalaman

kemiskinan di pedesaan masih lebih tinggi dibandingkan perkotaan. Kondisi ini

mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin di desa relatif lebih jauh dari

garis kemiskinan. Sedangkan tingkat keparahan kemiskinan antara kota dan desa di Jawa

Tengah relatif hampir sama, hal ini berarti bahwa penyebaran pengeluaran antara penduduk

miskin baik di kota maupun di desa relatif sama.

Tabel Tabel Tabel Tabel 6666....4444.... Indeks Indeks Indeks Indeks KKKKedalaman dan edalaman dan edalaman dan edalaman dan KKKKeparahan eparahan eparahan eparahan KKKKemiskinan di emiskinan di emiskinan di emiskinan di JJJJawa Tengahawa Tengahawa Tengahawa Tengah

6666.3. Nilai Tukar Petani.3. Nilai Tukar Petani.3. Nilai Tukar Petani.3. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi Jawa Tengah pada triwulan II-2010 mengalami

kenaikan, baik secara triwulanan maupun tahunan. Nilai indeks NTP pada triwulan ini tercatat

sebesar 101,09 naik 0,87% (qtq) atau 3,05% (yoy).

Secara lebih mendalam, kenaikan NTP pada triwulan ini didorong oleh kenaikan NTP

sub sektor tanaman pangan yang sebesar 2,93% (qtq). Kenaikan harga komoditas tanaman

Sumber: BPS

Sumber: BPS

MakananMakananMakananMakanan B ukan MakananB ukan MakananB ukan MakananB ukan Makanan TotalTotalTotalTotal

Kota

2008 133.158 51.547 184.705

2009 139.875 56.603 196.4782010 146.107 59.499 205.606

Desa

2008 116.708 35.823 152.5312009 126.183 43.129 169.3122010 133.948 46.034 179.982

Kota+Desa

2008 124.703 43.465 168.1682009 132.837 49.678 182.5152010 139.857 52.578 192.435

Daerah/T ahunDaerah/T ahunDaerah/T ahunDaerah/T ahunGaris Kemis kinan (R p. /Kapita/bulan)Garis Kemis kinan (R p. /Kapita/bulan)Garis Kemis kinan (R p. /Kapita/bulan)Garis Kemis kinan (R p. /Kapita/bulan)

T ahunT ahunT ahunT ahun KotaKotaKotaKota Des aDes aDes aDes a J umlahJ umlahJ umlahJ umlah

Indeks Kedalaman Kemis kinan (P 1)Indeks Kedalaman Kemis kinan (P 1)Indeks Kedalaman Kemis kinan (P 1)Indeks Kedalaman Kemis kinan (P 1)

2008 2,97 3,78 3,39

2009 2,56 3,34 2,96

2010 2,09 2,86 2,49Indeks Keparahan Kemis kinan (P 2)Indeks Keparahan Kemis kinan (P 2)Indeks Keparahan Kemis kinan (P 2)Indeks Keparahan Kemis kinan (P 2)

2008 0,82 0,98 0,9

2009 0,62 0,85 0,742010 0,5 0,69 0,6

Page 74: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 62

pangan, seperti beras, gabah kering giling dan kacang hijau, pada triwulan II-2010

mendorong kenaikan NTP yang dikarenakan indeks Diterima Petani lebih besar dari pada

indeks Dibayar Petani. Kenaikan indeks obat dan pupuk yang merupakan salah satu

komponen dari biaya produksi dan penambahan barang modal menjadi pendorong naiknya

indeks Dibayar Petani (Tab(Tab(Tab(Tabel 6el 6el 6el 6.5).5).5).5).

Tabel Tabel Tabel Tabel 6666....5555.... Perkembangan NTPPerkembangan NTPPerkembangan NTPPerkembangan NTP di di di di Jawa TengahJawa TengahJawa TengahJawa Tengah

Tingkat NTP Jawa Tengah pada triwulan II-2010 sedikit lebih rendah dari pada NTP

Nasional yang mencapai 101,39. Namun, Dibandingkan dengan provinsi lain di pulau Jawa,

pertumbuhan NTP di Jawa Tengah relatif cukup baik.

Sumber: BPS, diolah

GrafikGrafikGrafikGrafik 6666.3. Perkembangan NTP Nasional dan Jawa Tengah.3. Perkembangan NTP Nasional dan Jawa Tengah.3. Perkembangan NTP Nasional dan Jawa Tengah.3. Perkembangan NTP Nasional dan Jawa Tengah

97

98

99

100

101

102

103

95

96

97

98

99

100

101

102

103

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

Jul

Au

g

Se

p

Oct

No

v

De

c

Jan

Fe

b

Ma

r

Ap

r

Ma

y

Jun

2008 2009 2010

NT

P J

ate

ng

NT

P N

asi

on

al

Nasional

Jawa Tengah

2010201020102010Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II Tw IIITw IIITw IIITw III Tw IVTw IVTw IVTw IV Tw ITw ITw ITw I Tw IITw IITw IITw II qtqqtqqtqqtq yoyyoyyoyyoy

A Nilai Tukar PetaniA Nilai Tukar PetaniA Nilai Tukar PetaniA Nilai Tukar Petani 99,7799,7799,7799,77 102,27102,27102,27102,27 102,70102,70102,70102,70 98,0098,0098,0098,00 98,0498,0498,0498,04 99,6999,6999,6999,69 100,03100,03100,03100,03 100,22100,22100,22100,22 101,09101,09101,09101,09 0,870,870,870,87 3,053,053,053,05

B Indeks yang Diterima Petani (It)B Indeks yang Diterima Petani (It)B Indeks yang Diterima Petani (It)B Indeks yang Diterima Petani (It) 111,78111,78111,78111,78 116,49116,49116,49116,49 118,02118,02118,02118,02 113,99113,99113,99113,99 114,73114,73114,73114,73 118,58118,58118,58118,58 119,63119,63119,63119,63 121,42121,42121,42121,42 123,79123,79123,79123,79 2,372,372,372,37 9,069,069,069,06

1111 Padi PalawijaPadi PalawijaPadi PalawijaPadi Palawija 108,64 114,79 114,33 104,82 107,16 110,890 113,020 115,16 118,09 2,93 10,93

2222 HortikulturaHortikulturaHortikulturaHortikultura 108,11 105,43 108,43 115,58 111,99 117,670 116,820 119,30 122,67 3,37 10,68

3333 Perkebunan RakyatPerkebunan RakyatPerkebunan RakyatPerkebunan Rakyat 136,61 142,46 141,91 140,63 142,15 145,490 144,690 142,61 143,43 0,82 1,28

4444 PeternakanPeternakanPeternakanPeternakan 118,31 125,43 134,96 135,71 134,28 136,170 136,850 137,86 136,96 -0,90 2,68

5555 PerikananPerikananPerikananPerikanan 111,73 118,33 121,65 124,62 126,07 130,140 129,260 131,48 133,62 2,14 7,55

C Indeks yang Dibayar Petani (Ib)C Indeks yang Dibayar Petani (Ib)C Indeks yang Dibayar Petani (Ib)C Indeks yang Dibayar Petani (Ib) 112,04112,04112,04112,04 113,90113,90113,90113,90 114,91114,91114,91114,91 116,32116,32116,32116,32 117,03117,03117,03117,03 118,95118,95118,95118,95 119,59119,59119,59119,59 121,15121,15121,15121,15 122,45122,45122,45122,45 1,301,301,301,30 5,425,425,425,42

1111 Konsumsi Rumah Tangga (KRT)Konsumsi Rumah Tangga (KRT)Konsumsi Rumah Tangga (KRT)Konsumsi Rumah Tangga (KRT) 112,96112,96112,96112,96 114,96114,96114,96114,96 115,59115,59115,59115,59 117,13117,13117,13117,13 117,68117,68117,68117,68 119,950119,950119,950119,950 120,40120,40120,40120,40 122,010122,010122,010122,010 123,070123,070123,070123,070 1,061,061,061,06 5,395,395,395,39

a. Bahan Makanan 114,80 117,35 116,41 118,73 118,02 120,84 120,40 121,85 123,94 2,09 5,92

b. Makanan Jadi 108,78 110,55 113,65 117,16 119,07 121,32 122,490 125,41 124,51 -0,90 5,44

c. Perumahan 117,08 117,44 120,19 119,52 122,12 123,67 126,080 128,36 129,08 0,72 6,96

d. Sandang 109,60 111,38 112,31 113,80 113,64 116,04 116,770 117,39 118,33 0,94 4,69

e. Kesehatan 109,00 109,71 111,10 112,46 113,39 114,52 114,730 115,76 117,13 1,37 3,74

f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 107,72 111,01 112,07 114,22 116,11 118,39 119,130 119,18 119,22 0,04 3,11

g. Transportasi dan Komunikasi 113,56 116,01 115,31 108,83 110,08 110,5 111,10 111,05 111,51 0,46 1,43

2222 Biaya Produksi dan Penambahan BarangBiaya Produksi dan Penambahan BarangBiaya Produksi dan Penambahan BarangBiaya Produksi dan Penambahan Barang 108,93108,93108,93108,93 110,31110,31110,31110,31 112,59112,59112,59112,59 113,65113,65113,65113,65 114,87114,87114,87114,87 115,71115,71115,71115,71 116,85116,85116,85116,85 118,18118,18118,18118,18 120,36120,36120,36120,36 2,182,182,182,18 5,495,495,495,49

Modal (BPPBM)Modal (BPPBM)Modal (BPPBM)Modal (BPPBM)

a. Bibit 106,29 107,73 109,11 111,43 113,13 113,17 114,88 115,64 116,97 1,33 3,84

b. Obat-obatan & Pupuk 106,96 109,21 114,37 113,61 115,23 116,39 117,4 117,66 121,67 4,01 6,44

c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 111,71 113,87 115,00 121,87 122,81 123,71 125,25 128,45 131,98 3,53 9,17

d. Transportasi 117,83 119,77 118,74 115,34 115,71 116,58 118,01 118,78 118,91 0,13 3,20

e. Penambahan Barang Modal 108,85 110,63 112,73 115,57 117,76 118,82 119,99 121,97 124,29 2,32 6,53

f. Upah Buruh Tani 107,55 107,92 108,93 110,85 111,48 112,15 113,07 114,67 116,08 1,41 4,60

Kelompok/ Sub KelompokKelompok/ Sub KelompokKelompok/ Sub KelompokKelompok/ Sub Kelompok2008200820082008 2009200920092009 Growth (%)

Page 75: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 63

Sumber: BPS, diolah

GrafikGrafikGrafikGrafik 6666.4. Perkembangan NTP Lima Provinsi di Jawa.4. Perkembangan NTP Lima Provinsi di Jawa.4. Perkembangan NTP Lima Provinsi di Jawa.4. Perkembangan NTP Lima Provinsi di Jawa

♦♦♦

-1,5%

-1,0%

-0,5%

0,0%

0,5%

1,0%

1,5%

Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun

2009 2010

Banten Jawa Barat Jawa Tengah DIY Jawa Timur

Page 76: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 64

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 77: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 65

Bab 7

Prospek Perekonomian Triwulan III 2010

7.1. Pertumbuhan Ekonomi7.1. Pertumbuhan Ekonomi7.1. Pertumbuhan Ekonomi7.1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada triwulan III-2010 diperkirakan akan

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2009, yaitu dalam kisaran 5,75%-6,25%

(yoy). Peningkatan pertumbuhan tersebut secara sektoral terutama didorong oleh

peningkatan sektor pertanian. Sementara itu, dari sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga

diperkirakan masih akan tetap menjadi penopang pertumbuhan.

Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah

* Angka triwulan III 2010 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia

Grafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa TengahGrafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa TengahGrafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa TengahGrafik 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengah

Dari sisi sektoral, sektor pertanian diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 6,5%-7,0%

(yoy), meningkat cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan pada triwulan II-2010.

Peningkatan sektor pertanian tersebut seiring dengan mulainya masa panen tahap kedua di

awal triwulan tersebut. Berdasarkan informasi dari dinas/ instansi terkait, diperkirakan hasil

panen pada triwulan III-2010 cukup baik, sehingga memberikan kontribusi cukup signifikan

pada pertumbuhan.

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

I II III IV I II III IV I II III IV I II*) III**)

2007 2008 2009 2010

Jateng

Nasional

Page 78: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 66

Sumber : BPS

* Angka triwulan III 2010 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia

Grafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Sisi Sektoral Jawa TGrafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Sisi Sektoral Jawa TGrafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Sisi Sektoral Jawa TGrafik 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Sisi Sektoral Jawa Tengahengahengahengah

Sementara itu sektor industri diperkirakan masih tetap tumbuh positif di kisaran 4,25%-

4,75% (yoy), sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010. Beberapa

indikator seperti impor barang modal, perkembangan cukai rokok serta penjualan listrik

untuk industri masih menunjukkan adanya tren peningkatan. Demikian pula halnya dengan

indikator investasi juga menunjukkan adanya tren pertumbuhan positif. Kondisi tersebut

diperkirakan akan mendorong perkembangan sektor industri di triwulan mendatang.

Sementara itu, perlambatan pertumbuhan sektor industri pada triwulan III-2010 dikarenakan

faktor base effect, dimana level sektor industri pada triwulan III-2009 relatif cukup tinggi.

Beberapa sektor lain yang diperkirakan tetap tumbuh cukup tinggi pada triwulan III-

2010 adalah sektor listrik, gas dan air (LGA), sektor bangunan, sektor jasa, sektor angkutan

dan komunikasi, serta sektor perdagangan, hotel dan restaurant (PHR). Sektor listrik, gas dan

air diperkirakan masih tumbuh cukup tinggi karena didorong oleh peningkatan jumlah

pelanggan listrik di wilayah Jawa Tengah yang mengalami peningkatan pula. Sementara itu

-10

-5

0

5

10

15

I II III IV I II III IV I II III IV I II*) III**)

2007 2008 2009 2010

%, yoy

Pertanian

Pertambangan

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I II*) III**)

2007 2008 2009 2010

%, yoy

Industri Listrik Bangunan

0

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV I II*) III**)

2007 2008 2009 2010

%, yoy

PHR Pengangkutan Keuangan Jasa

Page 79: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 67

pertumbuhan sektor bangunan dan sektor jasa didorong oleh peningkatan realisasi proyek-

proyek pemerintah di wilayah Jawa Tengah. Pertumbuhan sektor angkutan dan komunikasi

serta sektor PHR didorong oleh persiapan menjelang bulan puasa dan hari lebaran.

Sumber : BPS dan Bank Indonesia, diolah

* Angka triwulan III - 2010 merupakan angka proyeksi Bank Indonesia

Grafik 7.3. PerkGrafik 7.3. PerkGrafik 7.3. PerkGrafik 7.3. Perkiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengahiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengahiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengahiraan Pertumbuhan Perekonomian Jawa Tengah

Di sisi penggunaan, konsumsi rumah tangga (RT) diperkirakan masih tetap tumbuh

stabil pada triwulan III-2010. Konsumsi RT diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 5,25%-

5,75% (yoy), relatif stabil dibandingkan triwulan II-2010. Optimisme masyarakat terhadap

kondisi perekonomian diperkirakan akan tetap mendorong pertumbuhan konsumsi RT,

disamping momentum tahunan bulan puasa dan hari lebaran yang menyebabkan

peningkatan konsumsi.

Sementara itu konsumsi pemerintah pada triwulan III-2010 diperkirakan tumbuh

dalam kisaran 7,0%-7,5% (yoy). Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan

realisasi anggaran tahun ini yang relatif belum maksimal pada triwulan II-2010. Investasi

diperkirakan tumbuh cukup signifikan, namun diperkirakan sedikit melambat pertumbuhan

tahunannya dibanding triwulan II-2010. Pertumbuhan investasi dalam kisaran 6,75%-7,25%,

seiring dengan membaiknya prospek ekonomi global dan nasional. Kondisi tersebut

diperkirakan juga turut mendorong ekspor tetap tumbuh signifikan, dalam kisaran 15,5%-

16,0%, meningkat dibanding pertumbuhan pada triwulan II-2010.

-10

-5

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I II*) III**)

2007 2008 2009 2010

%, yoyKons RT Kons pmrth

PMTB Ekspor

Page 80: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 68

7.2. Inflasi7.2. Inflasi7.2. Inflasi7.2. Inflasi

Tekanan inflasi Jawa Tengah triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami

peningkatan dari triwulan sebelumnya, dan laju inflasi diproyeksikan akan berada dalam

kisaran 6,00%–6,50% (yoy). Tekanan inflasi triwulan III-2010 diperkirakan akan meningkat

sejalan dengan naiknya tekanan dari sisi permintaan pada masa liburan sekolah dan

persiapan memasuki tahun ajaran baru pada Juli 2010. Kenaikan permintaan bahan

makanan, makanan jadi dan sandang diperkirakan juga akan terjadi seiring dengan adanya

bulan puasa dan hari raya lebaran pada bulan Agustus dan September 2010.

Di samping itu, harga beberapa komoditas bahan makanan diperkirakan akan

mengalami sedikit peningkatan seiring dengan masuknya masa tanam di Jateng pada awal

triwulan III-2010. Tekanan harga dari sisi administered prices akan berasal dari kenaikan Tarif

Dasar Listrik (TDL) yang telah ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintah sejak Juli 2010.

Tekanan harga komoditas volatile foods pada awal triwulan III-2010 diperkirakan akan

menurun karena adanya masa panen raya pada triwulan III-2010. Sementara itu, sumbangan

inflasi dari faktor moneter diperkirakan relatif minim sejalan dengan perkembangan kurs

rupiah yang diperkirakan masih cukup stabil.

Faktor potensial yang diperkirakan dapat menjadi penahan laju inflasi triwulan

mendatang adalah harga gula pasir pada triwulan III-2010 yang diperkirakan relatif stabil

dengan kecenderungan menurun, karena masih dalam masa giling pada Mei-Oktober 2010.

Tekanan imported inflation pada triwulan III-2010 diperkirakan relatif rendah seiring dengan

kecenderungan menguatnya nilai tukar rupiah akibat capital inflows dan stabilnya harga

komoditas dunia. Namun, beberapa komoditas seperti minyak dunia, bahan baku industri

seperti logam, besi, baja, gandum, kedelai dan CPO tetap perlu diwaspadai.

Beberapa kondisi yang dapat menjadi faktor potensial sebagai pemicu tekanan inflasi

triwulan III-2010 adalah kurang lancarnya distribusi dan pasokan bahan kebutuhan pokok

karena faktor musiman, seperti bawang merah, bawang putih, cabe dan sayuran. Selain itu,

adanya Pemilukada di empat kabupaten (Kabupaten Semarang, Purworejo, Wonosobo dan

Wonogiri) pada triwulan III-2010 diperkirakan dapat meningkatkan permintaan terhadap

beberapa komoditas, khususnya sandang, makanan jadi dan transpor.

Tekanan inflasi dari ekspektasi masyarakat diperkirakan mengalami kenaikan pada

triwulan mendatang (Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.4444....). Ekspektasi masyarakat tersebut dapat terlihat dari hasil

Survei Konsumen yang dilakukan oleh KBI Semarang, bahwa responden atau masyarakat

memiliki ekspektasi terhadap kenaikan harga secara umum pada tiga bulan mendatang

cenderung naik. Peningkatan harga diperkirakan terjadi pada kelompok transpor, kelompok

kesehatan, kelompok sandang, kelompok pendidikan, dan kelompok bahan makanan.

Naiknya ekspektasi responden terhadap harga secara umum antara lain disebabkan oleh

perkiraan naiknya TDL dan harga elpiji, perkiraan kurangnya pasokan sebagian komoditas

dan perkiraan adanya gangguan pada distribusi barang. Berdasarkan Hasil Survei Penjualan

Eceran (SPE) yang dilakukan KBI Semarang, responden juga mengekspektasikan bahwa harga

Page 81: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 69

di tingkat pedagang pada triwulan III-2010 mendatang diperkirakan sedikit meningkat

dibandingkan dengan triwulan laporan.

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

200

0

2

4

6

8

10

12

4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Ekspektasi

Inflasi

Inflasi Aktual

(%, yoy)

Inflasi Aktual (yoy, %)

Ekspektasi Inflasi (indeks)

Sumber : BPS dan BI, diolah

GRAFIK 7.4GRAFIK 7.4GRAFIK 7.4GRAFIK 7.4....

PRAKIRAAN INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN DAN LAJU INFLASI IHK AKTUAL (YOY)PRAKIRAAN INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN DAN LAJU INFLASI IHK AKTUAL (YOY)PRAKIRAAN INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN DAN LAJU INFLASI IHK AKTUAL (YOY)PRAKIRAAN INFLASI HASIL SURVEI KONSUMEN DAN LAJU INFLASI IHK AKTUAL (YOY)

Berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh KBI Semarang, ekspektasi

masyarakat kota Semarang dalam tiga bulan ke depan menunjukkan peningkatan optimisme

dalam hal ekspektasi penghasilan, namun menurun dalam hal ekspektasi ekonomi dan

ekspektasi ketersediaan lapangan kerja. Oleh karena itu, perlu diperhatikan beberapa hal

sebagai berikut:

a. Ekspektasi masyarakat terhadap penghasilan berada dalam level yang optimis dan

menunjukkan trend peningkatan, sehingga hal ini menjadisinyal positif bagi

perekonomian dalam triwulan mendatang.

b. Ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi dan ketersediaan lapangan kerja

menunjukkan kecenderungan menurun, bahkan untuk ekspektasi terhadap kondisi

ekonomi berada dalam level pesimis.Kondisi ini perlu menjadi perhatian karena

masyarakat menilai kondisi ekonomi 3 bulan ke depan kurang begitu kondusif.

c. Ekspektasi masyarakat terhadap harga secara umum cukup positif, sedangkan ekspektasi

terhadap ketersediaan barang dan jasa mengalami penurunan. Artinya masyarakat

memandang bahwa perkembangan harga secara umum masih cukup stabil, meskipun

pasokan komoditas berpotensi menyebabkan kenaikan harga.

d. Ekspektasi masyarakat terhadap tingkat suku bunga dan tabungan menunjukkan

optimisme pada tiga bulan ke depan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat percaya

terhadap kemampuannya dalam menambah tabungan yang dimilikinya, karena adanya

peningkatan penghasilan.

Page 82: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 70

GRAFIK 7.GRAFIK 7.GRAFIK 7.GRAFIK 7.5555....

EKSPEKTASI MASYARAKAT EKSPEKTASI MASYARAKAT EKSPEKTASI MASYARAKAT EKSPEKTASI MASYARAKAT TIGATIGATIGATIGA BULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMENBULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMENBULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMENBULAN KE DEPAN BERDASARKAN SURVEI KONSUMEN

Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dilakukan oleh KBI Semarang,

mayoritas responden memperkirakan harga secara umum pada tiga bulan mendatang akan

meningkat. Secara net balance, indeks ekspektasi harga pada Juni 2010 untuk tiga bulan

mendatang rata-rata berada pada level 152, naik dari Mei 2010 yang berada di level 132. Hal

itu menunjukkan ekspektasi responden terhadap kenaikan harga secara umum semakin naik,

atau responden melihat ke depan bahwa inflasi akan relatif lebih tinggi dari triwulan laporan

(Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.Grafik 7.6666)

0

2

4

6

8

10

12

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9

2007 2008 2009 2010

Ekspektasi Harga Umum - axis kiri

Inflasi Jateng (%, yoy) - axis kanan

Sumber : BI, diolah

GRAFIK 7.6GRAFIK 7.6GRAFIK 7.6GRAFIK 7.6....

EKSPEKTASI PEDAGEKSPEKTASI PEDAGEKSPEKTASI PEDAGEKSPEKTASI PEDAGANG ANG ANG ANG TIGATIGATIGATIGA BULAN KE DEBULAN KE DEBULAN KE DEBULAN KE DEPANPANPANPAN

BERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERANBERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERANBERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERANBERDASARKAN SURVEI PENJUALAN ECERAN (SPE)(SPE)(SPE)(SPE)

Berdasarkan hasil estimasi dan berbagai survei tersebut di atas yang menghitung

ekspektasi masyarakat, pedagang dan perkiraan perkembangan harga ke depan, maka KBI

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009 2010

Ekspektasi Penghasilan

Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja

Ekspektasi Ekonomi

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9

2008 2009 2010

Harga Umum

Ketersediaan Barang & Jasa

Tingkat Suku Bunga

Tabungan

Page 83: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 71

Semarang memperkirakan laju inflasi Jawa Tengah triwulan III-2010 diperkirakan akan berada

dalam kisaran 6%-6,5% (yoy). Penyebab utama inflasi triwulan ke depan diperkirakan berasal

dari kelompok bahan makanan, makanan jadi dan sandang (Grafik Grafik Grafik Grafik 7.7.7.7.7777).

Sumber: BPS, diolah

Keterangan: *) estimasi KBI Semarang

GRAFIKGRAFIKGRAFIKGRAFIK 7.7.7.7.7777....

Estimasi Laju Inflasi Jawa TEstimasi Laju Inflasi Jawa TEstimasi Laju Inflasi Jawa TEstimasi Laju Inflasi Jawa Tengahengahengahengah

Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen)Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen)Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen)Menurut Kelompok Barang dan Jasa (yoy, persen)

♦♦♦

-10

-5

0

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III*) IV*)

2008 2009 2010

Bahan Makanan Makanan Jadi

Perumahan Sandang

Kesehatan Pendidikan

Transpor Umum

Page 84: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 72

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 85: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 73

LAMPIRAN

Indikator Ekonomi Jawa TengahIndikator Ekonomi Jawa TengahIndikator Ekonomi Jawa TengahIndikator Ekonomi Jawa Tengah

Ket: *) PDRB Data Sementara, **) PDRB Data Sangat Sementara & Data Perbankan posisi Mei 2010

Sumber: Bank Indonesia, BPS,diolah

Page 86: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 74

7.7.7.7. Kredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis PenggunaanKredit Menurut Jenis Penggunaan

a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total 64.04064.04064.04064.040 71.39771.39771.39771.397 77.11077.11077.11077.110 79.33179.33179.33179.331 79.83579.83579.83579.835 82.67082.67082.67082.670 85.96185.96185.96185.961 90.19490.19490.19490.194 90.98790.98790.98790.987 95.14795.14795.14795.147

- Kredit Modal Kerja 35.474 39.650 43.573 44.968 45.133 46.419 48.142 50.546 43.103 49.787

- Kredit Investasi 4.833 5.337 5.589 5.925 5.881 6.171 6.727 7.098 8.964 8.692

- Kredit Konsumsi 23.733 26.410 27.949 28.438 28.821 30.079 31.093 32.549 38.920 36.668 b. Persentase thd Total Kredit (%)b. Persentase thd Total Kredit (%)b. Persentase thd Total Kredit (%)b. Persentase thd Total Kredit (%)

- Kredit Modal Kerja 55,39 55,53 56,51 56,68 56,53 56,15 75,17 56,04 47,79 55,20

- Kredit Investasi 7,55 7,48 7,25 7,47 7,37 7,47 10,50 7,87 9,94 9,64

- Kredit Konsumsi 37,06 36,99 36,25 35,85 36,10 36,38 36,17 36,09 43,15 40,65

c. Kredit Bank Umumc. Kredit Bank Umumc. Kredit Bank Umumc. Kredit Bank Umum 58.47558.47558.47558.475 65.40665.40665.40665.406 70.66870.66870.66870.668 72.90772.90772.90772.907 73.09973.09973.09973.099 75.61075.61075.61075.610 78.45278.45278.45278.452 82.81482.81482.81482.814 83.29883.29883.29883.298 87.17587.17587.17587.175

- Kredit Modal Kerja 32.745 36.732 40.337 41.826 41.825 42.883 44.352 46.839 39.216 45.734

- Kredit Investasi 4.517 4.987 5.234 5.543 5.475 5.766 6.321 6.694 8.544 8.267

- Kredit Konsumsi 21.213 23.687 25.098 25.539 25.799 26.961 27.780 29.281 35.538 33.174

d. Kredit BPR d. Kredit BPR d. Kredit BPR d. Kredit BPR 5.5655.5655.5655.565 5.9915.9915.9915.991 6.4426.4426.4426.442 6.4246.4246.4246.424 6.7366.7366.7366.736 7.0607.0607.0607.060 7.5087.5087.5087.508 7.3807.3807.3807.380 7.6897.6897.6897.689 7.9727.9727.9727.972

- Kredit Modal Kerja 2.728 2.918 3.236 3.142 3.308 3.536 3.790 3.707 3.887 4.053

- Kredit Investasi 317 350 355 382 405 406 406 404 420 425

- Kredit Konsumsi 2.520 2.723 2.851 2.899 3.022 3.118 3.313 3.268 3.381 3.494

8.8.8.8. Kredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor EkonomiKredit Menurut Sektor Ekonomi

a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total a. Kredit BU & BPR - Total 64.04064.04064.04064.040 71.39771.39771.39771.397 77.11077.11077.11077.110 79.33179.33179.33179.331 79.83579.83579.83579.835 82.67082.67082.67082.670 85.96185.96185.96185.961 90.19490.19490.19490.194 86.97286.97286.97286.972 95.14795.14795.14795.147

- Sektor Pertanian 2.437 2.547 2.548 2.655 2.671 2.753 2.688 2.819 1.546 2.183

- Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105 109 119

- Sektor Industri 11.157 12.569 14.717 15.633 15.550 15.002 15.809 16.802 15.956 15.837

- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63 61 65

- Sektor Konstruksi 852 1.205 1.343 1.110 1.132 1.282 1.355 1.296 1.002 1.176

- Sektor Perdagangan 21.237 23.282 24.473 25.352 25.666 27.481 28.764 30.414 23.214 26.959

- Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955 988 1.388

- Sektor Jasa Dunia Usaha 2.810 3.243 3.733 3.704 3.583 3.515 3.712 3.647 692 4.388

- Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809 - 999

- Lain-lain 24.234 27.109 28.776 29.179 29.552 30.825 31.816 33.283 43.402 42.034

b. Kredit Bank Umumb. Kredit Bank Umumb. Kredit Bank Umumb. Kredit Bank Umum 58.47558.47558.47558.475 65.40665.40665.40665.406 70.66870.66870.66870.668 72.90772.90772.90772.907 73.09973.09973.09973.099 75.61075.61075.61075.610 78.45278.45278.45278.452 82.81482.81482.81482.814 79.28379.28379.28379.283 87.17587.17587.17587.175

- Sektor Pertanian 1.996 2.067 2.096 2.156 2.144 2.200 2.167 2.290 968 1.577

- Sektor Pertambangan 73 65 103 100 101 89 110 105 109 119

- Sektor Industri 11.070 12.479 14.610 15.540 15.453 14.904 15.708 16.702 15.856 15.732

- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 17 50 61 63 61 65

- Sektor Konstruksi 852 1.205 1.343 1.110 1.132 1.282 1.355 1.296 1.002 1.176

- Sektor Perdagangan 19.345 21.254 22.200 23.145 23.344 24.986 26.019 27.764 20.462 24.114

- Sektor Transportasi 621 685 727 845 845 926 910 955 988 1.388

- Sektor Jasa Dunia Usaha 2.300 2.688 3.100 3.103 2.954 2.859 3.050 2.977 3.642

- Sektor Jasa Sosial Masy. 606 679 681 743 719 745 737 809 999

- Lain-lain 21.599 24.270 25.797 26.157 26.391 27.568 28.336 29.853 39.838 38.363

c. Kredit BPR c. Kredit BPR c. Kredit BPR c. Kredit BPR 5.5655.5655.5655.565 5.9915.9915.9915.991 6.4426.4426.4426.442 6.4246.4246.4246.424 6.7366.7366.7366.736 7.0607.0607.0607.060 7.5087.5087.5087.508 7.3807.3807.3807.380 7.6897.6897.6897.689 7.9727.9727.9727.972

- Sektor Pertanian 441 479 452 500 527 553 521 529 579 606

- Sektor Industri 87 89 106 93 97 98 102 100 101 105

- Sektor Perdagangan 1.892 2.028 2.273 2.207 2.322 2.496 2.745 2.650 2.752 2.845

- Sektor Jasa Dunia Usaha 510 555 632 601 628 656 662 670 692 746

- Lain-lain 2.635 2.839 2.979 3.023 3.161 3.257 3.479 3.431 3.565 3.671

IV-09IV-09IV-09IV-09 II-10*II-10*II-10*II-10*I-10I-10I-10I-10II-09II-09II-09II-09 III-09III-09III-09III-09No.No.No.No. I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R I-08I-08I-08I-08 II-08II-08II-08II-08 I-09I-09I-09I-09III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08

Sumber: Bank Indonesia, BPS,diolah Ket: *) Data Perbankan posisi Mei 2010

Page 87: KER Jawa Tengah - Bank Indonesia · Jl. Imam Bardjo SH No.4 Semarang, Telp. (024) 8310246, Fax. (024) 8417791 ... Mahdi Mahmudy Deputi Pemimpin Bidang Ekonomi Moneter ... khususnya

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jawa Tengah Triwulan II-2010 75

Sumber: Bank Indonesia, BPS,diolah Ket: *) Data Perbankan posisi Mei 2010

9.9.9.9. LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%)LDR - Perbankan (%) 85,6385,6385,6385,63 90,6590,6590,6590,65 94,9294,9294,9294,92 92,1092,1092,1092,10 88,5788,5788,5788,57 89,6189,6189,6189,61 91,5991,5991,5991,59 92,5192,5192,5192,51 92,4792,4792,4792,47 93,5593,5593,5593,55

a. LDR - Bank Umum (%) 83,67 88,74 92,85 90,37 86,56 87,44 89,50 90,79 91,97 91,87

b. LDR - BPR (%) 113,64 118,52 125,64 117,66 118,46 122,01 121,20 117,38 114,27 117,00

10.10.10.10. NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%)NPL -Perbankan (%) 4,134,134,134,13 2,802,802,802,80 3,243,243,243,24 2,952,952,952,95 4,134,134,134,13 4,134,134,134,13 3,403,403,403,40 2,982,982,982,98 3,023,023,023,02 3,043,043,043,04

a. NPL - Bank Umum (%) 3,34 3,06 2,64 2,39 3,70 3,41 2,83 2,41 2,24 2,54

b. NPL - BPR (%) 12,54 10,36 2,84 2,64 4,27 8,76 9,31 9,13 8,86 8,56

11.11.11.11. Kredit UMKMKredit UMKMKredit UMKMKredit UMKM 51.83851.83851.83851.838 57.14557.14557.14557.145 60.21160.21160.21160.211 61.24161.24161.24161.241 61.73461.73461.73461.734 63.31763.31763.31763.317 64.89864.89864.89864.898 70.15770.15770.15770.157 72.10372.10372.10372.103 74.48974.48974.48974.489

a. Skala Usahaa. Skala Usahaa. Skala Usahaa. Skala Usaha

- Mikro 23.627 25.331 26.098 26.190 26.523 27.039 27.460 28.613 27.492 27.820

- Kecil 15.012 17.116 18.785 19.524 20.064 20.896 21.542 24.249 26.921 28.486

- Menengah 13.199 14.698 15.328 15.527 15.147 15.382 15.896 17.295 17.690 18.183

b. Sektor Ekonomib. Sektor Ekonomib. Sektor Ekonomib. Sektor Ekonomi

- Sektor Pertanian 1.954 2.001 2.060 2.107 2.099 2.172 2.168 2.219 1.364 1.405

- Sektor Pertambangan 51 43 42 41 36 38 43 33 52 56

- Sektor Industri 3.942 4.246 4.404 4.649 4.269 4.267 4.350 4.668 4.553 4.622

- Sektor Air, Listrik & Gas 12 13 10 10 11 11 22 23 28 33

- Sektor Konstruksi 535 809 899 679 689 760 814 796 744 812

- Sektor Perdagangan 18.034 19.385 20.189 20.751 21.436 22.083 22.855 25.078 22.082 22.262

- Sektor Transportasi 490 519 506 546 552 549 568 601 644 630

- Sektor Jasa Dunia Usaha 2.197 2.590 2.906 2.901 2.807 2.879 2.920 3.059 3.100 3.116

- Sektor Jasa Sosial Masy. 538 577 582 554 553 574 581 574 693 732

- Lain-lain 24.085 26.962 28.613 29.003 29.282 30.005 30.577 33.107 38.843 40.821

c. Jenis Penggunaanc. Jenis Penggunaanc. Jenis Penggunaanc. Jenis Penggunaan

- Kredit Modal Kerja 25.167 27.598 28.954 29.491 29.678 30.335 31.286 33.505 32.469 32.746

- Kredit Investasi 3.086 3.284 3.470 3.487 3.481 3.670 3.744 4.281 5.539 5.595

- Kredit Konsumsi 23.585 26.263 27.229 28.263 28.575 29.331 29.868 32.372 34.095 36.148

12.12.12.12. Perbankan SyariahPerbankan SyariahPerbankan SyariahPerbankan Syariah

A.A.A.A. Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)Total Perbankan Syariah (BU Syariah & BPR Syariah)

a. Aset 1.624 1.866 2.312 2.417 2.350 2.710 2.916 3.477 4.563 4.198

Share thd Perbankan Jateng (%) 1,72 1,88 2,15 2,16 2,07 2,34 2,39 2,77 3,52 3,15

b. DPK 1.288 1.462 1.550 1.701 1.660 1.892 1.890 2.230 3.094 2.695

Share thd Perbankan Jateng (%) 1,72 1,86 1,91 1,98 1,84 2,05 2,01 2,29 3,11 2,65

c. Pembiayaan 1.304 1.620 1.873 2.027 2.003 2.232 2.412 2.631 3.332 3.232

Share thd Perbankan Jateng (%) 2,04 2,27 2,43 2,55 2,51 2,70 2,81 2,92 3,62 3,40

d. FDR (%) 101,24 110,80 101,24 119,12 120,66 117,98 127,67 117,98 107,69 119,92

e. NPF (%) 4,83 4,12 4,83 2,43 4,64 4,03 3,27 3,61 3,27 4,27

B.B.B.B. Bank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha SyariahBank Umum Syariah & Unit Usaha Syariah

a. Aset 1.563 1.787 2.225 2.318 2.244 2.590 2.788 3.328 4.402 4.028

b. DPK 1.247 1.415 1.495 1.637 1.588 1.810 1.804 2.132 2.984 2.583

- Giro Wadiah 179 187 198 150 154 166 166 154 167 207

- Tab. Wadiah & Mudharabah 625 654 721 820 807 891 1.064 990 1.460 1.149

- Deposito Mudharabah 443 574 576 666 627 753 739 989 1.357 1.227

c. Pembiayaan 1.259 1.566 1.808 1.958 1.925 2.143 2.314 2.526 3.212 3.103

d. FDR (%) 101,04 110,67 120,96 119,63 121,22 118,41 128,30 118,48 107,66 120,14

e. NPF (%) 4,73 4,17 2,56 2,30 4,59 3,97 3,13 3,43 3,05 3,13

C.C.C.C. BPR SyariahBPR SyariahBPR SyariahBPR Syariah

a. Aset 61 78 87 100 106 120 128 149 161 171

b. DPK 41 48 55 65 72 82 86 98 110 112

- Tab. Wadiah & Mudharabah 21 26 30 36 39 42 47 54 58 57

- Deposito Mudharabah 20 21 25 28 33 40 39 44 51 55

c. Pembiayaan 42 54 65 69 78 89 98 105 119 129

d. FDR (%) 102,06 113,22 118,46 106,19 108,30 108,54 114,37 106,99 108,72 114,82

e. NPF (%) 8,02 5,88 4,90 6,18 6,41 5,95 6,46 7,79 7,73 7,36

IV-09IV-09IV-09IV-09 II-10*II-10*II-10*II-10*I-10I-10I-10I-10II-08II-08II-08II-08 II-09II-09II-09II-09III-08III-08III-08III-08 IV-08IV-08IV-08IV-08 III-09III-09III-09III-09No.No.No.No. I-09I-09I-09I-09I N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O RI N D I K A T O R I-08I-08I-08I-08