keputusan walikota lubuklinggau...

16
KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU NOMOR -39 IKPTSIPKT/2004 PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL PENGELOLAAN RUMAHPOTONGHEWANDlKELURAHANRAHMA KECAMATANLUBUKLI~GGAUSELATAN KOTA LUBUKLINGGAU a. bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 27 Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 40 Tahun 2003 tentang Retribusi Pertanian yang te1ah diundangkan pada tangga1 31 Desember tahun 2003 da1am Lembaran Daerah Kota 1ubuk1inggautahun 2003 nomor 05, perIu dijabarkan da1am bentuk Petunjuk Pe1aksanaan (Juk1ak) Operasiona1; b. bahwa petunjuk pelaksana operasiona1 penge101a rumah potong hewan sebagaimana dimaksud huruf a perIu diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Wa1ikotaLubuklinggau; 1. Undang - undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan ( Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1967 nomor 10, Tambahan Lembaran Negara nomor 2824 ); 2. Undang - undang nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Piclana ( Lembaran Negara Repub1ik Indonesia tahun 1981 nomor 76, Tambahan Lembaran Negara nomor 3209 ); 3. Undang - \mdang nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 nomor 41, Tambahan Lembaran Negara nomor 3685 ) sebagaimana te1ah dhibah dengan Undang-undang nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang - undang nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retrlbusi Daerah (Lembaran Negara Repub1ik Indonesia tahun 2000 nomor 246,Tambahan Lembaran Negara nomor 4048 ); 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Penge101aan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Repub1ik Indonesia tahun 1997 nomor 68,Tambahan Lembaran Negara nomor 3699); 5. Undang - ,undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Repub1ik Indonesia tahun 1999 nomor 60, Tambahan Lembaran Negara nomor 3839); 6. Undang - undang nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999 nomor 72,Tambahan Lembaran Negara nomor 3848); 7. Undang - undang nomor 7 tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Lubuk1inggau ( Lembaran Negara Repub1ik Indonesia tahun 2001 nomor 87, Tambahan Lembaran Negara nomor 4114 );

Upload: doantram

Post on 29-May-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAUNOMOR -39 IKPTSIPKT/2004

PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL PENGELOLAANRUMAHPOTONGHEWANDlKELURAHANRAHMA

KECAMATANLUBUKLI~GGAUSELATANKOTA LUBUKLINGGAU

a. bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 27 Peraturan Daerah KotaLubuklinggau Nomor 40 Tahun 2003 tentang Retribusi Pertanian yangte1ahdiundangkan pada tangga1 31 Desember tahun 2003 da1am LembaranDaerah Kota 1ubuk1inggautahun 2003 nomor 05, perIu dijabarkan da1ambentuk Petunjuk Pe1aksanaan (Juk1ak) Operasiona1;

b. bahwa petunjuk pelaksana operasiona1 penge101a rumah potong hewansebagaimana dimaksud huruf a perIu diatur dan ditetapkan denganKeputusan Wa1ikotaLubuklinggau;

1. Undang - undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuanPokok Peternakan dan Kesehatan Hewan ( Lembaran Negara RepublikIndonesia tahun 1967 nomor 10, Tambahan Lembaran Negaranomor 2824 );

2. Undang - undang nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Piclana( Lembaran Negara Repub1ik Indonesia tahun 1981 nomor 76, TambahanLembaran Negara nomor 3209 );

3. Undang - \mdang nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah danRetribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1997 nomor41, Tambahan Lembaran Negara nomor 3685 ) sebagaimana te1ah dhibahdengan Undang-undang nomor 34 tahun 2000 tentang Perubahan atasUndang - undang nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan RetrlbusiDaerah (Lembaran Negara Repub1ik Indonesia tahun 2000 nomor246,Tambahan Lembaran Negara nomor 4048 );

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Penge101aan LingkunganHidup (Lembaran Negara Repub1ik Indonesia tahun 1997 nomor68,Tambahan Lembaran Negara nomor 3699);

5. Undang - ,undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah( Lembaran Negara Repub1ik Indonesia tahun 1999 nomor 60, TambahanLembaran Negara nomor 3839);

6. Undang - undang nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuanganantara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesiatahun 1999 nomor 72,Tambahan Lembaran Negara nomor 3848);

7. Undang - undang nomor 7 tahun 2001 tentang Pembentukan KotaLubuk1inggau ( Lembaran Negara Repub1ik Indonesia tahun 2001 nomor87, Tambahan Lembaran Negara nomor 4114 );

Page 2: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

8. Peraturan Pemerintah nomor 15 tahun 1997 tentang Penolakan.Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan ( LembaranNegara Republik Indonesia tahun 1997 nomor 20 , Tambahan LembaranNegara nomor 3101 );

9. Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksana KitabUndang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara RepublikIndonesia tahun 1983 nomor 36,Tambahan Lembaran Negara nomor 3258);

10. Peraturan Pemerintah nomor 29 tahun 1986 tentang Analisis DampakLingkungan (Lembaran Negar Republik Indonesia tahun 986 nomor 42,Tambahan Lembaran Negara nomor 3338);

11. Peraturan Pemerintah nomor 66 Tahun 2001 tentang Retribusi Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2001 nomor 199, TambahanLembaran Negara nomor 4139);

12. Keputusan Menteri '-Pertan~anNomor : 555/Kpts/ TN.240/9/1986 tentangSyarat-syarat Rumah Pemotongan Hewan dan Usaha Pemotongan Hewan;

13. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah nomor 22 Tahun2001 tentang Bentuk Produk-produk Hukum Daerah;

14. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 7 Tahlm 2003 tentangPembentukan Organisasi dan Tata KeIja Dinas Petemakan dan PerikananKota Lubuklinggau;

15. Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau Nomor 40 Tahun 2003 tentangRetribusi Pertanian.

KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUKPELAKSANA OPERASIONAL PENGELOLAAN RUMAH POTONGHEWAN Dl KELURAHAN RAHMA KECAMATAN LUBUKLINGGAU-SELATAN KOTA LUBUKLINGGAU.

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

a. Kota adalah Kota Lubuklinggau.

b. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Lubuklinggau.

c. Walikota adalah Walikota Lubuklinggau.

d. Dinas Petemakan dan Perikanan adalah Dinas Petemakan dan PerikananKota Lubuklinggau.

Page 3: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

e. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan KotaLubuklinggau.

1: Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah KotaLubuklinggau.

g. Kas Daerah adalah Kas Pemerintah Kota Lubuklinggau.

h. Rumah P.otong Hewan (RPH) adalah Rumah Potong Hewan (RPH) yangterletak di Kelurahan Rahma Kecamatan Lubuklinggau Selatan KotaLubuklinggau.

I. Izin adalah Izin Pemotongan Ternak yang dikeluarkan oleh DinasPeternakan dan Perikanan Kota Lubuklinggau.

j. Hewan atau Ternak .adalah kerbau, sapi, kuda, kambing, babi dandombalbiri-biri serta binatang berkaki empat lainnya.

.' '.. ...-...~k. Daging adalah hewan yan'g telah dipotong-potong atau bagian-bagian tubuh

hewan lainnya kecuali tanduk, kuku clankulit.

BAB II

PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL PENGELOLAANRUMAH POTONG HEWAN

Petunjuk pelaksana operasional pengelolaan rumah potong hewan inimerupakan pedoman kerja pelaksanaan tugas-tugas dalam penanganan danpengelolaan rumall potong hewan sebagai penjabaran dari Peraturan DaerahKota Lubuklinggau nomoI'40 tahun 2003 tentang Retribusi Pertanian.

aAB III

RUMAH POTONG HEWAN

(l) Rumah Potong Hewan (RIlH) ditunjuk sebagai tempat pembantaian umuniuntuk wilayah Kota Lubuklinggau dan sekitarnya.

(2) Pelaksanaan pemotongan hewan temak di Kota Lubuklinggau dansekitarnya dilakukan di Rumah potong Hewan sebagaimana dimaksud ayat(l) Pasal ini.

(I) Agar kesehatan hewan yang akan dipotong di Rumah Potong Hewan dapatterjamin, maka sebelum hewan dipotong dilakukan pemeriksaan (Keur)hewan oleh petugas / juru pemeriksa yang ditunjuk.

(2) Pemeriksaan kesehatan hewan yang akan dipotong tersebut baru dapatdilakukan oleh petugas / juru pemeriksa sebagaimana dimaksud ayat (1)Pasal ini apabila :

Page 4: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

b. Telahmelunasi retribusi pemeriksaan kesehatan hewanlternak(Antemortum), retribusi kesehatan daging (Postmortum), retribusipemakaian kandang dan retribusi tempat pemotongan;

c. Hewan yang akan dipotong tersebut bukan hewan yang jenis betinayang masih produktif.

(3) Apabila setelah 24 jam dihitung dari saat pemeriksaan temyata hewan yangtelah diperiksa tersebut tidak dipotong oleh pemiliknya, maka harusdilakukan pemeriksaan ulang kesehatan oleh petugas / juru periksa.

(l) Bagi hewan yang berdasarkan hasil pemeriksaan (Keur) diduga menderitapenyakit menular (ZQ9-!l0sis) seperti diatur dalam Peraturan Perundang-undangan yang be'rlaku ditolak untuk dipotong dan petugas segera melaporkepada Kepala Dinas' melalui Kepala Rumah Potong Hewan, Kepala Dinasmeneruskan laporan tersebut kepada Walikota untuk pengambilan tindakselanj utny a.

(2) Bagi hewan berdasarkan hasil pemeriksaan diduga sakit namun bukanpenyakit hewan menular, pemotongal1 hewan il1i ditunda sementara sampaihewan tersebut selesai diobati dan sembuh dari penyakitnya.

(3) Hewan ditolak atau ditunda dipotol1g atas permintaan tim pengawaspemotongan karena diduga atau dicurigai berasal dari ternak gelap ( hasilcurial1 / sengketa ), maka pemotongannya baru dapat dilakukan setelah timtersebut mendapat kepastian bahwa hewal1 terse but bukan berasal daritemak gelap.

(1) Hal-hal yang harns diperhatikan bagi pemakai jasa Rumah Potong Hewanadalah sebagai berikut :

a. Ternak yang akan dipotong minimal 6 jam sebelumnya telah beradadilokasi Rumah Potong Hewan;

b. Ternak sebelum dipotong harus diperiksa (Keur hewan) oleh juruperiksa;

c. Ternak yang akan diperiksa harus melunasi terlebih dahulu biayapemotongannya di Kantor Rumah Potong Hewan;

d. Ternakyang sudah diperiksa dan diizinkan oleh juru periksa untukdipotong diberi tanda pada tanduknya;

c. Makanan ternak dan keamanan dikandang penampungan menjaditanggungjawab para pemiliknya;

f. Petugas-petugas dari para tukang potong hewan masing-masing harusterdaftar di Rumah Potong Hewan dan memiliki tanda pengenal khusus,bagi yang tidak memiliki kartu tanda pengenal dilarang bekerja diRmnah Potong Hewan.

Page 5: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

(2) Para tukang potong hewan selalu menjaga ketertiban dan keamanan diRumah Potong Hewan, segala permasalahan akibat perbedaan pendapatdiselesaikan secara musyawarah untuk memperoleh penyelesaian yangsebaik-baiknya.

(3) Para tukang potong hewan harns mengizinkan pemeriksaan bagian-bagiantubuh ternak yang sudah dipotong, mengiris dan menyayat bagian tubuhyang dianggap penting untuk pemeriksaan, dan diapkirkan bagian tubuhternak yang dianggap petugas pemeriksaan tidak layak dikonsumsimasyarakat.

(1) Daging yang beredar dipasar dinyatakan sah untuk dijual setelall diperiksadan dicap olehjuru periksa daging Rumah Potong HeWaIl.

(2) Bagi daging yang diperjual belikan ditempat-tempat umum dan bukanberasal dari Rumah ~Qtong HeWaIl atau dari daerah-daerah lain, harusdilaporkan kepada' Tim Pengawas Pemotongan / Penjualan daging dipasar,untuk segera diadakan pengamanan secara hukum.

(3) Daging-daging sebagaimaIla dimaksud ayat (2) pasal ini dikategorikandaging liar atau daging gelap yang harus ditindak oleh Tim PengawasPemotongaIl/ PenjualaIl daging secara tegas.

TARIF BIAYA PEMOTONGAN HEWAN TERNAKDlRUMAH POTONG HEWAN

Pasal8

(1) Pemilik setiap 1 (satu) ekor hewan / ternak yang akan dipotong di RumahPotong Hewan harus melunasi biaya-biaya sebagai berikut :

a. Biaya pemeriksaan kesehatan ternak sebelum dipotong (Antemortum);

b. Biaya pemeriksaan kesehatan daging (Postmortum);

c. Biaya pemakaian kaIldang;

d. Biaya pemakaiaIl tempat pemotongan untuk operasional Rumah PotongHeWaIl;

e. Biaya tempat pelayuan daging.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini sesuai dengan tarif yangtercantu:n dalaIll Peraturan Daerah Kota Lubuklinggau nomor 40 tahun2003 tentang Retribusi Pertanian, sebagaimana tercantum dalaIn LampiranKeputusan ini.

BAB VI

BIAYA OPERASIONAL RUMAH POTONG HEWAN

(1) Biaya operasional Rumah Potong Hewan sebagaimana dimaksud pasal 8huruf d Keputusan ini adalah biaya yang harus dikeIuarkan secara rutin olehRumah Potong Hewan untuk membiayai kebersihan, keamanan, pemakaianlistrik dan air yaIlg tidak dapat dianggarkan melalui dana rutin daerah.

Page 6: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

(2) Untuk menjall1in tingkat pelayanan yang ll1aksill1al dan memuaskan bagipemakai jasa Rumah Po tong HeWaIl, maka biaya operasional dimaksuddibebankan kepada per ekor hewan / temak yang akan dipotong.

PEMUNGUTAN BlA YA PEMOTONGAN HEW AN TERNAKDlRUMAH POTONG HEW AN

(I) Pemungutan retribusi hewan teroak, retribusi pemakaian tempatpembantaian umum, pajak potong hewan, retribusi Keur hewan dan biayaoperasional Rumah Potong Hewan pada Rumah Potong Hewan dilakukanoleh Dinas Petemakan dan Perikanan melalui Unit PelaksaIla TekhnisRumah Potong HeWaIl atau Juru Pungut yang ditunjuk .

..~..•

(2) Unit Pelaksana Teknis Rl.unah Potong Hewan atau juru pungut yangditunjuk menyetorkan uang hasil pungutan sebagaimana dimaksud ayat (I)pasal ini ke Kas Daerah melalui Bendaharawan Khusus Penerima DinasPeternakan dan PerikaIlan setiap hari atau selambat - lambatnya keesokanharinya apabila pada saat pemungutan jatuh pada hari !ibur.

(I) Pemotongan hewan secara luar biasa dilakukan karena hewan tersebut patahtulang, sakit menghawatirkan, kecelakaan, hewan tersebut mengamuk dantak terkendali.

(2) Pemotongan temak secara luar biasa sebagaimana dimaksud ayat (1) pasalini dapat dilakukan diluar Rumah Potong l-lewan dengan ketentuan sebagaiberikut:

a. Para tukang potong hewan harus mengikut sertakan petugas/juruperiksa Rumah Potong Hewan ke lokasi / tempat hewan tersebut;

b. Setelah hewan terse but diperiksa dan / dinyatakan tidak menderitapenyakit menular hewail tersebut bam dapat dipotong;

c. Daging hewan tersebut setelah dicap juru periksa hams dapat dijuallangsung hari itu juga dan tidak dibanarkan untuk di es dan dijual padaesok harinya;

d. Para tukang potong hewan selain melunasi biaya pemotongansebagaimana dimaksud pasal 8 Keputusan ini diwajibkan pub melunasibiaya pemeriksaan bagi heWaIl yang dipotong diluar Rumah PotongHewan sebesar Rp. 2.500,- ( dua ribu lima ratus rupiah) per kilometeryang dihitung dari Rumah Potong Hewan ke lokasi / ketempat hewanterse but.

(3) Biaya pemeriksaan bagi hewan yang dipotong secara luar biasa di luarRumah Potong Hewan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf d pasal iniadalah:

Page 7: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

a. 60 % untuk biaya perjalanan juru periksa yang bersangkutan.b. 40 % untuk disetor ke kas daerah.

(4) Pelaksanaan pomotongan ternak secara luar biasa sebagaimana dimaksudayat (l) pasal ini harus diteliti secara selektif guna menghindari terjadinyaalasan - alasan tertentu dari para tukang potong hewan untuk melakukanpemotongan hewan secara bebas di luar Rumah Potong Hewan.

SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJARUMAH POTONG HEW AN

(l) Susunan organisasi uni! pelaksana Rumah Potong Hewan terdiri dari :

a. Kepala Rumah Potong Hewan;b. Staf administrasi / '{ala usaha;c. Juru pungut;d, Juru periksa;

- juru periksa hewan;- juru periksa daging.

(2) Kepala Rumah Potong Hewan diangkat dan diberhentikan sertabertanggung jawab kepada kepala Dinas Peternakan dan Perikanan.

(3) Staf administrasi, juru pengut dan juru periksa diangkat dan diberhentikanoleh Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan dan bertanggung jawabkepada Kepala Rumah Potong Hewan.

a. Bertanggung jawab dalam pengelolaan Rumah Potong Hewan baikteknis maupun administrasi;

b. Menjamin terselenggaranya pemotongan hewan di Rumah PotongHewan secara tertib, aman dan tingkat pelayanan seCaI'a optimal;

c. Memimpin staf daIl mengkoordinasikan tugas-tugas bawahannya secaradisiplin dan profesional;

e. Mengantisipasi segal a permasalahan yang timbul di Rumah PotongHewan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya;

i. Mengawasi tertib administrasi umum, keuangan, kepegawaiaIl, material/ peralatan sebaik-baiknya;

Page 8: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

l. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Dinas Petemakandan Perikanan dalam bidang tugasnya;

m. Melaksanakan perintah Kepala Dinas Petemakan dan Perikanan dalambidang tugas dan kewenangannya.

(2) Tugas-tugas staf administrasi sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab dalam bidang administrasi umum, keuangan,kepegawaian, barang dan peralatan di Rumah Potong Hewan ;

b. Merencanakan belanja rutin dan pembangunan untuk keperluan RumahPotong Hewll,n;

c. Melaksanakan tertib administrasi keuangan dan pembukuan secarabenar;

d. Mengawasi penyetoran keuangan hasil pungutan Rumah PotongHewan;

h. Memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Rumah Potong Hewandalam bidang tugas dan kewenangannya;

I. Melaksanakan perintah Kepala Rumah Potong Hewan dalam bidangtugas dan kewenangannya.

a. Bertanggung jawab di bidang keuangan dari hasil pungutan RumahPotong Hewan;

c. Menyetorkan hasil Pungutan Rumah Potong Hewan secara hariankepada Bendaharawan khusus Penerima Dinas Petemakan danPerikanan setelah mendapat persetujuan Kepala Rumah Potong Hewan,kecuali pada hari libur selambat-Iambatnya keesokan harinya;

[ Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Rumah PotongHewan dalam bidang tugasnya;

g. Melaksanakan perintah Kepala Rumah Potong Hewan dalam bidangtugas dan kewenangannya.

Page 9: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

(4) Tugas-tugas Juru Periksa Ternak :

a. Bertanggung jawab dalam bidang teklmis pemeriksaan ternak (Keurhewan ) yang akan dipotong;

b. Menyelenggarakan tertib administrasi pemeriksaan temak yang akandipotong sebaik-baiknya;

c. Mengatur tempat-tempat ternak yang akan diperiksa, menunda ataumenolak temak-temak yang diduga sakit dan bagi temak diduga sakitmenular melaporkan hal terse but kepada Kepala Rumah PotongHewan;

e. Memberikan tanda pada tanduk bagi temak yang telah diperiksa dandizinkan dipotong; .

f. Membina para tUk~g J1otong hewan dalam bidang tugasnya;

g. Menindak pelanggaran dalam bidang tugasnya untuk pengamananpertama dan selanjutnya melaporkan hal tersebut kepada Kepala RumahPo tong Hewan;

h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala Rwnah PotongHewan dalan1 bidang tugasnya;

i. Melaksanakan perintah Kepala Run1ah Potong Hewan dalam bidangtugasnya dan kewenangannya.

(5) Tugas - tugas Juru Periksa Daging

a. Bertanggw1g jawab dalan1 bidang pemeriksaan daging setelah hewandipotong;

ub. Memeriksa bagian tubuh hewan yang dianggap penting secara teliti dan

cermat;

c. Menyayat dan mengapkirkan bagian tubuh hewan yang mengandungpenyakit dan berbahaya bagi kesehatan manusia;

d. Menolak dan memusnahkan daging-daging yang tidak layak dikonsumsimasyarakat melalui Kepala Rumah Potong Hewan;

e. Membubuhi cap pada bagian tubuh hewan yang dagingnya telahdiperiksa dan dinyatakan baik untuk konswnen;

f Menindak segal a bentuk pelanggaran dalam bidang tugasnya untukpengamanan pertama dan selanjutnya melaporkan hal tersebut kepadaKepala Rumah Potong Hewan;

g. Memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Rumah Potong Hewandalam bidang tugasnya;

h. Melaksanakan perintah Kepala Rumah Potong Hewan dalam bidangtugas dan kewenangannya.

Page 10: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

BABX

TIM PENGA WAS PEMOTONGANHEW AN / PENJUALAN DAGING

(I) Dalam rangka pengawasan pelaksanaan pemotongan hewan di KotaLubuklinggau dan sekitamya dibentuk tim pengawas pemotongan ipenjualan daging yang diangkat dan diberhentikan oleh WalikotaLubuklinggau serta bertanggungjawab kepada Walikota Lubuklinggau:

(2) Tim scbagaimana dimaksud ayat (I) pasal ini terdiri dari:

a. Unsur Dinas Peternakan dan perikananb. Unsur Dinas Perdagangan dan Perindustrianc. Vnsur Polisi Pamong Prajad. Vnsur Polres Musi Rawase. Unsur Sekretatiat PeIne,rintab Kota Lubuklinggau

(3) Tim sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini bertugas:

a. Mengawasi tertib pelaksanaan pemotongan bewan baik di RumabPotong Hewan maupun di luar Rumab Potong Hewan;

c. Menerima laporan dari seseorang tentang adanya pemotongan secaraliar dan penjualan daging gelap;

d. Melakukan tindakan pertama yang bersifat pengamanan apabiladitemukan pemotongan secara liar dan penjualan daging gelap;

e. Melakukan pemeriksaan surat asal usul hewan dan melakukanpenahanan terhadap tersangka pemotong hewan dan penjual daginggelap;

f. Menyita daging-daging gelap yang berasal bukan dari Rumab PotongI-Iewan;

g. Menyerahkan tersangka pemotong hewan liar atau penjual daging gelapkepada pihak yang berwenang ( Polri ) untuk diproses menurutPeraturan Perundang - undangan yang beriaku.

BABXI

IZIN TUKANG POTONG HEW AN

(I) Para tukang potong bewan atau badan hukum minimal satu bulan sebelummenjalankan usahanya harus telah memiliki izin dari WalikotaLubuklinggau dan dilarang melakukan pekerjaan jagal bagi yang tidakmempunyai izin atau telah habis masa beriaku.

(2) Izin yang telah habis masa berlakunya harus diperpanjang kembali minimal3 ( tiga ) bulan sebelum habis masa berlaku yang bersangkutan telahmengajukan permobonan untuk perpanjangan izinnya kepada WalikotaLubuklinggau melalui Dinas Petemakan dan Perikanan kota Lubuklinggauserta selanjutnya pengaturan izin ini diatur lebih lanjut oleh WaPkotaLubuklinggau.

Page 11: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

(3) Pennohonan izin akan ditolak apabila yang bersangkutan tidak mematuhiketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, alasan ketertiban umum, atautelah dicahut pemerintah atas adanya pelanggaran atau tindak pidana.

(l) Larangan - larangan yang harus dipatuhi oleh tukang potong hewan adalahsebagai berikut :

a. Dilarang mengerjaJ<an pekerjaan jagal tanpa seizin WalikotaLubuklinggau; . .

b. Izin tersebut pada huruf a tidak dapat dipindah tangaIllcankepada oranglain;

c. Pemotong hewan / ternak harus mengindahkan aturan agama clanpemotong bagiaIl tubuh hewan baru dilanjutkan sete1ahhewan mati;

d. Semua orang yangbekerja sebagai pemotong hewan dan penjual dagingharus berpakaian bersih, tidak menderita penyakit menuIar, sakit kulitatau luka terbuka dan bernanah;

e. Dilarang melakukan pemotongan hewan di tempat lain, selain ditempatpembantaian umum ( Rumah Potong Hewan);

g. Apabila setelah diperiksa ternyata hewan tersebut kena penyakitmenular, maka pemotongan ditunda sampai hewan tersebut sehatkembali;

h. Pemotongan hewan harus dilakukan dalam waktu 24 lanl setelahdiperiksa dan diizinkan untuk dipotong;

i. Setelah dipotong daging hewan tersebut harus diperiksa kembali olehjuru periksa daging dan daging yaIlg tidak baik harus dimusnakan;

j. Daging yang dianggap baik diberi tanda cap dan daging yang tidak adacapnya dilarang untuk dijual;

k. Ternak yang dipotong secara Iuar biasa diluar Rurnah Potong Hewantidak boleh dipotong sebelum diperiksa oleh jUfUperiksa;

1. Pemotongan hewan secara luar biasa tidak boleh dipotong apabilaoelum memenum Kelemuan seoagalmana OImaKsuapasal 11 i\.epUlUSanini.

Page 12: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

(3) Permohonan izin akan ditolak apabila yang bersangkutan tidak mematuhiketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, alasan ketertiban umum, atautelah dicabut pemerintah atas adanya pelanggaran atau tindak pidana.

(I) Larangan - larangan yang harus dipatuhi oleh tukang potong hewan adalahsebagai berikut :

a. Dilarang mengerjul<an pekerjaan jagal tanpa seizin WalikotaLubuklinggau;' '.

b. Izin tersebut pada huruf a tidak dapat dipindah tangankan kepada oranglain;

c. Pemotong hewan / ternak hams mengindahkan aturan agama danpemotong bagian tubuh hewan baru dilanjutkan setelah hewan mati;

d. Semua orang yang bekerja sebagai pemotong hewan dan penjual dagingharus berpakaian bersih, tidak menderita penyakit menular, sakit kulitatau luka terbuka dan bernanah;

e. Dilarang melakukan pemotongan hewan di tempat lain, selain ditempatpembantaian umum ( Rumah Potong Hewan);

g. Apabila setelah diperiksa ternyata hewan tersebut kena penyakitmenulal', maka pemotongan ditunda sampai heWaIl terse but sehatkembali;

h. Pemotongan hewan harus dilakukan dalam waktu 24 Jam setelahdiperiksa dan diizinkan untuk dipotong;

I. Setelah dipotong daging hewan tersebut harus diperiksa kembali alehjuru periksa daging dan daging yang tidak baik harus dimusnakan;

j. Daging yang dianggap baik diberi tanda cap dan daging yang tidak aclacapnya dilarang untuk dijual;

k. Ternak yang dipotong secara luar biasa diluar Rumah Potong Hewantidak boleh dipotong sebelum diperiksa olehjuru periksa;

1. Pemotongan hewan secara luar biasa tidak boleh dipotong apabilaoelUm memenum Ketemuan seoagalmana UlmaKSUOpasal I 1 1\..epULUSanini.

Page 13: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

Agar setiap orang dapat mengetahllinya, memerintahkan pengllndanganKeputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah KotaLlIbllklinggall.

'\ < .~ . 0.~~U ~G- /,;

DIUNDANGKJt=N·~DALAM LEMBARAN DAERAH

<.~::.~;::... KOTA LUBUKLINGGAU,.; SERI : C NOMOR : 03

LAH IDRUS. SH.MBINATK.I

P.440012311

Page 14: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundanganKeputusan ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota

. Lubuklinggau.

Ditetapkall di Lubuklinggau.pada tanggal 0 t APfl/... 04

KLIN~GAU,

DIUNDANGKA'--- .

DALAM LEMBARAN DAERAHKOTA LUBUKLINGGAU

NO·····--':: ERI : C. NOMOR: 03// .' p~

AEr

AJI1P.RUS, SH._ lN/J. TK. II .440012311

Page 15: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

LAMPIRA.1S: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAUNOMOR 39 / KPTS / 2004TANGGAL: 01 APRIl.. 2004

TARIF RETRIBUSI PEMOTONGAN HEW AN TERNAKDIRUMAH POTONG HEW AN

Bia a Retribusi Per ekor Berdasarkan PERDA Kota Lubuklin au Nomor : 40 Tabun 2003 )Pemeriksaan Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan Pemakaian Pemakaian Tempat Pemakaian Tempat Pelayuan

Ternak (R Da in (R ) Kandan R Pemoton an R ) Da·· (R)

Jumlah BiayaPer ekor ( Rp )

Page 16: KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU -39palembang.bpk.go.id/files/2010/09/SK-39-2004-ttg-Juklak-Pengelolaan-RPH.pdf · KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAU TENTANG PETUNJUK PELAKSANA OPERASIONAL

LAMPIRAN : KEPUTUSAN WALIKOTA LUBUKLINGGAUNOMOR 39 / KPTS / 2004TANGGAL: 01 APRI~ 2004

TARIF RETRIBUSI PEMOTONGAN HEWAN TERNAKDIRUMAH POTONG HEW AN

Biaya Retribusi Per ekor Berdasarkan PERDA Kota Lubuklin au Nomor : 40 Tahun 2003 )Pemeriksaan Kesehatan Pemeriksaan Kesehatan Pemakaian Pemakaian Tempat Pemakaian Tempat Pelayuan

Ternak (R ) Daain (R Kandan R) Pemoton an (R ) Da in (R

Jumlah BiayaPer ekor ( Rp )