keputusan komisi pemilihan umum provinsi daerah … tps.pdf · daftar pemilih dalam pemilihan umum...
TRANSCRIPT
SALINAN
KOMISI PEMILIHAN UMUM
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
NOMOR: 16/Kpts/KPU-Prov-010/2011
TENTANG
TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012
DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 9 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum
menyatakan bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan
Umum Provinsi menyusun dan menetapkan pedoman yang
bersifat teknis untuk tiap-tiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan
Umum Gubernur dan Wakil Gubernur berdasarkan peraturan
perundang-undangan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a perlu menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam
Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan
Suara.
-2- SALINANMengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4844);
2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4744);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republlik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2011 tentang Penyelenggara
Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5246);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan,
Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan
Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 92, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 4865);
6. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 31 Tahun 2008
tentang Kode Etik Penyelenggara Pemilihan Umum;
7. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun 2008
tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan
Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota
sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 01 Tahun 2010;
-3- SALINAN
Memperhatikan
:
8. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2008
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Jenderal
Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Provinsi, dan Sekretariat Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota sebagaimana diubah dengan Peraturan Komisi
Pemilihan Umum Nomor 22 Tahun 2008;
9. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 63 Tahun 2009
tentang Pedoman Penyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan
Umum Provinsi, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota,
Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan
Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara dalam Pemilihan
Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana
diubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 10
Tahun 2010;
10. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 72 Tahun 2009
tentang Pedoman Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan dan
Penghitungan Suara Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah di Tempat Pemungutan Suara sebagaimana diubah
dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun
2010;
11. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 09 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Tahapan, Program, dan Jadwal
Penyelenggaraan Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah;
12. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 12 Tahun 2010
tentang Pedoman Tata Cara Pemutakhiran Data dan Daftar
Pemilih Dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah.
1. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Nomor 01/Kpts/KPU-Prov-010/2011 tentang Hari
dan Tanggal Pemungutan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan
Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun
2012;
-4- SALINAN
2. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Nomor 02/Kpts/KPU-Prov-010/2011 tentang
Tahapan, Program dan Jadual Penyelenggaraan Pemilihan Umum
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Tahun 2012;
3. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Nomor 03/Kpts/KPU-Prov-010/2011 tentang
Pedoman Teknis Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi,
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pemilihan
Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, Petugas Pemutakhiran
Data Pemilih dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara
dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012;
4. Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Nomor 12/Kpts/KPU-Prov-010/2011 tentang
Petunjuk Teknis Pemuktahiran Data, Penyusunan dan Penetapan
Daftar Pemilih dalam Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012;
5. Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta tanggal 15 Desember 2011 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara dalam
Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan
Suara.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH
KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG TATA CARA
PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN
SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
JAKARTA TAHUN 2012 DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA.
-5- SALINAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :
(1) Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
yang selanjutnya disebut Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur adalah pemilihan untuk
memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta secara
langsung.
(2) Komisi Pemilihan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang selanjutnya disebut
KPU Provinsi, adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur di
tingkat Provinsi.
(3) Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota yang selanjutnya disebut KPU Kabupaten/Kota,
adalah lembaga yang menyelengarakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur di tingkat
Kabupaten/Kota.
(4) Panitia Pemilihan Kecamatan yang selanjutnya disebut PPK, adalah panitia yang dibentuk oleh
KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur di tingkat
Kecamatan.
(5) Panitia Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut PPS, adalah panitia yang dibentuk oleh
KPU Kabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur di tingkat
Kelurahan.
(6) Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut KPPS, adalah
kelompok yang dibentuk oleh PPS untuk melaksanakan pemungutan suara di Tempat
Pemungutan Suara.
(7) Pengawas Pemilu Lapangan yang selanjutnya disebut PPL adalah Pengawas Pemilu Gubernur
dan Wakil Gubernur yang dibentuk oleh Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan.
(8) Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur, selanjutnya disebut pasangan calon adalah
peserta Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur yang diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik atau perseorangan yang telah memenuhi persyaratan.
(9) Tim Pelaksana Kampanye yang selanjutnya disebut Tim Kampanye adalah tim yang dibentuk
oleh pasangan calon yang bertugas dan berwenang membantu penyelenggaraan kampanye
serta bertanggung jawab atas pelaksanaan teknis penyelenggaraan kampanye.
(10) Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat pemilih
memberikan suara pada hari dan tanggal pemungutan suara.
(11) Pemilih adalah Warga Negara Republik Indonesia (WNRI) yang dibuktikan dengan Kartu
Tanda Penduduk (KTP) Provinsi DKI Jakarta yang pada hari dan tanggal pemungutan suara
Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta telah berumur 17 (tujuh belas)
tahun atau lebih dan atau sudah/pernah kawin dan memenuhi persyaratan sebagai pemilih.
-6- SALINAN(12) Partai Politik adalah partai politik peserta Pemilihan Umum sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
(13) Gabungan Partai Politik adalah dua atau lebih partai politik peserta Pemilihan Umum yang
secara bersama-sama bersepakat mencalonkan 1 (satu) pasangan calon Gubernur dan Wakil
Gubernur dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur.
(14) Kotak suara dan bilik suara adalah kotak suara dan bilik suara yang digunakan pada
Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pemilihan Umum Presiden
dan Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008
tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden.
(15) Kartu Pemilih adalah kartu pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan Pasal 34
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan Pengangkatan,
dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2008.
(16) Saksi Pasangan Calon selanjutnya disebut saksi, adalah seseorang yang ditunjuk dan atau
diberi mandat secara tertulis oleh Tim Kampanye Tingkat Kabupaten/Kota untuk bertugas
menyaksikan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di tempat penghitungan suara.
(17) Pemantau adalah pelaksana pemantauan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur yang telah
terdaftar dan memperoleh akreditasi dari KPU Provinsi.
Pasal 2
Penyelenggara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur berpedoman kepada asas:
a. Mandiri;
b. Jujur;
c. Adil;
d. Kepastian hukum;
e. Tertib penyelenggara pemilu;
f. Kepentingan umum;
g. Keterbukaan;
h. Proporsionalitas;
i. Profesionalitas;
j. Akuntabilitas;
k. Efisiensi; dan
l. Efektifitas.
-7- SALINAN
Pasal 3
(1) Pemungutan suara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur diselenggarakan paling lambat 30
(tiga puluh) hari sebelum masa jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah
Khusus Ibu Kota Jakarta berakhir.
(2) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan pada hari libur atau hari
yang diliburkan.
(3) Penetapan hari libur atau hari yang diliburkan ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri atas usul
KPU Provinsi melalui Gubernur Provinsi DKI Jakarta.
(4) Pelaksanaan pemungutan suara dimulai pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 13.00 WIB.
(5) Pemberian suara untuk Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dilakukan dengan mencoblos
pada salah satu pasangan calon dalam surat suara yang berisi nomor, foto, dan nama pasangan
calon.
Pasal 4
(1) Untuk dapat menggunakan hak memilih, pemilih harus tercantum dalam Daftar Pemilih Tetap
(DPT).
(2) Pemilih menggunakan hak memilihnya di TPS yang telah ditentukan.
Pasal 5
(1) Pemilih yang pindah tempat tinggal wajib meminta surat keterangan pindah tempat tinggal
kepada PPS asal, dan melaporkan kepindahannya kepada PPS di tempat tinggal yang baru,
selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebelum disahkannya DPT.
(2) Pemilih yang ingin menggunakan hak pilihnya di TPS lain, wajib meminta surat keterangan
pindah tempat memilih kepada PPS asal dan melaporkan kepindahannya kepada PPS yang
wilayah kerjanya meliputi TPS lain tersebut selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
Pasal 6
(1) Pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), harus melapor kepada PPS di tempat
tinggal yang baru dengan surat keterangan dari PPS asal.
(2) PPS asal memberikan surat keterangan pindah tempat memilih kepada pemilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), selanjutnya dalam DPT pada kolom keterangan dicatat “pindah
tempat tinggal”.
(3) PPS di tempat tinggal yang baru, mencatat nama pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam daftar pemilih tambahan.
Pasal 7
(1) Pemilih terdaftar yang karena sesuatu hal terpaksa tidak dapat menggunakan hak pilihnya di
TPS yang sudah ditetapkan, dapat menggunakan hak pilihnya di TPS lain dengan
menunjukkan kartu pemilih atau surat keterangan dari PPS/KPPS.
-8- SALINAN(2) Keadaan terpaksa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi sesuatu keadaan karena
menjalankan tugas pelayanan masyarakat yang tidak dapat dihindari pada saat pemungutan
suara atau karena kondisi tak terduga diluar kemampuan yang bersangkutan, antara lain sakit
rawat inap, menjadi tahanan di rumah tahanan/lembaga pemasyarakatan, tertimpa bencana
alam, sehingga tidak dapat memberikan suaranya di TPS yang telah ditetapkan.
(3) Tugas pelayanan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara lain,
penyelenggara/pelaksana Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, Saksi, PPL, Pemantau,
Anggota KPPS, pelayanan jasa transportasi umum, pegawai karena tugas pelayanan publik
dan wartawan yang berasal dari TPS lain, dapat diberikan kesempatan memberikan suara di
TPS lain dengan alasan tugas pelayanan masyarakat sepanjang yang bersangkutan memiliki
kartu pemilih.
Pasal 8
(1) Jumlah pemilih di setiap TPS paling banyak 600 (enam ratus) orang.
(2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan lokasinya di tempat yang mudah
dijangkau, termasuk oleh penyandang cacat, serta menjamin setiap pemilih dapat memberikan
suaranya secara langsung, umum, bebas, dan rahasia.
(3) Jumlah, lokasi, bentuk, dan tata letak TPS berpedoman pada Keputusan KPU Provinsi.
BAB II
PEMUNGUTAN SUARA
Bagian Kesatu
Kegiatan Persiapan
Paragraf Satu
Pembentukan dan Pengucapan Sumpah/Janji KPPS
Pasal 9
(1) Pembentukan dan pengisian keanggotaan KPPS sebanyak 7 (tujuh) orang anggota berasal dari
anggota masyarakat di sekitar TPS yang memenuhi syarat berdasarkan peraturan perundang-
undangan, dan diangkat serta diberhentikan oleh PPS atas nama Ketua KPU Kabupaten/ Kota.
(2) Pembentukan dan pengisian keanggotaan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling lama 21 (dua puluh satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan
suara.
(3) Ketua KPPS dipilih dari dan oleh anggota KPPS yang dilakukan secara demokratis.
-9- SALINAN
Pasal 10
(1) Sebelum melaksanakan tugasnya, Ketua KPPS di seluruh wilayah kerja PPS mengucapkan
sumpah/janji yang dipandu Ketua PPS, dan dilanjutkan dengan sosialisasi mengenai tugas dan
kewenangan KPPS serta bimbingan teknis mengenai tata cara pemungutan dan penghitungan
suara di TPS.
(2) Ketua KPPS memandu pengucapan sumpah/janji anggota KPPS lainnya pada hari dan tanggal
pemungutan suara di TPS sebelum pelaksanaan pemungutan suara.
(3) Teks sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
“Demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji:
Bahwa saya akan memenuhi tugas dan kewajiban saya sebagai anggota KPPS dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan berpedoman pada Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Bahwa saya dalam menjalankan tugas dan wewenang akan bekerja dengan sungguh-sungguh,
jujur, adil, dan cermat demi suksesnya Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012, tegaknya demokrasi dan keadilan, serta
mengutamakan kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia daripada kepentingan
pribadi atau golongan”.
Paragraf Kedua
Perlengkapan
Pasal 11
(1) KPPS menerima perlengkapan untuk keperluan pemungutan dan penghitungan suara di TPS
dari PPS, terdiri dari:
a. Kotak suara sebanyak 1 (satu) buah dengan diberi label Pemilu Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
b. Bilik suara sebanyak 2 (dua) buah;
c. Surat suara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur sebanyak jumlah pemilih yang
tercantum dalam DPT untuk TPS, dan ditambah 2.5% (dua setengah perseratus), beserta
kelengkapan administrasi lainnya, terdiri dari:
1) Tanda khusus/tinta paling banyak 2 (dua) botol;
2) Alat pencoblos dan alas pencoblosan surat suara masing-masing 2 (dua) buah;
3) Segel Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur sebanyak 15 (lima belas) buah;
4) Formulir berita acara pemungutan dan penghitungan suara di TPS (formulir Model
C-KWK.KPU beserta lampirannya);
5) Alat kelengkapan lainnya terdiri dari lem, karet/tali pengikat, label, spidol hitam,
sampul kertas, kantong plastik, dan ballpoint.
d. Daftar pasangan calon sebanyak 1 (satu) lembar untuk ditempatkan di dekat pintu masuk
TPS;
-10- SALINAN
e. Salinan Daftar Pemilih Tetap (SDPT) untuk TPS sebanyak:
1. 1 (satu) rangkap untuk diumumkan/ditempel di dekat pintu masuk TPS;
2. 1 (satu) rangkap untuk panduan penulisan surat pemberitahuan kepada pemilih,
distribusi kartu pemilih dan digunakan KPPS Keempat untuk menerima pemilih;
3. 1 (satu) rangkap untuk Ketua KPPS;
4. 1 (satu) rangkap untuk PPL;
5. Masing-masing 1 (satu) rangkap untuk saksi;
f. Tanda pengenal KPPS sebanyak 7 (tujuh) buah dan tanda pengenal saksi sebanyak sesuai
keperluan;
g. Surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS sebanyak jumlah pemilih dalam
DPT untuk TPS;
h. Buku Panduan KPPS tentang pemungutan dan penghitungan suara di TPS termasuk
naskah sumpah/janji KPPS; dan
i. Gembok dan anak kunci sebanyak 1 (satu) buah dalam kantong plastik transparan.
(2) Surat suara beserta kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
dimasukkan ke dalam kotak suara.
(3) Perlengkapan di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf d, huruf e, huruf f,
huruf g, huruf h, dan huruf i tidak dimasukkan ke dalam kotak suara, tetapi dikemas
tersendiri untuk masing-masing TPS.
(4) Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS lainnya, bertanggung jawab terhadap keamanan
perlengkapan untuk keperluan pemungutan dan penghitungan suara di TPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3).
(5) Surat suara dan alat kelengkapan administrasi pemungutan dan penghitungan suara di TPS
sudah harus diterima KPPS, dengan ketentuan:
a. Surat suara beserta kelengkapan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara; dan
b. Perlengkapan di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) selambat-lambatnya 5 (lima)
hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
(6) Untuk keamanan, surat suara dan alat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf
a sebelum hari dan tanggal pemungutan suara, disimpan di kantor Rukun Warga/Rukun
Tetangga atau tempat lain yang dapat menjamin keamanannya.
Paragraf Ketiga
Pembagian Tugas
Pasal 12
(1) Ketua KPPS memberikan bimbingan teknis kepada anggota KPPS mengenai:
a. Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS; dan
b. Pembagian tugas anggota KPPS dan pengamanan TPS.
-11- SALINAN(2) Pembagian tugas anggota KPPS dan pengamanan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat
1(satu) huruf b ditentukan:
a. Ketua KPPS sebagai anggota KPPS pertama bertugas memimpin rapat pemungutan
suara;
b. Anggota KPPS kedua dan anggota KPPS ketiga membantu Ketua KPPS di meja
pimpinan menyiapkan berita acara beserta lampirannya, salinan DPT, menyiapkan surat
suara dan mendata pemilih berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan);
c. Anggota KPPS keempat bertugas menerima pemilih yang akan masuk TPS, memeriksa
tanda khusus pada jari pemilih, dan membubuhkan nomor urut kedatangan pada surat
pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS dan dalam melaksanakan tugasnya
berada di dekat pintu masuk TPS;
d. Anggota KPPS kelima bertugas mengatur pemilih yang menunggu giliran untuk
memberikan suara dan pemilih yang akan menuju ke bilik pemberian suara, dalam
melaksanakan tugasnya berada di dekat tempat duduk pemilih;
e. Anggota KPPS keenam bertugas mengatur pemilih yang akan memasukkan surat suara
ke dalam kotak suara, dan dalam melaksanakan tugasnya berada di dekat kotak suara; dan
f. Anggota KPPS ketujuh bertugas mengatur pemilih yang akan keluar TPS dan dalam
melaksanakan tugasnya berada di dekat pintu keluar TPS serta diharuskan memberikan
tanda khusus berupa tinta pada salah satu jari tangan pemilih sebagai bukti bahwa
pemilih yang bersangkutan telah memberikan suaranya.
(3) Petugas keamanan TPS bertugas mengadakan penjagaan ketertiban dan keamanan di TPS
yang dalam melaksanakan tugasnya satu orang berada di depan pintu masuk TPS dan satu
orang di depan pintu keluar TPS, yang dilaksanakan oleh anggota KPPS keempat dan anggota
KPPS ketujuh atau berdasarkan keputusan Ketua KPPS.
(4) Pelaksanaan bimbingan teknis oleh PPS dan pembagian tugas anggota KPPS harus sudah
selesai selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
Paragraf Keempat
Pengumuman dan Pemberitahuan
Pasal 13
(1) Ketua KPPS mengumumkan hari, tanggal, waktu dan tempat pemungutan suara di TPS
kepada pemilih di wilayah kerjanya untuk memberikan suara di TPS, selambat-lambatnya 5
(lima) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
(2) Pengumuman hari, tanggal, dan waktu pemungutan suara di TPS sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilakukan menurut cara yang lazim digunakan.
-12- SALINAN
Pasal 14
(1) Ketua KPPS menyampaikan surat pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS (Model
C6-KWK.KPU) kepada pemilih di wilayah kerjanya selambat-lambatnya 3 (tiga) hari
sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
(2) Pemilih setelah menerima pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), menandatangani tanda terima surat pemberitahuan untuk
memberikan suara di TPS.
(3) Apabila pemilih tidak berada di tempat, Ketua KPPS dapat menyampaikan surat
pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS kepada kepala keluarga atau anggota keluarga
lainnya, serta menandatangani tanda terima.
(4) Dalam Model C6-KWK.KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disebutkan adanya
kemudahan bagi penyandang cacat untuk memberikan suara di TPS.
Pasal 15
(1) Pemilih yang sampai dengan 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara belum
menerima Model C6-KWK.KPU, melaporkan kepada Ketua KPPS atau PPS dengan
menunjukkan kartu pemilih, selambat-lambatnya 1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal
pemungutan suara.
(2) Ketua KPPS atau Ketua PPS berdasarkan kartu pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meneliti nama pemilih tersebut dalam DPT untuk TPS atau DPT untuk wilayah PPS.
(3) Apabila nama pemilih tersebut tercantum dalam DPT, Ketua KPPS berdasarkan keterangan
Ketua PPS memberikan surat pemberitahuan (Model C6-KWK.KPU).
Pasal 16
(1) Warga Negara Republik Indonesia yang berdomisili di Provinsi DKI Jakarta yang tidak
terdaftar sebagai pemilih dalam DPT tidak dapat menggunakan hak memilihnya.
(2) Pemilih yang tidak terdaftar dalam DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetapi namanya
tercantum dalam daftar pemilih sementara (DPS) dapat memberikan suaranya di TPS.
(3) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melapor kepada PPS setempat selambat-
lambatnya 1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
(4) Apabila nama pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam DPS, Ketua PPS
memberikan surat keterangan terdaftar sebagai pemilih.
(5) Berdasarkan surat keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Ketua KPPS memberikan
surat pemberitahuan (C6-KWK.KPU).
-13- SALINAN
Paragraf Kelima
Penyiapan TPS
Pasal 17
(1) Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS lainnya mengatur penyiapan TPS di lokasi yang
telah ditetapkan.
(2) Penyiapan TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus sudah selesai selambat-lambatnya
1 (satu) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
Pasal 18
(1) Untuk melaksanakan pemungutan suara di TPS, KPPS berkewajiban menyiapkan:
a. Tempat duduk pemilih yang menampung sebanyak-banyaknya 25 (dua puluh lima)
orang, ditempatkan di dekat pintu masuk TPS;
b. Meja panjang dan tempat duduk Ketua KPPS, anggota KPPS kedua, dan anggota KPPS
ketiga;
c. Meja dan tempat duduk anggota KPPS keempat, di dekat pintu masuk TPS;
d. Tempat duduk anggota KPPS kelima yang ditempatkan di antara tempat duduk pemilih
dan bilik suara;
e. Tempat duduk anggota KPPS keenam di dekat kotak suara;
f. Tempat duduk anggota KPPS ketujuh di dekat pintu keluar TPS;
g. Meja dan tempat duduk saksi;
h. Tempat duduk pemantau dan PPL, masing-masing sebanyak yang diperlukan;
i. Meja untuk tempat kotak suara ditempatkan di dekat pintu keluar TPS, jaraknya kurang
lebih 3 (tiga) meter dari tempat duduk Ketua KPPS berhadapan dengan tempat duduk
pemilih;
j. Bilik pemberian suara ditempatkan berhadapan dengan tempat duduk Ketua KPPS dan
saksi, dengan ketentuan jarak antara bilik pemberian suara sekurang-kurangnya 1 (satu)
meter;
k. Papan untuk pemasangan daftar pasangan calon sebanyak 1 (satu) buah dipasang di dekat
pintu masuk TPS;
l. Papan untuk menempelkan formulir catatan penghitungan suara (formulir Model C2-
KWK.KPU) ukuran besar;
m. Papan nama TPS ditempatkan di dekat pintu masuk TPS di sebelah luar TPS;
n. Meja/papan untuk menempatkan bilik suara dan alas pencoblosan serta alat pencoblos
surat suara; dan
o. Tambang, kayu atau bambu untuk membuat batas TPS.
(2) KPPS bertanggung jawab atas pengamanan TPS yang sudah disiapkan sebagaimana dimaksud
pasal 17.
-14- SALINAN
Pasal 19
(1) Pembuatan TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1), berpedoman pada ukuran
panjang sekurang-kurangnya 8 (delapan) meter dan lebar 10 (sepuluh) meter dengan bentuk
sesuai kondisi setempat yang dapat menampung peralatan di TPS.
(2) Bentuk dan ukuran TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat menjamin akses
gerak bagi penyandang cacat.
(3) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diadakan di ruang terbuka dan/atau ruang
tertutup, dengan ketentuan:
a. Apabila di ruang terbuka, tempat duduk anggota KPPS, pemilih, dan saksi pasangan
calon dapat diberi pelindung terhadap panas matahari dan hujan serta setiap orang
dilarang berada di belakang pemilih ketika memberikan suara di bilik suara;
b. Apabila di ruang tertutup, luas TPS harus mampu menampung pelaksanaan pemungutan
dan penghitungan suara di TPS, dan pemilih ketika memberikan suara membelakangi
tembok/dinding.
(4) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberi tanda batas dengan menggunakan tali atau
tambang atau bahan lain.
Pasal 20
(1) Lokasi TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, dapat menggunakan ruang gedung
sekolah atau tempat pendidikan lainnya, balai pertemuan masyarakat, gedung/kantor milik
pemerintah dan non pemerintah termasuk halamannya, dengan ketentuan terlebih dahulu
harus mendapat ijin dari pengurus gedung atau tempat tersebut.
(2) Tempat ibadah termasuk halamannya tidak dibenarkan untuk digunakan sebagai tempat
pemungutan suara.
Pasal 21
(1) Selambat-lambatnya satu hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara, saksi sudah harus
menyerahkan surat mandat yang ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris Tim Kampanye
tingkat Kabupaten/Kota kepada Ketua KPPS.
(2) Dalam hal Tim Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terbentuk di suatu
Kabupaten/Kota, surat mandat dapat diberikan oleh Tim Kampanye di tingkat Provinsi.
(3) Ketua KPPS memberi tanda terima penyerahan mandat kepada saksi sebagai tanda bukti
untuk menghadiri pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
-15- SALINAN
Bagian Kedua
Kegiatan Pelaksanaan
Paragraf Kesatu
Kegiatan Sebelum Pelaksanaan Pemungutan Suara
Pasal 22
(1) Sebelum pelaksanaan pemungutan suara, Ketua KPPS bersama-sama anggota KPPS,
melakukan kegiatan:
a. Memeriksa TPS dengan perlengkapannya;
b. Memasang daftar pasangan calon di tempat yang sudah ditentukan;
c. Menempatkan 1 (satu) kotak suara yang berisi surat suara beserta kelengkapan
administrasinya di depan meja Ketua KPPS; dan
d. Memanggil dan mempersilahkan pemilih yang sudah hadir untuk menempati tempat
duduk yang telah disediakan.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diawasi oleh saksi pasangan calon dan
dilaksanakan selambat-lambatnya pukul 06.00 WIB.
Paragraf Kedua
Pelaksanaan Pemungutan Suara
Pasal 23
(1) Pelaksanaan pemungutan suara Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur dilaksanakan pada hari
dan tanggal pemungutan suara, dimulai pukul 07.00 WIB.
(2) Apabila pelaksanaan pemungutan suara yang sudah dibuka sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), pemilih belum ada yang hadir, pelaksanaan pemungutan suara ditunda sampai dengan ada
pemilih yang hadir.
(3) Apabila dalam pelaksanaan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ada
pemilih yang hadir, pelaksanaan pemungutan suara dilanjutkan.
(4) Ketua KPPS memberikan DPT kepada saksi yang hadir di TPS dan PPL.
Pasal 24
(1) Setelah pelaksanaan pemungutan suara dibuka sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Ketua
KPPS melakukan kegiatan:
a. Memandu pengucapan sumpah/janji Anggota KPPS;
b. Membuka kotak suara, mengeluarkan semua isinya, meletakkannya di atas meja secara
tertib dan teratur, selanjutnya mengidentifikasi dan menghitung jumlah setiap jenis
dokumen dan kelengkapan administrasi dan dicatat dalam formulir Model C4-
KWK.KPU;
-16- SALINAN
c. Memperlihatkan kepada pemilih dan saksi pasangan calon yang hadir bahwa kotak suara
benar-benar telah kosong, kemudian menutup kembali dan mengunci kotak suara serta
meletakkannya di tempat yang telah ditentukan;
d. Memperlihatkan kepada pemilih dan saksi pasangan calon yang hadir bahwa sampul
yang berisi surat suara masih dalam keadaan disegel;
e. Menghitung jumlah surat suara termasuk jumlah cadangan surat suara sebanyak 2.5%
(dua setengah perseratus) dari jumlah pemilih yang tercantum dalam DPT untuk TPS;
dan
f. Mengumumkan jumlah pemilih yang namanya tercantum dalam DPT untuk TPS yang
bersangkutan;
(2) Kegiatan Ketua KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, huruf d, huruf e,
dan huruf f dibantu oleh anggota KPPS lainnya, serta dapat disaksikan oleh PPL, pemantau,
dan warga masyarakat serta saksi.
(3) Setelah melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Ketua
KPPS memberikan penjelasan kepada pemilih mengenai:
a. Tujuan pemberian suara;
b. Pemeriksaan surat suara oleh pemilih di bilik pemberian suara;
c. Pemilih pada waktu memberikan suara dalam keadaan menghadap ke meja Ketua KPPS
dan saksi;
d. Cara memberikan suara yang benar pada surat suara;
e. Kesempatan penggantian surat suara bagi yang menerima surat suara rusak atau surat
suara yang keliru dicoblos hanya sebanyak satu kali dan pemeriksaannya dilakukan oleh
pemilih di hadapan Ketua KPPS;
f. Sah dan tidak sah suara pada surat suara; dan
g. Pemberian tanda khusus tinta pada jari-jari tangan pemilih setelah pemilih memberikan
suara.
(4) Penjelasan Ketua KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hanya dilakukan 1 (satu) kali
dan dapat diulang jika dipandang perlu.
Pasal 25
(1) Ketua KPPS dalam memberikan penjelasan kepada pemilih sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 24 ayat (3) huruf f, mengenai surat suara yang dinyatakan sah ditentukan sebagai
berikut:
a. Surat suara ditandatangani oleh Ketua KPPS;
b. Tanda coblos hanya terdapat pada satu kolom yang memuat satu pasangan calon; atau
c. Tanda coblos terdapat dalam salah satu kolom yang memuat nomor, foto, dan nama
pasangan calon yang telah ditentukan; atau
d. Tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kolom yang memuat nomor,
foto dan nama pasangan calon; atau
-17- SALINAN
e. Tanda coblos terdapat pada salah satu garis kolom yang memuat nomor, foto, dan nama
pasangan calon.
(2) Hasil pencoblosan surat suara yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), suaranya dinyatakan tidak sah.
Pasal 26
(1) Setelah melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3), KPPS
melaksanakan kegiatan berikutnya, yaitu:
a. Ketua KPPS menandatangani surat suara pada tempat yang telah ditentukan untuk
pemilih yang akan dipanggil;
b. Apabila pemilih yang terdaftar dalam DPT untuk TPS tidak membawa kartu pemilih,
pemilih yang bersangkutan menyerahkan surat pemberitahuan serta memperlihatkan
identitas sah lainnya kepada Ketua KPPS;
c. Memanggil pemilih untuk memberikan suaranya berdasarkan prinsip urutan kehadiran
pemilih, dan pemilih yang bersangkutan menyerahkan surat pemberitahuan untuk
memberikan suara kepada Ketua KPPS serta memperlihatkan kartu pemilih;
d. Anggota KPPS kedua mencocokkan nomor dan nama pemilih tersebut dengan nomor dan
nama yang tercantum dalam DPT untuk TPS. Apabila cocok di depan nomor dan nama
pemilih pada DPT untuk TPS diberi tanda "√" ; dan
e. Ketua KPPS memberikan 1 (satu) lembar surat suara Pemilu Gubernur dan Wakil
Gubernur kepada pemilih dalam keadaan terbuka agar dapat diketahui surat suara dalam
keadaan baik atau rusak.
(2) KPPS dalam kegiatan pemungutan suara di TPS, wajib mendahulukan pelayanan terhadap
pemilih yang namanya tercantum dalam DPT untuk TPS.
Pasal 27
(1) Pemilih terdaftar yang karena sesuatu hal terpaksa tidak dapat menggunakan hak pilihnya di
TPS yang sudah ditetapkan, yang bersangkutan dapat menggunakan hak pilihnya di TPS lain
dengan menunjukkan kartu pemilih atau surat keterangan pindah memilih, dengan ketentuan:
a. Apabila surat suara di TPS yang bersangkutan masih tersedia; dan
b. Apabila surat suara di TPS yang bersangkutan tidak tersedia, pemilih yang bersangkutan
dapat memberikan suara di TPS terdekat yang masih tersedia surat suara.
(2) Anggota KPPS kedua mencatat nama pemilih, nomor kartu pemilih, dan asal TPS terhadap
pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam formulir Model C8-KWK.KPU.
-18- SALINAN
Paragraf Ketiga
Pemberian Suara
Pasal 28
(1) Pemilih yang telah menerima surat suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1)
huruf e, menuju bilik pemberian suara untuk memberikan suara.
(2) Dalam memberikan suara, pemilih mencoblos salah satu pasangan calon pada kolom foto
pasangan calon yang disediakan dalam surat suara.
(3) Sebelum mencoblos surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), surat suara diletakkan
dalam keadaan terbuka lebar-lebar di atas alas pencoblosan surat suara, selanjutnya surat
suara dicoblos dengan alat pencoblos yang disediakan.
(4) Apabila menerima surat suara yang ternyata rusak atau surat suara yang keliru dicoblos
pemilih dapat meminta surat suara pengganti kepada Ketua KPPS, kemudian Ketua KPPS
memberikan surat suara pengganti hanya satu kali.
(5) Pemilih dilarang membubuhkan tulisan dan/atau catatan lain pada surat suara, karena akan
berakibat suaranya menjadi tidak sah.
(6) Setelah mencoblos surat suara, pemilih melipat kembali surat suara seperti semula sehingga
tanda tangan Ketua KPPS tetap dalam keadaan terlihat, dan tanda coblosan tidak dapat dilihat.
(7) Setelah memberikan suaranya, pemilih menuju ke tempat kotak suara dan selanjutnya surat
suara dimasukkan ke dalam kotak suara.
(8) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (6), sebelum keluar TPS wajib diberikan tanda
khusus tinta pada salah satu jari tangan.
Pasal 29
(1) Ketentuan pemberian suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, berlaku bagi pemilih
tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain.
(2) Pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang mempunyai halangan fisik lain pada saat memberikan
suara di TPS dapat dibantu oleh petugas KPPS atau orang lain atas permintaan pemilih yang
bersangkutan.
(3) Anggota KPPS atau orang lain yang membantu pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
wajib merahasiakan pilihan pemilih yang dibantunya.
Pasal 30
(1) Untuk keperluan bantuan petugas KPPS atas permintaan pemilih tunanetra, tunadaksa, atau
yang mempunyai halangan fisik lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2), Ketua
KPPS menugaskan anggota KPPS kelima dan keenam untuk memberikan bantuan menurut
cara sebagai berikut:
a. Pemilih yang tidak dapat berjalan, anggota KPPS kelima dan anggota KPPS keenam
membantu pemilih menuju bilik pemberian suara, dan pencoblosan surat suara dilakukan
oleh pemilih sendiri;
-19- SALINAN
b. Pemilih yang tidak mempunyai kedua belah tangan dan tunanetra, anggota KPPS kelima
membantu melakukan pencoblosan surat suara sesuai kehendak pemilih dengan
disaksikan oleh anggota KPPS keenam.
(2) Untuk bantuan orang lain atas permintaan pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang
mempunyai halangan fisik lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (2), pencoblosan
surat suara dilakukan oleh pemilih sendiri dengan bantuan orang lain tersebut.
(3) Anggota KPPS atau orang lain yang membantu pemilih tunanetra, tunadaksa, atau yang
mempunyai halangan fisik lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2),wajib
merahasiakan pilihan pemilih yang bersangkutan, dengan menandatangani surat pernyataan
dengan menggunakan formulir Model C7-KWK.KPU.
Pasal 31
(1) Pada pukul 13.00 WIB, Ketua KPPS mengumumkan bahwa yang diperbolehkan memberikan
suara hanya pemilih terdaftar yang telah hadir di TPS menunggu giliran untuk memberikan
suara serta anggota KPPS, saksi yang membawa surat pemberitahuan untuk memberikan
suara di TPS yang bersangkutan serta pemilih dari TPS lain.
(2) Setelah semua anggota KPPS, saksi dan pemilih dari TPS lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) selesai memberikan suaranya, Ketua KPPS mengumumkan kepada yang hadir di TPS
bahwa acara pelaksanaan pemungutan suara telah selesai dan dilanjutkan acara pelaksanaan
penghitungan suara di TPS.
Pasal 32
KPPS tidak dibenarkan mengadakan penghitungan suara sebelum pukul 13.00 WIB.
BAB III
PENGHITUNGAN SUARA
Bagian Kesatu
Persiapan
Pasal 33
Sebelum pelaksanaan penghitungan suara di TPS, Ketua KPPS dibantu oleh semua anggota KPPS
melakukan kegiatan:
(1) Mengatur susunan tempat penghitungan suara termasuk memasang formulir Model C2-
KWK.KPU berukuran besar, dan tempat duduk saksi diatur sedemikian rupa, sehingga
pelaksanaan penghitungan suara dapat diikuti oleh semua yang hadir dengan jelas;
(2) Mengatur alat keperluan administrasi yang disediakan sedemikian rupa, sehingga mudah
digunakan untuk keperluan penghitungan suara, yaitu formulir pemungutan dan penghitungan
suara, sampul kertas/kantong plastik pembungkus serta segel Pemilu Gubernur dan Wakil
Gubernur dan peralatan TPS lainnya; dan
-20- SALINAN(3) Menempatkan kotak suara di dekat meja pimpinan KPPS serta menyiapkan anak kuncinya.
Pasal 34
(1) Pelaksanaan penghitungan suara dimulai pada pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai.
(2) Sebelum penghitungan suara dimulai sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPS
menghitung:
a. Jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan DPT untuk TPS;
b. Jumlah pemilih yang tidak menggunakan hak pilih berdasarkan DPT untuk TPS;
c. Jumlah pemilih dari TPS lain;
d. Jumlah surat suara yang tidak terpakai; dan
e. Jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos;
(3) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan dan diselesaikan di TPS
oleh KPPS dan dapat dihadiri oleh saksi, PPL, pemantau, dan warga masyarakat.
(4) Penggunaan surat suara tambahan dalam penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dibuatkan Berita Acara dan ditandatangani oleh Ketua KPPS dan sekurang-kurangnya
2 (dua) orang anggota KPPS.
(5) Saksi pasangan calon dalam penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus
membawa surat mandat dari Tim Kampanye yang bersangkutan dan menyerahkan kepada
Ketua KPPS.
(6) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan cara yang
memungkinkan saksi pasangan calon, PPL, pemantau, dan warga masyarakat yang hadir
dapat menyaksikan secara jelas proses penghitungan suara.
(7) Pasangan calon dan warga masyarakat melalui saksi yang hadir sebagaimana dimaksud pada
ayat (6), dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh KPPS
apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Pelaksanaan
Pasal 35
Penghitungan suara di TPS dilaksanakan segera setelah selesai persiapan penghitungan suara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 dan Pasal 34.
Pasal 36
Ketua KPPS mengatur pembagian tugas anggota KPPS untuk pelaksanaan penghitungan suara di
TPS, sebagai berikut:
(1) Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS kedua dan ketiga memimpin pelaksanaan
penghitungan suara di TPS dan melakukan tugas membuka surat suara lembar demi lembar
untuk diteliti dan diumumkan kepada yang hadir, dan mengumumkan perolehan suara
pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur.
-21- SALINAN(2) Anggota KPPS kedua bertugas menyiapkan surat suara yang akan dibuka dan dinyatakan sah
atau tidaknya surat suara oleh Ketua KPPS.
(3) Anggota KPPS ketiga bertugas mencatat jumlah pemilih, jumlah surat suara dan sertifikat
hasil penghitungan suara dengan menggunakan formulir Model C1-KWK.KPU.
(4) Anggota KPPS keempat dan kelima bertugas mencatat hasil penelitian terhadap tiap lembar
surat suara yang diumumkan oleh Ketua KPPS dengan menggunakan formulir catatan hasil
penghitungan suara untuk tiap pasangan calon (formulir Model C2-KWK.KPU ukuran besar).
(5) Anggota KPPS keenam bertugas menyusun surat suara yang telah diteliti oleh Ketua KPPS
dalam susunan sesuai suara yang diperoleh masing-masing pasangan calon.
(6) Anggota KPPS ketujuh, bertugas melakukan kegiatan lain atas petunjuk Ketua KPPS, antara
lain merangkap menjadi petugas keamanan pelaksanaan penghitungan suara di TPS.
Pasal 37
(1) Dalam pelaksanaan penghitungan suara di TPS, Ketua KPPS dibantu oleh anggota KPPS,
melakukan kegiatan:
a. Menyatakan pelaksanaan pemungutan suara di TPS ditutup, dan pelaksanaan
penghitungan suara di TPS dimulai;
b. Membuka kotak suara dengan disaksikan oleh semua yang hadir;
c. Mengeluarkan surat suara dari kotak suara satu demi satu dan meletakkan di meja KPPS;
d. Menghitung jumlah surat suara dan memberitahukan jumlah tersebut kepada yang hadir
serta mencatat jumlah yang diumumkan;
e. Membuka tiap lembar surat suara, meneliti hasil pencoblosan yang terdapat pada surat
suara, dan mengumumkan kepada yang hadir perolehan suara untuk setiap pasangan
calon yang dicoblos;
f. Mencatat hasil pemeriksaan yang diumumkan sebagaimana dimaksud pada huruf e
dengan menggunakan formulir hasil penghitungan suara untuk pasangan calon (Model
C2-KWK.KPU); dan
g. Memutuskan apabila suara yang diumumkan berbeda dengan yang disaksikan oleh yang
hadir dan/atau saksi pasangan calon.
(2) Ketua KPPS dalam meneliti dan menentukan sah dan tidak sah hasil pencoblosan pada surat
suara mengacu ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.
(3) Ketua KPPS dalam meneliti dan menentukan sah dan tidak sah hasil pencoblosan pada surat
suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila menemukan surat suara yang hasil
pencoblosannya tembus secara garis lurus (simetris) sehingga mengakibatkan surat suara
terdapat 2 (dua) hasil pencoblosan, suara pada surat suara dianggap sah sepanjang tidak
mengenai kolom pasangan calon lainnya.
Pasal 38
Pemilih dengan sepengetahuan KPPS dapat hadir pada penghitungan suara di TPS, dan
kehadirannya tidak dibenarkan mengganggu proses penghitungan suara di TPS.
-22- SALINAN
Pasal 39
(1) Saksi, PPL, wartawan, dan warga masyarakat dapat menyaksikan proses penghitungan suara
di TPS.
(2) Warga masyarakat melalui saksi dapat mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan
suara oleh KPPS apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(3) Dalam hal tidak terdapat saksi di TPS, keberatan warga masyarakat sebagai pemilih dapat
disampaikan langsung kepada Ketua KPPS.
(4) Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
diterima, KPPS seketika itu juga mengadakan pembetulan.
(5) Keberatan saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dicatat dengan menggunakan formulir
Model C3-KWK.KPU
(6) Apabila tidak ada keberatan saksi atau warga masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dan ayat (4) atau tidak terdapat kejadian khusus yang berhubungan dengan hasil
pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, Ketua KPPS tetap mengisi formulir Model
C3-KWK.KPU dengan tulisan “NIHIL”.
Pasal 40
Keberatan yang diajukan oleh atau melalui saksi terhadap proses penghitungan suara di TPS
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 tidak menghalangi proses penghitungan suara di TPS.
Pasal 41
Setelah kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Ketua KPPS dengan dibantu oleh Anggota
KPPS keempat melakukan kegiatan:
(1) Menyusun/menghitung dan memisahkan surat suara yang sudah diperiksa dan dinyatakan sah
untuk masing-masing pasangan calon dan memasukkan ke dalam sampul yang disediakan;
dan
(2) Menyusun/menghitung dan memisahkan surat suara yang sudah diperiksa dan dinyatakan
tidak resmi atau dipalsukan, serta surat suara yang suaranya tidak sah, kemudian memasukkan
ke dalam sampul yang disediakan.
(3) Menyusun/menghitung dan memisahkan surat suara yang tidak terpakai dan surat suara
cadangan, kemudian memasukkan ke dalam sampul yang disediakan.
Pasal 42
(1) Segera setelah selesai penghitungan suara di TPS, KPPS membuat berita acara beserta
lampirannya yang berisi laporan kegiatan pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan
suara di TPS serta membuat sertifikat hasil penghitungan suara yang memuat rincian hasil
penghitungan suara di TPS.
-23- SALINAN(2) Berita Acara pemungutan suara dan sertifikat hasil pemungutan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditandatangani oleh Ketua KPPS dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota
KPPS serta dapat ditandatangani oleh saksi yang hadir dengan menggunakan ballpoint warna
biru atau ungu atau hijau.
(3) Berita Acara beserta kelengkapannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dimasukkan
dalam sampul khusus yang disediakan dan dimasukkan kedalam kotak suara yang pada
bagian luar ditempel label atau segel.
(4) Setiap lembar Berita Acara dan sertifikat ditandatangani oleh Ketua KPPS dan sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang Anggota KPPS serta dapat ditandatangani oleh saksi yang hadir.
Pasal 43
(1) Berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 42 ayat (3) dimasukkan ke dalam kotak suara, pada bagian luar ditempel label
serta segel.
(2) KPPS menyerahkan kotak suara yang telah dikunci dan disegel, berisi berita acara, sertifikat
hasil penghitungan suara, surat suara, dan alat kelengkapan administrasi pemungutan dan
penghitungan suara kepada PPS pada hari yang sama dengan menggunakan surat
pengantar/tanda terima (Model C9-KWK.KPU).
Pasal 44
(1) KPPS wajib memberikan salinan Berita Acara (Model C-KWK.KPU), Catatan Hasil
Penghitungan Suara (Model C1-KWK.KPU), dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara
(Lampiran Model C1-KWK.KPU) kepada saksi masing-masing pasangan calon yang hadir,
dan PPL masing-masing sebanyak 1 (satu) rangkap serta menempelkan 1 (satu) rangkap
Lampiran Model C1-KWK.KPU di tempat umum.
(2) KPPS selain memberikan salinan Berita Acara dan Sertifikat Hasil Penghitungan Suara dan
menempelkan Lampiran Model C1-KWK.KPU di tempat umum dengan cara
menempelkannya pada TPS dan/atau lingkungan TPS, juga menyampaikan Lampiran Model
C1-KWK.KPU kepada PPS untuk keperluan pengumuman hasil penghitungan suara dari
seluruh TPS di wilayah kerja PPS dengan cara menempelkan pada sarana pengumuman
kelurahan.
(3) Salinan berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara disampaikan kepada masing-
masing saksi yang hadir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat berupa hasil fotokopi
atau salinan yang ditulis dengan tangan.
(4) Apabila salinan berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ditulis dengan tangan, salinan tersebut disusun oleh Ketua dan Anggota KPPS
yang bersangkutan.
-24- SALINAN
BAB IV
PENGHITUNGAN SUARA DAN PEMUNGUTAN SUARA ULANG
Pasal 45
Penghitungan ulang surat suara di TPS dilakukan apabila dari hasil penelitian dan pemeriksaan
terbukti terdapat satu atau lebih penyimpangan:
(1) Penghitungan suara dilakukan secara tertutup;
(2) Penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang mendapat penerangan cahaya;
(3) Saksi, PPL, pemantau, dan warga masyarakat tidak dapat menyaksikan proses penghitungan
suara secara jelas;
(4) Penghitungan suara dilakukan di tempat lain, di luar tempat dan waktu yang telah ditentukan;
dan/atau
(5) Terjadi ketidakkonsistenan dalam menentukan surat suara yang sah dan surat suara tidak sah.
Pasal 46
(1) Pemungutan suara di TPS dapat diulang apabila terjadi kerusuhan yang mengakibatkan hasil
pemungutan suara tidak dapat digunakan atau penghitungan suara tidak dapat dilakukan.
(2) Pemungutan suara di TPS dapat diulang sebagaimana dimaksud pada ayat (1), apabila dari
hasil penelitian dan pemeriksaan PPL terbukti terdapat satu atau lebih dari keadaan:
a. Pembukaan kotak suara dan/atau berkas pemungutan dan penghitungan suara tidak
dilakukan menurut tata cara yang ditetapkan dalam peraturan Keputusan ini;
b. Petugas KPPS meminta pemilih memberikan tanda khusus, menandatangani, atau
menulis nama atau alamatnya pada surat suara yang sudah digunakan;
c. Lebih dari seorang pemilih menggunakan hak pilih lebih dari satu, pada TPS yang sama
atau TPS yang berbeda;
d. Petugas KPPS merusak lebih dari 1 (satu) surat suara yang sudah digunakan oleh pemilih
sehingga surat suara tersebut menjadi tidak sah; dan/atau
e. Lebih dari seorang pemilih yang tidak terdaftar sebagai pemilih, mendapat kesempatan
memberikan suara pada TPS.
Pasal 47
Penghitungan suara dan pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 dan Pasal
46 diputuskan oleh PPK dalam rapat pleno PPK dengan Keputusan PPK dan dilaksanakan
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah hari pemungutan suara.
Pasal 48
Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, disimpan di PPS atau kantor
kelurahan.
-25- SALINAN
BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 49
(1) Pemilih yang menjalani rawat inap di rumah sakit, memberikan suara di TPS terdekat dengan
rumah sakit yang bersangkutan, dengan ketentuan Ketua KPPS pada TPS terdekat dengan
rumah sakit tersebut menugaskan anggota KPPS untuk melayani pemilih yang menjalani
rawat inap di rumah sakit dalam memberikan suara berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(2) Pemilih yang sedang menjalani hukuman penjara, memberikan suara di TPS pada Lembaga
Pemasyarakatan/rumah tahanan yang bersangkutan, dengan ketentuan pada lembaga
pemasyarakatan/rumah tahanan tersebut dibentuk KPPS yang keanggotaannya berjumlah
paling sedikit 3 (tiga) orang dan paling banyak 5 (lima) orang untuk melayani pemilih yang
sedang menjalani hukuman penjara dalam memberikan suara berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(3) Pembagian kerja anggota KPPS pada lembaga pemasyarakatan/rumah tahanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) ditentukan oleh Ketua KPPS.
Pasal 50
(1) Di daerah-daerah tertentu bagi pemilih terdaftar penyandang cacat dapat memberikan suara
dengan menggunakan alat bantu yang disediakan KPU Provinsi.
(2) Pengaturan lebih lanjut pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara dan pembentukan
TPS bagi penyandang cacat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikoordinasikan antara
KPU Provinsi dengan organisasi penyandang cacat.
Pasal 51
Dalam hal kotak suara atau bilik pemberian suara kurang jumlahnya atau tidak memenuhi
persyaratan, KPU Provinsi dapat meminjam kotak suara dan/atau bilik suara pada KPU
Kabupaten/Kota terdekat atau menetapkan pengadaan tambahan atau perbaikan kotak suara dan
bilik pemberian suara.
Pasal 52
(1) Bentuk dan jenis formulir untuk keperluan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS
dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur adalah sebagaimana dimaksud dalam Lampiran
Keputusan ini.
(2) Pengadaan dan distribusi formulir pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS dalam
Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan
oleh KPU Provinsi.
-26- SALINAN
Pasal 53
PPS dalam persiapan dan pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara, melakukan kegiatan:
(1) Memberikan bimbingan teknis kepada KPPS di wilayah kerjanya;
(2) Mengkoordinir KPPS di wilayah kerjanya dalam pemungutan suara dan penghitungan suara;
(3) Membantu KPU Kabupaten/Kota dalam mendistribusikan surat suara dan perlengkapan
pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS.
Pasal 54
(1) Pasangan calon atau salah satu pasangan calon pada waktu dimulainya masa kampanye
sampai dengan hari dan tanggal pemungutan suara meninggal dunia, pasangan calon tersebut
dinyatakan gugur, dengan ketentuan sepanjang masih terdapat 2 (dua) pasangan calon atau
lebih:
a. KPPS di wilayah kerja KPU Provinsi dan/atau KPU Kabupaten/Kota membuat
pengumuman yang menyatakan bahwa pasangan calon dinyatakan gugur;
b. Pengumuman sebagaimana dimaksud pada huruf a ditempel pada tiap TPS;
c. Apabila surat suara yang memuat nama pasangan calon yang telah dinyatakan gugur
tersebut sebagaimana dimaksud pada huruf a dalam penghitungan suara ternyata
mendapat suara sah, suara pada surat suara tersebut dinyatakan tidak sah.
(2) Pasangan calon atau salah satu pasangan calon pada waktu dimulainya masa kampanye
sampai dengan hari dan tanggal pemungutan suara meninggal dunia, pasangan calon tersebut
dinyatakan gugur, dengan ketentuan apabila hanya tinggal 1 (satu) pasangan calon, berlaku
ketentuan Pasal 63 ayat (3) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, yaitu tahapan Pemilu Gubernur dan
Wakil Gubernur ditunda paling lama 60 (enam puluh) hari.
(3) Penundaan Tahapan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dilakukan oleh KPU Provinsi, dengan tetap memperhatikan tahapan Pemilu Gubernur dan
Wakil Gubernur.
Pasal 55
KPU Provinsi berkewajiban menyampaikan laporan tahapan pemungutan suara dan penghitungan
suara di TPS kepada KPU dan menyampaikan tembusannya kepada Bawaslu.
Pasal 56
Ketentuan tata cara pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan ini, berlaku untuk tata cara pelaksanaan pemungutan dan penghitungan
suara di TPS apabila terjadi dalam Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Putaran Kedua.
-27- SALINAN
Pasal 57
Pelanggaran terhadap ketentuan pemungutan dan penghitungan suara di TPS sebagaimana
dimaksud dalam Keputusan ini, dikenakan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 58
Untuk keperluan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur, KPU Provinsi Buku Panduan tentang tata
cara pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara dalam Pemilu
Gubernur dan Wakil Gubernur dengan berpedoman pada Keputusan ini.
Pasal 59
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Desember 2011
KOMISI PEMILIHAN UMUM
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KETUA,
ttd.
JURI ARDIANTORO
-1- SALINAN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 16/KPTS/KPU-PROV-010/2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DALAM PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012 DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
CONTOH JENIS FORMULIR PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012
DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
1. Model C-KWK.KPU : Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat
Pemungutan Suara.
2. Model C1-KWK.KPU : Catatan Pelaksanaan Pemungutan dan Penghitungan Suara
Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat
Pemungutan Suara.
3. Lampiran Model C1-KWK.KPU : Sertifikat Hasil Penghitungan Suara untuk Pasangan Calon
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus
Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan Suara.
4. Model C2-KWK.KPU : Hasil perolehan suara untuk tiap Pasangan Calon Gubernur
dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan Suara.
(Ukuran Besar)
5. Model C3-KWK.KPU : Pernyataan keberatan saksi dan kejadian khusus yang
berhubungan dengan hasil pemungutan suara dan
penghitungan suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun
2012 di Tempat Pemungutan Suara.
6. Model C4-KWK.KPU : Catatan pembukaan kotak suara, pengeluaran isi,
identifikasi jenis dokumen, dan penghitungan jumlah setiap
jenis dokumen untuk pelaksanaan pemungutan suara
Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat
Pemungutan Suara.
-2- SALINAN7. Model C5 - KWK.KPU : Penggunaan surat suara cadangan dalam pemungutan suara
di Tempat Pemungutan Suara.
8. Model C6 - KWK.KPU : Surat pemberitahuan waktu dan tempat pemungutan suara.
9. Model C7 - KWK.KPU : Surat pernyataan pendamping pemilih.
10. Model C8 - KWK.KPU : Daftar nama pemilih yang memberikan suara dari TPS lain.
11. Model C9 - KWK.KPU : Surat pengantar penyampaian berita acara pemungutan
suara dan penghitungan suara di TPS.
12. Model C10 - KWK.KPU : Tanda terima Berita Acara dan Sertifikat Hasil
Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun
2012 di Tempat Pemungutan Suara.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Desember 2011
KOMISI PEMILIHAN UMUM
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
KETUA,
ttd.
JURI ARDIANTORO
-3- SALINAN
BERITA ACARA
MODEL C-KWK.KPU
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA
PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012
DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
Pada hari ini ……………. tanggal …………… bulan Juli tahun dua ribu dua belas, Kelompok
Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) melaksanakan rapat pemungutan suara Pemilihan Umum
Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 yang dihadiri
oleh saksi pasangan calon, panitia pengawas lapangan, pemantau dan warga masyarakat bertempat
di:
Tempat Pemungutan Suara (TPS) : …………………………………..
PPS/Kelurahan : …………………………………..
Kecamatan : …………………………………..
Kabupaten/Kota : …………………………………..
Provinsi : DKI Jakarta
Telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
I. Pemungutan Suara
A. Persiapan (Pukul 06.00 s/d 07.00 WIB)
1. Pemeriksaan TPS, pemasangan Daftar Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012, meletakkan bilik suara dan
kotak suara sesuai dengan tempat yang telah ditentukan;
2. Pemanggilan pemilih untuk memasuki TPS, sebanyak tempat duduk yang disediakan;
dan
3. Penerimaan saksi sesuai dengan surat mandat dari Tim Pelaksana Kampanye.
B. Pelaksanaan pemungutan suara (Pukul 07.00 s/d 13.00 WIB):
1. Ketua KPPS membuka Rapat Pemungutan Suara pada pukul 07.00 WIB;
2. Pengucapan sumpah/janji Anggota KPPS, dipandu oleh Ketua KPPS;
3. Pembukaan kotak suara, pengeluaran seluruh isi kotak suara, pengidentifikasian jenis
dokumen dan peralatan serta penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan;
4. Ketua KPPS mengumumkan jumlah pemilih yang tercantum dalam salinan daftar
pemilih tetap untuk TPS; dan
5. Ketua KPPS memberikan penjelasan mengenai tata cara pemungutan suara/
pemberian suara kepada pemilih yang hadir.
C. Pemberian suara oleh pemilih berdasarkan prinsip urutan kehadiran.
D. Pada pukul 13.00 WIB Ketua KPPS mengumumkan rapat pemungutan suara telah selesai
dan dilanjutkan dengan rapat penghitungan suara.
-4- SALINANII. Penghitungan Suara (mulai pukul 13.00 s/d ……........ )
A. Persiapan sebelum pelaksanaan penghitungan suara KPPS melakukan kegiatan sebagai
berikut:
1. Mengumumkan dan mencatat jumlah pemilih yang memberikan suara dan yang tidak
memberikan suara berdasarkan salinan Daftar Pemilih Tetap untuk TPS serta jumlah
pemilih dari TPS lain;
2. Mengumumkan dan mencatat jumlah surat suara yang tidak terpakai, surat suara yang
dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos serta penggunaan surat
suara tambahan; dan
3. Memasang catatan hasil perolehan suara untuk tiap pasangan Calon Gubernur dan
Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat
Pemungutan Suara (Model C2-KWK.KPU) ukuran besar.
B. Pelaksanaan penghitungan suara.
KPPS melakukan kegiatan sebagai berikut:
1. Membuka kotak suara, menghitung, meneliti dan mencatat jumlah surat suara yang
digunakan oleh pemilih;
2. Mengumumkan dan mencatat surat suara sah yang diperoleh masing-masing pasangan
calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun
2012; dan
3. Mengumumkan dan mencatat surat suara yang tidak sah.
III. A. Lampiran Berita Acara:
1. Catatan Pelaksanaan Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Untuk Pemilihan
Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun
2012 di Tempat Pemungutan Suara (Model C-KWK.KPU);
2. Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan Suara
(Lampiran Model C1-KWK.KPU);
3. Hasil Perolehan Suara Untuk Tiap Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tahun 2012 di Tempat Pemungutan Suara
(Model C2-KWK.KPU) ukuran besar;
4. Pernyataan Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Hasil
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat
Pemungutan Suara (Model C3-KWK.KPU);
5. Catatan Pembukaan Kotak Suara, Pengeluaran Isi, Identifikasi Jenis Dokumen, dan
Penghitungan Jumlah Setiap Jenis Dokumen Untuk Pelaksanaan Pemungutan Suara
Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan Suara (Model C4-KWK.KPU);
-5- SALINAN
6. Penggunaan Surat Suara Cadangan Dalam Pemungutan Suara di Tempat Pemungutan
Suara (Model C5-KWK.KPU);
B. Lampiran Berita Acara sebagaimana dimaksud pada huruf A merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Berita Acara ini.
IV. Kelengkapan administrasi lain yang tidak termasuk dalam Lampiran Berita Acara dan
dikirimkan kepada PPS:
1. Surat Pemberitahuan Waku dan Tempat Pemungutan Suara (Model C6-KWK.KPU) yang
diterima KPPS dari pemilih;
2. Surat Pernyataan Pendamping Pemilih (Model C7-KWK.KPU) yang diterima KPPS dari
pemilih;
3. Daftar Nama Pemilih Yang Memberikan Suara dari TPS lain (Model C8-KWK.KPU);
4. Surat Pengantar (Model C9-KWK.KPU); dan
5. Tanda Terima ( Model C10-KWK.KPU).
V. Penyampaian Berita Acara dan Lampiran Model C1-KWK.KPU:
A. Berita acara pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS beserta lampirannya dibuat
..................... ( ........................ ) rangkap:
1. 1 (satu) rangkap untuk Panitia Pemungutan Suara;
2. 1 (satu) rangkap untuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) melalui Panitia
Pemungutan Suara (PPS); dan
3. .... (.......... ) rangkap untuk masing-masing saksi Pemilihan Umum Gubernur dan
Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 yang hadir.
4. 1 (satu) rangkap untuk Pengawas Pemilu Lapangan.
B. Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan Suara
(Lampiran Model C 1-KWK.KPU) selain hal tersebut pada huruf A 1 (satu) rangkap untuk
pengumuman di PPS.
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
NO JABATAN NAMA TANDA TANGAN
1. Ketua ....................................... (.............................................)
2. Anggota ....................................... (.............................................)
3. Anggota ....................................... (.............................................)
4. Anggota ....................................... (.............................................)
5. Anggota ....................................... (.............................................)
6. Anggota ....................................... (.............................................)
7. Anggota ....................................... (.............................................)
-6- SALINAN
Saksi-saksi dari Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
No
Nama
Saksi dari Nomor Urut
Pasangan Calon Gubernur
dan Wakil Gubernur
Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
…………………..
…………………..
…………………..
…………………..
…………………..
…………………..
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
( ………………………. )
( ………………………. )
( ………………………. )
( ………………………. )
( ………………………. )
( ………………………. )
-7- SALINAN
CATATAN PELAKSANAAN
MODEL C1-KWK.KPU MODEL C1-KWK.KPU
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012
DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
Tempat Pemungutan Suara (TPS) Kelurahan Kecamatan Kabupaten/Kota *) Provinsi
: : : : :
………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. ………………………………………………………. Daerah Khusus Ibukota Jakarta
A. Data Pemilih
NO URAIAN
KETERANGAN
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH (3+4)
1 2 3 4 5
1. Jumlah pemilih dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap (DPT) (A.2+A.3)
2. Jumlah pemilih dalam Salinan DPT yang menggunakan hak pilih.
3. Jumlah Pemilih dalam Salinan DPT yang tidak menggunakan hak pilih
4. Jumlah Pemilih dari TPS lain
B. Penerimaan dan Penggunaan Surat Suara
No. URAIAN JUMLAH 1 2 3
1. Surat suara yang diterima (termasuk cadangan)
2. Surat suara yang terpakai (A.2 + A.4)
3. Surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak atau keliru dicoblos.
4. Surat suara yang tidak terpakai [ B1 - (B2+B3) ]
C. Klasifikasi Surat Suara yang terpakai, berisi suara sah dan tidak sah 1 2 3
1. Surat suara sah untuk seluruh pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur (diisi dari Huruf A Model C 2-KWK.KPU)
2. Surat suara tidak sah. (diisi dari Huruf B Model C 2-KWK.KPU)
3. Jumlah Suara Sah dan tidak Sah (C1+C2) = B2.
Jakarta, ......... Juli 2012 KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA KETUA,
(..................................................)
-8- SALINAN
SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA
LAMPIRAN MODEL C1-KWK.KPU
UNTUK PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012
DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : Daerah Khusus Ibukota Jakarta
A. SUARA SAH (Diisi dari Huruf A Model C 2-KWK.KPU)
NO.
NOMOR DAN NAMA PASANGAN CALON
GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PEROLEHAN SUARA SAH PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
1. FAUZI BOWO dan
NACHROWI RAMLI
Tulis dengan angka Tulis dengan huruf
: ........................................................................: ........................................................................
.......................................................................................................... 2. Mayjend TNI (Purn.) Drs. H.
HENDARDJI SOEPANDJI, SH. dan
Ir. H. AHMAD RIZA PATRIA, MBA.
Tulis dengan angka Tulis dengan huruf
: ........................................................................: ........................................................................
..........................................................................................................
3. Ir. H. JOKO WIDODO dan
Ir. BASUKI TJAHAJA PURNAMA, MM.
Tulis dengan angka Tulis dengan huruf
: ........................................................................: ........................................................................
..........................................................................................................
4. DR. H. M. HIDAYAT NUR WAHID, MA.
dan Prof. DR. DIDIK JUNAEDI RACHBINI
Tulis dengan angka Tulis dengan huruf
: ........................................................................: ........................................................................
..........................................................................................................
5. FAISAL B. dan
BIEM T. BENJAMIN
Tulis dengan angka Tulis dengan huruf
: ........................................................................: ........................................................................
6. H. ALEX NOERDIN dan
Letjen TNI (Marinir) Purn. H. NONO SAMPONO
Tulis dengan angka Tulis dengan huruf
: ........................................................................: ........................................................................
..........................................................................................................
Jumlah Perolehan Suara Sahuntuk Seluruh Pasangan Calon
Tulis dengan angka Tulis dengan huruf
: ........................................................................: ......................................................................
.......................................................................................................... *) Coret yang tidak perlu
TANDA TANGAN KPPS 1. ...…………. 2. …………..... 3. …………….. 4. ………….…5. ….………… 6. ……………7. …….……
TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR 1. ...…………. 2. ..................... 3. …………..… 4. …….……… 5. …………… 6. ……………
B. SUARA TIDAK SAH (Diisi dari Huruf B Model C 2-KWK.KPU)
No. URAIAN JUMLAH SUARA SAH DAN TIDAK SAH l 2 3
SUARA TIDAK SAH
Tulis dengan angka Tulis dengan huruf
: .................................................. : ..................................................
.....................................................................................
-9- SALINANC. JUMLAH SUARA SAH dan TIDAK SAH
No. URAIAN JUMLAH SUARA SAH DAN TIDAK SAH l 2 3
JUMLAH SUARA SAH dan TIDAK SAH
Tulis dengan angka Tulis dengan huruf
: .................................................. : ..................................................
.....................................................................................
Catatan : Apabila terdapat kesalahan penulisan angka dan huruf dalam kolom 3, dicoret angka dan huruf yang salah, kemudian angka dan huruf yang benar diperbaiki dan harus diparaf oleh Ketua KPPS.
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
No. Jabatan Nama Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
Saksi-saksi dari Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
No. Nama Saksi dari Nomor Urut
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
………...........…………..
………...........…………..
………...........…………..
………...........…………..
………...........…………..
………...........…………..
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
-10- SALINAN
MODEL C2-KWK.KPU UKURAN BESAR
HASIL PEROLEHAN SUARA
UNTUK TIAP PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012
DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : Daerah Khusus Ibukota Jakarta A. SUARA SAH
NOMOR DAN NAMA PASANGAN CALON
GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
RINCIAN
JUMLAH TIAP
BARIS
1 2 3 4
1.
FAUZI BOWO dan
NACHROWI RAMLI
JUMLAH SUARA YANG DIPEROLEH PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NO. 1
2.
Mayjend TNI (Purn.) Drs. H. HENDARDJI
SOEPANDJI, SH. dan
Ir. H. AHMAD RIZA PATRIA, MBA.
JUMLAH SUARA YANG DIPEROLEH PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NO. 2
3.
Ir. H. JOKO WIDODO
dan Ir. BASUKI TJAHAJA
PURNAMA, MM. JUMLAH SUARA YANG DIPEROLEH PASANGAN
CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NO. 3
-11- SALINAN
NOMOR DAN NAMA PASANGAN CALON
GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
RINCIAN
JUMLAH TIAP
BARIS
1 2 3 4
4.
DR. H. M. HIDAYAT NUR WAHID, MA.
dan Prof. DR. DIDIK
JUNAEDI RACHBINI
JUMLAH SUARA YANG DIPEROLEH PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NO. 4
5. FAISAL B.
dan BIEM T. BENJAMIN
JUMLAH SUARA YANG DIPEROLEH PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NO. 5
6.
H. ALEX NOERDIN dan
Letjen TNI (Marinir) Purn. H. NONO
SAMPONO
JUMLAH SUARA YANG DIPEROLEH PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR NO. 6
JUMLAH PEROLEHAN SUARA SAH UNTUK SELURUH PASANANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
TANDA TANGAN KPPS 1. ...…………. 2. …………..... 3. …………….. 4. ………….…5. ….………… 6. ……………7. …….……
TANDA TANGAN SAKSI PASANGAN CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR 1. ...…………. 2. ..................... 3. …………..… 4. …….……… 5. …………… 6. …………… B. SUARA TIDAK SAH
1 2 3 4
1. SUARA TIDAK SAH
JUMLAH SELURUH SUARA TIDAK SAH
-12- SALINANC. SUARA SAH DAN TIDAK SAH
JUMLAH SELURUH SUARA SAH dan TIDAK SAH (A+B)
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
No. Jabatan Nama Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Ketua
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
Saksi-saksi dari pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur
No. Nama Saksi dari Nomor Urut
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur
Tanda Tangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
………...........…………..
………...........…………..
………...........…………..
………...........…………..
………...........…………..
………...........…………..
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
……………………………….
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
( ………........………………. )
Catatan: 1. *) Coret yang tidak perlu. 2. Pada kolom 3 ditulis tally ( IIII ) tiap kolom. 3. Pada kolom 4 ditulis angka. 4. Apabila terdapat kesalahan penulisan angka dalam kolom 4, dicoret angka yang salah, kemudian angka
yang benar diperbaiki dan diparaf oleh Ketua KPPS. 5. Apabila Pasangan Calon kurang / lebih dari 4 Pasang, kolom agar disesuaikan.
-13- SALINAN
MODEL C3-KWK.KPU
PERNYATAAN KEBERATAN SAKSI DAN KEJADIAN KHUSUS
YANG BERHUBUNGAN DENGAN HASIL PEMUNGUTAN SUARA DAN PENGHITUNGAN SUARA
PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012
DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : Daerah Khusus Ibukota Jakarta Catatan pernyataan keberatan oleh saksi dan kejadian khusus sebagai berikut: ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………... ………………………………………………………………………………………………………………...
SAKSI YANG MENGAJUKAN KELOMPOK PENYELENGGARA KEBERATAN, PEMUNGUTAN SUARA
KETUA,
(.........................................................) (.........................................................)
Bila tidak ada keberatan/kejadian khusus agar diisi “NIHIL”.
-14- SALINAN
MODEL C4-KWK.KPU
CATATAN PEMBUKAAN KOTAK SUARA, PENGELUARAN ISI, IDENTIFIKASI JENIS DOKUMEN,
DAN PENGHITUNGAN JUMLAH SETIAP JENIS DOKUMEN UNTUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2012 DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : Daerah Khusus Ibukota Jakarta Kelengkapan administrasi untuk pemungutan suara dan penghitungan suara yang diterima dari PPS:
NO URAIAN KETERANGAN 1. Surat suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur …………….. Lembar 2. Formulir Seri C Model C1-KWK.KPU s/d Model C9-KWK.KPU
(kecuali Model C6-KWK.KPU) …………….. Set 3. Sampul …………….. Lembar 4. Alat pencoblos dan alas pencoblos …………….. Set 5. Segel Pemilihan Umum …………….. Lembar 6. Lem/perekat …………….. Buah 7. Kantong Plastik …………….. Buah 8. Karet pengikat surat suara …………….. Buah 9. Spidol …………….. Buah
10. Tanda khusus/tinta …………….. Buah 11. Ballpoint selain warna hitam …………….. Buah
*) Coret yang tidak perlu
Jakarta, …… Juli 2012 KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA KETUA,
( …………………………………………….. )
-15- SALINAN
MODEL C5-KWK.KPU
PENGGUNAAN SURAT SUARA CADANGAN
DALAM PEMUNGUTAN SUARA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
Pada hari ini ……………… tanggal ……………………… bulan ……………………… tahun dua ribu dua belas, Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dalam pemungutan dan penghitungan suara di: Pemilihan Umum : Gubernur dan Wakil Gubernur Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : Daerah Khusus Ibukota Jakarta Telah menggunakan surat suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 cadangan sebanyak ……… ( ……………………. ) lembar untuk mengganti surat suara yang keliru memilih pilihannya serta surat suara yang rusak. *) Coret yang tidak perlu
Jakarta, …… Juli 2012 KELOMPOK PENYELENGGARA
PEMUNGUTAN SUARA KETUA,
( …………………………………………….. )
-16- SALINAN
SURAT PEMBERITAHUAN WAKTU DAN TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
Pelaksanaan pemungutan suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Jakarta Tahun 2012 TPS ..……, Kelurahan ……..……………………, Kecamatan …...………………………., diberitahukan kepada: 1. Nama Pemilih ………………………………………………, 2. Nomor Urut ....................... dalam Salinan Daftar Pemilih Tetap. Untuk memberikan suara pada: Hari/Tanggal : ………………………………… Pukul : 07.00 s/d 13.00 WIB Tempat/Alamat TPS : ………………………………………………………………… Jakarta, …… Juli 2012
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
KETUA,
( …………………………………………….. ) Catatan: 1. Surat pemberitahuan dan kartu pemilih atau indentitas lainnya yang sah agar dibawa pada hari dan
tanggal pemungutan suara. 2. Penghitungan suara dilaksanakan setelah pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai. 3. Penyandang cacat, dapat dibantu oleh pendamping pemilih dengan melaporkan kepada Ketua KPPS dan
mengisi formulir Model C7-KWK.KPU.
MODEL C6-KWK.KPU
TANDA TERIMA
Telah disampaikan surat pemberitahuan waktu dan tempat pemungutan suara dari KPPS kepada: Nama Pemilih : ………………………………………………………………………… TPS/Kelurahan : …………………………………………………………………………
Jakarta, …… Juli 2012
Yang menerima,
( ……………………………………….. )
-17- SALINAN
MODEL C7-KWK.KPU
SURAT PERNYATAAN PENDAMPING PEMILIH
Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : ……………………………………………… Alamat : ………………………………………………
Atas permintaan pemilih:
Nama : ……………………………………………… Alamat : ……………………………………………… menyatakan bersedia membantu mendampingi pemilih tersebut dalam memberikan suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 dan bersedia menjaga kerahasiaan pilihan pemilih tersebut.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan apabila dikemudian hari ternyata terbukti
melanggar pernyataan ini, saya bersedia menerima segala tuntutan hukum.
Jakarta, …… Juli 2012 Yang membuat pernyataan,
( ……………………………………….. )
-18- SALINAN
MODEL C8-KWK.KPU
DAFTAR NAMA PEMILIH
YANG MEMBERIKAN SUARA DARI TPS LAIN
NO NAMA PEMILIH JENIS
KELAMIN NOMOR PEMILIH KETERANGAN (ASAL PEMILIH) LK PR
1 2 3 4 5 6
Jakarta, …… Juli 2012
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
KETUA,
( ………………………………………….. )
-19- SALINAN
MODEL C9-KWK.KPU
Kepada Perihal : Penyampaian Berita Acara
Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara di TPS
Yth.
Ketua PPS .....................................................
.......................................................... di _____________________________ Tempat
Bersama ini disampaikan Berita Acara beserta lampiran dalam pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara di: Tempat Pemungutan Suara (TPS) : Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten/Kota : Provinsi : Daerah Khusus Ibukota Jakarta Jenis kelengkapan administrasi dan formulir pemungutan suara dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara, terdiri dari: A. 1. Berita Acara Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan Suara (Model C-KWK.KPU) beserta lampiran: a. Catatan Pelaksanaan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan Suara (Model C 1-KWK.KPU);
b. Sertifikat Hasil Penghitungan Suara Untuk Tiap Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur di TPS (Lampiran Model C 1-KWK.KPU);
c. Catatan Hasil Perolehan Suara Untuk Tiap Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta di Tempat Pemungutan Suara (Model C 2-KWK.KPU) ukuran besar;
d. Pernyataan Keberatan Saksi dan Kejadian Khusus Yang Berhubungan Dengan Hasil Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan Suara (Model C 3-KWK.KPU);
e. Catatan Pembukaan Kotak Suara, Pengeluaran Isi, Identifikasi Jenis Dokumen, dan Penghitungan Jumlah Setiap Jenis Dokumen Untuk Pelaksanaan Pemungutan Suara Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2012 di Tempat Pemungutan Suara (Model C 4-KWK.KPU);
f. Penggunaan Surat Suara Tambahan Yang Digunakan Sebagai Cadangan di Tempat Pemungutan Suara (Model C 5-KWK.KPU);
2. Seluruh surat suara (terpakai, tidak terpakai, keliru dicoblos dan rusak) 3. Surat Pemberitahuan Waktu dan Tempat Pemungutan Suara (Model C 6-KWK.KPU) 4. Surat Pernyataan Pendamping Pemilih (Model C 7-KWK.KPU) 5. Daftar Nama Pemilih dari TPS Lain (Model C 8-KWK.KPU)
B. Alat kelengkapan TPS dan Berita Acara sebagaimana dimaksud pada huruf A dimasukkan ke dalam
kotak suara.
YANG MENYERAHKAN
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
(…………………………………………………..)
NAMA JELAS Catatan: 1. Lembar 1 untuk PPS; 2. Lembar 2 untuk KPPS.
Jakarta, …… Juli 2012 YANG MENERIMA
PANITIA PEMUNGUTAN SUARA,
(………………………………………………..)
NAMA JELAS
-20- SALINAN
MODEL C10-KWK.KPU
TANDA TERIMA
BERITA ACARA DAN SERTIFIKAT HASIL PENGHITUNGAN SUARA PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR
PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DI TEMPAT PEMUNGUTAN SUARA
NO. TPS ................................. KELURAHAN .......................................................... TANGGAL ................................. HARI ................................. JAM ..............................
NO NAMA
Saksi Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur /
Pengawas PemiluLapangan
TANDA TANGAN
1 2 3 4
1. ……………………………………….. ( …………………………. )2. ……………………………………….. ( …………………………. )3. ……………………………………….. ( …………………………. )4. ……………………………………….. ( …………………………. )5. ……………………………………….. ( …………………………. )6. ……………………………………….. ( …………………………. )7. Pengawas Pemilu Lapangan ( …………………………. )
Jakarta, …… Juli 2012
KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA
KETUA,
( ………………………………………….. )