keperawatan jiwa dengan resiko bunuh diri

Upload: brock-james

Post on 09-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    1/13

    KEPERAWATAN JIWA DENGAN RESIKO BUNUH DIRI

    A.

    Definisi

    Bunuh diri merupakan salah satu bentuk kegawat daruratan psikiatri.

    Bunuh diri adalah segala sesuatu perbuatan dengan tujuan untuk

    membinasakan dirinya sendiri dan dengan sengaja dilakukan oleh seseorang

    yang tahu akan akibatnya yang mungkin pada waktu yang singkat

    (W.F.Maramis, 1995)

    Bunuh diri adalah suatu tindakan agresif yang langsung terhadap diri

    sendiri untuk mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan koping terakhir

    dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

    Bunuh diri yang terselubung (masked suicide) : orang yang sengaja

    melakukan tindakan yang mengakibatkan kematian dengan cara terselubung,

    misalnya : mendatangi t4 kerusuhan biar terbunuh, olah raga yang berbahaya,

    overDosis pada orang yang tergantung pada zat dan sebagainya.

    Menurut tomb (2003) mengemukakan pasien yang berpotensi bunuh

    diri yaitu :

    1.

    Pasien pernah mencoba bunuh diri.

    2.

    Keinginan bunuh diri dinyatangan secara terang-terangan maupun

    tidak, atau berupa ancaman. Misalnya pasien mengatakan saya tidak

    lagi akan bertemu dengan kalian

    3. Secara objektif terlihat mood depresif atau kecemasan.

    4. Baru mengalami kehilangan yang bermakna (misalnya pekerjaan,

    harga diri, dan pasangan)

    5. Perubhan sikap yang mendadak : mudah marah, sedih atau menarik

    diri.

    6.

    Perubahan prilaku yang tak terduga, menyampaikan pesan-pesan,

    membagikan barang-barang miliknya.

    Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh

    diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu

    yang diinginkan. (Stuart dan Sundeen, 1995. Dikutip Fitria, Nita, 2009)

    Ada 4 hal krusial yang perlu diperhatikan oleh perawat selaku tim

    kesehatan diantaranya adalah :

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    2/13

    a. suicidemerupakan perilaku yang bisa mematikan dalam seting rawat inap

    di rumah sakit jiwa,

    b.

    faktor faktor yang berhubungan dengan staf antara lain : kurang

    adekuatnya pengkajian pasien yang dilakukan oleh perawat, komunikasi

    staf yang lemah, kurangnya orientasi dan training dan tidak adekuatnya

    informasi tentang pasien.

    c. pengkajiansuicideseharusnya dilakukan secara kontinyu selama di rawat

    di rumah sakit baik saat masuk, pulang maupun setiap perubahan

    pengobatan atau treatmen lainnya.

    d. hubungan saling percaya antara perawat dan pasien serta kesadaran diri

    perawat terhadap cuesperilaku pasien yang mendukung terjadinya resiko

    bunuh diri adalah hal yang penting dalam menurunkan angka suicide di

    rumah sakit.

    B.

    Etiologi

    1. Etiologi bunuh diri yang digolongkan berdasarkan tingkat pertumbuhan dan

    perkembangan.

    Angka bunuh diri meningkat dengan bertambahnya umur. Kurvanya

    merupakan garis lurus yang mendaki. Pada wanita, kurva ini naik sampai

    umur 60thkemudian turun lagi.

    Anak-anak dibawah umur 15th jarang sekali melakukan bunuh diri. Jadi

    angka bunuh diri berbanding lurus dengan meningkat umur, tetapi beberapa

    peneliti menemukan angka meningkat pada usia muda yaitu antara 15-30

    tahun.

    a. Penyebab bunuh diri pada anak : pelarian dan penganiayaan atau

    pemerkosaan, situasi keluarga yang kacau, perasaan yang tidak disayang

    atau selalu dikritik, gagal sekolah, takut atau selalu dihina diskolah,

    kehilangan orang yang dicintai, dihukum orang lain.

    b. Penyebab bunuh diri pada remaja : hubungan interpersonal yang tidak

    bermakna, sulit mempertahankan hubungan interpersonal, pelarian dan

    penganiayaan fisik atau pemerkosaan, perasaan tidak dimengerti orang

    lain, kehilangan orang yang dicintai, keadaan fisik, masalah dengan orang

    tua, masalah seksual, depresi.

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    3/13

    c. Penyebab bunuh diri pada dewasa awal : self ideal yang terlalu tinggi,

    cemas pada tugas akademi yang terlalu banyak, kegagalan akademik yang

    berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang tua, kompetisi

    untuk sukses.

    d. Penyebab bunuh diri pada lanjut usia : prubahan status dari mandiri ke

    tergantungan, penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi, perasaan

    tidak berarti dimasyarakat, kesepian dan isolasi social, kehilangan ganda (

    seperti pekerjaan,kesehatan,pasangan), dan sumber hidup berkurang.

    2. Factor determinan

    a. kebudayaan

    Kebudayaan mempengaruhi niat dan tekat seseorang individu untuk

    mempengaruhi hidupnya dan merupakan factor penting yang

    mempengaruhi hal bunuh diri disamping kedudukan social ekonomi dan

    situasi eksterm yang merugukan

    b.

    jenis kelamin

    angka bunuh diri pada wanita lebih besar daripada pria, disemua Negara

    dan di sepanjang masa. Perbandinga tertinggi terdapat di Rhode Island dan

    New York yaitu 3 : 1 , angka perbandingan terendah didapati di Australia

    1,3 : 1

    c. status social

    di Inggris, amerika, Denmark dan italia, angka bunuh diri tertinggi

    terdapat setatus social tinggi, misalnya dokter, dokter gigi dan ahli hokum.

    Menurut Henderson, 1 dari 50 dokter di inggris melakukan bunuh diri

    dengan overdosis, pada umumnya mereka berumur kurang dati 50th dan

    banyak yang menderita ketergantungan obat dan alkohol.

    Menurut Fitria, Nita, 2009. Dalam buku Prinsip Dasar dan Aplikasi

    Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan

    Keperawatan (LP dan SP) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi

    Program S - 1 Keperawatan), etiologi dari resiko bunuh diri adalah :

    a. Faktor Predisposisi

    Lima factor predisposisi yang menunjang pada pemahaman perilaku

    destruktif-diri sepanjang siklus kehidupan adalah sebagai berikut :

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    4/13

    1. Diagnosis Psikiatrik Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri

    hidupnya dengan cara bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa

    2.

    Sifat kepribadian

    Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko

    bunuh diri adalah antipati, impulsif, dan depresi

    3.

    Lingkungan Psikososial

    Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya adalah

    pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian

    negatif dalam hidup, penyakit krinis, perpisahan, atau bahkan perceraian

    4. Riwayat Keluarga

    Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor

    penting yang dapat menyebabakan seseorang melakukan tindakan bunuh

    diri.

    5. Faktor Biokimia

    Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri terjadi

    peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak sepeti serotonin,

    adrenalin, dan dopamine.

    . b. Faktor Presipitasi

    Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang

    dialami oleh individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang

    memalukan.Faktor lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau

    membaca melalui media mengenai orang yang melakukan bunuh diri ataupun

    percobaan bunuh diri

    c. Perilaku Koping

    Klien dengan penyakit kronik atau penyakit yang mengancam

    kehidupan dapat melakukan perilaku bunuh diri dan sering kali orang ini

    secara sadar memilih untuk melakukan tindakan bunuh diri. Perilaku bunuh

    diri berhubungan dengan banyak faktor, baik faktor social maupun budaya.

    d. Mekanisme Koping

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    5/13

    Seseorang klien mungkin memakai beberapa variasi mekanisme

    koping yang berhubungan dengan perilaku bunuh diri, termasuk denial,

    rasionalization, regression, dan magical thinking. Mekanisme pertahanan

    diri yang ada seharusnyatidak ditentang tanpa memberikan koping

    alternative.

    C. Rentang Respon Berhubungan Dengan Bunuh Diri

    Rentang sehat sakit dapat dipakai untuk mengambarkan respon adaptif

    sampai maladaptive pada bunuh diri. Rentang respon peningkatan diri ( self

    enchancemen) merupakan rentang respon paling adaptif, sedangkan bunuh diri

    (suicide) sebagai respon yang maladaptive. Dalam kehidupan, individu selalu

    menghadapi masalah atau stressor. Respon individu terhadap stressor

    tergantung pada kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki dan tingkat

    stress yang dialaminya. Individu yang sehat senantiasa berespon secara adaptif

    dan jika gagal dia berespon secara maladaptif dengan menggunakan koping

    bunuh diri.

    Rentang Respon Bunuh Diri

    Rentang respon perlindungan diri yang adaptif yaitu:

    1. Self enhancement (pengembangan diri) : menyayangi kehidupan diri,

    berusaha selalu meningkatkan kualitas diri.

    2. Growth promoting risk taking : berani mengamnbil resiko untuk

    meningkatkan perkembangan diri.

    Sedangkan Rentang respon maladaptif meliputi :

    1. Indirect self-destruktif behavior ; prilaku merusak diri tidak langsung,

    aktivitas yang dapat mengancam kesejahteraan fisik dan berpotensi

    mengakibatkan kematian, individu tidak menyadari atau menyangkal

    bahaya aktivitas tersebut.

    2. Self- injury ; mencederai diri,tak bermaksud bunuh diri tetapi prilakunya

    dapat mengancam diri.

    3. Suicide atau bunuh diri ; prilaku yang sengaja menimbulkan kematian diri,

    individu sadar bahkan menginginkan kematian.

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    6/13

    D. Karakteristik Bunuh Diri

    Menurut WHO membagi bunuh diri menjadi 4 kategori social, yaitu :

    1. Bunuh diri egoistic : terjadi pada orang yang kurang kuat integrasinya dalam

    satu kelompok social. Misalnya orang yang hidup sendiri lebih rentan untuk

    bunuh diri daripada yang hidup ditengah keluarg, dan pasangan yang

    mempunyai anak merupakan proteksi yang kuat dibandingkan yang tidak

    memiliki anak. Masyarakat perdesaan lebih mempunyai integritas social

    daripada di perkotaan.

    2. Bunuh diri altruistik : terjadi pada orang orang yang mempunyai integritas

    berlebih terhadap kelompoknya, contoh : tentara korea dalam peperangan dan

    plaku bom bunuh diri.

    3. Bunuh diri anomik : terjadi pada orang-orang yang tinggal dimasyarakat yang

    tidak mempunyai aturan dan norma dalam kehidupan social.

    4.

    Bunuh diri fatalistic : terjadi pada individu yang hidup di masyarakat yang

    terlalu ketat praturannya. Dalam hal ini individu dipandang sebagai bagian

    dimasyarakat dari sudut integritasi atau disintegrasi yang akan membentuk

    dasar dari system kekuatan, nilai-nilai, keyakinan, dan moral dari budaya

    tersebut.

    E.

    Tanda dan Gejala menurut Fitria, Nita (2009)

    a. Mempunyai ide untuk bunuh diri

    b. Mengungkapkan keinginan untuk mati.

    c. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.

    d.

    Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).

    e. Memiliki riwayat bunuh diri.

    F. Data Fokus, Fitria, Nita (2009)

    Masalah Keperawatan Data Fokus

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    7/13

    Resiko bunuh diri Subjektif :

    Mengungkapkan keinginan bunuh diri.

    Mengungkapkan keinginan untuk mati.

    Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.Ada riwayat berulang percobaan bunuh diri

    sebelumnya dari keluarga.

    Berbicara tentang kematian, menanyakan tentang

    dosis obat yang mematikan.

    Mengungkapkan adanya konflik interpersonal.

    Mengungkapkan telah menjadi korban perilaku

    kekeasan saat kecil.

    Objektif :

    Impulsif.

    Menunujukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya

    menjadi sangat patuh).

    Ada riwayat panyakit mental (depesi, psikosis, dan

    penyalahgunaan alcohol).

    Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau

    penyakit terminal).

    Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan,

    atau kegagalan dalam karier).

    Umur 15-19 tahun atau diatas 45 tahun.

    Status perkawinan yang tidak harmonis.

    G. Mekanisme koping

    Mekanime koping adalah segala sesuatu yang diarahkan untuk menanggulangi

    stress. Usaha ini dapat berorientasi pada tugas dan meliputi usaha pemecahan

    masalah langsung. Dari sudut kedokteran dapat dikemukakan bahwa setidak

    tidaknya orang yang hendak melakukan bunuh diri egoistik atau anomik berada

    dalam keadaan patologis. Mereka semua sedang mengalami gangguan fungsi

    mental yang bervariasi dari yang ringan sampai yang berat karena itu perlu

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    8/13

    ditolong. Pencegahan bunuh diri altruistik boleh dikatakan tidak mungkin kecuali

    bila kebudayaan dan norma- norma masyarakat diubah.

    H. Penatalakasaan

    Tingkah laku (pikiran, perasaan dan tindakan) digambarkan melalui hubungan

    interpersonal dalam kelompok. Pada model ini juga menggambarkan sebab akibat

    tingkah laku anggota, merupakan akibat dari tingkah laku anggota yang lain. Terapist

    bekerja dengan individu dan kelompok, anggota belajar dari interaksi antar anggota

    dan terapist. Melalui proses ini, tingkah laku atau kesalahan dapat dikoreksi dan

    dipelajari.

    Pertolongan pertama biasanya dilakukan secara darurat atau dikamar

    pertolongan darurat di RS, dibagian penyakit dalam atau bagian bedah. Dilakukan

    pengobatan terhadap luka- luka atau keadaan keracunan, kesadaran penderita tidak

    selalu menentukan urgensi suatu tindakan medis. Penentuan pearawatan tidak

    tergantung pada faktor sosial teapi berhubungan erat dengan kriteria yang

    mencerminkan besarnya kemungkinan bunuh diri. Bila keadaan keracunan atau

    terluka sudah dapat diatasi maka dapat dilakukan evaluasi psikiatri. Tidak hanya

    berhubungan dengan beratnya gangguan badaniah dengan gangguan psikologik.

    Penting sekali dalam pengobatannya untuk menangani juga gangguan mentalnya.

    Untuk pasien dengan depresi dapat diberikan terapi elektro- konvulusi, obat obat

    terutama anti depresan dan psikoterapi.

    I. Pohon Masalah

    Resiko Bunuh Diri

    Gangguan Konsep Diri :

    Harga Diri Rendah

    Koping individu inefektif

    kehilangan

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    9/13

    Asuhan Keperawatan Pasien dengan Resiko Perilaku Bunuh Diri

    A.

    Pengkajian

    Hal utama yang harus dikaji adalah tanda atau gejala yang dapat menentkan tingkat

    resiko dari tingkah laku bunuh diri. Ditekankan pada prilaku, faktor predisposisi,

    stressor presipitasi, penilaian stressor dan mekanisme koping.

    a. Perilaku

    1. Perilaku ketidak patuhan

    Individu sadar alasan tidak patuh, merupakan tindakan yang meruugikan diri

    sendiri. Telah diperkirakan bahwa sebgian dari pasien tidak path terhadap

    rencana pengobatan kesehatan mereka. Perilaku yang berkaitan dengan

    ketidakpatuhan terhadap pengobatan ditunjukan dengan meremehkan

    keseriusan terhadap masalah, adanya penyakit kronik yang ditandai dengan

    periode asimtomatik, kesehatan mencari muzizat penyakitnya, sering berganti

    petugas kesehatan dan rasa bersalah yang menganggu asuhan keperawatan.

    2. Perilaku mencederai diri

    Mencederai diri adalah suatu tindakan yang membahayakan diri sendiri yamg

    dilakukan dengan sengaja, tanpa bantuan orang lain. Contohnya memotong

    atau membakar kulit, membenturkan kepala, mengkorek-korek luka danmenggigit jari.baisanya pada pasien dengan gangguan kepribadian.

    3. Perilaku bunuh diri

    Semua bentuk perilaku bunuh diri baik ancaman, usaha atau perilaku bunuh

    diri harus ditanggapi secara serius apapun tujuannya. Namun perhatian lebih

    ditujukan ketika seseorang merencanakan atau mencoba dengan cara yang

    paling mematikan seperti menembak diri, memotong urat nadi, menabrakkan

    diri ke kendaraan dan atau terjun dar ketinggian

    Berdasarkan besar kemungkinan individu melakukan bunuh diri, maka bunuh

    diri di bagi 3 yaitu :

    1. Ancamana bunuh diri ( Suicide Threats)

    Merupakan peringatan verbal atau non verbal bahwa seseorang tersebut

    mempertimbangkan bunuh diri. Individu akan mengatakan bahwa

    hidupnya tidak akan lama lagi atau mungkin menunjukkan respon non

    verbal dengan memberikan barang-barang yang dimilikinya.

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    10/13

    2. Percobaan bunuh diri(Suicide attempts)

    Klien sudah melakukan percobaan bunuh diri. Semua tindakan yang

    dilakukan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh indivdu dan dapat

    menyebabkan kematian, jika tidak dilakukan petolongan segera. Pada

    keadaan ini klien akan aktif mencoba bunuh diri dengn berbagai cara

    seperti gantung diri, minum racun, memotong urat nadi atau menjatuhkan

    diri dari tempat yng tinggi.

    3. Completed Suicide

    Terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau terabaaikan. Orang yang

    melakukan upaya bunuh diri dan tidak benaar-benar mati mungkin akan

    mati,jika tidak ditemukan pada waktunya.

    b.

    Faktor Prediposisi

    Beberapa faktor prediposisi perilaku bunuh diri meliputi:

    1. Diagnosa medis; gangguan jiwa

    Diagnosa medis gangguan jiwa yang beresiko untuk bunuh diri yaitu

    gangguan afektif, penyalahgunaan zat dan schizophrenia.

    2. Sifat kepribadian

    Sifat kepribadian yang meningkatkan resiko bunuh diri yaitu suka

    bermusuhan, implusif, kepribadian anti sosial dan depresif.

    3. Lingkungan Psikososial

    Individu yang mengalami kehilangan denga proses berduka yang

    berkepanjangan akibat perpisahan dan bercerai, kehilangan barang dan

    dukungan sosial merupakan faktor penting yang memepengaruhi individu

    untuk melakukan tindakan bunuh diri.

    4. Riwayat keluarga

    Keluarga yang pernah melakukan bunuh diri dan konflik yang terjadi dalam

    keluarga merupakan faktor penting untuk melakukan bunuh diri.

    c. Stressor Pencetus

    Bunuh diri dapat terjadi karena status yang berlebihan yang dialami individu.

    Faktor pencetus seringkali berupa peristiwa kehidupan yang memalukan seperti

    masalah hubungan inteterpersonal, dipermalukan didepan umum, kehilangan

    pekerjaan, ancamana penahanan dan dapat juga pengaruh media yang

    menampilkan peristiwa bunuh diri.

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    11/13

    Sumber koping : Perlu dikaji adakah dukungan masyarakat terhadap klien dalam

    mengatasi masalah individu dalam memecahkan masalah seringkali

    membutuhkan bantuan orang lain.

    d. Mekanisme Koping

    Mekanisme koping yang berhubungan dengan perilaku merusak diri tak

    langsung adalah denial, rasionalisasi, intelektualisasi dan regresi. Seseorang

    yang melakukan tindakan bunuh diri adalah individu telah gagal menggunakan

    mekanismepertahanana diri sehingga bunuh diri sebagai jalan keluar

    menyelesaikan masalah hidupnya.

    e. Intensitas Bunuh Diri

    Intensitas bunuh diri yang dikemukakan oleh Shivers, (1998) mengkaji intensitas

    bunuh diri yang disebut SIRS(Suicidal Intertion Rating Scale ) Intensitas bunuh

    diri dengan skor 0-4 dijelaskan pada tabel.

    B.

    Dignosa Keperawatan

    Diagnosa perilaku destruktif diri memerlukan pengkajian yang cermat.

    Penyangkalan dari pasien terhadap sikap merusak diri tidak boleh mempengaruhi

    perawat dalam melakukan intervensi keperawatan. Diagnosa keperawatan

    didasarkan pada hasil pengamatan perawat, data-data yang dikumpulkan oleh

    pemberi pelayanan kesehatan lain dan informasi yang diberikan oleh pasien dan

    keluarga. Jika ditentukan data bahwa pasien memberikan ancamanan atau

    mencoba bunuh diri, masalah keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa

    NANDA yang berhubungan dengan respon proteksi diri maladatif adalah resiko

    bunuh diri.

    C.

    Perencanaan

    Tujuan yang diharapkan pasien tidak akan membahayakan diri sendiri secara

    fisik. Rencana asuhan keperawatan untuk individu dengan prilak bunuh diri

    difokuskan pada melindungi pasien dari perilakunya yang dapat membahayakan

    diri dan mengganti klien mengganti koping yang destruktif dengan koping yang

    konstruktif. Rencana keperawatan juga mencakup penyuluhan tentang penyakit.

    1. Tindakan keperawatan

    Tindakan keperawatan pada kondisi : Ancaman /Percobaan bunuh diri dengn

    diagnosa keperawatan : Resiko Bunuh Diri

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    12/13

    Tindakan keperawatan untuk psien percobaan bunuh diri.

    a. Tujuan : paien tetap aman dan selamat

    b.

    Tindakan : melindungi pasien

    Untuk melindungi pasien yang mengancam atau mencoba bunuh diri,

    maka sudara dapat melakukan tindakan berikut :

    1.

    Menemani pasien terus menerus sampai dia dapat dipindahkan

    ketempat yang aman.

    2. Menjauhkan semua benda yang berbahaya ( Misalnya : Pisau, silet,

    gelas, tali pinggang )

    3. Memeriksa apakah pasien benar benar telah meminum obatnya, jika

    pasien mendapatkan obat

    4.

    Dengan lembut menjelaskan kepada pasien bahwa saudara akan

    melindungi pasien sampai tidak ada keinginan bunuh diri

    c. Tindakan keperawatan dengan menggunakan pendekatn strategi

    pelaksanan (SP)

    2. Tindakan keperawatan untuk keluarga dengan pasien percobaan bunuh diri

    a.

    Tujuan : Keluarga berperan serta melindungi anggota keluarga yang

    mengancam atau mencoba bunuh diri

    b. Tindakan :

    1.

    Menganjurkan keluarga untuk ikut mengawasi pasien serta jangan

    pernah meninggalkan pasien sendirian

    2. Menganjurkan keluarga untuk membantu perawat menjauhi barang-

    barang berbahaya disekitar pasien

    3. Mendiskusikan dengan keluarga untuk tidak sering melamun sendiri

    4.

    Mendiskusikan kepada keluarga pentingnya pasien minum obat

    secara teratur

    c. Tindakan keperawatan pada keluarga dengan menggunakan pendekatan

    strategi pelaksanaan (SP).

    D. Evaluasi

    Format evaluasi untuk menilai kemampuan pasien keluarga dan perawat dalam

    memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan resiko bunuh diri.

  • 5/19/2018 Keperawatan Jiwa Dengan Resiko Bunuh Diri

    13/13