kepatuhan hukum sebagai wujud kesadaran hukum …

25
KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM MASYARAKAT Ellya Rosana Abstrak Penegakan supremasi hukum adalah sebuah upaya manusia untuk menggapai keteraturan atau ketertiban yang dibutuhkan. Dalam penegakan hukum tersebut, yang pokok adalah menysinergikan ketiga pilarnya yaitu perundang-undangan, aparat penegak hukum, dan budaya hukum masyarakatnya. Kesadaran hukum masyarakat sebagai penjelmaan dari budaya hukum masyarakat harus terus ditanamkan agar kepatuhan masyarakat terhadap hukum dapat terus ditingkatkan. Di dalam budaya hukum itu dapat dilihat suatu tradisi perilaku masyarakat kesehariannya yang sejalan dan mencerminkan kehendak undang-undang atau rambu-rambu hukum yang telah ditetapkan berlaku bagi semua subyek hukum dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kata Kunci : Kepatuhan Hukum, Kesadaran Hukum Pendahuluan Manusia sebagai mahluk sosial yang bersifat zoon politicon (Aristoteles) yang nyata dalam kehidupan masyarakat itu tidaklah mudah. Hal ini disebabkan karena setiap manusia mempunyai kebutuhan dan kepentingan sendiri yang sering bertentangan satu sama lain. Dari akibat perbedaan itu sering terjadi ketidakseimbangan/ketidakserasian dalam masyarakat. Disinilah aturan tata kehidupan antarmanusia yang disebut hukum itu dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Hukum yang dipandang sebagai salah satu aspek penting dalam masyarakat yang bertujuan untuk merealisasikan terbentuknya Dosen Prodi Pemikiran Politik Islam, Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung

Upload: others

Post on 09-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM MASYARAKAT

Ellya Rosana

AbstrakPenegakan supremasi hukum adalah sebuah upayamanusia untuk menggapai keteraturan atauketertiban yang dibutuhkan. Dalam penegakanhukum tersebut, yang pokok adalah menysinergikanketiga pilarnya yaitu perundang-undangan, aparatpenegak hukum, dan budaya hukum masyarakatnya.Kesadaran hukum masyarakat sebagai penjelmaandari budaya hukum masyarakat harus terusditanamkan agar kepatuhan masyarakat terhadaphukum dapat terus ditingkatkan. Di dalam budayahukum itu dapat dilihat suatu tradisi perilakumasyarakat kesehariannya yang sejalan danmencerminkan kehendak undang-undang ataurambu-rambu hukum yang telah ditetapkan berlakubagi semua subyek hukum dalam kehidupanberbangsa dan bernegara.

Kata Kunci : Kepatuhan Hukum, Kesadaran Hukum

Pendahuluan

Manusia sebagai mahluk sosial yang bersifat zoon politicon(Aristoteles) yang nyata dalam kehidupan masyarakat itu tidaklahmudah. Hal ini disebabkan karena setiap manusia mempunyaikebutuhan dan kepentingan sendiri yang sering bertentangan satusama lain. Dari akibat perbedaan itu sering terjadiketidakseimbangan/ketidakserasian dalam masyarakat. Disinilahaturan tata kehidupan antarmanusia yang disebut hukum itudibutuhkan di tengah-tengah masyarakat.

Hukum yang dipandang sebagai salah satu aspek pentingdalam masyarakat yang bertujuan untuk merealisasikan terbentuknya

Dosen Prodi Pemikiran Politik Islam, Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung

Page 2: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

sebuah masyarakat yang nyaman dan berkeadilan, terkadang olehsegelintir orang tidak diindahkan keberadaannya. Tidak jarang hukumitu diciderai, dilanggar, bahkan dimanipulasi fungsinya oleh orangyang memang mempunyai kepentingan, atau orang yang masihmenganggap tidak pentingnya sebuah hukum yang ada di masyarakat.Orang-orang tersebut merupakan orang-orang yang tidak sadar dantidak patuh terhadap hukum.

Peranan kesadaran hukum masyarakat sebagaimana tujuanhukum itu sendiri adalah menjamin kepastian dan keadilan. Dalamkehidupan masyarakat masyarakat senantiasa terdapat perbedaanantara pola-pola perilaku atau tata kelakuan yang berlaku dimasyarakat dengan pola-pola perilaku yang dikehendaki oleh norma-norma (kaidah) hukum. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya suatumasalah berupa kesenjangan sosial sehingga pada waktu tertentucenderung terjadi konflik dan ketegangan-ketegangan sosial yangtentunya dapat mengganggu jalannya perubahan masyarakatsebagaimana arah yang dikehendaki. Keadaan demikian terjadi olehkarena adanya hukum yang diciptakan diharapkan dapat dijadikanpedoman (standar) dalam bertindak bagi masyarakat tidak adakesadaran hukum, sehingga cenderung tidak ada ketaatan hukum.

Kesadaran hukum dalam masyarakat perlu dipupuk danditanamkan agar masyarakat akan lebih patuh terhadap hukum yangada, baik itu merupakan hukum tertulis maupun hukum yang memangtumbuh dan berkembang di masyarakat dan keberadaannya pun diakuioleh masyarakat.

2Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 3: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

Makna Kesadaran Hukum

Kesadaran berasal dari kata sadar, yang berarti insaf, merasa,tahu atau mengerti.1 Menyadari berarti mengetahui, menginsafi,merasai. Kesadaran berarti keinsafan, keadaan mengerti, hal yangdirasakan atau dialami oleh seseorang. Kesadaran hukum dapatberarti adanya keinsyafan, keadaan seseorang yang mengerti betul apaitu hukum, fungsi dan peranan hukum bagi dirinya dan masyarakatsekelilingnya.

Kesadaran hukum merupakan konsepsi abstrak di dalam dirimanusia, tentang keserasian antara ketertiban dan ketentraman yangdikehendaki atau sepantasnya. Kesadaran hukum sering dikaitkandengan pentaatan hukum, pembentukan hukum, dan efektivitashukum. Kesadaran hukum merupakan kesadaran nilai-nilai yangterdapat dalam manusia tentang hukum yang ada. Kesadaran hukumberkaitan dengan kepatuhan hukum, hal yang membedakannya yaitudalam kepatuhan hukum ada rasa takut akan sanksi.

Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan,paksaan, atau perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yangberlaku. Dengan berjalannya kesadaran hukum di masyarakat makahukum tidak perlu menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan padawarga yang benar-benar terbukti melanggar hukum. Hukum berisiperintah dan larangan. Hukum memberitahukan kepada kita manaperbuatan yang bertentangan dengan hukum yang bila dilakukan akanmendapat ancaman berupa sanksi hukum. Terhadap perbuatan yangbertentangan dengan hukum tentu saja dianggap melanggar hukumsehingga mendapat ancaman hukuman.

Pengertian kesadaran hukum menurut Soerjono Soekantoadalah : Kesadaran hukum sebenarnya merupakan kesadaran ataunilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang

1 Suharso dan Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Lux, (Semarang : Widya Karya, 2009), hlm. 437

3 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 4: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

ada atau tentang hukum yang diharapkan ada. Sebenarnya yangditekankan adalah nilai-nilai tentang fungsi hukum dan bukan suatupenilaian hukum terhadap kejadian-kejadian yang konkrit dalammasyarakat yang bersangkutan.2

Sudikno Mertokusumo juga mempunyai pendapat tentangpengertian Kesadaran Hukum. Sudikno Mertokusumo menyatakanbahwa : Kesadaran hukum berarti kesadaran tentang apa yangseyogyanya kita lakukan atau perbuat atau yang seyogyanya tidak kitalakukan atau perbuat terutama terhadap orang lain. Ini berartikesadaran akan kewajiban hukum kita masing-masing terhadap oranglain.3

Paul Scholten juga mempunyai pendapat tentang artikesadaran hukum. Paul Scholten menyatakan bahwa : Kesadaranhukum adalah kesadaran yang ada pada setiap manusia tentang apahukum itu atau apa seharusnya hukum itu, suatu kategori tertentu darihidup kejiwaan kita dengan mana kita membedakan antara hukum dantidak hukum (onrecht), antara yang seyogyanya dilakukan dan tidakdilakukan.4

Kesadaran hukum merupakan konsepsi abstrak didalam dirimanusia, tentang keserasian antara ketertiban dan ketentraman yangdikehendaki atau sepantasnya. Kesadaran hukum sering dikaitkandengan pentaatan hukum, pembentukan hukum, dan efektivitashukum. Kesadaran hukum merupakan kesadaran/nilai-nilai yang

2 Soejono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, EdisiPertama,(Jakarta : Rajawali, 1982), hlm. 182

3 Sudikno Mertokusumo, Meningkatkan Kesadaran Hukum Masyarakat,Edisi Pertama, (Yokyakatra : Liberti, 1981), hlm. 3

4 Ibid., hlm 2

4Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 5: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

terdapat dalam manusia tentang hukum yang ada atau tentang hukumyang diharapkan oleh masyarakat luas.

Mengawali pembahasan ini, akan dijelaskan terlebih dahuluterminologi dalam kesadaran hukum. Kesadaran hukum dalamkonteks ini berarti kesadaran untuk bertindak sesuai dengan ketentuanhukum. Kesadaran hukum masyarakat merupakan semacam jembatanyang menghubungkan antara peraturan-peraturan hukum dengantingkah laku hukum anggota masyarakat. Lawrence Friedman lebihcondong menyebutnya sebagai bagian dari “kultur hukum”, yaitunilai-nilai, sikap-sikap yang mempengaruhi bekerjanya hukum.5

Mempertanyakan kesadaran hukum masyarakat padaprinsipnya mempertanyakan juga aspek penegakan hukum. Telaahyang pernah dilakukan oleh Soerjono Soekanto tentang kesadaran dankepatuhan hukum di tahun 1982, membuka pintu kajian semakin jelasakan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mematuhi secarasadar konsepsi hukum yang telah disahkan dan dilaksanakan secarakonsekuen dalam komunitas /hubungan masyarakat, berbangsa,bernegara, bahkan berpolitik.6

Elemen Kesadaran Hukum

Akhir-akhir ini banyak dipermasalahkan tentang merosotnyakesadaran hukum. Pandangan tentang merosotnya kesadaran hukumdisebabkan karena terjadinya pelanggaran-pelanggaran hukum danketidakpatuhan hukum. Bahkan yang lebih menyedihkan ialah bahwatidak sedikit orang yang menjadi panutan, orang yang tahu hukumjustru ia yang melanggar hukum. Bahkan meningkatnya kriminalitas

5 Esmi Warrasih, Pranata Hukum sebagai Telaah Sosiologis, (Semarang : Suryadaru Utama, 2005, hlm. 113

6 Saifullah, Refleksi Sosiologi Hukum, (Bandung : Refika Aditama, 2007), hlm. 105

5 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 6: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

bukan hanya dalam kuantitas dan volumenya saja, tetapi juga dalamkualitas atau intensitas serta jenisnya.

Apabila ditilik dari proses perkembangan hukum dalamsejarah terhadap hubungan dengan eksistensi dan peranan darikesadaran hukum masyarakat dalam tubuh hukum positif, terdapatsuatu proses pasang surut dalam bentangan waktu yang teramatpanjang. Peranan tersebut dapat dibagi dalam beberapa kelompokberikut :7

1. Hukum masyarakat primitif secara total merupakanpenjelmaan dari kesadaran hukum masyarakatnya. KitabUndang-undang dipercaya sebagai penjelmaan dari kehendakdan kepercayaanan masyarakat tentang perbuatan baik atauburuk.

2. Paham Scholastic, percaya bahwa hukum berasal dari perintahTuhan (Abad pertengah-an). Dalam hal ini kesadaran tidakpenting bagi hukum, yang terpenting adalah titah Tuhan

3. Mahzab hukum alam moderen (abad ke-18 dan ke-19),percaya bahwa hukum merupakan hasil renungan manusiadengan menggunakan rasionya

4. Paham sosiologi (akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20).Kesadaran hukum masyarakat berperan dalam pembentukan ,penerapan, dan penganalisisan hukum.

Disini jelas terlihat bahwa hukum masyarakat primitifmerupakan hukum yang sangat berpengaruh, bahkan secara totalmerupakan penjelmaan dari hukum masyarakatnya. Kemudian ketikaberkembang paham scholastic yang dipercaya bahwa hukum berasaldari titah Tuhan (abad pertengahan) dan berkembang mahzab hukumalam moderen (abad ke-18 dan ke-19), mengultuskan rasio manusia,

7 Munir Fuady. Sosiologi Hukum Kontemporer, Interaksi Kekeuasaan,Hukum, dan Masyarakat (Bandung : Citra Aditya Bakti, 2007), hlm. 80

6Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 7: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

eksistensi dan peranan kesadaran, sangat kecil dalam hal ini,kesadaran hukum tidak penting lagi bagi hukum, yang terpentingadalah titah Tuhan sebagaimana terdapat dalam kitab-kitab suci(mazhab scholastic) atau hasil renungan manusia denganmenyesuaikan rasionya (mazhab hukum alam moderen).

Kesadaran hukum pada masyarakat bukanlah merupakanproses yang sekali jadi, melainkan merupakan suatu rangkaian prosesyang terjadi tahap demi tahap sebagai berikut :8

1. Tahap pengetahuan hukum Dalam hal ini, merupakan pengetahuan seseorang berkenaandengan perilaku tertentu yang diatur oleh hukum tertuluis,yakni tentang apa yang dilarang atau apa yang dibolehkan

2. Tahap pemahaman hukum Yang dimaksud adalah bahwa sejumlah informasi yangdimiliki seseorang mengenai isi dari aturan hukum (tertulis),yakni mengenai isi, tujuan, dan manfaat dari peraturantersebut.

3. Tahap sikap hukum (legal attitude)Merupakan suatu kecenderungan untuk menerima ataumenolak hukum karena adanya penghargaan atau keinsyafanbahwa hukum tersebut bermanfaat atau tidak bermanfaat bagikehidupan manusia. Dalam hal ini sudah ada elemen apresiasiterhadap aturan hukum.

4. Tahap Pola Perilaku Hukum Yang dimaksud adalah tentang berlaku atau tidaknya suatuaturan hukum dalam masyarakat. Jika berlaku suatu aturanhukum, sejauh mana berlakunya dan sejauh mana masyarakatmematuhinya.

8 Ibid

7 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 8: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

Hubungan antara Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum

Membina kesadaran hukum adalah suatu tuntutan perubahansosial yang dewasa ini menjadi perhatian pemerintah dan telahdigalakkan dalam usaha pembangunan. Sejak awal pemerinntahanOrde Baru (Orba) secara jelas dan sistematis dituangkan dalamKetetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Nomor IV/MPR/1978 Mengenai Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)dalam hal hukum, tertib hukum dan Penegakan Hukum. Penegasanini dirumuskan sebagai berikut :9

1. Pembangunan di bidang hukum didasarkan atas landasansumber tertib hukum seperti terkandung dalam Pancasila danUUD 1945.

2. Guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalammengayomi masyarakat, yang merupakan syarat bagiterciptanya stabilitas nasional yang mantap, maka aparaturpemerintah pada umumnya dann aparatur penegak hukumpada khususnya perlu terus menerus dibina dan dikembangkanuntuk peningkatan kemampuan serta kewibawaannya.

3. Pembangunan dan pembinaan di bidang hukum diarahkan agarhukum mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan tingkatkemajuan pembangunan, sehingga dapat diciptakan ketertibandan kepastian umum.

4. Usaha-usaha penertiban badan-badan penegak hukum perludilanjutkan

5. Usaha meningkatkan kemampuan dan kewibawaan aparatpenegak hukum perlu dilanjutkan

6. Meningkatkan kesadaran hukum sehingga masyarakatmenghayati hak dan kewajibannya

7. Meningkatkan pembinaan sikap para pelaksana penegakhukum ke arah tegaknya hukum, keadilan, dan pembinaan

9 Esmi Warassih, Op.Cit., hlm. 111-112

8Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 9: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

perlindungan harkat dan martabat manusia, ketertiban dankepastian hukum sesuai dengann Undang-undang Dasar 1945.

Suatu bangsa yang ingin melihat terciptanya suatu ketertibandan perdamaian dalam masyarakat akan terus berusaha untukmengatur dan mengarahkan tingkah laku seluruh warga masyarakatmenurut pola-pola tertentu. Salah satu cara yang dapat dipakai untukmemperlancar interaksi antara para warga masyarakat adalah denganmengeluarkan norma-norma hukum tertentu. Melalui hukum inilahantara lain ditetapkan peranan-peranan yang seharusnya dilakukanoleh warga masyarakat. Namun berdasarkan pengamatan maupunbeberapa hasil penelitian menunjukkan adanya ketidakcocokan antaraapa yang diharapkan oleh hukum dan tingkah laku nyata wargamasyarakat.

Tegaknya suatu peraturan hukum baru akan menjadi kenyataanbilamana didukung oleh adanya kesadaran hukum dari segenap wargamasyarakat. Kesadaran bagi berlakunya hukum adalah dasar bagidilaksanakannya hukum itu sendiri.

Sosiologi hukum tidak akan membiarkan hukum bekerjadengan menyeluruh, melarang, membuat ancaman sanksi dansebagainya, tanpa mengamati sekalian sisi yang terlibat dalambekerjanya hukum tersebut. Disisi lain ia juga mempertanyakanmengapa rakyat harus patuh, dari mana negara mempunyai kekuasaanuntuk memaksa, apakah rakyat tidak boleh menolak serta faktor-faktorapakah yang berhubungan dengan kepatuhan.

Apapun namanya maupun fungsi apa saja yang hendakdilakukan oleh hukum tetap tidak terlepas dari pengertian hukumsebagai sutu sistem, yaitu sebagai sistem norma. Pemahaman yangdemikian itu menjadi penting, karena dalam menjalankan fungsinyauntuk mencapati suatu tujuan yang dikehendaki secara efektif, hukumharus dilihat sebagai sub sistem dari suatu sistem yang besar yaitumasyarakat atau lingkungannya.

9 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 10: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

Paksaan (coercion, threat) merupakan ciri hukum yangmenonjol, tetapi penggunaannya menjadi makin kuat dan sistematissejak kehadiran dari negara moderen. Negara moderen menciptakanmesin kekuasaan khusus untuk membuat hukum dan menyiapkan pulakelengkapan untuk mendukungnya, seperti polisi, jaksa, dan systemperadilan pada umumnya.,

Sejak awal tidak ada kesepakatan yang jelas tentang konsepsikesadaran hukum, juga dipertanyakan apakah kesadaran hukum samadengan perasaan hukum. J.J. Von Schmid (1965) memberikan ulasantentang perasaan hukum, yaitu bahwa penilaian hukum yang timbulsecara serta merta dari masyarakat. Sedangkan kesadaran hukumlebih banyak merupakan perumusan dari kalangan hukum mengenaipenilaian tersebut, yang telah dilakukannya melalui penafsiran secarailmiah.

Hukum haruslah sesuai dengan kesadaran hukum masyarakat,artinya hukum harus mengikuti kehendak dari masyarakat. Hukumyang baik adalah hukum yang sesuai dengan perasaan hukum manusia(perorangan). Maksudnya sama, hanya jika kesadaran hukumdikaitkan dengan masyarakat, sementara perasaan hukum dikaitkandengan manusia perorangan, sehingga dapatlah disebutkan bahwakesadaran hukum sebenarnya merupakan generalisasi dari perasaanhukum. 10

Menurut Sunaryati Hartono, betapapun kesadaran hukum ituberakar di dalam masyarakat, ia merupakan abstraksi yang lebihrasional daripada perasaan hukum yang hidup didalam masyarakat.Dengan kata lain kesadaran hukum merupakan suatu pengertian yangmenjadi hasil ciptaan para sarjana hukum. Hal ini tidak dapat dilihatsecara langsung di dalam kehidupan masyarakat, melainkan

10 Munir Fuady, Op.Cit.,hlm.75

10Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 11: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

keberadaannya hanya dapat disimpulkan dari pengalaman hidup sosialmelalui sutu cara pemikiran dan cara penafsiran tertentu.11

Kesadaran hukum berkaitan dengan kepatuhan hukum, halyang membedakannya yaitu dalam kepatuhan hukum ada rasa takutakan sanksi. Kesadaran hukum tidak ada sanksi, merupakanperumusan dari kalangan hukum mengenai penilaian tersebut, yangtelah dilakukan secara ilmiah, nilai nilai yang terdapat dalam manusiatentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada.

Penelitian menghadapkan rakyat yang didasarkan padaperspektif instrumental dan normatif.12 Perspektif instrumentalmengatakan, kepatuhan tergantung pada kemampuan hukum untukmembentuk perilaku patuh itu sendiri dan hal itu berhubungan denganadanya insentif dan adanya hukuman. Maka meningkatkan beratsanksi dianggap cara yang efektif untuk menurunkan angka kejahatan.Perspektif normatif berhubungan dengan keyakinan rakyat akanadanya keadilan dan moral yang termuat dalam hukum, kendati hal itubertentangan dengan kepentingannya sendiri. Maka apabila hukumdirasakan adil, rakyat akan sukarela mematuhinya, kendatipunmengorbankan kepentingannya. Rakyat juga menjunjung suatupemerintahan, apabila diyakini bahwa pemerintahan itu memiliki hakmoral untuk mengatur rakyatnya.

Konsep kesadaran hukum mengandung unsur nilai yangtentunya sudah dihayati oleh warga masyarakat semenjak kecil dansudah melembaga serta mendarah daging. Proses pelembagaan iniakhirnya menjadi pedoman yang dipertahankan oleh masyarakat danditanamkan melalui proses sosialisasi. Selanjutnya apa yang dihayati

11 Sunaryati Hartono, Peranan Kesadaran Hukum Rakyat dalamPembaharuan Hukum, Kertas Kerja pada Simposium Kesadaran HukumMasyarakat dalam Masa Transisi, (Jakarta : BPHN-Bina Cipta, 1975) hlm. 89-90.

12 Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum Perkembangan Metode & PilihanMasalah, (Yokyakarta : Genta Publishing, 2010), hlm. 208

11 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 12: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

dan dilembagakan itu diwujudkan dalam bentuk norma-norma yangmenjadi patokan bagi warga masyarakat dalam bertingkah laku. Jadisebenarnya tingkah laku warga masyarakat mengandung unsur nilaiyang sudah lama dihayati, dan ini pulalah yang mempengaruhibekerjanya hukum di dalam masyarajat.13

Masalah kesadaran hukum timbul apabila nilai-nilai yang akandiwujudkan dalam peraturan hukum merupakan nilai-nilai yang baru.Hal ini sebagai konsekuensi logis dari meluasnya fungsi hukum(moderen) yang tidak sekedar hanya merekam kembali pola-polatingkah laku yang sudah ada didalam masyarakat. Ia justru menjadisarana penyalur kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah, sehinggaterbuka kemungkinan akan muncul keadaan-keadaan baru untukmerubah sesuatu yang sudah ada.14

Sekalipun ada unsur-unsur baru dalam peraturan hukum,namun beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa anggotamasyarakat yang dikatakan sebagai pemegang peran tetap saja berpolatingkah laku yang sesuai dengan kesadaran hukumnya sendiri. Apayang menjadi cita-cita pembuat undang-undang itu rupanya belumterwujud. Lain halnya jika peraturan hukum itu bersifat hanyamemperkokoh nilai-nilai yang telah ada dan sudah diresapi olehanggota masyarakatnya. Karakteristik peraturan hukum seperti itujelas tidak akan menimbulkan masalah kesadaran hukum masyarakat,karena sesungguhnya aspek ini sudah sejak semula menyatu denganperaturan-peraturan hukum itu sendiri.15

13 Esmi Wirassih, Op.Cit. hlm. 115

14 Satjipto Rahardjo, Hukum dan Perubahan Sosial, (Bandung : Alumni,1979), hlm. 144

15 Esmi Warassih, Op.Cit., hlm. 118

12Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 13: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

Memahami hukum berarti memahami manusia, ini merupakanbukan semata-mata gambaran secara umum tentang hukum yang adaselama ini, pandangan yang mengarah kepada “the man behin thegun” membuktikan bahwa aktor dibelakang memegang peran yanglebih dominan dari sekedar persoalan struktur. Apabila Ciceromengatakan bahwa ada masyarakat ada hukum, maka yangsebenarnya dia bicarakan adalah hukum hidup ditengah-tengahmasyarakat (manusia). Hukum dan manusia memiliki kedekatan yangkhas dan tidak dapat dipisahkan, artinya tanpa manusia hukum tidakdapat disebut sebagai hukum. Dalam hukum manusia adalah sebagaiaktor kreatif, manusia membangun hukum, menjadi taat hukumnamun tidak terbelenggu oleh hukum.

Sulit untuk menguraikan penyebab utama dari seluruhpersoalan yang menimpa hukum di Indonesia, tidak saja bersangkut-paut dengan masalah substansial (produk hukum yang ketinggalanzaman), lebih dari itu penegakan dan komitmen moral yang lemahtelah ikut menyebabkan banyaknya persoalan yang muncul, tetapi,terlepas dari semuanya, kita harus menyadari bahwa persoalan yangterjadi saat ini bersifat akumulatif dan bervariasi, masalah tidakbergerak linier tetapi berputar-putar sehingga sulit mencari akarpermasalahannya, saling terkait, tapi itulah sebuah konsekuensi yangharus ditanggung dari kondisi kehidupan hukum yang kumuh.

Bercermin dari kenyataan tersebut, maka bisa ditarik ke dalamsuatu sorotan bahwa kultur masyarakat Indonesia memanglah bukanmasyarakat yang sadar hukum. Sehingga semakin terbukti, tatkala kitadengan mudah menyaksikan bukan saja para aparat penegak hukumyang melakukan penyalahgunaan kekuasaan, tetapi betapa banyak danseringnya terjadi nuansa kekerasan yang secara langsung denganmobilitas massa dan atau kekerasan secara komunal telah mengadilidan menghakimi sendiri para pelaku tindak kriminal terutama yangbersentuhan langsung dengan masyarakat sehingga pembakaran,pengeroyokan, penjarahan, serta pembunuhan yang dilakukan massaadalah sisi lain cara masyarakat mengimplementasikan arti sebuah

13 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 14: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

keadilan atau cara yang tepat dalam mereka berhukum, karenainstirusi Negara tidak lagi dianggap sebagai tempat dalam memprosesdan menemukan keadilan.

Pada dasarnya penegakan hukum di Indonesia haruslahmencakup tiga aspek penting yang sangat mendasar, yaitu : kulturmasyarakat tempat nilai-nilai hukum akan ditegakkan, struktur daripenegak hukumnya itu sendiri, dan substansi hukum yang akanditegakkan.16

Suatu kenyataan bahwa hukum hanya diperlukan untukmereka yang stratanya rendah sedangkan strata tinggi seolah kebalhukum. Hingga saat ini banyak pelaku kejahatan kelas atas atau yangdisebut kejahatan Kerah Putih (White Colour Crime) yang dihukumsangat ringan bahkan tidak sedikit yang divonis bebas, karena merekamemegang kekuasaan dan wewenang yang dapat mengintervensi parapenegak hukum, hal ini berakibat bahwa mereka yang berstrata tinggiseolah kebal hukum dan sebaliknya hukum hanya dipergunakan untukmereka yang berstrata rendah.

Menurut Prof. Soerjono Soekanto, ada 4 indikator yangmembentuk kesadaran hukum yang secara berurutan (tahap demitahap) yaitu :17

1. Pengetahuan hukum; merupakan pengetahuan seseorangberkenaan dengan perilaku tertentu yang diatur oleh hukumtertulis, yakni tentang apa yang dilarang dan apa yangdiperbolehkan.

16 Sabian Utsman, Dasar-dasar Sosiologi Hukum Makna Dialog antaraHukum dan masyarakat, (Yokyakarta : Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 230

17 Munir Fuady, Op.Cit., hlm 77

14Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 15: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

2. Pemahaman hukum; sejumlah informasi yang dimiliki olehseseorang mengenai isi dari aturan (tertulis), yakni mengenaiisi, tujuan, dan manfaat dari peraturan tersebut.

3. Sikap hukum (legal attitude); merupakan suatu kecenderunganuntuk menerima atau menolak hukum karena adanyapenghargaan atau keinsyafan bahwa hukum tersebutbermanfaat bagi kehidupaan manusia. Dalam hal ini sudah adaelemen apresiasi terhadap aturan hukum.

4. Pola perilaku hukum; tentang berlaku atau tidaknya suatuaturan hukum dalam masyarakat. Jika berlaku suatu aturanhukum, sejauh mana berlakunya itu dan sejauh manamasyarakat mematuhinya.

Soerjono Soekanto juga mengemukakan bahwa efektivitashukum dalam masyarakat ditentukan oleh berbagai faktor yaitu faktorhukumnya sendiri, Faktor penegak hukum, faktor fasilitas, faktorkesadaran hukum masyarakat, dan faktor budaya hukum 18

Faktor hukumnya sendiri; apakah hukumnya memenuhi syaratyuridis, sosiologis, dan filosofis. Dalam praktik penyelenggaraanhukum di lapangan ada kalanya terjadi pertentangan antara kepastianhukum dan keadilan, hal ini disebabkan oleh konsepsi keadilanmerupakan suatu rumusan yang bersifat abstrak, sedangkan kepastianhukum merupakan suatu prosedur yang telah ditentukan secaranormatif. Justru itu, suatu kebijakan atau tindakan yang tidaksepenuhnya berdasar hukum merupakan sesuatu yang dapatdibenarkan sepanjang kebijakan atau tindakan itu tidak bertentangandengan hukum. Maka pada hakikatnya penyelenggaraan hukum bukanhanya mencakup law enforcement saja, namun juga peacemaintenance, karena penyelenggaraan hukum sesungguhnyamerupakan proses penyerasian antara nilai kaidah dan pola perilakunyata yang bertujuan untuk mencapai kedamaian. Dengan demikian,

18Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi PenegakanHukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004), hlm.8

15 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 16: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

tidak berarti setiap permasalahan sosial hanya dapat diselesaikandengan hukum yang tertulis, karena tidak mungkin ada peraturanperundang-undangan yang dapat mengatur seluruh tingkah lakumanusia, yang isinya jelas bagi setiap warga masyarakat yangdiaturnya dan serasi antara kebutuhan untuk menerapkan peraturandengan fasilitas yang mendukungnya. Pada hakikatnya, hukum itumempunyai unsur-unsur antara lain hukum perundang-undangan,hukum traktat, hukum yuridis, hukum adat, dan hukum ilmuwan ataudoktrin. Secara ideal unsur-unsur itu harus harmonis, artinya tidaksaling bertentangan baik secara vertikal maupun secara horizontalantara perundang-undangan yang satu dengan yang lainnya, bahasayang dipergunakan harus jelas, sederhana, dan tepat karena isinyamerupakan pesan kepada warga masyarakat yang terkena perundang-undangan itu. Mengenai faktor hukum dalam hal ini dapat diambilcontoh pada pasal 363 KUHP yang perumusan tindak pidananyahanya mencantumkan maksimumnya saja, yaitu 7 tahun penjarasehingga hakim untuk menentukan berat ringannya hukuman dimanaia dapat bergerak dalam batas-batas maksimal hukuman. Oleh karenaitu, tidak menutup kemungkinan hakim dalam menjatuhkan pidanaterhadap pelaku kejahatan itu terlalu ringan, atau terlalu mencolokperbedaan antara tuntutan dengan pemidanaan yang dijatuhkan. Halini merupakan suatu penghambat dalam penegakan hukum tersebut.

Faktor penegak hukum; yakni apakah para penegak hukumsudah betul-betul melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik.Dalam berfungsinya hukum, mentalitas atau kepribadian petugaspenegak hukum memainkan peranan penting, kalau peraturan sudahbaik, tetapi kualitas petugas kurang baik, ada masalah. Oleh karenaitu, salah satu kunci keberhasilan dalam penegakan hukum adalahmentalitas atau kepribadian penegak hukum dengan mengutippendapat J. E. Sahetapy yang mengatakan :“Dalam rangka penegakanhukum dan implementasi penegakan hukum bahwa penegakankeadilan tanpa kebenaran adalah suatu kebijakan. Penegakan

16Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 17: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

kebenaran tanpa kejujuran adalah suatu kemunafikan. Dalam kerangkapenegakan hukum oleh setiap lembaga penegakan hukum (inklusifmanusianya) keadilan dan kebenaran harus dinyatakan, harus terasadan terlihat, harus diaktualisasikan”. Di dalam konteks di atas yangmenyangkut kepribadian dan mentalitas penegak hukum, bahwaselama ini ada kecenderungan yang kuat di kalangan masyarakatuntuk mengartikan hukum sebagai petugas atau penegak hukum,artinya hukum diidentikkan dengan tingkah laku nyata petugas ataupenegak hukum. Sayangnya dalam melaksanakan wewenangnyasering timbul persoalan karena sikap atau perlakuan yang dipandangmelampaui wewenang atau perbuatan lainnya yang dianggapmelunturkan citra dan wibawa penegak hukum, hal ini disebabkanoleh kualitas yang rendah dari aparat penegak hukum tersebut.

Faktor fasilitas; apakah prasarana sudah mendukung dalamproses penegakan hukum. Faktor sarana atau fasilitas pendukungmencakup perangkat lunak dan perangkat keras, salah satu contohperangkat lunak adalah pendidikan. Pendidikan yang diterima olehPolisi dewasa ini cenderung pada hal-hal yang praktis konvensional,sehingga dalam banyak hal polisi mengalami hambatan di dalamtujuannya, diantaranya adalah pengetahuan tentang kejahatancomputer, dalam tindak pidana khusus yang selama ini masihdiberikan wewenang kepada jaksa, hal tersebut karena secara teknisyuridis polisi dianggap belum mampu dan belum siap. Walaupundisadari pula bahwa tugas yang harus diemban oleh polisi begitu luasdan banyak. Masalah perangkat keras dalam hal ini adalah saranafisik yang berfungsi sebagai faktor pendukung. Sebab apabila saranafisik seperti kertas tidak ada dan karbon kurang cukup dan mesin tikyang kurang baik, bagaimana petugas dapat membuat berita acaramengenai suatu kejahatan. Menurut Soerjono Soekanto dan MustafaAbdullah pernah mengemukakan bahwa bagaimana polisi dapatbekerja dengan baik, apabila tidak dilengkapi dengan kendaraan danalat-alat komunikasi yang proporsional. Oleh karena itu, sarana ataufasilitas mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penegakanhukum. Tanpa adanya sarana atau fasilitas tersebut, tidak akan

17 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 18: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

mungkin penegak hukum menyerasikan peranan yang seharusnyadengan peranan yang aktual.

Faktor kesadaran hukum masyarakat; apakah masyarakat tidakmain hakim sendiri terhadap para penjahat. Penegak hukum berasaldari masyarakat dan bertujuan untuk mencapai kedamaian di dalammasyarakat. Setiap warga masyarakat atau kelompok sedikitbanyaknya mempunyai kesadaran hukum, persoalan yang timbuladalah taraf kepatuhan hukum, yaitu kepatuhan hukum yang tinggi,sedang, atau kurang. Adanya derajat kepatuhan hukum masyarakatterhadap hukum, merupakan salah satu indikator berfungsinya hukumyang bersangkutan. Sikap masyarakat yang kurang menyadari tugaspolisi, tidak mendukung, dan malahan kebanyakan bersikap apatisserta menganggap tugas penegakan hukum semata-mata urusan polisi,serta keengganan terlibat sebagai saksi dan sebagainya. Hal inimenjadi salah satu faktor penghambat dalam penegakan hukum.

Faktor budaya hukum; adanya budaya “malu” atau budayaperasaan bersalah dari warga masyarakat. Dalam kebudayaan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal kebudayaan. Kebudayaanmenurut Soerjono Soekanto, mempunyai fungsi yang sangat besarbagi manusia dan masyarakat, yaitu mengatur agar manusia dapatmengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, dan menentukansikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Dengandemikian, kebudayaan adalah suatu garis pokok tentang perikelakuanyang menetapkan peraturan mengenai apa yang harus dilakukan, danapa yang dilarang.

Kelima faktor di atas saling berkaitan dengan eratnya, karenamenjadi hal pokok dalam penegakan hukum, serta sebagai tolok ukurdari efektifitas penegakan hukum. Dari lima faktor penegakan hukumtersebut faktor penegakan hukumnya sendiri merupakan titiksentralnya. Hal ini disebabkan oleh undang-undangnya yang disusun

18Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 19: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

oleh penegak hukum, penerapannya pun dilaksanakan oleh penegakhukum dan penegakan hukumnya sendiri juga merupakan panutanoleh masyarakat luas.

Kelima faktor tersebut, tidaklah disebutkan faktor mana yangsangat dominan berpengaruh atau mutlaklah semua faktor tersebutharus mendukung untuk membentuk efektifitas hukum. Namunsistematika dari kelima faktor ini jika bisa optimal, setidaknya hukumdinilai dapat efektif. Sistematika tersebut artinya untuk membangunefektifitas hukum harus diawali untuk mempertanyakan bagaimanahukumnya, kemudian disusul bagaimana penegak hukumnya, lalubagaimana sarana dan fasilitas yang menunjang, kemudian bagaimanamasyarakat merespon serta kebudayaan yang terbangun.

Dari apa yang dikemukakan Soerjono Soekanto, tentu bukanhanya kelima faktor tersebut, tetapi banyak faktor-faktor lainnya yangikut mempengaruhi efektifnya suatu hukum diterapkan. Salah satunyaadalah faktor keadaan atau kondisi yang melingkupi penerapan suatuhukum. Hukum disini bisa saja menjadi tidak menentu dan menjadiwilayah “abu-abu” tidak jelas dan samar-samar bahkan kerapkalidipermainkan untuk kepentingan tertentu sehingga tidaklah heran bilaorang yang tidak bersalah sama sekali bisa di hukum dan orang yangbersalah menjadi bebas.

Pembentukan masyarakat sadar hukum dan taat akan hukummerupakan cita-cita dari adanya norma-norma yang menginginkanmasyarakat yang berkeadilan sehingga sendi-sendi dari budayamasyarakat akan berkembang menuju terciptanya suatu sistemmasyarakat yang menghargai satu sama lainnya, membuat masyarakatsadar hukum dan taat hukum bukanlah sesuatu yang mudah denganmembalik telapak tangan, banyak yang harus diupayakan oleh pendiriatau pemikir negeri ini untuk memikirkan hal tersebut. Hukumbukanlah satu-satunya yang berfungsi untuk menjadikan masyarakatsadar hukum dan taat hukum, Indonesia yang notabene adalah negarayang sangat heterogen tampaknya dalam membentuk formulasihukum positif agak berbeda dengan negara-negara yang kulturnya

19 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 20: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

homogen, sangatlah penting kiranya sebelum membentuk suatuhukum yang akan mengatur perjalanan masyarakat, haruslah digalitentang filsafat hukum secara lebih komprehensif yang akanmewujudkan keadilan yang nyata bagi seluruh golongan, suku, ras,agama yang ada di Indonesia.Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat mematuhi hokumyaitu :

1. Compliance; kepatuhan yang didasarkan pada harapan akansuatu imbalan dan usaha untuk menghidarkan diri darihukuman yang mungkin dikenakan apabila seseorangmelanggar ketentuan hukum. Adanya pengawasan yang ketatterhadap kaidah hukum tersebut.

2. Identification; terjadi bila kepatuhan terhadap kaidah hukumada bukan karena nilai intrinsiknya, akan tetapi agar keanggotaan kelompok tetap terjaga serta ada hubungan baikdengn mereka yang diberi wewenang untuk menerapkankaidah kaidah hukum tersebut

3. Internalization; seseroang mematuhi kaidah kaidah hukumdikarenakan secara intrinsic kepatuhan tadi mempunyaiimbalan. Isinya sesuai dengan nilai nilainya dari pribadi yangbersangkutan

4. Kepentingan-kepentingan para warga yang terjamin olehwadah hukum yang ada19

Kesadaran hukum masyarakat berpengaruh pada kepatuhanhukum baik langsung maupun tidak langsung. Dalam masyarakatmaju, faktor kesadaran hukum berpengaruh langsung pada kepatuhanhukum masyarakat. Orang patuh pada hukum karena mereka memang

19 Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicial Prudence) termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), (Jakarta : Kencana, 2009), hlm. 347-348.

20Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 21: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

jiwanya sadar bahwa mereka membutuhkan hukum dan hukum itubertujuan baik dan telah mengatur masyarakat secara baik, benar danadil.

Pada masyarakat yang masih tradisional, kesadaran hukummasyarakat berpengaruh secara tidak langsung pada kepatuhanhukumnya. Mereka patuh pada hukum bukan karena keyakinannyasecara langsung bahwa hukum itu baik atau karena merekamembutuhkan hukum, melainkan mereka patuh pada hukum lebihkarena diminta, bahkan dipaksanakan oleh para pemimpinnya (formalatau informal) atau karena perintah agama atau kepercayaannya. Jadidalam hal pengaruh tidak langsung ini, kesadaran hukum darimasyarakat lebih untuk patuh kepada pemimpin, agama,kepercayaannya, dan sebagainya.

Problema hukum yang berlaku dewasa ini adalah masihrendahnya kesadaran hukum masyarakat. Akibatnya, banyak terjadipelanggaran hukum. Bahkan, pada hal-hal kecil yang sesungguhnyatidak perlu terjadi. Misalnya, secara sengaja tidak membawa SIMdengan alasan hanya untuk sementara waktu. Pelanggaran hukumdalam arti sempit berarti pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan negara, karena hukum oleh Negara dimuatkan dalamperundang-undangan. Kasus tidak membawa SIM berarti melanggarperaturan, yaitu Undang-undang No. 14 tahun 1992 tentang lalu lintas.Kasus-kasus pelanggaran hukum banyak terjadi di masyarakat. Kitamulai dari kasus kecil seperti pencurian dan perjudian sampai kasusbesar seperti korupsi dan aksi teror.

Problema hukum yang lain adalah hukum dapat digunakansebagai alat kekuasaan. Dalam negara, sesungguhnya hukumlah yangmenjadi panglima. Semua institusi dan lembaga Negara tunduk padahukum yang berlaku. Namun, dapat terjadi hukum dibuat justru untukmelayani kekuasaan dalam Negara. Dengan alih-alih telahberdasarkan hukum, tetapi peraturan yang dibuat justrumenyengsarakan rakyat, menciptakan ketidakadilan, dan menumbuh

21 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 22: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

suburkan KKN. . Oleh karena itu, dalam membuat hukum harusmemenuhi kaidah hukum.

Peranan hukum didalam masyarakat sebagimana tujuan hukumitu sendiri adalah menjamin kepastian dan keadilan, dalam kehidupanmasyarakat senantiasa terdapat perbedaan antara pola-pola perilakuatau tata-kelakuan yang berlaku dalam masyarakat dengan pola-polaperilaku yang dikehendaki oleh norma-norma (kaidah) hukum. Hal inidapat menyebabkan timbulnya suatu masalah berupa kesenjangansosial sehingga pada waktu tertentu cenderung terjadi konflik danketegangan-ketegangan sosial yang tentunya dapat mengganggujalannya perubahan masyarakat sebagaimana arah yang dikehendaki.Keadaan demikian terjadi oleh karena adanya hukum yang diciptakandiharapkan dapat dijadikan pedoman (standard) dalam bertindak bagimasyarakat tidak ada kesadaran hukum sehingga cenderung tidak adaketaatan hukum.

Hukum yang diciptakan diharapkan dapat dijadikan pedoman(standard) dalam bertindak bagi masyarakat, meskipun harus dipaksa.Namun demikian masyarakat kita tidak sepenuhnya memahami tujuandari hukum tersebut, maka timbul ketidak sadaran dan ketidak taatanhukum. Hukum merupakan hasil kebudayaan yang diciptakan untukmaksud dan tujuan tertentu. Pada umumnya manusia adalah mahlukberbudaya, memiliki pola pikir dalam menghargai kebudayanya.

Tidak dapat diabaikan bahwa salah satu faktor yang mengikutiperkembangan hukum masyarakat adalah kesadaran hukum dankepatuhan hukum masyarakat itu sendiiri. Faktor kesadaran hukumsangat memainkan peranan yang penting bagi suatu masyarakatberhubung faktor tersebut mempunyai korelasi langsung dengan kuatatau lemahnya faktor kepatuhan hukum masyarakat. Semakin lemahtingkat kesadaran hukum masyarakat, semakin lemah pula kepatuhanhukumnya. Sebaliknya, semakin kuat kesadaran hukumnya, semakin

22Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 23: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

kuat pula faktor kepatuhannya. Sehingga proses perkembangan danefektivitas hukum dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

Kepatuhan hukum pada hakikatnya adalah kesadaran dankesetiaan masyarakat terhadap hukum yang berlaku sebagai aturan(rule of the game) sebagai konsekuensi hidup bersama dimanakesetiaan diwujudkan dalam bentuk perilaku yang senyatanya patuhpada hukum (antara das sein dan das sollen dalam fakta adalah sama).

Masyarakat sekarang lebih berani untuk tidak patuh padahukum demi kepentingan pribadi karena hukum dalam penegakannyamereka nilai tidak mempunyai kewibawaan lagi, dimana penegakhukum karena kepentingan pribadinya tidak lagi menjadi penegakhukum yang baik, penegakan hukum dirasakan diskriminatif. Dalamhal ini kesetiaan terhadap kepentingan pribadi menjadi pangkal tolakmengapa masyarakat tidak patuh kepada hukum.

Penutup

Di Indonesia banyak sekali hal-hal yang terjadi, mulai darimanusia yang tertib hukum sampai pada manusia yang gagal mentaatihukum. Hal itu tentu sangat berpengaruh terhadap keamanan dankebersamaan hidup bermasyarakat.

Jika kita sudah konsisten membangun Negara ini menjadiNegara hukum, siapapun harus tunduk kepada hukum. Hukum tidakdapat diberlakukan secara diskriminatif, tidak memihak kepadasiapapun, dan apapun, kecuali kepada kebenaran dan keadilan itusendiri. Disitulah letak keadilan hukum. Namun jika hukumdiberlakukan diskriminatif, tidak dapat dipercaya lagi sebagai saranamemperjuangkan hak dan keadilan, maka jangan disalahkan jikamasyarakat akan memperjuangkan haknya melalui hukum rimba ataukekerasan fisik.

Negara hanya menyediakan fasilitas bagi terjadinya penegakanhukum, sedangkan selebihnya diserahkan kepada rakyat untukbertindak (atau tidak bertindak) dengan menggunakan fasilitas yangdisediakan tersebut. Kendatipun tidak ada diskriminasi dalam

23 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 24: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM ...........

penggunaan fasilitas atau hukum tersebut, tetapi dalam kenyataan dilapangan, tidak semua orang berada pada posisi yang sama untukmenikmati fasilitas yang disediakan oleh hukum. Kekuasaan tersebutberupa pengetahuan, status, hubungan-hubungan sosial, dankemampuan ekonominya. Dengan kekuasaannya itu, mereka lebihmampu mengendalikan dan memanfaatkan penegakan hukum.

Oleh karenanya hukum harus memiliki kewibawaan dalammenegakkan supremasi hukum agar masyarakat dapatmenghormatinya dalam wujud kepatuhannya terhadap hukum itusendiri. Dengan demikian perlunya membangun budaya hukummerupakan suatu hal yang hakiki dalam Negara hukum, dimanahukum harus dapat merubah mayarakat untuk menjadi lebih baik,lebih teratur, lebih bisa dipercaya untuk memperjuangkan hak dankeadilan, lebih bisa menciptakan rasa aman. Dengan adanyakepedulian, kesadaran, dan kerjasama yang baik antara pemerintahdan masyarakat, maka itu merupakan salah satu upaya agar hukum diIndonesia bisa berjalan dengan baik. Upaya lainnya bisa denganmeningkatkan sosialisasi terhadap peraturan atau undang-undang baruyang tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat dan peraturantersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bisa menjawabsegala hal-hal yang masih dianggap tabu oleh masyarakat luas.

Daftar Pustaka

Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan TeoriPeradilan (Judicial Prudence) termasuk Interpretasi Undang-undang (Legisprudence), (Jakarta : Kencana, 2009) AchmadAli, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan(Judicial Prudence) termasuk Interpretasi Undang-undang(Legisprudence), Jakarta : Kencana, 2009

24Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014

Page 25: KEPATUHAN HUKUM SEBAGAI WUJUD KESADARAN HUKUM …

Ellya Rosana: KEPATUHAN HUKUM....

Esmi Warassih, Pranata Hukum Sebagai Telaah Sosiologis, Semarang: Suryadaru Utama, 2005

Saifullah, Refleksi Sosiologi Hukum, Bandung : Refika Aditama, 2007Munir Fuady, Sosiologi Hukum Kontemporer Interaksi

Hukum,Kekuasaan, dan Masyarakat, Bandung : Citra AdityaBakti, 2007

Sabian Utsman, Dasar-dasar Sosiologi Hukum Makna Dialog antaraHukum dan masyarakat, Yokyakarta : Pustaka Pelajar, 2009

Satjipto Rahardjo, Sosiologi Hukum Perkembangan Metode & PilihanMasalah, (Yokyakarta : Genta Publishing, 2010

Soejono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Edisi Pertama, Jakarta : Rajawali, 1982

----------------------, Faktor-faktor yang Mempengaruhi PenegakanHukum, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2004

Sudikno Mertokusumo, Meningkatkan Kesadaran HukumMasyarakat, Edisi Pertama, Yokyakatra : Liberti, 1981

Sunaryati Hartono, Peranan Kesadaran Hukum Rakyat dalamPembaharuan Hukum, Kertas Kerja pada SimposiumKesadaran Hukum Masyarakat dalam Masa Transisi, Jakarta :BPHN-Bina Cipta, 1975

25 Jurnal TAPIs Vol.10 No.1 Januari-Juni 2014