kepala desa cibiruwetan tentang lembaga …

36
KEPALA DESA CIBIRUWETAN KABUPATEN BANDUNG PERATURAN DESA CIBIRUWETAN NOMOR ..... TAHUN 2020 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA CIBIRUWETAN Menimbang : a. bahwa Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa merupakan mitra Pemerintah Desa yang berperan membantu kepala desa dalam pelaksanaan urusan pemerintahan, pembangunan, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat serta memiliki peranan dalam memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan yang berdasarkan swadaya, kegotongroyongan dan kekeluargaan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, ketentraman dan ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat; b. bahwa dalam rangka pembentukan, pemberdayaan dan pedayagunaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa yang sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa, perlu disusun suatu pengaturan dalam bentuk Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa.

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

KEPALA DESA CIBIRUWETAN

KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DESA CIBIRUWETAN

NOMOR ..... TAHUN 2020

TENTANG

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA CIBIRUWETAN

Menimbang : a. bahwa Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat

Desa merupakan mitra Pemerintah Desa yang berperan

membantu kepala desa dalam pelaksanaan urusan

pemerintahan, pembangunan, pembinaan dan pemberdayaan

masyarakat serta memiliki peranan dalam memelihara dan

melestarikan nilai-nilai kehidupan kemasyarakatan yang

berdasarkan swadaya, kegotongroyongan dan kekeluargaan

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan, ketentraman dan

ketertiban dalam kehidupan bermasyarakat;

b. bahwa dalam rangka pembentukan, pemberdayaan dan

pedayagunaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga

Adat Desa yang sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 18 Tahun 2018 tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa

dan Lembaga Adat Desa, perlu disusun suatu pengaturan dalam

bentuk Peraturan Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud huruf a, dan

huruf b, perlu menetapkan Peraturan Desa tentang Lembaga

Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat Desa.

Page 2: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-2-

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2011,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5234);

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2014,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5495);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah berberapa

kali terakhir dengan UU No. 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 244 Tahun 2014, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang

Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014

tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang

Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014

tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5717);

6. Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2017 Tentang Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan

Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017 Nomor 226);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2007

tentang Pedoman Pembentukan Pokjanal Pembinaan

Posyandu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2007

Nomor 123);

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2011

tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di

Posyandu (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 288);

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2013

tentang Pemberdayaan Masyarakat melalui Gerakan

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (Berita Negara

Page 3: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-3-

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 60);

10. Peraturan Menteri Sosial Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Pemberdayaan Karang Taruna (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 94);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014

tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor

111 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Peraturan Di Desa

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor

2091;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016

tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);

14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2018

tentang Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Lembaga Adat

Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor

569);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 12 Tahun 2013

tentang Partisipasi Masyarakat dan Keterbukaan Informasi

Publik dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten

Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2013

Nomor 12).

16. Peraturan Bupati Bandung Nomor 55 Tahun 2017 tentang

Kewenangan Desa di Kabupaten Bandung (Lembaran

Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2017 Nomor 55).

17. Peraturan Desa Cibiruwetan Nomor 1 Tahun 2017 Tentang

Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal Usul dan

Kewenangan Lokal Berskala Desa (Lembaran Desa

Cibiruwetan Tahun 2017 Nomor 01).

Dengan Kesepakatan Bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA CIBIRUWETAN

dan

KEPALA DESA CIBIRUWETAN

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA

KEMASYARAKATAN DESA DAN LEMBAGA ADAT DESA.

BAB I

Page 4: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-4-

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Desa adalah Desa Cibiruwetan.

2. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia

3. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain

dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.

4. Kepala Desa adalah Kepala Desa Cibiruwetan.

5. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang

melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari

penduduk desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkaan secara

demokratis.

6. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh

Kepala Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BPD.

7. Peraturan Kepala Desa adalah Peraturan yang ditetapkan oleh Kepala Desa dan

bersifat mengatur.

8. Keputusan Kepala Desa adalah penetapan yang bersifat konkrit, individual, dan

final.

9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang selanjutnya disebut APB Desa

adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa.

10. Keputusan BPD adalah Keputusan Pimpinan BPD secara kolektif yang bersifat

konkrit dan final untuk memutuskan atau menentukan sikap dalam rangka

menunjang kelancaran penyeleggaraan pemerintahan desa sesuai kewenangan,

tugas dan fungsinya.

11. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan

untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.

12. Partisipasi adalah Keikutsertaan dan keterlibatan masyarakat secara aktif dalam

proses perencanaan pembangunan.

13. Lembaga Kemasyarakatan Desa yang selanjutnya disingkat LKD adalah wadah

partisipasi masyarakat, sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan, serta meningkatkan

pelayanan masyarakat Desa.

14. Lembaga Adat Desa atau sebutan lainnya yang selanjutnya disingkat LAD

adalah lembaga yang menyelenggarakan fungsi adat istiadat dan menjadi bagian

dari susunan asli Desa yang tumbuh dan berkembang atas prakarsa masyarakat

Page 5: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-5-

Desa.

15. Rukun Warga untuk selanjutnya disingkat RW adalah bagian dari wilayah kerja

Desa dan merupakan lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus

rukun tetangga di wilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Pemerintah Desa.

16. Rukun Tetangga, untuk selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang

dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan

pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Pemerintah desa.

17. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Desa yang

selanjutnya disebut Tim Penggerak PKK Desa adalah lembaga kemasyarakatan

sebagai mitra kerja pemerintah dan organisasi kemasyarakatan lainnya, yang

berfungsi sebagai fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali dan penggerak

pada masing- masing jenjang pemerintahan untuk terlaksananya program

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.

18. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa yang untuk selanjutnya disingkat

LPMD adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat

sebagai mitra Pemerintah Desa dalam menampung dan mewujudkan aspirasi

serta kebutuhan masyarakat di bidang pembangunan. ·

19. Karang Taruna adalah lembaga kemasyarakatan yang merupakan wadah

pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar

kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari oleh dan untuk masyarakat

terutama generasi muda di wilayah desa atau komunitas adat sederajat dan

terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial.

20. Pos Pelayanan Terpadu yang selanjutnya disebut Posyandu adalah salah satu

bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dikelola dan

diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam

penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat

dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan

kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.a

21. Puskesos atau Pusat Kesejaheraan Sosial adalah layanan rujukan satu pintu

(terintegrasi) di tingkat desa, yang merupakan 'miniatur' Sistem Layanan dan

Rujukan Terpadu (SLRT) yang berada di tingkat kabupaten/kota.

22. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) adalah lembaga masyarakat desa

yang berkepentingan dalam kerjasama pengelolaan sumberdaya hutan bersama

masyarakat, yang anggotanya berasal dari unsur lembaga desa dan atau unsur

masyarakat yang ada di desa tersebut yang mempunyai kepedulian terhadap

sumberdaya hutan.

23. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar pelaksanaan, perencanaan,

penelitian, pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan, konsultasi,

supervisi, monitoring, pengawasan umum, dan evaluasi pelaksanaan

Page 6: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-6-

penyelenggaraan pemerintahan desa.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud Pengaturan LKD dan LAD untuk mengoptimalkan peran LKD dan LAD

dalam meningkatkan partartisipasi gotong royong masyarakat, perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan desa dan membantu kelancaran penyelenggaraan

pemerintahan desa.

Pasal 3

Tujuan pengaturan LKD dan LAD adalah :

a. mendudukkan fungsi LKD dan LAD sebagai mitra Pemerintah Desa dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat;

b. memberdayakan dan mendayagunakan LKD dan LAD dalam penyelenggaraan

pembangunan Desa; dan

c. membuka ruang partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

BAB III

LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

Bagian Kesatu

Pembentukan dan Penetapan

Pasal 4

(1) Di Desa dapat dibentuk LKD.

(2) LKD dibentuk atas prakarsa Pemerintah Desa dan masyarakat.

(3) Pembentukan LKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan memenuhi

persyaratan:

a. berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

b. berkedudukan di Desa setempat;

c. keberadaannya bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat Desa;

Page 7: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-7-

d. memiliki kepengurusan yang tetap;

e. memiliki sekretariat yang bersifat tetap; dan

f. tidak berafiliasi kepada partai politik.

(4) Pembentukan LKD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan

Peraturan Desa.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi LKD

Pasal 5

(1) Tugas LKD adalah :

a. melakukan pemberdayaan masyarakat Desa;

b. membantu memfasilitasi, merencanakan dan melaksanakan kegitan

pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan.

c. ikut serta dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan; dan

d. meningkatkan pelayanan masyarakat Desa.

e. Merumuskan dan melaksanakan program kegiatan di bidang pemberdayaan,

sosial, ekonomi dan program lainnya sesuai ruang lingkup tugas dan fungsi

serta arah kegiatan LKD yang dibentuk.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, LKD

menyusun program dan kegiatan kepada Pemerintah Desa.

(3) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diajukan

kepada Pemerintah Desa dan/atau pihak lain.

(4) Pelaksanaan program kegiatan dapat berupa penugasan dari Pemerintah Desa

atau Kerjasama pelaksanaan dengan pihak lain dalam bentuk Kerjasama

dan/atau kemitraan.

(5) Pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat (4) antara lain :

a. Pemerintah

b. Pemerintah Provinsi

c. Pemerintah Kabupaten;dan

d. Lembaga Swadaya Masyarakat, CSR, Perusahaan Swasta dan lembaga

lainnya.

Pasal 6

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, LKD memiliki

fungsi:

a. menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat;

b. menanamkan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan masyarakat;

c. meningkatkan kualitas dan mempercepat pelayanan Pemerintah Desa kepada

Page 8: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-8-

masyarakat Desa;

d. menyusun rencana, melaksanakan, mengendalikan, melestarikan, dan

mengembangkan hasil pembangunan secara partisipatif;

e. menumbuhkan, mengembangkan, dan menggerakkan prakarsa, partisipasi,

swadaya, serta gotong royong masyarakat;

f. meningkatkan kesejahteraan keluarga; dan

g. kerjasama dengan lembaga lain dan pihak ketiga

h. meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

i. Membantu memfasilitasi pendataan dalam rangka penguatan sistem informasi

desa.

j. Membanhgun jejaring Kerjasama dengan pihak lain diluar Pemerintahan Desa.

Pasal 7

Kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud pada ayat 7 poin (g) harus

memenuhi peraturan perundangan dan mendapat persetujuan Kepala Desa.

Pasal 8

Kepala Desa menginformasikan pelaksanaan Kerjasama LKD dengan pihak lain

Kepada BPD secara tertulis disertai penjelasan tentang aspek-aspek yang

dikerjasamakan.

Bagian Ketiga

Kriteria dan Jenis LKD

Paragraf 1

Kriteria LKD

Pasal 9

Lembaga yang ada dan berkembang di desa dapat ditetapkan sebagai LKD apabila

memenuhi Kriteria Sebagai Berikut :

a. melaksanakan fungsi pembangunan, pemberdayaan dan penanggulangan

kemiskinan.

b. keberadaannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

c. berperan sebagai mitra pemerintah desa dalam pembangunan, pemberdayaan dan

penanggulangan kemiskinan.

Page 9: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-9-

Paragraf 2

Jenis-Jenis LKD

Pasal 11

(1) Jenis LKD, terdiri dari :

a. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD);

b. Tim Penggerak PKK Desa;

c. Rukun Tetangga (RT);

d. Rukun Warga (RW);

e. Karang Taruna; dan

f. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu);

g. Pusat Kesejahteran Sosial (Puskesos)

h. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)

(2) Pemerintah Desa dan masyarakat Desa dapat membentuk LKD selain

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan pada wilayah Desa.

(3) Pembentukan dan penetapan mengenai jenis-Jenis LKD di Desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dalam Peraturan Desa.

Paragraf 3

Masa Jabatan, Larangan dan Pemberhentian

Lembaga Kemasyarakatan Desa

Pasal 12

(1) Pengurus LKD memegang jabatan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal

ditetapkan.

(2) Pengurus LKD dapat menjabat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan secara

berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.

(3) Dalam hal terdapat peraturan perundangan lain mengenai masa jabatan dan periode pengurus LKD tertentu maka ketentuan pasal (1) dan (2) tidak

berlaku.

Pasal 13

(1) Pengurus LKD dilarang merangkap jabatan pada LKD lainnya.

(2) Pengurus LKD dilarang menjadi anggota salah satu partai politik.

Pasal 14

Page 10: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-10-

(1) Pengurus LKD berhenti atau diberhentikan karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri;

c. pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk di wilayah lain;

d. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan; dan

e. tidak melaksanakan tugas.

(2) Apabila terdapat Pengurus LKD yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa

baktinya berakhir, paling lambat dalam kurun waktu 1 (satu) bulan harus

dilakukan pengisian/ pergantian pengurus.

(3) Masa bakti pengurus yang baru menyesuaikan dengan masa bakti pengurus

lama.

Bagian Keempat

Lembaga Pembedayaan Masyarakat Desa

Pasal 15

LPMD mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam menyerap aspirasi

masyarakat terkait perencanaan pembangunan desa dan menggerakkan masyarakat

dalam pelaksanaan pembangunan desa dengan swadaya gotong-royong.

Pasal 16

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 LPMD mempunyai

fungsi:

a. menampungan dan menyalurkan aspirasi masyarakat dalam hal penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan

masyarakat.

b. Menanamkan dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan masyarakat dalam

kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. peningkatan kualitas dan percepatan pelayanan pemerintah kepada masyarakat;

d. penyusunan rencana, pelaksanaan, pelestarian dan pengembangan hasil-hasil

pembangunan secara partisipatif;

e. menumbuh kembangkan dan menggerakkan prakarsa, partisipasi, serta swadaya

gotong royong masyarakat;

f. menggali, mendayagunaan dan mengembangkan potensi sumber daya alam serta

keserasian lingkungan hidup; dan

Page 11: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-11-

g. mengkordinasikan, mengharmonisasikan dan mengintegrasikan kegiatan di

bidang pembangunan pemberdayaan dan kemasyarakatan dengan LKD lainnya.

Pasal 17

(1) Pengurus LPMD dipilih dari anggota masyarakat berdasarkan usulan pengurus

RW dan/atau RT melalui musyawarah yang diselenggarakan Pemerintah Desa

bersama Masyarakat.

(2) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita

acara dan disampaikan kepada Kepala Desa untuk ditetapkan dengan Keputusan

Kepala Desa.

(3) Susunan pengurus LPMD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. ketua;

b. sekretaris;

c. bendahara; dan

d. bidang-bidang sesuai kebutuhan.

(4) Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d paling sedikit terdiri dari 5

(lima) bidang, yaitu:

a. pendidikan;

b. kesehatan;

c. perekonomian dan pembangunan;

d. pemuda dan olahraga; dan

e. keagamaan.

(5) Kelembagaan LPMD dapat memperoleh dukungan operasional yang bersumber

dari APBDesa, APBD Kabupaten dan APBD Provinsi.

(6) Besaran dukungan operasional LPMD disesuaikan dengan kondisi keuangan dan

ketentuan perundangan yang berlaku.

(7) LPMD wajib menyusun program kegiatan jangka pendek 1 (satu) tahunan dan

program kegiatan jangka panjang 5 (lima) tahunan.

(8) Program kerja jangka pendek dan janka penjang sebagaimana dimaksud pada

ayat (7) menjadi dasar pertimbangan bagi Pemerintah Desa dalam memberikan

dukungan operasional.

Pasal 18

(1) Pembentukan LPMD dilaksanakan melalui musyawarah desa yang dihadiri

Kepala Desa , BPD dan tokoh masyarakat.

(2) Kepala Desa mengundang anggota BPD, tokoh atau pemuka masyarakat,

golongan profesi yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan kepedulian

Page 12: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-12-

dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk melakukan musyawarah

pembentukan LPMD.

(3) Musyawarah dalam rangka pembentukan LPMD sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diinformasikan kepada Camat.

(4) Camat/staf terkait yang mewakili dapat menghadiri pelaksanaan Musyawarah

Pembentukan LPMD.

(5) Kehadiran Camat/Staf yang mewakili adalah sebagai peninjau dan pengarah

pelaksanaan Musyawarah Desa Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa.

(6) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita

acara dan disampaikan kepada Kepala Desa untuk ditetapkan dengan Keputusan

Kepala Desa.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara pembentukan LPMD diatur dengan

Peraturan Kepala Desa yang diinformasikan kepada BPD.

Bagian Kelima

Tim Penggerak PKK Desa

Pasal 19

(1) Pembentukan Tim Penggerak PKK Desa dilaksanakan melalui musyawarah

yang difasilitasi Kepala Desa yang dihadiri tokoh masyarakat, Tim Penggerak

PKK Kecamatan, dan diinformasikan kepada TP-PKK Kabupaten.

(2) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita

acara dan disampaikan kepada Kepala Desa untuk mendapatkan persetujuan.

Pasal 20

(1) Tim Penggerak PKK Desa mempunyai tugas pokok membantu Pemerintah Desa

dan merupakan mitra dalam pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan

keluarga.

(2) Tugas Tim Penggerak PKK Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a. menyusun rencana kerja PKK Desa sesuai dengan rencana kerja PKK

Kecamatan dan rencana kerja PKK Kabupaten ;

b. melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati;

c. melakukan penyuluhan dan menggerakkan kelompok PKK RW, RT dan

dasa wisma agar dapat mewujudkan kegiatan- kegiatan yang telah disusun

dan disepakati;

d. menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat,

khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai

Page 13: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-13-

dengan kebijakan yang telah ditetapkan;

e. melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang

mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai

keluarga sejahtera;

f. mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan program

kerja;

g. berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan dengan

kesejahteraan keluarga di desa;

h. membuat laporan hasil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK Kecamatan

dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak PKK

setempat;

i. melaksanakan tertib administrasi; dan

j. mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim Penggerak

PKK setempat.

Pasal 21

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam 13, Tim Penggerak PKK

Desa mempunyai fungsi:

a. penyuluh, motivator dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu

melaksanakan program PKK;

b. fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina dan pembimbing Gerakan

PKK;

c. menggali, menggerakkan dan mengembangkan potensi masyarakat, khususnya

keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga; dan

d. berpartisipasi dalam pelaksanaan program pemerintah yang berkaitan dengan

kesejahteraan keluarga.

Pasal 22

(1) Ketua TP PKK Desa dijabat oleh istri Kepala Desa.

(2) Apabila Kepala Desa perempuan perempuan atau tidak mempunyai istri,

maka Ketua TP PKK Desa dijabat oleh istri Perangkat Desa yang ditunjuk

oleh pejabat yang bersangkutan.

(3) Ketua Tim Penggerak PKK Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditetapkan dan dilantik oleh Ketua TP PKK Kecamatan serta dikukuhkan oleh

Kepala Desa sebagai Ketua Dewan Penyantun.

(4) Anggota Tim Penggerak PKK dipilih dari kader masyarakat secara musyawarah

bersama Ketua Tim Penggerak PKK dan diusulkan kepada Kepala Desa untuk

mendapat persetujuan.

Page 14: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-14-

(5) Susunan Keanggotaan TP PKK Desa terdiri dari:

a. ketua;

b. para wakil ketua;

c. sekretaris;

d. bendahara; dan

e. kelompok kerja (Pokja) I, II, III, dan IV.

(6) Susunan Keanggotaan TP PKK Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (5)

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.

(7) Pengurus dan Anggota TP PKK Desa dilarang merangkap jabatan didalam LKD

lainnya.

Bagian Keenam

RT dan RW

Pasal 23

(1) Pembentukan RT/RW dilaksanakan melalui musyawarah warga masyarakat di

lingkungan RT/RW yang telah syah menjadi pemilih atau para kepala keluarga

diwilayah.

(2) Mekanisme pembentukan RT/RW dilaksanakan secara demokratis mellaui

musyawarah mufakat atau pemilihan langsung

(3) Hasil musyawarah/pemilihan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dituangkan dalam berita acara dan disampaikan kepada Kepala Desa untuk

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa

(4) Susunan Kepengurusan RT/RW terdiri dari :

a. ketua;

b. sekretaris;

c. bendahara; dan

d. seksi.

(5) Jumlah seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d disesuaikan

dengan kebutuhan.

(6) Pengurus RT/RW dilarang merangkap jabatan sebagai anggota/atau pengurus LKD lainnya.

(7) RT/RW dapat diberikan operasional pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari

APBD Kabupaten.

(8) Dalam hal kondisi keuangan desa memadai RT/RW dapat diberikan insentif dan/atau tambahan operasional yang bersumber dari APBDesa.

Pasal 24

RT dan RW mempunyai tugas :

Page 15: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-15-

a. Membantu Kepala Desa dalam bidang pelayanan pemerintahan;

b. Membantu Kepala Desa dalam menyediakan data kependudukan dan

perizinan; dan

c. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

Pasal 25

RT dan RW dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

mempunyai fungsi :

a. pendataan kependudukan dan pelayanan administrasi pemerintahan lainnya;

b. pemeliharaan keamanan, ketertiban dan kerukunan hidup antar warga;

c. pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan

aspirasi dan swadaya murni masyarakat;

d. penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya;

dan

e. penyampai informasi program pemerintah kepada masyarakat.

Bagian Ketujuh

Karang Taruna

Pasal 26

(1) Pembentukan Karang Taruna dilaksanakan melalui musyawarah anggota

karang tarunan yang difasilitasi oleh Pemerintah Desa.

(2) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dihadiri LKD lain,

tokoh masyarakat dan diinformasikan kepada pengurus Karang Taruna

Kecamatan.

(3) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita

acara dan disampaikan kepada Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan

Kepala Desa

Pasal 27

Karang Taruna mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam menanggulangi

masalah kesejahteraan sosial dan pengembangan generasi muda di

lingkungannya.

Pasal 28

Page 16: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-16-

Karang Taruna dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22

mempunyai fungsi:

a. penyelenggara kegiatan di bidang kesejahteraan sosial;

b. penyelenggara kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat;

c. penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di

lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta

berkesinambungan;

d. penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda

di lingkungannya;

e. penanaman pengertian, pemupukan dan peningkatan kesadaran tanggung jawab

sosial generasi muda;

f. penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,

kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai- nilai kearifan dan tegaknya Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

g. pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggung

jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan

kegiatan praktis lainnya dengan mendayagunakan segala sumber dan potensi

kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya;

h. penyelenggara rujukan, pendampingan dan advokasi sosial bagi penyandang

masalah kesejahteraan sosial;

i. penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan

dengan berbagai sektor lainnya; dan

j. penyelenggara usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual.

Pasal 29

(1) Pengurus Karang Taruna dipilih dari warga Karang Taruna secara musyawarah

yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, Kepala Desa dan Pengurus Karang Taruna

Kecamatan.

(2) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita

acara dan disampaikan kepada Kepala Desa untuk ditetapkan dengan Keputusan

Kepala Desa.

(3) Susunan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. ketua;

b. wakil ketua;

c. sekretaris;

d. bendahara; dan

e. bidang.

(4) Jumlah bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e disesuaikan

dengan kebutuhan, antara lain:

Page 17: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-17-

a. pendidikan dan pelatihan;

b. usaha kesejahteraan sosial;

c. pengabdian masyarakat;

d. usaha ekonomi produktif;

e. olahraga;

f. kesenian; dan

g. pembinaan mental/kerohanian; dan

h. bidang lain sesuai kebutuhan

(5) Pengurus Karang Taruna tidak merngkap jabatan pada LKD Lainnya.

(6) Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan dan operasional lembaga

Karang Taruna dapat diberikan anggaran untuk menunjang kegiatan dan

operasional.

(7) Besaran anggaran operasional karang taruna disesuaikan dengan kondisi

keuangan desa.

Bagian Kedelapan

Posyandu

Pasal 30

(1) Pembentukan Posyandu dilaksanakan melalui musyawarah di tingkat RW yang

difasilitasi Ketua RW.

(2) Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dihadiri tokoh

masyarakat, Kader Posyand kader dan Kesehatan lingkungan setempat.

(3) Hasil musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam berita

acara dan disampaikan kepada Kepala Desa untuk ditetapkan dengan keputusan

Kepala Desa.

Pasal 31

Posyandu mempunyai tugas membantu Kepala Desa dalam peningkatan

pelayanan kesehatan masyarakat Desa.

Pasal 32

Posyandu dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26

mempunyai fungsi:

a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan

keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama measyarakat

dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat.

b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar, terutama

Page 18: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-18-

berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu, Angka Kematian Bayi dan

Angka Kematian Anak Balita.

Pasal 33

(1) Susunan pengurus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:

a. ketua;

b. wakil ketua;

c. sekretaris;

d. bendahara;

e. unit kelompok kerja; dan

f. kader.

(2) Kelompok kerja sebagaimana dimaksud pada pasal 1 point (e) meliputi Bina

Keluarga Remaja, Bina keluarga Balita dan Bina Keluarga Lansia dan

kelompok kerja lainnya sesuai kebutuhan setempat.

(3) Kader sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f merupakan Kader Posyandu

yang jumlah anggotanya menyesuaikan kebutuhan di masing-masing unit

kelompok kerja.

Bagian Kesembilan

Puskesos

Pasal 34

(1) Puskesos dibentuk oleh Pemerintah Desa sebagai bagian dari sistem pelayanan

terpadu rujukan kesejahteraan sosial.

(2) Tatacara pembentukan Puskesos dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Kepala Desa/Lurah menyampaikan rencana pembentukan Puskesos

kepada pemerintah kabupaten/kota.·

b. Dinas Sosial kabupaten/kota melakukan asesmen terhadap kesiapan

pemerintah desa.·

c. Kepala Daerah kabupaten/kota menetapkan lokasi Puskesos berdasarkan

hasil asesmen.·

d. Kepala Dinas Sosial kabupaten/kota menetapkan sumber daya manusia

penyelenggara Puskesos dengan mempertimbangkan usulan Kepala

Desa/Lurah.·

e. Pemerintah kabupaten/kota melakukan bimbingan teknis kepada

penyelenggara Puskesos

(3) Mekanisme rekrutman dan persyaratan serta tugas Puskesos mengacu pada

Pedoman Umum Pelaksanaan SLRT dan Puskesos yang diterbitkan oleh

Kementerian Sosial Republik Indonesia.

Page 19: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-19-

(4) Dalam rangka mendukung operasional kelembagaan Puskesos dapat diberikan

dukungan anggaran yang bersumber dari APB Desa.

(5) Besaran dukungan operasional yang diberikan disesuaikan dengan kondisi

keuangan desa.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai puskesos diatur dengan Peraturan Kepala Desa

yang diinformasikan kepada BPD

Pasal 35

Tugas dan tanggung jawab Puskesos adalah :

1. Meningkatkan akses PPKS terhadap multiprogram/layanan;

2. Meningkatkan integrasi pelbagai layanan sosial di daerah sehingga fungsi

layanan tersebut menjadi lebih responsif;

3. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam mendukung pelaksanaan

verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) secara

dinamis dan berkala serta pemanfaatannya untuk program-program

perlindungan sosial di daerah;

4. Mendukung perluasan jangkauan pelayanan dasar;

5. Memberdayakan masyarakat untuk lebih memahami hak-haknya terkait dengan

layanan dan program perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan;

6. Meningkatkan kapasitas pemerintah di semua tingkatan dalam

mengoordinasikan dan mengintegrasikan program perlindungan sosial dan

penanggulangan kemiskinan; dan

7. Memberikan masukan untuk proses perencanaan dan penganggaran program

perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan agar lebih memihak

kepada PPKS

Bagian Kesepuluh

Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)

Pasal 36

(1) Dalam rangka mewadahi aktifitas kelembagaan dan kegiatan usaha

petani/penggarap di sekitar kawasan hutan pangkuan desa dapat dibentuk

Lembaga Masyarakat Desa Hutan.

(2) Pembentukan LMDH dilakukan oleh para petani/penggarap disekitar hutan

pangkuan desa melalui musyawarah yang dilaksanakan secara demokratis.

(3) Hasil musyawarah disampaikan kepada Kepala Desa untuk ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Desa

(4) Masa bhakti pengurus LMDH ditetapkan selama 5 tahun dan dapat dipilih

Page 20: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-20-

kembali untuk 1 (satu) kali masa bhakti berikutnya.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan kelembagaan LMDH diatur

dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga LMDH.

(6) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga LMDH dijabarkan kedalam

Standar Operasional Prosedur (SOP).

Pasal 37

Tugas dan Tanggung Jawab LMDH adalah :

a. Melaksanaan pengembangan organisasi dan kelembagaan LMDH

b. Memfasilitasi perencanaan partisipatif petak hutan pengakuan desa

c. Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan Kelompok Usaha Perhutanan Sosial

(KUPS); dan

d. Mengevaluasi kinerja Kelompok Usaha Perhutanan Sosial

Pasal 38

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada pasal

(34) LMDH dapat menjalin kemitraan dengan :

a. Pemerintah

b. Pemerintah Provinsi

c. Pemerintah Kabupaten

d. Pemerintah Desa

e. Pendamping/LSM

f. BUMN/BUMD/BUM Desa; dan

g. Pihak Swasta

Pasal 39

(1) LMDH berhak mendapat kan pembinaan dan ppendampingan yang diberikan

oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah

Desa.

(2) LMDH berhak mendapatkan penguatan kapasitas

(3) Penguatan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat diberikan

melalui Pelatihan, Study Banding dan Pemgangan.

BAB IV

LEMBAGA ADAT DESA

Page 21: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-21-

Bagian Kesatu

Pembentukan dan Penetapan

Pasal 40

(1) Di Desa dapat dibentuk LAD.

(2) LAD dibentuk oleh Pemerintah Desa dan masyarakat Desa.

(3) Pembentukan LAD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan memenuhi

persyaratan:

a. berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

b. berkedudukan di Desa setempat;

c. keberadaannya bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat Desa;

d. memiliki kepengurusan yang tetap;

e. memiliki sekretariat yang bersifat tetap; dan

f. tidak berafiliasi kepada partai politik.

(4) Pembentukan LAD sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan

Peraturan Desa.

Bagian Kedua

Tugas dan Fungsi LAD

Pasal 41

(1) LAD bertugas membantu Pemerintah Desa dan sebagai mitra dalam

memberdayakan, melestarikan, dan mengembangkan adat istiadat

sebagai wujud pengakuan terhadap adat istiadat masyarakat Desa.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), LAD

memiliki fungsi:

a. melindungi identitas budaya dan hak tradisional masyarakat hukum

adat termasuk kelahiran, kematian, perkawinan dan unsur

kekerabatan lainnya;

b. memfasilitasi penyelesaian sengketa warga masyarakat sesuai

pranata adat istiadat setempat.

c. melestarikan hak ulayat, tanah ulayat, hutan adat, dan harta dan/atau

kekayaan adat lainnya untuk sumber penghidupan warga,

kelestarian lingkungan hidup, dan mengatasi kemiskinan di Desa;

d. mengembangkan musyawarah mufakat untuk pengambilan

keputusan dalam musyawarah Desa;

e. mengembangkan nilai adat istiadat dalam penyelesaian sengketa

pemilikan waris, tanah dan konflik dalam interaksi manusia;

Page 22: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-22-

f. pengembangan nilai adat istiadat untuk perdamaian, ketentraman

dan ketertiban masyarakat Desa;

g. mengembangkan nilai adat untuk kegiatan kesehatan, pendidikan

masyarakat, seni dan budaya, lingkungan, dan lainnya; dan

h. mengembangkan kerja sama dengan LAD lainnya.

Bagian Ketiga

Jenis dan Kepengurusan LAD

Pasal 42

(1) Jenis dan kepengurusan LAD yang menyelenggarakan fungsi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (2) ditetapkan dengan

Peraturan Desa.

(2) Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada

Peraturan perundangan yang berlaku.

Bagian Kedelapan

Masa Jabatan, Larangan dan Pemberhentian

Lembaga Adat Desa

Pasal 43

(1) Pengurus LAD memegang jabatan selama 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal

ditetapkan.

(2) Pengurus LAD dapat menjabat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan secara

berturut-turut atau tidak secara berturut-turut.

Pasal 44

(1) Pengurus LAD dilarang merangkap jabatan pada LKD.

(2) Pengurus LAD dilarang menjadi anggota salah satu partai politik.

Pasal 45

(1) Pengurus LAD berhenti atau diberhentikan karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri;

c. pindah tempat tinggal dan menjadi penduduk di wilayah lain;

d. melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang

undangan; dan

Page 23: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-23-

e. tidak melaksanakan tugas.

(2) Apabila terdapat Pengurus LAD yang berhenti atau diberhentikan sebelum masa

baktinya berakhir, paling lambat dalam kurun waktu 1 (satu) bulan harus

dilakukan pengisian/ pergantian pengurus.

(3) Masa bakti pengurus yang baru menyesuaikan dengan masa bakti pengurus

lama.

BAB V

HUBUNGAN KERJA LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN

LEMBAGA ADAT DESA

Pasal 46

(1) Hubungan kerja LKD dan LAD dengan Pemerintah Desa bersifat

kemitraan.

(2) Hubungan kerja LKD dan LAD dengan Badan Permusyawaratan Desa

bersifat konsultatif.

(3) Hubungan kerja LKD dan LAD dengan Lembaga Kemasyarakatan

lainnya di Desa bersifat koordinatif.

BAB VI

PENDANAAN

Pasal 47

Pendanaan LKD dan LAD dapat bersumber dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

c. swadaya masyarakat; dan/atau

d. sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 48

Pemerintah Daerah, Camat dan Pemerintah Desa melaksanakan pembinaan

dan pengawasan LKD dan LAD

Pasal 49

Page 24: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-24-

Pembinaan dan pengawasan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 48 meliputi:

a. memberikan pedoman teknis pelaksanaan dan pengembangan LKD dan

LAD;

b. memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;

c. memberikan bimbingan, supervisi dan konsultasi pelaksanaan serta

pemberdayaan LKD dan LAD;

d. melakuan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan LKD dan LAD;

e. menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus LKD dan LAD;

dan

f. memberikan penghargaan atas prestasi yang dilaksanakan LKD dan LAD.

Pasal 50

Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48

meliputi:

a. memfasilitasi dan mengevaluasi penyusunan Peraturan Desa yang

berkaitan dengan LKD dan LAD;

b. memfasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi LKD dan LAD;

c. memfasilitasi penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif;

d. memfasilitasi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;

e. memfasilitasi kerjasama antar LKD, antar LAD dan kerjasama LKD dan

LAD dengan pihak ketiga;

f. memfasilitasi bantuan teknis dan pendampingan kepada LKD dan LAD;

dan

g. memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan

LKD dan LAD.

Pasal 51

Pembinaan dan pengawasan Pemerintah Desa sebagaimana dimaksud dalam

pasal 48 meliputi:

a. memfasilitasi pembentukan LKD dan LAD;

b. memfasilitasi pembentukan pengurus LKD dan LAD;

c. membuat peraturan desa bersama BPD tentang pembentukan LKD dan

LAD;

d. memelihara keharmonisan hubungan antar LKD, dan hubungan LKD dan

LAD;

Page 25: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …

-25-

e. memfasilitasi pelaksanaan tugas dan fungsi LKD dan LAD;

f. memfasilitasi penyelenggaraan kerjasama antar LKD, LKD dengan LAD

dan kerjasama LKD dan LAD dengan pihak ketiga;

g. memfasilitasi penyelenggaraan bantuan teknis dan pendampingan kepada

LKD dan LAD; dan

h. memfasilitasi koordinasi unit kerja pemerintahan dalam pengembangan

LKD dan LAD.

BAB VIII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 52

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan LKD diatur dengan

Peraturan Kepala Desa

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 53

(1) LKD dan LAD yang sudah ada dan berperan pada saat berlakunya Peraturan Desa

ini tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai habis masa bhaktinya;

(2) LKD, LAD dan Lembaga Kemasyarakatan Desa Lainnya yang akan ditetapkan

setelah berlakunya Peraturan Daerah ini, diatur dengan Peraturan Kepala Desa.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 54

Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Pasal 55

Agar supaya setiap orang mengetahuinyan dan memerintahkan pengundangan

Peraturan Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Desa Cibiruwetan.

Page 26: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …
Page 27: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …
Page 28: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …
Page 29: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …
Page 30: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …
Page 31: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …
Page 32: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …
Page 33: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …
Page 34: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …
Page 35: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …
Page 36: KEPALA DESA CIBIRUWETAN TENTANG LEMBAGA …