kepala badan pengawasan keuangan dan …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf ·...

222
No.1427, 2014 BPKP. Evaluasi Pogram. Penanggulangan Kemiskinan. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dengan akan berakhirnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Periode 2010-2014 dan guna melaksanakan salah satu tugas pengawasan lintas sektoral, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan perlu melakukan evaluasi atas efektivitas capaian program prioritas nasional bidang penanggulangan kemiskinan untuk mendapatkan gambaran efektivitas program serta dapat memberikan masukan strategis kepada Pemerintah; b. bahwa agar kegiatan evaluasi dapat mencapai hasil yang optimal dan untuk menjamin transparansi, mutu, keseragaman prosedur evaluasi dan pelaporan hasil evaluasi efektivitas capaian program prioritas nasional bidang penanggulangan kemiskinan, perlu

Upload: duongdien

Post on 02-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

No.1427, 2014 BPKP. Evaluasi Pogram. PenanggulanganKemiskinan. Pelaksanaan. Pedoman.

PERATURAN

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 18 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASI

PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dengan akan berakhirnya RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional Periode2010-2014 dan guna melaksanakan salah satu tugaspengawasan lintas sektoral, Badan PengawasanKeuangan dan Pembangunan perlu melakukanevaluasi atas efektivitas capaian program prioritasnasional bidang penanggulangan kemiskinan untukmendapatkan gambaran efektivitas program sertadapat memberikan masukan strategis kepadaPemerintah;

b. bahwa agar kegiatan evaluasi dapat mencapai hasilyang optimal dan untuk menjamin transparansi,mutu, keseragaman prosedur evaluasi dan pelaporanhasil evaluasi efektivitas capaian program prioritasnasional bidang penanggulangan kemiskinan, perlu

Page 2: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 2

disusun pedoman pelaksanaan evaluasi programpenanggulangan kemiskinan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkanPeraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan danPembangunan tentang Pedoman PelaksanaanEvaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2003 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 5, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4355);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4421);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat danPemerintah Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2004 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentangRencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional2005-2025 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4700);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentangDana Perimbangan (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2005 Nomor 137, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentangPengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4575);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentangSistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran

Page 3: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.14273

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4890);

9. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2009 tentangKoordinasi Penanggulangan Kemiskinan;

10. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentangRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) Tahun 2010-2014;

11. Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentangPercepatan Penanggulangan Kemiskinan;

12. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentangKedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, SusunanOrganisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah NonDepartemen sebagaimana telah beberapa kali diubahterakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun2013 tentang Perubahan Ketujuh atas KeputusanPresiden Nomor 103 Tahun 2013 tentangKedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, SusunanOrganisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah NonKementerian (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2013 Nomor 10);

13. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentangUnit Organisasi dan Tugas Eselon I LembagaPemerintah Non Departemen sebagaimana telahbeberapa kali diubah terakhir dengan PeraturanPresiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang PerubahanKedelapan Atas Keputusan Presiden Nomor 110Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan TugasEselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013Nomor 11);

15. Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep-06.00.00-080/K/2001 tentang Organisasi dan Tata KerjaBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;

16. Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan danPembangunan Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BadanPengawasan Keuangan dan Pembangunan,sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhirdengan Peraturan Kepala Badan PengawasanKeuangan dan Pembangunan Nomor 11 Tahun 2013

Page 4: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 4

tentang Perubahan Ketujuh atas Keputusan KepalaBadan Pengawasan Keuangan dan PembangunanNomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasidan Tata Kerja Perwakilan Badan PengawasanKeuangan dan Pembangunan (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2013 Nomor 332);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASANKEUANGAN DAN PEMBANGUNAN TENTANG PEDOMANPELAKSANAAN EVALUASI PROGRAMPENANGGULANGAN KEMISKINAN

Pasal 1

Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinandimaksudkan sebagai landasan bagi unit kerja Badan PengawasanKeuangan dan Pembangunan (BPKP) dalam melaksanakan kegiatanevaluasi program penanggulangan kemiskinan pada Instansi PemerintahPusat dan Daerah selaku pelaksana program.

Pasal 2

Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinansebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terdiri dari tujuan, ruang lingkup,prosedur, jadwal kegiatan, dan pelaporan hasil evaluasi.

Pasal 3

Pedoman Pelaksanaan Evaluasi Program Penanggulangan Kemiskinansebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala ini.

Pasal 4

Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 5: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.14275

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 19 September 2014

KEPALA BADAN PENGAWASAN

KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

REPUBLIK INDONESIA,

MARDIASMO

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 29 September 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

Page 6: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 6

LAMPIRAN I

PERATURAN KEPALA BADANPENGAWASAN KEUANGAN DANPEMBANGUNAN REPUBLIKINDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014

TENTANG

PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASIPROGRAM PENANGGULANGANKEMISKINAN

PEDOMAN PELAKSANAAN EVALUASIPROGRAM PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

Page 7: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.14277

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penyusunan Pedoman

B. Dasar Hukum

C. Tujuan Dan Sasaran Penyusunan Pedoman

D. Istilah Terkait Yang Digunakan Dalam Penyusunan Pedoman

BAB II GAMBARAN UMUM KEMISKINAN DAN PENANGGULANGANNYA

A. Gambaran Umum Kemiskinan Di Indonesia

B. Proses Bisnis Penanggulangan Kemiskinan Di Indonesia

C. Profil Tim Pengendali Program Penanggulangan Kemiskinan

BAB III METODOLOGI EVALUASI ATAS PROGRAM LINTAS SEKTOR PRIORITAS

PENANGULANGAN KEMISKINAN

A. Tujuan Evaluasi

B. Keluaran/Output

C. Ruang Lingkup

D. Kerangka Pemikiran (Desain Evaluiasi)

E. Organisasi Evaluasi

F. Hubungan Desain Evaluasi Dan Tahapan Evaluasi

G. Jadwal Pelaksanaan Evaluasi

BAB IV TAHAP PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN EVALUASI ATAS PROGRAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

A. Tahap Persiapan

B. Tahap Pelaksanaan

1. Survey Pendahuluan

2. Evaluasi atas Sinkronisasi dan Efektivitas Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

a. Perumusan Kebijakan

b. Perencanaan dan Penganggaran

c. Pelaksanaan Anggaran

d. Penatausahaan dan Pelaporan Anggaran

e. Pengawasan Anggaran

Page 8: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 8

3. Evaluasi atas Program Penanggulangan Kemiskinan

a. Program Bantuan Sosial Berbasis Keluarga (Kluster 1)

b. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan

Masyarakat (kluster 2)

c. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha

Ekonomi Mikro dan Kecil (Kluster 3)

d. Program Peningkatan dan Perluasan Program-Program Pro Rakyat

BAB V TAHAP PELAPORAN DAN PEMANTAUAN

A. Tahap Pelaporan

B. Tahap Pemantauan

DAFTAR TABEL

TABEL 1 Kriteria Kemiskinan Berdasarkan Pendekatan Kebutuhan Dasar

TABEL 2 Kriteria Kemiskinan Berdasarkan Pendekatan Non Moneter

TABEL 3 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia Menurut Daerah

1999-2013

TABEL 4 Indeks Kedalaman Kemiskinan di Indonesia Menurut Daerah

1999-2013

TABEL 5 Indeks Keparahan Kemiskinan Indonesia Menurut Daerah

1999-2013

TABEL 6 Gini Rasio di Indonesia Menurut Daerah, 2012-2013

TABEL 7 Indeks Theil di Indonesia Menurut Daerah, 2002-2013

TABEL 8 Indeks-L di Indonesia Menurut Daerah, 2002-2013

TABEL 9 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Provinsi dan Daerah

Maret 2013

TABEL 10 Gini Rasio Menurut Provinsi

Page 9: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.14279

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia

1999-2013

GAMBAR 2.2 Persentase Kemiskinan di Indonesia

GAMBAR 2.3 Perubahan Tingkat Kemiskinan

GAMBAR 2.4 Penurunan Kemiskinan vs Pertumbuhan Ekonomi

GAMBAR 2.5 Tingkat Inflasi Sandang Pangan dan Pertumbuhan Ekonomi

GAMBAR 2.6 Struktur TNP2K

GAMBAR 2.7 Struktur Sekretariat TNP2K

GAMBAR 3.1 Desain Evaluasi atas Program Penanggulangan Kemiskinan

GAMBAR 3.2 Organisasi Evaluasi atas Program Lintas Sektoral Prioritas

Penanggulangan Kemiskinan

GAMBAR 3.3 Hubungan Desain Evaluasi dan Tahapan Evaluasi

GAMBAR 4.1 Tahapan Evaluasi atas Program Penanggulangan Kemiskinan

GAMBAR 4.2 Root Cause Analysis ‘Sebagai Pola Pikir, Bukan Pola Tindak’

GAMBAR 5.1 Prosedur Pelaporan

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)

IPD- 1a Petunjuk Pengisian Instrumen Kke

IPD- 1b Form Survei Pendahuluan: Isian Data Umum BAPPEDA/TKPKD Propinsi

IPD- 1c Form Survei Pendahuluan: Isian Data Umum BAPPEDA/TKPKDKabupaten/Kota

IPD- 1d Kertas Kerja Evaluasi: Survey Pendahuluan

IPD- 2a Matriks Lembaga Terkait Program Penanggulangan Kemiskinan

IPD- 2b Form Daftar Isian Program Penanggulangan Kemiskinan Dana APBN diDaerah.

IPD- 3 Kertas Kerja Evaluasi: Sinkronisasi dan Efektivitas KoordinasiPenanggulangan Kemiskinan

IPD- 4 Kertas Kerja Evaluasi: Program Penanggulangan Kemiskinan

IPD- 5 Form Daftar Isian Untuk Rumah Tangga Miskin (Pemilik Kps)

IPD- 6 Proses Bisnis (Setiap Klaster)

Page 10: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 10

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PEDOMAN

Permasalahan kemiskinan bukan hanya menjadi isu negara berkembangseperti Indonesia tetapi seluruh negara dibelahan bumi.Permasalahankemiskinan juga diakui sebagai sebuah permasalahan yang kompleks danbersifat multidimensional karena menyangkut semua aspek kehidupanmanusia mulai dari sosial, ekonomi, budaya, dan aspek lainnya.Dalamkonteks pemerintahan, upaya mengatasi kemiskinan tidak dapatdilakukan secara parsial tetapi harus sinergi dan terintegrasi.Keberhasilanpemerintah dalam mengatasi persoalan kemiskinan sangat tergantungpada keberhasilan pemerintah dalam mengatasi penyebabkemiskinan.Jika kebijakan atau program yang dilaksanakan tidakmenyentuh penyebab kemiskinan maka persoalan kemiskinan akan terusberlanjut. Meski telah terjadi penurunan angka angka kemiskinan,jumlahnya tidak signifikan dan sangat rentan untuk kembali miskin.

Untuk mengatasi persoalan kemiskinan, pemerintah Indonesia khususnyaera pemerintahan KIB jilid 1 dan 2 telah mencanangkan berbagai programpenanggulangan kemiskinan termasuk menempatkan programpenanggulangan kemiskinan termasuk salah satu dari 11 programprioritas pembangunan nasional dalam RPJMN 2010-2014 dengan targetpenurunan angka kemiskinan 8-10%. Hal itu juga untuk mendukungupaya pengurangan kemiskinan di tataran global diamanatkan oleh salahsatu tujuan pembangunan millennium (MDGs), yaitu penguranganseparuh dari jumlah penduduk miskin pada tahun 2015 dan seruan BankDunia untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dengan pendapatankurang dari US$ 1,25 (Rp 15.000/hari) dari 21 persen (2010) menjadi 3persen pada tahun 2030.

Selama periode tahun 2010-2014, Pemerintah Indonesia telah melakukanpeningkatan dan perluasan program penanggulangan kemiskinan yangterbagi dalam 4 klaster yaitu : (1) Klaster I: Program Keluarga Harapan(PKH), Bantuan Siswa Miskin (BSM), Jamkesmas, Raskin; (2) Klaster II:Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM); (3) Klaster III: KreditUsaha Rakyat (KUR); dan (4) Klaster IV: Program Rumah Sangat Murah,Program Kendaraan angkutan umum murah, Program Sarana air bersihuntuk rakyat; Program listrik murah dan hemat, Program peningkatankehidupan nelayan, Program peningkatan kehidupan masyarakat pinggirperkotaan.

Program-program tersebut telah menghabiskan dana triliun rupiah, tetapijika dilihat dari berbagai indikator seperti capaian target angkakemiskinan yang baru menyentuh angka 11% dari target tahun 2014sebesar 8-10% serta masih banyaknya persoalan kemiskinan di Indonesiamenunjukkan program tersebut belum berjalan secara efektif atau belummenghilangkan penyebab kemiskinan.

Page 11: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142711

Melalui kegiatan evaluasi atas program penanggulangan kemiskinan yangmerupakan bagian dari kegiatan pengawasan lintas sektoral, BPKPdiharapkan dapat memberikan gambaran secara utuh efektivitas programtersebut serta memberikan rekomendasi perbaikan yang strategis (strategicpolicy recommendation) sebagai masukan kepada presiden. Rekomendasistrategis tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah untukpenyempurnaan kebijakan atau program penanggulangan kemiskinanyang dilaksanakan.

Evaluasi atas program penanggulangan merupakan peran BPKPsebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan PresidenRepublik Indonesia Nomor 64 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja LembagaPemerintah Non Departemen, dan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), BadanPengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai lembaga negara,mempunyai kewenangan antara lain untuk; menyusun rencanapengawasan nasional secara makro; merumuskan kebijakan pengawasanuntuk mendukung pembangunan secara makro; serta menjalankanpengawasan intern pemerintah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoraldan kegiatan berdasarkan penugasan Presiden.

Dalam rangka pelaksanaan evaluasi atas program penanggulangankemiskinan, Tim Evaluasi tingkat Pusat memandang penting untukmenyusun pedoman sebagai acuan bagi Tim Evaluasi BPKP baik di tingkatpusat maupun perwakilan. Penyusunan pedoman dimaksudkan gunamenjamin standar kualitas evaluasi atas program penanggulangankemiskinan sehingga diharapkan dapat menghasilkan rekomendasistrategis yang berkualitas.

B.Dasar Hukum

Dasar hukum yang menjadi acuan dalam menyusun pedomanpelaksanaan Evaluasi atas penanggulangan kemiskinan dalam rangkamendukung prioritas nasional penanggulangan kemiskinan periode 2010 –2014, antara lain:

1. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2010-2014;

2. Perpres Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan PenanggulanganKemiskinan;

3. Permendagri Nomor 42 tahun 2010 tentang Struktur Kelembagaan danMekanisme Kerja TKPK;

4. Perpres Nomor 13 Tahun 2009 Tentang Koordinasi PenanggulanganKemiskinan.

Page 12: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 12

C.Tujuan dan Sasaran Penyusunan Pedoman

1. Tujuan

Tujuan pedoman evaluasi adalah sebagai acuan dan langkah kerja bagiTim Evaluasi di lingkungan BPKP, baik di tingkat Pusat maupunPerwakilan untuk menyamakan pola evaluasi dan menjamin standarkualitas evaluasi atas program penanggulangan kemiskinan.

Pedoman evaluasi hanya memuat hal-hal pokok, sehingga diharapkanTim Evaluasi dapat mengembangkan langkah-langkah atau prosedurlain yang diperlukan sesuai kondisi khusus di masing-masing daerahguna tercapainya hasil evaluasi yang berkualitas, efektif, dan efisien.

2.Sasaran

Sasaran penyusunan pedoman evaluasi adalah tercapainya standarkualitas evaluasi atas program penanggulangan kemiskinan yangdilakukan oleh BPKP, baik di tingkat Pusat maupun Perwakilan.

D.Istilah Terkait yang Digunakan dalam Penyusunan Pedoman

Untuk memudahkan pemahaman atas isi pedoman evaluasi, berikutdisajikan beberapa istilah terkait program penanggulangan kemiskinan,yaitu;

1. Penanggulangan Kemiskinan adalah upaya yang dilakukan untukmenangani permasalahan kemiskinan melalui pelaksanaan program-program yang ditetapkan oleh pemerintah.

2. BSM (Bantuan Siswa Miskin) adalah bantuan yang diberikan kepadasiswa dari keluarga kurang mampu atau pra sejahtera I untuk dapatmelakukan kegiatan belajar di sekolah dan bertujuan untukmengurangi jumlah siswa miskin yang putus sekolah akibatpermasalahan biaya pendidikan.

3. Raskin adalah subsidi pangan yang diperuntukkan bagi keluargamiskin sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan ketahananpangan dan memberikan perlindungan kepada keluarga miskin.

4. Jamkesmasadalah program bantuan sosial untuk pelayanan kesehatanbagi masyarakat miskin dan hampir miskin yang bertujuan untukmeningkatkan akses terhadap masyarakat miskin agar dapatmemperoleh pelayanan kesehatan.

5. PKH (Program Keluarga Harapan)adalah program perlindungan sosialyang memberikan bantuan tunai bersyarat kepada rumah tanggasangat miskin (RTSM).

6. RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin) adalah Rumah tangga sasaranyang memiliki pendapatan di bawah garis kemiskinan.

7. RTS (Rumah Tangga Sasaran) adalah Rumah tangga yang menjaditarget penerima manfaat program penanggulangan kemiskinan.

Page 13: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142713

8. PNPMMandiri adalah program nasional dalam wujud kerangkakebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-programpenanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.

9. PNPM Inti adalah program/proyek pemberdayaan masyarakat yangberbasis kewilayahan, yang mencakup PNPM Perdesaan, PNPMPerkotaan, Program Pengembangan Infrastruktur Sosial EkonomiWilayah (PISEW), dan Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal danKhusus (P2DTK).

10. PNPM Penguatan adalah program-program pemberdayaan masyarakatberbasis sektor untuk mendukung penanggulangan kemiskinan yangpelaksanaannya terkait pencapaian target sektor tertentu.

11. PNPM Perdesaan adalah merupakan bagian dari PNPM Inti yangditujukan bagi pemberdayaan masyarakat di perdesaan. Program inidikembangkan dari Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yangtelah dilaksanakan sejak 1998.

12. PNPM Mandiri Perkotaan adalah upaya pemerintah untukmembangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah dalammenanggulangi kemiskinan di perkotaan secara mandiri.

13. PNPM PISEW adalah program yang dimaksudkan untuk mengurangikesenjangan antar wilayah, pengentasan kemiskinan, dan pengurangantingkat pengangguran terbuka.

14. P2DTK adalah penanggulangan kemiskinan dengan sasaran daerahtertinggal dan daerah khusus yang dilakukan oleh Pemerintah Daerahdengan difasilitasi oleh Pemerintah Pusat (melalui KementerianPembangunan Daerah Tertinggal) untuk meningkatkan kapasitassocial-ekonomi daerah melalui pendekatan pemberdayaan dankeswadayaan masyarakat.

15. Kredit Usaha Rakyat (KUR) adalah dana pinjaman dalam bentukkredit modal kerja (KMK) dan atau Kredit Investasi dengan plafon kreditdari Rp 5 juta sampai dengan Rp 500 juta. Bantuan berupa fasilitaspinjaman modal ini bertujuanuntuk meningkatkan akses pembiayaanperbankan yang sebelumnya hanya terbatas pada usaha berskala besardan kurang menjangkau pelaku usaha mikro kecil dan menengahseperti usaha rumah tangga dan jenis usaha mikro lain yang bersifatinformal, mempercepat pengembangan sector riil dan pemberdayaanUMKM.

16. Program Rumah Murah adalah program rumah bagi masyarakatberpenghasilan rendah yang dimiliki melalui fasilitas likuiditaspembiayaan perumahan dengan harga dan bunga yang terjangkau.

17. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) adalahdukungan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan kepadamasyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang pengelolaannyadilaksanakan oleh Kementerian Perumahan Rakyat.

Page 14: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 14

18. Program Transportasi Murah adalah program pemerintah untukmenyediakan transportasi massal yang murah untuk masyarakatterutama angkutan umum perdesaan.

19. Program Listrik Murahdan Hematadalah program pemerintah yangdimaksudkan untuk memberikan bantuan berupa penyambunganjaringan listrik kepada masyarakat miskin dan tertinggal. Dikatakanmurah dikarenakan biaya penyambungan dan instalasi ditanggungoleh pemerintah, dikatakan hemat karena masyarakat diberikan lampuhemat energi serta diberikan voucher satu bulan prabayar sehingga dimasyarakat dididik untuk memakai listrik secara hemat.

20. TNP2K (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan)adalah Tim yang dibentuk sebagai wadah koordinasi lintas sektor danlintas pemangku kepentingan di tingkat pusat untuk melakukanpercepatan penanggulangan kemiskinan yang dibentuk berdasarkanPerpres Nomor 15 Tahun 2010 tentang percepatan penanggulangankemiskinan yang bertanggung jawab kepada Presiden RI dan diketuaioleh Wakil Presiden RI.

21. TKPKD (Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah)adalah Tim yang dibentuk oleh Kepala Daerah yang dimaksudkansebagai forum lintas sektor dan pelaku sebagai wadah koordinasi dansinkronisasi strategi, kebijakan, program, dan kegiatanpenanggulangan kemiskinan di Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab kepada walikota/bupati.

Page 15: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142715

BAB II

GAMBARAN UMUM KEMISKINAN DAN PENANGGULANGANNYA

A.Gambaran Umum Kemiskinan di Indonesia

1) Definisi Kemiskinan

Untuk melakukan pengawasan atas program penanggulangankemiskinan, pemahaman atas kemiskinan sangat penting sehingga hasilakhir dari pengawasan lintas sektoral dapat menghasilkan rekomendasiyang komprehensif dan menjadi solusi penyelesaian permasalahanterkait kemiskinan di Indonesia.

Dari berbagai literatur terdapat beberapa definisi tentang kemiskinanyang dapat menjadi referensi dalam melakukan pengawasan lintassektoral atas program kemiskinan diantaranya :

(1) Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruhkebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruhlapisan masyarakat sehingga menyebabkan ketimpangan padadistribusi pendapatan. Untuk itu, standar minimum disusunberdasarkan kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu danperhatian terfokus pada penduduk “termiskin”. Misalkan, 20persenatau 40 persen lapisan terendah dari total penduduk yang telahdiurutkan menurut pendapatan/pengeluaran. Kelompok inimerupakan penduduk relatif miskin. Dengan demikian, ukurankemiskinan relatif sangat tergantung pada distribusipendapatan/pengeluaran penduduk. Namun, garis kemiskinan relatiftidak dapat dipakai untuk membandingkan tingkat kemiskinan antarnegara dan waktu karena tidak mencerminkan kesejahteraan yangsama.

Kemiskinan absolut atau mutlak berkaitan dengan standar minimumsuatu masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk garis kemiskinan.Pembentukan garis kemiskinan tergantung pada definisi mengenaistandar hidup minimum sehingga kemiskinan absolut bisa diartikandengan melihat seberapa jauh perbedaan antara tingkat pendapatanseseorang dengan tingkat pendapatan yang dibutuhkan untukmemenuhi kebutuhan dasarnya.Kemiskinan secara absolutditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupikebutuhan pokok minimum seperti sandang, pangan, kesehatan,perumahan dan pendidikan (SPKP2) yang diperlukan untuk bisahidup dan bekerja yang diukur dalam bentuk uang. Nilai kebutuhanminimum kebutuhan dasar dikenal dengan istilah garis kemiskinandan penduduk yang pendapatannya dibawah garis kemiskinandigolongkan penduduk miskin. Garis kemiskinan absolut sangatpenting jika ingin menilai efek dari kebijakan anti kemiskinan antarwaktu atau memperkirakan dampak dari suatu proyek terhadapkemiskinan dan dapat dibandingkan antar negara selama garis

Page 16: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 16

kemiskinan absolut yang digunakan sama. (Buku Penghitungan danAnalisis Kemiskinan Makro Indonesia Tahun 2013 yang diterbitkan BPS.

(2) Kemiskinan struktural

Soetandyo Wignjosoebroto dalam “Kemiskinan Struktral:Masalah danKebijakan”yang dirangkum oleh Suyanto (1995:59) mendefinisikan“kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang ditenggarai ataudidalihkan bersebab dari kondisi struktur atau tatanan kehidupanyang tidak menguntungkan”. Dikatakan tak menguntungkan karenatatanan itu tak hanya menerbitkan akan tetapi juga melanggengkankemiskinan di dalam masyarakat. Di dalam kondisi struktur yangdemikian, kemiskinan menggejala bukan oleh sebab-sebab yangalami atau oleh sebab-sebab yang pribadi melainkan oleh sebabtatanan sosial yang tidak adil dan berdampak pada gagalnyamasyarakat memperoleh peluang atau akses untuk mengembangkandirinya untuk meningkatkan kualitas hidup.(Buku Penghitungan danAnalisis Kemiskinan Makro Indonesia Tahun 2013 yang diterbitkanBPS)

(3) Kemiskinan kultural

Kemiskinan kultural diakibatkan oleh factor-faktor adat dan budayasuatu daerah tertentu yang membelenggu seseorang tetap melekatdengan indikator kemiskinan.Kemiskinan karena sosio kulturalterjadi pada suku-suku terasing seperti suku Badui di Cibeo BantenSelatan, suku Dayak di Pedalaman Kalimantan dan suku Kubu diJambi.Soetandyo Wignjosoebroto dalam “Kemiskinan, Kebudayaan,dan Gerakan Membudayakan Keberdayaan” yang dirangkum olehSuyanto (1995:59) mendefinisikan kemiskinan adalah suatu ketidak-berdayaan”. Artinya, berdaya tidaknya seseorang dalam kehidupanbermasyarakat dalam kenyataannya akan banyak ditentukan dandipengaruhi oleh determinan-determinan sosial budayanya sepertistatus dan wawasan yang dimilikinya.(Buku Penghitungan dan AnalisisKemiskinan Makro Indonesia Tahun 2013 yang diterbitkan BPS)

(4) Kemiskinan menurut World Bank (2000) didefinisikan sebagai“poverty is pronounced deprivation in well being” yang bermaknabahwa kemiskinan adalah kehilangan kesejahteraan

(5) UU No 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin disebutkanistilah “fakir miskin” adalah orang yang sama sekali tidak memilikimata pencaharian dan atau mempunyai sumber mata pencahariantetapi tidak mempunyai kemampuan memenuhi kebutuhan dasaryang layak bagi kehidupan dirinya dan keluarganya. Kebutuhandasar yang dimaksud adalah kebutuhan sandang, pangan,perumahan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan atau pelayanansosial (SPKP2).

(6) United Nations Development Program (UNDP) mendefinisikankemiskinan sebagai ketidakmampuan untuk memperluas pilihan-pilihan dalam hidup, antara lain dengan memasukkan penilaian

Page 17: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142717

“tidak adanya partisipasi dalam pengambilan keputusan publik”sebagai salah satu indikator kemiskinan”.

(7) Bappenas (2004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi dimanaseseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidakmampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan danmengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak dasar tersebutmeliputi pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, airbersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasaaman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untukberpartisipasi dalam kegiatan sosial politik baik bagi laki-lakimaupun perempuan.

2) Kriteria Kemiskinan

(1) Pendekatan Kebutuhan Dasar

Tabel 1

Kriteria Kemiskinan berdasarkan Pendekatan Kebutuhan Dasar

No Penelitian Kriteria Daerah

Kota Desa K+D

1 Esmara 1967/19701)

Konsumsi beras per kapita per tahun (kg) - - 125

2 Sayogya 1971 1) Tingkat pengeluaran ekuivalen beras per orang pertahun (kg)

- Miskin (M)

- Miskin Sekali (MS)

- Paling Miskin (PM)

480

360

270

320

240

180

-

-

-

3 Ginneken 1969 1) Kebutuhan gizi minimum per orang per hari

- Kalori

- Protein (gram)

2000

50

4 Anne Booth1969/1970 1)

Kebutuhan gizi minimum per orang per hari

- Kalori

- Protein (gran)

2000

40

5 Gupta 1973 1) Kebutuhan gizi minimum per orang pertahun (Rp) 24000

6 Hasan 1975 1) Pendapatan minimum per kapita per tahun (US$)

125 95 -

7 Sayogya 1984 2) Pengeluaran perkapita perbulan (Rp) 8.240 6585 -

8 Bank Dunia 1984 2) Pengeluaran perkapita perbulan (Rp) 6719 4479 -

9 Garis kemiskinaninternasionalinterm report 19762)

Pendapatan perkapita pertahun:

Nilai US$ 1970

US$ paritas daya beli

75

200

10 World bank 3) Pengeluaran konsumsi yang dikonversi dalam US$PPP

1.25

11 Rekomendasi dariFAO dan WHO diRoma tahun 2001 4)

Batas minimal kalori sesuai kebutuhan manusiauntuk mampu bertahan hidup dan mampu bekerja(kkal)

2100

Page 18: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 18

Keterangan:1) Hendra Esmara: Perencanaan dan Pembangunan di Indonesia , PT Gramedia Jakarta 1986

hlm 312-316 tabel 9.22) Kompas, senin 9 Mei 19883) Houghton & Khandker 2009, handbook on poverty and inequality, Washington DC page 1814) Jausariri Hasbullah:Tangguh Dengan Statistik, Nuansa Cendikia Bandung 2012 hlm 83

Pendekatan kebutuhan dasar juga digunakan BPS sejak pertama kalimenghitung angka kemiskinan dengan komponen kebutuhanmakanan dan bukan makanan yang disusun menurut daerahpedesaan dan perkotaan yang diambil berdasarkan hasil surveysosial ekonomi nasional (susena) dan terus dilakukanpenyempurnaan sejak tahun 1998.Penduduk miskin adalahpenduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulandi bawah garis kemiskinan.

(2) Pendekatan Non Moneter (BPS)

Pada tahun 2000 BPS pernah melakukan Studi Penentuan KriteriaPenduduk Miskin (SPKPM 2000) untuk mengetahui karakteristik-karakteristik rumah tangga yang mampu mencirikan kemiskinansecara konseptual (pedekatan kebutuhan dasar/gariskemiskinan).Hal ini sangat penting karena pengukuran makro tidakdapat digunakan untuk mengidentifikasi individu rumahtangga/penduduk miskin dilapangan. Informasi ini digunakansebagai dasar penentuan sasaran rumah tangga programpengentasan kemiskinan.Terdapat 8 variabel yang menjadi kriterimenurut SPKPM yaitu:

Tabel 2

Kriteria Kemiskinan berdasarkan Pendekatan Non Moneter

No Kriteria Ukuran

1 Luas lantai perkapita <= 8 m2 (skor 1)

> 8 m2 (skor 0)

2 Jenis lantai: Tanah (skor 1)

Bukan Tanah (skor 0)

3 Air minum atau ketersediaanair bersih:

Air hujan/sumur tidak terlindungi (skor 1)

Ledeng/PAM.Sumur terlindungan (skor 0)

4 Jenis jamban/wc Tidak ada (skor 1)

Ada (skor 0)

5 Kepemilikan aset Tidak punya (skor 1)

Punya (skor 0)

6 Pendapatan perbulan <= Rp 350.000 (skor 1)

> Rp 300.000 (skor 0)

7 Pengeluaran (persentasepengeluaran untukmakanan)

80% + (skor 1)

< 80 persen (skor 0)

8 Konsumsi lauk pauk(daging,ikan, telur, ayam)

Tidak ada/ada tapi bervariasi (skor 1)

Ada bervariasi (skor 0)

Page 19: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142719

Kedelapan variabel diperoleh dengan menggunakan metode stepwiselogistik regression dan misklasifikasi yang dihasilkan sekitar 17persen. Hasil analisis deskriptif dan uji chi square menunjukkankedelapan variabel tersebut sangat terkait dengan fenomenakemiskinan. Dari kriteria tersebut, jika rumah tangga memenuhiminimal 5 ciri miskin maka ruma tangga tersebut dapat digolongkansebagai rumah tangga miskin.

(3) Pendekatan Keluarga Sejahtera (BKKBN)

BKKBN membagi kriteria keluarga ke dalam lima tahapan yaitukeluarga pra sejahtera (Pra KS), Keluarga Sejahtera I (KS I), KeluargaSejahtera II (KS II), keluarga sejahtera III (KS III), dan keluargasejahtera III plus (KS III-Plus).

Menurut BKKBN, kriteria keluarga miskin adalah keluarga prasejahtera (Pra KS) dan keluarga sejahtera I (KS I). Terdapat limaindikator yang harus dipenuhi agar suatu keluarga dikategorikansebagai keluarga sejahtera I yaitu:

- Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianutmasing-masing

- Seluruh anggota keluarga umumnya makan 2 kali sehari ataulebih

- Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian yang berbedadirumah, sekolah, bekerja, dan berpergian

- Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah

- Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin mengikuti KBpergi ke sarana kesehatan/petugas kesehatan serta diberi caraberKB mandiri

Selanjutnya yang dikategorikan keluarga pra sejahtera adalahkeluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 5 indikator diatas.Namun, pendekatan ini dianggap kurang realistis karenakonsepnya sangat normatif dan belum tentu sesuai dengan keadaandan budaya local.

Dari ketiga pendekatan tersebut, pendekatan yang diambil dalampenetapan kriteria penduduk miskin untuk melakukan evaluasimengacu pada pendekatan kebutuhan dasar yang digunakan oleh BPS.

3) Kondisi Kemiskinan di Indonesia 1999-2013

(1) Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Indonesia

Perkembangan tingkat kemiskinan di Indonesia pada periode tahun1999-2013 ditunjukkan pada gambar 1 dan tabel 1. Tingkatkemiskinan mencakup besaran jumlah dan prosentase daripenduduk miskin. Pada periode tersebut, perkembangan tingkatkemiskinan di Indonesia relative berfluktuasi dari tahun ke tahun.

Page 20: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 20

Gambar 2.1

Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia1999-2013

Tabel 3

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indonesia

Menurut daerah 1999-2013

Tahun Jumlah Penduduk Miskin (juta) Prosentase penduduk miskin

Kota Desa Kota +Desa Kota Desa Kota +Desa

1999 15.64 32.33 47.97 19.41 26.03 23.43

2002 13.30 25.10 38.40 14.46 21.10 18.20

2003 12.20 25.10 37.30 13.57 20.23 17.42

2004 11.40 24.80 36.20 12.13 20.11 16.66

2005 12.40 22.70 35.10 11.68 19.98 15.97

2006 14.49 24.81 39.30 13.47 21.81 17.75

2007 13.56 23.61 37.17 12.52 20.37 16.58

2008 12.77 22.19 34.96 11.65 18.93 15.42

2009 11.91 20.62 32.53 10.72 17.35 14.15

2010 11.10 19.93 31.03 9.87 16.56 13.33

2011 11.05 18.97 30.02 9.23 15.72 12.49

2012 10.65 18.48 29.13 8.78 15.12 11.96

2013 10.33 17.74 28.07 8.39 14.32 11.37

Page 21: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142721

Pada periode 1999-2013 terlihat adanya tren penurunan. Secaraabsolut jumlah penurunan penduduk miskin pada periode 1999-2005sebesar 12,87 juta jiwa yaitu 47,97 juta jiwa pada tahun 1999 menjadi35,10 juta jiwa tahun 2005. Secara relatif juga terjadi penurunanpersentase penduduk miskin dari 23,43 persen pada tahun 1999menjadi 15,97 persen pada tahun 2005.Kemudian pada tahun 2006terjadi kenaikan baik secara absolut maupun relatif yaitu masing-masing menjadi 39,30 juta jiwadan 17,75 persen.Pada periode tahun2006-2013 tingkat kemiskinan mengalami penurunan.Pada periode inijumlah penduduk miskin turun sebanyak 11,23 juta jiwa yaitu darisebesar 39,30 juta jiwa pada tahun 2006 menjadi sebesar 28,07 jutajiwa pada maret 2013. Secara relatif juga terjadi penurunan persentasependuduk miskin dari 17.75 persen pada tahun 2006 menjadi 11,37persen pada Maret 2013.

(2) Indeks Kedalaman Kemiskinan di Indonesia, 1999-2013

Secara umum indeks kedalaman kemiskinan pada periode 1999-2013 berfluktuasi. Dapat dilihat bahwa indeks kedalamankemiskinan cenderung menurun dari 4,33 pada tahun 1999 menjadi1,75 pada tahun 2013. Akan tetapi perlu dicatat bahwa terjadipeningkatan indeks kedalaman kemiskinan dari 2,78 menjadi 3,43pada periode tahun 2005 ke 2006. Kemudian pada periodeselanjutnya kembali terjadi penurunan indeks kedalamankemiskinan dari 3,43 pada tahun 2006 dan terus menurun menjadi1,75 pada tahun 2013.

Tabel 4

Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)

Di Indonesia Menurut Daerah, 1999-2013

Tahun Kota Desa Kota + Desa

(1) (2) (3) (4)

2001 3,52 4,84 4,33

2002 2,59 3,34 3,01

2003 2,55 3,53 3,13

2004 2,18 3,43 2,89

2005 2,05 3,34 2,78

2006 2,61 4,22 3,43

2007 2,15 3,78 2,99

2008 2,07 3,42 2,77

2009 1,91 3,05 2,50

2010 1,57 2,80 2,21

2011 1,52 2,63 2,08

2012 1,40 2,36 1,88

2013 1,25 2,24 1,75

Page 22: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 22

Sumber : BPS, diolah dari data Susenas.

- Tahun 1999 dan 2002 Susenas Modul Konsumsi Reguler.

- Tahun 2003,2004 dan 2005 Susenas Panel (Februari).

- Tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010 Susenas Panel (Maret).

- Tahun 2011, 2012, dan 2013 Susenas Modul Konsumsi Maret.

Ditinjau menurut daerah, pada periode yang sama tampak bahwaindeks kedalaman kemiskinan di perkotaan dan di perdesaan jugamenunjukkan kecenderungan menurun. Indeks kedalamankemiskinan di perkotaan menurun dari 3,52 pada tahun 1999menjadi 1,25 pada tahun 2013, demikian pula di perdesaanmenurun dari 4,84 pada tahun 1999 menjadi 2,24 pada tahun 2013.

Setelah terjadi kecenderungan penurunan pada periode sebelumnya,pada periode 2005-2006 terjadi peningkatan indeks kedalamankemiskinan dari 2,05 menjadi 2,61 di perkotaan dan dari 3,34menjadi 4,22 di perdesaan. Namun pada periode 2006-2013 kembaliterjadi penurunan indeks kedalaman kemiskinan baik di perkotaanmaupun di perdesaan.

(3) Indeks Keparahan Kemiskinan di Indonesia, 1999-2013

Secara umum indeks keparahan kemiskinan cenderung menurundari 1,23 pada tahun 1999 menjadi 1,00 pada tahun 2006. DariTabel 5 dapat dilihat bahwa indeks keparahan kemiskinanmeningkat dari 0,76 menjadi 1,00 pada periode 2005-2006. Namunpada periode berikutnya yaitu pada periode 2006-2013 kembaliterjadi penurunan dari 1,00 pada tahun 2006 menjadi 0,43 padatahun 2013.

Tabel 5

Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)

Indonesia Menurut Daerah, 1999-2013

Tahun Kota Desa Kota + Desa

(1) (2) (3) (4)

1999 0,98 1,39 1,23

2002 0,71 0,85 0,79

2003 0,74 0,93 0,85

2004 0,58 0,90 0,78

2005 0,60 0,89 0,76

2006 0,77 1,22 1,00

2007 0,57 1,09 0,84

2008 0,56 0,95 0,76

Page 23: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142723

2009 0,52 0,82 0,68

2010 0,40 0,75 0,58

2011 0,39 0,70 0,55

2012 0,36 0,59 0,47

2013 0,31 0,56 0,43

Sumber : BPS, diolah dari data Susenas

− Tahun 1999 dan 2002 Susenas Modul Konsumsi regular.

− Tahun 2003, 2004 dan 2005 Susenas Panel (Februari).

− Tahun 2006, 2007, 2008 dan 2010 Susenas Panel (Maret).

− Tahun 2011, 2012 dan 2013 Susenas Modul Konsumsi Maret (Triwulan I).

Ditinjau menurut daerah, pada periode yang sama tampak bahwaindeks keparahan kemiskinan di perkotaan dan di pedesaan jugamenunjukan kecenderungan menurun. Indeks keparahankemiskinan di daerah perkotaan menurun dari 0,98 pada tahun1999 menjadi 0,31 pada tahun 2013. Demikian pula indekskeparahan kemiskinan di daerah pedesaan menurun dari 1,39 padatahun 1999 menjadi 0,56 pada tahun 2013. Setelah terjadikecenderungan penurunan secara relatif pada periode sebelumnya,pada periode 2005-2006 terjadi peningkatan indeks keparahankemiskinan dari 0,60 menjadi 0,77 di perkotaan dan dari 0,89menjadi 1,22 di pedesaan.

(4) Distribusi dan Ketimpangan Pengeluaran di Indonesia,Tahun 2002-2013

Secara umum angka Gini Rasio pada periode 2002-2012 di Indonesiacenderung mengalamu peningkatan. Pada periode 2002-2007 terjadikenaikan dari 0,33 pada tahun 2002 menjadi 0,38 pada tahun 2007.Angka Gini Rasio mengindikasikan adanya perubahan distribusipengeluaran penduduk, Gini Rasio juga digunakan untuk melihatapakah pemerataan pengeluaran penduduk semakin baik semakinburuk.Peningkatan angka gini rasio pada periode 2002-2007mengindikasikan bahwa distribusi pengeluaran penduduk padaperiode tersebut semakin memburuk (Tabel 6).

Pada tahun 2008 angka gini rasio menurun dibanding tahunsebelumnya.Pada periode 2008-2009 tidak terjadi perubahan angkagini rasio dengan angka sebesar 0,37.Selanjutnya pada tahun 2010terjadi peningkatan angka gini rasio dibanding tahun sebelumnyamenjadi sebesar 0,38. Kondisi yang sama terjadi pada tahun 2011,angka gini rasio meningkat menjadi 0,41 dan pada tahun 2012angka gini rasio tidak berubah di angka 0,41. Kemudian pada tahun

Page 24: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 24

2013 juga masih berada pada 0,41.Jika angka Gini Ratio dilihatmenurut daerah, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk diperkotaan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan.

Tabel 6

Gini Rasio di Indonesia Menurut Daerah, 2002-2013

Tahun Gini Rasio

Kota Desa Kota + Desa

(1) (2) (3) (4)

2002 0,33 0,29 0,33

2005 0,34 0,26 0,34

2006 0,35 0,28 0,36

2007 0,37 0,30 0,38

2008 0,37 0,30 0,37

2009 0,36 0,29 0,37

2010 0,38 0,32 0,38

2011 0,42 0,34 0,41

2012 0,42 0,33 0,41

2013 0,43 0,32 0,41

Sumber : BPS, diolah dari data Susenas Modul Konsumsi

− Tahun 2002 Susenas Modul Konsumsi regular− Tahun 2005 Susenas Panel (Februari)− Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 Susenas Panel (Maret)− Tahun 2011, 2012 dan 2013 Susenas Modul Konsumsi

(Triwulan I)

Selain Gini Rasio dikenal juga Indeks Theil yang dapatmenggambarkan tingkat ketimpangan pengeluaran.Berbeda denganGini Rasio, Indeks Theil ini lebih sensitif untuk melihat perubahandistribusi pengeluaran penduduk pada kelompok atas (pendudukkaya).Secara umum angka indeks Theil pada periode 2002-2013 diIndonesia cenderung berfluktuasi.Angka Indeks Theil adakecenderungan mengalami peningkatan pada periode 2002-2006.Namun pada periode 2006-2010 kembali terjadi sedikitpenurunan dari 0,2868 tahun 2006 menjadi 0,1828 pada tahun2010. Selanjutnya pada tahun 2011 terjadi peningkatan angkaindeks Theil dibanding tahun sebelumnya menjadi 0,3443 dan padatahun 2012 sedikit meningkat menjadi 0,3446 dibandingkan tahun2011. Pada tahun 2013 angka indeks Theil ini apabila dibandingkandengan tahun 2012 relatif menurun, yaitu dari 0,3446 pada tahun

Page 25: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142725

2012 menjadi 0,3371 pada tahun 2013. Secara rinci nilai indeksTheil di Indonesia pada periode 1999-2013 menurut daerah disajikanpada tabel 8.

Tabel 7Indeks Theil di Indonesia Menurut Daerah, 2002-2013

Tahun Indeks Theil

Kota Desa Kota + Desa

(1) (2) (3) (4)

2002 0,1891 0,1164 0,1487

2005 0,2177 0,1231 0,1667

2006 0,2984 0,1393 0,2868

2007 0,2590 0,1670 0,2674

2008 0,2529 0,1756 0,2614

2009 0,2251 0,1398 0,2207

2010 0,2082 0,1461 0,1828

2011 0,3620 0,2221 0,3443

2012 0,3168 0,2119 0,3446

2013 0,3530 0,1967 0,3371

Sumber : BPS, diolah dari data Susenas Modul Konsumsi

− Tahun 2002 Susenas Modul Konsumsi reguler.

− Tahun 2005 Susenas Panel (Februari).

− Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 Susenas Panel (Maret)

Indikator ketimpangan pengeluaran yang lainnya adalah Indeks-LAngka Indeks-L ini lebih sensitif untuk melihat perubahan distribusipengeluaran penduduk pada kelompok bawah.Secara umum angkaIndeks-L pada periode 2002-2013 di Indonesia berfluktuasi.AngkaIndeks-L ada kecenderungan meningkat pada periode 2002-2007 dankembali turun pada periode 2008-2010.Selanjutnya pada tahun2011 kembali mengalami peningkatan angka indeks-L dibandingtahun sebelumnya. Pada periode tahun 2012-2013 angka indeksTheil sedikit mengalami kenaikan yaitu dari 0,2747 menjadi 0,2769

Nilai Indeks-L di Indonesia pada periode 1999-2013 menurut daerahdisajikan pada Tabel 8

Page 26: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 26

Tabel 8

Indeks-L di Indonesia Menurut Daerah, 2002-2013

Tahun Indeks-L

Kota Desa Kota + Desa

(1) (2) (3) (4)

2002 0,1616 0,1017 0,1283

2005 0,1870 0,1119 0,1465

2006 0,2044 0,1238 0,2102

2007 0,2281 0,1480 0,2296

2008 0,2203 0,1466 0,2208

2009 0,2131 0,1325 0,2061

2010 0,2000 0,1403 0,1753

2011 0,2938 0,1881 0,2759

2012 0,2967 0,1761 0,2747

2013 0,3049 0,1664 0,2769

Sumber : BPS, diolah dari data Susenas Modul Konsumsi− Tahun 2002 Susenas Modul Konsumsi reguler.− Tahun 2005 Susenas Panel (Februari).− Tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010 Susenas Panel (Maret).− Tahun 2011, 2012 dan 2013 Susenas Modul Konsumsi Maret.

(5) Kemiskinan Provinsi Tahun 2013

Tabel 9di bawah menunjukkan jumlah dan presentase pendudukmiskin menurut provinsi pada kondisi Maret 2013. Dari angkakemiskinan tahun 2013 antar provinsi terlihat bahwa ada 16 (enambelas) provinsi yang dapat dikategorikan memiliki presentasependuduk miskin yang relative rendah (angkanya berada di bawahhard core, yaitu di bawah 10 persen. Ke-16 provinsi tersebut adalahSulawesi Selatan (9,54 persen), Jawa Barat (9,52 persen),Kalimantan Barat (8,24 persen), Sumatera barat (8,14 persen), Jambi(8,07 persen), Sulawesi Utara (7,88 persen), Riau (7,72 persen),Maluku Utara (7,50 persen), Kepulauan Riau (6,46 persen),Kalimantan Timur (6,06 persen), Kalimantan Tengah (5,93 persen),Banten (5,74 persen), Bangka Belitung (5,21 persen), KalimantanSelatan (4,77 persen), Bali (3,95 persen), dan Provinsi DKI Jakarta(3,55 persen), sedangkan 17 privinsi lainnya, masing-masingterdapat 14 dan 2 provinsi yang memiliki presentase pendudukmiskin antara 10-20 persen dan 20-30 persen, serta hanya 1provinsi yang memiliki presentase penduduk miskin di atas 30

Page 27: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142727

persen. Provinsi yang memiliki presentase penduduk miskin terbesar(di atas 30 persen) adalah Papua yang mencapai 31,13 persen.

Tabel 9

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin menurut Provinsi dan DaerahMaret 2013

Provinsi

Jumlah Penduduk Miskin(000)

PresentasePenduduk Miskin

(%)

Kota Desa K+D Kota Desa K+D

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 684,34 840,7 11,59 19,96 17,6

Sumatera Utara 654,04 685,12 1.339,16 9,98 10,13 10,06

Sumatera Barat 119,53 287,94 407,47 6,17 9,39 8,14

Riau 146,3 322,98 469,28 6,15 8,73 7,72

Jambi 100 166,15 266,15 9,89 7,27 8,07

Sumatera Selatan 384,77 725,6 1.110,37 13,77 14,5 14,24

Bengkulu 91,91 235,44 327,35 16,64 19,1 18,34

Lampung 233,01 930,05 1.163,06 11,59 16 14,86

Bangka Belitung 22,73 46,49 69,22 3,47 6,91 5,21

Kep. Riau 99,67 26,99 126,67 6,23 7,48 6,46

DKI Jakarta 354,19 - 354,19 3,55 - 3,55

Jawa Barat 2.501,00 1.796,04 4.297,04 8,44 11,59 9,52

Jawa Tengah 1.911,21 2.821,74 4.732,95 12,87 15,99 14,56

DI Yogyakarta 315,47 234,73 550,19 19,29 15,43

Jawa Timur 1.550,46 3.220,80 4.771,26 8,57 16,15 12,55

Banten 363,8 292,45 656,24 4,76 7,72 5,74

Bali 96,35 66,17 162,51 3,9 4,04 3,95

NTB 391,4 439,45 830,84 20,28 16,32

NTT 113,57 879,99 993,56 11,54 22,13 20,03

Kalimantan Barat 71,75 297,26 369,01 5,3 9,15 8,24

Kalimantan Tengah 33,23 103,72 136,95 4,3 6,75 5,93

Kalimantan Selatan 52,05 129,69 181,74 3,25 5,88 4,77

Kalimantan Timur 90,42 147,54 237,96 3,71 9,9 6,06

Sulawesi Utara 63,81 120,59 184,4 6,04 9,4 7,88

Page 28: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 28

Sulawesi Tengah 59,79 345,63 405,42 8,9 16,53 14,67

Sulawesi Selatan 147,97 639,69 787,67 4,89 12,24 9,54

Sulawesi Tenggara 31,72 269,99 301,71 4,92 15,82 12,83

Gorontalo 17,84 174,75 192,58 4,77 24,07 17,51

Sulawesi Barat 27,14 126,86 154,01 9,19 13,27 12,3

Maluku 48,75 273,09 321,84 7,93 26,35 19,49

Maluku Utara 9,19 74,25 83,44 2,99 9,22 7,5

Papua Barat 14,21 210,06 224,27 5,65 32,64 26,67

Papua 51,9 965,46 1.017,36 6,11 39,92 31,13

Indonesia 10.325,53 17.741,03 28.066,55 8,39 14,32 11,37

(6) Korelasi antara data penurunan penduduk miskin dengan indikator makroperekonomian nasional

Menurut Bank Dunia (2008) persentase penduduk dunia yang hidupdengan pendapatan antara US$ 1-2 per hari sebesar 79,4 persen danpenduduk Indonesia yang hidup dengan pendapatan kurang dari US$ 2per hari lebih dari 75 persen.Fakta ini sangat bersifat paradok dengankelimpahan kekayaan dari aneka sumber daya yang dimiliki olehIndonesia.Data Bappenas terkait kemiskinan menunjukkan bahwakemiskinan di Indonesia pada tahun 2012 masih besar yaitu sebanyak29,13 juta orang atau 11,66% dari jumlah penduduk di Indonesia. Biladibandingkan dengan kondisi tahun 2004 maka penurunan persentasekemiskinan sampai dengan 2012 relatif kecil, sekitar 5% atau sekitar 6,07juta orang, sebagaimana terlihat pada grafik di bawah ini:

Gambar 2.2Persentase Kemiskinan di Indonesia

Page 29: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142729

Sumber: Data dan Informasi Kinerja Pembangunan Indonesia 2004-2012,Bappenas

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) angka kemiskinan diIndonesia Tahun 2012 tidak jauh berbeda (meskipun lebih kecil dari dataBappenas) yakni masih sekitar 28,55juta orang atau sekitar 11,96% darijumlah penduduk Indonesia, sebagaimana terlihat pada gambar di bawahini:

Gambar 2.3Perubahan Tingkat Kemiskinan

Dari data kemiskinan yang tersaji di atas memperlihatkan bahwapenurunan angka kemiskinan tersebut relatif kecil jika dibandingkandengan pencapaian angka pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi.

Gambar 2.4Penurunan Kemiskinan vs Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: Data dan Informasi Kinerja Pembangunan Indonesia 2004-2012 yang diterbitkan Bappenas

Page 30: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 30

Data di atas memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi tahun 2004-2012 antara mencapai 5% sampai 6% sedangkan pengurangan kemiskinan(berdasarkan data Bappenas di atas) pada tahun 2004-2012 hanya sekitar5% atau 6,07juta orang. Seharusnya dengan pertumbuhan ekonomi yangrelatif tinggi ini berdampak pada penurunan angka kemiskinan bisa lebihtinggi (Aunur Rofiq, Kemajuan Ekonomi Indonesia Isu Strategis,Tantangan, dan Kebijakan).

Mengapa pertumbuhan ekonomi tersebut tidak secara signifikanmengurangi tingkat kemiskinan? Karena selama 2004-2012, tingkat inflasihampir sama dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Hal ini semakinterasa bagi rakyat miskin karena tingkat inflasi atas bahan pokokkebutuhan sehari-hari, seperti bahan pangan dan sandang hampir samadengan tingkat pertumbuhan ekonomi, yakni antara 4% sd 6%,sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.5Tingkat Inflasi Sandang Pangan dan Pertumbuhan Ekonomi

Sumber: Data dan Informasi Kinerja Pembangunan Indonesia 2004-2012, Bappenas

Terkait dengan pertumbuhan ekonomi, Woodon membangun persamaanyang menggambarkan hubungan antara pertumbuhan dankemiskinan.Dari persamaan tersebut Woodon menyatakan bahwaelastisitas ketimpangan terhadap pertumbuhan adalah suatu komponenkunci perbedaan antara efek bruto (ketimpangan konstan) dengan efekneto (ada efek dari perubahan ketimpangan) dari pertumbuhan terhadap

Page 31: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142731

kemiskinan.Efek bruto mencerminkan efek pertumbuhan ekonomi(pendapatan) terhadap kemiskinan.Efek ini mengindikasikan pengaruhyang ditimbulkan oleh variable pertumbuhan ekonomi yang langsungdirespon oleh variable kemiskinan.Sementara itu efek neto adalahmencerminkan pengaruh tidak langsung pertumbuhan ekonomi terhadapkemiskinan yaitu melalui ketimpangan pendapatan.

Estimasi Woodon menunjukkan bahwa dengan ketimpangan yang tidakberubah, setiap 1 persen pertumbuhan akan menurunkan kemiskinan(Head Count Index), di lain pihak, kenaikan ketimpangan pendapatan jugameningkatkan kemiskinan. Setiap 1 persen kenaikan koefisien GINI akanmeningkatkan kemiskinan (Head Count Index).

Dari data BPS, GINI ratio dari tahun 2009-2013 (Tabel 10) terus mengalamikenaikan, yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidakberdampak signifikan dalam penurunan kemiskinan dikarenakan adanyaketimpangan pendapatan (gap yang semakin besar antara pendapatanpenduduk miskin dan tidak miskin).

Tabel 10. Gini Ratio Menurut Provinsi Tahun 2009-2013

Provinsi 2009 2010 2011 2012 2013

Aceh 0.29 0.30 0.33 0.32 0.341

Sumatera Utara 0.32 0.35 0.35 0.33 0.354

Sumatera Barat 0.30 0.33 0.35 0.36 0.363

Riau 0.33 0.33 0.36 0.40 0.374

Kepulauan Riau 0.29 0.29 0.32 0.35 0.362

Jambi 0.27 0.30 0.34 0.34 0.348

Sumatera Selatan 0.31 0.34 0.34 0.40 0.383

Kepulauan BangkaBelitung 0.29 0.30 0.30 0.29 0.313

Bengkulu 0.30 0.37 0.36 0.35 0.386

Lampung 0.35 0.36 0.37 0.36 0.356

DKI Jakarta 0.36 0.36 0.44 0.42 0.433

Jawa Barat 0.36 0.36 0.41 0.41 0.411

Banten 0.37 0.42 0.40 0.39 0.399

Jawa Tengah 0.32 0.34 0.38 0.38 0.387

DI Yogyakarta 0.38 0.41 0.40 0.43 0.439

Jawa Timur 0.33 0.34 0.37 0.36 0.364

Bali 0.31 0.37 0.41 0.43 0.403

Page 32: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 32

Nusa Tenggara Barat 0.35 0.40 0.36 0.35 0.364

Nusa Tenggara Timur 0.36 0.38 0.36 0.36 0.352

Kalimantan Barat 0.32 0.37 0.40 0.38 0.396

Kalimantan Tengah 0.29 0.30 0.34 0.33 0.350

Kalimantan Selatan 0.35 0.37 0.37 0.38 0.359

Kalimantan Timur 0.38 0.37 0.38 0.36 0.371

Sulawesi Utara 0.31 0.37 0.39 0.43 0.422

Gorontalo 0.35 0.43 0.46 0.44 0.437

Sulawesi Tengah 0.34 0.37 0.38 0.40 0.407

Sulawesi Selatan 0.39 0.40 0.41 0.41 0.429

Sulawesi Barat 0.30 0.36 0.34 0.31 0.349

Sulawesi Tenggara 0.36 0.42 0.41 0.40 0.426

Maluku 0.31 0.33 0.41 0.38 0.370

Maluku Utara 0.33 0.34 0.33 0.34 0.318

Papua 0.38 0.41 0.42 0.44 0.442

Papua Barat 0.35 0.38 0.40 0.43 0.431

INDONESIA 0.37 0.38 0.41 0.41 0.413

Dengan latar belakang potret kemiskinan di atas, maka dapat dipahamibahwa pengentasan kemiskinan menjadi salah satu dari 11 programprioritas nasional pemerintah yang tercantum dalam RPJMN 2010-2014.Target yang ingin dicapai di RPJMN 2010-2014 terkait penanggulangankemiskinan adalah penurunan angka kemiskinan sebesar 8-10%.

B. Proses Bisnis Penanggulangan Kemiskinan Di Indonesia

Dalam RPJMN periode 2010-2014, pemerintah telah menetapkanpenanggulangan kemiskinan sebagai prioritas ke 4 dari 11 prioritasnasional. Program penanggulangan kemiskinan tersebut dikelompokkandalam 3 substansi/klaster:

- klaster I: Program yang berbasis bantuan sosial atau berbasis keluarga:progam PKH, Raskin, BSM dan Jamkesmas;

- Klaster II: Program yang berbasis pemberdayaan: Program PNPM;

- Klaster III: Kredit Usaha Rakyat;

- program pro rakyat/klaster IV yang meliputi 6 program yaitu: programrumah sangat murah, program listrik murah dan hemat, programsarana air bersih untuk rakyat, program angkutan umum murah,

Page 33: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142733

program peningkatan kehidupan nelayan, program peningkatankehidupan masyarakat pinggir perkotaan.

Rincian proses bisnis untuk seluruh klaster tersebut (4 klaster) terlihat diInstrumen Pengumpulan Data 6. Proses Bisnis.

C. Profil Tim Pengendali Program Penanggulangan Kemiskinan

Dalam melaknanakan program penanggulangan kemiskinan dibentuk timkoordinasi yang berada di pusat dan daerah.

1. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

TNP2K merupakan wadah koordinasi lintas sektor dan lintas pemangkukepentingan untuk melakukan percepatan penanggulangan kemiskinanpenanggulangan kemiskinan di tingkat nasional yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Presiden.Kelembagaan TNP2K diketuai olehWakil Presiden Republik Indonesia.Dibentuk berdasarkan PeraturanPresiden Republik Indonesia nomor 15 tahun 2010 tentang PercepatanPenanggulangan Kemiskinan.

Tugas Tim tersebut adalah:

Menyusun kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan

Melakukan sinergi melalui sinkronisasi,harmonisasi dan integrasiprogram-program penanggulangan kemiskinan di Kementerian/Lembaga

Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dankegiatan penanggulangan kemiskinan

Tugas Pokok TNP2K adalah:

Menyusun kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.

Melakukan sinergi melalui sinkronisasi, harmonisasi dan integrasiprogram-program penanggulangan kemiskinan di kementerian/lembaga.

Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan program dankegiatan penanggulangan kemiskinan.

Page 34: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 34

Gambar 2.6

Struktur TNP2K

Susunan keanggotaan Tim Nasional Percepatan PenanggulanganKemiskinan adalah sebagai berikut:

1. Ketua : Wakil Presiden

2. Wakil Ketua I : Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat

3. Wakil Ketua II : Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

4. Sekretaris Eksekutif : Deputi Sekretaris Wakil Presiden BidangKesejahteraan

Rakyat

5. Anggota, terdiri dari:

a. Menteri Dalam Negeri;

b. Menteri Keuangan;

c. Menteri Sosial;

d. Menteri Kesehatan;

e. Menteri Pendidikan Nasional;

f. Menteri Pekerjaan Umum;

g. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;

h. Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal;

i. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala BadanPerencanaan Pembangunan Nasional;

j. Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan; dan PengendalianPembangunan;

Page 35: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142735

k. Sekretaris kabinet;

l. Kepala Badan Pusat Statistik;

m. Unsur masyarakat, dunia usaha, dan pemangku kepentingan yangditetapkan oleh Ketua.

Anggota lain yang berasal dari unsur masyarakat, dunia usaha, danpemangku kepentingan yang diusulkan oleh Sekretaris Eksekutif TNP2Kyang selanjutnya ditetapkan oleh Wakil Presiden selaku Ketua TNP2K.

Dalam pelaksanaan tugasnya, apabila dipandang perlu Ketua TNP2Kdapat mengikutsertakan kementerian/lembaga dan/atau unsurmasyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

Unsur masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya merupakan wakildari organisasi-organisasi masyarakat, asosiasi-asosiasi dunia usaha, danpara pemangku kepentingan yang terkait dengan penanggulangankemiskinan.

Sekretaris Eksekutif

TNP2K dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sekretaris Eksekutif.

Sekretaris Eksekutif menjalankan fungsi mempersiapkan rumusankebijakan dan program, menetapkan sasaran, membangun database,melakukan monitoring dan evaluasi, serta melakukan berbagai analisisyang diperlukan, serta memberikan dukungan teknis dan administrasikepada TNP2K.

Sekretaris Eksekutif dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawabkepada Ketua Tim Nasional.

Kelompok Kerja Pengendali

TNP2K dibantu oleh Kelompok Kerja Pengendali yang bertugasmengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan programpenanggulangan kemiskinan.

Susunan keanggotaan dan tata kerja kelompok kerja ditetapkan olehSekretaris Eksekutif sesuai arahan Ketua TNP2K.

Kelompok Kerja TNP2K terdiri atas:

Kelompok Kerja Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Keluarga,bertugas melakukan koordinasi kebijakan dan program sertapengendalian pelaksanaan program bantuan sosial terpadu berbasiskeluarga.

Kelompok Kerja Program Penanggulangan Kemiskinan BerbasisPemberdayaan Masyarakat, bertugas melakukan koordinasi kebijakandan program serta pengendalian pelaksanaan program penanggulangankemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat.

Kelompok Kerja Program Penanggulangan Kemiskinan BerbasisPemberdayaan Usaha Mikro dan Kecil, bertugas melakukan koordinasikebijakan dan program serta pengendalian pelaksanaan program

Page 36: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 36

penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan usaha mikro dankecil.

Gambar 2.7

Struktur Sekretariat TNP2K

Sekretaris Eksekutif

TNP2K, dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh Sekretaris Eksekutif.

Sekretaris Eksekutif menjalankan fungsi mempersiapkan rumusankebijakan dan program, menetapkan sasaran, membangun database,melakukan monitoring dan evaluasi, serta melakukan berbagai analisisyang diperlukan, serta memberikan dukungan teknis dan administrasikepada TNP2K.

Sekretaris Eksekutif dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawabkepada Ketua Tim Nasional.

Kelompok Kerja Kebijakan

Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan tugas SekretarisEksekutif TNP2K, dibentuk Kelompok-Kelompok kerja kebijakan yangdipimpin oleh seorang Koordinator Kelompok Kerja.

Page 37: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142737

Masing-masing kelompok kerja beranggotakan dari unsur pemerintah,masyarakat, dunia usaha, serta pemangku kepentinganlainnya.Keanggotaan kelompok kerja ini diusulkan oleh SekretarisEksekutif TNP2K selanjutnya ditetapkan oleh Wakil Presiden selaku KetuaTNP2K.

Setiap Kelompok kerja bertugas memberikan dukungan kepada SekretarisEksekutif TNP2K dalam hal perumusan kebijakan percepatanpenanggulangan kemiskinan serta pengawasan, pengendalian,pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan programpenanggulangan kemiskinan yang terkait dengan masing-masing tugasdan tanggung jawabnya.

Sekretariat

Untuk membantu kelancaran tugas Sekretaris Eksekutif TNP2K dibentukSekretariat TNP2K yang dipimpin oleh Kepala Sekretariat.

Fungsi Sekretariat TNP2K memberikan dukungan teknis danadministratif kepada Sekretaris Eksekutif TNP2K. Susunan organisasi disekretariat terdiri Bagian Umum, Bagian Perencanaan dan Keuangan,Bagian Data dan Informasi.

Tugas Sekretariat TNP2K secara umum adalah :

Memberikan dukungan dalam hal perumusan kebijakan percepatanpenanggulangan kemiskinan serta melaksanakan pemantauan danevaluasi pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan.

Memberikan dukungan dalam hal pendataan dan informasi untukpenanggulangan kemiskinan.

Memberikan dukungan dalam hal penganggaran terhadap program-program penanggulangan kemiskinan.

Memberikan dukungan dalam hal fasilitasi pemerintah daerah danpara pemangku kepentingan lainnya dalam rangka pelaksanaanpercepatan penangguangan kemiskinan yang diselenggarakan ditingkat provinsi dan kabupaten/kota.

2. Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD)

Selain mengamanatkan pembentukan TNP2K di tingkat pusat, Perpres No. 15tahun 2010 juga mengamanatkan pembentukan Tim KoordinasiPenanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) di tingkat Provinsi danKabupaten Kota. Tim ini merupakan tim lintas sektor dan lintas pemangku-pemangku kepentingan di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota untukmelakukan percepatan penanggulangan kemiskinan di masing-masing tingkatdaerah yang bersangkutan. Struktur kelembagaan dan mekanisme kerjaTKPK kemudian diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)No. 42 tahun 2010

Page 38: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 38

Tugas dan Tanggung Jawab

1. TKPKD memiliki tugas dan tanggungjawab sebagai berikut :Melakukankoordinasi penanggulangan kemiskinan di daerah (Provinsi, Kabupatendan Kota); dan

2. Mengendalikan pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di daerah(Provinsi, Kabupaten dan Kota).

Keanggotaan

Keanggotaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (Provinsi,Kabupaten dan Kota) terdiri dari unsur pemerintah, masyarakat, duniausaha, dan pemangku kepentingan lainnya dalam penanggulangankemiskinan di tingkat daerah (Provinsi, Kabupaten dan Kota)

Susunan keanggotaan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah(Provinsi, Kabupaten dan Kota) sebagai berikut :

Penanggungjawab : Kepala Daerah (Gubernur/Bupati/Walikota)

Ketua : Wakil Kepala Daerah (Wakil Gubernur/WakilBupati/Wakil Walikota)

Wakil Ketua : Sekretaris Daerah

Sekretaris : Kepala Bappeda

Wakil Sekretaris : Kepala BPMD

Anggota :

a. Badan Pemberdayaan Masyarakat Daerah (BPMD)

b. Dinas Pekerjaan Umum

c. Dinas Kependudukan

d. Dinas Sosial

e. Dinas Komunikasi dan Informatika

f. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

g. Inspektorat Daerah

h. Sekretariat Daerah

i. Badan Pusat Statistik (BPS Daerah)

j. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Daerah

k. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

l. Perusahaan Swasta Setempat

m. SKPD Lainnya

n. Perguruan Tinggi Setempat

o. Dunia Usaha

p. Masyarakat dan Pemangku Kepentingan lainnya

Penetapan tugas, susunan keanggotaan, kelompok kerja, sekretariat, danpendanaan TKPK Kabupaten/Kota diatur dengan Surat KeputusanGubernur/Bupati/Walikota dengan memperhatikan Peraturan Presiden No.15 Tahun 2010 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 42 Tahun 2010.

Page 39: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142739

Gambar 2.8

Struktur Organisasi Provinsi/Kabupaten/Kota

Dalam pelaksanaannya, TKPKD diharapkan mampu :

1. Mendorong proses perencanaan dan penganggaran sehingga menghasilkananggaran yang efektif untuk penanggulangan kemiskinan.

2. Melakukan koordinasi dan pemantauan program penanggulangankemiskinan di daerah.

3. Menyampaikan laporan hasil rapat koordinasi TKPKD, paling sedikit 3 kalisetahun (Pasal 25 Permendagri No. 42 tahun 2010); dan hasil pelaksanaanpenanggulangan kemiskinan di daerah kepada Wakil Presiden selakuKetua TNP2K (Pasal 27 Permendagri No. 42 tahun 2010)

TNP2K melakukan berbagai pelatihan dan advokasi bagi Tim Teknis TKPKD.Dengan pelatihan ini, diharapkan Tim Teknis TKPKD mampu :

1. Memantau situasi dan kondisi kemiskinan di daerah secara mandiri daninstitusional TKPK Daerah;

2. Melakukan analisis besaran pengeluaran pemerintah daerah sehinggaefektif untuk penanggulangan kemiskinan (APBN dan APBD); dan

3. Melakukan koordinasi pelaksanaan dan pengendalian programpenanggulangan kemiskinan yang dilakukan di daerah.

Page 40: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 40

BAB III

METODOLOGI EVALUASI ATAS PROGRAM LINTAS SEKTOR

PRIORITAS PENANGGULANGAN KEMISKINAN

A. Tujuan Evaluasi

Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau prestasisuatu kegiatan dengan standar, rencana atau norma yang telah ditetapkan,dan menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan ataukegagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.1

Tujuan evaluasi atas program lintas sektor prioritas penanggulangankemiskinan adalah untuk mengevaluasi perumusan kebijakan danimplementasiprogram-program penanggulangan kemiskinan dalam rangkamendukung prioritas nasional penanggulangan kemiskinan, sebagaimanatertuang dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN)periode 2010 – 2014 dan penjabarannya dalam Rencana Kerja Pemerintah(RKP) tahunan,yang menitikberatkan pada:

1. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan beserta penyebabnyaberkaitan sinkronisasi dan efektivitas koordinasi program-programpenanggulangan kemiskinan di daerah.

2. Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan beserta penyebabnya dalamimplementasi program-program penanggulangan kemiskinan di daerah.

B. Keluaran/Output

Keluaran/output yang diharapkan adalah rekomendasi strategis (strategicrecommendation) kepada pemerintah berkaitan kebijakan program lintassektor prioritas penanggulangan kemiskinan dan implementasinya.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelaksanaan evaluasi atas program lintas sektor prioritaspenanggulangan kemiskinan untuk periode tahun 2010 - 2014, meliputi:

1. Identifikasi dan analisis kebijakan/peraturan terkait atasprogram-programpenanggulangan kemiskinan, baik yang berbasis keluarga/rumah tangga,berbasis pemberdayaan masyarakat, berbasis usaha ekonomi kecil danmikro, serta program pro rakyat lainnya.

2. Identifikasi dan analisis atas permasalahan-permasalahan besertapenyebabnya terkait sinkronisasi dan efektivitas koordinasi program-program penanggulangan kemiskinan di daerah.

1 PP No. 60 Tahun 2008, Pasal 48 ayat 2 (c)

Page 41: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142741

3. Identifikasi dan analisis atas permasalahan-permasalahan besertapenyebabnya terkait dengan implementasi program-programpenanggulangan kemiskinan di daerah.

4. Evaluasi dilaksanakan pada 10 provinsi yang memiliki indeks Gini Ratiodan provinsi yang jumlah penduduk miskinnya tertinggi yang tertinggiyakni Provinsi Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Selatan, SulawesiUtara, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat,Papua Barat, Papua. Sebagai dukungan analisis pada tingkatKabupaten/Kota, setiap provinsi diambil sampel minimal 2Kabupaten/Kota.

D. Kerangka Pemikiran (Desain) Evaluasi

Evaluasi atas program lintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinandimaksudkan dapat menjawab berbagai permasalahan beserta penyebabnyaberkaitan dengan efektivitas kebijakan program–program penanggulangankemiskinan dan implementasinya sebagaimana tertuang dalam kebijakan dantarget RPJMN periode 2010 – 2014 dan penjabarannya dalam Rencana KerjaPemerintah (RKP) tahunan.

Adapun kerangka pemikiran (desain) evaluasi untuk memastikan tercapainyatujuan evaluasi atas program lintas sektor prioritas penanggulangankemiskinan tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1.Desain Evaluasi Atas Program Penanggulangan Kemiskinan

Kebijakan pengawasan Isu dan permasalahanyang berkembang

TUJUAN & SASARANEVALUASI

EVALUASIMetodologi

Kriteria

HASIL EVALUASI

Page 42: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 42

Tujuan dan sasaran evaluasi atas program lintas sektor prioritaspenanggulangan kemiskinan ditetapkan berdasarkan pada hasil sintesakebijakan evaluasi tahunan BPKP dan/atau adanya isu-isu permasalahanyang berkembang di pemerintahan dan masyarakat yang memerlukanmasukan perbaikan.

Evaluasi harus dilaksanakan sesuai dengan metodologi dan kriteriapengawasan yang relevan dan fokus mengacu pada tujuan dan sasaran yangtelah ditetapkan, sehingga diperoleh hasil evaluasi yang dapat memberikannilai tambah (value added) yang optimal kepada semua stakeholder yangberkepentingan.

E. Organisasi Evaluasi

Evaluasi atas program lintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinanmerupakan salah satu kebijakan pengawasan lintas sektoralBPKP tahun2014, yang dilaksanakan bersama-sama secara terkoordinasi oleh KedeputianBPKP Pusat dan Perwakilan BPKP, sebagai berikut:

Gambar 3.2.Organisasi Evaluasi atas Program Lintas Sektor

Prioritas Penanggulangan Kemiskinan

Pelaksanaan evaluasi oleh BPKP Pusat bersifat penjaminan mutu (quality assurance), dimana perencanaan dan pengendalian evaluasi atas program lintas sektor prioritaspenanggulangan kemiskinan dilaksanakan oleh Deputi Pengawasan PenyelenggaraanKeuangan Daerah untuk selanjutnya dikoordinasikan dengan Deputi PengawasanInstansi Pemerintah Bidang Polsoskam selaku Koordinator Evaluasi atas ProgramLintas Sektor Prioritas Penanggulangan Kemiskinan.

Page 43: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142743

Adapun hubungan pengorganisasian pelaksanaan evaluasi atas programpenanggulangan kemiskinan antara Kedeputian BPKP Pusat dan Perwakilan BPKP,sebagai berikut:

a. Kedeputian BPKP Pusat selaku Tim Quality Assurance, antara lain bertanggungjawab;

- Menyusun dan menetapkan TOR dan Pedoman Evaluasi.

- Memantau dan mengendalikan proses pelaksanaan evaluasi oleh TimEvaluasi Perwakilan.

- Memberikan arahan dan solusi kendala lapangan.

- Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Pusat.

- Memberikan asistensi terhadap proses penyusunan Laporan Hasil Evaluasioleh Tim Evaluasi Perwakilan.

- Menyusun Laporan Kompilasi/Konsolidasi Hasil Evaluasi untukdisampaikan kepada Presiden.

b. Perwakilan BPKP selaku Tim Evaluasi, antara lain bertanggung jawab;

- Melaksanakan evaluasi program penanggulangan kemiskinan mengacu padaPedoman Evaluasi.

- Mendokumentasikan seluruh proses kegiatan evaluasi.

- Melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait di Daerah.

- Menyusun Laporan Individual atas Hasil Evaluasi untuk disampaikan kepadaPemda (Provinsi, Kab./Kota terkait) dan kepada Pusat (Tim QA)

F. Hubungan Desain Evaluasi dan Tahapan Evaluasi

Dalam rangka mengarahkan pelaksanaan tahapan evaluasi atas program lintas sektorprioritas penanggulangan kemiskinan sesuai dengan tujuan dan sasaran kebijakanpengawasan BPKP, maka diperlukan hubungan keterkaitan antara kerangkapemikiran (desain) evaluasi dan tahapan evaluasi atas program dimaksud,sebagaimana telah diuraikan sebelumnya di atas. Lebih lanjut, hubungan keterkaitandesain evaluasi dan tahapan evaluasi tersebut menjadi acuan dalam penyusunanlangkah-langkah kerja evaluasi dan output/keluaran yang diharapkan.Adapunhubungan desain evaluasi dan tahapan evaluasi atas program penanggulangankemiskinan dapat digambarkan secara sistematis sebagai berikut:

Page 44: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 44

Gambar 3.3

Hubungan Desain Evaluasi dan Tahapan Evaluasi

Page 45: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142745

Hubungan desain evaluasi dan tahapan evaluasi atas programpenanggulangan kemiskinan, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Dalam tahap persiapan, sesuai dengan kebijakan pengawasan BPKP, TimEvaluasi diharapkan dapat melakukan identifikasi awal atas isu danpermasalahan dalam program penanggulangan kemiskinan yangberkembang di daerah sebagai Tentative Evaluate Objective (TEO), untukselanjutnya dapat dirumuskan Tentative Strategic Recomendation (TSR)sebagai tujuan dan sasaran penugasan evaluasi yang akandilaksanakannya.

2. Dalam tahap pelaksanaan, Tim Evaluasi diharapkan dapatmengimplementasikan metode evaluasi, instrumen evaluasi dan teknikevaluasi yang memadai untuk mengembangkan dan menganalisis lebihlanjut atas TEO yang telah dapat diidentifikasi beserta TSR yang telahdirumuskannya, sesuai dengan kondisi dan bukti riil di lapangan (strategicrecomendation based evidence).

3. Dalam tahap pelaporan, Tim Evaluasi diharapkan dapat menginformasikankondisi permasalahan program penanggulangan kemiskinan besertarumusan saran perbaikan yang relevan berkaitan hasil pelaksanaanevaluasi di lapangan, yang dituangkan dalam format Daftar Isian danPelaporan sebagai output/keluaran evaluasi.

4. Dalam tahap pemantauan, diharapkan hasil evaluasi atas programpenanggulangan kemiskinan dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yangterkait dan dapat memberikan nilai tambah (value added) yang memadaiberkaitan implementasi program penanggulangan kemiskinan dalamrangka mendukung prioritas nasional penanggulangan kemiskinan.

G. Jadwal Pelaksanaan Evaluasi

Jadwal pelaksanaan Evaluasi atas Program Lintas Sektor PrioritasPenanggulangan Kemiskinan, meliputi; tahapan persiapan dan perencanaanpenyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan Pedoman Evaluasi pada periodeJuni – Agustus 2014, tahap piloting pelaksanaan evaluasi pada periodeSeptember 2014, serta tahap pelaporan dan tindak lanjut pada Oktober 2014.

Page 46: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 46

BAB IV

TAHAP PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Evaluasi atas program penanggulangan kemiskinan dalam rangka mendukungprioritas nasional penanggulangan kemiskinan, dilakukan melalui tahapansebagai berikut:

Gambar 4.1Tahapan Evaluasi atas Program Penanggulangan Kemiskinan

Adapun tahapan evaluasi atas program lintas sektor prioritaspenanggulangan kemiskinan dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Tahap Persiapan

Pada tahap ini dilakukan serangkaian kegiatan persiapan penugasanevaluasi atas program lintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinan,baik yang bersifat administratif maupun teknis, yang meliputi:

a. Pengumpulan isu dan permasalahan strategis

Pengumpulan informasi mengenai kondisi implementasi programpenanggulangan kemiskinan pada masing-masing daerahprovinsi/kabupaten/kota diperlukan guna memperoleh pemahamanawal tentang isu dan permasalahan strategis daerah yang akandievaluasi.

- Pemutakhiran tindak lanjut hasil pengawasan- Follow up hasil pengawasan (sebagai dasar perencanaan

kebijakan pengawasan berikutnya)

- Penetapan isu permasalahan strategis- Penetapan tujuan dan sasaran sesuai kebijakan pengawasan- Penyusunan rencana program kerja pengawasan

TAHAPPEMANTAUAN

TAHAPPELAPORAN

- Survai Pendahuluan,Evaluasi Sinkronisasi dan EfektivitasKoordinasi

- Analisis dan tabulasi data,- Evaluasi atas Program per klaster

TAHAPPELAKSANAAN

TAHAPPERSIAPAN

- Perumusan saran perbaikan (strategic policyrecommendation)

- Penyusunan laporan hasil pengawasan- Distribusi laporan hasil pengawasan kepada stakeholder

Page 47: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142747

b. Penetapan tujuan dan sasaran evaluasi

Berdasarkan informasi berupa isu dan permasalahan strategismengenai kondisi implementasi program penanggulangan kemiskinandapat menjadi acuan rencana penetapan tujuan dan sasaran evaluasiyang akan dilaksanakan, disesuaikan dengan prioritas kebijakanpengawasan BPKP.

c. Penyusunan rencana program evaluasi dan penerbitan Surat Tugas

Berdasarkan tujuan dan sasaran evaluasi yang telah ditetapkan,selanjutnya disusun rencana penugasan evaluasi, yang meliputi;penetapan tim evaluasi, jadwal waktu evaluasi, anggaran biaya evaluasidan program kerja pelaksanaan evaluasi serta penerbitan Surat Tugas(ST) oleh Direktur Pengawasan Kedeputian BPKP terkait dan/atauKepala Perwakilan BPKP.Rencana penugasan evaluasi atas programlintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinan dapat dilaksanakanselama 15 – 20 hari kerja, dengan struktur tim; 1 orang PengendaliTeknis, 1 orang Ketua Tim, dan 1 orang atau 2 orang Anggota Tim.

B. Tahap Pelaksanaan

Pada tahapan ini dilakukan serangkaian kegiatan pelaksanaan evaluasiatas program lintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinan dalamrangka:

a. Pengumpulan data dan informasi di lapangan

Pengumpulan data dan informasi yang relevan pada instansi daerahatau SKPD terkait, yang dapat diperoleh melalui, reviu dokumen,wawancara, kuesioner, observasi maupun Focused Group Discussion(FGD/Workshop) dari narasumber yang kompeten.

b. Analisis dan pengolahan/tabulasi data dan informasi

Setelah pengumpulan data dan informasi tersebut dilakukan analisisdan pengolahan atas data dan informasi yang relevan mengenai isu danpermasalahan strategis berkaitan 4 klaster program penanggulangankemiskinan sehingga dapat diperoleh penyebab hakiki (root cause)sebagai dasar penyusunan simpulan dan saran perbaikan yangstrategik. Dalam hal ini, tim evaluasi diharapkan menggunakanpendekatan/konsep Root Cause Analysis untuk dapat mengidentifikasipenyebab hakiki dari suatu isu dan permasalahan yang ada.Root CauseAnalysis merupakan “Pola Pikir, Bukan Pola Tindak”, yang digunakanuntuk mengidentifikasi “mengapa isu dan permasalahan yangditemukan terjadi, tidak hanya sekedar mengidentifikasi ataumelaporkannya sebaga isu dan permasalahan yang terjadi”2. Adapunteknik dalam melakukan Root Cause Analysis, diantaranya denganmenggunakan metode bertanya secara mendalam (The 5 Whys

2Understanding Root Cause Analysis, BRC Global Standards(2012).

Page 48: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 48

Approach) yang dapat juga dikombinasikan dengan metode bagan arus(Flowcharting Analysis)dari suatu arus proses/data/sistem, sehinggadiperoleh simpulan yang memadai. Secara sederhana, The 5 WhysApproach dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4.2Root Cause Analysis “Sebagai Pola Pikir, Bukan Pola Tindak”

-

Details of the problem that needresolving …

a. …

b. …

c. …

d. …

e. …

Why is this happening?

Why is that?

Why is that?

Why is that?

Why is that?

c. Penyusunan simpulan dan pembahasan permasalahan

Hasil dari analisis dan penelaahan datatersebut kemudian dirumuskansimpulan yang relevan dengan tujuan dan sasaran evaluasi sehinggadiperoleh keluaran/output berupa rekomendasi yang bernilai tambah(value added recommendation) berkaitan implementasi program –program penanggulangan kemiskinan di daerah.

Terhadap simpulan permasalahan dan hasil evaluasi yang diperoleh,sebelum disusun perumusan simpulan final dan pelaporannya, terlebihdahulu Tim Evaluasi harus mengkomunikasikan dan melakukanpembahasannya kepada pejabat daerah terkait selaku penanggungjawab program/ kegiatan yang dievaluasi.

Program kerja (langkah-langkah rinci) dalam tahap pelaksanaan evaluasimeliputi pengumpulan data (survei pendahuluan) serta evaluasi ataspenanggulangan kemiskinan. Program kerja evaluasi yang disajikan dalampedoman ini merupakan langkah kerja evaluasi (prosedur) minimal, sebagaicontoh yang dapat dikembangkan oleh Tim Evaluasi sesuai dengan kondisi riilyang dihadapi pada saat pelaksanaan evaluasi di lapangan dan dituangkandalam format daftar isian dan kertas kerja evaluasi.

Program kerja (langkah-langkah rinci) tahapan pelaksanaan evaluasi, sebagaiberikut:

Page 49: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142749

1. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan dilakukan untuk memperoleh pemahaman yangmemadai atas program lintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinansecara komprehensip di masing-masing daerah provinsi/kabupaten/kotayang dievaluasi. Sebagai alat bantu Tim Evaluasi dapat mempelajari AlurLogika Program sebagai model pendanaan lintas sektor dalam InstrumenPengumpulan Data 1 ayang meliputi implementasi program/kegiatan darisudut pandang pendanaan, asas kewenaangan, organsasi pelaksana,fungsi koordinasi serta target sasaran.

Pada tahap survei pendahuluan ini, semua informasi yang diperolehbukanlah merupakan bukti (evidence), melainkan hanyalah merupakandeskripsi atau penjelasan, yaitu antara lain:

a. Informasi yang berkaitan dengan gambaran umum (profil) pelaksanaanprogram pemerintah di daerah provinsi/kabupaten/kota yangdievaluasi.

b. Peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait dengan programlintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinan.

c. Peraturan/kebijakan daerah terkait dengan program lintas sektorprioritas penanggulangan kemiskinan di daerah.

d. Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD), PerencanaanStrategis Pemerintah Daerah (Renstra – Pemda), Rencana KerjaPemerintah Daerah (RKPD) dan Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah (APBD).

e. Surat Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota tentang Pembentukan TimKoordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD).

f. Data dan informasi relevan lainnya.

g. Gunakan Form Survey Pendahuluan dalam Instrumen PengumpulanData1a, Instrumen Pengumpulan Data 1b, Instrumen PengumpulanData 1c serta Instrumen Pengumpulan Data 1d.

Adapun langkah kerja pelaksanaan survei pendahuluan adalah sebagaiberikut:

1) Dapatkan data dan informasi yang diperlukan yang berkaitan dengankegiatan evaluasi program lintas sektor prioritas penanggulangankemiskinan di daerah, baik berupa; peraturan/kebijakan terkaitmaupun implementasi program dan kegiatannya. Data awal yang harusdiperoleh adalah laporan tahunan berupa :

- Laporan Keuangan,

- Laporan Pelaksanaan Pemerintahan Daerah (LPPD),

- Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP),

- Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ),

- Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD).

Page 50: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 50

Upayakan data tahunan diperoleh secara lengkap mulai tahun2010 s.d. 2013. Tahun 2014 sebagai data current dicari

2) Pelajari dan lakukan pembandingan antar data tahunan tersebutdiatas terutama terkait program penanggulangan kemiskinan.

3) Lakukan analisis atas latar belakang dan sumber data dan informasiprogram penangulangan kemiskinan tersebut dalam rangkamengembangkan perolehankeyakinan dalam tahap pengembangantemuan evaluasi.

4) Lakukan analisis yang memadai atas isu dan permasalahan dalamprogram lintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinan di daerahdengan teknik wawancara, review dokumen serta observasi.

5) Identifikasi implementasi program dan kegiatan program lintas sektorprioritas penanggulangan kemiskinan yang kemungkinan terdapatkelemahan yang memerlukan saran perbaikan, sehinggasasaran/tujuan program dan kegiatan dimaksud tercapai.

6) Tuangkan langkah-langkah dan hasil evaluasi dalamformulirsurvaiyang tersedia dalam Instrumen Pengumpulan Datapedoman ini.

7) Buat simpulan sementara secara umum atas data dan informasirelevan yang diperoleh untuk memahami keseluruhan aspek yangterkait meliputi peraturan, kebijakan dan proses programpenanggulangan kemiskinan di daerah.

2. Evaluasi atas Sinkronisasi dan Efektivitas Koordinasi PenanggulanganKemiskinan

Evaluasi atas sinkronisasi dan efektivitas koordinasi penanggulangankemiskinan bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis mengenaikebijakan atas koordinasi penanggulangan kemiskinan danimplementasinya dalam periode tahun 2010 – 2014. Sinkronisasi yangdimaksudkan tidak hanya pelaksanaan program antar K/L di daerah,tetapi juga antar strata pemerintahan yaitu antara pemerintah pusatdengan pemerintah provinsi dan dengan pemerintahkabupaten/kota.Keterkaitan antara K/L dengan SKPD di daerah dipetakandalam Matriks Lembaga Terkait Program PenanggulanganKemiskinan(Instrumen Pengumpulan Data2).Evaluasi juga dimaksudkan untukmengidentifikasi dan menganalisis isu dan permasalahan yangberkembang terkait dengan sinkronisasi dan efektivitas koordinasipenanggulangan kemiskinan. Evaluasi ini dituangkan dalam Kertas KerjaEvaluasi: Sinkronisasi dan Efektivitas Koordinasi PenanggulanganKemiskinan (Instrumen Pengumpulan Data3). Tujuan serta langkah-langkah evaluasi rinci, sebagaimana dijelaskan di bawah ini:

Page 51: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142751

a. Perumusan Kebijakan

1) Disharmonisasi kebijakan penetapan Program PenanggulanganKemiskinan menurut RPJMN dibandingkan RPJMD yang tertuangdalam Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD).

Tujuan evaluasi :

Untuk memastikan bahwa sinkronisasi program/kegiatan prioritasPenanggulangan Kemiskinan menurut RPJMN/RKP dan SPKDserta RPJMD/RKPD/APBD selaras.

Langkah kerja :

a) Dapatkan dokumen RPJMN/RKP, RPJMD/RKPD/APBD.

b) Dapatkan dokumen Strategi Penanggulangan KemiskinanDaerah (SPKD) yang disusun oleh TKPKD bila ada. Bila tidakada evaluasi penyebabnya.

c) Lakukan penelaahan mengenai pengelompokanprogram/prioritas Penanggulangan Kemiskinan menurutdokumen tersebut.

d) Tim evaluator tingkat pusat melakukan konfirmasi kepadaBappenas, TNP2K, serta Kemendagri mengenai adanyadisharmonisasi kebijakan pengelompokkan program/kegiatanprioritas Penanggulangan Kemiskinan.

e) Bagi tim evaluator tingkat perwakilan melakukan konfirmasimelalui pengujian menggunakan langkah-langkah kerja yangada dalam pedoman ini.

f) Buat simpulan mapping apakah SPKD, RPJMD/RKPD, APBDtelah disusun mengacu (sinkron) dengan prioritas nasional yangtertuang dalam RPJMN 2009 – 2014 serta RKP, baik secarakelompok prioritas, nomenklatur program maupun substansisasaran/targetnya?

g) Buat simpulan dan rekomendasi, bagi masing-masing timevaluator tingkat pusat dan perwakilan.

2) Capaian target maupun anggaran prioritas Program lintas sektoralprioritas Pengentasan Kemiskinan yang tercantum dalam RPJMN/RKP(kebijakan pusat) ditetapkan tanpa memperhatikan peran pemerintahdaerah (melalui RPJMD) dalam mencapai target. Demikian jugasebaliknya dalam mencapai target RPJMD, pemerintah daerah belummemperhitungkan target pemerintah pusat.

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan bahwa target capaian anggaran prioritasprogram/kegiatan Penanggulangan Kemiskinan yang tercantumdalam RPJMN/RKP merupakan hasil bersama antara pemerintahpusat, propinsi dan kabupaten/kota.

Page 52: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 52

Langkah kerja :

a) Bagi Tim Pusat (untuk capaian nasional) maupun Tim Daerah(untuk capaian regional), dapatkan capaian target anggaranprioritas program/kegiatan Penanggulangan Kemiskinan dalamRPJMN/RKP. Jika memungkinkan dapatkan dasar penetapantarget tersebut.

b) Dapatkan capaian target anggaran prioritas program/kegiatanPenanggulangan Kemiskinan dalam RPJMD.

c) Lakukan uji data capaian target di SKPD pelaksana program,apakah SKPD terkait dapat memisahkan data targeting programberdasarkan sumber dana berbeda antara APBN, APBD Propinsidan APBD Kabupaten/Kota. Bagaimana cara mengelola datatersebut?

d) Lakukan penelaahan dan konfirmasi (sampling) kepadaPemda/TKPK mengenai kesanggupan pencapaian targettersebut dan kendala-kendala atau hambatan jika target tidakdapat tercapai.

e) Gunakan instrumen yang tersedia dalam InstrumenPengumpulan Data pedoman ini.

f) Buat simpulan dan rekomendasi.

3) Peran swasta/BUMN dalam penanggulangan kemiskinan (misalnyaprogram Corporate Social Responsibility/CSR) tidak tercantum dalamRPJMD secara jelas.

Tujuan evaluasi :

Untuk mendapatkan gambaran umum peran swasta/BUMN dalampenanggulangan kemiskinan dalam dokumen perencanaan daerah.

Langkah kerja :

a) Dapatkanteliti dokumen-dokumen perencanaan daerah(RPJMD/RKPD, SPKD) ataupun MOU antara swasta/BUMNdengan Pemda yang terkait dengan kemiskinan untuk melihatperan swasta/BUMN di daerah tersebut dalam pengentasankemiskinan;

b) Peroleh informasi terkait mekanisme pelaksanaan CSR didaerah;

c) Lakukan analisis kelemahan mekanisme CSR di daerah;

d) Buat simpulan dan rekomendasi.

b. Perencanaan dan Penganggaran

1) Program lintas sektoral prioritas Penanggulangan Kemiskinan, baiksecara substansi sasaran maupun nomenklatur program/kegiatan

Page 53: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142753

belum sepenuhnya sinkron/selaras dengan program/kegiatanRPJMN/RKP.

Tujuan Evaluasi :

Untuk meyakinkan adanya sinkronisasi perencanaan daerah danpemerintah pusat terkait program Penanggulangan Kemiskinan.

Langkah Kerja :

a) Dapatkan dokumen-dokumen perencanaan daerah(RPJMD/RKPD/APBD/DPA dan dokumen lainnya di Bappedadan SKPD terkait;

b) Dapatkan dokumen Strategi Penanggulangan KemiskinanDaerah (SPKD) di TKPD;

c) Bandingkan dokumen-dokumen tersebut di atas dengan RPJMNdan RKP pemerintah Pusat;

d) Gunakan instrumen daftar isian dalam Instrumen PengumpulanData pedoman ini;

e) Evaluasi apakah program-program penanggulangan kemiskinandalam RKPD telah diakomodir dalamRPJMD/RKPD/APBD/DPA;

f) Buat simpulan apakah program prioritas nasionalpenanggulangan kemiskinan di RPJMN tergambar di dokumen-dokumen perencanaan daerah, serta RKPD telah terakomodirdalam RPJMD/RKPD/APBD/DPA dan bila tidak tergambar apapenyebabnya serta dampaknya;

g) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

2) Program lintas sektoral prioritas Penanggulangan Kemiskinan tidakdikelompokkan berdasarkan prioritas nasional (sesuai RPJMN/RKP),melainkan hanya dikelompokkan dalam urusan wajib/pilihan, SKPDpelaksananya, dan prioritas Penanggulangan Kemiskinan sesuaiPermendagri.

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan apakah program/kegiatan PenanggulanganKemiskinan telah dikelompokkan berdasarkan prioritas nasional(sesuai RPJMN/RKP).

Langkah kerja :

a) Evaluasi apakah program-program penanggulangan kemiskinansebagai prioritas daerah dalam RKPD telah diakomodir dalamRPJMD/RKPD/APBD/DPA;

b) Lakukan evaluasi apakah pengelompokan program/kegiatanPenanggulangan Kemiskinan telah berdasarkan RPJMN/RKP;

c) Lakukan konfirmasi kepada TKPD atau SKPD terkait mengenaidasar penyusunan pengelompokan RPJMD/RKPD/APBD/DPA;

Page 54: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 54

d) Gunakan format daftar isian dalam Instrumen PengumpulanData pedoman ini;

e) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

c. Pelaksanaan Anggaran

1) Implementasi Program lintas sektoral prioritas PenanggulanganKemiskinan di daerah belum dikoordinasikan dengan baik.

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan bahwa telah terdapat koordinasi yang baikantara TKPD dengan pihak terkait penganggaran dan pelaksanaanggaran.

Langkah kerja :

a) Dapatkan minute/notulen rapat terkait rapat koordinasi TKPKDdengan SKPD terkait penanggulangan kemiskinan;

b) Dapatkan laporan Lakip atau LPPD untuk melihat kinerjamengenai kemiskinan;

c) Dapatkan dokumen rencana kerja dan anggaran serta laporanhasil koordinasi TKPD (jika ada);

d) Dapatkan SOP terkait perencanaan, koordinasi, sinkronisasidan monitoring/evaluasi program lintas sektoral(Program/kegiatan Penanggulangan Kemiskinan);

e) Lakukan konfirmasi dengan TKPKD atau SKPD terkait proseskoordinasi, permasalahan dan hambatan;

f) Gunakan instrumen daftar isian yang ada dalam InstrumenPengumpulan Data pedoman ini;

g) Buat simpulan dan rekomendasi.

2) Capaian target/sasaran(output) Program lintas sektoral prioritasPenanggulangan Kemiskinan tidak didukung data base yangterkoordinasi antara target program pusat (APBN), target propinsi(APBD Propinsi) dan target kab/kota (APBD kab/kota) secarakomprehensip.

Tujuan evaluasi :

Meyakinkan adanya koordinasi pengelolaan data base targetprogram di tingkat pelaksana (SKPD ataupun UPT Pusat danPropinsi di daerah) antara data target APBN dengan APBD Propinsi

Langkah kerja :

a) Dapatkan dokumen perencanaan program/kegiatanPenanggulangan Kemiskinan (RPJMD/RKPD/APBD/DPA) dantentukan target sasaran output/outcome;

Page 55: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142755

b) Dapatkan data realisasi capaian target sasaran/output/outcomeprogram/kegiatan Penanggulangan Kemisikinan;

c) Dapatkan alokasi anggaran pemda dari APBD/P untuk programPenanggulangan Kemisikinan yang terkait sertajuklak/juknisnya;

d) Bandingkan target sasaran dengan realisasinya. Analisa sebab-sebabnya jika tidak tercapai;

e) Gunakan daftar isian yang ada pada Instrumen PengumpulanData pedoman ini;

f) Lakukan konfirmasi dengan pihak terkait penganggaran/perencanaan dan SKPD pelaksana program PenanggulanganKemiskinan untuk mrget sasaran.empertajam sebab tidaktercapaianya;

g) Buat simpulan dan rekomendasi.

3) Capaian output dan outcome Program lintas sektoral prioritasPenanggulangan Kemiskinan belum/tidak memiliki kesinambungandengan hasil capaian output dan outcome pada tahun-tahunsebelumnya.

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan program Penanggulangan Kemiskinan telahdirencanakan secara kontinyu atau berkesinambungan antaraoutput dengan outcome dan capaian antara output dan outcometahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya.

Langkah kerja :

a) Dapatkan data capaian outputdanoutcome program/kegiatanPenanggulangan Kemiskinan 5 tahun terakhir (atau sesuaikesediaan data);

b) Dapatkan dokumen perencanaan program/kegiatanPenanggulangan Kemiskinan (RPJMD/RKPD/APBD/DPA) dantentukan target sasaran outputdan outcome;

c) Telaah apakah target sasaran output dan outcome telahberkesinambungan dengan capaian tahun sebelumnya;

d) Analisis apakah SKPD pengelola data output juga berperansebagai pelaksana program, sehingga terdapat kendali atasketepatan target sasaran;

e) Lakukan juga analisis apakah data output terkait denganoutcome. Atau apakah data outcome diambil dari BPS yangsecara sistem tidak terkait dengan pengelola program;

f) Gunakan daftar isian yang ada dalam daftar InstrumenPengumpulan Data pedoman ini, dan jika daftar isian belummemadai menggali permasalahan, lakukan in depth interview;

Page 56: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 56

g) Lakukan konfirmasi dan analisa permasalahan dan sebab-sebabnya jika belum ada kesinambungan antara target dengancapaian tahun sebelumnya;

h) Buat simpulan dan rekomendasi.

4) TKPKD selaku Tim Koordinasi tidak berperan optimal dalam memacumelakukan koordinasi program agar kinerja tercapainyaouput/outcome Program lintas sektoral prioritas PenanggulanganKemiskinan.

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan keterlibatkan TKPKD dalam melakukankoordinasi antar SKPD pelaksana program PenanggulanganKemiskinan.

Langkah kerja :

a) Dapatkan SK TKPKD termasuk uraian tugasnya;

b) Dapatkan rencana program kerja dan rencana output darikinerja TKPKD;

c) Dapatkan data dukungan pendanaan TKPKD;

d) Dapatkan data kegiatan, notulen rapat, laporan-laporan dandata lainnya yang menggambarkan pelaksanaan kegiatanTKPKD;

e) Telaah apakah TKPKD telah melaksanakan tugas sesuai aturanperundangan terkait/ SK TKPKD;

f) Telaah dan lakukan konfirmasi kepada TKPKD dan SKPD terkaitmengenai sebab dan kendala jika peran TKPD belum optimal;

g) Buat simpulan dan rekomendasi.

d. Penatausahaan dan Pelaporan Anggaran

1) Pelaporan program lintas sektoral (Program/ kegiatan PK) belumdilaksanakan dengan tertib.

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan ada mekanisme pelaporan dari SKPD kepadaTKPKD sebagai bahan kesimpulan tingkat keberhasilan programPK.

Langkah kerja :

a) Mintakan laporan-laporan dari SKPD kepada TKPKD;

b) Mintakan laporan-laporan dari TKPKD dan yakinkan laporantelah sampai ke TNP2K;

c) Mintakan laporan TKPKD yang memuat outcome yangmengukur keberhasilan PK;

Page 57: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142757

d) Telaah dan lakukan konfirmasi kepada TKPKD dan SKPDterkait mengenai sebab-sebab pelaporan program lintassektoral belum dilaksanakan;

e) Buat simpulan dan rekomendasi.

2) Laporan kemajuan Program lintas sektoral prioritas PK tidak dibuat,baik laporan individu program/kegiatan terkaitan maupunkeseluruhan Program/kegiatan prioritas PK.

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan program telah memiliki SOP mekanismepelaporan yang dapat mereviu kinerja program PK.

Langkah kerja :

a) Dapatkan SOP pelaporan program PK;

b) Dapatkan laporan kemajuan program/kegiatan PK;

c) Telaah apakah jenis pelaporan dan waktu pelaporan telahsesuai dengan ketentuan;

d) Telaah dan lakukan konfirmasi kepada TKPKD dan SKPDterkait mengenai sebab-sebab pelaporan program PK belumdibuat;

e) Buat simpulan dan rekomendasi.

e. Pengawasan Anggaran

1) Pemerintah Pusat/Daerah tidak memonitor/mengevaluasi (kurangperhatian) terhadap capaian output/outcome program lintas sektoral(Program lintas sektoral prioritas PK).

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan bahwa Pemerintah Pusat/Daerah telahmemonitor/mengevaluasi capaian output/outcome program lintassektoral (Program/kegiatan PK).

Langkah kerja :

a) Dapatkan surat-menyurat, notulen rapat, laporan pelaksanaankegiatan monitoring/evaluasi oleh Pemerintah Pusat/Daerahterhadap capaian output/outcome program PK;

b) Telaah dan lakukan konfirmasi kepada TKPKD dan SKPDterkait mengenai sebab-sebab monitoring/evaluasi belumdilaksanakan;

c) Buat simpulan dan rekomendasi.

2) APIP (Inspektorat) tidak melakukan pengawasan atas Program/kegiatan prioritas PK secara keseluruhan. Pengawasan hanyabersifat parsial terhadap masing2 Program/kegiatan tertentu.

Page 58: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 58

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan bahwa APIP telah melakukan pengawasanatas program/kegiatan prioritas PK.

Langkah kerja :

a) Dapatkan surat-menyurat, notulen rapat, laporan pelaksanaankegiatan monitoring/evaluasi oleh APIP terhadap capaianoutput/outcome program PK;

b) Telaah dan lakukan konfirmasi kepada APIP mengenai sebab-sebab pengawasan program/kegiatan PK belum dilaksanakan;

c) Buat simpulan dan rekomendasi.

3. Evaluasi atas Program Penanggulangan Kemiskinan

Evaluasi atas program penanggulangan kemiskinan bertujuanmengidentifikasi dan menganalisis mengenai permasalahan serta penyebabterjadinya kendala untuk setiap program penanggulangan kemiskinanperiode tahun 2010 – 2014.Tujuan dan langkah-langkah kerja untuksetiap program penanggulangan kemiskinan diuraikan dalam penjelasan dibawah ini.Penuangan hasil evaluasi ini menggunakan Kertas KerjaEvaluasi Program Penanggulangan Kemiskinan (Instrumen PengumpulanData4).

a. Program Bantuan Sosial Berbasis Keluarga

1) Penetapan/pemilihan target peserta Program Keluarga Harapan(PKH), tidak tepat sasaran.

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan program telah tepat sasaran dan tidak adaduplikasi

Langkah kerja :

a) Dapatkan database yang digunakan dalam seleksi calonpemerima manfaat;

b) Dapatkan database dari berbagai sumber dan yakinkanpemutakhiran telah dilakukan;

c) Dapatkan SK Penetapan/daftar nama peserta Program dariSKPD terkait;

d) Dapatkan pedoman terkait syarat peserta program dan prosespenetapan calon peserta program menjadi peserta program;

e) Lakukan konfirmasi; kepada penerima program, TKPKD dankepada SKPD terkait (jika diperlukan). Konfirmasidimaksudkan untuk meyakini peserta program yangditetapkan telah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;

f) Lakukan evaluasi dan analisis untuk mengetahui kondisi danpermasalahan yang ada, penyebab dan dampak;

Page 59: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142759

g) Buat simpulan atas kondisi kesesuaian peserta program, danpenyebab beserta dampaknya (jika ada permasalahan);

h) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

2) Pemerintah daerah tidak berkomitmen menyediakan danacostsharingantara lain untuk program PKH.

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan bahwa Pemda telah menyediakan dana costsharing

Langkah kerja :

a) Dapatkan dokumen APBD Pemda/DPA SKPD terkait;

b) Evaluasi apakah telah disediakan anggaran dana cost sharing;

c) Jika cost sharing belum disediakan sesuai ketentuan, lakukankonfirmasi kepada TKPKD, SKPD terkait untuk meyakinikondisi, permasalahan, dan sebab;

d) Buat simpulan atas kondisi yang ada, dan penyebab besertadampaknya (jika ada permasalahan);

e) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

3) Penyaluran kepada penerima manfaat Program tidak tepat sasaran.

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkah bahwa penyaluran kepada penerima manfaattelah tepat sasaran.

Langkah kerja :

a) Dapatkan daftar realisasi penerima program sesuai dokumenpertanggungjawaban;

b) Lakukan sampling peserta antara yang tercantum dalam daftarrealisasi penerima program dengan daftar peserta sesuai SKPenetapan untuk memastikan bahwa penerima program telahtercantum dalam SK Penetapan. Lakukan klarifikasi denganSKPD terkait jika terdapat perbedaan;

c) Lakukan konfirmasi; kepada penerima program dan kepadaTKPKD, Dinas terkait (jika diperlukan). Konfirmasidimaksudkan untuk meyakini peserta program telah sesuaidengan persyaratan yang ditetapkan dan telah tercantumdalam daftar penerima(Gunakan Form Daftar Isian untukRumah Tangga Miskin pemilik Kartu Perlindungan Sosial,Instrumen Pengumpulan Data5;

d) Lakukan evaluasi dan analisis untuk mengetahui kondisi danpermasalahan yang ada, penyebab dan dampak;

e) Buat simpulan atas kondisi kesesuaian peserta program, danpenyebab beserta dampaknya (jika ada permasalahan);

Page 60: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 60

f) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

4) Pembayaran kepada RSTM penerima manfaat Program tidak tepatwaktu

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan bahwa pembayaran kepada RSTM penerimamanfaat Program telah tepat waktu

Langkah kerja :

a) Dapatkan ketentuan mengenai saat pembayaran PK;

b) Lakukan konfirmasi; kepada penerima program dan kepadaTKPKD, SKPD terkait (jika diperlukan). Konfirmasidimaksudkan untuk meyakini peserta program telah menerimapembayaran sesuai waktu yang ditetapkan;

c) Lakukan evaluasi dan analisis untuk mengetahui kondisi danpermasalahan yang ada, penyebab dan dampak;

d) Buat simpulan atas kondisi kesesuaian peserta program, danpenyebab beserta dampaknya (jika ada permasalahan);

e) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

5) Pembayaran kepada RTSPM penerima manfaat Program PK tidaktepat jumlah (adanya pemotongan ilegal).

Tujuan evaluasi :

Mendapatkan keyakinan terbatas bahwa pembayaran kepadaRTSPM penerima manfaat Program PK telah tepat jumlah

Langkah kerja :

a) Dapatkan ketentuan mengenai besaran bantuan program yangharus diterima;

b) Lakukan konfirmasi; kepada penerima program dan kepadaTKPKD, SKPD terkait (jika diperlukan). Konfirmasidimaksudkan untuk meyakini peserta program telah menerimapembayaran sesuai dengan jumlah yang ditetapkan;

c) Lakukan evaluasi dan analisis untuk mengetahui kondisi danpermasalahan yang ada, penyebab dan dampak;

d) Buat simpulan atas kondisi kesesuaian peserta program, danpenyebab beserta dampaknya (jika ada permasalahan);

e) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

6) Masyarakat miskin masih dipungut biaya iuran jaminan kesehatanmaupun biaya jasa pelayanan dan obat tertentu, atau masyarakatbukan miskin justru tidak dipungut biaya iuran jaminan kesehatan.

Page 61: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142761

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakinkan bahwa masyarakat miskin tidak dipungutbiaya iuran jaminan kesehatan maupun biaya jasa pelayanan danobat tertentu.

Langkah kerja :

a) Lakukan konfirmasi; kepada penerima program dan kepadaBPJS/TKPKD/SKPD terkait (jika diperlukan). Konfirmasidimaksudkan untuk meyakini bahwa masyarakat miskin tidakdipungut iuran;

b) Lakukan evaluasi dan analisis untuk mengetahui kondisi danpermasalahan yang ada, penyebab dan dampak;

c) Buat simpulan atas kondisi kesesuaian peserta program, danpenyebab beserta dampaknya (jika ada permasalahan);

d) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

7) Pelayanan kesehatan yang diterima oleh masyarakat miskin tidaksesuai dengan standar yang ditetapkan

Tujuan evaluasi :

Untuk meyakini bahwa masyarakat miskin telah memperolehpelayanan sesuai standar yang ditetapkan.

Langkah kerja :

a) Lakukan konfirmasi kepada pasien yang disampling, apakahrincian layanan kesehatan benar-benar telah diterima dantelah sesuai standar;

b) Lakukan evaluasi dan analisis untuk mengetahui kondisi danpermasalahan yang ada, penyebab dan dampak;

c) Buat simpulan atas kondisi kesesuaian peserta program, danpenyebab beserta dampaknya (jika ada permasalahan);

d) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

b. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis PemberdayaanMasyarakat

1) Perencanaan pembangunan Program PNPM belum/tidak terintegrasidengan rencana pembangunan desa secara keseluruhan.

Tujuan evaluasi :

a) Untuk memastikan bahwa perencanaan program PNPM telahterintegrasi dengan rencana pembangunan desa dan sesuaidengan kebutuhan desa;

b) Untuk memastikan bahwaprogram PNPM telah didukungpembiayaan/partisipasi dari masyarakat/swasta.

Page 62: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 62

Langkah kerja :

a) Dapatkan dokumen perencanaan desa, rapat-rapat penentuanProgram PNPM Desa;

b) Telaah apakah program PNPM telah sesuai dengan rencanapembangunan desa/kebutuhan desa dan terdapat kontribusipembiayaan dari masyarakat/swasta;

c) Lakukan konfirmasi dengan pihak desa atau SKPD terkaitmengenai penentuan program PNPM;

d) Buat simpulan atas kondisi yang ada, dan penyebab besertadampaknya (jika ada permasalahan);

e) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

2) Jenis program bantuan infrastruktur tidak/kurang sesuai dengankebutuhan prioritas masyarakat miskin.

Tujuan evaluasi :

Untuk memastikan bahwa program bantuan infrastruktur telahsesuai dengan kebutuhan prioritas masyarakat miskin.

Langkah kerja :

a) Dapatkan notulen rapat, laporan-laporan yang menunjukkanadanya penentuan kegiatan program bantuan infrastruktur;

b) Evaluasi apakah proses penentuan kegiatan telah dilakukansesuai dengan kebutuhan masyarakat miskin;

c) Analisis dampak dari program terhadap penduduk miskin;

d) Lakukan konfirmasi dengan pihak terkait untuk menentukanpermasalahan dan sebab;

e) Buat simpulan dan rekomendasi.

c. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan UsahaEkonomi Mikro dan Kecil

1) Peran instansi pemerintah terkait (Kemendag dan KemenKOP danUKM) belum optimal

Tujuan evaluasi :

Untuk memastikan bahwa peran instansi pemerintah sudahoptimal terutama dalam memasstikan keberrpihakan kepadapenduduk miskin.

Langkah kerja :

a) Dapatkan informasi keterlibatan instansi pusat dan daerahterkait dengan program dalam melaksanakan perannya untukmemastikan keberrpihakan program terhadap rakyat miskin;

b) Lakukan wawancara kepada dinas terkait (SKPD Koperasi danUKM) untuk mengetahui perrmasalahan dalam pengelolaan

Page 63: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142763

program terutama jika dikaitkan dengan tujuan pogram untukmembantu masyarakat miskin;

c) Cek lapangan untuk dapatkan informasi lain yang dibutuhkansebagai pendukung kesimpulan;

d) Buat simpulan manfaat program dalam menanggulangankemiskinan di daerah;

e) Buat simpulan dan rekomendasi.

d. Program Peningkatan dan Perluasan Program-Program Pro Rakyat

1) Adanya transaksi liar berupa penjualan ikan oleh nelayan yangdilakukan di luar Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Tujuan evaluasi :

Untuk memastikan bahwa semua nelayan mendarat di tempatyang sama dan melakukan transaksi penjualan ikan di TPI.

Langkah kerja :

a) Dapatkan; Data trend produksi/penjualan ikan oleh nelayan,Data keberadaan infrastruktur (seperti; Tempat PelelanganIkan (TPI), Pelabuhan Pelelangan Ikan (PPI), dll);

b) Lakukan konfirmasi pada instansi terkait mengenaikeberadaan titik pendaratan nelayan dan kemungkinanpenjualan ikan oleh nelayan di luar TPI;

c) Lakukan observasi/pengamatan di lapangan (jika diperlukan);

d) Evaluasi dan analisis kondisi kegiatan penjualan ikan olehnelayan;

e) Buat simpulan atas kondisi kegiata penjualan ikan olehnelayan; berserta penyebab dan dampaknya (jika adapermasalahan);

f) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

2) Program pembinaan dan pemberdayaan nelayan kurang/tidakmemberikan manfaat yang optimal (terlihat dari taraf hidup nelayantetap rendah)

Tujuan evaluasi :

Untuk memastikan bahwa program-program pembinaan/pemberdayaan masyarakat nelayan dilaksanakan secaraberkesinambungan dan memberikan manfaat kepada masyarakatnelayan.

Langkah kerja :

a) Dapatkan; Data masyarakat nelayan miskin penerimamanfaat, Data/laporan berkaitan program2 pembinaan/pemberdayaan masyarakat miskin;

Page 64: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 64

b) Lakukan konfirmasi kepada instansi terkait mengenaikesinambungan dan efektivitas program pembinaan/pemberdayaan masyarakat nelayan;

c) Lakukan observasi/pengamatan di lapangan dan konfirmasikepada masyarakat nelayan mengenai manfaat yang dirasakanatas pelaksanaan Program/kegiatan PK;

d) Evaluasi dan analisis mengenai kesinambungan dan efektivitasProgram/kegiatan PK;

e) Buat simpulan atas implementasi Program/kegiatan PK,berserta penyebab dan dampaknya (jika ada permasalahan);

f) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

3) Pelaksanaan Program/kegiatan Rumah Murah tidak tepat sasaran,yaitu sebagian pembeli bukan berasal dari MasyarakatBerpenghasilan Rendah (MBR)

Tujuan evaluasi :

Untuk memastikan bahwa pelaksanaan program penyediaanrumah murah kepada masyarakat miskin tepat sasaran.

Langkah kerja :

a) Dapatkan; Data penetapan MBR dan kriterianya, Data/laporan kemilikan rumah murah oleh MBR, Data harga jualrumah dan persyaratan administratif yang diperlukan;

b) Lakukan konfirmasi kepada instansi terkait berkaitanimplementasi program penyediaan rumah murah;

c) Lakukan observasi/pengamatan dan konfirmasi (jikadiperlukan) kepada masyarakat miskin, baik yang memperolehkepemilikan rumah murah maupun yang tidakmemperolehnya;

d) Evaluasi dan analisis mengenai implementasi programpenyediaan rumah murah telah sesuai dengan rencana/ targetdan ketentuan yang berlaku;

e) Buat simpulan atas kondisi implementasi program penyediaanrumah murah tersebut, beserta penyebab dan dampaknya (jikaada permasalahan);

f) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

4) Jumlah rumah murah yang tersedia relatif terbatas sehingga tidakmenjangkau keseluruhan MBR

Tujuan evaluasi :

Untuk memastikan bahwa jumlah rumah murah telahmenjangkau MBR.

Langkah kerja :

a) Dapatkan data MBR;

b) Dapatkan data ketersediaan rumah murah;

Page 65: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142765

c) Lakukan konfirmasi kepada SKPD/Pihak terkait sebab-sebabkekurangan ketersediaan rumah murah;

d) Buat simpulan dan saran.

5) Cakupan program listrik murah belum menjangkau semuamasyarakat miskin/daerah tertinggal

Tujuan evaluasi :

Untuk memastikan bahwa program listrik murah dapatmenjangkau masyarakat miskin/daerah tertinggal.

Langkah kerja :

a) Dapatkan dokumen perencanaan program pengentasankemiskinan dalam RKPD / APBD. Teliti ada tidaknya programlistrik murah;

b) Evaluasi kesinkronan program listrik murah dengan programlain

c) Evaluasi target dan realisasi program listrik murah;

d) Evaluasi sebab-sebab belum dapat dilaksanakan/sebab belumdapat menjangkau seluruh masyarakat miskin;

e) Buat simpulan atas pelaksanaan program, dan penyebabpermasalahan beserta dampaknya (jika ada permasalahan);

f) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

6) Cakupan program air bersih untuk rakyat belum menjangkauseluruh Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Tujuan evaluasi :

Untuk memastikan bahwa programair bersih untuk rakyat dapatmenjangkau masyarakat miskin/daerah tertinggal.

Langkah kerja :

a) Dapatkan dokumen perencanaan program pengentasankemiskinan dalam RKPD / APBD. Teliti ada tidaknya programaair bersih untuk rakyat;

b) Evaluasi kesinkronan program air bersih untuk rakyat denganprogram lain oleh Pemda/PDAM;

c) Evaluasi target dan realisasi program air bersih;

d) Evaluasi sebab-sebab belum dapat dilaksanakan/sebab belumdapat menjangkau seluruh masyarakat berpenghasilanrendah;

e) Buat simpulan atas pelaksanaan program, dan penyebabpermasalahan beserta dampaknya (jika ada permasalahan);

f) Buat saran perbaikan yang diperlukan.

Page 66: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 66

BAB V

TAHAP PELAPORAN DAN TAHAP PEMANTAUAN

Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilaksanakan, selanjutnya Tim Evaluasimenyusun laporandan memantau atas hasil evaluasi Program Lintas SektorPrioritas Penanggulangan Kemiskinan.

A. Tahap Pelaporan

Laporan yang disusun oleh tim evaluator memuat kondisi permasalahan atasimplementasi program–program penanggulangan kemiskinan di daerahbeserta rumusan saran perbaikan yang relevan berkaitan hasil pelaksanaanevaluasi di lapangan, untuk selanjutnya didistribusikan kepada semuastakeholder terkait yang berkepentingan.

Adapun prosedur pelaporan dalam evaluasi atas program lintas sektorprioritas penanggulangan kemiskinan, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5.1Prosedur Pelaporan

Secara ringkas, prosedur pelaporan evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Berdasarkan sampling hasil evaluasi atas program lintas sektor prioritaspenanggulangan kemiskinan di daerah provinsi/kabupaten/kota, PerwakilanBPKP menyusun laporan provinsi yang memuat;

Temuan hasil evaluasi, sebab dan akibat berkaitan isu danpermasalahansinkronisasi dan efektivitas koordinasi program lintas

Page 67: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142767

sektor prioritas penanggulangan kemiskinan serta implementasiprogram–program penanggulangan kemiskinan di daerah.

Saran perbaikan kebijakan strategis (strategic policy recomendation)berkaitan kebijakan program lintas sektor prioritas penanggulangankemiskinan beserta implemetasinya di daerah.

b. Laporan hasil evaluasi berupa laporan provinsi, selanjutnya dikirim olehPerwakilan BPKP kepada Tim Perencanaan dan Pengendalian dan/atau TimKoordinasi Kedeputian BPKP Pusat dalam bentuk hard copy sebanyak 2eksemplar dan soft file, untuk selanjutnya dikompilasi dan dikonsolidasikansecara nasional oleh Tim Koordinasi Kedeputian BPKP sebagai laporan danbahan masukan kepada Presiden untuk perbaikan perumusan kebijakanstrategis (strategic policy recommendation) berkaitan implementasi programlintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinan.

c. Hasil dari format Daftar Isian dan Hasil Wawancara, Review Dokumen danObservasi yang telah diisi oleh Tim Evaluator (Daftar isian bukan untuk diisioleh target evaluasi, tetapi oleh evaluator) merupakan kertas kerja yang harusdikirmkan kepada Tim Pusat untuk dilakukan tabulasi secara nasional.

d. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut :

Jika unit analisis yang menjadi target responden tidak memiliki datayang ditanyakan, maka tidak perlu memaksakan untuk diisi denganmencari data pada unit responden lainnya sesuai peruntukan daftarisian.

Unit analisis sebagai responden sudah disediakan daftar isian lainnya(misalnya untuk SKPD tersedia format daftar isian yang berbeda dengandaftar isian untuk TKPKD).

Hasil evaluasi memuat hasil analisis dan evaluasi terhadapfakta/kondisi, kriteria/rencana target, permasalahan yang ditemukan(finding) dalam pelaksanaan evaluasi diperkirakan berupa permasalahanatas;

1) Sinkronisasi Program Lintas Sektor Prioritas PenanggulanganKemiskinan.

2) Efektivitas Koordinasi Program Lintas Sektor PrioritasPenanggulangan Kemiskinan.

3) Implementasi Program Lintas Sektor Prioritas PenanggulanganKemiskinan.

4) Pengelolaan data RTSPM di tingkat Kabupaten/Kota

5) Efektifitas targeting (sampling berdasarkan daftar isian RTSPM).

e. Format Laporan

Contoh format laporan evaluasi sebagai berikut:

Page 68: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 68

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PERWAKILAN PROVINSI ..............................................

Jl. .................................................................

Telepon ................................. Faksimile ....................

Nomor : LAP- .......... / .......... /2014 ....... 2014

Lampiran : 1 (satu) berkas

Hal : Laporan Hasil Evaluasi ProgramLintas Sektor PenanggulanganKemiskinan pada PemerintahPropinsi …………

Tahun 2010-2014

Berdasarkan Surat Tugas Nomor ……………, tanggal …………… tentang Tim EvaluasiLintas Sektor Penanggulangan Kemiskinan, dengan ini kami sampaikan Laporan HasilEvaluasi Penanggulangan Kemiskinan pada Pemerintah Propinsi …………… Tahun 2010-2014, sebagai berikut:

BAB I SIMPULAN DAN SARAN

BAB II URAIAN HASIL EVALUASI

Page Break ------------------------------------------------------------------BAB I

SIMPULAN DAN SARAN

1. SIMPULAN

2. SARAN

Kepala,Selaku Penanggung Jawab

..............................NIP. .....................

Page 69: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142769

BAB IIURAIAN HASIL EVALUASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN

A. PENDAHULUAN

1. Dasar Hukum Penugasan

Dasar evaluasi antara lain adalah; Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; Keputusan Presiden RI Nomor 9tahun 2004, yang telah diubah terakhir kali dengan Peraturan Presiden Nomor 11tahun 2005; Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2011 tentangPercepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, dan surat tugasyang ditandatangani oleh Direktorat Kedeputian BPKP dan/atau KepalaPerwakilan BPKP

2. Tujuan

Tujuan dilakukannya kegiatan evaluasi penangulangan kemiskinan,adalahsebagai berikut:a) Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan beserta penyebabnya berkaitan

sinkronisasi dan efektivitas koordinasi program-program penanggulangankemiskinan di daerah.

b) Mengidentifikasi permasalahan-permasalahan beserta penyebabnya dalamimplementasi program-program penanggulangan kemiskinan di daerah.

3. Ruang Lingkup

Periode kegiatan evaluasi mulai tanggal ……… sampai dengan tanggal ………dengan cakupan sebagai berikut:

a) Identifikasi dan analisis kebijakan/peraturan terkait atasprogram-programpenanggulangan kemiskinan, baik yang berbasis keluarga/rumah tangga,berbasis pemberdayaan masyarakat, berbasis usaha ekonomi kecil dan mikro,serta program pro rakyat lainnya.

b) Identifikasi dan analisis atas permasalahan-permasalahan besertapenyebabnya terkait sinkronisasi dan efektivitas koordinasi program-programpenanggulangan kemiskinan di daerah.

c) Identifikasi dan analisis atas permasalahan-permasalahan besertapenyebabnya terkait dengan implementasi program-programpenanggulangan kemiskinan di daerah.

B. EVALUASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN ANGGARAN 2010-2014

1. Gambaran Umum2. Uraian Hasil Evaluasi.

Isu permasalahan yang diperoleh dalam kategori :

Page 70: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 70

a) Sinkronisasib) Koordinasic) Pengelolaan basis data sasarand) Implementasi (antara lain diperoleh berdasarkan hasil sampling)e) Isu permasalahan lainnya sesuai spesifikasi kondisi daerah

3. Rekomendasi (sesuai dengan isu permasalahan dan kewenangan pemerintahdaerah).

4. Masukan rekomendasi yang menjadi kewenangan pemerintah pusat.

C. INFORMASI LAIN

Bila terdapat informasi lain, agar diinformasikan dalam bagian ini.

B. Tahap Pemantauan

Tahap akhir kegiatan pengawasan adalah pemantauan hasil pengawasanyang telah dilaksanakan, yang antara lain meliputi; pemutakhiran tindaklanjut hasil pengawasan dan menindaklanjutinya (follow up) sebagai bahanreferensi dalam perencanaan kebijakan pengawasan berikutnya.

Page 71: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142771

Page 72: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 72

Page 73: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142773

PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

1. Petunjuk Umum.

Semua KKE adalah tanggung jawab tim evaluator. Jika pengisiandilakukan oleh responden harus dilakukan validasi oleh Tim Evaluator.

Survey Pendahuluan dituangkan dalam :

- Lampiran 1 a berupa Petunjuk Pengisian KKE seperti diuraikan disini.

- Lampiran 1b berupa kuesioner tertutup untuk unit analisis Provinsidengan target responden TKPKD atau Bapeda (jika TKPKD belum/tidakada).

- Lampiran 1c berupa kuesioner tertutup untuk unit analisis Kab/Kotadengan target responden TKPKD atau Bapeda (jika TKPKD belum/tidakada)

- Lampiran 1d berupa kuesioner terbuka untuk hasil analisisberdasarkan data review dokumen, wawancara dan observasi denganresponden yang sama pada Lampiran 1a dan 1b.

Lampiran 2 a adalah petunjuk tentang Kementerian dan Lembaga yangterlibat dalam Program Penanggulangan Kemiskinan berdasarkan RKP2014. Pelaksanaan program di daerah atau sasaran program di daerah(Propvinsi dan Kab/Kota) bisa berupa :

- Dilaksanakan sendiri oleh K/L yang bersangkutan.

- Dilaksanakan oleh UPT K/L di daerah.

- Dilaksanakan oleh SKPD Provinsi dan Kab/Kota dalam rangkamelaksanakan asas dekonsentrasi dan tugas pembantuan.

Jika hasil analisis menyimpulkan program kemiskinan di daerah hanyabersifat belanja aparatur, maka dana belanja publik kepada pendudukmiskin dianalisis melalui dana non program dalam dana Hibah danBansos.

Format yang harus diisi untuk memperoleh data ini adalah Lampiran 2bdengan kemungkinan sumber data sbb:

a. SKPD terkait dalam daftar matriks.

b. Biro Ekonomi dan Pembangunan.

c. Biro Dekonsentrasi

d. Unit Lainnya yang mengelola catatan dana-dana APBN di daerah.

Lampiran 3 adalah kuesioner terbuka untuk menuangkan simpulantentang sinkronisasi dan koordinasi program penanggulangan kemiskinanmenyangkut hal-hal berikut :

- Sinkronisasi dan Koordinasi antar K/L dalam pelaksanaan di daerahdengan cara mencari data seluruh data program penanggulangankemiskinan dengan dana APBN. Sumber data Program K/L yang terkaitini bisa diperoleh di lampiran 2 diatas.

Page 74: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 74

a. Sinkronisasi antar strata pemerintahan antara pusat dan daerahdengan membandingkan data antara penamaan program versi APBNdengan penamaan program versi APBD. Sumber data dalam langkahini diperoleh dengan cara analisis dengan membandingkan :

o Jenis kegiatan antar program milik pusat dan milik daerah.

o Jenis output yang dihasilkan antara milik pusat dan milik daerah(output sama atau output tidak sama tapi saling mendukung).

Lampiran ini dilakukan pada tingkat propinsi dan sampelnya di 2Kab/kota.

Lampiran 4 adalah kuesioner terbuka untuk menuangkan simpulantentang implementasi yang diperoleh pada setiap kluster versi APBN

Lampiran 5 adalah kuesioner tertutup dan terbuka untuk menuangkantanggapan RTS Penerima Manfaat dalam menerima program kemiskinansebagai target sasaran. Penetapan RTS dengan sampling dengan jumlah 10RTS setiap Kab/Kota.

2. Keterkaitan instrumen kuesioner/daftar isian dengan outputrekomendasi yang diharapkan.

Berdasarkan hasil pengisian instrumen kuesioner dan daftar isian, TimEvaluator diharuskan melakukan analisis logika program dan dapatmembangun kerangka hubungan sektoral (dalam format hubungan K/L)maupun hubungan antar strata Pemerintah Pusat dengan Daerah.

Pendalaman pengembangan temuan hasil evaluasi ditekankan padaprofessional judgement Tim Evaluator dengan cara melakukan kajianmendalam (melalui wawancara, review dokumen, observasi dan prosedurlainnya yang disesuaikan dengan kondisi lapangan).

Berikut beberapa pertanyaan/pernyataan dalam format Instrumen DaftarIsian evaluasi atas program lintas sektor prioritas penanggulangankemiskinan;

a. Sinkronisasi Program-Program Penanggulangan Kemiskinan

1. Apakah dalam rangka percepatan dan efektivitas penanggulangankemiskinan, apakah proram lintas sektor (antar K/L, antara PemerintahPusat dengan Propinsi dan antara Pemerintah Pusat denganKabupaten/Kota) pemerintah (provinsi, kabupaten/kota) telah dipenuhioleh kriteria berikut :

- Sinkron tujuan program (identifikasi target kegiatan dalam program)

- Sinkron substansi kegiatan (kegiatan yang saling mendukung)

- Sinkron penamaan kegiatan

- Sinkron penamaan program

- Sinkron pendanaan yang saling mendukung (APBN, APBD Propinsidan APBD Kab/Kota)

2. Lakukan wawancara, review dokumen dan observasi mendalam denganpihak stakeholder terkait untuk menggali informasi mengenai hal-hal

Page 75: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142775

yang menjadi perhatian dan uraikan kondisinya beserta permasalahanyang ada.

b. Efektivitas Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan

Dalam implementasinya evaluasi awal dilakukan melalui peran dalamtupoksi TKPKD. Hal ini perlu dicermati dengan cara :

o Apakah TKPKD telah berperan sesuai tugas pokok, fungsi dankewenangannya dalam mengkoordinasikan program lintas sektorprioritas penanggulangan kemisikinan di daerah?

o Jika peran koordinator yang seharusnya diemban, apakah cukupmemadai dalam mengkoordinasikan program-program APBN dan APBDsecara komprehensif?

c. Implementasi Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan.

Implementasi semua pihak yang berperan sebagai executing agencymemiliki beberapa risiko berikut :

o Duplikasi sasaran antara targeting APBN dengan APBD

o Tidak ada kesinambungan/keterpaduan sifat intervensi program

Simpulan ini bisa diperoleh dari Form Isian Lampiran 5 serta reviewdokumen, wawancara, serta observasi.

Sementara itu untuk memperoleh simpulan implementasi masing-masingkluster diperoleh melalui KKE lampiran 4.

d. Pengelolaan Data Base Target Sasaran

Data base awal target sasaran khususnya RTS pemegang KPS berada padaBPS Kab/Kota. Sedangkan usulan perubahan (mutasi) KPS berada padatingkat Desa (Musdes) yang hanya berwenang mengusulkan perubahan keTNP2K Pusat.

Risiko yang melekat pada hal ini adalah :

o Data base tidak secara melekat dikelola TKPKD

o Data base tidak dikelola SKPD terkait

Laporan output sasaran capaian dalam laporan tahunan oleh TKPKDhanya mengandalkan data BPS yang perolehan datanya tidak kontinyumengelola mutasi (cara perolehan data pada satu titik waktu dengansampel atau sensus).

e. Permasalahan Lainnya.

Simpulan ini diperoleh melalui pengembangan temuan hasil evaluasiditekankan pada professional judgement Tim dengan cara melakukankajian mendalam mendasarkan seluruh Lampiran yang tersedia (melaluiwawancara, review dokumen, observasi dan prosedur lainnya yangdisesuaikan dengan kondisi lapangan)

Page 76: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 76

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA 1.b

FORM SURVEY PENDAHULUAN:ISIAN DATA UMUM

BAPPEDA/TKPKD PROVINSI …….

Page 77: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142777

Page 78: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 78

Page 79: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142779

Page 80: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 80

Page 81: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142781

Page 82: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 82

Page 83: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142783

Page 84: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 84

Page 85: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142785

Page 86: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 86

Page 87: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142787

Page 88: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 88

Page 89: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142789

Page 90: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 90

Page 91: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142791

Page 92: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 92

Page 93: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142793

Page 94: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 94

Page 95: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142795

Page 96: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 96

Page 97: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142797

Page 98: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 98

Page 99: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.142799

Page 100: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 100

Page 101: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427101

Page 102: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 102

Page 103: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427103

Page 104: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 104

Page 105: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427105

Page 106: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 106

Page 107: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427107

…………………………………………………………..

Ketua Tim

…………………………………………………………………………..

Anggota Tim

……………………………………………………………………………

Page 108: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 108

LAMPIRAN 1.dKERTAS KERJA EVALUASISURVEY PENDAHULUAN

BAPPEDA/TKPKD Provinsi/Kabupaten/Kota …….

Nama Instansi : Prov/Kab/Kota…… KKE No : KKE-

Periode Evaluasi : Ref Program evaluasi Nomor :

Sasaran Evaluasi : Dibuat oleh

(Nama/Paraf)

:

Direviu oleh

(Nama/Paraf)

:

KERTAS KERJA EVALUASI

SURVEY PENDAHULUAN

1. Tujuan:

Memperoleh pemahaman yang memadai atas program lintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinan di

masing-masing daerah provinsi/ kabupaten/ kota yang dievaluasi

2. Hasil Evaluasi

a. Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b. Isu dan permasalahan dalam program lintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinan di daerah

c. Identifikasi implementasi program dan kegiatan program lintas sektor prioritas penanggulangan kemiskinan

yang kemungkinan terdapat kelemahan yang memerlukan saran perbaikan

d. Simpulan

Page 109: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427109

Page 110: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 110

Page 111: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427111

Page 112: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 112

Page 113: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427113

Page 114: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 114

Page 115: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427115

Page 116: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 116

LAMPIRAN 2 b

FORM DAFTAR ISIANPROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DANA APBNDI DAERAH

Tujuan :Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui SKPD yang menerima dana DIPA APBN dalam rangkaDekonsentrasi dan atau Tugas Pembantuan di Propinsi dan Kabupaten atau Kota.Sasaran :SKPD Provinsi dan SKPD Kab/Kota yang mejadi sampel, sesuai dengan matriks SKPD dalam MatriksLembaga Terkait Program Penanggulangan Kemiskinan dalam ampiran 2 a.

Data Responden:

Nama SKPD :Alamat :Provinsi/Kab/Kota

Pertanyaan Daftar Isian:1. Program penanggulangan kemiskinan yang didanai APBN dengan target di Provinsi/Kabupaten/Kota dengan data

sebagai berikut : (berikan tanda V pada kolom yang sesuai).

No Uraian AdaTidak

Ada

Tidak

Diketahui

1 Dilaksanakan sendiri oleh K/L Pusat

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

2 Dilaksanakan oleh UPT K/L di daerah

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

3 Dilaksanakan SKPD Provinsi dalam rangka Dekonsentrasi

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

4 Dilaksanakan SKPD Provinsi dalam rangka Tugas Pembantuan

Tahun 2010

Tahun 2011

Page 117: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427117

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

5 Dilaksanakan SKPD Kab/Kota dalam rangka Dekonsentrasi

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

6 Dilaksanakan SKPD Kab/Kota dalam rangka Tugas Pembantuan

Tahun 2010

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

2. Jika ya, lanjutkan ke pengisian tabel 1 (jika halaman kurang, tambahkan lembar lain)

No DANA DIPA APBN DI DAERAHPROPINSI/KAB/KOTA

PER TAHUN DALAM RUPIAH

DIPA K/L DIPA Dekonsentrasi DIPA TugasPembantuan

1 Dana Program Keluarga Harapan 2010 2010 2010

2011 2011 2011

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

2 Dana Program Jamkesmas 2010 2010 2010

2011 2011 2011

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

3 Dana Program Beasiswa Miskin 2010 2010 2010

2011 2011 2011

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

4 Dana Program Beras Miskin 2010 2010 2010

2011 2011 2011

Page 118: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 118

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

5 Dana Program Nasional PemberdayaanMasyarakat

2010 2010 2010

2011 2011 2011

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

6 Dana Program Kredit Usaha Rakyat 2010 2010 2010

2011 2011 2011

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

7 Dana Program Rumah Sangat Murah 2010 2010 2010

2011 2011 2011

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

8 Dana Program Pamsimas 2010 2010 2010

2011 2011 2011

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

9 Dana Program Kendaraan AngkutanUmum Murah

2010 2010 2010

2011 2011 2011

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

10 Dana Program Listrik Murah dan Hemat 2010 2010 2010

2011 2011 2011

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

11 Dana Program lainnya (sebutkan)……………………………………

2010 2010 2010

Page 119: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427119

2011 2011 2011

2012 2012 2012

2013 2013 2013

2014 2014 2014

3. Apakah instansi responden dilibatkan dalam proses penetapan penduduk miskin yang menjadi target sasaran atau lokasisasaran program ?

Jika tidak, sebutkan sumber data yang digunakan?

Jika ya, jelaskan keterlibatan instansi respoden dan proses penetapan target sasaran (narasi)?

Jelaskan permasalahan yang ditemukan ketahui terkait penetapan target sasaran program penanggulangan kemiskinan:

4. Atas program penanggulangan kemiskinan dengan sumber dana APBN, pihak mana yang melakukan pengawasan ataspelaksanaannya?

Jika ya, jelaskan lingkup pengawasannya dan permasalahan utama yang dimuat dalam laporan:

5. Apakah ada mekanisme pemantauan atas pelaksanaan program penanggulangan kemiskinan khususnya untuk melihatkemanfaatan program bagi penerima program?

Jika tidak, jelaskan alasannya:

Page 120: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 120

Jika ya, jelaskan secara ringkas mekanismenya dan uraikan kelemahan dan saran perbaikan:

6. Apakah SKPD responden dilibatkan dalam rapat yang dilaksanakan oleh TKPKD?Jika ya, lanjutkan dengan pengisian tabel 2:

No Jenis Kegiatan FrekuensiPelaksanaan

LingkupPembahasan

Persepsi responden

Efektif KurangEfektif

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Page 121: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427121

LAMPIRAN 3

KERTAS KERJA EVALUASISINKRONISASI DAN EFEKTIVITAS KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Nama Instansi : Prov/Kab/Kota…… KKE No : KKE-

Periode Evaluasi : Ref Program evaluasi

Nomor

:

Sasaran Evaluasi : Dibuat oleh

(Nama/Paraf)

:

Direviu oleh

(Nama/Paraf)

:

KERTAS KERJA EVALUASI

SINKRONISASI DAN EFEKTIVITAS KOORDINASI PENANGGULANGAN

KEMISKINAN

1. Tujuan:

a. Mengidentifikasi dan menganalisis mengenai kebijakan atas koordinasi

penanggulangan kemiskinan dan implementasinya dalam periode tahun

2010 – 2014

b. Mengidentifikasi dan menganalisis isu dan permasalahan yang berkembang

terkait dengan sinkronisasi dan efektivitas koordinasi penanggulangan

kemiskinan

2. Hasil Evaluasi

a. Perumusan Kebijakan

1) Disharmonisasi kebijakan penetapan pengelompokan Program/kegiatan

prioritas Penanggulangan Kemiskinan menurut RPJMN/RKP,

Permendagri (Pedoman APBD, serta Perpres/Permendagri (Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan)

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Pengelompokan program/kegiatan prioritas PenanggulanganKemiskinan menurut RPJMN/RKP dan Permendagritelah/belum selaras

Page 122: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 122

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

2) Capaian target maupun anggaran prioritas Program lintas sektoral prioritas

PK yang tercantum dalam RPJMN/RKP (kebijakan pusat) ditetapkan tanpa

memperhatikan peran pemerintah daerah (melalui RPJMD) dalam

mencapai target. Demikian juga sebaliknya dalam mencapai target RPJMD,

pemerintah daerah belum memperhitungkan target pemerintah pusat

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Target capaian anggaran prioritas program/kegiatanPenanggulangan Kemiskinan yang tercantum dalamRPJMN/RKP sudah/belum merupakan hasil bersama antarapemerintah pusat, propinsi dan kabupaten/kota

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

3) Peran swasta/BUMN dalam penanggulangan kemiskinan (misalnya

program Corporate Social Responsibility/CSR) tidak tercantum dalam RPJMD

secara jelas

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Ada/tidak ada peran swasta/BUMN dalam penanggulangankemiskinan dalam dokumen perencanaan daerah

Page 123: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427123

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

b. Perencanaan dan Penganggaran

1) Program lintas sektoral prioritas Penanggulangan Kemiskinan, baik secara

substansi sasaran maupun nomenklatur program/kegiatan belum

sepenuhnya sinkron/selaras dengan program/kegiatan RPJMN/RKP

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Ada / Tidak ada sinkronisasi perencanaan daerah danpemerintah pusat terkait program Penanggulangan Kemiskinan

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

2) Program lintas sektoral prioritas Penanggulangan Kemiskinan tidak

dikelompokkan berdasarkan prioritas nasional (sesuai RPJMN/RKP),

melainkan hanya dikelompokkan dalam urusan wajib/pilihan, SKPD

pelaksananya, dan prioritas Penanggulangan Kemiskinan sesuai

Permendagri.

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

Page 124: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 124

b) Simpulan

Program/kegiatan Penanggulangan Kemiskinan telah/belumdikelompokkan berdasarkan prioritas nasional (sesuaiRPJMN/RKP).

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

c. Pelaksanaan anggaran

1) Implementasi Program lintas sektoral prioritas Penanggulangan Kemiskinan

di daerah belum dikoordinasikan dengan baik.

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Telah/belum terdapat koordinasi yang baik antara TKPDdengan pihak terkait penganggaran dan pelaksana anggaran

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

2) Capaian target/sasaran (output) Program lintas sektoral prioritas

Penanggulangan Kemiskinan tidak didukung data base yang terkoordinasi

antara target program pusat (APBN), target propinsi (APBD Propinsi) dan

target kab/kota (APBD kab/kota) secara komprehensif

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

Page 125: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427125

b) Simpulan

Ada/Tidak ada koordinasi pengelolaan data base target programdi tingkat pelaksana (SKPD ataupun UPT Pusat dan Propinsi didaerah) antara data target APBN dengan APBD Propinsi

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

3) Capaian output dan outcome Program lintas sektoral prioritas

Penanggulangan Kemiskinan belum/tidak memiliki kesinambungan dengan

hasil capaian output dan outcome pada tahun-tahun sebelumnya

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Program Penanggulangan Kemiskinan telah/belumdirencanakan secara kontinyu atau berkesinambungan antaraoutput dengan outcome dan capaian antara output dan outcometahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

4) TKPKD selaku Tim Koordinasi tidak berperan optimal dalam memacu

melakukan koordinasi program agar kinerja tercapainya ouput/outcome

Program lintas sektoral prioritas Penanggulangan Kemiskinan.

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

Page 126: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 126

b) Simpulan

Ada/tidak ada keterlibatkan TKPKD dalam melakukankoordinasi antar SKPD pelaksana program PenanggulanganKemiskinan.

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

d. Penatausahaan dan Pelaporan Anggaran

1) Pelaporan program lintas sektoral (Program/ kegiatan PK) belum

dilaksanakan dengan tertib.

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Ada/tidak ada mekanisme pelaporan dari SKPD kepada TKPKDsebagai bahan kesimpulan tingkat keberhasilan program PK

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

2) Laporan kemajuan Program lintas sektoral prioritas PK tidak dibuat, baik

laporan individu program/kegiatan terkaitan maupun keseluruhan

Program/kegiatan prioritas PK

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

Page 127: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427127

b) Simpulan

Program telah/belum memiliki SOP mekanisme pelaporan yangdapat mereviu kinerja program PK

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

e. Pengawasan Anggaran

1) Pemerintah Pusat/Daerah tidak memonitor/mengevaluasi (kurang

perhatian) terhadap capaian output/outcome program lintas sektoral

(Program lintas sektoral prioritas PK)

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Pemerintah Pusat/Daerah telah/belum memonitor/mengevaluasi capaian output/outcome program lintas sektoral(Program/kegiatan PK).

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

2) APIP (inspektorat) tidak melakukan pengawasan atas Program/ kegiatan

prioritas PK secara keseluruhan. Pengawasan hanya bersifat parsial

terhadap masing2 Program/kegiatan tertentu

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

Page 128: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 128

b) Simpulan

APIP telah/belum melakukan pengawasan atasprogram/kegiatan prioritas PK

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

f. Permasalahan lainnya (jika ada)

1. Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

2. Simpulan

3. Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

Page 129: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427129

LAMPIRAN 4KERTAS KERJA EVALUASIPROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Nama Instansi : Prov/Kab/Kota…… KKE No : KKE-

Periode Evaluasi : Ref Program evaluasi Nomor :

Sasaran Evaluasi : Dibuat oleh

(Nama/Paraf)

:

Direviu oleh

(Nama/Paraf)

:

KERTAS KERJA EVALUASI

PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

1. Tujuan:

a. Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan dalam tiap-tiap cluster

Program Lintas Sektor Prioritas Penanggulangan Kemiskinan.

b. Mengidentifikasi dan menganalisis isu dan permasalahan penyebab serta

dampaknya (jika ada permasalahan) dan memberikan saran perbaikan yang

diperlukan.

2. Hasil Evaluasi

a. Program Bantuan Sosial Berbasis Keluarga

1) Penetapan/pemilihan target peserta Program Keluarga Harapan (PKH), baik

untuk jaminan kesehatan, pangan, beasiswa miskin tidak tepat sasaran

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Program telah /belum tepat sasaran dan ada / tidak adaduplikasi

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

Page 130: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 130

2) Pemerintah daerah tidak berkomitmen menyediakan dana cost sharing

untuk bantuan/beasiswa miskin (BSM), baik untuk pendidikan dasar,

menengah, dan tinggi.

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Pemda telah/belum menyediakan dana cost sharing untukbantuan/beasiswa miskin (BSM), baik untuk pendidikan dasar,menengah, dan tinggi sesuai ketentuan

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

3) Penyaluran kepada penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH),

baik untuk jaminan kesehatan, pangan, beasiswa miskin serta penerima

beras bersubsidi, dan BSM tidak tepat sasaran

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

penyaluran kepada penerima manfaat Program KeluargaHarapan (PKH), baik untuk jaminan kesehatan, pangan, beasiswamiskin telah/belum tepat sasaran

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

Page 131: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427131

4) Pembayaran kepada RSTM penerima manfaat Program PK, beras bersubsididan Bantuan Siswa Miskin (BSM) tidak tepat waktu

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Pembayaran kepada RSTM penerima manfaat Program PK, berasbersubsidi dan Bantuan Siswa Miskin (BSM) telah/belum tepatwaktu

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

5) Pembayaran kepada RTSPM penerima manfaat Program PK tidak tepat

jumlah (adanya pemotongan ilegal).

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Pembayaran kepada RTSPM penerima manfaat Program PKtelah/belum tepat jumlah

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

Page 132: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 132

6) Masyarakat miskin masih dipungut biaya iuran jaminan kesehatan maupun

biaya jasa pelayanan dan obat tertentu, atau masyarakat bukan miskin justru

tidak dipungut biaya iuran jaminan kesehatan

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Masyarakat miskin tidak dipungut /dipungut biaya iuranjaminan kesehatan maupun biaya jasa pelayanan dan obattertentu

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

7) Pelayanan kesehatan yang diterima oleh masyarakat miskin tidak sesuai

dengan standar yang ditetapkan

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Masyarakat miskin telah /belum memperoleh pelayanan sesuaistandar yang ditetapkan

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

Page 133: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427133

8) Keterlambatan pembayaran klaim oleh Jamkesmas/BPJS kepada RS atas

pelayanan kepada masyarakat

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Klaim RS kepada Jamkesmas/BPJS telah/belum dibayar tepatwaktu

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

b. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

1) Perencanaan pembangunan Program PNPM belum/tidak terintegrasi

dengan rencana pembangunan desa secara keseluruhan

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

c) Perencanaan program PNPM telah/belum terintegrasi denganrencana pembangunan desa dan sesuai dengan kebutuhandesa

d) Program PNPM telah/belum didukung pembiayaan/partisipasi dari masyarakat/swasta

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

Page 134: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 134

2) Jenis program bantuan infrastruktur tidak/kurang sesuai dengan kebutuhan

prioritas masyarakat

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Program bantuan infrastruktur telah/belum sesuai dengankebutuhan prioritas masyarakat

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

c. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Usaha Ekonomi

Mikro dan Kecil

1) Penyerapan kredit oleh usaha mikro dan kecil masih sangat terbatas

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Penyerapan dana KUR dapat/tidak dapat terealisasi sesuaidengan yang dianggarkan

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

2) Penyaluran kredit kepada UMKM belum optimal, yaitu masih terbatas pada

beberapa sektor tertentu (perdagangan, hotel, restoran)

Page 135: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427135

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Cakupan KUR dapat/belum dinikmati oleh seluruh pengusahamikro dan kecil yang memenuhi syarat

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

d. Program Peningkatan dan Perluasan Program-Program Pro Rakyat

1) Adanya transaksi liar berupa penjualan ikan oleh nelayan yang dilakukan di

luar Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Semua nelayan sudah/belum mendarat di tempat yang sama danmelakukan transaksi penjualan ikan di TPI

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

2) Program pembinaan dan pemberdayaan nelayan kurang/tidak memberikan

manfaat yang optimal (terlihat dari taraf hidup nelayan tetap rendah)

Page 136: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 136

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Program-program pembinaan/ pemberdayaan masyarakatnelayan telah/belum dilaksanakan secara berkesinambungan danmemberikan manfaat kepada masyarakat nelayan

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

3) Pelaksanaan Program/kegiatan Rumah Murah tidak tepat sasaran, yaitu

sebagian pembeli bukan berasal dari Masyarakat Berpenghasilan Rendah

(MBR)

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Pelaksanaan program penyediaan rumah murah kepadamasyarakat miskin telah/belum tepat sasaran

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

Page 137: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427137

4) Jumlah rumah murah yang tersedia relatif terbatas sehingga tidak

menjangkau keseluruhan MBR

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Jumlah rumah murah telah/belum menjangkau MBR.

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

5) Cakupan program listrik murah belum menjangkau semua masyarakat

miskin/daerah tertinggal

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

b) Simpulan

Program listrik murah dapat/belum menjangkau masyarakatmiskin/daerah tertinggal

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

6) Cakupan program air bersih untuk rakyat belum menjangkau seluruhMasyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)

a) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

Page 138: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 138

b) Simpulan

Program air bersih untuk rakyat dapat/belum menjangkaumasyarakat miskin/daerah tertinggal

c) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

e. Permasalahan lainnya (jika ada)

1) Data yang digunakan

No Uraian Keterangan

2) Simpulan

3) Uraian permasalahan, penyebab, saran dan masukan (jika ada)

Page 139: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427139

LAMPIRAN 5FORM ISIANRUMAH TANGGA MISKIN(PEMEGANG KPS)

DAFTAR ISIANUNTUK RUMAH TANGGA MISKIN (PEMILIK KPS)

Kabupaten/Kota …………………Provinsi …………………………..

Daftar isian ini digunakan untuk menilai efektifitas program-program kemiskinan, denganmelakukan sampling terhadap pemegang KPS. Dalam melakukan wawancara sebaiknyadidampingi oleh Ketua RW/RW/Kepala lingkungan yang memahami potret pendudukyang menjadi warganya yang memiliki KPS dan yang belum memiliki KPS.

I. Data Umum Responden (Pemilik KPS):

a. Nama :

b. Alamat :

c. Status : Menikah Jumlah Anak (isi angka)

Status SekolahAnak

Bersekolah

TidakBersekolah

Tidak Menikah

Cerai Hidup

Cerai Mati

d. Pekerjaan :

Tidak Bekerja Pekerjaan bebas/tidak menentu

Nelayan

Sektor Informal/Pedagang Kecil

Bekerja Petani

Buruh

Lainnya……..

e. Kesenjanganpenghasilan danbelanja

: Pendapatan/penghasilan keluarga harian (rata2) :

Pengeluaran/belanja harian (rata2) :

Page 140: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 140

f. Jenis Programyang diterima

PKH

Raskin

BSM

KUR

Jamkesmas

Lainnya sebutkan…………………..

II. Daftar Pertanyaan

No Pertanyaan Ya Tdk

1 Apakah Saudara memiliki KPS

Jika ya,

Sebutkan tanggal diperoleh

Sebutkan siapa yang menyerahkan

2 Apakah Saudara merasakan manfaat kepemilikan KPS dalam mengatasipermasalahan keuangan Saudara

Jika ya, peroleh informasi manfaat apa saja yang telah diperoleh

Jika tidak, tanyakan alasannya:

Page 141: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427141

No Pertanyaan Ya Tdk

3 Darimana Saudara memperoleh informasi bantuan pemerintah untuk orangmiskin?

4 Apakah saudara merasa mudah memperoleh bantuan tersebut?

Jika tidak sebutkan alasannya

Jika ya, sebutkan alasannya

5 Apakah saudara juga menjadi anggota kelompok masyarakat yangmemperoleh dana bergulir dari PNPM?

Jika ya, Apakah saudara merasakan manfaatnya? Jelaskan…

Jika tidak, apakah saudara memiliki alasan?

6 Apakah saudara juga memiliki usaha yang memperoleh dana KUR?

Jika ya, Apakah saudara merasakan manfaatnya? Jelaskan…

Page 142: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 142

No Pertanyaan Ya Tdk

Jika tidak, apakah saudara memiliki alasan?

7 Apakah saudara ada masukan atau saran dari yang bersangkutan termasukjenis bantuan apa yang paling dibutuhkan…

Page 143: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427143

LAMPIRAN 6PROSES BISNISPROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PROSES BISNIS KLASTER I

A. PROGRAM KELUARGA HARAPAN(PKH)

1. Definisi PKH (what)

PKH adalah program pemberian uang tunai kepada Rumah Tangga SangatMiskin (RTSM) berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang telahditetapkan dengan melaksanakan kewajibannya. Program semacam inisecara internasional dikenal sebagai program conditional cash transfers(CCT) atau program Bantuan Tunai Bersyarat. Persyaratan tersebut dapatberupa kehadiran di fasilitas pendidikan (misalnya bagi anak usiasekolah), ataupun kehadiran di fasilitas kesehatan (misalnya bagi anakbalita, atau bagi ibu hamil)

Teknis pelaksanaan program ini didasarkan pada 3 hal:

1. Verifikasi, yang merupakan esensi utama dari PKH. Kegiatan verifikasimengecek kepatuhan peserta memenuhi persayaratan yang telahditetapkan.

2. PKH melaksanakan pemotongan bantuan tunai bagi keluarga yang tidakmematuhi kewajiban yang telah ditetapkan.

3. Peserta PKH mengetahui persis bahwa mereka harus memenuhisejumlah kewajiban untuk dapat menerima bantuan tunai. Pesertaadalah elemen penting dalam program ini. Pengetahuan atas kewajibanini yang menjadi dasar perubahan perilaku keluarga dan anggotakeluarga di bidang pendidikan dan kesehatan.

2. Tujuan dari PKH (why)

Tujuan PKH adalah untuk mengurangi angka dan memutus rantaikemiskinan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sertamengubah perilaku yang kurang mendukung peningkatan kesejahteraandari kelompok paling miskin. Tujuan ini berkaitan langsung dengan upayamempercepat pencapaian target Millennium Development Goals (MDGs).Secara khusus, tujuan PKH adalah:

a. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatanbagi Peserta PKH

b. Meningkatkan taraf pendidikan Peserta PKH

Page 144: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 144

c. Meningkatkan status kesehatan dan gizi ibu hamil (bumil), ibu nifas,bawah lima tahun (balita) dan anak prasekolah anggota Rumah TanggaSangat Miskin (RTSM)/Keluarga Sangat Miskin (KSM).

3.Penerima manfaat PKH (Who)

Hingga tahun 2011, basis bantuan PKH adalah rumah tangga. Mulai tahun2012 dan selanjutnyaDi masa yang akan datang, basis bantuan PKH akandiarahkan pada “Keluarga”, bukan “Rumah Tangga”. Hal ini untukmengakomodasi prinsip bahwa keluarga (yaitu orang tua-ayah, ibu-dan anak)adalah satu unit sangat relevan dengan peningkatan kualitas sumber dayamanusia. Orang tua memiliki tanggung jawab terhadap pendidikan,kesehatan, kesejahteraan dan masa depan anak. Karena itu keluarga adalahunit yang relevan dalam upaya memutus rantai kemiskinan antargenerasi.Beberapa keluarga dapat berkumpul dalam satu rumah tangga yangmencerminkan satu kesatuan pengeluaran konsumsi (yang dioperasionalkandalam bentuk satu dapur).

PKH diberikan kepada Keluarga Sangat Miskin (KSM). Data keluarga yangdapat menjadi peserta PKH didapatkan dari Basis Data Terpadu danmemenuhi sedikitnya satu kriteria kepesertaan program berikut, yaitu:

1. Memiliki ibu hamil/nifas

2. Memiliki anak balita atau anak pra sekolah

3. Memiliki anak usia SD dan/atau SLTP dan/atau anak 15-18 tahunyang belum menyelesaikan pendidikan dasar

Seluruh keluarga di dalam suatu rumah tangga berhak menerima bantuantunai apabila memenuhi kriteria kepesertaan program dan memenuhikewajibannya.

4. Lokasi pelaksanaan PKH (Where)

Ketika awalnya dilaksanakan sebagai suatu kegiatan uji coba di tahun 2007,PKH dijalankan di 7 (tujuh) provinsi, 48 kabupaten/kota, dan melayani387.928 RTSM (Rumah Tangga Sangat Miskin). Pada tahun 2011,pelaksanaan PKH telah dikembangkan di 25 provinsi, 118 kabupaten/kota,dan melayani 1,1juta RSTM.

Pada tahap perluasan, PKH akan dilaksanakan di seluruh provinsi diIndonesia. Jumlah penerima manfaat (beneficiaries), atau peserta PKH akanditingkatkan secara bertahap hingga menjangkau seluruh keluarga dalamrumah tangga sangat miskin (RTSM), dengan menyesuaikan kemampuannegara. Hingga tahun 2014 peserta PKH ditargetkan sebesar 3 juta KeluargaSangat Miskin.

5. Waktu Pelaksanaan PKH (When)

PKH diluncurkan sejak tahun 2007 oleh Kementerian Sosial. Pada tahun2007 RTSM yang dilayani tersebar di 7, dan meningkat sampai dengantahun 2014 sudah melayani RTSM di 88 kabupaten/kota. PKH didilaksanakan setiap tahun.

6. Mekanisme pembayaran bantuan PKH (How)

Page 145: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427145

Bantuan dana tunai PKH diberikan kepada ibu atau perempuan dewasa(nenek, bibi atau kakak perempuan) dan selanjutnya disebut PengurusKeluarga.Dana yang diberikan kepada pengurus keluarga perempuan initelah terbukti lebih efektif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dankesehatan penerima bantuan.Pengecualian dari ketentuan diatas dapatdilakukan pada kondisi tertentu, misalnya bila tidak ada perempuan dewasadalam keluarga maka dapat digantikan oleh kepala keluarga.

Sebagai bukti kepesertaan PKH, KSM diberikan Kartu Peserta PKH.Uangbantuan dapat diambil oleh Pengurus Keluarga di Kantor Pos terdekatdengan membawa Kartu Peserta PKH dan tidak dapat diwakilkan.Sebagianpeserta PKH menerima bantuan melalui rekening bank (BRI).

7.Hak peserta PKH

Hak peserta PKH adalah:

o Menerima bantuan uang tunai.

o Menerima pelayanan kesehatan (ibu dan bayi) di Puskemas, Posyandu,Polindes, dan lain-lain sesuai ketentuan yang berlaku.

o Menerima pelayanan pendidikan bagi anak usia wajib belajar PendidikanDasar 9 tahun sesuai ketentuan yang berlaku.

8.Kewajiban peserta PKH

Agar memperoleh bantuan tunai, peserta PKH diwajibkan memenuhipersyaratan dan komitmen untuk ikut berperan aktif dalam kegiatanpendidikan anak dan kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak.

1. KesehatanKSM yang sudah ditetapkan menjadi peserta PKH dan memiliki kartu PKHdiwajibkan memenuhi persyaratan kesehatan yang sudah ditetapkandalam protokol pelayanan kesehatan sebagai berikut:

2. Anak usia 0-6 tahun:

a. Anak usia 0-28 hari (neonatus) harus diperiksa kesehatannya sebanyak 3kali.

b. Anak usia 0–11 bulan harus diimunisasi lengkap (BCG, DPT, Polio,Campak, Hepatitis B) dan ditimbang berat badannya secara rutin setiapbulan.

c. Anak usia 6-11 bulan harus mendapatkan Vitamin A minimal sebanyak 2(dua) kali dalam setahun, yaitu bulan Februari dan Agustus.

d. Anak usia 12–59 bulan perlu mendapatkan imunisasi tambahan danditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan.

e. Anak usia 5-6 tahun ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulanuntuk dipantau tumbuh kembangnya dan atau mengikuti programPendidikan Anak Usia Dini (PAUD/Early Childhood Education) apabila dilokasi/posyandu terdekat terdapat fasilitas PAUD.

3. Ibu hamil dan ibu nifas:

Page 146: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 146

a. Selama kehamilan, ibu hamil harus melakukan pemeriksaan kehamilan difasilitas kesehatan sebanyak 4 (empat) kali, yaitu sekali pada usiakehamilan sekali pada usia 0-3 bulan, sekali pada usia kehamilan 4-6bulan, dua kali pada kehamilan 7-9 bulan, dan mendapatkan suplementablet Fe.

b. Ibu melahirkan harus ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitaskesehatan.

c. Ibu nifas harus melakukan pemeriksaan/diperiksa kesehatan danmendapat pelayanan KB pasca persalinan setidaknya 3 (tiga) kali padaminggu I, IV dan VI.

9. Pendidikan

Peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan berkaitan denganpendidikandan mengikuti kehadiran di satuan pendidikan/rumah singgahminimal 85% dari hari sekolah dalam sebulan selama tahun ajaranberlangsung dengan catatan sebagai berikut:

1. Apabila dalam keluarga terdapat anak yang berusia 5-6 tahun yang sudahmasuk sekolah dasar dan sejenisnya, maka yang bersangkutan dikenakanpersyaratan pendidikan.

2. Jika memiliki anak berusia 7-15 tahun. Anak Peserta PKH tersebut harusdidaftarkan/terdaftar pada satuan pendidikan (SD/MI/SDLB/SalafiyahUla/Paket A atau SMP/MTs/ SMLB/Salafiyah Wustha/Paket Btermasuk SMP/MTs terbuka).

3. Jika memiliki anak usia 15-18 tahun yang belum menyelesaikanpendidikan dasar, maka Peserta PKH diwajibkan mendaftarkan anaktersebut ke satuan pendidikan yang menyelenggarakan program WajibBelajar 9 tahun atau pendidikan kesetaraan.

4. Apabila anak tersebut di atas masih buta aksara, maka diwajibkan untukmengikuti pendidikan keaksaraan fungsional di Pusat Kegiatan BelajarMasyarakat (PKBM) terdekat.

5. Apabila anak tersebut bekerja, atau disebut Pekerja Anak (PA) atau telahmeninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama, maka data anaktersebut akan didaftarkan dan disampaikan kepada Dinas Tenaga Kerjadan Dinas Pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota.

6. Apabila anak tersebut terpaksa di jalanan, atau disebut Anak Jalanan (AJ)dan telah meninggalkan sekolah dalam waktu yang cukup lama, makadata anak tersebut akan didaftarkan dan disampaikan kepada Dinas Sosialdan Dinas Pendidikan di tingkat Kabupaten/Kota.

Bila kedua persyaratan di atas, kesehatan dan pendidikan, dapatdilaksanakan secara konsisten oleh Peserta PKH, maka mereka akanmemperoleh bantuan secara teratur.

10. Peserta PKH yang tidak memenuhi kewajibannya

Page 147: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427147

Semua peserta WAJIB menjalankan kewajiban. Apabila tidak memenuhikewajiban, maka jumlah bantuan yang diterima akan dikurangi bahkanbantuan dapat dihentikan.

B. JAMKESMAS (JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT)

Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) adalah program bantuan sosialuntuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.(What)

1. Latar belakang dan tujuan Jamkesmas (why)

Kesehatan adalah hak dasar setiap orang, dan semua warga negara berhakmendapatkan pelayanan kesehatan, termasuk masyarakat miskin. UUD1945 mengamanatkan bahwa jaminan kesehatan bagi masyarakat,khususnya yang miskin dan tidak mampu, adalah tanggung jawabpemerintah pusat dan daerah.Perubahan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2menyebutkan bahwa negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial bagiseluruh rakyat Indonesia. Untuk itu, UU tentang Sistem Jaminan SosialNasional (SJSN) (UU Nomor 40 Tahun 2004) turut menegaskan bahwajaminan kesehatan merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial.Pada hakekatnya jaminan kesehatan bertujuan untuk menjamin seluruhrakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupsecara layak.

Kementerian Kesehatan sejak tahun 2005 telah melaksanakan programjaminan kesehatan sosial, yang telah mengalami perubahan seiring denganwaktu. Awalnya ia dikenal dengan nama program Jaminan PemeliharaanKesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM), atau lebih populer dengannama program Askeskin (Asuransi Kesehatan Bagi MasyarakatMiskin).Kemudian sejak tahun 2008 sampai dengan sekarang ia berubahnama menjadi program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).JPKMM/Askeskin maupun Jamkesmas, kesemuanya memiliki tujuan yangsama, yaitu melaksanakan penjaminan pelayanankesehatan terhadapmasyarakat miskin dan tidak mampu, dengan menggunakan prinsipasuransi kesehatan sosial.

Program Jamkesmas ini diharapkan untuk menjaga masyarakat agar tetapsehat dan produktif. Juga Jamkesmas diharapkan untuk melindungipesertanya dari resiko pengeluaran kesehatan yang berdampak “membawabencana” (dampak “katastropik” finansial). Pada intinya, programJamkesmas diharapkan membantu supaya pesertanya bisa terbebas darimata rantai kemiskinan.

Secara umum, program Jamkesmas bertujuan meningkatkan akses danmutu pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan bermutu sehinggatercapai derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien bagiseluruh peserta Jamkesmas.

Sedangkan tujuan khusus program ini adalah:

Page 148: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 148

a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepadapeserta di seluruh jaringan PPK (penyedia pelayanan kesehatan)Jamkesmas (Puskesmas serta jaringannya, dan rumah sakit).

b. peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidakberlebihan, sehingga terkendali mutu dan biayanya

c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yg transparan dan dapatdipertanggung jawabkan (akuntabel)

d. Meningkatkan jumlah peserta (masyarakat tidak mampu)yang dicakupagar mendapat pelayanan kesehatan di jaringan PPKJamkesmas

e. Meningkatkan kualitaspelayanan kesehatanbagi masyarakat miskin

2. Bagaimana prinsip pelaksanaan program Jamkesmas (how)

UU SJSN menyebutkan sejumlah prinsip penyelenggaraan JaminanKesehatan yang turut digunakan Jamkesmas, yaitu :

a. Jamkesmas dikelola secara nasional. Jamkesmas dapat diakses olehseluruh peserta dari berbagai wilayah di Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

b. Nirlaba, artinya pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan untukmencari untung/laba, melainkan untuk memenuhi sebesar-besarnyakepentingan peserta.

c. Portabilitas (dari kata portable, artinya mudah dibawa-bawa), artinyameskipun peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal (selamaberada di dalam wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia), jaminankesehatan tetap dapat diterima secara berkelanjutan. Dapat jugadiartikan walaupun memerlukan pelayanan rujukan di tempat lain(selama berada di dalam wilayahNegara Kesatuan Republik Indonesia,dan termasuk jaringan PPK Jamkesmas) jaminan kesehatan tetapdapat diterima.

d. Transparan, efisien, dan efektif.

3. Peserta Jamkesmas (who)

Sasaran program Jamkesmas ini adalah masyarakat miskin dan tidakmampu diseluruh Indonesia yang tidak mempunyai jaminan kesehatanlainnya.

Hingga tahun 2012, peserta yang dijamin dalam Program Jamkesmastersebut meliputi :

a. Masyarakat miskin dan tidak mampu, yang telah ditetapkan oleh SuratKeputusan (SK) Bupati/Walikota tahun 2008 berdasarkan kuotakabupaten/kota (BPS) yang dijadikan basis data (database) nasional.

Page 149: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427149

b. Gelandangan, pengemis, anak dan orang terlantar, serta masyarakatmiskin yang tidak memiliki identitas (atau kerap disebutkan sebagai“peserta non-kartu”)

c. Semua peserta Program Keluarga Harapan (PKH) (baik yang sudah atauyang belum mempunyai kartu Jamkesmas).

d. Semua penderita penyakit Thalasemia mayor

e. Semua pasien yang menerima Jaminan Persalinan (Jampersal)

Kepesertaan Jamkesmas memiliki masa berlaku, yaitu bermula semenjakditetapkannya penggunaan kartu Jamkesmas (oleh KementerianKesehatan) hingga ditetapkannya penggunaan kartu yang baru, yangberarti kartu yang lama tidak lagi berlaku.

4. Peserta Jamkesmas yang bukan peserta non-kartu

Tujuan penggunaan kartu adalah untuk mempermudah dan mempercepatproses administrasi peserta Jamkesmas di tempat pelayanan kesehatan. Iaberfungsi sebagai tanda bukti kepesertaan. Namun sesungguhnya datapeserta Jamkesmas telah tersusun dalam basis data yang dapat diaksesoleh petugas di tempat pelayanan kesehatan (khususnya petugas PT Askesdi Rumah Sakit).

Akan tetapi, terkadang basis data tidak dapat langsung diakses karenaberbagai kendala teknis (listrik padam, petugas tidak di tempat, dsb.). Olehkarena itu, ketiadaan kartu sebagai tanda kepesertaan akan menghambatproses administrasi, dan hal ini dapat merugikan peserta itu sendiri.

Sedangkan, peserta non-kartu memiliki proses administrasi yang berbedadari peserta yang telah terdaftar dalam basis data. Kelompok peserta iniditentukan oleh masing-masing instansi yang terkait (misalnya,Kementerian Sosial/Dinas Sosial untuk anak atau orang terlantar,Kementerian Hukum dan HAM untuk penghuni lapas, dsb.).

5. Apakah Anggota keluarga peserta Jamkesmas

Anak bayi (umur sebelum satu tahun) yang lahir dari Ibu yang pesertaJamkesmas secara otomatis merupakan juga peserta Jamkesmas. Namunhal ini harus disertai bukti Kartu Keluarga (KK) atau akta/suratkelahiran.Sedangkan (anak berusia satu tahun ke atas maupun anggotakeluarga yang lain, ataupun anak bayi yang lahir Ibu bukan pesertaJamkesmas walaupun Ayahnya peserta Jamkesmas) TIDAK BISAMENDAPATKAN JAMKESMAS.

6. Cara penentuan peserta Jamkesmas

Data kepesertaan yang digunakan hingga tahun 2012 mengacu pada datakepesertaan tahun 2008.Pada periode tersebut, penentuan kepesertaandilakukan melalui pendekatan bawah-ke-atas (pendekatan bottom-up).Aparat Pemerintah Daerah dan jajarannya, beserta masyarakat,melakukan pengumpulan daftar nama dan alamat keluarga miskin yangmenjadi peserta. Daftar penerima bantuan yang terkumpul akan disusundalam sebuah Surat Keputusan Bupati/Walikota. SK Bupati/Walikota

Page 150: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 150

tersebut selanjutnya diserahkan ke PT. Askes. PT Askes bertugas dalampenerbitan dan pendistribusian kartu Jamkesmas.

Untuk kepesertaan Jamkesmas tahun 2013 menggunakan sumber datadengan pendekatan lain, yaitu menggunakan BDT (Basis Data Terpadu).

BDT disusun dari hasil pendataan penerima program perlindungan sosialoleh BPS pada tahun 2011 (dikenal sebagai PPLS 11). Hasil PPLS 11kemudian diurutkan menjadi ranking menurut tingkat kesejahteraan olehTNP2K menjadi BDT tersebut.

Kementerian Kesehatan telah memutuskan untuk menggunakan BDTsebagai dasar penentuan peserta Jamkesmas mulai tahun 2013. Jumlah(kuota) peserta Jamkesmas serta kriterianya ditetapkan oleh KementerianKesehatan. Kementerian Kesehatan akan menerbitkan kartu baru untukkepesertaan Jamkesmas mulai 2013. Dengan diterbitkannya kartu yangbaru, maka masa berlaku kartu yang lama akan habis.

7. Fasilitas kesehatan (FASKES) yang menjadi pemberi pelayanan dalamprogram Jamkesmas (where)

Fasilitas kesehatan yang termasuk dalam jaringan PPK Jamkesmasadalah:

a. Puskesmas dan jaringannya

b. Rumah sakit dan Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) yang telahbekerja sama dengan program Jamkesmas (memiliki Perjanjian KerjaSama (PKS) yang ditandatangani perwakilan faskes dan Tim PengelolaJamkesmas Kabupaten/Kota setempat, dengan diketahui oleh TimPengelola Provinsi). Perjanjian Kerja Sama ini harus diperbaharui setiaptahunnya.

8. Pelayanan yang dijamin dalam Program Jamkesmas

Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan meliputi:

a. Pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) danRawatInap Tingkat Pertama (RITP), pelayanan kesehatan Rawat JalanTingkatLanjutan (RJTL), Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) kelas IIIdanpelayanan gawat darurat.

b. Manfaat jaminan yang diberikan kepada peserta dalam bentukpelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh(komprehensif)berdasarkan kebutuhan medik sesuai dengan StandarPelayanan Medik.

9. Pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh peserta Jamkesmas diPuskesmas dan jaringannya (where)

1. Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada puskesmasdan jaringannya meliputi pelayanan :

a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan

b. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)

Page 151: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427151

c. Tindakan medis kecil

d. Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/ tambal

e. Pemeriksaan ibu hamil/nifas/menyusui, bayi dan balita

f. Pelayanan KB dan penanganan efek samping (alat kontrasepidisediakan BKKBN)

g. Pemberian obat

2. Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmasperawatan, meliputi pelayanan :

a. Akomodasi rawat inap

b.Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan

c. Laboratorium sederhana (darah, urin, dan feses rutin)

d.Tindakan medis kecil

e. Pemberian obat

f. Persalinan normal dan dengan penyulit (PONED)

3. Persalinan normal dilakukan di puskesmas/bidan didesa/polindes/dirumah pasien fasilitas kesehatan tingkat pertamaswasta.

4. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria gawat darurat tercantumdalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang Standar Instalasi GawatDarurat (IGD) Rumah Sakit (Nomor 856 tahun 2009).

10. Pelayanan kesehatan yang dapat diperoleh peserta Jamkesmasdi FASKES lanjutan (seperti Rumah Sakit dan Balkesmas) (where)

1. Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) di RS dan Balkesmas meliputi:

a. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan olehdokter spesialis/umum

b. Rehabilitasi medik

c. Penunjang diagnostik: laboratorium klinik, radiologi danelektromedik

d. Tindakan medis

e. Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan

f. Pelayanan KB, termasuk kontap efektif (sterilisasi dan alatkontrasepsi dalam rahim), kontap pasca persalinan/keguguran,penyembuhan efek samping dan komplikasinya (alat/obat KB(kontrasepsi) disediakan BKKBN)

g. Pemberian obat yang mengacu pada daftar obat (Formularium)

h. Pelayanan darah

i. Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan penyulit.

Page 152: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 152

2. Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruangperawatan kelas III (tiga) RS, meliputi :

a. Akomodasi rawat inap pada kelas III.

b. Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan

c. Penunjang diagnostik: patologi klinik, patologi anatomi, laboratoriummikro patologi, patologi radiologi dan elektromedik.

d. Tindakan medis

e. Operasi sedang, besar dan khusus

f. Pelayanan rehabilitasi medis

g. Perawatan intensif (ICU/Intensive Care Unit, ICCU/Intensive CardiacCare Unit, PICU/Pediatric Care Unit, NICU/Neonatal Care Unit, PACU)

h. Pemberian obat mengacu pada Formularium

i. Pelayanan darah

j. Bahan dan alat kesehatan habis pakai

k. Persalinan dengan risiko tinggi dan penyulit (Pelayanan Obstetri-Neonatus Esensial Komprehensif/PONEK)

l. Pelayanan gawat darurat (emergency). Kriteria gawat darurattercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan tentang StandarInstalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (Nomor 856 tahun 2009).

m.Seluruh penderita Thalasemia dijamin, sebagai peserta Jamkesmasnon-kartu.

Pelayanan tingkat lanjut sebagaimana di atas meliputi :

Pelayanan rawat jalan lanjutan (spesialistik) di rumah sakit danbalkesmas.

Pelayanan rawat jalan lanjutan yang dilakukan pada balkesmas bersifatpasif (dalam gedung) sebagai FASKES penerima rujukan. Pelayananbalkesmas yang ditanggung oleh program Jamkesmas adalah UpayaKesehatan Perorangan (UKP) dalam gedung.

Bantuan lainnya untuk alat-alat seperti kacamata, alat bantu dengar danalat bantu gerak, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Kacamata diberikan pada kasus gangguan ketajaman pandangan,dengan lensa koreksi minimal +1/-1, atau lebih sama dengan +0,50cylindris karena kelainan cylindris (astigmat sudah mengganggupenglihatan), berdasarkan resep dokter.Nilai maksimal Rp.150.000.

b. Alat bantu dengar diberi penggantian, sesuai resep dari dokterTHT.Pemilihan alat bantu dengar berdasarkan harga yang paling efisien,sesuai kebutuhan medis, dan sesuai ketersediaan alat di daerah.

c. Alat bantu gerak (tongkat penyangga, kursi roda, dan korset) diberikanberdasarkan resep dokter (dengan persetujuan Komite Medik ataupejabat yang ditunjuk). Pertimbangan yang digunakan adalah alat

Page 153: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427153

tersebut memang dibutuhkan untuk mengembalikan fungsi sosialpeserta tersebut. Pemilihan alat didasarkan pada harga yang palingefisien dan ketersediaan alat di daerah tersebut.

d. Kacamata, alat bantu dengar, dan alat bantu gerak tersebut diatasdisediakan oleh RS bekerja sama dengan pihak-pihak lain dandiklaimkan terpisah dari paket INA-CBGs.

Pelayanan kesehatan yang tidak dijamin (excluded) dalam programJamkesmas

a. Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan

b. Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika

c. General check up

d. Gigi tiruan

e. Pengobatan alternatif (antara lain akupunktur, pengobatan tradisional)dan pengobatan lain yang belum terbukti secara ilmiah

f. Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upayamendapat keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan impotensi

g. Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam, kecualimemang yang bersangkutan sebagai peserta Jamkesmas

h. Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial, baikdalam gedung maupun luar gedung.

Prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan dasar bagi pesertaJamkesmas

Berikut hal-hal yang diperlukan untuk mendapat pelayanan kesehatan dasarpeserta Jamkesmas.

a. Peserta dengan kartu harus menunjukkan kartu Jamkesmas.

b. Untuk peserta non kartu yang termasuk gelandangan, pengemis,anak/orang terlantar dan masyarakat miskin penghuni panti sosial, harusmenunjukkan surat rekomendasi Dinas/Instansi Sosial setempat.

c. Bagi masyarakat miskin penghuni lapas/rutan, harus menunjukkan suratrekomendasi Kepala Lapas/Rutan.

d. Untuk peserta PKH yang belum/tidak memiliki kartu Jamkesmas, cukupmenggunakan kartu PKH.

e. Bayi (sebelum usia satu tahun) yang lahir dari Ibu pesertaJamkesmassetelah terbitnya SK Bupati/Walikota, harus menunjukkanaktekelahiran/surat kenal lahir/surat keterangan lahir/pernyataandaritenaga kesehatan, serta kartu Jamkesmas Ibu dan KartuKeluargaorangtuanya.

f. Korban bencana pasca tanggap darurat, kepesertaannyaberdasarkankeputusan Bupati/Walikota setempat, sejak tanggapdarurat dinyatakanselesai dan berlaku selama satu tahun.

Page 154: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 154

Prosedur untuk memperoleh pelayanan tingkat lanjut bagi peserta

Berikut hal-hal yang diperlukan untuk mendapat pelayanan kesehatantingkat lanjut (baik rawat jalan maupun inap) peserta Jamkesmas.

a. Peserta Jamkesmas harus mendapatkan surat rujukan dari Puskesmasdan jaringannya ke FASKES tingkat lanjutan secara berjenjang. Pesertaharus membawa kartu peserta Jamkesmas/identitas kepesertaan lainnyasebagaimana disebutkan di atas. Khusus pada kasus gawat darurat(emergency) tidakdiwajibkan membawa surat rujukan.

b. Seluruh dokumen tersebut di (i) dibawa ke loket PPATRS (Pusat PelayananAdministrasi Terpadu Rumah Sakit) untuk dibuktikan (diverifikasi)kebenaran dan kelengkapannya

c. PPATRS selanjutnya mengeluarkan SKP (Surat Keabsahan Peserta) olehpetugas PT.Askes, sebagai tanda bahwa peserta dapat selanjutnyamemperoleh pelayanan kesehatan.

Dengan catatan tambahan:

a. Untuk kasus kronis yang memerlukan perawatan berkelanjutan dalamwaktu lama (seperti Diabetes Mellitus, Gagal Ginjal) surat rujukan dapatberlaku selama 1 bulan.

b. Untuk kasus kronis yang memerlukan perawatan berkelanjutan dalamwaktu sangat lama (seperti kasus gangguan jiwa, kusta, kasus parudengan komplikasi, kanker)surat rujukan dapat berlaku selama 3 bulan.

c. Pertimbangan pemberlakuan waktu surat rujukan (1 atau 3 bulan)didasarkan pada pola pemberian obat.

d. Rujukan pasien antar RS, termasuk rujukan RS antar daerah, dilengkapisurat rujukan dari rumah sakit asal pasiendengan membawa identitaskepesertaannya untuk dapat dikeluarkan SKP oleh petugas PT. Askes(Persero) pada tempat tujuan rujukan.

e. Dalam keadaan gawat darurat meliputi:

o Pelayanan harus segera diberikan tanpa diperlukan surat rujukan.

o Apabila pada saat penanganan kegawatdaruratan tersebut pesertabelum dilengkapi dengan identitas kepesertaannya, maka diberi waktu2 x 24 jam hari kerja untuk melengkapi identitas kepesertaan tersebut

f. Untuk pelayanan obat dalam program Jamkesmas mengacu padaKeputusan Menteri Kesehatan tentang Formularium Program JaminanKesehatan Masyarakat (Nomor 1455 tahun 2010), dan Peraturan MenteriKesehatan tentang Kewajiban Menggunakan Obat Generik di FasilitasPelayanan Kesehatan Pemerintah (Nomor HK.02.02/Menkes/068/I/2010).Dalam keadaan tertentu, RS bisa menggunakan formularium RS.

1. Biaya yang harus dikeluarkan oleh peserta Jamkesmas untuk memperolehpelayanan kesehatan selama peserta Jamkesmas menerima pelayanankesehatan dasar dan rujukan sesuai ketentuan, tidak boleh dikenakanurun biaya oleh FASKES dengan alasan apapun.

Page 155: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427155

2. Jamkesmas tdk menanggung biaya transportasi. Biaya transportasirujukan serta biaya pemulangan pesertatidak ditanggung dalam programJamkesmasdan menjadi tanggung jawab pasien, atau, bila terdapatperangkat kebijakannya, Pemerintah Daerah dapat turut serta dalamtransportasi rujukan/pemulangan peserta Jamkesmas.

3. Pengembangan sistem jaminan kesehatan sendiri di daerahnya. Dapat,karena tercantum di UUD 1945 bahwa jaminan kesehatan bagimasyarakat, khususnya yang miskin dan tidak mampu, adalah tanggungjawab pemerintah pusat dan daerah. Dalam rangka alternatif pembiayaanbagi masyarakat miskin dan tidak mampu yang tidak termasuk dalamkepesertaan Jamkesmas, Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kotadapat mengelola dan mengembangkan program Jamkesda didaerahnyamasing-masing.

Jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin yang diselenggarakan daerahharus mempertimbangkan:

Kemampuan sumber daya yang cukup dan berkualitas.

Keterjangkauan Sarana dan Prasarana Pelayanan (accessible).

Rujukan yang terstruktur dan berjenjang.

Sistim Pencatatan dan Pelaporan yang terintegrasi dengan Jamkesmas.

Harmonisasi dan sinkronisasi dengan program Jamkesmas

C. BERAS BERSUBSIDI BAGI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH/BERAS MISKIN

1. Definisi Program Raskin (what)

Program Raskin adalah salah satu program penanggulangan kemiskinandan perlindungan sosial di bidang pangan yang diselenggarakan olehPemerintah Pusat berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tanggaberpendapatan rendah (rumah tangga miskin dan rentan miskin).

Program Raskin adalah program nasional lintas sektoral baik vertikal(Pemerintah Pusat sampai dengan Pemerintah Daerah) maupun horizontal(lintas Kementerian/Lembaga), sehingga semua pihak yang terkaitbertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masinguntuk kelancaran pelaksanaan dan pencapaian tujuan Program Raskin.

2. Tujuan Program Raskin (why)

Program Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumahtangga sasaran dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dalam bentukberas.

Lebih jauh, program raskin bertujuan untuk membantu kelompokmiskindan rentan miskin mendapat cukup pangan dan nutrisi karbohidrattanpa kendala.

3. Sasaran penerima beras Raskin (who)

Page 156: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 156

Rumah tangga yang berhak menerima beras Raskin, atau juga disebutRumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Program Raskin,adalah rumah tangga yang terdapat dalam data yang diterbitkan dari BasisData Terpadu hasil PPLS 2011 yang dikelola oleh Tim Nasional PercepatanPenanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan disahkan oleh Kemenko KesraRI.

Tahun 2012, Program Raskin menyediakan beras bersubsidi kepada17,5juta RTS-PM dengan kondisi sosial ekonomi terendah di Indonesia(kelompok miskin dan rentan miskin).Sedangkan untuk tahun 2013,Program Raskin menyediakan beras bersubsidi kepada 15,5 juta RTS-PM.

Penetapan daftar Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM)Program Raskin (who)

a. Penetapan RTS-PM Program Raskin,sejak periode Juni-Desember 2012,didasarkan pada Basis Data Terpadu untuk Program PerlindunganSosial.

b. Basis Data Terpadu berisikan sekitar 25 juta rumah tangga dengankondisi sosial ekonomi terendah dirinci menurut nama dan alamat.Sumber utama Basis Data Terpadu adalah Pendataan ProgramPerlindungan Sosial tahun 2011 (PPLS 2011) yang dilaksanakan olehBadan Pusat Statistik (BPS) dan diserahterimakan kepada TimNasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K).

c. Semua rumah tangga yang masuk dalam Basis Data Terpadudiperingkat berdasarkan status kesejahteraannya denganmenggunakan metode indeks kesejahteraan yang obyektif dan spesifikuntuk setiap kabupaten/kota.

d. Sesuai dengan pagu nasional Raskin yang telah ditetapkan untuktahun 2012 dan tahun 2013, TNP2K mengidentifikasi masing-masingsekitar 17,5 juta dan 15,5 juta rumah tangga yang paling rendahtingkat kesejahteraannya dari Basis Data Terpadu. Dengan demikianmereka yang didata pada PPLS 2011 tidak serta merta menjadi RTS-PM.

e. Pagu Raskin per provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, dandesa/kelurahan mengacu pada sebaran jumlah RTS-PM yang termasukdalam 17,5 juta (2012) dan 15,5 juta (2013) rumah tangga yang palingrendah tingkat kesejahteraannya dari Basis Data Terpadu sebagaimanadijelaskan di atas.

f. TNP2K menyerahkan data pagu daerah beserta nama dan alamat RTS-PM Raskin Juni-Desember 2012 dan RTS-PM Raskin 2013 kepada TimKoordinasi Raskin Pusat.

g. Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Perlindungan Sosial danPerumahan Rakyat selaku Ketua Pelaksana Tim Koordinasi RaskinPusat menetapkan pagu Raskin provinsi dan jumlah RTSkabupaten/kota berdasarkan data dari TNP2K.

Page 157: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427157

4. Penggantian RTS-PM yang sudah terdaftar dalam Daftar PenerimaManfaat (DPM) (how)

Penggantian RTS-PM dapat dilakukan untk mengakomodasi adanyadinamika RTS di desa/kelurahan. Dalam hal ini, Tim Koordinasi Raskinperlu mengadakan musyawarah desa (mudes)/musyawarah kelurahan(muskel)yang melibatkan aparat desa/kelurahan, kelompok masyarakatdesa/kelurahan, dan perwakilan RTS-PM Raskin dari setiap SatuanLingkungan Setempat (SLS) setingkat dusun atau RW untuk menetapkankebijakan lokal, yaitu:

a. Verifikasi dan pemutakhiran RTS-PM yang terdapat dalam DPM.

b. RTS-PM yang kepala rumah tangganya sudah meninggal dapatdigantikan oleh salah satu anggota rumah tangganya. Untuk RTS-PMtunggalyang sudah meninggal, pindah alamat keluar desa/kelurahan,atau yang dinilai tidak layak sebagai penerima Raskin, makadigantikan oleh rumah tangga lainnya yang dinilai layak.

c. Rumah tangga yang dinilai layak untuk menggantikan RTS-PM padabutir di atas adalah diprioritaskan kepada rumah tangga miskin yangmemiliki anggota rumah tangga lebih besar, terdiri dari: balita dananak usia sekolah, kepala rumah tangganya perempuan, kondisi fisikrumahnya tidak layak huni, berpenghasilan paling rendah dan tidaktetap.

d. Pelaksanaan musyawarah dapat dilakukan sepanjang tahun berjalansesuai dengan kebutuhan.

e. Apabila setelah dilakukan verifikasi dan pemutakhiran daftar RTS-PMdi desa/kelurahan terdapat perubahan pagu RTS-PM di duadesa/kelurahan atau lebih di dalam satu kecamatan yang sama,makadilakukan musyawarah kecamatan (muscam) yang bertujuanuntuk koordinasi penyesuaian pagu antardesa/kelurahan dengan tidakmengubah jumlah pagu kecamatan tersebut.

f. Hasil mudes/muskel dan muscam dimasukkan dalam Form RekapPengganti (FRP) RTS-PM dan dilaporkan secara berjenjang kepadaTNP2K.

5. Mekanisme penetapan pagu raskin (how)

a. Pagu Raskin nasional merupakan hasil kesepakatan pembahasanantara Pemerintah dan DPR yang dituangkan dalam Undang-UndangAPBN.

b. Pagu provinsi ditetapkan oleh Deputi Menko Kesra Bidang KoordinasiPerlindungan Sosial dan Perumahan Rakyat selaku Ketua PelaksanaTim Koordinasi Raskin Pusat

c. Penetapan pagu didasarkan pada data RTS-PM

d. Penentuan nama dan alamat serta sebaran Rumah Tangga SasaranPenerima Manfaat (RTS-PM) menggunakan data Basis Data Terpaduyang dibangun berdasarkan hasil PPLS 2011

Page 158: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 158

6. Jumlah beras Raskin yang dapat diperoleh RTS-PM (when)

Untuk tahun 2012 dan 2013, RTS-PM Raskin berhak untuk menebusberas Raskin sebanyak 15 kg per RTS-PM per bulan. Raskin diterima olehrumah tangga sasaran setiap bulannya.

7. Harga Tebus Beras Raskin (HTR) dan sistem pembayarannya

Pembayaran HTR dari RTS-PM kepada Pelaksana Distribusi Raskindilakukan secara tunai sebesar Rp 1.600 per kg netto di Titik Distribusi(TD).

8. Mekanisme penyaluran beras Raskin (where)

a. Perum BULOG bersama Tim Koordinasi Raskin menyusun rencanapenyaluran bulanan yang dituangkan dalam Surat Permintaan Alokasi(SPA).

b. Beras Raskin disalurkan oleh Perum BULOG ke Titik Distribusi (TD)yaitu lokasi yang ditentukan dan disepakati oleh Perum BULOG danPemerintah Kabupaten/Kota.

c. Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab mendistribusikanRaskin dari TD ke Titik Bagi (TB) yaitu lokasi tempat penyerahan berasRaskin kepada para RTS-PM, untuk selanjutnya dibagikan kepadaRTS-PM Raskin.

D. BANTUAN SISWA MISKIN (BSM KEMENAG)

Program BSM adalah bantuan dari Pemerintah berupa sejumlah uang tunaiyang diberikan secara langsung kepada siswa dari semua Jenjang Pendidikan(SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA/MAK) yang berasal dari keluarga miskindan rentan miskin seusai dengan kriteria yang telah ditetapkan. (what)

1. Tujuan (Why)

Secara umum tujuan pemberian BSM adalah mengamankan programpemerintah dalam penuntasan wajib belajar dua belas tahun (PendidikanMenengah Universal). Secara khu-sus program BSM ini pertujuan :

1. Menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolahdengan mem-bantu siswa miskin untuk memperoleh akses pelayananpendidikan yang layak.

2. Mencegah angka putus sekolah & menarik siswa miskin untukbersekolah.

3. Membantu siswa miskin memenuhi kebutuhan dalam kegiatanpembelajaran.

4. Mendukung penuntasan wajib belajar pendidikan dasar sembilantahun bahkan hingga tingkat menengah atas.

Page 159: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427159

2. Sasaran dan Satuan Biaya (who)

Sasaran Program BSM di madrasah adalah siswa di MI, MTs, dan MAnegeri dan swasta yang berasal dari keluarga kurang mampu/miskin.

3. Persyaratan Penerima Bantuan Siswa Miskin (BSM) (How)

Persyaratan/Kriteria Umum Siswa Penerima BSM

Penerima BSM adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah negeri dan swasta kelasI (satu) sampai kelas VI (enam), siswa Madrasah Tsanawiyah negeri danswasta kelas VII (tujuh) sampai kelas IX (sembilan) dan siswa MadrasahAliyah negeri dan swasta kelas X (sepuluh) sampai kelas XII (dua belas).Adapun kriteria siswa penerima BSM sebagai berikut :

a. Siswa anggota Rumah Tangga penerima Kartu Perlindungan Sosial(KPS) yang telah terdaftar sebagai penerima BSM tahun 2013;

b. Siswa anggota Rumah Tangga penerima Kartu Perlindungan Sosial(KPS) yang belum terdaftar dan belum menerima BSM Tahun 2013;

Selain kriteria diatas dan apabila kuota masih tersedia, Kepala Madrasahbersama dengan Komite Madrasah dapat mengusulkan nama siswa lainyang dianggap pantas dan berhak mendapatkan BSM tetapi tidakmendapatkan kartu dengan kriteria sebagai berikut :

a. Orang tua siswa terdaftar sebagai Peserta PKH (Program KeluargaHarapan), atau;

b. Siswa yang berasal dari panti sosial/panti asuhan yang dikelola olehKementerian So-sial;

c. Siswa korban musibah bencana alam;

d. Rumah Tangga pemegang Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dariKe-lurahan/Desa atau;

e. Siswa terancam putus sekolah karena kesulitan biaya, atau;

f. Yatim dan/atau Piatu, atau

g. Pertimbangan lain (misalnya kelainan fisik, korban musibahberkepanjangan dan siswa berasal dari rumah tangga miskin danmemiliki lebih dari 3 (tiga) orang ber-saudara yang berusia dibawah 18t ahun).

Persyaratan Madrasah/Sekolah

a. Madrasah Negeri (MIN, MTsN dan MAN);

b. Madrasah Swasta (MI, MTs dan MA) yang memiliki ijin operasional .

4. Penggunaan Dana

Dana Program BSM digunakan untuk keperluan pendukung biayapendidikan siswa, meliputi:

a. Pembelian buku dan alat tulis;

b. Pakaian/seragam dan perlengkapan sekolah;

Page 160: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 160

c. Pembayaran transportasi ke madrasah; dan

d. Keperluan lain yang berkaitan dengan pembelajaran di madrasah

5. Mekanisme Pelaksanaan

a. Penetapan Kuota Bantuan Siswa Miskin

1) Kementerian Agama Pusat

Kementerian Agama Pusat melalui Direktorat Jenderal PendidikanIslam menetapkan kuota BSM pada masing-masing provinsi ataukabupaten/kota.

2) Kanwil Kementerian Agama Provinsi

a) Apabila alokasi anggaran BSM terdapat pada DIPA KanwilKementerian Agama Provinsi, kuota BSM pada tiapkabupaten/kota ditetapkan oleh Kanwil Kementerian AgamaProvinsi dan menginformasikannya ke Kantor KementerianAgama kabupaten/kota.

b) Kanwil Kementerian Agama Provinsi tidak perlu menetapkankuota BSM di tiap kabupaten/ kota apabila kuota BSM telahteralokasikan pada DIPA Kantor Kementeri-an Agamakabupaten/ Kota.

3) Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota menetapkan danmenginformasikan kuo-ta BSM dengan memprioritaskan jumlahsiswa penerima KPS setiap madrasah swasta (MI, MTs dan MA) diwilayahnya.

4) Bagi madrasah negeri, pengalokasian kuota BSM berdasarkanalokasi yang terdapat pada DIPA satuan kerja masing-masing.

b. Penetapan Penerima Bantuan Siswa Miskin

1. Madrasah

a. Menginformasikan kepada siswa pemilik KPS yang belum terdaftardan belum menerima BSM 2013 untuk membawa salinan KPS keMadrasah beserta bukti tam-bahan seperti Kartu Keluarga atausurat keterangan dari RT yang menerangkan bahwa siswa adalahanggota keluarga (anak/cucu) dari orangtua yang tercantumnamanya di KPS.

b. Menetapkan seluruh siswa penerima KPS yang telah terdaftar dantelah menerima BSM tahun 2013 serta siswa penerima KPS yangbaru melaporkan KPS ke madrasah

c. Apabila masih terdapat siswa penerima KPS yang belum masuk kedalam usulan siswa calon penerima BSM maka madrasahmengajukan kuota tambahan ke Kanke-menag Kabupaten/Kota.

d. Apabila kuota masih tersedia, Madrasah menyeleksi danmenetapkan calon peneri-ma BSM yang berasal dari Form Usulan

Page 161: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427161

Madrasah dengan memprioritaskan siswa peserta ProgramKeluarga Harapan (PKH), siswa yang berasal dari panti sosial/pantiasuhan yang dikelola oleh Kementerian Sosial , siswa yangmengalami musibah bencana alam, siswa yang terancam putusputus sekolah akibat kesulitan biaya, siswa yatim dan/piatu sertapertimbangan lain sesuai kriteria di atas. (Form BSM-04).

e. Membuat SK Penetapan Siswa Calon Penerima BSM, berita acarasurat keputusan serta Rekapitulasi Siswa Calon Penerima BSM(Form BSM-01, 02 dan 05)

f. Mengirim seluruh salinan form ke Kankemenag Kabupaten/Kota.

g. Bagi Madrasah Negeri yang memiliki anggaran BSM menetapkansiswa penerima BSM sesuai dengan Form BSM-01A, 02, 03 04 dan05 dan menyampaikannya ke Kankemenag Kabupaten/Kota.

h. Madrasah Negeri melakukan revisi anggaran Bantuan Siswa Miskinapabila masih terdapat siswa penerima KPS yang belum masuk kedalam usulan siswa calon pen-erima BSM.

i. Madrasah membuat pengumuman tentang penerimaan dana BSM(Form BSM-14).

2. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota

a. Apabila anggaran BSM dialokasikan pada DIPA KanwilKementerian Agama Provinsi.

1) Merekapitulasi usulan siswa calon penerima BSM darimadrasah swasta.

2) Menetapkan seluruh penerima BSM yang berasal dari usulanKartu (Form BSM-07) dan apabila kuota masih tersediaKankemenag Kabupaten/Kota dapat men-gusulkan penerimaBSM dari usulan madrasah-non kartu (Form BSM-08).

3) Apabila kuota tidak mencukupi dan masih ada siswa penerimaKPS yang belum ma-suk ke dalam usulan siswa calon penerimaBSM maka Kankemenag Kabupaten/Kota segera mengajukankuota tambahan ke Kanwil Kemenag Provinsi.

4) Menerbitkan SK Daftar Siswa Calon Penerima BSM sertaRekapitulasi Siswa Calon Penerima BSM (Form BSM-06 dan09).

5) Mengirimkan seluruh salinan form ke Kanwil KementerianAgama Provinsi.

b. Apabila anggaran BSM dialokasikan pada DIPA KantorKementerian Agama Kabupaten/ Kota.

1) Merekapitulasi usulan siswa calon penerima BSM dari madrasahswasta.

2) Menetapkan seluruh calon penerima BSM yang berasal dariusulan Kartu (Form BSM-07) sebagai penerima BSM dan apabila

Page 162: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 162

kuota masih tersedia Kankemenag Kabupaten/Kota jugamenetapkan calon penerima BSM dari usulan madrasah-nonkartu (Form BSM-08) sebagai penerima BSM.

3) Kankemenag melakukan revisi anggaran Bantuan Siswa Miskinmelakukan revisi anggaran Bantuan Siswa Miskin apabila masihterdapat siswa penerima KPS yang belum masuk ke dalamusulan siswa calon penerima BSM.

4) Menerbitkan SK Daftar Siswa Penerima BSM serta RekapitulasiSiswa Penerima BSM (Form BSM-06A dan 09).

5) Mengirimkan seluruh salinan form ke Kanwil KementerianAgama Provinsi.

3. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

a. Merekapitulasi usulan siswa calon penerima BSM dariKankemenag Kabupaten/Kota.

b. Menetapkan seluruh calon penerima BSM yang berasal dari usulanKartu (Form BSM-11) sebagai penerima BSM dan apabila kuotamasih tersedia Kanwil Kemenag Provinsi juga menetapkan calonpenerima BSM dari usulan madrasah-non kartu (Form BSM-12)sebagai penerima BSM.

c. Kanwil Kemenag Provinsi melakukan revisi anggaran BantuanSiswa Miskin apabila masih terdapat siswa penerima KPS yangbelum masuk ke dalam usulan siswa calon penerima BSM.

d. Menerbitkan SK Penerima BSM serta Rekapitulasi Siswa PenerimaBSM (Form BSM-10 dan 13) kemudian mengirimkan salinan suratkeputusan penerima BSM ke Kankemenag kabupaten/ Kota untukditeruskan ke madrasah sebagai informasi kepada siswa penerimaBSM.

e. Mengirim seluruh salinan form kepada Direktur JenderalPendidikan Islam cq Direktur Pendidikan Madrasah dalam bentuksoft file melalui e-mail [email protected] sebagai databasesiswa penerima BSM di lingkungan Kemen-terian Agama.

c. Pembatalan Penerima Dana Bantuan Siswa Miskin

Pemberian dana Bantuan Siswa Miskin dapat dibatalkan jika siswapenerima BSM :

Berhenti sekolah;

Telah didakwa dan terbukti melakukan tindakan kriminal;

Mengkonsumsi minuman keras/narkoba atau sejenisnya;

Mengundurkan diri;

Tidak lagi masuk dalam kriteria siswa miskin;

Meninggal dunia.

Page 163: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427163

Kepala Madrasah bertanggung jawab dan berwenang untukmembatalkan Bantuan Siswa Miskin serta memilih siswa penggantinyabila masih didapati siswa yang memiliki kriteria dan ketentuan siswamiskin. Keputusan penetapan pengganti tersebut harus segeradikirimkan ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk segeraditerbitkan Keputusan Pengganti. Keputusan Pengganti tersebutdijadikan dasar bagi madrasah un-tuk pengalihan penyaluran dana BSMke siswa. Bagi madrasah negeri dapat melakukan proses penggantianmelalui mekanisme persetujuan bersama dengan komite madrasah

6. Penyaluran Bantuan Siswa Miskin

a. Mekanisme Penyaluran Bantuan Siswa Miskin

Penyaluran BSM yang disalurkan dalam bentuk uang dilakukan melaluipembayaran langsung (LS) kepada penerima bantuan berdasarkanPeraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81 Tahun 2012 tentang BelanjaBantuan Sosial Pada Kementerian Negara /Lembaga.

Penyaluran BSM dapat dilakukan dengan cara :

1) Dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening penerima bantuansosial pada bank/pos;

2) Dalam hal ini dana dari DIPA Satker oleh KPPN langsung ditransferke rekening siswa penerima BSM.

3) Dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening Bank/Pos penyalur;

Dalam hal ini Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) membuka rekeningpada bank/pos penyalur dengan mengajukan izin pembukaanrekening pada bank/pos penyalur me-lalui Sekretariat JenderalKementerian Agama ke Direktur Jenderal PerbendaharaanKementerian Keuangan RI. Penyaluran dana BSM sebagaimanadimaksud pada point 2 dapat disalurkan kepada penerima BSMdengan cara :

Pemindahbukuan dari rekening bank/pos penyalur ke rekeningsiswa penerima BSM;

Pemberian uang tunai dari rekening bank/pos penyalur kepadapenerima BSM oleh petugas bank/pos penyalur.

Untuk siswa madrasah swasta pencairan dana BSM dilakukanoleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi yang memilikialokasi anggaran BSM pada DIPA nya atau oleh KantorKementerian Agama Kabupaten/Kota yang memiliki alokasianggaran BSM pada DIPA kantor Kementerian AgamaKabupaten/Kota. Sedangkan bagi madrasah negeri yangmemiliki DIPA dan telah mengalokasikan anggaran BSM,melakukan pencairan secara mandiri sesuai ketentuan.

Pengunaan rekening penerima BSM adalah rekening atas namasiswa. Penggunaan rekening madrasah tidak diperkenankansebagai rekening penerima BSM untuk siswa

Page 164: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 164

Penjelasan tentang mekanisme penyaluran BSM, sebagai berikut :

1. Dari rekening kas umum negara ke rekening penerima BSM padabank/pos

Tahapan yang dilakukan pada cara ini, sebagai berikut :

a. Memastikan kepemilikan rekening di bank/pos penyalur untuk siswayang telah ditetapkan sebagai calon penerima BSM.

b. Mengajukan SPM ke KPPN setempat disertai salinan SK PenetapanPenerima BSM serta rekapitulasi penerima BSM.

c. KPPN mentransfer dana ke rekening siswa.

2. Penyaluran Melalui Bank/Pos Penyalur

Bagi satuan kerja yang akan menyalurkan dana BSM melalui Bank/PosPenyalur harus menyampaikan permohonan izin pembukaan rekeningpenyaluran dana tersebut ke Dirjen Perbendaharaan-KementerianKeuangan melalui Kementerian Agama. Bagi Madrasah Negeri yang akanmenyampaikan permohonan izin atas pembukaan reken-ing tersebutdilakukan secara kolektif melalui Kantor Wilayah Kementerian AgamaProvinsi dengan tetap menyertakan Lembar Pernyataan PenggunaanRekening. Proses pengajuan ini dilakukan setelah dilakukannya PerjanjianKerjasama (MoU) dengan Bank/Pos penyalur tentang penyaluran danaBantuan Siswa Miskin sesuai dengan ke-tentuan pengadaan barang danjasa pemerintah. Isi Perjanjian Kerjasama harus sesuai dengan ketentuan.

Adapun tahapan proses penyaluran melalui bank/pos penyalur sebagaiberikut:

a. Memastikan kepemilikan rekening bank/pos yang dimiliki oleh siswa. Bagisiswa yang belum memiliki rekening dapat membuat rekening pada banksecara mandiri atau dapat dibuat secara kolektif oleh Satuan Kerja yangtelah memiliki perjanjian kerjasama dengan Bank/Pos Penyalur dalampenyaluran dana BSM.

b. Membuat dokumen pengajuan SPP dilampiri surat persetujuanpenggunaan rekening penyalur dan daftar siswa penerima dana BSM.Dalam hal proses pengajuan SPM, pencantuman nomor rekeningmenggunakan nomor rekening penyaluran da-na BSM Satuan Kerjasambil menunggu proses penerbitan rekening selesai.

c. Mengajukan SPM ke KPPN disertai surat izin yang dikeluarkanKementerian Keuangan.

d. KPPN menyalurkan dana BSM ke rekening bank/Pos penyalur.

e. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi/Kantor KemenagKabupaten/Kota/ Madrasah Negeri menyampaikan daftar siswa penerimaBSM ke Bank/Pos Penyalur.

f. Bank/Pos penyalur menyalurkan dana BSM ke rekening siswa. Prosespenyaluran dana dari rekening penyalur dana Program BSM ke rekeningsiswa maksimal 30 hari sejak dana diterima dan dibukukan di rekening

Page 165: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427165

penyalur dana Program BSM. Bila dana Program BSM tidak disalurkandalam batas waktu tersebut harus dikem-balikan ke kas negara, untukdiajukan kembali sisa dana tersebut sesuai dengan mekanisme yangditetapkan.

g. Bank/Pos Penyalur melaporkan penyaluran dana BSM secara berkalakepada Satu-an Kerja sesuai perjanjian kerjasama.

h. Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi/Kantor KemenagKabupaten/ Kota/Madrasah Negeri menyampaikan informasi kepadamadrasah tentang daftar siswa penerima dana BSM.

B. Tahapan Penyaluran Dana Bantuan Siswa Miskin

C. Pengambilan Dana

Dana Bantuan Siswa Miskin disalurkan dan diterima langsung oleh siswapenerima ban-tuan. Dalam hal pengambilan nilai manfaat Bantuan Siswa

Page 166: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 166

Misikin, siswa mendatangi Bank/Pos Penyalur terdekat dengan ditemaniorangtua/guru bila diperlukan. Satker yang menyalurkan dana BSM denganmenggunakan Bank/Pos Penyalur dapat diberikan secara tunai oleh petugasBank/Pos penyalur sesuai dengan perjanjian kerjasama yang disetujui.

Pengambilan dana BSM dapat dilakukan secara kolektif dengan memberikankuasa kepa-da madrasah apabila mengalami kendala:

1. Bank/Pos penyalur berada jauh dari madrasah/rumah siswa sehinggamembutuhkan biaya yang terlalu mahal.

2. Faktor geografis daerah yang dapat mengancam keselamatan menujuBank/Pos Penya-lur. Pihak Madrasah selaku penerima kuasa harus segeramenyerahkan dana BSM kepada siswa atau orang tua yang bersangkutan danmembuat daftar penerimaan pengambilan dana BSM sesuai dengan jumlahmanfaat yang seharusnya diterima oleh masing-masing siswa/orangtua danditandatangani siswa atau orang tua sebagai bukti penerimaan.

TIM PELAKSANA BANTUAN SISWA MISKIN (BSM)

Untuk kelancaran dan ketertiban pelaksanaan Bantuan Siswa Miskin maka perludibentuk

Tim Pelaksana Bantuan Siswa Miskin yang terdiri dari :

A. Tim Pelaksana BSM Pusat

Terdiri atas unsur Direktorat Pendidikan Madrasah, Direktorat JenderalPendidikan Is-lam, dan mempunyai tugas :

1. Melakukan koordinasi dengan Tim Pelaksana BSM Provinsi.

2. Melakukan pembinaan dan sosialisasi ke Kanwil Kemneterian Agama Provinsitentang program BSM dengan mekanisme Penetapan Sasaran Berbasis RumahTangga, melalui pemberian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang diberikankepada rumah tangga miskin dan rentan.

3. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pertanggungjawabanprogram pemberian BSM.

4. Menyusun laporan dan realisasi BSM.

5. Melaporkan pelaksanaan dan realisasi BSM kepada Menteri Agama RI melaluiDirektur Jenderal Pendidikan Islam dan kepada instansi terkait (UKP4).

6. Berkoordinasi dengan instansi/pihak terkait.

7. Mengelola program BSM secara bertanggungjawab dan transparan.

B. Tim Pelaksana BSM Provinsi

Terdiri dari unsur Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam KantorWilayah Ke-menterian Agama Provinsi dan mempunyai tugas :

Page 167: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427167

1. Melakukan koordinasi dengan Tim Pelaksana BSM Kabupaten/kota, Bank/PosPenyalur.

2. Melakukan pembinaan dan sosialisasi ke Kantor Kementerian AgamaKabupat-en/Kota tentang program BSM dengan mekanisme PenetapanSasaran Berbasis Ru-mah Tangga, melalui pemberian Kartu PerlindunganSosial (KPS) yang diberikan kepada rumah tangga miskin dan rentan.

3. Menyusun dan menetapkan rekapitulasi siswa penerima BSM yang berasal dariusul-an melalui KPS maupun usulan madrasah (non kartu).

4. Menetapkan siswa penerima BSM.

Petunjuk Teknis Bantuan Siswa Miskin (BSM) Tahun 2014

5. Menyalurkan dana BSM apabila anggaran BSM terdapat pada DIPA KanwilKemen-terian Agama Provinsi.

6. Menyusun laporan pelaksanaan dan realisasi BSM.

7. Melaporkan pelaksanaan dan realisasi BSM dengan lampiran form terkaitdengan pelaksanaan BSM dalam bentuk soft copy ke Direktur PendidikanMadrasah melalui surat elektronik.

8. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan programpemberian BSM.

9. Memberikan pelayanan dan informasi kepada masyarakat .

10. Mengelola program secara bertanggungjawab dan transparan.

C. Tim Pelaksana BSM Kabupaten/Kota

Terdiri dari unsur Seksi Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam KantorKementerian Agama Kabupaten/Kota dan mempunyai tugas :

1. Melakukan koordinasi dengan Tim Pelaksana BSM Madrasah.

2. Melakukan pembinaan dan sosialisasi ke madrasah tentang program BSMdengan mekanisme Penetapan Sasaran Berbasis Rumah Tangga, melaluipemberian Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang diberikan kepada rumahtangga miskin dan rentan.

3. Menyusun dan menetapkan rekapitulasi siswa calon penerima BSM yangberasal dari usulan melalui KPS maupun usulan madrasah (non kartu).

4. Menetapkan siswa penerima BSM apabila anggaran BSM terdapat pada DIPAKantor Kementerian Agama Kabupten/Kota.

5. Menyalurkan dana BSM apabila anggaran BSM terdapat pada DIPA KantorKemen-terian Agama Kabupaten/Kota.

6. Menyusun laporan pelaksanaan dan realisasi BSM.

Page 168: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 168

7. Melaporkan pelaksanaan dan realisasi BSM dengan lampiran form terkaitdengan pelaksanaan BSM dalam bentuk soft copy ke Kantor WilayahKementerian Agama Provinsi.

8. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pemberian BSM-tingkat kabupaten/kota dan menyerahkan hasil monitoring dan evaluasi keKantor Wilayah Kementerian Agama.

9. Memberikan pelayanan dan informasi kepada masyarakat .

10 Mengelola program secara bertanggungjawab dan transparan

D. Tim Pelaksana BSM Madrasah

Terdiri dari unsur madrasah negeri dan swasta dan mempunyai tugas :

1. Melakukan koordinasi dengan Tim Pelaksana BSM Kabupaten/Kota.

2. Mensosialisasikan program BSM dengan mekanisme Penetapan SasaranBerbasis Rumah Tangga, melalui pemberian Kartu Perlindungan Sosial (KPS)yang diberikan kepada rumah tangga miskin dan rentan kepada siswa danorangtua.

3. Mengadakan seleksi calon penerima BSM sesuai kriteria dan ketentuan.

4. Mendata siswa calon penerima BSM.

5. Membuat surat penetapan usulan calon penerima BSM yang berasal dariusulan me-lalui KPS dan/atau usulan madrasah (non kartu) yangditandatangani oleh Kepala Madrasah dan Komite Sekolah.

6. Mengirim seluruh salinan form usulan siwa calon penerima ke KantorKementerian Agama kabupaten/Kota.

7. Bagi madrasah negeri :

a. Menetapkan siswa penerima BSM;

b. Menyalurkan BSM;

c. Menyusun laporan pelaksanaan dan realisasi BSM.

8. Mengumumkan penerimaan dana BSM pada papan pengumuman.

9. Mengawasi dan bertanggung jawab atas pelaksanaan BSM di madrasah.

10. Menginformasikan kepada siswa penerima BSM apabila dana bantuan siswamiskin sudah dapat diambil di Bank/Pos Penyalur serta memberikan arahanpemanfaatan dana BSM.

11. Menyusun laporan pelaksanaan BSM berkenaan dengan jumlah penerimabantuan.

12. Mengirimkan surat pemberitahuan kepada orangtua siswa penerima BSMtentang penyaluran serta cara pengambilan BSM.

13. Diharuskan mengelola program secara bertanggungjawab dan transparan.

Page 169: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427169

PROSES BISNIS KLASTER II

PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT)

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor.10 Tahun 2010 tentang PercepatanPenanggulangan Kemiskinan, menetapkan 3 (tiga) kelompok programpenanggulangan kemiskinan sebagai instrument percepatan penanggulangankemiskinan nasional.

Kelompok program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaanmasyarakat/ Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPMMandiri)yang termasuk dalam Klaster 2 terdiri dari 12 program penanggulangankemiskinan dengan menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat yangdikelola oleh berbagai kementerian/ lembaga.

1. Definisi PNPM Mandiri (what)

Program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat(Klaster 2) adalah program nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagaidasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinanberbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM Mandiri dilaksanakan melaluiharmonisasi dan pengembangan system serta mekanisme dan prosedurprogram, penyediaan pendampingan, dan pendanaan stimulan untukmendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangankemiskinan yang berkelanjutan.

Pendekatan pemberdayaan masyarakat dimaksudkan untuk memperbaikistabilitas sosial, membuka lapangan kerja, memperbaikitata pemerintahandaerah dan menciptakan aset untuk kelompok miskin. Program-programpenanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja yang berbasispemberdayaan masyarakat dicirikan dengan: a) menggunakan pendekatanpartisipasi masyarakat; b) melakukan penguatan kapasitas kelembagaanmasyarakat; dan c) kegiatan program dilaksanakan secara swakelola olehmasyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkankapasitas masyarakat, baik secara individu maupun kelompok, dalammemecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup,kemandirian dan kesejahteraannya.Pemberdayaan masyarakat memerlukanketerlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah sertaberbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutanberbagai hasil yang dicapai PNPM Mandiri dapat dikategorikan atas :

a. PNPM-Inti: terdiri dari program/kegiatan pemberdayaan masyrakatberbasis kewilayahan seperti PNPM Perdesaan, PNPM Perkotaan, PNPMInfrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW), PNPM Infrastruktur

Page 170: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 170

Perdesaan (PPIP) dan PNPM daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK) yangtelah selesai tahun 2012.

b. PNPM Penguatan : terdiri dari program-program pemberdayaanmasyarakat berbasis sektoral, kewilayahan, serta khusus untukmendukung penanggulangan kemiskinan yang pelaksanaannya terkaitdengan capaian tertentu. Termasuk dalam PNPM penguatan adalah PNPMPeningkatan Usaha Agrobisnis Pertanian (PUAP), PNPM Kelautan danPerikanan (KP), PNPM Pariwisata, PNPM Generasi, PNPMGreen Kecamatan Development Program (G-KDP), PNPM NeigbourhoodDevelopment (ND), PNPM Perumahan dan Permukiman

c. Jumlah Program yang Tergabung Dalam PNPM MandiriPNPM Mandiri terdiri dari 12 (duabelas) program penanggulangankemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat sebagaimana Tabeldibawah ini :

Tabel Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis PemberdayaanMasyarakat/PNPM Mandiri dan Penerima Manfaatnya

No Program Sasaran

1 PNPM Mandiri Perdesaan Kelompok Masyarakat Perdesaan

2 PNPM Mandiri Perkotaan Kelompok MasyarakatPerkotaan

3PNPM Daerah Tertinggal danKhusus (Berakhir Tahun 2012)

Kelompok Masyarakat Pedalaman, Tertinggaldan Khusus (Bencana, Konflik dll)

4Rural Infrastructur Support

(RIS PNPM)Kelompok Masyarakat Perdesaan

5PNPM Pembangunan

Infrastruktur Ekonomi Wilayah(PISEW)

Kelompok Masyarakat Perdesaan

6PNPM Peningkatan Usaha

Agrobisnis Pertanian (PUAP)Kelompok Masyarakat Pertanian Perdesaan

7PNPM Kelautan dan Perikanan

(KP)Kelompok Masyarakat Pesisir dan Pelaut

8 PNPM Pariwisata Kelompok Masyarakat Perdesaan Potensial

9 PNPM Generasi Kelompok Masyarakat Perdesaan

10PNPM Green Kecamatan

Development Program (G-KDP)Kelompok Masyarakat Perdesaan

Page 171: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427171

2. Tujuan PNPM Mandiri(why)

Tujuan umum PNPM Mandiri adalah meningkatnya kesejahteraan dankesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Adapun yang menjaditujuan khususnya adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya partisipasi da kesempatan kerja masyarakat miskin,kelompok perempuan, komunitas adat terpencil dan kelompok masyarakatlainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilankeputusan dan pengelolaan pembangunan.

2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat yang mengakar,representative, dan akuntabel.

3. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepadamasyarakat terutama masyarakat miskin melalui kebijakan program danpenganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor).

4. Meningkatkan sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasimasyarakat dan kelompok peduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.

5. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat serta kapasitaspemerintah daerah dan kelompok peduli setempat dalam menanggulangipenanggulangan kemiskinan di wilayahnya.

6. Meningkatnya modal social masyarakat yang berkembang sesuai denganpotensi social dan budaya serta untuk melestarikan kearifan local.

7. Meningkatnya inovasi dan pemanfaatan teknologi tepat guna, informasidan komunikasi dalam pemberdayaan masyarakat.

3. Strategi PNPM MandiriStrategi PNPM Mandiri terdiri atas:

a. Strategi Dasar

1. Mengintensifkan upaya-upaya pemberdayaan untuk meningkatkankemampuan dan kemandirian masyarakat.

2. Menjalin kemitraan yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak untukbersamasama mewujudkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat.

3. Menerapkan keterpaduan dan sinergi pendekatan pembangunansektoral, pembangunan kewilayahan, dan pembangunan partisipatif.

b. Strategi Operasional

11PNPM Neigbourhood

Development (ND)elompok Masyarakat Perkotaan

12PNPM Perumahan dan

PermukimanMasyarakat Perdesaan da Perkotaan

Page 172: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 172

1. Mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimilikimasyarakat, pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasimasyarakat, dan kelompok peduli lainnya secara sinergis.

2. Menguatkan peran pemerintah kota/kabupaten sebagai pengelolaprogramprogram penanggulangan kemiskinan di wilayahnya;

3. Mengembangkan kelembagaan masyarakat yang dipercaya, mengakar,dan akuntabel.

4. Mengoptimalkan peran sektor dalam pelayanan dan kegiatanpembangunan secara terpadu di tingkat komunitas.

5. Meningkatkan kemampuan pembelajaran di masyarakat dalammemahami kebutuhan dan potensinya serta memecahkan berbagaimasalah yang dihadapinya.

6. Menerapkan konsep pembangunan partisipatif secara konsisten dandinamis serta berkelanjutan.

c. Prinsip Dasar PNPM MandiriPNPM-Mandiri menekankan prinsip-prinsip dasar berikut ini:

1. Bertumpu pada pembangunan manusia. Pelaksanaan PNPM Mandirisenantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusiaseutuhnya.

2. Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, masyarakat memilikikewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukandan mengelola kegiata pembangunan secara swakelola.

3. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunansektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah ataumasyarakat sesuai dengan kapasitasnya.

4. Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan yangdilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakatmiskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

5. Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap prosespengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royongmenjalankan pembangunan.

6. Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuanmempunyai kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunandan dalam menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan.

7. Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukansecara musyarawah dan mufakat dengan tetap berorientasi padakepentingan masyarakat miskin.

8. Transparansi dan Akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yangmemadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusansehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan

Page 173: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427173

dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal, maupunadministratif.

9. Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskanpemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan denganmendayagunakan secara optimal berbagai sumberdaya yang terbatas.

10. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangankemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antarpemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.

11. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harusmempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraanmasyarakat tidak hanya saat ini tapi juga di masa depan dengan tetapmenjaga kelestarian lingkungan.

12. Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalampelaksanaan PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudahdipahami, dan mudah dikelola, serta dapat dipertanggungjawabkanoleh masyarakat.

d. PendekatanPNPM Mandiri

Pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuan programdengan memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan program adalahpembangunan yang berbasis masyarakat dengan:

1. Menggunakan kecamatan sebagai lokus program untukmengharmonisasikan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalianprogram.

2. Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan danpelaku utama pembangunan pada tingkat lokal.

3. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam prosespembangunan partisipatif.

4. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuaidengan karakteristik sosial, budaya dan geografis.

5. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,kemandirian, dan keberlanjutan.

e. Dasar Hukum PNPM Mandiri

Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri mengacu pada landasankonstitusional UUD 1945 beserta amandemennya, landasan idiil Pancasila,dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta landasan khususpelaksanaan PNPM Mandiri yang akan disusun kemudian. Peraturanperundang-undangan khususnya terkait sistem pemerintahan,perencanaan, keuangan negara, dan kebijakan penanggulangankemiskinan adalah sebagai berikut:

Sistem PemerintahanDasar peraturan perundangan sistem pemerintahan yang digunakanadalah:

Page 174: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 174

1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 jo. Undang-Undang Nomor 32Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Desa.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan.

4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005 tentang Tim KoordinasiPenanggulangan Kemiskinan.

Sistem PerencanaanDasar peraturan perundangan sistem perencanaan terkait adalah:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem PerencanaanPembangunan Nasional (SPPN).

2. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang Nasional 2005-2025.

3. Peraturan Presiden Nomor. 7 Tahun 2005tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional2004-2009.

4. Peraturan Pemerintah Nomor. 39 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor. 40 Tahun 2007 tentang Tata CaraPenyusunan Rencana Pembangunan Nasional.

6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang PengarusutamaanGender dalam Pembangunan Nasional.

Sistem Keuangan NegaraDasar peraturan perundangan sistem keuangan negara adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4455);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang PerimbanganKeuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2005 tentang Hibah KepadaDaerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 139,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4577);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Tata CaraPengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta PenerusanPinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2006 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4597);

Page 175: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427175

6. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang PedomanPelaksanaan Barang/jasa Pemerintah;

7. Peraturan Menteri PPN/Kepala BappenasNomor.005/MPPN/06/2006 tentang Tata cara Perencanaan danPengajuan Usulan serta Penilaian Kegiatan yang Dibiayai dariPinjaman/Hibah Luar Negeri;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.010/2006 tentang TataCara Pemberian Hibah kepada Daerah;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 13 Tahun 2006 tentangPedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

f. Komponen Program PNPM Mandiri

Rangkaian proses pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui komponenprogram sebagai berikut:

Pengembangan Masyarakat

Komponen pengembangan masyarakat mencakup serangkaian kegiatanuntuk membangun kesadaran kritis dan kemandirian masyarakat yangterdiri dari pemetaan potensi, masalah dan kebutuhan masyarakat,perencanaan partisipatif, pengorganisasian, pemanfaatan sumberdaya,pemantauan, dan pemeliharaan hasil-hasil yang telah dicapai.Untuk mendukung rangkaian kegiatan tersebut, disediakan danapendukung kegiatan pembelajaran masyarakat, pengembangan relawan,dan operasional pendampingan masyarakat; dan fasilitator, pengembangankapasitas, mediasi dan advokasi. Peran fasilitator terutama pada saat awalpemberdayaan, sedangkan relawan masyarakat adalah yang utamasebagai motor penggerak masyarakat di wilayahnya.

Bantuan Langsung Masyarakat

Komponen Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana stimulankeswadayaan yang diberikan kepada kelompok masyarakat untukmembiayai sebagian kegiatan yang direncanakan oleh masyarakat dalamrangka meningkatkan kesejahteraan, terutama masyarakat miskin.

Peningkatan Kapasitas Pemerintahan dan Pelaku Lokal

Komponen peningkatan kapasitas pemerintahan dan pelaku lokal adalahserangkaian kegiatan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah daerahdan pelaku lokal/kelompok peduli lainnya agar mampu menciptakankondisi yang kondusif dan sinergi yang positif bagi masyarakat terutamakelompok miskin dalam menyelenggarakan hidupnya secara layak.Kegiatan terkait dalam komponen ini antara lain seminar, pelatihan,lokakarya, kunjungan lapangan yang dilakukan secara selektif, dansebagainya.

Bantuan Pengelolaan dan Pengembangan Program

Komponen bantuan pengelolaan dan pengembangan program meliputikegiatan-kegiatan untuk mendukung pemerintah dan berbagai kelompok

Page 176: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 176

peduli lainnya dalam pengelolaan kegiatan seperti penyediaan konsultanmanajemen, pengendalian mutu, evaluasi, dan pengembangan program.

g. Ruang Lingkup Kegiatan PNPM-Mandiri

Ruang lingkup kegiatan PNPM-Mandiri pada dasarnya terbuka bagi semuakegiatan penanggulangan kemiskinan yang diusulkan dan disepakatimasyarakat meliputi:

1. Penyediaan dan perbaikan prasarana/sarana lingkungan permukiman,sosial, dan ekonomi secara padat karya;

2. Penyediaan sumber daya keuangan melalui dana bergulir dan kreditmikro untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat miskin.Perhatian yang lebih besar perlu diberikan bagi kaum perempuandalam memanfaatkan dana bergulir ini;

3. Kegiatan terkait peningkatan kualitas sumberdaya manusia, terutamayang bertujuan mempercepat pencapaian target MDGs;

4. Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal melaluipenyadaran kritis, pelatihan ketrampilan usaha, manajemen organisasidan keuangan, serta penerapan tata kepemerintahan yang baik.

h. Harmonisasi Program

Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan berbagaiprogram pemberdayaan masyarakat dalam PNPM Mandiri dilakukanharmonisasi pada aspek-aspek sebagai berikut:

Pemilihan sasaran

Harmonisasi sasaran ditujukan untuk memadukan aspek wilayah dankelompok masyarakat penerima manfaat. Lokasi PNPM Mandiridiutamakan pada kecamatan yang memiliki kriteria berikut: a) memilikijumlah penduduk miskin cukup besar, b) tingkat pelayanan dasar rendah,c) tingkat kapasitas fiskal rendah, dan d) memiliki desa/kelurahantertinggal. Penentuan lokasi PNPM-Inti ditetapkan oleh Tim PengendaliPNPM Mandiri.Lokasi PNPMPenguatan diarahkan ke lokasi PNPM-Intidengan mempertimbangkan usulan sektor dan daerah, efisiensi danefektivitas penanggulangan kemiskinan, serta mengurangi kesenjanganantar kecamatan.

Kelembagaan Masyarakat

Harmonisasi kelembagaan masyarakat bertujuan untuk:

Mewujudkan kepemimpinan masyarakat yang terpercaya, berbasis nilai,dan mengakar.

Efisiensi tata kelola.

Efektifitas program penanggulangan kemiskinan.

Mendorong kepemerintahan yang tanggap terhadap persoalankemiskinan dan upaya penanggulangannya. PNPM Mandiri diarahkanmenggunakan dan mengembangkan secara optimal kelembagaan

Page 177: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427177

masyarakat yang telah ada, sepanjang disepakati masyarakat danbersifat terbuka bagi seluruh warga. Dimensi kelembagaan masyarakatmeliputi proses pengambilan keputusan dan tindakan kolektif,organisasi, serta aturan main.

Harmonisasi kelembagaan dilakukan melalui:

Pengembangan dan penguatan kapasitas kelembagaan yang telah adadengan cara meningkatkan kapasitas pengelola, memperbaiki kinerjadan etika lembaga, dan meningkatkan tingkat keterwakilan berbagailembaga yang ada.

Peningkatan kerjasama antar desa/kelurahan. Musyawarah Antar Desa/Kelurahan merupakan forum tertinggi pengambilan keputusan antardesa/kelurahan. Konsolidasi organisasi pelaksana program sektor yangbersifat ad-hocdan koordinasi berbagai kelompok masyarakat yang adaoleh lembaga keswadayaan masyarakat di desa/kelurahan.

Pendanaan

Harmonisasi berbagai sumber pendanaan PNPM Mandiri bertujuan untukefektivitas upaya penanggulangan kemiskinan melalui pemberdayaanmasyarakat.Harmonisasi pendanaan dikoordinasikan oleh Tim PengendaliPNPM Mandiri, Tim Koordinasi Provinsi dan Kabupaten/Kota, sertalembaga masyarakat. Harmonisasi pendanaan dilakukan dengan carakonsolidasi berbagai sumber dan

penggunaan dana, pembiayaan aktivitas yang tidak tumpang tindih, sertadistribusi pelaku dan fungsi kinerja program.

Pelaksanaan

Harmonisasi pelaksaan PNPM Mandiri dilakukan melalui:

1. Pelaksanaan berbagai program pemberdayaan masyarakat mengacupada strategi, prinsip, pendekatan, dan dasar hukum PNPM Mandiri;

2. Pelaksanaan kegiatan kecamatan berdasar pada visi/rencana kerja(renja) kecamatan, sedangkan desa/kelurahan berdasar pada hasilperencanaan masyarakat.

3. Lokasi PNPM-Penguatan diarahkan ke lokasi PNPM-Inti. Untuk ituperlu dilakukan serangkaian konsolidasi data, informasi rencana dankegiatan serta sasaran, agar harmonisasi pelaksanaan program dapatterjadi;

4. Pengembangan sistem basis data dan informasi PNPM Mandiri yangdilakukan secara terintegrasi dan terbuka antar berbagai programpemberdayaan masyarakat, termasuk PNPM-Penguatan;

5. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi berdasar pada metodologi danindicator keberhasilan, serta kerangka kerja dan waktu yangdikembangkan oleh PNPM Mandiri;

6. Pemenuhan kebutuhan fasilitator beserta pembagian tugas dan fungsiantara tenaga fasilitator masyarakat dan penyuluh teknis lapangan.

Page 178: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 178

Pemenuhan kebutuhan fasilitator untuk pemberdayaan masyarakatmenjadi tanggung jawab PNPM-Inti. Sedangkan untuk penyuluh teknislapangan dapat disediakan oleh sektor; g. Pengembangan danstandarisasi kurikulum, modul pelatihan, dan kompetensi pemanduyang mengacu pada pedoman pelaksanaan pelatihan PNPM Mandiri;

7. Pengelolaan pengaduan masyarakat yang mengacu pada pedomanpelaksanaan pengelolaan pengaduan masyarakat PNPM Mandiri;

8. Strategi sosialisasi dan komunikasi yang mengacu pada strategisosialisasi dan komunikasi PNPM Mandiri;

9. Sinkronisasi perencanaan sektoral tahun anggaran 2009 dengan hasilperencanaan partisipatif PNPM Mandiri tahun 2007 yang dilaksanakanpada tahun 2008 (mekanisme musrenbang).

i. Pengelolaan Program PNPM Mandiri

Pengelolaan PNPM Mandiri terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Persiapan

Persiapan pelaksanaan PNPM Mandiri di pusat dikoordinasikan oleh TimPengendali PNPM Mandiri yang meliputi antara lain kebijakan umum danpengembangan program, penetapan lokasi, strategi komunikasi,pengembangan

sistem informasi, serta monitoring dan evaluasi. Persiapan pelaksanaanPNPM Mandiri di daerah dikoordinasikan oleh Tim Koordinasi provinsi dankabupaten/kota, yang meliputi antara lain menyediakan kontribusi danayang berasal dari anggaran daerah, membentuk Sekretariat Tim KoordinasiPNPM Mandiri, serta membentuk Satuan Kerja Pelaksanaan Program.Penyelenggaraan proses seleksi, pelatihan, dan penempatan tenaga-tenagakonsultan dan fasilitator dilaksanakan oleh kementerian/lembaga terkaitbersama dengan daerah berdasarkan petunjuk pelaksanaan yangditetapkan oleh satuan kerja masing-masing program PNPM Mandiri.

Perencanaan Partisipatif

Perencanaan partisipatif adalah proses pengambilan keputusanpembangunan yang melibatkan masyarakat, swasta, dan pemerintahsesuai fungsinya masing-masing. Mekanisme perencanaan partisipatifterdiri atas perencanaan di desa/kelurahan, antar desa/kelurahan(kecamatan), serta perencanaan koordinatif di kabupaten/kota.

Perencanaan Partisipatif di Desa/Kelurahan

Perencanaan partisipatif bertujuan untuk memberikan ruang seluas-luasnya kepada warga masyarakat baik laki-laki maupun perempuanterutama rumah tangga miskin untuk terlibat secara aktif dalampenggalian gagasan atau identifikasi kebutuhan dan pengambilankeputusan perencanaan pembangunan.

Kualitas perencanaan partisipatif dapat diketahui dari jumlah warga yanghadir, kualitas pendapat/gagasan/usulan, serta dokumen perencanaanyang diputuskan. Perencanaan partisipatif di desa/kelurahan dimulai

Page 179: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427179

dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui sosialisasi dimasyarakat; pertemuan masyarakat; refleksi kemiskinan; pemetaanswadaya untuk identifikasi masalah, potensi, dan kebutuhan;pengorganisasian masyarakat; dan penyusunan rencana dan program yangdilakukan masyarakat secara bersama-sama.

Rencana kegiatan pembangunan tersebut dituangkan ke dalam dokumenrencana pembangunan desa/kelurahan jangka menengah (PJM) danrencana tahunan serta rencana strategis (renstra) pembangunandesa/kelurahan.Dokumen hasil perencanaan partisipatif PNPM Mandirimerupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen musrenbangdesa/kelurahan untuk diteruskan ke musrenbang di tingkat lebih lanjut.

Perencanaan Partisipatif di Kecamatan

Perencanaan partisipatif di kecamatan bertujuan untuk menyusunprioritas kegiatan antar desa/kelurahan berdasarkan hasil perencanaanpartisipatif di desa/kelurahan, sekaligus mensinergikannya denganrencana pembangunan kabupaten/kota.Prioritas hasil perencanaanpembangunan partisipatif PNPM Mandiri dan musrenbang desa/kelurahanmenjadi prioritas untuk dibiayai dengan sumber pendanaan kecamatan.

Prioritas tersebut disusun dalam dokumen rencana kerja (renja) kecamatandengan mempertimbangkan berbagai kebijakan seperti RencanaPembangunan Tahunan Daerah (RPTD) dan Rencana PembangunanJangka Menengah Daerah (RPJMD).Renja tersebut selanjutnya menjadidokumen Musrenbang Kecamatan untuk diproses pada tingkatperencanaan selanjutnya.Hasil perencanaan kecamatan bukan sekedarkompilasi usulan desa, namun juga memuat rencana antardesa/kelurahan yang pembahasannya melibatkan seluruh komponenmasyarakat.

Peserta Musrenbang kecamatan

Dalam pelaksanaan Musrenbang Kecamatan, dipilih perwakilan darimasing-masing desa/kelurahan untuk menjadi mitra Satuan KerjaPerangkat Daerah (SKPD) dalam menentukan prioritas pembangunankecamatan. Representasi desa/kelurahan yang telah dipilih dalamMusrenbang kecamatan, ditetapkan sebagai delegasi atau utusanperwakilan masyarakat kecamatan yang akan ikut dalam forum SKPD danmusrenbang kabupaten/kota. Dalam penentuan perwakilan, harusterdapat perwakilan perempuan. Agar berbagai usulan hasil perencanaanpartisipatif dapat direalisasikan, seluruh proses perencanaan partisipatif dikecamatan diupayakan melibatkan anggota legislatif.

Perencanaan Koordinatif di Kabupaten/Kota

Rencana kegiatan antar desa/kelurahan dan/atau antar kecamatan yangmemerlukan penanganan pada tingkat lebih lanjut disampaikan kekabupaten/kota oleh delegasi kecamatan untuk dibahas dalam ForumSKPD.Di dalam Forum SKPD, Rencana Kerja Masyarakat tersebut menjadiprioritas untuk disinkronkan dalam Rencana Kerja (Renja) SKPD.RenjaSKPD yang telah memuat usulan masyarakat selanjutnya menjadi bahan

Page 180: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 180

penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) dalamMusrenbang kabupaten/kota yang juga dihadiri oleh delegasi kecamatan.

j. Pelaksanaan Kegiatan Program PNPM Mandiri

Pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri dilakukan oleh masyarakat secaraswakelola berdasarkan prinsip otonomi dan difasilitasi oleh perangkatpemerintahan yang dibantu oleh fasilitator atau konsultan. Tahappelaksanaan kegiatan dilakukan setelah proses perencanaan selesai dantelah ada keputusan tentang pengalokasian dana kegiatan. Pelaksanaankegiatan meliputi pemilihan dan penetapan tim pengelola kegiatan,pencairan atau pengajuan dana, pengerahan tenaga kerja, pengadaanbarang/jasa, serta pelaksanaan kegiatan yang diusulkan. Personil timpengelola kegiatan yang dipilih dan ditetapkan oleh masyarakat,bertanggung jawab dalam realisasi fisik, keuangan, serta administrasikegiatan/pekerjaan yang dilakukan sesuai rencana. Pada pelaksanaankegiatan secara swakelola, apabila dibutuhkan barang/jasa berupa bahan,alat, dan tenaga ahli (konsultan) perseorangan yang tidak dapat disediakanatau tidak dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat, maka dinas teknisterkait dapat membantu masyarakat untuk menyediakan kebutuhantersebut. Dalam proses pengadaan barang/jasa yang dilakukan harusdiperhatikan prinsip-prinsip efisien, efektif, terbuka, adil, dan bertanggungjawab.

1. Efisiensi diwujudkan dalam bentuk mencari dan membandingkanharga barang/jasa untuk kualitas yang sama/setara, serta memilihharga yang terendah sesuai kebutuhan.Untuk mendapatkan hargayang terendah, masyarakat dapat melakukan pengadaan langsungkepada sumber penghasil barang/jasa, seperti pabrikan ataudistributor/agen resmi atau pangkalan pasir/batu (dalam hal kegiatanfisik), dan sedapat mungkin menghindari pengadaan barang/jasamelalui perantara yang tidak memberikan nilai tambah.

2. Efektivitas diwujudkan dalam bentuk pengadaan barang/jasa olehmasyarakat harus dilakukan secara tepat kuantitas, tepat kualitas,tepat waktu, dan tepat pemanfaatan sesuai dengan kebutuhanpelaksanaan kegiatan.

3. Keterbukaan diwujudkan dalam bentuk publikasi sekurang-kurangnya pada papan pengumuman di lokasi pelaksanaan kegiatanyang mudah dilihat dan di secretariat pelaksana kegiatan denganmencantumkan jenis kegiatan, besaran dana, penyedia barang/jasa diatas Rp 50 juta, waktu pelaksanaan, dan penanggungjawab kegiatansehingga memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengetahui,memonitor, dan mengontrol pelaksanaan kegiatan.

4. Keadilan diwujudkan dalam bentuk partisipasi setiap komponenmasyarakat untuk terlibat dalam pelaksanaan kegiatan danmendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari hasil kegiatan tersebut.

5. Akuntabilitas diwujudkan dalam bentuk setiap pengeluaran danadalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa dan kegiatan dapat

Page 181: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427181

dipertanggungjawabkan baik secara administrasi, seperti pencatatanpenerimaan dan pengeluaran, kuitansi pembelian dan buktipembayaran honor, maupun secara teknis seperti kuantitas dankualitas barang/jasa sesuai dengan rencana.

k. Pengendalian Program

Pemantauan dan pengawasan adalah kegiatan mengamati perkembanganpelaksanaan rencana pembangunan, mengidentifikasi serta mengantisipasipermasalahan yang timbul dan/atau akan timbul. Untuk mendukungpengendalian pelaksanaan PNPM Mandiri, sistem pemantauan danpengawasan yang dilakukan meliputi:

1. Pemantauan dan pemeriksaan partisipatif oleh masyarakat –Keterlibatan masyarakat dalam pemantauan dan pemeriksaan darimulai perencanaan partisipatif tingkat desa hingga kabupaten/kota danpelaksanaan PNPM Mandiri.

2. Pemantauan dan pemeriksaan oleh Pemerintah – Kegiatan inidilakukan secara berjenjang dan bertujuan untuk memastikan bahwakegiatan PNPM Mandiri dilaksanakan sesuai dengan prinsip danprosedur yang berlaku dan dana dimanfaatkan sesuai dengan tujuanprogram.

3. Pemantauan dan pengawasan oleh Konsultan dan Fasilitator –Pemantauan dan pengawasan oleh konsultan akan dilakukan secaraberjenjang dari tingkat nasional, regional, provinsi, kabupaten/kota,kecamatan dan desa/kelurahan. Kegiatan ini dilakukan secara rutindengan memanfaatkan sistem informasi pengelolaan program dankunjungan rutin ke lokasi program. Pengawasan melekat juga dilakukanoleh fasilitator dalam setiap tahapan pengelolaan program denganmaksud agar perbaikan dan penyesuaian pelaksanaan program dapatdilakukan dengan segera.

4. Pemantauan independen oleh berbagai pihak lainnya – PNPM Mandirimembuka kesempatan bagi berbagai pihak, antara lain, LSM,universitas, wartawan yang ingin melakukan pemantauan secaraindependen terhadap PNPM Mandiri dan melaporkan temuannya kepadaproyek atau instansi terkait yang berwenang.

5. Kajian Keuangan dan Audit – Untuk mengantisipasi dan memastikanada atau tidaknya penyimpangan penggunaan dana, maka BadanPengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan PengawasDaerah (Bawasda) sebagai lembaga audit milik pemerintah akanmelakukan pemeriksaan secara rutin di beberapa lokasi yang dipilihsecara acak. Mekanisme pemantauan lebih lanjut akan diatur dalampedoman pelaksanaan monitoring dan evaluasi PNPM Mandiri.

l. Pengelolaan Pengaduan MasyarakatPengaduan persoalan dan pertanyaan dari masyarakat, pelaku program,pemerintah, kelompok peduli, dan lainnya terkait dengan pelaksanaanPNPM Mandiri disampaikan baik secara langsung maupun tidak langsung.Prinsip pengelolaan pengaduan masyarakat adalah berjenjang yaitu

Page 182: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 182

penanganan pengaduan mulai pada tingkat yang terdekat dengan lokasipengaduan,agar penanganan dilakukan sesegera dan sedekat mungkindari lokasi pengaduan.

m. Evaluasi Program Dilaksanakan

Evaluasi program bertujuan untuk menilai kinerja pelaksanaan, manfaat,dampak, dan keberlanjutan kegiatan yang dilaksanakan dalam kerangkaPNPM Mandiri terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.Kegiatan evaluasi dilakukan secara rutin dan berkala, baik oleh pengelolaprogram maupun pihak independen seperti antara lain LSM, perguruantinggi, lembaga penelitian, dan sebagainya. Kegiatan evaluasi ini perludisusun secara sistematis, obyektif, dan transparan.Kegiatan evaluasidilakukan berdasarkan laporan, hasil pengawasan, dan pengaduan dariberbagai pihak. Mekanisme evaluasi lebih lanjut akan diatur dalampedoman pelaksanaan monitoring dan evaluasi PNPM Mandiri.

n. Pelaksanaan Pelaporan PNPM Mandiri

Pelaporan PNPM Mandiri dilaksanakan secara berkala dan berjenjangmelalui jalur strukturalv(perangkat pemerintah) dan jalur fungsional(konsultan dan fasilitator) guna menjamin aliran informasi secara cepat,tepat dan akurat kepada setiap pemangku kepentingan. Yang dimaksudberkala adalah setiap periode waktu tertentu, sedangkan berjenjang adalahdari satuan unit kerja tingkat masyarakat sampai tingkat Tim PengendaliPNPM Mandiri.Sistem dan mekanisme pelaporan diatur lebih lanjut dalampetunjuk teknis operasional masing-masing program.

o. Struktur Kelembagaan PNPM Mandiri

Kelembagaan PNPM Mandiri pada hakekatnya bertujuan untuk penguatanterhadap hak kepemilikan dan memberi kesempatan yang sama bagisemua individu untuk mengerjakan aktivitas, khususnya dalammeningkatkan kapasitas dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomiproduktif.

Page 183: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427183

Gambar Struktur Kelembagaan PNPM Mandiri

p. Sumber Dana PNPM Mandiri

Sumber dana pelaksanaan PNPM Mandiri berasal dari:

1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), baik yang bersumberdari Rupiahv Murni maupun dari pinjaman/hibah;

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, terutamauntukvmendukung penyediaan dana pendamping bagi kabupatendengan kapasitas fiscal rendah;

3. APBD Kabupaten/Kota sebagai dana pendamping, dengan ketentuanminimal 20 (dua puluh) persen bagi kabupaten/kota dengan kapasitasfiskal rendah dan minimal 50 (lima puluh) persen bagi kabupaten/kotadengan kapasitas fiskal menengah ke atas dari total BLM dikabupaten/kota;

4. Kontribusi swasta sebagai perwujudan tanggung jawab sosialperusahaan (Corporate Social Responsibility);

5. Swadaya masyarakat (asosiasi profesi, perguruan tinggi, lembagaswadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, danindividu/kelompok peduli lainnya).

Page 184: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 184

q. Pengelolaan Keuangan Dalam PNPM Mandiri

Pengelolaan keuangan dalam PNPM Mandiri adalah sebagai berikut:

Persiapan Penyaluran Dana

Satker PNPM Mandiri di masing-masing tingkatan bertanggungjawab padaaktivitas pendanaan dan penyalurannya. Pembayaran dan penyaluran danaPNPM Mandiri untuk masing-masing komponen program dilakukan olehSatker PNPM Mandiri dengan mengajukan Surat Perintah Pembayaran(SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM) kepada Kantor PelayananPerbendaharaan Negara (KPPN) yang ditunjuk, yang selanjutnya KPPNtersebut akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) kepadaBank Pelaksana. Bank Pelaksana akan menyalurkan dana yang dimintalangsung kepada rekening penerima. SPP dan SPM hanya akan diterbitkanoleh Satker PNPM Mandiri setelah dokumen-dokumen pendukung untukpencairan dana dilengkapi dan diverifikasi oleh konsultan pendamping.

Tata Cara Pencairan Dana

Tata cara pencairan dana, baik APBN maupun APBD, mengikuti ketentuandan mekanisme yang berlaku. Sedangkan, untuk pencairan dana yangbersumber dari luar negeri, baik pinjaman maupun hibah akanmenggunakan mekanisme Rekening Khusus. Pemerintah Indonesia akanmembuka Rekening Khusus yang dibuka di Bank Indonesia atau BankPemerintah yang ditunjuk untuk menampung pencairan dana pinjamandan hibah bagi pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri.

Akuntansi dan PelaporanPengelolaan keuangan program dilakukan oleh Satker PNPM Mandirimengikuti sistem dan prosedur akuntansi pemerintah. Satker PNPMMandiri di Pusat membuat laporan konsolidasi pengelolaan keuanganprogram, baik untuk sumber dana yang berasal dari Rupiah Murni maupunbersumber dari Luar Negeri secara reguler. Sedangkan untuk Satker PNPMMandiri di daerah harus membuat laporan konsolidasi pengelolaankeuangan program yang berisi laporan realisasi DIPA yang dikelolanya, baikyang bersumber dari APBN maupun APBD.Format dan bentuk laporankeuangan program yang akan dibuat Satker PNPM Mandiri harusmengikuti format dan bentuk yang disepakati antara pihak donor/pemberipinjaman, Departemen Keuangan, Bappenas dan BPKP.

AuditSatker PNPM Mandiri berkewajiban menyiapkan dan membuat laporankonsolidasipengelolaan keuangan program seperti dimaksud di atas untukdilakukan auditoleh lembaga audit internal maupun eksternal. Auditoreksternal yang dipilih olehSatker PNPM Mandiri harus dari lembaga auditresmi yang disepakati.Unit Pengelola Kegiatan (UPK) atau organisasimasyarakat penerima bantuan,berkewajiban menyiapkan laporankeuangan/pembukuan dengan format danbentuk yang sudah disepakatioleh Satker PNPM Mandiri.Laporan keuangan/pembukuan tersebut harustersedia setiap saat untuk diketahui oleh auditormaupun oleh masyarakatatau pihak-pihak yang ingin mengetahui.

Page 185: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427185

TransparansiUntuk menjaga transparansi pengelolaan kegiatan dan penggunaan danaBLM ditingkat masyarakat, maka Unit Pengelola Kegiatan (UPK) ataulembaga keswadayaanmasyarakat penerima bantuan diwajibkan untukmenyebarluaskan keputusan-keputusanyang telah ditetapkan, laporanposisi keuangan, kelompok pengelolakegiatan dan anggota penerimabantuan serta informasi-informasi lain, antara lain: (1) melalui papan-papan informasi di tempat-tempat strategis; (2) melalui forum-forumpertemuan rutin: (3) melalui media warga; (4) melalui audit tahunan; (5)melalui forum pertanggungjawaban laporan keuangan.

AkuntabilitasSelain wajib menerapkan prinsip transparansi, proses pengambilankeputusan danpengelolaan kegiatan serta keuangan juga wajibberdasarkan prinsip akuntabilitasyang harus ditaati secara konsisten olehsemua pelaku PNPM Mandiri.Akuntabilitas ini pada dasarnya dapatditerapkan dengan memberikan akses kepadasemua pihak yangberkepentingan untuk melakukan audit, bertanya dan ataumenggugatpertanggungjawaban para pengambil keputusan, baik di tingkatprogram,daerah dan masyarakat.

r. PengelolaanKeuangan di Tingkat MasyarakatMasyarakat membuka dan mengelola rekening kolektif masyarakat denganmenerapkanprinsip-prinsip tata kepemerintahan yang baik. Pengelolaankeuangan oleh masyarakat menerapkan prinsip-prinsip akuntansi/pembukuansederhana, dengan memisahkan penanggung jawabpengelolaan dana non-bergulir dandana bergulir.

Page 186: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 186

PROSES BISNIS KLASTER III

Kredit Usaha Rakyat (KUR)

Yang dimaksud dengan:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ataubadan usahaperorangan yang memenuhi kriteria: memiliki kekayaan bersihpaling banyak Rp.50.000.000,- (tidak termasuk tanah dan bangunan tempatusaha) atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.300.000.000,-

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yangdilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakananak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari UsahaMenengah atau Usaha Besar. Kriterianya adalah memiliki kekayaan bersihlebih dari Rp. 50.000.000,- s/d Rp. 500.000.000,- (tidak termasuk tanah danbangunan tempat usaha) atau memilikihasil penjualan tahunan lebih dariRp. 300.000.000,- s/d Rp. 2.500.000.000,-

c. Usaha Menengah adalah Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yangdilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakananak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, ataumenjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar.Kriterianya adalah: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,-s/dRp. 10.000.000.000,- ( tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha)atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.2.500.000.000,- s/d Rp.50.000.000.000,-

d. Koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang ataubadan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkanprinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasaratas asaskekeluargaan.

Lokasi pelaksanaan program KUR (where)

Program KUR dilaksanakan di seluruh 33 Provinsi.

Prosedur UMKMK mendapatkan KUR dari Bank Pelaksana

UMKMK dapat mendapatkan KUR dari Bank Pelaksana dengan cara sebagaiberikut :

UMKMK mengajukan surat permohonan KUR kepada Bank denganmelampiridokumen seperti legalitas usaha, perizinan usaha, catatan keuangandansebagainya.

Bank mengevaluasi/analisa kelayakan usaha UMKMK berdasarkanpermohonan UMKMK tersebut.

Apabila menurut Bank usaha UMKMK layak maka Bank menyetujuipermohonan KUR. Keputusan pemberian KUR sepenuhnya merupakankewenangan Bank.

Page 187: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427187

Bank dan UMKMK menandatangani Perjanjian Kredit/Pembiayaan.

UMKMK wajib membayar/mengangsur kewajiban pengembalian KUR kepadaBank sampai lunas.

Persyaratan umum bagi UMKMK untuk dapat menerima KUR dan Keputusanpemberian KUR

Persyaratan umum untuk dapat menerima KUR bagi UMKMK adalah:

1. Tidak sedang menerima kredit/pembiayaan dari perbankan dan/atau yangtidak sedang menerima Kredit Program dari Pemerintah;

2. Diperbolehkan sedang menerima kredit konsumtif (Kredit KepemilikanRumah, KreditKendaraan Bermotor, Kartu Kredit dan kredit konsumtiflainnya);

3. Bagi UMKMK yang masih tercatat Sistem Informasi Debitur BI, tetapi yangsudah melunasi pinjaman, maka diperlukan Surat Keterangan Lunas dariBank sebelumnya;

4. untuk KUR Mikro, tidak diwajibkan untuk dilakukan pengecekan SistemInformasi Debitur Bank Indonesia.

Putusan pemberian KUR sepenuhnya menjadi kewenangan Bank Pelaksana,sesuai dengan hasil analisa kelayakan usaha calon debitur.

Persyaratan umum bagi UMKMK untuk dapat menerima KUR

Dokumen legalitas dan perizinan yang minimal ada pada saat debiturmengajukan KUR kepada Bank antara lain:

1. Identitas diri nasabah, seperti KTP, SIM, Kartu Keluarga, dll.

2. Legalitas usaha, seperti akta pendirian, akta perubahan

3. Perzinan usaha, seperti SIU, TDP, SK Domisili, dll

4. Catatan pembukuan atau laporan keuangan

5. Salinan bukti agunan

Debitur KUR yang sudah mendapatkan dan melunasi KUR diperbolehkan untukmengajukan KUR kembali sepanjang masih belum bankable.

Mekanisme pelaksanaan program KUR

Mekanisme pelaksanaan KUR dapat digambarkan dalam skema berikut ini:

Page 188: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 188

Mekanisme penyaluran KUR

Mekanisme penyaluran KUR terdiri dari:

1. Langsung dari Bank Pelaksana ke UMKMK

2. Tidak langsung, melalui lembaga linkage dengan pola executing

3. Tidak langsung, melalui lembaga linkage dengan pola channeling

Skema penyaluran KUR yang dilakukan secara langsung ke UMKMK adalahsebagai berikut:

Keterangan:

a = Bank melakukan penilaian secara individu terhadap calon debitur KUR.Apabila dinilai layak dan disetujui oleh Bank Pelaksana, maka Debitur KURmenandatangani Perjanjian Kredit

b = Bank mengajukan permohonan penjaminan kepada Perusahaan Penjamin

Page 189: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427189

Skema penyaluran KUR yang dilakukan secara tidak langsung melalui lembagalinkage dengan pola executing adalah sebagai berikut:

Keterangan:

a = Lembaga linkage mengajukan permohonan Kredit/Pembiayaan kepada BankPelaksana

b = Bank Pelaksana melakukan pengecekan Sistem Informasi Debitur dananalisa kelayakan. Apabila dinyatakan layak dan disetujui, maka BankPelaksanamenandatangani Perjanjian Kredit/Pembiayaan dengan LembagaLinkage.

c = Bank Pelaksana mengajukan permintaan penjaminan kredit/pembiayaankepada

Perusahaan Penjamin.

d = Lembaga Linkage menyalurkan kredit/pembiayaan yang diterima dari Bank

Pelaksana kepada debitur UMKMK dari Lembaga Linkage.

e = Debitur UMKMK melakukan pembayaran kewajiban kredit/pembiayaankepada Lembaga Linkage.

F = Lembaga Linkage bertanggungjawab terhadap pelunasan KUR kepada BankPelaksana.

Skema penyaluran KUR yang dilakukan secara tidak langsung melaluilembaga linkage dengan pola channeling adalah sebagai berikut:

Page 190: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 190

Keterangan:

a = Untuk mendapatkan kredit/pembiayaan dari Bank Pelaksana, UMKMKmemberikan kuasa kepada pengurus Lembaga Linkage untuk mengajukankreditdan menjaminkan agunan kepada Bank Pelaksana;

b = Lembaga Linkage mewakili UMKMK mengajukan permohonan kredit kepadaBank Pelaksana.

c = Bank Pelaksana melakukan pengecekan Sistem Informasi Debitur dananalisa kelayakan.

Apabila layak dan disetujui maka Bank Pelaksana:

1. Berdasarkan kuasa dari Bank Pelaksana, maka Lembaga Linkagemenandatangani Perjanjian Kredit/Pembiayaan dengan UMKMK atau

2. Berdasarkan kuasa dari UMKMK, maka Lembaga LinkagemenandatanganiPerjanjian Kredit/Pembiayaan dengan Bank Pelaksana.

d = Bank mengajukan permohonan penjaminan kepada perusahaan penjamin.

e = Lembaga Linkage menerus pinjamkan kredit/pembiayaan yang diterimadari Bank Pelaksana kepada debitur UMKMK. Debitur UMKMK melakukanpembayaran kewajiban kredit/pembiayaan kepada Bank Pelaksana melaluiLembaga Linkage. UMKMK bertanggung jawab melunasi KUR kepadaBankPelaksana.

Lembaga yang termasuk sebagai lembaga linkage

Lembaga Linkage yaitu Koperasi Sekunder, Koperasi Primer (Koperasi SimpanPinjam, Unit Simpan Pinjam Koperasi), Badan Kredit Desa (BKD), Baitul Mal WaTanwil (BMT), Bank Perkreditan Rakyat/Syariah (BPR/BPRS), LembagaKeuangan Non Bank,Kelompok Usaha, Lembaga Keuangan Mikro.

Ketentuan penyaluran KUR kepada lembaga linkage pada pola executing

Ketentuan penyaluran KUR kepada lembaga linkage dengan pola executingadalah sebagai berikut:

1. Lembaga Linkage tersebut diperbolehkan sedang memperoleh Kredit/Pembiayaandari perbankan.

2. Lembaga Linkage tersebut tidak sedang memperoleh Kredit ProgramPemerintah.

3. Plafon KUR yang dapat diberikan oleh Bank Pelaksana kepada LembagaLinkagemaksimal sebesar Rp. 1.000.000.000,- dengan jangka waktu sesuaiketentuanKUR.

4. Suku bunga KUR dari Bank Pelaksana kepada Lembaga Linkage maksimalsebesar14 % efektif pertahun.

5. Suku bunga dan plafon kredit/pembiayaan dari Lembaga Linkage kepadaUMKMKditetapkan maksimal sebesar 22% efektif per tahun dan maksimal Rp100 juta per debitur.

Page 191: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427191

6. Lembaga Linkage bertanggung jawab atas pengembalian KUR yang diterimadariBank Pelaksana.

7. KUR yang dijamin oleh Perusahaan Penjamin adalah KUR yang diterimaolehLembaga Linkage yang masih termasuk dalam kriteria terjamin sesuaidengan perjanjian kerjasama Bank Pelaksana dengan Perusahaan Penjamin.

Ketentuan penyaluran KUR kepada lembaga linkage pada pola channeling.

Ketentuan penyaluran KUR kepada lembaga linkage dengan pola channelingadalah sebagai berikut:

1. Lembaga Linkage diperbolehkan sedang memperoleh Kredit/Pembiayaandariperbankan maupun Kredit Program Pemerintah.

2. Jumlah KUR yang disalurkan oleh Bank Pelaksana adalah sesuai dengandaftarnominatif calon debitur yang diajukan oleh Lembaga Linkage.

3. Plafon, suku bunga dan jangka waktu KUR melalui Lembaga Linkage kepadadebitur mengikuti ketentuan KUR Retail dan KUR Mikro.

4. Atas penyaluran KUR tersebut, Lembaga Linkage berhak memperoleh fee dariBank Pelaksana yang besarnya ditentukan berdasarkan kesepakatan denganBankPelaksana.

5. Debitur KUR bertanggung-jawab atas pengembalian KUR.

6. Jumlah kredit yang dijamin oleh Perusahaan Penjamin adalah sesuai denganyangditerima oleh Debitur KUR.

Besarnya dana pinjaman (plafon) KUR yang dapat diperoleh UMKMK

Plafon KUR yang dapat diperoleh UMKMK yaitu:

1. KUR Mikro: KUR yang diberikan dengan plafon sampai dengan Rp.5.000.000,00 (lima juta rupiah).

2. KUR Ritel: KUR yang diberikan dengan plafon diatas Rp. 5.000.000,00 (limajuta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Jangka waktu yang dapat diberikan atas fasilitas KUR yang diterima debitur.

Kepada debitur KUR dapat diberikan jangka waktu fasilitas KUR maksimalselama 3 tahun untuk modal kerja dan maksimal lima (5) tahun untuk investasi.Pemberian penambahan plafon dapat dilakukan tanpa menunggu pinjamandilunasi, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Debitur yang bersangkutan masih belum dapat dikategorikan bankable.

2. Total pinjaman setelah penambahan tidak melebihi Rp 5.000.000,- untukKURMikro atau tidak melebihi sebesar Rp 500.000.000,- (untuk KUR Ritelatau tidak melebihi Rp.1.000.000.000 untuk KUR yang diberikan kepadaLembaga Linkage dengan pola executing.

Page 192: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 192

3. Ketentuan lainnya, sesuai dengan ketentuan KUR Mikro atau KUR Ritel atauKURmelalui Lembaga Linkage.

Besarnya suku bunga KUR

Suku bunga KUR Mikro maksimal sebesar atau setara 22% efektif per tahun dansuku bunga KUR Ritel maksimal sebesar atau setara 14% efektif per tahun.

Besarnya agunan KUR

UMKMK tetap menyerahkan agunan kepada Bank berupa:

1. Agunan Pokok yaitu kelayakan usaha dan obyek yang dibiayai.

2. Agunan Tambahan sesuai dengan ketentuan pada Bank Pelaksana, misalnyasertifikat tanah, BPKB mobil, dan lain sebagainya.

Kewajiban debitur KUR dan konsekuensi jika UMKMK tidak memenuhikewajiban KUR

Debitur KUR memiliki kewajiban sebagai berikut:

1. Memenuhi persyaratan KUR yang ada pada Bank Pelaksana

2. Menyerahkan agunan kepada Bank

3. Membayar kewajiban (pokok pinjaman dan bunga) atas KUR yang diterimasesuai repayment yang disepakati dengan Bank sampai kredit lunas.

4. Apabila debitur UMKMK tidak melunasi kewajiban KUR, maka:

5. Bank pelaksana akan melakukan penjualan agunan dan apabila nilaipenjualan agunan masih tidak mencukup maka debitur masih wajibmelunasi KUR.

6. Terdaftar sebagai debitur blacklist Bank Indonesia.

Peranan kementerian teknis dalam penyaluran KUR dan langkah-langkahyang harus dilakukan oleh kementerian teknis

Kementerian Teknis mempunyai peranan dalam penyaluran KUR sebagaiberikut:

1. Mempersiapkan UMKMK yang melakukan usaha produktif yang bersifatindividu,kelompok, kemitraan dan /atau cluster yang dapat dibiayai denganKUR;

2. Menetapkan kebijakan dan prioritas bidang usaha yang akanmenerimapenjaminan KUR;

3. Melakukan pembinaan dan pendampingan UMKMK selama masakredit/pembiayaan atau ketika usulan kredit/ pembiayaan UMKMK ditolakoleh BankPelaksana;

4. Memfasilitasi hubungan antara UMKMK dengan pihak lainnya sepertiperusahaaninti/offtaker yang memberikan kontribusi dan dukungan untukkelancaran usaha.

5. Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu:

Page 193: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427193

Menyiapkan rencana kerja pendukung pelaksanaan KUR (penyiapancalon debitur KUR, pembinaan dan pendampingan selama masakredit/pembiayaan, sertapenyediaan fasilitasi dengan pihak lain,khususnya Pemerintah Daerah, yangmendukung kelancaran UMKMK;

Memasukkan rencana kerja pendukung pelaksanaan KUR sesuaitupoksinya dalamrancangan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (RenjaK/L) masing-masing, danmengusulkan penganggarannya;

Pengaturan lebih lanjut mengenai kegiatan perencanaan terkaitpelaksanaan KURdapat dirumuskan dalam SOP tersendiri olehKementerian.

UMKMK yang merupakan binaan atau rekomendasi dari kementerian teknisdapat langsung disetujui permohonan KUR-nya apabila menurut Bank PelaksanaUMKMK tersebut dinyatakan layak dan memenuhi ketentuan dan persyaratanKUR, maka kepada UMKMK tersebut dapat diberikan KUR.

KUR BUKAN merupakah hibah pemerintah kepada masyarakat. Sesuai denganpengertian KUR sebelumnya disebutkan bahwa KUR adalah kredit/pembiayaankepada UMKMK (Usaha MIkro, Kecil, Menengah dan Koperasi), sehingga UMKMKwajib mengembalikan dana pinjaman KUR tersebut kepada Bank pemberi KUR.Perlu dipahami bahwa uang KUR bukanlah dana dari pemerintah melainkandana dari pihak perbankan, sehingga disalurkan melalui mekanisme perbankandan juga harus dikembalikan sesuai ketentuan dari pihak perbankan.Sumberdana penyaluran KUR adalah 100% (seratus persen) bersumber dari danaBankPelaksana yang dihimpun dari dana masyarakat berupa giro, tabungandandeposito.

Manfaat KUR

Bagi UMKMK, manfaat KUR adalah membantu pembiayaan yang dibutuhkanuntuk mengembangkan usahanya. Sementara bagi pemerintah, manfaat KURadalah tercapainya percepatan pengembangan sektor riil dan pemberdayaanUMKMK dalam rangka penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasankesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi.

Pengawasan pelaksanaan KUR

Pemerintah melalui BPKP akan melakukan pengawasan yang bersifat preventifdan melakukan verifikasi secara selektif dan Bank Indonesia akan mengawasiBank Pelaksana dalam kapasitas sebagai pengawas bank.

Tantangan umum dalam pelaksanaan Program KUR

Tantangan yang umumnya dihadapi dalam penyelenggaraan program KURadalah:

1. Masih terdapat ruang untuk meningkatkan penyerapan kredit oleh UMKMK.Sebagai contoh, penyerapan KUR hingga Desember 2010 misalnya, masihdapat ditingkatkan. Dari total plafon KUR sebesar Rp. 17,23 Triliun, barusekitar 46,7% atau sekitar 8,05 trliun yang terserap. Total debitur yangmemperoleh KUR adalah 1.437.650 unit usaha. Meskipun angka-angka ini

Page 194: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 194

membaik pada tahun 2011, akan tetapi hal ini masih tetap menjaditantangan dalam pelaksanaan program KUR.

2. Masih terdapat ruang untuk meningkatkan penyaluran kredit ke berbagaisektor yang potensial. Sektor-sektor potensial seperti sektor pertanian danindustri pengolahan merupakan sektor-sektor yang berpotensi untukpeningkatan penyaluran kredit. Selama ini yang dominan dalam memperolehalokasi pembiayaan ialah sektor perdagangan, hotel dan restoran.

3. Meningkatkan peran TKPKD dalam melakukan koordinasi dan pengendalianprogram penanggulangan kemiskinan menjadi sangat penting, mengingatpelaksanaan program penanggulangan kemiskinan melibatkan beberapa K/Lterkait

Page 195: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427195

PROSES BISNIS KLASTER IV

Untuk program penanggulangan kemiskinan kluster 4 yang bersifat pro rakyat,masing-masing kementerian/lembaga memiliki program tersebut dengannama/numenklatur yangberbeda-beda, misalnya program bantuan BBM untuknelayan pada Kementerian Kelautan dan Perikanan, program BBM untukangkutan umum oleh Kementerian Perhubungan dan lain-lain. Program ini bisaberubah pada setiap tahun anggaran, bahkan dihilangkan sama sekali. Namundemikian ada program-program yang dapat dimasukkan dalam program kluster4, yaitu:

I. PAMSIMAS

Pamsimas merupakan salah satu program nasional untuk meningkatkanakses penduduk perdesaan dan peri urban terhadap fasilitas air minum dansanitasi yang layak dengan pendekatan berbasis masyarakat. ProgramPamsimas dimulai pada Tahun 2008, dimana sampai dengan Tahun 2012telah berhasil meningkatkan jumlah warga miskin perdesaan dan pinggirankota yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasi, sertameningkatkan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat di 6.800desa/kelurahan yang tersebar di 110 kabupaten/kota di 15 provinsi.

Pamsimas bertujuan untuk meningkatkan jumlah warga masyarakat kurangterlayani termasuk masyarakat berpendapatan rendah di wilayah perdesaandan peri-urban1 yang dapat mengakses pelayanan air minum dan sanitasiyang berkelanjutan, peningkatkan penerapan nilai dan perilaku hidup bersihdan sehat dalam rangka pencapaian target MDGs (sektor air minum dansanitasi) melalui pengarusutamaan dan perluasan pendekatan pembangunanberbasis masyarakat.

Ruang lingkup komponen program Pamsimas II mencakup 5 (lima)komponen kegiatan, yaitu:

1. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal;

2. Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi;

3. Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum;

4. Insentif desa/kelurahan dan kabupaten/kota;

5. Dukungan manajemen pelaksanaan program

Pemanfaatan dana Paket Pamsimas HIK

Kegiatan yang Dibiayai melalui Paket Pamsimas HIK Berikut ini adalahkomponen pemanfaatan dana Paket Pamsimas HIK.

1. Pengembangan SPAM pada desa-desa lokasi Pamsimas

Page 196: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 196

a. Pengembangan SPAM, yaitu kegiatan peningkatan kapasitas SPAMpada desa/kelurahan yang pernah menjadi lokasi Pamsimas dengantingkat keberfungsian yang baik.

b. Pengembangan SPAM ditujukan untuk menambah jumlah penerimamanfaat pada desa/kelurahan tersebut, membantu meningkatkanjangkauan/kualitas pelayanan SPAM tingkat desa/kelurahan, danerkontribusi pada penambahan jumlah penerima manfaat SPAMtingkat kabupaten/kota.

2. Optimalisasi SPAM pada desa-desa lokasi Pamsimas

a. Optimalisasi SPAM, yaitu kegiatan pemulihan SPAM tidakberfungsi/berfungsi sebagian pada desa/kelurahan yang pernahmenjadi lokasi Pamsimas.

b. Optimalisasi SPAM ditujukan untuk menambah jumlah penerimamanfaat (jumlah pengguna baru) di luar jumlah pengguna SPAMsaat ini pada desa/kelurahan tersebut, membantu meningkatkankualitas pelayanan SPAM tingkat desa/kelurahan, dan berkontribusikepada penambahan jumlah penerima manfaat SPAM tingkatkabupaten/kota.

Kegiatan yang Tidak Dibiayai melalui Paket Pamsimas HIK (Negative List)Daftar kegiatan yang TIDAK BOLEH dibiayai Paket Pamsimas HIK adalahsebagai berikut:

a. Daftar kegiatan yang termasuk negative list dalam Juknis PelaksanaanKegiatan Pamsimas di Tingkat Masyarakat;

b. Penyelesaian kegiatan (fisik dan non fisik) desa-desa Pamsimas tahun-tahun sebelumnya;

c. Pembiayaan utusan desa/kelurahan dalam pelatihan asosiasi pengelolaSPAM dan Sanitasi perdesaan serta pelatihan dan sosialisasi PaketPamsimas HIK di tingkat kabupaten/kota.

d. Pembangunan sarana sanitasi sekolah, individual, dan komunal diperdesaan dan peri urban

Kriteria pemilihan penerima HIK

Pemilihan penerima Paket Pamsimas HIK terdiri dari pemilihankabupaten/kota dan pemilihan desa/kelurahan. Pemilihan kabupaten/kotaterdiri dari dua tahap, yaitu tahap prakualifikasi dan tahap penilaianproposal. Setelah penetapan kabupaten/kota penerima, selanjutnyakabupaten/kota penerima HIK menetapkan daftar desa/ kelurahan sasaranPaket Pamsimas HIK berikut pagu indikatif masing-masing desa/kelurahan

Berikut ini adalah kriteria pemilihan penerima Paket Pamsimas HIK untukkabupaten/kota dan desa/kelurahan.

Page 197: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427197

Kriteria Pemilihan Kabupaten/Kota

A. Kriteria Prakualifikasi

Kriteria prakualifikasi kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

1. Kabupaten/kota telah memenuhi/melampaui jumlah BLM ataujumlah desa/kelurahan yang menjadi kewajiban APBD sampaidengan akhir tahun sebelum tahun pelaksanaan seleksi penerimaHIK;

2. Kabupaten/kota telah menyelesaikan seluruh kasuspenyalahgunaan dana (misused fund) yang didaftarkan sampaidengan 31 Desember sebelum tahun pelaksanaan seleksi penerimaHIK;

3. Kabupaten/kota telah merealisasikan target (kumulatif) penerimamanfaat air minum untuk pelaksanaan Program Pamsimas periode 2(dua) tahun sebelumnya;

4. Kabupaten/kota telah menyelesaikan pelaksanaan Pamsimas diseluruh desa/kelurahan lokasi Program Pamsimas periode 2 (dua)tahun sebelumnya;

5. Status Dusun Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) tingkatkabupaten/kota tidak kurang dari rata-rata nasional pada tahunpelaksanaan seleksi penerima HIK. Data seleksi prakualifikasikabupaten/kota adalah Data SIM dan PPM Pamsimas. PAMSIMAS2013.

B. Penilaian Proposal Kabupaten/Kota

Kabupaten/kota yang memenuhi kriteria prakualifikasi akan diundanguntuk mengajukan proposal pemanfaatan dana Paket Pamsimas HIK.Penilaian proposal didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

a. Komitmen penyediaan dana APBD untuk Paket Pamsimas HIK yangmeliputi dana BLM minimal 40% dari total biayapengembangan/optimalisasi SPAM desa-desa sasaran, danaFasilitator Masyarakat (FM)-HIK, dan BOP Pakem;

b. Efisiensi pembiayaan SPAM terhadap target penerima manfaat (biayaper penerima manfaat).

c. Data kinerja kab/kota:

1) Status dokumen rencana daerah yang digunakan sebagai acuankegiatan penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakatdalam penyusunan proposal Paket Pamsimas HIK (Dokumenrencana daerah yang dimaksud dalam hal ini adalah salah satudari dokumen berikut: RPJMD atau RAD AMPL);

2) Persentase jumlah desa berdasarkan status keberfungsian SPAM;

3) Persentase jumlah desa yang telah menerapkan iuran air minum;

Page 198: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 198

Proposal kabupaten/kota untuk mendapatkan HIK, selanjutnyadisebut dengan roposal Paket Pamsimas HIK Kabupaten/Kota,memuat:

1) Surat pernyataan Bupati/Walikota yang berisikan:

a. Jumlah dana BLM APBD yang besarnya minimum 40% daritotal kebutuhan investasi pengembangan/optimalisasi SPAMpada seluruh desa/kelurahan sasaran, dana APBD untuk biayaFM-HIK dan BOP Panitia Kemitraan sebagai komitmenkabupaten/kota untuk Paket Pamsimas-HIK.

b. Kesediaan mengikuti petunjuk teknis Paket Pamsimas HIK;

c. Kesediaan untuk menyampaikan salinan APBD/APBDperubahan yang menyatakan anggaran untuk BLM PaketPamsimas HIK, biaya FM-HIK, dan BOP Pakem.

2) Formulir Proposal Paket Pamsimas HIK sebagaimana format dalamlampiran petunjuk teknis ini.

3) Lampiran dokumen sumber data-data yang digunakan dalamproposal:

a. Salinan Perda RPJMD atau Perbup/perwali RAD AMPL yangdigunakan sebagai acuan dalam penyusunan proposal PaketPamsimas HIK. Jika RPJMD/RAD AMPL belum disahkan, makamelampirkan sampul rancangan dokumen tsb untukmenunjukkan status RPJMD/RAD AMPL apakah telahrancangan akhir, atau masih rancangan, atau rancangan awal;

b. Salinan Berita Acara Hasil Seleksi Proposal Desa/KelurahanPAMSIMAS 2013

c. Salinan Proposal Desa/Kelurahan yang digunakan dalammenyusun proposal kabupaten/kota

Hanya proposal yang lengkap (memuat butir (1), (2), dan (3)) yang akandilanjutkan ke dalam tahap penilaian proposal. Daftar kabupaten/kotayang lulus kriteria prakualifikasi, daftar yang mengajukan proposal, danselanjutnya daftar kabupatn/kota yang itetapkan sebagai penerima HIKakan diumumkan melalui website Pamsimas. Kabupaten/kota penerimaHIK akan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pelaksanaan KegiatanPaket Pamsimas HIK

Kriteria Pemilihan Desa/Kelurahan Sasaran Paket Pamsimas HIK

Pemilihan desa/kelurahan dan pengambilan keputusan mengenaidesa/kelurahan sasaran Paket Pamsimas HIK sepenuhnyadilaksanakan di tingkat kabupaten/kota. Sesuai dengan ketentuanpemanfaatan dana Paket Pamsimas HIK, kabupaten/kota wajibmenerapkan kriteria pemilihan desa/kelurahan sasaran PaketPamsimas HIK sebagaimana dalam petunjuk teknis ini. Kabupaten/kotatetap dapat menambahkan kriteria lain berdasarkan kearifan lokal

Page 199: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427199

sepanjang tidak bertentangan dengan kriteria yang telah ditentukantersebut.

Kriteria pemilihan desa/kelurahan sasaran Paket Pamsimas-HIKpengembangan dan desa optimalisasi adalah:

a. Telah menyelesaikan seluruh kegiatan Pamsimas;

b. Merupakan desa sasaran Pamsimas dengan SPAM yang telahberoperasi minimal 1 (satu) tahun;

c. Mempunyai potensi menambah jumlah pemanfaat SPAM minimal30% dari jumlah pemanfaat semula (saat ini);

d. Masyarakat bersedia kontribusi minimal 20% dari total usulanpembiayaan kegiatan pengembangan/optimalisasi SPAM tingkatdesa/kelurahan. Kontribusi ini dalam bentuk in cash 10% (baik daridana yang dikumpulkan dari masyarakat maupun dana kasBPSPAMS) dan in kind sebesar 10%;

e. Memenuhi biaya pembangunan SPAM per penerima manfaat yangefisien;

f. Masyarakat bersedia meningkatkan kualitas pelayanan SPAM secaraberkelanjutan melalui penerapan tariff pemakaian yang dapatmemenuhi biaya operasional, pemeliharaan, dan recovery denganpernyataan tertulis yang ditandatangani oleh Kepala Desa/Lurah,Ketua BPSPAMS, dan Ketua KKM;

g. Desa/kelurahan bersedia untuk menyediakan Kader PemberdayaanMasyarakat (KPM) yang fokus dalam bidang AMPL (Kader AMPL)(dengan pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh KepalaDesa/Lurah) untuk menjadi mitra KKM dan BPSPAMS dalampelaksanaan Paket Pamsimas-HIK di tingkat desa/kelurahan.

Pelaku penyelenggaraan Paket Pamsimas

Pelaku Tingkat Pusat

A. CPMU

Sebagai bagian dari tugas utama CPMU dan PIU (DirektoratPemberdayaan Masyarakat dan Desa dan Direktorat Jenderal BinaPembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri, DirektoratJenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan LingkunganKementerian Kesehatan, dan Direktorat Jenderal Cipta Karya,Kementerian Pekerjaan Umum), CPMU dan PIU bertanggung jawabdalam penyelenggaraan Paket Pamsimas HIK. Ketua CPMU dan WakilKetua CPMU Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerahmemimpin proses penyelenggaraan Paket Pamsimas HIK.

Page 200: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 200

Tugas CPMU dalam penyelenggaraan Paket Pamsimas HIK meliputi:

a. Melaksanakan seleksi prakualifikasi dan mengumumkan hasilprakualifikasi kepada kabupaten/kota;

a. Melakukan evaluasi atau penilaian proposal Paket Pamsimas-HIKkabupaten/kota;

b. Merekomendasikan daftar kabupaten/kota penerima HIK danbesar porsi APBN untuk penyelenggaraan kegiatan HIK kepadaExecuting Agency Program Pamsimas;

c. Melaksanakan pemantauan kemajuan pelaksanaan PaketPamsimas HIK tingkat kabupaten/kota;

d. Melaporkan hasil pelaksanaan Paket Pamsimas HIK kepadaExecuting Agency Direktorat Jenderal Cipta Karya, KementerianPekerjaan Umum dengan tembusan kepada provinsi dankabupaten/kota penerima HIK.

B. Satker Pusat Pembinaan Pamsimas, Direktorat Jenderal Cipta Karya

Tugas Satker Pusat dalam penyelenggaraan Paket Pamsimas HIKmeliputi:

a. Memastikan ketersediaan dana APBN untuk penyelenggaraanPaket Pamsimas-HIK berdasarkan hasil penetapan kabupaten/kota penerima HIK;

b. Menyediakan kegiatan dan anggaran pelatihan FM-HIK;

c. Mengelola dan melakukan pencairan dana HIK;

d. Melaporkan kemajuan penggunaan dana HIK kepada CPMUberdasarkan laporan Satker Kabupaten/Kota.

Pelaku Tingkat Provinsi

Pelaku utama penyelenggaraan Paket Pamsimas-HIK di tingkat provinsiterdiri dari Pokja AMPL Provinsi dan ProvincialProject Management Unit(PPMU).

a. Pokja AMPL Provinsi

Tugas Pokja AMPL Provinsi dalam penyelenggaraan Paket PamsimasHIK

meliputi:

1) Membantu memastikan proposal Paket Pamsimas-HIKkabupaten/kota yang akan diajukan, memenuhi ketentuan dalamJuknis Paket Pamsimas-HIK dan disampaikan tepat waktu kepadaCPMU;

Page 201: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427201

2) Memantau kemajuan pelaksanaan Paket Pamsimas HIK dikabupaten/kota yang termasuk dalam wilayahnya sebagai bagiandari pelaporan kemajuan pelaksanaan Pamsimas kepadaGubernur dengan tembusan kepada CPMU;

3) Memberikan masukan/rekomendasi kepada Pokja AMPLKabupaten/Kota bagi perbaikan kualitas pelaksanaan PaketPamsimas HIK

b. PPMU

Tugas PPMU dalam penyelenggaraan Paket Pamsimas HIK meliputi:

1) Menfasilitasi pelatihan bagi seluruh Fasilitator Masyarakat,termasuk FM HIK, sesuai Rencana Kerja Pamsimas;

2) Jika diperlukan DPMU, memberikan masukan/rekomendasidalam proses rekrutmen dan pembinaan kualitas pendampinganFM HIK;

3) Membantu Pokja AMPL Provinsi dalam pemantauan pelaksanaanPaket Pamsimas HIK di tingkat kabupaten/kota, sertamemberikan masukan/ rekomendasi untuk peningkatan kinerja;

4) Memastikan laporan pelaksanaan Paket Pamsimas HIK termasukdalam laporan rutin DPMU kabupaten/kota penerima HIK.

Pelaku Tingkat Kabupaten/Kota

Pelaku utama penyelenggaraan Paket Pamsimas HIK di tingkatkabupaten/kota terdiri dari Pokja AMPL Kabupaten/Kota, Pakem PokjaAMPL, DPMU, Satker Kabupaten/Kota dan Fasilitator STBM

A. Pokja AMPL Kabupaten/Kota

Tugas Pokja AMPL dalam pelaksanaan Paket Pamsimas-HIKsekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

1) Memimpin sosialisasi adanya peluang kabupaten/kotamemperoleh Hibah Insentif Kabupaten/Kota kepadadesa/kelurahan dan kecamatan dan mengundangdesa/kelurahan mengajukan proposal untuk menjadi desasasaran Paket Pamsimas-HIK;

2) Menyusun Proposal Paket Pamsimas-HIK berdasarkan hasilseleksi desa/kelurahan oleh Pakem, menyampaikannya kepadaBupati/Walikota untuk pendapat persetujuan, danmengajukannya sesuai periode pemasukan proposal PaketPamsimas-HIK kepada CPMU dengan tembusan kepada PokjaAMPL Provinsi dan PPMU;

Page 202: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 202

3) Memastikan RKPD dan KUA-PPAS (tahun pelaksanaan PaketPamsimas-HIK) memuat nilai BLM APBD dan biaya fasilitatormasyarakat (FM-HIK) sesuai Proposal Paket Pamsimas-HIK;

4) Pasca penetapan, pada kabupaten/kota penerima HIK, PokjaAMPL:

a. Menfasilitasi penyusunan Naskah Perjanjian Kerjasama KegiatanPaket Pamsimas-HIK;

b. Menyiapkan Surat Keputusan Bupati/Walikota Perihal PenetapanDaftar Desa/Kelurahan Sasaran Paket Pamsimas-HIK;

c. Berkoordinasi dengan DPMU agar DPMU menseleksi danmerekrut FM-HIK sesuai kualifikasi dan jumlah yangdibutuhkan;

5) Memberikan persetujuan pada RKM-HIK yang telah lulusevaluasi oleh Pakem;

6) Memantau kemajuan pelaksanaan Paket Pamsimas HIK ditingkat kabupaten/kota sebagai bagian dari pelaporan kemajuanpelaksanaan Pamsimas kepada Bupati dengan tembusan kepadaPokja AMPL Provinsi.

B. Panitia Kemitraan (Pakem) Pokja AMPL

Tugas Pakem Pokja AMPL dalam pelaksanaan Paket Pamsimas-HIKsekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

1. Membantu Pokja AMPL dalam mensosialisasikan adanya peluangabupaten/kota memperoleh Hibah Insentif Kabupaten/Kotakepada desa/kelurahan dan kecamatan dan mengundangdesa/kelurahan mengajukan proposal untuk menjadi desasasaran Paket Pamsimas-HIK;

2. Melaksanakan seleksi dan verifikasi calon desa/kelurahansasaran, mengikuti langkah-langkah Pemilihan Desa SasaranProgram Pamsimas;

3. Merekomendasikan daftar desa/kelurahan sebagai sasaran PaketPamsimas HIK untuk dimuat dalam Proposal Paket Pamsimas-HIK Kabupaten/Kota;

4. Merekomendasikan nilai BLM APBD dan biaya fasilitatormasyarakat (FM-HIK) berdasarkan hasil seleksi desa/kelurahanuntuk dimuat dalam RKPD dan KUA-PPAS tahun pelaksanaanPaket Pamsimas-HIK;

5. Membantu Pokja AMPL Kabupaten/Kota menyusun ProposalPaket

Pamsimas-HIK yang lengkap dengan lampirannya;

Page 203: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427203

6. Menyampaikan Proposal Paket Pamsimas-HIK sesuai batas waktupengajuan proposal;

7. Pasca penetapan kabupaten/kota penerima HIK membantu PokjaAMPL dalam:

a. Menfasilitasi penyusunan Naskah Perjanjian KerjasamaKegiatan Paket Pamsimas-HIK;

b. Menyiapkan Surat Keputusan Bupati/Walikota PerihalPenetapan Daftar Desa/Kelurahan Sasaran Paket Pamsimas-HIK;

c. Koordinasi dengan DPMU agar menseleksi dan merekrut FM-HIK sesuai kualifikasi dan jumlah yang dibutuhkan;

8. Mengevaluasi RKM HIK dengan berkoordinasi dengan DPMU;

9. Melaporkan RKM HIK yang lulus evaluasi Pakem kepada KetuaPokja AMPL untuk mendapat persetujuan Ketua Pokja AMPL;

10.Menfasilitasi penyelesaian/penanganan pengaduan masyarakatsehubungan dengan kegiatan perencanaan dan pelaksanaankegiatan Paket Pamsimas-HIK;

11.Mengevaluasi dan melaporkan kemajuan setiap triwulan kegiatandan keuangan pelaksanaan Paket Pamsimas-HIK tingkatkabupaten/kota kepada Ketua Pokja AMPL

C. District Project Management Unit (DPMU)

Tugas DPMU dalam pelaksanaan Paket Pamsimas-HIK sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

- Merekrut FM-HIK dan melaporkan daftar nama FM HIK kepadaCPMU;

- Memastikan FM HIK mendapat pelatihan sesuai Rencana KerjaPamsimas;

- Berkoordinasi dengan Pakem dalam evaluasi RKM-HIK;

- Mengesahkan RKM-HIK yang telah disetujui Pokja AMPLKabupaten/Kota;

- Menfasilitasi SPPB antara Satker Kabupaten/Kota dengan KKM;

- Merekomendasikan pencairan BLM Paket Pamsimas-HIK kepadaKKM (baik BLM yang bersumber dari porsi APBN maupun dariporsi APBD);

- Mengelola dan memonitor pelaksanaan Paket Pamsimas-HIK ditingkat desa/kelurahan;

- Melaporkan kemajuan Paket Pamsimas-HIK di tingkatdesa/kelurahan (kinerja dan keuangan) kepada Ketua PokjaAMPL Kabupaten/Kota dan memberikan masukan/rekomendasi

Page 204: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 204

untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan, dengan tembusankepada PPMU;

- Memonitor dan mengevaluasi kebutuhan peningkatan kapasitaspengelolaan Paket Pamsimas-HIK di tingkat kabupaten/kota;

- Memastikan laporan pelaksanaan Paket Pamsimas-HIK termasukdalam laporan kegiatan Pamsimas kabupaten/kota penerima HIK;

- Mengevaluasi kinerja FM HIK.

D. Satker Kabupaten/Kota

Tugas Satker Kabupaten/Kota dalam pelaksanaan Paket Pamsimas-HIK sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

1. Memobilisasi FM-HIK;

2. Melakukan kontrak kerja dengan KKM dengan fasilitasi DPMU;

3. Membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah

4. Membayar (SPM) sesuai rekomendasi DPMU atau DistrictCoordinator;

5. Memberikan data laporan keuangan yang diperlukan DPMUdalam menyusun kemajuan bulanan pelaksanaan PaketPamsimas-HIK di tingkat desa/kelurahan;

6. Memastikan penyerapan APBN pada Paket Pamsimas-HIKdilaporkan melalui aplikasi E-monitoring Kementerian PekerjaanUmum dan SP2D online pada website Pamsimas

E. Fasilitator STBM

Tugas Fasilitator STBM dalam pelaksanaan Paket Pamsimas-HIKsekurang-kurangnya adalah membantu memastikan efektifitasperencanaan kegiatan promosi PHBS dalam RKM-HIK.

Pelaku Tingkat Kecamatan

Pelaku tingkat kecamatan adalah SKPD Kecamatan. Tugas SKPDKecamatan dalam pelaksanaan Paket Pamsimas-HIK sekurang-kurangnya adalah sebagai berikut:

1. Menfasilitasi proses seleksi desa sasaran Paket Pamsimas-HIKsebagaimana peran Camat pada Petunjuk Teknis Pemilihan DesaSasaran Program Pamsimas;

2. Membantu Pokja AMPL dan DPMU dalam mengkoordinasikan danmemantau pelaksanaan kegiatan Paket Pamsimas-HIK padadesa/kelurahan di wilayahnya;

Page 205: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427205

3. Membantu penanganan pengaduan masyarakat padapenyelenggaraan Paket Pamsimas-HIK.

Pelaku Tingkat Desa/Kelurahan

Pelaku tingkat desa/kelurahan adalah sesuai kelembagaan yangdikembangkan oleh Pamsimas, demikian juga dengan tugas-tugasnya,seperti KKM (sebelumnya disebut BKM atau LKM), Satuan Pelaksana(Satlak), dan BPSPAMS

Bagan Organisasi Pengelola dan Pelaksana PAMSIMAS

Kerangka Waktu Penyelenggaraan dan Tata Cara PenyelenggaraanPaket PAMSIMAS

1. Kerangka Waktu Penyelenggaraan

Penyelenggaraan Paket Pamsimas terdiri dari 8 (delapan) kegiatanutama, yaitu:a. Seleksi prakualifikasi kabupaten/kota berdasarkan data SIM

dan PPM Pamsimas;

b. Penyusunan proposal Paket Pamsimas HIK Kabupaten/Kota;

Page 206: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 206

c. Penetapan ranking kabupaten/kota berdasarkan penilaianproposal kabupaten/kota;

d. Penetapan penerima HIK dan pengesahan Perjanjian KerjasamaKegiatan Paket Pamsimas HIK

e. Penetapan daftar desa/kelurahan sasaran Paket Pamsimas-HIKdengan SK Bupati/Walikota;

f. Rekrutmen Fasilitator Masyarakat (FM)-HIK oleh DPMU danpelatihan FM-HIK oleh CPMU;

g. Pelaksanaan kegiatan Paket Pamsimas HIK tingkat masyarakat;

h. Serah terima pengelolaan kegiatan dan penyusunan laporanakhir pelaksanaan Paket Pamsimas HIK tingkatkabupaten/kota.

No. Kegiatan

Perkiraan Jangka Waktu(Minggu)

1 Seleksi prakualifikasi kabupaten/kota:

- Pengumuman daftar sementara hasil prakualifikasi(long list) berbasis data SIM dan PPM Pamsimas

- Penerimaan umpan balik dari kabupaten/kota

- Penetapan long listdan penyampaian undanganpengajuan proposal Paket Pamsimas

4-6

2 Penyusunan proposal Paket Pamsimas Kabupaten/Kota

- Sosialisasi kepada desa/kelurahan perihal peluangkabkota memperoleh HIK

- Seleksi desa/kelurahan sasaran Paket Pamsimas HIK

- Penyusunan proposal Paket Pamsimas HIK

- Pengajuan proposal Paket Pamsimas HIK

8-14

3 Penetapan ranking kabupaten/kota berdasarkan penilaianproposal kabupaten/kota:

- Penilaian proposal dan penyusunan ranking proposa

4

4 Penetapan penerima HIK dan pengesahan PerjanjianKerjasama (PKS) Kegiatan Paket

Pamsimas HIK

- Proses penetapan daftar kabupaten/kota penerima HIK

- Proses penyusunan dan penandatanganan naskah PKSKegiatan Paket Pamsimas HIK

6

5 Penetapan daftar desa/kelurahan sasaran Paket Pamsimas-HIK dengan SK Bupati/Walikota

4

6 Rekrutmen Fasilitator Masyarakat (FM)-HIK oleh DPMUdan pelatihan FM-HIK oleh CPMU

- Rekrutmen FM HIK

- Pelatihan FM HIK

8-10

7 Pelaksanaan kegiatan Paket Pamsimas HIK tingkatmasyarakat

20

Page 207: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427207

8 Serah terima pengelolaan kegiatan dan penyusunan laporanakhir pelaksanaan Paket

Pamsimas HIK tingkat kabupaten/kota.

- Penyusunan laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatantingkat masyarakat

- Pemeriksaan hasil kegiatan HIK di lapangan

- Serah terima pengelolaan kegiatan dari KKM keBPSPAMS

- Penyusunan laporan akhir pelaksanaan Paket PamsimasHIK tingkat kab/kota

- Lokakarya tingkat kab/kota mengenai hasilpenyelenggaraan Paket Pamsimas-HIK

6-8

Total Waktu 60-72 Minggu

(15-18 bulan)

Page 208: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 208

2.Tahapan Kegiatan Paket Pamsimas

Tahapan kegiatan Paket Pamsimas HIK dapat dilihat dalam Tabel dibawah ini:

Page 209: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427209

3. Tahapan Kegiatan Paket Pamsimas

Komponen pendanaan:

a. BLM Desa/Kelurahan Sasaran

BLM Desa/Kelurahan sasaran bersumber dari porsi BLM APBD dan porsiBLM APBN dalam dana Paket Pamsimas HIK. BLM untuk masing-masingdesa/kelurahan bersumber dari APBD dan APBN dengan porsi pendanaanyang sama atau porsi APBD minimal 40% dari total kebutuhanpengembangan/optimalisasi di desa/kelurahan sasaran tersebut.Penetapan pagu BLM untuk setiap desa/kelurahan sasaran diputuskan ditingkat kabupaten/kota.

Pemanfaatan BLM Desa/Kelurahan sasaran HIK adalah mengikutipengaturan pemanfaatan BLM pada desa/kelurahan sasaran reguler.Ketentuan mengenai biaya operasional (BOP) untuk KKMmenggunakanketentuan sebagaimana diatur dalam Petunjuk Teknis PelaksanaanKegiatan Tingkat Masyarakat.

b. Bantuan Operasional Pendukung (BOP) Panitia Kemitraan

Besar BOP adalah 3-5% dari nilai BLM Paket Pamsimas HIK. BOP Pakemuntuk pelaksanaan Paket Pamsimas-HIK ini berasal dari APBD di luarpembiayaan ana

BLM APBD untuk Paket Pamsimas HIK. Penggunaan dana BOP dilakukanberdasarkan rencana kerja Pakem dan rencana penggunaan dana yangdisetujui oleh Pokja AMPL Kabupaten/Kota

BOP digunakan untuk hal-hal yang mendukung kegiatan Paket PamsimasHIK, antara lain sebagai berikut:

a. Penyelenggaraan rapat/pertemuan/sosialisasi,

b. Pembelian alat tulis sekretariat.

c. Pencetakan, publikasi/lembar informasi, surat-surat, pengumuman,

d. Penggandaan laporan evaluasi triwulan kemajuan kegiatan dankeuangan pelaksanaan Pamsimas;

e. Perjalanan dinas monitoring dan evaluasi ke desa/kelurahan

c. Fasilitator Masyarakat-HIK

Fasilitator pendamping pelaksanaan Paket Pamsimas HIK di tingkatmasyarakat didanai dengan APBD diluar porsi BLM APBD pada PaketPamsimas HIK. besaran pendanaan dari APBD untuk FM-HIK inisekurang-kurangnya sama dengan yang diterapkan Pamsimas bagi FMdesa sasaran kegiatan reguler.

Ketentuan dan tata cara pencairan BOP Pakem dan pembayaran FM HIKditetapkan oleh masing-masing kabupaten/kota pelaksana PaketPamsimas HIK.

Page 210: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 210

Tata cara pencairan blm paket pamsimas

Tata cara pencairan BLM Paket Pamsimas HIK pada prinsipnya mengikuti tatacara pencairan dana BLM Hibah Insentif Desa (HID), yaitu dilakukan dalamdua tahap. Pencairan dana BLM Paket Pamsimas HIK oleh KKM adalahpencairan dana HIK (BLM APBN), dan pencairan dana BLM APBD, masing-masing 2 (dua) yaitu tahap I

(APBD, APBN) 50% tahap II (APBD, APBN) 50% dari porsi anggaran dalamPaket Pamsimas HIK. Pencairan dilakukan pada porsi yang tersedia terlebihdahulu atau dapat bersamaan, sehingga pencairan tahap I APBN tidak harusmenunggu pencairan tahap I APBD.

Dana HIK dapat dicairkan setelah dokumen berikut ini lengkap:

a. Adanya Naskah Perjanjian Kerjasama Pelaksanaan Kegiatan PaketPamsimas

b. HIK;

c. Adanya salinan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) kabupaten/kotayang memuat anggaran BLM APBD untuk Paket Pamsimas HIK dengannilai tidak kurang dari yang ditetapkan dalam Surat Keputusan DirekturJenderal Cipta Karya Tentang Penetapan Kabupaten/Kota Penerima DanaHibah Insentif Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi BerbasisMasyarakat;

d. Adanya SK Bupati/Walikota perihal penetapan desa/kelurahan sasaranPaket Pamsimas HIK beserta pagu BLM APBN dan BLM APBD bagi setiapdesa/kelurahan;

e. Telah ditandatangani SPPB antara Satker Kabupaten/Kota dengan KKM

Laporan Pertanggungjawaban Dana (LPD) harus disusun saat pemanfaatandana mencapai minimal 90%. LPD akan dilaporkan dan diverifikasi olehDistrict Coordinator dan Financial Management Assistant (FMA) ROMS yangditugaskan di kab/kota tersebut.

Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran Tata Cara Pencairan,Pelaporan, dan Pertanggunawaban Pengelolaan Keuangan HIK.

Pelaporan dan pertanggungjawaban

Pada setiap desa sasaran Paket Pamsimas-HIK akan menerima BLM yangbersumber dari salah satu: APBD atau APBN (dana HIK) dengan nilai BLMmaksimal 80% dari nilai RKM-HIK yang telah dievaluasi Pakem. Tabel berikutini menjelaskan jadwal pelaporan pertanggungjawaban keuangan PaketPamsimas HIK di tingkat desa/kelurahan.

Page 211: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427211

Pembukuan disusun sejak masuknya dana ke rekening KKM (termasuk danain cash). Pengukuran kinerja dilakukan setiap bulan dari masuknya dana kerekening KKM. Pengukuran kinerja akan berakhir pada saat LaporanPertanggungjawaban Dana (LPD) terakhir sudah dapat diterima dandiverifikasi oleh FMA.

Akuntabilitas penggunaan dana berada pada Pakem. Sehingga Pakem wajibmelakukan rekonsiliasi bulanan dana BLM yang diterima oleh desa/kelurahansasaran dan juga pertanggungjawaban BOP. Hal ini diperlukan untukmemastikan akuntabilitas penggunaan dana HIK dan dana APBD padapelaksanaan Paket Pamsimas HIK dan untuk mengetahui aliran dana.Rekonsiliasi bulanan akan diperiksa dan dicek oleh District Coordinator danFinance and Management Assistant (FMA) ROMS yang ditugaskan di kab/kotatsb.

Penjelasan perihal pencairan, pelaporan, dan pertanggungjawaban BLM PaketPamsimas HIK selengkapnya dapat dilihat pada lampiran Petunjuk TeknisPaket Pamsimas HIK ini.

Pemantauan dan pelaporan

Pemantauan dan pelaporan terkait dengan penyelenggaraan HIK terbagi kedalam dua tingkat, yaitu tingkat kabupaten/kota dan tingkat desa/kelurahan.Hasil pemantauan dan pelaporan dimuat dalam SIM Pamsimas sehinggasetiap kemajuan penyelenggaraan HIK dapat dipantau langsung oleh berbagaipelaku Pamsimas, baik tingkat pusat, tingkat provinsi dan tingkatkabupaten/kota, serta tingkat kecamatan dan tingkat desa/kelurahan.

1. Pemantauan tingkat kabupaten/Kota

Pemantauan kinerja penyelenggaraan HIK tingkat kabupaten/kotadiuraikan dalam

tabel berikut ini:

Page 212: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 212

Pemuatan hasil pemantauan kinerja penyelenggaraan Paket Pamsimas HIKpada SIM Pamsimas dilakukan melalui pengisian modul terkait. Modulpenyelenggaraan HIK dan tata cara pengisiannya untuk tingkatkabupaten/kota akan disediakan secara terpisah dari petunjuk teknis ini.Pengisian modul dibantu oleh fasilitator dan konsultan.

2. Pemantauan dan pelaporan tingkat desa/kelurahan

Pemantauan dan pelaporan tingkat desa/kelurahan adalah sesuai denganpemantauan dan pelaporan pada kegiatan desa Hibah Insentif Desa (HID).Indikator yang digunakan adalah sama dengan indikator yang digunakanpada desa HID. Modul penyelenggaraan HIK dan tata cara pengisiannyauntuk tingkat desa/kelurahan disediakan terpisah, dengan tetap mengacupada modul terkait untuk desa HID.

II.PROGRAM RUMAH SANGAT MURAH (PERMENPERA NO. 04/2012)

Page 213: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427213

1. Definisi terkait dengan program rumah murah:

1) Rumah Umum adalah rumah yang diselenggarakan untukmemenuhi kebutuhan rumah bagi masyarakat berpenghasilanrendah.

2) Masyarakat Berpenghasilan Rendah, yang selanjutnya disebutMBR, adalah masyarakat yang mempunyai keterbatasan daya belisehingga perlu mendapat dukungan pemerintah untuk memperolehrumah.

3) Rumah Sejahtera Tapak adalah rumah umum yang dibangun olehbadan hukum dengan spesifikasi sama dengan rumah sederhanasebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Permukiman danPrasarana Wilayah Nomor 403/KPTS/M/2002 tentang PedomanTeknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat.

4) Satuan Rumah Sejahtera Susun adalah rumah umum yangdibangun oleh badan hukum dengan spesifikasi sama denganrumah susun sederhana sebagaimana diatur dalam PeraturanMenteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2007 TentangPedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun SederhanaBertingkat Tinggi.

5) Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera, yang selanjutnya disebut KPRSejahtera, adalah kredit atau pembiayaan pemilikan rumah yangmeliputi KPR Sejahtera Tapak dan KPR Sejahtera Susun yangditerbitkan oleh Bank Pelaksana secara konvensional maupundengan prinsip syariah.

6) Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera Tapak, yang selanjutnya disebutKPR Sejahtera Tapak, adalah kredit dengan dukungan FLPP yangditerbitkan oleh Bank Pelaksana kepada MBR dalam rangkapemilikan Rumah Sejahtera yang dibeli dari Badan Hukum.

7) Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera Syariah Tapak, yangselanjutnya disebut KPR Sejahtera Syariah Tapak, adalahpembiayaan berdasarkan prinsip syariah dengan dukungan FLPPyang diterbitkan oleh Bank Pelaksana yang beroperasi secarasyariah kepada MBR dalam rangka pemilikan Rumah SejahteraTapak yang dibeli dari Badan Hukum.

8) Kredit Pemilikan Satuan Rumah Sejahtera Susun, yang selanjutnyadisebut KPR Sejahtera Susun, adalah kredit dengan dukunganFLPP yang diterbitkan oleh Bank Pelaksana kepada MBR dalamrangka pemilikan Satuan Rumah Sejahtera Susun yang dibeli dariBadan Hukum.

9) Pembiayaan Kepemilikan Satuan Rumah Sejahtera Syariah Susun,yang selanjutnya disebut KPR Sejahtera Syariah Susun, adalahpembiayaan berdasarkan prinsip syariah dengan dukungan FLPPyang diterbitkan oleh Bank Pelaksana yang beroperasi secara

Page 214: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 214

syariah kepada MBR dalam rangka pemilikan Satuan RumahSejahtera Susun yang dibeli dari Badan Hukum.

10) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan, yang selanjutnyadisebut FLPP, adalah dukungan fasilitas likuiditas pembiayaanperumahan kepada MBR yang pengelolaannya dilaksanakan olehKementerian Perumahan Rakyat.

2) Kredit kepemilikan rumah sederhana sehat (KPRSh)

Kredit kepemilikan rumah sederhana sehat (KPRSh) terdiri dari:

a. Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera (KPR Sejahtera);

b. Kredit Pembangunan atau Perbaikan Rumah Swadaya Sejahtera(KPRS Sejahtera);

c. Kredit Konstruksi Rumah Sejahtera (KK Rumah Sejahtera);

d. Kredit Konstruksi Rumah Sejahtera Murah (KK Rumah SejahteraMurah).

KPR Sejahtera terdiri dari:

a. KPR Sejahtera Tapak;

b. KPR Sejahtera Syariah Tapak;

c. KPR Sejahtera Susun;

d. KPR Sejahtera Syariah Susun;

e. KPR Sejahtera Murah Tapak;

f. KPR Sejahtera Murah Syariah Tapak

Kelompok Sasaran KPR Sejahtera:

1. Kelompok Sasaran untuk KPR Sejahtera Tapak dan KPR SejahteraSyariah Tapak adalah MBR dengan penghasilan tetap maupuntidak tetap paling banyak Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratusribu rupiah) per bulan.

2. Kelompok Sasaran untuk KPR Sejahtera Susun dan KPR SejahteraSyariah Susun adalah MBR dengan penghasilan tetap maupuntidak tetap paling banyak Rp. 5.500.000,00 (lima juta lima ratusribu rupiah) per bulan.

3. Penghasilan untuk masyarakat berpenghasilan tetap adalahgaji/upah pokok pemohon per bulan dan untuk masyarakatberpenghasilan tidak tetap adalah hasil usaha rata-rata per bulandalam setahun yang dimiliki pemohon.

4. Analisa atas kelayakan dan kemampuan mengangsur pemohonKPR Sejahtera diserahkan kepada Bank Pelaksana.

5. Kelompok Sasaran untuk KPR Sejahtera harus memenuhipersyaratan sebagai berikut:

Page 215: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427215

a. Belum pernah memiliki rumah baik yang perolehannya melaluikredit/pembiayaan perumahan bersubsidi maupun tidak bersubsidiyang dibuktikan dengan surat keterangan dari RT/RWsetempat/Instansi tempat bekerja atau surat keterangansewa/kuitansi sewa rumah;

b. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); dan

c.Menyerahkan fotokopi (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi atau suratpernyataan bahwa penghasilan pokok yang bersangkutan tidakmelebihi batas penghasilan pokok yang dipersyaratkan dalamPeraturan Menteri ini;

6. Dalam hal kelompok sasaran bekerja sebagai PNS dan TNI/Polriyang karena keperluan dinas dipindahkan ke kota lain,dikecualikan dari ketentuan belum memiliki rumah yangperolehannya melalui kredit/pembiayaan perumahan ersubsidiatau tidak bersubsidi.

Persyaratan bank pelaksana kpr sejahtera

Persyaratan Bank Umum, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah untukdapat menjadi Bank Pelaksana adalah sebagai berikut:

a. mengajukan surat pernyataan minat menjadi Bank Pelaksana FasilitasLikuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP);

b. memiliki nilai sekurang-kurangnya Peringkat Komposit tiga (PK-3) sesuaidengan Peraturan Bank Indonesia mengenai tingkat kesehatan bank;

c. memiliki pengalaman dalam penerbitan kredit/pembiayaan pemilikanrumah (KPR);

d. memiliki jaringan pelayanan yang memadai di tingkat provinsi dan/ataunasional;

e. memiliki rencana penerbitan KPR Sejahtera bulanan dalam 1 (satu) tahun;

f. menandatangani Kesepakatan Bersama dengan Menteri atau pejabat yangditunjuk; dan

g. menandatangani Perjanjian Kerjasama Operasional (PKO) dengan SatkerBLU-Kemenpera.

h. Bank Pelaksana bertanggung jawab untuk menyediakan sebagianpokok

kredit/pembiayaan KPR Sejahtera.

i. Bank Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung jawabatas ketepatan sasaran, penggunaan dana FLPP, dan risikokredit/pembiayaan, serta bersedia dilakukan pemeriksaan eksternal.

j. Bank Pelaksana wajib melakukan promosi dan sosialisasi KPR Sejahterakepada masyarakat.

Page 216: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 216

KPR sejahtera tapak

b. Batasan harga Rumah Sejahtera Tapak paling banyak yang diperbolehkanuntuk dibeli melalui KPR Sejahtera Tapak adalah Rp. 70.000.000,00 (tujuhpuluh juta rupiah).

c. Rumah Sejahtera Tapak yang dapat difasilitasi KPR Sejahtera Tapakmempunyai luas lantai paling sedikit 36 (tiga puluh enam) meter persegi.

d. Uang muka KPR Sejahtera Tapak Uang muka KPR Sejahtera Tapak palingsedikit 10% (sepuluh persen) dari harga jual Rumah Sejahtera Tapak.

e. KPR Sejahtera Tapak diberikan kepada kelompok sasaran denganketentuan sebagai berikut:

a. nilai KPR paling banyak Rp. 63.000.000,- (enam puluh tiga juta rupiah)diberlakukan suku bunga paling tinggi 7,25% per tahun;

b. suku bunga sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah bersifat tetapselama jangka waktu kredit (fixed rate mortgage) dengan metodeperhitungan bunga tahunan (annuity) atau nilai angsuran yang setaradengan metode perhitungan bunga tahunan;

c. pengembalian pokok pinjaman KPR diamortisasi secara penuh sesuaidengan kesepakatan antara Bank Pelaksana dengan Satker BLU -Kemenpera; dan

d. jangka waktu KPR sebagaimana dimaksud pada huruf a disepakati olehBank Pelaksana dan kelompok sasaran yang disesuaikan dengankemampuan pembayar angsuran.

KPR sejahtera syariah tapak

1. Batasan harga Rumah Sejahtera Tapak paling banyak yang diperbolehkanuntuk dibeli melalui KPR Sejahtera Syariah Tapak adalah Rp.70.000.000,00 (tujuh puluh juta rupiah).

2. Rumah Sejahtera Tapak yang dapat difasilitasi KPR Sejahtera Syariah Tapakmempunyai luas lantai paling sedikit 36 (tiga puluh enam) meter persegi;

3. Uang muka KPR Sejahtera Syariah Tapak paling sedikit 10% (sepuluhpersen) dari harga jual Rumah Sejahtera Tapak.

4. KPR Sejahtera Syariah Tapak diberikan kepada kelompok sasaran denganketentuan sebagai berikut:

a. nilai pembiayaan paling banyak Rp. 63.000.000,- (enam puluh tiga jutarupiah) diberlakukan marjin/sewa paling tinggi setara 7,25% per tahun;

b. tingkat marjin/sewa sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah bersifattetap selama jangka waktu pembiayaan (fixed rate mortgage) dengan nilaiangsuran yang setara dengan metode perhitungan bunga tahunan(annuity);

c. pengembalian pokok diamortisasi secara penuh sesuai dengankesepakatan antara Bank Pelaksana dengan Satker BLU - Kemenpera; dan

Page 217: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427217

d. jangka waktu pembiayaan disepakati oleh Bank Pelaksana dan kelompoksasaran yang disesuaikan dengan kemampuan membayar angsuran.

KPR sejahtera susun

1. Batasan harga Rumah Sejahtera Susun paling banyak yang diperbolehkanuntuk dibeli melalui KPR Sejahtera Susun adalah Rp. 144.000.000,00(seratus empat puluh empat juta rupiah).

2. Uang muka KPR Sejahtera Susun paling sedikit 12,5% (dua belas koma limapersen) dari harga jual Rumah Sejahtera Susun.

3. KPR Sejahtera Susun diberikan kepada kelompok sasaran dengan ketentuansebagai berikut:

a. nilai KPR paling banyak Rp. 126.000.000,- (seratus dua puluh enam jutarupiah) diberlakukan suku bunga paling tinggi 7,25% per tahun;

b. suku bunga sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah bersifat tetapselama jangka waktu kredit (fixed rate mortgage) dengan metodeperhitungan bunga tahunan (annuity) atau nilai angsuran yang setaradengan metode perhitungan bunga tahunan;

c. pengembalian pokok pinjaman KPR diamortisasi secara penuh sesuaidengan kesepakatan antara Bank Pelaksana dengan Satker BLU -Kemenpera; dan

d. jangka waktu KPR sebagaimana dimaksud pada huruf a disepakati olehBank Pelaksana dan kelompok sasaran yang disesuaikan dengankemampuan membayar angsuran

KPR sejahtera syariah susunBatasan harga Rumah Sejahtera Susun paling banyak yang diperbolehkan untukdibeli melalui KPR Sejahtera Syariah Susun adalah Rp. 144.000.000,00 (seratusempat puluh empat juta rupiah).

1. Uang muka KPR Sejahtera Syariah Susun paling sedikit 12,5% (dua belaskoma lima persen) dari harga jual Rumah Sejahtera Susun.

2. KPR Sejahtera Syariah Susun diberikan kepada kelompok dengan ketentuansebagai berikut:

a. nilai pembiayaan paling banyak Rp. 126.000.000,- (seratus dua puluhenam juta rupiah) diberlakukan marjin/sewa paling tinggi setara7,25%per tahun;

b. tingkat marjin/sewa sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah bersifattetap selama jangka waktu pembiayaan (fixed rate mortgage) dengan nilaiangsuran yang setara dengan metode perhitungan bunga tahunan(annuity);

c. pengembalian pokok pembiayaan diamortisasi secara penuh sesuaidengan kesepakatan antara Bank Pelaksana dengan Satker BLU -Kemenpera; dan

Page 218: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 218

d. jangka waktu pembiayaan sebagaimana dimaksud pada huruf adisepakati oleh Bank Pelaksana dan kelompok sasaran yang disesuaikandengan kemampuan membayar angsuran.

Pelaksanaan KPR sejahtera

Ketentuan mengenai pelaksanaan pengadaan perumahan melalui KPRSejahtera dengan dukungan bantuan fasilitas likuiditas pembiayaanperumahan diatur dengan

Peraturan Menteri.

Bank Pelaksana wajib menyusun dan menyampaikan laporan secara berkaladan sewaktu-waktu kepada Satker BLU-Kemenpera

1. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan dana FLPPmelalui KPR Sejahtera, Satker BLU-Kemenpera wajib menyusun danmenyajikan Laporan Keuangan dan Laporan Pelaksanaan FLPP.

2. Laporan Keuangan disajikan sesuai dengan Standar AkuntansiPemerintahan (SAP) atau Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

3. Laporan Pelaksanaan paling sedikit mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. alokasi dana untuk KPR Sejahtera pada tahun anggaran berjalan;

b. rencana penerbitan KPR Sejahtera berdasarkan alokasi dana untukKPR

Sejahtera pada tahun anggaran berjalan;

c. realisasi pencairan KPR Sejahtera; dan

d. permasalahan dan tindak lanjut.

4. Laporan Keuangan disampaikan setiap triwulan kepada MenteriKeuangan dan Menteri dengan tembusan kepada Deputi BidangPembiayaan dan Sekretaris Kementerian Perumahan Rakyat palinglambat tanggal 15 setelah triwulan berakhir.

5. Laporan Pelaksanaan FLPP disampaikan setiap bulan kepada Menteridengan tembusan kepada Deputi Bidang Pembiayaan dan SekretarisKementerian Perumahan Rakyat paling lambat tanggal 15 setelah bulanbersangkutan berakhir.

Pengawasan dan pengendalian

1. Pengawasan dan pengendalian terhadap pengadaan perumahan melaluikredit/pembiayaan pemilikan rumah sejahtera dengan dukungan fasilitaslikuiditas pembiayaan perumahan dilakukan melalui kegiatanpemantauan, evaluasi, dan pemeriksaan.

2. Pemantauan dan evaluasi dilakukan oleh Deputi Bidang Pembiayaan danSatker BLU-Kemenpera.

3. Pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Page 219: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427219

4. Pemeriksaan dapat dilakukan oleh Aparat Pengawasan InternKementerian Perumahan Rakyat atas perintah Menteri.

5. Pemeriksaan terhadap pelaksanaan program FLPP yang dilakukan olehSatker BLU-Kemenpera dan penyaluran dana FLPP melalui KPR Sejahterayang dilakukan oleh Bank Pelaksana.

6. Pemeriksaan dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Hal-hal lain

1. KPR Sejahtera Susun/ KPR Sejahtera Syariah Susun yang dilakukansecara inden dan telah disetujui oleh Bank Pelaksana, diberlakukan sukubunga/marjin sama atau setara dengan bunga KPR Sejahtera Susun/marjin KPR Sejahtera Syariah Susun dengan dukungan fasilitas likuiditaspembiayaan perumahan.

2. KPR Sejahtera Susun/KPR Sejahtera Syariah Susun inden sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat didukung dengan fasilitas likuiditaspembiayaan perumahan setelah satuan Rumah Sejahtera Susundiserahterimakan kepada debitur/nasabah dan sesuai dengan ketentuanperundang-undangan

3. Rumah Sejahtera Tapak dan Satuan Rumah Susun Sejahtera yangperolehannya melalui KPR Sejahtera tidak boleh diperjualbelikan ataudipindahtangankan dengan bentuk perbuatan hukum apapun, kecuali:

b. untuk kepentingan Bank Pelaksana dalam rangka penyelamatankredit/pembiayaan;

c. kredit/pembiayaan telah melampaui 5 (lima) tahun sejak akad kredit/pembiayaan

d. jangka waktu kredit/pembiayaan lebih kecil dari 5 (lima) tahun dantelah lunas kreditnya; atau

e. debitur/nasabah meninggal dunia.

4. Ketentuan pengaturan jual beli atau pemindahtanganan dilakukan olehBank pelaksana.

5. Bank Pelaksana wajib mengembangkan sistem teknologi informasi yangakan menunjang kelancaran pelaksanaan program FLPP.

6. Dalam hal Bank Pelaksana belum memiliki sistem teknologi, BankPelaksana dapat mengajukan masa tenggang (grace period) ataspengembalian angsuran pokok dana FLPP kepada SatkerBLU-Kemenpera.

7. Pengembalian angsuran pokok dana FLPP dikenakan bunga hariansekurang-kurangnya setara jasa giro atas dana FLPP yang harusdikembalikan dikalikan jumlah hari masa tenggang.

8. Pengembalian angsuran pokok dana FLPP dikenakan bunga hariansekurang-kurangnya setara jasa giro atas dana FLPP yang harusdikembalikan dikalikan jumlah hari masa tenggang

Page 220: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 220

9. Terhadap KPR yang memenuhi persyaratan KPR Sejahtera yangditerbitkan Bank Pelaksana sejak tanggal 2 Januari 2012 sampai dengandiberlakukannya Peraturan Menteri ini, dapat dikonversi menjadi KPRSejahtera

10. Konversi diterapkan terhadap sisa saldo pinjaman KPR pada saatkonversi dilaksanakan dan mengikuti ketentuan dalam Peraturan Menteriini.

11. Konversi dilaksanakan melalui perubahan akad KPR menjadi KPRSejahtera

III. PROGRAM ANGKUTAN UMUM MURAH

A. Program kendaraan angkutan umum murah

Program angkutan umum murah (angkutan pedesaan) yang dicanangkansejak tahun 2010 adalah untuk membuat platform kendaraan angkutanumum (pick up) yang dapat dikonversi menjadi mobil penumpang.Program ini sesuai dengan arahan Presiden yang tertuang dalamPERPRES No. 15 tahun 2010 yaitu pada Klaster IV Program Pro Rakyat,antara lain program kendaraan angkutan umum murah. Dalam programkendaraan angkutan murah ini Kementerian Perindustrian bersama BPPTeknologi mendesain prototipe platform dan komponennya. Sejak tahun2011 telah dilakukan kegiatan brainstorming, survey kebutuhan danspesifikasi kendaraan serta pengembangan prototipe dengan memberikanbantuan sebagai berikut:

a) Peralatan software kepada BPPT untuk pengembangan desainkendaraan umum angkutan umum murah berupa Casting Simulation& Analysis Software, Stamping Process Simulation & Analysis Software,Progressive 3D Die Design Software for Solidworks, Progressive DieDesign Software, Structural Mechanics Analysis Software,Manufacturing Process Management Software, Simulation DrivenAutomotive Design (with Optimization) Software, Product Design WithStructural/Fatigue/Kinematics Analysis Software, dan Heat TreatmentSimulation & Analysis Software.

b) Peralatan hardware kepada BPPT untuk mendukung pengembangankendaraan angkutan umum murah di BPP Teknologi (Spectrometer,Alumunium Tilting Crucible, Laddle Transport and Preheating Unit,Degesser Unit, Bandsaw Machine, Heat Treatment, NOX-Analyser,Hydrocarbon Analyser, Exhaust Gas Analyser, Vibration Analyser,Digital Three Points Internal Micrometer, Ultrasonic Thickness Gauge,Material Identification, Video Digital Microscope).

Saat ini program tersebut masih terus berjalan berupa bantuan peralatandan uji coba untuk pengembangan beberapa merek lokal antara lainTawon, Gea, dan VIAR. Diperlukan pelaku usaha yang tangguh dan

Page 221: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427221

sumber daya manusia (SDM) yang handal agar dapat mentransfer desaindan know how ini menjadi produk mobil komersial.

Selanjutnya yang diperlukan adalah tumbuhnya industri komponenotomotif dan bahan baku baja, plastik, dan karet, serta dukunganfinansial Lembaga Keuangan agar komersialisasi mobil angkutan umummurah ini dapat terwujud.

Fasilitas PPnBM 0% yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.41tahun 2013 berlaku untuk seluruh kendaraan selain sedan atau stationwagon sehingga PP ini dapat dipakai untuk mendukung programkendaraan angkutan umum murah pedesaan.

B. Program mobil penumpang hemat energi dan harga terjangkau buatandalam negeri.

Program pengembangan produksi mobil penumpang hemat energi danharga terjangkau buatan dalam negeri atau yang lebih populer disebutLow Cost and Green Car ditujukan agar mampu “survival” danmemenangkan persaingan industri otomotif di era FTA ASEAN dan AsiaTimur. Aktivitas Program ini dimulai sejak 4 tahun yang lalu denganmengadakan pendekatan ke investor, pemilik hak cipta merek (Principal),lembaga riset (R&D), industri komponen, regulator, dan lain-lain. Programini telah membuahkan hasil dengan masuknya investasi baru pada 5(lima) industri mobil dan sekitar 100 industri komponen otomotif, sertaindustri bahan baku baja dan plastik. Industri komponen yang terbentukakan dapat menunjang program lain yang simultan sedang dijalankanantara lain: Program Angkutan Umum Murah (angkutan pedesaan),program manufaktur mobil dengan merek orisinal domestik, dan lain-lain.

C. Program Pengembangan Low Carbon Emission

Program Low Carbon Emission bagi mobil buatan dalam negeri untuksemua kapasitas mesin Internal Combustion Engine (ICE) termasukdidalamnya yang mengadopsi teknologi hybrid, converter kit BBG, dan lain-lain. Program ini untuk mendorong produksi mobil yang hemat BBM danlebih bersih emisi gas buang.

IV. PROGRAM PENINGKATAN KEHIDUPAN NELAYAN

Program PKN merupakan bagian dari percepatan perluasan program Pro-Rakyat (Klaster 4) berupa intervensi pemerintah secara langsung untukmempercepat pengentasan kemiskinan sesuai dengan Direktif Presidenpada Sidang Kabinet Terbatas pada tanggal 13 Februari 2011 di Bogor.Melalui Keputusan Presiden Nomor 10 Tahun 2011, Menteri Kelautan danPerikanan ditetapkan sebagai Ketua Kelompok Kerja Program PKN yangberanggotakan 12 kementerian/lembaga.

Page 222: KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1427-2014.pdf · Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (kluster 2)

2014, No.1427 222

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) dan TNP2K (Tim NasionalPercepatan Penanggulangan Kemiskinan) dari hasil PPLS Tahun 2011,saat ini jumlah desa pesisir mencapai 10.640 desa yang merupakan desamiskin. Selanjutnya dari penduduk miskin sebanyak 31,02 juta orang,sebesar 25,14% atau 7,87 juta orang adalah penduduk miskin di pesisir.Sementara Rumah Tangga Sasaran (RTS) di pesisir mencapai 2,13 jutayang terdiri dari sangat miskin, miskin, dan hampir miskin.

Kriteria lokasi program peningkatan kehidupan nelayan adalah berbasispangkalan pendaratan ikan (PPI) dengan target Rumah Tangga Sasaran(RTS) Nelayan miskin (sangat miskin, miskin, dan hampir miskin).

Penetapan lokasi dilakukan berdasarkan overlay data nelayan miskin dipesisir dan lokasi 816 Pelabuhan Perikanan/Pangkalan Pendaratan Ikan(PPI) dengan pelaksanaan program dilaksanakan secara bertahap denganrincian 100 PPI pada tahun 2011, 400 PPI untuk tahun 2012, 200 PPIuntuk tahun 2013 dan 116 PPI untuk tahun 2014.

Pelaksanaan kegiatan PKN dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kelompokkegiatan, yaitu individu nelayan, kelompok nelayan dan sarana danprasarana di PPI dengan kegiatan dengan kegiatan antara lain :

a) Pembuatan Rumah Sangat Murah,

b) Pekerjaan Alternatif dan Tambahan Bagi Keluarga Nelayan,

c) Skema UMK dan KUR,

d) Pembangunan SPBU Solar,

e) Pembangunan Cold Storage,

f) Angkutan Umum Murah,

g) Fasilitas Sekolah dan Puskesmas,

h) Fasilitas Bank “Rakyat”.