kementerian perhubungan direktorat...

143
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

Upload: dinhkhanh

Post on 07-Sep-2018

266 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PERKERETAAPIAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBARDAFTAR TABEL

i

iivixi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Ruang Lingkup

1-1

1-11-21-2

BAB 2 ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN 2.1. Tugas, Fungi dan Kewenangan2.2. Struktur Organisasi

2.3. Sumber Daya Manusia

2-1

2-12-22-22-32-42-52-6

2-102-102-102-112-122-13

2.2.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian2.2.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api2.2.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian2.2.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian2.2.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

2.3.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian2.3.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api2.3.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian2.3.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian2.3.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

BAB 3 KEGIATAN STRATEGIS BIDANG PEMERINTAHAN 3.1. Penyederhanaan Perjanjian di Lingkungan Ditjen Perkeretaapian3.2. Pengujian dan Sertifikasi SDM Perkeretaapian3.3. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Perkeretaapian3.4. Pelaksanaan Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Sarana perkeretaapian Milik Negara (IMO)3.5. Pengujian dan Sertfikasi Prasarana Perkeretaapian

3-1

3-1

3-23-33-4

3-5

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016ii

3-63-11

3-123-143-14

3.5.1. Pengujian Jalur dan Bangunan Perkeretaapian3.5.2. Perizinan Pembangunan yang Sejajar / Memotong Jalur Kereta Api3.5.3. Pengujian dan Sertifikasi Komponen Kereta Api3.5.4. Pengujian dan Sertifikasi Pengelasan3.5.5. Pengujian Fasilitas Operasi

BAB 4 KEGIATAN 4.1. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian4.1.1. Pembangunan Prasarana Jalur Kereta Api4.2. Pengadaan Fasilitas Prasarana KA4.3. Kegiatan di Bidang Sarana Perkeretaapian

4-1

4-14-1

4-254-25

v

BAB 5 PELAKSANAAN KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN

5.1. Kegiatan Pelaksanaa Peningkatan Keselamatan5.2. Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian Terhadap Masyarakat dengan Instansi Terkait Tahun 2016 5.3. Kegiatan Workshop Preventif Kecelakaan di Bidang Perkeretaapian5.4. Kegiatan Rakornis Keselamatan5.5. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor Perkeretaapian5.6. Kegiatan Monitoring Pembangunan Liar5.7. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi

5-1

5-15-2

5-3

5-45-7

5-85-95-9

5-105-10

5-105-12

5-145-15

5-17

5.7.1. Tenaga Penguji Sarana dan Penguji Prasarana Perkeretaapian5.7.2. Teknis Inspektur dan Auditor Perkeretaapian

5.8.1. Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian5.8.2. Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendalian Perjalanan Kereta Api5.8.3. Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api

5.8. Kegiatan Pengujian Awak Sarana Perkeretaapian

5.9. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian5.10. Kegiatan Bimbingan Teknis SDM Perkeretaapian

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 iii

5.11. Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian5.12. Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian Balai Diklat Sriwijay “ ASCEP SUNARTO”, Palembang5.13. Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian5.14. Kegiatan Identifikasi Pendataan Peningkatan Keselamatan di Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian di Jalur Kereta Api5.15. Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang Perkeretaapian5.16. Kegiatan Penyuluhan Regulasi Tindaka Pidana Perkeretaapian dan Sosialisasi Tata Cara Berlalu Lintas di Perlintasan Sebidang5.17. Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)5.18. Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian5.19. Perlintsan Sebidang

5-17

5-20

5-215-22

5-25

5-26

5-28

5-30

5-31

BAB 6 PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG OPERASIONAL 6.1. Pemantauan Angkutan Lebaran 2016 (1437)6.2. Pemantauan Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016

6.2.1. Pengoperasian KA Tambahan6.2.2. Jumlah Penumpang KA6.2.3. Program dan Realisasi Sarana6.2.4. Kejadian Menonjol / Peristiwa Penting

6.3. Pelayanan Angkutan Perintis Moda Transportasi Kereta Api6.3.1. KA. Perintis Cut Mutia (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam - NAD)6.3.2. KA. Perintis Lembah Anai (Provinsi Sumatera Barat)6.3.3. KA. Perintis Kertalaya (Provinsi Sumatera Selatan)6.3.4. KA. Perinis Siliwangi (Propinsi Jawa Barat)6.3.5. KA. Perintis Bathara Kresna (Provinsi Jawa Tengah)

6-1

6-16-3

6-36-46-56-7

6-7

6-8

6-9

6-10

6-116-12

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016iv

6.4. Subsidi Tarif Angkutan Ekonomi / Public Service Obligation (PSO)6.5. Angkutan Motor Gratis dengan Moda Kereta Api6.6. Penetapan Trase Bidang Perkeretaapian

6-136-14

6-176-20

BAB 7 PENUTUP 7.1. Kesimpulan7.2. Saran

7-1

7-17-3

6.3.6. KA. Perintis Jenggala (Provinsi Jawa Timur)

DAFTAR GAMBAR

2-72-82-8

2-92-9

2-10

2-11

2-12

2-13

2-14

3-3

3-44-24-3

4-3

4-44-54-54-54-6

4-6

4-7

4-7

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016vi

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Ditjen PerkeretaapianGambar 2.2. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Gambar 2.3. Struktur Organisasi Balai Teknik Perkeretaapian Kelas IIGambar 2.4. Struktur Organisasi Balai Pengujian PerkeretaapianGambar 2.5. Struktur Organisasi Balai Perawatan PerkeretaapianGambar 2.6. Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/ Kepangkatan (b)Gambar 2.7. Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b) Gambar 2.8. Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)Gambar 2.9. Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)Gambar 2.10. Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)Gambar 3.1. Diagram Jumlah Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Tahun 2015 & 2016Gambar 3.2. Dokumentasi Pengujian Sarana PerkeretaapianGambar 4.1. Dokumentasi Pengujian Sarana PerkeretaapianGambar 4.2. Proses Pemasangan dan Pembangunan Pilar dan Pondasi di Jalan Layang Medan – Bandar KhalipahGambar 4.3. Proses Gelar Geotextile untuk Pembangunan Badan Jalan Kereta Api Antara Kuta Blang - BireuenGambar 4.4. Kondisi 100% Pembangunan Jalan Kereta Api Gambar 4.5. Pembuatan Akses Jalan Untuk Pembangunan Jembatan Gambar 4.6. Proses Perakitan U-Shape Persegment Gambar 4.7. Kondisi 100% Pembangunan Jembetan Kereta ApiGambar 4.8. Kondisi 100% Peningkatan Jalan Rel Km. 94 + 200 s.d Km. 104+000Gambar 4.9. Kondisi 100% Pembangunan Badan Jalan KA Km. 151+400 s.d Km. 164+400Gambar 4.10. Kondisi 100% Peningkatan Jembatan Kereta Api BH. 8 Km. 42+674Gambar 4.11. Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM)

4-8

4-9

4-9

4-9

4-10

4-11

4-11

4-12

4-12

4-12

4-134-134-13

4-14

4-14

4-14

4-14

4-15

4-15

4-16

4-17

4-17

Gambar 4.12. Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM)Gambar 4.13. Map Pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera SelatanGambar 4.14. Kondisi zona pembangunan LRT Provinsi Sumatera Selatan Gambar 4.15. Kunjungan Kerja Menteri Perhubungan ke Lokasi Pembangunan LRT di Sumatera SelatanGambar 4.16. Kondisi 100% Penataan Emplasemen dan Pemasangan Sinyal MekanikGambar 4.17. Kondisi 100% Badan Jalan Rel Kereta Api di Km.98+000 s.d Km. 106+00Gambar 4.18. Kondisi 100% Pemasangan Rel Maja Km. 66+925-Km.69+925 antara Maja – RangkasbitungGambar 4.19. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Pembongkaran dan Pembangunan Stabling Manggarai, Tanah Abang dan Pasar SenenGambar 4.20. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Elevated Track Manggarai – JatinegaraGambar 4.21. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Bangunan Gedung) Bangunan OCC ManggaraiGambar 4.22. Pekerjaan Paket B pembangunan Stasiun CibitungGambar 4.23. Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun CikarangGambar 4.24. Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun Bekasi TimurGambar 4.25. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Bekasi TimurGambar 4.26. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi CibitungGambar 4.27. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi CikarangGambar 4.28. Pekerjaan paket B Pembangunan Signal Cabin Bekasi, Tambun, CikarangGambar 4.29. Pekerjaan Paket B Pembangunan Jembatan Kereta ApiGambar 4.30. Pekerjaan Paket B2.1 Penyempurnaan Jalur Baru antara Jatinegara – BekasiGambar 4.31. Pekerjaan paket B2.1 Pembangunan Depo Cipinang Segmen I dan IIGambar 4.32. Data Teknis Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di JabodebekGambar 4.33. Rekapitulasi Progres Fisik Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016viii

4-18

4-18

4-19

4-19

4-20

4-21

4-21

4-22

4-22

4-234-24

4-244-244-274-275-3

5-4

5-75-85-9

5-195-10

5-115-125-145-175-20

Gambar 4.34. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 1 Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di JabodebekGambar 4.35. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 2 Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di JabodebekGambar 4.36. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 3 Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di JabodebekGambar 4.37. Dokumentasi Precast Plant Sentul di Pembangunan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di JabodebekGambar 4.38. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Purwokerto - KroyaGambar 4.39. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya – KutoarjoGambar 4.40. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya – KutoarjoGambar 4.41. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun - KedungbantengGambar 4.42. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun – JombangGambar 4.43. Dokumentasi Jalur MRT Jakarta North – SouthGambar 4.44. Dokumentasi Pembangunan Jalur MRT Jakarta North – SouthGambar 4.45. Pekerjaan Flyover Makassar – ParepareGambar 4.46. Pekerjaan Jembatan Makassar – Parepare Gambar 4.47. Dokumentasi Pengadaan Kereta InspeksiGambar 4.48. Dokumentasi Pengadaan Kereta UkurGambar 5.1. Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian Gambar 5.2. Workshop Preventif Kecelakaan di Bidang Perkeretaapian Gambar 5.3. Kegiatan Rakornis KeselamatanGambar 5.4. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor PerkeretaapianGambar 5.5. Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar di Jalur KAGambar 5.6. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan KompetensiGambar 5.7. Kegiatan Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur Perkeretaapian Gambar 5.8. Alur PengujianGambar 5.9. Alur PengujianGambar 5.10. Alur Pengujian Gambar 5.11. Pelatihan Train WatcherGambar 5.12. Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 ix

5-21

5-225-25

5-26

5-275-295-305-31

5-32

5-32

5-32

6-3

6-36-86-96-9

6-106-10

Gambar 5.13. Penilaian Akreditasi Lembaga Diklat SDM Perkeretaapian Gambar 5.14. Peningkatan Kualitas PPNS PerkeretaapianGambar 5.15. Identifikasi Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian Prasarana KA Gambar 5.16. Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang PerkeretaapianGambar 5.17. Penyuluhan Regulasi Tindak Pidana Perkeretaapian Gambar 5.18. Kegiatan P4GN di Daop IV SemarangGambar 5.19. Kegiatan P4GN di Daop VI YogyakartaGambar 5.20. Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana, Sertifikat Sarana dan Prasarana Perkeretaapian.Gambar 5.21. Dokumentasi Kondisi JPL. 127 antara Muara Enim – Banjarsari, JPL 76 Antara Prabumulih – Lembak dan JPL. 02 antara Muara Enim – Tanjung EnimGambar 5.22. Dokumentasi Penutupan Pintu Perlintasan Liar Desa Wanajaya dan Kelurahan Telaga Asih, Kab Bekasi Jawa BaratGambar 5.23. Dokumentasi Penutupan JPL 30 KM 6+227 Jalan Letjen Suprapto SenenGambar 6.1. Grafik Perbandingan Volume Penumpang Angkutan LebaranGambar 6.2. Pemantauan Angkutan Lebaran Tahun 2016Gambar 6.3. Rangkaian KA Cut MutiaGambar 6.4. Peresmian Bersama Kereta Api Perintis KA Cut MutiaGambar 6.5. Rangkai KA Lembah AnaiGambar 6.6. Peresmian Kereta Api Perintis KA Lembah AnaiGambar 6.7. Rangkaian KA Kertalaya

6-116-116-12

6-126-136-136-14

6-146-156-17

6-17

6-196-19

Gambar 6.8. Operasional Kereta Api Perintis KA. KertalayaGambar 6.9. Rangkaian KA SiliwangiGambar 6.10. Peresmian Kereta Api Perintis KA. Siliwangi Lintas Sukabumi-Cianjur oleh Menteri PerhubunganGambar 6.11. Rangkaian KA Bathara KresnaGambar 6.12. Rangkaian KA JenggalaGambar 6.13. Pelayanan Kereta Api Perintis KA. JenggalaGambar 6.14. Dirjen Perkeretaapian dan Dirut PT KAI dalam Penandatanganan Kontrak Subsidi PSOGambar 6.15. Penandatanganan Kontrak PSOGambar 6.16. Diagram Jumlah Kontrak PSO dari Tahun 2012 – 2016Gambar 6.17. Diagram Prosentase Jumlah Penumpang & Alokasi PSO Tahun 2016Gambar 6.18. Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA EkonomiGambar 6.19. Diagram Tujuan Mudik Angkutan Motor GratisGambar 6.20. Kegiatan Angkutan Motor Gratis Lebaran 1417 H Tahun 2016

DAFTAR TABEL

3-33-33-63-9

3-11

3-13

3-14

4-254-265-4

5-115-125-145-165-33

Tabel 3.1. Sertifikat Kompetensi SDM PerkeretaapianTabel 3.2. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Tahun 2016 Tabel 3.3. Daftar Jumlah Sertifikat Uji PertamaTabel 3.4. Realisasi Proses Penerbitan Sertifikat Uji BerkalaTabel 3.5. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta ApiTabel 3.6. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta ApiTabel 3.7. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta ApiTabel 4.1. PengadaanTabel 4.2. Sarana Perkeretaapian Milik NegaraTabel 5.1. Hasil dan Rekomendasi dari Rakornis KeselamatanTabel 5.2. Kriteria Penilaian PengujianTabel 5.3. Kriteria Penilaian PengujianTabel 5.4. Kriteria Penilaian PengujianTabel 5.5. Rekapitulasi SertifikasiTabel 5.6. Pintu Perlintasan Sebidang

6-1

6-46-5

6-5

6-5

6-76-15

6-166-176-18

6-20

Tabel 6.1. Realisasi Jumlah Penumpang Harian Angkutan Lebaran 2016Tabel 6.2. Pengoperasian KA Tambahan Tabel 6.3. Pengoperasian KA Tambahan Total Jumlah Penumpang KA Utama Pada MasaTabel 6.4. Total Jumlah Penumpang KA Lokal Pada Masa Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016Tabel 6.5. Program dan Realisasi Sarana Angkutan Natal 2015 dan Tahun BaruTabel 6.6. Jumlah Kejadian Menonjol/Peristiwa PentingTabel 6.7. Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah dari Tahun 2012-2016 Sesuai Kontrak PSOTabel 6.8. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016Tabel 6.9. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016Tabel 6.10. Kuota Angkutan Motor Pada Angkutan Lebaran Tahun 2016Tabel 6.11. Realisasi Penetapan Trase bidang Perkeretaapian periode 2016

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016xii

PENDAHULUAN

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 1 - 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring dengan meningkatnya perkembangan ekonomi Indonesia, maka

pergerakan manusia dan barang pun ikut mengalami peningkatan sejalan

dengan peningkatan jumlah penduduk dan kebutuhan manusia. Tak hanya

pergerakan orang, pergerakan barang pun juga meningkat. Peningkatan

pergerakan tersebut harus didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana

transportasi yang memadai. Hal tersebut adalah hakekat dasar dari transportasi

sebagai kebutuhan turunan akibat aktivitas sosial, ekonomi dan budaya.

Transportasi dapat memberikan nilai manfaat, misalnya seorang produsen yang

mengirim produknya ke tempat lain yang dapat memberikan harga maupun nilai

manfaat yang lebih tinggi. Kesimpulannya transportasi berperan besar

menggerakkan roda perekonomian. Apabila dalam proses pemindahan produk

tersebut biayanya dapat ditekan (biaya transportasi), maka daya saing akan

meningkat. Hal ini berelasi dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik

sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat

Kebutuhan akan transportasi yang efisien akan terjawab dengan moda kereta

api. Penggunaaan moda ini mampu mengakomodasi penumpang maupun

barang dalam jumlah yang besar sekaligus berarti mengurangi polusi serta

menghemat penggunaan bahan bakar.

Kesadaran akan efisiensi yang dapat diberikan oleh kereta api dimulai

dengan adanya reformasi undang-undang tentang perkeretaapian melalui

penerbitan UU No. 23 Tahun 2007. Perundangan yang baru tersebut

BAB

1

1 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

memberikan peluang bagi swasta dan daerah untuk ikut berusaha. Penyusunan

Rencana Induk Perkeretaapian Nasional juga sebagai pedoman dalam

mengembangkan perkeretaapian Indonesia.

Adapun laporan tahunan ini, diharapkan dapat memberikan gambaran akan

tugas pokok dan fungsi direktorat serta permasalahan yang terjadi.

Permasalahan yang terjadi hendaknya dapat menjadikan pelajaran di tahun-

tahun selanjutnya.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Tahun 2016 adalah untuk menyajikan data dan informasi mengenai hasil

pelaksanaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan operasional yang

strategis di bidang Perkeretaapian.

Tujuan Penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun

2016 adalah tersedianya gambaran mengenai hasil kegiatan Direktorat Jenderal

Perkeretaapian selama tahun 2016.

1.3. Ruang Lingkup

Adapun cakupan dari Laporan ini adalah :

a. Kegiatan Pemerintahan, meliputi kegiatan-kegiatan non fisik yang bersifat

rutin seperti penyederhanaan perijinan, pengujian dan sertifikasi SDM,

pengujian dan sertifikasi sarana serta prasarana perkeretaapian dan lain-

lain;

b. Kegiatan Pembangunan, meliputi kegiatan fisik pembangunan prasarana

dan sarana perkeretaapian yang dibiayai melalui APBN Tahun 2016;

c. Kegiatan Operasional, meliputi kegiatan pelayanan angkutan kereta api

termasuk angkutan lebaran dan pelaksanaan Public Services Obligation

(PSO) untuk menunjang pelayanan kereta kelas ekonomi.

ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL

PERKERETAAPIAN

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2 - 1

BAB II ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN

2.1. Tugas, Fungi dan Kewenangan

Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan, bahwa sesuai

tugas pokoknya Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang dipimpin oleh Direktur

Jenderal Perkeretaapian adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan fungsi

Kementerian Perhubungan yang bertanggung jawab kepada Menteri

Perhubungan.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian mempunyai tugas merumuskan dan

melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang Perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana tersebut di atas, Direktorat Jenderal

Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi dan kewenangan :

a. Perumusan kebijakan di bidang penyelengggaraan lalu lintas, angkutan,

sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan

keselamatan transportasi kereta api;

b. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan lalu lintas, angkutan,

sarana, dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan

keselamatan transportasi kereta api;

c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang

penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi

kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;

BAB

2

2 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

d. Pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

penyelenggaraan lalu lintas, angkutan, sarana, dan prasarana transportasi

kereta api, serta peningkatan keselamatan transportasi kereta api;

e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang penyelenggaraan lalu lintas,

angkutan, sarana dan prasarana transportasi kereta api, serta peningkatan

keselamatan transportasi kereta api;

f. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian; dan

g. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

2.2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian diatur melalui Peraturan

Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Perhubungan dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.2.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

pelaksanaan tugas dan pemberian pelayanan dukungan teknis dan administrasi

kepada seluruh satuan organisasi dalam lingkungan Direktorat Jenderal

Perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program, pengembangan

sistem dan teknologi informasi di bidang perkeretaapian, serta evaluasi dan

pelaporan;

b. Penyiapan pengelolaan keuangan dan barang milik negara di lingkungan

Direktorat Jenderal Perkeretaapian;

c. Penyiapan koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-

undangan, pemberian pertimbangan dan advokasi hukum, pelaksanaan

jaringan dan dokumentasi hukum serta urusan hubungan masyarakat dan

antar lembaga serta kerja sama luar negeri di bidang perkeretaapian; dan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2 - 3

d. Penyiapan koordinasi dan pelaksanaan pengelolaan kepegawaian, standar

kompetensi jabatan dan sumber daya manusia, organisasi dan tata laksana,

kegiatan administrasi perkantoran, kearsipan dan tata persuratan,

pelaksanaan urusan umum dan kerumah tanggaan, kesejahteraan pegawai

serta pengadaan barang milik negara di lingkungan Direktorat Jenderal

Perkeretaapian.

2.2.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api

Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api mempunyai tugas melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur

dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan

pelaporan di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan

jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan

pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penataan dan pengembangan

jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api, serta kerja sama dan

pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api,

serta kerjasama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian;

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

penataan dan pengembangan jaringan, lalu lintas dan angkutan kereta api,

serta kerjasama dan pengembangan usaha di bidang perkeretaapian; dan

e. Pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian dan rumah tangga

Direktorat.

2 - 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

2.2.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian

Direktorat Prasarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, pedoman,

kriteria dan prosedur, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi

dan pelaporan di bidang prasarana perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Prasarana Perkeretaapian

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang

terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi

kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api dan kelaikan

prasarana perkeretaapian;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang prasarana perkeretaapian yang

terdiri atas jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api, fasilitas operasi

kereta api, perpotongan dan persinggungan jalur kereta api dan kelaikan

prasarana perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang

prasarana perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api,

stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api dan kelaikan prasarana

perkeretaapian;

d. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

prasarana perkeretaapian yang terdiri atas jalur dan bangunan kereta api,

stasiun kereta api, fasilitas operasi kereta api dan kelaikan prasarana

perkeretaapian, serta pelaksana jasa konsultansi serta konstruksi prasarana

perkeretaapian;

e. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang prasarana perkeretaapian yang

terdiri atas rencana jalur dan bangunan kereta api, stasiun kereta api dan

fasilitas operasi kereta api serta kelaikan prasarana perkeretaapian; dan

f. Penyiapan pelaksanaan urusan tata usaha, keuangan, kepegawaian, dan

rumah tangga Direktorat.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2 - 5

2.2.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian

Direktorat Sarana Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan perumusan

dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,

pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di

bidang sarana perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Sarana Perkeretaapian menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang

mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi

sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda

kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan

perawatan sarana perkeretaapian;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sarana perkeretaapian yang

mencakup pengembangan, pengadaan, pengawasan, kelaikan dan sertifikasi

sarana, pengelolaan sarana perkeretaapian milik negara, pemberian tanda

kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan

perawatan sarana perkeretaapian;

c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

sarana perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan,

pengawasan, kelaikan, sertifikasi, pengelolaan sarana;

d. Perkeretaapian milik negara, pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan dan pengawasan perawatan sarana perkeretaapian;

e. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang

sarana perkeretaapian yang mencakup pengembangan, pengadaan,

pengawasan, kelaikan, sertifikasi, pengelolaan sarana perkeretaapian milik

negara, pemberian tanda kelaikan sarana, fasilitas pengujian, pemeriksaan

dan pengawasan perawatan sarana perkeretaapian;

f. Penyiapan evaluasi dan pelaporan di bidang sarana perkeretaapian; dan

g. Pelaksanaan tata usaha, keuangan, kepegawaian, dan rumah tangga

direktorat.

2 - 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

2.2.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

Direktorat Keselamatan Perkeretaapian mempunyai tugas melaksanakan

perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur

dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan

pelaporan di bidang keselamatan perkeretaapian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang keselamatan perkeretaapian yang

mencakup rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan

inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi

sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta pencegahan

pelanggaran dan penegakan hukum;

b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang keselamatan perkeretaapian

yang mencakup rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian,

audit dan inspeksi keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan,

sertifikasi sumber daya manusia dan akreditasi kelembagaan, serta

pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum;

c. Penyiapan penyusunan standar, norma, prosedur dan kriteria dibidang

rekayasa dan peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi

keselamatan, pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya

manusia dan akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan

penegakan hukum;

d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang rekayasa dan

peningkatan keselamatan perkeretaapian, audit dan inspeksi keselamatan,

pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan

akreditasi kelembagaan, pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum,

serta badan hukum atau lembaga yang melakukan pengujian, pemeriksaan

dan perawatan prasarana dan sarana serta badan hukum atau lembaga

penyelenggara pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia

perkeretaapian.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2 - 7

Gam

bar 2

.1. S

trukt

ur O

rgan

isas

i Ditj

en P

erke

reta

apia

n

2 - 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Gam

bar 2

.2. S

trukt

ur O

rgan

isas

i Bal

ai T

ekni

k Pe

rker

etaa

pian

Kel

as I

Gam

bar 2

.3.

Stru

ktur

Org

anis

asi B

alai

Tek

nik

Per

kere

taap

ian

Kela

s II

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2 - 9

Gambar 2.4. Struktur Organisasi Balai Pengujian Perkeretaapian

Gambar 2.5. Struktur Organisasi Balai Perawatan Perkeretaapian

2 - 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

2.3. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia Direktorat Jenderal Perkeretaapian secara keseluruhan

pada Tahun 2016 berjumlah 594 pegawai dengan rincian 346 pegawai dikantor

pusat dan 248 pegawai di Balai Perkeretaapian sebagaimana diuraikan masing-

masing unit kerja Eselon II dibawah ini.

2.3.1. Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian

Sekretariat Direktorat Jenderal Perkeretaapian, terdiri atas:

a. Bagian Perencanaan;

b. Bagian Keuangan;

c. Bagian Hukum; dan

d. Bagian Kepegawaian dan Umum.

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Sekretariat Direktorat Jenderal

Perkeretaapian tahun 2016 secara total pegawai 92 Orang, dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

a. b.

Gambar 2.6. Komposisi Pegawai Setditjen Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)

2.3.2. Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api

Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, terdiri atas:

a. Subdirekorat Penataan dan Pengembangan Jaringan;

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2 - 11

b. Subdirekorat Lalu Lintas;

c. Subdirekorat Angkutan;

d. Subdirekorat Kerjasama dan Pengembangan Usaha; dan

e. Subbagian Tata Usaha

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan

Kereta Api tahun 2016 secara total pegawai 63 orang, dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

a. b.

Gambar 2.7. Komposisi Pegawai Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)

2.3.3. Direktorat Prasarana Perkeretaapian

Direktorat Prasarana Perkeretaapian, terdiri atas :

a. Subdirektorat Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah I;

b. Subdirektorat Jalur dan Bangunan Kereta Api Wilayah II;

c. Subdirektorat Fasilitas Operasi Kereta Api;

d. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Jalur dan Bangunan Kereta Api;

e. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Fasilitas Operasi Kereta Api; dan

f. Subbagian Tata Usaha.

2 - 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Prasarana Perkeretaapian

tahun 2016 secara total pegawai 71 orang, dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. b.

Gambar 2.8. Komposisi Pegawai Direktorat Prasarana Perkeretaapian berdasarkan tingkat Pendidikan (a) tingkat golongan/kepangkatan (b)

2.3.4. Direktorat Sarana Perkeretaapian

Direktorat Sarana Perkeretaapian mempunyai total sumber daya manusia 57

Orang, terdiri atas:

a. Subdirektorat Pengembangan dan Pengawasan Sarana;

b. Subdirektorat Pengelolaan Sarana Milik Negara;

c. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Sarana Wilayah I;

d. Subdirektorat Pengujian dan Sertifikasi Sarana Wilayah II; dan

e. Subbagian Tata Usaha.

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Sarana Perkeretaapian tahun

2016 terdiri dari 57 Orang, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan

dan golongan / kepangkatan digambarkan pada Gambar 2.9.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 2 - 13

a. b.

Gambar 2.9. Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat Pendidikan (a)Ttingkat Golongan/Kepangkatan (b)

2.3.5. Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

Direktorat Keselamatan Perkeretaapian mempunyai total sumber daya manusia

63 Orang, terdiri atas:

a. Subdirektorat Rekayasa dan Peningkatan Keselamatan;

b. Subdirektorat Audit dan Inspeksi Keselamatan;

c. Subdirektorat Pemeriksaan dan Analisis Kecelakaan;

d. Subdirektorat Sertifikasi Sumber Daya Manusia dan Akreditasi Kelembagaan;

e. Subdirektorat Pencegahan & Penegakan Hukum; dan

f. Subbagian Tata Usaha.

Komposisi sumber daya manusia (SDM) Direktorat Keselamatan Perkeretaapian

tahun 2016 terdiri dari 63 Orang, dapat dikelompokkan berdasarkan tingkat

pendidikan dan tingkat golongan / kepangkatan sebagai berikut :

2 - 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

a. b. Gambar 2.10. Komposisi Pegawai Direktorat Sarana Perkeretaapian Berdasarkan Tingkat

Pendidikan (a) Tingkat Golongan/Kepangkatan (b)

KEGIATAN STRATEGIS BIDANG PEMERINTAHAN

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 1

BAB III KEGIATAN STRATEGIS BIDANG PEMERINTAHAN

Pelaksanaan kegiatan bidang pemerintahan merupakan pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi organisasi sebagaimana telah dituangkan dalam program kerja

tahun 2016. Pelaksanaan program strategis bidang pemerintahan di lingkungan

Direktorat Jenderal Perkeretaapian adalah sebagai berikut :

3.1. Penyederhanaan Perjanjian di Lingkungan Ditjen Perkeretaapian

Pada Tahun 2016, capaian jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan

Ditjen Perkeretaapian mencapai 100%. Capaian penyederhanaan perijinan

dalam rangka mencapai sasaran meningkatnya kinerja Ditjen Perkeretaapian

dalam mewujudkan good governance khususnya pada indikator Capaian Kinerja

Jumlah penyederhanaan perijinan di lingkungan Ditjen Perkeretaapian Tahun

2016, pada tahun 2016 Ditjen Perkeretaapian melakukan penyederhanaan

perizinan antara lain :

a. Perizinan Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum:

1) Penetapan Trase Jalur KA;

2) Penetapan Badan Usaha;

3) Perjanjian Penyelenggaraan Prasarana Perkeretaapian Umum;

4) Izin Usaha;

5) Izin Pembangunan;

6) Izin Operasi.

BAB

3

3 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

b. Perizinan Penyelenggaraan Sarana Perkeretaapian Umum :

1) Izin Usaha;

2) Izin Operasi.

c. Perizinan Penyelenggaraan Perkeretaapian Khusus :

1) Persetujuan Prinsip Pembangunan;

2) Penetapan Trase Jalur KA;

3) Izin Pembangunan;

4) Izin Operasi.

3.2. Pengujian dan Sertifikasi SDM Perkeretaapian

Dari segi regulator, peningkatan keselamatan merupakan hal yang pokok oleh

sebab itu Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perkeretaapian menetapkan standar,

pedoman dan ketentuan yang harus dilakukan oleh operator. Disamping itu juga

pemerintah mempunyai kewajiban untuk melakukan pengujian dan sertifikasi

terhadap sarana dan prasarana perkeretaapian yang akan dioperasikan serta

SDM perkeretaapian. Dengan demikian setidaknya ada jaminan keselamatan

untuk pengoperasian kereta api.

Dalam rangka peningkatan keselamatan di bidang SDM, operator wajib

menggunakan SDM yang memenuhi kualifikasi keahlian atau kecakapan sesuai

dengan bidang kerjanya. SDM perkeretaapiaan yang telah mengikuti pelatihan

dan memenuhi kualifikasi keahlian atau kecakapan diberikan sertifikat dari

Pemerintah atau badan hukum Indonesia yang telah memenuhi persyaratan

akreditasi.

Jumlah Sertifikasi SDM Teknis Perkeretaapian pada tahun 2016 sebanyak 3.213

atau sebesar 72,23% dari target yang ditetapkan sebesar 4.448 sertifikat,

sebagaimana tabel dibawah ini:

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 3

Tabel 3.1. Sertifikat Kompetensi SDM Perkeretaapian

yang diterbitkan Ditjen Perkeretaapian 2011-2015

Indikator Kinerja Utama

Satuan Target Realisasi Kinerja Tahun 2016 TW1 TW2 TW3 TW4 Total

Jumlah Sertifikasi SDM Teknis Perkeretaapian

Sertifikat 4448 776 1120 1930 3213 3213

3.3. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Perkeretaapian

Untuk memenuhi persyaratan teknis dan menjamin kelaikan operasi sarana

perkeretaapian, wajib dilakukan pengujian dan sertifikasi sesuai dengan Undang-

Undang Nomor. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Pada Tahun 2016 telah

dilakukan pengujian dan sertifikasi terhadap sarana perkeretaapian sebagaimana

tabel dibawah ini :

Tabel 3.2. Pengujian dan Sertifikasi Sarana Tahun 2016

Gambar 3.1. Diagram Jumlah Sertifikasi Sarana Perkeretaapian Tahun 2015 & 2016

No. Jenis Sarana Sertifikat 2015 2016

1. Lokomotif 111 210 2. Kereta dengan Penggerak

Sendiri 429 449

3. Peralatan Khusus 24 13 4. Kereta Yang ditarik Lokomotif 102 816 5. Gerbong 1254 1592

Jumlah 1920 3080

3 - 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Dari tabel & diagram tersebut diatas, diketahui bahwa jumlah sertifikasi sarana

perkeretaapian pada tahun 2016 mengalami kenaikan sebanyak 1.160 sertifikat

atau 60,42% dibanding tahun 2015 sebanyak 1.920 sertifikat. Pelaksanaan

sertifikasi sarana perkeretaapian tahun 2016 didominasi jenis sarana

perkeretaapian Gerbong dengan persentase sebesar 51,69%.

Pengukuran tinggi coupler

Lokomotif CC 20183 35

Pengukuran temperature

beraing gerbong

Pengukuran intensitas

cahaya kereta

Pengukuran tinggi coupler

Lokomotif CC 20183 35

Pengukuran Diameter Roda

Kereta

Pengujian dinamis gerbong

di Stasiun Belawan

Gambar 3.2. Dokumentasi Pengujian Sarana Perkeretaapian

3.4. Pelaksanaan Kegiatan Perawatan dan Pengoperasian Sarana perkeretaapian Milik Negara (IMO)

Pada tahun 2016 Ditjen Perkeretaapian Melaksanakan Kegiatan pelaksanaan

perawatan dan pengoperasian prasarana perkeretaapian milik Negara /

Infrastructure Maintenance and Operation (IMO) berdasarkan kontrak antara

Ditjen Perkeretaapian dengan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Nomor :

01/KTR/PPFPP-KA/I/2016 dan HK.221/I/28/KA-2016 tanggal 18 Januari 2016.

Pada tahun 2016 Ditjen Perkeretaapian melaksanakan kegiatan pelaksanaan

perawatan dan pengoperasian prasarana perkeretaapian milik negara (IMO)

yang meliputi antara lain:

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 5

a. Perawatan Jalur Kereta Api;

b. Perawatan Jembatan;

c. Perawatan Stasiun Kereta Api;

d. Perawatan Fasilitas Operasi Kereta Api, terdiri dari:

1) Perawatan seluruh peralatan sinyal dan telekomunikasi;

2) Perawatan instalasi listrik meliputi seluruh perawatan Listrik Aliran Atas

dan Listrik Umum untuk fasilitas pengoperasian prasarana perkeretaapian;

3) Pelaksanaan pengoperasian prasarana perkeretaapian milik negara yaitu

oleh petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai pelaksana Perawatan dan

Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO) sesuai dengan KP

27 Tahun 2016 tanggal 13 Januari 2016 tentang Penugasan Kepada PT Kereta

Api Indonesia (Persero) untuk melaksanakan Perawatan dan Pengoperasian

Prasarana Perkeretaapian Milik Negara Tahun Anggaran 2016.

Dalam setiap pelaksanaan pembayaran perawatan Perawatan dan

Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (IMO) oleh PT. Kereta

Api Indoensia (Persero)| dilakukan verifikasi oleh Tim Verifikasi, yang dibentuk

dengan Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian.

3.5. Pengujian dan Sertfikasi Prasarana Perkeretaapian

Direktorat Jenderal Perkeretaapian melaksanakan pengujian prasarana

perkeretaapian dalam rangka mengemban amanat UU No. 23 Tahun 2007

tentang Perkeretaapian serta Peraturan Menteri Perhubungan No. 30 Tahun

2011 tentang Tata Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat Prasarana

Perkeretaapian bahwa pengujian prasarana perkeretaapian dilakukan untuk

mengetahui kesesuaian antara persyaratan teknis dan kondisi serta fungsi

prasarana perkeretaapian, pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Perkeretaapian

melaksanakan pengujian terhadap jalur dan bangunan serta Fasilitas Operasi

Perkeretaapian dengan rincian sebagai berikut:

3 - 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

3.5.1. Pengujian Jalur dan Bangunan Perkeretaapian

Pengujian yang telah dilaksanakan Subdit Kelaikan jalur dan Bangunan Kereta

Api terdiri atas pengujian pertama dan pengujian berkala dengan hasil berupa

Sertifikat Uji Pertama dan Uji Berkala.

Sesuai Dengan Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor : KA.

405/SK. 333/DJKA/12/16 Tentang Pengesahan dan Sertifikasi Uji Pertama

Prasarana Perkeretaapian Milik Negara Berupa Jalur, Bangunan dan Stasiun

Kereta Api Hasil Pekerjaan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian

Tengah Tahun Anggaran 2015.

Tabel 3.3. Daftar Jumlah Sertifikat Uji Pertama

SERTIFIKAT UJI PERTAMA Kegiatan Jml Ket

1. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah Pengujian Pertama Jalur dan Bangunan

Kereta Api, Pekerjaan PPK Kegiatan Peningkatan Jalan KA Lintas Selatan Jawa TA. 2014

Pengujian Pertama Jalur dan Bangunan Kereta Api pekerjaan TA.2015: (PPK Kegiatan Pengembangan Perkeretaapian Jawa Tengah, PPK Kegiatan Jalur Ganda Cirebon – Kroya, PPK Kegiatan Peningkatan Jalan KA Lintas Selatan Jawa)

11

32

Sudah Terbit

Sudah Terbit

2. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jakarta dan Banten Stasiun Kebayoran; Stasiun Parung Panjang; Stasiun Maja

3 Dalam Proses

3. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Barat Pembangunan Stasiun Tanjung beserta

pembangunan peron sedang dan akses jalan masuk ke Stasiun Tanjung;

3 Dalam Proses

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 7

SERTIFIKAT UJI PERTAMA Kegiatan Jml Ket

Pekerjaan Struktur Baja Atas BH 357 dari Jembatan Beton menjadi Jembatan Baja di KM 154 + 449 Sepur Hilir Bentang 10 + 10 Meter antara Cilegeh – Kedokangabus;

Penanggulangan Longsor di Km. 212 + 400 s/d Km 212 + 500 antara Leuwigoong s/d Cibatu lintas Bandung – Banjar.

4. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur Stasiun Pucuk; Stasiun Surabayan

2 Dalam Proses

5. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Utara Pengujian Pertama Jalur dan Bangunan Kereta Api, Pekerjaan TA. 2015 oleh: PPK Pengujian Jalur dan Bangunan Pekerjaan Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Utara

Peningkatan jalan kereta api antara Binjai – Kuala Begumit.

PPK Kementerian Perindustrian Pembangunan Jalur dan Bangunan

Kereta di Kawasan Ekonomi khusus Sei Mangke

3 Dalam Proses

6. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Barat

Pekerjaan PPK Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Barat TA.2015: Peningkatan jalan Kereta Api mengganti

Rel R.33 bantalan besi menjadi Rel R.54 bantalan Beton antara Stasiun Lubuk Alung – Stasiun Sicincin lintas Teluk Bayur – Sawah Lunto;

Peningkatan jalan Kereta Api mengganti Rel R.33 bantalan besi menjadi Rel R.54 bantalan Beton antara Stasiun Sicincin – Stasiun Kayu Tanam lintas Teluk Bayur

6 Dalam Proses

3 - 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

SERTIFIKAT UJI PERTAMA Kegiatan Jml Ket

– Sawah Lunto; Peningkatan Jalan KA Rel R.25 menjadi

Rel.R.54, Bantalan Beton, Penambat Elastis antara Stasiun Lubuk Alung – Stasiun Naras;

Peningkatan Jembatan BH 09 (WTT) Km. 1+120, Bentang 25m, antara bukit putus – Pauhlima lintas Bukit Putus – Indarung;

Peningkatan Jembatan KA BH.96 Km.12+123 bentang 40 meter, antara bukit putus – Pauhlima lintas Bukit Putus – Indarung;

Peningkatan Jembatan KA BH 113, Km. 13+366, Bentang 25m + 40m + 15m, antara bukit putus – Pauhlima lintas Bukit Putus – Indarung.

7. Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan

Pekerjaan Jalur dan Bangunan oleh Investasi PT. KAI (Persero)

Pembangunan Jalur Ganda antara Niru –Tanjung Enim Baru;

Pembangunan 8 (delapan) Stasiun dan Longsiding yaitu: stasiun Branti, Gedung Ratu, Haji Pamanggilan, Sungai Tuha, Kemelak, Air Tuba, Talang Baru, Durian dan Kepayang.

Pembangunan Jalur KA TLS 1 & TLS 2 PT Bukit Asam

Pembangunan Jalur Rel Lingkar Phase-5 Pelabuhan Tarahan Hasil Pekerjaan PT Bukit Asam

9 Dalam Proses

Total 69 (Terbit 43)

(Proses 26)

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 9

Tabel 3.4. Realisasi Proses Penerbitan Sertifikat Uji Berkala

NO KEGIATAN PEKERJAAN /LOKASI REALISASI

A. PENGUJIAN BERKALA JALUR DAN BANGUNAN KA

1. WILAYAH JAWA

a. DAOP 1 Jakarta

Pengujian Berkala untuk daerah operasional 1 JAKARTA, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

PROSES SERTIFIKAT

(522 LEMBAR SERTIFIKAT)

b. DAOP 2 Bandung

Pengujian Berkala untuk daerah operasional 2 BANDUNG, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

PROSES SERTIFIKAT

c. DAOP 3 Cirebon

Pengujian Berkala untuk daerah operasional 3 CIREBON, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

PROSES SERTIFIKAT

d. DAOP 5 Purwokerto

Pengujian Berkala untuk daerah operasional 5 PURWOKERTO, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

PROSES SERTIFIKAT

e. DAOP 6 Yogyakarta

Pengujian Berkala untuk daerah operasional 6 YOGYAKARTA, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

PROSES SERTIFIKAT

(208 LEMBAR SERTIFIKAT)

3 - 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

NO KEGIATAN PEKERJAAN /LOKASI REALISASI

f. DAOP 7 Madiun

Pengujian Berkala untuk daerah operasional 7 MADIUN, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

PROSES SERTIFIKAT

g. DAOP 9 Jember

Pengujian Berkala untuk daerah operasional 9 JEMBER, sesuai hasil perawatan prasarana perkeretaapian oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero).

PROSES SERTIFIKAT

(261 LEMBAR SERTIFIKAT)

2. WILAYAH SUMATERA

a. DIVRE 1 Sumatera Utara

Pengujian Berkala Jalur dan Bangunan hasil perawatan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk Divisi Regional 1 SUMATERA UTARA.

PROSES SERTIFIKAT

(176 LEMBAR SERTIFIKAT)

b. DIVRE 2 Sumatera Barat

Pengujian Berkala Jalur dan Bangunan hasil perawatan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk Divisi Regional 2 SUMATERA BARAT.

PROSES SERTIFIKAT

c. DIVRE 3 Sumatera Selatan

Pengujian Berkala Jalur dan Bangunan hasil perawatan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk Divisi Regional 3 SUMATERA SELATAN.

PROSES SERTIFIKAT

d. DIVRE 4 Tanjung Karang

Pengujian Berkala Jalur dan Bangunan hasil perawatan oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero) untuk Divisi Regional 4 TANJUNG KARANG

PROSES SERTIFIKAT

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 11

3.5.2. Perizinan Pembangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api

Subdit Kelaikan Jalur dan Bangunan Kereta Api mempunyai tugas tambahan

yakni pelaksanaan proses perizinan bangunan yang sejajar / memotong jalur

kereta api, sertifikasi komponen prasarana baru dan sertifikasi las. Terhitung per

Desember 2016 terdapat 19 perizinan crossing jalur Rel, 11 uji komponen

bantalan dan rel kereta api dan 5 uji pengelasan.

Pada tahun 2016 terdapat 19 perizinan yang sudah di proses, namun hanya

empat yang diterbitkan SK. Kendala yang dialami dalam penerbitan izin adalah

tidak siapnya stake holder untuk memenuhi persyaratan administrasi dan

kesiapan teknis sehingga tidak dapat disampaikan untuk proses lanjut. Adapun

daftar realisasi proses penerbitan SK perizinan bangunan yang

sejajar/memotong jalur Kereta Api terdapat pada tabel berikut :

Tabel 3.5. Permohonan Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong

Jalur Kereta Api

NO KEGIATAN PEMOHON

1 Permohonan Izin Crossing dengan jalur KA

PT. Maju Karya Alam

2 Permohonan Izin Perlintasan Sebidang (JPL)

PT. Bulog Mangil

3 Permohonan Izin Perlintasan Sebidang (JPL)

PT. Permata Dunia Sukses

4 Permohonan Izin Crossing Pipa Air Bersih

PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi

5 Permohonan Izin Perlintasan Sebidang (JPL)

BTP Wil. Suamtera Bag. Utara

6 Permohonan Izin Crossing Pipa Gas Km. 88+850 antara Sta. Cikampek – Sta. Bungur

PT. PGN (Persero)

7 Perpanjangan Izin PT. Asietex,

3 - 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

NO KEGIATAN PEMOHON

Crossing Cilegon

8 Permohonan Izin Crossing PU Kota Cilegon

PU Kota Cilegon

9 Permohonan Izin Crossing Pipa BBM

PT. AKR Medan

10 Permohonan Izin Perlintasan Tidak Sebidang (Fly Over)

PT. Citra Raya Sidoarjo

11 Permohonan Izin Perlintasan Tidak Sebidang (Fly Over)

Pemkab Cimahi

12 Permohonan Izin Crossing Pipa ESDM Merak

Kementerian ESDM

13 Permohonan Izin Crossing Pipa ESDM Cilegon

Kementerian ESDM

14 Permohonan Izin Perlintasan Tidak Sebidang (Fly Over)

PT. Pejagan Pemalang Tol Road

15 Permohonan Izin Crossing Pipa Air Bersih

PT. Sulinda Mills

16 Permohonan Izin Crossing PEMDA Tangerang

PEMDA Tangerang

17 Permohonan Izin Crossing Pipa Air Bersih

PDAM Bogor

18 Permohonan Izin Crossing Pipa Air Bersih

PU Cipta Karya Yogyakarta

19 Permohonan Izin Crossing Pipa

PT. Mitsubishi Chemical Indonesia

3.5.3. Pengujian dan Sertifikasi Komponen Kereta Api

Pada tahun 2016 terdapat sebelas pengujian dan sertifikasi komponen Kereta

Api. Seluruhnya belum ada yang selesai hingga terbitnya SK. Kendala yang

dihadapi dalam pelaksanaan pengujian komponen adalah tidak lengkapnya

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 13

dokumen. Adapun daftar realisasi pengujian dan proses penerbitan SK Bantalan

Beton dan Penambat Rel Kereta Api.

Tabel 3.6. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api

No Kegiatan Pemohon Posisi Saat Ini

1 Sertifikasi Bantalan 1067 mm

PT. Waskita Beton Precast

Pengambilan Sampel Ulang

2 Sertifikasi Bantalan 1435 mm, panjang 2440 mm

PT. Tjakrindo Mas

SK No. KA.405/SK.03/DJKA/I/2017

3 Sertifikasi Bantalan 1435 mm, panjang 2740 mm

PT. Tjakrindo Mas

SK No. KA.405/SK.03/DJKA/I/2017

4 Sertifikasi Bantalan 1067 mm

PT. Kunango Jantan

Usulan Test Track

5 Sertifikasi Penambat Elastis R. 54

PT. Pandrol Indonesia

Menunggu hasil pengujian BP2TKS Serpong

6 Sertifikasi Bantalan 1067 mm

PT. Jaya Beton

Proses menunggu pengajuan gambar teknis

7 Sertifikasi Bantalan 1435 mm, panjang 2740 mm

PT. Jaya Beton

Proses menunggu pengajuan gambar teknis

8 Sertifikasi Bantalan 1067 mm

PT. Varia Usaha Beton

Pengambilan Sampel Ulang

9 Sertifikasi Bantalan slabtrack untuk KCIC

PT. WIKA Beton

SK No. KA.405/SK.01/DJKA/I/2017

10 Sertifikasi Penambat Slabtrack untuk MRT

PT. Pandrol Indonesia

Menunggu kelengkapan dokumen

11 Track Dumping Level Crossing

PT. MGT Menunggu undangan survei lapangan

3 - 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

3.5.4. Pengujian dan Sertifikasi Pengelasan

Pada tahun 2016 terdapat lima pengujian dan sertifikasi pengelasan yang sudah

dilakukan. Terdapat dua pengujian yang telah terbit sertifikatnya, satu pengujian

yang masih dalam proses sertifikasi, dan dua pengujian yang perlu dilakukan

pengujian ulang. Adapun daftar realisasi pengujian dan sertifikasi pengelasan

terdapat pada tabel 3.10

Tabel 3.7. Realisasi Proses Penerbitan SK Perizinan Bangunan yang Sejajar/Memotong Jalur Kereta Api

No Kegiatan Pemohon Posisi Saat Ini 1 Sertifikasi Las

Thermit R. 60

PT. SNAGA Group Pengujian Ulang

2 Sertifikasi Las

Thermit R. 54

PT. SNAGA Group Pengujian Ulang

3 Sertifikasi Las

Thermit R. 54

PT. MMBK Selesai

4 Sertifikasi Las

Thermit R

PT. Nanhai Selesai

5 Sertifikasi Flash

Butt Welding

PT. Saputro Rekomendasi Direktur

Prasarana Nomor

8/SRT/K3/DJKA/I/2017

3.5.5. Pengujian Fasilitas Operasi

a. Pengujian Pertama

Menurut Peraturan Menteri Perhubungan No. 30 Tahun 2011 mengenai Tata

Cara Pengujian dan Pemberian Sertifikat Prasarana Perkeretaapian dalam

Pasal 5 menyatakan bahwa uji pertama wajib dilakukan untuk prasarana

perkeretaapian baru dan prasarana perkeretaapian yang mengalami

perubahan spesifikasi teknis. Uji pertama meliputi uji rancang bangun dan uji

fungsi.

b. Pengujian Berkala

Uji berkala wajib dilakukan untuk setiap jenis Prasarana Perkeretaapian yang

telah dioperasikan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh Menteri

dengan melakukan uji fungsi Prasarana Perkeretaapaian.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 15

c. Uji Rancang Bangunan dan Uji Fungsi

Fasilitas pengoperasian kereta api sebagaimana disebutkan pada UU 23

tahun 2007 pasal 59, terdiri dari :

1) Pengujian Rancang Bangun Peralatan Persinyalan, Telekomunikasi dan

Instalasi Listrik

Uji Rancang bangun, yaitu memeriksa kesesuaian dokumen terhadap

hasil fisik prasarana perkeretaapian. Dokumen tersebut meliputi:

a) Detail desain prasarana perkeretaapian yang telah mendapat

persetujuan dari Direktorat Prasarana Perkeretaapian;

b) Spesifikasi teknis prasarana perkeretaapian yang telah mendapat

persetujuan dari Direktorat Prasarana Perkeretaapian;

c) Gambar Rencana yang telah mendapat persetujuan dari Direktorat

Prasarana Perkeretaapian; dan

d) Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).

2) Pengujian Fungsi Peralatan Persinyalan

Uji fungsi peralatan persinyalan sebagaimana disebutkan pada PM. 30

tahun 2011 pasal 8 butir 4 paling sedikit meliputi uji :

a) Negative Check

Pengujian dilakukan di panel pelayanan meyakinkan suatu rute yang

dibentuk kemudian di konflik/kontra dengan rute lain yang berlawanan

atau bersinggungan (yang seharusnya tidak dapat dilakukan) untuk

memastikan keamanan atas rute yang dibentuk tersebut.

b) Indikasi Pelayanan

Pengujian dilakukan di panel pelayanan untuk meyakinkan fungsi

semua indikator di panel pelayanan dengan cara memfungsikan dan

menonaktifkan semua fungsi indicator di panel pelayanan dapat

beroperasi sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan kondisi di

lapangan.

c) Akurasi

Pengujian dilakukan di panel pelayanan untuk menyakinkan proses

pembentukan rute dan posisi wesel kereta api terhadap ketepatan

posisi peralatan persinyalan untuk amannya suatu rute yang

terbentuk.

3 - 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

d) Data Logger

Pengujian dilakukan dengan cara memfungsikan perekaman data

operasi PPKA dalam melayani operasi kereta api untuk meyakinkan

bahwa peralatan data logger dapat merekam aktifitas pelayanan

perjalanan kereta api.

e) Jarak Tampak

Pengujian dilakukan dengan cara visual untuk meyakinkan peraga

sinyal, tanda atau marka mampu menunjukkan indikasi aman atau

tidak aman dengan jelas dalam segala cuaca terkait jarak dimana

masinis masih dapat melihat dengan jelas baik siang maupun malam

hari.

f) Sistem Pertanahan

Pengujian dilakukan mengukur tahanan pada peralatan persinyalan

dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah / earthing tester untuk

meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai dengan spesifikasi

teknik yang ditetapkan.

g) Ruang Bebas

Pengujian dilakukan dengan mengukur jarak antara as rel sampai

badan Peraga sinyal baik di sisi kanan atau kiri rel dengan

menggunakan meteran untuk meyakinkan terbebasnya jalur kereta

api dari rintangan atau gangguan yang dapat mengganggu

keselamatan perjalanan kereta api.

3) Pengujian Fungsi Peralatan Telekomunikasi

Uji fungsi peralatan telekomunikasi sebagaimana disebutkan pada PM.

30 tahun 2011 pasal 8 butir 5 paling sedikit meliputi uji :

a) Panggilan Selektif.

Pengujian dilakukan pada konsol dengan cara menggunakan tombol

panggil peralatan untuk mengetahui kesesuaian tujuan panggilan

yang telah ditetapkan.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 3 - 17

b) Kejelasan Informasi/ Suara Yang Diterima.

Pengujian dilakukan dengan cara mendengarkan informasi / suara

yang diterima untuk mengetahui kejelasan informasi / suara yang

diterima.

c) Perekam Suara

Pengujian dilakukan dengan cara memutar ulang hasil perekam suara

untuk meyakinkan bahwa perekam suara sesuai dengan spesifikasi

teknis yang ditetapkan.

d) Sistem Pentanahan

Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tahanan pada peralatan

telekomunikasi dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah /

earthing tester untuk meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai

dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan.

e) Sistem Media Transmisi Telekomunikasi

Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan kualitas data pada

sisi pengirim yang dikirim melalui media transmisi dengan data yang

diterima pada sisi penerima.

4) Pengujian Fungsi Instalasi Listrik

Uji fungsi peralatan telekomunikasi sebagaimana disebutkan pada PM.

30 tahun 2011 pasal 8 butir 5 paling sedikit meliputi uji :

a) Stabilitas Sistem Tegangan

Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tegangan mengunakan

alat volt meter untuk meyakinkan bahwa tegangan yang dihasilkan

harus stabil sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditetapkan.

b) Sistem Dapat Saling Berhubungan

Pengujian dilakukan secara simulasi dengan memutus salah satu catu

daya sesuai denagn spesifikasi teknis yang ditetapkan.

c) Ketingian dan Deviasi Kawat Trolley

Pengujian dilakukan dengan cara mengukur untuk meyakinkan bahwa

ketinggian dan deviasi kawat trolley sesuai dengan spesifikasi teknis

yang ditetapkan.

3 - 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

d) Keausan Kawat Trolley

Pengujian dilakukan dengan cara mengukur ketebalan trolley untuk

meyakinkan bahwa diameter kawat trolley sesuai spesifikasi teknis

yang ditetapkan.

e) Tahanan Sistem Pentanahan

Pengujian dilakukan dengan cara mengukur tahanan pada peralatan

Instalasi Listrik dengan menggunakan alat ukur tahanan tanah /

earthing tester untuk meyakinkan bahwa tahanan pentanahan sesuai

dengan spesifikasi teknik yang ditetapkan.

f) Sistem Pengendalian Catu Daya / Supervisory Control and Data

Acquision

Pengujian dilakukan secara simulasi untuk meyakinkan bahwa

pengendalian catu daya / SCADA sesuai dengan spesifikasi teknis

yang ditetapkan.

g) Isolasi

Pengujian dilakukan dengan cara mengukur isolasi instalasi listrik

untuk meyakinkan bahwa isolasi instalasi listrik terpasang sesuai

spesifikasi teknis yang ditetapkan.

h) Linking Breaking Device (LBD) / Intertriping

Pengujian dilakukan secara simulasi untuk meyakinkan apabila salah

satu catu daya (substation) trip maka catu daya (substation) yang

berhubungan akan trip secara otomatis.

i) Ruang Bebas

Pengujian dilakukan dengan mengukur jarak antara as rel sampai badan tiang pole listrik aliran atas di sisi kanan atau kiri rel dengan menggunakan meteran untuk meyakinkan terbebasnya jalur kereta api dari rintangan atau gangguan yang dapat mengganggu keselamatan perjalanan kereta api.

KEGIATAN

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 1

BAB IV KEGIATAN

4.1. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian

Pencapaian pembangunan jalur kereta api dari tahun 2010 - 2015 yang meliputi

pembangunan jalur kereta api baru yang dibangun termasuk jalur ganda

sepanjang 1.001,33 Km’sp, peningkatan jalur kereta api termasuk reaktivasi jalur

kereta api sepanjang 1.256,6 Km’sp dan rehabilitasi jalur kereta api sepanjang

101 Km’sp.

Pada saat ini sesuai dengan rencana strategis Direktorat Jenderal

Perkeretaapian. Rencana kegiatan pembangunan perkeretaapian kurun waktu

2015-2019 difokuskan pada upaya peningkatan, rehabilitasi, pengembangan

aksesibilitas prasarana yaitu dengan terbangunnya jalur kereta api sepanjang

3.258 km’sp, meliputi Pembangunan jalur KA Baru sepanjang 2.058 km’sp dan

Reaktivasi/pembangunan jalur ganda sepanjang 1.200 km’sp.

Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Prasarana

Perkeretaapian selama tahun 2016 terbagi menjadi :

4.1.1. Program Pembangunan Kegiatan Strategis Prasarana Jalur Kereta Api

Pembangunan jalur kereta api yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran

2016 di wilayah pulau Sumatera, Jawa dan Sulawesi, yaitu:

BAB

4

4- 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

a. Pembangunan Prasarana Perkeretaapian di Wilayah Sumatera

a) Pembangunan Jalan KA Layang antara Medan - Araskabu - Kualanamu

termasuk (MYC 2015-2017) Pembangunan jalan kereta api layang antara

Medan – Bandar Khalipah dilaksanakan dengan kontrak tahun jamak

(Multiyears) 2015-2017, berikut lingkup pekerjaannya :

Gambar 4.1. Dokumentasi Pengujian Sarana Perkeretaapian

Progres pekerjaan pembangunan jalan kereta api layang antara Medan –

Bandar Khalipah adalah sebagai berikut :

a) Penertiban Lahan terealisasi 8,9 Km dari target 13,5 Km.

b) Untuk Konstruksi jalan kereta api layang sebagai berikut :

Pemasangan Pondasi sudah terbangun 1.119 Titik dari 2.080 Titik

Pembangunan Pilar sudah terbangun 163 Titik dari 253 Titik

Pemasangan Box Girder sudah terpasang 256 segmen dari 3.234 segmen

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 3

Gambar 4.2. Proses Pemasangan dan Pembangunan Pilar dan Pondasi di Jalan Layang Medan – Bandar Khalipah

b) Pembangunan Badan Jalan KA dan Track Antara Kuta Blang - Bireuen

(Km. 13 + 100 s.d Km. 22 + 740)

Pembangunan Badan Jalan Kereta Api dan Track antara Kuta Blang –

Biuren dilaksanakan pada tahun 2016 dan sampai dengan akhir tahun

2016 progres pekerjaan sudah mencapai 100%

Gambar 4.3. Proses Gelar Geotextile untuk Pembangunan Badan Jalan Kereta Api Antara Kuta

Blang – Bireuen

c) Pembangunan Badan Jalan KA dan Track Antara Kuta Blang - Bireuen

pada Km. 13 + 100 s.d Km. 22 + 740. Pembangunan Badan Jalan Kereta

Api dan Track antara Kuta Blang – Biuren dilaksanakan pada tahun 2016

4- 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

dan sampai dengan akhir tahun 2016 progres pekerjaan sudah mencapai

100%.

Gambar 4.4. Kondisi 100% Pembangunan Jalan Kereta Api

Pembangunan Jembatan KA L = 200 m di Paya Ni dan Pembangunan

Jembatan KA L = 120 m di Blang Keude seksi Krueng Mane - Kuta Blang.

Pembangunan Jembatan Kereta Api di Paya Ni dan Blang Keude antara

Krueng Mane – Kuta Blang merupakan lanjutan dari pekerjaan tahun

2015 yaitu pembangunan bangunan bawah (abutmen), pada tahun 2016

dilanjutkan dengan pekerjaan bangunan atas dengan menggunakan dan

sampai dengan akhir tahun 2016 progres pekerjaan sudah mencapai

100%

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 5

Gambar 4.5. Pembuatan Akses Jalan untuk Pembangunan Jembatan

Gambar 4.6. Proses Perakitan U-Shape Persegment

Gambar 4.7. Kondisi 100% Pembangunan Jembetan Kereta Api

d) Peningkatan Jalan Kereta Api Mengganti Rel R.33 Bantalan Besi dengan

Rel R.54 Bantalan Beton di Km. 94+100 s.d Km. 104+000 Antara Batu

Tabal - Kacang Lintas Teluk Bayur Sawahlunto Lintas Teluk Bayur –

Sawahlunto. Merupakan pekerjaan peningkatan jalan kereta api pada

tahun 2016, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% pada akhir tahun

anggaran 2016.

4- 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Gambar 4.8. Kondisi 100% Peningkatan Jalan Rel Km. 94 + 200 s.d Km. 104+000

e) Pembangunan Badan Jalan Kereta Api Muarakalaban-Muaro Km.

151+400 s.d Km.164+400.

Pekerjaan Pembangunan merupakan program reaktivasi jalur kereta api

pada tahun 2016 telah di laksanakan pembangunan badan jalan kereta

api antara Muarakalaban – Muaro Km. 151+400 s.d 164+400

pembangunan dilakukan secara bertahap, pelaksanaan pekerjaan

mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran 2016.

Gambar 4.9. Kondisi 100% Pembangunan Badan Jalan KA

Km. 151+400 s.d Km. 164+400

f) Peningkatan Jembatan BH. 8 Km. 42+674 antara Bukit Putus – Padang

Lintas Teluk Bayur – Sawahlunto.

Pekerjaan program peningkatan jembatan kereta api secara bertahap

peningkatan jembatan kereta api dilakukan khususnya pada lintas-lintas

prioritas, pelaksanaan pekerjaan mencapai 100% sampai dengan akhir

tahun anggaran 2016.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 7

Gambar 4.10. Kondisi 100% Peningkatan Jembatan Kereta Api

BH. 8 Km. 42+674

g) Pembangunan Jalur KA Menuju Bandara Internasional Minangkabau

(BIM).

Pembangunan jalur KA dari Stasiun Duku menuju Bandara Internasional

Minangkabau merupakan program Pemerintah guna memujudkan

keterpaduan moda transportasi serta dalam rangka peningkatan

pelayanan dan keselamatan bagi masyarakat pengguna transportasi.

Pada tahun 2015 Ditjen Perkeretaapian melaksanakan pembangunan

Badan Jalan dan Pemasangan Track Jalan KA antara Duku-BIM,

sepanjang ± 3.875 Km’sp antara Stasiun Duku dengan Stasiun Bandara

Internasional Minangkabau dengan rute Padang – Duku – BIM yang

terdiri 3 unit stasiun (2 pengembangan Stasiun eksisting dan 1

pembangunan Stasiun baru dan 1 unit Depo).

Gambar 4.11. Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM)

h) Pembangunan Jalur Ka Antara Prabumulih – Kertapati

Pengembangan jalur Kereta Api antara Prabumulih - Kertapati sepanjang

± 40 Km’sp merupakan upaya Pemerintah dalam mewujudkan

peningkatkan kapasitas lintas untuk angkutan barang dan penumpang,

mengurangi beban jalan raya (kepadatan dan daya rusak jalan) serta

4- 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

peningkatkan keselamatan transportasi darat dgn shifting ke moda KA

dan pelayanan transportasi.

Gambar 4.12. Kondisi Pembangunan KA Bandara Internasional Minangkabau (BIM)

i) Pembangunan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit (LRT) di Provinsi

Sumatera Selatan.

Pembangunan Pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit

(LRT) di Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor : 116 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta

Api Ringan / Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan dan Nomor :

55 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor : 116

Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api

Ringan/Light Rail Transit di Provinsi Sumatera Selatan, yang merupakan

kontrak tahun jamak 2016 – 2018 dengan panjang jalur 28 Km. Rute

Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II - Stadion Jakabaring

yang terbagi dalam 5 (lima) zona dengan jenis konstruksi Elevated /

Layang (Konstruksi Beton, Slab Track) terdiri dari 13 Stasiun, Fasilitas

Operasi (Sinyal, Telekomunikasi, Listrik), dan Depo (kapasitas 14 train set

@3 kereta).

Pada tahun 2016 telah dilakukan pembangunan Kereta Api Ringan/ Light

Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan dengan progres fisik

mencapai 26% .

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 9

Gambar 4.13. Map Pembangunan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) di Provinsi Sumatera Selatan

Gambar 4.14. Kondisi zona pembangunan LRT Provinsi Sumatera Selatan

Gambar 4.15. Kunjungan Kerja Menteri Perhubungan ke Lokasi

Pembangunan LRT di Sumatera Selatan

j) Pembangunan Jalur Kereta Api Ganda antara Sta. Martapura - Sta.

Baturaja Km.195+627 - Km. 227+900.

Pembangunan Jalur Kereta Api Ganda Antara Stasiun Martapura –

Baturaja menggunakan pola pembayaran SUKUK / SBSN (Multi Years

4- 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

2016 – 2017) kontrak pada bulan November 2016 dengan lingkup

Pekerjaan Pembangunan Jalur Kereta Api Ganda antara Sta. Martapura -

Sta. Baturaja Km.195+627 - Km. 227+900, terdiri dari :

a) Pengadaan Rel, Wesel dan Bantalan Beton;

b) Pekerjaan badan jalan;

c) Pekerjaan jalan rel;

d) Pekerjaan jembatan;

e) Pekerjaan Persinyalan;

f) Penataan Emplasemen;

g) Jasa konsultan supervise;

k) Penataan Emplasemen dan Pemasangan Sinyal Mekanik Stasiun

Lembak s.d Stasiun Karang Endah

Pekerjaan Penataan Layout Emplasemen dan Pemasangan Sinyal

Mekanik Stasiun Lembak s.d Stasiun Karang Endah merupakan

pekerjaan peningkatan jalan kereta api pada tahun 2016, pelaksanaan

pekerjaan mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran 2016.

Gambar 4.16. Kondisi 100% Penataan Emplasemen dan Pemasangan

Sinyal Mekanik

l) Pembangunan Badan Jalan untuk Jalur Ganda KA Rejosari - Cempaka

Km. 98+000 s.d Km. 106+000 lintas Tarahan – Tanjungenim.

Pekerjaan Pembangunan Badan Jalan untuk Jalur Ganda KA Rejosari –

Cempaka dilakukan secara bertahap pada tahun 2016 yaitu tahap

pekerjaan pembangunan Badan Jalan Rel Kereta Api di 98+000 s.d Km.

106+000 lintas Tarahan – Tanjungenim, pelaksanaan pekerjaan

mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran 2016.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 11

Gambar 4.17. Kondisi 100% Badan Jalan Rel Kereta Api di Km.98+000 s.d Km. 106+000

b. Pembangunan Prasarana di Wilayah Jawa

1) Pembangunan Jalur Ganda KA (Pemasangan Rel) di Km.66 +925 -

Km.69 + 925 antara Maja - Rangkasbitung Sepanjang 3 Km'sp.

Pembangunan Jalur Ganda KA Maja – Rangkasbitung pada Km.66+925 -

Km.69+925 sepanjang 3 Km’sp adalah pekerjaan lanjutan dalam rangka

mendukung pembangunan jalur ganda Maja - Rangkasbitung Km.

62+546 s.d 79+694, sepanjang 17 Km’sp, pelaksanaan pekerjaan

mencapai 100% sampai dengan akhir tahun anggaran 2016.

Gambar 4.18. Kondisi 100% Pemasangan Rel Maja Km. 66+925-Km.69+925

antara Maja – Rangkasbitung

2) Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Manggarai –

Jatinegara).

Pekerjaan Paket A (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk

Manggarai – Jatinegara) merupakan bagian dari Pembangunan Double

Track Manggarai – Bekasi - Cikarang, program pembangunan Paket A

menggunakan pembiayaan SBSN MYC 2015 – 2017 yang terdiri dari

Pembangunan Elevated Track 4 km antara Manggarai - Jatinegara dan

Cikini – Manggarai, Pemasangan Jaringan Listrik Aliran Atas dan

Dayanya antara Manggarai - Jatinegara sepanjang 3 km, Pengembangan

3 Stasiun Manggarai, Matraman, dan Jatinegara, Modifikasi persinyalan

4- 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

antara Manggarai – Jatinegara, pelaksanaan pekerjaan pada tahun 2016

untuk pekerjaan sipil, pekerjaan jalan rel, pekerjaan bangunan gedung,

pekerjaan fasilitas operasi dan supervisi rata-rata pekerjaan mencapai

27% s.d 32% sampai dengan akhir tahun 2016.

Gambar 4.19. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Pembongkaran dan Pembangunan Stabling Manggarai, Tanah Abang dan Pasar Senen

Gambar 4.20. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Sipil) Elevated Track Manggarai – Jatinegara

Gambar 4.21. Pekerjaan Paket A (Pekerjaan Bangunan Gedung) Bangunan OCC Manggarai

3) Paket B1 (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk Bekasi s.d

Cikarang).

Pekerjaan Paket B1 (Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian untuk

Bekasi s.d Cikarang) merupakan bagian dari Pembangunan Double

Double Track Manggarai – Bekasi - Cikarang, program pembangunan

menggunakan pembiayaan PHLN JICA, yang terdiri dari:

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 13

a) Pembangunan jaringan LAA beserta daya antara Bekasi s/d Cikarang

b) Pembangunan 5 Stasiun: Bekasi, Bekasi Timur, Cibitung, Tambun,

Cikarang.

c) Penggantian Sinyal dan Telkom antara Manggarai s/d Cikarang

d) Penggantian Bantalan dan Rel antara Bekasi s/d Cikarang.

e) Pembangunan 2 unit jembatan untuk Double Double Track antara

Bekasi s/d Cikarang.

Pekerjaan Paket B1 mencapai 71% sampai dengan akhir tahun 2016.

Gambar 4.22. Pekerjaan Paket B pembangunan Stasiun Cibitung

Gambar 4.23. Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun Cikarang

Gambar 4.24. Pekerjaan Paket B Pembangunan Stasiun Bekasi Timur

4- 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Gambar 4.25. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Bekasi Timur

Gambar 4.26. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Cibitung

Gambar 4.27. Pekerjaan Paket B Pembangunan Gardu Traksi Cikarang

Gambar 4.28. Pekerjaan paket B Pembangunan Signal Cabin Bekasi, Tambun, Cikarang

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 15

Gambar 4.29. Pekerjaan Paket B Pembangunan Jembatan Kereta Api

4) Paket B2 - 1 (Modernisasi Fasilitas Perkeretaapian untuk Jatinegara s/d

Bekasi).

Pekerjaan Paket B2-1 merupakan bagian dari Pembangunan Double

Double Track Manggarai – Bekasi – Cikarang. Program pembangunan

Paket B2-1 menggunakan pembiayaan SBSN MYC 2015 – 2017 yang

terdiri dari penyempurnaan track, jalur baru DDT dari Jatinegara –

Bekasi, terutama di stasiun, pembangunan 5 stasiun yaitu Klender,

Buaran, Klender baru, Cakung dan Kranji, Pembangunan DIPO

Lokomotif di Cipinang, modifikasi persinyalan dari Jatinegara – Bekasi.

Pembangunan Double Double Track untuk Mainline dari Jatinegara –

Bekasi, pada pelaksanaan pekerjaan tahun 2016 untuk pekerjaan

penyempurnaan track, jalur baru DDT dari Jatinegara – Bekasi

sepanjang 13,15 Km progres fisik telah mencapai 25%, sedangkan

pekerjaan Stasiun 5 unit antara lain Stasiun Klender, Stasiun Buaran,

Stasiun Klender Baru, Stasiun Cakung dan Stasiun Kranji progres fisik

mencapai 6%, Pekerjaan Depo Cipinang progres fisik mencapai 30%,

dan Modifikasi persinyalan dari Jatinegara – Bekasi progres fisik

mencapai 28,23%.

Gambar 4.30. Pekerjaan Paket B2.1 Penyempurnaan Jalur Baru antara Jatinegara – Bekasi

4- 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Gambar 4.31. Pekerjaan paket B2.1 Pembangunan Depo Cipinang Segmen I dan II

5) Pembangunan Kereta Api Ringan/LRT Terintergrasi di wilayah Jabodebek

(MYC 2016-2018), yaitu:

a) Lintas Pelayanan LRT Jabodebek Tahap I

Sesuai Peraturan Presiden Nomor: 98 Tahun 2015 tentang

Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit

(LRT) terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi,

PT.Adhi Karya (Persero) Tbk ditugaskan untuk membangun

prasarana LRT Tahap I sepanjang 43,1 km yang terbagi dalam 3

(tiga) lintas pelayanan yaitu :

(1) Cawang – Cibubur, sepanjang = 14,3 km;

(2) Cawang – Kuningan – Dukuh Atas, sepanjang = 10,5 km;

(3) Cawang – Bekasi Timur, sepanjang = 18,3 km.

b) Pengadaan Sarana

Pengadaan Sarana Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) oleh

PT. Kereta Api (Persero), akan dilaksanakan secara bertahap mulai

bulan April 2017 selama 20 (dua puluh) bulan, sehingga dapat

dioperasikan pada akhir Tahun 2018 dalam rangka mendukung

pengoperasian tahap pertama prasarana lintas Cawang – Cibubur.

c) Perizinan

(1) Izin Prinsip pemanfaatan ROW Jalan Tol, telah dikeluarkan oleh

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat;

(2) Rekomendasi Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan

(KKOP) Bandara Halim Perdana Kusuma, telah dikeluarkan oleh

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 17

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Komandan Lanud

Halim Perdana Kusuma;

(3) Izin Lingkungan dan Surat Kelayakan Lingkungan Hidup, telah

dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan;

(4) Izin Pemanfaatan lahan BMN TNI-AU di wilayah Halim masih

dalam proses penyusunan kesepakatan bersama.

Gambar 4.32. Data Teknis Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek

Gambar 4.33. Rekapitulasi Progres Fisik Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek

4- 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Gambar 4.34. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 1 Kereta Api Ringan (LRT)

Terintegrasi di Jabodebek

Gambar 4.35. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 2 Kereta Api Ringan (LRT)

Terintegrasi di Jabodebek

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 19

Gambar 4.36. Dokumentasi Pekerjaan Lintas Pelayanan 3 Kereta Api Ringan (LRT)

Terintegrasi di Jabodebek

Gambar 4.37. Dokumentasi Precast Plant Sentul di Pembangunan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi di Jabodebek

4- 20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

6) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Selatan Jawa

Pengembangan jalur Kereta Api Lintas Selatan Jawa merupakan upaya

Pemerintah dalam mewujudkan peningkatkan kapasitas lintas untuk

angkutan barang dan penumpang, mengurangi beban jalan raya

(kepadatan dan daya rusak jalan) serta peningkatkan keselamatan

transportasi darat dengan shifting ke moda KA dan pelayanan

transportasi, pengembangan jaringan dan layanan kereta api antar kota

dilakukan secara bertahap, meliputi pembangunan jalur ganda (double

track) untuk jalur kereta api antara Solo – Madiun sehingga akan

tersinergi dengan jalur ganda kereta api lintas selatan yang

menghubungkan Cirebon – Prupuk – Purwokerto – Kroya – Kutoarjo –

Solo – Madiun – Surabaya, yang meliputi:

a) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Purwokerto - Kroya

Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Purwokerto - Kroya dengan

Panjang Jalur KA 17,8 km’sp dan sumber pendanaan SBSN yang

merupakan bagian dari jalur lintas selatan jawa dari Surabaya –

Jakarta, dengan ditingkatkannya Jalan Kereta Api lintas Purwokerto -

Kroya ini dari satu jalur menjadi dua jalur, akan menghemat waktu

perjalanan sebagai upaya meningkatkan pelayanan jasa angkutan

kereta api sehingga diharapkan memperbesar volume angkutan

barang dan penumpang serta mempercepat jarak tempuh.

Gambar 4.38. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda

KA Lintas Purwokerto - Kroya

b) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya – Kutoarjo

Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya- Kutoarjo dengan

panjang jalur panjang jalur ka : 76 km’sp dan sumber pendanaan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 21

rupiah murni dan SBSN yang merupakan bagian dari jalur lintas

selatan jawa dari Surabaya – Jakarta, dengan ditingkatkannya Jalan

Kereta Api lintas Kroya - Kutoarjo ini dari satu jalur menjadi dua jalur,

akan menghemat waktu perjalanan sebagai upaya meningkatkan

pelayanan jasa angkutan kereta api sehingga diharapkan

memperbesar volume angkutan barang dan penumpang serta

mempercepat jarak tempuh.

Gambar 4.39. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda

KA Lintas Kroya – Kutoarjo

c) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Solo – Kedungbanteng

Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Solo – Kedungbanteng dengan

panjang jalur ka 42 km’sp dan sumber pendanaan rupiah murni dan

SBSN yang merupakan bagian dari jalur lintas selatan jawa dari

Surabaya – Jakarta, dengan ditingkatkannya Jalan Kereta Api lintas

Solo – Kedung - banteng ini dari satu jalur menjadi dua jalur, akan

menghemat waktu perjalanan sebagai upaya meningkatkan

pelayanan jasa angkutan kereta api sehingga diharapkan

memperbesar volume angkutan barang dan penumpang serta

mempercepat jarak tempuh.

Gambar 4.40. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Kroya – Kutoarjo

4- 22 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

d) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun - Kedungbanteng Pembangunan jalur ganda lintas selatan Lintas Madiun -

Kedungbanteng panjang Jalur KA : 57 km’sp (termasuk emplasemen) dan sumber pendanaan rupiah murni dan SBSN merupakan salah

satu di antaranya pembangunan jalur ganda selain dapat

meningkatkan kapasitas lintas juga dapat mengurangi keterlambatan

perjalanan kereta api serta meningkatkan tingkat keselamatan

perjalanan kereta api.

Gambar 4.41. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA

Lintas Madiun - Kedungbanteng

e) Pembangunan Jalur Ganda KA Lintas Madiun - Jombang

Pembangunan jalur ganda lintas selatan Lintas Madiun -

Kedungbanteng panjang jalur ka : 84 km’sp (termasuk emplasemen)

dan sumber pendanaan: SBSN (MYC 2016-2018) merupakan salah

satu di antaranya pembangunan jalur ganda selain dapat

meningkatkan kapasitas lintas juga dapat mengurangi keterlambatan

perjalanan kereta api serta meningkatkan tingkat keselamatan

perjalanan kereta api.

Gambar 4.42. Dokumentasi Pembangunan Jalur Ganda KA

Lintas Madiun – Jombang

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 23

7) Pembangunan MRT Jakarta North – South

Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta merupakan

permbangunan sistem transportasi transit cepat yang sedang di bangun

di Jakarta. Proses pembangunan sudah di mulai sejak Oktober 2013

yang di perkirakan akan selesai pada tahun 2018. Jalur MRT akan

membentang dari Selatan-Utara dan Timur-Barat.

Saat ini sedang dilakukan proses pembangunan koridor Selatan-Utara.

Sarana transportasi berbasis rel sepanjang ±24,7 km yang terbagi atas

dua koridor, Proyek MRT Utara-Selatan (N-S) Fase I (15,7 km)

menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI dengan 13

stasiun (7 Stasiun Layang dan 6 Stasiun Bawah Tanah) dan MRT Utara-

Selatan (N-S) Fase II menghubungkan Bundaran HI sampai dengan

Kampung Bandan (9 km). Berdasarkan hasil kajian dengan hibah JICA

The Preparatory Survey for Jakarta MRT System North-South Line

Extension Project (2009) dengan lingkup pekerjaan Kajian perencanaan

dan kelayakan proyek, pembangunan infrastruktur dasar, penyediaan

rolling stock, sistem persinyalan, dan fasilitas-fasilitas lain yang terkait

dengan Mass Rapid Transit siap beroperasi untuk jalur Lebak Bulus –

Bundaran HI – Kampung Bandan terdiri :

• Fase 1 (Lebak Bulus-Bundaran HI)

• Fase 2 (Bundaran HI-Kampung Bandan)

Gambar 4.43. Dokumentasi Jalur MRT Jakarta North – South

4- 24 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Gambar 4.44. Dokumentasi Pembangunan Jalur MRT Jakarta North – South

c. Pembangunan Prasarana perkeretaapian di Wilayah Sulawesi

1) Pekerjaan Penyelesaian Pembangunan Perlintasan KA tidak Sebidang

(Fly over, underpass) dan jembatan di Km.80+700 s.d 81+000,

Km.81+700 s.d 81+800 & Jembatan Km.83+100 antara Makasar –

Parepare.

Gambar 4.45. Pekerjaan Flyover Makassar – Parepare

2) Pembangunan Jembatan KA Km.77+025 (Bentang 40m) dan Km.77+335

(Bentang 30m) antara Makasar – Parepare

Gambar 4.46. Pekerjaan Jembatan Makassar – Parepare

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 25

4.2. Pengadaan Fasilitas Prasarana KA

Tabel 4.1. Pengadaan

No. Pekerjaan Volume Satuan

1. Pengadaan Tanah 61,884 M2

2. Pengadaan Bantalan Beton 798.498 Batang

3. Pengadaan Rel 1.193,06 Km’sp

4. Pengadaan Wesel 185 unit

5. Pengadaan Peralatan Pendukung Moveable Crane/Rail Grab ( 1 unit)

1 Paket

6. Pengadaan Multi Tie Tamper Turnout untuk Pulau Sulawesi (Multiyears 2015 2017)

1 unit

7. Goods and service for sector programme railway II - Track Maintenance Improvement Programme

1 Paket

8. Pengadaan Tiang Concrete Pole LAA antara Maja - Rangkasbitung (17 Km)

1 Paket

9. Pengadaan Messanger dan feeder wire listrik aliran atas antara Maja - Rangkasbitung sepanjang 18 Km

1 Paket

10. Pengadaan Tiang Beton LAA untuk Elektrifikasi Solo - Yogyakarta

1 unit

4.3. Kegiatan di Bidang Sarana Perkeretaapian

Pada tahun 2016 telah dilaksanakan pengadaan sarana perkeretaapian

sebanyak 3 unit dengan rincian sebagai berikut :

a. Sarana Perkeretaapian Milik Negara

Direktorat Jenderal Perkeretaapian memiliki 152 (seratus lima puluh dua) unit

sarana perkeretaapian milik Negara yang terdiri dari:

4- 26 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Tabel 4.2. Sarana Perkeretaapian Milik Negara

No Jenis Sarana Unit

1 Lokomotif 5

2 Gerbong Datar 58

3 Gerbong Terbuka 40

4 Kereta Inspeksi 7

5 Kereta Ukur 2

6 Kereta Kedinasan 6

7 Kereta Penolong 1

8 TMC 3

9 Crane 10

10 Lori Inspeksi 5

11 Multi Tie Tamper 7

12 Excavator 5

13 Bridge Inspection Car 1

14 Road Working Vehicle Car 2

TOTAL 152

b. Pengadaan Sarana Perkeretaapian

1) Pengadaan Kereta Inspeksi lebar spoor 1.067 mm merupakan kegiatan

Multiyears 2015-2016 sebanyak 2 (satu) unit telah selesai 100%, KA

Inspeksi merupakan jenis kereta untuk memonitor kondisi Jalur KA di

lintas, pengadaan tersebut dilakukan oleh PT.INKA dengan waktu yang

sesuai dengan rencana. Selain hal tersebut KA Inspeksi digunakan

sebagai Kereta Inspeksi (KAIS) yang biasa dipakai oleh Pejabat/Direksi

dan Tamu Penting dan juga bila Presiden akan berpergian naik Kereta

Api, KAIS inilah yang menjadi penarik yang berada di depan Kereta

Kepresidenan;

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 4 - 27

Gambar 4.47. Dokumentasi Pengadaan Kereta Inspeksi

2) Pengadaan Kereta Ukur Prasarana (Track dan Listrik Aliran Atas)

merupakan kontrak tahun jamak 2015-2016) sebanyak 1 unit telah selesai

pada tahun anggaran 2016. Kereta Ukur digunakan untuk melakukan

inspeksi terhadap rel di sepanjang jalur yang akan di inspeksi. Sehingga

kondisi rel, kontur geometri dan seterusnya, dimana lintasan rel yang

memerlukan perbaikan akan segera diketahui.

Gambar 4.48. Dokumentasi Pengadaan Kereta Ukur

PELAKSANAAN KEGIATAN PENINGKATAN

KESELAMATAN

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 1

BAB V PELAKSANAAN KEGIATAN PENINGKATAN KESELAMATAN

5.1. Kegiatan Pelaksanaa Peningkatan Keselamatan

Dalam rangka meningkatkan keselamatan transportasi kereta api Direktorat

Jenderal Perkeretaapian menyelenggarakan Fungsi Penyiapan perumusan

kebijakan, pelaksanaan kebijakan, penyusunan standar, pemberian bimbingan

teknis dan supervise bidang keselamatan perkeretaapian mencakup rekayasa

dan peningkatan keselamatan perkeretapian, audit dan inspeksi keselamatan,

pemeriksaan dan analisis kecelakaan, sertifikasi sumber daya manusia dan

akreditasi kelembagaan, serta pencegahan pelanggaran dan penegakan hukum.

Adapun pelaksanaan kegiatan untuk mendukung kegiatan peningkatan

keselamatan antara lain:

a. Kegiatan sosialisasi dan promosi keselamatan perkeretaapian terhadap

masyarakat dengan instansi terkait tahun 2016.

b. Kegiatan workshop preventif kecelakaan di bidang perkeretaapian.

c. Kegiatan rakornis keselamatan.

d. Kegiatan pembinaan SDM kontraktor perkeretaapian.

e. Kegiatan Monitoring Bangunan Liar.

f. Kegiatan penyegaran/ peningkatan kompetensi.

g. Kegiatan pengujian awak sarana perkeretaapian.

h. Kegiatan monitoring dan evaluasi sertifikasi sdm perkeretaapian.

i. Kegiatan bimbingan teknis SDM perkeretaapian.

BAB

5

5- 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

j. Akreditasi badan hukum pendidikan dan pelatihan SDM perkeretaapian.

k. Penilaian akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan sumber daya

manusia perkeretaapian balai diklat sriwijaya “Ascep Sunarto”,

Palembang.

l. Kegiatan peningkatan kualitas PPNS perkeretaapian.

m. Kegiatan penegakan hukum dan korwas di bidang perkeretaapian.

n. Kegiatan penyuluhan regulasi tindak pidana perkeretaapian dan

sosialisasi tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang.

o. Kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkotika (P4GN).

p. Kegiatan pemeriksaan kompetensi awak sarana dan petugas prasarana,

sertifikat kelaikan sarana dan prasarana perkeretaapian.

5.2. Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian Terhadap Masyarakat dengan Instansi Terkait Tahun 2016

Kegiatan Sosialisasi dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian dilaksanakan di 6

Kota di Indonesia yang tersebar di Pulau Jawa dan Sumatera yaitu: Kota

Cirebon,Kota Bogor,Kota Bandar Lampung, Kota Solo, Kota Yogjakarta dan Kota

Padang.

Pada setiap kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dilakukan melibatkan

sekolah – sekolah yang lokasinya berdekatan dengan rel kereta api yang

bertujuan untuk memberi pelajaran kepada pada siswa sekolah yang setiap

harinya aksesibiltas melewati perlintasan sebidang kereta api, selain memberikan

pengetahuan terkait Keselamatan, Sosialisasi Dan Promosi Keselamatan

Perkeretaapian Terhadap Masyarakat Dengan Instansi Terkait memberikan

pengetahuan tentang program dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian dimana

diantaranya seperti pembangunan jalan baru, jalur yang direaktivasi dan lain-lain.

Selain kegiatan di sekolah – sekolah dilakukan juga kegiatan talkshow yang

dilaksanakan di radio nasional maupun radio lokal di kota dimana dilaksanakan

kegiatan sosialisasi, contohnya dilaksanakan di RRI Semarang dengan tujuan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 3

untuk memberikan wawasan kepada masyarakat di sekitar kota Semarang.

Dengan materi yaitu Keselamatan di Perlintasan sebidang kereta api.

Foto Kegiatan acara Talkshow

Direktur Keselamatan Perkeretaapian

Foto Kasubdit Rekayasa dan

Peningkatan Keselamatan Perkeretaapian

Foto Peserta Kegiatan Sosialiasi

dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian di Semarang

Foto peserta dari siswa SMP dan

SMA pada kegiatan sosialiasi dan promosi

Foto bersama narasumber dan

perwakilan

Foto penyematan secara

simbolis dari Direktur Keselamatan Perkeretaapian

Gambar 5.1. Kegiatan Sosialisasi Dan Promosi Keselamatan Perkeretaapian

5.3. Kegiatan Workshop Preventif Kecelakaan di Bidang Perkeretaapian

a. Kegiatan Workshop Preventifkecelakaan di bidang perkeretaapian

merupakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia

dibidang perkeretaapian terutama personil Sumber Daya Manusia (SDM)

Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Pemerintah Daerah dan PT. Kereta Api

Indonesia (Persero) yang terkait dalam penanganan kecelakaan Kereta Api

dalam rangka memberikan pengetahuan mengenai penanganan kecelakaan

perkeretaapian untuk meningkatkan keselamatan transportasi khususnya

perkeretaapian.

b. Tujuan Kegiatan

1) Memberikan pembelajaran kepada personil yang terlibat secara aktif

dalam penanganan kecelakaan kereta api;

2) Memberikan pengetahuan kepada pemangku jabatan di bidang

perkeretaapian untuk dapat tanggap dalam penanganan kecelakaan

perkeretaapian serta memberikan pengetahuan mengenai rencana aksi

peningkatan perlintasan sebidang di daerah.

5- 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

3) Meningkatkan pengetahuan personil mengenai peraturan prosedur

penanganan kecelakaan kereta api, serta penggunaan peralatan

penanganan kecelakaan.

c. Pelaksanaan kegiatan workshop preventif kecelakaan di bidang

perkeretaapian dilaksanakan di Kota Palembang dan Kota Lampung.

Direktur Keselamatan

Perkeretaapian sedang

membuka kegiatan Workshop

Kasi Peningkatan Keselamatan

Perkeretaapian sedang

memberikan paparan

Foto Peserta Kegiatan Sosialiasi dan

Promosi Keselamatan

Perkeretaapian di Semarang

Gambar 5.2. Workshop Preventif Kecelakaan di bidang Perkeretaapian

5.4. Kegiatan Rakornis Keselamatan

Rapat Koordinasi Teknis dimaksudkan sebagai forum koordinasi yang

meningkatkan sinergitas dan sinkronisasi program kegiatan peningkatan

keselamatan perkeretaapian dengan topik “Peran Serta dan Sinergitas

Pemerintah dalam Peningkatan di Perlintasan Sebidang” ditujukan bagi

pemangku kewenangan mengenai perkeretaapian di daerah, rapat tersebut

dihadiri oleh Dinas Perhubungan seluruh Indonesia yang terdapat kaitannya

dengan perkeretaapian.

Tabel 5.1. Hasil dan Rekomendasi dari Rakornis Keselamatan

IDENTIFIKASI MASALAH

SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

INSTITUSI YANG BERWENANG

Rekayasa dan

Manajemen lalu

lintas di

perlintasan KA

Sudah di alokasikan

melalui DAK (Dana

Alokasi Khusus)

Kabupaten Kota Dan

Propinsi yang

pemanfaatan untuk

pengadaan dan

Ditjen Perhubungan

Darat, Dishub

Propinsi/ kota/

Kabupaten

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 5

IDENTIFIKASI MASALAH

SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

INSTITUSI YANG BERWENANG

Pemasangan

perlengkapan

keselamatan jalan di

perlintasan sebidang.

Perawatan di

area

perlintasan KA

Diusulkan dimasukan

dalam anggaran

perawatan/IMO Ditjen

Perkeretaapian sambil

menunggu ketetapan

baru Rencana Peraturan

Menteri Perhubungan

tentang perlintasan

sebidang.

Ditjen Perkeretaapian

dan PT.Kereta Api

Indonesia (Persero)

Sertifikasi SDM

penjaga pintu

Perlintasan

Penyiapan sertifikasi

penjaga pintu perlintasan

dapat diselenggarakan di

API Madiun.

Perlu adanya Payung

Hukum dalam

pengalokasian anggaran.

SDM Penjaga pintu

perlintasan secara

keseluruhan perlu

mendapat sertifikasi.

Proses waktu penerbitan

sertifikat perlu

dipercepat.

Ditjen Perkeretaapian

Perlintasan liar Penutupan perlintasan

liar harus diperjelas

antara Pemerintah Pusat

Ditjen

Perkeretaapian

Eselon II,III Dan IV,

5- 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

IDENTIFIKASI MASALAH

SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

INSTITUSI YANG BERWENANG

Dengan Pemerintah

Daerah

Perlu adanya evaluasi

bersama dalam rencana

penutupan perlintasan

liar.

Dinas Perhubungan

Propinsi/Kota/Kabup

aten Eselon II,III Dan

IV dan PT.Kereta Api

Indonesia (Persero)

Ka Daop/KA Divre cq

Manager JJ.

Status

Perlintasan

Perlu adanya kejelasan

status perlintasan atas

kewenangan perawatan

dan pemeliharaan

Perlu adanya registrasi

ulang/pemutihan atas

status perlintasan.

Tidak mengeluarkan ijin

perlintasan sebidang

baru.

Diperlukan data terbaru

dari masing - masing

daerah terkait usulan

perencanaan

peningkatan perlintasan

sebidang menjadi tidak

sebidang dan rencana

penutupan perlintasan

liar.

Perlu dilakukan

sosialisasi kepada

masyarakat di sekitar

perlintasan sebidang

oleh Pemerintah Daerah.

Ditjen Perkeretaapian,

Pemerintah Daerah

Propinsi/Kota/

Kabupaten

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 7

IDENTIFIKASI MASALAH

SOLUSI PEMECAHAN MASALAH

INSTITUSI YANG BERWENANG

Perlintasan

Sebidang yang

telah menjadi

perlintasan

tidak sebidang

Perlintasan sebidang

akan ditutup.

Data disiapkan Dinas

Pemerintah Propinsi /

Kota/ Kabupaten.

Ditjen Perkeretaapian,

Dinas Perhubungan

Propinsi/Kota/

Kabupaten dan

PT.Kereta Api

Indonesia (Persero).

Sistem

telekomunikasi

petugas

penjaga pintu

perlintasan.

Perlu dukungan alat

komunikasi yang dapat

berhubungan dengan

JPL terdekat dan atau

Stasiun.

Dinas Perhubungan

Propinsi/Kota/

Kabupaten dan PT.

Kereta Api Indonesia

(Persero)

Foto para Narasumber sedang memberikan paparan

pada kegiatan Rakornis Keselamatan Perkeretaapian

di Yogyakarta

Foto peserta Rakornis Keselamatan dari Dinas

Perhubungan Provinsi Jawa Timur sedang

bertanya kepada Narasumberpada

Gambar 5.3. Kegiatan Rakornis Keselamatan

5.5. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor Perkeretaapian

Untuk mencegah terjadinya kelalaian kontraktor dalam mengerjakan prasarana

perkeretaapian, maka diperlukan suatu pembinaan SDM dibidang perkeretaapian

seperti kontraktor, konsultan dan staf lapangan guna menjamin keselamatan dan

keamanan kerja agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan

peraturan yang berlaku, sehingga semua pihak terkait menjadi sadar akan arti

penting keselamatan, dan keamanan kerja serta sanksi hukum pidana yang akan

timbul sebagai akibat pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan standar

keamanan dan keselamatan serta kelalaian petugas dilapangan.

5- 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

a. Maksud dan tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan informasi, arahan

dan pembinaan bagi kontraktor, konsultan dan staf lapangan agar lebih

menyadari arti penting keselamatan, kebersihan dan keamanan selama

melakukan pekerjaannya.

b. Pelaksanaan kegiatan pembinaan SDM dan kontraktor dilaksanakan di Hotel

Haris Bekasi, peserta acara terdiri dari:

1) Para Kontraktor dan Konsultan dibidang Perkeretaapian yang bergabung

di dalam DPP dan DPD HIKKAPI Provinsi Jakarta dan Banten.

2) PPK satuan kerja di lingkungan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah

Jakarta dan Banten beserta Jajarannya selaku pelaksana kegiatan

konstruksi dan Penggunan Jasa Konsultasi.

Direktur Keselamatan Perkeretaapian sedang

membuka kegiatan Pembinaan SDM dan

Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi

Foto para peserta kegiatan Pembinaan SDM dan

Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi

Narasumber sedang memberikan paparan pada

kegiatan Pembinaan SDM dan Kontraktor Bidang

Perkeretaapian di Bekasi

Para peserta sedang menyampaikan pertanyaan

kepada narasumber pada kegiatan Pembinaan SDM

dan Kontraktor Bidang Perkeretaapian di Bekasi

Gambar 5.4. Kegiatan Pembinaan SDM Kontraktor Perkeretaapian

5.6. Kegiatan Monitoring Pembangunan Liar

Kegiatan monitoring dan inventarisasi bangunan liar di jalur KA adalah untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat agar ikut menjaga ketertiban, keamanan

dan keselamatan penyelenggaraan perkeretaapian serta memberikan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 9

pembelajaran kepada masyarakat untuk ikut meningkatkan keselamatan

penyelenggaraan perkeretaapian.

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 14 s/d 15 Desember 2016 yang bertempat

di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

Foto para peserta sedang

regristasi pada kegiatan

Monitoring dan Inventarisasi

Bangunan Liar Di Jalur KA di

Sukabumi

Foto peserta pada kegiatan

Monitoring dan Inventarisasi

Bangunan Liar di Jalur KA di

Sukabumi

Foto seksi tanya jawab dari

peserta kepada narasumber

pada kegiatan Monitoring dan

Inventarisasi Bangunan Liar Di

Jalur KA di Sukabumi

Gambar 5.5. Monitoring dan Inventarisasi Bangunan Liar di Jalur KA

5.7. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi

5.7.1. Tenaga Penguji Sarana dan Penguji Prasarana Perkeretaapian

Kegiatan Penyegaran/ Peningkatan Kompetensi Tenaga Penguji Sarana dan

Penguji Prasarana Perkeretaapian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan,

wawasan dan kompetensi Penguji Prasarana, Penguji Sarana dan Penguji Awak

Sarana Perkeretaapian di lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian

maupun Expert Perkeretaapian khususnya mengenai teknologi perkeretaapian

baru.

Direktur Keselamatan Perkeretaapian memberikan

memberikan cindera mata kepada Narasumber di

Bekasi

Foto kegiatan Penyegaran/Peningkatan

Kompetensi Tenaga Penguji Sarana dan Penguji

Prasasana Perkeretaapian di buka oleh Bapak

Dirjen Perkeretaapian di Bekasi

Gambar 5.6. Kegiatan Penyegaran / Peningkatan Kompetensi

5- 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

5.7.2. Inspektur dan Auditor Perkeretaapian

Pelaksanaan Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur Perkeretaapian

diselenggarakan di Bandung selama 5 hari kerja tanggal 21-25 November 2016,

melalui metode in class training dan praktek kerja lapangan. Adapun output

kegiatan ini dilaksanakan terkait akan diterbitkannya sertifikat keahlian bagi SDM

perkeretaapian sebagai inspektur perkeretaapian yang memiliki kewenangan

melaksanakan inspeksi prasarana dan sarana perkeretaapian dalam hal

penetapan laik atau tidak laik operasi. Kegiatan ini diikuti oleh pegawai Direktorat

Jenderal Perkeretaapian

Gambar 5.7. Kegiatan Peningkatan Kompetensi Teknis Inspektur Perkeretaapian

5.8. Kegiatan Pengujian Awak Sarana Perkeretaapian

5.8.1. Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian

a. Pelaksanaan pengujian kecakapan awak sarana perkeretaapian

diselenggarakan di Balai Pengujian Perkeretaapian “Sofyan Hadi’ Bekasi,

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 11

melalui metode in class training, wawancara, tes kesehatan dan praktek pada

simulator sarana perkeretaapian, adalah sebagai berikut :

Gambar 5.8. Alur Pengujian

Tabel 5.2. Kriteria Penilaian Pengujian

No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal

Keterangan

1.

Ujian Teori

(Tertulis)

Pengetahuan tentang SOP sarana perkeretaapian (50 soal pilihan ganda)

70 Dilaksanakan secara komputerisasi

2. Wawancara

(Lisan)

Teori tentang sarana perkeretaapian

65 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian

3. Ujian Praktek

Praktek kecakapan menggunakan simulator Lokomotif dan KRD di Bekasi

65 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian

4. Psikotes

(Tertulis)

Soal terdiri dari 3 kategori kuesioner terkait kecenderungan tingkat stress

Soal disusun oleh Psikolog

5. Tes Kesehatan

a. Pendengaran;

a. Jarak pandang normal/ tidak

Dilaksanakan oleh Tim Dokter Independen

5- 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal

Keterangan

b. Tes urine/ narkoba;

c. Tensi darah;

d. Pengukuran tinggi badan.

buta warna;

b. Normal;

c. Negatif;

d. Normal;

e. Min. 160 cm.

(Swasta)

Amanah

Permenhub No. PM 155 tahun 2011

6. Nilai rata-rata (no. 1+2+3)/ 3

70

5.8.2. Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendalian Perjalanan Kereta Api

a. Pelaksanaan Pengujian Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan

Pengendali Perjalanan Kereta Api diselenggarakan di Balai Pengujian

Perkeretaapian – BPTP “Sofyan Hadi’ Bekasi, melalui metode in class

training, wawancara, tes kesehatan dan praktek pada simulator prasarana

perkeretaapian.

b. Alur kegiatan Pengujian Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali

Perjalanan Kereta Api Perekeretaapian

Gambar 5.9. Alur Pengujian

Tabel 5.3. Kriteria Penilaian Pengujian

No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal

Keterangan

1.

Ujian Teori

(Tertulis)

Pengetahuan tentang SOP prasarana

70 Dilaksanakan secara komputerisasi

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 13

No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal

Keterangan

perkeretaapian (50 soal pilihan ganda)

2.

Wawancara

(Lisan)

Teori tentang pengoperasian prasarana perkeretaapian

65 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian

3. Ujian Praktek Praktek kecakapan menggunakan simulator Meja Pelayanan PPKA di Bekasi

65 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian

4. Psikotes

(Tertulis)

Soal terdiri dari 3 kategori kuesioner terkait kecenderungan tingkat stress

Soal disusun oleh Psikolog

5. Tes Kesehatan

a. Tes mata/ buta warna;

a. Jarak pandang normal/ tidak buta warna;

Dilaksanakan oleh Tim Dokter Independen (Swasta)

Amanah Permenhub No. PM 21 tahun 2011

b. Pendengaran; b. Normal;

c. Tes urine/ narkoba;

c. Negatif;

d. Tensi darah; d. Normal;

e. Pengukuran tinggi badan.

e. Minimal 160 cm.

6. Nilai rata-rata (no. 1+2+3)/ 3

70

5- 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

5.8.3. Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api

a. Pelaksanaan Pengujian Kecakapan Penjaga Perlintasan Kereta Api

diselenggarakan di Daop dan Divre di lingkungan PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) dan Akademi Perkeretaapian Indonesia-Madiun, melalui metode in

class training, wawancara, tes kesehatan dan praktek lapangan, adalah

sebagai berikut :

Gambar 5.10. Alur Pengujian

Tabel 5.4. Kriteria Penilaian Pengujian

No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal

Keterangan

1.

Ujian Teori (Tertulis)

Pengetahuan tentang SOP prasarana perkeretaapian (50 soal pilihan ganda)

65

2. Wawancara (Lisan)

Teori tentang pengoperasian prasarana perkeretaapian

65 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian

3. Ujian Praktek

Praktek kecakapan menggunakan simulator Meja Pelayanan PPKA di Bekasi

60 Dilaksanakan oleh pejabat Ditjen Perkeretaapian dan expert Perkeretaapian

4. Tes Kesehatan

a. Tes mata/ buta warna;

a. Jarak pandang normal/ tidak buta warna;

Dilaksanakan oleh Tim Dokter Independen (Swasta) Amanah Permenhub No. PM 19 tahun 2011

b. Pendengaran b. Normal

c. Tes urine/ narkoba;

c. Negatif;

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 15

No. Pengujian Materi Nilai Kelulusan Minimal

Keterangan

d. Tensi darah; d. Normal;

e. Pengukuran tinggi badan.

e. Minimal 160 cm.

5. Nilai rata-rata (no. 1+2+3)/ 3

65

5.9. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian

a. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Sertifikasi SDM Perkeretaapian yang telah

dilaksanakan dalam rangka evaluasi sertifikasi SDM perkeretaapian

(operator), yakni percepatan proses perpanjangan sertifikat SDM

Perkeretaapian PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang habis masa

berlakunya pada tahun 2016

b. Pelaksanaan Serah terima sertifikat SDM perkeretaapian Penjaga

Perlintasan Kereta Api

Dari pelaksanaan verifikasi data SDM Perkeretaapian yang bersertifikat

(Tahun 2011-2016) antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian dengan PT.

Kereta Api Indonesia (Persero) didapatkan hasil antara lain :

1) Evaluasi terhadap sertifikasi SDM regulator dalam upaya memenuhi

kebutuhan tenaga penguji sarana perkeretaapian, penguji prasarana

perkeretaapian, inspektur perkeretaapian dan auditor perkeretaapian

yang profesional dalam melaksanakan tugas sesuai bidangnya di

lingkungan Direktorat Jenderal Perkeretaapian, bahwa telah dilaksanakan

proses perpanjangan sertifikat tenaga penguji sarana perkeretaapian,

penguji prasarana perkeretaapian, inspektur perkeretaapian dan auditor

perkeretaapian yang habis masa berlakunya pada bulan Agustus 2016,

sesuai Keputusan Direktur Jenderal Perkeretaapian Nomor KA 405/SK

179/DJKA/8/16 tentang Perpanjangan Sertifikat Tenaga Penguji Sarana

Perkeretaapian, Inspektur Perkeretaapian dan Auditor Perkeretaapian,

dengan rincian sebagai berikut :

5- 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

a) Tenaga Penguji Prasarana dan Sarana Perkeretaapian sebanyak 17

orang;

b) Inspektur Perkeretaapian sebanyak 15 orang; dan

c) Auditor Perkeretaapian

2) Dalam rangka monitoring sertifikasi SDM Perkeretaapian yang telah

dinyatakan lulus uji kompetensi SDM perkeretaapian, dilaksanakan

penyerahan sertifikat kecakapan antara Direktorat Jenderal

Perkeretaapian pada seluruh Daop dan Divre di lingkungan PT. Kereta

Api Indonesia

3) Dari pelaksanaan monitoring sertifikasi SDM Perkeretaapian dimaksud,

maka Rekapitulasi Sertifikasi Yang Telah di Terbitkan oleh Direktorat

Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 tabel sebagai berikut :

Tabel 5.5. Rekapitulasi Sertifikasi

NO SDM PERKERETAAPIAN JUMLAH SERTIFIKAT

SDM OPERATOR

1 AWAK SARANA PERKERETAAPIAN 1128

2 PENGATUR PERJALANAN KERETA API 114

3 PENJAGA PERLINTASAN KERETA API 482

4 TENAGA PEMERIKSA/ PERAWATAN PRASARANA PERKERETAAPIAN

939

5 TRAIN WATCHER 198

SDM REGULATOR

1 PENGUJI SARANA PERKERETAAPIAN 31

2 PENGUJI PRASARANA PERKERETAAPIAN 27

3 PENGUJI AWAK SARANA PERKERETAAPIAN

9

4 INSPEKTUR SARANA PERKERETAAPIAN 14

5 INSPEKTUR PRASARANA PERKERETAAPIAN

31

6 AUDITOR PERKERETAAPIAN 6

TOTAL 3213

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 17

5.10. Kegiatan Bimbingan Teknis SDM Perkeretaapian

a. Pelaksanaan Kegiatan

1) Metode pelaksanaan kegiatan

Kegiatan Pelatihan Train Watcher dilaksanakan dalam 2 hari. Hari

pertama pemberian materi oleh narasumber dan hari kedua praktek

lapangan.

2) Tempat pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan Pelatihan Train Watcher dilaksanakan dengan

pemberian materi oleh narasumber dan untuk praktek lapangannya

dilaksanakan lokasi yang relevan.

3) Kepada peserta Pelatihan Train Watcher akan diberikan Sertifikat dan

Smart card Pelatihan Train Watcher yang diterbitkan oleh Direktorat

Jenderal Perkeretaapian.

Gambar 5.11. Pelatihan Train Watcher

5.11. Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian

a. Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan Sumber Daya

Manusia Perkeretaapian Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun.

5- 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Maksud kegiatan ini adalah melaksanakan visitasi dalam rangka penilaian

akreditasi Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun dari sisi regulator yakni

Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang mempunyai wewenang dalam

pemberian akreditasi sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007

tentang Perkeretaapian, Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009

tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, serta Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan

Hukum Atau Lembaga Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian dan

Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan

Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 20 Tahun 2011 tentang

Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga Pendidikan Pelatihan SDM

Perkeretaapian.

b. Realisasi Kegiatan

Adapun kegiatan ini dilaksanakan terkait akan diberikan kewenangan untuk

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kompetensi sumber daya

manusia perkeretaapian sebagai berikut :

a) Awak Sarana Perkeretaapian (ASP);

b) Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api

(PPKA);

c) Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian;

d) Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian;

e) Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian.

c. Hasil Verifikasi dan Evaluasi

1) Jenis Diklat Kompetensi Awak Sarana Perkeretaapian (ASP):

a) Tingkat Pertama;

b) Tingkat Muda;

c) Tingkat Madya.

2) Jenis Diklat Kompetensi Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali

Perjalanan Kereta Api (PPKA):

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 19

a) Tingkat Setempat;

b) Tingkat Daerah;

c) Tingkat Terpusat;

d) Tingkat Pengendalian.

3) Jenis Diklat Kompetensi Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali

Perjalanan Kereta Api (PPKA):

a) Tingkat Setempat;

b) Tingkat Daerah.

4) Jenis Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian:

a) Tingkat Setempat;

b) Tingkat Daerah.

5) Jenis Diklat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian

a) Tingkat Pelaksana;

b) Tingkat Pelaksana Lanjutan.

6) Jenis Diklat Tenaga Pemeriksa Fasilitas Operasi Kereta Api

a) Tingkat Pelaksana;

b) Tingkat Pelaksana Lanjutan.

7) Jenis Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Prasaran Perkeretaapian

terdiri atas:

a) Tenaga Perawatan Jalur dan Bangunan

(1) Tingkat Pelaksana;

(2) Tingkat Pelaksana Lanjutan.

b) Tenaga Perawatan Fasilitas Operasi KA

(1) Tingkat Pelaksana;

(2) Tingkat Pelaksana Lanjutan.

5- 20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Gambar 5.12. Akreditasi Badan Hukum Pendidikan dan

Pelatihan SDM Perkeretaapian

5.12. Penilaian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan SDM Perkeretaapian Balai Diklat Sriwijaya “ASCEP SUNARTO”, Palembang

Dalam rangka penilaian akreditasi Balai Diklat Sriwijaya Ascep Sunarto dari sisi

regulator yakni Direktorat Jenderal Perkeretaapian yang mempunyai wewenang

dalam pemberian akreditasi sesuai amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2007 tentang Perkeretaapian, Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009

tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian, serta Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga

Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian dan Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor 21 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor 20 Tahun 2011 tentang Sertifikat Akreditasi Badan Hukum Atau Lembaga

Pendidikan Pelatihan SDM Perkeretaapian.Tujuan kegiatan ini dikhususkan

untuk verifikasi data dan lapangan dalam rangka pelaksanaan kegiatan

pemberian akreditasi terhadap Balai Diklat Sriwijaya Ascep Sunarto Palembang.

a. Realisasi Kegiatan

Adapun kegiatan ini dilaksanakan terkait akan diberikan kewenangan untuk

menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kompetensi sumber daya manusia

perkeretaapian sebagai berikut:

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 21

1) Awak Sarana Perkeretaapian (ASP);

2) Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api

(PPKA);

3) Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian;

4) Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian;

5) Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian;

6) Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian.

b. Hasil Verifikasi dan Evaluasi

1) Diklat Kompetensi Awak Sarana Perkeretaapian (ASP).

2) Diklat Kompetensi Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali

Perjalanan Kereta Api (PPKA);

3) Diklat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian;

4) Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian;

5) Diklat Kompetensi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian;

6) Diklat Kompetensi Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian

Dari total jumlah keseluruhan nilai akhir unsur, selanjutnya ditetapkan nilai

akreditasi 78,12%.

Gambar 5.13. Penilaian Akreditasi Lembaga Diklat SDM Perkeretaapian

Balai Diklat Sriwijaya “Ascep Sunarto”, Palembang

5.13. Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian

Kegiatan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian adalah untuk

meningkatkan kualitas dan kinerja PPNS Perkeretaapian dalam rangka

penegakan hukum di bidang Perkeretaapian dengan berpedoman pada UU No.

5- 22 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian dan UU No. 8 Tahun 1981 Tentang

KUHAP.

Tindak lanjut dari kegiatan peningkatan kualitas PPNS Perkeretaapian adalah:

a. Dibuat SK Dirjen Tim Tanggap Darurat apabila terjadi kecelakaan KA yang

terdiri dari beberapa unsur.

b. Proses percepatan sertifikasi tenaga penguji, karena saat ini penguji serta

Inspektur yang ada di lingkungan Ditjen Perkeretaapian akan habis masa

berlakunya pada bulan Agustus 2016, dan Auditor perkeretaapian akan

habis masa berlakunya pada bulan Oktober 2016.Ada perubahan PP,

karena PP yang saat ini berlaku hanya membahas tentang perkeretaapian

konvesional yang ada belum termasuk perkembangan teknologi kereta api.

c. Perlu dilakukan peningkatan kualitas PPNS Perkeretaapian terhadap

perkembangan ilmu teknologi Perkeretaapian yang sedemikian terus

berkembang.

Peserta peningkatan kualitas PPNS Perkertaapian

tahun 2016

Pembukaan Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian Tahun 2016 oleh Direktur

Keselamatan

Pemberian Materi Peningkatan Kualitas PPNS

Perkeretaapian Tahun 2016 oleh Direktur Keselamatan Perkeretaapian

Foto Bersama Peserta dengan Narasumber pada

Acara Peningkatan Kualitas Tahun 2016

Gambar 5.14. Peningkatan Kualitas PPNS Perkeretaapian

5.14. Kegiatan Identifikasi /Pendataan Peningkatan Keselamatan di Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian di Jalur Kereta Api

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin dan memfokuskan

pemantauan dan pengawasan terhadap prasarana perkeretaapian yang wajib

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 23

selalu laik dan siap untuk dilewati Kereta Api dan guna mencegah kecelakaan

dan meningkatakan keselamatan operasi kereta api dan dilakukan pengumpulan

data adalah guna mendapatkan data valid atau gambaran fokus daerah di jalur

kereta api yang rawan terhadap perusakan dan pencurian.

a. Output dari kegiatan identifikasi daerah rawan perusakan dan pencurian

prasarana kereta api sebagai berikut :

1) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di wilayah Subdivre Lampung belum

ditemukan ada tindak pidana pencurian prasarana dan pelemparan

terhadap kereta api.

2) Hasil pemeriksaan dan indentifikasi di wilayah Daop V Purwokerto Ada

beberapa titik rawan pelanggaran pelemparan kereta api yaitu di wilayah

Timur (Kebumen, Kutowinangun dan Wonosari), Wilayah Barat (Jeruk

Legi), Wilayah Utara (Slawi, Bumi Ayu, dan Linggapura) dan wilayah

selatan di (Kasugihan), Melakukan pemantauan pintu perlintasan yang

tidak dijaga dengan melibatkan Polsuska, pelaku pelemparan umumnya

pendatang bukan warga asli yang tinggal di sekitar Jalur Kereta Api,

apabila terjadi pelemparan kereta, Kamtib menyewa mobil Patroli Polisi

untuk dilakukan penelisikan dengan upaya mencari pelaku pelemparan

sehingga ada efek jera.

3) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Lintas Bekasi-Cikampek antara

lintas Dawuan-Cikampek rawan pelemparan kereta, di titik fly over

cikampek rawan pelemparan terhadap sarana Kereta Api, banyaknya

perlintasan sebidang yang rawan tidak berpalang pintu sering terjadi

kecelakaan dan menimbulkan permasalahan sosial dan perlu dilakukan

pendekatan sosial dengan warga sekitar agar memahami fungsi

keselamatan kereta api.

4) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Purwakarta, lintas antara

Stasiun Purwakarta s.d Stasiun Bandung terjadi 6 kali tindakan

pelemparan terhadap sarana KA dan 5 kali pencurian prasarana KA.

5- 24 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

5) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di lintas antara Stasiun Bandung s.d

Stasiun Banjar terjadi 6 kali tindakan pelemparan terhadap sarana KA

dan 5 kali pencurian prasarana KA.

6) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Divre III Palembang telah

terjadi pencurian 3000 buah penjepit rel pada tanggal 14 September 2016

di lintas Prabumulih-Kertapati, pelaku sudah ditangkap pihak kepolisian.

7) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Daop IV Semarang

a) Terkait daerah rawan pencurian/perusakan Prasarana KA terjadi di

Kaliwungu Kendal pencurian pandrol sebanyak 120 buah pada

tanggal 16 juni 2016, pelaku sudah di tangkap oleh Polsuska dan

diserahkan ke Polres Kendal untuk diproses lebih lanjut (informasi

dari Asmen Kamtib DAOP IV Semarang Bpk. AKBP Dudi).

b) Daerah rawan pelemparan sering terjadi di Jalur KA antara Kaliwungu

s.d Weleri, Brumbung-Telogowarno, Domplang-Randublatung, dan

khusus di daerah Alastua pelaku pelemparan telah ditangkap 7 orang

yang masih anak-anak dan sudah dilakukan pembinaan oleh Kamtib

Daop IV semarang.

c) Telah terjadi penumpukan batu di wesel Stasiun Brumbung sehingga

dapat menggagu keselamatan perjalanan kereta api dan kejadian

tersebut kelihatannya ada unsur kesengajaan (sabotase).

8) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Daop VIII Surabaya belum

ditemukan ada tindak pidana pencurian prasarana dan pelemparan

terhadap kereta api.

9) Hasil pemeriksaan dan identifikasi di Wilayah Divre I Sumatera Utara

telah terjadi 31 kali pelemparan terhadap sarana kereta api kurun waktu

dari bulan Januari s.d Agustus 2016.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 25

Daerah rawan pelemparan kereta api di lintas

Bandung-Purwakarta

Peta daerah rawan lintas Bandung - Purwakarta

Tabel darah rawan pelemparan kereta dan pencurian

prasarana kereta api di Daop 2 Bandung

Bukti pencurian baut jembatan

kereta api

Gambar 5.15. Identifikasi Daerah Rawan Perusakan dan Pencurian Prasarana KA

5.15. Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang Perkeretaapian

Dalam rangka penegakan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang

Perkeretaapian dan peningkatan korwas di bidang perkeretaapian dan untuk

meningkatkan keselamatan, keamanan, kelancaran, dan ketertiban

pengoperasian kereta api serta sinergitas dan kerja sama dalam rangka

pembinaan kepada operator dan seluruh stakeholder perkeretaapian.

a. Pelaksanaan kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas Di Bidang

Perkeretaapian.

b. Output / tindak lanjut kegiatan Penegakan Hukum Dan Korwas Di Bidang

Perkeretaapian sebagai berikut :

1) Meningkatkan koordinasi dengan instansi penegakan hukum (Mabes

Polri, Kejaksaan Agung, Kementerian Hukum dan HAM) dan instansi

Pemerintah Daerah, PT. KAI (Persero) dalam rangka sinergitas

penanganan penegakan hukum di bidang perkeretaapian;

5- 26 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

2) Meningkatkan upaya preventif/pencegahan terjadinya pelanggaran tindak

pidana perkeretaapian dengan melakukan pengawasan ke Daop dan

Divre PT. KAI (Pesero);

3) Meningkatkan Hubungan Tata Cara Kerja (HTCK) dengan Bareskrim Polri

dalam rangka analisa dan evalusi penegakan hukum yang sudah

dilakukan oleh PPNS Perkeretaapian;

4) Meningkatkan kerjasama dengan Pemerintah Daerah dalam rangka

penataan perlintasan sebidang kereta api;

5) Melakukan penutupan perlintasan liar oleh Direktorat Keselamatan

Perkeretaapian, Ditjen Perkeretaapian di Kp. Cironggeng Desa Wanajaya

Kecamatan Cibitung Kabupaten bekasi pada tanggal 29 Agustus 2016.

Rapat Koordinasi persiapan penutupan

perlintasan liar di Cibitung Bekasi

Penutupan Perlintasan sebidang liar di Cibitung

Bekasi

Pelintasan liar yang sudah di tutup di Lintas

Tanjung Priok

Rapat Koordinasi Analisa dan Evaluasi

penanganan kasus tindak pidana oleh PPNS

bersama Kabareskrim Polri

Gambar 5.16. Kegiatan Penegakan Hukum dan Korwas di Bidang Perkeretaapian

5.16. Kegiatan Penyuluhan Regulasi Tindakan Pidana Perkeretaapian dan Sosialisasi Tata Cara Berlalu Lintas di Perlintasan Sebidang

Dalam rangka untuk menyamakan persepsi antar stakeholder (Ditjen

Perkeretaapian, Pemda, Polri, PT. KAI (Persero),dan masyarakat disekitar Jalur

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 27

Kereta Api) bahwa didalam UU No.23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian telah

diatur 27 Pasal Tindak Pidana Perkeretaapian yang berisi larangan, pidana dan

denda terhadap siapa saja yang melanggar aturan, sehingga penyuluhan

regulasi ini dapat dimengerti dan dipahami masing-masing instansi terkait dan

masyarakat yang berada disekitar jalur kereta api. Penyuluhan Regulasi Tindak

Pidana Perkeretaapian di Cirebon dan Kabupaten Tegal.

Penyuluhan regulasi pidana perkeretaapian

dan sosialisas tata cara berlalu lintas di Tegal

Peserta Penyuluhan regulasi pidana

perkeretaapian dan sosialisas cara berlalu lintas

Narasumber Penyuluhan regulasi pidana

perkeretaapian dan sosialisasi tata cara

berlalu lintas di Tegal

Sambutan Penyuluhan regulasi pidana

perkeretaapian dan sosialisas tata cara berlalu

lintas di Tegal oleh Kasubdit Penegakan dan

Pencegahan Pelanggaran Hukum

Gambar 5.17. Penyuluhan Regulasi Tindak Pidana Perkeretaapian

a. Output kegiatan penyuluhan regulasi pidana perkeretaapian dan sosialisasi

tata cara berlalu lintas di perlintasan sebidang sebagai berikut :

1) Masyarakat dapat memahami dan mengetahui pentingnya menjaga

keselamatan perjalanan kereta api dan larangan yang harus dipatuhi

sebagaimana diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2007 tentang

Perkeretaapian;

2) Mengharapkan setelah penyuluhan tindak pidana perkeretaapian, para

peserta yang hadir (para Lurah, RW, RT, Kepala Sekolah, Tokoh

Masyarakat) dapat menyebarluaskan kepada masyarakat akan

5- 28 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

pentingnya menjaga keselamatan perkeretaapian dan mematuhi larangan

yang diatur dalam UU No. 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian;

3) Selain menyampaikan larangan dan sanksi tindak pidana perkeretaapian

telah ditekankan juga pada peserta penyuluhan bahwa tanggung jawab

keselamatan dan keamanan pengoperasian perkeretaapian bukan hanya

menjadi kewajiban Pemerintah (Kementerian Perhubungan, Pemda,

kepolisian, maupun TNI).

5.17. Kegiatan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN)

Tindak lanjut Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dengan Badan

Narkotika Nasional (BNN) Nomor : 01/PER/BNN/I/2012 Tentang pencegahan

dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika (P4GN)

pada bidang transportasi Darat, Laut, Udara, dan Kereta Api dan Surat Perintah

Tugas Sekjen Kementerian Perhubungan Nomor :SP.151 Tahun 2012, sebagai

tindak lanjut Operasi Kontijensi Terhadap Pencegahan Pemberantasan

Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN) pada bidang transportasi

Darat, Laut, Udara, dan Kereta Api.

a. Kegiatan yang sudah di laksanakan:

1) Melakukan operasi kontijensi (tes urine) terhadap Awak Sarana

Perkeretaapian dan Petugas Prasarana Perkeretaapian berkaitan dengan

P4GN di Purwokerto pada tanggal 6 s.d 8 April 2016, kurang lebih 90

orang SDM Perkeretaapian sudah dilakukan test urine oleh tim Medis dari

Kementerian Perhubungan dan hasilnya adalah negatif.

2) Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan

peredaran gelap narkotika (P4GN) di Daop IV Semarang pada tanggal 20

s.d 22 Oktober 2016, yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang peserta

dari Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah,

Karyawan/ti DAOP IV Semarang, Awak Sarana Perkeretaapian

(Masinis/Asisten Masinis) DAOP IV Semarang, Petugas Prasarana

Perkeretaapian (PPKA, PJL dan JPJ) DAOP IV Semarang, Polsuska

DAOP IV Semarang, Petugas Unit Kesehatan DAOP IV Semarang.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 29

Pada acara sosialisasi P4GN disampaikan paparan oleh :

1) Direktur Keselamatan Perkeretaapian, dengan materi ”Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba Dalam Rangka Meningkatkan Keselamatan, Keamanan Pengoperasian Kereta Api”.

2) Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Propinsi Jawa

tengah dengan materi ”Sosialisasi P4GN”. Sudah dilakukan test urine terhadap 100 orang peserta sosialisasi P4GN

oleh Tim Medis dari Kementerian Perhubungan yang hasilnya semua

dinyatakan negatif.

Pemberian materi oleh Narasumber pada

kegiatan P4GN di Semarang

Peserta kegiatan P4GN di Semarang

Tes kesehatan yang dilakukan pada acara

P4GN di Semarang

Direktur Keselamatan berserta Narasumber pada

acara P4GN di Semarang.

Gambar 5.18. Kegiatan P4GN di Daop IV Semarang

3) Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan

peredaran gelap narkotika (P4GN) di Daop VI Yogyakarta pada tanggal

21 s.d 23 November 2016, yang diikuti oleh kurang lebih 100 orang

peserta dari : Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah,

Karyawan/ti DAOP VI Yogyakarta, Awak Sarana Perkeretaapian

(Masinis/Asisten Masinis) DAOP VI Yogyakarta, Petugas Prasarana

Perkeretaapian (PPKA, PJL dan JPJ) DAOP VI Yogyakarta, Polsuska

DAOP VI Yogyakarta, Petugas Unit Kesehatan DAOP VI Yogyakarta.

5- 30 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Pada acara sosialisasi P4GN disampaikan paparan oleh :

a) Direktur Keselamatan Perkeretaapian, dengan materi ”Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba Dalam Rangka Meningkatkan Keselamatan, Keamanan Pengoperasian Kereta Api”.

b) Kepala BNN Propinsi DI Yogyakarta dengan materi ”Sosialisasi P4GN”.

Registrasi peserta P4GN di Yogyakarta

Pemaparan materi oleh Direktur Keselamatan

pada acara P4GN di Yogyakarta.

Tanya Jawab dengan audience pada acara

P4GN di Yogyakarta

Foto bersama dengan narasumber pada acara

P4GN di Yogyakarta

Gambar 5.19. Kegiatan P4GN di Daop VI Yogyakarta

5.18. Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas

Prasarana, Sertifikat Kelaikan Sarana dan Prasarana Perkeretaapian

a. Maksud dan tujuan berdasarkan Pasal 116 UU No. 23 Tahun 2007

”pengoperasian sarana perkeretaapian wajib dilakukan oleh awak yang

memenuhi persyaratan dan kualifikasi kecakapan yang dibuktikan dengan

sertifikat kecakapan (Masinis dan Asisten Masinis)” dan Jo Pasal 80 ayat

satu (1), ”pengoperasian prasarana perkeretaapian wajib dilakukan oleh

petugas yang telah memenuhi syarat dan kualifikasi kecakapan yang

dibuktikan dengan sertifikat kecakapan”, yang bertujuan apabila ada

pelanggaran yang dilakukan oleh SDM Sarana dan SDM Prasarana

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 31

perkeretaapian dikenai sanksi administrasi berupa pencabutan tanda

kecakapan dan sanksi pidana berupa penjara.

b. Output / hasil dari pemeriksaan kompetensi SDM Perkeretaapian :

1) Hasil pemeriksaan di lapangan masih banyak PJL non organik PT KAI

(Out Sourcing) tidak memiliki tanda kompetensi kecakapan yang di

keluarkan oleh Ditjen perkeretaapian;

2) Temuan di lapangan masih ada masinis dan asisten masinis yang lupa

membawa smart card, padahal itu kewajiban yang harus selalu dibawa

dalam mengoperasikan kereta api;

3) Masih ada Masinis yang sudah habis masa berlaku (Sertifikat

Kompetensinya) namun masih mengoperasikan kereta api;

Gambar 5.20. Kegiatan Pemeriksaan Kompetensi Awak Sarana dan Petugas Prasarana,

Sertifikat Sarana dan Prasarana Perkeretaapian

5.19. Perlintasan Sebidang

Kegiatan penanganan/ pengamanan perlintasan sebidang berupa pengadaan

pintu perlintasan sebagai alat untuk pengamanan perjalanan kereta api dan juga

masyarakat yang melintasi perlintasan sebidang untuk mengurangi terjadinya

kecelakaan di perlintasan sebidang.

5 - 32 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

a. Pembangunan Perlintasan Sebidang

Pada Tahun Anggaran 2016, terdapat 3 (tiga) pintu perlintasan yang

dipasang yaitu 1 (satu) pintu dipasang di Kota Prabumulih dan 2 (dua) pintu

dipasang di Kab. Muara Enim dengan rincian sebagai berikut :

1) JPL. 76 KM. 330+450 antara Prabumulih – Lembak (Sumatera Selatan).

2) JPL. 02 KM. 000+645 antara Muara Enim – Tanjung Enim (Sumatera

Selatan).

3) JPL. 127 KM. 397+292 antara Muara Enim – Banjarsari yaitu pada

petak jalan Banjasari Muara Enim di jalan Akagani.

Gambar 5.21. Dokumentasi Kondisi JPL. 127 antara Muara Enim – Banjarsari, JPL 76

Antara Prabumulih – Lembak dan JPL. 02 antara Muara Enim – Tanjung Enim

b. Penutupan pintu perlintasan

1) Pintu Perlintasan Liar Desa Wanajaya dan Kelurahan Telaga Asih, Kab Bekasi Jawa Barat, Pada tanggal 29 Agustus 2016 Direktorat Jenderal Perkeretaapian melakukan penutupan Perlintasan Sebidang di Kampung Cironggeng Barat Rt.001/002 Desa Wanajaya.

Gambar 5.22. Dokumentasi Penutupan Pintu Perlintasan Liar Desa Wanajaya

dan Kelurahan Telaga Asih, Kab Bekasi Jawa Barat

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 5 - 33

1) Caca Penutupan JPL 30 KM 6+227 Jalan Letjen Suprapto Senen

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan selaku pemangku kepentingan/stakeholder akan melakukan penutupan perlintasan sebidang JPL 30 Km 6+227 jalan letjen Soeparapto. dikarenakan telah adaunderpass dan frekuensi perjalanan kereta api yang cukup tinggi sebanyak 17 KA/jam atau headway sekitar 3,52 menit pada jam sibuk. Sedangkan rencana penutupan dari arah cempaka putih menuju arah pasar senen dilakukan pada tanggal 15 oktober 2016 pada jam 00.00 WIB.

Gambar 5.23. Dokumentasi Penutupan JPL 30 KM 6+227

Jalan Letjen Suprapto Senen

Tabel 5.6. Pintu Perlintasan Sebidang

No. Perlintasan Jawa Sumatera Total

1.

Resmi

Di jaga Tidak Di

jaga

2.572

1215

1356

1.017

415

602

3.588

1.630

1.958

2. Tidak Resmi 1. 251 846 2.100

Jumlah 3.822 1.866 5.688

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG

OPERASIONAL

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 1

B AB VI PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG OPERASIONAL

6.1. Pemantauan Angkutan Lebaran 2016 (1437)

Pemantauan situasi Angkutan Lebaran 2016 bidang Perkeretaapian dilakukan

pada Seluruh Daerah Operasi PT Kereta Api Indonesia (Persero) di Jawa 9 Daop

dan Divisi Regional di Sumatera 4 Divre. Sejak awal masa posko, yaitu hari

Jumat, 24 Juni pukul 08.00 WIB sampai dengan akhir masa posko, yaitu hari

Minggu, 17 Juli 2016 pukul 08.00 WIB, situasi secara umum adalah aman,

lancar, dan terkendali.

Puncak angkutan pada masa Angkutan Lebaran 2016 terjadi pada hari Sabtu, 9

Juli 2016 (H.16) yaitu sebanyak 312.222 penumpang, realisasi jumlah

penumpang harian seperti dalam tabel berikut ini :

Tabel 6.1. Realisasi Jumlah Penumpang Harian Angkutan Lebaran 2016

No Periode Tanggal Penumpang Harian

2015 2016 ∆ % 2015:2016

Ket

1 H.1 24 Juni 2016 202.277 181.258 (10,39) Turun

2 H.2 25 Juni 2016 175.666 197.937 12,68 Naik

3 H.3 26 Juni 2016 166.859 216.686 29,86 Naik

4 H.4 27 Juni 2016 168.327 198.448 17,89 Naik

5 H.5 28 Juni 2016 172.216 187.452 8,85 Naik

BAB

6

6 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

No Periode Tanggal Penumpang Harian

2015 2016 ∆ % 2015:2016

Ket

6 H.6 29 Juni 2016 195.523 195.173 (0,18) Turun

7 H.7 30 Juni 2016 212.264 209.723 (1,20) Turun

8 H.8 1 Juli 2016 223.791 221.883 (0,85) Turun

9 H.9 2 Juli 2016 215.829 242.317 12,27 Naik

10 H.10 3 Juli 2016 220.914 237.084 7,32 Naik

11 H.11 4 Juli 2016 242.385 228.747 (5,63) Turun

12 H.12 5 Juli 2016 210.049 194.907 (7,21) Turun

13 H.13 6 Juli 2016 202.283 217.749 7,65 Naik

14 H.14 7 Juli 2016 284.797 307.800 8,08 Naik

15 H.15 8 Juli 2016 306.115 310.315 1,37 Naik

16 H.16 9 Juli 2016 295.690 312.222 5,59 Naik

17 H.17 10 Juli 2016 282.711 306.399 8,38 Naik

18 H.18 11 Juli 2016 271.562 286.399 5,46 Naik

19 H.19 12 Juli 2016 259.446 271.149 4,51 Naik

20 H.20 13 Juli 2016 250.865 269.950 7,61 Naik

21 H.21 14 Juli 2016 257.488 268.502 4,28 Naik

22 H.22 15 Juli 2016 253.245 264.958 4,63 Naik

23 H.23 16 Juli 2016 217.763 264.516 21,47 Naik

24 H.24 17 Juli 2016 196.872 269.486 36,88 Naik

Jumlah 5.484.937 5.861.060 6,86 Naik

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 3

Gambar 6.1. Grafik Perbandingan Volume Penumpang Angkutan Lebaran

Tahun 2015 dan Tahun 2016

Gambar 6.2. Pemantauan Angkutan Lebaran Tahun 2016

6.2. Pemantauan Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016

Pemantauan situasi Angkutan Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016

bidang Perkeretaapian dilakukan pada seluruh Daerah Operasi PT Kereta Api

Indonesia (Persero) di Jawa 9 Daop dan Divisi Regional di Sumatera 4 Divre.

Sejak awal masa posko, yaitu Hari Jumat, 18 Desember 2015 pukul 08.00 WIB

sampai dengan akhir masa posko, yaitu hari Rabu, 6 Januari 2016 pukul 08.00

WIB, situasi secara umum adalah aman, lancar, dan terkendali.

6.2.1. Pengoperasian KA Tambahan

Realisasi keberangkatan KA Tambahan sampai dengan hari Selasa, 5 Januari

2016 adalah sebagai berikut:

6 - 4 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Tabel 6.2. Pengoperasian KA Tambahan

No KA Nama KA Kelas Relasi Program

(Hari)

Realisasi (Hari)

KP/10

247

Argo Muria

Tambahan

EKS Smt -

Gmr

11 13

KP/10

296

Argo Muria

Tambahan

EKS Gmr -

Smt

11 13

7001 Argo Jati

Tambahan

EKS Cn -

Gmr

7 8

7002 Argo Jati

Tambahan

EKS Gmr -

Cn

7 8

71f Cirebon Ekpress

Fak

EKS -

BIS

Cn -

Gmr

7 8

72f Cirebon Ekpress

Fak

EKS -

BIS

Gmr -

Cn

7 8

7025 Madiun Ekonomi EKO Mn -

Pse

15 17

7026 Madiun Ekonomi EKO Pse -

Mn

15 17

Total 80 92

6.2.2. Jumlah Penumpang KA

Berdasarkan jarak tempuhnya, jumlah penumpang kereta api dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu jumlah penumpang KA Utama dan jumlah

penumpang KA lokal. Jumlah Penumpang Harian KA Utama.

Untuk realisasi total jumlah penumpang kereta api utama perkelas adalah seperti

dalam tabel berikut ini.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 5

Tabel 6.3. Pengoperasian KA Tambahan Total Jumlah Penumpang KA Utama Pada Masa

Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016

Kelas KA Jumlah Penumpang % Perubahan

2014-2015 2015-2016

Eksekutif 465.216 550.974 Naik 18,43%

Bisnis 322.400 349.357 Naik 8,36%

Ekonomi 1.192.523 1.267.076 Naik 6,25%

TOTAL 1.980.139 2.167.407 Naik 9,46%

Tabel 6.4. Total Jumlah Penumpang KA Lokal Pada Masa Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016

Kelas KA Jumlah Penumpang % Perubahan

2014-2015 2015-2016

Eksekutif 6.042 5.241 Turun 13,26%

Bisnis 653.973 345.874 Turun 47,11%

Ekonomi 1.949.451 2.215.075 Naik 13,63%

TOTAL 2.609.466 2.566.190 Turun 1,66%

6.2.3. Program dan Realisasi Sarana

Realisasi pemanfaatan sarana selama masa angkutan Natal 2015 dan Tahun

Baru 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 6.5. Program dan Realisasi Sarana Angkutan Natal 2015 dan Tahun Baru

NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

PROG REAL %

1 LOKOMOTIF JAWA

SO 219 229 104,6 Penambahan 10 unit Lok CC 206 baru

6 - 6 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

PROG REAL %

SF 213 214 100,5 Penambahan Dinasan LPT dan KLB RI2, meskipun ada Pembatalan sebagian KA Barang masa libur muat

2 LOKOMOTIF SUMATERA

SO 189 184 97,4 Penambahan Perawatan lok di Divre (1 Lok di Divre II SB dan 4 Lok di Divre III SS, Eks PLH)

SF 166 170 102,4 Penambahan Dinasan KA Batubara di Divre III SS

JUMLAH LOK SO 408 413 101,2

SF 379 384 101,3

3 KERETA JAWA

SO 1.368 1.466 107,2 Percepatan Perawatan di Dipo dan ada 9 K1 dan 1M1 selesai Modif (eks K2)

SF 1.268 1.305 102,9 Penambahan SF : KA Eksekutif dan KA Ekonomi non PSO dan ada penambahan K1 Wisata

4 KERETA SUMATERA

SO 141 145 102,8 Percepatan Perawatan di BY dan Dipo

SF 130 135 103,8 Penambahan SF KA Sribilah dan KA Sriwijaya

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 7

NO URAIAN JUMLAH KETERANGAN

PROG REAL %

JUMLAH KERETA SO 1.509 1.611 106,8

SF 1.398 1.440 103,0

6.2.4. Kejadian Menonjol / Peristiwa Penting

Jumlah kejadian menonjol yang dikelompokkan berdasarkan kategori gangguan,

dari awal masa posko sampai dengan akhir posko, tersaji dalam tabel berikut ini :

Tabel 6.6. Jumlah Kejadian Menonjol/Peristiwa Penting

6.3. Pelayanan Angkutan Perintis Moda Transportasi Kereta Api

Penyelenggaraan angkutan KA Perintis bertujuan untuk meningkatkan

aksesibilitas masyarakat terhadap moda transportasi kereta api, dengan adanya

KA Perintis diharapkan dapat mendorong percepatan dan perluasan

pembangunan ekonomi Indonesia.

No. Kejadian Jumlah Kejadian Prosentase

1. Alam dan Eksternalitas 51 25%

2. Prasarana 27 13%

3. Sarana 88 43%

4. Operasi 2 1%

5. Sintel 28 14%

6. Keamanan dan Ketertiban 5 2%

7. Pelayanan 2 1%

8. PL/PLH 2 1%

JUMLAH 205

100%

6 - 8 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Selain itu, keberadaan KA Perintis ini juga berguna untuk fungsionalisasi aset

yang telah ada, guna mempertahankan kondisi sarana dan prasarana yang

dilalui KA Perintis tersebut. Penyelenggaraan angkutan Kereta Api Perintis

dilaksanakan untuk menghubungkan masyarakat yang berdomisili di daerah

yang lokasinya jauh dari lokasi rutinitas aktivitasnya, atau pun pusat kota dan

lokasi yang minim angkutan transportasi, sehingga sangat membantu

perpindahan orang dari satu tempat ke tempat yang laindengan nyaman, aman,

dan tarif yang terjangkau.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian pada tahun 2016 menyelenggarakan 6

angkutan KA keperintisan pada 6 lintas pelayanan di 6 Provinsi di Jawa dan

Sumatera.

6.3.1. KA. Perintis Cut Mutia (Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam - NAD)

Kreta Api Perintis Cut Mutia melayani angkutan keperintisan di lintas Krueng

Mane – Bungkah – Krueng Geukeuh menggunakan Sarana KRDI (Kereta Rel

Diesel Indonesia) yang terdiri atas 2 kereta, dengan kapasitas 64 tempat duduk

dan 200 penumpang berdiri. Rangkaian kereta yang digunakan merupakan

produksi PT. INKA (Persero).

Gambar 6.3. Rangkaian KA Cut Mutia

KA Cut Mutia yang resmi beroperasi pada tanggal 10 November 2016,

merupakan kontrak penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II

Wilayah Sumatera Bagian Utara, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI

(Persero) dengan Nomor Kontrak KT.01/KA-PRT/VIII/2016 pada tanggal 16

Agustus 2016. Jalur pelayanan KA perintis lintas Krueng Mane – Bungkah –

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 9

Krueng Geukeuh dengan jarak 11,35 Km memiliki frekuensi perjalanan kereta api

sebanyak 10 perjalanan/hari dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp.1000,-.

Gambar 6.4. Peresmian Bersama Kereta Api Perintis KA Cut Mutia

Oleh Direktur Keselamatan Ditjen Perkeretaapian, Pemprov NAD dan PT. KAI (Persero)

6.3.2. KA. Perintis Lembah Anai (Provinsi Sumatera Barat)

Kereta Api Perintis Lembah Anai melayani angkutan keperintisandi Lintas

Lubuk Alung – Kayu Tanam menggunakan sarana Railbus yang terdiri atas 2

kereta, dengan kapasitas 160 penumpang yang diproduksi oleh PT. INKA

(Persero).

Gambar 6.5. Rangkai KA Lembah Anai

KA Lembah Anai yang resmi beroperasi pada tanggal 01 November 2016,

merupakan kontrak penugasan antara Balai Teknik Perkeretaapian Kelas II

Wilayah Sumatera Bagian Barat, Ditjen Perkeretaapian dengan PT. KAI

(Persero) dengan Nomor kontrak SP. 01/KA.PERINTIS-BTP SBB/VIIPHB-2016

6 - 10 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

pada tanggal 31 Agustus 2016. Jalur pelayanan KA perintislintas Lubuk Alung –

Kayu Tanam sepanjang 20,34 Km memiliki frekuensi perjalanan kereta api

sebanyak 4 perjalanan/hari dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp.3000,-

Gambar 6.6. Peresmian Kereta Api Perintis KA Lembah Anai

Oleh Dirjen Perkeretaapian, Gubernur Sumbar dan Dirut PT. KAI (Persero)

6.3.3. KA. Perintis Kertalaya (Provinsi Sumatera Selatan)

KA Perintis Kertalaya melayani angkutan keperintisandi Lintas Kertapati –

Inderalaya menggunakan sarana 1 (satu) train set Railbus, dengan kapasitas

292 penumpang yang diproduksi oleh PT. INKA (Persero).

Gambar 6.7. Rangkaian KA Kertalaya

KA Kertalaya telah beroperasi sejak tahun 2015, sedangkan untuk tahun 2016

dilaksanakan berdasarkan kontrak penugasan antara Balai Teknik

Perkeretaapian Wilayah Sumatera Bagian Selatan, Ditjen Perkeretaapian

dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak

HK.201/01/BTP.SUMBAGSEL/I/2016 pada tanggal 12 Januari 2016 Pelayanan

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 11

KA perintis Kertalaya memiliki frekuensi sebanyak 2 perjalanan/hari dengan tarif

yang diberlakukan sebesar Rp.3.000,-.

Gambar 6.8. Operasional Kereta Api Perintis KA. Kertalaya

Lintas Kertapati-Inderalaya

6.3.4. KA. Perinis Siliwangi (Propinsi Jawa Barat)

KA Perintis Siliwangi melayani angkutan keperintisan di Lintas Sukabumi –

Cianjur menggunakan sarana 1 (satu) Stamformasi (4K3 dan 1KMP3) dengan

kapasitas 472 penumpang.

Gambar 6.9. Rangkaian KA Siliwangi

KA Siliwangi telah beroperasi sejak tahun 2015 sedangkan untuk tahun 2016

dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara Balai Teknik

Perkeretaapian wilayah Jawa Bagian Barat, Ditjen Perkeretaapian dengan PT.

KAI (Persero) dengan Nomor KontrakPL.102/1/1/P/PK-RN/BTP-JABAR/KA-

PERINTIS/I-2016 pada tanggal 12 Januari 2016. Pelayanan KA Siliwangi

6 - 12 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

dioperasikan dengan frekuensi perjalanan sebanyak 6 perjalanan setiap harinya

dengan tarif yang diberlakukan sebesar Rp. 3.000,-.

Gambar 6.10. Peresmian Kereta Api Perintis KA. Siliwangi Lintas Sukabumi-Cianjur oleh Menteri Perhubungan

6.3.5. KA. Perintis Bathara Kresna (Provinsi Jawa Tengah)

KA Perintis Bathara Kresna melayani angkutan keperintisan di Lintas

Purwosari –Wonogiri menggunakan sarana 1 (satu) train set Railbus, dengan

kapasitas 117 penumpang yang diproduksi oleh PT. INKA (Persero).

Gambar 6.11. Rangkaian KA Bathara Kresna

KA Bathara Kresna telah beroperasi sejak Maret tahun 2015 sedangkan untuk

tahun 2016 dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara Balai Teknik

Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Tengah, Ditjen Perkeretaapian dengan PT.

KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak PL. 102/01/BTP/JTG-DIY/I/2016 pada

tanggal 12 Januari 2016.Pelayanan KA Bathara Kresna memiliki frekuensi

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 13

perjalanan sebanyak 4 frekuensi setiap harinya dengan tarif yang diberlakukan

sebesar Rp. 4.000,-.

6.3.6. KA. Perintis Jenggala (Provinsi Jawa Timur)

KA Perintis Jenggala melayani angkutan keperintisan di Lintas Mojokerto –

Tarik –Tulangan – Sidoarjo menggunakan sarana 2 (dua) train set Railbus,

dengan kapasitas 266 penumpang yang diproduksi oleh PT.INKA (Persero).

Gambar 6.12. Rangkaian KA Jenggala

KA Jenggala telah beroperasi sejak Oktober tahun 2014. Untuk pengoperasian

KA Jenggala tahun 2016 dilaksanakan dengan dasar kontrak penugasan antara

Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Jawa Bagian Timur, Ditjen Perkeretaapian

dengan PT. KAI (Persero) dengan Nomor Kontrak 01/LSK.SUB/BTP-JT/I/2016

pada tanggal 12 Januari 2016. Pelayanan KA Jenggala memiliki frekuensi

perjalanan kereta api sebanyak 12 frekuensi setiap harinya dengan tarif yang

diberlakukan sebesar Rp. 4.000,-.

Gambar 6.13. Pelayanan Kereta Api Perintis KA. Jenggala

Lintas Mojokerto – Tarik – Tulangan - Sidoarjo

6 - 14 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

6.4. Subsidi Tarif Angkutan Ekonomi / Public Service Obligation (PSO)

Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Kementerian Perhubungan memberikan

penugasan kepada penyedia jasa angkutan kereta api untuk menyelenggarakan

kewajiban pelayanan umum/Public Service Obligation (PSO) berdasarkan

Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Besaran

Subsidi yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi kereta api kelas

ekonomi dihitung berdasarkan selisih tarif yang ditetapkan Pemerintah dengan

besaran tarif yang dihitung penyelenggara sarana perkeretaapian dalam hal ini

PT. KAI (persero). Penyelenggaraan PSO angkutan perkeretaapian Tahun

Anggaran (TA) 2016 telah dilaksanakan berdasarkan Kontrak Nomor: PL

102/A.682/DJKA/12/15 dengan nilai kontrak sebesar Rp. 1,8 Triliun.

Gambar 6.14. Dirjen Perkeretaapian dan Dirut PT KAI dalam Penandatanganan Kontrak Subsidi PSO

Gambar 6.15. Penandatanganan Kontrak PSO

Dalam rangka menyediakan tarif kereta api kelas ekonomi yang murah dan

terjangkau kepada masyarakat, Pemerintah telah memberikan subsidi kepada

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 15

pengguna jasa kereta api kelas ekonomi dalam bentuk kewajiban pelayanan

publik atau Public Service Obligation (PSO). Alokasi PSO yang diberikan

Pemerintah dari tahun 2012 s.d 2016 antara lain :

Tabel 6.7. Alokasi PSO yang diberikan Pemerintah dari Tahun 2012-2016 Sesuai Kontrak PSO

Tahun Kontrak(Milyar) Prosentase Kenaikan

2012 770.107 -

2013 704.776 (- 8,48 %)

2014 1.224.31 73,72 %

2015 1.507,26 23,11 %

2016 1.827,38 21,24 %

Gambar 6.16. Diagram Jumlah Kontrak PSO dari Tahun 2012 – 2016

Dari diagram tersebut diatas, dapat kita lihat kenaikan alokasi PSO yang

signifikan dari tahun 2011 ke tahun 2016 dengan kenaikan sebesar Rp. 1.187,4

Milyar atau 185,65% dari tahun 2011 sebesar Rp. 639,6 Milyar. Hal ini

menunjukan kepedulian Pemerintah kepada masyarakat dalam penyediaan Tarif

kereta api yang terjangkau dengan tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai

dengan Standar Pelayanan Minimum yang ditetapkan. Dana alokasi PSO

tersebut diperkirakan dapat dinikmati untuk pengguna jasa transportasi kereta

api sebanyak 335.129.530 penumpang. Adapun Rincian Penggunaan PSO

Tahun 2016 adalah sebagai berikut :

6 - 16 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Tabel 6.8. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016

No Uraian Jumlah PNP Besaran PSO(Rupiah)

1 KA Ekonomi Jarak Jauh 4.644.400 124.678.948.579

2 KA Ekonomi Jarak Sedang

5.584.308 139.238.106.049

3 KA Ekonomi Lebaran 42.896 2.730.068.287

4 KA Ekonomi Jarak Dekat

29.715.768 383.383.127.223

5 KRD Ekonomi 9.541.198 69.999.027.285

6 KRL AC Jabodetabek 285.600.960 1.107.351.230.577

TOTAL 335.129.530 1.827.380.508.000

Gambar 6.17. Diagram Prosentase Jumlah Penumpang & Alokasi PSO Tahun 2016

Wilayah Jabodetabek mendapatkan porsi dana PSO paling besar karena jumlah

pengguna jasa angkutan kereta api sangat tinggi terutama pada Peak Hour pagi

dan sore hari, dimana diperkirakan pergerakan perhari penumpang KRL

Jabodetabek sebanyak ± 700.000 orang/hari maka dari itu dominasi dana alokasi

PSO sebagian besar ditujukan untuk KRL AC Jabodetabek yaitu sebesar Rp.

1.107.351.230.577,- atau 60,60% dari total alokasi PSO dan diperkirakan dapat

dinikmati oleh penumpang sebanyak 285.600.960 penumpang atau 85,22% dari

total penumpang.

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

KAEkonomi

JarakJauh

KAEkonomi

JarakSedang

KAEkonomiLebaran

KAEkonomi

JarakDekat

KRDEkonomi

KRL ACJabodet

abek

% Penumpang 1.39% 1.67% 0.01% 8.87% 2.85% 85.22%

% Alokasi Anggaran 6.82% 7.62% 0.15% 20.98% 3.83% 60.60%

1.39% 1.67% 0.01% 8.87%

2.85%

85.22%

6.82% 7.62% 0.15%

20.98%

3.83%

60.60%

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 17

Gambar 6.18. Kegiatan Verifikasi Pelaksanaan PSO terhadap KA Ekonomi

6.5. Angkutan Motor Gratis dengan Moda Kereta Api

Pada masa angkutan lebaran tahun 2016, Pemerintah menyediakan angkutan

motor gratis dengan Kereta api, adapun tujuannya yaitu untuk mengurangi

kepadatan jalan raya dan untuk meningkatkan keselamatan pengguna jalan raya:

Direktorat Jenderal Perkeretapian, telah menyelenggarakan pengangkutan

sepeda motor gratis pada masa angkutan lebaran terhitung mulai dari tahun

2013 sampai dengan tahun 2016.

Angkutan motor dengan moda Kereta Api dipersyaratkan bagi masyarakat yang

memiliki tiket keberangkatan mudik dan kepulangan balik ke lokasi yang sama

dengan Stasiun Pelaksanaan Angkutan Motor Gratis, jika belum memiliki tiket KA

maka penumpang dapat membeli tiket KA pada tempat pendaftaran motor

maksimal untuk 3 orang penumpang per 1 motor selama kuota masih tersedia.

Pendaftaran angkutan motor secara online dimulai dari tanggal 8 Maret s.d 6

April 2016.

Tabel 6.9. Alokasi Dana PSO Ditjen Perkeretaapian Tahun 2016

Lintas Stasiun

Utara Jakarta Gudang Ngrombo Pekalongan

Cirebon Prujakan Cepu Semarang Tawang

Tegal Bojonegoro Surabaya

Pasarturi

Babat

6 - 18 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

Selatan 1 Jakarta Gudang Gombong

Purwokerto Kebumen

Kroya Kutoarjo

Selatan 2 Jakarta Gudang Lempuyangan Madiun

Purwokerto Klaten Kertosono

Kutoarjo Solo Jebres Kediri

Pelaksanaan mudik motor dilaksanakan pada tanggal 28 Juni 2016 s.d 3 Juli

2016 dan untuk arus balik motor dilaksanakan pada tanggal 10 s.d 16 Juli 2016.

Berikut data jumlah sepeda motor yang dapat diangkut pada masa lebaran tahun

2016 dan pebandingan dengan tahun 2015.

Tabel 6.10. Kuota Angkutan Motor Pada angkutan Lebaran tahun 2016

Periode 2015 2016 Prosentase Kenaikan

Mudik Kuota 4.450 7.308 64 %

Pendaftar 3.139 6.545 108 %

Diangkut 2.729 5.115 87 %

Balik Kuota 4.450 8.526 92 %

Pendaftar 3.170 6.251 97 %

Diangkut 2.709 5.632 108 %

Berdasarkan tabel tersebut, pada tahun 2015 tesedia 8.900 kuota untuk

angkutan motor, sedangkan yang terangkut baik arus mudik maupun arus balik

sebesar 5.438 atau sekitar 61,10 % dari kuota yang tersedia. Sedangkan pada

tahun 2016 tersedia 15.834 kuota untuk angkutan motor, sedangkan yang

terangkut baik arus mudik maupun arus balik sebesar 10.747 atau sekitar 67,87

% dari kuota yang tersedia. Tujuan dari Mudik angkutan motor terbanyak tahun

2016 adalah Stasiun Solojebres sebesar 732 motor, sedangkan terendah adalah

Stasiun Purwokerto sebesar 4 motor. Sedangkan tujuan balik angkutan motor

terbanyak tahun 2016 adalah Stasiun Jakarta Gudang sebesar 5.839 motor.

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 19

Gambar 6.19. Diagram Tujuan Mudik Angkutan Motor Gratis

Gambar 6.20. Kegiatan Angkutan Motor Gratis Lebaran 1417 H Tahun 2016

4

11

487

382

732

340

85

103

206

140

215

325

70

288

173

514

93

168

78

147

366

188

PURWOKERTO

KUTOARJO

LEMPUYANGAN

KLATEN

SOLOJEBRES

MADIUN

KERTOSONO

KEDIRI

PURWOKERTO

KROYA

GOMBONG

KEBUMEN

CIREBON PRUJAKAN

TEGAL

PEKALONGAN

SEMARANG TAWANG

NGROMBO

CEPU

BOJONEGORO

BABAT

SURABAYA PASARTURI

CONTRAFLOW

Tujuan Mudik Angkutan Motor Gratis

6 - 20 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

6.6. Penetapan Trase Bidang Perkeretaapian

Penetapan trase dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Pasal 115 Peraturan

Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

Perkeretaapian, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Tata

Cara Penetapan Trase Jalur Kereta Api.

Trase adalah rencana tapak jalur kereta api yang telah diketahui titik - titik

koordinatnya. Trase jalur kereta api ditetapkan bertujuan untuk mewujudkan:

a. Keharmonisan antara jaringan jalur kereta api dan perencanaan tata ruang

wilayah sesuai tatarannya;

b. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang untuk jaringan jalur kereta

api dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak

negatif terhadap lingkungan akibat pembangunan jalur kereta api;

c. Keterpaduan jaringan jalur kereta api sebagai satu kesatuan sistem jaringan

transportasi nasional, sehingga mempermudah dan memperlancar

pelayanan angkutan orang dan/atau barang;

d. Efisiensi penyelenggaraan perkeretaapian.

Tabel 6.11. Realisasi Penetapan Trase bidang Perkeretaapian Periode 2016

No NAMA TRASE POSISI SAAT INI

1 Trase Jalur Kereta Api

Cepat antara Jakarta -

Bandung

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.

25 Tahun 2016 tentang Penetapan Trase Jalur

Kereta Api Cepat antara Jakarta - Bandung

lintas Halim – Tegalluar

2 Trase Jalur Kereta Api

Ringan/ LRT PT.

Jakarta Propertindo

Surat Menteri Perhubungan Nomor KA.005/1/4

PHB 2016 tanggal 2 Agustus 2016 perihal

persetujuan penetapan trase jalur kereta api

ringan (light rail transit) koridor 1 fase 1

(Kelapa Gading - Velodrome) dan koridor 7

fase 1 (Kelapa Gading - Stasiun PRJ) Wilayah

Provinsi DKI Jakarta

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 6 - 21

No NAMA TRASE POSISI SAAT INI

3 Trase Jalur Kereta Api

Lintas Manado Bitung

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP.

547 Tahun 2016 tentang Penetapan Trase

Jalur Kereta Api Umum Nasional Trans

Sulawesi Lintas Manado – Bitung

4 Trase Kereta Api

Umum Provinsi

Sumatera Selatan

Lintas Tanjung Enim –

Tanjung Api-Api

Surat Menteri Perhubungan Nomor

KA.005/1/23 PHB 2016 tanggal 7 November

2016 perihal persetujuan penetapan trase jalur

kereta api Tanjung Enim - Tanjung Api-api di

Provinsi Sumatera Selatan

KESIMPULAN

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 7 - 1

BAB VII PENUTUP

7.1. Kesimpulan

a. Tugas dan fungsi organisasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian

sebagaimana telah dituangkan dalam program kerja tahun 2016, dalam

laporan tahunan ini meliputi kegiatan bidang strategis bidang pemerintahan,

kegiatan bidang pembangunan, kegiatan peningkatan keselamatan dan

kegiatan bidang operasional perkeretaapian.

b. Kegiatan strategis bidang pemerintahan merupakan pelakasanaan atas tugas

pokok dan fungsi yang meliputi antara lain penyederhanaan perijinan,

pengujian dan sertifikasi terhadap SDM, sarana dan prasarana

perkeretaapian serta penerbitan perijinan perpotongan jalur KA dengan

bangunan lain.

c. Kegiatan bidang pembangunan merupakanhasil dari pelaksanaan kegiatan

peningkatan dan pembangunan prasarana perkeretaapian pada tahun 2016

yang meliputi antara lain pembangunan jalur kereta api di Pulau Sumatera

(Pembangunan jalan KA layang antara Medan-Araskabu-Kualanamu,

pembangunan jalur ganda Martapura-Baturaja, pembangunan LRT di Prop.

Sumatera Selatan), Pembangunan prasarana di Pulau Jawa (Pembangunan

jalur ganda Maja-Rangkasbitung, pembangunan Double-Double Track

Manggarai-Cikarang Paket A, B-1 & B2 -1, pembangunan LRT Jabodebek),

pembangunan prasarana di Pulau Sulawesi (Lanjutan pembangunan FlyOver

& Underpass & pembangunan jembatan yang merupakan kegiatan lanjutan

pembangunan jalur KA Makassar-Pare-Pare). Disamping kegiatan fisik

BAB

7

7 - 2 Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016

pembangunan prasarana perkeretaapian dilaksanakan juga pengadaan

fasilitas prasarana perkeretaapian yang meliputi antara lain pengadaan

bantalan, rel & wesel serta lahan) dan kegiatan bidang pembangunan sarana

perkeretaapian yang meliputi Sarana Perkeretaapian Milik Negara Direktorat

Jenderal Perkeretaapian memiliki 152 (seratus lima puluh dua) unit sarana

perkeretaapian milik Negara, pengadaan sarana perkeretaapian yang

meliuputi pengadaan kereta inspeksi dan kereta ukur prasarana.

d. Kegiatan peningkatan keselamatan perkeretaapian merupakan

penyelenggaraan fungsi pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis

dan pengawasan keselamatan perkeretaapian yang mencakup rekayasa,

sosialisasi, audit, inspeksi & peningkatan kompetensi SDM termasuk

akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan SDM perkeretaapian.

e. Kegiatan bidang operasional antara lain kegiatan pembinaan terhadap

pelayanan angkutan kereta api khususnya pemantauan pelayanan angkutan

Lebaran, pelayanan angkutan Natal dan Tahun Baru, pelayanan angkutan

kereta api Perintisdanpelaksanaan Public Services Obligation (PSO)

termasuk penetapan trase.

f. Dalam penyelenggaraan kegiatan bidang pemerintahan, operasional

pelaksanaan pembangunan maupun peningkatan keselamatan

perkeretaapian pada tahun 2016 terdapat beberapa tantangan antara lain :

1) Kegiatan bidang pemerintahan perkeretaapian yaitu terbatasnya jumlah

sumber daya manusia (SDM) penguji sarana dan prasarana

perkeretaapian;

2) Kegiatan bidang pembangunan perkeretaapian yaitu pengadaan lahan

oleh Pemerintah Daerah untuk pembangunan jalur ganda belum dapat

terpenuh;

3) Kegiatan Bidang Keselamatan perkeretaapian, antara lain : Adanya unsur

perilaku masyarakat yang sengaja merusak / mencuri fasilitas fisik

perkeretaapian yang dapat berakibat kecelakaan, masih banyak

perlintasan sebidang yang tidak dijaga dan perlintasan liar.

4) Kegiatan bidang operasional yaitu belum optimalnya kegiatan angkutan

motor gratis pada masa angkutan lebaran

Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Tahun 2016 7 - 3

7.2. Saran

a. Peningkatan kinerja perkeretaapian perlu dilakukan melalui percepatan

pembangunan dengan prioritas pembangunan pada kegiatan strategis

nasional. Kegiatan prioritas dimaksud dapat dilaksanakan antara lain:

1) Kegiatan pembangunan jalur ganda khususnya lintas selatan jawa

sepanjang 614 km’sp.

2) Kegiatan pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT)

Terintegerasi diwilayah Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi sepanjang

43,1 Km.

3) Kegiatan pembangunan Kereta Api Ringan / Light Rail Transit (LRT) di

Provinsi Sumatera Selatan dengan panjang jalur 23 Km.

b. Untuk menghadapi tantangan kedepan perlu dilakukan upaya-upaya antara

lain :

1) Kegiatan bidang pemerintahan perkeretaapian yaitu pelatihan teknis

(short course) tenaga penguji yang belum mempunyai sertifikat serta

pengusulan jabatan fungsional kekhususan sebagai tenaga penguji;

2) Kegiatan bidang pembangunan perkeretaapian yaitu Koordinasi intensif

dengan Pemda dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) terkait dalam hal

pengadaan lahan.

3) Kegiatan Bidang Keselamatan perkeretaapian, antara lain :Pelaksanaan

kegiatan sosialisasi dan promosi keselamatan perkeretaapian terhadap

masyarakat dengan instansi terkait, Pelaksanaan kegiatan

identifikasi/pendataan peningkatan keselamatan di daerah rawan

pengrusakan dan pencurian di jalur kereta api, penutupan perlintasan

sebidang liar dan pelaksanaan program sterilisasi ditempat rawan

kecelakaan.

4) Kegiatan bidang operasional yaitu sosialiasi kepada masyarakat terkait

program angkutan motor gratis pada masa angkutan lebaran.