kementerian pendidikan dan kebudayaan republik indonesia
TRANSCRIPT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Pendidikan Anak Usia Dini Untuk Pembangunan Berkelanjutan
harris iskandar dirjen paud dan pendidikan masyarakat
[email protected] - @pejuangdikti
paudni.kemdikbud.go.id
2
Target SGD
1
17 Tujuan SDG2. Tidak Ada Kelaparan
1. Tidak Ada Kemiskinan
3. Kesehatan dan Kesejahteraan yang baik
4. Pendidikan yang berkualitas
5. Kesetaraan gender
6. Air dan sanitasi yang bersih 7. Energi yang
terjangkau dan bersih
8. Pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi
9. Industri, inovasi dan Infrastruktur
10. Mengurangi ketidaksetaraan
11. Kota dan masyarakat yang berkesinambungan
12. Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab
13. Aksi iklim14. Kehidupan di bawah perairan
15. Kehidupan di darat
16. Perdamaian, keadilan dan institusi yang kuat
17. Kemitraan untuk pencapaian tujuan
Education 2030 Framework for Action (EFFA-2030) Kerangka Aksi Pendidikan 2030
• Kesepakatan Muscat 2014• Deklarasi Incheon Mei 2015• Diadopsi Sidang Umum
UNESCO 4 November 2015• Merupakan Tujuan SDGs
Nomor Empat• Dimantapkan Independent
Expert group (IEAG) dan diharapkan selesai bulan maret 2016
Adopsi EFFA 2030 di UNESCO Paris
1. Pada tahun 2030, memastikan seluruh anak laki-laki dan perempuan memperoleh pendidikan dasar dan menengah yang bebas biaya, berkeadilan, dan bermutu yang mengarah pada keluaran pembelajaran yang relevan dan efektif.
2. Pada tahun 2030, memastikan seluruh anak laki-laki dan perempuan memperoleh akses ke perkembangan, perawatan dan pendidikan pra-sekolah dasar yang bermutu untuk memastikan kesiapan memasuki pendidikan dasar.
3. Pada tahun 2030, memastikan adanya akses merata bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh pendidikan teknik, vokasi dan tinggi yang terjangkau dan bermutu.
4. Pada tahun 2030, meningkatkan x jumlah penduduk remaja dan dewasa yang memiliki kemampuan relevan, termasuk keterampilan teknik dan vokasi, untuk memperoleh pekerjaan yang layak dan kewirausahaan.
6
Target Pendidikan 2030
Sumber: Framework for Action Education 2030
5. Pada tahun 2030, menghapuskan ketimpangan gender dalam pendidikan dan memastikan akses merata terhadap seluruh tingkat pendidikan dan pelatihan vokasi bagi kelompok rentan, termasuk penduduk dengan keterbatasan fisik, penduduk asli tradisional, dan anak-anak dalam situasi rentan.
6. Pada tahun 2030, memastikan seluruh remaja dan sedikitnya x % penduduk dewasa, baik laki-laki maupun perempuan, memperoleh kemampuan keaksaraan dan berhitung.
7. Pada tahun 2030, memastikan seluruh peserta didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan pembangunan berkelanjutan, termasuk di antaranya melalui pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup berkelanjutan, hak azasi manusia, kesetaraan gender, peningkatan budaya damai dan anti kekerasan, kewarganegaraan global, dan penghargaan terhadap keragaman budaya dan kontribusi budaya terhadap pembangunan berkelanjutan.
7
Target Pendidikan 2030
Sumber: Framework for Action Education 2030
Diadopsi dari: Shonkoff JP, Phillips DA. The Developing Brain, 2000
usia 4 th pertama=usia kitis=============
0-1 th:-pendengaran & penglihatan-kebiasaan cara merespon-bahasa-pengendalian emosi
2 th: sdh menge-nal simbol-simbol
3 th: keterampilan sosial sederhana
4 th: keterampilan kognitif
Tahap-Tahap Perkembangan Otak
PAUD Investasi NegaraJames Heckman Peraih Nobel Ekonomi, 2000:• Pentingnya investasi pendidikan bagi keluarga yang kurang beruntung untuk
memperoleh persamaan akses terhadap pengembangan sumber daya manusia sejak dini
• Mengembangkan kemampuan kognitif, kecakapan sosial, kesehatan sedini mungkin – sejak lahir sampai dengan usia lima tahun
• Variabel non-kognitif (soft skills) penentu keberhasilan hidup: Keterampilan meregulasi diri, Menghadapi tekanan, Menundan kenikmatan, Ketekunan menghadapi kejenuhan, Kecenderungan membuat rencana
Walter Mischell and Ebbe Ebbesen, 1970: Marsmellow Test – Delayed gratification
9
James Heckman, Nobel Prize Winner in Economics, 2000
Rate of Return of Human Capital Investment
Pengaruh Stimulasi dan Asupan Gizi
Diadaptasi dari: Grantham-McGregor, 2010
Bukti Empirik
Penyebaran Skor Skolastik Dan Non-Skolastik Dari Kesiapan Sekolah Siswa
Sumber: Unicef, 2011Catatan: Kompetensi Skolastik, meliputi: pra membaca, pra menulis, pra matematika, berbahasa, problem solving, dan motorik kasar. Sedangkan kompetensi Non-Skolastik meliputi: kemandirian, komunikasi, kemampuan membina hubungan, dan sikap kerja.
Skor Anak-anak yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti PAUD
Sumber: Bank Dunia, 2013Catatan: Penelitian dilakukan kepada anak sejak usia 6 tahun hingga 9 tahun. Yang diteliti adalah kemampuan dalam bidang Bahasa Indonesia dan matematika (menggunakan pertanyaan pertanyaan sederhana) , serta perkembangan kognitif (menggunakan Ravent Test)
68
58
60
51
55
44
46
32
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100Percent of Questions Correct
9
8
7
6
ECED
No ECED
ECED
No ECED
ECED
No ECED
ECED
No ECED
ECED and school readiness
Kesiapan Sekolah
12
Kebijakan dan Gerakan PAUD
2
Satu Desa Satu PAUDAceh (30)41,8% Sumut(26)
62,4%
Riau(16)81,1%
Sumbar(6)91,1%
Bengkulu(24)65,0%
Lampung(14)79,4%
Kep. Babel(8)91,9%
Kep. Riau(20)71,4%
Sumsel(22)66,6%
Bali (3)99,2%
NTB (10)89,2%
NTT (27)61,9%
Jambi(15)79,3%
Banten(12)85,0%
Jakarta(2)99,6%
Jabar (7)93,4%
Jateng(5)96,6% Jogja (1)
100%
Jatim(4)96,4%
Kalbar(28)47,0%
Kalteng(23)64,5%
Kalsel(13)83,2%
Kaltim(19)72,4%
Sulsel(11)85,6%
Sulut(18)74,6%
Sulteng(21)72,7%
Gorontalo(9)89,5%
Sultra(25)64,9%
Sulbar(17)74,9%
Maluku Utara(29)51,9%
Maluku (31)43,2%
Papua (34)15,3%
Papua Barat (33)25,1%
Kaltara(32)39,7%
dari total 80.435 desa di seluruh Indonesia
Ketuntasan Nasional72,56%Terdapat 22.073 desa belum ada PAUD,
Sumber : Pendataan Online Ditjen PAUDNI per Juli tahun 2015
13
14
PAUD Berkualitas
1
Lingk
unga
n Bela
jar2Kegiatan
Belajar
34GuruGizi
Kegiatan yang menstimulasi belajar dan kegiatan rutin yang tepat dan terstruktur
Guru/tutor yang berpendidikan, peduli, cinta kasih, dan terlibat sepenuhnya
Lingkungan belajar yang aman, sehat dan ramah
Anak memperoleh gizi seimbang
PAUD Berkualitas
Komunikasi
Kolaborasi Berfikir Kritis
Kreativitas
Karakter
KarakterKinerja Moral
Inisiatif, tanggungjawabEtos kerja disiplin diri, tekun,
Jujur, baik, integritasHormat diri, hormat kpd yg lain, hormat pd lingkungan
Kerja keras, mampu memecah masalah, mengatasi hambatan, delayed
gratification, Kerjasama, gotong royong, team work,
demokratis visioner, kreatif, inovatif
Adil, keadilan sosial Peduli -- budaya berbagi, memberi nasehat, pengabdian kpd masyarakat dan kemanusiaan Meritrokrasi, anti diskriminasi, Persatuan Indonesia
Diajarkan
Dibiasakan
Dilatih konsisten
Menjadi kebiasaan
Menjadi karakter
Menjadi budaya
Alur PembudayaanContoh: hidup bersih
Diajarkan tentang cara hidup bersih dan bahaya hidup kotor.
Dibiasakan membersihkan yang kotor dan membuang sampah pada tempatnya.
Diarahkan bila tidak dikerjakan, ditegur jika dilanggar.
Menjadi kebiasaan [tanpa disadari] membersihkan dan membuang sampah pada tempatnya.
Suka akan kebersihan dan merasa tidak nyaman melihat sampah tidak pada tempatnya.
Masyarakat yang berbudaya hidup bersih.
NANGGROE ACEH
DARUSSALA
M
SUMATE
RA UTARA
SUMATE
RA BARATRIAU
JAMBI
SUMATER
A SELATA
N
BENGKULU
LAMPUNG
KEPULA
UAN BANGKA BELITU
NG
KEPULA
UAN RIAU
DKI JAKARTA
JAW
A BARAT
JAW
A TENGAH
D I YOGYA
KARTA
JAW
A TIMUR
BANTEN
BALI
NUSA TE
NGGARA BARAT
NUSA TENGGARA TI
MUR
KALIMANTA
N BARAT
KALIMANTA
N TENGAH
KALIMANTA
N SELA
TAN
KALIMANTA
N TIMUR
KALIMANTA
N UTARA
SULA
WESI
UTARA
SULA
WESI
TENGAH
SULA
WES
I SEL
ATAN
SULA
WES
I TEN
GGARA
GORONTALO
SULA
WESI
BARAT
MALUKU
MALUKU UTA
RA
PAPUA BARAT
PAPUA0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
SMP SMA DIPLOMA D4/S1 S2/S3
598.887 Pendidik SMP : 4,81%SMA : 48,69%DIPLOMA : 12,68%D4/S1 : 33,16%S2/S3 : 0,66%
Kualifikasi Pendidik PAUD
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Terima Kasih
19