kementerian pendidikan dan kebudayaan...persyaratan dan prosedur pembukaan program studi di luar...

156
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH III Jalan. SMA Negeri 14 Cawang Jakarta Timur 13630 Telepon (021) 8090275 Faksimile. (021) 8094679 Nomor : 426/LL3/EP/2021 29 Januari 2021 Lampiran : Satu set Perihal : Pengumuman Usul Pendirian dan Perubahan PTS Vokasi serta Pembukaan Program Studi Vokasi dan Profesi Tahun 2021 Yth.: 1. Pemimpin Perguruan Tinggi 2. Pemimpin Badan Hukum Penyelenggara PTS di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III Jakarta Sehubungan dengan surat Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud Nomor 0251/D/OT/2021 tanggal 25 Januari 2021 tentang Usul Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi serta Pembukaan Program Studi Pendidikan Vokasi dan Profesi, dan mengacu pada Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, bersama ini dengan hormat kami sampaikan hal-hal berikut: 1. Usul Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Vokasi serta Pembukaan Program Studi (Prodi) Vokasi dan Profesi akan diproses oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sedangkan usul Pendirian dan Perubahan PTS Akademik serta Pembukaan Prodi Akademik pada PT Akademik akan diproses oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud; 2. Surat permohonan rekomendasi usul Pendirian dan Perubahan PTS Vokasi serta Pembukaan Prodi Vokasi dan Profesi Tahun 2021 disampaikan kepada LLDikti Wilayah III melalui aplikasi Sistem Informasi Layanan Terpadu (SIL@T) dengan melampirkan berkas persyaratan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud; 3. Berkas Persyaratan dan Daftar Program Studi Vokasi dan Profesi yang dibuka dapat dilihat pada panduan sebagaimana terlampir dan dapat diunduh pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id/vokasi; 4. Lampiran surat permohonan rekomendasi dengan ketentuan sebagai berikut: a. Usul Pendirian PTS Vokasi (diusulkan oleh Ketua Badan Penyelenggara): Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya; Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan dan surat pencatatan perubahan dari Menkumham untuk Yayasan; Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi dalam rangka Pendirian PTS. b. Usul Perubahan PTS Vokasi (diusulkan oleh Ketua Badan Penyelenggara): Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya; Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk

Upload: others

Post on 30-Apr-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI

WILAYAH III Jalan. SMA Negeri 14 Cawang Jakarta Timur 13630

Telepon (021) 8090275 Faksimile. (021) 8094679

Nomor : 426/LL3/EP/2021 29 Januari 2021

Lampiran : Satu set

Perihal : Pengumuman Usul Pendirian dan Perubahan PTS Vokasi

serta Pembukaan Program Studi Vokasi dan Profesi Tahun 2021

Yth.:

1. Pemimpin Perguruan Tinggi

2. Pemimpin Badan Hukum Penyelenggara PTS

di lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III

Jakarta

Sehubungan dengan surat Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud Nomor 0251/D/OT/2021

tanggal 25 Januari 2021 tentang Usul Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara

Pendidikan Vokasi serta Pembukaan Program Studi Pendidikan Vokasi dan Profesi, dan mengacu pada

Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi

Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, bersama ini dengan

hormat kami sampaikan hal-hal berikut:

1. Usul Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Vokasi serta Pembukaan Program

Studi (Prodi) Vokasi dan Profesi akan diproses oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,

sedangkan usul Pendirian dan Perubahan PTS Akademik serta Pembukaan Prodi Akademik pada

PT Akademik akan diproses oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud;

2. Surat permohonan rekomendasi usul Pendirian dan Perubahan PTS Vokasi serta Pembukaan Prodi

Vokasi dan Profesi Tahun 2021 disampaikan kepada LLDikti Wilayah III melalui aplikasi Sistem

Informasi Layanan Terpadu (SIL@T) dengan melampirkan berkas persyaratan yang ditetapkan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud;

3. Berkas Persyaratan dan Daftar Program Studi Vokasi dan Profesi yang dibuka dapat dilihat pada

panduan sebagaimana terlampir dan dapat diunduh pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id/vokasi;

4. Lampiran surat permohonan rekomendasi dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Usul Pendirian PTS Vokasi (diusulkan oleh Ketua Badan Penyelenggara):

Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya;

Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai

badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan dan surat pencatatan

perubahan dari Menkumham untuk Yayasan;

Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi dalam rangka Pendirian

PTS.

b. Usul Perubahan PTS Vokasi (diusulkan oleh Ketua Badan Penyelenggara):

Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya;

Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai

badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk

Page 2: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Yayasan atau jika Badan Penyelenggara yang terkait lebih dari satu, semua surat keputusan

pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum;

Khusus untuk usul alih kelola, penggabungan, dan penyatuan melampirkan Akta notaris

tentang kesepakatan alih kelola PTS, penggabungan PTS, atau penyatuan PTS yang

melibatkan 2 (dua) badan penyelenggara atau lebih;

Surat Keputusan izin pendirian PTS dan seluruh izin pembukaan program studi beserta

semua perubahannya yang diterbitkan oleh Kemendiknas/Kemendikbud/Kemenristekdikti;

Sertifikat atau Keputusan tentang peringkat akreditasi seluruh prodi yang diselenggarakan;

Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi (jika sekaligus usul

pembukaan Prodi);

Surat pertimbangan Senat perihal perubahan perguruan tinggi.

c. Usul Pembukaan Program Studi Vokasi dan Profesi (diusulkan oleh Pemimpin PT):

Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara beserta seluruh Perubahannya (untuk PTS);

Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai

badan hukum beserta seluruh perubahannya, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk

Yayasan atau jika Badan Penyelenggara yang terkait lebih dari satu, semua surat keputusan

pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum

(untuk PTS);

Surat pertimbangan Senat perihal pembukaan program studi;

Persetujuan Badan Penyelenggara (Untuk PTS);

Surat Keputusan izin pendirian PTS dan seluruh izin pembukaan program studi beserta

semua perubahannya yang diterbitkan oleh Kemendiknas/Kemendikbud/Kemenristekdikti;

Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi dan Profesi.

d. Masing-masing dokumen berkas persyaratan dibuat dalam bentuk file PDF (bukan Ms.Word

atau Image);

e. Setiap file PDF disusun menurut urutan daftar berkas persyaratan sebagaimana angka 4 di atas;

f. Dokumen yang tidak menjadi persyaratan wajib mohon agar tidak diserahkan saat penyampaian

usulan, dokumen tersebut dapat dibawa pada saat presentasi.

5. LLDikti Wilayah III berhak menolak permohonan rekomendasi yang tidak memenuhi angka 2 s.d 4

di atas atau ketentuan lainnya yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,

Kemendikbud. Permohonan rekomendasi yang ditolak dapat diusulkan ulang;

6. Surat permohonan rekomendasi beserta dokumen akan ditelaah oleh LLDikti Wilayah III sesuai

dengan tugas dan kewenangannya;

7. LLDikti Wilayah III akan mengundang Badan Penyelenggara atau PT Pengusul untuk

mempresentasikan permohonannya (apabila diperlukan);

8. LLDikti Wilayah III akan menerbitkan Surat Rekomendasi bila berdasarkan hasil verifikasi dan

telaah dokumen usulan sudah layak untuk diajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,

Kemendikbud;

9. Permohonan rekomendasi usul Pendirian dan Perubahan PTS Vokasi serta Pembukaan Prodi Vokasi

dan Profesi Tahun 2020 dibuka mulai tanggal 28 Januari s.d 23 Desember 2021;

10. Rekomendasi ini berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak diterbitkan dengan ketentuan tidak ada

perubahan usulan nama perguruan tinggi, program studi dan/atau ketentuan peraturan perundangan-

undangan;

11. Bagi Badan Penyelenggara PTS dan/atau PT yang telah mendapatkan rekomendasi LLDikti Wilayah

III pada tahun 2020, dapat menggunakan rekomendasi tersebut sesuai ketentuan angka 10 di atas.

Page 3: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdr. Deni Hidayat (HP. 08159307469) atau Sdr.

Mulhadi (HP. 085299709081).

Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Kepala,

Ttd.

Agus Setyo Budi

NIP 196304261988031002

Tembusan:

1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan;

2. Sekretaris Jenderal Kemendikbud; dan

3. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbud.

Page 4: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Penyelenggara Pendidikan Vokasi serta Pembukaan

Program Studi Pendidikan Vokasi dan Profesi

Yth.

1. Pemimpin Perguruan Tinggi

2. Pemimpin Badan Hukum Penyelenggara Pengusul Pendirian/Perubahan PTS

3. Kepala LLDIKTI Wilayah I –

XVI di Tempat

Sehubungan dengan Surat Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi Nomor 1640/D/PT/2020 tanggal 4

September 2020 perihal Pengumuman penerimaan usul pembukaan prodi vokasi dan profesi

serta pendirian PTS Vokasi Tahun 2020, maka dalam rangka terus terlaksananya fungsi

layanan Ditjen Dikti dalam memproses usulan pendirian/perubahan perguruan tinggi swasta

penyelenggara pendidikan akademik (PTS Vokasi yaitu Politeknik, Akademi, dan Akademi

Komunitas) dan pembukaan program studi pendidikan vokasi (Prodi Vokasi) pada

perguruan tinggi, dengan hormat kami sampaikan hal sebagai berikut:

1. Ditjen Diksi membuka kembali usul pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan

prodi vokasi sesuai dengan persyaratan dan prosedur yang diterbitkan pada tahun 2020

dan/atau tahun 2021;

2. Penerimaan usul pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan prodi vokasi

sebagaimana dimaksud pada angka 1 dibuka mulai tanggal 18 Januari 2021 s.d. 31

Desember 2021 secara daring melalui silemkerma.kemdikbud.go.id/vokasi;

3. Usul pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan program studi vokasi dan profesi

pada perguruan tinggi sebagaimana dimaksud pada angka 2 dapat menggunakan Surat

Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) yang dikeluarkan pada

tahun 2020;

4. Mekanisme dan persyaratan usul pendirian PTS Vokasi serta pembukaan program studi

vokasi pada tahun 2021 tercantum dalam dokumen yang dapat diunduh pada menu

Panduan laman silemkerma.kemdikbud.go.id berupa:

a. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 29/D.D3/HK/2020 tentang

Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Pendidikan Vokasi Pada

Perguruan Tinggi Negeri;

b. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 31/D.D3/HK/2020 tentang

Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Pendidikan Vokasi Pada

Perguruan Tinggi Swasta;

c. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 30/D.D3/HK/2020 tentang

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara

Pendidikan Vokasi;

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai III, Senayan, Jakarta 10270

Telepon (021) 5725061, Faksimile (021) 5725484, Tromol Pos 1303

Laman www.vokasi.kemdikbud.go.id

Nomor : 0251/D/OT/2021 25 Januari 2021

Perihal : Usul Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta

Page 5: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

d. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 47/D.D3/HK/2020 tentang

Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada

Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

e. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 48/D.D3/HK/2020 tentang

Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Diplom Tiga dan Sarjana

Terapan Bidang Kesehatan Pada Perguruan Tinggi;

f. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Nomor 55/D/HK/2020 tentang

Persyaratan dan Prosedur Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana

Terapan;

g. Instrumen Pemenuhan syarat minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi

Pendidikan Vokasi;

5. Evaluasi atas usul sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan dengan ketentuan:

a. Evaluasi dilakukan berdasarkan tahapan berikut:

• Evaluasi aspek calon dosen dilakukan oleh Ditjen Pendidikan Vokasi;

• Evaluasi aspek non dosen dilakukan oleh LL Dikti di wilayah pengusul berada ;

Kecuali untuk program Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana

Terapan serta program Diploma Dua Jalur Cepat Kerja Sama dengan SMK dan

IDUKA.

b. Hasil evaluasi akan diinformasikan melalui laman

silemkerma.kemdikbud.go.id/vokasi pada akun masing-masing pengusul;

c. Untuk evaluasi usul yang dinyatakan belum disetujui, jika masih berminat, pengusul

dapat mengunggah kembali usul yang telah diperbaiki tersebut paling banyak 3 (tiga)

kali dalam 1 (satu) tahun periode pengusulan yang sama (Persyaratan dan prosedur

lebih rinci dapat dilihat pada Lampiran Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

sebagai mana dimaksud dalam angka 3 di atas);

6. Program Diploma Dua Jalur Cepat Kerja Sama Dengan SMK dan IDUKA, serta Program

Profesi akan diterbitkan kemudian menunggu penyelesaian instrumen persyaratan

minimum akreditasi.

7. Ketentuan lain terkait pendirian/perubahan PTS vokasi dan pembukaan prodi vokasi

masih sesuai dengan surat Plt. Dirjen Pendidikan Tinggi nomor 1640/D/PT/2020 tanggal

4 September 2020 perihal Pengumuman penerimaan usul pembukaan prodi vokasi dan

profesi serta pendirian PTS Vokasi Tahun 2020.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.

Direktur Jenderal,

Wikan Sakarinto

Tembusan:

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Page 6: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur

Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi

2020

Page 7: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi I

Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti). UU Dikti mengamanatkan agar Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Pada akhir tahun 2019 Pemerintah melakukan pemisahan urusan pendidikan tinggi dari Kemenristekdikti. Melalui Perpres No. 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah menggabungkan kembali urusan pendidikan tinggi ke dalam Kemendikbud dan membentuk direktorat jenderal baru yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sehingga terdapat dua direktorat jenderal baru pada Kemendikbud, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 49 Perpres No. 82 Tahun 2019, maka diterbitkan Permendikbud No. 45 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Salah satu fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi adalah merumuskan pemberian izin penyelenggaraan perguruan tinggi vokasi swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat (Pasal 18 Perpres 82 Tahun 2019 dan Pasal 114 huruf g Permendikbud No. 45 Tahun 2019). Untuk melaksanakan fungsi tersebut, telah diterbitkan Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.

Sementara itu, Surat Edaran Menristekdikti tanggal 21 September 2016 Nomor: 2/M/SE/lX/ 2016 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi, menyatakan bahwa terhitung sejak 1 Januari 2017 diterapkan kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi swasta (PTS) baru dan pembukaan program studi sebagai berikut:

1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik (Universitas/ lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian;

2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut Teknologi; 3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science, technology, engineering,

dan mathematic (STEM); 4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2,

dan angka 3 dapat dikecualikan bagi: a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.

Seiring dengan Pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:

1. Machinery and Construction; 2. Creative Economy 3. Hospitality; dan 4. Care Services.

Berdasarkan Permendikbud tersebut di atas dan memperhatikan Surat Edaran Menristekdikti, serta arah prioritas perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, maka diperlukan panduan bagi Badan Penyelenggara untuk memenuhi persyaratan dan prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.

Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan usul sebagaimana

Page 8: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi II

dimaksud di atas dapat diproses secara tepat waktu, sehingga pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, Juni 2020

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Wikan Sakarinto

Page 9: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi III

Pengantar Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi

Berdasarkan Permendikbud nomor 45 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah dibentuk Ditjen Pendidikan Vokasi dan Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi yang yang salah satu fungsinya adalah melakukan perumusan pemberian izin pendirian perguruan tinggi swasta (PTS) penyelenggara pendidikan vokasi. Oleh karena itu, pemrosesan usul pendirian PTS penye

lenggara pendidikan vokasi dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi.

Untuk memfasilitasi dan meningkatkan efisiensi pemrosesan usul yang diajukan, perlu disusun persyaratan dan prosedur sebagai acuan yang diharapkan mampu mempersingkat waktu pemrosesan usul tersebut.

Proses administrasi pendirian perguruan tinggi swasta penyelenggara pendidikan vokasi, serta pembukaan program studi vokasi pada perguruan tinggi dilakukan secara daring atau online, sehingga selain dapat mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang bersih dan efisien.

Pemerintah dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan beberapa kebijakan yang dimuat dalam peraturan untuk peningkatan pelayanan proses perizinan pembukaan program studi dan pendirian perguruan tinggi, antara lain Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.

Peraturan tersebut diimplementasikan dalam tahap pengusulan pembukaan program studi vokasi maupun usul pendirian perguruan tinggi swasta penyelenggara pendidikan vokasi.

Permendikbud No.7 Tahun 2020 antara lain mengatur bahwa pembukaan program studi dapat dilakukan melalui kerja sama atau tanpa melalui kerja sama. Buku ini berisi persyaratan dan prosedur pembukaan program studi vokasi tanpa kerja sama. Sedangkan usul pembukaan program studi vokasi melalui kerja sama diuraikan dalam buku lain.

Penerbitan buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi’ dimaksudkan untuk memandu para pihak yang akan mengusulkan pendirian perguruan tinggi swasta penyelenggara pendidikan vokasi tanpa melalui kerja sama.

Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih.

Jakarta, Juni 2020

Direktur Pendidikan Vokasi dan Profesi

Benny Bandanadjaja

Page 10: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi IV

Daftar Isi

halaman Sambutan I

Pengantar III

Daftar Isi IV

Bab I Pendahuluan 1

• Latar Belakang 1

• Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 1

• Pembukaan Program Studi Vokasi Bersamaan Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 2

Bab II Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 3

1. Pengertian Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 3

2. Persyaratan dan Dokumen Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 4

3. Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 12

Lampiran 15

********

Page 11: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 1

Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dalam rangka pelayanan proses perizinan pendirian perguruan tinggi swasta (PTS), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan beberapa kebijakan yang dimuat dalam peraturan, antara lain:

a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

b. Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta;

Kedua peraturan di atas berlaku bagi usul pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.

2. Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Menurut Pasal 10 Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, diatur bahwa pendirian PTS meliputi:

• pendirian PTS oleh badan penyelenggara; atau

• pendirian PTS yang dilakukan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri.

Buku ini memuat persyaratan dan prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang dilakukan tanpa melalui kerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri, sedangkan persyaratan dan prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang dilakukan melalui kerja sama dimuat dalam buku lain.

Pada prinsipnya, pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi, termasuk pembukaan program studi vokasi di dalamnya, diusulkan oleh Badan Penyelenggara berbadan hukum yang berprinsip nirlaba kepada Mendikbud, dengan mengajukan usul tertulis pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang memuat pemenuhan semua persyaratan yang diuraikan di dalam buku ini.

Kelengkapan dan kebenaran data dan informasi yang dicantumkan dalam usul tertulis tersebut akan digunakan untuk menentukan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi dari PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang akan didirikan, dan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi program studi yang akan dibuka. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi dan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pembukaan program studi vokasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI).

Apabila Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan rekomendasi bahwa persyaratan minimum akreditasi untuk pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi dan pembukaan program studi vokasi telah dipenuhi, maka Mendikbud menerbitkan izin pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi termasuk di dalamnya izin pembukaan program studi vokasi tersebut. BAN-PT dan/atau LAM akan meregistrasi peringkat akreditasi PTS penyelenggara pendidikan vokasi dan peringkat akreditasi program studi vokasi yang baru tersebut.

Prosedur pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi bersamaan dengan pembukaan program studi vokasi, dilakukan secara daring atau online melalui silemkerma.kemdikbud.go.id.

Page 12: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 2

3. Pembukaan Program Studi Vokasi Bersamaan Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Di dalam buku ini akan diuraikan pembukaan program studi vokasi bersamaan dengan pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.

Berdasarkan Permendikbud No. 7 Tahun 2020 persyaratan dan peringkat akreditasi yang diperoleh pada saat pembukaan program studi vokasi sebagai berikut:

• Pasal 24 ayat (1): Pembukaan Program Studi di Kampus Utama harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program Studi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

• Pasal 25 ayat (1): Program Studi yang telah memenuhi syarat minimum akreditasi mendapatkan akreditasi dengan peringkat Baik pada saat memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri.

Pembukaan program studi vokasi bersamaan dengan pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi diusulkan oleh Ketua Pengurus Badan Penyelenggara (misalnya Ketua Pengurus Yayasan) kepada Mendikbud, dengan mengajukan usul tertulis pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang memuat pula usul tertulis pembukaan program studi vokasi sebagaimana akan diuraikan dalam Bab II di bawah ini.

Prosedur pembukaan program studi vokasi bersamaan dengan pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi dilakukan secara daring atau online melalui silemkerma.kemdikbud.go.id.

********

Page 13: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 3

Bab II

Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1. Pengertian Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Pendirian Perguruan Tinggi Swasta (PTS) Penyelenggara Pendidikan Vokasi merupakan pembentukan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi berbentuk Politeknik, Akademi, atau Akademi Komunitas oleh Badan Penyelenggara (yayasan, perkumpulan, persyarikatan, atau badan hukum nirlaba lain).

Adapun Pendidikan Vokasi menurut Pasal 16 ayat (1) UU Dikti, merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan. Sedangkan dalam Pasal 16 ayat (2) UU Dikti, Pendidikan Vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan oleh Pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor terapan.

Struktur Program Pendidikan vokasi berdasarkan Pasal 21 sampai dengan Pasal 23 UU Dikti, sebagai berikut:

a. Program Diploma merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan menyiapkan Mahasiswa menjadi praktisi yang terampil untuk memasuki dunia kerja sesuai dengan bidang keahliannya. Program Diploma terdiri atas:

• Program Diploma Satu;

• Program Diploma Dua;

• Program Diploma Tiga; dan

• Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;

b. Program Magister Terapan merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan mengembangkan Mahasiswa menjadi ahli yang memiliki kapasitas tinggi dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada profesinya;

c. Program Doktor Terapan merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan mengembangkan dan memantapkan Mahasiswa untuk menjadi lebih bijaksana dengan meningkatkan kemampuan dan kemandirian sebagai ahli dan menghasilkan serta mengembangkan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penelitian yang komprehensif dan akurat dalam memajukan peradaban dan kesejahteraan manusia.

Dengan demikian, PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi adalah PTS yang menyelenggarakan 1(satu) atau lebih Program Pendidikan Vokasi sebagaimana dikemukakan di atas, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, sebagai berikut:

a. Politeknik, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dan dapat menyelenggarakan pendidikan profesi dalam berbagai rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi, melalui:

1. Program Diploma Satu; 2. Program Diploma Dua; 3. Program Diploma Tiga; 4. Program Diploma Empat atau Program Sarjana Terapan; 5. Program Magister Terapan; 6. Program Doktor Terapan; dan/atau 7. Program Profesi;

Page 14: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 4

yang terdiri atas paling sedikit 3 (tiga) program studi pada Program Diploma Tiga dan/atau Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;

b. Akademi, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam 1 (satu) atau beberapa cabang ilmu pengetahuan dan teknologi tertentu, melalui:

1. Program Diploma Satu; 2. Program Diploma Dua; 3. Program Diploma Tiga; dan/atau 4. Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;

yang terdiri atas paling sedikit 1 (satu) program studi pada Program Diploma Tiga;

c. Akademi Komunitas, yaitu Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi program diploma satu dan/atau program diploma dua di daerah kabupaten/kota yang berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus, yang terdiri atas paling sedikit 1 (satu) program studi pada Program Diploma Satu atau Program Diploma Dua.

2. Persyaratan dan Dokumen Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen

a. Badan Penyelenggara PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang akan didirikan telah memenuhi legalitas, sebagai berikut:

1. Memiliki akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta segala perubahannya (jika pernah dilakukan perubahan);

2. Memiliki surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk Yayasan.

• Scan asli akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta segala perubahannya (jika pernah dilakukan perubahan);

• Scan asli surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk Yayasan.

b. Persetujuan tertulis Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari organ Pengurus Badan Penyelenggara (misal Ketua Pengurus Yayasan atau yang sejenis).

• Scan asli Berita Acara dan daftar hadir rapat persetujuan pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari organ Pengurus Badan Penyelenggara (misal Ketua Pengurus Yayasan atau yang sejenis).

c. Memperoleh Rekomendasi tertulis dari LLDIKTI setempat (masa berlaku rekomendasi paling lama 1 tahun sejak rekomendasi diterbitkan) yang berisi:

1. Rekam jejak Badan Penyelenggara yang berdomisili di wilayah LLDIKTI tempat PTS penyelenggara pendidikan vokasi tersebut akan didirikan, atau apabila domisili Badan Penyelenggara berbeda dengan domisili PTS

• Scan asli Rekomendasi tertulis dari LLDIKTI setempat

Page 15: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 5

Persyaratan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen

penyelenggara pendidikan vokasi yang akan didirikan, rekomendasi diminta dari LLDIKTI di wilayah Badan Penyelenggara berdomisili;

2. Tingkat kejenuhan berbagai Program Studi vokasi yang akan dibuka dibandingkan dengan jumlah program studi vokasi yang sama pada perguruan tinggi lain di wilayah LLDIKTI; dan

3. Tingkat keberlanjutan PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang akan didirikan, serta semua Program Studi vokasi yang akan dibuka untuk memenuhi syarat minimum suatu bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

d. Dosen untuk 1 (satu) program studi vokasi yang akan dibuka paling sedikit berjumlah:

• 5 (lima) orang dosen tetap pada Program Diploma atau Program Sarjana Terapan untuk Politeknik dan Akademi;

• 2 (dua) orang dosen tetap pada Akademi Komunitas;

dengan ketentuan:

1. Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat pengusulan pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi;

2. Paling rendah berijazah magister, magister terapan, atau yang setara untuk Program Diploma dan Program Sarjana Terapan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka;

3. Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP), yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu;

4. Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus;

5. Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut

• Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan Domisili bagi calon dosen tetap yang memiliki KTP dengan alamat tidak sama dengan alamat domisili PTS penyelenggara pendidikan vokasi;

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan tinggi yang pernah ditempuh;

• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari Kemdikbud;

• Scan asli Surat Pernyataan calon dosen tetap tentang Kesediaan bekerja penuh waktu berdasarkan EWMP;

• Scan asli Daftar riwayat hidup;

Page 16: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 6

Persyaratan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen

Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

6. Bukan pegawai tetap pada instansi lain;

7. Bukan Aparatur Sipil Negara; dan

8. Calon dosen tetap harus menandatangani perjanjian kesediaan pengangkatan sebagai calon dosen tetap untuk setiap usul pembukaan program studi vokasi, dengan Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan didirikan.

• Scan asli Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Dosen Tetap antara Badan Penyelenggara dengan calon dosen tetap.

2 (dua) Instruktur/Tutor atau Sebutan Lain Yang Sejenis yang akan ditugaskan pada program studi vokasi yang akan dibuka pada Politeknik dan Akademi, dengan ketentuan:

1. Berstatus sebagai karyawan di mitra kerja sama (dunia usaha/industri/instansi/ lembaga) yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara yang akan mendirikan PTS;

2. Memiliki surat persetujuan dari pemimpin mitra kerja sama (perusahaan/industri/ instansi/lembaga) yang bekerja sama dengan badan penyelenggara yang akan mendirikan PTS;

3. Memiliki surat penugasan dari badan Penyelenggara yang akan mendirikan PTS untuk menjadi Instruktur/Tutor atau sebutan lain yang sejenis pada program studi yang diusulkan;

4. Memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah Diploma Tiga; dan

a. pengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun di tempat kerja pada bidang pekerjaan yang relevan dengan program studi yang diusulkan; atau

b. sertifikat keahlian/kompetensi yang masih berlaku sesuai dengan program studi yang diusulkan;

• Scan asli KTP Instruktur/Tutor atau Sebutan Lain Yang Sejenis;

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan tinggi yang pernah ditempuh;

• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari Kemdikbud;

• Scan asli Surat Persetujuan dari pemimpin mitra kerja sama (perusahaan/industri/ instansi/lembaga) yang bekerja sama dengan badan penyelenggara yang akan mendirikan PTS

• Scan asli Daftar riwayat hidup;

3 (tiga) instruktur Tetap untuk 1 (satu) program studi vokasi yang akan dibuka pada akademi komunitas dengan ketentuan:

1. Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada

• Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan Domisili bagi calon instruktur tetap yang memiliki KTP dengan alamat tidak sama

Page 17: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 7

Persyaratan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen

saat pengusulan pendirian PTS penyeleng-gara pendidikan vokasi.

2. Paling rendah berijazah Diploma Tiga dengan sertifikat kompetensi atau pengalaman kerja dan/atau pengalaman mengajar paling sedikit 5 tahun pada kompetensi sebidang;

3. Sebagai tenaga profesional dengan sertifikat kompetensi atau pengalaman kerja paling rendah setara dengan lulusan Program Sarjana Terapan atau Program Sarjana; atau

4. Sebagai tenaga yang mendapat pengakuan dari asosiasi bidang keahliannya yang setara dengan angka 2 atau angka 3; atau

5. Tenaga profesional dengan pengalaman kerja paling sedikit setara dengan lulusan diploma tiga;

6. Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP), yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu;

7. Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus;

8. Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

9. Bukan pegawai tetap pada instansi lain

10. Bukan Aparatur Sipil Negara; dan

11. Calon instruktur tetap harus menandata-ngani perjanjian kesediaan pengangkatan sebagai calon instruktur tetap untuk setiap usul pembukaan program studi vokasi, dengan Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan didirikan

dengan alamat domisili PTS penyelenggara pendidikan vokasi;

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan tinggi yang pernah ditempuh. sertifikat kompetensi atau surat keterangan pengalaman kerja dan/atau pengalaman mengajar paling sedikit 5 (lima) tahun pada kompetensi sebidang;

• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon instruktur tetap lulusan luar negeri, dari Kemdikbud;

• Scan asli sertifikat kompetensi atau surat keterangan pengalaman kerja paling rendah setara dengan lulusan Program Sarjana Terapan atau Program Sarjana; atau

• Scan asli surat keterangan pengakuan dari asosiasi bidang keahliannya yang setara dengan angka 2 atau angka 3; atau

• Scan asli surat keterangan pengakuan pengalaman kerja paling sedikit setara dengan lulusan diploma tiga;

• Scan asli Surat Pernyataan calon instruktur tetap tentang Kesediaan bekerja penuh waktu berdasarkan EWMP;

• Scan asli Daftar riwayat hidup;

• Scan asli Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Calon Instruktur Tetap antara Badan Penyelenggara dengan calon instruktur tetap.

e. Lahan untuk kampus PTS penyelengara pendidikan vokasi yang akan didirikan memiliki

• Scan asli Sertifikat hak atas tanah dengan status Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau

Page 18: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 8

Persyaratan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen

luas paling sedikit 5.000 (lima ribu) m2 untuk

Politeknik, Akademi atau Akademi Komunitas, dengan status Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai atas nama Badan Penyelenggara, sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai dalam 1 (satu) wilayah kecamatan;

Dalam hal luas lahan untuk kampus PTS penyelengara pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud di atas tidak dapat dipenuhi, Mendikbud dapat menentukan berdasarkan luas bangunan.

Dalam hal status lahan untuk kampus PTS penyelengara pendidikan vokasi belum atas nama Badan Penyelanggara, Badan Penyelenggara dapat menggunakan lahan atas nama pihak lain berdasarkan perjanjian sewa-menyewa lahan dengan hak membeli pertama kali yang dibuat di hadapan Notaris. Perjanjian sewa-menyewa tersebut berlangsung paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian sewa-menyewa ditandatangani, dan tidak dapat diperpanjang.

Hak Pakai atas nama Badan Penyelenggara, sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai dalam 1 (satu) wilayah kecamatan; atau

• Scan asli akta perjanjian sewa-menyewa lahan yang dibuat oleh notaris dengan mencantumkan hak untuk membeli pertama kali.

f. Telah tersedia sarana dan prasarana untuk PTS penyelengara pendidikan vokasi yang akan didirikan terdiri atas:

1. Ruang kuliah paling sedikit 1 (satu) m2 per

mahasiswa;

2. Ruang dosen/instruktur tetap paling sedikit 4 (empat) m2

per orang;

3. Ruang administrasi dan kantor paling sedikit 4 (empat) m2

per orang;

4. Ruang perpustakaan paling sedikit 200 (dua ratus) m2

termasuk ruang baca yang harus

dikembangkan sesuai dengan pertambahan jumlah mahasiswa;

5. Ruang laboratorium, komputer, dan sarana praktikum dan/atau penelitian sesuai kebutuhan setiap program studi vokasi;

6. Buku paling sedikit 200 (dua ratus) judul per program studi vokasi sesuai dengan bidang

Page 19: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 9

Persyaratan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen

keilmuan pada program studi vokasi;

kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;

Dalam hal sarana dan prasarana untuk kampus PTS penyelengara pendidikan vokasi sebagaimana ditentukan di atas belum dapat dipenuhi, Badan Penyelenggara dapat menggunakan sarana dan prasarana atas nama pihak lain berdasarkan perjanjian sewa-menyewa sarana dan prasasara dengan hak membeli pertama kali yang dibuat di hadapan Notaris. Perjanjian sewa-menyewa tersebut berlangsung paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian sewa-menyewa ditandatangan dan tidak dapat diperpanjang.

• Scan asli Akta notaris tentang perjanjian sewa-menyewa sarana dan prasarana (gedung).

g. Memenuhi syarat minimum akreditasi program studi vokasi dan PTS penyelengara pendidikan vokasi yang dibuktikan melalui pengisian Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi.

• Semua Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi yang telah diisi beserta lampirannya untuk setiap usul program studi vokasi.

h. Memiliki perjanjian kerjasama antara Badan Penyelenggara dengan dunia usaha dan/atau dunia industri tentang:

1. Pemanfaatan tenaga ahli yang dimiliki oleh dunia usaha dan/atau dunia industri;

2. Pemanfaatan laboratorium yang dimiliki oleh dunia usaha dan/atau dunia industri, tempat magang;

3. Pengembangan kurikulum;

• Scan asli perjanjian kerjasama antara Badan Penyelenggara dengan dunia usaha dan/atau dunia industri.

i. Kurikulum program studi vokasi disusun berdasarkan kompetensi lulusan sesuai standar nasional pendidikan tinggi dan ketentuan peraturan perundang-undangan, yang meliputi:

1. Profil lulusan; 2. Keunikan program studi; 3. Capaian pembelajaran lulusan; 4. Struktur kurikulum; dan 5. RPS dari 5 (lima) mata kuliah penciri

program studi;

• Scan asli dokumen kurikulum yang berisi:

1. Profil lulusan; 2. Keunggulan program studi; 3. Capaian pembelajaran lulusan; 4. Struktur kurikulum; 5. Substansi Praktikum/Praktik/Praktik

Studio/Praktik Bengkel/PKL/ Magang; dan 6. RPS dari 10 (sepuluh) mata kuliah penciri

program studi; yang dilampirkan pada Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi yang telah diisi

Page 20: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 10

Persyaratan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen

sebagaimana dimaksud pada huruf g.

j. Tenaga Kependidikan paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang untuk melayani 1 (satu) program studi vokasi pada Program Diploma atau Program Sarjana Terapan, dan 1 (satu) orang untuk melayani Perpustakaan, dengan ketentuan:

1. Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada saat pengusulan pendirian PTS penyelengara pendidikan vokasi;

2. Paling rendah berijazah Diploma Tiga; dan

3. Bersedia bekerja penuh waktu selama 37,5 (tiga puluh koma lima) jam per minggu.

• Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan Domisili bagi calon tenaga kependidikan yang memiliki KTP dengan alamat tidak sama dengan alamat domisili PTS penyelenggara pendidikan vokasi .yang akan didirikan.

• Scan asli ijazah semua program pendidikan tinggi yang pernah ditempuh calon tenaga kependidikan; dan

• Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon tenaga kependidikan untuk bekerja penuh waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu;

yang dilampirkan pada Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi sebagaimana dimaksud pada huruf g.

k. Studi kelayakan pendirian PTS penyelenggara Pendidikan Vokasi.

• Dokumen Studi kelayakan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan didirikan.

l. Organisasi dan tata kerja PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi memiliki 5 (lima) unsur, yaitu:

1. Unsur penyusun kebijakan; 2. Unsur pelaksana akademik; 3. Unsur pengawas dan penjaminan mutu; 4. Unsur penunjang akademik atau sumber

belajar; dan 5. Unsur pelaksana administrasi atau tata

usaha.

• Dokumen Rancangan Organisasi dan Tata Kerja PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan didirikan.

m. Rancangan Dokumen Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang akan didirikan, serta informasi keberadaan dokumen SPMI lainnya.

• Rancangan Dokumen Kebijakan SPMI PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan didirikan.

Page 21: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 11

Persyaratan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen

n. Laporan keuangan Badan Penyelenggara PTS penyelenggara pendidikan vokasi, dengan ketentuan:

1. Tanpa audit oleh akuntan publik apabila Badan Penyelenggara tersebut telah beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun; atau

2. Dengan audit oleh akuntan publik apabila Badan Penyelenggara tersebut telah beroperasi lebih dari 3 (tiga) tahun;

• Scan asli laporan keuangan badan penyelenggara PTS penyelenggara pendidikan vokasi sesuai Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ISAK 32/2019; atau

• Scan asli laporan keuangan badan penyelenggara PTS penyelenggara pendidikan vokasi yang telah diaudit.

o. Menyatakan kesanggupan untuk menyediakan dana investasi dan dana operasional dari Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan didirikan, yang ditandatangani oleh ketua dan semua anggota organ Badan Penyelenggara.

Scan asli surat pernyataan kesanggupan untuk menyediakan dana investasi dan dana operasional dari badan penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan didirikan, yang ditandatangani oleh Ketua dan semua anggota organ badan Penyelenggara

Catatan

1) Persyaratan huruf a sampai dengan huruf h merupakan persyaratan mutlak, artinya apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka usul belum disetujui;

2) Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi untuk setiap usul program studi vokasi baru, dibuat dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani oleh Badan Penyelenggara;

3) Usul pembukaan program studi vokasi dalam pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi sesuai prioritas pengembangan program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:

• Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik Geomatika, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan);

• Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual, Multimedia, Tata Busana);

• Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian, Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan

• Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat Lansia).

4) Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi sebagaimana dimaksud di atas dapat diunduh melalui menu Panduan pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id

5) Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan, termasuk studi kelayakan, rancangan organisasi dan tata kerja, dan rancangan SPMI PTS penyelenggara pendidikan Akademik.

Page 22: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 12

3. Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Secara garis besar, pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi diusulkan oleh Badan Penyelenggara kepada Mendikbud. Usul pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi memuat pemenuhan semua persyaratan yang diuraikan di dalam angka 2 Bab ini.

a. Prosedur Umum Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Tahap Kesatu

Memohon rekomendasi kepada LLDIKTI dengan melampirkan dokumen:

1. Akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta semua perubahannya (jika pernah dilakukan perubahan); dan

2. Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum, misal Surat Keputusan Menkumham untuk Yayasan.

Tahap Kedua

LLDikti memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu angka 1 dan angka 2 tentang legalitas badan penyelenggara PTS penyelenggara pendidikan vokasi. Dalam hal legalitas badan penyelenggara tersebut belum terpenuhi, maka LLDIKTI meminta pengusul untuk melakukan perbaikan dokumen kepada instansi yang terkait.

LLDIKTI akan menerbitkan rekomendasi jika hasil pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu angka 1 dan angka 2 tentang legalitas badan penyelenggara PTS penyelenggara pendidikan vokasi, dan perbaikan dokumen (jika melakukan perbaikan dokumen), sebagaimana dimaksud di atas telah terpenuhi.

Tahap Ketiga

Dalam hal LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:

1. Badan Penyelenggara mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun;

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usulan akun; dan

3. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara dapat mengajukan kembali permintaan akun. Apabila disetujui maka Badan Penyelenggara PTS penyelenggara pendidikan vokasi dapat melanjutkan proses ke Tahap Keempat.

Tahap Keempat

Badan Penyelenggara mengunggah semua dokumen sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2 di atas, kecuali Studi Kelayakan, Rancangan organisasi dan Tata kelola, dan Rancangan SPMI, melalui akun yang telah diperoleh pada silemkerma.kemdikbud.go.id.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua dokumen yang diunggah.

Apabila berdasarkan hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan site evaluation (evaluasi lapangan).

a. Dalam hal pemeriksaan pada site evaluation menunjukkan masih terdapat ketidaksesuaian antara

Page 23: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 13

dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan, maka Mendikbud dapat menerbitkan izin prinsip dengan masa berlaku yang ditetapkan berdasarkan hasil site evaluation.

Setelah memperoleh Izin prinsip, Badan Penyelenggara:

• Berkewajiban untuk memenuhi semua kekurangan berdasarkan hasil site evaluation;

• Berhak untuk merekrut dosen selain yang minimal 5 (lima) orang yang disyaratkan untuk setiap program studi;

• Berhak melakukan transaksi kepemilikan dan/atau pembangunan sarana dan prasarana calon kampus;

• Badan Penyelenggara dilarang menerima mahasiswa sampai izin pendirian PTS Penyelenggara pendidikan vokasi diterbitkan.

b. Dalam hal pemeriksaan pada site evaluation menunjukkan kesesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan, maka Mendikbud dapat langsung menerbitkan izin pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.

Untuk memperoleh izin prinsip atau izin pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi sebagaimana dikemukakan di atas, maka Badan Penyelenggara harus mengikuti prosedur khusus di bawah ini:

Page 24: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 14

b. Prosedur Khusus Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Setelah penerbitan Surat Keputusan, Mendikbud berwenang melakukan evaluasi pelaksanaan surat

keputusan tersebut secara berkala sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 25: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 15

Lampiran

Yayasan/Persyarikatan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba Lain Sekolahan Notobotosongo Tibolimo

Alamat: Jl. Majuterus Raya 888 Blumbangjero 99923 Indonesia Telepon: 020 – 302020 Fax: 020 – 393098 – Email: [email protected]

Nomor : 73/YSN/08/2020 Hal : Usul ............................. Lampiran : Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi Kepada yang terhormat, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Gedung A Lantai 2 Kemdikbud Jl. Jenderal Sudirman Jakarta

Dengan hormat, Melalui surat ini perkenankan kami, Yayasan/Persyarikatan/Perkumpulan/Badan Hukum Nirlaba lain ............................ mengusulkan pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi (Politeknik, Akademi, Akademi Komunitas*) ........................................... (diisi sesusai jenis usul pendirian), dengan pembukaan program studi vokasi sebagai berikut: 1. Program Studi ................................................................................................................. 2. Program Studi ................................................................................................................. 3. Program Studi ................................................................................................................. 4. dst. Bersama ini kami sampaikan dokumen untuk pemenuhan persyaratan pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi (Politeknik, Akademi, Akademi Komunitas *) sebagai berikut: 1. ......................................................................................................................................... 2. ......................................................................................................................................... 3. dst Atas perhatian dan bantuan Bapak, kami sampaikan terima kasih.

Blumbangjero, .... Januari 2020.

Ketua (organ Badan Penyelenggara),

Prof.Dr.H.R.Notobotosongo,ST.,Empty

*pilih salah satu

Lampiran a: Surat Permohonan Pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Page 26: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 16

Lampiran b: Contoh Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara

Page 27: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 17

Page 28: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 18

Contoh Keputusan Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan

Contoh Berita Negara Tentang Pengesahan

Yayasan

Contoh Keputusan Menkumham Tentang

Pengesahan Yayasan (online) 1

Contoh Keputusan Menkumham Tentang

Pengesahan Yayasan (online) 2

Lampiran c : Keputusan Pengesahan Badan Penyelenggara sebagai Badan Hukum

Page 29: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 19

Page 30: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 20

Lampiran d : Contoh Surat Kemenkumham tentang Penyesuaian Yayasan dengan UU Yayasan

Page 31: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 21

Lampiran e: Contoh Masalah Badan Penyelenggara PTS dan Penyelesaiannya

No MASALAH BADAN PENYELENGGARA PTS PENYELESAIAN

1. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS berbeda dengan nama Badan Penyelenggara Pengusul, karena telah didirikan Badan Penyelenggara baru oleh Pengusul

Mengusulkan Perubahan nama Badan Penyelenggara sebagaimana tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sesuai dengan nama Badan Penyelenggara yang baru kepada Dirjen Dikti.

2. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS berbeda dengan nama Badan Penyelenggara Pengusul, karena telah dilakukan perubahan nama Badan Penyelenggara oleh Pengusul.

3. Nama Badan Penyelenggara pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sama dengan nama Badan Penyelenggara pengusul, namun Badan Penyelenggara tersebut didirikan dan disahkan sebagai Badan Hukum dengan nama yang sama setelah SK Pendirian/ Perubahan PTS terbit

Mengusulkan kepada Dirjen Dikti tentang penetapan kembali Badan Penyelenggara yang telah berstatus badan hukum sebagai badan penyelenggara PTS sejak PTS tersebut didirikan.

4. SK Pendirian/ Perubahan PTS hilang sehingga tidak dapat diketahui kronologi Badan Penyelenggara PTS tersebut

5. Nama Badan Penyelenggara PTS sebelum Pendirian/ Perubahan PTS tidak berubah namun ada kekeliruan penulisan pada SK Pendirian/ Perubahan PTS

Mengusulkan kepada Dirjen Dikti tentang pembetulan nama Badan Penyelenggara sebagaimana tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sesuai dengan nama Badan Penyelenggara sebagaimana tercantum dalam SK Kemenkumham tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum.

Page 32: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 22

Lampiran f : Contoh Sertifikat status lahan calon kampus PTS an. Badan Penyelenggara

Page 33: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 23

Yayasan …………………………………..

Sk Menkumham No. ………………….

Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Dosen/Instruktur* Tetap Yayasan…………………….

Pada hari …………… tanggal ……………. Tahun………………. Bertempat di ………………………………,para

pihak yang bertandatangan di bawah ini:

• …………………………..(nama) ketua pengurus yayasan………………………………………,

alamat………………….,

Selanjutnya disebut pihak pertama;

• ………………………….. (nama calon dosen/instruktur tetap),alamat …………………………………(sesuai

kartu tanda penduduk),selanjutnya disebut pihak kedua;

Telah sepakat untuk membuat perjanjian kesediaan pengangkatan dosen/instruktur tetap yayasan ………………

Dengan kententuan sebagai berikut:

Pasal 1

Pihak pertama bersedia untuk mengangkat pihak kedua sebagai dosen/instruktur tetap yayasan ……………..

dengan jam 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam perminggu dengan gaji serta tunjangan sesuai peraturan

yayasan……………,apabila izin pendirian perguruan swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu keduanya

) yang sedang diusulkan ke Kemdikbud dikabulkan.

Pasal 2

Pihak kedua bersedia untuk diangkat pihak pertama sebagai dosen tetap yayasan ……………dengan jam kerja

37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu dengan gaji serta tunjangan sesuai peraturan yayasan……….

Apabila izin pendirian perguruan tinggi swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu atau keduanya) yang

sedang diusulkan ke kementrian Riset , Teknologi dan Pendidikan Tinggi dikabulkan.

Pasal 3

Dalam hal izin pendirian perguruan tinggi swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu atau keduanya)

sebagaimana dimaksud pada pasal 2 telah diterbitkan oleh Kemdikbud, pihak kedua bersedia untuk bertempat

tinggal di kabupaten atau kota domisli kampus utama perguruan tinggi swasta tersebut.

Pasal 4

Pihak kedua menyutujui bahwa perjanjian ini digunakan oleh pihak pertama untuk melengkapi persyaratan

permohonan izin pendirian perguruan tinggi swasta/pembukaan progam studi (pilih salah satu atau keduanya) ke

Kemdikbud.

Pasal 5

Penyelesaian sengketa yang timbul dalam pelaksaan perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk diselesaikan

secara musyawarah untuk mufakat.

Pihak pertama , pihak kedua,

…………………………………. …………………………………

Lampiran g: Contoh Perjanjian Badan Penyelenggara dengan Calon Dosen/Instruktur Tetap

Page 34: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 24

Laporan Keuangan Badan Penyelenggara

1. Badan penyelenggara diminta untuk menyampaikan Laporan Keuangan Badan Penyelenggara 3 tahun terakhir (2013, 2014, 2015) bagi Badan Penyelenggara yang didirikan sebelum atau pada tahun 2013, 2 tahun terakhir (2014, 2015) bagi Badan Penyelenggara yang didirikan pada tahun 2014, dan 1 tahun terakhir bagi Badan Penyelenggara yang didirikan pada tahun 2015.

2. Seluruh Badan Penyelenggara diminta sudah dapat menyampaikan Laporan Keuangan tahun 2016 pada saat presentasi dan visitasi

3. Laporan Keuangan disusun sesuai Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan ISAK 32/2019.

4. Berdasarkan ISAK 32/2019, maka laporan keuangan yang harus disampaikan terdiri dari:

a. Laporan Posisi Keuangan

b. Laporan Aktivitas

c. Laporan Arus Kas

d. Catatan Atas Laporan Keuangan

5. Badan penyelenggara yang memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih, dalam I (satu) tahun buku; atau mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih diwajibkan untuk menyampaikan Laporan Keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.

Lampiran h : Laporan Keuangan Badan Penyelenggara

Page 35: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 25

Bukti Kepemilikan Dana

1. Badan penyelenggara diminta untuk menyampaikan fotocopy bukti kepemilikan dana dalam jumlah yang menyukupi kekurangan dana untuk operasional dan investasi penyelenggaraan perguruan tinggi sesuai dengan komitmen Subsidi Badan Penyelenggara pada Proyeksi Arus Kas.

Bukti kepemilikan dana dapat berupa fotocopy rekening koran, tabungan, sertifikat deposito, dan

surat berharga lainnya atas nama Badan Penyelenggara. Bukti kepemilikan dana bukan berupa

surat keterangan bank atas rekening yang dimiliki, surat jaminan bank, atau garansi bank.

2. Jika dalam Badan Penyelenggaraan pendirian perguruan tinggi ini Badan Penyelenggara memperoleh hibah, maka Badan Penyelenggara diminta untuk menyampaikan fotocopy Akta Hibah atas dana tersebut, sebagai bagian dari Bukti Kepemilikan Dana.

Lampiran i : Surat bukti kepemilikan dana Badan Penyelenggara

Page 36: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 26

Lampiran j: Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2 Dikti)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH ….

Jalan……………….. No…. Kota……………………. Telepon………………………………………………..

Laman: ……………………………….. Email: …………………………

Nomor : Lampiran : Perihal : Rekomendasi Pendirian/Perubahan PTS/Pembukaan Program Studi pada

Perguruan Tinggi …-…………………-2019 Yth. Direktur Jenderal kelembagaan IPTEK dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jl. Pintu I Senayan Jakarta Memenuhi Permintaan Ketua Yayasan/Rektor/Ketua/Direktur1 Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/Politeknik/Akademi/Akademi Komunitas …………………………., maka berdasarkan Permenristekdikti No …. Tahun …..Tentang ……………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………., serta berdasarkan hasil telaah terhadap data dan informasi yang kami miliki tentang:

• rekam jejak Badan Penyelenggara (khusus untuk PTS);

• tingkat kejenuhan berbagai program studi yang akan dibuka;

• tingkat keberlanjutan PTS tersebut jika diberi izin oleh Pemerintah;

• legalitas Badan Penyelenggara; dengan ini kami memberikan/tidak memberikan2 rekomendasi pendirian/perubahan PTS/penambahan program studi pada Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/Politeknik/Akademi3, dengan Program Studi baru sebagai berikut:

1. Program Studi ………………. 2. Program Studi ………………. dst,

sebagaimana diajukan Rektor/Ketua/Direktur4Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/Politeknik/Akademi/AK ……………………………………… yang telah didirikan berdasarkan SK Mendiknas/Mendikbud/Menristekdikti No ………………. Tanggal ……………………………………………………... Rekomendasi ini berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal diterbitkan. Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih. Kepala, …………………………………………………….. NIP. Tembusan: Rektor/Ketua/Direktur Universitas/Institut/Sekolah Tinggi/Politeknik/Akademi/AK ……………………… …………………………………………………. 1 Pilih yang sesuai 2 Id 3 Id 4 Id

Page 37: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur Pendirian Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 26

Page 38: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur

Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi

2020

Page 39: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

I Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi

pembangunan pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang

No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti). Selanjutnya

berdasarkan amanat UU Dikti telah ditetapkan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian,

Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Pendirian, Perubahan,

Pencabutan Izin Perguru-an Tinggi Swasta (PTS).

Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020, maka perubahan

Perguruan Tinggi Swasta (PTS) penyelenggara pendidikan vokasi harus memenuhi syarat

Pendirian PTS. Dengan demikian, keenam macam perubahan PTS penyelenggara

pendidikan vokasi, yaitu perubahan nama PTS, perubahan lokasi PTS, perubahan bentuk

PTS, pengalihan pengelolaan PTS dari Badan Penyelenggara lama ke Badan Penyelenggara

baru, penggabungan 2 (dua) PTS atau lebih menjadi 1 (satu) PTS baru, dan/atau

penyatuan 1 (satu) PTS atau lebih ke dalam 1 (satu) PTS lain, harus memenuhi syarat

Pendirian PTS, kecuali perubahan nama PTS.

Apabila kelima macam perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi diharuskan

memenuhi syarat pendirian PTS, maka ketentuan pembatasan tentang pendirian

perguruan tinggi baru sebagaimana termuat dalam Surat Edaran Menristekdikti Nomor:

2/M/SE/lX/ 2016 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program

Studi, berlaku bagi perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi.

Surat Edaran di atas menyatakan bahwa terhitung sejak 1 Januari 2017 diterapkan kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi baru dan pembukaan program studi sebagai berikut:

1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik (Universitas/ lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian;

2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut Teknologi;

3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science, technology, engineering, dan mathematic (STEM);

4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, dan angka 3 dapat dikecualikan bagi: a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.

Seiring dengan pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai

Page 40: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

II Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

berikut:

1. Machinery and Construction; 2. Creative Economy 3. Hospitality; dan 4. Care Services.

Berdasarkan Permendikbud, Surat Edaran Menristekdikti, dan kebijakan pengembangan

program studi vokasi tersebut di atas, maka Badan Penyelenggara yang bermaksud

mengubah PTS penyelenggara pendidikan vokasi, perlu dipandu dalam memenuhi

persyaratan dan prosedur perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi.

Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan

usul perubahan PTS penyelenggara vokasi dapat diproses secara tepat waktu, sehingga

PTS yang akan diubah maupun program studi yang akan dibuka dalam rangka perubahan

tersebut, mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi vokasi

untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, Agustus 2020

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Wikan Sakarinto

Page 41: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

III Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Pengantar

Plt. Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi

Sepanjang tahun 2019 telah diproses berbagai usul perubahan PTS

penyelenggara pendidikan vokasi. Pengalaman menunjukkan bahwa

persyaratan dan prosedur secara daring yang diterapkan telah mampu

meningkatkan efisiensi pemrosesan usul tersebut. Untuk memfasilitasi

pemrosesan usul yang diajukan, telah diterbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan

Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS.

Proses administrasi perubahan PTS penyelenggara pendidikan akademik yang telah

dilakukan secara daring atau online sejak Januari 2015 masih tetap dilanjutkan, sehingga

selain dapat mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat

meningkatkan pelayanan yang bersih dan efisien.

Buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara

Pendidikan Vokasi’ berisi Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta

Penyelenggara Pendidikan Vokasi, serta persyaratan dan prosedur pembukaan program

studi vokasi yang dibutuhkan dalam perubahan tersebut.

Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya

menyampaikan penghargaan dan terima kasih.

Jakarta, Agustus 2020

Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi

Benny Bandanadjaja

Page 42: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

IV Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

DAFTAR ISI

Sambutan ....................................................................................................................... i

Pengantar ....................................................................................................................... iii

Daftar Isi ......................................................................................................................... iv

Bab I Pendahuluan

1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

2. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta ....................................................... 2

3. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi 2

Bab II Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1. Pengertian Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara

Pendidikan Vokasi ................................................................................... 4

2. Persyaratan dan Dokumen Perubahan Perguruan Tinggi Swasta

Penyelenggara Pendidikan Vokasi ........................................................... 19

3. Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara

Pendidikan Vokasi .................................................................................... 34

4. Insentif Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara

Pendidikan Vokasi melalui Penggabungan atau Penyatuan PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi ........................................................... 43

Lampiran ........................................................................................................................ 45

Page 43: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

1 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dalam rangka percepatan dan peningkatan pelayanan perubahan PTS penyelenggara

pendidikan vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus melakukan

pembaruan sistem pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain:

a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

b. Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran

Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan

Tinggi Swasta.

Perlu dikemukakan bahwa berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan

Tinggi (UU Dikti), bentuk perguruan tinggi dengan jenis pendidikan dan program

pendidikannya dapat digambarkan sebagai berikut:

Program studi vokasi selain dibuka pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi

(Politeknik, Akademi, Akademi Komunitas) melainkan juga dapat dibuka pada PTS

penyelenggara pendidikan akademik (Universitas, Institut, Sekolah Tinggi).

Dari gambar di atas dapat dikemukakan secara khusus mengenai perubahan bentuk

PTS sebagai berikut:

a. Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi sebagai perguruan tinggi penyelenggara

pendidikan akademik dapat berubah bentuk menjadi Politeknik, Akademi, Akademi

Komunitas sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi;

Page 44: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

2 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

b. Politeknik dan Akademi sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi

dapat berubah bentuk menjadi Universitas, Institut, dan Sekolah Tinggi sebagai

perguruan tinggi penyelenggara pendidikan akademik. Sedangkan Akademi

Komunitas tidak diperkenankan untuk melakukan perubahan bentuk;

c. Di lingkungan perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi sendiri dapat

dilakukan perubahan bentuk dari Akademi menjadi Politeknik, atau sebaliknya dari

Politeknik menjadi Akademi.

Berhubung menurut Pasal 18 ayat (1) Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 diatur

bahwa perubahan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) harus memenuhi syarat Pendirian

PTS, maka perubahan dari bentuk perguruan tinggi apapun, misalnya dari Universitas

menjadi Politeknik, harus memenuhi syarat pendirian Politeknik sebagai PTS

penyelenggara pendidikan vokasi. Dengan demikian, secara umum dapat dikemukakan

bahwa persyaratan dan prosedur perubahan PTS harus diproses berdasarkan hasil

akhir perubahan PTS tersebut atau disebut destinasi perubahan PTS tersebut.

Oleh karena itu, perubahan PTS penyelenggara pendidikan akademik (Universitas,

Institut, Sekolah Tinggi) yang akan berubah menjadi PTS penyelenggara pendidikan

vokasi (Politeknik, Akademi, Akademi Komunitas), dan PTS penyelenggara pendidikan

vokasi (Politeknik atau Akademi) yang akan berubah menjadi PTS penyelenggara

pendidikan vokasi lainnya (Akademi atau Politeknik, harus diproses melalui Ditjen

Diksi.

2. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta

Menurut Pasal 17 Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan,

Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin

Perguruan Tinggi Swasta, perubahan PTS dapat terdiri atas:

a. perubahan nama PTS;

b. perubahan lokasi PTS;

c. perubahan bentuk PTS;

d. pengalihan pengelolaan PTS dari Badan Penyelenggara lama ke Badan

Penyelenggara baru;

e. penggabungan 2 (dua) PTS atau lebih menjadi 1 (satu) PTS baru; dan/atau

f. penyatuan 1 (satu) PTS atau lebih ke dalam 1 (satu) PTS lain.

3. Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Berdasarkan ketentuan tentang perubahan PTS sebagaimana diatur dalam Pasal 17

Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran

Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi

Swasta, maka Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dapat berupa 6

(enam) macam, yaitu:

Page 45: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

3 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

a. Perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

b. Perubahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

c. Perubahan bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau Akademik menjadi

Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang lain;

d. Pengalihan pengelolaan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan

Penyelenggara lama ke Badan Penyelenggara baru;

e. Penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau

Akademik menjadi 1 (satu) PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi; dan/atau

f. Penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau Akademik

ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain.

Rincian tentang pengertian, persyaratan, dan prosedur 6 (enam) macam perubahan

PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi beserta dokumen yang harus diunggah akan

diuraikan dalam Bab II.

********

Page 46: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

4 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Bab II

Perubahan Perguruan Tinggi Swasta

Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1. Pengertian Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

a. Pengertian Pendidikan Vokasi

Menurut Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012

tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti), pendidikan vokasi merupakan

(1) Pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk

pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.

(2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan

oleh Pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor

terapan.

Adapun pengertian Program Diploma, Program Sarjana Terapan, Program Magister

Terapan, dan Program Doktor Terapan, masing-masing ditetapkan dalam UU Dikti

sebagai berikut:

• Program Diploma (Pasal 21 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) UU Dikti):

(1) Program diploma merupakan pendidikan vokasi yang diperuntukkan bagi

lulusan pendidikan menengah atau sederajat untuk mengembangkan

keterampilan dan penalaran dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dan/atau

Teknologi;

(2) Program diploma sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan

Mahasiswa menjadi praktisi yang terampil untuk memasuki dunia kerja

sesuai dengan bidang keahliannya.

(3) Program diploma sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas program:

a. diploma satu;

b. diploma dua;

c. diploma tiga; dan

d. diploma empat atau sarjana terapan.

• Program Magister Terapan (Pasal 22 ayat (1) dan ayat (2) UU Dikti):

(1) Program magister terapan merupakan kelanjutan pendidikan vokasi yang

diperuntukkan bagi lulusan program sarjana terapan atau sederajat untuk

mampu mengembangkan dan mengamalkan penerapan Ilmu Pengetahuan

dan/atau Teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah.

Page 47: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

5 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

(2) Program magister terapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mengembangkan Mahasiswa menjadi ahli yang memiliki kapasitas tinggi

dalam penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada profesinya.

• Program Doktor Terapan (Pasal 23 ayat (1) dan ayat (2) UU Dikti):

(1) Program doktor terapan merupakan kelanjutan bagi lulusan program

magister terapan atau sederajat untuk mampu menemukan, menciptakan,

dan/atau memberikan kontribusi bagi penerapan, pengembangan, serta

pengamalan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran dan

penelitian ilmiah.

(2) Program doktor terapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

mengembangkan dan memantapkan Mahasiswa untuk menjadi lebih

bijaksana dengan meningkatkan kemampuan dan kemandirian sebagai ahli

dan menghasilkan serta mengembangkan penerapan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi melalui penelitian yang komprehensif dan akurat dalam

memajukan peradaban dan kesejahteraan manusia.

b. Pengertian Bentuk Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Bentuk Perguruan Tinggi, dalam hal ini Bentuk PTS, yang dapat menyelenggarakan

1 (satu) atau lebih Program Pendidikan yang termasuk jenis pendidikan vokasi,

menurut Pasal 59 UU Dikti dan Pasal 3 ayat (3) Permendikbud No. 7 Tahun 2020

sebafai berikut:

1) Universitas merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam berbagai

rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika memenuhi syarat,

universitas dapat menyelenggarakan pendidikan profesi, yang dapat membuka:

a) Program Diploma Tiga;

b) Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;

c) Program Magister Terapan; dan/atau

d) Program Doktor Terapan;

2) Institut merupakan perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah

rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi

syarat, institut dapat menyelenggarakan pendidikan profesi, yang dapat

membuka:

a) Program Diploma Tiga;

b) Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;

c) Program Magister Terapan; dan/atau

d) Program Doktor Terapan;

Page 48: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

6 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

3) Sekolah Tinggi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam satu rumpun

Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat,

sekolah tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan profesi, yang dapat

membuka:

1) Program Diploma Tiga;

2) Program Diploma Empat atau Sarjana Terapan;

3) Program Magister Terapan; dan/atau

4) Program Doktor Terapan;

4) Politeknik merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

vokasi dalam berbagai rumpun Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi dan jika

memenuhi syarat, politeknik dapat menyelenggarakan pendidikan profesi, yang

dapat membuka:

1) Program Diploma Satu;

2) Program Diploma Dua;

3) Program Diploma Tiga;

4) Program Diploma Empat atau Program Sarjana Terapan;

5) Program Magister Terapan; dan/atau

6) Program Doktor Terapan;

yang terdiri atas paling sedikit 3 (tiga) program studi pada program diploma tiga

dan/atau program diploma empat atau sarjana terapan.

5) Akademi merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

vokasi dalam satu atau beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi

tertentu, yang dapat membuka:

1) Program Diploma Satu;

2) Program Diploma Dua;

3) Program Diploma Tiga; dan/Atau

4) Program Diploma Empat Atau Sarjana Terapan,

yang terdiri atas paling sedikit 1 (satu) Program Studi pada program diploma

tiga.

6) Akademi Komunitas merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan

pendidikan vokasi setingkat diploma satu dan/atau diploma dua dalam satu atau

beberapa cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi tertentu yang berbasis

keunggulan lokal atau untuk memenuhi kebutuhan khusus, yang dapat

membuka:

1) program diploma satu; dan/atau

2) program diploma dua;

Page 49: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

7 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

di daerah kabupaten/kota yang berbasis keunggulan lokal atau untuk memenuhi

kebutuhan khusus.

c. Pengertian Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi adalah perubahan pada Politeknik,

Akademi, dan Akademi Komunitas, yang terdiri atas 6 (enam) macam perubahan

sebagaimana dikemukakan pada Bab I angka 3 di atas.

Dalam hal perubahan PTS penyelenggara pendidikan vokasi memerlukan

penambahan program studi vokasi, maka yang diprioritaskan adalah penambahan

program studi vokasi pada bidang sebagai berikut:

a. Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik Geomatika, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan);

b. Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual, Multimedia, Tata Busana);

c. Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian, Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan

d. Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat Lansia).

Keenam macam perubahan pada Politeknik, Akademi, dan Akademi Komunitas

yang dimaksud di atas masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perubahan Nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Nama PTS adalah kata atau frasa yang terletak setelah nama bentuk PTS.

Adapun nama bentuk PTS bukan bagian dari nama PTS yang bersangkutan,

misalnya Politeknik Sangkuriang dapat diurai sebagai berikut:

• Politeknik (nama bentuk PTS);

• Sangkuriang (kata atau frasa yang merupakan nama PTS).

Contoh:

Pada saat ini terdapat nama bentuk PTS dijadikan nama PTS ketika PTS tersebut

berubah bentuk, misalnya semula Sekolah Tinggi Manajemen Unggul (STIMUN),

kemudian bentuknya diubah menjadi Politeknik tetapi singkatan STIMUN

hendak dipertahankan dan dijadikan nama PTS, sehingga nama lengkap PTS

tersebut menjadi Politeknik STIMUN. Perubahan nama PTS seperti di atas yang

sudah pernah diizinkan tidak diwajibkan untuk diubah, namun terhitung mulai

Page 50: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

8 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

awal tahun 2017, perubahan nama PTS dengan modus seperti di atas tidak

diizinkan lagi.

Berdasarkan Pasal 36 Ayat 3 UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,

Lambang Negara, dan Lagu Kebangsaan, serta Peraturan Presiden Nomor 63

Tahun 2019 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia, nama perguruan tinggi

(termasuk PTS) wajib menggunakan bahasa Indonesia.

Perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi adalah perubahan kata

atau frasa yang merupakan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, bukan

perubahan nama bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi. Dengan

demikian, jika nama bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan kata atau

frasa yang merupakan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi berubah,

maka perubahan tersebut termasuk dalam Perubahan Bentuk PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Izin perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dimuat dalam surat

keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengenai izin

perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan kata atau frasa

yang merupakan nama lama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi menjadi

nama baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, tanpa perubahan nama

bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dapat diizinkan antara

lain dengan alasan:

1) Kata atau frasa yang merupakan nama lama PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi dipandang tidak atau kurang sesuai dengan visi PTS tersebut, baik

karena perubahan atau tanpa perubahan visi PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi;

2) Dilakukan alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan

Penyelenggara yang lama ke Badan Penyelenggara yang baru, dan Badan

Penyelenggara baru menginginkan perubahan nama PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi. Jika terjadi permohonan seperti ini, proses perubahan

nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi harus sekaligus dimohonkan

bersama dengan permohonan alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi.

Secara hukum, perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi akan

berakibat antara lain:

1) Izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang diterbitkan

Pemerintah (Depdikbud, Depdiknas, Kemdiknas, Kemdikbud, atau

Page 51: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

9 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Kemristekdikti) harus diubah dari izin dengan nama lama PTS menjadi nama

baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

2) Keputusan tentang peringkat akreditasi dari PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi dan semua program studinya dengan nama lama PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi harus dimohonkan perubahannya kepada BAN-PT dan/atau

LAM terkait, setelah terbit Keputusan Mendikbud tentang Perubahan Nama

PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

3) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti) harus

diubah dari data dan informasi tentang PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

dengan nama lama menjadi data dan informasi PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi dengan nama baru.

Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan mengenai izin perubahan nama,

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi permohonan izin

perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi. Setelah semua

persyaratan dan prosedur dipenuhi, Mendikbud dapat menerbitkan keputusan

mengenai perubahan nama lama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan

nama baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

b. Perubahan Lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi adalah domisili PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi di kabupaten atau kota sebagaimana

dicantumkan dalam keputusan Menteri mengenai pendirian PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi tersebut. Dengan demikian, perubahan lokasi PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi adalah tindakan Badan Penyelenggara

memindahkan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari lokasi lama ke

lokasi baru, yang ditandai dengan hal sebagai berikut:

1) Pemindahan dilakukan ke luar kabupaten atau kota sebagaimana

dicantumkan dalam keputusan Mendikbud tentang pendirian PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

2) Kampus utama sebagai pusat pengelolaan Tridharma PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi tersebut dipindahkan ke lokasi baru; dan

3) Semua program studi pada kampus utama PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi tersebut dipindahkan penyelenggaraannya ke lokasi baru.

Izin Pindah Lokasi dimuat dalam keputusan Mendikbud tentang perubahan surat

keputusan izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan lokasi

Page 52: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

10 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

lama menjadi surat keputusan izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi dengan lokasi baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Contoh pindah lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, Politeknik

Sangkuriang dengan lokasi di Bandung yang dikelola oleh Yayasan Tangkuban

Perahu, menjadi Politeknik Sangkuriang yang berlokasi di Jakarta, dan tetap

dikelola oleh Yayasan Tangkuban Perahu.

Terdapat berbagai alasan pindah lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi,

antara lain:

1) Lahan dimana lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi berada telah

berakhir atau diakhiri masa sewa menyewanya, sehingga Badan

Penyelenggara harus telah memiliki sendiri hak atas tanah untuk lokasi PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi tersebut;

2) Pertumbuhan jumlah mahasiswa sehingga lokasi PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi semula sudah tidak memenuhi syarat menurut ketentuan

peraturan perundang-undangan;

3) Keputusan Pemerintah atau Pemerintah Daerah untuk mengubah peruntukan

lahan yang digunakan untuk kampus PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

4) Peraturan perundang-undangan menetapkan pemekaran wilayah yang

berdampak pada perubahan domisili PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

5) Usaha untuk mendekatkan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi pada calon

mahasiswa; dan/atau

6) Upaya memperluas sarana PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Perlu ditegaskan bahwa pindah lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi,

merupakan perpindahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan tidak

disertai dengan perubahan bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

(Politeknik atau Akademi), perubahan status PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi (dari PTS menjadi PTN), dan pembukaan program studi vokasi.

Secara hukum, pemindahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi akan

berakibat antara lain:

1) Izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang diterbitkan

Pemerintah (Depdikbud, Depdiknas, Kemdiknas, Kemdikbud, atau

Kemristekdikti) harus diubah dari izin di lokasi lama menjadi di lokasi baru dari

PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi; dan

2) Status kepemilikan hak atas lahan yang digunakan sebagai kampus PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi di lokasi lama diubah dengan status

kepemilikan hak atas lahan di lokasi yang baru atas nama Badan

Page 53: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

11 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Penyelenggara yang sama. Misalnya sertifikat hak atas lahan di lokasi yang

lama (di Cimahi) adalah atas nama Yayasan Cimahi Raya, harus diganti dengan

sertifikat hak atas lahan di lokasi baru atas nama Yayasan Cimahi Raya di

Bandung Barat sebagai lokasi baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

3) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)

harus diubah dari data dan informasi tentang PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi di lokasi yang lama menjadi data dan informasi tentang PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang sama di lokasi baru.

Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan mengenai perubahan izin yang

berisi pemindahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, Direktorat

Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi permohonan izin pemindahan

lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tersebut.

Setelah semua persyaratan dan prosedur dipenuhi, Mendikbud dapat

menerbitkan keputusan tentang perubahan izin pemindahan lokasi PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi ke lokasi yang baru.

c. Perubahan Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik

Menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru

Sebagaimana dikemukakan di atas, bentuk Perguruan Tinggi, dalam hal ini

Bentuk PTS, yang dapat menyelenggarakan Program Pendidikan Vokasi,

menurut Pasal 59 UU Dikti:

1) Universitas;

2) Institut;

3) Sekolah Tinggi;

4) Politeknik;

5) Akademi;

6) Akademi Komunitas.

Dengan demikian, terdapat 2 (dua) kelompok perubahan Bentuk PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik, sebagai berikut:

1) Perubahan dari suatu Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

dan/atau Akademik menjadi suatu Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi, yaitu dari bentuk Universitas/Institut/Sekolah Tinggi menjadi

Politeknik/Akademi/ Akademi Komunitas;

2) Perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi menjadi

Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain, yaitu dari Akademi

menjadi Politeknik atau sebaliknya. Sebagaimana telah dikemukakan di atas,

Akademi Komunitas tidak diperbolehkan berubah bentuk.

Page 54: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

12 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Proses perubahan pada angka 1 dan 2 di atas diajukan kepada Dirjen Pendidikan

Vokasi melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

Sedangkan Perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

menjadi Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik diajukan kepada

Dirjen Pendidikan Tinggi, yaitu dari Akademi/Politeknik berubah menjadi Sekolah

Tinggi/Institut/Universitas.

Izin Perubahan bentuk PTS pada angka 1 dan angka 2 dimuat dalam keputusan

Mendikbud tentang perubahan surat keputusan izin pendirian PTS dalam

bentuknya yang lama menjadi PTS penyelenggara pendidikan vokasi dalam

bentuknya yang baru.

Terdapat berbagai alasan perubahan Bentuk PTS pada angka 1 dan angka 2,

antara lain:

1) Bentuk lama dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tidak atau kurang

sesuai dengan visi dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tersebut;

2) Bentuk lama dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik

tidak atau kurang responsif terhadap kebutuhan masyarakat sehingga diubah

bentuknya menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

3) Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dialihkelolakan dari Badan

Penyelenggara yang lama ke Badan Penyelenggara yang baru. Selanjutnya

Badan Penyelenggara baru yang menerima alih kelola menginginkan

perubahan Bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain. Jika

terjadi permohonan seperti ini, maka proses perubahan Bentuk menjadi PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang bersamaan dengan alih kelola

harus dilakukan secara bertahap, yaitu alih kelola PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi diselesaikan terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan

Perubahan Bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain;

4) Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang ditetapkan dalam izin

pendirian tidak memenuhi lagi komposisi jumlah dan bidang ilmu & teknologi

dari program studi untuk Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

tersebut, sehingga harus berubah bentuk menjadi PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi lain sesuai dengan komposisi jumlah dan bidang ilmu &

teknologi dari program studi berdasarkan peraturan Perundang-undangan;

5) Keputusan pencabutan peringkat akreditasi 1 (satu) atau lebih program studi

vokasi oleh BAN-PT atau LAM, yang mengakibatkan komposisi jumlah dan

bidang ilmu & teknologi dari program studi yang ada, tidak memenuhi lagi

komposisi jumlah dan bidang ilmu & teknologi untuk Bentuk PTS

Page 55: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

13 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana dicantumkan dalam izin

pendiriannya.

Secara hukum, perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

dan/atau Akademik menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi akan

berakibat antara lain:

1) Izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik

yang diterbitkan Pemerintah (Depdikbud, Depdiknas, Kemdiknas, Kemdikbud,

atau Kemristekdikti) harus diubah dari izin dengan Bentuk dari PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik tertentu menjadi

Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru;

2) Keputusan tentang peringkat akreditasi Bentuk dari PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang lama harus dimohonkan

penyesuaiannya kepada BAN-PT sesuai Bentuk dari PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi yang baru;

3) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)

harus diubah dari data dan informasi tentang PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi dan/atau Akademik dengan bentuk lama menjadi data dan informasi

tentang Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru.

Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan tentang perubahan izin yang berisi

perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau

Akademik, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi

permohonan izin perubahan bentuk tersebut. Setelah semua persyaratan dan

prosedur dipenuhi, Mendikbud akan menerbitkan keputusan tentang perubahan

Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang

lama menjadi Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru.

d. Pengalihan Pengelolaan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan

Penyelenggara Lama ke Badan Penyelenggara Baru;

Pengalihan pengelolaan yang selanjutnya disebut alih kelola PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi adalah:

1) Alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari suatu Badan

Penyelenggara ke Badan Penyelenggara lain; atau

2) Alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dapat dilakukan melalui

penggantian semua atau sebagian anggota organ dari suatu Badan

Penyelenggara. Apabila cara ini yang digunakan, hal ini harus diproses sebagai

alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi seperti pada angka 1 di atas.

Page 56: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

14 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Adapun Badan Penyelenggara menurut Pasal 60 ayat (3) UU Dikti dapat

berbentuk:

a) Yayasan;

b) Perkumpulan; dan

c) Bentuk lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Baik yayasan, perkumpulan, maupun bentuk lain sesuai dengan peraturan

perundang-undangan memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai pengelola PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi, sehingga dapat berpengaruh pada mutu

penyelenggaraan pendidikan tinggi di PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

yang bersangkutan. Ketika suatu Badan penyelenggara PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi mengalami kesulitan dalam mengelola PTS tersebut, Badan

Penyelenggara akan berusaha untuk menemukan cara agar pengelolaan PTS

tersebut dapat terbebas dari segala kesulitan tersebut.

Berbagai cara pengalihan pengelolaan atau alih kelola PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi, sebagai berikut:

1) Alih kelola dari suatu bentuk Badan Penyelenggara tertentu ke Badan

Penyelenggara lain yang memiliki bentuk sama, misalnya dari Yayasan A ke

Yayasan B, atau dari Perkumpulan A ke Perkumpulan B;

2) Alih kelola dari suatu bentuk Badan Penyelenggara tertentu ke Badan

Penyelenggara lain yang memiliki bentuk berbeda, misal dari Yayasan A ke

Perkumpulan B, atau dari Perkumpulan A ke Persyarikatan C; atau

3) Alih kelola dari Badan Penyelenggara tertentu kepada Badan Penyelenggara

lain karena diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan, misal

terdapat peraturan perundang-undangan baru yang melarang suatu bentuk

Badan Penyelenggara mengelola PTS.

Alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi ada 2 macam:

1) Alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tanpa disertai dengan

Perubahan Nama, dan/atau Perubahan Lokasi, dan/atau Perubahan Bentuk

dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik menjadi

Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi; atau

2) Alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi disertai dengan Perubahan

Nama, dan/atau Perubahan Lokasi, dan/atau Perubahan Bentuk dari PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik menjadi Bentuk dari

PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Tahap yang harus dilalui untuk kedua macam alih kelola PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi di atas, yaitu:

Page 57: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

15 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1) Kedua Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik membuat

kesepakatan di hadapan notaris tentang alih kelola PTS, yang berisi

kesepakatan tentang alih kelola PTS tersebut, termasuk kesepakatan tentang

kelanjutan status mahasiswa, dosen tetap dan tenaga kependidikan, sarana

prasarana, hutang piutang (jika ada), penyerahan dokumen legalitas

perguruan tinggi yang akan dialihkelolakan, serta dengan mencantumkan

klausula yang menyatakan bahwa kesepakatan ini baru berlaku apabila izin

alih kelola telah diterbitkan oleh Mendikbud;

2) Badan Penyelenggara yang menerima alih kelola mengajukan izin alih kelola

kepada Mendikbud;

3) Apabila alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik

disertai dengan Perubahan Nama, dan/atau Perubahan Lokasi, dan/atau

Perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau Akademik

menjadi Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, maka tahap yang

harus dilalui:

a) Alih kelola harus dilakukan terlebih dahulu untuk memperoleh izin

Mendikbud, sehingga telah terdapat kepastian hukum tentang Badan

Penyelenggara mana yang akan mengubah nama, dan/atau perubahan

lokasi, dan/atau mengubah bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi tersebut; dan

b) Setelah izin alih kelola diterbitkan, Badan Penyelenggara yang menerima

alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik

mengajukan perubahan nama, dan/atau perubahan lokasi, dan/atau

perubahan Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau

Akademik menjadi Bentuk dari PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

sesuai dengan persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan.

Dalam hal perubahan domisili kampus utama PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi yang disebabkan oleh perubahan peraturan perundang-undangan, maka

perubahan domisili tersebut tetap harus dimohonkan penyesuaian Keputusan

izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi di domisili yang baru.

Contoh: Politeknik Merdeka berdomisili di Kabupaten A Provinsi X. Berhubung

terjadi pemekaran wilayah, maka Kabupaten A berubah menjadi Kota A di

Provinsi X atau Kota B di Provinsi X.

Secara hukum, alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi akan berakibat

antara lain:

Page 58: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

16 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1) Izin pendirian PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang diterbitkan

Pemerintah (Depdikbud, Depdiknas, Kemdiknas, Kemdikbud, atau

Kemristekdikti) harus diubah dari izin yang diberikan kepada Badan

Penyelenggara lama dengan izin yang diberikan kepada Badan Penyelenggara

baru;

2) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)

harus diubah dari data dan informasi tentang Badan Penyelenggara lama

menjadi data dan informasi tentang Badan Penyelenggara baru.

Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan tentang perubahan izin yang berisi

pengalihan Badan Penyelenggara sebagai pengelola PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi

permohonan izin pengalihan pengelolaan Badan Penyelenggara.

e. Penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS Penyelengara Pendidikan Vokasi

dan/atau Akademik menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

baru

Penggabungan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik

adalah menggabungkan 2 (dua) PTS atau lebih menjadi 1 (satu) PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru. Badan penyelenggara PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru tersebut adalah salah satu badan

penyelenggara dari PTS yang bergabung.

PTS yang bergabung dapat berupa:

• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi bergabung dengan

1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, menjadi 1 (satu) PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru;

• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi bergabung dengan

1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik atau sebaliknya,

menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru;

• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik dan Vokasi

bergabung dengan 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik

dan/atau Vokasi atau sebaliknya, menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi yang baru;

• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik bergabung dengan

1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik menjadi 1 (satu)

PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru.

Terdapat berbagai alasan berbagai macam penggabungan PTS menjadi PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru, antara lain:

Page 59: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

17 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1) Dalam hal terdapat kebutuhan dan/atau untuk pemenuhan syarat komposisi

jumlah dan bidang ilmu & teknologi program studi untuk suatu PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi;

2) Terdapat kesamaan visi perguruan tinggi pada beberapa PTS, sehingga

penggabungan beberapa PTS tersebut menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi yang baru akan meningkatkan akselerasi perwujudan visi

PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru;

3) Beberapa PTS yang dikelola oleh masing-masing Badan Penyelenggara tidak

memiliki kemampuan lagi, baik secara akademik maupun non akademik,

dalam penyelenggaraan program studi yang dimilikinya, namun kemampuan

tersebut akan tumbuh dan berkembang apabila dilakukan penggabungan

beberapa PTS tersebut menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi yang baru.

Penggabungan beberapa PTS menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi yang baru, akan berakibat sebagai berikut:

1) Semua aset (sarana, prasarana, kekayaan lain) dari beberapa Badan

Penyelenggara yang PTS nya digabungkan, dapat dialihkan kepemilikannya

atas nama Badan Penyelenggara yang akan mengelola PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi yang baru hasil penggabungan;

2) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti)

harus diubah, dari data dan informasi tentang beberapa PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang bergabung menjadi 1 (satu) data

dan informasi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru hasil

penggabungan; dan

3) Perubahan keputusan BAN-PT dan/atau LAM tentang peringkat akreditasi.

Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan tentang penggabungan PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik, Direktorat Jenderal

Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi permohonan izin penggabungan PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang akan bergabung.

Setelah semua persyaratan dan prosedur dipenuhi, Mendikbud akan

menerbitkan keputusan tentang penggabungan PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi dan/atau Akademik menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang

baru hasil penggabungan.

Page 60: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

18 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

f. Penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau

Akademik ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang

telah ada (bukan PTS baru).

Penyatuan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik adalah

menyatukan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau

Akademik ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang

telah ada, dan tidak mengakibatkan adanya Bentuk PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi yang baru. Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi hasil penyatuan tersebut adalah Badan Penyelenggara yang

menerima penyatuan.

Dalam hal 2 (dua) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau

Akademik yang disatukan dikelola oleh 1 (satu) Badan Penyelenggara yang sama,

maka Badan Penyelenggara yang menyelenggarakan PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi hasil penyatuan tersebut adalah Badan Penyelenggara yang

semula.

PTS yang menyatukan diri ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi yang telah ada (bukan PTS baru) dapat berupa:

• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi menyatukan diri ke

dalam 1(satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada

(bukan PTS baru);

• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik menyatukan diri ke

dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada

(bukan PTS baru);

• 1(satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik dan Vokasi

menyatukan diri ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain

yang telah ada (bukan PTS baru);

Terdapat berbagai alasan pengajuan izin penyatuan 2 (dua) atau lebih PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik, antara lain:

1) Dalam hal terdapat kebutuhan dan/atau untuk pemenuhan syarat komposisi

jumlah dan bidang ilmu & teknologi program studi untuk suatu PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS baru);

2) Terdapat kesamaan visi perguruan tinggi pada beberapa PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik, sehingga penyatuan beberapa PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik tersebut akan

Page 61: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

19 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

meningkatkan akselerasi perwujudan visi PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS baru);

3) Beberapa PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang

dikelola oleh Badan Penyelenggara yang sama atau berbeda tidak memiliki

kemampuan lagi, baik secara akademik maupun non akademik, dalam

penyelenggaraan program studi yang dimilikinya, namun kemampuan

tersebut akan tumbuh dan berkembang apabila beberapa PTS tersebut

disatukan dengan 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang

telah ada (bukan PTS baru); dan

4) Untuk meningkatkan mutu, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS baru).

Penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau

Akademik ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah

ada (bukan PTS baru), akan berakibat sebagai berikut:

1) Dalam hal penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

dan/atau Akademik yang dikelola oleh 1 (satu) atau lebih Badan

Penyelenggara ke dalam 1 (satu) Badan Penyelenggara yang mengelola 1

(satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS

baru), Badan Penyelenggara yang menyatukan PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi dan/atau Akademik yang dikelolanya dapat mengalihkan status

kepemilikan semua aset (sarana, prasarana, kekayaan lain) menjadi atas nama

Badan Penyelenggara yang menerima penyatuan PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS baru) tersebut;

2) Dalam hal 2 (dua) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi disatukan

ke dalam 1(satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada

(bukan PTS baru) hasil penyatuan, maka akan diproses oleh Direktorat

Jenderal Vokasi. Jika PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil penyatuan

tersebut kemudian akan berubah bentuk menjadi PTS Penyelenggara

Pendidikan Akademik dan Vokasi, maka akan diproses oleh Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi;

3) Data dan informasi di dalam Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti) harus

diubah, dari data dan informasi tentang beberapa PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik yang menyatukan diri ke dalam 1 (satu)

data dan informasi dari 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain

yang telah ada (bukan PTS baru); dan

4) Perubahan keputusan BAN-PT dan/atau LAM tentang peringkat akreditasi.

Sebelum Mendikbud menerbitkan keputusan tentang penyatuan perguruan

Page 62: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

20 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan mengevaluasi permohonan

izin penyatuan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik

tersebut. Setelah semua persyaratan dan prosedur dipenuhi, Mendikbud akan

menerbitkan keputusan tentang penyatuan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

dan/atau Akademik ke dalam PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang

telah ada (bukan PTS baru).

2. Persyaratan dan Dokumen Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Menurut Pasal 18 Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan,

Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin

Perguruan Tinggi Swasta, 6 (enam) macam perubahan PTS harus memenuhi syarat

Pendirian PTS.

Walaupun tidak diatur di dalam Permendikbud No. 7 Tahun 2020, tetapi Pasal 60 ayat

(4) UU Dikti mengatur bahwa Perguruan Tinggi yang didirikan harus memenuhi

standar minimum akreditasi. Demikian pula apabila perubahan PTS Penyelenggara

Pendidikan Akademik dan/atau Vokasi menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi tersebut memerlukan penambahan pembukaan program studi vokasi baru,

maka menurut Pasal 24 Permendikbud No. 7 Tahun 2020 harus memenuhi syarat

minimum akreditasi Program Studi vokasi. Penambahan pembukaan program studi

vokasi tersebut hanya untuk memenuhi minimum komposisi jumlah dan bidang ilmu

& teknologi program studi vokasi untuk perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan

Akademik dan/atau Vokasi ke dalam PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Selanjutnya, setelah syarat minimum akreditasi program studi vokasi dipenuhi, maka

program studi vokasi yang dibuka tersebut memperoleh Akreditasi dengan peringkat

Baik dari LAM/BAN-PT.

Persyaratan dan dokumen untuk berbagai macam perubahan PTS Menjadi PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi dapat dilihat pada tabel di bawah.

Kelengkapan dan kebenaran data dan informasi untuk memenuhi persyaratan

tersebut akan menentukan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi dari PTS

penyelenggara pendidikan vokasi yang akan diubah, dan pemenuhan persyaratan

minimum akreditasi program studi vokasi yang akan dibuka untuk memenuhi syarat

perubahan PTS. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan persyaratan minimum

akreditasi pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi, dan pemenuhan

persyaratan minimum akreditasi pembukaan program studi vokasi dilakukan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi

(LLDIKTI).

Apabila Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan rekomendasi perubahan

PTS dan pembukaan program studi vokasi pada PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi,

Page 63: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

21 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

maka Mendikbud menerbitkan izin perubahan PTS/izin pembukaan program studi

tersebut. Kemudian BAN-PT dan/atau LAM-PT akan mengakreditasi PTS baru dan/atau

program studi baru tersebut.

Prosedur perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dilakukan secara daring

atau online melalui silemkerma.kemdikbud.go.id

Persyaratan dan dokumen Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagai

berikut:

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

a. Badan Penyelenggara yang mengajukan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi (sesuai dengan macam perubahan) telah memenuhi legalitas, sebagai berikut: 1) Memiliki akta notaris pendirian

Badan Penyelenggara beserta segala perubahannya (jika pernah dilakukan perubahan);

2) Memiliki keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk Yayasan;

• Scan asli Akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta segala perubahannya (jika pernah dilakukan perubahan);

• Scan asli Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk Yayasan.

6 (enam) macam perubahan.

b. Badan Penyelenggara yang mengalihkelolakan/menggabungkan/ menyatukan dan yang menerima alih kelola/penggabungan/penyatuan membuat kesepakatan alih kelola/ penggabungan/penyatuan PTS, yang berisi kesepakatan tentang alih kelola/ penggabungan/penyatuan PTS

Scan asli akta notaris tentang kesepakatan alih kelola/ penggabungan/ penyatuan PTS yang dilakukan.

Khusus alih kelola/ penggabungan/penyatuan PTS (dalam hal melibatkan lebih dari 1 (satu) Badan

Page 64: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

22 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

tersebut, termasuk kesepakatan tentang kelanjutan status mahasiswa, dosen tetap dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, hutang piutang (jika ada), penyerahan dokumen legalitas perguruan tinggi yang akan dialihkelolakan, serta dengan mencantumkan klausula yang menyatakan bahwa kesepakatan ini baru berlaku apabila izin alih kelola telah diterbitkan oleh Mendikbud;

Penyelenggara.

c. Keputusan izin pendirian PTS serta semua izin pembukaan program studi beserta semua perubahannya;

• Scan asli Surat Keputusan izin pendirian PTS serta semua izin pembukaan program studi beserta semua perubahannya;

6 (enam) macam perubahan.

d. Persetujuan Tertulis tentang Perubahan PTS dari organ Ketua Pengurus Badan Penyelenggara atau yang sejenis.

• Scan asli surat persetujuan badan penyelenggara tentang perubahan PTS.

• Scan asli berita acara dan daftar hadir rapat persetujuan perubahan PTS yang ditandatangani oleh semua Ketua organ Badan Penyelenggara beserta semua anggotanya.

6 (enam) macam perubahan.

e. Pertimbangan Tertulis dari Senat PTS tentang Rekomendasi Perubahan PTS. Usul perubahan PTS yang berupa:

• perubahan nama, perubahan lokasi, perubahan bentuk, dan alih kelola, maka pertimbangan tertulis

Scan Asli Pertimbangan Tertulis Senat PTS atau semua senat PTS terkait tentang Rekomendasi Perubahan PTS,

6 (enam) macam perubahan.

Page 65: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

23 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

harus dimintakan dari senat PTS;

• penggabungan atau penyatuan, maka pertimbangan tertulis harus dimintakan dari semua senat PTS yang terkait.

dilengkapi dengan berita acara dan daftar hadir Rapat Senat.

f. Memperoleh Rekomendasi tertulis dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi/LLDIKTI (masa berlaku rekomendasi paling lama 1 tahun sejak rekomendasi ditandatangani) yang memuat: 1) Rekam jejak (termasuk legalitas)

Badan Penyelenggara yang berdomisili di wilayah LLDIKTI tempat PTS berada, atau apabila domisili Badan Penyelenggara berbeda dengan domisili PTS, rekomendasi diminta dari LLDIKTI di wilayah Badan Penyelenggara berdomisili;

2) Tingkat kejenuhan berbagai Program Studi Vokasi yang akan dibuka; dan

3) Tingkat keberlanjutan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan terbentuk.

• Scan asli Rekomendasi tertulis dari LLDIKTI.

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama PTS.

g. Dosen untuk 1 (satu) program studi vokasi paling sedikit berjumlah: 1) 5 (lima) orang calon dosen tetap

pada Program Diploma atau Program Sarjana Terapan untuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik dan Akademi;

2) 2 (dua) orang dosen tetap pada Akademi Komunitas;

dengan ketentuan:

1) Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi yang belum punya NIDN pada saat pengusulan.

Jika telah memiliki NIDN dan/atau telah memiliki jabatan fungsional,

• Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan Domisili bagi calon dosen tetap yang memiliki KTP tidak sama dengan

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama PTS.

Page 66: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

24 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

maka lihat angka 5) di bawah.

2) Paling rendah berijazah:

a) Magister, Magister terapan, atau yang setara untuk Program Diploma;

b) Doktor atau Doktor Terapan untuk Program Magister Terapan dan Program Doktor Terapan;

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan diusulkan;

3) Pada program doktor terapan:

• memiliki paling sedikit 2 (dua) orang calon Dosen Tetap dengan jabatan akademik profesor dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka;

• Berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun untuk dosen yang telah memiliki NIDN dengan jabatan akademik bukan profesor, atau berusia paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun untuk dosen yang telah memiliki NIDN dengan jabatan akademik profesor, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka, pada saat pengusulan program studi vokasi tersebut;

domisili PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan yang pernah ditempuh.

• Scan asli Surat Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari Kementerian yang menangani pendidikan tinggi.

• Scan asli SK jabatan

akademik yang

mutakhir (khusus

untuk program

studi vokasi pada

program doktor

terapan);

Page 67: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

25 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

4) Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan Ekuivalen Waktu Mendidik Penuh (EWMP), yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu bagi calon dosen tetap;

5) Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) atau belum memiliki Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK).

Dalam hal dosen telah memiliki NIDN yang berasal dari program studi lain dalam PTS yang sama, maka Rektor/Ketua/Direktur:

• wajib mempertahankan nisbah Dosen dan Mahasiswa pada program studi yang ditinggalkan. Nisbah sebagaimana dimaksud di atas sebagai berikut:

▪ 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 45 (empat puluh lima) mahasiswa untuk rumpun ilmu agama, rumpun ilmu humaniora, rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun ilmu terapan (bisnis, pendidikan, keluarga dan konsumen, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, militer, administrasi publik, dan pekerja sosial); dan

▪ 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa untuk rumpun ilmu alam, rumpun ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu terapan

• Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon dosen tetap untuk bekerja penuh waktu berdasarkan EWMP.

Page 68: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

26 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

(pertanian, arsitektur dan perencanaan, teknik, kehutanan dan lingkungan, kesehatan, dan transportasi);

• dapat mengusulkan calon dosen tetap sebagaimana dimaksud pada huruf a) yang berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional non profesor atau paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional profesor.

Bagi calon dosen tetap yang diambil dari program studi lain dari PTS yang sama wajib memperoleh penugasan dari Direktur;

6) Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

7) Bukan pegawai tetap pada instansi lain;

8) Bukan Aparatur Sipil Negara, kecuali dosen yang dipekerjakan (DPK) oleh LLDIKTI setempat pada PTS yang mengusulkan pembukaan program studi vokasi.

1) Calon dosen tetap yang belum memiliki NIDN atau NIDK harus menandatangani perjanjian kesediaan pengangkatan sebagai calon dosen tetap untuk setiap usul pembukaan program studi vokasi dengan Badan Penyelenggara atau Direktur dalam hal kewenangan menandatangani perjanjian kesediaan telah dilimpahkan kepada Direktur.

• Scan asli SK pengangkatan sebagai dosen tetap di PTS yang mengusulkan pembukaan program studi vokasi;

• Scan asli Surat tugas dari Direktur;

• Scan asli Daftar riwayat hidup

• Scan asli Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Dosen Tetap antara Badan Penyelenggara atau Direktur dalam hal kewenangan menandatangani perjanjian kesediaan telah dilimpahkan kepada Direktur

Page 69: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

27 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

dan calon dosen tetap.

3 (tiga) instruktur Tetap untuk 1 (satu) program studi vokasi pada akademi komunitas dengan ketentuan:

1. Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat pengusulan pembukaan program studi vokasi.

2. Paling rendah berijazah Diploma Tiga dengan sertifikat kompetensi atau pengalaman kerja dan/atau pengalaman mengajar paling sedikit 5 tahun pada kompetensi sebidang;

3. Sebagai tenaga profesional dengan sertifikat kompetensi atau pengalaman kerja paling rendah

• Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan Domisili bagi calon instruktur tetap yang memiliki KTP dengan alamat tidak sama dengan alamat domisili PTS penyelenggara pendidikan vokasi;

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan tinggi yang pernah ditempuh, sertifikat kompetensi atau surat keterangan pengalaman kerja dan/atau pengalaman mengajar paling sedikit 5 (lima) tahun pada kompetensi sebidang;

• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon instruktur tetap lulusan luar negeri, dari Kemdikbud;

• Scan asli sertifikat kompetensi atau surat keterangan pengalaman kerja

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama PTS.

Page 70: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

28 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

setara dengan lulusan Program Sarjana Terapan atau Program Sarjana; atau

4. Sebagai tenaga yang mendapat pengakuan dari asosiasi bidang keahliannya yang setara dengan angka 2 atau angka 3; atau

5. Tenaga profesional dengan pengalaman kerja paling sedikit setara dengan lulusan diploma tiga;

6. Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP), yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu;

7. Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus;

8. Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

9. Bukan pegawai tetap pada instansi lain

10. Bukan Aparatur Sipil Negara; dan

paling rendah setara dengan lulusan Program Sarjana Terapan atau Program Sarjana; atau

• Scan asli surat keterangan pengakuan dari asosiasi bidang keahliannya yang setara dengan angka 2 atau angka 3; atau

• Scan asli surat keterangan pengakuan pengalaman kerja paling sedikit setara dengan lulusan diploma tiga;

• Scan asli Surat Pernyataan calon instruktur tetap tentang Kesediaan bekerja penuh waktu berdasarkan EWMP;

• Scan asli Daftar riwayat hidup;

Page 71: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

29 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

Calon instruktur tetap harus menandatangani perjanjian kesediaan pengangkatan sebagai calon instruktur tetap untuk setiap usul pembukaan program studi vokasi, dengan Badan Penyelenggara atau Direktur dalam hal kewenangan menanda-tangani perjanjian kesediaan telah dilimpahkan kepada Direktur.

Scan asli Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Calon Instruktur Tetap antara Badan Penyelenggara atau Direktur dalam hal kewenangan menandatangani perjanjian kesediaan telah dilimpahkan kepada Direktur dan dengan calon instruktur tetap.

h. Lahan untuk kampus PTS yang akan diubah memiliki luas paling sedikit 5.000 (lima ribu) m2

untuk Politeknik

atau Akademi, dengan status Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai atas nama Badan Penyelenggara, sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai dalam 1 (satu) wilayah kecamatan. Dalam hal luas lahan untuk kampus PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana dimaksud di atas tidak dapat dipenuhi, Menteri dapat menentukan berdasarkan luas bangunan. Dalam hal status lahan untuk kampus PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi belum atas nama Badan Penyelanggara, Badan Penyelenggara dapat menggunakan lahan atas nama pihak lain berdasarkan perjanjian sewa menyewa lahan dengan hak membeli pertama kali yang dibuat di hadapan Notaris. Perjanjian sewa-menyewa tersebut berlangsung paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian sewa-menyewa

• Scan asli sertipikat hak atas tanah dengan status Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai atas nama Badan Penyelenggara, sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Hak Milik, Hak Guna Bangunan, atau Hak Pakai dalam 1 (satu) wilayah kecamatan; atau

• Scan asli akta perjanjian sewa menyewa lahan yang dibuat oleh notaris dengan mencantumkan hak untuk membeli pertama kali.

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama PTS.

Page 72: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

30 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

ditandatangani.

i. Telah tersedia sarana dan prasarana untuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi terdiri atas: 1) Ruang kuliah paling sedikit 1

(satu) m2 per mahasiswa;

2) Ruang dosen tetap paling sedikit 4 (empat) m2 per orang;

3) Ruang administrasi dan kantor paling sedikit 4 (empat) m2 per orang;

4) Ruang perpustakaan paling sedikit 200 (dua ratus) m2 termasuk ruang baca yang harus dikembangkan sesuai dengan pertambahan jumlah mahasiswa;

5) Ruang laboratorium, komputer, dan sarana praktikum dan/atau penelitian sesuai kebutuhan setiap Program Studi;

6) Buku paling sedikit 200 (dua ratus) judul per program studi sesuai dengan bidang keilmuan pada program studi;

kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan; Dalam hal prasarana untuk kampus PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana dikemukakan di atas belum dapat dipenuhi, Badan Penyelenggara dapat menggunakan prasarana atas nama pihak lain berdasarkan perjanjian sewa menyewa prasarana dengan hak membeli pertama kali yang dibuat di hadapan Notaris. Perjanjian sewa-menyewa prasarana tersebut berlangsung paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian sewa menyewa prasarana ditandatangani;

• Akta notaris tentang perjanjian sewa menyewa prasarana (gedung).

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama PTS.

j. Memenuhi persyaratan minimum akreditasi program studi vokasi sesuai

• Semua Instrumen Pemenuhan Syarat

6 (enam) macam

Page 73: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

31 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

standar nasional pendidikan tinggi, yang dibuktikan melalui pengisian Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi vokasi;

Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi vokasi beserta lampirannya dibuat untuk setiap usul program studi vokasi.

perubahan, kecuali perubahan nama, perubahan lokasi, alih kelola PTS.

k. Kurikulum program studi disusun berdasarkan kompetensi lulusan program studi vokasi sesuai standar nasional pendidikan tinggi dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

• Kurikulum yang meliputi: 1) Profil lulusan; 2) Keunikan

program studi vokasi;

3) Capaian pembelajaran lulusan program studi vokasi;

4) Struktur kurikulum program studi vokasi;

5) RPS dari 10 (sepuluh) mata kuliah penciri program studi vokasi;

l. Tenaga Kependidikan paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang untuk melayani setiap program studi vokasi dan 1 (satu) orang untuk melayani Perpustakaan, dengan ketentuan: 1) Warga Negara Indonesia berusia

paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada saat pengusulan perubahan PTS;

• Scan asli KTP dan Surat Keterangan Domisili bagi calon tenaga kependidikan yang memiliki KTP tidak sama dengan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil perubahan;

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama

Page 74: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

32 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

2) Paling rendah berijazah Diploma Tiga; dan

3) Bersedia bekerja penuh waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu.

• Scan asli ijazah calon tenaga kependidik-an; dan

• Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon tenaga kependidikan untuk bekerja penuh waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu;

m. Studi kelayakan perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Dokumen studi kelayakan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama PTS.

n. Organisasi dan tata kerja PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil perubahan memiliki 5 (lima) unsur: 1) Unsur penyusun kebijakan; 2) Unsur pelaksana akademik; 3) Unsur penjaminan mutu; 4) Unsur penunjang akademik atau

sumber belajar; dan 5) Unsur pelaksana administrasi atau

tata usaha.

• Organisasi dan tata kerja PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil perubahan sebagaimana tercantum di dalam Rancangan Statuta.

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama PTS.

o. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil perubahan.

• Dokumen SPMI PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang telah ada.

• Dokumen rencana SPMI PTS Penyelenggara Vokasi.

6 (enam) macam perubahan yang disertai penambahan program studi vokasi, kecuali perubahan nama, perubahan lokasi, alih kelola PTS.

Page 75: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

33 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Persyaratan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Dokumen Macam

Perubahan

p. Rencana strategis PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang hasil perubahan.

• Rancangan Rencana Strategis PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil perubahan.

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama PTS.

q. Laporan keuangan Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi, dengan ketentuan: 1) Tanpa audit oleh akuntan publik

apabila Badan Penyelenggara tersebut telah beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun; atau

2) Dengan audit oleh akuntan publik

apabila Badan Penyelenggara tersebut telah beroperasi lebih dari 3 (tiga) tahun;

• Scan asli laporan keuangan Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi sesuai ISAK 32/2019; atau

• Scan asli laporan keuangan Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang telah diaudit.

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama PTS.

r. Menyatakan kesanggupan untuk menyediakan dana investasi dan dana operasional dari PTS hasil perubahan, yang ditandatangani oleh semua anggota organ Badan Penyelenggara dari PTS hasil perubahan.

• Scan asli surat pernyataan kesanggupan untuk menyediakan dana investasi dan dana operasional dari Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil perubahan, yang ditandatangani oleh semua anggota organ Badan Penyelenggara dari PTS hasil perubahan.

6 (enam) macam perubahan, kecuali perubahan nama PTS.

Catatan:

Page 76: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

34 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1. Persyaratan huruf a sampai dengan huruf h merupakan persyaratan mutlak,

artinya apabila persyaratan tersebut tidak dipenuhi maka usul belum dapat

disetujui;

2. Semua program studi pada masing-masing PTS telah memiliki peringkat akreditasi,

sebagaimana dibuktikan dengan keputusan akreditasi dari BAN PT dan/atau LAM;

3. Masing-masing PTS telah melaporkan penyelenggaraan pendidikan tinggi ke

Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti);

4. Formulir instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program

Studi untuk setiap usul program studi vokasi baru, dibuat dalam bentuk pdf yang

telah diisi dan ditandatangani oleh Badan Penyelenggara;

5. Formulir instrumen sebagaimana dimaksud pada angka 4 dapat diunduh melalui

menu Panduan pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id;

6. Usul program studi vokasi memprioritaskan program studi vokasi pada bidang

Machinery and Construction, Creative Economy, Hospitality, dan Care Services; dan

7. Dokumen huruf k sampai dengan huruf p diperiksa pada saat evaluasi lapangan

(untuk perubahan PTS yang memerlukan evaluasi lapangan).

3. Prosedur Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Secara garis besar, perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana

diuraikan pada Bab II angka 1 di atas, diusulkan oleh Badan Penyelenggara kepada

Mendikbud. Pengusulan perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi tersebut

yang memuat pemenuhan semua persyaratan yang diuraikan di dalam Bab II angka 2

di atas, dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:

a. Prosedur Umum Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Tahap Kesatu

Badan Penyelenggara memohon rekomendasi kepada LLDIKTI dengan

melampirkan dokumen:

1) Akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta semua perubahannya

(jika pernah dilakukan perubahan) atau jika Badan Penyelenggara yang terkait

lebih dari satu, semua akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta

semua perubahannya (jika pernah dilakukan perubahan);

2) Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan

Penyelenggara sebagai badan hukum, misalnya Surat Keputusan Menkumham

Page 77: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

35 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

untuk Yayasan atau jika Badan Penyelenggara yang terkait lebih dari satu,

semua surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan

Penyelenggara sebagai badan hukum;

3) Akta notaris tentang kesepakatan alih kelola PTS yang dilakukan, yang berisi

kesepakatan tentang alih kelola PTS tersebut, termasuk kesepakatan tentang

kelanjutan status mahasiswa, dosen tetap dan tenaga kependidikan, sarana

prasarana, hutang piutang (jika ada), penyerahan dokumen legalitas

perguruan tinggi yang akan dialihkelolakan, serta dengan mencantumkan

klausula yang menyatakan bahwa kesepakatan ini baru berlaku apabila izin

alih kelola telah diterbitkan oleh Mendikbud (khusus alih kelola);

4) Untuk usul penggabungan PTS atau penyatuan PTS yang melibatkan 2 (dua)

Badan Penyelenggara atau lebih wajib dibuat pula kesepakatan sebagaimana

dimaksud pada angka 3) di atas;

5) Surat Keputusan izin pendirian PTS serta semua izin pembukaan program

studi beserta semua perubahannya; dan

6) Sertifikat peringkat akreditasi semua program studi yang diselenggarakan.

Tahap Kedua

LLDikti memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu

angka 1 sampai dengan angka 6:

1) Evaluasi legalitas badan penyelenggara dan izin pendirian PTS serta semua izin

pembukaan program studi beserta perubahannya, berupa pemeriksaan

kebenaran dokumen angka 1 sampai dengan angka 5. Dalam hal legalitas badan

penyelenggara belum terpenuhi, maka LLDIKTI meminta pengusul untuk

melakukan perbaikan dokumen kepada instansi yang terkait. Beberapa contoh

kasus dapat dilihat pada lampiran.

2) Evaluasi legalitas PTS berupa pemeriksaan peringkat akreditasi program studi,

status pembinaan PTS dan pembinaan program studi, serta status penerima

hibah PP-PTS pada saat pengajuan.

LLDIKTI akan menerbitkan rekomendasi apabila:

1) Telah menerima kembali pengajuan dokumen (dalam hal dilakukan perbaikan

dokumen), dan

2) Hasil pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu

angka 1 sampai dengan angka 6 telah dipenuhi.

Page 78: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

36 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Tahap Ketiga

Apabila LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:

1) Badan Penyelenggara mengajukan permintaan akun ke Dirjen Pendidikan

Vokasi melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat

permohonan akun;

2) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul akun;

dan

3) Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara dapat

mengajukan kembali permintaan akun. Apabila disetujui maka Badan

Penyelenggara dapat melanjutkan proses ke tahap Keempat.

Tahap Keempat Badan Penyelenggara mengunggah semua dokumen sebagaimana disebutkan

pada Bab II angka 2 dalam bentuk pdf yang telah diisi dan/atau ditandangani.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua

dokumen yang telah diunggah.

Apabila berdasarkan hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi,

maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan menugaskan Tim evaluator

untuk melakukan site evaluation (evaluasi lapangan), kecuali perubahan nama PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

a. Dalam hal pemeriksaan pada site evaluation menunjukkan masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka Mendikbud dapat menerbitkan izin prinsip. Setelah memperoleh Izin prinsip ini, Badan Penyelenggara:

• Berkewajiban untuk memenuhi semua kekurangan berdasarkan hasil site evaluation;

• Berhak untuk merekrut dosen/instruktur selain yang minimal dipersyaratkan untuk setiap penambahan program studi vokasi;

• Berhak melakukan transaksi kepemilikan dan/atau pembangunan sarana dan prasarana calon kampus;

• Badan Penyelenggara dilarang menerima mahasiswa baru pada program studi vokasi yang dibuka sebagai penambahan program studi vokasi yang sudah ada, sampai dengan izin perubahan PTS penyelengara pendidikan vokasi diterbitkan.

Jangka waktu keberlakuan izin prinsip ditetapkan berdasarkan hasil site evaluation.

b. Dalam hal pemeriksaan pada site evaluation menunjukkan pemenuhan syarat dan kesesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka

Page 79: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

37 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Mendikbud dapat menerbitkan izin perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Untuk memperoleh izin prinsip atau izin perubahan PTS Penyelenggara

Pendidikan Vokasi sebagaimana dikemukakan di atas, maka Badan Penyelenggara

harus mengikuti SALAH SATU prosedur khusus di bawah ini:

b. Prosedur Khusus Perubahan Nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Page 80: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

38 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

PROSEDUR KHUSUS PERUBAHAN NAMA PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN AKADEMIK

12

34

56

MENDIKBUDPENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI

UsulAKUN

1

Verifikasi DOKUMEN USUL

AKUN

Disetujui?

2

TIDAK

UnggahUSUL

3

YA

Disetujui?

EvaluasiUSUL

4

5

TIDAK

PenerbitanSK

Selesai

6

YA

Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik yang mengusulkan perubahan nama mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang belum memiliki akun).

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik dapat mengajukan kembali permintaan akun.

Badan Penyelenggara yang dimaksud pada angka 1 mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah ditandatangani, yang terdiri atas:a) Surat permohonan izin perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud; b) Rekomendasi dari LLDIKTI; danc. Dokumen pemenuhan persyaratan perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik sebagaimana disebutkan pada Bab II angka 2.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melakukan evaluasi usul perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 di atas belum disetujui, maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah kembali usul melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

Dalam hal hasil evaluasi dokumen sebagaimana dimaksud pada angka 4 disetujui, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengajukan usul tertulis penerbitan izin perubahan nama baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang perubahan nama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Mulai

Page 81: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

39 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

c. Prosedur Khusus Perubahan Lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi PROSEDUR KHUSUS PERUBAHAN LOKASI PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI

12

4

56

78

119

10

MENDIKBUDPENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI

UsulAKUN

1

Verifikasi DOKUMEN USUL AKUN

Disetujui?

2

TIDAK

UnggahUSUL

3

YA

Disetujui?

EvaluasiDOSEN TETAP

4

5

TIDAK

PenerbitanSK

SELESAI

11

YA

Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang mengusulkan perubahan lokasi mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang belum memiliki akun).

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi melakukan verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dapat mengajukan kembali permintaan akun.

Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang dimaksud pada angka 1 mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah ditandatangani, yang terdiri atas: a. Surat permohonan izin perubahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud;b. Rekomendasi dari LLDIKTI setempat, atau dalam hal lokasi PTS baru berbeda wilayah LLDIKTI, maka rekomendasi diminta dari LLDIKTI di lokasi lama PTS dan LLDIKTI di lokasi baru PTS; danc. Dokumen pemenuhan persyaratan perubahan Lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana disebutkan pada Bab II angka 2.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi tentang pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap.

Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 di atas belum disetujui, maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah kembali usul melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

Apabila usul sebagaimana dimaksud pada angka 4 disetujui, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan Persetujuan Proses Lanjut .

PersetujuanPROSES LANJUT

EvaluasiLAPANGAN

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama LLDIKTI melakukan evaluasi lapangan. Bersamaan dengan evaluasi lapangan tersebut dilakukan evaluasi pemenuhan persyaratan perubahan Lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik.Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan.

Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan izin prinsip.

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan memenuhi persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan izin perubahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang perubahan lokasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

YA

6

7

Mulai

Memenuhi & Sesuai?

EvaluasiDOKUMEN PERBAIKAN

ATAS KETIDAKSESUAIAN BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

Dapat menerbitkan IZIN PRINSIP

Memenuhi & Sesuai?

BELUM SESUAI

10

Unggah DOKUMEN PERBAIKAN

ATAS KETIDAKSESUAIAN BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

BELUM SESUAI

YA

Unggah maksimal 2 (dua) kali (termasuk

unggah pertama setelah izin prinsip

diterbitkan)

Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun silemkerma.kemdikbud.go.id.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum sesuai maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah dokumen untuk memenuhi ketidaksesuaian melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

8

9

Page 82: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

40 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

d. Prosedur Khusus Perubahan Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

dan/atau Akademik Menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang baru;

PROSEDUR KHUSUS PERUBAHAN BENTUK PTS MENJADI PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI

12

34

56

711

128

910

MENDIKBUDPENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI

Unggah maksimal 4 (empat) kali (termasuk

pengunggahan yang pertama kali)

UsulAKUN

1

Verifikasi DOKUMEN USUL AKUN

Disetujui?

2

TIDAK

UnggahUSUL

3

YA

Disetujui?

EvaluasiDOSEN TETAP

4

TIDAK

PenerbitanSK

Selesai

12

YA

Badan Penyelenggara PTS yang mengusulkan perubahan bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang belum memiliki akun).

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara dapat mengajukan kembali permintaan akun.

Badan Penyelenggara yang dimaksud pada angka 1 mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani, yang terdiri atas:a. Surat permohonan izin perubahan bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud;b. Rekomendasi dari LLDIKTI; danc. Dokumen pemenuhan persyaratan perubahan bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana disebutkan pada Bab II angka 2.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi tentang pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap (jika diperlukan pembukaan program studi vokasi baru untuk memenuhi persyaratan minimum komposisi jumlah dan bidang ilmu & teknologi program studi untuk bentuk perguruan tinggi yang baru).

Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 di atas disetujui, LLDIKTI mengevaluasi Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi untuk kriteria non dosen (tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta kurikulum). Apabila usul sebagaimana dimaksud pada angka 4 tidak disetujui, pengusul dapat mengunggah kembali usul melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

Apabila evaluasi kriteria non dosen belum disetujui maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah kembali usul melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id. Badan Penyelenggara dapat mengunggah kembali usul perubahan bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan perbaikan hanya untuk program studi vokasi yang belum direkomendasi atau program studi Vokasi pengganti.

EvaluasiTENDIK,

SARANA & PRASARANA

SERTA KURIKULUM

EvaluasiLAPANGAN

Memenuhi & Sesuai?

Apabila usulan sebagaimana dimaksud pada angka 4 dan angka 5 disetujui, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan Persetujuan Proses Lanjut .

BELUM SESUAI

Segera setelah Persetujuan Proses Lanjut diumumkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama LLDIKTI melakukan evaluasi lapangan pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi. Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan.

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan izin perubahan bentuk menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang Perubahan Bentuk PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

YA

Disetujui?

TIDAK

PersetujuanPROSES LANJUT YA

Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan izin prinsip.

5

7

8

Unggah KembaliUSUL

Unggah KembaliUSUL 6

5

Mulai

Dapat menerbitkan IZIN PRINSIP

9

EvaluasiDOKUMEN PERBAIKAN

ATAS KETIDAKSESUAIAN BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

Memenuhi & Sesuai?

11

Unggah DOKUMEN PERBAIKAN

ATAS KETIDAKSESUAIAN

BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

BELUM SESUAI

Unggah maksimal 2 (dua) kali (termasuk

unggah pertama setelah izin prinsip

diterbitkan)

10

YA

Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun silemkerma.kemdikbud.go.id.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum sesuai maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah dokumen untuk memenuhi ketidaksesuaian melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

Page 83: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

41 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

e. Prosedur Khusus Pengalihan Pengelolaan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

dari Badan Penyelenggara Lama ke Badan Penyelenggara Baru;

PROSEDUR KHUSUS PENGALIHAN PENGELOLAAN PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI DARI BADAN PENYELENGGARA LAMA KE BADAN PENYELENGGARA BARU PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI

12

34

78

56

MENDIKBUDPENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI

UsulAKUN

1

Verifikasi DOKUMEN USUL

AKUN

Disetujui?

2

TIDAK

UnggahUSUL

3

YA

PenerbitanSK

Selesai

8

Badan Penyelenggara yang menerima alih kelola mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang belum memiliki akun).

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara yang menerima alih kelola dapat mengajukan kembali permintaan akun.

Badan Penyelenggara yang menerima alih kelola mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah ditandatangani, yang terdiri atas:a. Surat permohonan izin alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan Penyelenggara Lama ke Badan Penyelenggara Baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud;b. Rekomendasi dari LLDIKTI, atau dalam hal Badan Penyelenggara yang mengalihkelolakan dan Badan Penyelenggara yang menerima alih kelola berbeda wilayah LLDIKTI, maka rekomendasi diminta dari LLDIKTI di wilayah Badan Penyelenggara yang mengalihkelolakan dan LLDIKTI di wilayah Badan Penyelenggara yang menerima alih kelola; danc. Dokumen pemenuhan persyaratan alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan Penyelenggara Lama ke Badan Penyelenggara Baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana disebutkan pada Bab II angka 2.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi usul dokumen alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan Penyelenggara Lama ke Badan Penyelenggara Baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan bersama LLDIKTI melakukan evaluasi lapangan pemenuhan persyaratan alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dari Badan Penyelenggara Lama ke Badan Penyelenggara Baru PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan.

Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan izin prinsip.

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan izin alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang alih kelola PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

YA

Mulai

Memenuhi & Sesuai?

Dapat menerbitkan IZIN PRINSIP

BELUM SESUAI5

EvaluasiDOKUMEN PERBAIKAN

ATAS KETIDAKSESUAIAN BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

Memenuhi & Sesuai?

7

Unggah DOKUMEN PERBAIKAN

ATAS KETIDAKSESUAIAN BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

BELUM SESUAI

Unggah maksimal 2 (dua) kali (termasuk unggah pertama setelah izin prinsip diterbitkan)

6

Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun silemkerma.kemdikbud.go.id.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum sesuai maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah dokumen untuk memenuhi ketidaksesuaian melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

YA

Evaluasi DOKUMEN&

Evaluasi LAPANGAN

4

Page 84: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

42 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

f. Prosedur Khusus Penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS Penyelengara Pendidikan

Vokasi dan/atau Akademik menjadi 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi baru;

Page 85: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

43 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

PROSEDUR KHUSUS PENGGABUNGAN 2 (DUA) ATAU LEBIH PTS MENJADI

1 (SATU) PTS BARU PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI

12

34

56

79

128

1011

MENDIKBUDPENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI

UsulAKUN

1

Verifikasi DOKUMEN USUL AKUN

Disetujui?

2

TIDAK

UnggahUSUL3

YA

Disetujui?

EvaluasiDOSEN TETAP

4

TIDAK

PenerbitanSK

Selesai

12

YA

Badan Penyelenggara yang mengusulkan Penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS menjadi 1 (satu) PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang belum memiliki akun).

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara dapat mengajukan kembali permintaan akun.

Badan Penyelenggara yang dimaksud pada angka 1 mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani, yang terdiri atas:a. Surat permohonan izin penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS menjadi 1 (satu) PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud;b. Rekomendasi dari LLDIKTI setempat, atau dalam hal 2 (dua) atau lebih PTS yang akan bergabung berada di wilayah LLDIKTI yang berbeda, maka rekomendasi diminta dari masing-masing LLDIKTI sesuai wilayah domisili PTS; c. Dokumen pemenuhan persyaratan penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS menjadi 1 (satu) PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi sebagaimana disebutkan pada Bab II angka 2.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi tentang pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap (jika diperlukan pembukaan program studi vokasi baru untuk memenuhi persyaratan minimum jumlah dan bidang ilmu & teknologi dari program studi vokasi pada PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil penggabungan).

Apabila hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada angka 4 di atas disetujui, LLDIKTI mengevaluasi Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi untuk kriteria non dosen (tenaga kependidikan, sarana dan prasarana serta kurikulum).Apabila usulan sebagaimana dimaksud pada angka 4 tidak disetujui, pengusul dapat mengunggah kembali usul melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

Apabila hasil evaluasi kriteria non dosen belum disetujui, maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah kembali usul melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id. Badan Penyelenggara dapat mengunggah kembali usul penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS menjadi 1 (satu) PTS baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi dengan perbaikan hanya untuk program studi vokasi yang belum direkomendasi atau program studi vokasi pengganti.

EvaluasiTENDIK,

SARANA & PRASARANA

SERTA KURIKULUM

EvaluasiLAPANGAN

Memenuhi & Sesuai?

Apabila usul sebagaimana dimaksud pada angka 4 dan angka 5 disetujui, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan Persetujuan Proses Lanjut .

Segera setelah Persetujuan Proses Lanjut diumumkan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama dengan LLDIKTI melakukan evaluasi lapangan pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan.

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan izin penggabungan 2 (dua) atau lebih PTS menjadi 1 (satu) PTS Baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi kepada Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang PTS Baru Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil penggabungan.

YA

Disetujui?TIDAK

PersetujuanPROSES LANJUT YA

Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan izin prinsip.

5

7

8

Unggah KembaliUSUL

Unggah KembaliUSUL

6

Unggah maksimal 4 (empat) kali (termasuk

pengunggahan yang pertama kali)

5

Mulai

Unggah DOKUMEN PEMENUHAN

KEKURANGAN BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

EvaluasiDOKUMEN PEMENUHAN

KEKURANGAN BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

Dapat menerbitkan IZIN PRINSIP

BELUM SESUAI

9

Unggah maksimal 2 (dua) kali (termasuk

unggah pertama setelah izin prinsip

diterbitkan)

10

Memenuhi & Sesuai?

BELUM SESUAI

YA

Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun silemkerma.kemdikbud.go.id.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum sesuai maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah dokumen untuk memenuhi ketidaksesuaian melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

11

Page 86: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

44 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

g. Prosedur Khusus Penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi dan/atau Akademik ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain yang telah ada (bukan PTS baru).

PROSEDUR KHUSUS PENYATUAN 1 (SATU) ATAU LEBIH PTS KE DALAM

1 (SATU) PTS PENYELENGGARA PENDIDIKAN VOKASI LAIN

12

34

78

56

MENDIKBUDPENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI

UsulAKUN

1

Verifikasi DOKUMEN USUL

AKUN

Disetujui?

2

TIDAK

UnggahUSUL

3

YA

PenerbitanSK

Selesai

8

Badan Penyelenggara PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang menerima penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi Badan Penyelenggara yang belum memiliki akun).

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Badan Penyelenggara dapat mengajukan kembali permintaan akun.

Badan Penyelenggara yang dimaksud pada angka 1 mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah ditandatangani, yang terdiri atas:a. Surat permohonan izin penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain kepada Mendikbud;b. Rekomendasi dari LLDIKTI setempat, atau dalam hal 2 (dua) PTS atau lebih yang akan disatukan berada di wilayah LLDIKTI yang berbeda, maka rekomendasi diminta dari masing-masing LLDIKTI sesuai wilayah domisili PTS;c. Dokumen pemenuhan persyaratan penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain sebagaimana disebutkan pada Bab II angka 2.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi usul dokumen penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain dan bersama LLDIKTI melakukan evaluasi lapangan pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.Semua dokumen asli wajib diperlihatkan pada saat evaluasi lapangan.

Dalam hal pemeriksaan pada evaluasi lapangan menunjukkan masih terdapat ketidaksesuaian antara dokumen yang diunggah dengan fakta di lapangan maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat menerbitkan izin prinsip.

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan izin penyatuan 1 (satu) atau lebih PTS ke dalam 1 (satu) PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi lain kepada Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil penyatuan.

Mulai

Memenuhi & Sesuai?

Dapat menerbitkan IZIN PRINSIP

BELUM SESUAI

5

EvaluasiDOKUMEN PERBAIKAN

ATAS KETIDAKSESUAIAN BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

Memenuhi & Sesuai?

7

Unggah DOKUMEN PERBAIKAN

ATAS KETIDAKSESUAIAN BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

BELUM SESUAI

Unggah maksimal 2 (dua) kali (termasuk unggah pertama setelah izin prinsip diterbitkan)

6

YA

YA

Badan Penyelenggara diminta mengunggah dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun silemkerma.kemdikbud.go.id.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi dokumen perbaikan atas ketidaksesuaian berdasarkan hasil evaluasi lapangan. Apabila hasil evaluasi tersebut belum sesuai maka Badan Penyelenggara dapat mengunggah dokumen untuk memenuhi ketidaksesuaian melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

Evaluasi DOKUMEN&

Evaluasi LAPANGAN

4

Page 87: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

45 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Setelah penerbitan Surat Keputusan Mendikbud tentang perubahan bentuk,

penggabungan, atau penyatuan PTS, BAN-PT dan/atau LAM berwenang melakukan

monitoring dan evaluasi atas peringkat akreditasi program studi yang telah diberikan.

Atas dasar hasil monitoring dan evaluasi tersebut, Menteri berwenang melakukan

evaluasi pelaksanaan Surat Keputusan tersebut sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

4. Insentif Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi melalui Penggabungan

atau Penyatuan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

Agar tujuan perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi melalui penggabungan

atau penyatuan, yaitu penguatan pendidikan tinggi di Indonesia, dapat diwujudkan

maka Kemdikbud memberikan insentif sebagai berikut:

• Dalam hal terjadi peleburan program studi atau perubahan bentuk PTS dalam

rangka penggabungan atau penyatuan menjadi PTS Penyelenggara Pendidikan

Vokasi, maka pengaturan APS dan APT sebagai berikut:

No

Penggabungan atau Penyatuan PTS

Menjadi PTS Penyelenggara Vokasi

Peringkat Akreditasi 1 Peleburan

Beberapa Program Studi Yang SAMA

Bentuk

Perguruan Tinggi

Sebelum Sesudah Tetap Berubah

A/B/C

Atau

Unggul/Baik

Sekali/Baik

• Jika peringkat APS sebelumnya sama, peringkat APS sesudahnya TETAP;

• Jika peringkat APS sebelumnya berbeda, peringkat APS sesudahnya diambil peringkat APS tertinggi yang berlaku minimum 2 (dua) tahun sampai maksimum masa berlaku peringkat APS tersebut berakhir.

• Jika bentuk PTS tetap dan peringkat APT sebelum penggabungan/ penyatuan sama, maka peringkat APT sesudahnya TETAP

• Jika bentuk PTS tetap, dan peringkat APT sebelum penggabungan/ penyatuan berbeda, peringkat peringkat APT sesudahnya diambil peringkat

APT peringkat

BAIK

2 Program Studi Lama

(Tidak Ada Peleburan Program Studi)

Page 88: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

46 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Sebelum Sesudah APT tertinggi yang berlaku minimum 2 (dua) tahun sampai maksimum masa berlaku APT tersebut berakhir.

A/B/C atau

Unggul/Baik

Sekali/Baik

Tetap A/B/C atau

Unggul/Baik

Sekali/Baik

3 Penambahan

Program Studi Baru

APS peringkat Baik

• Dalam hal akan dilakukan penggabungan atau penyatuan PTS menjadi PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi, ternyata keberadaan lahan untuk kampus dan

sarana PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil penggabungan atau penyatuan

belum memenuhi syarat yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-

undangan, maka dapat diberikan pengecualian sebagai berikut:

a. Luas lahan ditetapkan dengan diskresi Mendikbud;

b. Lokasi dapat terletak di luar wilayah 1 (satu) kecamatan tetapi dalam 1 (satu)

kabupaten;

c. Perjanjian sewa menyewa lahan dan/atau sarana dan prasarana dibuat di

hadapan notaris, dengan memuat hak opsi, yaitu hak prioritas membeli lahan

dan/atau sarana dan prasarana tersebut apabila lahan dan/atau sarana dan

prasarana dijual oleh pemegang hak atas lahan dan/atau sarana dan prasarana

sebelum masa sewa berakhir;

d. Jangka waktu sewa menyewa lahan dan/atau sarana dan prasarana paling lama

10 (sepuluh) tahun sejak perjanjian sewa menyewa ditandatangani, dan tidak

dapat diperpanjang;

• Dapat dilakukan antar PTS yang berada dalam wilayah koordinasi lebih dari satu

LLDIKTI, dengan memberitahukan dan/atau memohon rekomendasi dari Kepala

LLDIKTI setempat;

• Jika usul penggabungan atau penyatuan PTS tersebut mengakibatkan program studi

vokasi tertentu harus diselenggarakan di wilayah kabupaten/kota yang tidak

berbatasan langsung dengan kampus utama PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

hasil penggabungan atau penyatuan, maka program studi vokasi tersebut dapat

diberi status sebagai Program Studi Di luar Kampus Utama (PSDKU), dengan

mengecualikan keberadaan program studi di kampus utama perguruan tinggi hasil

penggabungan atau penyatuan.

Page 89: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

47 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

LAMPIRAN

Lampiran a: Surat Permohonan Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Page 90: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

48 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran b: Contoh Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara

Page 91: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

49 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran c : Keputusan Pengesahan Badan Penyelenggara sebagai Badan Hukum Contoh Keputusan Menkumham Tentang

Pengesahan Yayasan Contoh Berita Negara Tentang Pengesahan Yayasan

Contoh Keputusan Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan (online) 1

Contoh Keputusan Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan (online) 2

Page 92: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

50 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran d : Contoh Surat Kemenkumham tentang Penyesuaian Yayasan dengan UU Yayasan

Page 93: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

51 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran e : Contoh Sertifikat status lahan calon kampus PTS an. Badan Penyelenggara

Page 94: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

52 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran f: Contoh Perjanjian Badan Penyelenggara dengan Calon Dosen Tetap/

Instruktur Tetap

Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan…………

Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Dosen Tetap

Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan* …………………….

Pada hari …………… tanggal ……………. Tahun………………. Bertempat di

………………………………,para pihak yang bertandatangan di bawah ini:

• ……………….. (nama) ketua pengurus *Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan …… ,

alamat………………….,

Selanjutnya disebut Pihak Pertama;

• ……………….. (nama calon dosen tetap/instruktur), alamat …………………… (sesuai kartu

tanda penduduk), selanjutnya disebut Pihak Kedua;

telah bersepakat untuk membuat perjanjian kesediaan pengangkatan dosen tetap/instruktur tetap

*Yayasan/ Perkumpulan/ Persyarikatan ………………… dengan kententuan sebagai berikut:

Pasal 1

Pihak Pertama bersedia untuk mengangkat Pihak Kedua sebagai dosen tetap/instruktur tetap*

Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan* ……………..dengan jam kerja sebesar 37,5 (tiga puluh

tujuh koma lima) jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan

perundang-undangan, apabila izin perubahan (Politeknik/Akademi*) ............ yang sedang

diusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.

Pasal 2

Pihak Kedua bersedia untuk diangkat Pihak Pertama sebagai dosen tetap/instruktur tetap*

Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan* ………………….dengan jam kerja 37,5 (tiga puluh tujuh

koma lima) jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan

perundang-undangan, apabila izin perubahan (Politeknik/Akademi*) .............. yang sedang

diusulkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.

Pasal 3

Dalam hal izin perubahan (Politeknik/Akademi*) ............ sebagaimana dimaksud pada Pasal 1

dan Pasal 2 telah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pihak Kedua

bersedia untuk bertempat tinggal di Kabupaten atau Kota domisli kampus utama

(Politeknik/Akademi*) .....................

Pasal 4

Pihak Kedua menyetujui bahwa perjanjian ini digunakan pula oleh Pihak Pertama untuk

pemenuhan persyaratan permohonan izin perubahan (Politeknik/Akademi*) ......................... ke

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Pasal 5

Apabila timbul sengketa dalam pelaksanaan perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk

menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

…………………………………. ………………………………….

*) Pilih salah satu

Page 95: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

53 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran g: Laporan Keuangan Badan Penyelenggara dalam Perubahan PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi

1. Laporan Keuangan Badan Penyelenggara 3 (tiga) tahun terakhir, dengan ketentuan:

• Tanpa audit oleh akuntan publik apabila Badan Penyelenggara tersebut telah

beroperasi kurang dari 3 (tiga) tahun; atau

• Dengan audit oleh akuntan publik apabila Badan Penyelenggara tersebut telah

beroperasi lebih dari 3 (tiga) tahun;

2. Laporan Keuangan disusun sesuai dengan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK

32/2019), yang terdiri atas:

a. Laporan Posisi Keuangan;

b. Laporan Aktivitas;

c. Laporan Arus Kas; dan

d. Catatan Atas Laporan Keuangan;

3. Laporan Keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik untuk Badan penyelenggara

yang memperoleh bantuan Negara, bantuan luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar

Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) atau lebih, dalam I (satu) tahun buku; atau

mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh

miliar rupiah).

Page 96: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

54 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran h : Surat Kesanggupan Penyediaan Dana oleh Badan Penyelenggara dalam

Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Menyatakan kesanggupan untuk menyediakan dana untuk investasi dan operasional PTS

Penyelenggara Pendidikan Vokasi yang akan diubah, yang ditandatangani oleh semua anggota

organ Badan Penyelenggara, dengan menunjukkan:

• Bukti asli kepemilikan dana dalam jumlah yang menyukupi untuk investasi dan operasional

PTS Penyelenggara Pendidikan Akademik yang akan diubah sesuai dengan Proyeksi Arus Kas,

dengan menunjukkan rekening koran, tabungan, sertifikat deposito, dan surat berharga

lainnya atas nama Badan Penyelenggara (Bukti kepemilikan dana bukan berupa surat

keterangan/ referensi bank atas rekening yang dimiliki, surat jaminan bank, garansi bank

atau lembaga jasa keuangan lainnya);

• Akta Hibah atas dana, sebagai bagian dari Bukti Kepemilikan Dana, jika Badan Penyelenggara

memperoleh hibah.

Page 97: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

55 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran l: Surat Pertimbangan Senat Perguruan Tinggi Swasta Sesuai Macam Usul

Page 98: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

56 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran m: Rekomendasi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) untuk

perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH ….

Jalan……………….. No…. Kota……………………. Telepon………………………………………………..

Laman: ……………………………….. Email: …………………………

Nomor : Lampiran : - Perihal : Rekomendasi Perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi …-…………………-2020 Yth. Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung D Jl. Pintu I Senayan Jakarta Memenuhi permintaan Ketua Pengurus Yayasan/Perkumpulan1 ……………………………, maka berdasarkan Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, serta berdasarkan hasil telaah terhadap data dan informasi yang kami miliki tentang: 1. rekam jejak (termasuk legalitas) Yayasan/Perkumpulan1 ………………………..; 2. rekam jejak PTS yang terkait pada perubahan Penyelenggara Pendidikan Vokasi; 3. tingkat kejenuhan berbagai program studi vokasi yang akan ditambahkan; dan 4. tingkat keberlanjutan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi hasil perubahan tersebut jika izin diterbitkan

oleh Pemerintah; dengan ini kami memberikan/tidak memberikan1 rekomendasi………………………............2, dengan penambahan Program Studi vokasi baru3 sebagai berikut:

• Program Studi ………………. pada program Diploma /Sarjana Terapan2

• Program Studi ………………. pada program Diploma /Sarjana Terapan2

• dst. sebagaimana diajukan oleh Yayasan/Perkumpulan1………………………………… Rekomendasi ini berlaku paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal diterbitkan. Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih. Kepala, …………………………………………………….. NIP. Tembusan: Ketua Pengurus Yayasan/Perkumpulan1…….. 1 Pilih salah satu 2 diisi sesuai dengan macam perubahan PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi 3 jika memerlukan penambahan program studi vokasi

Page 99: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

57 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran n: Contoh Masalah Badan Penyelenggara PTS dan Penyelesaiannya

No MASALAH BADAN PENYELENGGARA PTS PENYELESAIAN

1. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum pada SK Pendirian/Perubahan PTS berbeda dengan nama Badan Penyelenggara Pengusul, karena telah didirikan Badan Penyelenggara baru oleh Pengusul

Mengusulkan Perubahan nama Badan Penyelenggara sebagaimana tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sesuai dengan nama Badan Penyelenggara yang baru kepada Dirjen Diksi.

2. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS berbeda dengan nama Badan Penyelenggara Pengusul, karena telah dilakukan perubahan nama Badan Penyelenggara oleh Pengusul.

3. Nama Badan Penyelenggara pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sama dengan nama Badan Penyelenggara pengusul, namun Badan Penyelenggara tersebut didirikan dan disahkan sebagai Badan Hukum dengan nama yang sama setelah SK Pendirian/Perubahan PTS terbit

Mengusulkan kepada Dirjen Diksi tentang penetapan kembali Badan Penyelenggara yang telah berstatus badan hukum sebagai badan penyelenggara PTS sejak PTS tersebut didirikan.

4. SK Pendirian/ Perubahan PTS hilang sehingga tidak dapat diketahui kronologi Badan Penyelenggara PTS tersebut

5. Nama Badan Penyelenggara PTS sebelum Pendirian/ Perubahan PTS tidak berubah namun ada kekeliruan penulisan pada SK Pendirian/ Perubahan PTS

Mengusulkan kepada Dirjen Diksi tentang pembetulan nama Badan Penyelenggara sebagaimana tercantum pada SK Pendirian/Perubahan PTS sesuai dengan nama Badan Penyelenggara sebagaimana tercantum dalam SK Kemenkumham tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum.

6. SK Pendirian/Perubahan PTS tidak menyebut-kan nama Badan Penyelenggara PTS

Mengusulkan penetapan kepada Dirjen Diksi tentang pencantuman nama Badan Penyelenggara dalam SK Pendirian/ Perubahan PTS.

Page 100: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

58 Persyaratan dan Prosedur Perubahan Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi

Lampiran o: Daftar Program Studi Bidang STEM (Science, Technology, Engineering, and

Mathematics)

Daftar program studi bidang STEM dapat dilihat di laman silemkerma.kemdikbud.go.id

Page 101: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

50

Page 102: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur

Pembukaan Program Studi Vokasi Pada

Perguruan Tinggi Negeri

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi

2020

Page 103: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

I Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti). UU Dikti mengamanatkan agar Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada akhir tahun 2019 Pemerintah melakukan pemisahan urusan pendidikan tinggi dari Kemenristekdikti. Melalui Perpres No. 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah menggabungkan kembali urusan pendidikan tinggi ke dalam Kemendikbud dan membentuk direktorat jenderal baru yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sehingga terdapat dua direktorat jenderal baru pada Kemendikbud, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi). Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 49 Perpres No. 82 Tahun 2019, maka diterbitkan Permendikbud No. 45 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Untuk menjalankan tugas dan wewenang Ditjen Dikti dan Ditjen Diksi dalam pemberian izin pembukaan program studi, telah diterbitkan Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.

Sementara itu, Surat Edaran Menristekdikti tanggal 21 September 2016 Nomor: 2/M/SE/lX/ 2016 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi, menyatakan bahwa terhitung sejak 1 Januari 2017 diterapkan kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi baru dan pembukaan program studi sebagai berikut:

1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik (Universitas/ lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian;

2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut Teknologi; 3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science, technology, engineering,

dan mathematic (STEM); 4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2,

dan angka 3 dapat dikecualikan bagi: a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.

Seiring dengan Pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:

1. Machinery and Construction; 2. Creative Economy 3. Hospitality; dan 4. Care Services.

Berdasarkan Permendikbud tersebut di atas dan memperhatikan Surat Edaran Menristekdikti serta arah prioritas perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, maka diperlukan panduan bagi pemimpin Perguruan Tinggi Negeri (Rektor/Ketua/Direktur) untuk memenuhi persyaratan dan prosedur pembukaan program studi vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri.

Page 104: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

II Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan usul sebagaimana dimaksud di atas dapat diproses secara tepat waktu, sehingga pembukaan program studi vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, Juni 2020

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Wikan Sakarinto

Page 105: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

III Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Pengantar Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi

Pasal 23 ayat (1) Permendikbud Nomor 7 tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta, mengatur tentang pemberian izin pembukaan program studi akademik atau vokasi pada perguruan tinggi negeri (PTN) maupun perguruan tinggi swasta (PTS). Oleh karena itu, pemrosesan usul pembukaan program studi vokasi pada

PTN dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).

Berdasarkan Pasal 24 ayat (4) Permendikbud No. 7 Tahun 2020 yang mengatur bahwa ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan dan prosedur pembukaan program studi ditetapkan oleh direktur jenderal terkait sesuai dengan kewenangannya, maka Dirjen Diksi menetapkan persyaratan dan prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTN.

Untuk memfasilitasi dan meningkatkan efisiensi pemrosesan usul yang diajukan, perlu disusun persyaratan dan prosedur sebagai acuan yang diharapkan mampu mempersingkat waktu pemrosesan usul tersebut. Prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTN dilakukan secara daring atau online, sehingga selain dapat mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang bersih dan efisien.

Permendikbud No.7 Tahun 2020 antara lain mengatur bahwa pembukaan program studi vokasi dapat dilakukan melalui kerja sama atau tanpa melalui kerja sama. Buku ini berisi persyaratan dan prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTN tanpa kerja sama. Sedangkan usul pembukaan program studi vokasi pada PTN melalui kerja sama diuraikan dalam buku tersendiri.

Penerbitan buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri’ dimaksudkan untuk memandu Rektor/Ketua/Direktur yang akan mengusulkan pembukaan program studi vokasi tanpa melalui kerja sama.

Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih.

Jakarta, Juni 2020

Direktur Pendidikan Vokasi dan Profesi

Benny Bandanadjaja

Page 106: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

IV Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Daftar Isi

halaman Sambutan I

Pengantar III

Daftar Isi IV

Bab I Pendahuluan 1

1. Latar Belakang 1

2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau Penyelenggara Pendidikan Akademik 1

Bab II Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri 3

1. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri 3

2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri 4

3. Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri 12

Lampiran 14

********

Page 107: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

1 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dalam rangka percepatan dan peningkatan pelayanan perizinan pembukaan program studi vokasi pada perguruan tinggi Negeri (PTN) di lingkungan Kemdikbud, maka dilakukan pembaruan sistem pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain:

a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; b. Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi

Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.

Perlu dikemukakan bahwa berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti), program studi vokasi selain dibuka pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi melainkan juga dapat dibuka pada PTN penyelenggara pendidikan akademik. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Dari gambar di atas dapat dikemukakan bahwa universitas, institut, dan sekolah tinggi sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan akademik selain dapat membuka program studi akademik, juga dapat membuka program studi vokasi. Sedangkan politeknik, akademi, dan akademi komunitas sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi hanya dapat membuka program studi vokasi.

2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau Perguruan Tinggi Negeri Penyelenggara Pendidikan Akademik

Berdasarkan gambar di atas, dapat dikemukakan bahwa uraian di dalam Buku ini tidak saja berlaku bagi pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi, melainkan juga berlaku bagi pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan akademik.

Pengusulan, evaluasi, sampai dengan penerbitan izin pembukaan program studi vokasi:

a. pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi (politeknik, akademi, dan akademi kominitas); dan b. pada PTN penyelenggara pendidikan akademik (universitas, institut, dan sekolah tinggi);

diproses di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).

Page 108: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

2 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Di dalam buku ini diuraikan pembukaan program studi vokasi di kampus utama PTN yang telah berdiri. Sedangkan pembukaan program studi vokasi di luar kampus utama (PSDKU) PTN, pembukaan program studi vokasi untuk Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) PTN, pembukaan program studi vokasi pada PTN yang berperingkat akreditasi Unggul atau Baik Sekali serta peringkat A atau B melalui kerja sama, pembukaan program studi vokasi untuk memenuhi persyaratan minimal jumlah program studi pada usulan perubahan PTN penyelenggara pendidikan vokasi, akan diuraikan dalam buku tersendiri.

Pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi atau PTN penyelenggara pendidikan akademik yang telah berdiri, diusulkan oleh pemimpin PTN (Rektor/Ketua/Direktur) tersebut kepada Mendikbud dengan mengajukan usul pembukaan program studi vokasi yang memuat pemenuhan persyaratan minimum akreditasi yang diuraikan di dalam Bab II buku ini.

Kelengkapan dan kebenaran persyaratan tersebut akan menentukan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi dari program studi vokasi yang akan dibuka. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pembukaan program studi vokasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan LLDIKTI.

Prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi atau PTN penyelenggara pendidikan akademik yang telah berdiri, dilakukan secara daring melalui silemkerma. kemdikbud.go.id.

********

Page 109: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

3 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Bab II

Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

1. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri

a. Pengertian Program Studi Vokasi

Menurut Pasal 1 angka 17 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti), program studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

Sedangkan menurut Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) UU Dikti:

(1) Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.

(2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan oleh Pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor terapan.

Dengan demikian, program studi vokasi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu yang diselenggarakan melalui program diploma, program magister terapan, atau program doktor terapan yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.

b. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi

Pembukaan program studi vokasi pada perguruan tinggi di kampus utama PTN dibedakan sebagai berikut:

• Pembukaan program studi vokasi bersamaan dengan pendirian PTN penyelenggara pendidikan vokasi;

• Pembukaan program studi vokasi dalam rangka penambahan program studi vokasi pada PTN yang telah berdiri.

Pembukaan program studi vokasi yang akan diuraikan dalam Buku ini merupakan pembukaan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi atau PTN penyelenggara pendidikan akademik di kampus utama PTN tersebut, yang merupakan penambahan program studi vokasi pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi atau PTN penyelenggara pendidikan akademik yang sudah berdiri. Kampus utama PTN adalah domisili PTN di kabupaten/kota/kota administratif sebagaimana dicantumkan dalam keputusan tentang pendirian PTN tersebut.

Penambahan program studi vokasi, khusus pada PTN penyelenggara pendidikan akademik, berdasarkan Pasal 4 ayat (1) sampai dengan ayat (4) Permendikbud No. 7 Tahun 2020 hanya diizinkan sampai dengan batas maksimum jumlah program studi vokasi sebagai berikut:

Page 110: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

4 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Selain itu, perlu dikemukakan bahwa seiring dengan pengembangan program studi vokasi untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta peningkatan penyerapan tenaga kerja lulusan program studi vokasi, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan program studi vokasi antara lain pada bidang sebagai berikut:

a. Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik Geomatika, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan);

b. Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual, Multimedia, Tata Busana);

c. Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian, Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan

d. Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat Lansia).

c. Pengertian Perguruan Tinggi Negeri

Adapun yang dimaksud PTN menurut Pasal 1 angka 7 UU Dikti adalah Perguruan Tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh Pemerintah.

Selanjutnya, di dalam Pasal 65 ayat (1) dan ayat (3) UU Dikti diatur bahwa:

(1) Penyelenggaraan otonomi perguruan tinggi dapat diberikan secara selektif berdasarkan evaluasi kinerja oleh Menteri kepada PTN dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum atau dengan membentuk PTN badan hukum untuk menghasilkan Pendidikan Tinggi bermutu.

(3) PTN badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki:

wewenang untuk membuka, menyelenggarakan, dan menutup Program Studi.

Dengan demikian, secara keseluruhan terdapat 3 (tiga) macam PTN, yaitu:

a. PTN sebagai satuan kerja Pemerintah (Kemdikbud), disingkat PTN Satker;

b. PTN dengan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum, disingkat PTN PPKBLU;

c. PTN dengan status sebagai badan hukum, disingkat PTN Badan Hukum.

2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 25 ayat (1) Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 menetapkan:

a. Pembukaan Program Studi di Kampus Utama harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program Studi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

b. Program Studi yang telah memenuhi syarat minimum akreditasi, mendapatkan akreditasi dengan peringkat Baik pada saat memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri.

Khusus bagi PTN Badan Hukum, berlaku Pasal 28 ayat (2) huruf b Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 yang mengatur bahwa Senat Akademik PTN Badan Hukum melakukan evaluasi dan verifikasi pemenuhan syarat pembukaan Program Studi sebagaimana dimaksud di bawah ini.

Persyaratan dan dokumen pembukaan program studi vokasi baik pada PTN penyelenggara pendidikan vokasi maupun PTN penyelenggara pendidikan akademik sebagai berikut:

Page 111: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

5 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Dokumen

a. Rektor/Ketua/Direktur mengajukan surat permohonan pembukaan program studi vokasi kepada Mendikbud.

Scan asli surat permohonan pemimpin PTN (Rektor/Ketua/Direktur) tentang pembukaan program studi vokasi kepada Mendikbud.

b. Memiliki pertimbangan tertulis Senat PTN tentang pembukaan program studi vokasi yang diusulkan;

Scan asli surat pertimbangan Senat PTN tentang pembukaan program studi vokasi yang diusulkan.

c. Memenuhi persyaratan minimum akreditasi program studi vokasi sesuai standar nasional pendidikan tinggi, yang dibuktikan melalui pengisian Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi pada:

• Program Diploma;

• Program Magister Terapan;

• Program Doktor Terapan. Dalam hal pembukaan program studi vokasi pada program magister terapan dan doktor terapan:

• Monodisiplin: a. Program studi vokasi pada program

magister terapan dapat diselenggarakan setelah program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program diploma empat atau sarjana terapan telah memiliki peringkat akreditasi paling rendah B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;

b. Program studi vokasi pada program doktor terapan dapat diselenggarakan setelah program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program magister terapan telah memiliki peringkat akreditasi paling rendah B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;

• Multidisiplin: a. Program studi vokasi pada program

magister terapan multidisiplin dapat diselenggarakan setelah paling sedikit 2 (dua) program studi vokasi yang relevan pada program diploma empat atau

Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi beserta semua Lampirannya.

• Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau Baik Sekali program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program diploma empat atau sarjana terapan;

• Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau Baik Sekali program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program magister terapan;

• Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau Baik Sekali paling sedikit 2 (dua) program studi vokasi yang relevan pada program diploma empat atau sarjana terapan;

Page 112: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

6 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Dokumen

sarjana terapan telah memiliki peringkat akreditasi paling rendah B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;

b. Program studi vokasi pada program doktor terapan multidisiplin dapat diselenggarakan setelah paling sedikit 2 (dua) program studi vokasi yang relevan pada program magister terapan telah memiliki peringkat akreditasi paling rendah B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan.

• Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau

Baik Sekali paling sedikit 2 (dua) program studi vokasi yang relevan pada program magister terapan.

d. Memperoleh Rekomendasi tertulis dari LLDIKTI setempat (masa berlaku rekomendasi paling lama 1 tahun sejak rekomendasi diterbitkan) yang memuat: a. Tingkat kejenuhan berbagai program studi akademik yang akan dibuka; dan b. Tingkat keberlanjutan program studi akademik yang diusulkan.

• Scan asli Rekomendasi tertulis dari LLDIKTI setempat.

e. Dosen untuk 1 (satu) program studi vokasi paling sedikit berjumlah:

1) 3 (tiga) orang calon dosen tetap pada Program Diploma atau Program Sarjana Terapan untuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik dan Akademi, yang dapat berasal dari Dosen Tetap pada PTS pengusul, atau berasal dari luar PTN pengusul yang tidak menjadi pegawai tetap pada satuan kerja atau satuan pendidikan lain;

2) 2 (dua) orang dosen tetap pada Akademi Komunitas;

dengan ketentuan:

Calon Dosen Tetap:

1) Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi yang belum punya NIDN pada saat pengusulan.

Jika telah memiliki NIDN dan/atau telah memiliki jabatan fungsional, maka lihat angka 5) di bawah.

• Scan asli KTP.

• Scan asli Surat Keputusan Pengangkatan sebagai PNS di PT pengusul; atau

Page 113: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

7 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Dokumen

2) Bagi calon dosen tetap yang belum memiliki NIDN, wajib menandatangani Surat Perjanjian Kesediaan Pengusulan Dosen Tetap dengan pemimpin perguruan tinggi pengusul atau telah diangkat sebagai dosen tetap Pegawai Negeri Sipil atau Dosen tetap dengan perjanjian kerja (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) pada perguruan tinggi pengusul

3) Paling rendah berijazah:

a) Magister, Magister terapan, atau yang setara untuk Program Diploma;

b) Doktor atau Doktor Terapan untuk Program Magister Terapan dan Program Doktor Terapan;

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan diusulkan;

4) Pada program doktor terapan:

• memiliki paling sedikit 2 (dua) orang calon Dosen Tetap dengan jabatan akademik profesor dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka;

• Berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun untuk dosen yang telah memiliki NIDN dengan jabatan akademik bukan profesor, atau berusia paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun untuk dosen yang telah memiliki NIDN dengan jabatan akademik profesor, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka, pada saat pengusulan program studi vokasi tersebut;

5) Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan Ekuivalen Waktu Mendidik Penuh (EWMP), yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu bagi calon dosen tetap;

6) Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) atau belum memiliki

• Scan asli Surat Keputusan Pengangkatan Dosen Tetap dengan perjanjian kerja (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) pada perguruan tinggi pengusul;

• Scan asli Perjanjian Kesediaan Pengusulan Dosen Tetap dengan Pemimpin Perguruan Tinggi Pengusul

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan yang pernah ditempuh.

• Scan asli Surat Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari Kementerian yang menangani pendidikan tinggi.

• Scan asli SK jabatan akademik yang mutakhir (khusus untuk pembukaan program studi vokasi pada program doktor terapan);

• Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon dosen tetap untuk bekerja penuh waktu berdasarkan EWMP.

Page 114: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

8 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Dokumen

Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK).

Dalam hal dosen telah memiliki NIDN yang berasal dari program studi lain dalam PTN yang sama, maka Rektor/Ketua/Direktur:

a) wajib mempertahankan nisbah Dosen dan Mahasiswa pada program studi yang ditinggalkan. Nisbah sebagaimana dimaksud di atas sebagai berikut:

▪ 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 45 (empat puluh lima) mahasiswa untuk rumpun ilmu agama, rumpun ilmu humaniora, rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun ilmu terapan (bisnis, pendidikan, keluarga dan konsumen, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, militer, administrasi publik, dan pekerja sosial); dan

▪ 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa untuk rumpun ilmu alam, rumpun ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu terapan (pertanian, arsitektur dan perencanaan, teknik, kehutanan dan lingkungan, kesehatan, dan transportasi);

b) dapat mengusulkan calon dosen tetap sebagaimana dimaksud pada huruf a) yang berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional non profesor atau paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional profesor.

Bagi calon dosen yang diambil dari program studi lain dari perguruan tinggi yang sama wajib dilengkapi surat penugasan dari pemimpin perguruan tinggi dan melampirkan Surat Keputusan sebagai Dosen Tetap Pegawai Negeri Sipil atau Dosen dengan Perjanjian Kerja perguruan

• Scan asli SK pengangkatan sebagai dosen tetap di PTN yang mengusulkan pembukaan program studi vokasi;

• Scan asli Surat tugas dari Rektor/Ketua/ Direktur;

• Scan asli Daftar riwayat hidup

Page 115: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

9 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Dokumen

tinggi pengusul; atau Surat Keputusan Pengangkatan sebagai Dosen Tetap Pegawai Negeri Sipil pada perguruan tinggi pengusul;

7) Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

8) Bukan pegawai tetap pada instansi lain;

9) Bukan aparatur sipil negara non-dosen.

Calon Dosen Tidak Tetap:

1) Warga Negara Indonesia dengan identitas sebagaimana tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP), berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi yang belum punya NIDN pada saat pengusulan;

2) Berstatus sebagai dosen tetap pada perguruan tinggi lain, yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan sebagai Dosen Tetap di perguruan tinggi lain tersebut;

3) Dalam hal dosen yang berasal dari perguruan tinggi lain telah memiliki NIDN, maka Pemimpin Perguruan Tinggi tersebut:

a. wajib mempertahankan nisbah Dosen dan Mahasiswa pada program studi yang ditinggalkan. Nisbah sebagaimana dimaksud di atas sebagai berikut:

1) 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 45 (empat puluh lima) mahasiswa untuk rumpun ilmu agama, rumpun ilmu humaniora, rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun ilmu terapan (bisnis, pendidikan, keluarga dan konsumen, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, militer, administrasi publik, dan pekerja sosial); dan

2) 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa untuk rumpun ilmu alam, rumpun ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu

• Scan asli KTP;

• Scan asli Surat Keputusan Pengangkatan

sebagai PNS di PTN lain; atau

• Scan asli Surat Keputusan Pengangkatan

Dosen Tetap dengan perjanjian kerja

(Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian

Kerja) pada PTN lain;

• Scan asli Surat Keputusan Pengangkatan

sebagai dosen tetap dari Badan

Penyelenggara PTS (apabila berasal dari PTS)

Page 116: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

10 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Dokumen

terapan (pertanian, arsitektur dan perencanaan, teknik, kehutanan dan lingkungan, kesehatan, dan transportasi);

b. dapat mengusulkan calon dosen tidak tetap yang berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional non profesor atau paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional profesor.

4) Paling rendah berijazah:

a) Magister, Magister terapan, atau yang setara untuk Program Diploma;

b) Doktor atau Doktor Terapan untuk Program Magister Terapan dan Program Doktor Terapan;

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan diusulkan;

Khusus pada program doktor terapan:

• memiliki paling sedikit 2 (dua) orang calon Dosen Tetap dengan jabatan akademik profesor dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka;

• Berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun untuk dosen yang telah memiliki NIDN dengan jabatan akademik bukan profesor, atau berusia paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun untuk dosen yang telah memiliki NIDN dengan jabatan akademik profesor, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka, pada saat pengusulan program studi vokasi tersebut;

5) Memiliki Surat Penugasan Pemimpin Pergurruan Tinggi Asal bahwa calon dosen tetap yang bersangkutan akan menjadi calon dosen tidak tetap pada Perguruan Tinggi Pengusul, dilampiri Perjanjian Kerja Sama (MoA) antar Perguruan tInggi Pengusul dengan Perguruan Tinggi Asal;

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan yang pernah ditempuh.

• Scan asli Surat Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari Kementerian yang menangani pendidikan tinggi.

• Scan asli SK jabatan akademik yang mutakhir

(khusus untuk pembukaan program studi

vokasi pada program doktor terapan);

• Scan asli Surat penugasan dari Rektor/

Ketua/Direktur perguruan tinggi asal;

• Scan asli Surat Penugasan dari Pemimpin

Perguruan Tinggi Pengusul sebagai dosen

tidak tetap, atau tutor pada program studi

yang diusulkan;

Page 117: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

11 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Dokumen

6) Memiliki Surat Penugasan Pemimpin Perguruan Tinggi Pengusul sebagai calon dosen tidak tetap pada Perguruan Tinggi Pengusul;

3 (tiga) instruktur Tetap untuk 1 (satu) program studi vokasi pada akademi komunitas dengan ketentuan:

1) Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat pengusulan pembukaan program studi vokasi.

2) Paling rendah berijazah Diploma Tiga dengan sertifikat kompetensi atau pengalaman kerja dan/atau pengalaman mengajar paling sedikit 5 tahun pada kompetensi sebidang;

3) Sebagai tenaga profesional dengan sertifikat kompetensi atau pengalaman kerja paling rendah setara dengan lulusan Program Sarjana Terapan atau Program Sarjana; atau

4) Sebagai tenaga yang mendapat pengakuan dari asosiasi bidang keahliannya yang setara dengan angka 2 atau angka 3; atau

5) Tenaga profesional dengan pengalaman kerja paling sedikit setara dengan lulusan diploma tiga;

6) Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP), yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu;

7) Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus;

8) Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

9) Bukan pegawai tetap pada instansi lain.

• Scan asli KTP

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan tinggi yang pernah ditempuh. sertifikat kompetensi atau surat keterangan pengalaman kerja dan/atau pengalaman mengajar paling sedikit 5 (lima) tahun pada kompetensi sebidang;

• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon instruktur tetap lulusan luar negeri, dari Kementerian

• Scan asli sertifikat kompetensi atau surat keterangan pengalaman kerja paling rendah setara dengan lulusan Program Sarjana Terapan atau Program Sarjana; atau

• Scan asli surat keterangan pengakuan dari asosiasi bidang keahliannya yang setara dengan angka 2 atau angka 3; atau

• Scan asli surat keterangan pengakuan pengalaman kerja paling sedikit setara dengan lulusan diploma tiga;

• Scan asli Surat Pernyataan calon instruktur tetap tentang Kesediaan bekerja penuh waktu berdasarkan EWMP;

• Scan asli Daftar riwayat hidup;

f. Telah tersedia sarana dan prasarana untuk

Page 118: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

12 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Dokumen

pembukaan program studi vokasi, terdiri atas:

1. Ruang kuliah paling sedikit 1 (satu) m2 per

mahasiswa;

2. Ruang dosen tetap paling sedikit 4 (empat) m2 per orang;

3. Ruang administrasi dan kantor paling sedikit 4 (empat) m2 per orang;

4. Ruang perpustakaan paling sedikit 200 (dua ratus) m2 termasuk ruang baca yang harus dikembangkan sesuai dengan pertambahan jumlah mahasiswa;

5. Ruang laboratorium, komputer, dan sarana praktikum dan/atau penelitian sesuai kebutuhan setiap Program Studi;

6. Buku paling sedikit 200 (dua ratus) judul per program studi sesuai dengan bidang keilmuan pada program studi;

7. Khusus untuk pembukaan program studi vokasi pada program magister terapan atau doktor terapan, memiliki ruang belajar mandiri yang memadai dan fasilitas untuk mengakses kepustakaan ilmiah;

kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;

g. Memiliki perjanjian kerjasama antara Rektor/ Ketua/Direktur dengan dunia usaha dan/atau dunia industri tentang:

1. Pemanfaatan tenaga ahli yang dimiliki oleh dunia usaha dan/atau dunia industri;

2. Pemanfaatan laboratorium yang dimiliki oleh dunia usaha dan/atau dunia industri; dan/atau

3. Tempat magang yang disediakan oleh dunia usaha dan/atau dunia industri;

• Scan asli perjanjian kerjasama antara Rektor/Ketua/Direktur dengan dunia usaha dan/atau dunia industri.

h. Kurikulum program studi vokasi disusun berdasarkan kompetensi lulusan sesuai standar nasional pendidikan tinggi dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

• Scan asli dokumen kurikulum yang berisi: 1. Profil lulusan; 2. Keunikan program studi; 3. Capaian pembelajaran lulusan; 4. Struktur kurikulum:

Page 119: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

13 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Dokumen

• untuk program studi vokasi pada program diploma dan magister terapan berisi daftar mata kuliah per semester beserta beban sks;

• untuk program studi pada program doktor terapan berisi: a) Fokus penelitian; b) Keterkaitan antara mata kuliah

dan fokus penelitian untuk menjamin pemenuhan luaran berupa publikasi pada jurnal internasional bereputasi;

c) Persyaratan kelulusan. 5. RPS dari mata kuliah penciri program

studi:

• Program diploma 10 (sepuluh) mata kuliah;

• Program magister terapan 5 (lima) mata kuliah;

• Program doktor terapan 2 (dua) sampai 3 (tiga) mata kuliah;

i. Tenaga Kependidikan paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang untuk melayani 1 (satu) program studi vokasi dan 1 (satu) orang untuk melayani perpustakaan, disesuaikan dengan kebutuhan, dengan ketentuan:

1) Warga Negara Indonesia berusia paling

tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada

saat pengusulan pembukaan program

studi vokasi;

2) Paling rendah berijazah Diploma Tiga; dan

3) Bersedia bekerja penuh waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu.

• Scan asli KTP;

• Scan asli ijazah calon tenaga kependidikan; dan

• Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon tenaga kependidikan untuk bekerja penuh waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu;

Catatan:

a. Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi untuk setiap usul program studi vokasi baru, dibuat dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani oleh Rektor/Ketua/Direktur;

Page 120: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

14 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

b. Semua dokumen untuk membuktikan pemenuhan semua persyaratan di atas, dilampirkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi yang telah diisi dan ditandatangani oleh Rektor/Ketua/Direktur; Formulir Instrumen sebagaimana dimaksud diatas dapat diunduh melalui menu Panduan pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

c. Dokumen huruf h, huruf i, dan huruf j juga diperiksa pada saat evaluasi lapangan khusus untuk usul program studi vokasi pada program doktor terapan.

3. Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri

Pembukaan program studi vokasi merupakan penambahan jumlah program studi vokasi pada PTN yang telah berdiri.

Usul pembukaan program studi vokasi pada PTN yang memuat pemenuhan semua persyaratan yang diuraikan sebelumnya di dalam Bab II angka 2, diproses dengan prosedur sebagai berikut:

• Prosedur Umum Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Negeri

Tahap Kesatu

Pemimpin PTN memohon rekomendasi kepada LLDIKTI dengan melampirkan Pertimbangan Senat perguruan tinggi

Tahap Kedua

Apabila LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:

1. Pemimpin PTN mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun;

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usulan akun; dan

3. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Pemimpin PTN dapat mengajukan kembali permintaan akun. Apabila disetujui maka Pemimpin PTN dapat melanjutkan proses ke tahap ketiga.

Tahap Ketiga

Pemimpin PTN mengunggah semua dokumen sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2 di atas melalui akun yang telah diperoleh pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua dokumen yang diunggah.

Kekhususan:

a. Untuk pembukaan program studi vokasi pada program doktor terapan di PTN, apabila berdasarkan hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan site evaluation (evaluasi lapangan);

b. Untuk pembukaan program studi vokasi pada PTN Badan Hukum, prosedur pembukaan Program Studi Vokasi pada PTN Badan Hukum telah diatur dalam Pasal 28 ayat (2) Permendikbud No. 7 Tahun 2020 sebagai berikut:

Page 121: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

15 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

a. Pemimpin PTN Badan Hukum mengajukan proposal pembukaan Program Studi vokasi kepada Senat Akademik PTN Badan Hukum dan Majelis Wali Amanat;

b. Senat Akademik PTN Badan Hukum melakukan evaluasi dan verifikasi pemenuhan syarat pembukaan Program Studi vokasi sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2 di atas;

c. Pemimpin PTN Badan Hukum mengajukan permohonan akreditasi Program Studi vokasi yang akan dibuka kepada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi dan/atau Lembaga Akreditasi Mandiri;

d. Apabila hasil evaluasi, verifikasi, dan akreditasi sebagaimana dimaksud dalam huruf b dan huruf c menyatakan bahwa Program Studi vokasi yang diusulkan layak untuk dibuka, Pemimpin PTN Badan Hukum menetapkan pembukaan Program Studi vokasi tersebut.

Untuk memperoleh izin pembukaan program studi vokasi pada PTN non PTN Badan Hukum sebagaimana dikemukakan di atas, maka Rektor/Ketua/Direktur harus mengikuti prosedur khusus di bawah ini:

Page 122: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

16 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

• Prosedur Khusus Pembukaan Program Studi Vokasi pada PTN Penyelenggara Pendidikan Akademik dan PTN Penyelenggara Pendidikan Vokasi

PROSEDUR KHUSUS PEMBUKAAN PROGRAM STUDI VOKASI PADA PTN

12

34

56

810

117

9

SETJENPENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI

UsulAKUN

1

Verifikasi DOKUMEN USUL AKUN

Disetujui?

2

TIDAK

UnggahUSUL

3

YA

Disetujui?

EvaluasiDOSEN/ INSTRUKTUR

TETAP

4

TIDAK

Penerbitan SK

SELESAI

11

YA

Pemimpin PTN mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderl Pendidikan Vokasi melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi PTN yang belum memiliki akun)

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum disetujui, maka Pemimpin PTN dapat mengajukan kembali permintaan akun

Pemimpin PTN mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani oleh Pemimpin PTN, yang terdiri atas:

a. Surat permohonan pembukaan program studi vokasi pada PTN kepada Mendikbud;b. Rekomendasi dari LLDiktic. Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi; dand. Lampiran Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi tentang pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap/instruktur tetap untuk program studi vokasi yang diusulkan

Apabila pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap/instruktur tetap memenuhi persyaratan, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan “Persetujuan Proses Lanjut” melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id untuk diproses ke tahap berikutnya. Apabila pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap/instruktur tetap tidak memenuhi persyaratan, usul dinyatakan belum disetujui dan Pemimpin PTN dapat mengunggah kembali usul.

PersetujuanPROSES LANJUT

Disetujui?

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat melakukan evaluasi lapangan

Unggah PEMENUHAN KEKURANGAN BERDASARKAN

HASIL EVALUASI LAPANGAN

TIDAK

EvaluasiDOKUMEN

PEMENUHAN KEKURANGAN BERDASARKAN

HASIL EVALUASI LAPANGAN

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan izin pembukaan program studi vokasi kepada Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang pembukaan program studi vokasi

Disetujui?

Apabila hasil evaluasi kriteria non dosen tidak memenuhi persyaratan, usul dinyatakan belum disetujui, dan Pemimpin PTN dapat mengunggah kembali usul melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id

YA

Apabila hasil evaluasi lapangan sebagaimana dimaksud pada angka 9 belum memenuhi persyaratan, maka pengusul diminta mengunggah pemenuhan kekurangan berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun silemkerma.kemdikbud.go.id

5

10

Unggah KembaliUSUL

Unggah KembaliUSUL

EvaluasiTENDIK,

SARANA & PRASARANA

SERTA KURIKULUM

Apabila “Persetujuan Proses Lanjut” telah diberikan, LLDIKTI mengevaluasi kriteria non dosen (tenaga kependidikan, sarana prasaran, dan kurikulum).

Visitasi

YA

EvaluasiLAPANGAN

YATIDAK

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama LLDIKTI dapat melakukan evaluasi lapangan pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi

YA

5

6

7

9

TIDAK

Unggah maksimal 4 (empat) kali

(termasuk pengunggahan yang pertama

kali)

MULAI

********

Page 123: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

17 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

LAMPIRAN

Lampiran a: Contoh Surat Usul Pembukaan Program Studi Vokasi Pada PTN

Page 124: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

18 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Negeri

Lampiran b: Contoh Surat Pertimbangan Senat PTN Tentang Pembukaan Program Studi Vokasi

Page 125: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Lampiran b: Contoh Surat Rekomendasi LLDikti untuk Pembukaan Program Studi Vokasi Pada PTN

Page 126: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Persyaratan dan Prosedur

Pembukaan Program Studi Vokasi Pada

Perguruan Tinggi Swasta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi

2020

Page 127: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

I Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Sambutan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Sejak tanggal 10 Agustus 2012 telah dilakukan pembaruan dan strategi pembangunan pendidikan tinggi melalui penerbitan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti). UU Dikti mengamanatkan agar Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada akhir tahun 2019 Pemerintah melakukan pemisahan urusan pendidikan tinggi dari Kemenristekdikti. Melalui Perpres No. 82 Tahun 2019 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pemerintah menggabungkan kembali urusan pendidikan tinggi ke dalam Kemendikbud dan membentuk direktorat jenderal baru yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, sehingga terdapat dua direktorat jenderal baru pada Kemendikbud, yaitu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 49 Perpres No. 82 Tahun 2019, maka diterbitkan Permendikbud No. 45 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Salah satu fungsi Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi adalah merumuskan pemberian izin penyelenggaraan perguruan tinggi vokasi swasta yang diselenggarakan oleh masyarakat (Pasal 18 Perpres 82 Tahun 2019 dan Pasal 114 huruf g Permendikbud No. 45 Tahun 2019). Untuk melaksanakan fungsi tersebut, telah diterbitkan Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.

Sementara itu, Surat Edaran Menristekdikti tanggal 21 September 2016 Nomor: 2/M/SE/lX/ 2016 Tentang Pendirian Perguruan Tinggi Baru dan Pembukaan Program Studi, menyatakan bahwa terhitung sejak 1 Januari 2017 diterapkan kebijakan pemberian izin pendirian perguruan tinggi swasta (PTS) baru dan pembukaan program studi sebagai berikut:

1. Pendirian perguruan tinggi baru yang menyelenggarakan pendidikan akademik (Universitas/ lnstitut/Sekolah Tinggi) akan dilakukan moratorium sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian;

2. Pendirian perguruan tinggi baru hanya diberikan untuk perguruan tinggi vokasi dan Institut Teknologi; 3. Pembukaan program studi akan diberikan untuk program studi di bidang science, technology, engineering,

dan mathematic (STEM); 4. Pendirian perguruan tinggi dan pembukaan program studi sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2,

dan angka 3 dapat dikecualikan bagi: a. daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T); dan b. daerah tertentu dengan kondisi dan kebutuhan khusus.

Seiring dengan Pengembangan program studi untuk mengikuti kebutuhan perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan program studi vokasi pada bidang-bidang sebagai berikut:

1. Machinery and Construction; 2. Creative Economy 3. Hospitality; dan 4. Care Services.

Berdasarkan Permendikbud tersebut di atas dan memperhatikan Surat Edaran Menristekdikti serta arah prioritas perkembangan industri dan kapasitas penyerapan tenaga kerja, maka diperlukan panduan bagi Badan Penyelenggara dan pemimpin PTS untuk memenuhi persyaratan dan prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTS.

Page 128: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

II Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dengan memenuhi semua persyaratan dan prosedur yang telah ditetapkan, diharapkan usul sebagaimana dimaksud di atas dapat diproses secara tepat waktu, sehingga pembukaan program studi vokasi pada PTS mampu berkontribusi positif dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi dan pengelolaan perguruan tinggi untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Atas perhatian semua pihak, kami sampaikan terima kasih.

Jakarta, Juni 2020

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi

Wikan Sakarinto

Page 129: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

III Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Pengantar Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi

Berdasarkan Permendikbud nomor 45 tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, telah dibentuk Ditjen Pendidikan Vokasi dan Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi yang yang salah satu fungsinya adalah melakukan perumusan pemberian izin pembukaan program studi vokasi pada perguruan tinggi swasta (PTS) penyelenggara pendidikan vokasi. Oleh karena itu, pemro

sesan usul pembukaan program studi vokasi pada PTS dilakukan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi.

Untuk memfasilitasi dan meningkatkan efisiensi pemrosesan usul yang diajukan, perlu disusun persyaratan dan prosedur sebagai acuan yang diharapkan mampu mempersingkat waktu pemrosesan usul tersebut.

Proses administrasi pembukaan program studi vokasi pada PTS dilakukan secara daring atau online, sehingga selain dapat mengurangi waktu, biaya, dan tenaga, juga diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang bersih dan efisien.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menerbitkan beberapa kebijakan yang dimuat dalam peraturan untuk peningkatan pelayanan proses perizinan pembukaan program studi vokasi dan pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi, antara lain Permendikbud No. 7 Tahun 2020 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.

Peraturan tersebut diimplementasikan dalam tahap pengusulan pembukaan program studi vokasi maupun usul pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi.

Permendikbud No.7 Tahun 2020 antara lain mengatur bahwa pembukaan program studi vokasi dapat dilakukan melalui kerja sama atau tanpa melalui kerja sama. Buku ini berisi persyaratan dan prosedur pembukaan program studi vokasi tanpa kerja sama. Sedangkan usul pembukaan program studi vokasi melalui kerja sama diuraikan dalam buku tersendiri.

Penerbitan buku ‘ Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi pada Pendirian Perguruan Tinggi Swasta’ dimaksudkan untuk memandu para pihak yang akan mengusulkan pembukaan program studi vokasi tanpa melalui kerja sama.

Atas bantuan dan kerja keras semua pihak dalam penerbitan buku ini, saya menyampaikan penghargaan dan terima kasih.

Jakarta, Juni 2020

Direktur Pendidikan Vokasi dan Profesi

Benny Bandanadjaja

Page 130: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

IV Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Daftar Isi

halaman Sambutan I

Pengantar III

Daftar Isi IV

Bab I Pendahuluan 1

1. Latar Belakang 1

2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau Penyelenggara Pendidikan Akademik 1

Bab II Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta 3

1. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta 3

2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta 4

3. Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta 12

Lampiran 14

********

Page 131: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

1 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dalam rangka percepatan dan peningkatan pelayanan perizinan pembukaan program studi vokasi pada perguruan tinggi swasta (PTS) di lingkungan Kemdikbud maka dilakukan pembaruan sistem pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Peraturan perundang-undangan yang dimaksud antara lain:

a. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; b. Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi

Negeri, dan Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta.

Perlu dikemukakan bahwa berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti), program studi vokasi selain dibuka pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi melainkan juga dapat dibuka pada PTS penyelenggara pendidikan akademik. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Dari gambar di atas dapat dikemukakan bahwa universitas, institut, dan sekolah tinggi sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan akademik selain dapat membuka program studi akademik, juga dapat membuka program studi vokasi. Sedangkan politeknik, akademi, dan akademi komunitas sebagai perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi hanya dapat membuka program studi vokasi.

2. Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Vokasi atau Perguruan Tinggi Swasta Penyelenggara Pendidikan Akademik

Berdasarkan gambar di atas, dapat dikemukakan bahwa uraian di dalam Buku ini tidak saja berlaku bagi pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi, melainkan juga berlaku bagi pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan akademik.

Pengusulan, evaluasi, sampai dengan penerbitan izin pembukaan program studi vokasi:

a. pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi (politeknik, akademi, dan akademi kominitas); dan b. pada PTS penyelenggara pendidikan akademik (universitas, institut, dan sekolah tinggi);

diproses di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi).

Page 132: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

2 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Di dalam buku ini diuraikan pembukaan program studi vokasi di kampus utama PTS yang telah berdiri. Sedangkan pembukaan program studi vokasi di luar kampus utama (PSDKU), pembukaan program studi vokasi untuk Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), pembukaan program studi vokasi pada PTS yang berperingkat akreditasi Unggul atau Baik Sekali serta peringkat A atau B melalui kerja sama, pembukaan program studi vokasi untuk memenuhi persyaratan minimal jumlah program studi pada usulan perubahan PTS penyelenggara

pendidikan vokasi, dan pembukaan program studi vokasi melalui penyelenggaraan PTS di kawasan ekonomi khusus, akan diuraikan dalam buku tersendiri.

Pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi atau PTS penyelenggara pendidikan akademik yang telah berdiri, diusulkan oleh pemimpin PTS tersebut kepada Mendikbud dengan mengajukan usul pembukaan program studi vokasi yang memuat pemenuhan persyaratan minimum akreditasi yang diuraikan di dalam Bab II buku ini.

Kelengkapan dan kebenaran persyaratan tersebut akan menentukan pemenuhan persyaratan minimum akreditasi dari program studi vokasi yang akan dibuka. Evaluasi kecukupan tentang pemenuhan persyaratan minimum akreditasi pembukaan program studi vokasi dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dan LLDIKTI.

Prosedur pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi atau PTS penyelenggara pendidikan akademik yang telah berdiri, dilakukan secara daring melalui silemkerma. kemdikbud.go.id.

********

Page 133: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

3 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Bab II

Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

1. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta

a. Pengertian Program Studi Vokasi

Menurut Pasal 1 angka 17 UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi (UU Dikti), program studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi.

Sedangkan menurut Pasal 16 ayat (1) dan ayat (2) UU Dikti:

(1) Pendidikan vokasi merupakan pendidikan tinggi program diploma yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.

(2) Pendidikan vokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikembangkan oleh Pemerintah sampai program magister terapan atau program doktor terapan.

Dengan demikian, program studi vokasi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu yang diselenggarakan melalui program diploma, program magister terapan, atau program doktor terapan yang menyiapkan mahasiswa untuk pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu.

b. Pengertian Pembukaan Program Studi Vokasi

Pembukaan program studi vokasi pada perguruan tinggi di kampus utama perguruan tinggi dibedakan sebagai berikut:

• Pembukaan program studi vokasi bersamaan dengan pendirian PTS penyelenggara pendidikan vokasi;

• Pembukaan program studi vokasi dalam rangka penambahan program studi vokasi pada perguruan tinggi yang telah berdiri.

Pembukaan program studi vokasi yang akan diuraikan dalam Buku ini merupakan pembukaan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi atau PTS penyelenggara pendidikan akademik di kampus utama PTS tersebut, yang merupakan penambahan program studi vokasi pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi atau PTS penyelenggara pendidikan akademik yang sudah berdiri. Kampus utama adalah domisili perguruan tinggi di kabupaten/kota/kota administratif sebagaimana dicantumkan dalam keputusan Menteri tentang pendirian perguruan tinggi tersebut.

Penambahan program studi vokasi, khusus pada PTS penyelenggara pendidikan akademik, berdasarkan Pasal 4 ayat (1) sampai dengan ayat (4) Permendikbud No. 7 Tahun 2020 hanya diizinkan sampai dengan batas maksimum jumlah program studi vokasi sebagai berikut:

Page 134: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

4 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Selain itu, perlu dikemukakan bahwa seiring dengan pengembangan program studi vokasi untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta peningkatan penyerapan tenaga kerja lulusan program studi vokasi, Kemendikbud sejak tahun 2020 menetapkan prioritas pengembangan program studi vokasi antara lain pada bidang sebagai berikut:

a. Machinery and Construction (antara lain: Teknik Mesin, Teknik Pengelasan, Teknik Otomasi Industri, Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan, Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik Geomatika, Desain Permodelan dan Informasi Bangunan);

b. Creative Economy (antara lain: Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain Komunikasi Visual, Multimedia, Tata Busana);

c. Hospitality (antara lain: Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian, Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, Bisnis Daring dan Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran); dan

d. Care Services (antara lain: Perawatan Balita, Asisten Rumah Tangga, Perawat Lansia).

c. Pengertian Perguruan Tinggi Swasta

Adapun yang dimaksud PTS menurut Pasal 1 angka 8 UU Dikti adalah perguruan tinggi yang didirikan dan/atau diselenggarakan oleh masyarakat.

Selanjutnya, di dalam Pasal 60 ayat (2) dan ayat (3) UU Dikti diatur bahwa:

(2) PTS didirikan oleh Masyarakat dengan membentuk badan penyelenggara berbadan hukum yang berprinsip nirlaba dan wajib memperoleh izin Menteri.

(3) Badan penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berbentuk yayasan, perkumpulan, dan bentuk lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Persyaratan dan Dokumen Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Sebagaimana telah dikemukakan di atas, Pasal 24 ayat (1) dan Pasal 25 ayat (1) Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 menetapkan:

a. Pembukaan Program Studi di Kampus Utama harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program Studi sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

b. Program Studi yang telah memenuhi syarat minimum akreditasi, mendapatkan akreditasi dengan peringkat Baik pada saat memperoleh izin penyelenggaraan dari Menteri.

Persyaratan dan dokumen pembukaan program studi vokasi baik pada PTS penyelenggara pendidikan vokasi maupun PTS penyelenggara pendidikan akademik sebagai berikut:

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

a. Pemimpin PTS (Rektor/Ketua/Direktur) mengajukan surat permohonan pembukaan program studi vokasi kepada Mendikbud.

Scan asli surat permohonan pemimpin PTS (Rektor/Ketua/Direktur) tentang pembukaan program studi vokasi kepada Mendikbud.

b. Telah memiliki akta notaris tentang pendirian Badan Penyelenggara beserta perubahannya, Surat Keputusan Kementerian Hukum dan HAM, dan surat keputusan izin pendirian PTS;

• Scan asli akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta semua perubahan, jika pernah dilakukan perubahan;

• Scan asli Surat Keputusan Menkumham

Page 135: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

5 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum;

• Scan asli Surat Keputusan Mendiknas/ Mendikbud/Menristekdikti tentang izin pendirian PTS;

c. Memiliki persetujuan tertulis Badan Penyelenggara tentang pembukaan program studi vokasi yang diusulkan;

Scan asli surat persetujuan Badan Penyelenggara tentang pembukaan program studi vokasi yang diusulkan;

d. Memiliki pertimbangan tertulis Senat perguruan tinggi tentang pembukaan program studi vokasi yang diusulkan;

Scan asli surat pertimbangan Senat Perguruan Tinggi tentang pembukaan program studi vokasi yang diusulkan.

e. Memenuhi persyaratan minimum akreditasi program studi vokasi sesuai standar nasional pendidikan tinggi, yang dibuktikan melalui pengisian formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi pada:

• Program Diploma;

• Program Magister Terapan;

• Program Doktor Terapan.

Dalam hal pembukaan program studi vokasi pada program magister terapan dan doktor terapan:

• Monodisiplin: a. Program studi vokasi pada program

magister terapan dapat diselenggarakan setelah program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program diploma empat atau sarjana terapan telah memiliki peringkat akreditasi paling rendah B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;

b. Program studi vokasi pada program doktor terapan dapat diselenggarakan setelah program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program magister terapan telah memiliki peringkat akreditasi paling rendah B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;

Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi beserta semua Lampirannya.

• Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau Baik Sekali program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program diploma empat atau sarjana terapan;

• Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau Baik Sekali program studi vokasi dalam cabang ilmu yang sama pada program magister terapan;

Page 136: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

6 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

• Multidisiplin: a. Program studi vokasi pada program

magister terapan multidisiplin dapat diselenggarakan setelah paling sedikit 2 (dua) program studi vokasi yang relevan pada program diploma empat atau sarjana terapan telah memiliki peringkat akreditasi paling rendah B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;

b. Program studi vokasi pada program doktor terapan multidisiplin dapat diselenggarakan setelah paling sedikit 2 (dua) program studi vokasi yang relevan pada program magister terapan telah memiliki peringkat akreditasi paling rendah B atau Baik Sekali, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan

• Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau Baik Sekali paling sedikit 2 (dua) program studi vokasi yang relevan pada program diploma empat atau sarjana terapan;

• Scan asli sertifikat peringkat akreditasi B atau

Baik Sekali paling sedikit 2 (dua) program studi vokasi yang relevan pada program magister terapan;

f. Memperoleh rekomendasi tertulis dari LLDIKTI di wilayah perguruan tinggi swasta yang akan membuka program studi vokasi, dengan masa berlaku rekomendasi paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak rekomendasi diterbitkan, yang berisi:

1. Rekam jejak (termasuk legalitas) Badan Penyelenggara;

2. Rekam jejak perguruan tinggi yang akan membuka program studi vokasi;

3. Tingkat kejenuhan berbagai Program Studi vokasi yang akan dibuka; dan

4. Tingkat keberlanjutan program studi yang diusulkan.

• Scan asli rekomendasi tertulis dari LLDIKTI yang masih berlaku.

g. Dosen untuk 1 (satu) program studi vokasi yang akan dibuka paling sedikit berjumlah:

1) 3 (tiga) orang calon dosen tetap pada Program Diploma atau Program Sarjana Terapan untuk Universitas, Institut, Sekolah Tinggi, Politeknik dan Akademi, yang dapat berasal dari Dosen Tetap pada PTS pengusul, atau berasal dari luar PTS pengusul yang tidak menjadi pegawai tetap pada satuan kerja atau satuan pendidikan lain.

2) 2 (dua) orang calon dosen tetap pada

Page 137: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

7 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

Akademi Komunitas;

dengan ketentuan:

Calon Dosen Tetap:

1) Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi yang belum punya NIDN pada saat pengusulan.

Jika telah memiliki NIDN dan/atau telah memiliki jabatan fungsional, maka lihat angka 5) di bawah.

2) Paling rendah berijazah:

a) Magister, Magister terapan, atau yang setara untuk Program Diploma;

b) Doktor atau Doktor Terapan untuk Program Magister Terapan dan Program Doktor Terapan;

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan diusulkan;

3) Pada program doktor terapan:

• memiliki paling sedikit 2 (dua) orang calon Dosen Tetap dengan jabatan akademik profesor dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka;

• Berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun untuk dosen yang telah memiliki NIDN dengan jabatan akademik bukan profesor, atau berusia paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun untuk dosen yang telah memiliki NIDN dengan jabatan akademik profesor, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka, pada saat pengusulan program studi vokasi tersebut;

4) Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan Ekuivalen Waktu Mendidik

• Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan Domisili bagi calon dosen tetap yang memiliki KTP tidak sama dengan domisili PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan yang pernah ditempuh.

• Scan asli Surat Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari Kementerian yang menangani pendidikan tinggi.

• Scan asli SK jabatan akademik yang mutakhir

(khusus untuk pembukaan program studi

vokasi pada program doktor terapan);

• Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon

Page 138: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

8 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

Penuh (EWMP), yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu bagi calon dosen tetap;

5) Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) atau belum memiliki Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK).

Dalam hal dosen telah memiliki NIDN yang berasal dari program studi lain dalam PTS yang sama, maka Rektor/Ketua/Direktur:

a) wajib mempertahankan nisbah Dosen dan Mahasiswa pada program studi yang ditinggalkan. Nisbah sebagaimana dimaksud di atas sebagai berikut:

▪ 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 45 (empat puluh lima) mahasiswa untuk rumpun ilmu agama, rumpun ilmu humaniora, rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun ilmu terapan (bisnis, pendidikan, keluarga dan konsumen, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, militer, administrasi publik, dan pekerja sosial); dan

▪ 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa untuk rumpun ilmu alam, rumpun ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu terapan (pertanian, arsitektur dan perencanaan, teknik, kehutanan dan lingkungan, kesehatan, dan transportasi);

b) dapat mengusulkan calon dosen tetap sebagaimana dimaksud pada huruf a) yang berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional non profesor atau paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional profesor.

Bagi calon dosen tetap yang diambil dari program studi lain dari PTS yang sama wajib

dosen tetap untuk bekerja penuh waktu berdasarkan EWMP.

• Scan asli SK pengangkatan sebagai dosen

tetap di PTS yang mengusulkan pembukaan

program studi vokasi;

Page 139: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

9 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

memperoleh penugasan dari Rektor/Ketua/ Direktur;

6) Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

7) Bukan pegawai tetap pada instansi lain;

8) Bukan Aparatur Sipil Negara, kecuali dosen yang dipekerjakan (DPK) oleh LLDIKTI setempat pada PTS yang mengusulkan pembukaan program studi vokasi.

Calon dosen tetap yang belum memiliki NIDN atau NIDK harus menandatangani perjanjian kesediaan pengangkatan sebagai calon dosen tetap untuk setiap usul pembukaan program studi vokasi dengan Badan Penyelenggara atau Rektor/Ketua/Direktur dalam hal kewenangan menandatangani perjanjian kesediaan telah dilimpahkan kepada Rektor/Ketua/Direktur.

Calon Dosen Tidak Tetap:

1) Warga Negara Indonesia dengan identitas sebagaimana tercantum dalam Kartu Tanda Penduduk (KTP), berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun bagi yang belum punya NIDN pada saat pengusulan;

2) Berstatus sebagai dosen tetap pada perguruan tinggi lain, yang dibuktikan dengan SK Pengangkatan sebagai Dosen Tetap di perguruan tinggi lain tersebut;

3) Dalam hal dosen yang berasal dari perguruan tinggi lain telah memiliki NIDN, maka Pemimpin Perguruan Tinggi tersebut:

a. wajib mempertahankan nisbah Dosen dan Mahasiswa pada program studi yang ditinggalkan. Nisbah sebagaimana dimaksud di atas sebagai berikut:

1) 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 45 (empat puluh lima) mahasiswa untuk rumpun ilmu agama, rumpun ilmu humaniora, rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun ilmu terapan (bisnis, pendidikan, keluarga dan konsumen, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan

• Scan asli Suratpemugasan dari Rektor/

Ketua/Direktur;

• Scan asli Daftar riwayat hidup

• Scan asli Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Dosen Tetap antara Badan Penyelenggara atau Rektor/Ketua/Direktur dalam hal kewenangan menandatangani perjanjian kesediaan telah dilimpahkan kepada Rektor/Ketua/Direktur dan calon dosen tetap.

• Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan Domisili bagi calon dosen tetap yang memiliki KTP tidak sama dengan domisili PTS Penyelenggara Pendidikan Vokasi.

• Scan asli SK pengangkatan sebagai dosen

tetap di PTS yang mengusulkan pembukaan

program studi vokasi;

Page 140: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

10 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

dan permuseuman, militer, administrasi publik, dan pekerja sosial); dan

2) 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa untuk rumpun ilmu alam, rumpun ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu terapan (pertanian, arsitektur dan perencanaan, teknik, kehutanan dan lingkungan, kesehatan, dan transportasi);

b. dapat mengusulkan calon dosen tidak tetap yang berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional non profesor atau paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun bagi yang memiliki jabatan fungsional profesor.

4) Paling rendah berijazah:

a) Magister, Magister terapan, atau yang setara untuk Program Diploma;

b) Doktor atau Doktor Terapan untuk Program Magister Terapan dan Program Doktor Terapan;

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan diusulkan;

Khusus pada program doktor terapan:

• memiliki paling sedikit 2 (dua) orang calon Dosen Tetap dengan jabatan akademik profesor dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka;

• Berusia paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun untuk dosen yang telah memiliki NIDN dengan jabatan akademik bukan profesor, atau berusia paling tinggi 70 (tujuh puluh) tahun untuk dosen yang telah memiliki NIDN dengan jabatan akademik profesor, dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan program studi vokasi yang akan dibuka, pada saat pengusulan program studi vokasi tersebut;

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan yang pernah ditempuh.

• Scan asli Surat Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari Kementerian yang menangani pendidikan tinggi.

• Scan asli SK jabatan akademik yang mutakhir

(khusus untuk pembukaan program studi

vokasi pada program doktor terapan);

Page 141: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

11 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

5) Memiliki Surat Penugasan Pemimpin PTS Asal bahwa calon dosen tetap yang bersangkutan akan menjadi calon dosen tidak tetap pada Perguruan Tinggi Pengusul, dilampiri Perjanjian Kerja Sama (MoA) antar PTS Pengusul dengan Perguruan Tinggi Asal;

6) Memiliki Surat Penugasan Pemimpin Perguruan Tinggi Pengusul sebagai calon dosen tidak tetap pada Perguruan Tinggi Pengusul;

• Scan asli Surat pemugasan dari Rektor/

Ketua/Direktur perguruan tinggi asal;

• Scan asli Surat Penugasan dari Pemimpin

Perguruan Tinggi Pengusul sebagai dosen

tidak tetap, atau tutor pada program studi

yang diusulkan;

2 (dua) Calon Instruktur/Tutor atau Sebutan Lain Yang Sejenis yang akan ditugaskan pada program studi vokasi yang akan dibuka pada Program Diploma Tiga atau Program Sarjana Terapan, dengan ketentuan:

1. Berstatus sebagai karyawan di mitra kerja sama (dunia usaha/industri/instansi/ lembaga) yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara yang akan mendirikan PTS;

2. Memiliki surat persetujuan dari pemimpin mitra kerja sama (perusahaan/industri/ instansi/lembaga) yang bekerja sama dengan badan penyelenggara yang akan mendirikan PTS;

3. Memiliki surat penugasan dari badan Penyelenggara yang akan mendirikan PTS untuk menjadi Instruktur/Tutor atau sebutan lain yang sejenis pada program studi yang diusulkan;

4. Memiliki kualifikasi pendidikan paling rendah Diploma Tiga; dan

a. pengalaman paling sedikit 3 (tiga) tahun di tempat kerja pada bidang pekerjaan yang relevan dengan program studi yang diusulkan; atau

sertifikat keahlian/kompetensi yang masih berlaku sesuai dengan program studi yang diusulkan;

• Scan asli KTP Instruktur/Tutor atau Sebutan Lain Yang Sejenis;

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan tinggi yang pernah ditempuh;

• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon dosen tetap lulusan luar negeri, dari Kemdikbud;

• Scan asli Surat Persetujuan dari pemimpin mitra kerja sama (perusahaan/industri/ instansi/lembaga) yang bekerja sama dengan badan penyelenggara yang akan mendirikan PTS

• Scan asli Daftar riwayat hidup;

3 (tiga) instruktur Tetap untuk 1 (satu) program studi vokasi pada akademi komunitas dengan ketentuan:

Page 142: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

12 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

1) Warga Negara Indonesia berusia paling tinggi 58 (lima puluh delapan) tahun pada saat pengusulan pembukaan program studi vokasi.

2) Paling rendah berijazah Diploma Tiga dengan sertifikat kompetensi atau pengalaman kerja dan/atau pengalaman mengajar paling sedikit 5 tahun pada kompetensi sebidang;

3) Sebagai tenaga profesional dengan sertifikat kompetensi atau pengalaman kerja paling rendah setara dengan lulusan Program Sarjana Terapan atau Program Sarjana; atau

4) Sebagai tenaga yang mendapat pengakuan dari asosiasi bidang keahliannya yang setara dengan angka 2 atau angka 3; atau

5) Tenaga profesional dengan pengalaman kerja paling sedikit setara dengan lulusan diploma tiga;

6) Bersedia bekerja penuh waktu berdasarkan Ekivalensi Waktu Mengajar Penuh (EWMP), yaitu 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu;

7) Belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus;

8) Bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

9) Bukan pegawai tetap pada instansi lain

10) Bukan Aparatur Sipil Negara; dan

Calon instruktur tetap harus menandatangani perjanjian kesediaan pengangkatan sebagai calon instruktur tetap untuk setiap usul pembukaan program studi vokasi, dengan Badan Penyelenggara atau Rektor/Ketua/

• Scan asli KTP dan/atau Surat Keterangan Domisili bagi calon instruktur tetap yang memiliki KTP dengan alamat tidak sama dengan alamat domisili PTS penyelenggara pendidikan vokasi atau penyelenggara pendidikan akademik;

• Scan asli ijazah dan transkrip semua program pendidikan tinggi yang pernah ditempuh, sertifikat kompetensi atau surat keterangan pengalaman kerja dan/atau pengalaman mengajar paling sedikit 5 (lima) tahun pada kompetensi sebidang;

• Scan asli Keputusan penyetaraan ijazah bagi calon instruktur tetap lulusan luar negeri, dari Kemdikbud;

• Scan asli sertifikat kompetensi atau surat keterangan pengalaman kerja paling rendah setara dengan lulusan Program Sarjana Terapan atau Program Sarjana; atau

• Scan asli surat keterangan pengakuan dari asosiasi bidang keahliannya yang setara dengan angka 2 atau angka 3; atau

• Scan asli surat keterangan pengakuan pengalaman kerja paling sedikit setara dengan lulusan diploma tiga;

• Scan asli Surat Pernyataan calon instruktur tetap tentang Kesediaan bekerja penuh waktu berdasarkan EWMP;

• Scan asli Daftar riwayat hidup;

• Scan asli Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Calon Instruktur Tetap antara Badan Penyelenggara atau Rektor/Ketua/Direktur dalam hal

Page 143: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

13 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

Direktur dalam hal kewenangan menanda-tangani perjanjian kesediaan telah dilimpahkan kepada Rektor/Ketua/Direktur.

kewenangan menandatangani perjanjian kesediaan telah dilimpahkan kepada Rektor/Ketua/Direktur dan dengan calon instruktur tetap.

h. Telah tersedia sarana dan prasarana untuk pembukaan program studi vokasi, terdiri atas:

1. Ruang kuliah paling sedikit 1 (satu) m2 per

mahasiswa;

2. Ruang dosen tetap paling sedikit 4 (empat) m2 per orang;

3. Ruang administrasi dan kantor paling sedikit 4 (empat) m2 per orang;

4. Ruang perpustakaan paling sedikit 200 (dua ratus) m2 termasuk ruang baca yang harus dikembangkan sesuai dengan pertambahan jumlah mahasiswa;

5. Ruang laboratorium, komputer, dan sarana praktikum dan/atau penelitian sesuai kebutuhan setiap Program Studi;

6. Buku paling sedikit 200 (dua ratus) judul per program studi sesuai dengan bidang keilmuan pada program studi;

7. Khusus untuk pembukaan program studi vokasi pada program magister terapan atau doktor terapan, memiliki ruang belajar mandiri yang memadai dan fasilitas untuk mengakses kepustakaan ilmiah;

kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan;

i. Memiliki perjanjian kerjasama antara Badan Penyelenggara dengan dunia usaha dan/atau dunia industri tentang:

1. Pemanfaatan tenaga ahli yang dimiliki oleh dunia usaha dan/atau dunia industri;

2. Pemanfaatan laboratorium yang dimiliki oleh dunia usaha dan/atau dunia industri; dan/atau

3. Tempat magang yang disediakan oleh dunia usaha dan/atau dunia industri;

• Scan asli perjanjian kerjasama antara Badan Penyelenggara atau Rektor/Ketua/Direktur dalam hal kewenangan menandatangani perjanjian kerjasama telah dilimpahkan kepada Rektor/Ketua/Direktur dengan dunia usaha dan/atau dunia industri.

Page 144: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

14 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Persyaratan Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Dokumen

j. Kurikulum program studi disusun berdasarkan kompetensi lulusan sesuai standar nasional pendidikan tinggi dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

• Scan asli dokumen kurikulum yang berisi: 1. Profil lulusan; 2. Keunikan program studi; 3. Capaian pembelajaran lulusan; 4. Struktur kurikulum:

• untuk program studi vokasi pada program diploma dan magister terapan berisi daftar mata kuliah per semester beserta beban sks;

• untuk program studi pada program doktor terapan berisi: a) Fokus penelitian; b) Keterkaitan antara mata kuliah

dan fokus penelitian untuk menjamin pemenuhan luaran berupa publikasi pada jurnal internasional bereputasi;

c) Persyaratan kelulusan. 5. RPS dari mata kuliah penciri program

studi:

• Program diploma 10 (sepuluh) mata kuliah;

• Program magister terapan 5 (lima) mata kuliah;

• Program doktor terapan 2 (dua) sampai 3 (tiga) mata kuliah;

k. Tenaga Kependidikan paling sedikit berjumlah 2 (dua) orang untuk melayani 1 (satu) program studi vokasi dan 1 (satu) orang untuk melayani perpustakaan, disesuaikan dengan kebutuhan, dengan ketentuan:

1) Warga Negara Indonesia berusia paling

tinggi 56 (lima puluh enam) tahun pada

saat pengusulan pembukaan program

studi vokasi;

2) Paling rendah berijazah Diploma Tiga; dan

3) Bersedia bekerja penuh waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu.

• Scan asli KTP;

• Scan asli ijazah calon tenaga kependidikan; dan

• Scan asli Surat Pernyataan Kesediaan calon tenaga kependidikan untuk bekerja penuh waktu selama 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) jam per minggu;

Page 145: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

15 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Catatan:

a. Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi untuk setiap usul program studi vokasi baru, dibuat dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani oleh Rektor/Ketua/Direktur;

b. Semua dokumen untuk membuktikan pemenuhan semua persyaratan di atas, dilampirkan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Formulir Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi yang telah diisi dan ditandatangani oleh Rektor/Ketua/Direktur; Formulir Instrumen sebagaimana dimaksud diatas dapat diunduh melalui menu Panduan pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

c. Dokumen huruf h, huruf i, dan huruf j juga diperiksa pada saat evaluasi lapangan khusus untuk usul program studi vokasi pada program doktor terapan.

3. Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta

Pembukaan program studi vokasi merupakan penambahan jumlah program studi vokasi pada PTS yang telah berdiri.

Usul pembukaan program studi vokasi pada PTS yang memuat pemenuhan semua persyaratan yang diuraikan sebelumnya di dalam Bab II angka 2, diproses dengan prosedur sebagai berikut:

3.1. Prosedur Umum Pembukaan Program Studi Vokasi pada Perguruan Tinggi Swasta

Tahap Kesatu

Pemimpin PT memohon rekomendasi kepada LLDIKTI dengan melampirkan dokumen:

1. Akta notaris pendirian Badan Penyelenggara beserta semua perubahannya, jika pernah dilakukan perubahan;

2. Surat keputusan pejabat yang berwenang tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum, misalnya Surat Keputusan Menkumham untuk Yayasan;

3. Surat Keputusan izin pendirian perguruan tinggi, serta semua izin pembukaan program studi vokasi beserta semua perubahannya;

4. Persetujuan pembukaan program studi vokasi dari Badan Penyelenggara; dan 5. Pertimbangan pembukaan program studi vokasi dari Senat PTS.

Tahap Kedua

LLDikti memeriksa kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu angka 1, angka 2, dan angka 3 tentang legalitas badan penyelenggara PTS. Dalam hal legalitas badan penyelenggara tersebut belum terpenuhi, maka LLDIKTI meminta pengusul untuk melakukan perbaikan dokumen kepada instansi yang terkait. Beberapa contoh kasus belum terpenuhinya aspek legalitas Badan Penyelenggara PTS dapat dilihat dalam Lampiran e.

LLDIKTI akan menerbitkan rekomendasi apabila:

1. telah menerima kembali pengajuan dokumen (dalam hal dilakukan perbaikan dokumen), dan

2. hasil pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran dokumen pada Tahap Kesatu angka 1, angka 2, dan angka 3 telah dipenuhi.

Page 146: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

16 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Tahap Ketiga

Apabila LLDIKTI telah menerbitkan rekomendasi:

1. Rektor/Ketua/Direktur mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun;

2. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usulan akun; dan 3. Apabila permintaan akun belum disetujui maka Rektor/Ketua/Direktur dapat mengajukan kembali

permintaan akun. Apabila disetujui maka Rektor/Ketua/Direktur dapat melanjutkan proses ke tahap keempat.

Tahap Keempat

Rektor/Ketua/Direktur mengunggah semua dokumen sebagaimana dimaksud dalam Bab II angka 2 di atas melalui akun yang telah diperoleh pada laman silemkerma.kemdikbud.go.id.

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan desk evaluation atas semua dokumen yang diunggah.

Khusus untuk pembukaan program studi vokasi pada program doktor terapan, apabila berdasarkan hasil desk evaluation semua persyaratan telah dipenuhi, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi akan menugaskan Tim Evaluator untuk melakukan site evaluation (evaluasi lapangan);

Untuk memperoleh izin pembukaan program studi vokasi pada PTS sebagaimana dikemukakan di atas, maka Rektor/Ketua/Direktur harus mengikuti prosedur khusus di bawah ini:

Page 147: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

17 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

3.2. Prosedur Khusus Pembukaan Program Studi Akademik pada PT Penyelenggara Pendidikan Akademik

PROSEDUR KHUSUS PEMBUKAAN PROGRAM STUDI VOKASI PADA PTS

12

34

56

810

117

9

SETJENPENGUSUL DITJEN PENDIDIKAN VOKASI LLDIKTI

UsulAKUN

1

Verifikasi DOKUMEN USUL AKUN

Disetujui?

2

TIDAK

UnggahUSUL

3

YA

Disetujui?

EvaluasiDOSEN/ INSTRUKTUR

TETAP

4

TIDAK

Penerbitan SK

SELESAI

11

YA

Rektor/Ketua/Direktur mengajukan permintaan akun ke Direktorat Jenderl Pendidikan Vokasi melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id, dengan melampirkan surat permohonan akun (bagi PTN yang belum memiliki akun)

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan verifikasi dokumen usul akun. Apabila permintaan akun belum disetujui, maka Rektor/Ketua/Direktur dapat mengajukan kembali permintaan akun

Rektor/Ketua/Direktur mengunggah dokumen dalam bentuk pdf yang telah diisi dan ditandatangani oleh Rektor/Ketua/Direktu, yang terdiri atas:

a. Surat permohonan pembukaan program studi vokasi pada PTN kepada Mendikbud;b. Rekomendasi dari LLDiktic. Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi; dand. Lampiran Instrumen Pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Pembukaan Program Studi Vokasi

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi melakukan evaluasi tentang pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap/instruktur tetap untuk program studi vokasi yang diusulkan

Apabila pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap/instruktur tetap memenuhi persyaratan, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi memberikan “Persetujuan Proses Lanjut” melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id untuk diproses ke tahap berikutnya. Apabila pemenuhan jumlah dan kualifikasi calon dosen tetap/instruktur tetap tidak memenuhi persyaratan, usul dinyatakan belum disetujui dan Rektor/Ketua/Direktur dapat mengunggah kembali usul.

PersetujuanPROSES LANJUT

Disetujui?

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi dapat melakukan evaluasi lapangan

Unggah PEMENUHAN KEKURANGAN

BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

TIDAK

EvaluasiDOKUMEN

PEMENUHAN KEKURANGAN

BERDASARKAN HASIL EVALUASI LAPANGAN

Apabila hasil evaluasi secara keseluruhan telah memenuhi persyaratan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengajukan usul tertulis penerbitan izin pembukaan program studi vokasi kepada Mendikbud untuk diterbitkan Surat Keputusan tentang pembukaan program studi vokasi

Disetujui?

Apabila hasil evaluasi kriteria non dosen tidak memenuhi persyaratan, usul dinyatakan belum disetujui, dan Rektor/Ketua/Direktur dapat mengunggah kembali usul melalui laman silemkerma.kemdikbud.go.id

YA

Apabila hasil evaluasi lapangan sebagaimana dimaksud pada angka 9 belum memenuhi persyaratan, maka pengusul diminta mengunggah pemenuhan kekurangan berdasarkan hasil evaluasi lapangan melalui akun silemkerma.kemdikbud.go.id

5

10

Unggah KembaliUSUL

Unggah KembaliUSUL

EvaluasiTENDIK,

SARANA & PRASARANA

SERTA KURIKULUM

Apabila “Persetujuan Proses Lanjut” telah diberikan, LLDIKTI mengevaluasi kriteria non dosen (tenaga kependidikan, sarana prasaran, dan kurikulum).

Visitasi

YA

EvaluasiLAPANGAN

YATIDAK

Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi bersama LLDIKTI dapat melakukan evaluasi lapangan pemenuhan Syarat Minimum Akreditasi Program Studi Vokasi

YA

5

6

7

9

TIDAK

Unggah maksimal 4 (empat) kali

(termasuk pengunggahan yang pertama

kali)

MULAI

********

Page 148: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

18 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

LAMPIRAN

Lampiran a: Contoh Surat Usul Pembukaan Program Studi Vokasi

Page 149: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

19 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Lampiran b: Contoh Surat Pertimbangan Senat PTN/PTS Tentang Pembukaan Program Studi Vokasi

Page 150: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

20 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Lampiran c: Contoh Surat Persetujuan Badan Penyelenggara Tentang Pembukaan Program Studi Vokasi

Page 151: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

21 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Lampiran d: Contoh Perjanjian Kesediaan Pengangkatan Dosen Tetap Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan

Yayasan/ Perkumpulan/ Persyarikatan …………………………

SK Menkumham No. ………………….

Perjanjian kesediaan pengangkatan dosen tetap *Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan

…………………….

Pada hari …………… tanggal ……………. tahun………………. bertempat di …………………para pihak

yang bertandatangan di bawah ini:

• ……………… (nama) ketua pengurus *Yayasan/ Perkumpulan/Persyarikatan ……………… ,

alamat…………………., selanjutnya disebut Pihak Pertama;

• ……………… (nama calon dosen tetap), alamat ………………………………………………(sesuai

kartu tanda penduduk), selanjutnya disebut Pihak Kedua;

Telah bersepakat untuk membuat perjanjian kesediaan pengangkatan dosen tetap *Yayasan/

Perkumpulan/Persyarikatan ……………………… dengan kententuan sebagai berikut:

Pasal 1

Pihak pertama bersedia untuk mengangkat pihak kedua sebagai dosen tetap *Yayasan/

Perkumpulan/Persyarikatan ……………..dengan jam kerja sebesar 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima)

jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan perundang-undangan,

apabila izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... yang sedang diusulkan ke Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.

Pasal 2

Pihak Kedua bersedia untuk diangkat Pihak Pertama sebagai dosen tetap *Yayasan/

Perkumpulan/Persyarikatan ……………dengan jam kerja sebesar 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima)

jam per minggu dengan gaji serta tunjangan paling sedikit sesuai peraturan perundang-undangan,

apabila izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... yang sedang diusulkan ke Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan dikabulkan.

Pasal 3

Dalam hal izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... sebagaimana dimaksud pada pasal

2 telah diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pihak Kedua bersedia untuk

bertempat tinggal di Kabupaten atau Kota domisli kampus utama (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*)

............................

Pasal 4

Pihak Kedua menyetujui bahwa perjanjian ini digunakan pula oleh Pihak Pertama untuk pemenuhan

persyaratan permohonan izin pendirian (Universitas/Institut/Sekolah Tinggi*) ...... ke Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan.

Pasal 5

Apabila timbul sengketa dalam pelaksanaan perjanjian ini, kedua pihak sepakat untuk menyelesaikan

secara musyawarah untuk mufakat.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

…………………………………. …………………………………

*) Pilih salah satu

Page 152: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

22 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Lampiran e: Contoh Masalah Badan Penyelenggara PTS dan Penyelesaiannya

No MASALAH BADAN PENYELENGGARA PTS PENYELESAIAN

1. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS berbeda dengan nama Badan Penyelenggara Pengusul, karena telah didirikan Badan Penyelenggara baru oleh Pengusul

Mengusulkan Perubahan nama Badan Penyelenggara sebagaimana tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sesuai dengan nama Badan Penyelenggara yang baru kepada Dirjen Pendidikan Vokasi.

2. Nama Badan Penyelenggara yang tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS berbeda dengan nama Badan Penyelenggara Pengusul, karena telah dilakukan perubahan nama Badan Penyelenggara oleh Pengusul.

3. Nama Badan Penyelenggara pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sama dengan nama Badan Penyelenggara pengusul, namun Badan Penyelenggara tersebut didirikan dan disahkan sebagai Badan Hukum dengan nama yang sama setelah SK Pendirian/ Perubahan PTS terbit

Mengusulkan kepada Dirjen Pendidikan Vokasi tentang penetapan kembali Badan Penyelenggara yang telah berstatus badan hukum sebagai badan penyelenggara PTS sejak PTS tersebut didirikan.

4. SK Pendirian/ Perubahan PTS hilang sehingga tidak dapat diketahui kronologi Badan Penyelenggara PTS tersebut

5. Nama Badan Penyelenggara PTS sebelum Pendirian/ Perubahan PTS tidak berubah namun ada kekeliruan penulisan pada SK Pendirian/ Perubahan PTS

Mengusulkan kepada Dirjen Pendidikan Vokasi tentang pembetulan nama Badan Penyelenggara sebagaimana tercantum pada SK Pendirian/ Perubahan PTS sesuai dengan nama Badan Penyelenggara sebagaimana tercantum dalam SK Kemenkumham tentang pengesahan Badan Penyelenggara sebagai badan hukum.

6. SK Pendirian/Perubahan PTS tidak menyebutkan nama Badan Penyelenggara PTS

Mengusulkan penetapan kepada Dirjen Pendidikan Vokasi tentang pencantuman nama Badan Penyelenggara dalam SK Pendirian/Perubahan PTS.

Page 153: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

23 Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Vokasi Pada Perguruan Tinggi Swasta

Lampiran f: Contoh Akta Notaris Pendirian Badan Penyelenggara

Page 154: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Contoh Keputusan Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan

Contoh Berita Negara Tentang Pengesahan

Yayasan

Contoh Keputusan

Menkumham Tentang Pengesahan Yayasan (online) 1

Contoh Keputusan Menkumham Tentang

Pengesahan Yayasan (online) 2

Lampiran g : Keputusan Pengesahan Badan Penyelenggara sebagai Badan Hukum

Page 155: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Lampiran h : Contoh Surat Kemenkumham tentang Penyesuaian Yayasan dengan UU Yayasan

Page 156: KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN...Persyaratan dan Prosedur Pembukaan Program Studi Di Luar Kampus Utama Pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi; e. Keputusan Direktur

Lampiran i : Contoh Rekomendasi LLDikti untu pembukaan Program Studi Vokasi