kementerian kesehatan republik indonesia sekretariat jenderal

48
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL Pertemuan Penyusunan Anggaran Dekon Program Kefarmasian dan Alkes T.A 2015 Hotel Horison , Bogor 18 Juni 2014

Upload: bona

Post on 13-Jan-2016

176 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL. Kebijakan Perencanaan dan Anggaran Dekon Kementerian Kesehatan Tahun 2015 Disampaikan Oleh : Biro Perencanaan dan Anggaran. Pertemuan Penyusunan Anggaran Dekon Program Kefarmasian dan Alkes T.A 2015 - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIASEKRETARIAT JENDERAL

Pertemuan Penyusunan Anggaran Dekon Program Kefarmasian dan Alkes T.A 2015

Hotel Horison , Bogor 18 Juni 2014

Page 2: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

PENDAHULUAN

Page 3: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

.....PENDAHULUAN

3. Karakteristik Dana Dekonsentrasi:3. Karakteristik Dana Dekonsentrasi:a.a. DDialokasikan untuk kegiatan ialokasikan untuk kegiatan bersifat non-fisik bersifat non-fisik (sinkronisasi (sinkronisasi

dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, dan koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survey, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survey, pembinaan dan pengawasan serta pengendalian).pembinaan dan pengawasan serta pengendalian).

b.b. Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan Dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan Dekonsentrasi, Dekonsentrasi, sebagian kecil sebagian kecil dapat dialokasikan sebagai dana dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk tugas administratif dan/atau pengadaan input penunjang untuk tugas administratif dan/atau pengadaan input berupa barang habis pakai dan/atau aset tetap.berupa barang habis pakai dan/atau aset tetap.

Page 4: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

EVALUASI KINERJA ANGGARAN EVALUASI KINERJA ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN T.A.2013KEMENTERIAN KESEHATAN T.A.2013

(berdasarkan E Monev DJA-Kemenkeu)(berdasarkan E Monev DJA-Kemenkeu)

Page 5: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

ALOKASI REALISASI PER UNIT UTAMAALOKASI REALISASI PER UNIT UTAMA

(Dalam Milyar Rp)

Sumber : e-Monev DJA , 23 Januari 2014

Rerata : 91,24%Rerata : 91,24%

Page 6: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

ALOKASI REALISASI ALOKASI REALISASI LINGKUP DITJEN BINFARLINGKUP DITJEN BINFAR

(Dalam Milyar Rp)

Sumber : e-Monev DJA , 23 Januari 2014

Page 7: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN CAPAIAN PROGRAM & KEGIATAN TW 1 2014 TW 1 2014

(berdasarkan E Monev Bappenas)(berdasarkan E Monev Bappenas)

Page 8: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

ALOKASI & REALISASI BELANJAKEMENTERIAN KESEHATAN TA 2014

ALOKASIRp. 46,45

T

REALISASIRp. 7,183

T

15,46%

(DATA 7 APRIL 2014 )SUMBER DIREKTORAT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

Page 9: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

ALOKASI & REALISASI ANGGARAN BELANJA BERDASAR KEWENANGAN TA 2014

Sumber : Dit. Akuntansi & Pelaporan Keuangan, 7 April 2014

Page 10: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

PERSEN REALISASI ANGGARAN MENURUT UNIT ESELON I T.A 2014

Rata-rata 15,46%

1

Sumber : Dit. Akuntansi & Pelaporan Keuangan, 7 April 2014

Page 11: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN KEMENKES TW 1 - 2014

11Sumber : e-Monev Bappenas, 21 April 2014

Page 12: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

12

Capaian Kegiatan TW 1-2014 Lingkup BINFAR

Sumber : e-Monev Bappenas, 21 April 2014

Page 13: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

13

Rata-rata : 7%Rata-rata : 7%

PERSEN CAPAIAN KELUARAN PER UNIT ESELON I

TW 1-2014

Sumber: eMonev DJA, 21 April 2014

Page 14: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

PEMANTAUAN CAPAIAN OUTPUT PER ESELON ITW 1-2014

14Sumber: eMonev DJA, 21 April 2014

Page 15: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

15Sumber: eMonev DJA, 21 April 2014

PEMANTAUAN CAPAIAN OUTPUT LINGKUP DITJEN BINFAR TW 1-2014

Page 16: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

ISU STRATEGIS DAN SASARAN ISU STRATEGIS DAN SASARAN TAHUN TAHUN 20120155

Page 17: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

ISU STRATEGIS DAN SASARAN TAHUN 2015

1. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu, Bayi, Remaja, dan Lanjut Usia.a. Meningkatnya jumlah persalinan di fasilitas kesehatanb. Meningkatnya jumlah neonatus mendapat pelayanan

kesehatan berkualitasc. Meningkatnya persentase sekolah SD/MI melaksanakan

penjaringan kesehatan anak kelas 1d.Jumlah fasilitas pelayanan kesehatan di tempat kerja yang

menjalankan kegiatan layanan kesehatan reproduksi2. Peningkatan Akses terhadap Pelayanan Gizi Masyarakat

a. Menurunnya jumlah balita gizi kurang yang mendapat penanganan

b. Meningkatnya jumlah ibu hamil KEK mendapat PMTc. Meningkatnya jumlah anak sekolah mendapat PMT

17

Page 18: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

Lanjutan ….

3. Peningkatan Pengendalian Beban Ganda Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.a. Meningkatnya jumlah kab/kota mencapai eliminasi malariab. Menurunnya prevalensi schistosomiasis pada manusia c. Meningkatnya jumlah kab/kota endemis melakukan

pemberian obat masal pencegahan (POMP) filariasis menuju eliminasi

d. Menurunnya jumlah kasus rabies pada manusia (lyssa)e. Meningkatnya jumlah provinsi yang mencapai eliminasi

kustaf. Meningkatnya jumlah kab/kota yang mencapai eradikasi

frambusiag. Menurunnya prevalensi TB per 100.000 penduduk

18

Page 19: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

h. Menurunnya presentase prevalensi HIVi. Menurunnya insidens diare pada balitaj. Menurunnya insidens pneumonia balitak. Meningkatnya presentasi anak batita yang mendapat

imunisasi campaik dosis kedual. Meningkatnya presentase penurunan jumlah kasus

pada KLB Penyakitm. Menurunnya prevalensi hipertensi (persen)n. Menurunnya prevalensi diabetes melitis (persen)o. Meningkatnya presentasi desa/kelurahan

melaksanakan STBM

19

Lanjutan ….

Page 20: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

4.Peningkatan Ketersediaan, Keterjangkauan Pemerataan dan Kualitas Farmasi dan Alat Kesehatan serta Pengawasan Obat dan Makanan.

a. Meningkatnya ketersediaan farmasi obat dan vaksin sesuai formularium nasional;

b.Meningkatnya kualitas pelayanan kefarmasianc.Meningkatnya Persentase produk Obat yang memenuhi

standard.Meningkatnya Persentase produk Makanan yang

memenuhi standar (BPOM)

20

Lanjutan ….

Page 21: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

5. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakata. Meningkatnya persentase penduduk yang

melakukan aktifitas fisik dengan cukup.b. Menurunnya penduduk yang merokok.c. Meningkatnya penduduk yang mengkonsumsi

buah dan sayur dengan cukup

6. Pengembangan Jaminan Kesehatan Nasionala. Meningkatnya kepesertaan jaminan kesehatan

nasional.b. Meningkatnya jumlah Puskesmas, RS dan klinik

mandiri yang bekerjasama dengan BPJS.c. Terbentuknya health technology assesement

21

Lanjutan ….

Page 22: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

7. Peningkatan Ketersediaan, Penyebaran, dan Kualitas Sumber Daya Manusia Kesehatan.a. Meningkatnya jumlah tenaga kesehatan yang

tempatkan di daerah terpencil dan sangat terpencil;b. Meningkatnya persentase jenis tenaga kesehatan

yang ditingkatkan kompetensinya

8. Pengembangan Pelayanan Kesehatan Primera. Meningkatnya Puskesmas yang yang memenuhi

standar SPA (Sarana, Prasarana, dan Alat).b. Meningkatnya persentase fasilitas pelayanan

kesehatan yang terpenuhi tenaga kesehatannya

22

Lanjutan ….

Page 23: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

9. Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan Rujukan yang Berkualitas.a. Meningkatnya Rumah sakit yang memenuhi standar

SPA (Sarana, Prasarana, dan Alat) b. Meningkatnya persentase jenis tenaga kesehatan yang

tersertifikasi.10. Penguatan Manajemen dan Sistem Informasi

a. Meningkatkan hasil penelitian yang digunakan oleh unit terkait

b. Meningkatnya Penelitian yang mendapat HKI dan atau Hak Cipta.

11. Pengembangan Pembiayaan KesehatanPeningkatan sumber pembiayaan kesehatan antara lain

melalui Public Private Partnership (PPP) dan Corporate Social Responsibility (CSR)

23

Lanjutan ….

Page 24: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

KEBIJAKAN DANA DEKONSENTRASI

TAHUN 2015

Page 25: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

PAGU INDIKATIFRp. 47,164.3 Triliun

PAGU INDIKATIF KEMENTERIAN KESEHATAN MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

RM Tidak MengikatRp. 33,753.3 Triliun

RM MengikatRp. 5,842.7 Triliun

PNBP/BLURp. 7,568.3 Triliun

25Keterangan: RM = Rupiah Murni, PNBP=Penerimaan Negara Bukan Pajak, BLU= Badan Layanan Umum,

Page 26: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

PASAL 87 - DEKONSENTRASI 1. Pendanaan dalam rangka Dekonsentrasi dilaksanakan setelah adanya

pelimpahan wewenang Pemerintah melalui K/L kepada Gubernur sbg wakil Pemerintah di daerah.

2. Pelaksanaan pelimpahan wewenang didanai oleh Pemerintah. 3. Pendanaan oleh Pemerintah disesuaikan dengan wewenang yang dilimpahkan.4. Kegiatan Dekonsentrasi di Daerah dilaksanakan oleh SKPD yang ditetapkan oleh

gubernur.5. Gubernur memberitahukan rencana kerja dan anggaran K/L yang berkaitan dg

keg. Dekonsentrasi di daerah kpd DPRD.6. RKA diberitahukan kepada DPRD pada saat pembahasan RAPBD.7. Pendanaan dialokasikan untuk kegiatan yang bersifat nonfisik.

UU NOMOR 33 TAHUN 2004

PASAL 108 1. Dana Dekonsentrasi dan Dana TP yang merupakan bagian dari anggaran K/L yang digunakan untuk

melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundangundangan menjadi urusan Daerah, secara bertahap dialihkan menjadi DAK.

2. Pengalihan secara bertahap diatur lebih lanjut dalam PP.

PASAL 108 1. Dana Dekonsentrasi dan Dana TP yang merupakan bagian dari anggaran K/L yang digunakan untuk

melaksanakan urusan yang menurut peraturan perundangundangan menjadi urusan Daerah, secara bertahap dialihkan menjadi DAK.

2. Pengalihan secara bertahap diatur lebih lanjut dalam PP.

Page 27: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

KEBIJAKAN DEKON KEMENKES

1. Dana dekonsentrasi baru dapat digunakan setelah ada SK Menkes (pelimpahan) dekon dari Kemenkes kepada Dinas Kesehatan Provinsi dalam mendukung pencapaian target nasional.

2. Pencapaian target nasional ditetapkan dalam RPJP Nasional Bidang Kesehatan, RPJMN Bidang Kesehatan, Renstra Kemenkes dan RKP tiap tahunnya yang dituangkan dalam Renja K/L dan RKA-KL, terutama dalam mendukung pencapaian MDG’s dan pelaksanaan JKN

3. Pengalokasian Anggaran harus berdasarkan evidence based (Riskesdas, Rifaskes)

Page 28: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

.....KEBIJAKAN DEKON KEMENKES

4. Mempertimbangkan hasil Rakontek Perencanaan

5. Usulan menggunakan aplikasi elektronik

6. Dilakukan sinkronisasi pada saat Pra Musrenbangnas tanggal 21 - 28 April 2014

7. Unit Utama harus melakukan sinkronisasi menu dan kebutuhan dengan Daerah

8. Unit Utama memiliki kewenangan untuk mengubah alokasi anggaran di daerah sesuai usulan dan capaian target yang diajukan daerah

Page 29: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

ALOKASI ANGGARAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2015

366,7 Milyar

57,9 Milyar

79,6 Milyar

Total Dana Dekonsentrasi pada Pagu Indikatif 2015 Rp. 1,489.3 Triliun

Page 30: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

PENDANAAN DEKONSENTRASI /TPPENDANAAN DEKONSENTRASI /TPPENDANAAN DEKONSENTRASI

1. Program dan kegiatan yang menjadi urusan Pemerintah yang akan didekonsentrasikan harus tertuang dalam RKA-KL, dengan pendanaan sepenuhnya bersumber dari APBN melalui DIPA K/L dengan memperhitungkan kebutuhan anggaran untuk biaya penyusunan dan pengiriman laporan, operasional dan pemeliharaan atas hasil pelaksanaan kegiatan yang belum dihibahkan, honorarium pejabat pengelola keuangan dan biaya lainnya dalam rangka pencapaian target.

2. K/L tidak diperkenankan mensyaratkan dana pendamping atau sebutan lainnya yang membebani APBD.

3. Pembebanan APBD hanya digunakan untuk mendanai urusan daerah yang disinergikan dengan program dan kegiatan yang akan didekonsentrasikan.

Page 31: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

Kegiatan Dekonsentrasi

Komponen Utama; yang bersifat nonfisik, antara lain sinkronisasi dan

koordinasi perencanaan, fasilitasi, bimbingan teknis, pelatihan, penyuluhan, supervisi, penelitian dan survei, pembinaan dan pengawasan, serta pengendalian. Alokasi anggarannya menggunakan akun belanja barang sesuai peruntukannya.

Komponen Penunjang; untuk pelaksanaan tugas administratif dan/atau pengadaan input berupa pengadaan barang/jasa dan penunjang lainnya, dialokasikan dengan akun belanja barang sesuai peruntukannya.

Dalam hal Komponen Penunjang digunakan untuk pengadaan barang berupa aset tetap, pengalokasian anggarannya menggunakan akun Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi untuk Diserahkan ke Pemerintah Daerah (526511)

3131

Page 32: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

TATA CARAPENYUSUNAN RKA – K/L

Page 33: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

Penyusunan RKA-K/L

1. Satker harus menyiapkan dokumen RKA Satker untuk mencantumkan sasaran kinerja kegiatan dan alokasi anggarannya pada tingkat Komponen .

Fokus pada :a) Kesesuaian dan keterkaitan antara kegiatan, sasaran, indikator, output,

komponen dalam RKA-K/L dengan dokumen perencanaan nasional dan Kemenkes, seperti: RPJMN, RKP, Renstra, Renja K/L, SKN, RAP, dan RAK untuk mendukung pencapaian indikator Kemenkes.

b) Kesesuaian RKA-K/L dengan kebijakan/peraturan dari Kementerian Keuangan, Kementerian Kesehatan, K/L terkait, serta peraturan perencanaan dan penganggaran lainnya.

2. RKA-K/L berdasarkan pagu anggaran disampaikan kepada Kementerian Keuangan c.q Direktorat Jenderal Anggaran setelah direviu oleh Aparat Pengawasan Intern c.q Itjen dan diteliti Sekjen c.q Biro Perencanaan dan Anggaran.

3. Apabila terjadi perubahan dari pagu anggaran ke alokasi anggaran, masing-masing satker segera melakukan penyesuaian RKA-KL untuk dilakukan reviu oleh Itjen dan diteliti oleh Roren bagi satker yang mengalami perubahan.

3333

Page 34: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

a. Meneliti dan memastikan pagu anggaran per progam per jenis belanja berdasarkan Pagu Anggaran K/L;

b. Menetapkan sasaran kinerja untuk masing-masing Satker mengacu pada Dokumen RKP dan Renja K/L tahun berkenaan:

1) volume output kegiatan dalam kerangka Angka Dasar; dan

2) volume output kegiatan dalam kerangka Inisiatif Baru.

c. Menetapkan alokasi anggaran masing-masing Satker:

1) alokasi anggaran dalam kerangka Angka Dasar; dan

2) alokasi anggaran dalam kerangka Inisiatif Baru.

d. Menyiapkan Daftar Pagu Rincian per Satker yang berfungsi sebagai batas tertinggi pagu satker.

e. Menyusun dokumen pendukung (TOR, RAB dan GBS) beserta dokumen teknis lainnya.

Persiapan Dalam Penyusunan RKA-K/L

34

a. Menyiapkan dokumen baik sebagai acuan maupun sebagai dasar pencantuman sasaran kinerja kegiatan dan alokasi anggarannya pada tingkat output kegiatan dalam RKA Satker, meliputi: 1) informasi kinerja yang terbagi dalam alokasi anggaran jenis angka dasar dan inisiatif baru; 2) peraturan perundangan mengenai struktur organisasi K/L dan tusi-nya; 3) dokumen Renja K/L dan RKP tahun berkenaan; 4) petunjuk penyusunan RKA-K/L; 5) Standar Biaya tahun berkenaan.

b. Meneliti dan memastikan kesesuaian dengan kebijakan unit eselon I dalam hal:

1) Besaran alokasi anggaran Satker;2) Besaran Angka Dasar dan/atau Inisiatif Baru

c. Menyusun KK Satker dan RKA Satker serta menyimpan datanya dalam Arsip Data Komputer-nya (ADK);

d. Menyusun dokumen pendukung, khususnya Rencana Bisnis dan Anggaran BLU (RBA BLU) dari Satker BLU;

e. Menyampaikan dokumen pendukung teknis.

Unit Eselon I Satker

34

Page 35: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

Mekanisme Penyusunan RKA-K/L berdasarkan Pagu Anggaran K/L

35

Satker

• Login aplikasi RKA-K/L DIPA;• Menuangkan alokasi anggaran

angka dasar;• Menuangkan alokasi anggaran

inisiatif baru;• Meyakini kebenaran isian

penuangan anggaran Angka Dasar (AD) dan Inisiatif baru (IB); dan

• Mencetak KK Satker dan RKA Satker;

• melengkapi data dukung.

Eselon I

• Menghimpun KK Satker dan RKA Satker dlm lingkup unit eselon I berkenaan;

• Me-restore ADK yang disampaikan satker-satker yang dalam aplikasi RKA-K/L DIPA;

• Memvalidasi kinerja dan anggaran program (apabila terdapat ketidaksesuaian, unit Eselon I melakukan koordinasi dgn Satker untuk perbaikan pada KK Satker & RKA Satker);

• Meneliti dan menyaring relevansi komponen dengan output; • Mengisi informasi pada formulir 2 dan formulir 3 RKA-K/L;• Mencetak RKA-K/L unit eselon I (formulir 2 dan 3);• Menyampaikan RKA-K/L unit eselon I beserta data dukung kpd Biro

Perencanaan dan API K/L untuk diteliti.

1

Biro/Unit Perencana K/L dan API K/L3

2

• Menghimpun RKA-K/L unit eselon I dan dokumen penelaahan lainnya;

• Menyampaikan RKA-K/L beserta dokumen penelaahan lainnya kepada DJA dan Bappenas untuk ditelaah.

Sekjen/Sestama K/L

1. Konsistensi pencantuman sasaran kinerja dalam RKA-K/L dengan Renja K/L dan RKP;

2. Kesesuaian total pagu dan rincian sumber dana dalam RKA-K/L dengan Pagu Anggaran K/L

3. Kepatuhan dalam penerapan kaidah-kaidah penganggaran al : penerapan SBM dan SBK, kesesuaian akun/jenis belanja, hal-hal yang dibatasi atau dilarang, pengalokasian anggaran untuk kegiatan yang didanai dari PNBP, PHLN, PHDN, SBSN BLU, dan kontrak tahun jamak;

4. Kelengkapan dokumen pendukung RKA-K/L al : RKA Satker, TOR/RAB, dan dokumen pendukung terkait lainnya;

5. Kepatuhan dalam pencantuman tematik APBN.

Surat Pengantar Eselon I, Surat Pernyataan Pejabat Eselon I, Daftar Rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA-k/L Eselon I, RKA Satker, KK Satker, TOR/RAB beserta dokumen pendukung.

KK Satker, RKA Satker, & Data Dukung

Surat Pengantar RKA-K/L, Surat Pernyataan Pejabat Eselon I, RKA-K/L Eselon I, Daftar rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA Satker, ADK RKA-K/L.

4

35

Page 36: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

Mekanisme Penyusunan RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran K/L

36

Satker Eselon I

• Menghimpun KK Satker dan RKA Satker dlm lingkup unit eselon I berkenaan yg telah disesuaikan;

• Me-restore ADK yang disampaikan satker-satker yang dalam aplikasi RKA-K/L DIPA;

• Memvalidasi kinerja dan anggaran program (apabila terdapat ketidaksesuaian, unit Eselon I melakukan koordinasi dgn Satker untuk perbaikan pada KK Satker & RKA Satker);

• Meneliti dan menyaring relevansi komponen dengan output; • Mengisi informasi pada formulir 2 dan formulir 3 RKA-K/L;• Mencetak RKA-K/L unit eselon I (formulir 2 dan 3);• Menyampaikan RKA-K/L unit eselon I beserta data dukung kpd Biro

Perencanaan dan API K/L untuk diteliti.

1

Biro/Unit Perencana K/L dan API K/L3

2

• Menghimpun RKA-K/L unit eselon I dan dokumen pendukung lainnya;

• Menyampaikan RKA-K/L beserta dokumen penelaahan lainnya kepada Komisi terkait DPR unt dibahas dan mendapt persetujuan.

Sekjen/Sestama K/L

1. Meneliti RKA-K/L dan dokumen pendukung yg mengalami perubahan/penyesuaian.

2. Menyampaikan hasil penelitian kpd unit eselon I untuk dihimpun dan dibahas dg Komisi terkait DPR.

Surat Pengantar Eselon I, Surat Pernyataan Pejabat Eselon I, Daftar Rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA-k/L Eselon I, RKA Satker, KK Satker, TOR/RAB beserta dokumen pendukung.

4

• Login aplikasi RKA-K/L DIPA;• Mengidentifikasi dan meneliti

perubahan belanja sesuai dengan alokasi anggaran;

• Melakukan penyesuaian pada KK Satker dan RKA Satker sesuai dengan alokasi anggaran;

• Mencetak dan Menyampaikan KK Satker & RKA Satker beserta data dukung kpd eselon I.

KK Satker, RKA Satker, & Data Dukung

• Menyampaikan RKA-K/L yg telah disetujui DPR beserta dokumen penelaahan lainnya kepada DJA dan Bappenas untuk ditelaah.

Surat Pengantar RKA-K/L, Surat Pernyataan Pejabat Eselon I, RKA-K/L Eselon I, Daftar rincian Pagu Anggaran Per Satker, RKA Satker, ADK RKA-K/L.

Sekjen/Sestama K/L5

36

Page 37: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

Format-format dalam Penyusunan RKA-K/L

37

Terdiri atas:

Formulir 1 – Rencana Pencapaian Strategis Pada Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran direncanakan (ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran);

Formulir 2 – Rencana Pencapaian Hasil Unit Organisasi Tahun Anggaran direncanakan (ditandatangani oleh Eselon I/Penanggung Jawab);

Formulir 3 – Rincian Biaya Pencapaian Hasil Unit Organisasi Tahun Anggaran direncanakan (ditandatangani oleh Pejabat Eselon I dan untuk RKA-K/L berdasarkan Alokasi Anggaran K/L ditambahkan tanda tangan persetujuan Komisi di DPR).

RKA-K/LRKA-K/L

Terdiri atas: Bagian A – Rencana Kinerja Satuan Kerja TA direncanakan; Bagian B – Rincian Belanja Satuan Kerja TA direncanakan

(sampai dengan level Komponen); Bagian C – Target Pendapatan Satker TA direncanakan; Bagian D – Prakiraan Maju Belanja dan Target Pendapatan

Satuan Kerja Tahun Anggaran 20XX+1, 20XX+2, 20XX+3.

RKA SatkerRKA Satker

KK Satker merupakan “Rincian Belanja Satuan Kerja Tahun Anggaran Direncanakan” sampai dengan level detil.

KK SatkerKK Satker

37

Page 38: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

....Format-format dalam Penyusunan RKA-K/L

38

Ada 2 jenis peruntukan Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference (TOR), yakni untuk output kegiatan dalam kerangka angka dasar dan untuk output dalam kerangka inisiatif baru;

KAK/TOR ditandatangani oleh Penanggung jawab Unit Perencana unit Eselon I.

KAK/TORKAK/TOR

Dokumen Rincian Anggaran Biaya (RAB) merupakan dokumen pendukung KAK/TOR yang menjelaskan besaran total biaya tiap komponen yang merupakan tahapan pencapaian output kegiatan;

RAB ditandatangani oleh Penanggung jawab Unit Perencana Eselon I.

RABRAB

Merupakan daftar yang menunjukan alokasi anggaran dari Eselon I kepada Satker-satker yang ada dibawahnya;

Daftar Pagu Anggaran Per Satker ditandatangani oleh Eselon I K/L.

Daftar Pagu Anggaran Per Satker

Daftar Pagu Anggaran Per Satker

Pernyataan Anggaran Gender/Gender Budget Statement (GBS) pada tingkat output disusun apabila berkenaan dengan anggaran Responsif Gender (ARG);

GBS ditandatangani oleh Penanggung jawab Unit Perencana Eselon I.

GBSGBS

38

Page 39: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

....Format-format dalam Penyusunan RKA-K/L

39

Merupakan surat yang ditandatangani oleh Eselon I yang menyatakan bahwa:RKA-K/L yang disusun telah sesuai dengan PMK tentang Tata Cara Penyusunan Anggaran;Dokumen-dokumen yang dipersyaratkan telah disusun dengan lengkap dan benar, diteliti Aparat Pengawasan Intern Kementerian Negara/Lembaga (API K/L), disimpan oleh Satuan Kerja dan Unit Eselon I, dan siap untuk diaudit sewaktu-waktu.Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar dan menimbulkan kerugian negara, saya bersedia menyetorkan kerugian Negara tersebut ke Kas Negara.

Surat pernyataan

Eselon I

Surat pernyataan

Eselon I

Surat Pengantar RKA-K/L ditandatangani oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau Pejabat Yang Ditunjuk;

Surat Pengatar RKA-K/L dilampiri RKA Satker, ADK RKA-K/L DIPA, Surat Pernyataan Eselon I dan Daftar Rincian Pagu Anggaran per Satker/Eselon I.

Surat Pengantar RKA-K/L

Surat Pengantar RKA-K/L

39

Page 40: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

PENUTUP

Kegiatan dalam Menu Dekon:

Mendukung pencapaian tupoksi dan output dari unit/satker pusat yang mengalokasikan dana dekon; Disusun berdasarkan prioritas kegiatan;

Perlu penjelasan urgensi menu wajib dan menu pilihan

Page 41: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

SALAM PERUBAHAN

TERIMA KASIH

Page 42: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

KESESUAIAN OUTPUT DENGAN INDIKATOR KINERJA DAN KOMPONEN

TAHUN 2015

42

Page 43: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

43

I UNIT ESELON III SATKER

12312 dst123 dst

UTAMA PENDUKUNG1 1. 2 2.3 3.4 4.5 dst 5. dst

UTAMA PENDUKUNG

1. 2.3.4.5. dst

4.

IKK

MATRIKS KESESUAIAN IKU, IKK, OUTPUT DAN TAHAPAN KEGIATAN (KOMPONEN) SATKER TA 2015

RELEVANSI DENGAN IKK TARGET/VOLUME TAHUN 2015

ALOKASI ANGGARAN 2015

KETERANGAN OUTPUT

TUPOKSI

IKU

USULAN OUTPUT 2015

TAHAPAN KEGIATAN (KOMPONEN) VII KOMPONEN

OUTPUT 2015

1.2.3.

IV

III

dst

V

VI OUTPUT OUTPUT EKSISTING 2014

RELEVANSI DENGAN OUTPUT KETERANGAN

5. dst

OUTPUT 2015USULAN TAHAPAN KEGIATAN

(KOMPONEN) 2015BARU/LAMA (BERLANJUT)

Page 44: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

1. Nomor I diisi : nama Unit Eselon I

2. Nomor II diisi : nama Satuan Kerja

3. Nomor III diisi : Tupoksi Satker sesuai Permenkes 1144 tahun 2010

4.Nomor IV diisi : Indikator Kinerja Utama (IKU) / Indikator Kinerja Program (IKP) Unit Eselon 1 sesuai Trilateral Meeting dan dokumen Renja-K/L TA 2015

5. Nomor V diisi : Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Unit Eselon II/Satker sesuai Trilateral Meeting dan dokumen

Renja-K/L TA 2015

KETERANGAN

44

Page 45: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

6. Nomor VI Output diisi :

- Output Exsisting 2014 diisi : output yang digunakan oleh Satker

pada RKA-K/L TA 2014 dan tercantum dalam aplikasi RKA-K/L - Usulan Output 2015 diisi : usulan Output yang akan digunakan pada dalam RKA-K/L TA 2015 sesuai Renja-K/L Tahun 2015 dan belum tercantum dalam aplikasi RKA-KL- Output 2015 diisi : output exsisting dan usulan output yang akan digunakan pada RKA-K/L TA 2015 (total output Satker) - Output Utama/Pendukung diisi : output 2015 termasuk output utama atau output pendukung sesuai Trilateral Meeting dan dokumen Renja-K/L Tahun 2015 - Relevansi dengan IKK diisi : masing-masing Output TA 2015 dalam mendukung IKK yang mana, apabila masih tidak terkait dengan IKK permasalahan dijelaskan dalam kolom keterangan - Target/Volume Tahun 2015 diisi : target atau volume output sesuai Renja-K/L TA 2015

- Alokasi Anggaran Tahun 2015 diisi : alokasi anggaran output sesuai Renja-K/L TA 2015 45

Page 46: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

7. Nomor VII Komponen diisi : - Output 2015 diisi : sesuai kolom Output 2015 pada nomor VI -

Usulan Komponen 2015 diisi : tahapan kegiatan (komponen)

untuk mendukung pencapaian output dalam RKA-K/L TA 2015 - Baru/Lama (Berlanjut) diisi : tahapan kegiatan (komponen)

merupakan kegiatan baru atau lama (berlanjut)

- Tahapan Kegiatan (Komponen) Utama/Pendukung diisi :

Tahapan Kegiatan (Komponen) 2015 termasuk Tahapan

Kegiatan (komponen) utama atau Tahapan Kegiatan

(komponen) pendukung

- Relevansi dengan Output diisi : masing-masing tahapan

kegiatan (komponen) dalam mendukung Output yang mana

46

Page 47: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

HAL-HAL YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN

Relevansi/kesesuaian Indikator Kinerja dengan Output

Kegiatan Dalam proses penyusunan Renja-KL dan RKA-KL, sasaran kinerja masing-masing Satker harus terukur, realistis, efektif, dan efisien serta juga harus mendukung pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) dari unit eselon II nya serta pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dari unit eselon I nya.

LANGKAH –LANGKAH: 1. Rumusan IKK telah sesuai dengan tupoksi Satker

( tupoksi Satker telah tertampung dalam rumusan IKK );2. Rumusan IKK sudah mempunyai output ( output eksisting sudah tercantum dalam aplikasi RKA-KL);3. Rumusan output dan atau output eksisting dalam aplikasi RKA-KL telah

sesuai dengan rumusan IKK.

47

Page 48: KEMENTERIAN KESEHATAN  REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL

FAKTOR EKSTERNAL

a. Anggaran yang belum mendapatkan persetujuan DPR;

b. Anggaran untuk satker baru yang belum mendapat persetujuan Men PAN dan RB;

c. Alokasi anggaran untuk kegiatan yang belum ada dasar hukumnya pada saat penelaahan berdasarkan Pagu Alokasi Anggaran;

d. Sisa dana yang belum ditetapkan penggunaannya yang berasal dari hasil penelaahan berdasarkan Pagu Alokasi Anggaran;

FAKTOR INTERNAL

a. Terdapat ketidaksesuaian antara indikator kinerja kegiatan (IKK) dengan Keluaran (output) yang dihasilkan;

b. Kurang/tidak relevan (tidak ada keterkaitan/ketidaksesuaian) antara Keluaran dengan Subkeluaran atau komponen

48

OUTPUT CADANGAN