kementerian kesehatan republik indonesia politeknik ... · dan selalu bersyukurlah atas kasih...

72
HITUNG JUMLAH LIMFOSIT DAN MONOSIT PADA PASIEN TUBERCULOSIS PARU YANG SEDANG MELAKUKAN PENGOBATAN DI PUSKESMAS POASIA ANDUONOHU KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan OLEH : SISKIA AZIZAH NIM.P00341015041 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2018

Upload: others

Post on 27-Sep-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

1

HITUNG JUMLAH LIMFOSIT DAN MONOSIT PADA PASIEN

TUBERCULOSIS PARU YANG SEDANG MELAKUKAN PENGOBATAN DI

PUSKESMAS POASIA ANDUONOHU KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan

Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Analis Kesehatan

OLEH :

SISKIA AZIZAH

NIM.P00341015041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2018

Page 2: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

2

ii

Page 3: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

3

iii

Page 4: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

4

iv

Page 5: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

5

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Siskia Azizah

Nim : P00341015041

Tempat, Tanggal Lahir: Kendari, 15 Oktober 1997

Suku / Bangsa : Tolaki/ Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri 13 Baruga, tamat tahun 2009

2. SMP Negeri 9 Kendari, tamat tahun 2012

3. SMA Negeri 5 Kendari, tamat tahun 2015

4. Sejak Tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Poltekkes Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

v

Page 6: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

6

MOTTO

“karena Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau

telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)

agar menjadi manusia yang baik. Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan

cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

hidupmu akan menjadi kosong.

Kupersembahkan untuk almamaterku

Ayah dan ibu tercinta

Keluargaku tersayang

Doa Dan Nasehat Untuk Menunjang Keberhasilanku

vi

Page 7: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

7

ABSTRAK

SiskiaAzizah (P00341015041) Identifikasi Limfosit dan Monosi Pada Pasien TB

Paru Yang Sedang Melakukan Pengobatan Di Puskesmas Poasia Andonohu Kota

Kendari. Bimbing oleh Muhaimin Saranani dan Satya Darmayani. Limfosit dan

monosit adalah jenis leukosit yang berperan dalam melawan infeksi yang terjadi

dalam tubuh. Limfosit mempunyai peran penting dalam pertahanan respon imun

adaptif terhadap Mycobacterium tuberculosis sedangkan Monosit berperan dalam

reaksi seluler terhadap bakteri tubekulosis. Metode penelitan ini adalah deskriptif.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi limfosit dan monosit pada pasien TB

paru yang sedang pengobatan. Sampel dari penelitian ini di dapatkan dari pasien

tuberculosis paru tahap pengobatan pada bulan ke III sampai dengan VI. Jumlah

sampel pada penelitian ini di dapatkan sebanyak 20 sampel yang memenuhi criteria

inklusi yang terdiri dari 12 pasien laki-laki (60%) dan 8 pasien perempuan (40%).

Penelitian ini di dapatkan hasil bahwa dari 20 pasien TB paru yang sedang

pengobatan, diperoleh hasil 15 pasien memiliki jumlah limfosit yang normal dengan

presentase 75% dan 5 pasien didapat kan hasil yang abnormal dengan presentase

25%. Sedangkan pada jumlah monosit di dapatkan hasil yang normal sebanyak 1

pasien dengan persentase 5% dan 19 pasien di dapatkan hasil yang abnormal dengan

persentase 95%.

Kata kunci : Limfosit, monosit, Pasien TB paru.

DaftarPustaka : 26 buah (2003-2017)

vii

Page 8: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

8

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji dan syukur penulis panjatkan atas

kehadirat Allah S.W.T. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas limpahan

rahmat, karunia dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang

berjudul “ Hitung Jumlah Limfosit Dan Monosit Pada Pasien Tuberculosis Paru

Yang Sedang Melakukan Pengobatan Di Puskesmas Poasia Andonohu Kota

Kendari”. Penelitian ini di susun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan program diploma III (DIII) pada Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Selama penulisan hasil penelitian ini penulis mengalami banyak kendala dan

tantangan, namun berkat hidayah-Nya dan semangat penulis serta bantuan dari

berbagai pihak sehingga hasil penelitian ini dapat terselesaikan. Dalam kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua

orang tua penulis yaitu Bapak Drs. Surahman dan Ibu Susanti Sungkono, S.Pd

untuk semua kasih sayang, materil, semangat, nasehat serta doa terbaik yang selalu

dipanjatkan kepada Allah S.W.T untuk kelancaran dan kesuksesan penulis.

viii

Page 9: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

9

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Muhaimin

Saranani, S.Kp., M.Kep selaku pembimbing I dan Ibu Satya Darmayani, S.Si.,

M.Eng selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan

serta sabar dan selalu meluangkan waktunya di tengah kesibukan beliau berdua,

semoga Allah membalas kebaikan beliau dengan balasan yang terbaik.

Ucapan Terima Kasih penulis juga ditunjukkan kepada :

1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian

kepada penulis dalam penelitian ini.

3. Ibu Anita Rosanty, S.ST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Analis Kesehatan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

4. Ibu Tuty Yuniarty, S.Si., M.Kes selaku penguji I dan ibu Thesobia Grance Orno,

S.Si.,M.Kes Selaku Penguji II.

5. Bapak dan ibu dosen beserta staf Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan atas segala fasilitas dan pelayanan akdemik yang diberikan selama

penulis menuntut ilmu.

6. Kepala Laboratorium Puskesmas Poasia Andonohu Kota Kendari.

7. Saudaraku Fadliani Ramadhan, S.Farm, Teguh Kusuma dan Rahmat Surya

terimakasih atas segala bantuan, dukungan dan doa yang telah diberikan.

ix

Page 10: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

10

8. Seluruh rekan-rekan, mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari khususnya

jurusan Analis Kesehatan 2015-2018 yang penulis tak bisa sebutkan satu

persatu. Terimakasih atas motivasi, masukan, dukungan dan, kebersamaan

dalam suka maupun duka mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

Kendari Jurusan Analis Kesehatan. Semoga apa yang kita lakukan menjadi

sesuatu yang berkah

9. Seluruh pihak yang telah membantu melancarkan penelitian dan penulisan ini

yang tidak tersebutkan namanya ucapan terima kasih tidak terhingga dari penulis

Sebagaimana manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan,

penulis menyadari sepenuhnya dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang

ada, sehingga bentuk dan isi Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan

dan masih teradapat kekeliruan dan kekurangan.Oleh karena itu dengan kerendahan

hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari

semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis ini

Akhir kata, semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmatnya-Nya

kepada kita semua. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian

selanjutnya.Karya ini merupakan tugas akhir yang wajib dilewati dari masa studi

yang telah penulis tempuh, semoga menjadi awal yang baik bagi penulis Amin.

x

Page 11: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

11

.

Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakaatuh.

Kendari, Mei 2018

Penulis

Xi

Page 12: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

12

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv

RIWAYAT HIDUP.................................................................................... v

MOTTO...................................................................................................... vi

ABSTRAK.................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN.............................................................................xv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah..............................................................................5

C. Tujuan Penelitian...............................................................................5

D. Manfaat Penelitian.............................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Tuberculosis TB.....................................6

B. Tinjauan Umum Tentang limfosit dan monosit...............................17

C. Tinjauan Umum Tentang Metode Pemeriksaan .............................25

BAB III KERANGKA KONSEP

xii

Page 13: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

13

A. Dasar Pemikiran.............................................................................. 28

B. Kerangka Konsep............................................................................ 29

C. Variabel Penelitian.......................................................................... 30

D. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif.................................... 30

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 31

B. Tempat Dan WaktuPenelitian......................................................... 31

C. Populasi Dan Sampel....................................................................... 31

D. Jenis data dan Prosedur Data........................................................... 32

E. Prosedur Pengumpulan Data............................................................ 32

F. Instrumen Penelitian......................................................................... 33

G. Prosedur Data................................................................................... 33

H. Pengolahan Data dan Penyajian data ...............................................35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 36

B. Hasil Penelitian................................................................................ 37

C. Pembahasaan.................................................................................... 40

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................... 45

B. Saran ............................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiii

Page 14: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

14

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intrpretasi hasil pemeriksaan TB Paru...............................................12

Tabel 2.2 Interpretasi pemeriksaan mikroskopis TB paru skala UATLD...........12

Tabel 2.3 Jenis dan Obat OAT.................................................................16

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada

Pasien TB Paru Yang Sedang Pengobatan Di Puskesmas Poasia

Andonohu Kota Kendari..................................................................38

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada Pasien TB

Paru Yang Sedang Pengobatan Di Puskesmas Poasia Andonohu Kota

Kendari.............................................................................................39

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Masa Pengobatan Pada

Pasien TB Paru Yang Sedang Pengobatan Di Puskesmas Poasia

Andonohu Kota Kendari..................................................................39

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Limfosit Pada Pasien TB

Paru Yang Sedang Melakukan Pengobatan di Puskesmas Poasia

Andonohu Kota Kendari………................…………...………........40

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Monosit Pada Pasien TB Paru

Yang Sedang Melakukan Pengobatan DI Puskesmas Poasia Andonohu

Kota Kendari………………..…………………....................…........41

xiii xiii xiv

Page 15: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

15

DAFTAR SINGKATAN

BTA :Bakteri Tahan Asam

IUATLD :Internasional Union Against Tuberculosis and Lung

Tuberculosis

OAT :Obat Anti Tuberculosis

SPS :Sewaktu Pagi Sewaktu

pH :Derajat Keasaman

TB :Tuberculosis

WHO :World Healt Organitation

xv

Page 16: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

16

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Morfologi Bakteri.......................................................9

Gambar 2 Limfosit...........................................................................17

Gambar 3 Monosit...........................................................................21

xvi

Page 17: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

17

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Hasil Penelitian

Lampiran 2 Tabulasi Data

Lampiran 4 Surat Izin Penelitian Dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 5 Surat Izin Dari Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah

Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 7 Dokumentasi ProsesPenelitian

xvii

Page 18: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuberculosis paru (TB paru) merupakan salah satu penyakit

infeksi yang prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan

World Health Organitation (WHO, 2012) sepertiga populasi dunia yaitu

sekitar dua milyar penduduk terinfeksi Mycobacterium Tuberculosis.

Serta dari 8 juta populasi, terkena TB aktif setiap tahunnya dan 2 juta

meninggal dunia. Lebih dari 90% kasus TB dan kematian berasal dari

Negara berkembang salah satunya Indonesia (Depkes RI, 2012).

Indonesia saat ini berada pada rangking kedua Negara dengan beban

TB paru tertinggi di dunia setelah India. Dalam laporan Tuberkulosis Global

2014 di rilis oleh laporan World Health Organitation (WHO) di sebutkan

insidensi di Indonesia pada angka 460.000 kasus baru per tahun. Namun di

tahun 2015, angka tersebut sudah di revisi, yakni naik menjadi juta kasus per

tahun. Persentasi jumlah kasus di Indonesia pun menjadi 10% terhadap

seluruh kasus di dunia sehingga menjadi Negara dengan kasus terbanyak

kedua setelah India. Negara India menempati urutan pertama dengan

presentasi kasus 23% di seluruh dunia (WHO, 2015).

Di Sulawesi Tenggara Tahun 2016 ditemukan 3.105 kasus baru

BTA positif (BTA+), menurun di bandingkan tahun 2015 dengan 3.268 kasus.

Seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, penemuan kasus baru

tertinggi yang dilaporkan masih berasal dari 3 kabupaten yaitu Kabupaten

Muna, Konawe dan Kota Kendari. Jumlah kasus baru di tiga kabupaten

tersebut mencapai ˃50% dari keseluruhan kasus baru BTA+ di Sulawesi

Tenggara (Dinkes, 2016).

1

Page 19: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

2

TB paru adalah salah satu penyakit yang masih menjadi permasalahan

di Kota Kendari. Rendahnya kemampuan dalam mengantisipasi kejadian TB

Paru BTA Positif di Kota Kendari antara lain disebabkan karena waktu,

tempat dan angka kejadian belum dapat diprediksi dengan baik dan belum

tersedianya peta kerentanan wilayah berdasarkan waktu kejadian, sehingga

kasus TB Paru BTA Positif khususnya yang terjadi di kota Kendari terus

meningkat setiap tahunnya. Pada puskemas yang ada di kota Kendari,

puskesmas Poasia adalah puskesmas dengan angka kasus penderita TB paru

tertinggi se-Kota Kendari (Dinkes, 2014). Berdasarkan data primer dari tahun

2013-2016 penyakit TB paru masuk dalam 3 besar penyakit menular tertinggi

di Puskesmas Poasia (Puskesmas Poasia, 2016).

Berdasarkan data yang di peroleh pada tahun 2016 di Puskesmas

Poasia Kota Kendari di temukan 575 kasus dan di dapatkan BTA+ sebanyak

43 kasus. Sedangkan pada tahun 2017 kasus yang didapatkan bulan januari

sampai bulan november sebanyak 371 kasus, untuk BTA+ sebanyak 39 kasus.

Tahun 2016 sampai dengan tahun 2017 di bulan januari-november pasien

yang sedang melakukan pengobatan OAT sebanyak 165 pasien (Puskesmas

Poasia, 2017).

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit TB

setelah penemuan kasus adalah dengan pengobatan. Tentu saja diharapkan

semua kasus baru maupun lama yang ditemukan dapat diberikan intervensi

berupa pengobatan yang komprehensif. Indikator yang digunakan dalam

evaluasi pengobatan adalah angka keberhasilan pengobatan (success rate).

Angka keberhasilan pengobatan ini berasal dari angka kesembuhan dan angka

pengobatan lengkap (Amaylia, 2003).

Page 20: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

3

Pada tahun 2015 angka keberhasilan pengobatan di Sulawesi

Tenggara mencapai 87,15%. Kementerian Kesehatan menetapkan target

Renstra untuk angka keberhasilan pengobatan tahun 2015 sebesar 87%.

Sedangkan pada tahun 2016 cakupan tersebut naik menjadi 88,40%. World

Health Organitation (WHO) telah menetapkan angka untuk keberhasilan

pengobatan sebesar 85%. Dengan demikian pada tahun 2016 Sulawesi

Tenggara telah mencapai standar target Renstra Kemenkes (WHO, 2016).

Obat anti-tuberculosis yang digunakan untuk pengobatan

tuberkulosis dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu pengobatan lini pertama dan

pengobatan lini kedua. Pengobatan tuberculosis pada lini pertama, yaitu

rifampisin, isoniazid, etambutol, pirazinamid, sterptomisin. Obat-obatan pada

lini pertama ini memiliki efektifitas lebih tinggi dan toksisitas yang sedang,

namun karena mempertimbangkan resistensi dan kontraindikasi pasien maka

terdapat pengobatan tuberkulosis lini kedua, seperti anti biotic golongan

fluoro kuinolon (siprofloksasin, levofloksasin, ofloksasin, etionamid,

kanamisin, sikloserin, amikasin, kapreomisin dan paramino salisilat)

(Farmakologi, 2012).

Pengobatan tuberculosis dengan obat anti-tuberkulosis dapat

menurunkan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit, yang sebelumnya

jumlahnya meningkat karena terjadi infeksi. Sehingga setelah beberapa bulan

pengobatan didapatkan hasil hitung jenis leukosit dan hitung jumlah leukosit

dalam jumlah yang normal kembali (Amaylia, 2003).

Leukosit adalah komponen sel darah putih yang berperan membantu

tubuh melawan berbagai penyakit infeksi salah satunya infeksi tuberculosis,

leukosit merupakan bagian sistem kekebalan tubuh. Leukosit dibagi menjadi 2

golongan utama, yaitu leukosit granular dan leukosit agranular. Pada leukosit

Page 21: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

4

agranular, terbagi menjadi dua yaitu limfosit dan monosit. Limfosit dan

monosit adalah jenis leukosit yang berperan dalam melawan infeksi yang

terjadi pada dalam tubuh. Ketika tuberculosis masuk ke dalam tubuh

seseorang maka tubuh yang terinfeksi oleh Mycobacterium tuberkulosis akan

melakukan perlawanan dengan memberikan respon imun yang akan di

regulasi oleh sistem imunlogi. Limfosit mempunyai peran penting dalam

pertahanan respon imun adaptif terhadap Mycobacterium tuberculosis.

Limfosit akan mengalami penurunan jumlah. Penurunan jumlah ini

menunjukkan proses tuberculosis aktif. Penurunan jumlah limfosit ini di sebut

dengan limfopenia. Limfopenia yaitu jumlah limfosit berada di bawah

2000/mm3

(Rahmawati, 2013). Monosit juga berperan penting dalan respon

imun pada infeksi tuberkulosis. Monosit berperan dalam reaksi seluler

terhadap bakteri tubekulosis. Pada saat tuberculosis aktif akan terjadi

monositosis. Monositosis adalah peningkatan jumlah monosit diatas 950/mm3.

Adanya monositosis sebagai petanda aktifnya penyebaran tuberculosis

(Amaylia, 2003).

Menurut penelitian yang telah di lakukan oleh Prawesti (2016) pada

pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit pada pasien

tuberculosis rawat inap di RSUD Ciamis didapatkan hasil adanya peningkatan

atau hasilnya diatas nilai normal, sedangkan hitung jenis leukosit diperoleh

hasil yang abnormal yang di tandai adanya peningkatan pada sel jenis leukosit

(Prawesti, 2016).

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik melakukan

penelitian untuk melihat gambaran limfosit dan monosit pada pasien TB paru

yang sedang melakukan pengobatan di Puskesmas Poasia.

Page 22: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

5

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana gambaran limfosit

dan monosit pada pasien Tuberculosis Paru yang sedang melakukan

pengobatan di puskesmas Poasia Anduonohu ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran Limfosit dan Monosit pada pasien TB Paru yang

sementara melakukan pengobatan di puskesmas Poasia Anduonohu.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk menetukan peningkatan limfosit pada pasien TB Paru yang

sementara melakukan pengobatan di puskesmas Poasia Anduonohu.

b. Untuk menetukan penurunan monosit pada pasien TB Paru yang

sementara melakukan pengobatan di Puskesmas Poasia Anduonohu.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan memperdalam

pengalaman bagi peneliti tentang penyakit TB paru serta pengobatannya

dan pemeriksaan jenis leukosit.

2.Bagi Institusi Pendidikan

Karya Tulis Ilmiah yang dibuat diharapkan dapat memberi tambahan

ilmu pengetahuan serta bahan informasi yang akan memberikan manfaat

dan sebagai pelengkap mutu pendidikan ilmu pengetahuan bagi calon

peneliti selanjutnya terutama di bidang Hematologi dan Bakteriologi

3. Bagi Masyarakat

Sebagai tambahan informasi kepada masyarakat dalam mengikuti

proses pengobatan OAT.

Page 23: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Tuberkulosis (TB)

1. Definisi Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung yang di

sebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar (80%)

menyerang paru-paru. Bakteri tersebut biasanya masuk ke dalam tubuh melalui

udara lewat saluran pernafasan dan dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh

lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, melalui saluran

nafas, bronkus atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya. Penyakit TB

paru dapat menyerang semua kelompok usia (Depkes RI, 2014).

TB Paru adalah kasus TB yang menyerang jaringan paru, tidak

termasuk pleura (selaput paru). Penyakit TB merupakan penyakit menahun,

bahkan dapat seumur hidup. Setelah seseorang terinfeksi bakteri Mycobacterium

tuberculosis, hampr 90% penderita secara klinis tidak sakit, hanya di dapatkan

test tuberculin positif dan 10% akan sakit. Penderita yang sakit bila tanpa

pengobatan, setelah 5 tahun 50% penderita TB paru akan mati, 25% sehat dengan

pertahanan tubuh yang baik dan 25% menjadi kronik dan infeksius (Depkes RI,

2014).

Bakteri tuberculosis berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu

tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu di sebut pula sebagai basil

tahan asam (BTA). Bakteri TB paru cepat mati dengan sinar matahari langsung,

tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab

(Burhan, 2010 ).

6

Page 24: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

7

2. Epidemologi

A. Personal

a) Umur

Tb Paru Menyerang siapa saja tua, muda bahkan anak-anak.Sebagian

besar penderita TB Paru di Negara berkembang berumur dibawah 50

tahun. Data WHO menunjukkan bahwa kasus TB paru di Negara

berkembang banyak terdapat pada umur produktif 15-29 tahun. Penelitian

Rizkiyani pada tahun 2008 menunjukkan jumlah penderita baru Tb Paru

positif 87,6% berasal dari usia produktif (15-54 tahun) sedangkan 12,4 %

terjadi pada usia lanjut (≤ 55 tahun) (Karta, 2009).

b) Jenis Kelamin

Penyakit TB Paru menyerang orang dewasa dan anak-anak, laki-

laki dan perempuan. TB paru menyerang sebagian besar laki-laki usia

produktif(Karta,2009).

c) Stasus gizi

Status nutrisi merupakan salah satu faktor yang menetukan fungsi

seluruh sistem tubuh termasuk sistem imun. sistem kekebalan dibutuhkan

manusia untuk memproteksi tubuh terutama mencegah terjadinya infeksi

yang disebabkan oleh `mikroorganisme (Laban, 2008). Bila daya tahan

tubuh sedang rendah, kuman TB paru akan mudah masuk ke dalam tubuh.

Kuman ini akan berkumpul dalam paru-paru kemudian berkembang biak.

Tetapi, orang yang terinfeksi kuman TB Paru belum tentu menderita TB

paru. Hal ini bergantung pada daya tahan tubuh orang tersebut. Apabila,

daya tahan tubuh kuat maka kuman akan terus tertidur di dalam tubuh

(dormant) dan tidak berkembang menjadi penyakit namun apabila daya

tahan tubuh lemah, maka kuman TB akan berkembang menjadi penyakit.

Penyakit TB paru lebih dominan terjadi pada masyarakat yang status gizi

rendah karena sistem imun yang lemah sehingga memudahkan kuman TB

Masuk dan berkembang biak (Karta, 2009).

Page 25: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

8

B. Tempat

a) Lingkungan

TB paru merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan yang

ditularkan melalui udara. Keadaan berbagai lingkungan yang dapat

mempengaruhi penyebaran TB paru salah satunya adalah lingkungan yang

kumuh kotor. Penderita TB Paru lebih banyak terdapat pada masyarakat

yang menetap pada lingkungan yang kumuh dan kotor (Karta, 2009).

b) Kondisi sosial ekonomi

Sebagai penderita TB paru adalah dari kalangan miskin. Data

WHO pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa angka kematian akibat

TB paru sebagaian besar berada di Negara yang relatif miskin (Karta,

2009).

c) Waktu

Penyakit Tb paru dapat menyerang siapa saja, dimana saja, dan

kapan saja tanpa mengenal Penyakit TB paru dapat menyerang siapa

saja, dimana saja, dan kapan saja tanpa mengenal waktu. Apabila kuman

telah masuk ke dalam tubuh pada saat itu kuman akan berkembang biak

dan berpotensi untuk terjadinya TB paru waktu. Apabila kuman telah

masuk ke dalam tubuh pada saat itu kuman akan berkembang biak dan

berpotensi untuk terjadinya TB paru (Karta, 2009).

Page 26: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

9

3. Morfologi Mycobacterium Tuberculosis

Sumber: www.slideshare.net

Gambar 1 Morfologi Bakteri Mycobactrium Tuberculosis

Penyebab tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

berbentuk batang atau sedikit melengkung, tidak berspora, tidak berkapsu dan

ukuran panjang 1-4 µm dan tebal 0,3-0,6µm (Amir, 2014). Reservoir infeksi

biasanya di temukan pada manusia dengan penyakit paru aktif (Kumar, 2013).

Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah bakteri

Mycobacterium tuberculosis yang merupakan bakteri tahan asam. Di kenal ada

2 tipe bakteri Mycobacterium tuberculosis paru di sebabkan oleh tipe humans

walaupun tipe bovinus dapat juga menyebabkan terjadinya tuberculosis paru,

namun hal itu sangat jarang terjadi (Depkes, 2007).

Mycobacterium tuberculosis hominis bersifat aerob abligat yang

pertumbuhannya terhambat oleh pH kurang dari 6,5 (Kumar, 2013). Sebagian

besar dinding kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang

membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alcohol) sehingga di besut

bakteri tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Kuman dapat tahan hidup

pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat bertahan bertahun-

tahun dalam lemari es). Hal ini dapat terjadi karena kuman dalam sifat

Page 27: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

10

dormant. Dari sifat dorment ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadi

penyakit tuberculosis menjadi aktig lagi (Amin, 2014). Sifat lain

Mycobacterium tuberculosis adalah aerob. Sifat ini menunjukkan kuman lebih

menyenagi jaringan yang tinggi kandungan okseigennya. Dalam hal ini tekanan

oksegen pada bagian apical paru-paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga

bagian apical ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberculosis (PDPI,

2006).

Penyebab dari penyakit ini adalah bakteri Mycobacterium

Tuberkulosis. Ukuran dari bakteri ini cukup kecil yaitu 0.504 mikron x 0.3-0.6

mikron dan bentuk dari bekteri ini yaitu batang, tipis, lurus atau agak

bengkok, tidak mempunyai selubung tetapi bakteri ini mempunyai lapisan luar

yang tebal terdiri dari lipoid (terutama asam mikolat). Sifat dari bakteri ini

agak istimewah, karena bakteri ini dapat bertahan terhadap pencucian warna

dengan asam dan alcohol sehingga sering di sebut bakteri tahan asam (BTA).

Selain itu bakteri ini juga tahan terhadap suasana kering dan dingin. Bakteri

ini juga tahan pada kondisi rumah atau lingkungan yang lembab dan gelap

bias sampai berbulan-bulan namun bakteri ini tidak tahan atau dapat mati

apabila terkena sinar matahari (Widoyono, 2011).

4. Klasifikasi penyakit

Klasifikasi bedasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis

Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak secara mikroskopik, TB paru

terbagi dalam :

1. TB Paru BTA Positif

Kriteria diagnostic TB paru BTA positif harus meliputi: sekurang-

kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif: 1

spesimen dahak menunjukan gambaran tuberculosis: 1 spesimen

dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakkan kuman TB positif: 1 atau

lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesimen dahak SPS

pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negative dan tidak ada

perbaikkan setelah pemberian antibiotic dan OAT.

Page 28: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

11

2. TB Paru Negatif

Kasus yang tidak memenuhi definisi pada TB paru BTA

positif.Kriteria diagnostic TB paru BTA negatif haru meliputi: paling

tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya negatif : foto toraks abnormal

menunjukan gambaran tuberculosis: tidak ada perbaikan setelah

pemberian antibiotik non OAT, di tentukan (dipertimbangkan) oleh

dokter untuk diberi pengobatan (PDPI, 2011).

5. Diagnosis

Diagnosis tuberkulosis paru ditegakkan melalui pemeriksaan gejala

klinis, mikrobiologi, radiologi, dan patologi klinik.Pada program tuberkulosis

nasional, penemuan BTA melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan

diagnosis utama. Pemeriksaan lain seperti radiologi, biakan dan uji kepekaan

dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis sepanjang sesuai dengan

indikasinya. Tidak dibenarkan mendiagnosis tuberkulosis hanya berdasarkan

pemeriksaan fototoraks saja.Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran

yang khas pada TB paru, sehingga sering terjadi overdiagnosis (Depkes,

2007).

a. Pemeriksaan Dahak Mikroskopis

Pemeriksaan dahak berfungsi untuk menegakkan diagnosis, menilai

keberhasilan pengobatan dan menentukan potensi penularan.Pemeriksaan

dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan dengan mengumpulkan 3

spesimen dahak yang dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berurutan

sewaktu-pagi sewaktu (SPS) (Depkes, 2007).

1) S(sewaktu): Dahak dikumpulkan pada saat suspek tuberculosis

datang berkunjung pertama kali. Pada saat pulang,

suspekmembawa sebuah pot dahak untuk mengumpulkan dahak

pada pagihari kedua

2) P(pagi): Dahak dikumpulkan di rumah pada pagi hari kedua,

segerasetelah bangun tidur. Pot dibawa dan diserahkan sendiri

kepadapetugas.

Page 29: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

12

3) S(sewaktu): Dahak dikumpulkan pada hari kedua,

saatmenyerahkan dahak pagi hari.

Pemeriksaan mikroskopisnya dapat dibagi menjadi dua yaitu

pemeriksaan mikroskopis biasa di mana pewarnaannya dilakukan dengan

Ziehl Nielsen dan pemeriksaan mikroskopis fluoresens di mana

pewarnaannya dilakukan dengan auramin-rhodamin (khususnya untuk

penapisan)

Tabel 2. 1. Intepretasi hasil pemeriksaan Tb paru

Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala

IUATLD (International Union Against Tuberculosis and lung

Tuberculosis) yang merupakan rekomendasi dari WHO.

Tabel 2.2. Interpretasi pemeriksaan mikroskopis Tb paru skala UATLD

Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapangan pandang Negative

Temukan 1-9 BTA dalam 100 lapangan pandang

Di tulis

dalam jumlah

jumlah kuman

yang di temukan

Di temukan 10-99 BTA dalam 100 lapangan pandang +(1+)

Di temukan 1-10 BTA dalam 1 lapangan pandang ++ (2+)

Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapangan pandang +++(3+)

b. Pemeriksaan Bactec

Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC ini adalah metode

radiometrik. Mycobacterium tuberculosa metabolisme asam lemak yang

kemudian menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh

mesinini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan biakan

secara cepat untuk membantu menegakkan diagnosis dan melakukan uji

3 kali positif atau dua kali positif,1 kali

BTA+

negatif

1 kali positif, 2 kali negative

ulangi

BTA 3

Kali

Bila 1 kali positif, dua kali negatif BTA +

Bila 3 kali negative BTA -

Page 30: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

13

kepekaan. Bentuk lain teknik ini adalah dengan memakai Mycobacteria

GrowthIndicator Tube (MGIT) (Amin, 2009).

c. Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan standar adalah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas

indikasiialah foto lateral, top lordotik, oblik, CT-Scan. Pada kasus dimana

pada pemeriksaan sputum SPS positif, foto toraks tidak diperlukan lagi. Pada

beberapa kasus dengan hapusan positif perlu dilakukan foto toraks bila10,11:

1) Curiga adanya komplikasi (misal : efusi pleura, pneumotoraks)

2) Hemoptisis berulang atau berat

3) Didapatkan hanya 1 spesimen BTA +

Pemeriksaan foto toraks memberi gambaran bermacam-macam

bentuk. Gambaran radiologi yang dicurigai lesi Tb paru aktif :

a) Bayangan berawan/nodular di segmen apikal dan posterior

lobus atas dan segmen superior lobus bawah paru.

b) Kaviti terutama lebih dari satu, dikelilingi bayangan opak

berawan atau nodular.

c) Bayangan bercak milier.

d) Efusi Pleura

Gambaran radiologi yang dicrigai Tb paru inaktif

4) Fibrotik, terutama pada segmen apical dan atau posterior lobus atas

dan atau segmen superior lobus bawah.

5) Kalsifikasi.

6) Penebalan plura

d . Pemeriksaan Laboratoium Penunjang

Tuberculosis dapat menimbulkan kelainan hematologi, baik sel-sel

hematopoiesis maupun komponen plasma. Kelainan-kelainan tersebut sangat

bervariasi dan kompleks. Kelainan – kelainan hematologis ini dapat

merupakan bukti yang berharga sebagai petanda diagnosis, pentunjuk adanya

komplikasi atau merupakan komplikasi obat-obat anti tuberkulosis (OAT).

Untuk melihat kelainan-kelainan hematologi ini dapat di lakukan

Page 31: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

14

Pemeriksaan darah lengkap. Pemeriksaan yang dapat menunjang untuk

mendiagnosis TB paru dan kadang-kadang juga dapat untuk mengikuti

perjalanan penyakit yaitu :

1. Laju endap darah ( LED )

2. Hematokrit

3. Trombosit

4. Jumlah Leukosit

5. Hitung Jumlah Leukosit

Pemeriksaan hitung jenis leukosit (Differesia Count) adalah salah

satu pemeriksaan laboratorium di perlukan sebagai salah satu penunjang

untuk mengetahui penyebab timbulnya suatu penyakit, salah satunya infeksi

tuberculosis. Pemeriksaan hitung leukosit termasuk pemeriksaan penyaring

karena tidak sulit dan manfaatnya besar untuk diagnosa penyakit. Ada

beberapa metode yang dapat di lakukan untuk pemeriksaan hitung jenis

leukosit, satu satunya dengan menggunakan metode Hematologi Analyzer.

Untuk menghitung hitung jenis leukosit menggunakan hematologi

Analyzer, waktu yang di gunakan untuk mengeluarkan hasil pemeriksaan,

cepat dan akuratannya tinggi.

e. Pemeriksaan Uji Tuberculin

Pemeriksaan uji tuberculin merupakan prosedur dignostik paling

penting pada TB paru anak, kadang-kadang merupakan satu-satunya bukti

adanya infeksi Mycobacterium tuberculosis.Sedangkan pada orang dewasa,

terutama dei daerag dengan pravalensi TB paru masih tinggi seperti

Indonesia sensitivitasnya rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian Hendoko

dkk terhadap penderita TB paru dewasa yang menyimpulkan bahwa reaksi

uji tuberculin tidak mempunyai arti diagnostik, hanya sebagai alat bantu

diagnostik saja sehingga uji tuberkulin ini jarang di pakai untung

mendiagnosis kecuali keadaan tertentu, dimana sukar untuk menengakkan

diagnosis.

Page 32: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

15

6. Pengobatan

Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhkan pasien,

mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai

penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT

(Depkes, 2007).

OAT adalah obat untuk mengobati tuberculosis yang kandungannya

terdiri dari isoniazid, rimfapisin, pirazinamid streptomisin, dan etambutol.

OAT merupakan salah satu obat yang di gunakan dalam proses terapi

penderita TB, karena obat ini dapat mempengaruhi pertumbuhan,

perkembangbiakan, dan kelangsungan hidup bakteri. Pengobatan OAT di

lakukan pada penderita TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien,

mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai

penunalaran dan mencegah terjadinya resistenasi kuman terhadap obat OAT

(Depkes, 2007).

Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi dua fase yaitu fase, intensif

(2-3 bulan) dan fase lanjutan 4-7 bulan. Mycrobcterium tuberculosis

merupakan kuman tahan asam yang sifatnya berbeda dengan kuman lain

karena tumbuhnyasangat lambat dan cepat sekali timbul resistensi bila

terpajan dengan satu obat. Umumnya antibiotika bekerja lebih aktif terhadap

kuman yang cepat membelah dibandingkan dengan kuman yang lambat

membelah. Sifat lambat membelahyang dimiliki mikobakteri merupakan

salah satu faktor yang menyebabkanperkembangan penemuan obat

antimikobakteri baru jauh lebih sulit dan lambatdibandingkan anti bakteri

lain (Depkes, 2007).

Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah: INH, Rifampisin,

Streptomisin, Etambutol. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2): Kanamisin,

Amikasin, Kuinolon.

Page 33: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

16

Tabel 2.3. Jenis dan Obat OAT

Obat

Dosis(mg/kg

BB/hari)

Dosis yg dianjurkan Dosis

Maks

(mg)

Dosis (mg) /

berat badan (kg)

Harian (mg/

kgBB / hari)

Intermitten

(mg/kg/BB/h

ari)

< 40 40-

60

>60

R 08-Des 10 10 600 300 450 600

H 04-Jun 5 10 300 150 300 450

Z 20-30 25 35 750 1000 1500

E 15-20 15 30 750 1000 1500

S 15-18 15 15 1000

Sesu

aikan

BB

750 1000

B. Tinjuan Umum Tentang Limfosit Dan Monosit

1. Limfosit

Sumber: https://airaanisa.wordpress.com

Gambar 2. Limfosit

Limfosit Merupakan sel yang berbentuk bulat dengan ukuran 12 µm.

Sel ini kompeten secara imunologik karena kemampuanya membantu

fagosit dan jumlahnya mencapai 20–40%. Sebagai imunosit, limfosit

memiliki kemampuan spesifisitas antigen dan ingatan imunologik.

Peningkatan limposit terdapat pada leukemia limpositik, infeksi virus dan

infeksi kronik. Sedangkan penurunan limposit terjadi pada penderita

kanker,anemia aplastik dan gagal ginjal (Nugraha, 2015).

Jumlah limfosit menduduki nomer dua setelah netrofil yaitu sekitar

1000-3000 per mm3 darah atau 20-30% dari seluruh leukosit. Di antara tiga

Page 34: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

17

jenis limfosit, limfosit kecil terdapat paling banyak.Limfosit kecil ini

mempunyai inti bulat yang kadang-kadang bertakik sedikit. Intinya gelap

karena khromatinnya berkelompok dan tidak nampak nukleolus.

Sitoplasmanya yang sedikit tampak mengelilingi inti sebagai cincin

berwarna biru muda. Kadang-kadang sitoplasmanya tidak jelas mungkin

karena butir-butir azurofil yang berwarna ungu. Limfosit kecil kira-kira

berjumlah 92% dari seluruh limfosit dalam darah (Nugraha, 2015).

Limfosit mempunyai kedudukan yang penting dalam sistem

imunitas tubuh, sehingga sel-sel tersebut tidak saja terdapat dalam darah,

melainkan dalam jaringan khusus yang dinamakan jaringan limfoid.

Berbeda dengan sel-sel leukosit yang lain, limfosit setelah dilepaskan dari

sumsum tulang belum dapat berfungsi secara penuh oleh karena harus

mengalami differensiasi lebih lanjut. Apabila sudah masak sehingga mampu

berperan dalam respon immunologik, maka sel-sel tersebut dinamakan

sebagai sel imunokompeten. Sel limfosit imunokompeten dibedakan

menjadi limfosit B dan limfosit T, walaupun dalam sediaan apus tidak dapat

membedakannya. Limfosit T sebelumnya mengalami diferensiasi di dalam

kelenjar thymus, sedangkan limfosit B dalam jaringan yang dinamakan

Bursa ekivalen yang diduga keras jaringan sumsum tulang sendiri. Kedua

jenis limfosit ini berbeda dalam fungsi immunologiknya (Hoffbrand, 1996).

Sel-sel limfosit T bertanggung jawab terhadap reaksi imun seluler dan

mempunyai reseptor permukaan yang spesifik untuk mengenal antigen

asing. Sel limfosit B bertugas untuk memproduksi antibodi humoral

antibodi response yang beredar dalam peredaran darah dan mengikat secara

khusus dengan antigen asing yang menyebabkan antigen asing tersalut

antibodi, kompleks ini mempertinggi fagositosis, lisis sel dan sel pembunuh

(killer sel atau sel K) dari organisme yang menyerang. Sel T dan sel B

secara marfologis hanya dapat dibedakan ketika diaktifkan oleh antigen.

Sel T di bagi menjadi tiga kelompok :

a. Sel T- pembunuh, yang mengenali dan menghancurkan sel

abnormal atau sel yang terinfeksi

Page 35: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

18

b. Sel T- penolong yang membantu sel lainnya untik menghancurkan

organisme penyebab infeksi

c. Sel T-penekan, yang menekan aktivitas limfosit lainnya, sehingga

mereka menghancurkan jaringan normal.

Limfosit T setelah pembentukanya di sumsum tulang, mula mula

bermigrasi ke kelenjar timus. Di sini limfosit T membelah secara cepat dan

dalam waktu yang bersamaan membentuk keanekaragaman yang ekstrim

untuk bereaksi melawan berbagai antigen yang spesifik. Artinya tiap satu

limfosit membentuk reaktivitas yang spesifik untuk melawan antigen.

Kemudian limfosit berikutnya membentuk spesifitas melawan antigen yang

lain. Hal ini terus berlangsung sampai terdapat bermacam-macam limfosit

timus dengan reaktivitas spesifik untuk melawan jutaan antigen yang

berbeda-beda. Berbagai tipe limfosit T yang diproses ini sekarang

meninggalakan timus dan menyebar keseluruh tubuh untuk memenuhi

jaringa limfoid disetiap tempat. Proses ini berlangsung beberapa waktu

sebelum bayi lahir dan selama beberapa bulan setelah bayi lahir (Hoffbrand,

1996).

Rincian pengolahan limfosit B sedikit diketahui dari pada yang

diketahui mengenai limfosit T. Pada manusia, limfosit B diketahui diolah

lebih dahulu dihati selama pertengahan kehidupan janin dan disumsum

tulang selama masa akhir janin dan setelah lahir. Nama limfosit B karena

mula-mula pengolahannya ditemukan pada bursa fabrikus dari

burung,sehingga dinamakan limfosit B (Dorland, 2012).

Setelah diolah terlebih dulu,limfosit B seperti juga limfosit T,

bermigrasi ke jaringan limfoid diseluruh tubuh dimana mereka menempati

daerah yang sedikit lebih kecil dari pada limfosit. Bila antigen spesifik

datang berkontak dengan limfosit T dan B di dalam jaringan limfoid, maka

limfosit T menjadi teraktivasi membentuk sel T teraktivasi dan limfosit B

membentuk antibodi. Sel T teraktivasi dan antibodi ini kemudian bereaksi

Page 36: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

19

dengan sangat spesifik terhadap antigen tertentu yang telah mulai

perkembangannya (Dorland, 2012).

Sebelum terpapar dengan antigen yang spesifik, kelompok limfosit B

tetap dalam keadaan dormant (tidur) didalam jaringan limfoid. Bila ada

antigen asing yang masuk,makrofag dalam jaringan limfoid akan

memfagositosis antigen dan kemudian membawanya ke limfosit B

didekatnya. Disamping itu antigen dapat juga dibawanya ke limfosit T pada

saat yang bersamaan. Limfosit B yang spesifik terhadap antigen segera

membesar tampak seperti gambar limfoblas, limfoblas kemudian

berdiferensiasi lebih lanjut untuk membentuk plasmablas (prekursor dari sel

plasma). Sel plasma yang matur kemudian menghasilkan antibodi. Antibodi

yang disekresi ini kemudian masuk kedalam cairan limfe dan diangkut ke

darah sirkulasi. Proses ini berlanjut terus selama beberapa hari atau

beberapa minggu sampai sel plasma kelelahan dan mati (Gay, 1999).

Limfopenia adalah penurunan jumlah limfosit di bawah 1500/mm3.

Limfopenia menunjukkan proses tuberkulosis aktif. Tuberkulosis yang aktif

menyebabkan penurunan total limfosit T sebagai akibat penurunan sel T4.

Sel T8 tidak mengalami perubahan secara konsisten, Sel B total juga

menurun. Pengobatan tuberkulosis yang berhasil, memperbaiki jumlah sel-

sel tersebut menjadi normal Limfositosis adalah peningkatan jumlah

limfosit di atas 4000/mm3. Limfositosis merupakan respon imun normal di

dalam darah dan jaringan limfoid terhadap tuberkulosis. Repon ini

menimbulkan peningkatan limfosit dalam sirkulasi. Limfositosis

menunjukkan proses penyembuhan tuberculosis (Oyer, 1994).

Page 37: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

20

2. Monosit

Sumber: https://airaanisa.wordpress.com

Gambar 3. Monosit

Jenis sel agranulosit ini berjumlah sekitar 2-8% dari seluruh leukosit.

Sel ini merupakan sel yang terbesar diantara sel leukosit karena diameternya

sekitar 12-15 μm. Bentuk inti dapat berbentuk oval, sebagai tapal kuda atau

tampak seakan-akan terlipat-lipat. Butir-butir khromatinnya lebih halus dan

tersebar rata dari pada butir khromatin limfosit (Nugraha, 2015).

Sitoplasma monosit terdapat relatif lebih banyak tampak berwarna biru

abu-abu. Berbeda dengan limfosit, sitoplasma monosit mengandung butir-

butir yang mengandung perioksidase seperti yang diketemukan dalam

netrofil (Hoffbrand, 1996).

Monopoiesis hamper sama dengan granulopoiesis, yaitu melalui

tahapan-tahapan dari sel muda di sumsum tulang hingga menjadi sel dewasa

di peredaran darah. Sintesis dimulai dari Monoblas, promonosit, dan

monosit.

a. Monoblas

Monoblas merupakan stadium paling awal dari monopoiesis.Sel ini

merupakan sel muda yang berukuran besar. Ciri-ciri monoblas adalah

sebagai berikut: ukuran 15 - 25 m, bentuk oval, kadang-kadang bulat,

Page 38: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

21

warna sitoplasma biru, biasanya muda, tanpa granul, atau sedikit granul

halus azurofilik. Bentuk inti oval, bulat, kadang-kadang tidak teratur, tipe

kromatin kromatin kasar atau berkelompok, nucleolus tampak, ukuran

sedang atau besar, lebih terang dari kromatin, jumlah 1 sampai 3. Rasio

inti/sitoplasma tinggi sangat tinggi. Sel ini normalnya hanya ditemukan di

sumsum tulang saja dengan presentase < 1%, di peredaran darah tidak ada

b. Promonosit

Promonosit merupakan stadium muda dari monosit, sel ini masih

berukuran besar karena merupakan sel muda. Ciri-ciri promonosit adalah

sebagai berikut: Ukuran 15 - 25 m, bentuk oval, kadang-kadang bulat,

warna sitoplasma terang, biru kelabu, tanpa granul, atau sedikit granul halus

azurofilik Bentuk inti biasa tidak teratur, tipe kromatin kasar atau

berkelompok. Nukleolus hampir tak tampak, ukuran sedang atau besar lebih

terang dari kromatin, 1 sampai 3. Rasio inti/sitoplasma sedang distribusi di

peredaran darah tidak ada, di sumsum tulang < 1 %.

c. Monosit

Monosit merupakan stadium akhir dari monopoiesis, sel ini merupakan

sel dewasa/matur yang normalnya lebih banyak berada pada peredaran

darah. Monosit merupakan leukosit yang memiliki ukuran paling besar

dengan bentuk tidak beraturan. Dalam peredaran darah, monosit memiliki

waktu transit yang lebih singkat, yaitu 10-20 jam, sebelum menembus

membrane kapiler menuju jaringan. Sel monosit di jaringan jika teraktivasi

akan membengkak dan ukuranya menjadi lebih besar menjadi makrofag

jaringan. Makrofag dapat bertahan kurang lebih satu bulan dan didestruksi

jika melakukan fungsi fagosit. Ciri-ciri monosit adalah sebagai berikut,

ukuran 15 - 25 m, bentuk bulat, oval atau tidak teratur, warna sitoplasma

abu-abu biru, granula tidak ada atau sedikit granul azurofilik halus. Bentuk

inti biasanya tidak teratur, tipe kromatin kromatin kasar, berkelompok,

nucleolus tidak terlihat.Rasio inti/sitoplasma sedang. Distribusi di peredaran

darah 1-6 %, di sumsum tulang: < 2 %.

Page 39: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

22

Monosit mampu mengadakan gerakan dengan jalan membentuk

pseudopodia sehingga dapat bermigrasi menembus kapiler untuk masuk ke

dalam jaringan pengikat. Dalam jaringan pengikat monosit berbah menjadi

sel makrofag atau sel-sel lain yang diklasifikasikan sebagai sel fagositik.

Didalam jaringan mereka masih mempunyai membelah diri. Selain

berfungsi fagositosis makrofag dapat berperan menyampaikan antigen

kepada limfosit untuk bekerja sama dalam sistem imun (Nugraha, 2015).

Sama seperti netrofil, makrofag memiliki daya fagosit yang besar.

Makrofag merupakan monosit yang sudah teraktivasi dan masuk ke dalam

jaringan. Di dalam tubuh, makrofag akan menempati jaringan tubuh, ada

beberapa makrofag yang menempati jaringa tertentu, yaitu makrofag di

sinusoid hepar (sel Kupffer), makrofag di otak (microglia), makrofag di

kulit dan subkutan (histiosit), makrofag di limfonodi, dan makrofag di paru-

paru (makrofag alveolar). Jika sudah diaktifkan oleh system imun tubuh

(TNF alfa, IL-1daya fagosit jauh lebih besar dari netrofil, karena mampu

memfagosit sekitar 100 bakteri.Makrofag juga memiliki kemampuan untuk

memakan partikel yang jauh lebih besar, seperti eritrosit, parasit

malaria.Setelah memfagosit, makrofag dapat menampung produk residu di

sitoplasma dan inti (terbentuk vakuola) dan mampu bertahan beberapa bulan

di jaringan (Bain, 2015).

Partikel yang difagosit akan dicerna oleh intraselular enzim, partikel

asing akan oleh lisosom setelah kontak dengan vesikel fagosit dan fusi dari

membrane. Setelah itu, fagosit vesikel akan menjadi vesikel digestif yang

akan segera mencerna partikel. Selain itu, lisosom pada makrofag juga

mengandung lipase dalam jumlah besar yang akan mencerna lipid yang

tebal pada beberapa dinding sel bakteri, terutama

Mycobacterium.tuberkulosis Pada makrofag juga mengandung bactericidal

agent yang akan membunuh bakteri jika enzim lisosom gagal mencerna

bakteri. Efek pencernaan antigen juga berasal dari agen oksidasi yang kuat

yang dibentuk oleh enzim pada membrane fagosome atau oleh special

organelle, yaitu peroksisom.Oksidasi agen meliputi superoksida (O2-)

Page 40: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

23

dalam jumlah besar, jidrogen peroksida (H2O2) dan ion hidroksil (-OH-)

yang semuanya bersifat lethal terhadap bakteri meskipun dalam jumlah

terbatas.Selain itu juga enzim lisosomal, myeloperoksidase, katalisasi reaksi

antara H2O2 dan ion clorida yang membentuk hipochlorit yang sangat

bakterisidal (Bain, 2015).

Monosit dalam peredaran darah jumlahnya 8-10%, jika >10% dalam

100 sel leukosit disebut monositosis. Monositosis antara lain disebabkan

oleh : infeksi bakteri kronik (TBC, bruselosis, endokarditis bakterialis,

tifoid), infeksi protozoa (malaria, trypanosomiasis), netropenia kronik,

penyakit Hodgkin dan keganasan lain, mielodisplasia (khususnya leukemia

mielomonositik kronik), pengobatan dengan GM-CSF atau M-CSF. Apabila

dalam peredaran darah jumlahnya < 8% dalam 100 sel leukosit, disebut

Monositopenia, misalnya pada penyakit autoimmune (SLE), hairy cell

leukemia, obat-obatan glukokortikoid, chemotherapy (Sufro, 2012).

C. Tinjuan Umum Tentang Metode Pemeriksaan Limfosit dan Monosit

Pemeriksaan hematologi merupakan bagian kelompok pemeriksaan

laboratorium klinik yang terdiri dari beberapa macam pemeriksaan seperti

kadar hemoglobin, hitung jumlah leukosit, eritrosit, trombosit, laju endap

darah (LED), sediaan apus darah tepi, hematokrit, retikulosit dan

pemeriksaan hemostasis (Ganda, 2001).

Pemeriksaan hitung jenis leukosit (Differential Count) digunakan

untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis

leukosit yang masing-masing memiliki fungsi yang khusus. Sel-sel itu

adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil (Ganda, 2001).

Hitung jenis leukosit dapat dilakukan dengan menggunakan dua cara

yaitu :

a) Pemeriksaan manual dengan menggunakan miksroskop.

b) Pemeriksaan automatic dengan menggunkan hematologi

Analyzer.

Page 41: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

24

Diagnosis rutin pemeriksaan hitung jenis leukosit dilakukan

dengan mesin penghitung sel. Teknologi yang digunakan untuk

pemeriksaan hitung jenis bergantung pada tipe mesin, dengan mengenali

berbagai karakteristik sel, seperti ukuran, pembiasan optik, impedansi dan

sebagian juga menurut pulasan sitokimiawi. Namun bila hal tersebut

berkenaan dengan pengenalan sel-sel patologis. validitas jenis

pemeriksaan diferensiasi tersebut sebagian besar terbatas. Karena itu

penilaian morfologis sediaan apus darah dengan menggunakan mikroskop

masih menjadi dasar diagnosis hematologi. (Freud, 2012)

Salah satu cara langsung yang digunakan adalah cara otomatis

dengan menggunakan alat hitung otomatis ( sysmex KX – 21 ) yang

berprinsip pada impedansi yaitu berdasar pengukuran besarnya resistensi

elektronik antara dua electrode (Adisti, 2012).

Hematology Analyzer adalah alat untuk mengukur sampel berupa

darah. Alat ini biasa digunakan dalam bidang Kesehatan. Alat ini dapat

membantu mendiagnosis penyakit yang diderita seorang pasien seperti

kanker, diabetes, dan lain-lain. Alat yang digunakan untuk memeriksa

darah lengkap dengan cara menghitung dan mengukur sel darah secara

otomatis berdasarkan impedansi aliran listrik atau berkas cahaya terhadap

sel-sel yang di lewatkan. Mengukur sampel berupa darah. Pemeriksaan

hematology rutin seperti meliputi pemeriksaan hemoglobin, hitung sel

leukosit, dan hitung jumlah sel trombosit (Bakta, 2012).

Pada pemeriksaan hitung jenis leukosit dengan cara otomatis yang

menggunakan alat hematology analyzer bekerja berdasarkan beberapa

prinsip diantaranya impedance dan laserbased (optical) flowcytometry.

Pada impedance flowcytometry, jenis-jenis leukosit dibedakan menurut

ukurannya saja, sehingga hanya bisa membedakan 3 (tiga) jenis leukosit

yaitu sel yang berukuran kecil dimasukkan dalam kelompok limfosit, sel

yang berukuran besar dimasukkan kelompok granulosit dan sel yang

berukuran sedang dimasukkan dalam kelompok mid-cells. Pada aser-

Page 42: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

25

based flowcytometry, untuk membedakan sel-sel darah putih selain

berdasarkan ukuran sel juga berdasarkan granula yang kompleks dari

masing-masing sel sehingga teknik ini dapat membedakan seluruh jenis

leukosit yang ada pada darah. Pada kondisi di lapangan tidak semua

pemeriksaan hitung jenis leukosit berlangsung lancer seperti yang

diharapkan. Terkadang alat tidak dapat membaca karena berbagai faktor

sehingga diperlukan teknik lain, teknik lain yang digunakan untuk

melakukan perhitungan jenis leukosit adalah dengan cara manual yaitu

dengan membuat sediaan apus darah tepi. Pembuatan preparat sediaan

apus darah adalah untuk menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti

eritrosit, leukosit, rombosit dan mencari adanya parasit seperti malaria,

microfilaria dan lain sebagainya. Bahan pemeriksaan yang digunakan

biasanya adalah darah kapiler tanpa antikoagulan atau darah vena dengan

antikoagulan EDTA dengan perbandingan 1mg/ cc darah (Wahid, 2008).

Page 43: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

26

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Teori Kerangka Konsep

Sistem imun pada penderita Tuberculosis akan melakukan

perlawanan terhadap bakteri yang masuk dalam tubuh. Tuberculosis juga

dapat menimbulkan kelainan hematologi, baik sel-sel hematopoiesis

maupun komponen plasma. Kelainan-kelainan tersebut sangat bervariasi

dan kompleks. Kelainan – kelainan hematologis ini dapat merupakan bukti

yang berharga sebagai petanda diagnosis, pentunjuk adanya komplikasi

atau merupakan komplikasi obat-obat anti tuberkulosis (OAT). Untuk

pemeriksaan hematologi yang di lakukan pada penderita tuberculosis

satunya yaitu pemeriksaan hitung jenis leukosit. Hitung jenis leukosit

bertujuan untuk mengetahui berapa jumlah dari jenis leukosit pada

penderita tuberculosis. Dengan mengetahui jumlah jenis leukosit dapat

menjadi suatu petunjuk untuk melihat perjalanan penyakit penderita

tuberculosis.

Jenis leukosit yang berperan penting dalam membantu sistem

imun pada saat terinfeksi tuberculosis yaitu limfosit dan monosit.

Perubahan jumlah presentasi tiap leukosit dapat menunjukkan apakah

infeksi yang di alami merupakan infksi jangka pendek atau panjang. Pada

infeksi yang kronik atau panjang sel yang cenderung mengalami

peningkatan atau penurunan yaitu limfosi dan monosit. Jumlah limfosit

cenderung menurun pada saat infeksi tuberculosis aktif. Dan akan mulai

meningkat pada saat perjalanan pengobatan. Sedangkan monosit akan

meningkat pada saat infeksi tuberculosis dan akan menurun pada proses

penyembuhan.

Pada pemeriksaan tuberculosis menggunakan alat hematologi

analyzer. Dengan menggunakan alat ini hasil yang di keluarkan tidak

26

Page 44: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

27

memerlukan waktu yang lama, dan hasil yang di keluarkan akurat dan

dapat menjadi diagnosis untuk suatu pemeriksaan.

B. Kerangka Pikir

Pasien yang sedang pengobatan OAT

Darah

Hitung jenis leukosit menggunakan

alat hematologi Analyzer

Monosit Limfosit

Hasil pemeriksaan limfosit dan monosit

Page 45: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

28

C. Variabel penelitian

Dalam penelitian ini, variabel di bagi menjadi dua yaitu :

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pasien yang pengobatan Anti

TB.

2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah limfosit dan monosit.

D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Penderita TB yang di maksud dalam penelitian ini adalah pasien yang

berkunjung ke puskesmas Poasia Kota Kendari yang di diagnosa oleh

dokter rmenderita TB yang sedang mendapatkan pengobatan OAT.

2. Limfosit dan monosit adalah jenis sel darah putih yang peran penting

dalam sistem pertahanan tubuh.

3. Pada Pemeriksaan limfosit dan monosit di lakukan dengan menggunakan

metode automatic menggunakan hematologi analyzer

E. Kriteria Objektif

Kriteria objektif dalam penelitian ini yaitu di katakan normal jika :

1. Limfosit : 20% - 40% /µL

2. Monosit : 2% - 8% / µL

Page 46: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

29

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu untuk mengetahui

gambaran limfosit dan monosit pada pasien TB paru yang sedang melakukan

pengobatan di Puskemas Poasia Anduonohu kota Kendari.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini bertempat di laboratorium puskesmas Poasia Andounohu

kota Kendari

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 19 Maret- 24 April 2018

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan atau totalitas objek yang di teliti yang

ciri-cirinya akan di duga atau di taksir (estimated) (Nasir, 2011). Populasi

dari penelitian ini adalah pasien terdiagnosa tuberculosis sebanyak 80

orang yang mendapatkan Paket OAT di Puskemas Poasia Andounohu

kota Kendari yang di ambil dalam 1 tahun pada tahun 2017.

2. Sampel

Sampel adalah wakil dari populasi yang ciri-cirinya diungkapkan

dan akan digunakan untuk menaksir ciri-ciri populasi (Nasir, 2011).

Sampel pada penelitian ini adalah 20 pasien TB paru yang sedang

mengalami masa pengobatan OAT III sampai IV bulan. Teknik

pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan metode accidental

sampling yang di lakukan dengan cara mengumpulkan data dari subjek

yang di temuinya, saat itu dan dalam jumlah waktu secukupnya.

a. Kriteria Sampel

a) Kriteria inklusi

29

Page 47: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

30

Pasien TB paru yang sedang mengalami masa pengobatan OAT

selama III sampai VI bulan di puskesmas Poasia dan bersedia

menjadi sampel dalam penelitian ini.

b) Kriteria ekslusi

Pasien yang tidak melakukan masa pengobatan OAT selama III

sampai VI bulan.di puskesma Poasia.

E. Jenis Data dan Prosedur Data

Pengumpulan data terbagi dua jenis berdasarkan sumbernya yaitu

data primer dan data sekunder

1.Data primer di peroleh melalui hasi pemeriksaan Jumlah

Limfosit dan Monosit pada penderita TB yang sedang melakukan

pengobatan.

2.Data sekunder berasal dari instasi terkait dan penelitian

sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini baik dari

Karya Ilmiah yang berupa buku-buku, skripsi, tesis, jurnal Ilmiah,

Internet, Koran dan sebagainya.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini di kumpulkan dari observasi awal,

pengumpulan jurnal, study literature, hingga pencatatan hasil

pemeriksaan Limfosit dan Monosit

G. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini alat yang di gunakan adalah Automatic

Hematology Analyzer

H. Prosedur Penelitian

1. Pra analitik (Persiapan)

a. Persiapan responden

Tidak ada persiapan khusus responden

b. Persiapan sampel

Sampel darah yang digunakan melalui pengambilan darah

vena dengan Antikoagulan EDTA.

Page 48: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

31

c. Persiapan Alat

1.Automatic Hematology Analyzer

2.Spoit Disposible 3 cc

3.Tabung EDTA

d. Persiapan Bahan Bahan

1.Kapas alkohol

2. Analitik

a. Prosedur pengambilan darah

1) Minta pasien meluruskan lengannya.

2) Mintalah pasien menggepalkan tangannya.

3) Pasanglah tourniquet kira-kira 10 cm diatas lipatan

siku.

4) Pilih bagian vena mediana cubiti atau chepalica.

Lakukan perabaan (palpasi untuk memastikan posisi

vena). Vena teraba seperti pipa kecil, elastic dan

memiliki dinding tebal.

5) Jika vena tidak teraba, lakukan pengerutan dari arah

pergelangan ke siku, atau kompres hangan selama 5

menit pada daerah lengan.

6) Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil

dengan kapas alcohol 70% biarkan mengering,

dengan catatan kulit yang sudah dibersihkan jangan

di pegang lagi.

7) Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarung

menghadap keatas. Jika jarum telah masuk ke dalam

vena, akan terlihat darah masuk kedalam semprit

(flash). Usahakan sekali tusuk vena, lalu tourniquet

dilepas.

8) Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien

membuka kepalan tangannya.

Page 49: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

32

9) Letakkan kapas ditempat suntikkan lalu segera lalu

segera lepaskan/tarik jarum, tekan kapas beberapa

saat lalu plaster selama ±15 menit.

b. Hitung limfosit dan monosit cara automatis (Hematologi

Analyzer)

1) Sampel darah di masukkan ke dalam tabung yang

berisi Antikoagulan EDTA kemudian di

homogenkan

2) Sampel darah yang telah di homogenkan dengan

alat sebelumnya di periksa pemutarannya dengan

lakukan secara manual atau dengan tangan pada

pemutaran berbentuk angka delapan.

3) Program alat hematologi analyzer secara tertulis

identifikasi pasien.

4) Jarum akan keluar pada alat dan isapkan sampel

darah dengan menekan tombol START. Hasil tes

akan keluar pada layar alat dan dalam bentuk print

out

3. Pasca Analitik

Nilai rujukkan pada pemeriksaan

Limfosit : 20-40 % µL

Monosit : 2-8 % µL

I. Pengelohan Data dan Penyajian Data

1. Pengolahan Data

Data yang di dapatkan kemudian di tinjau ulang untuk memastikan

keabsahan data. Data di kelompokkan berdasarkan jenis kelamin,

kemudian data dikuantitatifkan.

2. Penyajian Data

Page 50: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

33

Data yang telah di analasis kemudian di tampilkan dalam bentuk

tabel dan di narasikan, kemudian di simpulkan berdasarkan tujuan

awal penelitian ini.

Page 51: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

34

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

Puskesmas Poasia merupakan Puskesmas terbesar bukan hanya di Kota

Kendari, tetapi Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tahun 2009, Puskesmas

Poasia memiliki gedung UGD, persalinan, Instalasi Gizi, Perumahan dokter

dan paramedic, gedung rawat jalan, dan rawat inap.

1.Letak Geografis

Puskesmas poasia terletak di kecamatan poasia Kota Kendari, sekitar 9

km dari ibukota provinsi serta memiliki letak geografis daerah dataran

rendah yang terbatasan dengan :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Kendari

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Abeli

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kambu

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk di kecamatan Poasia Kota Kendari berjumlah

25.474 jiwa serta tingkat kepadatan penduduk 49 orang/m atau 490

orang/km, dengan tingkat kepadatan penduduk hunia rumah rata-rata5

orang/rumah.

3. Sarana dan Prasarana

Puskesmas Poasia merupakan Puskesmas perawatan dengan

kapasitas tempat tidur 17 buah, yang terdiri dari perawatan persalinan

dengan kapasitas tempat tidur 2 buah dan perawatan umum dengan

kapasitas tempat tidur 15 buah. Laboratorium dengan tenaga kesehatan

4orang yang terdiri dari 2 PNS dan 2 honorer, dengan fasilitas penunjang

alat hematologi analyzer, mikroskop dan centrifuge. Dengan jenis

pemeriksaan darah lengkap, malaria, Hb, TBC, syphilis, hepatitis, AIDS,

dll.

34

Page 52: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

35

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan pemeriksaan limfosit dan monosit pada pasien tb

paru yang sedang melakukan pengobatan di puskesmas poasia andonohu

kota kendari yang dilakukan pada 19 Maret-24 April 2018. Dengan sampel

yang di dapatkan sebanyak 20 pasien, yang terdiri atas 12 laki-laki dan 8

perempuan yang merupakan pasien TB Paru yang sedang melakukan

pengobatan pada bulan ke II sampai dengan VI lalu dilakukan

pemeriksaan Limfosit dan Monosit.

1. Karakteristik Responden

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada Pasien TB Paru Yang Sedang Pengobatan Di

Puskesmas Poasia Andonohu Kota Kendari

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)

Laki-laki 12 60

Perempuan 8 40

Total 20 100

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.1 pasien TB paru yang sedang pengobatan dan

melakukan, pemeriksaan jumlah limfosit dan monosit di dapatkan jenis

kelamin laki-laki sebanyak 12 pasien dengan persentase 60%. Dan jenis

kelamin perempuan sebanyak 8 pasien dengan persentase 40%. Sehingga

dapat diketahui jumlah pasien lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki

dibandingkan perempuan.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Pada Pasien

TB Paru Yang Sedang Pengobatan Di Puskesmas Poasia

Andonohu Kota Kendari

umur frekuensi Persentase (%)

15-55 tahun 14 70

(usia produktif)

> 55 tahun 6 30

(usia lansia)

total 20 100

Sumber: Data Primer 2018

Page 53: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

36

Berdasarkan tabel 5.2 pasien TB paru yang sedang melakukan

pengobatan dan melakukan pemeriksaan jumlah limfosit dan monosit.

Terdiri dari 20 pasien dan dibagi berdasarkan WHO (2013) atas 2

kelompok umur yaitu pada umur usia produktif dan usia lansia. Pasien

yang terbanyak di dapatkan usia produktif yaitu, 7 pasien dengan

persentase 35%.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan lama Pengobatan

Pada Pasien TB Paru Yang Sedang Pengobatan Di Puskesmas

Poasia Andonohu Kota Kendari

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.3 pasien TB Paru yang sedang pengobatan dan

melakukan pemeriksaan hitung jumlah limfosit dan monosit berdasarkan

lama pengobatan dari 20 pasien dibagi atas 4 kelompok lama pengobatan

dimana pada bulan III, IV, V, dan VI. Terbanyak pada kelompok lama

pengobatan di bulan III yaitu, 9 pasien dengan persentase 45%.

Lama Pengobatan

(bulan)

Frekuensi

(n)

Persentase

(%)

3 bulan 9 45

4 bulan 5 25

5 bulan 5 25

6 bulan 1 5

Total 20 100

Page 54: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

37

1. Variabel Penelitian

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Limfosit Pada Pasien

TB Paru Yang Sedang Melakukan Pengobatan DI Puskesmas

Poasia Andonohu Kota Kendari

No Hasil Frekuensi (n) Persentase (%)

1. Tinggi 3 15

2. Rendah 2 10

3. Normal 15 75

4 Rata-rata 6,67 100

Jumlah 20

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan limfosit

pada pasien TB Paru yang sedang melakukan pengobatan di Puskesmas

Poasia Andonohu Kota Kendari, yang memiliki kadar normal sebanyak

15 pasien dengan persentase 75%, tinggi sebanyak 5 pasien dengan

persentase 15% dan rendah sebanyak 2 pasien dengan persentase 10%.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Monosit Pada Pasien

TB

Paru Yang Sedang Melakukan Pengobatan DI Puskesmas

Poasia Andonohu Kota Kendari

No Hasil Frekuensi (n) Persentase (%)

1 Tinggi 19 95

2 Rendah 0 0

3 Normal 1 5

4 Rata-rata 7.75

100 Total 20

Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan monosit

pada pasien TB Paru yang sedang melakukan pengobatan di Puskesmas

Poasia Andonohu Kota Kendari, yang memiliki kadar normal sebanyak 1

pasien dengan persentase 5%, dan tinggi sebanyak 19 pasien dengan

persentase 95%.

Page 55: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

38

C. Pembahasan

1. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Terlihat bahwa pasien yang melakukan pemeriksaan limfosit terdapat

20 pasien yang terdiri dari atas jenis kelamin laki-laki sebanyak 12 pasien

dengan persentase 60% dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 8

pasien dengan persentase 40%. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa

lebih banyak pasien laki-laki yang melakukan pemeriksaan dibandingkan

perempuan. Ini sejalan dengan penelitian Naga (2012) karena pada

umumnya jenis kelamin pada laki-laki lebih rentang terkena penyakit TB

Paru lebih tinggi, ini di pengaruhi oleh kebiasaan rokok dan minuman

alkohol di mana kebiasaan buruk ini dapat menurunkan sistem pertahanan

tubuh. Sehingga benar jika perokok dan peminum beralkohol sering

disebut sebagai agen dari penyakit TB Paru

2. Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Dari tabel 5.2 menunjukkan bahwa pasien TB paru yang sedang

pengobatan, melakukan pemeriksaan jumlah limfosit dan monosit. Pasien

terbanyak yang melakukan pemeriksaan ditemukan pada umur produktif

yaitu 15-55 tahun yang berjumlah 12 pasien dengan persentase 70%. Hal

ini disebabkan karena aktifitas yang di lakukan pada usia-usia tersebut

masih aktif sehingga sangat rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk

penyakit TB Paru dan lingkungan kerja yang padat serta berhubungan

dengan banyak orang juga dapat meningkatkan risiko terjadinya TB paru.

Mobilitas yang tinggi, lingkungan kerja yang padat,dan intraksi dengan

banyak orang dapat meningkatkan resiko terjadinya TB paru. Dimana

semakin padat lingkungan kerja maka perpindahan penyakit, khususnya

penyakit menular melalui udara akan semakin mudah dan cepat, apabila

terdapat seorang pekerja yang menderita TB dengan BTA positif yang

secara tidak sengaja batuk. Bakteri Mycobacterium Tuberkulosis akan

menetap di udara selama kurang lebih 2 jam sehingga memiliki

kemungkinan untuk menularkan penyakit pada pekerja yang belum

terpajan bakteri Mycobacterium Tuberkulosis . Kondisi kerja yang

Page 56: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

39

demikian ini memudahkan seseorang yang berusia produktif lebih mudah

dan lebih banyak menderita TB paru. Hal tersebut didukung oleh

penelitian Sarce (2016) tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian

TB Paru di RSUD Makassar, didapatkan hasil bahwa kelompok umur

responden yang terbanyak mengalami TB Paru adalah 20-50 tahun,

sehingga pada umur tersebut perlu adannya support system untuk

melakukan segala aktivitas diataranya nutrisi dan kebersihan diri.

3. Karakteristik Responden berdasarkan Lama Pengobatan

Dari tabel 5.3 menunjukkan bahwa pasien TB Paru yang sedang

pengobatan dan melakukan pemeriksaan jenis jumlah limfosit dan monosit

yakni sebanyak 20 pasien. Dari 20 pasien dengan persentasi 45%

tertinggi adalah Pada penelitian ini banyak ditemukan yang melakukan

pemeriksaan yaitu pasien TB paru yang sedang melakukan pengobatan di

bulan ke III. Hal ini disebabkan karena pada masa pengobatan di bulan ke

III pasien TB paru melakukan pengobatan yang intensif, karena pada bulan

ke II dan III merupakan masa pengobatan yang sangat penting serta

pengambilan obat yang telah di atur agar tidak terjadi kegagalan

pengobatan. Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan hal ini akan

mengakibatkan resistensi obat, dan menimbulkan penularan untuk orang

lain (Pameswari 2016).

4. Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian tentang identifikasi limfosit dan

monosit pada pasien TB paru yang sedang melakukan pengobatan di

Puskesmas Poasia Andonohu Kota Kendari dengan menggunakan sampel

darah pasien. Jumlah sampel pada penelitian ini di dapatkan sebanyak 20

sampel yang memenuhi kriteria inklusi yakni Pasien TB paru yang sedang

mengalami masa pengobatan OAT selama III sampai VI bulan di

puskesmas Poasia dan bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini, yang

terdiri dari 12 pasien laki-laki (60%) dan 8 pasien perempuan (40%).

Pemeriksaan sampel dilakukan dengan cara automatic yaitu menggunakan

alat Hematology Analyzer.

Page 57: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

40

Dari penelitian di dapatkan hasil bahwa dari 20 pasien TB paru

yang sedang pengobatan, diperoleh hasil 15 pasien memiliki jumlah

limfosit yang normal dengan persentase 75% dan 5 pasien didapatkan hasil

yang abnormal dengan persentase 25%. Sedangkan pada jumlah monosit

di dapatkan hasil yang normal sebanyak 1 pasien dengan presentase 5%

dan 19 pasien di dapatkan hasil yang abnormal dengan presentase 95%

dari keseluruhan lama pengobatan.

Pada lama pengobatan di bulan ke III di dapat hasil yang abnormal,

di mana terjadi peningkatan dan penurunan pada limfosit dan monosit hal

ini di sebabkan karena proses infeksi tuberkulosis, dimana Mycobacterium

tuberculosis terletak pada bagian apeks paru pasien, sehingga terjadi

aktivasi polimorfonuklear (PMN) dan monosit oleh komponen protein

dalam bakteri. Mycobacterium tuberculosis (Kresno,1998). Hal tersebut

diikuti juga oleh adanya peran dari sistem imun pada penderita

tuberkulosis yang membuat sel T helper-1 (Th1) sangat berperan pada

sistem pertahanan tubuh terutama dalam menghadapi infeksi bakteri

intraseluler. Terjadinya gangguan atau penurunan aktivitas sel Th1 cukup

bermakna dalam mempengaruhi mekanisme pertahanan tubuh terhadap

penyakit tuberkulosis paru (Permatasari, 2005). Sehingga pada penelitian

ini di dapatkan hasil yang abnormal pada pasien TB paru yang sedang

pengobatan pada bulan ke III.

Menurut penelitian yang telah di lakukan oleh Prawesti (2016) di

dapatkan hasil yang abnormal pada sel jenis leukosit pada pasien TB paru.

Hal ini ditegaskan sesuai dengan teori Amaylia (2003) dan Rahmawati

(2013) bahwa terjadinya penurunan limfosit menunjukkan proses

tuberculosis aktif sedangkan peningkatan kadar limfosit menunjukkan

proses penyembuhan tuberculosis. Dan adanya peningkatan monosit atau

monositosis menandakan aktifnya penyebaran tuberculosis.

Pada pengobatan di bulan ke VI masih di dapatkan hasil yang

abnormal pada limfosit dan monosit, sedangkan pengobatan di bulan VI

adalah pengobatan tahap akhir dari pengobatan TB. Terjadinya hal

Page 58: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

41

tersebut dapat di sebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis aktif

sehingg sel darah putih (leukosit) menjadi aktif kembali dan

tubuh melawan berbagai penyakit infeksi untuk menjaga sistem

tubuh. Kekebalan tubuh pada pasien yang lemah dipengaruhi dari

nutrisi yang kurang baik, pola makan yang tidak sehat, tidak bergizi,

tidak patuh terhadap pengobatan untuk melakukan penyembuhan

(Mayasari,2009). Penyebab lain di dapatkan hasil yang abnormal

limfosit dan monosit juga dapat di sebabkan dengan komplikasi,

terjadi karena leukemia, kanker, kehamilan, thyroid, diabet dan

(Amin,2009). Selain itu menurut Wahyuningsi (2016) terjadi

jumlah leukosit (leukositosis) menunjukkan bahwa adanya proses

atau radang akut, misalnya pneumonia, meningitis dan tuberkulosis

Dari penelitian pemeriksaan jumlah limfosit dan monosit di dapat

hasil normal 15 pasien dengan persentase 75%, dan kadar abnormal

sebanyak 5 pasien dengan persentase 25% untuk limfosit sedangkan

untuk monosit terdapat kadar normal 1 pasien dengan persentase 5%, dan

kadar abnormal sebanyak 19 pasien dengan persentase 95%. Namun

dengan adanya hasil yang abnormal tidak dapat di jadikan hasil yang

seutuhnya, karena satu kali Pemeriksaan saja belum bisa dijadikan

kesimpulan. Pasien harus melakukan pemeriksaan darah secara rutin dari

awal pengobatan sampai dengan akhir pengobatan sehingga dapat di liat

hasil dan kesuksesan pengobatan pasien.

Page 59: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

42

BAB VI

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Pada pasien TB paru yang sedang melakukan pengobatan yakni 20 pasien

TB paru di dapatkan hasil pemeriksaan limfosit sebanyak 15 pasien dengan

persentase 75% dengan kadar normal dan kadar abnormal sebanyak 5

pasien dengan persentase 25%

2. Pada pasien TB paru yang sedang melakukan pengobatan yakni 20 pasien di

dapatkan hasil pemeriksaan monosit 1 pasien dengan persentase 5% dengan

kadar normal dan kadar abnormal sebanyak 19 pasien dengan persentase

95%.

B. Saran

1. Diharapkan bagi puskesmas khususnya untuk laboratorium agar

memberikan pemeriksaan penunjang kepada pasien TB paru untuk

melakukan pemeriksaan darah lengkap, karena dengan adanya pemeriksaan

darah lengkap pada pasien tb paru dapat di liat proses pejalanan pengobatan

pasien.

2. Diharapkan bagi pasien TB paru untuk menjaga pola hidup dan asupan

makanan yang sehat dan bergizi, karena dengan mejaga pola hidup dan

asupan makan proses penyembuhan pasien dapat berjalan dengan sukses,

hasil yang di peroleh akurat dan pasien dapat sembuh total.

42

Page 60: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

43

Lampiran

Page 61: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

44

Page 62: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

45

Page 63: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

46

TABULASI DATA

IDENTIFIKASI JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN TB PARU YANG

SEDANG MELAKUKAN

PENGOBATAN DI PUSKESMAS POASIA ANDONOHU KOTA KENDARI

NO

KODE SAMPE

L

UMUR

JENIS KELAMI

N

LAMA PENGOBATA

N

KATEGORI

NORMAL

ABNORMAL

1 001 18 thn

L 3 bulan √

2 002 15thn L 4 bulan √

3 003 45 thn

L 3 bulan √

4 004 30 thn

L 5 bulan √

5 005 21 thn

L 3 bulan √

6 006 32 thn

P 4 bulan √

7 007 50 thn

P 3 bulan √

8 008 29 thn

L 5 bulan √

9 009 48 thn

P 4 bulan √

10 010 62 thn

L 5 bulan √

11 011 43 thn

P 3 bulan √

12 012 53 thn

P 4 bulan √

13 013 61thn L 3 bulan √

14 014 58 thn

P 6 bulan √

15 015 64 L 5 bulan √

Page 64: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

47

thn

16 016 47 thn

P 3 bulan √

17 017 53 thn

L 3 bulan √

18 018 44 thn

L 4 bulan √

19 019 47 thn

L 5 bulan √

20 020 55 thn

P 3 bulan √

Keterangan:

Nilai Normal : 20-40 %

Page 65: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

48

TABULASI DATA

IDENTIFIKASI JUMLAH MONOSIT PADA PASIEN TB PARU YANG

SEDANG MELAKUKAN

PENGOBATAN DI PUSKESMAS POASIA ANDONOHU KOTA KENDARI

NO

KODE SAMPE

L

UMUR

JENIS KELAMI

N

LAMA PENGOBATA

N

KATEGORI

NORMAL ABNORMAL

1 001 18 thn

L 3 bulan √

2 002 15thn

L 4 bulan √

3 003 45 thn

L 3 bulan √

4 004 30 thn

L 5 bulan √

5 005 21 thn

L 3 bulan √

6 006 32 thn

P 4 bulan √

7 007 50 thn

P 3 bulan √

8 008 29 thn

L 5 bulan √

9 009 48 thn

P 4 bulan √

10 010 62 thn

L 5 bulan √

11 011 43 thn

P 3 bulan √

12 012 53 thn

P 4 bulan √

13 013 61thn

L 3 bulan √

14 014 58 P 6 bulan √

Page 66: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

49

thn

15 015 64 thn

L 5 bulan √

16 016 47 thn

P 3 bulan √

17 017 53 thn

L 3 bulan √

18 018 44 thn

L 4 bulan √

19 019 47 thn

L 5 bulan √

20 020 55 thn

P 3 bulan √

Keterangan:

Nilai Normal : 2-8 %

Page 67: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

50

Page 68: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

51

Page 69: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

52

Page 70: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

53

Page 71: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

54

DOKUMENTASI PROSES PENELITIAN

Gambar. Persiapan alat dan bahan yang di gunakan

Gambar. Melakukan pengambilan sampel darah pada pasien

Page 72: KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK ... · Dan selalu bersyukurlah atas kasih sayang dan cinta yang telah di berikan oleh orang-orang di sekitarmu karena tanpa mereka

55

Gambar. Sampel yang telah di ambil

Gambar. Melakukan pemeriksaan pada alat