kemarin. aksi tersebut sebagai bentuk respons dan dukungan ... filemiliki 2/3 kursi dprd provinsi...

1
P ARTAI politik (par- pol) kecil menantang pemberlakuan sistem kompetisi liga dalam pemilu. Sehingga, parpol besar tidak bisa semena-mena dalam mempertahankan kekuasaan. “Kompetisi yang terbuka penting agar parpol pemenang pemilu tidak semena-mena mempertahankan kekuasaan tanpa pertimbangan etika,” tegas Ketua Umum Partai Da- mai Sejahtera (PDS) Denny Tewu dalam sebuah diskusi di Jakarta, kemarin. Yang penting, lanjutnya, pemberlakuan sistem pemilu tidak selalu berganti tiap lima tahun. “Konsepnya harus jangka panjang dan komprehen- sif, jangan setiap lima tahun berubah. Harus disiapkan agar dapat diterapkan dalam jangka waktu panjang, pikirkan apa yang perlu untuk jangka waktu sekian panjang,” ujar Denny. Sebelumnya, guru besar ilmu politik Universitas Airlangga Ramlan Surbakti mewacana- kan sistem liga partai dalam pemilu. Sistem itu akan menampil- kan kompetisi peserta pemilu seperti liga sepak bola. Dalam liga pemilu ini terdapat tiga kategori yaitu lingkup na- sional, lingkup provinsi, dan lingkup kabupaten/kota. Parpol yang memiliki kursi di sedikitnya 2/3 DPRD kabu- paten/kota berhak mengikuti pemilu provinsi, dan yang me- miliki 2/3 kursi DPRD provinsi bisa ikut pemilu DPR. Sehingga, partai tingkat nasional berpelu- ang terdegradasi bila gugur da- lam seleksi di tingkat lokal. Sekjen Dewan Presidium Fo- rum Persatuan Nasional (FPN) Didi Supriyanto mengatakan, parpol besar perlu memikirkan ulang tentang pola penyeder- hanaan parpol. Menurutnya, jika mengan- dalkan kenaikan parliamentary threshold (PT/ambang batas parlemen), berpotensi mem- perbesar jumlah suara sah yang terbuang. Sejalan dengan suara partai kecil, sejumlah partai mene- ngah pun mengaku memper- timbangkan pemberlakuan sis- tem kompetisi liga di pemilu. Ketua Fraksi Partai Persatu- an Pembangunan (PPP) DPR Hasrul Azwar menilai segala usulan sangat mungkin dia- jukan sebagai masukan dalam penyusunan Rancangan Un- dang-Undang (RUU) tentang Pemilu. Apalagi, PPP telah menerapkan sistem penguatan partai berbasis akar rumput. Dan senada dengan parpol kecil, lanjutnya, PPP sepakat sistem pemilu perlu membe- rikan kesempatan bagi parpol kecil dan menengah. Kompe- tisi yang alami dari basis lokal, menurutnya, diperlukan agar semua parpol bisa melaksana- kan fungsi representasi. Bagi dia, PPP sepakat sistem pemilu perlu memberikan ke- sempatan bagi parpol kecil dan menengah. “Jangan ada usaha untuk mematikan parpol yang mau berkembang. Politik itu tidak statis,” imbuhnya. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun menilai ide tersebut cukup menarik karena membe- rikan ruang bagi semua parpol untuk maju dalam pemilu sesuai kemampuan masing- masing. Menurut Sekretaris Fraksi PKB DPR Hanif Dakhiri, PKB akan mengkaji untuk pene- rapan sistem liga. Ia menam- bahkan, sistem itu dapat men- jadi alternatif sistem pemilu. “Jadi parpol bisa naik kelas maupun turun kelas sesuai dengan kemampuan masing- masing, mulai dari lokal,” ujarnya. Jangan kaget Akan tetapi, Partai Amanat Nasional (PAN) cenderung mempertahankan sistem yang ada. Anggota Badan Musyawarah (Bamus) DPR dari F-PAN Tjatur Sapto Edy mengatakan harus ada peng- kajian untuk memberlakukan sistem liga. Kalaupun mau diterapkan, imbuh dia, perlu ada perenca- naan yang dilakukan jauh hari agar semua pihak siap melak- sanakannya. Perubahan sistem setiap kali pemilu, lanjutnya, hanya akan membuat pihak yang terkait tidak siap. “Kalau mau, untuk tiga pe- milu mendatang sudah diran- cang sebelumnya. Kalau tidak, semua akan terkaget-kaget,” ujar Tjatur. (*/P-1) [email protected] 3 P OLKAM SABTU, 22 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA AKSI UNTUK TKI: Pelawak Doyok dan Tarsan (kiri) ikut dalam aksi mengumpulkan Rp1.000 untuk pemulangan TKI telantar di Arab Saudi, di kawasan Bundaran HI, Jakarta, kemarin. Aksi tersebut sebagai bentuk respons dan dukungan untuk TKI yang teraniaya di luar negeri. ANTARA/RENO ESNIR Partai Kecil Tantang Kompetisi Pemilu ala Liga Kompetisi terbuka dalam pemilu bisa membuat parpol naik atau turun kelas. Semua tergantung kemampuan partai masing-masing. ZUBAEDAH HANUM Jangan ada usaha untuk mematikan parpol yang mau berkembang, politik itu tidak statis.” Hasrul Azwar Ketua Fraksi PPP DPR WAKIL Gubernur Bengkulu Junaedi Hamzah sejak kemarin resmi menjabat pelaksana tugas (PlT) Gubernur, menggantikan Agusrin Maryono Najamuddin yang dinonaktifkan presiden karena berstatus terdakwa. Junaedi mulai menjabat se- telah menerima Keputusan Presiden (Keppres) No 02/P Tahun 2011 tentang Pember- hentian Sementara Agusrin Maryono Najamuddin, yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 20 Januari 2011. “Keppresnya sudah kita se- rahkan ke Pak Junaedi hari ini. Selain berisi penonaktifan Agusrin dari jabatan Gubernur Bengkulu, juga berisi penun- jukan Junaedi yang saat ini menjadi wakil gubernur untuk melaksanakan tugas guber- nur,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Ujang Sudirman, di Ja- karta, kemarin. Junaedi yang ditemui seusai penyerahan keppres itu di Kan- tor Kemendagri menyatakan, meski telah ditunjuk sebagai Plt Gubernur Bengkulu menggan- tikan Agusrin, ia menegaskan dirinya akan tetap bertugas se- bagai wakil gubernur. Ia men- jamin tidak akan melakukan mutasi pejabat besar-besaran di lingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu. “Hubungan saya dengan Pak Agusrin itu kompak dan har- monis. Semua tentu akan saya konsultasikan dulu dengan Pak Agusrin,” tandasnya. Agusrin dinonaktifkan dari jabatannya karena telah bersta- tus terdakwa sejak 10 Januari lalu. Ia didakwa melakukan tindak pidana korupsi dana perimbangan khusus bagi ha- sil pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) Provinsi Bengkulu tahun 2006- 2007, yang diduga telah meru- gikan negara Rp21,3 miliar. Dalam kasus itu, Agusrin yang baru dilantik untuk pe- riode keduanya pada 30 No- vember 2010 itu terancam hu- kuman minimal 4 tahun pen- jara. Sidang lanjutan Agusrin akan digelar 25 Januari 2011. Kasus korupsi Rp21,3 miliar ini terungkap setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) regional Palembang mengau- dit APBD Bengkulu pada 2006. Dari pemeriksaan ditemukan dana bagi hasil pajak tidak dimasukkan ke kas daerah, melainkan ke penampungan sementara guna mempermu- dah pengambilan. Hal terse- but tidak melalui izin DPRD. (*/P-2) Wakil Gubernur Pimpin Bengkulu DINAMIKA Komnas HAM Tagih Penyidikan KOMISI Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menda- tangi Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk menagih penuntasan sejumlah kasus pelanggaran HAM yang mandek. “Kami mendiskusikan kasus pelanggaran HAM yang masih nyangkut di sini,” ujar Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim seusai bertemu Jaksa Agung Basrief Arief di Kejagung, kemarin. Ia menuturkan, kasus-kasus yang tertahan di kejaksaan ialah Trisakti, Semanggi I dan II, Mei 1998, Talangsari, serta penghilang- an orang secara paksa. “Berkas kasus tersebut sudah di Kejagung, tetapi belum ada tindak lanjut,” sambung Ifdhal. (*/P-1) DPD Minta Ikut Bahas RUU DIY DEWAN Perwakilan Daerah (DPD) meminta untuk dilibatkan dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (RUU DIY). “RUU DIY mestinya tidak melengkapi puluhan UU bermasalah di daerah. Kami ingin ikut dalam pembahasan, diajak dalam kon- rmasi DIM (daftar inventarisasi masalah) dan uji sahih,” tutur Anggota DPD asal Bali I Wayan Sudhirta di Jakarta, kemarin. Hanya saja, anggota Komisi II DPR dari F-PG Agun Gunanjar menegaskan, DPD tidak bisa terlibat dalam pengambilan kepu- tusan dalam pembahasan UU. (Wta/P-1) Presiden Minta Setop Mark Up PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono sangat prihatin dengan maraknya penggelembungan anggaran pertahanan untuk be- lanja pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan nonalutsista. “Apabila ada kasus yang tidak bisa ditoleransi, saya minta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit. Jadi, saya ingatkan sekali lagi hari ini,” kata Presiden di hadapan jajaran petinggi TNI-Polri saat penutupan Rapat Pimpinan TNI dan Polri 2011 di Jakarta, kemarin. (Nav/P-1)

Upload: buibao

Post on 10-Apr-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PARTAI politik (par-pol) kecil menantang pemberlakuan sistem kompetisi liga dalam

pemilu. Sehingga, parpol besar tidak bisa semena-mena dalam mempertahankan kekuasaan.

“Kompetisi yang terbuka penting agar parpol pemenang pemilu tidak semena-mena mempertahankan kekuasaan tanpa pertimbangan etika,” tegas Ketua Umum Partai Da-mai Sejahtera (PDS) Denny Tewu dalam sebuah diskusi di Jakarta, kemarin.

Yang penting, lanjutnya, pemberlakuan sistem pe milu tidak selalu berganti tiap lima tahun.

“Konsepnya harus jangka panjang dan komprehen-sif, ja ngan setiap lima tahun berubah. Harus disiapkan agar dapat diterapkan dalam jangka waktu panjang, pikirkan apa yang perlu untuk jangka waktu sekian panjang,” ujar Denny.

Sebelumnya, guru besar ilmu politik Universitas Airlangga Ramlan Surbakti mewacana-kan sistem liga partai dalam pemilu.

Sistem itu akan menampil-kan kompetisi peserta pemilu seperti liga sepak bola. Dalam liga pemilu ini terdapat tiga kategori yaitu lingkup na-sional, lingkup provinsi, dan lingkup kabupaten/kota.

Parpol yang memiliki kursi di sedikitnya 2/3 DPRD kabu-paten/kota berhak mengikuti pemilu provinsi, dan yang me-miliki 2/3 kursi DPRD provinsi bisa ikut pemilu DPR. Sehingga, partai tingkat nasional berpelu-ang terdegradasi bila gugur da-lam seleksi di tingkat lokal.

Sekjen Dewan Presidium Fo-rum Persatuan Nasional (FPN) Didi Supriyanto mengatakan, parpol besar perlu memikirkan ulang tentang pola penyeder-hanaan parpol.

Menurutnya, jika mengan-dalkan kenaikan parliamentary threshold (PT/ambang batas

parlemen), berpotensi mem-perbesar jumlah suara sah yang terbuang.

Sejalan dengan suara partai kecil, sejumlah partai mene-ngah pun mengaku memper-timbangkan pemberlakuan sis-tem kompetisi liga di pemilu.

Ketua Fraksi Partai Persatu-an Pembangunan (PPP) DPR Hasrul Azwar menilai segala usulan sangat mungkin dia-jukan sebagai masukan dalam penyusunan Rancangan Un-dang-Undang (RUU) tentang Pemilu. Apalagi, PPP telah menerapkan sistem penguatan partai berbasis akar rumput.

Dan senada dengan parpol kecil, lanjutnya, PPP sepakat sistem pemilu perlu membe-rikan kesempatan bagi parpol kecil dan menengah. Kompe-tisi yang alami dari basis lokal, menurutnya, diperlukan agar semua parpol bisa melaksana-kan fungsi representasi.

Bagi dia, PPP sepakat sistem pemilu perlu memberikan ke-sempatan bagi parpol kecil dan menengah. “Jangan ada usaha untuk mematikan parpol yang mau berkembang. Politik itu tidak statis,” imbuhnya.

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pun menilai ide tersebut cukup menarik karena membe-rikan ruang bagi semua parpol untuk maju dalam pemilu sesuai kemampuan masing-masing.

Menurut Sekretaris Fraksi PKB DPR Hanif Dakhiri, PKB akan mengkaji untuk pene-rapan sistem liga. Ia menam-bahkan, sistem itu dapat men-jadi alternatif sistem pemilu. “Jadi parpol bisa naik kelas

maupun turun kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing, mulai dari lokal,” ujarnya.

Jangan kagetAkan tetapi, Partai Amanat

Nasional (PAN) cenderung mempertahankan s i s tem yang ada. Anggota Badan Musyawarah (Bamus) DPR dari F-PAN Tjatur Sapto Edy mengatakan harus ada peng-kajian untuk memberlakukan sistem liga.

Kalaupun mau diterapkan, imbuh dia, perlu ada perenca-naan yang dilakukan jauh hari agar semua pihak siap melak-sanakannya. Perubahan sistem setiap kali pemilu, lanjutnya, hanya akan membuat pihak yang terkait tidak siap.

“Kalau mau, untuk tiga pe-milu mendatang sudah diran-cang sebelumnya. Kalau tidak, semua akan terkaget-kaget,” ujar Tjatur. (*/P-1)

[email protected]

3POLKAMSABTU, 22 JANUARI 2011 | MEDIA INDONESIA

AKSI UNTUK TKI: Pelawak Doyok dan Tarsan (kiri) ikut dalam aksi mengumpulkan Rp1.000 untuk pemulangan TKI telantar di Arab Saudi, di kawasan Bundaran HI, Jakarta, kemarin. Aksi tersebut sebagai bentuk respons dan dukungan untuk TKI yang teraniaya di luar negeri.

ANTARA/RENO ESNIR

Partai Kecil TantangKompetisi Pemilu ala Liga

Kompetisi terbuka dalam pemilu bisa membuat parpol naik atau turun kelas. Semua tergantung kemampuan partai masing-masing.

ZUBAEDAH HANUM

Jangan ada usaha untuk mematikan

parpol yang mau berkembang, politik itu tidak statis.”

Hasrul AzwarKetua Fraksi PPP DPR

WAKIL Gubernur Bengkulu Junaedi Hamzah sejak kemarin resmi menjabat pelaksana tugas (PlT) Gubernur, menggantikan Agusrin Maryono Najamuddin yang dinonaktifkan presiden karena berstatus terdakwa.

Junaedi mulai menjabat se-telah menerima Keputusan Presiden (Keppres) No 02/P Tahun 2011 tentang Pember-hentian Sementara Agusrin Maryono Najamuddin, yang ditandatangani Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 20 Januari 2011.

“Keppresnya sudah kita se-rahkan ke Pak Junaedi hari ini. Selain berisi penonaktifan Agusrin dari jabatan Gubernur Bengkulu, juga berisi penun-jukan Junaedi yang saat ini menjadi wakil gubernur untuk melaksanakan tugas guber-nur,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri Ujang Sudirman, di Ja-karta, kemarin.

Junaedi yang ditemui seusai penyerahan keppres itu di Kan-tor Kemendagri menyatakan, meski telah ditunjuk sebagai Plt Gubernur Bengkulu menggan-tikan Agusrin, ia menegaskan dirinya akan tetap bertugas se-bagai wakil gubernur. Ia men-jamin tidak akan melakukan mutasi pejabat besar-besaran

di lingkup Pemerintah Provinsi Bengkulu.

“Hubungan saya dengan Pak Agusrin itu kompak dan har-monis. Semua tentu akan saya konsultasikan dulu dengan Pak Agusrin,” tandasnya.

Agusrin dinonaktifkan dari jabatannya karena telah bersta-tus terdakwa sejak 10 Januari lalu. Ia didakwa melakukan tindak pidana korupsi dana perimbangan khusus bagi ha-sil pajak bumi dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB) Provinsi Bengkulu tahun 2006-2007, yang diduga telah meru-gikan negara Rp21,3 miliar.

Dalam kasus itu, Agusrin yang baru dilantik untuk pe-riode keduanya pada 30 No-vember 2010 itu terancam hu-kuman minimal 4 tahun pen-jara. Sidang lanjutan Agusrin akan digelar 25 Januari 2011.

Kasus korupsi Rp21,3 miliar ini terungkap setelah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) regional Palembang mengau-dit APBD Bengkulu pada 2006. Dari pemeriksaan ditemukan dana bagi hasil pajak tidak dimasukkan ke kas daerah, melainkan ke penampungan sementara guna mempermu-dah pengambilan. Hal terse-but tidak melalui izin DPRD. (*/P-2)

Wakil GubernurPimpin Bengkulu

DINAMIKAKomnas HAM Tagih Penyidikan

KOMISI Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menda-tangi Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk menagih penuntasan sejumlah kasus pelanggaran HAM yang mandek.

“Kami mendiskusikan kasus pelanggaran HAM yang masih nyangkut di sini,” ujar Ketua Komnas HAM Ifdhal Kasim seusai bertemu Jaksa Agung Basrief Arief di Kejagung, kemarin.

Ia menuturkan, kasus-kasus yang tertahan di kejaksaan ialah Trisakti, Semanggi I dan II, Mei 1998, Talangsari, serta penghilang-an orang secara paksa. “Berkas kasus tersebut sudah di Kejagung, tetapi belum ada tindak lanjut,” sambung Ifdhal. (*/P-1)

DPD Minta Ikut Bahas RUU DIYDEWAN Perwakilan Daerah (DPD) meminta untuk dilibatkan dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (RUU DIY).

“RUU DIY mestinya tidak melengkapi puluhan UU bermasalah di daerah. Kami ingin ikut dalam pembahasan, diajak dalam kon-fi rmasi DIM (daftar inventarisasi masalah) dan uji sahih,” tutur Anggota DPD asal Bali I Wayan Sudhirta di Jakarta, kemarin.

Hanya saja, anggota Komisi II DPR dari F-PG Agun Gunanjar menegaskan, DPD tidak bisa terlibat dalam pengambilan kepu-tusan dalam pembahasan UU. (Wta/P-1)

Presiden Minta Setop Mark UpPRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono sangat prihatin dengan maraknya penggelembungan anggaran pertahanan untuk be-lanja pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dan nonalutsista.

“Apabila ada kasus yang tidak bisa ditoleransi, saya minta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit. Jadi, saya ingatkan sekali lagi hari ini,” kata Presiden di hadapan jajaran petinggi TNI-Polri saat penutupan Rapat Pimpinan TNI dan Polri 2011 di Jakarta, kemarin. (Nav/P-1)